Selisih harga saat bahan baku dibeli dapat dihitung dengan rumus:
Selisih Harga = (Harga Standar - Harga Aktual) x Jumlah Bahan Baku yang Dibeli
Harga Standar bahan baku : = 1,5meter Rp 100.000,00
= Rp 150.000,00
= Rp 464.600.000,00
Jadi, Selisih Harga Saat Bahan Baku Dibeli : = (Rp 150.000,00 - Rp 101.000,00) x 4.600
= Rp 49.000,00 x 4.600
= Rp 225.400.000,00
Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Selisih Tarif Upah Langsung = (Biaya tenaga kerja sebenarnya - Biaya tenaga kerja
standar) × Tarif upah standar
Biaya tenaga kerja standar adalah: =2 jam × Rp 25.000 = Rp 50.000
= Rp 143.025.000
= Rp 3.481.375.000
Untuk menghitung selisih biaya overhead pabrik menggunakan metode empat selisih,
kita perlu menghitung biaya overhead pabrik yang sebenarnya dan biaya overhead
pabrik yang dianggarkan.
Biaya overhead pabrik yang sebenarnya (BOPS): = Rp 144.000.000,00
Selanjutnya, kita perlu menghitung biaya overhead pabrik yang dianggarkan (BOP)
menggunakan kapasitas normal 6.000 jam per bulan.
BOP tetap (BOPt) : = 2jam @ Rp 10.000,00
= Rp 20.000,00 + Rp 30.000,00
Selanjutnya, kita perlu menghitung jumlah unit jaket kulit yang diproduksi selama
bulan Oktober 2022.
Jumlah jaket kulit yang selesai : = 2.800 unit
Persediaan produk dalam proses awal (500 unit) + Persediaan produk dalam proses
akhir (800 unit) : = 1.300 unit
Total unit jaket kulit yang diproduksi = Jumlah jaket kulit yang selesai + Persediaan
produk dalam proses awal + Persediaan produk dalam proses akhir
= 2.800 unit + 500 unit + 800 unit
= 4.100 unit
Selanjutnya, kita perlu menghitung selisih anggaran biaya overhead pabrik. Selisih
anggaran biaya overhead pabrik :
= BOPS - (Total unit jaket kulit yang diproduksi x Total BOP)
= Rp 144.000.000,00 - Rp 205.000.000,00
= -Rp 61.000.000,00
Selisih biaya overhead pabrik adalah sebesar -Rp 61.000.000,00. Ini menunjukkan
bahwa biaya overhead pabrik yang sebenarnya lebih rendah dari anggaran yang
dianggarkan.
Persediaan awal dalam proses (500 jaket x 100% penyelesaian) = 500 jaket Persediaan
akhir dalam proses (800 jaket x 80% penyelesaian) = 640 jaket Unit yang sebenarnya
diselesaikan (2,800 jaket) = 2,800 jaket
Ekuivalen unit untuk biaya bahan baku:
= 2,660 jaket
Persediaan awal dalam proses (500 jaket x 60% penyelesaian) = 300 jaket Persediaan akhir
dalam proses (800 jaket x 50% penyelesaian) = 400 jaket Unit yang sebenarnya
diselesaikan (2,800 jaket) = 2,800 jaket
Ekuivalen unit untuk biaya konversi
= Persediaan awal + Unit yang sebenarnya diselesaikan - Persediaan akhir
Selisih kuantitas bahan baku saat dipakai dapat dihitung dengan rumus: Selisih
Kuantitas Bahan Baku Saat Dipakai:
= Kuantitas Bahan Baku Standar - Kuantitas Bahan Baku Aktual Kuantitas Bahan Baku
Standar dapat dihitung dengan rumus:
Kuantitas Bahan Baku Standar = Jumlah unit yang selesai x Jumlah meter per unit
Kuantitas Bahan Baku Standar : = 2.800unit x 1,5 meter
= 4.200 meter
= 4.405 meter
Selisih Kuantitas Bahan Baku Saat Dipakai : = 4.200 meter - 4.405 meter
= -205 meter
Pada kasus ini, terdapat selisih kuantitas bahan baku saat dipakai sebesar -205meter,
yang berarti bahan baku kulit yang terpakai melebihi jumlah yang seharusnya
digunakan sebanyak 205 meter.
Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah perbedaan antara biaya tenaga kerja
langsung yang sebenarnya dengan biaya tenaga kerja langsung yang diharapkan.
Biaya tenaga kerja langsung yang diharapkan untuk memproduksi 1 unit jaket adalah
Rp 50.000,00 (2 jam × Rp 25.000,00).
= Rp 143.025.000,00.
= Biaya Tenaga Kerja Langsung yang Sebenarnya – Biaya Tenaga Kerja Langsung yang
Dihasilkan:
= Rp 143.025.000,00 - Rp 50.000,00
= Rp 143.025.000,00 - Rp 50.000,00
= Rp 142.975.000,00
Unit Ekuivalen Biaya Konversi pada Persediaan Produk dalam Proses Awal = Jumlah
Unit pada persediaan produk dalam proses awal × Persentase Penyelesaian Biaya
Konversi:
= 500 unit × 60%
= 300 unit
Total Unit Ekuivalen Biaya Konversi = Unit Ekuivalen Biaya Konversi pada Persediaan
Produk dalam Proses Awal + Unit Ekuivalen Biaya Konversi:
= 300 unit + 400 unit
= 700 unit
Perhitungan Selisih Efisiensi Tarif Upah Langsung: Tarif Upah Langsung yang
diharapkan adalah Rp 25.000,00 per jam.
Selisih Efisiensi Tarif Upah Langsung
= (Upah Langsung yang Sebenarnya - (Total Unit Ekuivalen Biaya Konversi × Tarif Upah
Langsung yang Dihasilkan))
= (5.850 jam × Rp 24.500,00) - (700 unit × Rp 25.000,00)
= Rp 143.025.000,00 - Rp 17.500.000,00
= Rp 125.525.000,00
Jadi, Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah Rp 142.975.000,00 dan Selisih
Efisiensi Tarif Upah Langsung adalah Rp 125.525.000,00.
Perhitungan Unit EKuivalen
Unit Ekuivalen Biaya Konversi = Jumlah Unit pada persediaan produk dalam proses
akhir × Persentase Penyelesaian Biaya Konversi = 800 unit × 50%
= 400 unit
= Jumlah Unit pada persediaan produk dalam proses awal × Persentase Penyelesaian
Biaya Konversi
= 500 unit × 60%
= 300 unit
= (Upah Langsung yang Sebenarnya - (Total Unit Ekuivalen Biaya Konversi × Tarif Upah
Langsung yang Dihasilkan))
= (5.850 jam × Rp 24.500,00) - (700 unit × Rp 25.000,00)
= Rp 143.025.000,00 - Rp 17.500.000,00
= Rp 125.525.000,00
Jadi, Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah Rp 142.975.000,00 dan Selisih
Efisiensi Tarif Upah Langsung adalah Rp 125.525.000,00.
C. Selisih Biaya Overhead Pabrik
1. Selisih Anggaran
Untuk menghitung selisih pemakaian bahan baku dan perhitungan unit ekivalen, kita
dapat menggunakan rumus-rumus berikut:
Selisih Pemakaian Bahan Baku = (Bahan Baku Standar - Bahan Baku Aktual) x Jumlah
Unit Ekivalen
Perhitungan Unit Ekivalen = (Jumlah Unit Selesai x Persentase Penyelesaian Biaya
Bahan Baku) + (Persentase Penyelesaian Biaya Bahan Baku x Persediaan Produk
dalam Proses Akhir) Dari data yang diberikan, kita dapat menghitung selisih
pemakaian bahan baku dan perhitungan unit ekivalen sebagai berikut:
Bahan Baku Standar = 1,5 meter @ Rp 100.000,00 = Rp 150.000,00
Persentase Penyelesaian Biaya Bahan Baku untuk Persediaan Produk dalam Proses
Akhir = 80%
Persentase Penyelesaian Biaya Bahan Baku untuk Persediaan Produk dalam Proses
Awal = 100%
Perhitungan Unit Ekivalen = (2.800 x 80%) + (80% x 800)
= 2.240 + 640
= 2.880 unit
= Rp 49.000,00 x 2.880
= Rp 141.120.000,00
Selain itu, untuk menghitung selisih biaya overhead pabrik menggunakan metode
empat selisih, kita dapat menggunakan rumus-rumus berikut:
Selisih Biaya Overhead Pabrik = (Biaya Overhead Pabrik Standar - Biaya Overhead
Pabrik Aktual) + (Biaya Overhead Pabrik Aktual - (Jam Langsung Aktual x Tingkat
Variabel)) + ((Jam Langsung Aktual x Tingkat Variabel) - (Jam Langsung Standar x
Tingkat Variabel)) + (Jam Langsung Standar x Tingkat Tetap).
Dari data yang diberikan, kita dapat menghitung selisih biaya overhead pabrik sebagai
berikut:
Biaya Overhead Pabrik Standar = Rp 250.000.00
= Rp -98.500.000,00
2. Selisih Kapasitas
Selisih biaya overhead pabrik dapat dihitung menggunakan metode empat selisih,
yaitu sebagai berikut:
Selisih biaya overhead pabrik secara keseluruhan:
= Rp 1.800.000.000,00
Selisih biaya overhead pabrik = Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi -
Biaya overhead pabrik yang seharusnya terjadi
= Rp 144.000.000,00 - Rp 1.800.000.000,00
= -Rp 1.656.000.000,00
Selisih biaya overhead pabrik adalah -Rp 1.656.000.000,00.
Selisih kapasitas:
= 0 jam
Selisih kapasitas adalah 0 jam. Dengan demikian, selisih harga bahan baku tidak dapat
dihitung karena tidak ada informasi harga bahan baku sesungguhnya.
Selisih biaya overhead pabrik dapat dihitung menggunakan metode empat selisih,
yaitu:
Selisih Biaya Overhead Pabrik = Biaya Overhead Pabrik yang Sesungguhnya Terjadi -
Biaya Overhead Pabrik yang Direncanakan. Dalam kasus ini, biaya overhead pabrik
yang sesungguhnya terjadi adalah Rp 144.000.000,00. Biaya overhead pabrik yang
direncanakan dapat dihitung dengan menjumlahkan biaya overhead pabrik tetap dan
variabel sesuai dengan jumlah jaket kulit yang diproduksi.
Jumlah jaket kulit yang diproduksi pada bulan Oktober 2022 adalah 2.800 unit. Jadi,
biaya overhead pabrik yang direncanakan adalah 2.800 x (Rp 20.000,00 + Rp
30.000,00) = Rp 140.000.000,00.
Selisih Efisien Variabel adalah selisih antara biaya overhead pabrik variabel yang
sesungguhnya dengan biaya overhead pabrik variabel yang direncanakan. Biaya
overhead pabrik variabel yang direncanakan dapat dihitung dengan mengalikan tarif
overhead pabrik variabel dengan jumlah jam kerja langsung yang sesuai dengan
jumlah jaket kulit yang diproduksi.
Tarif overhead pabrik variabel = Rp 15.000,00/jam
Jumlah jam kerja langsung yang sesuai = 2 jam x 2.800 unit = 5.600 jam
= Rp. 60.000.000,00.
Jadi, Selisih Biaya Overhead Pabrik adalah Rp 4.000.000,00 dan Selisih Efisien
Variabel adalah Rp 60.000.000,00.
Biaya overhead pabrik yang terjadi= Rp 144.000.000,00 Biaya overhead pabrik yang
dianggarkan = Rp 250.000.000,00 Selisih Biaya Overhead Pabrik
= Biaya overhead pabrik yang terjadi - Biaya overhead pabrik yang dianggarkan
= Rp 144.000.000,00 - Rp 250.000.000,00
= - Rp 106.000.000,00 (defisit)
Kapasitas normal = 7.200 jam kerja Produksi aktual = 5.850 jam kerja
Selisih Efesiensi Tetap = (Kapasitas normal - Produksi aktual) x Biaya overhead pabrik
tetap per jam
= (7.200 - 5.850) x Rp 10.000,00
Persediaan produk dalam proses akhir (800 jaket kulit) x Tingkat penyelesaian biaya
bahan baku 80% x Tingkat penyelesaian biaya konversi 50%
= 800 jaket kulit x 80% x 50%
Jadi, Selisih Biaya Overhead Pabrik adalah - Rp 106.000.000,00 (defisit) dan total unit
ekuivalen adalah 3.620 jaket kulit.
Persediaan produk dalam proses awal (500 jaket kulit) x Tingkat penyelesaian BBB
100%
= 500 jaket kulit x 100%
Persediaan produk dalam proses akhir (800 jaket kulit) x Tingkat penyelesaian biaya
bahan baku 80% x Tingkat penyelesaian biaya konversi 50%
= 800 jaket kulit x 80% x 50%
Produksi selama bulan Oktober 2022 (2.800 jaket kulit) Total unit ekuivalen
= Persediaan produk dalam proses awal + Produksi selama bulan Oktober 2022 +
Persediaan produk dalam proses akhir
= 500 jaket kulit + 2.800 jaket kulit + 320 jaket kulit
Jadi, Selisih Biaya Overhead Pabrik adalah - Rp 106.000.000,00 (defisit) dan total unit
ekuivalen adalah 3.620 jaket kulit