Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sejak dahulu kala telah berusaha untuk memecahkan
permasalahan besar tentang asal mula terjadinya bumi. Bagaimanakah asal mula
terjadinya bumi? Teori-teori dan hipotesis-hipotesis dari banyak ilmuwan tentang
asal mula terjadinya bumi telah memberikan gambaran bagaimana terjadinya
bumi, dan seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi terjadi
pula perubahan teori-teori tersebut.
Dalam mempelajari teori-teori tentang pembentukan bumi tentu saja
berhubungan dengan pengetahuan tentang galaksi, jagad raya, dan tata surya. Di
pagi hari kita melihat terbitnya matahari di ufuk timur, kemudian tenggelam di
ufuk barat pada sore harinya. Peristiwa ini disusul dengan munculnya bintang-
bintang, bulan, dan benda-benda langit di angkasa raya yang sangat banyak dan
tidak terhitung jumlahnya di malam hari. Ketika malam berakhir kita akan melihat
lagi munculnya matahari di ufuk timur. Peristiwa ini terjadi secara terus-menerus.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan jagad raya?
2. Bagaimana pancaran energi yang berikan oleh bintang?
3. Apa saja teori jagad raya?
4. Apa yang dimaksud dengan black hole?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian jagad raya
2. mengetahui pancaran energi yang berikan oleh bintang
3. mengetahui teori jagad raya
4. mengetahui apa itu black hole

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Jagat Raya
Jagat Raya adalah istilah lain dari alam semesta. Dalam ilmu astronomi
(ilmu yang mempelajari ihwal bintang) Jagat Raya, semesta, yang disebut Cosmos
sesungguhnya adalah sebuah ruang tempat segenap benda langit berada, termasuk
bumi tempat manusia hidup. Di Jagat Raya terdapat bermilyar bintang, planet -
planet, komet, serta meteor. Selain itu, di Jagat Raya juga terdapat benda - benda
langit lain seperti debu, kabut, dan gas. (Hartono. 2009)
Jagat raya atau alam semesta (the universe) merupakan ruang tidak
terbatas yang di dalamnya terdiri atas semua materi, termasuk tenaga dan radiasi.
Jagat raya tidak dapat diukur, dalam arti batas-batasnya tidak dapat diketahui
dengan jelas.
Galaksi, bintang, matahari, nebula, planet, meteor, asteroid, komet, dan
bulan, hanyalah sebagian kecil dari materi di jagat raya yang dikenal manusia
yang hidup di Bumi. Akan tetapi, secara lebih mendalam semua yang ada di jagat
raya masih merupakan rahasia yang sama sekali belum terungkap. Hal ini antara
lain disebabkan karena tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki
manusia dalam mengungkap rahasia alam semesta masih sangat terbatas.
Seperti diketahu Bumi tempat tinggal manusia merupakan suatu bulatan
kecil yang dikenal sebagai suatu planet anggota dari sistem tata surya dengan
matahari sebagai pusatnya. Matahari merupakan salah satu bintang dari sekitar
200 miliar bintang yang ada di Galaksi Bima Sakti (The Milky Ways atau Kabut
Putih). Lebih jauh lagi berdasarkan penelitian, Bima Sakti bukanlah satu-satunya
galaksi yang ada di jagat raya, melainkan terdapat ratusan, jutaan, bahkan terdapat
miliaran galaksi pengisi jagat raya ini.
B. Pancaran Energi Bintang
Bintang adalah benda angkasa yang mempunyai cahaya sendiri dan terdiri
atas gas pijar. Matahari merupakan salah satu bintang biasa berukuran sedang dari
kira-kira 1020 bintang yang ada di jagad raya. Matahari adalah  bintang yang
paling dekat dengan bumi (jaraknya sekitar 150 juta km). Bintang kedua yang

2
terdeka dari bumi adalah Alpha Centa (jaraknya sekitar 48.000 miliar km).
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa bintang merupakan
seluruh benda angkasa yang dapat memancarkan cahayanya sendiri yang berasal
dari reaksi-reaksi kimia, sehingga menimbulkan variasi warna yang  berbeda-
beda. Karena cahaya yang ditimbulkan atau dihasilkan oleh suatu bintang
semuanya berasal dari sebuah reaksi kimia (reaksi fusi), sehingga menghasilkan
spektrum-spektrum tampak berupa cahaya yang bervariasi warnanya. Variasi
warna yang ditimbulkan oleh suatu bintang semuanya tergantung dari atom-atom
yang ada di bintang tersebut, dimana reaksi dari atom yang berbeda akan
menghasilkan unsur yang berbeda yang memiliki sifat yang berbeda pula.
(Wardani W.2009)
Radiasi matahari merupakan pancaran energi yang berasal dari proses
thermonuklir yang terjadi di matahari. Energi ini berbentuk sinar dan gelombang
elektromagnetik. Besar kecilnya sudut datang sinar matahari berbanding lurus
dengan jumlah energi yang dipancarkannya ke permukaan bumi. M. Pamungkas,
Hafiddudin, and Y. S. Rohmah 2015 (dalam jurnal Perdana, A. K., & Rosma, I. H.
2018) .
C. Teori Jagad Raya dan Black Hole
1. Teori Jagad Raya
Beberapa teori tentang terjadinya jagad raya adalah sebagai berikut.
a. Teori Ledakan Besar (The Big Bang Theory)
Menurut Teori Ledakan Besar, jagat raya berawal dari adanya suatu massa
yang sangat besar dengan berat jenis yang besar pula dan mengalami ledakan
yang sangat dahsyat karena adanya reaksi pada inti massa. Ketika terjadi ledakan
besar, bagian-bagian dari massa tersebut berserakan dan terpental menjauhi pusat
dari ledakan. Setelah miliaran tahun kemudian, bagian-bagian yang terpental
tersebut membentuk kelompok-kelompok yang dikenal sebagai galaksi-galaksi
dalam sistem tata surya.
b. Teori Mengembang dan Memampat (The Oscillating Theory)
Teori ini dikenal pula dengan nama teori ekspansi dan konstraksi. Menurut
teori ini jagat raya terbentuk karena adanya suatu siklus materi yang diawali

3
dengan massa ekspansi (mengembang) yang disebabkan oleh adanya reaksi inti
hidrogen. Pada tahap ini terbentuklah galaksi- galaksi. Tahap ini diperkirakan
berlangsung selama 30 miliar tahun. Selanjutnya, galaksi-galaksi dan bintang
yang telah terbentuk akan meredup kemudian memampat didahului dengan
keluarnya pancaran panas yang sangat tinggi. Setelah tahap memampat, maka
tahap berikutnya adalah tahap mengembang dan kemudian pada akhirnya
memampat lagi.
2. Black Hole
a. Pengertian Black Hole (Lubang Hitam)
Lubang hitam adalah sebuah pemusatan massa yang cukup besar sehingga
menghasilkan gaya gravitasi yang sangat besar. Gaya gravitasi yang sangat besar
ini mencegah apa pun lolos darinya kecuali melalui perilaku terowongan kuantum.
Medan gravitasi begitu kuat sehingga kecepatan lepas di dekatnya mendekati
kecepatan cahaya. Tak ada sesuatu, termasuk radiasi elektromagnetik yang dapat
lolos dari gravitasinya, bahkan cahaya hanya dapat masuk tetapi tidak dapat
keluar atau melewatinya, dari sini diperoleh kata "hitam". Istilah "lubang hitam"
telah tersebar luas, meskipun ia tidak menunjuk ke sebuah lubang dalam arti
biasa, tetapi merupakan sebuah wilayah di angkasa di mana semua tidak dapat
kembali. Secara teoritis, lubang hitam dapat memliki ukuran apa pun, dari
mikroskopik sampai ke ukuran alam raya yang dapat diamati. Sebuah lubang
hitam adalah wilayah ruang-waktu di mana gravitasi mencegah apa pun, termasuk
cahaya, melarikan diri. Teori relativitas umum memprediksi bahwa cukup
kompak massa akan merusak ruang-waktu untuk membentuk lubang hitam.
Sekitar lubang hitam ada permukaan matematis didefinisikan disebut cakrawala
peristiwa yang menandai point of no return. Hal ini disebut "hitam" karena
menyerap semua cahaya yang hits cakrawala, yang mencerminkan apa-apa, hanya
seperti sempurna tubuh hitam di termodinamika .
b. Sejarah Black Hole (Lubang Hitam)
Teori adanya lubang hitam pertama kali diajukan pada abad ke-18 oleh
John Michell and Pierre-Simon Laplace, selanjutnya dikembangkan oleh
astronom Jerman bernama Karl Schwarzschild, pada tahun 1916, dengan berdasar

4
pada teori relativitas umum dari Albert Einstein, dan semakin dipopulerkan oleh
Stephen William Hawking. Pada saat ini banyak astronom yang percaya bahwa
hampir semua galaksi dialam semesta ini mengelilingi lubang hitam pada pusat
galaksi.
John Archibald Wheeler pada tahun 1967 yang memberikan nama
"Lubang Hitam" sehingga menjadi populer di dunia bahkan juga menjadi topik
favorit para penulis fiksi ilmiah. Kita tidak dapat melihat lubang hitam akan tetapi
kita bisa mendeteksi materi yang tertarik atau tersedot ke arahnya. Dengan cara
inilah, para astronom mempelajari dan mengidentifikasikan banyak lubang hitam
di angkasa lewat observasi yang sangat hati-hati sehingga diperkirakan di angkasa
dihiasi oleh jutaan lubang hitam.
c. Asal Mula Lubang Hitam
Lubang Hitam tercipta ketika suatu obyek tidak dapat bertahan dari
kekuatan tekanan gaya gravitasinya sendiri. Banyak obyek (termasuk matahari
dan bumi) tidak akan pernah menjadi lubang hitam. Tekanan gravitasi pada
matahari dan bumi tidak mencukupi untuk melampaui kekuatan atom dan nuklir
dalam dirinya yang sifatnya melawan tekanan gravitasi. Tetapi sebaliknya untuk
obyek yang bermassa sangat besar, tekanan gravitasi-lah yang menang.
Sebenarnya ada teori yang menyebutkan, daya hisap sebuah lubang hitam
bisa melemah lalu ia akan masuk ke fase tidur, berhenti memakan benda angkasa.
Lubang hitam yang disebut Sagittarius A itu letaknya berada di tengah galaksi
Bima Sakti. Scherbakov, astronom dari Pusat Astrofisika Harvard mengatakan,
lubang hitam di galaksi Bima Sakti hanya memakan 0,01% bintang di
sekelilingnya.
Namun selanjutnya peneliti juga menemukan fakta, lubang hitam
senantiasa berevolusi, sehingga bisa jadi akan aktif lagi suatu hari nanti. Semakin
banyak ia menelan bintang, semakin cepat pula proses evolusinya. Menurut data
yang didapat dari teleskop luar angkasa, selama beberapa tahun terakhir ini,
semakin banyak lubang hitam menelan benda angkasa. Selain itu, dikatakan
bahwa semakin banyak ia menghisap benda angkasa, semakin besar pula daya
sedotnya. Ini dikarenakan peningkatan unsur ion di dalamnya. Namun tidak hanya

5
berevolusi, belakangan juga diketahui lubang-lubang hitam yang ada di berbagai
galaksi juga saling bergabung. Berbagai benda angkasa yang masuk ke dalam
lubang hitam mengandung banyak energi dalam jumlah besar. Sehingga gabungan
antarlubang hitam tentunya juga meningkatkan jumlah energi yang dimilikinya.
Energi ini dapat mengendalikan alur keluar masuk gas dan debu ke luar lubang.
Tidak hanya debu dan gas, para astronom meyakini bahwa hisapan sebuah lubang
hitam juga banyak melepaskan sinar-X dan gelombang radioaktif. Namun jumlah
radiasi sinar X yang mereka amati belum dapat dijelaskan. Yang jelas, semuanya
itu memengaruhi perkembangan galaksi yang tempat lubang hitam itu berada.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jagat Raya adalah istilah lain dari alam semesta. Dalam ilmu astronomi
(ilmu yang mempelajari ihwal bintang) Jagat Raya, semesta, yang disebut Cosmos
sesungguhnya adalah sebuah ruang tempat segenap benda langit berada, termasuk
bumi tempat manusia hidup.
Matahari merupakan salah satu bintang biasa berukuran sedang dari kira-
kira 1020 bintang yang ada di jagad raya. Matahari adalah bintang yang paling
dekat dengan bumi (jaraknya sekitar 150 juta km).
Lubang hitam adalah sebuah pemusatan massa yang cukup besar sehingga
menghasilkan gaya gravitasi yang sangat besar. Gaya gravitasi yang sangat besar
ini mencegah apa pun lolos darinya kecuali melalui perilaku terowongan kuantum.
B. Saran
Ketika membuat sebuah makalah harusnya dibuat dengan tepat dan benar
disesuaikan dengan referensi yang ada sebagai pendukung dari materi yang akan
dikerjakan.

7
DAFTAR PUSTAKA
Hartono. 2009.Geografi 1 Jelajah Bumi dan Alam Semesta : untuk Kelas X,
Sekolah Menengah Atas /Madrasah Aliyah.Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional. Jakarta
Perdana, A. K., & Rosma, I. H. (2018). Analisis Kalibrasi Sensor Bh1750 Untuk
Mengukur Radiasi Matahari Di Pekanbaru.
Wardani, W. (2009). Konsep,Tingkat Terang,Spektum Dan Zodiak Bintang.
Malang: Universitas Negeri Malang.

Anda mungkin juga menyukai