Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIK

PENGUKURAN LISTRIK DAN INSTRUMENTASI


SEMESTER 2 TAHUN AKADEMIK 2022/2023

OLEH :
NAMA : NAJIMUDIN
NPM : 21310730057

LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM KADIRI
KEDIRI
2022

PENDAHULUAN
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa (YME). Di mana
Tuhan YME telah memberikan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga saya dapat
melaksanakan sebuah praktikum dan menyelesaikannya dengan baik. Hingga
akhirnya terusunlah sebuah laporan resmi praktikum Penguuran Listrik dan
Instrumental ini. Laporan ini telah saya susun dengan sistematis dan sebaik
mungkin. Hal ini bertujuan untuk memenuhi tugas Praktikum Pengukuran Listrik
dan Instrumental. Dengan selesainya laporan resmi praktikum ini, maka saya tidak
lupa mengucapkan banyak terima kasih. Saya juga menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan praktikum
Praktikum Pengukuran Listrik dan Instrumental ini, Khususnya kepada :
 Kepada Bapak Royb Fatkhur Rizal, S.T., M.Eng., selaku dosen Praktikum
Pengukuran Listrik dan Instrumental.
 Kepada para asisten laboratorium yang senantiasa sabar menghadapi saya
selama praktikum
 Orang tua saya yang telah mendoakan kelancaran kuliah kami.
 Seluruh teman-teman yang berkenan saling membantu menyelesikan
laporan praktikum ini.
Demikian ini laporan Praktikum Pengukuran Listrik dan Instrumental yang telah
saya buat. saya mohon kritik dan sarannya apabila terdapat kekurangan dalam
penyusunan laporan ini. Semoga laporan Praktikum Pengukuran Listrik dan
Instrumental ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Juga bermanfaat bagi saya
selaku penulis.
 
Kediri, 1 Juni 2022
Penyusun,
Najimudin 

ii
Daftar isi
Halaman sampul.....................................................................................................i
Kata pengantar.......................................................................................................ii
Daftar isi................................................................................................................iii
Daftar gambar.......................................................................................................iv
Daftar tabel.............................................................................................................v
Bab I........................................................................................................................1
Bab ll........................................................................................................................7
Daftar pustaka......................................................................................................15
Lampiran..............................................................................................................16

iii
Daftar gambar
Gambar 1.1.............................................................................................................1
Gambar 1.2.............................................................................................................1
Gambar 1.3.............................................................................................................2
Gambar 1.4.............................................................................................................3
Gambar 1.5.............................................................................................................3
Gambar 1.6.............................................................................................................3
Gambar 1.7.............................................................................................................4
Gambar 1.8.............................................................................................................4
Gambar 1.9.............................................................................................................5
Gambar 2.1.............................................................................................................8
Gambar 2.2.............................................................................................................9
Gambar 2.3...........................................................................................................10
Gambar 2.4...........................................................................................................11
Gambar 2.5...........................................................................................................12
Gambar 2.6...........................................................................................................13

iv
BAB I
TEOREMA THEVENIN DAN NORTON
1.TUJUAN
Mempelajari penggunaan teorema Thevenin dan teorema Norton pada arus searah.
2. PENDAHULUAN
2.1 Teorema Thevenin
Suatu rangkaian aktif (dengan sumber tegangan dan atau sumber arus dependen
maupun independen) yang bersifat linier dengan 2 kutub (terminal) a dan b,
dapat diganti dengan : satu sumber tegangan seri dengan sebuah resistor dengan
resistansi.

VT = Tegangan pada a-b dalam keadaan tanpa beban (open circuit Voc).
RT = Resistansi pada a-b “dilihat” kearah rangkaian dengan semua sumber
independen diganti dengan resistansi dalamnya.
Dengan teorema ini kita dapat menghitung arus beban dengan cepat bila beban
di ubah- ubah

2.2 Teorema Norton

Suatu rangkaian aktif (dengan sumber tegangan dan atau sumber arus dependen
maupun independen) yang bersifat linier dengan 2 kutub (terminal) a dan b

v
dapat diganti dengan : satu sumber arus parallel dengan satu resistor dengan
resistansi
IN = Arus melalui a-b dalam keadaan hubung singkat (short circuit = 𝐼𝑆𝐶 ).
RN = Resistansi pada a-b “dilihat” kearah rangkaian dengan semua
sumber independen diganti dengan resistansi dalamnya.
Dapat dibuktikan bahwa :
dan
𝑹𝑵 = 𝑹𝑻 = 𝑽𝑪𝑪 𝑰𝑵 = 𝑰𝑺𝑪 = 𝑽𝑻

𝑰𝑺𝑪 𝑹𝑻

3. Alat dan bahan


a. Kit praktikum Thevenin dan Norton
b. AVO Meter analog
c. AVO meter digital
d. Kabel penghubung secukupnya.

4. CARA MELAKUKAN PERCOBAAN


4.1 Teorema Thevenin (Rangkaian 1)
Dalam percobaan ini teorema thevenin dipergunakan untuk mencari arus pada
beban R (R1, R2, R3 dan R4) pada cabang C-D secara tidak langsung, dengan
mengukur VT, RT, dan R. Kemudian hasilnya dibandingkan dengan pengukuran
arus melalui beban secara langsung dengan membaca mA-meter

vi
a. Gunakan Kit Teorema Thevenin dan Norton. Pasanglah sumber
tegangan searah 20 Volt pada A-B, pada titik C-D pasanglah mA
digital (pada range 20 mA) seri dengan beban R1,seperti gambar
dibawah ini. Bacalah dan catat arus melalui R1.

b. Bukalah beban dan mA-meter, sehingga C-D terbuka (open


circuit). Ukurlah tegangan open circuit C-D (sama dengan VT)
dengan Voltmeter elektronik yang mempunyai impedansi input
tinggi (seperti gambar dibawah ini). Tegangan sumber A-B
harus tetap = 20 volt.

c. Untuk mengukur RT, yaitu resistansi yang dilihat pada terminal


C-D ke kiri, bukalah atau lepaskan sumber tegangan dari A-B
dan hubung singkatkan A-B (seperti gambar dibawah ini)

Gambar 1.6. Pengukuran resistansi Thevenin/Norton

vii
d. Ukurlah resistansi pada terminal C-D dengan Ohm meter.
e. Ukurlah resistansi R1.
f. Hitunglah arus melalui R1 dari

g. Bandingkanlah hasil Perhtungan (f) tersebut dengan hasil yang


peroleh dari pengukuran langkah (a).
h. Ulangi langkah (a) – (e) untuk harga R = R2, R = R3, dan R = R4.
i. Tuliskan hasil percobaan diatas pada tabel yang tersedia pada
lembar kerja.

4.2. Teorema Thevenin (Rangkaian 2)


a. Buatlah rangkaian sebagai berikut :

viii
b. Aturlah tegangan V sama dengan harga VT yang telah diukur pada
langkah 4.1.b.
c. Sebagai dipergunakan rangkaian N dengan A-B dihubung
singkatkan dan dipasang menurut gambar diatas.
d. Ukurkah arus yang mengalir di R1 dengan mA-meter
e. Ulangi percobaan tersebut untuk R = R2, R = R3, dan R = R4
(hubung singkat).
f. Tuliskan hasil percobaan diatas pada tabel yang tersedia pada
lembar kerja.

4.3 Teorema Norton


Rangkaian pada percobaan A diatas dapat diganti dengan sebuah sumber arus
parallel dengan suatu resistansi yang besarnya sama dengan RT.
a. Mencari IN pasanglah sumber tegangan searah 20 volt pada A-B.
Ukurlah arus hubungan singkat pada C-D (pasanglah mA-meter
langsung pada C-D)
b. RN = RT dapat diperoleh dengan percobaan 4.1.c tetapi dalam hal
ini rangkaian Nakan kita pergunakan sebagai IN.
c. Aturlah sumber arus sehingga menghasilkan arus sebesar IN
seperti telah diperoleh dari percobaan 4.3.a. Buatlah rangkaian
sebagai berikut :

ix
d. Ukurlah arus melalui mA-meter untuk R = R2, R = R3, dan R = R4.
e. Tulislah hasil pengamatan pada tabel dalam lembar kerja
5. TABEL HASIL PERCOBAAN
Tabel Teorema Thevenin dan Norton

x
BAB II
RANGKAIAN RESONANSI

1.TUJUAN
a) Mempelajari sifat rangkaian RLC.
b) Mempelajari resonansi seri, resonansi paralel, resonansi seri paralel.
c) Dapat membedakan sifat resonansi seri dan paralel
d) Dapat menghitung dan atau memperkirakan frekuensi resonansi rangkaian
RLC

2. PENDAHULUAN
2.1 Rangkaian RLC
Dalam rangkaian seri RLC impedansi total rangkaian dapat dituliskan sebagai
berikut:

𝑍𝑡𝑜𝑡 = 𝑅 + 𝑗(𝑋𝐿 − 𝑋𝐶)

Dari hubungan ini akan terlihat bahwa reaktansi induktif dan kapasitif selalu akan
saling mengurangi. Bila kedua komponen ini sama besar, maka akan saling
meniadakan, dan dikatakan bahwa rangkaian dalam keadaan resonansi.
Resonansinya adalah resonansi seri. Demikian pula halnya pada rangkaian paralel

𝑌𝑡𝑜𝑡 = 𝐺 + 𝑗(𝐵𝐶 − 𝐵𝑋𝐿)

RLC admitansi total rangkaian dapat dituliskan sebagai:


dimana G adalah konduktansi dan B adalah suseptansi. Dari hubungan ini juga
akan terlihat bahwa suseptansi kapasitif dan induktif akan selalu saling
xi
mengurangi. Pada keadaan resonansi, kedua suseptansi tersebut akan saling
meniadakan. Resonansinya adalah resonansi paralel. Dari kedua pembahasan di
atas, jelas bahwa jenis resonansi tergantung dari macam hubungan L dan C
(seri/paralel).

2.2 Resonansi Seri


Dari hubungan Ztot = R + j(XL − XC) terlihat bahwa pada waktu resonansi
dimana XL = XC maka Ztot = R merupakan Zminimum, sehingga akan diperoleh arus
yang maksimum. Dalam keadaan ini rangkaian hanya bersifat resistif sehingga
fasa arus sama dengan fasa tegangan yang terpasang.

Disini ωO atau fO adalah frekuensi yang membuat rangkaian bersifat resistif dan
terjadi arus maksimum atau tegangan maksimum pada R. Bila dilihat dari
impedansi rangkaian Ztot, maka pada f < fO rangkaian akan bersifat kapasitif dan
pada f > fO rangkaian akan bersifat induktif.
Pada waktu resonansi seri, sangat mungkin terjadi bahwa tegangan pada L atau
pada C lebih besar dari tegangan sumbernya. Pembesaran tegangan pada L
xii
atau pada C pada saat resonansi ini didefinisikan sebagai faktor kualitas Q.
Faktor kualitasnya Q = QS di definisikan sebagai

2.3 Resonansi Paralel


Dari hubungan Ytot = G + j(BC − BL), terlihat bahwa pada waktu resonansi
dimana BC = BL maka Ytot = G merupakan Ymin, sehingga akan diperoleh arus
total yang akan minimum. Dalam keadaan ini rangkaian hanya bersifat resistif.

I IC
IR IL

G BL BC
V

Gambar 4.2. Rangkaian resonansi paralel


1
Saat BC = BL terjadi, maka mengingat BC = ωC dan 𝐵𝐿 = dapat
ωL
diperoleh ;

xiii
Sama halnya dengan resonansi seri, dalam rangkaian ini pada
saat resonansi, akan terjadi pembesaran arus pada L atau pada C.
Faktor kualitasnya Q = QP di definisikan sebagai

xiv
2.4 Resonansi Seri – Paralel
Jika dalam rangkaian terdapat 3 (tiga) buah komponen L dan C terhubung seri
dan paralel, maka resonansi yang terjadi adalah resonansi seri paralel. Dalam hal
ini ada 2 (dua) buah frekuensi yang dapat dicari dengan menghitung impedansi
minimum dan admitansi minimum.
2.5 ALAT – ALAT YANG DIPERLUKAN
a. Kit praktikum Rangkaian Resonansi
b. Generator Sinyal (GS)
c. Osiloskop
d. Multimeter

2.6 CARA MELAKUKAN PERCOBAAN


6.1 Resonansi Seri
a. Buatlah rangkaian dengan harga-harga besaran seperti pada gambar dibawah
ini.

b. Dengan harga-harga komponen tersebut, hitunglah frekuensi


resonansinya
(turunkan perhitungannya).
c. Pasangkan bagian output generator sinyal pada terminal 1 - 4.
d. Hubungkan juga terminal 1 – 4 tersebut pada input kanal A osiloskop.
e. Tegangan generator sinyal diatur kira-kira 1 sampai 4 volt peak to peak (VP-
P ).
f. Hubungkan terminal 3 – 4 pada input kanal B osiloskop.
g. Ubahlah frekuensi generator sinyal (tegangan generator sinyal harus tetap)
antara 1 KHz sampai 10 KHz untuk memperoleh tegangan V O/V3 – 4

maksimum dan atau minimum, dan amatilah pada layar osiloskop.


h. Frekuensi yang menghasilkan VO maks adalah frekuensi resonansi seri.
Catatlah frekuensi ini pada tabel 1 dalam lembar data hasil percobaan.
i. Catat juga V1 – 2/tegangan capasitor, V2 – 3/tegangan induktor, V1 –

3/tegangan capasitor – induktor pada frekuensi resonansi.


j. Ukurlah juga tegangan-tegangan ini : V1 – 4– 2 , , V3 – 4, V1 V2 – 3, V1 – 3

dengan multimeter.
k. Hitung juga faktor kualitas (Q) rangkaian ini.

6.2 Resonansi Paralel


a. Buatlah rangkaian dengan harga-harga besaran seperti pada gambar
dibawah ini.
Gambar 4.4. Rangkaian
percobaan resonansi paralel R =
47 Ω; C = 1 μF; L=
2,5 mH
b. Dengan harga-harga komponen tersebut, hitunglah frekuensi
resonansinya (turunkan perhitungannya).
c. Pasangkan bagian output generator sinyal pada terminal 1 - 3.
d. Hubungkan juga terminal 1 – 3 tersebut pada input kanal A osiloskop.
e. Tegangan generator sinyal diatur kira-kira 1 sampai 4 volt peak to
peak (VP-P).
f. Hubungkan terminal 2 – 3 pada input kanal B osiloskop
g. Ubahlah frekuensi generator sinyal (tegangan generator sinyal harus
tetap) antara 500 Hz sampai 20 KHz untuk memperoleh tegangan
VO/V2 – 3 maksimum dan atau minimum, dan amatilah pada layar
osiloskop.
h. Frekuensi yang menghasilkan VO maks adalah frekuensi resonansi
seri. Catatlah frekuensi ini pada tabel 2 dalam lembar data hasil
percobaan
i. Catat juga V1 – 2/tegangan capasitor induktor pada frekuensi
resonansi. Catat juga V1 – 2/tegangan capasitor induktor pada
frekuensi resonansi.
j. Ukurlah juga tegangan-tegangan ini : V1 – 3, V2 – 3, V1 – 2 dengan
multimeter.

k. Resonansi Seri - Paralel


a. Buatlah rangkaian dengan harga-harga besaran seperti pada gambar
dibawah ini.

b. Dengan harga-harga komponen tersebut, hitunglah frekuensi


resonansinya (turunkan perhitungannya).
c. Pasangkan bagian output generator sinyal pada terminal 1 - 3.
d. Hubungkan juga terminal 1 – 3 tersebut pada input kanal A
osiloskop.
e. Tegangan generator sinyal diatur kira-kira 1 sampai 4 volt peak to
peak (VP-P).
f. Hubungkan terminal 2 – 3 pada input kanal B osiloskop
g. Ubahlah frekuensi generator sinyal (tegangan generator sinyal
harus tetap) antara 500 Hz sampai 20 KHz untuk memperoleh
tegangan VO/V2 – 3 maksimum dan atau minimum, dan amatilah
pada layar osiloskop.
h. Frekuensi yang menghasilkan VO maks adalah frekuensi
resonansi seri. Catatlah frekuensi ini pada tabel 2 dalam lembar
data hasil percobaan.
i. Ukurlah juga tegangan-tegangan ini : V1 – 4 , V3 – 4, V1 – 2,
V2 – 3, V1 – 3 dengan multimeter.
j. Kemudian buatlah rangkaian berikut ini.

k. Ulangi langkah a – i di atas dan catatlah nilai-


nilainya pada tabel 3. Tabel 3. Resonansi
TABEL SOAL
DAFTAR PUSTAKA
https://www.tneutron.net/elektro/teori-thevenin-dan-norton-2/#:~:text=Antara
%20teori%20Thevenin%20dan%20Norton%20mempunyai%20hubungan
%20yang,diganti%20Norton%20menjadi%20seperti%20Gambar
%204.14%20berikut%20ini.
https://www.academia.edu/16756785/TEOREMA_THEVENIN_dan_NORTON
https://www.tneutron.net/elektro/teori-thevenin-dan-norton/
https://www.anakteknik.co.id/akbarmaulana.amp/articles/teorema-rangkaian-
listrik-teorema-thevenin-vs-theorema-norton
https://id.strephonsays.com/thevenin-and-vs-norton-2747
https://teknikelektronika.com/bunyi-pengertian-teorema-norton-cara-perhitungan-
teorema-norton/
https://www.scribd.com/doc/89554041/Rangkaian-Resonansi
https://abdulelektro.blogspot.com/2019/06/rangkaian-resonansi-seri.html
https://www.slideshare.net/faugro/rangkaian-listrik-resonansi
https://thecityfoundry.com/rangkaian-rlc/
https://www.sridianti.com/fisika/apa-itu-rangkaian-resonansi-
seri.html#:~:text=Pada%20rangkaian%20seri%20RLC%2C%20bila%20arus
%20rangkaian%20sefasa,arus%20dan%20daya%20yang%20besar%20dari
%20sumber%20listrik.
LAMPIRAN

KIT PERCOBAAN TEROREMA THEVIN DAN NORTON

KIT PERCOBAAN KOPLING MAGNETIK


KIT PERCOBAAN RANGKAIAN RC DAN RL

KIT PERCOBAAN RANGKAIAN RESONANSI

Anda mungkin juga menyukai