SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
OLEH
NADIA ISTIQOMAH
NIM : 1110015000009
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
NADIA ISTIQOMAH
NIM. 1110015000009
Mengesahkan
i
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIYAH
Nim : 1110015000009
Nadia Istiqomah
ii
ABSTRAK
iii
ABSTRACT
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
serta karunia-Nya yang tiada batas sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “PENERAPAN METODE PERMAINAN TRADISIONAL
BEBENTENGAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATERI AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA DI KELAS XI IPS 3
SMA N 6 TANGERANG SELATAN” (Penelitian Kuasi Eksperimen di SMA
Negeri 6 Tangerang Selatan), ini dengan baik. Sholawat dan salam selalu
tercurahkan atas baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan cahaya
dalam hidup penulis berupa cahaya Islam.
v
4. Ibu Anissa Windarti, M.Si selaku Dosen Pembimbing II penulis yang telah
membantu penulis dengan sepenuh hati dalam menyelesaikan tugas akhir
skripsi.
5. Bapak Moch. Noviadi Nugroho, M.Pd., selaku Dosen yang juga selalu
mendukung penulis dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi.
6. Ibu Dr. Sita Ratnaningsih, M.Pd., selaku Dosen yang juga sangat
membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi.
7. Bapak Dr. Muhamad Arif, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademis
penulis.
8. Ibu Dr. Yayah Nurmaliyah, M.A., Ibu Nafia Wafiqni, M.Pd., ibu Tri
Hajarwati, M.Si., Ibu Maila Dinia Husni Rahim, M.A., selaku para dosen
yang sangat menginspirasi hidup penulis.
9. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya pada Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ilmu
pengetahuan yang tidak terhingga banyaknya dan sangat berguna bagi
penulis.
10. Kedua orang tua tercinta Bapak H. M. Wargiono Saputro, B.E. S.Sos. dan
Ibu Hj. Siti Amsanih yang senantiasa memberikan do’a, motivasi dan
dukungan baik moril dan materil kepada penulis selama ini dalam hal
apapun, terima kasih karena telah menjadi kekuatan dalam hidup penulis.
11. Untuk kakak-kakak tercinta, Indra Fauzi Kurniawan & Elin K.A., Arie
Fahrul Noer Ilham & Vera A., Imron Wahyudi & Ari A., Sarah Noer
Annisa & Yan T., serta seluruh keluarga besar H. Hamim Nadjali dan
Sastrodihardjo. Terima kasih karena kalian merupakan hal terindah yang
diberikan Allah SWT dalam hidup penulis.
12. Teman-teman seperjuangan penulis, teman-teman angkatan 2010, teman-
teman kelas ekonomi. Terima kasih atas segala dukungannya, semoga
Allah membalas semua kebaikannya.
vi
13. Teman-teman PPKT SMA N 6 Tangerang Selatan dan teman-teman
komunitas Save Street Children, terima kasih atas kerja sama,
kekompakan, dan motivasinya selama pengerjaan skripsi.
14. Sahabat yang sangat membantu, Rike Rahmalia, ka Suci, Cindy Febri K.,
Mulianingsih, Dini Sugiarti Mentari, Yeyen Fitriyani, Titin Sutinah, Novi
Mela Yuliani, Putri Ridhania, Fitri Amalia Azzahro, Syarif Hidayatullah,
Andri Apriantoro, dan Andre Porandika.
15. Keluarga besar SMA N 6 Tangerang Selatan yang telah mengizinkan
penulis penelitian.
16. Serta kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu,
terima kasih atas doa dan bantuannya.
Atas bantuan mereka yang sangat berharga, penulis berdo'a
semogaAllahS.W.T. memberikan balasan yang berlipat ganda sebagai amal shaleh
dan ketaatan kepada-Nya, Amin.
Nadia Istiqomah
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
DAFTAR ISI
x
3. Hakikat Permainan Tradisional Bebentengan………………………….23
a. Pengertian Permainan Tradisional Bebentengan………………….23
b. Langkah-langkah Permainan Tradisional Bebentengan…………..25
4. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar……………………………………...29
a. Pengertian Belajar………………………………………………...29
b. Pengertian Hasil Belajar…………………………………………..34
5. Hakikat Jurnal Umum…………………………………………………..36
a. Pengertian Jurnal Umum………………………………………….36
b. Fungsi Jurnal……………………………………………………...36
c. Bentuk Jurnal……………………………………………………..36
d. Proses Pencatatan Jurnal………………………………………….37
B. Penelitian yang Relevan……………………………………………………38
C. Hipotesis…………………………………………………………………...39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………………..40
B. Metode Penelitian………………………………………………………….40
C. Populasi dan Sampel Penelitian……………………………………………42
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data………………………………...43
1. Tes………………………………………………………………………43
2. Observasi……………………………………………………………….44
3. Angket…………………………………………………………………..47
E. Langkah - langkah Analisis Data………………………………………….48
F. Kalibrasi Instrumen………………………………………………………..49
1. Uji Validitas…………………………………………………………….49
2. Uji Reliabilitas………………………………………………………….50
3. Teknik Analisis Data…………………………………………………...51
a. Uji Normalitas Lilifors………………………………………………51
b. Uji Homogenitas…………………………………………………….51
4. Analisis Data……………………………………………………………52
a. Data Kuantitatif……………………………………………………...52
xi
b. Data Kualitatif……………………………………………………….53
G. Hipotesis Statistik………………………………………………………53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah……………………………………………………………...55
1. Tujuan Pendidikan Menengah………………………………………….55
2. Sejarah Singkat Sekolah………………………………………………..55
a. Kondisi Rill………………………………………………………….55
b. Kondisi Ideal………………………………………………………...61
B. Analisis Data………………………………………………………………63
1. Uji Validitas dan Reliabilitas…………………………………………..63
2. Hasil Belajar Siswa…………………………………………………….65
a. Data Hasil Kognitif………………………………………………….65
3. Analisis Data Kuantitatif........................................................................69
a. Uji Normalitas……………………………………………………….69
b. Uji Homogenitas…………………………………………………….71
c. Uji Hipotesis (uji t)………………………………………………….72
4. Analisis Data Kualitatif………………………………………………..73
a. Hasil Observasi……………………………………………………...73
b. Hasil Kuesioner……………………………………………………...78
C. Pembahasan Hasil Penelitian………………………………………………80
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan………………………………………………………………...83
B. Saran……………………………………………………………………….83
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….85
LAMPIRAN – LAMPIRAN...............................................................................87
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h.46
1
2
sendiri. Sedangkan faktor yang kedua ialah faktor eksternal, seperti lingkungan,
kondisi kelas, cuaca, teman bermain, media, serta metode belajar yang digunakan
oleh guru dalam menyampaikan pelajaran di kelas.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman sehari-hari sewaktu
penulis melaksanakan PPKT (Praktik Profesi Keguruan Terpadu) dalam
pembelajaran ekonomi di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan. Pada materi
akuntansi perusahaan jasa, kemampuan siswa dalam menguasai materi
pembelajaran belum memuaskan. Terbukti dari observasi kegiatan belajar siswa,
tes unjuk kerja dan hasil evaluasi yang diperoleh siswa untuk mata pelajaran
ekonomi kelas XI masih di bawah KKM. Sebagai contoh di kelas XI IPS 3, dari
35 siswa, terdapat 22 orang siswa yang masih memiliki nilai di bawah KKM,
yaitu 75. Hal ini menunjukkan tingkat kemampuan siswa rendah, di mana hanya
37 % siswa yang mampu memiliki nilai di atas KKM (dapat dilihat pada lampiran
7).
Penulis dapat simpulkan bahwa salah satu penyebab dari permasalahan ini
ialah kurang tepatnya penggunaan metode belajar di kelas serta kurang adanya
motivasi belajar dari dalam diri siswa masing-masing. Metode belajar yang
digunakan untuk mengajarkan mata pelajaran ekonomi materi akuntansi
perusahaan jasa di kelas XI SMA N 6 Tangerang Selatan ialah metode ceramah.
Hal ini menjadikan siswa tidak tertarik untuk mempelajari materi yang
disampaikan oleh guru di kelas. Selain itu, pengerjaan latihan yang dilepas secara
mandiri 100%, menjadikan siswa di kelas XI IPS merasa kesulitan. Karena
memang materi akuntansi perusahaan jasa tak ubahnya belajar matematika siswa
tidak bisa dilepas 100%, melainkan harus dibimbing dan diarahkan.
Selain itu, salah satu hambatan dalam pelajaran ekonomi di sana adalah
kurang tertariknya siswa pada pelajaran ekonomi itu sendiri, terutama pada materi
akuntansi perusahaan jasa. Banyak siswa yang mengalami kesulitan bila
menghadapi soal-soal akuntansi. Bahkan dalam mengerjakan soal persamaan
dasar yang merupakan basic dari akuntansi itu sendiri, siswa kurang mampu
mengerjakannya. Hal ini mengakibatkan prestasi belajar ekonomi di kelas XI
sangat rendah. Suatu kesalahan yang sering terjadi adalah guru kurang
4
B. Identifikasi Masalah
Penelitian ini terkait dengan penerapan metode permainan tradisional
bebentengan dalam peningkatan hasil belajar siswa pada materi akuntansi
6
C. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas, maka perlu kiranya peneliti membatasi
permasalahan agar mempermudah penelitian dan berjalan lebih terarah. Peneliti
membatasi masalah pada metode pembelajaran yang diterapkan di dalam kelas.
Dan pada penelitian ini peneliti memilih penerapan metode permainan tradisional
bebentengan yang diyakini dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas.
D. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut, apakah
penerapan metode permainan tradisional bebentengan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi akuntansi perusahaan jasa di kelas XI IPS 3 SMA
Negeri 6 Tangerang Selatan ?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah, untuk mengetahui apakah penerapan
metode permainan tradisional bebentengan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada materi akuntansi perusahaan jasa di kelas XI IPS 3 SMA Negeri 6
Tangerang Selatan.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian yang peneliti lakukan dibagi menjadi dua, yaitu
manfaat praktis dan teoritis.
1. Manfaat Praktis :
7
a. Siswa
Hasil penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas dalam
mata pelajaran ekonomi materi akuntansi perusahaan jasa.
b. Guru
Hasil penelitian ini dapat meningkatkan kinerja guru dalam menyampaikan
materi ajar di kelas. hal ini dikarenakan metode permainan tradisional
bebentengan mampu meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa di kelas.
Selain itu, metode juga bisa dijadikan sebagai salah satu alternatif metode
pembelajaran ekonomi di kelas XI yang dapat diterapkan untuk
meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa.
c. Kepala Sekolah
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk kepala sekolah
agar mampu mengelola guru dengan sangat baik. Melalui penelitian ini,
kepala sekolah dapat mengetahui bahwa guru telah melaksanakan penelitian
terkait dengan metode pembelajaran di sekolah, sehingga proses serta hasil
kegiatan belajar mengajar optimal.
2. Manfaat Teoritis
Menjadi salah satu referensi metode pembelajaran yang dapat diterapkan di
sekolah dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa di kelas. Baik untuk mata
pelajaran hitung-hitungan maupun mata pelajaran bahasa dan eksak, khususnya
ekonomi.
BAB II
A. Kajian Teori
1. Metode Belajar
a. Pengertian dan Definisi Metode Menurut Ahli
Metode menurut asal usul katanya, berasal dari kata „met‟ dan „hodes‟.
Menurut asal usul bahasanya, metode berasal dari Bahasa Yunani, yaitu
„Methodos‟. Methodos mengandung arti cara dan jalan yang ditempuh.
Sedangkan menurut istilah, metode merupakan jalan serta cara yang harus
ditempuh dalam rangka mencapai suatu tujuan. Selain itu, sehubungan dengan
upaya ilmiah, metode merupakan cara kerja yang digunakan untuk memahami
objek dari suatu ilmu yang bersangkutan. Sehingga dapat disimpulkan, metode
memiliki dua hal yang sangat penting dan mendasar, yaitu cara melakukan sesuatu
serta rencana pelaksanaan sebuah cara.1
Adapun pengertian dan definisi metode menurut para ahli antara
lain :
1) Rothwel dan Khazanas
Metode adalah cara, pendekatan, atau proses untuk menyampaikan
informasi.
2) Titus
Metode adalah rangkaian cara dan langkah yang tertib dan terpola untuk
menegaskan bidang keilmuan.
3) Macquarie
Metode adalah suatu cara melakukan sesuatu, terutama yang
berkenaan dengan rencana tertentu.
4) Wiradi
Metode adalah seperangkat langkah (apa yang harus dikerjakan) yang
tersusun secara sistematis (urutannya logis).
5) Drs. Agus M. Hardjana
Metode adalah cara yang sudah dipikirkan masak-masak dan
dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah tertentu guna
mencapai tujuan yang hendak dicapai.
1
, Arti Kata Metode, (http://artikata.com/arti-340805-Metode.html), diakses tanggal 13
Agustus 2014 jam 15.05.
8
9
6) Almadk
Metode adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan,
pengesahan dan penjelasan kebenaran.
7) Ostle
Metode adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu
interelasi.
8) Hebert Bisno
Metode adalah teknik-teknik yang digeneralisasikan dengan baik agar
dapat diterima atau digunakan secara sama dalam satu disiplin,
praktek, atau bidang disiplin dan praktek.
9) Max Siporin
Metode adalah sebuah orientasi aktifitas yang mengarah kepada
persyaratan tugas-tugas dan tujuan-tujuan nyata.
10) Rosdy Ruslan
Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara
kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian,
sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggung
jawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya.
11) Kamus Bahasa Indonesia
Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yg ditentukan.
12) Arti Kata
Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki.2
2
Ibid.
3
Sutirman, Media & Model-model Pembelajaran Inovatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu,2013), h. 21.
4
Pupuh F. dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum
dan Konsep Islami, (Bandung: PT. Refika Aditama,2007), h. 15.
10
menyapaikan materi ajar yang harus dikuasai oleh siswa. Dan ternyata, dalam
proses penyampaian materi tersebut, guru sangat membutuhkan sebuah metode.
Hal ini dikarenakan metode dapat mempercepat tercapainya tujuan dari sebuah
proses pembelajaran.
Namun bukan hanya sekedar menerapkan metode apa saja di dalam
pelaksanaan proses pembelajaran. Guru juga harus memahami materi ajar, tujuan
dari proses pembelajaran, karakteristik siswa, serta karakteristik metode itu
sendiri. Hal ini diperlukan, agar guru mampu menerapkan metode yang tepat dan
sesuai dengan kondisi serta tujuan yang akan dicapai. Bagi seorang guru,
menguasai metode mengajar merupakan sebuah kewajiban, sebab seorang guru
tidak akan dapat mengajar dengan baik apabila ia tidak menguasai metode secara
tepat.5
5
Ibid.
11
Peran guru menjadi sangat sulit diterapkan, apabila guru tersebut tidak
memiliki kompetensi dalam menerapkan metode-metode pembelajaran yang tepat
dan sesuai dengan tujuan dan materi ajar. Oleh karena itulah, guru harus
mempelajari serta mengembangkan materi tentang metode serta teknik
pembelajaran yang berguna untuk menciptakan sebuah interaksi belajar antara
guru dan siswa.6
Menurut Sudiono, Triyono, dan Moh. Padil, metode merupakan salah satu
bagian yang tidak dapat dilepaskan dari sebuah sistem pembelajaran. Selain itu
metode juga merupakan suatu rangkaian cara yang diterapkan oleh guru di kelas,
dengan memperhatikan faktor-faktor yang ada di dalamnya demi mencapai suatu
tujuan pembelajaran.7
Secara garis besar dalam satu proses interaksi, belajar menempuh 4
(empat) fase pokok yang meliputi :
1) Fase pendahuluan
Fase yang dimaksudkan untuk menyusun dan mempersiapkan set yang
menguntungkan, menyenangkan guna pembahasan materi
pembelajaran. Dalam fase ini fasilitator dapat melakukan kaji ulang
(review) terhadap pembahasan sebelumnya dan menghubungkan
dengan pembahasan berikutnya.
2) Fase pembahasan
Fase yang dimaksudkan untuk melakukan kajian, pembahasan, dan
penelaahan terhadap materi pembelajaran. Dalam fase ini, mahasiswa
mulai dikonsentrasikan perhatiannya pada pokok materi pembahasan.
Dalam fase ini perlu dicari yang cocok dengan tujuan, sifat, materi, latar
belakang mahasiswa dan pendidik atau fasilitator sendiri.
3) Fase menghasilkan
Yaitu tahap di mana seluruh hasil pembahasan ditarik pada suatu
kesimpulan bersama berdasarkan pada pengalaman dan teori yang
mendukungnya.
4) Fase penurunan
Fase yang dimaksudkan untuk menurunkan konsentrasi mahasiswa
secara berangsur-angsur. Ketegangan perhatian mahasiswa terhadap
materi pembelajaran perlu secara bertahap diturunkan untuk memberi
isyarat bahwa proses pembelajaran akan berakhir.8
6
Sudiyono, dkk. Strategi Pembelajaran Partisipatori di Perguruan Tinggi, (Malang: UIN-Malang
Press,2006), h. 117.
7
Ibid., h. 118.
8
Ibid., h. 118-119.
12
9
, Definisi Metode Pembelajaran Menurut Para Ahli,
(http://mtk2012unindra.blogspot.com), diakses tanggal 27 Agustus 2014 jam 15.00.
10
Pupuh F. dan M. Sobry Sutikno, op. cit ., h. 55.
13
Guru juga harus mempunyai inisiatif dan jiwa kreativitas yang tinggi.
Karena tidak semua langkah-langkah metode yang akan kita terapkan, kita akan
adopsi secara keseluruhan pada saat pelaksanaannya di kelas. Kegiatan ini perlu
dilaksanakan, demi menyesuaikan dengan karakteristik materi ajar, siswa, tujuan
pembelajaran, serta sarana dan prasarana yang ada. Dan dapat disimpulkan,
metode mengajar merupakan salah satu komponen yang menjadi tolak ukur
keberhasilan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Menurut Syaiful B. Djamarah, dkk., metode memiliki kedudukan :
1. Sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM);
2. Menyiasati perbedaan individual anak didik;
3. Untuk mencapai tujuan pembelajaran.11
11
Ibid.
12
Ibid. h. 56.
14
mempengaruhi dalam penentuan metode. Sebab metode ikut pada tujuan, bukan
sebaliknya.
2) Materi pelajaran
Materi pelajaran ialah sejumlah materi yang hendak disampaikan oleh guru dalam
proses pembelajaran untuk bisa dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik.
3) Peserta didik
Peserta didik ialah orang yang melakukan proses pembelajaran atau subjek belajar
yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik minat, bakat, kebiasaan,
motivasi, situasi sosial, lingkungan keluarga, dan harapan terhadap masa
depannya.
4) Situasi
Situasi merupakan setting atau lingkungan pembelajaran yang bersifat dinamis.
Guru harus teliti dalam melihat situasi. Oleh karena itu, pada waktu tertentu guru
perlu melakukan proses pembelajaran di luar kelas atau di alam terbuka.
5) Fasilitas
Fasilitas dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar. Karena
ketiadaan fasilitas akan sangat mengganggu pemilihan metode. Seperti tidak
adanya laboratorium untuk praktek yang kurang mendukung penggunaan metode
eksperimen atau demonstrasi. Jadi, fasilitas ini sangatlah penting guna berjalannya
proses pembelajaran yang efektif.
6) Guru
Setiap orang memiliki kepribadian, performance style, kebiasaan dan pengalaman
belajar yang berbeda-beda. Kompetensi mengajar biasanya dipengaruhi pula oleh
latar belakang pendidikan. Guru yang berlatar belakang pendidikan keguruan
biasanya lebih terampil dan mampu memilih metode dan tepat dalam
menerapkannya, sedangkan guru yang latar belakang pendidikannya kurang
relevan, sekalipun tepat dalam menentukan metode, namun sering mengalami
hambatan dalam penerapannya. Jadi, untuk menjadi seorang guru pada intinya
harus memiliki jiwa yang profesional. Dengan memiliki jiwa keprofesionalan
15
dalam menyampaikan pelajaran atau dalam proses pembelajaran itu akan berhasil
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.13
Syaiful Bahri Djamarah dan Winarno Surakhmad, mengemukakan lima
macam faktor yang mempengaruhi pemilihan serta penggunaan metode mengajar,
yakni :
a) Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya.
b) Anak didik dengan berbagai tingkat kematangan atau usianya.
c) Situasi dan keadaan.
d) Fasilitas yang ada di sebuah sekolah bervariasi secara kualitas dan
kuantitasnya.
e) Kepribadian dan kompetensi guru yang berbeda-beda.14
13
Ibid., h.60-61.
14
Ibid., h.15.
15
Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara,1991), h.99.
16
16
Iwan Purwanto, “ Desain Metode Pembelajaran Melalui Permainan Anak Tradisional Sebagai
Implementasi Pendidikan Karakter,” Penelitian Individu pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Jakarta, 2013, h. 60-61, tidak dipublikasikan.
17
17
Ibid., h. 64-65.
18
Hal ini menjadikan siswa jauh lebih tertantang dan menuntut siswa agar
mau menghafal saldo normal akun-akun yang keluar dalam transaksi akuntansi
perusahaan jasa. Langkah-langkah yang peneliti rancang untuk penerapan metode
bebentengan model pertama, sebagai berikut :
a) Kelas dibagi menjadi dua kelompok besar berdasarkan absen ganjil dan
genap.
b) Siswa dipersilahkan untuk bergabung dengan teman sekelompoknya.
c) Guru memberitahu atau membacakan aturan serta langkah-langkah
permainan bebentengan, yaitu :
(a) Terdapat sepuluh soal yang akan diselesaikan.
(b) Setiap kelompok mempunyai kesempatan untuk menjawab tiga
pertanyaan wajib.
(c) Empat soal selanjutnya merupakan soal rebutan.
(d) Permainan akan dimulai oleh kelompok yang memenangkan suit di
depan kelas.
(e) Di tengah kelas, terdapat meja yang berfungsi sebagai tempat menaruh
spidol untuk empat soal rebutan di akhir permainan.
(f) Kelompok lawan memilih anggota kelompok yang mendapat giliran
maju untuk menjawab soal.
(g) Bagi perwakilan kelompok yang belum tepat mengerjakan soal di depan
kelas. Akan dijadikan sebagai tawanan kelompok lawannya.
(h) Namun dua orang siswa dari kelompok yang maju, boleh
memperbaikinya.
(i) Apabila jawaban benar, maka tawanan boleh dilepaskan dari kelompok
lawan. Dan soal dicatat sebagai hasil pengerjaan kelompok tersebut.
(j) Apabila jawaban tidak benar, maka kelompok lawan boleh
membenarkannya. Dan soal dicatat sebagai hasil pengerjaan kelompok
yang membenarkannya.
(k) Bagi kelompok yang paling banyak menyelesaikan soal di depan kelas.
Maka memiliki kesempatan untuk melepaskan satu tawanan
kelompoknya.
19
rumah, ataupun sekolah. Pada dasarnya anak-anak mengetahui tata cara atau
macam-macam jenis permainan tradisional ini dari pewarisan generasi terdahulu
yang dilakukan manusia (anak-anak) dengan tujuan mendapat kegembiraan.18
Sedangkan menurut Atik Soepandi, Skar dan kawan-kawan, yang disebut
permainan adalah perbuatan untuk menghibur hati baik yang
mempergunakan alat ataupun tidak mempergunakan alat. Sedangkan yang
dimaksud tradisional ialah segala apa yang dituturkan atau diwariskan
secara turun temurun dari orang tua atau nenek moyang. Jadi permainan
tradisional adalah segala perbuatan baik mempergunakan alat atau tidak,
yang diwariskan turun temurun dari nenek moyang, sebagai sarana hiburan
atau untuk menyenangkan hati.19
18
, Permainan Tradisional Warisan Sejarah yang Hampir Punah,
(http://www.sorgemagz.com/?p=2921), diakses tanggal 27 Agustus 2014 jam 15.04.
19
Ibid.
20
Ibid.
21
Ibid.
22
mencari hiburan dan mengisi waktu luang setelah terlepas dari aktivitas rutin
seperti bekerja mencari nafkah, sekolah, dsb. Dalam pelaksanaannya permainan
tradisional dapat memasukkan unsur-unsur permainan rakyat dan permainan anak
ke dalamnya. Bahkan mungkin juga dengan memasukkan kegiatan yang
mengandung unsur seni seperti yang lazim disebut sebagai seni tradisional.22
Permainan tradisional di sini bisa identik dengan istilah lain yang juga
lazim digunakan, yaitu olahraga tradisional. Agar suatu kegiatan dapat
dikategorikan sebagai permainan tradisional tentunya harus teridentifikasikan
unsur tradisinya yang memiliki kaitan erat dengan kebiasaan atau adat suatu
kelompok masyarakat tertentu. Di samping itu, kegiatan itupun harus kuat
mengandung unsur fisik yang secara nyata melibatkan kelompok otot besar dan
juga mengandung unsur bermain yang melandasi maksud dan tujuan dari kegiatan
itu. Maksudnya, suatu kegiatan dikatakan permainan tradisional jika kegiatan itu
masih diakui memiliki ciri tradisi tertentu, dan melibatkan otot-otot besar.23
22
Ibid.
23
Ibid.
23
7) Aspek ekologis
Memahami pemanfaatan elemen-elemen alam sekitar secara bijaksana.
8) Aspek nilai-nilai/moral
Menghayati nilai-nilai moral yang diwariskan dari generasi terdahulu
kepada generasi selanjutnya.24
24
Ibid.
25
Ibid.
26
Ibid.
24
Inti dari permainan ini adalah menyerang dan mengambil alih benteng dari
lawan.”27
Dalam bermain permainan bebentengan, yang paling dibutuhkan ialah
tempat atau perkarangan yang cukup luas. Perkarangan digunakan untuk berlari-
lari oleh anak-anak. Waktu dalam bermain permainan tradisional bebentengan
bebas, boleh siang atau malam hari. Yang terpenting ialah penerangan yang
cukup.28
Permainan tradisional bebentengan biasa dimainkan oleh dua kelompok.
Masing-masing kelompok terdiri dari 4 sampai 8 orang, bahkan lebih. Kedua
kelompok akan memilih suatu tempat yang dijadikan sebagai markas. Markas
biasanya sebuah tiang, batu, atau pilar, yang disebut sebagai benteng. Permainan
tradisional bebentengan sangat bagus dimainkan oleh anak-anak. Karena dengan
bermain bebentengan, sama saja anak berolahraga.29
27
Sri Mulyani, 45 Permainan Tradisional Anak Indonesia, (Yogyakarta: Langensari Publishing,
2013), h. 22.
28
Ibid.
29
Ibid., h. 23.
30
, Permainan Tradisional Warisan Sejarah yang Hampir Punah,
(http://www.sorgemagz.com/?p=2921), diakses tanggal 27 Agustus 2014 jam 15.04.
25
31
Ibid.
32
Ibid.
26
1. Permainan bebentengan
Pemain bebentengan yang keluar dari basecamp dianggap menyerbu
terlebih dahulu. Pemain ini apabila dikejar oleh musuh dan tersentuh oleh tangan
musuh dianggap tertangkap. Pemain yang tertangkap di tempatkan tawanan
(tempat yang sudah ditentukan sebelum pertandingan dimulai, biasanya 2 meter
sebelah kanan atau kiri dari basecamp).35
33
Ibid.
34
Ibid.
35
, Permainan Bentengan, (http://wisnujadmika.wordpress.com), diakses tanggal 6 April
2014 jam 09.00.
27
36
Ibid.
37
Ibid.
28
38
Sri Mulyani, op.cit., h. 23.
39
Sardiman, A. M., Interaksi dan motivasi belajar mengajar, (Jakarta: PT.Raja Grafindo
Persada,2000), h.20.
29
dan meniru. Proses atau kegiatan belajar akan menghasilkan perubahan tingkah
laku yang menyeluruh, apabila seseorang belajar langsung dari pengalaman atau
mengalaminya sendiri.40
Selain definisi menurut para ahli di atas, belajar juga dapat dibedakan ke
dalam dua pandangan, pandangan luas dan sempit. Belajar dalam pengertian luas
dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik dalam mencapai keutuhan
perkembangan pribadi seorang anak. Sedangkan menurut arti sempit, belajar
merupakan upaya penguasaan materi ajar menuju terbentuknya kepribadian yang
seutuhnya.41
Pengertian belajar dalam arti sempit, biasa dilakukan oleh para guru di
kelas. Dimana guru mencoba memberikan materi ajar atau ilmu pengetahuan
sebanyak mungkin dan siswa berusaha untuk menerima pelajaran dengan sebaik-
baiknya. Berdasarkan pengertian belajar secara sempit, guru hanyalah berperan
sebagai pengajar, bukan pendidik. Kemudian masyarakat akan beranggapan
bahwa belajar ialah menghafal. Dan pengertian belajar dalam arti sempit ini dapat
dibuktikan melalui kegiatan yang siswa lakukan menjelang ujian, yaitu
menghafal. 42
Selain itu, belajar juga dapat diartikan sebagai kegiatan untuk berubah.
Bukan hanya berubah dari sudut wawasan dan keilmuannya saja, melainkan juga
dari beberapa sudut lainnya. Seperti kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian,
harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri. Dan dapat disimpulkan, bahwa
belajar akan selalu menghasilkan perubahan bagi orang-orang yang melakukan
proses pembelajaran.43
Terkait dengan pengertian belajar dalam arti sempit, terdapat beberapa
teori belajar yang berfokus pada unsur kognitif saja. Apabila dijabarkan, unsur-
unsur kognitif dibedakan menjadi penataan fakta, konsep, dan prinsip yang
membentuk menjadi suatu kesatuan yang bermakna bagi peserta didik. Dan
ternyata, teori belajar yang menekankan pada unsur kognitif, selama ini di
40
Ibid.
41
Ibid., h. 20-21.
42
Ibid., h. 21.
43
Ibid.
30
kehidupan nyata dapat diterima. Dengan beberapa syarat tentunya, yaitu dapat
mempengaruhi perkembangan afeksi seseorang.44
Pada akhirnya konsep ini melahirkan teori belajar yang bertumpu pada
konsep pembentukan super ego. Konsep super ego merupakan konsep belajar
yang dalam prosesnya, belajar harus melalui kegiatan menirukan. Selain itu,
belajar juga melalui proses interaksi antar pribadi seseorang dengan pihak lain,
misalnya seorang tokoh (super ego, menyangkut dimensi sosial). Yang perlu
ditegaskan adalah siapa pun yang menjadi figur untuk ditiru, si peniru akan
mendapatkan pengalaman yang berguna bagi dirinya sendiri.45
Semakin banyak seorang anak belajar melalui kegiatan peniruan terhadap
tokoh, semakin banyak pula pengalaman yang diperolehnya. Sesuai dengan
konsep super-ego, maka pengalaman yang diperoleh si subjek didik, akan banyak
menyangkut segi moral.46
Hal ini sesuai dengan penegasan Brend bahwa struktur kepribadian
individu manusia itu terdiri dari tiga komponen yang dinamakan: id, ego,
dan super ego.
1) Id lebih menekankan pemenuhan nafsu,
2) super ego lebih bersifat sosial dan moral,
3) ego akan menjembatani antara keduanya, terutama kalau berkembang
menghadapi lingkungannya, atau dalam aktivitas belajar.47
Menurut konsep belajar super ego, ketika seseorang belajar maka orang
tersebut dapat membina moralitas dirinya sendiri. Hal ini dapat diperoleh melalui
interaksi dengan pribadi-pribadi manusia yang lain.48
Belajar boleh dikatakan sebagai suatu proses interaksi antara diri manusia
(id-ego-super ego) dengan lingkungannya. Lingkungan tersebut dapat berwujud
pribadi, fakta, konsep, ataupun teori. Menurut Sadirman dalam bukunya, “ proses
interaksi adalah :
a) proses internalisasi dari sesuatu ke dalam diri yang belajar.
b) dilakukan secara aktif, dengan segenap panca indera ikut berperan.”49
44
Ibid.
45
Ibid., h. 22.
46
Ibid.
47
Ibid.
48
Ibid.
31
49
Ibid.
50
Ibid., h. 22-23.
51
Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,1994), h.27-28.
32
55
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Op.cit.,h. 5-6.
56
Ibid.
34
Diantara ketiga ranah di atas, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai
oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam
menguasai isi bahan pengajaran.63
Namun, pada perubahan kurikulum sekarang ini. Di mana kurikulum
tingkat satuan pendidikan atau KTSP diubah menjadi kurikulum 2013. Penilaian
afektif dan psikomotorik tidak kalah penting dengan penilaian kognitif itu sendiri.
b. Fungsi Jurnal
1) Fungsi mencatat
Jurnal digunakan untuk mencatat transaksi berdasarkan bukti transaksi.
2) Fungsi historis
Jurnal dicatat secara kronologis berdasarkan tanggal terjadi transaksi.
3) Fungsi analisis
Jurnal digunakan untuk mencatat hasil analisis bukti transaksi sehingga
jelas letak debit atau kredit dari akun yang terpengaruh.
4) Fungsi instruktif
Perintah untuk mendebit atau mengkredit akun yang terpengaruh
beserta jumlahnya.
5) Fungai informatif
Memberikan informasi mengenai transaksi yang terjadi.65
62
Ibid., h. 23.
63
Ibid.
64
Chumaditus Sa‟dyah dan Dadang Argo P., Ekonomi 2 Kelas XI SMA dan MA,(Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan, 2009), h. 277.
65
Agung Feryanto, Buku Panduan Pendidik Ekonomi untuk SMA dan MA, (Klaten: PT. Intan
Pariwara, 2009), h. 196.
36
c. Bentuk Jurnal
Keterangan:
1) Diisi tahun, bulan, serta tanggal transaksi. Untuk tahun cukup ditulis
sekali saja tiap halaman judul, kecuali ada pergantian tahun. Sama
halnya dengan bulan.
2) Diisi nomor bukti transaksi.
3) Diisi oleh akun yang akan didebet dan dikredit. Aturan untuk penulisan
akun yang didebet di mulai dari kiri, dan akun kredit ditulis di
bawahnya sedikit ke kanan.
4) Kolom referensi diisi dengan kode akun yang angkanya sudah
dipindahkan ke buku besar.
5) Diisi nilai nominal akun yang didebet.
6) Diisi nilai nominal akun yang dikredit
7) Penambahan keterangan singkat mengenai transaksi (tidak mutlak
ada)66
66
Ibid.
67
, Cara Membuat Jurnal Umum, (http://wwwbelajarakuntansi-accounting.blogspot.com),
diakses tanggal 22 Agustus 2014 jam 08.39.
37
68
Chumaditus Sa‟dyah dan Dadang Argo P., Op.Cit., h. 278.
69
Iwan Purwanto, “ Desain Metode Pembelajaran Melalui Permainan Anak Tradisional Sebagai
Implementasi Pendidikan Karakter,” Penelitian Individu pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Jakarta, 2013, tidak dipublikasikan.
70
, Membangun Karakter Anak Melalui Permainan Anak Tradisional,
(http://pasca.undiksha.ac.id), diakses tanggal 27 Februari 2014 jam 21.02
71
, Permainan Tradisional Jawa Gerak dan Lagu Untuk Menstimulasi Keterampilan Sosial
Anak Usia Dini, (http://staff.uny.ac.id), diakses tanggal 27 Februari 2014 jam 21.42.
38
C. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori, maka hipotesis yang digunakan adalah metode
permainan tradisional bebentengan dapat meningkatkan hasil belajar siswa di
kelas XI IPS 3 pada mata pelajaran ekonomi bab akuntansi perusahaan jasa,
materi jurnal umum.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
B. Metode Penelitian
Menurut Sugiyono dalam bukunya “ metode penelitian merupakan cara
ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,
dikembangkan, dan dibuktikannya suatu pengetahuan tertentu sehingga pada
gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi
masalah yang ada dalam sebuah penelitian.”1
Metode penelitian dapat dibedakan serta diklasifikasikan berdasarkan
tujuan dan tingkat kealamiahan obyek yang diteliti. Berdasarkan tingkat
kealamiahan metode penelitian dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu metode
eksperimen, survei, dan naturalistik.2
Metode penelitian eksperimen ialah metode penelitian yang bertujuan
untuk mencari pengaruh yang timbul akibat dari treatment dan perlakuan tertentu.
Oleh karenanya metode penelitian eksperimen sering dianggap tidak alami atau
natural. Sebuah metode penelitian yang bersifat natural biasanya digunakan untuk
meneliti sebuah penelitian yang mengambil tempat alamiah, serta peneliti tidak
memberikan perlakuan atau tratment tertentu. Dalam metode penelitian
naturalistik peneliti mengumpulkan data bersifat emic atau berdasarkan
pandangan dari sumber data, bukan pandangan peneliti sendiri.3
Sedangkan metode penelitian survei merupakan metode penelitian yang
biasanya digunakan untuk mendapatkan data dari tempat yang bersifat alamiah
bukan buatan. Namun peneliti masih memberikan perlakuan dalam pengumpulan
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:Alfabeta, 2012), h. 6
2
Ibid., h. 9
3
Ibid., h. 11-12
40
41
4
Ibid., h. 12
5
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, ( Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007), h. 212.
42
Keterangan:
E1 : Kelas eksperimen
T1 : Nilai prestest kelas eksperimen (sebelum diberi perlakuan dengan
metode permainan tradisional bebentengan)
X : Variabel bebas atau perlakuan dengan menggunakan metode
permainan tradisional bebentengan
Ta : Nilai posttest kelas eksperimen (sesudah diberi perlakuan dengan
metode permainan tradisional bebentengan)
Populasi yang digunakan dalam penelitian yang saya lakukan ialah kelas
XI IPS SMA N 6 Tangerang Selatan, yang terdiri dari kelas XI IPS 1, XI IPS 2,
XI IPS 3, XI IPS 4, XI IPS 5. Sedangkan sampel yang dijadikan obyek dalam
penelitian ini ialah kelas XI IPS 3.
Sampel diambil dengan menggunakan teknik sampling atau teknik
pengambilan sampel sampling purposive. Hal ini dikarenakan sampling purposive
ialah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dikarenakan pada
penelitian ini peneliti membutuhkan kelas yang memiliki masalah dalam hasil
belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi. Dan setelah dilakukan penelitian
6
Sugiyono., op.cit., h. 117.
7
Ibid., h. 118.
43
serta observasi di kelas XI IPS 3, dari 35 siswa terdapat 22 orang siswa yang
masih memiliki nilai di bawah KKM, yaitu 75. Hal ini menunjukkan tingkat
kemampuan siswa rendah, dimana hanya 37 % siswa yang mampu memiliki nilai
di atas KKM. Dan dapat disimpulkan, kelas XI IPS 3 merupakan kelompok kelas
memiliki tingkat hasil belajar yang cukup rendah.
8
Ibid., h. 308.
44
2. Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang memiliki
ciri lebih spesifik dibandingkan dengan kedua teknik pengumpulan data lain,
seperti wawancara dan kuesioner. Ketika wawancara dan kuesioner selalu
berkomunikasi dan berhubungan dengan orang lain. Observasi berbeda, teknik
45
pengumpulan data observasi tidak terbatas pada orang, melainkan juga pada
objek-objek alam yang lainnya.9
Selain itu, observasi biasanya digunakan untuk penelitian yang berkenaan
dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden
yang diamati tidak terlalu besar.10
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
observasi, untuk mencatat serta mengingat pengamatan yang peneliti lakukan di
kelas XI IPS 3. Selain itu, peneliti juga terlibat dalam kegiatan pembelajaran
sebagai guru yang mengajar materi di kelas XI IPS 3. Dan dapat disimpulkan,
bahwa peneliti melakukan kegiatan observasi berperanserta atau participant
observation.
Berikut ini merupakan kisi-kisi pedoman observasi yang peneliti gunakan
untuk mengamati respon siswa terhadap penelitian yang peneliti lakukan di kelas
XI IPS 3, sebagai berikut :
Tabel 3.3 Kisi-kisi Pedoman Observasi Siswa
Aspek
No Kegiatan Penilaian Skor Ket
1 2 3 4
1 Kegiatan awal
a. Siswa duduk dengan rapih dan siap
menerima materi ajar yang akan
guru sampaikan.
b. Siswa mendengarkan serta
memperhatikan nasihat dan
motivasi yang diberikan oleh guru.
c. Siswa mendengarkan penyampaian
guru terkait dengan materi,
indikator, serta tujuan yang ingin
dicapai.
2 Kegiatan inti
Eksplorasi
a. Siswa menjawab pertanyaan guru
terkait dengan pengetahuan tentang
9
Sugiyono, op.cit., h. 203.
10
Ibid.
46
permainan bebentengan.
b. Siswa menyambut dengan baik
ketika guru memberitahu bahwa
proses pembelajaran berlangsung
dengan metode bebentengan.
Elaborasi
a. Siswa membagi kelas menjadi dua
kelompok sesuai dengan arahan
guru.
b. Siswa bergabung dengan teman
sekelompoknya.
c. Siswa mendengarkan aturan serta
langkah-langkah permainan
bebentengan.
d. Siswa memilih salah satu teman
sekelompok untuk suit di depan
e. Siswa mendengarkan soal yang guru
bacakan
f. Siswa Antusias dalam memilih
teman dari kelompok lawan untuk
mengerjakan soal yang dibacakan
guru.
g. Siswa berdiskusi dengan teman
sekelompok untuk membicarakan
strategi permainan.
h. Siswa berdiskusi dalam menjawab
pertanyaan yang dibacakan oleh
guru.
i. Siswa yang tidak bisa menjawab
pertanyaan, mau dijadikan tawanan
di depan kelas.
j. Siswa bersama-sama dengan guru
menghitung jumlah tawanan dari
setiap kelompok
k. Kelompok pemenang berdiskusi
untuk melepaskan satu tawanan
Konfirmasi
a. Siswa bersama-sama guru
menentukan kelompok pemenang
permainan bebentengan
b. Perwakilan kelompok
mengumpulkan daftar nama anggota
kelompok masing-masing.
47
3 Kegiatan Akhir
a. Siswa bersama-sama guru
melakukan refleksi terhadap proses
pembelajaran yang berlangsung.
3. Angket
Angket atau kuesioner merupakan salah satu teknik pengumpulan data
yang paling sering digunakan oleh para peneliti. Beberapa orang berpendapat,
bahwa teknik pengumpulan data angket jauh lebih mudah apabila dibandingkan
dengan teknik pengumpulan data lainnya. Selain mudah dalam segi pengumpulan
datanya, teknik pengumpulan data angket juga mudah dalam menganalisis data
setelah data diperoleh.
Menurut Sugiyono, “ Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner juga merupakan teknik
pengumpulan data yang efektif bila peneliti tahu apa yang diharapkan dari
responden penelitian.”11
Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data angket untuk
mengumpulkan respon responden penelitian terhadap treatment atau perlakuan
yang peneliti lakukan di kelas XI IPS 3. Peneliti membuat kuesioner dengan tipe
pertanyaan terbuka.
Berikut ini merupakan kisi-kisi pedoman angket yang peneliti gunakan
untuk mengamati respon siswa terhadap penelitian yang peneliti lakukan di kelas
XI IPS 3, sebagai berikut :
Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket
No Indikator Keterangan
1 Pola pikir siswa terhadap pelajaran ekonomi
Angket dengan
2 Bisa atau tidaknya mengikuti pelajaran ekonomi tipe jawaban
Kesukaan terhadap penerapan metode bebentengan di terbuka.
3
kelas
11
Ibid., h. 199.
48
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar
ekonomi siswa kelas XI IPS. Tes hasil belajar yaitu tes yang digunakan untuk
mengukur pemahaman para siswa mengenai materi jurnal umum berupa pretest
dan postest. Tes hasil belajar ekonomi diberikan sebelum dan setelah seluruh
siswa mempelajari materi jurnal umum dengan metode pembelajaran Permainan
Tradisional Bebentengan.
49
F. Kalibrasi Instrumen
Sebelum diberikan kepada sampel penelitian, soal terlebih dahulu
diujicobakan pada para siswa kelas XI IPS 4 SMA N 6 Tangerang Selatan. Uji
coba ini bertujuan untuk mengetahui apakah soal tersebut memenuhi persyaratan
seperti validitas dan reliabilitas.
1. Uji Validitas
Menurut Syofian Siregar “ validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin
diukur (valid measureif it succesfully measure the phenomenon).”12 Ketika
seseorang ingin mengukur panjang gambar yang ada dalam buku, maka alat yang
digunakannya ialah penggaris. Ketika seseorang ingin mengukur berat badan,
maka alat ukur yang digunakan ialah timbangan berat badan. Mengapa?, hal ini
dikarenakan penggaris dan timbangan berat badan merupakan alat yang valid
untuk mengukur panjang gambar yang ada di dalam buku dan berat badan
seseorang.13
Pengujian validitas yang digunakan dalam instrumen ini adalah validitas
isi dan validitas konstruk. Validitas isi mampu menunjukkan kemampuan suatu
instrumen untuk mengukur isi yang harus diukurnya. Sedangkan validitas konstuk
berusaha menunjukkan kemampuan alat ukur untuk mengukur kerangka dari
konsep yang diukurnya.14 Pengujian validitas isi menggunakan rumus Korelasi
Point Biserial, sebagai berikut :
𝑝
√
𝑞
Keterangan :
= Koefisien korelasi biserial (rpbi).
= Rata-rata subjek yang menjawab benar bagi item yang dicari
validitasnya.
= Rata-rata skor total.
= Standar deviasi dari skor total.
p = Proporsi siswa yang menjawab benar.
12
Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan Manual dan
Aplikasi SPSS Versi 17, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), h. 162.
13
Ibid.
14
Ibid., h. 163.
50
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menurut Syofian Siregar ialah “alat untuk mengetahui sejauh
mana hasil pengukuran tetap konsisten ketika dilakukan pengukuran lebih dari
sekali.”16 Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, “reliabilitas erat kaitannya
dengan masalah ketetapan hasil tes.”17 Pengujian reliabilitas untuk instrumen
dicari dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:
∑
𝑟 [ ][ ]
Keterangan:
n = Jumlah sampel
X = Nilai skor yang dipilih
= Varians total
∑ = Jumlah varians butir
K = Jumlah butir pertanyaan
𝑟 = Koefisien reliabilitas instrumen18
15
Kasmadi dan Nia Siti Sunariah, Panduan Modern Penelitian Kuantitatif, (Bandung : CV.
Alfabeta, 2014), h. 157.
16
Syofian Siregar, op.cit., h. 173.
17
Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 100.
18
Syofian Siregar, op.cit., h. 176.
19
Ibid., h. 175.
20
, Kriteria Reliabilitas, (http://www.pusattesis.com/uji-reliabilitas/), diakses tanggal 14
Agustus 2014 Jam 13.06.
51
b. Uji Homogenitas Hasil Pretes dan Postes Kedua Sampel dengan Uji
Fishers
Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Fhiser, dengan
rumus:
Keterangan:
𝐹 = Homogenitas
= varian besar
= varian kecil
4. Analisis Data
a. Data kuantitatif (Hasil Belajar)
Setelah diketahui homogenitas kelompok sampel, langkah analisis data
dalam penelitian ini adalah uji hipotesis dengan perhitungan statistik Uji Beda
Rata-Rata (Uji t) dan juga uji N-gain. Rumus uji t, sebagai berikut :23
̅̅̅
𝑡
̅
dimana :
∑
̅ =𝑥
̅̅̅̅ ̅̅̅̅
𝑥
̅
√𝑛
Keterangan :
D = pasangan skor 𝑋 𝑋
̅ = rata-rata D
22
Budi Susetyo, Statistika untuk Analisis Data Penelitian, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2010),
h. 160.
23
Ibid., h. 208.
53
daripada t tabel maka H𝑜 ditolak dan Ha diterima. Begitu pula sebaliknya, Jika t
hitung lebih kecil daripada t tabel maka H𝑜 diterima dan Ha ditolak.
Atau dengan rumus N-Gain, gain adalah selisih antara nilai pretes dan
postes, gain menunjukkan tingkat pemahaman, atau penguasaa konsep siswa
setelah pembelajaran dilakukan guru. Uji gain digunakan untuk menghindari bias
pada penelitian dengan menggunakan rumus:
b) Data kualitatif
Data yang telah dikumpulkan melalui teknik pengumpulan data observasi
siswa dan angket dengan pertanyaan terbuka, dianalisis, disimpulkan, serta
dideskripsikan.
5. Hipotesis Statistik
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. 𝐻𝑜 = µ1 = µ2 : Tidak ada perbedaan rata-rata nilai hasil belajar pretes
dengan postes setelah menerapkan metode permainan tradisional
bebentengan di kelas XI IPS 3 SMA N 6 Tangerang Selatan.
2. 𝐻a = µ1 ≠ µ2 : Ada perbedaan rata-rata nilai hasil belajar pretes dengan
postes setelah menerapkan metode permainan tradisional bebentengan di
kelas XI IPS 3 SMA N 6 Tangerang Selatan.
24
Amenah. HM., “ Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Penerapan Metode Problem Solving
Pada Siswa Kelas VIII di MTS Al-Hidayah Rawadenok Depok “, Skripsi pada UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta: 2013, h. 33, tidak dipublikasikan.
54
Keterangan:
𝐻𝑜 = Hipotesis Nol
𝐻a = Hipotesis Alternatif
µ1 = Rata-rata nilai pretes kelas XI IPS 3 SMA N 6 Tangerang Selatan
µ2 = Rata-rata nilai postes kelas XI IPS 3 SMA N 6 Tangerang Selatan
BAB IV
A. Profil Sekolah
1. Tujuan Pendidikan Menengah
Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta ketrampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Tujuan pendidikan sekolah meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang
luhur, cerdas, terampil, kuat kepribadian serta dapat membangun diri sendiri dan
bangsa.
Menghasilkan lulusan yang memiliki integritas, berwawasan dan bermoral
serta mampu bersaing dengan dunia global, serta memiliki kepribadian berakhlak
mulia, berketrampilan untuk hidup mandiri dan melanjutkan pendidikan kejenjang
yang lebih tinggi.
55
56
Sejarah dan Penjasorkes. Juga masih adanya guru yang kurang memiliki
kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh seorang guru, baik pada kompetensi
Sosial, Kepribadian, Pedagogik maupun Profesional.
Jumlah peserta didik pada tahun pelajaran 2012/2013 seluruhnya
berjumlah 1.080 orang. Adanya peserta didik yang mutasi keluar atau masuk,
jumlah peserta didik menjelang akhir tahun pelajaran menjadi 1108 orang. Peserta
didik yang duduk di kelas XII, yaitu yang akan mengikuti Ujian Nasional 358
orang. Di tahun pelajaran 2013/2014 diperkirakan jumlah peserta didik tidak jauh
berbeda dengan tahun pelajaran sebelumnya.
Persebaran jumlah peserta didik di kelas X ada sebanyak 10 rombongan
belajar dengan komposisi 5 rombel MIA (Matematika dan Ilmu Alam) dan 5
rombel IIS (Ilmu-Ilmu Sosial), kelas XI sebanyak 10 rombongan belajar dengan
komposisi 5 rombel program IPA dan 5 rombel program IPS dan di kelas XII
sebanyak 9 rombongan belajar dengan komposisi 5 rombel program IPA dan 4
rombel program IPS, ditambah 1 kelas Akselerasi.
Sekitar separuh dari peserta didik (50%) berasal dari wilayah Kec.
Pamulang sedangkan sisanya tersebar dari wilayah sekitar Pamulang yaitu
Ciputat, Serpong, Cisauk, Pondok Aren, dan lain-lain. Adanya peserta didik yang
tidak naik kelas atau putus sekolah terutama disebabkan karena masih kurangnya
kesadaran orang tua dan peserta didik tentang arti pentingnya pendidikan. Untuk
peserta didik yang mengalami masalah ekonomi, sekolah telah mengupayakan
berbagai bantuan dari berbagai pihak. Pada tahun pelajaran 2012/2013 lebih dari
50 peserta didik mendapatkan bantuan biaya yang berupa bea siswa peserta didik.
Keadaan orang tua peserta didik sebagian besar (49%) memiliki mata pencaharian
sebagai Pedagang. Sebagian orang tua peserta didik (18%) sebagai PNS dan atau
TNI/POLRI, dan hanya beberapa orang tua (5%) sebagai pensiunan, sisanya
(20%) pegawai swasta.
Kerja sama dengan orang tua peserta didik dilaksanakan melalui Komite
Sekolah. Ada lima peran orang tua dalam pengembangan sekolah, yaitu sebagai:
1) Donatur dalam menunjang kegiatan dan sarana sekolah, namun belum
berjalan optimal mengingat kondisi ekonominya.
61
b. Kondisi Ideal
Berdasarkan kondisi riil yang diuraikan di atas, SMA Negeri 6 Kota
Tangerang Selatan sudah mendekati ideal, dari tahun ke-tahun selalu ada
pembenahan/penambahan sarana prasarana, diantaranya di tahun pelajaran
2012/2013 sudah ditambah 1 lab IPA, 1 lab bahasa, 18 wastafel di depan masing-
masing kelas lantai bawah, 12 LCD yang 10 diantaranya sudah terpasang di
beberapa kelas, 18 CCTV yang terpasang di kelas, juga terbangunnya masjid
sekolah hasil swadana warga sekolah meskipun baru lantai bawah. Tetapi tentu ini
akan lebih ideal lagi jika pembenahan diadakan secara berkelanjutan, diantaranya
adanya penambahan fasilitas sebagai berikut:
62
belajar mengajar dengan berbagai metode ajar yang sangat inovatif. Walaupun
semua guru di atas, sudah mulai sering menggunakan infokus dan LCD, namun
pemilihan metode yang digunakan tetap masih cenderung ke arah konvensional.
Dalam masalah administrasi, tenaga kependidikan yang ada di SMA N 6
Tangerang Selatan walaupun baru satu orang yang PNS. Namun, mereka semua
sudah ahli dalam mengurus semua keperluan administrasi sekolah. Selain itu,
SMA N 6 Tangerang Selatan berkembang dengan sangat baik dikarenakan adanya
wakil kepala sekolah di bidang kurikulum yang sangat tegas. Beliau bernama ibu
Dra. Hj. Sri Diani C, M.Pd, beliau merupakan seorang ibu yang tegas dan tak
takut dibenci dengan teman kerja lainnya demi mewujudkan program
pembelajaran yang baik di SMA N 6 Tangerang Selatan.
Dalam masalah penengakan kedisiplinan, SMA N 6 Tangerang Selatan
juga merupakan sekolah yang tidak takut-takut mengeluarkan siswa-siswi yang
bermasalah dan tidak disiplin. Selain itu, dalam masalah kerja sama dengan pihak
luar, SMA N 6 Tangerang Selatan merupakan sekolah yang sangat terbuka bagi
siapapun yang mau mengembangkan sekolah ini.
Dan dari penjelasan profil sekolah di atas, dapat disimpulkan bahwa,
walaupun SMA N 6 Tangerang Selatan merupakan sekolah baru, namun dalam
hal kualitas, kedisiplinan, serta fasilitas. Sekolah ini sangat cukup bagus dan
memadai dalam menerapkan metode-metode pembelajaran yang sangat inovatif.
B. Analisis Data
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Hasil dari uji validitas instrumen soal yang diujikan ke kelas XI IPS 4
dengan jumlah siswa 39 orang serta 20 soal yang diujikan ialah, hasil Validitas
butir soal untuk setiap nomer ditunjukkan pada baris pearson correlation. Untuk
mengetahui soal valid atau tidak dibandingkan dengan r Tabel Product Moment.
Dengan jumlah data sebanyak 39 (N=39) dan taraf signifikan 5 % menurut r tabel.
Soal dinyatakan valid apabila r hasil perhitungan > r tabel.
64
7. 0,679 Reliabel
8. 0,681 Reliabel
9. 0,652 Reliabel
10. 0,682 Reliabel
11. 0,665 Reliabel
12. 0,682 Reliabel
13. 0,650 Reliabel
14. 0,662 Reliabel
15. 0,659 Reliabel
16. 0,680 Reliabel
17. 0,675 Reliabel
18. 0,666 Reliabel
19. 0,650 Reliabel
20. 0,652 Reliabel
Frekuensi Frek
No Interval Titik tengah Frek Relatif
absolut Kumulatif
1 15-24 19,5 2 2 5,71%
2 25-34 29,5 2 4 5,71%
3 35-44 39,5 7 11 20.00%
4 45-54 49,5 7 18 20.00%
5 55-64 59,5 10 28 28,57%
6 65-74 69,5 4 32 11,42%
7 75-84 79,5 3 35 8,57%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel di atas, nilai pada kelas interval 55-64 merupakan nilai
yang paling banyak diperoleh oleh siswa-siswi kelas XI IPS 3, dengan presentase
28,57 %. Skor rata-rata di kelas XI IPS 3 ialah 53,35 dan berada pada kelas
interval 55-64 juga. Terdapat dua kelas interval yang memiliki nilai di atas rata-
rata, yaitu kelas interval 65-74 dan 75-84. Dengan total presentase 19,99 % yang
memiliki nilai di atas rata-rata. Sedangkan untuk nilai dibawah rata-rata, terdapat
empat kelas interval, dimulai dari interval 15-24, 25-34, 35-44, dan 45-64. Total
presentase nilai di bawah rata-rata ialah 51,42 %. Dan dapat disimpulkan bahwa
setengah siswa dari kelas XI IPS 3 masih memiliki nilai di bawah rata-rata.
bahwa kelas XI IPS 3 yang terdiri dari 35 orang sisiwa memiliki nilai terendah 60,
nilai tertinggi 95, nilai rata-rata 81,7, nilai median 80,5, nilai modus 92,2, nilai
varians 4019,36, dan nilai standar deviasi 63,39.
Tabel 4.9 Data Hasil Belajar Siswa (postest)
Frekuensi Frekuensi Frekuensi
No Interval Titik tengah
Absolut Kumulatif Relatif
1 60-65 62.5 3 3 8,57%
2 66-71 68.5 1 4 2,85%
3 72-77 74.5 12 16 34,28%
4 78-83 80.5 3 19 8,57%
5 84-89 86.5 2 21 5,71%
6 90-95 92.5 14 35 40,00%
35 100%
Berdasarkan tabel di atas, nilai pada kelas interval 90-95 merupakan nilai
yang paling banyak diperoleh oleh siswa-siswi kelas XI IPS 3, dengan total
presentase 40 %. Nilai ini merupakan nilai hasil belajar setelah peneliti
menerapkan metode permainan tradisional bebentengan dalam materi jurnal
umum di kelas. Nilai rata-rata di kelas XI IPS 3 setelah diterapkannya metode
permainan tradisional bebentengan ialah 81,7 dan berada pada kelas interval 78-
83. Terdapat dua kelas interval yang memiliki nilai di atas rata-rata, yaitu kelas
interval 84-89 dan kelas interval 90-95, dengan total presentase 45,71% dan
jumlah 16 orang siswa. Sedangkan untuk nilai di bawah rata-rata, terdapat tiga
kelas interval, dimulai dari interval kelas 60-65, 66-71, dan 72-77. Total
presentase nilai di bawah rata-rata ialah 45,7%. Dan dapat disimpulkan bahwa
setengah siswa dari kelas XI IPS 3 sudah memiliki nilai di atas rata-rata.
Tabel 4.10 Data Hasil Pretest dan Postest
Data N (jumlah) Pretest Postest
Maksimal 35 75 95
Minimal 35 15 60
Jumlah 35 1755 2845
Rata-rata 35 53.35 81.7
Standar Deviasi 35 15.505 63.39
68
Berdasarkan tabel data hasil pretest dan postest kelas XI IPS 3 di atas,
dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar pada materi jurnal
umum akuntansi perusahaan jasa dengan menerapkan metode pembelajaran
permainan tradisional bebentengan di kelas XI IPS 3.
Tabel 4.11 Nilai -Gain XI IPS 3
Pretest Postest Skor postes-skor Skor ideal-skor Kriteria
No
(XI) (X2) pretes pretes N-gain
1 40 95 55 60 0.92 Tinggi
2 40 80 40 60 0.67 Sedang
3 45 80 35 55 0.64 Sedang
4 45 90 45 55 0.82 Tinggi
5 55 60 5 45 0.11 Rendah
6 75 90 15 25 0.60 Sedang
7 60 60 0 40 0.00 Rendah
8 60 85 25 40 0.63 Sedang
9 15 75 60 85 0.71 Tinggi
10 55 80 25 45 0.56 Sedang
11 70 95 25 30 0.83 Tinggi
12 60 90 30 40 0.75 Tinggi
13 40 75 35 60 0.58 Sedang
14 50 75 25 50 0.50 Sedang
15 50 75 25 50 0.50 Sedang
16 55 75 20 45 0.44 Sedang
17 35 75 40 65 0.62 Sedang
18 75 90 15 25 0.60 Sedang
19 45 75 30 55 0.55 Sedang
20 65 90 25 35 0.71 Tinggi
21 55 90 35 45 0.78 Tinggi
22 55 75 20 45 0.44 Sedang
23 40 85 45 60 0.75 Tinggi
24 25 90 65 75 0.87 Tinggi
25 45 65 20 55 0.36 Sedang
26 40 70 30 60 0.50 Sedang
27 25 90 65 75 0.87 Tinggi
28 20 75 55 80 0.69 Sedang
29 60 75 15 40 0.38 Sedang
30 70 75 5 30 0.17 Rendah
31 50 90 40 50 0.80 Tinggi
69
32 60 75 15 40 0.38 Sedang
33 75 90 15 25 0.60 Sedang
34 35 95 60 65 0.92 Tinggi
35 65 95 30 35 0.86 Tinggi
21.07524216
Berdasarkan data dari tabel di atas, rata-rata nilai gain kelas XI IPS 3 ialah
21,07. Dan dapat disimpulkan bahwa nilai gain kelas XI IPS 3 tergolong pada
kategori tinggi, dimana 21,07 > 0,7. Selain itu, terdapat 13 orang siswa yang
memiliki kategori nilai gain tinggi dengan total presentase 37,14 %. Terdapat 19
orang siswa yang memiliki kategori nilai gain sedang dengan total presentase
54,28 %. Dan terdapat 3 orang siswa yang memiliki kategori nilai gain rendah
dengan total presentase 8,57 % .
Hal ini semakin menguatkan kesimpulan yang sudah dijelaskan di atas,
bahwa terdapat peningkatan hasil belajar setelah peneliti menerapkan metode
permainan tradisional bebentengan di kelas XI IPS 3 dalam materi jurnal umum
akuntansi perusahaan jasa.
Hasil output dengan SPSS baik data pretes dan postes menunjukkan
penyebaran titik berada di sekitar garis diagonal. Oleh karena itu dapat
disimpulkan berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan rumus fisher, namun
dalam pelaksanaanya peneliti menggunakan program SPSS 17. Dan hasilnya
sebagai berikut :
72
2 Kegiatan inti
Eksplorasi
a. Siswa menjawab pertanyaan guru
terkait dengan pengetahuan tentang
permainan bebentengan. √
b. Siswa menyambut dengan baik
ketika guru memberitahu bahwa
proses pembelajaran berlangsung
dengan metode bebentengan. √
Elaborasi
a. Siswa membagi kelas menjadi dua
kelompok sesuai dengan arahan
guru. √
b. Siswa bergabung dengan teman
sekelompoknya. √
c. Siswa mendengarkan aturan serta
langkah-langkah permainan
bebentengan. √
d. Siswa memilih salah satu teman
sekelompok untuk suit di depan √
e. Siswa mendengarkan soal yang guru √
75
bacakan
f. Siswa Antusias dalam memilih
teman dari kelompok lawan untuk
mengerjakan soal yang dibacakan
guru. √
g. Siswa berdiskusi dengan teman
sekelompok untuk membicarakan
strategi permainan. √
h. Siswa berdiskusi dalam menjawab
pertanyaan yang dibacakan oleh
guru. √
i. Siswa yang tidak bisa menjawab
pertanyaan, mau dijadikan tawanan
di depan kelas. √
j. Siswa bersama-sama dengan guru
menghitung jumlah tawanan dari
setiap kelompok √
k. Kelompok pemenang berdiskusi
untuk melepaskan satu tawanan √
Konfirmasi
a. Siswa bersama-sama guru
menentukan kelompok pemenang
permainan bebentengan √
b. Perwakilan kelompok
mengumpulkan daftar nama anggota
kelompok masing-masing. √
3 Kegiatan Akhir
a. Siswa bersama-sama guru
melakukan refleksi terhadap proses
pembelajaran yang berlangsung. √
2 Kegiatan inti
Eksplorasi
a. Siswa menjawab pertanyaan guru
terkait dengan pengetahuan tentang
permainan bebentengan. √
b. Siswa menyambut dengan baik
ketika guru memberitahu bahwa
proses pembelajaran berlangsung
dengan metode bebentengan. √
Elaborasi
a. Siswa membagi kelas menjadi dua
kelompok sesuai dengan arahan
guru. √
b. Siswa bergabung dengan teman
sekelompoknya. √
c. Siswa mendengarkan aturan serta
langkah-langkah permainan
bebentengan. √
d. Siswa memilih salah satu teman
sekelompok untuk suit di depan √
e. Siswa mendengarkan soal yang guru
bacakan √
f. Siswa Antusias dalam memilih
teman dari kelompok lawan untuk
mengerjakan soal yang dibacakan
guru. √
g. Siswa berdiskusi dengan teman
sekelompok untuk membicarakan
strategi permainan. √
h. Siswa berdiskusi dalam menjawab
pertanyaan yang dibacakan oleh
guru. √
i. Siswa yang tidak bisa menjawab
pertanyaan, mau dijadikan tawanan
di depan kelas. √
77
3 Kegiatan Akhir
b. Siswa bersama-sama guru
melakukan refleksi terhadap proses
pembelajaran yang berlangsung. √
2 Apakah anda biasanya bisa mengikuti Tidak, ekonomi pelajaran yang paling
pelajaran ekonomi di kelas dan susah menurut saya apabila
mendapatkan nilai yang baik ? dibandingkan dengan pelajaran lain.
3 Apakah anda suka dengan penerapan Ya, sangat asik dan menjadi semangat
metode permainan tradisional belajar.
bebentengan di kelas ? apa alasannya
?
5 Apa saran dan kritik anda terhadap Saran saya sebaiknya diadakan lagi
penerapan metode permainan permainan-permainan di kelas, supaya
tradisional bebenengan di kelas ? tidak jenuh dengan pelajaran.
79
berpendapat jangan memberikan soal yang sulit. Padahal soal yang sulit
merupakan materi yang memang harus disampaikan.
Jawaban responden terhadap pertanyaan nomer 6 diantarannya nilai-nilai
yang dapat dimunculkan dari penerapan metode permainan tradisional
bebentengan ialah nilai gotong royong, kerjasama, ketelitian, solidaritas antar
teman, kemandirian, kekompakkan, kedisiplinan, ketepatan dan kecepatan dalam
menjawab soal, sportifitas. Namun ada juga siswa-siswi yang menjawab tidak
paham tentang nilai-nilai yang muncul dalam penerapan metode belajar
permainan tradisional bebentengan.
Jawaban responden terhadap pertanyaan nomer 7 diantarannya ialah 70 %
siswa menjawab siap dalam menerapkan metode permainan tradisional
bebentengan di kelas, namun ada beberapa siswa yang menjawab tidak mau
karena menjadi lebih pusing.
ketelitian, nilai ketangkasan, nilai gotong royong dengan sesama teman, serta nilai
kecerdasan.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Iwan Purwanto yang telah
mendesain metode permainan tradisional bebentengan yang dapat meningkatkan
motivasi belajar serta membangun karakter siswa si kelas.
Dan berdasarkan data-data yang telah peneliti kumpulkan, dimulai dari
data hasil belajar, observasi siswa, serta angket, dapat disimpulkan bahwa dengan
penerapan metode belajar permainan tradisional bebentengan, hasil belajar siswa
di kelas XI IPS 3 meningkat.
Selain itu, terdapat juga kelebihan dan kekurangan metode permainan
tradisional bebentengan. Kelebihannya ialah, metode ini mampu meningkatkan
minat serta ketertarikan siswa terhadap proses pembelajaran yang berlangsung.
Akibatnya siswa menjadi termotivasi belajar karena melakukan kegiatan belajar
mengajar dengan kegiatan bermain di kelas. Pada akhirnya siswa menjadi
semangat belajar dan paham terhadap materi ajar yang guru sampaikan di kelas.
Sedangkan kekurangan yang dimiliki oleh metode permainan tradisional
bebentengan ialah sulitnya menerapkan materi yang banyak dalam satu pertemuan
dengan metode ini. Hal ini disebabkan penyampaian yang mengandung unsur
bermain. Selain itu, pembagian dua kelompok besar juga menjadikan guru harus
perhatian penuh terhadap seluruh siswa. Hal ini dilakukan untuk tetap menjaga
konsentrasi siswa pada kegiatan belajar mengajar di kelas. Selain itu, siswa juga
sulit berdiskusi dengan teman sekelompoknya serta siswa kurang mampu
melakukan kegiatan refleksi bersama-sama dengan guru. Hal ini dikarenakan jam
pelajaran yang hanya satu jam setengah dan seringkali sudah masuk pada jam
istirahat.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uji hipotesis penelitian, ditemukan nilai t hitung 10,741 dan t
tabel 1,66757. Data ini menunjukkan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel. Oleh
karenanya, Ho ditolak, dan Ha diterima. Dan dapat disimpulkan, bahwa penerapan
metode permainan tradisional bebentengan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa di kelas XI IPS 3 SMA N 6 Tangerang Selatan. Selain itu, perhitungan nilai
gain berada pada nilai 21,07. Ini dapat disimpulkan, bahwa terdapat perubahan
nilai rata-rata pretest dan postest setelah diterapkannya metode permainan
tradisional bebentengan.
Dan secara umum, metode permainan tradisional memang lebih
menyenangkan bagi siswa. Hal ini dapat saya simpulkan pada saat menanyakan
kesan dan pesan siswa melalui angket terbuka dan pedoman observasi dalam
mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan metode permainan
tradisional bebentengan. Strategi yang saya terapkan dalam penerapan metode
permainan tradisional bebentengan di kelas juga menjadikan siswa aktif dan
paham terkait dengan materi ajar melalui metode pembelajaran yang
menyenangkan.
B. Saran
1. Bagi siswa
Diharapkan lebih meningkatkan minat dan motivasi dalam belajar ekonomi
akuntansi di kelas. Tidak berpikiran negatif dan susah terlebih dahulu terhadap
pelajaran ekonomi terutama materi akuntansi di kelas.
2. Bagi guru
Diharapkan lebih cerdas memilih metode belajar untuk diterapkan di kelas
yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Selain itu, guru juga diharapkan
83
84
lebih pintar dalam meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar di
kelas.
3. Bagi sekolah
Diharapkan lebih memfasilitasi guru dan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas dengan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Selain itu,
sekolah juga diharapkan memacu guru agar selalu kreatif dan inovatif dalam
melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas dengan menggunakan metode-
metode yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
A. M., Sardiman, Interaksi dan motivasi belajar mengajar, 2000, Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada.
Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, 2007, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
--------------------------, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, 2013,
Jakarta: Bumi Aksara
Feryanto, Agung, Buku Panduan Pendidik Ekonomi untuk SMA dan MA, 2009,
Klaten: PT. Intan Pariwara.
F., Pupuh, dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman
Konsep Umum dan Konsep Islami, 2007, Bandung: PT. Refika Aditama.
Hamalik, Oemar, Media Pendidikan, 1994, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
HM., Amenah, “ Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Penerapan Metode
Problem Solving Pada Siswa Kelas VIII di MTS Al-Hidayah Rawadenok
Depok “, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2013, tidak
dipublikasikan.
Haryanto, Pengertian Belajar Menurut Ahli,
(http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/), 2014.
Jadmika, Wisnu, Permainan Bentengan, (http://wisnujadmika.wordpress.com),
2014.
Kasmadi dan Nia Siti Sunariah, Panduan Modern Penelitian Kuantitatif, 2014,
Bandung: Cv. Alfabeta.
KBBI 3, Arti Kata Metode, (http://artikata.com/arti-340805-Metode.html), 2014.
Liyono, Heri, Cara Membuat Jurnal Umum, (http://wwwbelajarakuntansi-
accounting.blogspot.com), 2014.
Mulyani, Sri, 45 Permainan Tradisional Anak Indonesia, 2013, Yogyakarta:
Langensari Publishing.
Nur, Haerani, Membangun Karakter Anak Melalui Permainan Anak Tradisional,
(http://pasca.undiksha.ac.id), 2014.
Purwanto, Iwan, “ Desain Metode Pembelajaran Melalui Permainan Anak
Tradisional Sebagai Implementasi Pendidikan Karakter,” Penelitian
Individu pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013, Jakarta.
Pusat Tesis, Kriteria Reliabilitas, (http://www.pusattesis.com/uji-reliabilitas/),
2014.
Sabri, Alisuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, 2005, Jakarta: UIN Jakarta Press.
Sa’dyah, Chumaditus dan Dadang Argo P., Ekonomi 2 Kelas XI SMA dan MA,
2009, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan.
Seriati, Ni Nyoman dan Nur Hayati, Permainan Tradisional Jawa Gerak dan
Lagu Untuk Menstimulasi Keterampilan Sosial Anak Usia Dini,
(http://staff.uny.ac.id), 2014.
Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester, 1991,
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sorge Magazine, Permainan Tradisional, Warisan Sejarah yang Hampir Punah, ,
(http://www.sorgemagz.com/?p=2921), 2014.
Sudiyono, dkk. Strategi Pembelajaran Partisipatori di Perguruan Tinggi, 2006,
Malang: UIN-Malang Press.
85
86
LAMPIRAN 1
Kelas XI IPS 3
No
pretest (Y1) postest (Y2)
1 40 95 1600 9025
2 40 80 1600 6400
3 45 80 2025 6400
4 45 90 2025 8100
5 55 60 3025 3600
6 75 90 5625 8100
7 60 60 3600 3600
8 60 85 3600 7225
9 15 75 225 5625
10 55 80 3025 6400
11 70 95 4900 9025
12 60 90 3600 8100
13 40 75 1600 5625
14 50 75 2500 5625
15 50 75 2500 5625
16 55 75 3025 5625
17 35 75 1225 5625
18 75 90 5625 8100
19 45 75 2025 5625
20 65 90 4225 8100
21 55 90 3025 8100
22 55 75 3025 5625
88
23 40 85 1600 7225
24 25 90 625 8100
25 45 65 2025 4225
26 40 70 1600 4900
27 25 90 625 8100
28 20 75 400 5625
29 60 75 3600 5625
30 70 75 4900 5625
31 50 90 2500 8100
32 60 75 3600 5625
33 75 90 5625 8100
34 35 95 1225 9025
35 65 95 4225 9025
Σ 1755 2845 96175 234575
̅ 50.14 81.29 2747.86 6702.14
89
LAMPIRAN 2
Tabel Distribusi Frekuensi Pretest Kelas XI IPS 3
a. Deskripsi Data (Mengurutkan Nilai dari Terkecil Sampai yang Terbesar)
15 20 25 25 35 35 40
40 40 40 40 45 45 45
45 50 50 50 55 55 55
55 55 60 60 60 60 60
65 65 70 70 75 75 75
b. Mencari Rentang
R = nilai tertinggi – nilai terendah
R = Xt-Xo = 75-15= 60
0 0 0 0 0
1 15-24 2 24,5 0+2=2
2 25-34 2 34,5 0+2+2=4
3 35-44 7 44,5 0+2+2+7=11
4 45-54 7 54,5 0+2+2+7+7=18
5 55-64 10 64,5 0+2+2+7+7+10=28
6 65-74 4 74,5 0+2+2+7+7+10+4=32
7 75-84 3 84,5 0+2+2+7+7+10+4+3=35
0 0 0 0 0+2+2+7+7+10+4+3=35
1 15-24 2 14.5 0+2+2+7+7+10+4=32
2 25-34 2 24.5 0+2+2+7+7+10=28
3 35-44 7 34.5 0+2+2+7+7=18
4 45-54 7 44.5 0+2+2+7=11
5 55-64 10 54.5 0+2+2=4
6 65-74 4 64.5 0+2=2
7 75-84 3 74,5 0
Me= BB + P [½n-F]/f
Me= 44.5 + 10 [½ 35 - 11]/7
Me= 44.5 + 10 [17.5 -11)/7
Me= 44.5 + 10 (6.5/7)
Me= 44.5 + 10 (0.9)
Me= 44.5 + 9 = 53.5
Mo = BB + P [bi/b1+b2]
Mo = 54.5 + 10 [3/3+6]
Mo = 54.5 + 10 [3/9]
Mo = 54.5 + 10 (0.33)
Mo = 54.5 + 3.3 = 57.8
4. Varian (Ragam)
= 11082.19 = 11082.19 = 325.94
35-1 34
LAMPIRAN 3
Tabel Distribusi Frekuensi Postest Kelas XI IPS 3
a. Deskripsi Data (Mengurutkan Nilai dari Terkecil Sampai yang Terbesar)
60 60 65 70 75 75 75
75 75 75 75 75 75 75
75 75 80 80 80 85 85
90 90 90 90 90 90 90
90 90 90 95 95 95 95
b. Mencari Rentang
R = nilai tertinggi – nilai terendah
R = Xt-Xo = 95-60= 35
0 0 0 0 0
1 60-65 3 65,5 0+3= 3
2 66-71 1 71,5 0+3+1= 4
3 72-77 12 77,5 0+3+1+12= 16
4 78-83 3 83,5 0+3+1+12+3= 19
5 84-89 2 89,5 0+3+1+12+3+2= 21
6 90-95 14 95,5 0+3+1+12+3+2+14= 35
0 0 0 0 0+3+1+12+3+2+14= 35
1 60-65 3 59,5 0+3+1+12+3+2= 21
2 66-71 1 65,5 0+3+1+12+3= 19
3 72-77 12 71,5 0+3+1+12= 16
4 78-83 3 77,5 0+3+1+12= 16
5 84-89 2 83,5 0+3= 3
6 90-95 14 89,5 0
Me= BB + P [½n-F]/f
Me= 77.5 + 6 [½ 35 - 16]/3
Me= 77.5 + 6 [17.5 -16)/3
Me= 77.5 + 6 (1.5/3)
Me= 77.5 + 6 (0.5)
Me= 77.5 + 3 = 80.5
4. Varian (Ragam)
= 136658.56 = 136658.56 = 4019.36
35-1 34
LAMPIRAN 4
Uji Validitas
96
LAMPIRAN 5
Uji Validitas dan Reliabilitas
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Squared Cronbach's
Item Deleted if Item Deleted Total Multiple Alpha if Item
Correlation Correlation Deleted
soal1 19,26 32,301 ,322 . ,665
soal2 18,72 30,997 ,603 . ,648
soal3 18,77 31,077 ,543 . ,650
soal4 19,08 34,494 -,119 . ,691
soal6 18,87 32,378 ,254 . ,668
soal7 18,56 33,884 ,028 . ,679
soal8 19,41 34,038 -,021 . ,681
soal9 18,72 31,313 ,534 . ,652
soal10 18,59 34,038 -,024 . ,682
soal11 19,03 32,131 ,290 . ,665
soal12 18,97 33,552 ,040 . ,682
soal13 19,00 30,947 ,504 . ,650
soal14 18,92 31,915 ,331 . ,662
soal15 18,95 31,629 ,381 . ,659
soal16 19,41 33,933 ,013 . ,680
soal17 19,31 33,271 ,139 . ,675
soal18 19,26 32,406 ,300 . ,666
soal19 18,79 31,009 ,541 . ,650
soal20 18,90 31,147 ,477 . ,652
Skor Total 9,74 8,511 1,000 . ,605
97
LAMPIRAN 6
Nilai-Gain Kelas XI IPS 3
25 45 65 20 55 0.36 Sedang
26 40 70 30 60 0.50 Sedang
27 25 90 65 75 0.87 Tinggi
28 20 75 55 80 0.69 Sedang
29 60 75 15 40 0.38 Sedang
30 70 75 5 30 0.17 Rendah
31 50 90 40 50 0.80 Tinggi
32 60 75 15 40 0.38 Sedang
33 75 90 15 25 0.60 Sedang
34 35 95 60 65 0.92 Tinggi
35 65 95 30 35 0.86 Tinggi
21.07524216
LAMPIRAN 7
Nilai UTS Kelas XI IPS 3
LAMPIRAN 8
Uji Normalitas Pretest XI IPS 3
1. Nilai Skewness dan Kurtosis
Descriptive Statistics
N Skewness Kurtosis
Statistic Statistic Std. Statistic Std.
Error Error
Pretes 35 -,348 ,398 -,300 ,778
Valid N
35
(listwise)
2. Histogram
101
LAMPIRAN 9
Uji Normalitas Postest XI IPS 3
1. Nilai Skewness dan Kurtosis
Descriptive Statistics
N Skewness Kurtosis
Statistic Statistic Std. Statistic Std.
Error Error
Postes 35 -,356 ,398 -,646 ,778
Valid N
35
(listwise)
2. Histogram
103
LAMPIRAN 10
Uji Homogenitas
LAMPIRAN 11
Uji Hipotesis (Uji t)
LAMPIRAN 12
Tabel R (Product Moment)
DF 0.05 0.01
t 0,05 r 0,05 t 0,01 r 0,01
3 12.7062 0.9969 63.6567 0.9999
4 4.3027 0.9500 9.9248 0.9900
5 3.1824 0.8783 5.8409 0.9587
6 2.7764 0.8114 4.6041 0.9172
7 2.5706 0.7545 4.0321 0.8745
8 2.4469 0.7067 3.7074 0.8343
9 2.3646 0.6664 3.4995 0.7977
10 2.3060 0.6319 3.3554 0.7646
11 2.2622 0.6021 3.2498 0.7348
12 2.2281 0.5760 3.1693 0.7079
13 2.2010 0.5529 3.1058 0.6835
14 2.1788 0.5324 3.0545 0.6614
15 2.1604 0.5140 3.0123 0.6411
16 2.1448 0.4973 2.9768 0.6226
17 2.1314 0.4821 2.9467 0.6055
18 2.1199 0.4683 2.9208 0.5897
19 2.1098 0.4555 2.8982 0.5751
20 2.1009 0.4438 2.8784 0.5614
21 2.0930 0.4329 2.8609 0.5487
22 2.0860 0.4227 2.8453 0.5368
23 2.0796 0.4132 2.8314 0.5256
24 2.0739 0.4044 2.8188 0.5151
25 2.0687 0.3961 2.8073 0.5052
26 2.0639 0.3882 2.7969 0.4958
27 2.0595 0.3809 2.7874 0.4869
28 2.0555 0.3739 2.7787 0.4785
29 2.0518 0.3673 2.7707 0.4705
30 2.0484 0.3610 2.7633 0.4629
By Anwar Hidayat//http://statistikian.blogspot.com
107
LAMPIRAN 13
Nilai Kritis L untuk Uji Liliefors
Probabilitas
DF
0.01 0.05 0.1 0.2 0.3
1 1.03100 0.88600 0.80500 0.76800 0.73600
2 0.72903 0.62650 0.56922 0.54306 0.52043
3 0.59525 0.51153 0.46477 0.44341 0.42493
4 0.51550 0.44300 0.40250 0.38400 0.36800
5 0.46108 0.39623 0.36001 0.34346 0.32915
6 0.42090 0.36171 0.32864 0.31353 0.30047
7 0.38968 0.33488 0.30426 0.29028 0.27818
8 0.36451 0.31325 0.28461 0.27153 0.26022
9 0.34367 0.29533 0.26833 0.25600 0.24533
10 0.32603 0.28018 0.25456 0.24286 0.23274
11 0.31086 0.26714 0.24272 0.23156 0.22191
12 0.29762 0.25577 0.23238 0.22170 0.21246
13 0.28595 0.24573 0.22327 0.21300 0.20413
14 0.27555 0.23679 0.21515 0.20526 0.19670
15 0.26620 0.22876 0.20785 0.19830 0.19003
16 0.25775 0.22150 0.20125 0.19200 0.18400
17 0.25005 0.21489 0.19524 0.18627 0.17851
18 0.24301 0.20883 0.18974 0.18102 0.17348
19 0.23653 0.20326 0.18468 0.17619 0.16885
20 0.23054 0.19812 0.18000 0.17173 0.16457
21 0.22498 0.19334 0.17567 0.16759 0.16061
22 0.21981 0.18890 0.17163 0.16374 0.15692
23 0.21498 0.18474 0.16785 0.16014 0.15347
24 0.21045 0.18085 0.16432 0.15677 0.15024
25 0.20620 0.17720 0.16100 0.15360 0.14720
26 0.20220 0.17376 0.15787 0.15062 0.14434
27 0.19842 0.17051 0.15492 0.14780 0.14164
28 0.19484 0.16744 0.15213 0.14514 0.13909
29 0.19145 0.16453 0.14948 0.14261 0.13667
30 0.18823 0.16176 0.14697 0.14022 0.13437
31 0.18517 0.15913 0.14458 0.13794 0.13219
32 0.18226 0.15662 0.14231 0.13576 0.13011
33 0.17947 0.15423 0.14013 0.13369 0.12812
34 0.17682 0.15195 0.13806 0.13171 0.12622
35 0.17427 0.14976 0.13607 0.12982 0.12441
36 0.17183 0.14767 0.13417 0.12800 0.12267
108
LAMPIRAN 14
LAMPIRAN 15
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Pertemuan ke: 1
Jurnal Umum
4. Fungsi Instruktif
Artinya, catatan yang terdapat pada jurnal adalah
perintah untuk melakukan pendebitan dan
pengkreditan akun buku besar sesuai dengan
catatan yang terdapat pada jurnal.
5. Fungsi Informatif
Artinya, fungsi dari jurnal adalah memberikan
informasi atau penjelasan mengenai transaksi
yang terjadi untuk dilakukan pencatatan.
Keterangan:
Skenario Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Apersepsi
Guru memeriksa kehadiran siswa, menciptakan situasi kondusif untuk memulai Kegiatan
Belajar Mengajar. Serta memulai pelajaran dengan membaca doa yang dipimpin oleh
ketua kelas.
b. Motivasi
Guru memberikan pemahaman pada siswa. Bahwa jurnal umum ialah materi yang mudah
dan menyenangkan. Selain itu, guru juga memberi keyakinan kepada siswa, bahwa proses
pembelajaran materi tersebut akan berlangsung perlahan dan mengasikan.
c. Guru menyampaikan materi, indikator, serta tujuan yang ingin dicapai dari proses
pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a. Menanyakan kepada siswa terkait dengan permainan tradisional bebentengan. Apakah
mereka pernah memainkannya atau tidak. (nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur,
tanggung jawab).
113
b. Memberitahu siswa, bahwa hari ini akan dilaksanakan proses pembelajaran materi
jurnal umum dengan menggunakan metode permainan tradisional bebentengan.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a. Membagi kelas menjadi dua kelompok besar berdasarkan absen ganjil dan genap
(nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai.).
b. Mempersilahkan siswa untuk bergabung dengan teman sekelompoknya (nilai yang
ditanamkan: Kerja keras, semangat,).
c. Memberitahu aturan serta langkah-langkah permainan bebentengan, yaitu :
1) Terdapat sepuluh soal yang akan diselesaikan.
2) Setiap kelompok mempunyai kesempatan untuk menjawab 3 pertanyaan
wajib.
3) Empat soal selanjutnya merupakan soal rebutan.
4) Permainan akan dimulai oleh kelompok yang memenangkan suit di depan
kelas.
5) Di tengah kelas, terdapat meja yang berfungsi sebagai tempat menaruh spidol
untuk empat soal rebutan di akhir permainan.
6) Kelompok lawan memilih anggota kelompok yang mendapat giliran maju
untuk menjawab soal.
7) Bagi perwakilan kelompok yang belum tepat mengerjakan soal di depan
kelas. Akan dijadikan sebagai tawanan kelompok lawannya.
8) Namun dua orang siswa dari kelompok yang maju, boleh memperbaikinya.
9) Apabila jawaban benar, maka tawanan boleh dilepaskan dari kelompok
lawan. Dan soal dicatat sebagai hasil pengerjaan kelompok tersebut.
10) Apabila jawaban tidak benar, maka kelompok lawan boleh
membenarkannya. Dan soal dicatat sebagai hasil pengerjaan kelompok yang
membenarkannya.
11) Bagi kelompok yang paling banyak menyelesaikan soal di depan kelas. Maka
memiliki kesempatan untuk melepaskan satu tawanan kelompoknya.
12) Perhitungan kelompok pemenang berdasarkan berapa banyak tawanan yang
ada pada kelompok lawan. Semakin sedikit, maka kelompok tersebut adalah
kelompok pemenang.
d. Memulai permainan dengan memberikan kesempatan salah satu perwakilan kelompok
untuk melakukan suit.
e. Membacakan tiga soal wajib untuk masing-masing kelompok secara bergantian.
f. Membacakan empat soal rebutan serta menjelaskan setiap penyelesaian soal yang
dikerjakan siswa di depan kelas.
g. Menghitung jumlah tawanan yang setiap kelompok miliki.
h. Menghitung jumlah soal yang dikerjakan masing-masing kelompok.
i. Mempersilahkan satu kelompok yang paling banyak menyelesaikan soal untuk
melepaskan satu tawanan kelompoknya.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru dan siswa:
a. Menentukan kelompok pemenang permainan bebentengan (nilai yang ditanamkan:
Kerja keras, Jujur, Semangat).
b. Perwakilan kelompok mengumpulkan kertas daftar nama anggota kelompoknya
masing-masing.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran(nilai yang ditanamkan:
Kerja keras, Jujur, saling menghargai.).
b. Penilaian
114
1. Buku : - Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas XI, Maksum Habibi dan Ahmad
Widodo, Piranti.
- Akuntansi SMA untuk kelas XI, Alam.S, Esis.
B. Media Belajar: (segala sesuatu yang direncanakan dan digunakan untuk mengirim
pesan kepada penerima pesan secara efektif sehinggag memiliki daya retensi tinggi):
Bahan:
- Flash disk dan Spidol.
Alat:
- LCD dan Laptop.
SOAL TRANSAKSI
PERUSAHAAN JASA ANGKUT SELAMET
Berikut ini transaksi-transaksi yang terjadi pada Perusahaan Jasa Angkutan Selamet
selama Mei 2013.
LAMPIRAN 16
Jurnal Umum
1. Fungsi Historis
Artinya, setiap bukti transaksi dilakukan secara
kronologis, urut, sesuai dengan tanggal
terjadinya transaksi.
2. Fungsi Mencatat
Artinya, semua transaksi jangan sampai ada yang
tertinggal dicatat dalam buku jurnal.
3. Fungsi Analisis
Artinya, pencatatan pada jurnal adalah hasil
analisis yang berwujud pendebitan dan
pengkreditan akun-akun yang terpengaruh
beserta jumlahnya.
4. Fungsi Instruktif
Artinya, catatan yang terdapat pada jurnal adalah
perintah untuk melakukan pendebitan dan
118
5. Fungsi Informatif
Artinya, fungsi dari jurnal adalah memberikan
informasi atau penjelasan mengenai transaksi
yang terjadi untuk dilakukan pencatatan.
Keterangan:
Skenario Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Apersepsi
Guru memeriksa kehadiran siswa, menciptakan situasi kondusif untuk memulai Kegiatan
Belajar Mengajar. Serta memulai pelajaran dengan membaca doa yang dipimpin oleh
ketua kelas.
b. Motivasi
Guru memberikan pemahaman pada siswa. Bahwa jurnal umum ialah materi yang mudah
dan menyenangkan. Selain itu, guru juga memberi keyakinan kepada siswa, bahwa proses
pembelajaran materi tersebut akan berlangsung perlahan dan mengasikan.
c. Guru menyampaikan materi, indikator, serta tujuan yang ingin dicapai dari proses
pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a. Menanyakan kepada siswa terkait dengan permainan tradisional bebentengan. Apakah
mereka pernah memainkannya atau tidak. (nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur,
tanggung jawab).
b. Memberitahu siswa, bahwa hari ini akan dilaksanakan pembahasan materi jurnal
umum dengan menggunakan metode permainan tradisional bebentengan.
119
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a. Membagi kelas menjadi dua kelompok besar berdasarkan absen ganjil dan genap
(nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai.).
b. Mempersilahkan siswa untuk bergabung dengan teman sekelompoknya (nilai yang
ditanamkan: Kerja keras, semangat,).
c. Memberitahu aturan serta langkah-langkah permainan bebentengan, yaitu :
1) Terdapat sepuluh soal rebutan yang akan diselesaikan.
2) Setiap kelompok mempunyai kesempatan untuk menjawab soal.
3) Di tengah kelas, terdapat meja yang berfungsi sebagai tempat menaruh spidol
untuk soal rebutan.
4) Permainan dimulai dengan pembacaan soal pertama oleh guru.
5) Masing-masing kelompok mendiskusikan jawaban dari soal yang dibacakan
guru.
6) Bagi kelompok yang sudah tahu jawaban soal. Perwakilan kelompoknya
diperbolehkan merebut spidol di atas meja di tengah kelas.
7) Kelompok lawan memikirkan kira-kira siapa yang akan ditunjuk dari
kelompok yang maju, untuk menjelaskan jawaban soal yang sudah berhasil
dikerjakan teman sekelompoknya.
8) Bagi perwakilan kelompok yang belum tepat mengerjakan soal di depan
kelas. Akan dijadikan sebagai tawanan kelompok lawannya.
9) Namun dua orang siswa dari kelompok yang maju dan ditunjuk oleh
kelompok lawan, boleh memperbaiki jawaban soal serta menjelaskannya.
10) Apabila jawaban benar, maka tawanan boleh dilepaskan dari kelompok
lawan. Dan soal dicatat sebagai hasil pengerjaan kelompok tersebut.
11) Apabila jawaban tidak benar, maka kelompok lawan boleh
membenarkannya. Dan soal dicatat sebagai hasil pengerjaan kelompok yang
membenarkannya.
12) Bagi kelompok yang paling banyak menyelesaikan soal di depan kelas. Maka
memiliki kesempatan untuk melepaskan satu tawanan kelompoknya.
13) Perhitungan kelompok pemenang berdasarkan berapa banyak tawanan yang
ada pada kelompok lawan. Semakin sedikit, maka kelompok tersebut adalah
kelompok pemenang.
d. Memulai permainan dengan membacakan soal pertama.
e. Menghitung jumlah tawanan yang setiap kelompok miliki.
f. Menghitung jumlah soal yang dikerjakan masing-masing kelompok.
g. Mempersilahkan satu kelompok yang paling banyak menyelesaikan soal untuk
melepaskan satu tawanan kelompoknya.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru dan siswa:
a. Menentukan kelompok pemenang permainan bebentengan (nilai yang ditanamkan:
Kerja keras, Jujur, Semangat).
b. Perwakilan kelompok mengumpulkan kertas daftar nama anggota kelompoknya
masing-masing.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru dan siswa melakukan refleksi (nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling
menghargai.).
b. Penilaian
Lembar soal (kognitif)
Lembar pengamatan (afektif)
c. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari di pertemuan selanjutnya.
120
A. Sumber Belajar : (segala sumber yang dapat digunakan siswa agar terjadi perilaku
belajar pesan, orang, bahan, alat, teknik/prosedur, dan latar)
1. Buku : - Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas XI, Maksum Habibi dan Ahmad
Widodo, Piranti.
- Akuntansi SMA untuk kelas XI, Alam.S, Esis.
B. Media Belajar: (segala sesuatu yang direncanakan dan digunakan untuk mengirim
pesan kepada penerima pesan secara efektif sehinggag memiliki daya retensi tinggi):
Bahan:
- Flash disk dan Spidol.
Alat:
- LCD dan Laptop.
SOAL TRANSAKSI
PERUSAHAAN JASA ANGKUT SELAMET
Berikut ini transaksi-transaksi yang terjadi pada Perusahaan Jasa Angkutan Selamet selama Mei
2013.
18 Mei dibeli peralatan reparasi mobil sebesar Rp 2.000.000,00 secara tunai.
20 Mei perusahaan menerima pinjaman uang dari bank sebesar Rp 15.000.000,00.
22 Mei diterima pendapatan atas jasa mengangkut barang sebesar Rp 5.250.000,00.
23 Mei Tuan Amir menyewa sebuah mobil selama 12 hari, tetapi biaya sewanya
akan dibayar pada 30 Mei 2013 sebesar Rp 800.000,00.
25 Mei Tuan Selamet mengambil uang dari perusahaan sebesar Rp 1.750.000,00
untuk keperluan pribadinya.
28 Mei dibayar uang kepada Tuan Romli untuk membayar utang atas pembelian tanah
sebesar Rp 7.500.000,00.
30 Mei dibayar gaji karyawan untuk minggu ketiga dan keempat sebesar Rp
7.500.000,00.
31 Mei Tuan Selamet membeli perlengkapan dan peralatanmasing-masing Rp.
350.000,00 dan Rp. 250.000,00 secara kredit.
Keterangan :
Score 85 – 100 = A
Score 70 – 84 = B
Score 55 – 69 = C
Score 40 – 54 = D
Score 0 – 39 = E
LAMPIRAN 17
Soal Pretest
2. Pada tanggal 2 Mei 2009 dibeli perlengkapan salon Rp. 275.000,00 secara tunai. Pencatatan
transaksi ke dalam jurnal adalah ?
A. Kas 275.000,00
Perlengkapan 275.000,00
B. Perlengkapan 275.000,00
Kas 275.000,00
D. Harta 275.000,00
3. Tanggal 26 Juli 2007 dibayar gaji pegawai untuk satu bulan Rp. 2.400.000,00. Transaksi
tersebut dicatat dalam jurnal ?
A. Beban gaji 2.400.000,00
Kas 2.400.000,00
B. Kas 2.400.000,00
Beban gaji 2.400.000,00
C. Beban gaji 2.400.000,00
Modal 2.400.000,00
D. Modal 2.400.000,00
Beban gaji 2.400.000,00
E. Kas 2.400.000,00
Beban gaji 2.400.000,00
4. Pada tanggal 15 Juni 2009 diterima pendapatan jasa angkutan Rp. 1.750.000,00 untuk selama
satu minggu. Jurnal umumnya ialah ?
A. Kas 1.750.000,00
Piutang usaha 1.750.000,00
B. Pendapatan jasa 1.750.000,00
Kas 1.750.000,00
C. Kas 1.750.000,00
124
Modal 1.750.000,00
D. Modal 1.750.000,00
Kas 1.750.000,00
E. Kas 1.750.000,00
Pendapatan Jasa 1.750.000,00
6. Bengkel Surya menerima pembayaran jasa servis dari PO Eka Rp.750.000,00 atas jasa yang
telah diberikan sejumlah Rp. 1.600.000,00. Sisa pembayaran akan dilunasi satu bulan
kemudian. Pencatatan transaksi di atas oleh Bengkel Surya dalam jurnal umum adalah ?
A. Kas 1.600.000,00
Modal 1.600.000,00
B. Kas 850.000,00
Piutang 850.000,00
C. Kas 1.600.000,00
Pendapatan 1.600.000,00
D. Kas 750.000,00
Piutang 850.000,00
Pendapatan 1.600.000,00
E. Kas 1.600.000,00
Piutang 850.000,00
Modal 750.000,00
9. Biro jasa Amanah menerima faktur dari Toko Mebel Antik atas pembelian satu set meja kursi
Rp. 2.100.000,00. Pencatatan bukti transaksi dalam jurnal oleh biro jasa Amanah adalah ?
A. Persediaan 2.100.000,00
Utang usaha 2.100.000,00
B. Piutang 2.100.000,00
125
Penjualan 2.100.000,00
C. Perlengkapan 2.100.000,00
Utang usaha 2.100.000,00
D. Pembelian 2.100.000,00
Utang usaha 2.100.000,00
E. Peralatan 2.100.000,00
Utang usaha 2.100.000,00
10. Suatu jurnal yang digunakan untuk mencatat bukti transaksi selama satu periode akuntansi
adalah ?
A. jurnal umum
B. buku besar
C. jurnal koreksi
D. jurnal pembalik
E. jurnal penyesuaian
11. Perusahaan membeli peralatan Rp. 4.200.000,00, dibayar tunai Rp. 2.000.000,00 dan sisanya
dibayar dua bulan kemudian. Transaksi tersebut dalam jurnal akan melibatkan .......... akun
A. Satu
B. Dua
C. Tiga
D. Empat
E. Lima
12. Salon Cantik mendapatkan bukti transaksi berupa kuitansi dari Toko Duta Mebel. Kuitansi
dikeluarkan atas pembayaran meja rias sebesar Rp. 1.500.000,00. Pencatatan transaksi oleh
Salon Cantik dalam jurnal adalah ?
A. Perlengkapan 1.500.000,00
Kas 1.500.000,00
B. Perlengkapan 1.500.000,00
Piutang 1.500.000,00
C. Peralatan 1.500.000,00
Kas 1.500.000,00
D. Peralatan 1.500.000,00
Piutang 1.500.000,00
E. Pembelian 1.500.000,00
Kas 1.500.000,00
13. Perusahaan jasa memperoleh penghasilan sebesar Rp. 750.000,00. Transaksi tersebut jika
dicatat dalam jurnal adalah ?
A. kas didebit, pendapatan dikredit
B. pendapatan didebit, kas dikredit
C. pendapatan didebit, utang dikredit
D. modal didebit, pendapatan dikredit
E. piutang didebit, pendapatan dikredit
14. Penjahit Amanah telah menyelesaikan borongan menjahit dari SMA Tunas Bangsa senilai
Rp.4.600.000,00. Pembayaran baru dilakukan senilai Rp. 1.500.000,00 dan sisanya dibayar
satu bulan kemudian. Jurnal atas transaksi tersebut adalah ?
A. Kas 1.500.000,00
Utang usaha 3.100.000,00
Pendapatan 4.600.000,00
B. Kas 1.500.000,00
Piutang usaha 3.100.000,00
Pendapatan 4.600.000,00
126
C. Kas 1.500.000,00
Utang usaha 3.100.000,00
Pendapatan 4.600.000,00
D. Kas 4.600.000,00
Utang usaha 1.500.000,00
Pendapatan 3.100.000,00
E. Kas 4.600.000,00
Piutang usaha 1.500.000,00
Pendapatan jahit 3.100.000,00
15. Pada tanggal 3 Juli 2009 sebuah perusahaan membeli perlengkapan Rp. 775.000,00 secara
kredit. Jurnal dari transaksi tersebut adalah ?
A. Perlengkapan 775.000,00
Kas 775.000,00
B. Kas 775.000,00
Perlengkapan 775.000,00
C. Perlengkapan 775.000,00
Utang 775.000,00
D. Utang 775.000,00
Perlengkapan 775.000,00
E. Perlengkapan 775.000,00
Piutang 775.000,00
16. Bengkel Sinar Terang menerima faktur nomor 77 dari distributor atas pembelian onderdil
sepeda motor Rp. 1.750.000,00. Pencatatan bukti transaksi pada jurnal umum adalah ?
A. Perlengkapan 1.750.000,00
Piutang 1.750.000,00
B. Peralatan 1.750.000,00
Kas 1.750.000,00
C. Peralatan 1.750.000,00
Utang 1.750.000,00
D. Perlengkapan 1.750.000,00
Utang 1.750.000,00
E. Utang 1.750.000,00
Perlengkapan 1.750.000,00
17. Mundri menerima bon sebesar Rp. 500.000,00 dari tempat ia bekerja. Pencatatan transaksi
dalam jurnal oleh perusahaan adalah ?
A. Piutang usaha 500.000,00
Kas 500.000,00
B. Utang usaha 500.000,00
Kas 500.000,00
C. Kas 500.000,00
Piutang usaha 500.000,00
D. Kas 500.000,00
Utang usaha 500.000,00
E. Piutang usaha 500.000,00
Modal 500.000,00
18. Perusahaan Sampurna menerima kuitansi atas pembayaran utang pembelian mesin fotokopi
sebanyak 2 buah @Rp. 6.400.000,00. Pencatatan dalam jurnal umum adalah ?
A. Kas 12.800.000,00
Utang 12.800.000,00
B. Peralatan 12.800.000,00
Utang 12.800.000,00
127
C. Peralatan 12.800.000,00
Kas 12.800.000,00
D. Utang 12.800.000,00
Kas 12.800.000,00
E. Peralatan 12.800.000,00
Modal 12.800.000,00
19. Pada tanggal 21April 2009 dibeli mesin fotokopi Rp. 25.000.000,00, biaya angkut Rp.
300.000,00, dan biaya lain-lain Rp.450.000,00. Jurnal dari transaksi tersebut adalah ?
A. Pembelian 25.000.000,00
Beban 750.000,00
Kas 25.750.000,00
B. Peralatan 25.000.000,00
Beban 750.000,00
Kas 25.750.000,00
C. Peralatan 25.750.000,00
Kas 25.750.000,00
D. Mesin fotokopi 25.750.000,00
Kas 25.750.000,00
E. Mesin fotokopi 25.000.000,00
Kas 25.000.000,00
20. Salon Rosa menerima penghasilan rias pengantin Rp. 1.700.000,00 diterima tunai Rp.
700.000,00 dan sisanya dibayar kemudian. Pencatatan transaksi tersebut ke dalam jurnal ?
A. Kas 700.000,00
Piutang usaha 1.000.000,00
Pendapatan 1.700.000,00
B. Kas 1.700.000,00
Pendapatan 1.700.000,00
C. Kas 700.000,00
Pendapatan 700.000,00
D. Modal 1.000.000,00
Pendapatan 1.700.000,00
E. Kas 700.000,00
Pndapatan yg msih ditrma 1.000.000,00
Pendapatan jasa 1.700.000,00
128
LAMPIRAN 18
Soal Postest
2. Tanggal 9 September 2009 Tuan Billy menerima uang dari pelanggan atas jasa pengiriman
barang sebesar Rp. 700.000,00. Pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum adalah ?
A. Pendapatan 700.000,00
Kas 700.000,00
B. Piutang 700.000,00
Pendapatan 700.000,00
C. Kas 700.000,00
Pendapatan 700.000,00
D. Utang 700.000,00
Modal 700.000,00
E. Pendapatan 700.000,00
Modal 700.000,00
3. Tanggal 6 April, Tuan Romli membeli tambahan perlengkapan kantor Rp.700.000,00 secara
kredit dan peralatan kantor Rp.450.000,00 secara tunai. Pencatatan transaksi ke dalam jurnal
umum adalah?
A. Perlengkapan 700.000,00
Peralatan 450.000,00
Utang 700.000,00
Kas 450.000,00
B. Perlengkapan 700.000,00
Peralatan 450.000,00
Kas 700.000,00
Utang 450.000,00
C. Harta 1.150.000,00
129
Perlengkapan 1.150.000,00
Utang 1.150.000,00
Kas 1.150.000,00
D. Pendapatan 1.150.000,00
Peralatan 1.150.000,00
Utang 1.150.000,00
Modal 1.150.000,00
E. Perlengkapan 700.000,00
Peralatan 450.000,00
Utang bank 700.000,00
Kas 450.000,00
4. Nyonya Ahsan tanggal 2 Mei mengirim tagihan jasa servis motor kepada pelanggan Rp.
800.000,00. Pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum adalah ?
A. Kas 800.000,00
Pendapatan 800.000,00
B. Kas 800.000,00
Modal 800.000,00
C. Piutang 800.000,00
Utang 800.000,00
D. Pendapatan 800.000,00
Kas 800.000,00
E. Piutang 800.000,00
Pendapatan 800.000,00
5. Tanggal 26 Desember dibayar gaji karyawan untuk satu bulan Rp. 1.300.000,00. Pencatatan
transaksi ke dalam jurnal umum adalah ?
A. Kas 1.300.000,00
Beban gaji 1.300.000,00
B. Pendapatan 1.300.000,00
Beban gaji 1.300.000,00
C. Beban gaji 1.300.000,00
Utang usaha 1.300.000,00
D. Beban gaji 1.300.000,00
Kas 1.300.000,00
E. Beban gaji 1.300.000,00
Modal 1.300.000,00
6. Salon Rosse menerima pelunasan sebagian dari pelanggan Rp. 400.000,00. Pencatatan
transaksi ke dalam jurnal umum adalah ?
A. Kas 400.000,00
Piutang 00.000,00
B. Kas 400.000,00
Modal 400.000,00
C. Piutang 400.000,00
Kas 400.000,00
D. Utang 400.000,00
Modal 400.000,00
E. Kas 400.000,00
Utang 400.000,00
7. Tuan Slamet tanggal 30 September mengambil uang kas perusahaan pribadinya Rp.
300.000,00. Pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum adalah?
A. Kas 300.000,00
130
Piutang 300.000,00
B. Kas 300.000,00
Modal 300.000,00
C. Kas 300.000,00
Prive 300.000,00
D. Prive 300.000,00
Kas 300.000,00
E. Piutang 300.000,00
Utang 300.000,00
8. Nona Husna mengeluarkan uang kas untuk melunasi pembelian perlengkapan kantor tanggal 3
April sebesar Rp. 700.000,00. Pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum adalah ?
A. Kas 700.000,00
Utang 700.000,00
B. Kas 700.000,00
Modal 700.000,00
C. Piutang 700.000,00
Modal 700.000,00
D. Perlengkapan 700.000,00
Utang 700.000,00
E. Utang 700.000,00
Kas 700.000,00
9. Bengkel Maju menerima pembayaran jasa servis dari PO Deborah Rp. 900.000,00 atas jasa
yang telah diberikan Rp. 2.300.000,00. Sisa pembayaran akan dilunasi satu bulan kemudian.
Pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum adalah ?
A. Kas 900.000,00
Utang 1.400.000,00
Piutang 2.300.000,00
B. Utang 900.000,00
Piutang 1.400.000,00
Pendapatan 2.300.000,00
C. Kas 900.000,00
Piutang 1.400.000,00
Pendapatan 2.300.000,00
D. Kas 900.000,00
Pendapatan 1.400.000,00
Utang 2.300.000,00
E. Piutang 900.000,00
Kas 1.400.000,00
Modal 2.300.000,00
10. PT. Maju Mundur menerima faktur dari Toko Mebel Antik atas pembelian satu set sofa Rp.
5.500.000,00. Pencatatan bukti transaksi dalam jurnal umum oleh PT. Maju Mundur adalah ?
A. Perlengkapan 5.500.000,00
Kas 5.500.000,00
B. Peralatan 5.500.000,00
Utang 5.500.000,00
C. Piutang 5.500.000,00
Utang 5.500.000,00
D. Perlengkapan 5.500.000,00
Utang 5.500.000,00
E. Modal 1.500.000,00
Pendapatan 1.500.000,00
131
11. Perusahaan jasa Amanah membayar telepon, listrik dan air Rp. 1.950.000,00 . Pencatatan
transaksi ke dalam jurnal umum adalah ?
A. kas di debit, beban lain-lain di kredit
B. piutang di debit, kas di kredit
C. kas di debit, pendapatan di kredit
D. beban TLA di ddebit, modal di kredit
E. beban TLA di debit, kas di kredit
12. Suatu jurnal yang digunakan untuk mencatat bukti transaksi selama satu periode akuntansi
adalah ?
A. jurnal pembalik
B. jurnal umum
C. buku besar
D. jurnal penyesuaian
E. jurnal koreksi
13. PT. Jelita mendapatkan kuitansi atas pembayaran perlengkapan Rp. 2.550.000,00. Bukti
transaksi oleh PT. Jelita dicatat dalam jurnal umum adalah ?
A. Kas 2.550.000,00
Perlengkapan 2.550.000,00
B. Piutang 2.550.000,00
Pendapatan 2.550.000,00
C. Peralatan 2.550.000,00
Kas 2.550.000,00
D. Perlengkapan 2.550.000,00
Kas 2.550.000,00
E. Kas 2.550.000,00
Modal 2.550.000,00
15. Perusahaan membeli alat tulis kantor Rp. 3.000.000,00 , dibayar tunai Rp. 1.500.000,00 , dan
sisanya dibayar dua bulan kemudian. Trasaksi tersebut dalam jurnal umum akan
melibatkan.....akun
A. tiga
B. empat
C. dua
D. lima
E. satu
17. Setiap jurnal harus mencantumkan halaman. Manfaat penulisan halaman adalah ?
A. memudahkan laporan keuangan
B. memudahkan dalam koreksi jurnal
C. memudahkan proses kebenaran pencatatan
D. menjadi tanda dalam proses posting
E. merupakan tanda dalam pencatatan transaksi
18. Sari menerima bon sebesar Rp. 200.000,00 dari tempat ia bekerja . pencatatan transaksi dalam
JU oleh kantor ialah ?
A. Piutang usaha 500.000,00
Kas 500.000,00
B. Utang usaha 500.000,00
Kas 500.000,00
C. Kas 500.000,00
Piutang usaha 500.000,00
D. Kas 500.000,00
Utang usaha 500.000,00
E. Piutang usaha 500.000,00
Modal 500.000,00
19. Dalam pembuatan tabel jurnal umum, kolom-kolom manakah yang harus ada, kecuali ?
A. tanggal
B. keterangan
C. debit
D. kredit
E. no urut
LAMPIRAN 19
Kunci Jawaban Soal Pretest
1. C
2. C
3. A
4. E
5. E
6. D
7. C
8. D
9. E
10. A
11. C
12. C
13. A
14. B
15. C
16. C
17. A
18. D
19. B
20. A
134
LAMPIRAN 20
Kunci Jawaban Soal Postest
1. B
2. C
3. A
4. E
5. D
6. A
7. D
8. C
9. C
10. B
11. E
12. B
13. D
14. C
15. A
16. A
17. C
18. B
19. E
20. C
135
LAMPIRAN 21
Lembar Pengesahan Uji Referensi
BAB I PENDAHULUAN
2. http://belajarpsikologi.com/pengertian-
belajar-menurut-ahli/
1. (http://artikata.com/arti-340805-
Metode.html)
5. (http://mtk2012unindra.blogspot.com)
8. (http://www.sorgemagz.com/?p=2921)
10. (http://wisnujadmika.wordpress.com)
16. (http://wwwbelajarakuntansi-
accounting.blogspot.com)
5. (http://www.pusattesis.com/uji-
reliabilitas/)
138
LAMPIRAN 22