Anda di halaman 1dari 5

Makalah

DEFEK MASSA DENGAN ENERGI IKAT INTI

Oleh: Tri Ninda Malika

Secara sederhana, apabila kita mempunyei isotop dengan jumlah proton sebanyak Z
dan jumlah neutron sebanyak N dimana N=A-Z, maka menurut perhitungan massa inti
seharusnya sebesar [ Zm p + Nmn ] dengan m p adalah massa satu proton dan m n adalah massa
satu neutron. Akan tetapi berdasarkan hasil pengukuran dengan spectrometer massa di
peroleh bahwa massa inti lebih kecil dari jumlah massa proton dan massa neutron pembentuk
inti (massa nukleon). Berdasarkan hukum kesetaraan massa dan energi Einstein,
berkurangnya massa inti atom, yang di sebut sebagai defek massa, karena di ubah menjadi
energy ikat. Jadi, defek massa adalah ukuran energi yang mengikat nukleon-nukleon. Defek
massa dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:

∆ m=[ Zm p + Nmn−mi ]

Dengan m i adalah massa inti atom.

Sehingga energy ikat dapat dihitung dengan menggunakan hukum kesetaraan energy
Einstein, yaitu:

B=∆ mc2

Dengan c adalah kcepatan cahaya ( c =3× 108 m/s ), tetapi untuk keperluan praktis
biasanya defek massa dinyatakan dalam satuan sma dan energy dalam satuan MeV dengan
kesetaraan 1sma = 931,5 MeV. Lebih lanjut lagi untuk membicarakan mengenai energi ikat
ini, andaikanlah kita mempunyai sebuah proton dan elektron dalam keadaan diam yang
terpisah jauh. Energy total sistem ini semata-mata diberikan oleh jumlah energi diam kedua
partikel tersebut, yaitu m p c 2+ me c 2. Kemudian, jika kedua partikel ini kita dekatkan guna
membentuk sebuah atom hidrogen pada keadaan dasarnya. Dalam proses ini, beberapa foton
dipancarkan, dengan energi 13,6 eV. Jadi energi total sistem partikel terpisah sama dengan
energi total atom ditambah energi semua foton.

m p c 2+ me c 2=m H c 2+ 13,6 eV

Atau

m p c 2+ me c 2−m H c 2=13,6 eV

Ini berarti, energi massa gabungan sistem (atom hidrogen) lebih kecil daripada energi
massa partikel penyusunnya, dengan perbedaan sebesar 13,6 eV. Perbedaan energi inilah
yang di sebut sebagai energi ikat (binding energy) atom. Seperti yang telah di jelaskan
sebelumnya, energi ikat ini setara dengan energi efek massa dan merupakan ukuran
kestabilan inti. Energi ikat timbul dari gaya yang mengikat nukleon sehingga membentuk inti,
serupa dengan energi ionisasi atom yang harus di sediakan untuk melepaskan elektron timbul
dari aksi gaya listrik. Energi ikat inti ini juga dapat kita anggap sebagai energy tambahan
yang di peroleh ketika kita membentuk sebuah atom dari semua partikel penyusunnya (energi
13,6 eV) atau energi yang harus di pasok untuk memisahkan atom menjadi komponen-
komponennya.

Energi ikat inti atom ini dihitung dengan menggunakan persamaan yang telah
disampaikan di atas. Sebagai contoh, kita tinjau inti deuterium 21 H yang tersusun dari 1 proton
dan 1 neutron. Jadi besar energy ikatnya dapat kita hitung sebagai berikut:

B=∆ mc2

B=[ Zm p + Nm n−mi ] c2

B=[ Zm p c ∧ 2 + Nmn c 2−m i c∧ 2 ]

Karena inti deuterium tersusun dari 1 proton dan 1 neutron, maka persamaan di atas
menjadi

B=m p c 2+ m n c 2−mi c 2

Perlu di perhatikan bahwa untuk menghitung energy ikat inti atom yang kita gunakan
adalah massa inti atom bukan massa atom (A). di mana hubungan antara massa atom dan
massa inti atom adalah:

m ( atom )=m ( inti atom ) + Zm ( elektron ) +energii kat elektrontotal

Massa inti atom dari hidrogen (massa proton) adalah massa atom hidrogen dikurangi
massa satu elektron (1,007825 u). massa inti atom deuterium adalah massa atom deuterium
dikurangi massa satu elektron (2,014102 u). dengan menyisipkan massa ini ke dalam massa
inti atom ke dalam persamaan energi ikat inti maka kita peroleh persamaan untuk energy ikat
dalam massa atom sebagai berikut :

B=[mp c 2 +m ( 10 H )−m ( 20 H ) ]c2

Persamaan ini dapat kita perluas bagi energy ikat total untuk sembarang inti atom AZ X N

B= N mn + Zm ( 11 H 0 ) −m ( AZ X N ) c 2
[ ]
Massa yang akan muncul pada persamaan di atas adalah massa atom. Untuk
deuterium, akan diperoleh:

B=( 1,008665 u+1,00725 u−2,014102 ) 931,5 MeV /u

B=2,224 MeV
Dengan u adalah satuan massa atomic dengan nilai 931,502 MeV / c 2.

Selanjutnya, besar energy ikat ini ternyata tidak selalu menggambarkan tingkat
stabilitas inti, karena pada umumnya inti atom yang mempunyai nukleon yang lebih besar
mempunyai tingkat stabilitas yang lebih rendah. Oleh karena itu perlu kita tanyakan besaran
energi yang terkait langsung dengan stabilitas inti, yaitu energi ikat per nukleon. Energi ikat
per nukleon ini didapat dengan membagi Energi ikat ikat total inti dengan jumlah nukleon
B
dalam inti, E N = . di mana Energi ikat per nukleon ini diplot sebagai fungsi nomor massa
A
A, seperti yang di gambarkan pada kurva di bawah ini:

Gambar 9.1 grafik hubungan antara energy ikat per nukleon dengan nomor massa

Pada kurva jelas digambarkan di mana kurva mula-mula naik sangat cepat, kemudian
melambat sampai mencapai maksimum pada 8,79 MeV untuk A= 56 yang bersesuaian
dengan 5626 Fe, kemudian menurun lambat-lambat hingga 7,6 MeV untuk nomor massa

tertinggi. Jelaslah inti bermassa sedang merupakan inti yang paling stabil, karena energi
terbesar harus di masukkan untuk membebaskan masing-masing nukleon.

Hal tersebut member kesan bahwa kita akan dapat membebaskan energi dari inti atom
dengan menggunakan dua cara yang berbeda. Jika kita pisahkan inti berat menjadi dua inti
yang lebih ringan, maka energi akan di lepaskan, karena energi ikat pernukleon lebih besar
bagi kedua pecahan yang lebih ringan daripada bagi inti atom semula. Proses ini di sebut
sebagai fisi inti (nuclear fission). Selain itu, kita dapat menggabungkan dua inti ringan
menjadi suatu inti berat, dimana energi terbebaskan apabila energy ikat per nukleon inti akhir
lebih besar daripada yang kedua inti awal. Proses ini dikenal sebagai fusi inti (nuclear
fusion).

Contoh:

Sebuah atom hidrogen dengan massa 1,0078825 u bergabung dengan sebuah neuteron dan
membentuki sebuah atom detron 21 D (massa atom detron 2,014102 u). hitung energi ikat inti
detron 1,00866501 u dan massa elektron 0,0005458 u. gunakan 1 u= 1,66054 ×10−27 kg
Penyelessaian:

Dalam atom hidrogen terdapat 1 proton dan 1 elektron, massa proton sama dengan massa
atom hidrogen di kurangi massa elektron.

m p=mH −me =1,0078825−0,00054858

¿ 1,0072764 u

Inti atom detron 21 D mempunyai 1 proton, 1 elektron dan 2-1=1 neutron (jumlah proton =
jumlah elektron). Massa inti detron adalah massa atom detron di kurangi massa 1 elektron

minti D=mD −me =2,014102−0,00054858

¿ 2,0135534 u

Jadi massa defeknya (massa inti yang hilang):

∆ m=( m p+ mn )−m D

¿ ( 1,0072764+1,0086650 ) −2,0135534

¿ 0,0023888 u=0,002388× 1,66054 ×10−27 kg

¿ 3,965 ×10−30 kg

Besarnya energi ikat intidetron adalah:


2
Eikat =∆ mc 2=( 3,965 ×10−30 ) ( 3 ×108 )

−13 3,558 ×10−13


¿ 3,568 ×10 J= eV
1,6 ×10−19

¿ 2,23 ×106 eV =2,23 MeV

DAFTAR PUSTAKA

Jumini Sri.2018.Fisika Inti.(Wonosobo:CV.Mangku bumi media).H.152-156

Surya Yohanes.2009.Fisika Modern.(Tangerang:PT.Kandel).H.235-236


PDF.Dr. Budi Mulyanti.Msi.26 Desember 2019, 15:37

Anda mungkin juga menyukai