Anda di halaman 1dari 17

TUGAS FISIKA MODERN

ATOM BERELEKTRON BANYAK

Disusun Oleh:

Edni Dayshe Herawati Purba 17110001

Dosen Pembimbing: Silvi Trisna, M.Pd

PROGRAM PENDIDIKAN FISIKA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

STKIP PGRI SUMATERA BARAT

2019
ATOM BERELEKTRON BANYAK

1. Spin Elektron
Spin Elektron dan Larangan Pauli

Teori atom hydrogen tidak dapat memberikan atom yang berelektron banyak
secara lengkap tanpa memasukkan spin electron dan prinsip ekslusi yang berpautan
dengannya.

Menurut pandangan Goudsmit dan Uhlenbeck tentang gambaran klasik dari ē


sebagai bola yang berpusing pada sumbunya, pusingan ini berkaitan dengan
momentum sudut dan arena electron bermuatan negatif, ē bermomen magnertik
(μs) yang arahnya berlawanan dengan momentum sudut (Ls).

Supaya ē memiki momentum sudut yang berpautan dengan spin electron, benda
sekecil itu harus berpusing dengan kecepatan ekuatorial (katulistiwa) yang besarnya
beberapa kali kecepatan cahaya. Ide ini tidak bersesuaian dengan kehidupan sehari-
hari karena tidak sesuai dengan konsep klasik.

Pada tahun 1929 sifat pokok spin ē dikokohkan oleh pengembangan mekanika
kuantum Paul Dirac, dari persamaan energi non relativistic.

2
P
+V
E= 2m

Dan energi relativistik

E= [ m20 c 4 + p2 c 2 + V ] 2

Dari persamaan di atas Paul Dirac mendapatkan sebuah partikel yang mempunyai
massa dan muatan seperti electron, harus memiliki momentum sudut intrinsic dan
momen magnetic.
Bilangan kuantum s digunakan untuk memerikan momentum sudut spin ē. Harga s
1
yang diperbolehkan ialah s = + 2 , besarnya sudut spin ē adalah:

S= √ s ( s+1 ) ћ

√3 ℏ
S= 2 (momentum sudut spin)

L= √ ℓ ( ℓ +1 ) ћ (momentum sudut ē)

Dengan memasukkan spin ē dengan prinsip pauli, maka dua ē dalam sebuah atom
tidak boleh memiliki himpunan bilangan kuantum (n, ℓ , ℓ ,m m
s ) yang sama.

Asas Larangan Pauli merupakan aturan paling penting yang mengatur struktur atom.

Berikut ini akan digambarkan bagaimana asas pauli bekerja dalam suatu atom yang
memiliki ē banyak, misal z = 3 ilustrasi struktur atomnya sebagai berikut: karena ē
pertama akan memliki himpunan bilangan kuantum (n, ℓ ,
mℓ , ms ) = (1,0,0,+
1 1
2 ) dan (1,0,0, - 2 ), ē ketiga tidak boleh memiliki himpunan bilangan kuantum
yang sama seperti kedua ē pertama, akibatnya ia tidak boleh menempati tingkat n =
1. oleh karena itu ē ketiga harus pergi ke tingkat n = 2 (2s atau 2p), dengan bilangan
1 1
kuantum (n, ℓ ,
m ℓ , m s ) = (1,0,0,+ 2 ) atau (1,0,0,- 2 ). Untuk z = 5 (n,

1 1 1
ℓ , mℓ , ms ) = (2,1,0,+ 2 ) atau (2,1,0,- 2 ) atau (2,1,1,+ 2 ) atau
1 1 1
(2,1,1,- 2 ) atau (2,1,-1,+ 2 ) atau (2,1,-1,- 2 ), karena z = 5 maka n = 2, ℓ =
0,1
mℓ = ± 1,0. Dengan z = 5 (Boron) ē tidak dapat lagi menempati keadaan 2s,
tetapi menempati sub tingkat 2p. oleh karena itu dapat kita perkirakan bahwa sifat
Boron dengan tambahan 1 ē 2p akan berbeda dari sifat Litium yang hanya memiliki ē
2s.

Proses menggunakan habis semua bilangan kuantum yang mungkin bagi satu
tingkat, dan kemudian menempatkan ē pada tingkat berikutnya. Hal inilah yang
menyebabkan berbedanya berbagai sifat kimia dan fisika.

Keadaan Elektron dalam Atom Berelektron Banyak

Berikut ini akan diberikan tingkat-tingkat energi dalam atom ē banyak, seiring
dengan penambahan nomor atom tersebut.

6p

5d

6s

5s

4p

3d

4s

3p

3s
2p energi

2s

1s

gambar diatas Sub kulit atom dalam urutan pertambahan energi dan tidak di
dasarkan pada suatu skala tertentu.

Tingkat 1s memiliki tingkat energi terendah. Enegi tingkat 2s selalu selalu sedikit
lebih rendah dari pada 2p (struktur halus antara 2s dan 2p sangat kecil, sehingga
tidak dapat diperlihatkan pada slaka diagram ini). Elektron 2s merasakan daya tarik
yang lebih besar dari inti atom di bandingkan dengan tarikan yang dirasakan oleh ē
2p, karena itu ē 2s terikat lebih kuat pada atom, sehingga energinya lebih rendah.

Semua nilai tingkat n dan ℓ tertentu, misal (2s atau 3d) dikenal sebagai sub kulit.
Jumlah ē yang dapat ditempatkan pada setiap sub kulit adalah 2(2 ℓ +1). Faktor (2
ℓ +1) berasal dari nilai mℓ yang berbeda untuk setiap ℓ , factor 2 datang dari
1
kedua nulai
m ℓ yang berbeda untuk m s =+ 2 .

Kulit atomik atau sub kulit atomik yang berisi penuh jatah elektronnya disebut
tertutup. Sebuah sub kulit s ( ℓ =0) yang tertutup mengandung 2 ē, sub kulit p (
ℓ =1) tertutup mempunyai 6 ē, d ( ℓ =0) mempunyai 10 ē dan seterusnya.

Momentum sudut orbital total dan spin total dalam sub kulit tertutup adalah nol. ē
dalam kulit tertutup semuanya terikat kuat karena muatan inti yang positif lebih
besar dari pada muatan negative ē perisai (terhalang) yang di dalam. Sehingga atom
ini tidak menarik ē lain dan electron-elektronnya tidak mudah terlepas, atom
semacam itu bersifat kimiawi pasif, seperti pada gas mulia.
s d

f d p

f d p s

d p s

energi d p s

p s

p s

s s

n= 1 2 3 4 5 6 7

gambar diatas adalah Urutan keadaan kuantum dalam atom.

2. Kopling Spin Orbit


kopling spin-orbit mencerminkan hukum umum konservasi momentum sudut ,
yang berlaku untuk sistem langit juga. Dalam kasus-kasus sederhana, arah vektor
momentum sudut diabaikan, dan kopling spin-orbit adalah rasio antara frekuensi di
mana sebuah planet atau benda langit lainnya berputar mengenai porosnya sendiri
dengan yang dengannya ia mengorbit benda lain. Ini lebih dikenal sebagai resonansi
orbital . Seringkali, efek fisik yang mendasarinya adalah kekuatan pasang surut .
Pergandaan garis spectral menjadi struktur halus dapat diterangkan atas dasar
interaksi magnetic antara momentum sudut spin secara langsung. Sebuah electron
yang berputar mengelilingi sebuah inti mendapatkan dirinya  berada dalam medan
magnetic, karna dalam rangka acuan dirinya, inti itu mengelilinginya seperti gambar
berikut. Medan magnetic ini beraksi terhadap momen magnetic  spin electron itu
sehingga menghasilkan semacam efek Zeeman internal. Energy magnetic Vm dari
dwi kutub bermomen µ  pada umumnya sama dengan

dengan  menyatakan sudut antara  dan B. Kuantitas  cos ialah komponen


µ dalam arah yang sejajar dengan B yang dalam kasus momen magnetic spin electron

sama dengan . Jadi denhgan mengambil

µ cos  =  
kita dapatkan

 
Bergantung dari orientasi dari vector spin, energy electron dalam keadaan
kuantum atomic tertentu akan lebih tinggi atau lebih rendah dengan (eh/2m) B
daripada energinya tanpa kopling spin-orbit. hasil ini menimbulkan terpecahnya
setiap keadaan kuantum (kecuali keadaan s) menjadi dua subkeadaan yang terpisah,
sehingga setiap garis spectral terpecah menjadi dua garis komponen.
Pilihan S = ½ merupakan satu-satunya pilihan yang sesuai dengan
pengamatan penggandaan struktur halus. Kenyataan bahwa keadaan tunggal itu
menjadi keadaan ganda menyebabkan kemungkinan 2s +1 orientasi vector
momentum-sudut spin S menjadi 2. Jadi
2s + 1 = 2
S=½

Energi Ikat Inti


Setiap inti memiliki keadaan energi terendah, keadaan stabil (ground state), da nada
pula keadaan dengan energi yang lebih tinggi (keadaan eksitasi).

Gambar 1. Kurva keadaan energi

Banyak hal yang dapat dipelajari tentang struktur inti dengan memperhatikan
keadaan dasar (ground state) dari inti tersebut. Secara sistematis, bisa didapatkan
informasi tentang masa, radius, muatan, kelimpahan, dan lain-lain.  Ada dua model
yang menjadi dasar analisis struktur inti, yakni model tetes cairan (liquid drop model)
dan model kulit (shell model).

Salah satu aspek terpenting dalam analisis struktur inti adalah masa inti. Dalam
struktur inti terdapat perbedaan antara masa inti dengan masa total nucleon
penyusunnya. Hal ini disebabkan karena ada usaha/energi yang diperlukan untuk
menyatukan nucleon-nukleon dalam suatu kumpulan inti. Perbedaaan ini disebut
sebagai energi ikat total (Btot(A,Z)). Besarnya Btot(A,Z) pada setiap inti dapat dituliskan
dengan persamaan di bawah ini.

……(1)
Sedangkan energi ikat rata-rata per-nukleon dapat dituliskan di bawah ini.

……(2)

Usaha yang dibutuhkan untuk memisahkan satu nucleon dari inti disebut energi pisah
(separation energy) S. Untuk neutron, persamaan energi pisah direpresentasikan
sebagai Sn.

……(3)

……(4)

Secara eksperimental, Btot ditentukan dari informasi energi pisah S. Kurva energi ikat
rata-rata Bave diperlihatkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 2. Kurva binding energi rata-rata

Pada daerah masa atom ringan, jika terjadi penggabungan neukleon, akan dihasilkan
energi yang sebanding dengan jumlah nukleon yang bergabung. Sebaliknya, pada
daerah masa atom berat, jika terjadi pemutusan nukleon akan menghasilkan energi
sebesar nukleon yang hilang.
Secara umum nuklida stabil dan melimpah dikelompokan pada nuklida yang
memiliki N atau Z yang sama dengan 2, 8, 20, 28, 50, 82, dan 126. Bilangan-bilangan
tersebut disebut magic numbers. Magic numbers ini menggambarkan bahwa efek
pada nucleus sangat mirip dengan kulit electron pada suatu atom. Sebelum membahas
shell model terlebih dahulu dibahas liquid drop model yang lebih mudah untuk
dipahami.

Model Tetes Cairan (Liquid Drop Model)

Model tetes cairan didasari oleh beberapa asumsi sebagai berikut:

1. Inti terdiri dari material inkompresibel sehingga didapat hubungan R ~ A1/3,

2.  Gaya inti identic untuk setiap jenis nucleon dan tidak bergantung jenis
nucleon (proton atau neutron),

3. Gaya inti bersifat saturasi.

Petingnya model ini dapat menjelaskan segi empiris dari data masa inti. Model ini
menunjukkan bahwa suku-suku utama binding energy proporsional terhadap A (masa
atom). Persamaan binding energy dengan menggunakan model ini dapat dituliskan
sebagai berikut.

……(5)

Dimana,

avA = volume term,

-asA2/3 = surface term,


±δ = pairing energy term (energi pasangan), nol jika A ganjil; positif jika pasangan
nuklida genap-genap; negative jika pasangan nuklida ganjil-ganjil,

η = shell term, positif jika N atau Z mendekati magic number,

ac = coulomb energy,

aa = asymmetry energy.

Jika persamaan binding energy diatas digunakan tanpa suku kulit (shell term) untuk
memprediksi energi pisah neutron, bisa didapatkan hasil cukup mendekati data
eksperimen. Adapun persamaan perubahan energi pisah diberikan di bawah ini.

……(6)

Kenaikan binding energy mendekati magic numbers (28), 50, 82, dan 126.

Gambar 3. Kurva perubahan energi

 Model Kulit (Shell Model)

Dimulai dari ide yang mirip dengan model kulit pada model atom dimana
pada model atom kulit-kulit menggambarkan tingkat energi (bilangan kuantum). Hal
yang sama juga dijumpai dalam persoalan inti atom. Eksperimen menunjukkan bahwa
inti dengan jumlah nucleon tertentu cenderung lebih stabil dibandingkan dengan inti
lainnya. Jumlah nucleon yang “istimewa” tersebut adalah 2, 8, 20, 28, 50, 82, dan
126.

Karena kestabilan berkaitan dengan keadaan energi, maka magic numbers ini juga
mestinya berkaitan dengan hal yang sama sebagaimana pada model kulit atom (model
kuantum). Selain itu juga diperoleh fakta eksperimen yang berkaitan dengan energi
pisah neutron.

Gambar 4. Kurva energi pisah inti

Bilangan-bilangan kuantum pada model atom diperoleh dengan penyelesaian


persamaan schrodinger dengan menetapkan bentuk potensial tertentu (simetri bola).
Persamaan schrodinger dituliskan sebagai berikut.

……(7)

Notasi dasar untuk mendeskripsikan keadaan energi sama dengan notasi yang
digunakan pada fisika atom. Dimana pada fisika atom setiap keadaan dilambangkan
dengan bilangan kuantum ntot (ntot = n+l) dan l, pada fisika inti tiap keadaan
dilambangkan dengan n dan l. Untuk l = 0, 1, 2, 3, 4, 5 digunakan huruf untuk
melambangkan masing-masing keadaan tersebut dengan s, p, d, f, g, h.Keadaan
dengan tanda 2p berarti mengandung informasi n = 2 dan l = 1.

Potensial sederhana yang biasa digunakan adalah sumur potensial tak hingga
(infinite-square well) dengan bentuk potensial

V = 0                 r < R …………


          r = R ……(8)

Atau potensial osilator harmonic

……(9)

Dimana ω adalah frekuensi osilasi dari suatu partikel bermasa m0.

Potensial yang lebih realistis yang biasa digunakan adalah sumur potensial berhingga
(finite-square well)

V = -V0            r<R…………..
V = 0                r=0……(10)

Jika menggunakan infinite-square well diperoleh tingkat-tingkat energi seperti pada


gambar a di bawah ini. Sedangkan jika menggunakan potensial osilator harmonic,
didapatkan tingkat-tinggkat energi seperti pada gambar b di bawah.
Gambar 5. Tingkat energi untuk (a) infinite square well dan (b) osilator harmonik

Jika menggunakan finite-square well dengan memperhitungkan efek kopling spin-


orbit didapatkan hasil yang lebih mendekati seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 6. Tingkat energi untuk finite-square well dengan memperhitungkan kopling


spin-orbit

3. Prinsip Eksklusi Pauli


prinsip eksklusi Pauli, yang berbunyi ;
"Tidak boleh dalam satu fermion memiliki keadaan kuantum yang sama. Satu
keadaan hanya boleh kosong atau boleh hanya ditempati satu fermion."

“Hanya satu elektron dalam atom yang diizinkan menempati keadaan 4 bilangan
kuantum atau, paling banyak dua elektron dapat menempati satu orbital yang
didefinisikan oleh tiga bilangan kuantum n, l dan m”.
Menurut prinsip eksklusi Pauli menyatakan, bahwa dalam suatu atom yang sama
tidak mungkin ada dua elektron dengan keempat bilangan kuantum n, l, m, s yang
sama. Orbital yang sama akan mempunyai bilangan kuantum n, l, m, yang sama,
tetapi yang membedakan hanyalah bilangan kuantum spin s. Setiap orbital hanya
dapat berisi dua elektron dengan spin yang antiparalel berlawan arah.
Jadi, satu orbital dapat ditempati maksimum oleh dua elektron, karena jika
elektron ketiga dimasukkan maka akan memiliki spin yang sama dengan salah satu
elektron sebelumnya. Contoh : Pada orbital 1s, akan ditempati oleh 2 elektron, yaitu:
 Elektron Pertama : n = 1, l = 0, m = 0, s = + 1 2
 Elektron Kedua : n = 1, l = 0, m = 0, s = - 1 2
Dapat dilihat, elektron pertama dan elektron kedua mempunyai harga bilangan
kuantum n, l, dan m yang sama, tetapi harga bilangan kuantum s-nya berbeda.
Elektron ketiga tidak dapat menempati orbital 1s lagi, sebab jika elektron ketiga
menempati orbital 1s, maka harga bilangan kuantum n, l, m, dan s elektron ketiga
akan sama dengan elektron pertama atau elektron kedua. Dengan menggunakan
prinsip eksklusi Pauli dan ketentuan harga bilangan kuantum m dan l yang
diperbolehkan untuk setiap harga bilangan kuantum n dapat disusun berbagai
kombinasi 4 bilangan kuantum pada setiap kuantum grup sebagai berikut:
1. Bilangan kuantum utama n Orbital
2. Bilangan Kuantum Notasi orbital
Jumlah elektron L m s n = 1 kulit K s + 1 2 1s 2 - 1 2 n = 2 kulit L s + 1 2 2s 2 - 1 2 p
1 -1 + 1 2 2P 6 p 1 -1 - 1 2 p 1 + 1 2 p 1 - 1 2 p 1 +1 + 1 2 p 1 +1 - 1 2

Ciri-cirinya: 

Dalam satu atom paling banyak dua elektron dapat menempati satu orbital yang
didefinisikan   oleh tiga bilangan kuantum n, l dan m. Kedua elektron itu harus
memiliki nilai ms yang berbeda, dengan kata lain spinnya antiparalel

Tabel 1. Jumlah maksimum elektron yang menempati tiap kulit 

Jumlah
n kulit l simbol total di kulit
maks elektron

1 K 0 1s 2 (2 = 2×12)

2 L 0 2s 2 (8 = 2×22)

    1 2p 6  

3 M 0 3s 2 (18 = 2×32)

    1 3p 6  

    2 3d 10  

4 N 0 4s 2 (32 = 2×42)

    1 4p 6  

    2 4d 10  

    3 4f 14  
Gambar Tingkat Energi Tiap Kulit

Pada gambar di atas, ditunjukkan tingkat energi setiap orbital. Dengan semakin
tingginya energi orbital perbedaan energi antar orbital menjadi lebih kecil, dan
kadang urutannya menjadi terbalik.

Anda mungkin juga menyukai