Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

TRANSFORMATOR
“RANGKAIAN RLC SERI”
Dosen Pengajar
Zuraidah, S.T.,M.T

Disusun Oleh :

Muhammad Rifki Januardi


C010321017

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PRODI TEKNIK LISTRIK
2022
I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melaksanakan percobaan ini, diharapkan dapat :
1. Menentukan nilai (Z) pada rangkaian RL,RC dan RLC dalam hubungan seri.
2. Menggambarkan secara Vektor hubungan RLC secara seri.
3. Menghitung besarnya sudut phasa reaktansi induktif dan kapasitif menggunakan
trigonometri, operasi J (kompleks) dan bentuk polar.
4. Menganalisa rangkaian RLC ditinjau dari arus, tegangan maupun sudut phasanya.

II. DASAR TEORI


Setiap komponen pada rangkaian RLC seri mempunyai pengaruh yang berbeda.
Misalnya, komponen R untuk arus dan tegangannya digambarkan sefase.
Komponen lain, seperti L(inductor) untuk tegangan mendahului arusnya 90˚ dan
untuk C (kapasitansi) tegangannya tertinggal 90˚ dari arusnya, sehingga VC dan
VL dapat dikatakan saling berlawanan. Hal ini dapat dilihat pada gambar, berikut
ini.
XL
Z

L
θ
R

1.a Rangkaian RL seri b. Fasor diagrram rangkaian RL seri

(Z) = √𝑅2 + 𝑋𝐿2 ohm

𝑅 𝑋𝐿
Z = = ohm
𝑐𝑜𝑠𝜃 𝑠𝑖𝑛𝜃
𝑋𝐿
𝜃° = 𝑎𝑟𝑐 tan (sudut fasa)
𝑅
𝑉
I = (Amp). XL = 2𝜋f L (Ω)
𝑍
𝑅 𝑋𝐶
Z = = ohm
𝑐𝑜𝑠𝜃 𝑠𝑖𝑛𝜃
𝑋𝐶
𝜃° = 𝑎𝑟𝑐 tan (sudut fasa)
𝑅
𝑉 1
I = (Amp). XC= (Ω)
𝑍 2𝜋𝑓𝐶
θ R
R

C
XC
Z

2.a Rangkaian RC seri b. Diagram Fasor Rangkaian RC Seri

R
XL

R
V

C
XC

3. a Rangkaian RLC seri b. Diagram Fasor Rangkaian RLC Seri

Pada saat XL = XC, terjadi resonansi seri dimana nilai impedansi Z=R. Secara trigonometri,
pada saat XL > XC lihat gambar 4.

Dan impedansi (Z) :

𝑅 𝑋𝐶−𝑋𝐿
Z= = ohm
𝑐𝑜𝑠𝜃 𝑠𝑖𝑛𝜃

Pada saat XC > XL gambar (4)

𝑋𝐶−𝑋𝐿
𝜃° = 𝑎𝑟𝑐 tan
𝑅
Impedansi (Z) :

𝑅 𝑋𝐶−𝑋𝐿
Z= = ohm
𝑐𝑜𝑠𝜃 𝑠𝑖𝑛𝜃

Menentukan impedansi (Z) menggunakan operasi J (bilangan kompleks)


Z = R + j XL – j XC
Z = R + j (XL- XC), bila XL > XC maka 𝜃 positif
Z = R + j (XL- XC), bila XL< XC maka 𝜃 negatif
Selain itu, dapat juga diselenggarakan dengan bentuk polar
Z = [Z] < 𝜃, Z = √𝑅2 + (𝑋𝐿 − 𝑋𝐶)2 ohm

𝑅 𝑋𝐶−𝑋𝐿 𝑋𝐶−𝑋𝐿
Z= = , 𝜃° = 𝑎𝑟𝑐 tan
𝑐𝑜𝑠𝜃 𝑠𝑖𝑛𝜃 𝑅
jika XL > XC maka 𝜃 negatif
jika XL< XC maka 𝜃 positif

XL-XC
Z

θ
R
Gambar 4

III. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


1. Catu daya terisolasi 1 buah
2. Osiloskop 1 buah
3. AVO meter 3 buah
4. Tahanan 1K2 1 buah
5. Kapasitor 1 uF 1 buah
6. Balast TL 40 W Philip 1 buah
7. Saklar 1 buah
8. Kabel secukupnya

IV. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)


1. Sebelum memulai praktikum memahami tata tertib dan keselamatan di
laboratorium.
2. Mengetahui tempat dan cara penggunaan peralatan laboratorium.
3. Memperhatikan dan waspada terhadap tempat-tempat sumber listrik (stop
kontak dan circuit breaker).
4. Untuk pengukuran arus dan tegangan AC, letakkan multimeter pada saklar Iac
/ Vac, kemudian untuk saklar batas ukur pasangkan pada batas ukur paling
besar. Bila belum terbaca perlahan turunkan sampai dapat terbaca jelas dengan
mematikan sumber terlebih dahulu.
5. Perhatikan skala range yang sesuai dengan batas ukur dan baca hasil
pengukuran dengan teliti dan benar, catat hasilnya.
V. GAMBAR PERCOBAAN
S
S A
A

R
R

V
V
V ~ V
~
C
L

Gambar 5a. RL seri Gambar 5b. RC seri

S R
A

V
~
C

Gambar 5c. RLC seri


VI. LANGKAH KERJA
1. Rakitlah rangkaian percobaan rangkaian RL.
2. Atur tegangan sumber sesuai dengan tabel 1.
3. Lakukan percobaan masing-masing nilai tahanan, catat hasil pembacaan Arus,
Tegangan pada tabel 1.
4. Hitung besarnya sudut fasa (θ) dan impedansi serta catat pada tabel 1.

5. Ulangi langkah 2 sampai 4 untuk percobaan rangkaian RC catat pada tabel 2.


6. Rakitlah rangkaian percobaan rangkaian RLC, catat semua pembacaan alat
ukur dan catat pada tabel 3.

7. Hitung besarnya sudut fasa dan impedansi, masukkan dalam tabel 3.


8. Matikan sumber, dan kembalikan alat-alat.

9. Buat laporan sesuai dengan ketentuan.

VII. DATA PERCOBAAN


Tabel 1

1. XL = 2𝜋𝑓𝐿 = 2. 𝜋. 50 𝐻𝑧 . 1,381 𝐻 = 𝟒𝟑𝟑, 𝟖 𝛀


Z = √𝑅2 + 𝑋𝐿2 = √(1000)2 + (433,8)2 = √1.188.182,44 = 𝟏𝟎𝟗𝟎 Ω
𝑅 1000
Z= = = 𝟏𝟒𝟓𝟏, 𝟒 𝛀
𝑐𝑜𝑠𝜃 𝑐𝑜𝑠46,45
𝑋𝐿 433,8
Z= = = 598,5 Ω
𝑠𝑖𝑛𝜃 𝑠𝑖𝑛46,45

𝑅 1000
2. Z = = = 𝟏𝟓𝟕𝟔, 𝟏 Ω
𝑐𝑜𝑠𝜃 𝑐𝑜𝑠50,62
𝑋𝐿 433,8
Z= = = 561,2 Ω
𝑠𝑖𝑛𝜃 𝑠𝑖𝑛50,62
Tabel 2

1 1
1. XC = = = 𝟕, 𝟔𝟔 𝛀
2𝜋𝑓𝐶 2.𝜋.50.415,5.10−6
Z = √𝑅2 + 𝑋𝐶 2 = √(1000)2 + (7,66)2 = √1.000.058,68 = 𝟏𝟎𝟎𝟎 Ω
𝑅 1000
Z= = = 𝟏𝟒𝟓𝟏, 𝟒 𝛀
𝑐𝑜𝑠𝜃 𝑐𝑜𝑠46,45
𝑋𝐶 7,66
Z= = = 10,5 Ω
𝑠𝑖𝑛𝜃 𝑠𝑖𝑛46,45
𝑅 1000
2. Z = = = 𝟏𝟓𝟕𝟔, 𝟏 Ω
𝑐𝑜𝑠𝜃 𝑐𝑜𝑠50,62
𝑋𝐶 7,66
Z= = = 9,9 Ω
𝑠𝑖𝑛𝜃 𝑠𝑖𝑛50,62

Tabel 3

𝑋𝐶−𝑋𝐿 7,66−433,8
θ˚ =arc tan = = −𝟐𝟑 °
𝑅 1000
𝑉 6𝑉
1. Z = = = 𝟐𝟗𝟐𝟔, 𝟖 𝛀
𝐼 0,00205 𝐴
Z = √𝑅2 + (𝑋𝐿 − 𝑋𝐶)2 = √10002 + (433,8 − 7,66)2 = 𝟏𝟎𝟖𝟕 𝛀

𝑉 12 𝑉
2. Z = = = 𝟐𝟖𝟕𝟎, 𝟖 𝛀
𝐼 0,00418 𝐴

VIII. ANALISA
 Menganalisa hasil nilai Impedansi (Z) pada rangkaian RL, RC dan RLC dalam
hubungan seri.
 Menganalisa gambar vektor hubungan RLC secara seri
 Menganalisa nilai besarnya sudut fasa reaktansi induktif dan kapasitif
menggunakan trigonometri, operasi J (kompleks) dan bentuk polar
 Menganalisa rangkaian RLC ditinjau dari arus, tegangan maupun sudut
fasanya.

IX. KESIMPULAN
1. Dapat menganalisa sudut fasa dan masing masing reaktansi (induktif dan
kapasitif) sesuai tegangan sumber dan arus yang sudah diberikan sehingga
dapat persamaan rumus impedansi Z =√𝑅2 + (𝑋𝐿 − 𝑋𝐶)2 .
2. L(induktor) untuk tegangan mendahului arusnya 90˚ dan untuk C
(kapasitansi) tegangannya tertinggal 90˚ dari arusnya, sehingga VC dan VL
dapat dikatakan saling berlawanan.

Anda mungkin juga menyukai