Anda di halaman 1dari 22

28

Unit Belajar 03
Rangkaian Seri-Paralel 03
Impedansi
Pertemuan ke: 5-6-7

Topik Belajar:
1. Rangkaian Seri Impedansi
2. Rangkaian Paralel Impedansi
3. Rangkaian Seri-Paralel Impedansi
4. Teori Thevenin
5. Teori Norton

Alokasi waktu : 9 x 50 menit

Tujuan Pembelajaran:
1. Menghitung impedansi ekivalen pada rangkaian seri-paralel impedansi
2. Melakukan analisis arus dan tegangan dalam rangkaian seri-paralel
imepdansi.
3. Melakukan analisis daya dan energi dalam rangkaian seri-paralel impedansi

A. PENDAHULUAN
Sebelum mempelajari unit belajar 3 ini mahasiswa wajib telah menguasai
konsep-konsep yang dibahsa dalam unit belajar 02. Pembahasan unit belajar ini
memerlukan lebih banyak latihan mengerjakan soal-soal.
Dalam pembahasan rangkaian paralel impedansi dikenalkan istilah baru
yakni admitansi, konduktansi dan suseptansi sebagai lawan dari impedansi,
resistansi dan reaktansi.
Setelah konsep seri-paralel impedansi dikuasai dengan baik, pembahasan
dilanjutkan dengan teori Thevenin dan Norton yang berfungsi untuk mencari
rangkaian ekivalen dari sebuah rangkaian impedansi yang rumit.

B. RANGKAIAN SERI IMPEDANSI


Total impedansi dari beberapa impedansi yang dihubung seri dapat dituliskan
dengan persamaan :
ZT = Z1 + Z2 + Z3 + … ZN (3.1)

Catat bahwa arus pada hubungan seri adalah sama. Arus diperoleh dengan
menggunakan hokum Ohm:
29

E
I= (3.2)
ZT

Gambar 3.1 Rangkaian impedansi seri

Tegangan pada setiap elemen adalah:

V n=I x Z N (3.3)
Tegangan sumber dapat dirumuskan dengan:
E=V 1+ V 2+ …+V n (3.4)

Contoh 01:
Tentukan impedansi total, factor kerja rangkaian dan diagram impedansi pada
gambar 3.2

Gambar 3.2 rangkaian untuk contoh 01

Solusi:
ZT = Z1 + Z2
= R + jXL = 4Ω + j8Ω
ZT = 8.944Ω 63.43
R
cosϕ= =2. 2
Faktor kerja rangkaian didefinisikan sebagai Z
Contoh 02:
Tentukan impedansi total dari gambar 3.3 dan gambarkan diagram impedansinya

Gambar 3.3 Rangkaian untuk contoh 02


30

Solusi:
ZT =Z 1+ Z 2+ Z 3
¿ R+ j X L − j X C
¿ R+ j( X ¿ ¿ L− j X C )¿
¿ 6 Ω+ j ( 10 Ω−12 Ω )
¿ 6 Ω− j 2Ω
ZT =6.325 Ω ∠−18.43°

Diagram Impedansi

Gambar 3.4 Diagram Impedansi

C. RANGKAIAN PARALEL IMPEDANSI


Analisis rangkaian ac parallel dapat pula menggunakan parameter yang disebut
sebagai konduktansi, suseptansi, dan admintansi, masing-masing merupakan invers
dari bagian resistif, bagian reaktif dan impedansi.
Jika sebuah impedansi dinyatakan dengan bilangan kompleks Z = a + jb, maka
admitansinya dinyatakan sebagai
1
Y=
Z ................................................................................(3.5)
a b
Y= 2 2 −j 2 2
a +b a +b
¿ G+ jB
a
G= 2 2
a +b ......................................................................(3.6)
b
B=− j 2 2
a +b ......................................................................(3.7)
31

Gambar 3.5 Rangkaian ac parallel

Gambar 3.5 menunjukkan tiga impedansi yang di hubung parallel, maka admitansi
totalnya:
1 1 1 1
= + +.. .+
ZT Z1 Z2 Zn ....................................................................
(3.8)
YT = Y1 + Y2 + ... + Yn ......................................................... (3.9)

Untuk kombinasi parallel elemen-elemen yang di hubungkan seperti pada


gambar 3.6 Impedansi total ditentukan dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut :

Gambar 3.6 Impedansi Paralel

Untuk dua impedansi yang dihubungkan paralel, persamaan menjadi :

Z1 . Z2
ZT =
Z 1+ Z 2
...................................................................................(3.10)
Catat bahwa arus pada hubungan paralel tidak sama. Arus diperoleh dengan
menggunakan hokum Ohm dan untuk menentukan arus pada setiap cabang adalah:
E
I n= =EY n (3.11)
Zn

Arus sumber dapat dirumuskan dengan menggunakan hukum arus Khirchoff:


Is = I1 + I2 + ...+ I3 (3.12)
32

Gambar 3.7 Rangkaian untuk contoh 03


Contoh 03:
Perhatikan gambar 3.7 dan tentukan
a. Admitansi dari masing-masing elemen
b. Admitansi total
c. Hitunglah impedansi total
d. Gambarlah diagram admitansi

Solusi:
1 1
Y R = = =0 ,05+ j 0
a. R 20
1 1 − j10
Y L= = ∗ =− j0,1
b. X L j10 − j10
c.
Y t =Y R +Y L =0 , 05− j 0,1
1 1 0 , 05+ j 0,1 0 , 05+ j 0,1
Zt= = ∗ =
Y t 0 , 05− j0,1 0 , 05+ j 0,1 0 , 052 +0,12
Zt = 4 + j0,8

Contoh 04:
Perhatikan gambar 3.8 dan tentukan admitansi dan impedansi total serta arus I

Gambar 3.8 Rangkaian untuk contoh 04

Solusi:
Y T =Y R + Y L + Y C =G ∠ 0 °+ B L ∠−90 °+ BC ∠90 °
1 1 1
¿ ∠ 0 °+ ∠−90 ° + ∠ 90 °
3.33Ω 1.43 Ω 3.33 Ω
¿ 0.3 S ∠ 0° + 0.7 S ∠−90 ° +O.3 S ∠ 90 °
¿ 0.3 S− j 0.7+ jO .3 S=0.3 S− j0.4 S
¿ 0.5 S ∠−53.13 °
1 1
a. ZT = = =2Ω ∠ 53.13 °
Y T 0.5 S ∠−53.13 °

V
b. I = =V . Y T =( 100V ∠ 53.13 ° )( 0.5 S ∠−53.13° )=50 A ∠0 °
ZT
33

Contoh 05:
Perhatikan gambar 3.9 dan tentukan Admitansi total dan Impedansi Total

Gambar 3.9 Rangkaian untuk contoh 05

Solusi:
E=60 V ∠60 °
Z1 =R + j X L1=2 Ω+ j1
Z2 =R2 ∠ 0 °=3Ω ∠ 0 °
Z3 =R3− j X C + j X L 2=16 Ω− j7 Ω+ j 15Ω
¿ 16 Ω+ j8 Ω
1 1
Y 1= = =0.45 ∠−26.56°
2 Ω+ j 1Ω 2.24 ∠ 26.56 °
¿ 0.41 Ω− j0.18
1
Y 2= =0.33 Ω
3Ω

1 16 Ω− j 8 Ω 16 Ω− j8 Ω
Y 3= x = =0.083Ω− j 0.041
16 Ω+ j8 Ω 16 Ω− j 8 Ω 192 Ω

Y T =Y 1 +Y 2+ Y 3

¿ 0.41 Ω− j0.18 + 0.33 Ω+0.083 Ω− j 0.041


¿ 0.823 Ω− j 0.181
1 0.823Ω+ j 0.181
ZT = x
0.823 Ω− j 0.181 0.823Ω+ j 0.181

0.823 Ω+ j0.181
¿
0.688Ω+ 0.032Ω
0.823Ω+ j 0.181
¿
0.72

¿ 1.143 Ω+ j 0.251=1.17 Ω
34

D. RANGKAIAN SERI-PARALEL IMPEDANSI

Contoh 06:
Perhatikan gambar 3.12. Tentukan impedansi totoal dan arus dari sumber!

Gambar 3.12 rangkaian untuk contoh 06

Solusi:
Dari gambar 3.12 kemudian disederhanakan menjadi

Gambar 3.13 penyederhanaan rangkaian

ZT =Z 1+ Z 2
Z1 =R ∠ 0° =1Ω ∠ 0 °
(− jXc )( jX L ) (− j2 )( j3 ) 6
Z 2= = = =− j 6
(− jXc )+( jX L ) (− j2 )+( j3 ) j
ZT =Z 1+ Z 2=1− j6=6.08 Ω ∠−80.54 °

E 120V ∠0 °
I S= = =19.74 A ∠80.54 °
Z T 6.08Ω ∠−80.54 °
35

E. Sumber Arus dan Sumber Tegangan

Gambar 3.14 Contoh rangkaian dengan sumber tegangan dan sumber arus.

Dalam analisis rangkaian listrik dikenal dua macam sumber listrik, yakni
sumber tegangan (gambar 3.14.a) dan sumber arus (gambar 3.14.b). Dari sumber
tegangan akan keluar arus listrik. Tegangan sumber arus sama dengan tegangan pada
impedansi yang paralel dengan sumber arus tersebut.
Seperti ditunjukkan pada gambar 3.14.b, maka tegangan pada sumber arus
sama dengan tegangan pada (R + jXL), sama dengan tegangan pada (jXc).

Contoh 07
Tentukan arus I1 dan I2 pada rangkaian gambar 3.14.b serta tegangan pada sumber
arus jika I = (10 + j0) Amper.
Solusi
Z1 = R + jXL = 3 + j4
Z2 =  jXc = j8.
Sesuai dengan hukum Kirchoff pertama, maka
I = I1 + I2 ……………………………………………………(i)
Kemudian karena Z1 dan Z2 paralel maka tegangannya sama, sehingga
I1.Z1 = I2 .Z2 …………………………………………………(ii)
Jika (i) diubah menjadi I2 = I  I1 kemudian disupstitusikan ke persamaan (ii) maka
diperoleh:
I1 .Z1 = (I  I1).Z2
I1 (Z1 + Z2 ) = I. Z2
Z2
I1= I
Z 1+ Z 2 ………………………………………(3.12a)
Jika persamaan (iii) disubtitusikan ke persamaan (ii) maka akan diperoleh
Z1
I2= I
Z 1+ Z 2 ………………………………………(3.12.b)

Jika diperhatikan persamaan (iii) dan (iv) terlihat bahwa jika dua impedansi Z1 dan
Z2 diparalel dan diberi arus I, maka arus yang mengalir pada Z1 berbanding lurus
dengan Z2 sebaliknya arus yang mengalir pada Z2 berbanding lurus dengan Z1.
36

Oleh karena itu dua impednasi yang diparalel merupakan pembagi arus, dan jika dua
impedansi dihubung seri maka menjadi pembagi tegangan.

Selanjutnya arus yang mengalir pada masing-masing imedansi dapat dihitung


menggunakan persamaan (iii) dan (iv):

−j8
I1 = (10+ j0 )
(3+ j 4 )+(− j8 )
− j 80 3+ j 4
¿ .
3− j 4 3+ j 4
320− j240
¿
25
¿ 12 ,8− j 9,6
3+ j 4
I2= (10+ j0 )
(3+ j 4 )+(− j8 )
30+ j 40 3+ j 4
¿
3− j 4 3+ j 4
−70+ j 240
¿
25
¿−2,8+ j 9,6
Jika ditotal maka I1 + I2 = 10 + j0 , sama dengan I

Contoh 08
Perhatikan rangkaian impedansi pada gambar Tentukan I1 dan tegangan pada sumber
arus!

Gambar 3.15. Rangkaian impedansi untuk Contoh 8

Solusi
 Xc2 dan R1 membentuk pembagi arus. I1 bisa dihitung setelah arus I2
− jX C 2
I1= .I
diketahui.  − jX C 2 + R 1 2
 XL2 , XC2 dan R1 membentuk sebuah impedansi Z1
37

( R1 )(− jX C 2 ).
Z 1 = jX L1 +
( R1 )+(− jX C 2 )
− jX C 1
I2= I
 Z1 dan XC1 membentuk pembagi arus  − jX C 1 + Z 1
 XL1 , XC1 dan Z1 membentuk sebuah impedansi Zt
− jX C 1 . Z 1
Z t = jX L1 +
− jX C 1 + Z 1
 Tegangan pada sumber arus sama dengan arus I dikali dengan Zt

Perhitungan lengkap adalah sebagai berikut:


( R )(− jX C 2 )
Z 1 = jX L2 + 1
( R1 )+(− jX C 2 )
(1 )(− j2 ) 1+ j2
¿ j 8+ +
(1 )+(− j 2) 1+ j2
4− j2
¿ j 8+
5
¿ 0,8+ j7,6

− jX C 1
I2= I
− jX C 1 + Z 1
−j2
¿ (0,5+ j 0 )
− j 2+0,8+ j7,6
−j1 0,8− j 5,6
¿
0,8+ j5,6 08− j 5,6
−5,6− j 0,8
¿
32
¿−0 ,175− j 0 , 025

− jX C 2
I1= I
R1 − jX C 2 2
−j2
¿ (−0 , 175− j0 , 025 )
1− j2
−0 , 05+ j 0 , 35 1+ j 2
¿
1− j2 1+ j 2
−0 , 75+ j 0 , 25
¿
5
¿−0 ,15+ j 0 ,05
Atau I1 = 0,158/161,65°
38

− jX C 1 . Z 1
Z t = jX L 1 +
− jX C 1 +Z1
(− j2 )( 0,8+ j 7,6)
¿ j 8+
(− j2 )+(0,8+ j7,6 )
15 , 2− j1,6 0,8− j 5,6
¿ j 8+
0,8+ j5,6 0,8− j 5,6
3,2− j 86 , 4
¿ j 8+
32
¿ 0,1+ j 5,3
Tegangan pada sumber arus V = Zt . I = (0,1 + j5,3)(0,5 + j0) = 0,05+j2,65
atau V = 2,65/88,96

F. TEORI THEVENIN
Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari
satu buah sumber tegangan yang dihubung-serikan dengan sebuah
impedansi ekivelennya antara dua titik yang diamati.

Gambar 3.16 Rangkaian Ekuivalen Thevenin

Impedansi ekivalen Thevenin dihitung dengan langkah sebagai berikut:


 Semua sumber tegangan dihubung-singkat
 Semua sumber arus dibuka

Contoh 09 :
Tentukan rangkaian ekuivalen thevenin untuk rangkaian di luar resistor pada
gambar 3.17
39

Gambar 3.17 Rangkaian untuk contoh 09


Solusi:
Pertama akan dihitung impedansi ekivalennya, sehingga sumber tegangan E harus
dihubung singkat. Akibatnya ditinjau dari sisi R, maka Z1 dan Z2 terhubung paralel.
Z1 = jXL = j8  dan Z2 = jXc = j2 
Z Z ( j8 )(− j 2) 16
Z TH = 1 2 = = =− j2 , 67
Z 1 +Z 2 ( j8 )(− j 2) j 6

Gambar 3.18 Penyederhanaan rangkaian


Untuk menghitung tegangan dari arah resistor, maka sumber tegangan dipasang
kembali, sehingga terlihat bahwa Z1 dan Z2 terhubung seri sebagai pembagi
tegangan. Tegangan pada R sama dengan tegangan pada Z2 dihitung menggunakan
konsep pembagi tegangan:
Z1 −j2 − j20
V TH = Es= 10= =−3 ,33+ j 0=−3 , 33 ∠−180∘
Z 1 +J 2 j8− j 2 j6

Gambar 3.19 Rangkaian ekuivalen Thevenin untuk contoh soal 07

Contoh 10:
Perhatikan rangkaian impedansi gambar 3.20.
40

a. Tentukan rangkaian Thevenin AB dari rangkaian impedansi yang sebelah


kiri.
b. Tentukan arus yang mengalir pada kapasitor Xc jika rangkaian impedansi
yang kanan dihubungkan ke titik A dan B.

Gambar 3.20. Rangkaian impedansi untuk contoh 10


Solusi
 Untuk mencari impedansi Thevenin, maka sumber tegangan V harus
dihubung singkat, akibatnya R1 paralel dengan sebuah kawat, sehingga
tinggal R2 seri denganXL1
R . jX L1
Z AB = 2
R 2 + jX L1

Gambar 3. 21 Rangkaian Thevenin AB dan impedansi beban

 Tegangan Thevenin antara titik A dan B dapat dihitung menggunakan


rangkaian pembagi tegangan R2 dan XL1
jX L 1
V AB = V
R 2 +JX L 2
Solusi selengkapnya adalah sebagai berikut:
41

jX L 1
V AB = V
R2 + jX L 1
J4
¿ ( 200+J 0)
3+J 4
J 800 3−J 4
¿
3+J 4 3−J 4
3200+J 2400
¿
25
¿ 128+J 96
¿ 160∠ 36 ,89∘
R . jX L 1
Z AB = 2
R2 + jX L 1
( 3 )( j 4 ) 3− j 4
¿
( 3 )+( j 4 ) 3− j 4
48+ j36
¿
25
¿ 1 ,92+ j1 , 44

Arus yang mengalir menjadi

V TH
I=
Z AB +R 3 + jX L2 − jX C
128+ j 96
¿
1 ,92+ j1, 44 +8+ j3− j 9
128+ j 96 6 , 08+ j 4 , 56
¿
6 , 08− j 4 , 56 6 , 08+ j 4 , 56
¿12 ,716+ j11 ,116
¿16 , 9∠ 41 ,18∘
Tegangan pada kapasitor XC  VC = I.(jXC)
VC =(16,9/41,18)(2/-90)
= 33,8/131,18

G. Teori Norton
Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari
satu buah sumber arus yang dihubung-paralelkan dengan sebuah
impedansi ekivelennya pada dua terminal yang diamati.
42

 Menghitung Impedansi Norton sama dengan cara menghitung impedansi


Thevenin.
 Menghitung Arus Norton: Hubung-singkat antara dua titik yang ditinjau
eqivalen-Nortonnya, kemudian hitung arus pada kawat hubung-singkat
tersebut.

Gambar 3.22 Rangkaian Ekuivalen Norton

Eqivalensi rangkaian eqivalen Thevenin dan Norton:

Gambar 3.23 Konversi antara rangkaian ekuivalen Thevenin dan Norton

Contoh 09:
Tentukan rangkaian ekuivalen Norton untuk rangkaian di luar resistor 6Ω pada
gambar 3.24

Gambar 3.24 Rangkaian untuk contoh 09


43

Solusi:
 Untuk mencari impedansi eqivalen Thevenin maupun Norton sumber
tegangan harus dihubung singkat. Yang tertinggal adalah Z1 = R + jXL
paralel dengan Z2 = jXC
Z1 . Z2
Z N=
Z1 +Z 2
 Untuk mencari arus Norton: hubung-singkat RL , maka arus yang mengalir
pada kawat hubung singkat tersebut:
E
IN=
Z1

Perhitungan selengkapnya adalah sebagai berikut:


Z 1 =3+ j 4=5∠53 , 13∘
Z 2 =− j5=5∠−90∘
5∠53,13∘ x5∠−90∘ 25∠−36,87∘ ∘
Z N= = ∘ =7,91∠−18,44
(3+ j 4)+(− j5) 3,16∠−18,43
¿7,5− j2,5Ω 
E 20 ∠0 ∘
∘ =4 ∠−53 ,13

IN= =
Z 1 5 ∠53 , 13 Amper

Gambar 3.25 Rangkaian Eqivalen Norton dari rangkaian impedansi gambar 3.24
Contoh 10
Tentukan rangkaian eqivalen Norton dari rangkaian impedansi gambar 3.26, dilihat
dari sisi XC2 !
44

Gambar 3.26 Rangkaian impedansi untuk contoh 10

Solusi

Gambar 3.27 Menyederhanakan rangkaian impedansi ZN

 Untuk mendapatkan rangkaian ekivalen impedansi, sumber arus harus


dibuka. Dilihat dari titik A-B, maka R1 , R2 dan XC1 terhubung sweri
membentuk Z1, dan XL membentuk Z2 maka Z1 paralel dengan Z2 (Gambar
3.27)
Z .Z
Z N= 1 2
Z1 +Z 2
 Untuk mendapatkan arus Norton, maka A-B dihubung singkat, sehingga XL
hilang (Gambar 3.28) dan Z’ = R1  jXC1 paralel dengan R2 membentuk
pembagi arus, sehingga arus Norton IN bisa dihitung dengan:
R1 − jX C 1
IN= .I
R1 + R 2 − jX C 1

Gambar 3.28 Menyederhanakan rangkaian untuk menghitung IN


45

H. TRANSFORMASI BINTANG SEGITIGA

Gambar 3.29 Rangkaian Bintang Segitiga


Mengacu ke gambar 3.29, maka
 Transformasi bintang ke segitiga

Z 1 Z 2 +Z 1 Z 3 + Z2 Z 3
ZA= (3.13)
Z1
Z Z +Z Z +Z Z
Z B= 1 2 1 3 2 3 (3.14)
Z2
Z 1 Z 2 + Z 1 Z 3+ Z 2 Z 3
ZC = (3.15)
Z3

 Transformasi segitiga ke bintang


ZA ZB
Z1 = (3.16)
Z A + Z B +Z C
Z A ZC
Z2 = (3.17)
Z A + Z B +Z C
Z B ZC
Z3 = (3.18)
Z A + Z B + ZC

Contoh 11
Tentukan impedansi total pada gambar gambar 3.30
46

Gambar 3.30 Transformasi segitiga-bintang

Solusi:
Z B=− j 4
Z A =− j 4
ZC =3+ j 4
ZA , ZB dan ZC membentuk hubungan segitiga, diubah menjadi Z1 , Z2 dan Z3
hubungan bintang.
ZB ZC (− j 4 Ω ) (3 Ω+ j 4 Ω)
Z1 = =
Z A + Z B +Z C (− j 4 Ω)+(− j 4 Ω)+(3 Ω+ j 4 Ω)
( 4 ∠−90 ° ) (5 ∠ 53.13°) 20 ∠−36.87 °
¿ =
3− j 4 5 ∠ 53.13 °
¿ 4 Ω∠16.13 °=3.84 Ω + j 1.11 Ω

Z A ZC (− j 4 Ω ) (3 Ω+ j 4 Ω)
Z2 = =
Z A + Z B +Z C (− j 4 Ω)+(− j 4 Ω)+(3 Ω+ j 4 Ω)
( 4 ∠−90 ° ) (5 ∠ 53.13°) 20 ∠−36.87 °
¿ =
3− j 4 5 ∠ 53.13 °
¿ 4 Ω∠16.13 °=3.84 Ω + j 1.11 Ω

Z A ZB (− j 4 Ω ) (− j 4 Ω)
Z3 = =
Z A + Z B + ZC (− j 4 Ω)+(− j 4 Ω)+(3Ω+ j 4 Ω)
(16 ∠−180° ) 16 ∠−180 °
¿ =
3− j 4 5 ∠ 53.13 °
¿ 3.2 Ω∠−126.87 °=−1.92 Ω− j 2.56Ω

Subtitusikan ke rangkaian awal


Z1 =3.84 Ω+ j 1.11Ω terhubung seri dengan Z 4=2 Ω
Z2 =3.84 Ω+ j 1.11 Ω terhubung seri dengan Z5 =3 Ω
Z3 =−1.92Ω− j 2.56 Ω
47

Gambar 3.31 Rangkaian akhir

Impedansi Z1 dan Z4 seri:


ZT 1=Z1 + Z 2=¿ 3.84 Ω+ j1.11 Ω+2 Ω=5.84 Ω+ j 1.11 Ω
¿ 5.94 Ω ∠10.76 °
Impedansi Z2 dan Z5 seri:
ZT 2=Z2 + Z 5=¿ 3.84 Ω+ j1.11 Ω+3 Ω=6.84 Ω+ j1.11 Ω
¿ 6.93 Ω ∠ 9.22°
Impedansi ZT 1 dan ZT 2 paralel :
Z Z ( 5.94 Ω ∠ 10.76 ° ) (6.93 Ω ∠ 9.22° )
ZT 3 = T 1 T 2 =
Z T 1 + Z T 2 5.84 Ω+ j1.11 Ω+ 6.84 Ω+ j 1.11 Ω
41.16 Ω ∠10.76° 41.16 Ω ∠10.76 °
¿ = =3.198 Ω∠10.05 °
12.68+ j 2.22 12.68 ∠ 9.93 °
¿ 3.15 Ω+ j 0.56 Ω
Impedansi Z3 dan ZT3 seri :
ZT =Z 3+ Z T 3 =−1.92Ω− j 2.56 Ω+3.15 Ω+ j 0.56 Ω
¿ 1.23 Ω− j2.0 Ω=2.35Ω ∠−58.41 °
48

I. Soal latihan:
1. Perhatikan rangkaian impedansi pada gambar 3.34. Hitunglah impedansi total
, dan factor kerja rangkaian!

Gambar 3.34 Rangkaian untuk soal latihan 1

Gambar 3.35 Rangkaian untuk soal latihan 2


2. Hitunglah impedansi rangkaian yang ditunjukkan pada gambar 3.35

Gambar 3.3.6 Rangkaian untuk soal 3.


3. Perhatikan gambar 3.36 Tentukanlah:
a) Admitansi total dan impedansi total
b) Gambarkan diagram impedansi dan admitansi
c) Arus sumber dan arus pada setiap cabang

4. Tentukan rangkaian ekuivalen Norton pada gambar 3.37


Gambar 3.37 Rangkaian untuk soal latihan 4
49

Gambar 3.38 Rangkaian untuk soal latihan 5

5. Tentukan Rangkaian ekivalen Thevenin untuk rangkaian di luar cabang a – a’


pada gambar 3.38

6. Gunakan tranformasi segitiga bintang atau bintang segitiga untuk


menentukan Impedansi total dan arus pada gambar 3.39

Ga
mbar 3.39 Rangkaian untuk soal latihan 6

Anda mungkin juga menyukai