Anda di halaman 1dari 7

Rangkaian Seri RLC Tanpa Sumber (Source Free)

{0 Comments}
Posted by angga pradana
in Rangkaian RLC Orde 2
Bagikan
Gambar 1 (a) Rangkaian RLC seri yang mirip dengan (b)
rangkaian paralel RLC. Paramemter dan elemen yang menyusun kedua rangkaian ini adalah identik
Sekarang kita akan menghitung respon alami dari rangkaian yang tersusun atas resistor ideal, induktor
ideal, dan kapasitor ideal yang dihubungkan secara seri. Resistor ideal dapat direpresentasikan dengan
sebuah resistor yang terhubung seri dengan rangkaian LC atau RLC; ia digunakan sebagai simbol rugi-
rugi ohmic atau rugi-rugi yang timbul pada bahan inti induktor yang bersifat ferromagnetik; atau resistor
ini merupakan representasi dari divais elektronik yang menyerap energi.
Rangkaian seri RLC merupakan kembaran dari rangkaian paralel RLC, dan dalam analisa kedua rangkaian
ini terdapat beberapa kemiripan. Gambar 1a menunjukkan rangkaian RLC seri. Dengan menerapkan
hukum Kirchoff tegangan (KVL) pada loop tunggal rangkaian RLC seri tersebut, diperoleh persamaan
integral-diferensial berikut ini:

dan mari kita bandingkan dengan persamaan diferensial-integral yang diperoleh dari rangkaian RLC seri
yang ada pada gambar 1b
Bila kedua persamaan integral-derivatif di atas
dideferensialkan satu kali, maka diperoleh persamaan diferensial orde dua dengan bentuk yang hampir
mirip :
persamaan 30

persamaan 31
Semua pembahasan yang telah kita lakukan pada persamaan RLC paralel dapat langsung diterapkan dan
berlaku juga untuk persamaan RLC seri; kondisi awal (initial condition) tegangan kapasitor ekivalen
dengan initial condition arus induktor dan begitu juga dengan initial conditon arus induktor ekivalen
dengan tegangan kapasitor; respon tegangan juga menjadi respon arus. Ingat bahwa dalam rangkaian
paralel, tegangan tiap komponen adalah sama, sedangkan untuk rangkaian seri, arus tiap komponen
adalah sama (jadi kita ganti v(t) yang kita gunakan pada pembahasan rangkaian paralel dengan i(t) pada
pembahasan rangkaian seri ini). Oleh karena itu karakteristik tiga macam kondisi (over damped, critically
damped, dan under damped) antara rangkaian seri RLC sama dengan rangkaian paralel RLC.
Penjelasan Singkat Untuk Respon rangkaian RLC seri
Penjelasan singkat dari rangkaian seri RLC ini dapat dipahami dengan mudah setelah anda membaca
respon dari rangkaian paralel RLC, untuk rangkaian RLC seri pada gambar 1a, bila rangkaian tersebut
bersifat teredam berlebih (overdamped) maka
i(t) = A
1
e
s1t
+ A
2
e
s2t

dimana
oleh karena itu
Apabila rangkaian bersifat teredam kritis (critically damped) maka bentuk persamaannya
menjadi
i(t) = e
-t
(A
1
t + A
2
)
sedangkan untuk respon redaman kurang (underdamped) bentuk persamaannya adalah
i(t) = e
-t
(B
1
cos
d
t + B
2
sin
d
t)
dimana nilai
d
adalah
Berikut ini rangkuman respon alami rangkaian RLC (tanpa sumber)
Tabel 1 Rangkuman persamaan respon rangkaian RLC seri dan paralel
Ini adalah bukti bahwa kita menggunakan parameter-parameter yang identik seperti saat menganlisa
rangkaian paralel RLC, yaitu ,
0
, dan
d
. Semakin besar nilai (konstanta redaman) sedangkan nilai

0
dibuat tetap dalam rangkaian paralel RLC atau seri RLC, maka respon rangkaiannya cenderung
bersifat redaman berlebih (over damped). Yang perlu kita perhatikan hanyalah rumus untuk menghitung
, untuk rangkaian paralel RLC rumusnya = 1/2RC sedangkan untuk rangkaian seri RLC rumusnya =
R/2L; sehingga nilai dapat ditingkatkan yaitu dengan cara menaikkan resistansi R untuk rangkaian seri
RLC atau menurunkan nilai resistansi R untuk rangkaian paralel RLC. Persamaan-persamaan penting
untuk rangkaian RLC paralel dan seri dirangkum pada tabel 1.
Contoh Kasus 1
Ada rangkaian seri RLC pada gambar 2 dimana nilai L = 1 H, dan R = 2 k, C = 1/401 F, nilai awal i(0) = 2
mA, dan vc(0) = 2 V, hitunglah i(t) dan gambarkan grafiknya saat t > 0.
Gambar 2 Rangkaian sederhana RLC seri tanpa sumber dengan sejumlah
energi awal yang tersimpan dalam kapasitor dan induktor saat t = 0.
Kita dapatkan nilai = R/2L = 1000 s
-1
dan
0
= 1/(LC) = 20.025 rad/s. Karena <
0
, maka
rangkaiannya bersifat redaman kurang (underdamped), oleh karena itu kita harus menghitung nilai
d
=
(
0
2

2
)dan nilainya adalah
d
= 20 000 rad/s. Maka kita bisa tuliskan persamaan i(t) dalam bentuk
respon redaman kurang (underdamped)
i(t) = e
-1000t
(B
1
cos 20000t + B
2
sin 20000t)
Sekarang kita akan menghitung dua konstanta B
1
dan B
2
dengan memanfaatkan nilai awalnya (initial
condition) yaitu i(0) = 2 mA, lalu kita subsitusikan ini ke persamaan i(t) pada saat t = 0,
i(0) = e
0
(B
1
cos 0 + B
2
sin 0) = 0.002 A
B
1
= 0.002
Nilai B
1
sudah kita dapatkan, selanjutnya kita hitung B
2
dengan cara mencari initial condition untuk
turunan dari persamaan i(t). Kita diferensialkan dulu i(t) menjadi
lalu kita subsitusikan t = 0 ke turunan i(t), dan
ingat hubungan antara arus dengan tegangan pada kapasitor :
untuk menghitung v
L
(0), kita gunakan hukum Kirchoff tegangan (KVL) pada loop
tunggal rangkaian seri tersebut menghasilkan
v
L
(0) v
c
(0) + v
R
(0) = 0
v
L
(0) = v
c
(0) i(0) R

maka di peroleh nilai B
2
= 0
Jadi, respon dari i(t) adalah
i(t) = 2e
-1000t
cos 20000t mA saat t > 0
Untuk mendapatkan gambar grafik yang bagus, kita akan memecah persamaan itu ke dalam dua bentuk
gambar yaitu gambar fungsi eksponensial yang kembar 2e
-1000t
dan -2e
-1000t
, gambar grafiknya
ditunjukkan dengan garis putus-putus dalam gambar 3. Lalu kita gambar fungsi sinusnya dengan titik
bantu saat 20000 t = 0, /2, , dan seterusnya. Atau nilai t = 0.07854k ms, dimana k = 0,1,2, amplitudo
dari gelombang sinus ini tidak tetap, tetapi semakin lama semakin mengecil dibatasi oleh fungsi
redaman dari eksponensial 2e
-1000t
untuk membatasi amplitudo positif dan -2e
-1000t
untuk membatasi
amplitudo negatif.
Gambar 3 Respon arus pada
contoh rangkaian RLC seri gambar 2 yang bersifat redaman kurang (underdamped). Grafik dari i(t)
ditunjukkan oleh garis merah sedangkan garis putus-putus adalah garis bantuan yang berasal dari fungsi
eksponensial.
Sebagai contoh terakhir, kita akan membahas contoh rangkaian RLC seri dengan sumber dependent
(tidak bebas). Apabila tidak ada arus atau tegangan yang ditanyakan dalam soal yang mengontrol
sumber tidak bebas (dependent) tersebut, maka kita bisa menyederhanakannya ke dalam rangkaian
ekivalen Theveninnya yang tersambung ke kapasitor dan induktor. Lalu kita cari persamaan diferensial-
integralnya, lalu mendiferensialkannya untuk mendapatkan persamaan diferensial orde dua.
Contoh kasus 2
Tentukanlah nilai v
c
(t) dalam rangkaian pada gambar 4a, saat t > 0.
Gambar 4 (a) Sebuah rangkaian
RLC yang berisikan sumber dependent (tidak bebas) (b) Rangkaian yang diguanakan untuk mencari
resistansi thevenin dari gambar 5a
Karena kita hanya ingin menghitung v
c
(t), sedangkan sumber dependen dalam rangkaian itu tidak
dikontrol oleh nilai v
c
(t), maka kita bisa menyederhanakan rangkaian RLC tersebut dengan teorema
Thevenin. Karena pada saat t > 0, tidak ada sumber independen (bebas) yang aktif, maka rangkaian
pengganti Theveninnya hanya berupa sebuah resistor ekivalen Thevenin (tanpa sumber teganagn
Thevenin). Resistansi ekivalen Thevenin ini akan tersambung secara seri dengan induktor dan kapasitor
saat t > 0. Karena pada saat t > 0 tidak ada sumber independen yang aktif, maka untuk mendapatkan
resistansi Theveninnya kita harus menggunakan sumber sebagai bantuan. Dalam kasus ini kita akan
menggunakan sumber arus independen 1 A sepeti ditunjukkan pada gambar 4b. Dari rangkaian tersebut,
dengan menggunakan hukum Kirchoff tegangan (KVL), kita dapatkan nilai v
test

v
test
+ i (9) + i (2 ) 3i = 0
v
test
= (9) (1 A) + (2 ) (1 A) + 3 (1 A) = 8 V
Jadi, R
eq
= v
test
/1A = 8V/1A = 8 , sehingga nilai = R/2L = 8/2(5H) = 0.8 s
-1
dan
0
= 1/(LC) =
1/(5H)(0.002F) = 10 rad/s, karena <
0
maka rangkaian ini bersifat redaman kurang (underdamped)
dengan nilai
d
= ((
0
2

2
) = 9.968 rad/s dan bentuk persamaan responnya adalah:
v
C
(t) = e
-0.8t
(B
1
cos 9.968t + B
2
sin9.968t) persamaan 32
Kita akan menghitung nilai konstanta B
1
dan B
2
dengan terlebih dahulu mencari nilai awal (initial
condition) yaitu nilai saat t < 0, perhatikan bahwa saat t < 0 (t = 0
-
), karena keberadaan kapasitor yang
pada saat itu mengalami open circuit maka i
L
(0
-
) = 0. Dengan menggunakan hukum Ohm, i(0
-
) = 10V/2
= 5A, sehingga
v
C
(0) = v
C
(0
-
) = 10 3i(0
-
) = 10 15 = -5 V
Subsitusikan nilai v
C
(0) ini ke persamaan 32, maka nilai B
1
= -5.
Untuk mendapatkan nilai B
2
, kita diferensialkan/turunkan persamaan 32, lalu subsitusikan t = 0 untuk
mendapatkan dv(0)/dt menghasilkan
Dari rangkaiannya kita bisa lihat bahwa pada saat t = 0,
arus i(t) sama dengan arus kapasitor ic(t) karena terangkai seri, maka arus i(t) dapat dituliskan



Subsitusikan persamaan ini ke persamaan 33
4 + 9.968B
2
= 0
B
2
= -0.4013
sehingga persamaan respon v
C
(t) adalah
v
C
(t) = -e
-0.8t
(5 cos 9.968t + 0.4013 sin9.968t) Volt, t > 0
Grafik dari v
C
(t) ditunjukkan pada gambar 7 berikut ini
Gambar
7 Bentuk grafik dari respon vC(t)

Anda mungkin juga menyukai