BAB 9
STRUKTUR INTI DAN RADIOAKTIVITAS
Jadi
Oleh karena inti atom tersusun oleh proton dan neutron, massa inti harusnya tepat
sama dengan jumlah massa proton dan massa neutron (massa nukleon). Akan tetapi,
kenyataannya tidaklah demikian. Massa inti selalu lebih kecil daripada massa
nukleon. Selisih antara massa nukleon dan massa inti disebut defek massa (m).
Defek massa (m) pada pembentukan nuklida X adalah sebagai berikut:
m = Zmp + (A Z) mn - mX
Dengan, mp = massa proton
Mn = massa neutron
mX = massa inti atom
Defek massa sebuah atom tidak hilang begitu saja, melainkan digunakan sebagai
energi untuk mengikat nukleon-nukleon dalam inti yang disebut energi ikat inti.
Energi ikat inti adalah energi yang dibutuhkan untuk memecah inti menjadi nukleon
yang terpisah atau dapat dinyatakan sebagai energi yang dilepaskan ketika inti
terbentuk dari nukleon yang terpisah. Energi ikat sama dengan penurunan energi
potensial nuklir dari nukleon ketika mereka masuk bersama-sama. Hal ini setara
dengan usaha yang dilakukan pada nukleon oleh gaya nuklir. Sejak Einstein
menemukan hubungan matematis yang menyamakan materi dengan energi E =
mc2, di mana E adalah energi, m adalah massa dan c adalah kecepatan cahaya
energi ikat inti dapat dihitung dengan relatif mudah. Massa inti kurang dari massa
nukleon individual yang membentuk inti itu. Perbedaan massa (m) antara
keduanya adalah setara dengan energi ikat inti.
m = Zmp + (A Z)mn mnucleus
di mana :
m = perbedaan massa
mp = massa proton
mn = massa neutron
mnucleus = massa inti terbentuk
Z = jumlah proton atau nomor atom
A = jumlah nukleon atau nomor massa
Reaksi inti merupakan peristiwa perubahan suatu inti atom sehingga berubah
menjadi inti atom lain dengan disertai munculnya energi yang sangat besar.Agar
terjadi reaksi inti diperlukan partikel lain untuk menggoyahkan kesetimbangan inti
atom sehingga kesetimbangan inti terganggu. Akibatnya inti akan terpecah menjadi
dua inti yang baru. Partikel yang digunakan untuk mengganggu kesetimbangan inti
yaitu partikel proton atau neutron. Di mana partikel proton atau neutron yang
berenergi ditembakkan pada inti target sehingga setelah reaksi terjadi akan
terbentuk inti atom yang baru disertai terbentuknya partikel yang baru. Inti target
dapat merupakan inti atom yang stabil, sehingga setelah terjadi reaksi menyebabkan
inti atom menjadi inti yang tidak stabil yang kemudian disebut isotop radioaktif.
Jadi reaksi inti dapat juga bertujuan untuk mendapatkan isotop radioaktif yang
berasal dari inti stabil.
Reaksi inti sangat berbeda dengan reaksi kimia, karena pada dasarnya reaksi inti ini
terjadi karena tumbukan (penembakan) inti sasaran (target) dengan suatu proyektil
(peluru). Secara skematik reaksi inti dapat digambarkan :
X+a Y+b
Keterangan :
X : nuklida sasaran
Y : radionuklida hasil reaksi inti
a : partikel penembak
b : partikel hasil reaksi inti
X adalah inti awal, Y inti akhir, sedang a dan b masing-masing adalah partikel
datang dan yang dipancarkan.
Apabila suatu partikel ditembakkan pada inti X, maka ada beberapa kemungkinan
yang terjadi, yakni hamburan elastik, hamburan inelastik dan reaksi inti.
Para ahli banyak menggunakan reaksi inti ini untuk tujuan analisis kualitatif dan
kuantitatif dalam suatu penelitian, misalnya AAN (Aktivasi Neutron).
Contoh reaksi inti antara lain adalah 7N14 + 2He4 8O17 + 1H1 yaitu inti atom
Nitrogen ditembak dengan partikel (2He4) menjadi inti atom Oksigen dengan
disertai timbulnya proton (1H1), inti atom oksigen yang terbentuk bersifat
radioaktif.
Neutron tidak bermuatan dan memiliki momen magnetik yang sangat kecil,
sehingga dalam perjalanannya neutron tidak berinteraksi dengan elektron atomik,
tetapi hanya berinteraksi dengan intinya. Neutron dapat berinteraksi dengan inti
secara elastis (energi kinetiknya kekal) atau secara tak elastis. Jika tumbukannya
tak elastis, inti ditinggalkan dalam keadaan tereksitasi, kemudian energi eksitasinya
dikeluarkan dalam peluruhan gamma.
Tidak setiap gabungan neutron dan proton menjadi sebuah inti mantap. Pada
umumnya, inti ringan (A<20) mengandung jumlah neutron dan proton yang hampir
sama, sedangkan pada inti , berat proporsi neutron bertambah besar.
Karena partikel alfa terdiri dari dua proton dan dua neutron, peluruhan alfa
mereduksi Z dan N inti induk, masing-masing dengan dua. Dalam peluruhan beta
negatif, neutron bertransformasi menjadi proton dan elektron :
no p+ + e-
elektronnya meninggalkan inti dan teramati sebagai partikel beta. Dalam
peluruhan beta positif, sebuah proton menjadi sebuah neutron dan sebuah positron
dipancarkan :
p+ no + e-
Jadi, peluruhan beta negatif mengurangi proporsi neutron, dan peluruhan beta
positif menambahnya. Elektron diabsorpsi oleh proton nuklir yang bertransformasi
menjadi neutron :
P+ + e- no
Salah satu contoh dari reaksi inti gabung adalah sebagai berikut :
A
Z X N 42 He 2 X ' n
Makin banyak energi yang diberikan pada inti, semakin banyak neutron yang kita
dapati melingkari inti.
p + 63Cu 63
Zn + n
62
Zn Cu + n + p
+ 60Ni 62
Zn + 2n
10.3 Pembentukan Isotop Dalam Reaksi Inti
Aktivitas sebuah sampel nuklide radioaktif ialah laju perubahan inti atom
pembentuknya jika N menyatakan banyaknya inti dalam sampel pada suatu saat,
aktivitasnya R ialah sebagai berikut :
dN
R
dt
Tanda minus dipakai supaya R menjadi kuantitas positif karena dN/dt secara
intrinsik berharga negatif. Setiap radioisotop memiliki umur-paro karakteristik,
beberapa memiliki umur-paro sepersejuta detik. Hukum aktivitas :
R = Ro e-t
Dengan disebut sebagai konstan peluruhan, mempunyai harga yang berbeda
untuk setiap radioisotop. Hubungan antara dengan T1/2 adalah mudah untuk
menentukannya. Kemudian umur-paro akan berlalu, yaitu apabila t = T1/2, aktivitas
R telah menurun menjadi Ro.
Jadi :
R = Ro e-t
-T1/2
Ro = Ro e
eT1/2 = 2
T1/2 = ln 2
ln2 0,693
T1/2 =
Hukum aktivitas empiris didapatkan langsung dari anggapan peluang masing-
masing inti isotop tertentu untuk meluruh per satuan waktu ialah konstan . Karena
adalah peluang per satuan waktu. dt adalah peluang setiap inti untuk meluruh
dalam selang waktu dt. Jika sampel itu mengandung N inti yang belum meluruh,
banyaknya inti dN yang meluruh dalam selang waktu dt ialah perkalian antara
banyaknya inti N dan peluang dt untuk masing-masing inti meluruh dalam selang
waktu dt. Ini berarti,
dN = - Ndt
tanda minus diperlukan, karena N berkurang ketika t bertambah. Persamaan diatas
dapat ditulis
dN
dt
N
masing-masing ruas dapat diintegrasi :
N dN t
No N 0 dt
ln N ln No = -t
N = Noe-t
Rumus-rumus diatas dapat juga dituliskan :
dN = Rdt - Ndt
dN
R N
dt
dimana R = laju tetap
0,693
= tetapan peluruhan =
t 1/2
R
N(t) = (1 e t )
Sehingga aktivitasnya
a(t) = N = R (1 e-t)
untuk t yang harganya kecil maka
a(t) Rt atau
m
R = N A dengan = fluks neutron
M
Dalam reaksi inti, energi seringkali dilepaskan atau diserap. Suatu reaksi melepas
energi berarti energi kinetik partikel-partikel setelah reaski lebih besar dari energi
kinetik partikel-partikel sebelum reaski. Penambahan energi ini datang dari
pengubahan energi diam menjadi energi kinetik. Jumlah energi yang dilepas diukur
oleh nilai Q reaksi inti, yang didefinisikan sebagi selisih antara energi kinetik akhir
dan awal.
Dalam sistem laboratorium, energi kinetik total timbul dari partikel datang saja :
1
Klab = mAV2 (energi kinetik dalam sistem lempengan)
2
Dalam sistem pusat massa, kedua partikel bergerak dan memberikan kontribusi
pada energi kinetik total.
Kcm = mA (v-V)2 + mB V2
= mAv2 - (mA mB) V2
= K - (mA - mB) V2
mB
= K lab (energi kinetik dalam sistem pusat massa)
A
m m B
Energi kinetik total partikel relatif terhadap pusat massanya ialah energi kinetik
total dalam sistem laboratorium dikurangi energi kinetik (mA + mB)V2 dari pusat
massa yang bergerak. Jadi dapat dianggap bahwa Kcm sebagai energi kinetik gerak
relatif partikel itu. Jika partikel bertumbukan, energi kinetik maksimum yang dapat
berubah menjadi energi eksitasi dari inti majemuk yang terjadi dengan tetap
mempertahankan kekekalan momentum ialah Kcm yanng lebih kecil dari Klab.
Reaksi fisi yaitu reaksi pembelahan inti atom berat menjadi dua inti atom
lain yang lebih ringan dengan disertai timbulnya energi yang sangat besarta atau
biasa diartikan bahwa Reaksi Fisi adalah reaksi pembelahan inti atom berat
menjadi beberapa inti atom ringan yang disertai pelepasan energi yang besar.
Misalnya inti atom uranium-235 ditembak dengan neutron sehingga terbelah
menjadi inti atom Xe-235 dan Sr-94 disertai dengan timbulnya 2 neutron yang
memiliki energi tinggi. Reaksinya dapat dituliskan :
92U
235 + 0n1 54Xe235 + 38Sr94 + 20n1 + Q
Dan bisa dituliskan sederhananya : reaksi Fisi biasanya terjadi secara berantai yang
dapat dirumuskan sebagai berikut:
X + n > X1 + X2 + (2 - 3) n + E.
Dalam reaksi fisi yang terjadi akan dihasilkan energi kira-kira sebesar 234 Mev.
Dalam reaksi fisi ini timbul -baru yang berenergi tinggi. Neutron-neutron
yang timbul akan menumbuk inti atom berat yang lain sehingga akan menimbulkan
reaksi fisi yang lain. Hal ini akan berlangsung terus sehingga semakin lama semakin
banyak reaksi inti yang dihasilkan dan dalam sekejab dapat timbul energi yang
sangat besar. Peristiwa semacam ini disebut reaksi fisi berantai. Reaksi fisi
berantai yang tak terkendali akan menyebabkan timbulnya energi yang sangat besar
dalam waktu relatif singkat, sehingga dapat membahayakan kehidupan manusia.
Reaksi berantai yang tak terkendali terjadi pada Bom Atom. Energi yang timbul
dari reaksi fisi yang terkendali dapat dimanfaatkannya untuk kehidupan manusia.
Reaksi fisi terkendali yaitu reaksi fisi yang terjadi dalam reaktor nuklir (Reaktor
Atom). Di mana dalam reaktor nuklir neutron yang terbentuk ditangkap dan tingkat
energinya diturunkan sehingga reaksi fisi dapat dikendalikan.
Persoalan terkahir dalam perancangan reaktor adalah pengambilan energi fisi untuk
menghasilkan daya dalam bentuk energi elektrik berikut adalah beberapa
pengambilan energi fisi dari reaktor yang pertama dengan :
Pada umumnya untuk menangkap neutron yang terjadi, digunakan logam yang
mampu menangkap neutron yaitu logam Cadmium atau Boron. Pengaturan populasi
neutron yang mengadakan reaksi fisi dikendalikan oleh batang pengendali yang
terbuat dari batang logam Cadmium, yang diatur dengan jalan memasukkan batang
pengendali ke dalam teras-teras bahan bakar dalam reaktor. Dalam reaktor atom,
energi yang timbul kebanyakan adalah energi panas, di mana energi panas yang
timbul dalam reaktor ditransfer keluar reaktor kemudian digunakan untuk
menggerakkan generator, sehingga diperoleh energi listrik.
Reaksi fusi yaitu reaksi penggabungan dua inti atom ringan menjadi inti atom
lain yang lebih berat dengan melepaskan energi. Reaksi fusi merupakan reaksi
nuklir yang melibatkan penggabungan inti-inti atom ringan menjadi inti yang lebih
berat dengan melepaskan sejumlah energi. Reaksi fusi disebut juga dengan reaksi
termonuklir karena pada proses reaksi memerlukan suhu yang sangat tinggi. Reaksi
fusi yang berlangsung spontan hanya dapat terjadi pada suhu dan tekanan yang
sangat tinggi.
Reaksi Fusi Dari Uranium
1H
2
+ 1H
2
1H
3
+ 1H
1
+ 4 MeV
1H
2
+ 1H
2
2He
3
+ 1
0n + 3,3 MeV
1H
3
+ 1 H3 2He
4
+ 0n
1
+ 17,6
MeV
Agar dapat terjadi reaksi fusi diperlukan temperatur yang sangat tinggi
sekitar 108 K, sehingga reaksi fusi disebut juga reaksi termonuklir. Karena untuk
bisa terjadi reaksi fusi diperlukan suhu yang sangat tinggi, maka di matahari
merupakan tempat berlangsungnya reaksi fusi. Energi matahari yang sampai ke
Bumi diduga merupakan hasil reaksi fusi yang terjadi dalam matahari. Hal ini
berdasarkan hasil pengamatan bahwa matahari banyak mengandung hidrogen (1H1).
Dengan reaksi fusi berantai akan dihasilkan inti helium-4. Di mana reaksi dimulai
dengan penggabungan antardua atom hidrogen membentuk deutron, selanjutnya
antara deutron dengan deutron membentuk inti atom helium-3 dan akhirnya dua inti
atom helium-3 bergabung membentuk inti atom helium -4 dan 2 atom hidrogen
dengan melepaskan energi total sekitar 26,7 MeV, yang reaksinya dapat dituliskan:
1H + 1H
1
1H
2
+ 1e0 + Q1
1H
2
+ 1H
2
2H
3
+ + Q2
2H
3
+ 2H
3
2He
4
+ 2 1H 1
+ Q3