Pendahuluan
Model Atom Bohr-Rutherford telah memberikan pengertian pada kita mengenai struktur atom
yang terdiri dari satu inti yang bermuatan positif dengan elektron bergerak mengelilingi inti atom
Penemuan ini telah merangsang para fisikawan untuk melanjutkan penelitian tentang alom.
Mereka ingin tahu apa sesungguhnya yang ada di dalam inti atom? Bagaimana struktur inti?
Apakah inti atom dapat terpecah?Apakah beberapa inti dapat tergabung?
Inti atom dianggap berbentuk bola dengan jari-jari tertentu dan mempunyai massa dan muatan
listrik. Inti atom mempunyai momentum sudut, sehingga menimbulkan momen magnetik Karena
distribusi muatan, inti kadang-kadang tidak simetris bola maka hal ini akan menimbulkan
momen listrik. Sifat inti terdiri dari 2 bagian yaitu sifat yang tidak bergantung kepada waktu
ialah massa, jari-jari muatan, momentum sudut, momen magnetik dan momen listrik, sedang
sifat yang kedua adalah sifat inti yang bergantung kepada waktu seperti peluruhan dan reaksi
inti.
Menurut Chadwick inti terdiri dari proton dan netron Karena itu, sifat sifat dasar inti sedikit
banyak ditentukan oleh sifat dasar proton dan netron yang dikandung oleh int tersebut. Sifat
dasar
Muatan proton adalah +e dan netron adalah nol Inti mempunyai muatan sebesar ≈ 1/2 A, inti ini
didentifikasi menurut skema
A
Z X ……………………………………………………………………………………………….1.1
Dimana A, Z, dan X masing-masing disebut sebagai nomor massa, nomor atom dan lambang
kimia jenisnya. Lambang tersebut juga menyatakan bahwa A menunjukkan banyaknya netron
dan Z menunjukkan banyaknya proton
Proton dan netron disebut nukleon yang statusnya berlainan (status proton dan status
netron) sehingga inti dapat dianggap terdiri dari nukleon-nukleon yang sebagian berbentuk
proton dan sebagian berbentuk netron Untuk menyatakan kedua status dari nukleon tersebut
dipakai formalisme isospin identik dengan formalisme spin
1 1
σ⃗ , ⃗s = → ⃗σ = ± . Dalam isopin nucleon pada status proton dinyatakan sebagai:
2 2
1 1
t3 = τ 3 = …………………………………………………………………………….1.2
2 2
−1
= p →¿
2
1 −1
t3 = τ3 = ………………………………………………………………………….1.3
2 2
−1
= p →¿
2
1⃗ 1
SZ = σ Z = + δ atau spinUp ¿
2 2
1⃗ 1
SZ = σ Z = + δ atau spindown ¿
2 2
Pada representasi matrik operator isospin τ⃗ untuk ketiga komponen yang dimilikinya pada status
vector dinyatakan sebagai:
τ 1 = ¿; τ 2= ¿; τ 3 = ¿ …………………………………………………..1.4
Sedangkan untuk spin σ⃗ (Pauli’s spin matrices), ketoga komponennya dalam satuan vector
dinyatakan sebagai :
σ x = ¿; σ x = ¿; σ x = ¿ …………………………………………………..1.5
1
Bila didefinisikan operator-operator memenuhi persamaan berikut : τ ± = ( τ ± i τ 2) maka
2 1
diperoleh
τ +¿ ¿ = ¿…………………………………………………………………………………...1.6
τ −¿¿ = ¿………………………………………………………………………………...1.6
Karena itu, operator τ +¿ ¿merupakan operator yang memusnahkan proton dan merubah netron
menjadi proton, sedangkan τ −¿¿ merupakan operator yang memusnahkan netron dan merubah
proton menjadi netron
Informasi mengenai gaya inti dan struktur inti dapat diperoleh dan pengukuran massa inti
yang teliti, sehingga massa inti merupakan besaran yang penting. Massa inti dapat ditentukan
dengan menggunakan spektrometer massa atau reaksi inti.
Satuan massa inti yang telah disepakati sejak tahun 1960 digunakan skala 12
❑ C dengan unit
M (A,Z) ≈ Z M H + (A - Z) M N ………………………………………………………..1.7
dimana M(A,Z) adalah massa atom sebagal fungsi nomor massa dan nomor atom, M H massa
atom hidrogen dan M N massa netron
Untuk memperoleh hasil yang teliti persamaan 7 tersebut harus dikoreksi dengan beberapa faktor
Weizsäcker (1935) memben koreksi pada persamaan 7 yang dilakukan secara teoritik dan
beberapa parameternya ditentukan dari percobaan, Persamaan massa semiemperik dinytakan
sebagai berikut:
M (A,Z) = M 0+ M 1+ M 2 + M 3+ M 4 + M 5…………………………………..…………….1.8
faktor pada ruas kanan perumusan tersebut adalah faktor koreksi Faktor-faktor koreksi tersebut
a. Faktor dominan ( M 0)
M 0= ZM P + NM N + meZ
¿ ZM H + (A-Z) M N …………………………………………………………………..1.8a
disini energi ikat antara elektron dengan proton dalam atom hidrogen diabaikan
Massa dominan M 0 harus dikurangi dengan energi ikat nukleon yang membentuk inti Energi ini
ekuivalen dengan panas kondensasi dalam tetes zat cair (liquid drop). Karena energi ikat per
nukleon B(A,Z) ≈ tetap maka : M 1= −a 1A ………………………………………………..1.8b
dimana a 1adalah suatu tetapan yang ditentukan dari percobaan atau dinyatakan sebagai ( AV b)
dan A adalah nomor massa
Jadi, M 2= a 2 A2 /3 …………………………………………………………………………..1.8c
Dimana a 2, adalah suatu konstanta yang ditentukan dari percobaan dan A2 /3 luas permukaan.
d. Gaya tolak coulomb ( M 3)
Proton – proton di dalam inti saling tolak-menolak sehingga memperkecl gaya ikat atau
memperbesar massa inti jadi:
2
M 3= + a 3 atau a c adalah konsta yang dihitung secara teori. a 3=
3e
atau a c = 0,807 Mev
5 r0
e. Efek pasangan ( M 4 )
Telah diketahui bahwa inti-inti menjadi stabil apabila netron dan proton berpasangan (N≈ Z),
massa inti di luar N = Z menjadi lebih besar sehingga:
( )
2
A
−Z
M4 = 2 ……………………………………………………………………………....1.8d
a4
A
Inti ini akan menjadi sangat menjadi stabil apabila jumlah netron dan protonnya genap (inti
genap-genap sehingga diperlukan koreksi berikut:
( )
2
Z (Z−1) A
2 a= −Z
M( A , Z ) = ZM H + (A-Z) M N −a 1A+ a 2 A + 3 1 + 2 δ (A, Z)
3 A a4 +¿
3 A
…………………………....1.9
a 4= 0,10175 u
a 5 = 0,036 u
3
δ ¿AZ) pada persamaan 1.11 ini adalah ±33.64 A 4 atau nol Persaman 1.10 dan 1.11 ketelitiannya
lebih kecil dan 1% untuk A lebih besar atau sama dengan 1.15 Untuk A lebih kecil dibutuhkan
konstanta yang lebih telit, sehingga persamaan Weizsäcker berubah bentuk menjadi
Dari gambar 11 hanya didapat satu parabola, karena 8(A,Z) = 0. Inti-inti yang berada disebelah
kanan harga minimum akan menuju harga minimum dengan memencarkan positron. Untuk inti
yang berada disebelah kiri harga minimum, elektron akan dipancarkan sampai inti tersebut
menjadi stabil (mencapai harga M(A.Z) yang minimum.
Pada gambar 1.2 menunjukkan M(AZ) terhadap Z untuk A genap
Pada gambar 1.2 menunjukkan M(AZ) terhadap Z untuk A genap memiliki dua parabola
karena ada harga 8(AZ) Untuk A yang tetap (isobar) maka Z adalah tetap sehingga apabila
didapatkan satu parabola persamaan 12 akan stabil, inti akan sangat stabil dan bila M(AZ) akan
mencapai harga minimum
Jari-jari inti belum dapat ditentukan secara langsung Pada umumnya ada dua cara yang
digunakan untuk menentukan jari-jari inti namun hasilnya berbeda, penyebabnya adalah defenisi
jari-jari inti pada kedua cara tersebut berbeda. Jika inti dianggap bulat maka jari jari ditentukan
oleh persamaan:
1
R= R A 3 ………………………………………………………………………………..….1.12
0
Pada percobaan yang ditentukan adalah r 0 . Cara penentuan r 0 adalah sebagai berikut:
a. Cara Nuklir
Cara ini mengukur jari-jari gaya inti (nuclear force radius) yang didefenisikan sebagai
jarak dan pusat int ke jarak jangkauan gaya inti. Jangkauan gaya inti lebih panjang sedikit dari
ukuran inti. Cara yang termasuk dalam kategori ini antara lain:
Jari-jari yang dukur adalah jan-an muatan inb Percobaan-percobaan yang termasuk dalam
kategot ini adalah:
Dari hasil-hasil di atas terlihat banyak model-model yang digunakan. Walaupun demikian satu
hal yang dapat dinyatakan adalah janari inti yang diperoleh dari berbagai cara itu selalu
mempunyai orde yang sama yaitu 10−13 cm. Selanjutnya penentuan jari jari inti yang termasuk
kang tahu daskan sebagai berikut:
Penentuan jari-jari indi melalui hubungan momentum sudut orbital (1) dengan energi (E)
Tinjau partikel dengan masa m kecepatan v dihambur oleh inti target T berada di dalam reaktor
yang berperan adalah gelombang s (yaitu I=0) dan E = 10 Mev yang diperihalkan seperti gambar
berikut:
Bila b merupakan parameter tumbukan maka momentum sudut tumbukan adalah L mvb Dari
ħ ħ
teori Broglie panjang gelombang partikel adalah : ƛ= maka L= b ¿ . Jika momentum sudut
mv ƛ
2
2 2 ħ
(L) dikuadratkan yaitu: L =b 2 , maka menurut teori kuantum akan diperoleh nilai eigen
ƛ
sebesar ²-1(+1)², sehingga diperoleh:
b = ƛ √ i(l+1) ……………………………………………………………….……….1.13
Dari gambar 3. supaya sasaran dapat dijangkau harus, bs R, dimana R= jangkauan interaksi atau
kira-kira sama dengan jari-jari inti.
Parameter tumbukan b adalah jarak dimana akan terjadi interaksi antara partikel m dan
sasaran T. Dengan demikian dari, bs R dapat disebut, bsro, sehingga dari persamaan 1.14 akan
r0
diperoleh: ƛ √ i(l+1) ≤ r 0 atau ( l+1 ) ≤ ………………………………………………1.14
ƛ
2 2 2
P 1 h k
Dari hubungan E= ; k= = bilangan gelombang, dan E = maka persamaan 1.14 menjadi
2m ƛ 2m
:
l(l+1)≤ r 02 ……………………………………………………………………………….1.15
1
Bila r =1,3 A 3 F, h = 6.625 x 10−27 erg.sek dan E dalam satuan Mev serta m dalam satuan amu
0
2
maka persamaan 1.16 menjadi l (l+1 ) ≤ 0,08 A 3 mE ……………………………………1.16
L = 0 gelombang s (sharp)
L = 1 gelombang p (principle)
L = 2 gelombang d (diffuse)
A = 1 dan E = 10 Mev maka I ≤0. Jadi hamburan netron oleh proton sampai energi 10 Mev.
Hamburan yang penting hanya gelombang s saja,
Z 1 Z 2 e2 2
dσ ¿ ¿ = ( ) cosec 4 ¿ …………………………………………………1.17
2 μ v2
( )
2
cm
dσ ¿ ¿ = penampang hamburan (cm²) = penampang difrensial = 10−24 cm²
born
Z1 , Z 2 , e , μ , dan v masing-masing nomor atom proyektil, nomor atom sasaran, muatan electron
(esu), massa reduksi (gr) dan kelajuan proyektil (cm/s).
Hamburan Rutherford mengizinkan kita untuk menentukan batas atas dimensi inti. Jarak
pendekatan terpendek yang dapat dicapai antara kedua partikel yang bertumbukan, energi kinetik
awal partikel seluruhnya diubah menjadi energi potensial listrik, sehingga pada saat itu:
2 2
1 2Z e
r0 =
1 2Z e2 2Z e
Ek = 1
atau 1
didapat hubungan r0 = 1
4 π ε0 r0 4 π ε0 Ek μv
2
……………………………………………………1.18
Dengan hasil r 0 jadi Rutherford memperkirakan bahwa jari-jari inti harus lebih kecil dari 10−12
cm.
Ketika Proton Z dan neutron N bergabung untuk membentu sebuah inti, sebagian massa ( ∆ m)
menghilang karena diubah menjadi sejumlah energi ∆ E =(∆ m)c² Energi ini disebut energi ikat
BE dari inti. Untuk mengganggu inti yang stabil ke dalam proton dan neutron penyusunnya,
energi minimum yang dibutuhkan adalah energi ikat. Energi ikat adalah(
Be = ¿ ¿+ Nmn) c² - M nc
di mana M nadalah massa nuklir dan setiap istilah massa telah dikalikan dengan c² untuk
menyatakan persamaan dalam hal energi
Contoh :
L= 1dan S = 1. Dari pernyataan tersebut dimana S<L maka dari persamaan dipenuhi
(2S+1), akan diperoleh nilai J dari persamaan 30 dimana I = (L+S), (L+S-1) yaitu : J =
3/2 dan ½, sehingga motasi inti menjadi 2 p dan2 p , P diperoleh karena L = 1 (ingat L=0
3/ 2 1/2
Bentuk kuantum dari persamaan jumlah muatan, vector dipol listrik dan tensor kuadrupol
listrik adalah sebagai berikut :
Z
Q ij =∑ ⟨ ψ N|e (3 x i x j −r δ ij )k ⟩
2
k =1
Sifat orthogonal dari status-status ini maka Q ij tidak sama dengan nol hanya bila I = J.
Pada umumnya inti-inti yang berbentuk tidak bulat (lonjong) hanya mempunyai momen
kuadropole listrik saja. Momen hexadekapole belum berasil diukur. Dapat diturunkan
bahwa momen kuadropole listrik inti ialah :
4 2
Q= πZ R
5
b−a b+a
π= ; R= dengan a dan b masing-masing setengah sumbuh panjang dan stengah
R 2
sumbuh pendek ellipsoida. Jadi Q tergantung pada bentuk inti.
( )
2
−r
Gauss : V (r)= - V0 exp 2
rn
()
−r
rn
Yukawa : V (r)= - V0 exp
−r
rn
Sumur : V (r) {
−V 0 →r <r n
0 , → r >r n
Pertukaran antara spin maupun isospin dari kedua partikel, yang sebenarnya juga
merupakan pertukaran ruang antara partikrl 1 dan partikel 2. Sehingga potensial inti dapat
ditulis menjadi:
V (r) = - V 0 [ W ( r ) PW + B ( r ) P B+ H ( r ) P H + M ( r ) PM ]
S1.2 = 3 ¿ ¿ - σ⃗ 1 . σ⃗ 2
Kelebihan dari buku utama yaitu Buku utama telah menjelaskan secara detail baik teori, rumus-
rumus,serta gambar mengenai sifat-sifat inti antara lain komposit inti, massa inti, jari-jari inti,
energy ikat inti, spin dan momentum magnetic inti, gaya-gaya inti, gaya sentral, gaya tensor,
serta gaya spin orbit dari Hamada-johnstone, Memberikan contoh soal pada akhir materi dan
terdapat rangkuman pada setiap bab materi.
Kelemahan
Adapun kelemahan dari buku utama yaitu: Gambar pada buku utama tidak berwarna hanya
tampilan hitam dan putih saja, selebihnya tidak ada kekurangan apapun pada buku utama,
dikarenakan sudah lengkap dan bagus dijadikan refrensi dalam pembelajaran