Anda di halaman 1dari 89

1

BAB I
TEORI ATOM
1.Pengertian Atom

Pada abad SM. Seorang bangsa Yunani bernama Aristoteles (384-322 SM)
menyebutkan bahwa setiap materi (zat) bersifat kontinyu artinya dapat dibelah
terus menerus.
Pendapat ini disanggah oleh Demokritus (460-370SM) yang juga seorang bangsa
Yunani dengan menyatakan bahwa setiap materi jika dibelah terus menerus, maka
pada suatu saat akan tidak dapat dibagi lagi dan diperoleh partikel paling kecil
yang disebut atom, dalam bahasa yunani a = tidak dan tomos = dapat dibagi. Jadi
menurut Demokritos bahwa atom yaitu materi terkecil yang tidak dapat dibagi
lagi secara kimia.
Pada abad ke-18 seorang berkebangsaan Inggris bernama Jhon Dalton
(1766-1844) menegaskan kembali pendapat Demokritos yang mengatakan
kembali bahwa atom adalah bagian yang paling kecil dari suatu unsur. Dalton
mengemukakan teori atom sebagai berikut:
1.1. Bahwa materi tersusun dari partikel–partikel kecil yang sifatnya
masih sama dengan materi tersebut yang dinamakan atom.
1.2. Atom tidak dapat dibagi lagi, tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
dimusnahkan.
1.3. Unsur yang sama memiliki atom yang sama sedangkan unsur yang
berbeda memiliki atom yang berbeda pula. Perbedaan ini
menyangkut sifat, ukuran maupun bentuknya.
1.4. Atom unsur yang satu tidak dapat diubah mejadi atom unsur lain.
1.5. Secara kimia, atom suatu unsur dapat bergabung dengan atom unsur
lain membentuk molekul.
Penggabungan secara kimia atom dari unsur yang sama menghasilkan
molekul unsur.
Contoh;
Atom O + Atom O Molekul O2
Atom H + Atom H Molekul H2
Atom Cl + Atom Cl Molekul Cl2
Sedangkan penggabungan secara kimia atom dari unsur yang berbeda
menghasilkan molekul senyawa.
Contoh;
1 atom C + 2 atom O menghasilkan 1 molekul CO2
2 atom H + 1 atom O menghasilkan 1 molekul H2O
Jadi molekul adalah bagian dari senyawa.
2. Lambang atom atau Lambang Unsur

LAMBANG = SIMBOL

1Setelah beberapa unsur ditemukan maka para ilmuan berusaha


merumuskan bagaimana cara mempermudah untuk belajar kimia. Hal ini
dimulai dari zat, pada zaman Mesir dan Yunani kuno orang menetapkan
simbol zat dengan tanda tertentu sebagai berikut:
2Kimia Anorganik

= api

= udara

= emas

= tembaga

= air

= perak

Simbol ini rumit untuk dihafal dan menyulitkan karena begitu banyak zat
yang ada dialam
Dalton mencoba menetapkan simbol zat dengan pola dasar bulatan sebagai
berikut:

· = hidrogen = oksigen

= nitrogen

Cara Dalton dianggap juga tidak tepat dan tidak praktis. Berzelius kemudian
menetapkan lambang atom yang masih digunakan sampai sekarang yaitu
nama latin unsur tersebut diambil huruf awalnya dan ditulis dengan huruf
kapital, huruf berikutnya ditulis dengan huruf kecil.
Contoh:
Hyrogenium = H Helium = He
Hydrargyrum = Hg Nitrogenium = N
Neon = Ne Natrium = Na
Niccolum = Ni Boron =B
Berillum = Be Barium = Ba
Aurum = Au Fluorium =F
Ferrum = Fe Sulfur =S
Silicium = Si Stannum = Sn
Dan lain-lain
Ada beberapa simbol unsur yang menyimpang dari cara di atas yaitu
dengan menggunakan nama bilangan dan simbolnya 3 huruf. Unsur-unsur
tersebut umumnya yang ditemukan terakhir:
Contoh : Ununnilium = Uun
Unununium = Uuu
Karena atom adalah bagian terkecil unsur dan memiliki ciri yang sama
dengan unsurnya maka simbol atom disebut simbol unsur.
3Kimia Anorganik

3. Struktur Atom
Gejala kelistrikan atom makin menarik para ahli fisika, sehingga usaha untuk
meneliti rahasia yang terkandung pada suatu atom dilakukan oleh para ahli
sebagai berikut:
J.J. Thomson pada tahun 1887 menggunakan sebuah tabung kaca berisi gas
yang dilengkapi dua buah elektroda dan sebuah pompa pengisap, yang
dikenal dengan nama tabung sinar katode. Berhasil menemukan seberkas
sinar yang disebut sinar katode yang bermuatan negatif dan dikenal sebagai
partikel elektron.

Jadi penemuan ini menyatakan bahwa elektron ada disetiap zat dan
merupakan partikel penyusun atom.

Pada 1886. E. Goldstein ahli fisika Jerman dengan memberi lubang pada
tabung katode, menemukan sinar anoda (sinar aurum = sinar kanal). Sinar
ini bermuatan (+) dan disebut proton.

Pada 1932. J. Chadwick, menemukan partikel yang tidak bermuatan dan


disebut neutron.
Tabel partikel dasar atom.
Partikel Tanda Muatan Massa
Elektron E 1,6 x10 Coulomb= -1 9,11x10-28g = 0,00055 sma = 0
-28

Proton P = +1 1,00758 sma = 1


Neutron N = 0 1,00893 sma = 1

4. Model Atom
Model atom menjelaskan bagaimana partikel dasar berada dalam suatu atom.
Perkembangan teori tentang model atom dijelaskan masing-masing oleh:
4.1. Thomson.
Yang berpendapat bahwa atom merupakan bola bermuatan positif
yang di dalamnya tersebar elektron-elektron yang bermuatan negatif.
Dengan demikian secara keseluruhan atom bersifat netral.
.
---
----

Model atom Thomson disebut juga atom roti kismis.

4.2. Rutherford
Berdasarkan hamburan sinar alfa yang dijatuhkan pada lempeng
logam emas yang tipis Rutherford berkesimpulan bahwa atom terdiri
dari inti kecil yang bermuatan positif dan merupakan pusat massa
atom dan sekitarnya dikelilingi elektron yang bergerak. Jumlah
4Kimia Anorganik

proton dalam inti sama dengan jumlah elektron disekelilingnya dan


angka tersebut sama dengan nomor atomnya.
Teori Rutherford ini bertentangan dengan teori elektrodinamika,
sebab tidak mampu menjawab mengapa elektron yang bergerak tidak
jatuh merapat ke inti atom.
Ukuran jari-jari atom adalah 10-8 cm, sedang jari-jari inti atom 10-13
cm. Ini berarti bahwa atom sebagian besar merupakan ruang hampa.

4.3. Model Atom Niels Bohr


Salah satu kelemahan model atom Rutherford adalah bahwa model
tersebut tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak tersedot dan masuk
kedalam intinya. Menurut hukum fisika klasik, gerakan elektron mengitari
inti akan disertai pemancaran energi berupa radiasi elektromagnet. Jika
demikian, maka energi elektron akan terus-menerus berkurang sehingga
lintasannya akan berbentuk spiral dan akhirnya jatuh ke inti atom.
Berdasarkan pengamatan terhadap spektrum unsur, Niels Bohr dapat
menjelaskan kekekalan model atom Rutherford dengan teori sebagai
berikut:
1. Dalam atom terdapat lintasan stationer dengan tingkat energi tertentu
tempat elektron dapat beredar mengitari inti tanpa disertai pemancaran
atau penyerapan energi. Lintasan itu, yang juga disebut kulit atom, adalah
orbit berbentuk lingkaran dengan jari-jari tertentu. Tiap lintasan ditandai
dengan satu bilangan bulat yang disebut bilangan kuantum utama (n),
mulai dari 1, 2, 3, 4 dan seterusnya yang dinyatakan dengan lambang K,
L, M, N, dan seterusnya.
Lintasan pertama, harga n = 1, disebut kulit K
Lintasan kedua, harga n = 2, disebut kulit L, dan seterusnya.
Makin besar harga n (makin jauh dari inti) makin besar energi elektron
yang mengorbit pada kulit itu.

2. Pada keadaan normal (tanpa pengaruh dari luar), elektron menempati


tingkat energi terendah. Keadaan seperti itu disebut tingkat dasar (ground
state). Elektron dapat berpindah dari satu kulit ke kulit yang lain disertai
pemancaran atau penyerapan energi dalam jumlah tertentu. Perpindahan
ke kulit lebih luar disertai penyerapan energi, sebaliknya, perpindahan
elektron ke kulit lebih dalam disertai pemancaran energi.

Model atom Bohr berhasil menjelaskan spektrum yang teramati untuk


atom hidrogen dan ion-ion serupa atom hidrogen (seperti He+, Li2+, Be3+ dan
sebagainya), namun tidak dapat menjelaskan spektra atom yang memiliki
lebih dari satu elektron. Keterbatasan lain dari model atom Bohr adalah
tidak dapat menjelaskan cara-cara atom berikatan membentuk molekul yang
stabil dengan kombinasi tertentu dari atom-atom penyusunnya. Demikian
pula mengenai anggapan dasar bahwa suatu elektron dalam atom terletak
pada suatu jarak tertentu dari inti dan bergerak mengitari inti pada
lintasannya pada suatu kecepatan tertentu pula. Hal ini kemudian
ditunjukkan oleh Heisenberg bahwa tidak mungkin untuk menentukan
secara serentak posisi dan momentum suatu partikel sub atom dengan tepat.
5Kimia Anorganik

Berdasarkan kekurangan dan keterbatasan tersebut, para peneliti melalui


usaha-usaha berkesinambungan dan berkelanjutan memperbaiki model
struktur atom yang dikemukakan Bohr dengan menggunakan konsep-konsep
secara mekanika kuantum.

4.4. Teori Atom Modern


Pada tahun 1900, Max Planck memberikan teori kuantum dari cahaya.
Lima tahun berikutnya, Einstein menjelaskan efek fotolistrik yang
memperkuat dan memperluas pandangan Planck tentang cahaya. Cahaya
dianggap sebagai partikel-partikel yang disebut foton yang dipancarkan
dengan kekuatan yang besar. Sebelumnya cahaya dianggap sebagai
gelombang energi. Ini berarti cahaya dapat dianggap sebagai gelombang
energi tetapi juga dapat dianggap sebagai pancaran foton. Saat ini, elektron
juga dianggap bersifat dua macam, yaitu sebagai gelombang dan sebagai
partikel.
Menurut prinsip ketidaktentuan dari Heisenberg, kita tidak mungkin
menetapkan secara serentak kedudukan yang tepat dan kecepatan yang tepat
dari partikel yang sangat kecil seperti elektron. Makin tepat kedudukan
dapat ditetapkan, makin tidak tepat hasil pengukuran kecepatannya,
demikian pula sebaliknya.
Akibat dari prinsip ketidaktentuan inilah timbul teori kemungkinan untuk
teori atom. Teori ini mula-mula diberikan oleh Schrodinger secara
matematis, yang pemecahannya sangat rumit. Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa kedudukan elektron disekitar inti tidak dapat ditentukan,
yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian mendapatkan elektron disekitar
inti atom.
Berdasarkan hal ini, maka dianggap bahwa elektron terdapat disekitar
inti, tidak pada lintasan atau orbit tertentu tetapi sebagai awan elektron
dalam daerah tertentu di sekitar inti yang disebut orbital atom. Pada tahun
1928, Wolfgang Pauli, mengemukakan bahwa setiap orbital mampu
menampung maksimum dua elektron. Untuk mengimbangi gaya tolak-
menolak di antara mereka, dua elektron dalam orbital selalu berotasi dalam
arah yang berlawanan.
Beberapa orbital bergabung membentuk kelompok yang disebut subkulit.
Jika orbital kita analogikan sebagai “kamar elektron”, maka subkulit dapat
dipandang sebagai “rumah elektron”. Kemudian beberapa subkulit
bergabung membentuk kulit atau “desa elektron”.
Sebagaimana halnya rumah-rumah di suatu desa mempunyai jumlah
kamar yang bermacam-macam, subkulit-subkulit pun mengandung jumlah
orbital yang berbeda-beda.
6Kimia Anorganik

Hubungan antara Subkulit, Orbital dan jumlah elektron maksimum


sebagai berikut :

Jenis subkulit Jumlah orbital Elektron maksimum


Subkulit s 1 orbital 2 elektron
Subkulit p 3 orbital 6 elektron
Subkulit d 5 orbital 10 elektron
Subkulit f 7 orbital 14 elektron
Subkulit g 9 orbital 18 elektron
Subkulit h 11 orbital 22 elektron
Subkulit I 13 orbital 26 elektron
Ket: s = sharp
p = principle
d = diffuse
f = fundamental
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1. Sampai saat ini, elektron-elektron baru menempati subkulit-subkulit
s, p, d, dan f. subkulit-subkulit g, h, dan belum berisi elektron.
2. Setiap kulit mengandung subkulit sebanyak nomor kulit, dan dimulai
dari subkulit yang paling sedikit orbitalnya. Kulit ke-1 hanya
mengandung subkulit s; kulit ke-2 mengandung s dan p dan
seterusnya.

Nomor kulit Jumlah kulit Jumlah orbital Elektron maksimum


Kulit ke-1 (K) s 1 orbital 2 elektron
Kulit ke-2 (L) s, p 4 orbital 8 elektron
Kulit ke-3 (M) s, p, d 9 orbital 18 elektron
Kulit ke-4 (N) s, p, d, f 16 orbital 32 elektron
Kulit ke-5 (O) s, p, d, f, g 25 orbital 50 elektron
Kulit ke-6 (P) s, p, d, f, g, h 36 orbital 72 elektron
Kulit ke-7 (Q) s, p, d, f, g, h, i 49 orbital 98 elektron
Kulit ke-n n buah subkulit n2 Orbital 2n2 elektron.

A. NOMOR ATOM
Pada tahun 1913, Henry Dwyn-Jeffreys Moseley (1887-1915) menemukan
bahwa jumlah muatan positif dalam inti atom merupakan sifat khas mesing-
masing unsur. Atom-atom dari unsur yang sama memiliki jumlah muatan
positif yang sama. Moseley mengusulkan istilah nomor atom dengan lambang
Z, untuk menyebutkan jumlah muatan positif dalam inti atom.
Jumlah muatan positif yang dikemukakan Moseley tiada lain adalah
jumlah proton, meskipun semasa Moseley istilah proton belum dikenal.
Misalnya, unsur oksigen memiliki nomor atom delapan (Z = 8) karena inti
atom oksigen mengandung delapan butir proton.
Adapun jumlah nukleon (jumlah proton + neutron) dalam inti atom disebut
massa atom atau nomor massa dengan lambang A. Misalnya, inti atom
oksigen mengandung 8 proton + 8 neutron, sehingga massa atom oksigen
adalah 16.
7Kimia Anorganik

Nomor atom (Z) = jumlah proton


= jumlah elektron
Massa atom (A) = jumlah proton + neutron
Jumlah neutron = A – Z

Nomor atom (Z) dituliskan di sebelah kiri ke bawah dari lambang unsur,
dan massa atom (A) dituliskan disebelah kiri. Misalnya lambang unsur adalah
X, maka cara penulisanya adalah :

Satuan Massa Atom (sma)

Telah disebutkan bahwa atom individu mempunyai massa yang sangat


kecil, sehingga tidak praktis jika dinyatakan dalam suatu gram atau miligram.
Untuk menyatakan massa atom atau molekul, para ahli menetapkan suatu
satuan massa khusus, yaitu satuan massa atom (sma). Standar yang dipilih
untuk satuan massa atom adalah isotop C-12, dengan ketentuan sebagai
berikut :
1 atom C-12 = 12 sma

1 sma = 1/12 x massa 1 atom C-12

Jika dinyatakan dalam gram, maka 1 sma = 1,66 x 10-24 gram massa dari
beberapa isotop yang dinyatakan dalam sma dapat dilihat pada tabel dibawah
ini :

Isotop Massa Isotop Massa Isotop Massa


H-1 1,00783 O-16 15,9949 Si-30 29,9738
H-2 2,01410 O-17 16,9991 Cl-35 34,9689
H-3 3,01605 O-18 17,9992 Cl-37 36,9659
C-12 12,0000 Si-28 27,9769 Ar-38 37,9627
C-13 13,00335 Si-29 28,9765 Ar-40 39,9624

Massa Atom Relatif (Ar)

Sebagaimana telah disebutkan pada bagian terdahulu, massa atom relatif


adalah perbandingan massa antara atom yang satu terhadap atom yang lainnya.
Oleh karena ternyata bahwa umumnya unsur terdiri dari beberapa isotop maka
pada penetapan massa atom relatif digunakan massa rata-rata dari isotop-
isotopnya. Pada awalnya, sebagai perbandingan digunakan atom hidrogen.
Sejak tahun 1961, karena satu dan lain hal , IUPAC menetapkan 1/12 dari
massa 1 atom C-12 sebagai pembanding. Dengan demikian massa atom relatif
adalah perbandingan antara massa rata-rata dari 1 atom suatu unsur terhadap
1/12 massa 1 atom C-12.
8Kimia Anorganik

Massa rata-rata 1 atom unsur X


Ar unsur X =
1 /12 Massa 1 atom C-12

oleh karena 1/12 massa 1 atom C-12 sama dengan 1 sma, maka defenisi
diatas dapat ditulis sebagai berikut :

Massa rata-rata 1 atom unsur X


Ar unsur X =
1 sma

dengan menata ulang persamaan diatas, diperoleh :

Massa rata-rata 1 atom unsur X = Ar unsur X x 1 sma

Dengan perkataan lain, massa atom relatif suatu unsur merupakan massa
rata-rata dari 1 atom unsur itu dalam sma.

Contoh 1:
Massa rata-rata 1 atom unsur X adalah 4,037 x 10 -23 gram, sedangkan massa 1
atom C-12 adalah 1,99268 x 10-23 gram. Berapakah massa atom relatid (Ar)
unsur X itu ?

jawab : Massa rata-rata 1 atom unsur X


Ar unsur X =
1/12 massa 1 atom -12

4,037 x 10-23 gram


=
1/12 x 1,99268 x 10-23 gram

= 24,31
Contoh 2:
Diketahui massa atom relatif (Ar) natrium adalah 23. Berapakah massa dari 5
atom natrium dinyatakan dalam
a. sma
b. gram
Jawab :
Massa atom relatif merupakan massa rata-rata 1 atom unsur dalam
sma. 1 sma = 1,66 x 10-24 gram.
a. massa 5 atom natrium = 5 x 23 sma = 115 sma
b. massa 5 atom natrium = 5 x 23 x 1,66 x 10-24 gram
= 1,91 x 10-22 gram
9Kimia Anorganik

Contoh 3 :
Klorin terdiri dari 75% isotop Cl- 35dan 25%isotop Cl- 37. Jika isotop Cl- 35
dianggap bermassa 35 sma dan isotop Cl_ 37 bermassa 37 sma, tentukanlah
massa rata-rata satu atom klorin !
jawab :
Dengan menggunakan analogi, maka massa rata-rata satu atom
klorin dapat ditentukan sebagai berikut :
75 25
Massa rata-rata 1 atom Cl = ( x 35 sma) + ( x 37 sma)
100

= 35,5 sma
Contah 4:
Galium terdiri atas isotop Ga-69 dan Ga-71, sedangkan massa atom relatif Ga
adalah 69,8.
Tentukanlah kelimpahan masing-masing isotop galium itu !
Jawab :
Misalkan kelimpahan isotop Ga-69 = x%, maka kelimpahan isotop
Ga-71 = (100 – x)%. Massa atom relatif sama dengan massa rata-
rata isotop, maka :
x (100 – x)
x 69 + x 71 =69,8
100 100

69x + 7100 – 71x = 6980


-2x = -120
x = 60
10Kimia Anorganik

B. KONFIGURASI ELEKTRON
Persebaran elektron dalam kulit-kulit atomnya disebut konfigurasi
elektron. Konfigurasi elektron ini didasarkan pada beberapa ketentuan :
1. Aturan Aufbau
“Pengisian elektron dimulai dari tingkat energi yang terendah terlebih
dahulu kemudian ke tingkat energi yang lebih tinggi”
a. Mengenai urutan tingkat energi tersebut dapat diperhatikan pada
tingkat ketentuan bilangan kuantun azimut (l) yang hubungannya
dengan bilanga kuantum utama (n).

1
s

2 2
s p

3 3 3
s p d

4 4 4 4
s p d f

5 5 5 5
s p d f

6 6 6
s p d

7 7
s p

Urutan tingkat energi (berdasarkan urutan arah panah)

1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d …

b. Berdasarkan jumlah orbital dari masing-masing sub kulit dan tiap


orbital maksimum terisi 2 buah elektron, maka jumlah elektron
maksimum masing masing sub kulit adalah :

sub kulit s maksimum 2 buah elektron.


sub kulit p maksimum 6 buah elektron.
sub kulit d maksimum 10 buah elektron.
sub kulit f maksimum 14 buah elektron.

Dalam pendisian elektron sub kulit yang tingkat energinya rendah


diisi penuh dahulu baru nanti sisanya elektron menempati sub kulit
dengan tingkat energi tertinggi.
11Kimia Anorganik

Perhatikan penulisan konfigurasi elektron berikut (lihat urutan


tingkat energi).
11Na : 1s2 2s2 2p6 3s1
15P : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3
26Fe : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d6
35Br : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p5
82Pb : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s4 d10 5p6 6s2 4f14 5d10 6p2

c. Penulisan konfigurasi elektron bisa dengan cara penyingkatan.


Konfigurasi elektron yang disingkat adalah konfigurasi elektron yang
sudah stabil yaitu yang sama seperti konfigurasi elektron gas mulia.

2He : 1s2
10Ne : 1s2 2s2 2p6
18Ar : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
36Kr : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6
54Xe : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s4 d10 5p6
86Rn : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s4 d10 5p6 6s2 4f14 5d10 6p6

Konfigurasi elektron unsur di atas dapat dituliskan dengan :

11Na : (Ne) 3s1


15P : (Ne) 3s2 3p3
26Fe : (Ar) 4s2 3d6 atau ditulis
(Ar) 3d6 4s2
Penulisan (Ar) 4s2 3d6 berdasarkan urutan tingkat energi,
sedangkan penulisan (Ar) 3d6 4s2 berdasarkan urutan
kulit.
35Br : (Ar) 4s2 3d10 4p5 atau (Ar) 3d104s2 4p5
82Pb : (Xe) 4f14 5d10 6p2

2. Aturan Hund
Aturan pengisian elektron pada orbital-orbital p, d, dan f, mula-mula
diisi masing-masing orbital satu elektron dengan arah yang sama (ke
atas), setelah semua orbital terisi satu elektron baru mengisi orbital
dengan elektron berpasangan ke arah bawah.
12Kimia Anorganik

Contoh :

P2 : ditulis bukan

p4 : ditulis bukan

d5 : ditulis bukan

d8 : ditulis bukan

3. Prinsip Pauli
Dalam satu atom tidak mungkin ada 2 elektron yang mempunyai
keempat bilangan kuantum yang sama.
Jika ada 2 elektron yang menempati satu orbital berarti akan mempunyai
n, ℓ, dan m tetapi harga s berbeda. Begitu juga jika n, ℓ, dan s sama
maka pasti harga m harus berbeda atau n, m, s sama maka pasti ℓ
berbeda.

C. BILANGAN KUANTUM
Ada 4 jenis bilangan kuantum :
1. Bilangan Kuantun Utama (n)
Bilangan kuantum utama dinotasikan dengan n yang menggambarkan
kulit elektron atau lintasan atau tingkat energi utama.

Kulit K L M N O P Q
Harga n 1 2 3 4 5 6 7

2. Bilangan Kuantum Azimut (ℓ)


Bilangan kuantum azimut dinotasikan dengan ℓ yang menggambarkan sub
kulit atau sub lintasan atau sub tingkat energi utama.

Sub Kulit s p d F
Harga ℓ 0 1 2 3
Ketentuan harga sub kulit (ℓ) tergantung pada harga kulit (n) menurut
aturan.

Harga ℓ = 0 s/d (n – 1)

Jika n= 1 maka ℓ = 0 yaitu s berarti hanya untuk sub kulit 1s.


Jika n= 2 maka ℓ = 0,1 yaitu s dan p berarti hanya untuk sub kulit 2s dan
2p.
Jika n= 3 maka ℓ = 0,1,3 yaitu s, p dan d berarti hanya untuk sub kulit 3s,
3p dan 3d.
Jika n= 4 maka ℓ = 0,1,3,4 yaitu s, p,d dan f berarti hanya untuk sub kulit
4s, 4p, 4d dan 4f
Untuk selanjutnya harga ℓ hanya sampai dengan f yaitu ℓ = 3.
13Kimia Anorganik

Disederhanakan :

Harga ℓ
Harga n 0 1 2 3
1 1s
2 2s 2p
3 3s 3p 3d
4 4s 4p 4d 4f
5 5s 5p 5d 5f
6 6s 6p 6d
7 7s 7p

Untuk harga n = 5, 6, dan 7 disesuaikan dengan keadaan atom yang ada


dalam sistem periodik.

3. Bilangan Kuantum Magnetik (m)


Bilangan kuantum magnetik dinotasikan dengan m yang menggambarkan
jumlah orbital.
Harga m tergantung dari ℓ dengan ketentuan :

m = -ℓ s/d +ℓ

Jika ℓ = 0 (sub kulit s) maka harga m = 0 (ada satu buah orbital)

sub kulit s :
m=0

Jika ℓ = 1 (sub kulit p) maka harga m = -1, 0, +1 (ada tiga buah orbital)

sub kulit p :
-1 0 +1

Jika ℓ = 2 (sub kulit d) maka harga m = -2, -1, 0, +1, +2 (ada lima buah
orbital)

sub kulit d :
-2 -1 0 +1 +2

Jika ℓ = 3 (sub kulit f) maka harga m = -3, -2, -1, 0, +1, +2, +3 (ada tujuh
buah oebital.)

sub kulit f :
-3 -2 -1 0 +1 +2 +3
14Kimia Anorganik

4. Bilangan Kuantum Spin (s)


Bilangan kuantum spin dinotasikan dengan s yang menggambarkan arah
perputaran elektron dalam satu orbital. Satu orbital berisi 2 buah elektron
dengan arah perputaran yang berlawanan.

atau

Untuk keseragaman maka dituliskan pertama arah ke atas dengan tanda s =


+1/2 dan berikutnya arah kebawah dengan tanda s = -1/2.

Contoh soal :

1. Tuliskan konfigurasi elektron:


a.9F b. 22Ti c. 8O2- d. 17Cl- e. 20Ca2+ f. 37Rb+

Jawab :

a. 9F :1s2 2s2 2p5


b. 22Ti : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d2
2-
c. 8O mempunyai jumlah elektron : 8 + 2 = 10
O2- : 1s2 2s2 2p6
d. 17 Cl- mempunyai jumlah elektron : 17 + 1 = 18
Cl- : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
e. 20 Ca2+ mempunyai jumlah elektron : 20 –2 = 18
Ca2+ : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
f. 37 Rb+ mempunyai jumlah elektron 37 –1 = 36
Rb+ : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6

2. Berapa nomor atom unsur berikut ?


a. A : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4
b. B : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d8
2- :
c. C 1s2 2s2 2p2
- :
d. D 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4
e. E3+ :
1s2 2s2 2p6 3s2 3p2
2+ :
f. F 1s2 2s2 2p2

Jawab :

Nomor atom merupakan jumlah proton dalam proton dan dalam


keadaan netral sama dengan jumlah elektron.

a. Jumlah proton = jumlah elektron = 16


maka nomor atom A = 16

b. Jumlah proton = jumlah elektron = 28


maka nomor atom B = 28
15Kimia Anorganik

c. Jumlah elektron ion C 2- = 10, ini adalah setelah menerima 2 buah


elektron. Dalam keadaan netral (sebelum menerima 2 buah
elektron) jumlah elektron = 10 – 2 = 8
Dalam keadaan netral :
jumlah proton = jumlah elektron = 8, maka nomor atom C = 8.

d. Dengan cara yang sama maka jumlah elektron dalam keadaan


netral :
16 – 1 = 15., maka nomor atom D = 15

e. Jumlah elektron ion E3+ =14, ini setelah melepaskan 3 buah


elektron. Jadi jumlah elektron sebelum melepaskan 3 buah elektron
(keadaan netral) sebanyak 14 + 3 =17.
Dalam keadaan netral :
Jumlah proton = jumlah elektron = 17, maka nomor atom E =17

f. Dengan cara yang sama jumlah elektron dalam keadaan netral = 10


+2 = 12.

3. Tentukan bilangan kuantum n dan ℓ untuk elektron yang terdapat pada


sub kulit :
a. 2s b. 4p c.5f d. 3d e. 2p
jawab :

a. 2s berarti kulit (n) = 2 dan sub kulit s mempunyai harga ℓ = 0


b. 4p maka n = 4 dan ℓ = 1
c. 5f maka n = 5 dan ℓ = 3
d. 3d maka n = 3 dan ℓ = 2
e. 2p maka n =2 dan ℓ = 1

4. Tentukan harga keempat bilangan kuantum n, ℓ, m, dan s untuk


elektron terakhir dari :
a. 14Si b. 27Co
jawab :

a. 14Si : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p2


Elektron terakhir adalah elektron ke-14, ini terdapat pada 3p2
tanda hitam adalah elektron ke-14
maka n = 3
ℓ = 1 (ingat sub kulit p)
m = 0 (orbital di tengah)
s = +½

b. 27Co : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d7


Elektron terakhir adalah elektron ke-27, ini terdapat pada 3d7
tanda hitam adalah elektron ke-27
maka n = 3 (3d berarti pada kulit 3)
ℓ = 2 (sub kulit d)
16Kimia Anorganik

m = -1 (satu orbital ke kiri dari orbital tengah)


s = -½ (ke arah bawah)
5. Berapa nomor atom unsur berikut yang mempunyai harga keempat
bilangan kuantum dari elektron terakhir sebagai berikut :
a. atom x dengan n = 2; ℓ = 1; m = 0; dan s = -1/2
b. atom y dengan n = 4; ℓ = 0; m = 0; dan s = +1/2
jawab :

a. n = 2 berarti sub kulit 2p dengan 3 buah orbital


ℓ =1
m = 0 elektron terletak pada orbital di tengah dengan arah
s = -1/2 elektron ke bawah

Jadi pada orbital tengah dan di kiri sudah berpasangan dan


orbital di kanan hanya satu elektron.

Digambarkan : ada 5 buah elektron.

Jadi elektron terakhir terletak pada sub kulit 2p5 maka konfigurasi
elektron atom X : 1s2 2s2 2p5
Nomor aton X = 9

b. n = 4 berarti sub kulit 4s dengan 1 buah orbital


ℓ =0
m = 0 elektron dengan arah ke atas, berarti hanya 1 buah
s = +1/2elektron

Jadi pada orbital tengah dan di kiri sudah berpasangan dan orbital
di kanan hanya satu elektron.

Digambarkan : elektron.terakhir pada 4s1


a. Konfigurasi elektron atom Y : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1
Nomor aton Y = 19

D. ISOTOP, ISOBAR, DAN ISOTON

1. Isotop
Salah satu teori atom Dalton menyatakan bahwa atom-atom dari unsur
yang sama memiliki massa yang sama. Pendapat Dalton ini tidak
sepenuhnya benar. Kini diketahui bahwa atom-atom dari unsur yang sama
dapat memiliki massa yang berbeda. Fenomena semacam ini disebut
isotop
Sebagai contoh, atom oksigen memiliki tiga macam isotop. Sebagian
besar atom oksigen di alam mengandung 8 proton dan 8 neutron dalam
intinya, sehingga massa atomnya 16. Tetapi ada pula atom oksigen,
sekalipun sedikit jumlahnya, yang mempunyai massa atom 17
17Kimia Anorganik

(mengandung 8 proton dan 9 neutron) serta massa atom 18 (mengandung 8


proton dan 10 neutron).
Isotop adalah unsur-unsur sejenis yang memiliki nomor atom sama
tetapi massa atom berbeda

contoh :
Isotop-isotop hidrogen = 11H, 12H , 13H
Isotop-isotop karbon = 612C, 613C , 614C
Isotop-isotop oksigen = 816O, 817 O, 818O

Semua unsur-unsur di alam terdiri dari isotop-isotop. Ada unsur yang


memiliki dua isotop, ada yang tiga macam, bahkan ada yang lebih banyak
macamnya. Unsur yang terbanyak yang memiliki isotop adalah timah yaitu
10 isotop.
Suatu unsur selalu merupakan campuran isotop-isotop unsur tersebut.
Mereka sukar dipisahkan satu sama lain, sebab mereka merupakan unsur-
unsur sejenis yang sudah tentu memiliki sifat yang persis sama. Oleh
karena, masing-masing isotop memiliki massa atom yang berbeda, maka
harga massa atom suatu unsur yang dipakai dalam perhitungan kimia
adalah massa atom rata-rata dari sebuah isotop unsur tersebut.

2. Isobar
Kelompok nuklida yang memiliki nomor massa A sama, tetapi
berbeda nomor atomnya, Z, disebut sebagai isobar atau isobar adalah atom
dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom yang berbeda), tetapi
mempunyai nomor massa yang sama.

contoh :
14
6 C dengan 714N; 1124Na dengan 12
24
Mg

3. Isoton
Atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom berbeda).
Tetapi mempunyai jumlah neutron sama disebut isoton.
Contoh:
13 14 31 32
6 C dengan 7 N; 15 P dengan 16 S
18Kimia Anorganik

E. EVALUASI
1. Sebutkan nama, muatan, massa serta penemu partikel dasar penyusun
atom. Sebutkan pula letak masing-masing partikel tersebut dalam atom !
2. Bagaimana sifat berikut dapat diketahui ?
a. bahwa sinar katode merupakan radiasi partikel !
b. bahwa sinar katode bermuatan negatif !
3. Sebutkan sifat-sifat yang dimiliki sinar katode !
4. Bagaimana Thomson dapat menyimpulkan bahwa elektron merupakan
partikel dasar yang menyusun setiap atom !
5. Mengapa Thomson sampai pada kesimpulan bahwa atom merupakan bola
pejal yang bermuatan positif, sedangkan elektron tersebar di dalam bola
itu, dan bukan sebaliknya muatan positif yang tersebar, sedangkan
bolanya yang bermuatan negatif ?
6. Apa sebabnya Rutherford meramalkan bahwa ada neutron?
7. Mengapa massa proton dianggap 1 sedangkan massa elektron dianggap 0
sma!
8. Pada suatu percobaan penentuan muatan elektron, ditemukan nilai-nilai
tetesan minyak sebagai berikut :
3,2 x 10-19
4,8 x 10-19
6,4 x 10-19
Berdasarkan data tersebut, berapakah muatan dari satu elektron? Jelaskan
muatan masing-masing elektron tersebut !
9. Simpulkanlah sifat-sifat sinar terusan !
10. Tentukanlah nilai e/m untuk proton !
11. Bagaimana mungkin gas yang berbeda menghasilkan sinar katode yang
sama, tetapi terusannya berbeda !
12. Sebutkan beberapa produk yang menggunakan prinsip tabung katoda !
13. Jelaskan perbedaan antara ;
a. atom hidrogen dan proton
b. proton dan neutron
14. Jari-jari atom hidrogen adalah 0,0529 nm dan jari-jari proton adalah 1,5 x
10-15 m. Seandainya baik atom hidrogen maupun proton berbentuk bola,
hitunglah persentase volum atom hidrogen yang diisi oleh inti atom
hidrogen!
15. Sebutkan gagasan utama dalam :
a. Teori atom Dalton
b. Teori atom Thomson
c. Teori atom Rutherford
d. Teori atom Bohr
e. Teori atom Modern
16. Sebutkan kelemahan-kelemahan teori atom sampai timbulnya teori atom
modern!
17. Jelaskan bagaimana eksperiman hamburan sinar alfa oleh lempeng tipis
logam menunjukkan bukti bahwa muatan positif dalam atom terpusat pada
inti yang rapat dan sangat kecil !
18. Jelaskan arti nomor atom dan nomor massa !
19Kimia Anorganik

19. Tentukanlah lambang atom yang mempunyai nomor atom :


a. 21
b. 35
20. Tentukanlah notasi atom yang mempunyai :
a. nomor atom 12 dan nomor massa 24
b. jumlah proton 19 dam jumlah neutron 20
c. jumlah elektron 37 dan nomor massa 85
21. Tentukanlah jumlah proton, elektron, dan neutron dalam atom dengan
notasi sebagai berikut :
a. 2963Cu
b. 53127I
22. Lengkapilah tabel berikut :
No Unsur Notasi No.atom No.massa proton elektron neutron
24
1 11 Na
2 14 15
3 31 16
4 Cl 18
5 29 65
6 35 45
7 65 30
8 53 127
9 75 33

23. Diketahui massa 1 atom O = 2,657 x10 –23 gram dan massa satu atom C-12
= 1,99 x 10-23 gram. Berapakah massa atom relatif oksigen !
24. Diketahui massa rata-rata 1 atom unsur X = 2,66 x 10 -23 gram dan 1 atom
unsur Y = 6,64 x 10-23 gram, sedangkan massa 1 atom C-12 = 1,99 x 10 -23
gram. Tentukanlah massa atom relatif (Ar) unsur X dan Y tersebut!
25. Diketahui massa atom relatif (Ar) Na = 23, Berapakah massa rata-rata dari
1 atom natrium dinyatakan dalam
a. sma
b. gram
26. Diketahui massa atom relatif Cu = 63,5.
a. Berapakah sma massa 2 atom tembaga ?
b. Berapa gram massa 1000 atom tembaga ?
c. Apakah ada atom tembaga yang bermassa 63,5 sma ? Jelaskan !
27. Karbon alam terdiri atas isotop C-12 (98,9%) dan C-13 (1,1%). Hitunglah
massa atom relatif (Ar) karbon !
28. Silikon alam terdiri atas isotop Si-28 (92,23%), Si-29 (4,67%), dan Si-30
(3,10%). Apabila massa atom Si-28, Si-29, dan Si-30 berturut-turut adalah
27,977 sma, 28,976 sma, dan 29,974 sma. Hitunglah massa atom relatif
(Ar) silikon !
29. Tembaga terdiri dari isotop Cu-63 dan Cu-65. Massa atom relatif (Ar)
tembaga adalah 63,4. Tentukan kelimpahan isotop Cu-63 !
30. Boron terdiri atas isotop B-10 (massa atom = 10,01 sma) dan B-11 (massa
atom = 10,01 sma). Jika diketahui massa atom relatif (Ar) boron adalah
10,81. Tentukanlah kelimpahan isotop B-11 !
20Kimia Anorganik

31. Tentukan jumlah elektron, proton dan neutron di dalam isotop-isotop ini,
a. 1940K
56
b. 27 Fe
70
c. 31 Ga
235
d. 92 U
231
e. 90 Th
32. Suatu atom mempunyai jumlah proton 15 dan jumlah neutron 16, berapa
massa atom dan jumlah elektronmya ?
33. Apa yang dimaksud dengan orbital ?
34. Sebutkan keempat bilangan kuantum dan bagaimana ketentuannya!
35. Sebutkan prinsip Aufbau, Prinsip Pauli dan aturan Hund !
36. Tentukan keempat bilangan kuantum untuk elektron terakhir dari :
a. 13Al
b. 26Fe
c. 15P
d. 17Cl3+
e. 8O-
37. Tentukan nomor atom berikut :
a. x : 1s2 2s2 2p3
b. y- : 1s2 2s2 2p5
c. Z2+ : 1s2 2s2 2p4
d. Elektron terakhir dengan n = 3 , l=1, m = +1 dan s = -1/2
e. Elektron terakhir dengan n = 4 , l=2, m = 0 dan s = +1/2
38. Tuliskan konfigurasi elektron masing-masing atom di bawah ini :
a. bromin (35Br)
b. titanium (40Ti)
c. barium (56Ba)
d. emas (79Au)
e. timbal (82Pb)

39. Tentukan konfigurasi elektron masing-masing ion berikut :


a.. Mg2+ (Z = 12)
b. Cl- (Z = 17)
c. Fe3+ (Z = 26)
d. Cu2+ (Z = 29)
e. As3- (Z = 33)
21Kimia Anorganik

40. Tentukan diagram orbital dari :


a. atom S (Z=16)
b. ion Cr3+ (Z= 24)
c. atom Ni (Z= 28)
d. ion Br- (Z= 35)
41. a. Berapakah bilangan kuantum n dan l dari elektron pada subkulit 4p?
b. Mungkinkah suatu elektron mempunyai bilangan kuantum n=3 dan l=3?
42. Apakah yang dimaksud dengan :
a. Konfigurasi elektron ?
b. Elektron valensi ?
43. Tulislah konfigurasi elektron unsur beriut :
a. N e. Kr
b. Al f. Rb
c. Cl g. Ge
d. Ca h. Ti
Nyatakan jumlah kulit serta jumlah elektron valensi masing-masing unsur
tersebut!
44. Suatu unsur mempunyai 3 kulit dan 5 elektron valensi. Berapakah nomor
atom unsur itu !
45. Tentukan konfigurasi elektron dari unsur yang terletak pada :
a. periode 3, golongan VIIA
b. periode 4, golongan IIA
c. periode 4, golongan IVA
d. periode 5, golongan IIIA
46. Diketahui konfigurasi elektron unsur :
P : 2, 8, 2
Q : 2, 8, 18, 5
a. Tentukan elektron valensinya!
b. Tentukan letak unsur itu dalam sistem periodik !
47. Jelaskan apa yang dimaksud dengan isotop, isobar dan isoton !
48. Kelompokkan atom-atom berikut ke dalam isotop, isobar, dan isoton :
12 15 18
6 C 7 N 8 O

14 14 16
7 N 6 C 8 C
49. Karbon alam terdiri dari dua isotop, yaitu C-12 dan C-13, apakah
perbedaan di antara kedua isotop karbon itu ?
50. Tembaga di alam mempunyai dua isotop : 2963 Cu dan 2965 Cu. Jika massa
atom tembaga adalah 63,5, hitunglah kelimpahan masing-masing isotop!
22Kimia Anorganik

BAB II
SISTEM PERIODIK UNSUR

A. PERKEMBANGAN SISTEM PERIODIK UNSUR


Ketika unsur yang dikenal sudah cukup banyak, para ahli berupaya
membuat pengelompokan sehingga unsur-unsur itu tertata dengan baik.
Puncak dari usaha-usaha tersebut adalah tercapainya suatu daftar yang disebut
sistem periodik unsur-unsur. Sistem periodik mengandung banyak sekali
informasi tentang sifat-sifat unsur, sehingga sangat membantu kita dalam
mempelajari unsur-unsur yang kini jumlahnya tidak kurang dari 114.
Hingga akhir abad 18, hanya dikenal penggolongan unsur atas logam dan
nonlogam. Sekitar dua puluh jenis unsur yang dikenal pada masa itu tampak
mempunyai sifat yang berbeda satu dengan yang lainnya. Suatu
perkembangan baru terjadi pada awal abad 20, yakni ketika John Dalton
mengemukakan teorinya tentang atom. Menurut Dalton, setiap unsur-unsur
mempunyai atom-atom dengan sifat-sifat tertentu yang berbeda dari atom
unsur lainnya. Salah satu perbedaan atom-atom unsur itu adalah massanya.
Akan tetapi, Dalton belum dapat menentukan massa atom.
Atom mempunyai massa yang amat kecil. Para ahli pada masa itu belum
dapat menentukan massa atom individu. Sebagai gantinya mereka
menggunakan massa atom relatif, yaitu perbandingan massa atom-atom yang
satu terhadap atom yang lainnya. Metode penentuan massa atom relatif
dikemukakan oleh Berzelius (1814) dari Swedia dan P. Dulong dan A. Petit
(1819), keduanya dari Perancis. Berzelius maupun Dulong dan Petit
menentukan massa atom relatif berdasarkan kalor jenis unsur. Massa atom
relatif merupakan sifat penting unsur dan merupakan sifat spesifik, karena
setiap unsur mempunyai massa atom relatif tertentu yang berbeda dari unsur
lainnya. Doberainer, Newlands, Mendeleev, dan Lothar Meyer membuat
pengelompokan unsur berdasarkan massa atom relatif.

1. Triade Dobereiner
Pada tahun 1829. Johan Wolfgang Dobereiner, seorang professor kimia di
Jerman, mengemukakan bahwa massa atom relatif strontium sangat dekat
dengan massa rata-rata dari dua unsur lain yang mirip dengan strontium, yaitu
kalsium dan barium. Dobereiner juga menemukan beberapa kelompok unsur
lain seperti itu. Oleh karena itu, Dobereiner mengambil kesimpulan bahwa
unsur-unsur dapat dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompok tiga unsur
yang disebutnya triade. Namun sayang, Dobereiner tidak berhasil
menunjukkan cukup banyak triade sehingga aturan tersebut bermanfaat.

Rata-rata Ar
Triade Ar unsur pertama dan
ketiga
Kalsium 40 (40 + 137)
Stronsium 88 = 88,5
Barium 137 2
23Kimia Anorganik

Meskipun gagasan Dobereiner tidak begitu berhasil, tetapi hal itu


merupakan upaya pertama dalam penggolongan unsur.
Beberapa triade yang pernah diusulkan Dobereiner diberikan pada
gambar berikut:

Li
Na Cl
K Ca Br
Sr I
Ba

Contoh soal :

Litium, Natrium dan Kalium merupakan suatu triade dengan urutan Li


– Na – K. Jika diketahui massa atom relatif litium adalah 6,941 dan kalium
adalah 39,10, berapakah massa atom relatif natrium? Bandingkan jawaban
anda dengan data dalam tabel peroidik.

Jawab:

Massa atom relatif unsur kedua dalam suatu triade sama dengan rata-rata
dari massa atom relatif unsur pertama dan ketiga. Jadi, massa atom relatif
natrium sama denga rata-rata dari massa atom relatif litium dan kalium.

Ar Li + Ar K 6,94 + 39,10
Ar Na = = = 23,2
2 2
Massa atom relatif natrum (menurut data dalam tabel periodik) = 22, 99.

2. Hukum Oktaf Newlands


Pada tahun 1864 seorang ahli kimia dari Inggris bernama A. R. Newlands
mengumumkan penemuannya yang disebut hukum oktaf. Newlands
menyusun unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya. Ternyata unsur
yang berselisih 1 oktaf (unsur ke-1 dan ke-8, unsur ke-2 dan ke-9, dan
seterusnya) menunjukkan kemiripan sifat. Daftar unsur yang disusun
Newlands berdasarkan hukum oktaf diberikan pada tabel berikut :
1. H 2. Li 3. Be 4. B 5. C 6. N 7. O
8. F 9. Na 10. Mg 11. Al 12. Si 13. P 14. S
15. Cl 16. K 17. Ca 18. Ti 19. Ti 20. Mn 21. Fe
22. Co & Ni 23. Cu 24. Zn 25. Y 26. In 27. As 28. Se

Hukum oktaf Newlands ternyata hanya berlaku untuk unsur-unsur ringan


sampai dengan kalsium (Ar = 40). Jika diteruskan, ternyata kemiripan sifat
terlalu dipaksakan. Misalnya, Ti mempunyai sifat yang cukup berbeda dengan
Al dan B.
24Kimia Anorganik

3. Sistem Periodik Mendeleev


Pada tahun 1869, Seorang sarjana asal Rusia bernama Dmitri Ivanovich
Mendeleev, berdasarkan pengamatannya terhadap 63 unsur yang sudah dikenal
ketika itu, menyimpulkan bahwa sifat-sifat unsur adalah fungsi periodik dari
massa atom relatifnya. Artinya, jika unsur-unsur disusun menurut kenaikan
massa atom relatifnya, maka sifat tertentu mempunyai kemiripan sifat dalam
satu lajur vertikal, yang disebut golongan. Lajur-lajur horizontal, yaitu lajur
unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya, disebut periode.
Daftar periodik Mendeleev yang dipublikasikan tahun 1872 diperlihatkan pada
gambar dibawah ini :

Sebagaimana dapat dilihat pada tabel diatas Mendeleev mengosongkan


beberapa tempat. Hal itu dilakukan untuk menetapkan kemiripan sifat dalam
golongan. Sebagai contoh, Mendeleev menempatkan Ti (A r =48) pada
golongan IV dan membiarkan golongan III kosong karena Ti lebih mirip
dengan C dan Si, daripada B dan Al. Mendeleev yakin masih ada unsur yang
belum dikenal yang akan menempati golongan III tersebut. Bahkan
Mendeleev meramalkan sifat dari unsur yang belum dikenal itu. Perkiraan
tersebut didasarkan pada sifat unsur lain yang sudah dikenal, yang letaknya
berdampingan baik secara mendatar maupun secara tegak. Ketika unsur yang
diramalkan itu ditemukan, ternyata sifatnya sangat sesuai dengan ramalan
Mendeleev. Salah satu contoh adalah germanium (Ge) yang ditemukan pada
tahun 1886, yang oleh Mendeleev dinamai ekasilikon.

Perbandingan sifat-sifat ekasilikon dengan germanium


Sifat Ekasilikon Germanium
Warna Abu-abu Putih abu-abu
Massa atom relatif 72 72,59
Massa jenis (g cm-3) 5,5 5,36
Kalor jenis (j g-1 k-1) 0,31 0,31
Rumus oksida XO2 GeO2
Massa jenis oksida (g cm-3) 4,7 4,70
Rumus klorida Cl4 GeCl4
Massa jenis klorida (g cm-3) 1,9 1,84
25Kimia Anorganik

1. Sistem Periodik Modern dan Henry G. Moseley


Pada awal abad 20, pengetahuan kita terhadap atom mengalami
perkembangan yang sangat mendasar. Para ahli menemukan bahwa atom
bukanlah sesuatu partikel yang tak terbagi melainkan terdiri partikel yang
lebih kecil yang disebut partikel dasar atau partikel subatom. Kini atom
diyakini terdiri dari tiga jenis partikel dasar, yaitu proton, elektron dan
neutron. Jumlah proton merupakan sifat khas dari unsur, artinya setiap unsur
mempunyai jumlah proton tertentu yang berbeda dari unsur lainnya. Jumlah
proton dalam satu atom ini disebut nomor atom.
Pada tahun 1914, Henry G. Mosely (1887-1915; ahli yang menemukan
cara menentukan nomor atom), menemukan bahwa sifat-sifat unsur
merupakan fungsi periodik dari nomor atomnya. Urutan-urutan unsur seperti
yang disusun oleh Mendeleev sesuai dengan kenaikan nomor atomnya.
Penempatan telerium (Ar = 128) dan iodin (Ar = 127) yang tidak sesuai
dengan kenaikan massa atom relatif, ternyata sesuai dengan kenaikan nomor
atomnya. (nomor atom Te = 52; I = 53).

B. SIFAT PERIODIK UNSUR


Sifat periodik adalah sifat yang berubah secara beraturan sesuai
dengan kenaikan nomor atom, yaitu dari kiri ke kanan dalam satu periode,
atau dari atas ke bawah dalam satu golongan. Sifat-sifat periodik yang akan
dibahas meliputi jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron,
keelektronegatifan.

1. Keperiodikan Jari-Jari Atom.


Jari-jari atom adalah jarak dari inti hingga kulit elektron terluar. Lihat
gambar .

Na
Mg
Na+ Mg2+

72 pm
186 pm 160 pm 99 pm

Jari-jari atom ditentukan oleh jumlah kulit dan muatan inti. Makin
banyak jumlah kulit, makin besar jari-jari atom, sebaliknya, makin besar
muatan inti, makin kuat daya tariknya terhadap elektron sehingga jari-jari
atom akan berkurang.

2. Keperiodikan Energi Ionisasi


Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepas satu
elektron dari suatu atom netral dalam wujud gas sehingga terbentuk ion
berwujud gas dalam muatan +1. Energi ionisasi dinyatakan dalam KJmol-1
26Kimia Anorganik

fgbr usu erl27

Gambar tersebut menunujukkan bahwa energi ionisasi unsur-unsur


dalam satu periode dari kiri ke kanan makin besar, sedangkan energi
ionisasi unsur-unsur segolongan dari atas ke bawah makin kecil. Hal
tersebut terjadi karena :
Energi ionisasi merupakan energi yang diperlukan untuk melawan
gaya tarik inti terhadap elektron, sehingga elektron dapat terlepas dari
atomnya. Jadi, jika jarak antara elektron dengan inti semakin jauh, maka
energi yang diperlukan untuk melawan gaya tarik inti semakin kecil dan
itu berarti energi ionisasinya kecil.
Kesimpulan yang dapat ditarik adalah makin panjang jari-jari atom
atau ion makin kecil energi ionisasinya.

3. Energi Ionisasi Berlanjut.


Energi yang diperlukan untuk melepas elektron kedua, ketiga dan
seterusnya disebut energi ionisasi tingkat kedua, ketiga dan seterusnya.
Energi ionisasi tingkat pertama hingga keempat dari berilium (z=4)
berturut-turut adalah 899, 1.757, 14.848, dan 21.006 kJ mol -1. Proses yang
menyertainya dapat ditulis sebagai berikut :

Ionisasi tingkat pertama : Be(g) + 899kJ Be+(g) + e


Ionisasi tingkat kedua : Be+(g) + 1757kJ Be2+(g) + e
Ionisasi tingkat ketiga : Be2+(g) + 14.848kJ Be3+(g) + e
Ionisasi tingkat keempat: Be3+(g) + 21.006kJ Be4+(g) + e

I-1 I-2 I-3 I-4


Be 2 2 Be+ 2 1 Be2+ 2 Be3+1 Be4+

(I-1, I-2,… adalah ionisasi tingkat pertama, kedua, dan seterusnya)


energi ionisasi berlanjut dari beberapa unsur diberikan pada tabel berikut :

Pertama Kedua Ketiga Keempat Kelima Keenam Ketujuh


H 1312 `
He 3272 5250
Li 520 7298 11815
Be 899 1757 14848 21006
B 801 2427 3660 25025 32826
C 1.086 2353 4620 6222 37289 47276
N 1.402 2857 4578 7475 9445 53265 64358
O 1.314 3388 5300 7469 10989 13326 71333
F 1681 3374 6020 8407 11022 15164 17876
Ne 2081 3952 6122 9370 12177 15238 19998
27Kimia Anorganik

4. Afinitas Elektron
Afinitas elektron adalah energi yang menyertai penambahan 1
elektron pada satu atom netral dalam wujud gas sehingga terbentuk ion
bermuatan –1. Afinitas elektron juga dinyatakan dalam kJ mol –1. Jika ion
negatif yang terbentuk bersifat stabil, maka proses penyerapan elektron itu
disertai pelepasan energi dan afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda
negatif. Akan tetapi, jika ion negatif yang terbentuk tidak stabil, maka
proses penyerapan elektron akan membutuhkan energi dan afinitas
elektronnya dinyatakan dengan tanda positif. Jadi, unsur yang mempunyai
afinitas elektron bertanda negatif mempunyai kecenderungan lebih besar
menyerap elektron daripada unsur yang afinitas elektronnya bertanda
positif. Makin negatif nilai afinitas elektron berarti makin besar
kecenderungan menyerap elektron. Afinitas elektron unsur-unsur golongan
utama diberikan pada tabel dibawah. Ternyata keperiodikan afinitas
elektron lebih bervariasi daripada energi ionisasi. Walaupun demikian
dapat disimpulkan kecenderungannya sebagai berikut.

IA IIA IIIA IVA VA VIA VIIA VIIIA


periode 1 H He
-73 21
periode 2 Li Be B C N O F Ne
-60 240 -27 -122 0 -141 -328 29
periode 3 Na Mg Al Si P S Cl Ar
-53 230 -44 -134 -72 -200 -349 35
periode 4 K C Ga Ge As Se Br Kr
-48 156 -30 -120 -77 -195 -325 39
periode 5 Rb Sr In Sn Sb Te I Xe
-47 168 -30 -121 -101 -190 -295 41
periode 6 Cs Ba Ti Pb Bi Po At Rn
-45 52 -30 -110 -110 -180 -270 41

1. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah afinitas elektron cenderung


berkurang.
2. Dalam satu periode, dari kiri ke kanan afinitas elektron cenderung
bertambah.
3. Kecuali unsur alkali tanah dan gas mulia, semua unsur golongan utama
mempunyai afinitas elektron bertanda negatif. Afinitas elektron
terbesar dimiliki oleh golongan halogen.

5. Keelektronegatifan
Setiap unsur mempunyai kecenderungan yang berbeda dalam hal
menarik elektron. Hal ini dicerminkan oleh nilai afinitas elektron dan
energi ionisasi. Afinitas elektron mencerminkan kecenderungan suatu atom
(dalam bentuk gas) menyerap elektron membentuk ion negatif; sedangkan
energi ionisasi mencerminkan kecenderungan atom (juga dalam bentuk
gas) melepas elektronnya membentuk ion positif.
28Kimia Anorganik

Keelektronegatifan adalah suatu bilangan yang menyatakan


kecenderungan dari suatu unsur menarik elektron kepihaknya relatif
terhadap atom lainnya. Bayangkan jika atom H dan atom F sama-sama
menarik elektron (lihat gambar), apakah kedua atom itu mempunyai daya
tarik yang sama? jika tidak, atom manakah yang menarik lebih kuat ?

H : F

Dalam skala keelektronegatifan yang di buat oleh Linus Pauling,


hidrogen mempunyai keelektronegatifan 2, 1, sedangkan flourin 4. Jadi,
daya tarik elektron H : F = 2,1 : 4.

Keelektronegatifan unsur-unsur menurut Linus Pauling

6. Logam dan Nonlogam Dalam Sistem Periodik.


Sifat kimia logam dikaitkan dengan keelektropositifan, yaitu
kecenderungan melepas elektron membentuk ion positif. Makin mudah
melepas elektron, makin kuat sifat logam. Sebaliknya, sifat non logam
dikaitkan dengan kecenderungan menarik elektron. Makin kuat menarik
elektron makin kuat sifat non logam.
29Kimia Anorganik

C. EVALUASI
1. Klorin, bromin, dan iodin merupakan satu triade. Jika diketahui massa
atom relatif klorin dan iodin berturut-turut adalah 35,45 dan 126,9.
Tentukan massa atom relatif bromin !
2. Sesuai dengan tabel oktaf Newlands, sebutkan unsur-unsur yang
mempunyai kemiripam sifat dengan magnesium. Bagaimanakah
kedudukan unsur-unsur itu dalam sistem periodik modern !
3. Li, Na, K dan Cu masing-masing berselisih satu oktaf dalam daftar
Newlands. Jika dibandingkan dengan sistem periodik modern, manakah
satu di antara keempat unsur itu yang sifatnya paling berbeda dari yang
lainnya ? Jelaskan jawabanmu !
4. Berapakah jumlah periode dan berapakah jumlah golongan dalam sistem
periodik Mendeleev ?
5. Setelah kalsium, unsur dengan nomor atom lebih besar yang sudah
dikenal pada masa Mendeleev adalah titanium (Ti). Mengapa Mendeleev
menempatkan titanium digolongan IV dan mengosongkan golongan III ?
6. Perhatikan sifat-sifat ekasilikon yang diramalkan oleh Mendeleev.
a. Bagaimana Mendeleev meramalkan massa atom relatif unsur itu 72 ?
b. Bagaimana pula Mendeleev meramalkan rumus oksida dan
kloridanya ?
7. Kemukakan sumbangan masing-masing ahli berikut dalam usaha
pengelompokan unsur-unsur.
a. Doberainer b. Newlands c. Mendeleef d.
Moseley
8. Apakah dasar pengelompokan unsur yang dilakukan oleh:
a. Doberainer b. Newlands c. Mendeleef d.
Moseley
9. Apakah kelemahan Hukum Oktaf dari Newlands ? Mengapa hal itu terjadi
?
10. Kemukakan kelemahan dan kelebihan Sistem Periodik Mendeleev ?
11. Mendeleev menempatkan arsen (As) dalam golongan V dan membiarkan
golongan III dan IV kosong. Mengapa Mendeleev melakukan hal itu ?
12. Tentukan letak (periode dan golongan) dari unsur-unsur berikut dalam
sistem periodik !
a. oksigen b. natrium c. titanium d.
uranium
13. Unsur apakah yang terdapat pada :
a. periode 3 golongan IV A
b. periode 4 golongan III B
c. periode 5 golongan VII A
d. periode 4 golongan VII B
30Kimia Anorganik

14. Tentukan apakah unsur berikut termasuk unsur golongan utama, transisi
atau transisi dalam !
a. magnesium b. kripton c. zink d.
uranium
15. Tentukan nomor periode unsur P, Q, R dan S jika diketahui nomor
atomnya adalah 8, 15, 33 dan 56.
16. Tentukan nomor golongan dari kolom 1 hingga kolom 18 !
17. Tentukan nomor periode dan golongan unsur-unsur berikut :
a. Mg (Z=12) b. Sr (Z=38) c. As (Z=33) d. I
(Z=53)
18. Bagaimanakah kecenderungan jari-jari atom dalam satu golongan?
19. Bagaimana pula kecenderungan jari-jari atom dalam satu periode?
20. Unsur A dan B berturut-turut mempunyai nomor atom 11 dan 18. Unsur
mana mempunyai jari-jari atom lebih besar? jelaskan mengapa demikian !
21. Urutkanlah unsur-unsur berikut menurut kenaikan jari-jari atomnya,
dimulai dari yang
22. Diantara Na dan Cl, manakah yang mempunyai energi ionisasi lebih
besar? Jelaskan jawabanmu!
23. Diantara Na dan K, mana yang lebih mudah membentuk ion positif?
Jelaskan jawabanmu!
24. Urutkanlah unsur-unsur periode 2 menurut kenaikan energi ionisasinya,
dimulai dari yang terkecil!
25. Susunlah unsur-unsur berikut menurut energi ionisasinya, dimulai dari
yang terkecil :
A (Z=3) B (Z=4) C (Z=6) D (Z=11) E (Z=19)
26. Apakah yang dimaksud dengan energi ionisasi tingkat kedua ? Mengapa
energi ionisasi tingkat kedua lebih besar dibanding energi ionisasi tingkat
pertama ?
27. Unsur manakah mempunyai keelektronegatifan lebih besar, B (Z=5) atau
O (Z=8). Jelaskan !
28. Unsur manakah yang mempunyai keelekronegatifan lebih besar , F (Z=9)
atau Br (Z=35). Jelaskan !
29. Susunlah unsur-unsur berikut menurut bertambahnya nilai
keelektronegatifan, dimulai dari yang paling kecil : flourin, fosforous,
klorin, dan belerang !
30. Berdasarkan jenis unsurnya (logam dan nonlogam), manakah mempunyai
keelektronegatifan lebih besar, natrium atau klor? Jelaskan !
31. Jelaskan dengan singkat apa yang dimaksud dengan :
a. jari-jari atom
b. energi ionisasi
c. afinitas elektron
d. keelektronegatifan
32. Jelaskan dengan singkat hubungan antara :
a. jumlah kulit dengan jari-jari atom
b. muatan inti dengan jari-jari atom unsur seperiode
c. energi ionisasi dengan jari-jari atom
d. energi ionisasi dengan jari-jari atom energi ionisasi dengan jari-jari
atom
31Kimia Anorganik

33. Lengkapilah daftar berikut (untuk unsur periode 1 sampai 6) :

Sifat periodik Dari atas ke Dari kiri ke Terbesar Terkecil


bawah kanan
Jari-jari atom
Energi ionisasi
Afinitas elektron
Keelektronegatifan

34. Ditentukan beberapa unsur sebagai berikut :


H (Z=1); He (Z=2); Li (Z=3);
Be (Z=4); F (Z=9); Ne (Z=10);
Na (Z=11); dan Ar (Z=18).
Diantara unsur tersebut, unsur manakah yang mempunyai :
a. jari-jari atom terbesar ?
b. energi ionisasi terbesar ?
c. afinitas elektron terbesar ?
d. titik didih tertinggi ?
35. Diantara unsur Li (Z=3),Be (Z=4), dan (Z=5), unsur manakah yang
mempunyai :
a. Energi ionisasi tingkat pertama terbesar ?
b. Energi ionisasi tingkat kedua terbesar ?
Jelaskan !
36. Ditentukan beberapa unsur dengan konfigurasi elektron sebagai berikut :
P:2 R : 2, 4 T : 2, 8
Q: 2, 7 S : 2, 8, 1

Diantara unsur tersebut, unsur manakah :


a. mempunyai jari-jari atom terbesar ?
b. mempunyai energi ionisasi terbesar ?
c. mempunyai afinitas elektron terbesar ?
d. merupakan logam?
e. merupakan nonlogam?
f. merupakan metaloid ?
32Kimia Anorganik

37. Energi ionisasi dari 9 unsur yang bernomor atom berurutan ditunjukkan
dalam gambar berikut :

energi ionisasi
A
C
H I
B F
G
E
Nomor proton

a. Unsur manakah yang terletak dalam satu golongan?


b. Unsur manakah mempunyai jari-jari atom terbesar?
c. Jelaskan mengapa energi ionisasi ?
(i) A lebih besardaripada B ?
(ii) A lebih besar daripada I ?
d. Unsur manakah merupakan unsur nonlogam yang paling reaktif?
38. Kereaktifan logam berkaitan dengan kecenderungan melepas elektron,
sedangkan kereaktifan nonlogam berkaitan kecenderungan menarik
elektron. Bandingkanlah kereaktifan antara :
a. Na dengan Mg c. Cl dengan Ar
b. Na dengan Cl d. F dengan Br
Jelaskan !
33Kimia Anorganik

BAB III
KIMIA UNSUR

A. GOLONGAN I-A
Golongan I-A terdiri dari tujuh unsur yaitu Hidrogen, Litium, Natrium,
Kalium, Rubidium, Sesium dan Fransium. Golongan ini tersusun berdasarkan
akhiran konfigurasinya, dan dikenal sebagai dengan logam alkali karena
tersusun dari unsur logam, walaupun unsur Hidrogen tidak termasuk ke dalam
katagori logam.

1. Hidrogen
Hidrogen (bahasa Latin: hydrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air,
genes: membentuk) adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki
simbol H dan nomor atom 1. Pada suhu dan tekanan standar, hidrogen
tidak berwarna, tidak berbau, bersifat non-logam, bervalensi tunggal, dan
merupakan gas diatomik yang sangat mudah terbakar. Dengan massa atom
1,00794 amu, hidrogen adalah unsur teringan di dunia.

Hidrogen juga adalah unsur paling melimpah dengan persentase kira-kira


75% dari total massa unsur alam semesta. Kebanyakan bintang dibentuk
oleh hidrogen dalam keadaan plasma. Senyawa hidrogen relatif langka dan
jarang dijumpai secara alami di bumi, dan biasanya dihasilkan secara
industri dari berbagai senyawa hidrokarbon seperti metana. Hidrogen juga
dapat dihasilkan dari air melalui proses elektrolisis, namun proses ini
secara komersial lebih mahal daripada produksi hidrogen dari gas alam

Gas hidrogen sangat mudah terbakar dan akan terbakar pada konsentrasi
serendah 4% H2 di udara bebas. Entalpi pembakaran hidrogen adalah -286
kJ/mol[14]. Hidrogen terbakar menurut persamaan kimia:

2 H2 ( g ) + O2 ( g ) ⟶ 2 H2O ( l ) + 572 k J ( 286 k J ⋅ m o l − 1 )

Ketika dicampur dengan oksigen dalam berbagai perbandingan, hidrogen


meledak seketika disulut dengan api dan akan meledak sendiri pada
temperatur 560 °C. Lidah api hasil pembakaran hidrogen-oksigen murni
memancarkan gelombang ultraviolet dan hampir tidak terlihat dengan
mata telanjang. Oleh karena itu, sangatlah sulit mendeteksi terjadinya
kebocoran hidrogen secara visual. Kasus meledaknya pesawat Hindenburg
adalah salah satu contoh terkenal dari pembakaran hidrogen. Karakteristik
lainnya dari api hidrogen adalah nyala api cenderung menghilang dengan
cepat di udara, sehingga kerusakan akibat ledakan hidrogen lebih ringan
dari ledakan hidrokarbon. Dalam kasus kecelakaan Hidenburg, dua pertiga
dari penumpang pesawat selamat dan kebanyakan kasus meninggal
disebabkan oleh terbakarnya bahan bakar diesel yang bocor.
34Kimia Anorganik

Peristiwa terbakarnya pesawat Hidenburg


H2 bereaksi secara langsung dengan unsur-unsur oksidator lainnya. Ia
bereaksi dengan spontan dan hebat pada suhu kamar dengan klorin dan
fluorin, menghasilkan hidrogen halida berupa hidrogen klorida dan
hidrogen fluorida, yang merupakan asam berbahaya.

Hidrogen adalah unsur yang paling melimpah di alam semesta ini dengan
persentase 75% dari barion berdasarkan massa dan lebih dari 90%
berdasarkan jumlah atom. Unsur ini ditemukan dalam kelimpahan yang
besar di bintang-bintang dan planet-planet gas raksasa. Awan molekul dari
H2 diasosiasikan dengan pembentukan bintang. Hidrogen memainkan
peran penting dalam pemberian energi bintang melalui reaksi proton-
proton dan fusi nuklir daur CNO.

Di seluruh alam semesta ini, hidrogen kebanyakan ditemukan dalam


keadaan atomik dan plasma yang sifatnya berbeda dengan molekul
hidrogen. Sebagai plasma, elektron hidrogen dan proton terikat bersama,
dan menghasilkan konduktivitas elektrik yang sangat tinggi dan daya
pancar yang tinggi (menghasilkan cahaya dari Matahari dan bintang lain).

Dalam keadaan normal di bumi, unsur hidrogen berada dalam keadaan gas
diatomik, H2. Namun, gas hidrogen sangatlah langka di atmosfer bumi (1
ppm berdasarkan volume) oleh karena beratnya yang ringan yang
menyebabkan gas hidrogen lepas dari gravitasi bumi. Walaupun demikian,
hidrogen masih merupakan unsur paling melimpah di permukaan bumi ini.
Kebanyakan hidrogen bumi berada dalam keadaan bersenyawa dengan
unsur lain seperti hidrokarbon dan air. Gas hidrogen dihasilkan oleh
beberapa jenis bakteri dan ganggang dan merupakan komponen alami dari
kentut. Penggunaan metana sebagai sumber hidrogen akhir-akhir ini juga
menjadi semakin penting.

H2 diproduksi di laboratorium kimia dan biologi, seringkali sebagai


produk sampingan dari reaksi lain; di industri untuk hidrogenasi substrat
tak jenuh; dan di alam sebagai sarana penyetara reaksi biokimia.
Logam-asam

Produksi gas Hidrogen dapat dilakukan dengan beberapa cara. Antara lain:
35Kimia Anorganik

Di laboratorium, H2 biasanya dibuat dengan mereaksikan asam non-


oksidator encer dengan beberapa logam yang reaktif seperti seng dengan
peralatan Kipp.
Zn + 2 H + ⟶ Zn 2 + + H2
Aluminium juga dapat menghasilkan H2 jika direaksikan dengan basa:
2 Al + 6 H2O + 2 OH − ⟶ 2 Al(OH)4 − + 3 H2

Elektrolisis air adalah metode sederhana produksi hidrogen. Arus listrik


lemah dialirkan melalui listrik, dan gas oksigen terbentuk di anoda
sementara gas hidrogen terbentuk di katoda. Biasanya katoda terbuat dari
platina atau logam inert lainnya ketika hidrogen diproduksi untuk
disimpan. Namun, jika gas akan dibakar di tempat, oksigen yang
dihasilkan harus mendukung pembakaran, sehingga kedua elektrode harus
terbuat dari bahan inert. (Besi, misalnya, akan teroksidasi, dan akibatnya
menurunkan jumlah oksigen yang dihasilkan.) Efisiensi maksimum teoritis
(listrik yang digunakan vs. nilai energetik hidrogen yang dihasilkan)
adalah antara 80–94%.
2 H2O ( l ) ⟶ 2 H2 ( g ) + O2 ( g )
Paduan aluminium dan galium dalam bentuk pelet yang ditambahkan ke
dalam air dapat digunakan untuk menghasilkan hidrogen. Proses ini juga
menghasilkan alumina, tetapi harga galium yang mahal, dengan sifatnya
yang dapat mencegah pembentukan lapisan oksida pada permukaan pelet,
membuatnya dapat digunakan ulang. Hal ini membawa implikasi penting
pada keekonomian hidrogen, karena hidrogen dapat diproduksi di tempat
dan tidak memerlukan transportasi.

Steam reforming, Hidrogen dapat diproduksi dalam beberapa cara, tetapi


proses paling penting secara ekonomis adalah penghilangan hidrogen dari
hidrokarbon. Hidrogen komersial biasanya diproduksi dengan cara steam
reforming gas alam. Pada tempratur tinggi (1,000 K (730 °C; 1,340 °F) –
1,400 K (1,130 °C; 2,060 °F)), steam (uap air) bereaksi dengan metana
menghasilkan karbon monoksida dan H2.

2. LOGAM-LOGAM ALKALI
Logam-logam alkali terletak di kolom paling kiri pada sistem perodik.
Unsur-unsur yang tergolong ke dalam alkali ditunjukkan pada tabel
berikut:

Nama Unsur Lambang Nomor Atom Konfigurasi elektron


Litium Li 3 1s2 2s2
Natrium Na 11 [Ne] 3s1
Kalium K 19 [Ar] 4s1
Rubidium Rb 37 [Kr] 5s1
Sesium Cs 55 [Xe] 6s1
Fransium Fr 87 [Rn] 7s1
36Kimia Anorganik

Dengan hanya memiliki satu elektron di kulit terluar, dapatlah


diramalkan bahwa atom logam alkali mudah sekali melepaskan satu
elektron, agar mempunyai struktur elektron yang stabil seperti kepunyaan
gas mulia. Kenyataannya, logam-logam alkali merupakan logam-logam
yang paling reaktif di antara semua golongan lainnya. Tidaklah aneh jika
logam-logam alkali tidak ditemukan di alam dalam keadaan unsur bebas,
melainkan selalu kita jumpai dalam bentuk senyawanya.
Nama “alkali” berasal adri bahasa arab, al-qali, yang artinya “abu”,
sebab para ilmuwan muslim pada abad pertengahan mendapatkan garam-
garam alkali dari abu tumbuhan laut yang dibakar.
a. Logam Alkali di Alam
Senyawa-senyawa alkali yang paling banyak terdapat di alam
adalah senyawa natrium dan kalium. Kedua unsur ini berturut-turut
menempati peringkat ke-6 dan ke-7 sebagai atom terbanyak pada kulit
bumi. Unsur alkali yang paling sedikit dijumpai adalah fransium,
sebab unsur ini bersifat radioaktif dengan waktu paruh 21 menit,
sehingga mudah berubah menjadi unsur lain.
Natrium terutama didapatkan pada air laut dalam bentuk garam
NaCl yang terlarut. Konsentrasi ion Na + pada air laut adalah 0,47
molar. Juga NaCl kita jumpai di beberapa daerah sebagai mineral padat
halit (batu karang NaCl).
Kalium terdapat di kulit bumi sebagai mineral silvit (KCl),
sendawa (KNO3). Dalam tumbuh-tumbuhan, kalium banyak
terkandung sebagai garam oksalat dan tartrat. Jika tumbuh-tumbuhan
diperabukan maka kita akan memperoleh K2CO3.
Adapun logam-logam alkali lainnya sedikit terdapat di alam.
Jumlah litium relatif lebih banyak daripada sesium dan rubidium.
Ketiga unsur ini terdapat dalam mineral fosfat trifilit, dan pada mineral
silikat lipidolit kita temukan litium yang bercampur dengan
aluminium.

b. Pembuatan logam alkali


Dalam senyawa-senyawanya, atom logam alkali selalu ada dalam
tingkat oksidasi +1. Oleh karena itu seluruh reaksi pembuatan logam
alkali dari senyawanya merupakan reaksi reduksi.
Logam-logam alkali semuanya dapat diperoleh dari elektrolisis
lelehan garam-garamnya. Biasanya yang digunakan adalah garam
halida, sebab memiliki titik leleh yang relatif rendah dibandingkan
dengan garam alkali lain.
Logam Li dibuat dengan elektrolisis campuran LiC-KCl cair (KCl
berfungsi menurunkan titik leleh). Logam Na diperoleh dengan cara
elektrolisis campuran NaCl-NaF cair. Juga logam K didapatkan dengan
elektrolisis campuran KCl-CaCl2 cair.
Perlu diingat bahwa elektrolisis terhadap larutan garam-garam di
atas tidak akan menghasilkan logam alkali, sebab harga potensial
reduksi logam-logam alkali jauh lebih negatif daripada potensial
37Kimia Anorganik

reduksi air! Sebagai contoh, pada elektrolisis larutan NaCl di katode


akan terjadi reaksi:

2H2O + 2e 2OH- +H2 Eo = -83 volt


dan bukan
Na+ + e Na Eo = -83 volt

Reaksi pembentukan logam Na ini hanya dapat terjadi pada


elektrolisis lelehan NaCl tanpa ada air.
Logam-logam alkali sangat reaktif. Ia mudah sekali bereaksi
dengan oksigen di udara. Oleh karena itu logam-logam alkali harus
disimpan dalam minyak tanah dan tidak dibiarkan lama di udara
terbuka.

3. SIFAT-SIFAT ALKALI
a. Sifat-sifat fisis
1) Semua logam alkali lunak, putih mengkilap seperti perak, dengan
titik leleh rendah. Logam-logam alkali dapat dipotong dengan
pisau, bahkan logam logam sesium dapat dilelehkan oleh panas
tubuh kita jika digenggam agak lama.
2) Logam-logam alkali akan memperlihatkan warna spektrum emisi
yang khas tatkala arus listrik dilewatkan melalui uap logam alkali
atau tatkala garam-garam alkali dibakar pada nyala api bunsen.

Unsur Warna nyala


Li merah karmin
Na kuning
K ungu
Rb merah
Cs biru

3) Beberapa sifat unsur alkali

Li Na K Rb Cs
Massa atom 7 23 39 85 133
Jari-jari atom (pm) 133 157 203 216 235
Kerapatan (g cm-3) 0,53 0,67 0,86 1,59 1,80
Titik leleh (oC) 180 98 64 39 30
Titik didih (oC) 1347 882 774 688 678
Keelektronegatifan 1,0 0,9 0,8 0,8 0,7
Energi ionisasi (kJ/mol) 520 498 418 418 376
Potensial elektrode (volt) -3,05 -2,71 -2,92 -2,93 -2,95
Jumlah isotop 2 1 3 2 1

b. Sifat-sifat kimia
Logam-logam alkali bersifat reduktor kuat. Hal ini tercermin dari
harga Eo yang sangat negatif. Sifat reduktor kuat dari logam alkali
38Kimia Anorganik

menyebabkan logam-logam alkali dapat bereaksi langsung dengan


halogen-halogen, hidrogen, belerang, dan fosforus.

2M + X2 2MX
alkali halida
2M + H2 2MH
alkali hidrida
2M + S M2S
alkali sulfida
3M + P M2P
alkali fosfida
Litium dapat bereaksi dengan nitrogen pada suhu biasa, sedangkan
logam alkali lainnya dengan nitrogen hanya berlangsung pada suhu
tinggi.
Logam alkali dapat bereaksi dengan air membentuk basa dan gas
H2.
2M + 2H2O 2M+ + 2OH- + H2 (g)

Reaksi ini juga merupakan contoh kekuatan reduktor dari logam


alkali.

Semua senyawa alkali berikatan ionik, dengan atom logam alkali


memiliki biloks +1. Berbeda dengan unsur logamnya, semua senyawa
alkali memiliki titik leleh yang tinggi. Hampir semua senyawa larut
baik dalam air. Hanya LiF dan Li2CO3 yang sukar larut.
Senyawa-senyawa hidroksida golongan IA merupakan basa-basa
kuat, yang dalam air akan terionisasi sempurna.

MOH(s) M+(aq) + OH-(aq)

Basa-basa alkali ini secara komersial diproduksi melalui proses


elektrolisis larutan garam klorida (MCl). Basa yang paling murah dan
paling banyak digunakan adalah NaOH, yang disebut soda Kaustik,
NaOH diperoleh dari elektrolisis larutan NaCl:

2NaCl(aq) 2Na+(aq) + 2Cl-(aq)


Katode:2H2O + 2e 2OH-(aq) + H2 (g)
Anode : 2Cl- (aq) Cl2(g) + 2e
2NaCl(aq) + 2H2O 2Na+(aq) + 2OH-(aq) + H2(g) +
Cl2(g)

4. KEGUNAAN ALKALI DAN SENYAWANYA


1) Sebagai medium pemindah panas pada suatu reaktor nuklir karena
logam alkali memiliki titik leleh yang rendah.
2) Logam-logam alkali dipakai sebagai pengikat (getter) uap air atau gas
O2 pada proses pembuatan tabung-tabung vakum peralatan elektronika.
39Kimia Anorganik

3) Logam natrium digunakan sebagai reduktor dalam pembuatan logam


titanium dari senyawanya.
4) Logam natrium digunakan dalam pembuatan tetra etil timbal, zat anti
ketukan yang ditambahkan pada bensin.
5) Beberapa contoh senyawa alkali beserta penggunaannya :
 NaCl : garam dapur, pengawet makanan.
 NaOH : soda kaustik; bahan utama dalam industri sabun,
kertas
dan tekstil; pemurnian bauksit.
 NaNO3 : pupuk, bahan pembuatan senyawa nitrat yang lain.
 NaOCl : zat penggelantang untuk kain.
 Na-benzoat : zat pengawet makanan dalam kaleng.
 Na-sitrat : zat anti beku darah.
 Na-salisilat : obat antipiretik (penurun panas)
 KCl : pupuk, logam pembuat logam kalium, dan KOH
 KOH : bahan pembuat sabun mandi.
 KNO3 : bahan mesiu, bahan pembuat HNO3
 K-sitrat : obat diuretik dan saluran kemih.
 KMnO4 : zat pengoksidasi, zat desinfektan.

B. ALKALI TANAH
1. LOGAM-LOGAM ALKALI TANAH
Unsur-unsur golongan IIA dalam sistem periodik dikenal sebagai
logam-logam alkali tanah. Unsur-unsur golongan alkali tanah yaitu :

Nama unsur Lambang Nomor atom Konfigurasi elektron


Berilium Be 4 1s2 2s2
Magnesium Mg 12 [Ne] 3s2
Kalsium Ca 20 [Ar] 4s2
Strontium Sr 38 [Kr] 5s2
Barium Ba 56 [Xe] 6s2
Radium Ra 88 [Ra] 7s2

Dengan demikian dua elektron di kulit terluar, atom logam alkali


tanah cenderung melepaskan dua elektron, untuk membentuk ion yang
bermuatan +2.
Istilah “tanah” (earth) digunakan oleh para ahli kimia zaman dulu
untuk menyebutkan zat-zat yang agak sukar larut dalam air serta tetap
stabil dalam suhu tinggi. Karena kemiripan golongan ini dengan alkali
maka lahirlah sebutan “alkali tanah”.
1. Terdapatnya di Alam.
Senyawa-senyawa alkali tanah yang paling banyak terdapat di alam
adalah senyawa-senyawa kalsium dan magnesium. Kedua unsur ini
berturut-turut menempati peringkat ke-5 dan ke-8 penyusun kulit
bumi. Unsur golongan IIA yang paling sedikit dijumpai adalah radium,
yang diperoleh pada peluruhan uranium. Radium sendiri bersifat
radioaktif, dengan waktu paruh 1600 tahun.
40Kimia Anorganik

Pada kulit bumi, kalsium terdapat sebagai batu kapur (CaCO3),


pualam (CaCO3), dan gips (CaSO4.2H2O), sedangkan magnesium
dijumpai sebagai magnesit (MgCO3), dan kiserit (MgSO4). Campuran
magnesium dan kalsium ditemukan pada dolomit (CaCO3.MgCO3) dan
asbes (CaSiO3.3MgSiO3). Juga magnesium bercampur dengan kalium
pada karnalit (KCl.MgCl2.6H2O) dan mika (K-Mg-Al silikat).
Dalam air laut, ion Mg2+ dengan konsentrasi 0,056 molar
merupakan ion terlarut peringkat ke-3 terbanyak setelah ion Cl- dan ion
Na+, sedangkan ion Ca2+ dengan konsentrasi 0,011 molar menempati
peringkat ke-6. Selain dalam air laut, ion-ion Ca2+ dan Mg2+ kita
temukan juga pada sumber-sumber air tawar yang dikenal sebagai air
sadah.
Sumber utama berilium adalah beril, Be 3Al2(SiO3)6. Kristal beril,
setelah digosok, disebut manikam (zamrud, emerald) suatu ermata
yang terkenal.
Strontium ditemukan pada bijih strontianit (SrCO3) dan selestit
(SrSO4). Barium diperoleh dari bijih barit (BaSO 4) dan witerit
(BaCO3). Radium merupakan campuran pengotor pada bijih
pitchblenda yang mengandung uranium.

2. Pembuatan Logam Alkali Tanah.


Sebagaimana halnya logam-logam golongan IA, logam-logam
golongan IIA dapat diperoleh melalui elektrolisis lelehan garam-
garamnya, terutama garam kloridanya. Untuk menurunkan titik leleh,
biasanya ditambahkan NaCl.
Di antara logam-logam alkali tanah, hanya berilium dan
magnesium yang diproduksi dan digunakan dalam jumlah cukup besar.
Hal ini karena kedua logam tersebut relatif stabil di udara terbuka,
sukar bereaksi dengan oksigen atau uap air pada suhu biasa. Adapun
kalsium, strontium, dan barium cukup reaktif terhadap oksigen atau
uap air, sehingga mereka jarang diproduksi secara komersial.

2. SIFAT-SIFAT ALKALI TANAH


1. Sifat-sifat fisis
a. Logam-logam golongan IIA memiliki jari-jari yang lebih kecil jika
dibandingkan dengan tetangga-tetangganya mereka pada golongan
IA. Akibatnya, logam-logam alkali tanah mempunyai kerapatan
yang lebih besar serta energi ionisasi yang lebih tinggi daripada
logam-logam alkali. Logam alkali tanah keras dan titik lelehnya
lebih tinggi. Hal ini disebabkan kulit terluar atom logam alkali
tanah mengandung dua elektron, sehingga ikatan logam antaratom
lebih kuat daripada alkali yang hanya mengandung satu elektron.
b. Garam-garan alkali tanah ada yang memancarkan spektrum emisi jika dibakar
pada nyala api Bunsen.
Unsur Warna nyala
Ca merah bata
Sr merah tua
Ba hijau kuning
41Kimia Anorganik

c. Beberapa sifat unsur alkali tanah.


Be Mg Ca Sr Ba
Massa atom 9 24 40 88 137
Jari-jari atom (pm) 90 136 174 192 198
-3
Kerapatan (g cm ) 1,86 1,74 1,55 2,54 3,60
Titik leleh (oC) 1280 650 850 770 725
o
Titik didih ( C) 2970 1090 1485 1385 1640
Keelektronegatifan 1,5 1,2 1,0 1,0 0,9
Energi ionisasi (kJ/mol)
pertama 900 740 590 550 500
kedua 1760 1450 1145 1060 965
Potensial elektrode (volt) -1,85 -2,37 -2,87 -2,89 -2,90
Jumlah isotop 1 3 6 4 7
2. Sifat-sifat kimia
a. Oleh karena mudah melepaskan elektron, logam-logam golongan
IIA bersifat reduktor kuat, meskipun tidak sekuat golongan IA yang
seperiode dengannya.

M + X2 MX2 (halida)
M + S MS (sulfida)

Pada suhu tinggi, logam-logam IIA dapat bereaksi dengan


nitrogen dan karbon.

3M + N2 M3N2 (nitrida)
M + 2C MC2 (karbida)

b. Logam alkali tanah jika bereaksi dengan air akan membentuk basa
dan gas H2.

M + 2H2O M2+ + 2OH- + H2 (g)

Berilium praktis tidak bereaksi dengan air, sebab akan segera


terbentuk lapisan tipis BeO yang melindungi permukaan logam.
Magnesium hanya mampu bereaksi dengan air panas. Hanya
kalsium, strontium, dan barium yang dapat bereaksi dengan air
dingin.
c. Semua senyawa kalsium, strontium, dan barium berikatan ionik,
yang mengandung ion-ion Ca2+, Sr2+, atau Ba2+. Hampir semua
senyawa magnesium berikatan ionik Hanya dalam senyawa-
senyawa organik, misalnya CH3MgBr dan Mg(C2H5)2, magnesium
membentuk ikatan kovalen
d. Senyawa-senyawa hidroksida alkali tanah, kecuali Be(OH)2,
merupakan basa-basa kuat.

M(OH)2(s) M2+(aq) + 2OH- (aq)


42Kimia Anorganik

Be(OH)2 tergolong basa lemah, sebab hanya terionisasi sedikit


sekali. Bahkan berilium menunjukkan sifat amfoter. Selain
membentuk basa Be(OH)2, berilium dapat membentuk H2BeO2
(asam berilat). Oleh karena itu oksida BeO dapat larut dalam asam
maupun basa.

BeO + H2SO4 BeSO4 + H2O


BeO + 2NaOH Na2BeO2 + H2O

3. Kelarutan Senyawa Alkali tanah


Secara garis besar, kelarutan senyawa-senyawa alkali tanah dapat
digeneralisasikan sebagai berikut :
a. Senyawa yang terdiri dari kation IIA dan anion bermuatan 1-
(seperti Cl-, Br-, I-, NO3-) umumnya larut dalam air, kecuali
senyawa-senyawa hidroksida (OH-) dan flourida (F-).

Senyawa Ksp Senyawa Ksp


Mg(OH)2 9 x 10–12 MgF2 8 x 10-11
Ca(OH)2 1 x 10–6 CaF2 2 x 10-10
Sr(OH)2 3 x 10-4 SrF2 3 x 10-9
Ba(OH)2 5 x 10-3 BaF2 2 x 10-6

b. Senyawa yang terdiri atas kation IIA dan anion bermuatan 2-


(seperti CO32-, SO42-, CrO42-) umumnya tidak larut dalam air,
kecuali senyawa-senyawa sulfida (S2-), sebagian garam Be dan Mg,
serta sedikit garam Ca.

Senyawa Ksp Senyawa Ksp Senyawa Ksp


MgCO3 2 x 10-5 MgSO4 besar MgCrO4 besar
CaCO3 5 x 10-9 CaSO4 2 x 10-4 CaCrO4 7 x 10-4
SrCO3 7 x 10-10 SrSO4 8 x 10-7 SrCrO4 4 x 10-5
BaCO3 2 x 10-10 BaSO4 1 x 10-9 BaCrO4 9 x 10-11

Dari tabel Ksp di atas nampak bahwa kelarutan hidroksida dan


flourida makin besar, sedangkan kelarutan karbonat, sulfat, dan
kromat makin kecil, seiring menurunnya letak unsur alkali tanah
pada sistem periodik.

3. KEGUNAAN ALKALI TANAH DAN SENYAWANYA


Logam alkali tanah tanah yang paling banyak digunakan adalah
magnesium. Berilium merupakan logam yang mahal dan beracun, namun
beberapa sifatnya yang spesifik membuat logam ini banyak digunakan.
Adapun logam kalsium, strontium, dan barium sangat terbatas
pemakaiannya, sehingga jarang diproduksi secara komersial.

Beberapa kegunaan magnesium :


43Kimia Anorganik

 Paduan magnesium 10% dan aluminium 90% digunakan pada


konstruksi pesawat udara serta pada peralatan rumah tangga.
 Lampu kilat untuk fotografi menggunakan kawat magnesium dalam
oksigen.
 Logam magnesium dipakai sebagai pencegah korosi pada pipa besi
dalam tanah atau pada dinding kapal laut.
 Dalam jumlah kecil, magnesium dipakai sebagai reduktor untuk
menyediakan logam berilium dan uranium.

Beberapa kegunaan logam berilium :


 Dipakai sebagai kerangka rudal dan pesawat ruang angkasa.
 Sebagai jendela tabung sinar-X karena berilium transparan terhadap
sinar-X.
 Pada reaktor nuklir, berilium dipakai sebagai moderator neutron.
 Paduan berilium dan tembaga bersifat keras seperti baja dan tidak
menimbulkan nyala api jika tersentuh aliran listrik sehingga digunakan
dalam peralatan obeng, kunci pas dan sebagainya.

Senyawa alkali tanah yang paling berlimpah di alam adalah senyawa-


senyawa kalsium. Setiap gunung dan bukit kita selalu menjumpai batu
kapur yaitu CaCO3 yang bercampur dengan tanah lempung dan zat-zat
lain. Batu kapur merupakan jenis batuan yang paling banyak digunakan.
Kegunaan utama batu kapur adalah sebagai bahan bangunan (70%),
pembuatan semen (15%), pengolahan besi, salah satu bahan campuran
gelas, serta sebagai bahan baku CaO dan Ca(OH)2.
Senyawa alkali tanah yang lain beserta kegunaannya sebagai beriukut :
 Mg(OH)2 : antasida (obat maag)
 MgSO4 : garam Inggris, obat pencahar usus, penawar
keracunan
berilium.
 CaSO4 : zat pengering, pembuatan keramik, cat dan plaster.
 CaC2 : bahan pembuat gas asetilena
 SrSO4 : bahan cat
 Sr(NO3)2 : sumber nyala merah pada kembang api.
 BaSO4 : bahan cat, foto sinar-X untuk usus
 BaCO3 : racun tikus.

C. HALOGEN
1. STRUKTUR ELEKTRON HALOGEN DAN KEBERADAANNYA DI
ALAM
Unsur-unsur halogen mengandung tujuh elektron valensi dan menempati
golongan VIIA dalam sistem periodik. Struktur elektron semacam ini
menyebabkan atom-atom halogen mudah sekali menangkap satu elektron, agar
mempunyai struktur elektron yang stabil seperti kepunyaaan gas mulia. Unsur-
unsur halogen sangat reaktif, sehingga unsur halogen tidak dijumpai di alam
dalam keadaan bebas. Halogen di alam umumnya terdapat dalam bentuk
44Kimia Anorganik

senyawa garam-garamnya. Itulah sebabnya unsur-unsur tersebut dinamai


“halogen”, yang artinya “pembentuk garam” (bahasa yunani: halos = garam;
genes = pembentuk).

Struktur elektron unsur-unsur golongan Halogen.

Nama Unsur Lambang Nomor Atom Konfigurasi Elektron


Flourin F 9 1s2 2s2 2p5
Klorin Cl 17 [Ne] 3s2 3p5
Bromin Br 35 [Ar] 3d10 4s2 4p5
Iodin I 53 [Kr] 4d10 5s2 5p5
Astatin At 85 [Xe] 4f14 5d10 6s2 6p5

Pada umumnya halogen di alam dijumpai dalam bentuk senyawa halida,


dengan unsur halogen yang memiliki bilangan (tingkat) oksidasi –1. Flourin
ditemukan dalam mineral-mineral pada kulit bumi. Florin, Bromin dan Iodin
terkandung pada air laut dalam bentuk garam-garam halida dari natrium,
magnesium, kalium, dan kalsium.
Unsur astatin tidak dijumpai di alam, sebab unsur ini bersifat radioaktif,
mudah berubah menjadi unsur lain yang lebih stabil. Astatin pertama kali
disintesis pada tahun 1940 melalui reaksi inti.
208
Bi + 24He
83
210 1
85 At + 2 0 n
Astatin berumur sangat pendek, dengan waktu paruh 8,3 jam.

2. SIFAT-SIFAT HALOGEN
a. Sifat fisis unsur halogen
Makin ke bawah letak unsur halogen dalam sistem periodik, titik leleh
dan titik didih makin tinggi. Beberapa sifat fisis unsur halogen :

Flourin Klorin Bromin Iodin Astatin


Titik leleh (oC) -220 -100 -7 113 302
Titik didih (oC) -188 -35 59 183 337
Kerapatan (g/cm3) 1,1 1,5 3,0 5,0 -
Kelarutan dalam air bereaksi 20 42 3 -
(g/liter air)

Kelarutan Halogen dalam air menunjukkan penurunan dengan makin


menurunnya letak unsur dalam sistem periodik. Flourin tak dapat disimpan
dalam air, sebab flourin akan mengoksidasi air. Klorin dan bromin larut
baik dalam air. Larutan Cl2 dan Br2 masing-masing dikenal sebagai air klor
dan air brom. Iodin sukar larut dalam air. Agar iodin larut baik, kedalam
air ditambahkan garam KI. sebab akan terbentuk senyawa KI 3 yang mudah
larut.
45Kimia Anorganik

b. Sifat kimia unsur halogen


Unsur-unsur halogen selalu terdapat dalam bentuk molekul diatomik
(tersusun dari dua atom): F2, Cl2, Br2, dan I2 yang dapat dituliskan dengan
rumus umum X2.
Unsur halogen dapat bereaksi dengan hampir semua unsur lain, baik
logam maupun bukan logam. Dengan unsur logam, halogen akan
membentuk garam yang merupakan senyawa ionik. Dengan unsur bukan
logam, halogen membentuk senyawa kovalen.
Beberapa sifat kimia unsur halogen :

F Cl Br I At
Massa Atom 19 35,5 80 127 210
Jari-jari atom (pikometer, pm) 72 99 115 133 155
Jari-jari ion X- (pikometer, pm) 136 180 195 216 -
Keelektronegatifan (skala pauling) 4,0 3,0 2,8 2,5 2,2
Energi ionisasi (kJ/mol) 1680 1260 1140 1010 -
Energi ikatan X-X (kJ/mol) 258 242 193 151 -
Energi ikatan H-X (kJ/mol) 562 431 366 199 -

Unsur-unsur halogen dapat membentuk senyawa antarhalogen. Pada


senyawa antarhalogen, unsur yang keelektonegatifannya lebih besar
memiliki bilangan oksidasi –1.
Oleh karena unsur halogen mudah menangkap elektron (mudah
mengalami reduksi), maka unsur halogen merupakan zat pengoksidasi
oksidator) yang kuat.

F2 + 2e 2F- Eo = +2,87 volt


Cl2 + 2e 2Cl- Eo = +1,36 volt
Br2 + 2e 2Br- Eo = +1,07 volt
I2 + 2e 2I- Eo = +0,54 volt

Dari data potensial elektrode diatas, kita menyimpulkan bahwa F2


merupakan oksidator terkuat, dan daya oksidator unsur halogen makin
menurun dengan menurunnnya letak unsur dalam sistem periodik. itulah
sebabnya suatu unsur halogen dapat mengoksidasi halogen lain
dibawahnya, tetapi tidak mampu menghadapi halogen yang diatasnya.
Halogen dalam senyawa memiliki bilangan oksidasi –1; +1; +3; +5;
atau +7. Oleh karena kelektronegatifan unsur halogen sangat besar, maka
pada umumnya halogen dalam senyawa memiliki bilangan oksidasi –1.
Bilangan oksidasi positif hanya akan dimiliki halogen apabila ia berikatan
dengan atom yang lebih elektronegatif, misalnya oksigen atau halogen lain
yang yang letaknya lebih atas dalam sistem periodik.
Klorin, bromin, dan iodin dapat membentuk senyawa-senyawa
oksihalogen, dengan unsur halogen memiliki bilangan oksidasi +1; +3; +5;
dan +7. Flourin tidak dapat membentuk senyawa oksihalogen, sebab
keelektronegatifannya flourin lebih besar daripada oksigen.

3. PEMBUATAN HALOGEN
46Kimia Anorganik

Dalam pembuatan zat-zat kimia, hendaklah dibedakan antara


pembuatan di bidang industri dan di laboratorium. Di bidang industri, zat-
zat kimia diproduksi dalam jumlah yang besar dengan tujuan komersial,
dan yang perlu diperhatikan adalah bahan bakunya harus murah, agar
produk yang dihasilkan bisa mendatangkan keuntungan. Adapun di
laboratorium, zat-zat kimia dibuat dalam jumlah seperlunya dengan tujuan
untuk digunakan pada eksperimen dan praktikum. Dalam hal ini yang
perlu diperhatikan adalah cara pembuatan yang cepat serta peralatan yang
sederhana.
1. Pembuatan Flourin di Industri
Gas flourin untuk pertama kalinya dibuat oleh Ferdinant Henri
Moissan (1852-1907) dari Perancis pada tahun 1886, dan untuk
keberhasilannya itu Moissan meraih nobel tahun1906.
Flourin diperoleh melalui proses elektrolisis. Garam kalium hidrogen
flourida, KHF2, dilarutkan dalam HF cair, lalu ditambahkan LiF 3%
untuk menurunkan suhu sampai kira-kira 100oC. Elektrolisis
dilaksanakan dalam wadah baja, dengan katode baja dan anode karbon.
Jangan sekali-kali ada air dalam campuran sebab F2 yang terbentuk
dapat mengoksidasi air.

KHF2 K+ + HF2-
HF2- H+ + 2F-
Pada Katode : 2H+ + 2e H2
Pada Anode : 2F- F2 + 2e

Untuk mencegah terjadinya reaksi antara H2 dan F2 yang terbentuk


digunakan diafragma (pemisah) berupa monel (sejenis campuran
logam). F2 yang dihasilkan ditampung dalam wadah aliasi Cu-Ni.

2. Pembuatan Klorin di Industri


a. Proses Downs, Yaitu elektrolisis leburan NaCl (NaCl cair).
Sebelum dicairkan, NaCl dicampurkan dahulu dengan sedikit NaF
agar titik lebur turun dari 800oC menjadi 600oC.

Pada katode (besi) : Na+ + e Na


Pada anode (karbon) : 2Cl- Cl2 +
2e

Untuk mencegah kontak (reaksi) antara logam Na dan gas Cl2


yang terbentuk, digunakan diafragma lapisan besi tipis.

b. Proses Gibbs, Yaitu elektrolisis larutan NaCl

Pada katode (besi) : 2H2O + 2e 2OH- + H2


Pada anode (karbon) : 2Cl- Cl2 + 2e
47Kimia Anorganik

Diafragma yang digunakan adalah kepingan asbes. Ion OH- yang


terbentuk di katode serta ion Na+ yang tinggal dalam larutan
bergabung membentuk NaOH.

3. Pembuatan Bromin di Industri


Air laut mengandung ion bromida (Br-) dengan kadar 8 x 10-4 M,
meskipun tidak sebanyak ion klorida (Cl-) yang kadarnya 0,53 M. Dari
1 m3 air laut, dapat diperoleh 3 kg bromin (Br2).
Campuran udara dan gas Cl2 dialirkan melalui air laut. Cl2 akan
mengoksidasi Br- menjadi Br2. Udara akan mendesak Br2 untuk keluar
dari larutan.

Cl2 + Br- 2Cl- + Br2

Perlu diketahui bahwa Br2 dalam air dapat mengalami hidrolisis


sesuai dengan reaksi berikut :

Br2 + H2O 2H+ + Br- + BrO-

Untuk mencegah hidrolisis ini, maka kesetimbangan di atas harus


digeser ke kiri dengan penambahan H+. Itulah sebabnya air laut
hendaklah diasamkan terlebih dahulu dengan penambahan H2SO4
sampai pH 3,5. Baru kemudian dialiri gas Cl 2 dan udara. Br2 yang
diperoleh dimurnikan dari kelebihan Cl2 dengan cara destilasi.

4. Pembuatan Iodin di Industri


Senyawa iodin yang cukup banyak di alam adalah NaIO 3 yang
biasanya bercampur dengan NaNO3. Setelah NaNO3 dikristalkan,
NaIO3 tertinggal dalam larutan. Kemudian ditambahkan reduktor
natrium bisulfit, NaHSO3
.
2NaIO3 + 5NaHSO3 3NaHSO4 + 2Na2SO4 + H2O + I2
atau

2IO3- + 5HSO3- 5SO42- + 3H+ + H2O + I2

Endapan I2 yang terbentuk disaring dan dimurnikan dengan cara


sublimasi.
48Kimia Anorganik

4. ASAM-ASAM HALIDA
Sifat-sifat asam halida :
1. Dengan menurunnya letak unsur halogen pada sistem periodik, jari-jari
atom makin besar dan keelektronegatifan makin kecil. Akibatnya,
ikatan terhadap atom H makin lemah, sehingga asam halida makin
mudah melepaskan H+. Dengan perkataan lain sifat asam makin kuat.
2. Oleh karena unsur halogen (X2) bersifat oksidator, maka hidrogen
halida (HX) bersifat reduktor. Jika kekuatan oksidator unsur-unsur
halogen berkurang dari F2 ke I2, maka kekuatan reduktor asam halida
bertambah dari HF ke HI.
3. Beberapa sifat hidrogen halida sebagai beriukut :

HF HCl HBr HI
o
Titik leleh ( C) -83 -114 -87 -51
Titik didih (oC) -20 -85 -67 -35
Kelarutan dalam air (g/100g) besar 51 120 154
Entalpi Pembentukan, ∆ Hf (kJ/mol) -271 -92 -36 +26
Energi ikatan H-X (kJ/mol) 562 431 366 299
Momen dipol (D) 1,82 1,12 0,83 0,44
Derajat ionisasi dalam larutan 0,1 M 0,085 0,95 0,96 0,98
Kerapatan pada titik didih (g/cm3) 0,99 1,18 2,16 2,80

5. KEGUNAAN HALOGEN DAN SENYAWANYA


1. Flourin
a. Gas flourin (F2) terutama digunakan dalam proses pengolahan
isotop uranium-235(235U) yang merupakan bahan bakar reaksi
nuklir.
b. Asam flourida (HF), yang dapat bereaksi dengan gelas, sehingga
sering digunakan untuk mengukir gelas.
c. Natrium heksaflourosilikat (Na2SiF6), bahan yang dicampurkan
pada pasta gigi, agar gigi menjadi kuat.
d. Natrium flourida (NaF), zat yang digunakan untuk mengawetkan
kayu dari gangguan serangga.
e. Belerang heksaflourida (SF6), suatu gas yang dipakai sebagai
insulator.
f. Kriolit (Na3AlF6), bahan yang dipakai sebagai pelarut dalam
pengolahan logam aluminium secara elektrolisis.
g. Freon-12 (CF2Cl2), senyawa yang dipakai sebagai zat pendingin
pada kulkas dan AC serta sebagai zat pendorong pada kosmetika
aerosol (spray).
h. Teflon, suatu jenis plastik tahan panas yang banyak digunakan
pada peralatan masak.
49Kimia Anorganik

2. Klorin
a. Gas Cl2 memiliki sifat desinfektan, sehingga sering dialirkan pada
kolam untuk membunuh kuman-kuman yang berbahaya.
b. Di bidang industri, gas Cl2 dapat dipakai untuk menarik timah dari
kaleng bekas, membentuk SNCl4 kemudian direduksi menjadi
timah yang murni.
c. Untuk membuat senyawa-senyawa klorin yang beraneka ragam
jenisnya, baik senyawa organik maupun senyawa anorganik.
d. Asam klorida (HCl), yang merupakan asam peringkat ketiga yang
banyak diproduksi sesudah asam sulfat dan asam nitrat.
e. Natrium klorida (NaCl), yang kita pakai sehari-hari sebagai garam
dapur.
f. Kalium klorida (KCl), yang banyak digunakan sebagai pupuk
tanaman.
g. Amonium klorida (NH4Cl), elektrolit pengisi batu baterai.
h. Berbagai senyawa organik, seperti plastik PVC (poly vinyl
chlorida), insektisida DDT (diklorodifenil trikloroetana), CHCl3
(kloroform), pelarut CCl4 (karbon tetraklorida) dan sebagainya.
3. Bromin
Br2 merupakan bahan baku untuk membuat senyawa-senyawa bromin,
antara lain :
a. Natrium bromida (NaBr), yang dipakai sebagai zat sedatif atau
obat penenang syaraf.
b. Perak bromida (AgBr), yang disuspensikan kedalam gelatin yang
dipakai sebagai film fotografi.
c. Metil bromida (CH3Br), suatu campuran zat pemadam kebakaran.
d. Etilen dibromida (C2H4Br2), yang sering ditambahkan pada bensin,
agar senyawa Pb dalam bensin diubah menjadi PbBr 2 sehingga
logam Pb tidak mengendap dalam silinder.
4. Iodin
a. Larutan I2 dalam alkohol, merupakan obat antiseptik bagi luka-luka
agar tidak terkena infeksi.
b. I2 dipakai untuk mengidentifikasi amilum dalam aindustri tapioka,
maizena dan terigu.
c. Kalium iodat (KIO3), yang ditambahkan pada garam dapur, agar
tubuh kita memperoleh iodin.
d. Iodoform (CHI3), suatu zat organik yang penting.
e. Perak iodida (AgI), yang juga digunakan dalam film fotografi.
50Kimia Anorganik

D. GAS MULIA
1. STRUKTUR ELEKTRON GAS MULIA
Unsur-unsur gas mulia, yang dikenal sebagai unsur-unsur golongan
VIIIA, merupakan “penjaga tapal batas” paling kanan dalam sistem
periodik. Pada tabel di bawah ini tercantum unsur-unsur yang tergolong ke
dalam gas mulia.

Nama Unsur Lambang Nomor atom Konfigurasi Elektron


Helium He 2 1s2
Neon Ne 10 1s2 2s2 2p6
Argon Ar 18 [Ne] 3s2 3p6
Kripton Kr 36 [Ar] 3d10 4s2 4p6
Xenon Xe 54 [Kr] 4d10 5s2 5p6
Radon Rn 86 [Xe] 4f14 5d10 6s2 6p6

Unsur-unsur gas mulia, kecuali Helium, mengandung delapan elektron


valensi. Telah kita ketahui bahwa gas-gas mulia memiliki struktur elektron
yang stabil dan unsur-unsur diluar golongan VIIIA cenderung melepas
atau menangkap elektron agar mereka memiliki struktur elektron seperti
kepunyaan gas mulia. Kestabilan elektron gas-gas mulia ini sempat
membuat para ahli kimia yakin bahwa gas mulia benar-benar tidak dapat
dan tidak mungkin membentuk senyawa, dan itulah sebabnya sering
dinamai gas-gas lembam (inert gases). Malahan juga sempat gas-gas mulia
disebut sebagai golongan 0 (nol) berdasarkan anggapan mereka bervalensi
nol, tidak mampu membentuk ikatan apapun dengan atom lain.
Akan tetapi, ternyata kestabilan struktur elektron gas-gas mulia
tidaklah mutlak. Sejak tahun 1962 para ilmuwan berhasil mensintesis
beberapa senyawa xenon, kripton, dan radon. Dengan demikian, runtuhlah
anggapan yang menyatakan bahwa gas-gas mulia sama sekali tidak dapat
bereaksi. Memang jika dibandingkan dengan unsur-unsur golongan lain,
unsur-unsur gas mulia tetap memiliki tingkat kereaktifan yang paling
rendah. Itulah sebabnya nama gas-gas mulia (noble gases) lebih relevan
daripada nama gas-gas lembam (inert gases).

2. SIFAT-SIFAT GAS MULIA


Unsur-unsur gas mulia merupakan gas yang tidak berwarna, tidak
berasa, dan tidak berbau. Gas mulia adalah satu-satunya kelompok gas
yang partikel-partikelnya berwujud atom tunggal (monoatomik),
sedangkan gas-gas lain selalu berwujud molekul poliatomik.
Argon, kripton, dan xenon sedikit larut dalam air, sebab atom-atom
gas mulia ini dapat terperangkap dalam rongga-rongga kisi molekul air.
Struktur semacam ini disebut klatrat. Adapun helium dan neon tidak dapat
membentuk klatrat, karena ukuran atomnya terlalu kecil sehingga mudah
meloloskan diri. Oleh karena itu, boleh dikatakan bahwa helium dan neon
tidak larut dalam air.
51Kimia Anorganik

Beberapa data tentang gas mulia dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :

Sifat-sifat He Ne Ar Kr Xe Rn
Massa atom 4 20 40 84 131 222
Jari-jari atom (pm) 93 113 154 169 190 225
Energi ionisasi (kJ/mol) 2640 2080 1520 1350 1170 1040
Kerapatan (kg/m3) 0,18 0,90 1,80 5,80 5,80 10,00
Titik didih (oC) -269 -246 -186 -108 -108 -62
Titik leleh/beku (oC) -272 -249 -189 -112 -112 -71
(25 atm)

Dengan berbekal pemahaman terhadap sifat-sifat periodik yang kita


pelajari sebelumnya, marilah kita amati data yang tercantum pada tabel di
atas:
1. Gas-gas mulia memiliki harga ionisasi yang besar, bahkan yang
terbesar jika dibandingkan dengan unsur-unsur lain dalam masing-
masing deret seperiode. Hal ini sesuai dengan kestabilan struktur
elektron gas-gas mulia yang sangat sukar membentuk senyawa.
2. Jika kita menuruni golongan VIIIA dari atas ke bawah, harga energi
ionisasi gas mulia mengalami penurunan yang diharapkan dengan
makin bertambah besarnya jari-jari atom.
3. Makin ke bawah letaknya dalam sistem periodik, gas-gas mulia
memiliki kerapatan, titik didih, dan titik leleh yang makin besar. Hal
ini sesuai dengan konsep ikatan bahwa gaya tarik,Van Der Walls antar
partikel akan bertambah besar apabila jumlah elektron per atom
bertambah banyak.

3. GAS MULIA DI ALAM DAN CARA PENGOLAHANNYA


Gas-gas mulia terdapat di atmosfer dalam jumlah yang sangat relatif
sedikit. Sebagaimana kita ketahui, atmosfer kita didominasi oleh gas-gas
nitrogen (N2) dan oksigen (O2) yang masing-masing meliputi 78% dan
21% volume udara.

Berikut adalah tabel kandungan gas-gas mulia dalam udara :

Gas Mulia Persentase Volume Udara


Helium 5,24 x 10-4
Neon 1,82 x 10-3
Argon 0,934
Kripton 1,14 x 10-4
Xenon 8,70 x 10-6
Radon 6,00 x 10-14
52Kimia Anorganik

Dari tabel di atas nampak jelas bahwa gas mulia yang paling banyak
dijumpai di atmosfer adalah argon. Meliputi 0,934% volume udara, gas
argon menduduki peringkat ketiga terbanyak di udara setelah nitrogen dan
oksigen. Cukup berlimpahnya kadar argon di udara, dibandingkan dengan
gas-gas mulia yang lain, adalah disebabkan argon merupakan hasil
peluruhan unsur radioaktif kalium-40 yang banyak dikandung oleh kulit
bumi.
Akan tetapi, gas mulia yang paling banyak terdapat di alam semesta
bukanlah argon, melainkan helium. Unsur helium bersama-sama dengan
unsur hidrogen merupakan komponen utama dari matahari dan bintang-
bintang. Adapun di atmosfer bumi, kadar helium sangat sedikit (cuma
sekitar 0,0005% volume udara), sebab gas helium sangat ringan sekali
sehingga memiliki “kecepatan lolos” yang cukup besar untuk terlepas dari
tarikan gravitasi bumi.
Gas mulia yang paling sedikit dijumpai adalah radon, Unsur radon
bersifat radioaktif, sehingga mudah meluruh (berubah) menjadi unsur lain.
Semua gas mulia, kecuali radon, dapat diperoleh dengan mencairkan
udara, kemudian komponen-komponen udara cair ini dipisahkan satu sama
lain dengan destilasi bertingkat. Hal ini dimungkinkan sebab gas-gas mulia
memiliki titik didih yang berbeda-beda.
Argon, sebagai gas mulia yang terbanyak di udara dapat juga diperoleh
dengan cara memanaskan campuran udara dan kalsium karbida, CaC2.
Nitrogen dan oksigen di udara akan diikat oleh CaC2, sehingga pada udara
sisa kita memperoleh argon.

CaC2 + N2 CaCN2 + C
2 CaC2 + O2 2CaO + 4C

Helium memang sedikit diperoleh dari udara. Akan tetapi, helium


dapat dijumpai dalam kadar yang cukup tinggi pada beberapa sumber gas
alam, sebagai hasil peluruhan bahan-bahan radioaktif.
Adapun radon hanya dapat diperoleh dari peluruhan radioaktif unsur
radium, berdasarkan reaksi inti berikut :
226 222
Ra 88 86 Rn + 24He
4. KEGUNAAN GAS MULIA

a. Helium
Oleh karena sangat ringan dan tidak dapat terbakar, gas helium
digunakan sebagai pengganti gas hidrogen untuk mengisi pesawat-pesawat
balon. Campuran helium dan oksigen digunakan untuk pernapasan para
penyelam dan para pekerja dalam terowongan dan tambang dalam bawah
tanah yang bertekanan tinggi. Di rumah sakit, campuran helium dan
oksigen digunakan sebagai pernapasan para penderita asma. Gas helium
dapat dipakai untuk menciptakan lingkungan yang inert dalam suatu
ruangan (mendesak O2 di atmosfer) demi mencegah oksidasi. Helium cair
dipakai sebagai cairan pendingin untuk menghasilkan suhu yang sangat
rendah.
53Kimia Anorganik

b. Neon
Jika loncatan listrik pada tekanan dan voltase yang sesuai dialirkan
melalui gas mulia, maka gas mulia itu akan menyala terang. Itulah yang
kita kenal sehari-hari dengan istilah “lampu neon” dan “lampu reklame”.
Gas neon dalam lampu akan memancarkan warna merah. Neon cair
dipakai sebagai cairan pendingin pada reaktor-reaktor nuklir, meskipun
suhu yang dihasilkan tidak serendah helium cair.

c. Argon
Gas argon digunakan sebagai pengisi ruangan bola lampu listrik biasa
(booglamp), agar filamen kawat wolfram dalam lampu itu tidak mudah
rusak, sebab argon tidak bereaksi dengan wolfram yang pijar. Gas argon
dipakai untuk menciptakan lingkungan yang inert, terutama pada
pembuatan kristal silikon dan germanium yang ultra murni dalam
peralatan semikonduktor. Pada lampu-lampu “neon”, gas argon berwarna
merah muda pada tekanan rendah dan berwarna biru pada tekanan tinggi.

d. Kripton
Spektrum atom kripton dipakai untuk menetapkan ukuran panjang
“satu meter”, yang didefenisikan sebagai 1.650.763,73 kali panjang
gelombang garis ungu-merah pada spektrum atom kripton. Pada lampu-
lampu “neon”, gas kripton berwarna putih.

e. Xenon
Gas xenon mempunyai sifat anestetika (pemati rasa) sehingga dapat
dipakai untuk membius pasien di rumah sakit. Selain itu, gas xenon
merupakan bahan baku untuk membuat senyawa-senyawa xenon.

f. Radon
Radon merupakan gas mulia yang dapat memancarkan sinar
radioaktif. Sinar yang dipancarkan radon sering dipakai dalam terapi
terhadap penyakit kanker.

5. SENYAWA-SENYAWA GAS MULIA


Kisah senyawa gas mulia baru dimulai pada tahun 1962. Neil Barlett
(1932- ) dari Universitas British Columbia di Vancouver, Kanada,
menemukan bahwa kadar O2 dan PtF6 (platina heksaflourida) dapat
bereaksi dengan perbandingan mol 1:1 untuk membentuk senyawa O 2PtF6.
Sifat paramagnetik dari senyawa ini menunjukkan bahwa ikatan yang
terjadi adalah ikatan ion: (O2)+(PtF6)-. Jumlah energi yang diperlukan
untuk menarik sebutir elektron dari O2 adalah 1177 kJ/mol. Barlett
mencatat bahwa energi ionisasi xenon (1177 kJ/mol) hampir sama dengan
kepunyaan O2, sehingga ia menduga bahwa xenon dapat bereaksi dengan
PtF6. Dan akhirnya ia berhasil mensintesis senyawa gas mulia yang
pertama: XePtF6 (xenon heksaflouroplatinat), suatu padatan berwarna
kuning kemerahan.
54Kimia Anorganik

Masih pada tahun 1962, hanya beberapa bulan setelah eksperimen


Barlett di atas, para ahli kimia dari Argonne Laboratory di kota Chicago,
Amerika Serikat, mereaksikan gas xenon dan gas F2 dengan perbandingan
mol 1 : 5 dalam wadah nikel pada suhu 400oC dan tekana 6 atm, dan
terbentuklah senyawa XeF4 yang berwujud padat. Dengan mengubah-ubah
perbandingan Xe dan F2 yang direaksikan, juga terbentuk XeF2 dan XeF6.
Semua flourida xenon ini merupakan kristal tidak berwarna dan mudah
menyublim.
Ketiga senyawa xenon di atas, secara kimiawi bersifat oksidator kuat
dan sangat reaktif. Semuanya dapat bereaksi dengan gas H2 untuk
menghasilkan HF dan Xe.
XeF2 merupakan pereaksi yang baik untuk reaksi flourinasi benzen
yaitu untuk mensubtitusi atom H pada benzen dengan atom F.

C6H6 + XeF C6H5F + Xe + HF

Senyawa-senyawa flourida xenon sangat mudah bereaksi dengan air.

2XeF2 + 2H2O 2Xe + O2 + 4HF


6XeF4 + 12H2O 2XeO3 + 4Xe + 3O2 +
24HF
XeF6 + H2O XeOF4 + 2HF
XeF6 + 2H2O XeO2F2 + 4HF
XeF6 + 3H2O XeO3 + 6HF

XeF6 juga dapat bereaksi dengan garam CsF untuk membuat CsXeF 7
(sesium heptaflouroxenat) dan Cs2XeF8 (sesium oktaflouroxenat).

CsF + XeF6 CsXeF7


2CsXeF7 XeF6 + Cs2XeF8

Oksida xenon yang utama adalah XeO3 yang berwujud padatan putih
serta XeO4 yang merupakan gas tidak berwarna. Kedua senyawa ini sangat
eksplosif: dengan hanya sedikit pemanasan, mereka segera terurai menjadi
Xe dan O2 disertai ledakan sehebat TNT! Tetapi jika berada dalam bentuk
larutan dalam air, sifat eksplosif tersebut menjadi hilang, sebab kedua
oksida itu masing-masing membentuk asam xenat (H2XeO4) dan asam
perxenat (H4XeO6).

XeO3 + H2O H2XeO4


XeO4 + 2H2O H4XeO6

Sudah tentu asam-asam ini dapat bereaksi dengan basa untuk


membentuk garam.

H2XeO4 + NaOH NaHXeO4 + H2O


55Kimia Anorganik

H4XeO6 + 4NaOH Na4XeO6 + 4H2O

Senyawa-senyawa xenon banyak dipakai sebagai oksidator dan


kelebihannya dari oksidator yang lain adalah bahwa ia mengalami reduksi
menjadi gas xenon yang tidak mengkontaminasi (mengotori) hasil reaksi.
Senyawa-senyawa gas mulia yang paling banyak dijumpai adalah
senyawa-senyawa xenon. Adapun senyawa-senyawa kripton dan radon
baru terbatas pada flouridanya : KrF2, KrF4, RnF2, RnF4. Hal ini
disebabkan kripton memiliki energi ionisasi yang cukup tinggi, dan Radon
di alam hanya terdapat dalam jumlah sedikit sekali.

E. UNSUR PERIODE KETIGA


1. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA
Dalam bab ini kita akan mempelajari periode ketiga sistem periodik, yang
meliputi delapan unsur, sebagaimana tercantum dalam tabel dibawah ini :

Nama Unsur Lambang Nomor Atom Konfigurasi Elektron


Natrium Na 11 [Ne] 3s1
Magnesium Mg 12 [Ne] 3s2
Aluminium Al 13 [Ne] 3s2 3p1
Silikon Si 14 [Ne] 3s2 3p2
Fosforus P 15 [Ne] 3s2 3p3
Belerang S 16 [Ne] 3s2 3p4
Klorin Cl 17 [Ne] 3s2 3p5
Argon Ar 18 [Ne] 3s2 3p6

Sifat-sifat periodik unsur-unsur periode ketiga :

Na Mg Al Si P S Cl Ar
Jari-jari atom (pm) 157 136 125 117 110 104 99 -
Keelektronegatifan 0,9 1,2 1,4 1,7 2,1 2,5 3,0 -
(skala pauling)
Energi ionisasi (kJ/mol) 498 740 577 787 1060 1000 1260 1520
Titik leleh (oC) 98 650 660 1410 44 119 -100 -189
Titik didih (oC) 883 1090 2470 2535 280 445 -35 -186
Potensial elektrode -2,71 -2,37 -1,66 - - -0,51 +1,36 -
(volt)

Seperti halnya unsur-unsur dalam periode yang lain, unsur-unsur


periode ketiga dari kiri ke kanan memiliki jari-jari atom yang makin kecil.
Meskipun sama-sama terdiri dari tiga lapis kulit, jumlah proton dan jumlah
elektron dalam masing-masing atom makin ke kanan makin banyak. Hal
ini menyebabkan gaya tarik inti atom terhadap elektron-elektron makin
kuat, sehingga elektron-elektron tertarik lebih dekat ke arah inti atom.
Harga keelektronegatifan unsur-unsur periode ketiga juga sesuai
dengan yang diharapkan: makin ke kanan makin besar. Artinya: makin
kekanan kemampuan atom untuk menarik elektron dari atom lain makin
bertambah.
56Kimia Anorganik

Dengan jari-jari atom yang makin kecil (makin kuatnya gaya tarik
inti), unsur-unsur periode ketiga dari kiri ke kanan pada umumnya
memiliki energi ionisasi yang makin besar.

2. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA DI ALAM


1. Aluminium
Aluminium merupakan logam yang paling banyak dikandung oleh
kulit bumi. Meliputi 7,8% dari massa kulit bumi, aluminium
menempati peringkat ketiga sebagai unsur penyusun kulit bumi
terbanyak sesudah oksigen dan silikon. Oleh karena aluminium cukup
reaktif, logam ini tidaklah dijumpai di alam berupa unsur bebas,
melainkan dalam wujud senyawa-senyawanya. Bijih aluminium yang
utama adalah bauksit (Al2O3.2H2O). Di samping itu aluminium juga
terdapat dalam kriolit (Na3AlF6), feldsfar (K2O.Al2O3.3SiO2), tanah
liat (Al2Si2O7.2H2O), dan mika (K-Mg-Al silikat).
Pengolahan bijih bauksit menjadi logam aluminium terdiiri atas
dua tahap: Pemurnian Al2O3 serta elektrolisis leburan Al2O3. Bijih
baulsit mengandung 50-60% Al2O3 yang bercampur dengan zat-zat
pengotor terutama Fe2O3 dan SiO2. Untuk memisahkan Al2O3 dari zat-
zat yang tidak dikehendaki, kita memanfaatkan sifat amfoter dari
Al2O3.
Pertama-tama bauksit direaksikan dengan basa, yaitu larutan
NaOH pekat. Al2O3 dan SiO2 akan larut, sedangkan Fe2O3 dan pengotor
lainnya tidak larut.

Al2O3(s) + 2OH-(aq) +3H2O 2Al(OH)4- (aq)


SiO2 (s) + 2OH-(aq) SiO32-(aq) + H2O

Setelah disaring, larutan ini kemudian direaksikan dengan asam,


yaitu larutan HCl. Ion silikat tetap larut, sedangkan ion aluminium
akan di endapkan sebagai Al(OH)3.

Al(OH)4- (aq) + H+ (aq) Al(OH)3 (s) + H2O

Endapan Al(OH)3 lalu dipanaskan agar terurai menjadi Al2O3 yang


murni.

Al(OH)3 (s) Al2O3(s) + 3H2O(g)

Proses pemurnian Al2O3 ini segera diikuti oleh proses elektrolisis


yang dikenal sebagai proses Hall. Al2O3 dicampurkan dengan kriolit
(NaAlF6), lalu dilelehkan pada suhu 850oC dengan bantuan arus listrik.
Ketika campuran mencair, kriolit berfungsi sebagai pelarut Al2O3.
Dinding bejana elektrolisis terbuat dari besi yang dilapisi karbon
(grafit), dan bertindak sebagai katode. Anodenya juga berupa batang-
batang grafit yang dicelupkan ke dalam campuran. Ion Al3+ akan
melepaskan muatannya pada katode (dinding grafit).
57Kimia Anorganik

Al3+ + 3e Al(l)

Aluminium cair yang terbentuk segera menumpuk pada dasar


bejana, dan dikeluarkan secara periodik.
Semetara itu di anode ion oksida (O2-) teroksidasi menjadi gas O2,
yang langsung bereaksi dengan anode karbon untuk membentuk gas
CO2.
2O2- O2 + 4e
C + O2 CO2
C + 2O2- CO2 + 4e

Jadi anode sedikit demi sedikit habis bereaksi dan harus diganti
dari waktu ke waktu.
Reaksi total yang terjadi pada elektrolisis dapat dituliskan sebagai
berikut:
Al3+ + 12e 4Al (katode)
3C + 6O2- 3CO2 + 12e (anode)
3C + 4Al3+ + 6O2- 4 Al + 3CO2

Penggunaan logam aluminium antara lain sebagai berikut:


 Logam aluminium digunakan sebagai bahan konstruksi bangunan
gedung, kenderaan bermotor, kapal laut dan pesawat terbang.
 Logam aluminium digunakan sebagai bahan perabot dapur seperti
panci, sendok dll.
 Logam aluminium digunakan sebagai wadah kemasan biskuit,
rokok, permen dll.
 Logam aluminium digunakan sebagai kabel-kabel listrik pada
jaringan transmisi jarak jauh.
 Aluminium sering dicampurkan dengan logam lain untuk
menghasilkan paduan yang lebih keras, lebih kuat dan lebih tahan
karat.

2. Silikon
Silikon merupakan unsur peringkat kedua terbanyak sesudah
oksigen pada kulit bumi. Meliputi sekitar 28% dari berat kulit bumi,
silikon terdapat sebagai silika (SiO2) dan senyawa-senyawa silikat
(SiO32-). Jika karbon merupakan kunci dunia kehidupan (organik),
maka unsur silikon boleh dikatakan kunci dunia mineral (anorganik).
Pasir yang dijumpai dimana-mana adalah silika yang tidak murni,
sedangkan silika yang lebih murni dapat berupa batu api (flint) dan
baiduri (opal). Bentuk silika yang paling murni adalah kuarsa,
komponen peralatan optik yang terkenal.
Senyawa-senyawa silikat yang terkenal adalah tanah liat
(Al2Si2O7.2H2O), asbes (MgCa silikat), dan mika (K-Mg-Al silikat).
Batu granit dan basal juga merupakan senyawa-senyawa silikat.
58Kimia Anorganik

Oleh karena bersifat semikonduktor, unsur silikon dipakai dalam


pembuatan transistor, kalkulator, mikrokomputer, serta sel-sel energi
matahari.
Senyawa silikon yang tidak asing lagi dalam kehidupan manusia
sepanjang masa adalah gelas. Gelas atau kaca adalah campuran
senyawa-senyawa silikat. Jika Na2CO3 dan CaCO3 dipanaskan
bersama-sama pasir (SiO3) pada suhu 1500oC, maka terbentuklah
campuran natrium silikat dan kalsium silikat. Inilah jenis gelas yang
umum digunakan untuk membuat botol-botol serta berbagai peralatan
kaca lainnya.
T
NaCO3(s) + SiO2(g) Na2SiO3(s) + CO2(g)
T
CaCO3(s) + SiO2(g) CaSiO3(s) + CO2(g)

Senyawa silikon selain gelas yang banyak digunakan adalah


semen, yaitu campuran kalsium silikat dan kalsium aluminat. Semen
dibuat dengan memanaskan batuan yang mengandung batu kapur
(CaCO3) dan tanah liat (Al2O3.2SiO3.2H2O) dalam perbandingan yang
tertentu, pada suhu sekitar 1500oC.

(CaCO3) CaO(s) + CO2(g)


Al2O3.2SiO3.2H2O(s) + 3CaO(s) Ca(Al2)2(s) + 2CaSiO3(s) + 2H2O
(g)
semen

3. Fosforus
Pada kulit bumi, fosforus terdapat sebagai batuan fosfat: fosforit
(Ca3(PO4)2, dan flouroapatit,(CaF2.3Ca3PO4)2). Fosforus merupakan
unsur bukan logam yang cukup reaktif, sehingga tidak ditemukan di
alam dalam keadaan bebas.
Fosforus terdapat dalam dua bentuk alotropi, yaitu fosforus putih
dan fosforus merah. Fosforus putih dibuat melalui proses Wohler
sedangkan fosforus merah diperoleh melalui pemanasan Fosforus putih
pada suhu 400oC dalam lingkungan inert. Beberapa perbedaan antara
keduanya adalah :

Fosforus putih Fosforus merah


1. Titik leleh 44oC dan titik didih 1. Menyublim tanpa meleleh pada
280oC 420oC
2. Kerapatan 1,8 gram/cm3 2. Kerapatan 2,3 gram/cm3
3. Larut dalam CS2 3. Tidak larut dalam CS2
4. Bersinar dalam gelap 4. Tidak bersinar dalam gelap
5. Cukup reaktif 5. Kurang reaktif
6. Reaksi dengan O2 berlangsung 6. Reaksi dengan O2 berlangsung
pada suhu 35oC pada suhu 300oC
59Kimia Anorganik

7. Beracun 7. Tidak beracun

Fosforus merah digunakan dalam pembuatan korek api. Bagian


kepala korek api mengandung Sb2S3 yang mudah terbakar, KCl3
sebagai oksidator, serbuk belerang sebagai zat pengisi serta suatu
perekat agar bahan-bahan tersebut bercampur erat.
Bidang gesek pada sisi kotak mengandung fosforus merah, SbS 3,
serbuk gelas atau pasir, serta perekat. Tatkala kepala korek api
digoreskan pada bidang gesek, fosforus merah akan terbakar oleh
panas gesekan, dan nyala segera diteruskan kepada kepala korek api.

4. Belerang
Belerang merupakan unsur periode ketiga yang ditemukan di alam
dalam bentuk unsur bebas. Unsur belerang biasa kita temukan pada
gunung merapi dan di dalam tanah. Dalam bentuk senyawa, belerang
terdapat sebagai garam-garam sulfida (S2-) atau sulfat (SO42-).
Pengambilan belerang dari depositnya dalam tanah dilakukan
dengan menggunakan apa yang disebut pompa Frasch yang dirancang
oleh Herman Frasch dari Amerika serikat. Dengan pompa Frasch, uap
air yang sangat panas dipompakan kedalam deposit belerang dalam
tanah, dan hal ini menyebabkan belerang meleleh. Kemudian
campuran belerang dan air panas di dorong ke atas permukaan tanah
oleh udara yang bertekanan tinggi. Belerang yang diperoleh cara
seperti ini cukup murni untuk di gunakan dalam berbagai keperluan.
Kegunaan terbesar dari belerang adalah sebagai bahan baku
pembuatan asam sulfat (H2SO4). Disamping itu belerang juga
digunakan dalam pembuatan korek api, pembuatan karbon disulfida
(CS2), serta pada proses vulkanisasi karet (ikatan silang belerang akan
memperkuat polimer karet).

3. SIFAT-SIFAT UNSUR PERIODE KETIGA


1. Sifat logam dan bukan logam
Sesuai dengan pola umum sistem periodik bahwa dari kiri ke kanan
sifat logam makin berkurang, maka unsur-unsur periode ketiga dapat
dikelompokkan menjadi :
1) unsur-unsur logam, yaitu Na, Mg, dan Al
2) unsur-unsur semi logam yaitu Si
3) unsur-unsur bukan logam, yaitu P, S, Cl, dan Ar

Dalam suatu unsur logam, atom-atom tersusun pada kisi-kisi yang


kompak dan membentuk struktur raksasa. Oleh karena atom-atom
memiliki orbital kosong pada kulit terluarnya, dan tarikan inti atom
terhadap elektron terluar tidak begitu kuat, maka elektron-elektron
terluar mudah mengalami delokalisasi, yaitu dapat bergerak bebas dari
orbital yang satu ke orbital yang lain dalam seluruh kisi kristal logam
tersebut. Elektron-elektron terluar yang bebas bergerak itu
menimbulkan ikatan logam yang mengikat seluruh atom dalam unsur
60Kimia Anorganik

logam. Makin banyak elektron terluar yang tersedia, makin kuat ikatan
logam dalam suatu unsur.
Seperti halnya kristal logam, kristal silikon juga mempunyai
struktur raksasa. Dengan memiliki empat elektron pada kulit terluar,
setiap atom silikon membentuk ikatan kovalen dengan empat atom
silikon lainnya dalam bentuk geometri tetrahedral. Hampir semua
elektron valensi dalam kristal silikon terlibat pada ikatan kovalen,
sehingga tidak bebas untuk menghantar listrik. Akan tetapi dengan
sedikit bantuan energi panas, beberapa elektron valensi dapat bergerak
bebas dalam orbital 3d yang kosong, sehingga silikon memiliki sifat
semikonduktor.
Berbeda dengan logam dan semilogam yang berstruktur raksasa,
maka unsur-unsur bukan logam memiliki struktur molekuler bahkan
argon merupakan kumpulan atom bebas.
Dalam suatu unsur bukan logam, molekul-molekul penyusunnya
terikat satu sama lain hanya oleh gaya Van Der Walls. Itulah sebabnya
unsur-unsur ini mempunyai titik leleh yang rendah. Gaya van der walls
antar partikel akan makin besar apabila jumlah elektron per atom
makin banyak. Oleh karena itu, bagi zat-zat yang partikelnya berupa
molekul berlaku kaidah umum: Makin besar harga Mr, titik leleh dan
titik didih makin tinggi. Hal in dapat menerangkan urutan titik leleh
unsur-unsur bukan logam dalam periode ketiga.

S8 > P4 >Cl2 > Ar

2. Sifat reduktor dan oksidator


Sebagaimana kita ketahui, suatu unsur logam cenderung
melepaskan elektron atau memberikan elektron kepada atom lain.
Dengan demikian suatu logam cenderung mengalami oksidasi
(bertindak sebagai reduktor) dalam suatu reaksi kimia. Makin mudah
suatu logam melepaskan elektron, makin kuat sifat reduktornya.
Di lain pihak, suatu unsur bukan logam (kecuali gas mulia)
cenderung menangkap elektron atau menerima elektron dari atom lain.
Jadi suatu unsur bukan logam cenderung mengalami reduksi (bertindak
sebagai oksidator). Makin mudah suatu unsur menangkap elektron,
makin kuat sifat oksidatornya.
Jika kita menelusuri unsur-unsur periode ketiga dari kiri ke kanan,
maka kita mengamati bahwa sifat reduktor makin berkurang, sedang
sifat oksidator makin bertambah. Dalam periode ketiga, natrium
merupakan reduktor terkuat dan klorin merupakan oksidator terkuat.
Kekuatan sifat reduktor dan sifat oksidator dari unsur-unsur
periode ketiga diperlihatkan oleh harga potensial reduksi (Eo)
sebagaimana tercantum dibawah :
61Kimia Anorganik

Na+ + e Na Eo = -2,71 volt

oksidator Mg2+ + 2e Mg reduktor Eo = -2,37 volt


makin Al3+ + 3e Al makin Eo = -1,66 volt
kuat kuat
S + 2e S2- Eo = -0,51 volt
Cl2 + 2e 2Cl- Eo= +1,36 volt

Sehubungan dengan sifat reduktor dan oksidator, dibawah ini


tercantum bilangan oksidasi unsur-unsur periode ketiga yang banyak
kita jumpai dalam senyawa-senyawanya.

Bil. Oks Na Mg Al Si P S Cl Ar
+7 •
+6 •
+5 • •
+4 • •
+3 • • •
+2 • •
+1 • •
0 •
-1 •
-2 •
-3 •
-4 •

Dari tabel di atas kita melihat bahwa dari natrium sampai klorin
bilangan oksidasi maksimum makin besar sesuai dengan nomor
golongan masing-masing unsur. Argon memiliki bilangan oksidasi nol,
sebab sampai saat ini argon belum dapat membentuk senyawa. Dengan
perkataan lain, argon sama sekali tidak memiliki sifat reduktor maupun
oksidator.

3. Sifat Asam dan Basa


Dalam membahas sifat asam dan basa pada periode ketiga, marilah kita
melihat suatu senyawa dengan gugus sebagai berikut:

M-O-M

dengan M adalah salah satu unsur periode ketiga.


Senyawa dengan struktur seperti ini dapat bertindak sebagai basa
dengan memutuskan ikatan M-OH sehingga terbentuk ion hidroksida
(OH-).
M-OH M+ (aq) + OH-(aq)
62Kimia Anorganik

Di lain pihak, Senyawa dengan struktur seperti ini dapat pula


bertindak sebagai asam dengan memutuskan ikatan MO-H sehingga
terbentuk ion hidrogen (H+).

MO-H MO- (aq) + H+(aq)

Jika M adalah atom logam yang mudah melepaskan elektron, maka


pasangan elektron pada ikatan M-O akan diberikan secara sempurna
kepada O, dan terbentuklah senyawa ionik yang mengandung ion OH-.
Muatan yang mengelilingi OH- tidak memungkinkan oksigen untuk
menarik secara kuat pasangan elektron pada ikatan O-H. Jadi, ikatan
O-H tidaklah terlalu polar sehingga tidak mungkin hidrogen diberikan
kepada pelarut sebagai H+. Dalam larutan, OH- cukup stabil, dan hal ini
menyebabkan larutan bersifat basa.
Jika M adalah atom bukan logam yang mudah menarik elektron,
maka ikatan M-O lebih bersifat kovalen, sehingga OH - tidak terbentuk.
Oleh karena M cukup kuat untuk menarik elektron pada ikatan M-O,
maka ikatan O-H bersifat polar. Akibatnya, yang mudah terlepas atau
yang diberikan kepada pelarut adalah H+, dan ini menyebabkan larutan
bersifat asam.
Atom natrium sangat mudah memberikan elektron, sebab sifat
reduktornya sangat kuat. NaOH merupakan basa kuat serta sangat
mudah larut dalam air.
Mg(OH)2 juga merupakan senyawa ionik, kelarutan Mg(OH)2
dalam air kecil, tetapi Mg(OH)2 larut baik dalam asam. Meskipun
Mg(OH)2 merupakan basa yang lebih lemah daripada NaOH, ia masih
tergolong basa yang cukup kuat.
Sifat basa Al(OH)3 jauh lebih lemah daripada NaOH dan Mg(OH) 2.
Ia sukar larut dalam air, tetapi sebagai basa sudah tentu ia larut dalam
asam.

Al(OH)3(s) + 3H+ (aq) Al3+ (aq) + 3H2O

Oleh karena atom Al cukup kuat menarik elektron, Al(OH)3 dapat


menunjukkan sifat asam. Oleh karena itu Al(OH) 3 juga dapat bereaksi
dengan basa.

Al(OH)3(s) + OH- (aq) Al(OH)4- (aq)

Ion Al(OH)4- disebut ion aluminat, dan juga dapat dituliskan AlO 2-
dengan menghilangkan 2 molekul H2O yang menghidrasinya.
Reaksi-reaksi di atas menunjukkan bahwa Al(OH)3 bersifat
amfoter, yaitu dapat bersifat asam dan basa. Dalam suatu kondisi ia
dapat menerima proton (bertindak sebagai basa), dan dalam kondisi
yang lain ia dapat bereaksi dengan OH- (bertindak sebagai asam).
Silikon sebagai unsur bukan logam cenderung menarik elektron.
Akibatnya ikatan O-H agak polar, sehingga hidrogen cenderung
diberikan kepada pelarut sebagai H+. Molekul Si(OH)4 tiada lain
63Kimia Anorganik

adalah oksida silikon yang mengikat dua molekul air (SiO2.2H2O). Ia


tidak larut dalam air, tetapi dapat larut dalam basa untuk membentuk
iondsilikat (SiO32-). Hal ini menunjukkan bahwa Si(OH)4 bersifat asam
meskipun keasamannya lemah sekali.
Fosforus membentuk senyawa asam fosfat (H3PO4) dan asam fosfit
(H3PO3). Kedua asam ini dalam air akan terionisasi menghasilkan ion
H+ (aq).

H3PO4 H+ (aq) + H2PO4- Ka =7,5 x 10-3


H3PO3 H+ (aq) + H2PO3- Ka =1,6 x 10-2
Belerang membentuk asam sulfat (H2SO4) dan asam sulfit (H2SO3).
Asam sulfat adalah asam kuat, terionisasi sempurna dalam air,
sedangkan asam sulfit tergolong asam lemah.
Klorin membentuk empat macam asam yang mengandung gugus
O-H: asam klorat(I), HClO, asam klorat (III) HClO 2, asam klorat
(V),HClO4. Keempat asam ini sering disebut dengan nama trivial:
asam hipoklorit, asam klorit, asam klorat, dan asam perklorat.

F. UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT


1. STRUKTUR ELEKTRON
Unsur-unsur transisi biasa disebut unsur peralihan yaitu unsur-unsur
yang yang pengisian elektronnya berakhir pada subkulit d. Unsur-unsur ini
disebut transisi sebab terletak pada daerah peralihan antara bagian kiri
(blok s) dan bagian kanan (blok p) dari sistem periodik yaitu berada pada
antara golongan IIA dan golongan IIIA.
Unsur-unsur transisi mulai dijumpai periode keempat. Setiap periode
kita menjumpai sepuluh unsur transisi, sesuai dengan jumlah elektron
maksimum yang dapat ditampung dalam subkulit d.
Dalam unsur transisi periode keempat terdapat sepuluh buah unsur,
seperti yang tercantum dibawah ini:

Nama Unsur Lambang Nomor Atom Struktur Elektron Golongan


Skandium Sc 21 [Ar] 3d1 4s2 IIIB
Titanium Ti 22 [Ar] 3d2 4s2 IVB
Vanadium V 23 [Ar] 3d3 4s2 VB
Kromium Cr 24 [Ar] 3d5 4s1 VIB
Mangan Mn 25 [Ar] 3d5 4s2 VIIB
Besi Fe 26 [Ar] 3d6 4s2 VIIIB
Kobalt Co 27 [Ar] 3d7 4s2 VIIIB
Nikel Ni 28 [Ar] 3d8 4s2 VIIIB
Tembaga Cu 29 [Ar] 3d10 4s1 IB
Seng (zink) Zn 30 [Ar] 3d10 4s2 IIB

Struktur elektron kromium dan tembaga masing-masing 3d5 4s1 dan


3d 4s1 (bukan 3d4 4s2 dan 3d9 4s2) sebab elektron-elektron dalam subkulit
10

d cenderung untuk berada dalam keadaan penuh (d10) atau setengah penuh
(d5), suatu struktur yang relatif lebih stabil.
64Kimia Anorganik

Adanya elektron-elektron yang tidak berpasangan pada orbital-orbital


subkulit d menyebabkan unsur-unsur transisi memiliki beberapa
karakteristik sebagai berikut:
1. Unsur-unsur transisi jika membentuk senyawa dapat memiliki
beberapa macam bilangan oksidasi.
2. Senyawa-senyawa unsur transisi umumnya berwarna.
3. Unsur-unsur transisi dan senyawa-senyawa bersifat paramagnetik.
4. Unsur-unsur transisi memiliki titik leleh yang lebih tinggi daripada
unsur-unsur utama yang merupakan logam.
5. Unsur-unsur transisi dan senyawa-senyawa dapat bertindak sebagai
katalis.

2. LOGAM TRANSISI DI ALAM DAN PENGOLAHANNYA


Unsur-unsur transisi periode keempat di alam umumnya terdapat
dalam bentuk oksida, sulfida, atau karbonat. Hanya tembaga yang
ditemukan sebagai unsur bebas disamping sebagai senyawa-senyawanya.
Hal ini disebabkan tembaga termasuk logam mulia yang relatif sukar
mengalami oksidasi.
Dibawah ini unsur-unsur logam transisi :

Skandium (Sc)
Skandium merupakan logam yang langka. Produksinya diukur dalam
gram atau kilogram, dan pemakaiannya terbatas, antara lain sebagai
komponen pada lampu listrik yang berintensitas tinggi.

Titanium (Ti)
Titanium terdapat di alam sebagai TiO2 dan FeTiO3. Untuk membuat
logam titanium, dialirkan gas klor pada senyawa TiO 2 sehingga terjadi
TiCl4, kemudian TiCl4 ini direduksi dengan logam magnesium. Logam
titanium tahan karat dan bila dicampur dengan logam lain menghasilkan
paduan logam yang sangat keras.
Titanium kini semakin banyak dipakai pada pembuatan pesawat
terbang mutakhir, mesin-mesin jet, peralatan militer, serta pipa-pipa
saluran. Logam ini merupakan alternatif yang baik untuk menggantikan
aluminium dan baja. Titanium lebih ringan dari baja tetapi kekuatannya
tidak kalah dari baja. Kekuatan titanium tidak terpengaruh oleh suhu,
sedangkan aluminium akan kehilangan kekuatan pada suhu tinggi.

Vanadium (V)
Logam vanadium terdapat di alam antara lain sebagai senyawa
vanadium pentaoksida (V2O5). Logam vanadium jika dicampur dengan
besi akan menghasilkan baja vanadium yang keras, kuat dan tahan karat.
Baja vanadium digunakan untuk membuat per mobil. Vanadium
pentaoksida (V2O5) digunakan sebagai katalis pada pembuatan asam sulfat
menurut proses kontak.
Fungsi katalis vanadium pentaoksida adalah untuk mengikat SO2 dan
kemudian mengoksidasinya menjadi SO3, sedangkan V2O5 sendiri berubah
65Kimia Anorganik

menjadi V2O4; akan tetapi V2O4 ini dioksidasi kembali oleh oksigen udara
menjadi V2O5.

Krom (Cr)
Krom terdapat di alam antara lain sebagai Cr2O3. Sebenarnya logam
krom termasuk logam yang reaktif. Krom dapat bereaksi dengan oksigen
dan klor. Krom dengan oksigen di udara seakan-akan tidak bereaksi,
sesungguhnya krom bereaksi dengan oksigen dan membentuk oksida.
Lapisan oksida ini melindungi krom dari oksidasi selanjutnya sehingga
logam ini tahan karat.
Logam krom dibuat menurut proses Goldschmidt, yaitu dengan
mereduksi Cr2O3 dengan logam aluminium :

2Al + Cr2O3 2Cr + Al2O3 + a kkal

Bilangan oksidasi krom dalam senyawa-senyawa yang terpenting


adalah +2, +3, dan +6. Senyawa krom dengan bilangan oksidasi +2 tidak
stabil, mudah dioksidasi oleh udara menjadi ion Cr3+. Larutan senyawa
Cr2+ berwarna biru dan dapat dibuat dari larutan senyawa Cr 3+ dan seng.

Zn + 2Cr3+ Zn2+ + 2Cr2+

Krom dengan bilangan oksidasi +3 dijumpai dalam senyawa tawas


kalium kromat sulfat (KCr.(SO4)2.12H2O) dan dalam senyawa krom (III)
hidroksida (CrOH)3 yang berwarna hijau. Krom yang mempunyai bilangan
oksidasi +6 dijumpai dalam senyawa kromat dan bikromat, misalnya
kalium kromat (K2CrO4) dan kalium bikromat (K2Cr2O7).
Senyawa kromat dapat dibuat dengan cara memanaskan suatu
campuran garam krom, basa, dan oksidator sehingga mencair. Ion
bikromat yang berwarna jingga dapat terbentuk apabila ke dalam larutan
ion kromat yang berwarna kuning dibubuhi asam :

2CrO42-(aq) + 2H+(aq) Cr2O72-(aq) + H2O (l)


kuning jingga

Sebaliknya, ion bikromat yang berwarna jingga dapat diubah menjadi


ion kromat yang berwarna kuning dengan membubuhi suatu basa :

Cr2O72-(aq) + 2OH-(aq) 2CrO42-(aq) + H2O(l)

Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa kromat stabil dalam


suasana basa dan bikromat stabil dalam suasana asam. Larutan bikromat
dalam lingkungan asam bersifat oksidator, sehingga dapat mengoksidasi
berbagai reduktor, misalnya kalium iodida, natrium sulfit, besi (III) sulfat,
asam oksalat, dan belerang dioksida.
Kromium merupakan logam yang sangat keras, titik lelehnya tertingga
di antara unsur-unsur transisi periode keempat. Kegunaan terbesar
kromium adalah sebagai pelapis logam lain. Baja yang dicampur dengan
66Kimia Anorganik

krom akan lebih kuat dan lebih mengkilap dan dikenal sebagai stainless
steel. Larutan bikromat dan asam sulfat dapat dipakai untuk membersihkan
alat-alat yang dibuat dari gelas seperti : buret, gelas ukur dan erlenmeyer,

Mangan (Mn)
Mangan terdapat di alam sebagai oksida, misalnya sebagai batu kawi
(MnO2) atau sebagai oksida yang selalu bercampur dengan oksida besi.
Bijih besi yang mengandung mangan oksida jika direduksi dengan karbon
pijar akan menghasilkan besi dan mangan.
Beberapa senyawa mangan lain adalah kalium manganat (K2MnO4)
dan senyawa kalium permanganat (KMnO4). Senyawa kalium
permanganat dapat terbentuk jika gas klor di alirkan kedalam larutan
kalium manganat :

Cl2(g) + 2 MnO42- (aq) 2 Cl-(aq) + 2 Mn4-(aq)

Larutan kalium permanganat berwarna ungu, dalam suasana asam


maupun basa kalium permanganat oksidator.
Mangan banyak digunakan sebagai campuran baja ferromangan. Bijih
mangan digunakan sebagai zat aktif dalam batu batere. Dalam beberapa
reaksi kimia, MnO2 digunakan sebagai katalis, misalnya pada penguraian
KClO3 manjadi gas O2.

Besi (Fe)
Proses pengolahan bijih besi biasanya dilakukan pada tanur tinngi.
Tanur tinggi ini berupa suatu menara berbentuk silinder yang terbuat dari
besi atau baja dengan tinggi kira-kira 30 meter, pada bagian perutnya kira-
kira berdiameter delapan meter.
Campuran bahan-bahan yang akan diolah dimasukkan ke dalam tanur
melalui bagian puncak yang dirancang sedemikian rupa sehingga bahan-
bahan yang baru dapat ditambahkan apabila diperlukan. Dibawah sedikit
puncak, terdapat lubang untuk mengeluarkan gas. Kira-kira setinggi tiga
meter dari dasar tanur, terdapat pipa-pipa yang dihubungkan dengan empat
buah tungku di mana udara udara di panaskan sampai suhu 1100 oC. Udara
yang sangat panas ini disemburkan ke dalam tanur melalui pipa-pipa
tersebut. Akhirnya dibagian dasar tanur terdapat dua lubang, masing-
masingdigunakan untuk mengeluarkan besi cair sebagai hasil utama serta
terak sebagai hasil sampingan.
67Kimia Anorganik

Gambar proses tanur

Bahan-bahan yang dimasukkan kedalam tanur ada tiga macam yaitu :


1. Bijih besi sebagai bahan utama yang akan direduksi. Bijih besi ini
berupa Fe2O3 yang bercampur dengan pasir (SiO2) dan oksida-oksida
asam yang lain (P2O5 dan Al2O3)
2. Kokas (karbon) sebagai zat pereduksi
3. Batu kapur (CaCO3) yang berfungsi untuk mengikat zat-zat pengotor.
Hasil reaksi antara batu kapur dan zat-zat pengotor disebut terak (slag)
Menurut perhitungan kasar, untuk membuat satu ton besi cair
diperlukan dua ton bijih besi, satu ton kokas, setengah ton batu kapur dan
lima ton udara.
Pertama-tama, udara yang panas masuk kebagian bawah tanur, lalu
bereaksi dengan kokas untuk membuat gas CO2.

C + O2 CO2 ∆ H = -394 kJ

Reaksi ini sangat eksoterm. Panas yang dibebaskan akan menaikkan


suhu bagian bawah tanur sampai 1900oC. Gas CO2 kemudian naik melalui
lapisan kokas yang panas, sambil bereaksi untuk membentuk gas Co. Di
sini reaksinya endoterm.

CO2 + C 2CO ∆ H = +173kJ

Kini terdapat dua zat pereduksi, yaitu kokas dan CO yang siap untuk
mereduksi bijih Fe2O3. Reduksi terhadap Fe2O3 ini berlangsung dalam
beberapa tahap, tergantung pada suhu.
a. Pada bagian atas tanur yang suhunya sekitar 500oC, Fe2O3 direduksi
menjadi Fe3O4.

3Fe2O3 + CO 2Fe3O4 + CO2


68Kimia Anorganik

b. Di bagian yang lebih bawah, yaitu pada daerah yang suhunya 850 oC,
Fe3O4 direduksi menjadi FeO.

Fe3O4 + CO 3FeO + CO2

c. Akhirnya dibagian yang lebih bawah lagi (suhu 1000oC), FeO


direduksi menjadi logam besi.

FeO + CO Fe + CO2

Pada suhu setinggi ini sudah tentu logam besi yang dihasilkan
berwujud cair. Besi cair ini kemudian mengalir ke bawah dan mengumpul
di dasar tanur.
Sementara itu, batu kapur pada suhu tinggi akan menjadi kapur tohor
(CaO) dan gas CO2.

CaCO3 CaO + CO2

Kapur tohor inilah yang bereaksi dengan pasir (SiO 2) dan zat-zat pengotor
lainnya.

CaO + SiO2 CaSiO3


3CaO + P2O5 Ca3(PO4)2
CaO + Al2O3 Ca(AlO2)2

Hasil-hasil reaksi ini disebut terak (slag), yang juga berwujud cair.
Campuran garam-garam kalsiumin segera mengalir ke dasar tanur. Oleh
karena terak lebih ringan dari besi, maka pada dasar tanur terak cair akan
mengambang di atas besi cair, dan sekaligus melindungi besi cair itu dari
proses re-oksidasi yang mungkin terjadi.
Ketika besi cair dan terak cair dikeluarkan dari tanur melalui lubang
masing-masing, isi tanur menjadi berkurang, dan campuran bijih-kokas-
batu kapur yang baru segera di masukkan ke dalam tanur dari bagian
puncak.
Cairan besi yang diperoleh dari tanur sembur disebut besi kasar, yang
mengandung 95% Fe, 4% karbon, dan sedikit silika, fosforus dan unsur-
unsur lain. Besi kasar ini sangat keras dan dapat didinginkan menjadi besi
tuang. Besi cair ini dapat pula dibuat baja, yaitu besi yang dapat ditempa
dan mengandung maksimum 2% karbon. Untuk membuat baja dari besi
kasar cair, maka kadar karbonnya harus dikurangi. Pembuatan baja ini
dapat dilakukan dengan berbagai cara dan salah satu diantaranya adalah
proses Bessemmer yaitu besi kasar cair yang dihasilkan dari tanur tinggi
dimasukkan ke dalam suatu konverter. Dari bawah dialirkan udara panas
melalui lubang-lubang kecil, sehingga karbon yang masih ada dalam besi
cair sebagian besar dioksidasi menjadi gas karbon dioksida. Sebagian
logam besi juga ikut teroksidasi.
69Kimia Anorganik

C + O2 CO2
Si + O2 SiO2
2Fe + O2 2FeO

Untuk mereduksi kembali FeO, ditambahkan logam mangan.

Mn + FeO Fe + MnO

Baja yang dihasilkan disebut baja ferromangan. Mutu baja jenis ini
kurang baik, tetapi harganya cukup murah dan praktis untuk berbagai
keperluan, seperti pipa, kawat, kerangka beton untuk gedung dan
jembatan.
Cara lain untuk membuat baja adalah proses Siemens-Martin, yang
menggunakan tanur perapian terdedeh. Tanur diisi campuran besi kasar
dan batu kapur. Campuran gas yang dapat terbakar dan udara panas yang
dialirkan melewati permukaan campuran untuk menjaga besi tetap cair.
Karbon dan zat-zat pengotor akan teroksidasi. Gelembung-gelembung gas
CO2 yang dihasilkan akan menyebabkan campuran tetap tergodok,
sedangkan zat-zat pengotor yang masih tertinggal akan diikat oleh CaO
(dari penguraian batu kapur) untuk menghasilkan terak.
Baja yang dihasilkan pada proses Siemens-Martin lebih baik mutunya.
Sebelum dikeluarkan dari tanur, logam-logam lain dapat ditambahkan
pada baja, agar menghasilkan aliasi yang mempunyai sifat-sifat tertentu.
Baja dari proses ini juga sering dipakai dalam pembuatan rel kereta api ,
senapan, tank, dan lain-lain.

Kobalt (Co)
Kobalt terdapat di alam sebagai kobalt glance (CoAsS) dan lemacite
(Co3S4).
Penambahan kobalt pada besi menyebabkan logam ini tahan karat.
Paduan logam kobalt, aluminium, nikel, tembaga dan besi disebut Alnico.
Bilangan oksidasi kobalt = +2 dikenal antara lain senyawa
kobalt(II)klorida (CoCl2). Larutan kobalt(II)klorida ini berwarna merah
jambu. Larutan kobalt(II)klorida encer digunakan untuk tinta tak
berwarna. Apabila tinta ini setelah dituliskan kena sinar matahari,
warnanya berubah menjadi biru. Senyawa kobalt(I)klorida dioksidasi
menjadi senyawa kobalt(III)klorida yang berwarna biru.

Nikel (Ni)
Nikel terdapat di alam antara lain sebagai pentlandote (FeS.NiS).
Nikel adalah logam putih seperti perak, penghantar panas dan listrik
yang baik. Nikel banyak digunakan pada pembuatan logam paduan.
Paduan logam yang terdiri darui 60% Ni dan 40% Cu tahan karat, paduan
logam yang terdiri dari 60% Ni, 25% Fe dan 15% Cr tahan asam.
Serbuk nikel banyak diguanakan sebagai katalis. Pada pembekuan
lemak cair (minyak) menjadi lemak padat dalam pembuatan margarin
70Kimia Anorganik

digunakan serbuk nikel sebagai katalis. Bilangan oksidasi Ni = +2, dikenal


antara lain dalam senyawa nikel sulfat (NiSO4) yang berwarna hijau.

Tembaga (Cu)
Tembaga terdapat di alam dalam keadaan bebas dan juga sebagai
senyawa, misalnya cuprite (Cu2O), chalcocite (Cu2S), malachite
((CuOH)2O3).
Logam tembaga dimurnikan dengan cara elektrolisis. Ketika
dipisahkan dari bijihnya, logam tembaga biasanya tercampur dengan
sedikit logam-logam lain: besi, seng, emas, perak, dan platina. Tembaga
yang akan dimurnikan digunakan sebagai anode dalam sel elektrolisis
yang mengandung larutan CuSO4. Sebagai katode dipakai batang tembaga
yang murni. Selama elektrolisis berlangsung, potensial listrik yang
dilewatkan melalui sel diatur sedemikian rupa sehingga bagian anode yang
larut hanyalah tembaga, besi dan seng. Mereka larut sebagai Cu2+, Fe2+,dan
Zn2+. Adapun emas, perak, dan platina tidak larut dan langsung berjatuhan
ke dasar wadah.
Selanjutnya, dikatode hanya Cu2+ yang mengalami reduksi, sedangkan
Fe2+ dan Zn2+ tetap tertinggal dalam larutan. Dengan demikian kita
memperoleh tembaga murni yang diendapkan pada permukaan katode.
Jadi, hasil keseluruhan dari kerja sel elektrolisis adalah pemindahan
tembaga dari anode ke katode.

Anode : Cu Cu2+ + 2e
Katode : Cu2+ +2e Cu

Emas, perak, dan platina yang mengendap di dasar sel dapat dijual
untuk menutupi ongkos pemakaian listrik selama elektrolisis sehingga
boleh dikatakan pemurnian tembaga ini tidak memerlukan biaya.
Tembaga kita temukan pada kabel-kabel listrik dan berbagai perhiasan
rumah tangga, Uang logam selalu mengandung campuran logam tembaga.
Aliasi tembaga dengan timah dikenal sebagai perunggu, sedangkan aliasi
tembaga dengan seng disebut kuningan.

Seng (Zn)
Seng terdapat di alam sebagai senyawa, misalnya sebagai zincite dan
sphalerite (ZnS)
Seng dapat dihasilkan dengan pemanggangan seng sulfida, kemudian
seng oksida yang terjadi direduksi dengan karbon pijar :

2ZnS + 3 O2 2 ZnO + 2SO2


ZnO + C Zn +CO

Suhu pada proses sekitar 1200oC dan diatas suhu ini seng menguap
untuk kemudian dikondensasikan menjadi debu seng.
71Kimia Anorganik

Logam seng jika berhubungan dengan CO2, O2, dan H2O dari udara
membentuk seng karbonat basa yang merupakan lapisan pelindung. Oleh
karena itu seng tahan karat.
Logam seng mudah bereaksi dengan asam dengan menimbulkan gas
hidrogen. Dalam semua senyawa, seng mempunyai bilangan oksidasi +2.
Ion seng tidak berwarna dan dalam air ion seng akan terhidrolisa.
Seng kita temukan pada atap rumah, batu baterai, campuran kuningan,
percetakan litografi, dan sering dipakai untuk melapisi logam besi.

3. SIFAT-SIFAT LOGAM TRANSISI PERIODE KEEMPAT


1. Sifat logam
Semua unsur transisi merupakan unsur logam. Dibandingkan
dengan logam-logam unsur utama, logam-logam transisi mengandung
lebih banyak elektron yang tidak berpasangan yang bebas bergerak
pada kisi kristalnya. Hal ini berarti ikatan logam pada unsur transisi
lebih kuat daripada unsur utama. Itulah sebabnya logam-logam transisi
memiliki sifat lebih keras, kerapatan yang besar, dan titik leleh yang
tinggi.

2. Sifat paramagnetik
Jika dalam suatu atom, molekul atau ion terdapat elektron yang
tidak berpasangan pada orbitalnya, maka spesi tersebut bersifat
paramagnetik, artinya ia dapat tertarik atau terinduksi oleh medan
magnet. Sebaliknya, jika semua elektron membentuk pasangan
elektron spesi itu bersifat diamagnetik (tidak tertarik medan magnet).
Unsur-unsur transisi dan senyawa-senyawanya kebanyakan
mengandung elektron yang tidak berpasangan dalam orbital-orbital
subkulit d. Akibatnya, sebagian besar unsur transisi dan senyawanya
merupakan zat-zat paramagnetik. Makin banyak elektron yang tidak
berpasangan, makin kuat sifat paramagnetiknya.
Unsur-unsur besi (Fe),Kobalt (Co) dan Nikel (Ni) memiliki suatu
sifat unik yang disebut sifat ferromagnetik. Meskipun medan magnet
sudah dipindahkan atau dijauhkan dari suatu zat ferromagnetik,
induksi magnet tidak turut menghilang, melainkan tetap dikandung
oleh zat tersebut. Hal ini berbeda dengan sifat paramagnetik biasa,
yang segera kehilangan induksi magnet tatkala medan magnet
dijauhkan daripadanya. Dengan perkataan lain, zat-zat ferromagnetik
dapat dijadikan magnet permanen, sedangkan zat-zat paramagnetik
biasanya hanya bersifat magnet dalam lingkungan suatu medan
magnet.

3. Ion yang berwarna


Pada unsur transisi, tingkat-tingkat energi elektron hampir
bersamaan sehingga elektron-elektron dapat bergerak ke tingkat energi
yang lebih tinggi dengan mengabsorpsi sinar tampak. Hal ini
mengakibatkan sebagian besar ion-ion logam transisi memperlihatkan
warna-warna yang menarik.
72Kimia Anorganik

Berbagai warna dari ion unsur-unsur transisi sebagai berikut :

Unsur Ion Warna


Sc Sc3+ tidak berwarna
Ti Ti2+ ungu
Ti3+ hijau
Ti4+ tidak berwarna
V V2+ ungu
V3+ hijau
VO2+ biru
VO43- merah
Cr Cr2+ biru
Cr3+ hijau
CrO42- kuning
Cr2O72- jingga
Mn Mn2+ merah muda
Mn3+ merah coklat
MnO42- hijau
MnO4- coklat ungu
Fe Fe2+ hijau
Fe3+ jingga
Co Co2+ merah muda
Co3+ biru
Ni Ni2+ hijau
Ni3+ merah
Cu Cu2+ tak berwarna
Cu3+ biru
Zn Zn2+ tak berwarna

4. Bilangan oksidasi
Hampir semua unsur transisi menunjukkan berbagai macam harga
bilangan oksidasi. Hal ini disebabkan elektron-elektronnya pada orbital
d ikut digunakan dalam membentuk senyawa. Harga bilangan oksidasi
yang mungkin dimiliki unsur-unsur transisi periode keempat dapat
dilihat pada tabel berikut:
73Kimia Anorganik

Unsur +1 +2 +3 +4 +5 +6 +7
Sc - - • - - - -
Ti - o o • - - -
V o o o • • - -
Cr - o • - - • -
Mn - • o • - o •
Fe - • • o - o -
Co - • o - - - -
Ni - • o - - - -
Cu o • - - - - -
Zn - • - - - - -

Keterangan :
• = bilangan oksidasi yang stabil
o = bilangan oksidasi yang tidak stabil

Bilangan oksidasi tertinggi yang dicapai oleh suatu unsur adalah


nomor golongan unsur tersebut. Dari Sc sampai Mn, atom-atom
cenderung untuk mencapai bilangan oksidasi tertinggi, sebab semua
elektron- pada orbital d tidak berpasangan., sehingga semua relatif
mudah dilepaskan. Unsur-unsur sesudah Mn mulai memiliki orbital d
yang penuh dan lebih kuat terikat oleh muatan inti yang makin
bertambah, sehingga bilangan oksidasi tertinggi sukar untuk dicapai.

5. Sifat katalis
Unsur-unsur transisi dan senyawa-senyawanya sering dipakai
sebagai katalis pada reaksi-reaksi kimia dibidang industri sebab dapat
mempercepat suatu reaksi dengan cara menimbulkan aspek permukaan
yang lebih luas.
Dalam tubuh kita, ion-ion transisi berfungsi sebagai co-enzim
(katalis pembantu enzim). Hidrolisis protein menjadi asam-asam
amino akan dipercepat oleh katalis ion Zn2+, sintesis hemoglobin
memerlukan katalis ion Cu2+, dan sebagainya.

G. ION KOMPLEKS DAN SENYAWAANNYA

1. STRUKTUR ION KOMPLEKS


Salah satu sifat penting unsur-unsur transisi adalah kemampuan
meraka untuk membuat apa yang disebut ion kompleks, yaitu suatu
struktur dimana kation logam berikatan dengan dua atau lebih molekul
netral atau anion.
Dalam suatu ion kompleks, kation logam disebut atom pusat,
sedangkan molekul atau anion yang berikatan dengan atom pusat disebut
ligan (bahasa Latin: ligare = mengikat).
74Kimia Anorganik

Dalam suatu ion kompleks, ligan-ligan terikat pada atom pusat melalui
ikatan kovalen koordinasi. Masing-masing ligan menyediakan pasangan
elektron, sedangkan atom pusat menyediakan orbital-orbital kosong untuk
menampung pasangan elektron dari ligan-ligan.

Muatan ligan Rumus ligan


H20
NH3
netral (0)
CO
NO
F-
Cl-
Br-
I-
-1
OH-
NO2-
CN-
SCN-
SO42-
-2
S2O32-

Tatkala kita menuliskan rumus ion kompleks, perhatikan hal-hal berikut


ini :
1. Muatan ion kompleks adalah hasil penjumlahan muatan atom pusat
dan muatan ligan-ligan.
2. Atom pusat dituliskan terlebih dahulu lalu diikuti oleh ligan-ligan. Jika
ligannya lebih dari sejenis, molekul netral dituliskan mendahului
anion.

Contoh :
Tuliskan rumus ion kompleks yang tersusun dari :
a. atom pusat Ag+ dan dua buah ligan NH3
b. atom pusat Cu2+ dan dua buah ligan H2O
c. atom pusat Mn2+ dan dua buah ligan Cl-

Jawab :
a. muatan ion kompleks = 1 + 2(0) = +1

b. Rumus ion kompleks : Ag(NH3)2+

c. muatan ion kompleks = 2 + 4(0) = +2


Rumus ion kompleks : Cu(H2O)42+

d. muatan ion kompleks = 2 + 4(-1) = -2


Rumus ion kompleks : MnCl42-

Jumlah ligan yang terikat pada atom pusat disebut bilangan koordinasi
dari atom pusat tersebut. Sebagai contoh : dalam ion kompleks Ag(NH 3)2+
75Kimia Anorganik

atom pusat Ag+ memiliki bilangan koordinasi 2; dalam ion kompleks


Cu(H2O)42+ dan MnCl42- atom pusat Cu2+ dan Mn2+ masing-masing
memiliki bilangan koordinasi 4.
Pada umumnya, bilangan koordinasi suatu atom pusat (kation logam)
biasanya adalah dua kali harga bilangan oksidasi (muatan) atom pusat
tersebut. Misalnya Ag+ memiliki bilangan koordinasi 2; Cu2+ dan Zn2+
memiliki bilangan koordinasi 4; Cr3+ dan Co 3+ memiliki bilangan
koordinasi 6.
Akan tetapi “aturan” di atas tidak selamanya berlaku, sebab ukuran
ligan juga ikut mempengaruhhi bilangan koordinasi atom pusat. Makin
kecil ukuran suatu ligan, makin banyak jumlah ligan tersebut yang dapat
terikat pada kation logam. Sebaliknya, ligan yang berukuran yang cukup
besar terikat dalam jumlah yang sedikit. Itulah sebabnya Fe 2+ mampu
mengikat enem buah ligan CN-, tetapi Au3+ hanya mampu mengikat empat
buah ligan Cl-.

Fe(CN)64- bilangan oksidasi Fe = 6


AuCl4- bilangan oksidasi Au = 4

Contoh :

Berapakah bilangan koordinasi dan bilangan oksidasi atom pusat dari


masing-masing ion kompleks berikut:
a. Cu(NH3)2(CN)2-
b. Fe(H2O)4(SCN)2+

jawab :
a. Ligan-ligan adalah dua molekul NH3 dan dua ion CN-
Bilangan koordinasi Cu = 2 + 2 = 4
Bilangan oksidasi Cu (muatan atom pusat ) dimisalkan x
Muatan atom pusat Cu = x

Muatan total 2 buah NH3 = 0


Muatan total 2 buah CN = -2
Muatan ion kompleks = -1
Jadi harga x = +1
b. Ligan-ligan adalah dua molekul H2O dan dua ion SCN-
Bilangan koordinasi Fe = 4 + 2 = 6
Bilangan oksidasi Fe (muatan atom pusat ) dimisalkan x
Muatan atom pusat Fe =x
Muatan total 2 buah H2O = 0
Muatan total 2 buah SCN = -2
Muatan ion kompleks = +1
Jadi harga x = +3
76Kimia Anorganik

2. TATANAMA ION KOMPLEKS


Dahulu para ahli kimia menamai senyawa-senyawa kompleks secara
tidak beraturan. Ada senyawa kompleks yang dinamai menurut warnanya.
Misalnya senyawa [Co(NH3)5Cl]Cl2 yang berwarna ungu dinamai
purpureokobal klorida (bahasa latin : purpureus = ungu). Adalah juga
senyawa kompleks yang dinamai berdasarkan penemunya. Misalnya,
NH4[Cr(NH3)2(SCN)4] disebut garam Reinecke. Tatkala senyawa
kompleks semakin banyak jumlahnya, maka para ahli kimia memerlukan
tata nama yang sistematis.
Tatanama senyawa-senyawa kimia ditetapkan oleh IUPAC
(International Union of Pure and Applied Chemistry), dan tatanama ini
terus-menerus disempurnakan sesuai dengan kebutuhan.
Dibawah ini tercantum tatanama senyawa kompleks terbaru yang
mulai diberlakukan oleh IUPAC tahun 1984.
1. Kation disebutkan mendahului anion. Ini merupakan aturan umum,
seperti NaCl yang disebut natrium klorida.
2. Nama ion kompleks tersusun dari nama ligan dan nama atom pusat
yang dituliskan serangkai sebagai satu kata. Ligan disebutkan
mendahului atom pusat.
3. Jumlah ligan ditandai dengan awalan angka Yunani. Jika ligan lebih
dari sejenis, ligan-ligan disebutkan menurut abjad. misalnya : akua
mendahului kloro). Nama-nama ligan dapat dilihat pada daftar
dibawah ini :
H2O akua F- flouro NO2- nitro
NH3 amin Cl- kloro CN- siano
SCN- tiosianato
CO karbonil Br- bromo SO42- sulfato
I- iodo
NO nitrosil OH- hidrokso S2O32- tiosulfato

4. Jika ion kompleks merupakan kation (bermuatan positif), atom pusat


memakai nama Indonesia. Jika ion kompleks merupakan anion
bermuatan negatif) atom pusat memakai nama latin dengan akhiran –
at.
5. Nama atom pusat, baik Indonesia maupun latin, harus segera diikuti
oleh bilangan oksidasi atom pusat memakai angka romawi dalam tanda
kurung.

Atom pusat Nama dalam Nama dalam


(logam) kompleks kation kompleks anion
77Kimia Anorganik

Cr kromium kromat
Mn mangan manganat
Fe besi ferrat
Co kobalt kobaltat
Ni nikel nikelat
Cu tembaga kuprat
Zn seng zinkat
Ag perak argentat
Au emas aurat
Pt platina platinat

Contoh :

Berilah nama ion-ion kompleks berikut :

a. Ag(NH3)2+ f. Co(NO2)63-
b. Ag(CN)2- g. Ni(H2O)3(OH)+
c. Cu(H2O)42+ h. Ni(CN)2(NO2)22-
d. Cu(OH)42- i. Cr(NH3)4Cl2+
e. Co(NH3)63+ j. Cr(H2O)(CN)52-
jawab :

a. ion diaminperak (I) f. ion heksanitrokobaltat (III)


b. ion disianoargentat (I) g. ion triakuahidroksonikel (II)
c. ion tetraakuatembaga (II) h. ion dinitrodisianonikelat (II)
d. ion tetrahidroksokuprat (II) i. ion tetraamindiklorokromium (III)
e. ion heksaaminkobalt (III) j. ion akuapentasianokromat (III)

3. SENYAWA ION KOMPLEKS


Senyawa yang mengandung ion kompleks atau senyawa yang ionnya
merupakan ion kompleks disebut senyawa kompleks. Pada penulisan
rumus senyawa, ion kompleks dituliskan dalam kurung siku.
Jika senyawa kompleks dilarutkan ke dalam air, maka ion kompleks
tetap berupa satu spesies ion. Misalnya, K 4[Fe(CN)6] dalam air akan
terionisasi menurut persamaan :

K4[Fe(CN)6] K4 + + Fe(CN)64-

Ion kompleks Fe(CN)64- akan stabil dan tidak akan terurai lebih lanjut
menjadi Fe2+ dan enam ion CN-. Itulah sebabnya larutan ini tidak bersifat
racun, seperti umumnya garam-garam CN-. hal ini membuktikan CN-
78Kimia Anorganik

tidaklah bebas sebagai ion, melainkan terikat sebagai ligan pada ion
kompleks Fe(CN)64-.
Perhatikan pula senyawa kompleks [Cr(NH3)4Cl2]Cl. Dari tiga atom
klorin yang dikandung molekul senyawa ini, hanya satu atom klorin yang
berwujud ion Cl-, sedangkan dua atom klorin lainnya berwujud ligan pada
ion kompleks. Jadi senyawa [Cr(NH3)4Cl2]Cl adalah suatu elektrolit biner,
sebab dalam air ia akan terionisasi hanya menghasilkan dua ion
permolekul.

[Cr(NH3)4Cl2]Cl Cr(NH3)4Cl2+ + Cl-

Hal ini dapat menerangkan mengapa 1 mol senyawa [Cr(NH 3)4Cl2]Cl,


jika direaksikan dengan AgNO3 berlebihan, hanya akan menghasilkan 1
mol endapan AgCl.

Contoh soal :

Suatu senyawa kompleks memiliki rumus empiris CrCl 3.5NH3. Jika 1


mol senyawa ini direaksikan dengan larutan AgNO3 berlebihan, maka
dihasilkan 2 mol endapan AgCl.
a. Hitung jumlah ion klorida (Cl-) yang terkandung dalam molekul
senyawa kompleks tersebut.
b. Tuliskan rumus senyawa tersebut

jawab :

a. Oleh karena 1 mol senyawa menghasilkan 2 mol AgCl, maka


senyawa tersebut mengandung dua ion Cl- per molekul.
b. Rumus senyawa kompleks : [Cr(NH3)5Cl)Cl2.

H. UNSUR RADIOAKTIF

Beberapa unsur di dalam SPU bersifat radioaktif yaitu unsur yang


memiliki sifat khusus yaitu memancarkan energi secara spontan. Hal ini
disebabkan oleh pengaruh radioaktivitas pada nucleus unsur tersebut yang
tidak stabil dan tidak mampu mempertahankan atomnya sehingga
meluruh/terurai dan memancarkan partikel seperti sinar alpha, beta, gamma
dan konversi elektron.
Unsur yang termasuk dalam unsur radioaktif adalah unsur 43Tc
(Teknetium), 61Pm (Prometium), Unsur 84Po hingga unsur no atom 116 di tabel
periodik unsur. Penggunaan unsur radioaktif masih dalam tahap
pengembangan sejak akhir abad ke-19 hingga sekarang. Pengaruh unsur
radioaktif sangat berbahaya jika terekspos atau kontak dalam waktu yang
sangat lama. Pemanfaatan unsur-unsur ini dibatasi dan harus disimpan di
tempat khusus.
i
Seiring majunya ilmu pengetahuan prinsip radioaktif dimanfaatkan pada
isotop unsur-unsur radioaktif maupun non radioaktif yang dikenal dengan
79Kimia Anorganik

radioisotop Radioisotop adalah isotop suatu unsur radioaktif yang


memancarkan sinar radioaktif. Isotop suatu unsur baik stabil maupun yang
radioaktif memiliki sifat kimia yang sama. Penggunaan radioisotop dapat
dibagi ke dalam penggunaan sebagai perunut dan penggunaan sebagai sumber
radiasi. Radioisotop sebagai perunut digunakan untuk mengikuti unsur dalam
suatu proses yang menyangkut senyawa atau sekelompok senyawa.
Radioisotop dapat digunakan sebagai sumber sinar sebagai pengganti sumber
lain misal sumber sinar X.
Berikut pemanfaatannya di dalam kehidupan sehari-sehari:
1. Radioisotop dalam Bidang Kedokteran
Berbagai jenis radioisotop digunakan untuk mendeteksi (diagnosa)
berbagai penyakit antara lain Teknesium-99 (Tc-99),Talium-201 (TI-201),
Iodin-131 (I-131),Natrium-24 (Na-24),Xenon-133 (Xe-133), Fosforus-32 (P-
32), dan besi-59 (Fe-59).
Teknetum-99 (Tc-99)
yang disuntikkan kedalam pembuluh darah akan akan diserap terutama
oleh jaringan yang rusak pada organ tertentu, seperti jantung, hati dan paru-
paru. Sebaliknya, TI-201 terutama akan diserap oleh jaringan sehat pada organ
jantung. Oleh karena itu, kedua radioisotop itu digunakan bersama-sama untuk
mendeteksi kerusakan jantung.
Iodin-131 (I-131) diserap terutama oleh kelenjar gondok, hati dan
bagian-bagian tertentu dari otak. Oleh karena itu, I-131 dapat digunakan untuk
mendeteksi kerusakan pada kelenjar gondok, hati, dan untuk mendeteksi
tumor otak.
Iodin-123 (I-123) adalah radioisotop lain dari Iodin. I-123 yang
memancarkan sinar gamma yang digunakan untuk mendeteksi penyakit otak.
Natrium-24 (Na-24) digunakan untuk mendeteksi adanya gangguan
peredaran darah. Larutan NaCl yang tersusun atas Na-24 dan Cl yang stabil
disuntikkan ke dalam darah dan aliran darah dapat diikuti dengan mendeteksi
sinar yang dipancarkan, sehingga dapat diketahui jika terjadi penyumbatan
aliran darah.
Xenon-133 (Xe-133) digunakan untuk mendeteksi penyakit paru-paru.
Phospor-32 (P-32) digunakan untuk mendeteksi penyakit mata, tumor,
dan lain-lain. Serta dapat pula mengobati penyakit polycythemia rubavera,
yaitu pembentukan sel darah merah yang berlebihan. Dalam penggunaanya
isotop P-32 disuntikkan ke dalam tubuh sehingga radiasinya yang
memancarkan sinar beta dapat menghambat pembentujan sel darah merah
pada sum-sum tulang belakang.
Sr-85 untuk mendeteksi penyakit pada tulang.
Se-75 untuk mendeteksi penyakit pankreas.
Kobalt-60 (Co-60) sumber radiasi gamma untuk terapi tumor dan
kanker. Karena sel kanker lebih sensitif (lebih mudah rusak) terhadap radiasi
radioisotop daripada sel normal, maka penggunakan radioisotop untuk
membunuh sel kanker dengan mengatur arah dan dosis radiasi.
Kobalt-60 (Co-60) dan Skandium-137 (Cs-137), radiasinya digunakan
untuk sterilisasi alat-alat medis.

Radioisotop fosfor dapat dipakai untuk menentukan tempat tumor di otak.


80Kimia Anorganik

Ferum-59 (Fe-59) dapat digunakan untuk mempelajari dan mengukur


laju pembentukan sel darah merah dalam tubuh dan untuk menentukan apakah
zat besi dalam makanan dapat digunakan dengan baik oleh tubuh.
Sejak lama diketahui bahwa radiasi dari radium dapat dipakai untuk
pengobatan kanker. Oleh karena radium-60 dapat mematikan sel kanker dan
sel yang sehat maka diperlukan teknik tertentu sehingga tempat di sekeliling
kanker mendapat radiasi seminimal mungkin.
Radiasi gamma dapat membunuh organisme hidup termasuk bakteri.
Oleh karena itu, radiasi gamma digunakan untuk sterilisasi alat-alat
kedokteran.

2. Radioisotop dalam Bidang Pertanian

Dalam bidang pemuliaan tanaman pembentukan bibit unggul dapat


dilakukan dengan menggunakan radiasi. Misalnya, pemuliaan padi, bibit padi
diberi radiasi dengan dosis yang bervariasi, dari dosis terkecil yang tidak
membawa pengaruh hingga dosis terbesar yang mematikan, (Biji tumbuh).
Biji yang sudah diradiasi itu kemudian disemaikan dan ditanam berkelompok
menurut ukuran dosis radiasinya. Selanjutnya akan dipilh varietas yang
dikehendaki, misalnya yang tahan hama, berbulir banyak dan berumur pendek.
Dalam bidang pertanian, radiasi yang dihasilkan juga digunakan untuk
pemberantasan hama dan pemulihan tanaman.

a. Pembentukan Bibit Unggul

Dalam bidang pertanian, radiasi gamma dapat digunakan untuk


memperoleh bibit unggul. Sinar gamma menyebabkan perubahan dalam
struktur dan sifat kromosom sehingga memungkinkan menghasilkan generasi
yang lebih baik, misalnya gandum dengan yang umur lebih pendek.

Selain sinar gamma, fosfor-32 (P-32) juga berguna untuk membuat benih
tumbuhan yang bersifat lebih unggul dibandingkan induknya. Radiasi
radioaktif ini ke tanaman induk akan menyebabkan ionisasi pada berbagai sel
tumbuhan. Ionisasi inilah yang menyebabkan turunan akan mempunyai sifat
yang berbeda dari induknya. Kekuatan radiasi yang digunakan diatur
sedemikian rupa hingga diperoleh sifat yang lebih unggul dari induknya.

b. Pemupukan dan Pemberantasan Hama dengan Serangga Mandul

Radioisotop fosfor dapat dipakai untuk mempelajari pemakaian pupuk


oleh tanaman. Ada jenis tanaman yang mengambil fosfor sebagian dari tanah
dan sebagian dari pupuk. Berdasarkan hal inilah digunakan fosfor radioaktif
untuk mengetahui pola penyebaran pupuk dan efesiensi pengambilan fosfor
dari pupuk oleh tanaman. Teknik radiasi juga dapat digunakan untuk
memberantas hama dengan menjadikan serangga mandul.
81Kimia Anorganik

Dengan radiasi dapat mengakibatkan efek biologis, sehingga timbul


kemandulan pada serangga jantan. Kemandulan ini dibuat di laboratorium
dengan cara hama serangga diradiasi sehingga serangga jantan menjadi
mandul. Setelah disinari hama tersebut dilepas di daerah yang terserang hama,
sehingga diharapkan akan terjadi perkawinan antara hama setempat dengan
jantan mandul yang dilepas, sehingga telur itu tidak akan menetas.

c. Pengawetan Makanan

Pada musim panen, hasil produksi pertanian melimpah. Beberapa dari


hasil pertanian itu mudah busuk atau bahkan dapat tumbuh tunas, contohnya
kentang. Oleh karena itu diperlukan teknologi untuk mengawetkan bahan
pangan tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan irradiasi
sinar radioaktif. Radiasi ini juga dapat mencegah pertumbuhan bakteri dan
jamur.

3. Radiologi dalam Hal Penyimpanan Makanan

Bahan makanan seperti kentang dan bawang jika disimpan lama akan
bertunas. Radiasi dapat menghambat pertumbuhan bahan-bahan seperti itu.
Jadi, sebelum bahan tersebut disimpan diberi radiasi dengan dosis tertentu
sehingga tidak akan bertunas, dengan demikian dapat disimpan lebih lama.
Radiasi juga digunakan untuk pengawetan bahan makanan untuk mencegah
pertumbuhan bakteri dan jamur.

4. Radio Aktif dalam Bidang Industri

Kaos lampu petromaks menggunakan larutan radioisotop horium dalam


batas yang dipernankan agar nyalanya lebih terang. Radiasi gamma yang
dihasilkan dapat digunakan untuk memeriksa cacat pada logam dan juga untuk
pengawetan kayu, barang-barang seni,dll.

Penggunaan radioisotop dalam bidang industri antara lain untuk


mendeteksi kebocoran pipa yang ditanam di dalam tanah atau dalam beton.
Dengan menggunakan radioisotop yang dimasukkan ke dalam aliran pipa
kebocoran pipa dapat dideteksi tanpa penggalian tanah atau pembongkaran
beton. Penyinaran radiasi dapat digunakan untuk menentukan keausan atau
kekeroposan yang terjadi pada bagian pengelasan antarlogam. Jika bahan ini
disinari dengan sinar gamma dan dibalik bahan itu diletakkan film foto maka
pada bagian yang aus atau keropos akan memberikan gambar yang tidak
merata. Radiasi sinar gamma juga digunakan dalam vulkanisasi lateks alam.
Penggunaan zat radioaktif dalam bidang industri yang lainnya adalah untuk
mengatur ketebalan besi baja, kertas, dan plastik; dan untuk menentukan
sumber minyak bumi.

5. Radioaktif dalam Bidang Hidrologi


82Kimia Anorganik

Na-24 untuk mempelajari kecepatan aliran sungai.


Na-24 dalam bentuk karbonat untuk menylidiki kebocoran pipa air
dibawah.

6. Radiologi dalam Bidang Sains

Iodin-131 (I-131) untuk mempelajari kesetimbangan dinamis.


Oksigen-18 (O-18) untuk mempelajari reaksi esterifikasi.
Karbon-14 (C-14) untuk mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis.

7. Radiologi dalam Bidang Kimia

a. Teknik Perunut

Teknik perunut dapat dipakai untuk mempelajari mekanisme berbagai


reaksi kimia. Misal pada reaksi esterifikasi. Dengan oksigen-18 dapat diikuti
reaksi antara asam karboksilat dan alkohol. Dari analisis spektroskopi massa,
reaksi esterifikasi yang terjadi dapat ditulis seperti berikut. (isotop oksigen-18
diberi warna). Hasil analisis ini menunjukkan bahwa molekul air tidak
mengandung oksigen-18. Adapun jika O-18 berada dalam alkohol maka reaksi
yang terjadi seperti berikut.

b. Penggunaan Isotop dalam Bidang Kimia Analisis

Penggunaan isotop dalam analisis digunakan untuk menentukan unsur-


unsur kelumit dalam cuplikan. Analisis dengan radioisotop atau disebut
radiometrik dapat dilakukan dengan dua cara yaitu, sebagai berikut.

1) Analisis Pengeceran Isotop

Larutan yang akan dianalisis dan larutan standar ditambahkan sejumlah


larutan yang mengandung suatu spesi radioaktif. Kemudian zat tersebut
dipisahkan dan ditentukan aktivitasnya. Konsentrasi larutan yang dianalisis
ditentukan dengan membandingkannya dengan larutan standar.

2) Analisis Aktivasi Neutron (AAN)

Analisis aktivasi neutron dapat digunakan untuk menentukan unsur


kelumit dalam cuplikan yang berupa padatan. Misal untuk menentukan logam
berat (Cd) dalam sampel ikat laut. Sampel diiradiasi dengan neutron dalam
reaktor sehingga menjadi radioaktif. Salah satu radiasi yang dipancarkan
adalah sinar gamma . Selanjutnya sampel dicacah dengan spektrometer
gamma untuk menentukan aktivitas dari unsur yang akan ditentukan.

8. Radologi dalam Pengukuran Usia Bahan Organik


83Kimia Anorganik

Radioisotop karbon-14, terbentuk di bagian atas atmosfer dari


penembakan atom nitrogen dengan neutron yang terbentuk oleh radiasi
kosmik.

Karbon radioaktif tersebut di permukaan bumi sebagai karbon dioksida


dalam udara dan sebagai ion hidrogen karbonat di laut. Oleh karena itu karbon
radioaktif itu menyertai pertumbuhan melalui fotosintesis. Lama kelamaan
terdapat kesetimbangan antara karbon-14 yang diterima dan yang meluruh
dalam tumbuh-tumbuhan maupun hewan, sehingga mencapai 15,3 dis/menit
gram karbon. Keaktifan ini tetap dalam beberapa ribu tahun. Apabila
organisme hidup mati, pengambilan 14C terhenti dan keaktifan ini berkurang.
Oleh karena itu umur bahan yang mengandung karbon dapat diperkirakan dari
pengukuran keaktifan jenisnya dan waktu paruh 14C. ( 12 T = 5.730 tahun).
84Kimia Anorganik

I. EVALUASI
1. Sebutkan unsur-unsur yang tergolong gas mulia dan tuliskan konfigurasi
elektronnya !
2. Mengapa unsur-unsur gas mulia sering juga disebut golongan nol !
3. Siapa yang pertama kali menduga ada gas mulia di atmosfer bumi ini, atas
dasar apa ia berpendapat demikian !
4. Siapa yang menemukan gas mulia ? carilah arti gas mulia yang kita kenal
sekarang !
5. Diantara unsur-unsur gas mulia yang anda ketahui, unsur apa yang paling
tidak mulia? mengapa demikian? dan unsur apa yang paling mulia?
mengapa demikian?
6. Coba jelaskan, bagaimana kita dapat memisahkan argon dari gas-gas lain
dalam udara, jika diketahui TD argom –185oC, TD N2 = -195oC dan O2 =
-183oC.!
7. Sebutkan kegunaan :
a. gas helium
b. gas srgon
c. gas neon
d. gas kripton
e. gas xenon
f. gas radon
8. a. Tuliskan reaksi gas xenon dengan gas flour!
b. Tuliskan pula senyawa hasil reaksi di atas dengan air !
c. Tiliskan reaksi xenon trioksida dengan NaOH!
d. Tuliskan reaksi natrium xenat dengan NaOH !
9. Jika ikatan xenon dengan flour adalah ikatan kovalen, coba terangkan
hibridisasi apa yang terjadi pada XeF2, XeF4, dan XeF6? Sebutkan bentuk
molekul ini
10. a. Tuliskan gas mulia apa yang %-nya paling banyak !
b. Apa sebabnya gas helium tidak dapat dibekukan pada tekanan normal
11. Berikan alasan mengapa :
a. energi ionisasi gas mulia lebih besar dibanding unsur-unsur lain
seperiodenya !
b. hanya diketahui senyawa flourida dan oksida dari gas mulia Kr, Xe,
dan Rn !
c. dari atas ke bawah titik leleh, titik didih, dan kalor penguapan gas
mulia semakin besar !
12. Sebutkan unsur-unsur halogen berturutan serta tuliskan onfigurasi
elektronnya!
13. Mengapa F2 dapat dibuat dengan cara mengoksidasi HF!

14. Senyawa apa yang terbentuk jika ke dalam larutan NaOH dialirkan gas
klor, tuliskan reaksinya :
a. pada suhu biasa
b. pada suhu  70oC
15. Mengapa I2 lebih mudah larut dalam laritan I daripada dalam air murni !
16. Tuliskan reaksi pembentukan flour !
85Kimia Anorganik

17. Terangkan pembuatan klor


a. dalam laboratorium
b. secara teknik
18. Fosfor merah sebanyak 24,8gram direaksikan dengan yodium dan air
secukupnya, tentukan berapa l gas hidrogen yang terjadi bila diukur pada
keadaan STP!
19. Tuliskan reaksi pembutan I2 dari natrium yodat !
20. Manakah yang lebih kuat antara HF dan HI! Jelaskan !
21. Sebutkan sekurang-kurangnya 5 senyawa halogen dan sebutkan
kegunaanya !
22. Jelaskan mengapa HBr dan HI tidak dapat dibuat dengan jalan
mereaksikan bromida/yodida dengan asam sulfat pekat! Padahal HF dan
HCl dapat dibuat dengan mereaksikan flourida/klorida dengan asam sulfat
pekat !
23. Jelaskan mengapa :
a. Halogen tidak ditemukan dialam bebas !
b. flour hanya mempunyai bilangan oksidasi –1 dan 0 saja!
c. untuk mengambil HF tidak digunakan pipet kaca!
24. Sebutkan secara berurutan unsur-unsur golongan alkali lengkap dengan
konfigurasi elektronnya!
25. Mengapa unsur-unsur logam alkali tidak dapat dibuat dengan jalan
elektrolisis larutan garamnya!
26. Unsur logam alkali adalah reduktor yang kuat, tuliskan sekurang-
kurangnya 3 reaksi yang memperlihatkan bahwa unsur tersebut benar-
benar reduktor kuat !
27. Logam natrium jika dimasukan dalam air akan menghasilkan gas
hidrogen. Tetapi mengapa gas hidrogen tidak dibuat dengan mereaksikan
logam natrium dengan air!
28. Tuliskan reaksi elektrolisis :
a. Larutan garamdapur dengan elektroda C
b. Larutan garam dapur dengan elektroda disfragma pada suhu biasa.
c. Larutan garam dapur dengan elektroda disfragma pada suhu
29. Mengapa logam alkali harus disimpan dalam minyak tanah/parafin!
30. Jelaskan mengapa :
a. logam-logam alkali membentuk senyawa ionik!
b. logam-logam alkali mempunyai titik leleh yang rendah dan cukup
lunak!
c. energi ionisasi golongan alkali dari atas ke bawah semakin kecil !
31. Sebutkan :
a. beberapa kegunaan logam alkali !
b. beberapa senyawa logam alkali dan kegunaannya!
32. Sebutkan secara berurutan unsur-unsur golongan alkali tanah lengkap
dengan konfigurasi elektronnya!
33. Mengapa kekerasan, titik didih, titik leleh logam alkali tanah lebih besar
dari logam alkali !
34. Jelaskan mengapa energi ionisasi I logam alkali tanah lebih besar dari
energi ionisasi I logam alkali !
35. Tuliskan persamaan reaksi antara kalsium dengan :
86Kimia Anorganik

a. H2
b. N2
c. Cl2
d. S
36. Tuliskan persamaan reaksi :
a. Be + NaOH
b. Be(OH)2 + NaOH
37. Bagimanakah kereaktifan logam-logam alkali tanah jika dibandingkan
dengan logam-logam alkali (yang seperiode)! Mengapa demikian!
38. Garam-garam alkali tanah apakah yang kelarutannya dari atas ke bawah
semakin kecil !
39. Bandingkan kekuatan basa berikut :
a. Mg(OH)2 dengan Ca(OH)2
b. Ca(OH)2 dengan Ba(OH)2
c. Mg(OH)2 dengan NaOH
d. Ca(OH)2 dengan KOH
40. Bagimana cara memperoleh logam magnesium dari air laut !
41. Jika diketahui harga Ksp CaSO4 = 2,4 . 10-5, tentukan berapa gram CaSO4
yang terlarut dalam tiap l larutan jenuh CaSO4 !
42. Kulit telur ayam terdiri atas MgCO3 dan CaCO3, coba anda jelaskan
bagaimana membuktikan bahwa hal ini benar dan tuliskan reaksinya!
43. Sebutkan beberapa kegunaan logam-logam alkali tanah dan senyawanya !
44. Mengapa unsur dalam periode ketiga pada susunan berkala hanya terdiri
atas 8 unsur !
45. Energi ionisasi unsur-unsur yang seperiode makin ke kanan makin besar,
mengapa energi ionisasi 13Al lebih kecil dari energi ionisasi 12Mg padahal
Al ada disebelah kanan Mg !
46. a. Mengapa titil lebur unsur logam periode ketiga relatif tinggi
dibandingkan dengan titik lebur unsur non logam periode ketiga !
b. Mengapa titik lebur Si lebih tinggi dari titik lebur logam seperiode
padahal Si bukan logam !
47. Terangkan proses pengolahan belerang dengan cara Frasch dan cara sisilia,
dan mana yang paling baik !
48. Jika pada pemanasan 1 ton pasir kuarsa dengan karbon secukupnya
diperoleh 373 kg silikon. Tentukan kadar SiO2 dalam pasir kuarsa
tersebut !
49. Sebutkan kegunaan unsur-unsur periode ketiga dan senyawanya!
50. Mengapa unsur-unsur yang bernomor atom 21-30 disebut unsur transisi !
51. Sebutkan 4 sifat umum yang dimiliki oleh unsur-unsur transisi !
52. Jelaskan mengapa titik didih, titik leleh logam-logam transisi lebih tinggi
daripada alkali dan alkali tanah !
53. Jelaskan mengapa titik lebur seng jauh lebih rendah daripada unsur transisi
lainnya !
54. Jelaskan mengapa jari-jari atom unsur transisi tidak teratur seperti periode
ketiga!
55. Jelaskan mengapa beberapa senyawa unsur transisi bersifat paramagnetik!
56. Perkirakan zat-zat berikut bersifat paramagnetik atau tidak dan berikan
alasannya !
87Kimia Anorganik

a. ZnSO4 b. MnSO4 c. NiSO4 d. FeSO4 e. CoSO4


57. Mengapa banyak unsur transisi mempunyai bilangan oksidasi +2 dalam
senyawanya!
58. Pada umumnya ion unsur transisi berwarna, tetapi ion Sc 3+ dan Zn2+ tidak.
Jelaskan mengapa ion unsur transisi berwarna dan mengapa ion Sc 3+ dan
Zn2+ tidak!
59. Sebutkan kegunaan unsur transisi dan senyawanya !
60. Untuk senyawa kompleks berikut tentukan ion kompleks dan muatanny,
ion pusat dan muatannya, ligan dan muatannya !
a. Mg[CuCl4]
b. Na3[Ag(S2O3)2]
c. K[CoCl4(NH3 )2]
d. Mg[CoCl4]
e. K4[Fe(CN)6]
f. K3[Fe(CN)6]
g. [CrCl2(H2O)4]Cl
h. [Co(H2O)4(NH3 )2]Cl2
61. Berilah nama zat-zat berikut :
a. [CuCl4]2-
b. [Ag(S2O3)2]3-
c. [(Cr(H2O)6]3+
d. [Ni(NH6)6]2+
e. [Co(NO2)6]3-
f. [Mn(C2O4)3]3-
g. [CrCl(NH3 )5]2+
h. [Cr(OH)2(H2O)4]Cl
62. Tuliskan rumus kimia dari :
a. ion Tetraquodisianobesi (III)
b. ion Tetraaminoksalatonikel (II)
c. ion Tetra klorokuprat (II)
d. ion Tetrakloroaurat (III)
e. ion Ditiosulafatoargentat (I)
f. Kloronitrotetraamin kobalt (III) sulfat
g. Teteraaminkarbonatokobalt (III) nitrat
h. Heksaamin kobalt (III) heksanitrokobaltat (II)
i. Bis (etilendiamin) dinitrobesi (III) sulfat
j. Diflourobis (etilendiamin) kromium (III) klorida
63. Jelaskan pembentukan ion-ion kompleks berikut dan gambar pula bentuk
geometrinya !
a. [Cr(H2O)6]3+, mengandung 3 elektron tidak berpasangan
b. [Ni(H2O)6]2+, berbentuk oktahedron.
c. PtCl2.4NH3 , bersifat diamagnetik
64. Ramalkan konfigurasi elektron, banyaknya elektron yang tidak
berpasangan dan bentuk geometri ion-ion berikut :
a. [Ni(NH3 )6]2+
b. [Fe(NH3 )6]3+
c. [Fe(CN)6]3-
d. [Co(CN)6]3-
88Kimia Anorganik

e. [CrCl6]3-
f. [CoCl4]2-
g. [Co(H2O)6]3+
h. [ZnCl4]2-
i. [Ag(NH3 )2]+
89Kimia Anorganik

DAFTAR PUSTAKA

Anshary, I dan Ahmad, H. 2000. Kimia SMU. Jakarta : Erlangga.


Anshary, I dan Ahmad, H. 2003. Kimia SMU Untuk Kelas 3. Jakarta : Erlangga
Bunjali, B.2002. Kimia Inti. Bandung : ITB
Clyde D, M, dan Selbin, J.1987. Kimia Anorganik Teori. Yogyakarta : UGM press
Companion, A, L. 1991. Ikatan Kimia. Bandung : ITB
Firman, H dan Liliasari. 1993. Kimia. Jakarta : Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia.

Ham, T, K dkk. 1983. Penuntun Belajar Kimia. Jakarta : PT. Bumi Aksara
Polling, C. dkk. 1989. Ilmu Kimia. Jakarta : Erlangga.
Pradawa, dkk. 1995. Ilmu Kimia SMU. Jakarta : Erlangga
Purba, M.2000. Kimia 2000. Jakarta : Erlangga
Raharjo, S, B. 1990. Belajar Kimia. Surakarta : PT.Tiga Serangkai
Saito,Taro. 2004. Buku Teks Kimia Anorganik Online. Tokyo: Iwanami Shouten
Sudarmono, U. 2004. Kimia Untuk SMU Kelas X. Jakarta : Erlangga
Sukarjo. 1990. Kimia Anorganik. Yogyakarta : Rineka Cipta

Sumber elektronik:
http://akulisfatul.blogspot.co.id/2011/05/pemanfaatan-radioaktif-dalam-
berbagai.html (diakses 18 – 06 – 2016)
https://en.wikipedia.org/

Anda mungkin juga menyukai