Anda di halaman 1dari 14

MODEL- MODEL PEMBELAJARAN

1. Information Processing Model (Model Pemrosesan Informasi)

Model ini menekankan pada pengolahan informasi dalam otak sebagai


aktivitas mental siswa. Model ini akan mengoptimalkan daya nalar dan daya pikir
siswa melalui pemberian masalah yang disajikan oleh guru. Tugas siswa adalah
memecahkan masalah-masalah tersebut. Model ini menerapkan teori belajar
behavioristik dan kognitivistik. Ada tujuh model yang termasuk dalam rumpun ini,
yakni sebagai berkut.

1. Inductive thinking model (model berpikir induktif) yang dikembangkan oleh


Hilda Taba.
2. Inquiry training model (model pelatihan inkuiri/penyingkapan/penyelidikan)
yang dikembangkan oleh Richard suchman.
3. Scientific inquiry (penyelidikan ilmiah) yang dikembangkan oleh Joseph J.
Schwab.
4. Concept attainment (pencapaian konsep) oleh Jerome Bruner.
5. Cognitive growth (pertumbuhan kognitif) dikembangkan oleh Jean Piaget.
6. Advance organizer model (model pengatur/penyelenggaraan tingkat lanjut)
oleh David Ausubel.
7. Memory (daya ingat) oleh Harry Lorayne).

2. Personal Model (Model Pribadi)

Sesuai dengan namanya, model mengajar dalam rumpun ini berorientasi


kepada perkembangan diri individu. Implikasi model ini dalam pembelajaran adalah
guru harus menyediakan pembelajaran sesuai dengan minat, pengalaman, dan
perkembangan mental siswa. Model-model mengajar dalam rumpun ini sesuai dengan
paradigma student centered atau pembelajaran yang berpusat pada siswa/peserta
didik.

3. Social Interaction Model (Model Interaksi Sosial)

Rumpun model mengajar social interaction model menitikberatkan pada proses


interaksi antar individu yang terjadi dalam kelompok. Model-model mengajar
disetting dalam pembelajaran berkelompok. Model ini mengutamakan pengembangan
kecakapan individu dalam berhubungan dengan orang lain.

4. Behavioral Model (Model Perilaku)

Rumpun model ini sesuai dengan teori belajar behavioristik. Pembelajaran harus
memberikan perubahan pada perilaku si pembelajar ke arah yang sejalan dengan
tujuan pembelajaran.

Kemudian, perubahan yang terjadi harus dapat diamati. Sehingga, guru dapat
menguraikan langkah-langkah pembelajaran yang konkret dan dapat diamati dalam
upaya evaluasi perkembangan peserta didiknya.

Macam Macam Model Pembelajaran

Menurut Hamdayama (2016, hlm. 132-182) macam-macam model pembelajaran


adalah sebagai berikut:

Model Pembelajaran Inquiry


Model inquiry (inkuiri) menggunakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan proses berpikir secara kritis serta analitis kepada peserta didik agar
mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan
secara mandiri melalui penyelidikan ilmiah.

Model Pembelajaran Kontekstual

Merupakan model dengan konsep belajar yang membuat guru untuk mengaitkan
antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata. Prinsip pembelajaran
kontekstual adalah aktivitas peserta didik, peserta didik melakukan dan mengalami,
tidak hanya monoton dan mencatat.

Model mengajar ini juga dapat mengembangkan kemampuan sosial peserta didik
karena dihadapkan pada situasi dunia nyata. Ada tujuh komponen utama dari
pembelajaran kontekstual yang membuatnya khas jika dibandingkan dengan model
yang lain, yakni sebagai berikut.

1. Kontruktivisme, mendorong peserta didik agar bisa mengkonstruksi


pengetahuannya melalui pengamatan dan pengalaman.
2. Inquiry, didasarkan pada penyingkapan, penyelidikan atau pencarian dan
penelusuran;
3. Bertanya, sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu.
4. Learning community, dilakukan dengan membuat kelompok belajar.
5. Modeling, dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru
oleh peserta didik.
6. Refleksi, proses pengkajian pengalaman yang telah dipelajari.
7. Penilaian nyata, proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi
tentang perkembangan belajar peserta didik.
Model Pembelajaran Ekspositori

Ekspositori adalah pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian materi


secara verbal dari seorang guru kepada kelompok peserta didik supaya peserta didik
dapat menguasai materi secara optimal.

Dalam model pengajaran ekspositori seorang pendidik harus memberikan penjelasan


atau menerangkan kepada peserta didik dengan cara berceramah. Sehingga
menyebabkan arah pembelajarannya monoton karena sangat ditentukan oleh
kepiawaian ceramah guru.

Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Nama lainnya dalam bahasa inggris adalah Problem based learning yang dapat


diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan para proses
penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Pemecahan masalah menjadi
langkah utama dalam model ini.

Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah kerangka konseptual rangkaian kegiatan belajar yang


dilakukan oleh peserta didik dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Kelompok-kelompok tersebut bekerja
sama untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Model Pembelajaran Project Based Learning

Model pembelajaran project based learning atau pembelajaran berbasis proyek adalah
model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan nyata sebagai inti
pembelajaran. Dalam pembelajaran project based learning peserta didik akan
melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintetis, dan pengolahan informasi
lainnya untuk menghasilkan berbagai bentuk belajar yang beragam.

Project based learning adalah salah satu model pembelajaran yang paling kuat, karena
akan meningkatkan kompetensi siswa secara holistik, baik dari sikap, pengetahuan,
maupun keterampilan, melalui pendekatan kontekstual yang dekat dengan pekerjaan
nyata di lapangan.

Model Pembelajaran PAIKEM

Merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan.


Pembelajaran ini dirancang agar membuat anak lebih aktif mengembangkan
kreativitas sehingga pembelajaran bisa berlangsung secara efektif, optimal, dan pada
akhirnya terasa lebih menyenangkan.

Model Pembelajaran Kuantum (Quantum Learning)

Kerangka perencanaan dalam pembelajaran kuantum adalah TANDUR (Tumbuhkan,


Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan). Komponen utama
pembelajaran kuantum dapat berupa:

1. peta konsep sebagai teknik belajar efektif;


2. teknik memori, adalah teknik memasukkan informasi ke dalam otak sesuai
dengan cara kerja otak;
3. sistem pasak lokasi;
4. teknik akrostik, teknik menghafal dengan cara mengambil huruf depan
dari materi yang ingin diingat kemudian menggabungkannya.
Intinya metode pembelajaran ini menggunakan berbagai cara untuk membuat
pembelajaran menerap dan dipahami dengan mudah oleh peserta didik. Caranya bisa
sangat interaktif dan melibatkan peserta didik dalam kegiatan langsung untuk
mendemonstrasikan materi diiringi perayaan seperti yel motivasi.

Model Pembelajaran Terpadu

Merupakan model yang dapat melibatkan beberapa mata pelajaran sekaligus agar
memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna pada peserta didik.
Pembelajaran terpadu terbagi menjadi sepuluh jenis, yakni sebagai berikut.

1. Model penggalan
2. Model keterhubungan
3. Model sarang
4. Model urutan
5. Model bagian
6. Model jaring laba-laba
7. Model galur
8. Model keterpaduan
9. Model celupan
10. Model jaringan

Model Pembelajaran Kelas Rangkap

Pembelajaran kelas rangkap menekankan dua hal utama, yakni penggabungan kelas
secara integrative dan pembelajaran terpusat pada peserta didik, sehingga Guru tidak
harus mengulang kembali untuk mengajar pada dua kelas yang berbeda dengan
program yang berbeda pula.
Efisiensi adalah kunci dari model pembelajaran ini. Merangkapkan beberapa
rombongan belajar dapat meningkan efisiensi pembelajaran.

Macam-macam model pembelajaran kelas rangkap atau biasa disingkat PKR


meliputi:

1. Model PKR 221: dua kelas, dua mata pelajaran, datu ruangan;
2. Model PKR 222 : berarti memiliki dua kelas dan dua mata pelajaran, pada dua
ruangan;
3. Model PKR 333 : tiga kelas, tiga mata pelajaran, tiga ruangan.

Model Pembelajaran Tugas Terstruktur

Pembelajaran ini menekankan pada penyusunan tugas terstruktur yang wajib


diselesaikan oleh peserta didik guna mendalami dan memperluas penguasaan materi
yang sesuai dengan materi pembelajaran yang sudah dikaji.

Bentuk tugas terstruktur meliputi laporan ilmiah, portofolio (produk ciptaan peserta
didik), makalah individu, makalah kelompok, dsb.

Model Pembelajaran Portofolio

Model pembelajaran portofolio menitikberatkan pada pengumpulan karya terpilih


dari satu kelas secara keseluruhan yang bekerja secara kooperatif membuat kebijakan
untuk memecahkan masalah.

Prinsip dasar model pembelajaran portofolio, yaitu prinsip belajar peserta didik aktif
dan kelompok belajar kooperatif untuk menghasilkan produk portofolio secara
bersama.
Model Pembelajaran Tematik

Merupakan pembelajaran dengan suatu kegiatan pembelajaran yang


mengintegrasikan materi beberapa pelajaran dalam satu tema/topik pembahasan
sesuai dengan kebutuhan lingkungan peserta didik yang akan menjadi lahan dunia
nyata bagi dirinya.

Pembelajaran tematik mempunyai beberapa prinsip dasar, yaitu:

1.
2.
3.
Aspek – Aspek Psikologis Pembelajaran

A. Perilaku Belajar Siswa

Dalam psikologi pendidikan, belajar diartikan sebagai suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara
keseluruhan sebagi hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.

Dari pengertian ini nampak bahwa salah satu ciri dari perbuatan belajar adalah
tercapainya perubahan prilaku yang baru. Akan tetapi tidak semua bentuk prilaku
yang baru adalah hasil belajar. Seperti menurut Surya (2004) :

1. Perubahan sebagai hasil belajar ditandai dengan cirri-ciri :


1. Perubahan yang disadari;
2. Perubahan yang bersifat kontinu dan fungsional;
3. Perubahan yang bersifat positif dan aktif;
4. Perubahan yang bersifat relative permanen dan bukan yang bersifat
temporer, dan bukan karena proses kematangan, pertumbuhan atau
perkembangan; dan
5. Perubahan yang bertujuan dan terarah.
6. Hasil belajar ditandai dengan perubahan seluruh aspek pribadi.
7. Belajar merupakan proses yang disengaja.
8. Belajar terjadi karena ada dorongan dan tujuan yang ingin dicapai.
9. Belajar merupakan suatu bentuk pengalaman yang dibentuk secara
sengaja, sistematis, dan terarah.

Metakognisi adalah pengetahuan seorang individu proses dan hasil belajar yang


terjadi dalam dirinya serta hal-hal yang terkait. Hal ini mengandung arti bahwa, agar
proses belajar dapat berlangsung secara efektif, maka pelajar seharusnya mampu
mengenal proses dan hasil yang terjadi dalam dirinya. Untuk itu para pengajar
hendaknya mampu mengenal dan membantu siswa. Yang dimaksud dengan Persepsi
Sosio-Psikologis adalah sampai seberapa jauh pelajar mempersepsi proses belajar
yang berlangsung beserta situasi-situasi yang berpengaruh.

Menurut Surya (2004) perilaku hasil belajar mencakup aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik. Para pengajar sangat diharapkan mampu mengantisipasi aspek-aspek
perubahan perilaku ini yang dimulai dengan perencanaan kegiatan belajar-mengajar,
dan mengembangkannya setelah kegiatan belajar berakhir.

Dengan perilaku belajar yang efektif disertai proses mengajar yang tepat, maka
proses belajar-mengajar diharapkan mampu menghasilkan manusia-manusia yang
mempunyai karakteristik sebagai:

(1) pribadi yang mandiri,

(2) pelajar yang efektif,

(3) pekerja yang produktif,

(4) anggota masyarakat yang baik.

 Untuk mewujudkan kualitas manusia seperti itu, maka ada empat kulitas belajar yang
harus dikembangkan dalam diri para siswa, yiatu:

1. belajar untuk menjadi (learning to be),

2. belajar untuk belajar (learning to learn),

3. belajar untuk berbuat (learning to do),

4. belajar untuk hidup bersama (learning to live together)


B. Perilaku Mengajar Guru

Menurut Surya (2004), sebagai perancang pengajaran (designer of instruction) guru


diharapkan mampu untuk merancang kegiatan belajar mengajar secara efektif dengan
suasana yang konduif bagi siswa. Selain itu peran guru adalah sebagai pengelola
pengajaran (manager of instruction), seorang guru akan berperan mengelola  seluruh
proses belajar-mengajar dengan menciptakan kondisi-kondisi belajar sedemikian rupa
sehingga setiap anak dapat belajar secara efektif dan efisien.

Sebagai penilai hasil belajar (evaluation of student learning), guru dituntut untuk
berperansecara terus menerus mengikuti hasil belajar yang dicapai oleh siswa dari
waktu ke waktu. Informasi yang diperoleh melalui evaluasi ini akan merupakan
umpan balik terhadap proses kegiatan-belajar mengajar, yang selanjutnya akan
dijadikan sebagai titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkanproses belajar-
mengajar selanjutnya.

Selanjutnya dalam peranannya sebagai pengarah belajar (director of learning), guru


berperan untuk senantiasa menimbulkan, memelihara, dan meningkatkan motivasi
siswa untuk belajar. Dalam hubungan ini guru mempunyai peranan sebagi motivator
keseluruhan kegiatan belajar siswa. Oleh karena itu, guru harus mampu untuk :

1. Membangkitkan dorongan siswa untuk belajar;


2. Menjelaskan secara konkrit kepada siswa apa yang dapat dilakukan pada akhir
pengajaran;
3. Memberikan ganjaran untuk berprestasi yang dicapai di kemudian hari; dan
4. Memberi regulasi(aturan) prilaku siswa.

Sebagai pembimbing dalam belajar, guru diharapkan mampu untuk :


1. Mangenal dan memahami setiap siswa, baik secara individual maupun
kelompok;
2. Memberikan informasi-informasi yang diperlukan dalam proses belajar;
3. Memberikan kesempatan yang memadai agar setiap siswa dapat belajar sesuai
dengan karakteristik pribadinya;
4. Membantu setiap siswa dalam menghadapi masalah-masalah pribadi yang
dihadapinya; dan
5. Menilai keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah dilakukannya.

Dalam mewujudkan perilaku mengajar secara tepat, karakteristik pengajar yang


diharapkan adalah:

1. Memiliki minat yang besar terhadap pelajaran dan mata pelajaran yang
diajarkannya.
2. Memiliki kecakapan untuk memperkirakan kepribadian dan suasana hati
secara tepat serta membuat kontak dengan kelompok secara tepat.
3. Memiliki kesabaran, keakraban, dan sensitivitas yang diperlukan untuk
menumbuhkan semangat belajar.
4. Memiliki pemikiran yang imajinatif (konseptual) dan praktis dalam usaha
memberikan penjelasan kepada pesrta didik.
5. Memiliki kualifikasi yang memadai dalam bidangnya, baik isi maupun
metode.
6. Memiliki sikap terbuka, luwes, dan eksperimental dam metode dan teknik.

Pengajar akan mengajar dengan baik apabila memiliki sikap dasar yang benar, seperti

 Bertindak sebagai pembimbing dan kawan;


 Menghindari corak hubungan yang berjarak antara pengajar dan pelajar;
 Memahami tujuan dan kesulitan pelajaran;

Oleh karena itu, sebaiknya para pengajar :


 Bertemu dengan kelompok secara informal untuk mengenal mereka secara
mendalam; dan
 Berminat kepada pelajr di samping berminat kepada pelajaran.

Selain itu, pengajar hendaknya memiliki sasaran yang benar, informasi faktual yang
diperlukan, memahami macam-macam metoda dan teknik dan mengetahui bagaimana
memilihnya, membantu pelajar dalam merencanakan tindak lanjut

Perwujudan perilaku guru sebagai pengajar dan siswa sebagai pelajar akan nampak
pada interaksi antar keduanya. Dalam interaksi ini terjadi proses saling
mempengaruhi sehingga terjadi perubahan perilaku pada diri pelajar dalam bentuk
tercapainya hasil belajar.

Sekurang-kurangnya ada tiga hal dalam interaksi pelajar-pengajar yaitu proses


belajar, metode mengajar, dan pola-pola interaksi. Model pembelajaran yang
dipandang cukup komprehensif yang dikembangkan oleh Ernest Chang dan Don
Simpson, “The circle of learning: individual and Group Process” menurut model
ini, pembelajaran dapat berlangsung tidak hanya tanggung jawab individual, akan
tetapi dapat dalam bentuk kolaboratif melalui proses kehidupan kelompok. Model ini
mendasarkan atas paradigma hubungan antara aktivitas dan orientasi.

Dalam proses berlangsungnya pembelajaran ada dua dimensi yaitu dimensi aktivitas
pembelajaran dan dimensi orientasi proses. Hubungan dua dimensi itu menghasilkan
empat pola pembelajaran yaitu:

(1) traditional lectures atau ceramah tradisional,

(2) self study atau belajar mandiri,

(3) concurrent learning atau pembelajaran bersama,


(4) colaborative learning atau pembelajaran kolaboratif.

Menurut Syamsu (39), peranan guru dalam pendidikan akhlak anak, imam Ghazali
mengemukakan bahwa penyembuhan badan memerlukan seorang dokter yang tahu
tabiat badan serta macam penyakitnya dan cara penyembuhannya.

Anda mungkin juga menyukai