Anda di halaman 1dari 40

GAYA MESSON

 Dasar pemikiran, mengapa suatu molekul

bersifat stabil, karena di dalamnya


terdapat elektron yang saling mengikat
antar atomnya (atau saling tukar
menukar electron antar atomnya)
Lanjutan …
 Mekanisme tukar menukar elektron dalam
molekul juga dapat dijadikan dasar pemikiran
tentang hubungan antara kestabilan inti
dengan adanya partikel yang saling tukar -
menukar antara nukleonnya.
 Konsep tersebut diungkap oleh Hedeki
Yukawa (1935) bahwa stabilitas inti
diakibatkan adanya gaya pengikat berupa
partikel yang berinteraksi kuat dengan
nucleon – nucleon. Partikel tersebut disebut
pion (π+, π- dan πo) yang secara kolektif
disebut Meson.
Lanjutan …
 Cara berinteraksi dengan cara partikel-
partikel ini dipertukarkan antar nukleon,
dengan prinsip : “pada jarak jauh interaksi
yang terjadi tolak menolak dan pada jarak
pendek interaksi yang terjadi tarik-
menarik”.
 Tahun 1947 ditemukan partikel ini dengan
nama messon (m = 270 x massa elektron).
 Dikenal 2 jenis : untuk nucleon sejenis
partikel ini di sebut πo sedangkan tak
sejenis π+atau π-.
Bilangan Mujizat/ Bilangan ajaib
 Diamati oleh M. Mayer dan J. Jensen

 Bilangan ajaib atau mujizat adalah suatu


bilangan yang menunjukkan jumlah nukleon
dalam inti stabil dengan nilai 2, 8, 28, 50, 82, 126.

 Angka tersebut memang sudah diciptakan-Nya

sedemikian adanya, namun kita dapat


membuktikan dengan adanya model kulit inti.
 Hal yang penting adalah adanya fakta yang

membenarkan keberadaan bilangan tersebut


terkait dengan jumlah nukleon dalam inti atom.
 Adapun Fakta fakta tersebut adalah :
a. Sekitar 50 % inti stabil dg nukleon genap-genap,
artinya benar bahwa bilangan genap
merupakan angka-angka yang terdapat pada
bilangan mujizat.
b. Timbal (Z = 82) merupakan inti stabil. Artinya
nilai Z nomor atom Pb sesuai bilangan mujizat.
c. Nuklida dengan Z atau N bilangan mujizat stabil
(8O16 = 99,7 % & 8O17 = 0,03%). Artinya nomor
massa O sebesar 16 dimana memiliki jumlah
proton dan netron 8 sesuai bilangan mujizat
jauh lebih stabil dibandingkan dengan O dengan
massa 17.
c. Nuklida Z sesuai bilangan mujizat memiliki
penampang lintang netron rendah, artinya bila
ditembak dengan partikel penembak (netron)
ia sulit menjalani reaksi nuklir.
d. Deret radioaktif berakhir dengan Z = 82.
Artinya bahwa nuklida tak stabil yang meluruh
cenderung mengarah ke keadaan nuklida
stabil dengan Z bilangan mujizat.
Model Kulit Inti
 Model kulit inti hampir mirip dengan teori atom

mekanika gelombang (bilangan kuantum) dan


teori ini dapat menjelaskan adanya bilangan
ajaib, dan lain-lain.

 Kedudukan nukleon dalam sub kulit inti


dihitung dengan rumus yang rumit namun
secara sederhana dapat digambarkan dengan
jenis sub kulit/ tingkat energi.
 Pernyataan dari model kulit inti : jumlah

kulit utama (tingkat energi utama dimana


nukleon berada) dalam inti berjumlah 7.
Jumlah nukleon setiap kulit utama : 2 6 12 8
22 32 44 sehingga jumlah total nukleon pada
kulit-kulit untuk inti stabil : 2 8 20 28 50 82
126
 Bagaimana susunan kedudukan nukleon
dalam setiap kulit utama ? dan bagaimana
susunan nukleon pada sub-sub kulit
tersebut? dapat dilihat dengan perhitungan
bilangan kuantum untuk nucleon
 Bilangan kuantum yang digunakan adalah

n, l, dan m :
 Bilangan kuantum total (n) : mirip
bilangan kuantum utama n : 1, 2, 3, 4, dst
 Bilangan kuantum momentum sudut
orbital (l) : mirip sub kulit l = 0 (s), 1(p), 2
(d), 3 (f), 4 (g).
 Bilangan kuantum momentum sudut total
j : mirip spin : Nilai j = 1 + ½ dan j = 1 – ½
 Bilangan kuantum magnetik dengan nilai
mj = (2j+1)
Contoh soal-5
Suatu nukleon dalam inti berada pada bilangan
kuantum l = 3 (f),
maka nilai j adalah :
 J1 = 3 + ½ = 7/2 disebut orbital f7/2
 J2 = 3 - ½ = 5/2 disebut orbital f5/2 (sub kulit
membelah)
 Jumlah nukleon setiap orbital : 2j + 1,
sehingga untuk J = f7/2 maka jumlah
nukleon = 2x(7/2) + 1 = 8 nukleon dan f5/2 =
2 (5/2) + 1 = 6 nukleon
 Dengan dasar ini kita dapat menentukan
susunan nukleon pada suatu ini atom
sesuai bilangan ajaib :
Inti Atom/ Nukleon
No Kulit
∑nuk/kulit Total nuk
1 2 2
2 6 8
3 12 20
4 8 28
5 22 50
6 32 82
7 44 126
 Gambaran model kulit inti dapat dilihat pada
gambar berikut :
Model Tetes cairan C.V. Weiszacker 1935
 Model tetes cairan menerangkan bahwa
bentuk inti DIANGGAP sebagai sebuah tetes
cairan.
 Energi ikat inti sebanding dengan massa
atau penyusun partikel.
 Besarnya energi suatu inti yang berbentuk
tetes cairan dapat dilakukan dengan cara
menghitung energy volume, energy
permukaan, energy coulomb dan energy
asimetri
 Energi Volume

Energi volume adalah energi yang terlibat


akibat gaya tarik menarik antara nucleon di
dalam inti dan bernilai positif.
Ev = av A
dimana av = 14,1 ± 0,02 MeV
 Energi permukaan

Energi permukaan adalah energi yang


berkaitan dengan kedudukan nukleon di
permukaan yang letaknya tidak dikelilingi
total oleh nukleon tetangganya sehingga
akan mengurangi gaya inti sebagaimana
terletak di dalam inti dan bernilai negative.

Es = – as A2/3
dimana nilai as = – 13,0 ± 0,1 MeV
 Energi Coulomb

Energi ini dipertimbangkan akibat adanya


gaya tolak-menolak coulomb antar nucleon
dan bernilai negative
2
Z
Ec= - ac 1/3
A
dimana ac = 0,595 ± 0,02 MeV
 Energi asimetri atau energi kelebihan
neutrino
Energi asimetris adalah energi yang terkait
dengan ketidak seimbangan antara jumlah
proton dan netron dan netron dalam inti.
Untuk nuklida dengan nomor atom tinggi
biasanya jumlah proton tidak sama dengan
jumlah netron. Keadaan ini disebut keadaan
asimetri dan bernilai negative
(A - Z)2
Ea = aasim
A
dimana aasimetri = 19,0 ± 0,9 MeV
 Energi Pasangan

Energi pasangan adalah energi yang


berkitan dengan jumlah pasangan proton Z
dengan netron N, yaitu ada yang genap –
genap, ganjil – genap dan ganjil – ganjil.
Nilai energi tersebut adalah :

1. Zgenap – Ngenap memberikan


sumbangan (+) pada energi ikat.
2. Zganjil – Nganjil memberikan
sumbangan (-)
3. Inti dengan nomor massa ganjil tidak
memberikan sumbangan (0)

dimana ap = 135 Mev


Apabila keseluruhan energi yang terlibat
dijumlahkan, maka akan diperoleh energy
ikat total Ei sebesar :
2
Z2 ሺA-2Zሻ2
Ei= avol A − apermuk A − acoul 1 − aasim
3 ± δ (1)
A
A3
Persamaan (1) tersebut bila diterapkan untuk
menghitung energi ikat per nucleon seluruh
nuklida di alam, kemudian dibuat kurva hubungan
energi ikat per nucleon terhadap massa maka
diperoleh kurva berikut :
Catatan :

Kurva hubungan antara energi ikat per nukleon


terhadap massa nuklida Informasi yang
diperoleh dari kurva tersebut menunjukkan
bahwa pola kurva energi ikat pernukloen
nuklida -nuklida terhadap massa yang
diperoleh dari perhitungan energy ikat mirip
dengan pola yang diperoleh dari model tetes
cairan.
Contoh soal - 6
Apabila diketahui nilai av = 15,56 MeV, as = 17,23 MeV,
ac = 0,7 MeV, Aasim = 23,285 Mev dan δ = 11/A1/2, maka
tentukan energi ikat pernukleon untuk 56Fe
Penyelesaian :
2 Z2
A-2Zሻ2

Btot (A,Z) = av A - as A3 - ac 1 - aa ±δ
A
A3

2 262 ሺ58 - 2.26ሻ2 11


Btot(58,26) = 15,56 (58)- 17,23 (583) - 0,7 1 - 23,285 + 1/2
58 58
583

Btot (58,26) = 902,48 – 258,17 – 122,25 – 14,45 + 1,44 = 509,05 MeV

Btot/A = 509,05/58 = 8,78 MeV


Manfaat Persamaan Empiris Energi Ikat Total Inti

 Persamaan empiris tersebut dapat


menjelaskan proses peluruhan beta yang
selalu menghasilkan inti anak yang memiliki
nomor massa sama (isobar) dengan inti
induknya. Hal ini karena hilangnya netron
diganti proton misalnya :
31 31
15 P − 16 S
Bagaimana pebuktiannya ?
Oleh karena A tetap, maka suku pertama dan
kedua adalah tetap dan disebut K, apabila tetapan
aasimetris = 20 Mev dan acoulom = 0,6 MeV dan
kondisi massa tetap, maka persamaan (1) dapat
ditulis :
2 Z2 ሺA-2Zሻ2
Ei = avol A − ape rmuk A3 − acoul 1 − aasim ±δ
A
A3
2
0,6 Z 20
= K− 1 − [A2 − 4AZ+ 4Z2
A
A3
𝟎, 𝟔 𝐙 𝟐 𝟖𝟎𝐙 𝟐
=𝐊 − 𝟏 − 𝟐𝟎𝐀 + 𝟖𝟎𝐙 −
𝐀
𝐀𝟑
𝟎, 𝟔 𝐙 𝟐 𝟖𝟎𝐙 𝟐
= 𝐊 − 𝟐𝟎𝐀 − 𝟏 − + 𝟖𝟎𝐙
𝐀
𝐀𝟑
𝟎, 𝟔 𝐙 𝟐 𝟖𝟎𝐙 𝟐
= 𝑲′ − 𝟏 − + 𝟖𝟎𝐙
𝐀
𝐀𝟑

Z2 𝟐
= 𝑲 − [𝟎, 𝟔 A𝟑 + 𝟖𝟎] + 𝟖𝟎𝐙
A
2 Z2 ሺA-2Zሻ2
Ei = avol A − apermuk A3 − acoul 1 − aasim ±δ
A
A3
0,6 Z2 20 2
= K− 1 − [A − 4AZ+ 4Z2
A
A3
𝟎, 𝟔 𝐙 𝟐 𝟖𝟎𝐙 𝟐
=𝐊 − 𝟏
− 𝟐𝟎𝐀 + 𝟖𝟎𝐙 −
𝐀
𝐀𝟑
𝟎, 𝟔 𝐙 𝟐 𝟖𝟎𝐙 𝟐
= 𝐊 − 𝟐𝟎𝐀 − 𝟏
− + 𝟖𝟎𝐙
𝐀
𝐀𝟑
𝟎, 𝟔 𝐙 𝟐 𝟖𝟎𝐙 𝟐
= 𝑲′ − 𝟏 − + 𝟖𝟎𝐙
𝐀
𝐀𝟑
2

Z 𝟐
=𝑲 − [𝟎, 𝟔 A𝟑 + 𝟖𝟎] + 𝟖𝟎𝐙
A
Dengan demikian persamaan (1) dapat ditulis :
𝟐
Z2
𝐄𝐢(𝐀) = 𝐊 − [𝟎, 𝟔 A + 𝟖𝟎] + 𝟖𝟎𝐙
𝟑 (2)
A

Dari persamaan ini menunjukkan bahwa kurva


hubungan energy ikat total inti pada nomor
massa tetap terhadap nomor atom merupakan
parabola, dimana titik minimum diperoleh saat
dEi / dZ = 0, sehingga
𝟐
𝝏𝑬𝒊 𝟐𝒁𝒔𝒕𝒂𝒃𝒊𝒍
( )A = − (𝟎, 𝟔 A + 𝟖𝟎) + 𝟖𝟎
𝟑
𝝏𝒁 A
𝟒𝟎𝑨
𝒁𝒔𝒕𝒂𝒃𝒊𝒍 = − (3)
𝟎,𝟔𝑨𝟐/𝟑 +𝟖𝟎
Arti fisik persamaan 2 dan 3
 Persamaan (2) pada dasarnya merupakan
persamaan kurva parabola, sedangkan
persamaan (3) merupakan turunan kurva
parabola dimana nilai Zstabil pada dasarnya
adalah puncak atau dasar kurva parabola
dengan kemiringan kurva sebesar nol (0)
 Maksud persamaan tersebut adalah apabila kita
mengalurkan nilai energi ikat suatu nuklida
dengan massa A tetap (isobar) terhadap nomor
atom nuklida yang bersangkutan Z, maka kita
akan menemukan nuklida stabil dengan nilai
energi ikat minimum
Arti fisik persamaan 2 dan 3

 Persamaan (2) dan (3) mampu menjelaskan


deret peluruhan beta β yang menghasilkan inti
anak dengan nomor massa sama (isobar) atau
dikenal dengan Parabola Isobar.
 Parabola isobar yang kita kenal ada dua, yaitu
parabola isobar dengan nomor massa ganjil dan
dengan nomor massa genap.
Contoh soal - 7

Berilah penjelasan mengenai kurva parabola isobar


untuk nomor massa ganjil dan genap. Parabola
isolar inti dengan nomor massa A ganjil, ap = 0
(deret isobar A = 141) menunjukkan bahwa nuklida
dengan Z di kiri Zstabil akan memancarkan β- atau
elektron, sedangkan yang di kanan Zstabil akan
memancarkan β+ atau positron. Kemudian
keduanya akan berhenti pada Zstabil.
Contoh peluruhan dengan nomor massa ganjil (A =
141) adalah sebagai berikut :

141 141 141 141 141 𝟏𝟒𝟏 𝟏𝟒𝟏 141


55Cs → 56Ba → 57La → 58Ce → 59Pr ← 60Nd ← 61Pm ← 62Sm

Hasil peluruhan menghasilkan nilai Zstabil


dengan nilai 59, hal ini sesuai dengan hasil
perhitungan dengan persamaan (3)
Buktikan ?
Parabola isobar inti dengan nomor massa
genap akan menghasilkan 2 parabola (2 deret
nuklida isobar), yaitu nuklida Z – N genap dan
deret nuklida Z – N ganjil

140 140 140 140 140 𝟏𝟒𝟎 𝟏𝟒𝟎 141


55Cs → 56Ba → 57La → 58Ce → 59Pr ← 60Nd ← 61Pm ← 62Sm

–β +β
Penggambaran tingkat energi inti
 Penggambaran tingkat energi inti, menjelaskan
keadaan energi inti pada keadaan dasar dan
keadaan tereksitasi pada saat inti mengalami
reaksi. Bila hasil turunan/ reaksi memiliki nomor
atom lebih rendah dari induk, maka
digambarkan di sebelah kiri. Hal ini terjadi
apabila nuklida tersebut meluruh dengan
memancarkan sinar alfa.
 Apabila nuklida tersebut memancarkan sinar
beta, maka akan terjadi peningkatan nomor
massa, sehingga nuklida hasil reaksi
digambarkan di sebelah kanan
Soal - 8
Gambarkan tingkat energi pada proses
peluruhan Ra-226 →Rn-222 dimana ada dua
jenis proses :
(1) dengan populasi 94,3% meluruh langsung
melepas α membentuk Rn-226 dengan energi
4,78 MeV.
(2) Sekitar 5,7% meluruh melalui 2 langkah yaitu
membentuk nukida tereksitasi dengan
memancar α dengan energy 4,59 MeV dan baru
kemudian melepas γ dengan energy 0,19 MeV.
Soal - 9
Berilah penjelasan tentang diagram tingkat
energi pada Th 238 meluruh menghasilkan sinar
α untuk membentuk Ra 224. Selain itu
gambarkan juga kemungkinan spektrum sinar
α yang diperoleh :

Anda mungkin juga menyukai