Anda di halaman 1dari 156

PENERAPAN METODE PERMAINAN TRADISIONAL BEBENTENGAN

DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI


AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA DI KELAS XI IPS 3 SMA N 6
TANGERANG SELATAN
(Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

OLEH

NADIA ISTIQOMAH
NIM : 1110015000009

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H./2014 M.
i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENERAPAN METODE PERMAINAN TRADISIONAL BEBENTENGAN


DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA DI KELAS XI IPS 3 SMA N 6
TANGERANG SELATAN

(Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan)

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

NADIA ISTIQOMAH

NIM. 1110015000009

Mengesahkan

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Iwan Purwanto, M.Pd Anissa Windarti, M.Sc


NIP. 19730424 200801 1 012 NIP. 19820802 201101 2 005

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014

i
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIYAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nadia Istiqomah

Nim : 1110015000009

Jurusan : Pendidikan IPS (Ekonomi)

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini yang berjudul “Penerapan Metode Permainan Tradisional


Bebentengan dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi
Akuntansi Perusahaan Jasa di Kelas XI IPS 3 SMA N 6 Tangerang
Selatan” (Penelitian eksperimen di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan
merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (SI) di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 3 September 2014
Penulis

Nadia Istiqomah

ii
ABSTRAK

Nadia Istiqomah (NIM: 1110015000009). Penerapan Metode Permainan


Tradisional Bebentengan dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada
Materi Akuntansi Perusahaan Jas DI Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 6
Tangerang Selatan. (Penelitian Eksperimen di Kelas XI IPS 3), Skripsi.
Jakarta: Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta. 2014.

Latar belakang penelitian ini didasarkan pada masih rendahnya hasil


belajar siswa di kelas XI IPS 3. Tujuan dari penelitiannya untuk meningkatkan
hasil belajar siswa pada materi akuntansi perusahaan jasa dengan penerapan
metode permainan tradisional bebentengan.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kuasi
eksperimen dengan desain penelitian one group pretest postest design. Penelitian
ini dilakukan di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan dari Bulan Maret sampai
dengan Bulan April 2014. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan
untuk mengetahui hasil penerapan metode permainan tradisional bebentengan
dalam meningkatkan hasil belajar siswa di kelas XI IPS 3 ialah tes, observasi
siswa, serta kuesioner.
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji-t untuk menguji
hipotesis. Dari hasil perhitungan data diperoleh t hitung 10,741 dan t tabel
1,66757 pada taraf signifikansi à = 0,05. Karena t hitung 10,741 > t tabel 1,66757,
maka dapat ditetapkan terdapat perbedaan rata-rata nilai hasil belajar pretest dan
postest setelah menerapkan metode permainan tradisional bebentengan di kelas XI
IPS 3. Sehingga dapat disimpulkan metode permainan tradisional bebentengan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas XI IPS 3 pada mata pelajaran
ekonomi bab akuntansi perusahaan jasa, materi jurnal umum.

Kata Kunci: Penerapan, Permainan Tradisional, Metode Permainan


Bebentengan, Hasil Belajar, Akuntansi, Perusahaan Jasa.

iii
ABSTRACT

Nadia Istiqomah (NIM: 1110015000009). Application of Traditional Games


Bebentengan Methods in Improving Student Results on Material Corporate
Accounting Jas IN Class XI IPS 3 SMA 6 South Tangerang. (Research
Experiments in Class XI IPS 3), Skripsi. Jakarta: Department of Social
Sciences Education, Faculty of Tarbiyah and Teaching Science, State Islamic
University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2014.

The background of this research is based on the low learning outcomes of


students in class XI IPS 3. The purpose of the research to improve student
learning outcomes in the material accounting services firm with the application of
traditional methods bebentengan game.
In this study the method used is the method of quasi-experimental research
design with one group pretest posttest design. This study was conducted in South
Tangerang SMA 6 from March to April 2014. The data collection techniques were
used to determine the results of application of traditional methods of bebentengan
game in improving student learning outcomes in class XI IPS 3 is the test,
observations of students, as well as questionnaires.
Data analysis techniques in this study using a t-test to test the hypothesis.
From the calculation of the data obtained 10,741 t and t table à 1.66757 at
significance level = 0.05. Because 10,741 t count > t table 1.66757, it can be
determined there are differences in the average value of the pretest and posttest
learning outcomes after applying the methods of traditional methods bebentengan
game in class XI IPS 3. It concluded traditional methods bebentengan game can
improve student learning outcomes in XI IPS 3 chapters on economic subjects
accounting services company, general ledger material.

Keywords: Implementation, Bebentengan Traditional Games, Traditional methods


bebentengan game, Learning Outcomes, Accounting, Services Company.

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
serta karunia-Nya yang tiada batas sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “PENERAPAN METODE PERMAINAN TRADISIONAL
BEBENTENGAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATERI AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA DI KELAS XI IPS 3
SMA N 6 TANGERANG SELATAN” (Penelitian Kuasi Eksperimen di SMA
Negeri 6 Tangerang Selatan), ini dengan baik. Sholawat dan salam selalu
tercurahkan atas baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan cahaya
dalam hidup penulis berupa cahaya Islam.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari


kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan. Walaupun waktu, tenaga dan
pikiran telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan kemampuan yang penulis
miliki, demi terselesaikannya skripsi ini agar bermanfaat bagi penulis khususnya
dan bagi pembaca pada umumnya.

Ucapan terimakasih yang tak terhingga atas bimbingan, penghargaan,


dukungan serta bantuan dari berbagai pihak kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini. Untuk itu penulis sangat berterima kasih kepada:
1. Ibu Nurlena Rifai, M.A.Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dan dosen pembimbing I
yang telah memberikan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan
skripsi.
3. Bapak Drs. Syaripulloh.,M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi.

v
4. Ibu Anissa Windarti, M.Si selaku Dosen Pembimbing II penulis yang telah
membantu penulis dengan sepenuh hati dalam menyelesaikan tugas akhir
skripsi.
5. Bapak Moch. Noviadi Nugroho, M.Pd., selaku Dosen yang juga selalu
mendukung penulis dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi.
6. Ibu Dr. Sita Ratnaningsih, M.Pd., selaku Dosen yang juga sangat
membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi.
7. Bapak Dr. Muhamad Arif, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademis
penulis.
8. Ibu Dr. Yayah Nurmaliyah, M.A., Ibu Nafia Wafiqni, M.Pd., ibu Tri
Hajarwati, M.Si., Ibu Maila Dinia Husni Rahim, M.A., selaku para dosen
yang sangat menginspirasi hidup penulis.
9. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya pada Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ilmu
pengetahuan yang tidak terhingga banyaknya dan sangat berguna bagi
penulis.
10. Kedua orang tua tercinta Bapak H. M. Wargiono Saputro, B.E. S.Sos. dan
Ibu Hj. Siti Amsanih yang senantiasa memberikan do’a, motivasi dan
dukungan baik moril dan materil kepada penulis selama ini dalam hal
apapun, terima kasih karena telah menjadi kekuatan dalam hidup penulis.
11. Untuk kakak-kakak tercinta, Indra Fauzi Kurniawan & Elin K.A., Arie
Fahrul Noer Ilham & Vera A., Imron Wahyudi & Ari A., Sarah Noer
Annisa & Yan T., serta seluruh keluarga besar H. Hamim Nadjali dan
Sastrodihardjo. Terima kasih karena kalian merupakan hal terindah yang
diberikan Allah SWT dalam hidup penulis.
12. Teman-teman seperjuangan penulis, teman-teman angkatan 2010, teman-
teman kelas ekonomi. Terima kasih atas segala dukungannya, semoga
Allah membalas semua kebaikannya.

vi
13. Teman-teman PPKT SMA N 6 Tangerang Selatan dan teman-teman
komunitas Save Street Children, terima kasih atas kerja sama,
kekompakan, dan motivasinya selama pengerjaan skripsi.
14. Sahabat yang sangat membantu, Rike Rahmalia, ka Suci, Cindy Febri K.,
Mulianingsih, Dini Sugiarti Mentari, Yeyen Fitriyani, Titin Sutinah, Novi
Mela Yuliani, Putri Ridhania, Fitri Amalia Azzahro, Syarif Hidayatullah,
Andri Apriantoro, dan Andre Porandika.
15. Keluarga besar SMA N 6 Tangerang Selatan yang telah mengizinkan
penulis penelitian.
16. Serta kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu,
terima kasih atas doa dan bantuannya.
Atas bantuan mereka yang sangat berharga, penulis berdo'a
semogaAllahS.W.T. memberikan balasan yang berlipat ganda sebagai amal shaleh
dan ketaatan kepada-Nya, Amin.

Jakarta, 3 September 2014

Nadia Istiqomah

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Saldo Normal Akun


Tabel 2.2 : Persamaan dan Perbedaan Penelitian Relevan
Tabel 3.1 : Desain Penelitian
Tabel 3.2 : Kisi-kisi Instrumen Soal
Tabel 3.3 : Kisi-kisi Pedoman Observasi Siswa
Tabel 3.4 : Kisi-kisi Angket
Tabel 3.5 : Klasifikasi Interpretasi Taraf Kesukaran
Tabel 3.6 : Klasifikasi Daya Pembeda Soal
Tabel 4.1 : Nama Kepala SMA N 6 Tangerang Selatan
Tabel 4.2 : Nama Pendidik SMA N 6 Tangerang Selatan
Tabel 4.3 : Nama Tenaga Kependidikan SMA N 6 Tangerang Selatan
Tabel 4.4 : Input dan Output Peserta Didik
Tabel 4.5 : Perbandingan Keadaan Rill dan Ideal SMA N 6 Tangerang
Selatan
Tabel 4.6 : Hasil Uji Validitas Instrumen Soal
Tabel 4.7 : Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen Soal
Tabel 4.8 : Data Hasil Belajar Siswa (Pretest)
Tabel 4.9 : Data Hasil Belajar Siswa (Postest)
Tabel 4.10 : Data Hasil Pretest dan Postest
Tabel 4.11 : Nilai-Gain XI IPS 3
Tabel 4.12 : Deskriptif Statistik
Tabel 4.13 : Homogenitas Data Pretest
Tabel 4.14 : Homogenitas Data Postest
Tabel 4.15 : Uji T
Tabel 4.16 : Uji T
Tabel 4.17 : Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran (pertemuan pertama)
Tabel 4.18 : Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran (pertemuan kedua)
Tabel 4.19 : Data Hasil Kuesioner Siswa

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Nilai Pretest dan Postest XI IPS 3


Lampiran 2. Tabel Distribusi Frekuensi Pretest XI IPS 3
Lampiran 3. Tabel Distribusi Frekuensi Postest XI IPS 3
Lampiran 4. Uji Validitas Instrumen Soal
Lampiran 5. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Soal
Lampiran 6. Nilai Gain XI IPS 3
Lampiran 7. Nilai UTS Kelas XI IPS 3
Lampiran 8. Uji Normalitas Pretest XI IPS 3
Lampiran 9. Uji Normalitas Postest XI IPS 3
Lampiran 10. Uji Homogenitas Pretest dan Postest XI IPS 3
Lampiran 11. Uji Hipotesis (Uji t)
Lampiran 12. Tabel R(Product Moment)
Lampiran 13. Tabel L Uji Liliefors
Lampiran 14. Tabel T
Lampiran 15. RPP Pertemuan 1
Lampiran 16. RPP Pertemuan 2
Lampiran 17. Soal Pretest
Lampiran 18. Soal Postest
Lampiran 19. Kunci Jawaban Soal Pretest
Lampiran 20. Kunci Jawaban Soal Postest
Lampiran 21. Lembar Pengesahan Uji Referensi
Lampiran 22. Foto-foto Pembelajaran Metode Bebentengan di Kelas XI IPS 3

ix
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING……………………………………...i


SURAT PERYATAAN KARYA SENDIRI……………………………………...ii
ABSTRAK………………………………………………………………………...iii
ABSTRACT ………………………………………………………………...........iv
KATA PENGANTAR ……………………………………………….……...........v
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………....viii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………...ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang……………………………………………………………..1
B. Identifikasi Masalah…………………………………………………….....6
C. Pembatasan Masalah………………………………………………………6
D. Perumusan Masalah……………………………………………………….6
E. Tujuan Penelitian………………………………………………………….7
F. Manfaat Penelitian………………………………………………………...7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori…………………………………………………………………8
1. Metode Belajar…………………………………………………………...8
a. Pengertian dan Definisi Metode Menurut Ahli……………………..8
b. Pengertian Metode Pembelajaran………………………………….10
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode…………...13
d. Desain Metode Bebentengan………………………………………16
e. Langkah-langkah Penerapan Metode Bebentengan……………….18
2. Hakikat Permainan Tradisional………………………………………...21
a. Pengertian Permainan Tradisional…………………………………21
b. Peran Permainan Tradisional………………………………………23

x
3. Hakikat Permainan Tradisional Bebentengan………………………….23
a. Pengertian Permainan Tradisional Bebentengan………………….23
b. Langkah-langkah Permainan Tradisional Bebentengan…………..25
4. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar……………………………………...29
a. Pengertian Belajar………………………………………………...29
b. Pengertian Hasil Belajar…………………………………………..34
5. Hakikat Jurnal Umum…………………………………………………..36
a. Pengertian Jurnal Umum………………………………………….36
b. Fungsi Jurnal……………………………………………………...36
c. Bentuk Jurnal……………………………………………………..36
d. Proses Pencatatan Jurnal………………………………………….37
B. Penelitian yang Relevan……………………………………………………38
C. Hipotesis…………………………………………………………………...39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………………..40
B. Metode Penelitian………………………………………………………….40
C. Populasi dan Sampel Penelitian……………………………………………42
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data………………………………...43
1. Tes………………………………………………………………………43
2. Observasi……………………………………………………………….44
3. Angket…………………………………………………………………..47
E. Langkah - langkah Analisis Data………………………………………….48
F. Kalibrasi Instrumen………………………………………………………..49
1. Uji Validitas…………………………………………………………….49
2. Uji Reliabilitas………………………………………………………….50
3. Teknik Analisis Data…………………………………………………...51
a. Uji Normalitas Lilifors………………………………………………51
b. Uji Homogenitas…………………………………………………….51
4. Analisis Data……………………………………………………………52
a. Data Kuantitatif……………………………………………………...52

xi
b. Data Kualitatif……………………………………………………….53
G. Hipotesis Statistik………………………………………………………53

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah……………………………………………………………...55
1. Tujuan Pendidikan Menengah………………………………………….55
2. Sejarah Singkat Sekolah………………………………………………..55
a. Kondisi Rill………………………………………………………….55
b. Kondisi Ideal………………………………………………………...61
B. Analisis Data………………………………………………………………63
1. Uji Validitas dan Reliabilitas…………………………………………..63
2. Hasil Belajar Siswa…………………………………………………….65
a. Data Hasil Kognitif………………………………………………….65
3. Analisis Data Kuantitatif........................................................................69
a. Uji Normalitas……………………………………………………….69
b. Uji Homogenitas…………………………………………………….71
c. Uji Hipotesis (uji t)………………………………………………….72
4. Analisis Data Kualitatif………………………………………………..73
a. Hasil Observasi……………………………………………………...73
b. Hasil Kuesioner……………………………………………………...78
C. Pembahasan Hasil Penelitian………………………………………………80
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan………………………………………………………………...83
B. Saran……………………………………………………………………….83
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….85
LAMPIRAN – LAMPIRAN...............................................................................87

xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Apabila kita berbicara tentang pendidikan, maka kegiatan belajar mengajar
merupakan sebuah kegiatan yang tidak luput dari aktivitas pendidikan itu sendiri.
Menurut Undang-undang sistem pendidikan nasional nomor 20 Tahun 2003,
dalam bab II pasal 3, dijelaskan bahwa tujuan pendidikan ialah untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, serta
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.1
Untuk mencapai tujuan dari sistem pendidikan nasional tersebut,
khususnya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, maka salah satu cara yang
harus dilakukan ialah membudayakan kegiatan belajar mengajar.
Belajar mengajar merupakan dua kata yang tidak dapat dipisahkan. Ketika
seorang anak ingin belajar, maka harus ada yang mengajarkannya. Sedangkan,
apabila seseorang ingin mengajar, maka harus ada orang yang diajarkan.
Belajar mengajar selalu erat kaitannya dengan interaksi antara seorang
pengajar dengan peserta didik. Belajar biasa dilakukan oleh siswa sedangkan
mengajar biasa dilakukan oleh seorang guru. Oleh karena itulah, dapat
disimpulkan bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang bernilai
edukasi. Kegiatan yang selalu mengarah pada proses transfer knowledge serta
penerimaan ilmu di antara seorang individu dengan individu lain, antara individu
dengan kelompok, ataupun di antara kelompok dengan kelompok lainnya.
Belajar ialah kegiatan yang secara disengaja dilakukan oleh seseorang,
baik berdasarkan keinginan sendiri maupun orang lain yang bertujuan untuk
mencapai tujuan dari belajar itu sendiri.
Menurut Winkel, belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan

1
Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h.46

1
2

perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman.2 Sedangkan menurut


Ernest R. Hilgard belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan
sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari
perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.3
Secara sederhana, dapat dirumuskan bahwa proses belajar selalu mengejar
tercapainya tujuan belajar itu sendiri. Harapan serta tuntutan yang tidak pernah
hilang dari pikiran seorang pengajar ialah penguasaan materi ajar secara tuntas
yang disampaikan guru di kelas. Namun, untuk mendapatkan suatu kondisi
dimana siswa mampu memahami dan mendalami materi ajar ialah sesuatu yang
tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Tujuan belajar bisa dilihat dari tiga sudut yang berbeda. Dimulai dari segi
kognitif yang menekankan pengetahuan serta pendalaman materi ajar. Bagian
yang selanjutnya ialah bagian afektif, di mana proses pembelajaran di kelas bukan
hanya difokuskan untuk transfer of knowledge, melainkan juga untuk
mendapatkan sikap yang baik. Sedangkan bagian ke tiga ialah bagian
psikomotorik, di mana tujuan proses pembelajaran mengarah pada keterampilan
atau kemampuan bertindak seorang anak.
Dalam mengukur tercapai atau tidaknya tujuan belajar itu sendiri, sekolah
atau pendidikan formal yang ada di Indonesia selalu menitikberatkan pada
perolehan nilai yang diperoleh siswa di dalam kelas. Hasil belajar ialah bentuk
nyata berupa nilai-nilai dari proses belajar yang telah berlangsung.
Hasil belajar berupa nilai yang melebihi KKM merupakan tujuan belajar
apabila dilihat dari sudut pandang kognitif. Untuk mendapat hasil belajar yang
baik atau di atas KKM, maka hal yang harus dilakukan ialah mengupayakan cara-
cara terbaik agar tercapainya tujuan belajar tersebut.
Hal ini penulis ungkapkan, karena berdasarkan pengalaman serta kajian
pustaka dari buku-buku terkait pembelajaran ada dua faktor yang dapat
mempengaruhi tercapai atau tidaknya proses belajar itu sendiri. Yang pertama
ialah faktor internal, seperti minat, motivasi, serta kemauan dari dalam diri
2
, Pengertian Belajar Menurut Ahli, (http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-
menurut-ahli/), diakses tanggal 13 Agustus 2014 jam 15.00.
3
Ibid.
3

sendiri. Sedangkan faktor yang kedua ialah faktor eksternal, seperti lingkungan,
kondisi kelas, cuaca, teman bermain, media, serta metode belajar yang digunakan
oleh guru dalam menyampaikan pelajaran di kelas.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman sehari-hari sewaktu
penulis melaksanakan PPKT (Praktik Profesi Keguruan Terpadu) dalam
pembelajaran ekonomi di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan. Pada materi
akuntansi perusahaan jasa, kemampuan siswa dalam menguasai materi
pembelajaran belum memuaskan. Terbukti dari observasi kegiatan belajar siswa,
tes unjuk kerja dan hasil evaluasi yang diperoleh siswa untuk mata pelajaran
ekonomi kelas XI masih di bawah KKM. Sebagai contoh di kelas XI IPS 3, dari
35 siswa, terdapat 22 orang siswa yang masih memiliki nilai di bawah KKM,
yaitu 75. Hal ini menunjukkan tingkat kemampuan siswa rendah, di mana hanya
37 % siswa yang mampu memiliki nilai di atas KKM (dapat dilihat pada lampiran
7).
Penulis dapat simpulkan bahwa salah satu penyebab dari permasalahan ini
ialah kurang tepatnya penggunaan metode belajar di kelas serta kurang adanya
motivasi belajar dari dalam diri siswa masing-masing. Metode belajar yang
digunakan untuk mengajarkan mata pelajaran ekonomi materi akuntansi
perusahaan jasa di kelas XI SMA N 6 Tangerang Selatan ialah metode ceramah.
Hal ini menjadikan siswa tidak tertarik untuk mempelajari materi yang
disampaikan oleh guru di kelas. Selain itu, pengerjaan latihan yang dilepas secara
mandiri 100%, menjadikan siswa di kelas XI IPS merasa kesulitan. Karena
memang materi akuntansi perusahaan jasa tak ubahnya belajar matematika siswa
tidak bisa dilepas 100%, melainkan harus dibimbing dan diarahkan.
Selain itu, salah satu hambatan dalam pelajaran ekonomi di sana adalah
kurang tertariknya siswa pada pelajaran ekonomi itu sendiri, terutama pada materi
akuntansi perusahaan jasa. Banyak siswa yang mengalami kesulitan bila
menghadapi soal-soal akuntansi. Bahkan dalam mengerjakan soal persamaan
dasar yang merupakan basic dari akuntansi itu sendiri, siswa kurang mampu
mengerjakannya. Hal ini mengakibatkan prestasi belajar ekonomi di kelas XI
sangat rendah. Suatu kesalahan yang sering terjadi adalah guru kurang
4

memperhatikan tingkat pemahaman siswa dalam mengikuti perubahan, langkah,


tahap demi tahap dalam penyampaian materi pelajaran. Dengan kata lain, siswa
hanya dibuat tercengang oleh guru ketika seorang guru sedang asik dengan
kegiatan menyelesaikan soal persamaan dasar akuntansi, tanpa bertanya apakah
siswa-siswi di kelas paham atau tidak. Mungkin bagi guru, menyelesaikan soal
persamaan dasar akuntansi ialah suatu hal yang remeh dan biasa. Namun bagi
siswa persamaan dasar akuntansi ialah suatu hal yang memusingkan. Dan
sebenarnya, apabila ingin berhasil mempelajari akuntansi, kunci utamanya ialah
siswa harus mampu memahami secara mendalam terkait dengan persamaan dasar
akuntansi itu sendiri.
Bisa disimpulkan, apabila siswa tidak mampu menyelesaikan soal-soal
yang seorang guru beri, maka hasil belajar juga dapat dipastikan tidak sesuai
dengan harapan. Untuk melihat hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan salah
satu caranya ialah dengan melihat nilai dan keterampilan siswa dalam
pembelajaran itu. Apabila nilai perolehan siswa jauh dari harapan, maka seorang
guru harus memperbaiki pembelajaran agar kompetensi yang telah ditetapkan
kurikulum pada materi akuntansi perusahaan jasa itu dapat tercapai. Hal tersebut
peneliti alami di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan pada Pelajaran Ekonomi.
Di dalam kelas, peneliti merasakan dan melihat kesulitan siswa dalam hal
menguasai materi pada materi akuntansi perusahaan jasa sehingga merasa perlu
untuk segera menangani masalah tersebut. Salah satu solusi yang dapat dilakukan
adalah dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat, yang diharapkan
dapat meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi akuntansi perusahaan jasa
yang dipelajari di kelas XI.
Banyak sekali siswa-siswi yang berpendapat, bahwa akuntansi ialah
pelajaran yang sulit. Akibat dari anggapan itulah, siswa-siswi jadi merasa
kesusahan untuk memperoleh nilai atau hasil yang memuaskan. Selain
dikarenakan adanya anggapan bahwa akuntansi adalah pelajaran yang sulit,
timbulnya rasa bosan, acuh, dan tidak senang juga sangat berpengaruh terhadap
pencapaian hasil belajar di kelas. Sebagai seorang pendidik yang kompeten,
seharusnya sikap-sikap yang demikian harus diketahui dan dicari jalan keluarnya.
5

Dalam belajar ekonomi materi akuntansi perusahaan jasa diperlukan


banyak latihan-latihan penyelesaian soal yang dibentuk dalam tugas yang berisi
soal-soal serta suasana belajar yang menyenangkan. Menurut penelitian Iwan
Purwanto, permainan tradisional bebentengan bisa dijadikan salah satu alternatif
metode yang menyuguhkan keseruan serta kesenangan bagi siswa-siswi di dalam
kelas. Hal ini dikarenakan dengan keadaan atau situasi yang menyenangkan, maka
proses penjelasan materi yang dilakukan oleh guru kepada muridnya akan lebih
mudah dipahami. Dari pengalaman yang pernah peneliti lalui, pemecahan soal
ekonomi akan berhasil jika siswa memiliki ketertarikan terhadap proses belajar di
kelas. Oleh karena itulah metode pembelajaran yang diterapkan haruslah menarik,
menyenangkan, dan sesuai dengan materi ajar yang ingin diajarkan di kelas.
Selain itu, dikarenakan siswa-siswi di kelas merasa senang dengan proses belajar
mengajar, maka mereka akan lebih sering berlatih menyelesaikan soal-soal
ekonomi yang bervariatif.
Dengan seringnya siswa menyelesaikan tugas yang berupa soal-soal maka
konsep-konsep yang ada tidak mudah lupa. Untuk mendapatkan hasil yang
maksimal, maka pada penelitian ini peneliti akan menggunakan “metode
permainan tradisional bebentengan”. Alasan dipilihnya metode permainan
tradisional bebentengan ialah untuk meningkatkan minat, motivasi, serta hasil
belajar siswa dalam mengikuti proses belajar ekonomi di kelas. Peneliti sengaja
menciptakan suasana yang menyenangkan dan kompetitif, agar siswa mampu
bersaing antara sesama mereka serta dapat membantu siswa dalam memahami
materi pembelajaran. Untuk melihat keberhasilan metode ini maka dilakukan
penelitian dengan judul “Penerapan Metode Permainan Tradisional
Bebentengan dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi
Akuntansi Perusahaan Jasa di Kelas XI IPS 3 SMA N 6 Tangerang Selatan”.

B. Identifikasi Masalah
Penelitian ini terkait dengan penerapan metode permainan tradisional
bebentengan dalam peningkatan hasil belajar siswa pada materi akuntansi
6

perusahaan jasa di kelas XI IPS SMA N 6 Tangerang Selatan, dengan identifikasi


masalah :
1. Hasil belajar ekonomi siswa yang dicapai saat ini dipandang masih rendah.
2. Tidak adanya motivasi dalam belajar.
3. Tidak adanya minat dalam belajar.

C. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas, maka perlu kiranya peneliti membatasi
permasalahan agar mempermudah penelitian dan berjalan lebih terarah. Peneliti
membatasi masalah pada metode pembelajaran yang diterapkan di dalam kelas.
Dan pada penelitian ini peneliti memilih penerapan metode permainan tradisional
bebentengan yang diyakini dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas.

D. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut, apakah
penerapan metode permainan tradisional bebentengan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi akuntansi perusahaan jasa di kelas XI IPS 3 SMA
Negeri 6 Tangerang Selatan ?

E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah, untuk mengetahui apakah penerapan
metode permainan tradisional bebentengan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada materi akuntansi perusahaan jasa di kelas XI IPS 3 SMA Negeri 6
Tangerang Selatan.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian yang peneliti lakukan dibagi menjadi dua, yaitu
manfaat praktis dan teoritis.
1. Manfaat Praktis :
7

a. Siswa
Hasil penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas dalam
mata pelajaran ekonomi materi akuntansi perusahaan jasa.

b. Guru
Hasil penelitian ini dapat meningkatkan kinerja guru dalam menyampaikan
materi ajar di kelas. hal ini dikarenakan metode permainan tradisional
bebentengan mampu meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa di kelas.
Selain itu, metode juga bisa dijadikan sebagai salah satu alternatif metode
pembelajaran ekonomi di kelas XI yang dapat diterapkan untuk
meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa.
c. Kepala Sekolah
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk kepala sekolah
agar mampu mengelola guru dengan sangat baik. Melalui penelitian ini,
kepala sekolah dapat mengetahui bahwa guru telah melaksanakan penelitian
terkait dengan metode pembelajaran di sekolah, sehingga proses serta hasil
kegiatan belajar mengajar optimal.
2. Manfaat Teoritis
Menjadi salah satu referensi metode pembelajaran yang dapat diterapkan di
sekolah dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa di kelas. Baik untuk mata
pelajaran hitung-hitungan maupun mata pelajaran bahasa dan eksak, khususnya
ekonomi.
BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori
1. Metode Belajar
a. Pengertian dan Definisi Metode Menurut Ahli
Metode menurut asal usul katanya, berasal dari kata „met‟ dan „hodes‟.
Menurut asal usul bahasanya, metode berasal dari Bahasa Yunani, yaitu
„Methodos‟. Methodos mengandung arti cara dan jalan yang ditempuh.
Sedangkan menurut istilah, metode merupakan jalan serta cara yang harus
ditempuh dalam rangka mencapai suatu tujuan. Selain itu, sehubungan dengan
upaya ilmiah, metode merupakan cara kerja yang digunakan untuk memahami
objek dari suatu ilmu yang bersangkutan. Sehingga dapat disimpulkan, metode
memiliki dua hal yang sangat penting dan mendasar, yaitu cara melakukan sesuatu
serta rencana pelaksanaan sebuah cara.1
Adapun pengertian dan definisi metode menurut para ahli antara
lain :
1) Rothwel dan Khazanas
Metode adalah cara, pendekatan, atau proses untuk menyampaikan
informasi.
2) Titus
Metode adalah rangkaian cara dan langkah yang tertib dan terpola untuk
menegaskan bidang keilmuan.
3) Macquarie
Metode adalah suatu cara melakukan sesuatu, terutama yang
berkenaan dengan rencana tertentu.
4) Wiradi
Metode adalah seperangkat langkah (apa yang harus dikerjakan) yang
tersusun secara sistematis (urutannya logis).
5) Drs. Agus M. Hardjana
Metode adalah cara yang sudah dipikirkan masak-masak dan
dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah tertentu guna
mencapai tujuan yang hendak dicapai.

1
, Arti Kata Metode, (http://artikata.com/arti-340805-Metode.html), diakses tanggal 13
Agustus 2014 jam 15.05.

8
9

6) Almadk
Metode adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan,
pengesahan dan penjelasan kebenaran.
7) Ostle
Metode adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu
interelasi.
8) Hebert Bisno
Metode adalah teknik-teknik yang digeneralisasikan dengan baik agar
dapat diterima atau digunakan secara sama dalam satu disiplin,
praktek, atau bidang disiplin dan praktek.
9) Max Siporin
Metode adalah sebuah orientasi aktifitas yang mengarah kepada
persyaratan tugas-tugas dan tujuan-tujuan nyata.
10) Rosdy Ruslan
Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara
kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian,
sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggung
jawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya.
11) Kamus Bahasa Indonesia
Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yg ditentukan.
12) Arti Kata
Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki.2

Menurut Sutirman, metode merupakan cara yang dapat digunakan untuk


melaksanakan strategi. Beliau juga menjelaskan terkait dengan hubungan
strategi dan metode itu sendiri. Strategi adalah a plan of operation achieving
something, sedangkan metode ialah a way in achieving something. Selain itu
strategi merupakan suatu rencana kegiatan untuk memperoleh sesuatu,
sedangkan metode merupakan suatu cara untuk memperoleh sesuatu.3
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno menjelaskan bahwa metode
merupakan cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan.4
Dalam kegiatan belajar mengajar, terdapat dua komponen yang saling
terkait, yaitu guru dan siswa. Dalam proses pembelajaran, tugas guru ialah

2
Ibid.
3
Sutirman, Media & Model-model Pembelajaran Inovatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu,2013), h. 21.
4
Pupuh F. dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum
dan Konsep Islami, (Bandung: PT. Refika Aditama,2007), h. 15.
10

menyapaikan materi ajar yang harus dikuasai oleh siswa. Dan ternyata, dalam
proses penyampaian materi tersebut, guru sangat membutuhkan sebuah metode.
Hal ini dikarenakan metode dapat mempercepat tercapainya tujuan dari sebuah
proses pembelajaran.
Namun bukan hanya sekedar menerapkan metode apa saja di dalam
pelaksanaan proses pembelajaran. Guru juga harus memahami materi ajar, tujuan
dari proses pembelajaran, karakteristik siswa, serta karakteristik metode itu
sendiri. Hal ini diperlukan, agar guru mampu menerapkan metode yang tepat dan
sesuai dengan kondisi serta tujuan yang akan dicapai. Bagi seorang guru,
menguasai metode mengajar merupakan sebuah kewajiban, sebab seorang guru
tidak akan dapat mengajar dengan baik apabila ia tidak menguasai metode secara
tepat.5

b. Pengertian Metode Pembelajaran


Pada zaman dahulu kala, tepatnya sebelum tahun 2000-an, proses
pembelajaran di institusi-institusi pendidikan berjalan dengan sangat
konvensional. Di mana metode yang digunakan dalam setiap penyampaian materi
di kelas, monoton atau hanya terpaku pada metode ceramah saja. Namun
keadaanpun berubah seiring dengan pergantian dan penyempurnaan kurikulum di
Negara Indonesia. Dimulai dari kurikulum 2004, KBK (Kurikulum Berbasis
Kompetensi), KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), sampai kurikulum
2013 yang diterapkan mulai dari pertengahan tahun 2013 yang lalu.
Dunia pendidikan Indonesia mulai berubah pikiran dan menjadikan
metode pembelajaran sebagai sebuah alat yang sangat penting dan perlu
dikembangkan. Walau masih banyak yang berpikiran bahwa mengajar ialah
sebuah perkara yang mudah. Namun pada kenyataanya, mengajar anak atau
siswa-siswi yang lahir di tahun 2000-an dengan berbagai fasilitas teknologi yang
sangat menunjang mereka untuk mendapatkan informasi lebih, bukan hanya dari
gurunya saja.

5
Ibid.
11

Peran guru menjadi sangat sulit diterapkan, apabila guru tersebut tidak
memiliki kompetensi dalam menerapkan metode-metode pembelajaran yang tepat
dan sesuai dengan tujuan dan materi ajar. Oleh karena itulah, guru harus
mempelajari serta mengembangkan materi tentang metode serta teknik
pembelajaran yang berguna untuk menciptakan sebuah interaksi belajar antara
guru dan siswa.6
Menurut Sudiono, Triyono, dan Moh. Padil, metode merupakan salah satu
bagian yang tidak dapat dilepaskan dari sebuah sistem pembelajaran. Selain itu
metode juga merupakan suatu rangkaian cara yang diterapkan oleh guru di kelas,
dengan memperhatikan faktor-faktor yang ada di dalamnya demi mencapai suatu
tujuan pembelajaran.7
Secara garis besar dalam satu proses interaksi, belajar menempuh 4
(empat) fase pokok yang meliputi :
1) Fase pendahuluan
Fase yang dimaksudkan untuk menyusun dan mempersiapkan set yang
menguntungkan, menyenangkan guna pembahasan materi
pembelajaran. Dalam fase ini fasilitator dapat melakukan kaji ulang
(review) terhadap pembahasan sebelumnya dan menghubungkan
dengan pembahasan berikutnya.
2) Fase pembahasan
Fase yang dimaksudkan untuk melakukan kajian, pembahasan, dan
penelaahan terhadap materi pembelajaran. Dalam fase ini, mahasiswa
mulai dikonsentrasikan perhatiannya pada pokok materi pembahasan.
Dalam fase ini perlu dicari yang cocok dengan tujuan, sifat, materi, latar
belakang mahasiswa dan pendidik atau fasilitator sendiri.
3) Fase menghasilkan
Yaitu tahap di mana seluruh hasil pembahasan ditarik pada suatu
kesimpulan bersama berdasarkan pada pengalaman dan teori yang
mendukungnya.
4) Fase penurunan
Fase yang dimaksudkan untuk menurunkan konsentrasi mahasiswa
secara berangsur-angsur. Ketegangan perhatian mahasiswa terhadap
materi pembelajaran perlu secara bertahap diturunkan untuk memberi
isyarat bahwa proses pembelajaran akan berakhir.8

6
Sudiyono, dkk. Strategi Pembelajaran Partisipatori di Perguruan Tinggi, (Malang: UIN-Malang
Press,2006), h. 117.
7
Ibid., h. 118.
8
Ibid., h. 118-119.
12

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk


mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata
dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Teori Metode Pembelajaran, menurut beberapa ahli :
a) Menurut Nana Sudjana
Metode pembelajaran adalah, “Cara yang dipergunakan guru dalam
mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya
pengajaran”.
b) Menurut M. Sobri Sutikno
Menyatakan, “Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan
materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses
pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan”.
c) Menurt Gerlach dan Elly
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai rencana yang sistematis
untuk menyampaikan informasi.

Berdasarkan definisi atau pengertian metode pembelajaran yang


dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan
suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses
belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan.9
Berdasarkan kajian pengertian metode di atas, arti kata metode
sebagaimana aslinya ialah cara. Secara umum, metode ditafsirkan sebagai suatu
cara untuk mencapai tujuan tertentu. Metode seringkali dihubungkan dengan
kegiatan belajar mengajar. Dan mengajar mengandung arti memberi pelajaran.
Jadi dapat disimpulkan, metode mengajar ialah cara-cara yang digunakan oleh
pengajar, dalam menyampaikan materi ajar sesuai dengan kondisi pelajar untuk
mencapai tujuan pembelajaran.10
Dengan demikian, guru harus mempelajari jenis-jenis metode mengajar
secara mendalam. Selain itu, guru atau pengajar juga harus mempelajari
karakteristik dari materi ajar, siswa, serta tujuan pembelajaran itu sendiri. Karena
ketika seorang pengajar tidak menguasai karakteristik faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan metode dengan baik. Maka, pencapaian tujuan proses
pembelajaranpun akan sulit untuk dicapai.

9
, Definisi Metode Pembelajaran Menurut Para Ahli,
(http://mtk2012unindra.blogspot.com), diakses tanggal 27 Agustus 2014 jam 15.00.
10
Pupuh F. dan M. Sobry Sutikno, op. cit ., h. 55.
13

Guru juga harus mempunyai inisiatif dan jiwa kreativitas yang tinggi.
Karena tidak semua langkah-langkah metode yang akan kita terapkan, kita akan
adopsi secara keseluruhan pada saat pelaksanaannya di kelas. Kegiatan ini perlu
dilaksanakan, demi menyesuaikan dengan karakteristik materi ajar, siswa, tujuan
pembelajaran, serta sarana dan prasarana yang ada. Dan dapat disimpulkan,
metode mengajar merupakan salah satu komponen yang menjadi tolak ukur
keberhasilan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Menurut Syaiful B. Djamarah, dkk., metode memiliki kedudukan :
1. Sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM);
2. Menyiasati perbedaan individual anak didik;
3. Untuk mencapai tujuan pembelajaran.11

Semakin tepat penggunaan metode mengajar diterapkan di kelas, maka


semakin tepat pula pencapaian tujuan pembelajaran yang diinginkan. Oleh karena
itu, fungsi metode mengajar tidak perlu ditanyakan lagi. Metode mengajar secara
nyata ikut menentukan berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran dan
merupakan bagian yang integral dalam sebuah sistem pengajaran.12

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode


Pada prinsipnya tidak ada satupun metode mengajar yang dapat dipandang
sempurna dan cocok dengan semua pokok bahasan yang ada dalam setiap bidang
studi. Hal ini disebabkan karena setiap metode pasti memiliki keunggulan dan
kelemahannya masing-masing. Karena itulah, guru tidak boleh sembarangan
memilih serta menggunakan metode belajar. Berikut ini merupakan beberapa
faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode menurut Pupuh
Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, diantaranya ialah:
1) Tujuan yang ingin dicapai
Tujuan ialah sasaran yang ingin dicapai dari setiap kegiatan. Setiap guru
seharusnya memperhatikan tujuan dari proses pembelajaran itu sendiri. Hal ini
disebabkan karena tujuan dari proses pembelajaran yang akan dicapai sangat

11
Ibid.
12
Ibid. h. 56.
14

mempengaruhi dalam penentuan metode. Sebab metode ikut pada tujuan, bukan
sebaliknya.
2) Materi pelajaran
Materi pelajaran ialah sejumlah materi yang hendak disampaikan oleh guru dalam
proses pembelajaran untuk bisa dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik.
3) Peserta didik
Peserta didik ialah orang yang melakukan proses pembelajaran atau subjek belajar
yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik minat, bakat, kebiasaan,
motivasi, situasi sosial, lingkungan keluarga, dan harapan terhadap masa
depannya.
4) Situasi
Situasi merupakan setting atau lingkungan pembelajaran yang bersifat dinamis.
Guru harus teliti dalam melihat situasi. Oleh karena itu, pada waktu tertentu guru
perlu melakukan proses pembelajaran di luar kelas atau di alam terbuka.
5) Fasilitas
Fasilitas dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar. Karena
ketiadaan fasilitas akan sangat mengganggu pemilihan metode. Seperti tidak
adanya laboratorium untuk praktek yang kurang mendukung penggunaan metode
eksperimen atau demonstrasi. Jadi, fasilitas ini sangatlah penting guna berjalannya
proses pembelajaran yang efektif.
6) Guru
Setiap orang memiliki kepribadian, performance style, kebiasaan dan pengalaman
belajar yang berbeda-beda. Kompetensi mengajar biasanya dipengaruhi pula oleh
latar belakang pendidikan. Guru yang berlatar belakang pendidikan keguruan
biasanya lebih terampil dan mampu memilih metode dan tepat dalam
menerapkannya, sedangkan guru yang latar belakang pendidikannya kurang
relevan, sekalipun tepat dalam menentukan metode, namun sering mengalami
hambatan dalam penerapannya. Jadi, untuk menjadi seorang guru pada intinya
harus memiliki jiwa yang profesional. Dengan memiliki jiwa keprofesionalan
15

dalam menyampaikan pelajaran atau dalam proses pembelajaran itu akan berhasil
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.13
Syaiful Bahri Djamarah dan Winarno Surakhmad, mengemukakan lima
macam faktor yang mempengaruhi pemilihan serta penggunaan metode mengajar,
yakni :
a) Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya.
b) Anak didik dengan berbagai tingkat kematangan atau usianya.
c) Situasi dan keadaan.
d) Fasilitas yang ada di sebuah sekolah bervariasi secara kualitas dan
kuantitasnya.
e) Kepribadian dan kompetensi guru yang berbeda-beda.14

Sedangkan menurut Slameto dalam bukunya “Proses Belajar Mengajar


dalam Sistem Kredit Semester”, terdapat dua hal lagi yang menjadi kriteria
pemilihan metode mengajar, yaitu :
a) Besar kelas /jumlah siswa
Besar kelas ditentukan oleh banyaknya siswa yang mengikuti proses
pembelajaran dalam kelas. Kelas kecil, contohnya ialah kelas dengan 5-10 orang
siswa. Kelas ini memerlukan metode pembelajaran yang berbeda dari metode
pembelajaran yang diterapkan dalam kelas besar dengan jumlah siswa 50-100
orang anak.
b) Waktu yang tersedia
Waktu yang tersedia sangat mempengaruhi pemilihan metode
pembelajaran yang akan di terapkan di kelas. Hal ini berpengaruh karena jumlah
waktu yang direncanakan atau dialokasikan untuk menyajikan materi ajar,
berguna dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan. Untuk
menyampaikan materi ajar yang banyak, harus menggunakan metode
pembelajaran dalam waktu yang singkat. Berbeda dengan metode yang diterapkan
dalam penyampaian materi yang sedikit, memerlukan metode yang waktu
penyajian relatif cukup lama.15

13
Ibid., h.60-61.
14
Ibid., h.15.
15
Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara,1991), h.99.
16

d. Desain Metode Pembelajaran Bebentengan


Metode pembelajaran bebentengan merupakan metode yang telah
dikembangkan oleh Iwan Purwanto. Dalam penelitian individunya yang berjudul
“Desain metode pembelajaran melalui permainan anak tradisional sebagai
implementasi pendidikan karakter”, Iwan Purwanto menjelaskan tentang
hubungan permainan anak tradisional dengan pendidikan karakter terhadap anak
itu sendiri. Selain itu, beliau juga berhasil membuat sebuah desain metode
pembelajaran permainan tradisional Jawa Barat, yaitu bebentengan.
Langkah-langkah permainan bebentengan yang telah dikembangkan sebagai
berikut :
1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2) Guru membagi dua kelompok sama banyak.
3) Pemilihan kelompok sebaiknya bersifat heterogen.
4) Guru memberikan materi ajar untuk dipahami secara individu dan
kelompok dengan cara diskusi.
5) Siswa dalam kelompok mendiskusikan strategi bertanya dari pertanyaan
yang dibuat dalam kelompok masing-masing satu pertanyaan untuk setiap
individu.
6) Pimpinan kelompok melakukan suit untuk menentukan kelompok mana
yang akan mengajukan pertanyaan terlebih dahulu.
7) Selama proses permainan tidak diperkenankan untuk membuka buku atau
materi ajar.
8) Pada sesi pertandingan individu dalam kelompok mengajukan pertanyaan
kepada individu dari kelompok lain yang dikehendaki.
9) Individu yang tidak bisa jawab atau jawabannya salah maka akan menjadi
tawanan, namun bisa dibela oleh individu dalam kelompoknya namun
pembelaan hanya satu kali selama proses permainan berlangsung. Jika
jawaban pembela salah maka keduanya akan menjadi tawanan.
10) Guru disini sebagai wasit atas jawaban dan pertanyaan yang diberikan,
agar pertanyaan tidak di luar dari tujuan pembelajaran.
11) Begitu seterusnya sampai kelompok tertawan semua.16

Setelah melalui tahap uji coba, ternyata desain metode pembelajaran


tradisional bebentengan mengalami beberapa revisi, sebagai berikut :
a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b) Guru membagi dua kelompok sama banyak.
c) Pemilihan kelompok sebaiknya bersifat heterogen.

16
Iwan Purwanto, “ Desain Metode Pembelajaran Melalui Permainan Anak Tradisional Sebagai
Implementasi Pendidikan Karakter,” Penelitian Individu pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Jakarta, 2013, h. 60-61, tidak dipublikasikan.
17

d) Guru memberikan materi ajar untuk dipahami secara individu dan


kelompok dengan cara diskusi.
e) Siswa dalam kelompok mendiskusikan strategi bertanya dari pertanyaan
yang dibuat dalam kelompok masing-masing satu pertanyaan untuk setiap
individu.
f) Pimpinan kelompok melakukan suit untuk menentukan kelompok mana
yang akan mengajukan pertanyaan terlebih dahulu.
g) Selama proses permainan tidak diperkenankan untuk membuka buku atau
materi ajar.
h) Pada sesi pertandingan individu dalam kelompok mengajukan pertanyaan
kepada individu dari kelompok lain yang dikehendaki.
i) Individu yang tidak bisa jawab atau jawabannya salah maka akan menjadi
tawanan, namun bisa dibela oleh individu dalam kelompoknya namun
pembelaan hanya satu kali selama proses permainan berlangsung. Jika
jawaban pembela salah maka keduanya akan menjadi tawanan.
j) Tawanan bisa kembali pada kelompoknya jika bisa menjawab pertanyaan
yang diberikan pihak lawan (tahap ini adalah tahap perbaikan setelah uji
coba).
k) Guru disini sebagai wasit atas jawaban dan pertanyaan yang diberikan,
agar pertanyaan tidak di luar dari tujuan pembelajaran.
l) Begitu seterusnya sampai kelompok tertawan semua.17

e. Langkah-langkah Penerapan Metode Permainan Tradisional


Bebentengan di Kelas
Peneliti merubah beberapa langkah-langkah dalam menerapkan metode
permainan tradisional bebentengan yang telah didesain oleh Iwan Purwanto. Hal
ini peneliti lakukan berdasarkan tujuan pembelajaran, materi ajar yang akan
peneliti sampaikan, serta kondisi siswa-siswi di kelas.
Dalam menerapkan metode pembelajaran bebentengan, peneliti
menerapkan dua model yang berbeda. Model yang pertama ialah model
pembelajaran yang hanya ingin mencapai pada tahap bisa atau tidak siswa
membuat jurnal umum. Sedangkan, model yang kedua ialah model yang
menginginkan pemahaman mendalam dari siswa-siswi di kelas. Siswa tidak hanya
ditantang untuk membuat jurnal umum dari setiap transaksi yang dibacakan oleh
guru, melainkan siswa juga ditanya mengapa mereka bisa membuat jurnal seperti
itu.

17
Ibid., h. 64-65.
18

Hal ini menjadikan siswa jauh lebih tertantang dan menuntut siswa agar
mau menghafal saldo normal akun-akun yang keluar dalam transaksi akuntansi
perusahaan jasa. Langkah-langkah yang peneliti rancang untuk penerapan metode
bebentengan model pertama, sebagai berikut :
a) Kelas dibagi menjadi dua kelompok besar berdasarkan absen ganjil dan
genap.
b) Siswa dipersilahkan untuk bergabung dengan teman sekelompoknya.
c) Guru memberitahu atau membacakan aturan serta langkah-langkah
permainan bebentengan, yaitu :
(a) Terdapat sepuluh soal yang akan diselesaikan.
(b) Setiap kelompok mempunyai kesempatan untuk menjawab tiga
pertanyaan wajib.
(c) Empat soal selanjutnya merupakan soal rebutan.
(d) Permainan akan dimulai oleh kelompok yang memenangkan suit di
depan kelas.
(e) Di tengah kelas, terdapat meja yang berfungsi sebagai tempat menaruh
spidol untuk empat soal rebutan di akhir permainan.
(f) Kelompok lawan memilih anggota kelompok yang mendapat giliran
maju untuk menjawab soal.
(g) Bagi perwakilan kelompok yang belum tepat mengerjakan soal di depan
kelas. Akan dijadikan sebagai tawanan kelompok lawannya.
(h) Namun dua orang siswa dari kelompok yang maju, boleh
memperbaikinya.
(i) Apabila jawaban benar, maka tawanan boleh dilepaskan dari kelompok
lawan. Dan soal dicatat sebagai hasil pengerjaan kelompok tersebut.
(j) Apabila jawaban tidak benar, maka kelompok lawan boleh
membenarkannya. Dan soal dicatat sebagai hasil pengerjaan kelompok
yang membenarkannya.
(k) Bagi kelompok yang paling banyak menyelesaikan soal di depan kelas.
Maka memiliki kesempatan untuk melepaskan satu tawanan
kelompoknya.
19

(l) Perhitungan kelompok pemenang berdasarkan berapa banyak tawanan


yang ada pada kelompok lawan. Semakin sedikit, maka kelompok
tersebut adalah kelompok pemenang.
4) Permainan dimulai dengan memberikan kesempatan salah satu perwakilan
kelompok untuk melakukan suit.
5) Guru membacakan tiga soal wajib untuk masing-masing kelompok secara
bergantian.
6) Guru membacakan empat soal rebutan serta menjelaskan setiap
penyelesaian soal yang dikerjakan siswa di depan kelas.
7) Guru dan siswa menghitung jumlah tawanan yang setiap kelompok miliki.
8) Guru dan siswa menghitung jumlah soal yang dikerjakan masing-masing
kelompok.
9) Guru mempersilahkan satu kelompok yang paling banyak menyelesaikan
soal untuk melepaskan satu tawanan kelompoknya.
10) Guru dan siswa menentukan kelompok pemenang permainan bebentengan.
11) Perwakilan kelompok mengumpulkan kertas daftar nama anggota
kelompoknya masing-masing.
Sedangkan langkah-langkah yang peneliti rancang untuk penerapan
metode bebentengan model kedua, sebagai berikut :
a) Kelas dibagi menjadi dua kelompok besar berdasarkan absen ganjil dan
genap.
b) Siswa dipersilahkan untuk bergabung dengan teman sekelompoknya.
c) Guru memberitahu atau membacakan aturan serta langkah-langkah
permainan bebentengan, yaitu :
(1) Terdapat sepuluh soal rebutan yang akan diselesaikan.
(2) Setiap kelompok mempunyai kesempatan untuk menjawab soal.
(3) Di tengah kelas, terdapat meja yang berfungsi sebagai tempat menaruh
spidol untuk soal rebutan.
(4) Permainan dimulai dengan pembacaan soal pertama oleh guru.
(5) Masing-masing kelompok mendiskusikan jawaban dari soal yang
dibacakan guru.
20

(6) Bagi kelompok yang sudah tahu jawaban soal. Perwakilan


kelompoknya diperbolehkan merebut spidol di atas meja di tengah
kelas.
(7) Kelompok lawan memikirkan kira-kira siapa yang akan ditunjuk dari
kelompok yang maju, untuk menjelaskan jawaban soal yang sudah
berhasil dikerjakan teman sekelompoknya.
(8) Bagi perwakilan kelompok yang belum tepat mengerjakan soal di depan
kelas. Akan dijadikan sebagai tawanan kelompok lawannya.
(9) Namun dua orang siswa dari kelompok yang maju dan ditunjuk oleh
kelompok lawan, boleh memperbaiki jawaban soal serta
menjelaskannya.
(10) Apabila jawaban benar, maka tawanan boleh dilepaskan dari kelompok
lawan. Dan soal dicatat sebagai hasil pengerjaan kelompok tersebut.
(11) Apabila jawaban tidak benar, maka kelompok lawan boleh
membenarkannya. Dan soal dicatat sebagai hasil pengerjaan kelompok
yang membenarkannya.
(12) Bagi kelompok yang paling banyak menyelesaikan soal di depan kelas.
Maka memiliki kesempatan untuk melepaskan satu tawanan
kelompoknya.
(13) Perhitungan kelompok pemenang berdasarkan berapa banyak tawanan
yang ada pada kelompok lawan. Semakin sedikit, maka kelompok
tersebut adalah kelompok pemenang.

2. Hakikat Permainan Tradisional


a. Pengertian Permainan Tradisional
Permainan tradisional anak-anak ialah permainan yang dimainkan anak-
anak pada usia dini, balita, dan usia sekolah dasar. Permainan tradisional anak-
anak bersifat turun temurun dan tidak diketahui asal mula serta siapa yang
menciptakan permainan tersebut. Oleh karena itulah, permainan tradisional
memiliki sifat atau ciri yang sudah tua usianya. Permainan tradisional anak-anak
biasa dimainkan anak-anak dalam satu lingkungan, baik lingkungan keluarga,
21

rumah, ataupun sekolah. Pada dasarnya anak-anak mengetahui tata cara atau
macam-macam jenis permainan tradisional ini dari pewarisan generasi terdahulu
yang dilakukan manusia (anak-anak) dengan tujuan mendapat kegembiraan.18
Sedangkan menurut Atik Soepandi, Skar dan kawan-kawan, yang disebut
permainan adalah perbuatan untuk menghibur hati baik yang
mempergunakan alat ataupun tidak mempergunakan alat. Sedangkan yang
dimaksud tradisional ialah segala apa yang dituturkan atau diwariskan
secara turun temurun dari orang tua atau nenek moyang. Jadi permainan
tradisional adalah segala perbuatan baik mempergunakan alat atau tidak,
yang diwariskan turun temurun dari nenek moyang, sebagai sarana hiburan
atau untuk menyenangkan hati.19

Di dalam artikel yang dibuat oleh Agung Gunawan Sutrisna permainan


tradisional dibagi ke dalam tiga golongan. Golongan yang pertama ialah
permainan yang berfungsi untuk bermain (rekreatif). Golongan kedua ialah
permainan yang berfungsi untuk bertanding (kompetitif). Sedangkan golongan
atau kelompok yang terakhir ialah permainan yang bersifat edukatif.20
Permainan tradisional yang bersifat rekreatif biasanya dimainkan oleh
anak-anak untuk mengisi waktu senggang. Permainan tradisional yang bersifat
kompetitif, memiliki ciri terorganisir, bersifat kompetitif, dan dimainkan paling
sedikit oleh dua orang. Selain itu juga mempunyai kriteria yang dapat menentukan
siapa yang menang dan yang kalah, serta mempunyai peraturan yang diterima
bersama oleh pesertanya. Sedangkan permainan tradisional yang bersifat edukatif,
merupakan jenis permainan tradisional yang terdapat unsur-unsur pendidikan di
dalamnya.21
Permainan tradisional adalah bentuk kegiatan permainan dan atau olahraga
yang berkembang dari suatu kebiasaan masyarakat tertentu. Pada perkembangan
selanjutnya permainan tradisional sering dijadikan sebagai jenis permainan yang
memiliki ciri kedaerahan asli serta disesuaikan dengan tradisi budaya setempat.
Kegiatannya dilakukan baik secara rutin maupun sekali-kali dengan maksud untuk

18
, Permainan Tradisional Warisan Sejarah yang Hampir Punah,
(http://www.sorgemagz.com/?p=2921), diakses tanggal 27 Agustus 2014 jam 15.04.
19
Ibid.
20
Ibid.
21
Ibid.
22

mencari hiburan dan mengisi waktu luang setelah terlepas dari aktivitas rutin
seperti bekerja mencari nafkah, sekolah, dsb. Dalam pelaksanaannya permainan
tradisional dapat memasukkan unsur-unsur permainan rakyat dan permainan anak
ke dalamnya. Bahkan mungkin juga dengan memasukkan kegiatan yang
mengandung unsur seni seperti yang lazim disebut sebagai seni tradisional.22
Permainan tradisional di sini bisa identik dengan istilah lain yang juga
lazim digunakan, yaitu olahraga tradisional. Agar suatu kegiatan dapat
dikategorikan sebagai permainan tradisional tentunya harus teridentifikasikan
unsur tradisinya yang memiliki kaitan erat dengan kebiasaan atau adat suatu
kelompok masyarakat tertentu. Di samping itu, kegiatan itupun harus kuat
mengandung unsur fisik yang secara nyata melibatkan kelompok otot besar dan
juga mengandung unsur bermain yang melandasi maksud dan tujuan dari kegiatan
itu. Maksudnya, suatu kegiatan dikatakan permainan tradisional jika kegiatan itu
masih diakui memiliki ciri tradisi tertentu, dan melibatkan otot-otot besar.23

b. Peran Permainan Tradisional


Permainan Tradisional yang ada di berbagai belahan nusantara ini dapat
menstimulasi berbagai aspek perkembangan anak, seperti :
1) Aspek motorik
Melatih daya tahan, daya lentur, sensorimotorik, motorik kasar, motorik
halus.
2) Aspek kognitif
Mengembangkan maginasi, kreativitas, problem solving, strategi,
antisipatif, pemahaman kontekstual.
3) Aspek emosi
Katarsis emosional, mengasah empati, pengendalian diri
4) Aspek bahasa
Pemahaman konsep-konsep nilai
5) Aspek sosial
Menjalin relasi, kerjasama, melatih kematangan sosial dengan teman
sebaya dan meletakkan pondasi untuk melatih keterampilan sosialisasi
berlatih peran dengan orang yang lebih dewasa/masyarakat.
6) Aspek spiritual
Menyadari keterhubungan dengan sesuatu yang bersifat agung
(transcendental).

22
Ibid.
23
Ibid.
23

7) Aspek ekologis
Memahami pemanfaatan elemen-elemen alam sekitar secara bijaksana.
8) Aspek nilai-nilai/moral
Menghayati nilai-nilai moral yang diwariskan dari generasi terdahulu
kepada generasi selanjutnya.24

3. Hakikat Permainan Tradisional Bebentengan


a. Pengertian Permainan Tradisional Bebentengan
Bebentengan merupakan salah satu permainan tradisional yang dulu sangat
diminati oleh anak-anak untuk mengisi waktu libur atau hanya sekadar
menghilangkan rasa penat. Bebentengan, di beberapa daerah sering kali dikenal
sebagai rerebonan di daerah Jawa Barat, sedangkan di daerah lain juga dikenal
dengan nama prisprisan, omer, jek-jekan. Bebentengan sendiri berasal dari kata
benteng atau pertahanan. Kata bebentengan adalah Dwipurwa (pengulangan suku
kata pertama) dengan memakai akhiran an yang artinya menyerupai atau berbuat
seperti atau bukan sebenarnya. Permainan bebentengan mempunyai relevansi
dengan kehidupan masyarakat Indonesia pada zaman penjajahan Belanda dahulu.
Pertahanan Indonesia terhadap Belanda menggunakan benteng yang akhirnya
benteng tersebut dianalogikan terhadap kehidupan anak-anak lalu lahirlah istilah
bebentengan untuk sebutan permainan tradisional ini.25
Menurut Yayat Sudaryat dalam artikel permainan tradisional warisan
sejarah yang hampir punah, Guru Besar Sastra Universitas Pasundan Bandung
“Bebentengan sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda dahulu. Jika
bebentengan pada zaman itu sebagai strategi pertahanan Indonesia terhadap
gempuran penjajah Belanda, maka pada zaman sekarang bebentengan sebagai
permainan yang maksud permainannya tak jauh beda dengan zaman dahulu, yaitu
mempertahankan pertahanan dari serangan musuh,” jelas Yayat.26
Menurut Sri Mulyani, “bebentengan merupakan permainan tradisional yang
memerlukan keterampilan, ketangkasan, kecepatan berlari, serta strategi yang jitu.

24
Ibid.
25
Ibid.
26
Ibid.
24

Inti dari permainan ini adalah menyerang dan mengambil alih benteng dari
lawan.”27
Dalam bermain permainan bebentengan, yang paling dibutuhkan ialah
tempat atau perkarangan yang cukup luas. Perkarangan digunakan untuk berlari-
lari oleh anak-anak. Waktu dalam bermain permainan tradisional bebentengan
bebas, boleh siang atau malam hari. Yang terpenting ialah penerangan yang
cukup.28
Permainan tradisional bebentengan biasa dimainkan oleh dua kelompok.
Masing-masing kelompok terdiri dari 4 sampai 8 orang, bahkan lebih. Kedua
kelompok akan memilih suatu tempat yang dijadikan sebagai markas. Markas
biasanya sebuah tiang, batu, atau pilar, yang disebut sebagai benteng. Permainan
tradisional bebentengan sangat bagus dimainkan oleh anak-anak. Karena dengan
bermain bebentengan, sama saja anak berolahraga.29

b. Langkah-langkah Permainan Tradisional Bebentengan


1) Persiapan
Awal mula permainan ini ialah anak-anak yang akan ikut bermain
berkumpul di lapangan atau tanah kosong yang cukup luas, kira-kira seluas
lapangan bulu tangkis. Kemudian anak-anak yang akan ikut bermain dibagi
menjadi dua kelompok yang sama rata, bila kelompok pertama berjumlah empat
orang maka kelompok kedua juga berjumlah empat orang. Biasanya pembagian
kelompoknya dibagi dengan cara suit atau pun hom pim pah.30
2) Peralatan
Pada permainan bebentengan para pemain tidak memerlukan alat-alat
khusus, cukup lahan kosong untuk menjadi pijakan dan batas antara kedua kubu
kelompok masing-masing. Kedua kelompok membuat markas bebentengannya

27
Sri Mulyani, 45 Permainan Tradisional Anak Indonesia, (Yogyakarta: Langensari Publishing,
2013), h. 22.
28
Ibid.
29
Ibid., h. 23.
30
, Permainan Tradisional Warisan Sejarah yang Hampir Punah,
(http://www.sorgemagz.com/?p=2921), diakses tanggal 27 Agustus 2014 jam 15.04.
25

saling berjauhan, biasanya di sudut lapangan. Misalnya kelompok pertama di


sudut barat maka kelompok yang kedua di sudut timur.31
3) Peraturan
Setiap personil pada kedua kubu harus menyentuh benteng. Hal ini
menandakan bahwa status personil tersebut adalah baru. Kalau dia agak lama
tidak menyentuh benteng, maka status personil tersebut akan disebut lamo.
Personil yang berstatus lamo, dapat dikejar, diburu, dan ditawan oleh personil dari
benteng lawan yang berstatus baru. Jika seorang lamo sedang berada atau berlari
di luar benteng dapat menjadi tawanan lawan jika disentuh oleh personil dari
benteng lawan yang berstatus baru.
Personil yang menjadi tawanan akan berdiri bergandengan di dekat
benteng lawan yang menawannya. Para tawanan tidak dapat lagi bebas memburu
atau menyerang sampai mereka dapat dibebaskan. Para tawanan dapat dibebaskan
oleh teman dari bentengnya dengan cara menyentuh teman-temannya yang
menjadi tawanan tersebut.32
4) Permainan
Awal mula permainan ini dimulai dengan majunya atau menyerangnya
dari salah satu personil tiap kubu salah satu benteng untuk menantang musuh
permainannya. Personil dari lawan mainnya kemudian balik menyerang dan
mengejar musuhnya. Dari sana para pemain yang maju saling mengejar dan
menghindar satu sama lainnya. Jika seorang lamo yang maju kemudian ditangkap
atau disentuh oleh lawan mainnya maka dia menjadi tawanan musuhnya.
Seorang lamo berusaha mengejar dan menghindar dari lawan mainnya
supaya tak jadi tawanan musuhnya dan para personil yang berada pada markas
bentengnya dapat bergantian secara bergiliran untuk maju menyerang musuhnya.
Demikian seterusnya sehingga terjadi saling kejar mengejar antar personil kedua
benteng.
Pada sela-sela permainan sering terjadi kehabisan personil karena ditawan
dan bentengnya dikepung oleh lawannya. Lawan pengepung ini dapat

31
Ibid.
32
Ibid.
26

membebaskan teman-temannya yang juga menjadi tawanan dan dijaga oleh


personil di benteng lawannya. Setelah dibebaskan, para mantan tawanan ini dapat
turut mengepung benteng lawannya. Sisa personil dari benteng yang terkepung
dapat mengejar para pengepung yang berstatus lamo untuk mempertahankan
bentengnya, atau balik mengirim penyerang ke benteng pengepung jika benteng
para pengepung tidak menjaganya.33
5) Akhir Permainan
Satu kelompok dapat memenangankan permainan jika salah satu personil
mereka dapat menyentuh benteng lawan tanpa disentuh oleh lawan yang
mempertahankan benteng yang diserang tersebut. Setelah ada yang menang dan
kalah, maka permainan selesai dan dapat dimulai kembali permainan bebentengan
tersebut dari awal.34
Peraturan pertandingan menurut Wisnujadmika, sebagai berikut :

1. Permainan bebentengan
Pemain bebentengan yang keluar dari basecamp dianggap menyerbu
terlebih dahulu. Pemain ini apabila dikejar oleh musuh dan tersentuh oleh tangan
musuh dianggap tertangkap. Pemain yang tertangkap di tempatkan tawanan
(tempat yang sudah ditentukan sebelum pertandingan dimulai, biasanya 2 meter
sebelah kanan atau kiri dari basecamp).35

33
Ibid.
34
Ibid.
35
, Permainan Bentengan, (http://wisnujadmika.wordpress.com), diakses tanggal 6 April
2014 jam 09.00.
27

2. Pemain musuh mengejar penyerang


Pemain ini dapat kembali mempertahankan bentengnya apabila telah
diselamatkan temannya, dengan cara menyentuh tangan atau bagian tubuhnya.
Kelompok pemain dinyatakan mendapatkan nilai apabila dapat menyentuh
basecamp musuh. Berakhirnya pertandingan ditentukan oleh kesepakatan para
pemain. Kelompok yang kalah akan mendapatkan hukuman, yaitu menggendong
kelompok yang menang dari benteng yang satu ke benteng lainnya, jumlah
gendongan tergantung kesepakatan. 36

3. Pemain yang ditawan berada di tempat tawanan

Seorang pemain mendapatkan nilai dengan menyentuh basecamp musuh.37

36
Ibid.
37
Ibid.
28

Sedangkan cara bermain permainan bebentengan menurut Sri mulyani


ialah :
1. Permainan dimulai dengan membuat dua kelompok terlebih dahulu.
2. Setiap kelompok terdiri dari empat sampai delapan anak, baik putra
maupun putri.
3. Masing-masing kelompok memilih tiang, pilar, ataupun pohon yang
disebut sebagai benteng mereka.
4. Kedua kelompok harus saling menyerang atau mengambil alih benteng
lawan dengan menyentuh tiang atau pilar yang dipilih oleh lawan dan
meneriakkan kata “benteng”.
5. Kemenangan juga bisa diraih dengan menawan seluruh anggota lawan
dengan lari menyentuh tubuh mereka.
6. Untuk menentukkan siapa yang berhak menjadi penawan, ditentukan dari
siapa yang paling akhir menyentuh benteng mereka.38

4. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar


a. Pengertian Belajar
Sadirman, dalam bukunya „interaksi dan motivasi belajar mengajar‟
mengemukakan beberapa pengertian serta definisi belajar menurut para ahli.
Ada beberapa definisi tentang belajar, antara lain sebagai berikut :
1) Cronbach memberikan definisi :
“Learning is shown by a change in behavior as a result of experience”.
2) Harold Spears memberikan batasan:
“Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves,
to listen, to follow direction”.
3) Geoch, mengatakan:
“ Learning is a change in performance as a result of practice”.39

Dari ketiga definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar


merupakan kegiatan yang mengarah pada perubahan tingkah laku dan penampilan
melalui berbagai aktivitas. Seperti aktivitas membaca, mengamati, mendengarkan,

38
Sri Mulyani, op.cit., h. 23.
39
Sardiman, A. M., Interaksi dan motivasi belajar mengajar, (Jakarta: PT.Raja Grafindo
Persada,2000), h.20.
29

dan meniru. Proses atau kegiatan belajar akan menghasilkan perubahan tingkah
laku yang menyeluruh, apabila seseorang belajar langsung dari pengalaman atau
mengalaminya sendiri.40
Selain definisi menurut para ahli di atas, belajar juga dapat dibedakan ke
dalam dua pandangan, pandangan luas dan sempit. Belajar dalam pengertian luas
dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik dalam mencapai keutuhan
perkembangan pribadi seorang anak. Sedangkan menurut arti sempit, belajar
merupakan upaya penguasaan materi ajar menuju terbentuknya kepribadian yang
seutuhnya.41
Pengertian belajar dalam arti sempit, biasa dilakukan oleh para guru di
kelas. Dimana guru mencoba memberikan materi ajar atau ilmu pengetahuan
sebanyak mungkin dan siswa berusaha untuk menerima pelajaran dengan sebaik-
baiknya. Berdasarkan pengertian belajar secara sempit, guru hanyalah berperan
sebagai pengajar, bukan pendidik. Kemudian masyarakat akan beranggapan
bahwa belajar ialah menghafal. Dan pengertian belajar dalam arti sempit ini dapat
dibuktikan melalui kegiatan yang siswa lakukan menjelang ujian, yaitu
menghafal. 42
Selain itu, belajar juga dapat diartikan sebagai kegiatan untuk berubah.
Bukan hanya berubah dari sudut wawasan dan keilmuannya saja, melainkan juga
dari beberapa sudut lainnya. Seperti kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian,
harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri. Dan dapat disimpulkan, bahwa
belajar akan selalu menghasilkan perubahan bagi orang-orang yang melakukan
proses pembelajaran.43
Terkait dengan pengertian belajar dalam arti sempit, terdapat beberapa
teori belajar yang berfokus pada unsur kognitif saja. Apabila dijabarkan, unsur-
unsur kognitif dibedakan menjadi penataan fakta, konsep, dan prinsip yang
membentuk menjadi suatu kesatuan yang bermakna bagi peserta didik. Dan
ternyata, teori belajar yang menekankan pada unsur kognitif, selama ini di

40
Ibid.
41
Ibid., h. 20-21.
42
Ibid., h. 21.
43
Ibid.
30

kehidupan nyata dapat diterima. Dengan beberapa syarat tentunya, yaitu dapat
mempengaruhi perkembangan afeksi seseorang.44
Pada akhirnya konsep ini melahirkan teori belajar yang bertumpu pada
konsep pembentukan super ego. Konsep super ego merupakan konsep belajar
yang dalam prosesnya, belajar harus melalui kegiatan menirukan. Selain itu,
belajar juga melalui proses interaksi antar pribadi seseorang dengan pihak lain,
misalnya seorang tokoh (super ego, menyangkut dimensi sosial). Yang perlu
ditegaskan adalah siapa pun yang menjadi figur untuk ditiru, si peniru akan
mendapatkan pengalaman yang berguna bagi dirinya sendiri.45
Semakin banyak seorang anak belajar melalui kegiatan peniruan terhadap
tokoh, semakin banyak pula pengalaman yang diperolehnya. Sesuai dengan
konsep super-ego, maka pengalaman yang diperoleh si subjek didik, akan banyak
menyangkut segi moral.46
Hal ini sesuai dengan penegasan Brend bahwa struktur kepribadian
individu manusia itu terdiri dari tiga komponen yang dinamakan: id, ego,
dan super ego.
1) Id lebih menekankan pemenuhan nafsu,
2) super ego lebih bersifat sosial dan moral,
3) ego akan menjembatani antara keduanya, terutama kalau berkembang
menghadapi lingkungannya, atau dalam aktivitas belajar.47

Menurut konsep belajar super ego, ketika seseorang belajar maka orang
tersebut dapat membina moralitas dirinya sendiri. Hal ini dapat diperoleh melalui
interaksi dengan pribadi-pribadi manusia yang lain.48
Belajar boleh dikatakan sebagai suatu proses interaksi antara diri manusia
(id-ego-super ego) dengan lingkungannya. Lingkungan tersebut dapat berwujud
pribadi, fakta, konsep, ataupun teori. Menurut Sadirman dalam bukunya, “ proses
interaksi adalah :
a) proses internalisasi dari sesuatu ke dalam diri yang belajar.
b) dilakukan secara aktif, dengan segenap panca indera ikut berperan.”49

44
Ibid.
45
Ibid., h. 22.
46
Ibid.
47
Ibid.
48
Ibid.
31

Proses internalisasi sesuatu ke dalam diri orang yang belajar dilakukan


secara aktif dengan segenap panca indera. Setelah itu perlu kiranya diadakan
kegiatan lanjutan dari proses internalisasi, yaitu proses sosialisasi. Proses
sosialisasi merupakan kegiatan mensosialisasikan atau menginternalisasikan atau
menularkan suatu hal kepada pihak lain. Dalam proses sosialisasi, orang yang
belajar pasti berinteraksi dengan orang lain, dan menghasilkan pengalamannya
sendiri. Pengalaman yang dilalui oleh orang lain, akan menyebabkan proses
perubahan tingkah laku pada diri seseorang.50
Para ilmuan khususnya para ahli psikologi sering sekali mempunyai
pendapat dan pandangan yang berbeda-beda terkait dengan pengertian belajar itu
sendiri. Hal ini dapat terjadi karena mereka memberi tekanan dari sudut pandang
masing-masing. Walaupun terkadang maksud yang dituju sama, namun bahasa
penyampaian dan pengungkapan yang digunakannya berbeda. Pada akhirnya
teori belajar dapat dibedakan menjadi dua pandangan yaitu, pandangan tradisional
dan pandangan modern.
Oemar Hamalik menjabarkan dua pandangan pengertian belajar sebagai
berikut :
Belajar menurut pandangan tradisional. Menurut pandangan ini, belajar adalah
usaha memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan. Pengetahuan mendapat tekanan
yang penting, oleh sebab pengetahuan memegang peranan utama dalam hidup
manusia. Pengetahuan adalah kekuasaan. Siapa yang memiliki banyak
pengetahuan maka dia akan mendapat kekuasaan. Siapa yang memiliki banyak
pengetahuan maka dia akan mendapat kekuasaan, dan sebaliknya siapa yang
kosong pengetahuannya, atau bodoh maka dia akan dikuasai orang lain. Karena
itu memiliki banyak pengetahuan adalah penting. Itu sebabnya, pandangan ini
disebut pandangan yang intelektualitas, terlalu menekankan pada
perkembangan otak. Untuk memperoleh pengetahuan maka siswa harus
mempelajari berbagai mata pelajaran di sekolah. Dalam hal ini, “buku
pelajaran” atau bahan bacaan, menjadi sumber pengetahuan yang utama.
Sehingga sering ditafsirkan bahwa belajar berarti mempelajari buku bacaan.51

Belajar menurut pandangan modern. Menurut pandangan ini, yang dimaksud


dengan belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat interaksi dengan
lingkungan. Seseorang dinyatakan melakukan kegiatan belajar setelah ia

49
Ibid.
50
Ibid., h. 22-23.
51
Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,1994), h.27-28.
32

memperoleh hasil, yakni terjadinya perubahan tingkah laku, misalnya, dari


tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan sebagainya.
Pada hakikatnya perubahan tingkah laku itu adalah perubahan kepribadian
pada diri seseorang. Tingkah laku mengandung pengertian yang luas meliputi
segi jasmaniah (struktural) dan segi rohaniah (fungsional), keduanya saling
bertalian dan saling berinteraksi satu sama lain. Pola tingkah laku itu terdiri
dari berbagai aspek, keterampilan, kebiasaan, emosi, budi pekerti, apresiasi,
jasmani, hubungan sosial, dan lain-lain. Jadi, tingkah laku itu sesungguhnya
sangat luas, bukan hanya terdiri atas pengetahuan saja, seperti yang
dikemukakan oleh pandangan tradisional.52

Oemar Hamalik juga menjelaskan bahwa siswa yang belajar dipandang


sebagai organisme yang hidup, siswa bersifat aktif dan senantiasa mengadakan
interaksi dengan lingkungannya. Respon terhadap lingkungannya berbeda-beda,
ada yang bersifat menerima, menolak, mencari sendiri, dan dapat pula mengubah
lingkungannya.53
Lingkungan yang dijelaskan dalam buku Oemar Hamalik bukan hanya
terdiri dari buku bacaan, tetapi juga guru, sekolah, masyarakat masa lampau, dan
lain-lain. Oleh karena itu, lingkungan bersifat luas, tidak sempit. Selain itu
interaksi antara individu dengan lingkungannya, pelajar akan memperoleh
pengalaman yang bermakna bagi hidupnya.54
Definisi belajar menurut para ahli ialah sebagai berikut :
1. Skinner mengartikan belajar sebagai suatu proses adaptasi atau
penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.
2. Hilgard & Bower dalam bukunya mengemukakan bahwa belajar
berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu
situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang
dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan
atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-
keadaan sesaat seorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan
sebagainya).
3. M. Sobry Sutikno dalam bukunya mengartikan belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Kaki seseorang patah karena terkena benda yang berat
yang terjatuh dari atas loteng, ini tidak bisa disebut perubahan hasil dari
belajar. Jadi, perubahan yang bagaimana yang dapat disebut belajar ?.
52
Ibid.
53
Ibid.
54
Ibid.
33

perubahan yang dimaksud di sini adalah perubahan yang terjadi secara


sadar (disengaja) dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik
dari sebelumnya.
4. C.T. Morgan merumuskan belajar sebagai suatu perubahan yang relatif
dalam menetapkan tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman
yang lalu.
5. Thursan Hakim mengartikan belajar adalah suatu proses perubahan di
dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam
bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan
kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan,
daya fikir, dan lain-lain kemampuannya.55

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar pada


hakikatnya merupakan perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah
melakukan aktivitas tertentu. Walaupun pada kenyataanya tidak semua perubahan
termasuk kategori belajar. Seperti contohnya, perubahan fisik, mabuk, gila, dan
sebagainya.56
Hal terpenting dalam belajar ialah proses bukan hasil yang diperolehnya.
Dalam belajar, seseorang harus menikmati prosesnya. Karena dari proses itulah,
seseorang dapat menerima berbagai pengalaman penting yang dapat merubah
tingkah laku serta pola pikir seseorang.

b. Pengertian Hasil Belajar


Hasil belajar merupakan nilai yang bisa dijadikan sebagai bukti nyata dari
perubahan yang dialami oleh orang yang belajar. Hasil belajar kerap kaitannya
dengan pengertian belajar dalam arti sempit. Tujuan belajar yang diinginkan dari
sudut kognitif ialah peserta didik mampu menguasai materi ajar yang disampaikan
oleh guru di kelas. Dan dapat dilihat dari perolehan hasil belajar siswa di kelas.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
ia menerima pengalaman belajarnya. Dalam buku Nana Sudjana, “ Horward
Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni:
1) keterampilan dan kebiasaan,
2) pengetahuan dan pengertian,

55
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Op.cit.,h. 5-6.
56
Ibid.
34

3) sikap dan cita-cita.”57


Sedangkan, dalam buku penilaian hasil proses belajar mengajar, Gagne
membagi lima kategori hasil belajar, yakni :
a) informasi verbal,
b) keterampilan intelektual,
c) strategi kognitif,
d) sikap, dan
e.)keterampilan motoris.58

Dalam sistem pendidikan nasional, Indonesia menggunakan pendapat


Benyamin Bloom dalam pembagian ranah atau bagian dari hasil belajar. Dan
secara garis besar dibagi menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif,
dan ranah psikomotoris.59
Ranah yang pertama ialah ranah kognitif yang berkenaan dengan hasil
belajar intelektual dan terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Aspek pertama dan kedua
disebut aspek kognitif tingkat rendah dan aspek ke tiga sampai aspek ke enam
termasuk ke dalam aspek kognitif tingkat tinggi.60
Ranah yang kedua ialah ranah afektif yang berkenaan dengan sikap yang
terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian,
organisasi, dan internalisasi.61
Ranah yang terakhir atau ketiga ialah ranah psikomotoris yang berkenaan
dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Terdapat enam
aspek dalam ranah psikomotoris, yaitu:
1. gerakan refleks,
2. keterampilan gerakan dasar,
3. kemampuan perseptual,
4. keharmonisan atau ketepatan,
5. gerakan keterampilan kompleks, dan
6. gerakan ekspresif dan interpretatif.62
57
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2010), h. 22.
58
Ibid.
59
Ibid.
60
Ibid.
61
Ibid.
35

Diantara ketiga ranah di atas, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai
oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam
menguasai isi bahan pengajaran.63
Namun, pada perubahan kurikulum sekarang ini. Di mana kurikulum
tingkat satuan pendidikan atau KTSP diubah menjadi kurikulum 2013. Penilaian
afektif dan psikomotorik tidak kalah penting dengan penilaian kognitif itu sendiri.

5. Hakikat Jurnal Umum


a. Pengertian Jurnal Umum
Menurut Chumaditus Sa‟dyah dan Dadang Argo P,
Setiap transaksi yang sudah diwujudkan dalam bukti transaksi harus
dicatat dahulu dalam jurnal. Jadi, jurnal merupakan catatan akuntansi
permanen yang pertama, sehingga jurnal sering disebut buku catatan
pertama (book of original entry). Jurnal juga bisa diartikan sebagai media
atau buku yang mencatat transaksi keuangan secara kronologis dengan
menuliskan akun yang didebet dan dikredit.64

b. Fungsi Jurnal
1) Fungsi mencatat
Jurnal digunakan untuk mencatat transaksi berdasarkan bukti transaksi.
2) Fungsi historis
Jurnal dicatat secara kronologis berdasarkan tanggal terjadi transaksi.
3) Fungsi analisis
Jurnal digunakan untuk mencatat hasil analisis bukti transaksi sehingga
jelas letak debit atau kredit dari akun yang terpengaruh.
4) Fungsi instruktif
Perintah untuk mendebit atau mengkredit akun yang terpengaruh
beserta jumlahnya.
5) Fungai informatif
Memberikan informasi mengenai transaksi yang terjadi.65

62
Ibid., h. 23.
63
Ibid.
64
Chumaditus Sa‟dyah dan Dadang Argo P., Ekonomi 2 Kelas XI SMA dan MA,(Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan, 2009), h. 277.
65
Agung Feryanto, Buku Panduan Pendidik Ekonomi untuk SMA dan MA, (Klaten: PT. Intan
Pariwara, 2009), h. 196.
36

c. Bentuk Jurnal

Keterangan:
1) Diisi tahun, bulan, serta tanggal transaksi. Untuk tahun cukup ditulis
sekali saja tiap halaman judul, kecuali ada pergantian tahun. Sama
halnya dengan bulan.
2) Diisi nomor bukti transaksi.
3) Diisi oleh akun yang akan didebet dan dikredit. Aturan untuk penulisan
akun yang didebet di mulai dari kiri, dan akun kredit ditulis di
bawahnya sedikit ke kanan.
4) Kolom referensi diisi dengan kode akun yang angkanya sudah
dipindahkan ke buku besar.
5) Diisi nilai nominal akun yang didebet.
6) Diisi nilai nominal akun yang dikredit
7) Penambahan keterangan singkat mengenai transaksi (tidak mutlak
ada)66

d. Proses Pencatatan Jurnal Umum


Proses pencatatan jurnal umum dapat dilakukan dengan mudah, apabila
siswa atau peserta didik mampu memahami serta menghafal rumus persamaan
dasar akuntansi dan tabel saldo normal akun. Ketika dua hal tersebut dapat
dikuasai oleh siswa, maka kemampuan dalam menganalisis soal atau transaksi-
transaksi yang adapun ikut menentukan.67
1) Rumus persamaan dasar akuntansi
Harta=Utang+Modal.
2) Saldo normal akun-akun perusahaan jasa
Tabel 2.1 Saldo Normal Akun

Nama Akun Bertambah ( + ) Berkurang ( - ) Saldo Normal


Harta Debit Kredit Debit
Utang Kredit Debit Kredit
Modal Kredit Debit Kredit
Pendapatan Kredit Debit Kredit
Beban Kredit Debit Kredit

66
Ibid.
67
, Cara Membuat Jurnal Umum, (http://wwwbelajarakuntansi-accounting.blogspot.com),
diakses tanggal 22 Agustus 2014 jam 08.39.
37

Setelah itu, maka langkah-langkah yang harus dilakukan ialah :


Langkah 1: Catatlah tanggal terjadinya transaksi pada kolom tanggal
sesuai dengan tanggal yang tercantum dalam bukti
transaksi.
Langkah 2 : Isilah kolom nomer bukti dengan nomor bukti transaksi
yang tercantum dalam nukti transaksi.
Langkah 3: Tuliskan akun-akun yang mengalami perubahan akibat
transaksi pada kolom akun/keterangan. Akun yang didebet
ditulis rapat ke garis kolom nomer bukti, sedangkan akun
yang dikredit ditulis lebih menjorok ke kanan, sehingga
kedua akun tidak sejajar.

Langkah 4: Isilah kolom debet/kredit sesuai dengan jumlah uang yang


terlibat dalam transaksi.68

B. Penelitian yang Relevan


1. Penelitian individu “ Desain Metode Pembelajaran Melalui Permainan Anak
Tradisional Sebagai Implementasi Pendidikan Karakter” oleh Iwan Purwanto,
tahun 2012. 69
2. “ Membangun Karakter Anak Melalui Permainan Anak Tradisional ” oleh
Haerani Nur di Fakultas Pendidikan Universitas Negeri Makassar.70
3. “ Permainan Tradisional Jawa Gerak dan Lagu Untuk Menstimulasi
Keterampilan Sosial Anak Usia Dini ” oleh Ni Nyoman Seriati dan Nur
Hayati, Pendidikan Seni Tari, PGPAUD.71
Tabel 2.2 Persamaan dan Perbedaan Penelitian yang Relevan
Judul Persamaan Perbedaan Hasil
Desain Metode Membangun Penerapan Desain metode
Pembelajaran pendidikan metode pembelajaran
Melalui Permainan karakter permainan permainan tradisional
Anak Tradisional melalui bebentengan. menjadi salah satu
Sebagai penerapan referensi yang dapat

68
Chumaditus Sa‟dyah dan Dadang Argo P., Op.Cit., h. 278.
69
Iwan Purwanto, “ Desain Metode Pembelajaran Melalui Permainan Anak Tradisional Sebagai
Implementasi Pendidikan Karakter,” Penelitian Individu pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Jakarta, 2013, tidak dipublikasikan.
70
, Membangun Karakter Anak Melalui Permainan Anak Tradisional,
(http://pasca.undiksha.ac.id), diakses tanggal 27 Februari 2014 jam 21.02
71
, Permainan Tradisional Jawa Gerak dan Lagu Untuk Menstimulasi Keterampilan Sosial
Anak Usia Dini, (http://staff.uny.ac.id), diakses tanggal 27 Februari 2014 jam 21.42.
38

Implementasi metode diterapkan oleh guru,


Pendidikan Karakter permainan dalam rangka
tradisional meningkatkan
di kelas. motivasi belajar siswa
serta membangun
karakter anak melalui
penerapan permainan
bebentengan.
Membangun Membangun Mengembalikan Permainan tradisional
Karakter Anak pendidikan fungsi harus dikembalikan
Melalui Permainan karakter permainan posisinya sebagai
Anak Tradisional melalui tradisional permainan anak
permainan menjadi Indonesia. Bukan
anak permainan anak merupakan mainan
tradisional. Indonesia. kampungan yang kalah
saing dengan games
online. Semua pihak
dapat mengenalkan
dan memainkan
permainan tradisional
bersama anak, bahkan
bila perlu ada upaya
untuk memodernkan
permainan anak
tradisional.
Perrmainan Mensimulasi Mensimulasi Berdasarkan hasil
Tradisional Jawa keterampilan keterampilan identifikasi dan diskusi
Gerak dan Lagu sosial anak sosial anak usia dengan praktisi
Untuk Menstimulasi usia dini dini melalui permainan anak
Keterampilan Sosial melalui permainan ditemukan 60 macam
Anak Usia Dini permainan tradisional. bentuk permainan
tradisional. tradisonal yang dapat
dimainkan anak usia
TK. Permainan-
permainan tersebut
dapat mengembangkan
berbagai aspek
perkembangan anak
khususnya
keterampilan sosial.
39

C. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori, maka hipotesis yang digunakan adalah metode
permainan tradisional bebentengan dapat meningkatkan hasil belajar siswa di
kelas XI IPS 3 pada mata pelajaran ekonomi bab akuntansi perusahaan jasa,
materi jurnal umum.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 6 Tangerang Selatan. Dan waktu
penelitian dimulai dari bulan Maret – April 2014.

B. Metode Penelitian
Menurut Sugiyono dalam bukunya “ metode penelitian merupakan cara
ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,
dikembangkan, dan dibuktikannya suatu pengetahuan tertentu sehingga pada
gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi
masalah yang ada dalam sebuah penelitian.”1
Metode penelitian dapat dibedakan serta diklasifikasikan berdasarkan
tujuan dan tingkat kealamiahan obyek yang diteliti. Berdasarkan tingkat
kealamiahan metode penelitian dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu metode
eksperimen, survei, dan naturalistik.2
Metode penelitian eksperimen ialah metode penelitian yang bertujuan
untuk mencari pengaruh yang timbul akibat dari treatment dan perlakuan tertentu.
Oleh karenanya metode penelitian eksperimen sering dianggap tidak alami atau
natural. Sebuah metode penelitian yang bersifat natural biasanya digunakan untuk
meneliti sebuah penelitian yang mengambil tempat alamiah, serta peneliti tidak
memberikan perlakuan atau tratment tertentu. Dalam metode penelitian
naturalistik peneliti mengumpulkan data bersifat emic atau berdasarkan
pandangan dari sumber data, bukan pandangan peneliti sendiri.3
Sedangkan metode penelitian survei merupakan metode penelitian yang
biasanya digunakan untuk mendapatkan data dari tempat yang bersifat alamiah
bukan buatan. Namun peneliti masih memberikan perlakuan dalam pengumpulan

1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:Alfabeta, 2012), h. 6
2
Ibid., h. 9
3
Ibid., h. 11-12

40
41

data, misalnya mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur, dan


sebagainya. Perlakuan ini merupakan perlakuan berbeda dengan perlakuan yang
ada pada metode penelitian eksperimen.4
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian quasi
eksperimen, yaitu metode yang tidak memungkinkan peneliti melakukan
pengontrolan secara penuh terhadap variabel dan kondisi eksperimen. Peneliti ikut
berpartisipasi penuh dalam kegiatan proses belajar mengajar di kelas. Di mana
peneliti berperan sebagai pengajar di kelas.
Peneliti menggunakan satu kelas sebagai obyek penelitiannya. Kelas
tersebut mendapat perlakuan dalam penelitian eksperimen ini. Sebelum
mendapatkan perlakuan, kelas eksperimen harus mendapatkan pengukuran awal
terlebih dahulu atau pretest terkait dengan hasil belajar siswa dalam materi jurnal
umum. Kemudian kelas eksperimen satu (E1) diberi perlakuan (X), perlakuan
tersebut ialah penerapan metode permainan tradisonal bebentengan dalam
pembelajaran akuntansi materi jurnal umum di kelas.
Setelah diberi perlakuan, kelas eksperimen satu (E1) diberi tes berupa
posttest. Kemudian dilihat apakah ada perubahan rata-rata hasil belajar dari
pretest atau tes sebelum diberi perlakuan dengan postest atau tes sesudah diberi
perlakuan.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model penelitian eksperimen
one group pretest posttest design. Yaitu model penelitian eksperimen yang
dilakukan pada satu kelompok saja, tanpa kelompok pembanding. Model ini lebih
sempurna jika dibandingkan dengan model one shot case study, karena sudah
menggunakan tes awal sehingga besarnya efek dari eksperimen dapat diketahui
dengan pasti.5
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Pengukuran Perlakuan Pengukuran
(Pretest) (Treatment) (Posttest)
E1 T1 X Ta

4
Ibid., h. 12
5
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, ( Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007), h. 212.
42

Keterangan:
E1 : Kelas eksperimen
T1 : Nilai prestest kelas eksperimen (sebelum diberi perlakuan dengan
metode permainan tradisional bebentengan)
X : Variabel bebas atau perlakuan dengan menggunakan metode
permainan tradisional bebentengan
Ta : Nilai posttest kelas eksperimen (sesudah diberi perlakuan dengan
metode permainan tradisional bebentengan)

Dikarenakan peneliti menggunakan metode penelitian eksperimen, maka


pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan
kuantitatif. Hal ini dikarenakan metode penelitian eksperimen masuk ke dalam
bagian dari pendekatan kuantitatif.

C. Populasi dan Sampel Penelitian


Menurut Sugiyono, “ populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”6
Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu,
kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel
yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).7

Populasi yang digunakan dalam penelitian yang saya lakukan ialah kelas
XI IPS SMA N 6 Tangerang Selatan, yang terdiri dari kelas XI IPS 1, XI IPS 2,
XI IPS 3, XI IPS 4, XI IPS 5. Sedangkan sampel yang dijadikan obyek dalam
penelitian ini ialah kelas XI IPS 3.
Sampel diambil dengan menggunakan teknik sampling atau teknik
pengambilan sampel sampling purposive. Hal ini dikarenakan sampling purposive
ialah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dikarenakan pada
penelitian ini peneliti membutuhkan kelas yang memiliki masalah dalam hasil
belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi. Dan setelah dilakukan penelitian

6
Sugiyono., op.cit., h. 117.
7
Ibid., h. 118.
43

serta observasi di kelas XI IPS 3, dari 35 siswa terdapat 22 orang siswa yang
masih memiliki nilai di bawah KKM, yaitu 75. Hal ini menunjukkan tingkat
kemampuan siswa rendah, dimana hanya 37 % siswa yang mampu memiliki nilai
di atas KKM. Dan dapat disimpulkan, kelas XI IPS 3 merupakan kelompok kelas
memiliki tingkat hasil belajar yang cukup rendah.

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data


Menurut Sugiyono, “ teknik pengumpulan data merupakan langkah yang
paling utama dalam penelitian. Hal ini dikarenakan, tujuan utama sebuah
penelitian ialah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data,
maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar yang
ditetapkan atau dibutuhkan.”8
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, ialah :
1. Tes
Tes merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat sering
digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitiannya. Tes dalam penelitian
pendidikan biasanya digunakan untuk melihat bagaimana perkembangan siswa
ketika menerima sebuah stimulus yang diterapkan untuk siswa yang menjadi
objek penelitian. Selain itu tes juga sering digunakan untuk menguji kemampuan
seorang guru dalam menguasai materi pelajaran yang harus dikuasainya.
Teknik pengumpulan data tes, digunakan peneliti untuk mengetahui
seberapa besarkah perbedaan hasil belajar siswa kelas XI IPS 3 sebelum dan
sesudah diterapkannya metode permainan tradisional bebentengan. Dan,
Instrumen yang peneliti gunakan untuk teknik pengumpulan data tes ialah naskah
soal.
Langkah-langkah dalam mengembangkan instrumen adalah menetapkan
spesifikasi, yaitu berisi uraian yang menunjukkan keseluruhan karakteristik yang
harus dimiliki suatu instrumen, yaitu :
a. menentukan tujuan
b. menyusun kisi-kisi

8
Ibid., h. 308.
44

c. memilih bentuk instrumen


d. menentukan panjang instrumen
Kisi-kisi tes adalah format atau matrik yang memuat informasi tentang
spesifikasi soal-soal yang akan dibuat. Dengan kisi-kisi ini akan dikembangkan
soal-soal yang sesuai tujuan tes serta memudahkan bagi penyelenggara tes dalam
menyusun perangkat tes. Terdapat tiga langkah dalam mengembangkan kisi-kisi
dalam sistem penilaian, yaitu :
1) Membuat daftar kompetensi dasar yang akan diujikan
2) Membuat indikator
3) Menentukan jenis tagihan dan bentuk jumlah butir soal.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Soal
Standar Kompetensi Nomor Bentuk
Materi Indikator
Kompetensi Dasar Soal Soal
Memahami Mencatat Pengertian - Memahami 7,9 Pilihan
penyusunan transaksi/ jurnal pengertian Ganda
siklus dokumen ke umum, jurnal umum
akuntansi dalam jurnal fungsi
perusahaan umum jurnal -Menjelaskan 1 Pilihan
jasa umum, fungsi jurnal Ganda
langkah-
langkah -Membuat 2,3,4,5, Pilihan
pembuatan jurnal umum 6,8,10, Ganda
jurnal 11,12,1
umum 3,14,15
,16,17,
18,19,2
0

2. Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang memiliki
ciri lebih spesifik dibandingkan dengan kedua teknik pengumpulan data lain,
seperti wawancara dan kuesioner. Ketika wawancara dan kuesioner selalu
berkomunikasi dan berhubungan dengan orang lain. Observasi berbeda, teknik
45

pengumpulan data observasi tidak terbatas pada orang, melainkan juga pada
objek-objek alam yang lainnya.9
Selain itu, observasi biasanya digunakan untuk penelitian yang berkenaan
dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden
yang diamati tidak terlalu besar.10
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
observasi, untuk mencatat serta mengingat pengamatan yang peneliti lakukan di
kelas XI IPS 3. Selain itu, peneliti juga terlibat dalam kegiatan pembelajaran
sebagai guru yang mengajar materi di kelas XI IPS 3. Dan dapat disimpulkan,
bahwa peneliti melakukan kegiatan observasi berperanserta atau participant
observation.
Berikut ini merupakan kisi-kisi pedoman observasi yang peneliti gunakan
untuk mengamati respon siswa terhadap penelitian yang peneliti lakukan di kelas
XI IPS 3, sebagai berikut :
Tabel 3.3 Kisi-kisi Pedoman Observasi Siswa

Aspek
No Kegiatan Penilaian Skor Ket
1 2 3 4
1 Kegiatan awal
a. Siswa duduk dengan rapih dan siap
menerima materi ajar yang akan
guru sampaikan.
b. Siswa mendengarkan serta
memperhatikan nasihat dan
motivasi yang diberikan oleh guru.
c. Siswa mendengarkan penyampaian
guru terkait dengan materi,
indikator, serta tujuan yang ingin
dicapai.

2 Kegiatan inti
Eksplorasi
a. Siswa menjawab pertanyaan guru
terkait dengan pengetahuan tentang
9
Sugiyono, op.cit., h. 203.
10
Ibid.
46

permainan bebentengan.
b. Siswa menyambut dengan baik
ketika guru memberitahu bahwa
proses pembelajaran berlangsung
dengan metode bebentengan.
Elaborasi
a. Siswa membagi kelas menjadi dua
kelompok sesuai dengan arahan
guru.
b. Siswa bergabung dengan teman
sekelompoknya.
c. Siswa mendengarkan aturan serta
langkah-langkah permainan
bebentengan.
d. Siswa memilih salah satu teman
sekelompok untuk suit di depan
e. Siswa mendengarkan soal yang guru
bacakan
f. Siswa Antusias dalam memilih
teman dari kelompok lawan untuk
mengerjakan soal yang dibacakan
guru.
g. Siswa berdiskusi dengan teman
sekelompok untuk membicarakan
strategi permainan.
h. Siswa berdiskusi dalam menjawab
pertanyaan yang dibacakan oleh
guru.
i. Siswa yang tidak bisa menjawab
pertanyaan, mau dijadikan tawanan
di depan kelas.
j. Siswa bersama-sama dengan guru
menghitung jumlah tawanan dari
setiap kelompok
k. Kelompok pemenang berdiskusi
untuk melepaskan satu tawanan
Konfirmasi
a. Siswa bersama-sama guru
menentukan kelompok pemenang
permainan bebentengan
b. Perwakilan kelompok
mengumpulkan daftar nama anggota
kelompok masing-masing.
47

3 Kegiatan Akhir
a. Siswa bersama-sama guru
melakukan refleksi terhadap proses
pembelajaran yang berlangsung.

3. Angket
Angket atau kuesioner merupakan salah satu teknik pengumpulan data
yang paling sering digunakan oleh para peneliti. Beberapa orang berpendapat,
bahwa teknik pengumpulan data angket jauh lebih mudah apabila dibandingkan
dengan teknik pengumpulan data lainnya. Selain mudah dalam segi pengumpulan
datanya, teknik pengumpulan data angket juga mudah dalam menganalisis data
setelah data diperoleh.
Menurut Sugiyono, “ Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner juga merupakan teknik
pengumpulan data yang efektif bila peneliti tahu apa yang diharapkan dari
responden penelitian.”11
Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data angket untuk
mengumpulkan respon responden penelitian terhadap treatment atau perlakuan
yang peneliti lakukan di kelas XI IPS 3. Peneliti membuat kuesioner dengan tipe
pertanyaan terbuka.
Berikut ini merupakan kisi-kisi pedoman angket yang peneliti gunakan
untuk mengamati respon siswa terhadap penelitian yang peneliti lakukan di kelas
XI IPS 3, sebagai berikut :
Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket

No Indikator Keterangan
1 Pola pikir siswa terhadap pelajaran ekonomi
Angket dengan
2 Bisa atau tidaknya mengikuti pelajaran ekonomi tipe jawaban
Kesukaan terhadap penerapan metode bebentengan di terbuka.
3
kelas

11
Ibid., h. 199.
48

Tingkat pemahaman materi ekonomi dengan penerapan


4
metode bebentengan di kelas
Saran dan kritik terhadap penerapan metode
5
bebentengan di kelas
Nilai-nilai yang muncul dari penerapan metode
6
bebentengan di kelas
7 Kesiapan belajar dengan metode bebentengan di kelas

E. Langkah-langkah Analisis Data


Analisis data merupakan kegiatan setelah terkumpulnya data dari seluruh
responden. Kegiatan yang dilaksanakan dalam analisis data ialah
mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi
data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel
yang diteliti, serta melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah
diajukan.
1. Definisi Operasional
a. Variabel bebas (X)
adalah metode pembelajaran Permainan Tradisional Bebentengan.
b. Variabel terikat (Y)
adalah hasil belajar para siswa yang diperoleh dari skor tes sebelum dan
setelah dilaksanakan penerapan pembelajaran dengan metode Permainan
Tradisional Bebentengan, yang bertujuan untuk mengukur aspek kognitif
pengetahuan dan pemahaman para siswa tentang konsep jurnal umum
akuntansi perusahaan jasa setelah melaksanakan proses pembelajaran.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar
ekonomi siswa kelas XI IPS. Tes hasil belajar yaitu tes yang digunakan untuk
mengukur pemahaman para siswa mengenai materi jurnal umum berupa pretest
dan postest. Tes hasil belajar ekonomi diberikan sebelum dan setelah seluruh
siswa mempelajari materi jurnal umum dengan metode pembelajaran Permainan
Tradisional Bebentengan.
49

F. Kalibrasi Instrumen
Sebelum diberikan kepada sampel penelitian, soal terlebih dahulu
diujicobakan pada para siswa kelas XI IPS 4 SMA N 6 Tangerang Selatan. Uji
coba ini bertujuan untuk mengetahui apakah soal tersebut memenuhi persyaratan
seperti validitas dan reliabilitas.
1. Uji Validitas
Menurut Syofian Siregar “ validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin
diukur (valid measureif it succesfully measure the phenomenon).”12 Ketika
seseorang ingin mengukur panjang gambar yang ada dalam buku, maka alat yang
digunakannya ialah penggaris. Ketika seseorang ingin mengukur berat badan,
maka alat ukur yang digunakan ialah timbangan berat badan. Mengapa?, hal ini
dikarenakan penggaris dan timbangan berat badan merupakan alat yang valid
untuk mengukur panjang gambar yang ada di dalam buku dan berat badan
seseorang.13
Pengujian validitas yang digunakan dalam instrumen ini adalah validitas
isi dan validitas konstruk. Validitas isi mampu menunjukkan kemampuan suatu
instrumen untuk mengukur isi yang harus diukurnya. Sedangkan validitas konstuk
berusaha menunjukkan kemampuan alat ukur untuk mengukur kerangka dari
konsep yang diukurnya.14 Pengujian validitas isi menggunakan rumus Korelasi
Point Biserial, sebagai berikut :

𝑝

𝑞
Keterangan :
= Koefisien korelasi biserial (rpbi).
= Rata-rata subjek yang menjawab benar bagi item yang dicari
validitasnya.
= Rata-rata skor total.
= Standar deviasi dari skor total.
p = Proporsi siswa yang menjawab benar.

12
Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan Manual dan
Aplikasi SPSS Versi 17, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), h. 162.
13
Ibid.
14
Ibid., h. 163.
50

q = Proporsi siswa yang menjawab salah .15

2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menurut Syofian Siregar ialah “alat untuk mengetahui sejauh
mana hasil pengukuran tetap konsisten ketika dilakukan pengukuran lebih dari
sekali.”16 Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, “reliabilitas erat kaitannya
dengan masalah ketetapan hasil tes.”17 Pengujian reliabilitas untuk instrumen
dicari dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:

𝑟 [ ][ ]
Keterangan:

n = Jumlah sampel
X = Nilai skor yang dipilih
= Varians total
∑ = Jumlah varians butir
K = Jumlah butir pertanyaan
𝑟 = Koefisien reliabilitas instrumen18

Menurut Syofian Siregar, instrumen penelitian yang reliabilitasnya diuji


dengan teknik Alpha Cronbach adalah instrumen penelitian yang mampu
menentukan apakah soal tersebut reliabel atau tidak. Sedangkan kriteria suatu
instrumen penelitian dikatakan reliabel apabila koefisien reliabilitasnya (𝑟 ) lebih
dari 0,6.19
Adapun kriteria koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut :
0,80 < rKR-20 ≤ 1,00 : reliabilitas sangat tinggi
0,60 < rKR-20 ≤ 8,00 : reliabilitas tinggi
0,40 < rKR-20 ≤ 6,00 : reliabilitas sedang
0,20 < rKR-20 ≤ 4,00 : reliabilitas rendah
0,00 < rKR-20 ≤ 2,00 : reliabilitas sangat rendah20

15
Kasmadi dan Nia Siti Sunariah, Panduan Modern Penelitian Kuantitatif, (Bandung : CV.
Alfabeta, 2014), h. 157.
16
Syofian Siregar, op.cit., h. 173.
17
Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 100.
18
Syofian Siregar, op.cit., h. 176.
19
Ibid., h. 175.
20
, Kriteria Reliabilitas, (http://www.pusattesis.com/uji-reliabilitas/), diakses tanggal 14
Agustus 2014 Jam 13.06.
51

3. Teknik Analisis Data


Setelah data terkumpul, data dianalisis dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Uji Normalitas Pretes dan Postes Kedua Sampel dengan Uji Lilifors
Uji Normalitas dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Data diurutkan dari yang terkecil hingga data yang paling besar
2) Cari angka baku dengan rumus: 𝑍 =𝑋−𝑋̅
SD
3) Cari distribusi bakunya F(z)
4) Cari proposisi kumulatifnya S(z)
5) Cari 𝐿𝑜 = 𝑎𝑥 𝐹 𝑧 − (𝑧)
6) Membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel.

Hipotesis uji Normalitas:


𝐻𝑜 = 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 𝑛𝑜𝑚𝑎𝑙
𝐻𝑎 = 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑑𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 𝑡𝑖𝑑𝑎 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙
Kriteria Uji Normalitas:
Jika 𝐿𝑜 ≤ 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka sampel terdistribusi normal pada taraf signifinaksi
∝= 0.05%.21

b. Uji Homogenitas Hasil Pretes dan Postes Kedua Sampel dengan Uji
Fishers
Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Fhiser, dengan
rumus:

𝐹 ; db:db pembilang, db penyebut

Keterangan:
𝐹 = Homogenitas
= varian besar
= varian kecil

Langkah-langkah pengujian homogenitas adalah sebagai berikut:


21
Suharsimi Arikunto, op.cit., h.306.
52

1) Mencari statistik hitung


2) Mencari statistik tabel, dengan dk = n-1
3) Membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel
Jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ; 𝑚𝑎 𝑎 𝐻𝑜 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎
Jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑒𝑏𝑒𝑙 ; 𝑚𝑎 𝑎 𝐻𝑎 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎

Hipotesis uji homogenitas:


𝐻𝑜 = 𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑠𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑜𝑚𝑜𝑔𝑒𝑛
𝐻𝑎 = 𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜 𝑡𝑖𝑑𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑠𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑜𝑚𝑜𝑔𝑒𝑛22

4. Analisis Data
a. Data kuantitatif (Hasil Belajar)
Setelah diketahui homogenitas kelompok sampel, langkah analisis data
dalam penelitian ini adalah uji hipotesis dengan perhitungan statistik Uji Beda
Rata-Rata (Uji t) dan juga uji N-gain. Rumus uji t, sebagai berikut :23
̅̅̅
𝑡
̅

dimana :

̅ =𝑥
̅̅̅̅ ̅̅̅̅
𝑥

̅
√𝑛
Keterangan :
D = pasangan skor 𝑋 𝑋
̅ = rata-rata D

̅ = simpangan baku rata-rata D

Setelah diperoleh nilai statistik hitung, kemudian mencari nilai dalam


statistik tabel dengan taraf kepercayaan 0,05% dan dk = 𝑛 𝑛 – 2. Selanjutnya
membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel. Jika t hitung lebih besar

22
Budi Susetyo, Statistika untuk Analisis Data Penelitian, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2010),
h. 160.
23
Ibid., h. 208.
53

daripada t tabel maka H𝑜 ditolak dan Ha diterima. Begitu pula sebaliknya, Jika t
hitung lebih kecil daripada t tabel maka H𝑜 diterima dan Ha ditolak.
Atau dengan rumus N-Gain, gain adalah selisih antara nilai pretes dan
postes, gain menunjukkan tingkat pemahaman, atau penguasaa konsep siswa
setelah pembelajaran dilakukan guru. Uji gain digunakan untuk menghindari bias
pada penelitian dengan menggunakan rumus:

N-Gain= skor postes - skor pretes


skor ideal – skor pretes
Perolehan skor gain ternormalisasi terdapat tiga kategorisasi:
g-tinggi : nilai (<g>) > 0,70
g-sedang : nilai 0,70 e”(<g>) e”0,30
g-rendah : nilai (<g>) < 0,3024

b) Data kualitatif
Data yang telah dikumpulkan melalui teknik pengumpulan data observasi
siswa dan angket dengan pertanyaan terbuka, dianalisis, disimpulkan, serta
dideskripsikan.

5. Hipotesis Statistik
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. 𝐻𝑜 = µ1 = µ2 : Tidak ada perbedaan rata-rata nilai hasil belajar pretes
dengan postes setelah menerapkan metode permainan tradisional
bebentengan di kelas XI IPS 3 SMA N 6 Tangerang Selatan.
2. 𝐻a = µ1 ≠ µ2 : Ada perbedaan rata-rata nilai hasil belajar pretes dengan
postes setelah menerapkan metode permainan tradisional bebentengan di
kelas XI IPS 3 SMA N 6 Tangerang Selatan.

24
Amenah. HM., “ Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Penerapan Metode Problem Solving
Pada Siswa Kelas VIII di MTS Al-Hidayah Rawadenok Depok “, Skripsi pada UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta: 2013, h. 33, tidak dipublikasikan.
54

Keterangan:
𝐻𝑜 = Hipotesis Nol
𝐻a = Hipotesis Alternatif
µ1 = Rata-rata nilai pretes kelas XI IPS 3 SMA N 6 Tangerang Selatan
µ2 = Rata-rata nilai postes kelas XI IPS 3 SMA N 6 Tangerang Selatan
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Sekolah
1. Tujuan Pendidikan Menengah
Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta ketrampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Tujuan pendidikan sekolah meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang
luhur, cerdas, terampil, kuat kepribadian serta dapat membangun diri sendiri dan
bangsa.
Menghasilkan lulusan yang memiliki integritas, berwawasan dan bermoral
serta mampu bersaing dengan dunia global, serta memiliki kepribadian berakhlak
mulia, berketrampilan untuk hidup mandiri dan melanjutkan pendidikan kejenjang
yang lebih tinggi.

2. Sejarah Singkat Sekolah


a. Kondisi Riil
Pada tahun pelajaran 2013/2014 KTSP SMA Negeri 6 Kota Tangerang
Selatan memuat dua kurikulum, yaitu kurikulum 2006 untuk kelas XI dan XII,
dan kurikulum 2013 untuk kelas X karena SMA Negeri 6 Kota Tangerang Selatan
termasuk salah satu sekolah yang harus mengimplementasikan kurikulum 2013.
SMA Negeri 6 Kota Tangerang Selatan terletak di komplek Pamulang Permai I-
Pamulang Barat-Tangerang Selatan. Letaknya yang berbatasan langsung dengan
wilayah bisnis penyediaan barang dan Jasa menjadikan SMA Negeri 6 Kota
Tangerang Selatan tempat belajar yang strategis yang berpotensi menjadi sekolah
percontohan jika dikembangkan secara maksimal, apalagi jika dikaitkan dengan
rencana wilayah ini menjadi Pusat Pemerintahan Kota Tangerang Selatan. Secara
umum lahan-lahan di wilayah Pamulang dimanfaatkan sebagai lahan perumahan.
Sehingga adanya sekolah di wilayah Pamulang sangat membantu masyarakat

55
56

untuk memenuhi kebutuhan di bidang pendidikan. Tanah SMA Negeri 6 Kota


Tangerang Selatan sepenuhnya milik negara dengan luas arealnya 12.000 m2 , luas
bangunannya 3.297 m2 dengan sekeliling lahan yang telah dibatasi oleh pagar
yang secara otomatis berpotensi untuk menjaga/tindakan preventif jika ada peserta
didik yang coba-coba untuk bolos sekolah dijam-jam KBM. Bangunan sekolah
pada umumnya dalam kondisi baik. Jumlah ruang kelas untuk menunjang
kegiatan belajar juga memadai. Fasilitas sekolah yang dimiliki oleh SMA Negeri
6 Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:
Ruang Kepala Sekolah : 1, Baik
Ruang Wakasek : 1, Baik
Ruang TU : 2, Baik
Ruang Guru : 1, Baik
Ruang Kelas : 30, Baik
Ruang Lab. IPA : 2, Baik
Ruang Lab. Bahasa : 1, Baik
Ruang Perpustakaan : 1, Baik
Ruang Lab. Komputer : 2, Baik
Ruang Osis : 1, Baik
Ruang UKS : 1, Baik
Ruang peralatan Olahraga : 1, Baik
Ruang BP/BK : 1, Baik
Pos Keamanan : 1, Baik
Ruang Piket : 1, Baik
KM/WC Kasek : 1, Baik
KM/WC Wakasek : 1, Baik
KM/WC Guru : 2, Baik
KM/WC BP/BK : 1, Baik
KM/WC TU : 2, Baik
KM/WC siswa : 18, Baik
Wastafel didepan kelas : 18, baik
57

SMA Negeri 6 Tangerang Selatan didirikan pada tahun 2005 berdasarkan


SK Bupati Tangerang No. 421/Kep-53Huk/2005 tentang Pendirian sekolah baru
(USB). Pimpinan sekolah yang pernah bertugas di SMA Negeri 6 KotaTangerang
Selatan sejak awal berdirinya adalah:
Tabel 4.1 Nama Kepala SMA N 6 Tangerang Selatan
NAMA PERIODE TUGAS
1. Drs. Dedi Rafidi. Persiapan Pendirian - th.2006
2. Drs. Junaedi, M.M. Tahun 2006 s/d Feb. 2008
3. Dra. Neng Nurhemah, Feb. 2008 s/d Des. 2008
4. Drs. Agus Purwanto
M.Pd. Des. 2008 s/d Okt 2012
5. Drs. Agus Hendrawan, Okt 2012 s/d sekarang
Tenaga
MPd Pendidik yang dimiliki oleh SMA Negeri 6 Kota Tangerang
Selatan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Nama Pendidik SMA N 6 Tangerang Selatan
No. NAMA NIP BIDANG KET
1. Drs. Agus Hendrawan, M.Pd. 196506151991111001 STUDI
Matematika PNS
2. Drs. Zulkarnaen, M.Pd. 196603141988111001 Kimia PNS
3. Dra. Hj. Nurhayati, M.Pd. 196006151985032006 B. PNS
4. Dra. Hj. Sri Diani C, M.Pd. 196205021985032004 Indonesia
Matematika PNS
5. Dra. TR Damanik, M.Pd. 196302051986022003 B. PNS
6. Sri Surahno, S.Pd, M.Si. 197008221997031002 Indonesia
Kimia PNS
7. Nurjanah, SPd, M.Pd. 196201261988032002 Sosiologi PNS
8. Budi Mulyono,S.Pd. 196604191995121001 Matematik PNS
9. Sutikno,S.Pd. 196706052000031005 aSeni PNS
10. Hj. Erni Sunarsih,S.Pd, M.Pd. 195612121989032003 Budaya
Ekonomi PNS
11. Hj. Utiyah, S.Pd. 196202101986032009 B. Inggris PNS
12. Luciana, S.Pd. 197105121998022003 B. Inggris PNS
13. Usep Fanji, S.Pd. 196804141992011003 Kimia PNS
14. H. Syafrizal, MM. 195609291989011002 Ekonomi PNS
15. Agus Suwarno, MA. 197608162005011004 Pend. PNS
16. Nasikun Jarot, S.Pd. 197208062000031005 Agama
Pend. PNS
Islam
Jasmani
17. H. Yunus, S.Pd. 196501022006041005 Sosiologi PNS
18. Yusep Kuswaya S.,SE, M.Pd. 197205022006041016 Ekonomi PNS
19. Hasanuddin , SE. 197005102006041008 Ekonomi PNS
20. Agung Satrio, S.Pd. 197508152006041007 Pend. PNS
21. Nurhayati, S.Pd. 198004272006042008 Jasmani
B. PNS
Indonesia
58

22. Siti Hasanah, S.Pd. 197406132006042004 Biologi PNS


23. Dra. Salehastuti 196106032007012002 B. Inggris PNS
24. Sarmo, SH. 196505122007011037 PKn PNS
25. Dra. Nining Ratnaningsih 196805022007012018 Pend. PNS
26. Dra. Hj. Susriyah 196508212007012004 Agama
Pend. PNS
Islam
Agama
27. Hendri Sutresnowati, S.Pd. 196707192007012007 Biologi PNS
M.Pd Islam
28. H. Nurdin, S.Pd. 196712112007011009 Sejarah PNS
29. Dra. Ilmiah 196705292007012006 Fisika PNS
30. Albadri, S.Pd. 196511242007011008 B. PNS
31. Dra. Pujiastuti 196605172007012015 Indonesia
Matematik PNS
32. Mohamad Asmian, SH. 19730125200701003 aPKn PNS
33. R. Aditama, S.Pd., MM. 196605122008011005 Matematik PNS
34. Dasuki, S.Pd., MM. 197003122008011006 aSejarah PNS
35. Arie Yunitarie, S.Pd., M.Pd. 197503082008012003 B. PNS
36. Badriyah, S.Ag. 197205242008012002 Indonesia
B. Arab PNS
37. Mulyadi,S.Ag, MM. 196809172008011008 B. Inggris PNS
38. Bangun T. Manulang, S.Pd. 197403102008011004 Kimia PNS
39. Rasmawati,S. Pd. 198103112010012014 BP PNS
40. Nurlaela Rahmawati, S.Pd. 198002182006042013 Matematik PNS
41. Tiara Tisna Dewi, S.Pd. 198809062011012001 aB. Inggris PNS
42. Roslani Supinah, S.Pd. 198609272011012005 Matematik PNS
43. Ismaini, S.Pd. 197505042011012001 aFisika PNS
44. Diani Atika, S.Si, M.Pd. 198209092011012004 Biologi PNS
45. Rina Kartina, S.Pd. 197904182011012004 BK PNS
46. Rosita, SS. 197801072011012001 Bahasa PNS
47. Nurhayati, S.TP. Jepang
Fisika Honorer
48. Siti Rohimah, S.Pd. Seni Honorer
49. Gunadi, S.Pd. Budaya
Geografi Honorer
50. Amri Zulberi, S.Pd. TIK Honorer
51. Mundirin, S.Ag. B. Arab Honorer
52. Gunawan, S. Pd. Geografi Honorer
53. Mahendra Prasetya,S.S. Bahasa Honorer
54. Arfiata Achdy, S.Kom. Jepang
DGM Honorer
55. Sunardi, S.Kom. TIK Honorer
56. Arie Endrianti,S.Pd. Fisika Honorer
57. Toha A. Nugraha, S.Pd. DGM Honorer
58. Citra Nanda Natassia, S.Pd. Pendidikan Honorer
Jasmani
59

Tenaga Kependidikan yang dimiliki SMA Negeri 6 Kota Tangerang


Selatan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 Nama Tenaga Kependidikan SMA N 6 Tangerang Selatan

No NAMA NIP BIDANG STUDI KET


1. Radi Sudianto, SE. 196007051981031010 Kepala Tata Usaha PNS
Administrasi
2. Rustam Budiono Honorer
Keuangan
3. Herni Purwati Administrasi Umum Honorer
Administrasi
4. Ira Roswaryani Honorer
Kesiswaan
Fery Eka Wirya, Administrasi
5. Honorer
SE Kesiswaan
6. Lili Hayati, SE. Keuangan / Kasir Honorer
7. Karyanto Pesuruh Honorer
8. Ita Juwita Pesuruh Honorer
9. Hasan Sadikin Pesuruh Honorer
10. Asep Saepullah Pesuruh Honorer
11. Hidayatullah Pesuruh Honorer
Pesuruh/tukang
12. Mansur Honorer
kebun
13. Khotib Topa Pesuruh Honorer
14. Lilik H Pesuruh Honorer
15. Marwan Keamanan Honorer
16. Ahmad Yasin Keamanan Honorer
17. Nurdin Bejo Wilis Keamanan Honorer
18. Budiyanto Keamanan Honorer
19. Indra Keamanan Honorer
20. Susi Haryanti Perpustakaan Honorer
21. Fery Laborant Honorer

Dari sejumlah guru, sebanyak 46 orang (79,31 %) berstatus guru PNS,


dan sisanya 12 orang (20,69 %) berstatus guru honorer. 17 orang (29,31 %)
berpendidikan S2, dan sisanya 41 orang (70,69 %) berpendidikan S1. Sedangkan
untuk tenaga kependidikan hanya 1 orang yang PNS.
Dari jumlah wajib beban mengajar guru yang 24 jam per-minggu, semua
guru sudah terpenuhi, tetapi ada pula mata pelajaran yang belum ada guru
PNSnya atau masih kekurangan guru, di antaranya pada mata pelajaran Geografi,
60

Sejarah dan Penjasorkes. Juga masih adanya guru yang kurang memiliki
kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh seorang guru, baik pada kompetensi
Sosial, Kepribadian, Pedagogik maupun Profesional.
Jumlah peserta didik pada tahun pelajaran 2012/2013 seluruhnya
berjumlah 1.080 orang. Adanya peserta didik yang mutasi keluar atau masuk,
jumlah peserta didik menjelang akhir tahun pelajaran menjadi 1108 orang. Peserta
didik yang duduk di kelas XII, yaitu yang akan mengikuti Ujian Nasional 358
orang. Di tahun pelajaran 2013/2014 diperkirakan jumlah peserta didik tidak jauh
berbeda dengan tahun pelajaran sebelumnya.
Persebaran jumlah peserta didik di kelas X ada sebanyak 10 rombongan
belajar dengan komposisi 5 rombel MIA (Matematika dan Ilmu Alam) dan 5
rombel IIS (Ilmu-Ilmu Sosial), kelas XI sebanyak 10 rombongan belajar dengan
komposisi 5 rombel program IPA dan 5 rombel program IPS dan di kelas XII
sebanyak 9 rombongan belajar dengan komposisi 5 rombel program IPA dan 4
rombel program IPS, ditambah 1 kelas Akselerasi.
Sekitar separuh dari peserta didik (50%) berasal dari wilayah Kec.
Pamulang sedangkan sisanya tersebar dari wilayah sekitar Pamulang yaitu
Ciputat, Serpong, Cisauk, Pondok Aren, dan lain-lain. Adanya peserta didik yang
tidak naik kelas atau putus sekolah terutama disebabkan karena masih kurangnya
kesadaran orang tua dan peserta didik tentang arti pentingnya pendidikan. Untuk
peserta didik yang mengalami masalah ekonomi, sekolah telah mengupayakan
berbagai bantuan dari berbagai pihak. Pada tahun pelajaran 2012/2013 lebih dari
50 peserta didik mendapatkan bantuan biaya yang berupa bea siswa peserta didik.
Keadaan orang tua peserta didik sebagian besar (49%) memiliki mata pencaharian
sebagai Pedagang. Sebagian orang tua peserta didik (18%) sebagai PNS dan atau
TNI/POLRI, dan hanya beberapa orang tua (5%) sebagai pensiunan, sisanya
(20%) pegawai swasta.
Kerja sama dengan orang tua peserta didik dilaksanakan melalui Komite
Sekolah. Ada lima peran orang tua dalam pengembangan sekolah, yaitu sebagai:
1) Donatur dalam menunjang kegiatan dan sarana sekolah, namun belum
berjalan optimal mengingat kondisi ekonominya.
61

2) Mitra sekolah dalam pembinaan pendidikan.


3) Mitra dalam membimbing kegiatan peserta didik.
4) Mitra dialog dalam peningkatan kualitas pendidikan; dan
5) Sumber belajar.
Pencapaian nilai rata-rata UN peserta didik pada saat PSB/PPDB sejak
berdirinya SMA Negeri 6 Tangerang Selatan cenderung meningkat, tetapi untuk
tahun pelajaran 2013/2014 menurun. Berdasarkan hasil analisis penurunan ini
terjadi secara nasional. Kemungkinan besar adalah karena jumlah paket soal
dalam satu kelas yang terdiri dari 20 orang ada 21 paket.
Ini terlihat pada table berikut:
Tabel 4.4 Input dan Output Peserta didik
Output Rata-rata Jumlah
Input Tahun Passing Grade
Tahun Nilai UN
Pelajaran Peserta Didik Baru
Pelajaran IPA IPS
2008/2009 29.30 2007/2008 42,02 43,56
2009/2010 31.55 2008/2009 43,86 43,29
2010/2011 32,60 2009/2010 43,05 43,98
2011/2012 31,20 2010/2011 47,53 47,38
2012/2013 2011/2012 47,41 46,03
2012/2013

b. Kondisi Ideal
Berdasarkan kondisi riil yang diuraikan di atas, SMA Negeri 6 Kota
Tangerang Selatan sudah mendekati ideal, dari tahun ke-tahun selalu ada
pembenahan/penambahan sarana prasarana, diantaranya di tahun pelajaran
2012/2013 sudah ditambah 1 lab IPA, 1 lab bahasa, 18 wastafel di depan masing-
masing kelas lantai bawah, 12 LCD yang 10 diantaranya sudah terpasang di
beberapa kelas, 18 CCTV yang terpasang di kelas, juga terbangunnya masjid
sekolah hasil swadana warga sekolah meskipun baru lantai bawah. Tetapi tentu ini
akan lebih ideal lagi jika pembenahan diadakan secara berkelanjutan, diantaranya
adanya penambahan fasilitas sebagai berikut:
62

Tabel 4.5 Perbandingan Keadaan Rill dan Ideal

No Keadaan Riil Keadaan Ideal


1. Ada 2 lab IPA yang secara otomatis Ada 3 lab IPA.
digunakan untuk bersama (praktik Jadi perlu ada penambahan 1 lab IPA.
Kimia, Biologi dan Fisika)
2. Ada 10 LCD terpasang di ruang Terpasang LCD di seluruh ruang kelas (30
kelas ruang kelas)
3 Tenaga Kependidikan yang PNS Ada sedikitnya 3 Tenaga Kependidikan
baru 1 dan kurang menguasai ICT yang PNS dan menguasai ICT dengan baik
4 Ada beberapa mata pelajaran yang Terpenuhi guru PNS berkualitas untuk
kekurangan guru PNS ataupun semua mata pelajaran
belum mempunyai guru PNS
sehingga diambil guru honorer, baik
yang mengajar di satu sekolah saja,
yaitu di SMAN 6 saja atau yang
mengajar dibeberapa sekolah
5 Adanya Tenaga Pendidik yang Semua guru memiliki kompetensi guru.
kurang atau jauh dari memiliki Untuk guru-guru yang sudah diberikan
kompetensi guru pengarahan/pembimbingan tapi tidak ada
perubahan sebaiknya dipindahkan status
kepegawaiannya menjadi tenaga struktural.

Dari data yang disampaikan di atas, terlihat bahwa SMA N 6 Tangerang


Selatan merupakan SMA baru yang berdiri kurang lebih delapan tahun yang lalu.
Sekolah ini didirikan karena adanya masalah kekurangan SMA di wilayah
Tangerang Selatan. Dengan pergantian kepala sekolah yang sudah berlangsung
sebanyak 5 kali, SMA N 6 Tangerang Selatan terus berusaha untuk menjadikan
sekolah ini berkualitas dan dipercaya oleh orang tua murid.
Guru ekonomi yang ada di SMA N 6 Tangerang Selatan berjumlah empat
orang, yang terdiri dari ibu Hj. Erni Sunarsih, M.Pd., bapak Yusep Kuswaya,
M.Pd, bapak Hasanuddin, S.E., dan bapak H. Syafrizal, M.M. sebelum
diterapkannya kurikulum 2013, menurut pandangan peneliti keempat guru di atas
mampu mengelola kegiatan belajar mengajar mata pelajaran ekonomi dimulai dari
kelas 1, 2, dan 3 dengan baik. Namun semenjak diterapkannya kurikulum 2013,
keempat guru di atas mulai kebingungan, karena jam ajar yang semakin banyak.
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan. Fasilitas yang ada di SMA N
6 Tangerang Selatan sudah sangat memadai dan mampu memfasilitasi kegiatan
63

belajar mengajar dengan berbagai metode ajar yang sangat inovatif. Walaupun
semua guru di atas, sudah mulai sering menggunakan infokus dan LCD, namun
pemilihan metode yang digunakan tetap masih cenderung ke arah konvensional.
Dalam masalah administrasi, tenaga kependidikan yang ada di SMA N 6
Tangerang Selatan walaupun baru satu orang yang PNS. Namun, mereka semua
sudah ahli dalam mengurus semua keperluan administrasi sekolah. Selain itu,
SMA N 6 Tangerang Selatan berkembang dengan sangat baik dikarenakan adanya
wakil kepala sekolah di bidang kurikulum yang sangat tegas. Beliau bernama ibu
Dra. Hj. Sri Diani C, M.Pd, beliau merupakan seorang ibu yang tegas dan tak
takut dibenci dengan teman kerja lainnya demi mewujudkan program
pembelajaran yang baik di SMA N 6 Tangerang Selatan.
Dalam masalah penengakan kedisiplinan, SMA N 6 Tangerang Selatan
juga merupakan sekolah yang tidak takut-takut mengeluarkan siswa-siswi yang
bermasalah dan tidak disiplin. Selain itu, dalam masalah kerja sama dengan pihak
luar, SMA N 6 Tangerang Selatan merupakan sekolah yang sangat terbuka bagi
siapapun yang mau mengembangkan sekolah ini.
Dan dari penjelasan profil sekolah di atas, dapat disimpulkan bahwa,
walaupun SMA N 6 Tangerang Selatan merupakan sekolah baru, namun dalam
hal kualitas, kedisiplinan, serta fasilitas. Sekolah ini sangat cukup bagus dan
memadai dalam menerapkan metode-metode pembelajaran yang sangat inovatif.

B. Analisis Data
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Hasil dari uji validitas instrumen soal yang diujikan ke kelas XI IPS 4
dengan jumlah siswa 39 orang serta 20 soal yang diujikan ialah, hasil Validitas
butir soal untuk setiap nomer ditunjukkan pada baris pearson correlation. Untuk
mengetahui soal valid atau tidak dibandingkan dengan r Tabel Product Moment.
Dengan jumlah data sebanyak 39 (N=39) dan taraf signifikan 5 % menurut r tabel.
Soal dinyatakan valid apabila r hasil perhitungan > r tabel.
64

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Soal


No r Hasil r Tabel (5%)
Valid/ Tidak
Soal Perhitungan n (39)
1. 0,387 0,316 Valid
2. 0,649 0,316 Valid
3. 0,597 0,316 Valid
4. 0,034 0,316 Tidak Valid
5. - 0,316 Tidak Valid
6. 0,332 0,316 Valid
7. 0,075 0,316 Tidak Valid
8. 0,026 0,316 Tidak Valid
9. 0,585 0,316 Valid
10. 0,029 0,316 Tidak Valid
11. 0,368 0,316 Valid
12. 0,127 0,316 Tidak Valid
13. 0,568 0,316 Valid
14. 0,407 0,316 Valid
15. 0,453 0,316 Valid
16. 0,059 0,316 Tidak Valid
17. 0,204 0,316 Tidak Valid
18. 0,366 0,316 Valid
19. 0,597 0,316 Valid
20. 0,541 0,316 Valid

Maka, butir soal yang tervaliditas dengan menggunakan rumus Pearson


Corellation ialah 1, 2, 3, 6, 9, 11, 13, 14, 15, 18, 19, 20. Untuk beberapa soal yang
tidak tervaliditas, peneliti mengubah serta memperbaiki soal dengan
menggunakan pendekatan validitas konstruk.
Hasil dari uji reliabilitas instrumen soal yang diujikan ke kelas XI IPS 4
dengan jumlah siswa 39 orang serta 20 soal yang diujikan ialah :
Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Soal
Nilai
No Croncbach's
Reliabel/Tidak
Soal Alpha if Item
Deleted
1. 0,665 Reliabel
2. 0,648 Reliabel
3. 0,650 Reliabel
4. 0,691 Reliabel
5. - Reliabel
6. 0,668 Reliabel
65

7. 0,679 Reliabel
8. 0,681 Reliabel
9. 0,652 Reliabel
10. 0,682 Reliabel
11. 0,665 Reliabel
12. 0,682 Reliabel
13. 0,650 Reliabel
14. 0,662 Reliabel
15. 0,659 Reliabel
16. 0,680 Reliabel
17. 0,675 Reliabel
18. 0,666 Reliabel
19. 0,650 Reliabel
20. 0,652 Reliabel

Karena nilai reliabilitas yang dihitung melalui perhitungan dengan rumus


Alpha Cronbach memiliki nilai di atas 0,6. Maka semua butir soal dinyatakan
reliabel. Semua soal yang diujikan ke kelas XI IPS 4, dinyatakan reliabel semua.
Untuk beberapa soal yang tidak valid, peneliti merubah terlebih dahulu dengan
cara validitas konstruk.

2. Hasil Belajar Siswa


a. Data Hasil Kognitif
1). Data Hasil Pretest
Penelitian yang peneliti lakukan berlangsung di SMA Negeri 6 Tangerang
Selatan yang berlokasi di Komplek Pamulang Permai Barat 1, Kecamatan
Pamulang Timur, Tangerang Selatan. Sampel yang peneliti ambil dalam
penelitian penerapan metode permainan tradisional bebentengan ialah kelas XI
IPS 3. Kelas tersebut merupakan salah satu kelas yang memiliki nilai hasil belajar
siswa yang rendah pada mata pelajaran Ekonomi. Kelas XI IPS 3 berisikan 35
orang siswa, dengan 14 siswa laki-laki, dan 21 siswa perempuan.
Kelas XI IPS 3 yang merupakan subjek penelitian dalam penelitian ini,
diberikan tes uji pemahaman dalam ranah kognitif sebanyak dua kali. Satu kali
diberikan sebelum subjek diberi perlakuan atau penerapan metode pembelajaran
66

permainan tradisional bebentengan (pretest). Dan yang satu diberikan setelah


subjek diberi perlakuan metode permainan tradisional bebentengan (postest).
Berdasarkan data nilai hasil belajar sebelum subjek diberi perlakuan
metode permainan tradisional bebentengan atau pretest. Dapat disimpulkan,
bahwa kelas XI IPS 3 yang terdiri dari 35 orang sisiwa memiliki nilai terendah 15,
nilai tertinggi 75, nilai rata-rata 53,35, nilai median 53,5, nilai modus 57,8, nilai
varians 325,94, dan nilai standar deviasi 18,05.
Tabel 4.8 Data Hasil Belajar Siswa (Pretest)

Frekuensi Frek
No Interval Titik tengah Frek Relatif
absolut Kumulatif
1 15-24 19,5 2 2 5,71%
2 25-34 29,5 2 4 5,71%
3 35-44 39,5 7 11 20.00%
4 45-54 49,5 7 18 20.00%
5 55-64 59,5 10 28 28,57%
6 65-74 69,5 4 32 11,42%
7 75-84 79,5 3 35 8,57%
Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel di atas, nilai pada kelas interval 55-64 merupakan nilai
yang paling banyak diperoleh oleh siswa-siswi kelas XI IPS 3, dengan presentase
28,57 %. Skor rata-rata di kelas XI IPS 3 ialah 53,35 dan berada pada kelas
interval 55-64 juga. Terdapat dua kelas interval yang memiliki nilai di atas rata-
rata, yaitu kelas interval 65-74 dan 75-84. Dengan total presentase 19,99 % yang
memiliki nilai di atas rata-rata. Sedangkan untuk nilai dibawah rata-rata, terdapat
empat kelas interval, dimulai dari interval 15-24, 25-34, 35-44, dan 45-64. Total
presentase nilai di bawah rata-rata ialah 51,42 %. Dan dapat disimpulkan bahwa
setengah siswa dari kelas XI IPS 3 masih memiliki nilai di bawah rata-rata.

2). Data Hasil Postest


Berdasarkan data nilai hasil belajar sesudah subjek diberi perlakuan
metode permainan tradisional bebentengan atau postest. Dapat disimpulkan,
67

bahwa kelas XI IPS 3 yang terdiri dari 35 orang sisiwa memiliki nilai terendah 60,
nilai tertinggi 95, nilai rata-rata 81,7, nilai median 80,5, nilai modus 92,2, nilai
varians 4019,36, dan nilai standar deviasi 63,39.
Tabel 4.9 Data Hasil Belajar Siswa (postest)
Frekuensi Frekuensi Frekuensi
No Interval Titik tengah
Absolut Kumulatif Relatif
1 60-65 62.5 3 3 8,57%
2 66-71 68.5 1 4 2,85%
3 72-77 74.5 12 16 34,28%
4 78-83 80.5 3 19 8,57%
5 84-89 86.5 2 21 5,71%
6 90-95 92.5 14 35 40,00%
35 100%

Berdasarkan tabel di atas, nilai pada kelas interval 90-95 merupakan nilai
yang paling banyak diperoleh oleh siswa-siswi kelas XI IPS 3, dengan total
presentase 40 %. Nilai ini merupakan nilai hasil belajar setelah peneliti
menerapkan metode permainan tradisional bebentengan dalam materi jurnal
umum di kelas. Nilai rata-rata di kelas XI IPS 3 setelah diterapkannya metode
permainan tradisional bebentengan ialah 81,7 dan berada pada kelas interval 78-
83. Terdapat dua kelas interval yang memiliki nilai di atas rata-rata, yaitu kelas
interval 84-89 dan kelas interval 90-95, dengan total presentase 45,71% dan
jumlah 16 orang siswa. Sedangkan untuk nilai di bawah rata-rata, terdapat tiga
kelas interval, dimulai dari interval kelas 60-65, 66-71, dan 72-77. Total
presentase nilai di bawah rata-rata ialah 45,7%. Dan dapat disimpulkan bahwa
setengah siswa dari kelas XI IPS 3 sudah memiliki nilai di atas rata-rata.
Tabel 4.10 Data Hasil Pretest dan Postest
Data N (jumlah) Pretest Postest
Maksimal 35 75 95
Minimal 35 15 60
Jumlah 35 1755 2845
Rata-rata 35 53.35 81.7
Standar Deviasi 35 15.505 63.39
68

Berdasarkan tabel data hasil pretest dan postest kelas XI IPS 3 di atas,
dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar pada materi jurnal
umum akuntansi perusahaan jasa dengan menerapkan metode pembelajaran
permainan tradisional bebentengan di kelas XI IPS 3.
Tabel 4.11 Nilai -Gain XI IPS 3
Pretest Postest Skor postes-skor Skor ideal-skor Kriteria
No
(XI) (X2) pretes pretes N-gain
1 40 95 55 60 0.92 Tinggi
2 40 80 40 60 0.67 Sedang
3 45 80 35 55 0.64 Sedang
4 45 90 45 55 0.82 Tinggi
5 55 60 5 45 0.11 Rendah
6 75 90 15 25 0.60 Sedang
7 60 60 0 40 0.00 Rendah
8 60 85 25 40 0.63 Sedang
9 15 75 60 85 0.71 Tinggi
10 55 80 25 45 0.56 Sedang
11 70 95 25 30 0.83 Tinggi
12 60 90 30 40 0.75 Tinggi
13 40 75 35 60 0.58 Sedang
14 50 75 25 50 0.50 Sedang
15 50 75 25 50 0.50 Sedang
16 55 75 20 45 0.44 Sedang
17 35 75 40 65 0.62 Sedang
18 75 90 15 25 0.60 Sedang
19 45 75 30 55 0.55 Sedang
20 65 90 25 35 0.71 Tinggi
21 55 90 35 45 0.78 Tinggi
22 55 75 20 45 0.44 Sedang
23 40 85 45 60 0.75 Tinggi
24 25 90 65 75 0.87 Tinggi
25 45 65 20 55 0.36 Sedang
26 40 70 30 60 0.50 Sedang
27 25 90 65 75 0.87 Tinggi
28 20 75 55 80 0.69 Sedang
29 60 75 15 40 0.38 Sedang
30 70 75 5 30 0.17 Rendah
31 50 90 40 50 0.80 Tinggi
69

32 60 75 15 40 0.38 Sedang
33 75 90 15 25 0.60 Sedang
34 35 95 60 65 0.92 Tinggi
35 65 95 30 35 0.86 Tinggi
21.07524216

Berdasarkan data dari tabel di atas, rata-rata nilai gain kelas XI IPS 3 ialah
21,07. Dan dapat disimpulkan bahwa nilai gain kelas XI IPS 3 tergolong pada
kategori tinggi, dimana 21,07 > 0,7. Selain itu, terdapat 13 orang siswa yang
memiliki kategori nilai gain tinggi dengan total presentase 37,14 %. Terdapat 19
orang siswa yang memiliki kategori nilai gain sedang dengan total presentase
54,28 %. Dan terdapat 3 orang siswa yang memiliki kategori nilai gain rendah
dengan total presentase 8,57 % .
Hal ini semakin menguatkan kesimpulan yang sudah dijelaskan di atas,
bahwa terdapat peningkatan hasil belajar setelah peneliti menerapkan metode
permainan tradisional bebentengan di kelas XI IPS 3 dalam materi jurnal umum
akuntansi perusahaan jasa.

3. Analisis Data Kuantitatif


a. Uji Normalitas
Uji normalitas data merupakan salah satu uji pra-syarat penelitian. Hal ini
disebabkan, dengan melakukan uji ini, peneliti menjadi tahu apakah data yang
diambilnya memiliki distribusi yang normal atau tidak. Dan ketika data yang
peneliti tetapkan tidak berdistribusi normal, maka rumus atau cara yang
digunakan untuk menguji hipotesis berbeda dengan data yang berdistribusi
normal. Uji normalitas peneliti lakukan dengan tiga cara, yaitu nilai skewnees,
histogram, serta p-plot. Dalam pengujian normalitas data peneliti menggunakan
program aplikasi SPSS 17.
70

Tabel 4.12 Deskriptif Statistik


N Skewness Kurtosis
Statistic Statistic Std. Statistic Std.
Error Error
Pretes 32 -,427 ,414 ,198 ,809
Postes 30 -,752 ,427 -,494 ,833
Valid N
28
(listwise)

Normalitas data dilihat dari nilai skewnees yang merupakan nilai


kecondongan atau kemiringan suatu kurva. Data yang mendekati nilai distribusi
normal memiliki nilai skewnees yang mendekati angka 0 sehingga memiliki
kemiringan yang cenderung seimbang. Hasil output SPSS 17 terlihat nilai pretes
sebesar -0,427 dan nilai postes sebesar -0.752. Kedua data memiliki nilai
skewnees atau kecondongan mendekati 0, maka masing-masing data memiliki
kecenderungan berdistribusi normal.

Gambar 4.1 Lonceng Distribusi Normal


71

Data yang berdistribusi normal akan membentuk lonceng, kecondongan ke


kiri dan ke kanan seimbang dengan nilai skewnees mendekati 0. Data pretes dan
postes mendekati kecondongan yang seimbang meskipun pada bagian postes
kurang sempurna. Namun masih bisa diberikan toleransi dan keduanya
berdistribusi normal.

Gambar 4.2 P-Plot

Hasil output dengan SPSS baik data pretes dan postes menunjukkan
penyebaran titik berada di sekitar garis diagonal. Oleh karena itu dapat
disimpulkan berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan rumus fisher, namun
dalam pelaksanaanya peneliti menggunakan program SPSS 17. Dan hasilnya
sebagai berikut :
72

Tabel 4.13 Homogenitas Data Pretest


Pretes
Levene df1 df2 Sig.
Statistic
1,698 6 18 ,179

Tabel 4.14 Homogenitas Data Postest


Postes
Levene df1 df2 Sig.
Statistic
1,322a 9 23 ,279

Hasil pengujian homogeneity varians data pretest dengan levene statistik


menunjukkan nilai 1,698 dengan signifikansi 0,179. Dan hasil pengujian
homogeneity varians data postest dengan levene statistik menunjukkan nilai 1,322
dengan signifikansi 0,279. Oleh karena nilai signifikan perhitungan homogenitas
dengan anova lebih dari nilai alpha 0,05, maka keputusannya menerima Ho atau
data bersifat homogen.

c. Uji Hipotesis (uji t)


Setelah melewati dua tahap uji pra-syarat penelitian, yaitu uji normalitas
dan uji homogenitas. Hasilnya data yang diujikan merupakan data yang
berdistribusi normal dan homogen. Maka tahap selanjutnya ialah uji hipotesis
dengan menggunakan uji t. Uji t yang digunakan merupakan uji dua rata-rata
untuk populasi berpasangan yang mempunyai desain penelitian one group pre-test
post test. Dalam perhitungan uji t, peneliti menggunakan program SPSS 17,
sebagai berikut :
73

Tabel 4.15 Uji t


Paired Samples Statistics
Mean N Std. Std. Error
Deviation Mean
Postes 81,29 35 9,877 1,670
Pair 1
Pretes 50,14 35 15,505 2,621

Derajat kebebasan ( ) = 35 + 35 - 2 = 68. Harga t tabel 0,05 =


1.66757.
Tabel 4.16 Uji t
Paired Samples Test
Paired Differences t Df Sig.
Mean Std. Std. 95% Confidence (2-
Deviation Error Interval of the tailed)
Mean Difference
Lower Upper
Postes -
Pair 1 31,143 17,154 2,899 25,250 37,035 10,741 34 ,000
Pretes

Hasil perhitungan menggunakan alpha = 5 % atau 0,05 dua sisi penolakan


dikarenakan signifikansi 2 sisi 0,00 < 0,05 tingkat signifikansi (a) atau t hitung
10, 741 > t tabel 1, 66757. Maka dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima.
Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan rata-rata nilai hasil belajar pretest
dengan postest setelah menerapkan metode permainan tradisional bebentengan di
kelas XI IPS 3 SMA N 6 Tangerang Selatan.

4 Analisis Data Kualitatif


a. Hasil Observasi
Observasi yang peneliti lakukan di kelas XI IPS 3 merupakan observasi
siswa. Dimana guru memperhatikan serta mengamati respon siswa terhadap
penerapan metode permainan tradisional bebentengan, dalam materi jurnal umum
akuntansi perusahaan jasa. Observasi ini peneliti laksanakan dalam dua kali
pertemuan dengan materi yang sama. Dalam melaksanakan observasi siswa,
74

peneliti menggunakan pedoman observasi dengan skala satu sampai empat.


Berikut hasil observasi yang peneliti lakukan :
Tabel 4.17 Hasil observasi pelaksanaan pembelajaran
(pertemuan pertama)
Aspek
No Kegiatan Penilaian Skor Ket
1 2 3 4
Pertemuan pertama
1 Kegiatan awal
a. Siswa duduk dengan rapih dan siap
menerima materi ajar yang akan
guru sampaikan. √
b. Siswa mendengarkan serta
memperhatikan nasihat dan
motivasi yang diberikan oleh guru. √
c. Siswa mendengarkan penyampaian
guru terkait dengan materi,
indikator, serta tujuan yang ingin
dicapai. √

2 Kegiatan inti
Eksplorasi
a. Siswa menjawab pertanyaan guru
terkait dengan pengetahuan tentang
permainan bebentengan. √
b. Siswa menyambut dengan baik
ketika guru memberitahu bahwa
proses pembelajaran berlangsung
dengan metode bebentengan. √
Elaborasi
a. Siswa membagi kelas menjadi dua
kelompok sesuai dengan arahan
guru. √
b. Siswa bergabung dengan teman
sekelompoknya. √
c. Siswa mendengarkan aturan serta
langkah-langkah permainan
bebentengan. √
d. Siswa memilih salah satu teman
sekelompok untuk suit di depan √
e. Siswa mendengarkan soal yang guru √
75

bacakan
f. Siswa Antusias dalam memilih
teman dari kelompok lawan untuk
mengerjakan soal yang dibacakan
guru. √
g. Siswa berdiskusi dengan teman
sekelompok untuk membicarakan
strategi permainan. √
h. Siswa berdiskusi dalam menjawab
pertanyaan yang dibacakan oleh
guru. √
i. Siswa yang tidak bisa menjawab
pertanyaan, mau dijadikan tawanan
di depan kelas. √
j. Siswa bersama-sama dengan guru
menghitung jumlah tawanan dari
setiap kelompok √
k. Kelompok pemenang berdiskusi
untuk melepaskan satu tawanan √
Konfirmasi
a. Siswa bersama-sama guru
menentukan kelompok pemenang
permainan bebentengan √
b. Perwakilan kelompok
mengumpulkan daftar nama anggota
kelompok masing-masing. √

3 Kegiatan Akhir
a. Siswa bersama-sama guru
melakukan refleksi terhadap proses
pembelajaran yang berlangsung. √

Tabel 4.18 Hasil observasi pelaksanaan pembelajaran


(pertemuan kedua)
Aspek
No Kegiatan Penilaian Skor Ket
1 2 3 4
Pertemuan kedua
1 Kegiatan awal
a. Siswa duduk dengan rapih dan siap
menerima materi ajar yang akan
guru sampaikan. √
76

b. Siswa mendengarkan serta


memperhatikan nasihat dan
motivasi yang diberikan oleh guru. √
c. Siswa mendengarkan penyampaian
guru terkait dengan materi,
indikator, serta tujuan yang ingin
dicapai. √

2 Kegiatan inti
Eksplorasi
a. Siswa menjawab pertanyaan guru
terkait dengan pengetahuan tentang
permainan bebentengan. √
b. Siswa menyambut dengan baik
ketika guru memberitahu bahwa
proses pembelajaran berlangsung
dengan metode bebentengan. √
Elaborasi
a. Siswa membagi kelas menjadi dua
kelompok sesuai dengan arahan
guru. √
b. Siswa bergabung dengan teman
sekelompoknya. √
c. Siswa mendengarkan aturan serta
langkah-langkah permainan
bebentengan. √
d. Siswa memilih salah satu teman
sekelompok untuk suit di depan √
e. Siswa mendengarkan soal yang guru
bacakan √
f. Siswa Antusias dalam memilih
teman dari kelompok lawan untuk
mengerjakan soal yang dibacakan
guru. √
g. Siswa berdiskusi dengan teman
sekelompok untuk membicarakan
strategi permainan. √
h. Siswa berdiskusi dalam menjawab
pertanyaan yang dibacakan oleh
guru. √
i. Siswa yang tidak bisa menjawab
pertanyaan, mau dijadikan tawanan
di depan kelas. √
77

j. Siswa bersama-sama dengan guru


menghitung jumlah tawanan dari
setiap kelompok √
k. Kelompok pemenang berdiskusi
untuk melepaskan satu tawanan √
Konfirmasi
a. Siswa bersama-sama guru
menentukan kelompok pemenang
permainan bebentengan √
b. Perwakilan kelompok
mengumpulkan daftar nama anggota
kelompok masing-masing. √

3 Kegiatan Akhir
b. Siswa bersama-sama guru
melakukan refleksi terhadap proses
pembelajaran yang berlangsung. √

Keterangan : 1 = Kurang baik


2 = Cukup baik
3 = Baik
4 = Sangat baik

Berdasarkan tabel hasil observasi pelaksanaan di atas, peneliti dapat


menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan keaktifan serta ketertarikan siswa
terhadap penyampaian materi ajar yang guru sampaikan di kelas. Hal ini
disebabkan karena peneliti menerapan metode belajar permainan tradisional
bebentengan di kelas. Peneliti juga berusaha semaksimal mungkin untuk
menerapkan metode permainan tradisional bebentengan ini dengan materi jurnal
umum akuntansi perusahaan jasa.
Kesulitan dalam penerapan metode ini terdapat pada kegiatan inti bagian
elaborasi, yaitu siswa kurang mampu dalam berdiskusi untuk menjawab
pertanyaan yang dibacakan oleh guru. Selain itu kekurangan juga terdapat pada
bagian refleksi. Hal ini dikarenakan jam pelajaran yang hanya satu setengah jam
dan biasanya sudah bel jam istirahat, menjadikan murid sudah tidak konsentrasi
untuk mengulang proses pembelajaran.
78

Jurnal umum merupakan salah satu bagian dari materi akuntansi


perusahaan jasa yang tergolong sulit bagi siswa kelas XI. Namun ternyata, dengan
penerapan metode permainan tradisional bebentengan, antusias serta ketertarikan
siswa dalam belajar di kelas meningkat. Dan ini menyebabkan hasil belajarnya
juga meningkat.

b. Hasil Kuesioner (angket)


Setelah peneliti menerapkan metode permainan tradisional bebentengan di
kelas XI IPS 3. Sebagai hasil evaluasi proses pembelajaran, peneliti menyebarkan
angket terbuka ke seluruh siswa-siswi kelas XI IPS 3. Angket ini bertujuan untuk
menguatkan data hasil belajar yang peneliti dapat. Selain itu, angket juga peneliti
gunakan sebagai sarana siswa memberikan saran dan kritik terhadap penerapan
metode permainan tradisional bebentengan di kelas.
Tabel 4.19 Data Hasil Kuesioner Siswa
No Pertanyaan Kesimpulan jawaban siswa
1 Apa yang anda pikirkan tentang Pelajaran ekonomi bikin geregetan. sulit,
pelajaran ekonomi ? tapi setelah dipelajari bisa dimengerti

2 Apakah anda biasanya bisa mengikuti Tidak, ekonomi pelajaran yang paling
pelajaran ekonomi di kelas dan susah menurut saya apabila
mendapatkan nilai yang baik ? dibandingkan dengan pelajaran lain.

3 Apakah anda suka dengan penerapan Ya, sangat asik dan menjadi semangat
metode permainan tradisional belajar.
bebentengan di kelas ? apa alasannya
?

4 Apakah anda lebih paham terhadap Ya, dengan metode permainan


materi pelajaran dengan penerapan bebentengan saya menjadi lebih
metode permainan tradisional mengerti dengan pelajaran ekonomi.
bebentengan di kelas ? apa alasannya
?

5 Apa saran dan kritik anda terhadap Saran saya sebaiknya diadakan lagi
penerapan metode permainan permainan-permainan di kelas, supaya
tradisional bebenengan di kelas ? tidak jenuh dengan pelajaran.
79

6 Menurut anda nilai-nilai apa saja Kerjasama antara kelompok, ketelitian,


yang bisa dimunculkan dari serta kemandirian siswa
penerapan metode permainan
tradisional bebentengan ?

7 Apakah anda siap bermain lagi Siap. saya sangat siap.


dengan metode permainan tradisional
bebentengan dengan materi yang
berbeda di kelas ?

Tabel di atas merupakan tabel kesimpulan jawaban kuesioner terbuka yang


peneliti ajukan setelah menerapkan metode permainan tradisional di kelas.
Jawaban siswa terkait dengan pertanyaan nomor 1 ialah hampir 50 % siswa dari
total keseluruhan siswa yang ada di kelas XI IPS 3 menjawab bahwa pelajaran
ekonomi merupakan pelajaran sulit, dan membosankan. Namun ada juga yang
menjawab, pelajaran ekonomi sulit, namun ketika sudah dipelajari ternyata mudah
juga. Dan hanya 5 % saja siswa yang menjawab bahwa pelajaran ekonomi
merupakan pelajaran yang mudah.
Jawaban responden terhadap pertanyaan nomer 2 ialah 50 % siswa
menjawab tidak bisa mengerjakan, namun ada beberapa siswa yang menjawab
kadang-kadang bisa, kadang-kadang tidak.
Jawaban responden terhadap pertanyaan nomer 3 ialah 70 % siswa
menjawab sangat menyukai penerapan metode permainan tradisional bebentengan
di kelas, namun ada beberapa siswa yang menjawab tidak mengerti terhadap
permainan yang dimainkan di kelas.
Jawaban responden terhadap pertanyaan nomer 4 ialah 60 % siswa
menjawab lebih memahami materi dengan penerapan metode permainan
tradisional bebentengan, namun ada beberapa siswa yang menjawab lebih tidak
mengerti terhadap materi yang disampaikan ketika guru menerapkan metode
permainan tradisional bebentengan di kelas.
Jawaban responden terhadap pertanyaan nomer 5 ialah beragam. Ada
siswa yang menjawab lebih jelas lagi langkah-langkah yang harus dijalankan
dalam penerapan metode permainan tradisional di kelas. Namun ada juga yang
80

berpendapat jangan memberikan soal yang sulit. Padahal soal yang sulit
merupakan materi yang memang harus disampaikan.
Jawaban responden terhadap pertanyaan nomer 6 diantarannya nilai-nilai
yang dapat dimunculkan dari penerapan metode permainan tradisional
bebentengan ialah nilai gotong royong, kerjasama, ketelitian, solidaritas antar
teman, kemandirian, kekompakkan, kedisiplinan, ketepatan dan kecepatan dalam
menjawab soal, sportifitas. Namun ada juga siswa-siswi yang menjawab tidak
paham tentang nilai-nilai yang muncul dalam penerapan metode belajar
permainan tradisional bebentengan.
Jawaban responden terhadap pertanyaan nomer 7 diantarannya ialah 70 %
siswa menjawab siap dalam menerapkan metode permainan tradisional
bebentengan di kelas, namun ada beberapa siswa yang menjawab tidak mau
karena menjadi lebih pusing.

C. Pembahasan Hasil Penelitian


Pelajaran ekonomi merupakan pelajaran yang paling ditakuti oleh para
siswa-siswi Sekolah Menengah Atas, khususnya di kelas XI. Hal ini dikarenakan,
di kelas XI siswa-siswi dihadapkan dengan materi akuntansi perusahaan jasa.
Akuntansi ialah pelajaran sulit dan membosankan. Banyak sekali siswa yang
sudah malas, ketika mendengarkan kata-kata akuntansi.
Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan untuk mata
pelajaran ekonomi pada kelas XI di SMA N 6 Tangerang Selatan ialah 75. Dan
ternyata, pada saat peneliti melakukan kegiatan Praktek Profesi Keguruan
Terpadu atau PPKT, hampir 50% siswa yang ada di kelas XI IPS 3 memiliki nilai
di bawah KKM.
Salah satu pertimbangan yang menjadikan peneliti menerapkan metode
permainan tradisional bebentengan ialah:
1. Belajar dengan asyik adalah salah satu cara yang dapat meningkatkan hasil
belajar siswa di kelas.
81

2. Metode permainan tradisional bebentengan merupakan metode yang belum


pernah diterapkan oleh guru-guru manapun. Hal ini dikarenakan metode ini
baru saja dikembangkan pada tahun 2012 oleh Iwan Purwanto.
3. Selain dapat menjadikan siswa antusias dan pada akhirnya mengerti akan
materi ajar yang disampaikan serta mampu meningkatkan hasil belajar siswa
di kelas. Metode permainan tradisional juga mampu membentuk karakter
siswa jauh lebih baik dari nilai-nilai yang ada dalam permainan tradisional.
Materi yang peneliti sampaikan ialah materi jurnal umum akuntansi
perusahaan jasa. Peneliti menerapkan metode tersebut dengan empat kali
pertemuan. Satu kali pertemuan untuk mengambil nilai pretest , dua kali
pertemuan untuk menerapkan metode pembelajaran permainan tradisional
bebentengan, dan satu kali pertemuan untuk mengambil nilai postest.
Dan ternyata hasil belajar siswa di kelas XI IPS 3, yang tadinya 50% di
bawah KKM. Setelah diterapkannya metode belajar permainan tradisional
bebentengan, lebih dari 50% anak memiliki nilai di atas KKM. Hal ini dapat
disimpulkan karena t hitung 10,741 > t tabel 1,66757. Selain itu, berdasarkan
nilai pretest dan postest yang peneliti olah. Nilai gain kelas XI IPS 3 juga berada
pada kisaran nilai 21,07. Dan nilai tersebut termasuk ke dalam kategori tinggi
nilai-gain.
Kemudian, ketika peneliti menyebarkan angket terbuka untuk siswa-siswi
kelas XI IPS 3. Peneliti menjadi tahu bahwa ternyata siswa-siswi di kelas XI IPS
3 dan anak-anak kelas XI di Sekolah Menengah Atas sangat menyukai adanya
penerapan metode-metode ajar dengan berbagai jenis. Keunggulan dari penerapan
metode permainan tradisional bebentengan ialah metode ini terkonsep dari sebuah
permainan., dan ini menjadikan anak senang ketika mendengar dan
menerapkannya. Ketika mereka senang, maka mereka akan sungguh-sungguh
mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas. Hal ini mengakibatkan
meningkatnya pemahaman serta hasil belajar siswa di kelas XI IPS 3.
Nilai-nilai yang dapat membentuk karakter anak dengan penerapan metode
permainan tradisional bebentengan ialah nilai kerjasama, nilai kompetisi, nilai
82

ketelitian, nilai ketangkasan, nilai gotong royong dengan sesama teman, serta nilai
kecerdasan.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Iwan Purwanto yang telah
mendesain metode permainan tradisional bebentengan yang dapat meningkatkan
motivasi belajar serta membangun karakter siswa si kelas.
Dan berdasarkan data-data yang telah peneliti kumpulkan, dimulai dari
data hasil belajar, observasi siswa, serta angket, dapat disimpulkan bahwa dengan
penerapan metode belajar permainan tradisional bebentengan, hasil belajar siswa
di kelas XI IPS 3 meningkat.
Selain itu, terdapat juga kelebihan dan kekurangan metode permainan
tradisional bebentengan. Kelebihannya ialah, metode ini mampu meningkatkan
minat serta ketertarikan siswa terhadap proses pembelajaran yang berlangsung.
Akibatnya siswa menjadi termotivasi belajar karena melakukan kegiatan belajar
mengajar dengan kegiatan bermain di kelas. Pada akhirnya siswa menjadi
semangat belajar dan paham terhadap materi ajar yang guru sampaikan di kelas.
Sedangkan kekurangan yang dimiliki oleh metode permainan tradisional
bebentengan ialah sulitnya menerapkan materi yang banyak dalam satu pertemuan
dengan metode ini. Hal ini disebabkan penyampaian yang mengandung unsur
bermain. Selain itu, pembagian dua kelompok besar juga menjadikan guru harus
perhatian penuh terhadap seluruh siswa. Hal ini dilakukan untuk tetap menjaga
konsentrasi siswa pada kegiatan belajar mengajar di kelas. Selain itu, siswa juga
sulit berdiskusi dengan teman sekelompoknya serta siswa kurang mampu
melakukan kegiatan refleksi bersama-sama dengan guru. Hal ini dikarenakan jam
pelajaran yang hanya satu jam setengah dan seringkali sudah masuk pada jam
istirahat.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uji hipotesis penelitian, ditemukan nilai t hitung 10,741 dan t
tabel 1,66757. Data ini menunjukkan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel. Oleh
karenanya, Ho ditolak, dan Ha diterima. Dan dapat disimpulkan, bahwa penerapan
metode permainan tradisional bebentengan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa di kelas XI IPS 3 SMA N 6 Tangerang Selatan. Selain itu, perhitungan nilai
gain berada pada nilai 21,07. Ini dapat disimpulkan, bahwa terdapat perubahan
nilai rata-rata pretest dan postest setelah diterapkannya metode permainan
tradisional bebentengan.
Dan secara umum, metode permainan tradisional memang lebih
menyenangkan bagi siswa. Hal ini dapat saya simpulkan pada saat menanyakan
kesan dan pesan siswa melalui angket terbuka dan pedoman observasi dalam
mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan metode permainan
tradisional bebentengan. Strategi yang saya terapkan dalam penerapan metode
permainan tradisional bebentengan di kelas juga menjadikan siswa aktif dan
paham terkait dengan materi ajar melalui metode pembelajaran yang
menyenangkan.

B. Saran
1. Bagi siswa
Diharapkan lebih meningkatkan minat dan motivasi dalam belajar ekonomi
akuntansi di kelas. Tidak berpikiran negatif dan susah terlebih dahulu terhadap
pelajaran ekonomi terutama materi akuntansi di kelas.
2. Bagi guru
Diharapkan lebih cerdas memilih metode belajar untuk diterapkan di kelas
yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Selain itu, guru juga diharapkan

83
84

lebih pintar dalam meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar di
kelas.

3. Bagi sekolah
Diharapkan lebih memfasilitasi guru dan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas dengan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Selain itu,
sekolah juga diharapkan memacu guru agar selalu kreatif dan inovatif dalam
melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas dengan menggunakan metode-
metode yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

A. M., Sardiman, Interaksi dan motivasi belajar mengajar, 2000, Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada.
Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, 2007, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
--------------------------, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, 2013,
Jakarta: Bumi Aksara
Feryanto, Agung, Buku Panduan Pendidik Ekonomi untuk SMA dan MA, 2009,
Klaten: PT. Intan Pariwara.
F., Pupuh, dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman
Konsep Umum dan Konsep Islami, 2007, Bandung: PT. Refika Aditama.
Hamalik, Oemar, Media Pendidikan, 1994, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
HM., Amenah, “ Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Penerapan Metode
Problem Solving Pada Siswa Kelas VIII di MTS Al-Hidayah Rawadenok
Depok “, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2013, tidak
dipublikasikan.
Haryanto, Pengertian Belajar Menurut Ahli,
(http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/), 2014.
Jadmika, Wisnu, Permainan Bentengan, (http://wisnujadmika.wordpress.com),
2014.
Kasmadi dan Nia Siti Sunariah, Panduan Modern Penelitian Kuantitatif, 2014,
Bandung: Cv. Alfabeta.
KBBI 3, Arti Kata Metode, (http://artikata.com/arti-340805-Metode.html), 2014.
Liyono, Heri, Cara Membuat Jurnal Umum, (http://wwwbelajarakuntansi-
accounting.blogspot.com), 2014.
Mulyani, Sri, 45 Permainan Tradisional Anak Indonesia, 2013, Yogyakarta:
Langensari Publishing.
Nur, Haerani, Membangun Karakter Anak Melalui Permainan Anak Tradisional,
(http://pasca.undiksha.ac.id), 2014.
Purwanto, Iwan, “ Desain Metode Pembelajaran Melalui Permainan Anak
Tradisional Sebagai Implementasi Pendidikan Karakter,” Penelitian
Individu pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013, Jakarta.
Pusat Tesis, Kriteria Reliabilitas, (http://www.pusattesis.com/uji-reliabilitas/),
2014.
Sabri, Alisuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, 2005, Jakarta: UIN Jakarta Press.
Sa’dyah, Chumaditus dan Dadang Argo P., Ekonomi 2 Kelas XI SMA dan MA,
2009, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan.
Seriati, Ni Nyoman dan Nur Hayati, Permainan Tradisional Jawa Gerak dan
Lagu Untuk Menstimulasi Keterampilan Sosial Anak Usia Dini,
(http://staff.uny.ac.id), 2014.
Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester, 1991,
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sorge Magazine, Permainan Tradisional, Warisan Sejarah yang Hampir Punah, ,
(http://www.sorgemagz.com/?p=2921), 2014.
Sudiyono, dkk. Strategi Pembelajaran Partisipatori di Perguruan Tinggi, 2006,
Malang: UIN-Malang Press.

85
86

Sudjana, Nana, Penilaian hasil proses belajar mengajar, 2010, Bandung:


PT.Remaja Rosdakarya.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, 2012, Bandung: Alfabeta.
Susetyo, Budi, Statistika untuk Analisis Data Penelitian, 2010, Bandung: PT.
Refika Aditama, 2010
Sutirman, Media & Model-model Pembelajaran Inovatif, 2013, Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Siregar, Syofian, Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan
Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, 2011, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Wesly, Candra, Pengertian dan Definisi Metode Menurut Para Ahli,
(http://candrawesly.blogspot.com), 2014.
Wulandari, Desi, Definisi Metode Pembelajaran Menurut Para Ahli,
(http://mtk2012unindra.blogspot.com), 2014.
87

LAMPIRAN 1

Pemerolehan Nilai Pretest dan Posttest Kelas XI IPS 3

Kelas XI IPS 3
No
pretest (Y1) postest (Y2)
1 40 95 1600 9025
2 40 80 1600 6400
3 45 80 2025 6400
4 45 90 2025 8100
5 55 60 3025 3600
6 75 90 5625 8100
7 60 60 3600 3600
8 60 85 3600 7225
9 15 75 225 5625
10 55 80 3025 6400
11 70 95 4900 9025
12 60 90 3600 8100
13 40 75 1600 5625
14 50 75 2500 5625
15 50 75 2500 5625
16 55 75 3025 5625
17 35 75 1225 5625
18 75 90 5625 8100
19 45 75 2025 5625
20 65 90 4225 8100
21 55 90 3025 8100
22 55 75 3025 5625
88

23 40 85 1600 7225
24 25 90 625 8100
25 45 65 2025 4225
26 40 70 1600 4900
27 25 90 625 8100
28 20 75 400 5625
29 60 75 3600 5625
30 70 75 4900 5625
31 50 90 2500 8100
32 60 75 3600 5625
33 75 90 5625 8100
34 35 95 1225 9025
35 65 95 4225 9025
Σ 1755 2845 96175 234575
̅ 50.14 81.29 2747.86 6702.14
89

LAMPIRAN 2
Tabel Distribusi Frekuensi Pretest Kelas XI IPS 3
a. Deskripsi Data (Mengurutkan Nilai dari Terkecil Sampai yang Terbesar)

15 20 25 25 35 35 40
40 40 40 40 45 45 45
45 50 50 50 55 55 55
55 55 60 60 60 60 60
65 65 70 70 75 75 75

b. Mencari Rentang
R = nilai tertinggi – nilai terendah
R = Xt-Xo = 75-15= 60

c. Menentukan Jumlah Kelas atau Banyak Kelas


K = 1 + 3.3 log n
K = 1 + 3.3 log 35
K = 1 + 3.3 (1.544)
K = 1 + 5.0952 = 6.0952 = 6

d. Menentukan Panjang Kelas


P = R = 60 = 10
K 6
Tabel Distribusi Frekuensi
Frekuensi Frekuensi Frekuensi
No Interval titik tengah
absolut Kumulatif Relatif
1 15-24 19,5 2 2 5,71%
2 25-34 29,5 2 4 5,71%
3 35-44 39,5 7 11 20.00%
4 45-54 49,5 7 18 20.00%
5 55-64 59,5 10 28 28,57%
6 65-74 69,5 4 32 11,42%
7 75-84 79,5 3 35 8,57%
35 100%
90

Tabel Distribusi Kumulatif Kurang dari (<)

No Interval frekuensi Nilai Frek Kumulatif <

0 0 0 0 0
1 15-24 2 24,5 0+2=2
2 25-34 2 34,5 0+2+2=4
3 35-44 7 44,5 0+2+2+7=11
4 45-54 7 54,5 0+2+2+7+7=18
5 55-64 10 64,5 0+2+2+7+7+10=28
6 65-74 4 74,5 0+2+2+7+7+10+4=32
7 75-84 3 84,5 0+2+2+7+7+10+4+3=35

Tabel Distribusi Kumulatif Lebih dari (>)


No Interval frekuensi Nilai Frek Kumulatif >

0 0 0 0 0+2+2+7+7+10+4+3=35
1 15-24 2 14.5 0+2+2+7+7+10+4=32
2 25-34 2 24.5 0+2+2+7+7+10=28
3 35-44 7 34.5 0+2+2+7+7=18
4 45-54 7 44.5 0+2+2+7=11
5 55-64 10 54.5 0+2+2=4
6 65-74 4 64.5 0+2=2
7 75-84 3 74,5 0

No Interval f Xi Fi.Xi X-X │X-X│ Fi│X-X│ Xi2 FiXi² │X-X│² Fi│X-X│²


1 15-24 2 20.5 41 41.75 41.75 83.5 6972.25 13944.50 1743.06 3486.13
2 25-34 2 30.5 61 31.75 31.75 63.5 4032.25 8064.50 1008.06 2016.13
3 35-44 7 40.5 283.5 21.75 21.75 152.25 23180.06 162260.44 473.06 3311.44
4 45-54 7 50.5 353.5 11.75 11.75 82.25 6765.06 47355.44 138.06 966.44
5 55-64 10 60.5 605 1.75 1.75 17.5 306.25 3062.50 3.06 30.63
6 65-74 4 70.5 282 -8.25 -8.25 -33 1089.00 4356.00 68.06 272.25
7 75-84 3 80.5 241.5 -18.25 -18.25 -54.75 2997.56 8992.69 333.06 999.19
35 353.5 1867.5 82.25 311.25 45342.44 248036.06 3766.44 11082.19
91

1. Mencari Mean (Rata-rata)


(X) = = 1867.5 = 53.35
35

2. Mencari Median (Nilai Tengah)

Me= BB + P [½n-F]/f
Me= 44.5 + 10 [½ 35 - 11]/7
Me= 44.5 + 10 [17.5 -11)/7
Me= 44.5 + 10 (6.5/7)
Me= 44.5 + 10 (0.9)
Me= 44.5 + 9 = 53.5

3. Modus (Nilai yang Paling Banyak Muncul)

Mo = BB + P [bi/b1+b2]
Mo = 54.5 + 10 [3/3+6]
Mo = 54.5 + 10 [3/9]
Mo = 54.5 + 10 (0.33)
Mo = 54.5 + 3.3 = 57.8

4. Varian (Ragam)
= 11082.19 = 11082.19 = 325.94
35-1 34

5. Standar Deviasi (Simpangan Baku)


Sd = √varians = √325.94 = 18.05
92

LAMPIRAN 3
Tabel Distribusi Frekuensi Postest Kelas XI IPS 3
a. Deskripsi Data (Mengurutkan Nilai dari Terkecil Sampai yang Terbesar)

60 60 65 70 75 75 75
75 75 75 75 75 75 75
75 75 80 80 80 85 85
90 90 90 90 90 90 90
90 90 90 95 95 95 95

b. Mencari Rentang
R = nilai tertinggi – nilai terendah
R = Xt-Xo = 95-60= 35

c. Menentukan Jumlah Kelas atau Banyak Kelas


K = 1 + 3.3 log n
K = 1 + 3.3 log 35
K = 1 + 3.3 (1.544)
K = 1 + 5.0952 = 6.0952 = 6

d. Menentukan Panjang Kelas


P = R = 35 = 5,8 (6)
K 6
Tabel Distribusi Frekuensi

No Interval Titik tengah Frekuensi absolut Frek Kumulatif Frek Relatif

1 60-65 62.5 3 3 8,57%


2 66-71 68.5 1 4 2,85%
3 72-77 74.5 12 16 34,28%
4 78-83 80.5 3 19 8,57%
5 84-89 86.5 2 21 5,71%
6 90-95 92.5 14 35 40,00%
35 100%
93

Tabel Distribusi Kumulatif Kurang dari (<)

No Interval frekuensi Nilai Frek Kumulatif <

0 0 0 0 0
1 60-65 3 65,5 0+3= 3
2 66-71 1 71,5 0+3+1= 4
3 72-77 12 77,5 0+3+1+12= 16
4 78-83 3 83,5 0+3+1+12+3= 19
5 84-89 2 89,5 0+3+1+12+3+2= 21
6 90-95 14 95,5 0+3+1+12+3+2+14= 35

Tabel Distribusi Kumulatif Lebih dari (>)


No Interval frekuensi Nilai Frek Kumulatif >

0 0 0 0 0+3+1+12+3+2+14= 35
1 60-65 3 59,5 0+3+1+12+3+2= 21
2 66-71 1 65,5 0+3+1+12+3= 19
3 72-77 12 71,5 0+3+1+12= 16
4 78-83 3 77,5 0+3+1+12= 16
5 84-89 2 83,5 0+3= 3
6 90-95 14 89,5 0

No Interval f Xi Fi.Xi X-X │X-X│ Fi│X-X│ Xi2 FiXi² │X-X│² Fi│X-X│²


1 60-65 3 62,5 187,5 19,20 19,20 57,60 3317,76 9953,28 368,64 1105,92
2 66-71 1 68,5 68,5 13,20 13,20 13,20 174,24 174,24 174,24 174,24
3 72-77 12 74,5 894 7,20 7,20 86,40 7464,96 89579,52 51,84 622,08
4 78-83 3 80,5 241,5 1,20 1,20 3,60 12,96 38,88 1,44 4,32
5 84-89 2 86,5 173 -86,50 -86,50 -173,00 29929,00 59858,00 7482,25 14964,50
6 90-95 14 92,5 1295 -92,50 -92,50 -1295,00 1677025,00 23478350,00 8556,25 119787,50
35 465 2859,5 -138,20 -1307,2 1717923,92 23637953,92 16634,66 136658,56
94

1. Mencari Mean (Rata-rata)


(X) = = 2859.5 = 81.7
35

2. Mencari Median (Nilai Tengah)

Me= BB + P [½n-F]/f
Me= 77.5 + 6 [½ 35 - 16]/3
Me= 77.5 + 6 [17.5 -16)/3
Me= 77.5 + 6 (1.5/3)
Me= 77.5 + 6 (0.5)
Me= 77.5 + 3 = 80.5

3. Modus (Nilai yang Paling Banyak Muncul)


Mo = BB + P [bi/b1+b2]
Mo = 89.5 + 6 [12/12+14]
Mo = 89.5 + 6 [12/26]
Mo = 89.5 + 6 (0.46)
Mo = 89.5 + 2.7 = 92.2

4. Varian (Ragam)
= 136658.56 = 136658.56 = 4019.36
35-1 34

5. Standar Deviasi (Simpangan Baku)


Sd = √varians = √4019.36 = 63.39
95

LAMPIRAN 4

Uji Validitas
96

LAMPIRAN 5
Uji Validitas dan Reliabilitas
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Squared Cronbach's
Item Deleted if Item Deleted Total Multiple Alpha if Item
Correlation Correlation Deleted
soal1 19,26 32,301 ,322 . ,665
soal2 18,72 30,997 ,603 . ,648
soal3 18,77 31,077 ,543 . ,650
soal4 19,08 34,494 -,119 . ,691
soal6 18,87 32,378 ,254 . ,668
soal7 18,56 33,884 ,028 . ,679
soal8 19,41 34,038 -,021 . ,681
soal9 18,72 31,313 ,534 . ,652
soal10 18,59 34,038 -,024 . ,682
soal11 19,03 32,131 ,290 . ,665
soal12 18,97 33,552 ,040 . ,682
soal13 19,00 30,947 ,504 . ,650
soal14 18,92 31,915 ,331 . ,662
soal15 18,95 31,629 ,381 . ,659
soal16 19,41 33,933 ,013 . ,680
soal17 19,31 33,271 ,139 . ,675
soal18 19,26 32,406 ,300 . ,666
soal19 18,79 31,009 ,541 . ,650
soal20 18,90 31,147 ,477 . ,652
Skor Total 9,74 8,511 1,000 . ,605
97

LAMPIRAN 6
Nilai-Gain Kelas XI IPS 3

Pretest Postest Skor postes- Skor ideal- Kriteria


No
(XI) (X2) skor pretes skor pretes N-gain
1 40 95 55 60 0.92 Tinggi
2 40 80 40 60 0.67 Sedang
3 45 80 35 55 0.64 Sedang
4 45 90 45 55 0.82 Tinggi
5 55 60 5 45 0.11 Rendah
6 75 90 15 25 0.60 Sedang
7 60 60 0 40 0.00 Rendah
8 60 85 25 40 0.63 Sedang
9 15 75 60 85 0.71 Tinggi
10 55 80 25 45 0.56 Sedang
11 70 95 25 30 0.83 Tinggi
12 60 90 30 40 0.75 Tinggi
13 40 75 35 60 0.58 Sedang
14 50 75 25 50 0.50 Sedang
15 50 75 25 50 0.50 Sedang
16 55 75 20 45 0.44 Sedang
17 35 75 40 65 0.62 Sedang
18 75 90 15 25 0.60 Sedang
19 45 75 30 55 0.55 Sedang
20 65 90 25 35 0.71 Tinggi
21 55 90 35 45 0.78 Tinggi
22 55 75 20 45 0.44 Sedang
23 40 85 45 60 0.75 Tinggi
24 25 90 65 75 0.87 Tinggi
98

25 45 65 20 55 0.36 Sedang
26 40 70 30 60 0.50 Sedang
27 25 90 65 75 0.87 Tinggi
28 20 75 55 80 0.69 Sedang
29 60 75 15 40 0.38 Sedang
30 70 75 5 30 0.17 Rendah
31 50 90 40 50 0.80 Tinggi
32 60 75 15 40 0.38 Sedang
33 75 90 15 25 0.60 Sedang
34 35 95 60 65 0.92 Tinggi
35 65 95 30 35 0.86 Tinggi
21.07524216

Nilai N-Gain Kategori


N-gain 21.07
g > 0.7 Tinggi
g > 0.7
0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang
21.07 > 0.7 kategori tinggi
g < 0,3 Rendah
99

LAMPIRAN 7
Nilai UTS Kelas XI IPS 3

NAMA JENIS KELAMIN NILAI


ABDILLA GIOFANNY H.P. L 52,5
ADE SETIAWAN L 60
AGNIA BARIK P 57,5
ALLESSIA VIOLA ANNARES P 65
ANGGRIANA DAULAY P 72,5
ANINDYA PUSPITASARI P 50
ANINGTYAS DWIYANTI NUR P 62,5
ANITA CHANIA P 55
ARDI RAHMAT L 65
AZIZA RIZKY AFIANA P 77,5
BELA ANNISA P 85
DEBBY ANNISA SYAFIRA P 50
DENIS FAIZ MAULA L 50
DINDA NUR SAGITA P 92,5
DWI SELAWATI DWINTA M. P 90
DWINTA MARIANA P 75
GABRIELLA NATASHYA P 95
GIOVANIA TUMIUR P 97,5
HASNAN RAHMATULLAH L 67,5
INNEKE AGUSTINA P 97,5
JANUAR WIGUNA L 97,5
LIBER JHON MUNAWIR S. L 65
LINIA FIRSTY DEA SHAFIRA P 80
LUTHFI FAUZAN NURUDDIN L 45
MADE CHRISTOPER KEVIN L 85
MARIA JULIA VIRGINIA P 50
MUHAMAD DWIKI T. L 62,5
MUHAMMAD ARIF RAHMAN H. L 45
OKTAVIANES L 67,5
RABECA EVANIA L. P 50
SALMAH SAFITRI P 57,5
SITI FATIMAH P 77,5
SYAIKA PUTRI H. P 62,5
TEUKU RYCO SEPTIA H. L 52,5
VERA RAMADHANTY P 87,5
100

LAMPIRAN 8
Uji Normalitas Pretest XI IPS 3
1. Nilai Skewness dan Kurtosis

Descriptive Statistics
N Skewness Kurtosis
Statistic Statistic Std. Statistic Std.
Error Error
Pretes 35 -,348 ,398 -,300 ,778
Valid N
35
(listwise)

2. Histogram
101

3. Kurva Normal P-Plot


102

LAMPIRAN 9
Uji Normalitas Postest XI IPS 3
1. Nilai Skewness dan Kurtosis

Descriptive Statistics
N Skewness Kurtosis
Statistic Statistic Std. Statistic Std.
Error Error
Postes 35 -,356 ,398 -,646 ,778
Valid N
35
(listwise)

2. Histogram
103

3. Kurva Normal P-Plot


104

LAMPIRAN 10
Uji Homogenitas

1. Homogenitas Pretest XI IPS 3

Test of Homogeneity of Variances


Pretes
Levene df1 df2 Sig.
Statistic
1,157a 5 27 ,355

2. Homogenitas Postest XI IPS 3

Test of Homogeneity of Variances


Postes
Levene df1 df2 Sig.
Statistic
1,322a 9 23 ,279
105

LAMPIRAN 11
Uji Hipotesis (Uji t)

Paired Samples Statistics


Mean N Std. Std. Error
Deviation Mean
Postes 81,29 35 9,877 1,670
Pair 1
Pretes 50,14 35 15,505 2,621

Paired Samples Test


Paired Differences t Df Sig.
Mean Std. Std. 95% Confidence (2-
Deviatio Error Interval of the tailed)
n Mean Difference
Lower Upper
Pair Postes -
31,143 17,154 2,899 25,250 37,035 10,741 34 ,000
1 Pretes
106

LAMPIRAN 12
Tabel R (Product Moment)
DF 0.05 0.01
t 0,05 r 0,05 t 0,01 r 0,01
3 12.7062 0.9969 63.6567 0.9999
4 4.3027 0.9500 9.9248 0.9900
5 3.1824 0.8783 5.8409 0.9587
6 2.7764 0.8114 4.6041 0.9172
7 2.5706 0.7545 4.0321 0.8745
8 2.4469 0.7067 3.7074 0.8343
9 2.3646 0.6664 3.4995 0.7977
10 2.3060 0.6319 3.3554 0.7646
11 2.2622 0.6021 3.2498 0.7348
12 2.2281 0.5760 3.1693 0.7079
13 2.2010 0.5529 3.1058 0.6835
14 2.1788 0.5324 3.0545 0.6614
15 2.1604 0.5140 3.0123 0.6411
16 2.1448 0.4973 2.9768 0.6226
17 2.1314 0.4821 2.9467 0.6055
18 2.1199 0.4683 2.9208 0.5897
19 2.1098 0.4555 2.8982 0.5751
20 2.1009 0.4438 2.8784 0.5614
21 2.0930 0.4329 2.8609 0.5487
22 2.0860 0.4227 2.8453 0.5368
23 2.0796 0.4132 2.8314 0.5256
24 2.0739 0.4044 2.8188 0.5151
25 2.0687 0.3961 2.8073 0.5052
26 2.0639 0.3882 2.7969 0.4958
27 2.0595 0.3809 2.7874 0.4869
28 2.0555 0.3739 2.7787 0.4785
29 2.0518 0.3673 2.7707 0.4705
30 2.0484 0.3610 2.7633 0.4629

By Anwar Hidayat//http://statistikian.blogspot.com
107

LAMPIRAN 13
Nilai Kritis L untuk Uji Liliefors
Probabilitas
DF
0.01 0.05 0.1 0.2 0.3
1 1.03100 0.88600 0.80500 0.76800 0.73600
2 0.72903 0.62650 0.56922 0.54306 0.52043
3 0.59525 0.51153 0.46477 0.44341 0.42493
4 0.51550 0.44300 0.40250 0.38400 0.36800
5 0.46108 0.39623 0.36001 0.34346 0.32915
6 0.42090 0.36171 0.32864 0.31353 0.30047
7 0.38968 0.33488 0.30426 0.29028 0.27818
8 0.36451 0.31325 0.28461 0.27153 0.26022
9 0.34367 0.29533 0.26833 0.25600 0.24533
10 0.32603 0.28018 0.25456 0.24286 0.23274
11 0.31086 0.26714 0.24272 0.23156 0.22191
12 0.29762 0.25577 0.23238 0.22170 0.21246
13 0.28595 0.24573 0.22327 0.21300 0.20413
14 0.27555 0.23679 0.21515 0.20526 0.19670
15 0.26620 0.22876 0.20785 0.19830 0.19003
16 0.25775 0.22150 0.20125 0.19200 0.18400
17 0.25005 0.21489 0.19524 0.18627 0.17851
18 0.24301 0.20883 0.18974 0.18102 0.17348
19 0.23653 0.20326 0.18468 0.17619 0.16885
20 0.23054 0.19812 0.18000 0.17173 0.16457
21 0.22498 0.19334 0.17567 0.16759 0.16061
22 0.21981 0.18890 0.17163 0.16374 0.15692
23 0.21498 0.18474 0.16785 0.16014 0.15347
24 0.21045 0.18085 0.16432 0.15677 0.15024
25 0.20620 0.17720 0.16100 0.15360 0.14720
26 0.20220 0.17376 0.15787 0.15062 0.14434
27 0.19842 0.17051 0.15492 0.14780 0.14164
28 0.19484 0.16744 0.15213 0.14514 0.13909
29 0.19145 0.16453 0.14948 0.14261 0.13667
30 0.18823 0.16176 0.14697 0.14022 0.13437
31 0.18517 0.15913 0.14458 0.13794 0.13219
32 0.18226 0.15662 0.14231 0.13576 0.13011
33 0.17947 0.15423 0.14013 0.13369 0.12812
34 0.17682 0.15195 0.13806 0.13171 0.12622
35 0.17427 0.14976 0.13607 0.12982 0.12441
36 0.17183 0.14767 0.13417 0.12800 0.12267
108

37 0.16950 0.14566 0.13234 0.12626 0.12100


38 0.16725 0.14373 0.13059 0.12459 0.11939
39 0.16509 0.14187 0.12890 0.12298 0.11785
40 0.16302 0.14009 0.12728 0.12143 0.11637
41 0.16102 0.13837 0.12572 0.11994 0.11494
42 0.15909 0.13671 0.12421 0.11850 0.11357
43 0.15723 0.13511 0.12276 0.11712 0.11224
44 0.15543 0.13357 0.12136 0.11578 0.11096
45 0.15369 0.13208 0.12000 0.11449 0.10972
46 0.15201 0.13063 0.11869 0.11324 0.10852
47 0.15039 0.12924 0.11742 0.11202 0.10736
48 0.14881 0.12788 0.11619 0.11085 0.10623
49 0.14729 0.12657 0.11500 0.10971 0.10514
50 0.14581 0.12530 0.11384 0.10861 0.10409
51 0.14437 0.12406 0.11272 0.10754 0.10306
52 0.14297 0.12287 0.11163 0.10650 0.10206
53 0.14162 0.12170 0.11058 0.10549 0.10110
54 0.14030 0.12057 0.10955 0.10451 0.10016
55 0.13902 0.11947 0.10855 0.10356 0.09924
56 0.13777 0.11840 0.10757 0.10263 0.09835
57 0.13656 0.11735 0.10662 0.10172 0.09749
58 0.13538 0.11634 0.10570 0.10084 0.09664
59 0.13422 0.11535 0.10480 0.09999 0.09582
60 0.13310 0.11438 0.10393 0.09915 0.09502
61 0.13201 0.11344 0.10307 0.09833 0.09424
62 0.13094 0.11252 0.10224 0.09754 0.09347
63 0.12989 0.11163 0.10142 0.09676 0.09273
64 0.12888 0.11075 0.10063 0.09600 0.09200
65 0.12788 0.10989 0.09985 0.09526 0.09129
66 0.12691 0.10906 0.09909 0.09453 0.09060
67 0.12596 0.10824 0.09835 0.09383 0.08992
68 0.12503 0.10744 0.09762 0.09313 0.08925
69 0.12412 0.10666 0.09691 0.09246 0.08860
70 0.12323 0.10590 0.09622 0.09179 0.08797

By Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com). 2010


109

LAMPIRAN 14

Titik Persentase Distribusi t (df = 1 – 40)

Pr 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001


df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
1 1.00000 3.07768 6.31375 12.70620 31.82052 63.65674 318.30884
2 0.81650 1.88562 2.91999 4.30265 6.96456 9.92484 22.32712
3 0.76489 1.63774 2.35336 3.18245 4.54070 5.84091 10.21453
4 0.74070 1.53321 2.13185 2.77645 3.74695 4.60409 7.17318
5 0.72669 1.47588 2.01505 2.57058 3.36493 4.03214 5.89343
6 0.71756 1.43976 1.94318 2.44691 3.14267 3.70743 5.20763
7 0.71114 1.41492 1.89458 2.36462 2.99795 3.49948 4.78529
8 0.70639 1.39682 1.85955 2.30600 2.89646 3.35539 4.50079
9 0.70272 1.38303 1.83311 2.26216 2.82144 3.24984 4.29681
10 0.69981 1.37218 1.81246 2.22814 2.76377 3.16927 4.14370
11 0.69745 1.36343 1.79588 2.20099 2.71808 3.10581 4.02470
12 0.69548 1.35622 1.78229 2.17881 2.68100 3.05454 3.92963
13 0.69383 1.35017 1.77093 2.16037 2.65031 3.01228 3.85198
14 0.69242 1.34503 1.76131 2.14479 2.62449 2.97684 3.78739
15 0.69120 1.34061 1.75305 2.13145 2.60248 2.94671 3.73283
16 0.69013 1.33676 1.74588 2.11991 2.58349 2.92078 3.68615
17 0.68920 1.33338 1.73961 2.10982 2.56693 2.89823 3.64577
18 0.68836 1.33039 1.73406 2.10092 2.55238 2.87844 3.61048
19 0.68762 1.32773 1.72913 2.09302 2.53948 2.86093 3.57940
20 0.68695 1.32534 1.72472 2.08596 2.52798 2.84534 3.55181
21 0.68635 1.32319 1.72074 2.07961 2.51765 2.83136 3.52715
22 0.68581 1.32124 1.71714 2.07387 2.50832 2.81876 3.50499
23 0.68531 1.31946 1.71387 2.06866 2.49987 2.80734 3.48496
24 0.68485 1.31784 1.71088 2.06390 2.49216 2.79694 3.46678
25 0.68443 1.31635 1.70814 2.05954 2.48511 2.78744 3.45019
26 0.68404 1.31497 1.70562 2.05553 2.47863 2.77871 3.43500
27 0.68368 1.31370 1.70329 2.05183 2.47266 2.77068 3.42103
28 0.68335 1.31253 1.70113 2.04841 2.46714 2.76326 3.40816
29 0.68304 1.31143 1.69913 2.04523 2.46202 2.75639 3.39624
30 0.68276 1.31042 1.69726 2.04227 2.45726 2.75000 3.38518
31 0.68249 1.30946 1.69552 2.03951 2.45282 2.74404 3.37490
32 0.68223 1.30857 1.69389 2.03693 2.44868 2.73848 3.36531
33 0.68200 1.30774 1.69236 2.03452 2.44479 2.73328 3.35634
34 0.68177 1.30695 1.69092 2.03224 2.44115 2.72839 3.34793
35 0.68156 1.30621 1.68957 2.03011 2.43772 2.72381 3.34005
36 0.68137 1.30551 1.68830 2.02809 2.43449 2.71948 3.33262
37 0.68118 1.30485 1.68709 2.02619 2.43145 2.71541 3.32563
38 0.68100 1.30423 1.68595 2.02439 2.42857 2.71156 3.31903
39 0.68083 1.30364 1.68488 2.02269 2.42584 2.70791 3.31279
40 0.68067 1.30308 1.68385 2.02108 2.42326 2.70446 3.30688

By: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com). 2010


110

Titik Persentase Distribusi t (df = 41-80)

Pr 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001


df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
41 0.68052 1.30254 1.68288 2.01954 2.42080 2.70118 3.30127
42 0.68038 1.30204 1.68195 2.01808 2.41847 2.69807 3.29595
43 0.68024 1.30155 1.68107 2.01669 2.41625 2.69510 3.29089
44 0.68011 1.30109 1.68023 2.01537 2.41413 2.69228 3.28607
45 0.67998 1.30065 1.67943 2.01410 2.41212 2.68959 3.28148
46 0.67986 1.30023 1.67866 2.01290 2.41019 2.68701 3.27710
47 0.67975 1.29982 1.67793 2.01174 2.40835 2.68456 3.27291
48 0.67964 1.29944 1.67722 2.01063 2.40658 2.68220 3.26891
49 0.67953 1.29907 1.67655 2.00958 2.40489 2.67995 3.26508
50 0.67943 1.29871 1.67591 2.00856 2.40327 2.67779 3.26141
51 0.67933 1.29837 1.67528 2.00758 2.40172 2.67572 3.25789
52 0.67924 1.29805 1.67469 2.00665 2.40022 2.67373 3.25451
53 0.67915 1.29773 1.67412 2.00575 2.39879 2.67182 3.25127
54 0.67906 1.29743 1.67356 2.00488 2.39741 2.66998 3.24815
55 0.67898 1.29713 1.67303 2.00404 2.39608 2.66822 3.24515
56 0.67890 1.29685 1.67252 2.00324 2.39480 2.66651 3.24226
57 0.67882 1.29658 1.67203 2.00247 2.39357 2.66487 3.23948
58 0.67874 1.29632 1.67155 2.00172 2.39238 2.66329 3.23680
59 0.67867 1.29607 1.67109 2.00100 2.39123 2.66176 3.23421
60 0.67860 1.29582 1.67065 2.00030 2.39012 2.66028 3.23171
61 0.67853 1.29558 1.67022 1.99962 2.38905 2.65886 3.22930
62 0.67847 1.29536 1.66980 1.99897 2.38801 2.65748 3.22696
63 0.67840 1.29513 1.66940 1.99834 2.38701 2.65615 3.22471
64 0.67834 1.29492 1.66901 1.99773 2.38604 2.65485 3.22253
65 0.67828 1.29471 1.66864 1.99714 2.38510 2.65360 3.22041
66 0.67823 1.29451 1.66827 1.99656 2.38419 2.65239 3.21837
67 0.67817 1.29432 1.66792 1.99601 2.38330 2.65122 3.21639
68 0.67811 1.29413 1.66757 1.99547 2.38245 2.65008 3.21446
69 0.67806 1.29394 1.66724 1.99495 2.38161 2.64898 3.21260
70 0.67801 1.29376 1.66691 1.99444 2.38081 2.64790 3.21079
71 0.67796 1.29359 1.66660 1.99394 2.38002 2.64686 3.20903
72 0.67791 1.29342 1.66629 1.99346 2.37926 2.64585 3.20733
73 0.67787 1.29326 1.66600 1.99300 2.37852 2.64487 3.20567
74 0.67782 1.29310 1.66571 1.99254 2.37780 2.64391 3.20406
75 0.67778 1.29294 1.66543 1.99210 2.37710 2.64298 3.20249
76 0.67773 1.29279 1.66515 1.99167 2.37642 2.64208 3.20096
77 0.67769 1.29264 1.66488 1.99125 2.37576 2.64120 3.19948
78 0.67765 1.29250 1.66462 1.99085 2.37511 2.64034 3.19804
79 0.67761 1.29236 1.66437 1.99045 2.37448 2.63950 3.19663
80 0.67757 1.29222 1.66412 1.99006 2.37387 2.63869 3.19526

By: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com). 2010


111

LAMPIRAN 15
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Pertemuan ke: 1

Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 6 TANGERANG SELATAN


Mata Pelajaran : EKONOMI
Kelas : XI- IPS
Semester : II/ GENAP
Alokasi waktu : 2 x 45 Menit
Tahun Pelajaran : 2013/2014
Standar Kompetensi : 5. Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa
Kompetensi Dasar : 5.4 Mencatat transaksi/dokumen ke dalam jurnal umum
Indikator : Membuat jurnal umum dari berbagai jenis transaksi dengan penerapan
metode permainan tradisional
Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat membuat jurnal umum dari berbagai jenis
transaksi dengan penerapan metode permainan
tradisional
Materi Pokok : Siklus akuntansi perusahaan jasa

Jurnal Umum

Pengertian jurnal atau buku harian adalah formulir khusus


yang digunakan dalam mencatat setiap aktivitas transaksi
secara kronologis sesuai urutan tanggal ke dalam jumlah
yang harus di debet dan di kredit. Jurnal di dalam praktik
akuntansi adalah tempat pertama kali untuk mencatat
transaksi. Jurnal sendiri berasal dari bahasa Perancis
(jour) artinya adalah hari. Jurnal umum adalah tempat
untuk mencatat seluruh aktivitas transaksi keuangan tanpa
terkecuali.

Penjurnalan atau pencatatan transaksi pada jurnal umum


adalah tahap kedua dalam siklus akuntansi setelah
melakukan analisa terhadap bukti transaksi. Kegiatan
pejurnalan adalah penggolongan semua transaksi ke
dalam akun masing-masing.

Jurnal mempunyai beberapa fungsi:


1. Fungsi Historis
Artinya, setiap bukti transaksi dilakukan secara
kronologis, urut, sesuai dengan tanggal
terjadinya transaksi.
2. Fungsi Mencatat
Artinya, semua transaksi jangan sampai ada yang
tertinggal dicatat dalam buku jurnal.
3. Fungsi Analisis
Artinya, pencatatan pada jurnal adalah hasil
analisis yang berwujud pendebitan dan
pengkreditan akun-akun yang terpengaruh
beserta jumlahnya.
112

4. Fungsi Instruktif
Artinya, catatan yang terdapat pada jurnal adalah
perintah untuk melakukan pendebitan dan
pengkreditan akun buku besar sesuai dengan
catatan yang terdapat pada jurnal.
5. Fungsi Informatif
Artinya, fungsi dari jurnal adalah memberikan
informasi atau penjelasan mengenai transaksi
yang terjadi untuk dilakukan pencatatan.

Bentuk Jurnal Umum

Keterangan:

1. Diisi tahun, bulan, serta tanggal transaksi. Untuk


tahun cukup ditulis sekali saja tiap halaman
judul, kecuali ada pergantian tahun. Sama
halnya dengan bulan.
2. Diisi nomor bukti transaksi.
3. Diisi oleh akun yang akan didebet dan dikredit.
Aturan untuk penulisan akun yang didebet di
mulai dari kiri, dan akun kredit ditulis di
bawahnya sedikit ke kanan.
4. Kolom referensi diisi dengan kode akun yang
angkanya sudah dipindahkan ke buku besar.
5. Diisi nilai nominal akun yang didebet.
6. Diisi nilai nominal akun yang dikredit
7. Penambahan keterangan singkat mengenai
transaksi (tidak mutlak ada)

Metode : Permainan Tradisional Bebentengan


Strategi Pembelajaran : Coperative Learning

Skenario Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Apersepsi
Guru memeriksa kehadiran siswa, menciptakan situasi kondusif untuk memulai Kegiatan
Belajar Mengajar. Serta memulai pelajaran dengan membaca doa yang dipimpin oleh
ketua kelas.
b. Motivasi
Guru memberikan pemahaman pada siswa. Bahwa jurnal umum ialah materi yang mudah
dan menyenangkan. Selain itu, guru juga memberi keyakinan kepada siswa, bahwa proses
pembelajaran materi tersebut akan berlangsung perlahan dan mengasikan.
c. Guru menyampaikan materi, indikator, serta tujuan yang ingin dicapai dari proses
pembelajaran.

2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a. Menanyakan kepada siswa terkait dengan permainan tradisional bebentengan. Apakah
mereka pernah memainkannya atau tidak. (nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur,
tanggung jawab).
113

b. Memberitahu siswa, bahwa hari ini akan dilaksanakan proses pembelajaran materi
jurnal umum dengan menggunakan metode permainan tradisional bebentengan.

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a. Membagi kelas menjadi dua kelompok besar berdasarkan absen ganjil dan genap
(nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai.).
b. Mempersilahkan siswa untuk bergabung dengan teman sekelompoknya (nilai yang
ditanamkan: Kerja keras, semangat,).
c. Memberitahu aturan serta langkah-langkah permainan bebentengan, yaitu :
1) Terdapat sepuluh soal yang akan diselesaikan.
2) Setiap kelompok mempunyai kesempatan untuk menjawab 3 pertanyaan
wajib.
3) Empat soal selanjutnya merupakan soal rebutan.
4) Permainan akan dimulai oleh kelompok yang memenangkan suit di depan
kelas.
5) Di tengah kelas, terdapat meja yang berfungsi sebagai tempat menaruh spidol
untuk empat soal rebutan di akhir permainan.
6) Kelompok lawan memilih anggota kelompok yang mendapat giliran maju
untuk menjawab soal.
7) Bagi perwakilan kelompok yang belum tepat mengerjakan soal di depan
kelas. Akan dijadikan sebagai tawanan kelompok lawannya.
8) Namun dua orang siswa dari kelompok yang maju, boleh memperbaikinya.
9) Apabila jawaban benar, maka tawanan boleh dilepaskan dari kelompok
lawan. Dan soal dicatat sebagai hasil pengerjaan kelompok tersebut.
10) Apabila jawaban tidak benar, maka kelompok lawan boleh
membenarkannya. Dan soal dicatat sebagai hasil pengerjaan kelompok yang
membenarkannya.
11) Bagi kelompok yang paling banyak menyelesaikan soal di depan kelas. Maka
memiliki kesempatan untuk melepaskan satu tawanan kelompoknya.
12) Perhitungan kelompok pemenang berdasarkan berapa banyak tawanan yang
ada pada kelompok lawan. Semakin sedikit, maka kelompok tersebut adalah
kelompok pemenang.
d. Memulai permainan dengan memberikan kesempatan salah satu perwakilan kelompok
untuk melakukan suit.
e. Membacakan tiga soal wajib untuk masing-masing kelompok secara bergantian.
f. Membacakan empat soal rebutan serta menjelaskan setiap penyelesaian soal yang
dikerjakan siswa di depan kelas.
g. Menghitung jumlah tawanan yang setiap kelompok miliki.
h. Menghitung jumlah soal yang dikerjakan masing-masing kelompok.
i. Mempersilahkan satu kelompok yang paling banyak menyelesaikan soal untuk
melepaskan satu tawanan kelompoknya.

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru dan siswa:
a. Menentukan kelompok pemenang permainan bebentengan (nilai yang ditanamkan:
Kerja keras, Jujur, Semangat).
b. Perwakilan kelompok mengumpulkan kertas daftar nama anggota kelompoknya
masing-masing.

3. Kegiatan Akhir
a. Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran(nilai yang ditanamkan:
Kerja keras, Jujur, saling menghargai.).
b. Penilaian
114

 Lembar soal (kognitif)


 Lembar pengamatan (afektif)
 Lembar pengamatan (psiko motorik)
c. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari di pertemuan selanjutnya.

 Sumber dan Media Belajar


A. Sumber Belajar : (segala sumber yang dapat digunakan siswa agar terjadi perilaku
belajar pesan, orang, bahan, alat, teknik/prosedur, dan latar)

1. Buku : - Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas XI, Maksum Habibi dan Ahmad
Widodo, Piranti.
- Akuntansi SMA untuk kelas XI, Alam.S, Esis.

2. LKS Ekonomi Kelas XI Program IPS Semester II/genap.

B. Media Belajar: (segala sesuatu yang direncanakan dan digunakan untuk mengirim
pesan kepada penerima pesan secara efektif sehinggag memiliki daya retensi tinggi):
 Bahan:
- Flash disk dan Spidol.
 Alat:
- LCD dan Laptop.

 Penilaian hasil belajar


 Jenis Penilaian : Tugas/latihan kelompok.
 Bentuk Penilaian : Tes tulis (permainan secara kelompok).
 Aspek Penilaian : Kognitif.
 Instrumen soal latihan :

SOAL TRANSAKSI
PERUSAHAAN JASA ANGKUT SELAMET
Berikut ini transaksi-transaksi yang terjadi pada Perusahaan Jasa Angkutan Selamet
selama Mei 2013.

1 Mei Tuan Selamet menyetorkan uang tunai Rp 250.000.000,00 dan 1 buah


kendaraan seharga Rp 100.000.000,00 sebagai modal perusahaan.
2 Mei dibayar sewa gedung sebesar Rp 5.000.000,00 untuk bulan Mei.
3 Mei dibeli secara tunai perlengkapan kantor, seperti kertas, pensil, pulpen, buku tulis,
amplop dan map seharga Rp 1.000.000,00.
5 Mei dibeli dua buah truk seharga Rp 200.000.000,00 secara tunai.
7 Mei dibayar beban iklan untuk 8 kali penayangan sebesar Rp 3.000.000,00.
9 Mei diterima pendapatan atas jasa mengangkut barang ke Surabaya sebesar
Rp5.000.000,00.
10 Mei dibeli oli, bensin, dan solar sebesar Rp 1.500.000,00.
13 Mei dibeli tanah dari Tuan Romli sebesar Rp 35.000.000,00. Dari jumlah tersebut
dibayar tunai sebesar Rp 25.000.000,00 dan sisanya akan dibayar kemudian.
14 Mei diterima pendapatan dari Tuan Roni sebagai pembayaran sewa mobil selama dua
hari sebesar Rp 500.000,00.
15 Mei dibayar beban gaji karyawan untuk minggu pertama dan kedua sebesar
Rp7.500.000,00
115

 Kunci jawaban dan skor penilaian latihan kelompok :

Perusahaan Jasa Angkut Selamet


Jurnal Umum
Per 31 Mei 2013
(dalam ribuan rupiah)

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit


Nilai
2013
Mei 1 Kas 111 Rp 250,000 - 1
Kendaraan 122 Rp 100,000 - 1
Modal 311 - Rp 350,000 1
(Setoran modal Tuan Andri)

2 Beban sewa 511 Rp 5,000 - 1


Kas 111 - Rp 5,000 1
(Pembayaran sewa bulan Mei)

3 Perlengkapan kantor 113 Rp 1,000 - 1


Kas 111 - Rp 1,000 1
(Pembelian perlengkapan kantor
secara tunai)

5 Kendaraan 122 Rp 200,000 - 1


Kas 111 - Rp 200,000 1
(Pembelian kendaraan secara tunai)

7 Beban iklan 512 Rp 3,000 - 1


Kas 111 - Rp 3,000 1
(Pembayaran beban iklan)

9 Kas 111 Rp 5,000 - 1


Pendapatan jasa 411 - Rp 5,000 1
(Penerimaan pendapatan jasa
angkut)

10 Beban bahan bakar 513 Rp 1,500 - 1


Kas 111 - Rp 1,500 1
(Pembelian bahan bakar)
116

13 Tanah 123 Rp 35,000 - 1


Kas 111 - Rp 25,000 1
Utang usaha 211 - Rp 10,000 1
(Pembelian tanah dari Tuan Romli)

14 Kas 111 Rp 500 - 1


Pendapatan jasa 411 - Rp 500 1
(Penerimaan pendapatan atas jasa
sewa mobil)

15 Beban gaji 514 Rp 7,500 - 1


Kas 111 - Rp 7,500 1
(Pembayaran gaji untuk minggu ke-
1 dan ke-2)

Perhitungan penilaian : Jumlah jawaban benar × 100 =


Jumlah jawaban maksimal
 Aspek Penilaian Afektif :

No. Aspek Penilaian Score


1. Kerapihan diri. 10
2. Kepedulian terhadap teman. 10
3. Kepedulian terhadap lingkungan 10
4. Sopan dalam perilaku. 10
5. Sopan dalam bertutur kata. 10
6. Inisiatif dan kreativitas. 10
7. Keaktifan dalam proses KBM. 10
8. Ketepatan dalam mengerjakan tugas. 10
9. Kerapihan dalam mengerjakan tugas. 10
10. Pemahaman dan penerapan nilai-nilai sejarah. 10
Jumlah score maksimal 100

Keterangan : Score 85 – 100 =A


Score 70 – 84 =B
Score 55 – 69 =C
Score 40 – 54 =D
Score 0 – 39 =E

Tangerang Selatan, 25 Februari 2014


Guru Pamong Guru Mata Pelajaran,

H. Syafrizal, MM Nadia Istiqomah


NIP : 19560929 198901 1002 NIM : 1110015000009
117

LAMPIRAN 16

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Pertemuan ke: 2

Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 6 TANGERANG SELATAN


Mata Pelajaran : EKONOMI
Kelas : XI- IPS
Semester : II/ GENAP
Alokasi waktu : 2 x 45 Menit
Tahun Pelajaran : 2013/2014
Standar Kompetensi : 5. Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa
Kompetensi Dasar : 5.4 Mencatat transaksi/dokumen ke dalam jurnal umum
Indikator : Membuat jurnal umum dari berbagai jenis transaksi dengan
menggunakan metode permainan tradisioanal bebentengan
Tujuan Pembelajaran :Siswa dapat membuat jurnal umum dari berbagai transaksi dengan
menggunakan metode permainan tradisional bebentengan
Materi Pokok :Siklus akuntansi perusahaan jasa

Jurnal Umum

Pengertian jurnal atau buku harian adalah formulir khusus


yang digunakan dalam mencatat setiap aktivitas transaksi
secara kronologis sesuai urutan tanggal ke dalam jumlah
yang harus di debet dan di kredit. Jurnal di dalam praktik
akuntansi adalah tempat pertama kali untuk mencatat
transaksi. Jurnal sendiri berasal dari bahasa Perancis
(jour) artinya adalah hari. Jurnal umum adalah tempat
untuk mencatat seluruh aktivitas transaksi keuangan tanpa
terkecuali.

Penjurnalan atau pencatatan transaksi pada jurnal umum


adalah tahap kedua dalam siklus akuntansi setelah
melakukan analisa terhadap bukti transaksi. Kegiatan
pejurnalan adalah penggolongan semua transaksi ke
dalam akun masing-masing.
Jurnal mempunyai beberapa fungsi:

1. Fungsi Historis
Artinya, setiap bukti transaksi dilakukan secara
kronologis, urut, sesuai dengan tanggal
terjadinya transaksi.
2. Fungsi Mencatat
Artinya, semua transaksi jangan sampai ada yang
tertinggal dicatat dalam buku jurnal.
3. Fungsi Analisis
Artinya, pencatatan pada jurnal adalah hasil
analisis yang berwujud pendebitan dan
pengkreditan akun-akun yang terpengaruh
beserta jumlahnya.
4. Fungsi Instruktif
Artinya, catatan yang terdapat pada jurnal adalah
perintah untuk melakukan pendebitan dan
118

pengkreditan akun buku besar sesuai dengan


catatan yang terdapat pada jurnal.

5. Fungsi Informatif
Artinya, fungsi dari jurnal adalah memberikan
informasi atau penjelasan mengenai transaksi
yang terjadi untuk dilakukan pencatatan.

Bentuk Jurnal Umum

Keterangan:

1. Diisi tahun, bulan, serta tanggal transaksi. Untuk


tahun cukup ditulis sekali saja tiap halaman
judul, kecuali ada pergantian tahun.Sama
halnya dengan bulan.
2. Diisi nomor bukti transaksi.
3. Diisi oleh akun yang akan didebet dan dikredit.
Aturan untuk penulisan akun yang didebet di
mulai dari kiri, dan akun kredit ditulis di
bawahnya sedikit ke kanan.
4. Kolom referensi diisi dengan kode akun yang
angkanya sudah dipindahkan ke buku besar.
5. Diisi nilai nominal akun yang didebet.
6. Diisi nilai nominal akun yang dikredit
7. Penambahan keterangan singkat mengenai
transaksi (tidak mutlak ada)

Metode : Permainan Tradisional Bebentengan


Strategi Pembelajaran : Cooperative Learning

Skenario Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Apersepsi
Guru memeriksa kehadiran siswa, menciptakan situasi kondusif untuk memulai Kegiatan
Belajar Mengajar. Serta memulai pelajaran dengan membaca doa yang dipimpin oleh
ketua kelas.
b. Motivasi
Guru memberikan pemahaman pada siswa. Bahwa jurnal umum ialah materi yang mudah
dan menyenangkan. Selain itu, guru juga memberi keyakinan kepada siswa, bahwa proses
pembelajaran materi tersebut akan berlangsung perlahan dan mengasikan.
c. Guru menyampaikan materi, indikator, serta tujuan yang ingin dicapai dari proses
pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a. Menanyakan kepada siswa terkait dengan permainan tradisional bebentengan. Apakah
mereka pernah memainkannya atau tidak. (nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur,
tanggung jawab).
b. Memberitahu siswa, bahwa hari ini akan dilaksanakan pembahasan materi jurnal
umum dengan menggunakan metode permainan tradisional bebentengan.
119

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a. Membagi kelas menjadi dua kelompok besar berdasarkan absen ganjil dan genap
(nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai.).
b. Mempersilahkan siswa untuk bergabung dengan teman sekelompoknya (nilai yang
ditanamkan: Kerja keras, semangat,).
c. Memberitahu aturan serta langkah-langkah permainan bebentengan, yaitu :
1) Terdapat sepuluh soal rebutan yang akan diselesaikan.
2) Setiap kelompok mempunyai kesempatan untuk menjawab soal.
3) Di tengah kelas, terdapat meja yang berfungsi sebagai tempat menaruh spidol
untuk soal rebutan.
4) Permainan dimulai dengan pembacaan soal pertama oleh guru.
5) Masing-masing kelompok mendiskusikan jawaban dari soal yang dibacakan
guru.
6) Bagi kelompok yang sudah tahu jawaban soal. Perwakilan kelompoknya
diperbolehkan merebut spidol di atas meja di tengah kelas.
7) Kelompok lawan memikirkan kira-kira siapa yang akan ditunjuk dari
kelompok yang maju, untuk menjelaskan jawaban soal yang sudah berhasil
dikerjakan teman sekelompoknya.
8) Bagi perwakilan kelompok yang belum tepat mengerjakan soal di depan
kelas. Akan dijadikan sebagai tawanan kelompok lawannya.
9) Namun dua orang siswa dari kelompok yang maju dan ditunjuk oleh
kelompok lawan, boleh memperbaiki jawaban soal serta menjelaskannya.
10) Apabila jawaban benar, maka tawanan boleh dilepaskan dari kelompok
lawan. Dan soal dicatat sebagai hasil pengerjaan kelompok tersebut.
11) Apabila jawaban tidak benar, maka kelompok lawan boleh
membenarkannya. Dan soal dicatat sebagai hasil pengerjaan kelompok yang
membenarkannya.
12) Bagi kelompok yang paling banyak menyelesaikan soal di depan kelas. Maka
memiliki kesempatan untuk melepaskan satu tawanan kelompoknya.
13) Perhitungan kelompok pemenang berdasarkan berapa banyak tawanan yang
ada pada kelompok lawan. Semakin sedikit, maka kelompok tersebut adalah
kelompok pemenang.
d. Memulai permainan dengan membacakan soal pertama.
e. Menghitung jumlah tawanan yang setiap kelompok miliki.
f. Menghitung jumlah soal yang dikerjakan masing-masing kelompok.
g. Mempersilahkan satu kelompok yang paling banyak menyelesaikan soal untuk
melepaskan satu tawanan kelompoknya.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru dan siswa:
a. Menentukan kelompok pemenang permainan bebentengan (nilai yang ditanamkan:
Kerja keras, Jujur, Semangat).
b. Perwakilan kelompok mengumpulkan kertas daftar nama anggota kelompoknya
masing-masing.

3. Kegiatan Akhir
a. Guru dan siswa melakukan refleksi (nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling
menghargai.).
b. Penilaian
 Lembar soal (kognitif)
 Lembar pengamatan (afektif)
c. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari di pertemuan selanjutnya.
120

 Sumber dan Media Belajar

A. Sumber Belajar : (segala sumber yang dapat digunakan siswa agar terjadi perilaku
belajar pesan, orang, bahan, alat, teknik/prosedur, dan latar)

1. Buku : - Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas XI, Maksum Habibi dan Ahmad
Widodo, Piranti.
- Akuntansi SMA untuk kelas XI, Alam.S, Esis.

2. LKS Ekonomi Kelas XI Program IPS Semester II/genap.

B. Media Belajar: (segala sesuatu yang direncanakan dan digunakan untuk mengirim
pesan kepada penerima pesan secara efektif sehinggag memiliki daya retensi tinggi):
 Bahan:
- Flash disk dan Spidol.
 Alat:
- LCD dan Laptop.

 Penilaian hasil belajar

 Jenis Penilaian : Tugas/latihan kelompok.


 Bentuk Penilaian : Tes tulis (permainan secara kelompok).
 Aspek Penilaian : Kognitif.

 Instrumen soal latihan :

SOAL TRANSAKSI
PERUSAHAAN JASA ANGKUT SELAMET
Berikut ini transaksi-transaksi yang terjadi pada Perusahaan Jasa Angkutan Selamet selama Mei
2013.
18 Mei dibeli peralatan reparasi mobil sebesar Rp 2.000.000,00 secara tunai.
20 Mei perusahaan menerima pinjaman uang dari bank sebesar Rp 15.000.000,00.
22 Mei diterima pendapatan atas jasa mengangkut barang sebesar Rp 5.250.000,00.
23 Mei Tuan Amir menyewa sebuah mobil selama 12 hari, tetapi biaya sewanya
akan dibayar pada 30 Mei 2013 sebesar Rp 800.000,00.
25 Mei Tuan Selamet mengambil uang dari perusahaan sebesar Rp 1.750.000,00
untuk keperluan pribadinya.
28 Mei dibayar uang kepada Tuan Romli untuk membayar utang atas pembelian tanah
sebesar Rp 7.500.000,00.
30 Mei dibayar gaji karyawan untuk minggu ketiga dan keempat sebesar Rp
7.500.000,00.
31 Mei Tuan Selamet membeli perlengkapan dan peralatanmasing-masing Rp.
350.000,00 dan Rp. 250.000,00 secara kredit.

 Kunci jawaban dan skor penilaian latihan kelompok :


121

Perusahaan Jasa Angkut Selamet


Jurnal Umum
Per 31 Mei 2013 (dalam satuan ribuan)
Tanggal Keterangan No. Debit Kredit
18 Peralatan reparasi 121 Rp 2,000 -
Kas 111 - Rp 2,000
(Pembelian peralatan reparasi secara tunai)

20 Kas 111 Rp 15,000 -


Utang bank 212 - Rp 15,000
(Penerimaan pinjaman dari bank)

22 Kas 111 Rp 5,250 -


Pendapatan jasa 411 - Rp 5,250
(Penerimaan jasa angkut)

23 Piutang usaha 112 Rp 800 -


Pendapatan jasa 411 - Rp 800
(Piutang pendapatan dari Tuan Amir)

25 Prive Tuan Andri 312 Rp 1,750 -


Kas 111 - Rp 1,750
(Pengambilan kas perusahaan untuk keperluan
pribadi Tuan Andri)

28 Utang usaha 211 Rp 7,500 -


Kas 111 - Rp 7,500
(Pembayaran utang usaha kepada H. Romli)

30 Beban gaji 514 Rp 7,500 -


Kas 111 - Rp 7,500
(Membayar b. gaji untuk minggu ke-3 dan ke-4)

30 Kas 111 Rp 800 -


Piutang usaha 112 - Rp 800
(Penerimaan piutang usaha dari Tuan Amir)

31 Perlengkapan 113 Rp 350 -


Peralatan 121 Rp 250 -
122

Utang usaha 211 Rp 600


(Pembelian perlengkapan dan peralatan secara
kredit)

Perhitungan penilaian : Jumlah jawaban benar × 100 =


Jumlah jawaban maksimal

 Aspek Penilaian Afektif :

No. Aspek Penilaian Score


1. Kerapihan diri. 10
2. Kepedulian terhadap teman. 10
3. Kepedulian terhadap lingkungan 10
4. Sopan dalam perilaku. 10
5. Sopan dalam bertutur kata. 10
6. Inisiatif dan kreativitas. 10
7. Keaktifan dalam proses KBM. 10
8. Ketepatan dalam mengerjakan tugas. 10
9. Kerapihan dalam mengerjakan tugas. 10
10. Pemahaman dan penerapan nilai-nilai sejarah. 10
Jumlah score maksimal 100

Keterangan :
Score 85 – 100 = A
Score 70 – 84 = B
Score 55 – 69 = C
Score 40 – 54 = D
Score 0 – 39 = E

Tangerang Selatan, 25 Februari 2014


Guru Pamong Guru Mata Pelajaran,

H. Syafrizal, MM Nadia Istiqomah


NIP : 19560929 198901 1002 NIM : 1110015000009
123

LAMPIRAN 17
Soal Pretest

A. Pilihlah jawaban yang tepat


1. Salah satu fungsi jurnal adalah fungsi historis, artinya ?
A. mencatat semua kegiatan perusahaan
B. sebagai jembatan untuk pencatatan neraca
C. mencatat sesuai urutan terjadinya transaksi
D. mencatat semua transaksi untuk mencari laba rugi
E. sebagai penyeimbang antara kolom debit dan kredit

2. Pada tanggal 2 Mei 2009 dibeli perlengkapan salon Rp. 275.000,00 secara tunai. Pencatatan
transaksi ke dalam jurnal adalah ?
A. Kas 275.000,00

Perlengkapan 275.000,00
B. Perlengkapan 275.000,00

Utang usaha 275.000,00


C. Perlengkapan 275.000,00

Kas 275.000,00
D. Harta 275.000,00

Utang usaha 275.000,00


E. Perlengkapan 275.000,00

Piutang usaha 275.000,00

3. Tanggal 26 Juli 2007 dibayar gaji pegawai untuk satu bulan Rp. 2.400.000,00. Transaksi
tersebut dicatat dalam jurnal ?
A. Beban gaji 2.400.000,00
Kas 2.400.000,00
B. Kas 2.400.000,00
Beban gaji 2.400.000,00
C. Beban gaji 2.400.000,00
Modal 2.400.000,00
D. Modal 2.400.000,00
Beban gaji 2.400.000,00
E. Kas 2.400.000,00
Beban gaji 2.400.000,00

4. Pada tanggal 15 Juni 2009 diterima pendapatan jasa angkutan Rp. 1.750.000,00 untuk selama
satu minggu. Jurnal umumnya ialah ?
A. Kas 1.750.000,00
Piutang usaha 1.750.000,00
B. Pendapatan jasa 1.750.000,00
Kas 1.750.000,00
C. Kas 1.750.000,00
124

Modal 1.750.000,00
D. Modal 1.750.000,00
Kas 1.750.000,00
E. Kas 1.750.000,00
Pendapatan Jasa 1.750.000,00

5. Fa Cempaka mendapatkan kuitansi atas pembayaran perlengkapan bengkel Rp. 1.150.000,00.


Bukti transaksi tersebut oleh Fa Cempaka dicatat dalam jurnal ?
A. Kas 1.150.000,00
Perlengkapan 1.150.000,00
B. Perlengkapan 1.150.000,00
Piutang usaha 1.150.000,00
C. Perlengkapan 1.150.000,00
Piutang usaha 1.150.000,00
D. Piutang usaha 1.150.000,00
Perlengkapan 1.150.000,00
E. Perlengkapan 1.150.000,00
Kas 1.150.000,00

6. Bengkel Surya menerima pembayaran jasa servis dari PO Eka Rp.750.000,00 atas jasa yang
telah diberikan sejumlah Rp. 1.600.000,00. Sisa pembayaran akan dilunasi satu bulan
kemudian. Pencatatan transaksi di atas oleh Bengkel Surya dalam jurnal umum adalah ?
A. Kas 1.600.000,00
Modal 1.600.000,00
B. Kas 850.000,00
Piutang 850.000,00
C. Kas 1.600.000,00
Pendapatan 1.600.000,00
D. Kas 750.000,00
Piutang 850.000,00
Pendapatan 1.600.000,00
E. Kas 1.600.000,00
Piutang 850.000,00
Modal 750.000,00

7. Apa yang dimaksud dengan jurnal umum?


A. kumpulan alat-alat bukti transaksi pembayaran secara tunai
B. alat untuk mencatat transaksi yang tidak secara kronologis
C. alat untuk mencatat transaksi secara kronologis sesuai urutan waktu dengan menunjukkan
nama akun dan jumlah.
D. tabel penulisan nama akun di debet dan kredit
E. tabel penulisan jumlah uang berdasarkan urutan waktu yang benar

8. Setiap jurnal harus mencantumkan halaman. Manfaat penulisan halaman adalah ?


A. memudahkan laporan keuangan
B. memudahkan dalam koreksi jurnal
C. menjadi tanda dalam proses posting
D. memudahkan proses kebenaran pencatatan
E. merupakan tanda dalam pencatatan transaksi

9. Biro jasa Amanah menerima faktur dari Toko Mebel Antik atas pembelian satu set meja kursi
Rp. 2.100.000,00. Pencatatan bukti transaksi dalam jurnal oleh biro jasa Amanah adalah ?
A. Persediaan 2.100.000,00
Utang usaha 2.100.000,00
B. Piutang 2.100.000,00
125

Penjualan 2.100.000,00
C. Perlengkapan 2.100.000,00
Utang usaha 2.100.000,00
D. Pembelian 2.100.000,00
Utang usaha 2.100.000,00
E. Peralatan 2.100.000,00
Utang usaha 2.100.000,00

10. Suatu jurnal yang digunakan untuk mencatat bukti transaksi selama satu periode akuntansi
adalah ?
A. jurnal umum
B. buku besar
C. jurnal koreksi
D. jurnal pembalik
E. jurnal penyesuaian

11. Perusahaan membeli peralatan Rp. 4.200.000,00, dibayar tunai Rp. 2.000.000,00 dan sisanya
dibayar dua bulan kemudian. Transaksi tersebut dalam jurnal akan melibatkan .......... akun
A. Satu
B. Dua
C. Tiga
D. Empat
E. Lima

12. Salon Cantik mendapatkan bukti transaksi berupa kuitansi dari Toko Duta Mebel. Kuitansi
dikeluarkan atas pembayaran meja rias sebesar Rp. 1.500.000,00. Pencatatan transaksi oleh
Salon Cantik dalam jurnal adalah ?
A. Perlengkapan 1.500.000,00
Kas 1.500.000,00
B. Perlengkapan 1.500.000,00
Piutang 1.500.000,00
C. Peralatan 1.500.000,00
Kas 1.500.000,00
D. Peralatan 1.500.000,00
Piutang 1.500.000,00
E. Pembelian 1.500.000,00
Kas 1.500.000,00

13. Perusahaan jasa memperoleh penghasilan sebesar Rp. 750.000,00. Transaksi tersebut jika
dicatat dalam jurnal adalah ?
A. kas didebit, pendapatan dikredit
B. pendapatan didebit, kas dikredit
C. pendapatan didebit, utang dikredit
D. modal didebit, pendapatan dikredit
E. piutang didebit, pendapatan dikredit

14. Penjahit Amanah telah menyelesaikan borongan menjahit dari SMA Tunas Bangsa senilai
Rp.4.600.000,00. Pembayaran baru dilakukan senilai Rp. 1.500.000,00 dan sisanya dibayar
satu bulan kemudian. Jurnal atas transaksi tersebut adalah ?
A. Kas 1.500.000,00
Utang usaha 3.100.000,00
Pendapatan 4.600.000,00
B. Kas 1.500.000,00
Piutang usaha 3.100.000,00
Pendapatan 4.600.000,00
126

C. Kas 1.500.000,00
Utang usaha 3.100.000,00
Pendapatan 4.600.000,00
D. Kas 4.600.000,00
Utang usaha 1.500.000,00
Pendapatan 3.100.000,00
E. Kas 4.600.000,00
Piutang usaha 1.500.000,00
Pendapatan jahit 3.100.000,00

15. Pada tanggal 3 Juli 2009 sebuah perusahaan membeli perlengkapan Rp. 775.000,00 secara
kredit. Jurnal dari transaksi tersebut adalah ?
A. Perlengkapan 775.000,00
Kas 775.000,00
B. Kas 775.000,00
Perlengkapan 775.000,00
C. Perlengkapan 775.000,00
Utang 775.000,00
D. Utang 775.000,00
Perlengkapan 775.000,00
E. Perlengkapan 775.000,00
Piutang 775.000,00

16. Bengkel Sinar Terang menerima faktur nomor 77 dari distributor atas pembelian onderdil
sepeda motor Rp. 1.750.000,00. Pencatatan bukti transaksi pada jurnal umum adalah ?
A. Perlengkapan 1.750.000,00
Piutang 1.750.000,00
B. Peralatan 1.750.000,00
Kas 1.750.000,00
C. Peralatan 1.750.000,00
Utang 1.750.000,00
D. Perlengkapan 1.750.000,00
Utang 1.750.000,00
E. Utang 1.750.000,00
Perlengkapan 1.750.000,00

17. Mundri menerima bon sebesar Rp. 500.000,00 dari tempat ia bekerja. Pencatatan transaksi
dalam jurnal oleh perusahaan adalah ?
A. Piutang usaha 500.000,00
Kas 500.000,00
B. Utang usaha 500.000,00
Kas 500.000,00
C. Kas 500.000,00
Piutang usaha 500.000,00
D. Kas 500.000,00
Utang usaha 500.000,00
E. Piutang usaha 500.000,00
Modal 500.000,00

18. Perusahaan Sampurna menerima kuitansi atas pembayaran utang pembelian mesin fotokopi
sebanyak 2 buah @Rp. 6.400.000,00. Pencatatan dalam jurnal umum adalah ?
A. Kas 12.800.000,00
Utang 12.800.000,00
B. Peralatan 12.800.000,00
Utang 12.800.000,00
127

C. Peralatan 12.800.000,00
Kas 12.800.000,00
D. Utang 12.800.000,00
Kas 12.800.000,00
E. Peralatan 12.800.000,00
Modal 12.800.000,00

19. Pada tanggal 21April 2009 dibeli mesin fotokopi Rp. 25.000.000,00, biaya angkut Rp.
300.000,00, dan biaya lain-lain Rp.450.000,00. Jurnal dari transaksi tersebut adalah ?
A. Pembelian 25.000.000,00
Beban 750.000,00
Kas 25.750.000,00
B. Peralatan 25.000.000,00
Beban 750.000,00
Kas 25.750.000,00
C. Peralatan 25.750.000,00
Kas 25.750.000,00
D. Mesin fotokopi 25.750.000,00
Kas 25.750.000,00
E. Mesin fotokopi 25.000.000,00
Kas 25.000.000,00

20. Salon Rosa menerima penghasilan rias pengantin Rp. 1.700.000,00 diterima tunai Rp.
700.000,00 dan sisanya dibayar kemudian. Pencatatan transaksi tersebut ke dalam jurnal ?
A. Kas 700.000,00
Piutang usaha 1.000.000,00
Pendapatan 1.700.000,00
B. Kas 1.700.000,00
Pendapatan 1.700.000,00
C. Kas 700.000,00
Pendapatan 700.000,00
D. Modal 1.000.000,00
Pendapatan 1.700.000,00
E. Kas 700.000,00
Pndapatan yg msih ditrma 1.000.000,00
Pendapatan jasa 1.700.000,00
128

LAMPIRAN 18
Soal Postest

A. Pilihlah jawaban yang tepat !


1. Pada tanggal 30 September Ibu Sally menyetor uang tunai sebagai modal perusahaan jasa
konsultan keuangan Rp. 5.000.000,00, peralatan kantor Rp. 4.000.000,00, dan perlengkapan
kantor Rp. 1.000.000,00. Pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum adalah ?
A. Kas 4.000.000,00
Modal 1.000.000,00
Peralatan 4.000.000,00
Perlengkapan 1.000.000,00
B. Kas 5.000.000,00
Peralatan 4.000.000,00
Perlengkapan 1.000.000,00
Modal 10.000,000,00
C. Kas 5.000.000,00
Peralatan 5.000.000,00
Perlengkapan 5.000.000,00
Pendapatan 5.000.000,00
D. Kas 5.000.000,00
Peralatan 4.000.000,00
Piutang 1.000.000,00
Modal 10.000.000,00
E. Peralatan 4.000.000,00
Perlengkapan 10.000.000,00
Kas 4.000.000,00
Modal 10.000.000,00

2. Tanggal 9 September 2009 Tuan Billy menerima uang dari pelanggan atas jasa pengiriman
barang sebesar Rp. 700.000,00. Pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum adalah ?
A. Pendapatan 700.000,00
Kas 700.000,00
B. Piutang 700.000,00
Pendapatan 700.000,00
C. Kas 700.000,00
Pendapatan 700.000,00
D. Utang 700.000,00
Modal 700.000,00
E. Pendapatan 700.000,00
Modal 700.000,00

3. Tanggal 6 April, Tuan Romli membeli tambahan perlengkapan kantor Rp.700.000,00 secara
kredit dan peralatan kantor Rp.450.000,00 secara tunai. Pencatatan transaksi ke dalam jurnal
umum adalah?
A. Perlengkapan 700.000,00
Peralatan 450.000,00
Utang 700.000,00
Kas 450.000,00
B. Perlengkapan 700.000,00
Peralatan 450.000,00
Kas 700.000,00
Utang 450.000,00
C. Harta 1.150.000,00
129

Perlengkapan 1.150.000,00
Utang 1.150.000,00
Kas 1.150.000,00
D. Pendapatan 1.150.000,00
Peralatan 1.150.000,00
Utang 1.150.000,00
Modal 1.150.000,00
E. Perlengkapan 700.000,00
Peralatan 450.000,00
Utang bank 700.000,00
Kas 450.000,00

4. Nyonya Ahsan tanggal 2 Mei mengirim tagihan jasa servis motor kepada pelanggan Rp.
800.000,00. Pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum adalah ?
A. Kas 800.000,00
Pendapatan 800.000,00
B. Kas 800.000,00
Modal 800.000,00
C. Piutang 800.000,00
Utang 800.000,00
D. Pendapatan 800.000,00
Kas 800.000,00
E. Piutang 800.000,00
Pendapatan 800.000,00

5. Tanggal 26 Desember dibayar gaji karyawan untuk satu bulan Rp. 1.300.000,00. Pencatatan
transaksi ke dalam jurnal umum adalah ?
A. Kas 1.300.000,00
Beban gaji 1.300.000,00
B. Pendapatan 1.300.000,00
Beban gaji 1.300.000,00
C. Beban gaji 1.300.000,00
Utang usaha 1.300.000,00
D. Beban gaji 1.300.000,00
Kas 1.300.000,00
E. Beban gaji 1.300.000,00
Modal 1.300.000,00

6. Salon Rosse menerima pelunasan sebagian dari pelanggan Rp. 400.000,00. Pencatatan
transaksi ke dalam jurnal umum adalah ?
A. Kas 400.000,00
Piutang 00.000,00
B. Kas 400.000,00
Modal 400.000,00
C. Piutang 400.000,00
Kas 400.000,00
D. Utang 400.000,00
Modal 400.000,00
E. Kas 400.000,00
Utang 400.000,00

7. Tuan Slamet tanggal 30 September mengambil uang kas perusahaan pribadinya Rp.
300.000,00. Pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum adalah?
A. Kas 300.000,00
130

Piutang 300.000,00
B. Kas 300.000,00
Modal 300.000,00
C. Kas 300.000,00
Prive 300.000,00
D. Prive 300.000,00
Kas 300.000,00
E. Piutang 300.000,00
Utang 300.000,00

8. Nona Husna mengeluarkan uang kas untuk melunasi pembelian perlengkapan kantor tanggal 3
April sebesar Rp. 700.000,00. Pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum adalah ?
A. Kas 700.000,00
Utang 700.000,00
B. Kas 700.000,00
Modal 700.000,00
C. Piutang 700.000,00
Modal 700.000,00
D. Perlengkapan 700.000,00
Utang 700.000,00
E. Utang 700.000,00
Kas 700.000,00

9. Bengkel Maju menerima pembayaran jasa servis dari PO Deborah Rp. 900.000,00 atas jasa
yang telah diberikan Rp. 2.300.000,00. Sisa pembayaran akan dilunasi satu bulan kemudian.
Pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum adalah ?
A. Kas 900.000,00
Utang 1.400.000,00
Piutang 2.300.000,00
B. Utang 900.000,00
Piutang 1.400.000,00
Pendapatan 2.300.000,00
C. Kas 900.000,00
Piutang 1.400.000,00
Pendapatan 2.300.000,00
D. Kas 900.000,00
Pendapatan 1.400.000,00
Utang 2.300.000,00
E. Piutang 900.000,00
Kas 1.400.000,00
Modal 2.300.000,00

10. PT. Maju Mundur menerima faktur dari Toko Mebel Antik atas pembelian satu set sofa Rp.
5.500.000,00. Pencatatan bukti transaksi dalam jurnal umum oleh PT. Maju Mundur adalah ?
A. Perlengkapan 5.500.000,00
Kas 5.500.000,00
B. Peralatan 5.500.000,00
Utang 5.500.000,00
C. Piutang 5.500.000,00
Utang 5.500.000,00
D. Perlengkapan 5.500.000,00
Utang 5.500.000,00
E. Modal 1.500.000,00
Pendapatan 1.500.000,00
131

11. Perusahaan jasa Amanah membayar telepon, listrik dan air Rp. 1.950.000,00 . Pencatatan
transaksi ke dalam jurnal umum adalah ?
A. kas di debit, beban lain-lain di kredit
B. piutang di debit, kas di kredit
C. kas di debit, pendapatan di kredit
D. beban TLA di ddebit, modal di kredit
E. beban TLA di debit, kas di kredit

12. Suatu jurnal yang digunakan untuk mencatat bukti transaksi selama satu periode akuntansi
adalah ?
A. jurnal pembalik
B. jurnal umum
C. buku besar
D. jurnal penyesuaian
E. jurnal koreksi

13. PT. Jelita mendapatkan kuitansi atas pembayaran perlengkapan Rp. 2.550.000,00. Bukti
transaksi oleh PT. Jelita dicatat dalam jurnal umum adalah ?
A. Kas 2.550.000,00
Perlengkapan 2.550.000,00
B. Piutang 2.550.000,00
Pendapatan 2.550.000,00
C. Peralatan 2.550.000,00
Kas 2.550.000,00
D. Perlengkapan 2.550.000,00
Kas 2.550.000,00
E. Kas 2.550.000,00
Modal 2.550.000,00

14. Salah satu fungsi jurnal adalah fungsi historis, artrinya ?


A. mencatat semua kegiatan perusahaan
B. sebagai jembatan untuk pencatatan neraca
C. mencatat sesuai urutan terjadinya transaksi
D. mencatat semua transaksi untuk mencari laba rugi
E. sebagai penyeimbang antara kolom debit dan kredit

15. Perusahaan membeli alat tulis kantor Rp. 3.000.000,00 , dibayar tunai Rp. 1.500.000,00 , dan
sisanya dibayar dua bulan kemudian. Trasaksi tersebut dalam jurnal umum akan
melibatkan.....akun
A. tiga
B. empat
C. dua
D. lima
E. satu

16. Apa yang dimaksud dengan jurnal umum?


A. alat untuk mencatat transaksi secara kronologis sesuai urutan waktu dengan menunjukkan
nama akun dan jumlah
B. alat untuk mencatat transaksi yang tidak secara kronologis
C. kumpulan alat-alat bukti transaksi pembayaran secara tunai
D. tabel penulisan nama akun di debet dan kredit
E. tabel penulisan jumlah uang berdasarkan urutan waktu yang benar
132

17. Setiap jurnal harus mencantumkan halaman. Manfaat penulisan halaman adalah ?
A. memudahkan laporan keuangan
B. memudahkan dalam koreksi jurnal
C. memudahkan proses kebenaran pencatatan
D. menjadi tanda dalam proses posting
E. merupakan tanda dalam pencatatan transaksi

18. Sari menerima bon sebesar Rp. 200.000,00 dari tempat ia bekerja . pencatatan transaksi dalam
JU oleh kantor ialah ?
A. Piutang usaha 500.000,00
Kas 500.000,00
B. Utang usaha 500.000,00
Kas 500.000,00
C. Kas 500.000,00
Piutang usaha 500.000,00
D. Kas 500.000,00
Utang usaha 500.000,00
E. Piutang usaha 500.000,00
Modal 500.000,00

19. Dalam pembuatan tabel jurnal umum, kolom-kolom manakah yang harus ada, kecuali ?
A. tanggal
B. keterangan
C. debit
D. kredit
E. no urut

20. Salah satu fungsi jurnal adalah fungsi informatif, artinya ?


A. mencatat semua kegiatan perusahaan
B. sebagai jembatan untuk pencatatan neraca
C. memberikan informasi atau penjelasan mengenai transaksi yang terjadi untuk dilakukan
pencatatan
D. mencatat semua transaksi untuk mencari laba rugi
E. sebagai penyeimbang antara kolom debit dan kredit
133

LAMPIRAN 19
Kunci Jawaban Soal Pretest
1. C
2. C
3. A
4. E
5. E
6. D
7. C
8. D
9. E
10. A
11. C
12. C
13. A
14. B
15. C
16. C
17. A
18. D
19. B
20. A
134

LAMPIRAN 20
Kunci Jawaban Soal Postest
1. B
2. C
3. A
4. E
5. D
6. A
7. D
8. C
9. C
10. B
11. E
12. B
13. D
14. C
15. A
16. A
17. C
18. B
19. E
20. C
135

LAMPIRAN 21
Lembar Pengesahan Uji Referensi

BAB I PENDAHULUAN

No. Footnote Pembimbing I Pembimbing II

1. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu


Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2005)

2. http://belajarpsikologi.com/pengertian-
belajar-menurut-ahli/

BAB II KAJIAN TEORI


No. Footnote Pembimbing I Pembimbing II

1. (http://artikata.com/arti-340805-
Metode.html)

2. Sutirman, Media & Model-model


Pembelajaran Inovatif, (Yogyakarta:
Graha Ilmu,2013)

3. Pupuh F. dan M. Sobry Sutikno,


Strategi Belajar Mengajar Melalui
Penanaman Konsep Umum dan Konsep
Islami, (Bandung: PT. Refika
Aditama,2007)

4. Sudiyono, dkk. Strategi Pembelajaran


Partisipatori di Perguruan Tinggi,
(Malang: UIN-Malang Press,2006)
136

5. (http://mtk2012unindra.blogspot.com)

6. Slameto, Proses Belajar Mengajar


dalam Sistem Kredit Semester, (Jakarta:
PT. Bumi Aksara,1991)

7. Iwan Purwanto, “ Desain Metode


Pembelajaran Melalui Permainan Anak
Tradisional Sebagai Implementasi
Pendidikan Karakter,” Penelitian
Individu pada UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Jakarta, 2013.

8. (http://www.sorgemagz.com/?p=2921)

9. Sri Mulyani, 45 Permainan Tradisional


Anak Indonesia, (Yogyakarta:
Langensari Publishing, 2013),

10. (http://wisnujadmika.wordpress.com)

11. Sardiman, A. M., Interaksi dan


motivasi belajar mengajar, (Jakarta:
PT.Raja Grafindo Persada,2000)

12. Oemar Hamalik, Media Pendidikan,


(Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti,1994)

13. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses


Belajar Mengajar, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2010)

14. Chumaditus Sa’dyah dan Dadang Argo


P., Ekonomi 2 Kelas XI SMA dan
MA,(Jakarta: Pusat Perbukuan
137

Departemen Pendidikan, 2009)

15. Agung Feryanto, Buku Panduan


Pendidik Ekonomi untuk SMA dan MA,
(Klaten: PT. Intan Pariwara, 2009)

16. (http://wwwbelajarakuntansi-
accounting.blogspot.com)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

No. Footnote Pembimbing I Pembimbing II

1. Sugiyono, Metode Penelitian


Pendidikan, (Bandung:Alfabeta,
2012)

2. Suharsimi Arikunto, Manajemen


Penelitian, ( Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2007)

3. Syofian Siregar, Statistika


Deskriptif untuk Penelitian
Dilengkapi Perhitungan Manual
dan Aplikasi SPSS Versi 17, (
Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2011)

4. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar


Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua,
(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013)

5. (http://www.pusattesis.com/uji-
reliabilitas/)
138

6. Budi Susetyo, Statistika untuk


Analisis Data Penelitian,
(Bandung: PT. Refika Aditama,
2010),

7. Amenah. HM., “ Peningkatan


Hasil Belajar IPS Melalui
Penerapan Metode Problem
Solving Pada Siswa Kelas VIII di
MTS Al-Hidayah Rawadenok
Depok “, Skripsi pada UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta: 2013, tidak
dipublikasikan.
139

LAMPIRAN 22

Kegiatan menentukan kelompok mana yang akan memulai permainan

Kegiatan guru membacakan soal yang harus dikerjakan kelompok


140

Kegiatan diskusi antar kelompok

Siswa sedang menyelesaikan soal di depan kelas


141

Siswa sedang mengincar teman dari kelompok lawan untuk maju


mengerjakan soal

Guru menjelaskan dan membahas jawaban soal


142

Siswa-siswi yang menjadi tawanan di depan kelas

Guru bersama siswa-siswi kelas XI IPS 3

Anda mungkin juga menyukai