Anda di halaman 1dari 17

1.1.

Pendahuluan

Model Atom Bohr-Rutherford telah memberikan pengertian pada kita mengenai struktur atom
yang terdiri dari satu inti yang bermuatan positif dengan elektron bergerak mengelilingi inti atom
Penemuan ini telah merangsang para fisikawan untuk melanjutkan penelitian tentang alom.
Mereka ingin tahu apa sesungguhnya yang ada di dalam inti atom? Bagaimana struktur inti?
Apakah inti atom dapat terpecah?Apakah beberapa inti dapat tergabung?

Inti atom dianggap berbentuk bola dengan jari-jari tertentu dan mempunyai massa dan muatan
listrik. Inti atom mempunyai momentum sudut, sehingga menimbulkan momen magnetik Karena
distribusi muatan, inti kadang-kadang tidak simetris bola maka hal ini akan menimbulkan
momen listrik. Sifat inti terdiri dari 2 bagian yaitu sifat yang tidak bergantung kepada waktu
ialah massa, jari-jari muatan, momentum sudut, momen magnetik dan momen listrik, sedang
sifat yang kedua adalah sifat inti yang bergantung kepada waktu seperti peluruhan dan reaksi
inti.

1.2 komposit inti

Menurut Chadwick inti terdiri dari proton dan netron Karena itu, sifat sifat dasar inti sedikit
banyak ditentukan oleh sifat dasar proton dan netron yang dikandung oleh int tersebut. Sifat
dasar

dimaksud dapat dilihat pada Tabel 1 1.

Tabel 1.1. Sifat dasar Proton dan Netron

Partikel Massa (amu) Spin (h) Momen magnetik


(nm)
Proton 1,0072766 ± 6.10−8 1 2,79282 ± 0,00004
2
Netron 1,0086654 ± 10−8 1 -1,913148 ±
2
0,000066

Muatan proton adalah +e dan netron adalah nol Inti mempunyai muatan sebesar ≈ 1/2 A, inti ini
didentifikasi menurut skema
A
Z X ……………………………………………………………………………………………….1.1

Dimana A, Z, dan X masing-masing disebut sebagai nomor massa, nomor atom dan lambang
kimia jenisnya. Lambang tersebut juga menyatakan bahwa A menunjukkan banyaknya netron
dan Z menunjukkan banyaknya proton

Proton dan netron disebut nukleon yang statusnya berlainan (status proton dan status
netron) sehingga inti dapat dianggap terdiri dari nukleon-nukleon yang sebagian berbentuk
proton dan sebagian berbentuk netron Untuk menyatakan kedua status dari nukleon tersebut
dipakai formalisme isospin identik dengan formalisme spin

1 1
σ⃗ , ⃗s = → ⃗σ = ± . Dalam isopin nucleon pada status proton dinyatakan sebagai:
2 2

1 1
t3 = τ 3 = …………………………………………………………………………….1.2
2 2

−1
= p →¿
2

Bila statusnya netron dinyatakan sebagai :

1 −1
t3 = τ3 = ………………………………………………………………………….1.3
2 2

−1
= p →¿
2

Indeks 3 pada t dan τ menyatakan terdapat 3 komponen.

Dalam spin, nucleon pada status proton dinyatakan sebagai:

1⃗ 1
SZ = σ Z = + δ atau spinUp ¿
2 2

Bila statusnya netron dinyatakan sebagai:

1⃗ 1
SZ = σ Z = + δ atau spindown ¿
2 2

Pada representasi matrik operator isospin τ⃗ untuk ketiga komponen yang dimilikinya pada status
vector dinyatakan sebagai:
τ 1 = ¿; τ 2= ¿; τ 3 = ¿ …………………………………………………..1.4

Sedangkan untuk spin σ⃗ (Pauli’s spin matrices), ketoga komponennya dalam satuan vector
dinyatakan sebagai :

σ x = ¿; σ x = ¿; σ x = ¿ …………………………………………………..1.5

1
Bila didefinisikan operator-operator memenuhi persamaan berikut : τ ± = ( τ ± i τ 2) maka
2 1
diperoleh

τ +¿ ¿ = ¿…………………………………………………………………………………...1.6

τ −¿¿ = ¿………………………………………………………………………………...1.6

Sehingga τ +¿ γ =¿¿= 0 artinya memusnahkan proton

Sedangkan τ +¿ δ ¿= ¿= γ artinya merubah netron menjasu proton

Karena itu, operator τ +¿ ¿merupakan operator yang memusnahkan proton dan merubah netron
menjadi proton, sedangkan τ −¿¿ merupakan operator yang memusnahkan netron dan merubah
proton menjadi netron

1.3 Massa Inti

Informasi mengenai gaya inti dan struktur inti dapat diperoleh dan pengukuran massa inti
yang teliti, sehingga massa inti merupakan besaran yang penting. Massa inti dapat ditentukan
dengan menggunakan spektrometer massa atau reaksi inti.

Satuan massa inti yang telah disepakati sejak tahun 1960 digunakan skala 12
❑ C dengan unit

yang didefenisikan sebagal 11/12 massa inti 12


❑ C = 1,660559 x 10
−27
kg = 931,50 MeV/c². Selain
massa standard yang ditetapkan di atas, massa inti ditentukan dari massa atomnya karena inti
terdiri dari proton dan netron Penentuan tersebut dinyatakan sebagai

M (A,Z) ≈ Z M H + (A - Z) M N ………………………………………………………..1.7

dimana M(A,Z) adalah massa atom sebagal fungsi nomor massa dan nomor atom, M H massa
atom hidrogen dan M N massa netron
Untuk memperoleh hasil yang teliti persamaan 7 tersebut harus dikoreksi dengan beberapa faktor
Weizsäcker (1935) memben koreksi pada persamaan 7 yang dilakukan secara teoritik dan
beberapa parameternya ditentukan dari percobaan, Persamaan massa semiemperik dinytakan
sebagai berikut:

M (A,Z) = M 0+ M 1+ M 2 + M 3+ M 4 + M 5…………………………………..…………….1.8

faktor pada ruas kanan perumusan tersebut adalah faktor koreksi Faktor-faktor koreksi tersebut

dinyatakan sebagai berikut:

a. Faktor dominan ( M 0)
M 0= ZM P + NM N + meZ
¿ ZM H + (A-Z) M N …………………………………………………………………..1.8a

disini energi ikat antara elektron dengan proton dalam atom hidrogen diabaikan

b. Energi ikat spesifik (energi volume) M₁

Massa dominan M 0 harus dikurangi dengan energi ikat nukleon yang membentuk inti Energi ini
ekuivalen dengan panas kondensasi dalam tetes zat cair (liquid drop). Karena energi ikat per
nukleon B(A,Z) ≈ tetap maka : M 1= −a 1A ………………………………………………..1.8b

dimana a 1adalah suatu tetapan yang ditentukan dari percobaan atau dinyatakan sebagai ( AV b)
dan A adalah nomor massa

c. Efek tegangan permukaan (M₂)

Perhitungan M₁ tersebut terlalu besar, karena diperhitungkan nukleon-nukleon yang berada


dipermukaan inti sama dengan nukleon yang berada di dalam inti. Koreksi diperlukan karena
nukleon-nukleon yang berada di permukaan hanya berinteraksi dengan tetangga terdekatnya
disebelah dalam saja (efek permukaan) Maka M₁ perlu dikoreksi dengan faktor yang besarnya
berbanding lurus dengan luas permukaan

Jadi, M 2= a 2 A2 /3 …………………………………………………………………………..1.8c

Dimana a 2, adalah suatu konstanta yang ditentukan dari percobaan dan A2 /3 luas permukaan.
d. Gaya tolak coulomb ( M 3)

Proton – proton di dalam inti saling tolak-menolak sehingga memperkecl gaya ikat atau
memperbesar massa inti jadi:

2
M 3= + a 3 atau a c adalah konsta yang dihitung secara teori. a 3=
3e
atau a c = 0,807 Mev
5 r0

e. Efek pasangan ( M 4 )

Telah diketahui bahwa inti-inti menjadi stabil apabila netron dan proton berpasangan (N≈ Z),
massa inti di luar N = Z menjadi lebih besar sehingga:

( )
2
A
−Z
M4 = 2 ……………………………………………………………………………....1.8d
a4
A

Dengan a 4 konstanta dari percobaan

f. Efek genap ganjil ( M 5)

Inti ini akan menjadi sangat menjadi stabil apabila jumlah netron dan protonnya genap (inti
genap-genap sehingga diperlukan koreksi berikut:

sehingga persaman Weizsäcker dapat ditulis menjadi:

( )
2
Z (Z−1) A
2 a= −Z
M( A , Z ) = ZM H + (A-Z) M N −a 1A+ a 2 A + 3 1 + 2 δ (A, Z)
3 A a4 +¿
3 A
…………………………....1.9

Dengan a 1= 0,016912 u (dalam skala12


❑C)
a 2 = 0,019114 u

a 3= 0,0007626 u ≈ 0,807 Mev

a 4= 0,10175 u

a 5 = 0,036 u

3
δ ¿AZ) pada persamaan 1.11 ini adalah ±33.64 A 4 atau nol Persaman 1.10 dan 1.11 ketelitiannya

lebih kecil dan 1% untuk A lebih besar atau sama dengan 1.15 Untuk A lebih kecil dibutuhkan
konstanta yang lebih telit, sehingga persamaan Weizsäcker berubah bentuk menjadi

Gambar 1.1 Grafik antara M(A,Z) Sebagai fungsi Z untuk A ganjil

Dari gambar 11 hanya didapat satu parabola, karena 8(A,Z) = 0. Inti-inti yang berada disebelah
kanan harga minimum akan menuju harga minimum dengan memencarkan positron. Untuk inti
yang berada disebelah kiri harga minimum, elektron akan dipancarkan sampai inti tersebut
menjadi stabil (mencapai harga M(A.Z) yang minimum.
Pada gambar 1.2 menunjukkan M(AZ) terhadap Z untuk A genap

Pada gambar 1.2 menunjukkan M(AZ) terhadap Z untuk A genap memiliki dua parabola
karena ada harga 8(AZ) Untuk A yang tetap (isobar) maka Z adalah tetap sehingga apabila
didapatkan satu parabola persamaan 12 akan stabil, inti akan sangat stabil dan bila M(AZ) akan
mencapai harga minimum

1.4 Jari – jari Inti

Jari-jari inti belum dapat ditentukan secara langsung Pada umumnya ada dua cara yang
digunakan untuk menentukan jari-jari inti namun hasilnya berbeda, penyebabnya adalah defenisi
jari-jari inti pada kedua cara tersebut berbeda. Jika inti dianggap bulat maka jari jari ditentukan
oleh persamaan:

1
R= R A 3 ………………………………………………………………………………..….1.12
0

Pada percobaan yang ditentukan adalah r 0 . Cara penentuan r 0 adalah sebagai berikut:

a. Cara Nuklir

Cara ini mengukur jari-jari gaya inti (nuclear force radius) yang didefenisikan sebagai
jarak dan pusat int ke jarak jangkauan gaya inti. Jangkauan gaya inti lebih panjang sedikit dari
ukuran inti. Cara yang termasuk dalam kategori ini antara lain:

 Hamburan partikel alpa dengan hasil r 0 . = 1,414 F = 1,414 x 10-13 cm


 Peluruhan alpa dengan hasil r 0 . = 1,48 F = 1,48 x 10-13 cm
 Hamburan netron cepat dengan hasil r 0 . = 1,37 F
b. Cara elektromagnetik

Jari-jari yang dukur adalah jan-an muatan inb Percobaan-percobaan yang termasuk dalam
kategot ini adalah:

Hamburan elektron, dengan hasil r 0 = 1.26 F

Mesonic atom dengan hasil r 0 = 1.2 F

Inti cermin ¿dengan hasil r 0 (1.25 ± 0.05) F

Pergeseran isotropik dengan hasil r 0 = 1,20 F

Dari hasil-hasil di atas terlihat banyak model-model yang digunakan. Walaupun demikian satu
hal yang dapat dinyatakan adalah janari inti yang diperoleh dari berbagai cara itu selalu
mempunyai orde yang sama yaitu 10−13 cm. Selanjutnya penentuan jari jari inti yang termasuk
kang tahu daskan sebagai berikut:

Penentuan jari-jari indi melalui hubungan momentum sudut orbital (1) dengan energi (E)

Tinjau partikel dengan masa m kecepatan v dihambur oleh inti target T berada di dalam reaktor
yang berperan adalah gelombang s (yaitu I=0) dan E = 10 Mev yang diperihalkan seperti gambar
berikut:

Gambar 1.3 Hamburan partikel bermassa m oleh inti T

Bila b merupakan parameter tumbukan maka momentum sudut tumbukan adalah L mvb Dari
ħ ħ
teori Broglie panjang gelombang partikel adalah : ƛ= maka L= b ¿ . Jika momentum sudut
mv ƛ
2
2 2 ħ
(L) dikuadratkan yaitu: L =b 2 , maka menurut teori kuantum akan diperoleh nilai eigen
ƛ
sebesar ²-1(+1)², sehingga diperoleh:
b = ƛ √ i(l+1) ……………………………………………………………….……….1.13

Dari gambar 3. supaya sasaran dapat dijangkau harus, bs R, dimana R= jangkauan interaksi atau
kira-kira sama dengan jari-jari inti.

Parameter tumbukan b adalah jarak dimana akan terjadi interaksi antara partikel m dan
sasaran T. Dengan demikian dari, bs R dapat disebut, bsro, sehingga dari persamaan 1.14 akan
r0
diperoleh: ƛ √ i(l+1) ≤ r 0 atau ( l+1 ) ≤ ………………………………………………1.14
ƛ

2 2 2
P 1 h k
Dari hubungan E= ; k= = bilangan gelombang, dan E = maka persamaan 1.14 menjadi
2m ƛ 2m
:

l(l+1)≤ r 02 ……………………………………………………………………………….1.15

1
Bila r =1,3 A 3 F, h = 6.625 x 10−27 erg.sek dan E dalam satuan Mev serta m dalam satuan amu
0

2
maka persamaan 1.16 menjadi l (l+1 ) ≤ 0,08 A 3 mE ……………………………………1.16

Dalam hal ini dinyatakan bahwa : l = 0, 1, 2, 3,……

L = 0 gelombang s (sharp)

L = 1 gelombang p (principle)

L = 2 gelombang d (diffuse)

L = 3 gelombang f (fundamental) dan seterusnya.

Contoh: Untuk proyektil menembak proton.

A = 1 dan E = 10 Mev maka I ≤0. Jadi hamburan netron oleh proton sampai energi 10 Mev.
Hamburan yang penting hanya gelombang s saja,

Penentuan jari-jari inti menurut hamburan Rutherford


Gambar 1.4. Hamburan Rutherford untuk menentukan jari-jari inti atom

Dengan menggunakan mekanika klasik Rutherford telah menentukan hamburan dari


partikel proyektil yang bermuatan Z1 e dengan inti sasaran yang bermuatan Z2 e sebagai berikut:

Z 1 Z 2 e2 2
dσ ¿ ¿ = ( ) cosec 4 ¿ …………………………………………………1.17
2 μ v2

persamaan di atas tidak berlaku untuk θ = 0

( )
2
cm
dσ ¿ ¿ = penampang hamburan (cm²) = penampang difrensial = 10−24 cm²
born

Z1 , Z 2 , e , μ , dan v masing-masing nomor atom proyektil, nomor atom sasaran, muatan electron
(esu), massa reduksi (gr) dan kelajuan proyektil (cm/s).

Hamburan Rutherford mengizinkan kita untuk menentukan batas atas dimensi inti. Jarak
pendekatan terpendek yang dapat dicapai antara kedua partikel yang bertumbukan, energi kinetik
awal partikel seluruhnya diubah menjadi energi potensial listrik, sehingga pada saat itu:

2 2
1 2Z e
r0 =
1 2Z e2 2Z e
Ek = 1
atau 1
didapat hubungan r0 = 1

4 π ε0 r0 4 π ε0 Ek μv
2

……………………………………………………1.18

Dengan hasil r 0 jadi Rutherford memperkirakan bahwa jari-jari inti harus lebih kecil dari 10−12
cm.

Menentukan jari jari inti melalui inti cermin


Ini cermin adalah inti yang mempunyai nukleon sama, tetapi banyaknya proton berselisih satu
dan netronnya berselisih satu dari yang seharusnya yang dapat dilambangkan sebagai: AZ X N dan
A
Z +1 X N−1

1.5 Energi ikat inti

Ketika Proton Z dan neutron N bergabung untuk membentu sebuah inti, sebagian massa ( ∆ m)
menghilang karena diubah menjadi sejumlah energi ∆ E =(∆ m)c² Energi ini disebut energi ikat
BE dari inti. Untuk mengganggu inti yang stabil ke dalam proton dan neutron penyusunnya,
energi minimum yang dibutuhkan adalah energi ikat. Energi ikat adalah(

Be = ¿ ¿+ Nmn) c² - M nc

di mana M nadalah massa nuklir dan setiap istilah massa telah dikalikan dengan c² untuk
menyatakan persamaan dalam hal energi

1.6 Spin dan Momen Magnetik Inti


a. Momentum sudut inti
Dari hyperfine structure splitting (Pauli) garis-garis spektrum suatu atom dapat
menunjukkan bahwa inti mempunyai momentum sudut, sehingga terjadi gandengan
antara momentum sudut inti dengan momentum sudut total dari elektron. Inti atom terdiri
dari A nukleon yang masing-masing mempunyai momentum sudut orbital dan
momentum sudut spin. Jika Momentum sudut orbital dan spin dari semua nukleon
dijumlahkan, maka akan menghasilkan momentum Sudut total inti atau disebut dengan
spin inti (I).
Untuk jumlah vektor momentum sudut orbital dan spin digunakan gandengan LS
(Russel-Sounders) berikut ini:
A A
I = ⃗j = ∑ l⃗ k + ∑ ⃗S k
k =1 k =1

Hubungan I (spin) dengan A dinyatakan sebagai berikut :


I = ½, 3/2, 5/2, 7/2, ……. Untuk A ganjil
I = 0, 1, 2, 3, ……. Untuk A genap
 I = 0, jika proton genap dan netron genap maka dikatakan inti genap-genap
 I ≠ 0, inti mempunyai momen magnetik
 I = n, (n bilangan bulat) maka proton ganjil dan netron ganjil
 I = n + 1/2, maka proton genap dan netron ganjil

Contoh :

L= 1dan S = 1. Dari pernyataan tersebut dimana S<L maka dari persamaan dipenuhi
(2S+1), akan diperoleh nilai J dari persamaan 30 dimana I = (L+S), (L+S-1) yaitu : J =
3/2 dan ½, sehingga motasi inti menjadi 2 p dan2 p , P diperoleh karena L = 1 (ingat L=0
3/ 2 1/2

gelombangnya S,L =1 gelombangnya P, L = 2 gelombangnya D, dst).

b. Momen listrik Inti


Dalam hal momen listrik inti, inti dianggap mempunyai distribusi muatan ρ N (r⃗ ) dan
potensial ϕ (r⃗ ) karena ada mujatan lain. Maka energy elektrostatisnya adalah :
W = ∫ ρN (r⃗ )ϕ (r⃗ ) d 3 r
Didefenisikan bahwa:
 Medan listrik ⃗
E=-⃗

 Jumlah muatan q = ∫ ρN (r⃗ )d 3 r=Ze

 P = ∫ ρN (r⃗ )r⃗ d 3 r=Ze


Vector dipol listrik ⃗

 Tensor kuadrupol listrik Q ij = ∫ ρN ( ⃗r )¿ ¿)d 3 r

Bentuk kuantum dari persamaan jumlah muatan, vector dipol listrik dan tensor kuadrupol
listrik adalah sebagai berikut :

 Jumlah muatan q = Ze =Ze ⟨ ψ N|ψ N ⟩


Z
 P = ∑ ⟨ ψ N| e r⃗|ψ N ⟩
Vektor dipol listrik ⃗
k =1

Z
Q ij =∑ ⟨ ψ N|e (3 x i x j −r δ ij )k ⟩
2

k =1

Sifat orthogonal dari status-status ini maka Q ij tidak sama dengan nol hanya bila I = J.

 Bila I=0 maka J = 2 jadi I ≠ J berarti Q ij = 0


 Bila I=1?2 maka J = 3/2 jadi I ≠ J berarti Q ij = 0
 Bila I=1 maka J = 1, 2, 3 jadi I ¿ J berarti Q ij ≠0
 Bila I=3/2 maka J = ½, 3/2, 5/2, 7/2 jadi tidak ada harga I ¿ J = 3/2 berarti Q ij ≠0
dan seterusnya.

Pada umumnya inti-inti yang berbentuk tidak bulat (lonjong) hanya mempunyai momen
kuadropole listrik saja. Momen hexadekapole belum berasil diukur. Dapat diturunkan
bahwa momen kuadropole listrik inti ialah :

4 2
Q= πZ R
5

b−a b+a
π= ; R= dengan a dan b masing-masing setengah sumbuh panjang dan stengah
R 2
sumbuh pendek ellipsoida. Jadi Q tergantung pada bentuk inti.

 Inti berbentuk bola, maka a=b dan Q= 0


 Inti berbentuk cerutu maka b<a dan Q>0
 Inti berbentuk cakram maka b<a dan Q<0
c. Momen Magnetik Inti
Karena netron dan proton bergerak didalam inti maka timbul momen magnetic. Menurut
teori elektromagnetik klasik momen magnetic didefenisikan sebagai:
1
μ0 =
2c
∫ ⃗r x ⃗J ¿) d 3 r dimana ⃗j ¿) adalah rapat arus. Bila rapat arus disebabkan proton
didalam inti maka :
Z
⃗j = ∑ me ⃗pk δ ¿ -r⃗ k ) dimana ⃗pk = momentum dari proton yang ke k, m massa dari proton
k =1

dan e mauatan electron.

1.7 Gaya –Gaya Inti


Inti terdiri dari proton-proton dan netron-netron yang berkumpul menjadi satu
Satuan membentuk inti. Berkumpulnya nukleon-nukleon dalam inti disebabkan oleh
adanya gaya-gaya yang mempersatukan nukleon-nukleon tersebut. Gaya ini bukan gaya
Coulomb karena netron tidak bermuatan, tetapi ini disebut gaya-gaya inti. Didalam gaya
inti yang paling berperan adalah gaya-gaya antar nukleon.
Pada umumnya inti terdiri dari lebih dua nukleon, sehingga persoalan gaya antar
nucleon merupakan persoalan banyak benda (many body problem). Hal ini sangat sulit
untuk diselesaikan secara matematik. Persoalan yang sulit ini disederhanakan dalam
persoalan dua benda saja (two body problem), namun gaya-gaya yang bekerja pada dua
nukleon yang bebas tidak dapat disamakan dengan gaya-gaya yang bekerja pada dua
nukleon yang terikat dalam inti.

1.8 Gaya Sentral


a. Sentral sederhana
Gaya-gaya inti umumnya ditulis dalam bentuk potensial yang menyebabkan timbulnya
gaya tersebut. Bila potensial inti V (r) diketahui maka gaya yang 2 di timbulkan oleh
potensial ini adalah:
−dV (r )
F=
dr

Beberapa bentuk potensial yang terkenal :

 Exponensiil : V (r)= - V0 exp r( )


−r
n

( )
2
−r
 Gauss : V (r)= - V0 exp 2
rn

()
−r
rn
 Yukawa : V (r)= - V0 exp
−r
rn

 Sumur : V (r) {
−V 0 →r <r n
0 , → r >r n

b. Sentral dan Gaya Tukar


Nukleon yang berinteraksi dapat berupa netron-proton, netron-netron, Maupun Proton-
proton, maka pertukaran dari spin, isospin maupun posisi dari kedua partikel dapat pula
mempengaruhi potensialnya, karena itu diperkenankan beberapa gaya tukar sebagai
berikut:
 Gaya tukar Wigner : PW =1
Sebenarnya disini tidak ada pertukaran, hanya saja membedakan dengan gaya
lain.
1
 Gaya tukar Bartlett: PB = ¿ . σ⃗ )
2 1 2
Ada gaya tukar spin antara partikel 1 dan 2
1
 Gaya tukar Heisenberg: PH = ¿ . τ⃗ )
2 1 2
Merupakan pertukaran isospin antar partikel 1 dengan partikel 2
−1
 Gaya tukar Marojana: PM = ¿ . σ⃗ ) ¿ . τ⃗ )
4 1 2 1 2

Pertukaran antara spin maupun isospin dari kedua partikel, yang sebenarnya juga
merupakan pertukaran ruang antara partikrl 1 dan partikel 2. Sehingga potensial inti dapat
ditulis menjadi:

V (r) = - V 0 [ W ( r ) PW + B ( r ) P B+ H ( r ) P H + M ( r ) PM ]

1.9 Gaya Tensor


pada beberapa inti, gaya sentral masih belum memadai untuk dibandingkan hasil
perhitungannyaa dengan pengamatan eksperimen. Karena tu ada kemungkinan pengaruh
dari gaya tensor. Gaya tensor ini ditambah pada potensial inti dengan bentuk :
V (r)= Vc (r) + V T(r) S1.2

dimana Vc adalah potensial sentral seperti persamaan 1.51 V T(r) merupakan


faktor sentral dari potensial tensor dengan S1.2 berupa operator tensor:

S1.2 = 3 ¿ ¿ - σ⃗ 1 . σ⃗ 2

1.10 Gaya spin orbit dari Hamada-Johnstone


Untuk beberapa hal pengaruh gaya spin orbit (interaksi antara spin ⃗stotal dan momentum
sudut total ⃗I dari kedua partikel dianggap lebih penting dari pada gaya tensor, karena itu
L . ⃗Spada gaya sentral.
ditambahkan gaya spin orbit VLS (r) ⃗
Bentuk potensial yang sangat tepat cocok (sophisticated) yang pernah digunakan untuk
menganalisa hamburan nukleon-nukleon adalah potensial Hamada-Johnstone seperti
bentuk berikut ini:
V (r)= Vc (r) + V T(r) S1.2 + VLS (r) ⃗
L . ⃗S + VLL l 1.2
Beberapa sifat gaya sebagai berikut:
1. Gaya inti bukanlah gaya listrik. Satu-satunya gaya listrik dalam inti atom adalah
gaya tolak antar proton. Gaya tolak coulomb tidaklah mungkin mengikat partikel-
partikel dalam inti atom
2. Gaya inti haruslah sangat kuat! Jari-jari inti atom diperkirakan 1 / 20.000 kali jari-
jari atom hidrogen karena gaya tolak antar proton dalam inti atom lebih dari
20.0002 = 4 x 10° kali gaya tarik elektron dan proton dalam atom hidrogen. Agar
dapat mengikat proton, gaya inti harus lebih besar dari gaya tolak dari proton ini.
Dapat dibayangkan layaknya gaya inti ini. Itu sebabnya gaya inti dinamakan gaya
kuat (“strong force”) dan interaksi di dalam inti.
3. Gaya inti merupakan gaya dekat artinya gaya ini hanya bekerja ketika partikel
dalam inti atom jaraknya cukup dekat .jika gaya inti yang bersifat menarik itu
berlaku pada jarak yang jauh juga (maka seluruh partikel di jagad raya ini bisa
bisa mengumpul jadi satu. Pada jarak lebih dari 4fermi (1fermi=10 -5 m) gaya ini
boleh diabaikan. Hal ini telah ditunjukkan para percobaan Rutherford. Ketika
partikel α mendekati inti pada jarak dekat sekali dengan inti atom emas (diameter
atom emas sekitar 15fermi), efek yang dilihat hanya efek tolakan Coulomb saja.
4. Gaya inti tidak bekerja pada jarak yang dekat sekali. Jika gaya itu bekerja juga
pada jarak yang sangat dekat maka seluruh neutron akan jadi satu.
Kelebihan

Kelebihan dari buku utama yaitu Buku utama telah menjelaskan secara detail baik teori, rumus-
rumus,serta gambar mengenai sifat-sifat inti antara lain komposit inti, massa inti, jari-jari inti,
energy ikat inti, spin dan momentum magnetic inti, gaya-gaya inti, gaya sentral, gaya tensor,
serta gaya spin orbit dari Hamada-johnstone, Memberikan contoh soal pada akhir materi dan
terdapat rangkuman pada setiap bab materi.

Kelemahan

Adapun kelemahan dari buku utama yaitu: Gambar pada buku utama tidak berwarna hanya
tampilan hitam dan putih saja, selebihnya tidak ada kekurangan apapun pada buku utama,
dikarenakan sudah lengkap dan bagus dijadikan refrensi dalam pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai