Anda di halaman 1dari 8

HUKUM OHM DAN RANGKAIAN SETARA THEVENIN

Praktikum Ke: I

I. HUKUM OHM
A. Latar Belakang
Dalam mempelajari, merancang dan menganalisa rangkaian listrik tidak dapat
terlepas dari hukum Ohm, karena hukum ini merupakan hukum dasar yang menyatakan
hubungan antara tegangan dan kuat arus listrik dalam suatu penghantar. Apakah pengaruh
tegangan terhadap kuat arus apabila nilainya dinaikan dan besaran apakah yang
mempengaruhi hubungan antara kedua besaran ini. Hal tersebut telah dipelajari oleh
George Simon Ohm sarjana jerman yang hidup (1789-1854) yang lalu. Dengan praktikum
kita ingin menemukan sendiri apa yang telah ditemukan oleh Ohm tersebut, dengan
harapan dapat memahami dan menerapkan dengan baik hukum Ohm ini dalam
mempelajari, merancang dan menganalisa rangkaian listrik dalam elektronika.

B. Tujuan
Mempelajari hubungan antara tegangan (V) dan kuat arus (I) yang mengalir dalam suatu
penghantar dengan hambatan (R).

C. Prinsip
Ambilah lampu senter 6V, pasanglah lampu tersebut pada baterei sebanyak 4 buah,
kemudian 3 buah, lalu 2 buah. Nyala lampu tersebut akan tampak terang, redup dan
semakin redup. Apabila nyala lampu menyatakan besar kuat arus (I) yang melalui lampu
dan banyaknya baterei menyatakan tegangan (V), tampak bahwa semakin tinggi tegangan
semakin besar arus yang mengalir. Secara pasti/eksak bagaimanakah hubungan antara
tegangan (V) dan kuat arus (I) yang mengalir dalam suatu penghantar dan besaran apakah
yang mempengaruhi hubungan kedua besaran tersebut. Untuk ini marilah kita selidiki
dengan melakukan praktikum berikut ini.

D. Alat dan Bahan


1. Matrik Board. 5. Potensio 10 k.
2. Multimeter (2 buah). 6. Hambatan 270 .
3. Dioda Rectifier dan dioda zener. 7. Kabel Penghubung.
4. Baterei 6V. 8. Saklar.
E. Pelaksanaan
1. Sebelum melakukan kegiatan praktikum, pastikanlah bahwa multimeter pertama sebagai
amperemeter DC (mA) dengan batas ukur 25 mA dan multimeter kedua sebagai voltmeter
DC (V) dengan batas ukur 10 V, dengan memutar selektornya. Perhatian! karena dalam
kegiatan ini menggunakan amperemeter dan voltmeter DC jangan sampai terbalik
polaritasnya.
2. Susunlah alat-alat sesuai skema rangkaian percobaan Hukum Ohm, seperti gambar 1, pada
Matrik boar, seperti berikut ini.

S
+
A
0-25 mA
+
0-10V 270 V
E 6V P 10k

Gambar 1.1. Skema Rangkaian Percobaan Hukum Ohm

3. Tetapkan posisi potensio P pada nilai minimal, dengan memutar berlawanan arah jarum
jam, apabila anda yakin bahwa rangkaian sudah benar, sambunglah baterai dengan
mengatur saklar S posisi ON.
4. Ubahlah nilai arus yang lewat amperemeter A dengan memmutar potensio P searah jarum
jam, setiap perubahan arus catatlah tegangan yang terbaca pada voltmeter V, pada tabel
data.

F. Data Pengamatan

Tabel Data Hukum Ohm

No. I (mA) V (Volt)


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Catatan: Minimal 12 data

G. Analisis Data/Tugas
1. Buatlah grafik hubungan antara I sebagai sumbu X dan V sebagai sumbu Y. Dari grafik
yang dihasilkan bagaimana nilai V bila I bertambah besar?
2. Bagaimanakah bentuk grafiknya (lurus / lengkung / parabol).
3. Dari grafik hasil percobaan tersebut, turunkanlah rumus hubungan antara V dan I?
4. Bila hukum OHM menyatakan V = I R dimana V adalah tegangan, I kuat arus dan R
hambatan yang menyatakan konstanta perbandingan. Sesuaikah hasil percobaan ini
dengan hukum Ohm tersebut?
5. Apakah satuan besaran R, dan apakah nilai R berubah apabila apabila tegangan V atau
kuat arus I berubah nilainya? Lalu kira-kira apakah ysng mempengaruhi nilai hambatan R
itu?

II. RANGKAIAN SETARA THEVENIN


A. Latar Belakang
Pada umumnya didalam piranti elektronik mempunyai rangkaian yang rumit, terdiri dari
komponen pasif, komponen aktif dan sumber tegangan atau arus. Oleh karena itu untuk
mempermudah pengukuran ataupun pembahasan perilaku rangkaian yang rumit tersebut
dapat menggunakan pengertian rangkaian setara/ekuivalen. Rangkaian setara adalah
rangkaian sederhana yang mempunyai nilai/perilaku yang sama sebagai pengganti dari
rangkaian yang rumit.
Sebagai contoh bila dua hambatan R1 dan R2 dirangkaikan secara paralel maka nilainya
sama dengan Rp = (R1R2)/(R1+R2). Hambatan Rp adalah rangkaian setara paralel dari R1 dan
R2, yang merupakan bentuk sederhana dari rangkaian R1 dan R2, dan bisa ditulis Rp =
R1//R2.
Selain rangkaian setara paralel dan rangkaian setara seri masih ada dua rangkaian
setara yang lain yaitu rangkaian setara Thevenin dan rangkaian setara Norton. Rangkaian
setara Thevenin menggunakan sumber tegangan tetap sedangkan rangkaian setara Norton
menggunakan sumber arus tetap. Dalam kegiatan ini akan dipelajari tentang rangkaian
setara Thevenin, bagaimana sebuah piranti elektronik dapat dirangkaiankan dengan
rangkaian setara yang terdiri dari sebuah sumber tegangan tetap dan sebuah hambatan.

B. Tujuan
1. Mengukur besar hambatan Thevenin suatu rangkaian.
2. Mengukur besar tegangan Thevenin suatu rangkaian.
3. Membandingkan hasil ukur dengan hasil perhitungan.

C. Prinsip
Bila rangkaian mengandung sumber tegangan atau sumber arus maka ada dua bentuk
rangkaian setara yang digunakan yaitu Rangkaian Setara Thevenin atau Rangkaian Setara
Norton. Rangkaian setara Thevenin menggunakan sumber tegangan tetap, yakni suatu
sumber tegangan ideal yang mempunyai tegangan keluaran tidak berubah berapa pun
besarnya arus yang diambil darinya. Sedangkan Rangkaian setara Norton menggunakan
sumber arus tetap.
Rangkaian setara Thevenin merupakan penjelmaan Dalil Thevenin yang berbunyi:
Setiap rangkaian dengan dua ujung keluaran atau gerbang tunggal dapat diganti dengan
sebuah sumber tegangan ideal dan sebuah hambatan seri. Sumber tegangan ideal itu sering
disebut dengan sumber tegangan Thevenin ( Th) dan hambatan seri sebagai penganti
disebut Hambatan Setara Thevenin (RTh). Bila kedua ujung gerbang membentuk keluaran
piranti maka hambatan setara Thevenin disebut hambatan keluaran
(Ro) dan bila kedua ujung gerbang membentuk masukan piranti maka hambatan setara
Thevenin disebut hambatan masukan/dalam (Ri atau Rd).
Secara teoritis untuk menentukan besar tegangan Thevenin ( Th) dapat menggunakan
Hukum I Kirchhoff (Kirchhoff Current Law) atau Hukum II Kirchhoff (Kirchhoff Voltage
Law), dimana tegangan Thevenin ( Th) merupakan tegangan pada hambatan atau dua ujung
yang dimaksud. Sedangkan hambatan setara Thevenin (RTh) dapat dihitung dengan
menentukan hambatan setara rangkaian dilihat dari dua ujung yang dimaksud, dengan
menganggap bahwa semua sumber tegangan dalam piranti/rangkaian hubung singkat.
Sebagai contoh perhatikanlah rangkaian berikut ini gambar 1.2, tentukanlah rangkaian
setara Thevenin rangkaian tersebut.

a. Penentuan tegangan Thevenin ( Th),

a) Bentuk KVL loop abd adalah,


1I1 + 2,2 I3 = 1,5 . . . . . (1)

b) Bentuk KVL loop bcd adalah,


1 I2 + 2,2 I3 = 1,5 . . . . . (2)

b
1K3V ac
3V1K d 2K2

Gambar 1.2. Skema Rangkaian 1

KCL pada titik b adalah I3 = I1 + I2 maka persamaan (1) dan (2) menjadi,
(3,2 I1 + 2,2 I2 = 1,5) 2,2 7,04 I1 + 4,84 I2 = 3,3
(2,2 I1 + 3,2 I2 = 1,5) 3,2 7,04 I1 + 10,24 I2 = 4,8

- 5,4 I2 = - 1,5
I2 = 0,28 mA
Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh i1 = i2 maka i3 = 2 i2 = 0,56 mA Beda
potensial antara b-d adalah Vbd = 2K2 . I3 = 2,2 . 0,56 = 1,232 Volt, jadi
tegangan Tevenin antara titik b dan d adalah Th = Vbd = 1,232 Volt. b.
Penentuan hambatan setara Thevenin, b
Dari rangkaian tersebut tampak bahwa, Rbd =
1K//2K2//1K = 0,41 K.
a 2K2 c
RTh = Rbd = 0,41 K.
1K

d
Gambar 1.4. Hambatan Thevenin Rangkaian 1

Rangkaian setara Thevenin dari rangkaian tersebut adalah,


RTh= 0,41

Vo Th= 1,2V

Gambar 1.5. Setara Thevenin Rangkaian 1


Secara eksperimen pengukuran tegangan Thevenin ( Th) dan hambatan setara Thevenin
(RTh) dapat dilakukan seperti dalam kegiatan praktikum ini.

D. Alat - Alat
1. Matrik Board. 4. Multimeter.
2. Hambatan 1K, 2K2. 5. Kabel konektor.
3. Baterei 3V dan 6 V.

E. Pelaksanaan
1. Buatlah rangkaian seperti berikut ini, pada papan rangkaian (Matrik Board).

b b
(A) (B)
1K6V 1K 1K 3V
2K2 a d c
ac 6V 2K2 1K
3V1K

d e

Gambar 1.6. Rangkaian Percobaan A dan B.

2. Perhatikanlah rangkaian (A), ukurlah tegangan titik b-d.


3. Lepaslah baterei 3V dan 6V, kemudian hubungsingkatkan antara titik a-d dan b-c, ukurlah
hambatan antara titik b-d.
4. Perhatikanlah rangkaian (B), ukurlah tegangan titik b-d dan d-e.
5. Lepaslah baterei 3V dan 6V, kemudian hubungsingkatkan antara titik a-e dan b-c, ukurlah
hambatan antara titik b-d dan d-e.
6. Selanjutnya buatlah rangkaian seperti rangkaian berikut ini,
(C)
a a
1K b
1K c
6V 2K2 2K2 6V 2K2 2K2 2K2
(D)
1K b
1K c 1K d

d e
Gambar 1.7. Rangkaian Percobaan C dan D.

5. Perhatikanlah rangkaian (C), ukurlah tegangan antara titik b-d dan c-d.
6. Lepaslah baterei 6V, kemudian hubungsingkatkan antara titik a-d, ukurlah hambatan antara
titik b-d dan c-d.
7. Perhatikanlah rangkaian (D), ukurlah tegangan antara titik b-e, c-e dan d-e.
8. Lepaslah baterei 6V, kemudian hubungsingkatkan antara titik a-e, ukurlah hambatan antara
titik b-e, c-e dan d-e.

F. Data Pengamatan

No. Titik Tegangan V(Volt) Hambatan R ( )

1. b - d
2. b - d

3. d - e

4. b - d
5. c - d

6. b - e
7. c - e

8. d - e

G. Analisa Data
1. Hitunglah tegangan Thevenin antara titik b-d untuk rangkaian (A), b-d dan d-e untuk
rangkaian (B), b-d dan c-d untuk rangkaian (C), b-e, c-e dan d-e untuk rangkaian (D).
2. Hitunglah hambatan Thevenin antara titik b-d untuk rangkaian (A), b-d dan d-e untuk
rangkaian (B), b-d dan c-d untuk rangkaian (C), b-e, c-e dan d-e untuk rangkaian (D).
3. Buatlah rangkaian setara Thevenin dari rangkaian (A), rangkaian (B), rangkaian (C), dan
rangkaian (D).
4. Bandingkanlah besar hasil ukur hambatan dan tegangan Thevenin dengan hasil
perhitungan.

H. Diskusi
Diskusikanlah dalam kelompok anda untuk mencari pemecahannya bila hasil ukur hambatan
dan tegangan Thevenin dengan hasil perhitungan menyimpang.

Anda mungkin juga menyukai