Anda di halaman 1dari 25

i

CARA MEMPEROLEH KEBAHAGIAAN DENGAN BERBUAT BAIK


KEPADA KEDUA ORANG TUA

MAKALAH

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


Pendidikan Bahasa Indonesia dosen pengampu Siti Hamidah, M.Pd.

Oleh:
Kelompok 2
Fenny Indah M. NIM 1903351
Jundy Ahmad M. NIM 1902359
Khaula Noorul ‘Ain NIM 1908505
Salsabila Az-Zahra NIM 1904709

PENDIDIKAN FISIKA B
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T. yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan
makalah yang berjudul “Cara Memperoleh Kebahagiaan dengan Berbuat Baik kepada
Kedua Orang Tua”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan Bahasa Indonesia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
selaku penulis maupun pembaca.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 18 November 2019

Tim Penyusun

i
CARA MEMPEROLEH KEBAHAGIAAN DENGAN BERBUAT BAIK
KEPADA KEDUA ORANG TUA
Fenny Indah M.¹, Jundy Ahmad M.², Khaula Noorul ‘Ain³, dan Salsabila Az-Zahra⁴
Mahasiswa Departemen Pendidikan Fisika
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pendidikan Indonesia, 2019

ABSTRAK
Perilaku manusia zaman sekarang tidak berbanding lurus dengan
perkembangan zaman yang kian hari kian meningkat. Banyak perilaku manusia
yang malah mengalami penurunan tingkah laku dan kesopanan terutama kepada
orang tua. Orang tua merupakan orang yang paling berjasa dalam hidup
seseorang. Tak ada yang mampu menggantikan jasa yang telah dilakukan orang
tua pada anaknya. Maka dari itu sudah sepatutnyalah setiap manusia berbuat
baik pada kedua orang tua. Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat
membuat banyak orang sadar bahwa menghargai, menghormati, dan
menyayangi kedua orang tua merupakan suatu keharusan. Dalam pembuatan
makalah ini kami melakukan metode penelitian tinjauan pustaka. Dari hasil
tinjauan pustaka yang telah kami lakukan kami menyimpulkan bahwa kedua
orang tua adalah dua orang yang harus dihormati, dihargai, dan disayangi. Setiap
anak berkewajiban untuk berbuat baik pada orang tua. Jasa orang tua bagi
seorang anak sangatlah besar. Mulai dari seorang ibu yang mengandunng selama
sembilan bulan, lalu melahirkan yang taruhannya adalah nyawa, kemudian
merawat, mendidik, dan membesarkannya. Berbuat baik pada kedua orang tua
banyak Allah SWT tegaskan dalam Alquran dan juga melalui hadis Rasulullah
SAW. Allah SWT menegaskan bahwa seseorang yang ingin masuk surga maka
ia harus berbuat baik pada kedua orang tuanya. Begitupun sebaliknya, Allah
telah memberitahukan pada setiap manusia bahwa barangsiapa mendurhakai
orang tua Allah akan menyegerakan siksaannya. Betapa rincinya Allah
menjelaskan kewajiban setiap manusia untuk berbuat baik pada kedua orang tua.
Katakunci: orang tua, berbuat baik, kewajiban berbakti

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
ABSTRAK...............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................................2
D. Manfaat/Signifikansi Penulisan....................................................................................2
E. Metode Penulisan.........................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................3
KAJIAN PUSTAKA................................................................................................................3
A. Pengertian Anak dan Orang Tua..................................................................................3
E. Keutamaan Berbuat Baik Kepada Orang Tua...............................................................7
F. Implementasi Berbuat Baik pada Kedua Orang tua....................................................10
BAB III..................................................................................................................................12
PEMBAHASAN....................................................................................................................12
BAB IV..................................................................................................................................16
PENUTUP.............................................................................................................................16
A. Simpulan....................................................................................................................16
B. Saran..........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................17
LAMPIRAN...........................................................................................................................19
Lampiran 1 Identitas Penulis..............................................................................................19
Lampiran 2 Daftar Pembagian Tugas.................................................................................20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan zaman, sikap dan perilaku anak


terhadap orang tua memiliki perubahan yang cukup signifikan. Dewasa ini,
anak cenderung melupakan batasan bagaimana seharusnya seorang anak
bersikap terhadap kedua oarn tua. Walaupun tidak ada aturan yang melarang
bahwa seorang anak dapat menganggap orang tua sebagai teman, tetapi tetap
saja orang tua adalah sosok yang harus dihormati dan disegani. Sikap anak
yang menganggap orang tua sebagai temannya bisa saja menyakiti perasaan
orang tua.

Sebagai seorang anak seharusnya bisa menerapkan hal-hal apa saja


yang orang tua ajarkan dengan menaati dan menjalankan perintah mereka
tentu bisa dikatakan bahwa anak tersebut adalah anak yang berbakti kepada
kedua orang tuanya. Seseorang yang mampu berbakti kepada kedua orang
tuanya insyaallah akan selalu diberi keberkahan dalam hidupnya karena rida
orang tua telah berada dalam genggamannya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara memperoleh kebahagiaan dengan berbakti kepada
kedua orang tua?
2. Bagaimana akibatnya jika tidak bisa berbuat baik kepada kedua orang
tua?
3. Apa hubungannya antara berbuat baik kepada kedua orang tua dengan
kebahagiaan yang akan kita capai?

1
2

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui bagaimana seharusnya kita berbuat baik kepada kedua
orang tua.
2. Mengetahui akibatnya jika tidak berbuat baik kepada kedua orang tua.
3. Mengetahui keutamaan berbuat baik kepada orang tua.

D. Manfaat/Signifikansi Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah menjadi salah satu referensi
untuk mempelajari dan memahami bagaimana seharusnya kita bersikap
kepada kedua orang tua. Makalah ini mencoba memaparkan hal-hal yang
seringkali dilupakan oleh kita tentang sikap kita terhadap orang tua.
Harapannya para pembaca dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari
makalah ini sehingga dapat tercapainya suasana yang rukun dan sakinah di
dalam keluarga.

E. Metode Penulisan
Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi pustaka.
Metode dalam pengumpulan data menggunakan kajian pustaka atau literatur.
Kami memilih metode ini karena dirasa lebih menguntungkan kami untuk bisa
mengefesiensikan waktu dan ketepatan konten yang kami paparkan dalam
makalah. Kami mencoba meramu beberapa referensi untuk makalah ini.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Anak dan Orang Tua


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dijelaskan bahwa orang tua
adalah ayah dan ibu kandung. Menurut A. H. Hasanudin (dalam L Wardani
2017 : 26) menyatakan bahwa, orang tua adalah ibu bapak yang dikenal mula
pertama oleh putra putrinya.
Orang tua merupakan pendidik paling utama bagi anak-anaknya.
Pendidikan yang diberikan orang tua kepada anak-anaknya adalah pendidikan
yang didasarkan pada rasa kasih sayang terhadap anak-anak, dan diterimanya
dari kodrat. (M Ngalim Purwanto dalam L Wardani 2017 : 27)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, anak adalah generasi kedua
atau keturanan pertama. Sedangkan menurut R.A. Kosnan (dalam MN Mizan
2017 : 20) menyatakan bahwa anak – anak merupakan manusia muda dalam
umur muda dalam jiwa dan perjalanan hidupnya karena mudah terpengaruh
untuk keadaan sekitarnya.

B. Pengertian Kebahagiaan
Happiness atau kebahagiaan berasal dari kata “happy” atau bahagia
yang berarti feeling good, having fun, having a good time, atau sesuatu yang
membuat pengalaman yang menyenangkan (Aristoteles dalam Adler:2003).

Kebahagiaan merupakan sebongkahan perasaan yang dapat dirasakan


berupaperasaan senang, tentram, dan memiliki kedamaian (Rusydi:2007).
Sedangkan menurut Sumner (dalam Veenhoven, 2006) Menggambarkan
kebahagiaan sebagai “memiliki sejenis sikap positif terhadap kehidupan,
dimana sepenuhnya merupakan bentuk dari kepemilikan komponen kognitif
dan afektif. Aspek kognitif dari kebahagiaan terdiri dari suatu evaluasi positif

3
4

terhadap kehidupan, yang diukur baik melalui standard atau harapan, dari segi
afektif kebahagiaan terdiri dari apa yang kita sebut secara umum sebagai suatu
rasa kesejahteraan (sense of well being), menemukan kekayaan hidup atau
menguntungkan atau perasaan puas atau dipenuhi oleh hal-hal tersebut.”

C. Kewajiban Berbuat Baik terhadap Orang Tua

Berbuat baik terhadap orang tua tentu saja merupakan hal yang wajib
dilakukan oleh setiap anak. Sudah sepatutnya hal itu dilakukan karena jasa
orang tua begitu besar terhadap seorang anak. Tanpa adanya orang tua
seorang anak tak akan bisa lahir ke dunia ini. Peran orang tua bagi seorang
anak dimulai sejak ibu mengandung anak selama sembilan bulan. Dalam Q.S
Luqman ayat 14 dijelaskan bahwa Allah memerintahkan manusia untuk
berbuat baik terhadap orang tua karena seorang ibu telah mengandung anak
dalam keadaan yang sangat lemah, dan menyapihnya selama dua tahun.

Setelah masa kandungan selesai, seorang ibu melahirkan anak ke


dunia ini. Proses melahirkan pun merupakan proses yang sangat sulit. Nyawa
bisa menjadi taruhan dalam proses melahirkan.

Setiap orang tua selalu merawat anaknya dengan penuh kesabaran, dan
penuh kasih sayang. Orang tua selalu memberikan pendidikan dan pembinaan
pada anaknya. Semua itu dilakukan dengan perjuangan dan pengorbanan baik
waktu, tenaga, biaya, serta pikiran. Terkadang mereka rela hingga
mengorbankan hak yang harus didpatkannya demi kebahagiaan sang anak.
Maka tidak berlebihan jika Allah mewajibkan berbuat baik kepada kedua
orang tua. Dalam Q.S Al-Isra’ ayat 23 Allah berfirman:

‫ك اَاَّل تَ ْعبُد ُْٓوا ِآاَّل ِايَّاهُ َوبِ ْال َوالِ َد ْي ِن ِاحْ ٰسنً ۗا ِا َّما َي ْبلُغ ََّن ِع ْندَكَ ْال ِكبَ َر اَ َح ُدهُ َمٓا اَوْ ِك ٰلهُ َما فَاَل تَقُلْ لَّهُ َمٓا‬ ٰ َ‫َوق‬
َ ُّ‫ضى َرب‬
ِ ‫اُفٍّ َّواَل تَ ْنهَرْ هُ َما َوقُلْ لَّهُ َما قَوْ اًل ك‬
‫َر ْي ًما‬

“Dan Tuhan mu telah memerintahkan kalian supaya jangan menyembah


selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada kedua orang tua kalian
dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-
5

duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaan kalian, maka sekali-kali


janganlah kalian mengatakan pada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah
kalian membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang
mulia.”

Ayat diatas menyebutkan bahwa berbuat baik pada kedua orang tua
merupakan perintah wajib dari Allah kepada manusia. Terlebih perintah ini
terletak setelah perintah untuk beribadah dan larangan menyekutukan
terhadap Allah. Maka setiap muslim diwajibkan berbuat baik pada kedua
orang tua baik secara ucapan maupun perbuatan.

D. Akibat Durhaka pada Orang Tua

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), durhaka berarti ingkar


terhadap perintah. Perilaku durhaka terhadap orang tua mencerminkan tanda-
tanda kerusakan akhir zaman semakin tampak. Dapat dikatakan demikian karena
perilaku manusia akhir-akhir ini banyak yang menyimpang dari aturan Quran dan
Sunnah. Orang tua yang seharusnya dihormati, disayangi, dan dihargai malah
diperlakukan hal yang tidak sepatutnya dilakukan terhadap orang tua.

Durhaka kepada orang tua termasuk perbuatan yang sangat dibenci oleh Allah
dan mengakibatkan mendapat beberapa ancaman dari Allah, diantaranya:

1. Perbuatannya tergolong dosa besar.


Menyakiti orang tua / durhaka pada orang tua termasuk perbuatan
dosa besar yang dapat menjerumuskan seseorang ke dalam siksa Allah,
sebagaimana diterangkan dalam hadits berikut:
ُ ‫ َو ُعقُو‬،ِ ‫ك بِاهَّلل‬
‫ق‬ َ َ‫ ق‬،ِ ‫ بَلَى يَا َرسُو َل هَّللا‬: ‫أَالَ أُنَبِّئُ ُكم بِأ َ ْكبَ ِر ْال َكبَائِ ِر؟ ثَالَثًا قُ ْلنَا‬
ُ ‫ أَ ِأل ْش َرا‬: ‫ال‬
: ‫ فَ َمازَ ا َل يُ َك ِّر ُرهَا َحتَّى قُ ْلنَا‬،‫الز ُو ِر‬
ُّ ُ‫ َو َشهَا َدة‬،‫ور‬ ُّ ‫ أَالَ َوقَوْ ُل‬:‫س فَقَا َل‬
ِ ‫الز‬ َ َ‫™ َو َكانَ ُمتَّ ِكئًا فَ َجل‬،‫ْال َوالِ َدي ِْن‬
َ‫لَ ْيتَهُ َسكَت‬
“Apakah kalian mau saya beritahu perihal sebesar-besarnya dosa
besar?” Kami menjawab, “Ya, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda,
6

“Menyekutukan kepada Allah dan durhaka kepada kedua orang tua.”


(H.R. Bukhari)
2. Tidak dilihat oleh Allah di hari kiamat dan masuk neraka pertama kali.
Perbuatan menentang orang tua merupakan perbuatan yang
membuat Allah sangat murka, sehingga kelak di hari kiamat Allah
tidak sudi untuk melihat orang tersebut, sebagaimana sabda Rasulullah
SAW dalam hadits berikut,
ُ‫ َو ْال َمرْ أَةُ ْال ُمتَ َر ِّجلَة‬،‫ق لِ َوالِ َد ْي ِه‬
ُّ ‫ ْال َعا‬: ‫ثَالَثَةٌ الَ يَ ْد ُخلُونَ ْال َجنَّةَ َوالَ يَ ْنظُ ُر هَّللا ُ إِلَ ْي ِه ْم يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة‬
ُ ‫اَ ْل ُمتَ َشبِّهَةُ بِال ِّر َجا ِل وال ُّدي‬
‫ُوث‬
“Ada tiga golongan yang tidak akan masuk surga dan Allah tidak
akan melihat mereka pada hari kiamat yakni anak yang durhaka
kepada kedua orang tuanya, perempuan yang menyerupai laki-laki
dan kepala rumah tangga yang membiarkan adanya kejelekan (zina)
dalam rumah tangganya.” (H.R. Hakim, Baihaqi, Ahmad 2/134)
ِ ‫ ع َْن أَن‬،‫ ع َْن َحسَّانَ ْب ِن ُح َم ْي ٍد‬،‫ ع َْن َم ْسلَ َمةَ ب ِْن َج ْعفَ ٍر‬، ُّ‫ت ْال َجزَ ِري‬
ٍ ِ‫َس ْب ِن َمال‬
،‫ك‬ ٍ ِ‫َح َّدثَنِي َعلِ ُّي بْنُ ثَاب‬
‫ َوال‬،‫" َس ْب َعةٌ ال يَ ْنظُ ُر هَّللا ُ عز وجل إِلَ ْي ِه ْم يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة‬:‫َع ِن النَّبِ ِّي صلى هللا عليه وسلم قَا َل‬
،‫ إِال أَ ْن يَتُوبُوا‬،‫ ِإال أَ ْن يَتُوبُوا‬، َ‫ يَ ْد ُخلُونَ النَّا َر أَ َّو َل ال َّدا ِخلِين‬، َ‫ َوال يَجْ َم ُعهُ ْم َم َع ْال َعالَ ِمين‬،‫يُزَ ِّكي ِه ْم‬
ِ ‫ َوالض‬،‫ َو ُم ْد ِمنُ ْال َخ ْم ِر‬،‫ َو ْال َم ْفعُو ُل بِ ِه‬،ُ‫اعل‬
ُ‫َّارب‬ ِ َ‫ َو ْالف‬،ُ‫ النَّا ِك ُح يَ َده‬:‫َاب هَّللا ُ َعلَ ْي ِه‬
َ ‫إِال أَ ْن يَتُوبُوا ِم َّم ْن ت‬
ِ ‫ َوالنَّا ِك ُح َحلِيلَةَ َج‬،ُ‫ َو ْال ُم ْؤ ِذي ِجي َرانَهُ َحتَّى يَ ْل َعنُوه‬،‫"أَبَ َو ْي ِه َحتَّى يَ ْستَ ِغيثَا‬
‫ار ِه‬
“Telah menceritakan kepadaku ‘Aliy bin Tsaabit Al-Jazariy, dari
Maslamah bin Ja’far, dari Hassaan bin Humaid, dari Anas bin Maalik
radhiyallaahu ‘anhu, dari Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam
bersabda, “Tujuh golongan yang Allah ‘Azza wa Jalla tidak akan
melihat mereka pada hari kiamat, tidak juga mensucikan mereka dan
tidak mengumpulkan mereka bersama penduduk dunia, mereka adalah
yang pertama kali memasuki neraka kecuali jika mereka bertaubat,
kecuali jika mereka bertaubat, kecuali jika mereka bertaubat dengan
taubat yang Allah akan menerimanya. Mereka adalah orang yang
menikahi tangannya (onani), orang yang mengerjai dan dikerjai
(homoseks dan obyeknya), peminum khamr, orang yang memukuli
7

kedua orangtuanya hingga keduanya meminta tolong, orang yang


menyakiti tetangganya hingga ia melaknatnya, dan orang yang
menghalalkan (menzinahi) istri tetangganya.” (H.R. Al-Baihaqiy
dalam Syu’abul Iimaan no. 5196)
3. Merasakan siksa ketika masih di dunia.
Orang yang durhaka kepada orang tuanya, Allah akan
menyegerakan siksa kepadanya semasa hidup di dunia, sebagaimana
diriwayatkan dalam hadis berikut,
ُ‫ق ْال َوالِ َد ْي ِن لِيَجْ َع َل له العذاب‬
ُ ْ‫ب يُ َؤ ِّخ ُر هللاُ ِم ْنهَا ما شاء الي يوم القيامة اِاَّل ُعقُو‬ ِ ‫ُكلُّ ال ُّذنُو‬
َ ِ‫واِ َّن هللاَ لَيَ ِز ْي ُد في ُع ْم ِر ْال َع ْب ِد اِ َذا كان بَا ًّرا لِ َوالِ َد ْي ِه لِيَ ِز ْي َدهُ بِ ًّرا َوخيرًا َو ِم ْن بِ ِّر ِهما أن يُ ْنف‬
‫ق علي ِهما‬
)‫ (رواه ابن ماجه‬.‫اِذا احْ تَا َجا‬
“Semua dosa itu azabnya ditunda oleh Allah SWT. sampai hari
kiamat, kecuali orang yang durhaka kepada orang tuanya.
Sesungguhnya Allah akan mempercepat azab kepadanya; dan Allah
akan menambah umur seorang hamba jika ia berbuat baik kepada ibu
bapaknya, bahkan Allah akan menambah kebaikan kepada siapa saja
yang berbuat baik kepada ibu bapaknya serta memberi nafkah kepada
mereka, jika diperlukan.” (H.R. Ibnu Majah)

E. Keutamaan Berbuat Baik Kepada Orang Tua


Berbuat baik kepada kedua orang tua itu suatu kewajiban yang telah
diperintahkan Allah kepada setiap anak seperti yang telah diuraiakan
sebelumnya. Dengan berbuat baik kepada kedua orang tua, Allah memberikan
keutamaan yang sangat besar diantaranya:

1. Diterima amal baiknya dan diampuni dosa-dosanya


Orang iman yang bisa berbuat baik pada kedua orang tuanya,
mengenang jasa-jasanya serta berdoa untuk kebaikan orang tuanya
maka amal baiknya akan diterima Allah dan dosa-dosanya akan
8

diampuni Allah, sebagaimana firman Allah dalam Q.S Al-Ahqaf ayat


15-16:
َ‫صلُهٗ ثَ ٰلثُوْ ن‬
ٰ ِ‫ض َع ْتهُ ُكرْ هًا َۗو َح ْملُهٗ َوف‬ َ ‫ص ْينَا ااْل ِ ْن َسانَ بِ َوالِ َد ْي ِه اِحْ َسانًا ۗ َح َملَ ْتهُ اُ ُّمهٗ ُكرْ هًا َّو َو‬ َّ ‫َو َو‬
َّ َ‫ك الَّتِ ْٓي اَ ْن َع ْمتَ َعل‬
‫ي‬ َ َ‫َش ْهرًا َۗح ٰتّ ٓى اِ َذا بَلَ َغ اَ ُش َّد ٗه َوبَلَ َغ اَرْ بَ ِع ْينَ َسنَ ۙةً قَا َل َربِّ اَوْ ِز ْعنِ ْٓي اَ ْن اَ ْش ُك َر نِ ْع َمت‬
َ‫ْت اِلَ ْيكَ َواِنِّ ْي ِمن‬ ُ ‫ضىهُ َواَصْ لِحْ لِ ْي فِ ْي ُذ ِّريَّتِ ۗ ْي اِنِّ ْي تُب‬ ٰ ْ‫صالِحًا تَر‬ َ ‫ي َواَ ْن اَ ْع َم َل‬ َّ ‫َوع َٰلى َوالِ َد‬
ٰۤ ُ
‫ب ْال َجنَّ ۗ ِة َو ْع َد‬ ِ ‫ك الَّ ِذ ْينَ نَتَقَبَّ ُل َع ْنهُ ْم اَحْ َسنَ َما َع ِملُوْ ا َونَتَ َجا َو ُز ع َْن َسي ِّٰاتِ ِه ْم فِ ْٓي اَصْ ٰح‬ َ ™ِ‫ول ِٕٕى‬ ‫ ا‬. َ‫ْال ُم ْسلِ ِم ْين‬
َ‫ق الَّ ِذيْ َكانُوْ ا يُوْ َع ُدوْ ن‬ ِ ‫الصِّ ْد‬
“Dan kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada
kedua orang tua nya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah
payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa
mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga
apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat
puluh tahun, dia berdoa,”Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku
dapat menyusuri nikmat-Mu yang telah engkau limpahkan kepadaku,
dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku dapat bebuat kebajikan
yang Engkau ridai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir
sampai kepada anak cucuku. Sungguh, aku bertaubat kepada Engkau,
dan sungguh, aku termasuk orang muslim.” Mereka itulah orang-
orang yang Kami terima amal ibadahnya yang telah mereka kerjakan,
dan (orang-orang) yang Kami maafkan kesalahan-kesalahannya,
(mereka akan menjadi) penghuni-penghuni surga. Itu janji yang benar
yang telah dijanjikan kepada mereka.”
2. Termasuk amalan utama dan besar pahalanya
Berbuat baik pada kedua orang tua akan mendapat pahala yang
sangat besar, sebagaimana dijelaskan dalam hadis berikut,
‫ ثُ َّم برُّ الوالِ َد ْي ِن‬:‫ي؟ قا َل‬ ٌّ ‫ ثُ َّم أ‬:‫ قا َل‬،‫ الصَّالةُ علَى و ْقتِها‬:‫أيُّ ال َع َم ِل أ َحبُّ إلى هَّللا ِ؟ قا َل‬
‫ ولَ ِو ا ْستَ َز ْدتُهُ لَزا َدنِي‬،‫ ح َّدثَني ب ِه َّن‬:‫ ال ِجها ُد في َسبي ِل هَّللا ِ قا َل‬:‫قال‬
َ ‫ي؟‬ ٌّ ‫ ثُ َّم أ‬:‫قا َل‬
“Amal apa yang paling dicintai Allah ‘Azza Wa Jalla?”. Nabi
bersabda: “Shalat pada waktunya”. Ibnu Mas’ud bertanya lagi:
“Lalu apa lagi?”.Nabi menjawab: “Lalu birrul walidain”. Ibnu
9

Mas’ud bertanya lagi: “Lalu apa lagi?”. Nabi menjawab: “Jihad fi


sabilillah”. Demikian yang beliau katakan, andai aku bertanya lagi,
nampaknya beliau akan menambahkan lagi.” (HR. Bukhari dan
Muslim).
3. Mendapat rida dari Allah
Orang iman tentunya ingin jika hidupnya selalu mendapat
pertolongan dan kemudahan dari Allah, hal ini biasa terwujud jika
kedua orang tua kita juga meridai pada kita. Hal tersebut sebagaimana
sabda Nabi yang diriwayatkan dalam hadits berikut,
‫ َو َسخَ طُ الرَّبِّ فِي َس َخ ِط ْال َوالِ ِد‬،‫ضى ال َوالِ ِد‬
َ ‫ضى الرَّبِّ فِي ِر‬
َ ‫ِر‬
“Kerida-an Allah ada pada kerida-an orang tua dan kemurkaan Allah
ada pada kemurkaan orang tua.” (H.R. Tirmidzi)
4. Menjadi perantara terkabulnya doa
Seseorang tidak pernah tau kapan akan ditimpa kesulitan dan
bahkan tidak tahu jalan keluarnya. Allah lah yang merupakan jalan
keluar satu-satunya untuk meminta petunjuk. Perbuatan baik kita
terhadap orang tua yang pernah kita lakukan dapat digunakan sebagai
perantara terkabulnya doa ketika mengalami kesulitan.
Orang tua memang termasuk tiga orang yang doanya
dikabulkan oleh Allah, sebagaimana dijelaskan dalam hadis berikut,
ْ ‫ك فِ ْي ِه َّن َد ْع َوةُ ْال َم‬
‫ظلُوْ ِم َو َد ْع َوةُ ْال ُم َسافِ ِر َو َد ْع َوةُ ْال َوالِ َد ْي ِن عَل َى‬ ٌ َ‫ت ُم ْستَ َجاب‬
َّ ‫ات لَه َُّن الَ َش‬ ُ َ‫ثَال‬
ٍ ‫ث َد َع َوا‬
‫َولَ ِد ِه‬
“Tiga macam do’a yang dikabulkan tidak ada keraguan di dalamnya,
yaitu do’a orang yang dianiaya, do’a orang yang bepergian (musafir),
dan doa orang tua pada anaknya.” (H.R. Tirmidzi)
5. Mempermudah masuk ke dalam surga
Seorang mukmin yang masih merawat orang tuanya bahkan
sampai tua renta harus berupaya tetap bisa memperlakukan mereka
sebaik-baiknya walaupun terkadang tingkah mereka yang membuat
hati terasa jengkel. Hal tersebut harus dilakukan karena balasan yang
10

Allah siapkan tak tanggung-tanggung adalah surga. Sebagaimana


diriwayatkan dalam sebuah hadits,
‫ك َوالِ َد ْي ِه ِع ْن َد ْال ِكبَ ِر‬
َ ‫ُول هَّللا ِ قَا َل َم ْن أَ ْد َر‬
َ ‫ قِي َل َم ْن يَا َرس‬.ُ‫َر ِغ َم أَ ْنفُهُ ثُ َّم َر ِغ َم أَ ْنفُهُ ثُ َّم َر ِغ َم أَ ْنفُه‬
َ‫أَ َح َدهُ َما أَوْ ِكلَ ْي ِه َما ثُ َّم لَ ْم يَ ْد ُخ ِل ْال َجنَّة‬
“Sungguh terhina, sungguh terhina, sungguh terhina.” Ada yang
bertanya, “Siapa, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, ”(Sungguh
hina) seorang yang mendapati kedua orang tuanya yang masih hidup
atau salah satu dari keduanya ketika mereka telah tua, namun justru
ia tidak masuk surga.”(HR. Muslim)
6. Memanjangkan umur dan menambahkan rezeki
Berbuat baik pada kedua orang tua dapat menjadikan seseorang
dipanjangkan umurnya dan ditambah rezekinya. Seperti yang tertera
dalam hadits berikut,
ِ َ‫َم ْن أَ َحبَّ أَ ْن يُ َم َّد لَهُ فِي ُع ْم ِر ِه َوأَ ْن يُزَ ا َد لَهُ فِي ِر ْزقِ ِه فَ ْليَبَ َّر َوالِ َد ْي ِه َو ْلي‬
ُ‫صلْ َر ِح َمه‬
“Barangsiapa yang senang dipanjangkan umurnya dan ditambah
rezekinya, berbuat baiklah kepaa kedua orang tuanya dan
menyambunglah famili.” (H.R. Ahmad)

F. Implementasi Berbuat Baik pada Kedua Orang tua


Kewajiban seorang anak untuk berebuat baik pada kedua orang tua sudah
jelas Allah jelaskan dalam Alquran maupun Sunnah. Bahkan karena begitu
wajibnya seorang anak memuliakan orang tuanya, Allah menyiapkan banyak
keutamaaan bagi siapapun yang berbuat baik pada orang tua. Begitupun
sebaliknya, Allah sangat murka terhadap seseorang yang tidak memuliakan
orang tuanya dibuktikan dengan ancaman-ancaman yang Allah siapkan.
Berikut hal-hal yang merupakan salah satu upaya berbuat baik pada kedua
orang tua.
1. Berupaya menjadi anak saleh dan salehah
Setiap orang tua pasti akan merasa bangga dan bahagia
memilik anak yang saleh dan salehah. Sudah sepatutnya seorang anak
11

berupaya untuk menjadi seseorang yang saleh/salehah agar bisa


membuat orang tuanya bangga dan selamat di akhirat.
2. Selalu berdoa untuk kebaikan orang tua di dunia dan akhirat
Berdoa untuk kebaikan orang tua juga merupakan salah satu
bukti kesalehan seorang anak. Terlepas dari orang tua masih hidup
atau sudah tiada seorang anak harus selalu mendoakan kedua orang
tuanya karena doa anak yang saleh merupakan salah satu amal yang
tak akan terpustus pahalanya. Hal tersebut dijelaskan dalam sebuah
hadits berikut,
‫ح يَ ْدعُو‬ َ ‫اريَ ٍة َو ِع ْل ٍم يُ ْنتَفَ ُع بِ ِه َو َولَ ٍد‬
ٍ ِ‫صال‬ َ ‫إِ َذا َماتَ اإْل ِ ْن َسانُ ا ْنقَطَ َع َع َملُهُ إِاَّل ِم ْن ثَاَل ثَ ٍة ِم ْن‬
ِ ‫ص َدقَ ٍة َج‬
ُ‫لَه‬
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya
kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang
dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim)
3. Menaati perintah, berbuat baik, memberikan perhatian, dan menjaga
perasaannya.
Diantara perbuatan baik anak kepada kedua orang tuanya yang
telah berkorban sedemikian besar untuk dirinya ialah menaati
perintahnya dan menjauhi larangannya selama tidak maksiat. Ketika
seorang anak mematuhi orang tuanya itu membuat orang tua merasa
dihargai oleh anaknya sendiri.
Pertambahan usia orang tua beriringan dengan menurunnya
kondisi fisik mereka. Sudah sepatutnya seorang anak memberikan
perhatian lebih pada orang tuanya. Dan apabila seorang anak sudah
berpenghasilan maka kebutuhan orang tuanya sudah menjadi tanggung
jawabnya.
Selain itu, meskipun seorang anak sudah mampu, sudah
dewasa, dan sudah mandiri ia harus tetap menghargai kedua orang
tuanya. Dengan selalu meminta nasihat, doa restu, dan pertimbangan
dari orang tuanya.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Memperoleh Kebahagiaan dengan Berbuat Baik kepada Orang Tua


Menjalani kehidupan dengan bahagia adalah cita-cita setiap manusia,
apalagi hidup bahagia di dunia dan akhirat. Salah satu kunci supaya manusia
bisa hidup bahagia, adalah dengan berbakti kepada kedua orang tua. Kedua
orang tua kita, adalah kunci surga yang ada di dunia saat ini. Jadi sudah
beribadah sebanyak apa pun, kalau kita durhaka terhadap mereka, maka
bersiaplah dengan kehidupan yang penuh dengan ketidakbahagiaan.
Kita pasti sering mendengar bahwa rida Tuhan ada pada rida kedua
orang tua. Oleh karena itu, mencari dan meminta rida mereka adalah hal
sangat penting dalam melakukan sesuatu. Jika kedua orang tua kita tidak
meridai apa yang kita lakukan, walaupun bersifat baik sekalipun, maka jangan
berharap apa yang kita lalukan akan sukses dan manfaat. Di sinilah
pentingnya mendengarkan nasihat-nasihat dari kedua orang tua.
Sebagai seorang anak yang ingin mendapatkan rida kedua orang tua,
jangan sekali-kali memaki maupun menghardik mereka, baik di hadapan
maupun di belakang mereka. Jika mereka sudah sakit hati kepada kita dan
malas bahkan tidak mau berbicara kepada kita. Ini adalah salah satu tanda
bahwa kita telah durhaka kepada mereka dan jangan harap akan kehidupan
yang bahagia di dunia dan akhirat.
Menjadi seseorang yang berbakti kepada kedua orang tua memanglah
sulit. Oleh karena itu, janganlah bermasam muka di hadapan mereka ketika
kita sedang dalam kondisi kurang baik. Tetapi tampakkanlah keramahan dan
muka berseri. Bahwa ketika kita tidak dalam kondisi baik dengan mereka, kita
masih sayang dan cinta, sebagaimana cintanya mereka kepada kita.
Mempunyai akhlak santun terhadap kedua orang tua adalah bentuk
rasa berbakti kita kepada mereka. Kedua orang tua adalah kunci surga dan

12
13

kunci kebahagiaan, kunci dua perkara yang mulia ini tidak akan mungkin bisa
kita gapai tanpa akhlak yang baik.

B. Akibat Jika Tidak Bisa Berbuat Baik Kepada Kedua Orang Tua
Kebahagiaan merupakan perasaan yang setiap orang memiliki definisi
dan penyebabnya masing-masing. Kebahagiaan tidak hanya bisa disebabkan
karena tingginya pendapatan perkapita, status kesehatan, dan jenjang
pendidikan (Rahayu : 2016 halaman 152). Kebahagiaan di dunia dapat
diperoleh dengan kita berbuat baik kepada kedua orang tua. Maka, ketika
seseorang durhaka kepada kedua orang tua Tuhan akan mengirimkan
kesengsaraan terhadap orang tersebut. Bahkan Rasulullah SAW bersabda
“Semua dosa itu azabnya ditunda oleh Allah SWT. sampai hari kiamat,
kecuali orang yang durhaka kepada orang tuanya. Sesungguhnya Allah akan
mempercepat azab kepadanya.”
Sebagai seorang muslim pasti meyakini adanya kehidupan setelah
kematian. Kehidupan tersebut disebut kehidupan alam akhirat. Dalam
memperoleh kebahagiaan seorang muslim tidak boleh hanya memikirkan
kebahagiaan ketika masih hidup di dunia saja, seorang muslim juga harus
memikirkan kebahagiaannya di akhirat.
Kebahagiaan di akhirat dapat dicapai dengan mengumpulkan pahala
kebaikan sebanyak-banyaknya dan menghindari berbuat dosa. Berbuat baik
kepada orang tua termasuk amalan yang besar pahalanya yang bisa
mengantarkan pada kebahagiaan akhirat. Begitupun sebaliknya seseorang
yang tidak berbuat baik pada orang tua akan mendapatkan dosa yang dapat
mengantarkan seseorang pada kesengsaraan di akhirat.

C. Hubungan Antara Berbuat Baik Kepada Kedua Orang Tua Dengan


Kebahagiaan Yang Akan Kita Capai
Berbakti kepada kedua orang tua adalah ibadah paling utama apabila
di dasarkan pada hadits Rasulullah saw. dari Abdullah bin Mas’ud, dia
berkata:
14

“Aku bertanya kepada Nabi Shallallahu “alaihi wa sallam tentang amal-


amal yang paling utama dan dicintai Allah ? Nabi Shallallahu “alaihi wa
sallam menjawab, Pertama shalat pada waktunya (dalam riwayat lain
disebutkan shalat di awal waktunya), kedua berbakti kepada kedua orang tua,
ketiga jihad di jalan Allah”.(Hadits Riwayat Bukhari I/134, Muslim No.85,
Fathul Baari 2/9)
Dengan demikian jika ingin kebajikan harus didahulukan amal-amal
yang paling utama di antaranya adalah birrul walidain (berbakti kepada kedua
orang tua)
Bahwa ridha Allah tergantung kepada keridhaan orang tua. Dalam
hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad, Ibnu
Hibban, Hakim dan Imam Tirmidzi dari sahabat Abdillah bin Amr dikatakan
Dari Abdillah bin Amr bin Ash Radhiyallahu ‘anhuma dikatakan bahwa
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ridha Allah tergantung
kepada keridhaan orang tua dan murka Allah tergantung kepada kemurkaan
orang tua”. [Hadits Riwayat Bukhari dalam Adabul Mufrad (2), Ibnu Hibban
(2026-Mawarid-), Tirmidzi (1900), Hakim (4/151-152)]
Maka ketika kita berbuat baik kepada orang tua dan orang tua ridha
maka Allah pun akan ridha dan keridhaan Allah ini lah yang akan
mengantarkan kita ke kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pada suatu hari
tiga orang berjalan, lalu kehujanan. Mereka berteduh pada sebuah gua di kaki
sebuah gunung. Ketika mereka ada di dalamnya, tiba-tiba sebuah batu besar
runtuh dan menutupi pintu gua. Sebagian mereka berkata pada yang lain,
“Ingatlah amal terbaik yang pernah kamu lakukan”. Kemudian mereka
memohon kepada Allah dan bertawassul melalui amal tersebut, dengan
harapan agar Allah menghilangkan kesulitan tersebut. Salah satu diantara
mereka berkata, “Ya Allah, sesungguhnya aku mempunyai kedua orang tua
yang sudah lanjut usia sedangkan aku mempunyai istri dan anak-anak yang
masih kecil. Aku mengembala kambing, ketika pulang ke rumah aku selalu
15

memerah susu dan memberikan kepada kedua orang tuaku sebelum orang
lain. Suatu hari aku harus berjalan jauh untuk mencari kayu bakar dan mencari
nafkah sehingga pulang telah larut malam dan aku dapati kedua orang tuaku
sudah tertidur, lalu aku tetap memerah susu sebagaimana sebelumnya. Susu
tersebut tetap aku pegang lalu aku mendatangi keduanya namun keduanya
masih tertidur pulas. Anak-anakku merengek-rengek menangis untuk meminta
susu ini dan aku tidak memberikannya. Aku tidak akan memberikan kepada
siapa pun sebelum susu yang aku perah ini kuberikan kepada kedua orang
tuaku. Kemudian aku tunggu sampai keduanya bangun. Pagi hari ketika orang
tuaku bangun, aku berikan susu ini kepada keduanya. Setelah keduanya
minum lalu kuberikan kepada anak-anaku. Ya Allah, seandainya perbuatan ini
adalah perbuatan yang baik karena Engkau ya Allah, bukakanlah. “Maka batu
yang menutupi pintu gua itupun bergeser”.
Kisah di atas sangat menggambarkan ketika kita berbakti kepada
kedua orang tua maka Allah akan balas secara langsung ketika di dunia dan
ketika kita membuat sakit hati kepada kedua orang tua maka Allah akan balas
secara langsung ketika di dunia. Betapa kebahagiaan kita tergantung kepada
perbuatan kita terhadap kedua orang tua.
BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan
Berbuat baik kepada kedua orang tua merupakan salah satu bentuk
ibadah yang telah diwajibkan Allah kepada hamba-Nya. Berbahagialah kita
sebagai orang beriman yang ditakdirkan Allah masih bisa bersama kedua
orang tua. Kita masih diberi kesempatan untuk membahagiakannya dengan
beribadah bersama karena mereka adalah pintu keberkahan bagi anak. Oleh
karena itu, sebagai anak tidak sepatutnya memperlakukan mereka dengan
kasar, justru kita harus memperlakukan mereka dengan sebaik-baiknya agar
Allah membukakan pintu surga untuk kita.
B. Saran
Semoga kita dapat memenuhi kewajiban kita masing-masing di dunia
agar hidup kita berkah, yang nantinya dapat selamat dari murka Allah.
Berharap bersama masuk ke dalam surga-Nya, berkumpul dengan keluarga,
orang tua, anak cucu, dan orang-orang iman semua untuk menikmati
kenikmatan yang diberikan oleh Allah di dalam surga.

16
DAFTAR PUSTAKA

Al-Hadits.

Al-Qur’an dan Terjemahannya. (2014). Jakarta: Departemen Agama RI.

Asy-Syayi’, Dr. Khalid bin Abdurrahman. (2017). Rahasia Dibalik Berbakti kepada
Kedua Orang Tua. Jakarta: Darul Haq

Hamid, Syamsul Rijal. (2013). 12 Cara Berbakti Kepada Orang Tua. Bandung:
Cahaya Salam.

Jawas, Yazid bin Abdul Qadir. (2012). Birrul Walidain Berbakti Kepada Kedua
Orang Tua. Jakarta: Pustaka Imam Asy Syafi’i.

L, Wardani. (2017). BAB II. Makalah [Online]. Diakses dari


http://repository.radenintan.ac.id/1669/5/Bab_II.pdf.

MN Mizan. (2017). BAB II. Makalah [Online]. Diakses dari http://repo.iain-


tulungagung.ac.id/4542/3/BAB%20II.pdf.

Rahayu, T. P. (2016). Determinan Kebahagiaan di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan


Bisnis, 19(1), hlm. 149-170. Diakses dari
https://ejournal.uksw.edu/jeb/article/view/485/321

Ryusnita. Definisi Menuru para Ahli. (2017). Diakses dari


https://definisimenurutparaahli.blogspot.com/2017/08/7-definisi-kebahagiaan-
menurut-para-ahli.html

Susanti, A. (2018). Kiat-Kiat Orang Tua Tangguh Menjadikan Anak Disiplin Dan
Bahagia. Tunas Siliwangi: Jurnal Program Studi Pendidikan Guru PAUD
STKIP Siliwangi Bandung, 4(1), hlm. 25-31. Diakses dari
http://www.e-journal.stkipsiliwangi.ac.id/index.php/tunas-
siliwangi/article/viewFile/1196/676.

17
18

Syarbini, H. Amirulloh. (2011). Keajaiban Berbakti Kepada Kedua Orang Tua.


Jakarta: Elex Media Komputindo.
LAMPIRAN

Lampiran 1 Identitas Penulis


IDENTITAS PENULIS MAKALAH

Nama : Fenny Indah Melia M.


NIM : 1903351
Jurusan : Pendidikan Fisika
TTL : Bandung, 18 Oktober 2001
Motto : If you can’t find the good one, be the one.

Nama : Jundy Ahmad Mujadid


NIM : 1902359
Jurusan : Pendidikan Fisika
TTL : Bandung, 11 Juni 2001
Motto : Born to be Mujadid.

Nama : Khaula Noorul ‘Ain


NIM : 1908505
Jurusan : Pendidikan Fisika
TTL : Indramayu, 19 Juli 2001
Motto : ‫ هللا‬dulu, ‫ هللا‬lagi, ‫ هللا‬terus.

Nama : Salsabila Az-Zahra


NIM : 1904709
Jurusan : Pendidikan Fisika
TTL : Sukabumi, 20 April 2002
Motto : Everything will be OK

19
20

Lampiran 2 Daftar Pembagian Tugas


DAFTAR PEMBAGIAN TUGAS PENULISAN MAKALAH
JUDUL : Menggapai Bahagia dengan Berbakti pada Kedua Orang Tua
JURUSAN : Pendidikan Fisika
ANGGOTA : Fenny Indah M.
Jundy Ahmad M.
Khaula Noorul ‘Ain
Salsabila Az-Zahra

KELENGKAPAN KETERANGAN

HALAMAN SAMPUL Fenny Indah M.


KATA PENGANTAR Fenny Indah M.
ABSTRAK Salsabila Az-Zahra
DAFTAR ISI Khaula Noorul 'Ain
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah Jundy Ahmad M.
Rumusan Masalah Jundy Ahmad M.
Tujuan Penulisan Jundy Ahmad M.
Metode Penulisan Jundy Ahmad M.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Anak dan Orang Tua Fenny Indah M.
Hak dan Kewajiban Anak dan Orang Tua Fenny Indah M.
BAB III PEMBAHASAN
Kewajiban Berbuat Baik pada Orang Tua Salsabila Az-Zahra
Akibat Durhaka pada Orang Tua Salsabila Az-Zahra
Keutamaan Berbuat Baik pada Orang Tua Salsabila Az-Zahra
Implementasi Berbuat Baik pada Kedua Orang Tua Salsabila Az-Zahra
BAB IV PENUTUP
Simpulan Khaula Noorul 'Ain
Saran Khaula Noorul 'Ain
DAFTAR PUSTAKA Khaula Noorul 'Ain
LAMPIRAN Khaula Noorul 'Ain
21

Anda mungkin juga menyukai