Anda di halaman 1dari 16

A.

Inti Atom
Atom pada dahulu kala didefinisikan sesuatu yang paling kecil dan tidak dapat dipecah lagi.
Akan tetapi pada suatu ketika ternyata atom memiliki bagian dimana terdapat inti atom, proton dan
neutron.
 Proton merupakan partikel bermuatan positif yang bernilai (+1.6 10-19).
 Neutron merupakan partikel yang bermuatan netral dengan massa satu satuan massa atom.
 Elektron merupakan partikel subatom yang bermuatan negatif dan berada di kulit atom.
Berikut tabel perbandingan massa dan muatan partikel penyusun atom.

Secara umum atom dapat dituliskan dengan:

X = Nama unsur atom


Z = Nomor atom dimana menyatakan jumlah electron dan jumlah proton
A = Nomor massa, menyatakan jumlah proton dan neutron
N = Jumlah neutron. N= A-Z.
Ukuran inti atom jauh lebih kecil dari ukuran atom itu sendiri, dan hampir sebagian besar
tersusun dari proton dan neutron, hampir sama sekali tidak ada sumbangan dari elektron. Jumlah netron
dalam inti atom menentukan isotop elemen tersebut. Jumlah proton dan netron dalam inti atom saling
berhubungan; biasanya dalam jumlah yang sama, dalam nukleus besar ada beberapa netron lebih. Kedua
jumlah tersebut menentukan jenis nukleus. Proton dan netron memiliki massa yang hampir sama, dan
jumlah dari kedua massa tersebut disebut nomor massa, dan beratnya hampir sama dengan massa atom
(tiap isotop memiliki masa yang unik). Massa dari elektron sangat kecil dan tidak menyumbang banyak
kepada massa atom.
Semua atom dapat diidentifikasikan berdasarkan jumlah proton dan neutron yang dikandungnya.
Jumlah proton dalam setiap inti atom suatu unsur disebut nomor atom (Z). Dalam suatu atom netral
jumlah proton sama dengan jumlah elektron, sehingga nomor atom juga menandakan jumlah elektron
yang ada dalam atom. Nomor massa (A) adalah jumlah total neutron dan proton yang ada dalam inti atom
suatu unsur.
Dalam inti atom terdapat tiga jenis nuklida antara lain isotop, isoton, dan isobar. Apakah itu
semua? Mari kita belajar bersama.

 Isotop merupakan inti yang memiliki nomor atom sama, tetapi jumlah neutron berbeda.

 Isobar merupakan nuklida yang mempunyai jumlah proton dan neutron sama tetapi jumlah proton
berbeda.

 Isoton adalah nuklida-nuklida dengan jumlah neutron yang sama.

 Isodiafer adalah nuklida-nuklida yang memiliki selisih yang sama banyak


 Isomer nuklir adalah nuklida-nuklida yang memiliki nomor atom dan nomor massa sama, tetapi
waktu paruhnya berbeda.

Berdasarkan jumlah proton dan neutron yang terkandung dalam sebuah atom, dapat ditentukan.
pula gaya inti, energi ikat inti, dan stabilitas inti sebagai berikut.
1. Gaya Inti

Gaya inti merupakan gaya tarik menarik antar nukleon dan merupakan gaya terkuat dibandingkan
gaya gravitasi dan gaya elektrostatis. Hal ini yang menyebabkan nukleon tetap terikat dalam inti atom
walaupun terjadi gaya tolak menolak antara proton dan neutron.

Pada inti atom, partikel tersebut menyatu karena ada sesuatu. Sesuatu itu adalah gaya ikat inti
atau sering disebut sebagai gaya inti saja. Partikel-partikel bermuatan positif yang ada pada inti atom
seharusnya tolak menolak karena gaya coloumb oleh proton itu. Nah, karena ada gaya inti inilah
kumpulan partikel bermuatan positif itu menjadi tidak terpencar-pencar karena saling tolak menolak.

Gaya inti sifatnya tarik menarik sehingga dapat mengikat inti atom. Gaya inti yang dihasilkan
oleh inti jauh lebih besar dari pada gaya coloumb, sehingga resultan gayanya adalah tarik menarik. Oleh
karena itu, gaya inti sangat besar perananya dalam inti atom. Sehingga inti atom tidak terpencar-pencar
intinya karena saling tolak menolak.

Karakteristik gaya inti antara lain :

 Gaya inti merupakan gaya tarik menarik , lebih besar dari gaya coulomb dalam inti atom.
 Gaya inti bekerja pada kisaran jarak yang sangat pendek, nuklida-nuklida berinteraksi
hanya dengan nuklida terdekat nya.
 Gaya inti bekerja di antara dua proton,dua neutron atau antara proton dan neutron.

Untuk mengamati gaya inti maka di adakan pemisahan-pemisahan.

 Gaya inti dapat di nyatakan dengan suatu interaksi antara dua benda.
 Interaksi tersebut dapat di nyatakan dengan suatu potensial.
 Pengaruh relativitas dapat di abaikan.
2. Gaya Ikat Inti

Gaya inti antar partikel inti menghasilkan energi ikat inti. Energi ikat ini didefinisikan sebagai
energi yang dibutuhkan untuk memutus atom menjadi partikel pembentuknya. Energi ikat ini dapat
dihitung menggunakan rumus massa dan energi Einstein.

E= Δm. c² Keterangan: Δm= defek massa (kg)


C = cepat rambat cahaya (3×108 m/s)
E = energi ikat inti (Joule)
Selisih massa ini disebut defek massa dan digunakan sebagai pertahanan proton dan neutron
sehingga tetap dalam satu ikatan. Defek ini dapat dituliskan sebagai persamaan matematis sebagai berikut
∆m = [(Z, mp + (A – Z) mn) – minti]

Keterangan: ∆m = defek massa

mp = massa proton

mn = massa neutron

Z = jumlah proton

A-Z = jumlah neutron

Minti = massa inti

3. Hubungan Energi Ikat dan Stabilitas Inti

Besarnya energi ikat inti ternyata tidak selalu menggambarkan tingkat stabilitas inti, karena pada
umumnya inti yang memiliki nukleon lebih besar memiliki tingkat stabilitas inti yang lebih rendah.Oleh
karena itu, kita perlu menyatakan besaran energi yang terkait langsung dengan stabilitas inti, yaitu energi
ikat per nukleon, yang besarnya dapat dihitung dengan persamaan:

En =

Semakin besar energi ikat inti suatu nukleon maka akan semakin besar kesetabilan inti yang
dimilki suatu atom dan sebaliknya.

B. Radioaktivitas

Radioaktivitas adalah pemancaran sinar radioaktif secara spontan oleh inti-inti (inti induk) tidak
stabil menjadi inti-inti yang lebih stabil (inti anak). Zat-zat radioaktif yang terdapat di alam antara lain
uranium, polonium, dan radium. Beberapa unsur lain memiliki isotop yang bersifat radioaktif. Unsur-
unsur tersebut disebut radioisotop. Inti atom dengan Z > 83 merupakan inti yang tidak stabil. Inti atom
yang tidak stabil tersebut disebabkan karena adanya peluruhan yang disebut dengan peluruhan radioaktif.
Peluruhan randioaktif adalah peristiwa terurainya beberapa inti atom tertentu secara spontan diikuti
dengan pancaran partikel alfa (inti helium), partikel beta (elektron) atau radiasi gamma ( gelombang
elektromagnetik).
1. Kestabilan Inti
Perhatikan grafik di samping. Grafik di
samping menunjukkan grafik jumlah
elektron (N) terhadap jumlah proton (Z)
dalam inti. Garis N=Z sebagai acuan, jika
inti memiliki banyak proton atau banyak
neutron, maka inti menjadi tidak stabil. Inti
ringan (Z < 30) akan stabil jika memiliki
jumlah proton dan neutron sama (N=Z).
Inti atom yang memiliki nomor atom
antara 30 dan 83 akan stabil jika N= 1,6 Z. inti atom dengan Z > 83 adalah inti tidak stabil.
2. Partikel Radioaktif
a. Partikel Alfa ( α )

Partikel α adalah inti helium yang dipancarkan oleh suatu inti yang tidak stabil. Partikel α
adalah bentuk radiasi partikel yang sangat menyebabkan ionisasi, dan kemampuan penetrasinya
rendah. Partikel α bermuatan positif (+2e). Partikel α memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

 Dibelokan oleh medan listrik dan medan magnet.


 Mengionisasi gas yang dilalui.
 Mempengaruhi plat fotografi, dan menyebabkan fluoresensi pada bahan
fluorecent.
 Sebuah partikel alfa terdiri atas dua proton dan dua neutron.
 Kecepatan sebuah partikel adalah 107 m/s.
 Daya tembus sinar alfa sangat kecil.
 Memiliki energi kinetik yang sangat besar.
 Memiliki massa partikel 6,643.10-27 kg (kira-kira empat kali massa proton).
 Memiliki muatan partikel +3,2.10-19 C (dua kali muatan proton).
 Dapat mengancurkan sel-sel hidup dan menyebabkan kerusakan biologis.

Secara umum proses pemancaran partikel α dituliskan dalam bentuk persamaan reaksi inti
berikut.

b. Partikel Beta (β)

Inti yang tidak stabil memiliki jumlah neutron lebih banyak daripada jumlah protonnya
akan memancarkan partikel β. Untuk mencapai kestabilan, inti akan mengubah neutron menjadi
proton dengan memancarkan partikel β.

Partikel β memiliki sifat-sifat sebagai berikut:


 Dibelokan oleh medan listrik dan magnet.
 Mempunyai daya tembus yang lebih besar daripada sinar alfa.
 Menyebakan fluoresensi bahan fluorecent.
 Mempunyai daya ionisasi yang lebih kecil dari sinar alfa
 Kecepatannya adalah 108 m/s.
 Memiliki daya tembus lebih dari partikel alfa.
 Memiliki masa partikel 9,1 . 10-31 kg dan muatan adalah +1,6.10-19 C
 Menghasilkan sinar X ketika dihentikan oleh logam yang memiliki nomor atom
dan tiik leleh tinggi.
 Dapat menyebabkan kerusakan radiasi lebih besar, karena dapat dengan mudah
melewati kulit tubuh

Inti yang memancarkan partikel β akan mengalami penambahan nomor atom sebesar 1,
sedangkan nomor massanya tetap. Secara umum reaksinya dapat ditulis sebagai berikut.
c. Partikel Gamma (γ)

Sinar γ adalah gelombang elektromagnetik. Sinar γ tidak memiliki massa dan tidak

bermuatan. Lambang dari sinar gamma adalah . Sinar gamma memiliki beberapa sifat
seperti berikut:

 Tidak dapat dibelokan oleh medan listrik dan magnet.


 Mempengaruhi pelat fotografi.
 Memiliki daya tembus tinggi.
 Kekuatan ionisasi sangat rendah dibandingkan dengan partikel alfa dan beta.
 Kecepatan sinar gamma sama dengan kecepatan cahaya.
 Menyebabkan fluoresensi pada bahan fluorecent.
 Terdifraksi oleh kristal.
 Dapat dengn mudah melewati tubuh mansia dan menyebabkan kerusakan
biologis yang besar.

Inti yang memancarkan sinar γ tidak mengalami perubahan nomor atom maupun nomor
massa. Secara umum, reaksi intinya dituliskan sebagai berikut.

3. Aktivitas Radioaktif
Inti radioaktif selalu memancarkan sinar radioaktif sehingga menyebabkan jumlah inti
atomnya semakin berkurang karena terjadi peluruhan. Laju peluruhan sebanding dengan
jumlah ini sesuai dengan perubahan waktu. Secara matematis dituliskan sebagai berikut:

Keterangan: A= aktivitas peluruhan (bacquerel)


λ= konstanta peluruhan (s-1)
N= jumlah partikel pada saat itu
4. Waktu Paruh
Waktu paro (t½) adalah waktu yang diperlukan oleh inti radioaktif untuk meluruh hingga
aktivitasnya menjadi setengah aktivitas mula-mula. Sesuai dengan definisinya, untuk waktu
paruh t = T1/2 dan N = 1/2 N0

Jumlah inti yang tersisa pada waktu tertentu dapat dituliskan sebagai berikut.

C. Reaksi inti atom


Reaksi inti atom adalah proses yang terjadi di inti atom, karena reaksi ini Inti atom dapat
memancarkan zat radioaktif sehingga terbentuk inti atom baru. Dapat melalui proses pemecahan inti
menjadi dua inti atau lebih yang hampir sama dan dapat pula melalui proses penggabungan. Peristiwa-
peristiwa perubahan inti menjadi inti baru ini dinamakan reaksi inti, reaksi nuklir atau radioaktivitas.
Dalam suatu reaksi inti berlaku hukum kekekalan nomor atom, hukum kekekalan nomor massa dan
kekekalan massa – energi.
Terdapat dua radioaktivitas, yaitu reaksi fusi nuklir dan reaksi fisi.
 Reaksi Fusi Nuklir
Reaksi Fusi Nuklir adalah reaksi peleburan atau penggabungan dua atau lebih inti atom
menjadi atom baru. Pada reaksi fusi dihasilkan energi, reaksi fusi juga dikenal sebagai reaksi
yang bersih. Contoh reaksi Fusi Nuklir adalah reaksi yang terjadi di hampir semua inti bintang di
alam semesta, salah satunya matahari. Reaksi fusi terkendali dimanfaatkan dalam pembuatan
reaktor nuklir. Sedangkan reaksi fusi tak terkendali dimanfaatkan sebagai Senjata bom hidrogen.
Beberapa unsur radioaktivitas dalam reaksi fusi nuklir adalah Lithium-6, hydrogen Deuterium
dan Tritium. Contoh reaksi fusi nuklir sebagai berikut:
 Reaksi Fisi Nuklir
Reaksi Fisi Nuklir adalah reaksi pembelahan atau pemecahan inti atom akibat tumbukan
inti atom satu dengan lainnya. Reaksi fisi inti atom baru yang bermassa lebih ringan,
memiliki energi, serta menghasilkan radiasi elektromagnetik. Ledakan senjata nuklir dan
pembangkit listrik tenaga nuklir adalah beberapa contoh reaksi fisi nuklir. Beberapa Unsur
radioaktivitas yang digunakan dalam reaksi fisi nuklir adalah Plutonium-239 dan Uranium-
235. Contoh reaksi fisi nuklir sebagai berikut:

Radioaktivitas ini juga menghasilkan radiasi sinar alfa, beta dan gamma yang bisa saja
berbahaya bagi manusia.
Baik pada reaksi fusi maupun fisi dibutuhkan pengaturan reaktor yang tidak mudah,
meski pada reaksi fusi hal ini lebih sulit namun jika dapat dilakukan energi yang dihasilkan
reaksi fusi akan lebih besar dari yang ada saat ini. Meski begitu, disisi lain reaksi fusi juga
relatif lebih aman karena lebih sedikit menghasilkan sinar gamma daripada reaksi fisi.

D. Reaktor Nuklir
Reaktor nuklir adalah tempat terjadinya reaksi fisi berantai terkendali. Reaktor nuklir
dimanfaatkan sebagai penghasil, tenaga atau daya dan penghasil radio isotopnya.
Reaktor nuklir dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
 Reaktor Termal neutron-neutron yang dihasilkan memiliki energi yang hampir sama
dengan energi partikel-partikel gas pada suhu normal.
 Reaktor Cepat (fast reactor) neutron-neutron yang menghasilkan fisi memilki energi
yang besar.
Berikut ini beberapa komponen dasar reaktor:
a. Bahan bakar reaktor nuklir merupakan bahan yang akan menyebabkan suatu reaksi fisi
berantai berlangsung sendiri, sebagai sumber energi nuklir.
b. Teras reaktor, di dalamnya terdapat elemen bahan bakar yang membungkus bahan bakar.
c. Moderator adalah komponen reaktor yang berfungsi untuk menurunkan energi neutron
cepat (+2 MeV) menjadi komponen reaktor normal (+0,02-0,04 eV) agar dapat bereaksi
sebagai bahan bakar nuklir.
d. Setiap reaksi fisi menghasilkan neutron baru yang lebih banyak (2-3 neutron baru), maka
perlu diatur jumlah neutron yang bereaksi dengan bahan bakar. Komponen reaktor yang
berfungsi sebagai pengatur jumlah neutron yang bereaksi dengan bahan bakar adalah
batang kendali. Bahan yang dipergunakan untuk batang kendali reaktor haruslah
memiliki kemampuan tinggi menyerap neutron. Bahan-bahan tersebut antara lain
kadmium (Cd), boron (B), atau haefnium (Hf).
e. Perisai (shielding), berfungsi sebagai penahan radiasi hasil fisi bahan agar tidak
menyebar pada lingkungan.
f. Pemindah panas, berfungsi untuk memindahkan panas dari pendingin primer ke
pendingin sekunder dengan pompa pemindah panas.
g. Pendingin sekunder, dapat juga berfungsi sebagai generator uap (pembangkit uap) yang
selanjutnya dapat digunakan untuk menggerakkan generator listrik.

Reaksi fusi harus digerakkan dengan kelajuan sangat tinggi memerlukan energi kinetik sangat
tinggi, suhu yang sanagat tinggi. Reaksi fusi menimbulkan suhu yang sangat tinggi disebut reaksi
termonuklir.
Reaktor fusi nuklir memiliki dua syarat untuk mengendalikan fusi, yaitu:
 Suhu harus sangat tinggi. Pada suatu suhu tertentu disebut suhu pembakaran (ignition
temperatur), proses fusi akan berlangsung sendiri.
 Pada suhu sangat tinggi, semua atom terionisasi habis membentuk suatu plasma (sejenis gas yang
disusun oleh partikel-partikel bermuatan seperti H+ dan e ).
Reaksi fusi memilki keunggulan pada pengaturan laju reaksi. Bahan bakar fusi nuklir tersedia
hampir tanpa batas dan murah. ITER sebagai sumber pembangkit energi tanpa batas, aman, dan ramah
lingkungan dapat tercapai.

E. Manfaat Radioisotop
Berikut ini berbagai pemanfaatan radioisotop yang dihasilkan oleh unsur-unsur radioaktif di
berbagai bidang kehidupan yang disarikan dari beberapa buku referensi fisika.
Pemanfaatan sinar α, β dan γ diantaranya berdasar atas daya tembus yang dimilikinya dimana
daya tembus sinar gamma paling besar dibanding dua lainnya: daya tembus α < β < γ
Jika dilihat dari daya ionisasinya, maka yang paling besar adalah sinar alpha: daya ionisasi α > β
> γ . Manfaat berdasarkan sinar radiasi α, β dan γ
1. Sinar alpha
 Ditembakkan pada inti suatu atom untuk menghasilkan radioisotop (yang lebih sering
digunakan untuk menembak adalah neutron)

2. Sinar beta
 Menentukan letak kebocoran pipa saluran minyak / cairan atau gas yang tertimbun dalam
tanah.
 Mengukur ketebalan kertas.
 Pancaran sinar beta Karbon C-14 dari fosil dapat digunakan untuk memperkirakan umur
fosil.

3. Sinar gamma
 Radiotherapy (membunuh sel kanker)/radiasi sinar gamma terkontrol.
 Sterilisasi alat-alat kedokteran.
 Sterilisasi pada makanan dan pengawetan makanan.
 Mengukur ketebalan baja.
 Mendeteksi datangnya pasokan minyak/cairan dari jauh yang disalurkan melalui pipa-
pipa.
 Membuat varietas tanaman baru yang tahan penyakit.
 Dimanfaatkan pada pembuatan radiovaksin.
Dalam aspek kehidupan penggunaan radioisotop digunakan dalam berbagai bidang misalnya pada
bidang kedokteran, industri, pertanian, hidrologi, iologis, pertambangan, dan lain- lain. Tujuan
penggunaan radioisotop bagi kehidupan manusia adalah untuk kesejahteraan manusia dan memudahkan
keberlangsungan hidup manusia. Manfaat radioisotop dalam berbagai bidang kehidupan baik sebagai
perunut maupun sebagai sumber radiasi adalah sebagai berikut:
1. Bidang Kesehatan
 Sterilisasi Radiasi : Radiasi dalam dosis tertentu dapat mematikan mikroorganisme
sehingga dapat digunakan untuk sterilisasi alat-alat kedokteran. Steritisasi dengan
cara radiasi mempunyai beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan sterilisasi
konvensional (menggunakan bahan kimia), yaitu:
a) Sterilisasi radiasi lebih sempurna dalam mematikan mikroorganisme.
b) Sterilisasi radiasi tidak meninggalkan residu bahan kimia.
c) Karena dikemas dulu baru disetrilkan maka alat tersebut tidak mungkin
tercemar bakteri lagi sampai kemasan terbuka. Berbeda dengan cara
konvensional, yaitu disterilkan dulu baru dikemas, maka dalam proses
pengemasan masih ada kemungkinan terkena bibit penyakit.
 Terai tumor atau kanker
Berbagai jenis tumor atau kanker dapat diterapi dengan radisi. Sebenarnya, baiks el
normal maupun sel kanker dapat dirusak oleh radiasi. Tetapi, sel kanker atau tumor
ternyata lebih sensitive (mudah rusak).

 Penemuan kerapatan tulang dengan Bone Densitometer


Pengukuran kerapatan tulang dilakukan dengan cara menyinari tulang dengan radiasi
gamma atau sinar x. perhitungan dilakukan oleh computer yang dipasang pada alat
bone densitometer tersebut.
 Three Dimensional Comformal Radiotheraphy (3D-CRT)
Dengan memanfaatkan teknologi 3D-CRT ini sejak tahun 1985 telah berkembang
metode pembedahan dengan menggunakan radiasi pengion sebagai pisau bedahnya
(gamma knife). Dengan teknik ini kasus-kasus tumor ganas yang sulit dijangkau
dengan pisau bedah konvensial menjadi dapat diatasi dengan baik oleh pisau gamma
ini.

 Teknik Pengaktifan Neutron


Teknik nuklir ini dapat digunakan untuk menentukan kandungan mineral tubuh
terutama unsur-unsur yang terdapat dalam tubuh dengan jumlah yang sangat kecil
(Co, Cr, F, Fe, Mn, dll)
 Contoh radioisotope dalam bidang kedokteran dan manfaatnya
a. Sinar X: Untuk penghancur tumor atau untuk foto tulang.
b. I-131 Terapi penyembuhan kanker Tiroid, mendeteksi kerusakan pada
kelenjar gondok, hati dan otak .
c. Co-60 Membunuh sel-sel kanker.
d. Pu-238 energi listrik dari alat pacu jantung.
e. Tc-99 & Ti-201 Mendeteksi kerusakan jantung.
f.  Na-24 Mendeteksi gangguan peredaran darah.
g. Xe-133 Mendeteksi Penyakit paru-paru.
h. P-32 mengbati polycythemia rubavera, yaitu pembentukkan sel darah merah
yang berlebihan..
i. Fe-59 Mempelajari pembentukan sel darah merah.
j. Cr-51 Mendeteksi kerusakan limpa, untuk label sel darah merah dan
menghitung kerugian protein gastro-intestinal.
k. Se-75 Mendeteksi kerusakan Pankreas.
l. Tc-99 Mendeteksi kerusakan tulang dan paru-paru.
m. Ga-67 Memeriksa kerusakan getah bening.
n. Sodium-24 (15 jam): untuk studi elektrolit dalam tubuh, mengetahui
keaktifan jantung dan ginjal.
o. Bismuth-213 (46 menit): digunakan untuk terapi alfa ditargetkan (TAT),
terutama kanker, karena memiliki energi tinggi (8.4 MeV).
p. Disprosium-165 (2 jam): digunakan sebagai hidroksida agregat untuk
perawatan synovectomy arthritis.
q. Erbium-169 (9,4 detik): digunakan untuk menghilangkan rasa sakit arthritis
di sendi sinovial.
r. Holmium-166 (26 jam): dikembangkan untuk diagnosis dan pengobatan
tumor hati.
s. IronBesi-59 (46 detik): digunakan dalam studi metabolisme besi dalam
limpa.
t. Lead-212 (10.6 jam): digunakan dalam TAT untuk kanker, dengan produk
peluruhan Bi-212, Po-212, Tl-208.
u. Kalium-42 (12 jam): digunakan untuk penentuan kalium tukar dalam aliran
darah koroner.
v. Renium-186 (3,8 detik): digunakan untuk menghilangkan rasa sakit pada
kanker tulang.
w. Renium-188 (17 jam): Digunakan untuk arteri koroner, menyinari dari balon
angioplasty.
x. Samarium-153 (47 jam): Sm-153 sangat efektif dalam mengurangi rasa sakit
kanker sekunder bersarang di tulang, dijual sebagai Quadramet. Juga sangat
efektif untuk prostat dan kanker payudara.
y. Selenium-75 (120 detik): digunakan dalam bentuk seleno-metionin untuk
mempelajari produksi enzim pencernaan
2. Bidang Pertanian
 Pemberantasan hama dengan teknik jantan mandul
Radiasi dapat menyebabkan efek biologis, misalnya hamakubis. Di laboratorium
dibiakan hama kubis dalam bentuk jumlah yang cukup banyak. Hama tersebut lalu di
radiasi sehingga serangga jantan menjadi mandul.
 Pemuliaan tanaman
Pemuliaan tanaman atau pembentukan bibit unggul dapat dilakukan dengan
menggunakan radiasi. Misalnya pemuliaan padi, , bibit padi diberi radiasi dengan
dosis yang bervariasi. Radioisotope ini digunakan untuk memicu terjadinya mutasi
pada tanaman
 Penyimpanan makanan
Radiasi dapat menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri pada makanan sehingga
makanan lebih tahan lama.
 Pemupukan
Pupuk yang mengandung N-15 dipantantau dengan alat pencacah. Jika pencacah
tidak mendeteksi lagi adanya radiasi,berarti pupuk sudah diserap oleh tanaman.
3. Bidang Industri
 Pemeriksaan tanpa merusak
Memeriksa cacat pada logam atau sambungan las dengan meronsen bahan tersebut.
 Mengontrol ketebalan bahan
Ketebalan produk yang berupa lembaran, seperti kertas film, atau lempeng logam
dapat dikontrol dengan radiasi. Intensitas radiasi yang diteruskan bergantung pada
ketebalan bahan yang dilalui.
 Meningkatkan mutu tekstil
Contohnya mengubah struktur serat tekstil menjadi lebih baik.
4. Bidang Militer
 Penggunaan alat radar dalam kendaraan perang
Penggunaan alat radar dalam kendaraan perang seperti pesawat tempur dan kapal
perang digunakan untuk mendeteksi keadaan di sekitar medan perang.
 Teleskop inframerah
Digunakan pada kapal selam untuk melihat tempat yang gelap atau berkabut.
 Penggunaan bom atom atau bom nuklir
Pada saat ini telah dikembangkan bom atom dan nuklir yang sangat berbahaya.

F. Dampak Radiasi
Paparan radiasi dengan dosis tinggi dalam satu atau waktu atau jangka pendek dapat
menimbulkan beberapa gejala diantaranya:mual,muntah,lemas,kejang-kejang bahkan lemas dan pingsan.
Sebagai contoh,paparan radiasi gamma sebanyak 4000 mSv dapat menyebabkan kematian,hal ini
tejadi bila seseorang sudah 2 dalam rentang 30 hari terpapar radiasi.

Bahaya radiasi dan risiko kanker. Paparan radiasi tingkat rendah memang tidak menyebabkan
efek kesehatan secara langsung, tetapi dapat meningkatkan risiko kanker pada orang yang mengalaminya.
Ini lantaran radiasi ion dapat menyebabkan kematian atau kelainan pada sel, baik sementara maupun
permanen. Saat sel berinteraksi dengan radiasi ion, energi dari radiasi akan terserap ke dalam sel dan
mengakibatkan perubahan pada DNA sel. Perubahan DNA sel lantas membuat sel bermutasi serta
membelah diri tanpa terkendali hingga berkembang menjadi kanker.
Dampak radiasi hp adalah dapat merusak saraf motorik sehingga mengakibatkan otak menjadi
tertekan dan kelelahan serta memicu penyakit parkinson.
G. Proteksi Radiasi
Proteksi radiasi adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan untuk melakukan perlindungan
terhadap radiasi, mengingat radiasi dapat membahayakan kesehatan. Salah satu bahaya dari radiasi adalah
menyebabkan kanker, karena radiasi yang diberikan tidak sesuai dengan aturan. Radiasi ini dapat
mengaktifkan sel kanker (karsinogen).
Kanker merupakan suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yng tidak
normal, cepat, dan tidak terkendali. Perlindungan dari radiasi dapat dilakukan dengan pengawasan, baik
melalui peraturan yang berkaitan dengan radiasi dan bahan-bahan radioaktif maupun dengan dibentuknya
badan pengawas yang bertanggung jawab.
Di Indonesia badan tersebut adalah Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) dan di tingkat
Internasional adalah International Commission on Radiological Protection (ICRP). Badan-badan ini
mengatur pembatasan dosis radiasi dengan 3 azas yaitu; azas justifikasi, azas optimasi, dan azas limitasi.
Azas justifikasi adalah suatu kegiatan tidak akan dilakukan kecuali mempunyai keuntungan yang lebih
dibandingkan dengan risikonya.
Azas optimasi adalah paparan radiasi diusahakan pada tingkat serendah mungkin yang bisa
dicapai dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial. Sedangkan azas limitasi adalah dosis
perorangan tidak boleh melebihi batas yang direkomendasikan oleh ICRP. Proteksi radiasi dibagi dalam
dua golongan yaitu proteksi terhadap pegawai dan proteksi terhadap masyarakat umum. Proteksi terhadap
pegawai radiasi lebih mudah karena pada saat penyinaran berada di luar ruangan, hanya pada voltase
rendah berada di dalam ruangan, tetapi harus memakai lead apron dan berdiri di belakang arah sinar.
Bekerja di daerah radiasi harus punya sistem proteksi yang memadai karena manusia tidak
mempunyai sensor biologis terhadap radiasi dan diperlukan disiplin yang tinggi. Instrumen proteksi
radiasi berfungsi memantau daerah radiasi, mengukur laju dosis radiasi serta jumlah dosis yang diterima
oleh pekerja dan memberikan tanda peringatan 22 dini (warning system) bila terjadi ketidaknormalan.
Pesawat modern telah dilengkapi dengan protektor radiasi sehingga pegawai dapat terlindungi,
akan tetapi pengukuran radiasi di sekitar ruangan harus tetap dilakukan agar dosis rate di tempat tersebut
dapat diketahui dan semua pegawai harus memakai film badge untuk mengetahui jumlah dosis yang
diterima.
Untuk pemakaian jarum atau tabung radium tidak boleh dipegang dengan tangan, tetapi harus
menggunakan peralatan khusus. Proteksi terhadap penderita baik untuk tujuan diagnostik maupun terapi,
suatu dosis tertentu harus diberikan akan tetapi jaringan sehat yang berada di sekitarnya harus dilindungi
sebaik-baiknya. Misalnya penyakit di sekitar orbita mata, maka mata harus dilindungi dengan pelindung
mata yang terbuat dari timah hitam (lead eye shield) untuk mengindari kerusakan pada mata atau
terjadinya katarak akibat radiasi.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk proteksi terhadap pekerja radiasi dengan sinar-X
yaitu:
 filtrasi berfungsi untuk mengurangi intensitas sinar-X yang dihasilkan oleh tabung
sinar-X yang terbuat dari filter Al
 Kolimator adalah suatu cela yang berfungsi mengatur area berkas sinar-X dari tabung
sinar-X. Kualitas film juga berkaitan dengan proteksi radiasi, bila film yang dipakai
kurang sensitif maka membutuhkan intensitas sinar-X yang lebih tinggi sehingga
menimbulkan radiasi yang lebih besar dan bahaya radiasi semakin besar pula.
Distribusi dari hasil luas penyinaran, yang merupakan perkalian antara penyinaran
(Roentgen) dan luas penyinaran (cm2).

Anda mungkin juga menyukai