NOTED
2.1
16 X + 8Y 8 X2Y
2.1
J.J. Thomson, menentukan perbandingan muatan listrik terhadap
massa elektron tunggal e-
(Pemenang Hadiah Nobel bidang Fisika tahun 1906) 2.2
Tabung Sinar Katoda
-
+
2.2
Pengukuran massa
elektron tunggal (e-)
(Pemenang Hadiah Nobel
bidang Fisika tahun 1923)
Radiasi Elektromagnetik
adalah emisi dan transmisi
energi dalam bentuk
gelombang
elektromagnetik.
E=hx
Konstanta Planck (h)
h = 6,63 x 10-34 J•s
7.1
Jika tembaga disinari dengan elektron berenergi tinggi,
Sinar X akan dipancarkan. Hitung energi foton (dlm
joule) jika panjang gelombang sinar X 0,154 nm.
E=hx
E = h x c /
E = 6,63 x 10-34 (J•s) x 3,00 x 10 8 (m/s) / 0,154 x 10-9 (m)
E = 1,29 x 10 -15 J
7.2
Spektrum Garis Transmisi dari Atom Hidrogen
7.3
7.3
Model Atom Bohr
(1913)
1. e- hanya dapat memiliki
besaran energi yg
spesifik (terkuantisasi).
2. cahaya dipancarkan
sebagai gerakan e- dari
suatu tingkat energi level
tingkat energi yg lebih
rendah.
1
En = -RH ( )
n2
n (bilangan kuantum utama) = 1,2,3,…
RH (konstanta Rydberg) = 2,18 x 10-18J
7.3
Efoton = E = Ef - Ei
ni = 3 ni = 3
1
Ef = -RH ( 2 )
nf
ni = 2
1
nf = 2 Ei = -RH ( 2 )
ni
1 1
E = RH( 2 )
ni n2f
nnf f==11
7.3
Hitung panjang gelombang (dlm nm) dari
suatu foton yg dipancarkan oleh atom
hidrogen ketika elektron turun dari kondisi n =
5 menjadi kondisi n = 3.
1 1
Efoton = E = RH( 2 2 )
ni nf
Efoton = 2,18 x 10-18 J x (1/25 - 1/9)
Efoton = E = -1,55 x 10-19 J
Efoton = h x c /
= h x c / Efoton
= 6,63 x 10-34 (J•s) x 3,00 x 108 (m/dt)/1,55 x 10-19J
= 1.280 nm
7.3
Kenapa energi e-
terkuantisasi?
De Broglie (1924)
menyatakan bahwa e-
merupakan partikel dan
gelombang.
2r = n = h/mu
u = kecepatan e-
m = massa e-
7.4
Rumus Gelombang Schrodinger
Tahun 1926 Schrodinger menulis suatu rumusan
yang mendeskripsikan sifat-sifat partikel dan
gelombang dari e-
Fungsi gelombang () menyatakan:
1. energi e- memiliki jml tertentu
2. probabilitas memperoleh e-
dalam suatu volume ruang
Rumus Schrodinger hanya dapat memprediksi atom
hidrogen. Untuk sistem dg banyak elektron hanya
dapat dilakukan perkiraan.
7.5
Rumus Gelombang Schrodinger
fn(n, l, ml, ms)
n = 1, 2, 3, 4, ….
7.6
Dimana 90% dari
kerapatan e- untuk
orbital 1s
7.6
Rumus Gelombang Schrodinger
= fn(n, l, ml, ms)
Bilangan kuantum momentum sudut l
Untuk nilai tertentu n, l = 0, 1, 2, 3, … n-1
l=0 orbital s
n = 1, l = 0
l=1 orbital p
n = 2, l = 0 or 1
l=2 orbital d
n = 3, l = 0, 1, or 2
l=3 orbital f
Ukuran “volume” ruangan yang ditempati e-
7.6
l = 0 (orbital s)
l = 1 (orbital p)
7.6
l = 2 (orbital d)
7.6
Rumus Gelombang Schrodinger
7.6
ml = -1 ml = 0 ml = 1
ml = -2 ml = -1 ml = 0 ml = 1 ml = 2
7.6
Rumus Gelombang Schrodinger
ms = +½ ms = -½
7.6
Rumus Gelombang Schrodinger
= fn(n, l, ml, ms)
Eksistensi (dan energi) elektron pd atom dideskripsikan
oleh fungsi gelombang khas .
Prinsip larangan Pauli – tidak ada elektron2 dlm satu
atom yg memiliki keempat bilangan kuantum yg sama.
l=2 7.6
Energi di orbital pada atom dg satu elektron
Energi hanya ditentukan oleh bilangan kuantum utama n
n=3
n=2
1
En = -RH ( )
n2
n=1
7.7
Energi di orbital pd atom dg banyak elektron
Energi ditentukan oleh n dan l
n=3 l = 2
n=3 l = 1
n=3 l = 0
n=2 l = 1
n=2 l = 0
n=1 l = 0
7.7
“Tata cara pengisian” elektron pd orbital dg energi terendah
(prinsip Aufbau)
C 6 elektron
B 5 elektron
??
Be 4 elektron
Li 3 elektron
Li 1s22s1
Be 1s22s2
B 1s22s22p1
He 2 elektron H 1 elektron
H 1s1 He 1s2
7.7
Susunan elektron yang paling stabil dalam
subkulit adalah susunan dengan jumlah
spin paralel terbanyak (aturan Hund).
1s < 2s < 2p < 3s < 3p < 4s < 3d < 4p < 5s < 4d < 5p < 6s
7.7
Konfigurasi electron merupakan bagaimana elektron
tersebar di antara berbagai orbital atom.
jumlah elektron
pd orbital atau subkulit
1s1
Bilangan kuantum utama n Bilangan kuantuk
momentum sudut l
diagram orbital
H
1s1
7.8
Berapakah konfigurasi elektron Mg?
Mg 12 elektron
1s < 2s < 2p < 3s < 3p < 4s
1s22s22p63s2 2 + 2 + 6 + 2 = 12 elektron
Tersusun menjadi [Ne]3s2 [Ne] 1s22s22p6
7.8
7.8