Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTIK

THEOREMA THEVENIN

NAMA : HESTI BUDI NUR I

NIT : 35041210082

PRODI : TEKNIK LISTRIK BANDARA

KELOMPOK : I

TEKNIK LISTRIK BANDARA

POLITEKNIK PENERBANGAN MEDAN

2022
MODUL VI
TEOREMA THEVENIN
A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan harga tegangan Thevenin (VTH) dan tahanan Thevenin ( RTH) pada
rangkaian DC yang mengandung satu sumber tegangan
2. Membutuhkan teorema Thevenin dalam penyelesaian rangkaian jembatan setimbang

B. ALAT DAN BAHAN


1. Power Supply
2. Resistor 390 Ω,3300 Ω,1200 Ω,470 Ω,1000 Ω,3300Ω
3. Multimeter
4. Projectboard
5. Potensiometer 5 Ω
6. Saklar
7. Kabel Penghubung

C. DASAR TEORI
Teorema Thevenin adalah salah satu teorema yang berguna untuk analisis sirkuit
listrik.Teorema Thevenin menunjukkan bahwa keseluruhan jaringan listrik tertentu, kecuali
beban, dapat diganti dengan sirkuit ekuivalen yang hanya mengandung sumber tegangan
listrik independen dengan sebuah resistor yang terhubung secara seri, sedemikian hingga
hubungan antara arus listrik dan tegangan pada beban tidak berubah.Sirkuit baru hasil dari
aplikasi teorema Thevenin disebut dengan sirkuit ekuivalen Thevenin.Teorema ini
dinamakan sesuai dengan penemunya, seorang insinyur berkebangsaan Perancis, M. L.
Thvenin.

Teorema Thevenin adalah salah satu teorema yang berguna untuk analisis sirkuit
listrik.Teorema Thevenin menunjukkan bahwa keseluruhan jaringan listrik tertentu, kecuali
beban, dapat diganti dengan sirkuit ekuivalen yang hanya mengandung sumber tegangan
listrik independen dengan sebuah resistor yang terhubung secara seri, sedemikian hingga
hubungan antara arus listrik dan tegangan pada beban tidak berubah.Sirkuit baru hasil dari
aplikasi teorema Thevenin disebut dengan sirkuit ekuivalen Thevenin.Teorema ini
dinamakan sesuai dengan penemunya, seorang insinyur berkebangsaan Perancis, M. L.
Thvenin.
Teorema Thevenin adalah salah satu teorema yang berguna untuk analisis sirkuit
listrik.Teorema Thevenin menunjukkan bahwa keseluruhan jaringan listrik tertentu, kecuali
beban, dapat diganti dengan sirkuit ekuivalen yang hanya mengandung sumber tegangan
listrik independen dengan sebuah resistor yang terhubung secara seri, sedemikian hingga
hubungan antara arus listrik dan tegangan pada beban tidak berubah.Sirkuit baru hasil dari
aplikasi teorema Thevenin disebut dengan sirkuit ekuivalen Thevenin.Teorema ini
dinamakan sesuai dengan penemunya, seorang insinyur berkebangsaan Perancis, M. L.
Thvenin.

Seorang teknisi telegraf dari Prancis, yaitu M. Leon Thevenin (1857-1926) pada tahun
1883 menemukan Teorema Thevenin. Teorema thevenin dapat menggantikan suatu
rangkaian listrik linier dengan rangkaian yang lebih sederhana, yaitu rangkaian ekivalen
thevenin.

Teorema Thevenin menyatakan bahwa suatu rangkaian linier dengan dua terminal dapat
digantikan dengan rangkaian ekivalen thevenin yang hanya terdiri dari satu sumber
tegangan VTH yang terhubung secara seri dengan satu tahanan RTH.

VTH merupakan nilai tegangan pada terminal beban saat beban dihubung
buka(open circuit), sedangkan RTH merupakan nilai tahanan ekivalen yang dilihat dari
terminal beban saat beban dihubung buka dan seluruh sumber bebas
dihilangkan. Sumber tegangan dihilangkan dengan cara hubung singkat dan sumber arus
dihilangkan dengan cara hubung buka.
R1 RTH
a
a

R2
Vi VTh
n

b
b

(a) (b)
Gambar 2. Rangkaian ekivalen Thevenin
Dari rangkaian pada gambar 2. di atas, maka dapat tentukan resistansi Thevenin
(RTH) sebesar,
R1 R2
R 
T
R1  R2 ………………………………………..(1)

VTh  R2 x Vin
R1  …………………………………...(2)
R2

Transfer daya maksimum dari rangkaian Thevenin berdasarkan persamaan (1) dan (2)
diperoleh sebesar:
2
VTh RTh  RL
P x RL
………………………….(3)
D. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Ukurlah tahanan tiap resistor yang digunakan pada rangkaian percobaan Gambar
dan catat hasil pengukuran table 1
R1 = 390 Ω, R2 = 3300 Ω, R3 = 1200 Ω, R4 = 470 Ω

1
0

2. Buat rangkaian Gambar S1 dan S2 keduanya terbuka. M adalah amperemeter yang


diset pada range 1 mA. Tutup S1. Aturlah V sehingga tegangan yang diukur
dengan voltmeter 40nV. Tutup S2, ukurlah arus pada RL dan catat pada Tabel 2
dibawah kolom “IL pengukuran asli”
RL = 330 Ω, RL = 100 Ω, RL = 3,3 k Ω

kB
3. Bukalah S2, sakelar S1 tetap tertutup. Dengan voltmeter ukurlah tegangan VBC dan
au
catat hasilnya pada Tab el 2 dibawah “ VTH pengukuran”
RL = 330 Ω, RL = 100 Ωl , RL = 3,3 k Ω

a
4. Lepaskan pemasok V dari rangkaian S2 masih terbuka. Hubungkan singkat titik A
dengan D.
Catatan : anggap bahwa tahanan dalam catu daya sangat rendah,dengan demikian
dapat diabaikan.
S2 masih terbuka. Ukurlah tahanan antara titik-titik B dan C dan catat di bawah “R TH
pengukuran”
RL = 330 Ω, RL = 100 Ω, RL = 3,3 k Ω

5. Aturlah keluar power supply sama dengan VTH pengukuran. Hubungkan ptensiometer
10.000 Ω, sebagai Rheostat dana tur Rheostat tersebut sehingga tahanan antara tititk-
titik PB (Gambar 4) sama dengan nilai RTH pengukuran. Kemudian hubungkan RLI
resistor beban 330 Ω, diseri dengan amperemeter M antara titik C dan B seperti
gambar.

6. Tutuplah saklar S. Perhatikan VTH untuk melihat bahwa nilainya tidak berubah.
Ukurlah arus pada RL dan catat dibawah kolom “IL pengukuran Thevenin”. Power
Off.
7. Hitung nilai VTH pada Gambar 3, gunakan nilai pengukuran R dari Tabel 1, dan
catat dalam Tabel 2 di bawah kolom VTH perhitungan. Tunjukkan perhitungan Anda,
Hitung nilai RTH dan catat dibawah kolom RTH perhitungan. Tunjukkan perhitungan
anda. Hitung nilai IL pada RL, gunakan rangkaian ekivalen Thevenin dengan nilai-
nilai perhitungan. Catat pada Tabel 2 di bawah kolom “ I L perhitungan “. Tunjukkan
perhitungan anda.
E. DATA PERCOBAAN
Tabel 1
Resistor Nilai Tahanan (Ω) Nilai Pengukuran Multimeter
R1 390 390
R2 3300 3300
R3 1200 1200
R4 330 470
RL 1000 1000
RL 3300 3300

Tabel 2
VTH (V) RTH (Ω) IL ( mA)
RL Pengukuran Perhitungan Pengukuran Perhitungan Pengukuran Perhitungan
Thevenin R.Asli
330 8 8,4 1090 1093 2 330 1,91 x 10-3
1000 8 8,4 1090 1093 5 1000 4,01 x 10-3
3300 8 8,4 1090 1093 6 3300 5,88 x 10-3

F. ANALISIS DATA
1. Hitunglah nilai VTH secara
perhitungan Penyelesaian :
Dik :
 R1 = 390 Ω
 R2 = 3k3 Ω
 R3 = 1k2 Ω
 R4 = 470 Ω
 RL = 330 Ω
 RL = 1000 Ω
 RL = 3k3 Ω

Dit : VTH ... ?

Jawab :
𝑅2 𝑅1
VTH = (𝑉 × ) − (𝑉 × )
𝑅2+𝑅3 𝑅1+𝑅4
3300 Ω 390 Ω
VTH = (30𝑉 × ) − (30𝑉 × )
3300 Ω+1200 Ω 390 Ω+470 Ω

VTH = 8,4
𝑉
2. Hitunglah nilai RTH secara perhitungan?
Penyelesaian :

Dik :
 R1 = 390 Ω
 R2 = 3k3 Ω
 R3 = 1k2 Ω
 R4 = 470 Ω
 RL = 330 Ω
 RL = 1000 Ω
 RL = 3k3 Ω

Dit : RTH ... ?

Jawab :
𝑅1× 𝑅4 𝑅2× 𝑅3
RTH = ( )+( )
𝑅1+𝑅4 𝑅2+𝑅3

390 Ω × 470 Ω 3300 Ω × 1200 Ω


RTH = (390 Ω + 470 Ω ) + (3300 Ω + 1200 Ω )
RTH = 1093,13 Ω

G. PERTANYAAN
1. Keuntungan spesifik apakah yang Anda lihat dalam penyelesaian
rangkaian dengan menggunakan theorema Thevenin?
Jawab :
Keuntungan menggunnakan konversi Thevenin adalah untuk menyederhankan
rangkaian. Agar nilai tegangan dan arus bisa dihitung lebih mudah dari pada
dihitung dengan rangkaian aslinya. Untuk mendapatkan sumber tegangan dan
resistor Thevenin adalah hal yang mudah.

2. Bagaimanakah nilai IL pengukuran di bandingkan dengan IL perhitungan? Apakah


sama ? jelaskan
Jawab :
Pada perbandingan nilai IL pengukuran dan perhitungan terdapat toleransi yang
tidak terlalu jauh perbedaan nilainya , pada R L= 330 Ω didapatkan nilai I L
pengukuran 2 mA dan nilai IL perhitungan 1,91 x 10-3 mA hanya mengalami
perbedaan nilai 0,09 mA sedangkan pada RL= 1000 Ω didapatkan nilai IL
pengukuran 5 mA dan nilai IL perhitungan 4,01 x 10-3 mA hanya mengalami
perbedaan nilai 0,99 mA dan RL= 3300 Ω didapatkan nilai IL pengukuran 6 mA
dan nilai IL perhitungan 5,88 x 10-3 mA hanya mengalami perbedaan nilai 0,12
mA
3. Jika V= 160 V, R1= 30 Ω, R2 =270 Ω, R3=500 Ω dan RL=560 Ω dalam rangkaian
Thevenin, anggaplah tahanan dalam pemasok nol. Hitung VTH, RTH dan IL ?
Jawab :
Dik :

 R1 = 30 Ω
 R2 = 270 Ω
 R3 = 500 Ω
 R4 = 560 Ω
 RL = 0 Ω
 V = 160 V
Dit :

 VTH ... ?
 RTH ... ?
 IL ... ?
Jawab :
𝑅2 𝑅1
 VTH = (𝑉 × ) − (𝑉 × )
𝑅2+𝑅3 𝑅1+𝑅4
270 Ω 30 Ω
VTH = (160𝑉 × ) − (30𝑉 × )
270 Ω+500 Ω 30 Ω+0 Ω

VTH = −103,9 𝑉

𝑅1× 𝑅4 𝑅2× 𝑅3
 RTH = ( )+( )
𝑅1+𝑅4 𝑅2+𝑅3

( 30 Ω × 0 Ω) + (270 Ω × 500 Ω)
RTH =
30 Ω + 0 Ω 270 Ω + 500 Ω

RTH = 187,5 Ω

𝑉𝑇𝐻

IL =
𝑅𝑇𝐻+𝑅𝐿
−103,9 𝑉
IL = 187,5 Ω +560 Ω
IL = - 0,138 A
H. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Tegangan Thevenin adalah tegangan yang diukur atau dihitung pada terminal
beban, ketika beban dilepas dari rangkaian. Karena diukur atau dihitung ketika
beban dilepas, maka tegangan ini sering disebut tegangan rangkaian terbuka.
2. Hambatan Thevenin adalah hambatan yang diukur atau dihitung pada terminal
beban ketika beban dilepas dari rangkaian dan sumber arus dibuat menjadi nol
atau dihubung singkatkan. Untuk mengukur tahanan Thevenin kita harus
mengurangi tegangan sumber arus hingga nol. Untuk sumber tegangan dapat di-
nol-kan dengan menghubung-singkatkan terminal tegangan atau melepas sumber
tegangan dan menggantikannya dengan sebuah penghantar.
3. Teorema Thevenin menyatakan bahwa Setiap Rangkaian linear yang terdiri dari
beberapa tegangan dan resistor dapat digantikan dengan hanya satu tegangan
tunggal dan satu resistor yang terhubung secara seri.

Anda mungkin juga menyukai