Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM 7

MULTIMETER UNTUK MENGUKUR RANGKAIAN LISTRIK


KAPASITOR SERI DAN PARALEL
Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Praktikum Pengukuran Listrik dan Elektronika

Dosen Pengampu : Agus Heri Setya Budi, S.T., M.T.

Asisten Dosen : Tari Pramanik, S. Pd.

Disusun Oleh :

Egi Krismawan Permana (1905696)

TE-02

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

JL. Dr. Setia Budhi No.229 Bandung 40154

2021
A. Judul
Multimeter untuk Mengukur Rangkaian Listrik kapasitor Seri dan Pararel
B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami alat pengukuran listrik, yaitu multimeter untuk mengukur
rangkaian resistor seri dan paralel
2. Mahasiswa mampu menentukan jenis skala satuan kapasitor pada multimeter
3. Mahasiswa mampu membaca ukuran komponen listrik rangkaian seri dan paralel pada
multimeter
C. Alat dan Bahan
1. Laptop dan Software Multisim
Dalam multisim terdapat :
a) Multimeter
b) Komponen elektronika

D. Landasan Teori

a) Multimeter Analog
b) Multimeter Digital

Multimeter merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengetahui nilai


besaran-besaran listrik seperti tegangan, arus, hambatan, frekuensi, dan lainlain.
Terdapat dua jenis multimeter, yaitu analog dan digital. Mode pada multimeter :
1) Voltmeter
Voltmeter digunakan untuk mengukur tegangan dari terminal atau ujung dari
suatu rangkaian dan ditempatkan secara paralel terhadap beban rangkaian yang hendak
diketahui tegangannya. Sesuai sifat dari rangkaian paralel, merangkai rangkaian secara
paralel akan membuat tegangan yang ada di voltmeter akan sama dengan tegangan
komponen yang akan diukur. Voltmeter yang baik adalah voltmeter yang mempunyai
hambatan dalam (Rv) yang besar, semakin besar semakin baik, karena hambatan dalam
voltmeter harus sebesar mungkin untuk menghindari adanya arus yang terbagi dalam
rangkaian yang menyebabkan tegangan yang diukur bukanlah tegangan sebenarnya.
2) Amperemeter
Amperemeter digunakan untuk mengukur arus dari suatu rangkaian dan
dirangkaikan secara seri dengan rangkaian yang akan diukur arusnya. Merangkai secara
seri akan membuat arus yang melalui amperemeter akan sama dengan arus yang diukur
(sifat rangkaian seri). Amperemeter yang baik adalah amperemeter yang memiliki
hambatan dalam (Ra) yang kecil, semakin kecil semakin baik, karena (Ra) harus sekecil
mungkin untuk menghindari droop tegangan pada rangkaian (ada tegangan yang
terbagi) sehingga arus yang diukur bukanlah arus yang mau diukur sebenarnya.
3) Ohmmeter
Ohmmeter merupakan alat ukur hambatan listrik. Besarnya satuan hambatan
yang diukur oleh alat ini dinyatakan dalam ohm. Alat ohm-meter ini menggunakan
galvanometer untuk mengukur besarnya arus listrik yang lewat pada suatu hambatan
listrik (R), yang kemudian dikalibrasikan ke satuan ohm. Prinsip kerjanya adalah benda
dialiri listrik dan diukur tahanan/hambatan listriknya. Tahanan/hambatan listrik adalah
perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen elektronik (misalnya resistor)
dengan arus listrik yang melewatinya

E. Prosedur Percobaan
1. Rangkailah rangkaiannya sesuai dengan rangkaian yang digambar dibawah ini
2. Ubah sumber DC menjadi sumber AC

3. Lihat nilai arus output pada multimeter di rangkaian seri dan paralel di atas
4. Hitunglah masing-masing nilai kapasitansi, tegangan dan arus secara manual
menggunakan rumus hukum ohm dan bandingkan perbedaan pada rangkaian seri dan
paralel di atas!
5. Buatlah laporan

F. Hasil Percobaan
1. Rangkaian seri
Perhitungan menggunakan multimeter
a) Arus

b) Tegangan

2. Rangkaian Paralel
Perhitungan menggunakan multimeter
a) Arus

b) Tegangan

G. Analisis
1. Rangkaian seri
a. Nilai Kapasitansi
Kapasitor disusun secara seri maka
1 1 1 1
= + +
Ctotal C1 C2 C3
1 1 1 1
Ctotal
= + +
5.6 mF 8200uF 56 uF
1 4169
Ctotal
= (
229600
μF )
229600
Ctotal = (4169 )
μF

Ctotal = 55,073 μF
b.Arus
Karena pada rangkaian hanya terdapat kapasitor maka Z = Xc
1 1
Xc = =
ω . Ctotal 2. π . f .55,073 x 10−6
1
Xc =
2. π . 60.55,073 x 10−6

Xc = 48,16 Ω
Sehingga Z = 48,16 Ω
v
Maka I =
z
12
I=
48,16
I = 0.25 A
I = 250 mA
Arus di setiap kapasitor sama besar.
c.Tegangan
Sedari awal kita sudah mengetahui tegangan pada rangkaiannya yaitu 12 Volt
Apabila ingin mengeceknya maka V = I x Z
V = 0.25 x 48,16
V = 12.04 V
Karena rangkaian seri maka tegangannya Vtotal = V1 + V2 + V3
Vtotal = (I x Z1) + (I x Z2) + (I x Z3)
Kita cari terlebih dahulu masing masing kapasitansi kapasitornya
1) Z1 = Xc1
1 1
Z1 =
ω . C1
=
2. π . f .5600 x 10−6
1
= = 0, 474 Ω
2. π . 60. 5600 x 10−6
2) Z2 = Xc2
1 1
Z1 =
ω . C2
=
2. π . f . 8200 x 10−6
1
= = 0, 323 Ω
2. π . 60. 8200 x 10−6
3) Z3 = Xc3
1 1
Z3 =
ω . C3
=
2. π . f .56 x 10−6
1
= = 47,37 Ω
2. π . 60. 56 x 10−6
Setelah itu kita bisa menghitung tegangan masing-masing pada kapasitor yaitu
Itotal = I1 = I2 = I3
Vtotal = V1 + V2 + V3
Vtotal = (I x Z1) + (I x Z2) + (I x Z3)
Vtotal = (0.25 x 0, 474 ) + (0.25 x 0, 323) + (0.25 x 47,37)
Vtotal = (0,12) + (0,81) + (11,84)
Vtotal = 12,77
2. Rangkaian Paralel
a. Nilai Kapasitansi
Ctotal = C1 + C2 + C3
Ctotal = 5,6 m F + 8200μF + 56 μF
Ctotal = 5600 μF + 8200μF + 56 μF
Ctotal = 13856 μF
b.Arus
Karena pada rangkaian hanya terdapat kapasitor maka Z = Xc
1 1
Xc = =
ω . Ctotal 2. π . f .13856 x 10−6
1
Xc =
2. π . 60.13856 x 10−6

Xc = 0,191 Ω
Sehingga Z = = 0,191 Ω
12
Maka I =
0,191
I = 62.83 A = I total
Karena paralel maka Itotal = I1 + I2 + I3
V1 = V2 = V3 = Vtotal (12)
Kita cari terlebih dahulu masing masing kapasitansi kapasitornya
1) Z1 = Xc1
1 1
Z1 =
ω . C1
=
2. π . f .5600 x 10−6
1
= = 0,474 Ω
2. π . 60. 5600 x 10−6
2) Z2 = Xc2
1 1
Z1 =
ω . C2
=
2. π . f . 8200 x 10−6
1
= = 0,323 Ω
2. π . 60. 8200 x 10−6
3) Z3 = Xc3
1 1
Z3 =
ω . C3
=
2. π . f .56 x 10−6
1
= = 47,37 Ω
2. π . 60. 56 x 10−6
Itotal = I1 + I2 + I3
V1 V2 V3
Itotal =( ) ( ) ( )
Z1
+ Z2
+ Z3
12 12 12
Itotal =( 0,474 ) (
+
0,323 ) (
+
47,37 )
Itotal = (25,32) + (37.15) + (0.25)
Itotal = 62.72 A
c.Tegangan
Tegangan telah dari awal diketahui yaitu 12 volt
Apabila ingin di cek/dicari maka V = I x Z
V = 62.83 x 0,191
V = 12.00053 Volt

Tabel perbandingan antara hasil simulasi dan perhitungan manual

Rangkaian Seri
Manual Simulasi (Multimeter)
Tegangan (V) Kapasitansi Arus Tegangan (V) Kapasitansi
Arus
C1 C2 C3 C1 C2 C3
0.25239 0.080 11,80
0.25 0,12 0,81 11,84 55,073 μF 0.11801 -
1 592 1
12,77 11,999
Rangkaian Paralel
Manual Simulasi (Multimeter)
Tegang Arus (A) Kapasitan Tegang Arus (A) Kapasitansi
an (V) C1 C2 C3 si an C1 C2 C3
37,5 0,2566
12.001 25,32 37.15 0.25 13856 μF 12 25,662
77 21
-
62.83 63,495
 Untuk nilai kapasitansi tidak dapat saya hitung dengan multimeter karena tidak ada dalam
fungsinya menghitung kapasitansi pada multimeter.
Pada saat kapasitor dialiri arus DC maka akan diserap oleh kapasitor dan karena dihalangi oleh lapisan
isolasi yang bersifat non konduktif maka arus DC tidak akan pernah tembus melewati kapasitor. Selain
itu, salah satu konduktornya (yang terhubung dengan potensial positif) akan berangsur-angsur
bermuatan positif sedang konduktor yang lain (pada titik potensial negatif) akan berangsur-angsur
bermuatan negatif. Ketika muatan positif dan negatif ini telah seimbang (yaitu magnitudo muatannya
sama) maka arus listrik akan berhenti mengalir. Berbeda halnya dengan arus DC, secara fisis arus AC
akan dilewatkan oleh kapasitor karena muatan yang terkumpul di antara konduktornya tidak akan
pernah mencapai keseimbangan (belum sampai terisi penuh muatannya harus dilepaskan kembali)
sehingga arus akan tetap mengalir. Semakin tinggi frekuensinya makin sedikit muatan yang terisi
dalam kapasitor sehingga makin kecil pula hambatan terhadap arus yang mengalir.
Pada saat kapasitor di susun secara seri nilai kapasitansinya lebih sedikit dibanding saat disusun
paralalel hal ini berimbas kepada arus pada saat nilai kapasitansinya semakin besar maka arus pun ikut
membesar
H. Kesimpulan
Kapasitor tidak akan mengalirkan arus apabila sumber tegangannya DC karena kapasitor
hanya akan menampung daya saja sedangkan apabila sumbernya AC maka kapasitor akan
melakukan pangisian dan pengosongan terus menerus.Ketika disusun secara seri maka
nilai kapasitansinya lebih kecil dibanding dengan disusun secara paralel sedangkan nilai
reaktansinya berbanding terbalik yaitu kapasitor disusun secara seri reaktansinya lebih
besar dibanding dengan yang disusun secara paralel.hasil perbandingan antara
pengukuran manual dan menggunakan multimeter berbeda namun perbedaan masih
dalam batas toleransi

Daftar Pustaka
[1] Gideon S ,Saragih K.P . 2018 “Analisis Karakteristik Listrik Arus Searah dan Arus Bolak-Balik”
https://ptki.ac.id/jurnal/index.php/readystar/article/download/65/pdf

Anda mungkin juga menyukai