Anda di halaman 1dari 328

PENGARUH LKS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

(CTL) BERBASIS ANDROID TERHADAP HASIL BELAJAR


SISWA PADA KONSEP GETARAN HARMONIK
(Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 15 Kota Tangerang)

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

KHIKMATUL MUNGAWANAH
NIM 1111016300023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
ABSTRAK

KHIKMATUL MUNGAWANAH, NIM. 1111016300023. Pengaruh LKS Contextual


Teaching and Learning (CTL) Berbasis Android Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Konsep Getaran Harmonik. Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh LKS Contextual Teaching and
Learning (CTL) berbasis Android terhadap hasil belajar siswa pada konsep getaran
harmonik. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 15 Kota Tangerang pada kelas XI
MIA 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI MIA 1 sebagai kelas kontrol. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Januari 2016. Penentuan sampel dalam penelitian ini
berdasarkan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah tes objektif
pilihan ganda dan nontes berupa angket. Data hasil instrumen tes dianalisis secara
kuantitatif, sedangkan data hasil instrumen nontes dianalisis secara kualitatif.
Berdasarkan analisis data tes, disimpulkan bahwa terdapat pengaruh LKS Contextual
Teaching and Learning (CTL) berbasis Android terhadap hasil belajar siswa pada konsep
getaran harmonik. Hal tersebut didasarkan pada hasil uji hipotesis menggunakan uji
Mann-Whitney terhadap data posttest. Nilai sig.(2-tailed) sebesar 0,002, sedangkan nilai
taraf signifikansi sebesar 0,05 atau sig.(2-tailed) < 0,05. Berdasarkan analisis data non
tes, disimpulkan bahwa respon siswa terhadap penggunaan LKS Contextual Teaching
and Learning (CTL) berbasis Android dalam proses pembelajaran fisika pada konsep
getaran harmonik berada dalam kategori baik dengan presentase 76,3%. Hal tersebut
didasarkan pada hasil perhitungan angket dengan menggunakan model Skala Likert.
Pembelajaran menggunakan LKS Contextual Teaching and Learning (CTL) berbasis
Android unggul dalam meningkatkan jenjang kognitif C2 (memahami), C3
(menerapkan), dan C4 (menganalisis).

Kata Kunci : LKS Contextual Teaching and Learning (CTL), Android, Hasil Belajar,
Getaran Harmonik

iv
ABSTRACT

KHIKMATUL MUNGAWANAH, NIM. 1111016300023. The Influence of Android


based Contextual Teaching and Learning (CTL) Students Worksheet on The Students
Learning Achievment of The Harmonic Vibration Concept. Undergraduate Thesis of
Physics Education Program, Science Education Department, Faculty of Tarbiya and
Teachers Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2016.

This research aimed to determine the influence of android based Contextual Teaching
and Learning (CTL) students worksheet on the students learning achievement of the
harmonic vibration concept. This research was conducted at SMA Negeri 15 Kota
Tangerang in XI MIA 2 as the experimental class and XI MIA 1 as the control class. This
research was conducted on January 2016. The sample of this research was taken by
purposive sampling technique. The instruments used in the test instrument in the form of
multiple choice objective test and non-test instrument in the form of questionnaire. The
result of the test instruments data were analyzed in quantitative, while the result of non-
test instruments data were analyzed in qualitative. Based on the analysis of the test data,
it is concluded that there is the influence of Android based Contextual Teaching and
Learning (CTL) students worksheet on the students learning achievment of the harmonic
vibration concept. It is based on the result of hypothesis testing using Mann-Whitney test
on posttest data. The value of sif.(2-tailed) is 0.002, while the level of significance is 0.05
or sig.(2-tailed) < 0.05. Based on the analysis of the non-test data, it is concluded that
students responses to the use of android based Contextual Teaching and Learning (CTL)
students worksheet in the process of learning physics on harmonic vibration concept are
in good category with a percentage of 76.3%. It is based on the result of calculations
using the questionnaire Likert Scale models. Learning by using android based Contextual
Teaching and Learning (CTL) students worksheet could improve the students cognitive
level of C2 (understand), C3 (apply), and C4 (analyze).

Keywords : Contextual Teaching and Learning (CTL) Students Worksheet, Android,


Learning Outcomes, Harmonic Vibration Concept.

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan
rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Besar
Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabat dan para pengikutnya yang
senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT. Atas ridho-Nya, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh LKS Contextual Teaching And
Learning (CTL) Berbasis Android Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep
Getaran Harmonik”.
Apresiasi dan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Secara khusus, apresiasi dan terima kasih
tersebut disampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dwi Nanto, Ph.D, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus sebagai
dosen pembimbing I yang telah memberikan waktu, arahan, dan saran untuk
membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Devi Solehat, M.Pd, selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan waktu,
arahan, dan bimbingan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
5. Seluruh dosen, staff, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya
Jurusan Pendidikan IPA Program Studi Pendidikan Fisika yang telah memberikan
ilmu pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama proses perkuliahan.
6. Bapak Drs. H. Romli S, M.Si, selaku Kepala SMA Negeri 15 Kota Tangerang yang
telah memberikan izin penelitian kepada penulis.
7. Ibu Heni Herawati, M.Pd, selaku guru mata pelajaran fisika yang telah membimbing
penulis selama penelitian berlangsung.
8. Dewan guru, staff, karyawan, dan siswa-siswi SMA Negeri 15 Kota Tangerang yang
telah memberikan bantuan kepada penulis selama penelitian.

vi
9. Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Jasman, Ibunda Siti
Khasanah, S.Pd, Adik Aji Firmansyah dan keluarga besar yang tiada henti
memberikan kasih sayang, dukungan dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi.
10. Teman-teman seperjuangan Fisika angkatan 2011, khususnya sahabat-sahabat di
Cucok Rumpi (Ardilla, Upi, Anjani, Dita, Yusina, Kiki, Rachmawati, Umi, Mutia dan
Shinta), kaka kelas dan adik kelas Fisika yang telah memberi bantuan, inspirasi dan
motivasi.
11. Teman-teman di kosan Mawar (Retno, Rachmawati, Dyah, Umi, Mayang, Delis,
Jamilah, dan Fatma) yang tiada henti memberikan bantuan, motivasi dan doa.
12. Sahabat-sahabat Afrika Nur Dwiyana, S.E, Fathia Pristiani Widyaningsih, S.Pd,
Lenny Prastiwi, S,Pd, Mutia Dewi Kurniati, AMK, Maya Farida, S.E, Faisal Azmi,
S.Si, Joan Riffaldy, S.Si, Jimmy Rachmat Wirawan, S.H yang tiada henti
memberikan bantuan, motivasi dan doa.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu dalam
penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini. Oleh karena itu, demi kesempurnaan penulisan selanjutnya, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Akhir kata penulis ucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini,
semoga apa yang telah dihasilkan dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua.

Jakarta, Februari 2016

Penulis

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... i


SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ........................................ iii
ABSTRAK ................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR .............................................................................. vi
DAFTAR ISI ............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xii
DAFTAR TABEL .................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ......................................................... 5
D. Perumusan Masalah .......................................................... 6
E. Tujuan Penelitian .............................................................. 6
F. Manfaat Penelitian ............................................................ 7
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR
DAN HIPOTESIS .................................................................. 8
A. Kajian Teoritis ................................................................... 8
1. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) .................................. 8
a. Pengertian LKS ................................................... 8
b. Tujuan Penyusunan LKS .................................... 10
c. Macam-Macam Bentuk LKS .............................. 11
d. Unsur-Unsur LKS sebagai Bahan Ajar ............... 12
e. Penulisan LKS .................................................... 13
2. Contextual Teaching and Learning (CTL) ................ 14
a. Pengertian Contextual Teaching and
Learning (CTL) .................................................... 14
b. Elemen dan Karakter Contextual Teaching
and Learning (CTL) ............................................. 16

viii
c. Prinsip Pembelajaran Contextual Teaching
and Learning (CTL) ............................................. 16
d. Penerapan Contextual Teaching and
Learning (CTL) di Kelas ..................................... 19
e. Perbedaan Contextual Teaching and Learning
(CTL) dengan Pembelajaran Konvensional ......... 20
3. LKS Contextual Teaching and Learning (CTL) ......... 21
4. Android ...................................................................... 21
a. Pengertian Smartphone ....................................... 21
b. Pengertian Android ............................................. 24
c. Fitur Android ...................................................... 25
d. Software Pendukung Android ............................. 26
1) Java .............................................................. 26
2) Eclipse .......................................................... 27
3) Java Eclipse .................................................. 28
4) ADT (Android Development Tools).............. 29
5) SDK (Software Development Kit)................. 29
e. Sistem Operasi Android ...................................... 30
5. Hasil Belajar ............................................................... 36
a. Pengertian Belajar ............................................... 36
b. Pengertian Hasil Belajar ..................................... 36
c. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .......... 38
6. Kajian Konsep ............................................................ 39
a. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Getaran Harmonik ............................................... 39
b. Peta Konsep Getaran Harmonik .......................... 40
c. Materi Konsep Getaran Harmonik ...................... 42
1) Getaran Harmonik ........................................ 42
2) Persamaan Getaran Harmonik ..................... 43
3) Gerak Harmonik pada Pegas dan
Ayunan Sederhana ........................................ 46

ix
B. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................... 49
C. Kerangka Berpikir ............................................................. 51
D. Hipotesis Penelitian ........................................................... 54
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................... 55
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... 55
B. Metode Penelitian .............................................................. 55
C. Desain Penelitian ............................................................... 55
D. Variabel Penelitian ............................................................ 56
E. Populasi dan Sampel ......................................................... 56
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 57
G. Instrumen Penelitian .......................................................... 57
1. Instrumen Tes ............................................................. 58
2. Instrumen Non Tes ..................................................... 59
H. Kalibrasi Instrumen ........................................................... 60
1. Kalibrasi Instrumen Tes ............................................. 60
a. Uji Validitas ........................................................ 60
b. Reliabilitas .......................................................... 61
c. Taraf Kesukaran .................................................. 63
d. Daya Pembeda .................................................... 64
2. Kalibrasi Instrumen Non Tes ..................................... 65
I. Teknik Analisis Data Tes .................................................. 66
1. Uji Prasyarat Analisis ................................................. 66
a. Uji Normalitas ..................................................... 66
b. Uji Homogenitas ................................................. 68
2. Uji Hipotesis .............................................................. 68
a. Data Berdistribusi Normal dan Homogen ........... 68
b. Data Berdistribusi Normal dan Heterogen .......... 69
c. Data Tidak Berdistribusi Normal ......................... 70
J. Uji N-Gain ......................................................................... 71
K. Analisis Data Non Tes ...................................................... 71
L. Hipotesis Statistik .............................................................. 73

x
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................... 74
A. Hasil Penelitian ................................................................. 74
1. Hasil Pretest ............................................................... 74
2. Hasil Posttest .............................................................. 76
3. Rekapitulasi Hasil Belajar .......................................... 77
a. Data Hasil Pretest dan Posttest ........................... 77
b. Kemampuan Kognitif Siswa ............................... 78
4. Hasil Uji Prasyarat Analisis Statistik .......................... 80
a. Uji Normalitas ..................................................... 80
b. Uji Homogenitas ................................................. 81
5. Hasil Uji Hipotesis ..................................................... 82
6. Hasil Analisis Data Angket ........................................ 83
B. Pembahasan ....................................................................... 83
BAB V PENUTUP .............................................................................. 89
A. Kesimpulan ....................................................................... 89
B. Saran .................................................................................. 89
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 90

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Langkah Penyusunan Bahan Ajar ...................................... 9


Gambar 2.2 Android Application Framework ....................................... 26
Gambar 2.3 Ilustrasi Logo Android Versi 1.5 (Cupcake) ...................... 31
Gambar 2.4 Ilustrasi Logo Android Versi 1.6 (Donut) ........................... 32
Gambar 2.5 Ilustrasi Logo Android Versi 2.1 (Eclair) ........................... 32
Gambar 2.6 Ilustrasi Logo Android Versi 2.2 (Froyo: Frozen Yoghurt) 33
Gambar 2.7 Ilustrasi Logo Android Versi 2.3 (Gingerbread) ................ 33
Gambar 2.8 Ilustrasi Logo Android Versi 3.0 (Honeycomb) .................. 34
Gambar 2.9 Ilustrasi Logo Android Versi 4.0 (Ice Cream Sandwich) .... 34
Gambar 2.10 Ilustrasi Logo Android Versi 4.1 (Jelly Bean) .................... 35
Gambar 2.11 Ilustrasi Logo Android Versi 4.4 (KitKat) .......................... 35
Gambar 2.12 Peta Konsep Getaran Harmonik ......................................... 41
Gambar 2.13 Getaran Harmonik dari Benda pada Ujung Pegas Vertikal . 47
Gambar 2.14 Ayunan Sederhana dengan Gaya F = mg sin 𝜃 ................... 48
Gambar 2.15 Kerangka Berpikir .............................................................. 53
Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas A
dan Kelas B.......................................................................... 74
Gambar 4.2 Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen ........................................................ 76
Gambar 4.3 Grafik Jenjang Kognitif Hasil Pretest dan Posttest
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ................................. 78
Gambar 4.4 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ................................. 79

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning


(CTL) dengan Pembelajaran Konvensional ............................. 20
Tabel 2.2 Hubungan Antara y,v, dan a terhadap t dalam selang waktu
Antara t = 0 sampai dengan t = T sekon .................................. 45
Tabel 3.1 Desain Penelitian ..................................................................... 56
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes .......................................................... 58
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Non Tes (Angket) ................................... 59
Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai rpbi .................................. 61
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes ........................................... 61
Tabel 3.6 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen ............................. 62
Tabel 3.7 Taraf Kesukaran ...................................................................... 63
Tabel 3.8 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes ............................... 64
Tabel 3.9 Kategori Daya Pembeda .......................................................... 65
Tabel 3.10 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes ................................. 65
Tabel 3.11 Uji Validitas Instrumen Non Tes ............................................ 66
Tabel 3.12 Interpretasi Gain Score Ternormalisasi ................................... 71
Tabel 3.13 Penskoran Alternatif Jawaban Pertanyaan Angket ................. 72
Tabel 3.14 Kategori Angket Siswa ............................................................ 72
Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest
Kelas A dan Kelas B ............................................................... 75
Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ..................................... 77
Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ..................................... 77

xiii
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ...................................... 80
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ..................................... 81
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis Pretest dan Posttest
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ..................................... 82
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Angket Respon Siswa ................................. 83

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pra Penelitian ...................................................................... 94


A. Rekapan Hasil Wawancara ............................................... 94
B. Kisi-Kisi Instrumen Tes .................................................... 99
C. Uji Coba Instrumen Tes ..................................................... 101
D. Hasil Uji Coba Instrumen Tes ........................................... 132
E. Instrumen Tes Setelah Uji Coba ....................................... 134
F. Kisi-Kisi Instrumen Non Tes (Angket) ............................. 152
G. Instrumen Non Tes (Angket) ............................................. 153
H. Lembar Uji Validitas Instrumen Non Tes ......................... 155
I. Print Screen LKS CTL Berbasis Android ......................... 157
J. Validasi Ahli Media .......................................................... 162
K. Validasi Ahli Materi .......................................................... 166

Lampiran 2 Proses Penelitian ................................................................. 170


A. RPP Kelas Kontrol ............................................................ 170
B. RPP Kelas Eksperimen ..................................................... 213

Lampiran 3 Pasca Penelitian ................................................................... 259


A. Hasil Pretest ...................................................................... 259
B. Hasil Posttest ..................................................................... 266
C. Uji Normalitas Data Pretest .............................................. 273
D. Uji Normalitas Data Posttest ............................................. 274
E. Uji Homogenitas Data Pretest .......................................... 275
F. Uji Homogenitas Data Posttest ......................................... 276
G. Uji Hipotesis Data Pretest ................................................. 277
H. Uji Hipotesis Data Posttest ............................................... 278
I. Perhitungan Nilai Rata-Rata Jenjang Kognitif Pretest ..... 279
J. Perhitungan Nilai Rata-Rata Jenjang Kognitif Posttest ..... 281

xv
K. Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar Setiap Jenjang
Kognitif Kelas Kontrol & Kelas Eksperimen ................... 283
L. Data Angket Respon Siswa ................................................ 284

Lampiran 4 Surat-Surat Penelitian ........................................................ 285


A. Surat Ijin Wawancara ........................................................ 285
B. Surat Pernyataan Wawancara ............................................ 288
C. Surat Keterangan Wawancara ........................................... 294
D. Surat Ijin Penelitian ........................................................... 297
E. Surat Keterangan Penelitian .............................................. 299
F. Lembar Uji Referensi ........................................................ 300
G. Biodata Penulis .................................................................. 312

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kondisi kehidupan yang semakin kompleks, penuh tantangan dan masalah, serta
tuntutan yang semakin tinggi, membutuhkan manusia-manusia berkualitas.
Menjadikan manusia yang berkualitas diantaranya melalui pendidikan. Pendidikan bisa
diartikan sebagai upaya mencerdaskan bangsa, menanamkan nilai-nilai moral dan
agama, membina kepribadian, mengajarkan pengetahuan, melatih kecakapan,
keterampilan, dan lain-lain.1 Pendidikan dilaksanakan melalui tiga jalur, yaitu
pendidikan formal, pendidikan nonformal dan pendidikan informal. Jalur pendidikan
formal merupakan pendidikan sistem persekolahan.2 Menurut Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003, pendidikan formal didefinisikan sebagai berikut “Pendidikan formal
adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.”3
Pendidikan sangat erat kaitannya dengan belajar. Secara sederhana belajar
adalah perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena
pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir.4
Belajar juga tidak terlepas dari proses pembelajaran di sekolah, agar nantinya siswa
menerima ilmu dengan baik. Pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh
seorang guru atau pendidik untuk membelajarkan siswa yang belajar. 5 Dalam
keseluruhan proses pembelajaran terjadilah interaksi antara berbagai komponen.
Komponen yang dimaksudkan disini yaitu guru dan siswa. Masing-masing komponen

1
Nana Syaodih Sukmadinata, Kurikulum & Pembelajaran Kompetensi, (Bandung: PT Refika
Aditama, 2012),h.1
2
Suprijanto, Pendidikan Orang Dewasa Dari Teori Hingga Aplikasi, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2008),h.6
3
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional,h.2
4
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta : Kencana, 2013),h.16
5
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum & Pembelajaran,
(Jakarta: Raja Grafindo,2011),h.128

1
2

diusahakan saling mempengaruhi sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan dan


pengajaran. Terdapat beberapa permasalahan terkait pembelajaran di sekolah, satu
diantaranya yaitu hasil belajar fisika siswa yang rendah.
Hasil belajar fisika yang tergolong rendah dapat diketahui berdasarkan laporan
TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study). Laporan TIMSS
tahun 2011 menyebutkan bahwa nilai rata-rata sains siswa Indonesia menempati urutan
ke-40 dari 42 negara.6 Kemudian jika dilihat dari kompetensi inti dan kompetensi dasar
pada silabus, konsep getaran hamonik merupakan salah satu konsep fisika yang sulit
untuk dipahami. Pernyataan ini juga didukung dengan hasil wawancara yang telah
dilakukan oleh penulis. Hasil wawancara yang diperoleh salah satunya yaitu, mendata
konsep fisika yang sulit dipahami oleh siswa dan getaran harmonik merupakan konsep
yang paling banyak disebutkan. Konsep ini sebelumnya disajikan hanya dalam bentuk
teks sehingga siswa kurang memahami.
Rendahnya hasil belajar fisika siswa disebabkan oleh banyak faktor. Faktor-
faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa terdiri dari faktor internal dan faktor
eksternal.7 Faktor internal meliputi; intelegensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi
siswa. Sedangkan faktor eksternal merupakan peran guru sebagai pengelola
pembelajaran, dimana guru harus mampu menerapkan pendekatan, model, metode,
strategi pembelajaran, bahan ajar ataupun media yang tepat yang menekankan pada
pembelajaran siswa aktif.8
Solusi alternatif mengatasi rendahnya hasil belajar fisika siswa pada konsep
getaran harmonik yaitu dengan menggunakan bahan ajar. Penggunaan bahan ajar yang
tepat sesuai kebutuhan siswa diharapkan mampu meningkatkan pemahaman konsep
fisika sekaligus membangkitkan motivasi siswa untuk semangat belajar fisika. Bahan
ajar yang bersifat sederhana yaitu LKS (Lembar Kegiatan Siswa). LKS merupakan

6
Asep Sapa’at, Kemana Arah Pendidikan Indonesia?,2014, (www.Republika.co.id)
7
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta : Rineka Cipta,2010),h.54
8
M Misbakhul Munir, dkk, LKS Berbasis Analisis Wacana Fisika Dilengkapi dengan
Eksperimen Dalam Pembelajaran Fisika di SMA, Jurnal Edukasi UNEJ, Vol.1, h.31
3

lembaran-lembaran berisi tugas yang dikerjakan oleh peserta didik, yang berisi
petunjuk dan langkah-langkah dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.9
Berdasarkan hasil wawancara di tiga sekolah yang berada di Kota Tangerang
diketahui bahwa LKS yang banyak digunakan di sekolah-sekolah, merupakan LKS
yang dibuat oleh penerbit. LKS tersebut pada umumnya belum melibatkan siswa dalam
proses penemuan. Sebaiknya LKS dibuat oleh guru bidang studi dikarenakan guru
tersebut yang mengetahui kondisi siswa saat belajar di kelas dan kemampuan siswanya.
Hal tersebut menggugah keinginan penulis, untuk membuat LKS yang inovatif dan
dapat melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Penulis pun memanfaatkan
perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin berkembang, dalam hal ini
yaitu handphone. Kini handphone tidak hanya digunakan untuk mengirim pesan dan
telephone saja, tetapi bisa juga digunakan untuk media hiburan, media informasi dan
media pembelajaran. Handphone yang telah berkembang sedemikian rupa ini dikenal
dengan sebutan smartphone.
Saat ini terdapat beberapa basis sistem operasi pada smartphone seperti,
Blackberry, iPhone, Windows Phone, S40, Android dan lain-lain. Berdasarkan data dari
IDC (International Data Corporation) pada tahun 2014 kombinasi pangsa pasar dari
Android buatan Google dan iOS buatan Apple berhasil menyentuh angka sebesar
96,3%. Namun perangkat berbasis Android masih unggul dibandingkan dengan iOS,
hal ini dibuktikan dengan adanya 1,059 miliar perangkat berbasis Android di tahun
2014.10 Kesuksesan Android ini tidak lepas dari sifatnya yang terbuka (open source)
yaitu dapat memberikan sumber kode perangkat lunak gratis sehingga para
pengembang bisa mengembangkan, mendistribusikan dan menggandakannya tanpa
perlu membayar lisensi apapun.

9
Diani Asyhari, dkk., Pengaruh LKS Dalam Pembelajaran Problem Based Instruction Terhadap
Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI SMA N 2 Pariaman, Pillar Of Physics Education, Vol.2 Oktober
2013,h.66
10
DEL dan Wicak Hidayat, iOS dan Android Berjaya Blackberry Menghilang, 26 Februari
2015, (www.kompas.com)
4

Berdasarkan penjelasan tersebut, smartphone Android dimanfaatkan sebagai


media perantara pembuatan LKS dan diperlukan LKS yang dapat memberikan
kesempatan kepada siswa untuk belajar dari permasalahan yang ada dalam kehidupan
sehari-hari. Untuk mengatasi masalah tersebut dapat menggunakan model
pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning). Model pembelajaran CTL
adalah sistem yang merangsang otak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan
makna. Pembelajaran ini juga melibatkan para siswa dalam aktivitas penting yang
membantu mereka mengkaitkan pelajaran akademis dengan konteks kehidupan nyata
yang mereka hadapi.11 Perpaduan LKS Contextual Teaching and Learning (CTL) ini
dikembangkan berdasarkan kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikap. Guru
dituntut untuk lebih kreatif, inovatif, dan produktif dengan memanfaatkan bahan ajar
berbasis pendekatan ilmiah yang meliputi aspek mengamati, menanya, menalar,
mencoba dan mengkomunikasikan. LKS Contextual Teaching and Learning (CTL)
fisika yang dilengkapi dengan praktikum telah disusun oleh peneliti berdasarkan
pendekatan sains, sehingga cocok untuk digunakan di sekolah yang menggunakan
kurikulum 2013.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin menerapkan LKS Contextual
Teaching and Learning (CTL) berbasis Android pada pembelajaran fisika dan untuk
mengetahui pengaruhnya terhadap hasil belajar fisika siswa. Untuk mendapatkan
jawaban ini, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul: “Pengaruh LKS
Contextual Teaching and Learning (CTL) Berbasis Android Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Konsep Getaran Harmonik”

11
Nur Okta Wiliani, Penerapan Pembelajaran IPA Terpadu Menggunakan LKS Berbasis
Contextual Teaching And Learning (CTL) Pada Siswa Kelas VII SMP N 1 Dukuhseti Pati, Skripsi,
Universitas Negeri Semarang, 2013, h.15, dipublikasikan.
5

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dapat di
identifikasi beberapa masalah yaitu:
1. Hasil belajar fisika siswa masih tergolong rendah pada materi getaran harmonik.
2. LKS pada mata pelajaran fisika SMA yang biasa digunakan di sekolah kurang
mampu dalam mengkonstruk pengetahuan para siswa.
3. Minimnya media pembelajaran yang menarik dan bermutu ketika siswa belajar di
dalam kelas.
4. Smartphone Android belum banyak dimanfaatkan untuk pembelajaran dalam dunia
pendidikan, khususnya oleh para siswa.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan indentifikasi masalah, peneliti membatasi
masalah yang akan diteliti agar penelitian menjadi fokus dan mendalam. Adapun
batasan masalah pada penelitian ini yaitu:
1. Pengukuran hasil belajar siswa mengacu pada Taksonomi Bloom yang telah
direvisi. Ranah kognitif yang diukur dalam penelitian ini adalah tingkatan C1
(mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan), dan C4 (menganalisis).
2. LKS yang dibuat sesuai dengan prinsip dari model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning (CTL) diantaranya; konstruktivisme (constructivism),
menemukan (inquiry), bertanya (questioning), masyarakat belajar (Learning
Community), pemodelan (modelling), refleksi (reflection), dan penilaian
sebenarnya (authentic assessment).
6

3. Aplikasi dibuat di atas platform Android sehingga dimungkinkan hanya dapat


dijalankan pada smartphone berbasis Android. Sistem operasi Android yang
digunakan minimal versi 2.3 (Gingerbread). Pembuatan aplikasi ini menggunakan
Android SDK, Android Development Tools (ADT), Eclipse Kepler dan Java
Development Kit 7.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan judul yang telah dibuat, rumusan masalah dalam penelitian ini:
1. Apakah terdapat pengaruh LKS Contextual Teaching and Learning (CTL) berbasis
Android terhadap hasil belajar siswa pada konsep getaran harmonik?
2. Bagaimana peningkatan pada setiap jenjang kognitif dengan menggunakan LKS
Contextual Teaching and Learning (CTL) berbasis Android pada konsep getaran
harmonik?
3. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan LKS
Contextual Teaching and Learning (CTL) berbasis Android pada konsep getaran
harmonik?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yaitu;
1. Mengetahui pengaruh LKS Contextual Teaching and Learning (CTL) berbasis
Android terhadap hasil belajar siswa pada konsep getaran harmonik.
2. Mengetahui peningkatan setiap jenjang kognitif dengan menggunakan LKS
Contextual Teaching and Learning (CTL) berbasis Android pada konsep getaran
harmonik.
3. Mengetahui respon siswa terhadap LKS Contextual Teaching and Learning (CTL)
berbasis Android yang digunakan dalam pembelajaran fisika pada konsep getaran
harmonik.
7

F. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Meningkatkan hasil belajar siswa dengan memanfaatkan smartphone Android
sebagai media pembelajaran, serta menambah pengalaman belajar siswa yang aktif,
menarik dan menyenangkan.
2. Diharapkan menjadi salah satu dorongan agar nantinya para pendidik dapat
membuat bahan ajar yang lebih kreatif dan inovatif, serta sesuai dengan yang
dibutuhkan siswa.
3. Memberikan pengalaman langsung yang menarik dan menyenangkan dalam proses
pembelajaran dengan penggunaan LKS Contextual Teaching and Learning (CTL)
berbasis Android.
BAB II
KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teoritis
1. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
a. Pengertian LKS
Sumber belajar dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu : reading
materials and resources (materi dan sumber bacaan) meliputi buku teks, LKS,
ensiklopedia, buku referensi, dan beberapa bagian materi yang dicetak/diprint; non
reading materials and resources (materi dan sumber bukan bacaan) meliputi gambar,
film, rekaman, darmawisata, dan sumber masyarakat.1 Media dalam proses belajar-
menagajar salah satunya adalah bahan ajar.
Bahan ajar adalah sebuah persoalan pokok yang tidak bisa dikesampingkan
dalam satu kesatuan pembahasan yang utuh tentang cara pembuatan bahan ajar.2
Menurut Chomsin S Widodo dan Jasmadi, bahan ajar adalah seperangkat sarana atau
alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan dan
cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka
mencapai tujuan yang diharapkan.3 Bentuk bahan ajar antara lain berupa buku
pelajaran, modul, handout, LKS, maket dan sebagainya.4
Secara teknis, bahan ajar dapat di desain sebagai representasi penjelasan guru,
dosen atau instruktur di depan kelas di samping berperan sebagai pedoman kegiatan
pembelajaran termasuk target dan sarana yang hendak dicapai. 5 Bahan ajar memiliki
keragaman dari sisi tugas yang ingin dilakukan siswa. Tugas-tugas tersebut biasanya

1
J Jarolimek, Social Studies in Elementery Education,7thed, (New York: Macmillan Pubishing
Company,1985),h.80
2
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Yogyakarta: Diva Press,
2013), Cet V,h.16
3
Chomsin S Widodo dan Jasmadi, Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi,
(Jakarta : Elex Media Komputindo, 2008),h.40
4
Andi Prastowo,op.cit.,h.17
5
Muhammad Yaumi, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta : Kencana, 2013),h.245

8
9

menuntut adanya aktivitas dari para siswanya.6 Langkah penyusunan bahan ajar dapat
digambarkan sebagai berikut: 7

Menentukan Menentukan
Menentukan Judul Kemampuan Utama Kemampuan Spesifik

Pengembangan Outline Outline

Periksa Ulang

Modul Ajar

Gambar 2.1 Langkah Penyusunan Bahan Ajar


Dalam penelitian ini bahan ajar yang digunakan yaitu LKS. LKS (Lembar
Kegiatan Siswa) adalah bentuk buku latihan atau pekerjaan rumah yang berisi soal-soal
sesuai dengan materi pelajaran. LKS dapat disajikan sebagai alat evaluasi sekaligus
sumber pembelajaran karena dalam LKS disajikan rangkuman-rangkuman materi.8
Referensi lain menyebutkan, lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah
lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik, lembar
kegiatan biasanya berupa petunjuk atau langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu
tugas.9
LKS memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh siswa
untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar
sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh.10 Perlu diketahui bahwa

6
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: GP Press Group,
2013),h.190
7
Chomsin S Widodo dan Jasmadi, Op.cit.,h.46
8
Kokom Komalasari, op.cit.,h.117
9
Diknas, Pedoman Umum Pemilihan dan Pemanfaatan Bahan Ajar, (Jakarta: Ditjen
Dikdasmenum,2004)
10
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta : Prestasi Pustaka,
2007),h.73
10

tugas-tugas di dalam LKS tidak akan dapat dikerjakan oleh peserta didik secara baik
apabila tidak dilengkapi dengan buku atau referensi lain yang terkait dengan materi
tugasnya.11
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa LKS adalah salah
satu bentuk dari bahan ajar yang digunakan untuk membantu guru dalam proses
pembelajaran yang berisikan rangkuman materi dan soal-soal sesuai dengan konsep
yang dipelajari. Terdapat perbedaan pada LKS yang dibuat dalam penelitian ini. Disini
LKS disusun dalam bentuk digital yang berbasiskan Android sehingga tidak
menggunakan lembaran kertas. LKS ini disajikan menggunakan software eclipse.
Namun, penyusunan LKS tidak merubah format dari penyusunan LKS biasa. Di dalam
LKS ini juga disajikan dengan berbagai animasi yang dapat menarik minat belajar
siswa. Untuk menggunakan LKS ini dibutuhkan sebuah smartphone Android.

b. Tujuan Penyusunan LKS


Penyusunan LKS dalam pembelajaran memiliki tujuan tertentu, diantaranya:12
1) Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk berinteraksi dengan
materi yang diberikan.
2) Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan peserta didik terhadap
materi yang diberikan.
3) Melatih kemandirian belajar peserta didik.
4) Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta didik.
Tujuan penyusunan LKS Contextual Teaching and Learning (CTL) berbasis
Android adalah menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan siswa
terhadap konsep getaran harmonik melalui smartphone Android yang dimiliki para
siswa. Sehingga nantinya siswa dapat mengetahui hubungan pengetahuan yang

11
Andi Prastowo, op.cit.,h.204
12
Belawati,dkk.,Pengembangan Bahan Ajar,(Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka,
2003)
11

dipelajarinya dengan kehidupan sehari-hari dan tidak hanya menggunakan smartphone


Android untuk media hiburan, tetapi dapat digunakan juga untuk media pembelajaran.

c. Macam-Macam Bentuk LKS


Setiap LKS disusun dengan materi-materi dan tugas-tugas tertentu yang
dikemas sedimikian rupa untuk tujuan tertentu. Karena adanya perbedaan maksud dan
tujuan pengemasan materi pada masing-masing LKS, maka terbentuklah beberapa
bentuk LKS antara lain:13
1) LKS yang Membantu Peserta Didik Menemukan Suatu Konsep.
LKS ini memiliki ciri-ciri mengetengahkan terlebih dahulu suatu fenomena
yang bersifat konkret, sederhana, berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari.
Berdasarkan hasil pengamatan siswa, selanjutnya diajak untuk mengkonstruksi
pengetahuan yang mereka dapatkan. LKS jenis ini memuat apa yang harus dilakukan
siswa, meliputi melakukan, mengamati dan menganalisis.
2) LKS yang Membantu Peserta Didik Menerapkan dan Mengintegrasikan Berbagai
Konsep yang Telah Ditemukan.
LKS bentuk ini digunakan untuk membantu siswa menerapkan konsep yang
telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Caranya, dengan memberikan tugas
kepada siswa untuk melakukan diskusi, kemudian meminta siswa untuk berlatih
memberikan kebebasan berpendapat yang bertanggung jawab. Dengan siswa dilatih
untuk belajar menghormati pendapat orang lain, dan berpendapat secara bertanggung
jawab maka hal ini telah memberikan sebuah jalan bagi terimplementasikannya nilai-
nilai demokrasi dalam diri siswa.
3) LKS yang Berfungsi Sebagai Penuntun Belajar.
LKS bentuk ini berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya ada di dalam
buku. Siswa dapat mengerjakan LKS tersebut jika mereka membaca buku, sehingga

13
Andi Prastowo,op.cit.,h.209-211
12

fungsi utama LKS ini untuk membantu siswa menghafal dan memahami materi
pembelajaran yang terdapat di dalam buku.
4) LKS yang Berfungsi Sebagai Penguatan.
LKS bentuk ini diberikan setelah peserta didik selesai mempelajari topik
tertentu. Materi pembelajaran yang dikemas dalam LKS ini lebih mengarah pada
pendalaman dan penerapan materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku
pelajaran. Selain sebagai pembelajaran pokok, LKS ini juga cocok untuk pengayaan.
5) LKS yang Berfungsi Sebagai Petunjuk Praktikum.
LKS bentuk ini dibuat dari gabungan petunjuk praktikum-praktikum.
Gabungan tersebut yang akhirnya dikemas dalam buku tersendiri. Dengan demikian,
dalam LKS bentuk ini petunjuk praktikum merupakan salah satu isi dari LKS.
Pada penelitian ini, LKS Contextual Teaching and Learning (CTL) berbasis
Android memuat beberapa unsur yang terdapat di bentuk LKS yang telah dijelaskan
sebelumnya, diantaranya: terdapat materi, praktikum, contoh soal serta latihan soal.
Praktikum disini tetap dilaksanakan secara langsung, tetapi fungsi LKS disini hanya
mencantumkan panduan untuk praktikum. LKS ini diharapkan dapat membantu siswa
dalam proses pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa lebih baik dan tujuan
pembelajaran dapat tercapai.

d. Unsur-Unsur LKS sebagai Bahan Ajar


Menurut Diknas dalam buku Andi Prastowo, menjelaskan bahwa LKS terdiri
atas enam unsur utama meliputi judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar/materi
pokok, informasi pendukung, tugas/langkah kerja, dan penilaian. Sedangkan jika
dilihat dari formatnya, LKS memuat paling tidak delapan unsur, yaitu judul,
kompetensi dasar yang akan dicapai, waktu penyelesaian, peralatan/bahan yang
diperlukan untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang
harus dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan.14 Berdasarkan penjelasan di atas,

14
Ibid.,h.208
13

dalam penyusunan LKS perlu memperhatikan unsur-unsur LKS untuk memudahkan


para siswa dalam mengerjakan tugas/latihan yang terdapat di dalam LKS.

e. Penulisan LKS
Untuk menulis LKS, langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut;15
1) Merumuskan kompetensi dasar. Untuk merumuskan kompetensi dasar, dapat
dilakukan dengan menurunkan rumusannya langsung dari kurikulum yang berlaku.
2) Menentukan alat penilaian. Penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil
kerja peserta didik. Jika pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah
kompetensi, dimana penilaiannya berdasarkan pada penguasaan kompetensi, maka
alat penilaian yang cocok dan sesuai adalah menggunakan pendekatan Penilaian
Acuan Patokan (PAP) atau Criterion Referenced Assessment. Dengan demikian,
pendidik dapat melakukan penilaian melalui proses dan hasilnya.
3) Menyusun materi. Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan berkaitan
dengan isi atau materi LKS diantaranya; materi LKS bergantung pada kompetensi
dasar yang akan dicapainya, materi LKS berupa informasi pendukung yaitu
gambaran umum atau ruang lingkup substansi yang akan dipelajari, materi dapat
diambil dari berbagai sumber seperti buku, majalah, internet, dan lain sebagainya,
materi harus ditulis secara jelas guna mengurangi pertanyaan dari peserta didik
tentang hal-hal yang seharusnya peserta didik dapat melakukannya.
4) Memperhatikan struktur LKS. Struktur LKS terdiri atas enam komponen, yaitu
judul, petunjuk belajar (petunjuk siswa), kompetensi yang akan dicapai, informasi
pendukung, tugas-tugas dan langkah-langkah kerja serta penilaian. Ketika menulis
LKS paling tidak keenam komponen inti harus ada. Apabila salah satu
komponennya tidak ada, LKS pun tidak akan pernah terwujud dan terbentuk.
Kalaupun terwujud itu hanyalah sebuah kumpulan tulisan dan tidak bisa disebut
sebagai LKS.

15
Ibid.,h.214-215
14

2. Contextual Teaching and Learning (CTL)


a. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk
dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi
kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam
kehidupan mereka.16 Pengertian lainnya mengenai CTL yang diungkapkan Johnson
yaitu, CTL adalah sebuah sistem yang menyeluruh terdiri dari bagian-bagian yang
saling terhubung. Jika bagian-bagian ini terjalin satu sama lain, maka akan dihasilkan
pengaruh yang melebihi hasil yang diberikan bagian-bagiannya secara terpisah.17
Dari beberapa definisi yang diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu pembelajaran yang
menekankan pada proses keterlibatan siswa dalam mencari hubungan antara
pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses tersebut bertujuan
untuk membuat siswa menemukan pengetahuan secara kontekstual dan menjadikan
proses pembelajaran lebih bermakna.
Pembelajaran kontekstual sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang masih
harus dijabarkan lebih lanjut ke dalam strategi dan model pembelajaran tertentu,
sehingga mudah dipraktikan di sekolah. Pembelajaran kontekstual pada awalnya
dikembangkan oleh John Dewey dari pengalaman pembelajaran tradisionalnya. Pada
tahun 1918 Dewey merumuskan kurikulum dan metodologi pembelajaran yang
berkaitan dengan pengalaman dan minat siswa.18 Siswa akan belajar dengan baik jika
yang dipelajarinya terkait dengan pengetahuan dan kegiatan yang telah diketahuinya
dan terjadi di sekelilingnya. Menurut Rusman dan Laksmi Dewi inti dari pembelajaran

16
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Prenada Media Group,2008),h.255
17
Johnson, “Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar
Mengasyikkan dan Bermakna”, (Bandung: Mizan Media Utama, 2009),h.65
18
John Dewey dalam Buku Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung :
Wacana Prima, 2009),h.57
15

CTL adalah keterkaitan setiap materi atau topik pembelajaran dengan kehidupan nyata.
Untuk mengkaitkannya bisa dilakukan dengan berbagai cara, selain karena materi yang
dipelajari secara langsung terkait dengan kondisi faktual, juga bisa disiasati dengan
pemberian ilustrasi atau contoh.19
Pembelajaran kontekstual mendasarkan pada filosofi konstruktivisme.
Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa
pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Pengetahuan tidak dapat
dipindahkan begitu saja dari otak seseorang (guru) ke kepala orang lain (siswa), siswa
sendirilah yang harus mengartikan apa yang telah diajarkan dengan menyesuaikan
terhadap pengalaman-pengalaman mereka.20 Contextual Teaching and Learning (CTL)
merupakan salah satu dari jenis model pembelajaran. Model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencenakan
pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial.21
Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai
tujuannya dan mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk
menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa).22 Sesuatu yang baru datang
dari menemukan sendiri bukan dari apa yang dikatakan guru. Begitulah peran guru di
kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual. Menurut Johnson Contextual
Teaching and Learning (CTL) membiasakan para siswa untuk menemukan makna
dalam pelajaran mereka dengan cara menghubungkan materi akademik dengan konteks
kehidupan keseharian mereka. Mereka membuat hubungan-hubungan penting yang
menghasilkan makna dengan melaksanakan pembelajaran yang diatur sendiri,
bekerjasama, berpikir kritis dan kreatif, menghargai orang lain, mencapai standar
tinggi, dan berperan serta dalam tugas-tugas penilaian autentik.23

19
Rusman dan Laksmi Dewi dalam Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran,
Kurikulum & Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2012),h.204
20
Kokom Komalasari, Op.cit.,h.15
21
Trianto, op.cit.,h.1
22
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013),h.228
23
Johnson, op.cit.,h.88
16

b. Elemen dan Karakter Contextual Teaching and Learning (CTL)


Contextual Teaching and Learning (CTL) memiliki lima elemen belajar yang
konstruktivistik, yaitu: 24
1) Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge);
2) Pemerolehan pengetahuan baru (acquiring knowledge);
3) Pemehaman pengetahuan (understanding knowledge);
4) Mempraktikan pengetahuan dan pengalaman (applying knowledge);
5) Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembangan
pengetahuan tersebut.
Selain elemen pokok pada Contextual Teaching and Learning (CTL) juga
memiliki karakteristik yang membedakan dengan model pembelajaran lainnya, yaitu:25
1) Kerja sama;
2) Saling menunjang;
3) Menyenangnkan, mengasyikkan;
4) Tidak membosankan (joyfull, comfortable);
5) Belajar dengan bergairah;
6) Pembelajaran terintegrasi;
7) Menggunakan berbagai sumber siswa aktif.

c. Prinsip Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)


Contextual Teaching and Learning (CTL), sebagai suatu model, dalam
implementasinya tentu saja memerlukan perencanaan pembelajaran yang
mencerminkan konsep dan prinsip Contextual Teaching and Learning (CTL). Ada
tujuh prinsip pembelajaran kontekstual yang harus dikembangkan oleh guru, yaitu:26

24
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta : Kencana 2012),h.110
25
Ibid.
26
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2010),h.193
17

1) Konstruktivisme (Constructivism)
Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) dalam CTL, yaitu
bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya
diperluas melalui konteks yang terbatas. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta,
konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus membangun
pengetahuan melalui pengalaman yang nyata. Batasan konstruktivisme di atas
memberikan penekanan bahwa konsep bukanlah tidak penting sebagai bagian integral
dari pengalaman belajar yang harus dimiliki oleh siswa, akan tetapi bagaimana dari
setiap konsep atau pengetahuan yang dimiliki siswa itu dapat memberikan pedoman
nyata terhadap siswa untuk diaktualisasikan dalam kondisi nyata.
2) Menemukan (Inquiry)
Menemukan, merupakan kegiatan inti dari CTL, melalui upaya menemukan
akan memberikan penegasan bahwa pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan-
kemampuan lain yang diperlukan bukan merupakan hasil dari mengingat seperangkat
fakta-fakta, tetapi merupakan hasil menemukan sendiri. Dilihat dari segi kepuasan
secara emosional, sesuatu hasil menemukan sendiri nilai kepuasan lebih tinggi
dibandingkan dengan hasil pemberian. Siklus inkuiri terdiri dari: 27
a) Mengajukan Pertanyaan;
b) Merumuskan Hipotesis;
c) Mengumpulkan Data;
d) Analisis Data;
e) Membuat Kesimpulan.
3) Bertanya (Questioning)
Unsur lain yang menjadi karakteristik utama CTL adalah kemampuan dan
kebiasaan untuk bertanya. Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu bermula dari
bertanya. Oleh karena itu, bertanya merupakan strategi utama dalam CTL. Penerapan
unsur bertanya dalam CTL harus difasilitasi oleh guru, kebiasaan siswa untuk bertanya

27
Trianto,op.cit.,h.168
18

atau kemampuan guru dalam menggunakan pertanyaan yang baik akan mendorong
pada peningkatan kualitas dan produktivitas pembelajaran.
4) Masyarakat Belajar (Learning Community)
Maksud dari masyarakat belajar adalah membiasakan siswa untuk melakukan
kerja sama dan memanfaatkan sumber belajar dari teman-teman belajarnya. Seperti
yang disarankan learning community, bahwa hasil pembelajaran diperoleh dari kerja
sama dengan orang lain melalui berbagi pengalaman (sharing). Melalui sharing ini
anak dibiasakan untuk saling memberi dan menerima, sifat ketergantungan yang positif
dalam learning community dikembangkan.
5) Pemodelan (Modelling)
Asas modelling adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu
sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.28 Seiring berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi, rumitnya permasalah hidup yang dihadapi serta tuntutan
siswa yang semakin berkembang dan beranekaragam, telah berdampak pada
kemampuan guru yang memiliki kemampuan lengkap dan ini yang sulit dipenuhi. Oleh
karena itu, tahap pembuatan model dapat dijadikan alternatif untuk mengembangkan
pembelajaran agar siswa bisa memenuhi harapan siswa secara menyeluruh, dan
membantu mengatasi keterbatasan yang dimiliki oleh guru.
6) Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru terjadi atau baru saja
dipelajari. Dengan kata lain refleksi adalah berpikir ke belakang tentang apa-apa yang
sudah dilakukan masa lalu, siswa mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai
struktur pengetahuan yang baru yang merupakan pengayaan atau revisi dari
pengetahuan sebelumnya. Pada saat refleksi, siswa diberi kesempatan untuk mencerna,
menimbang, membandingkan, menghayati, dan melakukan diskusi dengan dirinya
sendiri (learning to be).

28
Wina Sanjaya,op.cit.,h.267
19

7) Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment)


Tahap terakhir dari pembelajaran kontekstual adalah melakukan penilaian.
Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data dan informasi yang bisa
memberikan gambaran atau petunjuk terhadap pengalaman belajar siswa. Penilaian
autentik dilakukan secara terintegrasi dengan proses pembelajaran. Penilaian ini
dilakukan secara terus-menerus selama kegiatan pembelajaran berlangsung.29

d. Penerapan Contextual Teaching and Learning (CTL) di Kelas


Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat diterapkan dalam kurikulum
apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. Pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam kelas cukup mudah. Secara garis
besar, langkah-langkah yang harus ditempuh dalam Contextual Teaching and Learning
(CTL) adalah sebagai berikut:30
1) Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara
bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan
keterampilan barunya.
2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
3) Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
4) Ciptakan masyarakat belajar.
5) Hadirkan model sabagai contoh pembelajaran.
6) Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
7) Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

29
Ibid.,h.269
30
Abdul Majid, op.cit.,h.229
20

Langkah-langkah penerapan Contextual Teaching and Learning (CTL) di


kelas yang telah dijelaskan di atas didasarkan pada tujuh komponen utama Contextual
Teaching and Learning (CTL). Oleh sebab itu, pembelajaran dikatakan berhasil dengan
menerapkan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), jika langkah-
langkah tersebut berhasil dilakukan.

e. Perbedaan Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan Pembelajaran


Konvensional
Ada beberapa perbedaan pembelajaran antara Contextual Teaching and
Learning (CTL) dengan pembelajaran konvensional, antara lain:31
Tabel 2.1 Perbedaan Pembelajaran CTL dengan Pembelajaran Konvensional
No Pembelajaran CTL Pembelajaran Tradisional
1 Siswa sebagai subyek belajar Siswa sebagai objek belajar
2 Siswa belajar melalui kegiatan Siswa belajar secara individual
kelompok
3 Pembelajaran dikaitkan dengan Pembelajaran bersifat teoritik
kehidupan nyata
4 Kemampuan siswa diperoleh melalui Kemampuan siswa diperoleh
pengalaman melalui latihan-latihan
5 Tujuan akhir adalah kepuasaan diri Tujuan akhir adalah nilai atau angka
6 Tindakan atau perilaku dibangun atas Tindakan dibangun oleh faktor luar
kesadaran diri dirinya
7 Siswa bertanggung jawab dalam Guru adalah penentu jalannya
memonitori dan mengembangkan proses pembelajaran
pembelajaran mereka masing-masing
8 Pembelajaran berlangsung dimana saja Pembelajaran berlangsung di kelas
9 Pengetahuan yang dimiliki selalu Pengetahuan yang dimiliki bersifat
berkembang sesuai pengalaman yang absolut dan final
dialaminya
10 Tujuan yang ingin dicapai adalah Tujuan yang ingin dicapai adalah
seluruh aspek perkembangan siswa keberhasilan pembelajaran yang
hanya diukur melalui tes

31
Wina Sanjaya, op.cit.,h.260-262
21

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran


Contextual Teaching and Learning (CTL) tidak berpusat pada guru seperti
pembelajaran konvensional, tetapi pembelajaran Contextual Teaching and Learning
(CTL) berpusat pada siswa. Siswa dilatih untuk aktif dalam pembelajaran dan dapat
mengkaitkan konsep yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari.

3. LKS Contextual Teaching and Learning (LKS-CTL)


LKS Contextual Teaching and Learning (LKS-CTL) merupakan LKS yang
berisi informasi dan soal-soal yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa serta
memuat tujuh komponen Contextual Teaching and Learning (CTL) dan dapat
menggalakkan keterlibatan siswa dalam belajar. Tujuh komponen tersebut meliputi:
konstruktivisme (constructivism), menemukan (inquiry), bertanya (questioning),
masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modelling), refleksi (reflection),
penilaian sebenarnya (authentic assessment). Sehingga pembelajaran akan jauh lebih
bermakna dan melekat sebab konsepnya ditemukan sendiri dan aplikasinya erat dengan
kehidupan sehari-hari. Senada dengan Winarsih dkk bahwa dengan LKS berbasis CTL
siswa mampu menggunakan kemampuan berfikir kritis, terlibat penuh dalam
mengupayakan proses pembelajaran yang efektif, pembelajaran dikaitkan dengan
kehidupan nyata dan siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa
mudah untuk mempelajarinya.32

4. Android
a. Pengertian Smartphone
Smartphone merupakan suatu alat komunikasi atau telepon seluler yang
dilengkapi dengan organizer digital. Smartphone merupakan pengembangan dari
telepon seluler yang kemudian ditambahkan fitur dan fasilitas lainnya sehingga

32
Winarsih, dkk., “Pengembangan LKS Berbasis Contextual Teaching and Learning Materi
Hama dan Penyakit Tumbuhan”, Jurnal Pendidikan, Vol. 3, 2012,h.10
22

menjadi telepon yang cerdas dan disebut smartphone.33 Jazi Eko Istiyanto
mendefinisikan smartphone (ponsel cerdas) merupakan salah satu wujud realisasi
ubiquitous computing (ubicomp) dimana tekonlogi tersebut memungkinkan proses
komputasi dapat terintegrasi dengan berbagai aktifitas keseharian manusia dengan
jangkauannya yang tidak dibatasi dalam satu wilayah atau suatu scope area.34
Seperti banyak perangkat komputer populer lainnya, smartphone akan
mengikuti jalur yang sama dan dirangkul oleh pasar secara massal sebagai akibat dari
menurunnya harga hardware serta maraknya layanan dan aplikasi powerfull yang
bermunculan.
Visi “kapan saja, dimana saja, dari perangkat” untuk komputasi mobile secara
alami mengarah pada issue membangun platform mobile secara universal untuk
komputasi performa tinggi yang handal dengan berbagai macam variasi, akses jaringan
nirkabel yang lancar melalui sumber daya komputasi yang terbatas. Pada umumnya
smartphone dianggap sebagai salah satu yang menjanjikan kandidat untuk mencapai
tujuan tersebut.
Contoh-contoh smartphone diantaranya adalah smartphone berbasis operating
system Android, Blackberry, iPhone, smartphone berbasis Symbian, smartphone
berbasis BREW dan smartphone berbasis Windows Mobile. Terdapat beberapa faktor
yang melatarbelakangi pengembangan teknologi smartphone diantaranya:35
1) Perangkat mobile belum mendukung komunikasi data berkecepatan tinggi.
Meskipun saat itu infrastrukturnya telah memadai tetapi konsumsi bandwith masih
didominasi dari pengguna internet berbasis PC di tingkat personal, pebisnis
maupun tingkat korporasi.

33
Chuzaimah dkk, “Smartphone : Antara Kebutuhan dan E-Lifestyle”, semnasIF,2010,h.316
34
Jazi Eko Istiyanto, ”Pemrograman Smartphone Menggunakan SDK Android Dan Hacking
Android”, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013),h.1
35
Ibid.,h.2
23

2) Inefisiensi konsumsi daya listrik oleh CPU, RAM, ROM dan rendahnya kapasitas
baterai yang berdampak pada performa sistem operasi dan ketidaknyamanan
pengguna karena harus selalu men-charge setiap 2 jam.
3) Sistem operasi maupun paket SDK yang bersifat tidak open source seperti OS
Windows Mobile dengan jangka waktu rilis update dan penambahan versi OS yang
lama dan tidak menentu, disebabkan pengembangan yang hanya sepihak oleh
Microsoft itu sendiri.
4) Perangkat mobile hanya dapat menjalankan aplikasi single task contohnya
handphone berbasis J2ME (menggunakan KVM, kilo-byte virtual machine). VM
tersebut tidak dapat mengeksekusi sejumlah aplikasi secara multitasking.
5) Aplikasi perangkat mobile belum mendukung sistem komputasi awan (cloud
networking) memungkinkan user memanfaatkan berbagai layanan untuk
kemudahan user (seperti akses file hosting dan data).
6) Belum adanya portal unduhan aplikasi sebagai pusat distribusi dari pendeveloper
aplikasi, untuk menyederhanakan sistem distribusi dan mengurangi resiko
pembajakan atau penyusupan virus.
7) Rendahnya dukungan multimedia untuk berbagai format audio dan video. Karena
saat itu perangkat mobile atau telepon seluler lebih tidak mengedepankan
kebutuhan entertainment selain itu umumnya tidak dapat di-update.
8) Belum tersedia perangkat yang bersifat All-In-One untuk memenuhi berbagai
kebutuhan dan segmen user, misalnya untuk edukasi, perkantoran, hingga
kebutuhan outdoor contohnya fungsi LBS (Location Based Service).
9) Keterbatasan kontrol interface, perangkat mobile dan telepon seluler umumnya
hanya menyediakan tombol nomor dan D-Pad (directional pad) sehingga
menyulitkan user saat menulis pesan SMS atau E-mail.
24

b. Pengertian Android
Android adalah sebuah sistem operasi untuk perangkat mobile berbasis linux
yang mencakup sistem operasi, middleware dan aplikasi.36 Pembuatan Android
pertama kali bukanlah berasal dari Google, tetapi oleh perusahaan startup bernama
Android,Inc.37 Kemudian pada Juli 2005 Google Inc. membeli Android Inc. yang
merupakan pendatang baru yang membuat piranti lunak untuk ponsel/smartphone.
Kemudian untuk mengembangkan Android dibentuklah Open Handset Alliance,
konsorsium dari 34 perusahaan peranti keras, peranti lunak, dan telekomunikasi
termasuk Google, HTC, Intel, Motorola, Qualcomm, T-Mobile, dan Nvidia.38
Referensi lain menyebutkan bahwa Android merupakan suatu sistem operasi
telepon seluler seperti smartphone dan computer tablet.39 Tetapi secara sempit,
Android biasanya mengacu pada sistem operasinya saja.40 Platform pengembangan
aplikasi Android bersifat open source atau terbuka, sehingga dapat dikembangkan
kemampuannya untuk membangun aplikasi yang kaya dan inovatif.41 Bahkan seorang
pengembang (developer) Android dapat membuat aplikasi yang bervariasi, kemudian
menjual untuk keuntungan pribadi tanpa ada lisensi ke produsen atau vendor tertentu.
Android dirilis perdana dengan standar open source pada tanggal 5 November 2007
bersama Open Handset Allience.42 Alasan Google merilis Android secara open source,
yaitu untuk penetrasi pasar produk berbasis Android dan juga mempermudah user
dalam mengakses layanan Google dan juga Android digunakan sebagai media baru

36
Nazruddin Safaat H, “Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet PC Berbasis
Android”, (Bandung: Informatika, 2015),h.1
37
Gregorius Agung, Pemograman Android untuk Pemula, (Jakarta: Elex Media Komputindo,
2013),h.1
38
Nazruddin Safaat H, loc.cit.
39
Fauzan Jamza, dkk, “Perancangan Aplikasi Pembelajaran Biologi Kelas XI IPA Di Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas Berbasis Android”, Jurnal Vokasional Teknik Elektronika dan Informatika, Vol.
3 No.1,2015,h.89
40
TIM EMS, Pemrograman Android dalam Sehari, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo,
2015),h.1
41
Ibid.,h.2
42
Jazi Eko Istiyanto,op.cit.,h.5
25

penayangan iklan yang dapat menambah revenue (pendapatan) Google, yang sebagian
pendapatan tersebut untuk pengembangan OS dan aplikasi Android.43

c. Fitur Android
Framework atau kerangka kerja dari sistem operasi Android dikembangkan
dengan berbagai variasi fiturnya. Fitur-fitur ini juga kemudian dikembangkan secara
open-source sehingga nantinya dapat menambahkan atau memodifikasi sendiri.
Berbagai fitur yang ada, antara lain:44
1) Android run-time, terdiri atas library Java dan Davlik virtual machine.
2) Open GL (Graphics Library), merupakan API (Application Program Interface)
yang digunakan untuk membuat grafis 2D dan 3D.
3) WebKit, merupakan engine dari web browser yang dapat digunakan untuk
menampilkan isi website dan menyederhanakan tampilan dari proses loading.
4) SQLite, merupakan engine dari relasional database yang dapat diintegerasikan
dengan aplikasi.
5) Media framework, merupakan library yang digunakan untuk menjalankan dan
merekam file audio atau video.
6) SSL (Secure Socket Layer), merupakan library yang digunakan untuk keamanan
internet (Internet Security).
Kemudian bagaimana berbagai library tersebut seperti SQlite atau surface
manager berinteraksi dengan Android, dalam proses pembuatan aplikasi sendiri. Hal
tersebut sudah diantisipasi oleh para pengembang Android, sehingga semua library
tersebut sudah dapat digunakan secara otomotis ketika mengembangkan aplikasi.
Berbagai fitur-fitur yang ada pada library yang dapat digunakan secara langsung,
antara lain:45

43
Ibid.
44
TIM EMS,op.cit.,h.4
45
Ibid.,h.5
26

1) Activity Manager, digunakan untuk manajemen activity life cycle.


2) Telephony Manager, digunakan untuk akses layanan telepon juga informasi daftar
kontak, seperti nomor telepon, alamat, dan lain sebagainya.
3) View System, digunakan untuk meng-handle view dan layout tampilan UI (User
Interface).
4) Location Manager, digunakan untuk menandai lokasi geografis pemegang device.
Berikut gambaran keseluruhan kesimpulan dari Android application framework:46

Gambar 2.2 Android Application Framework


d. Software Pendukung Android
1) Java
Pengolah kata (word processor) digunakan untuk menulis naskah, penjelajah
web untuk mengeksplorasi internet dan program email untuk mengirim email. Contoh-
contoh tersebut merupakan perangkat lunak yang dapat dijalankan pada computer.
Perangkat lunak dikembangkan menggunakan bahasa pemrograman. Java merupakan
bahasa pemrograman. Java memampukan pengguna untuk mengembangkan dan

46
Budi Daryatmo, Pengetahuan Dunia Mobile,2007.(www.stackoverflow.com)
27

menyebarkan aplikasi-aplikasi melalui internet untuk server, computer desktop, dan


divice elektronik cerdas lainnya.47
Bahasa Java dikembangkan oleh sebuah tim yang diketuai oleh James Gosling
di Sun Microsystem. Java awalnya dikenal dengan Oak, yang di desain pada tahun
1991 untuk chip-chip yang tertanam pada peralatan-peralatan elektronik. Pada tahun
1995, diberi nama Java yang didesain ulang untuk mengembangkan aplikasi-aplikasi
internet.48
Terdapat tiga edisi Java yaitu:49 Java SE (Java Standard Edition) yang
digunakan untuk mengembangkan aplikasi-aplikasi pada sisi client atau applet, Java
EE (Java Enterprise Edition) yang digunakan untuk mengembangkan aplikasi-aplikasi
pada sisi server seperti Java Servlets dan Java Server Pages, Java ME (Java Micro
Edition) yang digunakan untuk mengembangkan aplikasi-aplikasi untuk divice
bergerak seperti telepon genggam. Penelitian ini menggunakan Java SE. Java SE
merupakan dasar dari pemrograman Android. Karena bahasa pemrograman “asli”
untuk Android adalah java.50

2) Eclipse
Pengembang memiliki beberapa pilihan ketika membuat aplikasi yang
berbasis Android. Kebanyakan pengembang menggunakan Eclipse yang tersedia
secara bebas untuk merancang dan mengembangkan aplikasi Android. Eclipse sering
disebut dengan istilah IDE (Integrated Development Environment).51 Eclipse adalah
IDE yang paling populer untuk pengembangan Android, karena memiliki Android
plug-in yang tersedia untuk memfasilitasi pengembangan Android.52 Selain itu Eclipse
juga mendapat dukungan langsung dari Google untuk menjadi IDE pengembangan

47
Sianipar, Teori dan Implementasi Java, (Bandung: Informatika,2013),h.2
48
Ibid.,h.14
49
Ibid.,h.19
50
Gregorius Agung, op.cit.,h.2
51
Ibid.,h.5
52
Nazruddin Safaat H, op.cit.,h.4
28

aplikasi Android, ini terbukti dengan adanya penambahan plugins untuk eclipse untuk
membuat project Android dimana source software langsung dari situs resminya
Google.53
Langkah-langkah yang diperlukan untuk melakukan instalasi Eclipse sebagai
berikut:54
a) Eclipse bersifat IDE open source, dapat digunakan untuk membuat aplikasi
enterprise, aplikasi mobile, Android berbasis web dan lain sebagainya. Eclipse
dapat didownload di http://eclipse.org/downloads/ dan choose “Eclipse IDE for
Java EE Developers”.
b) Unzip file yang telah didownload, karena bukan installer.
c) Pilih dan klik eclipse.exe.
d) Klik icon workbrench.
e) Eksekusi program dari eksisting project.
f) Membuat project baru: File→New Project→Java→Java Project.
g) Membuat class baru: R-klik→New→Class

3) Java Eclipse
Java IDE dapat memenuhi sebuah kebutuhan pemrograman yang dijadikan
menjadi satu tempat; mulai dari text editor, compiler/interpreter, sistem help dan
terkadang juga terdapat fitur lain yang sangat bermanfaat dalam penulisan kode
(seperti: code auto-complete dan syntax highlight).55 Java Eclipse merupakan salah satu
bagian dari Java IDE. Arti tersendiri dari Java Eclipse adalah software IDE yang
dikembangkan oleh IBM. Tetapi kelemahan dari software ini memerlukan RAM yang
relatif besar. IDE ini banyak digunakan untuk mengembangkan aplikasi-aplikasi yang
kompleks (baik visual maupun console) dan pengembangan aplikasi-aplikasi mobile.56

53
Ibid.
54
Ahmad Nurul Fajar dan Nuryasi, “Dasar-Dasar Pemrograman”, (Jakarta : UIN Jakarta
Press,2013),h.9
55
Budi Raharjo dkk, Mudah Belajar Java Revisi Kedua, (Bandung: Informatika,2012),h.18
56
Ibid.
29

4) ADT (Android Development Tools)


ADT (Android Development Tools) adalah plugin yang didesain untuk IDE
Eclipse yang memberikan kemudahan dalam mengembangkan aplikasi Android
dengan menggunakan IDE Eclipse.57 Fungsi utama ADT untuk menyediakan fungsi
dan menu tambahan developing aplikasi Android, membuat dan modifikasi UI,
debugging melalui DDMS dalam lingkungan IDE Eclipse, dan eksplor aplikasi
Android (file.apk) yang telah ter-signed atau un-signed.58
Dengan menggunakan ADT untuk Eclipse akan memudahkan dalam
membuat aplikasi project Android, membuat GUI aplikasi, dan menambahkan
komponen-komponen yang lainnya. Begitu juga dapat melakukan running aplikasi
menggunakan Android SDK melalui Eclipse. Semakin tinggi platform Android yang
digunakan, dianjurkan menggunakan ADT yang lebih terbaru, karena biasanya
munculnya platform baru diikuti oleh munculnya versi ADT yang terbaru.59 Untuk
download ADT dapat dilakukan di http://developer.android.com/sdk/eclipse-adt.html.

5) SDK (Software Development Kit)


Android Software Development Kit (SDK) merupakan aplikasi yang di
dalamnya terdapat file-file dan utilities (alat bantu) lainnya yang berfungsi untuk
mempermudah pembuatan aplikasi Android.60 Android SDK bekerja sama dengan
Eclipse IDE untuk membantu dan menciptakan aplikasi secara cepat.
Selain itu terdapat pengertian lain mengenai Android SDK, Android Software
Development Kit (SDK) adalah tools API (Application Programming Interface) yang
diperlukan untuk mulai mengembangkan aplikasi pada platform Android
menggunakan bahasa pemrograman Java.61 Android merupakan subset perangkat

57
Nazruddin Safaat H, op.cit,h.6
58
Jazi Eko Istiyanto,op.cit.,h.31
59
Loc.cit.
60
Gregorius Agung, op.cit.,h.2
61
Nazruddin Safaat H, op.cit.,h.5
30

lunak untuk ponsel yang meliputi sistem operasi, middleware dan aplikasi kunci yang
di release oleh Google. Untuk source SDK Android dapat dilihat dan diunduh langsung
di situs resmi pengembang SDK Android di http://www.developer.android.com atau
SDK Android juga terdapat dalam CD yang di inkludkan baik versi windows maupun
versi linux, karena SDK Android sifatnya gratis serta bebas didistribusikan.62
Selain SDK Android berfungsi sebagai application manager untuk
mengunduh, meng-update, atau menghapus package, juga menyediakan menu
konfigurasi pembuatan AVD (Android Virtual Device). Berikut ini rician sejumlah
tool-tool yang tersedia dalam paket SDK Android.63
1) Android, sebagai tool terpenting dalam pengembangan aplikasi Android. Tool ini
berfungsi untuk membuat, mengedit dan menghapus suatu project atau AVD
(Android Virtual Device).
2) ADB (Android Debug Bridge) adalah aplikasi manajemen dan perantara antara
emulator dan aplikasi developing seperti ADT (Android Development Tools).
3) Emulator, aplikasi berbasis QEMU untuk virtualisasi perangkat mobile berbasis
prosesor ARM. Emulator digunakan untuk menjalankan aplikasi Android agar
memberikan tampilan dan environment sama pada perangkat Android fisik.
4) DDMS (Dalvik Debug Monitor Server), aplikasi middleman berbasis GUI, sebagai
penghubung antara aplikasi IDE (Eclipse atau lainnya) dengan aplikasi yang
berjalan pada emulator atau perangkat Android.

e. Sistem Operasi Android


Berikut adalah rincian versi-versi OS Android yang telah dirilis oleh
Google:64

62
Ibid.
63
Jazi Eko Istiyanti,op.cit.,h.30-32
64
Ibid.,h.6-11
31

1) Android Versi 1.1


Versi perdana ini dirilis pada 9 Maret 2009, versi ini dilengkapi dengan
tampilan estetika UI (User Interface) yang cukup baik. Juga adanya aplikasi
pendukung seperti jam, alarm, voice search, pengirim pesan menggunakan Gmail dan
Email.
2) Android Versi 1.5 (Cupcake)
Pada pertengahan Mei 2009 diluncurkan Android versi 1.5 dan juga pertama
dirilisnya paket SDK untuk developing aplikasi Android. Versi ini merupakan
perbaikan dari versi 1.1 dengan penambahan beberapa fitur, diantaranya; fitur rekam
atau pemutar video pada modus kamera, mengunggah video langsung ke Youtube atau
file gambar ke Picasa, Bluetooth dengan vitur Advanced Audio Distribution Profile
(A2DP) dan dapat terhubung dengan headset dan perangkat peripheral lainnya
berbasis komunikasi Bluetooth, tampilan menu didukung animasi, virtual keyboard
layar sentuh dan dapat mengubah display dalam mode portrait atau landscape.

Gambar 2.3 Ilustrasi Logo Android Versi 1.5 (Cupcake)


3) Android Versi 1.6 (Donut)
Dirilis pada September 2009 dengan penambahan fitur pencarian Google lebih
baik dari versi sebelumnya, adanya indikator baterai. Beberapa fitur lain yakni;
tampilan file galeri thumbnail untuk kemudahan memilih file, terintegrasi dengan file
gambar dari kamera atau rekaman video, mendukung jaringan CDMA/EVDO, 802.1x
applet control VPN (Virtual Private Network), sensor gesture (gerakan) dan converter
Text-to-speech (teks ke ucapan), dan kontak telepon resolusi display VWGA.
32

Gambar 2.4 Ilustrasi Logo Android 1.6 (Donut)


4) Android Versi 2.1 (Eclair)
Versi 2.1 dirilis secara bertahap, yang versi finalnya diluncurkan Desember
2009. Beberapa fitur diantaranya; optimalisasi perangkat hardware, update Google
Maps menjadi 3.1.2, perbaikan tampilan UI (User Interface) dan daftar kontak, browser
mendukung HTML5 dan WebKit, blitz camera, digital zoom, Bluetooth versi 2.1.

Gambar 2.5 Ilustrasi Logo Android Versi 2.1 (Éclair)


5) Android Versi 2.2 (Froyo: Frozen Yoghurt)
Versi ini diluncurkan pada bulan Mei 2010, berikut fitur yang dimiliki;
mendukung aplikasi 3D dengan OpenGL ES 2.0, dukungan complier JIT (Just-in-time)
yang dapat meningkatkan performa framerate VM Dalvik dan WebKit browser 2
hingga 5x dari versi Eclair, API Service yang dapat melakukan pengiriman pesan dari
jaringan cloud ke device, API backup manager untuk fungsi backup dan restore data
saat proses update, dan dapat dijadikan sebagai portable HotSpot.
33

Gambar 2.6 Ilustrasi Logo Android Versi 2.2 (Froyo: Frozen Yoghurt)
6) Android Versi 2.3 (Gingerbread)
Versi ini dirilis pada Desember 2010, beberapa fitur yang dimiliki versi
Gingerbread diantaranya; optimalisasi JIT dengan framerate yang lebih baik dari versi
Froyo, mendukung file video format WebM dan file gambar berformat WebP yang
dapat mereduksi ukuran file hingga 40% dari format JPG pada kualitas sama,
kemudahan input teks dengan fitur auto-complete multibahasa menggunakan kamus
internal dan fitur kontrol select copy-paste (serupa dengan iPhone), application
manager untuk mamantau resource memori dan CPU tiap aplikasi, sensor NFC (Near
Field Communication) tergantung dari dukungan hardware NFC, UI dengan tampilan
lebih kompak dan sederhana, telepon internet/VoIP melalui jaringan 3G atau WiFi
dikonfigurasi melalui SIP (Session Initiation Protocol).

Gambar 2.7 Ilustrasi Logo Android Versi 2.3 (Gingerbread)


7) Android Versi 3.0 (Honeycomb)
Android Honeycomb dirilis kuartal pertama 2011 sebagai versi yang
dioptimasi untuk perangkat tablet. Waktu rilis Honeycomb bersamaan dengan produk
tablet Motorola Xoom, Android versi Honeycomb bersifat universal yang dapat pula
34

diinstalasi pada perangkan smartphone. Beberapa penambahan fitur diantaranya UI,


API Video Call, dan kualitas video full Hi-Definition.

Gambar 2.8 Ilustrasi Logo Android Versi 3.0 (Honeycomb)


8) Android Versi 4.0 ICS (Ice Cream Sandwich)
Dirilis pada 19 Oktober 2011, membawa fitur Android versi 4.0 ICS (Ice
Cream Sandwich) untuk smartphone dan menambahkan fitur baru termasuk membuka
kunci dengan pengenalan wajah, jaringan data pemantauan penggunaan dan kontrol,
terpadu kontak jaringan sosial, perangkat tambahan photografi, mencari email secara
offline, dan berbagi informasi dengan menggunakan NFC.

Gambar 2.9 Ilustrasi Logo Android Versi 4.0 ICS (Ice Cream Sandwich)
9) Android Versi 4.1 (Jelly Bean)
Android versi 4.1 (jelly bean) diluncurkan pada 27 Juni 2012 dalam acara
Google I/O lalu membawa sejumlah keunggulan dan fitur baru. Penambahan baru
diantaranya meningkatkan input keyboard, desain baru fitur pencarian, UI yang baru
dan pencarian melalui voice search yang lebih cepat. Tak ketinggalan Google Now juga
menjadi bagian yang diperbaharui. Google Now memberikan informasi yang tepat pada
35

waktu yang tepat pula. Salah satu kemampuannya adalah dapat mengetahui informasi
cuaca, lalu-lintas, ataupun hasil pertandingan olahraga.

Gambar 2.10 Ilustrasi Logo Android Versi 4.1 (Jelly Bean)


10) Android Versi 4.4 (Kitkat)
Rilis pada Januari 2014 dengan kelebihan sebagai berikut; hadirnya perintah
suara (voice command). Dengan hanya mengatakan kata kunci “OK Google” atau “Ok
Google now”, Anda bisa menavigasi ponsel hanya dengan perintah suara tanpa perlu
sentuhan tangan. Dengan fitur ini Anda dapat melakukan panggilan telepon, petunjuk
arah di Google Maps, pencarian di mesin pencari Google, dan aplikasi lainnya. Fitur
Caller ID untuk mendeteksi nomor telepon yang melakukan panggilan ke ponsel Anda.
Sebagai contoh, jika ada panggilan yang masuk ke ponsel Anda dan bukan dari daftar
kontak, Caller ID akan menemukan darimana nomor itu berasal. Selain itu terdapat
aplikasi Google Hangouts yang mampu mengumpulkan sumber media komunikasi,
dan Android Kitkat dapat mencetak foto, dokumen atau laman situs dari ponsel atau
tablet. Semua printer yang terkoneksi dengan Google Cloud Print dapat melakukannya.

Gambar 2.11 Ilustrasi Logo Android Versi 4.4 (KitKat)


36

5. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.65 Proses belajar terjadi
melalui banyak cara baik disengaja maupun tidak disengaja dan berlangsung sepanjang
waktu dan menuju pada suatu perubahan pada diri pembelajar. Perubahan yang
dimaksud adalah perubahan perilaku tetap berupa pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dan kebiasaan yang baru diperoleh individu. 66

b. Pengertian Hasil Belajar


Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajar. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses
pembelajaran.67 Dalam penilaian hasil belajar ada tiga aspek kompetensi yang harus
dinilai untuk mengetahui seberapa besar pencapaian kompetensi dasar dan standar
kompetensi, yakni penilaian terhadap:68
1) Penguasaan Materi (Kognitif)
Penilaian terhadap hasil belajar penguasaan materi bertujuan untuk mengukur
penguasaan dan pemilihan konsep dasar keilmuan. Kemampuan yang termasuk domain
kognitif oleh Bloom dkk, dikategorikan lebih terinci secara hierarkis ke dalam enam
jenjang kemampuan yakni:69
a) Mengingat, artinya mendapatkan kembali atau pengembalian pengetahuan relevan
yang tersimpan dari memori jangka panjang.

65
Slameto, Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta,2010),h.2
66
Trianto, op.cit.,h.16
67
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan Profesionalisme
Abad 21, (Bandung : Alfabeta, 2012),h. 124
68
Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta : Lembaga
Penelitian UIN Jakarta,2006),h.14
69
Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Kognitif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2012),h.115
37

b) Memahami, artinya mendeskripsikan susunan dalam artian pesan pembelajaran,


mencakup oral, tulisan dan komunikasi grafik.
c) Menerapkan, artinya menggunakan prosedur dalam situasi yang diharapi.
d) Menganalisis, artinya memecah materi menjadi bagian-bagian pokok dan
menggambarkan bagaimana bagian-bagian tersebut dihubungkan satu sama lain
maupun menjadi sebuah struktur keseluruhan atau tujuan.
e) Mengevaluasi atau menilai, artinya melakukan evaluasi atau penilaian yang
didasarkan pada kriteria dan atau standar.
f) Menciptakan, artinya menempatkan bagian-bagian secara bersama-sama ke dalam
suatu ide, semuanya saling berhubungan untuk membuat hasil yang baik.
2) Proses (Normatif/Afektif)
Hasil belajar proses berkaitan dengan sikap dan nilai, berorientasi pada
penguasaan dan pemilikan kecakapan proses atau metode. Ranah afektif ini dirinci oleh
Krathwohl dkk, menjadi lima jenjang, yakni :70
a) Penerimaan (receiving), yakni kepekaan atau keinginan menerima/memperhatikan
fenomena dan stimuli, menunjukkan perhatian yang terkontrol dan terseleksi.
b) Responsi (responding), yakni menunjukkan perhatian aktif, melakukan sesuatu
fenomena, setuju, ingin, puas menanggapi.
c) Penilaian (valuing), yakni menunjukkan konsistensi perilaku yang mengandung
nilai, termotivasi berperilaku sesuai dengan nilai yang pasti, komitmen terhadap
suatu nilai.
d) Pengorganisasian (organization), yakni mengorganisasi nilai-nilai yang relevan ke
dalam suatu sistem, menentukan saling hubungan antar-nilai, memantapkan suatu
nilai yang dominan dan diterima dimana-mana.
e) Pembentukan karakter (caracterization), yakni menginternalisasi nilai-nilai/sistem
menjadi karakter, menempatkan nilai dalam hirarki nilai individu,
mengorganisasikan nilai secara konsisten, mengontrol tingkah laku individu.

70
Ahmad Sofyan, dkk., op.cit.,h.22
38

3) Aplikatif (Psikomotor)
Psikomotor berkaitan erat dengan keterampilan secara fisik dan motorik.
Aspek pada ranah psikomotor terdiri atas:71
a) Persepsi, yakni menyadari stimulus, menyeleksi stimulus terarah sampai
menerjemahkannya dalam pengamatan stimulus terarah kepada kegiatan yang
ditampilkan.
b) Kesiapan, berkaitan dengan kesiapan melakukan suatu kegiatan tertentu, termasuk
kesiapan mental, fisik, dan emosional
c) Respon terpimpin, meliputi kemampuan menirukan gerakan, gerakan coba-coba,
dan performance yang memadai menjadi tolak ukur.
d) Mekanisme, yakni kebiasaan yang berasal dari respon yang dipelajari, gerakan
dilakukan dengan mantap, penuh keyakinan dan kemahiran.
e) Respon kompleks, berkaitan dengan gerak motorik yang memerlukan pola gerakan
yang kompleks.
f) Penyesuaian, berkaitan dengan pola gerakan yang telah berkembang dengan baik,
sehingga seseorang dapat mengubah pola gerakannya agar sesuai dengan situasi
yang dihadapinya.
g) Mencipta, yakni keterampilan tingkat tinggi dimana pada tingkatan ini seseorang
memiliki kemampuan untuk menghasilkan pola-pola gerakan baru agar sesuai
dengan situasi yang dihadapinya.

c. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu:72
1) Faktor Intern
a) Faktor jasmaniah, yakni faktor yang berhubungan dengan kondisi jasmaniah,
seperti kesehatan, cacat tubuh, dan sebagainya.

71
Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009),h.69
72
Slameto, op.cit.,h. 54
39

b) Faktor psikologis, setiap anak pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang
berbeda-beda, seperti inteligensi, perhatian, minat dan bakat, motif dan
motivasi, kognitif dan daya nalar.73
c) Faktor kelelahan, kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan
tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan jasmani dan
kelelahan rohani (bersifat psikis).
2) Faktor Ekstern
a) Faktor keluarga, siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga
berupa; cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah
tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
b) Faktor sekolah, yang mempengaruhi belajar di sekolah mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,
disiplin sekolah, dan sebagainya.
c) Faktor masyarakat, pengaruh di masyarakat terjadi karena keberadaan siswa
dalam masyarakat. Kegiatan siswa dalam masyarakat seperti mass media,
teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

6. Kajian Konsep
a. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Getaran Harmonik
Kompetensi inti dan kompetensi dasar ini sesuai dengan kurikulum 2013 pada
konsep getaran harmonik. Kompetensi inti:
KI. 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI. 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

73
Yudhi Munadi,op.cit.,h. 24-32
40

KI.3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,


prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI.4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar:
1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad raya
melalui pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;
cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif
dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
sikap dalam melakukan percobaan , melaporkan, dan berdiskusi.
3.4 Menganalisis hubungan antara gaya dan gerak getaran.
4.4 Merencanakan dan melaksanakan percobaan getaran harmonik pada ayunan
bandul dan getaran pegas.

b. Peta Konsep Getaran Harmonik


Getaran harmonik merupakan bagian dari konsep fisika yang diajarkan pada
semester genap di tingkat SMA/MA kelas XI kurikulum 2013. Agar pembelajaran pada
konsep getaran harmonik lebih mudah dipahami, maka disajikan peta konsep pada
Gambar 2.12 berikut:
41

Getaran Harmonik

membahas tentang

Konsep Getaran Persamaan Getaran Gerak Harmonik


Harmonik Harmonik pada Pegas dan
Ayunan Sederhana

terjadi pada meliputi

Sistem Pegas Ayunan Sederhana

Persamaan Persamaan Persamaan Sudut Fase dan


Simpangan Kecepatan Percepatan Beda Fase

Sistem Pegas Ayunan Sederhana

Periode Frekuensi Periode Frekuensi

𝑚 1 𝑘 𝑙 1 𝑔
𝑇 = 2𝜋√ 𝑘 𝑓 = 2𝜋 √𝑚 𝑇 = 2𝜋√𝑔 𝑓 = 2𝜋 √ 𝑙

Gambar 2.12 Peta Konsep Getaran Harmonik


42

c. Materi Konsep Getaran Harmonik


Konsep-konsep yang dibahas pada konsep getaran harmonik diantaranya
yaitu:
1) Getaran Harmonik
a) Pengertian Getaran Harmonik
Getaran adalah gerak bolak balik yang selalu melewati titik kesetimbangan.74
Ketika sebuah getaran atau osilasi terulang sendiri, ke depan dan belakang, pada
lintasan yang sama gerakan tersebut disebut periodik. Bentuk sederhana dari gerak
periodik dipresentasikan oleh sebuah benda yang berisolasi di ujung pegas.75 Selain
pegas contoh lainnya yaitu ketika bola melakukan gerak bolak-balik di sekitar titik
setimbangnya. Jenis gerak ini disebut gerak harmonik. Gerak harmonik adalah istilah
lain untuk getaran harmonik. Gerak harmonik merupakan gerak periodik, tetapi gerak
periodik belum tentu harmonik.76
b) Aplikasi Getaran Harmonik
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak ditemukan aplikasi dari getaran
harmonik diantaranya:77
Neraca pegas. Neraca pegas digunakan untuk mengukur besar gaya. Neraca
pegas yang akan digunakan sebelumnya telah dikalibrasi di pabrik sehingga
pertambahan panjang pegas ketika ditarik atau ditekan oleh sebuah gaya telah
dikonversikan ke skala gaya (satuan Newton). Neraca pegas juga disebut
dynamometer. Neraca ini biasanya digunakan siswa untuk menyelidiki gaya-gaya pada
suatu percobaan.
Sistem suspensi kendaraan bermotor untuk meredam kejutan. Jika kendaraan
bermotor (sepeda motor atau mobil) melalui jalan berlubang atau jalan bergelombang,

74
Purwoko dan Fendi, Physics For Senior High School Year XI, (Jakarta: Yudhistira,
2010),h.76
75
Douglas C Giancoli, Fisika Edisi Kelima 1, (Jakarta: Erlangga, 2001),h.365
76
Kamajaya, Fisika Untuk Kelas XI SMA, (Bandung: Grafindo, 2014),h.59
77
Marthen Kanginan, Fisika 2A Untuk SMA kelas XI, (Jakarta: Erlangga, 2006),h.180
43

kendaraan akan mengalami kejutan. Jika bagian kendaraan itu tidak memiliki alat
untuk meredam kejutan, kejutan itu sangat tidak menyenangkan bagi pengendara.
Pegas pada setir kemudi. Penggunaan pegas pada setir kemudi akan
mengurangi kemungkinan dada pengemudi menabrak setir ketika terjadi tabrakan fatal.
Walaupun menggunakan sabuk keselamatan, pengemudi tetap dapat terlempar ke
depan ketika terjadi tabrakan.

2) Persamaan Getaran Harmonik


a) Persamaan Simpangan, Kecepatan dan Percepatan

Simpangan (displacement) gerak harmonik sederhana dapat dianggap


proyeksi P pada salah satu sumbu utamanya (sumbu y). Jika simpangan itu
diekspresikan dengan sumbu y, maka:78

𝑦 = 𝐴 sin 𝜃

𝑦 = 𝐴 sin 𝜔𝑡

2𝜋𝑡
𝑦 = 𝐴 sin
𝑇

Kecepatan gerak harmonik sederhana dapat ditentukan dari turunan


persamaan simpangan, maka:79

𝑦 = 𝐴 sin(𝜔𝑡 + 𝜃0 )

𝑑𝑦 𝑑
𝑣= = [𝐴 sin(𝜔𝑡 + 𝜃0 )]
𝑑𝑦 𝑑𝑡
𝑣 = 𝜔 𝐴 cos(𝜔𝑡 + 𝜃0 )

78
Iwan Permana Suwarna, Teori dan Aplikasi: Getaran dan Gelombang, (Jakarta: UIN Syarif
Hidayarullah,2012),h.41-44
79
Ibid.,h.43
44

Percepatan pada gerak harmonik sederhana untuk pegas dapat ditentukan dari
turunan pertama persamaan kecepatan atau turunan kedua dari persamaan simpangan:80

𝑑𝑣 𝑑
𝑎= = [𝜔𝐴 cos(𝜔𝑡 + 𝜃0 )]
𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑎 = −𝜔2 𝐴 sin(𝜔𝑡 + 𝜃0 )
Keterangan:
v = Kecepatan (m/s)
A = Amplitudo
𝜔 = Kecepatan sudut (rad/s)
y = Simpangan gerak harmonik (m)
a = Percepatan (m/s2)
Hubungan antara persamaan simpangan, kecepatan dan percepatan terhadap
waktu dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut:81

Tabel 2.2 Hubungan Antara y,v, dan a terhadap t dalam selang waktu antara t =
0 sampai dengan t = T sekon
No t (s) y (m) v (m/s) a (m/s2)
1 0 0 A𝜔 (maks) 0
2 ¼T A (maks) 0 -A𝜔2 (maks)
3 ½T 0 - A𝜔 (maks) 0
4 ¾T -A (maks) 0 A𝜔2 (maks)
5 T 0 A𝜔 (maks) 0

b) Fase dan Beda Fase Getaran Harmonik

Secara fisis, fase gerak harmonik dapat dipandang sebagai suatu keadaan
gerak yang ada hubungannya dengan arah simpangan dan arah geraknya pada suatu

80
Ibid.,h.44
81
Kamajaya, op.cit.,h.63
45

saat tertentu.82 Secara sederhana dapat dirumuskan kembali bahwa pada saat t tertentu,
nilai y dan nilai v adalah :

𝑦 = 𝐴 sin (𝜔𝑡 + 𝜃0 )
𝑣 = 𝐴𝜔 cos (𝜔𝑡 + 𝜃0 )
Bilangan yang menentukan arah dan nilai y dan v adalah besaran (𝜔𝑡 + 𝜃0 )
yang disebut sebagai sudut fase gerak harmonik.

2𝜋
𝜃 = (𝜔𝑡 + 𝜃0 ) = ( 𝑇 𝑡 + 𝜃0 )

Keterangan:
𝜃0 = Sudut fase awal (radian ata derajat)
𝜔 = Kecepatan sudut (rad/s)
T = Periode (sekon)
t = Waktu (sekon)
Fase (𝜑) adalah besarnya sudut fase dibagi dengan bilangan 2𝜋. Secara
matematis, dapat dituliskan persamannya:

𝜃 (𝜔𝑡 + 𝜃0 )
𝜑= =
2𝜋 2𝜋
2𝜋𝑡
Oleh karena = , maka ;
𝑇

𝑡 𝜃0 𝑡
𝜑= + = + 𝜑0
𝑇 2𝜋 𝑇
Beda fase dari kedua keadaan persamaan matematisnya sebagai berikut:
∆𝜑 = 𝜑2 − 𝜑1
𝑡2 𝑡1
∆𝜑 = ( + 𝜑0 ) − ( + 𝜑0 )
𝑇 𝑇

82
Ibid.,h.65
46

3) Gerak Harmonik pada Pegas dan Ayunan Sederhana


a) Persamaan Hukum Hooke

Robert Hooke adalah seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris. Hooke


mengemukakan hukumnya yang dikenal dengan Hukum Hooke dengan bunyi sebagai
berikut:83

“Pada daerah elastisitas benda, besarnya pertambahan panjang sebanding dengan


gaya yang bekerja pada benda.”

Kesimpulan Robert Hooke secara matematis dapat diekspresikan dalam


bentuk persamaan berikut:84

𝐹 = −𝑘. ∆𝑋

Keterangan:

F = Gaya (Newton)

k = konstanta pegas (N/m)

ΔX = perubahan panjang atau pertambahan panjang (m)

b) Periode dan Frekuensi Getaran Harmonik pada Pegas

Periode pada gerak harmonik sederhana ternyata bergantung pada kekakuan


pegas dan juga pada massa m yang berisolasi. Seperti ditunjukkan pada Gambar 2.4
berikut:

83
Iwan Permana Suwarna,op.cit.,h.31
84
Ibid.,h.32
47

Gambar 2.4 Getaran Harmonik dari Benda m pada Ujung Pegas Vertikal

Secara matematis persamaan periode pada ujung pegas horizontal atau vertical
sebagai berikut:85

𝑚
𝑇 = 2𝜋√
𝑘

Persamaan untuk frekuensi pegas (f) merupakan kebalikan dari periode pegas,
yaitu:86

1
𝑓=
𝑘
2𝜋√𝑚

Keterangan:
𝜋 = 22/7 atau 3,14
T = Periode (sekon)
f = Frekuensi (Hz)
m = Massa (kg)
k = Konstanta pegas (N/m)

85
Marthen Kanginan, Fisika 2 untuk SMA/MA Kelas XI Berdasarkan Kurikulum 2013, (Jakarta:
Erlangga, 2013),h.177
86
Ibid.,h.178
48

c) Periode dan Frekuensi Getaran Harmonik pada Ayunan Sederhana

Gerak pada ayunan sederhana atau bandul merupakan contoh dari gerak
harmonik/osilasi khususnya gerak harmonik anguler. Ketika bandul bergerak bolak-
balik maka akan memiliki beberapa besaran, diantaranya: amplitudo. Amplitudo pada
bandul adalah jarak tegak lurus dari titik keseimbangan. Osilasi pada bandul terjadi
karena bandul memiliki komponen gaya tangensial (dari gaya beratnya), dimana gaya
ini selalu menuju titik keseimbangan.87 Seperti terlihat pada Gambar 2.5 berikut:

Gambar 2.5 Ayunan Sederhana dengan Gaya F = mg sin 𝜽

Secara matematis persamaan periode dan frekuensi untuk ayunan sederhana


sebagai berikut:88

𝑙
𝑇 = 2𝜋√
𝑔

Frekuensi
1 𝑔
𝑓= √
2𝜋 𝑙
Keterangan:
𝜋 = 22/7 atau 3,14
T = Periode (sekon)

87
Iwan Permana Suwarna, op.cit.,h.51-52
88
Kamajaya, op.cit.,h. 69
49

f = Frekuensi (Hz)
g = Gravitasi (m/s2)
l = Panjang Tali Bandul (m)

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan LKS Contextual


Teaching and Learning (CTL) berbasis Android adalah sebagai berikut:

1. Hasil penelitian Tiara Dela Sari, Masril, Gusnedi yang berjudul “Pengaruh
Penerapan LKS Bermuatan Nilai-Nilai Karakter Dalam Strategi Pembelajaran
Contextual Teaching And Learning (CTL) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa
Kelas XI IPA SMAN 1 Koto XI Tarusan” menyatakan terdapat pengaruh
penerapan LKS bermuatan nilai-nilai karaketr dalam strategi pembelajaran
contextual teaching and learning (CTL) memiliki pengaruh yang berarti, terhadap
hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAN 1 Koto XI Tarusan pada taraf kepercayaan
0,95. Dibuktikan dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen
lebih tinggi daripada kelas kontrol pada semua ranah penilaian hasil belajar.89
2. Hasil penelitian Linda Marlinda, yang berjudul “Pengaruh CD Education dan
Animasi Berbasis Android Sebagai Alat Bantu Pembelajaran Untuk Meningkatkan
Minat Belajar Siswa SMU IPA” menyatakan bahwa penggunaan CD education dan
animasi berbasis android memberikan konstribusi positif terhadap minat belajar
siswa SMU IPA di Jakarta Timur dengan nilai Ujian Nasional sesuai yang
diharapkan. Penggunaan CD education dan animasi berbasis android menjadi salah

89
Tiara Dela Sari, Masril dan Gusnedi, “Pengaruh Penerapan LKS Bermuatan Nilai-Nilai
Karakter Dalam Strategi Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Terhadap Hasil
Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA SMAN 1 Koto XI Tarusan”, Jurnal Pendidikan Fisika, Vol.1,
2014,h.145-152
50

satu alat bantu pembelajaran di kelas sehinggan siswa yang kesulitan dalam
memahami pelajaran menjadi mudah dan menyenangkan.90
3. Jurnal Mohammad Adiwijaya, Kodrat Iman S dan Yuli Christyono yang berjudul
“Perancangan Game Edukasi Platform Belajar Matematika Berbasis Android
Menggunakan Construct 2”, hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi game
edukasi ini dapat dipasang pada smartphone dengan kebutuhan sistem operasi
minimum Android versi 4.1 (Jelly Bean) hingga Android versi 4.4 (KitKat) dan
dapat diimplementasikan dengan kebutuhan sistem memori minimum 1 GB RAM
pada resolusi minimal 540 X 960 pixels hingga 1440 X 2560 pixels.91
4. Skripsi Annis Dwi Yohana yang berjudul “Pengaruh LKS Digital Berbasis
Contextual Teaching and Learning terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI pada
Konsep Termodinamika” menunjukkan bahwa: (1) pembelajaran menggunakan
LKS Digital berbasis Contextual Teaching and Learning unggul dalam
meningkatkan jenjang kognitif C1, C2, C3 dan C4; (2) respon siswa terhadap LKS
Digital berbasis Contextual Teaching and Learning menunjukkan kategori baik
dengan presentase sebesar 74,59%.92
5. Jurnal Christianne Lynnette G Cabanban yang berjudul “Development of Mobile
Learning Using Android Platform”, menunjukkan bahwa mobile learning
merupakan jenis e-learning yang memberikan isi pendidikan dan bahan-bahan
pendukung pembelajaran melalui perangkat komunikasi nirkabel. Penelitian ini

90
Linda Marlinda, “Pengaruh CD Education dan Animasi Berbasis Android Sebagai Alat Bantu
Pembelajaran Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa SMU IPA”, Prosiding Simposium Nasional
Inovasi dan Pembelajaran Sains 2015,h.393
91
Mohammad Adiwijaya dkk, “Perancangan Game Edukasi Platform Belajar Matematika
Berbasis Android Menggunakan Construct 2”, Jurnal Vol.4 No.1 Maret 2015,h,128
92
Annis Dwi Yohana, “Pengaruh LKS Digital Berbasis Contextual Teaching And Learning
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI Pada Konsep Termodinamika”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2014, h.iii, tidak dipublikasikan
51

menunjukkan bahwa mobile learning menggunakan platform Android telah


diterima dengan baik untuk digunakan dalam pembelajaran.93
6. Jurnal Hafizul Fahri Hanafi dan Kharulanuar Samsudin yang berjudul “Mobile
Learning Environment System (MLES): The Case of Android-based Learning
Application on Undergraduates’ Learning”, hasil penelitian menunjukkan bahwa
responden dalam hal ini mahasiswa menerima interaktivitas, aksesibilitas dan
kenyamanan sistem, tetapi mereka frustasi dengan sesekali interupsi karena
masalah konektivitas internet. Tetapi, secara keseluruhan sistem mobile learning
dapat dimanfaatkan sebagai sarana belajar yang baik karena murah dan mampu
melengkapi pembelajaran mahasiswa.94

C. Kerangka Berpikir

Fisika merupakan suatu ilmu yang ditunjukan untuk mempelajari semua


gejala alam mencakup komponen materi dan iteraksinya. Pembelajaran fisika
diharapkan dapat menjadi tempat bagi siswa untuk mempelajari alam sekitar serta
pengembangan lebih lanjut dalam penerapan di kehidupan sehari-hari. Tetapi,
kenyataannya siswa masih kesulitan untuk memahami pelajaran fisika, kebanyakan
siswa hanya mempunyai pengetahuan dasar matematika dan belum mampu
mengkaitkan konsep-konsep fisika dalam kehidupan sehari-hari.

Solusi yang dapat digunakan untuk mempermudah siswa memahami konsep


fisika yaitu dengan menggunakan bahan ajar. Bahan ajar yang sering digunakan di
sekolah berupa buku paket, modul, LKS (Lembar Kegiatan Siswa). Salah satu bahan
ajar yang dapat mengkonstruk pengetahuan siswa yaitu LKS. Tetapi, kenyataannya

93
Christianne Lynnette G Cabanban, Development of Mobile Learning Using Android
Platform, International Journal of Information Technology & Computer Science (IJITCS) (ISSN
No:2091-1610) Vol.9 No.1, 2013,h.98
94
Hafizul Fahri Hanafi dan Khairulanuar Samsudin, Mobile Learning Environment System
(MLES) The Case of Android-based Learning Application on Undergraduates’ Learning, International
Journal of Advanced Computer Science and Applications, Vol.3 No.3, 2012,h.1
52

LKS fisika yang digunakan siswa di sekolah kurang mampu untuk mengkonstruk
pengetahuan siswa. LKS tersebut hanya berisikan rangkuman materi, latihan soal,
adapun kegiatan untuk melakukan eksperimen namun langkah kegiatannya tidak
sistematis. Hal ini membuat siswa menjadi penghafal yang baik dan tidak memahami
konsep fisikanya, karena siswa memperoleh pengetahuan bukan dari hasil pengalaman
sendiri. Satu diantara konsep fisika yang memiliki permasalahan tersebut yaitu getaran
harmonik. Konsep getaran harmonik biasanya hanya disajikan dalam bentuk teks atau
bacaan, sehingga kurang mengkonstruk pengetahuan siswa. Upaya yang dapat
dilakukan yaitu dengan melakukan inovasi pada LKS. Inovasinya dengan menerapkan
model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada LKS. Contextual
Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang membantu guru
agar dapat mengkaitkan konsep pelajaran dengan situasi dunia nyata dan menekankan
pada proses keterlibatan siswa untuk menghubungkan konsep pelajaran dengan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

LKS Contextual Teaching and Learning (CTL) ini dikemas dengan moderen,
yaitu diterapkan dalam smartphone Android. Perkembangan teknologi yang sangat
cepat khususnya teknologi komunikasi membuat smartphone Android dapat dengan
mudah dimiliki oleh semua orang tak terkecuali para siswa. Siswa yang menggunakan
smartphone Android ini seringkali hanya digunakan untuk media berkomunikasi,
media hiburan, media sosial, hanya sedikit yang menggunakannya untuk media
pembelajaran. Padahal, akan lebih bermakna jika dapat dioptimalkan dalam
pembelajaran. Dan dengan smartphone Android siswa dapat berkesempatan belajar
sendiri mengenai materi yang kurang dikuasai dimanapun dan kapanpun. Penggunaan
LKS Contextual Teaching and Learning (CTL) berbasis Android ini tentunya dapat
menciptakan suasana baru dalam pembelajaran fisika yang diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Kerangka berpikir penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 2.6 berikut:
53

- Hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika masih rendah

- Konsep getaran harmonik masih kurang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari

- Bahan ajar di sekolah kurang mampu dalam mengkonstruk pengetahuan para siswa

- Pemanfaatan smartphone Android dalam pembelajaran belum maksimal

Penerapan media pembelajaran berbantuan smartphone Android

Penggunaan LKS CTL berbasis Android

Penerapan lebih menarik pada konsep getaran harmonik

Peningkatan hasil belajar siswa

Gambar 2.6 Kerangka Berpikir


54

D. Hipotesis Penelittian

Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berpikir di atas maka dalam


penelitian ini perumusan hipotesis yang dapat diajukan yaitu LKS Contextual Teaching
and Learning (CTL) berbasis Android dapat memberikan pengaruh terhadap hasil
belajar siswa pada konsep getaran harmonik.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 15 Kota Tangerang yang berlokasi
di Jalan Villa Tangerang Regensi Periuk Kota Tangerang. Penelitian ini dilakukan pada
semester genap bulan Januari tahun pelajaran 2015/2016.

B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu
(quasi eksperimen). Eksperimen semu adalah metode yang mempunyai kelompok
kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel
luar yang mempengaruhi penelitian eksperimen.1

C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah nonequivalent control group design.
Desain ini dilakukan pada dua kelompok, yakni kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih
secara random.2 Sebelum diberikan perlakuan, pada kedua kelompok dilakukan pretest
untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dasar siswa pada konsep yang akan
dipelajari yaitu getaran harmonik. Selanjutnya, keduanya diberikan perlakuan yang
berbeda, yaitu kelompok eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran menggunakan
LKS Contextual Teaching and Learning (CTL) berbasis Android sedangkan kelompok
kontrol diberikan perlakuan pembelajaran konvensional yaitu menggunakan LKS yang
biasa digunakan di sekolah tersebut. Setelah diberikan perlakuan, pada kedua
kelompok akan dilakukan posttest untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa

1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung : Alfabeta,
2014),Cet.20,h.77
2
Ibid.,h.79

55
56

pada konsep getaran harmonik. Desain penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut
ini:

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pretest Treatment Posttest


Eksperimen O1 XE O2
Kontrol O1 XK O2

Keterangan :
O1 : Pretest yang diberikan kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen
O2 : Posttest yang diberikan kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen
XE : Perlakuan terhadap kelompok eksperimen berupa pembelajaran menggunakan
LKS Contextual Teaching and Learning (CTL) berbasis Android
XK : Perlakuan terhadap kelompok kontrol berupa pembelajaran konvensional

D. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel penelitian yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah LKS Contextual Teaching
and Learning (CTL) berbasis Android, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil
belajar siswa pada konsep getaran harmonik.

E. Populasi dan Sampel


Dalam penelitian yang dijadikan sebagai populasi dan sampel sebagai berikut:
1. Populasi yaitu siswa SMAN 15 Kota Tangerang dengan populasi sasarannya yaitu
seluruh siswa kelas XI MIA.
2. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik purposive sampling, yaitu teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.3 Digunakan dua kelas untuk
dijadikan sampel, satu sebagai kelas kontrol yang diberi perlakuan pembelajaran

3
Sugiyono,op.cit.,h.85
57

konvensional yaitu menggunakan LKS yang biasa digunakan di sekolah tersebut


dan satu lagi sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan pembelajaran
menggunakan LKS Contextual Teaching and Learning (CTL) berbasis Android.
Kelas kontrol menggunakan kelas XI MIA 1 dan untuk kelas eksperimen
menggunakan kelas XI MIA 2.

F. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui tes dan
nontes. Tes yang digunakan yaitu pretest dan posttest yang bertujuan untuk mengetahui
hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran. Non tes yang digunakan yaitu
kuesioner/angket yang bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap LKS
Contextual Teaching and Learning (CTL) Berbasis Android yang telah diterapkan
dalam pembelajaran.

G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati.4 Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu tes dan nontes. Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan
untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-
aturan yang sudah ditentukan.5 Instrumen non tes yang digunakan di penelitian ini yaitu
angket atau kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya,
atau hal-hal yang ia ketahui.6

4
Ibid.,h.102
5
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2012),h.67
6
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2013),h.194
58

1. Instrumen Tes
Instrumen tes yang digunakan berupa tes objektif pilihan ganda dengan lima
alternatif pilihan jawaban. Instrumen tes ini mengukur aspek kognitif yang meliputi
mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), dan menganalisis (C4). Tes ini
dilakukan sebelum (pretest) dan sesudah diberikan perlakuan (posttest). Kisi-kisi
instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut
ini:
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes
Konsep/ Indikator Ranah Kognitif Jumlah
Subkonsep C1 C2 C3 C4
Menjelaskan konsep getaran 1*,2, 5*,6, 10
harmonik 3,4* 7*,8,
Konsep
9,10
Getaran
Menentukan periode dan 11*, 13, 15*, 7
Harmonik
frekuensi pada getaran 12 14* 16*,
harmonik 17
Menerapkan persamaan 18* 19,20, 22*, 26, 10
simpangan, kecepatan dan 21* 23,24, 27*
Persamaan percepatan pada gerak 25
Getaran harmonik sederhana
Harmonik Menghitung sudut fase dan 28 29*, 3
beda fase pada gerak 30*
harmonik
Gerak Menentukan konstanta pada 31 32*, 34*, 37*, 10
Harmonik pegas dengan menggunakan 33 35*, 38*,
Pada Pegas persamaan hukum Hooke 36* 39,
dan Ayunan 40*
Sederhana Menghitung periode dan 41 42,43 44*, 47, 10
frekuensi pada pegas dan 45*, 48*,
ayunan sederhana (bandul) 46 49*,
50*
Jumlah Soal 10 15 15 10 50
Presentase Soal 20% 30% 30% 20% 100%

Keterangan : * = butir soal yang valid


59

2. Instrumen Nontes
Instrumen nontes yang digunakan berupa angket atau skala sikap untuk
mengetahui respon siswa mengenai LKS Contextual Teaching and Learning (CTL)
berbasis Android yang digunakan dalam pembelajaran fisika pada konsep getaran
harmonik. Angket yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model angket skala Likert
yang berbentuk rating-scale, dimana siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan
pilihan Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Cukup (C), Setuju (S), Sangat
Setuju (SS).7 Kisi-kisi instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini dapat
dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Nontes (Angket)


LKS Contextual
Teaching and
Jumlah
No Indikator Angket Learning (CTL)
Soal
Berbasis Android
Positif Negatif
Penggunaan LKS Contextual Teaching
1 and Learning (CTL) berbasis Android 1,3 2,4 4
dalam proses pembelajaran
2 Penyajian konsep materi dan evaluasi 5 6 2
Penyajian desain tampilan dan animasi
3 dalam LKS Contextual Teaching and 7,9 8,10 4
Learning (CTL) berbasis Android
Jumlah Soal 5 5 10

7
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya,2009),h.80
60

H. Kalibrasi Instrumen
1. Kalibrasi Instrumen Tes
Sebelum instrumen tes digunakan dalam penelitian, maka instrumen tes harus
dikalibrasi. Kalibrasi instrumen tes dilakukan pada siswa kelas XII di SMAN 15 Kota
Tangerang. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kualitas dari setiap soal, dimana
soal tersebut harus memenuhi kriteria seperti validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran
maupun daya pembeda. Berikut ini pengujian berkaitan dengan kriteria yang harus
dipenuhi oleh instrumen tes:
a. Uji Validitas
Instrumen yang valid ialah instrumen yang mampu mengukur apa yang
diinginkan oleh peneliti dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti
secara tepat.8 Instrumen tes terdiri dari beberapa soal sehingga perlu mencari validitas
butir (tiap butir soal). Untuk menguji validitas butir, skor-skor yang ada pada butir yang
dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Dengan diperolehnya indeks validitas setiap
butir, maka dapat diketahui dengan pasti butir-butir manakah yang tidak memenuhi
syarat ditinjau dari validitasnya.9 Pengujian validitas yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu koefisien korelasi biseral dengan rumusan:10

𝑀𝑝 − 𝑀𝑡 𝑝
𝑟𝑝𝑏𝑖𝑠 = √
𝑆𝑡 𝑞

Keterangan :
rpbi : koefisien korelasi biseral
Mp : rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya
Mt : rerata skor total
St : standar deviasi dari skor total

8
Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan
Tenaga Kependidikan,(Jakarta:Kencana,2010),Cet.1,h.269
9
Ibid,h.271
10
Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,op.cit.,h.326
61

𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟


p : proporsi siswa yang menjawab benar (𝑝 = )
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

q : poporsi siswa yang menjawab salah (𝑞 = 1 − 𝑝)


Adapun kriteria penafsiran indeks validitasnya pada tabel 3.4 berikut ini:11
Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai rpbi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80-1,00 Sangat Tinggi
0,60-0,79 Tinggi
0,40-0,59 Cukup
0,20-0,39 Rendah
0,00-0,19 Sangat Rendah

Hasil uji validitas instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut ini:
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes
Statistik Butir Soal
Jumlah soal 50
Jumlah siswa 39
Nomor soal yang valid 1, 4, 5, 7, 11, 14, 15, 16, 18, 21,
22, 27, 29, 30, 32, 34, 35, 36, 37,
38, 40, 44, 45, 48, 49, 50

Jumlah soal yang valid 26


Presentase soal yang valid 52%

b. Reliabilitas
Instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut konsisten dalam hasil
ukurnya sehingga dapat dipercaya. Instrumen yang dapat dipercaya atau reliabel akan
menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai
dengan kenyataannya, maka berapa kali diambil, hasilnya akan tetap sama.12

11
Ibid.,h.319
12
Trianto,op.cit.,h.271-272
62

Reliabilitas yang digunakan untuk menguji instrument dalam penelitian ini yaitu rumus
K-R 20 dengan rumusan sebagai berikut:13
𝑘 𝑆𝑖 2 − Σ𝑝𝑖 𝑞𝑖
𝑟𝑖 = { }
(𝑘 − 1) 𝑆𝑖 2
Keterangan:
ri : reliabilitas instrumen
k : jumlah item dalam instrumen
Si : standar deviasi dari tes
pi : proporsi banyaknya subyek yang menjawab item dengan benar
qi : proporsi banyaknya subyek yang menjawab item dengan salah
∑pi qi : jumlah hasil perkalian antara pi dan qi

Adapun kriteria reliabilitas instrumen lihat pada tabel 3.6 berikut ini:
Tabel 3.6 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen
Koefisien Korelasi Koefisien Reliabilitas
0,91-1,00 Sangat Tinggi
0,71-0,90 Tinggi
0,41-0,70 Sedang
0,21-0,40 Rendah
<0,20 Kecil

Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh bahwa nilai reliabilitas


instrument tes ini yaitu 0,69. Nilai ini termasuk ke dalam kategori sedang. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa instrumen tes ini layak digunakan dalam
penelitian.

13
Sugiyono,op.cit.,h.132
63

c. Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran
(difficulty index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,0 sampai dengan 1,0. Indeks
kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Taraf kesukaran dapat dicari dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:14

𝐵
𝑃=
𝐽𝑆

Keterangan:
P : indeks kesukaran
B : banyaknya siswa yang menjawab benar pada butir soal yang diukur
JS : jumlah seluruh peserta tes
Penentuan kategori indeks kesukaran suatu butir soal dapat dilihat pada Tabel
3.7 berikut ini:15
Tabel 3.7 Taraf Kesukaran
Rentang nilai Kategori
0,00 < P < 0,30 Sukar
0,31 < P < 0,70 Sedang
0,71 < P < 1,00 Mudah

Hasil perhitungan taraf kesukaran instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.8
berikut ini:

14
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.,op.cit.,h.223
15
Ibid.,h.225
64

Tabel 3.8 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes

Butir Soal
Kriteria Soal
Jumlah Soal Presentase
Mudah 20 40%
Sedang 22 44%
Sukar 8 16%
Jumlah 50 100%

d. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal dalam membedakan antara
siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai
(berkemampuan rendah).16 Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut
indeks diskriminasi (D), ini berkisar antara 0,00-1,00. Untuk menentukan indeks
diskriminasi digunakan rumus berikut ini:17

𝐵𝐴 𝐵𝐵
𝐷= −
𝐽𝐴 𝐽𝐵
Keterangan:
D : daya pembeda
BA : banyaknya peserta kelas atas yang menjawab soal dengan benar
BB : banyaknya peserta kelas bawah yang menjawab soal dengan benar
JA : banyaknya peserta kelas atas
JB : banyaknya peserta kelas bawah

16
Ibid.,h.226
17
Ibid.,h.228
65

Penentuan kategori daya beda soal dapat dilihat pada tabel 3.9 berikut ini:18
Tabel 3.9 Kategori Daya Pembeda

Rentang Nilai DB Kategori


Bernilai Negatif Drop
0,00 < D < 0,20 Jelek
0,21 < D < 0,40 Cukup
0,41 < D < 0,70 Baik
0,71 < D < 1,00 Baik Sekali

Hasil uji daya beda instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.10 berikut ini:
Tabel 3.10 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes
Butir Soal
Kriteria Soal
Jumlah Soal Presentase
Drop 7 14%
Jelek 15 30%
Cukup 14 28%
Baik 9 18%
Baik Sekali 5 10%
Jumlah 50 100%

2. Kalibrasi Instrumen Nontes


Instrumen nontes disini berupa angket, yang sebelum diuji cobakan telah
dikalibrasi dengan pertimbangan para ahli. Adapun pertimbangan-pertimbangan
tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.11 berikut ini:

18
Ibid.,h.232
66

Tabel 3.11 Uji Validitas Instrumen Nontes


Kriteria
No Aspek yang Diuji
Baik Cukup Kurang
1 Pengembangan indikator
dari setiap tahap
pembelajaran
2 Keterwakilan semua tahap
pembelajaran oleh
indikator yang
dikembangkan
3 Penskoran terhadap tiap-
tiap indikator
4 Pemilihan kata dan kalimat
dalam pengembangan
indikator
5 Kejelasan dan keefektifan
bahasa yang digunakan
Saran :
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………

I. Teknik Analisis Data Tes


1. Uji Prasyarat Analisis
Sebelum melakukan uji hipotesis dilakukan beberapa uji prasyarat statistik
untuk menentukan rumus statistik yang akan digunakan dalam uji hipotesis tersebut.
Uji prasyarat analisis terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu chi square test (tes kai kuadrat) dengan
rumusan:19
𝑓0 − 𝑓ℎ2
𝑥ℎ2 =
𝑓ℎ

19
Sugiyono, op.cit.,h.172
67

Keterangan:
𝑥ℎ2 : nilai tes kai kuadrat
𝑓0 : frekuensi yang diobservasi
𝑓ℎ : frekuensi yang diharapkan
Pengujian normalitas data hasil penelitian dengan menggunakan chi square
test dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:20
1) Perumusan hipotesis.
H0 : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
H1 : sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.
2) Data dikelompokan ke dalam distribusi frekuensi.
3) Menentukan proporsi ke-j (Pj).
4) Menentukan 100 Pj yaitu presentase luas interval ke-j dari suatu distribusi normal
𝑋𝑖 −𝑋̿
melalui transformasi ke skor baku: 𝑧𝑖 = 𝑆𝐷
2
5) Menghitung nilai x hitung melalui rumus sebagai berikut:
𝑛 (𝑃𝑗 − 100𝑃𝑗)2
𝑥2 = Σ
100 100𝑃𝑗
6) Menentukan x2 tabel pada derajat bebas (db) = k – 3 , dimana k yaitu banyaknya
kelompok.
7) Kriteria pengujian:
Jika x2 < x2tabel maka H0 diterima.
Jika x2 > x2tabel maka H0 ditolak.
8) Kesimpulan:
x2 < x2tabel : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
x2 > x2tabel : sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

20
Kadir, Statistika untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Rosemata Sampurna,2010),
h.111
68

b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah kedua data tersebut
homogen atau tidak (heterogen) yaitu dengan cara membandingkan kedua variansnya.
Pada penelitian ini, uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji fisher, adapun
formula statistik uji F sebagai berikut:21
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑆𝑏2
𝐹𝑚𝑎𝑘𝑠 = = 2
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 𝑆𝑘
Dengan derajat kebebasan: db1 = (n1 - 1) dan db2 = (n2 - 1)
Keterangan:
F : uji fisher
𝑆𝑏2 : varians terbesar
𝑆𝑘2 : varians terkecil
Kriteria pengujian uji fisher sebagai berikut:
Ftabel < Fhitung : sampel berasal dari populasi yang homogen
Ftabel < Fhitung : sampel berasal dari populasi yang heterogen

2. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas, kemudian dilakukan uji
hipotesis. Berikut ini distribusi dan kehomogenan varians dari data hasil penelitian
serta uji hipotesis yang digunakannya:
a. Data berdistribusi normal dan homogen
Untuk data berdistribusi normal dan homogen, pengujian hipotesis
menggunakan statistik parametrik yaitu uji t dengan persamaan sebagai berikut:22
̅
X1 − ̅
X2
t=
1 1
Sgab √n + n
1 2

21
Ibid.,h.119
22
Sudjana, Metoda Statistik, (Bandung: Tarsito,2005),h.239
69

(𝑛1 −1)𝑆12 +(𝑛2 −1)𝑆22


Dengan Sgab= √ 𝑛1 + 𝑛2 −2

Keterangan:
𝑋1 = Rata-rata data kelas eksperimen
𝑋2 = Rata-rata data kelas kontrol
S = Nilai deviasi standar gabungan
S12 = Varians data kelas eksperimen
S22 = Varians data kelas kontrol
n1 = Jumlah anggota kelas eksperimen
n2 = Jumlah anggota kelas kontrol
Hasil perhitungan thitung dibandingakan dengan ttabel dengan taraf signifikan
0,05. Kriteria pengujian uji t adalah sebagai berikut :
1) Jika thitung > ttabel , maka tolak H0 dan H1 diterima
2) Jika thitung < ttabel , maka terima H0 dan H1 ditolak

b. Data berdistribusi normal dan heterogen


Untuk data berdistribusi normal dan tidak homogen, pengujian hipotesis
menggunakan uji t’ dengan persamaan sebagai berikut:23
𝑥̅̅1 − 𝑥̅̅2
𝑡′ =
𝑠2 𝑠2
√( 1 ) + ( 2 )
𝑛1 𝑛2

Keterangan:
𝑥̅1 = Nilai rata-rata hitung data kelompok eksperimen
𝑥̅2 = Nilai rata-rata hitung data kelompok kontrol
𝑠12 = Varians data kelompok eksperimen
𝑠22 = Varians data kelompok kontrol

23
Ibid.,h.241
70

n1 = Jumlah siswa pada kelompok eksperimen


n2 = Jumlah siswa pada kelompok kontrol
Kriteria pengujiannya :
1) Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
2) Jika thitung > ttabel, maka H1 diterima dan H0 ditolak

c. Data tidak berdistribusi normal


Untuk data tidak berdistribusi normal, pengujian menggunakan uji Mann-
Whitney. Uji Mann-Whitney (U) adalah uji non-parametrik yang tergolong kuat
sebagai pengganti uji-t.24 pada uji ini asumsi normalitas dan homogenitas tidak
diperlukan. Uji Mann-Whitney dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:25
1) Merumuskan hipotesis statistik
H0 : µ1 > µ2
H0 : µ1 < µ2
2) Menetapkan U kritis
Misalkan α = 0,05 dengan n1 = 8 dan n2 = 5, diperoleh U(0,05)(8:5) = 8 (lihat daftar J)
3) Menentukan nilai statistik Mann-Whitney (U) dengan langkah-langkah:
a) Mengurutkan data tanpa memperhatikan sampelnya
b) Menjumlahkan urutan masing-masing sampel
c) Menghitung statistik U melalui dua rumus:
𝑛1 (𝑛1 +1)
Pertama, U = 𝑛1 𝑛2 + − 𝐾1
2
𝑛2 (𝑛2 +1)
Kedua, U = 𝑛1 𝑛2 + − 𝐾2
2

4) Membuat kesimpulan
Jika U < Utabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Jika U > Utabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

24
Kadir, op.cit.,h.273
25
Ibid.
71

J. Uji N-Gain
Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest, gain menunjukkan
peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran
dilakukan guru.26 Untuk menghindari hasil kesimpulan yang akan menimbulkan bias
penelitian, maka digunakan uji n-gain dengan rumus sebagai berikut:27

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡


𝑁 − 𝐺𝑎𝑖𝑛 =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

Tabel 3.12 Interpretasi Gain score Ternormalisasi


Nilai N-Gain Kategori
< 0,30 Rendah
0,30 < g < 0,70 Sedang
>0,70 Tinggi

K. Analisis Data Non Tes


Analisis data non tes digunakan untuk mengetahui seberapa besar respon
siswa terhadap penggunaan LKS Contextual Teaching and Learning (CTL) berbasis
Android dalam pembelajaran fisika pada konsep getaran harmonik. Skala penilaian non
tes in terdiri dari lima skala, yaitu skala 1 sampai 5. Penskoran jawaban pertanyaan
angket dapat dilihat pada Tabel 3.13 berikut ini:28

26
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, Science Education
Research, (Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006),h.71
27
Ibid
28
Nana Sudjana,Op.cit.,h.81
72

Tabel 3.13 Penskoran Alternatif Jawaban Pertanyaan Angket

Nilai
Jawaban
Pertanyaan Positif Pertanyaan Negatif
Sangat tidak setuju (STS) 1 5
Tidak setuju (TS) 2 4
Cukup (C) 3 3
Setuju (S) 4 2
Sangat setuju (SS) 5 1

Data angket diolah secara kuantitatif menggunakan rumus:

𝐹
𝑃= 𝑥100%
𝑁

Keterangan:
P : angka presentase
F : frekuensi yang sedang dicari presentasenya
N : jumlah skor ideal
Data yang diperoleh diubah ke dalam bentuk presentase, kemudian
diklasifikasikan ke dalam kategori pada Tabel 3.13 berikut ini:29
Tabel 3.13 Kategori Angket Siswa
Rentang Nilai Kategori
0-20% Sangat Kurang
21-40% Kurang
41-60% Cukup
61-80% Baik
81-100% Baik Sekali

29
Riduan dan Akdon, Rumus dan Data dalam Analisis Statistika, (Bandung: Alfabeta,2013),
h.18
73

L. Hipotesis Statistik
Untuk hipotesis statistik yang digunakan yaitu:
H0 : 𝜇𝐸 = 𝜇𝐾
H1 : 𝜇𝐸 ≠ 𝜇𝐾
Keterangan:
H0 : tidak terdapat pengaruh signifikan dalam penggunaan LKS Contextual Teaching
and Learning (CTL) berbasis Android terhadap hasil belajar siswa pada konsep
getaran harmonik
H1 : terdapat pengaruh signifikan dalam penggunaan LKS Contextual Teaching and
Learning (CTL) berbasis Android terhadap hasil belajar siswa pada konsep
getaran harmonik
𝜇𝐸 : nilai rata-rata hasil belajar fisika siswa yang menggunakan LKS Contextual
Teaching and Learning (CTL) berbasis Android
𝜇𝐾 : nilai rata-rata hasil belajar fisika siswa yang belajar secara konvensional
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Pada subbab ini menjelaskan data yang diperoleh selama penelitian. Data
yang dideskripsikan diantaranya; data hasil pretest dan posttest kelas kontrol dan
kelas eksperimen, penilaian kognitif di kelas kontrol dan kelas eksperimen, serta
hasil angket dari kelas eksperimen.

1. Hasil Pretest
Perolehan hasil pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen pada penelitian
ini disajikan dalam Gambar 4.1 berikut:

14 13 13

12
JUMLAH SISWA

10 9
8 8
8
6 6
6
4
4 3

2 1 1
0 0 0
0
7-13 14-20 21-27 28-34 35-41 42-48 49-55
RENTANG NILAI

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen
Pengolahan data untuk menentukan distribusi frekuensi hasil pretest dapat dilihat
pada lampiran 3.A
Berdasarkan Gambar 4.1, terlihat bahwa hasil pretest kelas kontrol dan
kelas eksperimen secara keseluruhan berada pada rentang nilai 7-55. Pada grafik,
terlihat perbedaan hasil pretest pada beberapa rentang nilai antara kelas kontrol dan
kelas eksperimen.

74
75

Pada rentang 14-20, dan 21-27 terlihat bahwa jumlah siswa di kelas
eksperimen yang mendapatkan nilai pada rentang-rentang tersebut lebih banyak
dibandingkan kelas kontrol. Sementara untuk rentang nilai 7-13, 28-34, 35-41, dan
49-55, terlihat bahwa jumlah siswa di kelas kontrol yang mendapatkan nilai pada
rentang-rentang tersebut lebih banyak dibandingkan kelas eksperimen. Tetapi untuk
rentang nilai 42-48, terlihat terdapat persamaan jumlah siswa yang mendapatkan
nilai pada rentang-rentang tersebut yakni 13 orang.
Berdasarkan perhitungan statistik, diperoleh beberapa nilai pemusatan dan
penyebaran data dari nilai pretest ditunjukkan pada Tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen
Pemusatan dan
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Penyebaran Data
Nilai Terendah 7 19
Nilai Tertinggi 53 46
Mean 36,83 33,61
Modus 43,56 24,72
Median 38 35,17
Standar Deviasi 8,93 8,37

Pengolahan data untuk menentukan tabel ukuran pemusatan dan penyebaran data
hasil pretest dapat dilihat pada lampiran 3.A
Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui nilai terendah pada kelas kontrol yaitu 7
sedangkan nilai terendah pada kelas eksperimen yaitu 19. Nilai tertinggi pada kelas
kontrol yaitu 53 sedangkan nilai tertinggi pada kelas eksperimen yaitu 46. Mean
atau nilai rata-rata kelas kontrol yaitu 36,83 sedangkan rata-rata kelas eksperimen
yaitu 33,61. Adapun modus atau nilai yang sering muncul pada kelas kontrol yaitu
43,56 sedangkan pada kelas eksperimen yaitu 24,72. Median atau nilai tengah yang
dihasilkan kelas kontrol yaitu 38 sedangkan kelas eksperimen yaitu 35,17.
76

2. Hasil Posttest
Perolehan hasil posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen pada penelitian
ini disajikan dalam Gambar 4.2 berikut:

12 11
10
10 9
8
JUMLAH SISWA

8 7 7
6
6 5
4
4
2
2 1 1 1
0
0
46-51 52-57 58-63 64-69 70-75 76-81 82-87
RENTANG NILAI

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Gambar 4.2 Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen
Pengolahan data untuk menentukan distribusi frekuensi pada Gambar 4.2 dapat
dilihat pada lampiran 3.B
Berdasarkan Gambar 4.2, terlihat bahwa hasil posttest kelas kontrol secara
keseluruhan berada pada rentang nilai 46-87, sedangkan kelas eksperimen berada
pada rentang nilai 46-81. Pada grafik, terlihat beberapa perbedaan hasil posttest
pada beberapa rentang nilai tertentu antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Pada rentang nilai 46-51, 52-57, 58-63, dan 82-87 terlihat bahwa jumlah siswa di
kelas kontrol yang mendapatkan nilai pada rentang tersebut lebih banyak
dibandingkan kelas eksperimen. Sementara untuk rentang nilai 64-69, 70-75 dan
76-81 terlihat bahwa jumlah siswa di kelas eksperimen yang mendapatkan nilai
pada rentang nilai tersebut lebih banyak dibandingkan kelas kontrol. Pada rentang
nilai 70-75 terlihat perbedaan yang cukup signifikan, dimana jumlah siswa kelas
eksperimen yang mendapat nilai pada rentang tersebut sebanyak 8 siswa, sedangkan
kelas kontrol sebanyak 1 siswa.
77

Berdasarkan perhitungan statistik, diperoleh beberapa nilai pemusatan dan


penyebaran data hasil posttest yang ditunjukkan pada Tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Ukuran Pemustan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen
Pemusatan dan Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Penyebaran Data
Nilai Terendah 46 50
Nilai Tertinggi 84 80
Mean 59,83 66,58
Modus 65 67,62
Median 59,21 67,22
Standar Deviasi 8,81 7,91

Pengolahan data untuk menentukan tabel ukuran pemusatan dan penyebaran data
hasil posttest dapat dilihat pada lampiran 3.B
Berdasarkan Tabel 4.2, terlihat bahwa kelas eksperimen lebih unggul
dibandingkan kelas kontrol dari nilai terendah, mean, modus, dan median. Tetapi
pada nilai tertinggi dan standar deviasi kelas kontrol yang lebih unggul
dibandingkan kelas eksperimen. Hasil yang didapatkan dari data tersebut
menunjukkan bahwa nilai di kelas kontrol maupun kelas eksperimen tidak terlalu
berbeda, dalam hal ini dapat dikatakan bahwa kelas kontrol maupun kelas
eksperimen memiliki kemampuan yang relatif sama setalah diberikan treatment.
3. Rekapitulasi Hasil Belajar
a. Data Hasil Pretest dan Posttest
Data hasil pretest dan posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat
dilihat pada Tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen
Pemusatan dan Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Penyebaran Data Pretest Posttest Pretest Posttest
Nilai Terendah 7 46 19 50
Nilai Tertinggi 53 84 46 80
Mean 36,83 59,83 33,61 66,58
Modus 43,56 65 24,72 67,62
Median 38 59,21 35,17 67,22
Standar Deviasi 8,93 8,81 8,37 7,91
78

Pengolahan data untuk menentukan tabel rekapitulasi data hasil pretest dan posttest
dapat dilihat pada lampiran 3.A dan 3.B
Berdasarkan Tabel 4.3, terlihat bahwa nilai rata-rata (mean) pretest kelas
kontrol yaitu 36,83 lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen yaitu 33,61.
Sementara, nilai rata-rata (mean) posttest kelas eksperimen yaitu 66,58 lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol yaitu 59,83. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai kelas
kontrol maupun kelas eksperimen mengalami peningkatan setelah diberikan
perlakuan yang berbeda. Nilai rata-rata kelas kontrol yang diberi perlakuan
pembelajaran secara konvensional mengalami peningkatan dengan selisih nilai
pretest dan posttest sebesar 23, sedangkan selisih nilai rata-rata pretest dan posttest
kelas eksperimen yang diberi perlakuan berupa pembelajaran yang menggunakan
LKS Contextual Teaching and Learning (CTL) berbasis Android sebesar 32,97.
Hasil ini menunjukkan bahwa kelas eksperimen yang diberi perlakuan
pembelajaran dengan menggunakan LKS Contextual Teaching and Learning
(CTL) berbasis Android memiliki peningkatan hasil belajar yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol yang diberi perlakuan berupa pembelajaran
secara konvensional.
b. Kemampuan Kognitif Siswa
Kemampuan kognitif siswa pada konsep getaran harmonik untuk setiap
jenjangnya dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut:
0.87
0.87

1
0.9
0.66

0.8
0.64

0.64
0.58

0.6

0.7
0.54
0.49
Rata-Rata

0.48
0.47
0.5

0.6
0.44

Pretest Kontrol
0.39

0.35

0.5
0.31

0.4 Pretest Eksperimen


0.3 Posttest Kontrol
0.2
0.1 Posttest Eksperimen
0
C1 C2 C3 C4
Jenjang Kognitif

Gambar 4.3 Grafik Rata-Rata Jenjang Kognitif Hasil Pretest dan Posttest
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
79

Pengolahan data untuk menentukan jenjang kognitif pada Gambar 4.3 dapat dilihat
pada lampiran 3.I dan 3.J
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa, hasil belajar siswa untuk setiap jenjang
kognitif di kelas kontrol maupun kelas eksperimen mengalami peningkatan.
Berdasarkan hasil pretest, rata-rata siswa di kelas kontrol yang menjawab dengan
benar soal-soal jenjang kognitif C1 (mengingat) sebesar 0,49, C2 (memahami)
sebesar 0,54, C3 (menerapkan) sebesar 0,47 dan C4 (menganalisis) sebesar 0,44.
Pada saat posttest, rata-rata siswa di kelas kontrol yang menjawab dengan benar
soal-soal jenjang kognitif C1 (mengingat) sebesar 0,87, C2 (memahami) sebesar
0,66, C3 (menerapkan) sebesar 0,58 dan C4 (menganalisis) sebesar 0,48. Pada saat
pretest, rata-rata siswa di kelas eksperimen yang menjawab dengan benar soal-soal
jenjang kognitif C1 (mengingat) sebesar 0,50, C2 (memahami) sebesar 0,39, C3
(menerapkan) sebesar 0,35 dan C4 (menganalisis) sebesar 0,31. Pada saat posttest,
rata-rata siswa di kelas eksperimen yang menjawab dengan benar soal-soal jenjang
kognitif C1 (mengingat) sebesar 0,87, C2 (memahami) sebesar 0,64, C3
(menerapkan) sebesar 0,58, dan C4 (menganalisis) sebesar 0,48.
Peningkatan jenjang kognitif untuk kedua kelas dapat dilihat pada Gambar
4.4 berikut:
0.75
0.74

0.80

0.70

0.60
0.45

0.42
0.41

0.50
N-Gain

0.40 Kelas Kontrol


0.26

0.21

0.30 Kelas Eksperimen


0.20
0.07

0.10

0.00
C1 C2 C3 C4
Jenjang Kognitif

Gambar 4.4 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen
80

Pengolahan data untuk menentukan uji N-Gain pada Gambar 4.4 dapat dilihat pada
lampiran 3.K
Berdasarkan Gambar 4.4, terlihat bahwa peningkatan hasil belajar kelas
kontrol pada jenjang C1 (mengingat) meningkat sebesar 0,75 (tinggi), C2
(memahami) meningkat sebesar 0,26 (rendah), C3 (menerapkan) meningkat sebesar
0,21 (rendah), dan C4 (menganalisis) meningkat sebesar 0,07 (rendah). Adapun
peningkatan hasil belajar di kelas eksperimen, yaitu jenjang kognitif C1
(mengingat) meningkat sebesar 0,74 (tinggi), C2 (memahami) meningkat sebesar
0,41 (sedang), C3 (menerapkan) meningkat sebesar 0,45 (sedang), dan C4
(menganalisis) meningkat sebesar 0,42 (sedang). Jika dilihat dari segi peningkatan
hasil belajar, hasil belajar di kelas eksperimen lebih unggul dibandingkan kelas
kontrol pada kemampuan C2 (memahami), C3 (menerapkan), dan C4
(menganalisis). Sementara, kelas kontrol hanya unggul pada kemampuan C1
(mengingat).
4. Hasil Uji Prasyarat Analisis Statistik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data terdistribusi
normal atau tidak. Uji ini dilakukan terhadap hasil pretest dan posttest kelas kontrol
maupun kelas eksperimen. Uji normalitas kedua data menggunakan rumus uji Chi
Square. Peneliti menggunakan software SPSS 22 dalam melakukan uji normalitas
ini. Hasil perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 4.4 di bawah ini:
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen

Prestest Posttest
Statistik Kelas Kelas Kelas Kelas
Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen

Sig 0,040 0,168 0,226 0,059


Taraf Sig (α) 0,05
Data tidak Data Data Data
Keputusan terdistribusi terdistribusi terdistribusi terdistribusi
normal normal normal normal
81

Pengolahan uji normalitas data pretest dan posttest dapat dilihat pada lampiran 3.C
dan 3.D
Pengambilan keputusan uji normalitas diambil berdasarkan pada ketentuan
kriteria pengujian uji Chi Square, yaitu jika P-value < α , maka H0 ditolak (tidak
terdistribusi normal) dan jika P-value > α , maka H0 tidak dapat ditolak
(berdistribusi normal). Dalam program SPSS digunakan istilah significance (yang
disingkat sig) untuk P-value; dengan kata lain P-value = sig. Taraf signifikan yang
digunakan adalah 5%. Tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai sig data pretest kelas
kontrol sebesar 0,040 dan kelas eksperimen sebesar 0,168. Sementara, untuk nilai
sig data posttest, kelas kontrol memperoleh nilai sebesar 0,226, sedangkan kelas
eksperimen memperoleh nilai sebesar 0,059. Nilai sig data pretest kelas kontrol
lebih kecil dibandingkan taraf sig. Sedangkan, nilai sig data pretest kelas
eksperimen dan posttest kelas kontrol maupun kelas eksperimen lebih besar
dibandingkan taraf sig. Artinya, dapat disimpulkan bahwa data hasil pretest kelas
kontrol tidak terdistribusi normal, sedangkan hasil pretest kelas eksperimen dan
hasil posttest kelas kontrol maupun kelas eksperimen terdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas
memiliki varians yang sama atau tidak. Uji homogenitas dilakukan terhadap dua
data, yaitu hasil pretest dan posttest kelas kontrol maupun kelas eksperimen.
Pengujian homogenitas peneliti menggunakan software SPSS 22 dengan Test of
Homogenity of Variance. Hasil perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada
Tabel 4.5 di bawah ini:
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen

Prestest Posttest
Statistik Kelas Kelas Kelas Kelas
Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen
Sig 0,170 0,875
Taraf Sig (α) 0,05
Keputusan Kedua data homogen Kedua data homogen
82

Perhitungan uji homogenitas data pretest dan posttest secara rinci dapat dilihat pada
lampiran 3.E dan 3.F
Pengambilan keputusan uji homogenitas diambil berdasarkan pada
ketentuan kriteria pengujian, yaitu jika signifikansi yang diperoleh > α, maka
variansi setiap sampel sama (homogen) sedangkan jika signifikansi yang diperoleh
< α, maka variansi setiap sampel tidak sama (tidak homogen). Taraf signifikansi (α)
yang digunakan adalah 5%. Pada tabel 4.5 menunjukkan hasil rekapitulasi
keseluruhan uji homogenitas, nilai sig data pretest kelas kontrol dan kelas
eksperimen yaitu 0,170 dan nilai sig data posttest kelas kontrol dan kelas
eksperimen yaitu 0,875. Nilai kedua sig tersebut lebih besar dari taraf sig (α) yaitu
0,05, sehingga disimpulkan bahwa kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki
varians yang sama pada saat pretest maupun posttest (homogen).
5. Hasil Uji Hipotesis
Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, diperoleh bahwa terdapat data
yang tidak terdistribusi normal dan kedua sampel homogen. Oleh karena itu,
pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji nonparamaterik Mann-
Whitney menggunakan bantuan software SPSS 22. Hasil perhitungan uji hipotesis
dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen
Statistik Pretest Posttest
Kelas Kelas Kelas Kelas
Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen
Sig (2-tailed) 0,551 0,002
Taraf signifikansi (α) 0,05
Keputusan H1 ditolak H1 diterima

Perhitungan uji hipotesis secara rinci dapat dilihat pada lampiran 3.G dan 3.H
Untuk mengetahui diterima atau ditolaknya H0 adalah dengan melihat nilai
pada kolom sig (2-tailed). Taraf signifikansi (α) yang digunakan adalah 5%.
Pengambilan keputusan hipotesis diambil berdasarkan pada kriteria pengujian,
83

yaitu jika nilai sig (2-tailed) < α, maka H0 ditolak dan H1 diterima sedangkan jika
nilai sig (2-tailed) > α, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Tabel 4.6 menunjukkan
bahwa nilai sig (2-tailed) hasil pretest sebesar 0,551 lebih besar dibandingkan nilai
taraf signifikansi sebesar 0,05, sehingga hipotesis nol (H0) diterima dan hipotesis
alternatif (H1) ditolak. Artinya tidak terdapat pengaruh antara hasil pretest di kelas
kontrol maupun kelas eksperimen. Untuk hasil posttest, nilai sig (2-tailed) sebesar
0,002 lebih kecil dibandingkan nilai taraf signifikansi sebesar 0,05, sehingga
hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima. Artinya terdapat
pengaruh LKS Contextual Teaching and Learning (CTL) berbasis Android
terhadap hasil belajar siswa pada konsep getaran harmonik.
6. Hasil Analisis Data Angket
Hasil perhitungan angket respon siswa terhadap LKS Contextual Teaching
and Learning (CTL) berbasis Android dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Angket Respon Siswa
Indikator Angket Presentase Kategori
Penggunaan LKS Contextual Teaching and
Learning (CTL) berbasis Android dalam proses 75,9 % Baik
pembelajaran
Penyajian konsep materi dan evaluasi 76,6 % Baik
Penyajian desain tampilan dan animasi dalam LKS
Contextual Teaching and Learning (CTL) berbasis 76,4 % Baik
Android
Rata-rata 76,3 % Baik

Tabel 4.7 menunjukkan presentase respon terhadap penggunaan LKS


Contextual Teaching and Learning (CTL) berbasis Android dalam pembelajaran
fisika pada konsep getaran harmonik. Secara keseluruhan berada pada kategori baik
dengan presentase rata-rata 76,3%.
B. Pembahasan
Hasil analisis data pretest yang telah dilaksanakan di dua kelas yaitu kelas
A dan kelas B. Didapatkan bahwa kelas A memperoleh nilai yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas B. Dibuktikan dengan nilai rata-rata hasil pretest kelas
A yang memperoleh nilai sebesar 36,83 sedangkan kelas eksperimen memperoleh
84

nilai 33,61. Dari data tersebut maka dapat ditentukan bahwa kelas A menjadi kelas
kontrol yaitu kelas XI MIA 1 sedangkan kelas B menjadi kelas eksperimen yaitu
kelas XI MIA 2. Kemudian pada kelas kontrol dilakukan pembelajaran secara
konvensional karena dianggap tidak memiliki masalah karena hasil pretest yang
lebih baik dibandingkan kelas eksperimen. Kelas eksperimen dilakukan
pembelajaran dengan menggunakan LKS Contextual Teaching and Learning
(CTL) berbasis Android. Pelaksanaan penelitian berlangsung hingga satu bab
terselesaikan, kemudian dilaksanakan posttest.
Hasil posttest menunjukkan bahwa kelas eksperimen memperoleh nilai
rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Nilai rata-rata kelas
eksperimen sebesar 66,58 sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 59,83.
Kemudian dilakukan uji hipotesis data posttest, diperoleh nilai sig (2-tailed) sebesar
0,002 dan nilai taraf signifikansi sebesar 0,05. Artinya, nilai sig (2-tailed) < nilai
taraf signifikansi, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh LKS
Contextual Teaching and Learning (CTL) berbasis Android terhadap hasil belajar
siswa pada konsep getaran harmonik. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang
telah dilakukan oleh Tiara Dela Sari dkk, yang menunjukkan bahwa rata-rata nilai
siswa yang menggunakan LKS bermuatan nilai-nilai karakter dalam strategi
pembelajaran CTL lebih tinggi dibandingkan siswa yang belajar menggunakan
LKS siswa dalam strategi yang sama.1 Penggunaan LKS Contextual Teaching and
Learning (CTL) berbasis Android melibatkan siswa untuk menggunakan
smartphone Android yang dimilikinya sebagai media pembelajaran. Di dalam
aplikasi LKS Contextual Teaching and Learning (CTL) berbasis Android terdapat
7 tahapan CTL yang membantu para siswa agar mudah dan sistematis melakukan
pembelajaran. Tahapan-tahapan tersebut secara tidak langsung memacu siswa
untuk mengaktifkan diri sendiri, berusaha menemukan sendiri konsep yang sedang
dipelajari, menghubungkan dengan pengetahuan awal yang telah didapatkan
sebelumnya dan menerapkan dalam kehidupan nyata. Hal ini sejalan dengan

1
Tiara Dela Sari, Masril dan Gusnedi, “Pengaruh Penerapan LKS Bermuatan Nilai-Nilai
Karakter Dalam Strategi Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Terhadap Hasil
Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA SMAN 1 Koto XI Tarusan”, Jurnal Pendidikan Fisika Vol.1,
2014,h.145
85

pernyataan Slameto yang menyatakan bahwa dengan memberikan rangsangan


belajar sebanyak mungkin dapat mempengaruhi karakteristik kognitif siswa.2
Misalnya, melalui penyajian sejumlah materi yang bervariasi, pengajuan
pertanyaan-pertanyaan yang merangsang suatu pemikiran.
Peningkatan hasil belajar fisika siswa juga dapat dilihat pada hasil uji N-
Gain. Dari hasil uji N-Gain dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen lebih
unggul dibandingkan kelas kontrol pada jenjang kognitif C2 (memahami), C3
(menerapkan) dan C4 (menganalisis). Sedangkan kelas eksperimen tidak unggul
dibandingkan kelas kontrol pada jenjang kognitif C1 (mengingat). Keunggulan
beberapa jenjang kognitif pada kelas eksperimen dikarenakan LKS Contextual
Teaching and Learning (CTL) berbasis Android yang digunakan dalam penelitian
ini berisi perpaduan antara materi ajar, gambar, animasi, praktikum, contoh soal
dan latihan soal.
Secara rinci dapat dijelaskan seperti berikut: pada kelas kontrol maupun
kelas eksperimen terjadi peningkatan hasil belajar fisika siswa yang tertinggi yaitu
pada jenjang kognitif C1 (mengingat). Kelas kontrol meningkat sebesar 75%
sedangkan kelas eksperimen meningkat sebesar 74%. Pada jenjang C1 (mengingat)
kelas eksperimen lebih rendah dibandingkan kelas kontrol dikarenakan pada kelas
kontrol penjelasan konsep dilakukan oleh guru dan instrumen soal yang digunakan
tidak jauh beda. Sehingga para siswa dengan mudah mengingatnya. Hal ini sejalan
dengan Slameto yang menyatakan bahwa ingatan adalah penarikan kembali
informasi yang pernah diperoleh sebelumnya.3 Sedangkan di kelas eksperimen para
siswa terfokus pada cara pengoperasian LKS CTL berbasis Android sehingga siswa
kurang fokus.
Sementara pada jenjang kognitif C2 (memahami) kelas eksperimen lebih
unggul dibandingkan kelas kontrol, dikarenakan pada kelas eksperimen yang
menggunakan LKS Contextual Teaching and Learning (CTL) berbasis Android
terdapat tahapan CTL yang secara langsung menuntut siswa untuk menemukan dan

2
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta, Rineka Cipta,2010),
h.136
3
Ibid.,h.111
86

memahami secara mandiri yaitu tahapan modelling dan inquiry. Sedangkan di kelas
kontrol para siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru saja. Sesuai dengan
pendapat menurut Johnson bahwa semua orang memiliki dorongan dari dalam
dirinya untuk menemukan makna dalam kehidupan mereka.4
Pada kelas eksperimen jenjang kognitif C3 (menerapkan) memiliki
pengaruh yang signifikan daripada jenjang kognitif C2 (memahami) dan C4
(menganalisis). Peningkatan pada jenjang ini dikarenakan pada LKS Contextual
Teaching and Learning (CTL) berbasis Android dilengkapi dengan contoh soal dan
latihan soal. Dalam aplikasi LKS Contextual Teaching and Learning (CTL)
berbasis Android contoh soal terdapat pada tahapan learning community sedangkan
latihan soal terdapat pada menu evaluasi. Hal ini sejalan dengan Lorin W Anderson
dan David R Krathowl yang menyatakan bahwa contoh soal dan latihan soal
merupakan tugas yang prosedur penyelesaiannya telah diketahui siswa sehingga
siswa menggunakannya secara rutin.5 Pada tahapan learning community dan
evaluasi siswa dituntut untuk bekerjasama dalam menyelesaikan soal. Pengaruh
yang signifikan pada jenjang kognitif C3 (menerapkan) juga didukung dari hasil
angket, pada indikator penyajian konsep materi dan evaluasi, memperoleh
presentase yang paling tinggi dibandingkan dengan indikator penyajian angket
lainnya yaitu sebesar 76,6% (baik).
LKS Contextual Teaching and Learning (CTL) berbasis Android telah
meningkatkan hasil belajar pada jenjang kognitif C2 (memahami) dan C3
(menerapkan). Selain itu juga dapat meningkatkan hasil belajar pada jenjang
kognitif C4 (menganalisis). Hal ini dikarenakan pada LKS CTL Berbasis Android
disediakan perpaduan materi, animasi yang memberikan gambaran yang lebih
konkret tentang sebuah konsep. Mengkaitkan persoalan dengan kehidupan sehari-
hari akan mempermudah para siswa untuk dapat menganalisis. Hal ini senada
dengan penelitian yang dilakukan oleh Retno Dian Anggraeni dan Rudy Kustijono
yang menyatakan bahwa media memberikan dampak bagi peserta didik berupa

4
Johnson,Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar
Mengasyikkan dan Bermakna”, (Bandung: Mizan Media Utama, 2009),h.62
5
Lorin W. Anderson dan David R. Krathowhl, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,
Pengajaran dan Asesmen, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2010),h.116
87

motivasi belajar fisika, pemahaman konsep serta timbulnya rasa senang.6


Pencapaian ini juga dapat dilihat dari hasil belajar siswa jenjang kognitif C4
(menganalisis) di kelas eksperimen yang memiliki presentase yang lebih unggul
dibandingkan kelas kontrol sebesar 42%.
Penjelasan mengenai pengaruh penggunaan LKS Contextual Teaching and
Learning (CTL) berbasis Android dalam ranah kognitif menunjukkan bahwa media
pembelajaran tersebut berdampak positif pada hasil belajar siswa. Tidak hanya dari
ranah kognitif, tetapi respon siswa mengenai LKS Contextual Teaching and
Learning (CTL) berbasis Android juga tergolong dalam kategori baik. Hal ini
dibuktikan dengan hasil pengolahan angket yang telah dilakukan. Hasilnya
menunjukkan bahwa setiap indikator angket tergolong dalam kategori baik.
Indikator angket tersebut terdiri dari penggunaan LKS Contextual Teaching and
Learning (CTL) berbasis Android, penyajian konsep materi dan evaluasi, dan
penyajian desain tampilan. Sehingga secara keseluruhan respon siswa terhadap
LKS Contextual Teaching and Learning (CTL) berbasis Android berada pada
kategori baik dengan presentase 76,3%. Senada dengan hasil penelitian Betti Ses
Eka Polonia dkk yang menunjukkan bahwa penilaian angket untuk aplikasi kamus
berbasis android termasuk kriteria layak, sehingga dapat digunakan sebagai
alternatif sumber belajar mandiri fisika. 7
Kelebihan aplikasi LKS Contextual Teaching and Learning (CTL)
berbasis Android antara lain: (1) disusun berdasarkan tahapan Contextual Teaching
and Learning (CTL) dan pengembangan materi dari silabus kurikulum 2013 SMA,
(2) LKS ini disajikan dengan perpaduan materi, gambar, animasi, latihan soal dan
contoh soal, (3) tidak menggunakan kertas atau LKS ini tidak dicetak, bisa
membantu mengurangi global warming, (4) dioperasikan dengan smartphone
Android secara offline sehingga dapat diakses setiap saat dan mudah untuk dibawa,

6
Retno Dian Anggraeni dan Rudy Kustijono, Pengembangan Media Animasi Fisika Pada
Materi Cahaya Dengan Aplikasi Flash Berbasis Android, Jurnal Pendidikan Fisika dan Aplikasinya
(JPFA), Vol.3 No.1,2013,h.11
7
Betti Ses Eka Polonia dkk, Pengembangan Aplikasi Kamus Fisika Berbasis Android
Sebagai Alternatif Sumber Belajar Mandiri Siswa Kelas X SMA Pokok Bahasan Fluida Statis Dan
Kalor, Jurnal Universitas Negeri Malang, h.1
88

(5) biaya yang dibutuhkan untuk menggunakan aplikasi ini sangatlah sedikit, karena
aplikasi ini berupa file apk yang mudah untuk disebarluaskan, bisa dengan men-
download atau melalui bluetooth.
Kekurangan aplikasi LKS Contextual Teaching and Learning (CTL)
berbasis Android antara lain: (1) aplikasi ini membutuhkan smartphone Android
untuk pengoperasiannya, (2) siswa dengan mudah membuka aplikasi lain yang
tidak terkait dengan proses pembelajaran, (3) dengan mengadopsi tahapan
Contextual Teaching and Learning (CTL) di dalam LKS membutuhkan waktu yang
relatif lama dalam proses pembelajaran, (4) penggunaan rumusan dalam fisika
khususnya lambang-lambang fisika terbatas.
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan, maka dapat disimpulkan:
1. Berdasarkan hasil uji hipostesis menggunakan uji Mann-Whitney didapatkan
asymp sig.(2-tailed) sebesar 0,002 dan nilai probabilitas sebesar 0,05, ini
menunjukkan bahwa nilai asymp sig.(2-tailed) lebih kecil dibandingkan nilai
probabilitas. Artinya terdapat pengaruh LKS Contextual Teaching and
Learning (CTL) berbasis Android terhadap hasil belajar siswa pada konsep
getaran harmonik.
2. Peningkatan kemampuan siswa pada jenjang kognitif C1 (mengingat) berada
pada kategori tinggi dengan N-gain sebesar 0,74, C2 (memahami) berada pada
kategori sedang dengan N-gain sebesar 0,41, C3 (menerapkan) berada pada
kategori sedang dengan N-gain sebesar 0,45 dan C4 (menganalisis) berada pada
kategori sedang dengan N-gain sebesar 0,42.
3. Berdasarkan hasil angket, respon siswa terhadap LKS Contextual Teaching and
Learning (CTL) berbasis Android dalam pembelajaran berada pada kategori
baik.

B. SARAN
Pada penelitian ini terdapat kelemahan yaitu saat melakukan pembelajaran
di kelas dengan smartphone Android para siswa dapat dengan mudah membuka
aplikasi yang bukan untuk kepentingan pembelajaran. Misalnya membuka media
sosial, game dan lain sebagainya. Jadi, saran untuk penelitian ke depannya,
sebaiknya aplikasi yang dibuat dalam smartphone Android dapat di protect agar
siswa hanya dapat membuka aplikasi yang hanya digunakan dalam pembelajaran
atau dengan menggunakan observer lebih dari satu untuk dapat mengawasi siswa
dalam menggunakan smartphone Android selama pembelajaran.

89
90

DAFTAR PUSTAKA

Adiwijaya, Mohammad, dkk. Perancangan Game Edukasi Platform Belajar


Matematika Berbasis Android Menggunakan Construct 2. Jurnal, Volume
4, Maret 2015.
Agung, Gregorius. Pemrograman Android untuk Pemula. Jakarta: Elex Media
Komputindo. 2013.
Anderson, Lorin W dan Krathowhl, David R. Kerangka Landasan untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen. Yogyakarta; Pustaka Pelajar.
2010.
Anggraeni, Retno Dian dan Kustijono, Rudy. Pengembangan Media Animasi
Fisika Pada Materi Cahaya dengan Aplikasi Flash Berbasis Android.
Jurnal Pendidikan Fisika, Volume 3, 2013.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
2013.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT
Rineka Cipta. 2013.
Asyhari, Diani, dkk. Pengaruh LKS Dalam Pembelajaran Problem Based
Instruction Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI SMAN 2
Pariaman. Pillar Of Physics Education, Volume 2, 2013.
Belawati, Tian, dkk. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka. 2003.
Cabanban, Christianne Lynnette G. Development of Mobile Learning using Android
Platform. International Journal of Information Technology & Computer
Science, Volume 9, 2013.
Chiappetta, Eugene L. Historical Development of Teaching Science as Inquiry.
1996.
Chuzaimah, dkk. Smartphone: Antara Kebutuhan dan E-Lifestyle. Semnas IF.
2010.
Darsono. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press. 2001.
DEL, Wicak Hidayat. iOS dan Android Berjaya Blackberry Menghilang. 2015.
www.kompas.com
Diknas. Pedoman Umum Pemilihan dan Pemanfaatan Bahan Ajar. Jakarta: Ditjen
Dikdasmenum. 2004.
Dimyati, Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 2002.
91

Fajar, Ahmad Nurul dan Nuryasi. Dasar-Dasar Pemrograman. Jakarta: UIN


Jakarta. 2013.
Giancoli, Douglas C. Fisika Edisi Kelima 1. Jakarta: Erlangga. 2001.
Hakim, Lukmanul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima. 2009.
Hanafi, Hafizul Fahri dan Khairulanuar Samsudin. Mobile Learning Environment
System (MLES) The Case of Android-based Learning Application on
Undergraduates. International Journal of Advanced Computer Scienci and
Applications, Volume 3, Nomor 1, 2012.
Herlanti, Yanti. Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Science
Education Research. 2006.
Istiyanto, Jazi Eko. Pemrograman Smartphone Menggunakan SDK Android dan
Hacking Android. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2013.
Jamza, Fauzan, dkk. Perancangan Aplikasi Pembelajaran Biologi Kelas XI IPA Di
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Berbasis Android. Jurnal Vokasional
Teknik Elektronika & Informatika, Volume 3, Nomor 1, 2015.
Jarolimek, J. Social Studies in Elementery Education,7thed. New York: Macmillan
Pubishing Company. 1985.
Johnson. Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar
Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: Mizan Media Utama. 2009.
Kadir. Statistika untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Rosemata Sampurna.
2010.
Kamajaya. Fisika untuk Kelas XI SMA. Bandung: Grafindo. 2014.
Kanginan, Marthen. Fisika 2A untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga. 2006.
Komalasari, Kokom. Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Refika Aditama. 2013.
Kuswana, Wowo Sunaryo. Taksonomi Kognitif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
2012.
Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2013.
Marlinda, Linda. Pengaruh CD Education dan Animasi Berbasis Anroid Sebagai
Alat Bantu Pembelajaran Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa SMU
IPA. Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains.
2015.
Munadi, Yudi. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: GP Press
Group. 2013.
Munir, M Misbakhul. LKS Berbasis Analisis Wacana Fisika Dilengkapi dengan
Eksperimen dalam Pembelajaran Fisika di SMA. Jurnal Edukasi UNEJ,
Volume 1, Nomor 31, 2014.
92

Polonia, Betti Ses Eka, dkk. Pengembangan Aplikasi Kamus Fisika Berbasis
Android Sebagai Alternatif Sumber Belajar Mandiri Siswa Kelas X SMA
Pokok Bahasan Fluida Statis Dan Kalor. Jurnal Universitas Negeri
Malang. 2013.
Prastowo, Andi. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva
Press. 2013.
Purwoko dan Fendi. Physics For Senior High School Year XI. Jakarta: Yudhistira.
2010.
Raharjo, Budi, dkk. Mudah Belajar Java Revisi Kedua. Bandung: Informatika.
2012.
Riduan dan Akdon. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta.
2013.
Rusman. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2010.
Safaat, Nazruddin H. Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet PC
Berbasis Android. Bandung: Informatika. 2015.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Prenada Media Group. 2008.
Sapa’at, Asep. Kemana arah pendidikan Indonesia? 2014. www.Republika.co.id
Sianipar. Teori dan Implementasi Java. Bandung: Informatika. 2013.
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
2010.
Sofyan, Ahmad, dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta. 2006.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya. 2009.
Sudjana. Metoda Statistik. Bandung: Tarsito. 2005.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
2014.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Kurikulum &Pembelajaran Kompetensi. Bandung:
PT Refika Aditama. 2012.
Suprijanto. Pendidikan Orang Dewasa Dari Teori Hingga Aplikasi. Jakarta: PT
Bumi Aksara. 2008.
Suwarna, Iwan Permana. Teori dan Aplikasi: Getaran dan Gelombang. Jakarta:
UIN Syarif Hidayatullah. 2012.
93

Tiara, dkk. (2014). “Pengaruh Penerapan LKS Bermuatan Nilai-Nilai Karakter


dalam Strategi Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA SMAN 1 Koto XI
Tarusan”. Jurnal Pendidikan Fisika, Vol.1,145-152.
TIM EMS. (2015). Pemrograman Android dalam Sehari. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. (2012). Kurikulum dan
Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Trianto. (2007). Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta:
Prestasi Pustaka
Trianto. (2010). Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi
Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana.
Trianto. (2013). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Widodo, Chomsin S, Jasmadi. (2008). Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Wiliani, Nur Okta. (2013). “Penerapan Pembelajaran IPA Terpadu Menggunakan
LKS Berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Siswa Kelas
VII SMPN 1 Dukuhseti Pati”. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Winarsih, dkk. (2012). “Pengembangan LKS Berbasis Contextual Teaching and
Learning Materi Hama dan Penyakit Tumbuhan”. Jurnal Pendidikan,
Vol.3,10.
Yaumi, Muhammad. (2013). Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta:
Kencana.
Yohana, Annis Dwi. (2014). “Pengaruh LKS Digital Berbasis Contextual Teaching
And Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI Pada Konsep
Termodinamika”. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Zulfiani, dkk. (2009). Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian
UIN Jakarta
94

Lampiran 1A
Rekapan Hasil Wawancara Guru

No Pertanyaan Jawaban Guru Kota Tangerang


Wawancara SMAN 4 SMAN 2 SMAN 15
1. Bagaimana pendapat Pelajaran fisika Pelajaran fisika Pelajaran fisika
ibu/bapak guru tentang menyenangkan, kurang sudah terbiasa
pelajaran fisika ? dan dapat diminati oleh buat ibu, namun
dikuasai oleh siswa karena harus diberikan
siswa jika hitungannya secara menarik
pelajaran yang sulit agar siswa dapat
tersebut menyukai fisika
dilakukan
dengan
eksperimen
2. Sumber belajar yang Buku paket, Buku paket, Buku paket,
digunakan sekolah ini LKS, Internet, LKS, Internet, Internet, LKS
apa saja ? Buku paket / Lingkungan Film
LKS / modul ?
3. Apakah LKS digunakan LKS Penerbit LKS yang LKS Penerbit
sebagai perangkat digunakan ada
pembelajaran fisika ? dua yaitu LKS
Bila ya, LKS seperti apa wajib dari
yang dipakai ? dinas
pendidikan dan
LKS buatan
guru
4. Apa sajakah kelemahan Guru terfokus LKS minim Tidak sesuai
LKS tersebut ? kepada bahan dengan gambar dengan standar
yang sudah ada ilustrasi, yang dibutuhkan
dalam LKS beberapa oleh murid
penerbit, materi tidak karena tidak
banyak sesuai dengan melihat
kesalahan kurikulum kurikulum yang
penulisan yang diajarkan digunakan di
khususnya sekolah
pada latihan
soal dan
jawaban
95

No Pertanyaan Jawaban Guru Kota Tangerang


Wawancara SMAN 4 SMAN 2 SMAN 15
5. Dari kekurangan- Menyesuaikan LKS Sebaiknya LKS
kekurangan tersebut, apa perangkat dilengkapi dibuat oleh guru
yang diinginkan pembelajaran dengan gambar bidang studi jadi
ibu/bapak guru agar dengan kondisi yang ilustrasif tidak terdapat
LKS mudah dimengerti? siswa di kelas, dan materinya kekeliruan
disesuaikan sesuai dengan antara guru yang
dengan standar yang diajarkan mengajarkan
kompetensi dan di tes kan dengan LKS
yang ingin dalam UN yang digunakan,
dicapai, materi sebaiknya
singkat disertai konsep fisika
dengan contoh dalam LKS juga
soal dan dikaitkan
dikaitkan dengan
dengan kehidupan
kehidupan sehari-hari agar
sehari-hari mudah
dimengerti
siswa
6. Apakah siswa di sekolah Iya, sangat Beberapa guru Boleh, setelah
ini boleh menggunakan diperbolehkan membolehkan kurikulum 2013
hp Android dalam namun ada diberlakukan
pembelajaran ? juga yang
melarang
dengan tegas
7. Bagaimana pendapat Sangat Sejauh ini saya Sangat
ibu/bapak guru tentang membantu, belum melihat membantu, jadi
penggunaan hp Android misalnya ada manfaat siswa tidak
dalam pembelajaran kosakata yang penggunaan hp menyianyiakan
fisika? tidak diketahui Android dalam hp tersebut
oleh siswa pembelajaran. namun dapat
maka nantinya Karena ketika dimanfaatkan
siswa dapat diperkenankan untuk
melakukan menggunakan pembelajaran
pencarian lewat hp Android misalnya jika
internet dari hp siswa tidak membawa
Android cenderung buku bisa
tersebut menyalah mencari
96

No Pertanyaan Jawaban Guru Kota Tangerang


Wawancara SMAN 4 SMAN 2 SMAN 15
gunakannya informasi dari
untuk hal hp yang
selain terkoneksi
pembelajaran dengan jaringan
internet
8. Jika LKS disajikan lebih Setuju LKS lebih Setuju
modern yaitu LKS moderen
berbasis android setuju tidaklah selalu
atau tidak? berarti lebih
baik, namun
jika ternyata
lebih baik,
mengapa tidak
9. Ada beberapa konsep Analisis Mungkin jika Analisis Vektor,
fisika yang sulit, seperti Vektor, Hukum materi getaran Hukum Newton
analisis vektor untuk Newton harmonik tentang
gerak parabola dan gerak tentang dibuatkan LKS Gravitasi,
melingkar, hukum Gravitasi, yang interaktif Getaran
Newton tentang Getaran akan lebih Harmonik
gravitasi, usaha dan Harmonik membantu
energi, getaran harmonis dalam proses
dan momentum dan pembelajaran
impuls. Mana diantara siswa
konsep tersebut yang
menurut anda perlu
dibuatkan LKS berbasis
Android?
97

Lampiran 1A
Rekapan Hasil Wawancara Siswa

Jawaban Siswa Kota Tangerang


No Pertanyaan Wawancara
SMAN 4 SMAN 2 SMAN 15
1. Apakah kamu suka dengan Ya, karena Ya, karena Ya, karena fisika
pelajaran fisika ? alasannya saya lebih suka fisika menjadi menghitung hal-
? dalam hal modal untuk hal yang
menghitung masuk ke seharusnya tidak
jurusan teknik dihitung jadi
sipil saat kuliah membuat saya
tertarik
2. Sumber belajar yang Buku paket, Buku paket, Buku paket, LKS
digunakan sekolah ini apa LKS LKS
saja ? buku paket / lks /
modul ?
3. Dibanding buku paket dan LKS, karena Buku paket, LKS, karena
lks, mana yang lebih mudah lebih ringkas karena dirasa dirasa lebih
dimengerti ? alasannya ? dalam hal sudah sangat ringkas
materi dan lengkap
banyak latihan
soal
4. Apakah kamu menggunakan LKS penerbit LKS penerbit LKS penerbit
LKS sebagai perangkat
pembelajaran fisika ? bila
ya, LKS seperti apa yang
dipakai ?
5. Apa kekurangan dari LKS Banyak yang Banyak salah Kurang lengkap,
yang digunakan di sekolah ? salah soal, pengetikan di terdapat
banyak yang pilihan ketidakcocokan
salah jawaban pada antara jawaban
penulisan, bagian latihan dengan soal yang
terkadang soal soal, ada ditanyakan dalam
dan jawaban beberapa guru bagian latihan
yang yang tidak soal
disediakan menggunakan
tidak sesuai LKS
98

Jawaban Siswa Kota Tangerang


No Pertanyaan Wawancara
SMAN 4 SMAN 2 SMAN 15
6. Dari kekurangan- LKS disajikan LKS dikaitkan LKS disajikan
kekurangan tersebut, apa lebih menarik, dengan dengan kertas
yang diinginkan kalian agar materi dan soal kehidupan warna putih,
LKS mudah dimengerti ? yang sehari-hari agar dibuat lebih
digunakan mudah menarik, konsep
dikaitkan dimengerti fisika dikaitkan
dengan dengan
kehidupan kehidupan sehari-
sehari-hari hari
7. Apakah siswa di sekolah ini Ya, boleh Tergantung Ya, boleh jika
boleh menggunakan hp guru, ada yang diperlukan
Android dalam boleh ada yang
pembelajaran ? tidak
8. Bagaimana pendapat kamu Bagus, karena Sejauh ini Sangat
tentang penggunaan hp nantinya hp sudah jelas membantu, jika
Android dalam dapat dengan adanya informasi yang
pembelajaran fisika ? digunakan buku paket, dibutuhkan tidak
untuk belajar lks, sehingga ada di buku paket
tidak hanya hp hanya dan LKS dapat
untuk digunakan menggunakan hp
komunikasi sesekali saja tersebut untuk
mencarinya.
9. Jika LKS disajikan lebih Ya Setuju Ya Setuju Ya Setuju
modern yaitu LKS berbasis
Android setuju tidak ?
10. Ada beberapa konsep fisika Momentum Getaran Momentum
yang sulit, seperti analisis impuls dan harmonik dan impuls dan
vektor untuk gerak parabola getaran analisis vektor Getaran harmonik
dan gerak melingkar hukum harmonik
Newton tentang gravitasi,
usaha dan energi, getaran
harmonik dan momentum
dan impuls. Mana diantara
konsep tersebut yang
menurut anda perlu
dibuatkan LKS berbasis
Android?
99

Lampiran 1B
Kisi-Kisi Instrumen Tes
Satuan Pendidikan : SMA/MA
Materi Pelajaran : Fisika
Materi Pokok : Getaran Harmonik
Kelas/Semester : XI/2
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Jumlah Soal : 50
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Kompetensi Inti :
KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, ressponsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI.3 Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI.4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.
100

Kompetensi Dasar :
1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad
raya melalui pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur,
teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif,
inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam melakukan percobaan, melaporkan dan
berdiskusi.
3.4 Menganalisis hubungan antara gaya dan gerak getaran.
4.4 Merencanakan dan melaksanakan percobaan getaran harmonis pada ayunan
bandul dan getaran pegas.
Konsep/ Ranah Kognitif Jumlah
Indikator
Subkonsep C1 C2 C3 C4
Menjelaskan konsep getaran 1*,2, 5*,6, 10
harmonik 3,4* 7*,8,
Konsep
9,10
Getaran
Menentukan periode dan 11*, 13, 15*, 7
Harmonik
frekuensi pada getaran 12 14* 16*,
harmonik 17
Menerapkan persamaan 18* 19,20, 22*, 26, 10
simpangan, kecepatan dan 21* 23,24, 27*
Persamaan percepatan pada gerak 25
Getaran harmonik sederhana
Harmonik Menghitung sudut fase dan 28 29*, 3
beda fase pada gerak 30*
harmonik
Gerak Menentukan konstanta pada 31 32*, 34*, 37*, 10
Harmonik pegas dengan menggunakan 33 35*, 38*,
Pada Pegas persamaan hukum Hooke 36* 39,
dan Ayunan 40*
Sederhana Menghitung periode dan 41 42,43 44*, 47, 10
frekuensi pada pegas dan 45*, 48*,
ayunan sederhana (bandul) 46 49*,
50*
Jumlah Soal 10 15 15 10 50
Presentase Soal 20% 30% 30% 20% 100%
Lampiran 1C
Uji Coba Instrumen Tes

Satuan Pendidikan : SMAN 15 Kota Tangerang Kurikulum : K.2013


Materi Pelajaran : Fisika Alokasi Waktu : 2 X 45 menit
Meteri Pokok : Getaran Harmonik Jumlah Soal : 50
Kelas / Semester : XI / 2 Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Kompetensi Inti :
KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, ressponsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI.3 Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI.4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

101
Kompetensi Dasar :
1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad raya melalui pengamatan fenomena alam fisis dan
pengukurannya.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab,
terbuka, kritis, kreatif, inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam
melakukan percobaan, melaporkan dan berdiskusi.
3.4 Menganalisis hubungan antara gaya dan gerak getaran.
4.4 Merencanakan dan melaksanakan percobaan getaran harmonis pada ayunan bandul dan getaran pegas.
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
1. Konsep Menjelaskan  Menjelaskan 1. Gerak bolak balik melalui suatu Penyelesaian :
Getaran konsep pengertian getaran titik keseimbangan tertentu Getaran harmonik adalah
Harmonik getaran harmonik dengan banyak getaran dalam gerak bolak balik melalui
harmonik setiap detik konstan disebut …. suatu titik keseimbangan
a. getaran tertentu dengan banyak C1
b. periode getaran dalam setiap detik
c. gerak konstan.
d. getaran harmonik Kunci Jawaban : D
e. frekuensi
2.  Menjelaskan 2. Pada getaran harmonik bekerja Penyelesaian :
pengertian gaya suatu gaya yang selalu mengarah Gaya pemulih adalah gaya C1
pemulih yang selalu mengarah pada

102
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
pada titik keseimbangan yang titik keseimbangan pada
disebut…. getaran harmonik.
a. gaya gesek Kunci Jawaban : C
b. gaya pegas
c. gaya pemulih
d. gaya dorong
e. gaya kinetik
3.  Menunjukkan arah 3. Arah dari gaya pemulih dengan Penyelesaian :
dari gaya pemulih arah gerak benda yakni …. Gaya pemulih selalu
a. tetap berlawanan dengan arah
b. searah posisi (arah gerak) benda. C1
c. tidak beraturan Kunci Jawaban : E
d. tidak berpengaruh
e. berlawanan
4.  Menentukan benda 4. Contoh yang bukan getaran Penyelesaian :
yang bukan harmonik pada kehidupan sehari- Yang bukan getaran
merupakan contoh hari yaitu …. harmonis adalah jungkat-
dari getaran a. gerakan ayunan jungkit. Karena jungkat
C1
harmonik b. pistol mainan jungkit merupakan salah satu
c. jungkat jungkit pesawat sederhana.
d. spring bed Kunci Jawaban : C
e. jam bandul
5.  Menunjukkan 5. Berikut beberapa penggunaan Contoh penerapan susunan
penggunaan pegas pegas dalam kehidupan sehari- pegas paralel dalam
dalam kehidupan hari. kehidupan sehari-hari di-
sehari-hari (1) bolpoin mekanik antaranya, yaitu: C2
(2) monoshockbreaker springbed dan alat peregang
(3) springbed otot
(4) alat peregang otot Kunci Jawaban: D

103
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
Yang termasuk benda dengan
sistem susunan pegas paralel
yaitu nomor ...
a. (1), (2) dan (3)
b. (2), (3) dan (4)
c. (1) dan (2)
d. (3) dan (4)
e. semua benar
6.  Menunjukkan 6. Pada gerak harmonik selalu ada Penyelesaian :
hubungan antara perbandingan yang tetap yaitu…. Perbandingan perpindahan
perpindahan dan a. massa dan periode dan percepatan adalah tetap,
percepatan pada b. perpindahan dan kecepatan karena hanya bergantung
getaran harmonik c. kecepatan dan percepatan pada kecepatan sudut, C2
d. perpindahan dan percepatan sedangkan pada gerak
e. frekuensi dan periode harmonik nilai kecepatan
sudut adalah tetap.
Kunci Jawaban : D
7.  Menunjukkan arah 7. Benda yang bergerak harmonik Penyelesaian :
gaya yang dialami sederhana mengalami gaya yang Benda yang bergerak
oleh benda yang arahnya…. harmonik sederhana
bergerak harmonik a. berubah setiap saat mengalami gaya yang
b. selalu menuju ke satu arah arahnya selalu menuju titik C2
c. selalu menuju ke titik seimbang seimbang.
d. selalu searah dengan arah gerak Kunci Jawaban : C
e. selalu menyebabkan laju benda
berkurang
8.  Menunjukkan benda 8. Perhatikan pernyataan berikut ini: Penyelesaian :
yang bergerak (1) gayanya maksimum Pada titik seimbang dari C2
(2) gayanya berbalik arah benda yang bergerak

104
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
harmonik saat di (3) arah gaya tidak akan berubah harmonik sederhana maka
titik seimbang (4) gayanya nol gayanya sama dengan nol
Pada titik seimbang dari benda Kunci Jawaban : D
yang bergerak harmonik
sederhana maka….
a. 1 dan 3 benar
b. 2 dan 4 benar
c. 1,2,3 benar
d. 4 benar
e. semua benar
9.  Menunjukkan gaya 9. Perhatikan pernyataan berikut ini: Penyelesaian :
yang dialami oleh (1) mengalami gaya yang Benda yang bergerak
benda yang berubah-ubah besar atau harmonik sederhana pada
bergerak harmonik arahnya suatu titik seimbang yaitu
(2) mengalami gaya yang selalu mengalami gaya yang
melawan arah geraknya berubah-ubah besar atau
(3) mengalami gaya yang tetap arahnya.
arahnya Kunci Jawaban : A
C2
benda yang bergerak harmonik
sederhana pada suatu titik
akan….
a. 1 saja
b. 2 saja
c. 1 dan 2
d. 3 saja
e. 1 dan 3
10.  Menujukkan yang 10. Di bawah ini merupakan syarat Penyelesaian :
bukan merupakan suatu gerak dikatakan getaran C2
hamonik, kecuali ….

105
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
syarat terjadinya a. gerakannya periodik (bolak- Syarat dari suatu gerak
getaran harmonik balik) dikatakan getaran harmonik
b. gerakannya selalu melewati adalah :
posisi keseimbangan - gerakannya periodik
c. percepatan atau gaya yang (bolak-balik)
bekerja pada benda sebanding - gerakannya selalu
dengan posisi atau simpangan melewati posisi
benda keseimbangan
d. arah percepatan atau gaya yang - percepatan atau gaya
bekerja pada benda selalu yang bekerja pada benda
mengarah ke posisi sebanding dengan posisi
keseimbangan atau simpangan benda
e. percepatan atau gaya yang - arah percepatan atau
bekerja pada benda berbanding gaya yang bekerja pada
terbalik dengan posisi atau benda selalu mengarah
simpangan benda ke posisi keseimbangan
Kunci Jawaban : E
11. Menentukan  Menentukan satu 11. Perhatikan gambar di bawah ini ! Penyelesaian :
periode dan getaran pada bandul Satu getaran pada bandul
frekuensi pada yaitu A-B-C-B-A
getaran Kunci Jawaban : D
harmonik
C1

Satu getaran pada ayunan bandul


yakni ….

106
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
a. A-B-C
b. A-B-C-A
c. A-B-C-B
d. A-B-C-B-A
e. A-B-C-A
12  Menjelaskan 12. Banyaknya getaran yang Penyelesaian :
pengertian frekuensi dilakukan setiap detik disebut…. Banyaknya getaran yang
a. frekuensi dilakukan setiap detik disebut
b. periode frekuensi. Satuan dari C1
c. simpangan frekuensi adalah Hz.
d. amplitudo Kunci Jawaban : A
e. kecepatan
13.  Menentukan 13. Perhatikan pernyataan di bawah Penyelesaian :
besaran yang ini : Besaran yang mempengaruhi
mempengaruhi (1) panjang tali periode ayunan bandul
periode ayunan (2) banyaknya getaran adalah banyaknya getaran
bandul (3) percepatan gravitasi dan waktu
(4) waktu Kunci Jawaban : D
besaran yang mempengaruhi
C2
periode ayunan bandul adalah
besaran nomor ….
a. (1),(2),(3), dan (4)
b. (1),(2), dan (3)
c. (1) dan (3) saja
d. (2) dan (4) saja
e. (4) saja
14  Menunjukkan 14. Ketika sebuah pegas memiliki Penyelesaian :
hubungan antara periode yang besar, maka Hubungan periode dan C2
frekuensinya …. frekuensi adalah berbanding

107
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
periode dan a. sama besar terbalik, maka jika
frekuensi b. semakin kecil periodenya semakin besar
c. semakin besar frekuensinya semakin kecil
d. tidak berpengaruh Kunci Jawaban : B
e. sama dengan nol
15.  Menghitung besar 15. Sebuah materi melakukan gerak Diketahui :
periode dan osilasi dengan menempuh 120 n = 120 getaran
frekuensi getaran dalam waktu 4 menit, t = 4 menit = 240 detik
maka periode dan frekuensi Ditanyakan : T dan f ?
osilasinya secara berturut- Penyelesaian :
turut…. 𝑡
𝑇=
a. 0,5 s dan 2 Hz 𝑛
b. 2 s dan 0,5 Hz 240
𝑇= C3
c. 0,03 s dan 30 Hz 120
d. 30 s dan 0,03 Hz 𝑇 =2𝑠
e. 4 s dan 2 Hz 𝑛
𝑓=
𝑡
120
𝑓=
240
𝑓 = 0,5 𝐻𝑧
Kunci Jawaban : B
16.  Menghitung besar 16. Sebuah bandul digetarkan Diketahui :
frekuensi pada sehingga selama 15 sekon n = 20 getaran
sebuah bandul menghasilkan 20 getaran, maka t = 15 detik
frekuensinya …. Ditanya : f ?
C3
a. ½ Hz Jawab :
b. 2 Hz n
f =
c. 4/3 Hz t
d. 3 Hz

108
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
e. 2/3 Hz 20 getaran
f =
15 detik
4
f = Hz
3
Kunci Jawaban : C
17.  Menghitung besar 17. Sebuah bandul digetarkan Diketahui :
periode pada sebuah sehingga selama 1 menit t = 1 menit = 60 sekon
bandul menghasilkan 120 getaran. n = 120 getaran
Periodenya sebesar …. Ditanya : T ?
a. 0,3 s Penyelesaian :
b. 0,5 s t
T = C3
c. 1,0 s n
d. 1,3 s 60 sekon
T =
e. 1,5 s 120 getaran
1
T = = 0,5 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛
2
Kunci Jawaban : B
18. Persamaan Menerapkan  Menyebutkan 18. Manakah dari persamaan di Penyelesaian :
Getaran persamaan persamaan dari bawah ini yang merupakan Rumus kecepatan pada gerak
Harmonik simpangan, kecepatan rumus dari persamaan kecepatan harmonik adalah :
kecepatan dan pada gerak harmonik …. v = Aω cos ωt
percepatan a. v = A sin ωt Kunci Jawaban : B C1
pada gerak b. v = Aω cos ωt
harmonik c. v = A cos ωt
sederhana d. v = Aω2 sin ωt
e. v = Aω sin ωt

109
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
19.  Menyelidiki 19. Perhatikan gambar bandul di Penyelesaian :
kecepatan sebuah bawah ini ! v = Aω cos ωt
benda yang vmax = Aω
bergerak harmonik misalkan 𝜃 = ωt
sisi miring = A
sisi depan = y
sehingga alas = √𝐴2 − 𝑌 2
√𝐴2 −𝑌 2
Kecepatan sebuah bandul yang cos ωt = kalikan Aω
𝐴
√𝐴2 −𝑌 2
C2
bergerak harmonik sederhana Aω cos ωt = Aω
adalah …. 𝐴
a. terbesar pada simpangan terkecil v = ω√𝐴2 −𝑌 2
b. terbesar pada kedudukan dengan demikian, keadaan di
setimbang atas dapat memiliki vmax
c. tetap besarnya hanya apabila
d. tidak bergantung pada frekuensi y = 0 (pada simpangan yang
gerak sangat kecil).
e. tidak bergantung pada simpangan Kunci Jawaban : B
20.  Menunjukkan 20. Pernyataan di bawah ini benar, Penyelesaian :
hubungan antara kecuali …. Pernyataan yang salah
simpangan,kecepata a. Percepatan merupakan adalah simpangan
n dan percepatan diferensial pertama dari merupakan turunan pertama
kecepatan dari kecepatan
b. Kecepatan merupakan diferensial Kunci Jawaban : E C2
pertama dari simpangan
c. Percepatan merupakan
diferensial kedua dari simpangan
d. Kecepatan merupakan integral
pertama dari percepatan

110
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
e. Simpangan merupakan integral
pertama dari kecepatan
21.  Menentukan jika 21. Untuk benda yang menjalani Penyelesaian :
benda mengalami getaran harmonik, maka pada…. Benda yang menjalani
getaran harmonik, a. simpangan maksimum, getaran harmonik, akan
bagaimana kecepatan dan percepatannya terjadi simpangan
simpangan, maksimum maksimum, kecepatannya
kecepatan dan b. simpangan maksimum, nol, dan percepatannya
percepatannya kecepatan dan percepatannya maksimum
minimum Kunci Jawaban : D
C2
c. simpangan maksimum,
kecepatannya maksimum dan
percepatannya nol
d. simpangan maksimum,
kecepatannya nol dan
percepatannya maksimum
e. simpangan maksimum, energinya
maksimum
22.  Menghitung 22. Sebuah partikel bergetar hingga Diketahui :
simpangan membentuk suatu getaran y = 0,04 sin 20πt
maksimum pada harmonik dengan persamaan y = Ditanya : simpangan
sebuah benda yang 0,04 sin 20πt dengan y dalam maksimum ?
bergetar harmonik simpangan, t adalah waktu dalam Penyelesaian :
satuan sekon. Tentukanlah y = A sin ωt C3
simpangan maksimum …. y = ymax sin ωt
a. 0,04 m y = 0,04 sin 20πt
b. 0,5 m maka, simpangan maksimum
c. 20 m tidak lain adalah amplitudo.
d. 10 m Kunci Jawaban : A

111
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
e. 0,1 m
23.  Menghitung 23. Sebuah partikel bergerak Diketahui :
percepatan dari harmonik sederhana. Persamaan Persamaan getaran harmonik
suatu persamaan simpangannya dinyatakan y = 6 sin 0,2 t
pada getaran sebagai y = 6 sin 0,2 t dengan t Ditanya : a saat t = 2,5 π s
harmonik dalam sekon dan y dalam m. Penyelesaian :
hitunglah percepatan pada saat y = 6 sin 0,2 t
C3
t=2,5π s ? a = −𝜔2 𝐴 sin 𝜔 𝑡
a. 0,20 m/s2 a = −0,22 . 6 sin 0,2 . 2,5𝜋
b. – 0,20 m/s2 a = − 0,24 sin 0,2 . 2,5 . 180
c. – 0,24 m/s2 a = −0,24 sin 90
d. 0,24 m/s2 a = −0,24
e. 0, 25 m/s2 Kunci Jawaban : C
24.  Menghitung 24. Sebuah partikel bergerak Diketahui :
simpangan dari harmonik. Persamaan y = 4 sin 0,1 t
sebuah partikel simpangannya dinyatakan t = 5π sekon
yang bergerak sebagai y = 4 sin 0,1 t dengan t Ditanya : y ?
harmonik dalam sekon. Tentukanlah Penyelesaian :
simpangan saat t = 5 π sekon…. 𝜃 = 0,1 t = 0,1 (5π) = 0,5 π =
a. 2 cm 0,5.180 C3
b. 4 cm rad = 900
c. 6 cm y = 4 sin 0,1 t
d. 8 cm y = 4 sin 0,1 (5 π)
e. 10 cm y = 4 sin 900
y = 4 cm
Kunci Jawaban : B
25.  Menentukan 25. Sebuah pegas melakukan gerak Diketahui :
C3
percepatan harmonik sederhana dengan Amplitudo = A

112
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
maksimum dari amplitudo A dan frekuensi sudut Frekuensi sudut = ω
sebuah benda yang ω. Pada saat kecepatan benda v = 4/5 vmax
bergerak harmonik sama dengan 4/5 kecepatan Ditanya : a ?
maksimumnya, percepatannya Penyelesaian :
adalah …. v = vmax
4
a. − 5 𝜔2 𝐴 cos ϴ = 4/5 vmax
3 sin ϴ = 3/5
b. − 𝜔2 𝐴 jadi, a = - 𝜔2 𝐴
5
1 3
c. − 𝜔2 𝐴 sin ϴ = - 𝜔2 𝐴
5 5
3 2
d. 𝜔 𝐴 Kunci Jawaban : B
5
4 2
e. 𝜔 𝐴
5
26.  Menganalisis 26. Sebuah benda bergerak pada
kecepatan dari bidang xy dengan komponen
sebuah persamaan kecepatan dalam arah x dapat Diketahui :
dan grafik dinyatakan dalam bentuk Vx (t) = Vx (t) = 3t2 – 4t + 5 m/detik
3t2 – 4t + 5 m/detik sedangkan Vy (t) (lihat pada grafik)
komponen kecepatan dalam arah Ditanya : V saat t = 2 s ?
y adalah Vy(t) seperti di- Penyelesaian :
tunjukkan pada grafik di bawah - Dalam arah x, maka :
ini : Vx (t) = 3t2 – 4t + 5
C4
Vx (2) = 3.22 – 4.2 + 5
Vx (2) = 12 – 8 + 5
Vx (2) = 9 m/s
- Dalam arah y, maka :
Lihat pada grafik saat t = 2s
maka Vy (t) = 30 m/s
Kunci Jawaban : D

113
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
Tentukanlah kecepatan benda v(t)
saat t = 2 sekon ? (dalam arah x dan y)
a. 5 m/s dan 10 m/s
b. 8 m/s dan 25 m/s
c. 3 m/s dan 30 m/s
d. 9 m/s dan 30 m/s
e. 7 m/s dan 35 m/s
27.  Menganalisis 27. Sebuah benda bergerak pada Diketahui :
percepatan dari bidang xy dengan komponen Vx (t) = 3t2 – 4t + 5 m/detik
sebuah persamaan kecepatan dalam arah x dapat Vy (t) (lihat pada grafik)
dan grafik dinyatakan dalam bentuk Vx (t) Ditanya : a saat t = 4 s ?
= 3t2 – 4t + 5 m/s sedangkan Penyelesaian :
komponen kecepatan dalam arah - Dalam arah x, maka :
y adalah Vy(t) seperti di- Vx (t) = 3t2 – 4t + 5
tunjukkan pada grafik di bawah ax (t) = 6t - 4
ini : ax (4) = 6.4 – 4
ax (4) = 24 – 4
ax (4) = 20 m/s2
C4
- Dalam arah y, maka :
Lihat pada grafik saat t = 4s
maka

Tentukanlah percepatan benda a(t)


saat t = 4 sekon ? (dalam arah x dan
y)
a. 5 m/s2 dan 10 m/s2
b. 15 m/s2 dan 20 m/s2
c. 20 m/s2 dan 15 m/s2 ay (t) = tan 𝜃

114
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
d. 10 m/s2 dan 5 m/s2 45−30
ay (t) =
4−1
e. 15 m/s2 dan 15 m/s2
ay (t) = 15 m/s2
Kunci Jawaban : C

28. Menghitung  Menjelaskan 28. Bilangan yang menentukan arah Penyelesaian :


sudut fase dan pengertian sudut dan nilai simpangan (y) dan Sudut fase gerak harmonik
beda fase pada fase kecepatan (v) adalah besaran adalah bilangan yang
gerak (ωt+𝜃0 ) yang disebut …. menentukan arah dan nilai y
harmonik a. beda fase dan v adalah besaran
b. kecepatan sudut (ωt+𝜃0 ) C1
c. sudut fase Dengan rumus :
d. percepatan sudut 𝜃 = (ωt+𝜃0 )
e. simpangan sudut 2𝜋
𝜃 = ( t + 𝜃0 )
𝑇
Kunci Jawaban : C
29.  Menghitung sudut 29. Dua buah osilator bergetar pada Diketahui :
fase dalam dua buah saat t = 0. Frekuensi getaran Dua osilator fase sama saat t
osilator osilator masing-masing 10 Hz =0 , f = 10 Hz dan 40 Hz
dan 40 Hz. Setelah 5/4 sekon Ditanya : saat t = 5/4 s kedua
kedua gelombang itu berselisih gelombang ber-selisih sudut
sudut fase sebesar …. fase ?
a. 0 Penyelesaian :
C3
b. 300 Karena dimulai dari tempat
c. 450 dan waktu yang sama maka
d. 900 beda fase memenuhi :
e. 1800 Δ𝜃= 𝜃2 - 𝜃1
Δ𝜃= 2π (f2 – f1) t
Δ𝜃= 2π (40-10) 5/4
Δ𝜃= 75π = π rad atau 1800

115
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
Kunci Jawaban : E
30.  Menghitung beda 30. Dua buah partikel melakukan Diketahui :
fase pada sebuah gerak harmonik dan mulai T1 = 1/3 s
benda yang bergetar bergerak dari titik setimbangnya T2 = 1/5 s
harmonik dengan arah yang sama. Setiap Ditanya : saat t = ¼ s ?
partikel memiliki periode 1/3 s Penyelesaian :
dan 1/5 s. Beda fase dan sudut Beda fase :
fase kedua gerak partikel setelah 𝑡 𝑡
Δ𝜑 = 𝑇 − 𝑇
bergerak ¼ s sebesar…. 1
2
1
1

a. π rad Δ𝜑 = 4
1 − 4
1
C3
b. 2 π rad 5 3
5 3
c. 8 π rad Δ𝜑 = 4 − 4
d. 10 π rad 1
e. 15 π rad Δ𝜑 =
2
Beda sudut fase :
Δ𝜃 = 2𝜋Δ𝜑 = 2π(1/2) = π
rad
Kunci Jawaban : A
31. Gerak Menentukan  Menyebutkan bunyi 31. “Jika gaya tarik tidak melampaui Penyelesaian :
Harmonik konstanta hukum Hooke batas elastisitas pegas, maka Bunyi dari Hukum Hooke
pada Pegas pada pegas perubahan panjang pegas adalah “ Jika gaya tarik tidak
dan dengan berbanding lurus dengan gaya melampaui batas elastisitas
Ayunan menggunakan tariknya”. Pernyataan diatas pegas, maka perubahan
Sederhana persamaan merupakan bunyi dari hukum …. panjang pegas berbanding C1
hukum Hooke a. Archimedes lurus dengan gaya tariknya ”
b. Pascal Kunci Jawaban : E
c. Newton
d. Boyle
e. Hooke

116
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
32.  Menunjukkan 32. Setiap pegas memiliki konstanta Rumus konstanta pegas :
dimensi dari pegas (k) yang berbeda-beda. k=F/x
konstanta pegas Dimensi konstanta pegas yaitu…. k=N/m
a. Tak berdimensi k = kg.m / s2 / m
C2
b. MLT-2 k = kg / s2
c. MLT-1 k = MT-2
d. MT-1 Kunci Jawaban : E
e. MT-2
33.  Menunjukkan grafik 33. Grafik yang paling tepat untuk Penyelesaian :
yang sesuai dengan menggambarkan hubungan gaya Grafik yang sesuai dengan
hubungan antara pemulih (F) dan simpangan (y) hubungan gaya pemulih dan
gaya pemulih dan dari suatu benda yang bergetar simpangan adalah B.
simpangan harmonis sederhana yaitu…. Kunci Jawaban : B
a.
F

y
C2

b.
F

117
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
c. F

d. F

e.
F

34.  Menghitung 34. Sebuah pegas digantungkan Diketahui :


konstanta pada vertikal. Panjangnya 12 cm. jika X1 = 12 cm = 0,12 m
pegas diberi beban 150 g, panjang pegas X2 = 17 cm = 0,17 m
menjadi 17 cm. Besar konstanta m = 0,15 kg
gaya pegas …. Ditanya : k ? C3
a. 30 N/m Penyelesaian :
b. 300 N/m F = k . ΔX
c. 3 N/m m . g = k . ΔX
d. 0,3 N/m 0,15.10 = k.( 0,17-0,12)

118
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
e. 0,03 N/m 1,5 = k . 0,05
k = 1,5 / 0,05
k = 30 N/m
Kunci Jawaban : A
35.  Menghitung 35. Ketika sebuah keluarga yang Diket :
konstanta pada berjumlah empat orang dengan m = 250 kg
pegas massa total 250 kg menaiki m mobil = 1200 kg
mobil 1200 kg, pegas mobil x = 5 cm = 0,05 m
tertekan 5 cm. berapakah Ditanya : k ?
konstanta pegas-pegas mobil, Penyelesaian :
dengan menganggap pegas-pegas 𝐹
𝑘=
tersebut bekerja sebagai satu 𝑥
kesatuan …. 𝑚. 𝑔
𝑘= C3
𝑥
250.10
𝑘=
0,05
𝑘 = 50 000 𝑁/𝑚
a. 500 000 N/m Kunci Jawaban : B
b. 50 000 N/m
c. 5 000 N/m
d. 500 N/m
e. 50 N/m
36.  Menghitung 36. Sebuah pegas meregang 0,150 m Diketahui :
konstanta pada ketika massa 0,300 kg m = 0,300 kg
pegas digantungkan, maka konstanta Δx = 0,150 m C3
pegas sebesar (perhatikan Ditanya : k ?
gambar di bawah ini) …. Penyelesaian

119
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
𝐹
𝑘=
𝑥
𝑚. 𝑔
𝑘=
𝑥
0,300.10
𝑘=
0,150
0,150 m 𝑘 = 20 𝑁/𝑚
Kunci Jawaban : D

a. 5 N/m
b. 10 N/m
c. 15 N/m
d. 20 N/m
e. 25 N/m

37.  Menganalisis nilai Diketahui:


konstanta pegas m = 20 gr = 2 x 10-2 kg
ɑ = 1 m/s2
ΔX = 4 cm = 4 x 10-2 m
Ditanya: k = ?
Penyelesaian :
37. Berdasarkan gambar diatas, Karena benda bergerak
sebuah pistol mainan dengan C4
dengan percepatan tertentu,
pegas di dalamnya melontarkan maka gaya yang diberikan
sebuah peluru bermassa 20 gram pada pegas yaitu
dengan percepatan 1 m/s2. Ketika F = m.ɑ
peluru dimasukkan, pegas 𝐹 = 𝑘 . ∆𝑋
memendek 4 cm. Konstanta 𝐹 𝑚. 𝑎
pegas yang dipakai sebesar.... 𝑘= =
∆𝑋 ∆𝑋

120
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
a. 0,33 N.m-1 2 × 10−2 . 1
b. 0,05 N.m-1 𝑘=
4 × 10−2
c. 3,3 N.m-1 𝑘 = 0,5 𝑁/𝑚
d. 0,5 N.m-1 Kunci Jawaban: D
e. 50 N.m-1
38.  Menganalisis grafik 38. Perhatikan hubungan antara gaya Untuk mencari konstanta
hubungan gaya dan (F) terhadap pertambahan terbesar pada masing-masing
pertambahan panjang (Δx) berikut! Manakah grafik, maka konstanta pegas
panjang pegas yang memiliki konstanta pegas harus di cari satu persatu
dengan kontanta terbesar! terlebih dahulu.
terbesar A. 𝐹 = 𝑘 . ∆𝐿
𝐹
𝑘=
∆𝐿
50
𝑘= = 0,5 𝑁. 𝑚−1
10
𝐹
B. 𝑘 =
∆𝐿
50 C4
𝑘= = 500 𝑁. 𝑚−1
0,1
𝐹
C. 𝑘 =
∆𝐿
5
𝑘= = 50 𝑁. 𝑚−1
0,1
𝐹
D. 𝑘 =
∆𝐿
500
𝑘=
0,1
= 5000 𝑁. 𝑚−1

121
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
𝐹
E. 𝑘 = ∆𝐿
500
𝑘= = 50 𝑁. 𝑚−1
10
Maka diperoleh, konstanta
pegas terbesar terdapat pada
grafik D
Kunci Jawaban: D
39.  Menghitung 39. Dua kawat P dan Q masing- Diketahui:
perbandingan masing panjangnya 50 cm dan 80 XP = 50 cm = 5 x 10-2 m
pertambahan cm ditarik dengan gaya yang XQ = 80 cm = 8 x 10-2 m
panjang dua buah sama besar. Jika konstanta kawat kP = 200 N.m-1
kawat berdasarkan P dan Q masing-masing sebesar kQ = 300 N.m-1
hukum Hooke 200 N/m dan 300 N/m, maka Ditanya: ΔXP : ΔXQ = ?
perbandingan pertambahan Jawab:
panjang kawat P dan Q sebesar 𝐹𝑃 = 𝐹𝑄 C4
…. 𝑘𝑃 . ∆𝑋𝑃 = 𝑘𝑄 . ∆𝑋𝑄
a. 1 : 1 200. ∆𝑋𝑃 = 300. ∆𝑋𝑄
b. 2 : 3 ∆𝑋𝑃 3
c. 3 : 2 =
∆𝑋𝑄 2
d. 5 : 8
e. 8 : 5
Kunci Jawaban: C
40.  Menghitung 40. Pegas yang panjangnya 10 cm Diketahui:
besarnya digantung vertikal, jika Xo = 10 cm = 0,1 m
pertambahan diregangkan dengan gaya 4 N, F1 = 4 N
panjang maka pegas menjadi 15 cm. Jika ΔX = 15 – 10 = 5 cm C4
berdasarkan hukum pegas diregangkan oleh gaya 3,2 = 5 x 10-2 m
Hooke N maka panjang pegas .... F2 = 3,2 N
a. 4 cm Jawab:

122
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
b. 8 cm 𝑘1 = 𝑘2
c. 12 cm 𝐹1 𝐹2
d. 14 cm =
∆𝑋1 ∆𝑋2
e. 18 cm 4 3,2
−2
=
5 × 10 ∆𝑋2
∆𝑋2 = 4 × 10−2 = 4 𝑐𝑚
Kunci Jawaban: A
41. Menganalisis  Menentukan 41. Di bawah ini manakah yang Penyelesaian :
periode dan rumusan dari merupakan rumusan dari Rumusan dari frekuensi
frekuensi pada frekuensi pada frekuensi sudut pada pegas gerak sudut pada pegas gerak
pegas dan pegas harmonis …. harmonis adalah
ayunan 𝑚
sederhana a. 𝑓 = 2𝜋√ 𝑘 1 𝑘
𝑓= √
(bandul) 2𝜋 𝑚
1 𝑘
b. 𝑓 = √ Kunci Jawaban : B C1
2𝜋 𝑚
𝑘
c. 𝑓 = 2𝜋√
𝑚
𝑘
d. 𝑓 = √𝑚
𝑚
e. 𝑓 = √ 𝑘
42.  Menentukan 42. Pegas yang diberikan beban Penyelesaian :
pernyataan yang dengan massa m bergetar Periode pada pegas tersebut
benar mengenai harmonik sederhana. Pegas bergantung pada massa m
C2
pegas tersebut menghasilkan sebuah dan konstanta pegas k. Maka
periode, periode bergantung pada jika massa nya besar
massa m dan konstanta pegas k . periodenya juga besar.

123
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
Maka dari penjelasan diatas Karena massa sebanding
semakin besar massa …. dengan periode
a. semakin besar periode Kunci Jawaban : A
b. sama dengan periode
c. semakin kecil periode
d. periodenya sama dengan nol
e. tidak berpengaruh pada periode
43.  Menunjukkan 43. Perhatikan pernyataan berikut : Rumus periode ayunan yaitu
besaran yang (1) Panjang tali 𝑙
(2) Massa benda T = 2π√
mempengaruhi 𝑔
ayunan bandul (3) Percepatan gravitasi Jadi yang mempengaruhi
(4) Amplitudo ayunan periode ayunan bandul
Besaran yang mempengaruhi adalah panjang tali dan
periode ayunan bandul adalah percepatan gravitasi C2
besaran nomor …. Kunci Jawaban : C
a. (1),(2),(3), dan (4)
b. (1),(2), dan (3)
c. (1) dan (3) saja
d. (2) dan (4) saja
e. (4) saja
44.  Menghitung periode 44. Seorang anak yang sedang Diket :
pada ayunan bermain di taman dengan m = 10 kg
sederhana menggunakan ayunan. Massa l = 1,5 m
anak tersebut 10 kg dengan Ditanya : T ?
panjang tali ayunan 1,5 m, maka Penyelesaian : C3
periode dari ayunan tersebut …. 𝑙
a. 0,8 π s T = 2π√𝑔
b. 0,1 π s
c. 0,2 π s

124
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
d. 0,5 π s 1,5
e. 0,4 π s T = 2π√ 10
T = 2π√0,15
T = 2π 0,4
T = 0,8 π
Kunci Jawaban : A
45.  Menghitung 45. Pada getaran harmonik pegas, Diketahui :
perbandingan jika massa beban yang digantung m1 = 1 kg
periode anatara dua pada ujung bawah pegas 1 kg, T1 = 2s
buah pegas periodenya 2 s. Jika massa beban m2 = 4 kg
ditambah sehingga sekarang Ditanya : T2 ?
menjadi 4 kg, maka periode Penyelesaian :
getarannya …. 𝑚
a. 1/4 s T = 2π√
𝑘
b. 1/2s 𝑇2 𝑚2 C3
c. 1 s =√
𝑇1 𝑚1
d. 4 s 𝑇2 4
e. 8 s 2
= √1
𝑇2
𝑇1
= √4
𝑇2
2
=2
T2 = 4s
Kunci Jawaban : D
46.  Menghitung 46. Sebuah pegas digantungkan Penyelesaian :
frekuensi pada vertikal, kemudian ujung 1 𝑘
sebuah pegas bawahnya diberi beban 100 gram f= √
2𝜋 𝑚 C3
sehingga panjangnya bertambah 1 10
10 cm. beban ditarik ke bawah, f = 2𝜋 √0,1

125
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
kemudian di lepas hingga 1
f = 2𝜋 √100
bergetar harmonis. Jika g = 10
f = 0,16 . 10
m/s2, maka frekuensi
f = 1,6 Hz
getarannya….
Kunci Jawaban : A
a. 1,6 Hz
b. 2,5 Hz
c. 3,2 Hz
d. 4,8 Hz
e. 5,0 Hz
47.  Menganalisis 47. Ikatan atom-atom dalam suatu Diketahui:
konstanta pegas material dapat dianggap sebagai f =1014 Hz
dengan pegas. Anggap terdapat tiga buah matom = 4 x 10-27 kg
menggunakan atom yang berdekatan dan saling Ditanya: k = ?
permisalan atom berinteraksi. Dua atom terluar Penyelesaian :
dianggap diam dan atom di Ikatan atom dianggap
tengah bergetar dengan frekuensi memiliki susunan paralel,
1014 Hz. Jika massa atomnya 4 x
10-27 kg. kostanta gaya pegas 1 𝑘𝑡
𝑓= √
yang menggantikan interaksi 2𝜋 𝑚 C4
antar atom sebesar …. 𝑘𝑡 = 4𝜋 2 𝑓 2 𝑚
a. 78,87 N/m 𝑘𝑡 = 𝑘1 + 𝑘2
b. 788,7 N/m 𝑘𝑡 = 𝑘 + 𝑘
c. 7,887 N/m 𝑘𝑡 = 2𝑘
d. 887,8 N/m 𝑘𝑡 = 4𝜋 2 𝑓 2 𝑚
e. 88,78 N/m 2𝑘 = 4𝜋 2 𝑓 2 𝑚
𝑘 = 2𝜋 2 𝑓 2 𝑚
𝑘
= 4(3,14). (1014 )2 (× 10−27 )

126
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
𝑘 = 788,7 𝑁/𝑚

Kunci Jawaban: B

48.  Menganalisis 48. Sebuah roda bermassa m dan Diketahui :


frekuensi pada jari-jari r dihubungkan dengan Massa roda = m
sebuah pegas pegas tak bermassa yang Jari-jari roda = r
memiliki konstanta pegas k, Konstanta pegas = k
seperti ditunjukkan pada gambar Berosilasi secara harmonik
di bawah ini : pada arah horizontal dengan
x=0
Ditanya : f ?
Penyelesaian :
Dari gerak rotasi silinder
Σ𝜏 = 𝐼𝛼
1 𝑎 C4
𝑓𝑟 = 𝑚𝑟 2 .
2 𝑟
1
Roda itu berotasi tanpa slip di atas 𝑓 = 2 𝑚𝑎 ………………. (i)
lantai. Titik pusat massa roda Dari gerak translasi silinder
berosilasi secara harmonik pada arah Σ𝐹 = 𝑚. 𝑎
horizontal terhadap titik seimbang di kx − f = 𝑚. 𝑎…………..(ii)
x = 0 maka frekuensi osilasi dari Gabung i dan ii
sitem ini …. kx − f = 𝑚. 𝑎
a.
1
𝑓 = 2𝜋 √𝑚
𝑘 1
kx − 𝑚𝑎 = 𝑚. 𝑎
2
1 2𝑘 3
b. 𝑓 = 2𝜋 √ 𝑚 kx = 𝑚𝑎
2

127
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
1 2𝑘 dengan a = 𝜔2 𝑥 maka
c. 𝑓 = 2𝜋 √3𝑚 diperoleh frekuensi silinder
1 3𝑘 sabagai berikut :
d. 𝑓 = √ 3
2𝜋 2𝑚
kx = 𝑚𝑎
1 𝑘 2
e. 𝑓 = 2𝜋 √2𝑚 3
kx = 𝑚𝜔2 𝑥
2
2
2𝑘
𝜔 =
3𝑚
2𝑘
𝜔=√
3𝑚

2𝑘
2𝜋𝑓 = √
3𝑚

1 2𝑘
𝑓= √
2𝜋 3𝑚
Kunci Jawaban : C
49.  Menganalisis waktu 49. Sebuah bandul dengan panjang Diketahui :
yang diperlukan L, ketika diberi simpangan kecil Panjang bandul = L
bandul untuk menjalani gerak harmonik T = 8s
melakukan getaran sederhana dengan periode 8 s. Periode bandul T’ , ketika
harmonik suatu penghalang dipasang tepat panjang bandul
C4
di bawah titik pusat bandul (lihat L’ = NO = ¼ L
pada gambar), sehingga hanya Ditanya : t ?
seperempat panjang bandul Penyelesaian :
terbawah yang dapat mengayun
ketika ayunan mengenai

128
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
penghalang. Tentukan lama Lama waktu yang diperlukan
waktu yang diperlukan bandul dari A kembali lagi ke A
dari A kembali lagi ke A …. adalah :
tA-O-B-O-A = tAO+ tOB+ tBO+ tOA
karena tOA = tAO dan tBO= tOB
maka tA-A = 2 tAO + 2 tOB
ketika bergerak dari A ke O ,
panjang bandul = L dan
M
periode = T sehingga
tAO = ¼ T
3L/4 ketika bergerak dari O ke B
panjang bandul = L’=1/4 L
N dan periode T’, sehingga
tOB = ¼ T’
𝐿
𝑇 = 2𝜋√
B A 𝑔
O
𝐿′
a. 2s 𝑇′ 2𝜋√ 𝑔
b. 4s =
𝑇 𝐿
c. 6s 2𝜋√𝑔
d. 8s
e. 10 s 𝐿′ 1⁄ 𝐿 1
√ =√ 4 =
𝐿 𝐿 2
1
𝑇′ = 𝑇
2
Dengan demikian
tA-A = 2 (1/4T) + 2 (1/4T’)

129
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
tA-A = 2/4 T + 2/4 (1/2T)
tA-A = 2T/4 + T/4
tA-A = 3 T /4
tA-A = 3. 8 / 4
tA-A = 6 sekon
Kunci Jawaban : C
50.  Menganalisis 50. Ketika sebuah bola digantung Diketahui :
periode dan pada ujung sebuah pegas, pegas X0 = 400 mm = 0,4 m
frekuensi pada bertambah panjang sejauh 400 g = 10 m/s2
sebuah pegas yang mm. berapakah periode dan di titik keseimbangan B
dikenakan beban frekuensi pegas jika bergetar ke bekerja dua gaya seimbang
dan yang tidak atas dan ke bawah ? (g = 10 yaitu F dan mg
dikenakan beban m/s2) perhatikan gambar di Ditanya : T dan f ?
bawah ini ! Penyelesaian :
𝐹 = 𝑚. 𝑔
𝑘𝑥0 = 𝑚. 𝑔
𝑚 𝑥0
=
𝑘 𝑔 C4

Periode getaran :
𝑚
𝑇 = 2𝜋√
𝑘
𝑥0
𝑇 = 2𝜋√
𝑔
F = kX0
0,4 𝑚
𝑇 = 2𝜋√ 𝑚
10 2
mg 𝑠

130
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
𝑇 = 2𝜋. √0,04
𝑇 = 2𝜋. 0,2
a. 0,4π s dan 2,5π Hz 𝑇 = 0,4 𝜋s
b. 0,5π s dan 3,5π Hz
c. 2,5π s dan 0,4π Hz Perhatikan, tidak perlu
d. 3,5π s dan 0,5π Hz mengetahui massa bola
e. 0,4π s dan 0,4π Hz untuk menghitung periode
𝑚 𝑥
pegas, sebab = 0
𝑘 𝑔
1
𝑓=
𝑇
1
𝑓= = 2,5𝜋 𝐻𝑧
0,4𝜋
Kunci Jawaban : A

131
132

Lampiran 1D
Hasil Uji Coba Instrumen Tes

Reliabilitas Tes = 0,69


Jumlah Subyek = 39
No Butir Daya Beda T.Kesukaran Korelasi Sign.Korelasi Kesimpulan
1 27.27 Sangat Mudah 0.393 Sangat Signifikan Digunakan
2 0.09 Sangat Mudah 0.262 - Tidak Digunakan
3 18.18 Mudah 0.281 - Tidak Digunakan
4 27.27 Sangat Mudah 0.393 Sangat Signifikan Digunakan
5 18.18 Sangat Sukar 0.382 Sangat Signifikan Digunakan
6 0.00 Sangat Sukar NAN NAN Tidak Digunakan
7 36.36 Mudah 0.409 Sangat Signifikan Digunakan
8 0.00 Sangat Sukar NAN NAN Tidak Digunakan
9 -27.27 Sukar -0.319 - Tidak Digunakan
10 -36.36 Sedang -0.287 - Tidak Digunakan
11 27.27 Mudah 0.373 Sangat Signifikan Digunakan
12 9.09 Sangat Mudah 0.029 - Tidak Digunakan
13 18.18 Sedang 0.118 - Tidak Digunakan
14 63.64 Mudah 0.518 Sangat Signifikan Digunakan
15 36.36 Mudah 0.409 Sangat Signifikan Digunakan
16 27.27 Mudah 0.373 Sangat Signifikan Digunakan
17 0.00 Sangat Mudah NAN NAN Tidak Digunakan
18 54.55 Mudah 0.561 Sangat Signifikan Digunakan
19 -27.27 Sedang -0.199 - Tidak Digunakan
20 36.36 Sedang 0.122 - Tidak Digunakan
21 27.27 Sangat Sukar 0.290 Signifikan Digunakan
22 27.27 Sedang 0.226 Signifikan Digunakan
23 9.09 Sangat Mudah 0.146 - Tidak Digunakan
24 18.18 Sedang 0.262 - Tidak Digunakan
133

25 -9.09 Sangat Sukar -0.029 - Tidak Digunakan


26 9.09 Sedang 0.094 - Tidak Digunakan
27 54.55 Mudah 0.583 Sangat Signifikan Digunakan
28 0.00 Sangat Mudah NAN NAN Tidak Digunakan
29 54.55 Mudah 0.583 Sangat Signifikan Digunakan
30 36.36 Mudah 0.409 Sangat Signifikan Digunakan
31 0.00 Sangat Mudah NAN NAN Tidak Digunakan
32 63.64 Sedang 0.483 Sangat Signifikan Digunakan
33 9.09 Sangat Sukar 0.153 - Tidak Digunakan
34 54.55 Sedang 0.449 Sangat Signifikan Digunakan
35 27.27 Sangat Mudah 0.362 Sangat Signifikan Digunakan
36 45.45 Sedang 0.404 Sangat Signifikan Digunakan
37 81.82 Sedang 0.587 Sangat Signifikan Digunakan
38 72.73 Sedang 0.638 Sangat Signifikan Digunakan
39 0.00 Sedang 0.112 - Tidak Digunakan
40 81.82 Sedang 0.554 Sangat Signifikan Digunakan
41 -9.09 Sangat Mudah -0.130 - Tidak Digunakan
42 27.27 Sedang 0.239 - Tidak Digunakan
43 27.27 Sedang 0.214 - Tidak Digunakan
44 81.82 Sedang 0.572 Sangat Signifikan Digunakan
45 81.82 Sedang 0.572 Sangat Signifikan Digunakan
46 -45.45 Sedang -0.394 - Tidak Digunakan
47 -45.45 Sedang -0.441 - Tidak Digunakan
48 27.27 Sangat Sukar 0.294 Signifikan Digunakan
49 54.55 Sedang 0.562 Sangat Signifikan Digunakan
50 54.55 Sedang 0.513 Sangat Signifikan Digunakan
Lampiran 1E
INSTRUMEN TES SETELAH UJI COBA
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
1  Menjelaskan 1. Gerak bolak balik melalui suatu
Penyelesaian :
pengertian getaran titik keseimbangan tertentu
Getaran harmonik adalah
harmonik dengan banyak getaran dalam
gerak bolak balik melalui
setiap detik konstan disebut ….
suatu titik keseimbangan
a. getaran C1
tertentu dengan banyak
b. periode
getaran dalam setiap detik
c. gerak
konstan.
d. getaran harmonik
Kunci Jawaban : D
e. frekuensi
2  Menentukan benda 2. Contoh yang bukan getaran
Penyelesaian :
 Menjelaskan yang bukan harmonik pada kehidupan sehari-
Konsep Yang bukan getaran
konsep merupakan contoh hari yaitu ….
Getaran harmonis adalah jungkat-
getaran dari getaran a. gerakan ayunan
Harmonik jungkit. Karena jungkat C1
harmonik harmonik b. pistol mainan
jungkit merupakan salah satu
c. jungkat jungkit
pesawat sederhana.
d. spring bed
Kunci Jawaban : C
e. jam bandul
3  Menunjukkan 3. Berikut beberapa penggunaan Contoh penerapan susunan
penggunaan pegas pegas dalam kehidupan sehari- pegas paralel dalam
dalam kehidupan hari. kehidupan sehari-hari di-
sehari-hari (1) bolpoin mekanik antaranya, yaitu: C2
(2) monoshockbreaker springbed dan alat peregang
(3) springbed otot
(4) alat peregang otot Kunci Jawaban: D

134
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
Yang termasuk benda dengan
sistem susunan pegas paralel
yaitu nomor ...
a. (1), (2) dan (3)
b. (2), (3) dan (4)
c. (1) dan (2)
d. (3) dan (4)
e. semua benar
4  Menunjukkan arah 4. Benda yang bergerak harmonik Penyelesaian :
gaya yang dialami sederhana mengalami gaya yang Benda yang bergerak
oleh benda yang arahnya…. harmonik sederhana
bergerak harmonik a. berubah setiap saat mengalami gaya yang
b. selalu menuju ke satu arah arahnya selalu menuju titik C2
c. selalu menuju ke titik seimbang seimbang.
d. selalu searah dengan arah gerak Kunci Jawaban : C
e. selalu menyebabkan laju benda
berkurang
5  Menentukan satu 5. Perhatikan gambar di bawah ini ! Penyelesaian :
getaran pada bandul Satu getaran pada bandul
yaitu A-B-C-B-A
Kunci Jawaban : D
Menentukan
periode dan
C1
frekuensi pada
getaran harmonik

Satu getaran pada ayunan bandul


yakni ….

135
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
a. A-B-C
b. A-B-C-A
c. A-B-C-B
d. A-B-C-B-A
e. A-B-C-A
6  Menunjukkan 6. Ketika sebuah pegas memiliki Penyelesaian :
hubungan antara periode yang besar, maka Hubungan periode dan
periode dan frekuensinya …. frekuensi adalah berbanding
frekuensi a. sama besar terbalik, maka jika
C2
b. semakin kecil periodenya semakin besar
c. semakin besar frekuensinya semakin kecil
d. tidak berpengaruh Kunci Jawaban : B
e. sama dengan nol
7  Menghitung besar 7. Sebuah materi melakukan gerak Diketahui :
periode dan osilasi dengan menempuh 120 n = 120 getaran
frekuensi getaran dalam waktu 4 menit, t = 4 menit = 240 detik
maka periode dan frekuensi Ditanyakan : T dan f ?
osilasinya secara berturut- Penyelesaian :
turut…. 𝑡
𝑇=
a. 0,5 s dan 2 Hz 𝑛
b. 2 s dan 0,5 Hz 240
𝑇= C3
c. 0,03 s dan 30 Hz 120
d. 30 s dan 0,03 Hz 𝑇 =2𝑠
e. 4 s dan 2 Hz 𝑛
𝑓=
𝑡
120
𝑓=
240
𝑓 = 0,5 𝐻𝑧
Kunci Jawaban : B

136
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
8  Menghitung besar 8. Sebuah bandul digetarkan Diketahui :
periode dan sehingga selama 15 sekon n = 20 getaran
frekuensi menghasilkan 20 getaran, maka t = 15 detik
frekuensinya …. Ditanya : f ?
a. ½ Hz Jawab :
b. 2 Hz n
f = C3
c. 4/3 Hz t
d. 3 Hz 20 getaran
f =
e. 2/3 Hz 15 detik
4
f = Hz
3
Kunci Jawaban : C
9  Menyebutkan 9. Manakah dari persamaan di Penyelesaian :
persamaan dari bawah ini yang merupakan Rumus kecepatan pada gerak
kecepatan rumus dari persamaan kecepatan harmonik adalah :
pada gerak harmonik …. v = Aω cos ωt
a. v = A sin ωt Kunci Jawaban : B C1
Menerapkan b. v = Aω cos ωt
persamaan c. v = A cos ωt
Persamaan simpangan, d. v = Aω2 sin ωt
Getaran kecepatan dan e. v = Aω sin ωt
10 Harmonik percepatan pada  Menentukan jika 10. Untuk benda yang menjalani Penyelesaian :
gerak harmonik benda mengalami getaran harmonik, maka pada…. Benda yang menjalani
sederhana getaran harmonik, a. simpangan maksimum, getaran harmonik, akan
bagaimana kecepatan dan percepatannya terjadi simpangan
C2
simpangan, maksimum maksimum, kecepatannya
kecepatan dan b. simpangan maksimum, nol, dan percepatannya
percepatannya kecepatan dan percepatannya maksimum
minimum Kunci Jawaban : D

137
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
a. simpangan maksimum, maksimum, kecepatannya
kecepatan dan percepatannya nol, dan percepatannya
maksimum maksimum
b. simpangan maksimum, Kunci Jawaban : D
kecepatan dan percepatannya
minimum
c. simpangan maksimum,
kecepatannya maksimum dan
percepatannya nol
d. simpangan maksimum,
kecepatannya nol dan
percepatannya maksimum
e. simpangan maksimum, energinya
maksimum
11  Menghitung 11. Sebuah partikel bergetar hingga Diketahui :
simpangan membentuk suatu getaran y = 0,04 sin 20πt
maksimum pada harmonik dengan persamaan y = Ditanya : simpangan
sebuah benda yang 0,04 sin 20πt dengan y dalam maksimum ?
bergetar harmonik simpangan, t adalah waktu dalam Penyelesaian :
satuan sekon. Tentukanlah y = A sin ωt
C3
simpangan maksimum …. y = ymax sin ωt
a. 0,04 m y = 0,04 sin 20πt
b. 0,5 m maka, simpangan maksimum
c. 20 m tidak lain adalah amplitudo.
d. 10 m Kunci Jawaban : A
e. 0,1 m
12  Menganalisis 12. Sebuah benda bergerak pada Diketahui :
percepatan dari bidang xy dengan komponen Vx (t) = 3t2 – 4t + 5 m/detik C4
kecepatan dalam arah x dapat Vy (t) (lihat pada grafik)

138
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
sebuah persamaan dinyatakan dalam bentuk Vx (t) Ditanya : a saat t = 4 s ?
dan grafik = 3t2 – 4t + 5 m/s sedangkan Penyelesaian :
komponen kecepatan dalam arah - Dalam arah x, maka :
y adalah Vy(t) seperti di- Vx (t) = 3t2 – 4t + 5
tunjukkan pada grafik di bawah ax (t) = 6t - 4
ini : ax (4) = 6.4 – 4
ax (4) = 24 – 4
ax (4) = 20 m/s2
- Dalam arah y, maka :
Lihat pada grafik saat t = 4s
maka

Tentukanlah percepatan benda a(t)


saat t = 4 sekon ? (dalam arah x dan
y)
a. 5 m/s2 dan 10 m/s2
b. 15 m/s2 dan 20 m/s2
c. 20 m/s2 dan 15 m/s2 ay (t) = tan 𝜃
d. 10 m/s2 dan 5 m/s2 45−30
ay (t) = 4−1
e. 15 m/s2 dan 15 m/s2
ay (t) = 15 m/s2
Kunci Jawaban : C

13  Menghitung sudut 13. Dua buah osilator bergetar pada Diketahui :


fase dalam dua buah saat t = 0. Frekuensi getaran Dua osilator fase sama saat t
C3
osilator osilator masing-masing 10 Hz =0 , f = 10 Hz dan 40 Hz
dan 40 Hz. Setelah 5/4 sekon

139
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
kedua gelombang itu berselisih Ditanya : saat t = 5/4 s kedua
sudut fase sebesar …. gelombang ber-selisih sudut
a. 0 fase ?
b. 300 Penyelesaian :
c. 450 Karena dimulai dari tempat
d. 900 dan waktu yang sama maka
e. 1800 beda fase memenuhi :
Δ𝜃= 𝜃2 - 𝜃1
Δ𝜃= 2π (f2 – f1) t
Δ𝜃= 2π (40-10) 5/4
Δ𝜃= 75π = π rad atau 1800
Kunci Jawaban : E
14  Menghitung beda 14. Dua buah partikel melakukan Diketahui :
fase pada sebuah gerak harmonik dan mulai T1 = 1/3 s
benda yang bergetar bergerak dari titik setimbangnya T2 = 1/5 s
harmonik dengan arah yang sama. Setiap Ditanya : saat t = ¼ s ?
partikel memiliki periode 1/3 s Penyelesaian :
dan 1/5 s. Beda fase dan sudut Beda fase :
fase kedua gerak partikel setelah 𝑡 𝑡
Δ𝜑 = 𝑇 − 𝑇
bergerak ¼ s sebesar…. 1
2
1
1

a. π rad Δ𝜑 = 4
1 − 4
1
C3
b. 2 π rad 5 3
5 3
c. 8 π rad Δ𝜑 = −
4 4
d. 10 π rad 1
e. 15 π rad Δ𝜑 = 2
Beda sudut fase :
Δ𝜃 = 2𝜋Δ𝜑 = 2π(1/2) = π
rad
Kunci Jawaban : A

140
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
15  Menunjukkan 15. Setiap pegas memiliki konstanta Rumus konstanta pegas :
dimensi dari pegas (k) yang berbeda-beda. k=F/x
konstanta pegas Dimensi konstanta pegas yaitu…. k=N/m
a. Tak berdimensi k = kg.m / s2 / m
C2
b. MLT-2 k = kg / s2
c. MLT-1 k = MT-2
d. MT-1 Kunci Jawaban : E
e. MT-2
16 Gerak
Menentukan  Menghitung 16. Sebuah pegas digantungkan Diketahui :
Harmonik konstanta pada vertikal. Panjangnya 12 cm. jika X1 = 12 cm = 0,12 m
konstanta pada
pada Pegas pegas diberi beban 150 g, panjang pegas X2 = 17 cm = 0,17 m
pegas dengan
dan menjadi 17 cm. Besar konstanta m = 0,15 kg
menggunakan
Ayunan gaya pegas …. Ditanya : k ?
hukum Hooke
Sederhana
a. 30 N/m Penyelesaian :
C3
b. 300 N/m F = k . ΔX
c. 3 N/m m . g = k . ΔX
d. 0,3 N/m 0,15.10 = k.( 0,17-0,12)
e. 0,03 N/m 1,5 = k . 0,05
k = 1,5 / 0,05
k = 30 N/m
Kunci Jawaban : A

141
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
17  Menghitung 17. Ketika sebuah keluarga yang Diket :
konstanta pada berjumlah empat orang dengan m = 250 kg
pegas massa total 250 kg menaiki m mobil = 1200 kg
mobil 1200 kg, pegas mobil x = 5 cm = 0,05 m
tertekan 5 cm. berapakah Ditanya : k ?
konstanta pegas-pegas mobil, Penyelesaian :
dengan menganggap pegas-pegas 𝐹
tersebut bekerja sebagai satu 𝑘=
𝑥
kesatuan …. 𝑚. 𝑔
𝑘= C3
𝑥
250.10
𝑘=
0,05
𝑘 = 50 000 𝑁/𝑚
a. 500 000 N/m Kunci Jawaban : B
b. 50 000 N/m
c. 5 000 N/m
d. 500 N/m
e. 50 N/m
18  Menghitung 18. Sebuah pegas meregang 0,150 m Diketahui :
konstanta pada ketika massa 0,300 kg m = 0,300 kg
pegas digantungkan, maka konstanta Δx = 0,150 m
pegas sebesar (perhatikan Ditanya : k ?
gambar di bawah ini) …. Penyelesaian
𝐹 C3
𝑘=
𝑥
𝑚. 𝑔
𝑘=
𝑥
0,300.10
𝑘=
0,150

142
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
𝑘 = 20 𝑁/𝑚
Kunci Jawaban : D

0,150 m

a. 5 N/m
b. 10 N/m
c. 15 N/m
d. 20 N/m
e. 25 N/m
19  Menganalisis nilai Diketahui:
konstanta pegas m = 20 gr = 2 x 10-2 kg
ɑ = 1 m/s2
ΔX = 4 cm = 4 x 10-2 m
Ditanya: k = ?
Penyelesaian :
19. Berdasarkan gambar diatas, Karena benda bergerak
sebuah pistol mainan dengan dengan percepatan tertentu, C4
pegas di dalamnya melontarkan maka gaya yang diberikan
sebuah peluru bermassa 20 gram pada pegas yaitu
dengan percepatan 1 m/s2. Ketika F = m.ɑ
peluru dimasukkan, pegas 𝐹 = 𝑘 . ∆𝑋
memendek 4 cm. Konstanta 𝐹 𝑚. 𝑎
pegas yang dipakai sebesar.... 𝑘= =
∆𝑋 ∆𝑋

143
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
a. 0,33 N.m-1 2 × 10−2 . 1
b. 0,05 N.m-1 𝑘=
4 × 10−2
c. 3,3 N.m-1 𝑘 = 0,5 𝑁/𝑚
d. 0,5 N.m-1 Kunci Jawaban: D
e. 50 N.m-1
20  Menganalisis grafik 20. Perhatikan hubungan antara gaya Untuk mencari konstanta
hubungan gaya dan (F) terhadap pertambahan terbesar pada masing-masing
pertambahan panjang (Δx) berikut! Manakah grafik, maka konstanta pegas
panjang pegas yang memiliki konstanta pegas harus di cari satu persatu
dengan kontanta terbesar! terlebih dahulu.
terbesar A. 𝐹 = 𝑘 . ∆𝐿
𝐹
𝑘=
∆𝐿
50
𝑘= = 0,5 𝑁. 𝑚−1
10
𝐹
B. 𝑘 =
∆𝐿
50 C4
𝑘= = 500 𝑁. 𝑚−1
0,1
𝐹
C. 𝑘 =
∆𝐿
5
𝑘= = 50 𝑁. 𝑚−1
0,1

𝐹
D. 𝑘=
∆𝐿
500
𝑘=
0,1
= 5000 𝑁. 𝑚−1

144
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
𝐹
E. 𝑘 = ∆𝐿
500
𝑘= = 50 𝑁. 𝑚−1
10
Maka diperoleh, konstanta
pegas terbesar terdapat pada
grafik D
Kunci Jawaban: D
21  Menghitung 21. Pegas yang panjangnya 10 cm Diketahui:
besarnya digantung vertikal, jika Xo = 10 cm = 0,1 m
pertambahan diregangkan dengan gaya 4 N, F1 = 4 N
panjang maka pegas menjadi 15 cm. Jika ΔX = 15 – 10 = 5 cm
berdasarkan hukum pegas diregangkan oleh gaya 3,2 = 5 x 10-2 m
Hooke N maka panjang pegas .... F2 = 3,2 N
a. 4 cm Jawab:
b. 8 cm 𝑘1 = 𝑘2 C4
c. 12 cm 𝐹1 𝐹2
d. 14 cm =
∆𝑋1 ∆𝑋2
e. 18 cm 4 3,2
=
5 × 10−2 ∆𝑋2
∆𝑋2 = 4 × 10−2 = 4 𝑐𝑚
Kunci Jawaban: A
22  Menghitung periode 22. Seorang anak yang sedang Diket :
Menghitung
pada ayunan bermain di taman dengan m = 20 kg
periode dan
sederhana menggunakan ayunan. Massa l = 1,5 m
frekuensi pada
anak tersebut 20 kg dengan Ditanya : T ? C3
pegas dan
panjang tali ayunan 1,5 m, maka Penyelesaian :
ayunan periode dari ayunan tersebut …. 𝑙
sederhana T = 2π√𝑔

145
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
a. 0,8 π s 1,5
b. 0,1 π s T = 2π√ 10
c. 0,2 π s T = 2π√0,15
d. 0,5 π s T = 2π 0,4
e. 0,4 π s T = 0,8 π
Kunci Jawaban : A
23  Menghitung 23. Pada getaran harmonik pegas, Diketahui :
perbandingan jika massa beban yang digantung m1 = 1 kg
periode anatara dua pada ujung bawah pegas 1 kg, T1 = 2s
buah pegas periodenya 2 s. Jika massa beban m2 = 4 kg
ditambah sehingga sekarang Ditanya : T2 ?
menjadi 4 kg, maka periode Penyelesaian :
getarannya …. 𝑚
a. 1/4 s T = 2π√
𝑘
b. 1/2s 𝑇2 𝑚2 C3
c. 1 s =√
𝑇1 𝑚1
d. 4 s 𝑇2 4
e. 8 s 2
= √1
𝑇2
𝑇1
= √4
𝑇2
2
=2
T2 = 4s
Kunci Jawaban : D

146
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
24  Menganalisis 24. Sebuah roda bermassa m dan Diketahui :
frekuensi pada jari-jari r dihubungkan dengan Massa roda = m
sebuah pegas pegas tak bermassa yang Jari-jari roda = r
memiliki konstanta pegas k, Konstanta pegas = k
seperti ditunjukkan pada gambar Berosilasi secara harmonik
di bawah ini : pada arah horizontal dengan
x=0
Ditanya : f ?
Penyelesaian :
Dari gerak rotasi silinder
Σ𝜏 = 𝐼𝛼
1 𝑎
𝑓𝑟 = 𝑚𝑟 2 .
2 𝑟
1
Roda itu berotasi tanpa slip di atas 𝑓 = 𝑚𝑎 ………………. (i)
lantai. Titik pusat massa roda
2 C4
Dari gerak translasi silinder
berosilasi secara harmonik pada arah Σ𝐹 = 𝑚. 𝑎
horizontal terhadap titik seimbang di kx − f = 𝑚. 𝑎…………..(ii)
x = 0 maka frekuensi osilasi dari Gabung i dan ii
sitem ini …. kx − f = 𝑚. 𝑎
a.
1
𝑓 = 2𝜋 √𝑚
𝑘 1
kx − 𝑚𝑎 = 𝑚. 𝑎
2
1 2𝑘 3
b. 𝑓 = 2𝜋 √ 𝑚 kx = 𝑚𝑎
2
1 2𝑘 dengan a = 𝜔2 𝑥 maka
c. 𝑓 = 2𝜋 √3𝑚
diperoleh frekuensi silinder
1 3𝑘 sabagai berikut :
d. 𝑓 = √ 3
2𝜋 2𝑚
kx = 𝑚𝑎
2

147
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
3
1
e. 𝑓 = 2𝜋 √2𝑚
𝑘 kx = 2 𝑚𝜔2 𝑥
2𝑘
𝜔2 =
3𝑚
2𝑘
𝜔=√
3𝑚

2𝑘
2𝜋𝑓 = √
3𝑚

1 2𝑘
𝑓= √
2𝜋 3𝑚
Kunci Jawaban : C
25  Menganalisis waktu 25. Sebuah bandul dengan panjang Diketahui :
yang diperlukan L, ketika diberi simpangan kecil Panjang bandul = L
bandul untuk menjalani gerak harmonik T = 8s
melakukan getaran sederhana dengan periode 8 s. Periode bandul T’ , ketika
harmonik suatu penghalang dipasang tepat panjang bandul
di bawah titik pusat bandul (lihat L’ = NO = ¼ L
pada gambar), sehingga hanya Ditanya : t ?
seperempat panjang bandul Penyelesaian : C4
terbawah yang dapat mengayun Lama waktu yang diperlukan
ketika ayunan mengenai dari A kembali lagi ke A
penghalang. Tentukan lama adalah :
waktu yang diperlukan bandul tA-O-B-O-A = tAO+ tOB+ tBO+ tOA
dari A kembali lagi ke A …. karena tOA = tAO dan tBO= tOB
maka tA-A = 2 tAO + 2 tOB

148
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
ketika bergerak dari A ke O ,
panjang bandul = L dan
periode = T sehingga
M
tAO = ¼ T
ketika bergerak dari O ke B
3L/4 panjang bandul = L’=1/4 L
dan periode T’, sehingga
N tOB = ¼ T’
𝐿
𝑇 = 2𝜋√
𝑔
B A
O 𝐿′
𝑇′ 2𝜋√ 𝑔
a. 2s =
𝑇 𝐿
b. 4s 2𝜋√𝑔
c. 6s
d. 8s 𝐿′ 1⁄ 𝐿 1
e. 10 s √ =√ 4 =
𝐿 𝐿 2
1
𝑇′ = 𝑇
2
Dengan demikian
tA-A = 2 (1/4T) + 2 (1/4T’)
tA-A = 2/4 T + 2/4 (1/2T)
tA-A = 2T/4 + T/4
tA-A = 3 T /4
tA-A = 3. 8 / 4
tA-A = 6 sekon
Kunci Jawaban : C

149
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
26  Menganalisis 26. Ketika sebuah bola digantung Diketahui :
periode dan pada ujung sebuah pegas, pegas X0 = 400 mm = 0,4 m
frekuensi pada bertambah panjang sejauh 400 g = 10 m/s2
sebuah pegas yang mm. berapakah periode dan di titik keseimbangan B
dikenakan beban frekuensi pegas jika bergetar ke bekerja dua gaya seimbang
dan yang tidak atas dan ke bawah ? (g = 10 yaitu F dan mg
dikenakan beban m/s2) perhatikan gambar di Ditanya : T dan f ?
bawah ini ! Penyelesaian :
𝐹 = 𝑚. 𝑔
𝑘𝑥0 = 𝑚. 𝑔
𝑚 𝑥0
=
𝑘 𝑔

Periode getaran :
𝑚 C4
𝑇 = 2𝜋√
𝑘
𝑥0
𝑇 = 2𝜋√
𝑔
F = kX0
0,4 𝑚
𝑇 = 2𝜋√ 𝑚
10 2
mg 𝑠
𝑇 = 2𝜋. √0,04
a. 0,4π s dan 2,5π Hz 𝑇 = 2𝜋. 0,2
b. 0,5π s dan 3,5π Hz 𝑇 = 0,4 𝜋s
c. 2,5π s dan 0,4π Hz Perhatikan, tidak perlu
d. 3,5π s dan 0,5π Hz mengetahui massa bola
e. 0,4π s dan 0,4π Hz

150
Ranah
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal
Kognitif
untuk menghitung periode
𝑚 𝑥
pegas, sebab 𝑘 = 𝑔0
1
𝑓=
𝑇
1
𝑓= = 2,5𝜋 𝐻𝑧
0,4𝜋
Kunci Jawaban : A

151
152

Lampiran 1F
Kisi-Kisi Instrumen Non Tes (Angket)
Satuan Pendidikan : SMA/MA
Mata Pelajaran : Fisika
Materi Pokok : Getaran Harmonik
Kelas / Semester : XI/I
Kompetensi Inti :
KI .1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI .2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan
proaktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
KI .3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
dalamilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI .4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar :
3.4 Menganalisis hubungan antara gaya dan gerak getaran.
4.4 Merencanakan dan melaksanakan percobaan getaran harmonis pada ayunan
bandul dan getaran pegas.

LKS CTL
Jumlah
No Indikator Angket Berbasis Android
Soal
Positif Negatif
Penggunaan LKS CTL berbasis Android
1 1,3 2,4 4
dalam proses pembelajaran
2 Penyajian konsep materi dan evaluasi 5 6 2
3 Penyajian desain tampilan dan animasi
7,9 8,10 4
dalam LKS CTL berbasis Android
Jumlah Soal 5 5 10
153

Lampiran 1G
Instrumen Non Tes (Angket)
Respon Siswa terhadap LKS CTL Berbasis Android

Hari/Tanggal :
Jenis Kelamin : P/L

Petunjuk Pengisian :
1. Pada angket ini terdapat 10 butir pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap
butir pernyataan dalam kaitannya dengan pembelajaran menggunakan LKS
CTL berbasis Android
2. Tentukan pilihan Anda atas pernyataan yang tersedia dengan memberikan tanda
checklist (√) pada lembar angket. Jawaban yang diberikan harus sesuai dengan
pendapat Anda.
3. Angket ini tidak berpengaruh pada nilai, sehingga mohon bantuannya untuk
mengisi dengan benar.

Keterangan Pilihan Jawaban :


STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
C : Cukup
S : Setuju
SS : Sangat Setuju

No Pernyataan STS TS C S SS
1 LKS CTL berbasis Android membuat saya
lebih memahami konsep getaran harmonik
2 Menurut saya, LKS CTL berbasis Android
dalam pembelajaran fisika menjemukan
3 LKS CTL berbasis Android membuat
pelajaran fisika lebih menarik untuk dipelajari
4 Saya merasa rugi belajar fisika menggunakan
LKS CTL berbasis Android
5 LKS CTL berbasis Android membuat materi
mudah diingat
154

No Pernyataan STS TS C S SS
6 LKS CTL berbasis Android mempersulit saya
dalam menyelesaikan soal-soal
7 Penyajian gambar dan animasi dalam LKS
CTL berbasis Android menambah pemahaman
saya dalam mempelajari konsep getaran
harmonik
8 Penyajian gambar dan animasi dalam LKS
CTL berbasis Android membuat saya bingung
9 Penulisan rumus-rumus di dalam LKS CTL
berbasis Android lebih mudah dipahami
10 Komposisi warna yang disajikan dalam LKS
CTL berbasis Android kurang menarik
157

Lampiran 1I
Print Screen LKS CTL Berbasis Android
158
159
160
161
170

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Kelas Kontrol

Satuan Pendidikan : SMA N 15 Kota Tangerang


Materi Pelajaran : Fisika
Materi Pokok : Getaran Harmonik
Kelas/Semester : XI / I
Waktu : 3 x 45 menit
Pertemuan Ke- :1

A. Kompetensi Inti
KI .1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI .2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,
responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI .3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dalamilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI .4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.

B. Indikator dan Pencapaian Kompetensi


1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan
kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakannya.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur;
teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis;
kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan
berdiskusi.
171

2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari


sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan
hasil percobaan.
3.4 Menganalisis hubungan antara gaya dan gerak getaran.
4.4 Merencanakan dan melaksanakan percobaan getaran harmonik pada
ayunan bandul dan getaran pegas.
Indikator :
1. Menjelaskan konsep getaran harmonik.
2. Merencanakan dan melaksanakan percobaan getaran harmonik pada
ayunan bandul dan getaran pegas.
3. Menganalisis periode dan frekuensi getaran harmonik.
4. Menjelaskan benda atau fenomena yang termasuk getaran harmonik.

C. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menjelaskan konsep getaran harmonik.
2. Siswa dapat menentukan periode dan frekuensi pada pegas serta hubungan
antara keduanya.
3. Siswa dapat menganalisis periode dan frekuensi getaran harmonik.
4. Siswa dapat menjelaskan benda atau fenomena yang termasuk getaran
harmonik.

D. Materi Ajar
PETA KONSEP

GETARAN HARMONIK

terjadi pada
cirinya
Frekuensi

dapat
Fasa dinyatakan
Sistem Ayunan dengan
Pegas Bandul Periode

1. Getaran Harmonik
172

Getaran harmonik adalah gerak bolak-balik benda melalui titik


keseimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon
selalu konstan. Waktu yang dibutuhkan untuk menempuh satu lintasan bolak-
balik disebut Periode, sedangkan banyaknya getaran tiap satuan waktu disebut
Frekuensi. Posisi pada saat resultan gaya bekerja pada partikel yang bergetar
sama dengan nol disebut posisi seimbang. Hubungan antara periode (T) dan
frekuensi (f) menurut pernyataan ini adalah:
1 𝑡 1 𝑛
T = sedangkan untuk f  =
f 𝑛 T 𝑡
Keterangan :
T = Periode (sekon)
f = Frekuensi (Hz)
n = banyaknya getaran
t = waktu (sekon)
2. Aplikasi Getaran Harmonik dalam Kehidupan Sehari-hari
a. Jam Mekanik
b. Jam Bandul
c. Springbed
d. Pegas pada setir kemudi

E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Diskusi

F. Kegiatan Pembelajaran
Langkah Pendekatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Kegiatan
Saintifik Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Orientasi - Membuka kelas - Menjawab salam 1 menit
dengan dan berdoa
mengucakpan salam sebelum memulai
dan memulai kelas pelajaran.
dengan berdoa.
- Mengecek daftar - Mengangkat
hadir siswa. tangan saat 2 menit
Pendahuluan namanya disebut
dalam absen.
Apersepsi - Memberikan - Menjawab 2 menit
pertanyaan pertanyaan yang
mengenai materi diberikan oleh
yang sudah guru mengenai
dipelajari momentum dan
sebelumnya yaitu impuls.
173

Langkah Pendekatan Deskripsi Kegiatan Alokasi


Kegiatan
Saintifik Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
momentum dan
impuls.
Motivasi - Membuka LKS. - Mengikuti
perintah guru.
- Menyajikan - Memperhatikan 3 menit
masalah dengan guru dan
memberi pertanyaan menjawab
yang menggugah pertanyaan yang
motivasi siswa. telah diberikan.
(Mengapa
tenggorokan
bergetar saat
bersuara dan diam
saat kita tidak
bersuara?)
Tujuan - Menyampaikan - Memperhatikan 2 menit
tujuan dan indikator tujuan dan
yang akan dicapai indikator yang
selama akan dicapai.
pembelajaran.
Mengamati - Memberikan - Melakukan 5 menit
demonstrasi demonstrasi yang
mengenai peristiwa telah dicontohkan
getaran harmonik. oleh guru.
(sebuah penggaris
dijepit ujungnya di
ujung meja
kemudian
digetarkan
ujungnya)
Menanya - Menanyakan konsep - Menjawab 5 menit
getaran harmonik. pertanyaan yang
(dari demonstrasi diberikan oleh
yang telah kalian guru dari
Kegiatan Inti
lakukan, apa yang demonstrasi yang
kalian ketahui telah dilakukan.
tentang getarah
harmonik?)
Mengeksplorasi - Menugaskan siswa - Melakukan 40 menit
untuk melakukan praktikum secara
praktikum secara kelompok
berkelompok
dengan bantuan
LKS (lembar
kegiatan siswa)
- Menugaskan siswa - Melakukan 25 menit
untuk melakukan diskusi secara
diskusi dan berkelompok
174

Langkah Pendekatan Deskripsi Kegiatan Alokasi


Kegiatan
Saintifik Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
menjawab
pertanyaan yang ada
dalam LKS (lembar
kegiatan siswa).
Mengasosiasikan - Menghubungkan - Memperhatikan 5 menit
peristiwa-peristiwa penjelasan dari
terkait pentingnya guru
pembelajaran
getaran harmonik
dalam kehidupan
sehari-hari melalui
media presentasi
powerpoint.
Mengkomunikasikan - Mempersilahkan - Dari masing- 25 menit
perwakilan masing- masing
masing kelompok kelompok, salah
untuk menjelaskan satu perwakilan
hasil praktikum dan kelompok
diskusi mempresentasi-
kelompoknya. kan hasil diskusi
kelompoknya.

- Memberikan - Mencatat 2 menit


kesimpulan terkait kesimpulan yang
materi yang sudah dipaparkan oleh
dipelajari. guru.
- Mengevaluasi - Menjawab
pemahaman siswa pertanyaan- 12 menit
dengan melakukan pertanyaan yang
kuis terkait dengan terkait dengan
konsep getaran konsep getaran
harmonik. harmonik.
- Mengkoreksi - Bersama dengan
lembar jawaban guru mengkoreksi 3 menit
Penutup evaluasi siswa jawaban evaluasi.
bersama-sama
dengan siswa.
- Menugaskan siswa - Memperhatikan
pekerjaan rumah tugas yang 2 menit
(PR) untuk diberikan guru
membuat
rangkuman
pembelajaran hari
ini, dan
mengerjakan latihan
soal di buku LKS.
175

Langkah Pendekatan Deskripsi Kegiatan Alokasi


Kegiatan
Saintifik Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
- Menutup - Bersama dengan
pembelajaran guru melakukan 1 menit
dengan memimpin doa
doa bersama

G. Alat Dan Sumber Belajar


1. Alat
Komputer, LCD, PowerPoint, Alat Praktikum
2. Sumber Belajar
a) Buku Fisika SMA kelas XI IPA, Erlangga 2013
b) LKS getaran harmonik berbentuk cetak
c) Artikel mengenai getaran harmonic

H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar


1. Teknik Penilaian
a) Penilaian Sikap (Afektif)
Penilaian diambil dari pengamatan guru terhadap kegiatan peserta didik
dalam melakukan percobaan dan diskusi.
b) Penilaian Kinerja (Psikomotorik)
Penilaian diambil dari kinerja siswa saat melakukan observasi dan
berdiskusi.
c) Penilaian Produk / Tes Tertulis (kognitif)
Penilaian dilakukan dengan metode tes. Tes dapat berupa soal pilihan
ganda ataupun esai.
176

2. Bentuk instrumen
a) Tes Pilihan Ganda
b) Tes Uraian
c) LKS Cetak Penerbit

Mengetahui, Tangerang , ________________


Guru Mata Pelajaran Fisika Mahasiswa Peneliti

---------------------------------------------- (Khikmatul Mungawanah)


NIP: NIM : 1111016300023
177

LAMPIRAN 1 PENILAIAN
A. Instrumen Penilaian Sikap (Afektif)
Kelas : XI MIA 1
Kerja Jumlah
No Nama Peserta Didik Santun Toleran Proaktif Bijaksana Nilai Predikat
sama Skor
1 Adelia Artia S 2 3 3 2 3 13 65 C
2 Adelya Khanza N 3 3 3 3 3 15 75 B
3 Aditya Yohanes 2 3 3 3 2 13 65 C
4 Altha Grasya S 4 3 3 2 3 15 75 B
5 Andha Sari Dewi 3 3 3 2 3 14 70 B
6 Andi Beby B O 4 4 4 3 3 18 90 SB
7 Chika Rahmadanti 3 3 3 3 3 15 75 B
8 Cindy Suryani 3 3 3 3 3 15 75 B
9 Dewi Riskawati 3 3 3 2 2 13 65 C
10 Edoardo Okto S S 2 2 2 3 3 12 60 C
11 Edwar Hakim 3 2 2 2 3 12 60 C
12 Fajar Purnomo Aji 4 3 3 4 3 17 85 SB
13 Febby Nur Arabella 3 3 3 2 2 13 65 C
14 Hendra Gunawan 4 4 3 3 2 16 80 SB
15 Iqbal Zam Zami 3 2 2 2 3 12 60 C
16 Lustri Eka Agustin 3 3 3 3 3 15 75 B
17 Maria Kristina Putri 2 2 2 3 2 11 55 K
18 Moch Eldyen M 3 3 3 3 3 15 75 B
19 Morina Shelvia S 3 4 3 4 3 17 85 SB
20 M Shihab 2 2 3 3 2 12 60 C
21 Oktaviani 3 3 3 2 3 14 70 B
22 Rafly Izha Saputra 3 2 2 2 3 12 60 C
23 Rahayu Agustia 3 3 3 3 3 15 75 B
24 Resa Erlangga 2 3 2 3 2 12 60 C
25 Rian Rizky Pratama 3 2 3 2 3 13 65 C
26 Rini Rachmayani 3 3 3 3 3 15 75 B
27 Rohma Fitrianingsih 4 4 3 3 4 18 90 SB
28 Rosalinda Nasution 3 3 2 3 3 14 70 B
29 Syamsul Ma’arif 4 3 3 3 4 17 85 SB
30 Tri Ningsih Astuti 3 3 3 3 2 14 70 B
31 Vika Falizah Hafifah 2 3 3 3 3 14 70 B
32 Wahyu Arif A 4 3 3 3 4 17 85 SB
33 Wahyu Irawan 3 3 3 3 3 15 75 B
34 Wiji Sugiarti 3 3 3 3 3 15 75 B
35 Winda Aprilya Rizki 3 3 3 3 3 15 75 B
36 Yusuf Putra F 3 2 3 2 3 13 65 C
178

Rubrik Penilaian :

Cara pengisian lembar penilaian sikap adalah dengan memberikan skor pada
kolom-kolom sesuai hasil pengamatan terhadap siswa selama kegiatan yaitu:

- Skor 1, jika tidak pernah berperilaku dalam kegiatan.


- Skor 2, jika kadang-kadang berperilaku dalam kegiatan.
- Skor 3, jika sering berperilaku dalam kegiatan.
- Skor 4, jika selalu berperilaku dalam kegiatan.
Penilaian sikap untuk setiap siswa dapat menggunakan rumus dan predikat berikut:

skor yang didapat


Rumusnya yaitu : nilai = x 100
skor maksimum

PREDIKAT NILAI
Sangat Baik (SB) 80 < SB < 100
Baik (B) 70 < B < 79
Cukup (C) 60 < C < 69
Kurang (K) < 60
179

B. Instrumen Penilaian Keterampilan (Psikomotorik)


Penilaian Diskusi
Kelas : XI MIA 1
Aspek yang Dinilai

No Nama Merangkai Skor Nilai Predikat


Data yang
Alat dan Pengamatan Kesimpulan
Diperoleh
Bahan
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 Adelia Artia S 3 2 2 3 10 83 SB
2 Adelya Khanza N 2 3 3 2 10 83 SB
3 Aditya Yohanes 3 3 2 2 10 83 SB
4 Altha Grasya S 2 2 2 2 8 67 C
5 Andha Sari Dewi 3 3 3 3 12 100 SB
6 Andi Beby B O 2 2 3 3 10 83 SB
7 Chika Rahmadanti 3 2 3 2 10 83 SB
8 Cindy Suryani 1 1 2 1 5 42 K
9 Dewi Riskawati 3 3 3 3 12 100 SB
10 Edoardo Okto S S 2 2 3 2 9 75 B
11 Edwar Hakim 2 2 3 3 10 83 SB
12 Fajar Purnomo Aji 3 2 2 3 10 83 SB
13 Febby Nur Arabella 2 3 3 2 10 83 SB
14 Hendra Gunawan 3 3 2 2 10 83 SB
15 Iqbal Zam Zami 2 2 2 2 8 67 C
16 Lustri Eka Agustin 3 3 3 3 12 100 SB
17 Maria Kristina Putri 2 2 3 3 10 83 SB
18 Moch Eldyen M 3 2 3 2 10 83 SB
19 Morina Shelvia S 1 2 2 3 8 67 C
20 M Shihab 2 3 2 3 10 83 SB
21 Oktaviani 3 3 2 3 11 92 SB
22 Rafly Izha Saputra 3 3 2 2 10 83 SB
23 Rahayu Agustia 2 2 2 2 8 67 C
24 Resa Erlangga 3 2 2 3 10 83 SB
25 Rian Rizky Pratama 2 3 3 2 10 83 SB
26 Rini Rachmayani 3 3 2 2 10 83 SB
27 Rohma Fitrianingsih 2 2 2 2 8 67 C
28 Rosalinda Nasution 3 3 3 3 12 100 SB
29 Syamsul Ma’arif 2 2 3 3 10 83 SB
30 Tri Ningsih Astuti 3 2 3 2 10 83 SB
31 Vika Falizah Hafifah 2 2 3 2 9 75 B
32 Wahyu Arif A 2 2 3 2 9 75 B
33 Wahyu Irawan 3 3 3 3 12 100 SB
34 Wiji Sugiarti 3 3 2 3 11 92 SB
35 Winda Aprilya Rizki 3 3 2 3 11 92 SB
36 Yusuf Putra F 3 3 2 2 10 83 SB
180

Rubrik Instrumen Penilaian Diskusi

Penilaian
Aspek yang Dinilai
1 2 3
Merangkai Rangkaian alat Rangkaian Rangkaian alat
tidak benar alat benar, benar dan rapih
tetapi tidak
rapih
Pengamatan Pengamatan Pengamatan Pengamatan
tidak cermat cermat, tetapi cermat, tetapi
mengandung bebas interpretasi
interpretasi
Data yang diperoleh Data tidak Data lengkap Data lengkap,
lengkap tetapi tidak terorganisir dan
terorganisir ditulis dengan
atau ada yang benar
salah
Kesimpulan Tidak benar Sebagian Semua benar
atau tidak kesimpulan atau sesuai
sesuai dengan ada yang tujuan
tujuan salah atau
tidak sesuai
tujuan

Penilaian praktikum untuk setiap kelompok dapat menggunakan rumus dan


predikat berikut:
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡
Rumusnya yaitu : nilai = 𝑥100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚

PREDIKAT NILAI
Sangat Baik (SB) 80 < AB < 100
Baik (B) 70 < B < 79
Cukup (C) 60 < C < 69
Kurang (K) < 60
181

C. Instrumen Penilaian Tes Tertulis (Kognitif)


Tes Pilihan Ganda

1. Gerak bolak balik melalui suatu titik keseimbangan tertentu dengan banyak
getaran dalam setiap detik konstan disebut ….
a. getaran
b. periode
c. gerak
d. getaran harmonik
e. frekuensi
2. Pada getaran harmonik bekerja suatu gaya yang selalu mengarah pada titik
keseimbangan yang disebut ….
a. gaya gesek
b. gaya pegas
c. gaya pemulih
d. gaya dorong
e. gaya kinetik
3. Contoh yang bukan getaran harmonis pada kehidupan sehari-hari adalah ….
a. gerakan ayunan
b. pegas pada setir kemudi
c. suspensi kendaraan bermotor
d. neraca pegas
e. neraca lengan
4. Benda yang bergerak harmonis sederhana mengalami gaya yang arahnya ….
a. berubah setiap saat
b. selalu menuju ke satu arah
c. selalu menuju ke titik seimbang
d. selalu searah dengan arah gerak
e. selalu menyebabkan laju benda berkurang
5. Sebuah materi melakukan gerak osilasi dengan menempuh 120 getaran dalam
waktu 4 menit. Maka periode dan frekuensi osilasinya secara berturut-turut
adalah ….
a. 0,5 s dan 2 Hz
b. 2 s dan 0,5 Hz
c. 0,03 s dan 30 Hz
d. 30 s dan 0,03 Hz
e. 4 s dan 2 Hz
182

Rubrik Penilaian
No Pilihan Ganda Skor
1. Getaran harmonik adalah gerak bolak balik melalui suatu 5
titik keseimbangan tertentu dengan banyak getaran dalam
setiap detik konstan.
Kunci Jawaban : D
2. Gaya pemulih adalah gaya yang selalu mengarah pada titik 5
keseimbangan pada getaran harmonik
Kunci Jawaban : C
3. Yang bukan merupakan contoh dari getaran harmonik 5
adalah neraca lengan, karena neraca lengan atau timbangan
merupakan alat ukur massa suatu benda.
Kunci Jawaban : E
4. Benda yang bergerak harmonik sederhana mengalami gaya 5
yang arahnya selalu menuju titik seimbang
Kunci Jawaban : C
5. Diketahui : 5
n = 120 getaran
t = 4 menit = 240 detik
Ditanyakan : T dan f ?
Penyelesaian :
𝑡
𝑇=
𝑛
240
𝑇=
120
𝑇 =2𝑠
𝑛
𝑓=
𝑡
120
𝑓=
240
𝑓 = 0,5 𝐻𝑧
Kunci Jawaban : B

PG = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓 𝒙 𝟒

PREDIKAT NILAI
Sangat Baik (SB) 80 < AB < 100
Baik (B) 70 < B < 79
Cukup (C) 60 < C < 69
Kurang (K) < 60
183

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Kelas Kontrol

Satuan Pendidikan : SMA N 15 Kota Tangerang


Materi Pelajaran : Fisika
Materi Pokok : Getaran Harmonik
Kelas/Semester : XI / I
Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan Ke- :2

A. Kompetensi Inti
KI .1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI .2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,
responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI .3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dalamilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI .4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.

B. Indikator dan Pencapaian Kompetensi


1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan
kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakannya.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur;
teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis;
kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan
berdiskusi.
184

2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari


sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan
hasil percobaan.
3.4 Menganalisis hubungan antara gaya dan gerak getaran.
Indikator :
1. Menerapkan persamaan simpangan, kecepatan dan percepatan pada
gerak harmonik sederhana.
2. Menghitung sudut fase dan beda fase pada gerak harmonik.
C. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menerapkan persamaan simpangan, kecepatan dan percepatan
pada gerak harmonik sederhana.
2. Siswa dapat menghitung sudut fase dan beda fase pada gerak harmonik.
D. Materi Ajar
PETA KONSEP

GETARAN HARMONIK

membahas

Persamaan Getaran Harmonik


meliputi

Persamaan Persamaan Persamaan Sudut Fase dan


Simpangan Kecepatan Percepatan Beda Fase

1. Persamaan Simpangan, Kecepatan dan Percepatan pada Getaran Harmonik


a. Persamaan Simpangan
Simpangan gerak harmonik pada suatu titik merupakan jarak titik tersebut
ke titik seimbang. Simpangan terjauh pada gerak harmonik disebut
amplitudo (A). Persamaan simpangan yaitu :
𝒚 = 𝑨 𝒔𝒊𝒏 𝝎𝒕
Keterangan:
y = simpangan gerak harmonik (m)
A = amplitudo (m)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
185

b. Persamaan Kecepatan
Kecepatan gerak harmonik merupakan turunan pertama dari persamaan
simpangan gerak terhadap waktu. Persamaan kecepatan yaitu :

𝒗 = 𝝎 𝑨 𝐜𝐨𝐬 𝝎𝒕

Keterangan:
y = simpangan gerak harmonik (m)
v = kecepatan (m/s)
A = amplitudo (m)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
c. Persamaan Percepatan
Persamaan percepatan gerak harmonik dapat ditentukan dari turunan
pertama persamaan kecepatan terhadap waktu, atau turunan kedua dari
persamaan simpangan gerak terhadap waktu. Persamaan percpetan yaitu :
𝒂 = − 𝝎𝟐 𝑨 𝐬𝐢𝐧 𝝎𝒕
Keterangan:
y = simpangan gerak harmonik (m)
a = percepatan (m/𝑠 2 )
v = kecepatan (m/s)
A = amplitudo (m)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
2. Sudut Fase dan Beda Fase pada Getaran Harmonik
a. Sudut Fase
Bilangan yang menentukan arah dan nilai y dan v adalah besaran (𝜔𝑡 + 𝜃0 )
yang disebut sebagai sudut fase gerak harmonik.
𝟐𝝅
𝜽 = (𝝎𝒕 + 𝜽𝟎 ) = ( 𝑻 𝒕 + 𝜽𝟎 )
Keterangan :
𝜃0 = sudut fase awal (radian ata derajat)
𝜔 = kecepatan sudut (rad/s)
T = periode (sekon)
t = waktu (sekon)
b. Beda Fase
Fase (𝜑) adalah besarnya sudut fase dibagi dengan bilangan 2𝜋. Secara
matematis, dapat dituliskan persamannya :

𝜽 (𝝎𝒕 + 𝜽𝟎 )
𝝋= =
𝟐𝝅 𝟐𝝅
𝒕𝟐 𝒕𝟏
∆𝝋 = ( + 𝝋𝟎 ) − ( + 𝝋𝟎 )
𝑻 𝑻
186

Keterangan :
𝜑 = fase
t = waktu (sekon)
T = periode (sekon)

E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Diskusi, Tanya jawab, Demonstrasi

F. Kegiatan Pembelajaran
Langkah Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Kegiatan Pendekatan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Saintifik
Orientasi - Membuka kelas - Menjawab 1 menit
dengan salam dan
mengucakpan berdoa sebelum
salam dan memulai
memulai kelas pelajaran.
dengan berdoa.
- Mengecek daftar - Mengangkat 2 menit
hadir siswa. tangan saat
namanya
disebut dalam
absen.
Apersepsi - Memberikan - Menjawab 2 menit
pertanyaan pertanyaan yang
mengenai materi diberikan oleh
yang sudah guru mengenai
dipelajari konsep getaran
sebelumnya yaitu harmonik dan
konsep getaran aplikasinya
harmonik dan dalam
aplikasinya dalam kehidupan
kehidupan sehari- sehari-hari.
hari.
Motivasi - Menyajikan video - Memperhatikan 3 menit
yang berkaitan video tersebut
dengan materi dengan baik.
yang akan
dipelajari.
187

Langkah Deskripsi Kegiatan


Alokasi
Kegiatan Pendekatan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Saintifik
Tujuan - Menyampaikan - Memperhatikan 2 menit
tujuan dan tujuan dan
indikator yang indikator yang
akan dicapai akan dicapai.
selama
pembelajaran.
Mengamati - Memberikan - Melakukan 5 menit
demonstrasi demonstrasi
mengenai yang telah
peristiwa yang ada dicontohkan
kaitannya dengan oleh guru.
simpangan,
kecepatan dan
percepatan.
(sebuah bandul
disimpangkan
sejauh 10 cm
kemudian amati
apa yang terjadi
terhadap
kecepatan dan
Kegiatan
percepatan)
Inti
Menanya - Menanyakan - Menjawab 5 menit
konsep getaran pertanyaan yang
harmonik. (dari diberikan oleh
demonstrasi yang guru dari
telah kalian demonstrasi
lakukan, apa yang yang telah
kalian ketahui dilakukan.
tentang
simpangan,
kecepatan dan
percepatan?)
Mengeksplorasi - Menugaskan - Melakukan 20 menit
siswa untuk diskusi dalam
melakukan diskusi kelompok
dan menjawab
188

Langkah Deskripsi Kegiatan


Alokasi
Kegiatan Pendekatan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Saintifik
pertanyaan yang
ada di dalam LKS.
Mengasosiasikan - Menghubungkan - Memperhatikan 5 menit
peristiwa- penjelasan dari
peristiwa terkait guru
pentingnya
pembelajaran
persamaan
simpangan,
kecepatan dan
percepatan pada
gerak harmonik.
Mengkomunikasikan - Mempersilahkan - Dari masing- 25 menit
perwakilan masing
masing-masing perwakilan
kelompok untuk mempresentasi-
menjelaskan hasil kan hasil
diskusi diskusi
kelompoknya. kelompoknya.
- Memberikan - Mencatat 2 menit
kesimpulan terkait kesimpulan
materi yang sudah yang dipaparkan
dipelajari. oleh guru.
- Mengevaluasi - Menjawab 12 menit
pemahaman siswa pertanyaan-
dengan melakukan pertanyaan yang
kuis terkait diberikan oleh
dengan persamaan guru.
Penutup
simpangan,
kecepatan dan
percepatan pada
gerak harmonik.
- Mengkoreksi - Bersama dengan 3 menit
lembar jawaban guru
evaluasi siswa mengkoreksi
bersama-sama jawaban
dengan siswa. evaluasi.
189

Langkah Deskripsi Kegiatan


Alokasi
Kegiatan Pendekatan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Saintifik
- Menugaskan - Memperhatikan 2 menit
siswa pekerjaan tugas yang
rumah (PR) untuk diberikan guru
membuat
rangkuman
pembelajaran hari
ini, dan
mengerjakan
latihan soal di
buku LKS.
- Menutup - Bersama dengan 1 menit
pembelajaran guru melakukan
dengan memimpin doa
doa bersama
G. Alat Dan Sumber Belajar
1. Alat
Komputer, LCD, PowerPoint, Alat Praktikum
2. Sumber Belajar
a) Buku Fisika SMA kelas XI IPA, Erlangga 2013
b) LKS getaran harmonik berbentuk cetak
c) Artikel mengenai getaran harmonik
H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian
a) Penilaian Sikap (Afektif)
Penilaian diambil dari pengamatan guru terhadap kegiatan peserta didik
dalam melakukan percobaan dan diskusi.
b) Penilaian Kinerja (Psikomotorik)
Penilaian diambil dari kinerja siswa saat melakukan observasi dan
berdiskusi.
c) Penilaian Produk / Tes Tertulis (kognitif)
Penilaian dilakukan dengan metode tes. Tes dapat berupa soal pilihan
ganda ataupun esai.
190

2. Bentuk instrumen
a) Tes Pilihan Ganda
b) Tes Uraian
c) LKS Cetak Penerbit

Mengetahui, Tangerang , ________________


Guru Mata Pelajaran Fisika Mahasiswa Peneliti

---------------------------------------------- (Khikmatul Mungawanah)


NIP: NIM : 1111016300023
191

LAMPIRAN 1 PENILAIAN
A. Instrumen Penilaian Sikap (Afektif)
Kelas : XI MIA 1
Kerja Jumlah
No Nama Peserta Didik Santun Toleran Proaktif Bijaksana Nilai Predikat
sama Skor
1 Adelia Artia S 3 3 3 3 3 15 75 B
2 Adelya Khanza N 2 3 3 3 2 13 65 C
3 Aditya Yohanes 4 3 3 3 2 15 75 B
4 Altha Grasya S 3 3 3 2 2 13 65 C
5 Andha Sari Dewi 4 3 3 3 4 17 85 SB
6 Andi Beby B O 3 3 3 4 3 16 80 SB
7 Chika Rahmadanti 3 3 3 3 3 15 75 B
8 Cindy Suryani 2 3 3 3 2 13 65 C
9 Dewi Riskawati 4 3 4 3 4 18 90 SB
10 Edoardo Okto S S 3 3 3 3 4 16 80 SB
11 Edwar Hakim 3 3 3 4 4 17 85 SB
12 Fajar Purnomo Aji 3 2 3 2 3 13 65 C
13 Febby Nur Arabella 3 3 3 3 2 14 70 B
14 Hendra Gunawan 3 3 3 3 3 15 75 B
15 Iqbal Zam Zami 3 3 3 3 4 16 80 SB
16 Lustri Eka Agustin 3 3 3 3 3 15 75 B
17 Maria Kristina Putri 3 4 3 3 3 16 80 SB
18 Moch Eldyen M 3 3 3 4 3 16 80 SB
19 Morina Shelvia S 3 3 3 3 3 15 75 B
20 M Shihab 3 3 3 2 3 14 70 B
21 Oktaviani 3 3 3 3 3 15 75 B
22 Rafly Izha Saputra 3 3 4 3 3 16 80 SB
23 Rahayu Agustia 3 3 3 3 3 15 75 B
24 Resa Erlangga 2 3 3 3 3 14 70 B
25 Rian Rizky Pratama 3 3 3 3 2 14 70 B
26 Rini Rachmayani 4 3 3 3 3 16 80 SB
27 Rohma Fitrianingsih 3 3 3 3 4 16 80 SB
28 Rosalinda Nasution 3 3 3 3 3 15 75 B
29 Syamsul Ma’arif 3 3 3 3 3 15 75 B
30 Tri Ningsih Astuti 3 3 3 3 3 15 75 B
31 Vika Falizah Hafifah 3 3 3 2 3 14 70 B
32 Wahyu Arif A 3 4 3 3 3 16 80 SB
33 Wahyu Irawan 4 4 3 3 3 17 85 SB
34 Wiji Sugiarti 3 4 3 3 3 16 80 SB
35 Winda Aprilya Rizki 4 4 3 3 3 17 85 SB
36 Yusuf Putra F 3 3 3 3 3 15 75 B
192

Rubrik Penilaian :

Cara pengisian lembar penilaian sikap adalah dengan memberikan skor pada
kolom-kolom sesuai hasil pengamatan terhadap siswa selama kegiatan yaitu:

- Skor 1, jika tidak pernah berperilaku dalam kegiatan.


- Skor 2, jika kadang-kadang berperilaku dalam kegiatan.
- Skor 3, jika sering berperilaku dalam kegiatan.
- Skor 4, jika selalu berperilaku dalam kegiatan.
Penilaian sikap untuk setiap siswa dapat menggunakan rumus dan predikat berikut:

skor yang didapat


Rumusnya yaitu : nilai = x 100
skor maksimum

PREDIKAT NILAI
Sangat Baik (SB) 80 < AB < 100
Baik (B) 70 < B < 79
Cukup (C) 60 < C < 69
Kurang (K) < 60
193

B. Instrumen Penilaian Keterampilan (Psikomotorik)


Penilaian Diskusi
Kelas : XI MIA 1
Aspek yang Dinilai

Predikat
Nilai
Skor
No Nama Keterampilan Menyampaikan Menanggapi Kesesuaian
Bertanya Pendapat Pendapat Topik

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 Adelia Artia S 3 3 1 3 10 83 SB
2 Adelya Khanza N 2 2 2 2 8 67 C
3 Aditya Yohanes 3 2 3 2 10 83 SB
4 Altha Grasya S 2 2 2 2 8 67 C
5 Andha Sari Dewi 3 1 3 3 10 83 SB
6 Andi Beby B O 2 3 1 3 9 75 B
7 Chika Rahmadanti 3 2 3 2 10 83 SB
8 Cindy Suryani 3 2 1 3 9 75 B
9 Dewi Riskawati 3 2 2 3 10 83 SB
10 Edoardo Okto S S 1 3 2 3 9 75 B
11 Edwar Hakim 2 2 3 2 9 75 B
12 Fajar Purnomo Aji 1 1 3 3 8 67 C
13 Febby Nur Arabella 3 2 3 2 10 83 SB
14 Hendra Gunawan 2 2 1 3 8 67 C
15 Iqbal Zam Zami 1 3 3 3 10 83 SB
16 Lustri Eka Agustin 2 1 3 3 9 75 B
17 Maria Kristina Putri 2 3 1 3 9 75 B
18 Moch Eldyen M 1 2 3 2 8 67 C
19 Morina Shelvia S 3 3 1 3 10 83 SB
20 M Shihab 3 1 3 2 9 75 B
21 Oktaviani 1 2 3 3 3 12 100 SB
22 Rafly Izha Saputra 3 3 2 3 11 92 SB
23 Rahayu Agustia 2 3 3 2 10 83 SB
24 Resa Erlangga 2 1 2 3 8 67 C
25 Rian Rizky Pratama 2 3 1 2 8 67 C
26 Rini Rachmayani 2 1 2 3 8 67 C
27 Rohma Fitrianingsih 2 3 2 2 9 75 B
28 Rosalinda Nasution 1 2 3 3 9 75 B
29 Syamsul Ma’arif 2 2 3 2 9 75 B
30 Tri Ningsih Astuti 3 1 3 2 9 75 B
31 Vika Falizah Hafifah 2 2 2 3 9 75 B
32 Wahyu Arif A 3 1 1 3 8 67 C
33 Wahyu Irawan 1 2 2 3 8 67 C
34 Wiji Sugiarti 2 2 2 2 8 67 C
35 Winda Aprilya Rizki 3 1 3 2 9 75 B
36 Yusuf Putra F 2 3 3 3 11 92 SB
194

Rubrik Instrumen Penilaian Diskusi

No. Aspek yang Dinilai Skor Kriteria

Dalam penyampaian tidak menarik perhatian


1 peserta diskusi.

Dalam penyampaian kurang menarik


1. Keterampilan berkomunikasi 2 perhatian peserta diskusi.

Dalam penyampaian menarik perhatian


3 peserta diskusi.

1 Pendapat tidak sesuai dengan masalah.

Pendapat sesuai dengan masalah tapi belum


2. Menyampaikan pendapat 2 benar.

3 Pendapat sesuai dengan masalah dan benar.

Setuju/menyanggah pendapat dengan alasan


1 yang tidak benar.

Setuju/menyanggah pendapat dengan alasan


3. Menanggapi pendapat 2 yang benar

Setuju/menyanggah pendapat dengan benar


3 dan disertai dengan referensi.

1 Pertanyaan tidak sesuai dengan topik.

4. Kesesuaian topik 2 Pertanyaan kurang sesuai dengan topik.

3 Pertanyaan sesuai dengan topik.

Penilaian diskusi untuk setiap kelompok dapat menggunakan rumus dan predikat
berikut:
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡
Rumusnya yaitu : nilai = 𝑥100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚

PREDIKAT NILAI
Sangat Baik (SB) 80 < AB < 100
Baik (B) 70 < B < 79
Cukup (C) 60 < C < 69
Kurang (K) < 60
195

C. Instrumen Penilaian Tes Tertulis (Kognitif)


Tes Pilihan Ganda
1. Sebuah titik materi melakukan getaran harmonik sederhana dengan amplitudo
A. Pada saat simpangannya ½ A√2 , maka fase getarannya terhadap titik
seimbang adalah ….
a. 1/8
b. 1/4
c. 1/2
d. ½ √2
e. √2
2. Dua buah osilator bergetar dengan fase sama pada saat t = 0. Frekuensi getaran
itu 10 Hz dan 40 Hz. Setelah 5/4 sekon kedua gelombang itu berselisih sudut
fase….
a. 0
b. 300
c. 450
d. 900
e. 1800
3. Sebuah partikel melakukan getaran selaras dengan frekuensi 5 Hz dan
amplitudo 10 cm. kecepatan partikel pada saat berada pada simpangan 8 cm
adalah ….
a. 8π cm/s
b. 30π cm/s
c. 60π cm/s
d. 72π cm/s
e. 80π cm/s
4. Sebuah partikel bergerak harmonik. Persamaan simpangannya dinyatakan
sebagai y = 4 sin 0,1 t dengan t dalam sekon. Tentukanlah simpangan saat t = 5
π sekon….
a. 2 cm
b. 4 cm
c. 6 cm
d. 8 cm
e. 10 cm
5. Sebuah pegas melakukan gerak harmonik sederhana dengan amplitudo A dan
frekuensi sudut ω. Pada saat kecepatan benda sama dengan 4/5 kecepatan
maksimumnya, percepatannya adalah ….
4
a. − 5 𝜔2 𝐴
3
b. − 5 𝜔2 𝐴
1
c. − 5 𝜔2 𝐴
3
d. 𝜔2 𝐴
5
4
e. 𝜔2 𝐴
5
196

Rubrik Penilaian
No Pilihan Ganda Skor
1 Diketahui : 5
y = ½ A√2
Ditanya : 𝜑 ?
Penyelesaian :
y = A sin ω t
½ A√2 = A sin 𝜃
½ √2 = sin 𝜃
¼π =𝜃
Berarti beda fasenya:
𝜃
𝜑=
2𝜋
1
𝜑=
8
Kunci Jawaban : A
2 Diketahui : 5
f1 = 10 Hz
f2 = 40 Hz
t = 5/4 sekon
Ditanya : ∆𝜃 ?
Penyelesaian :
∆𝜃 = 𝜃2 − 𝜃1
∆𝜃 = 2𝜋(𝑓2 − 𝑓1 ) 𝑡
5
∆𝜃 = 2𝜋(40 − 10)
4
2𝜋(30)5
∆𝜃 =
4
∆𝜃 = 75𝜋 = 𝜋 𝑟𝑎𝑑 𝑎𝑡𝑎𝑢 1800
Kunci Jawaban : E
3 Diketahui: 5
y = 8 cm
A = 10 cm
f = 5 Hz
Ditanya: v ?
Penyelesaian :
Simpangan getaran memenuhi:
y = A sin 𝜃
𝑦
sin 𝜃 = 𝐴
8
sin 𝜃 = 10
6
cos 𝜃 = 10
maka, kecepatan getaran memenuhi:
v = 𝜔𝐴 cos 𝜃
v = (2π.5).10.6/10
197

v = 60 π cm/s
Kunci Jawaban : C
4 Diketahui : 5
y = 4 sin 0,1 t
t = 5π sekon
Ditanya : y ?
Penyelesaian :
𝜃 = 0,1 t = 0,1 (5π) = 0,5 π = 0,5.180
rad = 900
y = 4 sin 0,1 t
y = 4 sin 0,1 (5 π)
y = 4 sin 900
y = 4 cm
Kunci Jawaban : B
5 Diketahui : 5
Amplitudo = A
Frekuensi sudut = ω
v = 4/5 vmax
Ditanya : a ?
Penyelesaian :
v = vmax
cos ϴ = 4/5 vmax
sin ϴ = 3/5
jadi, a = - 𝜔2 𝐴
3
sin ϴ = - 5 𝜔2 𝐴
Kunci Jawaban : B

PG = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓 𝒙 𝟒

PREDIKAT NILAI
Sangat Baik (SB) 80 < AB < 100
Baik (B) 70 < B < 79
Cukup (C) 60 < C < 69
Kurang (K) < 60
198

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Kelas Kontrol

Satuan Pendidikan : SMA N 15 Kota Tangerang


Materi Pelajaran : Fisika
Materi Pokok : Getaran Harmonik
Kelas/Semester : XI / I
Waktu : 3 x 45 menit
Pertemuan Ke- :3

A. Kompetensi Inti
KI .1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI .2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,
responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI .3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dalamilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI .4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.

B. Indikator dan Pencapaian Kompetensi


1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan
kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakannya.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur;
teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis;
kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan
berdiskusi.
199

2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari


sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan
hasil percobaan.
3.4 Menganalisis hubungan antara gaya dan gerak getaran.
4.4 Merencanakan dan melaksanakan percobaan getaran harmonik pada
ayunan bandul dan getaran pegas.
Indikator :
1. Menentukan konstanta pada pegas dengan menggunakan persamaan
hukum Hooke
2. Menghitung periode dan frekuensi pada pegas dan ayunan sederhana
3. Menentukan hubungan antara gaya dengan pertambahan panjang
pegas serta menentukan konstanta pegas melalui percobaan.
C. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menentukan konstanta pada pegas dengan menggunakan
persamaan hukum Hooke.
2. Siswa dapat menghitung periode dan frekuensi pada pegas dan ayunan
sederhana.
3. Siswa dapat menentukan hubungan antara gaya dengan pertambahan
panjang pegas serta menentukan konstanta pegas melalui percobaan.
D. Materi Ajar
PETA KONSEP

GETARAN HARMONIK

terjadi pada

Ayunan Bandul Sistem Pegas


menggunakan
memiliki
karakteristik Hukum Hooke

Periode Frekuensi Periode Frekuensi 𝐹 = 𝑘 . Δ𝑋

𝑙 1 𝑔 𝑚 1 𝑘
𝑇 = 2𝜋√𝑔 𝑓 = 2𝜋 √ 𝑙 𝑇 = 2𝜋√ 𝑘 𝑓 = 2𝜋 √𝑚
200

1. Hukum Hooke pada Pegas


Gerak harmonik pada pegas dipengaruhi oleh gaya pegas (F) yang besarnya
sebanding dengan simpangannya (y) dan arahnya berlawanan dengan arah
geraknya. Besar gaya tersebut adalah :
𝐹 = −𝑘. 𝑦
Dengan k adalah konstanta gaya pegas, y besarnya simpangan diukur dari
keadaan setimbang, dan tanda – (negatif) menunjukkan arah gaya F selalu
berlawanan dengan arah geraknya.
2. Periode dan Frekuensi pada Pegas
Periode pada gerak harmonik sederhana ternyata bergantung pada kekakuan
pegas dan juga pada massa m yang berisolasi. Sekarang kita akan menentukan
periode GHS pada pegas.
Periode :
𝑚
𝑇 = 2𝜋√
𝑘
Frekuensi :

1 𝑘
𝑓= √
2𝜋 𝑚
Keterangan :
T = periode (sekon)
f = frekuensi (Hz)
m = massa (kg)
k = konstanta pegas (N/m)
3. Periode dan Frekuensi pada Ayunan Sederhana (bandul)
Bentuk persamaan matematika gerak harmonik pada ayunan sederhana, yaitu
sebuah ayunan yang terbuat dari seutas tali panjang yang digantungi beban
bermassa m adalah sama dengan bentuk persamaan gerak harmonik pada pegas.
𝑙
Periode : 𝑇 = 2𝜋√
𝑔

Frekuensi :
1 𝑔
𝑓= √
2𝜋 𝑙
Keterangan :
𝑇 = Periode (sekon)
𝑓 = Frekuensi (Hz)
g = percepatan gravitasi (m/s 2 )
l = panjang tali bandul (m)
201

E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Diskusi, Tanya jawab, Demonstrasi

F. Kegiatan Pembelajaran
Langkah Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Kegiatan Pendekatan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Saintifik
Orientasi - Membuka kelas - Menjawab 1 menit
dengan salam dan
mengucakpan berdoa sebelum
salam dan memulai
memulai kelas pelajaran.
dengan berdoa.
- Mengecek daftar - Mengangkat 2 menit
hadir siswa. tangan saat
namanya
disebut dalam
absen.
Apersepsi - Memberikan - Menjawab 2 menit
pertanyaan pertanyaan yang
mengenai materi diberikan oleh
yang sudah guru mengenai
dipelajari persamaan
sebelumnya yaitu dalam getaran
persamaan dalam harmonik
getaran harmonik meliputi
meliputi persamaan
persamaan simpangan,
simpangan, kecepatan dan
kecepatan dan percepatan.
percepatan.
Motivasi - Membuka LKS. - Mengikuti
perintah guru.
- Menyajikan video - Memperhatikan
yang berkaitan video tersebut
dengan materi dengan baik. 3 menit
yang akan
dipelajari.
Tujuan - Menyampaikan - Memperhatikan 2 menit
tujuan dan tujuan dan
indikator yang indikator yang
akan dicapai akan dicapai.
selama
pembelajaran.
202

Langkah Deskripsi Kegiatan


Alokasi
Kegiatan Pendekatan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Saintifik
Mengamati - Memberikan - Melakukan 5 menit
demonstrasi demonstrasi
mengenai yang telah
peristiwa yang ada dicontohkan
kaitannya dengan oleh guru.
persamaan hukum
Hooke (sebuah
bandul pegas yang
diberi beban
kemudian ditarik
ke bawah)
Menanya - Menanyakan - Menjawab 5 menit
konsep dari pertanyaan yang
hukum Hooke. diberikan oleh
(dari demonstrasi guru dari
yang telah demonstrasi
dilakukan, apa yang telah
yang kalian dilakukan.
ketahui tentang
persamaan hukum
Hooke?)
Kegiatan
Mengeksplorasi - Menugaskan - Melakukan 40 menit
Inti
siswa untuk praktikum
melakukan secara
praktikum secara berkelompok.
berkelompok
dengan bantuan
LKS (lembar
kegiatan siswa).
- Menugaskan - Melakukan 25 menit
siswa untuk diskusi secara
melakukan diskusi berkelompok
dan menjawab
pertanyaan yang
ada dalam LKS
(lembar kegiatan
siswa)
Mengasosiasikan - Menghubungkan - Memperhatikan 5 menit
peristiwa- penjelasan dari
peristiwa terkait guru
pentingnya
pembelajaran
hukum Hooke
203

Langkah Deskripsi Kegiatan


Alokasi
Kegiatan Pendekatan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Saintifik
serta periode dan
frekuensi yang
berlaku pada
pegas dan bandul
dalam kehidupan
sehari-hari.
Mengkomunikasikan - Mempersilahkan - Dari masing- 25 menit
perwakilan masing
masing-masing kelompok, salah
kelompok untuk satu perwakilan
menjelaskan hasil kelompok
praktikum dan mempresentasi-
diskusi kan hasil
kelompoknya. diskusi
kelompoknya.

- Memberikan - Mencatat 2 menit


kesimpulan terkait kesimpulan
materi yang sudah yang dipaparkan
dipelajari. oleh guru.
- Mengevaluasi - Menjawab 12 menit
pemahaman siswa pertanyaan-
dengan melakukan pertanyaan yang
kuis terkait diberikan oleh
dengan persamaan guru.
hukum Hooke,
periode dan
frekuensi pada
pegas dan bandul.
Penutup - Mengkoreksi - Bersama dengan 3 menit
lembar jawaban guru
evaluasi siswa mengkoreksi
bersama-sama jawaban
dengan siswa. evaluasi.
- Menugaskan - Memperhatikan 2 menit
siswa pekerjaan tugas yang
rumah (PR) untuk diberikan guru
membuat
rangkuman
pembelajaran hari
ini, dan
mengerjakan
204

Langkah Deskripsi Kegiatan


Alokasi
Kegiatan Pendekatan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Saintifik
latihan soal di
buku LKS. 1 menit
- Menutup - Bersama dengan
pembelajaran guru melakukan
dengan memimpin doa
doa bersama

G. Alat Dan Sumber Belajar


1. Alat
Komputer, LCD, PowerPoint, Alat Praktikum
2. Sumber Belajar
a) Buku Fisika SMA kelas XI IPA, Erlangga 2013
b) LKS getaran harmonik berbentuk cetak
c) Artikel mengenai getaran harmonic

H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar


1. Teknik Penilaian
a) Penilaian Sikap (Afektif)
Penilaian diambil dari pengamatan guru terhadap kegiatan peserta didik
dalam melakukan percobaan dan diskusi.
b) Penilaian Kinerja (Psikomotorik)
Penilaian diambil dari kinerja siswa saat melakukan observasi dan
berdiskusi.
c) Penilaian Produk / Tes Tertulis (kognitif)
Penilaian dilakukan dengan metode tes. Tes dapat berupa soal pilihan
ganda ataupun esai.
205

2. Bentuk instrumen
a) Tes Pilihan Ganda
b) Tes Uraian
c) LKS Cetak Penerbit

Mengetahui, Tangerang , ________________


Guru Mata Pelajaran Fisika Mahasiswa Peneliti

---------------------------------------------- (Khikmatul Mungawanah)


NIP: NIM : 1111016300023
206

LAMPIRAN 1 PENILAIAN
A. Instrumen Penilaian Sikap (Afektif)
Kelas : XI MIA 1
No Nama Peserta Didik Kerja Santun Toleran Proaktif Bijaksana Jumlah Nilai Predikat
sama Skor
1 Adelia Artia S 3 3 3 3 3 15 75 B
2 Adelya Khanza N 4 3 3 3 2 15 75 B
3 Aditya Yohanes 3 3 3 3 3 15 75 B
4 Altha Grasya S 3 3 3 3 3 15 75 B
5 Andha Sari Dewi 4 3 3 3 4 17 85 SB
6 Andi Beby B O 3 3 2 2 3 13 65 C
7 Chika Rahmadanti 3 3 3 3 3 15 75 B
8 Cindy Suryani 3 3 3 3 3 15 75 B
9 Dewi Riskawati 3 3 3 3 3 15 75 B
10 Edoardo Okto S S 3 3 3 3 4 16 80 SB
11 Edwar Hakim 4 3 3 3 3 16 80 SB
12 Fajar Purnomo Aji 3 3 3 3 3 15 75 B
13 Febby Nur Arabella 3 3 3 3 3 15 75 B
14 Hendra Gunawan 3 3 3 3 3 15 75 B
15 Iqbal Zam Zami 3 3 4 3 3 16 80 SB
16 Lustri Eka Agustin 4 3 3 3 3 16 80 SB
17 Maria Kristina Putri 3 3 3 3 4 16 80 SB
18 Moch Eldyen M 3 3 3 3 3 15 75 B
19 Morina Shelvia S 3 3 3 3 3 15 75 B
20 M Shihab 3 3 3 3 3 15 75 B
21 Oktaviani 3 3 3 3 3 15 75 B
22 Rafly Izha Saputra 4 3 3 3 4 17 85 SB
23 Rahayu Agustia 4 4 4 3 3 18 90 SB
24 Resa Erlangga 3 3 3 3 3 15 75 B
25 Rian Rizky Pratama 3 2 3 3 3 14 70 B
26 Rini Rachmayani 3 3 3 3 3 15 75 B
27 Rohma Fitrianingsih 3 3 3 2 3 14 70 B
28 Rosalinda Nasution 3 3 3 3 3 15 75 B
29 Syamsul Ma’arif 3 3 4 3 3 16 80 SB
30 Tri Ningsih Astuti 4 3 3 3 4 17 85 SB
31 Vika Falizah Hafifah 3 3 3 3 3 15 75 B
32 Wahyu Arif A 3 3 3 3 3 15 75 B
33 Wahyu Irawan 3 2 3 3 3 14 70 B
34 Wiji Sugiarti 3 3 3 3 3 15 75 B
35 Winda Aprilya Rizki 3 3 3 3 3 15 75 B
36 Yusuf Putra F 4 3 3 3 3 16 80 SB
207

Rubrik Penilaian :

Cara pengisian lembar penilaian sikap adalah dengan memberikan skor pada
kolom-kolom sesuai hasil pengamatan terhadap siswa selama kegiatan yaitu:

- Skor 1, jika tidak pernah berperilaku dalam kegiatan.


- Skor 2, jika kadang-kadang berperilaku dalam kegiatan.
- Skor 3, jika sering berperilaku dalam kegiatan.
- Skor 4, jika selalu berperilaku dalam kegiatan.
Penilaian sikap untuk setiap siswa dapat menggunakan rumus dan predikat berikut:

skor yang didapat


Rumusnya yaitu : nilai = x 100
skor maksimum

PREDIKAT NILAI
Sangat Baik (SB) 80 < AB < 100
Baik (B) 70 < B < 79
Cukup (C) 60 < C < 69
Kurang (K) < 60
208

B. Instrumen Penilaian Keterampilan (Psikomotorik)


Penilaian Praktikum
Kelas : XI MIA 1
Aspek yang Dinilai

Predikat
Nilai
Skor
No Nama Merangkai
Pengolahan
Alat Pengamatan Kesimpulan
Data
Praktikum
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 Adelia Artia S 2 1 2 3 8 67 C
2 Adelya Khanza N 3 2 2 2 9 75 B
3 Aditya Yohanes 2 1 2 3 8 67 C
4 Altha Grasya S 3 3 3 2 11 92 SB
5 Andha Sari Dewi 3 3 3 3 12 100 SB
6 Andi Beby B O 2 1 3 2 8 67 C
7 Chika Rahmadanti 3 2 2 3 10 83 SB
8 Cindy Suryani 2 2 3 2 9 75 B
9 Dewi Riskawati 3 1 1 3 8 67 C
10 Edoardo Okto S S 3 2 3 2 10 83 SB
11 Edwar Hakim 1 2 2 3 8 67 C
12 Fajar Purnomo Aji 2 2 1 3 8 67 C
13 Febby Nur Arabella 3 3 2 2 10 83 SB
14 Hendra Gunawan 2 2 3 3 10 83 SB
15 Iqbal Zam Zami 1 3 3 3 10 83 SB
16 Lustri Eka Agustin 3 2 3 2 10 83 SB
17 Maria Kristina Putri 3 3 2 2 10 83 SB
18 Moch Eldyen M 1 3 1 3 8 67 C
19 Morina Shelvia S 2 2 2 3 9 75 B
20 M Shihab 3 1 2 3 9 75 B
21 Oktaviani 3 2 3 3 11 92 SB
22 Rafly Izha Saputra 1 3 3 2 9 75 B
23 Rahayu Agustia 2 3 2 3 10 83 SB
24 Resa Erlangga 3 3 1 2 9 75 B
25 Rian Rizky Pratama 3 3 3 2 11 92 SB
26 Rini Rachmayani 3 1 3 2 9 75 B
27 Rohma Fitrianingsih 2 3 1 3 9 75 B
28 Rosalinda Nasution 1 2 3 2 8 67 C
29 Syamsul Ma’arif 1 3 2 3 9 75 B
30 Tri Ningsih Astuti 3 2 2 3 10 83 SB
31 Vika Falizah Hafifah 2 3 3 2 10 83 SB
32 Wahyu Arif A 1 3 3 2 9 75 B
33 Wahyu Irawan 2 3 3 2 10 83 SB
34 Wiji Sugiarti 2 2 2 3 9 75 B
35 Winda Aprilya Rizki 2 2 2 3 9 75 B
36 Yusuf Putra F 1 2 3 3 9 75 B
209

Rubrik Instrumen Penilaian Praktikum

Penilaian
Aspek yang Dinilai
1 2 3
Merangkai Rangkaian alat Rangkaian Rangkaian alat
tidak benar alat benar, benar dan rapih
tetapi tidak
rapih
Pengamatan Pengamatan Pengamatan Pengamatan
tidak cermat cermat, tetapi cermat, tetapi
mengandung bebas interpretasi
interpretasi
Data yang diperoleh Data tidak Data lengkap Data lengkap,
lengkap tetapi tidak terorganisir dan
terorganisir ditulis dengan
atau ada yang benar
salah
Kesimpulan Tidak benar Sebagian Semua benar
atau tidak kesimpulan atau sesuai
sesuai dengan ada yang tujuan
tujuan salah atau
tidak sesuai
tujuan

Penilaian praktikum untuk setiap kelompok dapat menggunakan rumus dan


predikat berikut:
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡
Rumusnya yaitu: nilai = 𝑥100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚

PREDIKAT NILAI
Sangat Baik (SB) 80 < AB < 100
Baik (B) 70 < B < 79
Cukup (C) 60 < C < 69
Kurang (K) < 60
210

C. Instrumen Penilaian Tes Tertulis (Kognitif)


Tes Pilihan Ganda

1. “Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastisitas pegas, maka perubahan
panjang pegas berbanding lurus dengan gaya tariknya”. Pernyataan diatas
merupakan bunyi dari hukum ….
a. Archimedes
b. Pascal
c. Newton
d. Boyle
e. Hooke
2. Sebuah pegas memiliki panjang mula-mula 30 cm. Jika pegas digantung pada
salah satu ujung dan ujung yang lain diberi beban 300 gram (g = 10 m/s 2),
sehingga panjang pegas menjadi 35 cm. Maka besarnya konstanta pegas ….
a. 20 N/m
b. 30 N/m
c. 40 N/m
d. 50 N/m
e. 60 N/m
3. Sebuah pegas yang panjangnya 20 cm digantungkan vertical. Jika diberikan
gaya 0,9 N panjang pegas menjadi 50 cm. Panjang pegas jika diregangkan oleh
gaya 0,5 N sebesar ….
a. 45 cm
b. 36,7 cm
c. 36 cm
d. 26 cm
e. 16 cm
4. Sebuah pegas diberi beban 200 gram. Konstanta pegas π2 N/m. Pegas tersebut
ditekan ke atas sejauh 40 cm, kemudian digetarkan. Periode pegas tersebut
sebesar ….
a. 0,894 s
b. 1,894 s
c. 2,894 s
d. 8,94 s
e. 10,894 s
5. Berapakah besarnya frekuensi getar pegas pada soal nomor 4 ….
a. – 0,118 Hz
b. 0,118 Hz
c. 1,118 Hz
d. 2,118 Hz
e. 3,118 Hz
211

Rubrik Penilaian
No Pilihan Ganda Skor
1 Bunyi dari Hukum Hooke yaitu : 5
“Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastisitas pegas,
maka perubahan panjang pegas berbanding lurus dengan
gaya tariknya”.
Kunci Jawaban : E
2 Diketahui : 5
X1 = 30 cm = 0,3 m
X2 = 35 cm = 0,35 m
m = 300 gram = 0,3 kg
g = 10 m/s2
Ditanya : k ?
Penyelesaian :
F = k . Δx
m . g = k . Δx
0,3 . 10 = k . (0,35-0,3)
3 = k . 0,05
k = 3 / 0,05
k = 60 N/m
Kunci Jawaban : E
3 Diketahui : 5
X1 = 20 cm
X2 = 50 cm
F1 = 0,9 N
F2 = 0,5 N
Ditanya : Δx2 ?
Penyelesaian :
F1 = k . Δx1
0,9 = k . (50-20)
0,9 = k . 30
k = 0,9 / 30
k = 0,03 N/m
F2 = k . Δx2
0,5 = 0,03 . Δx2
Δx2 = 0,5 / 0,03
Δx2 = 16 cm
Kunci Jawaban : E
4 Diketahui : 5
m = 200 gram = 0,2 kg
k = π2 N/m = 3,142 N/m = 9,859 N/m
x = 40 cm = 0,4 m
Ditanya : T ?
Penyelesaian :
𝑚
𝑇 = 2𝜋√
𝑘
212

0,2
𝑇 = 2 . 3,14√
9,859
𝑇 = 2 . 3,14√0,0202860331
𝑇 = 2 . 3,14 . 0,1424290458
𝑇 = 0,894 s
Kunci Jawaban : A
5 Diketahui : 5
m = 200 gram = 0,2 kg
k = π2 N/m = 3,142 N/m = 9,859 N/m
x = 40 cm = 0,4 m
Ditanya : f ?
Penyelesaian :
1
𝑓=
𝑇
1
𝑓=
0,894
𝑓 = 1,118 𝐻𝑧
Kunci Jawaban : C

PG = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓 𝒙 𝟒

PREDIKAT NILAI
Sangat Baik (SB) 80 < AB < 100
Baik (B) 70 < B < 79
Cukup (C) 60 < C < 69
Kurang (K) < 60
213

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Kelas Eksperimen

Satuan Pendidikan : SMA N 15 Kota Tangerang


Materi Pelajaran : Fisika
Materi Pokok : Getaran Harmonik
Kelas/Semester : XI / I
Waktu : 3 x 45 menit
Pertemuan Ke- :1

A. Kompetensi Inti
KI .1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI .2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,
responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI .3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dalamilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI .4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.

B. Indikator dan Pencapaian Kompetensi


1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan
kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakannya.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur;
teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis;
kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan
berdiskusi.
214

2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari


sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan
hasil percobaan.
3.4 Menganalisis hubungan antara gaya dan gerak getaran.
4.4 Merencanakan dan melaksanakan percobaan getaran harmonik pada
ayunan bandul dan getaran pegas.
Indikator :
1. Menjelaskan konsep getaran harmonik.
2. Menentukan periode dan frekuensi pada pegas serta hubungan antara
keduanya.
3. Menganalisis periode dan frekuensi getaran harmonik.
4. Menjelaskan benda atau fenomena yang termasuk getaran harmonik.

C. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menjelaskan konsep getaran harmonik.
2. Siswa dapat menentukan periode dan frekuensi pada pegas serta hubungan
antara keduanya.
3. Siswa dapat menganalisis periode dan frekuensi getaran harmonik.
4. Siswa dapat menjelaskan benda atau fenomena yang termasuk getaran
harmonik.

D. Materi Ajar
PETA KONSEP

GETARAN HARMONIK

terjadi pada
cirinya
Frekuensi

dapat
Fasa dinyatakan
Sistem Ayunan dengan
Pegas Bandul Periode
215

1. Getaran Harmonik
Getaran harmonik adalah gerak bolak-balik benda melalui titik
keseimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon
selalu konstan. Waktu yang dibutuhkan untuk menempuh satu lintasan bolak-
balik disebut Periode, sedangkan banyaknya getaran tiap satuan waktu disebut
Frekuensi. Posisi pada saat resultan gaya bekerja pada partikel yang bergetar
sama dengan nol disebut posisi seimbang. Hubungan antara periode (T) dan
frekuensi (f) menurut pernyataan ini adalah:

1 𝑡 1 𝑛
T = sedangkan untuk f  =
f 𝑛 T 𝑡

Keterangan :
T = Periode (sekon)
f = Frekuensi (Hz)
n = banyaknya getaran
t = waktu (sekon)

2. Aplikasi Getaran Harmonis dalam Kehidupan Sehari-hari


a. Jam Bandul
b. Ayunan
c. Springbed
d. Pegas pada setir kemudi

E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Diskusi, demonstrasi, tanya-jawab, presentasi

F. Kegiatan Pembelajaran
Langkah Pendekatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Kegiatan
Saintifik Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Orientasi - Membuka kelas - Menjawab dan 2 menit
dengan berdoa sebelum
mengucakpan memulai
salam dan pelajaran.
Pendahuluan
memulai kelas
dengan berdoa.
216

Langkah Pendekatan Deskripsi Kegiatan Alokasi


Kegiatan
Saintifik Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
- Membagi siswa - Menyimak dan 3 menit
menjadi mengikuti
beberapa perintah guru
kelompok. satu dan langsung
kelompok terdiri duduk dengan
dari enam orang teman satu
kelompok
Apersepsi - Memberikan - Menjawab 3 menit
pertanyaan pertanyaan
mengenai materi yang diberikan
yang sudah oleh guru
dipelajari mengenai
sebelumnya momentum dan
yaitu impuls.
momentum dan
impuls.
Motivasi - Membuka LKS - Mengikuti 1 menit
CTL berbasis perintah guru
Android
- Menyajikan - Memperhatikan 4 menit
masalah dengan dan menjawab
memberi pertanyaan
pertanyaan yang yang telah
menggugah diberikan oleh
motivasi siswa. guru
(Mengapa
tenggorokan
bergetar saat
bersuara dan
diam saat kita
tidak bersuara?)
Tujuan - Menyampaikan - Memperhatikan 2 menit
tujuan dan tujuan dan
indikator yang indikator yang
akan dicapai akan dicapai
selama
pembelajaran
217

Langkah Pendekatan Deskripsi Kegiatan Alokasi


Kegiatan
Saintifik Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Mengamati - Memberikan - Melakukan 5 menit
demonstrasi demonstrasi
mengenai yang telah
peristiwa dicontohkan
getaran oleh guru.
harmonik.
(sebuah
penggaris
dijepit ujungnya
di ujung meja
kemudian
digetarkan
ujungnya)
Menanya - Menanyakan - Menjawab 5 menit
konsep getaran pertanyaan
harmonik. (dari yang diberikan
demonstrasi oleh guru dari
yang telah demonstrasi
kalian lakukan, yang telah
Kegiatan Inti
apa yang kalian dilakukan.
ketahui tentang
getarah
harmonik?)
Mengeksplorasi - Menugaskan - Melakukan 40 menit
siswa untuk praktikum
melakukan secara
praktikum kelompok.
secara
berkelompok
dengan bantuan
LKS (lembar
kegiatan siswa)
CTL berbasis
Android.
- Menugaskan - Melakukan 25 menit
siswa untuk diskusi secara
melakukan berkelompok.
diskusi dan
218

Langkah Pendekatan Deskripsi Kegiatan Alokasi


Kegiatan
Saintifik Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
menjawab
pertanyaan yang
ada dalam LKS
(lembar kegiatan
siswa) CTL
berbasis
Android.
Mengasosiasikan - Menghubungkan - Memperhatikan 5 menit
peristiwa- penjelasan dari
peristiwa terkait guru
pentingnya
pembelajaran
getaran
harmonik dalam
kehidupan
sehari-hari
melalui LKS
CTL berbasis
Android.
Mengkomunikasikan - Mempersilahkan - Dari masing- 25 menit
perwakilan masing
masing-masing kelompok,
kelompok untuk salah satu
menjelaskan perwakilan
hasil praktikum kelompok
dan diskusi mempresentasi-
kelompoknya. kan hasil
diskusi
kelompoknya.
- Memberikan - Mencatat 1 menit
kesimpulan kesimpulan
terkait materi yang
yang sudah dipaparkan
Penutup dipelajari. oleh guru.
- Mengevaluasi - Menjawab 10 menit
pemahaman pertanyaan-
siswa dengan pertanyaan
melakukan kuis yang terkait
219

Langkah Pendekatan Deskripsi Kegiatan Alokasi


Kegiatan
Saintifik Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
terkait dengan dengan konsep
konsep getaran getaran
harmonik. harmonik.
- Mengkoreksi - Bersama 3 menit
lembar jawaban dengan guru
evaluasi siswa mengkoreksi
bersama-sama jawaban
dengan siswa. evaluasi.
- Menugaskan - Memperhatikan 1 menit
siswa pekerjaan tugas yang
rumah (PR) diberikan guru
untuk membuat
rangkuman
pembelajaran
hari ini, dan
mengerjakan
latihan soal di
LKS CTL
berbasis
Android.
220

G. Alat Dan Sumber Belajar


1. Alat
Komputer, LCD, PowerPoint, Alat Praktikum
2. Sumber Belajar
a) Buku Fisika SMA kelas XI IPA, Erlangga 2013
b) LKS getaran harmonik berbentuk aplikasi di Android
c) Artikel mengenai getaran harmonik

H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar


1. Teknik Penilaian
a) Penilaian Sikap (Afektif)
Penilaian diambil dari pengamatan guru terhadap kegiatan peserta didik
dalam melakukan percobaan dan diskusi.
b) Penilaian Kinerja (Psikomotorik)
Penilaian diambil dari kinerja siswa saat melakukan observasi dan
berdiskusi.
c) Penilaian Produk / Tes Tertulis (kognitif)
Penilaian dilakukan dengan metode tes. Tes dapat berupa soal pilihan
ganda ataupun esai.
2. Bentuk instrumen
a) Tes Pilihan Ganda
b) Tes Uraian
c) LKS CTL berbasis Android

Mengetahui, Tangerang , ________________


Guru Mata Pelajaran Fisika Mahasiswa Peneliti

---------------------------------------------- (Khikmatul Mungawanah)


NIP: NIM : 1111016300023
221

LAMPIRAN 1 PENILAIAN

A. Instrumen Penilaian Sikap (Afektif)


Kelas : XI MIA 2
No Nama Peserta Didik Kerja Santun Toleran Proaktif Bijaksana Jumlah Nilai Predikat
sama Skor
1 Aenaya Alfadhilah 4 3 3 3 4 17 85 SB
2 Afif Zulfikar Haris 3 4 3 3 3 16 80 SB
3 Agung Wicaksono 3 3 3 3 3 15 75 B
4 Amanda Ainun G 3 4 3 3 3 16 80 SB
5 Aprilia Dwi Ayu 3 3 3 3 3 15 75 B
6 Astia Sepwesda 3 4 3 3 3 16 80 SB
7 Dela Erina Wuayanti 4 3 4 3 3 17 85 SB
8 Faqih Haidar Ali 4 4 4 3 3 18 90 SB
9 Fristian Saputra 4 3 4 3 3 17 85 SB
10 Hafiz Daryansyah 4 3 4 3 3 17 85 SB
11 Ihza Alfaizu 3 3 2 3 3 14 70 B
12 Ilham Ary Akbar 3 3 2 3 3 14 70 B
13 Kenny Christiansyah 3 3 2 3 3 14 70 B
14 Lukman Farizi D 3 4 2 3 3 15 75 B
15 Marcelino Christian 3 4 3 3 3 16 80 SB
16 Marini Thian Ping 3 4 3 3 3 16 80 SB
17 Miranda 4 4 3 3 4 18 90 SB
18 Mita Nuraini 4 4 3 4 3 18 90 SB
19 M Ahman Luthfi 4 3 4 3 3 17 85 SB
20 M Freezar Virgiawan 4 4 4 3 3 18 90 SB
21 Mustika Ardiana P 4 3 4 3 3 17 85 SB
22 Mutaalimah Robibi 3 4 4 3 3 17 85 SB
23 Natasya Iskandar 4 3 3 3 3 16 80 SB
24 Naufal Syafiq P 3 4 3 3 4 17 85 SB
25 Nita Novia 4 3 4 3 4 18 90 SB
26 Novi Tri Wulandari 3 4 4 3 4 18 90 SB
27 Pris Larasati 4 3 4 3 4 18 90 SB
28 Rafliyanto Arbi A 4 4 4 3 4 19 95 SB
29 Ricky Bagus H 4 4 3 3 3 17 85 SB
30 Rizka Oktavia D 3 4 3 3 3 16 80 SB
31 Siswati Rahayu 3 4 3 3 3 16 80 SB
32 Siti Mas Uswatun H 3 4 3 3 3 16 80 SB
33 Siti Namira Salbia 4 3 3 4 3 17 85 SB
34 Sungkun Mangraja D 3 3 3 4 3 16 80 SB
35 Wulan Damayanti 4 3 3 4 3 17 85 SB
36 Yohanes 3 3 3 4 3 16 80 SB
222

Rubrik Penilaian :

Cara pengisian lembar penilaian sikap adalah dengan memberikan skor pada
kolom-kolom sesuai hasil pengamatan terhadap siswa selama kegiatan yaitu:

- Skor 1, jika tidak pernah berperilaku dalam kegiatan.


- Skor 2, jika kadang-kadang berperilaku dalam kegiatan.
- Skor 3, jika sering berperilaku dalam kegiatan.
- Skor 4, jika selalu berperilaku dalam kegiatan.
Penilaian sikap untuk setiap siswa dapat menggunakan rumus dan predikat berikut:

skor yang didapat


Rumusnya yaitu : nilai = x 100
skor maksimum

PREDIKAT NILAI
Sangat Baik (SB) 80 < AB < 100
Baik (B) 70 < B < 79
Cukup (C) 60 < C < 69
Kurang (K) < 60
223

B. Instrumen Penilaian Keterampilan (Psikomotorik)


Penilaian Praktikum
Kelas : XI MIA 2
Aspek yang Dinilai

No Nama Merangkai Skor Nilai Predikat


Pengolahan
Alat Pengamatan Kesimpulan
Data
Praktikum
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 Aenaya Alfadhilah 3 1 1 3 8 67 C
2 Afif Zulfikar Haris 1 3 2 3 9 75 B
3 Agung Wicaksono 3 2 2 2 9 75 B
4 Amanda Ainun G 3 3 3 1 10 83 SB
5 Aprilia Dwi Ayu 3 2 1 3 9 75 B
6 Astia Sepwesda 1 2 3 3 9 75 B
7 Dela Erina Wuayanti 3 3 2 3 11 92 SB
8 Faqih Haidar Ali 2 2 3 3 10 83 SB
9 Fristian Saputra 2 3 3 3 11 92 SB
10 Hafiz Daryansyah 1 2 3 3 9 75 B
11 Ihza Alfaizu 2 3 3 3 11 92 SB
12 Ilham Ary Akbar 3 3 3 1 10 83 SB
13 Kenny Christiansyah 2 1 3 3 9 75 B
14 Lukman Farizi D 3 3 1 3 10 83 SB
15 Marcelino Christian 2 1 3 3 9 75 B
16 Marini Thian Ping 1 2 3 2 8 67 C
17 Miranda 3 2 2 2 9 75 B
18 Mita Nuraini 2 3 1 2 8 67 C
19 M Ahman Luthfi 3 1 3 2 9 75 B
20 M Freezar Virgiawan 3 1 3 3 10 83 SB
21 Mustika Ardiana P 1 3 3 3 10 83 SB
22 Mutaalimah Robibi 2 3 3 2 10 83 SB
23 Natasya Iskandar 3 2 1 3 9 75 B
24 Naufal Syafiq P 3 2 3 3 11 92 SB
25 Nita Novia 2 3 1 2 8 67 C
26 Novi Tri Wulandari 2 3 3 3 11 92 SB
27 Pris Larasati 3 1 3 3 10 83 SB
28 Rafliyanto Arbi A 1 2 3 3 9 75 B
29 Ricky Bagus H 2 3 3 2 10 83 SB
30 Rizka Oktavia D 3 2 3 3 11 92 SB
31 Siswati Rahayu 2 1 3 3 9 75 B
32 Siti Mas Uswatun H 3 3 2 2 10 83 SB
33 Siti Namira Salbia 1 3 3 2 9 75 B
34 Sungkun Mangraja D 2 3 2 3 10 83 SB
35 Wulan Damayanti 3 1 3 2 9 75 B
36 Yohanes 3 3 3 3 12 100 SB
224

Rubrik Instrumen Penilaian Praktikum

Penilaian
Aspek yang Dinilai
1 2 3
Merangkai Rangkaian alat Rangkaian Rangkaian alat
tidak benar alat benar, benar dan rapih
tetapi tidak
rapih
Pengamatan Pengamatan Pengamatan Pengamatan
tidak cermat cermat, tetapi cermat, tetapi
mengandung bebas interpretasi
interpretasi
Data yang diperoleh Data tidak Data lengkap Data lengkap,
lengkap tetapi tidak terorganisir dan
terorganisir ditulis dengan
atau ada yang benar
salah
Kesimpulan Tidak benar Sebagian Semua benar
atau tidak kesimpulan atau sesuai
sesuai dengan ada yang tujuan
tujuan salah atau
tidak sesuai
tujuan

Penilaian praktikum untuk setiap kelompok dapat menggunakan rumus dan


predikat berikut:
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡
Rumusnya yaitu: nilai = 𝑥100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚

PREDIKAT NILAI
Sangat Baik (SB) 80 < AB < 100
Baik (B) 70 < B < 79
Cukup (C) 60 < C < 69
Kurang (K) < 60
225

C. Instrumen Penilaian Tes Tertulis (Kognitif)


Tes Pilihan Ganda

1. Gerak bolak balik melalui suatu titik keseimbangan tertentu dengan banyak
getaran dalam setiap detik konstan disebut ….
a. getaran
b. periode
c. gerak
d. getaran harmonik
e. frekuensi
2. Pada getaran harmonis bekerja suatu gaya yang selalu mengarah pada titik
keseimbangan yang disebut ….
a. gaya gesek
b. gaya pegas
c. gaya pemulih
d. gaya dorong
e. gaya kinetik
3. Contoh yang bukan getaran harmonis pada kehidupan sehari-hari adalah ….
a. gerakan ayunan
b. pegas pada setir kemudi
c. suspensi kendaraan bermotor
d. neraca pegas
e. neraca lengan
4. Benda yang bergerak harmonis sederhana mengalami gaya yang arahnya ….
a. berubah setiap saat
b. selalu menuju ke satu arah
c. selalu menuju ke titik seimbang
d. selalu searah dengan arah gerak
e. selalu menyebabkan laju benda berkurang
5. Sebuah materi melakukan gerak osilasi dengan menempuh 120 getaran dalam
waktu 4 menit. Maka periode dan frekuensi osilasinya secara berturut-turut
adalah ….
a. 0,5 s dan 2 Hz
b. 2 s dan 0,5 Hz
c. 0,03 s dan 30 Hz
d. 30 s dan 0,03 Hz
e. 4 s dan 2 Hz
226

Rubrik Penilaian
No Pilihan Ganda Skor
1. Getaran harmonik adalah gerak bolak balik melalui suatu 5
titik keseimbangan tertentu dengan banyak getaran dalam
setiap detik konstan.
Kunci Jawaban : D
2. Gaya pemulih adalah gaya yang selalu mengarah pada titik 5
keseimbangan pada getaran harmonik
Kunci Jawaban : C
3. Yang bukan merupakan contoh dari getaran harmonik 5
adalah neraca lengan, karena neraca lengan atau timbangan
merupakan alat ukur massa suatu benda.
Kunci Jawaban : E
4. Benda yang bergerak harmonik sederhana mengalami gaya 5
yang arahnya selalu menuju titik seimbang
Kunci Jawaban : C
5. Diketahui : 5
n = 120 getaran
t = 4 menit = 240 detik
Ditanyakan : T dan f ?
Penyelesaian :
𝑡
𝑇=
𝑛
240
𝑇=
120
𝑇 =2𝑠
𝑛
𝑓=
𝑡
120
𝑓=
240
𝑓 = 0,5 𝐻𝑧
Kunci Jawaban : B

PG = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓 𝒙 𝟒

PREDIKAT NILAI
Sangat Baik (SB) 80 < AB < 100
Baik (B) 70 < B < 79
Cukup (C) 60 < C < 69
Kurang (K) < 60
227

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Kelas Eksperimen

Satuan Pendidikan : SMA N 15 Kota Tangerang


Materi Pelajaran : Fisika
Materi Pokok : Getaran Harmonik
Kelas/Semester : XI / I
Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan Ke- :2

A. Kompetensi Inti
KI .1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI .2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,
responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI .3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dalamilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI .4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.

B. Indikator dan Pencapaian Kompetensi


1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan
kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakannya.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur;
teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis;
kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan
berdiskusi.
228

2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari


sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan
hasil percobaan.
3.4 Menganalisis hubungan antara gaya dan gerak getaran.
Indikator :
1. Menerapkan persamaan simpangan, kecepatan dan percepatan pada
gerak harmonik sederhana..
2. Menghitung sudut fase dan beda fase pada gerak harmonik.

C. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menerapkan persamaan simpangan, kecepatan dan percepatan
pada gerak harmonik sederhana.
2. Siswa dapat menghitung sudut fase dan beda fase pada gerak harmonik.

D. Materi Ajar
PETA KONSEP

GETARAN HARMONIK

membahas

Persamaan Getaran Harmonik


meliputi

Persamaan Persamaan Persamaan Sudut Fase dan


Simpangan Kecepatan Percepatan Beda Fase

1. Persamaan Simpangan, Kecepatan dan Percepatan pada Getaran Harmonik


a. Persamaan Simpangan
Simpangan gerak harmonik pada suatu titik merupakan jarak titik tersebut
ke titik seimbang. Simpangan terjauh pada gerak harmonik disebut
amplitudo (A). Persamaan simpangan yaitu :
𝒚 = 𝑨 𝒔𝒊𝒏 𝝎𝒕
Keterangan:
y = simpangan gerak harmonik (m)
A = amplitudo (m)
229

ω = kecepatan sudut (rad/s)


b. Persamaan Kecepatan
Kecepatan gerak harmonik merupakan turunan pertama dari persamaan
simpangan gerak terhadap waktu. Persamaan kecepatan yaitu :

𝒗 = 𝝎 𝑨 𝐜𝐨𝐬 𝝎𝒕
Keterangan:
y = simpangan gerak harmonik (m)
v = kecepatan (m/s)
A = amplitudo (m)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
c. Persamaan Percepatan
Persamaan percepatan gerak harmonik dapat ditentukan dari turunan
pertama persamaan kecepatan terhadap waktu, atau turunan kedua dari
persamaan simpangan gerak terhadap waktu. Persamaan percpetan yaitu :
𝒂 = − 𝝎𝟐 𝑨 𝐬𝐢𝐧 𝝎𝒕
Keterangan:
y = simpangan gerak harmonik (m)
a = percepatan (m/𝑠 2 )
v = kecepatan (m/s)
A = amplitudo (m)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
2. Sudut Fase dan Beda Fase pada Getaran Harmonik
a. Sudut Fase
Bilangan yang menentukan arah dan nilai y dan v adalah besaran (𝜔𝑡 + 𝜃0 )
yang disebut sebagai sudut fase gerak harmonik.
𝟐𝝅
𝜽 = (𝝎𝒕 + 𝜽𝟎 ) = ( 𝑻 𝒕 + 𝜽𝟎 )
Keterangan :
𝜃0 = sudut fase awal (radian ata derajat)
𝜔 = kecepatan sudut (rad/s)
T = periode (sekon)
t = waktu (sekon)
b. Beda Fase
Fase (𝜑) adalah besarnya sudut fase dibagi dengan bilangan 2𝜋. Secara
matematis, dapat dituliskan persamannya :
230

𝜽 (𝝎𝒕 + 𝜽𝟎 )
𝝋= =
𝟐𝝅 𝟐𝝅
𝒕𝟐 𝒕𝟏
∆𝝋 = ( + 𝝋𝟎 ) − ( + 𝝋𝟎 )
𝑻 𝑻
Keterangan :
𝜑 = fase
t = waktu (sekon)
T = periode (sekon)

E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Diskusi, Tanya jawab, Demonstrasi

F. Kegiatan Pembelajaran
Langkah Pendekatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Kegiatan
Saintifik Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Orientasi - Membuka kelas - Menjawab 2 menit
dengan dan berdoa
mengucakpan sebelum
salam dan memulai
memulai kelas pelajaran.
dengan berdoa.
- Membagi siswa - Menyimak 3 menit
menjadi dan
beberapa mengikuti
kelompok. 1 perintah guru
kelompok terdiri dan langsung
Pendahuluan dari 4 orang duduk
dengan
teman satu
kelompok

Apersepsi - Memberikan - Menjawab 3 menit


pertanyaan pertanyaan
mengenai materi yang
yang sudah diberikan
dipelajari oleh guru
sebelumnya mengenai
yaitu konsep dari konsep dari
231

Langkah Pendekatan Deskripsi Kegiatan Alokasi


Kegiatan
Saintifik Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
getaran getaran
harmonik. harmonik.
Motivasi - Melihatkan - Memperhatik 2 menit
video motivasi an video
mengenai tersebut
pembelajaran dengan baik
yang dilakukan
secara
berkelompok
Tujuan - Menyampaikan - Memperhatik 2 menit
tujuan dan an tujuan dan
indikator yang indikator
akan dicapai yang akan
selama dicapai
pembelajaran
Mengamati - Memberikan - Melakukan 5 menit
demonstrasi demonstrasi
mengenai yang telah
peristiwa yang dicontohkan
ada kaitannya oleh guru.
dengan
simpangan,
kecepatan dan
percepatan.
(sebuah bandul
disimpangkan
Kegiatan Inti sejauh 10 cm
kemudian amati
apa yang terjadi
terhadap
kecepatan dan
percepatan)
Menanya - Menanyakan - Menjawab 5 menit
konsep getaran pertanyaan
harmonik. (dari yang
demonstrasi diberikan
yang telah kalian oleh guru
lakukan, apa dari
232

Langkah Pendekatan Deskripsi Kegiatan Alokasi


Kegiatan
Saintifik Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
yang kalian demonstrasi
ketahui tentang yang telah
simpangan, dilakukan.
kecepatan dan
percepatan?)
Mengeksplorasi - Menugaskan - Melakukan 20 menit
siswa untuk diskusi dalam
melakukan kelompok
diskusi dan
menjawab
pertanyaan yang
ada di dalam
LKS CTL
berbasis
Android.
Mengasosiasikan - Menghubungkan - Memperhatik 5 menit
peristiwa- an penjelasan
peristiwa terkait dari guru
pentingnya
pembelajaran
persamaan
simpangan,
kecepatan dan
percepatan pada
gerak harmonik.
Mengkomunikasikan - Mempersilahkan - Dari masing- 25 menit
perwakilan masing
masing-masing perwakilan
kelompok untuk mempresenta
menjelaskan si-kan hasil
hasil diskusi diskusi
kelompoknya. kelompoknya
.
- Memberikan - Mencatat 2 menit
kesimpulan kesimpulan
Penutup terkait materi yang
yang sudah dipaparkan
dipelajari. oleh guru.
233

Langkah Pendekatan Deskripsi Kegiatan Alokasi


Kegiatan
Saintifik Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
- Mengevaluasi - Menjawab 15 menit
pemahaman pertanyaan-
siswa dengan pertanyaan
melakukan kuis yang
terkait dengan diberikan
persamaan oleh guru.
simpangan,
kecepatan dan
percepatan pada
gerak harmonik.
- Mengkoreksi - Bersama 3 menit
lembar jawaban dengan guru
evaluasi siswa mengkoreksi
bersama-sama jawaban
dengan siswa. evaluasi.
- Menutup - Bersama 3 menit
pembelajaran dengan guru
dengan melakukan
memimpin doa doa
bersama
G. Alat Dan Sumber Belajar
1. Alat
Komputer, LCD,PowerPoint, Alat Praktikum
2. Sumber Belajar
a) Buku Fisika SMA kelas XI IPA, Erlangga 2013
b) LKS getaran harmonik berbentuk aplikasi di Android
c) Artikel mengenai getaran harmonik
H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian
a) Penilaian Sikap (Afektif)
Penilaian diambil dari pengamatan guru terhadap kegiatan peserta didik
dalam melakukan percobaan dan diskusi.
b) Penilaian Kinerja (Psikomotorik)
Penilaian diambil dari kinerja siswa saat melakukan observasi dan
berdiskusi.
c) Penilaian Produk / Tes Tertulis (kognitif)
Penilaian dilakukan dengan metode tes. Tes dapat berupa soal pilihan
ganda ataupun esai.
234

2. Bentuk instrumen
a) Tes Pilihan Ganda
b) Tes Uraian
c) LKS CTL berbasis Android

Mengetahui, Tangerang ,_________________


Guru Mata Pelajaran Fisika Mahasiswa Peneliti

---------------------------------------------- (Khikmatul Mungawanah)


NIP: NIM : 1111016300023
235

LAMPIRAN 1 PENILAIAN

A. Instrumen Penilaian Sikap (Afektif)


Kelas : XI MIA 2
No Nama Peserta Didik Kerja Santun Toleran Proaktif Bijaksana Jumlah Nilai Predikat
sama Skor
1 Aenaya Alfadhilah 3 3 3 3 3 15 75 B
2 Afif Zulfikar Haris 4 3 3 3 3 16 80 SB
3 Agung Wicaksono 3 3 3 3 3 15 75 B
4 Amanda Ainun G 4 3 3 3 3 16 80 SB
5 Aprilia Dwi Ayu 3 4 3 4 3 17 85 SB
6 Astia Sepwesda 3 3 3 3 3 15 75 B
7 Dela Erina Wuayanti 3 4 3 3 3 16 80 SB
8 Faqih Haidar Ali 3 3 3 4 3 16 80 SB
9 Fristian Saputra 3 4 3 3 3 16 80 SB
10 Hafiz Daryansyah 3 3 3 3 3 15 75 B
11 Ihza Alfaizu 3 3 3 4 3 16 80 SB
12 Ilham Ary Akbar 3 3 3 3 3 15 75 B
13 Kenny Christiansyah 3 3 3 4 3 16 80 SB
14 Lukman Farizi D 3 3 3 3 3 15 75 B
15 Marcelino Christian 3 3 3 4 3 16 80 SB
16 Marini Thian Ping 4 3 3 3 4 17 85 SB
17 Miranda 4 3 3 3 3 16 80 SB
18 Mita Nuraini 4 3 3 3 3 16 80 SB
19 M Ahman Luthfi 4 4 3 3 3 17 85 SB
20 M Freezar Virgiawan 3 4 3 3 3 16 80 SB
21 Mustika Ardiana P 3 3 3 3 3 15 75 B
22 Mutaalimah Robibi 3 3 3 4 3 16 80 SB
23 Natasya Iskandar 3 3 3 3 3 15 75 B
24 Naufal Syafiq P 3 4 3 3 3 16 80 SB
25 Nita Novia 3 3 3 3 3 15 75 B
26 Novi Tri Wulandari 3 3 4 3 3 16 80 SB
27 Pris Larasati 3 3 3 3 4 16 80 SB
28 Rafliyanto Arbi A 3 4 3 3 3 16 80 SB
29 Ricky Bagus H 3 3 3 4 3 16 80 SB
30 Rizka Oktavia D 3 3 4 3 3 16 80 SB
31 Siswati Rahayu 3 3 3 3 3 15 75 B
32 Siti Mas Uswatun H 3 4 3 3 3 16 80 SB
33 Siti Namira Salbia 4 3 3 3 3 16 80 SB
34 Sungkun Mangraja D 3 3 3 4 4 17 85 SB
35 Wulan Damayanti 4 3 3 4 3 17 85 SB
36 Yohanes 3 3 3 4 3 16 80 SB
236

Rubrik Penilaian :

Cara pengisian lembar penilaian sikap adalah dengan memberikan skor pada
kolom-kolom sesuai hasil pengamatan terhadap siswa selama kegiatan yaitu:

- Skor 1, jika tidak pernah berperilaku dalam kegiatan.


- Skor 2, jika kadang-kadang berperilaku dalam kegiatan.
- Skor 3, jika sering berperilaku dalam kegiatan.
- Skor 4, jika selalu berperilaku dalam kegiatan.
Penilaian sikap untuk setiap siswa dapat menggunakan rumus dan predikat berikut:

skor yang didapat


Rumusnya yaitu : nilai = x 100
skor maksimum

PREDIKAT NILAI
Sangat Baik (SB) 80 < AB < 100
Baik (B) 70 < B < 79
Cukup (C) 60 < C < 69
Kurang (K) < 60
237

B. Instrumen Penilaian Keterampilan (Psikomotorik)


Penilaian Diskusi
Kelas : XI MIA 2
Aspek yang Dinilai

Predikat
Nilai
Skor
No Nama Keterampilan Menyampaikan Menanggapi Kesesuaian
Bertanya Pendapat Pendapat Topik

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 Aenaya Alfadhilah 3 2 2 3 10 83 SB
2 Afif Zulfikar Haris 3 3 3 2 11 92 SB
3 Agung Wicaksono 3 2 2 2 9 75 B
4 Amanda Ainun G 2 2 2 3 9 75 B
5 Aprilia Dwi Ayu 2 3 3 3 11 92 SB
6 Astia Sepwesda 3 2 2 2 9 75 B
7 Dela Erina Wuayanti 2 3 2 2 9 75 B
8 Faqih Haidar Ali 2 2 2 3 9 75 B
9 Fristian Saputra 2 2 2 3 9 75 B
10 Hafiz Daryansyah 3 2 3 2 10 83 SB
11 Ihza Alfaizu 1 2 3 2 8 67 C
12 Ilham Ary Akbar 3 1 1 3 8 67 C
13 Kenny Christiansyah 3 1 1 3 8 67 C
14 Lukman Farizi D 2 2 3 3 10 83 SB
15 Marcelino Christian 2 2 2 3 9 75 B
16 Marini Thian Ping 1 3 3 3 10 83 SB
17 Miranda 2 1 2 3 8 67 C
18 Mita Nuraini 2 3 3 3 11 92 SB
19 M Ahman Luthfi 1 3 3 3 10 83 SB
20 M Freezar Virgiawan 3 1 3 3 10 83 SB
21 Mustika Ardiana P 3 3 2 2 10 83 SB
22 Mutaalimah Robibi 2 3 3 3 11 92 SB
23 Natasya Iskandar 3 3 1 2 9 75 B
24 Naufal Syafiq P 3 3 2 8 67 C
25 Nita Novia 3 2 2 2 9 75 B
26 Novi Tri Wulandari 3 2 2 2 9 75 B
27 Pris Larasati 2 3 2 2 9 75 B
28 Rafliyanto Arbi A 3 3 3 2 11 92 SB
29 Ricky Bagus H 2 1 3 3 9 75 B
30 Rizka Oktavia D 1 3 3 3 10 83 SB
31 Siswati Rahayu 3 3 2 2 10 83 SB
32 Siti Mas Uswatun H 2 3 3 3 11 92 SB
33 Siti Namira Salbia 3 3 3 2 11 92 SB
34 Sungkun Mangraja D 2 3 3 3 11 92 SB
35 Wulan Damayanti 3 3 2 2 10 83 SB
36 Yohanes 2 2 2 3 9 75 B
238

Rubrik Instrumen Penilaian Diskusi

No. Aspek yang Dinilai Skor Kriteria

Dalam penyampaian tidak menarik perhatian


1 peserta diskusi.

Dalam penyampaian kurang menarik


1. Keterampilan berkomunikasi 2 perhatian peserta diskusi.

Dalam penyampaian menarik perhatian


3 peserta diskusi.

1 Pendapat tidak sesuai dengan masalah.

Pendapat sesuai dengan masalah tapi belum


2. Menyampaikan pendapat 2 benar.

3 Pendapat sesuai dengan masalah dan benar.

Setuju/menyanggah pendapat dengan alasan


1 yang tidak benar.

Setuju/menyanggah pendapat dengan alasan


3. Menanggapi pendapat 2 yang benar

Setuju/menyanggah pendapat dengan benar


3 dan disertai dengan referensi.

1 Pertanyaan tidak sesuai dengan topik.

4. Kesesuaian topik 2 Pertanyaan kurang sesuai dengan topik.

3 Pertanyaan sesuai dengan topik.

Penilaian diskusi untuk setiap kelompok dapat menggunakan rumus dan predikat
berikut:
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡
Rumusnya yaitu : nilai = x 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
PREDIKAT NILAI
Sangat Baik (SB) 80 < AB < 100
Baik (B) 70 < B < 79
Cukup (C) 60 < C < 69
Kurang (K) < 60
239

C. Instrumen Penilaian Tes Tertulis (Kognitif)


Tes Pilihan Ganda
1. Sebuah benda bergetar hingga membentuk suatu getaran harmonis dengan
persamaan y = 0,04 sin 20πt dengan y dalam simpangan, t adalah waktu dalam
satuan sekon. Tentukanlah simpangan maksimum ….
a. 0,04 m
b. 0,5 m
c. 20 m
d. 10 m
e. 0,1 m
2. Sebuah partikel melakukan getaran selaras dengan frekuensi 5 Hz dan
amplitudo 10 cm. Kecepatan partikel pada saat berada pada simpangan 8 cm
adalah ….
a. 8π cm/s
b. 30π cm/s
c. 60π cm/s
d. 72π cm/s
e. 80π cm/s
3. Sebuah partikel bergerak harmonis sederhana. Persamaan simpangannya
dinyatakan sebagai y = 6 sin 0,2t dengan t dalam sekon dan y dalam cm.
hitunglah percepatan pada saat t = 2,5 πs ….
a. - 0,20 cm/s2
b. 0,21 cm/s2
c. - 0,22 cm/s2
d. 0,23 cm/s2
e. - 0,24 cm/s2
4. Bilangan yang menentukan arah dan nilai y dan v adalah besaran (ωt+𝜃0 ) yang
disebut ….
a. beda fase
b. kecepatan sudut
c. sudut fase
d. percepatan sudut
e. simpangan sudut
5. Dua buah partikel melakukan gerak harmonis dan mulai bergerak dari titik
setimbangnya dengan arah yang sama. Setiap partikel memiliki periode 1/3 s
dan 1/5 s. Beda fase dan sudut fase kedua gerak partikel setelah bergerak ¼ s
adalah ….
a. π rad
b. 2 π rad
c. 8 π rad
d. 10 π rad
e. 15 π rad
240

Rubrik Penilaian
No Pilihan Ganda Skor
1. Diketahui : 5
y = 0,04 sin 20πt
Ditanya : simpangan maksimum ?
Penyelesaian :
y = A sin ωt
y = ymax sin ωt
y = 0,04 sin 20πt
maka, simpangan maksimum tidak lain adalah amplitudo.
Kunci Jawaban : A
2. Diketahui : 5
f = 5 Hz
A = 10 cm
Ditanya : v saat y = 8 cm ?
Penyelesaian :
y = A sin ϴ
𝑦 8
sin ϴ = 𝐴 = 10 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑟𝑡𝑖
6
cos ϴ = 𝑚𝑎𝑘𝑎,
10
v = 𝜔𝐴 𝑐𝑜𝑠 𝜃
v = 2π f A cos 𝜃
6
v = 2π . 5. 10. 10
v = 60 π cm/s
Kunci Jawaban : C
3. Diketahui : 5
Persamaan simpangan y = 6 sin 0,2t
Ditanya : percepatan saat t = 2,5 πs ?
Penyelesaian :
Simpangan = y = 6 sin 0,2t
Kecepatan = v
𝑑𝑦
v = 𝑑𝑡 = 6 (0,2 cos 0,2t) cm/s
v = 1,2 cos 0,2t cm/s
Percepatan = a
𝑑𝑣
a = 𝑑𝑡 = 1,2 (-0,2 sin 0,2t) cm/s2
a = -0,24 sin 0,2t cm/s2
sudut 𝜃 = 0,2t = 0,2 (2,5π) = 0,5πrad
sudut 𝜃 = 0,5 (180) = 900
maka,
a = -0,24 sin 0,2t cm/s2
a = -0,24 sin 90
a = -0,24
Kunci Jawaban : E
4. Sudut fase adalah bilangan yang menentukan arah dan nilai 5
y dan v adalah besaran (ωt+𝜃0 )
Kunci Jawaban : C
241

5. Diketahui : 5
T1 = 1/3 s
T2 = 1/5 s
Ditanya : saat t = ¼ s ?
Penyelesaian :
Beda fase :
𝑡 𝑡
Δ𝜑 = 𝑇 − 𝑇
2 1
1 1

Δ𝜑 = 4
1 − 4
1
5 3
5 3
Δ𝜑 = 4 − 4
1
Δ𝜑 =
2
Beda sudut fase :
Δ𝜃 = 2𝜋Δ𝜑 = 2π(1/2) = π rad
Kunci Jawaban : A

PG = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓 𝒙 𝟒
PREDIKAT NILAI
Sangat Baik (SB) 80 < AB < 100
Baik (B) 70 < B < 79
Cukup (C) 60 < C < 69
Kurang (K) < 60
242

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Kelas Eksperimen

Satuan Pendidikan : SMA N 15 Kota Tangerang


Materi Pelajaran : Fisika
Materi Pokok : Getaran Harmonik
Kelas/Semester : XI / I
Waktu : 3 x 45 menit
Pertemuan Ke- :3

A. Kompetensi Inti
KI .1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI .2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,
responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI .3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dalamilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI .4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.

B. Indikator dan Pencapaian Kompetensi


1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan
kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakannya.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur;
teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis;
kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan
berdiskusi.
243

2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari


sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan
hasil percobaan.
3.4 Menganalisis hubungan antara gaya dan gerak getaran.
4.4 Merencanakan dan melaksanakan percobaan getaran harmonik pada
ayunan bandul dan getaran pegas.
Indikator :
1. Menentukan konstanta pada pegas dengan menggunakan persamaan
hukum Hooke
2. Menghitung periode dan frekuensi pada pegas dan ayunan sederhana
3. Menentukan hubungan antara gaya dengan pertambahan panjang
pegas serta menentukan konstanta pegas melalui percobaan.
C. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menentukan konstanta pada pegas dengan menggunakan
persamaan hukum Hooke.
2. Siswa dapat menghitung periode dan frekuensi pada pegas dan ayunan
sederhana.
3. Siswa dapat menentukan hubungan antara gaya dengan pertambahan
panjang pegas serta menentukan konstanta pegas melalui percobaan.

D. Materi Ajar
PETA KONSEP

GETARAN HARMONIK

terjadi pada

Ayunan Bandul Sistem Pegas


menggunakan
memiliki
karakteristik Hukum Hooke

Periode Frekuensi Periode Frekuensi 𝐹 = 𝑘 . Δ𝑋

𝑙 1 𝑔 𝑚 1 𝑘
𝑇 = 2𝜋√𝑔 𝑓 = 2𝜋 √ 𝑙 𝑇 = 2𝜋√ 𝑘 𝑓 = 2𝜋 √𝑚
244

1. Hukum Hooke pada Pegas


Gerak harmonik pada pegas dipengaruhi oleh gaya pegas (F) yang besarnya
sebanding dengan simpangannya (y) dan arahnya berlawanan dengan arah
geraknya. Besar gaya tersebut adalah :

𝐹 = −𝑘. 𝑦

Dengan k adalah konstanta gaya pegas, y besarnya simpangan diukur dari


keadaan setimbang, dan tanda – (negatif) menunjukkan arah gaya F selalu
berlawanan dengan arah geraknya.

2. Periode dan Frekuensi pada Pegas


Periode pada gerak harmonik sederhana ternyata bergantung pada kekakuan
pegas dan juga pada massa m yang berisolasi. Sekarang kita akan menentukan
periode GHS pada pegas.

Periode :
𝑚
𝑇 = 2𝜋√
𝑘

Frekuensi :

1 𝑘
𝑓= √
2𝜋 𝑚
Keterangan :
T = periode (sekon)
f = frekuensi (Hz)
m = massa (kg)
k = konstanta pegas (N/m)

3. Periode dan Frekuensi pada Ayunan Sederhana (bandul)


Bentuk persamaan matematika gerak harmonik pada ayunan sederhana, yaitu
sebuah ayunan yang terbuat dari seutas tali panjang yang digantungi beban
bermassa m adalah sama dengan bentuk persamaan gerak harmonik pada pegas.
Periode :

𝑙
𝑇 = 2𝜋√
𝑔
245

Frekuensi :
1 𝑔
𝑓= √
2𝜋 𝑙

Keterangan :
𝑇 = Periode (sekon)
𝑓 = Frekuensi (Hz)
g = percepatan gravitasi (m/s 2 )
l = panjang tali bandul (m)

E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Diskusi, Praktikum, Tanya jawab

F. Kegiatan Pembelajaran
Langkah Pendekatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Kegiatan
Saintifik Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Orientasi - Membuka kelas - Menjawab dan 2 menit
dengan berdoa sebelum
mengucakpan memulai
salam dan pelajaran.
memulai kelas
dengan berdoa.
- Membagi siswa - Menyimak dan 3 menit
Pendahuluan
menjadi mengikuti
beberapa perintah guru
kelompok. satu dan langsung
kelompok terdiri duduk dengan
dari enam orang teman satu
kelompok
246

Langkah Pendekatan Deskripsi Kegiatan Alokasi


Kegiatan
Saintifik Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Apersepsi - Memberikan - Menjawab 3 menit
pertanyaan pertanyaan
mengenai materi yang diberikan
yang sudah oleh guru
dipelajari mengenai
sebelumnya persamaan
yaitu persamaan simpangan,
simpangan, kecepatan dan
kecepatan dan percepatan
percepatan pada pada gerak
gerak harmonik harmonik serta
serta sudut fase sudut fase dan
dan beda fase. beda fase.
Motivasi - Memberikan - Menyimak 5 menit
video yang video yang
membuat para sedang
siswa berlangsung.
termotivasi dan
berkaitan
dengan materi
yang akan
dipelajari.
Tujuan - Menyampaikan - Memperhatikan 2 menit
tujuan dan tujuan dan
indikator yang indikator yang
akan dicapai akan dicapai
selama
pembelajaran
247

Langkah Pendekatan Deskripsi Kegiatan Alokasi


Kegiatan
Saintifik Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Mengamati - Memberikan - Melakukan 5 menit
demonstrasi demonstrasi
mengenai yang telah
peristiwa yang dicontohkan
ada kaitannya oleh guru.
dengan
persamaan
hukum Hooke
(sebuah bandul
pegas yang
diberi beban
kemudian
ditarik ke
bawah)
Kegiatan Inti
Menanya - Menanyakan - Menjawab 5 menit
konsep dari pertanyaan
hukum Hooke. yang diberikan
(dari oleh guru dari
demonstrasi demonstrasi
yang telah yang telah
dilakukan, apa dilakukan.
yang kalian
ketahui tentang
persamaan
hukum Hooke?)
Mengeksplorasi - Menugaskan - Melakukan 40 menit
siswa untuk praktikum
melakukan
248

Langkah Pendekatan Deskripsi Kegiatan Alokasi


Kegiatan
Saintifik Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
praktikum secara
secara berkelompok.
berkelompok
dengan bantuan
LKS CTL
berbasis
Android.
- Menugaskan 25 menit
siswa untuk - Melakukan
melakukan diskusi secara
diskusi dan berkelompok
menjawab
pertanyaan yang
ada dalam LKS
CTL berbasis
Android.
Mengasosiasikan - Menghubungkan - Memperhatikan 5 menit
peristiwa- penjelasan dari
peristiwa terkait guru
pentingnya
pembelajaran
hukum Hooke
serta periode
dan frekuensi
yang berlaku
pada pegas dan
bandul dalam
249

Langkah Pendekatan Deskripsi Kegiatan Alokasi


Kegiatan
Saintifik Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
kehidupan
sehari-hari.
Mengkomunikasikan - Mempersilahkan - Dari masing- 25 menit
perwakilan masing
masing-masing kelompok,
kelompok untuk salah satu
menjelaskan perwakilan
hasil praktikum kelompok
dan diskusi mempresentasi-
kelompoknya. kan hasil
diskusi
kelompoknya.
- Memberikan - Mencatat 2 menit
kesimpulan kesimpulan
terkait materi yang
yang sudah dipaparkan
dipelajari. oleh guru.
- Mengevaluasi - Menjawab 10 menit
pemahaman pertanyaan-
siswa dengan pertanyaan
Penutup
melakukan kuis yang diberikan
terkait dengan oleh guru.
persamaan
hukum Hooke,
periode dan
frekuensi pada
pegas dan
bandul.
250

Langkah Pendekatan Deskripsi Kegiatan Alokasi


Kegiatan
Saintifik Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
- Mengkoreksi - Bersama 2 menit
lembar jawaban dengan guru
evaluasi siswa mengkoreksi
bersama-sama jawaban
dengan siswa. evaluasi.
- Menutup - Bersama 1 menit
pembelajaran dengan guru
dengan melakukan doa
memimpin doa
bersama

G. Alat Dan Sumber Belajar


1. Alat
Komputer, LCD, PowerPoint, Alat Praktikum
2. Sumber Belajar
a) Buku Fisika SMA kelas XI IPA, Erlangga 2013
b) LKS getaran harmonik berbentuk aplikasi di Android
c) Artikel mengenai getaran harmonik

H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar


1. Teknik Penilaian
a) Penilaian Sikap (Afektif)
Penilaian diambil dari pengamatan guru terhadap kegiatan peserta didik
dalam melakukan percobaan dan diskusi.
b) Penilaian Kinerja (Psikomotorik)
Penilaian diambil dari kinerja siswa saat melakukan observasi dan
berdiskusi.
c) Penilaian Produk / Tes Tertulis (kognitif)
Penilaian dilakukan dengan metode tes. Tes dapat berupa soal pilihan
ganda ataupun esai.
251

2. Bentuk instrumen
a) Tes Pilihan Ganda
b) Tes Uraian
c) LKS CTL berbasis Android

Mengetahui, Tangerang ,_________________


Guru Mata Pelajaran Fisika Mahasiswa Peneliti

---------------------------------------------- (Khikmatul Mungawanah)


NIP: NIM : 1111016300023
252

LAMPIRAN 1 PENILAIAN

A. Instrumen Penilaian Sikap (Afektif)


Kelas : XI MIA 2
No Nama Peserta Didik Kerja Santun Toleran Proaktif Bijaksana Jumlah Nilai Predikat
sama Skor
1 Aenaya Alfadhilah 3 3 4 3 3 16 80 SB
2 Afif Zulfikar Haris 3 3 3 3 3 15 75 B
3 Agung Wicaksono 3 3 4 3 3 16 80 SB
4 Amanda Ainun G 3 4 3 3 3 16 80 SB
5 Aprilia Dwi Ayu 4 3 3 3 3 16 80 SB
6 Astia Sepwesda 3 3 4 3 3 16 80 SB
7 Dela Erina Wuayanti 4 3 3 3 3 16 80 SB
8 Faqih Haidar Ali 3 3 4 3 3 16 80 SB
9 Fristian Saputra 3 3 3 4 4 17 85 SB
10 Hafiz Daryansyah 3 3 3 3 3 15 75 B
11 Ihza Alfaizu 3 3 3 3 4 16 80 SB
12 Ilham Ary Akbar 4 3 4 3 3 17 85 SB
13 Kenny Christiansyah 3 3 3 3 4 16 80 SB
14 Lukman Farizi D 3 3 4 3 3 16 80 SB
15 Marcelino Christian 3 3 3 3 4 16 80 SB
16 Marini Thian Ping 3 3 4 3 3 16 80 SB
17 Miranda 4 3 3 3 4 17 85 SB
18 Mita Nuraini 4 3 3 3 3 16 80 SB
19 M Ahman Luthfi 4 3 3 3 3 16 80 SB
20 M Freezar Virgiawan 3 4 3 3 3 16 80 SB
21 Mustika Ardiana P 3 3 4 3 3 16 80 SB
22 Mutaalimah Robibi 3 4 3 3 3 16 80 SB
23 Natasya Iskandar 4 3 3 3 3 16 80 SB
24 Naufal Syafiq P 3 4 3 3 3 16 80 SB
25 Nita Novia 3 3 3 4 3 16 80 SB
26 Novi Tri Wulandari 3 4 3 3 3 16 80 SB
27 Pris Larasati 3 3 3 3 3 15 75 B
28 Rafliyanto Arbi A 3 3 4 3 3 16 80 SB
29 Ricky Bagus H 3 3 3 3 3 15 75 B
30 Rizka Oktavia D 3 3 4 3 3 16 80 SB
31 Siswati Rahayu 4 3 3 3 3 16 80 SB
32 Siti Mas Uswatun H 4 3 3 3 3 16 80 SB
33 Siti Namira Salbia 3 3 3 3 3 15 75 B
34 Sungkun Mangraja D 4 3 3 3 3 16 80 SB
35 Wulan Damayanti 3 3 3 3 3 15 75 B
36 Yohanes 4 3 3 3 3 16 80 SB
253

Rubrik Penilaian :

Cara pengisian lembar penilaian sikap adalah dengan memberikan skor pada
kolom-kolom sesuai hasil pengamatan terhadap siswa selama kegiatan yaitu:

- Skor 1, jika tidak pernah berperilaku dalam kegiatan.


- Skor 2, jika kadang-kadang berperilaku dalam kegiatan.
- Skor 3, jika sering berperilaku dalam kegiatan.
- Skor 4, jika selalu berperilaku dalam kegiatan.
Penilaian sikap untuk setiap siswa dapat menggunakan rumus dan predikat berikut:

skor yang didapat


Rumusnya yaitu : nilai = x 100
skor maksimum

PREDIKAT NILAI
Sangat Baik (SB) 80 < AB < 100
Baik (B) 70 < B < 79
Cukup (C) 60 < C < 69
Kurang (K) < 60
254

B. Instrumen Penilaian Keterampilan (Psikomotorik)


Penilaian Praktikum
Kelas : XI MIA 2
Aspek yang Dinilai

No Nama Merangkai Skor Nilai Predikat


Pengolahan
Alat Pengamatan Kesimpulan
Data
Praktikum
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 Aenaya Alfadhilah 3 3 2 2 10 83 SB
2 Afif Zulfikar Haris 3 3 3 2 11 92 SB
3 Agung Wicaksono 2 2 3 3 10 83 SB
4 Amanda Ainun G 3 2 2 3 10 83 SB
5 Aprilia Dwi Ayu 2 3 3 3 11 92 SB
6 Astia Sepwesda 3 3 2 2 10 83 SB
7 Dela Erina Wuayanti 3 3 3 2 11 92 SB
8 Faqih Haidar Ali 3 2 2 2 9 75 B
9 Fristian Saputra 2 3 3 3 11 92 SB
10 Hafiz Daryansyah 3 3 3 2 11 92 SB
11 Ihza Alfaizu 3 2 2 2 9 75 B
12 Ilham Ary Akbar 2 3 3 3 11 92 SB
13 Kenny Christiansyah 3 2 2 3 10 83 SB
14 Lukman Farizi D 3 2 3 3 11 92 SB
15 Marcelino Christian 3 3 2 2 10 83 SB
16 Marini Thian Ping 2 3 3 2 10 83 SB
17 Miranda 3 2 2 3 10 83 SB
18 Mita Nuraini 3 2 3 1 9 75 B
19 M Ahman Luthfi 3 3 1 3 10 83 SB
20 M Freezar Virgiawan 1 3 3 3 10 83 SB
21 Mustika Ardiana P 3 3 2 2 10 83 SB
22 Mutaalimah Robibi 3 3 1 2 9 75 B
23 Natasya Iskandar 1 3 3 3 10 83 SB
24 Naufal Syafiq P 3 2 1 3 9 75 B
25 Nita Novia 3 2 3 3 11 92 SB
26 Novi Tri Wulandari 1 3 3 3 10 83 SB
27 Pris Larasati 3 3 3 2 11 92 SB
28 Rafliyanto Arbi A 3 3 1 2 9 75 B
29 Ricky Bagus H 2 2 3 3 10 83 SB
30 Rizka Oktavia D 3 2 3 2 10 83 SB
31 Siswati Rahayu 3 2 3 3 11 92 SB
32 Siti Mas Uswatun H 3 2 3 3 11 92 SB
33 Siti Namira Salbia 3 2 2 3 10 83 SB
34 Sungkun Mangraja D 3 3 2 3 11 92 SB
35 Wulan Damayanti 2 2 3 3 10 83 SB
36 Yohanes 3 3 2 2 10 83 SB
255

Rubrik Instrumen Penilaian Praktikum

Penilaian
Aspek yang Dinilai
1 2 3
Merangkai Rangkaian alat Rangkaian Rangkaian alat
tidak benar alat benar, benar dan rapih
tetapi tidak
rapih
Pengamatan Pengamatan Pengamatan Pengamatan
tidak cermat cermat, tetapi cermat, tetapi
mengandung bebas interpretasi
interpretasi
Data yang diperoleh Data tidak Data lengkap Data lengkap,
lengkap tetapi tidak terorganisir dan
terorganisir ditulis dengan
atau ada yang benar
salah
Kesimpulan Tidak benar Sebagian Semua benar
atau tidak kesimpulan atau sesuai
sesuai dengan ada yang tujuan
tujuan salah atau
tidak sesuai
tujuan

Penilaian praktikum untuk setiap kelompok dapat menggunakan rumus dan


predikat berikut:
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡
Rumusnya yaitu : nilai = x 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚

PREDIKAT NILAI
Sangat Baik (SB) 80 < AB < 100
Baik (B) 70 < B < 79
Cukup (C) 60 < C < 69
Kurang (K) < 60
256

C. Instrumen Penilaian Tes Tertulis (Kognitif)


Tes Pilihan Ganda
1. Sebuah benda bermassa 20 kg digantungkan pada ujung pegas sehingga pegas
bertambah panjang 10 cm. Tetapan pegas tersebut bernilai (g = 10m/s2) ….
a. 2 N/m
b. 20 N/m
c. 200 N/m
d. 2000 N/m
e. 20000 N/m
2. Sebuah beban bermassa 250 gram digantung dengan sebuah pegas yang memiliki
konstanta 100 N/m kemudian disimpangkan hingga terjadi getaran harmonis.
Berapakah periode getarannya ….
a. 0,1 π s
b. 0,01 π s
c. 0,2 π s
d. 0,002 π s
e. 0,3 π s
3. Sebuah pegas digantungkan vertikal, kemudian ujung bawahnya diberi beban 100 gram
sehingga panjangnya bertambah 10 cm. beban ditarik ke bawah, kemudian di lepas
hingga bergetar harmonis. Jika g = 10 m/s2, maka frekuensi getaran adalah ….
a. 1,6 Hz
b. 2,5 Hz
c. 3,2 Hz
d. 4,8 Hz
e. 5,0 Hz
4. Perhatikan pernyataan berikut :
(1) Panjang tali
(2) Massa benda
(3) Percepatan gravitasi
(4) Amplitudo ayunan
Besaran yang mempengaruhi periode ayunan bandul adalah besaran nomor ….
a. (1),(2),(3), dan (4)
b. (1),(2), dan (3)
c. (1) dan (3) saja
d. (2) dan (4) saja
e. (4) saja
5. Sebuah pegas yang panjangnya 20 cm digantungkan vertikal. Kemudian ujung
bawahnya diberi beban 200 gram sehingga panjangnya bertambah 10 cm. Beban ditarik
5 cm ke bawah kemudian dilepas hingga beban bergetar harmonis. Jika g = 10 m/s2,
maka frekuensi getaran adalah ….
a. 0,5 Hz
b. 1,6 Hz
c. 5,0 Hz
d. 18 Hz
e. 62,8 Hz
257

Rubrik Penilaian
No Pilihan Ganda Skor
1. Diketahui : 5
m = 20 kg
ΔX = 10 cm = 0,1 m
Ditanya : k ?
Penyelesaian :
F=mg
F = 20 10
F = 200 N
F = k . ΔX
200 = k . 0,1
k = 2000 N/m
Kunci Jawaban : D
2. Diketahui : 5
m = 250 gram = 0,25 kg
k = 100 N/m
Ditanya : T ?
Penyelesaian :

𝑚
𝑇 = 2𝜋√
𝑘
0,25
𝑇 = 2𝜋√
100
𝑇 = 2𝜋√0,0025
𝑇 = 2𝜋 0,05
𝑇 = 0,1 𝜋 𝑠
Kunci Jawaban : A
3. Diketahui : 5
m = 100 gram = 0,1 kg
ΔX = 10 cm = 0,1 m
g = 10 m/s2
Ditanya : f ?
Penyelesaian :
F = k . ΔX
m.g = k . ΔX
0,1 . 10 = k . 0,1
1 = k . 0,1
k = 10 N / m
1 𝑘
𝑓= √
2𝜋 𝑚

1 10
𝑓= √
2𝜋 0,1
1
𝑓= √100
2𝜋
258

1
𝑓= . 10
2𝜋
10
𝑓=
2. 3,14
𝑓 = 1,6 𝐻𝑧

Kunci Jawaban : A
4. Rumus periode ayunan yaitu : 5
𝑙
T= 2π√𝑔
Jadi yang mempengaruhi periode ayunan bandul adalah panjang
tali dan percepatan gravitasi
Kunci Jawaban : C
5. Diketahui : 5
X1 = 20 cm = 0,2 m
X2 = 10 cm = 0,1 m
ΔX = 0,2 – 0,1 = 0,1 m
m = 200 gram = 0,2 kg
g = 10 m/s2
Ditanya : f ?
Penyelesaian :
F = k . ΔX
m . g = k . ΔX
0,2 . 10 = k . 0,1
2 = k . 0,1
k = 2/0,1
k = 20 N/m
1 𝑘
𝑓= √
2𝜋 𝑚

1 20
𝑓= √
2𝜋 0,2
1
𝑓= √100
2𝜋
1
𝑓= 10
2𝜋
5
𝑓 = = 1,6 𝐻𝑧
𝜋
Kunci Jawaban : B

PG = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓 𝒙 𝟒
PREDIKAT NILAI
Sangat Baik (SB) 80 < AB < 100
Baik (B) 70 < B < 79
Cukup (C) 60 < C < 69
Kurang (K) < 60
259

Data Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen


Nilai Pretest
Siswa
Kontrol Eksperimen
1 45 46
2 40 23
3 34 46
4 42 42
5 35 42
6 7 38
7 35 38
8 26 26
9 34 20
10 30 30
11 45 46
12 37 30
13 38 38
14 34 46
15 42 46
16 46 42
17 30 42
18 42 46
19 42 23
20 30 19
21 42 42
22 30 38
23 53 30
24 34 20
25 23 23
26 46 23
27 42 42
28 23 30
29 37 34
30 42 34
31 38 37
32 30 23
33 42 38
34 37 46
35 23 26
36 42 23
N.Terendah 7 19
N.Tertinggi 53 46
Rata-Rata 36,83 33,61
Modus 43,56 24,72
Median 38 35,17
S.Deviasi 8,93 8,37
SD2 79,74 70,06
260

Hasil Pretest Kelas Kontrol

Perolehan nilai terendah sampai tertinggi yang diperoleh dari hasil pretest:
7 23 23 23 26 30 30 30 30 30
34 34 34 34 35 35 37 37 37 38
38 40 42 42 42 42 42 42 42 42
42 45 45 46 46 53
Dari data diatas, maka dapat ditentukan beberapa nilai, yaitu:
a. Jumlah siswa (n) = 36
b. Nilai maksimal (Xmax) = 53
c. Nilai minimal (Xmin) =7

Untuk membuat tabel distribusi frekuensi diperlukan beberapa nilai, diantaranya


yaitu:
a. Rentang (R) = Xmax - Xmin
= 53 – 7
= 46
b. Banyaknya kelas (K) = 1 + 3.3 log n
= 1 + 3.3 log 36
= 6,13 ≈ 7
c. Panjang kelas (P) = R/K
= 46/7
= 6,57 ≈ 7
Tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Titik
Frekuensi Batas
Interval Tengah Xi2 Fi.Xi Fi.Xi2
(Fi) Kelas
(Xi)
7-13 1 6,5 10 100 10 100
14-20 0 13,5 17 289 0 0
21-27 4 20,5 24 576 96 2304
28-34 9 27,5 31 961 279 8649
35-41 8 34,5 38 1444 304 11552
42-48 13 41,5 45 2025 585 26325
49-55 1 48,5 52 2704 52 2704
Jumlah 36 1326 51634
261

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa


nilai, yaitu:
a. Rata-rata (𝑋̅)
Σ𝑓𝑖 . 𝑥𝑖
𝑋̅ =
Σ𝑓𝑖
1326
𝑋̅ =
36
𝑋̅ = 36,83
b. Median (Me)
1
𝑁 − Σ𝑓𝑀𝑒
𝑀𝑒 = 𝑇𝐵 + 2 .𝑐
𝑓𝑀𝑒
Dimana:
Me : median
TB : tepi bawah kelas median
N : banyak nilai pengamatan
Σ𝑓𝑀𝑒 : jumlah frekuensi sebelum frekuensi median
𝑓𝑀𝑒 : frekuensi median
𝑐 : interval kelas
Maka,
1
𝑁 − Σ𝑓𝑀𝑒
𝑀𝑒 = 𝑇𝐵 + 2 .𝑐
𝑓𝑀𝑒
1
36 − 14
𝑀𝑒 = 34,5 + 2 .7
8
18 − 14
𝑀𝑒 = 34,5 + .7
8
4
𝑀𝑒 = 34,5 + . 7
8
28
𝑀𝑒 = 34,5 +
8
𝑀𝑒 = 34,5 + 3,5
𝑀𝑒 = 38
c. Modus (Mo)
Δ1
𝑀𝑜 = 𝑇𝐵 + .𝑐
Δ1 + Δ2
262

Dimana:
Mo : modus
TB : tepi bawah kelas modus
Δ1 : frekuensi modus – frekuensi sebelum frekuensi modus
Δ2 : frekuensi modus – frekuensi sesudah frekuensi modus
c : interval kelas
Maka,
Δ1
𝑀𝑜 = 𝑇𝐵 + .𝑐
Δ1 + Δ2
5
𝑀𝑜 = 41,5 + .7
5 + 12
5
𝑀𝑜 = 41,5 + .7
17
𝑀𝑜 = 41,5 + 2,06
𝑀𝑜 = 43,56
d. Standar Deviasi (SD)

𝑛. Σ𝑓𝑖 . 𝑥𝑖2 − (Σ𝑓𝑖 . 𝑥𝑖 )2


𝑆𝐷 = √
𝑛(𝑛 − 1)

36 . 51634 − (1326)2
𝑆𝐷 = √
36(36 − 1)

1858824 − 1758276
𝑆𝐷 = √
36(35)

100548
𝑆𝐷 = √
1260

𝑆𝐷 = √79,8
𝑆𝐷 = 8,93
263

Hasil Pretest Kelas Eksperimen

Perolehan nilai terendah sampai tertinggi yang diperoleh dari hasil pretest:
19 20 20 23 23 23 23 23 23 26
26 30 30 30 30 34 34 37 38 38
38 38 38 42 42 42 42 42 42 46
46 46 46 46 46 46
Dari data diatas, maka dapat ditentukan beberapa nilai, yaitu:
a. Jumlah siswa (n) = 36
b. Nilai maksimal (Xmax) = 46
c. Nilai minimal (Xmin) = 19

Untuk membuat tabel distribusi frekuensi diperlukan beberapa nilai, diantaranya


yaitu:
a. Rentang (R) = Xmax - Xmin
= 46 - 19
= 27
b. Banyaknya kelas (K) = 1 + 3.3 log n
= 1 + 3.3 log 36
= 6,13 ≈ 7
c. Panjang kelas (P) = R/K
= 27/7
= 3,85 ≈ 4
Tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Frekuensi Batas Titik Tengah
Interval Xi2 Fi.Xi Fi.Xi2
(Fi) Kelas (Xi)
19-22 3 18,5 20,5 420.25 61.5 1260.75
23-26 8 22,5 24,5 600.25 196 4802
27-30 4 26,5 28,5 812.25 114 3249
31-34 2 30,5 32,5 1056.25 65 2112.5
35-38 6 34,5 36,5 1332.25 219 7993.5
39-42 6 38,5 40,5 1640.25 243 9841.5
43-46 7 42,5 44,5 1980.25 311.5 13861.75
Jumlah 36 1210 43121
264

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa


nilai, yaitu:
a. Rata-rata (𝑋̅)
Σ𝑓𝑖 . 𝑥𝑖
𝑋̅ =
Σ𝑓𝑖
1210
𝑋̅ =
36
𝑋̅ = 33,61
b. Median (Me)
1
𝑁 − Σ𝑓𝑀𝑒
𝑀𝑒 = 𝑇𝐵 + 2 .𝑐
𝑓𝑀𝑒
Dimana:
Me : median
TB : tepi bawah kelas median
N : banyak nilai pengamatan
Σ𝑓𝑀𝑒 : jumlah frekuensi sebelum frekuensi median
𝑓𝑀𝑒 : frekuensi median
𝑐 : interval kelas
Maka,
1
𝑁 − Σ𝑓𝑀𝑒
𝑀𝑒 = 𝑇𝐵 + 2 .𝑐
𝑓𝑀𝑒
1
36 − 17
𝑀𝑒 = 34,5 + 2 .4
6
18 − 17
𝑀𝑒 = 34,5 + .4
6
1
𝑀𝑒 = 34,5 + . 4
6
𝑀𝑒 = 34,5 + 0,67
𝑀𝑒 = 35,17
c. Modus (Mo)
Δ1
𝑀𝑜 = 𝑇𝐵 + .𝑐
Δ1 + Δ2
265

Dimana:
Mo : modus
TB : tepi bawah kelas modus
Δ1 : frekuensi modus – frekuensi sebelum frekuensi modus
Δ2 : frekuensi modus – frekuensi sesudah frekuensi modus
c : interval kelas
Maka,
Δ1
𝑀𝑜 = 𝑇𝐵 + .𝑐
Δ1 + Δ2
5
𝑀𝑜 = 22,5 + .4
5+4
5
𝑀𝑜 = 22,5 + . 4
9
𝑀𝑜 = 22,5 + 2,22
𝑀𝑜 = 24,72
d. Standar Deviasi (SD)

𝑛. Σ𝑓𝑖 . 𝑥𝑖2 − (Σ𝑓𝑖 . 𝑥𝑖 )2


𝑆𝐷 = √
𝑛(𝑛 − 1)

36 . 43121 − (1210)2
𝑆𝐷 = √
36(36 − 1)

1552356 − 1464100
𝑆𝐷 = √
36(35)

88256
𝑆𝐷 = √
1260

𝑆𝐷 = √70,04
𝑆𝐷 = 8,37
266

Data Hasil Posttestt Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen


Nilai Posttest
Siswa
Kontrol Eksperimen
1 57 50
2 84 53
3 69 53
4 65 61
5 73 73
6 57 65
7 50 69
8 61 76
9 65 65
10 61 73
11 61 50
12 53 61
13 57 69
14 57 61
15 61 76
16 69 61
17 50 65
18 69 76
19 76 69
20 69 69
21 65 76
22 50 73
23 61 69
24 65 73
25 46 53
26 46 73
27 53 73
28 69 69
29 50 69
30 53 73
31 65 80
32 57 61
33 61 61
34 61 69
35 46 73
36 57 57
N.Terendah 46 50
N.Tertinggi 84 80
Rata-Rata 59,83 66,58
Modus 65 67,62
Median 59,21 67,22
S.Deviasi 8,81 7,91
SD2 77,61 62,56
267

Hasil Posttest Kelas Kontrol

Perolehan nilai terendah sampai tertinggi yang diperoleh dari hasil pretest:
46 46 46 50 50 50 50 53 53 53
57 57 57 57 57 57 61 61` 61 61
61 61 61 65 65 65 65 65 69 69
69 69 69 73 76 84
Dari data diatas, maka dapat ditentukan beberapa nilai, yaitu:
a. Jumlah siswa (n) = 36
b. Nilai maksimal (Xmax) = 84
c. Nilai minimal (Xmin) = 46

Untuk membuat tabel distribusi frekuensi diperlukan beberapa nilai, diantaranya


yaitu:
a. Rentang (R) = Xmax - Xmin
= 84 - 46
= 38
b. Banyaknya kelas (K) = 1 + 3.3 log n
= 1 + 3.3 log 36
= 6,13 ≈ 7
c. Panjang kelas (P) = R/K
= 38/7
= 5,4 ≈ 6
Tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Frekuensi Batas Titik Tengah
Interval Xi2 Fi.Xi Fi.Xi2
(Fi) Kelas (Xi)
19-28 7 45.5 48.5 2352.25 339.5 16465.75
29-38 9 51.5 54.5 2970.25 490.5 26732.25
39-48 7 57.5 60.5 3660.25 423.5 25621.75
49-58 10 63.5 66.5 4422.25 665 44222.5
59-68 1 69.5 72.5 5256.25 72.5 5256.25
69-78 1 75.5 78.5 6162.25 78.5 6162.25
79-88 1 81.5 84.5 7140.25 84.5 7140.25
Jumlah 36 2154 131601
268

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa


nilai, yaitu:
a. Rata-rata (𝑋̅)
Σ𝑓𝑖 . 𝑥𝑖
𝑋̅ =
Σ𝑓𝑖
2154
𝑋̅ =
36
𝑋̅ = 59,83
b. Median (Me)
1
𝑁 − Σ𝑓𝑀𝑒
𝑀𝑒 = 𝑇𝐵 + 2 .𝑐
𝑓𝑀𝑒
Dimana:
Me : median
TB : tepi bawah kelas median
N : banyak nilai pengamatan
Σ𝑓𝑀𝑒 : jumlah frekuensi sebelum frekuensi median
𝑓𝑀𝑒 : frekuensi median
𝑐 : interval kelas
Maka,
1
𝑁 − Σ𝑓𝑀𝑒
𝑀𝑒 = 𝑇𝐵 + 2 .𝑐
𝑓𝑀𝑒
1
36 − 16
𝑀𝑒 = 57,5 + 2 .6
7
18 − 16
𝑀𝑒 = 57,5 + .6
7
2
𝑀𝑒 = 57,5 + . 6
7
𝑀𝑒 = 57,5 + 1,71
𝑀𝑒 = 59,21
c. Modus (Mo)
Δ1
𝑀𝑜 = 𝑇𝐵 + .𝑐
Δ1 + Δ2
269

Dimana:
Mo : modus
TB : tepi bawah kelas modus
Δ1 : frekuensi modus – frekuensi sebelum frekuensi modus
Δ2 : frekuensi modus – frekuensi sesudah frekuensi modus
c : interval kelas
Maka,
Δ1
𝑀𝑜 = 𝑇𝐵 + .𝑐
Δ1 + Δ2
3
𝑀𝑜 = 63,5 + .6
3+9
3
𝑀𝑜 = 63,5 + .6
12
𝑀𝑜 = 63,5 + 1,5
𝑀𝑜 = 65
d. Standar Deviasi (SD)

𝑛. Σ𝑓𝑖 . 𝑥𝑖2 − (Σ𝑓𝑖 . 𝑥𝑖 )2


𝑆𝐷 = √
𝑛(𝑛 − 1)

36 . 131601 − (2154)2
𝑆𝐷 = √
36(36 − 1)

4737636 − 4639716
𝑆𝐷 = √
36(35)

97920
𝑆𝐷 = √
1260

𝑆𝐷 = √77,71
𝑆𝐷 = 8,81
270

Hasil Posttest Kelas Eksperimen

Perolehan nilai terendah sampai tertinggi yang diperoleh dari hasil pretest:
50 50 53 53 53 57 61 61 61 61
61 61 65 65 65 69 69 69 69 69
69 69 69 73 73 73 73 73 73 73
73 76 76 76 76 80
Dari data diatas, maka dapat ditentukan beberapa nilai, yaitu:
a. Jumlah siswa (n) = 36
b. Nilai maksimal (Xmax) = 80
c. Nilai minimal (Xmin) = 50

Untuk membuat tabel distribusi frekuensi diperlukan beberapa nilai, diantaranya


yaitu:
a. Rentang (R) = Xmax - Xmin
= 80 - 50
= 30
b. Banyaknya kelas (K) = 1 + 3.3 log n
= 1 + 3.3 log 36
= 6,13 ≈ 7
c. Panjang kelas (P) = R/K
= 30/7
= 4,28 ≈ 5
Tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Frekuensi Batas Titik Tengah
Interval Xi2 Fi.Xi Fi.Xi2
(Fi) Kelas (Xi)
50-54 5 49,5 52 2704 260 13520
55-59 1 54,5 57 3249 57 3249
60-64 6 59,5 62 3844 372 23064
65-69 11 64,5 67 4489 737 49379
70-74 8 69,5 72 5184 576 41472
75-79 4 74,5 77 5929 308 23716
80-84 1 79,5 82 6724 82 6724
Jumlah 36 2392 161124
271

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa


nilai, yaitu:
a. Rata-rata (𝑋̅)
Σ𝑓𝑖 . 𝑥𝑖
𝑋̅ =
Σ𝑓𝑖
2392
𝑋̅ =
36
𝑋̅ = 66,44
b. Median (Me)
1
𝑁 − Σ𝑓𝑀𝑒
𝑀𝑒 = 𝑇𝐵 + 2 .𝑐
𝑓𝑀𝑒
Dimana:
Me : median
TB : tepi bawah kelas median
N : banyak nilai pengamatan
Σ𝑓𝑀𝑒 : jumlah frekuensi sebelum frekuensi median
𝑓𝑀𝑒 : frekuensi median
𝑐 : interval kelas
Maka,
1
𝑁 − Σ𝑓𝑀𝑒
𝑀𝑒 = 𝑇𝐵 + 2 .𝑐
𝑓𝑀𝑒
1
36 − 12
𝑀𝑒 = 64,5 + 2 .5
11
18 − 12
𝑀𝑒 = 64,5 + .5
11
6
𝑀𝑒 = 64,5 + . 5
11
𝑀𝑒 = 64,5 + 2,72
𝑀𝑒 = 67,22
c. Modus (Mo)
Δ1
𝑀𝑜 = 𝑇𝐵 + .𝑐
Δ1 + Δ2
272

Dimana:
Mo : modus
TB : tepi bawah kelas modus
Δ1 : frekuensi modus – frekuensi sebelum frekuensi modus
Δ2 : frekuensi modus – frekuensi sesudah frekuensi modus
c : interval kelas
Maka,
Δ1
𝑀𝑜 = 𝑇𝐵 + .𝑐
Δ1 + Δ2
5
𝑀𝑜 = 64,5 + .5
5+3
5
𝑀𝑜 = 64,5 + . 5
8
𝑀𝑜 = 64,5 + 3,12
𝑀𝑜 = 67,62
d. Standar Deviasi (SD)

𝑛. Σ𝑓𝑖 . 𝑥𝑖2 − (Σ𝑓𝑖 . 𝑥𝑖 )2


𝑆𝐷 = √
𝑛(𝑛 − 1)

36 . 161124 − (2392)2
𝑆𝐷 = √
36(36 − 1)

5800464 − 5721664
𝑆𝐷 = √
36(35)

78800
𝑆𝐷 = √
1260

𝑆𝐷 = √62,54
𝑆𝐷 = 7,91
273

Lampiran 3C
Uji Normalitas Data Pretest

Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol:


Test Statistics
SCORE
Chi-Square 21.778a
df 12
Asymp.
.040
Sig.

Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen:


Test Statistics
SCORE
Chi-Square 12.889a
df 9
Asymp.
.168
Sig.

Analisa:
H0 : Data pretest terdistribusi normal.
H1 : Data pretest tidak terdistribusi normal.
Jika significance < 0.05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Jika significance > 0.05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Kesimpulan :
Pretest Kelas Kontrol, 0.040 < 0.05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Pretest Kelas Eksperimen, 0.168 > 0.05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
274

Lampiran 3D
Uji Normalitas Data Posttest

Hasil Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol:


Test Statistics
SCORE
Chi-Square 11.778a
df 9
Asymp.
.226
Sig.

Hasil Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen:


Test Statistics
SCORE
Chi-Square 15.000a
df 8
Asymp.
.059
Sig.

Analisa:
H0 : Data pretest terdistribusi normal.
H1 : Data pretest tidak terdistribusi normal.
Jika significance < 0.05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Jika significance > 0.05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Kesimpulan :
Posttest Kelas Kontrol, 0.226 > 0.05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Posttest Kelas Eksperimen, 0.059 > 0.05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
275

Lampiran 3E
Uji Homogenitas Data Pretest

Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest :

Test of Homogeneity of Variance


Levene
Statistic df1 df2 Sig.
score Based on Mean 1.925 1 70 .170
Based on Median 1.397 1 70 .241
Based on Median and
1.397 1 69.729 .241
with adjusted df
Based on trimmed
1.976 1 70 .164
mean

Analisa:
H0 : Kedua data homogen.
H1 : Kedua data tidak homogen (heterogen).
Jika significance < 0.05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Jika significance > 0.05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Kesimpulan :
Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 0.170 > 0.05, maka H0 diterima dan
H1 ditolak.
276

Lampiran 3F
Uji Homogenitas Data Posttest

Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Posttest :

Test of Homogeneity of Variance


Levene
Statistic df1 df2 Sig.
posttest Based on Mean .025 1 70 .875
Based on Median .150 1 70 .700
Based on Median and
.150 1 70.000 .700
with adjusted df
Based on trimmed
.053 1 70 .819
mean

Analisa:
H0 : Kedua data homogen.
H1 : Kedua data tidak homogen (heterogen).
Jika significance < 0.05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Jika significance > 0.05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Kesimpulan :
Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 0.875 > 0.05, maka H0 diterima dan
H1 ditolak.
277

Lampiran 3G
Uji Hipotesis Data Pretest

Ranks

class N Mean Rank Sum of Ranks


score kontrol 36 37.96 1366.50
eksperimen 36 35.04 1261.50
Total 72

Test Statisticsa
score
Mann-Whitney U 595.500
Wilcoxon W 1261.500
Z -.596
Asymp. Sig. (2-
.551
tailed)
a. Grouping Variable: class

Analisa :
H0 : tidak terdapat pengaruh LKS Contextual Teaching and Learning (CTL)
Berbasis Android terhadap hasil belajar siswa pada konsep getaran
harmonik.
H1 : terdapat pengaruh LKS Contextual Teaching and Learning (CTL) Berbasis
Android terhadap hasil belajar siswa pada konsep getaran harmonik.
Jika significance > 0.05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Jika significance < 0.05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Kesimpulan:
0.551 > 0.05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
278

Lampiran 3H
Uji Hipotesis Data Posttest

Ranks

class N Mean Rank Sum of Ranks


score control 36 28.67 1032.00
treatment 36 44.33 1596.00
Total 72

Test Statisticsa
posttest
Mann-Whitney U 369.000
Wilcoxon W 1035.000
Z -3.170
Asymp. Sig. (2-
.002
tailed)
a. Grouping Variable: class

Analisa :
H0 : tidak terdapat pengaruh LKS Contextual Teaching and Learning (CTL)
Berbasis Android terhadap hasil belajar siswa pada konsep getaran
harmonik.
H1 : terdapat pengaruh LKS Contextual Teaching and Learning (CTL) Berbasis
Android terhadap hasil belajar siswa pada konsep getaran harmonik.
Jika significance > 0.05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Jika significance < 0.05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Kesimpulan:
0.002 < 0.05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Lampiran 3I

Perhitungan Nilai Rata-Rata Jenjang Kognitif Pretest Kelas Kontrol

No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Jumlah
25 2 29 1 19 32 22 21 25 21 12 20 9 9 14 25 14 23 16 22 21 19 14 7 4 21
Benar
Presentase
69 6 81 3 53 89 61 58 69 58 33 56 25 25 39 69 39 64 44 61 58 53 39 19 11 58
(dalam %)
Jenjang
C1 C1 C2 C2 C1 C2 C3 C3 C1 C2 C3 C4 C3 C3 C2 C3 C3 C3 C4 C4 C4 C3 C3 C4 C4 C4
Kogniif

Jumlah siswa : 36
𝟔𝟗%+𝟔%+𝟓𝟑%+𝟔𝟗%
Rata-rata C1 : = 𝟒𝟗%
𝟒
𝟖𝟏%+𝟑%+𝟖𝟗%+𝟓𝟖%+𝟑𝟗%
Rata-rata C2 : = 𝟓𝟒%
𝟓
𝟔𝟏%+𝟓𝟖%+𝟑𝟑%+𝟐𝟓%+𝟐𝟓%+𝟔𝟗%+𝟑𝟗%+𝟔𝟒%+𝟓𝟑%+𝟑𝟗%
Rata-rata C3 : = 𝟒𝟕%
𝟏𝟎
𝟓𝟔%+𝟒𝟒%+𝟔𝟏%+𝟓𝟖%+𝟏𝟗%+𝟏𝟏%+𝟓𝟖%
Rata-rata C4 : = 𝟒𝟒%
𝟕
Lampiran 3I

Perhitungan Nilai Rata-Rata Jenjang Kognitif Pretest Kelas Eksperimen

No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Jumlah
31 0 14 1 10 31 19 29 31 5 3 26 0 3 19 24 20 24 6 25 4 2 2 1 12 3
Benar
Presentase
86 0 39 3 28 86 53 81 86 14 8 72 0 8 53 67 56 67 17 69 11 6 6 3 33 8
(dalam %)
Jenjang
C1 C1 C2 C2 C1 C2 C3 C3 C1 C2 C3 C4 C3 C3 C2 C3 C3 C3 C4 C4 C4 C3 C3 C4 C4 C4
Kogniif

Jumlah siswa : 36
𝟖𝟔%+𝟎%+𝟐𝟖%+𝟖𝟔%
Rata-rata C1 : = 𝟓𝟎%
𝟒
𝟑𝟗%+𝟑%+𝟖𝟔%+𝟏𝟒%+𝟓𝟑%
Rata-rata C2 : = 𝟑𝟗%
𝟓
𝟓𝟑%+𝟖𝟏%+𝟖%+𝟎%+𝟖%+𝟔𝟕%+𝟓𝟔%+𝟔𝟕%+𝟔%+𝟔%
Rata-rata C3 : = 𝟑𝟓%
𝟏𝟎
𝟕𝟐%+𝟏𝟕%+𝟔𝟗%+𝟏𝟏%+𝟑%+𝟑𝟑%+𝟖%
Rata-rata C4 : = 𝟑𝟏%
𝟕
Lampiran 3J

Perhitungan Nilai Rata-Rata Jenjang Kognitif Posttest Kelas Kontrol

No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Jumlah
33 31 32 17 33 31 29 33 28 28 20 24 15 9 11 16 29 27 33 28 12 26 3 0 6 17
Benar
Presentase
92 86 89 47 92 86 81 92 78 78 56 67 42 25 31 44 81 75 92 78 33 72 8 0 17 47
(dalam %)
Jenjang
C1 C1 C2 C2 C1 C2 C3 C3 C1 C2 C3 C4 C3 C3 C2 C3 C3 C3 C4 C4 C4 C3 C3 C4 C4 C4
Kogniif

Jumlah siswa : 36
𝟗𝟐%+𝟖𝟔%+𝟗𝟐%+𝟕𝟖%
Rata-rata C1 : = 𝟖𝟕%
𝟒
𝟖𝟗%+𝟒𝟕%+𝟖𝟔%+𝟕𝟖%+𝟑𝟏%
Rata-rata C2 : = 𝟔𝟔%
𝟓
𝟖𝟏%+𝟗𝟐%+𝟓𝟔%+𝟒𝟐%+𝟐𝟓%+𝟒𝟒%+𝟖𝟏%+𝟕𝟓%+𝟕𝟐%+𝟖%
Rata-rata C3 : = 𝟓𝟖%
𝟏𝟎
𝟔𝟕%+𝟗𝟐%+𝟕𝟖%+𝟑𝟑%+𝟎%+𝟏𝟕%+𝟒𝟕%
Rata-rata C4 : = 𝟒𝟖%
𝟕
Lampiran 3J

Perhitungan Nilai Rata-Rata Jenjang Kognitif Posttest Kelas Eksperimen

No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Jumlah
36 26 33 7 28 36 27 34 35 29 7 14 14 34 10 19 30 30 30 26 12 28 6 3 32 34
Benar
Presentase
100 72 92 19 78 100 75 94 97 81 19 39 39 94 28 53 83 83 83 72 33 78 17 8 89 94
(dalam %)
Jenjang
C1 C1 C2 C2 C1 C2 C3 C3 C1 C2 C3 C4 C3 C3 C2 C3 C3 C3 C4 C4 C4 C3 C3 C4 C4 C4
Kogniif

Jumlah siswa : 36
𝟏𝟎𝟎%+𝟕𝟐%+𝟕𝟖%+𝟗𝟕%
Rata-rata C1 : = 𝟖𝟕%
𝟒
𝟗𝟐%+𝟏𝟗%+𝟏𝟎𝟎%+𝟖𝟏%+𝟐𝟖%
Rata-rata C2 : = 𝟔𝟒%
𝟓
𝟕𝟓%+𝟗𝟒%+𝟏𝟗%+𝟑𝟗%+𝟗𝟒%+𝟓𝟑%+𝟖𝟑%+𝟖𝟑%+𝟕𝟖%+𝟏𝟕%
Rata-rata C3 : = 𝟔𝟒%
𝟏𝟎
𝟑𝟗%+𝟖𝟑%+𝟕𝟐%+𝟑𝟑%+𝟖%+𝟖𝟗%+𝟗𝟒%
Rata-rata C4 : = 𝟔𝟎%
𝟏𝟎
283

Lampiran 3K

Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar Setiap Jenjang Kognitif


Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

a. Kelas Kontrol
Kelas C1 C2 C3 C4
Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest
Kontrol
49% 87% 54% 66% 47% 58% 44% 48%
N-Gain 0.75 0.26 0.21 0.07
Kategori Tinggi Rendah Rendah Rendah
Rata-
0.32
rata
Kategoti Sedang

b. Kelas Eksperimen
Kelas C1 C2 C3 C4
Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest
Kontrol
50% 87% 39% 64% 35% 64% 31% 60%
N-Gain 0.74 0.41 0.45 0.42
Kategori Tinggi Sedang Sedang Sedang
Rata-
0.51
rata
Kategoti Sedang
284

Lampiran 3L
Data Angket Respon Siswa

Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3


Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 3 4 1 3 3 4 4 4 2 4
2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
3 4 4 4 5 3 5 4 5 5 4
4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
5 4 3 3 4 4 4 3 3 5 5
6 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4
7 4 4 5 3 3 3 5 4 5 4
8 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4
9 4 2 5 3 4 4 4 4 3 3
10 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4
11 5 3 4 2 3 4 4 4 4 3
12 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4
13 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4
14 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4
15 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4
16 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3
17 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4
18 5 3 5 4 5 4 4 4 5 3
19 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
20 4 3 5 5 3 4 4 3 5 4
21 4 4 4 3 4 4 4 3 4 2
22 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3
23 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3
24 5 4 5 4 4 4 4 4 4 3
25 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4
26 4 3 4 5 4 5 4 5 4 4
27 4 2 4 4 4 4 3 4 3 4
28 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4
29 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4
30 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3
31 3 3 3 5 5 3 4 3 4 4
32 5 5 4 4 3 4 3 5 4 4
33 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4
34 4 5 4 5 4 4 3 4 3 3
35 4 4 4 4 3 3 4 4 5 5
36 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4
Jumlah 144 123 141 139 133 143 133 141 142 135
Presentase 80% 68,3% 78,3% 77,2% 73,8% 79,4% 73,8% 78,3% 78,8% 75%
75,9% 76,6% 76,4%
Rata-Rata
76,3%

Anda mungkin juga menyukai