Anda di halaman 1dari 128

PENGARUH PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING MODEL

FLIPPED CLASSROOM TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA


DALAM MATA PELAJARAN GEOGRAFI (KELAS X IPS 1 MA’ARIF NU
5 SEKAMPUNG)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Mendapat Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Nur Azizah

NIM 1117015000001

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2021
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Pengaruh Pembelajaran Blended Learning Model Flipped Classroom Terhadap


Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi (Studi Kasus Kelas X IPS 2
Madrasah Aliyah Ma’arif NU 5 Sekampung)

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:
Nur Azizah
NIM 11170150000001

Yang mengesahkan,
Pembimbing 1 Pembimbing 2

Dr. Jakiatin Nisa, M.Pd Syairul Bahar, M.Pd


NIP. 198312052011012012 NIP. 19890123 201903 1 011

PRODI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2022
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Pengaruh Pembelajaran Blended Learning Model Flipped Classroom


Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi (Studi Kasus Kelas
X IPS 2 Madrasah Aliyah Ma’arif NU 5 Sekampung) disusun oleh Nur Azizah, NIM
11170150000001, Jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan
dan dinyatakan berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang
ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 06, Juli 202

Yang Mengesahkan,
Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Jakiatin Nisa, M.Pd Syairul Bahar, M.Pd


NIP. 198312052011012012 NIP. 19890123 201903 1 011
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul “Pengaruh Pembelajaran Blended Learning Model Flipped


Classroom Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi Kelas
X IPS 1(Studi Kasus Madrasah Aliyah Ma’arif Nu 5 Sekampung, Lampung
Timur)” oleh Nur Azizah, NIM 11160150000001, diajukan kepada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan
telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 11 Agustus 2022
dihadapan dewan penguji. Karena itu penulis berhak memperoleh gelar Sarjana
(S1) dalam bidang Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial.
Jakarta, 11 Agustus 2022
Panitia Ujian Munaqosah

Tanggal Tanda Tangan


Ketua Sidang (Kepala Prodi Tadris IPS)
Dr. Iwan Purwanto, M.Pd.
NIP. 19730424 2008011 012

Sekretaris Sidang (Sekprodi Tadris IPS)


Andri Noor Ardiansyah, M.Si.
NIP. 19840312 201503 1 002
Dosen Penguji I
Drs. Syaripulloh, M. Si
NIP. 196709092007011033
Dosen Penguji II
Drs. Rusli Iahaq, M.Pd
NIP. 196502192014111001
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
ABSTRAK

Nur Azizah (11170150000001), Pengaruh Pembelajaran Blended


Learning Model Flipped Classroom Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam
Mata Pelajaran Geografi (Kelas X IPS 1 Ma’arif NU 5 Sekampung). Skripsi
jurusan Pendiidkan Ilmu Pengetahuan Sosial. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2022.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh pembelajaran


blended learning model flipped classroom terhadap motivasi siswa dalam mata
pelajaran geografi siswa kelas X IPS 1 Ma’arif NU 5 Sekampung. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen. Teknik pengumpulan
data pada penelitian ini menggunakan soal tes dan angket, tes terdiri dari pretest
dan posttest sebanyak 10 soal. Popuasi penelitian adalah seluruh peserta didik
kelas X IPS di Madrasah Aliyah Ma’arif NU 5 Sekampung. Sampelnya adalah
peserta didik kelas X IPS 1 Ma’arif NU 5 Sekampung. Data penelitian dianalisis
dengan menggunakan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa
diperoleh rata-rata N-gain kelas eksperimen sebesar 59,77%. Selain itu hasil uji
hipotesis menggunakan uji-t pada posttest diperoleh nilai t hitung adalah 3,386
dan nilai t tabel adalah 1.69726 berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Pada kelas
eksperimen diperoleh nilai rata- rata pretest sebesar 42.3, sedangkan setelah
dilakukanya treatment memperoleh hasil rata-rata sebesar 76 dengan ini dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran blended learning model flipped classroom
berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi di kelas
X IPS 1 di madrasah aliyah Ma’arif NU 5 Sekampung.

Kata Kunci : pembelajaran, blended learning model flipped classroom,


motivasi siswa

i
ABSTRAK
Nur Azizah (11170150000001), The Effect of Flipped Classroom Blended
Learning on Students' Learning Motivation in Geography Subjects (Class X IPS 1
Ma'arif NU 5 Sekampung). Thesis majoring in Social Science Education. Faculty
of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University
Jakarta, 2022.

This study aims to determine the effect of blended learning with the
flipped classroom model on student motivation in geography subjects for class X
IPS 1 Ma'arif NU 5 Sekampung students. The method used in this research is
quasi-experimental. Data collection techniques in this study used test questions
and questionnaires, the test consisted of 10 questions pretest and posttest. The
research population was all students of class X Social Studies at Madrasah Aliyah
Ma'arif NU 5 Sekampung. The sample is class X IPS 1 Ma'arif NU 5 Sekampung
students. The research data were analyzed using quantitative descriptive. The
results showed that the average N-gain of the experimental class was 59.77%. In
addition, the results of hypothesis testing using the t-test in the posttest obtained
the t-count value is 3.386 and the t-table value is 1.69726 meaning Ho is rejected
and Ha is accepted. In the experimental class, the average pretest score was 42.3,
while after the treatment, the average result was 76. It can be concluded that the
flipped classroom blended learning model has an effect on students' learning
motivation in geography subjects in class X IPS 1 at the madrasah. aliyah Ma'arif
NU 5 Sekampung.

Keywords: learning, blended learning model flipped classroom, student


motivation

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr. Wb

Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal
Skripsi ini dengan baik dan lancar. Tak lupa shalawat dan salam selalu tercurah
limpahkan kepada nabi besar Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya
dan para pengikutnya.
Penelitian ini dilakukan guna memenuhi persyaratan kelulusan guna
memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
(FITK), Jurusan Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penulisan Proposal Skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya
masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan yang
penulis miliki. Namun berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya
penelitian skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam menyusun penelitian pendidikan ini. Ucapan terima kasih tersebut penulis
sampaikan kepada:
Dalam proses penyusunan Proposal Skripsi ini, penulis banyak mendapat
bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materiil, maka penulis
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Dr. Sururin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu sabar
membimbing mahasiswa/i Pendidikan IPS.
3. Andri Noor Ardiansyah, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

iii
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ceria dan sabar dalam
membimbing mahasiswa/i Pendidikan IPS.
4. Dosen pembimbing akademik, Didin Syafruddin M.A., Ph. yang sudah
membimbing penulis dengan sangat baik dengan penuh kesabaran.
5. Dr. Jakiatin Nisa, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi I yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan, dan saran dalam pembuatan skripsi
ini.
6. Tri Harjawati, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi II yang telah
memberikan motivasi, bimbingan, dorongan, pengarahan, dan saran serta
do’a dalam pembuatan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya pada Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ilmu
pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
8. Seluruh civitas akademi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Kepala sekolah MAN 1 Metro dan bapak/ ibu guru yang telah
mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di wilayahnya.
10. Bapak/Ibu dan siswa para informan yang telah bersedia menjadi
narasumber untuk penelitian ini.

Lampung, 19 Desember 2020

Penyusun
Nur Azizah

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK ...........................................................................................................................i
ABSTRAK ..........................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iii
DAFTAR ISI. ..................................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... v
DAFTAR TABLE ............................................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................................vii
BAB I1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah .......................................................................................... 4
1.3 Pembatasan Masalah ......................................................................................... 5
1.4 Rumusan Masalah ............................................................................................. 5
1.5 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 5
1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 5
BAB II ................................................................................................................................. 7
2. 1 Kajian Teori ...................................................................................................... 7
1. Pembelajaran .............................................................................................. 7
2. Pembelajaran Online ................................................................................. 10
3. Model Pembelajaran Blended Learning .................................................... 15
4. Motivasi Belajar ........................................................................................ 19
2.2 Hasil Penelitian Yang Relevan ........................................................................ 29
2.3 Kerangka Berfikir . ........................................................................................... 32
2.4 Hipotesis Tindakan .......................................................................................... 33
BAB III ............................................................................................................................... 34
3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian ......................................................................... 34
3.2 Pendekatan Penelitian ...................................................................................... 35
3.3 Metode Penelitian ............................................................................................ 35
3.4 Variabel Penelitian ........................................................................................... 36
3.5 Populasi Dan Sampel ....................................................................................... 39
1. Populasi ..................................................................................................... 39
2. Sampel ....................................................................................................... 39
3.6 Teknik Pengumpulan Data Dan Pengolahan Data ........................................... 40
1. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 40
2. Pengolahan Data ....................................................................................... 44
3.7 Teknik Analisis Data ........................................................................................ 45
1. Uji Prasyarat Analisis Data. ...................................................................... 45
2. Analisis Data ............................................................................................. 45
BAB IV ............................................................................................................................... 49
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................................ 49
1. Gambaran Umum Tempat Penelitian ........................................................ 49
2. Latar Belakang Historis ........................................................................... 51
3. Data Jumlah Siswa Per tahun .................................................................... 52
4. Data Fisik (Sarana-Prasarana) ................................................................... 53
4.2 Deskripsi Data .................................................................................................. 54
4.3 Uji Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ...................................................... 54
1. Uji Prasyarat Analisis Data ....................................................................... 54
2. Analisis Data ............................................................................................. 56
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................................... 59
4.4 Keterbatasan Penelitian .................................................................................... 63
BAB V ................................................................................................................................ 65
5.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 65
5.2 Implikasi . ................................................................................................................... 65
5.3 Saran .......................................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 67
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 rumus quasi experimental design………………………………………………36


Gambar 3.2 Kerangka Variabel………………………………………………………….......39
Gambar 3.3 rumus uji hipotesis……………………………………………………………...46
Gambar 3.4 rumus uji-T……………………………………………………………………..46
Gambar 4.1 gedung ma’arif NU 5 Sekampung……………………………………………...49
DAFTAR TABLE

Tabel 2.1 Proses pembelajaran Flipped Classroom ………………………………………..18


Table 2.2 Penelitian Yang Relevan…………………………………………………………29
Table 2.3 Penelitian Yang Relevan…………………………………………………………30
Table 2.4 Penelitian Yang Relevan…………………………………………………………31
Table 2.5 Penelitian Yang Relevan…………………………………………………………31
Table 3.1 Uraian kegiatan waktu dan jenis kegiatan penelitian…………………………….34
Table 3.2 Definisi Konseptual dan Definisi Operasional Variabel………………………....36
Table 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Soal Tes…………………………………………………….41
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Variabel X………………………………………………….42
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrument Variable Y…………………………………………………43
Tabel 3.5 Instruments indeks N-Gain………………………………………………………47
Table 4.1 tingkat Pendidikan guru………………………………………………………….52
Table 4.2 Data Jumlah Siswa Per Tahun…………………………………………………...52
Tabel 4.3 Data Fisik Madrasah Aliyah Ma’arif NU 5 Sekampung………………………...53
Tabel 4.4 Uji Normalitas Motivasi Siswa…………………………………………………..54
Tabel 4.5 Uji Homogenitas Motivasi Siswa………………………………………………..55
Tabel 4.6 Uji Perbedaan Hasil Post-Pre Test Siswa………………………………………..57
Tabel 4.7 Uji N-Gain pada hasil nilai Pre-Test dan Post-Test siswa………………………58
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 lembar uji referensi ...................................................................................70

Lampiran 2 surat-surat .................................................................................................73

Lampiran 3 RPP . ..........................................................................................................76

Lampiran 4 Angket Pembelajaran Blended Learning Model Flipped Classroom .......84

Lampiran 5 Pengamatan Keterlaksanaan Penerapan Metode Pembelajaran Blended


Learning Model Flipped Classroom . ........................................................89

Lamppiran 6 soal pre- tes dan post-test ......................................................................100

Lampiran 7 Hasil uji pre-test dan pos-test .................................................................. 106

Lampiran 8 Foto-foto kegiatan ...................................................................................108


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kata pembelajaran berasal dari kata dasar belajar yang mendapat awalan-
pem dan akhiran-an. Menurut James O. Wittaker dalam jurnal Nidawati
belajar dalam perspektif psikologi dan agama, ”Learning may be defined as
the process by which behavior originates or is altered through training or
experience”. Pengertian belajar merupakan proses di mana tingkah laku
ditimbulkan melalui latihan atau pengalama.1 Sehingga belajar dapat terjadi
dimana saja dan kapan saja baik secara formal maupun non-formal, dan
belajar merupakan proses kompleks yang terjadi pada setiap manusia
sepanjang hidup. Pembelajaran yang dilakukan secara formal seperti
pembelajaran yang dilakukan di lingkungan sekolah, proses belajar terjadi
akibat peserta didik memperoleh pengetahuan di dalam lingkungan sekolah.
Keberhasilan pembelajaran ini tidak lepas dari cara mengajar pendidik
dan cara belajar peserta didik. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila adanya
perubahan tingkah laku peserta didik, baik dari perubahan pengetahuan, sikap,
dan keterampilan peserta didik.2 Selain itu pendidik membantu peserta didik
untuk mengembangkan potensi, kemampuan, sikap, dan keterampilan secara
optimal. Dengan begitu pendidik harus menciptakan proses pembelajaran
secara menarik, nyaman, aman, dan memudahkan peserta didik untuk
memahami apa yang diajarkan oleh pendidik.
Teknologi pendidikan memiliki peranan penting dalam proses
pembelajaran, yakni mengatasi masalah belajar, mempermudah proses
pembelajaran, dan menumbuhkan minat belajar.3 Hal tersebut sesuai dengan

1
Nidawati, Belajar Dalam Perspektif Psikologi Dan Agama, Jurnal Pionir, Volume 1, Nomor 1,
Juli-Desember 2013
2
Luh Rika Sukayanti , I Komang Sudarma , I Nyoman Jampel, Pengembangan Blended Learning
Tipe Flipped Classroom Pada Mata Pelajaran Seni Budaya Kelas Xi, Jurnal Edutech Universitas
Pendidikan Ganesha. Vol. 6 No. (1) Pp. 134-146
3
Ibid, Hlm. 134-146

1
2

definisi teknologi pendidikan menurut Association for Educational


Communication and Technology (AECT) dalam Mahadewi, konsep teknologi
pendidikan diartikan sebagai berikut. “Teknologi pendidikan merupakan
kajian dan praktik etika tentang memfasilitasi belajar dan meningkatkan
kinerja dengan menciptakan, menggunakan dan mengelola proses dan sumber
4
teknologi yang tepat”. Teknologi pendidikan membantu memecahkan
masalah pembelajaran pada manusia secara fleksibel.
Dengan berkembangnya teknologi pendidikan di zaman sekarang ini
pembelajaran blended learning ini sangat cocok untuk diterapkan
dilingkungan sekolah. Didalam jurnalnya Meyla Kurniawati dalam judul
Penerapan Blended Learning Menggunakan Model Flipped Classroom
Berbantuan Google Classroom Dalam Pembelajaran Matematika SMP,
Menurut Dwiyogo mengatakan bahwa Pembelajaran berbasis blended
learning adalah pembelajaran yang mengkombinasikan cara penyampaian
pembelajaran melalui kegiatan tatap muka, pembelajaran berbasis komputer
secara offline, dan online. 5 Kombinasi pembelajaran antara pembelajaran
tradisional dengan pembelajaran modern yang menggunakan laptop, tablet,
smartphone, dan alat teknologi lainya. Belajar dengan seperti ini membuat
peserta didik lebih semangat dan memotivasi siswa sehingga siswa tidak
merasa bosan dengan model pembelajaran yang hanya tatap muka saja atau
online saja.
Model flipped classroom menjadikan sesuatu yang biasa diselesaikan
dikelas kini dapat diselesaikan dirumah, dan begitupun sebaliknya yang biasa
diselesaikan dirumah kini diselesaikan dikelas. Didalam jurnalnya usmadi
dalam judul Penerapan Strategi Flipped Classroom dengan Pendekatan
Scientific dalam Pembelajaran Matematika pada Kelas XI SMKN 2 Padang
Panjang menurut Menurut O'Flaherty & Phillips Flipped Classroom adalah
strategi pembelajaran campuran yang membalikkan model pengajaran dan

4
Ibid
5
Meyla Kurniawati, Harja Santanapurba, Elli Kusumawati, Penerapan Blended Learning
Menggunakan Model Flipped Classroom Berbantuan Google Classroom Dalam Pembelajaran
Matematika Smp, Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 7, Nomor 1, April 2019, Hlm. 8 – 19
3

pembelajaran di dunia pendidikan secara tradisional. 6 Ketika pembelajaran


dengan model Flipped Classroom, pembelajaran yang biasanya berlangsung
selama waktu tatap muka, sebelumnya direkam dan disediakan bagi peserta
didik untuk menonton sebelum kelas tatap muka, sementara kesempatan untuk
memperdalam, memperluas dan menerapkan pemahaman peserta didik
tentang materi yang direkam adalah dengan cara strategi pembelajaran aktif di
waktu pembelajaran di kelas.
Dengan menggunakan model flipped classroom ini membuat peserta
didik dapat lebih mudah memahami materi karena peserta didik dapat
memutar kembali video penjelasan materi pelajaran yang telah pendidik
bagikan, selain itu peserta didik dapat mencari sumber-sumber lain melalui
internet sehingga mereka dapat mencari informasi secara luas. Selanjutnya
mereka dapat memperdalam materi dan memecahkan masalah di dalam kelas
bersama guru dan teman-teman kelasnya. Dengan seperti ini pembelajaran
tidak lagi monoton dan peserta didik lebih semangat dalam belajarnya.
Dalam tercapainya tujuan pembelajaran dibutuhkannya motivasi
belajar, karena belajar adalah kegiatan pokok dalam prose pembelajaran di
sekolah. Motivasi belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu motivasi
intrinsik (keadaan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang
dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar) dan motivasi ekstrinsik
(keadaan yang datang dari luar individu siswa yang mendorongnya untuk
melakukan kegiatan belajar). 7 Dengan menciptakan suasana baru pada saat
kegiatan pembelajaran juga dapat membantu membuat siswa menjadi
termotivasi ekstrinsik.
Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan, peserta didik masih
pasif dalam kegiatan belajar pembelajaran, hal ini diakibatkan model
pembelajaranya masih menggunakan metode ceramah satu arah sehingga
membuat siswa menjadi bosan dalam mengikuti pembelajaran, ketika tanya

6
Usmadi, Ergusni , Penerapan Strategi Flipped Classroom Dengan Pendekatan Scientific Dalam
Pembelajaran Matematika Pada Kelas Xi Smkn 2 Padang Panjang, Jep | Vol 3, No. 2
7
Amna Emda, Kedudukan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran, Lantanida Journal, Vol.
5, No. 2
4

jawab di dalam kelas hanya beberapa peserta didik saja yang menanggapi
pertanyaan dari guru.
Ketika peneliti melakukan wawancara kepada guru belum menerapkan
metode dan Teknik pembelajaran tertentu, beliau hanya melakukan kegiatan
pembelajaran semampu dan sebisa beliau tetapi mengusahakan memberikan
yang terbaik dan semaksimal mungkin untuk peserta didiknya agar tetap
mampu memahami materi. Selain kurangnya variasi dalam model
pembelajaran, kurangnya bahan ajar juga mempengaruhi motivasi belajar,
terutama pada mata pelajaran geografi yang mempelajari tentang lingkungan
alam dan fisik sehingga lebih membutuhkan contoh atau terjun langsung
kelapangan.
Namun masalah yang sampai saat ini mengemuka dalam pembelajaran
geografi adalah rendahnya minat atau motivasi siswa untuk belajar geografi.
Belajar geografi cenderung membosankan dan tidak bermakna. Akibatnya,
tujuan pembelajaran geografi seringkali tidak tercapai.8 Hal ini terjadi akibat
guru hanya menggunakan model pembelajaran dengan satu arah dan siswa
hanya bisa membaca di buku paket saja, sehingga siswa hanya membayangkan
tanpa diberikan contohnya dan diajak observasi secara langsung. Padahal
menurut Preston E James ilmu Geografi dapat disebut sebagai induk dari
segala ilmu pengetahuan karena banyak bidang ilmu pengetahuan selalu mulai
dari keadaan muka bumi untuk beralih pada studinya masing-masing. 9
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik meneliti tentang
“Pengaruh Metode Pembelajaran Blended Learning Metode Flipped
Classroom Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi
(Kelas X IPS 1 MAN 1 Metro, Lampung Tengah)”

8
Iwan Setiawan, Peningkatan Kualitas Pembelajaran Geografi Melalui Pengembangan Media
Pendidikan, Artikel, Dosen Jurusan Pendidikan Geografi Fpips Upi.
9
Tim Geografi, Pengetahuan Dasar Geografi, Pp-Paud Dan Dikmas Jawa Barat 2017, Hlm. 3
5

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti dapat
mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Peserta didik masih pasif dalam kegiatan belajar pembelajaran.
2. Guru belum menerapkan metode dan teknik pembelajaran.
3. Kurangnya variasi dalam model pembelajaran dan kurangnya bahan ajar.

Rendahnya minat atau motivasi siswa untuk belajar geografi.

1.3 Pembatasan Masalah


Berdasarkan pada identifikasi masalah di atas, maka masalah dapat dibatasi
sebagai berikut:
Pembatasan umum:
Guru hanya menggunakan model pembelajaran ceramah, sehingga peserta
didik menjadi pasif dalam kegiatan pembelajaran.
Pembatasan khusus:
Penelitian ini hanya memfokuskan pada Pengaruh Pembelajaran Blended
Learning Model Flipped Classroom Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam
Mata Pelajaran Geografi.

1.4 Rumusan Masalah


Berdasarkan batasan masalah yang telah peneliti uraikan, maka dapat
dirumuskan masalah penelitian yaitu “Bagaimana Pengaruh Pembelajaran
Blended Learning Model Flipped Classroom Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Dalam Mata Pelajaran Geografi?”

1.5 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti adalah : untuk
mengetahui Bagaimana Pengaruh Pembelajaran Blended Learning Model
Flipped Classroom Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran
Geografi
6

1.6 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat yaitu:
1. Manfaat teoritis
Untuk memberikan kontribusi ilmiah pada kajian tentang
kependidikan dalam menerapkan model pembelajaran yang tepat untuk
kegiatan belajar pembelajaran.
2. Manfaat praktis
a. Bagi penulis
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti dalam
menerapkan model pembelajaran.
b. Bagi peneliti lain
Hasil penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai referensi bagi
penelitian-penelitian yang akan datang dalam konteks permasalahan
yang berkaitan dengan Pembelajaran Blended Learning Model Flipped
Classroom.
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Kajian Teori


1. Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran dapat diartikan sebagai usaha untuk mempengaruhi
emosi, intelektual, dan spiritual agar seseorang berminat untuk belajar
dengan kemauan sendiri. Melalui proses pembelajaran moral
keagamaan, aktivitas, dan kreativitas peserta didik akan terbentuk
dengan berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
10
belajar yang sesuai dengan lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
pemerolehan ilmu dan pengetah uan, penguasaan kemahiran dan tabiat,
11
serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.
Dengan begitu pembelajaran merupakan usaha pendidik dalam
membimbing peserta didik untuk menciptakan lingkungan belajar.
Melalui proses pembelajaran moral keagamaan, aktivitas, dan
kreativitas peserta didik akan terbentuk dengan berbagai interaksi dan
pengalaman belajar. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar yang sesuai dengan lingkungan
belajar.12dengan demikian pembelajaran merupakan usaha-usaha yang
direncanakan dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi
kegiatan proses belajar dalam diri peserta didik. pembelajaran
merupakan suatu proses, maka pembelajaran merupakan kegiatan
pendidik dalam rangka membuat siswa untuk belajar. Proses tersebut
meliputi :

10
Zainal Rafli, Teori Pembelajaran Bahasa (Suatu Catatan Singkat), (Yogyakarta : Gurudhawaca,
2016), Hlm. 419
11
Ibid, Hlm
12
Ibid, Hlm.

7
8

a. Persiapan dari mulai merencanakan program pengajaran tahunan,


semester, dan penyusunan perencanaan mengajar dilengkapi
dengan persiapan media belajar, dan evaluasi.
b. Pelaksanaan kegiatan belajar dengan mengacu pada persiapan
pembelajaran yang telah dipersiapkan sebelumnya.
c. Menindaklanjuti pembelajaran yang telah dikelola yang berbentuk
pengayaan atau penambahan jam pelajaran, dan remedial bagi
siswa yang mendapatkan kesulitan dalam belajar.

Dari semua pendapat mengenai pembelajaran menurut para ahli


dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan sebuah interaksi
antara pendidik yang memberikan bahan ajar kepada peserta didik,
dan didalam proses pembelajaran terdapat kegiatan yang dirancang
agar peserta didik termotivasi untuk belajar dan menerima materi yang
diberikan oleh pendidik.

b. Tujuan Pembelajaran
Tujuan dari pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku
atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
Menurut Oemar Hamalik dalm buku perencanaan pembelajaranuntuk
kejuruan menyebutkan bahwa komponen-komponen yang harus
terkandung dalam tujuan pembelajaran adalah perilaku terminal,
13
kondisi-kondisi, dan standar ukuran. Jadi para peserta didik
diharapkan mengalami perubahan setelah terjadinya kegiatan
pembelajaran. Sedangkan pembelajaran menurut Nana Syaodih
Sukmadinata mengidentifikasi 4 (empat) manfaat dari tujuan
pembelajaran, yaitu:14

13
Tuti Irian, Perencanaan Pembelajaran Untuk Kejuruan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2019),
Hlm, 81
14
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, (Bandung; Pt Remaja Rosdakarya,
2002), Hlm. 46
9

a Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar


mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan
belajarnya secara lebih mandiri;
b Memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar;
c Membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan
media pembelajaran;
d Memudahkan guru mengadakan penilaian.
c. Jenis-Jenis Model Pembelajaran
1. Model Pembelajaran Langsung
Pembelajaran langsung dapat juga dapat diartikan sebagai
model pembelajaran di mana guru mentransformasikan informasi
atau keterampilan secara langsung kepada peserta didik, yang
pembelajarannya berorientasi pada tujuan dan distrukturkan oleh
guru. Sedangkan menurut Killen dalam depdiknas, pembelajaran
langsung atau Direct Instruction merujuk pada berbagai teknik
pembelajaran ekspositori (pemindahan pengetahuan dari guru
kepada murid secara langsung, misalnya melalui ceramah,
demonstrasi, dan tanya jawab) yang melibatkan seluruh kelas. 15
Dengan demikian kegiatan pembelajaran berpusat pada guru, dan
guru harus menyusun kegiatan pembelajaran dari awal hingga
akhir dengan rapi.
2. Model Pembelajaran Online
Pembelajaran online membutuhkan sebuah media yang
dapat mendistribusikan ilmu pengetahuan dan sebagai wadah
proses kegiatan belajar mengajar. Menurut Waller and Wilson
dalam artikel yang berjudul pembelajaran berbasis e-learning,
Konsep Pembelajaran Berbasis Komputer dan Jaringan adalah
suatu bentuk model pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi
web dan internet, konsep belajar dan mengajar ini sebenarnya

15
Eko Sudaranto, Model Pembelajaran Era Sociaty 5.0, ( Jl. Evakuasi, Cirebon: Grup Publikasi
Yayasan Insan Shodiqin Gunung Jati, 2002), Hlm.21
10

bukanlah barang baru, bukan juga ide ataupun pemikiran baru,


16
bahkan sudah berkembang sejak beberapa dasawarsa lalu.
Dengan demikian pembelajaran online merupakan pembelajaran
yang dilakukan secara virtual dan membutuhkan media
pembelajaran seperti alat teknologi dan internet. Dengan
menggunakan internet dapat mempermudah peserta didik dan
pengajar dalam mencari informasi yang diinginkan
2. Pembelajaran Online
a. Pengertian Pembelajaran Online
Pembelajaran online pada dasarnya adalah pembelajaran jarak jauh
(PJJ). Sistem pembelajaran jarak jauh merupakan sistem yang sudah
ada sejak pertengahan abad 18. Sejak awal, pembelajaran jarak jauh
selalu menggunakan teknologi untuk pelaksanaan pembelajarannya,
17
mulai dari teknologi paling sederhana hingga yang terkini.
Pembelajaran learning tidak sekedar memberikan materi pembelajaran
dalam jaringan internet. Dalam online learning, selain ada materi
pembelajaran online juga ada proses kegiatan belajar mengajar secara
online. Jadi, perbedaan pokok antara pembelajaran online dengan
sekedar materi pembelajaran online adalah adanya interaksi yang
terjadi selama proses pembelajaran.

b. Karakteristik Pembelajaran Online


Karakteristik pembelajaran online menurut Soekartawati dalam
jurnal on-line learning sebagai motifasi pembelajaran, jurnal
Pendidikan matematika antara lain adalah18:

1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik. Sehingga dapat


memperoleh informasi dan melakukan komunikasi dengan

16
Rabiah Adawiah, Dkk, Pembelajaran Berbasis E-Learning, Artikel
17
Tian Belawati, Pembelajaran Online, Universitas Terbuka, Jl. Cabe Raya, Pondok Cabe,
Pamulang, Edisi Ke 2, Hal. 6
18
Nur Hadi Wiryanto, On-Line Learning Sebagai Motifasi Pembelajaran, Jurnal Pendidikan
Matematika, Vol. 2, No. 1, 2006, Hlm. 10-23
11

mudah dan cepat, baik 1 antara pengajar dengan pembelajar,


atau pembelajar dengan pembelajar.

2. Memanfaatkan media komputer, seperti jaringan komputer


(computer networks) atau (digital media).

3. Menggunakan materi pembelajaran untuk dipelajari secara


mandiri (self learning materials).

4. Materi pembelajaran dapat disimpan di komputer sehingga dapat


diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila
yang bersangkutan memerlukannya

5. Memanfaatkan komputer untuk proses pembelajaran dan juga


untuk mengetahui hasil kemajuan belajar, atau administrasi
pendidikan serta untuk memperoleh informasi yang banyak dari
berbagai sumber informasi.

c. Manfaat Pembelajaran Online

Manfaat e-learning dapat dilihat dari 2 (dua) sudut, yaitu dari sudut
peserta didik dan guru19 :

1) Sudut peserta didik


Dengan kegiatan e-learning dimungkinkan berkembangnya
fleksibilitas belajar yang tinggi. Menurut Brown, 2000 (dalam
Siahaan) ini dapat mengatasi siswa yang:
a) Belajar di sekolah-sekolah kecil di daerah-daerah miskin
untuk mengikuti mata pelajaran tertentu yang tidak dapat
diberikan oleh sekolahnya,
b) Mengikuti program pendidikan keluarga di rumah (home
schoolers) untuk mempelajari materi yang tidak dapat

19
Ratna Tiharita Setiawardhani, Pembelajaran Elektronik (Elearning) Dan Internet Dalam Rangka
Mengoptimalkan Kreativitas Belajar Siswa, Jurnal Ilmiah Pend. Ekonomi, Volume 1 Nomor 2,
September 2013, Hal. 82-96
12

diajarkan oleh orang tuanya, seperti bahasa asing dan


ketrampilan di bidang komputer,
c) Merasa phobia dengan sekolah atau peserta didik yang di
rawat di rumah sakit maupun di rumah, yang putus sekolah
tapi berminat melanjutkan pendidikannya, maupun peserta
didik yang berada di berbagai daerah atau bahkan yang
berada di luar negeri, dan
d) Tidak tertampung di sekolah konvensional untuk
mendapatkan pendidikan.
2) Guru
Menurut soekartawi (dalam Siahaan) beberapa manfaat yang
diperoleh guru adalah bahwa guru dapat : 19
a) Lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan yang
menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan
perkembangan keilmuan yang terjadi,
b) Mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna
peningkatan wawasannya karena waktu luang yang dimiliki
relatif lebih banyak,
c) Mengontrol kegiatan belajar peserta didik. Bahkan guru
juga dapat mengetahui kapan peserta didiknya belajar, topik
apa yang dipelajari, berapa lama sesuatu topik dipelajari,
serta berapa kali topik tertentu dipelajari ulang,
d) Mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soal-soal
latihan setelah mempelajari topik tertentu, dan
e) Memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan
hasilnya kepada peserta didik.
13

c. Jenis Pembelajaran Online


Dalam model pembelajaran online terdapat banyak jenis-jenis
model pembelajaran online salah satu model pembelajaran online
yaitu:20

1. Station Rotation Blended Learning

Station-Rotation blended learning adalah menggabungkan


ketiga stasiun atau spot dalam satu jam tatap muka dibagi menjadi
tiga. Misalkan satu tatap muka terdiri atas 90 menit, maka waktu
tatap muka 90 menit itu dibagi tiga waktu untuk masing-masing
tahapan dalam spot yang berbeda yaitu 30 menit. ketiga spot
tersebut terdiri atas online instruction, Teacher-led instruction, dan
Collaborative activities and stations.

2. Lab Rotation Blended Learning

Model Lab Rotation Blended Learning mirip dengan


Station Rotation, yaitu memungkinkan mahasiswa mempunyai
kesempatan untuk memutar stasiun melalui jadwal yang telah
ditetapkan namun dilakukan menggunakan laboratorium komputer
khusus yang memungkinkan dilakukan pengaturan jadwal yang
fleksibel dengan dosen. Dengan demikian diperlukan laboratorium
komputer.

3. Remote Blended Learning atau Enriched Virtual

Dalam pembelajaran Remote Blended Learning, fokus


mahasiswa adalah menyelesaikan pembelajaran online, mereka
melakukan pembelajaran tatap muka dengan dosen hanya sesekali
sesuai kebutuhan.

Pendekatan ini berbeda dari model Flipped Classroom


dalam keseimbangan waktu pengajaran tatap muka online. Dalam

20
Https://Sevima.Com/Jenis-Blended-Learning/
14

model pembelajaran Remote Blended Learning, mahasiswa tidak


akan belajar secara tatap muka dengan dosen setiap hari, tetapi
dalam pengaturan flipped. Siswa menyelesaikan tujuan
pembelajaran secara individu.

4. Flex Blended Learning

Flex termasuk dalam jenis model Blended Learning di


mana pembelajaran online adalah inti atau tulang punggung
pembelajaran mahasiswa, namun masih didukung oleh aktivitas
pembelajaran offline. Mahasiswa melanjutkan pembelajaran yang
dimulai di dalam kelas nyata dengan jadwal yang fleksibel yang
disesuaikan secara individual dalam berbagai modalitas
pembelajaran.

Sebagian besar mahasiswa masih belajar di kampus, kecuali


untuk pekerjaan rumah. Dosen memberikan dukungan
pembelajaran tatap muka secara fleksibel dan adaptif sesuai
kebutuhan melalui kegiatan seperti pengajaran kelompok kecil,
proyek kelompok, dan bimbingan pribadi.

5. The ‘Flipped Classroom’ Blended Learning

Blended learning versi Flipped Classroom ini merupakan


versi yang paling banyak dikenal, Flipped Classroom dimulai dari
pembelajaran mahasiswa yang dilakukan secara online di luar kelas
atau di rumah dengan konten-konten yang sudah disediakan
sebelumnya. Setelah melakukan proses pembelajaran online di luar
kampus mahasiswa kemudian memperdalam dan berlatih
memecahkan soal-soal di kampus bersama dosen dan / atau teman
kelas. Dengan demikian bisa dianggap peran pembelajaran
tradisional di kelas menjadi “terbalik”.
15

6. Individual Rotation Blended Learning

Model Individual Rotation memungkinkan mahasiswa


untuk memutar melalui stasiun-stasiun, tetapi sesuai jadwal
individu yang ditetapkan oleh dosen atau oleh algoritma perangkat
lunak. Tidak seperti model rotasi lainnya, mahasiswa tidak perlu
berputar ke setiap stasiun; mereka hanya berputar ke aktivitas yang
dijadwalkan pada daftar putar mereka.

3. Model Pembelajaran Blended Learning


a. Pengertian Blended Learning
Blended learning merupakan istilah yang berasal dari bahasa
inggris, yang terdiri dari dua suku kata, yaitu blended dan learning.
Blended learning ini pada dasarnya merupakan gabungan keunggulan
pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka dan secara virtual.
Istilah blended learning pada awalnya digunakan untuk
menggambarkan mata pelajaran yang mencoba menggabungkan
pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran online. Selain blended
learning ada istilah hybrid learning. Istilah tersebut mengandung arti
yang sama yaitu perpaduan, percampuran atau kombinasi
pembelajaran. Blended Learning merupakan pengembangan lebih
lanjut dari metode e-learning, yaitu metode pembelajaran yang
menggabungkan antara sistem e-learning dengan metode
konvensional atau tatap muka (face to face).21
Dalam Anis, Noord mendefinisikan bahwa pembelajaran blended
adalah gabungan atau kombinasi dari berbagai metode pembelajaran
daring, luring dan tatap muka (in-person learning). Pembelajaran
blended dinilai lebih unggul dan terkenal dengan adanya beragamnya
pilihan kombinasi, baik pembelajaran sinkron maupun asinkron.

21
Ni’matul Khoiroh, Munoto, Dan Lilik Anifah, Pengaruh Model Pembelajaran Blended Learning
Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa, Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan, Vol. 10,
No. 2, September 2017
16

Dalam model desain sistem pembelajaran blended ini, Seting belajar


terdiri dari 3 jenis yaitu sebagai berikut:22

1) Sinkron Langsung (SL) yaitu kegiatan pembelajaran tatap muka


2) Sinkron Maya (SM) ; kegiatan belajar terjadi melalui teknologi
secara sinkron seperti video conference, audio-conference atau
web-based seminar (webinar).
3) Asinkron Mandiri (AM); adalah pembelajaran daring yang mana
tidak terjadi secara sinkron atau tidak online dalam waktu yang
bersamaan sehingga peserta didik dapat belajar dengan mandiri.

Dalam Anis, Noord mendefinisikan bahwa pembelajaran


blended adalah gabungan atau kombinasi dari berbagai metode
pembelajaran daring, luring dan tatap muka (in-person learning).
Pembelajaran blended dinilai lebih unggul dan terkenal dengan adanya
beragamnya pilihan kombinasi, baik pembelajaran sinkron maupun
asinkron.23
Model pembelajaran Blended Learning ini ringkasnya adalah
penggabungan antara pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran
dalam jaringan (daring), baik dari cara penyampaian hingga gaya
pembelajaran, sehingga kombinasi pengajaran yang tercipta tetap
menekankan interaksi sosial, tapi tidak meninggalkan aspek teknologi.
b. Pengertian Model pembelajaran Flipped Classroom
Model pembelajaran Flipped Classroom ini hakikatnya
merupakan salah satu model penerapan blended learning itu sendiri.
Dengan pendekatan Flipped Classroom, sebagian aktivitas
pembelajaran yang biasanya diselesaikan di kelas, kini dapat
diselesaikan di rumah terlebih dahulu secara mandiri oleh siswa
sebelum akhirnya melakukan pembelajaran tatap muka lagi di kelas.

22
Uwes Anis Chaeruman, Panduan Memilih Dan Menentukan Seting Belajar Dalam
Merencanakan Pembelajaran Blended, Universitas Negri Jakarta, 2018, Hlm. 10-11
23
Uwes Anis Chaeruman, Panduan Memilih Dan Menentukan Seting Belajar Dalam
Merencanakan Pembelajaran Blended, Universitas Negri Jakarta, 2018, Hlm. 10-11
17

Johnson dari riset hasil tesisnya mengatakan, flipped classroom


merupakan suatu cara yang diberikan oleh pendidik dengan
meminimalkan instruksi pembelajaran dengan memaksimalkan
interaksi satu sama lain. Johnson dari riset hasil tesisnya mengatakan,
flipped classroom merupakan suatu cara yang diberikan oleh pendidik
dengan meminimalkan instruksi pembelajaran dengan
memaksimalkan interaksi satu sama lain. 24 Hal ini dapat dilakukan
sebagai solusi apabila waktu pembelajaran di kelas tidak mencukupi.
Sehingga memanfaatkan pembelajaran online berbasis flipped
classroom.
Konsep model pembelajaran flipped classroom adalah ketika
pembelajaran yang seperti biasa dilakukan di kelas dilakukan oleh
siswa di rumah, dan pekerjaan rumah yang biasa di kerjakan di rumah
diselesaikan di sekolah. 25 Dengan demikian, pembelajaran flipped
classroom menghadirkan gaya belajar yang variatif dengan diskusi
ataupun individual ketika mempersiapkan materi di rumah ataupun
mengerjakan tugas di sekolah.
Model Pembelajaran berbasis flipped classroom adalah salah
satu model pembelajaran yang berpusat pada siswa untuk
meningkatkan efektifitas pembelajaran. Flipped classroom
memanfaatkan teknologi yang mendukung materi pembelajaran yang
dapat diakses kapanpun dan di manapun. Sedangkan waktu
pembelajaran di kelas digunakan siswa untuk berkolaborasi dengan
rekan-rekan proyek, keterampilan praktik, dan menerima umpan balik
tentang kemajuan mereka.
c. Langkah-Langkah Pembelajaran Flipped Classroom

24
Made Delina Rusnawati, Implementasi Flipped Classroom Terhadap Hasil Dan Motivasi Belajar
Siswa, Jurnal Imiah Pendidikan Dan Pembelajaran, Volume 4 Nomor 1 April 2020
25
Ayu Nur Laily Choiroh, Dkk., “Pengaruh Model Pembelajaran Flipped Classroom
Menggunakan Metode Mind Mapping Terhadap Prestasi Dan Kemandirian Belajar Fisika”, Jurnal
Pendidikan Fisika, Vol.7 (2018), Hal.2.
18

Menurut Ulfa dalam buku higher order hinking skill, Langkah-


langkah yang digunakan dalam pembelajaran flipped classroom ada 3
langkah, yaitu :26
1. Siswa belajar mandiri di rumah mengenai materi untuk pertemuan
berikutnya.

2. Di kelas, peserta didik dibentuk berkelompok secara acak.

3. Peran guru pada saat kegiatan belajar berlangsung adalah


memfasilitasi berlangsungnya diskusi dengan metode kooperatif
learning. Di samping itu, guru juga akan menyiapkan beberapa
pertanyaan (soal) dari materi tersebut.

4. Guru memberikan kuis/tes sehingga siswa sadar bahwa kegiatan


yang mereka lakukan bukan hanya permainan, tetapi merupakan
proses belajar, serta guru

5. berlaku sebagai fasilitator dalam membantu siswa dalam


pembelajaran serta menyelesaikan soal soal yang berhubungan
dengan materi.

Sehingga bisa dikatakan strategi pembelajaran flipped classroom


terdapat korelasi dengan strategi pembelajaran active learning dan
blended learning yang berbasis teknologi. Perbedaanya adalah
blended learning memiliki station rotation, sedangkan flipped
classroom membalik suasana kelas dengan sistem pembelajaran
online baik di luar kelas maupun di dalam kelas serta adanya strategi
strategi pembelajaran lainnya untuk menghidupkan suasana kelas
yang tidak konvensional.

26
Rustam Efendy Rasyid, Dkk, Higher Order Hinking Skill, Cv. Syntax Corporation Indonesia,
Hlm. 56
19

d. Sintak atau Proses Pembelajaran Flipped Classroom


Proses pembelajaran dengan model Flipped Classroom terbagi
menjadi dua bagian yaitu kegiatan pre-class (pembelajaran online)
dan in-class (pembelajaran pemahaman konsep). Proses pembelajaran
Flipped Classroom disajikan sesuai 27table 2.1
Tabel 2.1 Proses pembelajaran Flipped Classroom

No Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu


1 Sebelum Guru menyiapkan materi pembelajaran dan 1 jam
Kelas diunggah ke website. Siswa mempelajari materi
dimulai yang di share oleh guru dan mencatat materi di
(Pre Class) buku catatan, kemudian siswa menyiapkan
pertanyaan mengenai materi yang belum
dipahami siswa
2 Saat dalam Siswa telah menyiapkan pertanyaan pertanyaan 45
kelas tertentu setelah mempelajari materi yang menit
Pendahulua diberikan Guru menyiapkan beberapa jawaban
n dari pertanyaan dan mempersiapkan ruang
diskusi untuk menyelesaikan pertanyaan yang
muncul
3 Saat kelas Siswa berdiskusi di kelas Guru membimbing
berlangsun siswa selama proses diskusi dan memberikan
g klarifikasi materi pembelajaran dari pertanyaan
pertanyaan yang muncul dari siswa
4 Saat kelas Guru dan siswa merefleksi hasil belajar Guru 15
berakhir memposting materi pelajaran tambahan di web menit
yang sudah disiapkan untuk meningkatkan
pengetahuan siswa
5 Saat di luar Siswa didorong untuk mengutarakan sesuatu hal
kelas (materi) yang belum mereka pahami Guru selalu
membimbing siswa untuk memberi pemahaman
materi pada siswa

e. Kelebihan dan Kekurangan Model Flipped Classroom


1) Kelebihan Model Flipped Classroom
Kelebihan model Flipped Classroom dapat membantu siswa
meningkatkan kemampuan dalam belajar, mempermudah siswa

27
Wahyuyun Ndari Utaminingsih, Pengaruh Model Pembelajaran Flipped Classroom Terhadap
Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas Xi Mipa Sma Negeri 1 Sumberpucung, Skripsi
20

untuk mem-pause dan mem rewind materi,meningkatkan interaksi


guru dan siswa,meningkatkan interaksi antar sesama
siswa,membuat kelas menjadi lebih transparan dan terbuka.
2) Kekurangan Model Flipped Classroom
Kekurangan model Flipped Classroom dalam pembelajaran
berupa kurang mendukungnya fasilitas siswa dalam mengakses
jaringan internet dan perangkat keras, siswa harus bekerja keras
memahami materi secara mandiri, dan sarana prasarana sekolah
yang belum mendukung.28
4. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang turut
menentukan keefektifan dalam pembelajaran. Seorang peserta didik
akan belajar dengan baik apabila ada faktor pendorongnya yaitu
motivasi belajar. Peserta didik akan belajar dengan sungguh-sungguh
jika memiliki motivasi belajar yang tinggi. Menurut Hamzah B. Uno
dalam jurnal teams games tournament (tgt): improve motivation of
studying social study elementary school students motivasi belajar
adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar
untuk mengadakan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa
indikator atau unsur-unsur yang mendukung. 29 Indikator-indikator
tersebut, antara lain: adanya hasrat dan keinginan berhasil, dorongan
dan kebutuhan dalam belajar, harapan dan cita-cita masa depan,
penghargaan dalam belajar, dan lingkungan belajar yang kondusif.
Selain itu, menurut Winkel dalam jurnal Pengaruh Motivasi Dalam
Pembelajaran, Lantanida Journal, menyebutkan motivasi belajar
adalah keseluruhan daya penggerak psikis didalam siswa yang

28
Ibid,
29
Dewi Rakhmawati, Teams Games Tournament (Tgt): Improve Motivation Of Studying Social
Study Elementary School Students, Jurnal Riset Pedagogik, 2 (2) (2018) 17-20
21

30
menimbulkan kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.
Sejalan dengan pendapat di atas, didalam jurnal yang berjudul
Hubungan Motivasi Belajar dan Minat Belajar terhadap Prestasi
Belajar Mahasiswa Mata Kuliah Pengantar Manajemen (Studi kasus
Mahasiswa Tingkat I EKM A Semester I, Sardiman mengatakan dalam
kegiatan pembelajaran, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan
daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,
yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan
arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
subjek belajar itu dapat tercapai.31 Yang menimbulkan kegiatan belajar
yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar yang memberikan
arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
subjek belajar itu dapat dicapai.
b. Peran dan Fungsi Motivasi Belajar
Menurut Hamzah B. Uno (2011: 27-29), peran penting motivasi
belajar dan pembelajaran, antara lain: 32
1) Peran motivasi belajar dalam menentukan penguatan belajar.
Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang
anak yang sedang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang
menentukan pemecahan dan hanya dapat dipecahkan berkat
bantuan hal-hal yang pernah dilalui.
2) Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar. Peran motivasi
dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan
kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika
yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau
dinikmati manfaatnya oleh anak.

30
Maryam Muhammad, Pengaruh Motivasi Dalam Pembelajaran, Lantanida Journal, Vol. 4 No. 2,
2016
31
Syardiansah, Hubungan Motivasi Belajar Dan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Mahasiswa Mata Kuliah Pengantar Manajemen (Studi Kasus Mahasiswa Tingkat I Ekm A
Semester I, Jurnal Manajemen Dan Keuangan, Vol.5, No.1, Mei 2016
32
Kunah, Metode Berbicara Bahasa Inggris Dengan Pendekatan Penguasaan Tata Bahasa
(Grammar) Dan Motivasi Belajar, (Jl. Jambal, Indramayu: Adab Cv Adanu Abimata, 2021), Hlm.
22-23
22

3) Motivasi menentukan ketekunan belajar. Seorang anak yang telah


termotivasi untuk belajar sesuatu berusaha mempelajari dengan
baik dan tekun dengan harapan memperoleh hasil yang lebih baik.

Selain itu, Oemar Hamalik, menyebutkan fungsi motivasi itu


meliputi:33

1) Mendorong timbulnya kelakuan/ suatu perbuatan.


2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarah pada
perbuatan ke pencapaian tujuan yang diinginkan.
3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya sebagai motor
penggerak dalam kegiatan belajar.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa peran dan fungsi
motivasi belajar adalah sebagai pendorong usaha dan pencapaian
prestasi sehingga untuk mencapai prestasi tersebut peserta didik
dituntut untuk menentukan sendiri perbuatan-perbuatan apa yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan belajarnya.
c. Ciri-ciri Orang yang Memiliki Motivasi Belajar
Ciri-ciri orang yang memiliki motivasi dalam belajar menurut
Sardiman A. M , yaitu:34
1) Tekun menghadapi tugas-tugas dan dapat bekerja terus-menerus
sampai pekerjaannya selesai.
2) Ulet dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan.
3) Memungkinkan memiliki minat terhadap bermacam-macam
masalah.
4) Lebih sering bekerja secara mandiri.
5) Cepat bosan dengan tugas-tugas rutin.
6) Jika sudah yakin dapat mempertahankan pendapatnya.
7) Tidak akan melepaskan sesuatu yang telah diyakini.
8) Sering mencari dan memecahkan masalah soal-soal

33
Ibid, Hlm. 20
34
Ibid, Hlm.
23

d. Macam-macam Motivasi Belajar


Menurut Sardiman A. M terdapat dua macam motivasi belajar,
yaitu:35
1) Motivasi Intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif dan
berfungsinya tanpa harus dirangsang dari luar karena didalam
seseorang individu sudah ada dorongan untuk melaksanakan
sesuatu. Bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik maka
secara sadar akan melakukan kegiatan dalam belajar dan selalu
ingin maju sehingga tidak memerlukan motivasi dari luar
dirinya. Hal ini dilatarbelakangi keinginan positif, bahwa yang
akan dipelajari akan berguna di masa yang akan datang.
2) Motivasi Ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsinya karena ada perangsang dari luar. Motivasi
dikatakan ekstrinsik bila peserta didik menempatkan tujuan
belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar. Berbagai macam
cara bisa dilakukan agar siswa termotivasi untuk belajar.
Sesuai dengan pendapat di atas, motivasi belajar yang ada pada diri
seseorang dibedakan menjadi dua yaitu motivasi intrinsik (dalam
individu) dan motivasi ekstrinsik (luar individu).
e. Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar
Enco Mulyasa menyebutkan bahwa prinsip yang dapat diterapkan
untuk meningkatkan motivasi belajar adalah sebagai berikut: 36
1) Peserta didik akan lebih giat apabila topik yang akan dipelajari
menarik dan berguna bagi dirinya.
2) Tujuan pembelajaran disusun secara jelas dan diinformasikan
kepada peserta didik agar mereka mengetahui tujuan belajar
tersebut.
3) Peserta didik selalu diberi tahu tentang hasil belajarnya.

35
Ibid, Hlm.
36
Ibid, Hlm. 23-24
24

4) Pemberian pujian dan reward lebih baik daripada hukuman, tapi


sewaktu-waktu hukuman juga diperlukan.
5) Memanfaatkan sikap, cita-cita dan rasa ingin tahu peserta didik
6) Usahakan untuk memperhatikan perbedaan setiap peserta didik,
misalnya perbedaan kemauan, latarbelakang dan sikap terhadap
sekolah atau subjek tertentu.
7) Usahakan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dengan selalu
memperhatikan mereka dan mengatur pengalaman belajar yang
baik agar siswa memiliki kepuasan dan penghargaan serta
mengarahkan pengalaman belajarnya ke arah keberhasilan,
sehingga memiliki kepercayaan diri dan tercapainya prestasi belajar.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa prinsip-
prinsip untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu jika topik yang
akan dipelajari menarik dan berguna, tujuan pembelajaran pun disusun
secara jelas, hasil belajar peserta didik harus diberitahukan, pemberian
reward bagi yang berprestasi, memanfaatkan sikap-sikap, cita-cita dan
rasa ingin tahu peserta didik, memperhatikan perbedaan mereka, dan
berusaha memenuhi kebutuhan peserta didik dengan memperhatikannya.
f. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Menurut Slameto motivasi belajar dipengaruhi oleh tiga komponen,
yaitu: 37
1) Dorongan kognitif, yaitu kebutuhan untuk mengetahui, mengerti,
dan memecahkan masalah. Dorongan ini timbul di dalam proses
interaksi antara siswa dengan tugas/ masalah.
2) Harga diri, yaitu ada siswa tertentu yang tekun belajar dan
melaksanakan tugas-tugas bukan terutama untuk memperoleh
pengetahuan atau kecakapan, tetapi untuk memperoleh status dan
harga diri.
3) Kebutuhan berafiliasi, yaitu kebutuhan untuk menguasai bahan
pelajaran/ belajar dengan niat guna mendapatkan pembenaran dari

37
Ibid, Hlm. 24-25
25

orang lain/ teman-teman. Kebutuhan ini sukar dipisahkan dengan


harga diri.
Sejalan dengan pendapat di atas, Syamsu Yusuf menyebutkan
faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu:38
1) Faktor Internal Faktor internal meliputi:
a. Faktor Fisik Faktor fisik meliputi nutrisi (gisi), kesehatan, dan
fungsi-fungsi fisik (terutama panca indera).
b. Faktor Psikologis Faktor psikologis berhubungan dengan
aspek-aspek yang mendorong atau menghambat aktivitas
belajar pada siswa.
2) Faktor Eksternal (yang berasal dari lingkungan)
a. Faktor Non-Sosial Faktor non-sosial meliputi keadaan udara
(cuaca panas atau dingin), waktu (pagi, siang, malam), tempat
(sepi, bising, atau kualitas sekolah tempat belajar), sarana dan
prasarana atau fasilitas belajar.
b. Faktor Sosial Faktor sosial adalah faktor manusia (guru,
konselor, dan orang tua), baik yang hadir secara langsung
maupun tidak langsung (foto atau suara). Proses belajar akan
berlangsung dengan baik, apabila guru mengajar dengan cara
menyenangkan, seperti bersikap ramah, memberi perhatian
pada semua siswa, serta selalu membantu siswa yang
mengalami kesulitan belajar. Pada saat di rumah siswa tetap
mendapat perhatian orang tua, baik material dengan
menyediakan sarana dan prasarana belajar guna membantu dan
mempermudah siswa belajar di rumah.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar
mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap hasil usaha seseorang.
Bila usaha yang dilakukan peserta didik itu adalah hal-hal yang positif
dan menunjang serta berorientasi pada kegiatan belajar IPS, maka
motivasi belajar akan mempengaruhi hasil belajar IPS.

38
Ibid, Hlm. 25-26
26

g. Pengembangan Motivasi Belajar


Setiap motivasi belajar memiliki tujuan secara umum, motivasi
bertujuan menggerakkan seseorang agar timbul keinginan dan kemauan
untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau
mencapai tujuan tertentu. Namun demikian menurut Oemar Hamalik
dalam jurnal Kedudukan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran,
munculnya motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu:39
1) Motivasi akan menentukan tingkat keberhasilan atau kegagalan
belajar peserta didik. Belajar tanpa adanya motivasi kiranya sulit
untuk berhasil.
2) Pembelajaran yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pengajaran
yang disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan motif dan minat
pada peserta didik. Pembelajaran ini sesuai dengan tuntutan
demokrasi dalam pendidikan.
3) Pembelajaran yang bermotivasi menuntut kreatifitas dan imajinasi
guru untuk bersungguh-sungguh mencari cara-cara yang sesuai
guna membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa. Guru
harus berusaha agar murid-muridnya memiliki self motivation yang
baik.
4) Berhasil atau tidaknya dalam membangkitkan dan menggunakan
motivasi dalam pengajaran erat hubungannya dengan pengaturan
disiplin dalam kelas. Jika gagal akan berdampak timbulnya
masalah disiplin di dalam kelas.
5) Asas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral daripada
asas dalam mengajar, penggunaan motivasi dalam mengajar bukan
saja melengkapi prosedur mengajar tetapi akan menjadi faktor yang
menentukan pembelajaran yang lebih efektif, asas motivasi sangat
esensial dalam proses belajar mengajar.

39
Oem Amna Emda, Kedudukan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran, Lantanida Journal,
Vol. 5 No. 2 (2017) 93-196 | 179
27

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan


motivasi belajar mengandung nilai-nilai yaitu motivasi menentukan
tingkat keberhasilan, pembelajaran bermotivasi hakikatnya adalah
pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, pembelajaran
bermotivasi harus kreatif dan imajinatif, kegagalan menimbulkan
disiplin, dan asas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral.
h. Cara-Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar
Menurut Sardiman A. M ada beberapa cara untuk menumbuhkan
motivasi belajar siswa, antara lain:40
1) Memberi angka Umumnya setiap siswa ingin mengetahui hasil
pekerjaannya, yakni berupa angka yang diberikan oleh guru. Siswa
yang mendapat angkanya baik akan mendorong motivasi
belajarnya menjadi lebih besar, sebaliknya siswa yang mendapat
angka kurang, mungkin menimbulkan frustasi atau dapat juga
menjadi pendorong agar belajar lebih baik. Dengan pemberian
angka-angka yang baik untuk siswa, bisa menjadikan hal tersebut
sebagai motivasi untuk siswa yang bersangkutan.
2) Hadiah Cara ini dapat dilakukan oleh guru dalam batas-batas
tertentu misalnya pemberian hadiah kepada siswa yang mendapat
atau menunjukan hasil belajar yang baik. Hadiah dapat dikatakan
sebagai motivasi tetapi tidak selalu demikian, karena hadiah untuk
suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang
tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut,
sehingga hadiah tidak selalu bisa menimbulkan motivasi.
3) Saingan/ kompetisi Saingan atau kompetisi dapat digunakan
sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Hanya saja
persaingan individu akan menimbulkan pengaruh yang tidak baik,
seperti rusaknya hubungan persahabatan, perkelahian, pertentangan,
persaingan antar kelompok belajar.
40
Kunah, Metode Berbicara Bahasa Inggris Dengan Pendekatan Penguasaan Tata Bahasa
(Grammar) Dan Motivasi Belajar, (Jl. Jambal, Indramayu: Adab Cv Adanu Abimata, 2021), Hlm.
27-28
28

4) Ego-involvement Sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup


penting karena menumbuhkan kesadaran kepada peserta didik
betapa pentingnya tugas-tugas dan menerimanya sebagai tantangan
sehingga mereka bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri.
Mereka akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai
prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya, karena
penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggaan dan
harga diri.
5) Memberi ulangan Peserta didik akan menjadi giat belajar apabila
mengetahui akan ada ulangan. Maka, memberi ulangan adalah
salah satu upaya sarana memotivasi siswa dalam belajar. Tetapi
yang harus diingat adalah guru jangan terlalu sering memberikan
ulangan karena dapat membuat siswa bosan karena terlalu sering
dan bersifat rutinitas. Guru juga harus terbuka, maksudnya jika
akan diadakan ulangan harus diberitahukan kepada siswanya.
6) Mengetahui hasil Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi jika
mengalami kemajuan/ peningkatan, akan mendorong siswa untuk
terus belajar dan lebih giat lagi. semakin mengetahui bahwa hasil
belajar selalu mengalami kemajuan, maka aka nada motivasi pada
diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya selalu
meningkat.
7) Pujian Pemberian pujian kepada murid atas hal-hal yang telah
dilakukan dengan berhasil besar manfaatnya sebagai pendorong
belajar, dengan pemberian pujian akan menimbulkan rasa senang
dan puas.
8) Hukuman Salah satu cara meningkatkan motivasi belajar siswa
adalah dengan memberikan hukuman. Hukuman sebagai
reinforcement yang negatif apabila diberikan secara tepat dan bijak
bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu, guru harus memahami
prinsip-prinsip pemberian hukuman.
29

9) Hasrat untuk belajar Adanya hasrat untuk belajar, berarti ada unsur
kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hasrat untuk belajar berarti
pada diri anak tersebut memang terdapat motivasi untuk belajar,
sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.
10) Minat Motivasi erat hubungannya dengan minat. Motivasi muncul
karena ada kebutuhan, begitu juga dengan minat sehingga tepatlah
kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok.
11) Tujuan yang diakui Rumusan tujuan yang diakui dan diterima
dengan baik oleh siswa merupakan alat motivasi yang sangat
penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, dirasa
sangat berguna dan menguntungkan bagi siswa, maka akan timbul
gairah untuk terus belajar.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa cara menumbuhkan
motivasi belajar yaitu dengan memberi angka, hadiah, saingan/
kompetisi, ego-involvement, memberikan ulangan, mengetahui hasil
pekerjaan, pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat dan tujuan yang
diakui.

2.2 Hasil Penelitian Yang Relevan


Penelitian relevan adalah suatu penelitian yang memang sebelumnya
yang sudah pernah dibuat dan dianggap cukup relevan atau mempunyai
keterkaitan dengan judul dan topik yang akan diteliti yang berguna untuk
menghindari terjadinya pengulangan penelitian dengan pokok
permasalahan yang sama. Penelitian relevan dalam penelitian ini
diantaranya:
30

Table 2.2 Penelitian Yang Relevan


Nama Peneliti Ni’matul Khoiroh, Munoto, dan Lilik Anifah
Judul Pengaruh Model Pembelajaran Blended Learning Dan Motivasi
Penelitian Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa
untuk mengetahui perbedaan hasil belajar dan perbedaan
motivasi belajar antara siswa yang belajar dengan menggunakan
Tujuan model pembelajaran blended learning dengan model
pembelajaran langsung tatap muka adanya interaksi
menggunakan model pembelajaran blended learning.
Jenis instrumen yang digunakan yaitu pre-test dan post-test, tes
Jenis
kinerja, angket motivasi belajar.
Lokasi SMPN 1 Gumukmas Jember.
Pengambilan Pengambilan sampel menggunakan Non Probability Sampling,
sampel sehingga didapat sampel sebanyak 69 siswa.
Penelitian ini dilakukan di Berdasarkan hasil analisis Penelitian
ini menyatakan bahwa hasil belajar siswa dan motivasi siswa
dalam mengikuti pembelajaran menggunakan model
pembelajaran blended learning lebih tinggi dibandingkan dengan
hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran langsung,
selain itu terdapat interaksi antara pembelajaran blended learning
dengan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa. Hasil
Hasil penelitian
penelitian ini diharapkan dapat sebagai perangkat pembelajaran
yang dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran TIK; sebagai bahan masukan untuk peningkatan
mutu pendidikan di tingkat SMP/MTs dengan model
pembelajaran blended learning; dan sebagai bahan acuan untuk
penelitian selanjutnya tentang pembelajaran blended learning.

Table 2.3 Penelitian Yang Relevan

Nama Peneliti Luh Rika Sukayanti , Komang Sudarma , Nyoman Jampe

Judul Pengembangan Blended Learning Tipe Flipped Classroom Pada


Penelitian Mata Pelajaran Seni Budaya Kelas Xi.

untuk, mendeskripsikan rancang bangun pengembangan blended


learning, mendeskripsikan validitas hasil pengembangan blended
Tujuan
learning¸ dan mengetahui efektifitas penggunaan blended
learning.
pengembangan menggunakan model ADDIE.. Data dikumpulkan
Jenis dengan menggunakan metode pencatatan dokumen, kuesioner,
dan tes.
31

Lokasi TKJ 1 SMK Negeri 3 Singaraja


Pengambilan anak kelas XI TKJ 1 SMK Negeri 3 Singaraja.
sampel
penelitian menunjukkan bahwa (1) Rancangan pengembangan
blended learning melalui model ADDIE yang terdiri atas analisis,
desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. (2) Hasil
validasi produk dinyatakan valid dari review para ahli dan
pengguna dengan (a) hasil review ahli isi mata pelajaran
menunjukkan blended learning berpredikat sangat baik (90,53%),
(b) hasil review ahli desain pembelajaran menunjukkan bahwa
blended learning berpredikat sangat baik (93%), (c) hasil review
ahli media menunjukkan bahwa blended learning berpredikat
Hasil penelitian sangat baik (95%), (d) hasil uji coba perorangan, uji coba
kelompok kecil, dan uji coba lapangan menunjukkan bahwa
blended learning berpredikat sangat baik (98,82%), baik
(87,84%), dan sangat baik (92,55%). (3) Uji efektivitas blended
learning menunjukkan bahwa hasil t-hitung (22,07) > t-tabel
(2,007). Ini berarti, terdapat perbedaan yang signifikan hasil
belajar siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan blended
learning. Sehingga blended learning yang dikembangkan efektif
untuk meningkatkan hasil belajar Seni Budaya.

Table 2.4 Penelitian Yang Relevan

Nama Peneliti Maria Dissriany Vista Banggur, Robinson Situmorang, Rusmono

Judul Pengembangan Pembelajaran Berbasis Blended Learning Pada


Penelitian Mata Pelajaran Etimologi Multimedia.

mengembangkan pembelajaran berbasis blended learning pada


Mata Pelajaran Etimologi Multimedia, penelitian ini
mengembangkan pembelajaran tatap muka yang digabungkan
Tujuan dengan online/offline learning dan disusun menggunakan
platform Edmodo.

menggunakan penelitian dan pengembangan, dengan pendekatan


Jenis sistem mengacu pada model Dick Carey and Carey.

Lokasi Sekolah SMK Fransiskus 1 Kampung Ambon – Jakarta Timur.


Penelitian ini dilakukan di Teknik pemilihan sampel yang
Pengambilan
digunakan yaitu kepada siswa kelas X MM, yakni ujicoba one to
sampel
one, kelompok kecil dan kelompok besar.

Hasil penelitian Hasil penilaian menunjukkan skor rata-rata ahli media 3,52 atau
baik, ahli materi 4,00 atau sangat baik dan ahli desain
32

pembelajaran 3,73 berarti baik. Dalam tahap uji coba kepada


siswa hasil skor rata-rata untuk tahap one to one sebesar 3,09,
pada tahap kelompok kecil sebesar 3,01 dan pada tahap
kelompok besar sebesar 3,40. Kesimpulan penelitian bahwa
pengembangan pembelajaran berbasis blended learning pada
mata pelajaran etimologi multimedia baik dan layak digunakan

Table 2.5 Penelitian Yang Relevan

Nama Peneliti Sulihin B. Sjukur


Judul Pengaruh Blended Learning Terhadap Motivasi Belajar Dan
Penelitian Hasil Belajar Siswa Tingkat Smk.
1) mengetahui perbedaan motivasi belajar dan hasil belajar antara
siswa yang diajarkan pembelajaran blended learning dibanding
Tujuan siswa yang diajarkan pembelajaran konvensional, 2) mengetahui
peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar siswa akibat
penerapan pembelajaran blended learning.

Jenis quasi eksperiment.


Lokasi SMA Negeri 20 Medan.
Pengambilan Sampel sebanyak 62 siswa dilakukan secara random assignment.
sampel
Terdapat perbedaan motivasi belajar antara siswa yang diajar
pembelajaran blended learning dibandingkan siswa yang diajar
pembelajaran konvensional dengan nilai sig. 0,012 dengan rata-
rata 4,74 dan terdapat perbedaan hasil belajar dengan nilai sig.
0,000 dengan rata-rata 13,39. 2) Ada peningkatan motivasi
Hasil penelitian
belajar siswa akibat penerapan pembelajaran blended learning
dengan nilai sig. 0,000 rata-rata peningkatan 13,55 dan ada
peningkatan hasil belajar siswa dengan nilai sig. 0,000 rata-rata
peningkatan 38,23.

2.3 Kerangka Berpikir


Kerangka berpikir yang bagus adalah kerangka berpikir yang mampu
menjelaskan hubungan antar variabel, selanjutnya dirumuskan kedalam
bentuk hubungan antar variabel penelitian. Menurut Sugianto, kerangka
berpikir adalah model konseptual tentang bagaimana teori hubungan dengan
33

berbagai factor yang lebih diidentifikasikan sebagai masalah penting. 41 Jadi


kerangka berpikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang
disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan tersebut selanjutnya
dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sistem tentang
hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variabel
tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis. Berikut adalah
kerangka berpikir dari penelitian yang dilakukan untuk mengetahui Pengaruh
Pembelajaran Blended Learning Model Flipped Classroom Terhadap
Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi (Kelas X IPS 1
Ma’arif NU 5 Sekampung):

Pengarug pembelajaran blended learning model flipped classroom


terhadap motifasi siswa

Factor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa:


Internal, Kesehatan jasmani dan rohani
External, lingkungan (waktu, tempat, sarana, dan prasarana),
factor social (guru, teman, dan keluarga)

Model pembelajaran

Pembelajaran onine
Pembelajaran langsung

Pembelajaran Blended
Learning
Flipeedd Classroom Model pembelajaran cerama

Motivasi dan hasil belajar

41
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Pt Alfabet, 20016),
Hal.91
34

2.4 Hipotesis Tindakan


Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas maka dapat
dirumuskan hipotesis alternative sebagai berikut:
1. Ha : Pembelajaran Blended Learning Model Flipped Classroom
berpengaruh secara signifikan Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam
Mata Pelajaran Geografi Kelas X IPS 1 (Studi kasus di Ma’arif NU 5
Sekampung).
2. H0 : Pembelajaran Blended Learning Model Flipped Classroom tidak
berpengaruh secara signifikan Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam
Mata Pelajaran Geografi Kelas X IPS 1 (Studi kasus di Ma’arif NU 5
Sekampung).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian


Lokasi penelitian ini dilakukan di Ma’arif NU 5 Sekampung Kelas XII IPS
4. Sekolah ini beralamat di Jl. Kampus Ma’arif Sumbergede No. 56 A, Kec.
Sekampung, Kab. Lampung Timur. Alasan melakukan penelitian di Ma’arif
NU 5 Sekampung adalah berdasarkan observasi yang telah peneliti lakukan
dan ditemukanya masalah yang terjadi. Masalah yang didapat peneliti
berdasarkan observasi dan wawancara dari guru dan siswa adalah kurangnya
kemampuan siswa dalam berargumentasi. Selain berdasarkan observasi dan
wawancara alasan yang lain adalah berdasarkan pengalaman peneliti yang
pernah bersekolah di Ma’arif NU 5 Sekampung.
Waktu penelitian akan dilakukan selama enam bulan yakni januari sampai
juli 2021.
Table 3.1
Uraian kegiatan waktu dan jenis kegiatan penelitian

Waktu Penelitian
No Tahap Penelitian
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli
1 Membuat Proposal
2 Seminar Proposal dan
Revisi
3 Revisi Proposal
4 Penyusunan Instrumen
Penelitian
5 Pengujian Instrumen
6. Pengambilan Data
penelitian
Pengolahan Data
penelitian
Penyusunan Bab 4 & 5
Kelengkapan Lampiran
Sidang Munaqosah
Revisi Skripsi
Wisuda

35
36

3.2 Pendekatan Penelitian


Pendekatan penelitian pada penelitian ini menggunakan pendekatan
penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode yang
digunakan untuk meneliti pada proposal atau sampel tertentu, pengumpulan
data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat statistic, dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 42 dengan menggunakan
pendekatan penelitian kuantitatif akan diperoleh signifikansi hubungan antar
variabel yang diteliti. Sedangkan metode yang digunakan pada penelitian ini
yaitu penelitian quasi eksperimental. Seperti yang dikemukakan oleh
Sugiyono mendefinisikan bahwa penelitian eksperimen yaitu penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain
dalam kondisi terkendali.43

3.3 Metode Penelitian


Menurut Sugiyono quasi experimental terdapat dua bentuk yaitu time
series design dan non-equivalent control group design. Desain yang
digunakan digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental design
dan menggunakan model non-equivalent control group design. 44 Sebelum
diberi treatment, kelompok eksperimen diberi test yaitu pretest, dengan
maksud untuk mengetahui keadaan kelompok sebelum treatment. Kemudian
setelah diberikan treatment, kelompok eksperimen diberikan tes yaitu post-test,
untuk mengetahui keadaan kelompok setelah treatment.
Pada penelitian ini kelas eksperimen, pembelajaran dilakukan dengan
menggunakan metode pembelajaran blended learning metode flipped
classroom. Dalam hal ini, peneliti memilih metode tes untuk digunakan
sebagai pembanding dari penggunaan metode pembelajaran blended learning

42
Ika Oktavia Alfy Nizami, Pengaruh Legalitas Usaha Dan Labelisasi Halal Terhadap Volume
Penjualan Produk Usaha Mikro Kecil Menengah Binaan Dinas Koperasi Kabupaten Tulungagung,
24 0ktober 2017
43
Sugiyanto, Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Pt Alfabet,
20016), Hal. 73
44
Novita Rizka Yulaekha, Efektivitas Permainan Bingo dalam Pembelajaran Program
Aplikasi Kelas VII SMP Negeri 25 Purworejo, Edu Komputika Journal, 4, 1, 2017
37

model flipped classroom. Berikut gambaran quasi experimental design model


non-equivalent group design menurut Sugiyono.45

Gambar 3.1 rumus quasi experimental design

Keterangan :
01 = kelompok eksperimen sebelum diberikan treatment
02 = kelompok eksperimen setelah diberikan treatment
03 = kelompok kontrol sebelum diberikan treatment
04 = kelompok kontrol setelah diberikan treatment
X = treatment (penggunaan metode pembelajaran blended learning model
flipped classroom)

3.4 Variabel Penelitian


Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.46

Table 3.2.
Definisi Konseptual dan Definisi Operasional Variabel

No Variable Definisi Definisi Indikator

45
Ibid,…
46
Muhammad Rukmana, Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, Harga Dan
Word Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Convenience Goods Pada Konsumen
Swalayan Kud Pakis, Jurnal Riset Manajemenprodi Manajemen
38

konseptual oprasional
1 Pembelajaran Blended Model 1. Adanya
blended learning ini pada pembelajaran kegiatan dan
learning dasarnya Flipped keinginan belajar
model flipped merupakan Classroom ini 2. prinsip-prinsip
classroom (X) gabungan hakikatnya pembelajaran
keunggulan merupakan 3. factor-faktor
pembelajaran salah satu yang
yang dilakukan model mempengaruhi
secara tatap penerapan pembelajaran
muka dan secara blended 4. tujuan
virtual. learning itu pembelajaran
Blended sendiri. Dengan 5. jenis-jenis
learning versi pendekatan model
Flipped Flipped pembelajaran
Classroom ini Classroom, 6.pengertian
merupakan versi sebagian pembelajaran
yang paling aktivitas online
banyak dikenal, pembelajaran 7. jenis
Flipped yang biasanya pembelajaran
Classroom diselesaikan di online
dimulai dari kelas, kini 8. pengertian
pembelajaran dapat pembelajaran
peserta didik diselesaikan di blended learning
yang dilakukan rumah terlebih model flipped
secara online di dahulu secara classroom
luar kelas atau di mandiri oleh 9.Tujuan dan
rumah dengan siswa sebelum fungsi
konten-konten akhirnya pembelajaran
yang sudah melakukan blended learning
disediakan pembelajaran model flipped
sebelumnya tatap muka lagi classroom
di kelas. 10. kekurangan
dan kelebihan
pembelajaran
blended learning
model flipped
classroom
2 Motivasi Motivasi belajar Motivasi 1. adanya
belajar peserta adalah belajar kebutuhan
didik mata keseluruhan merupakan 2. harga diri dan
pelajaran daya penggerak salah satu pengetahuan
geografi di psikis didalam faktor yang 3. cita-cita masa
Ma’arif NU 5 siswa yang turut depan
Sekampung menimbulkan menentukan 4. keinginan
(Y) kegiatan belajar keefektifan untuk
itu demi dalam menjadikan
mencapai suatu pembelajaran. dirinya lebih
tujuan.. Seorang peserta baik
motivasi belajar didik akan 5. kompetisi
39

adalah seluruh belajar dengan dengan teman


daya penggerak baik apabila ada dalam hal
di dalam diri faktor pembelajaran
siswa yang pendorongnya 6. minat
menimbulkan yaitu motivasi 7. memberikan
kegiatan belajar belajar. ulangan harian
yang menjamin 8. mengetahui
kelangsungan nilai hasil ujian
dari kegiatan 9. memberikan
belajar yang pujian
memberikan 10. memberikan
arah pada hadiah
kegiatan belajar 11. memberikan
sehingga tujuan kompensasi
yang 12. lingkungan
dikehendaki dan media
oleh subjek pembelajaran
belajar itu dapat 13. mempunyai
dicapai. target atau tujuan
yang akan
dicapai

Pada penelitian ini, variabel yang digunakan adalah variable Independen


dan Variabel Dependen:
1. Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel bebas atau variabel independen adalah variabel yang
mempengaruhi variabel lain (variabel dependen atau terikat). 47 Variabel
bebas pada penelitian ini adalah pembelajaran blended learning model
flipped classroom.
2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Variabel terikat atau variabel dependen adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. 48
Motivasi belajar siswa mata pelajaran geografi di Ma’arif NU 5
Sekampung.

47
Ibid,
48
Ibid,
40

Gambar 3.2
Kerangka Variabel

Pembelajaran blended Motivasi Belajar


learning model flipped Siawa
classroom (Y)
(X)

Keterangan :
X : Pembelajaran blended learning model flipped classroom

Y : Motivasi Belajar Siswa

: Pengaruh

Jadi Pembelajaran blended learning model flipped classroom


mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa.

3.5 Populasi Dan Sampel


A. Populasi

Populasi yaitu keseluruhan sasaran yang seharusnya diteliti dan pada


populasi itu hasil penelitian diberlakukan. Menurut Hadari Nawawi (1983),
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri atas manusia,
hewan, benda-benda, tumbuh, peristiwa, gejala, ataupun nilai tes sebagai
sumber data yang mempunyai karakteristik tertentu dalam suatu penelitian
yang dilakukan.49 Populasi dalam penelitian ini yang diambil adalah siswa
siswa kelas X IPS di Ma’arif NU 5 Sekampung yang berjumlah 160 siswa,
jumlah tersebut terdiri dari kelas 1 IPS 1, IPS 2, IPS 3, IPS 4. Pemilihan
tempat berdasarkan pengalaman dan pengamatan.

B. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti secara
mendalam. Syarat utama sampel adalah harus mewakili populasi. Oleh

49
https://www.statistikian.com/2012/10/pengertian-populasi-dan-sampel.html
41

karena itu semua ciri-ciri populasi harus diwakili dalam sampel. Menurut
srikunto sampel adalah sebagian atau sebagai wakil populasi yang akan
diteliti.50
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive
sample yang merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan tujuan.
Pada cara ini, siapa yang akan diambil sebagai anggota sampel diserahkan
pada pertimbangan pengumpul data yang berdasarkan atas
pertimbangannya sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian.
Berdasarkan teknik pengambilan sampel diperoleh sebanyak dua kelas
yaitu Kelas X IPS 2 dengan jumlah 30 peserta didik, sebagai kelas
eksperimen menggunakan model pembelajaran ceramah tatap muka.
3.6 Teknik Pengumpulan Data Dan Pengolahan Data
A. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Menurut Nasution dalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif
observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat
bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang
diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan
bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang
sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang
51
angkasa) dapat diobservasi dengan jelas. Lembar observasi yang
digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi untuk melihat
melihat aktifitas siswa ketika proses pembelajaran berlangsung dan
lembar observasi kegiatan guru. Aktivitas siswa dan guru yang diamati
ketika proses pembelajaran disesuaikan dengan indikator pembelajaran
model debat aktif.
2. Tes

50
Ibid
51
Masrukhin, Metodologi Penelitian Kualitatif,( Jl. Conge Ngembalrejo Depan Kampus
Stain Kudus: Media Ilmu Press, 2014), Hlm. 103
42

Tes yang dilakukan berupa pre-test dan Post-Test. Pre-Test


dilakukan sebelum pembelajaran menggunakan blended learning
model flipped classroom untuk melihat kemampuan anak.
Kemudian setelah dilakukanya treatment kelas eksperimen kembali
diberikan tes berupa post-test untuk melihat seberapa besar perubahan
yang terjadi. Instrumen tes yang digunakan pada penelitian ini berupa
tes objektif pilihan ganda yang digunakan untuk mengukur aspek
kognitif (dengan taksonomi Bloom), yakni C1 (mengingat), C2
(memahami), C3 (mengaplikasikan), dan C4 (menganalisis). Berikut
kisi-kisi instrumen soal tes disajikan dalam Tabel 3.2

Table 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Soal Tes

Standar Aspek Kognitif


Indikator Dan Nomor Item Juml
No Kompeten Materi Pokok
Pembelajaran ah
si C1 C2 C3 C4
1. Memahami Menjelaskan Ruang lingkup 1,2 2
pengetahua ruang lingkup pengetahuan
n dasar pengetahuan geografi.
geografi geografi.
dan Menganalisis Objek studi dan 3,4 3
terapannya objek studi dan aspek ,5
dalam aspek geografi. geografi.
kehidupan Menjelaskan Konsep esensial 6,7 2
sehari-hari konsep esensial geografi dan
geografi dan contoh
contoh terapannya.
terapannya.
Menjelaskan Prinsip geografi 8,9 3
prinsip geografi dan ,10
dan contoh contoh
terapannya.
Jumlah 10

3. Angket
Angket atau kuesioner menurut Sugiyono merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
43

dijawabnya.52 Angket tersebut digunakan untuk memperoleh data yang


berkaitan dengan respon peserta didik terhadap pembelajaran blended
learning model flipped classroom. Pengisian angket ini dilakukan
secara jujur dan objektif tanpa tekanan dari pihak manapun.
Angket ini diberikan setelah peneliti selesai melakukan penelitian
dengan menerapkan pembelajaran blended learning model flipped
classroom. Penelitian ini menggunakan angket yang berkaitan dengan
variabel penelitian, yakni variable X pembelajaran blended learning
model flipped classroom dan variabel Y motivasi belajar

Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Variabel X
Variabel Dimensi Indikator Butir/Item Jumlah1
Penelitian Teori Item
Pembelajaran
pembelajaran 1.Adanya kegiatan 1,2 2
blended dan keinginan
learning belajar
metode
1. Prinsip-Prinsip 3,4 2
flipped
pembelajaran
classroom.
2. Factor-faktor 5,6,7 3
yang
mempengaruhi
pembelajaran
Pembelajaran 3. Adanya 8,9 2
Berbasis dorongan dalam
Teknologi model
pembelajaran
4. Perkembangan 10.11 2
model
pembelajaran
5. Pengertian 12,13 2
pembelajaran
blended
learning model
flipped

52
Rusdiana,Kesispan Manajemen Akriditasi Institusi Perguruan Tinggi, (Jl. H. A. Nasution,
Bandung: Pusat Penelitian UIN Sunan Gunung Djati, 2002), Hlm. 61
44

classroom
6. Tujuan 14,15 2
pembelajaran
blended
learning model
flipped
classroom
7. Fungsi 16,17 2
pembelajaran
blended
learning model
flipped
classroom
8. Kelebihan 18,19,20 3
pembelajaran
blended
learning model
flipped
classroom
9. Kekurangan 21,22,23 3
pembelajaran
blended
learning model
flipped
classroom

Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrument Variable Y

Variabel Dimensi Indicator Butit/Item Jumlah Item


penelitian
Motivasi Motivasi Adanya kebutuhan 1,2 2
belajar Internal Persepsi individu 3,4 2
mengenai diri sendiri
Harga diri dan 5,6 2
Prestasi
Cita-cita dan harapan 7,8 2
masa depan
Keinginan tentang 9,10 2
kemajuan dirinya
Minat 11,12 2
Kepuasan Kinerja 13,14 2
Motivasi Pemberian Hadiah 15,16 2
Eksternal Kompetensi 17,18 2
45

Hukuman 19,20 2
Pujian/ apresiasi dari 21,22 2
guru
Situasi lingkungan 23,24 2
pada umumnya
Sistem imbalan yang 25,26 2
diterima
Angket menggunakan Skala Likert: , SS, S, KS, TS, STS.
Jawaban tersebut diberikan nilai skor Skala Likert: 5, 4, 3, 2, dan
1.
Pernyataan atau indikator:
SS = Sangat Setuju (5)
S = Setuju (4)
KS = Kurang Setuju (3)
TS = Tidak Setuju (2)
STS = Sangat Tidak Setuju (1)
b) Dokumentasi
Kegiatan pembelajaran, sedangkan nilai hasil tes berfungsi
untuk mengetahui daya serap dan penguasaan materi yang telah
diajarkan penelitian. Dokumentasi berupa nilai tes siswa dan profil
sekolah guna untuk memberikan gambaran partisipasi siswa dalam
mengikutinya.
B. Pengolahan Data
Setelah data diperoleh kemudian data diolah dengan cara editing,
pada tahap ini data yang telah terkumpul melalui daftar pertanyaan atau
wawancara dan hasil nilai yang diperoleh oleh siswa perlu dibaca kembali
untuk melihat apakah ada hal-hal yang masih meragukan dari jawaban
responden atau kurang tepat dengan realita kenyataan yang ada. Setelah
dilakukanya editing kemudian masuk ke tahap koding, di tahap ini data-
data yang berupa jawaban-jawaban responden dan hasil nilai siswa perlu
diberi kode untuk memudahkan dalam menganalisis data. Setelah
pengkodingan selesai selanjutnya masuk ke tahap tabulasi data, tabulasi
data merupakan proses pengolahan data yang dilakukan dengan cara
memasukan data kedalam table. Atau dapat dikatakan bahwa tabulasi data
46

adalah penyajian data dalam bentuk tabel atau daftar untuk memudahkan
dalam mengamati dan evaluasi. Hasil tabulasi data ini dapat menjadi
gambaran hasil penelitian, karena data-data yang diperoleh dari lapangan
sudah tersusun dan terangkum dalam table yang mudah dipahami
maknanya
3.7 Teknik Analisis Data
A. Uji Prasyarat Analisis Data
a. Normalitas
Uji normalitas untuk mengetahui seberapa besar digunakan
untuk memeriksa apakah data yang diperoleh dari masing-masing
variabel distribusi normal atau tidak. Perhitungan uji normalitas pada
penelitian ini menggunakan uji normalitas data Kolmogorov-smirov
yang dihitung dengan bantuan SPSS for windows release 16.
b. Homogenitas
Uji homogenitas varian sebagaimana yang dikemukakan oleh
singgih santoso bahwa uji homogenitas yaitu untuk mengetahui apakah
kedua kelompok mempunyai rata-rata yang homogen atau tidak.53yaitu
untuk mengetahui apakah kedua kelompok mempunyai rata-rata yang
sama atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu uji anova dengan bantuan SPSS for windows release . Asumsi
yang digunakan dalam pengujian ini yaitu jika data bertipe kuantitatif,
baik itu interval atau rasio, data berdistribusi normal, dan data
berjumlah sedikit.
B. Analisis Data
a. Uji Hipotesis
Uji hipotesis pada penelitian perlu diuji untuk membuktikan
kebenaran dari hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Dalam
pengujian hipotesis ini peneliti menggunakan uji independent sample t
test dengan bantuan SPSS for windows release. Singgih Santosa

53
https://text-id.123dok.com/document/myj52vk5q-uji-normalitas-data-uji-homogenitas-varians-
penguji
47

menyatakan bahwa uji independent sample t test adalah uji hipotesis


ini digunakan untuk membandingkan rata-rata dari dua grup yang tidak
berhubungan satu dengan yang lain, dengan tujuan apakah kedua grup
tersebut mempunyai rata-rata yang sama atau tidak. 54 Seperti rumus
sebagai berikut:55
Gambar 3.3 rumus uji hipotesis

b. Uji-T
Uji T digunakan untuk menguji tingkat signifikansi masing-
masing koefisien variabel bebas secara individu terhadap variabel tidak
bebas. Uji T adalah salah satu test statistik yang dipergunakan untuk
menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis yang menyatakan bahwa
diantara dua buah mean sampel yang diambil
secara random dari populasi yang sama, tidak terdapat perbedaan yang
signifikan. 56 Rumus yang digunakan untuk uji t untuk penelitian ini
adalah sebagai berikut: 57

Gambar 3.4 rumus uji-T

54
file:///C:/Users/User/Downloads/Reverensi/4.%20bab%20iii%20sumber%201.Pdf
55
https://fatkhan.web.id/uji-t-sat u-sampel-dan-dua-sampel/
56
https://accounting.binus.ac.id/2021/08/12/memahami-uji-t-dalam-regresi-
linear/
57
Tulus Winarsunu, Statistik Dalam Penelitian Psikologi Dan Pendidikan, (Malang: Umm Press,
2006), Hal. 100
48

𝑥 𝑥
1 2
𝑡 𝑡𝑒𝑠𝑡
2 2
𝑆𝐷1 𝑆𝐷2
√( ) ( )
𝑁1 1 𝑁2 1

X1 Mean pada distribusi sampel 1

X2 Mean pada distribusi sampel 2

2
𝑆𝐷1 : Nilai varian pada distribusi sampel 1

2
𝑆𝐷2 : Nilai varian pada distribusi sampel 2

N1 : Jumlah individu pada sampel 1

N2 : Jumlah individu pada sampel 2

c) Gain Ternormalisasi (N-Gain)


Uji gain ternormalisasi (N-Gain) dilakukan untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar kognitif siswa setelah diberikan perlakuan.
Peningkatan ini diambil dari nilai pretest dan posttest yang didapatkan
oleh siswa. Gain ternormalisasi atau yang disingkat dengan N-Gain
merupakan perbandingan skor gain aktual dengan skor gain maksimum.
Richard R. Hake. Skor gain aktual yaitu skor gain yang diperoleh
siswa sedangkan skor gain maksimum yaitu skor gain tertinggi yang
mungkin diperoleh siswa. Perhitungan skor gain ternormalisasi (N-
Gain) dapat dinyatakan dalam rumus berikut:
𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒
𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑖𝑧𝑒𝑑 𝐺𝑎𝑖𝑛 𝑔
𝑚𝑎𝑥𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒
49

Sedangkan untuk kategorinya kita bisa menggunakan interpretasi


indeks Gain ternormalisasi (g) menurut Hake yang sudah dimodifikasi :
58

Tabel 3.5
Instruments indeks N-Gain

N-GainScore (g) Interpretasi


-1.00 < g < 0,0 Terjadi penurunan
g = 0,0 Tidak terjadi penurunan
0,0 < g < 0,30 rendah
0,30 < g < 0.70 sedang
0.70 < g < 1.00 tinggi

58
Orenta Ayu Retnani, Pengaruh Media Berbasis Lectora Inspire Terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Pembelajaran Tematik Kelas Iv Sdn Kampungdalem 1 Tulungagung, Jpgsd
Volume 07 Nomor 01 Tahun 2019
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1.Gambaran Umum Tempat Penelitian
Madrasah Aliyah Ma’arif NU 5 Sekampung Lampung Timur
berdiri sejak tanggal 25 juli 1983. Didirikan oleh Lembaga pendidikan
Ma’arif NU Majelis Wakil Cabang (MWC) Kecamatan Sekampung
Kabupaten Lampung Timur, dengan kepala Madrasah Bapak Drs.
Zaidun SW. Madrasah ini terletak di Jalan Kampus Ma’arif
Sumbergede No.56 A Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung
Timur Provinsi Lampung, Kode Pos 34182, No. Telepon/Fax
(0725)7850794.
Gambar 4.1
Gedung Ma’arif NU 5 Sekampung

50
51

A. Data Umum Madrasah

Nama Madrasah : MA Ma’arif NU 5


Sekampung Lam-Tim

Tahun Berdiri : 26 Mei 1983

NSM/NPSN : 131218070009/10816318

Alamat : Jalan Kampus Ma’arif

Desa : Sumbergede 56 A

Kecamatan : Sekampung

Kabupaten /Kodya : Lampung Timur

Propinsi : Lampung

No. Telepon/Fax : (0725) 7850794

Kode Pos : 34182

Status Sekolah : Swasta

B. Visi, Misi, Tujuan, Dan Strategi


a. Visi :
Sebagai Pusat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) dan
seni yang Islami Populis, berkualitas, bermanfaat bagi
masyarakat bagi kemaslahatan umat
b. Misi :
1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran dan
pengabdian kepada masyarakat yang berbasis sains dan
teknologi.
2. Membentuk insan Akademik yang beretika dan berakhlak
mulia dan memelihara tradisi ilmu-ilmu islam
3. Memperbaiki mutu sarana dan Prasarana serta management
secara berkesinambungan.
52

4. Menjaga keharmonisan hubungan yang sinergis dengan


lembaga-lembaga lain
5. Meningkatkan kualitas input, proses dan output.
c. Tujuan :
Menghasilkan lulusan Madrasah Aliyah yang berkualitas,
Profesional dan mampu berkompetisi berakhlakul karimah
dalam kehidupan bermasyarakat dan dapat melanjutkan ke
Perguruan Tinggi
d. Strategi :
1. Menciptakan Manajemen Pendidikan yang demokratis dan
transparan Menciptakan Efektivitas pembelajaran
2. Membina ketaqwaan dan Akhlakul Karimah
3. Melaksanakan Pendidikan yang Berbasis Sains Dan
Teknologi
4. Membina dan mengembangkan bakat dan minat siswa
5. Menciptakan hubungan antar Sekolah dengan Masyarakat
yang baik (Community Support)
2. Latar Belakang Historis
Madrasah Aliyah Ma’arif NU 5 Sekampung Lampung Timur
berdiri sejak tanggal 25 Juli 1983. Didirikan oleh Lembaga Pendidikan
Ma’arif NU Majelis Wakil Cabang (MWC) Kecamatan Sekampung
Kabupaten Lampung Timur, dengan kepala Madrasah Bapak Drs.
Zaidun SW. Madrasah ini terletak di Jalan Kampus Ma’arif
Sumbergede No. 56 A Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung
Timur Provinsi Lampung, Kode Pos 34182, No. Telepon/Fax (0725)
7850794.
Madrasah Aliyah didirikan dengan latar belakang kebutuhan
masyarakat terhadap pendidikan, belum adanya Madrasah Aliyah di
tempat ini serta ada 10 SLTP/MTs sebagai sekolah pendukung tersebut
adalah : SLTP PGRI 1 Sekampung, SLTP PGRI 2 Sekampung, SLTP
PGRI 3 Sekampung, SLTP PGRI 4 Sekampung, SLTP Negeri 1
53

Sekampung, SLTP Negeri 2 Sekampung, SLTP Muhammadiyah


Sekampung, SLTP Pertiwi Sekampung, MTs Ma’arif NU 5
Sekampung, MTs Ma’arif 13 Hargomulyo, MTs Muhammadiyah
Sekampung. Para tamatan/lulusan SLTP/MTS tersebut jika akan
melanjutkan ke jenjang SLTA (Khususnya Madrasah Aliyah) mereka
harus ke Metro dengan jarak tempuh kurang lebih 20 Km. Hingga saat
ini sudah 7 kali pergantian Kepala Madrasah, Sebagai berikut Drs. H.
Zaidun, SW (1983 - 1984), Drs. H. Mulyono Herlambang (1984 -
1990), Drs. H. Ahmad Mudjab Kh, M.Pd.I (1990 - 1992), Drs.
Muhammad Rodjan (1992 - 1998), Drs. Mahmud Yunus. M.Pd.I
(1998 - 2006), Drs. Rudi Ahmad Fauzi (2006 - 2010), Fitriyanto,
S.Ag (2010 - Sekarang). Di antara Kepala–kepala Madrasah tersebut
hanya satu yang tenaga definitif yaitu Drs. Muhammad Rodjan,
selainnya adalah tenaga yang diangkat oleh yayasan.

Tabel 4.1
Tingkat Pendidikan Guru

Sumber Data Diperoleh Dari Profil Sekolah Ma’arif NU 5 Sekampung


54

3. Data Jumlah Siswa Per tahun


Setiap tahunnya jumlah siswa per tahun berbeda, data dibawah ini
merupakan jumlah siswa di setiap tahunya dari 2002 sampai 2021.
Seperti pada tabel 4.2
Tabel 4.2
Data Jumlah Siswa Per Tahun
Tahun
Kelas X Kelas XI Kelas XII Jumlah
Pelajaran
2002/2003 167 154 137 458
2003/2004 151 144 147 442
2004/2005 152 152 148 452
2005/2006 200 164 137 501
2006/2007 201 202 151 524
2007/2008 164 181 200 545
2008/2009 232 217 144 593
2009/2010 231 213 143 587
2010/2011 239 217 212 668
2011/1012 313 219 216 748
2012/2013 277 294 216 787
2013/2014 201 272 289 762
2014/2015 269 189 252 710
2015/2016 331 279 189 799
2016/2017 260 303 265 828
2017/2018 268 278 299 845
2018/2019 309 263 241 813
2019/2020 284 291 230 805
2020/2021 224 286 299 809
Sumber Data Diperoleh Dari Profil Sekolah Ma’arif NU 5 Sekampung
4. Data Fisik (Sarana-Prasarana)
Setiap sekolah memiliki sarana dan prasarana yang mampu
mendukung keberlangsungan kegiatan pembelajaran. Dengan begitu di
Ma’arif NU 5 Sekampung juga memiliki sarana dan prasarana yang
dapat membantu keberlangsungan kegiatan pembelajaran, baik itu yg
sering digunakan atau jarang digunakan. Berikut data fisik yang
dimiliki Madrasah Aliyah Ma’arif NU 5 Sekampung pada tabel 4.3.
55

Tabel 4.3
Data Fisik Madrasah Aliyah Ma’arif NU 5 Sekampung
S Kondisi
No Ruang Jumlah Baik Rusak Rusak Berat
Ringan
1 Luas Tanah 4730 M2
2 Belajar 19 11 3 5
3 Kepala 1 1
4 Staf 1 1
5 Guru 1 1
6 WC 9 6 3
7 Aula 1 1
8 Lap OR 2 2
9 Laboratorium 1 1
10 Masjid 1 1
11 Osis dan Pramuka 1 1
12 Lab Keterampilan 2 2

Sumber Data Diperoleh Dari Profil Sekolah Ma’arif NU 5 Sekampung

B. Deskripsi Data

Dalam penelitian ini adalah mengenai pengaruh pembelajaran blended


learning model flipped classroom terhadap motivasi siswa dalam mata
pelajaran geografi. Penelitian ini dilakukan di Ma’arif NU 5 Sekampung
yang terletak di Jl. Kampus Ma’arif sumbergede 56 A, Kec. Sekampung,
Kab. Lampung Timur. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Quasi Eksperimen. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian
ini menggunakan purposive sample yaitu berdasarkan atas pertimbangan
tertentu sesuai dengan keinginan peneliti dan hasil diskusi mata pelajaran
geografi. Sampel yang akan diteliti berjumlah 30 siswa kelas X IPS 2
sebagai kelas eksperimen. Penelitian ini dilakukan selama 5 minggu
dengan menerapkan sistem 4 kali pertemuan (penyampaian materi) selain
itu pada pertemuan pertama dilakukan pre-test. Setelah dilakukannya pre-
test dan peneliti sudah mendapatkan nilai hasil pre-test, maka peneliti
menerapkan pembelajaran blended learning model flipped classroom.
Setelah dilakukan 4 kali pertemuan peneliti melakukan post-test pada
56

pertemuan terakhir, untuk mengetahui hasil motivasi siswa setelah


dilakukanya treatment.

C. Uji Analisis Data dan Pengujian Hipotesis


1. Uji Prasyarat Analisis Data
a. Uji Normalitas Data Kolmogorov-Smirnov Pre Test Dan Post Test
Pada Kelompok Eksperimen
Uji normalitas untuk mengetahui seberapa besar digunakan
untuk memeriksa apakah data yang diperoleh dari masing-masing
variabel distribusi normal atau tidak. Perhitungan uji normalitas pada
penelitian ini menggunakan uji normalitas data Kolmogorov-smirnov
yang dihitung dengan bantuan SPSS for windows release 16. Untuk
mengetahui data Kolmogorov-Smirnov normal atau tidak yaitu
dengan cara Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 atau 5% maka data
tersebut bersifat normal. Namun jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) <
0,05 atau 5% maka data tersebut bersifat tidak normal. Berikut uji
normalitas dengan menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov.
Tabel 4.4
Uji Normalitas Motivasi Siswa
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 30
Normal Mean ,0000000
Parametersa,b Std. Deviation 6,32271759
Most Extreme Absolute ,152
Differences Positive ,095
Negative -,152
Test Statistic ,152
Asymp. Sig. (2-tailed) ,074c
Sumber: Pengolahan Data Dengan Menggunakan SPSS 25

Berdasarkan hasil dari table 4.4, perhitungan uji normalitas


data Pre Test dan Post Test kelas eksperimen dengan menggunakan
uji kolmogorov-smirnov nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0,074.
Dengan demikian nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > Signifikan (yang
57

sudah ditetapkan), dapat diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed)


0,74 > 0,05 ( signifikan yang sudah ditetapkan). Dari pernyataan
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa uji normalitas motivasi
siswa dinyatakan berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas varian sebagaimana yang dikemukakan
oleh singgih santoso bahwa uji homogenitas yaitu untuk
mengetahui apakah kedua kelompok mempunyai rata-rata yang
sama atau tidak.yaitu untuk mengetahui apakah kedua kelompok
mempunyai rata-rata yang sama atau tidak. Uji homogenitas yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu uji ANOVA dengan bantuan
SPSS for windows release . Asumsi yang digunakan dalam
pengujian ini yaitu jika data bertipe kuantitatif, baik itu interval
atau rasio, data berdistribusi normal, dan data berjumlah sedikit.
Tabel 4.5
Uji Homogenitas Motivasi Siswa
Levene df1 df2 Sig
Statistic

1,347 1 58 0,251

Sumber: Pengolahan Data Dengan Menggunakan SPSS 25

Berdasarkan hasil tabel 4.5 dengan pengujian


menggunakan uji Levene (Based on Mean) pada SPSS, dapat
disimpulkan hasil post-tes dan pre-test dinyatakan homogen karena
taraf signifikansi 0,251 > 0,05. Pernyataan tersebut sesuai dengan
rumus bahwa Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05,
maka dikatakan bahwa varian dari hasil pre-test dan post-test
adalah tidak sama. Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas >
0,05, maka dikatakan bahwa varian dari hasil pre-test dan post-test
adalah sama.
58

2. Analisis Data
a. Uji Hipotesis (Independent Sample T-test)
Setelah dilakukan uji prasyarat analisis data dengan hasil
yang menunjukan bahwa data homogen berdistribusi normal, maka
selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis dengan uji-T. Pengujian
hipotesis dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat
pengaruh pembelajaran Blended Learning model Flipped
Classroom terhadap motivasi belajar siswa pada siswa kelas X
Ma’arif NU 5 Sekampung. Kriteria pengujian Hipotesis
Independent Sample T-test adalah salah apabila taraf signifikansi
(Sig) < 0,05 maka terdapat pengaruh pembelajaran Blended
Learning model Flipped Classroom terhadap motivasi belajar
siswa. Pengujian perbedaan nilai rata-rata dilakukan dengan uji
independent sample T-test pada perangkat lunak SPSS. Dalam
penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi 0,05. Dengan
kriteria sebagai berikut:
1. Taraf signifikansi
2. Distribusi t dengan derajat kebebasan df (n-k-1).
3. Apabila T Hitung > T Tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima
4. Apabila Thitung < T Tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak
Tabel
Tabel 4.6
Uji Perbedaan Hasil Post-Pre Test Siswa
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 34,088 10,066 3,386 ,003

Blended ,496 ,267 ,401 1,856 ,080

Sumber: Pengolahan Data Dengan Menggunakan SPSS 25


59

Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui nilai t-hitung 3,386 dan t-


Tabel pada data ini adalah 1.69726 yang didapatkan dari rumus
df=n (jumlah sampel)-k (jumlah variabel), dimana n=30 dan k=2.
Didapatkan t-Tabel 30-2=28. Satu variabel independen setelah
diuji menghasilkan uji sebagai berikut:
1. Blended Learning model Flipped Classroom
Hipotesis variabel Blended Learning model Flipped
Classroom (X1)
Ho1 = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari penggunaan
pembelajaran Blended Learning model Flipped Classroom
terhadap motivasi belajar siswa.
Ha1 = Terdapat pengaruh yang signifikan dari penggunaan
pembelajaran Blended Learning model Flipped Classroom
terhadap motivasi belajar siswa.
Maka dapat diinterpretasikan 3,386 > 1.69726 yang berarti
menunjukan T-hitung > T-tabel yang berarti Ho1 ditolak dan Ha1
diterima. Hasil ini menunjukan bahwa ada pengaruh yang
signifikan dari penggunaan pembelajaran Blended Learning model
Flipped Classroom terhadap motivasi belajar siswa.

b. Uji Ternormalisasi (N-Gain)


Uji gain ternormalisasi (N-Gain) dilakukan untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif siswa setelah
diberikan perlakuan. Peningkatan ini diambil dari nilai pretest dan
posttest yang didapatkan oleh siswa. Gain ternormalisasi atau yang
disingkat dengan N-Gain merupakan perbandingan skor gain aktual
dengan skor gain maksimum. Richard R. Hake. Skor gain aktual
yaitu skor gain yang diperoleh siswa sedangkan skor gain
maksimum yaitu skor gain tertinggi yang mungkin diperoleh siswa.
Dibawah ini disajikan hasil uji N-Gain dapat dilihat pada tabel 4.7
60

Tabel 4.7
Uji N-Gain pada hasil nilai Pre-Test dan Post-Test siswa.
No Kode Pretes Postes Post-Pre Skor Ideal N-Gine Scor N-Gine Score Persen
1 A1 30 60 30 70 0,428571429 42,85714286
2 A2 50 80 30 50 0,6 60
3 A3 40 70 30 60 0,5 50
4 A4 40 80 40 60 0,666666667 66,66666667
5 A5 30 50 20 70 0,285714286 28,57142857
6 A6 30 70 40 70 0,571428571 57,14285714
7 A7 50 90 40 50 0,8 80
8 A8 40 80 40 60 0,666666667 66,66666667
9 A9 40 80 40 60 0,666666667 66,66666667
10 A10 60 90 30 40 0,75 75
11 A11 30 80 50 70 0,714285714 71,42857143
12 A12 60 90 30 40 0,75 75
13 A13 50 90 40 50 0,8 80
14 A14 60 80 20 40 0,5 50
15 A15 40 70 30 60 0,5 50
16 A16 50 80 30 50 0,6 60
17 A17 60 90 30 40 0,75 75
18 A18 50 80 30 50 0,6 60
19 A19 40 70 30 60 0,5 50
20 A20 30 60 30 70 0,428571429 42,85714286
21 A21 10 60 50 90 0,555555556 55,55555556
22 A22 30 70 40 70 0,571428571 57,14285714
23 A23 60 90 30 40 0,75 75
24 A24 50 80 30 50 0,6 60
25 A25 40 70 30 60 0,5 50
26 A26 60 80 20 40 0,5 50
27 A27 40 70 30 60 0,5 50
28 A28 10 60 50 90 0,555555556 55,55555556
29 A29 30 70 40 70 0,571428571 57,14285714
30 A30 60 90 30 40 0,75 75
Rata-Rata 0,597751323 59,77513228
Sumber: Pengolahan Data Dengan Menggunakan Excel
61

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui hasil uji N-Gain pada nilai rata-rata
Pre-Test dan Post-Test siswa adalah 59,77 yang didapatkan dari rumus uji
N-Gain .

Dari hasil perhitungan diatas maka N-Gine Score masuk pada


interpretasi 0.30 < g < 0,70. Dengan demikian Maka dapat di
interpretasikan 0,30 < 59,77 < 0,70 yang berarti menunjukan N-Gine
Score Persen sedang, yang berarti pembelajaran Blended Learning model
Flipped Classroom dapat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.
Hal ini ditunjukan pada hasil uji N-Gain yang berada di tingkat sedang.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Menurut Anis, Noord dalam artikelnya Ni’matul Khoiroh,


Manoto, Dan Lilik Anifah pembelajaran blended adalah gabungan atau
kombinasi dari berbagai metode pembelajaran daring, luring dan tatap
muka (in-person learning). Pembelajaran blended dinilai lebih unggul dan
terkenal dengan adanya beragamnya pilihan kombinasi, baik pembelajaran
sinkron maupun asinkron. 59 Watson menyebutkan Dengan tegas Ia juga
menyebutkan bahwa blended learning adalah bentuk perpaduan terbaik
dari komponen pembelajaran online dan tatap muka yang
mengkombinasikan komponen terbaik pembelajaran online dan
pembelajaran tatap muka.60 Selain itu di dalam model pembelajaran online
terdapat banyak jenis-jenis model pembelajaran online salah satunya
adalah model pembelajaran flipped classroom. Seperti yang telah

59
Ni’matul Khoiroh, Munoto, Dan Lilik Anifah, Pengaruh Model Pembelajaran Blended Learning
Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa, Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan, Vol. 10,
No. 2, September 2017
60
Sulihin B. Sjukur, Pengaruh Blended Learning Terhadap Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar
Siswa Tingkat Smk, Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 2, No 3, November 2012
62

dipaparkan oleh Johnson dari riset hasil tesisnya mengatakan, flipped


classroom merupakan suatu cara yang diberikan oleh pendidik dengan
meminimalkan instruksi pembelajaran dengan memaksimalkan interaksi
satu sama lain. Serta memanfaatkan teknologi untuk menambah dan
mencari materi sebagai pendukung pembelajaran bagi siswa yang bisa
diakses melalui online. Sejalan dengan hal tersebut, penelitian ini
mengukur pengaruh pembelajaran blended learning model flipped
classroom. Penelitian ini dilakukan di Ma’arif NU 5 Sekampung Lampung
Timur.

Hasil penelitian yang telah dilakukan pada kelas kontrol dengan


menerapkan pembelajaran blended learning model flipped classroom
menunjukan adanya perbedaan antara hasil pre-test dan post-test. Sebelum
diberi perlakukan dapat diketahui nilai rata-rata hasil pre-test sebesar
42,33, dan terdapat peningkatkan setelah dilakukanya pembelajaran
blended learning model flipped classroom dengan hasil nilai rata-rata post-
test sebesar 76. Sedangkan nilai pada uji normalitas Asymp. Sig. (2-tailed)
0,74 > 0,05 ( signifikan yang sudah ditetapkan), hal ini menunjukan bahwa
bahwa uji normalitas motivasi siswa dinyatakan berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil perhitungan secara statistik menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan terhadap siswa kelas X
IIS 2 dengan menggunakan pembelajaran blended learning model flipped
classroom. Hal tersebut terlihat dari nilai t-hitung 3,386 dan t-Tabel pada
data ini adalah 1.69726 yang didapatkan dari rumus df=n (jumlah sampel)-
k (jumlah variabel), yang menyatakan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.

Pembahasan tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang


dilakukan oleh peneliti Ni’matul Khoiroh, Munot dan Lilik Anifah yang
dibuktikan bahwa hasil belajar siswa dan motivasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran menggunakan model pembelajaran blended learning lebih
tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa menggunakan model
pembelajaran langsung, selain itu terdapat interaksi antara pembelajaran
63

blended learning dengan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa.


Untuk membuktikan hal tersebut dapat dilihat dari data uji hipotesis yang
telah dilakukan dan didapati bahwa pada tabel 4.19 F hitung untuk ranah
psikomotor 11,896 dengan signifikansi 0,017 jika signifikansi
0,017 >0,005 maka tampak bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Dari hasil
tersebut maka dapat dinyatakan bahwa penelitian ini sejalan dengan
penelitian saya. Hasil penelitian yang sama telah dilakukan oleh Izuddin
Syarif yang menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara motivasi
dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan model blended learning.
Hal ini ditunjukan hasil nilai rata-rata post-test lebih tinggi dibandingkan
dengan hasil nilai rata-rata pre-test. Dengan ini penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, hal itu ditunjukkan dengan
adanya perbedaan yang signifikan antara motivasi dan prestasi belajar
siswa yang menggunakan model blended learning dan siswa yang
menggunakan model face-to face learning.

Penelitian ini hampir sejalan dengan penelitian sebelumnya yang


dilakukan oleh Setyoko dan indriaty mengenai Implementasi Pembelajaran
Blended Learning Berbasis Media Google Classroom Terhadap Hasil
Belajar Mahasiswa Pendidikan Fisika. Penelitian ini menggunakan satu
kelas eksperimen yaitu mahasiswa pendidikan fisika yang menempuh mata
kuliah fisika pendidikan. Sebelum diberikan treatment kelas experiment
diberikan pre test terlebih dahulu lalu setelah itu diberikan treatment dan
kembali diberikan post test untuk mengukur seberapa besar pengaruh
pembelajaran blended learning. Berdasarkan hasil Uji hipotesis
menggunakan uji t Paired sample test, menunjukkan nilai rata-rata posttest
sebesar 76,14 setelah diterapkannya model Blended Learning dengan
media Google Classroom dan nilai rata-rata pretest sebesar 61,36 sebelum
diterapkan model Blended Learning dengan media Google Classroom. Hal
tersebut terlihat dari nilai t hitung sebesar 8,14 atau dengan Sig (2 –tailed)
(0,00) ≥ α (0,05) demikian terima Ha dan tolak Ho. Penelitian ini
menggunakan media google classroom sedangkan penelitian sebelumnya
64

menggunakan flipped classroom, selain itu pembelajaran ini mengukur


hasil belajar sedangkan pada penelitian sebelumnya mengukur motivasi
belajar.

Penelitian ini serupa dengan penelitian sebelumnya yang


dilakukan oleh Dina Andriyani mengenai pengaruh model flipped
classroom terhadap kemampuan representasi matematika ditinjau dari
curiosity belajar matematika di sman 7 bandar lampung Penelitian ini
menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum
melakukan treatment peneliti melakukan pretest kepada kedua kelas
tersebut dan melakukan post test setelah dilakukanya treatment. Hasil
evaluasi pada kelas eksperimen mencapai rata-rata sebesar 65,8% dan
kelas kontrol mencapai rata-rata sebesar 48,7%. Berdasarkan hasil tersebut
dapat dilihat bahwa persentase rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol. Hasil angket curiosity belajar
matematika pada kelas eksperimen diperoleh hasil bahwa dari 30 peserta
didik terdapat 10 peserta didik memiliki curiosity tinggi, 10 peserta didik
memiliki curiosity sedang, dan 10 peserta didik memiliki curiosity rendah.
Sedangkan pada kelas kontrol dari 30 peserta didik diperoleh hasil bahwa
7 peserta didik memiliki curiosity tinggi, 18 peserta didik memiliki
curiosity sedang, dan 5 peserta didik memiliki curiosity renda.

Dalam penelitian Herdi Wisman Jaya dan Akhirudin tidak sejalan


dengan penelitian sebelumnya, mengenai Dampak Kebijakan
Pembelajaran Blended Learning Pada Mahasiswa Universitas Pamulang
Dalam Masa Pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus.
Pendekatan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif yaitu dengan metode penelitian Inquiry Naturalistic.
Sedangkan Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data yang didapatkan dari
hasil wawancara yang wawancara secara mendalam yang dilakukan
65

dengan aplikasi zoom cloud meeting dan juga aplikasi Google meet
dilakukan oleh peneliti kepada para informan yang ada di Program Studi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan khususnya mahasiswa baru
baik yang berada di reguler A reguler B maupun yang di reguler C yang
diambil secara random terdiri dari 29 mahasiswa baru tahun akademik
2020/2021 yang mana wawancara peneliti menggunakan deskripsi secara
langsung. Dari hasil penelitian ini yang dilakukan digali secara mendalam
kepada para informan yaitu mahasiswa baru secara garis besar mereka
menerima untuk menerima pembelajaran secara blended learning. Secara
keseluruhan dapat disimpulkan bahwa para informan yaitu mahasiswa
dapat mengikuti proses pembelajaran secara blended learning melalui
handphone atau gawainya laptop dan sebagainya serta terhubung langsung
dengan internet dan mereka juga tidak mendapat kesulitan berarti untuk
mengikuti pembelajaran disebut sistem learning management system yang
ada di Universitas Pamulang.
Namun ada beberapa para informan juga menerangkan secara
garis besar masih ada beberapa apa yang belum efektif dalam
pembelajaran e-learning disebabkan oleh perbedaan-perbedaan
pemahaman yang dimaksud oleh dosen yang dapat diterima secara
langsung kepada mahasiswa dan hal ini mengurangi kepercayaan diri
mereka untuk belajar dengan blended learning walaupun mengakses e-
learning dengan LMS itu dapat di mana saja dilakukan kapan saja selama
ada kuota dan internet mereka dapat mengaksesnya dengan santai dan juga
dapat kuliah secara mandiri yang dilakukan di rumah mereka masing-
masing. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya karena
penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif sedangkan penelitian
sebelumnya menggunakan jenis penelitian kuantitatif, didalam penelitian
hasil wawancara menunjukan beberapa para informan juga menerangkan
secara garis besar, masih ada beberapa yang belum efektif dalam
pembelajaran e-learning disebabkan oleh perbedaan-perbedaan
pemahaman yang dimaksud oleh dosen yang dapat diterima secara
66

langsung kepada mahasiswa. Hal ini mengurangi kepercayaan diri mereka


untuk belajar dengan blended learning walaupun mengakses e-learning
dengan LMS itu dapat di mana saja dilakukan kapan saja selama ada kuota
dan internet mereka dapat mengaksesnya dengan santai dan juga dapat
kuliah secara mandiri yang dilakukan di rumah mereka masing-masing.

E. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu:
1. Penelitian ini menggunakan jenis model quasi eksperimen dimana
tidak memungkinkan mengadakan kontrol atau memanipulasi semua
variabel yang relevan, jadi peneliti tidak mampu mengontrol variabel
luar yang memungkinkan dapat mempengaruhi hasil penelitian.
2. Dalam penelitian ini didapatkan ketidakmampuan untuk
mengungkapkan hubungan kausal dengan ketidakpastian karena
termasuk dalam desain penelitian non-equivalent control group desain.
BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN


A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan
pada bab 4, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
pembelajaran blended learning model flipped classroom terhadap motivasi
belajar siswa dalam mata pelajaran geografi ( studi kasus madrasah Aliyah
ma’arif nu 5 sekampung) menyimpulkan hasil nilai T-Tes Independen
Sampel Test diperoleh hasil uji-t pada posttest diperoleh nilai t hitung
adalah 3,386 dan nilai t tabel adalah 1.69726 berarti Ho ditolak dan Ha
diterima. Pada kelas eksperimen diperoleh nilai rata- rata pretest sebesar
42.3, sedangkan setelah dilakukanya treatment memperoleh hasil rata-rata
sebesar 76 dengan ini dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
blended learning model flipped classroom berpengaruh terhadap motivasi
belajar siswa pada mata pelajaran geografi di kelas X IPS 2 di madrasah
aliyah Ma’arif NU 5 Sekampung.
B. Implikasi
Hasil penelitian ini memiliki implikasi positif bagi kegiatan
pembelajaran geografi. Pemilihan model pembelajaran yang tepat dan
sesuai dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa, karena dengan cara
mengajar yang baru dapat berpengaruh pada pelajaran geografi. Pada
proses pembelajaran geografi terdapat perbedaan hasil belajar pada saat
sebelum dan sesudah dilakukanya pembelajaran blended learning model
flipped classroom.
Berikut ini adalah implikasi dari penelitian yang telah dilakukan,
antara lainnya:
1.) Bagi Guru
Dapat menjadi sarana untuk meningkatkan motivasi belajar dalam
model pembelajaran sebagai pendukung pemahaman siswa.

67
68

2.) Bagi Siswa


Dapat menjadi sarana belajar aktif sejalan dengan kurikulum yang
berlaku serta penunjang dalam mengidentifikasi problematika
dalam materi yang diajarkan.
3.) Bagi Pendidik
Dapat menjadi pertimbangan dalam menentukan kebijakan dalam
rangka meningkatkan motivasi belajar siswa.

C. Saran

Berdasarkan temuan yang penulis temukan dalam penelitian ini, ada


beberapa saran penulis terkait penelitian ini, diantaranya:

1) Berdasarkan hasil penelitian bahwa pembelajaran Geografi


dengan model pembelajaran blended learning model flipped
classroom mampu meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga
media tersebut dapat menjadi salah satu variasi pembelajaran
Geografi yang dapat diterapkan.
2) Menggunakan model pembelajaran secara efektif bagi siswa dapat
meningkatkan hasil belajar dan motivasi lebih untuk mempelajari
materi lebih dalam lagi sehingga indikator pembelajaran tercapai.
3) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengkaji seberapa
besar pengaruh media pembelajaran pembelajaran blended
learning model flipped classroom terhadap masing-masing
indikator kemampuan belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Tim Geografi, 2017, Pengetahuan Dasar Geografi, Pp-Paud Dan Dikmas Jawa
Barat
Zainal Rafli, 2016, Teori Pembelajaran Bahasa (Suatu Catatan Singkat),
Yogyakarta : Gurudhawaca
Tuti Irian, 2019, Perencanaan Pembelajaran Untuk Kejuruan, Jakarta:
Prenadamedia Group
Nana Syaodih Sukmadinata, 2002, Pengembangan Kurikulum, Bandung; Pt
Remaja Rosdakarya
Eko Sudaranto, 2002, Model Pembelajaran Era Sociaty 5.0, Jl. Evakuasi, Cirebon:
Grup Publikasi Yayasan Insan Shodiqin Gunung Jati
Tian Belawati, Pembelajaran Online, Universitas Terbuka, Jl. Cabe Raya, Pondok
Cabe, Pamulang
Kunah, 2021, Metode Berbicara Bahasa Inggris Dengan Pendekatan Penguasaan
Tata Bahasa (Grammar) Dan Motivasi Belajar, Jl. Jambal, Indramayu: Adab
Cv Adanu Abimata
Sugiyono, 20016, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, (Bandung:
Pt Alfabet
Moh. Ksiram, 2010, Metodologi Kuantitatif-Kualitatif, (Yogyakarta: Sukses
Offset
Sugiyono. 2011, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method). Bandung :
Alfabeta
Wina Sanjaya, 2011, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta
Sukardi, 2013, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi Dan Praktiknya,
Jakarta: Pt. Bumi Aksara,
Singgih Santoso, 2017, Statistik Multivariat Dengan Spss, Jakarta: Pt.Elax Media
Computer
Tulus Winarsunu, 2006, Statistik Dalam Penelitian Psikologi Dan Pendidikan,
Malang: Umm Press
Rustam Efendy Rasyid, Dkk, Higher Order Hinking Skill, Cv. Syntax Corporation
Indonesia

69
70

JURNAL

Nidawati, Belajar Dalam Perspektif Psikologi Dan Agama, Jurnal Pionir, Volume
1, Nomor 1, 2013
Luh Rika Sukayanti , I Komang Sudarma , I Nyoman Jampel, Pengembangan
Blended Learning Tipe Flipped Classroom Pada Mata Pelajaran Seni
Budaya Kelas Xi, Jurnal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha. Vol. 6
No. 1
Meyla Kurniawati, Harja Santanapurba, Elli Kusumawati, Penerapan Blended
Learning Menggunakan Model Flipped Classroom Berbantuan Google
Classroom Dalam Pembelajaran Matematika Smp, Jurnal Pendidikan
Matematika, Volume 7, Nomor 1, April 2019
Usmadi, Ergusni , Penerapan Strategi Flipped Classroom Dengan Pendekatan
Scientific Dalam Pembelajaran Matematika Pada Kelas Xi Smkn 2 Padang
Panjang, Jep | Vol 3, No. 2
Amna Emda, Kedudukan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran, Lantanida
Journal, Vol. 5, No. 2
Nur Hadi Wiryanto, On-Line Learning Sebagai Motifasi Pembelajaran, Jurnal
Pendidikan Matematika, Vol. 2, No. 1, 2006
Ratna Tiharita Setiawardhani, Pembelajaran Elektronik (Elearning) Dan Internet
Dalam Rangka Mengoptimalkan Kreativitas Belajar Siswa, Jurnal Ilmiah
Pend. Ekonomi, Volume 1 Nomor 2, September 2013
Ni’matul Khoiroh, Munoto, Dan Lilik Anifah, Pengaruh Model Pembelajaran
Blended Learning Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa,
Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan, Vol. 10, No. 2, 2017
Made Delina Rusnawati, Implementasi Flipped Classroom Terhadap Hasil Dan
Motivasi Belajar Siswa, Jurnal Imiah Pendidikan Dan Pembelajaran,
Volume 4 Nomor 1 April 2020
Ayu Nur Laily Choiroh, Dkk., “Pengaruh Model Pembelajaran Flipped Classroom
Menggunakan Metode Mind Mapping Terhadap Prestasi Dan Kemandirian
Belajar Fisika”, Jurnal Pendidikan Fisika, Vol.7 (2018)
Dewi Rakhmawati, Teams Games Tournament (Tgt): Improve Motivation Of
Studying Social Study Elementary School Students, Jurnal Riset Pedagogik,
2 (2) 2018
Maryam Muhammad, Pengaruh Motivasi Dalam Pembelajaran, Lantanida Journal,
Vol. 4 No. 2, 2016
Syardiansah, Hubungan Motivasi Belajar Dan Minat Belajar Terhadap Prestasi
Belajar Mahasiswa Mata Kuliah Pengantar Manajemen (Studi Kasus
Mahasiswa Tingkat I Ekm A Semester I, Jurnal Manajemen Dan Keuangan,
Vol.5, No.1, Mei 2016
71

Oem Amna Emda, Kedudukan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran,


Lantanida Journal, Vol. 5 No. 2, 2017
Ika Oktavia Alfy Nizami, Pengaruh Legalitas Usaha Dan Labelisasi Halal
Terhadap Volume Penjualan Produk Usaha Mikro Kecil Menengah Binaan
Dinas Koperasi Kabupaten Tulungagung, 2017
Anwar Khoirul.(2014). Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Dalam
Turunan Fungsi Melalui Model Pembelajaran Jigsaw Berbantuan Student
Activities Handout. Jurnal Kreano, Issn : 2086-2334 Oleh Jurusan
Matematika Fmipa Unnes Volume 5 No 2
Ni’matul Khoiroh, Munoto, Dan Lilik Anifah, Pengaruh Model Pembelajaran
Blended Learning Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa,
Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan, Vol. 10, No. 2, 2017
Sulihin B. Sjukur, Pengaruh Blended Learning Terhadap Motivasi Belajar Dan
Hasil Belajar Siswa Tingkat Smk, Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 2, No 3,
2012
Graham Brent Johnson, “Student Perceptions Of The Flipped Classroom”, Thesis,
Columbia: The University Of British Columbia, 2013, Hal Ii.

SKRIPSI
Wahyuyun Ndari Utaminingsih, Pengaruh Model Pembelajaran Flipped
Classroom Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas Xi Mipa Sma
Negeri 1 Sumberpucung, Skripsi
Uwes Anis Chaeruman, Panduan Memilih Dan Menentukan Seting Belajar Dalam
Merencanakan Pembelajaran Blended, Universitas Negri Jakarta, 2018

ARTIKEL
Iwan Setiawan, Peningkatan Kualitas Pembelajaran Geografi Melalui
Pengembangan Media Pendidikan, Artikel, Dosen Jurusan Pendidikan
Geografi Fpips Upi.
Rabiah Adawiah, Dkk, Pembelajaran Berbasis E-Learning, Artikel

SITUS WEB
Https://Sevima.Com/Jenis-Blended-Learning/
File:///C:/Users/User/Downloads/Reverensi/4.%20bab%20iii%20sumber%201.Pd
f
72

LAMPIRAN
73

LAMPIRAN

Lampiran 1 lembar uji referensi


74
75
76

Lampiran 2 surat-surat

1. Surat bimbingan skripsi


77

2. Surat permohonan izin penelitian


78

3. Surat telah melakukan penelitian


79

Lampiran 3 RPP
80
81
82
83
84
85
86
87

Lampiran 4
Angket Pembelajaran Blended Learning Model Flipped Classroom
Lembar Angket Pembelajaran Blended Learning Model Flipped Classroom

A. Identitas Responden
1. Nama :
2. Kelas :
B. Petunjuk
1. Bacalah secara seksama setiap pertanyaan yang ada kemudian di jawab dengan
cara memberi tanda checklist (√) pada salah satu jawaban alternatif yang tersedia.
2. Tidak ada jawaban yang bernilai benar atau salah, tetapi yang ada merupakan
pendapat atau kondisi yang anda rasakan. Arti alternatif dari jawaban itu:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
KS = Kurang Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
3. Isilah setiap pertanyaan yang ada dan jangan sampai terlewat. Selamat Mengisi
dan terima kasih.
Lampiran Angket Pembelajaran Blended Learning Model Flipped Classroom

No Pertanyaan Jawaban

SS S KS TS STS
1.Saya duduk dengan tertib saat pembelajaran
secara daring berlangsung
2.Saya belajar saat saya bersemangat belajar
saja
3.Saya antusias dan aktif dalam mengikuti
pembelajaran geografi secara tatap muka
dikelas dan online
88

4.Menurut saya, dengan adanya pembelajaran


secara tatap muka dan online dapat
menambah keberhasilan belajar dalam mata
pelajaran geografi
5.Saya mendapatkan perhatian belajar
geografi dengan pembelajaran secara tatap
muka dan online
6.Menurut saya pembelajaran blended
learning model flipped classroom
memudahakan kita untuk menelaah materi
geografi yang diberikan kepada guru
7.Saya nyaman saat menggunakan
pembelajaran blended learning model
flipped classroom dan guru juga dapat
menghidupkan suasana kelas dalam belajar
geografi
8.Saya merasa senang dengan pembelajaran
blended learning model flipped classroom
di mata pelajaran geografi
9.Menurut saya, menggunakan pembelajaran
blended learning model flipped classroom
dapat membangun kondisi kelas sehingga
dapat memahami pembelajaran geografi
10.pembelajaran secara blended learning
model flipped classroom yang tepat
digunakan untuk jaman modern ini dalam
pembelajaran geografi
11.pembelajaran blended learning model
flipped classroom sangat berguna dalam
proses pembelajaran geografi
12.pembelajaran blended learning model
flipped classroom berpengaruh dalam
menumbuhkan minat belajar geografi saya
13.pembelajaran blended learning model
flipped classroom media kreatif untuk guru
gunakan dalam pembelajaran geografi
89

14.pembelajaran blended learning model


flipped classroom media yang tidak akan
membuat kehabisan ide dalam pembelajaran
geografi
15.pembelajaran blended learning model
flipped classroom membuat saya terdorong
atau bersemangat dalam mengerjakan tugas-
tugas mata pelajaran geografi
16.pembelajaran blended learning model
flipped classroom menjadikan pembelajaran
saya menyenangkan tanpa menghilangkan
esensi belajar yang sedang berlangsung
17.Saya merasa senang adanya pembelajaran
blended learning model flipped classroom
sehingga suasana belajar tidak
membosankan
18.Saya merasa senang adanya pembelajaran
blended learning model flipped classroom
yang dapat membuat saya bisa bertemu
dengan teman-teman kelas
19.Saya merasa senang dengan pembelajaran
blended learning model flipped classroom
dapat membuat suasana belajar lebih
menarik
20.Saya merasa lebih nyaman dengaan
menggunakan model pembelajaran blended
learning model flipped classroom
21.Saya bisa melakukan interaksi secara
langsung pada saat pembelajaran geografi
dengan blended learning model flipped
classroom

Lampiran Angket Motivasi Belajar

No Pertanyaan Jawaban

SS S KS TS STS
90

1. pembelajaran blended learning model


flipped classroom membuat Suasana kelas
yang kondusif sehingga saya dapat
memahami pelajaran geografi dengan
seksama.
2. Saya merasa butuh menggunakan blended
learning model flipped classroom dalam
proses belajar geografi, karna membuat
saya lebih tenang
3. Bagi saya, semangat belajar merupakan
salah satu kunci dalam mencapai hasil
yang terbaik
4. Menurut saya, menggunakan blended
learning model flipped classroom pada
mata pelajaran geografi membangun
semangat belajar saya yang membutuhkan
keseruan
5. Saya terdorong belajar jika menggunakan
blended learning model flipped classroom
pada mata pelajaran geografi untuk
mememahami pembelaran dalam
memperoleh status atau harga diri dan
prestasi
6. Saya harus mendapatkan peringkat 1,2
atau 3 dalam skor soal-soal mata pelajaran
geografi, maka dari itu saya terdorong
untuk belajar
7. Menggunakan blended learning model
flipped classroom pada dalam mata
pelajaran geografi membuat saya
terdorong dalam mencapai cita cita, saya
berusaha belajar lebih keras
8. Menggunakan blended learning model
flipped classroom pada dalam menggapai
masa depan sangat cocok di masa yang
membutuhkan penerapan evaluasi yang
canggih dan kreatif
91

9. Saya pribadi menggunakan blended


learning model flipped classroom pada
dapat memudahkan dan lebih
menyenangkan untuk mencapai
pemahaman belajar geografi
10. Saya pribadi, cara saya memajukan
perkembangan pembelajaran saya dalam
belajar geografi adalah dengan belajar
menggunakan blended learning model
flipped classroom
11. Saya minat dalam proses belajar geografi
dengan menggunakan blended learning
model flipped classroom
12. Menurut saya, blended learning model
flipped classroom menumbuhkan
semangat dan minat dalam belajar
geografi
13. Saya merasa puas jika memakai blended
learning model flipped classroom dalam
memahami mata pelajaran geografi
14. Saya merasa kepuasan dalam memahami
belajar geografi menggunakan blended
learning model flipped classroom juga
berpengaruh kepada teman teman yang
saling antusias
15. Saya terdorong belajar geografi yang
lebih giat, karena orang tua saya
memberikan hadiah jika nilai ulangan
saya bagus
16. Saya bersemangat belajar geografi hanya
jika seseorang memberikan hadiah
17. Saya terdorong belajar geografi lebih giat,
bila teman saya lebih unggul dari saya
saat menggunakan blended learning
model flipped classroom
18. Saya merasa kecewa terhadap diri saya
saat melihat nilai teman saya lebih unggul
92

dari saya
19. Bila saya mendapatkan hukuman maka
saya akan terpacu untuk lebih giat belajar
20. Menurut saya, mendapat hukuman dalam
belajar membuat saya malu terhadap
teman-teman
21. Saya merasa lebih semangat belajar jika
diberi pujian pada urutan skor atau juara
1,2,3 diakhir halaman blended learning
model flipped classroom
22. Saya terdorong belajar lebih giat, karena
guru memberikan penghargaan bagi
murid yang memperoleh nilai kuis
tertinggi
23. Saya akan berusaha keras untuk
memahami belajar bila didukung oleh
blended learning model flipped classroom
dalam lingkungan yang mengharuskan
saya unggul
24. Saya merasa terdorong belajar geografi
jika teman teman saya juga memiliki
semangat yang sama saat menggunakan
blended learning model flipped classroom
93

Lampiran 5
Pengamatan Keterlaksanaan Penerapan Metode Pembelajaran Blended Learning
Model Flipped Classroom
Lembar Pengamatan Keterlaksanaan Penerapan Metode Pembelajaran Blended
Learning Model Flipped Classroom
Hasil Angket Observer
Angket Observer Kondisi Pada Saat Pembelajaran Berlangsung
Petunjuk pengisisn

1. Jawablah setiap pertanyaan yang diajukan sesuai dengan keadaan sebenarnya


dengan memberikan tanda checklis () pada jawaban yang sesuai.
2. Atas perhatian dan kebijakan sodara/sodari, saya ucapkan terimakasih

Identitas Diri
Nama :
Asal Sekolah :
Kegiatan pembelajaran yang berlangsung secara daring

Alternativ jawaban
NO Pertanyaan Iya Tidak

1. Guru membuka pelajaran dengan mengucap


“Assalamuallaikum” melalui WhatsApp
Group
2. Guru mengajak siswa untuk berdoa sebelum
memulai pembelajaran
3. Guru memeriksa kehadiran peserta didik
melalui WhatsApp Group
4. Guru menyampaikan materi pembelajaran
yang akan dibahas
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

6. Guru menanyakan apakah siswa sudah


membaca materi yang telah dibagikan
sebelumya melalui WhatsApp Group
7. Guru membagikan materi yang ada di buku
94

yang sudah di ringkas dalam bentuk


powerpoint
8. Guru memberikan kesempatan untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang
belum dipahami, dimulai dari pertanyaan
faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat
hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan
dengan materi Ruang Lingkup Pengetahuan
Geografi
9. Guru memberikan kesempatan pada siswa
untuk dapat bertanya, mengeluarkan pendapat,
dan menjawab pertanyaan
10. Guru menunjuk salah satu siswa untuk
bertanya terkait materi Ruang Lingkup
Pengetahuan Geografi
11. Guru menunjuk/Mempersilakan salah satu
siswa untuk menulis ulang di chat Whatsapp
siswa untuk menjawab pertanyaan yang
disampaikan oleh temanya
12. Guru memberikan penguatan dari pertanyaan
dan jawaban dari peserta didik
13. Guru meminta peserta didik untuk membuat
kesimpulan tentang hal-hal yang telah
dipelajari terkait Ruang Lingkup
Pengetahuan Geografi
14. Guru meminta peserta didik untuk menuliskan
pengalaman belajar seperti apa yang telah
mereka dapat pada pertemuan kali ini
15. Guru memberikan penilaian dengan menunjuk
salah satu peserta didik untuk menjawab
pertanyaan dengan cara menuliskan
jawabannya didalam whatsapp group
16. Guru menyampaikan voic note tentang point-
point materi pembelajaran pada pertemuan
berikutnya
17. Guru mengajak peserta didik untuk berdoa
sebelum mengakhiri pelajaran pada kali ini
95

Lembar Pengamatan Keterlaksanaan Penerapan Metode Pembelajaran Blended


Learning Model Flipped Classroom
Hasil Angket Observer
Angket Observer Kondisi Pada Saat Pembelajaran Berlangsung
Petunjuk pengisian

1. Jawablah setiap pertanyaan yang diajukan sesuai dengan keadaan sebenarnya


dengan memberikan tanda checklis () pada jawaban yang sesuai.
2. Atas perhatian dan kebijakan sodara/sodari, saya ucapkan terimakasih

Identitas Diri
Nama :
Asal Sekolah :
Kegiatan pembelajaran yang berlangsung secara atap muka langsung

NO Pertanyaan Alternatif jawaban

Iya Tidak

1. Guru membuka pelajaran dengan mengucap


“Assalamuallaikum’’

2. Guru mengajak siswa untuk berdoa sebelum


memulai pembelajaran

3. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin


doa

4. Guru memeriksa kehadiran peserta didik


dengan mengabsen

5. Guru menyampaikan judul materi


pembelajaran yang akan dibahas

6.7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

8. Guru menanyakan apakah siswa sudah


membaca materi yang telah dibagikan
sebelumya melalui WhatsApp Group

9. Guru menjelaskan kembali point-point


penting tentang materi yang sudah di bagikan
sebelumnya
96

10. Guru memberikan kesempatan untuk


mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang
belum dipahami. Pertanyaan ini harus tetap
berkaitan dengan materi Objek Studi
Geografi

11. Guru menjelaskan materi yang belum


dipahami oleh peserta didik

12. Guru memberikan tugas kelompok yang


harus diselesaikan secara kelompok

13. Guru membagi kelompok berdasaran absen,


satu kelas dibagi menjadi enam kelompok,
satu kelompok terdiri dari enam siswa

14. Guru mendampingi selama kegiaan diskusi


berlangsung

15. Guru menjelaskan pertanyaan dari peserta


didik yang masih kurang faham

17. Setelah peserta didik selesai mengerjakan


tugas kelompok, guru meminta untuk salah
satu darimasing-masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil kerja mereka

18. Guru meminta untuk kelompok lain bertanya


terkait hasil kerja kelompok yang sedang
presentasi

19. Guru meminta perwakilan atau anggota


kelompok yang sedang presentasi menjawab
pertanyaan dari kelompok lain

20. Guru memberikan penguatan atas jawaban


dari kelompok yang sedang presentasi

21. Guru menunjuk salah satu peserta didik


untuk menyampaikan kesimpulan pada
pembelajaran kali ini

22. Guru meminta peserta didik untuk


menyampaikan pengalaman belajar seperti
apa yang telah mereka dapat pada pertemuan
kali ini
97

23. Guru menyampaikan point-point materi


pembelajaran pada pertemuan berikutnya

24. Guru mengajar peserta didik untuk berdoa


sebelum mengakhiri pelajaran pada kali ini
98

Lembar Pengamatan Keterlaksanaan Penerapan Metode Pembelajaran Blended


Learning Model Flipped Classroom
Hasil Angket Observer
Angket Observer Kondisi Pada Saat Pembelajaran Berlangsung
Petunjuk pengisisn

1. Jawablah setiap pertanyaan yang diajukan sesuai dengan keadaan sebenarnya


dengan memberikan tanda checklis () pada jawaban yang sesuai.
2. Atas perhatian dan kebijakan sodara/sodari, saya ucapkan terimakasih

Identitas Diri
Nama :
Asal Sekolah :
Kegiatan pembelajaran yang berlangsung secara daring

NO Pertanyaan Alternatif jawaban

Iya Tidak

1. Guru membuka pelajaran dengan mengucap


“Assalamuallaikum’’ melalui WhatsApp
Group

2. Guru mengajak siswa untuk berdoa sebelum


memulai pembelajaran

3. Guru memastikan bahwa peserta didik sudah


bergabung di dalam kelas online dengan cara
meminta peserta didik berkomenar
menuliskan nama lengkap mereka “nama
lengkap_hadir bu” di WhatsApp Group

4. Guru menanyakan kabar peserta didik

5. Guru memberi motivasi kepada peserta didik


agar tetap semangat menjalankan aktifitas di
masa-masa sekarang ini

6. Guru menyampaikan judul materi yang akan


dibahas

7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran


99

8. Guru menanyakan apakah siswa sudah


membaca powerpoint dan artikel yang telah
dibagikan sebelumya melalui WhatsApp
Group

9. Guru membagikan link video youtube untuk


disimak oleh peserta didik

10. Siswa dapat mengeluarkan pendapat atau


berargumen tentang materi yang telah di
dibagikan oleh guru melalui WhatsApp
Group

11. Guru menunjuk salah satu siswa untuk


bertanya

12. Guru menunjuk siswa untuk menjawab


pertanyaan dari temanya yang bertanya

13. Guru memberikan penjelasan Kembali


terkait materi yang di tanyakan oleh peserta
didik

14. Guru menjelaskan pertanyaan dari peserta


didik yang masih kurang faham

15. Guru meminta salah satu peserta didik untuk


menuliskan kesimpulan pada pembelajaran
kali ini

16. Guru menyampaikan bahwa pada perteuan


selanjutnya akan ada quizz, peserta didik
diminta untuk belajar tentang materi-materi
yang telah disampaikan

17. Guru mengajar peserta didik untuk berdoa


sebelum mengakhiri pelajaran pada kali ini
100

Lembar Pengamatan Keterlaksanaan Penerapan Metode Pembelajaran Blended


Learning Model Flipped Classroom
Hasil Angket Observer
Angket Observer Kondisi Pada Saat Pembelajaran Berlangsung
Petunjuk pengisisn

1. Jawablah setiap pertanyaan yang diajukan sesuai dengan keadaan sebenarnya


dengan memberikan tanda checklis () pada jawaban yang sesuai.
2. Atas perhatian dan kebijakan sodara/sodari, saya ucapkan terimakasih

Identitas Diri
Nama :
Asal Sekolah :
Kegiatan pembelajaran yang berlangsung secara atap muka langsung

NO Pertanyaan Alternatif jawaban

Iya Tidak

1. Guru membuka pelajaran dengan mengucap


“Assalamuallaikum’’

2. Guru mengajak siswa untuk berdoa sebelum


memulai pembelajaran

3. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin


doa

4. Guru memeriksa kehadiran peserta didik


dengan mengabsen

5. Guru menyampaikan bahwa pertemuan kali


ini aka nada quizz

6. Guru menanyakan apakah siswa sudah


membaca materi yang telah dibagikan
sebelumya

7. Guru mereview materi yang telah


disampaikan pada pekan sebelumnya

8. Guru memberikan kesempatan untuk peserta


didik bertanya tentang materi yang belum
101

difahami

9. Guru menanyakan apakah ada yang masih


belum faham

10. Guru membagikan lembar soal kepada


peserta didik

11. Peserta didik mengerjakan soal quiz dengan


tenang

12. Setelah semua peserta didik selesai


mengerjakan soal quiz, guru memberikan
kesempatan peserta didik untuk bertanya soal
mana yg menurut mereka sulit

13. Guru menjelaskan soal yang ditanyakan oleh


peserta didik

14. Guru menunjuk salah satu peserta didik


untuk menyampaikan kesimpulan pada
pembelajaran kali ini

15. Guru meminta peserta didik untuk


menyampaikan pengalaman belajar seperti
apa yang telah mereka dapat pada pertemuan
kali ini

16. Guru mengajar peserta didik untuk berdoa


sebelum mengakhiri pelajaran pada kali ini
102

Lamppiran 6
soal pre- tes dan post-test
SOAL PRITES SEMESTER GANJIL
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
Nama : Hari/Tanggal :
Kelas : Waktu :
Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (x) pada
huruf A, B, C, D, dan E pada lembar jawaban yang disediakan!
Di Semarang pada tahun 1988 dilaksanakan seminar dan lokakarya oleh IGI
(Ikatan Geograf Indonesia), yang menghasilkan sebuah rumusan definisi geografi
yaitu Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari ….
a.Persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dalam konteks keruangan
b. Persamaan dan perbedaan fenomena geosfer
c. Perbedaan dan persamaan fenomena geosfer berdasarkan sudut pandang
kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan
d. Lingkungan dan wilayah dalam konteks keruangan
e. Geosfer dengan sudut pandang kewilayahan, kelingkungan, dalam konteks
keruangan
Yang pertama kali mengemukakan istilah geografi yaitu….
a. Bintarto
b. Erastothenes
c. Thales
d. Strabo
e. Karl Ritter
Seorang geograf Yunani kuno pertama yang melakukan penelitian dan
penggalian informasi geografi dengan mendokumentasikan perjalanan ke
tempat lain yaitu ….
a. Thales
b. Herodotus
c. Erastothenes
d. Phytheas
e. Hippocrates
Istilah geografi adalah gabungan dari dua kata bahasa Yunani, yaitu….
a. ge dan graphia
b. ge dan graphica
c. ge dan graphy
d. geo dan graphica
e. geo dan graphia
103

Pengetahuan tentang geografi diyakini dikenal manusia sudah sejak lama. Hal
tersebut ditunjukkan oleh….
a. manusia prasejarah harus berpindah-pindah mencari makan dan tempat
tinggal
b. peta lokasi telah dibuat manusia prasejarah
c. manusia harus berinteraksi dengan lingkungan untuk bertahan hidup
d. manusia prasejarah telah dapat membuktikan bahwa bumi itu bulat
e. munculnya geograf pada abad sebelum Masehi di Yunani
Kegiatan manusia di bawah ini yang sesuai dengan teori kemungkinan
(posibilisme) menurut Paul Vidal de la Blache adalah….
a. Lahan pertanian tradisional banyak dijumpai di sekitar tepian sungai
b. Sistem pertanian ladang diawali dengan cara pembakaran hutan
c. Masyarakat yang tinggal di wilayah pantai bisa mengusahakan lahannya
sebagai tambak garam atau tambak ikan
d. Nelayan berlayar menangkap ikan pada saat angin darat bertiup
e. Sistem pertanian yang ada di daerah gunung dilakukan dengan sistem
terasering
Seorang ahli geografi (geograf) yang berpendapat bahwa geografi adalah bagian
dari matematika yang mengkaji tentang keadaan bumi dan bagian-bagiannya,
termasuk juga benda-benda langit lain yaitu….
a. Alexander von Humboldt
b. Karl Ritter
c. Immanuel Kant
d. Bernard Varen (Varenius)
e. Erastothenes
Di DKI Jakarta kita mengenal adanya Kampung Melayu dan Kampung Ambon.
Penamaan daerah seperti itu juga terjadi di daerah lain. Apabila ditelusuri asal
mulanya, maka proses terbentuknya sesuai dengan konsep dasar geografi,
yaitu….
a. Diferensiasi area
b. Keterjangkauan
c. Pola
d. Nilai kegunaan
e. Aglomerasi
Peristiwa banjir menyebabkab penduduk kesulitan memperoleh air bersih. Hal
itu erat hubungannya dengan konsep esensial geografi, yaitu konsep….
Morfologi
Interdependensi
Keterjangkauan
Lokasi
Pola
104

Geograf yang dikenal sebagai peletak dasar geografi modern dan menyatakan
bahwa objek studi geografi yaitu semua fenomena di bumi, baik organik dan
anorganik adalah….
a. Halford Mackinder
b. Immanuel Kant
c. Karl Ritter
d. Bernard Varen
e. Friederich Ratzel
105

SOAL POSTES SEMESTER GANJIL


TAHUN PELAJARAN 2021/2022
Nama : Hari/Tanggal :
Kelas : Waktu :
Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (x) pada
huruf A, B, C, D, dan E pada lembar jawaban yang disediakan!
1. Bernhardus Varenius (1622-1650) mengemukakan pendapat bahwa pada
dasarnya kajian geografi dibedakan menjadi dua, yaitu ….
A. regional dan fisik
B. umum dan khusus
C. fisik dan sosial
D. biotik dan abiotik
E. klasik dan modern
2. Ruang lingkup geografi yang mempelajari fenomena alam terutama yang
terkait dengan segala proses fisik yang mempengaruhi kehidupan manusia
termasuk ke dalam kajian geografi ….
A. umum
B. fisik
C. sosial
D. regional
E. teknik
3. Cabang ilmu geografi yang secara khusus mempelajari bentuk permukaan bumi
dan proses pembentuknya adalah ….
A. oseanografi
B. geologi
C. geomorfologi
D. klimatologi
E. kartografi
106

4. Cabang ilmu geografi yang mengkaji peta dan pemetaan adalah ….


A. klimatologi
B. kartografi
C. geologi
D. meteorologi
5. Pernyataan:
(1) banjir bandang melanda dearah Lebak, Banten;
(2) pembangunan permukiman baru di daerah rawan bencana;
(3) efek rumah kaca berpengaruh terhadap perubahan iklim global;
(4) permukiman liar berkembang cepat di daerah perkotaan akibat urbanisasi;
(5) pertumbuhan angkatan kerja berkembang pesat di negara berkembang.
Fenomena geosfer yang termasuk aspek sosial di tunjukan oleh angka ....
A. (1), (2), dan (3)
B. (1), (3), dan (5)
C. (1), (3), dan (4)
D. (2), (4), dan (5)
E. (3), (4), dan (5)
6. Perhatikan gambar berikut

Dalam kajian geografi, gambar tersebut termasuk ke dalam aspek ….


A. sosial
B. topologi
C. abiotik
107

D. biotik
E. politik
7. Fenomena berikut yang menunjukkan aspek topologi adalah ….
A. daerah pulogadung disebut sebagai kawasan industri
B. seorang petani menanam sayur dan buah berdasarkan musim
C. tingkat urbanisasi yang terjadi di DKI Jakarta sangat tinggi
D. pertambangan batubara tersebar di pulau Kalimantan
E. komodo adalah salah satu hewan endemik di Indonesia
8. Perhatikan gambar berikut

Fenomena yang tersaji pada gambar tersebut dapat dikaji dalam objek material
geografi, yaitu ….
A. litosfer dan atmosfer
B. hidrosfer dan biosfer
C. atmosfer dan biosfer
D. litosfer dan biosfer
E. antroposfer dan hidrosfer
9. Menurut data yang dilansir Basarnas, sebuah kapal klotok yang memuat
batubara telah hilang di koordinat 0.21’408” LS dan 117.20’467” BT. Konsep
geografi yang digunakan untuk mengkaji fenomena tersebut adalah konsep ….
A. pola
B. lokasi
108

C. aglomerasi
D. morfologi
E. keterjangkauan
10. Daerah hilir mengalami banjir akibat adanya pembangunan industri yang
dilakukan di daerah hulu. Konsep yang digunakan untuk mengkaji fenomena
tersebut adalah konsep ….
A. aglomerasi
B. diferensiasi area
C. keterkaitan ruang
D. nilai kegunaan
E. interaksi/interdependensi
109

Lampiran 7
Hasil uji pre-test dan pos-test
Hasil uji pre-test dan pos-test
kelas X IPS 1

Nilai Pre-
No Nama Tese Nilai Post-Test
1 ADE FERNANDA 30 60
2 ADE TIO. W 50 80
3 AHMAD EFENDI 40 70
4 ALDI SAHRI. R 40 80
5 ANA MURIA 30 50
6 ANGGUN ISTIK. L 30 70
7 ARIL ORIANDI. M 50 90
8 BAYDOWI 40 80
9 CITRA MELANI PUTRI 40 80
10 CITRAN PUSPA RINI 60 90
11 ERVINA TRI. M 30 80
12 FARADILLA AGUSTINA 60 90
13 FIOLA ANGGRAINI 50 90
14 FIRDA LAILA SARI 60 80
15 FRASTIYA ARIF.W 40 70
16 GALIH HIDAYAT 50 80
17 HABIBI KHOIRI MUSFOFA 60 90
18 HANI NUR AGUSTINA 50 80
19 ILHAM DANI 40 70
20 MUFID FADLI 30 60
21 M. KANZUL MUHID 10 60
22 NADZWA FITRI 30 70
23 NINDIA MEYLA 60 90
24 NOVA MARANTIKA 50 80
25 RAFLI FERDIYANSAH. M 40 70
26 RAHMA SARI 60 80
27 RANI NURBAITI 40 70
28 RESTU IMAM 10 60
29 TAMI MATU.K 30 70
30 VIDYA SULUNG 60 90
110

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 30

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 6,32271759

Most Extreme Absolute ,152


Differences
Positive ,095

Negative -,152

Test Statistic ,152

Asymp. Sig. (2-tailed) ,074c

Ujji Normalitas Motivasi siswa


Sumber: Pengolahan Data Dengan Menggunakan SPSS 25

Uji Homogenitas Motivasi Siswa

Levene df1 df2 Sig

Statistic

1,347 1 58 0,251

Sumber: Pengolahan Data Dengan Menggunakan SPSS 25


111

Uji Perbedaan Hasil Post-Pre Test Siswa


Sumber: Pengolahan Data Dengan Menggunakan SPSS 25

Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 34,088 10,066 3,386 ,003

Blended ,496 ,267 ,401 1,856 ,080


112

(pertemuan pertama secara online melalui WA) (peremuan kedua


secara tatap muka)

(suasana pembelajaran didalam kelas) (pertemuan ketiga


online melalui WA)
113

(suasana pertemuan keempat secara tatap muka didalam kelas)


114

(walikelas kls X IIS 1) (Suasana sekolah Ma’arif NU 5


Sekampung)

Anda mungkin juga menyukai