Model inti diusulkan oleh Bohr karena sifat inti mirip seperti
tetes cairan.
1. Inti dan tetes cairan mempunyai kerapatan yang
konstan dan tidak bergantung pada ukuran
2. Panas penguapan Pada tetes cairan ekuivalen dengan
energi ikat inti purnukleon pada inti
3. Penguapan tetes cairan ekivalen dengan proses
peluruhan inti
4. Pengembunan /pembentukan tetes cairan ekivalen
dengan peristiwa pembentukan inti gabungan
Dalam cairan, energi ikat antara dua atom dalam suatu molekul
tidak tergantung pada atom- atom lain dalam molekul yang sama.
Keadaan semacam ini mirip dengan efek jenuh dalam gaya-gaya
inti.
Pada tahun 1935 C.V. Weizacker, fisikawan Jerman,
mengemukakan rumus semi-empiris tentang energi ikat inti. Jika
sebuah inti mempunyai nomor massa Z, nomor atom A, dan
nomor neutron N, maka energi ikat dalam inti ini dapat
dituliskan sebagai
Model tetes cairan membawa pada persamaan semi empiris. Massa defek
inti dirumuskan:
Selanjutnya adalah koreksi dari adanya Energi Coulomb (Ec) antar proton
yang tolak- menolak. Adanya gaya tolak-menolak ini, ener gi ikat (besanya
massa defek) akan lebih kecil.
Sampai disini bentuk ekspresi massa inti telah didapatkan dari analogi
dengan tetesan cairan bermuatan. Selain itu, muncul koreksi dari mekanika
kuantum. Menurut prinsip pengecualian Pauli, jika terdapat kelebihan
netron ketimbang proton atau kebalikannya di dalam inti, maka energinya
(massanya) akan mengalami kenaikan. Akhirnya muncul koreksi
Dari persamaan maka dapat di gambarkan