Disusun oleh :
190322623612
JURUSAN FISIKA
FEBRUARI 2020
A. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yang pertama adalah untuk mengukur besar
hambatan Thevenin suatu rangkaian. Selanjutnya adalah untuk mengukur
besar tegangan Thevenin suatu rangkaian. Yang terakhir adalah untuk
membandingkan hasil ukur dengan hasil perhitungan.
B. Dasar Teori
Teorema thevenin adalah sebuah teori yang ditemukan oleh M.L.
Thevenin. M.L. Thevenin menjelaskan sebuah analisis yaitu setiap rangkaian
dengan dua ujung atau gerbang tunggal, dapat digantikan dengan suatu
sumber tegangan tetap atau suatu gaya gerak listrik (ggl) dan suatu hambatan
seri dengan ggl tersebut. Apabila kedua ujung membentuk gerbang keluaran,
hambatan setara Rthdisebut hambatan keluaran dan dinyatakan dengan Ro .
Sebaliknya bila kedua terminal membentuk gerbang masukan maka Rth
disebut hambatan masuk, dinyatakan dengan Ri (Sutrisno, 1986:4). Rangkaian
linier dengan dua ujung terbuka (a) yang terdiri dari tahanan-tahanan dan
sumber – sumber, dapat digantikan dengan rangkaian ekuivalen sumber
tegangan (b) atau rangkaian ekuivalen sumber arus (c).
Harga parameter – parameter rangkaian pengganti pada gambar (b) dan (c)
Vo adalah tegangan terbuka yang ada pada ujung terbuka rangkaian asli. I o
adalah harga arus hubung singkat pada ujung terbuka tersebut, yakni besar
arus yang akan mengalir bila kedua ujung terbuka tersebut disambung
langsung Ro adalah tahanan masukan rangkaian asli dilihat dari ujung – ujung
terbuka (dengan semua sumber tegangan disambung langsung dan sumber
arus dibuka), atau dapat juga dicari dari harga tegangan terbuka dibagi dengan
arus hubung singkat pada ujung-ujung tersebut.
Untuk rangkaian ekuivalen Thevenin dan Norton, persamaannya adalah
1 Vo
V =V o−I R o atau I =I o−V Go dimana Ro = = . dan untuk transformasi
Go I o
dari sumber tegangan ke sumber arus atau sebaliknya dapat menggunakan
Vo V
rumus I = − atau I =I o−GV dan ada pula persamaan untuk hubungan
Ro R o
antara Vo, Io, Ro dan G yang dapat dituliskan sebagai berikut :
Vo 1 Io
I o= dimana G= sehingga persamaan dapat diubah menjadi V o =
Ro Ro Ro
Lalu kita melihat pada rangkaian (A), selanjutnya adalah mengukur tegangan
titik b-d. Lalu, melepas baterai 3V dan 6V, kemudian yang dilakukan adalah
menghubungsingkatkan antara titik a-d dan b-c dan juga mengukur hambatan
antara titik b-d. Selanjutnya adalah pada rangkaian (B), kita mengukur
tegangan di titik b-d dan d-e. Lalu melepas baterai 3V dan 6V, kemudian kita
menghubungsingkatkan antara titik a-e dan b-c dan juga mengukur hambatan
antara titik b-d dan d-e.
Selanjutnya kita membuat rangkaian seperti berikut ini :
Pada rangkaian (C), kita mengukur tegangan antara titik b-d dan c-d. Lalu kita
melepas baterei 6V, kemudian menghubungsingkatkan antara titik a-d dan
mengukur hambatan antara titik b-d dan c-d. Lalu pada rangkaian (D), kita
mengukur tegangan antara titik b-e, c-e dan d-e. Langkah selanjutnya adalah
melepas baterei 6V, kemudian menghubungsingkat antara titik a-e dan
mengukur hambatan antara titik b-e, c-e dan d-e.
E. Data Pengamatan
F. Analisis Data
1. Hitunglah tegangan Thevenin antara titik b-d untuk rangkaian (A), b-d dan
d-e untuk rangkaian (B), b-d dan c-d untuk rangkaian (C), b-e, c-e dan d-e
untuk rangkaian (D).
a. Rangkaian (A)
Σε+ ΣIR=0
I 3=I 1+ I 2..........................................................................(1)
Loop 1 : −3+ I 1 × 1+ I 3 ×2,2=0
I 1+2,2 I 3=3 .................................................(2)
Loop 2 : −6+ I 2 × 1+ I 3 ×2,2=0
I 2+ 2,2 I 3=6..................................................(3)
Eliminasi persamaan (2) dan (3)
I 1+2,2 I 3=3
I 2+ 2,2 I 3=6 −¿
I 1−I 2 =−3
I 1=I 2 −3...............................................................(4)
Substitusikan persamaan (4) ke persamaan (1)
I 3=I 2−3+ I 2
I 3=2 I 2−3
I 3−2 I 2=−3.....................................................................(5)
Eliminasi persamaan (3) dan (5)
I 2+ 2,2 I 3=6 x2 2 I 2 + 4,4 I 3 =12
I 3−2 I 2=−3 x1 −2 I 2 + I 3=−3 +
I 3=1,667 mA
ε th=V bd=I 3 × Rbd
¿ 1,667 mA ×2 k 2 Ω
¿ 3,67 volt
b. Rangkaian (B)
Σε+ ΣIR=0
I 3=I 1+ I 2..........................................................................(1)
Loop 1 : −6+ I 1 × 1+ I 3 ×3,2=0
I 1+3,2 I 3=3 .................................................(2)
Loop 2 : −3+ I 2 × 1+ I 3 ×3,2=0
I 2+3,2 I 3=6..................................................(3)
Eliminasi persamaan (2) dan (3)
I 1+3,2 I 3=6
I 2+3,2 I 3=3 −¿
I 1−I 2 =3
I 1=I 2 +3...............................................................(4)
Substitusikan persamaan (4) ke persamaan (1)
I 3=I 1+ I 2
I 3=I 2+3+ I 2
I 3=2 I 2 +3
I 3−2 I 2=3 ........................................................................(5)
Eliminasi persamaan (3) dan (5)
I 2+3,2 I 3=3 x2 2 I 2 +6,4 I 3=6
I 3−2 I 2=3 x1 −2 I 2 + I 3=3 +
I 3=1,216 mA
ε th=V bd=I 3 × Rbd=1,216 mA × 1 kΩ=1,28 volt
ε th=V de=I 3 × Rde =1,216 mA ×2 k 2 Ω=2,68 volt
c. Rangkaian (C)
Σε+ ΣIR=0
I 3=I 1+ I 2..........................................................................(1)
Loop 1 : −6+ I 1 × 1+ I 3 ×2,2=0
I 1+2,2 I 3=6 .................................................(2)
Loop 2 : I 2 ×1+ I 2 × 2.2+ I 3 ×2,2=0
3,2 I 2 +2,2 I 3 =0.............................................(3)
Eliminasi persamaan (2) dan (3)
I 1+2,2 I 3=6
3,2 I 2 +2,2 I 3 =0 −¿
I 1−3,2 I 2=6
I 1=3,2 I 2 +6.....................................................(4)
Substitusikan persamaan (4) ke persamaan (1)
I 3=I 1+ I 2
I 3=3,2 I 2 +6+ I 2
I 3=4,2 I 2+ 6
I 3−4,2 I 2=6.....................................................................(5)
Eliminasi persamaan (3) dan (5)
3,2 I 2 +2,2 I 3 =0 x4,2 13,44 I 2+ 9,24 I 3 =0
I 3−4,2 I 2=6 x2,2 −13,44 I 2+ 2,2 I 3=19,2 +
I 3=1,54 mA
ε th=V bd=I 3 × Rbd=1,54 mA ×2 k 2 Ω=3,39 volt
ε th=V de=I 3 × Rde =1,54 mA ×2 k 2 Ω=3,39 volt
d. Rangkaian (D)
Rtotal =( ( ( 1 K + 2 K 2 ) /¿ 2 K 2+1 K ) /¿ ( 2 K 2+1 K ) ) Ω
Rtotal=2,12 KΩ
ε
I total =
R total
6
I total=
2,12 K
I total=2,83 mA
( ( ( 1 K + 2 K 2 ) /¿ 2 K 2 ) /¿ ( 1 K +2 K 2 ) )
I 2= ×2,83
( ( ( 2 K 2+1 K ) /¿ 2 K 2 ) /¿ 1 K )
1,12
I 2= ×2,83
2,3
I 2=1,38 mA
( ( 2 K 2+ 1 K ) /¿ 2 K 2 )
I 4= ×1,38
( 2 K 2+ 1 K )
1,3
I 4= × 1,38
3,2
I 4=0,56 mA
V be =I 2 × ( ( 2 K 2+1 ) /¿ ( 1 K +2 K 2 ) )
V be =1,38 ×1,6
V be =2,21 volt
V ce =I 4 × ( 1 K +2 K 2 )
V ce =0,56× 3 K 2
V ce=1,792 volt
V de =I 4 ×2 k 2
V de =0,56 ×2 k 2
V de =1,232 volt
2. Hitunglah Hambatan Thevenin antara titik b-d untuk rangkaian (A), b-d
dan d-e untuk rangkaian (B), b-d dan c-d untuk rangkaian (C), b-e, c-e dan
d-e untuk rangkaian (D).
a. Hambatan Thevenin pada titik b-d rangkaian (A)
Rbd =( ( 1 K /¿2 K 2 ) /¿ 1 K ) Ω
Rbd =( 0,69 K /¿ 1 K ) Ω
Rbd =0,407 KΩ=407 Ω
b. Hambatan Thevenin pada titik b-d dan d-e rangkaian (B)
Rbd =( ( ( 1 K /¿ 1 K )+2 K 2 ) /¿ 1 K ) Ω
Rbd =( 2,7 K /¿ 1 K ) Ω
Rbd =0,73 KΩ=730 Ω
Rde =( ( (1 K /¿ 1 K )+ 1 K ) /¿ 2 K 2 ) Ω
Rde =( 1,5 K /¿ 2 K 2 ) Ω
Rde =0,892 KΩ=892 Ω
c. Hambatan Thevenin pada titik b-d dan c-d rangkaian (C)
Rbd =( ( 1 K /¿2 K 2 ) /¿ ( 1 K +2 K 2 ) ) Ω
Rbd =( 0,69 K /¿ 3 K 2 ) Ω
Rbd =0,567 KΩ=567 Ω
Rbe =( (1 K /¿ 2 K 2 ) /¿ ( ( 1 K /¿ ( 1 K +2 K 2 ) ) +2 K 2 ) ) Ω
Rbe =0,558 KΩ=558 Ω
Rce=( ( ( (1 K /¿ 2 K 2 ) +1 K ) /¿ 2 K 2 ) /¿ (1 K +2 K 2 )) Ω
Rce= ( 0,9549 K /¿ 3 K 2 ) Ω
Rce =0,735 KΩ=735 Ω
Rde =( (( ( ( 1 K /¿ 2 K 2 )+ 1 K ) /¿ 2 K 2 ) +1 K )/¿ 2 K 2 ) Ω
Rde =( 0.9549 K /¿ 2 K 2 ) Ω
Rde =1,035 KΩ=1035 Ω
c. Rangkaian (C)
d. Rangkaian (D)
G. Pembahasan
Teorema Thevenin menjelaskan tentang analisis untuk merubah rangkaian
elektronika yang rumit menjadi suatu rangkaian baru yang lebih sederhana
yang berfungsi sebagai rangkaian pengganti dengan cara menghubungkan
sumber tegangan yang seri dengan sebuah resistensi dengan catatan resistensi
tersebut telah ekuivalen.
Pada proses analisis, digunakan Hukum II Kirchhoff untuk menentukan
besar arus (I), tegangan Thevenin (Vth), dan hambatan Thevenin (Rth) pada
rangkaian. Apabila hasil pengukuran dan hasil perhitungan dibandingkan,
besar tegangan dan hambatannya tidak berbeda jauh. Akan tetapi, terdapat
beberapa data yang perbandingan hasilnya cukup besar. Hal ini dapat terjadi
karena, kabel yang diguanakan pada saat percobaan sangat sensitive terhadap
sentuhan yang dapat mempengaruhi pembacaan skala pada alat ukur.
Ketidaktelitian dalam pengukurandan perhitungan, seperti kurang teliti dalam
membaca skala ukur.
H. Kesimpulan
Rangkaian Thevenin mengatakan bahwa sebuah rangkaian yang
mengandung beberapa sumber tegangan dan hambatan dapat diganti dengan
sebuah sumber tegangan yang dipasang seri maupun paralel dengan sebuah
hambatan(resistor).
Setelah membandingkan antara hambatan thevenin menggunakan
pengukuran dengan perhitungan dan tegangan thevenin menggunakkan
pengukuran dengan perhitungan dapat diketahui bahwa nilai keduanya tidak
sama. Meskipun tidak sama tetapi rata – rata nilainya saling mendekati. Hal
ini bisa terjadi karena beberapa faktor, antara lain: kurang teliti saat membaca
hasil pengukuran tegangan atau arus pada alat multimeter, terjadi kesalahan
paralaks mata, dan juga kurang teliti ketika melakukan perhitungan.
I. Daftar Rujukan
Halliday, Resnick, & Walker. 2010. Fisika Dasar Edisi 7 Jilid 2. Jakarta:
Erlangga
Knight, Randall D. 2015. Physics for Scientist and Engineers. California:
Pearson Education, Inc.
Sutrisno. 1986. Elektronika Dasar1 .Bandung : ITB.
Tim Elektronika. 2019. MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA I. Malang :
Universitas Negeri Malang