Disusun oleh:
Kelompok 9
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu. Makalah ini diajukan guna
memenuhi tugas mata kuliah Rangkaian listrik DC.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Khususnya kepada Bapak Prof.
Dr. Paningkat Siburian, M.Pd selaku dosen mata kuliah Rangkaian Listrik DC dan kepada
teman-teman semua yang telah memberikan masukan-masukan demi kesempurnaan makalah ini.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, baik berupa materi maupun ide dan sehingga makalah ini dapat
mencakup semua pokok pembahasan. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih dan semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………..
A.Latar Belakang………………………………………………………………………………...
B.Rumusan Masalah……………………………………………………………………………..
C.Tujuan………………………………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………
A.Teorema Norton……………………………………………………………………………….
B.Teorema Millman………………………………………………………………………………
C.Contoh Soal………………………………………………………………………………….....
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………….
Kesimpulan…………………………………………………………………………………….....
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….....
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Suatu rangkaian yang terhubung secara seri maupun paralel yang telah kita pelajari
sebelumnya merupakan contoh rangkaian yang sederhana. Pada rangkaian sederhana yang
mengkombinasikan tahanan-tahanan atau sumber-sumber yang seri atau paralel dapat kita
analisis dengan menggunakan prinsip pembagian arus dan tegangan sesuai hukum yang telah
dipelajari yaitu Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff. Rangkaian-rangkaian sederhana tersebut
merupakan suatu latihan pemahaman dalam pemecahan masalah untuk menolong kita
memahami hukum-hukum dasar yang selanjutnya akan kita gunakan dalam rangkaian-rangkaian
yang lebih sukar atau lebih kompleks.Dalam menyederhanakan analisis pada rangkaian yang
lebih sukar diperlukan suatu metode analisis yang lebih cocok dan mudah. Diantara metode-
metode ini adalah superposisi, loop, mesh, node voltage, teorema Thevenin dan teorema Norton
serta teorema Milman. Pada pembahasan sebelumnya kita telah mempelajari teorema Thevenin.
Pada resume kali ini akan mengembangkan kemampuan menganalisis teorema Norton serta
teorema Milman.
B.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan teorema Norton?
2. Apa yang dimaksud dengan teorema Millman?
3. Bagaimana cara penggunaan teorema Norton dan teorema Millman pada penyelesaian
rangkaian?
C.Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami teorema Norton
2. Mahasiswa dapat memahami teorema Milman
3. Mahasiswa dapat menyederhanakan rangkaian dengan menggunakan teorema Norton dan
teorema Milman;
4. Mahasiswa dapat menyelesaikan perhitungan rangkaian menggunakan teorema Norton
dan teorema Milman.
BAB II PEMBAHASAN
A.TEOREMA NORTON
c.Jika semua sumbernya adalah sumber bebas, maka tentukan nilai tahanan diukur pada titik a-b
tersebut saat semua sumber di non aktifkan dengan cara diganti dengan tahanan dalamnya ( jika
sumber tegangan bebas maka diganti dengan rangkaian short circuit, apabila sumber arus bebas
maka diganti dengan rangkaian open circuit).
e.Kemudian titik a-b dihubungkan singkat sehingga tidak ada arus yang melewati R2. Atau
dengan kata lain, I2 = 0. Sehingga besar IN dapat dicari dengan :
Sehingga diperoleh:
g.Kemudian pasangkan kembali komponen yang tadi dilepas dan hitung parameter yang
ditanyakan.
Dari Gambar 2.7, maka dapat mencari besar atau nilai dari IR2, yaitu:
IR2 = "R" _"N" /"RN + R2" . IN
Maka besar atau nilai arus yang mengalir pada tahanan R2 (IR2) yaitu:
IR2 = "2,4 Ω" /"2,4 Ω +3,6 Ω" . 1 2/3 A
= "2,4 Ω " /"6 Ω" . "10" /"6" " A" = "2" /"3" A
Tentukanlah berapa besar nilai arus yang mengalir melalui tahanan R2 (IR2)?
Jawab:
Langkah-langkahnya adalah:
a.Tentukan titik terminal a-b dimana parameter ditanyakan. Pada rangkaian gambar 1.6 titik
terminal a-b dapat ditentukan di tahanan R2. Maka komponen R2 dilepaskan dan diganti dengan
titik a-b.
b. Sumber tegangan bebasnya diganti dengan rangkaian short circuit. Kemudian mencari tahanan
Nortonnya.
Gambar 2.9. Sumber tegangan di short
Rangkaian dibuat seperti Gambar 2.9. untuk memudahkan mencari tahanan Nortonnya. Dapat
diperoleh:
RN = "R1 . R3" /"R1 + R3"
RN = "4 Ω . 1 Ω" /"4 Ω +1 Ω"
= "4 Ω" /"5 Ω" = 0,8 Ω
IN = I1 + I2
Sehingga diperoleh
Maka dapat diperoleh besar nilai arus yang mengalir pada tahanan R2 (IR2), yaitu:
Teorema ini dikemukakan oleh Milman untuk lebih menyederhanakan lagi cara
menghitung dibandingkan dengan menggunakan teorema sebelumnya. Teorema ini
menggunakan konsep rangkaian pengganti ( konduktansi).
Teorema ini seringkali disebut juga sebagai teorema transformasi sumber, baik dari
sumber tegangan yang dihubungserikan dengan resistansi ke sumber arus yang dihubung
paralelkan dengan resistansi yang sama atau sebaliknya. Teorema ini berguna untuk
menyederhanakan rangkaian dengan multi sumber tegangan atau multi sumber arus menjadi satu
sumber pengganti.
Langkah-langkah :
b.Jika kita ingin mencari I pada R2, maka lepaskan komponen yang hendak dicari yaitu R2.
Penentu R : "1" /"R" _"T" = "1" /"R" _"1" + "1" /"R" _"2" + "1" /"R" _"3"
GT = G1 + G2 + G3
RT = "1" /"G" _"T"
Arus :
IT = I1 + I2
IT = "V" _"1" /"R" _"1" + "V" _"2" /"R" _"2" + "V" _"3" /"R" _"3"
Sehingga dapat diketahui:
GT = G1 + G3
= 0,25 + 1 = 1,25 mho
RT = "1" /"G" _"T"
= "1" /"1.25"
RT = 0,8 Ω
IT = I1 + I2
=7+7
IT = 14 A
c.Buat rangkaian penggantinya
C.CONTOH SOAL
Jawab:
a.Lepaskan komponen pada titik a-b tersebut. Sehingga diperoleh gambar berikut:
b.Jika semua sumbernya adalah sumber bebas, maka tentukan nilai tahanan diukur pada titik a-b
tersebut saat semua sumber di non aktifkan.
c.
Maka didapatkan Rab = RN,
RN = "R1 . R2" /"R1 + R2"
Diperoleh:
RN = "6 Ω . 4 Ω" /"6 Ω + 4 Ω" = (24 Ω)/(10 Ω) = 2,4 Ω
d.Kemudian titik a-b dihubungkan singkat sehingga tidak ada arus yang melewati R2. Atau
dengan kata lain, I2 = 0. Sehingga besar IN dapat dicari dengan :
Sehingga diperoleh:
IN = "V" /"R" _"1"
IN = "10 V" /"6 Ω"
= 1 "2" /"3" A
e. Gambarkan kembali rangkaian pengganti Nortonnya (rangkaian aktif), kemudian pasangkan
kembali komponen yang tadi dilepas dan hitung parameter yang ditanyakan.
E1 = 24 V
E2 = 9 V
R1 = 6 Ω
R2 = 5 Ω
R3 = 3 V
Tentukanlah berapa besar nilai arus yang mengalir melalui tahanan R2 (IR2)?
Jawab:
a. Lepas komponen yang akan dicari nilainya
Jawab:
a. lepaskan komponen yang akan dicari nilainya
V1 = R_p/(R_P+ R_1 ) . Vs
= 7.5/(7.5+ 5) . 18
= 10.8
Sehingga, dapat diketahui IN yaitu:
IN = "V" _"1" /"R" _"1"
= "10.8" /"5"
=2,16 Ampere
b. Short semua sumber dan mencari RN dititk a – b
Jawab:
a. Ubah semua sumber tegangan ke sumber arus
IT = I1 + I2
= 5 + 3,75
IT = 8,75 A
Jawab :
a. Tinjau sumber arus 8 A dan 4 A, karena arah arus berlawanan maka dihasilkan
I1 = 8 - 4 = 4 A
b. Tinjau sumber arus 4A dan 3Ia A ,sehingga dihasilkan sumber arus
I2 = 3Ia - 4 A
KESIMPULAN
Pada teorema Norton berlaku bahwa : “ Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan
dengan hanya terdiri dari satu buah sumber arus yang dihhubungparalelkan dengan sebuah
tahanan ekivalennya pada dua terminal yang diamati.” Tujuan teorema Norton adalah untuk
menganalisis rangkaian,yaitu dengan membuat rangkaian sumber arus yang diparalel dengan
suatu batasan ekivalennya.
Pada teorema Millman dinyatakan bahwa jika beberapa sumber tegangan (memiliki
resistansi internal) dihubungkan secara parallel, rangkain spesifik ini dapat diganti dengan
rangkaian yang lebih sederhana dari sumber tegangan tunggal dan resistansi secara seri.
DAFTAR PUSTAKA
Kemmerly, Jack E.. Jr, William H. Hayt. 2005. Rangkaian Listrik. Jakarta: Erlangga.
id.scribd.com/doc/30319413/9/Teorema-Millman