Anda di halaman 1dari 270

PENGARUH WEBSITE BERBASIS GAYA BELAJAR VISUAL

TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI


GELOMBANG BUNYI

(Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 1 Cikande Tahun Ajaran 2022/2023)

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :
DINI INDRIYANI
11180163000010

JURUSAN TADRIS FISIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2022
i
ii
iii
ABSTRAK

Dini Indriyani (11180163000010), Pengaruh Website Berbasis Gaya Belajar


Visual terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Gelombang
Bunyi, Skripsi Program Studi Tadris Fisika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2022.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh website berbasis gaya
belajar visual terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi gelombang
bunyi. Metode penelitian yang digunakan yaitu kuasi eksperimen dengan desain
penelitian nonequivalent control group design. Penelitian dilaksanakan di SMAN
1 Cikande, Kabupaten Serang selama tiga minggu. Sampel diambil dengan teknik
purposive sampling. Jumlah sampel secara keseluruhan adalah 60 siswa dengan
gaya belajar visual, 30 siswa di kelas kontrol dan 30 siswa untuk kelas eksperimen.
Pada uji reabilitas instrumen tes diperoleh hasil 0,84 dengan kategori sangat tinggi.
Pada uji validitas konstruk instrumen tes didapati kategori valid untuk semua soal
tes yang digunakan. Pada uji validitas isi instrumen tes pada aspek materi, kontruksi
dan bahasa didapati nilai dengan kategori sangat sesuai. Untuk uji hipotesis
menggunakan uji Mann Whitney U dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05).
Diperoleh hasil uji hipotesis 𝐻0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh pengaruh website berbasis gaya belajar visual terhadap kemampuan
berpikir kritis siswa pada materi gelombang bunyi. Dari hasil uji N-Gain diperoleh
N-Gain kelas eksperimen meningkat lebih tinggi, yaitu 0,39 (kategori sedang)
dibandingkan dengan N-Gain kelas kontrol, yaitu 0,09 (kategori rendah). Dari
respon siswa terhadap penggunaan website berbasis gaya belajar sangat baik
(81,26%). Dampak dilakukannya penelitian ini yaitu penggunaan website berbasis
gaya belajar visual mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Kata Kunci: Website, Gaya Belajar Visual, Kemampuan Berpikir Kritis,


Gelombang Bunyi.

iv
ABSTRACT

Dini Indriyani (11180163000010), The Effect of Websites Based on Visual


Learning Styles on Students' Critical Thinking Ability on Sound Wave Material,
Thesis, Graduate Program of Physics Education, Faculty of Educational Science,
Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta , 2022.

The purpose of this study was to determine the effect of websites based on visual
learning styles on critical thinking skills on sound wave equipment. The research
method used is a quasi-experimental research design with a non-equivalent control
group design. The research was conducted at SMAN 1 Cikande, Serang Regency
for three weeks. Samples were taken by a purposive sampling technique. The total
number of samples is 60 students with a visual learning style, 30 students in the
control class, and 30 students for the experimental class. In the test, instrument
reliability test results obtained 0.84, a very high category. In a test of the validity
of the test instrument, it was found that the category was valid for all the test
questions used. In the content validity test of the test instrument on the material,
construction, and language aspects, it was found that the value was in the very
appropriate category. To test the hypothesis using the Mann Whitney U test with a
significant level of 5% (α = 0.05). The results of hypothesis testing 𝐻0 are rejected,
so it can be said that there is an influence of learning style-based websites on
critical thinking skills in sound wave equipment. From the results of the N-Gain
test, the experimental class N-Gain increased higher, namely 0.39 (medium
category) compared to the control class N-Gain, which was 0.09 (low category).
From the students' responses to the use of websites based on learning styles, it was
very good (81.26%). The impact of this research is that the use of websites based
on visual learning styles can improve students' critical thinking skills.

Keywords: Website, Visual Learning Style, Critical Thinking Ability, Sound Wave.

v
KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum Warahmatullaah Wabarakaatuh.


Alhamdulillah, Puji serta rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT. yang telah memberikan berkah, rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Website Berbasis Gaya
Belajar Visual terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Materi
Gelombang Bunyi”. Shalawat teriring salam senantiasa tercurahkan kepada suri
tauladan terbaik baginda Nabi Muhahammad SAW. beserta keluarga, sahabat, dan
kita semua para pengikutnya hingga akhir zaman. Aamiin ya Rabbal’alamin…
Penulis tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa adanya do’a, bimbingan,
dukungan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak selama proses penyelesaian
skripsi ini.
Dengan hormat dan hati yang tulus, secara khusus penulis sampaikan
apresiasi dan ucapan terimakasih kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhannudin Umar Lubis, M.A., selaku rektor UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Sururin M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Tadris
Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sekaligus pembimbing akademik dan pembimbing skipsi penulis yang telah
bersedia meluangkan waktu dalam membimbing, mengarahkan, dan
memberikan kritik serta saran kepada peneliti selama penyusunan skripsi.
4. Bapak Dwi Nanto, Ph.D selaku pembimbing skipsi penulis yang telah bersedia
meluangkan waktu dalam membimbing, mengarahkan, dan memberikan kritik
serta saran kepada peneliti selama penyusunan skripsi.
5. Seluruh dosen, staff, dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya jurusan Tadris Fisika yang telah
memberikan ilmu, pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama proses
perkuliahan.

vi
6. Seluruh validator materi, konstruk, media dan bahasa yang telah memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis.
7. Bapak Mulyadi, S.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 1 Cikande yang telah
mengizinkan untuk melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Cikande.
8. Ibu Fitri Indriyani, S.Pd., selaku guru mata pelajaran fisika SMA Negeri 1
Cikande yang telah membantu dan membimbing penulis selama proses
penelitian.
9. Dewan guru, staff, dan peserta didik SMA Negeri 1 Cikande, khususnya kelas
XI IPA yang telah membantu penulis selama proses penelitian.
10. Orangtua penulis, Bapak Syahruddin dan Ibu Eni Susanti yang selalu
mensupport dan memberi semangat kepada penulis.
11. Adik penulis, Dimas Indra Syaputra dan Annisa Putri Auliya, yang senantiasa
memberi semangat.
12. Ibnu Isticha dan Hanni Alicia Islamiya, tempat berkeluh kesah selama
menyelesaikan skripsi ini.
13. Ciwi (Hanni, Feby, Maya, Tami) sebagai bestie selama berkuliah di UIN
Jakarta.
14. Teman-teman Pendidikan Fisika Angkatan 2018. Terkhusus teman-teman kelas
A (Bayu, Jeje, Afta, Dedi, Zahra, Eci, Amel, Bang Kholil, Daffa, Fhemy,
Firman, Sunayah, Mpok Risa, Mozi, Lala) yang telah menemani dan memberi
tawa selama perkuliahan berlangsung.
15. Padinsa, Syalwa, Zalfa, Melly, Ella, yang sudah menemani selama penelitian
berlangsung.
16. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis selama pendidikan dan penelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan
perkuliah dan skripsi dengan tuntas.

Semoga segala bentuk bantuan, dukungan, saran, dan bimbingan yang


diberikan kepada peneliti mendapatkan balasan yang terbaik dari Allah Subhanahu
wa Ta’ala. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, peneliti secara terbuka menerima segala kritik dan saran

vii
yang bersifat membangun untuk perbaikan ke depannya. Walau demikian, peneliti
masih berharap semoga skripsi ini dapat memberikan sejumlah manfaat bagi para
pembaca.
Wassalaamu’alaikum Warahmatullah Wabarakaatuh.

Serang, 15 September 2022

Penulis

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................... ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................. iv
ABSTRACT ............................................................................................v
KATA PENGANTAR .......................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xi
GAMBAR TABEL .............................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xiv
BAB I .......................................................................................................1
A. Latar Belakang .................................................................................1
B. Identifikasi Masalah .........................................................................4
C. Batasan Masalah ...............................................................................4
D. Rumusan Masalah ............................................................................4
E. Tujuan Penelitian ..............................................................................5
F. Manfaat Penelitian ............................................................................5
BAB II .....................................................................................................7
A. Kajian Teori ......................................................................................7
B. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................27
C. Kerangka Berpikir ..........................................................................28
D. Hipotesis .........................................................................................30
BAB III ..................................................................................................31
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................31
B. Metode dan Desain Penelitian ........................................................31
C. Prosedur Penelitian .........................................................................32
D. Variabel Penelitian .........................................................................34
E. Populasi dan Sampel ......................................................................35
F. Teknik Pengambilan Sampel ..........................................................35

ix
G. Teknik Pengumpulan Data .............................................................36
H. Instrumen Penelitian .......................................................................37
I. Teknik Analisis Data ......................................................................45
J. Hipotesis Statistik ...........................................................................49
BAB IV ..................................................................................................51
A. Hasil Penelitian ..............................................................................51
B. Pembahasan Hasil Penelitian .........................................................59
C. Keterbatasan Penelitian ..................................................................64
BAB V ....................................................................................................65
A. Kesimpulan.....................................................................................65
B. Saran ...............................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................66

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pola Gelombang pada Petikan Dawai .............................22


Gambar 2.2 Pola Gelombang Pipa Organa Terbuka ...........................24
Gambar 2.3 Pola Gelombang Pipa Organa Tertutup ..........................24
Gambar 2.4 Kerangka Berpikir ...........................................................29
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian..........................................................34
Gambar 4.1 Diagram Batang Rata-rata Nilai N-gain Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ...............................................................55

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis .................................20


Tabel 2.2 Laju Rambat Bunyi di Beberapa Zat ...................................21
Tabel 3.1 Desain Penelitian .................................................................32
Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data ..................................................36
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes ........................................................37
Tabel 3.4 Kategori Validasi .................................................................39
Tabel 3.5 Kriteria Koefisien Korelasi ..................................................39
Tabel 3.6 Hasil Uji Validasi Konstruk.................................................40
Tabel 3.7 Kategori Nilai Content Validity Index (CVI) .......................41
Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Isi ..........................................................41
Tabel 3.9 Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas ...............................42
Tabel 3.10 Hasil Uji Reabilitas ..............................................................42
Tabel 3.11 Katagori Indeks Kesukaran ..................................................43
Tabel 3.12 Hasil Uji Taraf Kesukaran ...................................................43
Tabel 3.13 Kriteria Daya Beda ..............................................................44
Tabel 3.14 Hasil Uji Daya Pembeda ......................................................44
Tabel 3.15 Kisi-kisi Instrumen Non Tes ................................................45
Tabel 3.16 Kriteria Normal Gain ...........................................................48
Tabel 3.17 Skala Penilaian Angket ........................................................48
Tabel 3.18 Kriteria Interpretasi Persentase Angket ...............................49
Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen ...............................................................51
Tabel 4.2 Hasil Pretest Per-Aspek Berpikir Kritis Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen ...................................................................................52
Tabel 4.3 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .....................................................53
Tabel 4.4 Hasil Posttest Aspek Berpikir Kritis Kelas Kontrol Dan
Kelas Eksperimen ...................................................................................54

xii
Tabel 4.5 Hasil Rata-rata N-gain Aspek Berpikir Kritis Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ...............................................................55
Tabel 4.6 Respon Siswa Terhadap Penggunaan Media Pembelajaran
Website Berbasis Gaya Belajar Visual ...................................................56
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol ...................................................................................57
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol ...................................................................................58
Tabel 4.9 Hasil Uji Hipotesis Pretest dan Posttest ..............................59

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A PERANGKAT PEMBELAJARAN .........................72


Lampiran A.1 RPP Kelas Kontrol ..........................................................73
Lampiran A.2 RPP Kelas Eksperimen ...................................................96
Lampiran A.2 Story Board Website Berbasis Gaya Belajar Visual .....132
LAMPIRAN B INSTRUMEN PENELITIAN .................................155
Lampiran B.1 Kisi-Kisi Instrumen Tes Penelitian ...............................156
Lampiran B.2 Instrumen Tes Penelitian ...............................................159
Lampiran B.3 Analisis Hasil Uji Instrumen Tes ..................................174
Lampiran B.4 Lembar Validasi Ahli Materi ........................................184
Lampiran B.5 Lembar Validasi Ahli Konstruk ....................................187
Lampiran B.6 Lembar Validasi Ahli Bahasa .......................................189
Lampiran B.7 Lembar Validasi Ahli Media .........................................191
Lampiran B.8 Instrumen Nontes ..........................................................192
LAMPIRAN C ANALISIS HASIL PENELITIAN .........................194
Lampiran C.1 Hasil Pretest ..................................................................195
Lampiran C.2 Hasil Posttest .................................................................196
Lampiran C.3 Hasil Olah Data Pretest dan Posttest ............................197
Lampiran C.4 Uji Normalitas Hasil Pretest .........................................205
Lampiran C.5 Uji Normalitas Hasil Posttest ........................................207
Lampiran C.6 Uji Homogenitas Hasil Pretest ......................................209
Lampiran C.7 Uji Homogenitas Hasil Posttest ...................................210
Lampiran C.8 Uji Hipotesis Hasil Pretest ............................................211
Lampiran C.9 Uji Hipotesis Hasil Posttest ..........................................212
Lampiran C.11 Data Hasil Angket Siswa.............................................213
LAMPIRAN D SURAT-SURAT PENELITIAN .............................215
Lampiran D.1 Surat Keterangan Penelitian ..........................................216
Lampiran D.2 Surat Permohonan Izin Penelitian .................................217
Lampiran D.3 Uji Referensi .................................................................218
Lampiran D.4 Daftar Riwayat Hidup Peneliti ......................................255

xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Performansi kemampuan berpikir kritis siswa Sekolah Menengah Atas
(SMA) di Kabupaten Serang masih jauh dari kata memuaskan. Hasil analisis di
salah satu sekolah SMA di Indonesia dengan menggunakan hasil partial credit
models (PCM) menunjukkan bahwa hanya sebanyak 1,67% siswa yang memiliki
kemampuan berpikir kritis tinggi, 60% siswa memiliki kemampuan berpikir kritis
sedang, dan 3,33% siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah.1 Pada
tahun 2019, Kabupaten Serang termasuk ke dalam salah satu Kabupaten/Kota di
Provinsi Banten dengan nilai UN yang memiliki nilai rata-rata lebih rendah
dibandingkan dengan nilai rata-rata nasional untuk mata pelajaran fisika. Padahal
berpikir kritis merupakan salah satu kompetensi yang ada pada soal UN yang
mengedepankan pemahaman konsep dan penalaran efektif, sehingga
keberadaannya sangat penting, namun hasilnya sangat tidak memuaskan.
Ketidakmampuan siswa untuk berpikir kritis disebabkan oleh pemahaman konsep
yang rendah. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kemampuan berpikir kritis
siswa rendah, salah satunya penggunaan media pembelajaran yang tidak dapat
menunjang gaya belajar siswa.
Siswa kesulitan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada mata
pelajaran fisika, termasuk pada materi gelombang bunyi yang membutuhkan
visualisasi yang baik. Walaupun guru telah berusaha meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa melalui berbagai macam cara namun hasilnya belum optimal.
Pertama, guru sudah melibatkan media dan teknologi dalam pembelajaran, seperti:
penggunaan google classroom yang masih memiliki kelemahan yaitu tidak bisa
menunjang semua gaya belajar siswa yang berbeda-beda sehingga kemampuan
berpikir kritis sulit ditingkatkan; penggunaan media power point dalam

1
Diena Shulhu Asysyifa, dkk., “Analysis of Students Critical Thinking Skills Using Partial
Credit Models (PCM) in Physics Learning”, International Journal of Educational Research Review,
Vol. 4, 2019, h. 251.

1
pembelajaran fisika yang isinya tidak menarik dan membosankan karena haya
menyajikan teks sehingga peningkatan hasil belajar kurang optimal.2
Penggunaan media pembelajaran yang tidak memperhatikan gaya belajar
siswa yang berbeda-beda akan menyebabkan kondisi pembelajaran fisika
bermasalah dan terus berlanjut jika tidak segera diperbaiki. Padahal guru memiliki
peran penting dalam meningkatkan mutu pendidikan, seorang guru harus
menguasai manajemen pembelajaran, karena manajemen pembelajaran mencakup
rencana-rencana yang telah dilakukan sebelum pembelajaran dilakukan.3
Penggunaan media pembelajaran yang kurang tepat akan mempengaruhi hasil
belajar siswa karena ketidak tepatan guru dalam memilih media pembelajaran serta
kurangnya kemampuan guru dalam melihat minat belajar siswa.4 Hal tersebut
berdampak pada semakin rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa pada mata
pelajaran fisika, salah satunya adalah pada materi gelombang bunyi. Materi
gelombang bunyi membutuhkan penekanan visualisasi untuk bisa lebih memahami
materi secara mendalam.5 Kesulitan dalam materi gelombang bunyi adalah karena
materi tersebut merupakan materi dengan konsep yang abstrak, sifat materi yang
abstrak ini membuat siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep. Contoh
yang paling dasar ketika menentukan bentuk gelombang transversal dan gelombang
longitudinal masih banyak siswa yang tidak mengetahui perbedaan kedua bentuk
gelombang tersebut dikarenakan guru hanya sebatas mengajarkan dalam bentuk
menghafal konsep saja.6 Hal tersebut akan menjadi masalah bagi siswa dengan gaya
belajar visual jika media pembelajaran yang guru gunakan tidak menunjang gaya
belajar tersebut, dimana gaya belajar visual menitikberatkan pada ketajaman
penglihatan, artinya bukti – bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar
siswa dengan gaya belajar ini paham. Siswa dengan gaya belajar visual akan lebih

2
Fitri Indriyani, Guru Fisika SMAN 1 Cikande, Wawancara, Serang, 21 Juli 2022.
3
Robiul Khasanah dan Siti Miftahul Muflihah, “Online Learning Management Using
Google Sites on Relations and Functions in Pandemic Conditions”, Journal of Education and
Learning Mathematics Research (JELMaR), Vol. 2, No. 1, 2021, p. 68-76.
4
Supardi, dkk, “Pengaruh Media Pembelajaran dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar
Fisika”, Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, Vol. 2, No. 1, 2012, h. 72.
5
Fitri Indriyani, Guru Fisika SMAN 1 Cikande, Wawancara, Serang, 21 Juli 2022
6
Haerunnisa, dkk, “Analisis Miskonsepsi Siswa SMP pada Konsep Getaran dan
Gelombang”, Journal of Science Education, Vol. 6, No. 2, 2022, h. 431.

2
mudah memahami materi gelombang bunyi ketika diberi media pembelajaran yang
dapat menunjang gaya belajar ini lewat penekanan visualnya.
Media pembelajaran berupa website yang dibuat khusus gaya belajar visual
pada materi gelombang bunyi dapat dijadikan sebagai solusi untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa ditinjau dari gaya belajar ini. Penggunaan website
untuk gaya belajar visual ini cocok diterapkan pada materi gelombang bunyi yang
sangat membutuhkan visualisasi dalam pengajarannya dan dapat membuat proses
pembelajaran lebih praktis, terkendali, serta menghemat waktu dan energi. Salah
satu platform untuk membuat sebuah website adalah google site besutan google.
Google site memiliki beberapa keunggulan, yaitu gratis, mudah dibuat, dan
berkolaborasi dengan yang lain untuk membuat dan mengedit konten situs. Selain
itu, situs yang sudah dibuat dapat ditemukan dengan mudah menggunakan sistem
pencarian google.7 Jika dibandingkan dengan media pembelajaran berbasis mobile
learning lainnya seperti aplikasi android, media website dirasa lebih efektif dan
efisien. Salah satu kekurangan dari penggunaan aplikasi android sebagai media
pembelajaran adalah tidak dapat digunakan untuk beberapa versi dan jenis
smartphone.8 Sedangkan website dapat digunakan di berbagai jenis smartphone dan
di semua jenis komputer yang terhubung dengan internet. Pembuatan website via
google site yang mudah juga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan guru untuk menggunakan dan memanfaatkan platform google site
dalam pembuatan bahan ajar atau media pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, solusi untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa dengan gaya belajar visual dan membuat siswa tertarik dengan fisika
adalah dengan media pembelajaran website. Website khusus gaya belajar visual
memiliki kelebihan visualisasi yang bagus membantu memvisualisasikan materi
gelombang bunyi. Maka peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul :

7
Eko Yuniarto, dkk., “Online Learning Management Using Google Sites in Covid-19
Pandemic Era”, Journal of Applied Management (JAM), Vol.19, No.2, Juni 2021, h. 348.
8
Satria Adhi Kusuma Marhadini, dkk, “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis
Android pada Materi Gerak Parabola Untuk Siswa SMA”, Unnes Physics Education Journal, Vol.
6, No. 3, 2017, h. 42.

3
Pengaruh Website Berbasis Gaya Belajar Visual Terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa pada Materi Gelombang Bunyi.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, ada
beberapa masalah yang dapat diidentifikasi yaitu sebagai berikut :
1. Rendahnya tingkat kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran fisika,
salah satunya pada materi gelombang bunyi.
2. Media pembelajaran yang digunakan guru belum dapat menunjang pemahaman
siswa dengan gaya belajar visual khusunya pada materi gelombang bunyi.
3. Dalam proses pembelajaran siswa hanya menerima pembelajaran dengan satu
gaya belajar, sehingga siswa dengan gaya belajar yang lain merasa kesulitan
dalam proses pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah, peneliti membatasi ruang lingkup penelitian
sebagai berikut:
1. Kemampuan berpikir kritis yang diukur menggunakan instrumen tes dan
mengacu kepada indikator kemampuan berpikir kritis menurut Ennis yaitu:
elementary clarification (memberi penjelasan sederhana), basic support
(membangun keterampilan dasar), inference (menyimpulkan), advanced
clarification (membuat penjelasan lebih lanjut), strategies and tactic (strategi
dan taktik)
2. Website yang digunakan adalah google site besutan google.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat pengaruh website berbasis gaya belajar visual terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa dengan gaya belajar visual pada materi
gelombang bunyi?

4
2. Bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dengan gaya belajar
visual setelah diberi perlakuan pembelajaran menggunakan website berbasis
gaya belajar visual?
3. Bagaimana respon siswa dengan gaya belajar visual terhadap pembelajaran
dengan website berbasis gaya belajar visual terhadap kemampuan berpikir kritis
pada materi gelombang bunyi?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian sebagai
berikut:
1. Mengetahui pengaruh website berbasis gaya belajar visual terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa dengan gaya belajar visual pada materi
gelombang bunyi.
2. Mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dengan gaya belajar
visual setelah diberi perlakuan pembelajaran menggunakan website berbasis
gaya belajar visual.
3. Mengetahui respon siswa dengan gaya belajar visual terhadap pembelajaran
dengan website berbasis gaya belajar visual terhadap kemampuan berpikir kritis
pada materi gelombang bunyi.

F. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat memberikan informasi dalam
menggunakan website untuk pembelajaran fisika dalam penelitiannya.
b. Bagi guru, memberikan referensi bagi guru fisika untuk memperoleh gambaran
media pembelajaran yang sesuai dengan berbagai macam gaya belajar siswa.
c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan evaluasi pembelajaran
di sekolah terkait media pembelajaran yang digunakan guru dalam
pembelajaran fisika.

5
2. Manfaat Praktis:
a. Bagi peneliti, memberikan pengalaman langsung tentang cara meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa dengan menggunakan website.
b. Bagi siswa, memberikan suatu pengalaman belajar yang baru untuk
meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan memberikan suasana
pembelajaran yang lebih menarik atau tidak monoton dan tidak membosankan.

6
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Istilah media berasal dari bahasa Latin yakni medius yang bermakna tengah,
perantara, dan juga pengantar. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia),
media bermakna perlengkapan, fasilitas komunikasi, perantara, serta penghubung.
AECT (Association of Education and Communication Technology, 1977)
mendefinisikan media dalam sebagai makna untuk segala bentuk dan saluran yang
digunakan untuk mengantarkan sebuah pesan atau informasi.9 Media adalah
berbagai jenis komponen atau unsur dalam cakupan proses pembelajaran siswa
yang dapat dijadikan rangsangan bagi siswa untuk mengasah pengetahuan.10 Dari
penarsiran lain diartikan bahwa media yaitu sarana bantu yang bisa dijadikan
sebagai wadah transfer pesan untuk mencapai tujuan dari pendidikan dan
pembelajaran.11
Media pembelajaran diartikan sebagai perlengkapan yang meliputi
informasi yang dapat digunakan pada proses pembelajaran. Media pembelajaran
merupakan alat bantu yang bisa digunakan untuk mengantarkan sebuah pesan atau
informasi yang mencakup isi ataupun tujuan pembelajaran. Media pembelajaran
sangat penting untuk membantu siswa mendapatkan konsep baru, keahlian dan
kompetensi.12 Media pembelajaran mencakup perlengkapan pembelajaran yang
secara fisik dipergunakan untuk menyampaikan isi dari materi pembelajaran,
misalnya adalah buku, video camera, tape recorder, kaset, video recorder, foto, film,
personal komputer, dan lain-lain.13

9
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014), h. 3.
10
Muhammad Ramli, Media dan Teknologi Pembelajaran, (Banjarmasin: IAIN Antasari
Press, 2012), h. 1.
11
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta. 2014), h. 134.
12
Ibid.
13
Azhar Arsyad, Op. cit., h. 4

7
Suatu media dianggap sebagai media pendidikan saat media tersebut mampu
mentransfer pesan pada suatu proses pembelajaran. Media bersifat fleksibel karena
bisa digunakan untuk semua tingkatan siswa dan di seluruh aktivitas pembelajaran.
Media pembelajaran dapat pula mendorong siswa agar lebih mampu bertanggung
jawab serta meninjau pembelajaran mereka sendiri, dan mengambil sudut pandang
jangka panjang peserta didik perihal pembelajaran mereka.14
Bersumber dari pengertian di atas, maka sesuatu dikatakan media
pembelajaran ketika sesuatu tersebut memiliki fungsi atau peran sebagai wadah
untuk memberikan sebuah pesan atau informasi. Pada proses pembelajaran, fungsi
media pembelajaran tidak hanya digunakan sebagai sarana bantu, namun media
pembelajaran telah memiliki posisi yang relatif penting sebagai salah satu
komponen sistem pembelajaran.
b. Fungsi Media Pembelajaran
Media pembelajaran mengantongi fungsi krusial dalam mencapai tujuan
pembelajaran dan sebagai penunjang pembelajaran. Media pembelajaran
diharapkan dapat membawa serta membangkitkan semangat siswa terhadap segala
sesuatu yang baru setiap harinya. Media pembelajaran membantu menetapkan
pengetahuan serta wawasan siswa dan menghidupkan proses pembelajaran pada
kelas siswa.15 Menurut Hamalik (1986), implementasi media pembelajaran di
dalam aktivitas belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang
baru oleh siswa, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
dapat membawa dampak psikologis yang baik bagi siswa.16 Media berfungsi untuk
tujuan instruksi dimana informasi yang terdapat dalam media tersebut harus
melibatkan siswa baik pada dirinya atau mental maupun dalam bentuk aktivitas
nyata dan mengakibatkan proses pembelajaran dapat tercipta.17
Media pembelajaran memenuhi tiga guna utama apabila media itu
dipergunakan untuk perorangan ataupun kelompok, yaitu:18

14
Muhammad Hasan, dkk, Media Pembelajaran, (Klaten: Tahta Media Group, 2021), h.
4.
15
Ega Rima Wati, Ragam Media Pembelajaran, (Jakarta: Kata Pena, 2016), h. 9.
16
Azhar Arsyad, Op.cit. h. 19
17
Ibid., h. 21.
18
Ibid., h. 23.

8
1) Memotivasi atensi ataupun tindakan
2) Menyediakan informasi
3) Memusatkan menggunakan instruksi
Pemakaian media dalam pembelajaran mempunyai banyak pengaruh positif
khususnya dalam proses belajar mengajar. Manfaat media pembelajaran sebagai
berikut:19
1) Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh sebab itu mengurangi
verbalisme.
2) Memperbesar atensi siswa.
3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk pertumbuhan proses belajar, oleh
sebab itu membuat pelajaran lebih mantap.
4) Membuktikan pengalaman nyata yang bisa meningkatkan proses berupaya
sendiri di kalangan siswa.
5) Meningkatkan pemikiran yang teratur serta kontinyu, terutama melalui gambar
hidup.
6) Membantu tumbuhnya pengetahuan yang dapat membantu keahlian
kemampuan berbahasa.
7) Membagikan pengalaman yang tidak gampang diperoleh dengan cara lain, serta
membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
Manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu sebagai
berikut:20
1) Pembelajaran akan lebih menarik atensi siswa sehingga dapat memunculkan
motivasi belajar. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga
dapat lebih dimengerti oleh siswa dan memungkinkannya siswa untuk
memahami dan mengapai tujuan pembelajaran
2) Metode mengajar hendaknya lebih bermacam-macam, tidak sekedar
komunikasi verbal lewat penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak
bosan begitupun guru jadi tidak kehabisan tenaga. Siswa dapat lebih banyak
melaksanakan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mencermati uraian guru,

19
Ibid., h. 28.
20
Ibid.

9
tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melaksanakan,
mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
c. Media Pembelajaran Berbasis Visual
Media visual merupakan media yang mempunyai unsur utama berbentuk,
garis, tekstur, dan warna dalam penyajiannya. Dengan penyajian yang menarik,
maka media visual bisa memudahkan pemahaman siswa yang berkaitan dengan
materi pembelajaran. Media visual dapat ditangkap dengan baik oleh siswa dengan
mengandalkan indera pengelihatan.21
Berikut adalah karakteristik media pembelajaran berbasis visual:22
1) Memberikan Pengalaman Visual
Bahan visual dalam konsep media pembelajaran visual merupakan setiap
gambar, model, benda, atau alat-alat lain yang memberikan pengalaman visual yang
nyata pada siswa. Bahan visual ditampilkan dengan tujuan sebagai berikut:
a) Memberikan konsep abstrak
b) Meningkatkan pengetahuan
c) Membantu aktivitas siswa
2) Memakai Teknik-teknik Dasar Visualisasi
Pemakaian media pembelajaran berbasis visual layaknya pemakian teknik-
teknik dasar visualisasi. Karena keberhasilan media pembelajaran dilihat oleh mutu
serta daya guna bahan-bahan visual itu sendiri. Sebelum menggunakan media
pembelajaran visual harus mempersiapkan beberapa hal yang diperlukan:
membutuhkan pengaturan dan pengorganisasian terhadap materi pembelajaran,
setelah itu merencanakannya, dan memakai teknik-teknik dasar visualisasi objek,
konsep, informasi, atau situasi.
3) Menonjolkan Unsur-unsur Pesan dalam Visual
Dalam menunjuksn materi pembelajaran menggunakan media
pembelajaran berbasis visual, maka guru harus mengedepankan unsur-unsur pesan
sehingga terlihat jelas perbedaan unsur-unsur pesan dengan unsur-unsur latar
belakang. Hal tersebut dimaksudkan agar mempermudah pengolahan informasi

21
Wati, Op, cit, h. 22.
22
Ibid., h. 22-24.

10
oleh siswa. Siswa diharapkan dengan mudah menangkap materi pembelajaran,
mengolahnya, dan menyimpannya dalam ingatan.
Adapun jenis-jenis media pembelajaran berbasis visual antara lain:23
a) Media visual non proyeksi, seperti; benda nyata, model, media cetak serta
media grafis.
b) Media visual proyeksi, seperti; transparansi OHP dan film bingkai.
d. Website
1) Pengertian Website
Website adalah keseluruhan halaman - halaman web yang terdapat di dalam
suatu domain atau perlengkapan web yang memiliki data atau informasi.24. Website
merupakan sekumpulan halaman yang berjalan di atas platform atau operation
system browser. Website pada umumnya terdiri dari format grafik, table,
gambar/foto, kutipan, video, teks musik dan format visual lainnya yang memiliki
daya tarik bagi pengguna website tersebut.25
2) Jenis – jenis Website
Pembagian jenis web bersumber pada fungsi sifat, sifat dan bahasa
pemrograman yang digunakan, yakni sebagai berikut.26
a) Jenis – jenis website berdasarkan sifatnya:27
(1) Website dinamis, merupakan sebuah website yang menyediakan konten atau isi
yang selalu berubah-ubah setiap saat. Misalnya website berita, seperti,
www.kompas.com, www.detik.com, www.polinpdg.ac.id, dan lain-lain.
(2) Website statis, merupakan website yang kontennya sangat jarang diubah.
Misalnya web profil organisasi dan lain-lain.
b) Jenis – jenis website berdasarkan tujuannya:28
(1) Personal web, website ini berisi data individu seseorang.

23
Ibid., h. 24-29.
24
Yuhefizar, dkk., Cara Mudah Membangun Website Interaktif Menggunakan Content
Management System Joomle, (Jakarta: PT Alex Media Komputindo, 2009), h. 2.
25
Yunice Zevanya Surentu, dkk, “Pentingnya Website sebagai Media Informasi Destinasi
Wisata di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Minahasa”, Acta Diurna Komunikasi,
Vol.2, No. 4, 2020, h. 4.
26
Yuhefizar, Op, cit., h. 3.
27
Ibid.
28
Ibid.

11
(2) Corporate web, website yang dipunyai oleh sebuah industri sebuah perusahaan.
(3) Portal web, website yang mempunyai banyak layanan, mulai dari layanan berita,
email, dan jasa-jasa lainnya.
(4) Forum web, sebuah web yang bertujuan sebagai media dialog atau diskusi.
(5) Disamping itu ada juga website e-Government, e-Banking, Payment, e-
Procurement, dan sebagainya.
c) Jenis – jenis website berdasarkan bahasa pemrograman yang digunakan:29
(1) Server side, merupakan website yang tidak memerlukan bahasa pemrograman
yang bergantung kepada tersedianya server. Seperti PHP, ASP dan lain
sebagainya.
(2) Client side, merupakan website yang tidak membutuhkan server dalam
menjalankannya, cukup diakses melalui browser saja, misalnya html.
2. Gaya Belajar
a. Pengertian Gaya Belajar
Gaya belajar adalah cara seseorang dalam menerima hasil belajar dengan
kadar penerimaan yang merata dibanding dengan metode yang lain.30 Gaya belajar
sebagai cara yang relatif dipilih seseorang untuk menerima informasi dari
lingkungan dan memproses informasi tersebut atau cara yang relatif dipilih
seseorang untuk menerima informasi dari lingkungan dan memproses informasi
tersebut.31 Gaya belajar (learning styles) merupakan suatu proses gerak laku,
penghayatan, serta kecenderungan seorang pelajar menekuni atau mendapatkan
suatu berupa ilmu dengan caranya sendiri.32 Dari pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa gaya belajar adalah metode belajar seseorang dalam
mendapatkan atau memproses informasi secara berbeda-beda yang berkaitan
dengan individu masing-masing sesuai dengan lingkungan belajarnya berdasarkan
tipe gaya belajar.

29
Ibid.
30
Anas Thohir, Pembelajaran Fisika: Kesulitan Belajar dan Cara Mengatasinya,
(Yogyakarta: Media Akademi, 2017), h. 59.
31
Ahmad, Gaya Belajar Matematika Siswa SMP, (Bandung: Cakra, 2020), h. 17.
32
Yusri Wahyuni, “Identifikasi Gaya Belajar (Visual, Auditorial, Kinestetik) Mahasiswa
Pendidikan Matematika Universitas Bung Hatta”, Jurnal Penelitian dan Pembelajaran Matematika,
Vol. 10 No. 2, 2017, h. 128.

12
Gaya belajar atau modalitas belajar seseorang dapat dibedakan menjadi 3
jenis yang biasa dikenal dengan istilah VAK, yaitu 1) gaya belajar visual, 2) gaya
belajar auditori, dan 3) gaya belajar kinestetik.33 Dari pandangan lain menurut
Fleming dan Mills dalam Slamento (2003) mengusulkan kategori gaya belajar
(Learning Style) dalam empat jenis yang bisa disingkat dengan VARK, yaitu visual,
auditori, read-write, kinestetik.34
b. Macam-macam Gaya Belajar
1) Gaya Belajar Visual
Gaya belajar visual adalah gaya belajar yang dilakukan seseorang dengan
kecenderungan untuk mendapatkan informasi dengan melihat gambar, peta, bagan,
grafik, poster, informasi bacaan dan lainnya.35 Menurut Lucy (2016) gaya belajar
visual (visual learnes) menitik berfokus pada visual. Dengan kata lain, agar siswa
dengan gaya belajar ini mengerti, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih
dahulu. Jenis gaya belajar ini mengandalkan penglihatan atau mempertimbangkan
dahulu buktinya kemudian dapat mempercayainya.36 Gaya belajar visual tidak
dimiliki semua individu, gaya belajar semacam ini sangat bergantung dengan indera
penglihatan atau mata kita serta bagaimana otak memprosesnya menjadi sebuah
informasi yang dapat dipahami oleh individu tersebut, dimana individu dengan gaya
belajar ini akan suka membaca buku sendiri atau melihat apa yang terjadi.
Kecenderungan siswa dengan gaya belajar visual mencakup
menggambarkan informasi dalam bentuk peta, bagan, grafik, diagram alur dan
simbol visual seperti panah, lingkaran, hirarki dan materi lain yang digunakan
fasilitator untuk mempresentasikan hal-hal yang dapat disampaikan dalam hal yang
cenderung diverbalkan. Individu yang menyukai gaya belajar tipe visual cenderung
memiliki karakter lebih suka membaca daripada dibacakan, sangat teliti, menyukai
perencanaan jangka panjang dengan cermat, membuat catatan dan senang membaca

33
Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman
dan Menyenangkan, (Bandung: Kaifa, 2015), h. 112.
34
Thohir, Op. cit., h. 60
35
Ibid.
36
Ahmad, Op, cit., h. 19.

13
ringkasan.37
2) Gaya Belajar Auditori
Gaya belajar auditori adalah gaya belajar yang mengandalkan pada
pendengaran untuk bisa memahami dan mengingat. Siswa dengan gaya belajar
auditori lebih suka mendengar informasi berulang-ulang, sehingga mereka lebih
suka merekam dibandingkan mencatat. Karena gaya belajar ini mengandalkan
pendengaran, sehingga sama seperti cara belajar visual, tidak semua orang dapat
melakukan pembelajaran jenis auditori seperti dengan pembelajaran visual.
Pembelajar tipe ini biasanya lebih suka membaca dengan suara keras sehingga
mereka dapat mendengar suaranya sendiri saat belajar, dan siswa seperti ini lebih
suka belajar sambil mendengarkan musik.
3) Gaya Belajar Read-Write
Siswa dengan gaya belajar read-write lebih suka menerima informasi dalam
bentuk teks grafis daripada gambar yang berisi kata, kalimat, paragraf, atau wacana.
Siswa dengan gaya ini lebih nyaman dalam aktivitas belajar dengan input dan
output dalam bentuk teks. Dengan demikian, kegiatan membaca buku (teks,
pelajaran, ilmiah), koran (artikel, opini, berita, iklan, tajuk rencana, biografi),
majalah (petunjuk mengoperasikan sesuatu, resep masakan, informasi hiburan),
novel, esai, brosur, leaflet, surat, poster, serta menerjemahkan dengan kamus,
menulis kembali, meringkas, mencatat, menulis pokok-pokok informasi, menulis
kata-kata kunci, dan membuat parafrase, merupakan kunci keberhasilan dalam
memperoleh dan memahami informasi.38 Read-Write adalah gaya belajar yang
menggunakan kemampuan membaca untuk mencari informasi dan menulis
informasi tersebut untuk dibaca ulang sebagai penguatan, dan gaya belajar
kinesthetic adalah gaya belajar mahasiswa dengan gaya belajar ini cenderung lebih
aktif pada kegiatan fisik karena mahasiswa dengan gaya belajar kinestetik belajar

37
Widharyanto, “Gaya Belajar Model Vark dan Implementasinya di Dalam Pembelajaran
Keterampilan Berbahasa Indonesia”, International Conference Through Language, Literature, and
Arts. 2017. h. 5.
38
Ibid., h. 6.

14
melalui gerak dan sentuhan.39
4) Gaya Belajar Kinestetik
Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar yang dilakukan siswa biasanya
dengan memanfaatkan anggota gerak tubuhnya dalam proses belajar untuk
memahami sesuatu.40 Siswa dengan gaya belajar kinestetik umumnya tidak suka
duduk diam dalam waktu lama karena keinginan mereka untuk aktif dan
bereksplorasi.41 Siswa kinestetik berinteraksi dan mengalami hal-hal di sekitar
mereka. Mereka belajar tidak lebih baik dengan alih-alih mendengarkan ceramah
atau membaca buku, mereka akan mendapat manfaat dari partisipasi atau tindakan
langsung. Mereka senang melakukan sesuatu dan menggunakan tubuh mereka
untuk mengingat fakta, seperti "menekan" nomor telepon di ponsel mereka.42
c. Pentingnya Mengetahui Gaya Belajar Bagi Siswa dan Guru
Mengetahui tentang gaya belajar merupakan hal penting yang perlu
diketahui oleh guru dan siswa sendiri. Pengetahuan tentang gaya belajar membantu
guru memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan minat siswa. Sementara itu,
siswa dapat memaksimalkan keterampilan mereka dan meningkatkan kinerja
mereka. Pada kenyataannya, siswa dan guru seringkali tidak mengetahui tentang
gaya belajar. Terkadang siswa mengalami kesulitan belajar karena tidak memahami
apa gaya belajarnya. Begitu juga dengan guru yang tidak mengetahui gaya belajar
siswanya.
Kemampuan individu untuk mengetahui gaya belajar mereka sendiri dan
gaya belajar orang lain di sekitar mereka meningkatkan efektivitas belajar. Penting
bagi setiap orang untuk mengetahui gaya belajar mereka sendiri, yaitu untuk; (1)
Meningkatkan kesadaran tentang kegiatan belajar apa yang cocok untuk gaya
belajar seseorang dan mana yang tidak; (2) Membantu kita membuat pilihan yang
tepat dalam banyak kegiatan dan menyelamatkan kita dari pengalaman belajar yang

39
Waston Malau dan Deny Setiawan, “Penerapan Strategi Belajar dan Gaya Belajar Model
Fleming terhadap Masa Belajar Mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan”,
Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, Vol. 8, No. 2, 2016, h. 134.
40
Ahmad, Op, cit., h. 23.
41
Ibid., h. 23-24.
42
Pangesti Wiedarti, Pentingnya Memahami Gaya Belajar, (Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018), h. 18.

15
tidak tepat; (3) Orang tanpa keterampilan belajar yang efektif dapat berimprovisasi.
(4) Membantu individu dalam merencanakan tujuan pembelajaran dan
menganalisis pencapaian individu.43 Selain pentingnya gaya belajar bagi siswa,
guru perlu memahami dan mempertimbangkan gaya belajar siswa. Ada beberapa
alasan mengapa pemahaman seorang guru terhadap gaya belajar siswa harus
diperhatikan dalam proses pembelajaran, diantaranya: (1) Membuat proses belajar
mengajar dialogis; (2) memahami peserta didik dengan latar belakang yang
berbeda; (3) Komunikasi melalui pesan. (4) Membuat proses pendidikan lebih
menantang. (5) Melindungi masa depan mata pelajaran siswa. Kemampuan dan
kecenderungan individu tidak boleh diabaikan atau dikorbankan demi
keseragaman.
3. Berpikir Kritis
a. Pengertian Berpikir Kritis
Kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari aktivitas berpikir.
Bersumber pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, berpikir berasal dari kata “pikir”
yang berarti akal budi atau ingatan. Sedangkan berpikir merupakan suatu metode
yang menggunakan akal budi untuk memikirkan dan memutuskan sesuatu, serta
menimbang-nimbangnya di dalam ingatan.44 Berpikir adalah proses kognitif yang
digunakan untuk memahami lingkungan di sekitarnya, mempertanyakan asumsi
sehari-hari akan mengarahkan siswa untuk solusi baru yang positif dapat
mempengaruhi kualitas hidup mereka.45 Sudarman (2012) menyatakan bahwa
proses berpikir adalah aktivitas yang terjadi dalam otak manusia.46 Siswono (2002)
menyatakan bahwa proses berpikir adalah suatu proses yang dimulai dengan

43
M. Nur Ghufron dan Rini Risnawita, Gaya Belajar Kajian Teoritik, (Yogyakarta:
Pustaka Belajar, 2012), h. 138.
44
Kamus versi online Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “Arti Kata Pikir”,
(https://kbbi.web.id/pikir)
45
Barbara Limbach dan Wendy Waugh, “Developing Higher Level Thinking” Journal of
Instructional Pedagogies, Vol. 3, Journal Published by the Academic & Business Research Institute.
46
Muhammad Yani, M. Ikhsan, dan Marwan, “Proses Berpikir Siswa Sekolah Menengah
Pertama dalam Memecahkan Masalah Matematika Berdasarkan Langkah-langkah Polya Ditinjau
dari Adversity Quotient”, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 10, No. 1, 2016, h. 44.

16
menerima data, mengolah dan menyimpannya dalam ingatan yang selanjutnya
diambil kembali dari ingatan saat dibutuhkan untuk pengolahan selanjutnya.47
Berpikir kritis memungkinkan siswa untuk menemukan kebenaran di tengah
banjir kejadian dan informasi yang mengelilingi. Pemikiran kritis adalah proses
konstruktif dan positif yang mungkin terjadi oleh kejadian negatif maupun positif
dan diwujudkan dalam bentuk perilaku individu dengan cara yang berbeda.48
Berpikir kritis mencakup pengetahuan mendalam tentang diri sendiri, yang
membutuhkan keberanian intelektual dan kerendahan hati untuk mengatasi
pemikiran egosentrik dan sosiosentrik.49
Berpikir kritis adalah berpikir rasional, bertujuan untuk memutuskan apa
yang harus dipercaya dan apa yang harus dilakukan. Berpikir kritis adalah
pengambilan keputusan reflektif dan pemecahan masalah berdasarkan apa yang
diyakini dan dilakukan.50 Berpikir kritis merupakan pengambilan keputusan secara
reflektif dan pemecahan masalah yang berdasarkan kepada apa yang diyakini dan
dilakukan.51 Berpikir kritis termasuk istilah umum yang diberikan untuk berbagai
keterampilan kognitif dan disposisi intelektual yang diperlukan untuk secara
efektif mengidentifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi argumen dan klaim
kebenaran; untuk menemukan dan mengatasi pribadi prasangka dan bias;
merumuskan dan menyajikan alasan yang meyakinkan untuk mendukung
kesimpulan; dan untuk membuat keputusan yang rasional dan cerdas tentang apa
untuk percaya dan apa yang harus dilakukan. 52
Menurut Ennis (1991), berpikir kritis adalah proses berpikir rasional dan
reflektif yang berfokus pada pengambilan keputusan tentang apa yang harus

47
Ibid., h. 44-45.
48
Seyed Ahmad Hashemi, et all., Science Production in Iranian Educational System by The
Use of Critical Thinking, International Journal of Instruction, 3, 2010, p. 63
49
Mark Mason, Critical Thinking and Learning, Journal Educational Philosophy and
Theory, Blackwell Publishing, 2007, p. 341.
50
Robert Ennis, Critical thinking: A streamlined conception. Teaching Philosophy, Vol.
14, No. 1, 1991, p. 6.
51
Sladana Zivkovic, A Model of Critical Thinking as an Important Atribute for Success in
the 21st Century, International Conference on Teaching and Learning English as an Additional
Language, GlobELT, Elsevier, 2016, p.103.
52
Gregory Bassham, et al, Critical Thinking : A student's Introduction ed. 4, (New York:
McGraw-Hill, 2011), p. 1.

17
dipercaya dan apa yang harus dilakukan.53 Mansoor dan Samaneh (2014)
menggambarkan berpikir kritis sebagai cara berpikir, metode ilmiah dan analitis
untuk menganalisis masalah, mengumpulkan bukti, mengevaluasi bukti, argumen
dan pengetahuan secara seimbang dan menarik kesimpulan.54 Berdasarkan
pendapat tersebut, berpikir kritis berpikir secara logis dan menggunakan metode
ilmiah dan rasional untuk mengumpulkan bukti sehingga dapat diperdebatkan
dengan jelas..
Ciri-ciri berpikir kritis, yaitu sebagai berikut: 1) mmahami secara rinci
bagian-bagian dari keputusan; 2) pintar memahami kasus; 3) sanggup membedakan
ide yang relevan dengan ide yang tidak relevan; 5) mampu membedakan fakta
dengan fiksi atau pendapat; 4) bisa membedakan antara kritik yang membangun
serta mengganggu; 6) mampu mengenali atribut-atribut manusia, benda, dan tempat
seperti dalam sifat, bentuk, wujud, dan lain-lain; 7) sanggup mendaftarkan seluruh
akibat yang bisa terjalin atau alternatif terhadap pemecahan permasalahan, ide dan
kondisi; 8) sanggup membuat ikatan yang berentetan antara satu permasalahan
dengan permasalahan yang lain; 9) sanggup menarik kesimpulan generalisasi dari
informasi yang sudah ada dengan informasi yang diperoleh di lapangan; 10)
sanggup membuat prediksi dari data yang ada; 11) bisa membedakan konklusi salah
dan tepat terhadap informasi yang diterima; 12) sanggup menarik kesimpulan dari
data yang sudah dapat serta terseleksi.55 Siswa yang mempunyai keahlian berpikir
kritis akan memiliki ciri-ciri seperti yang telah disebutkan dalam menuntaskan
kasus matematika. Tidak hanya itu, siswa tersebut juga akan memakai algoritma
pengerjaan dengan benar.
Untuk bisa mencapai kemampuan berpikir kritis yaitu dengan memiliki
kemampuan berpikir tingkat tinggi atau berpikir kompleks diantaranya problem
solving dan reasoning, karena itu merupakan suatupondasi untuk berpikir kritis.56

53
Robert Ennis, Loc, cit.
54
Mansoor Fahim dan Samaneh Eslamdoost, “Critical Thinking: Frameworks and Models
for Teaching”, English Language Teaching, Vol. 7, No. 7, 2014, h. 141.
55
Linda Zakiah dan Ika Lestari, Berpikir Kritis dalam Konteks Pembelajaran, (Bogor:
Erzatama Karya Abadi, 2019), h. 11.
56
Michael J. Peeters and Kimberly, “Development of Critical Thinking in Pharmacy
Education”, Innovations in pharmacy, Vol. 7, No. 1, 2016, h. 4.

18
Dapat dikatakan bahwa berpikir kritis tidak ekuivalen dengan kemampuan berpikir
tingkat tinggi, karena dalam berpikir kritis termuat semua komponen berpikir tingat
tinggi.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, berpikir adalah suatu kegiatan atau
proses kognitif yang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan
yang memungkinkan seseorang menemukan solusi dan mengambil keputusan pada
tahap deduktif, induktif, dan evaluatif. tindakan mental untuk hasil pemikiran
berupa gagasan, gagasan, penemuan, pemecahan masalah, dan keputusan yang
diterjemahkan ke dalam tindakan untuk tujuan ilmiah tertentu.
b. Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
Setidaknya ada 10 keterampilan berpikir kritis yang digunakan siswa untuk
mengungkapkan pendapat dan mengambil keputusan yang valid, yaitu
keterampilan untuk menentukan perbedaan antara fakta yang dapat di verifikasi
dan sulit diverifikasi, mengetahui perbedaan antara ia dapatkan baik yang relevan
dan tidak relevan, dapat menentukan fakta dari suatu pernyataan, menilai
kredibilitas suatu sumber, mengidentifikasi argumen yang lebih dari satu,
mengidentifikasi suatu penyimpangan, mengidentifikasi kesalahan logis,
mengenali inkonsisten logis dalam suatu alur penalaran, dan menentukan kekuatan
dari serangkaian argumen.57
Ennis (1991) menjelaskan enam elemen dasar dalam berpikir kritis yaitu
FRISCO (Focus, Reason, Inference, Situation, Clarity dan Overview) berikut
penjelasannya:58
1) Focus (Fokus), yaitu fokus pada persoalan, mengenali atau merumuskan
persoalan dan mempertimbangkan jawaban
2) Reason (Alasan), yaitu dapat memberikan alasan pada sebuah jawaban.
3) Inference (Menarik kesimpulan), yaitu memperhitungkan mutu simpulan
dengan asumsi alasan untuk diterima.
4) Situation (Situasi), yaitu mencermati suasana yang ada dengan seksama.

57
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2010), h. 155.
58
Ennis, Op.cit., p. 20.

19
5) Clarity (Kejelasan), yaitu mengecek serta membenarkan kejelasannya agar
tidak membuat interpretasi ganda.
6) Overview (Tinjauan ulang), yaitu memandang kembali suatu aksi.
Indikator kemampuan berpikir kritis menurut Ennis (1990), terdapat dua
belas indikator berpikir kritis yang dikategorikan dalam lima kemampuan berpikir,
kelima indikator tersebut yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan pada
tabel berikut:59
Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
No. Aspek Indikator
1. Elementary clarification a. Bertanya dan menjawab pertanyaan
(memberi penjelasan klarifikasi dan pertanyaan yang
sederhana) menantang
2. Basic support a. Mempertimbangkan kredibilitas
(membangun keterampilan (kriteria) suatu sumber
dasar b. Mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil observasi
3. Inference (menyimpulkan) a. Membuat deduksi dan
mempertimbangkan hasil deduksi
b. Membuat induksi dan
mempertimbangkan induksi
4. Advanced clarification a. Mengidentifikasi asumsi
(membuat penjelasan
lebih lanjut)
5. Strategies and tactic a. Memutuskan suatu tindakan
(strategi dan taktik

4. Materi Gelombang Bunyi


a. Karakteristik Gelombang Bunyi
Bunyi adalah gelombang mekanik yang merambat melalui suatu medium.
Bunyi dihasilkan oleh getaran partikel-partikel penyusun medium. Getaran
partikel-partikel ini menyebarkan energi sumber melalui media. Oleh karena itu,
suara hanya dapat merambat dengan adanya medium. Bunyi tidak dapat merambat
dalam ruang hampa. Di udara, suara ditransmisikan oleh getaran molekul udara. Di

59
Arthur L. Costa (ed.), Developing Mind: a Resource Book for Teaching Thinking ed.
Arthur L. Costa, (Alexandria: Association for Supervision and Curriculum Development, 1991), p.
68.

20
dalam zat padat bumi merambat akibat getaran atom-atom zat padat. Di dalam zat
cair bunyi merambat akibat getaran atom-atom atau molekul-molekul penyusun zat
cair.60
Laju rambat bunyi bergantung pada jenis materialnya. Dalam zat padat laju
rambat bunyi lebih besar daripada dalam zat cair. Dan dalam zat cair laju rambat
bunyi lebih besar daripada dalam gas. Laju rambat bunyi pada sejumlah zat. Laju
rambat bunyi juga dipengaruhi oleh suhu. Kebergantungan laju rambat bunyi di
udara dapat didekati dengan persamaan:61
𝑣 = (331 + 0,6𝑇)𝑚/𝑠
dengan 𝑣 adalah kelajuan gelombang bunyi (𝑚/𝑠 ) dan 𝑇 adalah temperatur dalam
derajat Celcius.
Tabel 2.2 Laju Rambat Bunyi Di Dalam Beberapa Material
Material Laju rambat bunyi (m/s)
Udara 343
Udara (0℃) 331
Helium 1005
Hidrogen 1300
Air 1440
Air laut 1560
Besi 5000
Glas 4500
Aluminium 5100
Kayu keras 4000

Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal, yaitu gelombang


yang tersusun atas partikel-partikel yang berosilasi searah dengan gerak gelombang
tersebut. Gelombang ini terjadi karena kompresi dan peregangan partikel dalam
medium gas, cair, atau padat.
Telinga manusia dapat mendengarkan bunyi jika syarat-syaratnya sudah
terpenuhi. Ada 3 syarat terdengarnya bunyi, antara lain:
1. Terdapat sumber bunyi, seperti senar gitar yang dipetik, suara mobil yang lewat,
dan lain sebagainya.

60
Mikrajuddin Abdillah, Fisika Dasar Jilid II, (Bandung: Institut Teknologi Bandung,
2017), h. 528.
61
Ibid.

21
2. Ada medium perantara, gelombang bunyi adalah gelombang mekanik yang
membutuhkan medium perantara. Gelombang bunyi dapat merambat pada zat
padat, cair, dan juga gas.
3. Memiliki frekuensi delam rentang 20-20.000 Hz, rentang frekuensi ini disebut
frekuensi yang dapat didengar. Frekuensi suara di bawah (infrasonik) atau di
atas (ultrasound) rentang frekuensi ini tidak terdengar oleh telinga manusia.
b. Sumber Bunyi
Sumber bunyi berasal dari benda yang bergetar. Pada alat musik, sumber
bunyi dihasilkan oleh getaran seperti dipukul, dipetik, diusap, atau ditiup pada
sebuah alat musik. Alat musik yang paling umum menggunakan senar yang
bergetar, seperti biola dan gitar, atau kolom udara yang bergetar, seperti terompet
dan seruling.
1) Dawai
Alat musik yang menggunakan dawai sebagai alat getar contohnya gitar
atau biola. Sebuah gitar dapat menghasilkan berbagai suara dengan menekan
bagian-bagian tertentu dari senar ketika dipetik. Nada yang dihasilkan dengan pola
paling sederhana disebut nada dasar, kemudian secara berturut-turut pola
gelombang yang terbentuk menghasilkan nada atas ke-1, nada atas ke-2, nada atas
ke-3, … dan seterusnya. Berikut gambar 2.2 menunjukkan pola-pola yang terjadi
pada sebuah dawai yang kedua ujungnya terikat, jika dipetik akan menghasilkan
nada-nada seperti:

Gambar 2.1 Pola Gelombang Pada Petikan Dawai

22
Sumber : https://fisikazone.com/sumber-bunyi/
Frekuensi nada harmonik ke-n pada dawai dituliskan dalam persamaan:
𝑛𝑣 𝑛𝑣
𝑓𝑛 = =
λ 2𝑙
Dengan 𝑓𝑛 adalah frekuensi nada ke n (Hz), 𝑛 adalah urutan nada harmonik
(1, 2, 3, dst.), 𝑣 adalah kelajuan gelombang bunyi pada dawai (m/s), λ adalah
panjang gelombang (m), dan 𝑙 adalah panjang dawai (m).
Kelajuan gelombang pada dawai berkaitan dengan kelajuan gelombang
pada tali yang dituliskan dalam persamaan:

𝐹 𝐹𝑙
𝑣=√ =√
𝜇 𝑚

Sehingga persamaan frekuensi nada pada dawai dapat dituliskan:

𝑛𝑣 𝑛 𝐹 𝑛 𝐹𝑙
𝑓𝑛 = = √ = √
2𝑙 2𝑙 𝜇 2𝑙 𝑚

Dengan 𝑣 adalah kelajuan gelombang bunyi pada dawai (m/s), 𝐹 adalah gaya
tegangan dawai (N), 𝜇 adalah massa per satuan panjang dawai (kg/m), 𝑙 adalah
panjang dawai (m), 𝑚 adalah massa dawai (kg), 𝑓𝑛 adalah frekuensi nada ke n (Hz),
dan 𝑛 adalah urutan nada harmonik (1, 2, 3, dst.).

2) Pipa Organa
Sumber bunyi yang sumber getarannya berupa kolom udara disebut pipa
organa. Frekuensi alami pipa organa tergantung pada panjang pipa dan keadaan
ujung pipa (terbuka atau tertutup).
a) Pipa Organa Terbuka
Pipa organa terbuka merupakan pipa organa dengan ujung terbuka
(berhubungan dengan udara luar). Jarak antara dua simpul (node) atau antara dua
perut (antinode) pada pipa organa terbuka adalah setengah panjang gelombang
1
sehingga 𝑙 = 2 λ atau λ = 2𝑙.

23
Gambar 2.2 Pola Gelombang Pipa Organa Terbuka
Sumber : https://www.utakatikotak.com/Nada-Nada-Pipa-Organa-dan-Dawai/
Persamaan umum frekuensi alami atau frekuensi resonansi pipa organa
sama dengan persamaan umum untuk tali yang terikat kedua ujungnya, yaitu
sebagai berikut:
𝑛𝑣 𝑛𝑣
𝑓𝑛 = =
λ 2𝑙
Dengan 𝑓𝑛 adalah frekuensi nada ke n (Hz), 𝑛 adalah urutan nada harmonik
(1, 2, 3, dst.), 𝑣 adalah kelajuan gelombang bunyi pada dawai (m/s), λ adalah
panjang gelombang (m), dan 𝑙 adalah panjang pipa organa terbuka (m).
b) Pipa Organa Tertutup
Pipa organa tertutup merupakan kondisi apabila ujung pipa organa tertutup.
Pada ujung pipa tertutup, udara tidak bebas bergerak sehingga pada ujung pipa
selalu terjadi simpul. Jarak antara simpul (node) dan perut (antinode) terdekat pada
1
pipa organa tertutup adalah seperempat panjang gelombang sehingga 𝑙 = 4 λ atau

λ = 4𝑙.

Gambar 2.3 Pola Gelombang Pipa Organa Tertutup


Sumber : https://www.utakatikotak.com/Nada-Nada-Pipa-Organa-dan-Dawai/

24
Secara umum frekuensi alami pipa organa tertutup dinyatakan dengan
persamaan berikut:
𝑛𝑣 𝑛𝑣
𝑓𝑛 = =
λ 4𝑙
Dengan 𝑓𝑛 adalah frekuensi nada ke n (Hz), 𝑛 adalah urutan nada harmonik
(1, 2, 3, dst.), 𝑣 adalah kelajuan gelombang bunyi pada dawai (m/s), λ adalah
panjang gelombang (m), dan 𝑙 adalah panjang pipa organa tertutup (m).
c. Efek Doppler
Efek Doppler terjadi ketika ada gerakan relatif antara sumber dan pengamat.
Fenomena ini pertama kali dikemukakan oleh fisikawan Austria Christian Doppler
(1803-1855). Ketika sumber dan pengamat mendekat, pengamat mendengar
frekuensi suara yang lebih tinggi daripada yang dipancarkan dari sumber tanpa
gerakan relatif. Saat sumber dan pengamat bergerak menjauh satu sama lain,
pengamat mendengar frekuensi yang lebih rendah dari frekuensi sumber tanpa
adanya gerakan relatif. Jika cepat rambat bunyi di udara adalah 𝑣, frekuensi yang
dipancarkan sumber bunyi adalah 𝑓𝑠 dan bergerak dengan kecepatan 𝑣𝑠 sedangkan
pendengar bergerak dengankecepatan 𝑣𝑝 , maka frekuensi yang didengar oleh
pendengar (pengamat) adalah sebagai berikut:
𝑣 ± 𝑣𝑝
𝑓𝑝 = 𝑓
𝑣 ± 𝑣𝑠 𝑠

Dengan 𝑓𝑝 adalah frekuensi bunyi yang diterima pendengar (Hz), 𝑓𝑠 adalah


frekuensi bunyi sumber (Hz), 𝑣 adalah cepat rambat bunyi di udara (m/s), 𝑣𝑝 adalah
kecepatan pendengar (m/s), dan 𝑣𝑠 adalah kecepatan sumber bunyi (m/s).
Nilai 𝑣𝑝 positif ketika pendengar bergerak menuju sumber bunyi dan negatif
jika pendengar bergerak menjauh dari sumber bunyi. Sedangkan, nilai 𝑣𝑠 akan
positif ketika sumber bunyi bergerak menjauh dari pendengar dan akan negatif
ketika sumber bunyi bergerak menuju pendengar.
d. Intensitas Bunyi dan Taraf Intensitas Bunyi
Intensitas suara adalah energi gelombang suara per satuan luas yang
ditransmisikan melalui permukaan planar. Jika daya sumber bunyi sebesar 𝑃 watt,

25
maka besarnya intensitas bunyi di suatu tempat yang berjarak r dari sumber bunyi
dapat dinyatakan:
𝑃 𝑃
𝐼= =
𝐴 4𝜋𝑟2
Dengan 𝐼 adalah intensitas bunyi (watt/m2 ) (𝑃 menyatakan daya bunyi
(watt), dan 𝐴 menyatakan luas bidang permukaan(m2 )
Intensitas gelombang bunyi semakin mengecil dengan bertambahnya jarak
dari sumber. Secara matematis dengan mempertimbangkan dua titik dengan radius
𝑟1 dan 𝑟2 pada saat yang sama, serta daya keluaran dijaga konstan, intensitas pada
𝑟1 dan 𝑟2 adalah sebagi berikut:62
𝑃
𝐼2 4𝜋𝑟22 𝑟12
= = 2
𝐼1 𝑃 𝑟2
4𝜋𝑟12
Telinga manusia merupakan pendeteksi suara yang sangat sensitif karena
telinga manusia memiliki keterbatasan pendengaran, maka para ahli menggunakan
istilah dalam intensitas bunyi dengan menggunakan ambang pendengaran dan
ambang perasaan. Intensitas ambang pendengaran (𝐼0 ) yaitu intensitas bunyi
terkecil yang masih mampu didengar oleh telinga, sedangkan intensitas ambang
perasaan yaitu intensitas bunyi yang terbesar yang masih dapat didengar telinga
tanpa menimbulkan rasa sakit. Besarnya ambang pendengaran berkisar pada
10−12 watt/m2 dan besarnya ambang perasaan berkisar pada 1 watt/m2 . Taraf
intensitas bunyi merupakan perbandingan nilai logaritma antara intensitas bunyi
yang diukur dengan intensitas ambang pendengaran (𝐼0 ) dalam satuan dB (desi
bell) yang dituliskan dalam persamaan:63
log 𝐼
𝑇𝐼 = 10
log 𝐼0
Dengan 𝑇𝐼 adalah taraf intensitas (dB), 𝐼 adalah intensitas bunyi (watt/m2 ), dan
𝐼0 adalah intensitas ambang pendengaran (10−12 watt/m2 ).

62
David Halliday, Robert Resnick, dan Jearl Walker, Fisika Dasar Edisi Ketujuh Jilid I
Terj. dari Physics 7𝑡ℎ Extended Edition oleh Euis Sustini, dkk. (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2010),
h. 488.
63
Ibid., h. 489.

26
B. Penelitian Relavan
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian penulis yang berjudul
“Pengaruh Website Berbasis Gaya Belajar Visual Terhadap Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa pada Materi Gelombang Bunyi” adalah sebagai berikut:
1. Utami dan Djukri (2020) pada jurnalnya yang berjudul “Improving Students’
Critical Thinking Skills Through Natural Science Learning Website” penelitian
ini menunjukan hasil dengan menggunakan situs web pembelajaran IPA
berpengaruh signifikan pada kemampuan berpikir kritis siswa dengan nilai
signifikansi (α) 0,00 < 0,05, sedangkan skor Ngain sebesar 0,87 yang termasuk
dalam kategori sedang. Dapat disimpulkan bahwa alam website pembelajaran
IPA dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.64
2. Farida Restulowati, Mila Ermila Henriyani dan Siti Gia Syauqiyah Fitri (2016)
pada jurnalnya yang berjudul “Pengaruh Website Sebagai Media Pembelajaran
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI Di SMA Negeri 1 Bojonegara pada
Subkonsep Sistem Hormon Manusia” hasil perhitungan uji t dengan taraf
kepercayaan 95% (α = 0,05) yang berarti bahwa kemampuan siswa kelas
eksperimen lebih baik dari kelas kontrol.65
3. Mohammad Djamil M. Nur (2017) pada jurnalnya yang berjudul “Pengaruh
Strategi Pembelajaran Fisika Berbasis Website Terhadap Hasil Belajar pada
Siswa yang Memiliki Self-Regulated Learning (SRL) yang Berbeda” hasil uji
menunjukkan bahwa hasil belajar antara kelompok siswa yang belajar fisika
berbasis website memiliki nilai lebih tinggi 7,82 % dibandingkan dengan
kelompok belajar fisika yang berbasis video.66
4. Syaiful Rahman, Wahid Munawar dan Ega T. Berman (2014) pada jurnalnya

64
Utami dan Djukri, “Improving Students’ Critical Thinking Skills Through Natural
Science Learning Website”, International Conference on Science Education and Technology, 2020,
p.1.
65
Farida Restulowati, dkk, Pengaruh Website Sebagai Media Pembelajaran Terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas XI Di SMA Negeri 1 Bojonegara pada Subkonsep Sistem Hormon Manusia”,
Jurnal Biologi dan Pembelajarnnya, Vol. 11, No 1, 2016, h. 59.
66
Mohammad Djamil M. Nur, “Pengaruh Strategi Pembelajaran Fisika Berbasis Website
Terhadap Hasil Belajar pada Siswa yang Memiliki Self-Regulated Learning (SRL) yang Berbeda”,
Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan, Vol. 2, No. 1, 2017, h. 74.

27
yang berjudul “Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Website pada
Proses Pembelajaran Produktif di SMK” hasil penelitian tersebut menunjukan
bahwa terdapat pengaruh yang sedang pada pemanfaatan media pembelajaran
berbasis website terhadap hasil belajar kognitif siswa.67
5. Agung Rinaldy Malik, Emzir, dan Sri Sumarni (2020) pada jurnalnya yang
berjudul “Pengaruh Strategi Pembelajaran Mobile Learning dan Gaya Belajar
Visual terhadap Penguasaan Kosa kata bahasa Jerman Siswa SMA NEGERI 1
Maros” hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
pada penguasaan bahasa Jerman antara kelompok startegi pembelajaran mobile
learning Lern Deutsch Goethe Institut dan Instagram terhadap gaya belajar
visual siswa.68
6. Arylien Ludji Bire, dkk (2014) pada jurnalnya yang berjudul “Pengaruh Gaya
Belajar Visual, Auditorial, dan Kinestetik Terhadap Prestasi Belajar Siswa”
hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
gaya belajar visual terhadap prestasi belajar.69

C. Kerangka Berpikir
Berpikir kritis merupakan suatu keterampilan yang dapat dilatih dan
dibiasakan. Keterampilan berpikir kritis dapat dilatih dengan menggunakan struktur
pembelajaran yang mendorong siswa untuk berpikir kritis, salah satunya pada
pembelajaran fisika. Namun pada kenyataannya keterampilan berpikir kritis siswa
di Indonesia masih tergolong rendah. Salah satu alternatif untuk meningkatkan
keterampilan berpikir siswa dan meningkatkan keaktifan aktivitas belajar siswa
adalah dengan memperhatikan gaya belajar siswa salah satunya gaya belajar visual
dan memperhatikan media pembelajaran yang cocok diterapkan.

67
Syaiful Rahman, dkk, “Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Website pada
Proses Pembelajaran Produktif di SMK”, Journal of Mechanical Engineering Education, Vol.
1, No. 1, 2014, h. 137.
68
Agung Rinaldy Malik, dkk, “Pengaruh Strategi Pembelajaran Mobile Learning dan Gaya
Belajar Visual terhadap Penguasaan Kosakatabahasa Jerman Siswa SMA Negeri 1 Maros”, Jurnal
Pendidikan Umum, Vol. 11, No. 1, 2020, h. 194.
69
Arylien Ludji Bire, dkk “Pengaruh Gaya Belajar Visual, Auditorial, dan Kinestetik
Terhadap Prestasi Belajar Siswa” Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran, Vol. 44, No. 2, 2014, h.
168.

28
Media pembelajaran yang digunakan guru saat ini belum dapat menunjang
semua gaya belajar siswa. Hal itu menyebabkan akan menyebabkan masalah
apabila dibiarkan, padahal guru juga bertindak sebagai fasilitator. Masalah lainnya
terlihat pada kurangnya perhatian guru terhadap gaya belajar siswa yang berbeda-
beda, sehingga guru sulit untuk mengidentifikasi media pembelajaran apa yang
cocok digunakan dalam pembelajaran.
Website dapat digunakan sebagai solusi untuk melatih keterampilan berpikir
kritis ditinjau dari gaya belajar siswa salah satunya ialah gaya belajar visual dengan
cara merekonstruksi konsepsi alternatif siswa dengan konsep baru yang tepat dan
sesuai salah satunya pada materi gelombang bunyi. Kerangka berpikir penelitian ini
dapat dilihat pada gambar 2.4 berikut.

Rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran fisika

Kurangnya perhatian guru terhadap gaya belajar siswa

Siswa dengan gaya belajar visual tidak mendapatkan pembelajaran sesuai


dengan gaya belajarnya

Guru tidak menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan gaya


belajar visual siswa

Materi gelombang bunyi banyak membutuhkan visualisasi

Penggunaan website berbasis gaya belajar visual terhadap kemampuan


berpikir kritis pada materi gelombang bunyi

Kemampuan berpikir kritis meningkat

Gambar 2.4 Kerangka Berpikir

29
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan,
maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian yaitu terdapat pengaruh website
berbasis gaya belajar visual terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi
gelombang bunyi.

30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Cikande yang
beralamatkan di Jl. Otonom, Situterate, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang,
Banten. Pengambilan data dilakukan selama 3 minggu dan dilaksanakan pada
semester ganjil tahun ajaran 2022/2023.

B. Metode dan Desain Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode quasi eksperimen
(eksperimen semu). Metode quasi exsperiment design ini mempunyai kelompok
kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel
eksternal yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.70 Metode ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh dari perlakuan yang diberikan terhadap sebuah sampel
terhadap sampel lainnya dalam kondisi yang dapat dikendalikan. Perlakuan yang
diberikan dalam penelitian ini yaitu penggunaan website berbasis gaya belajar
visual untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-equivalent control
group design yang memasukkan dua kelompok dalam penelitian ini, yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada desain ini kelompok eksperimen
maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.71 Dalam desain ini,
kelompok mendapat perlakuan awal berupa pretest untuk mengetahui baseline
apakah ada perbedaan antara kedua kelompok. Kelompok eksperimen kemudian
disuguhi menggunakan website berbasis gaya belajar visual, dan kelompok kontrol
disuguhi menggunakan website yang tidak berbasis gaya belajar visual. Setelah
diberikan perlakuan, kedua kelompok tersebut menjalani posttest untuk mengetahui

70
Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Bandung :
Alfabeta, 2015), h. 114.
71
Ibid, h. 116.

31
tingkat kemampuan berpikir kritis siswa.. Gambaran pada design tersebut dapat
dilihat pada tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Postest
Eksperimen 𝑂1 𝑋𝐸 𝑂2
Kontrol 𝑂1 𝑋𝐾 𝑂2

𝑂1 : Tes awal yang diberikan sebelum proses belajar mengajar dan diberikan
kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol
𝑂2 : Tes akhir yang diberikan setelah proses belajar mengajar dan diberikan
kepada kelas ekperimen dan kelas kontrol
𝑋𝐸 : Perlakuan terhadap kelas eksperimen berupa penggunaan website
berbasis gaya belajar visual
𝑋𝐾 : Perlakuan terhadap kelas kontrol berupa pembelajaran dengan
menggunakan website tanpa mengkhususkan gaya belajar

C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang peneliti lakukan terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap
awal, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.
1. Tahap Persiapan
Tahapan persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Melakukan penelitian pendahuluan dengan melakukan observasi pendahuluan
melalui kajian literatur atau kunjungan ke beberapa sekolah untuk mencari data
yang mendukung masalah yang dipilih.
b. Merumuskan masalah yang akan dibahas sebagai prioritas penelitian, dan
melakukan survei kompetensi yang akan dicapai pada mata pelajaran fisika.
c. Mengumpulkan data tentang gaya belajar siswa dengan memberi instrumen
gaya belajar untuk menuntukan kecondongan gaya belajar siswa.

32
d. Membuat website, menyusun perangkat pembelajaran seperti RPP, instrumen
tes berupa tes essai yang mengukur kemampuan berpikir kritis, dan instrumen
nontes berupa angket respon siswa.
e. Melakukan uji kelayakan atau validasi website dan instrumen tes kepada ahli
dan kemudian memperbaikinya jika diperlukan.
f. Menganalisis data hasil uji kelayakan instrumen yang telah diujikan
g. Melakukan uji coba instrumen tes ke sekolah tempat penelitian dan kemudian
menganalisisnya dengan menggunakan uji validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran, dan daya beda untuk dapat mengukur kemampuan berpikir kritis
yang sebenarnya.
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelakanaan adalah sebagai berikut:
a. Memberikan tes awal (pretest) untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis
sebelum pelaksanaan proses belajar mengajar dan kemudian menganalisis hasil
pretest tersebut.
b. Mengelompokkan subjek penelitian menjadi dua kelas yaitu kelas kontrol dan
kelas eksperimen berdasarkan hasil pretest.
c. Melaksanakan kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen dan kontrol.
Pembelajaran di kelas eksperimen menggunakan website berbasis gaya belajar
visual, sedangkan pembelajaran di kelas kontrol menggunakan pembelajaran
dengan website tanpa mengkhususkan gaya belajar.
d. Memberikan test akhir (posttest) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
setelah pembelajaran selesai.
3. Tahap Akhir
Kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir adalah sebagai berikut:
a. Menganalisis data hasil posttest dan membandingkannya dengan hasil pretest
serta melakukan uji hipotesis penelitian.
b. Menguji hipotesis dari data yang diperoleh.
c. Menyimpulkan hasil penelitian berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh.
Tahapan prosedur penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut:

33
Tahap Persiapan

Studi pendahuluan Menyusun RPP, intrumen


Merumuskan masalah
tes, dan media website

Melakukan uji coba Menganalisis data hasil uji Uji kelayakan/validasi


instrumen tes kelayakan instrumen

Pendataan gaya belajar

Tahap Pelaksanaan

Pengelompokan kelas Kegiatan pembelajaran


Pretest kontrol dan ekserimen

Postest

Tahap Akhir

Menganalisis data hasil Penarikan kesimpulan


Menguji hipotesis
penelitian penelitian

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian

D. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya.72

72
Ibid., h. 61.

34
1. Variabel bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).73 Variabel bebas
dalam penelitian ini yaitu website.
2. Variabel terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas.74 Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
berpikir kritis siswa pada materi gelombang bunyi.

E. Populasi dan Sampel


Populasi adalah wilayah penyamarataan yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.75 Populasi dalam penelitian
ini adalah siswa kelas XI IPA SMAN 1 Cikande dengan jumla 240 siswa. Sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.76
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMAN 1 Cikande yang
memiliki gaya belajar visual dengan total 30 siswa untuk kelas kontrol dan 30 siswa
untuk kelas eksperimen yang sudah melewati tes dengan mengisi instrumen tes
gaya belajar untuk menentukan gaya belajar dominan siswa yang harus siswa isi
secara online dengan jumlah 16 soal,. Hasil dari tes tersebut akan menunjukan gaya
belajar siswa yang bisa siswa dan guru lihat melalui email masing-masing.

F. Teknik Pengambilan Sampel


Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling
purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.77
Penentuan sampel ditujukan kepada siswa dengan gaya belajar visual baik dari
kelas kontrol maupun eksperimen yang diperoleh dari hasil tes gaya belajar

73
Ibid.
74
Ibid.
75
Bambang Sudaryana, Metodologi Penelitian Teori dan Praktek Kuantitatif dan
Kualitatif, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), h. 48.
76
Sugiyono, Op.Cit., h. 118.
77
Ibid., h. 124.

35
menggunakan instrumen gaya belajar. Pertimbangan yang dilakukan dalam
menentukan sampel pada penelitian ini berdasarkan pada hasil pretest kelas XI IPA
SMAN 1 Cikande.

G. Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini terdapat tiga tahapan teknik pengumpulan data yaitu
tahap pengumpulan data sebelum pembelajaran, ketika pembelajaran dan setelah
pembelajaran. Pengumpulan data tes berupa pemberian pretest dan posttest kepada
kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis
siswa sebelum dan setelah diberi perlakuan. Sementara, pengumpulan data nontes
berupa pengisian angket yang hanya diberikan kepada kelas eksperimen untuk
mengetahui respon siswa setelah perlakuan berupa penerapan website berbasis gaya
belajar visual. Kedua tahap tersebut dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data
Tahap Sumber Jenis Data Instrumen
Data Penelitian
Sebelum Guru Fisika Wawancara Pedoman
pembelajaran SMAN 1 Wawancara
Cikande
Saat Kelas Pretest, yaitu hasil Instrumen tes
Pembelajaran eksperimen pengetahuan awal keterampilan
dan Kelas siswa sebelum berpikir kritis
kontrol diterapkan perlakuan dengan lima
untuk mengetahui aspek berpikir
kenormalan dan kritis menurut
kehomogenan sampel. Ennis
Posttest, yaitu hasil Instrumen tes
pengetahuan siswa keterampilan
sesudah diterapkan berpikir kritis
perlakuan untuk dengan lima
mengetahui pengaruh aspek berpikir
website berbasis gaya kritis menurut
belajar visual terhadap Ennis
kemampuan
berpikir kritis siswa.
Setelah Kelas Respon siswa Lembar
Pembelajaran eksperimen terhadap penggunaan angket
website berbasis gaya

36
Tahap Sumber Jenis Data Instrumen
Data Penelitian
belajar visual.

H. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa instrumen tes dan nontes
(angket).
1. Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Instrumen tes keterampilan berpikir kritis terdiri dari soal pretest dan
posttest. Soal pretest dan posttest mengacu pada aspek keterampilan berpikir kritis
menurut R. H. Ennis. Instrumen tes ini diberikan kepada siswa kelas XI IPA yang
dijadikan sampel penelitian, baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen.
Kisi-kisi instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.3 Kisi-kisi Intrumen Tes
Nomor Soal Indikator
Indikator Pembelajaran Materi Berpikir Kritis
1 2 3 4 5
Memberikan penjelasan sederhana Gelombang
terkait peristiwa perambatan bunyi bunyi 1
pada kehidupan sehari-hari
Menyimpulkan informasi yang
berhubungan dengan cepat rambat 2
bunyi suatu zat
Memberi penjelasan lebih lanjut
3
terhadap laju bunyi udara
Membangun keterampilan dasar
mengenai frekuensi dan panjang 4
gelombang suatu dawai
Memberi penjelasan lebih lanjut
mengenai panjang gelombang 5
dawai
Menyimpulkan suatu fenomena
yang berkaitan dengan frekuensi 6
sebuah pipa organa terbuka
Menyusun strategi dan taktik terkait
pemilihan alat musik pipa organa 7
yang memiliki suara paling nyaring

37
Nomor Soal Indikator
Indikator Pembelajaran Materi Berpikir Kritis
1 2 3 4 5
Memberi penjelasan sederhana
dengan bertanya dan menjawab
pertanyaan klarifikasi dan 8
pertanyaan yang menantang
mengenai fenomena efek doppler
Membangun keterampilan dasar
dalam mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil fenomena 9
efek doppler untuk menentukan
besar frekuensi
Membangun keterampilan dasar
dari sumber yang disediakan terkait 10
intensitas bunyi
Memberi penjelasan lebih lanjut
mengenai masalah terkait intensitas 11
bunyi pada kehidupan sehari-hari
Memberi penjelasan lebih lanjut
terkait intensitas bunyi terhadap 12
keras lembutnya bunyi

Suatu instrumen tes dikatakan baik jika memenuhi empat kriteria, yaitu:
validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda. Maka dari itu, sebelum
instrumen tes digunakan, instrumen diuji coba terlebih dahulu. Uji coba yang
dilakukan adalah uji validitas, uji reliabilitas, uji kesukaran dan uji daya pembeda.
a. Uji Validitas Instrumen
Sebelum menggunakan alat uji atau instrumen tes, terlebih dahulu harus
mengukur derajat validitasnya. Suatu alat atau instrumen dikatakan valid jika dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Penelitian ini
menggunakan dua tahap validitas: validitas konstruk dan validitas isi.
1) Validitas Konstruk (Construct Validity)
Validitas konstruk adalah ukuran valid tidaknya suatu alat ukur,
berdasarkan kesesuaiannya dengan konstruk teoretis yang digunakan untuk
menguji. Suatu tes dikatakan memiliki validitas konstruk yang memadai apabila
soal tersebut mengukur seluruh aspek berpikir yang dijabarkan dalam standar

38
kompetensi, kompetensi dasar, maupun indikator yang terdapat dalam kurikulum.78
Uji validitas konstruk ini diujikan kepada 70 siswa di salah satu sekolah di
Kabupaten Serang yang telah mempelajari materi gelombang bunyi. Validitas
instrumen dihitung menggunakan rumus productmoment Pearson dengan angka
kasar sebagai berikut:79
𝑛 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√[√𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 ] [𝑁 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 ]

Keterangan :
𝑟𝑥𝑦 : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
𝑋 : Skor tiap butir soal
𝑌 : Skor total tiap butir soal
𝑁 : Jumlah siswa
Tabel kategori validitas lapangan berdasarkan perbandingan output 𝑟𝑥𝑦 dengan
𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut:80
Tabel 3.4 Kategori Validitas
Ketentuan Nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Kategori
𝑟𝑥𝑦 ≥ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Valid

𝑟𝑥𝑦 < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Tidak Valid

Kriteria koefisien korelasi yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut:81
Tabel 3.5 Kriteria Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi 𝑟𝗑𝑦 Kriteria
0,80 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,60 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,80 Tinggi
0,40 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,60 Cukup

78
Iwan Permana Suwarna, Pengembangan Instrumen Ujian Komprehensif Mahasiswa
Melalui Computer Based Test pada Program Studi Pendidikan Fisika, (Jakarta: Pusat Penelitian dan
Pengembangan (PUSLITPEN) LP2M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), h. 49.
79
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2015),
h. 87
80
Ibid., h. 89
81
Ibid.

39
Koefisien Korelasi 𝑟𝗑𝑦 Kriteria
0,20 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,40 Rendah
0,00 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,20 Sangat Rendah

Hasil uji validitas konstruk dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut:
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Konstruk
Statistik Butir Soal
Jumlah soal 12
Jumlah siswa 70
Nomor soal yang diujikan 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12
Nomor soal yang valid 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12
Persentase soal yang valid 100%

2) Validitas Isi
Validitas isi (content validity) dilakukan untuk memastikan bahwa isi
tes/instrumen sudah sesuai dan relevan dengan tujuan dari penelitian itu sendiri atau
tidak.82 Validitas isi dalam penelitian ini memiliki tiga aspek yang diukur, yaitu
aspek materi, konstruksi dan bahasa. Hasil penilaian ahli diolah dengan
menggunakan content validity ratio (CVR) dan content validity index (CVI).
Validitas isi dihitung dengan menggunakan nilai CVR dan Koefisien Kappa yang
ditentukan dengan cara:83
𝑁
𝑛𝑒 − 2
𝐶𝑉𝑅 =
𝑁
2
Keterangan :
𝐶𝑉𝑅 : Rasio validitas isi
𝑛𝑒 : Jumlah ahli atau judgement pemberi nilai (penting/relevan/ esensial)
𝑁 : Jumlah ahli atau judgement

82
Suwarna, Op. cit., h. 50.
83
Ibid.

40
Nilai CVR berkisar antara +1 sampai -1. Nilai positif (+) menunjukkan
bahwa setidaknya setengah ahli/judgement mengkategorikan item sebagai
penting/esensial. Semakin lebih besar CVR dari 0, maka semakin penting dan
semakin tinggi validitas isinya.84 Setelah mendapatkan nilai CVR, selanjutnya
yang perlu dihitung ialah nilai CVI. CVI sendiri merupakan rata-rata dari nilai
CVR yang memiliki rumusan sebagai berikut:85
∑ 𝐶𝑉𝑅
𝐶𝑉𝐼 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙
Kategori hasil perhitungan CVI dapat dilihat dari Tabel 3.7 berikut:86
Tabel 3.7 Kategori Nilai Content Validity Index (CVI)
Rentang Nilai Kategori
0,00 − 0,33 Tidak sesuai
0,34 − 0,67 Sesuai
0,68 − 1,00 Sangat sesuai

Hasil uji validitas isi dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut:
Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Isi
Aspek yang dinilai Nilai CVI Kategori
Materi/Konten 0,92 Sangat sesuai
Kontruksi 0,96 Sangat sesuai
Bahasa 0,97 Sangat sesuai

b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen. Uji
reliabilitas merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui taraf kepercayaan.
Sebuah tes memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi jika dapat memberikan hasil
yang konsisten.87 Reliabilitas suatu instrumen tes yang berbentuk uraian dapat

84
Ibid.
85
Ibid., h. 51.
86
Ibid.
87
Arikunto, Op. cit., h. 100.

41
dihitung dengan menggunakan formula Alpha Cronbach, yaitu:88
𝑛 ∑ 𝜎𝑖2
𝑟11 = [ ] [1 − ]
(𝑛 − 1) 𝜎𝑖2
Keterangan :
𝑟11 : Reliabilitas yang dicari
∑ 𝜎𝑖2 : Jumlah varians skor tiap-tiap item
𝜎𝑖2 : Varians total
𝑛 : Banyaknya butir soal
Kriteria koefisien korelasi reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.9
berikut: 89
Tabel 3.9 Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi 𝑟11 Kriteria
0,80 < 𝑟11 ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,60 < 𝑟11 ≤ 0,80 Tinggi
0,40 < 𝑟11 ≤ 0,60 Cukup
0,20 < 𝑟11 ≤ 0,40 Rendah
0,00 < 𝑟11 ≤ 0,20 Sangat Rendah

Hasil uji realibilitas dapat dilihat pada tabel 3.10 berikut


Tabel 3.10 Hasil Uji Realibilitas
Statistik Reliabilitas Soal
𝑟11 0,84
Kriteria Sangat tinggi

c. Taraf Kesukaran
Uji taraf kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar derajat
kesukaran suatu soal. Suatu soal dikatakan baik jika tingkat kesulitan soal tersebut
seimbang. Dengan kata lain, pertanyaan yang baik tidak terlalu mudah atau terlalu

88
Ibid., h. 122.
89
Ibid., h. 89.

42
sulit..90 Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks
kesukaran (difficultyindex). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan
1,00. Berikut merupakan rumusan untuk mencari taraf kesukaran suatu soal: 91
𝐵
𝑃=
𝐽𝑆
Keterangan :
𝑃 : Indeks kesukaran
𝐵 : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
𝐽𝑆 : Jumlah seluruh siswa yang mengikuti tes
Kategori indeks kesukaran dapat dilihat pada Tabel 3.11 berikut:
Tabel 3.11 Kategori Indeks Kesukaran
Interval P Kriteria Soal
0,00 − 0,30 Sukar
0,31 − 0,70 Sedang
0,71 − 1,00 Mudah

Hasil uji taraf kesukaran dapat dilihat pada tabel 3.12 berikut ini:
Tabel 3.12 Hasil Uji Taraf Kesukaran
Butir Soal
Kriteria Soal
Jumlah Soal Persentase
Mudah 0 00,00%
Sedang 8 66,67%
Sukar 4 33,33%
Jumlah 12 100%

d. Daya Pembeda (DP)


Daya pembeda digunakan untuk mengetahui keterampilan butir dalam
membedakan kelompok peserta didik antar kelompok peserta didik yang pandai
dengan kelompok peserta didik yang kurang pandai. Untuk mengetahui daya

90
Ibid., h. 223.
91
Arikunto, Op. Cit., h. 223.

43
pembeda soal bentuk uraian adalah dengan menggunakan rumus berikut ini.

𝐵𝐴 + 𝐵𝐵
𝐷=
0,5𝑁
Keterangan :
D : Daya Pembeda
BA : Jumlah yang menjawab benar pada kelompok atas
BB : Jumlah yang menjawab benar pada kelompok bawah
N : Jumlah peserta tes
Klasifikasi daya pembeda, yaitu:
Tabel 3.13 Kriteria Daya Beda
Nilai Kriteria
Negatif Sangat Buruk
0,00- 0,20 Buruk
0,20- 0,40 Cukup
0,40- 0,70 Baik
0,70- 1,00 Baik Sekali

Hasil uji daya pembeda dapat dilihat pada tabel 3.14 berikut:
Tabel 3.14 Hasil Uji Daya Pembeda
Butir Soal
Kriteria Soal
Jumlah Soal Persentase
Cukup 1 8,33%
Baik 9 75%
Baik Sekali 2 16,67%
Jumlah 12 100%

2. Instrumen Non Tes (Angket Siswa)


Instrumen non tes pada penelitian ini yaitu berupa angket untuk mengetahui
respon siswa terhadap pembelajaran dengan gaya belajar visual berbasis website
yang telah diterapkan selama proses pembelajaran. Angket merupakan teknik

44
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya.92
Angket yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala
Likert. Angket yang akan digunakan merupakan angket tertutup dengan alternatif
jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Cukup (C), Tidak Setuju (TS), Sangat
Tidak Setuju (STS).93 Kisi-kisi instrumen non tes yang digunakan dalam penelitian
ini dapat dilihat pada Tabel 3.15 berikut.
Tabel 3.15 Kisi-kisi Instrumen Non Tes
No. Indikator Angket Nomor Soal Jumlah
Positif Negatif Soal
Respon siswa terhadap
1. penggunaan website berbasis
gaya belajar visual dalam 3, 5 4 3
proses pembelajaran.
Keunggulan penggunaan
website berbasis gaya belajar 1 2, 6 3
2. visual.

Pemahaman materi setelah


3. belajar menggunakan website 7 8 2
berbasis gaya belajar visual.
Jumlah Soal 4 4 8

I. Teknik Analisis Data


1. Teknik Analisis Data Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Setelah data terkumpul melalui instrumen penelitian yang diuji, selanjutnya
diolah dan dianalisis sehingga hasil data tersebut dapat menjawab pertanyaan
penelitian dan menguji hipotesis. Analisis data instrumen tes keterampilan
berpikir kritis untuk menguji normalitas, homogenitas dan uji hipotesis.

92
Sugiyono, Op. cit., h. 142.
93
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 240.

45
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mengetahui apakah
data berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau berada dalam sebaran
normal.94 Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Shapiro-
Wilk. Untuk data kurang dari 50, uji ini dianggap lebih akurat.95 Pengujian
normalitas menggunakan bantuan software IBM SPSS Statistics 24 dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:96
1) Tetapkan hipotesis statistik
𝐻0 = sampel berasal dari populasi terdistribusi normal
𝐻1 = sampel berasal dari populasi terdistribusi tidak normal
2) Gunakan tingkat signifikan 𝖺= 5%
3) Perhatikan significance (sig.) pada output setelah pengolahan data
4) Perhatikan kriteria pengambilan keputusan di bawah ini:
a) Jika 𝑠i𝑔. > 0,05 (5%) maka 𝐻0 diterima, 𝐻1 ditolak, dengan kesimpulan sampel
berasal dari populasi terdistribusi normal.
b) Jika 𝑠i𝑔. ≤ 0,05 (5%) maka 𝐻0 ditolak, 𝐻1 diterima, dengan kesimpulan sampel
berasal dari populasi terdistribusi tidak normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas merupakan uji asumsi yang bertujuan untuk mengetahui
apakah objek (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol) yang diteliti
mempunyai varian yang sama. Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan
uji Levene. Langkah-langkah melakukan uji Levene dengan software IBM SPSS
statistics 24 sebagai berikut:97
1) Tetapkan hipotesis statistik
𝐻0 = Tidak ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok (homogen)
𝐻1 = Ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok (tidak homogen)

94
Nuryadi, dkk, Dasar-Dasar Statistik Penelitian, (Yogyakarta: Sibuku Media, 2017), h.
79.
95
Lucky Herawa, Uji Normalitas Data Kesehatan menggunakan SPSS, (Yogyakarta:
Poltekkes Jogja Press, 2016), h. 17.
96
Kadir, Statistika Terapan edisi 3, (Depok: Rajawali Press, 2018), h. 157.
97
Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Bumi Aksara
,2014), h. 168.

46
2) Gunakan taraf signifikansi 𝖺= 5%
3) Perhatikan significance (sig.) pada output setelah pengolahan data
4) Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini:
a) Jika 𝑠i𝑔. > 0,05 (5%) maka 𝐻0 diterima, 𝐻1 ditolak, dengan kesimpulantidak
ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok (homogen).
b) Jika 𝑠i𝑔. ≤ 0,05 (5%) maka 𝐻0 ditolak, 𝐻1 diterima, dengan kesimpulan ada
perbedaan varian nilai dari kedua kelompok (tidak homogen).
c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis harus disesuaikan dengan hasil uji normalitas dan uji
homogenitas yang telah dilakukan sebelumnya. Pengujian hipotesis dengan
menggunakan statistika parametrik lebih powerful dibandingkan dengan statistika
non parametrik. Oleh karena itu, sedapat mungkin pengujian parametrik sebaiknya
lebih diutamakan. Pengujian parametrik harus memenuhi dua kriteria, yaitu tipe
data dan normalitas distribusi data. 98 Jika tipe data dalam kasus penelitian adalah
kualitatif berupa nominal atau ordinal, maka pengujian non parametrik yang
digunakan; sebaliknya jika bertipe kuantitatif, berupa interval atau rasio, maka
menggunakan statistika parametrik. 99 Jika distribusi dalam penelitian adalah
normal maka menggunakan statistika parametrik, namun jika distribusi data tidak
normal maka ada dua cara yang dapat dilakukan; pertama adalah membuat
distribusi data nya menjadi normal sehingga dapat menggunakan statistika
parametrik, tetapi jika distribusi data tidak berhasil dinormalkan, maka pilihan
kedua yang diambil yaitu pengujian statistik menggunakan statistika non
parametrik.100

d. Normal Gain
Gain adalah selisih antara nilai pretest dan posttest, gain menunjukkan
peningkatan keterampilan berpikir kritis peserta didik setelah pembelajaran

98
Sunjoyo, dkk, Aplikasi SPSS untuk Smart Riset, (Bandung: Alfabet, 2013), h. 82.
99
Ibid.
100
Ibid.

47
dilakukan guru.101
Untuk mengetahui selisih nilai tersebut, menggunakan rumus berikut:
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑜𝑠𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑁 − 𝐺𝑎𝑖𝑛 =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
Berikut kategori peningkatan N-gain:
Tabel 3.16 Kriteria Normal Gain
Nilai Kriteria
g > 0,7 Tinggi
0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang
g < 0,3 Rendah

1. Teknik Analisis Data Nontes


Data nontes dalam penelitian ini berupa angket respon siswa yang diberikan
kepada kelas eksperimen setelah diberi perlakuan dengan penggunaan website
berbasis gaya belajar visual. Hasil angket dihitung menggunakan model skala
Likert seperti pada Tabel 3.17 berikut.
Tabel 3.17 Skala Penilaian Angket
Bobot Penilaian Pernyataan
Alternatif Jawaban
Positif Negatif
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5
Tidak Setuju (TS) 2 4
Cukup (C) 3 3
Setuju (S) 4 2
Sangat Setuju (SS) 5 1

Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam menganalisis angket respon


siswa:
a. Memberi skor pada setiap item
b. Menghitung skor total yang diperoleh oleh setiap item

101
Yanti Herlanti, Buku Saku Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (Jakarta:
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h. 76.

48
c. Menghitung persentase jawaban siswa pada setiap item menggunakan
rumus:
𝑛
𝑃= × 100
𝑁
Keterangan:
P : Persentase penilaian (%)
n : Jumlah skor yang diperoleh
N : Jumlah skor maksimum
Menginterpretasikan data dengan menggunakan kriteria persentase angket.
Interpretasi persentase angket respon siswa dapat dilihat pada Tabel 3.18 berikut:
Tabel 3.18 Kriteria Interpretasi Persentase Angket
Persentase (%) Kriteria
81-100 Sangat kuat
61-80 Kuat
41-60 Cukup
21-40 Lemah
0-20 Sangat lemah

J. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik pada penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan antara rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa setelah diberikan
perlakuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan rumusan
sebagai berikut :
𝐻0 ∶ 𝜇1 = 𝜇2
𝐻1 ∶ 𝜇1 ≠ 𝜇2
Keterangan :
𝐻0 : Tidak terdapat pengaruh penggunaan website berbasis gaya belajar
visual terhadap kemampuan berpikir siswa pada materi gelombang
bunyi.
𝐻1 : Terdapat pengaruh penggunaan website berbasis gaya belajar visual
terhadap kemampuan berpikir siswa pada materi gelombang bunyi.

49
𝜇1 : Rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen yang
diberikan perlakuan penggunaan website berbasis gaya belajar visual.
𝜇2 : Rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa kelas kontrol yang diberikan
perlakuan penggunaan website mengkhususkan gaya belajar.

50
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Data yang dideskripsikan merupakan hasil penelitian pengaruh website berbasis
gaya belajar visual terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi
gelombang bunyi. Hasil data yang diperoleh diantaranya data hasil pretest, posttest,
dan N-gain dari kelas kontrol dan kelas eksperimen, serta hasil respon siswa dari
kelas eksperimen.
1. Kemampuan Awal Siswa Sebelum Perlakuan
a. Hasil Pretest Siswa
Hasil ini merupakan kemampuan awal berpikir kritis siswa sebelum
mendapatkan perlakuan dalam proses pembelajaran. Hasil pretest kemampuan
berpikir kritis siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum diberi
perlakuan disajikan pada Tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen
Kelas
Pemusatan dan Penyebaran Data
Eksperimen Kontrol
Mean 6,77 8,07
Median 7,00 8,00
Modus 7,00 8,00
Skor Tertinggi 12,00 13,00
Skor Terendah 4,00 4,00
Standar Deviasi 1,99 1,95

Tabel 4.1 menunjukkan ukuran pemusatan dan penyebaran data berdasarkan


skor pretest yang didapatkan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas
kontrol dan kelas eksperimen memiliki skor terendah yang sama yaitu 4. Sedangkan
untuk skor tertinggi pada kelas kontrol yaitu 13,00 dan pada kelas eksperimen yaitu
12,00. Skor rata-rata (mean) yang didapatkan pada kelas kontrol lebih tinggi
daripada skor rata-rata kelas eksperimen yaitu 8,07 pada kelas kontrol dan 6,77 pada

51
kelas eksperimen. Skor tengah (median) pada kelas kontrol yakni 8 dan skor tengan
pada kelas eksperimen yakni 7,00. Begitupun dengan modus (skor yang sering
muncul) pada kelas kontrol yakni 8,00 dan kelas eksperimen skornya adalah 7,00.
Standar deviasi pada kelas kontrol yaitu 1,95 dan pada kelas eksperimen yaitu 1,99.

b. Kemampuan Berpikir Kritis Awal Siswa


Kemampuan berpikir kritis pada penelitian ini yaitu berdasarkan aspek berpikir
kritis menurut Ennis, diantaranya: elementary clarification, basic support,
inference, advanced clarification, strategy and tactic. Kemampuan berpikir kritis
siswa dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Pretest Per-Aspek Berpikir Kritis Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen
Pretest
Aspek Berpikir Skor
Kontrol Eksperimen
Kritis Maksimum
X̄ % X̄ %
Elementary
5 1,03 39 0,62 24
Clarification
Basic Support 8 0,26 9 0,49 18
Inference 7 1,25 49 0,73 26
Advanced
10 0,57 24 0,53 22
Clarification
Strategy and
3 0,47 16 0,50 17
Tactic
Total 3,58 137 2,86 107
Mean 0,72 27,4 0,57 21,4

Tabel 4.2 menyajikan rekapitulasi capaian hasil pretest siswa kelas


eksperimen dan kelas kontrol ditiap aspek berpikir kritis. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa persentase aspek berpikir kritis siswa tertinggi terdapat pada
kelas kontrol untuk aspek inference (49%). Sementara itu persentase tertinggi untuk
aspek inference (26%) ada di kelas eksperimen. Dari hasil pretest rata-rata kedua
kelas berdasarkan tabel tersebut mengindikasikan bahwa berpikir kritis kedua kelas
memiliki kemampuan awal yang sama karena tidak memiliki perbedaan skor yang
signifikan.

52
2. Kemampuan Akhir Siswa Setelah Perlakuan
a. Hasil Posttest Siswa
Berdasarkan perhitungan statistik, hasil posttest yang diperoleh dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan pada penelitian ini
disajikan pada Tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen
Kelas
Pemusatan dan Penyebaran Data
Eksperimen Kontrol
Mean 17,20 9,67
Median 17,00 9,50
Modus 17,00 10,00
Skor Tertinggi 27,00 13,00
Skor Terendah 10,00 7,00
Standar Deviasi 4,03 2,09

Tabel 4.3 menunjukkan ukuran pemusatan dan penyebaran data


berdasarkan skor posttest yang didapatkan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Kelas kontrol memiliki skor terendah 7,00 dan kelas eksperimen memiliki skor
terendah yaitu 10,00. Sedangkan untuk skor tertinggi pada kelas kontrol yaitu 13,00
dan pada kelas eksperimen yaitu 27,00. Skor rata-rata (mean) yang didapatkan pada
kelas eksperimen lebih tinggi daripada skro rata-rata kelas kontrol yaitu 9,67 pada
kelas eksperimen dan 17,20 pada kelas kontrol. Skor tengah (median) pada kelas
kontrol yaitu 9,50 dan pada kelas eksperimen yaitu 17,00. Modus (skor yang sering
muncul) pada kelas kontrol yaitu 10,00 dan pada kelas eksperimen yaitu 17,00.
Standar deviasi pada kelas kontrol yaitu 2,09 dan pada kelas eksperimen yaitu 4,03.

b. Kemampuan Berpikir Kritis Akhir Siswa


Kemampuan berpikir kritis pada penelitian ini yaitu berdasarkan aspek berpikir
kritis menurut Ennis, diantaranya: elementary clarification, basic support,

53
inference, advanced clarification, strategy and tactic. Kemampuan berpikir kritis
siswa setelah diberikan perlakuan dapat dilihat pada tabel 4.4
Tabel 4.4 Hasil Posttest Aspek Berpikir Kritis Kelas Kontrol Dan Kelas
Eksperimen
Posttest
Aspek Berpikir Skor
Kontrol Eksperimen
Kritis Maksimum
X̄ % X̄ %
Elementary
5 1,15 44 1,65 64
Clarification
Basic Support 8 0,49 18 1,18 45
Inference 7 1,37 51 1,75 63
Advanced
10 0,65 28 1,30 55
Clarification
Strategy and
3 0,57 19 1,67 56
Tactic
Total 4,22 160 7,54 283
Mean 0,84 32,00 1,51 56,60

Tabel 4.3 menunjukkan rekapitulasi hasil posttest siswa kelas eksperimen dan
kelas kontrol di tiap aspek berpikir kritis. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
persentase aspek berpikir kritis siswa tertinggi terdapat pada kelas eksperimen,
yaitu elementary clarification (64%) dan terendah pada aspek basic support (45%).
Sementara itu persentase tertinggi untuk kelas kontrol terdapat pada aspek inference
(51%), sedangkan persentase terendahnya terdapat pada aspek basic support (18%).
Hasil posttest kedua kelas berdasarkan tabel tersebut memiliki selisih yang cukup
besar sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan akhir berpikir kritis kedua
kelas berbeda.

3. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Kelas Eksperimen


dan Kelas Kontrol
a. Peningkatan Berpikir Kritis Siswa
Peningkatan berpikir kritis siswa pada kedua kelas, yakni kelas kontrol dan
kelas eksperimen diperoleh dari rata-rata nilai N-gain. Hasil N-gain kelas kontrol
dan kelas eksperimen dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini.

54
0,5

Rata-rata Skor N-gain


0,39
0,4

0,3

0,2 Eksperimen
Kontrol
0,1 0,06

0
Eksperimen Kontrol
Berpikir Kritis Siswa

Gambar 4.1 Diagram Batang Rata-rata Nilai N-gain Siswa Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol

Gambar 4.1 menunjukan gambaran rata-rata skor N-gain pada kelas


eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen memperoleh nilai N-gain sebesar
0,39 yang dikategorikan bahwa peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa
berada pada kategori sedang. Kelas kontrol memperoleh nilai N-gain 0,06 yang
dikategorikan bahwa peningkatan berpikir kritis siswa berada pada kategori rendah.
Berdasarkan skor N-gain tersebut dapat dibandingkan bahwa peningkatan
kemampuan berpikir kritis siswa dengan gaya belajar visual yang mendapat
perlakuan media pembelajaran website berbasis gaya belajar visual lebih tinggi
daripada siswa yang mendapat perlakuan dengan media pembelajaran website tanpa
berbasis gaya belajar visual.
b. Peningkatan Aspek Berpikir Kritis Siswa
Peningkatan aspek berpikir kritis siswa pada kedua kelas dari rata-rata N-gain
dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Rata-rata N-gain Aspek Berpikir Kritis Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Aspek N-gain
Berpikir Kelas Kelas
Keterangan Keterangan
Kritis Eksperimen Kontrol
Elementary
0,52 Sedang 0,15 Rendah
Clarification

55
Aspek N-gain
Berpikir Kelas Kelas
Keterangan Keterangan
Kritis Eksperimen Kontrol
Basic
0,33 Sedang 0,10 Rendah
Support
Inference 0,55 Sedang 0,03 Rendah
Advanced
0,43 Sedang 0,05 Rendah
Clarification
Strategy and
0,47 Sedang 0,04 Rendah
Tactic

Tabel 4.6 menyajikan perbedaan rata-rata nilai N-gain aspek berpikir kritis pada
kedua kelas. Peningkatan tertinggi terdapat pada kelas eksperimen dengan aspek
inference, yaitu sebesar 0,55 dan terendah pada aspek basic support, yaitu sebesar
0,33. Sedangkan peningkatan tertinggi pada kelas kontrol terdapat pada aspek
elementary clarification, yaitu sebesar 0,15 dan terendah terdapat pada kelas
kontrol dengan aspek inference, yaitu sebesar 0,03. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa peningkatan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi
(signifikan) dibanding kelas kontrol.

4. Hasil Analisis Angket Respon Siswa


Hasil data angket respon siswa yang diperoleh dari kelas eksperimen terhadap
penggunaan media website berbasis gaya belajar visual diolah berdasarkan
aspeknya. Diperoleh data berupa persentase yang kemudian diinterpretasikan dalam
bentuk keterangan ketertarikan siswa terhadap media website berbasis gaya belajar
visual. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Respon Siswa Terhadap Penggunaan Media Pembelajaran Website
Berbasis Gaya Belajar Visual
Aspek Angket Persentase Interpretasi
Respon Siswa
Respon siswa dengan gaya belajar
visual terhadap penggunaan website
81,56% Sangat Baik
berbasis gaya belajar visual dalam
proses pembelajaran.
Keunggulan penggunaan website
81,11% Sangat Baik
berbasis gaya belajar visual.

56
Aspek Angket Persentase Interpretasi
Respon Siswa
Pemahaman materi setelah belajar
menggunakan website berbasis gaya 81%
Sangat Baik
belajar visual.
Rata-rata Persentase 81,22% Sangat Baik

Dapat dilihat pada tabel 4.7 bahwa rata-rata persentase respon siswa terhadap
penggunaan media pembelajaran website berbasis gaya belajar visual berada pada
kategori sangat baik (81,22%). Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan
website berbasis gaya belajar visual dalam proses pembelajaran dapat membuat
siswa lebih tertarik dan lebih memahami materi gelombang bunyi.

5. Hasil Uji Prasyarat


a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi
yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan pada data pretest dan
posttest kedua kelas. Uji ini menggunakan bantuan aplikasi software SPSS statistics
24 dengan uji Shapiro-Wilk. Hasil uji dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Pretest Posttest
Shapiro-Wilk Kelas Kelas Kelas Kelas
Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen
Sig. 0,25 0,05 0,01 0,34
α Apabila Sig. ≥ 0,05 = 𝐻0 diterima, Sig. < 0,05 = 𝐻0 ditolak
Keputusan Data Data Data Data
Berdistribusi Berdistribusi Berdistribusi Berdistribusi
Normal Normal Tidak Normal Normal

Ketentuan uji normalitas Shapiro-Wilk jika Sig. ≥ 0,05 = 𝐻0 diterima, maka data
dinyatakan berdistribusi normal. Jika Sig < 0,05 = 𝐻0 ditolak, maka data dinyatakan
berdistribusi tidak normal. Tabel 4.8 menunjukkan data pretest kedua kelas di atas
0,05 dan sama dengan 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa skor pretest pada
kedua kelas terdistribusi normal. Sedangkan skor sig. posttest pada kelas kontrol

57
sebesar 0,01 (sig. < 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa skor posttest pada
kelas kontrol berdistribusi tidak normal. Dan skor sig. posttest pada kelas
eksperimen sebesar 0,34 (sig. > 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa skor
posttest pada kelas eksperimen berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas homogen
atau tidak. Uji homogenitas dilakukan pada data pretest dan posttest kedua kelas.
Uji ini menggunakan bantuan aplikasi software SPSS statistics 24 dengan uji
Levene Statistics. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Uji Levene
Pretest Posttest
Statistic
Sig. 0,053 0,000
α Sig. ≥ 0,05 = 𝐻0 diterima Sig. < 0,05 = 𝐻0 ditolak
Keputusan Data Homogen Data Tidak Homogen

Ketentuan uji homogenitas jika Sig. ≥ 0,05 = 𝐻0 diterima, maka data


dinyatakan homogen. Jika Sig. < 0,05 = 𝐻0 ditolak, maka data dinyatakan tidak
homogen. Tabel 4.9 menunjukkan data pretest di atas 0,05 dan data posttest di
bawah 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest homogen sedangkan
data posttest tidak homogen.
6. Hasil Uji Hipotesis
Hasil uji prasyarat statistik menunjukkan bahwa data pretest pada kedua kelas
teristribusi normal dan homogen. Sehingga untuk menguji hipotesis data pretest
menggunakan analisis statistik parametrik. Hasil uji prasyarat statistik
menunjukkan bahwa data posttest pada kedua kelas tidak berdistribusi normal dan
tidak homogen. Sehingga untuk menguji hipotesis data posttest menggunakan
analisis statistik nonparametrik.

58
Tabel 4.9 Hasil Uji Hipotesis Pretest dan Posttest
Uji t dan Uji
Pretest Posttest
Mann Whitney U
Sig. (2-tailed) 0,053 0,000
α Sig. ≥ 0,05 = 𝐻0 diterima Sig. < 0,05 = 𝐻0 ditolak
Keputusan 𝐻0 diterima 𝐻0 ditolak

Ketentuan uji hipotesis jika Sig. ≥ 0,05 = 𝐻0 diterima, maka tidak terdapat
pengaruh penggunaan media pembelajaran website berbasis gaya belajar visual
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Jika Sig. < 0,05 = 𝐻0 ditolak, maka
terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran website berbasis gaya belajar
visual terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Tabel 4.10 menunjukkan data
pretest di atas 0,05 dan data posttest di bawah 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran website berbasis gaya belajar
visual terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.

B. Pembahasan Hasil Penelitian


Kemampuan berpikir kritis siswa dengan gaya belajar visual diketahui
berdasarkan hasil skor tes kemampuan awal (pretest) dan hasil skor tes kemampuan
akhir (posttest). Tes kemampuan awal dan akhir diukur menggunakan instrumen
tes yang sama berdasarkan pada aspek kemampuan berpikir kritis menurut RH.
Ennis. Instrumen tes kemampuan berpikir kritis yang digunakan pada penelitian ini
telah diuji oleh ahli dan telah diuji cobakan untuk mendapatkan kelayakan
instrument tes (validitas, realibilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran).
Berdasarkan hasil uji coba instrumen tersebut, keseluruhan soal yang berjumlah 12
soal didapatkan hasil signifikan dan layak untuk digunakan. Kemudian soal tersebut
digunakan untuk pretest. Hasil rata-rata skor pretest yang diperoleh baik pada kelas
kontrol dan kelas eksperimen menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa
masih tergolong rendah. Hal ini terlihat dari perolehan skor rata-rata pretest pada
kelas kontrol sebesar 8,07 dan pada kelas eksperimen sebesar 6,77 dari skor

59
maksimum sebesar 33. Hal ini sejalan dengan penelitian yang menyatakan bahwa
kemampuan berpikir kritis siswa SMA di Kabupaten Serang terkategori rendah.102
Kemampuan awal siswa berdasarkan hasil pretest pada setiap aspek berpikir
kritis yaitu elementary clarification, basic support, inference, advanced
clarification, dan strategy and tactic berada pada kategori rendah. Aspek
elementary clarification di kelas kontrol sebesar 39% dan kelas eksperimen sebesar
24%. Rendahnya kemampuan siswa pada aspek elementary clarification
diantaranya: siswa tidak mampu memberikan penjelasan sederhana dengan
memberikan pertanyaan terkait masalah pada peristiwa perambatan bunyi serta
membuat jawaban dengan tepat, siswa tidak mampu menjelaskan penyebab
perbedaan suara dari fenomena efek Doppler. Aspek basic support di kelas kontrol
sebesar 9% dan kelas eksperimen sebesar 18%. Rendahnya kemampuan siswa pada
aspek basic support diantaranya: siswa tidak mampu menentukan rumus yang
sesuai pada peristiwa efek Doppler, siswa tidak memahami penggunaan suatu
sumber untuk membantu menyelesaikan masalah terkait daya bunyi, dan siswa
kesulitan menentukan kesimpulan dari informasi yang disajikan yang berkaitan
dengan frekuensi dan panjang gelombang pada dawai. Aspek inference di kelas
kontrol sebesar 49% dan kelas eksperimen sebesar 26%. Rendahnya kemampuan
siswa pada aspek inference diantaranya: siswa kesulitan mendeduksi dan
mempertimbangkan hasilnya dari soal yang terkait batas frekuensi, dan siswa relatif
mampu menyimpulkan informasi mengenai cepat rambat bunyi. Aspek advanced
clarification di kelas kontrol sebesar 24% dan kelas eksperimen sebesar 22%.
Rendahnya kemampuan siswa pada aspek advanced clarification diantaranya:
siswa kesulitan untuk mengidentifikasi asumsi dan mengemukakan asumsinya
terkait laju bunyi, siswa kesulitan untuk membangun argumennya mengenai
panjang gelombang dawai, siswa kesulitan untuk menentukan argument yang tepat
terkait batas ambang pendengaran manusia, dan siswa kesulitan untuk memberi
argumentnya dengan tepat mengenai intensitas bunyi. Aspek strategy and tactic di

102
Yusi Yuswati, Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA dan MA di Kabupaten Serang
pada Mata Pelajaran Fisika Konsep Suhu dan Kalor Tahun Ajaran 2020/2021, Skripsi UIN Jakarta,
h. 81.

60
kelas kontrol sebesar 16% dan kelas eksperimen sebesar 17%. Rendahnya
kemampuan siswa pada aspek strategy and tactic diantaranya: siswa tidak dapat
menentukan tindakan yang tepat terhadap masalah yang berkaitan dengan pipa
organa dan juga kesulitan untuk berstrategi logika menentukan apa yang harus
dilakukan untuk menghadapi masalah yang berkaitan dengan pipa organa. Hal
tersebut sejalan dengan yang disampaikan Tomy, Parno dan Sunaryono dalam
penelitiannya bahwa kemampuan berpikir kritis siswa berada pada kategori
rendah.103
Kondisi hasil akhir kemampuan berpikir kritis siswa pada setiap aspeknya
memiliki perbedaan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Aspek
elementary clarification di kelas kontrol sebesar 44% dan kelas eksperimen sebesar
64%. Tingginya kemampuan siswa kelas eksperimen pada aspek elementary
clarification dikarenakan siswa sudah mampu memberikan sebuah pertanyaan dan
jawaban yang sesuai terkait perambatan bunyi dan siswa mampu menyebutkan
perbedaan peristiwa yang berkaitan dengan fenomena efek Doppler. Aspek basic
support di kelas eksperimen sebesar 45% dan kelas kontrol sebesar 18%. Tingginya
kemampuan siswa kelas eksperimen pada aspek basic support dikarenakan siswa
mampu mempertimbangkan kredibilitas dari informasi yang disajikan berkaitan
dengan fenomena efek Doppler, siswa mampu memberikan alasan dari untuk
menjawab sebuah soal dari informasi yang disajikan berkaitan dengan daya bunyi,
dan siswa mengobservasi dan mempertimbangkan hasilnya dari informasi yang
berkaitan dengan dawai. Aspek inference di kelas eksperimen sebesar 63% dan
kelas kontrol sebesar 51%. Tingginya kemampuan siswa kelas eksperimen pada
aspek inference dikarenakan siswa sudah mampu untuk mendeduksi yang
mempertimbangkan hasilnya melalui kondisi yang logis terkait batas frekuensi
bunyi, siswa sudah mampu menyimpulkan dengan tepat terkait cepat rambat bunyi
dari beberapa zat. Aspek advanced clarification di kelas eksperimen sebesar 55%
dan kelas kontrol sebesar 28%. Tingginya kemampuan siswa kelas eksperimen pada
aspek advanced clarification dikarenakan siswa sudah data mengidentifikasi

103
Tomy Suganda, dkk., “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Topik Gelombang
Bunyi dan Cahaya”, JPF (Jurnal Pendidikan Fisika) FKIP UM Metro, Vol. 10, No. 1, 2022. h. 141.

61
asumsi dan mengemukakan asumsinya terkait laju bunyi, siswa sudah dapat
membangun argumennya mengenai panjang gelombang dawai, siswa sudah dapat
untuk menentukan argument yang tepat terkait batas ambang pendengaran manusia,
dan siswa sudah dapat untuk memberi argumentnya dengan tepat mengenai
kenyaringan bunyi. Aspek strategy and tactic di kelas eksperimen sebesar 56% dan
kelas eksperimen sebesar 19%. Tingginya kemampuan siswa kelas eksperimen
pada aspek strategy and tactic dikarenakan siswa sudah dapat menentukan tindakan
yang tepat terhadap masalah yang berkaitan dengan pipa organa dan juga sudah
dapat menentukan strategi logika untuk menentukan apa yang harus dilakukan
untuk menghadapi masalah yang berkaitan dengan pipa organa. Sementara skor
posttest yang rendah pada kelas kontrol dikarenakan media website tidak berbasis
gaya belajar visual dan tidak mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis
siswa. Faktor yang menyebabkan kemampuan berpikir kritis siswa tidak meningkat
adalah penggunaan media yang tidak berbasis pada gaya belajar siswa, sekaligus
media yang monoton. Media website yang digunakan siswa kelas kontrol tidak
mampu menstimulus kemampuan berpikir kritis siswa karena tidak didesain untuk
siswa dengan gaya belajar visual. Media tersebut tidak mampu memberikan
visualisasi yang baik pada materi gelombang bunyi
Berdasarkan data yang telah diperoleh, aspek berpikir kritis kelas
eksperimen mengalami peningkatan yang besar pada setiap aspeknya. Peningkatan
setiap aspek dilihat dari N-gain. Pada aspek inference kelas eksperimen mengalami
peningkatan tertinggi yaitu sebesar 55%, sedangkan kelas kontrol hanya sebesar
3%. Hal ini dikarenakan gambar yang ditampilkan mampu menstimulus siswa
untuk memdeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi terkait permasalahan
pipa organa, diasumsikan juga hal tersebut terjadi karena pada aspek ini memiliki
skoring terbesar, serta cepat rambat bunyi dari beberapa zat ditampilkan di website
dengan visualisasi website yang mudah dipahami. Sementara itu, aspek basic
support di kelas eksperimen mengalami peningkatan terendah dibanding aspek
lainnya yaitu sebesar 45% dan kelas kontrol sebesar 18%. Hal ini dikarenakan
fenonema efek Doppler di soal tidak divisualisasikan pada website sehingga kurang
menstimulus pemahaman siswa. Kemudian konsep daya bunyi pada website

62
berbasis gaya belajar visual tidak dijelaskan secara detail. Faktor-faktor tersebut
menjadi penyebab bahwa N-gain siswa eksperimen pada aspek basic support lebih
rendah dibandingkan dengan aspek lain. Aspek elementary clarification di kelas
eksperimen mengalami peningkatan sampai sebesar 52% dan kelas kontrol hanya
mengalami peningkatan sebesar 15%. Aspek advanced clarification di kelas
eksperimen mengalami peningkatan sampai sebesar 43% dan kelas kontrol hanya
mengalami peningkatan sebesar 5%. Aspek strategy and tactic di kelas eksperimen
mengalami peningkatan sampai sebesar 47% dan kelas kontrol hanya mengalami
peningkatan sebesar 4%. Peningkatan setiap aspek pada kelas eksperimen lebih
tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hal ini dikarenakan pada kelas eksperimen siswa
dengan gaya belajar visual dimodalkan dengan media pembelajaran yang mampu
memberikan visualisasi yang baik dan mampu meningkatkan kemampuan berpikir
kritisnya. Siswa kelas kontrol cenderung hanya memerhatikan soal yang diberikan
jawaban yang tidak tepat. Sedangkan siswa kelas eksperimen sangat antusias ketika
belajar dan siswa merasa sangat fokus saat pembelajaran. Siswa pada kelas kontrol
merasa visualisasi yang ditampilkan melalui media website tidak berbasis gaya
belajar visual kurang untuk menjadi stimulus dan tidak memberikan pengaruh yang
signifikan. Sementara pada kelas eksperimen dengan bantuan media website
berbasis gaya belajar visual mampu memberikan visualisasi yang membuat siswa
tertarik dan fokus dengan apa yang dipelajari.
Hasil uji hipotesis statistik posttest menunjukkan bahwa 𝐻0 ditolak dan
𝐻1 diterima. Kesimpulan dari uji hipotesis statistik adalah terdapat perbedaan skor
akhir rata-rata berpikir kritis siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Berdasarkan peningkatan (N-gain) di setiap aspek berpikir kritis dapat disimpulkan
bahwa penggunaan media website berbasis gaya belajar visual berpengaruh
terhadap berpikir kritis siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian Idi bahwa adanya
pengaruh penerapan media pembelajaran berbasis web terhadap keterampilan
berpikir kritis.104

104
Idi Rathomy Baisa, “Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis Web terhadap
Keterampilan Berpikir Kritis dan Kemampuan Kognitif”, Jurnal Jendela Pendidikan Indonesia,
Vol. 1, No. 2, 2018. h. 86.

63
Siswa di kelas eksperimen sangat antusias dan tertarik untuk mempelajari
materi gelombang bunyi menggunakan media pembelajaran website berbasis gaya
belajar visual. Hal ini terlihat pada hasil angket respon siswa terhadap penggunaan
media pembelajaran website berbasis gaya belajar visual berada dalam kategori
sangat baik yaitu 81,56%. Hasil angket Ini menunjukkan bahwa penggunaan media
pembelajaran website berbasis gaya belajar visual mampu menarik perhatian siswa
dan fokus terhadap pembelajaran, memudahkan siswa dalam memahami materi
gelombang bunyi terutama dalam visualisasi dan meningkatkan berpikir kritis
siswa.

C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian yang telah dilakukan ini memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya
sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini dapat dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel yang
telah ditetapkan sebelumnya oleh peneliti.
2. Waktu yang terbatas sehingga dalam proses pembelajaran terkesan terburu-buru
agar target pembelajaran terselesaikan.
3. Peneliti hanya meneliti siswa dengan gaya belajar visual namun semua siswa
selain gaya belajar visual tetap mengikuti proses pembelajaran.
4. Persentase gambar dan tulisan akan relatif berbeda jika menggunakan perangkat
yang berbeda.

64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh website berbasis gaya belajar visual terhadap kemampuan
berpikir kritis siswa pada materi gelombang bunyi.
2. Terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen
yang mendapatkan perlakuan berupa penggunaan website berbasis gaya belajar
visual yaitu sebesar 0,39 yang berada pada kategori sedang. Peningkatan pada
aspek elementary clarification sebesar 0,52 (sedang), aspek basic support
sebesar 0,33 (sedang), aspek inference sebesar 0,55 (sedang), aspek advance
clarification sebesar 0,43 (sedang), dan aspek strategy and tactics sebesar 0,47
(sedang).
3. Respon siswa terhadap penggunaan website berbasis gaya belajar visual sangat
baik. Rata-rata persentase respon siswa terhadap penggunaan website berbasis
gaya belajar visual yaitu 81,22%.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka dapat disaran hal-hal
berikut:
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan website berbasis gaya belajar
visual dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi
gelombang bunyi, sehingga media pembelajaran ini bisa dijadikan pilihan
utama dalam proses pembelajaran baik secara luring maupun daring.
2. Cakupan website akan lebih baik jika berbasis semua gaya belajar siswa.
3. Cakupan materi dalam penggunaan media pembelajaran website berbasis gaya
belajar visual bisa lebih luas tidak hanya pada materi gelombang bunyi.

65
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. 2020. Gaya Belajar Matematika Siswa SMP. Bandung: Cakra.


Arikunto, Suharsimi . 2015. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Arsyad, Azhar. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Asysyifa, Diena Shulhu, dkk. 2019. “Analysis of Students Critical Thinking Skills
Using Partial Credit Models (PCM) in Physics Learning”. International
Journal of Educational Research Review, Vol. 4.
Baisa, Idi Rathomy. 2018. “Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis Web terhadap
Keterampilan Berpikir Kritis dan Kemampuan Kognitif”. Jurnal Jendela
Pendidikan Indonesia, Vol. 1, No. 2.
Bassham, Gregory, et al. 2011. Critical Thinking : A student's Introduction ed. 4.
New York: McGraw-Hill.
Bire, Arylien Ludji ,dkk. 2014. “Pengaruh Gaya Belajar Visual, Auditorial, dan
Kinestetik Terhadap Prestasi Belajar Siswa” Jurnal Penelitian Inovasi
Pembelajaran, Vol. 44, No. 2.
Costa, Arthur L. 1991. Developing Mind: a Resource Book for Teaching Thinking
ed. Arthur L. Costa. Alexandria: Association for Supervision and Curriculum
Development.
DePorter, Bobbi dan Mike Hernacki. 2015. Quantum Learning: Membiasakan
Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Djamarah, dkk. 2014. Strategi belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Ennis, Robert H. 1991. Critical thinking: A streamlined conception. Teaching
Philosophy, Vol. 14, No. 1.
Fahim, Mansoor dan Samaneh Eslamdoost. 2014. Critical Thinking: Frameworks
and Models for Teaching. English Language Teaching, Vol. 7, No. 7.

66
Galih, Primadhani Setyaning dan Asmadi Alsa. 2019. “Peran Interaksi Guru-Siswa
dan Gaya Belajar Siswa terhadap Disposisi Berpikir Kritis dalam
Pembelajaran Fisika”. Gadjah Mada Journal of Psychology, Vol. 5, No. 2.
Ghufron, M. Nur dan Rini Risnawita. 2012. Gaya Belajar Kajian Teoritik.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Haerunnisa, dkk. 2022. “Analisis Miskonsepsi Siswa SMP pada Konsep Getaran dan
Gelombang”. Journal of Science Education, Vol. 6, No. 2.
Halliday, David, dkk. 2010. Fisika Dasar ed. 7. Jakarta: Erlangga.
Hasan, Muhammad, dkk. Media Pembelajaran. Klaten: Tahta Media Group.
Hashemi, Seyed Ahmad, et al. 2010. Science Production in Iranian Educational
System by The Use of Critical Thinking. International Journal of Instruction.
Hasrul. 2009. “Pemahaman tentang Gaya Belajar”. Jurnal Medtek, Vol. 1, No. 2..
Herawa, Lucky. 2016. Uji Normalitas Data Kesehatan menggunakan SPSS.
Yogyakarta: Poltekkes Jogja Press.
Herlanti, Yanti. 2014. Buku Saku Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains.
Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kadir. 2018. Statistika Terapan edisi 3. Depok: Rajawali Press.
Kamus versi online Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Arti Kata Pikir.
(https://kbbi.web.id/pikir)
Khaeruddin, dkk. 2018. “Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Pada Kompetensi
Dasar Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Fisika SMA”, Prosiding Seminar
Nasional Lembaga Penelitian Universitas Negeri Makassar.
Khasanah, Robiul dan Siti Miftahul Muflihah. 2021. “Online Learning Management
Using Google Sites on Relations and Functions in Pandemic Conditions”.
Journal of Education and Learning Mathematics Research (JELMaR), Vol.
2, No. 1.
Kustandi, Cecep dan Daddy Darmawan. 2020. Pengembangan Media Pembelajaran.
Jakarta: Kencana.
Limbach, Barbara dan Wendy Waugh. 2010. “Developing Higher Level Thinking”.
Journal of Instructional Pedagogies, Vol. 3.

67
Marhadini, Satria Adhi Kusuma, dkk. 2017. “Pengembangan Media Pembelajaran
Berbasis Android pada Materi Gerak Parabola Untuk Siswa SMA”. Unnes
Physics Education Journal, Vol. 6, No. 3, 2017.
Malau, Waston dan Deny Setiawan. 2016. “Penerapan Strategi Belajar dan Gaya
Belajar Model Fleming terhadap Masa Belajar Mahasiswa di Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri Medan”. Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, Vol.
8, No. 2.
Malik, Agung Rinaldy, dkk. 2020. “ Pengaruh Strategi Pembelajaran Mobile
Learning dan Gaya Belajar Visual terhadap Penguasaan Kosakatabahasa
Jerman Siswa SMA Negeri 1 Maros”. Jurnal Pendidikan Umum, Vol. 11, No.
1.
Mason, Mark Critical Thinking and Learning. 2007. Journal Educational Philosophy
and Theory. Blackwell Publishing.
Mikrajuddin Abdillah. 2017. Fisika Dasar Jilid II. Bandung: Institut Teknologi
Bandung.
Musfiqon dan Nurdyansyah. 2015. Pendekatan Pembelajaran Saintifik. Sidoarjo:
Nizamia Learning Center.
Nur, Mohammad Djamil M. 2017. “Pengaruh Strategi Pembelajaran Fisika Berbasis
Website Terhadap Hasil Belajar pada Siswa yang Memiliki Self-Regulated
Learning (SRL) yang Berbeda”. Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan, Vol. 2,
No. 1.
Nuryadi, dkk. 2017. Dasar-Dasar Statistik Penelitian. Yogyakarta: Sibuku Media.
Peeters, Michael J and Kimberly. 2016. “Development of Critical Thinking in
Pharmacy Education”. Innovations in pharmacy, Vol. 7, No. 1.
Prashnig, Barbara. 2007. The Power of Learning Style. Bandung: Kaifa PT Mizan
Pustaka.
Syaiful, Rahman, dkk. 2014 “Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Website
pada Proses Pembelajaran Produktif di SMK”. Journal of Mechanical
Engineering Education, Vol. 1, No. 1.
Ramli, Muhammad. 2012. Media dan Teknologi Pembelajaran. Banjarmasin: IAIN
Antasari Press.

68
Restulowati, Farida, dkk. 2016. Pengaruh Website Sebagai Media Pembelajaran
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI Di SMA Negeri 1 Bojonegara pada
Subkonsep Sistem Hormon Manusia”. Jurnal Biologi dan Pembelajarnnya,
Vol. 11, No 1.
Sari, Ariesta Kartika 2014. “Analisis Karakteristik Gaya Belajar VAK (Visual,
Auditorial, Kinesetetik) Mahasiswa Pendidikan Informatika Angkatan 2014”.
Jurnal Ilmiah Edutic, Vol. 1, No.1.
Siregar, Syofian. 2014. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
Bumi Aksara.
Sudaryana, Bambang. 2018. Metodologi Penelitian Teori dan Praktek Kuantitatif
dan Kualitatif. Yogyakarta: Deepublish.
Suganda, Tomy, dkk. 2022 “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Topik
Gelombang Bunyi dan Cahaya”. JPF (Jurnal Pendidikan Fisika) FKIP UM
Metro, Vol. 10, No. 1.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung : Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Sunjoyo, dkk. 2013. Aplikasi SPSS untuk Smart Riset. Bandung: Alfabet.
Surentu, Yunice Zevanya, dkk, 2020. “Pentingnya Website sebagai Media Informasi
Destinasi Wisata di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Minahasa”.
Acta Diurna Komunikasi, Vol. 2, No. 4.
Sutrisno. 1979. Seri Fisika Dasar Gelombang dan Optik. Bandung: Penerbit ITB.
Suwarna, Iwan Permana. 2016. Pengembangan Instrumen Ujian Komprehensif
Mahasiswa Melalui Computer Based Test pada Program Studi Pendidikan
Fisika. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan (PUSLITPEN) LP2M
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Syaiful, Rahman, dkk. 2014. “Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Website
pada Proses Pembelajaran Produktif di SMK”. Journal of Mechanical
Engineering Education, Vol. 1, No. 1.

69
Thohir, Anas. 2017. Pembelajaran Fisika : Kesulitan Belajar dan Cara
Mengatasinya. Yogyakarta: Media Akademi.
Utami dan Djukri. 2020. “Improving Students’ Critical Thinking Skills Through
Natural Science Learning Website”, International Conference on Science
Education and Technology.
Wahyuni, Yusri. “Identifikasi Gaya Belajar (Visual, Auditorial, Kinestetik)
Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Bung Hatta”, Jurnal
Penelitian dan Pembelajaran Matematika, Vol. 10, No. 2.
Wati, Ega Rima. 2016. Ragam Media Pembelajaran. Jakarta: Kata Pena.
Widharyanto. 2017. “Gaya Belajar Model Vark dan Implementasinya di Dalam
Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia”, International Conference
Through Language, Literature, and Arts.
Wiedarti, Pangesti. 2018. Pentingnya Memahami Gaya Belajar. Jakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Yani, Muhammad, dkk. 2016. “Proses Berpikir Siswa Sekolah Menengah Pertama
dalam Memecahkan Masalah Matematika Berdasarkan Langkah-langkah
Polya Ditinjau dari Adversity Quotient”. Jurnal Pendidikan Matematika, Vol.
10, No. 1.
Yuhefizar, dkk. 2009. Cara Mudah Membangun Website Interaktif Menggunakan
Content Management System Joomle. Jakarta: PT Alex Media Komputindo.
Yuniarto, Eko, dkk. 2021. “Online Learning Management Using Google Sites in
Covid-19 Pandemic Era”. Journal of Applied Management (JAM), Vol.19,
No.2.
Yuswati, Yusi. 2021. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA dan MA di Kabupaten
Serang pada Mata Pelajaran Fisika Konsep Suhu dan Kalor Tahun Ajaran
2020/2021, Skripsi UIN Jakarta.
Zakiah, Linda dan Ika Lestari. 2019. Berpikir Kritis dalam Konteks Pembelajaran.
Bogor: Erzatama Karya Abadi.

70
Zivkovic, Sladana. 2016. A Model of Critical Thinking as an Important Atribute for
Success in the 21st Century. International Conference on Teaching and
Learning English as an Additional Language, GlobELT, Elsevier.

71
LAMPIRAN A PERANGKAT PEMBELAJARAN
LAMPIRAN A
PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. RPP Kelas Kontrol
2. RPP Kelas Eksperimen
3. Story Board Media Website Berbasis Gaya Belajar Visual

72
Lampiran A.1 RPP Kelas Kontrol
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL

Mata Pelajaran : Fisika


Materi Pokok : Gelombang Bunyi
Kelas/Semester : XI / Ganjil
Alokasi Waktu : 2 × 45 menit
Pertemuan ke- : 1 (satu)

A. Kompentensi Inti
Kompetensi Inti
KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab,
responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan
kawasan internasional.
KI-3 Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4 Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

73
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
KD-3 KD-4
3.10Menerapkan konsep dan prinsip 4.10Melakukan percobaan tentang
gelombang bunyi dalam teknologi. gelombang bunyi presentasi hasil
percobaan dan makna fisisnya.

IPK-3 IPK-4
3.10.1 Mengidentifikasi
karakteristik gelombang
bunyi
3.10.2 Menjelaskan fenomena cepat
rambat bunyi
3.10.3 Menentukan syarat
terdengarnya bunyi
3.10.4 Menerapkan konsep dan
persamaan cepat rambat
bunyi di udara
3.10.5 Menyimpulkan yang
berkaitan dengan definisi
gelombang bunyi

C. Tujuan Pembelajaran
3.10.1.1 Siswa dengan gaya belajar visual dapat mengidentifikasi karakteristik
gelombang bunyi dengan tepat setelah melakukan kegiatan
pembelajaran melalui website.
3.10.2.1 Siswa dengan gaya belajar visual dapat menjelaskan fenomena cepat
rambat bunyi dengan tepat saat dan setelah melakukan kegiatan
pembelajaran melalui website.

74
3.10.3.1 Siswa dengan gaya belajar visual dapat menentukan syarat
terdengarnya bunyi tepat saat dan setelah melakukan kegiatan
pembelajaran melalui website.
3.10.4.1 Siswa dengan gaya belajar visual dapat menerapkan konsep dan
persamaan cepat rambat bunyi di udara dengan tepat setelah
melakukan kegiatan pembelajaran melalui website.
3.8.5.1 Siswa dengan gaya belajar visual dapat menyimpulkan yang berkaitan
dengan definisi gelombang bunyi saat dan setelah melakukan kegiatan
pembelajaran melalui website dengan terperinci.

D. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan : Saintific Approach
E. Media Pembelajaran dan Sumber Belajar
Media Pembelajaran - Laptop
- Smartphone
- Website gelombang bunyi
Sumber Belajar - Budiyanto, Joko. 2009. Fisika
untuk SMA dan MA Kelas XII.
Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
- Giancoli, 2014. Fisika Dasar.
Jakarta: Erlangga.

F. Uraian Materi
Karakteristik Gelombang Bunyi
Bunyi adalah gelombang mekanik yang merambat dalam medium. Bunyi
timbul karena getaran partikel-partikel penyusun medium. Getaran partikel-partikel
inilah yang menyebabkan energi yang berasal dari sumber bunyi merambat dalam
medium tersebut. Dengan demikian, bunyi hanya bisa merambat jika ada medium.
Dalam ruang hampa bunyi tidak dapat merambat. Di udara bunyi merambat akibat
getaran molekul-molekul udara. Di dalam zat padat bumi merambat akibat getaran

75
atom-atom zat padat. Di dalam zat cair bunyi merambat akibat getaran atom-atom
atau molekul-molekul penyusun zat cair.

Laju rambat bunyi berbeda dalam material yang berbeda. Dalam zat padat
laju rambat bunyi lebih besar daripada dalam zat cair. Dan dalam zat cair laju
rambat bunyi lebih besar daripada dalam gas. Laju rambat bunyi pada sejumlah zat.
Laju rambat bunyi juga dipengaruhi oleh suhu. Kebergantungan laju rambat bunyi
di udara dapat didekati dengan persamaan:
𝑣 = (331 + 0,6𝑇)𝑚/𝑠
dengan 𝑣 adalah kelajuan gelombang bunyi (𝑚/𝑠 ) dan 𝑇 adalah temperatur dalam
derajat Celcius.
Tabel 1 : Laju rambat bunyi di dalam beberapa material pada 20℃
Material Laju rambat bunyi (m/s)
Udara 343
Udara (0℃) 331
Helium 1005
Hidrogen 1300
Air 1440
Air laut 1560
Besi 5000
Glas 4500
Aluminium 5100
Kayu keras 4000

Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal, yaitu gelombang


yang terdiri atas partikel-partikel yang berosilasi searah dengan gerak gelombang
tersebut. Gelombang ini terjadi karena perapatan dan perenggangan partikel dalam
medium gas, cair, atau padat.
Telinga manusia dapat mendengarkan bunyi jika syarat-syaratnya sudah
terpenuhi. Ada 3 syarat terdengarnya bunyi, antara lain:

76
1. Ada sumber bunyi, contohnya seperti senar gitar yang dipetik, bunyi dari
kendaraan yang melalui kita, dan lain sebagainya.
2. Ada medium perantara, gelombang bunyi adalah gelombang mekanik yang
memerlukan medium perantara. Gelombang bunyi dapat merambat pada zat
padat, cair, dan juga gas.
3. Memiliki frekuensi dengan rentang 20-20.000 Hz, rentang frekuensi ini disebut
dengan frekuensi audiosonik. Jika bunyi memiliki frekuensi yang lebih rendah
(infrasonik) atau lebih tinggi (ultrasonik) dari rentang frekuensi tersebut, maka
telinga manusia tidak dapat mendengarnya.

G. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah-langkah Pembelajaran
Tahapan Waktu
Guru Siswa
Orientasi Guru meminta siswa Siswa mengisi link 10 menit
untuk mengisi link absensi pada waktu
presensi di website yang telah
pada waktu yang ditentukan.
telah ditentukan.
Motivasi Guru memberi Siswa membaca
motivasi berupa dengan seksama dan
tulisan yang terdapat mengambil makna
Pembukaan di website. dari motivasi yang
diberikan.
Apersepsi Guru menggali Siswa menjawab
pengetahuan awal pertanyaan secara
siswa dengan tidak tertulis untuk
memberi pernyataan mengasah
awal di website pengetahuan awal.
seputar materi yang
akan dibahas, seperti

77
“Apa yang dimaksud
gelombang bunyi?”
Mengamati Guru memberi Siswa memahami 80 menit
pertanyaan dasar maksud dari
terkait cepat rambat pertanyaan yang
bunyi yang harus disajikan.
diamati dan dipahami
oleh siswa.
Menanya Guru memberi Siswa bertanya dan
beberapa fenomena menjawab
seperti syarat pertanyaan yang
terdengarnya bunyi diajukan.
dan cepat rambat
bunyi, siswa
diberikan
kesempatan untuk
Inti
mengumpulkan
pertanyaan lewat
website tersebut.
Mengumpulkan Guru meminta siswa Siswa mencari
Informasi untuk informasi yang
mengumpulkan berkaitan dengan
informasi berupa karakteristik
identifikasi gelombang bunyi.
karakteristik
gelombang bunyi.
Mengasosiasi Guru memberi soal Siswa mengerjakan
kan yang harus dijawab soal yang diberikan
oleh siswa terkait guru dengan tepat
sesuai dengan

78
dengan karakteristik materi yang
gelombang bunyi. diberikan.
Mengkomunika Guru meminta siswa Siswa menuliskan
sikan menjabarkan jawabannya dengan
jawabannya dan benar dan tepat.
dicatat pada buku
catatan pribadi siswa.
Evaluasi Guru memberi soal Siswa mengerjakan Di submit
evaluasi untuk soal evaluasi sesuai maksimal
menilai pemahaman dengan yang guru satu hari
Penutup siswa pada konsep berikan dan setelah
karakteristik mensubmit jawaban pembelajaran
gelombang bunyi. di link yang sudah berlangsung
disediakan.

H. Penilaian
Aspek yang Dinilai Bentuk Penilaian Instrumen Penilaian
Pengetahuan Tes Tertulis Soal Evaluasi

Serang, 22 Agustus 2022


Mengetahui,
Mahasiswa
Guru Mata Pelajaran

Fitri Indriyani, S.Pd Dini Indriyani


NIP.- NIM.11180163000010

79
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL

Mata Pelajaran : Fisika


Materi Pokok : Gelombang Bunyi
Kelas/Semester : XI / Ganjil
Alokasi Waktu : 2 × 45 menit
Pertemuan ke- : 2 (dua)

A. Kompentensi Inti
Kompetensi Inti
KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab,
responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan
kawasan internasional.
KI-3 Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4 Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

80
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
KD-3 KD-4
3.8 Menerapkan konsep dan prinsip 4.8 Melakukan percobaan tentang
gelombang bunyi dalam teknologi. gelombang bunyi presentasi hasil
percobaan dan makna fisisnya.

IPK-3 IPK-4
3.10.6 Mengidentifikasi perbedaan
pipa organa terbuka dan
tertutup
3.10.7 Menjelaskan pengertian pipa
organa
3.10.8 Menerapkan persamaan
dawai
3.10.9 Menyebutkan konsep dan
persamaan dawai
3.10.10 Menyimpulkan yang
berkaitan dengan fenomena
pipa organa dan dawai

C. Tujuan Pembelajaran
3.10.6.1 Siswa dengan gaya belajar visual mengidentifikasi perbedaan pipa
organa terbuka dan tertutup dengan tepat saat dan setelah melakukan
kegiatan pembelajaran melalui website.
3.10.7.1 Siswa dengan gaya belajar visual dapat menjelaskan pengertian pipa
organa dengan tepat saat dan setelah melakukan kegiatan
pembelajaran melalui website.
3.10.8.1 Siswa dengan gaya belajar visual dapat menerapkan persamaan
dawai dengan tepat setelah melakukan kegiatan pembelajaran melalui
website.

81
3.10.9.1 Siswa dengan gaya belajar visual menyebutkan konsep dan
persamaan dawai dengan tepat saat dan setelah melakukan kegiatan
pembelajaran melalui website.
3.10.10.1 Siswa dengan gaya belajar visual dapat menyimpulkan yang
berkaitan dengan fenomena pipa organa dengan tepat saat dan setelah
melakukan kegiatan pembelajaran melalui website.

D. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan : Saintific Approach
E. Media Pembelajaran dan Sumber Belajar
Media Pembelajaran - Laptop
- Smartphone
- Website gelombang bunyi
Sumber Belajar - Budiyanto, Joko. 2009. Fisika
untuk SMA dan MA Kelas XII.
Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
- Giancoli, 2014. Fisika Dasar.
Jakarta: Erlangga.

F. Uraian Materi
Sumber Bunyi
Sumber-sumber bunyi berasal dari setiap benda yang bergetar. Pada alat
musik, sumber bunyi dihasilkan dari alat yang bergetar dengan memukul, memetik,
menggesek, dan meniup. Alat yang paling banyak dipakai menggunakan senar yang
bergetar, seperti biola dan gitar, atau menggunakan kolom udara yang bergetar
seperti terompet, flute, dan pipa organa.

1) Dawai
Alat musik yang menggunakan dawai sebagai alat getar contohnya gitar
atau biola. Gitar dapat menghasilkan nada-nada yang berbeda dengan cara menekan

82
bagian tertentu pada senar saat dipetik. Nada yang dihasilkan dengan pola paling
sederhana disebut nada dasar, kemudian secara berturut-turut pola gelombang yang
terbentuk menghasilkan nada atas ke-1, nada atas ke-2, nada atas ke-3, … dan
seterusnya. Berikut gambar 2.2 menunjukkan pola-pola yang terjadi pada sebuah
dawai yang kedua ujungnya terikat, jika dipetik akan menghasilkan nada-nada
seperti:

Gambar 1. Pola gelombang pada petikan dawai


Sumber : https://fisikazone.com/sumber-bunyi/
Frekuensi nada harmonik ke-n pada dawai dituliskan dalam persamaan:
𝑛𝑣 𝑛𝑣
𝑓𝑛 = =
λ 2𝑙
Dengan 𝑓𝑛 adalah frekuensi nada ke n (Hz), 𝑛 adalah urutan nada harmonik
(1, 2, 3, dst.), 𝑣 adalah kelajuan gelombang bunyi pada dawai (m/s), λ adalah
panjang gelombang (m), dan 𝑙 adalah panjang dawai (m).

Kelajuan gelombang pada dawai berkaitan dengan kelajuan gelombang


pada tali yang dituliskan dalam persamaan:

𝐹 𝐹𝑙
𝑣=√ =√
𝜇 𝑚

83
Sehingga persamaan frekuensi nada pada dawai dapat dituliskan:

𝑛𝑣 𝑛 𝐹 𝑛 𝐹𝑙
𝑓𝑛 = = √ = √
2𝑙 2𝑙 𝜇 2𝑙 𝑚

Dengan 𝑣 adalah kelajuan gelombang bunyi pada dawai (m/s), 𝐹 adalah


gaya tegangan dawai (N), 𝜇 adalah massa per satuan panjang dawai (kg/m), 𝑙 adalah
panjang dawai (m), 𝑚 adalah massa dawai (kg), 𝑓𝑛 adalah frekuensi nada ke n (Hz),
dan 𝑛 adalah urutan nada harmonik (1, 2, 3, dst.).

2) Pipa Organa
Sumber bunyi yang menggunakan kolom udara sebagai sumber getarmya
disebut pipa ogana. Frekuensi alami pipa organa bergantung pada panjang pipa dan
keadaan ujung pipa organa, yaitu terbuka atau tertutup.

a) Pipa Organa Terbuka


Pipa organa terbuka merupakan pipa organa dengan ujung terbuka
(berhubungan dengan udara luar). Jarak antara dua simpul (node) atau antara dua
perut (antinode) pada pipa organa terbuka adalah setengah panjang gelombang
1
sehingga 𝑙 = 2 λ atau λ = 2𝑙.

Gambar 2. Pola gelombang pipa organa tertutup


Sumber : https://www.utakatikotak.com/Nada-Nada-Pipa-Organa-dan-Dawai/
Persamaan umum frekuensi alami atau frekuensi resonansi pipa organa
sama dengan persamaan umum untuk tali yang terikat kedua ujungnya, yaitu
sebagai berikut:

𝑛𝑣 𝑛𝑣
𝑓𝑛 = =
λ 2𝑙

84
Dengan 𝑓𝑛 adalah frekuensi nada ke n (Hz), 𝑛 adalah urutan nada harmonik
(1, 2, 3, dst.), 𝑣 adalah kelajuan gelombang bunyi pada dawai (m/s), λ adalah
panjang gelombang (m), dan 𝑙 adalah panjang pipa organa terbuka (m).

b) Pipa Organa Tertutup


Pipa organa tertutup merupakan kondisi apabila ujung pipa organa tertutup.
Pada ujung pipa tertutup, udara tidak bebas bergerak sehingga pada ujung pipa
selalu terjadi simpul. Jarak antara simpul (node) dan perut (antinode) terdekat pada
1
pipa organa tertutup adalah seperempat panjang gelombang sehingga 𝑙 = 4 λ atau

λ = 4𝑙.

Gambar 3. Pola gelombang pipa organa tertutup


Sumber : https://www.utakatikotak.com/Nada-Nada-Pipa-Organa-dan-Dawai/
Secara umum frekuensi alami pipa organa tertutup dinyatakan dengan
persamaan berikut:

𝑛𝑣 𝑛𝑣
𝑓𝑛 = =
λ 4𝑙
Dengan 𝑓𝑛 adalah frekuensi nada ke n (Hz), 𝑛 adalah urutan nada harmonik (1, 2,
3, dst.), 𝑣 adalah kelajuan gelombang bunyi pada dawai (m/s), λ adalah panjang
gelombang (m), dan 𝑙 adalah panjang pipa organa tertutup (m).

85
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah-langkah Pembelajaran
Tahapan Waktu
Guru Siswa
Orientasi Meminta siswa untuk Mengisi link absensi 10 menit
mengisi link presensi pada waktu yang
di website pada telah ditentukan.
waktu yang telah
ditentukan.
Motivasi Memberi motivasi Membaca dengan
berua tulisan yang seksama dan
terdapat di website. mengambil makna
dari motivasi yang
Pembukaan diberikan.
Apersepsi Menggali Menjawab
pengetahuan awal pertanyaan secara
siswa dengan tidak tertulis untuk
memberi pernyataan mengasah
awal di website pengetahuan awal.
seputar materi yang
akan dibahas, seperti
“Apa yang dimaksud
dengan pipa organa?”
Mengamati Guru memberikan Mengamati dan 80 menit
pertanyaan terkait menganalisis maksud
fenomena dawai, dari pertanyaan yang
siswa diminta untuk disajikan dan
Inti
mengamati menjawabnya di
menganalisis konsep catatan pribadi
dan persamaan
dawai.

86
Langkah-langkah Pembelajaran
Tahapan Waktu
Guru Siswa
Menanya Guru memberi Siswa menyebutkan
beberapa fenomena perbedaan pipa
dawai dan pipa organa, menjelaskan,
organa (terbuka dan menerapkan
tertutup), siswa persamaan, dan
diminta untuk menyimpulkan hal
menyebutkan yang berkaitan
perbedaan pipa dengan pipa organa
organa, menjelaskan, dan dawai
menerapkan
persamaan, dan
menyimpulkan.
Mengumpulkan Guru meminta siswa Siswa mencari
Informasi untuk mengumpulkan informasi yang
informasi dengan berkaitan dengan
cara menganalisis dawai.
konsep yang
berkaitan dengan
dawai
Mengasosiasi Guru memberi soal Siswa mengerjakan
kan yang harus dijawab soal yang diberikan
oleh siswa terkait guru dengan tepat
dengan dawai sesuai dengan materi
yang diberikan.
Mengkomunika Guru meminta siswa Siswa menuliskan
sikan menjabarkan jawabannya dengan
jawabannya. benar dan tepat
dibuku catatan

87
Langkah-langkah Pembelajaran
Tahapan Waktu
Guru Siswa
masing-masing
siswa.
Evaluasi Guru memberi soal Siswa mengerjakan Di submit
evaluasi untuk soal evaluasi sesuai maksimal
menilai pemahaman dengan yang guru satu hari
Penutup
siswa pada dawai dan berikan. setelah
pipa organa (terbuka pembelajaran
dan tertutup). berlangsung.

H. Penilaian
Aspek yang Dinilai Bentuk Penilaian Instrumen Penilaian
Pengetahuan Tes Tertulis Soal Evaluasi

Serang, 22 Agustus 2022


Mengetahui,
Mahasiswa
Guru Mata Pelajaran

Fitri Indriyani, S.Pd


NIP.- Dini Indriyani
NIM.11180163000010

88
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL

Mata Pelajaran : Fisika


Materi Pokok : Gelombang Bunyi
Kelas/Semester : XI / ganjil
Alokasi Waktu : 2 × 45 menit
Pertemuan ke- : 3 (tiga)

A. Kompentensi Inti
Kompetensi Inti
KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab,
responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan
kawasan internasional.
KI-3 Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4 Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

89
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
KD-3 KD-4
3.10Menerapkan konsep dan prinsip 4.10Melakukan percobaan tentang
gelombang bunyi dalam teknologi. gelombang bunyi presentasi hasil
percobaan dan makna fisisnya.

IPK-3 IPK-4
3.10.11 Mengidentifikasi fenomena
efek doppler
3.10.12 Menjelaskan pengertian
intensitas bunyi
3.10.13 Menentukan persamaan efek
doppler
3.10.14 Menerapkan konsep
intensitas bunyi
3.10.15 Menyimpulkan yang
berkaitan dengan fenomena
efek doppler

C. Tujuan Pembelajaran
3.10.11.1 Siswa dengan gaya belajar visual dapat mengidentifikasi fenomena
efek doppler dengan tepat saat dan setelah melakukan kegiatan
pembelajaran melalui website.
3.10.12.1 Siswa dengan gaya belajar visual dapat menjelaskan pengertian
intensitas bunyi dengan tepat saat dan setelah melakukan kegiatan
pembelajaran melalui website.
3.10.13.1 Siswa dengan gaya belajar visual dapat menentukan persamaan efek
doppler dengan tepat setelah melakukan kegiatan pembelajaran
melalui website.

90
3.10.14.1 Siswa dengan gaya belajar visual dapat menerapkan konsep intensitas
bunyi dengan tepat saat dan setelah melakukan kegiatan
pembelajaran melalui website.
3.10.15.1 Siswa dengan gaya belajar visual dapat menyimpulkan yang
berkaitan dengan fenomena efek doppler dengan tepat saat dan
setelah melakukan kegiatan pembelajaran melalui website.

D. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan : Saintific Approach
E. Media Pembelajaran dan Sumber Belajar
Media Pembelajaran - Laptop
- Smartphone
- Website gelombang bunyi
Sumber Belajar - Budiyanto, Joko. 2009. Fisika
untuk SMA dan MA Kelas XII.
Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
- Giancoli, 2014. Fisika Dasar.
Jakarta: Erlangga.

F. Uraian Materi
Efek Doppler
Efek Doppler dialami ketika ada suatu gerak relatif antara sumber bunyi dan
pengamat. Peristiwa ini pertama kali dikemukakan oleh Christian Johann Dopple,
seorang fisikawan Austria (1803-1855). Ketika sumber bunyi dan pengamat
bergerak saling mendekat, pengamat mendengar frekuensi bunyi yang lebih tinggi
daripada frekuensi bunyi yang dipancarkan sumber tanpa adanya gerak relatif.
Ketika sumber bunyi dan pengamat bergerak saling menjauh, pengamat mendengar
frekuensi bunyi yang lebih rendah daripada frekuensi sumber bunyi tanpa adanya
gerak relatif. Jika cepat rambat bunyi di udara adalah 𝑣, frekuensi yang dipancarkan
sumber bunyi adalah 𝑓𝑠 dan bergerak dengan kecepatan 𝑣𝑠 sedangkan pendengar

91
bergerak dengankecepatan 𝑣𝑝 , maka frekuensi yang didengar oleh pendengar
(pengamat) adalah sebagai berikut:
𝑣 ± 𝑣𝑝
𝑓𝑝 = 𝑓
𝑣 ± 𝑣𝑠 𝑠

Dengan 𝑓𝑝 adalah frekuensi bunyi yang diterima pendengar (Hz), 𝑓𝑠 adalah


frekuensi bunyi sumber (Hz), 𝑣 adalah cepat rambat bunyi di udara (m/s), 𝑣𝑝 adalah
kecepatan pendengar (m/s), dan 𝑣𝑠 adalah kecepatan sumber bunyi (m/s).
Nilai 𝑣𝑝 akan berharga positif jika pendengar bergerak mendekati sumber
bunyi dan berharga negatif jika pendengar bergerak menjauhi sumber bunyi.
Sedangkan, nilai 𝑣𝑠 akan berharga positif jika sumber bunyi bergerak menjauhi
pendengar dan berharga negatif jika sumber bunyi bergerak mendekati pendengar.
Intensitas Bunyi dan Taraf Intensitas Bunyi
Intensitas bunyi merupakan energi gelombang bunyi yang menembus
permukaan bidang tiap satu satuan luas. Apabila suatu sumber bunyi mempunyai
daya sebesar 𝑃 watt, maka besarnya intensitas bunyi di suatu tempat yang berjarak
r dari sumber bunyi dapat dinyatakan:
𝑃 𝑃
𝐼= =
𝐴 4𝜋𝑟2
Dengan 𝐼 adalah intensitas bunyi (watt/m2 ) (𝑃 menyatakan daya bunyi
(watt), dan 𝐴 menyatakan luas bidang permukaan(m2 )
Intensitas gelombang bunyi semakin mengecil dengan bertambahnya jarak
dari sumber. Jika ditinjau secara matematis dengan mempertimbangkan dua titik
dengan radius 𝑟1 dan 𝑟2 pada saat yang sama, serta daya keluaran dijaga
tetap,intensitas pada 𝑟1 dan 𝑟2 adalah sebagi berikut:
𝑃
𝐼2 4𝜋𝑟22 𝑟12
= = 2
𝐼1 𝑃 𝑟2
4𝜋𝑟12
Telinga manusia merupakan detektor bunyi yang sangat peka, dikarenakan
pendengaran telinga manusia mempunyai keterbatasan, maka para ahli
menggunakan istilah dalam intensitas bunyi dengan menggunakan ambang

92
pendengaran dan ambang perasaan. Intensitas ambang pendengaran (𝐼0 ) yaitu
intensitas bunyi terkecil yang masih mampu didengar oleh telinga, sedangkan
intensitas ambang perasaan yaitu intensitas bunyi yang terbesar yang masih dapat
didengar telinga tanpa menimbulkan rasa sakit. Besarnya ambang pendengaran
berkisar pada 10−12 watt/m2 dan besarnya ambang perasaan berkisar pada
1 watt/m2 . Taraf intensitas bunyi merupakan perbandingan nilai logaritma antara
intensitas bunyi yang diukur dengan intensitas ambang pendengaran (𝐼0 ) dalam
satuan dB (desi bell) yang dituliskan dalam persamaan:
log 𝐼
𝑇𝐼 = 10
log 𝐼0
Dengan 𝑇𝐼 adalah taraf intensitas (dB), 𝐼 adalah intensitas bunyi (watt/m2 ), dan
𝐼0 adalah intensitas ambang pendengaran (10−12 watt/m2 ).

G. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah-langkah Pembelajaran
Tahapan Waktu
Guru Siswa
Orientasi Guru meminta siswa Siswa mengisi link 10 menit
untuk mengisi link absensi pada waktu
presensi di website yang telah
pada waktu yang ditentukan.
telah ditentukan.
Motivasi Guru memberi Siswa membaca
motivasi berupa dengan seksama dan
Pembukaan
tulisan yang terdapat mengambil makna
di website. dari motivasi yang
diberikan.
Apersepsi Guru menggali Siswa menjawab
pengetahuan awal pertanyaan secara
siswa dengan tidak tertulis untuk
memberi pernyataan

93
awal di website mengasah
seputar materi yang pengetahuan awal.
akan dibahas, seperti
“Apa yang dimaksud
dengan efek
doppler?”
Mengamati Guru memberi Siswa mengamati 90 menit
pertanyaan terkait dan memahami
efek doppler yang maksud dari
harus diamati dan pertanyaan yang
dipahami oleh siswa. disajikan
Menanya Guru memberi Siswa bertanya
beberapa pertanyaan mengenai hal yang
terkait pengertian belum dipahami dan
intensitas bunyi, menjawab
persamaan dan pertanyaan tersebut
konsep efek doppler, di catatan pribadinya.
siswa diberikan
Inti
kesempatan untuk
mengumpulkan
pertanyaan lewat
website tersebut.
Mengumpulkan Guru meminta siswa Siswa mencari
Informasi untuk mengumpulkan informasi yang
informasi efek berkaitan dengan
doppler. efek doppler
Mengasosiasi Guru memberi soal Siswa mengerjakan
kan yang harus dijawab soal yang diberikan
oleh siswa terkait guru dengan tepat
dengan efek doppler.

94
sesuai dengan materi
yang diberikan.
Mengkomunika Guru meminta siswa Siswa mencatat
sikan menjabarkan jawabannya dari soal
jawabannya. yang diberikan di
catatan pribadinya
Evaluasi Guru memberi soal Siswa mengerjakan Di submit
evaluasi untuk soal evaluasi sesuai maksimal
menilai pemahaman dengan yang guru satu hari
Penutup siswa pada intensitas berikan dan setelah
bunyi dan efek mengumpulkan pembelajaran
doppler. dengan waktu yang berlangsung.
telah ditentukan.

H. Penilaian
Aspek yang Dinilai Bentuk Penilaian Instrumen Penilaian
Pengetahuan Tes Tertulis Soal Evaluasi

Tangerang, 22 Agustus 2022


Mengetahui,
Mahasiswa
Guru Mata Pelajaran

Fitri Indriyani, S.Pd Dini Indriyani


NIP.- NIM.11180163000010

95
Lampiran A.2 RPP Kelas Eksperimen
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN

Mata Pelajaran : Fisika


Materi Pokok : Gelombang Bunyi
Kelas/Semester : XI / Ganjil
Alokasi Waktu : 2 × 45 menit
Pertemuan ke- : 1 (satu)

A. Kompentensi Inti
Kompetensi Inti
KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab,
responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan
kawasan internasional.
KI-3 Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4 Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

96
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
KD-3 KD-4
3.10Menerapkan konsep dan prinsip 4.10Melakukan percobaan tentang
gelombang bunyi dalam teknologi. gelombang bunyi presentasi hasil
percobaan dan makna fisisnya.

IPK-3 IPK-4
3.10.1 Memecahkan masalah terkait
perambatan bunyi
3.10.2 Menganalisis fenomena
gelombang bunyi akibat
getaran
3.10.3 Mengabstraksi konsep
karakteristik gelombang bunyi
3.10.4 Memperjelas fenomena
mengenai gelombang bunyi
3.10.5 Memutuskan strategi dalam
penyelesaikan masalah terkait
karakteristik gelombang bunyi

C. Tujuan Pembelajaran
3.10.1.1 Siswa dengan gaya belajar visual dapat memecahkan masalah terkait
perambatan bunyi melalui kegiatan membaca dan melihat gambar
suatu fenomena gelombang bunyi dan melalui soal akhir pada website
berbasis gaya belajar visual dengan tepat.
3.10.2.1 Siswa dengan gaya belajar visual dapat menganalisis fenomena
gelombang bunyi akibat getaran melalui kegiatan membaca, melihat
dan mengamati gambar/video suatu fenomena gelombang bunyi dan
melalui soal akhir yang disajikan pada website berbasis gaya belajar
visual dengan tepat dan logis.

97
3.10.3.1 Siswa dengan gaya belajar visual dapat mengabstraksi konsep
karakteristik gelombang bunyi dengan tepat melalui kegiatan
pembelajaran dengan melihat dan mengamati gambar/tabel dan
membaca penjelasan yang di sajikan dan melalui soal akhir pada
website berbasis gaya belajar visual.
3.10.4.1 Siswa dengan gaya belajar visual dapat memperjelas fenomena
gelombang bunyi melalui kegiatan pembelajaran dengan melihat
gambar dan membaca penjelasan yang di sajikan dan melalui soal
akhir pada website berbasis gaya belajar visual dengan tepat dan jelas.
3.10.5.1 Siswa dengan gaya belajar visual dapat memutuskan strategi dalam
penyelesaikan masalah terkait karakteristik gelombang bunyi melalui
soal akhir pada website berbasis gaya belajar visual dengan tepat.

D. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan : Saintific Approach
Pembelajaran dilakukan secara asinkron (Asynchronous)
E. Media Pembelajaran dan Sumber Belajar
Media Pembelajaran - Laptop
- Smartphone
- Website berbasis gaya belajar
visual
Sumber Belajar - Budiyanto, Joko. 2009. Fisika
untuk SMA dan MA Kelas XII.
Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
- Giancoli, 2014. Fisika Dasar.
Jakarta: Erlangga.

98
F. Uraian Materi
Karakteristik Gelombang Bunyi
Bunyi adalah gelombang mekanik yang merambat dalam medium. Bunyi
timbul karena getaran partikel-partikel penyusun medium. Getaran partikel-partikel
inilah yang menyebabkan energi yang berasal dari sumber bunyi merambat dalam
medium tersebut. Dengan demikian, bunyi hanya bisa merambat jika ada medium.
Dalam ruang hampa bunyi tidak dapat merambat. Di udara bunyi merambat akibat
getaran molekul-molekul udara. Di dalam zat padat bumi merambat akibat getaran
atom-atom zat padat. Di dalam zat cair bunyi merambat akibat getaran atom-atom
atau molekul-molekul penyusun zat cair.
Laju rambat bunyi berbeda dalam material yang berbeda. Dalam zat padat
laju rambat bunyi lebih besar daripada dalam zat cair. Dan dalam zat cair laju
rambat bunyi lebih besar daripada dalam gas. Laju rambat bunyi pada sejumlah zat.
Laju rambat bunyi juga dipengaruhi oleh suhu. Kebergantungan laju rambat bunyi
di udara dapat didekati dengan persamaan:
𝑣 = (331 + 0,6𝑇)𝑚/𝑠
dengan 𝑣 adalah kelajuan gelombang bunyi (𝑚/𝑠 ) dan 𝑇 adalah temperatur dalam
derajat Celcius.
Tabel 1 : Laju rambat bunyi di dalam beberapa material pada 20℃
Material Laju rambat bunyi (m/s)
Udara 343
Udara (0℃) 331
Helium 1005
Hidrogen 1300
Air 1440
Air laut 1560
Besi 5000
Glas 4500
Aluminium 5100
Kayu keras 4000

99
Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal, yaitu gelombang
yang terdiri atas partikel-partikel yang berosilasi searah dengan gerak gelombang
tersebut. Gelombang ini terjadi karena perapatan dan perenggangan partikel dalam
medium gas, cair, atau padat.
Telinga manusia dapat mendengarkan bunyi jika syarat-syaratnya sudah
terpenuhi. Ada 3 syarat terdengarnya bunyi, antara lain:

1. Ada sumber bunyi, contohnya seperti senar gitar yang dipetik, bunyi dari
kendaraan yang melalui kita, dan lain sebagainya.
2. Ada medium perantara, gelombang bunyi adalah gelombang mekanik yang
memerlukan medium perantara. Gelombang bunyi dapat merambat pada zat
padat, cair, dan juga gas.
3. Memiliki frekuensi dengan rentang 20-20.000 Hz, rentang frekuensi ini disebut
dengan frekuensi audiosonik. Jika bunyi memiliki frekuensi yang lebih rendah
(infrasonik) atau lebih tinggi (ultrasonik) dari rentang frekuensi tersebut, maka
telinga manusia tidak dapat mendengarnya.

G. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah-langkah Pembelajaran
Tahapan Waktu
Guru Siswa
Orientasi Guru meminta siswa Siswa dengan gaya 10 menit
untuk mengisi link belajar visual
presensi di website mengisi link absensi
pada waktu yang pada waktu yang
telah ditentukan. telah ditentukan.
Pembukaan
Motivasi Guru memberi Siswa dengan gaya
motivasi berupa belajar visual
gambar yang terdapat membaca dengan
di website. seksama dan
mengambil makna

100
Langkah-langkah Pembelajaran
Tahapan Waktu
Guru Siswa
dari motivasi yang
diberikan.
Apersepsi Guru menggali Siswa dengan gaya
pengetahuan awal belajar visual
siswa dengan menjawab
memberi pernyataan pertanyaan secara
pembuka di website tidak tertulis untuk
seputar materi yang mengkronstruk
akan dibahas, seperti pemahaman awal
“Mengapa instrumen terhadap materi yang
musik bisa akan dibahas.
mengeluarkan suara
yang berbeda-beda
dan terdengar ke
telinga manusia?”
guna mengkonstruksi
dan memfokuskan
pemikiran siswa
terhadap materi yang
akan dibahas.
Mengamati Guru menyajikan Siswa dengan gaya 80 menit
ilustrasi dan gambar belajar visual
bergerak terkait mengamati,
fenomena bagaimana menganalisis,
Inti
bunyi dihasilkan memberi argument,
melalui peristiwa dan memberi asumsi
memainkan drum dan secara tidak tertulis
bisa sampai ke terkait fenomena dari

101
Langkah-langkah Pembelajaran
Tahapan Waktu
Guru Siswa
telinga manusia yang gambar yang
harus diamati dan disajikan.
dianalisis oleh siswa.
Menanya Guru memberi Siswa dengan gaya
sebuah fenomena belajar visual melihat
gelombang bunyi gambar bergerak,
berupa pergetaran siswa diminta
benda pada sebuah menuliskan
batang besi yang pertanyaan terkait
dipukul oleh palu fenomena yang
yang menyebabkan disajikan dan
adanya bunyi. Siswa menjawab
diberikan kesempatan pertanyaan mereka
untuk mengumpulkan sendiri dari materi
minimal 2 pertanyaan yang telah diberikan
dan mencari jawaban dan dari berbagai
dari berbagai macam sumber.
sumber dari
pertanyaan yang
mereka ajukan.
Mengumpulkan Guru meminta siswa Siswa dengan gaya
Informasi untuk mengumpulkan belajar visual
informasi, dan mencari informasi
menggeneralisasikan dengan cara melihat
/ mengabstraksi ilustrasi dan
konsep dari ilustrasi membaca materi,
gambar bergerak serta mampu
yang disajikan pada menggeneralisasikan

102
Langkah-langkah Pembelajaran
Tahapan Waktu
Guru Siswa
website terkait konsep yang telah
gelombang bunyi dipelajari yang
pada pendengaran berkaitan dengan
manusia. karakteristik
gelombang bunyi.
Mengasosiasi Setelah Siswa dengan gaya
kan mengumpulkan belajar visual
informasi terkait menjawab
gelombang bunyi pertanyaan yang
pada pendengaran diajukan dengan
manusia, guru tepat.
memberi soal yang
harus dijawab oleh
siswa terkait dengan
hal tersebut.
Mengkomunika Setelah itu guru Siswa dengan gaya
sikan meminta siswa untuk belajar visual
menjabarkan jawaban menuliskan jawaban
dari soal yang guru pada catatan
berikan terkait pribadinya sebagai
informasi yang tambahan dari
disajikan pada informasi
website dengan pembelajaran pada
menuliskannya pertemuan 1.
dibuku catatan
pribadi siswa.
Evaluasi Guru memberi soal Siswa mengerjakan Di submit
Penutup
evaluasi dalam soal evaluasi setelah maksimal

103
Langkah-langkah Pembelajaran
Tahapan Waktu
Guru Siswa
bentuk essai diakhir pembahasan materi satu hari
pembelajaran melalui selesai dan men- setelah
website yang harus submit jawaban di pembelajaran
dijawab oleh siswa waktu yang telah berlangsung
untuk menilai ditentukan.
pemahaman siswa
pada konsep
karakteristik
gelombang bunyi.

H. Penilaian
Aspek yang Dinilai Bentuk Penilaian Instrumen Penilaian
Pengetahuan Tes Tertulis Soal Evaluasi (terdapat di website
bagian soal dan dikerjakan setelah
penjabaran materi selesai)

I. Soal Evaluasi
Tujuan Aspek – Indikator
No Soal Evaluasi
Pembelajaran Berpikir Kritis
1 3.10.1.1 Memberi penjelasan Gambar dibawah ini menunjukkan kakak dan
sederhana - adik sedang mencoba berkomunikasi dengan
Bertanya dan menggunakan kaleng dan bisa mendengar suara
menjawab dengan jelas. Kaleng-kaleng tersebut
pertanyaan dihubungkan dengan sebuah tali sepanjang 9,5
meter.

Sumber : www.staff.city.ac.uk
Jelaskan mengapa hal tersebut bisa terjadi?

104
Tujuan Aspek – Indikator
No Soal Evaluasi
Pembelajaran Berpikir Kritis
2 3.10.2.1 Memberi penjelasan Ketika seseorang memanggilmu dari balik
sederhana - pohon seperti gambar dibawah ini:
Menganalisis
argument

Kamu bisa mendengar suaranya walaupun tidak


melihat siapa yang memanggilmu. Jelaskan
argumentasimu mengenai hal ini!

3 3.10.31 Menyimpulkan - Seorang pelajar mengumpulkan informasi


Membuat induksi tentang nilai cepat rambat bunyi pada beberapa
dan zat dan didapati hasil seperti yang tertera pada
mempertimbangkan grafik dibawah ini.
hasil induksi

Berikan kesimpulan terkait informasi yang


disajikan pada tabel diatas!

4 3.10.4.1 Memberi penjelasan Ketika suara berpindah dari satu medium ke


lebih lanjut - medium lain di mana kecepatan rambatnya
Mengidentifikasi berbeda, apakah frekuensi atau panjang
asumsi gelombangnya berubah? Jelaskan jawaban
Anda secara singkat!

5 3.10.5.1 Strategi dan taktik - Anda adalah seorang astronot yang sedang
Memutuskan suatu berada diluar angkasa seperti pada gambar
tindakan berikut:

105
Tujuan Aspek – Indikator
No Soal Evaluasi
Pembelajaran Berpikir Kritis

Sumber : kompas.com
Agar dapat berkomunikasi dengan baik saat
Anda terjun, apa yang harus anda siapkan untuk
aktivitas ini?

Serang, 22 Agustus 2022


Mengetahui,
Mahasiswa
Guru Mata Pelajaran

Fitri Indriyani, S.Pd Dini Indriyani


NIP.- NIM.11180163000010

106
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN

Mata Pelajaran : Fisika


Materi Pokok : Gelombang Bunyi
Kelas/Semester : XI / Ganjil
Alokasi Waktu : 2 × 45 menit
Pertemuan ke- : 2 (dua)

A. Kompentensi Inti
Kompetensi Inti
KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab,
responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan
kawasan internasional.
KI-3 Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4 Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

107
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
KD-3 KD-4
3.10Menerapkan konsep dan prinsip 4.10Melakukan percobaan tentang
gelombang bunyi dalam teknologi. gelombang bunyi presentasi hasil
percobaan dan makna fisisnya.

IPK-3 IPK-4
3.10.6 Memecahkan masalah
fenomena alat musik dawai
3.10.7 Membangun pemahaman
pada fenomena alat musik
dawai
3.10.8 Menelaah gambar gelombang
pada pipa organa (terbuka
dan tertutup)
3.10.9 Memerinci perbedaan pipa
organa (terbuka dan tertutup)
3.10.10 Memutuskan strategi untuk
menyelesaikan masalah
terkait pipa organa (terbuka
dan tertutup)

C. Tujuan Pembelajaran
3.10.6.1 Siswa dengan gaya belajar visual dapat memecahkan masalah
fenomena alat musik dawai melalui kegiatan membaca dan melihat
gambar suatu fenomena dawai dan melalui soal akhir pada website
berbasis gaya belajar visual dengan tepat.
3.10.7.1 Siswa dengan gaya belajar visual dapat membangun pemahaman
pada fenomena alat musik dawai melalui kegiatan membaca dan
melihat gambar suatu fenomena gelombang dawai dan melalui soal
akhir pada website berbasis gaya belajar visual dengan tepat.

108
3.10.8.1 Siswa dengan gaya belajar visual dapat menelaah gambar gelombang
pada pipa organa (terbuka dan tertutup) melalui kegiatan membaca
dan melihat gambar suatu fenomena pipa organa dan melalui soal
akhir pada website berbasis gaya belajar visual dengan tepat.
3.10.9.1 Siswa dengan gaya belajar visual dapat memerinci perbedaan pipa
organa (terbuka dan tertutup) melalui kegiatan membaca dan melihat
gambar suatu fenomena pipa organa dan melalui soal akhir pada
website berbasis gaya belajar visual dengan tepat dan logis.
3.10.10.1 Siswa dengan gaya belajar visual dapat memutuskan strategi dalam
untuk menyelesaikan masalah terkait pipa organa (terbuka dan
tertutup) melalui kegiatan membaca dan melihat gambar suatu
fenomena pipa organa dan melalui soal akhir pada website berbasis
gaya belajar visual dengan tepat dan logis.

D. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan : Saintific Approach
Pembelajaran dilakukan secara asinkron (Asynchronous)
E. Media Pembelajaran dan Sumber Belajar
Media Pembelajaran - Laptop
- Smartphone
- Website berbasis gaya belajar
visual
Sumber Belajar - Budiyanto, Joko. 2009. Fisika
untuk SMA dan MA Kelas XII.
Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
- Giancoli, 2014. Fisika Dasar.
Jakarta: Erlangga.

109
F. Uraian Materi
Sumber Bunyi
Sumber-sumber bunyi berasal dari setiap benda yang bergetar. Pada alat
musik, sumber bunyi dihasilkan dari alat yang bergetar dengan memukul, memetik,
menggesek, dan meniup. Alat yang paling banyak dipakai menggunakan senar yang
bergetar, seperti biola dan gitar, atau menggunakan kolom udara yang bergetar
seperti terompet, flute, dan pipa organa.

3) Dawai
Alat musik yang menggunakan dawai sebagai alat getar contohnya gitar
atau biola. Gitar dapat menghasilkan nada-nada yang berbeda dengan cara menekan
bagian tertentu pada senar saat dipetik. Nada yang dihasilkan dengan pola paling
sederhana disebut nada dasar, kemudian secara berturut-turut pola gelombang yang
terbentuk menghasilkan nada atas ke-1, nada atas ke-2, nada atas ke-3, … dan
seterusnya. Berikut gambar 2.2 menunjukkan pola-pola yang terjadi pada sebuah
dawai yang kedua ujungnya terikat, jika dipetik akan menghasilkan nada-nada
seperti:

Gambar 1. Pola gelombang pada petikan dawai


Sumber : https://fisikazone.com/sumber-bunyi/
Frekuensi nada harmonik ke-n pada dawai dituliskan dalam persamaan:

110
𝑛𝑣 𝑛𝑣
𝑓𝑛 = =
λ 2𝑙
Dengan 𝑓𝑛 adalah frekuensi nada ke n (Hz), 𝑛 adalah urutan nada harmonik
(1, 2, 3, dst.), 𝑣 adalah kelajuan gelombang bunyi pada dawai (m/s), λ adalah
panjang gelombang (m), dan 𝑙 adalah panjang dawai (m).
Kelajuan gelombang pada dawai berkaitan dengan kelajuan gelombang
pada tali yang dituliskan dalam persamaan:

𝐹 𝐹𝑙
𝑣=√ =√
𝜇 𝑚

Sehingga persamaan frekuensi nada pada dawai dapat dituliskan:

𝑛𝑣 𝑛 𝐹 𝑛 𝐹𝑙
𝑓𝑛 = = √ = √
2𝑙 2𝑙 𝜇 2𝑙 𝑚

Dengan 𝑣 adalah kelajuan gelombang bunyi pada dawai (m/s), 𝐹 adalah


gaya tegangan dawai (N), 𝜇 adalah massa per satuan panjang dawai (kg/m), 𝑙 adalah
panjang dawai (m), 𝑚 adalah massa dawai (kg), 𝑓𝑛 adalah frekuensi nada ke n (Hz),
dan 𝑛 adalah urutan nada harmonik (1, 2, 3, dst.).

4) Pipa Organa
Sumber bunyi yang menggunakan kolom udara sebagai sumber getarmya
disebut pipa ogana. Frekuensi alami pipa organa bergantung pada panjang pipa dan
keadaan ujung pipa organa, yaitu terbuka atau tertutup.

c) Pipa Organa Terbuka


Pipa organa terbuka merupakan pipa organa dengan ujung terbuka
(berhubungan dengan udara luar). Jarak antara dua simpul (node) atau antara dua
perut (antinode) pada pipa organa terbuka adalah setengah panjang gelombang
1
sehingga 𝑙 = 2 λ atau λ = 2𝑙.

111
Gambar 2. Pola gelombang pipa organa tertutup
Sumber : https://www.utakatikotak.com/Nada-Nada-Pipa-Organa-dan-Dawai/
Persamaan umum frekuensi alami atau frekuensi resonansi pipa organa
sama dengan persamaan umum untuk tali yang terikat kedua ujungnya, yaitu
sebagai berikut:

𝑛𝑣 𝑛𝑣
𝑓𝑛 = =
λ 2𝑙
Dengan 𝑓𝑛 adalah frekuensi nada ke n (Hz), 𝑛 adalah urutan nada harmonik
(1, 2, 3, dst.), 𝑣 adalah kelajuan gelombang bunyi pada dawai (m/s), λ adalah
panjang gelombang (m), dan 𝑙 adalah panjang pipa organa terbuka (m).

d) Pipa Organa Tertutup


Pipa organa tertutup merupakan kondisi apabila ujung pipa organa tertutup.
Pada ujung pipa tertutup, udara tidak bebas bergerak sehingga pada ujung pipa
selalu terjadi simpul. Jarak antara simpul (node) dan perut (antinode) terdekat pada
1
pipa organa tertutup adalah seperempat panjang gelombang sehingga 𝑙 = 4 λ atau

λ = 4𝑙.

Gambar 3. Pola gelombang pipa organa tertutup


Sumber : https://www.utakatikotak.com/Nada-Nada-Pipa-Organa-dan-Dawai/

112
Secara umum frekuensi alami pipa organa tertutup dinyatakan dengan
persamaan berikut:

𝑛𝑣 𝑛𝑣
𝑓𝑛 = =
λ 4𝑙
Dengan 𝑓𝑛 adalah frekuensi nada ke n (Hz), 𝑛 adalah urutan nada harmonik (1, 2,
3, dst.), 𝑣 adalah kelajuan gelombang bunyi pada dawai (m/s), λ adalah panjang
gelombang (m), dan 𝑙 adalah panjang pipa organa tertutup (m).

G. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah-langkah Pembelajaran
Tahapan Waktu
Guru Siswa
Orientasi Guru meminta siswa Siswa dengan gaya 10 menit
untuk mengisi link belajar visual
presensi di website mengisi link absensi
pada waktu yang pada waktu yang
telah ditentukan. telah ditentukan.
Motivasi Guru memberi Siswa dengan gaya
motivasi berupa belajar visual
gambar yang terdapat membaca dengan
di website. seksama dan
Pembukaan mengambil makna
dari motivasi yang
diberikan.
Apersepsi Guru menggali Siswa dengan gaya
pengetahuan awal belajar visual
siswa dengan menjawab
memberi pernyataan pertanyaan secara
pembuka di website tidak tertulis untuk
seputar materi yang mengkronstruk
akan dibahas yakni pemahaman awal

113
Langkah-langkah Pembelajaran
Tahapan Waktu
Guru Siswa
dawai dan pipa terhadap materi yang
organa, seperti akan dibahas.
“Tahukah kamu
bagaimana gitar bisa
mengeluarkan bunyi
yang berbeda-beda?,
?” guna
mengkonstruksi dan
memfokuskan
pemikiran siswa
terhadap materi yang
akan dibahas.
Mengamati Guru menyajikan Siswa dengan gaya 80 menit
gambar seseorang belajar visual
menggunakan gitar mengamati dan
(dawai), siswa memberi asumsi
diminta untuk dengan menuliskan
mengamati dan pada buku catatan
memberi asumsi pribadinya terkait
terkait fenomena fenomena dari
Inti
yang terjadi pada gambar yang
gambar tersebut. disajikan.
Menanya Guru memberi Siswa dengan gaya
ilustrasi gambar belajar visual melihat
bergerak terkait gambar bergerak dan
fenomena pergerakan membaca penjelasan
gelombang pada dari gambar yang
dawai. Siswa ditanyakan, siswa

114
Langkah-langkah Pembelajaran
Tahapan Waktu
Guru Siswa
diberikan kesempatan diminta menulis
untuk mengumpulkan pertanyaan terkait
minimal 2 pertanyaan fenomena yang
dan mencari jawaban disajikan dan
dari berbagai macam menjawab
sumber dari pertanyaan mereka
pertanyaan yang sendiri dari materi
mereka ajukan. yang telah diberikan
dan dari berbagai
sumber.
Mengumpulkan Guru meminta siswa Siswa dengan gaya
Informasi untuk mengumpulkan belajar visual
informasi dari mencari informasi
pengertian pipa dengan cara melihat
organa terbuka dan ilustrasi dan
tertutup serta ilustrasi membaca materi
gambar gelombang yang telah dipelajari
pada pipa organa yang berkaitan
terbuka dan tertutup dengan pipa organa.
yang disajikan pada
website.
Mengasosiasi Setelah Siswa dengan gaya
kan mengumpulkan belajar visual
informasi terkait menjawab
pengertian pipa pertanyaan yang
organa terbuka dan diajukan dengan
tertutup serta ilustrasi tepat.
gambar gelombang

115
Langkah-langkah Pembelajaran
Tahapan Waktu
Guru Siswa
pada pipa organa
terbuka dan tertutup,
guru memberi soal
yang harus dijawab
oleh siswa terkait
dengan hal tersebut.
Mengkomunika Setelah itu guru Siswa dengan gaya
sikan meminta siswa untuk belajar visual
menjabarkan jawaban menuliskan jawaban
dari soal yang guru pada catatan
berikan terkait pribadinya sebagai
pertanyaan pipa tambahan dari
organa terbuka dan informasi
tertutup yang pembelajaran pada
disajikan pada pertemuan 2.
website dengan
menuliskannya
dibuku catatan
pribadi siswa.
Evaluasi Guru memberi soal Siswa mengerjakan Di submit
evaluasi dalam soal evaluasi setelah maksimal
bentuk essai diakhir pembahasan materi satu hari
pembelajaran melalui selesai dan men- setelah
Penutup
website yang harus submit jawaban di pembelajaran
dijawab oleh siswa waktu yang telah berlangsung
untuk menilai ditentukan.
pemahaman siswa

116
Langkah-langkah Pembelajaran
Tahapan Waktu
Guru Siswa
pada materi dawai
dan pipa organa.

H. Penilaian
Aspek yang Dinilai Bentuk Penilaian Instrumen Penilaian
Pengetahuan Tes Tertulis Soal Evaluasi (terdapat di website
bagian soal dan dikerjakan setelah
penjabaran materi selesai)

I. Soal Evaluasi
Tujuan Aspek – Indikator
No Soal Evaluasi
Pembelajaran Berpikir Kritis
1 3.10.6.1 Memberi penjelasan Perhatikan informasi dari gambar berikut!
sederhana -
Bertanya dan
menjawab
pertanyaan

Tentukan massa dawainya!

2 3.10.7.1 Memberi penjelasan Ali adalah teman Anda yang hobi memainkan
lebih lanjut - gitar, Ali pernah berkata kepada Anda bahwa
Mengidentifikasi panjang gelombang dari dawai yang tidak
asumsi ditekan lebih panjang daripada dawai yang
ditekan.

117
Tujuan Aspek – Indikator
No Soal Evaluasi
Pembelajaran Berpikir Kritis
Sumber : id.wikihow.com

Setujukah Anda dengan pendapat Ali? Berikan


argumentasi anda!

3 3.10.8.1 Memberi penjelasan Anda adalah siswa SMA jurusan IPA. Guru
lebih lanjut - Fisika Anda menjelaskan terkait simpul dan
Mendefinisikan perut pipa organa seperti yang tertera pada
istilah gambar dibawah ini:

Pipa Organa Terbuka Pipa Organa Tertutup

Berdasarkan gambar berikut, definiskanlah


pengertian dari pipa organa terbuka dan pipa
organa tertutup!

4 3.10.9.1 Menyimpulkan - Anda sedang mengikuti sebuah lomba untuk


Membuat deduksi membuat sebuah alat berbentuk pipa organa
dan terbuka dengan ketentuan seperti dibawah ini:
mempertimbangkan
hasil deduksi

Apa yang akan anda tinjau untuk membuat pipa


tersebut?

5 3.10.10.1 Strategi dan taktik - Anda diminta oleh Adik Anda untuk membuat
Memutuskan suatu sebuah pipa udara pada suhu 23°C yang akan
tindakan dirancang agar menghasilkan dua harmoni
berturut-turut pada 280 Hz dan 320 Hz.
Sebelumnya Adik anda tidak mengatakan
bahwa pipa tersebut harus memiliki panjang
yang ditentukan dan Anda tidak mengetahui
bahwa pipa yang harus dibuat yang terbuka atau
tertutup. Sebelum menetukan panjang pipa,

118
Tujuan Aspek – Indikator
No Soal Evaluasi
Pembelajaran Berpikir Kritis
Anda harus mengetahui jenis pipa yang ingin
dibuat.

Ilustrasi bahan
Sumber : pxfuel.com

Bagaimana anda memutuskan suatu tindakan


agar semua dapat dikerjakan dengan benar?

Serang, 22 Agustus 2022


Mengetahui,
Mahasiswa
Guru Mata Pelajaran

Fitri Indriyani, S.Pd Dini Indriyani


NIP.- NIM.11180163000010

119
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN

Mata Pelajaran : Fisika


Materi Pokok : Gelombang Bunyi
Kelas/Semester : XI / Ganjil
Alokasi Waktu : 2 × 45 menit
Pertemuan ke- : 3 (tiga)

A. Kompentensi Inti
Kompetensi Inti
KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab,
responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan
kawasan internasional.
KI-3 Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4 Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

120
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
KD-3 KD-4
3.10Menerapkan konsep dan prinsip 4.10Melakukan percobaan tentang
gelombang bunyi dalam teknologi. gelombang bunyi presentasi hasil
percobaan dan makna fisisnya.

IPK-3 IPK-4
3.10.11 Memecahkan masalah terkait
fenomena intensitas bunyi
3.10.12 Menganalisis fenomena efek
doppler
3.10.13 Merumuskan masalah
mengenai fenomena efek
doppler
3.10.14 Memerinci fenomena efek
doppler
3.10.15 Memutuskan strategi dalam
menyelesaikan masalah
terkait efek doppler

C. Tujuan Pembelajaran
3.10.11.1 Siswa dengan gaya belajar visual dapat memecahkan masalah terkait
fenomena intensitas bunyi melalui kegiatan membaca dan melihat
gambar suatu fenomena intensitas bunyi dan melalui soal akhir pada
website berbasis gaya belajar visual dengan tepat.
3.10.12.1 Siswa dengan gaya belajar visual dapat menganalisis fenomena efek
doppler melalui kegiatan membaca dan melihat gambar suatu
fenomena efek doppler dan melalui soal akhir pada website berbasis
gaya belajar visual dengan tepat.
3.10.13.1 Siswa dengan gaya belajar visual dapat merumuskan masalah
mengenai fenomena efek doppler melalui kegiatan membaca, melihat

121
dan mengamati gambar suatu fenomena efek doppler dan melalui soal
akhir yang disajikan pada website berbasis gaya belajar visual dengan
tepat dan logis.
3.10.14.1 Siswa dengan gaya belajar visual dapat memerinci fenomena efek
doppler melalui kegiatan pembelajaran dengan melihat gambar dan
membaca penjelasan dan melalui soal akhir yang di sajikan melalui
website berbasis gaya belajar visual dengan tepat dan jelas.
3.10.15.1 Siswa dengan gaya belajar visual dapat memutuskan strategi dalam
menyelesaikan masalah terkait efek doppler yang di sajikan melalui
website berbasis gaya belajar visual dengan tepat dan jelas.

D. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan : Saintific Approach
Pembelajaran dilakukan secara asinkron (Asynchronous)
E. Media Pembelajaran dan Sumber Belajar
Media Pembelajaran - Laptop
- Smartphone
- Website berbasis gaya belajar
visual
Sumber Belajar - Budiyanto, Joko. 2009. Fisika
untuk SMA dan MA Kelas XII.
Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
- Giancoli, 2014. Fisika Dasar.
Jakarta: Erlangga.

F. Uraian Materi
Efek Doppler
Efek Doppler dialami ketika ada suatu gerak relatif antara sumber bunyi dan
pengamat. Peristiwa ini pertama kali dikemukakan oleh Christian Johann Dopple,
seorang fisikawan Austria (1803-1855). Ketika sumber bunyi dan pengamat

122
bergerak saling mendekat, pengamat mendengar frekuensi bunyi yang lebih tinggi
daripada frekuensi bunyi yang dipancarkan sumber tanpa adanya gerak relatif.
Ketika sumber bunyi dan pengamat bergerak saling menjauh, pengamat mendengar
frekuensi bunyi yang lebih rendah daripada frekuensi sumber bunyi tanpa adanya
gerak relatif. Jika cepat rambat bunyi di udara adalah 𝑣, frekuensi yang dipancarkan
sumber bunyi adalah 𝑓𝑠 dan bergerak dengan kecepatan 𝑣𝑠 sedangkan pendengar
bergerak dengankecepatan 𝑣𝑝 , maka frekuensi yang didengar oleh pendengar
(pengamat) adalah sebagai berikut:
𝑣 ± 𝑣𝑝
𝑓𝑝 = 𝑓
𝑣 ± 𝑣𝑠 𝑠

Dengan 𝑓𝑝 adalah frekuensi bunyi yang diterima pendengar (Hz), 𝑓𝑠 adalah


frekuensi bunyi sumber (Hz), 𝑣 adalah cepat rambat bunyi di udara (m/s), 𝑣𝑝 adalah
kecepatan pendengar (m/s), dan 𝑣𝑠 adalah kecepatan sumber bunyi (m/s).
Nilai 𝑣𝑝 akan berharga positif jika pendengar bergerak mendekati sumber
bunyi dan berharga negatif jika pendengar bergerak menjauhi sumber bunyi.
Sedangkan, nilai 𝑣𝑠 akan berharga positif jika sumber bunyi bergerak menjauhi
pendengar dan berharga negatif jika sumber bunyi bergerak mendekati pendengar.
Intensitas Bunyi dan Taraf Intensitas Bunyi
Intensitas bunyi merupakan energi gelombang bunyi yang menembus
permukaan bidang tiap satu satuan luas. Apabila suatu sumber bunyi mempunyai
daya sebesar 𝑃 watt, maka besarnya intensitas bunyi di suatu tempat yang berjarak
r dari sumber bunyi dapat dinyatakan:
𝑃 𝑃
𝐼= =
𝐴 4𝜋𝑟2
Dengan 𝐼 adalah intensitas bunyi (watt/m2 ) (𝑃 menyatakan daya bunyi
(watt), dan 𝐴 menyatakan luas bidang permukaan(m2 )
Intensitas gelombang bunyi semakin mengecil dengan bertambahnya jarak
dari sumber. Jika ditinjau secara matematis dengan mempertimbangkan dua titik
dengan radius 𝑟1 dan 𝑟2 pada saat yang sama, serta daya keluaran dijaga
tetap,intensitas pada 𝑟1 dan 𝑟2 adalah sebagi berikut:

123
𝑃
𝐼2 4𝜋𝑟22 𝑟12
= = 2
𝐼1 𝑃 𝑟2
4𝜋𝑟12
Telinga manusia merupakan detektor bunyi yang sangat peka, dikarenakan
pendengaran telinga manusia mempunyai keterbatasan, maka para ahli
menggunakan istilah dalam intensitas bunyi dengan menggunakan ambang
pendengaran dan ambang perasaan. Intensitas ambang pendengaran (𝐼0 ) yaitu
intensitas bunyi terkecil yang masih mampu didengar oleh telinga, sedangkan
intensitas ambang perasaan yaitu intensitas bunyi yang terbesar yang masih dapat
didengar telinga tanpa menimbulkan rasa sakit. Besarnya ambang pendengaran
berkisar pada 10−12 watt/m2 dan besarnya ambang perasaan berkisar pada
1 watt/m2 . Taraf intensitas bunyi merupakan perbandingan nilai logaritma antara
intensitas bunyi yang diukur dengan intensitas ambang pendengaran (𝐼0 ) dalam
satuan dB (desi bell) yang dituliskan dalam persamaan:
log 𝐼
𝑇𝐼 = 10
log 𝐼0
Dengan 𝑇𝐼 adalah taraf intensitas (dB), 𝐼 adalah intensitas bunyi (watt/m2 ), dan
𝐼0 adalah intensitas ambang pendengaran (10−12 watt/m2 ).

G. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah-langkah Pembelajaran
Tahapan Waktu
Guru Siswa
Orientasi Guru meminta siswa Siswa dengan gaya 5 menit
untuk mengisi link belajar visual
presensi di website mengisi link absensi
pada waktu yang telah pada waktu yang
Pembukaan
ditentukan. telah ditentukan.
Motivasi Guru memberi Siswa dengan gaya
motivasi berupa belajar visual
membaca dengan

124
Langkah-langkah Pembelajaran
Tahapan Waktu
Guru Siswa
gambar yang terdapat seksama dan
di website. mengambil makna
dari motivasi yang
diberikan.
Apersepsi Guru menggali Siswa dengan gaya
pengetahuan awal belajar visual
siswa dengan menjawab
memberi pernyataan pertanyaan secara
pembuka di website tidak tertulis untuk
seputar materi yang mengkronstruk
akan dibahas yakni pemahaman awal
intensitas bunyi dan terhadap materi
efek doppler, seperti yang akan dibahas.
“Mengapa suara
bisikan teman
disebelahmu tidak
lebih besar dibanding
dengan teriakan orang
disebrang sana?,
?” guna
mengkonstruksi dan
memfokuskan
pemikiran siswa
terhadap materi yang
akan dibahas.
Mengamati Guru menyajikan Siswa dengan gaya 80 menit
Inti gambar 2 orang yang belajar visual
sedang berada di jalan mengamati dan

125
Langkah-langkah Pembelajaran
Tahapan Waktu
Guru Siswa
raya dengan sebuah menganalisis dengan
mobil yang menuliskan pada
menyalakan mesin buku catatan
terkait fenomena efek pribadinya terkait
doppler, siswa fenomena dari
diminta untuk gambar yang
mengamati dan disajikan.
menganalisis
fenomena yang terjadi
pada gambar tersebut.
Menanya Guru memberi Siswa dengan gaya
ilustrasi gambar belajar visual
terkait fenomena melihat gambar dan
besar kecilnya bunyi. membaca penjelasan
Siswa diberikan dari gambar yang
kesempatan untuk ditanyakan, siswa
mengumpulkan diminta menulis
minimal 2 pertanyaan pertanyaan terkait
dan mencari jawaban fenomena yang
dari berbagai macam disajikan dan
sumber dari menjawab
pertanyaan yang pertanyaan mereka
mereka ajukan. sendiri dari materi
Guru juga memberi yang telah diberikan
pertanyaan mengenai dan dari berbagai
pengertian intensitas sumber.
bunyi, siswa diminta
untuk

126
Langkah-langkah Pembelajaran
Tahapan Waktu
Guru Siswa
mendefinisikannya
dengan bahasa
mereka.
Mengumpulkan Guru meminta siswa Siswa dengan gaya
Informasi untuk mengumpulkan belajar visual
informasi dari ilustrasi mencari informasi
gambar bergerak yang dengan cara melihat
disajikan pada website ilustrasi dan
terkait suara sirie membaca materi
ambulans yang yang telah dipelajari
melawati seseorang yang berkaitan
yang berkaitan dengan dengan fenomena
fenomena efek efek doppler.
doppler.
Mengasosiasi Setelah Siswa dengan gaya
kan mengumpulkan belajar visual
informasi terkait suara menjawab
sirie ambulans yang pertanyaan yang
melawati seseorang diajukan dengan
yang berkaitan dengan tepat.
fenomena efek
doppler, guru
memberi soal yang
harus dijawab oleh
siswa terkait dengan
hal tersebut.
Mengkomunika Setelah itu guru Siswa dengan gaya
sikan meminta siswa untuk belajar visual

127
Langkah-langkah Pembelajaran
Tahapan Waktu
Guru Siswa
menjabarkan jawaban menuliskan jawaban
dari soal yang guru pada catatan
berikan terkait pribadinya sebagai
informasi yang tambahan dari
disajikan pada website informasi
dengan pembelajaran pada
menuliskannya pertemuan 3.
dibuku catatan pribadi
siswa.
Evaluasi Guru memberi soal Siswa mengerjakan Di submit
evaluasi diakhir soal evaluasi setelah maksimal
pembelajaran melalui pembahasan materi satu hari
website yang harus selesai dan men- setelah
dijawab oleh siswa submit jawaban di pembelajaran
Penutup
untuk menilai waktu yang telah berlangsung
pemahaman siswa ditentukan.
pada materi intensitas
bunyi dan efek
Doppler

H. Penilaian
Aspek yang Dinilai Bentuk Penilaian Instrumen Penilaian
Pengetahuan Tes Tertulis Soal Evaluasi (terdapat di website
bagian soal dan dikerjakan setelah
penjabaran materi selesai)

128
I. Soal Evaluasi
Tujuan Aspek – Indikator
No Soal Evaluasi
Pembelajaran Berpikir Kritis
1 3.10.11.1 Memberi penjelasan Speaker kecil menghasilkan output audio
sederhana - 2W. Pada jarak berapa dari speaker seseorang
Bertanya dan akan mendeteksi suara dengan intensitas 120
menjawab dB? (Intensitas referensi yang diberikan dari
pertanyaan suara adalah 10−12 Watt/m2)
2 3.10.12.1 Membangun Anda adalah seorang polisi yang ditugaskan
keterampilan dasar – untuk memantau sebuah truk yang dicurigai
Mengobservasi dan melakukan pelanggaran. Sebelum itu Anda
mempertimbangkan diminta untuk melakukan uji coba alat untuk
hasil observasi mengetahui frekuensi dari gelombang yang
terpantul balik kearah alat yang akan Anda
gunakan. Alat yang Anda gunakan adalah
sebuah detektor gerak. Berikut adalah informasi
detektor gerak:

Sumber : picsart.com
Dapatkah anda menentukan berapa frekuensi
dari gelombang-gelombang yang terpantul balik
kearah detektor?

3 3.10.13.1 Membangun Anda sedang menaiki kereta, di depan anda ada


keterampilan dasar - seorang gadis yang duduk di dekat jendela
Mempertimbangkan terbuka dengan laju kereta api 10 m/s ke arah
kredibilitas timur. Ibu dari gadis ini berdiri di dekat rel
kereta dan menyaksikan kereta tersebut
menjauh. Peluit kereta itu memancarkan bunyi
pada frekuensi 500 Hz. Kondisi udara diam tak
berangin. Suara peluit yang berbeda merupakan

129
Tujuan Aspek – Indikator
No Soal Evaluasi
Pembelajaran Berpikir Kritis
kondisi logis yang Ibu dengar saat kereta
berhenti dan saat kereta mulai berjalan.

Sumber : id.depositphote.com

Bisakah Anda menjelaskan peristiwa logis


tersebut?

4 3.10.14.1 Memberi penjelasan Anda sedang menuju sebuah pulau


lebih lanjut - menggunakan speed boat. Ketika di tengah
mengidentifikasi perjalanan Anda melihat seorang teman Anda
asumsi berdiri di tepi pulau. Anda membunyikan
klakson speed boat.

Sumber : viator.com

Benarkah gelombang suara yang diterima teman


Anda lebih besar jika klakson dibunyikan ketika
speed boat masih bergerak? Berikan asumsi
Anda mengenai hal ini!
5 3.10.15.1 Strategi dan taktik - Sebuah roket bergerak pada laju 242 m/s
Memutuskan suatu langsung menuju suatu kutub stasioner
tindakan (melewati udara diam). frekuensi detektor yang
ditempelkan pada kutub sebesar 4254 Hz.
Sebagian bunyi yang mencapai kutub
dipantulkan kembali ke roket sebagai gaung.
Dapatkah Anda menentukan frekuensi gaung

130
Tujuan Aspek – Indikator
No Soal Evaluasi
Pembelajaran Berpikir Kritis
yang dideteksi oleh roket dari fakta informasi
yang disajikan?

Serang, 22 Agustus 2022


Mengetahui,
Mahasiswa
Guru Mata Pelajaran

Fitri Indriyani, S.Pd


NIP.- Dini Indriyani
NIM.11180163000010

131
Lampiran A.3 Story Board Media Website Berbasis Gaya Belajar Visual

STORY BOARD
Media Pembelajaran Gelombang Bunyi
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI/Ganjil
Materi Pokok : Gelombang Bunyi
Pertemuan : 1 (satu)
Kompetensi Dasar : 3. 10 Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi
dalam teknologi
Link Website : https://sites.google.com/view/gelombangbunyivisual/
Tujuan Pembelajaran:
3.10.1.1 Siswa dengan gaya belajar visual dapat memecahkan masalah terkait
perambatan bunyi melalui kegiatan membaca dan melihat gambar
suatu fenomena gelombang bunyi dan melalui soal akhir pada website
berbasis gaya belajar visual dengan tepat.
3.10.2.1 Siswa dengan gaya belajar visual dapat menganalisis fenomena
gelombang bunyi akibat getaran melalui kegiatan membaca, melihat
dan mengamati gambar/video suatu fenomena gelombang bunyi dan
melalui soal akhir yang disajikan pada website berbasis gaya belajar
visual dengan tepat dan logis.
3.10.3.1 Siswa dengan gaya belajar visual dapat mengabstraksi konsep
karakteristik gelombang bunyi dengan tepat melalui kegiatan
pembelajaran dengan melihat dan mengamati gambar/tabel dan
membaca penjelasan yang di sajikan dan melalui soal akhir pada
website berbasis gaya belajar visual.
3.10.4.1 Siswa dengan gaya belajar visual dapat memperjelas fenomena
gelombang bunyi melalui kegiatan pembelajaran dengan melihat
gambar dan membaca penjelasan yang di sajikan dan melalui soal
akhir pada website berbasis gaya belajar visual dengan tepat dan jelas.

132
3.10.5.1 Siswa dengan gaya belajar visual dapat memutuskan strategi dalam
penyelesaikan masalah terkait karakteristik gelombang bunyi melalui
soal akhir pada website berbasis gaya belajar visual dengan tepat.

Rancangan Media Pembelajaran


Kegiatan
Tampilan Keterangan
Pembelajaran
Orientasi dan Visual :
Motivasi Tampilan awal
website
1. Petunjuk
penggunaan
website
2. Alur
penggunaan
website
3. Masuk halaman
pertemuan
Button :
1. Masuk
pertemuan 1
2. Masuk
pertemuan 2
3. Masuk
pertemuan 3

Visual :
Tampilan
pertemuan 1
Button :
1. Link presensi
2. KI & KD
3. Tujuan
Pembelajaran
4. Materi
5. Soal

133
Kegiatan
Tampilan Keterangan
Pembelajaran
Visual :
Tampilan KD & KI
Button :
1. Back =>
Pertemuan 1
2. Next =>
Tujuan
pembelajaran

Visual :
Tampilan tujuan
pembelajaran
Button :
1. Back =>
Pertemuan 1
2. Next => Materi

Apersepsi Visual :
1. Tampilan
Materi
2. Pertanyaan
pembuka
dengan
pertanyaan
tentang alat
musik drum,
biola dan gitar
yang dapat
didengar
manusia

134
Kegiatan
Tampilan Keterangan
Pembelajaran
Visual :
Pengertian
gelombang bunyi
dan klasifikasi

Visual :
1. Kompresi dan
penghalusan
pada sebuah
drumhead dan
penjelasannya
2. Gambar
bergerak pada
sebuah drum
dan
menghasilkan
suara yang
dapat didengar
telinga manusia

Visual :
1. Bagian-bagian
telinga
2. Ilustrasi
gelombang
bunyi dapat
masuk ke
telinga dan
dapat
menghasilkan
suara
Mengamati Visual :
(Tujuan 1. Pertanyaan
Pembelajaran mengenai bel
3.10.1.1) yang
dibunyikan dan
gelombang
yang dihasilkan
2. Urutan
fenomena saat

135
Kegiatan
Tampilan Keterangan
Pembelajaran
tangan
menyentuh bel
yang bergetar
dan
menghasilkan
suara

Menanya Visual :
(Tujuan 1. Gambar
Pembelajaran bergerak palu
3.10.2.1) dan batang besi
untuk diamati
bagaimana
getarnya benda
dapat
menghasilkan
bunyi
2. Pertanyaan
yang harus
dijawab
Visual :
1. Rambat
gelombang
longitudinal
2. Rambat
gelombang
tranversal

Visual :
1. Grafikcepat
rambat bunyi
dari berbagai
macam zat

136
Kegiatan
Tampilan Keterangan
Pembelajaran

Visual :
1. Gambar cepat
rambat bunyi di
3 keadaan suhu
yang berbeda
2. Rumus
kebergantungan
cepat rambat
bunyi di udara

Visual :
1. Penjelasan
mengenai
frekuensi dan
pitch
2. Tabel jenis
bunyi
berdasarkan
frekuensi
(Infrasonik,
audiosonik,
ultrasonik)

137
Kegiatan
Tampilan Keterangan
Pembelajaran
Visual :
1. Ilustrasi
gambar
pemantulan
gelomang
bunyi
2. Ilustrasi
gambar
bergerak
pemantulan
gelombang
bunyi
Visual :
Ilustrasi gambar
pembiasan
gelombang bunyi
dan penjelasannya

Visual :
1. Ilustrasi
gambar difraksi
gelombang
bunyi dan
penjelasannya
2. Ilustrasi
gambar difraksi
gelombang
bunyi saat
melewati 3
bukaan dengan
besar yang
berbeda-beda
dan
penjelasannya

Mengumpulkan Visual :
informasi (Tujuan 1. Ilustrasi
Pembelajaran gambar
3.10.3.1) bergerak yang

138
Kegiatan
Tampilan Keterangan
Pembelajaran
harus diamati
Mengasosiasikan mengenai
(Tujuan gelombang
pembelajaran suara yang
3.10.4.1) masuk ke
dalam telinga
Mengkomunikasikan 2. Pertanyaan
(Tujuan mengenai hal
Pembelajaran terkait
3.10.5.1) Button :
1. Back =>
Pertemuan 1
2. Next => Soal
Evaluasi Visual :
1. Tampilan soal
pertemuan 1
terdiri dari 5
soal
Button :
1. Link
pengumpulan
jawaban soal
pertemuan 1
2. Back =>
Pertemuan 1

139
STORY BOARD
Media Pembelajaran Gelombang Bunyi
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI/Ganjil
Materi Pokok : Gelombang Bunyi
Pertemuan : 2 (dua)
Kompetensi Dasar : 3. 10 Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi
dalam teknologi
Link Website : https://sites.google.com/view/gelombangbunyivisual/
Tujuan Pembelajaran:
3.10.6.1 Siswa dengan gaya belajar visual dapat memecahkan masalah
fenomena alat musik dawai melalui kegiatan membaca dan melihat
gambar suatu fenomena dawai dan melalui soal akhir pada website
berbasis gaya belajar visual dengan tepat.
3.10.7.1 Siswa dengan gaya belajar visual dapat membangun pemahaman
pada fenomena alat musik dawai melalui kegiatan membaca dan
melihat gambar suatu fenomena gelombang dawai dan melalui soal
akhir pada website berbasis gaya belajar visual dengan tepat.
3.10.8.1 Siswa dengan gaya belajar visual dapat menelaah gambar gelombang
pada pipa organa (terbuka dan tertutup) melalui kegiatan membaca
dan melihat gambar suatu fenomena pipa organa dan melalui soal
akhir pada website berbasis gaya belajar visual dengan tepat.
3.10.9.1 Siswa dengan gaya belajar visual dapat memerinci perbedaan pipa
organa (terbuka dan tertutup) melalui kegiatan membaca dan melihat
gambar suatu fenomena pipa organa dan melalui soal akhir pada
website berbasis gaya belajar visual dengan tepat dan logis.
3.10.10.1 Siswa dengan gaya belajar visual dapat memutuskan strategi dalam
untuk menyelesaikan masalah terkait pipa organa (terbuka dan
tertutup) melalui kegiatan membaca dan melihat gambar suatu

140
fenomena pipa organa dan melalui soal akhir pada website berbasis
gaya belajar visual dengan tepat dan logis.

Rancangan Media Pembelajaran


Kegiatan
Tampilan Keterangan
Pembelajaran
Orientasi dan Visual :
Motivasi Tampilan awal
website
1. Petunjuk
penggunaan
website
2. Alur
penggunaan
website
3. Masuk
halaman
pertemuan
Button :
1. Masuk
pertemuan 1
2. Masuk
pertemuan 2
3. Masuk
pertemuan 3

Visual :
Tampilan
pertemuan 2
Button :
1. Link presensi
2. KI & KD
3. Tujuan
Pembelajaran
4. Materi
5. Soal

141
Visual :
Tampilan KD &
KI
Button :
1. Back =>
Pertemuan 2
2. Next =>
Tujuan
pembelajaran

Visual :
Tampilan KD &
KI
Button :
1. Back =>
Pertemuan 2
2. Next =>
Materi

Apersepsi Visual :

142
1. Tampilan
Materi
2. Pertanyaan
pembuka
tentang
bagaimana
gitar bisa
mengeluarkan
bunyi yang
berbeda-beda

Mengamati (Tujuan Visual :


Pembelajaran Gambar proses
3.10.6.1) bagaimana senar
gitar bisa
mengeluarkan
suara yang
berbeda saat
dipetik

Visual :
Gambar bergerak
mengenai
frekuensi nada
yang dikeluarkan
oleh gitar

Visual :
Contoh alat
musik dawai
(gitar, kecapi,
ukulele, biola)

Visual :
Rumus dawai

143
Menanya (Tujuan Visual :
Pembelajaran 1. Ilustrasi
3.10.7.1) gambar
bergerak
gelombang
dawai
2. Penjelasan
untuk gambar
3. Perintah tugas
yang harus
dikerjakan

Visual:
Pertanyaan awal
pada konsep pipa
organa tentang
bunyi yang
dihasilkan pada
tiap lubang suling
bisa berbeda

Visual :
Pengertian pipa
organa beserta
contoh alat musik
yang termasuk
kedalamnya

144
Visual :
1. Pengertian,
gambar dan
rumus pipa
organa
terbuka
2. Pengertian,
gambar dan
rumus pipa
organa
tertutup

Visual :
1. Gambar dan
rumus pipa
organa
terbuka
2. Gambar dan
rumus pipa
organa
tertutup

Visual :
Ilustrasi
pergerakan
gelombang pipa
organa

Mengumpulkan Visual :
Informasi (Tujuan 1. Ilustrasi
Pembelajaran gambar pipa
3.10.8.1) organa
terbuka dan
Mengasosiasikan tertutup
(Tujuan 2. Soal pipa
Pembelajaran orgama
3.10.9.1) terbuka dan
tertutup
Mengkomunikasikan Button :
(Tujuan

145
Pembelajaran 1. Back =>
3.10.10.1) Pertemuan 2
2. Next => Soal
Evaluasi Visual :
Tampilan soal
pertemuan 2 yang
terdiri dari 5 soal
Button :
1. Link
pengumpulan
jawaban soal
pertemuan 2
2. Back =>
Pertemuan 2

146
STORY BOARD
Media Pembelajaran Gelombang Bunyi
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI/Genap
Materi Pokok : Gelombang Bunyi
Kompetensi Dasar : 3. 10 Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi
dalam teknologi
Link Website : https://sites.google.com/view/gelombangbunyivisual/
Tujuan Pembelajaran:
3.10.11.1 Siswa dengan gaya belajar visual dapat memecahkan masalah terkait
fenomena intensitas bunyi melalui kegiatan membaca dan melihat
gambar suatu fenomena intensitas bunyi dan melalui soal akhir pada
website berbasis gaya belajar visual dengan tepat.
3.10.12.1 Siswa dengan gaya belajar visual dapat menganalisis fenomena efek
doppler melalui kegiatan membaca dan melihat gambar suatu
fenomena efek doppler dan melalui soal akhir pada website berbasis
gaya belajar visual dengan tepat.
3.10.13.1 Siswa dengan gaya belajar visual dapat merumuskan masalah
mengenai fenomena efek doppler melalui kegiatan membaca, melihat
dan mengamati gambar suatu fenomena efek doppler dan melalui soal
akhir yang disajikan pada website berbasis gaya belajar visual dengan
tepat dan logis.
3.10.14.1 Siswa dengan gaya belajar visual dapat memerinci fenomena efek
doppler melalui kegiatan pembelajaran dengan melihat gambar dan
membaca penjelasan dan melalui soal akhir yang di sajikan melalui
website berbasis gaya belajar visual dengan tepat dan jelas.
3.10.15.1 Siswa dengan gaya belajar visual dapat memutuskan strategi dalam
menyelesaikan masalah terkait efek doppler yang di sajikan melalui
website berbasis gaya belajar visual dengan tepat dan jelas.

147
Rancangan Media Pembelajaran
Kegiatan
Tampilan Keterangan
Pembelajaran
Orientasi dan Visual :
Motivasi Tampilan awal
website
1. Petunjuk
penggunaan
website
2. Alur
penggunaan
website
3. Masuk
halaman
pertemuan
Button :
1. Masuk
pertemuan 1
2. Masuk
pertemuan 2
3. Masuk
pertemuan 3

Visual :
Tampilan
pertemuan 3
Button :
1. Link presensi
2. KI & KD
3. Tujuan
Pembelajaran
4. Materi
5. Soal

148
Visual :
Tampilan KD &
KI
Button :
1. Back =>
Pertemuan 2
2. Next =>
Tujuan
pembelajaran

Visual :
Tampilan KD &
KI
Button :
1. Back =>
Pertemuan 2
2. Next =>
Materi

Apersepsi Visual :
1. Tampilan
Materi
2. Pertanyaan
pembuka
dengan
pertanyaan
tentang
intensitas
bunyi

Visual :
1. Gambar
perbandingan
mendengar
suara di hutan
dan saat

149
menggunakan
earphone
serta
penjelasannya

Menanya (Tujuan Visual :


Pembelajaran Pengertian
(3.10.12.1 , intensitas bunyi
3.10.16.1 ,
3.10.17.1)

Visual:
Pertanyaan
mengenai lembut
dan kerasnya
suara yang
dihasilkan oleh
simbal

Visual :
Rumus intensitas
bunyi

Visual :
Skala desibel
beserta
penjelasannya

150
Visual :
1. Sejarah
penamaan
desibel oleh
Alexander
Graham Bell
2. Desibell
meter untuk
mengukur
kebisingan
suara
Visual :
Pengertian efek
Doppler dan
contoh
peristiwanya

Visual :
Tampilan materi
feel doppler

151
Menanya (Tujuan Visual :
Pembelajaran Gambar 2 orang
3.10.13.1) yang sedang
berada di jalan
raya dengan
sebuah mobil
yang menyalakan
mesin terkait
fenomena efek
doppler beserta
penjelasannya

Visual :
1. Ilustrasi
gambar
bergerak
gelombang
bunyi
berkumpul di
depan sumber
dan
terbentang di
belakang
sumber pada
fenomena
efek doppler
2. Ilustrasi
gambar
bergerak Jika
bergerak
menjauh dari
sumber
frekuensi
yang lebih
rendah
Visual :
1. Rumus Efek
Doppler

152
Mengumpulkan Visual :
Informasi (Tujuan 1. Ilustrasi
Pembelajaran gambar
3.10.14.1) bergerak
yang
Mengasosiasikan disajikan
(Tujuan pada website
Pembelajaran terkait suara
3.10.9.14.1 , sirie
3.10.17.2) ambulans
yang
Mengkomunikasikan melawati
(Tujuan seseorang
Pembelajaran yang
3.10.18.1) berkaitan
dengan
fenomena
efek doppler.
2. Pertanyaan
mengenai hal
terkait
Button :
1. Back =>
Pertemuan 3
2. Next => Soal
Evaluasi Visual :
Tampilan soal
pertemuan 3
Button :
1. Link
pengumpulan
jawaban soal
pertemuan 3

153
2. Back =>
Pertemuan 3

154
LAMPIRAN B INSTRUMEN PENELITIAN
LAMPIRAN B
INSTRUMEN PENELITIAN
1. Kisi-Kisi Instrumen Tes Penelitian
2. Instrumen Tes Penelitian
3. Analisis Hasil Uji Instrumen Tes
a. Validasi Ahli Materi
b. Validasi Ahli Konstruk
c. Validasi Ahli Bahasa
d. Uji Validasi Butir Soal
e. Uji Reliabilitas Instrumen
f. Uji Daya Pembeda
g. Uji Taraf Kesukaran
h. Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen
4. Lembar Validasi Ahli Materi
5. Lembar Validasi Ahli Konstruk
6. Lembar Validasi Ahli Bahasa
7. Lembar Validasi Ahli Media
8. Instrumen Nontes

155
Lampiran B.1 Kisi – Kisi Instrumen Tes Penelitian

Nomor Soal Indikator Berpikir Kritis


Indikator Pembelajaran Indikator Soal
1 2 3 4 5
Memberikan penjelasan Disajikan gambar 2 orang sedang mencoba
sederhana terkait peristiwa berkomunikasi dengan menggunakan kaleng.
perambatan bunyi pada Siswa diminta untuk memberi penjelasan 1
kehidupan sehari-hari sederhana dengan membuat pertanyaan dan
jawaban dari pertanyaan yang mereka ajukan.
Disajikan gambar 2 orang sedang mencoba
Menyimpulkan informasi berkomunikasi dengan menggunakan kaleng.
yang berhubungan dengan Siswa diminta untuk memberi penjelasan 2
cepat rambat bunyi suatu zat sederhana dengan membuat pertanyaan dan
jawaban dari pertanyaan yang mereka ajukan.
Memberi penjelasan lebih Disajikan percakapan terkait hubungan laju bunyi
lanjut terhadap laju bunyi dengan frekuensi. Siswa diminta untuk memberi
udara penjelasan lebih lanjut dengan cara memberi
3
asumsi dan bukti untuk menjawab asumsi yang
dipilih.

Membangun keterampilan Disajikan sebuah informasi mengenai fenomena


dasar mengenai frekuensi dawai pada biola. Siswa diminta untuk memberi
dan panjang gelombang kesimpulan terkait frekuensi dan panjang 4
suatu dawai gelombang dari bunyi yang dihasilkan.

Memberi penjelasan lebih Disajikan gambar dan narasi terkait alat musik
lanjut mengenai panjang gitar. Siswa diminta untuk memberikan argumen 5
gelombang dawai yang tepat untuk menujukan bahwa panjang

156
gelombang dawai pada gitar ketika senar tidak
ditekan lebih besar disbanding saat senar ditekan.

Menyimpulkan suatu Disajikan sebuah pertanyaan dan gambar dua alat


fenomena yang berkaitan yakni speaker dan pipa. Siswa diminta untuk
6
dengan frekuensi sebuah mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi
pipa organa terbuka terkait frekuensi yang diinginkan dan akan dicari.
Menyusun strategi dan taktik Disajikan sebuah pertanyaan mengenai pemilihan
terkait pemilihan alat musik alat musik. Siswa diminta untuk menyusun strategi
pipa organa yang memiliki dan taktik terkait pemilihan alat musik pipa organa
7
suara paling nyaring yang memiliki suara paling nyaring sesuai dengan
informasi yang disajikan.

Disajikan pertanyaan Disajikan pertanyaan mengenai peristiwa efek


mengenai peristiwa efek Doppler. Siswa diminta untuk menjelaskan
Doppler. Siswa diminta penyebab peristiwa tersebut. 8
untuk menjelaskan penyebab
peristiwa tersebut.
Membangun keterampilan Disajikan pertanyaan mengenai efek doppler suatu
dasar dalam mengobservasi benda. Siswa diminta untuk membangun
dan mempertimbangkan keterampilan dasar dengan Mempertimbangkan
9
hasil fenomena efek doppler kredibilitas (kriteria) suatu sumber fenomena efek
untuk menentukan besar doppler untuk menentukan besar frekuensi suatu
frekuensi detektor.
Membangun keterampilan Disajikan pertanyaan dan tabel terkait intensitas
dasar dari sumber yang bunyi. Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan
disediakan terkait intensitas tentang daya bunyi yang diajukan melalui data 10
bunyi yang disajikan.

157
Memberi penjelasan lebih Disajikan pertanyaan terkait ambang batas
lanjut mengenai masalah pendengaran manusia. Siswa diminta untuk
terkait intensitas bunyi pada mengidentifikasi asumsi membangun argumen 11
kehidupan sehari-hari yang diperoleh dari informasi yang disajikan.

Memberi penjelasan lebih Disajikan argumentasi terkait keras lembutnya


lanjut terkait intensitas bunyi bunyi. Siswa diminta untuk mengungkapkan
terhadap keras lembutnya argumtasinya terkait hal yang mempengaruhi 12
bunyi keras lembutnya bunyi.

158
Lampiran B.2 Instrumen Tes Penelitian

Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis


Gelombang Bunyi
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI/Genap
Materi Pokok : Gelombang Bunyi
Kompetensi Dasar : 3. 10 Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dalam teknologi

Indikator
Sub Indikator
No Indikator Soal Berpikir Soal Pedoman Penskoran
Berpikir Kritis
Kritis
1. Disajikan gambar 2 orang Memberikan Bertanya dan Perhatikan urutan gambar berikut!
sedang mencoba penjelasan menjawab Skor Kriteria
berkomunikasi dengan sederhana pertanyaan: 3 Menuliskan 3 kata
menggunakan kaleng. mengapa? apa? kunci yang sesuai
Siswa diminta untuk bagaimana? beserta jawaban
memberi penjelasan yang sesuai
sederhana dengan 2 Menuliskan 2 kata
membuat pertanyaan dan kunci yang sesuai
jawaban dari pertanyaan dan jawaban yang
yang mereka ajukan. sesuai
1 Menuliskan 1 kata
kunci yang sesuai
dengan jawaban
yang sesuai
0 Tidak menuliskan
kata kunci dan
tidak menuliskan
Sumber : www.staff.city.ac.uk jawaban /
menuliskan 1 kata
kunci dengan

159
jawaban yang
Orang B mendengar dengan jelas suara orang A salah

Buatlah sebuah pertanyaan berdasarkan peristiwa di atas! Berikan


jawaban dari pertanyaan yang telah Anda buat!

Jawaban:
Kata kunci pertanyaan:
Mengapa/apa/bagaimana, perambatan

Kata kunci konsep (jawaban):


Perambatan gelombang bunyi

Pertanyaan:
Mengapa bunyi dapat didengar melalui telepon kaleng yang
disambungkan dengan tali?

Jawaban:
Gelombang bunyi dapat merambat melalui benda padat (seperti tali
dan kaleng pada gambar diatas) sehingga suara yang dikeluarkan
akan terdengar oleh orang lainnya dengan jelas.

2. Disajikan grafik cepat Menyimpulkan Menginduksi dan Seorang pelajar mengumpulkan informasi tentang nilai cepat
rambut bunyi suatu zat. mempertimbangan rambat bunyi pada beberapa zat dan didapati hasil seperti yang Skor Kriteria
Siswa diminta untuk hasil induksi: tertera pada grafik di bawah ini. 2 Menuliskan
menyimpulkan informasi menggeneralisasi kesimpulan yang
tentang nilai cepat rambat kan 6000 5000 relevan
4000
bunyi pada beberapa zat.
Cepat Rambat

4000 1 Menuliskan
Bunyi (m/s)

1300 1440 kesimpulan yang


2000
0 tidak relevan
Hidrogen Air Kayu Besi 0 Tidak menuliskan
Material jawaban

Berikan kesimpulan terkait informasi yang disajikan pada grafik di


atas!

160
Jawaban :
Bunyi merambat paling cepat melalui besi setelah itu kayu (zat
padat), lalu pada air (zat cair) dan dan pada hidrogen (zat gas), hal
itu karena pada benda padat partikel-partikelnya lebih berdekatan.
Dengan demikian bunyi akan lebih cepat merambat. Jarak
kerapatan sebuah partikel sangat berpengaruh dalam perambatan
bunyi.

3. Disajikan percakapan Memberikan Mengindentifikasi Suatu hari Anda dan Lila sedang menonton pertunjukan orkestra,
terkait hubungan laju penjelasan asumsi: dan Lila memberi pendapatnya mengenai laju bunyi: Skor Kriteria
bunyi dengan frekuensi. lebih lanjut memerlukan asumsi 2 Menuliskan asumsi
Siswa diminta untuk yang relevan
memberi penjelasan lebih 1 Menuliskan asumsi
lanjut dengan cara yang tidak relevan
memberi asumsi dan 0 Tidak menuliskan
bukti untuk menjawab jawaban
asumsi yang dipilih.

Berikan asumsi Anda terhadap pendapat Lila terkait laju bunyi!

Jawaban:
Kata kunci : Pendapat Lila benar.

Jika cepat rambat bunyi di udara sangat bergantung pada frekuensi,


maka bunyi yang didengar adalah dipisahkan menurut waktu dan

161
menurut frekuensinya jika berada pada medium yang sama.
Misalnya, jika akord dimainkan oleh sebuah orkestra, maka Anda
dan Lila akan mendengar nada tinggi pada satu waktu, nada tengah
pada saat yang lain, dan nada rendah pada saat yang lain. Hal
tersebut menunjukkan bahwa kecepatan suara di udara tidak
bergantung pada frekuensi.
4. Disajikan sebuah Membangun Mengobservasi dan Anda diminta untuk mengamati dan mencari informasi mengenai
informasi mengenai keterampilan mempertimbangkan sebuah biola di ruang musik dan didapati informasinya sebagai Skor Kriteria
fenomena dawai pada dasar hasil observasi berikut. 3 Menuliskan
biola. Siswa diminta kesimpulan secara
untuk memberi benar dengan
kesimpulan terkait menentukan nilai
frekuensi dan panjang frekuensi dan
gelombang dari bunyi panjang
yang dihasilkan. gelombang
2 Menuliskan
kesimpulan secara
benar dengan
menentukan nilai
frekuensi / panjang
gelombang
1 Menuliskan
jawaban dengan
Dari informasi yang Anda dapat, apa kesimpulan Anda terkait tidak tepat
frekuensi dan panjang gelombang dari bunyi yang dihasilkan biola 0 Tidak menuliskan
tersebut? jawaban

Jawaban:
Frekuensi dawai:
𝑛𝑣 𝑛𝑣 (1)(250m/s)
𝑓𝑛 = = = = 833 Hz
λ 2𝑙 (2)(0,15m)
Nilai frekuensi dawai dari informasi yang disajikan adalah 833 Hz
Panjang gelombang bunyi:

162
𝑣𝑏𝑢𝑛𝑦𝑖 348 m/s
λ= = = 0,418 m
𝑓 833 Hz
Nilai panjang gelombang bunyi dari informasi yang disajikan
adalah 0,418 m

5. Disajikan gambar dan Memberi Mengidentifikasi Ali adalah teman Anda yang hobi memainkan gitar, Ali pernah
narasi terkait alat musik penjelasan asumsi: berkata kepada Anda bahwa panjang gelombang dari dawai yang Skor Kriteria
gitar. Siswa diminta lebih lanjut membangun tidak ditekan lebih panjang daripada dawai yang ditekan. 2 Menuliskan
untuk memberikan argument argumentasi yang
argumen yang tepat untuk relevan
menujukan bahwa 1 Menuliskan
panjang gelombang argumentasi yang
dawai pada gitar ketika tidak relevan
senar tidak ditekan lebih 0 Tidak menuliskan
besar disbanding saat jawaban
senar ditekan.

Sumber : id.wikihow.com

Setujukah Anda dengan pendapat Ali? Berikan argumentasi Anda!

Jawaban:
Setuju. Ketika jari ditekankan pada dawai gitar, maka panjang
gelombang dawai yang bergerak itu diperpendek, sehingga
frekuensi dasarnya lebih tinggi karena panjang gelombangnya
lebih pendek.

6. Disajikan sebuah Menyimpulkan Mendeduksi dan Seorang kakek diminta oleh cucunya untuk membuatkan sebuah
pertanyaan dan gambar mempertimbang mainan pengeras suara dari 2 alat dengan informasi dibawah ini : Skor Kriteria
dua alat yakni speaker kan hasil deduksi: 5 Menulis secara
dan pipa. Siswa diminta Kondisi yang logis lengkap frekuensi
untuk mendeduksi dan n 1-6 / frekuensi n
mempertimbangkan hasil 3-5 dan
deduksi terkait frekuensi

163
yang diinginkan dan akan menyimpulkan
dicari. dengan tepat
4 Menuliskan secara
tidak lengkap n 3-5
dan menyimpulkan
dengan tepat
3 Menuliskan nilai
frekuensi n 3-5
namun
kesimpulannya
dengan kurang
tepat
2 Menuliskan
kesimpulan dengan
tepat
1 Menuliskan
jawaban yang tidak
tepat
0 Tidak menuliskan
jawaban

Dari informasi tersebut, bantulah kakek untuk mengetahui pada


frekuensi berapa sajakah yang dipancarkan oleh speaker apabila
divariasikan hanya dari 1000 hingga 2000 Hz saja!

Jawaban :
Pipa lembaran logam silinder yang diberikan setara dengan pipa
organa terbuka. Frekuensi pipa tabung terbuka adalah

164
𝑣
𝑓𝑛 = 𝑛
2𝑙
Substitusikan 343 m/s untuk v dan 45,7 cm untuk persamaan:
𝑣
𝑓𝑛 = 𝑛
2𝑙
(343𝑚/𝑠)
𝑓𝑛 = 𝑛
10−2 𝑚
2(45,7 𝑐𝑚) ( )
1𝑐𝑚

(343𝑚/𝑠)
𝑓𝑛 = 𝑛
10−2 𝑚
2(45,7 𝑐𝑚) ( )
1𝑐𝑚
𝑓𝑛 = 𝑛(375,275/𝑠)(1𝐻𝑧 𝑠)
𝑓𝑛 = 𝑛(375,275 𝐻𝑧)

Untuk harmonik pertama, masukkan n = 1 dalam persamaan:


𝑓𝑛 = 𝑛(375,275 𝐻𝑧)
𝑓1 = 1(375,275 𝐻𝑧)
𝑓1 = 375,275 𝐻𝑧
Untuk harmonik kedua, masukkan n = 2 dalam persamaan:
𝑓𝑛 = 𝑛(375,275 𝐻𝑧)
𝑓2 = 2(375,275 𝐻𝑧)
𝑓2 = 750,55 𝐻𝑧
Untuk harmonik ketiga, masukkan n = 3 dalam persamaan:
𝑓𝑛 = 𝑛(375,275 𝐻𝑧)
𝑓3 = 3(375,275 𝐻𝑧)
𝑓3 = 1125,825 𝐻𝑧
Untuk harmonik keempat, masukkan n = 4 dalam persamaan:
𝑓𝑛 = 𝑛(375,275 𝐻𝑧)
𝑓4 = 4(375,275 𝐻𝑧)
𝑓4 = 1501,1 𝐻𝑧
Untuk harmonik kelima, masukkan n = 5 dalam persamaan:
𝑓𝑛 = 𝑛(375,275 𝐻𝑧)
𝑓5 = 5(375,275 𝐻𝑧)
𝑓5 = 1876,375 𝐻𝑧

165
Untuk harmonik keenam, masukkan n = 6 dalam persamaan:
𝑓𝑛 = 𝑛(375,275 𝐻𝑧)
𝑓6 = 6(375,275 𝐻𝑧)
𝑓6 = 2251,65 𝐻𝑧

Diketahui bahwa frekuensi yang dipancarkan oleh pengeras suara


kecil bervariasi dari 1000 Hz hingga 2000 Hz. Artinya tabung akan
berosilasi dengan frekuensi terletak antara 1000 Hz sampai 2000
Hz. Jadi, harmonik pertama, kedua dan keenam tidak beresonansi
dengan tabung karena frekuensinya berada di luar rentang yang
diberikan. Hanya harmonik ketiga, keempat dan kelima yang akan
beresonansi. Pembulatan ke tiga angka penting, tabung akan
beresonansi pada frekuensi 1130 Hz, 1500 Hz, dan 1880 Hz.

7. Disajikan sebuah Menyusun Memutuskan suatu Ali adalah seorang siswa yang mengikuti ekstrakulikuler musik
pertanyaan mengenai strategi dan tindakan: yang akan memulai latihan di studio musik. Guru pembina Skor Kriteria
pemilihan alat musik. taktik Menentukan apa meminta sesuatu kepada Ali seperti pada percakapan di bawah ini: 3 Menuliskan nilai
Siswa diminta untuk yang harus frekuensi tiga
menyusun strategi dan dilakukan suling dengan tepat
taktik terkait pemilihan sementara. 2 Menuliskan nilai
alat musik pipa organa frekuensi dua
yang memiliki frekuesni suling dengan tepat
sesuai dengan informasi 1 Menuliskan nilai
yang disajikan. frekuensi satu
suling dengan tepat
0 Tidak menuliskan
jawaban

Jika Anda teman Ali, saran strategi apa yang akan Anda berikan
kepada Ali agar pilihannya sesuai dengan keinginan guru
pembinanya?

166
Strategi :
Untuk menentukan bunyi dari ketiga suling, cukup hitung
frekuensi harmonik pertama untuk masing-masing suling.
Karena diketahui kegiatan didalam ruangan, maka gunakan nilai
cepat rambat bunyi di suhu ruang yakni 340 m/s.

Jawaban :
𝑣
𝑓𝑛 = 𝑛
2𝑙
𝑣 340 𝑚/𝑠
𝑓1 = 𝑛 = 1 = 425 𝐻𝑧
2𝑙 2 × 0,4 𝑚
𝑣 340 𝑚/𝑠
𝑓2 = 𝑛 = 1 = 567 𝐻𝑧
2𝑙 2 × 0,3 𝑚
𝑣 340 𝑚/𝑠
𝑓3 = 𝑛 = 1 = 850 𝐻𝑧
2𝑙 2 × 0,2 𝑚

Frekuensi yang paling besar yaitu suling ketiga, Anda bisa


memberi tahu Ali bahwa suling ketiga adalah suling yang paling
besar frekuensinya.

8. Disajikan pertanyaan Memberi Bertanya dan Sebuah mobil ambulans melaju ke arah Anda di jalan raya. Saat
mengenai peristiwa efek penjelasan menjawab mobil mendekat suara sirenenya dibunyikan, Anda mendengar Skor Kriteria
Doppler. Siswa diminta sederhana pertanyaan bahwa suara sirene membesar dan kemudian setelah mobil lewat, 2 Menuliskan
untuk menjelaskan klarifikasi dan suara sirene itu mengecil. penjelasan yang
penyebab peristiwa pertanyaan yang relevan
tersebut. menantang: apa 1 Menuliskan
yang menyebabkan penjelasan yang
perbedaannya? tidak relevan
0 Tidak menuliskan
jawaban

167
Sumber : laelitm.com

Apa yang menyebabkan peristiwa tersebut?

Jawaban:
Fenomena tersebut merupakan salah satu peritiwa efek Doppler;
yakni pergeseran frekuensi untuk gelombang suara yang
dihasilkan oleh sumber yang bergerak. Dari jauh kita sudah bisa
mendengar bunyi sirinenya, namun dengan frekuensi suara yang
rendah. Semakin dekat ambulan tersebut ke arah kita, semakin
terdengar jelas frekuensi suaranya. Dan semakin menjauh ambulan
tersebut, frekuensi suaranya pun semakin kecil.
9. Disajikan pertanyaan Membangun Mempertimbangkan Anda adalah seorang polisi yang ditugaskan untuk memantau
mengenai efek doppler keterampilan kredibilitas sebuah truk yang dicurigai melakukan pelanggaran. Sebelum itu Skor Kriteria
suatu benda. Siswa dasar (kriteria) suatu Anda diminta untuk melakukan uji coba alat untuk mengetahui 2 Menuliskan nilai
diminta untuk sumber: Kesesuaian frekuensi dari gelombang yang terpantul balik kearah alat yang frekuensi dengan
membangun keterampilan di antara beberapa akan Anda gunakan. Alat yang Anda gunakan adalah sebuah tepat
dasar dengan sumber detektor pendeteksi suara. Berikut adalah informasi detektor 1 Menuliskan nilai
Mempertimbangkan gerak: frekuensi dengan
kredibilitas (kriteria) tepat yang tidak
suatu sumber fenomena tepat
efek doppler untuk 0 Tidak menuliskan
menentukan besar jawaban
frekuensi suatu detektor
bunyi.

168
Sumber : picsart.com

Dapatkah Anda menentukan berapa frekuensi dari gelombang-


gelombang yang terpantul balik kearah detektor?

Jawaban :
Yang menjadi objek gerak adalah truk dan objek diam adalah
detektor. Gunakan nilai cepat rambat udara 343 m/s.
𝑣 ± 𝑣𝑝
𝑓𝑝 = 𝑓
𝑣 ± 𝑣𝑠 𝑠
343m/s + 45m/𝑠
𝑓𝑝 = ( ) 0,150 MHz
343m/s − 45m/𝑠
𝑓𝑝 = 0,195 MHz

10. Disajikan pertanyaan dan Membangun Mempertimbangkan Anda dan teman Anda adalah siswa jurusan IPA yang sedang
tabel terkait intensitas keterampilan kredibilitas berbicara mengenai informasi yang guru anda bagikan tentang Skor Kriteria
bunyi. Siswa diminta dasar (kriteria) suatu tabel nilai intensitas bunyi, lalu dalam percakapan tersebut teman 2 Menuliskan nilai
untuk menjawab sumber: Anda bertanya mengenai daya yang dikeluarkan ketika seseorang daya dengan tepat
pertanyaan tentang daya kemampuan berbicara seperti mereka saat ini, yakni dengan jarak 50 cm. 1 Menuliskan nilai
bunyi yang diajukan memberikan alasan (gunakan informasi pada tabel di bawah ini) daya yang kurang
melalui data yang tepat
disajikan. 0 Tidak menuliskan
jawaban

169
Bagaimana Anda menjawab pertanyaan teman Anda?

Jawaban:
Jawab dengan infomasi terpercaya tentang intensitas suatu bunyi,
setelah itu hitung daya sesuai dengan yang teman Anda minta.
𝑃
𝐼=
𝐴
𝑃 = 𝐼𝐴 = 𝐼(4𝜋𝑟 2 )(3 × 10−6 )4𝜋(0,5m)2
𝑃 = 9.4 × 10−6 W
Sehingga daya yang dikeluarkan ketika seseorang berbicara
seperti mereka saat ini adalah 9.4 × 10−6 W

11. Disajikan pertanyaan Memberi Mengidentifikasi Ridwan bekerja di pabrik yang membuka jasa las besi dengan
terkait ambang batas penjelasan asumsi: menggunakan mesin las. Berikut adalah informasi mengenai Skor Kriteria
pendengaran manusia. lebih lanjut membangun pekerjaan Ridwan: 4 Menuliskan taraf
Siswa diminta untuk argument intensitas dan
mengidentifikasi asumsi memberi saran
membangun argumen dengan tepat
yang diperoleh dari
informasi yang disajikan.

170
3 Menuliskan taraf
intensitas dengan
tepat
2 Menuliskan taraf
intensitas dengan
kurang tepat dan
memberi saran
yang relevan
1 Menuliskan taraf
intensitas dan
saran yang kurang
tepat
0 Tidak menuliskan
jawaban

Apabila nilai ambang batas pendengaran manusia adalah 85 dB.


Amankah pekerjaan Ridwan saat ini? Hal apa yang harus
dilakukan Ridwan agar telinganya tidak mengalami gangguan?
Berikan saran dan argumentasimu!

Jawaban :
𝐼
𝑇𝐼 = 10 log
𝐼0
10−4 𝑊𝑎𝑡𝑡/𝑚2
𝑇𝐼 = 10 log −12
10 𝑊𝑎𝑡𝑡/𝑚2
8
𝑇𝐼 = 10 log 10

171
𝑇𝐼 = 80 dB

𝑇𝐼100 = 𝑇𝐼 + 10 log(n)
𝑇𝐼100 = 80 dB + 10 log 100
𝑇𝐼100 = 80 dB + 20 dB
𝑇𝐼100 = 100 dB

TI melebihi ambang batas sehingga berbahaya bagi Ridwan.


Sebaiknya Ridwan memakai earplug saat berada di area bising.
Apabila memungkinkan dapat memasang peredam bunyi di sekitar
mesin atau pada ruangan.

12. Disajikan argumentasi Memberikan Mengidentifikasi Ali dan Alea merupakan anggota paduan suara di sekolahnya. Saat
terkait keras lembutnya penjelasan asumsi: uji vokal, ternyata suara Ali lebih keras daripada suara Alea. Alea Skor Kriteria
bunyi. Siswa diminta lebih lanjut membangun berpendapat bahwa intensitas suara yang ia miliki lebih tinggi 2 Menuliskan
untuk mengungkapkan argumen daripada Ali, dan ia mengatakan bahwa kerasnya suara disebabkan argumentasi yang
argumtasinya terkait hal oleh frekuensi suara yang dikeluarkan. Ali menyangkal pendapat relevan
yang mempengaruhi Alea dengan mengatakan kerasnya suara dipengaruhi oleh 1 Menuliskan
keras lembutnya bunyi. amplitudonya. argumentasi yang
tidak relevan
0 Tidak menuliskan
jawaban

Sumber : entertainment.kompas.com

Dari pendapat dua orang diatas, berikan argumentasimu terkait hal


ini!

Jawaban :

172
Frekuensi mempengaruhi tinggi rendahnya suara sedangkan
amplitudo memengaruhi keras dan lembutnya suara. Dari pendapat
mereka dapat simpulkan bahwa intensitas suara yang dihasilkan
oleh Ali lebih besar.

173
Lampiran B. 3 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes

a. Validasi Ahli Materi


Validator
No Dr. Tri Isti Reza Ruhbani Anugrah Azhar, Fuji Hernawati Ahmad Suryadi, Nilai CVR Rata-rata CVR
Hartini, M.Pd Amarullah, M.Pd M.Si Kusumah, M.Si M.Pd
A B C D A B C D A B C D A B C D A B C D A B C D
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0,8 1 1 1 0,95
2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0,8 1 0,8 1 0,9
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0,8 1 1 1 0,95
4 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0,75 1 0,8 0,89
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0,8 1 1 1 0,95
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0,8 1 1 1 0,95
8 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0,4 1 1 1 0,85
9 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0,6 0,75 0,8 1 0,79
10 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0,5 1 0,8 0,83
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0,75 1 1 0,94
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah CVR 11
CVI 0,92
Kategori Sangat Sesuai

174
b. Validasi Ahli Konstruk
Validator
Nilai CVR Rata
Dr. Tri Isti Hartini, Reza Ruhbani Fuji Hernawati Ahmad Suryadi,
No Anugrah Azhar, M.Si -rata
M.Pd Amarullah, M.Pd Kusumah, M.Si M.Pd
CVR
A B C D E F A B C D E F A B C D E F A B C D E F A B C D E F A B C D E F
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0,6 0,95
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0,6 0,95
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0,8 0,94
4 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0,8 0,8 0,8 1 1 0,8 0,93
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0,8 1 1 0,95
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0,8 0,94
7 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0,8 1 1 1 1 0,8 0,93
8 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0,8 0,8 1 0,8 1 0,8 0,96
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0,8 1
10 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0,8 0,8 1 1 1
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0,8 1
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah CVR 11,55
CVI 0,96
Kategori Sangat Sesuai

175
c. Validasi Ahli Bahasa

Validator Nilai CVR Rata-rata


No Dona Aji Karunia Didah Nurhamidah, CVR
Syihaabul Hudaa, M.Pd Fitri Indriyani, S.Pd
Putra, M.A M.Pd
A B C D A B C D A B C D A B C D A B C D
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0,75 1 1 1 0,94
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0,75 1 1 1 0,94
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0,75 1 1 1 0,94
7 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0,75 1 1 1 0,94
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0,75 1 1 1 0,94
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah CVR 11,69
CVI 0,97
Kategori Sangat Sesuai

176
d. Uji Validasi Butir Soal
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL
=================================
Jumlah Subyek= 70
Butir Soal= 12
Nama berkas: C:\USERS\USER\DOCUMENTS\UJISOAL.AUR
No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi
1 1 0,541 Signifikan
2 2 0,511 Signifikan
3 3 0,525 Signifikan
4 4 0,506 Signifikan
5 5 0,499 Signifikan
6 6 0,792 Sangat Signifikan
7 7 0,503 Signifikan
8 8 0,565 Signifikan
9 9 0,538 Signifikan
10 10 0,621 Sangat Signifikan
11 11 0,666 Sangat Signifikan
12 12 0,588 Signifikan
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:
df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,05
10 0,576 0,708 60 0,25 0,325
15 0,482 0,606 70 0,233 0,302
20 0,423 0,549 80 0,217 0,283
25 0,381 0,496 90 0,205 0,267
30 0,349 0,449 100 0,195 0,254
40 0,304 0,393 125 0,174 0,228
50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung

177
e. Uji Reabilitas Instrumen
RELIABILITAS TES
================
Rata2= 11,07
Simpang Baku= 3,42
KorelasiXY= 0,72
Reliabilitas Tes= 0,84
Nama berkas: C:\USERS\USER\DOCUMENTS\UJISOAL.AUR
No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subjek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total
1 4 S4 12 12 24
2 7 S7 11 13 24
3 1 S1 10 13 23
4 10 S10 6 9 15
5 16 S16 7 8 15
6 42 S42 8 7 15
7 2 S2 7 7 14
8 6 S6 7 7 14
9 53 S53 8 6 14
10 70 S70 7 7 14
11 3 S3 7 6 13
12 61 S61 7 6 13
13 66 S66 6 7 13
14 5 S5 7 5 12
15 8 S8 6 6 12
16 11 S11 6 6 12
17 20 S20 6 6 12
18 24 S24 6 6 12
19 29 S29 6 6 12
20 37 S37 7 5 12
21 43 S43 6 6 12
22 49 S49 6 6 12

178
23 55 S55 6 6 12
24 60 S60 6 6 12
25 64 S64 6 6 12
26 15 S15 5 6 11
27 21 S21 5 6 11
28 23 S23 6 5 11
29 25 S25 5 6 11
30 26 S26 6 5 11
31 30 S30 6 5 11
32 34 S34 7 4 11
33 35 S35 6 5 11
34 50 S50 6 5 11
35 52 S52 6 5 11
36 57 S57 5 6 11
37 67 S67 6 5 11
38 69 S69 6 5 11
39 17 S17 5 5 10
40 22 S22 5 5 10
41 28 S28 5 5 10
42 32 S32 6 4 10
43 36 S36 6 4 10
44 39 S39 6 4 10
45 40 S40 5 5 10
46 47 S47 7 3 10
47 62 S62 5 5 10
48 9 S9 4 5 9
49 18 S18 5 4 9
50 27 S27 4 5 9
51 33 S33 5 4 9
52 41 S41 5 4 9
53 44 S44 6 3 9

179
54 48 S48 4 5 9
55 51 S51 6 3 9
56 58 S58 4 5 9
57 59 S59 5 4 9
58 65 S65 4 5 9
59 13 S13 4 4 8
60 38 S38 3 5 8
61 45 S45 4 4 8
62 46 S46 4 4 8
63 56 S56 5 3 8
64 12 S12 3 4 7
65 14 S14 3 4 7
66 19 S19 3 4 7
67 31 S31 3 4 7
68 54 S54 2 5 7
69 68 S68 3 4 7
70 63 S63 3 3 6

180
f. Uji Daya Pembeda
DAYA PEMBEDA
============
Jumlah Subyek= 70
Klp atas/bawah(n)= 19
Butir Soal= 12
Un: Unggul; AS: Asor; SB: Simpang Baku
Nama berkas: C:\USERS\USER\DOCUMENTS\UJISOAL.AUR

No No Btr Asli Rata2Un Rata2As Beda SB Un SB As SB Gab t DP(%)


1 1 1,79 1,05 0,74 0,42 0,23 0,11 6,73 540,35
2 2 1,05 0,37 0,68 0,23 0,5 0,13 5,46 739,47
3 3 1,05 0,47 0,58 0,4 0,51 0,15 3,86 423,68
4 4 1,05 0,68 0,37 0,62 0,48 0,18 2,05 287,72
5 5 1,16 0,58 0,58 0,37 0,51 0,14 4 473,68
6 6 1,58 0,84 0,74 0,77 0,37 0,2 3,76 333,68
7 7 1,21 0,79 0,42 0,54 0,42 0,16 2,7 515,79
8 8 1,11 0,63 0,47 0,46 0,5 0,15 3,06 481,58
9 9 1,05 0,58 0,47 0,4 0,51 0,15 3,18 544,74
10 10 1,47 0,79 0,68 0,61 0,42 0,17 4,02 343,42
11 11 1,11 0,42 0,68 0,46 0,51 0,16 4,36 573,68
12 12 1,26 0,74 0,53 0,45 0,45 0,15 3,59 378,95

181
g. Taraf Kesukaran
TINGKAT KESUKARAN
=================
Jumlah Subyek= 70
Butir Soal= 12
Nama berkas: C:\USERS\USER\DOCUMENTS\UJISOAL.AUR

No Butir Baru No Butir Asli Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran


1 1 47,37 Sedang
2 2 35,53 Sedang
3 3 38,16 Sedang
4 4 28,95 Sukar
5 5 28,95 Sukar
6 6 24,21 Sukar
7 7 50 Sedang
8 8 43,42 Sedang
9 9 40,79 Sedang
10 10 28,29 Sukar
11 11 38,16 Sedang
12 12 33,33 Sedang

182
h. Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen Tes
REKAP ANALISIS BUTIR
=====================
Rata2= 11,07
Simpang Baku= 3,42
KorelasiXY= 0,72
Reliabilitas Tes= 0,84
Butir Soal= 12
Jumlah Subyek= 70
Nama berkas: C:\USERS\USER\DOCUMENTS\UJISOAL.AUR

No No Btr Asli T DP(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi


1 1 6,73 540,35 Sedang 0,541 Signifikan
2 2 5,46 739,47 Sedang 0,511 Signifikan
3 3 3,86 423,68 Sedang 0,525 Signifikan
4 4 2,05 287,72 Sukar 0,506 Signifikan
5 5 4 473,68 Sukar 0,499 Signifikan
6 6 3,76 333,68 Sukar 0,792 Sangat Signifikan
7 7 2,7 515,79 Sedang 0,503 Signifikan
8 8 3,06 481,58 Sedang 0,565 Signifikan
9 9 3,18 544,74 Sedang 0,538 Signifikan
10 10 4,02 343,42 Sukar 0,621 Sangat Signifikan
11 11 4,36 573,68 Sedang 0,666 Sangat Signifikan
12 12 3,59 378,95 Sedang 0,588 Signifikan

183
Lampiran B.4 Lembar Validasi Ahli Materi

184
185
186
Lampiran B.5 Lembar Validasi Ahli Konstruk

187
188
Lampiran B.6 Lembar Validasi Ahli Bahasa

189
190
Lampiran B.7 Lembar Validasi Ahli Media

191
Lampiran B.8 Instrumen Nontes
ANGKET RESPON SISWA DENGAN GAYA BELAJAR VISUAL
TERHADAP MEDIA WEBSITE BERBASIS GAYA BELAJAR VISUAL
Petunjuk
❖ Tuliskan nama dan kelas pada kolom yang tersedia
❖ Berilah tanda (√) pada kolom pendapat yang Anda kehendaki
❖ Jawaban tidak mempengaruhi nilai Anda
Keterangan
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
C : Cukup
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Nama :
Kelas :

Jawaban
No Pernyataan
SS S C TS STS
1. Saya lebih suka jika pembelajaran fisika
materi gelombang bunyi menggunakan
media pembelajaran website
2. Dalam pembelajaran fisika saya lebih
suka jika guru hanya menampilkan
media konvensional (buku) saja
3. Penggunaan media website membantu
saya meningkatkan kemampuan berpikir
kritis saya dalam menghadapi
permasalahan
4. Penggunaan media website menghambat
saya untuk berpikir kritis saya dalam
menghadapi permasalahan
5. Penggunaan media website membantu
saya untuk fokus dalam memecahkan
masalah yang saya hadapi
6. Penggunaan media website mempersulit
saya memvisualisasikan materi
gelombang bunyi
7. Penggunaan media website memudahkan
saya dalam mempelajari materi
gelombang bunyi

192
8. Saya tidak suka belajar menggunakan
media website karena menuntut saya
untuk berpikir lebih keras

Responden,

(……………….)

193
LAMPIRAN C
ANALISIS HASIL PENELITIAN
1. Hasil Pretest
2. Hasil Posttest
3. Hasil Olah Data Pretest dan Posttest
4. Uji Normalitas Hasil Pretest
5. Uji Normalitas Hasil Posttest
6. Uji Homogenitas Hasil Pretest
7. Uji Homogenitas Hasil Posttest
8. Uji Hipotesis Hasil Pretest
9. Uji Hipotesis Hasil Posttest
10. Data Hasil Angket Siswa

194
Lampiran C.1 Hasil Pretest
Siswa Pretest Siswa Pretest
Kontrol Kontrol Eksperimen Eksperimen
S1K 9 S1E 7
S2K 8 S2E 4
S3K 6 S3E 8
S4K 7 S4E 6
S5K 7 S5E 4
S6K 8 S6E 6
S7K 9 S7E 5
S8K 6 S8E 7
S9K 6 S9E 4
S10K 9 S10E 5
S11K 13 S11E 8
S12K 11 S12E 6
S13K 7 S13E 9
S14K 8 S14E 7
S15K 9 S15E 6
S16K 6 S16E 7
S17K 6 S17E 4
S18K 7 S18E 7
S19K 10 S19E 8
S20K 8 S20E 11
S21K 11 S21E 6
S22K 8 S22E 6
S23K 4 S23E 7
S24K 8 S24E 8
S25K 10 S25E 12
S26K 6 S26E 5
S27K 8 S27E 7
S28K 9 S28E 10
S29K 11 S29E 8
S30K 7 S30E 5
Jumlah 242 Jumlah 203

195
Lampiran C.2 Hasil Posttest
Siswa Posttest Siswa Posttest
Kontrol Kontrol Eksperimen Eksperimen
S1K 10 S1E 18
S2K 10 S2E 19
S3K 8 S3E 19
S4K 7 S4E 20
S5K 11 S5E 23
S6K 10 S6E 21
S7K 10 S7E 17
S8K 9 S8E 17
S9K 8 S9E 13
S10K 9 S10E 24
S11K 13 S11E 13
S12K 10 S12E 22
S13K 7 S13E 20
S14K 13 S14E 13
S15K 13 S15E 14
S16K 7 S16E 13
S17K 8 S17E 17
S18K 7 S18E 17
S19K 12 S19E 15
S20K 7 S20E 17
S21K 12 S21E 10
S22K 7 S22E 13
S23K 9 S23E 14
S24K 9 S24E 13
S25K 13 S25E 22
S26K 8 S26E 18
S27K 9 S27E 12
S28K 10 S28E 17
S29K 13 S29E 27
S30K 11 S30E 18
Jumlah 290 Jumlah 516

196
Lampiran C.3 Hasil Olah Data Pretest dan Posttest
1. Perhitungan Data Pretest Per Indikator Berpikir Kritis
a. Kelas Kontrol
Berpikir Kritis
Elementary Strategy and
Basic Support Inference Advanced Clarification
Clarification Tactic
Mengobservasi
Mendeduksi dan
Bertanya dan Menyesuai dan Menginduksi dan Memutuskan
Siswa Mempertimbang Mengidentifikasi Jumlah
Menjawab kan dengan Mempertimbang Mempertimbang Suatu
kan Hasil Asumsi
Partanyaan Sumber kan Hasil kan Hasil Induksi Tindakan
Deduksi
Observasi
Nomor Soal
1 8 9 10 4 6 2 3 5 11 12 7
S1K 2 0 0 0 1 1 2 0 1 1 1 0 9
S2K 1 1 0 0 0 1 2 0 1 1 0 1 8
S3K 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 6
S4K 1 0 0 0 1 1 2 0 0 1 1 0 7
S5K 2 0 0 0 0 2 1 0 1 1 0 0 7
S6K 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8
S7K 2 1 0 0 1 2 2 0 0 1 0 0 9
S8K 1 0 0 0 0 1 2 0 1 0 1 0 6
S9K 1 0 0 0 1 0 2 0 1 1 0 0 6
S10K 2 1 0 1 0 2 2 0 0 0 1 0 9
S11K 2 1 0 1 1 2 1 1 1 1 1 1 13
S12K 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 11
S13K 1 1 0 0 0 0 2 1 0 1 1 0 7
S14K 1 1 0 0 0 1 2 0 1 0 1 1 8
S15K 2 1 1 0 0 1 2 0 1 1 0 0 9

197
S16K 2 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 6
S17K 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 6
S18K 1 0 0 0 1 1 2 0 0 1 0 1 7
S19K 2 1 0 0 0 1 2 0 1 1 1 1 10
S20K 2 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 8
S21K 2 1 1 1 0 1 2 0 1 0 1 1 11
S22K 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8
S23K 1 0 0 0 0 0 2 0 0 0 1 0 4
S24K 1 1 0 0 1 1 2 0 0 1 0 1 8
S25K 3 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 10
S26K 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 6
S27K 1 1 0 0 0 1 2 0 1 1 0 1 8
S28K 2 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 9
S29K 1 1 0 1 1 1 2 1 0 1 1 1 11
S30K 2 1 0 0 0 1 2 0 0 1 0 0 7
Jumlah 46 25 11 17 18 33 50 13 23 32 31 21 242

Berpikri Kritis
Elementary
Basic Support Interference Advanced Clarification Strategy and Tactic
Siswa Clarification
Nomor Soal
1 8 9 10 4 6 2 3 5 11 12 7
Rata-rata 1,5 0,57 0,07 0,23 0,47 0,90 1,60 0,33 0,60 0,70 0,63 0,47
Persentase 50% 28% 3% 8% 16% 18% 80% 17% 30% 18% 32% 16%
Persentase
per 39% 9% 49% 24% 16%
Indikator

198
b. Kelas Eksperimen
Berpikir Kritis Jumlah
Elementary Strategy and
Basic Support Inference Advanced Clarification
Clarification Tactic
Mengobservasi
Mendeduksi dan
Bertanya dan Menyesuai dan Menginduksi dan Memutuskan
Siswa Mempertimbang Mengidentifikasi
Menjawab kan dengan Mempertimbang Mempertimbang Suatu
kan Hasil Asumsi
Partanyaan Sumber kan Hasil kan Hasil Induksi Tindakan
Deduksi
Observasi
Nomor Soal
1 8 9 10 4 6 2 3 5 11 12 7
S1E 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 7
S2E 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4
S3E 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 8
S4E 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 6
S5E 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 4
S6E 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 6
S7E 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 5
S8E 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 7
S9E 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 4
S10E 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 5
S11E 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 8
S12E 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 6
S13E 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 9
S14E 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 7
S15E 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 6
S16E 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 7

199
S17E 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 4
S18E 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 7
S19E 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 8
S20E 1 1 1 1 1 0 2 1 0 1 1 1 11
S21E 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 6
S22E 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 6
S23E 0 1 1 1 0 0 2 0 1 1 0 0 7
S24E 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 8
S25E 3 0 1 1 1 1 0 1 1 2 1 0 12
S26E 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 5
S27E 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 7
S28E 2 1 1 1 0 0 1 1 1 2 0 0 10
S29E 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 8
S30E 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 5
Jumlah 24 22 18 29 20 27 25 15 19 33 27 22 203

Berpikri Kritis
Elementary
Basic Support Interference Advanced Clarification Strategy and Tactic
Siswa Clarification
Nomor Soal
1 8 9 10 4 6 2 3 5 11 12 7
Rata-rata 0,77 0,47 0,30 0,63 0,53 0,70 0,77 0,40 0,47 0,73 0,50 0,50
Persentase 26% 23% 15% 21% 18% 14% 38% 20% 23% 18% 25% 17%
Persentase
per Indikator 24% 18% 26% 22% 17%

200
2. Perhitungan Data Posttest Per Indikator Berpikir Kritis
a. Kelas Kontrol
Berpikir Kritis
Elementary Advanced Strategy and
Basic Support Inference
Clarification Clarification Tactic
Mengobservasi Menginduksi
Menyesuai Mendeduksi dan
Bertanya dan dan dan Memutuskan Jumlah
Siswa kan Mempertimbang Mengidentifikasi
Menjawab Mempertimbang Mempertimbang Suatu
dengan kan Hasil Asumsi
Partanyaan kan Hasil kan Hasil Tindakan
Sumber Deduksi
Observasi Induksi
Nomor Soal
1 8 9 10 4 6 2 3 5 11 12 7
S1K 2 0 0 0 1 2 2 0 1 1 1 0 10
S2K 2 1 1 0 0 1 2 0 1 1 0 1 10
S3K 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 8
S4K 1 0 0 0 1 1 2 0 0 1 1 0 7
S5K 2 0 1 1 1 3 1 0 1 1 0 0 11
S6K 1 0 0 1 1 0 1 1 1 2 1 1 10
S7K 2 1 0 1 1 2 2 0 0 1 0 0 10
S8K 1 1 1 0 0 1 2 0 1 0 1 1 9
S9K 1 1 1 0 1 0 2 0 0 1 0 1 8
S10K 2 1 0 1 0 2 2 0 0 0 1 0 9
S11K 2 1 0 1 1 2 1 1 1 1 1 1 13
S12K 2 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 10
S13K 1 1 0 0 0 0 2 1 0 1 1 0 7
S14K 2 1 1 1 1 2 2 0 1 0 1 1 13
S15K 2 1 1 0 1 1 2 1 1 1 1 1 13

201
S16K 2 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 7
S17K 1 0 0 1 0 1 2 1 0 0 1 1 8
S18K 1 0 0 0 1 1 2 0 0 1 0 1 7
S19K 2 1 0 0 1 1 2 0 1 2 1 1 12
S20K 2 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 7
S21K 2 1 1 1 0 2 2 0 1 0 1 1 12
S22K 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 7
S23K 2 1 0 0 0 0 2 1 1 0 1 1 9
S24K 1 1 1 0 1 1 2 0 0 1 0 1 9
S25K 3 1 0 1 1 1 2 1 1 1 1 0 13
S26K 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 8
S27K 1 1 0 0 0 2 2 0 1 1 0 1 9
S28K 2 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10
S29K 2 1 0 1 1 1 2 1 1 1 1 1 13
S30K 2 1 1 0 0 2 2 0 1 1 1 0 11
Jumlah 50 28 20 23 24 40 50 16 25 34 34 24 290

Berpikri Kritis
Elementary
Basic Support Interference Advanced Clarification Strategy and Tactic
Siswa Clarification
Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Rata-rata 1,63 0,67 0,37 0,43 0,67 1,13 1,60 0,43 0,67 0,77 0,73 0,57
Persentase 54% 33% 18% 14% 22% 23% 80% 22% 33% 19% 37% 19%
Persentase
per Indikator 44% 18% 51% 28% 19%

202
b. Kelas Eksperimen
Berpikir Kritis
Elementary Strategy and
Basic Support Inference Advanced Clarification
Clarification Tactic
Mengobservasi
Mendeduksi dan
Bertanya dan Menyesuai dan Menginduksi dan Memutuskan Jumlah
Siswa Mempertimbang Mengidentifikasi
Menjawab kan dengan Mempertimbang Mempertimbang Suatu
kan Hasil Asumsi
Partanyaan Sumber kan Hasil kan Hasil Induksi Tindakan
Deduksi
Observasi
Nomor Soal
1 8 9 10 4 6 2 3 5 11 12 7
S1E 3 1 2 1 2 1 2 1 0 2 1 2 18
S2E 2 1 1 1 3 2 2 1 2 1 1 2 19
S3E 2 1 1 2 3 2 2 1 1 1 2 1 19
S4E 3 2 1 1 1 1 2 1 1 3 2 2 20
S5E 3 1 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2 23
S6E 3 1 2 1 2 3 2 2 1 1 2 1 21
S7E 2 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 2 17
S8E 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 2 17
S9E 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 2 13
S10E 3 2 1 2 2 3 2 1 2 2 1 3 24
S11E 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 2 1 13
S12E 3 2 1 1 2 2 2 1 1 3 2 2 22
S13E 3 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 2 20
S14E 1 1 0 1 1 1 2 0 1 1 2 2 13
S15E 2 0 1 1 1 2 2 2 0 1 1 1 14
S16E 2 1 0 1 1 2 2 1 0 1 1 1 13
S17E 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 2 17
S18E 2 1 0 1 1 2 2 1 2 1 2 2 17

203
S19E 1 1 1 0 2 1 2 1 2 1 2 1 15
S20E 3 1 1 1 1 0 2 2 1 1 1 3 17
S21E 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 2 1 10
S22E 2 0 1 2 1 1 2 0 1 1 1 1 13
S23E 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 0 0 14
S24E 1 0 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 13
S25E 3 1 2 1 2 3 2 2 1 3 1 1 22
S26E 3 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 18
S27E 1 1 1 0 2 2 1 1 1 1 0 1 12
S28E 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 2 17
S29E 3 2 2 1 2 3 2 2 2 3 2 3 27
S30E 3 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 18
Jumlah 67 41 39 42 48 56 57 37 39 58 53 57 516

Berpikir Kritis
Elementary
Basic Support Interference Advanced Clarification Strategy and Tactic
Siswa Clarification
Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Rata-rata 2,20 1,10 1,00 1,07 1,47 1,67 1,83 1,13 1,13 1,57 1,37 1,67
Persentase 73% 55% 50% 36% 49% 33% 92% 57% 57% 39% 68% 56%
Persentase
per Indikator 64% 45% 63% 55% 56%

204
Lampiran C.4 Uji Normalitas Hasil Pretest

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pretest Kontrol 30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%
Pretest Eksperimen 30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%

Descriptives
Statistic Std. Error
Pretest Kontrol Mean 8.07 .355
95% Confidence Interval for Lower Bound 7.34
Mean Upper Bound 8.79
5% Trimmed Mean 8.02
Median 8.00
Variance 3.789
Std. Deviation 1.946
Minimum 4
Maximum 13
Range 9
Interquartile Range 2
Skewness .441 .427
Kurtosis .314 .833
Pretest Eksperimen Mean 6.77 .364
95% Confidence Interval for Lower Bound 6.02
Mean Upper Bound 7.51
5% Trimmed Mean 6.65
Median 7.00
Variance 3.978
Std. Deviation 1.995
Minimum 4
Maximum 12
Range 8
Interquartile Range 3
Skewness .764 .427
Kurtosis .663 .833

205
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.


Pretest Kontrol .147 30 .097 .956 30 .251

Pretest Eksperimen .153 30 .069 .930 30 .050

a. Lilliefors Significance Correction

Kesimpulan :
Uji Shapiro-Wilk pada kelas kontrol menunjukkan nilai sig. 0,251. Karena
nilai sig. Shapiro-Wilk lebih besar dari 0,05 maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel pretest pada kelas kontrol
berasal dari populasi berdistribusi normal. Begitupun untuk Uji Shapiro-Wilk pada
kelas ekperimen menunjukkan nilai sig. 0,050. Karena nilai sig. Shapiro-Wilk sama
besar dengan 0,05 maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa sampel pretest pada kelas eksperimen juga berasal dari populasi
berdistribusi normal.

206
Lampiran C.4 Uji Normalitas Hasil Posttest

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Postest Kontrol 30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%
Postest Eksperimen 30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%

Descriptives
Statistic Std. Error
Postest Kontrol Mean 9.67 .382
95% Confidence Interval for Lower Bound 8.89
Mean Upper Bound 10.45
5% Trimmed Mean 9.63
Median 9.50
Variance 4.368
Std. Deviation 2.090
Minimum 7
Maximum 13
Range 6
Interquartile Range 3
Skewness .331 .427
Kurtosis -1.073 .833
Postest Eksperimen Mean 17.20 .736
95% Confidence Interval for Lower Bound 15.70
Mean Upper Bound 18.70
5% Trimmed Mean 17.07
Median 17.00
Variance 16.234
Std. Deviation 4.029
Minimum 10
Maximum 27
Range 17
Interquartile Range 7
Skewness .423 .427
Kurtosis -.210 .833

207
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.


Postest Kontrol .137 30 .160 .900 30 .009

Postest Eksperimen .120 30 .200* .961 30 .337

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Kesimpulan :
Uji Shapiro-Wilk pada kelas kontrol menunjukkan nilai sig. 0,009. Karena
nilai sig. Shapiro-Wilk lebih kecil dari 0,05 maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel posttest pada kelas kontrol
berasal dari populasi berdistribusi tidak normal. Untuk Uji Shapiro-Wilk pada kelas
ekperimen menunjukkan nilai sig. 0,337. Karena nilai sig. Shapiro-Wilk lebih besar
dengan 0,05 maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa sampel posstest pada kelas eksperimen juga berasal dari populasi
berdistribusi normal.

208
Lampiran C.6 Uji Homogenitas Hasil Pretest

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total

Kelas N Percent N Percent N Percent


Kemampuan Berpikir Pretest Kontrol 30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%
Kritis Pretest Eksperimen 30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%

Test of Homogeneity of Variance


Levene Statistic df1 df2 Sig.
Kemampuan Berpikir Kritis Based on Mean .009 1 58 .923
Based on Median .010 1 58 .920
Based on Median and with .010 1 57.896 .920
adjusted df
Based on trimmed mean .026 1 58 .873

ANOVA
Kemampuan Berpikir Kritis

Sum of Squares df Mean Square F Sig.


Between Groups 25.350 1 25.350 6.528 .053

Within Groups 225.233 58 3.883

Total 250.583 59

Kesimpulan :
Uji Levene menunjukkan nilai sig. 0,53. Karena nilai sig. lebih besar dari
0,05 maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
kedua kelas memiliki data sama atau homogen.

209
Lampiran C.7 Uji Homogenitas Hasil Posttest

Case Processing Summary


Cases

Valid Missing Total

Kelas N Percent N Percent N Percent


Kemampuan Berpikir Posttest Kontrol 30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%
Kritis Posttest Eksperimen 30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%

Test of Homogeneity of Variance


Levene Statistic df1 df2 Sig.
Kemampuan Berpikir Kritis Based on Mean 8.523 1 58 .005
Based on Median 7.937 1 58 .007
Based on Median and with 7.937 1 40.694 .007
adjusted df
Based on trimmed mean 8.178 1 58 .006

ANOVA
Kemampuan Berpikir Kritis

Sum of Squares df Mean Square F Sig.


Between Groups 851.267 1 851.267 82.638 .000

Within Groups 597.467 58 10.301

Total 1448.733 59

Kesimpulan :
Uji Levene menunjukkan nilai sig. 0,000. Karena nilai sig. lebih kecil dari
0,05 maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
kedua kelas memiliki data yang tidak homogen.

210
Lampiran C.8 Uji Hipotesis Hasil Pretest

Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Kemampuan Berpikir Pretest Kontrol 30 8.07 1.946 .355
Kritis Pretest Eksperimen 30 6.77 1.995 .364

Independent Samples Test


Levene's Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
Std. 95% Confidence
Mean Error Interval of the
Sig. (2- Differen Differen Difference
F Sig. t df tailed) ce ce Lower Upper
Kemampuan Equal .009 .923 2.555 58 .053 1.300 .509 .282 2.318
Berpikir Kritis variances
assumed
Equal 2.555 57.965 .053 1.300 .509 .281 2.319
variances not
assumed

Kesimpulan :
Pada tabel independent samples test menunjukkan nilai sig. 0,53. Nilai sig.
lebih besar dari 0,05 sehingga 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata berpikir kritis siswa pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

211
Lampiran C.9 Uji Hipotesis Hasil Posttest
Ranks
Kelas N Mean Rank Sum of Ranks
Kemampuan berpikir kritis Posttest Kontrol 30 16.60 498.00
Posttest Eksperimen 30 44.40 1332.00
Total 60

Test Statisticsa
Kemampuan
berpikir kritis
Mann-Whitney U 33.000
Wilcoxon W 498.000
Z -6.199
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Grouping Variable: Kelas

Kesimpulan :
Pada tabel test statistic menunjukkan nilai sig. 0,000. Nilai sig. lebih kecil
dari 0,05 sehingga 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan rata-rata berpikir kritis siswa pada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol.

212
Lampiran C.10 Data Hasil Angket Siswa
Data Hasil Angket Respon Siswa Terhadap Penggunaan Media Pembelajaran
Website Berbasis Gaya Belajar Visual
Pemahaman
Keunggulan penggunaan
materi setelah
Pengaruh website berbasis website berbasis gaya belajar
belajar
gaya belajar visual dalam visual dengan pembelajaran
Siswa menggunakan
proses pembelajaran yang biasa diterapkan di
website berbasis
kelas
gaya belajar visual.
3 (+) 5 (+) 4 (-) 1 (+) 2 (+) 6 (-) 7 (+) 8 (-)
S1E 4 4 5 5 4 5 4 5
S2E 4 3 4 4 4 4 4 4
S3E 4 4 4 3 3 4 3 4
S4E 4 4 4 4 4 4 4 4
S5E 4 4 5 4 5 3 5 4
S6E 4 4 4 4 4 4 4 4
S7E 5 5 5 5 5 5 5 5
S8E 5 4 4 4 4 4 4 4
S9E 4 4 4 4 4 4 4 2
S10E 4 4 5 4 5 5 4 4
S11E 4 4 4 5 4 3 4 3
S12E 5 4 4 4 4 4 4 4
S13E 3 4 4 5 4 4 4 4
S14E 4 4 4 4 4 4 4 4
S15E 4 5 4 4 4 4 5 4
S16E 3 4 4 4 4 4 4 4
S17E 5 4 4 4 4 4 4 5
S18E 4 5 5 5 5 5 5 5
S19E 4 4 4 4 4 4 4 4
S20E 4 4 3 4 4 3 4 3
S21E 4 3 4 4 4 4 4 4
S22E 4 4 4 4 4 4 4 4
S23E 4 3 3 3 2 5 4 4
S24E 5 4 4 4 4 3 4 4
S25E 4 4 4 4 2 4 3 4
S26E 5 4 4 4 4 4 4 4
S27E 4 4 4 5 4 5 4 4

213
S28E 3 3 4 4 4 3 4 5
S29E 5 5 4 4 5 4 4 4
S30E 4 4 4 4 4 4 4 4
Jumlah 124 120 123 124 120 121 122 121
Persentse 82,67% 80% 82% 82,67% 80% 80,67% 81,33% 80,67%
Persentase
Per- 81,56% 81,11% 81%
indikator
Rata-rata
81,22%
total

214
LAMPIRAN D SURAT-SURAT PENELITIAN
LAMPIRAN D
SURAT-SURAT PENELITIAN
1. Surat Keterangan Penelitian
2. Surat Permohonan Izin Penelitian
3. Uji Referensi
4. Daftar Riwayat Hidup Peneliti

215
LAMPIRAN D.1 Surat Keterangan Penelitian

216
LAMPIRAN D.2 Surat Permohonan Izin Penelitian

217
LAMPIRAN D.3 Uji Referensi

UJI REFERENSI
PENGARUH WEBSITE BERBASIS GAYA BELAJAR VISUAL TERHADAP
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI GELOMBANG
BUNYI
No Footnote Paraf
Pembimbing
BAB I
1 Programme for International Student Assessment Result from
PISA 2018, (Paris: OECD Publishing, 2019), h. 18.
https://drive.google.com/file/d/1ZFdmoZ4SutXuPEJlSfZSq5oZ
5BWwZD5b/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1moOovYRL5r2Sdai8nAgSVnL
7lLD6ahQX/view?usp=sharing
2 Robiul Khasanah dan Siti Miftahul Muflihah, “Online Learning
Management Using Google Sites on Relations and Functions in
Pandemic Conditions”, Journal of Education and Learning
Mathematics Research (JELMaR), Vol. 2, No. 1, 2021, p. 68-76.
https://drive.google.com/file/d/1Pn3zwYNwKVQVk4O1DWX
3kb0TVvzIBSmx/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1TmYqqmKKDDbkdtU5G_bM
aqOS6UIbHSYD/view?usp=sharing
3 Haerunnisa, dkk, “Analisis Miskonsepsi Siswa SMP pada
Konsep Getaran dan Gelombang”, Journal of Science Education,
Vol. 6, No. 2, 2022, h. 431
https://drive.google.com/file/d/1ghq6fx49w1DGKwfiBByjCnw
K_S08uZ2w/view?usp=sharing
Foto :

218
https://drive.google.com/file/d/1ebFuS5BvyTNSJnB0CRoHaYt
O-457-nkP/view?usp=sharing
4 Eko Yuniarto, dkk., “Online Learning Management Using
Google Sites in Covid-19 Pandemic Era”, Journal of Applied
Management (JAM), Vol.19, No.2, Juni 2021, h. 348.
https://drive.google.com/file/d/1xSmH9WguBjhwB5Fi5OtW5
NIeeNXd6aKr/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1zqOptztWy7_RS3uqJNaxcsD9
R2asx7Uu/view?usp=sharing
5 Satria Adhi Kusuma Marhadini, dkk, “Pengembangan Media
Pembelajaran Berbasis Android pada Materi Gerak Parabola
Untuk Siswa SMA”, Unnes Physics Education Journal, Vol. 6,
No. 3, 2017, h. 42.
https://drive.google.com/file/d/1lbxFkBmgVRacmlJ5HdpSX59
hJbKkK97T/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1vHhANbsFux-
BXGUUt1VhHcaEzBhqgUdD/view?usp=sharing
BAB II
6 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2014), h. 3.
https://drive.google.com/file/d/1jfy9xvDE4g3bksQEfBv5fgHY
5EkGPdAE/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/191ONqccp7b_1qxqWb2_knubJ
nFmOCCYG/view?usp=sharing

219
7 Muhammad Ramli, Media dan Teknologi Pembelajaran,
(Banjarmasin: IAIN Antasari Press, 2012), h. 1.
https://drive.google.com/file/d/1Tw_eHQRBU_5KGEGtZmZT
bwGR90iF73Kg/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1cGE0ciQTCDD5s5J477CPVjx
GGAK6Dy_f/view?usp=sharing
8 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. Strategi Belajar
Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2014), h. 134.
https://drive.google.com/file/d/1q8pur67BemSyGCy4WmEy1q
YDQtBI-pgl/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1YohdWSoqczT2xHEr3Nq8W
HfzkkmzzDD7/view?usp=sharing
9 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2014), h. 4.
https://drive.google.com/file/d/1jfy9xvDE4g3bksQEfBv5fgHY
5EkGPdAE/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/10VK5WshOy7o8pljcLtd3SVej
xLi0bF86/view?usp=sharing
10 Muhammad Hasan, dkk, Media Pembelajaran, (Klaten: Tahta
Media Group, 2021), h. 4.
https://drive.google.com/file/d/1Mn7suc9_73dHExESnayr6Euy
eJc5KBFM/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1TPjmjizRTzqTbiqqxFM9uv8s-
g3j1crR/view?usp=sharing

220
11 Ega Rima Wati, Ragam Media Pembelajaran, (Jakarta: Kata
Pena, 2016), h. 9.
https://drive.google.com/file/d/1zdsrl0Avd7nMt3VRo9GiHZyJ
-7ap5pDu/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1a1JmF7-
OwFMNaNHoSRA_P10EjTZBeead/view?usp=sharing
12 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2014), h. 19.
https://drive.google.com/file/d/1jfy9xvDE4g3bksQEfBv5fgHY
5EkGPdAE/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1LKVCT6C6srI4MOul0ECD-
HAJ6kDIVTxq/view?usp=sharing
13 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2014), h. 23.
https://drive.google.com/file/d/1jfy9xvDE4g3bksQEfBv5fgHY
5EkGPdAE/view?usp=sharing\
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1BCt1VyLTYNCiFDTR0KlAm
npH0S_KkU5R/view?usp=sharing
14 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2014), h. 3.
https://drive.google.com/file/d/1jfy9xvDE4g3bksQEfBv5fgHY
5EkGPdAE/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1XdmMNofjVbSWCtRAZf1DJ
DX6Tu0aC99U/view?usp=sharing

221
15 Yuhefizar, dkk., Cara Mudah Membangun Website Interaktif
Menggunakan Content Management System Joomle, (Jakarta:
PT Alex Media Komputindo, 2009), h. 2.
https://drive.google.com/file/d/1yuAfFYnCdePKyDXl1KOoY7
JFFwn8ox9X/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1WQRg8HDVvvtUZohN2mJ21
Wt5Ozyg2jDU/view?usp=sharing
16 Yunice Zevanya Surentu, dkk, “Pentingnya Website sebagai
Media Informasi Destinasi Wisata di Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Minahasa”, Acta Diurna Komunikasi,
Vol.2, No. 4, 2020, h. 4.
https://drive.google.com/file/d/1TF6AXOViyOL1PFZrC4Oe12
NN70lUzEAP/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1_I5V7CyWZv4z09Ouwm1Js_s
dMFXRv_TK/view?usp=sharing
17 Yuhefizar, dkk., Cara Mudah Membangun Website Interaktif
Menggunakan Content Management System Joomle, (Jakarta:
PT Alex Media Komputindo, 2009), h. 3.
https://drive.google.com/file/d/1yuAfFYnCdePKyDXl1KOoY7
JFFwn8ox9X/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1TpllbsL-
cSZZ5maXFH7mLGOYLe8O1bhx/view?usp=sharing
18 Anas Thohir, Pembelajaran Fisika: Kesulitan Belajar dan Cara
Mengatasinya, (Yogyakarta: Media Akademi, 2017), h. 59.
https://drive.google.com/file/d/1lF7pmtL4PXMLBK4QH38Pe9
C2ne_WuKmU/view?usp=sharing
Foto :

222
https://drive.google.com/file/d/17hLryv1Xz9TX9t-
swaiVhaUkXlwHqbqt/view?usp=sharing
19 Ahmad, Gaya Belajar Matematika Siswa SMP, (Bandung:
Cakra, 2020), h. 17.
https://drive.google.com/file/d/1DWaoreACXAhiig3qqe9YIYJ
miqxIGn9N/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1NKFDFbXZygeiS-
fcgfqma_LXjXv2G-Zs/view?usp=sharing
20 Yusri Wahyuni, “Identifikasi Gaya Belajar (Visual, Auditorial,
Kinestetik) Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas
Bung Hatta”, Jurnal Penelitian dan Pembelajaran Matematika,
Vol. 10 No. 2, 2017, h. 128.
https://drive.google.com/file/d/1-xX_FUduMh7JET4p6L9-
391Sbc2bJWn8/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1Scjx0W2FXBMFD0X2laxKys
Sc4N3QBVT7/view?usp=sharing
21 Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, Quantum Learning:
Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, (Bandung:
Kaifa, 2015), h. 112.
https://drive.google.com/file/d/1nDFmU2ZnYhTpLBFO3ywAj
aBD7tjJpx9_/view?usp=sharing
22 Anas Thohir, Pembelajaran Fisika: Kesulitan Belajar dan Cara
Mengatasinya, (Yogyakarta: Media Akademi, 2017), h. 59.
https://drive.google.com/file/d/1lF7pmtL4PXMLBK4QH38Pe9
C2ne_WuKmU/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/14l5kvcz4Lkjra8vMmaQFUkYs
rqdOl1fy/view?usp=sharing

223
23 Widharyanto, “Gaya Belajar Model Vark dan Implementasinya
di Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia”,
International Conference Through Language, Literature, and
Arts. 2017. h. 5.
https://drive.google.com/file/d/15l0sH75AVrciQKPlQ506RGJu
EtrrtliB/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1HEObKWfmjJF6cvZp3CxdZO
Tl-9Yr8x7z/view?usp=sharing
24 Waston Malau dan Deny Setiawan, “Penerapan Strategi Belajar
dan Gaya Belajar Model Fleming terhadap Masa Belajar
Mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan”,
Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, Vol. 8, No. 2, 2016, h. 134.
https://drive.google.com/file/d/1JJw1GlET4PNNagBR2OS_-
iYFoU_A5XDh/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1Lgooo0K3lpxRKs5dc4jUmsw3
XcwXS1Iw/view?usp=sharing
25 Pangesti Wiedarti, Pentingnya Memahami Gaya Belajar,
(Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018), h. 18.
https://drive.google.com/file/d/1ZAB9Lu9OP40BHoC839msAJ
x0Jelz_a9b/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1spe59O7JBy3ckGomKPYRU9
ohyG9U0xri/view?usp=sharing
26 Hasrul, “Pemahaman tentang Gaya Belajar”, Jurnal Medtek,
Vol. 1, No. 2, 2009, h. 3.
https://drive.google.com/file/d/1OfR4y0czPEFN4keZ0yyutHig
O3E397s9/view?usp=sharing

224
Foto :
https://drive.google.com/file/d/18alTU3jDIDYYiLEep7sgIXNb
E0rSjxZf/view?usp=sharing
27 Ariesta Kartika Sari, “Analisis Karakteristik Gaya Belajar VAK
(Visual, Auditorial, Kinesetetik) Mahasiswa Pendidikan
Informatika Angkatan 2014”, Jurnal Ilmiah Edutic, Vol. 1, No.1,
2014, h. 3.
https://drive.google.com/file/d/1AeH5Zuc7Gt615e72YfygUoob
KQpoLJ05/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1Jp-
zWalXULXdIvicWbfvad8AmO2LTyse/view?usp=sharing
28 M. Nur Ghufron dan Rini Risnawita, Gaya Belajar Kajian
Teoritik, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2012), h. 138.
https://drive.google.com/file/d/1uIoq6EDAxjgsRY1o-
A3tz4BaSx3fKt_g/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1ZVrSzdr5nAY-QzYmj-
_133z4On1BFxbo/view?usp=sharing
29 Barbara Limbach dan Wendy Waugh, “Developing Higher
Level Thinking” Journal of Instructional Pedagogies, Vol. 3,
Journal Published by the Academic & Business Research
Institute.
https://drive.google.com/file/d/1N3vJNNORknt0eWacvAHPC0
v0xqPpgJU9/view?usp=sharing
30 Muhammad Yani, M. Ikhsan, dan Marwan, “Proses Berpikir
Siswa Sekolah Menengah Pertama dalam Memecahkan Masalah
Matematika Berdasarkan Langkah-langkah Polya Ditinjau dari
Adversity Quotient”, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 10,
No. 1, 2016, h. 44.

225
https://drive.google.com/file/d/1Bj6DzlgkPAF66PFVF27yx3T
mTsHtiU1K/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1N4to_WpZFYBAw8pnN_sdjE
A5_eTcEZ0K/view?usp=sharing
31 Seyed Ahmad Hashemi, et all., Science Production in Iranian
Educational System by The Use of Critical Thinking,
International Journal of Instruction, 3, 2010, p. 63
https://drive.google.com/file/d/13Fq93gV7DVa4yRkuu0wWTp
iLs2v1GMjd/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1ilqWALbtDmg_v1kldq_7nVN
dQhs5Lqsj/view?usp=sharing
32 Sladana Zivkovic, A Model of Critical Thinking as an Important
Atribute for Success in the 21st Century, International
Conference on Teaching and Learning English as an Additional
Language, GlobELT, Elsevier, 2016, p.103.
https://drive.google.com/file/d/1Al7w_gcf4mqjJJMHKRcrzb80
sb7JMJAY/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1A4JSDnfvBCaeWFfvdSbprk_s
t-hAcEp1/view?usp=sharing
33 Gregory Bassham, et al, Critical Thinking : A student's
Introduction ed. 4, (New York: McGraw-Hill, 2011), p. 1.
https://drive.google.com/file/d/1OSoKfoW3g4ESGeUPNhYO8
i5RTDldVFAl/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1F-
AuH4fRkPmW9QEjDsgk_IkECffNw8JD/view?usp=sharing

226
34 Mansoor Fahim dan Samaneh Eslamdoost, “Critical Thinking:
Frameworks and Models for Teaching”, English Language
Teaching, Vol. 7, No. 7, 2014, h. 141.
https://drive.google.com/file/d/1pDPSJ0SubAmXK4VRhuBlPv
EKjO9dZKuy/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1A4JSDnfvBCaeWFfvdSbprk_s
t-hAcEp1/view?usp=sharing
35 Robert Ennis, Critical thinking: A streamlined conception.
Teaching Philosophy, Vol. 14, No. 1, 1991, p. 6.
https://drive.google.com/file/d/15qyr15bYlRomBMhefHNngaP
OImnZOn9P/view?usp=sharing
36 Linda Zakiah dan Ika Lestari, Berpikir Kritis dalam Konteks
Pembelajaran, (Bogor: Erzatama Karya Abadi, 2019), h. 11
https://drive.google.com/file/d/1KL_WNwr3xPmepjcvbFDL8F
htHjITL3k7/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1nqqE_6Q0l8_vt2ajccQTCipv4
2DoGlrT/view?usp=sharing
37 Michael J. Peeters and Kimberly, “Development of Critical
Thinking in Pharmacy Education”, Innovations in pharmacy,
Vol. 7, No. 1, 2016, h. 4.
https://drive.google.com/file/d/13nmxWfrQbJ87NHd2oa8kQW
LKAvkrVshM/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/15yJjJpwMhB5Py22tFm6GMZ
AFss2e0PrL/view?usp=sharing
37 Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2010), h. 155.

227
https://drive.google.com/file/d/11AVh02etRNPxjlQfAcYUT_S
2fRY4Em2C/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/11q6rmHY796QclZ0u_3dtu6-
oXhHsqI_G/view?usp=sharing
39 Arthur L. Costa (ed.), Developing Mind: a Resource Book for
Teaching Thinking ed. Arthur L. Costa, (Alexandria: Association
for Supervision and Curriculum Development, 1991), p. 68.
https://drive.google.com/file/d/1mWQfASHWOEN0DFOFzriX
BeMKvwLV_O2d/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1Qm-
T_fFVPRfXjgmnTz1xD2qeTE16XwQz/view?usp=sharing
40 Utami dan Djukri, “Improving Students’ Critical Thinking Skills
Through Natural Science Learning Website”, International
Conference on Science Education and Technology, 2020, p.1.
https://drive.google.com/file/d/1fGEnEGCiLpT3clxmrLUw9h2
mx8j6Rop6/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1HEC4Z8sWqsITw4ZuOKphg-
XaQLXoy13e/view?usp=sharing
41 Farida Restulowati, dkk, Pengaruh Website Sebagai Media
Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI Di SMA
Negeri 1 Bojonegara pada Subkonsep Sistem Hormon Manusia”,
Jurnal Biologi dan Pembelajarnnya, Vol. 11, No 1, 2016, h. 59.
https://drive.google.com/file/d/1YNhA6JddWZKgzPy1HIlcf1Q
5viz3WjEY/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1HracltKwVLcf3r1rqJJT949KP
qKjNlgS/view?usp=sharing

228
42 Mohammad Djamil M. Nur, “Pengaruh Strategi Pembelajaran
Fisika Berbasis Website Terhadap Hasil Belajar pada Siswa yang
Memiliki Self-Regulated Learning (SRL) yang Berbeda”, Jurnal
Kajian Teknologi Pendidikan, Vol. 2, No. 1, 2017, h. 74.
https://drive.google.com/file/d/1zGEM8h5RdnLbyNesHwHqQ
FY6ytatBLII/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/19fatTmgyepYPj10Noml03hiF
m8RMXZCa/view?usp=sharing
43 Rahman Syaiful, dkk, “Pemanfaatan Media Pembelajaran
Berbasis Website pada Proses Pembelajaran Produktif di
SMK”, Journal of Mechanical Engineering Education, Vol.
1, No. 1, 2014, h. 137.
https://drive.google.com/file/d/18ypQZj71PM9ITPPTooxKNyj
aLzpNlvVI/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1Qi6eJ6v-tBk_WDv-
ruRRh6i54f7T_Y9G/view?usp=sharing
44 Agung Rinaldy Malik, dkk, “Pengaruh Strategi Pembelajaran
Mobile Learning dan Gaya Belajar Visual terhadap Penguasaan
Kosakatabahasa Jerman Siswa SMA Negeri 1 Maros”, Jurnal
Pendidikan Umum, Vol. 11, No. 1, 2020, h. 194.
https://drive.google.com/file/d/1yHpuZaWlQ66qeNBGqWk-
kHIp2IMynEuN/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1LcKt_K0y1Pe_HHqTqWUyF
mDvSycQj-_j/view?usp=sharing
45 Mikrajuddin Abdillah, Fisika Dasar Jilid II, (Bandung: Institut
Teknologi Bandung, 2017), h. 528.

229
https://drive.google.com/file/d/1hIc45q_lJvnWHvT93tNCPc2fq
soWDDMP/view?usp=sharing
46 David Halliday, Robert Resnick, dan Jearl Walker, Fisika Dasar
Edisi Ketujuh Jilid I Terj. dari Physics 7𝑡ℎ Extended Edition oleh
Euis Sustini, dkk. (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2010), h. 488.
https://drive.google.com/file/d/1hrh1cUEpmhRF2ku6AzwTVs
XqhU1yv2MG/view?usp=sharing
BAB III
47 Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
Dan R&D (Bandung : Alfabeta, 2015), h. 114.
https://drive.google.com/file/d/18-
TdegFJgIEpbjUyqp02nHpbzUeTq8Nl/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/16QNTWnYQ1eaF0X4zz2JcTl1
_SdLlLci6/view?usp=sharing
48 Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
Dan R&D (Bandung : Alfabeta, 2015), h. 116.
https://drive.google.com/file/d/18-
TdegFJgIEpbjUyqp02nHpbzUeTq8Nl/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1oTNN_G3cDuZeLX7Abbi30S
AnacIzj5D9/view?usp=sharing
49 Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
Dan R&D (Bandung : Alfabeta, 2015), h. 61.
https://drive.google.com/file/d/18-
TdegFJgIEpbjUyqp02nHpbzUeTq8Nl/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1H8fJlZPpsdVy9JZL2hi12lKW
7A2zT8O6/view?usp=sharing

230
50 Bambang Sudaryana, Metodologi Penelitian Teori dan Praktek
Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), h.
48.
https://drive.google.com/file/d/1xhiiC9d6sA4E-
1OIizznQUyBla-67BLY/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1qKwE16UX_TbYuajGmeTU9
0PZH3lNaI-Z/view?usp=sharing
51 Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
Dan R&D (Bandung : Alfabeta, 2015), h. 118.
https://drive.google.com/file/d/18-
TdegFJgIEpbjUyqp02nHpbzUeTq8Nl/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1WreWO4JRPULkGBvplxtcsQ-
VKF58bmoR/view?usp=sharing
51 Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
Dan R&D (Bandung : Alfabeta, 2015), h. 124.
https://drive.google.com/file/d/18-
TdegFJgIEpbjUyqp02nHpbzUeTq8Nl/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1uoAezIDRxtS8u99q8_mpJPX
O3hMfpS_F/view?usp=sharing
52 Iwan Permana Suwarna, Pengembangan Instrumen Ujian
Komprehensif Mahasiswa Melalui Computer Based Test pada
Program Studi Pendidikan Fisika, (Jakarta: Pusat Penelitian dan
Pengembangan (PUSLITPEN) LP2M UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2016), h. 49.
https://drive.google.com/file/d/1UUz0xs9KkE2GYG96XojU-
gyoMDH_3w-p/view?usp=sharing
Foto :

231
https://drive.google.com/file/d/1K6L34U6esZZfay0XJioOpILS
E1QUDjQv/view?usp=sharing
53 Iwan Permana Suwarna, Pengembangan Instrumen Ujian
Komprehensif Mahasiswa Melalui Computer Based Test pada
Program Studi Pendidikan Fisika, (Jakarta: Pusat Penelitian dan
Pengembangan (PUSLITPEN) LP2M UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2016), h. 50.
https://drive.google.com/file/d/1UUz0xs9KkE2GYG96XojU-
gyoMDH_3w-p/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1uka0MzLHLh5AVe3Lf1gg7N
E_wK-uckIi/view?usp=sharing
54 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), h. 240.
https://drive.google.com/file/d/1dkVnFqu2FV0XSQoUOdiA4p
eVRjHQJ0tq/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1xLWmvdFy7a0Bc8NaQKw3d
VnAJ3fYccjj/view?usp=sharing
55 Nuryadi, dkk, Dasar-Dasar Statistik Penelitian, (Yogyakarta:
Sibuku Media, 2017), h. 79.
https://drive.google.com/file/d/1JTwxWtacD42iQteBXZOnV-
9wT_s0RKTf/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1gOagQkUkHPY6n-
vmyX76RwG8u_oZGj3K/view?usp=sharing
56 Lucky Herawa, Uji Normalitas Data Kesehatan menggunakan
SPSS, (Yogyakarta: Poltekkes Jogja Press, 2016), h. 17.
https://drive.google.com/file/d/199u3IOfZgkD1gPB_4lIf7goiV
El7qLM5/view?usp=sharing

232
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1WRX2VZRELW5ktcBYHmq
Ua37DyQOECOmy/view?usp=sharing
57 Kadir, Statistika Terapan edisi 2, (Depok: Rajawali Press,
2018), h. 157.
https://drive.google.com/file/d/13pDFWig4fdfZgIXn-
GQgWrx2O0kGPYGU/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1GV-
dn2BzhjeIv1PFqP7ZYQEb2hBx_7ig/view?usp=sharing
58 Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian
Kuantitatif, (Jakarta: Bumi Aksara , 2014), h. 168.
https://drive.google.com/file/d/1mr5EJ6M1yF4ORoxRnsZcq-
Fw85VXDJEf/view?usp=sharing

59 Sunjoyo, dkk, Aplikasi SPSS untuk Smart Riset, (Bandung:


Alfabet, 2013), h. 82.
https://drive.google.com/file/d/13jLPuZpelc39vgM_GZmnLHE
dgFnR1bMB/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1Wz6Tx4nRnU0NS9JBhkShOd
3ZGw9pRj0j/view?usp=sharing
60 Yanti Herlanti, Buku Saku Tanya Jawab Seputar Penelitian
Pendidikan Sains, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2014), h. 76.
https://drive.google.com/file/d/10tOnZUv0AwANR1ank567pN
hZSvbxPTpn/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1iekvKk1AGlChna9BD2FkLq
W9r4RBV-c4/view?usp=sharing
BAB IV

233
60 Yusi Yuswati, Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA dan MA
di Kabupaten Serang pada Mata Pelajaran Fisika Konsep Suhu
dan Kalor Tahun Ajaran 2020/2021, Skripsi UIN Jakarta, h. 81.
https://drive.google.com/file/d/1WsnkQdaQ-
Q1AWYmkfg7LK13FpVxPBGF2/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1kLs2R4b-
s8YIWg_KkbPJn0dntdGS7EYa/view?usp=sharing
61 Tomy Suganda, dkk., “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa Topik Gelombang Bunyi dan Cahaya”, JPF (Jurnal
Pendidikan Fisika) FKIP UM Metro, Vol. 10, No. 1, 2022. h.
141.
https://drive.google.com/file/d/15UCfEuzwe5hDqxbALvhKOb
Oy_b8-i8Vl/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1fXazHac3HSMfN3KlcXqfk5v
2yN3_zyiD/view?usp=sharing
62 Idi Rathomy Baisa, “Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis
Web terhadap Keterampilan Berpikir Kritis dan Kemampuan
Kognitif”, Jurnal Jendela Pendidikan Indonesia, Vol. 1, No. 2,
2018. h. 86.
https://drive.google.com/file/d/1Kq7Oc2g8piJdTklCy4PyxaFyl
NH_V7Qa/view?usp=sharing
Foto :
https://drive.google.com/file/d/1Z_wdnaiStLK29SNoIjjsx00SA
7-mryvb/view?usp=sharing

234
Jakarta, 15 September 2022
Yang Mengesahkan,
Dosen Pembimbing

Iwan Permana Suwarna, M.Pd


NIP. 197805042009011013

235
236
237
238
239
240
241
242
243
244
245
246
247
248
249
250
251
252
253
Jakarta, 16 September 2022
Yang Mengesahkan,
Dosen Pembimbing

Dwi Nanto, Ph.D


NIP. 197903192009011009

254
LAMPIRAN D.4 Daftar Riwayat Penulis

Dini Indriyani. Anak pertama dari tiga bersaudara


pasangan Bapak Syahruddin dan Ibu Eni Susanti. Lahir
di Jakarta, 24 April 2000 dan bertempat tinggal di
Cikande, Kabupaten Serang, Banten.

Riwayat Pendidikan. Jenjang pendidikan yang


ditempuh penulis diantaranya SD Negeri Cimasuk, SMP
Negeri 1 Cikande, MA Negeri 2 Tangerang. Penulis tercatat sebagai mahasiswa
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, Program Studi Tadris Fisika pada tahun 2018 melalui jalur
SPAN-PTKIN. Selain itu penulis juga tercatat sebagai mahasiswa Universitas
Terbuka Jurusan Administrasi Bisnis.

255

Anda mungkin juga menyukai