1
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR I (E4)
2
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR I (E4)
ekivalen Norton menjadi sangat berat dan banyak; juga resistor, dicatat nilai-nilai hambatan dan sumber tegangan,
dengan adanya sumber-sumber tak bebas, maka metode kemudian dipilih RL sebagai resistor variabel untuk
transformasi sumber biasanya tak terpakai. Teorema menentukan nilai arus, dibuatlah rangkaian pada Gambar
Thevenin dan Norton memungkinkan kita mencari 2.1, dilarang menyalakan sumber terlebih dahulu,
rangkaian ekivalen lebih cepat dan lebih mudah, dilepaskan resistor RL dari jaringan, selanjutnya
walaupun dalam rangkaian yang lebih sukar.[2] dihidupkan sumber tegangan, diukur dan dicatat tegangan
Kedua teorema ini dikembangkan secara terpisah akan antara titik A dan D pada rangkaian. Ini adalah tegangan
tetapi kita akan membahasnya secara bersamaan. Secara Thevenin, dimatikan listrik. Kemudian diganti power
umum, rangkaian listrik terdiri dari dua bagian rangkaian supply V1 dengan sirkuit pendek, diukur dan dicatat
yang menjalankan fungsi berbeda, yang dihubungkan oleh resistansi antara terminal A dan B. Ini adalah perlawanan
terminal interkoneksi.[3] Thevenin. Tempatkan kembali RL resistor variabel dalam
Dalam persamaan daya (1) terlihat bahwa kondisi untuk rangkaian dengan ammeter pada terminal A dan B,
menghasilkan tegangan maksimum (RL = ∞) maupun dilepaskan koneksi sirkuit pendek dan menempatkan
arus maksimum (RL = 0) menyebabkan daya menjadi nol. kembali sumber tegangan di rangkaian, dihidupkan
Ini berarti bahwa besarnya RL yang dapat menghasilkan sumber tegangan, dibaca dan dicatat nilai arus yang
alih daya maksimum harus terletak di antara kedua nilai mengalir di RL resistor.
ektrem tersebut. Untuk mencarinya kita turunkan p B. Teorema Norton
terhadap RL dan membuatnya bernilai 0. Daya maksimum Langkah Kerja dengan teorema Norton adalah sebagai
yang dialihkan ke beban diperoleh dengan memasukkan berikut dibuatlah rangkaian seperti yang ditunjukkan pada
kondisi RL = RT ke persamaan untuk daya p. [3] Gambar 2.1. Dilarang menyalakan sumber terlebih
dahulu, dilepaskan resistor RL dari jaringan. RL
…(2)
ditentukan sebagai resistor dimana diusulkan untuk
Theorema Thévenin menyatakanan bahwa jika menentukan nilai arus. Dihidupkan sumber tegangan,
rangkaian seksi sumber pada hubungan duaterminal dibaca dan dicatat yang ditunjukkan oleh ammeter antara
adalah linier, maka sinyal pada terminal interkoneksi terminal A dan D. Ini adalah saat Norton, . Dimatikan
tidak akan berubah jika rangkaian seksi sumber itu diganti catu daya, diganti sumber dengan arus pendek, diukur dan
dengan rangkaian ekivalen Thévenin. Theorema Norton dicatat resistansi antara terminal A dan B. Ini adalah
menyatakan bahwa jika rangkaian seksi sumber pada resistensi Norton. Tempat kembali dihubungkan antara
hubungan duaterminal adalah linier, maka sinyal pada terminal A dan B diletakkan kembali sumber listrik di
terminal interkoneksi tidak akan berubah jika rangkaian sirkuit dan menghapus hubungan arus pendek. Dibaca dan
seksi sumber itu diganti dengan rangkaian ekivalen dicatat nilai arus yang mengalir di RL resistor. Digambar
Norton.[1] setara sirkuit Norton termasuk resistor RL.
menentukan arus yang mengalir dalam resistor variabel Perbandingan antara hasil eksperimen dan perhitungan
membandingkan hasil antara eksperimen dan perhitungan. menunjukan bahwa teorema Thevenin dan Norton
Percobaan dilakukan dengan satu rangkaian yang dapat diterapkan.
digunakan untuk menerapkan teorema Thevenin dan
Norton. Data yang diperoleh dari percobaan ini berasal
dari tiga metode yang digunakan yaitu hasil eksperimen, DAFTAR PUSTAKA
[1]
simulasi alat dengan proteus dan hasil perhitungan (tabel Sudirham Sudaryatno, 2002, “Analisis Rangkaian Listrik”, Bandung:
terlampir). Dari ketiga metode tersebut diperoleh Penerbit ITB
[2]
resistansi Thevenin( ), tegangan Thevenin( ), Tippler A. Paul , 1998, “Fisika Untuk Sains Dan Teknik “ , Jakarta:
Penerbit Erlangga.
resistansi Norton( ), dan arus Thevenin dan Norton. [3]
Ramdhani Mohamad, 2005, “Rangkaian Listrik”, Bandung: Sekolah
Terkait hasil eksperimen diperoleh data sebagai Tinggi Teknologi Telkom.
berikut , ,
, , dan .
Hasil simulasi alat menggunakan proteus sebagai berikut
, , ,
, dan . Dan hasil
dari perhitungan manual adalah sebagai berikut
, , ,
, dan
.
Dari data yang diperoleh melalui beberapa metode
diatas ditemui ketidak sesuaian antara hasil data metode
satu dengan yang lainnya contohnya terjadi perbedaan
antara hasil eksperimen dengan hasil proteus. Tetapi ada
kesamaan hasil dari proteus dengan hasil hitung manual.
Adanya ketidak sesuaian antara hasil praktikum dengan
hasil proteus dan hitung manual tersebut dikarenakan
adanya kesalahan praktikan pada saat pengukuran arus,
tegangan maupun hambatan menggunakan multimeter.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode
Thevenin dan Norton dapat diterapkan dalam
menyelesaikan permasalahan pada rangkaian listrik,
dikarenakan dari percobaan yang dilakukan dengan
simulasi alat menggunakan proteus hasilnya sesuai
dengan hasil perhitungan manual.
Kesamaan teorema Thevenin dan Norton adalah
meredam rangkaian yang kompleks menjadi sederhana,
yaitu dengan mematikan semua sumber dan menghitung
resistensi dari titik beban yang terbuka. Kesamaan lainnya
adalah sama-sama terdiri dari sebuah sumber tunggal
yang dirangai dengan resistensi tunggal. Hal ini berarti
baik itu teorema Thevenin maupun teorema Norton
memiliki rangkaian ekivalensi yang harusnya bisa
memproduksi tegangan yamg nilainya sama pada terminal
terbuka(tanpa terhubung dengan beban).
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan mengenai Teorema Thevenin
dan Norton yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan
sebagai berikut:
Mampu menerapkan teorema Thevenin dan Norton
dalam menyelesaikan permasalahan pada rangkaian
listrik untuk menentukan arus yang mengalir dalam
resistor variable, dikarenakan dari percobaan yang
dilakukan dengan simulasi alat menggunakan proteus
hasilnya sesuai dengan hasil perhitungan manual.