PENDAHULUAN
Pada materi resume yang sebelumnya telah dibahas mengenai arus bolak-
balik (AC) dan RLC. Selanjutnya dalam resume ini masih akan dibahas tentang
RLC, tetapi sedikit lebih mendalam, yaitu rangkaian R dengan L seri, Rangkaian R
dengan C seri dan pada rangakain R dengan L paralel juga Rangakain R dengan C
paralel. Ditambah pembahasan tentang bilangan kompleks dan penggunaannya
dalam bidang teknik elektro.
Dalam penyusunan resume kami yang berjudul Rangkaian Seri RL- RC dan
paralel, serta bilangan kompleks , maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana cara menghitung Rangkaian Seri RL dan Rangkaian Seri RC?
2. Bagaimana cara menghitung Rangkaian Paralel RL dan Rangkaian
Paralel RC?
3. Bagaimana cara menghitung bilangan kompleks?
I.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan resume ini adalah sebagai berikut :
1 . Mahasiswa dapat menghitung Rangkaian Seri R-L dan Rangkaian Seri R-
C.
2 . Mahasiswa dapat menghitung Rangkaian Paralel R-L dan Rangkaian
Paralel R-C.
3 . Mahasiswa dapat menghitung bilangan kompleks.
I.4 Manfaat Penulisan
Manfaat dari tugas resume yang kami buat adalah untuk
memberi pengetahuan kepada para pembaca khususnya mahasiswa agar
lebih dapat memahami tentang arus bolak-balik khususnya tentang
Rangkaian Seri R-L - R-C dan Rangakaian Paralel RL-RC serta Bilangan
Kompleks.
1 | Rangkaian Listrik I
BAB II
PEMBAHASAN
XL
Q= R XL
Gambar 1
Tahukah !
Dalam Rangkaian L unsurnya tidak hanya induktor (tidak murni). Karena ada
nilai R lain. Jika nilai R nya semakin besar. Pasti mutunya jelek.
Dalam kasus rangkaian seri, faktor Q akan bertambah besar seiring dengan
mengecilnya nilai resistansi, R. Dalam kasus rangkaian paralel , faktor Q akan
bertambah besar seiring dengan meningkatnya nilai resistansi, R.
f0
Bandwidth = f2 f1 = Q Hz
Contoh Soal
Jawab :
2 | Rangkaian Listrik I
XL 24
Q= R XL = 12 =2
II.2 Daya
6 P
V1
3 Daya rerata V2
2
-2
-3
Gambar 2
Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa tinggi gelombang daya diperoleh
dari perkalian antara V1 dan V2.
Gambar 3
Dari gambar di atas dapat diperoleh hubungan antara apparent power, true
power dan reactive power, yaitu:
3 | Rangkaian Listrik I
Atau bisa juga dengan rumus:
V2
apparent power = Z (rangkaian RL Paralel)
Contoh Soal
Jawab :
2 2
E 8 64
Apparent power = Z = 13,56 = 13,56 = 4,7 VA
dengan keterangan :
z = impedansi pasor
Z = resultan R dengan X
4 | Rangkaian Listrik I
Mencari besar resultan, Z = R 2+ X 2
X
nilai sudut phase, arctan
R
Maka z = R + Xj
z = Z cos + jZ sin
z = Z (cos + j sin
E rms 1 2
R 2+( X L )
I rms = Z = XC
1
X L
sudut pase, = arctan ( XC )
R
maka, z = Z .
Bentuk bilangan kompleks untuk R , L dan C pada rangkaian paralel sebagai
berikut :
1 1 1
= + + jX C
Pasor, z R jX L
E rms 1 12 1 2
= = + + X C2
I rms Z R XL
5 | Rangkaian Listrik I
1
+ XC
XR
sudut pase, = arctan ( 1 )
R
maka, z = Z .
pasor adalah rotasi sejauh 900 atau 2 radians yang putarannya berlawanan
Contoh Soal
Jawab :
VR 8 VL
IR = = = 0,5 A IX =
R 16 L
XL =
8
24 = 0,33 A
IT = I R
2
+ IX 2L = 0,52+ 0,332 = 0,25+0,1089 = 0,3589 = 0,59 A
V 8
a). Z = IT = 0,59 = 13,56
X L 24
b). Sudut fase, = arctan R = arctan 16 = arctan 1,5 =
56,3 0
6 | Rangkaian Listrik I
Z = Z = 13,56 56,3 0
V 8
IT = Z = 13,56 56,30 = 0,59 56,3 0
A
Rangkaian RL Seri
VS
VS VL VS
R L VR
VL VR
I
I
Gambar 4 Gambar 5
Pada rangkaian RL seri (lihat Gambar 1) dapat diketahui bahwa V S
mendahului I, pada resistor (R) VS mendahului VR, dan pada inductor (L) VS
mendahului VL. Posisi VS terhadap VR dan VL adalah diantara keduanya (lihat
Gambar 2).
Posisi impedansi (Z) terhadap XL dan R adalah seperti gambar dibawah ini,
XL XL Z Z
yaitu terletak diantara XL dan R. antara 00 sampai 900.
XL
900 R R
Gambar 6
Untuk mencari , VS, Z, dan I dapat menggunakan rumus-rumus dibawah
ini:
Z= I=
VS =
7 | Rangkaian Listrik I
Rangkaian RC Seri
VS
VR
VS
R C VR
VC
VC
I VS
I
Gambar 7 Gambar 8
Pada rangkaian RC Seri (lihat Gambar 4) dapat diketahui bahwa arus
mendahului VS, pada resistor (R) VR mendahului VS, dan pada kapasitor (C) VC
tertinggal oleh VS. Posisi VS terhadap VR dan VC adalah sama seperti pada rangkaian
RL seri yaitu diantara keduanya (lihat Gambar 5).
Posisi impedansi (Z) terhadap XC dan R adalah seperti gambar dibawah ini,
-900 R R
XC
XC XC Z Z
Gambar 9
ini:
Z= I=
VS =
RLC Seri
R
V XL
XC
8 | Rangkaian Listrik I
Gambar 10
Seperti pada rangkaian seri pada umumnya, pada rangkaian RLC seri nilai
arus pada setiap komponen sama tetapi nilai tegangannya berbeda. Nilai tegangan
akan besar jika nilai komponennya besar, begitu pun sebaliknya.
XL
X Z
R
XC
Gambar 11
Dari grafik di atas (Gambar 11) dapat diketahui bahwa X (reaktansi) adalah
XL dikurang XC dan nilai Z adalah akar dari jumlah R2 dan X2. Lebih jelasnya adalah
sebagai berikut:
X = XL - XC
Z = R + X =
2 2
R +( X
2
L X C )2
X
=arc tg
R
Z=Z
9 | Rangkaian Listrik I
V
I= Z
Contoh Soal
R=6 V = 10 V
R
V XL XL = 10
XC
XC = 2
X = XL - XC = 10 2 = 8 j
Z = R + X = 6 +8 = 10
2 2 2 2
X 8
=arc tg = arc tg = 53,130
R 6
Z = Z = 10 53,130
V 10 00
I= Z = 10 53,130 = 1-53,130 A
RL Paralel
V R XL
IR IXL
Gambar 13
Pada komponen yang dirangkai secara parallel nilai tegangannya sama tetapi
nilai arusnya berbeda. Dapat kita lihat pada gambar rangkaian diatas, resistor dan
inductor dirangkai secara parallel, oleh karena itu nilai tegangan pada resistor dan
inductor sama tetapi nilai arusnya berbeda. Rumus mencari nilai arus pada resistor
dan inductor parallel adalah: V
IXL = X L
IR =
V
10 | R a n g k a i a n L i s t rRi k I
IR V
IXL IT
Gambar 14
Dari grafik di atas diketahui bahwa V sama untuk semua komponen dan
posisi IT terletak diantara IXL dan IR. Mencari nilai IT pada rangkaian RL parallel tidak
sama dengan rangkaian parallel pada umumnya yang berlaku Hk. Kirchoff.
Berdasarkan grafik di atas, maka rumus mencari nilai IT adalah:
IT = I 2
R + I 2XL
V
Z1 Z2
Gambar 6
Mencari nilai Z total dari Z1 dan Z2 yang dirangkai parallel sama seperti pada
rangkaian parallel pada umumnya, yaitu:
1 1 1 Z1. Z2
= +
ZT Z1 Z2 atau ZT = Z 1+ Z 2
Z1 = R + j0 Z2 = 0 + jXL
Contoh Soal :
11 | R a n g k a i a n L i s t r i k I
Z 1 . Z2
ZT =
Z 1 +Z 2
V 1030
I R= =
R 5 0
2 30
V 10 30
I L= =
X L 2 90
560
I T = I 2R + I 2L
(2 30 ) + ( 5 60 )
2 2
4 60+25 120
I R=230 2 30
2 2 ( 30+30 )
4 60
I R=4 ( cos 60+ j sin 60 )
= 4 cos 60 + 4j sin 60
Cara 2 :
5. j 2
Z=
5+ j2
10 j
5+ j2
10 j ( 5 j 2 )
(5+ j 2) ( 5 j 2 )
20 j 2+50 j
29
20 50
Z= + j
29 29
= 0,69 + j1,72
= 3,6484 86,7o
12 | R a n g k a i a n L i s t r i k I
V
IT = Z
10 30
= 3,6484 86,7o
= 2,74 -56,7o
RC Paralel
V R XC
IR IXC
Gambar 15
V V
IR = R IXC = XC
IXC IT
IR V
Gambar 16
Grafik di atas menggambarkan hubungan antara V, I XC, IT, dan IR. Dimana V
sama untuk semua komponen dan IXC terletak di antara IT dan IR. Mencari nilai IT
pada rangkaian RC parallel tidak sama dengan rangkaian parallel pada umumnya
yang berlaku Hk. Kirchoff. Berdasarkan grafik di atas, maka rumus mencari nilai I T
adalah:
13 | R a n g k a i a n L i s t r i k I
IT = I 2
R + I 2XC
V
Z1 Z2
Gambar 17
1 1 1 Z1. Z2
= +
ZT Z1 Z2 atau ZT = Z 1+ Z 2
Z1 = R + j0 Z2 = 0 + jXC
Contoh Soal
V = 10 V
V R XC R=
IR IXC XC =
V 10
IR = R = 3 = 3,33 A
V 10
IXL = XL = 4 90 = 2,5-900 A
14 | R a n g k a i a n L i s t r i k I
I XL
= arc tg - = - 37,140
IR
IT = I 2
R + I 2XL = 3,332+ 2,52= 10,89+6,25 = 17,14 = 4,14 -
37,140 A
V 10
Z= IT = 4,14 37,140 = 2,415
Z = Z = 2,415 -37,140
RLC Paralel
Gambar 18
Seperti pada rangkaian Paralel pada umumnya, pada rangkaian RLC Paralel
nilai arus pada setiap komponen sama tetapi nilai tegangannya berbeda. Nilai
tegangan akan besar jika nilai komponennya besar, begitu pun sebaliknya.
X = XL - XC
R x Xl x Xc
Z= (X L x X C )2 x ( X LX C )2
Sudut fase (antara tegangan sumber dan arus) akan diberikan oleh :
15 | R a n g k a i a n L i s t r i k I
R (XC XL)
=tan1
XL x XC
Z=Z
V
I= Z
BAB III
dan z1 z2 .
Jawab :
5
z 1 = 3 + j5 = 32+ 52 arctan = 5,83 59
0
3
7
z2 = 4 j7 = 4 2+7 2 arctan = 8,06 60,3
0
4
z1 + z 2 = ( 3 + j5 ) + ( 4 j7 ) = 7 j2
16 | R a n g k a i a n L i s t r i k I
2
= 72 +22 arctan
7
0
= 7,28 16
z 1 z 2 = ( 3 + j5 ) (4 j7 ) = 1 + j12
12
= 12+122 arctan
1
= 12,04 85,23 0
2 1 2 X L
z = Z = R +( X L ) arctan ( XC )
XC
R
1
1 2 7
=
2
4 +(7 ) arctan ( 3 )
3 4
6,67
= 60,5 arctan ( )
4
= 7,78 590
5. Carilah arus total pada rangkaian, jika Z1 = R, dan Z2 = XL.
Jawab:
Diketahui :
R = 5
X L = 7
V = 12 30o V
Ditanya : IT = ?
Penyelesaian:
17 | R a n g k a i a n L i s t r i k I
R. XL
ZT = R+ X L
5 0 .7 90
= 5 0+7 90
35 90
= 5+ j 7
35 90 o
= 8,6 78,69 o
= 4,07 11,31o
V 12 30
IT = ZT = 4,07 11,31
= 2,95 18,69o A
6. Carilah arus yang mengalir pada kapasitor, jika diketahui frekuensi 50 Hz.
Jawab:
Diketahui :
R = 8k
C = 2,2 F
V = 9 30o V
f = 50 Hz
ditanya : IC = ?
Penyelesaian :
1 1
XC = C = 2f C
18 | R a n g k a i a n L i s t r i k I
1
= 2 .3,14 .50 .2,2. 10
6
6
10
= 690,8
= 1447,6
= 1,4476 k
V 930
IC = XC = 1447,6 90
Jawab :
Diketahui :
R = 6
Xc = 6
V = 6 45o
Ditanya : IT = ?
Penyelesaian :
R . XC
ZT = R+ X C
6 0 . 6 90
= 6 0+ 6 90
36 90
= 6 j 6
36 90
= 8,48 80,54
= 4,24 -170,54o
19 | R a n g k a i a n L i s t r i k I
V
IT = ZT
6 45
= 4,24 170,54
= 1,41 215,54o
Jawab:
Z1 = 10 j7 + 5 + j2 = 15 j5
Z2 = 14 j3 + j2 = 14 j
Z3 = 7 + j7
Z 2 .Z 3
ZP = Z 2+Z 3
14 j .7+ j7
ZP = 14 j+ 7+ j 7
20 | R a n g k a i a n L i s t r i k I
14,04 4,09.9,9 45
= 21+ j 6
o
138,99 40,91
= 21+ j6
138,99 40,91 o
= 21,84 15,95 o
= 6,36 24,96o
ZT = Z1 + ZP = 15 j5 + 6,36 24,96o
= 15 j5 + 5,77 + j2,68
= 20,77 j2,32
ZT = 13 22.62o 12 + j5
ZT = 2 + j10 + Z = 12 + j5
Z = 12 + j5 (2 + j10 )
21 | R a n g k a i a n L i s t r i k I
Z = 10 j5
Z = 11.18 -26.57o
10. Carilah bentuk polar dari penguran dua vektor di bawah ini yaitu:
A= 5+j8
B= 3+j6
Jawaban
C = A-B = (5+j8) (3+j6)= 2+j2
C = |A+B|= 2+2=2 2
2
Arctg 45 0
2
Jawab
Z = R- JXC
Z = 8-4J
Z= 8+(4 ) 2
= 8,94
4
Arctg 26,5 0
8
12.
22 | R a n g k a i a n L i s t r i k I
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari pembuatan makalah ini dengan judul Rangkaian R-
L-C Seri, Rangkaian R-L-C Paralel Dan Bilangan Kompleks adalah
Rangkaian paralel RLC rangkaian tersebut termasuk Resistif. Selain
itu dalam pembahasan ini ada pula tentang rangkaian RLC gabungan, dimana
rangkaian gabungan adalah gabungan dari 2 rangkaian listrik, yaitu rangkaian
listrik seri dan rangkaian listrik parallel.
Dalam menghitung rangkaian RLC baik RL paralel maupun RC
paralel kita dapat mengelompokkannya dalam 2 komponen baik itu RL saja,
RC saja, maupun dalam satu paket RLC jika kita menghitung banyak
komponen RLC dalam satu rangkaiannya, dan ini memudahkan kita dalam
menghitungnya dengan mengganti kelompok kecil tersebut dalam symbol Z.
Begitupun dengan menghitung RL dengan RC rangakain Seri, yang
membedakan hanyalah Rumus nya. Dan setiap penghitungan pun
membutuhkan bilangan kompleks dalam menghitung impedansi dalam
sebuah rangkaian.
4.2 Saran
Dari pembahasan resume Kami Yang Berjudul Rangkaian R-L-C
Seri, Rangkaian R-L-C Paralel Dan Bilangan Kompleks maka dapat
disarankan sebagai berikut:
1. Dalam mencari nilai rangkaian ini diharapkan lebih teliti dan sabar,
tidak tergesa-gesa.
2. Dalam menentukan pengelompokkan lihat dulu macam macam
komponen yang ada.
3. Dalam menghitung kita harus membuat penyederhanaan (kelompok
kecil komponen).
4. Dan jangan lupa menghitung sudut yang timbul dari rangkaian
tersebut.
23 | R a n g k a i a n L i s t r i k I
DAFTAR PUSTAKA
William H. Hayt, dkk. 2005. Analisis Rangkaian Listrik. Jakarta : Penerbit Erlangga
Tooley, Mike. 2002. Rangkaian Elektronik (Prinsip dan Aplikasi) Edisi Kedua.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
24 | R a n g k a i a n L i s t r i k I