Disusun Oleh:
Dosen Pengampu:
2
2
−1
2.1
M =Zm P + ( A−Z ) mn−b1 A +b2 A 3 +b3 Z A 3
−1 −3 / 4
+b 4 ( A−2 Z ) 2 A +b5 A
Konstanta di persamaan (2.1) ditentukan dari data eksperimen; nilainya
(dalam satuan energi) yang dapat diambil adalah
A Z b5
Genap Genap -33,5 MeV
Ganjil 0
Genap Ganjil +33,5 MeV
Dengan energi ikat yang diabaikan, estimasi pertama untuk massa nukleus
yang tersusun dari proton Z dan netron N = A – Z adalah Zm P + ( A−Z ) mn .
Asumsi yang dibuat pada koreksi pertama, yaitu energi ikat adalah b 1 per
nukleon, serupa dengan asumsi bahwa seluruh nukleon juga dilingkupi
oleh nukleon-nukleon lain. Hal ini tentu saja tidak berlaku untuk
nukleon-nukleon di permukaan inti, yang terikat lebih lemah. Dengan
demikian, terlalu banyak yang dikurangi dalam koreksi pertama. Koreksi
2
massa yang sebanding dengan luas permukaan inti tersebut yaitu b A 3 ,
2
2 −1 2 1 /3 −1 2 −1/ 3
Ec ∝ Z R =Z (r 0 A ) ∝Z A
−1
yang memberikan perhitungan untuk bentuk b Z2 A 3 .
3
Sampai disini seluruh bentuk ekspresi massa inti telah didapatkan dari
analoginya dengan tetesan cairan bermuatan yang tak dapat dimampatkan.
Selain itu, lantaran efek-efek mekanika kuantum, dua bentuk berikut ini
biasanya ditambahkan.
Rata-rata energi ikat per nukleon diperoleh dari persamaan (2.1) dengan
mengambil perbedaan antara massa-energi inti dengan masa energi
nukleon unsur pokoknnya, kemudian membaginya dengan jumlah
nukleon:
(Perlu dicatat bahwa BE/A tidak sama dengan energi yang dibutuhkan
untuk melepaskan satu nukleon dari nukleus tertentu.) Pemetaan
persamaan ini ditunjukkan di gambar 2-1. Nampak bahwa untuk nilai A
yang besar, nilai BE/A mendekati konstan pada 8 MeV.
Gambar 2-1
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Dwijananti, Pratiwi. 2012. Diktat Mata Kuliah Fisika Inti. Semarang: UNS.
Gautreau, Ronald dan Savin, William. 2006. Schaum’s Outline Fisika Modern Edisi kedua.
Terjemahan oleh Soni Astranto. Jakarta: Erlangga.