Anda di halaman 1dari 23

Amati system gerak pada sepeda ontel tersebut.

Sebuah sepeda ontel memiliki 3 komponen gerak


utama yang berbentuk bundar yaitu roda, gir depan dan gir belakang. Ketiga komponen gerak
tersebut saling berhubungan membentuk sistem dan dinamakan hubungan roda-roda. Lalu
bagaimanakah cara kerja sepeda ontel tersebut?

Sepeda ontel akan bergerak maju jika kita genjot pedal ke depan. Genjotan pada pedal sepeda
tersebut memutar gir depan. Gir depan dihubungkan dengan gir belakang menggunakan rantai
menyebabkan sepeda dapat bergerak. Jika kalian amati lagi gambar di atas, antara gir depan dan
gir belakang dihubungkan menggunakan rantai. Sementara itu, gir belakang dan roda belakang
mempunyai satu pusat atau berada pada satu as.

Dengan demikian, pada sistem gerak sepeda ontel terdapat dua hubungan yang
berbeda. Hubungan pertama adalah antara gir belakang dengan roda yang berada pada satu pusat
atau as dan dinamakan hubungan roda-roda sepusat (seporos). Sedangkan hubungan yang
kedua adalah antara gir belakang dengan gir depan yang dihubungkan dengan tali (rantai),
hubungan ini dinamakan hubungan roda-rada yang dihubungkan dengan sabuk atau rantai.

Selain dua hubungan roda tersebut, terdapat satu hubungan lagi, yaitu hubungan roda-roda
yang bersinggungan. Lalu bagaimanakah persamaan matematis dari hubungan roda-roda
tersebut? Setiap jenis hubungan memiliki rumus yang berbeda-beda oleh karena itu, untuk
memahami persamaan gerak pada hubungan roda-roda dalam gerak melingkar, silahkan kalian
simak penjelasan berikut ini.
Gambar di atas adalah contoh ilustrasi hubungan roda-roda satu poros atau satu pusat seperti
hubungan roda pada gir belakang dengan roda belakang sepeda ontel. Jadi anggap saja dua
lingkaran di atas adalah gir dan roda sepeda. Pada saat sepeda bergerak maju, roda belakang
berputar searah jarum jam. Demikian pula dengan gir belakang.

Setelah selang waktu tertentu, gir belakang dan roda menempuh posisi sudutyang sama. Ini
berarti, kecepatan sudut gir belakang dan roda belakang adalah sama. Jadi, pada roda-roda yang
sepusat berlaku rumus atau persamaan sebagai berikut:
ωA = ωB
vA vB Keterangan:
= ω =kecepatan sudut (rad/s)
RA RB

vA RA v =kecepatan linear (m/s)


=
vB RB R =jari-jari (m)

Contoh Soal 1
Dua buah roda A dan B yang berada pada satu poros memiliki jari-jari 2 cm
dan 8 cm, seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini. Jika kecepatan linear
roda A adalah 6 m/s, tentukan:
a) kecepatan sudut roda A
b) kecepatan linear dan kecepatan sudut roda B
Penyelesaian:
RA = 2 cm = 0,02 m
RB = 8 cm = 0,08 m
vA = 6 m/s
Ditanya: ωA, vB dan ωB
a) kecepatan sudut roda A dapat dihitung dengan rumus berikut:
ωA = vA/RA
ωA = 6/0,02
ωA = 300 rad/s
b) roda A dan B adalah roda-roda sepusat, sehingga berlaku persamaan
berikut:
ωB = ωA
ωB = 300 rad/s
kecepatan linear dapat dihitung dengan persamaan berikut:
vB = ωB × R (rumus hubungan besaran sudut dengan linear)
vB = 300 × 0,08
vB = 24 m/s
Rumus Hubungan Roda-Roda yang Dihubungkan dengan Rantai

Gambar di atas adalah contoh ilustrasi hubungan roda-roda yang dihubungkan dengan sabuk atau
rantai seperti hubungan roda pada gir belakang dengan gir depan sepeda ontel. Jadi anggap saja
dua lingkaran di atas adalah gir belakang dan gir depan sepeda.

Ketika sepeda bergerak maju, gir depan dan gir belakang akan berputar searah jarum jam.
Sehingga dapat dikatakan arah kecepatan sudut kedua gir adalah sama.

Dari pengertian kecepatan linear, kalian tahu bahwa arah kecepatan linear selalu menyinggung
lingkaran. Rantai atau tali yang digunakan untuk menghubungkan gir belakang dan gir depan,
dipasang pada sebelah luar setiap gir. Pada saat bergerak, kecepatan rantai atau tali menyinggung
bagian luar gir. Sehingga dapat disimpulkan bahwa arah dan besar kecepatan linear (tangensial)
pada dua roda yang dihubungkan dengan tali atau rantai adalah sama. Sehingga berlaku
persamaan sebagai berikut:
Keterangan:
vA = vB
ω = kecepatan sudut (rad/s)
ωARA = ωBRB
v = kecepatan linear (m/s)

R = jari-jari (m)

Contoh Soal 2

Dua buah roda dihubungkan dengan rantai. Roda yang lebih kecil dengan jari-jari 8 cm diputar
pada 100 rad/s. Jika jari-jari roda yang lebih besar adalah 15 cm, berapakah kecepatan linear
kedua roda tersebut? Dan berapa juga kecepatan sudut roda yang lebih besar?

Penyelesaian
R1 = 8 cm = 0,08 m
R2 = 15 cm = 0,15 m
ω1 = 100 rad/s
Ditanya: kecepatan linear roda 1 dan 2
Dua roda yang dihubungkan dengan tali atau sabuk memiliki kecepatan linear
yang sama besar. Jadi kecepatan linear kedua roda tersebut adalah v1 = v2
Kecepatan linear roda 1
v1 = ω 1 × R 1
v1 = 100 × 0,08
v1 = 8 m/s
Kecepatan linear roda 2
v2 = v 1
v2 = 8 m/s
Kecepatan sudut roda 2
v2 = ω 2 × R 2
ω2 = v / R 2 2

ω2 = 8/0,15
ω2 = 53,33 rad/s
Rumus Hubungan Roda-Roda yang Bersinggungan

Hubungan roda-roda yang bersinggungan dapat kalian jumpai pada mesin jam analog, dimana
mesin jam tersebut menggunakan roda-roda bergerigi yang saling bersinggungan satu sama lain.
Jika kalian tidak percaya, silahkan kalian bongkar jam dinding atau jam tangan analog kalian.
Gambar di atas adalah contoh ilustrasi dua roda yang bersinggungan.

Jika roda yang lebih besar berputar searah jarum jam, maka roda yang lebih kecil akan berputar
berlawanan arah jarum jam sehingga dapat dikatakan arah kecepatan sudut pada dua roda yang
bersinggungan adalah berlawanan. Akan tetapi, pada titik persinggungan, besar kecepatan linear
kedua roda adalah sama. Sedangkan kecepatan angulernya akan berbeda, bergantung pada jari-
jari masing-masing roda atau jumlah gir yang dimilikinya. Jadi pada dua roda yang saling
bersinggungan berlaku persamaan berikut:

Keterangan:
vA = vB
ωARA = ωBRB ω = kecepatan sudut (rad/s)

v = kecepatan linear (m/s)

R = jari-jari (m)
kenapa rumus hubungan roda-roda yang bersinggungan sama dengan rumus
hubungan roda-roda yang dihubungkan dengan rantai? Sebenarnya, hubungan roda
yang dihubungkan dengan rantai itu termasuk hubungan roda yang bersinggungan
yang membedakan hanya kontak langsung atau tidak langsung antara roda pertama
dengan roda kedua.
Jika hubungan roda-roda yang bersinggungan terjadi kontak langsung antara dua
roda maka pada hubungan roda-roda yang dihubungkan dengan tali terjadi kontak
tidak langsung antara dua roda karena dipisahkan oleh rantai atau tali penghubung,
sehingga untuk mempermudah dalam memahami konsep, kedua jenis hubungan
roda tersebut dipisahkan.

Jika dua roda yang bersinggungan memiliki jumlah gerigi (gigi) sebanyak n A dan nB, maka
berlaku persamaan sebagai berikut:

ωA RB nB Keterangan:
= =
ωB RA nA nA = Jumlah gigi roda A

nB = Jumlah gigi roda B


Persamaan tersebut memberi arti bahwa kecepatan sudut yang dimiliki roda-roda yang
bersinggungan berbanding terbalik dengan jumlah gigi yang dimilikinya. Pernyataan ini dapat
kita lihat kebenarannya saat melihat dua roda dengan jumlah gigi yang berbeda. Roda dengan
jumlah gigi yang lebih banyak akan berputar lebih lambat daripada roda dengan jumlah gigi
sedikit.

Contoh Soal 3

Dua buah silinder bersinggungan satu sama lain seperti pada gambar di bawah ini. Diketahui
jari-jari dari masing-masing silinder sebesar RA = 50 cm dan RB = 30 cm. Kemudian silinnder B
dihubungkan pada mesin penggerak sehingga dapat berputar dengan kecepatan sudut tetap 5
rad/s. Jika kedua silinder dapat berputar tanpa slip, tentukan kecepatan linear silinder A dan B
serta kecepatan sudut silinder A

Penyelesaian
RA = 50 cm = 0,5 m
RB = 30 cm = 0,3 m
ωB = 5 rad/s
Ditanya: kecepatan linear silinder A dan B serta kecepatan sudut silinder A
Dua roda dalam hal ini silinder yang saling bersinggungan memiliki kecepatan
linear yang sama besar. Jadi kecepatan linear kedua silinder tersebut adalah
vB = v A
Kecepatan linear silinder B
vB = ω B × R B
vB = 5 × 0,3
v1 = 1,5 m/s
Kecepatan linear silinder A
vA = v B
vA = 1,5 m/s
Kecepatan sudut silinder A
vA = ωA× RA
ωA = v / R A A

ωA = 1,5/0,5
ωA = 3 rad/s
Cara Menentukan Rasio Roda Gigi

Mulai dengan rangkaian dua roda gigi. Agar bisa menentukan rasio roda gigi, Anda
harus memiliki setidaknya dua roda gigi yang saling bertautan. Dua roda gigi yang
saling bertautan ini disebut "rangkaian roda gigi". Umumnya, roda gigi pertama adalah
"roda gigi penggerak" yang dipasang pada poros motor dan roda gigi kedua adalah
"roda gigi yang digerakkan" yang dipasang pada poros beban. Sejumlah roda gigi juga
mungkin terdapat di antara keduanya untuk memindahkan daya dari roda gigi
penggerak ke roda gigi yang digerakkan. Roda gigi ini disebut "roda gigi nirbeban".
 Sekarang mari kita lihat rangkaian roda gigi yang hanya memiliki dua roda gigi di
dalamnya. Agar bisa menghitung rasio roda gigi, kedua roda gigi ini harus saling
berinteraksi. Dengan kata lain, gigi-giginya harus bertautan dan salah satunya harus
memutar yang lain. Sebagai contoh, misalkan Anda memiliki satu roda gigi penggerak
yang berukuran kecil (roda gigi 1) yang memutar roda gigi yang digerakkan yang
berukuran lebih besar (roda gigi 2).
2 Hitung jumlah gigi pada roda gigi penggerak. Salah satu cara untuk
menghitung rasio roda gigi di antara dua roda gigi yang saling bertautan
adalah dengan membandingkan jumlah gigi (tonjolan-tonjolan seperti gigi
kecil di tepi roda) yang mereka miliki. Mulai dengan menghitung berapa
banyak gigi yang ada pada roda gigi penggerak. Anda bisa melakukan hal
ini dengan menghitung secara manual atau terkadang dengan melihat
informasi yang tertera pada roda gigi penggerak.
 Sebagai contoh, misalkan roda gigi penggerak yang berukuran lebih kecil
dalam sistem memiliki 20 gigi
Hitung jumlah gigi pada roda gigi yang digerakkan. Berikutnya, hitung berapa
banyak gigi yang ada pada roda gigi yang digerakkan seperti yang Anda lakukan
sebelumnya untuk roda gigi penggerak.
 Sebagai contoh, misalkan roda gigi yang digerakkan memiliki 30 gigi
Bagi jumlah gigi yang satu dengan yang lain. Sekarang Anda sudah
tahu berapa banyak gigi yang ada pada setiap roda gigi sehingga Anda
bisa menghitung rasio roda gigi dengan cukup mudah. Bagi gigi pada roda
gigi yang digerakkan dengan gigi pada roda gigi penggerak. Anda bisa
menulis jawabannya dalam desimal, pecahan, atau dalam bentuk rasio
(seperti x : y) tergantung pada tugas Anda.
 Dalam contoh di atas, membagi 30 gigi pada roda gigi yang digerakkan
dengan 20 gigi pada roda gigi penggerak menghasilkan 30/20 = 1,5. Kita
juga bisa menulisnya dalam 3/2 or 1,5 : 1.
 Arti dari rasio roda gigi ini adalah bahwa roda gigi penggerak yang
berukuran lebih kecil harus memutar satu setengah kali agar roda gigi yang
digerakkan yang berukuran lebih besar melakukan satu putaran penuh.
Karena roda gigi yang digerakkan berukuran lebih besar, maka roda gigi
yang digerakkan ini akan berputar lebih lambat.
Lebih dari Dua Roda Gigi

Mulai dengan rangkaian roda gigi yang memiliki lebih dari dua roda
gigi. Sesuai namanya, "rangkaian roda gigi" bisa tersusun dari rangkaian
roda gigi yang panjang, tidak hanya satu roda gigi penggerak dan satu
roda gigi yang digerakkan. Dalam hal ini, roda gigi pertama tetap menjadi
roda gigi penggerak, roda gigi terakhir tetap menjadi roda gigi yang
digerakkan, dan roda gigi yang berada di tengah menjadi "roda gigi
nirbeban". Roda gigi nirbeban ini sering digunakan untuk mengubah arah
putaran atau untuk menghubungkan dua roda gigi ketika pengaturan roda
gigi secara langsung akan membuat mereka berat atau tidak siap sedia.[3]
 Sebagai contoh, misalkan rangkaian dua roda gigi yang dijelaskan di atas
sekarang digerakkan oleh roda gigi yang memiliki tujuh gigi kecil. Dalam
hal ini, roda gigi yang memiliki 30 gigi tetap menjadi roda gigi yang
digerakkan dan roda gigi yang memiliki 20 gigi (yang sebelumnya adalah
penggerak) sekarang menjadi roda gigi nirbeban.

Bagi jumlah gigi dari roda gigi penggerak dan roda gigi yang
digerakkan. Hal yang penting untuk diingat ketika berhadapan dengan
rangkaian roda gigi yang memiliki lebih dari dua roda gigi adalah
bahwa hanya roda gigi penggerak dan roda gigi yang digerakkan (biasanya
roda gigi pertama dan terakhir) yang penting. Dengan kata lain, roda gigi
nirbeban tidak memengaruhi rasio roda gigi dari seluruh rangkaian sama
sekali. Ketika Anda sudah mengidentifikasi roda gigi penggerak dan roda
gigi yang digerakkan, Anda bisa menghitung rasio roda gigi sama seperti
sebelumnya.
 Dalam contoh di atas, kita akan menghitung rasio roda gigi dengan
membagi tiga puluh gigi dari roda gigi yang digerakkan dengan tujuh gigi
dari roda gigi penggerak baru. 30/7 = sekitar 4,3 (atau 4,3 : 1). Hal ini
berarti bahwa roda gigi penggerak harus memutar sekitar 4,3 kali agar roda
gigi yang digerakkan yang berukuran jauh lebih besar berputar sekali
Jika diperlukan, hitung rasio roda gigi untuk roda gigi tengah. Anda
bisa menghitung rasio roda gigi yang juga melibatkan roda gigi nirbeban,
dan Anda mungkin ingin melakukannya dalam situasi tertentu. Dalam hal
ini, mulai dari roda gigi penggerak dan kerjakan ke arah roda gigi beban.
Perlakukan roda gigi sebelumnya seperti roda gigi penggerak sampai ke
roda gigi berikutnya. Bagi jumlah gigi pada setiap roda gigi "yang
digerakkan" dengan jumlah gigi pada roda gigi "penggerak" untuk setiap
rangkaian roda gigi yang saling bertautan untuk menghitung rasio roda gigi
tengah.
 Dalam contoh di atas, rasio roda gigi tengahnya adalah sebesar 20/7
= 2,9 dan 30/20 = 1,5. Perlu dicatat bahwa rasio-rasio ini tidak sama
dengan rasio roda gigi untuk seluruh rangkaian, yaitu sebesar 4,3.
 Akan tetapi, perlu juga dicatat bahwa (20/7) × (30/20) = 4,3. Secara
umum, rasio-rasio roda gigi tengah pada rangkaian roda gigi harus
dikalikan agar sama dengan rasio seluruh roda gigi
Hitung kecepatan putar dari roda gigi penggerak. Dengan
menggunakan konsep rasio roda gigi, maka akan mudah untuk
menentukan seberapa cepat roda gigi yang digerakkan berputar
berdasarkan pada "masukan" kecepatan roda gigi penggerak. Sebagai
permulaan, hitung kecepatan putar dari roda gigi penggerak. Pada banyak
perhitungan roda gigi, hal ini menghasilkan putaran per menit (rpm),
walaupun satuan kecepatan lain juga bisa digunakan.
 Sebagai contoh, misalkan dalam contoh rangkaian roda gigi di atas dengan
roda gigi penggerak yang memiliki tujuh gigi dan roda gigi yang digerakkan
yang memiliki 30 gigi, roda gigi penggerak berputar pada kecepatan 130
rpm. Dengan informasi ini, kita akan menghitung kecepatan roda gigi yang
digerakkan dalam beberapa langkah berikut ini
Masukkan informasi tersebut ke dalam rumus S1 × T1 = S2 ×
T2. Dalam rumus ini, S1 mengacu pada kecepatan putar dari roda gigi
penggerak, T1 mengacu pada gigi pada roda gigi penggerak, serta S2 dan
T2 mengacu pada kecepatan dan gigi pada roda gigi yang digerakkan. Isi
variabel-variabel ini sampai Anda hanya memiliki satu variabel yang
tersisa.
 Seringkali dalam soal-soal seperti ini Anda akan mencari besarnya S2,
walaupun sangat dimungkinkan untuk mencari variabel-variabel lain.
Dalam contoh di atas, dengan memasukkan informasi yang kita miliki, kita
akan mendapatkan:
 130 rpm × 7 = S2 × 30
Selesaikan. Menghitung variabel yang tersisa hanya persoalan
matematika dasar. Sederhanakan persamaan yang tersisa dan isolasi
variabel pada satu sisi dari tanda persamaan dan Anda akan mendapatkan
jawabannya. Jangan lupa untuk menuliskannya dengan satuan yang tepat.
Anda bisa kehilangan nilai dari pekerjaan rumah karena hal ini.
 Dalam contoh di atas, kita bisa menyelesaikannya dengan cara:
 130 rpm × 7 = S2 × 30
 910 = S2 × 30
 910/30 = S2
 30,33 rpm = S2
 Dengan kata lain, jika roda gigi penggerak berputar pada kecepatan 130
rpm, roda gigi yang digerakkan akan berputar pada kecepatan 30,33 rpm.
Karena roda gigi yang digerakkan berukuran jauh lebih besar, maka roda
gigi yang digerakkan ini akan berputar jauh lebih lambat.
 Untuk melihat penerapan prinsip rasio roda gigi, coba kendarai sepeda
Anda. Perhatikan bahwa cara termudah untuk menanjak adalah saat Anda
memiliki roda gigi yang berukuran kecil di depan dan roda gigi yang
berukuran besar di belakang. Lebih mudah untuk memutar roda gigi yang
berukuran lebih kecil dengan gaya dorong dari pedal, namun dibutuhkan
banyak putaran agar roda belakang berputar dibandingkan dengan
pengaturan roda gigi yang Anda gunakan untuk permukaan datar. Hal ini
membuat Anda bergerak lebih lambat.
 Sistem yang diturunkan (saat RPM beban lebih kecil daripada RPM motor)
akan membutuhkan motor yang memberikan daya optimal pada kecepatan
putar yang lebih tinggi.
 Daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan beban dinaikkan atau
diturunkan dari motor melalui rasio roda gigi. Motor ini harus diubah
ukurannya agar memberikan daya yang dibutuhkan oleh beban setelah
rasio roda gigi dihitung. Sistem yang dinaikkan (saat RPM beban lebih
besar daripada RPM motor) akan membutuhkan motor yang memberikan
daya optimal pada kecepatan putar yang lebih rendah.

Anda mungkin juga menyukai