Anda di halaman 1dari 9

Kuliah 9.

8. Metode (Teori ) Loop dan Tegangan Node

Untuk menyelesaikan persoalan (soal) rangkaian yang rumit, prinsip rangkaian seri dan paralel
tidak selalu dapat digunakan. Untuk itu dapat dipergunakan metode arus loop ( Mesh or Loop
Current Method) dan metode tegangan node (Node Voltage Methode) atau metode lain seperti
metode Superposisi dan lainnya. Pada kuliah ini kita bahas hanya Metode Loop dan Metode
Tegangan Node.
8.1. Metode Loop.
Loop adalah setiap lintasan tertutup dalam suatu rangkaian listrik. Pada gambar 45 lintasan
tertutup ABEA, ABCEA, ABCDEA, BCEB, BCDEB dan CDEC adalah loop.

Gambar 45. Arus-arus Lup pada suatu Rangkaian


Arus I1, I2 dan I3 adalah arus loop (arus lup). Untuk menganalisa rangkaian dengan menggunakan
metode arus lup, perlu diikuti prosedure sebagai berikut :
1. Menentukan Lup atau Arus Lup.
Dalam menentukan lup dan arus lup ini yang perlu diperhatikan adalah :
a. Setiap elemen rangkaian harus dialiri paling sedikit oleh satu arus loop
b. Tidak ada dua cabang yang dialiri oleh arus yang sama
c. Arah arus lup sembarang
2. Menuliskan persamaan tegangan pada masing-masing lup dengan menggunakan hukum
Kirchoff tentang tegangan (KVL “jumlah aljabar semua tegangan pada suatu lintasan
tertutup dalam suatu rangkaian sama dengan jumlah tegangan jatuh pada masing-masing
impedansi, perhatikan semua arus yang melalui impedansi “).
Bentuk umum persamaan pada arus lup adalah :
Z11 I1 ± Z12 I2 ± ------- ± Z1n In = V1
±Z21 I1 + Z22 I2 ± ------- ± Z2n In = V2
± Zn1 I1 ± Zn2 I2 ± ------- ± Znn In = Vn
Dimana : Z11, Z22 dan seterusnya adalah impedansi total pada lup 1, lup2 dan seterusnya.
Z12 = Z21, Z13 = Z31 dan seterusnya adalah impedansi bersama ( Z12 = Z21
adalah impedansi bersama antara lup 1 dan lup 2, dan Z13 = Z31 adalah
impedansi bersama antara lup 1 dan lup 3 ) dan seterusnya. Tandanya
tergantung pada arah arus yang ditentukan (dipilih).
I1, I2 dan seterusnya adalah arus lup 1, lup 2 dst.
V1, V2 dan seterusnya adalah jumlah tegangan total (perhatikan polaritas sumber
tegangan) pada lup 1, lup 2 dst.
Persamaan diatas ditulis dalam bentuk matrik :
3. Menyelesaikan persamaan dengan menggunakan determinan

atau dapat juga ditulis :

D1 D2 D3 Dn
I1 = , I2 = , I3 = , dan In = , dimana D1, D2, D3 dan Dn ( angka 1 sampai
D D D D
dengan n

dapat juga diganti dangan huruf a sampai dengan z sesuai notasi arus yang digunakan) adalah
pembilang pada persamaan determinan diatas dan D = ∆ Z adalah penyebut

Contoh soal:
1. Suatu rangkaian seperti gambar 46, tentukan besar phasor arus (arus dalam besaran
phasor) yang mengalir pada setiap cabang atau komponen.

Gambar 46. Rangkaian bolak-balik dengan 2 sumber daya


Penyelesaian, Arus lup dipilih seperti pada gambar 47.
Gambar 47. Pemilihan Arus lup
Lup dimulai dari setiap sumber dan lintasan lup dalam arah arus, sehingga diperoleh
persamaan untuk setiap lup :
Lup a : (+j3) Ia + 4 Ia + 4 Ib = 20∠ 0 °
Lup b : (-j5) Ib + 4 Ia + 4 Ib = 10∠ 90 °
Persamaan ini dapat ditulis sebagai :
( 4 + j3) Ia + 4 Ib = 20∠ 0 ° = 20
4 Ia + ( 4-j5 ) Ib = 10∠ 90 ° = j10
Perhitungan determinan

4+ j3 4
D= = (4+j3)(4-j5) – (4 x 4) =16 –j20 +j12 + 15 -16 =15 – j8 = 17∠ ­28 °
4 4-j5
20 4
Da = = (20) (4-j5)–(4 x j10) =80 –j100 – j40 =80-j140 = 161∠ ­60 , 3 °
J10 4-j5
4+ j3 20
Db = = (4+j3)(j10) – (20)(4) =j40 –30 -80 = -110 + j40 = 117∠ ­160 °
4 j10

Maka :
D a 161∠−60 , 3
Ia = = = 9,5∠ ­32 , 2° A  I1= 9,5∠ ­32 , 2° A
D 17 ∠−28
Db 117 ∠−160
Ib = = = 6,9∠ 188 , 1° A  I2= 6,9∠ 188 , 1° A
D 17 ∠−28
I3 = Ia + Ib = 9,5∠ ­32 , 2° +6,9∠ 188 , 1° = 9,5{Cos (-32,2) + jSin (-32,2) + 6,9 (Cos
188,1 + j Sin 188,1)
−6 , 03
= 8,04 – j5,06 – 6,83 –j0,97 = 1,21 – j 6,03 = √ 1 ,212 +¿ ¿ Tan-1 A
1 , 21
= 6,15∠ ­78 , 7 ° A
2. Diketahui rangkaian seperti gambar 48, tentukan arus dalam besaran phasor pada setiap
komponen ( I1, I2 dan I3 ) dan daya aktif total (pd R)yang digunakan pada rangkaian ini

Gambar 48 , Rangkaian ABB 2 sumber dengan Ia dan Ib sebagai arus lup


Penyelesaian , pilih arus lup Ia dan Ib seperti pada gambar soal rangkaian dengan
berdasarakan arus lup maka diperoleh persamaan lup sbb :
Lup a : (3-j4) Ia + (3-j4) Ia – (3-j4) Ib = 110∠ 120 °
(6-j8) Ia – (3-j4) Ib = 110∠ 120 °
Lup b : - (3-j4) Ia + (3-j4) Ib + (3-j4) Ib = 110∠ 0 °
- (3-j4) Ia + (6-j8) Ib = 110∠ 0 °
Persamaan ini dapat ditulis sebagai :
( 6 – j8) Ia – (3- j4) Ib = 110∠ 120 ° = -55 + j95,3
-(3- j4 ) Ia + (6 –j8 ) Ib = 110∠ 0 ° = 110
Perhitungan determinan
6 – j8 -3 + j4
D= = 36-j48-j48-64 – (- 3 +j4)( -3 +j4)
(-3 + j4) 6 –j8
= -28 – j96 – (9 - j12 – j12 – 16 ) = -21 – j72=75∠ ­106 , 3 °

-55 + j95,3 -3 + j4
Da = = -330 + j440 + j572 + 762,4 –(-330 +j440)
110 6 –j8
= 762,4 + j572 = 953∠ 36 , 9 °

6 – j8 -55 + j95,3
Db = = 660 – j880 – ( 165 –j220 -j285,9 -381,2)
-3 + j4 110
= 876,2 – j374,1 = 952,72∠−22 ,78 °

Da 953 ∠ 36 ,9
Ia = = = 12,7∠ 143 , 2° A  I1 = 12,7∠ 143 , 2° A
D 75∠−106 , 3
Db 952 ,72 ∠−22 ,78
Ib = = = 12,7∠ 83 , 52° A  I2 = 12,7∠ 83 , 52° A
D 75 ∠−106 , 3
I3 = Ia - Ib = 12,7∠ 1432 , 2° - 12,7∠ 83 , 52° = 12,7 (Cos 143,2) + jSin (143,2) -12,7 (Cos
83,52 + j Sin 83,52)
= 12,7 ( -08 + j0,6) – 12,7 ( 0,113 + j0,99) = - 10,16 +j7,62 – 1,435 – j 12,62
= -11,6 -j5 = 12,63∠ 203 , 26 ° A
Ptotal = Pt = I12 x 3 + I22 x 3 + I32 x 3 = 12,72 x 3 +12,732 x 3+12,632 x 3 = 1.448,6 W

3. Tentukan arus I dalam besaran phasor pada rangkaian seperti gambar 49

Gambar 49 Rangkaian dengan dua sumber dan arus pada satu cabang diketahui
Penyelesaian arus lup dipilih Ia,Ib dan Ic seperti pada gambar 50, dengan Ic harus seperti
pada soal ( berlawanan dengan putaran jarum jam ).
Gambar 50 Rangkaian dengan arus lup Ia,Ib dan Ic
Ic = 2∠ 30 ° = 2 ( Cos 30° + j Sin 30°) = 1,73 + j1 A
Lup a : Ia (j10-j4) – Ib (-j4) + 20 ∠60 ° -10∠ 0 ° = 0
Lup b : Ib (3+j4-j4) + Ic (3+j4) – Ia (-j4) - 20 ∠60 ° = 0
Jadi
Lup a : j6 Ia + j4 Ib = 10∠ 0° - 20 ∠60° = 10 – 10 – j17,3 = −¿ j17,3
Lup b : j4 Ia + 3 Ib + (1,73 + j1) (3+j4) = 20 ∠60 °
j4 Ia + 3 Ib = 10 + j17,3 – (1,73 + j1)(3+j4)
= 10 + j17,3 – (5,19 + j6,92 +j3 – 4)
= 8,81 + j7,38
Menggunakan determinan diperoleh
j6 j4
D= = j18 – j216 = 16 – j18 = 24,1∠48,4°
j4 3

-j17,3 j4
Da = = - j51,9 – j35,2 + 29,5 = 29,5 – j87,1 = 91,9∠- 71,3 °
8,81 + j7,38 3

D a 91 , 9∠−71 , 3
I = Ia = = = 3,81∠-119,7 A
D 24 , 1∠ 48 , 4

Catatan j2 = −¿1

Padacontoh contoh soal no 3, pada loop a terdapat dua sumber tegangan maka untuk
menentukan apakah tegangan tersebut bertanda + atau – pada persamaan tegangan loop
adalah dengan mengikuti arah arus loop yang dipilih.

8.2. Metode Tegangan Node ( Nodal Analysis )

Suatu Node ( Node ) adalah suatu titik pertemuan (persekutuan) dari 2 atau lebih elemen
rangkaian. Bila tiga atau lebih elemen rangkaian bertemu pada suatu titik maka titik pertemuan
itu disebut Junction atau Principal Node.
Pada analisa ini, setiap Node dari suatu rangkaian diberi tanda dengan menggunakan bilangan
ataupun huruf. Pada gambar 51. A, B, 1, 2 dan 3 adalah Node serta 1,2 dan 3 disebut Junction.
Tegangan suatu Node adalah Tegangan pada Node tersebut relatif terhadap suatu Node tertentu
yang disebut Node refrensi ( Tegangan Node tersebut yang diukur terhadap Node refrensi yang
ditanahkan). Misal pada gambar 51 Tegangan V13 atau tegangan pada ZB adalah tegangan antara
node 1 dengan 3 ( perbedaan atau selisih tegangan antara titik 1 dan 3) yang ditulis atau sama
dengan V1 – V3 = V1 – 0 = V1

Gambar 51. Node, Junction dan Titik refrensi/ground pada Rangkaian


Metode Tegangan Node digunakan untuk menentukan tegangan pada semua Junction. Dengan
menggunakan hukum Kirchoff tentang arus (KCL) pada setiap junction akan diperoleh
persamaan arus.
Dengan menyelesaikan persamaan tersebut maka tegangan Junction dapat ditentukan.
Prosedure penggunaan metode Node Voltage adalah sebagai berikut :
1. Tentukan dan beri nama semua Node dan Junction ( misal Node dengan angka dan
junction dengan huruf)
2. Tentukan (pilih) satu junction yang mempunyai elemen terbesar (titik pertemuan elemen
terbanyak) sebagai refrensi atau di ground/ditanah kan.
3. Tentukan arah arus pada masng-masing Junction. Disini arus yang meninggalkan
junction dianggap positif dan yang menuju junction negatif
4. Jumlah persamaan arus pada metode node voltage adalah jumlah junction – 1.

Perhatikan gambar 51 pada gambar 51 terdapat 3 junction yaitu titik 1,2 dan 3, maka persamaan
Nodenya junction 3 dipilih sebagai titik refrensi ( persamaan arus dari Hukum Kirchoff tentang
arus , KCL) digunakan 2 saja yitu :

V 1−V A V1 V 1−V 2
Node 1. IZA + IZB + IZC = ZA
+ ZB
+ ZC
=0
V 2−V 1 V2 V 2+ V B
Node 2. IZC + IZD+ IZE = Zc
+ ZD
+ ZE
=0
Kedu persamaan dapat ditulis dalam bentuk :
1 1 1 1 1
( Z + Z + Z ) V1 - Z V2 = Z VA
A B C C A

−1 1 1 1 −1
ZC
V1 + (
ZC
+ ZD
+ ZE
) V2 = V
ZE B

Kemudian dibuat dalam bentuk matrik dan diselesaikan dengan metode Determinan ( seperti
pada metode Loop) akan dapat diperoleh harga tegangan pada setiap Node, selanjutnya dapat
ditentukan harga arus pada setiap elemen dengan menggunakan Hk Ohm misal arus melalui
V 1−V 2
impedansi ZC adalah
ZC
.

Contoh soal
1. Tentukan arus pada setiap cabang dari gambar 52 dengan metode node Voltage
Gambar 52. Contoh Rangkaian diselesaikan dengan Node Voltage

Penyelesaian,
Pada rangkaian ini titik1,2, a dan b adalah Node serta a dan b adalah junction, dipilh Node
bawah b ( titik pertemuan j 12Ώ , sumber tegangan 120∠0° V dan 120 ∠ 36 , 9° V) sebagai
refrensi atau di tanahkan dan Node atas sebagai tegangan yang tidak diketahui Va. Pada soal ini
ada 2 titik Junction maka persamaan arusnya digunakan 1.
Persamaan Node a adalah I1 + I2 – I3 = 0
V 1−V a V −V V
Dimana : I1 = ; I2 = 2 a dan I3 = a ,
12 12 j 12
V1 = E1 = 120∠0° = 120 ( Cos 0 + j Sin 0) = 120 V
V2 = E2 = 120 ∠ 36 , 9° = 120 (Cos 36,9 + j Sin 36,9) = (96 + j72) V

V 1−V a V 2−V a V
Jadi persamaan Node a adalah : + - a =0
12 12 j 12
E1−V a E −V V
= + 2 a - a =0
12 12 j 12
120−V a 96+ j72−Va Va
= + 12
- = 0 persamaan ini dikali
12 j 12
j12

= j120 –j Va + j96 -72- j Va – Va = 0


-72 + j216 = (1 +j2) Va
−72+ j 216 (−72+ j 216 ) (1− j 2)
Va = 1+ j 2
= ( 1+ j 2 ) (1− j2)

−72+ j 144+ j216+ 432


= 1− j 2+ j 2+4
360+ j 360
= 5
= 72 + j72 = 102 ∠45° V
V 1−V a 120−72− j72❑
Jadi : I1 = = = 4 – j6 = 7,2 ∠-56,32° A
12 12
V 2−V a 96+ j72−V a 96+ j72−72− j 72
I2 = =¿ = 12
=2 + j0 = 2 ∠0° A
12 12
Va 72+ j72 102∠ 45°
I3 = = j12 = I3 = 12 ∠ 90 = 8,5 ∠-45° A
j 12

2.Tentukan Tegangan dalam phasor pada titik a dan b serta arus I1 ,I2 dan I3 dari gambar 53.
Gambar 53. Contoh Rangkaian diselesaikan dengan Node Voltage

Penyelesaian,
Pada rangkaian ini terdapat 3 junction maka digunakan 2 persamaan Node dan salah satu
junction dipilih sebagai titik refrensi ( ditanahkan) dan dipilih yang junction yang bawah
yg ditandai dengan pentanahan.
Persamaan Kirchoff tentang arus pada node a dan b adalah
Node a : I1 + I2 – 5 ∠ 30° = 0
Node b : - I1 + I3 + 4 ∠ 60° = 0
Dengan memasukkan data dari rangkaian ke KCL diperoleh
V a−V b Va
Node a : + = 5∠ 30° = 4,33 + j2,5
j5 − j 10
−V a−V b V b
Node b : + =−¿ 4 ∠ 60°= -2 – j3,46
j5 8
Node a : -j 0,2 Va + j0,2 Vb + j0,1 Va = 4,33 + j 2,5
-j0,1 Va + j0,2 Vb = 4,33 + j2,5
Node b : j0,2 Va –j0,2 Vb + 0,125 Vb = -2-j3,46
j0,2 Va + ( 0,125 - j 0,2 ) Vb = -2-j3,46
Dengan menggunakan determinant
-j0,1 j0,2
D = = - j 0,0125 – 0,02 – (-0,04) = 0,02 – j0,0125 = 0,0236 ∠ -32°
j0,2 0,125 – j0,2

4,33 + j25 j0,2


Da = = 0,349 – j0,153 = 0,381∠ -23,7°
-2-j3,46 0,125 – j0,2

-j0,1 4,33 +j2,5


Db = = 0,154 – j0,667 = 0,684∠ -77°
j0,2 -2 –j3,46

D a 0,381∠−23 , 7 °
Va = = 0,0236 ∠−32 ° = 16,1 ∠ 8,3° V
D
Db 0,684 ∠−77 °
Vb = = 0,0236 ∠−32° = 29 ∠ - 45° V
D
V a−V b 16 ,1 ∠ 8 , 3 °−29 ∠−45 ° 15 , 93+ j 2 ,32−20 ,51+ j20 , 51
I1 = = j5
= j5
=
j5
−4 ,58+ j22 , 83
j5
23 ,38 ∠−78 , 63°
= 5 ∠ 90
= 4,68∠ -168,63° A
Va 16 ,1 ∠ 8 , 3 ° 16 ,1 ∠ 8 , 3 °
I2 = = − j 10 = 10 ∠−90 °
− j 10
= 1,61∠ 98,3° A
V b 29∠−45°
I3 = = 8
8
= 3,625 ∠- 45° A

Tugas :
1. Kerjakan jawab contoh soal yang diberikan dengan tidak melihat jawaban yang
telah diberikan
2. Dari rangkaian gambar 54, dengan menggunakan metode tegangan Node
Tentukan : i. Va dan Vb
ii. I1, I2 dan I3
iii. Buktikan I3 = I1 + I2
a

Gambar 54. Rangkaian untuk soal.


b , titik ini di tanahkan

Tugas tidak harus dikumpul.


Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai