Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTIK

THEOREMA NORTON

NAMA : HESTI BUDI NUR INSANI


NIT : 35041210081
PRODI : TLB XVIII
KELOMPOK : 1

TEKNIK LISTRIK BANDARA


POLITEKNIK PENERBANGAN MEDAN
2022
MODUL VII
THEOREMA NORTHON

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan arus Norton (IN) dan tahanan Norton (RN) pada rangkaian DC yang
mengandung satu atau dua sumber tegangan
2. Membuktikan teorema Norton dalam penyelesaian jaringan kompleks yang mengandung
dua sumber tegangan DC
B. ALAT DAN BAHAN
1. Multimeter 5. Potensiometer 10KΩ/2W
2. Saklar 6. Power supply
3. Projectboard 7. Resistor 390Ω, 560Ω, 1800Ω,5100Ω
4. Kabel penghubung

C. DASAR TEORI
Teorema Norton merupakan salah satu dari beberapa cara untuk menyelesaikan rangkaian
linier kompleks. Dengan teorema Norton, jaringan kompleks dua terminal dapat diganti dengan
rangkaian ekivalen sederhana yang beekrja seperti rangkaian aslinya pada beban yang
dihubungkan dengan dua terminal.

Theorema Norton adalah penggantian bagian besar dari sebuah jaringan,


seringkali sangat sukar, dengan ekivalen yang sangat sederhana. Teorema norton
menyatakan bahwa dimungkinkan untuk menyederhanakan suatu rangkaian yang linier,
tidak peduli betapa kompleks rangkaian tersebut, akan bisa diubah menjadi rangkaian
yang ekuivalen yang terdiri dari sebuah sumber arus yang disusun paralel dengan sebuah
resisitansi yang biasanya dibubungkan kebeban.Sama seperti pada teorema thevenin,
semua yang ada pada rangkaian asli kecuali resistansi beban disederhanakan dan
direduksi menjadi suatu rangkaian yang ekuivalen dan lebih sederhana untuk dianalisa
untuk mendapatkan nilainya harus menghitung arus norton dan resistansi norton.Untuk
menghitung nilai dari arus norton, harus mengubah terminal terbukannya dahulu yang
ditempati resistansi beban tadi dengan hubung singkat, sedang pada teorema thevenin,
terminal resistansi beban open cicuit.Untuk resistansi norton menghitungnya dengan
cara menyingkirkan semua beban, sumber tegangan diganti short circuit sedang sumber
arus open circuit lalu dihitung resistansinya.
Rangkaian ekivalen Norton adalah rangkaian yang terdiri dari satu sumber arus yang
disebut arus Norton ( I N ), dipararel dengan tahanan dalamnya ( R N ), dimana beban R L
dihubungkan antara dua terminalnya.

Untuk menentukan arus Norton I N , beban dihubung singkat dan hitunglah arus yang
melalui hubung singkat tersebut. Arus hubung singkat ini adalah I N dapat digunakan hukum Ohm
dan hukum Kirchoff.
Untuk menentukan tahanan Norton R N yang dihunungkan pararel dengan arus Norton,
caranya sama dengan mencari tahanan Thevenin. Prosesnya adalah sebagai berikut: bukalah
beban pada dua terminanya.
Aturan untuk menentukan konstanta pada rangkaian ekivalen Norton adlaah sebagai
berikut:
1. Arus Norton I N Adalah arus hubung singkat, yaitu arus yang mengalir antara terminal-
terminal bebannya jika tahanan beban diganti dengan hubung singkat
2. Tahanan Norton R N aalah tahanan yang dilihat dari terminal-terminal beban terbuka dari
jaringan asli, apabila sumbernya diganti dengan tahanannya dalamnya. Jadi R N sama seperti
RTH pada teorema Thevenin

D. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Buatlah hubungan rangkaian seperti Gambar, S1 terbuka. Aturlah tegangan power


supply V1 dan V2 pada kedudukan V1 = 12 V dan V2 = 6 V, S1 Terbuka
2. S2 Terbuka. Tutuplah saklar S1. Jagalah V 1 dan V2 pada kedudukan V1 = 12 V dan
V2 = 6 V dengan multimeter. Ukurlah arus I L pada RL. Catat hasilnya pada Tabel
percobaan
S1 tertutup, S2 terbuka, mengukur IL pada RL = 5,1 KΩ; 390Ω; 560Ω; 1,8KΩ

3. Tutuplah S2. Hubungkan singkat RL. Ukurlah arus IN dan catat hasilnya pada Tabel
percobaan S2 tertutup, mengukur IN pada RL = 5,6KΩ; 390Ω; 560Ω; 1,8KΩ

4. Lepaskan pemasok tegangan V1 dan V2 dari rangkaian, juga pisahkan RL dari


rangkaian. Hubungkan singkat D dengan E dan A dengan B (Catat: Dianggap bahwa
tahanan dalam power supply nol)
S1 masih tertutup, S2 Terbuka, ukurlah tahanan antara titik F dan G dan catat
dibawah RN pengukuran ini. Ini adalah tahanan yang dihubungkan parallel dengan
arus Norton
5. Buatlah hubungan rangkaian seperti gambar 3b, S1 terbuka.
Catatan: RN adalah potensioner yang diatur pada kedudukan sama dengan R N
pengukuran pada langkah 4.
R3 adalah tahanan beban 1200. A1 dan A2 adalah amperemeter untuk mengukur arus
Norton dan arus beban. Turunkan tegangan output sampai nol

6. Tutuplah S1. Perlahan-lahan naikkan output power supply sampai arus yang diukur
oleh A1 sama dengan IN, yaitu arus yang diukur pada langkah 3. Sekarang A 2
menunjukkan arus IL pada RL. Catat arus yang diukur oleh M L dibawah IL pengukuran
Norton

7. Power off. Pada rangkaian (Gambar 3a), hitung nilai I N untuk rangkaian ekivalen
Norton dan catat dalam tabel dibawah I N perhitungan. Tunjukkan hasil
perhitungannya.
Hitung juga nilai RN dan catat dibawah RN perhitungan. Tunjukkan perhitungan anda.
Sekarang cari IL pada R3. Rangkaian ekivalen Norton dengan nilai-nilai IL perhitungan
dalam langkah ini. Catat nilai IL ini dibawah “IL perhitungan”. Tunjukkan hasil
perhitungannya

8. Buktikan kebeneran teorema Norton untuk rangkaian gambar 3a dengan RL lainnya.


Ambil tiga resistor dengan nilai yang berberda sebagai R L, masing- masing dengan
nilai tahanan antara 560 dan 11.800. Ukurlah arus IL dan RL dalam rangkaian Gambar
dan juga pada rangkaian ekivalen Norton gambar 3b. Catat dalam tanel percobaan I L
pengukuran Norton buka S1 power off.

E. DATA PERCOBAAN

RL In (A) Rn (Ω) I L(A )


Peng Perhitungan Pengukuran Perhitungan Pengukuran perhitungan
ukur Norton R. Asli
an
5k1 Ω 4 4,25 x 10−3 2,521 Ω 2481Ω 0,9 x 10−3 5k1 Ω 1,38 x 10−3
390 Ω 4 4,25 x 10−3 2,521 Ω 2481Ω 2,79 x 10−3 390 Ω 3,65 x 10−3
360 Ω 4 4,25 x 10−3 2,521 Ω 2481Ω 2,24 x 10−3 360 Ω 3,45 x 10−3
1k8 Ω 4 4,25 x 10−3 2,521 Ω 2481Ω 4,08 x 10−3 1k8 Ω 2,45 x 10−3
F. ANALISA DATA

5100

Diket : V 1 : 12

V2 : 6

R1 : 3300

R2 : 10000

Dit : I N =?

R N =?
I L =?

Penyelesaian :

V1 V2
IN =R +R
1 2

12 6
= 3300 + 10000

1220+198
= 330000

1338
= 330000 = 4 , 25 x 10−3 A

R1X 2R 3300+10000
RN = R + R ¿ 13300 = 2481 Ω
1 2

V I N . RN
IL = R= R
N +R L
−3
4 ,23 X 10 . 2481
=
2481+5100

−3
10.494 , 63 X 10
= = 1 ,38 x 10−3A
7581

390

Diket : V 1 : 12

V2 : 6

R1 : 3300

R2 : 10000
Dit : I N =?
R N =?
I L =?

Penyelesaian :

V1 V2
IN = +
R1 R2

12 6
= 3300 + 10000

1220+198
= 330000

1338
= 330000 = 4 , 25 x 10−3 A

R1X R2 3300+10000
RN = ¿ = 2481 Ω
R1+ R2 13300

V I N . RN
IL = =
R R N +R L
−3
4 ,23 X 10 . 2481
=
2481+390

−3
10.494 , 63 X 10
= = 3 , 65 x 10−3 A
2871

560

Diket : V 1 : 12

V2 : 6

R1 : 3300

R2 : 10000

Dit : I N =?

R N =?
I L =?

Penyelesaian :

V1 V2
IN = +
R1 R2

12 6
= 3300 + 10000

1220+198 1338
= 330000 = 330000 = 4 , 25 x 10−3 A

R1 3300+10000
RN = ¿ = 2481 Ω
R1 13200
V I N . RN
IL = =
R R N +R L

−3
4 ,23 X 10 . 2481
=
2481+560

−3
10.494 , 63 X 10
= = 3 , 45 x 10−3 A
3041

1800

Diket : V 1 : 12

V2 : 6

R1 : 3300

R2 : 10000

Dit : I N =?

R N =?
I L =?

Penyelesaian :

V1 V2
IN =R +R
1 2

12 6
= 3300 + 10000

1220+198
= 330000

1338
= 330000 = 4 , 25 x 10−3 A
R1X 2 R3300+10000
RN = R + R ¿ 13300 = 2481 Ω
1 2

V I N . RN
IL = =
R R N +R L

−3
4 ,23 X 10 . 2481
=
2481+1800

−3
10.494 , 63 X 10
= = 2 , 45 x 10−3A
4281

G. PERTANYAAN
1. Apakah sama nilai IN perhitungan dan IN pengukuran? Jelaskan
Jawab : Tidak, ada perbedaan pada nilai IN perhitungan dan IN pengukuran yang
kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor yaitu perbedaan sudut pandang
dalam membaca AVO meter, Nilai resistansi bahan-bahan resistor berbeda atau
dari pembulatan angka pada perhitungan.

2. Apakah sama nilai RN perhitungan dan RN pengukuran? Jelaskan


Jawab : Tidak, pada nilai RN perhitungan dan RN pengukuran terjadi perbedaan nilai
yang
disebabkan oleh alat ukur (multimeter) yang digunakan dan toleransi pada resistor
tersebut .

3. Misalkan rangkaian Gambar 3 V = 120 V, R1 = 10 = 10 Ω, R2 = 390 Ω, R3 = 600 Ω


dan RL = 270 Ω. Dianggap tahanan baterai nol. Pada rangkaian ekivalen Norton.
Hitunglah IN, RN dan IL?
Jawab :
Diket :

 R1 = 10 Ω
 R2 = 390 Ω
 R3 = 600 Ω
 RL = 270 Ω
 V = 120 V
 V 1 = 12V

 V 2 = 6V

Dit : IN ... ?

RN ... ?

IL ...?

Penyelesaian :

V1 V2
 IN = +
R1 R2

120V 6V
= +
10Ω 390 Ω

= 1,2 + 0,015

= 1,215 A

R1× R2
 RN = + R3
R1 + R2
10Ω × 390Ω
= + 600
10 Ω+390 Ω

3900
= + 600
400

= 609,75 Ω

V I N × RN
 IL = =
R RN+ RL
1,215 A × 609 ,75 Ω
=
609 , 75 Ω+270 Ω
740.84625
=
879 , 75
= 0,8421 A
4. Keuntungan spesifik apakah yang anda lihat dalam penyelesaian rangkaian dengan
menggunakan teorema Norton?
Jawab :
a) Rangkaian untuk menyederhanakan rangkaian yang rumit
b) Penggantian bagian besar dari sebuah jaringan seringkali sangat sukar
dan tidak menarik dan ekuivalen yang sangat sederhana.
c) Perhitungan cepat dari tegangan, arus dan daya yang diberikan
rangkaian asal pada sebuah beban.
d) Membantu untuk memilih harga terbaik dari tahanan beban
e) Menentukan daya maksimal yang bisa diambil dari penguat dan jenis
beban yang diperlukan untuk mencapai pemindahan daya maksimum atau
untuk mendapatkanpenguatan arus atau tegangan praktis maksimum

H. KESIMPULAN
1. Hasil yang diperoleh setelah dibandingkan adalah hasil dari setiap pengukuran tidak
sama persis dengan hasil perhitungan yang sesuai dengan rumus. Hal ini disebabkan
oleh adanya toleransi dari komponen resistor yang tidak terdapat pada perhitungan,
sedangkan Multimeter Digital lebih akurat dalam pengukurannya. juga terdapat
faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran.
2. Semakin besar beban yang digunakan maka tegangannya pun semakin besar,dan arus
outputnya semakin kecil. Dan rangkaian pengganti Norton adalah rangkaian setara
untuk menyederhanakan rangkaian yang rumit.
3. Jika semua sumbernya adalah sumber bebas, maka tentukan nilai tahanan diukur pada
titik a – b tersebut saat semua sumber di non aktifkan dengan cara digantikan dengan
tahanan dalamnya (untuk sumber tegangan bebas diganti rangkaian short circuit dan
untuk sumber arus bebas diganti dengan rangkain open circuit) ( Rab = RN = Rth)
4. Hal ini pada dasarnya adalah teorema transformasi sumber. Karena hal ini,
transformasi sumber juga dikenal dengan transformasi Thevenin-Norton. Karena
VTh, IN, RTh berkaitan satu sama lain, kita simpulkan bahwa kita membutuhkan:

- Tegangan open circuit pada terminal a-b, voc


- Arus short circuit pada terminal a-b, isc
- Resistansi ekuivalen pada terminal a-b ketika semua sumber bebas dimatikan, RN

Anda mungkin juga menyukai