Anda di halaman 1dari 56

PENGERTIAN BILANGAN KUANTUM

BILANGAN KUANTUM
Menurut mekanika gelombang, setiap tingkat energi dalam atom diasosiasikan dengan
satu atau lebih orbital. Untuk menyatakan kedudukan (tingkat energi, bentuk, serta
orientasi) suatu orbital menggunakan tiga bilangan kuantum, yaitu bilangan kuantum
utama (n), bilangan kuantum azimuth (l), dan bilangan kuantum magnetik (ml
atau m) (James E. Brady, 1990).

Bilangan Kuantum Utama (n)

Gambar 1. Bilangan Kuantum n

Bilangan Kuantum Azimuth

Mekanika gelombang meramalkan bahwa setiap kulit (tingkat energi) tersusun dari
beberapa subkulit (subtingkat energi) yang masing-masing subkulit tersebut dicirikan
oleh bilangan kuantum azimuth yang diberi lambang (l).
Bilangan kuantum azimut mempunyai harga dari
0 sampai dengan (n-1) untuk

setiap n, dan menunjukan letak elektron dalam subkulit. Setiap kulit terdiri dari subkulit
(jumlah subkulit tidak sama untuk setiap kulit elektron), dan setiap subkulit
dilambangkan berdasarkan pada harga bilangan kuantum azimut (l).

Untuk setiap subkulit diberi lambang berdasarkan harga bilangan kuantum l.

Lambang s, p, d, f diambil dari nama spektrum yang dihasilkan oleh logam alkali dari Li
sampai dengan Cs yang terdiri dari empat deret, yaitu tajam (sharp), utama
(principal), kabur (diffuse), dan dasar (fundamental).Sampai saat ini, elektronelektron baru menempati subkulit-subkulit s, p, d, dan f. Sedangkan subkulit g, h,
dan i belum terisi elektron.
Tabel di bawah ini menunjukan keterkaitan jumlah kulit dengan banyaknya subkulit
serta jenis subkulit dalam suatu atom.

Tabel 1. Hubungan Jumlah Sub-kulit dengan kulit

Bilangan Kuantum Magnetik (m)

Bilangan kuantum magnetik (m) menyatakan orbital khusus yang ditempati elektron
pada suatu subkulit. Bilangan kuantum magnetik juga menyatakan orientasi khusus dari
orbital itu dalam ruang relatif terhadap inti. Nilai bilangan kuantum magnetik
bergantung pada nilai bilangan kuantum azimuth, yaitu semua bilangan bulat mulai dari
l sampai dengan +l, termasuk 0.

Tabel 2 Hubungan Bilangan Kuantum Azimut dengan Bilangan Kuantum


Magnetik
Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai magnetik (m) diantara l sampai + l (l = bilangan
kuantum azimut). Nilai bilangan kuantum magnetik suatu elektron tergantung pada
letak elektron tersebut dalam orbital. Nama-nama kotak di atas sesuai dengan bilangan
kuantum magnetiknya. Dan perlu diingat juga dengan mengabaikan tanda -/+ maka
nilai m tidak mungkin lebih besar dari nilai l.

Bilangan Kuantum Spin (s)

Sambil beredar mengintari inti, elektron juga berputar pada sumbunya. Gerak berputar
pada sumbu ini disebut rotasi. Hanya ada dua kemungkinan arah rotasi elektron, yaitu
searah atau berlawanan arah jarum jam. Kedua arah yang berbeda itu dinyatakan
dengan bilangan kuantum spin (s) yang mempunyai nilai s = + 1/2 atau s = 1/2.
Akibatnya satu orbital hanya dapat ditempati oleh maksimum dua elektron, di mana
kedua elektron itu haruslah mempunyai spin yang berlawanan, sehingga menghasilkan
medan magnet yang berlawanan pula. Medan magnet yang berlawanan ini diperlukan
untuk mengimbangi gaya tolak-menolak listrik yang ada (karena muatan sejenis).

Gambar 2 | Arah Putar Elektron pada Sumbunya

Dapat disimpulkan bahwa kedudukan suatu elektron dalam suatu atom


dinyatakan oleh empat bilangan kuantum, yaitu:

BAGIKAN INI:

https://belajarkimiaonlineyuk.wordpress.com/bilangan-kuantum/materi/pengertianbilangan-kuantum/

Home KIMIA Konfigurasi Elektron, aturan yang harus dipenuhi

Konfigurasi Elektron, aturan yang harus dipenuhi


http://www.smansax1-edu.com/2014/08/konfigurasi-elektron-aturan-yang-harus.html

Diposkan oleh Muh Ilmi Ikhsan Sabur

Konfigurasi Elektron adalah susunan elektron-elektron pada sebuah atom. Susunan elektron pada
sebuah atom tidak sembarangan tetapi mengikuti pola atau rumus atau kaidah tertentu yang telah di
tetapkan oleh para ahli kimia yang khusus mempelajari tentang konfigurasi elektron. Pada Ilmu
Kimia, diterapkan tiga aturan dasar atau azas penting yang menjadi dasar penyusunan konfigurasi
elektron suatu atom yaitu prinsip Aufbau, kaidah Hund dan larangan Pauli. Masing-masing
prinsip ini menjelaskan tentang konfigurasi elektron yang mungkin terjadi pada suatu atom dengan
peraturan-peraturan yang mengikat dan harus terpenuhi.

Konfigurasi elektron pertama kali muncul saat Niels Bohr, pada tahun 1923 mengajukan teori
bahwa periodisitas pada sifat-sifat unsur kimia dapat dijelaskan oleh struktur elektronik atom yang
bersangkutan. Teori ini didasarkan pada model atom Bohr. Pada saat itu, Bohr telah mencetuskan
teori konfigurasi elektron yang memang sangat berbeda dengan yang ada sekarang.

Adapun ke 3 kaidah yang mengatur konfigurasi elektron adalah sebagai berikut :

Prinsip Aufbau

Kata Aufbau berasal dari bahasa Jerman yaitu "Aufbauen" yang berarti "membangun". Pada saat
menuliskan konfigurasi elektron, maka sama dengan membangun elektron orbital yang tersusun dari
atom-atom. Pada saat menulisnya, maka orbital akan terisi dengan elektron untuk menambah
nomor atom. Prinsip Aufbau berasal dari asa larangan Pauli yang mengatakan bahwa tidak ada dua
elektron dalam sebuah atom dapat memiliki bilangan kuantum yang sama, karena harus
"menumpuk" atau "membangun" ke tingkat energi yang lebih tinggi.

Tingkatan Energi sesuai Aturan Aufbau

Contoh :
Cl, e =17 1s 2s 2p6 3s 3p5
K, e =19 1s 2s 2p6 3s 3p1 4s2

Penyimpangan Aturan Aufbau

Pada aturan Aufbau terdapat penyimpangan terhadap beberapa konfigurasi elektron atom-atom
tertentu. Hal ini disebabkan karena berdasarkan kaidah kestabilan(orbital berisi setengah penuh atau
penuh). Hanya berlaku pada atom-atom yang berakhir pada subkulit "d" diantaranya adalah Cr(krom)
dan Cu(tembaga), dengan pola :
ns2 (n-1)d4 berubah menjadi ns1 (n-1)d5
ns2 (n-1)d9 berubah menjadi ns1 (n-1)d10

Contoh :
Cr, e =24 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d4
menjadi
Cr, e =24 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5

Kaidah Hund

Aturan ini dikemukakan oleh Friedrick Hund Tahun 1930. yang menyatakan elektron-elektron
dalam orbital-orbital suatu subkulit cenderung untuk tidak berpasangan. Dengan kata lain
setiap orbital di subtingkat diisi elektron tunggal sebelum orbital diisi pasangan elektron. Semua
elektron tunggal yang mengisi orbital akan mempunyai spin yang sama. Ketika menetapkan elektron
dalam orbital, setiap elektron pertama akan mengisi semua orbital dengan energi yang sama (juga
disebut sebagai degenerat) sebelum berpasangan dengan elektron lain dalam orbital setengah penuh.
Atom pada keadaan dasar (ground state) cenderung memiliki banyak elektron yang tidak
berpasangan.

Suatu orbital digambarkan dalam bentuk kotak, sedangkan elektron yang menghuni orbital
digambarkan dengan dua anak panah yang berlawanan arah. Jika orbital hanya mengandung satu
elektron, maka anak panah yang ditulis mengarah ke atas.

Kaidah Hund

Larangan Pauli

Aturan ini dikemukakan oleh Wolfgang Pauli pada tahun 1926. Yang menyatakan Tidak boleh
terdapat dua elektron dalam satu atom dengan empat bilangan kuantum yang sama.
Larangan Pauli menyatakan bahwa tidak ada dua elektron dapat memiliki empat bilangan kuantum
yang sama. Dalam satu orbital maksimal dua elektron dapat ditemukan dan dua elektron harus
memiliki spin yang berlawanan. Itu berarti satu elektron mempunyai spin ke atas (+) dan yang lain
akan mempunyai spin ke bawah (-).

Larangan Pauli

Tiga bilangan kuantum pertama adalah n=1, l=0, m=0. Hanya dua elektron yang sesuai, yang akan
berupa s=- atau s =+.

ads

Penyederhanaan penulisan Konfigurasi Elektron


Penulisan konfigurasi elektron dapat disederhanakan dengan cara mengganti beberapa subkulit
dengan atom-atom gas mulia(golongan VIIIA)

Golongan VIIIA
He 1s2
Ne 1s2 2s2 2p6
Ar 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6

dst.

Contoh :
Na, e =11 1s2 2s2 2p2 3s1 menjadi [Ne] 3s1

N, e =7 1s2 2s2 2p3 menjadi [He] 2s2 2p3

Sekianlah yang dapat saya bagikan semoga pemaparan mengenai Konfigurasi Elektron ini
bermamfaat, terima kasih.

Bagaimanakah aturan konfigurasi elektron berdasarkan teori atom mekanika


kuantum? Sobat Materi Kimia SMA dapat mengetahuinya setelah mempelajari materi
ini. Penulisan konfigurasi elektron untuk atom berelektron banyak didasarkan pada
aturan aufbau, aturan Hund, dan prinsip larangan Pauli. Berikut adalah penjelasannya.
Aturan Membangun (Aufbau)
Aturan pengisian elektron ke dalam orbital-orbital dikenal dengan prinsip Aufbau
(bahasa Jerman, artinya membangun). Menurut aturan ini, elektron dalam atom harus
memiliki energi terendah, artinya elektron harus terlebih dahulu menghuni orbital
dengan energi terendah, lihat diagram tingkat energi orbital berikut.

Tingkat energi elektron ditentukan oleh bilangan kuantum utama. Bilangan kuantum
utama dengan n = 1 merupakan tingkat energi paling rendah, kemudian meningkat ke
tingkat energi yang lebih tinggi, yaitu n = 2, n = 3, dan seterusnya. Jadi, urutan
kenaikan tingkat energi elektron adalah (n = 1) < (n = 2) < (n =3) < < (n = n).
Setelah tingkat energi elektron diurutkan berdasarkan bilangan kuantum utama,
kemudian diurutkan lagi berdasarkan bilangan kuantum azimut sebab orbital-orbital
dalam atom berelektron banyak tidak terdegenerasi. Berdasarkan bilangan kuantum
azimut, tingkat energi terendah adalah orbital dengan bilangan kuantum azimut terkecil
atau l= 0. Jadi, urutan tingkat energinya adalah s < p < d < f < [ l = (n1)].
Terdapat aturan tambahan, yaitu aturan (n+l). Menurut aturan ini, untuk nilai (n+ l)
sama, orbital yang memiliki energi lebih rendah adalah orbital dengan bilangan
kuantum utama lebih kecil, contoh: 2p (2+1 = 3) < 3s (3+0 =3), 3p (3+1 = 4) < 4s
(4+0 =4), dan seterusnya. Jika nilai (n+ l) berbeda maka orbital yang memiliki energi
lebih rendah adalah orbital dengan jumlah (n+ l) lebih kecil, contoh: 4s (4+0 = 4) < 3d
(3+2 =5).
Dengan mengacu pada aturan aufbau maka urutan kenaikan tingkat energi elektronelektron dalam orbital adalah sebagai berikut.
1s < 2s < 2p < 3s < 3p < 4s < 3d < 4p < 5s < 4d < 5p < 6s < 4f <
Aturan Hund
Aturan Hund disusun berdasarkan data spektroskopi atom . Aturan ini menyatakan
sebagai berikut.
1. Pengisian elektron ke dalam orbital-orbital yang tingkat energinya sama, misalnya
ketiga orbital-p atau kelima orbital-d. Oleh karena itu, elektron-elektron tidak
berpasangan sebelum semua orbital dihuni.
2. Elektron-elektron yang menghuni orbital-orbital dengan tingkat energi sama,
misalnya orbital pz, px, py. Oleh karena itu, energi paling rendah dicapai jika spin
elektron searah.

Prinsip Larangan Pauli


Menurut Wolfgang Pauli, elektron-elektron tidak boleh memiliki empat bilangan kuantum
yang sama. Aturan ini disebut Prinsip larangan Pauli. Makna dari larangan Pauli adalah
jika elektron-elektron memiliki ketiga bilangan kuantum (n, l, m) sama maka elektronelektron tersebut tidak boleh berada dalam orbital yang sama pada waktu bersamaan.
Akibatnya, setiap orbital hanya dapat dihuni maksimum dua elektron dan arah spinnya
harus berlawanan.
Sebagai konsekuensi dari larangan Pauli maka jumlah elektron yang dapat menghuni
subkulit s, p, d, f, , dan seterusnya berturut-turut adalah 2, 6, 10, 14, ..., dan
seterusnya. Hal ini sesuai dengan rumus: 2(2 l + 1).
Setelah mempelajari aturan konfigurasi elektron ini, se
By NaiLa VinenZia Zahira at 1:40 AM

http://materi-kimia-sma.blogspot.com/2013/07/aturan-konfigurasi-elektron.html
Pengertian dan Definisi Konfigurasi Elektron. Konfigurasi Elektron adalah susunan elektronelektron pada sebuah atom. Susunan elektron pada sebuah atom tidak sembarangan tetapi
mengikuti pola atau rumus atau kaidah tertentu yang telah di tetapkan oleh para ahli kimia yang
khusus mempelajari tentang konfigurasi elektron. Pada Ilmu Kimia, diterapkan tiga aturan dasar atau
azas penting yang menjadi dasar penyusunan konfigurasi elektron suatu atom yaitu prinsip
Aufbau, kaidah Hund dan larangan Pauli. Masing-masing prinsip ini menjelaskan tentang konfigurasi
elektron yang mungkin terjadi pada suatu atom dengan peraturan-peraturan yang mengikat dan
harus terpenuhi.
Konfigurasi elektron pertama kali muncul saat Niels Bohr, pada tahun 1923 mengajukan teori
bahwa periodisitas pada sifat-sifat unsur kimia dapat dijelaskan oleh struktur elektronik atom yang
bersangkutan. Teori ini didasarkan pada model atom Bohr. Pada saat itu, Bohr telah
mencetuskan teori konfigurasi elektron yang memang sangat berbeda dengan yang ada
sekarang. Banyak sekali kelemahan yang menyebabkan konfigurasi elektron Bohr tidak di gunakan
salahsatunya adalah sistem konfigurasi atom Bohr tidak dapat menjelaskan perubahan spektra atom
dalam medan magnet. Sistem konfigurasi elektron Bohr kemudian di kaji ulang olehWolfgang
Pauli hingga kemudian tercetuslah teori larangan pauli.

Seperti halnya partikel elementer lainnya, elektron juga


mempunyaisifat-sifat partikel dan gelombang serta harus patuh pada
hukum mekanika kuantum. Elektron dapat berpindah dari satu atom ke
atom yang lain dengan mengeluarkan energi atau emisi dalam bentuk
foton. Selain berpindah, satu elektron juga bisa di gunakan oleh atom
yang berbeda sehingga terbentuk suatu ikatan kimia. Konfigurasi
elektron mempunyai notasi yang bersifat universal sehingga bisa di
mengerti oleh siapa saja dan dimana saja. Notasi konfigurasi
elektronini berhubungan dengan untaian label orbital atom yang diberi
label dengan hurup s, p, d, f, g, h,. Setiap notasi berisi jumlah atom
dan label orbitalnya.
Konfigurasi elektron menggambarkan penyebaran atau susunan elektron dalam atom. Pengisian
elektron pada kulit-kulit atom memenuhi aturan-aturan tertentu, yaitu:
a. Jumlah maksimum elektron pada suatu kulit memenuhi rumus 2n2, dengan n = nomor kulit

Kulit K (n = 1) maksimum 2 . 12 = 2 elektron

Kulit L (n = 2) maksimum 2 . 22 = 8 elektron

Kulit M (n = 3) maksimum 2 . 32 = 18 elektron

Kulit N (n = 4) maksimum 2 . 42 = 32 elektron, dan seterusnya.

b. Pengisian elektron pada orbital suatu atom di mulai dari orbital yang paling rendah

s adalah label orbital paling rendah

p adalah label orbital ke dua

d adalah label orbital ke tiga

f adalah label orbital ke empat, dan seterusnya

c. Jumlah maksimum elektron pada kulit terluar adalah 8


Contoh Konfigurasi elektron unsur Stronsium (Sr). Sr mempunyai no Atom 38. Maka konfigurasi
elektronnya adalah sebagai berikut:

Notasi Konfigurasi elektron Sr (Stronsium) dengan nomor atom 38 adalah


sebagai berikut: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p63d10 4s24p65s2 . Artinya:

1. Kulit pertama (K) berisi 2 elektron pada orbital s

2. Kulit kedua (l) berisi 8 elektron, 2 pada orbital s dan 6 pada


orbital p

3. Kulit ketiga (M) berisi 18 elekton, 2 pada orbital s, 6 pada orbital p dan 10 pada orbital d.

4. Kulit keempat berisi 10 elektron, 2 pada orbital s, 6 pada orbital p,

5. Kulit kelima berisi 2 elektron yaitu pada orbital s

http://www.kamusq.com/2013/06/konfigurasi-elektron-adalah-pengertian.html
Isna Rating 4,5 at 1:27:00 PM

Konfigurasi Elektron
Posted by : Aprilia Esa Gustiana02/07/14
Konfigurasi elektron berdasarkan model atom meknika kuantum didasarkan pada 3 aturan umum , yaitu
asas larangan Pauli, asas Aufbau, dan asas Hund. Model atom mekanika kuantum selain dapat
menentukan nomor golongan untuk unsur-unsur golongan utama (Golongan A) , juga dapat menentukan
golongan B (Golongan transisi). Hal tersebut merupakan kelebihan konfigurasi elektron berdasarkan
model atom mekanika kuantum dibandingkan dengan konfigurasi elektron berdasarkan model atom Bohr
yang hanya dapat menentukan golongan utama. Mari kita simak 3 aturan penulisan konfigurasi
elektron berdasarkan teori atom mekanika kuantum berikut ini !.

Asas Larangan Pauli


Tahun 1926 , Wolfgang Linus Pauli menyatakan aturan penulisan konfigurasi elektron yang dikenal
sebagai asas larangan Pauli. asas tersebut menyatakan :
" Tidak ada dua buah elektron dalam orbital yang sama memiliki keempat bilangan kuantum yang sama".
Berdasarkan asas larangan Pauli tersebut, jumlah elektron yang menempati sebuat orbital paling banyak
2 elektron dengan arah rotasi yang berlawanan, Hal tersebut berarti bilangan kuantum n,l, dan m sebuah
orbital pasti sama, tetapi s berbeda. Dengan demikian, jumlah elektron maksimum yang menempati suatu
subkulit dapat dinyatakan dengan rumus.

Jumlah elektron maksimum = 2 x jumlah orbital dalam subkulit

Asas Aufbau

Dalam keadaan stabil, atom-atom cenderung menempati orbital yang mempunyai energi terendah. Aturan
pengurutan tingkat energi orbital dari yang terendah dikenal dengan istilah asas Aufbau, yang berbunyi :

"Pengisian elektron dalam orbital dimulai dari orbital dengan tingkat energi paling rendah. Setelah penuh,
pangisian berlanjut ke orbital yang tingkat energinya satu tingkat lebih tinggi, Demikian seterusnya hingga
semua elektron menempati orbital".

Tingkat orbital yang paling rendah hingga yang tertinggi adalah :

1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p 6s 4f 5d 6p 7s 5f 6d 7p

Asas Hund
Tahun 1927 , Friedrich Hund menyatakan aturan untuk menggambarkan arah rotasi elektron. Aturan ini
dikenal sebagai asas Hund yang berbunyi :
"Elektron-elektron yang berada di suatu orbital akan menempati orbital yang kosong dengan arah rotasi
sejajar. Setelah itu, elektron-elektron lainnya menempati orbital tersebut dengan arah rotasi yang
berlawanan".

Contoh dari penulisan konfigurasi elektron :

Unsur

Konfigurasi Elektron

7N

1s22s22p3

12Mg

1s22s22p63s2

35Br

1s22s22p63s23p63d104s24p5

- See more at: http://apriliaesa.blogspot.com/2014/07/konfigurasi-elektron.html#sthash.mYkpeSzT.dpuf

http://apriliaesa.blogspot.com/2014/07/konfigurasi-elektron.html
Aprilia Esa Gustiana02/07/14

Konfigurasi Elektron (Artikel Lengkap)


Konfigurasi elektron adalah susunan atau distribusi elektron-elektron pada sebuah atom atau
molekul. Susunannya mengikuti aturan khusus. Aturan tersebut antara lain prinsip aufbau,
kaidah hund, dan larangan pauli. Menurut hukum mekanika kuantum, untuk sistem yang hanya
memiliki satu elektron, elektronnya dapat berpindah dari satu konfigurasi ke konfigurasi lain
dalam bentuk foton. Konfigurasi elektron menunjukkan jumlah elektron pada setiap sublevel.
Sublevel pertama adalah 1s, kemudian 2s, 2p, 3s, 3p, dan seterusnya. Masing-masing elektron
dapat berpindah dengan sendirinya di dalam sebuah orbital. Salah satu contoh konfigurasi
elektron adalah atom neon dengan konfigurasi 1s2 2s2 2p6. Pengetahuan tentang konfigurasi
elektron di setiap atom sangat berguna untuk memahami struktur tabel periodik. Konsep
konfigurasi elektron ini juga berguna untuk menjelaskan konsep ikatan kimia, sifat laser, dan
semikonduktor.

1. Kulit dan Subkulit dalam Konfigurasi


Elektron
Konfigurasi elektron didasari oleh model atom Bohr dan masih digunakan untuk menjabarkan
kulit dan subkulit selain pemahaman mekanika kuantum yang lebih kompleks.
Sebuah kulit elektron adalah beberapa subkulit yang berbagi bilangan kuantum yang sama
yaitu n (nomor sebelum angka dalam sebuah orbital). Sebuah atom dengan kulit ke-n dapat
berisi 2n2 elektron. Misalnya, kulit pertama dapat berisi 2 elektron, kulit kedua dapat berisi
hingga 8 elektron, dan kulit ketiga 18 elektron. Faktor yang membuatnya selalu genap adalah

karena subkulit dapat menjadi dua bergantung pada putaran elektronnya. Setiap orbital dapat
dimasuki sampai dua elektron dengan putaran yang berlawanan, satu dengan putaran +1/2
(biasanya dilambangkan dengan tanda panah ke atas) dan satu dengan putaran 1/2
(dilambangkan dengan tanda panah ke bawah).
Subkulit adalah sebuah tempat di dalam kulit yang berisi bilangan azimuth yaitu . Nilai dari (0,
1, 2, atau 3) sesuai dengan masing-masing label s, p, d, dan f. Jumlah maksimum elektron yang
bisa ditempatkan di sebuah subkulit dirumuskan sebagai 2(2+1). Pada subkulit s maksimum 2,
6 elektron pada subkulit p, 10 pada subkulit d, dan 14 pada subkulit f.
Jumlah elektron yang dapat mengisi setiap kulit dan masing-masing subkulit muncul dari
perhitungan mekanika kuantum, tertama prinsip larangan Pauli, dimana tidak ada dua elektron
di satu atom yang memiliki nilai bilangan kuantum yang sama.

2. Notasi Konfigurasi Elektron


Ahli fisika dan ahli kimia menggunakan notasi standar untuk mengetahui konfigurasi elektron
dari sebuah atom dan molekul. Untuk atom, notasinya terdiri dari urutan orbital atom (contoh:
untuk fospor urutannya adalah 1s, 2s, 2p, 3s, 3p) dengan nomor elektron mengisi masingmasing orbital dalam format superscript. Contoh, hidrogen memiliki satu elektron dalam orbital s
kulit pertama, jadi konfigurasinya ditulis 1s1. Litium memiliki dua elektron di subkulit 1s dan satu
elektron di subkulit 2s sehingga konfigurasi elektronnya ditulis 1s2 2s1 (dibaca satu-s-dua, duas-satu). Fosfor dengan nomor atom 15 memiliki konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p63s2 3p3.
Konfigurasi elektron pada molekul ditulis dengan cara yang sama.
Superscript 1 pada notasi tidak wajib dicantumkan. Umumnya hurup orbital (s, p, d, f) dicetak
miring meskipun IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry merekomendasikan
huruf normal. Huruf yang dicetak miring saat ini digunakan untuk mewakili salah satu kategori
garis spektrum seperti sharp, principal, diffuse, dan fundamental (atau fine).

2.1. Penyingkatan Konfigurasi Elektron


Untuk atom dengan banyak elektron, notasi ini dapat menjadi sangat panjang. Maka dari itu,
diperlukan sebuah singkatan untuk mewakili notasi tertentu. Gas mulia (2 He, 10 Ne, 18 Ar, 36
Kr, 54 Xe, dan 86 Rn) bisa digunakan untuk mewakili notasi tertentu. Misalnya fosfor yang salah
satu bagian notasinya diwakili oleh neon (1s2 2s2 2p6) sehingga menjadi [Ne] 3s2 3p3. Kaidah ini
sangat berguna untuk membantu memahami konfigurasi elektron yang panjang.

2.2. Aturan Penuh Setengah Penuh


Sifat ini berhubungan erat dengan hibridisasi elektron. Aturan ini menyatakan bahwa suatu
elektron mempunyai kecenderungan untuk berpindah orbital apabila dapat membentuk susunan
elektron yang lebih stabil. Untuk konfigurasi elektron yang berakhir pada sub kulit d berlaku
aturan penuh dan setengah penuh. Contohnya adalah sebagai berikut:
24

Cr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d4 menjadi 24Cr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5

Dari contoh diatas terlihat apabila 4s diisi 2 elektron maka 3d kurang satu elektron untuk
menjadi setengah penuh. Maka elektron dari 4s akan berpindah ke 3d.

2.3. Konfigurasi Elektron Ion


Unsur yang mengalami ionisasi akan mengalami perubahan jumlah elektron. Misalnya adalah
besi (Fe) yang mempunyai nomor atom 26 dan mempunyai konfigurasi elektron [Ar] 3d64s2. Jika
Fe terionisasi menjadi Fe2+, maka elektron Fe berkurang 2 dari jumlah asal. Sehingga
konfigurasi Fe2+ adalah [Ar] 3d6. Ingat, jika sebuah atom mengalami ionisasi maka yang
berkurang adalah elektron valensi (elektron terluar).

3. Energi dalam Konfigurasi Elektron


Energi dikaitkan dengan elektron dalam orbital. Energi dalam sebuah konfigurasi sering
mendekati jumlah energi di setiap elektron dengan mengabaikan interaksi antar elektron.
Konfigurasi yang memiliki energi terendah disebut keadaan dasar (ground state). Sedangkan
konfigurasi lainnya disebut keadaan tereksitasi (excited state).
Sebagai contoh, keadaan dasar konfigurasi atom sodium adalah 1s2 2s2 2p6 3s, yang berasal
dari prinsip Aufbau. Keadaan tereksitasi pertama diperoleh dengan menukar elektron 3s
menjadi 3p sehingga menjadi 1s2 2s2 2p6 3p yang dapat disingkat menjadi level 3p. Atom dapat
berpindah dari satu konfigurasi ke konfigurasi lain dengan menyerap atau melepaskan energi.

4. Sejarah Konfigurasi Elektron


Niels Bohr (1923) adalah orang pertama yang mengusulkan bahwa perioditas dalam tabel
periodik dapat dijabarkan dengan struktur elektron dalam atom. Usul tersebut didasari oleh
model atom Bohr miliknya dimana kulit elektron memiliki orbit dengan jarak tertentu dari nukleus
(inti atom). Konfigurasi awal Bohr terlihat aneh dalam ilmu kimia masa kini: misalnya sulfur
memiliki konfigurasi 2.4.4.6 sedangkan yang sekarang adalah 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4(2.8.6).
Beberapa tahun kemudian, E. C. Stoner bersama Sommerfield berhasil menjabarkan kulit
elektron dan secara tepat memprediksi struktur kulit sulfur adalah 2.8.6. Namun, tidak ada
sistem baik milik Bohr maupun Stoner dapat menjabarkan dengan benar perubahan spektrum
atom dalam zona magnetik (efek Zeeman).
Bohr sangat menyadari kekurangan prinsipnya tersebut. Ia menulis surat untuk temannya
Wolfgang Pauli untuk meminta bantuannya untuk menjaga teori kuantumnya (sistem yang kini
dikenal sebagai teori kuantum lama). Pauli menyadari bahwa efek Zeeman hanya berlaku
pada elektron terluar dari atom dan dapat mereproduksi struktur kulit Stoner.
Persamaan Schrdinger yang dipublikasikan pada tahun 1926 memberikan tiga dari empat
bilangan kuantum sebagai kesimpulan langsung dari penyelesaiannya terhadap atom hidrogen.
Penyelesaiannya tersebut merupakan hasil dari orbital atom yang saat ini diajarkan di textbook
kimia.

5. Prinsip Aufbau dan dan Aturan


Madelung dalam Konfigurasi Elektron
Prinsip Aufbau adalah bagian penting dari konsep Bohr tentang konfigurasi elektron. Istilah
Aufbau merupakan bahasa Jerman yang berarti konstruksi. Prinsip tersebut dinyatakan
sebagai:
Maksimal dua elektron dimasukkan ke dalam orbital untuk meningkatkan energi orbital: energi
terendah dalam orbital diisi sebelum elektron ditempatkan di energi tertinggi dalam orbital.
Prinsip tersebut bekerja dengan sangat baik (dalam keadaan dasar atom) untuk 18 elemen
pertama, kemudian berkurang terhadap 100 elemen berikutnya. Bentuk modern dari prinsip
Aufbau menjelaskan urutan energi orbital yang diberikan oleh aturan Madelung. Aturan ini
pertama kali dinyatakan oleh Charles Janet pada tahun 1929, kemudian diteliti ulang oleh Erwin
Madelung pada tahun 1936, dan diberikan pembenaran teoritis oleh V.M. Klechkowski. Bunyi
aturan Madelung adalah sebagai berikut:
1.
2.

Orbital diisi untuk meningkatkan nilai n+l;


Dimana dua orbital memiliki nilai n+l yang sama.

Berikut adalah urutan orbital pada konfigurasi elektron:


1s, 2s, 2p, 3s, 3p, 4s, 3d, 4p, 5s, 4d, 5p, 6s, 4f, 5d, 6p, 7s, 5f, 6d, 7p, (8s, 5g, 6f, 7d, 8p, dan 9s)
Supaya lebih mudah diingat, berikut adalah ilustrasinya:

Orbital yang di dalam tanda kurung tidak berisi atom setelah atom dengan nomor atom tertinggi
yaitu Uuo = 118.
Prinsip Aufbau dapat diaplikasikan untuk memodifikasi susunan proton dan neutron di inti atom
bersama dengan model kulit dari fisika nuklir dan kimia nuklir.

6. Hubungan Konfigurasi Elektron


dengan Tabel Periodik

Bentuk dari tabel periodik berkaitan dengan konfigurasi elektron masing-masing atom yang
terdapat disana. Contohnya, semua golongan ke-2 tabel periodik memiliki konfigurasi elektron
[E] ns2 (dimana [E] merupakan konfigurasi gas mulia) dan memiliki kesamaan sifat kimia.
Umumnya, perioditas tabel periodik dalam blok tabel periodik bergantung pada jumlah elektron
yang diperlukan untuk mengisi subkulit s, p, d, dan f.
Kulit elektron terluar sering disebut elektron valensi dan menentukan sifat kimia. Harus diingat
bahwa kemiripan sifat kimia telah ada lebih dari satu abad sebelum teori konfigurasi elektron.
Belum jelas seberapa jauh aturan Madelung menjabarkan (bukan hanya menjelaskan) tabel
periodik. Meski beberapa sifat jelas berbeda dengan perbedaan urutan pengisian orbital.

6.1. Menentukan Golongan dan Periode Tabel Periodik Suatu Unsur


dengan Konfigurasi Elektron
Konfigurasi elektron juga dapat digunakan untuk menentukan letak suatu unsur pada tabel
periodik. Periode suatu unsur sama dengan nomor kulit terbesarnya. Golongan suatu unsur
ditentukan dengan menggunakan tabel seperti dibawah.

Bila subkulit terakhirnya pada s atau p maka unsur tersebut termasuk golongan A (utama).
Sedangkan bila subkulit terakhirnya pada d maka unsur tersebut termasuk golongan B
(transisi).
Berikut adalah contoh menentukan golongan dan periode suatu unsur dengan konfigurasi
elektron:
24

Cr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5

Berdasarkan konfigurasi elektron diatas, maka letak unsur adalah pada golongan VI B periode
4.

7. Penyimpangan Konfigurasi Elektron


Berdasarkan eksperimen, terdapat penyimpangan konfigurasi elektron dalam pengisian
elektron. Penyimpangan pengisian elektron ditemui pada elektron yang terdapat pada orbital
subkulit d dan f.

7.1. Penyimpangan Konfigurasi Elektron pada Orbital d


Penyimpangan pada orbital subkulit d dikarenakan orbital yang setengah penuh (d5) atau
penuh (d10) bersifat lebih stabil dibandingkan dengan orbital yang hampir setengah penuh (d4)
atau hampir penuh (d8 atau d9). Dengan demikian, jika elektron terluar berakhir pada d4, d8,
atau d9, maka satu atau semua elektron pada orbital s pindah ke orbital d. Dibawah ini adalah
beberapa contoh penyimpangan orbital d.

7.2. Penyimpangan Konfigurasi Elektron pada Orbital f


Pada orbital f, sebagaimana dengan penyimpangan konfigurasi dalam orbital d, maka
konfigurasi elektron yang berakhir pada orbital f juga mengalami penyimpangan. Penyimpangan
disebabkan oleh tingkat energi orbital saling berdekatan dan hampir sama. Penyimpangan ini
berupa berpindahnya satu atau dua elektron dari orbital f ke orbital d. Dibawah ini adalah
beberapa contoh penyimpangan orbital f.

8. Konfigurasi Elektron dalam Molekul


Dalam molekul, konfigurasi elektronnya semakin rumit. Masing-masing molekul memiliki struktur
orbital yang berbeda. Orbital molekul ditandai berdasarkan simetrinya. Misalnya O2ditulis
1g2 1u2 2g2 2u2 3g2 1u4 1g2, atau setara dengan 1g2 1u2 2g2 2u2 1u43g2 1g2. Istilah
1g2 mewakili dua elektron di dalam dua turunan orbital ke-* (antibonding). Berdasarkan
aturan Hund, elektron tersebut memiliki putaran paralel dalam keadaan dasar, dan dioksigen
memiliki momen magnetik (disebut paramagnetik). Penjabaran dari paramagnetisme pada
dioksigen adalah penemuan besar dalam teori orbital molekul.
Konfigurasi elektron dari molekul poliatomik dapat berubah tanpa penyerapan atau pelepasan
foton melalui sambungan bergetar.

8.1. Konfigurasi Elektron dalam Padatan


Dalam padatan, elektron menjadi sangat banyak. Elektron tidak menjadi berlainan, dan
bercampur secara efektif menjadi rentang kemungkinan keadaan secara berkelanjutan (disebut
pita elektron). Gagasan tentang konfigurasi elektron menjadi tidak relevan dan menghasilkan
teori pita.

9. Aplikasi Konfigurasi Elektron


Penerapan konfigurasi elektron yang paling luas adalah dalam bidang rasionalisasi sifat kimia,
baik dalam kimia organik maupun kimia anorganik. Akibatnya, konfigurasi elektron sepanjang
teori orbital molekul menjadi perbandingan modern untuk konsep valensi yang menjelaskan
jumlah dan jenis ikatan kimia.
Pendekatan lebih lanjut juga diterapkan di kimia komputasi. Dimana digunakan untuk membuat
perkiraan kuantitatif terhadap sifat kimia. Selama beberapa tahun, perhitungan mengandalkan
perkiraan kombinasi linear orbital atom (LCAO), menggunakan basis set orbital atom yang
lebih besar dan lebih kompleks sebagai titik awal. Langkah berikutnya adalah menghitung
penempatan elektron di antara orbital-orbital molekul dengan menggunakan prinsip Aufbau.
Tidak semua metode penghitungan kimia mengandalkan konfigurasi elektron. Misalnya teori
tingkat fungsional (DFT).

Untuk atom atau molekul dengan lebih dari satu elektron, pergerakan elektron saling
berhubungan. Konfigurasi elektron dengan angka yang sangat besar diperlukan untuk
menjelaskan semua sistem multielektron, dan tidak ada energi yang dapat dikaitkan dengan
satu konfigurasi. Namun, fungsi gelombang elektron biasanya didominasi oleh konfigurasi
dalam jumlah yang sangat kecil dan gagasan konfigurasi elektron menjadi sangat esensial
untuk sistem multielektron.
Penerapan fundamental dari konfigurasi elektron adalah dalam interpretasi terhadap spektrum
atom. Dalam kasus ini, diperlukan untuk menambahkan konfigurasi elektron dengan satu atau
lebih istilah simbol yang menjelaskan perbedaan tingkat energi yang terdapat dalam sebuah
atom. Istilah simbol dapat dikalkulasikan untuk semua konfigurasi elektron, tidak hanya
konfigurasi keadaan dasar yang tertulis dalam tabel.

Sumber:
1.
Konfigurasi Elektron (http://www.ilmukimia.org/2014/04/konfigurasi-elektron.html)
2.
Konfigurasi Elektron, aturan yang harus dipenuhi (http://www.smansax1edu.com/2014/08/konfigurasi-elektron-aturan-yang-harus.html)
3.
Cara Menulis Konfigurasi Elektron (http://guide-prof.blogspot.com/2014/10/cara-menuliskonfigurasi-elektron.html)
4.
Electron configuration (http://en.wikipedia.org/wiki/Electron_configuration)
5.
Konfigurasi elektron (http://id.wikipedia.org/wiki/Konfigurasi_elektron)
6.
Konfigurasi Elektron dan Diagram Orbital
(http://mediabelajaronline.blogspot.com/2010/09/konfigurasi-elektron-dan-diagram.html)
7.
Konfigurasi Elektron (https://rinioktavia19942.wordpress.com/kimia-kelas-xi/semesteri/sistem-periodik/konfigurasi-elektron/)
http://hedisasrawan.blogspot.com/2015/05/konfigurasi-elektron-artikel-lengkap.html

Sabtu, 20 Agustus 2011


Azas Aufbau
Azas Aufbau menyatakan bahwa :Pengisian elektron dimulai dari subkulit yang berenergi paling rendah
dilanjutkan pada subkulit yang lebih tinggi energinya. Dalam setiap sub kulit mempunyai batasan
elektron yang dapat diisikan yakni :
Subkulit s maksimal berisi 2 elektron
Subkulit p maksimal berisi 6 elektron
Subkulit d maksimal berisi 10 elektron
Subkulit f maksimal berisi 14 elektron

Berdasarkan ketentuan tersebut maka urutan pengisian (kofigurasi) elektron mengikuti tanda panah
pada gambar berikut:

S E LVIA N OV I TAS AR I

http://chemistrychemistry.blogspot.com/2011/08/azas-aufbau.html
sumber kaidah hund : https://belajarkimiaonlineyuk.wordpress.com/konfigurasielektron-pada-atom/materi/kaidah-hund/

Suatu atom unsur memiliki nomor atom 15. Tentukan :


1.

Konfigurasi elektron berdasarkan uraian kelas 1

2.

Gambaran orbital dari konfigurasi elektron yang telah anda buat

3.

Ke empat bilangan kuantum dari elektron terakhir pada konfigurasi elektron

https://belajarkimiaonlineyuk.wordpress.com/konfigurasi-elektron-padaatom/materi/larangan-pauli/

Aufbau berarti membangun. Menurut prinsip Aufbau ini elektron di dalam suatu atom
akan berada dalam kondisi yang stabil bila mempunyai energi yang rendah, sedangkan
elektron-elektron akan berada pada orbital-orbital yang bergabung membentuk
subkulit. Jadi, elektron mempunyai kecenderungan akan menempati subkulit yang
tingkat energinya rendah.
Secara kasar besarnya tingkat energi dari suatu subkulit dapat diketahui dari nilai bilangan kuantum
utama (n) dan bilangan kuantum azimut (l) dari orbital tersebut. Dapat dilihat pada tabel
berikut :

Secara umum, orbital yang mempunyai harga n+l lebih besar akan
mempunyai tingkat energi yang lebih tinggi, dan sebaliknya bila n+l kecil
tingkat energinya juga kecil. Untuk harga n+l yang sama, maka orbital dengan harga n lebih
besar akan mempunyai tingkat energi yang besar. Berdasarkan tabel di atas, maka urutan tingkat
energi dari yang paling rendah ke yang paling tinggi adalah sebagai berikut :

Urutan-urutan tingkat energi di tujukan pada


gambar di samping kanan. Jadi pengisian orbital dimulai dari orbital 1s, 2s, 2p, dan
seterusnya. Pada gambar dapat dilihat bahwa subkulit 3d mempunyai energi lebih
tinggi daripada subkulit 4s. Oleh karena itu, setelah 3p terisi penuh maka elektron
berikutnya akan mengisi subkulit 4s, baru kemudian akan mengisi sub kulit 3d.
Langkah-langkah penulisan konfigurasi elektron:
1.

Menentukan jumlah elektron dari atom tersebut. Jumlah elektron dari atom unsur

sama dengan nomor atom unsur tersebut.


2.

Menuliskan jenis subkulit yang dibutuhkan secara urut berdasarkan diagram


curah hujan pada gambar 2 yaitu : 1s- 2s- 2p- 3s- 3p- 4s- 3d- 4p- 5s- 4d- 5p- 6s4f- 5d- 6p- 7s- 5f- 6p- 7p- 8s

3.

Mengisikan elektron pada masing-masing subkulit dengan memperhatikan


jumlah elektron maksimumnya, maka sisa elektron dimasukan pada subkulit
berikutnya.

Bagaimana ? apakah anda masih merasa kesulitan ?

jika iya,,silahkan baca sekali lagi,,

https://belajarkimiaonlineyuk.wordpress.com/konfigurasi-elektron-padaatom/materi/asas-aufbau/

Untuk menyatakan distribusi elektron-elektron pada orbital-orbital dalam suatu subkulit,


konfigurasi elektron dapat dituliskan dalam bentuk diagram orbital. Dua elektron yang menghuni
satu orbital dilambangkan dengan dua anak panah yang berlawanan arah. Jika orbital hanya
mengandung satu elektron, anak panah dituliskan mengarah ke atas.

Setiap subkulit (kecuali subkulit s) tersusun atas beberapa orbital dengan energi
setingkat, dengan demikian elektron dimungkinkan menempati orbital mana saja.
Sebagai contoh : pada atom 5B dengan konfigurasi 1s2 2s2 2p1, sebuah elektron
yang terdapat pada subkulit p dapat menempati orbital p x, py, atau pz, sebab
ketiganya mempunyai tingkat energi yang sama. Ketiga kemungkinan tersebut
dapat digambarkan diagram orbitalnya sebagai berikut :
5

B = [He] 2s2 2p1 diagram orbitalnya adalah :

Menurut Friedrich Hund (1927), seorang ahli fisika dari Jerman mengemukakan aturan pengisian
elektron pada orbital yaitu :
orbital-orbital dengan energi yang sama, masing-masing diisi lebih dulu oleh
satu elektron arah (spin) yang sama atau setelah semua orbital masingmasing terisi satu elektron kemudian elektron akan memasuki orbital-orbital
secara urut dengan arah (spin) berlawanan
Berdasarkan pendapat Friedrich Hund keadaan yang paling rendah energinya (paling stabil)
adalah bila elektron-elektron tersebut tersebar ke semua orbital dengan spin yang sejajar (spin
sama), aturan ini dikenal dengan Aturan Hund.

Sudah mengertikah anda?


Jika belum ulangi membaca dari awal,

https://belajarkimiaonlineyuk.wordpress.com/konfigurasi-elektron-padaatom/materi/kaidah-hund/
Pada tahun 1928, Wolfgang Pauli (1900-1958) mengemukakan bahwa tidak ada dua elektron
dalam satu atom yang boleh mempunyai keempat bilangan kuantum yang sama. Orbital yang sama
akan mempunyai bilangan kuantum n, l, m yang sama. Dengan demikian, yang dapat membedakan
hanya bilangan kuantum spin (s). Setiap orbital hanya dapat berisi 2 elektron dengan spin (arah
putar) yang berlawanan.
Dengan adanya larangan Pauli ini, maka elektron yang dapat menempati suatu subkulit terbatas
hanya dua kali dari jumlah orbitalnya. Jumlah maksimum elektron adalah sebagai berikut :

Silahkan perhatikan beberapa contoh dibawah


ini :

Suatu atom unsur memiliki nomor atom 15. Tentukan :


1.

Konfigurasi elektron berdasarkan uraian kelas 1

2.

Gambaran orbital dari konfigurasi elektron yang telah anda buat

3.

Ke empat bilangan kuantum dari elektron terakhir pada konfigurasi elektron

Apakah anda mengerti mengenai penjelasan di atas ? jika anda belum mengerti
silahkan baca materi di atas sekali lagy ^_^
Konfigurasi elektron dari gas mulia dapat dipergunakan untuk menyingkat konfigurasi elektron dari
atom-atom yang mempunyai jumlah elektron (bernomor atom) besar.

perhatiakan cara menyingkat berikut ini :

Penyingkatan ini memberikan kemudahan di dalam menentukan elektron valensi dan diagram
orbital dari suatu atom. Elektron valensi dan diagram orbital ini akan sangat berguna dalam
mempelajari ikatan kimia.
Anda telah mempelajari Asas Aufbau, Kaidah Hund dan Larangan Pauli, selanjutnya anda dapat
mencoba latihan soal untuk mengetes kemampuan anda,check this out !!!!!
jika anda berhasil menyelesaikan latihan soal dengan baik, silahkan lanjut ke materi selanjutnya
yaitu Golongan dan Periodik.

Makalah Tentang Sitosol


Diposkan oleh admin di 19.27 | Sabtu, 07 April 2012 | 0 komentar
Label: Makalah, Makalah IPA, Makalah Kesehatan
Sitosol (bahasa Inggris: cytosol) adalah komponen sel di dalam sitoplasma yang berupa cairan. Sebagian
metabolisme sel terjadi di sini .
Protein dalam sitosol berperan penting dalam jalur transduksi sinyal dan glikolisis.
Sebagian besar sitosol terdiri atas air, ion terlarut, molekul kecil, dan sejumlah besar molekul larut air (seperti
protein). Mengandung sekitar 20-30% protein.
1. Membran Sel (Selaput Plasma)
Membran sel merupakan bagian terluar sel yang membatasi bagian dalam sel dengan lingkungan luar. Membran sel
merupakan selaput yang selektif permeabel, artinya hanya dapat dilalui molekul-molekul tertentu seperti glukosa,
asam amino, gliserol dan berbagai ion.
Berdasarkan analisis kimi dapat diketahui bahwa hampir seluruh membran sel terdiri atas lapisan protein dan lapisan
lipida (lipoprotein). Membran plasma terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan di sebelah dalam berupa lapisan lipip
rangkap dua (lipid bilayer) dan lapisan di sebelah luar berupa lapisan protein.

Lapisan lipida disusun oleh Fosfolipida. Fosfolipida adalah lipida yang mengadung gugus fosfat dan terdiri atas
bagian kepala (polar head) dan bagain ekor (non polar tail). Bagian kepala bersifat hidrofilik (suka air), sedangkan
bagian ekor bersifat hidrofobik (tidak suka air), lipida terdiri atas fosfolipida, glikolipida dan sterol.
a. Fosolipida, yaitu lipida yang mengandung gugusan fosfat
b. Glikolipida, yaitu lipid beserta karbohidrat
c. Sterol, yaitu alkohol terutama kolesterol
Lapisan protein membran sel terdiri atas glikoprotein. Lapisan protein membentu dua macam lapisan, yaitu lapisan
protein parifer atau ekstrinsik dan lapisan protein integral atau intrinsik. Lapisan protein perifer membungkus bagian
kepada (polar head) lapisan lipida rangkap dua bagian luar. Lapisan protein integral membungkus bagian kepala
(polar head) lipida rangkap dua bagian dalam.
Membran plasma mudah dilalui molekul air dan hal ini ditentukan oleh perbedaan konsentrasi. Gerakan melalui
selaput plasma dan selaput organel meliputi difusi, osmosis, transpor aktif, endositosis dan eksositosis. Difusi dan
osmosis merupakan gerakan pasif karena tidak memerlukan energi. Sebaliknya, endositosis dan eksostosis
merupakan gerak aktif karena memerlukan energi.
- Disfusi
Disfusi adalah perpindahan molekul-molekul dari konsentrasi tinggi ke konstrasi rendah baik melalui membran
plasma atau pun tidak. Molekul dan ion yang terlarut dalam air bergerak secara acak dengan konstan. Gerakan acak
ini mendorong terjadinya difusi.
Peristiwa difusi sederhana dapat diamati ketika kita memasukan segumpal gula ke dalam air
- Osomosis
Osmosis adalah perpindahan molekul air melalui membran sempermeabel dari larutan yang konsentrasi airnya tinggi
ke lautan yang konsentrasi airnya rendah dengan kata lain dari larutan berkepekatan rendah (hipotonis)/ konsentrasi
lebih rendah ke larutan berkepekatan tinggi (hipertonis)/ konsentrasi lebih tinggi melalui selaput (membran)
semipermeabel.
Bila konsentrasi larutan dalam sel tinggi, air akan masuk sel dan terjadi enosmosis. Apabila larutan di luar sel lebih
tinggi, air dalam sel akan keluar dan terjadi eksosmosis. Eksosmosis menyebabkan pengerutan sel yang disebut
plasmolisis, yaitu terlepasnya membran sel dari dinding sel.
Berdasarkan peristiwa diatas, osmosis dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Tabung berisi larutan garam ditutup dengan membran selektif per meabel yang dapat dilewati molekul air, tetapi
tidak dapat dilewati garam
b. Ketika tabung dimasukkan dalam gas beker akuades, molekul air berdifusi ke dalam tabung sehingga volume
tabung meningkat
c. Larutan berhenti naik ketika berat larutan dalam tabung setara dengan tekanan osmotik
- Transpor Aktif
Adalah transop yang menggunakan energi untuk mengeluarkan dan mamasukkan ion atau molekul melalui selaput
plasma. Transpor ini dipengaruhi konsentrasi ion (Na+), (K+) dan (El-). Gerakan ion atau molekul pada transpor aktif
melawan gradien konsentrasi. Keluar masuknya ion Na+ dan K+ dilakukan oleh pompa natrium-natrium. Sumber
energi untuk transpor aktif berupa ATP. Proses pompa Na+-K+ dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
- Endosikosis dan Eksositosis
Endositosisi merupakan proses masuknya senyawa melalui membran dengan cara pembungkusan senyawa dan
cairan ekstraseluler dengan pelekukan ke dalam sebagian membran. Hal ini terjadi pada organisme uniseluler dan

sel darah putih.


Eksositas merupakan proses pengeluaran zat dari dalam sel keluar sel. Sekret terbungkus kantong membran yang
selanjunya melebar dan pecah. Eksositosis terjadi pada beberapa sel kelenjar atau sel sekresi.
Membran sel mempunyai fungsi-fungsi
1) Sebagai reseptor (penerima) rangsangan dari luar seperti hormon dan bahan kimia lain, baik dari lingkungan luar
maupun dari bagian lain dalam organisme itu sendiri
2) Melindungi agar isi sel tidak keluar meninggalkan sel
3) Mengontrol zat-zat yang boleh masuk maupun keluar meninggalkan sel
4) Sebagai tempat terjadinya kegiatan biokimi seperti reaksi oksidasi dan respirasi
2. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan materi yang mengisi antara inti dan selaput plasma. Sitoplasma yang berada dalam nukleus
disebut nukleoplasma. Sitoplasma artinya plasma sel, yakni cairan yang berada di dalam sel selain nukleoplasma
(plasma inti). Sitoplasma tersusun atas matriks sitoplasma, organel, dan inklusio.
Matriks sitoplasma/ bahan dasar sitoplasma disebut sitosol. Sitoplasma dapat berubah dari fase sol ke gel dan
sebaliknya. Matriks sitoplasma tersusun atas oksigen 62%, karbor 20%, hidrogen 10%, dan nitrogen 3% yang
tersusun dalam senyawa organik dan anorganik. Unsur lain adalah : Ca 2,5%, P 1,14%, Cl 0,16%, S, 0,14%, K
0,11%, Na 0,10%, Mg 0,07%, Fe 0,10% dll.
Matriks sitoplasma dapat bertindak sebagai larutan penyangga (buffer) sifat biologi matriks sitoplasma adalah
mampu mengenali rangsang (iritabilitas) dan mengantar rangsang (konduktivitas).
Fungsi-fungsi sitosol sebagai berikut :
- Sumber bahan kimia penting bagi sel karena di dalamnya terdapat senyawa-senyawa organik terlaruk, ion-ion, gas,
molekul kecil seperti garam, asam lemak, asam amino, nukleotida, dan molekul besar seperti protein ARN yang
membentuk koloid
- Tempat terjadinya reaksi metabolisme, seperti glikosis, sintesis protein, dan sitensis asam lemak
Fungsi sitoplasma
Sitoplasma berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan-bahan kimia yang penting bagi metabolisme sel, seperti
enzim-enzim, ion-ion, gula, lemak dan protein. Di dalam sitoplasma berlangsung kegiatan pembongkaran dan
penyusunan zat-zat melalui reaksi-reaksi kimia. Misalnya, proses pembuatan energi, nukleotida dll.
Organel yang terdapat di dalam sitoplasma adalah :
- Sentriol, berfungsi untuk pembelahan sel
- Kloroplas berfungsi untuk fotosintesis (padas sel tumbuhan)
- Retikulum endosplasma, tempat melekatnya ribosom, dan untuk sintesis lemak
- Kompleks golgi, membentuk lisosom, dinding sel
- Lisosom, mencerna sel rusak, kuman, dan zat makanan
- Mitokondria, tempat respirasi sel
3. Organel
1) Nukleus
Merupakan bagian penting sel yang berperan/ berfungsi mengendalikan dan pengatur pembelahan sel, dan
membawa informasi genetika. Setiap nukleus tersusun atas beberapa bagian penting sebagai berikut :
a) Selaput inti
Merupakan bagian terluar inti yang memisahkan nukleoplasma dengan sitoplasma. Selaput ini terdiri atas dua lapis

membran (bilaminair), setiap lapis merupakan lapisan bilayer. Ruang antara membran disebut perinukleur atau
sisterna. Pada membran ini terdapat porus yang berfungsi untuk pertukaran molekul dengan sitoplasma.
b) Nukleoplasma
adalah cairan inti (karyotin) yang bersifat transparan dan semisolid (kental, nukleoplasma mengandung kromatin,
granula, nukleoprotein dan senyawa kimia kompleks. Pada saat pembelahan sel, benang kromotin menebal dan
memendek serta mudah menyerap zat warna (kromosom).
c) Nukleolus
Atau anak inti tersusun atas fosfoprotein, orthofosfat, DNA dan enzim. Nukleus berperan dalam sintesis RNA.
Nukleus dapat memiliki satu/ lebih anak inti.
Fungsi Nukleus
- Pengendali seluruh kegiatan sel, misalnya dengan memasukkan RNA dan unit ribosom ke dalam sitoplasma
- Pengatur pembelahan sel
- Pembawa informasi genetik, didalam nukleus terdapat DNA yang mengandung informasi genetik/ kehidupan.
2) Retikulum Endoplasma (RE)
Merupakan organel yang tersusun oleh membran yang berbentuk seperti jala RE bertindak sebagai saluran dalam
sitoplasma yang menghubungkan dengan nukleus.
Retikulum endoplasma tertutup oleh partikel-partikel lembut yang disebut ribosom. RE ada 2 tipe :
- RE Kasar
Membran RE yang berhadapan dengan sitoplasma ada yang ditempeli ribosom, sehingga tampa berbintil-bintil. RE
Kasar merupakan penampung protein yang dihasilkan ribosom. Protein dihasilkan masuk ke dalam rongga RE. RE
Kasar berperan transportasi protein yang di sintesis oleh bagian permukaan ribosom.
- RE Halus
RE yang tidak ditempeli ribosom. Sel-sel kelenjar mengandung lebih banyak RE dibandingkan dengan sel bukan
kelenjar. RE halus berfungsi mensintesis lipida, misalnya RE yang terdapat pada sel epitel usus
Pada hati, RE halus dan RE kasar berperan dalam proses penawaran racun (detoksikasi).
Fungsi RE :
- Menampung protein yang disintesis oleh ribosom untuk disalurkan ke kompleks golgi dan akhirnya dikeluarkan dari
sel (RE Kasar)
- Mensintesis lemak dan kolesterol (RE Kasar dan RE Halus)
- Menetralkan racun (detoksifikasi), misalnya RE yang ada di dalam sel-sel hati
- Transportasi molekul-molekul dari bagian sel yang satu ke bagian yang lain.
3) Ribosom
Merupakan struktur yang paling kecil yang tersuspensi dalam sitoplasma dan terdapat sel eukariotik maupun
prakoriatik. Pada sel eukariotik, ribosom terdapat bebas pada sitoplasma atau terikat RE. Ribosom tersusun atas
protein dan RNA. Ribosom terdiri dari dua subunit, yaitu subunit kecil dan besar. Tiap-tiap subunit disentesis dalam
nukleolus dan dikeluarkan melalui poros nukleus ke sitoplasma tempat kedua subunit bergabung. Menurut bentuknya
subunit besar dan kecil masing-masingnya berbentuk bulat, jika keduanya bergabung mirip dengan angka delapan.
Ribosom berperan dalam sintesis protein. Ribosom ada yang menempel pada membran RE, umumnya berfungsi
mensintesis protein dibawa ke luar melalui RE dan kompleks golgi, sedangkan ribosom yang melayang mensintesis
protein untuk keperluan di dalam sel.
4). Kompleks Golgi

Badan golgi tersebar pada sitoplasma dan merupakan salah satu organel terbesar dalam sel yang ditemukan oleh
Camillio Golgi (1898). Kompleks golgi merupakan organel polimorfik, tersusun atas membran berbentuk kantong
pipih, pembuluh, gelembung kecil atau seperti mangkok.
Badan golgi satu dengan yang lain berhubungan dan membentuk struktur kompleks seperti jala. Badan golgi sangat
penting pada sel sekresi.
Fungsi-fungsi kompleks golgi :
- Tempat sintesis polisakarida seperti mukus, selulosa, hemiselulosa dan pektin (penyusun dinding sel tumbuhan)
- Membentuk membran plasma
- Membentuk kantong sekresi untuk membungkus zat yang akan dikeluarkan sel seperti protein, glikoprotein,
karbohidrat dan lemak
- Membentuk akrosom pada sperma, kuning telur pada sel telur dan lisosom
5). Lisosom
Lisosom adalah organel berbentuk agak bulat dan dibatasi membran tunggal lisosom (lyso=pencernaan, som=tubuh)
merupakan membran berbentuk kantong kecil yang berisi enzim hidrolitik yang disebut lisozim. Enzim-enzim tersebut
seperti protease, lipase, nulkleus, fosfatase, dan enzim pencernaan yang lain. Enzim ini berfungsi dalam pencernaan
intrasel, yaitu mencerna zat-zat yang masuk ke dalam sel.
Fungsi-fungsi lisosom
- Melakukan pencernaan itrasel
- Autofagi yaitu menghancurkan struktur yang tidak dikehendaki, misalnya organel lain yang sudah tidak berfungsi
- Eksositosis yaitu pembebasan enzim keluar sel, misalnya pada pergantian tulang rawan pada perkembangan
tulang keras
- Autolisis yaitu menghancurkan diri sel dengan membebaskan isi lisosom ke dalam sel, misalnya pada saat berudu
menginjak dewasa dengan menyerap kembali ke ekornya
- Menghancurkan senyawa karsinogenik
6) Badan Mikro (Mikrobodi)
Badan mikro hampir menyerupai lisosom berbentuk agak bulat, diselubungi membrang tunggal, dan di dalamnya
berisi enzim katalase dan oksidase. Terdapat dua tipe badan makro, yaitu peroksisom dan glioksisom. Peroksisom
terdapat pada sel hewan tingkat tinggi, yang berperan dalam oksidasi substrat meghasilkan H2O2 yang selanjutnya
dipecah menjadi H2O + O2 dan berperan juga dalam perubahan lemak menjadi karbohidrat dan perubahan purin
dalam sel. Glikosom yaitu berperan dalam metabolisme asam lemak dan tempat terjadinya siklus glioksilat.
7) Mitokondria
Mitokondria berbentuk bulat panjang atau seperti tongkat terdapat pada sel eukariotik aerob. Mitokondria dibatasi
dua lapis membran yang kuat, fleksibel dan stabil, serta tersusun atas lipoprotein. Membran dalam membentuk
tonjolonan-tonjolan untuk memperluas permukaan yang disebut krista. Ruangan dalam mitokondria berisi cairan,
disebut matriks mitokondria. Matriks ini kaya akan enzim pernapasan atau sitokrom, AND dan protein.
Mitokondria memiliki DNA sendiri yang mengkode sintesis protein spesifik, mitokondria berfungsi dalam oksidasi
makanan, respirasi sel, dehirogenasi, fosforilasi oksidasif, dan sistem transef elektron.
Oksidasi zat makanan di dalam mitokondria menghasilkan energi dan zat sisa. Secara sederhana reaksinya dapat
ditulis sebagia berikut :
Oksidasi
C6H12O6 + O2 CO2 + H2O + Energi

(glukosa) Respirasi
Berkaitan dengan fungsi tersebut mitokondria sering disebut the power house cell, karena merupakan tempat
berlangsugnya pernapasan sel. Mitokondria memiliki dua membran, yaitu membran luar dan membran dalam.
Struktur membran luar mirip dengan membran plasma.
Mirotubulus dan Mikrofilamen
Mikrotubulus merupakan organel berbentuk tabung atau pipa, yang panjangnya mencapai 2,5 m dengan diameter
2,5 m. tabung-tabung kecil itu tersusun atas protein yang dikenal sebagai tubulin.
Mortubulus terdapat pada gelendang sel, yaitu berupa benang-benang spindel yang menghubungkan dua katub sel
pada waktu sel membelah. Gerakan kromosom dari daerah ekuator ke kutub masing-masing pada fase anafase
dikendalikan oleh mikrotubulus.
Selain itu, mikrotubulus yang juga merupakan penyusun dari sentriol, flagel, dan sila. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa mikrotubulus berperan dalam pergerakan sel.
Mikrofilamen juga berperan dalam gerakan sel. Organel ini berbentuk benang-benang halus, tipis, yang memanjang.
Mikrofilamen tersusun atas dua macam protein yaitu aktin dan miosin. Mikrofilamen banyak terdapat pada sel-sel otot
dan juga membentuk rangka dalam pada sel.
Pada sel otot mikrofilamen mengakibatkan adanya kontraksi pada sel-sel otot. Apabila aktin dan miosin saling
menjauh, sel otot akan berelaksasi. Selain itu, mikrofilamen berperan dalam pembelahan sel, yakni terbelahannya
sel menjadi dua sel anak karena ditarik oleh mikrofilamen yang menghubungkan membran.
9) Sentriol
Sel hewan dan beberapa mikroorganisme serta tumbuhan tingkat rendah mengandung dua sentirol dalam
sitoplasma. Sentriol terletak di dekat permukaan luar nukleus. Setiap sentiro terdiri atas sebaris selinder sebanyak 9
mikrotubula. Sentriol berperan dalam proses pembelahan sel.
DAFTAR PUSTAKA
Maryati, Sri dkk. 2005. Biologi SMA. Jakarta : Erlangga
Sudjadi, Bacod dkk. 2007. Biologi Jilid 2A. Jakarta : Yudistira
Syamsuri, Istamer dkk. 2002. Biologi Jilid 3A. Jakarta : Erlangga
Dari buku PR Biologi Kelas 3 SMU Tengah Tahun pertama, Intan Pariwara.

http://makalahcyber.blogspot.co.id/2012/04/makalah-tentang-sitosol.html

SITOSOL DAN SITOSKELET


Irfan Dani Wednesday, February 19, 2014 Biologi

SITOSOL

Sitosol merupakan bagian sitoplasma yang berupa cairan yang terdapat disela-sela organel
baik berselaput atau pun tidak (contohnya : ribosom). 50 % volume dari sel terdiri dari
sitosol. Beribu-ribu enzim yang terlibat dalam metabolisme intermedia terlarut di dalam
sitosol atau hialoplasma. Selain itu cairan ini penuh dengan ribosoma yang aktif mensintesis
protein. Sekitar 50 % protein yang disintesis oleh ribosom ini ditentukan untuk tetap berada
di sitosol.

Semula sitosol dianggap sebagai cairan homogen yang kental dan elastis. Sifat-sifat ini
dapat ditunjukkan dengan berbagai cara. Salah satu di antaranya yaitu dengan memberi
tanda pada sesuatu molekul dan melihat betapa mudahnya tadi menyebar dari salah satu
sisi sel ke sisi sel yang lain. Hal ini menunjukkan adanya daya tahan dari bahan untuk dapat
bergerak dengan bebas di dalam sitosol.

SITOSKELET

Sitoskelet merupakan filamen-filamen yang teranyam membentuk suatu jejala atau


kerangka yang disebut atau kerangka sel. Salah satu peranan sitoskelet bagi sel adalah
untuk mengatur pergerakan flagel dalam proses endositosis dan proses penggandaan
nukleus.

Keberadaan filamen-filamen bermatra halus di dalam sitosol, baru terungkap pada saat Keith
Porter dan sejawatnya mengembangkan suatu cara untuk melihat sel tanpa penyelubungan
dan penyayatan dengan menggunakan HVEM. Pengamatan dengan HVEM menunjukkan
bahwa sitoplasma yang berada di sela-sela organela tampak penuh dengan anyaman
trimatra dari benang-benang yang sangat halus. Anyaman trimatra ini disebut dengan jejala
mikrotrabekular karena mirip dengan trabikula tulang bunga karang. Selain itu di dalam
sitosol juga terdapat filamen-filamen yang bermatra lebih besar daripada mikrotrabekula.

Berdasarkan struktur dan garis tengahnya filament dikelompokkan menjadi 3 kelompok


yaitu: mikrotubula, mikrofilamen, dan filamen intermedia. Mikrotubula, mikrofilamen,
filamen intermedia dan mikrotrabikular merupakan protein yang dinamis yang selalu terakit
dan terurai. Selain itu protein-protein ini sangat berikatan sehingga membentuk suatu
jaring-jaring dan jaring-jaring ini disebut sitoskeleton atau kerangka sel.

Mikrotubula

Mikrotubula dibentuk dari molekul-molekul tubulin, setiap molekul merupakan heterodimer


yang terdiri dari dua sub unit globuler yang terikat erat. Subunit-subunit tersebut
merupakan protein sejenis yang diberi nama tubulin a dan tubulin b. molekul tubulin saat ini
hanya dijumpai di sel-sel eukariota, terutama di otak vertebrata. Diameter mikrotubula lebih
kurang 24 namometer dengan tebal dinding berdiameter 5 nanometer.

Sebelum molekul-molekul tubulin terakit menjadi mikrotubula, terlebih dahulu mereka


menyusun diri protofilamen dengan jalan subunit tubulin B dari sebuah molekul tubulin
berlekatan dengan subunit a dari molekul tubulin yang lain yang berada di
sampingnya.sebuah mikrotubula yang juga disebut singlet mikrotubula terdiri 13
protofilamen yang tersusun membentuk suatu lingkaran.

Jika 3 buah protofilamen dari sebuah mikrotubula, mikrotubula A juga menjudi milik
mikrotubula yang lain, mikrotubula b, dua buah mikrotubula tersebut diberi nama doublet.
Mikrotubula memilki kutub positif yaitu kutub yang pertumbuhannya sangat cepat dan kutub
negatif yaitu kutub yang pertumbuhannya lambat. Hal ini disebabkan oleh susunan
protofilamen yang sejajar satu terhadap yang lain dan sesuai dengan polaritas masingmasing.

Terdapat dua kelompok mikrotubula yaitu: mikrotubula stabil yang dapat diawetkan dengan
larutan fiksatif apapun, misalnya; OsO4, MnO4 dan aldehid dan dengan suhu berapapun.
Yang kedua adalah mikrotubula labil yaitu mikrotubula yang dapat diawetkan hanya dengan
larutan fiksatif aldehid dan dengan suhu sekitar 4 derajat C.

Mikrotubula labil dijumpai di dalam sitoplasma, oleh karena itu disebut pula mikrotubula
sitoplasmik. Mereka seringkali tersusun sejajar satu terhadap yang lain seperti yang
terdapat dalam aksoplasma sel saraf. Namun dapat pula terlihat terpancar dari satu pusat
ke dekat inti seperti yang terlihat pada sel yang sedang membelah. Mikrotubula sitosplasmik

dapat memberikan polaritas kepada sel dan membantu mengatur bentuk sel, gerakan sel
dan menentukan bidang pembelahan sel.

Kegiatan mikrotubula sebagian besar berlandaskan pada kelabilannya. Salah satu contoh
yang mencolok adalah dibentuknya gelendong mitosis atau apparatus mitosis yang
terbentuk setelah mikrotubula sitoplasmik terurai di awal mitosis.

Mikrotubula gelendong mitosis pada umumnya sangat labil, cepat terakit maupun terurai.
Hal inilah yang menyebabkan sangat pekanya gelendong mitosis terhadap pengaruh obatobatan. Salah satunya adalah cholcisin. Di dalam sel setiap molekul kolkisin akan terikat erat
pada tubulin bebas, sehingga mencegah terbentuknya mikrotubula. Akibatnya pembedahan
sel yang sedang membelah ke kolkisin menyebabkan menghilangnya gelombang mitosis
dan menghentikan proses mitosis untuk beberapa menit.

Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan menghambat proses mitosis disebut senyawa


antimitotik. Pengaruh zat-zat antimototik tersebut pada umumnya timbal balik. Sehingga
apabila obat-obatan itu dihilangkan, gelendong mitosis tampak kembali dan mitosis
berlanjut. Gangguan pada gelombang mikrotubula dapat mematikan sel yang sedang
membelah, oleh karena itu zat-zat antimototik dapat digunakan untuk terapi kanker.

Mikrotubula sitoplasmik di dalam sel pada stadium interfase dari sel yang dibiakkan dapat
ditunjukkan dengan teknik immunofluoresen. Mikrotubula paling banyak terdapat di sekitar
inti. Dari daerah ini terpancar dalam bentuk anyaman-anyaman benang halus ke arah
perifer sel. Asal mikrotubula dapat diketahui dengan tepat dengan jalan mendepolimerasi
dan membuarkannya tumbuh kembali. Mikrotubula yang timbul kembali semula terlihat
seperti bintik kecil yang berbentuk bintang, oleh karena itu disebut aster, terletk di dekat
inti. Pancaran-pancaran benang halus itu memanjang ke arah tepi sel sampai penyebaran
awal terbentuk kembali. Daerah terbentuknya aster disebut MTOC. Dengan menggunakan

perunut dapat diketahui bahwa kutub negatif mikrotubula berada di daerah MTOC
sedangkan kutub positifnya menjauhi MTOC.

Sebagian besar sel hewan memiliki MTOC utama yang disebut pusat sel atau sentrosom.
Sentrosom terletak di salah satu sisi inti dan padanya terdapat sepasang sentriola yang
tersusun tegak lurus satu terhadap yang lain. Perlu diingat bahwa tidak semua MTOC
memiliki sentriola misalnya: MTOC pada sel tumbuhan. Di sini mikrotubula aster muncul dari
sentrosom yang hanya terdiri dari materi padat elektron. Demikian pula sentriola juga tidak
dijumpai gelendong meiosis oosit mencit, meskipun kemudian akan terlihat pada
perkembangan embrio. Oleh karena itu tidak seperti aksonema silia yang tumbuh langsung
dari sentriola, mikrotibula sitosplasmik tidak langsung berpangkal pada sentriola itu sendiri
melainkan timbul dari materi tanpa gatra yang terdapat di sekeliling sentriola.

Apabila sentrosoma dalam hal ini sentriola dengan materi yang terdapat di sekitarannya,
diisolasi dan dicampur dengan tubulin murni, kemudian ditumbuhkan in vitro, isolat tadi
akan mengawali perakitan dengan cepat sekali. Mikrotubula ini seperti halnya mikrotubula in
vivo, ujung negatifnya berpangkal pada materi perisentriolar. Jumlah mikrotubula yang
dapat ditimbulkan oleh isolat sentosoma yang manapun, tampaknya tetap dan sesuai
dengan jumlah sentrosom di dalam sel tempat asal isolat tersebut. Pada fibroblast stadium
interfase jumlah mikrotubula sekitar 250 buah.

Mikrotubula sitoplasmik pada sel hewan cenderung memancar ke segala arah dari
sentrosom. Bagaimanapun juga sel hewan bersifat polar dan peralitan molekul tubulin
menjadi mikrotubula dipantau sedemikian rupa sehingga mikrotubula yang terbentuk
menjulur ke arah tertentu dari sel. Mekanisme kejadian ini tampaknya berlandaskan pada
sifat dinamis dari mikrotubula. Mikrotubula dipantau sedemikian rupa sehingga mikrotubula
yang terbentuk menjulur ke arah tertentu dari sel. Mekanisme kejadian ini tampaknya
berlandaskan pada sifat dinamis mikrotubula yang terbentuk menjulur ke arah tertentu dari
sel. Mikrotubula dalam kultur sel cenderung berada dalam salah satu keadaan yaitu: tumbuh
terus menerus secara ajeg atau teruarai dengan cepat. In vivo mikrotubula ini juga

cenderung berada dalam dua keadaan seperti yang telah diuraikan. Umur rata-rata fibroblas
dalam kultur sel pada stadium interfase kurang dari 10 menit. Pancaran mikrotubula dari
sentrosoma tampak selalu berubah-ubah seiring dengan pertumbuhan dan perombakannya.

Sifat kelabilan mikrotubula ini berguna untuk menerangkan arah pertumbuhannya.


Mikrotubula yang kedua ujungnya terdapat bebas di sitoplasma akan segera lenyap.
Mikrotubula yang tumbuh dengan ujung negatif melekat pada sentrosom dapat dibuat stabil
apabila ujung positifnya dilindungi sehingga menghalangi terjadi depolimerasi.

Sel yang sedang mengalami reorganisasi, mikrotubula di dalamnya terus menerus terkait
dan terurai. Salah satu contoh yaitu, sel yang sedang membelah. Sel-sel jaringan dewasa
memiliki mikrotubula yang sudah tidak berubah-ubah lagi misalnya pada sel saraf.
Pemasakan mikrotubula ini ditentukan sebagian oleh modifikasi pasca translasi dari molekul
tubulin dan sebagian lagi oleh interaksi antara mikrotubula dengan protein khusus pengikat
mikrotubula.

Modifikasi pasca translasi dari tubulin menunjukkan bahwa mikrotubula telah mantap.
Namun, modifikasi mikrotubula yang paling cepat terjadi diduga karena adanya hubungan
dengan protein lain yang disebut MAPs. Protein ini berperan sebagai untuk merintangi
penguraian mikrotubula dan memacu terjadinya interaksi antara mikrotubula dengan
komponen sel lainnya. Mengingat bahwa fungsi mikrotubula itu beraneka ragam, maka
wajarlah bahwa terdapat banyak macam MAPs.

Sebelumnya telaah dikemukakan bahwa terdapat berbagai macam fungsi mikrotubula.


Beberapa contoh dari fungsi tersebut yaitu: sebagai pemandu gerakan organela di dalam
sitoplasma, sebagai penentu tempat RE dan App. Golgi di dalam sitoplasma. Uraian yang
lebih rinci tentang fungsi mikrotubula akan dibicarakan di bagian lain Bab ini.

Mikrofilamen

Meskipun terdapat bermacam-macam filamen di dalam sel yang dapat ditunjukkan. Dengan
mikroskop elektron, namun istilah mikrofilamen ditujukan kepada semua elemen fibrosa
yang memiliki garis tengah 60 angstrom dan terdiri dari molekul protein aktin. Selain aktin
terdapat pula mikrofilamen yang disebut miosin dan tropomiosin yang banyak dijumpai di
sel otot. Mikrofilamen-mikrofilamen sel otot akan dibicarakan di bagian akhir Bab ini. Semula
aktin dianggap hanya merupakan filamen yang terdapat di sel otot saja. Namun, ternyata
semua sel memilikinya. Aktin merupakan protein globular dengan BM 42.000 dalton. Apabila
berada dalam bentuk monomer disebut aktin G yang dapat dirakit menjadi filamen beruntai
rangkap dan disebut Aktin F. seperti halnya mikrotubula aktin juga mudah terurai menjadi
monomer-monomernya dan terakit kembali menjadi mikrofilamen. Dari beberapa penelitian
diketahui bahwa aktin merupakan protein kontraktil yang terlibat dalam proses-proses yang
terjadi dalam sel, antara lain: sitokinesis, aliran plasma, gerakan sel, gerakan mikrovili
intestinal, dan sebagainya.

Aktin merupakan protein terbanyak yang terdapat di dalam sel eukariota hampir 5 % dari
semua protein sel. Walaupun aktin tersebar di seluruh sitoplasma namun, sebagian besar sel
hewan mempunyai jaring-jaring sangat tebal yang terdiri dari filamen aktin dan proteinprotein yang terdapat tepat di permukaan sitosolik selaput sel. Jaring-jaring ini merupakan
konteks sel, yang memberi daya mekanis kepada permukaan sel dan memungkinkan sel
dapat bergerak serta berubah bentuk. Bentuk korteks sel bervariasi dari sel ke sel atau dari
beberapa dalam satu sel. Di beberapa sel, korteks sel merupakan anyaman trimatra yang
tebal dari filamen aktin yang berikat silang. Pada sel-sel yang lain menyerupai anyaman
dwimatra yang tipis. Di dalam korteks sel tidak dijumpai organela, semua daerah ini disebut
ektoplasma.

Di beberapa daerah tertentu dari sel hewan, berkas-berkas kecil filamen aktin tersembul dari
korteks membentuk pusat yang kaku dari tonjolan permukaan sel sedangkan di daerah yang
lain filamen aktin menarik selaput sel ke dalam. Mengingat bahwa selaput sel sangat
menyatu dengan korteks sel, untuk beberapa tujuan dua unit ini dianggap sebagai satu unit
fungsional.

Hampir 50 % dari molekul aktin di dalam sebagian besar sel hewan tidak terpolimearasi.
Mereka berada sebagai keseimbangan yang dinamis terjalin antara molekul aktin dengan
filamen aktin yang menyebabkan terjadinya gerakan permukaan sel. Pada bagian ini akan
dinahas bagaimana protein pengikat aktin mengatur perakitan filamen aktin mengikatnya
menjadi berkas atau anyaman dan menentukan kemampuan-kemampuannya.

Filamen aktin seringkali dijumpai sebagai jaring-jaring trimatra yang kaku hal ini disebabkan
karena filamen aktin sangat terikat dengan protein pengikat silang. Protein pengikat silang
yang terbanyak terdapat di dalam sel yaitu filamen suatu molekul panjang dan lentur terdiri
dari dua rantai polipeptida kembar. Selain berupa anyaman atau jaring-jaring aktin dapta
terikat dalam bentuk berkas-berkas seperti yang dijumpai pada mikrovili intestinal.

Mikrovili adalah tonjolan-tonjolan berbentuk jari yang terdapat di permukaan sel, terutama
sel hewan. Tonjolan-tonjolan ini banyak dijumpai pada sel epitelium terutama yang
memerlukan permukaan penyerapan yang sangat luas. Panjang mikrovili sekitar satu mikron
meter dengan garis tengah 80 nanometer. Akibatnya luas permukaan penyerapan menjadi
20 kali lebih besar daripada tanpa mikrovili. Selaput plasma di daerah mikrovili memiliki
selubung eksraselular yang terdiri dari polisakarida dan enzim-enzim penceernaan.
Pengamatan dengan mikroskop elektron menunjukkan bahwa bagian tengah mikrovili berisi
seberkas filamen aktin yang tersusun sejajar satu terhadap yang lain dengan ujung-ujung
positifnya mengarah ke permukaan sel. Filamen-filamen tersebut di beberapa tempat
dihubungkan satu dengan yang lain oleh protein-protein pengikat aktin yaitu: fimbrin, vilin,
dan komplek calmodulin.

Berbeda dengan filamen dan protein-protein pengikat-aktin lainnya bersifat lentur dan
membentuk anyaman dengan laktin, maka fimbin dan vilin merupakan molekul-molekul
protein yang kecil. Akibatnya jarak antara filamen-filamen aktin yang diikatnya begitu rapat
sehingga terbentuklah berkas yang kaku. Bagian basal berkas filamen aktin mikrovilar
berada pada bagian korteks daerah apikal sel epitelium. Daerah korteks ini disebut dengan
jaring-jaring terminal. Jaring-jaring terminal ini terdiri dari anyaman molekul-molekul spektrin
yang melapisi jala-jala filamen intermedia dan menjaga supaya berkas filamen aktin pada
mikrovili tetap menjulur ke permukaan dengan sudut 90 derjat dengan permukaan sel.

Aktin mikrovilar dapat tetap berada pada kedudukannya karena adanya molekul protein
yang menghubungkan berkas aktin ke selaput sel yang melindunginya.

Selain itu, di ujung apikal mikrovili terdapat semacam tudung terdiri dari kelompokan
senyawa tak bergatra yang merupakan tempat menempelnya ujung positif filamen-filamen
aktin. Dengan beberapa penelitian diketahui bahwa protein penghubung berkas aktin ke
selaput sel terdiri dari minimiosin yang terikat erat pada calmodulin, suatu protein pengikat
kalsium. Diduga peranan minimiosin calmodulin pada mikrovili ini untuk membantu
pengelupasan selaput sel beserta enzim yang terkait agar dapat melangsungkan tugasnya.
Tentang senyawa tak bergatra pada ujung mikrovili belum banyak diketahui.

Pertan lain yang dimainkan filamen aktin antara lain adalah membantu pelekatan sel dan
sel-sel lainnya yang berada dalam satu jenis jaringan. Demikian pula, apabila aktin terdapat
dalam sel yang dibiakkan. Filamen-filamen ini akan menyebabkan sel-sel tersebut mampu
melekat pada substrat tempat dimana dia tumbuh, tempat itu disebut dengan lempeng
adesi. Pelekatan yang seperti dikemukakan dapat terjadi karena adanya penghubung yang
terdiri dari glikoprotein transmembran pada selaput sel, seperti yang terdapat pada kultur
fibroblast.

Dalam hal ini filamen-filamen tersebut mempunyai peranan struktural. Sesuai dengan fungsi
strukturalnya susunan filamen ini tetap. Perubahan-perubahan pada permukaan sel seperti
pada gerakan sel ditentukan oleh polimerasi aktin.

Dari beberapa penelitian diketahui bahwa aktin seperti halnya mikrotubula, merupakan
filamen polar. Akibat dari polaritas ini terlihat bahwa kecepatan polimerasi berbeda dari
ujung ke ujung. Perbedaan ini dapat ditunjukkan dengan sepotong filamen aktin yang
dibubuhi fragmen kepala miosin untuk menunjukkan polaritas aktin. Miosin selalu mengarah
ke ujung positif dari aktin. Sesudah dua jenis filamen ini digabungkan barulah filamen aktin
didedahkan ke monomer-monomer aktin dalam keadaan polimerasi. Sesudah beberapa saat
filamen aktin difiksasi dan diamati dengan mikroskop elektron. Dari pengamatan terlihat
bahwa ujung positif tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan ujung negatif. Dengan
keadaan media dibuat setara dengan dengan di dalam sel hidup terlihat bahwa
pertumbuhan aktin murni 5 sampai 10 kali lebih cepat di aderah positif daripada di derah
negatif. Dengan demikian ternya bahwa aktin selalu tumbuh dari daerah positif.
Pertumbuhan atau perakitan aktin selalu diawali di daerah selaput plasma terutama selaput
sel.

Gerakan sel seperti fagositosis atau perpindahan sel, tergantung pada keseimbangan
dinamis antara molekul aktin dengan filamen aktin. Polimerisasi aktin pada dua jenis
gerakan tadi, lambat dan berlangsung sementara oleh karena itu sulit dikenali. Pentingnya
proses polimerasi dan depolimerasi dalam gerakan sel ini ditunjukkan dengan menggunakan
pengaruh obat-obatan yang mencegah perubahan-perubahan polimerasi aktin dan
karenanya mengganggu gerakan sel. Salah satu diantara zat-zat penghambat itu adalah
sitokalasin, suatu kelompok metabolit yang dihasilkan oleh jamur. Senyawa ini dapat
melumpuhkan gerakan-gerakan sel seperti perpindahan sel, sitokenesis, fagositosis dan
sebagainya. Obat-obatan seperti sitokalasin tidak menghambat pemisahan kromosom pada
mitosis, tidak pula menghambat kontraksi otot. Akibat pemberian sitokalasin dan obatobatan sejenisnya adalah hambatan pertumbuhan yang terjadi pada ujung positif filamen
aktin.

Senyawa lain yang berpengaruh terhadap mikrofilamen aktin yaitu faloidin. Senyawa ini
merupakan alkaloid yang sangat berbisa yang dihasilkan oleh armanita phaloides. Berbeda
dengan sitokalasin senyawa ini justru menghambat terjadinya proses depolimertasi.
Demikian pula senyawa ini tidak mudah melewati selaput sel, oleh karena itu untuk
memperoleh hasil yang baik perlu disuntikkan ke dalam sel. Faloidin dapat menghentikan
gerakan amoeba dan sel-sel vertebrata di dalam kultur sehingga memberi kesan bahwa
perakitan dan penguraian mikrofilamen aktin sangat penting bagi gerakan ini. Mengingat
bahwa faloidin berikatan secara khusus dengan aktin maka untuk memperlihatkannya
digunakan teknik fluoresen.

Protein pengikat akan lebih banyak diketahui daripada protein penghubung mikrotubula atau
protein penghubung intermedia.

Sesudah komponen-komponen anyaman filamen aktin ditentukan denga tepat masih tetap
ada kesulitan untuk menjelaskan berbagai interaksinya.

Filamen intermedia

Filamen intermedia merupakan filamen yang liat dan tahan lama yang terdapat di dalam sel
eukariota. Selain itu filamen intermedia terdiri dari molekul-molekul protein fibrosa. Fialmen
memiliki daya rentang sangat tinggi. Filamen intermedia berukuran lebih kecil dibandingkan
mikrotubula tetapi lebih besar daripada mikrofilamen, diameternya berkisar antara 8 sampai
10 nanometer. Filemen intermedia merupakan benang berongga yang terdiri dari lima buah
protofilamen, sejajar satu dengan yang lain adalah membentuk sebuah lingkaran sehingga
penampang melintangnya tampak seperti bunga. Filamen intermedia terdapat di seluruh

sitoplasma dengan pusatnya di sekeliling nukleus menyerupai suatu keranjang. Dari sini
menjulur ke segala arah menuju daerah perifer.

Filamen-filamen ini banyak dijumpai dalam sel yang sering mendapat tekanan mekanis,
seperti halnya sel epitelium akson sel saraf atau sel-sel otot polos. Apabila suatu sel
diperlukan dengan detergen yang tidak mengion, filamen-filamen intermedia tetap tidak
terlarut sedangkan filamen-filamen yang lain terlarut. Sesungguhnya istilah sistokelet tepat
untuk mencandra filamen yang sangat stabil ini.

Sel di dalam kultur bila diwarenai dengan antibodi terhadap protein filamen intermedia
misalnya vimentin, menunjukkan adanya anyaman yang sangat halus di sekeliling nukleus
dan meluas di seluruh sitoplasma. Pola penyebaran filamen intermedia ini berbeda dengan
pola penyebaran elemen sitoskeleton yang lain, misalnya mikrotubula. Organisasi filamen
intermedia sitoplasmik ditentukan oleh adnya interaksi dengan mikrotubula. Organisasi
filamen intremedia sitoplasmik ditentukan oleh adanya interaksi dengan mikrotubula. Hal ini
terbukti bila sel dikenai pengaruh kolkisin mikrotubula terdepolimerisasi sedanglan filamen
intermedia menggumpal menjaddi tudung perinuklear.

Selain itu organisasi filamen intermedia sitoplasmik juga ditemukan oleh adanya interaksi
dengan selaput seel. Di dalam eritosit Aves yang tidak seperti halnya eritrosit
mammalia,terdapat nukleus dan filamen intermedia vimentin diduga berikatan dengan
selaput sel secara tidak langsung. Vimentin berikatan dengan ankyrin yang berikatan
dengan protein perifer selaput sel. Filamen intermedia keratin terikat pada selaput sel di
pertautan antar sel yang disebut desmosoma.

Filamen intermedia yang paling stabil dan tahan lama adalah filamen intermedia yang
terbuat dari molekul-molekul keratin. Filamen ini juga
sangat bermacam-macam. Sel-sel epitelial sederhana hanya memiliki 2 jenis keratin,
sedangkan sel-sel lainnya memiliki lebih dari 6 jenis keratin. Keanekaragaman keratin

terlihat jelas pada epidermis kulit. Sejumlah protein keratin yang berbeda disintesis oleh selsel epitelium epidermal terutama yang terletak di permukaan. Apabila sel-sel dari lapisan
terluas epidermis mati, keratin tetap ada sebagai lapisan pelindung tubuh hewan. Di
beberapa tempat keratin dapat menjadi rambut, kuku, dan bulu. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa filamen intermedia terutama keratin merupakan penghalang primer
terhadap panas dan hilangnya air, serta berperan sebagai sarana penyamaran.

Pada saat organela-organela bergerak di dalam sitoplasma, mereka didorong sepanjang


molekul protein tempat melekatnya. Telah diuraikan sebelumnya bahwa kinetin dan dinein
mampu menimbulkan gerakan sepanjang mikrotubula, sedangkan minimiosin dapat
membangkitkan gerakan pada aktin. Kelompokan ribosom juga sering berhubungan dengan
filamen sitoskeletal. Enzim-enzim terlarut pun termasuk enzim yang terlibat pada proses
glikolisis, dengan teknik imunofluoresens tampak terikat pada tempat-tempat khusus di
miofibril sel otot dan filamen-filamen fibroblas.

GERAKAN SEL

Terdapat dua jenis gerakan yaitu gerakan sel yang mengakibatkan sel berpindah tempat dan
gerakan yang terjadi di dalam sel. Walaupun akibat dari gerakan-gerakan tersebut berbeda
namun landasan gerakan ini sama yaitu kegiatan protein-protein kontraktil yang terdapat di
dalam sel. Protein kontraktil ini terdiri dari polimer panjang berbentuk benang-benang halus.
Berdasarkan matranya protein ini dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu mikrotubula
dengan garis tengah sekitar 24 nanometer, mikrofilamen dengan garis tengah 7 nanometer
dan filamen intermedia yang bergaris tengah sekitar 10 nanometer. Tampak morfologis
maupun struktur molekular ketiga jenis protein tersebut telah diulas di depan.

Gerakan sel otot

Ditinjau dari segi mikroskop terdapat dua jenis sel otot yaitu: sel otot polos dan sel otot
seran lintang atau otot lurik.

Sel otot seran lintang berukuran panjang 1-40 milimeter, lebar 10-50 mikronmeter. Setiap
sel mengandung lebih kurang seratus nuklei dan sejumlah berkas filamen yang disebut
miofibril. Setiap miofibril tersusun dari deretan sarkomer yang amsing-masing berukuran
panjang 2 mikronmeter pada saat sel otot istirahat. Mikroskop elektron menunjukkan bahwa,
setiap sarkomer mengandung dua jenis filamen yaitu filamen tebal yang disebut miosin dan
filamen tipis yang disebut kompelks aktin. Dua jenis filamen ini tersusun sejajar satu
terhadap yang lain.

Otot seran lintang dapat mengkerut (kontraksi), mengendur (relaksasi) dan meregang.
Keadaan ini terjadi akibat pergeseran antara miosin dan aktin. Mikroskop elektron
menunjukkan bahwa pada saat mengkerut atau mengendor, panjang filamen miosin
maupun kompleks aktin tidak berubah. Yang berubah adalah lebar pita I, bagian kompleks
aktin yang tidak tertutup oleh miosin.

Mekanisme gerakan sel otot

Sebelum menguraikan mekanisme gerakan sel otot, perlu kita tinjau kembali struktur
molekuler miosin dan kompleks aktin. Filamen miosin terdiri dari ekor miosin, suatu protein
berbentuk batang yang panjang, yang terdiri dari rantai ringan dan rantai berat, dan kepala
miosin suatu protein globuler yang berinteraksi dengan kompleks aktin. Kompleks aktin
terdiri dari filamen aktin, tropomiosin, dan tropomin. Awal pengkerutan sel otot terjadi pada
pita A, di tempat miosin dan aktin pada kedudukan tumpang tindih. Kepala miosin memiliki
tempat kegiatan ATPase yang kerjanya dipacu aktin, sehingga dapat dikatakan bahwa yang
merupakan elemen pembangkit tenaga adalah hubungan setiap aktin miosin.

Pengikatan ATP ke kepala miosin, menyebabkan lemahnya hubungan aktin miosin dan
mungkin melepaskan kepala miosin dari aktin. ATP terurai menjadi ADP dan PI dua hasil dari
hidrolisis ATP ini tetap berada pada kepala miosin. Keberadaan senyawa-senyawa ini
menimbulkan kepala miosin bertenaga yang akan berputar sedemikian rupa sehingga
kedudukannya tegak lurus terhadap aktin. Pada keadaan seperti ini, apabila di dalam sel
terdapat cukup ion Ca, kepala miosin akan menempel pada aktin. Pada saat menempel
kepala miosin berubah kedudukan, yang semula tegak lurus menjadi bersudut 45 derajat.,
hal ini menyebabkan aktin tertarik ke tengah pita A. Selama kadar ion Ca di dalam sel cukup
tinggi, daur pengkerutan, pengendoran otot seran lintang dapat berjalan bersinambungan.

Berbeda dengan otot seran lintang otot polos tidak memiliki pita-pita gelap dan terang.
Susunan miosin dan aktinnya tidak seperti sel otot seran lintang. Aktin sel otot polos
berbeda dari aktin otot seran lintang dalam hal urutan asam aminonya. Miosin sel otot polos
lebih cenderung sama dengan miosin sel-sel bukan sel otot.

Gerakan sel bukan sel otot

Rakitan aktin paling dinamis dan rumit mungkin adalah rakitan yang terlibat pada
perpindahan sel. Gerakan sel seperti perpindahan melibatkan terpadu dari komponenkomponen sitoskelet, terutama aktin. Secara umum gerakan sel bukan sel otot yang
mengakibatkan perpindahan disebut gerakan amoeboid.

Pada dasarnya gerakan amoeboid ini berlandaskan pada perubahan keadaan fisik
sitoplasma yaitu, perubahan dari keadaan kental ke keadaan encer. Perubahan kental ke
encer ini mengakibatkan terjadinya aliran sitoplasmik. Yang berperan dalam aliran
sitoplasmik ini sebagian besar adalah mikrofilamen terutama aktin. Sebagai contoh a-aktinin
dan filamin suatu protein pengikat silang yang terdapat di sitosol, mampu mengubah
keadaan sitoplasma dari encer ke kental sedangkan gelsolin dan vilin justru kebalikannya.

Kerja gelsolin dan vilin sangat dipengaruhi oleh kadar ion Ca2+ selain protein-protein
tersebut di atas miosin yang terdapat di dalam sel bukan sel otot ternyata juga berperan
sangat penting dalam proses aliran sitoplasmik. Diduga pendorong terjadinya aliran
sitoplasmik adalah interaksi antara miosin dan aktin, yang dipacu oleh keberadaan ion
Ca2+.

Gerakan silia atau flagela

Silia dan flagela merupakan bentuk identik yang terjulur dari beberapa jenis sel. Bentukan
yang digolongkan ke dalam organela ini, memiliki organisasi molekular sama. Dua organela
ini berbeda dalam hal gerakannya. Gerakan silia berupa lecutan trimatra, sedangkan flagela
gerakannya mengombak dwimatra. Flagela yang dengan pengamatan mikroskop cahaya
tampak seperti cambuk yang terjuntai ternyata memilki ultrastruktur yang rumit. Elektron
mikrograft menunjukkan bahwa flagela terdiri dari mikrotubula yang berhubungan dengan

badan basal yang terletak di dalam sitoplasma. Ultrastruktur juntai flagela mirip dengan
badan basal. Keduanya terdiri dari 9 dublet mikrotubular.

Dublet-dublet tersebut tersusun melingkar dan radier terhadap dua buah singlet
mikrotubular, oleh karena itu flagela dinyatakan memiliki susunan mikrotubula 9+2 (9dublet
+ 2 singlet). Setiap dublet saling berhubungan dengan perantaraan protein penghubung
yang disebut Dinein. Dinein memilki gugus yang berperan sebagai ATP ase, sehingga dapat
dikatakan bahwa dinein bertanggungjawab pada terjadinya hidrolisis ATP. Setiap dublet
dihubungkan ke sepasang singlet pusat oleh molekul-molekul protein yang berbentuk rujiruji.

Mekanisme gerakan flagella dan silia

Gerakan flagela maupun maupun silia berlandaskan pada kegiatan mikrotubula. Ditinjau dari
segi ultrastruktur, gerakan maupun silia, merupakan gerak geseran antar dublet dengan
perantaraan dinein. Terdapat tiga komponen penyebab terjadinya geseran yaitu:
mikrotubula, dinein dan ATP. Dari bebrapa penelitian diperoleh keterangan bahwa apabila
yang berperan dalam pergeseran antar dublet hanya dinein, ATP dan mikrotubula, flagela
tidak akan melengkung tetapi dublet-dublet akan saling terlepas. Lengkungan flagela dapat
terjadi akibat kerjasama ruji-ruji dengan pasangan singlet pusat. Pada keadaan tegak ruji-ruji
tidak bersentuhan dengan singlet pusat, dan berkedudukan tegak lurus terhadap sumbu
flagela. Pada keadaan melengkung ruji-ruji bersentuhan dengan singlet pusat dan
membentuk sudut lancip atau tumpul.

Mikrotubula selain berperan dalam gerakan silia juga berperan sebagai pemandu dalam
gerakan-gerakan yang terjadi di sitoplasma misalnya gerakan pigmen.

Sitosol

Komponen kimiawi sitosol digambarkan dalam table di bawah ini

Unsur Oxygen (O)


Unsur Carbon (C)
Unsur Hidrogen (H)
Unsur Nitrogen (N)
Unsur Kalsium (Ca)
Unsur Fosfor (P)
Unsur Klor (C l)
Unsur Sulfur (S)
Unsur Kalium (K)
Unsur Natrium (N)
Unsur Magnesium (Mg)
Unsur Besi (Fe)
UnsurYodium (I)
Enzim, Hormon, Karbohidrat,
Protein, Lipida, dan lain-lain

Glikolisis:

62%
20%
10%
3%
2,5%
1,14%
0,16%
0,14%
0,11%
0,10%
0,75
0,10%
0,014%
gabungan unsur-unsur yang
tersebut di atas

Oleh:
R I S T I O N O S O E G E N G
Diadop dari: ISSOEGIANTI S. M. R

Fungsi konfigurasi elektron : Untuk mengetahui jumlah elektron pada setiap kulit atom
http://brainly.co.id/tugas/3416052

Anda mungkin juga menyukai