Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

RANGKAIAN LISTRIK
MODUL IV : TEOREMA THEVENIN DAN NORTON

DISUSUN OLEH :
Rizqi Alfin Fauzan
(20101076)
Praktikum Tanggal : 7 Juni 2021
Asisten Praktikum :
Yulia Vironica (18101071)
Galuh Kartikasari (19101128)
Desta Susiyanti (19107019)

LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRONIKA DAN TEKNIK DIGITAL


FAKULTAS TEKNIK TELEKOMUNIKASI DAN ELEKTRO (FTTE)
INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM
JL. D.I. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2021
MODUL IV
TEOREMA THEVENIN DAN NORTON
I. DASAR TEORI
Thevenin dan Teorema Norton adalah dua yang paling banyak digunakan
untuk teorema menyederhanakan rangkaian linear untuk kemudahan analisis
jaringan. Pada tahun 1883, telegraf Perancis insinyur ML Thevenin Teorema
diterbitkan tentang analisis jaringan metode. Empat puluh tiga tahun kemudian,
insinyur Amerika EL Norton di Bell Telephone laboratorium menerbitkan
sebuah teorema yang sama, tetapi ia menggunakan sumber arus untuk
menggantikan sumber tegangan dalam rangkaian ekuivalen. Kedua teorema
negara bahwa setiap jaringan dua terminal linear rumit dengan pasokan listrik
dapat disederhanakan rangkaian ekivalen yang mencakup sumber tegangan yang
sebenarnya (Teorema Thevenin ) atau sumber arus yang sebenarnya (Teorema
Norton )[1].
Strategi yang umum digunakan dalam menganalisis rangkaian listrik
adalah melakukan penyederhanaan rangkaian seminimal mungkin. Dalam hal
ini, bagaimana caranya agar mendapatkan sub-rangkaian paling sederhana di
mana paling sedikit elemennya tanpa mengubah besarnya arus dan tegangan di
luar rangkaian[1].
Teorema Thevenin adalah sebuah metode yang mengubah sirkuit AC
bilateral linear menjadi sumber tegangan AC tunggal dalam seri dengan
impedansi setara. Mengakibatkan jaringan dua terminal akan setara bila
terhubung untuk setiap cabang eksternal atau komponen. Jika sirkuit asli berisi
unsur reaktif, rangkaian ekuivalen Thevenin akan berlaku hanya pada frekuensi
di mana reaktansi ditentukan[1].
Pada teorema thevenin ini berlaku bahwa :
Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu buah
sumber tegangan yang dihubungserikan dengan sebuah tahanan ekuivelennya
pada dua terminal yang diamati[2].

Hal ini dapat dijelaskan dengan menggunakan gambar 4.1.1 yaitu


penyederhanaan rangkaian elektrik menurut Thevenin
Rth x

B Voc

y
(a) (b)
Gambar 4.1.1 rangkaian teorema Thevenin[3].
Untuk menyederhanakan rangkaian yang komplek dan banyak
sumber (A), maka unsur rangkaian (B) sementara dilepas pada terminal
(x-y), sehingga rangkaian Thevenin terlihat pada gambar 3.7 (b)[3].
Besar tegangan thevenin (Voc), dihitung dari rangkaian yang
komplek terminalnya dibuka (open circuits), rangkaiannya dapat dilihat
pada gambar 3.8 (a) .Besarnya tahanan thevenin sama dengan tahanan
yang diukur pada terminal terbuka rangkaian tersebut dengan seluruh
sumber dimatikan[3].
Tujuan sebenarnya dari teorema ini adalah untuk menyederhanakan
analisis rangkaian, yaitu membuat rangkaian pengganti yang berupa sumber
tegangan yang dihubungkan seri dengan suatu resistansi ekuivalennya[2].
Teorema Norton menyatakan bahwa dalam suatu rangkaian elektrik
yang komplek dan banyak sumber, maka dapat disederhanakan menjadi
rangkaian dengan satu sumber arus dan satu resistansi paralel dengan
sumber arus. Hal ini dapat dijelaskan dengan menggunakan gambar 4.1.2.
yaitu penyederhanaan rangkaian elektrik menurut Norton tersebut[3].
x

B Isc

y
(a) (b)
Gambar 4.1.2 rangkaian teorema Norton[3].
Untuk menyederhanakan rangkaian yang komplek dan banyak
sumber (A), maka unsur rangkaian (B) sementara dilepas pada terminal
(x-y), sehingga rangkaian Norton terlihat pada gambar 4.1.2(b)[3].
Besar arus Norton (Isc), dihitung dari rangkaian yang komplek terminalnya
dihubung singkat (short circuits), rangkaiannya dapat dilihat pada gambar 4.1.3
(a) .Besarnya tahanan norton sama dengan tahanan yang diukur pada terminal
terbuka rangkaian tersebut dengan seluruh sumber dimatikan[3].
x

Isc A Rn = Rxy

Sumber-sumber dimatikan y
(a) (b)
Gambar 4.1.3 rangkaian perhitungan dan tahanan Norton[3].
II. HASIL DATA

Gambar 4.2.1 hasil pengukuran rangkaian parameter thevenin dan norton

A.LEMBAR DATA 1 Parameter Thevenin dan Norton


Elemen Rangkaian Hasil pengukuran Hasil Perhitungan
Tegangan Tahanan Parameter (Teori)
V1 :12Vol R1:3.3kΩ VTH:2.925Volt VTH:2925Volt
t
V2 : R2:4.7kΩ RTH:3.439kΩ RTH:3.439kΩ
10Volt
R3:1.5kΩ IN:0.850mA IN:0.850mA
R4:3.44kΩ RL:3.44kΩ RL:3.44kΩ
Perhitungan :
1. RTH = R1 // R2 + R3
= (R1 x R2 / R1 + R2) + R3
= (3.3 x 4.7 / 3.3 + 4.7) + 1.5
=3.439 kΩ
2. Itotal = V1 + V2 / R1 + R2
= 12V + 10V / 3.3 kΩ + 4.7 kΩ
=2.75 A
3. V TH = (Itotal x R N ) – V2
= (2.75 x 4.7) – 10V
= 2.925 V
4. I N = V TH / RTH
= 2.925 / 3.349
= 0.850 mA
5. RL = RTH
= 3.439 kΩ

Gambar 4.2.2 hasil pengukuran rangkaian transfer daya maksimum


B.LEMBAR DATA 2 Transfer Daya Maksimum
Elemen Rangkaian Nilai Arus pada RL Daya pada
Tegangan Tahanan RL (i) RL
P = i2. RL
V1 : R1:3.3kΩ i:0.680568 mA 0.397mW
0,25 RTH: .0.860kΩ
12Volt
V2 : R2:4.7kΩ 0,50 RTH: 1.720.kΩ i: 566.991mA 0.550mW
10Volt
R3:1.5kΩ 0,75 RTH: 2.580kΩ i: 0.486mA 0.609mW
1,00 RTH: 3.493kΩ i: 0.425mA 0.623mW
1,25 RTH: 4.298.kΩ i: 0.378mA 0.615mW
1,50 RTH: 5.159kΩ i: 0.340mA 0.598mW
1,75 RTH: 6.018kΩ i: 0.310mA 0.578mW
2,00 RTH: 6.878kΩ i: 0.283mA 0.550mW
Perhitungan :
1. Menghitung nilai RL
 0.25 RTH = 0.25 x RTH = 0.25 x 3.349 kΩ = 0.860kΩ
 0.50 RTH = 0.50 x RTH = 0.50 x 3.349 kΩ = 1.720kΩ
 075 RTH = 0.75 x RTH = 0.75 x 3.349 kΩ = 2.580kΩ
 1.00 RTH = 1.00 x RTH = 1.00 x 3.349 kΩ = 3.439kΩ
 1.25 RTH = 1.25 x RTH = 1.25 x 3.349 kΩ = 4.299kΩ
 1.50 RTH = 1.50 x RTH = 1.50 x 3.349 kΩ = 5.159kΩ
 1.75 RTH = 1.75 x RTH = 1.75 x 3.349 kΩ = 6.018kΩ
 2.00 RTH = 2.00 x RTH = 2.00 x 3.349 kΩ = 6.878kΩ
2. Menghitung daya pada RL
 ρ = I 2.RL = 0.6802 .0.860 = 0.397mW
 ρ = I 2.RL = 0.566 2.1.720 = 0.550mW
 ρ = I 2.RL = 0.486 2.2.580 = 0.609mW
 ρ = I 2.RL = 0.4252.3.439 = 0.623mW
 ρ = I 2.RL = 0.3782 .4.298 = 0.615mW
 ρ = I 2.RL = 0.3402 .5.159 = 0.598mW
 ρ = I 2.RL = 0.3092.6.018 = 0.578mW
 ρ = I 2.RL =0.2832.6.878 = 0.550mW
III. ANALISI DAN PEMBAHASAN

Pada praktikum rangkaian listrik kali ini praktikan melakukan


praktikum di rumah masing-masing dikarenakan adanya pandemi covid-19
sekarang ini. Pada praktikum modul 4 ini yaitu teorema Thevenin dan Norton,
praktikan akan melakukan peyederhanaan rangkaian listrik menggunakan
teorema Thevenin dan Norton dan menghitung besar arus maksimum yang
mengalir pada beban(transfer data maksimum) dari hasil analisis dengan
menggunakan teorema Thevenin dan Norton.
Praktikum dilaksanakan secara daring/online. Oleh karena itu, dari
pihak kampus sudah membagikan solusi berupa aplikasi NI Multism 13.0.
Pada aplikasi ini terdapat banyak fitur yang dapat kita pakai untuk melakukan
berbagai percobaan mengenai rangkaian listrik. Fitur yang akan kita pakai
pada praktikum kali ini adalah resistor, ground, multimeter,potentiometer dan
DC power.
Strategi yang umum digunakan dalam menganalisis rangkaian listrik
adalah melakukan penyederhanaan rangkaian seminimal mungkin. Dalam hal
ini, bagaimana caranya agar mendapatkan sub-rangkaian paling sederhana di
mana paling sedikit elemennya tanpa mengubah besarnya arus dan tegangan di
luar rangkaian.
Teorema Thevenin menyatakan bahwa rangkaian dua terminal linear
dapat diganti oleh rangkaian ekivalen yang terdiri dari sumber tegangan secara
seri dengan VTH resistor RTH, di mana VTH adalah tegangan rangkaian terbuka
pada terminal dan RTH adalah inpu tata setara perlawanan di terminal saat
sumber independen dimatikan. Teorema Norton menyatakan bahwa rangkaian
dua terminal linear dapat digantioleh rangkaian ekivalen yang terdiri dari I N
sumber arus secara paralel dengan sebuah resistor RN, di mana IN adalah
hubungan pendek arus melalui terminal dan RN adalah input atau setara
perlawanan di terminal ketika sumber-sumber independen dimatikan.
Pada percobaan pertama,praktikan menyederhanakan suatu rangkaian
menggunakan teorema thevenin dan norton pada rangkaian ini,terdapat 2 buah
sumber tegangan 10V dan 12V dan 3 buah resistor yaitu 3.3kΩ,4.7kΩ,dan
1.5kΩ.berdasarkan analisis mesh yang dilakukan pada rangkaian paralel
didapatkan persamaan (Itotal x R N ) – V2.Persamaan ini digunakan untuk
mendapatkan nilai daripada V TH sebesar 2.925V.Untuk mencari nilai daripada
RTH sendiri,dapat dilakukan dengan cara menonaktifkan semua sumber
tegangan menjadi short circuit.Setelah dinonaktifkan,hambatan dalam yang
melewati resistor pada rangkaian tersebut akan memiliki nilai sebesar 0,yang
artinya tidak aka akan ada yang menghalangi jalur arus yang mengalir
rangkaian tersebut.Setelah tidak ada yang menghalangi jalur arus,baru RTH
dapat dihitung dengan normal(sama seperti menghitung Rtotal pada
umumnya).Nilai RTH memiliki nilai yang sama dengan resistor beban(RL)
yaitu sebesar 3.439kΩ.Kenapa ini bisa terjadi?.Alasan pertama adalah karena
∂ PL
=0
nilai maksimum dari PL akan tercapai apabila ∂ R L . Sehingga akan
diperoleh nilai RTH = RL atau memiliki efisiensi maksimum sebesar
50%.Alasan yang kedua adalah pada praktik kali ini,rangkaian listrik yang
digunakan untuk percobaan menggunakan dua sumber tegangan sebagai
sumber bebas,yang mana pasti akan menghasilkan nilai akhir RTH = RL
( sumber tegangan di short circuit).
Pada percobaan kedua,praktikan menghitung arus maksimum setelah
menganalisis rangkaian sebelumnya menggunakan teorema thevenin dan
norton.pada percobaan kali ini masih menggunakan rangkain yang
sama,namun untuk menghitung arus maksimumnya mengubah nilai RL agar
mendapatkan hasil data yang berbeda-beda.berdasarkan hasil pengamatan
didapatkan bahwa nilai resistor beban(RL) berbanding lurus dengan nilai RTH
(resistor ekuivalen thevenin),yang artinya semakin besar nilai RTH suatu
rangkaian listrik,maka semakin besar pula nilai resistor beban(RL) yang
mengalir pada rangkaian tersebut.Untuk nilai dayanya sendiri tidak
berbanding lurus maupun terbalik dengan nilai RTH .).Ini dikarenakan untuk
mencari daya adalah hasil dari kuadrat arus dikalikan dengan resistor
beban(RL).
Hasil dari perhitungan dan pengukuran secara manual diperoleh hasil
yang tidak beda jauh dengan perngamatan menggunakan aplikasi NI
Multism.Sehingga dapat disimpulkan,pada praktikum kali ini percobaan yang
dilakukan benar dan sudah sesuai dengan teori atau rumus dan persamaan-
persamaan yang digunakan.
Setelah melakukan kedua percobaan yang diatas,praktikan diharapkan
dapat lebih memahami memahami cara menyederhanakan suatu rangkaian
menggunakan rangkaian teorema thevenin dan norton dan mampu menghitung
besar arus maksimum yang mengalir pada beban(transfer data maksimum)
dari hasil analisis dengan menggunakan teorema Thevenin dan Norton.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. RTH = RL karena ada dua alasan.Pertama agar mencapai nilai
∂ PL
=0
maksimum efisiensi sebesar 50% ∂ R L .Yang kedua karena pada
praktik ini,rangkaian listrik yang digunakan menggunakan dua
tegangan sebagai sumber bebas(sumber tegangan di short circuit),yang
mana pasti akan menghasilkan hasil akhir RTH = RL .
2. nilai resistor beban(RL) berbanding lurus dengan nilai RTH
(resistor ekuivalen thevenin),yang artinya semakin besar nilai RTH
suatu rangkaian listrik,maka semakin besar pula nilai resistor
beban(RL) yang mengalir pada rangkaian tersebut.
3. Untuk nilai dayanya sendiri tidak berbanding lurus maupun
terbalik dengan nilai RTH .).Ini dikarenakan untuk mencari daya adalah
hasil dari kuadrat arus dikalikan dengan resistor beban(RL).
B. SARAN
1. Selalu periksa kondisi jaringan,sebelum praktikum dimulai
2. Jika ada masalah terkait jaringan,bisa langsung melapor ke asisten
agar
tidak ketinggalan informasi terkait praktikum.
3. Selalu melakukan perhitungan ulang secara manual,agar data yang
dihasilkan akurat.
4. Selalu memperhatikan satuan yang digunakan multimeter.
5. Untuk para asisten praktikum mohon untuk bagian perhitungan bisa
lebih diperjelas lagi
V. DAFTAR PUSTAKA
[1] Ardi Marwiliansyah,Nurlina D,Sidratul Muntaha.2014.Jurnal Thevenin
Norton.
[2] Ramdhani,Mohamad.2005.Rangkaian Listrik(Revisi).Bandung.
[3] Purnomo,Hery.2017.Rangkaian listrik(Analisis Keadaan Mantab).
Malang.
VI. LAMPIRAN
MODUL IV
TEOREMA THEVENIN DAN NORTON
NAMA :Rizqi Alfin Fauzan
NIM :20101076
HARI/TGL PRAKTEK :7 Juni 2021
WAKTU PRAKTEK :2 jam
NAMA ASISTEN :Yulia Vironica
PARAF ASISTEN

A.LEMBAR DATA 1 Parameter Thevenin dan Norton


Elemen Rangkaian Hasil pengukuran Hasil Perhitungan
Tegangan Tahanan Parameter (Teori)
V1 :12Vol R1:3.3kΩ VTH:2.925Volt VTH:2925Volt
t
V2 : R2:4.7kΩ RTH:3.439kΩ RTH:3.439kΩ
10Volt
R3:1.5kΩ IN:0.850mA IN:0.850mA
R4:3.44kΩ RL:3.44kΩ RL:3.44kΩ

B.LEMBAR DATA 2 Transfer Daya Maksimum


Elemen Rangkaian Nilai Arus pada RL Daya pada
Tegangan Tahanan RL (i) RL
P = i2. RL
V1 : R1:3.3kΩ i:0.680568 mA 0.397mW
0,25 RTH: 0.860k.Ω
12Volt
V2 : R2:4.7kΩ 0,50 RTH: 1.720.kΩ i: 566.991mA 0.550mW
10Volt
R3:1.5kΩ 0,75 RTH: 2.580kΩ i: 0.486mA 0.609mW
1,00 RTH: 3.493kΩ i: 0.425mA 0.623mW
1,25 RTH: 4.298.kΩ i:0.378 mA 0.615mW
1,50 RTH: 5.159Ω i: 0.340mA 0.598mW
1,75 RTH: 6.018Ω i: 0.310mA 0.578mW
2,00 RTH: 6.878Ω i: 0.283mA 0.550mW
Gambar 4.6.1 hasil pengukuran V TH

Gambar 4.6.2 hasil pengukuran RTH

Gambar 4.6.3 hasil pengukuran I N


Gambar 4.6.4 hasil pengukuran parameter RL

Gambar 4.6.5 hasil pengukuran Arus RL 0.25

Gambar 4.6.6 hasil pengukuran Arus RL 0.50

Gambar 4.6.7 hasil pengukuran Arus RL 0.75


Gambar 4.6.8 hasil pengukuran Arus RL 1.00

Gambar 4.6.9 hasil pengukuran Arus 1.25

Gambar 4.6.10 hasil pengukuran Arus RL 1.50

Gambar 4.6.11 hasil pengukuran Arus RL 1.75


Gambar 4.6.12 hasil pengukuran Arus RL 2.00

Anda mungkin juga menyukai