Anda di halaman 1dari 3

FISIKA INTI

PENENTUAN ENERGI IKAT PER NUKLEON INTI

NAMA : ANNISA EMY HIDAYATUL AINY

NIM : G1B014006

PROGRAM STUDI FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS MATARAM

2017
A. PENDAHULUAN
Inti terdiri dari proton-proton yang bermuatan listrik positif dan netron-netron
yang tidak bermuatan listrik. Tentu saja proton-proton dalam inti atom tolak-menolak,
tetapi mengapa nukleon-nukleon tetap bersatu dalam inti. Dua muatan listrik positif yang
berdekatan seperti proton-proton di dalam inti tolak menolak satu sama lain dengan gaya
elektrostatik yang kuat. Gaya elektrostatik ini cukup kuat untuk mendesak proton-proton
keluar dari inti atom karena gaya elektrostatik ini jauh lebih besar dari gaya tarik gravitasi
antara nukleon-nukleon di dalam inti atom. Energi total sistem adalah jumlah energi diam
proton dan elektron tersebut, yaitu mpc2 + mec2, kedua partikel didekatkan untuk
membentuk sebuah atom hidrogen pada keadaan dasar. Dalam proses ini foton terpancar
dengan energi sebesar 13,6 MeV. Jadi energi total sistem menjadi energi diam atom
hidrogen tambah 13,6 MeV. Perbedaan antara massa inti sebenarnya dan massa seluruh
nukleon itu sendiri disebut energi ikat total Btot (A,Z). Hal ini menggambarkan
diperlukannya kerja untuk memisahkan inti menjadi inti terpisah atau, sebaliknya, energi
akan terlepas jika nukleon yang telah terpisah dipasangkan menjadi sebuah nucleus.
Dengan persamaan :
Btot (A,Z)=[ZMH+NM n -M(A,Z)]c2

massa sebuah inti stabil selalu lebih kecil daripada gabungan massa nukleon-
nukleon pembentuknya. Selisih massa antara gabungan massa nukleon-nukleon
pembentuk inti dengan massa inti stabil disebut defec massa. Massa defek (m) dapat
dihitung menggunakan persamaan dibawah ini:

Sebagai contoh inti deuterium 2H1 atau d, yang tersusun dari satu proton dan satu
netron, massanya lebih kecil dibanding partikel-partikel penyusunnya. Ternyata massa
yang hilang tersebut dikonversi menjadi energi ikat (Binding Energy, B), yang mengikat
agar partikel-partikel penyusun inti tidak beraturan. Konversi massa-energi dapat dihitung
dengan perumusan Einstein:
dengan c adalah kecepatan cahaya 2,998 x 10 8 m/s. Pada paper ini akan dibahas
mengenai karakteristik energi ikat berdasarkan penentuan energi ikat pernukleon inti
dengan metode penentuan energy ikat dan semi empiris.

B. PEMBAHASAN
Untuk mengetahui besarnya energi ikat yang dirasakan setiap partikel inti
(nukleon), tinggal membagi energi ikat total dengan jumlah seluruh nukleon (nomor
massa, A). Jika energi ikat per nekluon (B/A) untuk tiap unsur dihitung, lalu ditampilkan
dalam grafik, maka akan tampak seperti gambar dibawah:

Gambar tersebut memberikan ilustrasi salah satu aspek penting dalam fisika inti. Energi
ikat per nukleon (B/A) bermula dengan nilai yang rendah, kemudian naik menuju titik
maksimum yaitu sekitar 8,79 MeV bagi 56Fe , dan selanjutnya turun lagi pada inti-inti berat.
Gambar tersebut memberi indikasi bahwa energi inti dapat dibebaskan dengan dua cara
berbeda. Jika jika inti berat (seperti 238U ) dipecah menjadi dua inti yang lebih ringan, maka akan
dilepaskan energi. Sebab, energi ikat per nukleon (B/A) lebih besar bagi kedua pecahannya,
dibandingkan inti semula. Jika energi ikat pernukleon (B/A) lebih besar berarti massanya lebih
kecil. Artinya ada massa yang hilang yang akan dikoversi menjadi energi. Proses ini dikenal
dengan fisi inti.
Selain itu, jika dua inti ringan (seperti 2H) digabungkan menjadi suatu inti yang lebih berat,
juga akan dibebaskan energi. Sebab, energi ikat per nukleon (B/A) juga lebih besar bagi inti
abungan dibandingkan inti semula. Proses ini dikenal dengan fusi inti.

Anda mungkin juga menyukai