Anda di halaman 1dari 49

MAKALAH AKHIR

RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK (AC) SERTA PENERAPANNYA

KD 3.5 dan 4.5

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Listrik Magnet dan Fisika Modern
untuk Sekolah

Dosen Pengampu : Drs. Iyon Suyana, M.Si.

Disusun oleh :

Irma Pebriyanti. S 1903639

Muhammad Azka Alfatih 1909414

Rian Firdaus 1907666

DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2021
I. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif
dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi
Pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak
secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan.

II. Kompetensi Dasar


3.5 Menganalisis rangkaian arus bolak-balik (AC) serta
penerapannya.
4.5 Mempresentasikan prinsip kerja penerapan rangkaian arus
bolak-balik (AC) dalam kehidupan sehari-hari.
III. Analisis Kompetensi

Kompetensi Kata
KD Materi
Kerja
3.5 Menganalisis Rangkaian arus
rangkaian arus bolak-balik (AC)
Menganalisis
bolak-balik (AC) serta
serta penerapannya penerapannya
4.5 Mempresentasikan
prinsip kerja
penerapan
Prinsip kerja
rangkaian arus
penerapan
bolak-balik (AC) Mempresentasikan
rangkaian arus
dalam kehidupan
bolak-balik (AC)
sehari-hari

Kata Kerja
Kompetensi Dasar Materi Pokok IPK
Operasional
3.5 Menganalisis 1. Arus bolak- 1. Menjelaskan 1. Menjelaskan
rangkaian arus balik 2. Memformula pengertian
bolak-balik (AC) 2. Persamaan sikan arus dan
serta penerapannya arus dan 3. Menghitung tegangan
tegangan 4. Menganalisis bolak-balik
bolak-balik 5. Membedaka 2. Memformula
3. Nilai efektif, n sikan
nilai rata- 6. Menjelaskan persamaan
rata, dan 7. Menentukan arus dan
nilai tegangan
maksimum bolak-balik
4. Rangkaian 3. Menghitung
inductif nilai efektif,
5. Rangkaian nilai rata-rata
kapasitif dan nilai
6. Rangkaian maksimum
RC 4. Menjelaskan
7. Rangkaian rangkaian
RLC resistif
8. Resonansi 5. Menganalisis
9. Factor daya rangkaian
induktif
6. Membedakan
rangkaian
kapasitif
7. Menganalisis
rangkaian RC
8. Menganalisis
rangkaian
RLC
9. Menjelaskan
resonansi
dalam listrik
AC
10. Menentukan
faktor daya
dalam
rangkaian
arus bolak-
balik
4.5 Mempresentasikan Prinsip kerja 1. Mempresenta 1. Mempresentas
prinsip kerja penerapan sikan ikan rangkaian
penerapan rangkaian arus listrik AC
rangkaian arus bolak-balik (AC) dalam mesin
bolak-balik (AC) cuci
dalam kehidupan
sehari-hari

IV. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.5.1 Menjelaskan pengertian arus dan tegangan bolak-balik.
3.5.2 Memformulasikan persamaan arus dan tegangan bolak-balik.
3.5.3 Menghitung nilai efektif, nilai rata-rata, dan nilai maksimum.
3.5.4 Menjelaskan rangkaian resistif.
3.5.5 Menganalisis rangkaian inductif.
3.5.6 Membedakan rangkaian kapasitif.
3.5.7 Menganalisis rangkaian RC.
3.5.8 Menganalisis rangkaian RLC.
3.5.9 Menjelaskan resonansi dalam listrik AC.
3.5.10 Menentukan faktor daya dalam rangkaian arus bolak-balik.
4.5.1 Mempresentasikan rangkaian listrik AC dalam mesin cuci.

V. Fakta-Konsep-Prosedur
Faktual
1. Gambar 1. Rangkaian listrik AC dengan pengukuran oleh osiloskop
menghasilkan gelombang sinusoidal

2. Gambar 2. Pembagian warna kabel listrik


3. Listrik yang sampai pada rumah masyarakat Indonesia memiliki
frekuensi 50 𝐻𝑧 dan dipertahankan dalam kisaran ± 0.20 𝐻𝑧
kecuali dalam periode transien yang singkat, dimana penyimpangan
sebesar ±0.5 𝐻𝑧
4. Variasi frekuensi indonesi berdasarkan PM ESDM no 20 tahun 2020
seperti tabel berikut

Tabel 1. Rentang Frekuensi Operasi


5. Tahun 1800 Alessandro Volta mencelupkan air garam, kemudian
menempatkan zinc dan tembaga paad ujung kertas tersebut dan
berhasil menghasilkan listrik dari reaksi kimia tersebut dan pada
tahun 1031 Michael Faraday menemukan bahwa listrik bisa dibuat
dengan mengalirkan magnet dekat kawat tembaga
6. Listrik arus bolak balik memiliki arus maksimal (𝐼𝑚 ) dan potensial
maksimal (𝑉𝑚 ) yang bisa dibaca saat pengujian oleh osiloskop
7. Listrik arus bolak balik yang potensial dan arusnya terbaca oleh
voltmeter dan ammeter adalah potensial efektif (𝑉𝑒𝑓 ) dan arus
efektif (𝐼𝑒𝑓 )

Konseptual

1. Beda potensial listrik bolak balik adalah 𝑉 (𝑡) = 𝑉𝑚 sin(𝜔𝑡)


𝜋
2. Arus listrik bolak balik memiliki beda fase sebesar 2 , atau bisa
𝜋
dinotasikan menjadi 𝐼 (𝑡) = 𝐼𝑚 sin (𝜔𝑡 + 2 )

3. Nilai frekuensi sudut sebesar 2𝜋𝑓 atau bisa dituliskan menjadi


𝜔 = 2𝜋𝑓
𝑉𝑚
4. Nilai potensial efektif adalah 𝑉𝑒𝑓 = dan untuk arus efektif adalah
√2
𝐼𝑚
𝐼𝑒𝑓 =
√2
𝑉𝑒𝑓
5. Nilai arus untuk resistor murni adalah 𝐼𝑒𝑓 = dan untuk arus
√2
𝑉𝑚
maksimal adalah 𝐼𝑚 =
√2

6. Nilai arus efektif dan arus maksimal untuk induktif murni adalah
𝑉𝑒𝑓 𝑉𝑚
𝐼𝑒𝑓 = dan 𝐼𝑚 =
𝑋𝐿 𝑋𝐿

Dengan 𝑋𝐿 = 𝜔𝐿
7. Nilai arus efektif dan arus maksimal untuk kapasitif murni adalah
𝑉𝑒𝑓 𝑉𝑚
𝐼𝑒𝑓 = dan 𝐼𝑚 =
𝑋𝐶 𝑋𝐶
1
Dengan 𝑋𝐶 = 𝜔𝐶

8. Nilai arus pada umumnya tanpa melihat komponen yang terpasang


terlebih dahulu adalah pembagian potensial efektif dengan
impedansinya

Dengan potensial efektif adalah 𝑉 = √𝑉𝑅2 + (𝑉𝐿 − 𝑉𝐶 )2

Dan impedansi adalah 𝑍 = √𝑅2 + (𝑋𝐿 − 𝑋𝐶 )2


𝑉
Maka 𝐼 = 𝑍

9. Jika 𝑋𝐿 > 𝑋𝐶 , maka rangkaian bersifat induktif


10. Jika 𝑋𝐿 < 𝑋𝐶 , maka rangkaian bersifat kapasitif
11. Jika 𝑋𝐿 = 𝑋𝐶 , maka rangkaian bersifat resistif (resonansi) dengan
frekuensi resonansi adalah
1
𝑓=
2𝜋√𝐿𝐶
12. Daya dalam rangkaian arus bolak balik adalah
𝑃𝑆𝐺 𝐼 2 𝑅 𝑅
cos 𝜑 = = =
𝑃𝑆𝑀 𝐼 2 𝑍 𝑍
13. Daya sesungguhnya adalah
𝑃𝑆𝐺 = 𝑉𝑒𝑓 ∙ 𝐼𝑒𝑓 ∙ cos 𝜑

Prosedural

1. Langkah untuk mengukur arus efektif menggunakan ammeter


2. Langkah untuk mengukur potensial efektif menggunakan voltmeter
3. Langkah untuk mengukur potensial maksimum menggunakan
osiloskop
4. Langkah untuk mengukur arus maksimum menggunakan osiloskop
5. Langkah keselamatan dalam penggunaan listrik bertegangan tinggi

Metakognitif

1. Suatu piranti yang menggunakan rangkaian RLC memiliki konsep


yang sama pada materi ini dengan mengubah ubah factor 𝑋𝐿 dan 𝑋𝐶

VI. Materi Pokok


1. Arus dan tegangan bolak-balik
2. Rangkaian arus bolak-balik
3. Daya pada rangkaian arus bolak-balik

VII. Konsep Esensial


1. Arus bolak-balik
2. Tegangan bolak-balik
3. Daya arus bolak-balik
4. Resistor
5. Kapasitor
6. Induktor

VIII. Bagan Materi

IX. Uraian Materi

Gambar 3. Display osiloskop

Sebuah osiloskop merupakan alat berfungsi untuk menampilkan


bentuk gelombang. Alat ini sangat diperlukan untuk menguji rangkaian
listrik maupun rangkaian elektronik. Pada osiloskop dapat membaca
arus dan tegangan dari arus ac yang keduanya ditampilkan dalam
sebuah bentuk gelombang pada layar display dalam bentuk gelombang
sinusoidal. Dari hasil pengujian tersebut, diketahui bahwa terdapat
listrik yang mengalir di rumah-rumah dari Perusahaan Listrik Negara
(PLN).
Gambar 4. Peralatan Rumah

Sadarkah kita bagaimana lampu dan peralatan rumah di dalam


rumah kita bisa bekerja? Dengan adanya arus listrik yang mengalir pada
alat-alat rumah tangga itu bukan? Lalu seperti apa arus listrik yang
dialirkan kepada alat-alat rumah tangga dan juga lampu-lampu yang ada
di rumah kita? Jawabannya arus yang mengalir ke rumah kita adalah arus
yang dihasilkan oleh generator lalu didistribusikan oleh Perusahaan Listrik
Negara (PLN) ke rumah-rumah kita. Arus listrik yang berasal dari PLN ini
adalah arus bolak-balik atau disebut dengan arus AC (alternating current).

A. Arus dan Tegangan Listrik Bolak-balik


Dalam zaman modern sekarang ini kebutuhan akan energi listrik
merupakan kebutuhan yang sangat pokok. Pada saat ini hampir
semua perkantoran dan industri menggunakan energi listrik yang
jumlahnya semakin lama semakin besar. Pemerintah pun berusaha
untuk memenuhi kebutuhan energi listrik dengan membangun
pembangkit tenaga listrik.
Saat ini telah banyak dibangun proyek-proyek untuk
Pembangkit Tenaga Listrik Negara dengan berbagai sumber tenaga
yang digunakan untuk menjalankannya,misalnya PLTU
(Pembangkit Listrik Tenaga Uap), PLTD (Pembangkit Listrik
Tenaga Disel), PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas/Panas
Bumi), PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air), dan sebagainya.
Pada umumnya semua tenaga listrik yang dihasilkan oleh
berbagai sumber pembangkit tenaga listrik tersebut adalah berupa
arus bolak-balik dan tegangan bolak-balik yang dihasilkan oleh
generator yang digerakkan dengan energi yang berasal dari sumber
daya alam.

1. Persamaan Arus dan Tegangan Bolak-balik


Arus dan tegangan bolak-balik yaitu arus dan tegangan
listrik yang arahnya selalu berubah-ubah secara
kontinu/periodik. Seperti yang telah kita ketahui dalam
hukum Faraday bahwa adanya perubahan fluks magnetik
yang dilingkupi oleh kumparan akan menyebabkan
timbulnya ggl induksi pada ujung-ujung kumparan dan jika
antara ujung-ujung kumparan tersebut dihubungkan dengan
sebuah kawat penghantar akan mengalir arus listrik melalui
penghantar tersebut.
Berdasarkan prinsip hukum Faraday inilah dibuat sebuah
generator atau dinamo, yaitu suatu alat yang digunakan
untuk mengubah energi mekanik (energi gerak) menjadi
energi listrik. Tegangan listrik dan arus listrik yang
dihasilkan generator berbentuk tegangan dan arus listrik
sinus soidal, yang berarti besarnya nilai tegangan dan kuat
arus listriknya sebagai fungsi sinus yang sering dinyatakan
dalam diagram fasor (fase vektor).
Diagram fasor adalah menyatakan suatu besaran yang
nilainya berubah secara kontinu, fasor dinyatakan dengan
suatu vector yang nilainya tetap berputar berlawanan dengan
putaran jarum jam. Apabila generator tersebut dihubungkan
dengan suatu penghantar R dan menghasilkan tegangan
maksimum sebesar Vmax, maka tegangan bolak-balik yang
melewati penghantar tersebut dinyatakan :
𝑉 = 𝑉𝑚𝑎𝑥 𝑠𝑖𝑛𝜔𝑡
Gambar 5. Tegangan bolak-balik

Dengan:

V = tegangan sesaat
𝑉𝑚 = tegangan maksimum
𝜔 = 2.π.f = frekuensi sudut (rad/s)
𝑡 = waktu (s)

Arus listrik melaluli penghantar

Sedangkan kuat arus bolak-balik nya dapat dinyatakan


dengan :

𝐼 = 𝐼𝑚𝑎𝑥 sin(𝜔𝑡 + ∅)
Dengan:
I = arus sesaat (A)
𝐼𝑚𝑎𝑥 = arus maksimum (A)
∅ = sudut fase antara arus I dengan tegangan V

Di mana 𝜔t atau (𝜔t + ∅) disebut sudut fase. Sedangkan


besarnya selisih sudut fase antara kedua gelombang tersebut
disebut beda fase. Berdasarkan persamaan antara tegangan
dan kuat arus listrik tersebut dapat dikatakan bahwa antara
tegangan dan kuat arus listrik terdapat beda fase sebesar 90°
dan dikatakan arus mendahului tegangan dengan beda fase
sebesar 90°. Apabila dilukiskan dalam diagram fasor dapat
digambarkan sebagai berikut :
Grafik 1. Arus dan tegangan sebagai fungsi waktu
dengan beda fase 90°

2. Nilai Efektif, nilai rata-rata, dan nilai maksimum


Sejatinya rangkaian listrik arus bolak-balik memiliki
hambatan dalam atau bisa disebut juga hambatan murni, nilai
beda potensial muncul dari induksi magnet pada generator
yang bergantung pada lilitan, medan magnet dan luas
penampang, yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya
Jika kita mengambil pengukuran gelombang dengan
osiloskop dan di bandingkan dengan voltmeter

Gambar 6. Penghitungan potensial oleh Osiloskop


Gambar 7. Penghitungan potensial oleh voltmeter
Dalam penghitungan osiloskop
Mencari potensial maksimal adalah
𝑉𝑚𝑎𝑥 = 𝑑𝑖𝑣 𝑣𝑒𝑟𝑡𝑖𝑘𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑎𝑘 × 𝑣/𝑑𝑖𝑣 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙
𝑉𝑚𝑎𝑥 = 5 × 44𝑉
𝑉𝑚𝑎𝑥 = 220 𝑉
Sedangkan pada voltmeter ac terbaca 155 V
Mengapa demikian ?, karena voltmeter membaca nilai
efektif dari rangkaian
Keterhubungan nilai efektif dengan nilai maksimal bisa
diasumsikan
𝑉𝑒𝑓 𝛼 = 𝑉𝑚𝑎𝑥
Nilai 𝛼 ini merupakan factor pengali dari 𝑉𝑒𝑓 maka jika
dimasukan nilai dari 𝑉𝑚𝑎𝑥 dan 𝑉𝑒𝑓 maka
155𝛼 = 220
220
𝛼= = 1.414
155
Dikarenakan nilai 1.414 ≈ √2
Maka dapat ditulis
𝑉𝑚𝑎𝑥
𝑉𝑒𝑓 =
√2
Untuk mengetahui rata rata, karena nilai sinusoidal ambil
sebanyak 𝜋, maka diketahui pada gelombang itu ada fase
naik sebanyak 5 𝑑𝑖𝑣 dan fase turun sebanyak 5 𝑑𝑖𝑣, sama
seperti penghitungan beda potensial maksimum sebelumnya
dengan dikali dua dibagi 𝜋, karena mau menghitung rata
ratanya
2(𝑑𝑖𝑣 𝑣𝑒𝑟𝑡𝑖𝑘𝑎𝑙 × 𝑣𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 )
𝑉𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 =
𝜋
Karena diketahui bahwa
𝑑𝑖𝑣 𝑣𝑒𝑟𝑡𝑖𝑘𝑎𝑙 × 𝑣𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 = 𝑉𝑚𝑎𝑥
Maka mencari 𝑉𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 adalah
2(𝑉𝑚𝑎𝑥 )
𝑉𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 =
𝜋

3. Alat Ukur Arus dan Tegangan Bolak-balik


Pada dasarnya alat ukur lisrik arus bolak-balik tidak
menunjukkan nilai yang sesungguhnya, melainkan nilai
efektifnya. Misalkan pada alat ukur amperemeter AC dan
voltmeter AC, dari hasil pembacaan pada skala alat tersebut
bukan merupakan nilai yang sesungguhnya, akan tetapi
merupakan nilai efektifnya. Sedangkan untuk melihat nilai
yang sesungguhnya, misalkan nilai maksimumnya atau
untuk mengetahui tegangan puncak ke puncak yang sering
disebut Vp-p dapat digunakan alat ukur yang disebut dengan
CRO yaitu singkatan dari Cathoda Rays Osciloskop.
Pada layar CRO dapat terlihat bentuk grafik dari arus
atau tegangan bolak-balik terhadap waktu. Pada prinsipnya
pada sebuah CRO terdapat tombol pengatur vertikal
(penguat tegangan) yang sering disebut Volt/Dive dan
tombol pengatur horisontal yang sering disebut sweeptime
yang menyatakan lamanya waktu sapuan ke arah horisontal.
Misalkan tombol Volt/Dive menunjuk pada angka 1 Volt
Gambar 8. Tampilan pada layar osiloskop , pengukur arus
dan tegangan

Yang artinya tinggi 1 kotak dalam layar CRO tersebut


menyatakan besarnya tegangan 1 Volt sedangkan jika
tombol sweeptime menunjuk pada angka 20 ms yang berarti
untuk menempuh satu kotak horisontal pada layar
oskiloskop membutuhkan waktu 20 mili sekon. Misalkan
sebuah tegangan sinusoidal arus bolak-balik pada layar
oskiloskop terlihat bahwa 1 gelombang menempati 4 kotak
ke arah horisontal dan 6 kotak ke arah vertical.

Apabila tombol pengatur vertikal menunjuk pada angka 2


Volt dan pengatur horisontal menunjuk angka 5 ms. Dapat
diperoleh hasil pembacaan sebagai berikut.

𝑉𝑚𝑎𝑥 = 3 x 2 volt = 6 volt

𝑉𝑝−𝑝 = 6 x 2 volt = 12 volt

Periode = T = 4 x 5 ms = 20 ms =2.10−2 s

1 1
Frekuensi = f = 𝑇 = 2.10−2 = 50 Hz

Sedangkan hasil pembacaan pada alat ukur arus atau


tegangan bolak-balik dapat dinyatakan :

𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑢𝑛𝑗𝑢𝑘


HP = × BU
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎−𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚

Dengan :

HP = Hasil pembacaan alat ukur

BU = Batas ukur yang digunakan


B. Rangkaian Arus Bolak-balik

Pada rangkaian arus bolak-balik, terdapat hambatan yang


disebut impedansi Z dalam satuan Ohm yang terdiri atas
hambatan murni R (resistor dalam Ohm) hambatan induktif X L
(induktor dalam Ohm), dan hambatan kapasitif XC (kapasitor
dalam Ohm).

Arus dan tegangan bolak-balik dapat kita nyatakan sebagai


fungsi sinus waktu :

𝑖 = 𝐼𝑚 sin 𝜔 𝑡

𝑣 = 𝑉𝑚 sin 𝜔 𝑡

Dengan 𝐼𝑚 dan 𝑉𝑚 menyatakan nilai maksimum dari arus


dan tegangan. Gelombang sinusoidal memiliki frekuensi yang
sama dan memiliki perbedaan fase yang menyatakan
perbedaan sudut diantara keduanya. Ada beberapa istilah
seperti mendahului, tertinggal, sefase, dan beda fase yang
digunakan untuk menunjukkan hubungan antara satu
gelombang dan gelombang yang lainnya melalui persamaan
umum gelombang. Perbedaan sudut atau fase gelombang
dinyatakan secara grafis menggunakan domain ruang atau
diagram fasor. Diagram fasor ini merupakan diagram yang
menyatakan suatu besaran dengan vector.

Fasor berasal dari Bahasa inggris phasor (fasa vector atau


vector fase). Fasor merupakan suatu garis yang diproyeksi
melalui nilai sumbu vertical pada gelombang sinus.. proyeksi
vertical dari garis ini adalah 𝑉𝑚 sin ∝ dengan ∝= 𝜔𝑡. Jika kita
memberi symbol V pada proyeksi vertikalnya, maka diperoleh
persamaan 𝑣 = 𝑉𝑚 sin 𝜔 𝑡 yaitu persamaan untuk suatu
tegangan sinusoidal. Apabila fasor memiliki Panjang sebesar
𝑉𝑚 gelombang tersebut menunjukkan nilai tegangan. Namun
bila fasor memiliki Panjang sebesar 𝐼𝑚 gelombang tersebut
menunjukkan nilai arus, maka untuk persamaan arusnya
adalah

𝑖 = 𝐼𝑚 sin 𝜔𝑡

𝑑∅
𝜀 = −𝑁
𝑑𝑡

⃑ . 𝐴)
𝑑(𝐵
𝜀 = −𝑁
𝑑𝑡

𝑑(𝐵𝐴 cos 𝜔𝑡)


𝜀 = −𝑁
𝑑𝑡

𝑑(cos 𝜔𝑡)
𝜀 = −𝑁𝐵𝐴
𝑑𝑡

𝜀 = −𝑁𝐵𝐴(−𝜔 sin 𝜔𝑡)

𝜀 = 𝑁𝐵𝐴(𝜔 sin 𝜔𝑡)

𝜺 = 𝜺𝒎𝒂𝒌𝒔 𝝎 𝐬𝐢𝐧 𝝎𝒕

1. Rangkaian Resistif

Gambar 9. Rangkaian resistif


Keterangan:

= Hambatan/Resistor (bersifat resistif)

= Sumber tegangan bolak-balik


Untuk melakukan simulasi rangkaian induktif,
digunakan virtual lab PHet (circuit contraction kit
AC+DC) seperti berikut:

Gambar diatas merupakan rangkaian AC yang


mengandung resistor murni dengan hambatan listrik
sebesar R. rangkaian ini dinamakan rangkaian resistif
yang dialiri arus AC. Besar tegangan pada arus hambatan
berubah-ubah secara sinusoidal, demikian juga dengan
kuat arusnya. Antara kuat arus dan tegangan tidak ada
perbedaan fase (sefase), artinya pada saat tegangan
maksimum, kuat arusnya mencapai harga maksimum.
Sehingga untuk rangkaian resistor (resistif) tegangan
pada resistor VR sama dengan tegangan sumber V, yaitu:

𝜀 = 𝜀𝑚𝑎𝑘𝑠 sin 𝜔𝑡
𝜀 = 𝜀𝑚 sin 𝜔𝑡
𝜀
𝑖=
𝑅
𝜀𝑚 sin 𝜔𝑡
𝑖=
𝑅
𝜀𝑚
𝑖= sin 𝜔𝑡
𝑅
𝜀𝑚
𝑖 = 𝑖𝑚 sin 𝜔𝑡 ; 𝑖𝑚 =
𝑅
Atau sesuai dengan konsep hukum Ohm, maka berlaku
juga persamaan:
𝑉𝑒𝑓 𝑉𝑚
𝐼𝑒𝑓 = 𝑑𝑎𝑛 𝐼𝑚 =
𝑅 𝑅
Grafik dan diagram fasor untuk rangkaian resistor arus
bolak balik adalah sebagai berikut:

Grafik 2. Grafik dan diagram fasor resistor arus bolak-


balik

2. Rangkaian Induktif

Gambar 10. Rangkaian induktif


Keterangan:

= kumparan/inductor (bersifat induktif)

= sumber tegangan bolak-balik

Untuk melakukan simulasi rangkaian induktif,


digunakan virtual lab PHet (circuit contraction kit AC+DC)
seperti berikut:
Kumparan kawat yang dililitkan pada inti besi yang
memiliki hambatan kawat nol merupakan sebuah induktor.
Gambar diatas merupakan induktor yang dialiri arus AC,
rangkaian tersebut dinamakan rangkaian induktif yang akan
muncul hambatan pada induktor. Menurut Lenz, jika
induktor tersebut dialiri arus bolak-balik maka akan terjadi
perubahan fluks magnetik yang menimbulkan GGL induksi
akan melawan dan menahan arus yang datang, sehingga
muncul hambatan pada induktor. GGL induksi pada
kumparan sebanding dengan laju kenaikan arus masuk,
dengan konstanta pembandingnya adalah nilai induktansi
diri (L).

𝑑𝑖
𝜀 = −𝐿
𝑑𝑡

Tegangan pada inductor sama dengan tegangan pada


sumber AC dimana 𝑉 = 𝑉𝑚 sin 𝜔𝑡 sehingga:

𝜀 = 𝜀𝑚 sin 𝜔𝑡

𝑑𝑖
∑ 𝜀 = 𝜀𝑚 sin 𝜔𝑡 + (−𝐿 )
𝑑𝑡

𝑑𝑖
∑ 𝜀 = 𝜀𝑚 sin 𝜔𝑡 − 𝐿 = ∑ 𝑖𝑅 = 0
𝑑𝑡
𝑑𝑖
𝐿 = 𝜀𝑚 sin 𝜔𝑡
𝑑𝑡
𝑑𝑖 𝜀𝑚
= sin 𝜔𝑡
𝑑𝑡 𝐿
𝜀𝑚
𝑑𝑖 = sin 𝜔𝑡 𝑑𝑡
𝐿
𝑖
𝜀𝑚 𝑡
∫ 𝑑𝑖 = ∫ sin 𝜔𝑡 𝑑𝑡
0 𝐿 0
𝜀𝑚 1
𝑖= (− cos 𝜔𝑡)
𝐿 𝜔
𝜀𝑚 𝜋
𝑖= sin( 𝜔𝑡 − )
𝜔𝐿 2
𝜋 𝜀𝑚
𝑖 = 𝑖𝐿𝑚 sin( 𝜔𝑡 − ); 𝑖𝑚 = ; 𝑋 = 𝜔𝐿
2 𝑋𝐿 𝐿

Dari persamaan tersebut, dapat diketahui bahwa pada


rangkaian induktif ini terdapat beda fase antara arus dan
tegangan, yaitu sebesar sudut fase sebesar 900. Sehingga
grafik dan diagram fasor untuk rangkaian induktif ini adalah:

Grafik 3. Grafik dan diagram fasor rangkaian


induktif
Berdasarkan gambar diatas, tampak bahwa arus yang
𝜋
mengalir pada inductor tertinggal rad dari tegangan V.
2

sehingga berlaku:
𝑉𝑒𝑓 𝑉𝑚
𝐼𝑒𝑓 = 𝑑𝑎𝑛 𝐼𝑚 =
𝑋𝐿 𝑋𝐿

Dimana
𝑋𝐿 = 𝜔𝐿

L = Induktor (Henry)

𝑋𝐿 = 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑖𝑛𝑑𝑢𝑘𝑡𝑜𝑟 (𝑂ℎ𝑚)

3. Rangkaian Kapasitif

Gambar 11. Rangkaian kapasitif


Keterangan:

= kapasitor (bersifat kapasitif)

= sumber tegangan bolak-balik

Untuk melakukan simulasi rangkaian induktif,


digunakan virtual lab PHet (circuit contraction kit AC+DC)
seperti berikut:

Gambar diatas merupakan rangkaian arus yang hanya


mengandung kapasitor murni dengan kapasitas sebesar C,
dialiri arus bolak-balik maka pada kapasitor tersebut akan
timbul resistansi semu atau disebut juga dengan istilah
reaktansi kapasitif. Ketika kapasitor dialiri arus DC terjadi
aliran arus yang berkurang secara eksponensial terhadap
waktu, maka plat akan terisi hingga memiliki tegangan yang
sama dengan sumber tegangan pada rangkaian tersebut.
Namun, berbeda halnya ketika kapasitor dialiri arus AC,
dalam hal ini terjadi beda potensial yang berubah sehingga
arus tetap mengalir.

Tegangan pada kapasitor pada rangkaian ini sama


dengan tegangan pada sumber AC. 𝑉 = 𝑉𝑚 sin 𝜔𝑡, sehingga
muatan listrik (Q) dapat disimpan oleh sebuah kapasitor
dengan kapasitas C adalah

𝜀 = 𝜀𝑚𝑎𝑘𝑠 sin 𝜔𝑡

𝜀 = 𝜀𝑚 sin 𝜔𝑡

𝑄
𝐶=𝐶

𝑄 = 𝐶𝑉

𝑄 = 𝐶𝜀𝑚 sin 𝜔𝑡

𝑑𝑄
𝑖=
𝑑𝑡

𝑑(𝐶𝑉𝑚 sin 𝜔𝑡)


𝑖=
𝑑𝑡

𝑑(sin 𝜔𝑡)
𝑖 = 𝐶𝑉𝑚
𝑑𝑡

𝑖 = 𝐶𝑉𝑚 (𝜔𝑐𝑜𝑠𝜔𝑡)

𝑖 = 𝜔𝐶𝑉𝑚 𝑐𝑜𝑠𝜔𝑡
𝑉𝑚 𝜋 𝑉𝑚 1
𝑖= sin (𝜔𝑡 + ) ; 𝑖𝑚 = ; 𝑋𝐶 =
1/𝜔𝐶 2 𝑋𝐶 𝜔𝐶

Dari persamaan tegangan dan arus diatas, maka grafik


dan diagram fasor untuk rangkaian kapasitor murni yang
dialiri arus AC adalah

Grafik 4. Grafik dan diagram fasor rangkaian


kapasitif

Berdasarkan gambar diatas, tampak bahwa arus yang


𝜋
mengalir pada inductor tertinggal rad dari arus I. sehingga
2

berlaku:
𝑉𝑒𝑓 𝑉𝑚
𝐼𝑒𝑓 = 𝑑𝑎𝑛 𝐼𝑚 =
𝑋𝐿 𝑋𝐿

Dimana

1
𝑋𝐶 = 𝜔𝐶

C = Kapasitor (Farad)

𝑋𝐶 = 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑜𝑟 (𝑂ℎ𝑚)

Lalu apa perbedaan rangkaian induktif dan kapasitif?

 Pada rangkaian induktif tegangan mendahului arus


sebesar 900
 Pada rangkaian kapasitif tegangan didahului arus
sebesar 900

C. Rangkaian RC

Rangkaian RC (Resistor Capacitor Circuit) terdiri dari


Kapasitor dan Resistor yang dihubungkan baik secara seri atau
paralel dengan sumber tegangan atau arus. Jenis rangkaian ini
juga disebut sebagai filter RC atau jaringan RC karena paling
sering digunakan dalam aplikasi penyaringan.

Rangkaian RC dapat digunakan untuk membuat beberapa


filter kasar seperti filter low-pass, high-pass, dan Band-Pass.
Rangkaian RC urutan pertama hanya akan terdiri dari satu
Resistor dan satu Kapasitor

Untuk memahami rangkaian RC, mari kita buat rangkaian


Dasar pada dan menghubungkan beban di seluruh ruang lingkup
untuk menganalisis bagaimana perilakunya. Rangkaian bersama
dengan bentuk gelombang diberikan di bawah ini
Setelah menghubungkan beban (bola lampu) dengan
resistansi yang diketahui 1k Ohm secara seri dengan kapasitor
470𝜇F untuk membentuk rangkaian RC. Rangkaian ini
didukung oleh baterai 12V dan sakelar digunakan untuk
menutup dan membuka rangkaian. Bentuk gelombang diukur di
seluruh bola beban dan ditunjukkan dengan warna kuning pada
gambar di atas.

Awalnya ketika sakelar terbuka, tegangan maksimum (12V)


muncul di seberang beban bola lampu resistif (Vr) dan tegangan
di kapasitor akan menjadi nol. Ketika sakelar ditutup tegangan
melintasi resistor akan turun menjadi nol dan kemudian sebagai
kapasitor mengisi tegangan akan mencapai kembali ke
maksimum seperti yang ditunjukkan pada grafik.

Waktu yang dibutuhkan kapasitor untuk mengisi daya


diberikan oleh rumus T = 5Ƭ, di mana "Ƭ" mewakili tou
(Konstanta waktu).

Maka waktu yang dibutuhkan kapasitor kita untuk mengisi daya


di rangkaian.

Ƭ = RC = (1000 x (470 x 10-16)) = 0.47 detik

T = 5Ƭ= (5 x 0,47) = 2,35 detik.

Setelah ddihitung bahwa waktu yang dibutuhkan kapasitor


untuk mengisi daya adalah 2,35 detik, hal yang sama juga dapat
diverifikasi dari grafik di atas. Waktu yang dibutuhkan Vr untuk
mencapai dari 0V ke 12V sama dengan waktu yang dibutuhkan
kapasitor untuk mengisi daya dari 0V ke tegangan maksimum.
Grafik diilustrasikan menggunakan kursor pada gambar di
bawah ini.
Untuk menentukan total tegangan maka digunakan
penjumlahan antara tegangan dari resistor dan kapasitor. Secara
matematis dapat ditulis sebagai berikut:

𝑉 = √𝑉𝑅2 + 𝑉𝑐2

𝑉𝑅 = 𝐼𝑅

𝑉𝐶 = 𝐼𝑋𝐶

Maka diperoleh persamaan tegangan total pada rangkaian


seri RC:

𝑉 = √𝐼 2 𝑅2 + 𝐼 2 𝑋𝐶2

𝑉 = 𝐼√𝑅2 + 𝑋𝐶2

Persamaan untuk menentukan impedansi pada rangkaian seri


RC adalah:

𝑍 = √𝑅2 + 𝑋𝐶2

Besarnya pergeseran fase antara arus dan tegangan pada


rangkaian seri RC adalah:

𝑉𝐶 𝑋𝐶
tan 𝜃 = =
𝑉𝑅 𝑅

D. Rangkaian RLC
Rangkaian arus bolak-balik adalah sebuah rangkaian listrik
yang terdiri dari satu atau beberapa komponen elektronika yang
dihubungkan dengan sumber arus bolak-balik. Komponen
elektronika tersebut dapat berupa resistor 𝑅 (hambatan murni),
Induktor 𝐿 atau kapasitor 𝐶

Gambar 12. Rangkaian seri RLC


Kompoenen listrik yang dipasang seri memiliki arus yang
sama yaitu 𝐼 = 𝐼𝑚 sin 𝜔𝑡 jika diubah menjadi eksponensial
maka 𝐼 = 𝐼0 𝑒 𝑖𝜔𝑡 , namun untuk tegangan pada setiap komponen
tersebut berbeda tetapi tegangan ketiga komponen tersebut
harus sama dengan tegangan sumber arusnya
Pada resistor (R)
𝑉𝑅 = 𝑉𝑅𝑀 sin 𝜔𝑡
Dengan 𝑉𝑅𝑀 = 𝐼𝑀 𝑅
Pada inductor (L)
𝜋
𝑉𝐿 = 𝑉𝐿𝑀 sin (𝜔𝑡 + )
2
Dengan 𝑉𝐿𝑀 = 𝐼𝑀 𝑋𝐿 dan 𝑋𝐿 = 𝜔𝐿
Pada kapasitor (C)
𝜋
𝑉𝐶 = 𝑉𝐶𝑀 sin (𝜔𝑡 − )
2
1
Dengan 𝑉𝐶𝑀 = 𝐼𝑀 𝑋𝐶 dan 𝑋𝐶 = 𝜔𝐶

Sehingga didapat
𝑉 = 𝑉𝑀 sin(𝜔𝑡 + Δ𝜑)
Dimana ⃑⃑⃑⃑⃑
𝑉𝑀 = ⃑⃑⃑⃑⃑⃑⃑
𝑉𝐿𝑀 + ⃑⃑⃑⃑⃑⃑⃑
𝑉𝐶𝑀 + ⃑⃑⃑⃑⃑⃑⃑
𝑉𝑅𝑀

2
𝑉𝑀 = √(𝑉𝐿𝑀 − 𝑉𝐶𝑀 )2 + 𝑉𝑅𝑀

𝑉𝑀 = √(𝐼𝑀 𝑋𝐿 − 𝐼𝑀 𝑋𝐶 )2 + (𝐼𝑀 𝑅)2

𝑉𝑀 = 𝐼𝑀 √(𝑋𝐿 − 𝑋𝐶 )2 + 𝑅2
𝑉𝑀 = 𝐼𝑀 𝑍
Dimana 𝑍 = √𝑅2 + (𝑋𝐿 − 𝑋𝐶 )2
Adapun mencari impedansi menggunakan diagram fasor
Untuk memudahkan Analisa pada rangkaian RLC digunakan
diagram fasor (diagram fase vector) seperti yang ditujukan oleh
Gambar 2.

𝑉𝐿 𝑋𝐿

𝑉𝑅
𝑅

𝑉𝐶 𝑋𝐶

Gambar 13. Diagram fasor


Dengan menganalisa gambar diagram fasor diatas dapat
diperoleh
a. Tegangan Efektik

𝑉 = √𝑉𝑅2 + (𝑉𝐿 − 𝑉𝐶 )2

b. Impedansi

𝑍 = √𝑅2 + (𝑋𝐿 − 𝑋𝐶 )2
Sehingga kuat arus 𝐼 yang mengalir pada rangkaian seri RLC
𝑉
tersebut dapat ditulis dengan persamaan 𝐼 = 𝑍

Dengan
𝐼 = kuat arus listrik (A)
𝑉 = teganganan efektif (V)
𝑍 = impedansi atau hambatan total (Ω)
adapun sifat sifat rangkaian seri RLC sebagai berikut
a. Jika 𝑋𝐿 > 𝑋𝐶 , maka rangkaian bersifat Induktif. Pada sifat ini,
𝜋
arus 𝐼 tertinggal oleh tegangan 𝑉 dengan beda fase − 2 < 𝜑 <

0
b. Jika 𝑋𝐿 < 𝑋𝐶 , maka rangkaian bersifat kapasitif. Pada sifat ini,
𝜋
arus 𝐼 mendahului tegangan 𝑉 dengan beda fase <𝜑<0
2

c. Jika 𝑋𝐿 = 𝑋𝐶 , maka rangkaian bersifat resistif (resonansi).


Pada sifat ini, arus 𝐼 dan tegangan 𝑉 sefase (𝜑 = 0). Resonansi
pada rangkaian RLC terjadi jika memenuhi syarat 𝑉 = 𝑉𝐶 dan
𝑍 = 𝑅, dengan sudut fase 𝜃 = 0, dengan menurunkan konsep
sifat resistif pada rangkaian RLC ini, maka akan diperoleh
𝑓𝑟𝑒𝑞𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑜𝑛𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑓 yaitu
𝑋𝐿 = 𝑋𝐶
1
𝜔𝐿 =
𝜔𝐶
1
𝜔2 =
𝐿𝐶

1
2𝜋𝑓 = √
𝐿𝐶
1
𝑓=
2𝜋√𝐿𝐶
Rangkaian RLC ini sering digunakan dalam penggunaan tuning
radio dan juga televisi untuk mencari frekuensi dari gelombang
radio. Skema rangkaian RLC seri ini juga sering disebut circuit
controlled.
Jika 𝑉𝑒𝑓 dan 𝜔 besarya frekuensi sudut dari sumber tegangan
arus bolak balik, maka besarnya arus efektif yang mengalir
adalah
𝑉𝑒𝑓
𝐼𝑒𝑓 =
𝑅
E. Daya Dalam Rangkaian Arus Bolak-balik
Faktor daya (cos 𝜑) merupakan perbandingan antara daya
sesungguhnya dan daya semu. Daya sesungguhnya adalah daya
yang muncul akibat adanya hambatan murni. Sementara daya
semu adalah daya yang muncul akibat adanya hambatan dari
resistor, inductor atau kapasitor dalam rangkaian alat alat litrik,
factor daya menyatakan tingkat efisiensi dari daya listrik yang
dihasilkan. Secara matematis, factor daya dapat dituliskan
sebagai berikut
𝑃𝑆𝐺 𝐼 2 𝑅 𝑅
cos 𝜑 = = =
𝑃𝑆𝑀 𝐼 2 𝑍 𝑍
Dengan
cos 𝜑 = factor daya
𝑃𝑆𝐺 = daya sesungguhnya (watt)
𝑃𝑆𝑀 = daya semua (watt)
𝑅 = hambatan resistor (Ω)
𝑍 = Habatan total / Impedansi (Ω)
𝐼 = kuat arus (𝐴)
Untuk menentukan daya sesungguhnya dapat menggunakan
persamaan
𝑃𝑆𝐺 = 𝑉𝑒𝑓 ∙ 𝐼𝑒𝑓 ∙ cos 𝜑

F. Penerapan Listrik AC Dalam Kehidupan Sehari-hari


1. Tuning Frekuensi Pada Radio

Gambar 14. Tuning pada radio

Rangkaian RLC akan beresonansi dengan suatu cara


yang sama yaitu sebagai Rangkaian LC, bersamaan dengan
terbentuknya osilator harmonik. Pada tiap-tiap osilasi akan
menyebabkan sirkuit menjadi mati dari waktu ke waktu
apabila tidak seterusnya dijalani dengan sumber. Hal inilah
yang menjadi perbedaan dan terlihat pada resistor. Reaksi
ini yang disebut sebagai redaman.

Pada penggunaan arus AC untuk sebuah rangkaian RLC


yang seri, akan menyebabkan arus listrik dapat hambatan
dari R, L, dan C. Impedansi (Z) adalah nama dari hambatan
yang terjadi tersebut. Bila ditelaah lebih lanjut,
penggabungan dengan cara vektor antara R, XL, dan XC itu
yang disebut dengan impedansi dan besarannya diketahui
dengan satuan Z tersebut. Untuk sirkuit yang terdapat pada
gambar terdapat berbagai macam jenis dari RLC. Hal ini
menyebabkan rangkaian RLC adalah jenis yang paling
banyak dipakai diantara banyaknya jenis rangkaian osilator.
Pada televisi ataupun radio, terdapat alat penerima yang
disebut tuning. Rangkaian tuning ini sangat penting, karena
penggunaannya yang untuk memilih rentang dari frekuensi
sempit pada gelombang radio.

2. Alat penghemat listrik PLN

Rangkaian Penghemat Listrik adalah suatu rangkaian


yang dibuat atau dirancang dengan tujuan untuk
menghemat penggunaan daya pada alat elektronik.
Rangkaian ini sering digunakan dalam pembuatan
stabilizer. Produk – Produk tersebut memiliki rancangan
yang akan memanipulasi dan mengatur pemakaian
listrik untuk menjalankan perangkat elektronik.
Rangkaian yang diaplikasikan dengan metode yang
sedemikian rupa ini juga bersifat fleksibel karena dapat
pula diterapkan dalam perancangan rangkaian listrik di
perumahan.
Gambar 15. Bagian dalam alat penghemat listrik

Tidak ada rangkaian khusus di dalam alat ini. Hanya


sebuah kapasitor dengan kapasitas 10µf saja dengan
kemampuan tegangan kerja hingga 400V. Pada saat
setiap perangkat elektronik dinyalakan selalu terdapat
lonjakan tegangan sementara / cosinus pada arus listrik
AC meningkat besarannya dan ini bisa terbaca di alat
ukur Voltmeter. Lonjakan inilah yang jika bisa
direduksi/diturunkan maka akan cukup berpengaruh
terhadap pemakaian listrik dan komponen yang bisa
mengurangi tejadinya peak pada cosinus arus listrik ini
adalah kapasitor yaitu dengan cara memfilternya terlebih
dahulu. Rangkaian Penghemat Listrik akan bekerja
secara optimal jika komponen yang digunakan terutama
kapasitor dapat berfungsi secara efektif dan efisien.

3. Kipas angin
Siapa yang tidak mengenal kipas angin? Kipas angin
digunakan untuk menghasilkan angin. Fungsi yang
paling utama adalah untuk penyegar udara, pendingin
udara/menjaga suhu, ventilasi dan pengering.
Perkembangan kipas angin semakin bervariasi, baik dari
segi ukuran, fungsi ataupun penempatan posisi. Ukuran
kipas angin mulai dari kipas angin mini yang dipegang
tangan hingga kipas angin berdiri.
Komponen utama kipas angin diantaranya:

 Motor penggerak, motor memiliki kumparan


utama dan kumparan bantuk yang diseri dengan
kapasitor.
 Bagian kipas, kipas yang berbentuk baling-
baling adalah bagian yang berputar dan satu
poros dengan rotor. Bagian kipas terlindungi
oleh rumah kipas berbentuk kisi-kisi atau tralis.
 Rumah kipas, bentuknya kisi-kisi atau tralis.
 Rumah motor, rumah motor adalah tempat
dudukan untuk meletakkan motor dan komponen
lain dan dibuat dari bahan ebonite.
 Stand atau dudukan kipas lengkap dengan
pengatur kecepatan. Alat ini untuk menempatkan
kipas dan rotor penggeraknya, dilengkapi dengan
alat/tombol pengatur kecepatan serta tombol
on/off motor.
Prinsip Kerja Kipas

Pada kipas angin sumber AC :

Adanya arus bolak-balik masuk menuju kipas angin.


Dalam kipas angin terdapat motor listrik yang mengubah
energi listrik menjadi energi gerak. Kumparan besi di
dalam motor listrik yang terletak pada bagian yang
bergerak beserta sepasang pipih berbentuk magnet U
pada bagian yang diam. Adanya listrik yang mengalir
pada lilitan kawat di dalam kumparan besi membuat
kumparan besi tadi menjadi sebuah magnet. Karena sifat
magnet yang saling tolak menolak pada kedua kutubnya
maka gaya tolak menolak magnet antara kumparan besi
di dalam motor listrik dan sepasang magnet tersebut
membuat gaya berputar secara periodik pada kumparan
besi tersebut.

Oleh karena baling-baling kipas angin dikaitkan ke


poros kumparan tersebut. Ada penambahan tegangan
listrik pada kumparan besi dan menjadi gaya
kemagnetan yang ditujukan untuk memperbesar
hembusan angin pada kipas angin. Cara kerja kipas
angin adalah alat yang mengubah energi listrik menjadi
energi gerak. Dengan menggunakan motor listrik yang
berguna untuk mengubah energi listrik menjadi energy
gerak.

Dalam motor listrik tersebut, ada kumparan besi yang


bergerak dan sepasang magnet U pada bagian yang
diam. Saat listrik mengalir pada lilitan kawat dalam
kumparan besi, peristiwa ini mengubah kumparan besi
menjadi magnet.

Magnet tersebut menghasilkan gaya berputar secara


periodik pada kumparan besi, Hal ini disebabkan oleh
sifat magnet yang saling tolak menolak pada kedua
kutubnya, sehingga gaya tolak menolak magnet antara
sepasang magnet dan kumparan besi membuat gaya
berputar. Oleh karena itu, poros kumparan menjadi
tempat baling-baling kipas angin dikaitkan. Untuk
memperbesar hembusan angin pada kipas angin, perlu
penambahan tegangan listrik pada kumparan besi agar
cara kerja kipas angin lebih optimal. Bila saklar
dinyalakan maka arus listrik akan mengalir pada
kumparan stator motor dan menimbulkan gaya gerak
listrik sehingga rotor motor berputar, di ujung rotor
dipasang kipas untuk mengerakan putaran kipas.

G. Cara Kerja Rangkaian Arus Listrik AC Pada Mesin Cuci


Mesin cuci merupakan peralatan rumah tangga yang saat ini
sangat dibutuhkan. Dengan adanya mesin cuci maka pekerjaan
rumah akan cepat terselesaikan karena dapat dikerjakan sambil
mencuci.
Dengan bermanfaatnya mesin cuci tidak heran kalua
produsen mesin cuci menciptakan jenis mesin cuci dengan
teknologinya yang bervariasi pula. Meskipun demikian tetap
saja cara kerja mesin cuci dirancang berputar kanan dan kiri
baik yang lama maupun yang baru.
Terlepas dari canggihnya teknologi, bentuk dan ukuran
mesin cuci timbul pertanyaan “ mengapa mesin cuci bisa
berputar kanan dan kiri”. Mari simak bersama-sama penjelasan
berikut.
Perhatikan gambar diagram kelistrikan berikut dan ini
merupakan sistem kelistrikan salah satu dari mesin cuci yang
sederhana milik saya sendiri. Mesin cuci ini berkapasitas 7 kg
dengan 2 tabung, setiap tabung memiliki fungsi yang berbeda
yaitu tabung pencuci dan pengering.
Setiap tabung memiliki masing masing 1 mesin penggerak
yang disebut dengan Wash Motor (motor pencuci) dan Spin
Motor (motor pengering). Pada Wash Motorlah dari bagian
mesin cuci bisa berputar kanan dan kiri atau sebaliknya
sementara Spin Motor hanya satu arah.
Perhatikan gambar diatas bahwa Wash Motor (1) akan
bekerja memutar jika dikendalikan oleh sebuah sakelar yang
dinamakan dengan Wash Timer (2) . Wash timer akan bekerja
sebagai sakelar pembalik arah aliran arus pada kumparan jika
sakelar diputar, diatur sesuai waktu yang ada.

Cara kerja mesin cuci bisa berputar kanan dan kiri atau
sebaliknya karena berubahnya arah fluks magnet pada
kumparan motor (Wash Motor) yang diatur oleh Wash Timer.
Sebagai ilustrasinya lihat gambar berikut ini.

Pada gambar sebelah kiri sakelar S2 (Wash Timer)


memperlihatkan arah arus (panah merah) mengalir melalui
kabel warna kuning (Yellow). Pada kondisi ini kumparan K1
Seri terhadap C atau ditulis dengan K1+C, maka K1+C bersifat
leading (Negativ) terhadap kumparan K2. Sehingga dapat di
ilustrasikan bahwa cara kerja mesin cuci bisa berputar ke kanan.

Sementara dengan berubahnya waktu, posisi S2 (Wash


Timer) pun berubah arah seperti gambar diatas sebelah kanan.
Arah arus (panah merah) mengalir melalui kabel merah (Red)
pada kondisi ini kumparan K2 seri terhadap C atau dapat di
singkat dengan K2+C.
Dengan demikian sekarang K2+C yang bersifat Leading
(negativ) terhadap kumparan K1. Sehingga dapat di ilustrasikan
cara kerja mesin cuci motor wash timer akan berputar ke arah
kiri.

Begitu seterusnya Motor mesin cuci berputar kanan dan kiri


atau sebaliknya selama wash timer tetap bekerja sesuai waktu
yang di tentukan.

1. Rangkaian Pembalik Putaran Motor Listrik 1 Fasa

Perlu diketahui bahwa motor 1 fasa selalu terdapat dua


kumparan yaitu kumparan utama dan kumparan bantu (main
winding dan auxilary winding) yang berfungsi sebagai pengeser
fasa antara satu sama lain dan diperkuat dengan tambahan
kapasitor. Berikut penjelasannya

2. Kumparan utama dan kumparan bantu sama

Yaitu sama jumlah kumparan dan sama diameter kawat,


model kumparan yang seperti ini terdapat pada motor listrik 1
fasa mesin cuci dua tabung bagian Wash (Pencuci). Biasanya
kalau kita mencuci selalu yang di operasikan adalah switch
timer yang berfugis sebagai pewaktu lama putaran ke kiri dan
ke kanan.
Untuk rangkaian pembalik putaran motor listrik 1 fasa
kontorlnya cukup dengan sakelar tukar namun menggunakan
wash timer juga bisa. Berikut gambar skema rangkaiannya;

Rangkaian Pembalik Putaran Motor Listrik 1 Fasa pada


skema rangkaian tersebut, S-On/Off adalah sakelar yang
berfungsi sebagai On atau Off nya motor listrik, S-R/L adalah
sakelar tukar yang berfungsi untuk memilih apakah mau putaran
ke kanan atau ke kiri, K1 dan K2 adalah Kumparan utama dan
kumparan bantu, karena jumlah dan diameter kawat sama
sehingga saya kasih notasi K1 dan K2 saja, yang terakhir adalah
C (Kapasitor) yang berfungsi untuk penggeser fase antara
kumparan K1 dan Kumparan K2.

3. Prinsip Kerja Rangkaian :

Prinsip kerja motor listrik 1 fasa secara umum adalah adanya


pergeseran sudut fasa setidaknya 900 listrik (jika kurang dari
900 motor tetap akan jalan yang penting ada perbedaan antara
kumparan bantu dan kumparan utama ( K1 dan K2).
Bagaimana kalau tidak ada kapasitor atau kapasitor rusak
ataupun tanpa kapasitor sama sekali jika yang ada hanya ujung
kumparan K1 dan Ujung kumparan K2 di hubungkan begitu saja
maka tidak ada pergeseran sudut phasa motor listrik 1 fasa pun
tidak akan berputar.

Kenapa harus kapasitor yang di gunakan untuk menggeser


sudut fasa?, tidak lain karena sifat dari kedua benda tersebut
prinsip kerjanya berlawanan terhadap arus dan teganagan ,
Kumparan bersifat lagging (tegangan mendahului arus) dan
kapasitor bersifat leading arus mendahului tegangan).

Sekarang mari kita amati rangkaian pembalik putaran motor


listrik 1 fasa berikut ini, jika S-R/L pada kondisi 1 atau pada
kondisi 2. Sebelum keskema rangkaian ada baiknya kita ketahui
dulu gambar pengaruh arus dan tegangan pada kedua kumparan
saat belum adanya kapasitor atau ujung kumparan K1 dan K2 di
hubungkan secara lansung yang menyatakan bahwa antara K1
dan K2 tidak memiliki Pergeseran karena keduanya sama,
sehingga dapat di gambarkan melalui gambar berikut
ini.Lagging

4. S-R/L Pada Kondisi 1 (satu)

Pada kondisi 1 (satu) motor listrik kita perkirakan akan


bergerak kearah kanan, yaitu apabila kumparan K2 dan
Kapasitor C kita hubungkan seri dengan Nilai tertentu dari
kapasitor sehingga K2 + C akan bersifat Leading terhadap K1
yang bersifat Lagging sehingga motor listrik berputar. Lihat
gambar berikut ini.Rangkaian Pembalik Putaran Motor Listrik 1
Fasa

5. S-R/L Pada Kondisi 2 (dua)

Pada kondisi 2 (dua) ini, motor listrik kita perkirakan akan


bergerak kearah kiri, yaitu apabila kumparan K1 dan Kapasitor
C kita hubungkan seri dengan Nilai tertentu dari kapasitor
sehingga K1 + C akan bersifat Leading terhadap K2 yang
bersifat Lagging sehingga motor listrik berputar kearah kiri.
Lihat juga gambar berikut iniRangkaian Pembalik Putaran
Motor Listrik 1 Fasa

Sebenarnya ada satu lagi yang ingin saya bahas yaitu jika
Kumparan Utama Dan Kumparan Bantu Berbeda (berbeda dari
jumlah dan diameter kawat kumparan) namun kayaknya capek
banget nulis dan gambarnya sekaligus, mungkin di lain waktu
akan saya sambung.

6. Rangkaian Motor 1 Phase Putar Kanan Kiri

Untuk melengkapi pembahasan diatas berikut adalah hasil


eksperiment saya tentang bagaimana saya mempraktekan
rangkaian motor 1 phase putar kiri kanan menggunakan cam
starter.

Namun sebelumnya perlu diketahui bahwa rangkaian tersebut


harus menggunakan karakteristik kumparan yang sama
meskipun sebenarnya bisa juga digunakan untuk beda
karakteristik.

Karakteristik yang sama disini saya maksudkan adalah:

1. Jumlah lilitan kumparan utama dan bantu itu sama banyak


2. Diamater kawat sama besar
3. Langkah lilitan dalam alur stator juga sama

Dari ketiga karakteristik diatas selama ini yang saya ketahui


adalah karakteristik lilitan motor mesin pencuci (Wash Motor)
pada mesin cuci. hal ini di maksudkan agar kemampuan motor
pada saat di bebani memiliki kemampuan yang sama baik pada
putaran kanan maupun kiri.

Beda halnya pada motor kapasitor pada umumnya, pada


umumnya motor listrik 1 phase tidak dirancang untuk bisa
digunakan pada putaran kanan dan kiri, melainkan hanya 1
putaran, anggap saja putaran kanan.

Kelemahan Untuk motor kapasitor (Pada umumnya) jika


dimodifikasi untuk bisa digunakan pada putaran kanan dan kiri
adalah ketika putaran kanan motor bisa mengangkat beban berat
namun pada putaran kiri motor tidak mampu karena pada
putaran kiri utamanya menggunakan kumparan bantu dengan
karekteristik sebagai berikut :

1. Diameter kawat lilitan bantu lebih kecil dari lilitan utama


2. Langkah lilitan bantu tidak sama dengan kumparan utama
(bisanya lebi sedikit).
X. Daftar Pustaka
Arief, M. (2018). Pengertian Listik 1 Phase dan 3 Phase. Diakses pada
7 Oktober 2021, dari
https://primatekniksystem.com/artikel/pengertian-listrik-1-phase-
dan-3-phase

Faradiba, N. (2021). Sejarah Penemuan Listrik, Ditemukan Pertama


Kali Secara Tidak Sengaja. Diakses pada 7 Oktober 2021, dari

https://www.kompas.com/sains/read/2021/09/03/070000923/sejarah-
penemuan-listrik-ditemukan-pertama-kali-secara-tidak-
sengaja?page=all
Pebriyanti, W. G., dkk. (2016). Arus Bolak-balik dan Penerapannya.
Diakses pada 7 Oktober 2021, dari
https://nanopdf.com/download/rangkaian-arus-bolak-balik-dan-
penerapannya_pdf

Setyawan, H. (2020). Rangkaian Listrik Arus Bolak-balik Fisika XII.


Direktorat SMA, Direktorat Jendral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN.
Tersedia dari:

https://jdih.esdm.go.id/storage/document/PM%20ESDM%20No%20
20%20Tahun%202020.pdf
DISKUSI DAN TANYA JAWAB

1. Khaula Noorul 'Ain (1908505)


Izin bertanya mengenai prinsip kerja motor listrik 1 fasa, dalam makalah
dijelaskan bahwa secara umum prinsip kerjanya, yaitu setidaknya hrus
ada pergeseran sudut fasa setidaknya 900 listrik (jika kurang dari 900
motor tetap akan jalan yang penting ada perbedaan antara kumparan
bantu dan kumparan utama ( K1 dan K2). Bagaimana jika pergeseran
sudut fasanya hanya 100-200 listrik, tapi ttp ada perbedaan antara
kumparan bantu dan kumparan utamanya, apakah motor akan ttp
berfungsi? Terimakasih.
Jawab:
Tetap akan berubah arahnya, yang penting ada perbedaan antara
kumparan bantu dan kumparan utama

2. Desmitha Prafitri Alwi (1903354)


Pada makalah, kelompok 5 menyebutkan bahwa salah satu penerapan
listrik AC dalam kehidupan sehari-hari itu pada alat penghemat listrik
PLN. Bagaimana proses dan prinsip kerjanya sehingga listrik AC bisa
diterapkan menjadi alat penghemat listrik? Bisa tolong lebih dijelaskan,
terimakasih🙏🏻
Jawab:
Rangkaian Penghemat Listrik adalah suatu rangkaian yang dibuat atau
dirancang dengan tujuan untuk menghemat penggunaan daya pada alat
elektronik. Rangkaian ini sering digunakan dalam pembuatan stabilizer.
Produk – Produk tersebut memiliki rancangan yang akan memanipulasi
dan mengatur pemakaian listrik untuk menjalankan perangkat elektronik.
Rangkaian yang diaplikasikan dengan metode yang sedemikian rupa ini
juga bersifat fleksibel karena dapat pula diterapkan dalam perancangan
rangkaian listrik di perumahan. Tidak ada rangkaian khusus di dalam alat
ini. Hanya sebuah kapasitor dengan kapasitas 10µf saja dengan
kemampuan tegangan kerja hingga 400V. Pada saat setiap perangkat
elektronik dinyalakan selalu terdapat lonjakan tegangan sementara /
cosinus pada arus listrik AC meningkat besarannya dan ini bisa terbaca
di alat ukur Voltmeter. Lonjakan inilah yang jika bisa
direduksi/diturunkan maka akan cukup berpengaruh terhadap pemakaian
listrik dan komponen yang bisa mengurangi tejadinya peak pada cosinus
arus listrik ini adalah kapasitor yaitu dengan cara memfilternya terlebih
dahulu. Rangkaian Penghemat Listrik akan bekerja secara optimal jika
komponen yang digunakan terutama kapasitor dapat berfungsi secara
efektif dan efisien.

3. Triska Sukmawati (1906204)


Dikatakan pada makalah ini listrik yang kita gunakan sehari-hari dari
PLN adalah listrik AC. Sebenarnya mengapa demikian? Apakah
kelebihan serta keunggulan dari listrik AC ini dibanding DC sehingga
tidak menggunakan arus DC? Terimakasih
Jawab:
Jika PLN menggunakan arus listrik searah (DC) maka akan kehilangan
sebagian energinya sewaktu disalurkan pada tegangan tinggi. Oleh sebab
itu mengirimkan arus searah melalui kabel tegangan tinggi yang
diperlukan untuk pengiriman jarak jauh tidaklah ekonomis. Dengan
menggunakan arus bolak-balik (AC), listrik tegangan tinggi dapat
disalurkan dengan lebih murah daripada arus searah dan tegangannya
pun bisa dinaikkan atau diturunkan cukup dengan mengaktifkan
transformator. Sehingga PLN akan lebih efektif menggunakan arus
bolak-balik (AC)

4. Zaqira Salsabila (1906089)


Mengapa banyak peralatan listrik yang menggunakan Arus bolak-balik?
Bagaimana karakteristik dari Arus bolak-balik?
Jawab:
 Lebih Mudah Dirubah (Konversi)
 Lebih Mudah Dirubah Besaran Tegangan Dan Arusnya
(Transformasi)
 Lebih Hemat Untuk Transmisi
Karakteristik arus AC antara lain nilai arus listriknya selalu
berubah-ubah atau tidak konstan terhadap waktu, polaritasnya
selalu berubah-ubah pada masing-masing terminalnya, dan
bentuk gelombang sinusoidal.

5. Dewi Sri Hesti (1906331)


Dalam kehidupan sehari-hari bagaimana kegunaan dari rangkaian
resistif, rangkaian induktif, dan rangkaian kapasitif?
Jawab:
 Contoh peralatan listrik yang memakai prinsip kerja beban
resistif adalah setrika listrik, solder listrik, rice cooker, lampu
pijar, dan lain-lain yang menggunakan elemen pemanas lainnya.
Yang dimana elemen panas tersebut bekerja menghambat arus
yang melewatinya sehingga dapat mengakibatkan energi panas
yang dapat kita gunakan
 Contoh peralatan listrik yang memakai prinsip kerja beban
induktif adalah motor listrik atau dynamo pada pompa air, kipas
angin, mesin cuci, blender, dan lain-lain. Prinsip kerja beban
induktif ini bekerja dengan mengandalkan medan magnet
 Contoh paling umum untuk peralatan listrik dengan prinsip kerja
beban kapasitif ini adalah kapasitor

Anda mungkin juga menyukai