Anda di halaman 1dari 8

5.

1
1. Kos pesanan per unit dengan dasar jam mesin:
Total biaya overhead pabrik = Penanganan bahan baku + Inspeksi kualitas
= Rp300.000.000,00 + Rp900.000.000,00
= Rp1.200.000.000,00

Biaya overhead pabrik per jam mesin = Total biaya overhead pabrik / Jumlah jam mesin
= Rp1.200.000.000,00 / 120.000 jam mesin
= Rp10.000,00/jam mesin

Biaya overhead pabrik per unit = Biaya overhead pabrik per jam mesin x Jumlah jam mesin per
unit
= Rp10.000,00/jam mesin x 1.350 jam mesin
= Rp13.500.000,00

Kos pesanan per unit = Biaya bahan baku per unit + Biaya tenaga kerja langsung per unit +
Biaya overhead pabrik per unit
= Rp5.550.000,00 + Rp10.500.000,00 + Rp13.500.000,00
= Rp29.550.000,00

2. Harga jual per unit jika harga jual ditentukan 25% di atas kosnya:
Harga jual per unit = Kos pesanan per unit x 1,25
= Rp29.550.000,00 x 1,25
= Rp36.937.500,00
3. Kos pesanan per unit dengan dasar jumlah penanganan bahan baku dan inspeksi kualitas:
Biaya overhead pabrik per penanganan bahan baku = Biaya penanganan bahan baku / Jumlah
penanganan bahan baku
= Rp300.000.000,00 / 100 kali
= Rp3.000.000,00/penanganan bahan baku

Biaya overhead pabrik per inspeksi kualitas = Biaya inspeksi kualitas / Jumlah inspeksi kualitas
= Rp900.000.000,00 / 5.000 kali
= Rp180.000,00/inspeksi kualitas

Biaya overhead pabrik per unit = (Biaya overhead pabrik per penanganan bahan baku x Jumlah
penanganan bahan baku per unit) + (Biaya overhead pabrik per inspeksi kualitas x Jumlah
inspeksi kualitas per unit)
= (Rp3.000.000,00 x 10) + (Rp180.000,00 x 5)
= Rp30.600.000,00

Kos pesanan per unit = Biaya bahan baku per unit + Biaya tenaga kerja langsung per unit +
Biaya overhead pabrik per unit
= Rp5.550.000,00 + Rp10.500.000,00 + Rp30.600.000,00
= Rp46.650.000,00

4. Harga jual per unit jika harga jual ditentukan 25% di atas kosnya:
Harga jual per unit = Kos pesanan per unit x 1,25
= Rp46.650.000,00 x 1,25
= Rp58.312.500,00
5.3
1a. Menghitung tarif BOP dengan menggunakan dasar jam tenaga kerja langsung:

Total BOP = Rp540.000.000


Total jam tenaga kerja langsung = 20.000 jam

Tarif BOP per jam tenaga kerja langsung = Total BOP ÷ Total jam tenaga kerja langsung
Tarif BOP per jam tenaga kerja langsung = Rp540.000.000 ÷ 20.000 jam
Tarif BOP per jam tenaga kerja langsung = Rp27.000,00/jam

1b. Menghitung biaya produksi per unit untuk setiap jenis produk:

Untuk produk XR7:


Jumlah bahan baku per unit = 1 unit x Rp210.000,00 = Rp210.000,00
Jumlah jam tenaga kerja langsung per unit = 0,2 jam x Rp120.000,00/jam = Rp24.000,00
Jumlah biaya overhead pabrik per unit = 0,2 jam x Rp27.000,00/jam = Rp5.400,00

Total biaya produksi per unit XR7 = Jumlah bahan baku per unit + Jumlah jam tenaga kerja
langsung per unit + Jumlah biaya overhead pabrik per unit
Total biaya produksi per unit XR7 = Rp210.000,00 + Rp24.000,00 + Rp5.400,00 =
Rp239.400,00

Untuk produk ZD5:


Jumlah bahan baku per unit = 1 unit x Rp150.000,00 = Rp150.000,00
Jumlah jam tenaga kerja langsung per unit = 0,4 jam x Rp120.000,00/jam = Rp48.000,00
Jumlah biaya overhead pabrik per unit = 0,4 jam x Rp27.000,00/jam = Rp10.800,00

Total biaya produksi per unit ZD5 = Jumlah bahan baku per unit + Jumlah jam tenaga kerja
langsung per unit + Jumlah biaya overhead pabrik per unit
Total biaya produksi per unit ZD5 = Rp150.000,00 + Rp48.000,00 + Rp10.800,00 =
Rp208.800,00

2a. Menghitung tarif BOP untuk setiap pusat aktivitas dengan menggunakan ABC:

Tarif BOP per jam mesin untuk Setup mesin = Estimasi BOP Setup mesin ÷ Jumlah Setup
Tarif BOP per jam mesin untuk Setup mesin = Rp540.000.000 ÷ 250 = Rp2.160.000,00/jam

Tarif BOP per jam mesin untuk Pemakaian mesin = Estimasi BOP Pemakaian mesin ÷ Jumlah
jam mesin
Tarif BOP per jam mesin untuk Pemakaian mesin = Rp540.000.000 ÷ 1.000 = Rp540.000,00/jam

Tarif BOP per jam tenaga kerja langsung untuk Pabrik umum = Estimasi BOP Pabrik umum ÷
Jumlah jam tenaga kerja langsung
Tarif BOP per jam tenaga kerja langsung untuk Pabrik umum = Rp540.000.000 ÷ 20.000 =
Rp27.000,00/jam

2b. Hitunglah jumlah BOP yang dibebankan kepada setiap produk!

Untuk mengalokasikan BOP ke setiap produk, perlu diketahui jumlah aktivitas yang digunakan
oleh masing-masing produk. Berdasarkan informasi yang diberikan, jumlah aktivitas yang
digunakan oleh masing-masing produk adalah sebagai berikut:

XR7: 150 setup mesin + 1.000 jam pemakaian mesin + 20.000 jam pabrik umum = 21.150
aktivitas
ZD5: 100 setup mesin + 4.000 jam pemakaian mesin + 16.000 jam pabrik umum = 20.100
aktivitas
Dengan menggunakan tarif BOP yang telah dihitung sebelumnya, jumlah BOP yang dibebankan
kepada masing-masing produk adalah sebagai berikut:
XR7: (150 x Rp2.160.000) + (1.000 x Rp540.000) + (20.000 x Rp27.000) = Rp48.840.000.000
ZD5: (100 x Rp2.160.000) + (4.000 x Rp540.000) + (16.000 x Rp27.000) = Rp45.360.000.000
2c. Hitunglah kos produk per unit untuk setiap jenis produk!

Untuk menghitung kos produk per unit, perlu dijumlahkan biaya langsung dan biaya tidak
langsung yang dibebankan ke setiap produk, kemudian dibagi dengan jumlah produksi.

Untuk produk XR7:


Biaya langsung per unit: Rp210.000 (bahan baku) + Rp120.000 (tenaga kerja langsung) =
Rp330.000

Biaya tidak langsung per unit: Rp48.840.000.000 / 20.000 = Rp2.442.000

Kos produk per unit: Rp330.000 + Rp2.442.000 = Rp2.772.000

Untuk produk ZD5:


Biaya langsung per unit: Rp150.000 (bahan baku) + Rp192.000 (0,4 JTKL x Rp120.000) =
Rp342.000

Biaya tidak langsung per unit: Rp45.360.000.000 / 40.000 = Rp1.134.000

Kos produk per unit: Rp342.000 + Rp1.134.000 = Rp1.476.000


5.5
1. Berdasarkan data yang diberikan, berikut adalah kelompokan biaya setelah diterapkan JIT:
Biaya Langsung: Sewa peralatan khusus, Energi, Gaji supervisor pabrik, dan Gaji satpam pabrik
Biaya Tidak Langsung: Asuransi pabrik
2. Beberapa biaya tidak langsung dapat berubah menjadi biaya langsung setelah diterapkan JIT
karena JIT (Just-In-Time) merupakan metode produksi yang bertujuan untuk mengurangi biaya
dan meningkatkan efisiensi produksi. Salah satu cara yang dilakukan dalam penerapan JIT
adalah dengan mengurangi inventori dan menghilangkan aktivitas yang tidak memberikan nilai
tambah. Hal ini menyebabkan beberapa biaya tidak langsung seperti biaya asuransi pabrik dapat
berubah menjadi biaya langsung, karena asuransi yang semula mencakup seluruh inventori atau
produksi akan berkurang hanya untuk bahan baku yang diperlukan pada saat itu saja. Dengan
demikian, biaya yang semula tidak terlihat menjadi terlihat dan dapat diatribusikan secara
langsung pada produk yang dihasilkan

6.3
1. Laporan Laba Rugi dengan Metode Kos Variabel:
2020:

Penjualan (20.000 x Rp300.000) = Rp6.000.000.000


Kos variabel:

Biaya bahan baku (20.000 x Rp48.000) = Rp960.000.000


Biaya tenaga kerja (20.000 x Rp60.000) = Rp1.200.000.000
Biaya overhead variabel (20.000 x Rp12.000) = Rp240.000.000
Kos variabel total = Rp2.400.000.000
Laba kontribusi = Penjualan - Kos variabel = Rp3.600.000.000

Biaya administrasi dan penjualan variabel (20.000 x Rp18.000) = Rp360.000.000


Laba kotor = Laba kontribusi - Biaya administrasi dan penjualan variabel = Rp3.240.000.000

Biaya administrasi dan penjualan tetap = Rp1.500.000.000


Laba operasi = Laba kotor - Biaya administrasi dan penjualan tetap = Rp1.740.000.000

2021:

Penjualan (30.000 x Rp300.000) = Rp9.000.000.000


Kos variabel:

Biaya bahan baku (30.000 x Rp48.000) = Rp1.440.000.000


Biaya tenaga kerja (30.000 x Rp60.000) = Rp1.800.000.000
Biaya overhead variabel (30.000 x Rp12.000) = Rp360.000.000
Kos variabel total = Rp3.600.000.000
Laba kontribusi = Penjualan - Kos variabel = Rp5.400.000.000

Biaya administrasi dan penjualan variabel (30.000 x Rp18.000) = Rp540.000.000


Laba kotor = Laba kontribusi - Biaya administrasi dan penjualan variabel = Rp4.860.000.000

Biaya administrasi dan penjualan tetap = Rp1.500.000.000


Laba operasi = Laba kotor - Biaya administrasi dan penjualan tetap = Rp3.360.000.000

2. Bandingkan laba bersih yang diperoleh perusahaan antara metoda kos penuh dan metoda kos
variabel. Hitunglah selisihnya dan jelaskan penyebab terjadinya selisih!
Laba bersih dengan metoda kos variabel:

2020:

Penjualan (20.000 unit x Rp300.000,00) = Rp6.000.000.000


Kos variabel:

Biaya bahan baku (20.000 unit x Rp48.000,00) = Rp960.000.000


Biaya tenaga kerja (20.000 unit x Rp60.000,00) = Rp1.200.000.000
BOP variabel (20.000 unit x Rp12.000,00) = Rp240.000.000
= Total biaya variabel = Rp2.400.000.000
Kontribusi margin (penjualan - biaya variabel) = Rp3.600.000.000

Laba bersih (kontribusi margin - biaya administrasi dan penjualan tetap) = Rp2.100.000.000

2021:

Penjualan (30.000 unit x Rp300.000,00) = Rp9.000.000.000


Kos variabel:

Biaya bahan baku (30.000 unit x Rp48.000,00) = Rp1.440.000.000


Biaya tenaga kerja (30.000 unit x Rp60.000,00) = Rp1.800.000.000
BOP variabel (30.000 unit x Rp12.000,00) = Rp360.000.000
= Total biaya variabel = Rp3.600.000.000
Kontribusi margin (penjualan - biaya variabel) = Rp5.400.000.000

Laba bersih (kontribusi margin - biaya administrasi dan penjualan tetap) = Rp3.900.000.000

Selisih laba bersih antara metoda kos penuh dan metoda kos variabel pada tahun 2020 adalah:

Rp6.120.000.000 - Rp2.100.000.000 = Rp4.020.000.000

Selisih laba bersih antara metoda kos penuh dan metoda kos variabel pada tahun 2021 adalah:

Rp6.120.000.000 - Rp3.900.000.000 = Rp2.220.000.000

Anda mungkin juga menyukai