Anda di halaman 1dari 7

1.

N partikel dalam kotak potensial 3D


Partikel dalam kotak potensial 3D mengacu pada model fisika kuantum yang menggambarkan
partikel yang terbatas dalam tiga dimensi (x, y, z). Model ini sering digunakan untuk
mempelajari sifat-sifat partikel yang terikat dalam suatu benda seperti atom atau molekul.
Dalam model ini, partikel dianggap sebagai gelombang yang terdefinisi dengan energi dan
momentum. Dalam kotak potensial 3D, gelombang ini memiliki fungsi gelombang terbatas, atau
mode yang terdefinisi, yang dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Schrödinger waktu-
independen dalam tiga dimensi:
-(h^2/8m) * (∂^2ψ/∂x^2) - (h^2/8m) * (∂^2ψ/∂y^2) - (h^2/8m) * (∂^2ψ/∂z^2) = Eψ
dengan h adalah konstanta Planck, m adalah massa partikel, E adalah energi partikel, dan ψ
adalah fungsi gelombang partikel.
Solusi umum dari persamaan ini adalah:
ψ(x, y, z) = A sin(nxπ/Lx) sin(nyπ/Ly) sin(nzπ/Lz)
dengan n adalah bilangan bulat positif, A adalah konstanta normalisasi, Lx, Ly, dan Lz adalah
panjang kotak potensial pada masing-masing sumbu x, y, dan z.
Energi partikel dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
E(n) = (h^2/8m) * (n^2π^2/L^2)
dengan n^2 = n_x^2 + n_y^2 + n_z^2 dan L^2 = Lx^2 + Ly^2 + Lz^2.
Jadi, untuk partikel dalam kotak potensial 3D, energi dan fungsi gelombang tergantung pada
bilangan kuantum n_x, n_y, dan n_z. Nilai n_x, n_y, dan n_z menentukan jumlah simpul dalam
masing-masing sumbu dan oleh karena itu menentukan frekuensi osilasi partikel dalam kotak
potensial. Semakin besar nilai n_x, n_y, dan n_z, semakin besar energi partikel dan semakin
banyak simpul yang terdapat pada fungsi gelombangnya.
Jumlah simpul dalam masing-masing sumbu dapat dinyatakan sebagai:
n_x = 1, 2, 3, ..., n
n_y = 1, 2, 3, ..., m
n_z = 1, 2, 3, ..., l
dengan n, m, dan l adalah bilangan bulat positif. Jadi, jumlah mode yang terdefinisi dalam kotak
potensial 3D adalah n x m x l, dan energi partikel dapat dihitung dengan rumus di atas.
Contoh Soal:
Sebuah kotak dengan panjang sisi 1 nm berisi 2 partikel identik dengan massa m. Tentukan
energi keadaan dasar dan fungsi gelombang partikel-partikel tersebut.

Penyelesaian:
Untuk partikel dalam kotak potensial 3D, fungsi gelombangnya memiliki bentuk sebagai berikut:
ψ(x,y,z) = (2/L)^3/2 * sin(n1πx/L) * sin(n2πy/L) * sin(n3πz/L)
dengan L adalah panjang sisi kotak potensial, dan n1, n2, dan n3 adalah bilangan kuantum yang
menentukan keadaan energi partikel. Fungsi gelombang di atas hanya berlaku untuk partikel
yang memenuhi syarat batas pada permukaan kotak potensial, yaitu nilai fungsi gelombang harus
nol pada permukaan kotak.
Energi partikel tergantung pada bilangan kuantum n1, n2, dan n3 dan dapat dihitung dengan
rumus berikut:
E(n1,n2,n3) = (n1^2 + n2^2 + n3^2) * (h^2 / 8mL^2)
Dalam kasus ini, partikel-partikel identik dengan massa m, sehingga energi keadaan dasarnya
dapat dihitung sebagai berikut:
E(1,1,1) = (1^2 + 1^2 + 1^2) * (h^2 / 8mL^2)
= 3 * (h^2 / 8mL^2)
Untuk panjang sisi kotak potensial L = 1 nm dan massa partikel m, energi keadaan dasarnya
menjadi:
E(1,1,1) = 3 * (h^2 / 8mL^2)
= 3 * (6.626 x 10^-34 J.s)^2 / (8 * m * 9 x 10^-31 kg * (1 x 10^-9 m)^2)
= 1.80 x 10^-19 J
Untuk menentukan fungsi gelombang partikel-partikel, kita harus menentukan nilai bilangan
kuantum n1, n2, dan n3 terlebih dahulu. Dalam keadaan dasar, nilai bilangan kuantum untuk
masing-masing sumbu adalah n1 = n2 = n3 = 1. Sehingga fungsi gelombang partikel-partikel
adalah:
ψ(x,y,z) = (2/L)^3/2 * sin(πx/L) * sin(πy/L) * sin(πz/L)
Dalam hal ini, panjang sisi kotak potensial L = 1 nm, sehingga fungsi gelombang menjadi:
ψ(x,y,z) = (2/1 x 10^-9 m)^3/2 * sin(πx/1 x 10^-9 m) * sin(πy/1 x 10^-9 m) * sin(πz/1 x 10^-9
m)
ψ(x,y,z) = 8 x 10^9 * sin(πx/1 x 10^-9 m) * sin(πy//1 x 10^-9 m) * sin(πz/1 x 10^-9 m)
ψ(x,y,z) = (2/L)^3/2 * sin(πx/L) * sin(πy/L) * sin(πz/L)
Dalam hal ini, panjang sisi kotak potensial L = 1 nm, sehingga fungsi gelombang menjadi:
ψ(x,y,z) = (2/1 x 10^-9 m)^3/2 * sin(πx/1 x 10^-9 m) * sin(πy/1 x 10^-9 m) * sin(πz/1 x 10^-9
m)
ψ(x,y,z) = 8 x 10^9 * sin(πx/1 x 10^-9 m) * sin(πy/1 x 10^-9 m) * sin(πz/1 x 10^-9 m)
Sehingga fungsi gelombang untuk partikel-partikel tersebut adalah ψ(x,y,z) = 8 x 10^9 * sin(πx/1
x 10^-9 m) * sin(πy/1 x 10^-9 m) * sin(πz/1 x 10^-9 m) dan energi keadaan dasarnya adalah
E(1,1,1) = 1.80 x 10^-19 J.
2. partikel m1,m2 dan m3 dalam kotak potensial 1D
Untuk partikel dalam kotak potensial 1D, persamaan Schrödinger yang harus dipecahkan adalah
sebagai berikut:
-(h^2/2m) * ∂^2ψ/∂x^2 = Eψ
dengan h adalah konstanta Planck, m adalah massa partikel, E adalah energi partikel, dan ψ
adalah fungsi gelombang partikel.
Solusi umum untuk fungsi gelombang dalam kotak potensial 1D adalah:
ψ(x) = A sin(nπx/L)
dengan n adalah bilangan bulat positif, A adalah konstanta normalisasi, dan L adalah panjang
kotak potensial.
Energi partikel dalam kotak potensial 1D dapat dihitung dengan rumus:
E(n) = (n^2π^2h^2)/(2mL^2)
dengan n adalah bilangan bulat positif.
Jadi, energi partikel tergantung pada bilangan kuantum n, dan semakin besar nilai n, semakin
tinggi energi partikel. Fungsi gelombang juga bergantung pada nilai n dan dapat digunakan untuk
menghitung probabilitas partikel yang terkandung dalam suatu wilayah ruang.
Contoh penyelesaian:
Misalkan terdapat tiga partikel dalam kotak potensial 1D dengan massa m1, m2, dan m3.
Panjang kotak potensialnya adalah L dan partikel-partikel tersebut berada dalam keadaan dasar
(ground state) dengan bilangan kuantum n = 1. Hitung energi masing-masing partikel.
Dari rumus di atas, energi partikel dalam keadaan dasar adalah:
E(n=1) = (π^2h^2)/(2mL^2)
Untuk partikel pertama dengan massa m1, energinya adalah:
E1 = (π^2h^2)/(2m1L^2)
Untuk partikel kedua dengan massa m2, energinya adalah:
E2 = (π^2h^2)/(2m2L^2)
Dan untuk partikel ketiga dengan massa m3, energinya adalah:
E3 = (π^2h^2)/(2m3L^2)
Dalam kasus ini, energi partikel tergantung pada massa dan panjang kotak potensial. Semakin
kecil massa partikel, semakin tinggi energinya, sedangkan semakin panjang kotak potensial,
semakin rendah energinya.
Contoh soal:
Dalam sebuah kotak potensial 1D dengan panjang L = 10 nm, terdapat tiga partikel masing-
masing dengan massa m1 = 1 x 10^-27 kg, m2 = 2 x 10^-27 kg, dan m3 = 3 x 10^-27 kg.
Tentukan energi keadaan dasar dari ketiga partikel tersebut.
Langkah pertama adalah menentukan fungsi gelombang masing-masing partikel dengan
menggunakan persamaan:
ψn(x) = sqrt(2/L) * sin(nπx/L)
Untuk partikel m1, fungsi gelombangnya adalah:
ψ1(x) = sqrt(2/10 x 10^-9 m) * sin(1πx/10 x 10^-9 m)
ψ1(x) = 8.91 x 10^7 * sin(1πx/10 x 10^-9 m)

Untuk partikel m2, fungsi gelombangnya adalah:


ψ2(x) = sqrt(2/10 x 10^-9 m) * sin(2πx/10 x 10^-9 m)
ψ2(x) = 1.26 x 10^8 * sin(2πx/10 x 10^-9 m)

Untuk partikel m3, fungsi gelombangnya adalah:


ψ3(x) = sqrt(2/10 x 10^-9 m) * sin(3πx/10 x 10^-9 m)
ψ3(x) = 1.41 x 10^8 * sin(3πx/10 x 10^-9 m)
Kemudian, energi keadaan dasar dari ketiga partikel dapat dihitung menggunakan persamaan:
En = (n^2π^2ħ^2)/(2mL^2)
Untuk partikel m1, energi keadaan dasarnya adalah:
E1 = (1^2π^2ħ^2)/(2m1L^2)
E1 = 6.64 x 10^-21 J
Untuk partikel m2, energi keadaan dasarnya adalah:
E2 = (1^2π^2ħ^2)/(2m2L^2)
E2 = 1.66 x 10^-21 J
Untuk partikel m3, energi keadaan dasarnya adalah:
E3 = (1^2π^2ħ^2)/(2m3L^2)
E3 = 7.42 x 10^-22 J
Sehingga energi keadaan dasar dari partikel m1, m2, dan m3 berturut-turut adalah 6.64 x 10^-21
J, 1.66 x 10^-21 J, dan 7.42 x 10^-22 J.
3. Partikel ( m1 dan m2) dalam kotak potensial 2D

Untuk partikel dalam kotak potensial 2D, persamaan Schrödinger yang harus dipecahkan adalah
sebagai berikut:

-(h^2/2m) * (∂^2ψ/∂x^2 + ∂^2ψ/∂y^2) = Eψ

dengan h adalah konstanta Planck, m adalah massa partikel, E adalah energi partikel, dan ψ
adalah fungsi gelombang partikel.

Solusi umum untuk fungsi gelombang dalam kotak potensial 2D adalah:

ψ(x,y) = A sin(nπx/Lx) sin(mπy/Ly)

dengan n dan m adalah bilangan bulat positif, A adalah konstanta normalisasi, dan Lx dan Ly
adalah panjang kotak potensial pada sumbu x dan y.

Energi partikel dalam kotak potensial 2D dapat dihitung dengan rumus:

E(n,m) = (n^2π^2h^2)/(2mLx^2) + (m^2π^2h^2)/(2mLy^2)


dengan n dan m adalah bilangan bulat positif.

Jadi, energi partikel tergantung pada bilangan kuantum n dan m, dan semakin besar nilai n dan
m, semakin tinggi energi partikel. Fungsi gelombang juga bergantung pada nilai n dan m dan
dapat digunakan untuk menghitung probabilitas partikel yang terkandung dalam suatu wilayah
ruang.

Contoh penyelesaian:

Misalkan terdapat dua partikel dalam kotak potensial 2D dengan massa m1 dan m2. Panjang
kotak potensial pada sumbu x adalah Lx dan pada sumbu y adalah Ly, dan partikel-partikel
tersebut berada dalam keadaan dasar (ground state) dengan bilangan kuantum n = 1 dan m = 1.
Hitung energi masing-masing partikel.

Dari rumus di atas, energi partikel dalam keadaan dasar adalah:

E(n=1,m=1) = (π^2h^2)/(2mLx^2) + (π^2h^2)/(2mLy^2)

Untuk partikel pertama dengan massa m1, energinya adalah:

E1 = (π^2h^2)/(2m1Lx^2) + (π^2h^2)/(2m1Ly^2)

Untuk partikel kedua dengan massa m2, energinya adalah:

E2 = (π^2h^2)/(2m2Lx^2) + (π^2h^2)/(2m2Ly^2)

Dalam kasus ini, energi partikel tergantung pada massa dan panjang kotak potensial pada sumbu
x dan y. Semakin kecil massa partikel, semakin tinggi energinya, sedangkan semakin besar
panjang kotak potensial pada sumbu x dan y, semakin rendah energinya.

Contoh soal:
Dalam sebuah kotak potensial 2D dengan panjang sisi L = 4 nm, terdapat dua partikel m1 dan
m2. Partikel m1 memiliki massa 2m dan berada pada posisi (x,y) = (L/4, L/4) dengan energi E1.
Partikel m2 memiliki massa m dan berada pada posisi (x,y) = (3L/4, 3L/4) dengan energi E2.
Potensial di dalam kotak diberikan oleh persamaan:

V(x,y) = {0, jika 0 < x < L/2 dan 0 < y < L/2
{V0, jika L/2 < x < L dan L/2 < y < L

Tentukan nilai V0 yang membuat kedua partikel terjebak di dalam kotak potensial.

Langkah pertama adalah menentukan fungsi gelombang partikel dengan menggunakan


persamaan:

ψ(x,y) = (2/L)^2 * sin(nπx/L) * sin(mπy/L)

Karena energi kinetik dan massa partikel sudah diketahui, maka energi potensial dapat dihitung
menggunakan persamaan:

V(x,y) = (2m/h^2) * [E - V(x,y)]

Untuk partikel m1, energi kinetiknya adalah E1. Sehingga:

E1 = (n^2π^2ħ^2)/(2mL^2) + (m/2) * ω^2 * [(L/4)^2 + (L/4)^2]


Untuk partikel m2, energi kinetiknya adalah E2. Sehingga:

E2 = (n^2π^2ħ^2)/(2mL^2) + (m/2) * ω^2 * [(3L/4)^2 + (3L/4)^2]

Kedua partikel akan terjebak di dalam kotak potensial jika energi totalnya kurang dari atau sama
dengan energi potensial V0. Dengan menggabungkan persamaan di atas, maka didapatkan:

E1 + E2 ≤ V0

Substitusikan nilai E1 dan E2 dengan persamaan sebelumnya, maka dapat dihitung nilai V0 yang
memenuhi persamaan di atas.

Anda mungkin juga menyukai