Anda di halaman 1dari 43

Bab 7

Struktur Elektron Atom


Sifat Gelombang

Panjang gelombang (l) menyatakan jarak di antara


titik-titik yang identik pada gelombang2 yang berurutan.

Amplitudo adalah jarak vertikal dari garis tengah


gelombang ke puncak atau lembah.
7.1
Sifat Gelombang

Frekuensi (n) adalah jumlah gelombang yang melewati


titik tertentu dalam 1 detik (Hz = 1 siklus/detik).

laju (u) gelombang = l x n


7.1
Maxwell (1873), menyatakan bahwa cahaya yang
terlihat terdiri dari gelombang elektromagnetik.

Radiasi
Elektromagnetik :
emisi dan transmisi
energi dalam bentuk
gelombang
elektromagnetik.

Kecepatan cahaya (c) dalam tabung = 3,00 x 108 m/detik

Seluruh radiasi elektromagnetik


lxn=c 7.1
7.1
Foton memiliki frekuensi 6,0 x 104 Hz.
Ubahlah frekuensi ini menjadi panjang gelombang (nm).
Apakah frekuensi ini dapat terlihat?

l
lxn=c
l = c/n n
l = 3,00 x 108 m/dt / 6,0 x 104 Hz
l = 5,0 x 103 m
l = 5,0 x 1012 nm

Gelombang
radio
7.1
Masalah #1, “Black Body Problem”
Diselesaikan oleh Planck pada tahun 1900

Energi (cahaya) dapat dipancarkan atau diserap


hanya dalam kuantitas diskrit (kuantum).

E=hxn
Konstanta Planck (h)
h = 6,63 x 10-34 J•s

7.1
Masalah #2, “Efek Fotolistrik”
hn
Ditemukan Einstein di th 1905

Caya memiliki:
KE e-
1. Sifat-sifat gelombang
2. Sifat-sifat partikel

foton merupakan “partikel” cahaya


hn = KE + BE
KE = hn - BE

7.2
Jika tembaga disinari dengan elektron berenergi
tinggi, Sinar X akan dipancarkan.
Hitung energi foton (dalam joule) jika panjang
gelombang sinar X : 0,154 nm.

E=hxn
E=hxc/l
E = 6,63 x 10-34 (J•s) x 3,00 x 10 8 (m/s) / 0,154 x 10-9 (m)
E = 1,29 x 10 -15 J

7.2
Alur Spektrum Pancar dari Atom Hidrogen

7.3
7.3
Model Atom Bohr (1913)

1. e- hanya dapat memiliki


besaran energi yang spesifik
(terkuantisasi).
2. cahaya dipancarkan sebagai
gerakan e- dari suatu tingkat
energi level tingkat energi
yang lebih rendah.

1
En = -RH ( )
n2
n (bilangan kuantum utama) = 1,2,3,…
RH (konstanta Rydberg) = 2,18 x 10-18J
7.3
E = hn

E = hn

7.3
Efoton = DE = Ef - Ei
ni = 3 ni = 3
1
Ef = -RH ( 2 )
nf
ni = 2
1
nf = 2 Ei = -RH ( 2 )
ni
1 1
DE = RH( 2 )
ni n2f

nnf f==11

7.3
Hitung panjang gelombang (dalam nm) dari
suatu foton yang dipancarkan oleh atom
hidrogen ketika elektron turun dari kondisi n = 5
menjadi kondisi n = 3.
1 1
Efoton = DE = RH( )
n2i n2f
Efoton = 2,18 x 10-18 J x (1/25 - 1/9)
Efoton = DE = -1,55 x 10-19 J
Efoton = h x c / l
l = h x c / Efoton
l = 6,63 x 10-34 (J•s) x 3,00 x 108 (m/dt)/1,55 x 10-19J
l = 1.280 nm
7.3
Kenapa energi e-
terkuantisasi?

De Broglie (1924) menyatakan


bahwa e- merupakan partikel
dan gelombang.

2pr = nl l = h/mu
u = kecepatan e-
m = massa e-
7.4
Berapakah panjang gelombang Broglie
(dalam nm) pada bola ping-pong seberat
2.5 g yang bergerak 15,6 m/detik?

l = h/mu h dlm J•s m dlm kg u dlm (m/dt)


l = 6,63 x 10-34 / (2,5 x 10-3 x 15,6)
l = 1,7 x 10-32 m = 1,7 x 10-23 nm

7.4
Kimia dalam Kehidupan:
Unsur dari Matahari
Pada tahun 1868, Pierre Janssen mendeteksi garis
gelap baru dalam spektrum pancaran matahari yang
tidak sesuai dengan garis pancaran yang diketahui
Unsur misterius tersebut dinamakan Helium
Pada tahun 1895, William Ramsey menemukan helium
pada suatu mineral uranium.

7.4
Kimia dalam Kehidupan: Laser – Sinar yang Kuat

Sinar Laser (1) intens, (2) monoenergetik, dan (3) koheren 7.4
Kimia dalam Kehidupan: Mikroskop Elekton

le = 0,004 nm
Gambar STM dari atom besi
Pd permukaan tembaga

7.4
Rumus Gelombang Schrodinger
Pada tahun 1926 Schrodinger menulis suatu
rumusan yang mendeskripsikan sifat-sifat partikel
dan gelombang dari e-
Fungsi gelombang (Y) menyatakan:
1. energi e- memiliki jml tertentu Y
2. probabilitas memperoleh e-
dalam suatu volume ruang
Rumus Schrodinger hanya dapat memprediksi atom
hidrogen. Untuk sistem dengan banyak elektron
hanya dapat dilakukan perkiraan.

7.5
Rumus Gelombang Schrodinger
Y = fn(n, l, ml, ms)

bilangan kuantum utama n

n = 1, 2, 3, 4, ….

jarak e- dari inti

n=1 n=2 n=3

7.6
Dimana 90% dari
kerapatan e- untuk
orbital 1s

kerapatan e- (orbital 1s) turun dengan


cepat ketika jarak dari inti bertambah

7.6
Rumus Gelombang Schrodinger
Y = fn(n, l, ml, ms)
Bilangan kuantum momentum sudut l
Untuk nilai tertentu n, l = 0, 1, 2, 3, … n-1

l=0 orbital s
n = 1, l = 0
l=1 orbital p
n = 2, l = 0 or 1
l=2 orbital d
n = 3, l = 0, 1, or 2
l=3 orbital f
Ukuran “volume” ruangan yang ditempati e-

7.6
l = 0 (orbital s)

l = 1 (orbital p)

7.6
l = 2 (orbital d)

7.6
Rumus Gelombang Schrodinger

Y = fn(n, l, ml, ms)

Bilangan kuantum magnetik ml

Untuk nilai tertentu l


ml = -l, …., 0, …. +l

Jika l = 1 (orbital p), ml = -1, 0, or 1


Jika l = 2 (orbital d), ml = -2, -1, 0, 1, or 2

orientasi orbital dlm ruang

7.6
ml = -1 ml = 0 ml = 1

ml = -2 ml = -1 ml = 0 ml = 1 ml = 2
7.6
Rumus Gelombang Schrodinger

Y = fn(n, l, ml, ms)


bilangan kuantum spin elektron ms
ms = +½ or -½

ms = +½ ms = -½

7.6
Rumus Gelombang Schrodinger
Y = fn(n, l, ml, ms)
Eksistensi (dan energi) elektron pd atom dideskripsikan
oleh fungsi gelombang khas Y.
Prinsip larangan Pauli – tidak ada elektron2 dlm satu
atom yg memiliki keempat bilangan kuantum yg sama.

Tiap kursi teridentifikasi secara khusus (E,


R12, S8)
Tiap posisi hanya dapat menampung satu
individu pada suatu waktu
7.6
7.6
Rumus Gelombang Schrodinger
Y = fn(n, l, ml, ms)

Kulit – elektron dengan nilai n yang sama

Subkulit – elektron dengan nilai n dan l yang sama

Orbital – elektron dg nilai n, l, dan ml yang sama

Berapa banyak elektron yg dapat ditampung orbital?

Jika n, l, dan ml tetap, maka ms = ½ or - ½

Y = (n, l, ml, ½) or Y = (n, l, ml, -½)


Satu orbital dapat menampung 2 elektron 7.6
Berapa banyak orbital 2p terdapat pada atom?
n=2
jika l = 1, maka ml = -1, 0, or +1
2p
3 orbital
l=1

Berapa banyak elektron dapat ditempatkan pada


subkulit 3d?
n=3 If l = 2, maka ml = -2, -1, 0, +1, or +2
3d 5 orbital dapat menampung total 10 e-

l=2 7.6
Energi di orbital pada atom dengan satu elektron

Energi hanya ditentukan oleh bilangan kuantum utama n

n=3

n=2
1
En = -RH ( )
n2

n=1

7.7
Energi di orbital pada atom dengan banyak elektron
Energi ditentukan oleh n dan l

n=3 l = 2

n=3 l = 1
n=3 l = 0

n=2 l = 1
n=2 l = 0

n=1 l = 0
7.7
“Tata cara pengisian” elektron pd orbital dengan energi terendah
(prinsip Aufbau)

C 6 elektron
B 5 elektron
??
Be 4 elektron
Li 3 elektron
Li 1s22s1
Be 1s22s2
B 1s22s22p1
He 2 elektron H 1 elektron

H 1s1 He 1s2
7.7
Susunan elektron yang paling stabil dalam
subkulit adalah susunan dengan jumlah
spin paralel terbanyak (aturan Hund).

Ne 10 elektron
F 9 elektron
O 8 elektron
N 7 elektron
C 6 elektron

C 1s22s22p2
N 1s22s22p3
O 1s22s22p4
F 1s22s22p5
Ne 1s22s22p6
7.7
Urutan pengisian subkulit pada atom berelektron banyak

1s < 2s < 2p < 3s < 3p < 4s < 3d < 4p < 5s < 4d < 5p < 6s
7.7
Konfigurasi electron merupakan bagaimana elektron
tersebar di antara berbagai orbital atom.

jumlah elektron
pada orbital atau subkulit
1s1
Bilangan kuantum utama n Bilangan kuantum
momentum sudut l

diagram orbital

H
1s1
7.8
Bagaimana konfigurasi elektron Mg?
Mg 12 elektron
1s < 2s < 2p < 3s < 3p < 4s
1s22s22p63s2 2 + 2 + 6 + 2 = 12 elektron
Tersusun menjadi [Ne]3s2 [Ne] 1s22s22p6

Berapakah nomor kuantum yang mungkin bagi


elektron subkulit terluar Cl?
Cl 17 elektron 1s < 2s < 2p < 3s < 3p < 4s
1s22s22p63s23p5 2 + 2 + 6 + 2 + 5 = 17 elektron
Elektron terakhir ditambahkan pd orbital 3p

n=3 l=1 ml = -1, 0, or +1 ms = ½ or -½


7.8
Subkulit terluar yang terisi dengan elektron

7.8
7.8
Paramagnetik Diamagnetik
Elektron tdk berpasangan Seluruh elektron berpasangan

2p 2p
7.8

Anda mungkin juga menyukai