Anda di halaman 1dari 15

Daniel Rendri Novendra 02311640000085

Adhi Rohmantoro 02311640000088


Qory Cipta Scientika 02311640000091
Moch. Jaffar Shodiq 02311640000095
Iffan Sulihan Rhahmadani 02311640000097

BAB 9
STRUKTUR INTI DAN RADIOAKTIVITAS

9.1 Partikel dan Penyusun Inti Atom


Partikel penyusun atom merupakan unit dasar dan bahan bangunan dari sebuah
unsur. Atom akan memulai reaksi dan proses kehidupan terpenting. Suatu atom
tidak mempunyai batas dan struktur yang pasti.

Partikel penyusun Atom :


1. Elektron
Elektron ditemukan oleh J.J Thomson pada tahun 1897, suatu elektron merupakan
partikel subatomik yang ringan dan terikat pada inti dengan gaya tarik menarik
diantara elektron yang bermuatan negatif dan proton yang bermuatan positif.
2. Neutron
Neutron tidak mempunyai muatan dan terletak pada inti. Hasil eksperimen
Rutherford pada penelitian penembakan lempengan emas, menyatakan bahwa atom
tersusun dari inti atom yang bermuatan positif dan dikelilingi elektron yang
bermuatan negatif. Massa proton yang ada didalam inti atom tidak seimbang dengan
massa inti atom. Dapat diprediksi bahwa ada partikel yang lain didalam atom.
3. Proton
Jumlah proton yang berada dalam ini atom disebut nomor atom unsur. Massa atom
yang terkonsentrasi pada inti yang terdiri dari neutron dan proton. Massa neutron
dan proton hampir sama, tetapi proton 1.836 kali lebih berat jika dibandingkan pada
electron. Massa proton yaitu 1 satuan massa atom. Muatan proton yaitu +1.
4. Inti Atom
Pada tahun 1911, Ernest Rutherford yang dibantu oleh Ernest Marsden dan Hans
Geiger telah menemukan konsep inti atom yang didukung oleh penemuan sinar X
oleh WC. Rontgen pada tahun 1895 dan menemukan penemuan zat radioaktif.

9.2 Ukuran dan Bentuk Inti


Pada eksperimen yang telah dilakukan oleh Rutherford yang disebut hamburan
Rutherford, membuktikan bahwa inti memiliki ukuran dan bentuk. Dalam inti atom
tersusun atas proton dan neutron. Volume inti yang terdiri dari proton dan neutron
ini dipengaruhi oleh kerapatan yang menyebabkan bentuk inti berbeda-beda.
Perbedaan yang terjadi ini dipengaruhi oleh ketergantungan kerapatan inti atom
pada jarak radial ke pusat yang terjadi karena adanya gaya tarik menarik antar
proton-elektron ataupun proton-neutron. Banyak inti atom berbentuk agak bulat,
oleh karena itu dalam sebuah inti atom memilikik jari-jari rata-rata, yang
bergantung pada massa, jumlah proton, dan neutron. Namun, pada rapat inti atom
sepertinya tak bergantung pada nomor massa A, karena inti atom yang sangat ringan
memiliki kerapatan yang kurang lebih sama seperti inti atom yang sangat berat.
Dengan kata lain, pada inti atom jumlah proton dan neutron tiap satuan volume
kurang lebih tak berubah. Dari penjelasan diatas dapat kita peroleh jari-jari inti
sebuah atom.
Menggunakan rumus rapat massa :

Jadi

Dari perbandingan diatas kita dapat mendefinisikan R dengan syarat menambahkan


tetapan banding Ro

Tetapan Ro diperoleh dengan cara menghamburkan partikel-partikel bermuatan


dari inti atom, agar diperoleh jari-jari inti atom dari distribusi partikel yang
terhambur, dari percobaan yang dilakukan diketahui nilai Ro sekitar 1,2 x 1015 m.
Panjang 1015 m = 1 fermtometer (fm).

9.3 Massa dan Energi Ikat Inti Atom


Besar nilai dari massa atom suatu unsur dapat dinyatakan dalam satuan massa atom
(sma). Satu satuan massa atom (1 sma) didefinisikan sebagai massa yang besarnya
1/12 kali massa isotop karbon C-12.
1 sma = 1,66056 x 10-27 kg
Satuan massa atom (sma) juga sering disetarakan dengan satuan energi, yakni : 1
sma ekuivalen dengan energi sebesar 931, 48 MeV (mega elektron volt).

Oleh karena inti atom tersusun oleh proton dan neutron, massa inti harusnya tepat
sama dengan jumlah massa proton dan massa neutron (massa nukleon). Akan tetapi,
kenyataannya tidaklah demikian. Massa inti selalu lebih kecil daripada massa
nukleon. Selisih antara massa nukleon dan massa inti disebut defek massa (m).
Defek massa (m) pada pembentukan nuklida X adalah sebagai berikut:
m = Zmp + (A Z) mn - mX
Dengan, mp = massa proton
Mn = massa neutron
mX = massa inti atom

Defek massa sebuah atom tidak hilang begitu saja, melainkan digunakan sebagai
energi untuk mengikat nukleon-nukleon dalam inti yang disebut energi ikat inti.

Energi ikat inti adalah energi yang dibutuhkan untuk memecah inti menjadi nukleon
yang terpisah atau dapat dinyatakan sebagai energi yang dilepaskan ketika inti
terbentuk dari nukleon yang terpisah. Energi ikat sama dengan penurunan energi
potensial nuklir dari nukleon ketika mereka masuk bersama-sama. Hal ini setara
dengan usaha yang dilakukan pada nukleon oleh gaya nuklir. Sejak Einstein
menemukan hubungan matematis yang menyamakan materi dengan energi E =
mc2, di mana E adalah energi, m adalah massa dan c adalah kecepatan cahaya
energi ikat inti dapat dihitung dengan relatif mudah. Massa inti kurang dari massa
nukleon individual yang membentuk inti itu. Perbedaan massa (m) antara
keduanya adalah setara dengan energi ikat inti.
m = Zmp + (A Z)mn mnucleus
di mana :
m = perbedaan massa
mp = massa proton
mn = massa neutron
mnucleus = massa inti terbentuk
Z = jumlah proton atau nomor atom
A = jumlah nukleon atau nomor massa

9.4 Gaya Inti


Inti atom terdiri atas proton dan neutron. Secara elektrostatis proton-proton dalam
inti atom akan menimbulkan gaya Coulomb yang saling tolak menolak, dimana
gaya Coulomb (gaya elektrostatis) akan makin besar jika jarak dua buah proton
makin dekat. Fakta menunjukkan bahwa proton-proton bersatu di dalam inti atom
pada jarak yang sangat dekat (sekitar 2 x 1015 m) di mana secara elektrostatis
proton-proton tidak mungkin bersatu. Selain gaya elektrostatis antara partikel
penyusun inti bekerja pula gaya Gravitasi. Gaya gravitasi menyebabkan gaya tarik-
menarik antar massa nukleon, yaitu proton dengan proton, proton dengan neutron,
atau neutron dengan neutron, sedangkan gaya elektrostatis menyebabkan gaya
tolak-menolak antara muatan proton dan proton. Akan tetapi besarnya gaya
gravitasi sangat kecil karena massa partikelnya juga sangat kecil. Sehingga dapat
dipastikan bahwa gaya Gravitasi bukan faktor dominan dalam mengikat partikel-
partikel inti. Gaya yang menyebabkan nukleon bisa bersatu di dalam inti disebut
gaya ikat inti yang memiliki sifat-sifat :
1. Gaya inti tidak disebabkan oleh muatan partikel atau bukan merupakan gaya
listrik.
2. Gaya harus sangat kuat atau harus jauh lebih besar daripada gaya elektrostatis.
3. Gaya inti merupakan gaya dekat artinya gaya ini hanya bekerja jika kedua
partikel dalam inti cukup dekat (berada pada jarak tertentu sekitar 1015 m).
Jika gaya inti bekerja juga sampai jarak yang jauh, maka seluruh partikel di
jagad raya akan berkumpul menjadi satu, sesuatu yang belum pernah terjadi.
4. Gaya inti tidak bekerja pada jarak yang sangat dekat sekali, karena pada
keadaan ini akan berubah menjadi gaya tolak. Jika gaya inti bekerja juga pada
jarak yang sangat dekat, maka semua netron akan menjadi satu.
5. Gaya inti antara dua partikel tidak tergantung pada jenis partikelnya. Artinya
gaya inti terjadi pada proton-proton, proton-netron, dan neutron-neutron.

Daniel Rendy Novendra


02311640000085
9.9 Peluruhan Beta
Peluruhan beta adalah proses sebuah neutron menjadi sebuah proton dan
sebuah elektron : n p + e dimana hasil peluruhan tersebut memancarkan partikel
beta; namun pernyataan tersebut berubah setelah diketahui bahwa fakta dari prtikel
yang dipancarkan tersebut adalah partikel elektron. Dimana elektron tersebut
bukanlah elektron orbital ataupun elektron yang semula berasal dari inti atom,
namun adalah sebuah elektron yang diciptakan oleh inti atom dari beda energi
diam inti atom sebesar mec2.
Terdapat dua kesulitan dalam percobaan pertama mengenai peluruhan beta,
yaitu :
a. Proses peluruhan melanggar hukum kekekalan momentum sudut.
b. Pengukuran energi elektron yang dipancarkanspektrum energi elektron
bernilai kontinu, dari nol hingga suatu nilai maksimum Kmaks.

Dalam menghitung nilai Q peluruhan beta, kita dapat mengelompokkan mp dan


me secara bersama untuk memberikan massa atom ( 110 ) , sehingga
= [ ( 110 )] 2
yang memberikan nilai 0,782 MeV.
Pada tahun 1930, Wolfgang Pauli berhasil memecahkan permasalahan yang
terjadi pada peluruhan beta. Ia mengusulkan bahwa terdapat partikel ketiga yang
dipancarkan dalam peluruhan beta, dimana partikel baru ini tidak memeiliki muatan
elektrik dan memiliki masa diam nol, seperti foton. Partikel baru ini disebut dengan
neutrino. Namun, partikel yang dipancarkan dalam peluruhan beta adalah
antipartikel dari neotrino yaitu antineutrino. Dengan demikian, proses peluruhan
beta secara lengkap adalah: + +
Adapun bentuk-bentuk lain dalam peluruhan beta yaitu :
- Peluruhan beta pada inti atom

+11 + +
Dengan nilai Q peluruhan tersebut adalah
= [( ) ( )] 2
- Peluruhan beta yang memancarkan positron
+ + +
+
1+1 + +
Dengan nilai Q pada proses ini adalah
= [( ) ( ) 2 ] 2
- Peluruhan beta saat proton menangkap sebuah elektron dari orbitnya
+ +

+

1+1

+
Dengan nilai Q proses ini adalah
= [ ( ) ( )] 2
Tabel Beberapa Proses Peluruhan Beta yang Khas
Peluruhan Jenis Q(MeV) t1/2
19
19 + + 4,82 27 s
176
176 + + 1,19 3,6 1010 th
25
25 + + + + 3,26 7,2 s
124
124 + + + + 2,14 5,2 d
15
+ 15 + EC 2,75 122 s
170
+ 170 + EC 0,31 129 d

9.10 Peluruhan Gamma


Sinar gamma inti adalah suaru sinar yang berasal dari inti akhir yang mencapai
keadaan dasar setelah memancarkan satu atau lebih foton. Energi setiap foton
adalah beda energi antara keadaan awal dan akhir inti, dikurangi pula dengan
sejumlah koreksi kecil bagi energi pental inti. Energi ini khasnya berada pada
rentang 100 keV hingga beberapa MeV. Energi sinar gamma dapat diukur dengan
ketelitian tinggi, yang memberikan cara ampuh bagi para ilmuwan untuk
menyimpulkan energi diberbagai keadaan eksitai inti.
Dalam menghitung energi partikel alfa dan beta yang dipancarkan dalam
peluruhan radioaktif, kita dapat menganggap bahwa tidak ada sinar gamma yang
dipancarkan. Jika ada sinnar gamma yang dipancarkan, maka energi yang tersedia
(nilai Q) harus dibagi bersama antara partikel dan sinar gamma.

9.11 Radioaktivitas Alam


Proses radioaktif mengubah nomor massa A sebuah inti atom sebanyak empat
satuan A-4 (peluruhan alfa) atau sama sekali tidak mengubah A (peluruhan beta
atau gamma). Karena peluruha gamma tidak mengubah Z atau A, maka tidak
diperlihatkan dalam gambar; tetapi, sebaguan besar peluruhan alfa dan beta disusuli
dengan pemancaran sinar gamma.
Nilai-nilai A pada unsur radioaktif mengalami peluruhan sebesar faktor
kelipatan 4. Dengan demikian, dengan masing-masing nilai A-nya dapat
dinyyatakan sebagai 4n, 4n+1, 4n+2, dan 4n+3, dengan n adalah bilangan bulat.
Gambar rantai peluruhan 235U
Terdapat sejumlah isotop radioaktif alam lain yang tidak termasuk dalam rantai
peluruhan unsur-unsur berat yang akan dijelaskan dalam tabel berikut
Tabel Isotop radioaktif di alam
Isotop t1/2
40
K 1,28 109 th
87
Rb 4,8 1010 th
92
Nb 3,2 107 th
113
Cd 9 1015 th
115
In 5,1 1014 th
138
La 1,1 1011 th
176
Lu 3,6 1010 th
187
Re 4 v 1010 th
Beberapa diantara isotop-isotop tersebut dapat digunakan bagi penentu usia isotop
lain. Beberapa unsur radioaktif lain dapat dihasilkan secara kontinu dalam atmosfer
bumi sebagai hasil reaksi inti antara molekul udara dengan partikel berenergi tinggi
yang dikenal sebagai sinar kosmik.

9.12 Efek Mssbauer


Pada tahun 1958, Rudolf Mssbauer menemukan suatu peristiwa fisika
penting, dimana saat dia melakukan percobaan penyerapan resonans dengan
menggunakan sinar 129 dari 191Ir. Didapatkan bahwa semua efek pental
dapat dipadamkan dengan menempatkan inti-inti radioaktif dalam sebuah kristal.
Karena energi ikat kristal sangat besar dibandingkan energi kinetik foton, sehingga
atom-aton terikat erat pada kedudukannya dalam kisi kristal sehingga tidak bebas
terpental. Efek inilah yang menyebabkan hadirnya massa M dalam persamaan
2
=
2 2
Untuk dapat memperagakan pergerakan resonans, sumber radiasi digerakkan
secara perlahan mendekati penyerap, sehingga energi gamma mengalami
pergeseran Doppler di sekitar puncak resonans. Pergeseran frekuensi karena
pengaruh gerak ditunjukkan dalam persaman

= (1 + )

Efek Mssbauer merupakan suatu metode yang sangat teliti untuk mengukur
perubahan kecil dalam energi foton. Dengannya, pemisahan Zeeman dari berbagai
keadaan inti (bukan atom) dapat diamati. Apabila sebuah inti atom ditempatkan
dalam suatu medan magnet, efek Zeeman menyebabkan m keadaan energi inti
mengalami pemisahan, seperti pada atom. Tetapi, momen magnet inti sekitar 2000
kali lebih kecil daripada momen magnet atom, sehingga pemisahan energi yang
terjadi adalah sekitar 10-6 eV, dengan tingkat ketelitian 1/1011. Dengan
menggunakan efek Mssbauer, hal ini tidak terlalu sulit untuk dicapai.

Qory Cipta Scientika


02311640000091
BAB 10
REAKSI INTI
10.1 Jenis Reaksi Inti

Reaksi inti merupakan peristiwa perubahan suatu inti atom sehingga berubah
menjadi inti atom lain dengan disertai munculnya energi yang sangat besar.Agar
terjadi reaksi inti diperlukan partikel lain untuk menggoyahkan kesetimbangan inti
atom sehingga kesetimbangan inti terganggu. Akibatnya inti akan terpecah menjadi
dua inti yang baru. Partikel yang digunakan untuk mengganggu kesetimbangan inti
yaitu partikel proton atau neutron. Di mana partikel proton atau neutron yang
berenergi ditembakkan pada inti target sehingga setelah reaksi terjadi akan
terbentuk inti atom yang baru disertai terbentuknya partikel yang baru. Inti target
dapat merupakan inti atom yang stabil, sehingga setelah terjadi reaksi menyebabkan
inti atom menjadi inti yang tidak stabil yang kemudian disebut isotop radioaktif.
Jadi reaksi inti dapat juga bertujuan untuk mendapatkan isotop radioaktif yang
berasal dari inti stabil.
Reaksi inti sangat berbeda dengan reaksi kimia, karena pada dasarnya reaksi inti ini
terjadi karena tumbukan (penembakan) inti sasaran (target) dengan suatu proyektil
(peluru). Secara skematik reaksi inti dapat digambarkan :

X+a Y+b

Keterangan :
X : nuklida sasaran
Y : radionuklida hasil reaksi inti
a : partikel penembak
b : partikel hasil reaksi inti
X adalah inti awal, Y inti akhir, sedang a dan b masing-masing adalah partikel
datang dan yang dipancarkan.
Apabila suatu partikel ditembakkan pada inti X, maka ada beberapa kemungkinan
yang terjadi, yakni hamburan elastik, hamburan inelastik dan reaksi inti.
Para ahli banyak menggunakan reaksi inti ini untuk tujuan analisis kualitatif dan
kuantitatif dalam suatu penelitian, misalnya AAN (Aktivasi Neutron).

Pada suatu reaksi inti berlaku :


1. Hukum kekekalan nomor massa
2. Hukum kekekalan muatan
3. Hukum kekekalan massa-energi
1 sma ~ 931,5 MeV
4. Hukum kekekalan momentum

Contoh reaksi inti antara lain adalah 7N14 + 2He4 8O17 + 1H1 yaitu inti atom
Nitrogen ditembak dengan partikel (2He4) menjadi inti atom Oksigen dengan
disertai timbulnya proton (1H1), inti atom oksigen yang terbentuk bersifat
radioaktif.

10.2 Reaksi Inti Gabung

Neutron tidak bermuatan dan memiliki momen magnetik yang sangat kecil,
sehingga dalam perjalanannya neutron tidak berinteraksi dengan elektron atomik,
tetapi hanya berinteraksi dengan intinya. Neutron dapat berinteraksi dengan inti
secara elastis (energi kinetiknya kekal) atau secara tak elastis. Jika tumbukannya
tak elastis, inti ditinggalkan dalam keadaan tereksitasi, kemudian energi eksitasinya
dikeluarkan dalam peluruhan gamma.
Tidak setiap gabungan neutron dan proton menjadi sebuah inti mantap. Pada
umumnya, inti ringan (A<20) mengandung jumlah neutron dan proton yang hampir
sama, sedangkan pada inti , berat proporsi neutron bertambah besar.
Karena partikel alfa terdiri dari dua proton dan dua neutron, peluruhan alfa
mereduksi Z dan N inti induk, masing-masing dengan dua. Dalam peluruhan beta
negatif, neutron bertransformasi menjadi proton dan elektron :
no p+ + e-
elektronnya meninggalkan inti dan teramati sebagai partikel beta. Dalam
peluruhan beta positif, sebuah proton menjadi sebuah neutron dan sebuah positron
dipancarkan :
p+ no + e-
Jadi, peluruhan beta negatif mengurangi proporsi neutron, dan peluruhan beta
positif menambahnya. Elektron diabsorpsi oleh proton nuklir yang bertransformasi
menjadi neutron :
P+ + e- no
Salah satu contoh dari reaksi inti gabung adalah sebagai berikut :
A
Z X N 42 He 2 X ' n

Makin banyak energi yang diberikan pada inti, semakin banyak neutron yang kita
dapati melingkari inti.
p + 63Cu 63
Zn + n
62
Zn Cu + n + p
+ 60Ni 62
Zn + 2n
10.3 Pembentukan Isotop Dalam Reaksi Inti
Aktivitas sebuah sampel nuklide radioaktif ialah laju perubahan inti atom
pembentuknya jika N menyatakan banyaknya inti dalam sampel pada suatu saat,
aktivitasnya R ialah sebagai berikut :
dN
R
dt
Tanda minus dipakai supaya R menjadi kuantitas positif karena dN/dt secara
intrinsik berharga negatif. Setiap radioisotop memiliki umur-paro karakteristik,
beberapa memiliki umur-paro sepersejuta detik. Hukum aktivitas :
R = Ro e-t
Dengan disebut sebagai konstan peluruhan, mempunyai harga yang berbeda
untuk setiap radioisotop. Hubungan antara dengan T1/2 adalah mudah untuk
menentukannya. Kemudian umur-paro akan berlalu, yaitu apabila t = T1/2, aktivitas
R telah menurun menjadi Ro.
Jadi :
R = Ro e-t
-T1/2
Ro = Ro e
eT1/2 = 2
T1/2 = ln 2
ln2 0,693
T1/2 =

Hukum aktivitas empiris didapatkan langsung dari anggapan peluang masing-
masing inti isotop tertentu untuk meluruh per satuan waktu ialah konstan . Karena
adalah peluang per satuan waktu. dt adalah peluang setiap inti untuk meluruh
dalam selang waktu dt. Jika sampel itu mengandung N inti yang belum meluruh,
banyaknya inti dN yang meluruh dalam selang waktu dt ialah perkalian antara
banyaknya inti N dan peluang dt untuk masing-masing inti meluruh dalam selang
waktu dt. Ini berarti,
dN = - Ndt
tanda minus diperlukan, karena N berkurang ketika t bertambah. Persamaan diatas
dapat ditulis
dN
dt
N
masing-masing ruas dapat diintegrasi :
N dN t
No N 0 dt
ln N ln No = -t
N = Noe-t
Rumus-rumus diatas dapat juga dituliskan :
dN = Rdt - Ndt
dN
R N
dt
dimana R = laju tetap
0,693
= tetapan peluruhan =
t 1/2
R
N(t) = (1 e t )

Sehingga aktivitasnya
a(t) = N = R (1 e-t)
untuk t yang harganya kecil maka
a(t) Rt atau
m
R = N A dengan = fluks neutron
M

10.4 Kinematika Reaksi Energi-Rendah

Dalam reaksi inti, energi seringkali dilepaskan atau diserap. Suatu reaksi melepas
energi berarti energi kinetik partikel-partikel setelah reaski lebih besar dari energi
kinetik partikel-partikel sebelum reaski. Penambahan energi ini datang dari
pengubahan energi diam menjadi energi kinetik. Jumlah energi yang dilepas diukur
oleh nilai Q reaksi inti, yang didefinisikan sebagi selisih antara energi kinetik akhir
dan awal.
Dalam sistem laboratorium, energi kinetik total timbul dari partikel datang saja :
1
Klab = mAV2 (energi kinetik dalam sistem lempengan)
2
Dalam sistem pusat massa, kedua partikel bergerak dan memberikan kontribusi
pada energi kinetik total.
Kcm = mA (v-V)2 + mB V2
= mAv2 - (mA mB) V2
= K - (mA - mB) V2

mB
= K lab (energi kinetik dalam sistem pusat massa)
A
m m B

Energi kinetik total partikel relatif terhadap pusat massanya ialah energi kinetik
total dalam sistem laboratorium dikurangi energi kinetik (mA + mB)V2 dari pusat
massa yang bergerak. Jadi dapat dianggap bahwa Kcm sebagai energi kinetik gerak
relatif partikel itu. Jika partikel bertumbukan, energi kinetik maksimum yang dapat
berubah menjadi energi eksitasi dari inti majemuk yang terjadi dengan tetap
mempertahankan kekekalan momentum ialah Kcm yanng lebih kecil dari Klab.

Harga Q suatu reaksi nuklir :


Q = [(mA + mB) - (mC + mD)] c2
= [(mA + mB mC mD)]c2
Jika Q merupakan kuantitas positif, energi dilepaskan oleh reaksi itu. Jika Q
kuantitas negatif energi kinetik dalam sistem pusat massa cukup besar harus
diberikan oleh partikel-partikel yang bereaksi sehingga
Kcm + Q 0
Moch. Jaffar Shodiq
02311640000095

10.5 Reaksi I Fisi

Reaksi fisi yaitu reaksi pembelahan inti atom berat menjadi dua inti atom
lain yang lebih ringan dengan disertai timbulnya energi yang sangat besarta atau
biasa diartikan bahwa Reaksi Fisi adalah reaksi pembelahan inti atom berat
menjadi beberapa inti atom ringan yang disertai pelepasan energi yang besar.
Misalnya inti atom uranium-235 ditembak dengan neutron sehingga terbelah
menjadi inti atom Xe-235 dan Sr-94 disertai dengan timbulnya 2 neutron yang
memiliki energi tinggi. Reaksinya dapat dituliskan :

92U
235 + 0n1 54Xe235 + 38Sr94 + 20n1 + Q

Dan bisa dituliskan sederhananya : reaksi Fisi biasanya terjadi secara berantai yang
dapat dirumuskan sebagai berikut:

X + n > X1 + X2 + (2 - 3) n + E.

Dalam reaksi fisi yang terjadi akan dihasilkan energi kira-kira sebesar 234 Mev.
Dalam reaksi fisi ini timbul -baru yang berenergi tinggi. Neutron-neutron
yang timbul akan menumbuk inti atom berat yang lain sehingga akan menimbulkan
reaksi fisi yang lain. Hal ini akan berlangsung terus sehingga semakin lama semakin
banyak reaksi inti yang dihasilkan dan dalam sekejab dapat timbul energi yang
sangat besar. Peristiwa semacam ini disebut reaksi fisi berantai. Reaksi fisi
berantai yang tak terkendali akan menyebabkan timbulnya energi yang sangat besar
dalam waktu relatif singkat, sehingga dapat membahayakan kehidupan manusia.
Reaksi berantai yang tak terkendali terjadi pada Bom Atom. Energi yang timbul
dari reaksi fisi yang terkendali dapat dimanfaatkannya untuk kehidupan manusia.
Reaksi fisi terkendali yaitu reaksi fisi yang terjadi dalam reaktor nuklir (Reaktor
Atom). Di mana dalam reaktor nuklir neutron yang terbentuk ditangkap dan tingkat
energinya diturunkan sehingga reaksi fisi dapat dikendalikan.

Reaksi Fisi Dari Uranium

Persoalan terkahir dalam perancangan reaktor adalah pengambilan energi fisi untuk
menghasilkan daya dalam bentuk energi elektrik berikut adalah beberapa
pengambilan energi fisi dari reaktor yang pertama dengan :

1. Reaktor air didih


2. Reaktor air tekan
3. Reaktor logam-cair

Pada umumnya untuk menangkap neutron yang terjadi, digunakan logam yang
mampu menangkap neutron yaitu logam Cadmium atau Boron. Pengaturan populasi
neutron yang mengadakan reaksi fisi dikendalikan oleh batang pengendali yang
terbuat dari batang logam Cadmium, yang diatur dengan jalan memasukkan batang
pengendali ke dalam teras-teras bahan bakar dalam reaktor. Dalam reaktor atom,
energi yang timbul kebanyakan adalah energi panas, di mana energi panas yang
timbul dalam reaktor ditransfer keluar reaktor kemudian digunakan untuk
menggerakkan generator, sehingga diperoleh energi listrik.

10.6 Reaksi Fusi

Reaksi fusi yaitu reaksi penggabungan dua inti atom ringan menjadi inti atom
lain yang lebih berat dengan melepaskan energi. Reaksi fusi merupakan reaksi
nuklir yang melibatkan penggabungan inti-inti atom ringan menjadi inti yang lebih
berat dengan melepaskan sejumlah energi. Reaksi fusi disebut juga dengan reaksi
termonuklir karena pada proses reaksi memerlukan suhu yang sangat tinggi. Reaksi
fusi yang berlangsung spontan hanya dapat terjadi pada suhu dan tekanan yang
sangat tinggi.
Reaksi Fusi Dari Uranium

Misalnya penggabungan deutron dengan deutron menghasilkan triton dan


proton dilepaskan energi sebesar kira-kira 4,03 MeV. Penggabungan deutron
dengan deutron menghasilkan inti He-3 dan neutron dengan melepaskan energi
sebesar 3,3 MeV. Penggabungan triton dengan triton menghasilkan inti He-4
dengan melepaskan energi sebesar 17,6 MeV, yang reaksi fusinya dapat dituliskan
:

1H
2
+ 1H
2
1H
3
+ 1H
1
+ 4 MeV
1H
2
+ 1H
2
2He
3
+ 1
0n + 3,3 MeV
1H
3
+ 1 H3 2He
4
+ 0n
1
+ 17,6
MeV

Agar dapat terjadi reaksi fusi diperlukan temperatur yang sangat tinggi
sekitar 108 K, sehingga reaksi fusi disebut juga reaksi termonuklir. Karena untuk
bisa terjadi reaksi fusi diperlukan suhu yang sangat tinggi, maka di matahari
merupakan tempat berlangsungnya reaksi fusi. Energi matahari yang sampai ke
Bumi diduga merupakan hasil reaksi fusi yang terjadi dalam matahari. Hal ini
berdasarkan hasil pengamatan bahwa matahari banyak mengandung hidrogen (1H1).
Dengan reaksi fusi berantai akan dihasilkan inti helium-4. Di mana reaksi dimulai
dengan penggabungan antardua atom hidrogen membentuk deutron, selanjutnya
antara deutron dengan deutron membentuk inti atom helium-3 dan akhirnya dua inti
atom helium-3 bergabung membentuk inti atom helium -4 dan 2 atom hidrogen
dengan melepaskan energi total sekitar 26,7 MeV, yang reaksinya dapat dituliskan:

1H + 1H
1
1H
2
+ 1e0 + Q1
1H
2
+ 1H
2
2H
3
+ + Q2
2H
3
+ 2H
3
2He
4
+ 2 1H 1
+ Q3

Reaksi tersebut dapat ditulis:

4 1H1 2He4 + 2 1e0 + Q


10.7 Aplikasi Fisika Inti Atau Penerapan Fisika Inti
Sejak zaman prasejarah manusia telah memanfaatkan sinar matahari untuk
berbagai keperluan. Sebelum ada lampu, penerang bangunan di siang hari berasal dari
cahaya matahari. Para petani juga sangat membutuhkan sinar matahari. Sinar matahari
digunakan oleh tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang. Salah satu kendala pemanfaatan
energi matahari adalah keterbatasan waktu penyinaran. Umumnya energi matahari masih
dipakai secara langsung, yaitu pada siang hari di saat matahari sedang bersinar. Padahal
manusia menggunakan energi secara terus menerus selama 24 jam. Ketika sedang tidur
pun, sebagian kita menggunakan kipas angin atau air conditioner yang memerlukan
energi untuk menjalankannya. Para ahli fisika modern merancang sel-sel pengumpul sinar
matahari untuk menangkap dan menampung energi matahari di siang hari untuk langsung
digunakan juga disimpan. Sel-sel pengumpul biasanya berbentuk plat, terpasang pada atap
ataudinding bangunan serta tempat-tempat yang terkena sinar matahari contoh contoh
aplikasinya Aplikasi teknik nuklir, baik aplikasi radiasi maupun radioisotop, sangat
dirasakan manfaatnya sejak program penggunaan tenaga atom untuk maksuddamai
dilancarkan pada tahun 1953, penggunaannya di bidang kedokteran sangat luas,
sejalan dengan pesatnya perkembangan bioteknologi,serta didukung pula oleh
perkembangan instrumentasi nuklir dan produksiradioisotop umur pendek yang
lebih menguntungkan ditinjau dari segi medik.Energi radiasi yang dipancarkan oleh
suatu sumber radiasi, dapat menyebabkan peruba.hari fisis, kimia dan biologi pada
materi yang dilaluinya. Selain itu, radiasi yang dipancarkan oleh suatu radioisotop,
lokasi dan distribusinya dapat dideteksi dari luar tubuh secara tepat, serta
aktivitasnya dapat diukursecara akurat; sehingga penggunaan radioisotop sebagai
tracer atau perunut,sangat bermanfaat dalam studi metabolisme, serta teknik
pelacakan danpenatahan berbagai organ tubuh, tanpa harus melakukan
pembedahan.

Iffan Sulihan Rhahmadani


02311640000097

Anda mungkin juga menyukai