Anda di halaman 1dari 2

Metoda Gaya Berat

Secara umum metoda gaya berat merupakan metoda geofisika yang mengukur
variasi gaya berat (gravitational) di bumi. Metoda ini jarang digunakan
pada tahapan lanjut eksplorasi bijih, namun cukup baik digunakan untuk
mendefinisikan daerah target spesifik untuk selanjutnya disurvei dengan
metoda-metoda geofisika lain yang lebih detil.
Adanya variasi medan gravitasi bumi ditimbulkan oleh adanya perbedaan
rapat massa (density) antar batuan. Adanya suatu sumber yang berupa
suatu massa (masif, lensa, atau bongkah besar) di bawah permukaan akan
menyebabkan terjadinya gangguan medan gaya berat (relatif). Adanya
gangguan ini disebut sebagai anomali gaya berat. Karena perbedaan medan
gayaberat ini relatif kecil maka diperlukan alat ukur yang mempunyai
ketelitian yang cukup tinggi. Alat ukur yang sering digunakan adalah
Gravimeter. Alat pengukur gayaberat di darat telah mencapai ketelitian
sebesar ±0.01 mGal dan di laut sebesar ±1 mGal.
Beberapa endapan seperti zinc, bauksit, atau barit sangat sulit dideteksi
melalui metoda magnetik maupun elektrik, namun dapat dideteksi dengan
metoda gaya berat (gravity), tapi hanya untuk mengetahui profil batuan
sampingnya (tidak dapat langsung mendeteksi bijihnya) melalui anomali
densiti.
Prosedur Lapangan
Targetan observasi harus mempunyai kontras densiti yang jelas
(significant) agar dapat dideteksi oleh gravimetri. Grid (lintasan) yang
umum digunakan cukup lebar yaitu antara 200 m s/d 1 km (500 ft s/d 1 mil).
Setiap titik pengamatan diusahakan bebas dari angin, pohon-pohon,
pengaruh (getaran) tanah, dll. Elevasi setiap titik observasi harus
diketahui dengan akurat karena akan diperhitungkan dalam pengkoreksian
hasil pembacaan alat. Begitu juga dengan waktu setiap pengukuran.
Koreksi Hasil Observasi
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa, harga pengukuran
gayaberat di permukaan bumi dipengaruhi oleh 5 faktor. Sedangkan
dalam melakukan survei gayaberat diharapkan satu faktor saja yaitu
variasi densitas bawah permukaan, sehingga pengaruh 4 faktor
lainnya (lintang, ketinggian, topografi, pasang surut) harus
direduksi atau dihilangkan dari harga pembacaan alat.
a. Koreksi lintang (latitude)
Koreksi terhadap titik pengukuran terhadap kutub bumi.
b. Koreksi elevasi (Free-Air Correction)
Koreksi ini merupakan koreksi terhadap pengaruh ketinggian pengukuran
terhadap medan gravitasi bumi.
c. Koreksi Bouguer (Bougeur correction)
Koreksi massa lapisan yang diasumsikan berada diantara titik
amat dengan bidang referensi
d. Koreksi topografi (Terrain correction)
Koreksi topografi, Tc, adalah koreksi pengaruh topografi
terhadap gayaberat pada titik amat,
akibat perbedaan ketinggian antara
titik observasi dengan base.
Anomali Bouguer
Merupakan anomali yang dicari dengan cara mereduksi hasil
pengukuran lapangan dengan koreksi-koreksi seperti
yang telah diuraikan di atas.

Anda mungkin juga menyukai