Inti Atom
Atom pada dahulu kala didefinisikan sesuatu yang paling kecil dan tidak dapat dipecah lagi.
Akan tetapi pada suatu ketika ternyata atom memiliki bagian dimana terdapat inti atom, proton dan
neutron.
Proton merupakan partikel bermuatan positif yang bernilai (+1.6 10-19).
Neutron merupakan partikel yang bermuatan netral dengan massa satu satuan massa atom.
Elektron merupakan partikel subatom yang bermuatan negatif dan berada di kulit atom.
Berikut tabel perbandingan massa dan muatan partikel penyusun atom.
Isotop merupakan inti yang memiliki nomor atom sama, tetapi jumlah neutron berbeda.
Isobar merupakan nuklida yang mempunyai jumlah proton dan neutron sama tetapi jumlah proton
berbeda.
Berdasarkan jumlah proton dan neutron yang terkandung dalam sebuah atom, dapat ditentukan.
pula gaya inti, energi ikat inti, dan stabilitas inti sebagai berikut.
1. Gaya Inti
Gaya inti merupakan gaya tarik menarik antar nukleon dan merupakan gaya terkuat dibandingkan
gaya gravitasi dan gaya elektrostatis. Hal ini yang menyebabkan nukleon tetap terikat dalam inti atom
walaupun terjadi gaya tolak menolak antara proton dan neutron.
Pada inti atom, partikel tersebut menyatu karena ada sesuatu. Sesuatu itu adalah gaya ikat inti
atau sering disebut sebagai gaya inti saja. Partikel-partikel bermuatan positif yang ada pada inti atom
seharusnya tolak menolak karena gaya coloumb oleh proton itu. Nah, karena ada gaya inti inilah
kumpulan partikel bermuatan positif itu menjadi tidak terpencar-pencar karena saling tolak menolak.
Gaya inti sifatnya tarik menarik sehingga dapat mengikat inti atom. Gaya inti yang dihasilkan
oleh inti jauh lebih besar dari pada gaya coloumb, sehingga resultan gayanya adalah tarik menarik. Oleh
karena itu, gaya inti sangat besar perananya dalam inti atom. Sehingga inti atom tidak terpencar-pencar
intinya karena saling tolak menolak.
Gaya inti merupakan gaya tarik menarik , lebih besar dari gaya coulomb dalam inti atom.
Gaya inti bekerja pada kisaran jarak yang sangat pendek, nuklida-nuklida berinteraksi
hanya dengan nuklida terdekat nya.
Gaya inti bekerja di antara dua proton,dua neutron atau antara proton dan neutron.
Gaya inti dapat di nyatakan dengan suatu interaksi antara dua benda.
Interaksi tersebut dapat di nyatakan dengan suatu potensial.
Pengaruh relativitas dapat di abaikan.
2. Gaya Ikat Inti
Gaya inti antar partikel inti menghasilkan energi ikat inti. Energi ikat ini didefinisikan sebagai
energi yang dibutuhkan untuk memutus atom menjadi partikel pembentuknya. Energi ikat ini dapat
dihitung menggunakan rumus massa dan energi Einstein.
mp = massa proton
mn = massa neutron
Z = jumlah proton
Besarnya energi ikat inti ternyata tidak selalu menggambarkan tingkat stabilitas inti, karena pada
umumnya inti yang memiliki nukleon lebih besar memiliki tingkat stabilitas inti yang lebih rendah.Oleh
karena itu, kita perlu menyatakan besaran energi yang terkait langsung dengan stabilitas inti, yaitu energi
ikat per nukleon, yang besarnya dapat dihitung dengan persamaan:
En =
Semakin besar energi ikat inti suatu nukleon maka akan semakin besar kesetabilan inti yang
dimilki suatu atom dan sebaliknya.
B. Radioaktivitas
Radioaktivitas adalah pemancaran sinar radioaktif secara spontan oleh inti-inti (inti induk) tidak
stabil menjadi inti-inti yang lebih stabil (inti anak). Zat-zat radioaktif yang terdapat di alam antara lain
uranium, polonium, dan radium. Beberapa unsur lain memiliki isotop yang bersifat radioaktif. Unsur-
unsur tersebut disebut radioisotop. Inti atom dengan Z > 83 merupakan inti yang tidak stabil. Inti atom
yang tidak stabil tersebut disebabkan karena adanya peluruhan yang disebut dengan peluruhan radioaktif.
Peluruhan randioaktif adalah peristiwa terurainya beberapa inti atom tertentu secara spontan diikuti
dengan pancaran partikel alfa (inti helium), partikel beta (elektron) atau radiasi gamma ( gelombang
elektromagnetik).
1. Kestabilan Inti
Perhatikan grafik di samping. Grafik di
samping menunjukkan grafik jumlah
elektron (N) terhadap jumlah proton (Z)
dalam inti. Garis N=Z sebagai acuan, jika
inti memiliki banyak proton atau banyak
neutron, maka inti menjadi tidak stabil. Inti
ringan (Z < 30) akan stabil jika memiliki
jumlah proton dan neutron sama (N=Z).
Inti atom yang memiliki nomor atom
antara 30 dan 83 akan stabil jika N= 1,6 Z. inti atom dengan Z > 83 adalah inti tidak stabil.
2. Partikel Radioaktif
a. Partikel Alfa ( α )
Partikel α adalah inti helium yang dipancarkan oleh suatu inti yang tidak stabil. Partikel α
adalah bentuk radiasi partikel yang sangat menyebabkan ionisasi, dan kemampuan penetrasinya
rendah. Partikel α bermuatan positif (+2e). Partikel α memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
Secara umum proses pemancaran partikel α dituliskan dalam bentuk persamaan reaksi inti
berikut.
Inti yang tidak stabil memiliki jumlah neutron lebih banyak daripada jumlah protonnya
akan memancarkan partikel β. Untuk mencapai kestabilan, inti akan mengubah neutron menjadi
proton dengan memancarkan partikel β.
Inti yang memancarkan partikel β akan mengalami penambahan nomor atom sebesar 1,
sedangkan nomor massanya tetap. Secara umum reaksinya dapat ditulis sebagai berikut.
c. Partikel Gamma (γ)
Sinar γ adalah gelombang elektromagnetik. Sinar γ tidak memiliki massa dan tidak
bermuatan. Lambang dari sinar gamma adalah . Sinar gamma memiliki beberapa sifat
seperti berikut:
Inti yang memancarkan sinar γ tidak mengalami perubahan nomor atom maupun nomor
massa. Secara umum, reaksi intinya dituliskan sebagai berikut.
3. Aktivitas Radioaktif
Inti radioaktif selalu memancarkan sinar radioaktif sehingga menyebabkan jumlah inti
atomnya semakin berkurang karena terjadi peluruhan. Laju peluruhan sebanding dengan
jumlah ini sesuai dengan perubahan waktu. Secara matematis dituliskan sebagai berikut:
Jumlah inti yang tersisa pada waktu tertentu dapat dituliskan sebagai berikut.
Radioaktivitas ini juga menghasilkan radiasi sinar alfa, beta dan gamma yang bisa saja
berbahaya bagi manusia.
Baik pada reaksi fusi maupun fisi dibutuhkan pengaturan reaktor yang tidak mudah,
meski pada reaksi fusi hal ini lebih sulit namun jika dapat dilakukan energi yang dihasilkan
reaksi fusi akan lebih besar dari yang ada saat ini. Meski begitu, disisi lain reaksi fusi juga
relatif lebih aman karena lebih sedikit menghasilkan sinar gamma daripada reaksi fisi.
D. Reaktor Nuklir
Reaktor nuklir adalah tempat terjadinya reaksi fisi berantai terkendali. Reaktor nuklir
dimanfaatkan sebagai penghasil, tenaga atau daya dan penghasil radio isotopnya.
Reaktor nuklir dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Reaktor Termal neutron-neutron yang dihasilkan memiliki energi yang hampir sama
dengan energi partikel-partikel gas pada suhu normal.
Reaktor Cepat (fast reactor) neutron-neutron yang menghasilkan fisi memilki energi
yang besar.
Berikut ini beberapa komponen dasar reaktor:
a. Bahan bakar reaktor nuklir merupakan bahan yang akan menyebabkan suatu reaksi fisi
berantai berlangsung sendiri, sebagai sumber energi nuklir.
b. Teras reaktor, di dalamnya terdapat elemen bahan bakar yang membungkus bahan bakar.
c. Moderator adalah komponen reaktor yang berfungsi untuk menurunkan energi neutron
cepat (+2 MeV) menjadi komponen reaktor normal (+0,02-0,04 eV) agar dapat bereaksi
sebagai bahan bakar nuklir.
d. Setiap reaksi fisi menghasilkan neutron baru yang lebih banyak (2-3 neutron baru), maka
perlu diatur jumlah neutron yang bereaksi dengan bahan bakar. Komponen reaktor yang
berfungsi sebagai pengatur jumlah neutron yang bereaksi dengan bahan bakar adalah
batang kendali. Bahan yang dipergunakan untuk batang kendali reaktor haruslah
memiliki kemampuan tinggi menyerap neutron. Bahan-bahan tersebut antara lain
kadmium (Cd), boron (B), atau haefnium (Hf).
e. Perisai (shielding), berfungsi sebagai penahan radiasi hasil fisi bahan agar tidak
menyebar pada lingkungan.
f. Pemindah panas, berfungsi untuk memindahkan panas dari pendingin primer ke
pendingin sekunder dengan pompa pemindah panas.
g. Pendingin sekunder, dapat juga berfungsi sebagai generator uap (pembangkit uap) yang
selanjutnya dapat digunakan untuk menggerakkan generator listrik.
Reaksi fusi harus digerakkan dengan kelajuan sangat tinggi memerlukan energi kinetik sangat
tinggi, suhu yang sanagat tinggi. Reaksi fusi menimbulkan suhu yang sangat tinggi disebut reaksi
termonuklir.
Reaktor fusi nuklir memiliki dua syarat untuk mengendalikan fusi, yaitu:
Suhu harus sangat tinggi. Pada suatu suhu tertentu disebut suhu pembakaran (ignition
temperatur), proses fusi akan berlangsung sendiri.
Pada suhu sangat tinggi, semua atom terionisasi habis membentuk suatu plasma (sejenis gas yang
disusun oleh partikel-partikel bermuatan seperti H+ dan e ).
Reaksi fusi memilki keunggulan pada pengaturan laju reaksi. Bahan bakar fusi nuklir tersedia
hampir tanpa batas dan murah. ITER sebagai sumber pembangkit energi tanpa batas, aman, dan ramah
lingkungan dapat tercapai.
E. Manfaat Radioisotop
Berikut ini berbagai pemanfaatan radioisotop yang dihasilkan oleh unsur-unsur radioaktif di
berbagai bidang kehidupan yang disarikan dari beberapa buku referensi fisika.
Pemanfaatan sinar α, β dan γ diantaranya berdasar atas daya tembus yang dimilikinya dimana
daya tembus sinar gamma paling besar dibanding dua lainnya: daya tembus α < β < γ
Jika dilihat dari daya ionisasinya, maka yang paling besar adalah sinar alpha: daya ionisasi α > β
> γ . Manfaat berdasarkan sinar radiasi α, β dan γ
1. Sinar alpha
Ditembakkan pada inti suatu atom untuk menghasilkan radioisotop (yang lebih sering
digunakan untuk menembak adalah neutron)
2. Sinar beta
Menentukan letak kebocoran pipa saluran minyak / cairan atau gas yang tertimbun dalam
tanah.
Mengukur ketebalan kertas.
Pancaran sinar beta Karbon C-14 dari fosil dapat digunakan untuk memperkirakan umur
fosil.
3. Sinar gamma
Radiotherapy (membunuh sel kanker)/radiasi sinar gamma terkontrol.
Sterilisasi alat-alat kedokteran.
Sterilisasi pada makanan dan pengawetan makanan.
Mengukur ketebalan baja.
Mendeteksi datangnya pasokan minyak/cairan dari jauh yang disalurkan melalui pipa-
pipa.
Membuat varietas tanaman baru yang tahan penyakit.
Dimanfaatkan pada pembuatan radiovaksin.
Dalam aspek kehidupan penggunaan radioisotop digunakan dalam berbagai bidang misalnya pada
bidang kedokteran, industri, pertanian, hidrologi, iologis, pertambangan, dan lain- lain. Tujuan
penggunaan radioisotop bagi kehidupan manusia adalah untuk kesejahteraan manusia dan memudahkan
keberlangsungan hidup manusia. Manfaat radioisotop dalam berbagai bidang kehidupan baik sebagai
perunut maupun sebagai sumber radiasi adalah sebagai berikut:
1. Bidang Kesehatan
Sterilisasi Radiasi : Radiasi dalam dosis tertentu dapat mematikan mikroorganisme
sehingga dapat digunakan untuk sterilisasi alat-alat kedokteran. Steritisasi dengan
cara radiasi mempunyai beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan sterilisasi
konvensional (menggunakan bahan kimia), yaitu:
a) Sterilisasi radiasi lebih sempurna dalam mematikan mikroorganisme.
b) Sterilisasi radiasi tidak meninggalkan residu bahan kimia.
c) Karena dikemas dulu baru disetrilkan maka alat tersebut tidak mungkin
tercemar bakteri lagi sampai kemasan terbuka. Berbeda dengan cara
konvensional, yaitu disterilkan dulu baru dikemas, maka dalam proses
pengemasan masih ada kemungkinan terkena bibit penyakit.
Terai tumor atau kanker
Berbagai jenis tumor atau kanker dapat diterapi dengan radisi. Sebenarnya, baiks el
normal maupun sel kanker dapat dirusak oleh radiasi. Tetapi, sel kanker atau tumor
ternyata lebih sensitive (mudah rusak).
F. Dampak Radiasi
Paparan radiasi dengan dosis tinggi dalam satu atau waktu atau jangka pendek dapat
menimbulkan beberapa gejala diantaranya:mual,muntah,lemas,kejang-kejang bahkan lemas dan pingsan.
Sebagai contoh,paparan radiasi gamma sebanyak 4000 mSv dapat menyebabkan kematian,hal ini
tejadi bila seseorang sudah 2 dalam rentang 30 hari terpapar radiasi.
Bahaya radiasi dan risiko kanker. Paparan radiasi tingkat rendah memang tidak menyebabkan
efek kesehatan secara langsung, tetapi dapat meningkatkan risiko kanker pada orang yang mengalaminya.
Ini lantaran radiasi ion dapat menyebabkan kematian atau kelainan pada sel, baik sementara maupun
permanen. Saat sel berinteraksi dengan radiasi ion, energi dari radiasi akan terserap ke dalam sel dan
mengakibatkan perubahan pada DNA sel. Perubahan DNA sel lantas membuat sel bermutasi serta
membelah diri tanpa terkendali hingga berkembang menjadi kanker.
Dampak radiasi hp adalah dapat merusak saraf motorik sehingga mengakibatkan otak menjadi
tertekan dan kelelahan serta memicu penyakit parkinson.
G. Proteksi Radiasi
Proteksi radiasi adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan untuk melakukan perlindungan
terhadap radiasi, mengingat radiasi dapat membahayakan kesehatan. Salah satu bahaya dari radiasi adalah
menyebabkan kanker, karena radiasi yang diberikan tidak sesuai dengan aturan. Radiasi ini dapat
mengaktifkan sel kanker (karsinogen).
Kanker merupakan suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yng tidak
normal, cepat, dan tidak terkendali. Perlindungan dari radiasi dapat dilakukan dengan pengawasan, baik
melalui peraturan yang berkaitan dengan radiasi dan bahan-bahan radioaktif maupun dengan dibentuknya
badan pengawas yang bertanggung jawab.
Di Indonesia badan tersebut adalah Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) dan di tingkat
Internasional adalah International Commission on Radiological Protection (ICRP). Badan-badan ini
mengatur pembatasan dosis radiasi dengan 3 azas yaitu; azas justifikasi, azas optimasi, dan azas limitasi.
Azas justifikasi adalah suatu kegiatan tidak akan dilakukan kecuali mempunyai keuntungan yang lebih
dibandingkan dengan risikonya.
Azas optimasi adalah paparan radiasi diusahakan pada tingkat serendah mungkin yang bisa
dicapai dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial. Sedangkan azas limitasi adalah dosis
perorangan tidak boleh melebihi batas yang direkomendasikan oleh ICRP. Proteksi radiasi dibagi dalam
dua golongan yaitu proteksi terhadap pegawai dan proteksi terhadap masyarakat umum. Proteksi terhadap
pegawai radiasi lebih mudah karena pada saat penyinaran berada di luar ruangan, hanya pada voltase
rendah berada di dalam ruangan, tetapi harus memakai lead apron dan berdiri di belakang arah sinar.
Bekerja di daerah radiasi harus punya sistem proteksi yang memadai karena manusia tidak
mempunyai sensor biologis terhadap radiasi dan diperlukan disiplin yang tinggi. Instrumen proteksi
radiasi berfungsi memantau daerah radiasi, mengukur laju dosis radiasi serta jumlah dosis yang diterima
oleh pekerja dan memberikan tanda peringatan 22 dini (warning system) bila terjadi ketidaknormalan.
Pesawat modern telah dilengkapi dengan protektor radiasi sehingga pegawai dapat terlindungi,
akan tetapi pengukuran radiasi di sekitar ruangan harus tetap dilakukan agar dosis rate di tempat tersebut
dapat diketahui dan semua pegawai harus memakai film badge untuk mengetahui jumlah dosis yang
diterima.
Untuk pemakaian jarum atau tabung radium tidak boleh dipegang dengan tangan, tetapi harus
menggunakan peralatan khusus. Proteksi terhadap penderita baik untuk tujuan diagnostik maupun terapi,
suatu dosis tertentu harus diberikan akan tetapi jaringan sehat yang berada di sekitarnya harus dilindungi
sebaik-baiknya. Misalnya penyakit di sekitar orbita mata, maka mata harus dilindungi dengan pelindung
mata yang terbuat dari timah hitam (lead eye shield) untuk mengindari kerusakan pada mata atau
terjadinya katarak akibat radiasi.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk proteksi terhadap pekerja radiasi dengan sinar-X
yaitu:
filtrasi berfungsi untuk mengurangi intensitas sinar-X yang dihasilkan oleh tabung
sinar-X yang terbuat dari filter Al
Kolimator adalah suatu cela yang berfungsi mengatur area berkas sinar-X dari tabung
sinar-X. Kualitas film juga berkaitan dengan proteksi radiasi, bila film yang dipakai
kurang sensitif maka membutuhkan intensitas sinar-X yang lebih tinggi sehingga
menimbulkan radiasi yang lebih besar dan bahaya radiasi semakin besar pula.
Distribusi dari hasil luas penyinaran, yang merupakan perkalian antara penyinaran
(Roentgen) dan luas penyinaran (cm2).