Anda di halaman 1dari 276

KEEFEKTIFAN MODEL EXPLICIT INSTRUCTION

BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP


HASIL BELAJAR PEMBELAJARAN SENI RUPA
MATERI TEKNIK TEMPEL SISWA KELAS IV
SDN GUGUS UNTUNG SUROPATI PATEBON KENDAL

SKRIPSI

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Sarjana Pendidikan

Oleh
Indira Aulia Ma’ruf
1401416360

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020

i
ii
PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Skripsi Berjudul “Keefektifan Model Explicit Instruction Berbantunan Media


Audiovisual Terhadap Hasil Belajar Seni Rupa Materi Teknik Tempel Siswa
Kelas IV SDN Gugus Untung Suropati Patebon Kendal”, karya
nama : Indira Aulia Ma’ruf
NIM : 1401416360
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (S1)
telah dipertahankan dalam Panitia Sidang Ujian Skripsi Program Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang hari 30
September 2020.
Semarang, 2020
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris

Drs. Isa Ansori, M.Pd Moh. Fathurrahman S.Pd,. M.Sn.


NIP. 19600820 198703 1 003 NIP. 19590821 198403 1 001
Penguji I Penguji II

Dra. Yuyarti, M.Pd Dr. Deni Setiawan, S.Sn.,M.Hum


NIP. 19551212 198203 2 001 NIP. 19800505 200801 1 015
Penguji III

Atip Nurharini, S.Pd.,M.Pd


NIP. 19771109 200801 2 018

iii
PERNYATAAN KEASLIAN

Peneliti yang bertandatangan di bawah ini,


nama : Indira Aulia Ma’ruf
NIM : 1401416360
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Negeri Semarang
judul : Keefektifan Model Explicit Instruction Berbantunan Media
Audiovisual Terhadap Hasil Belajar Seni Rupa Materi Teknik
Tempel Siswa Kelas IV SDN Gugus Untung Suropati Patebon
Kendal

menyatakan bahwa isi skripsi ini benar-benar karya saya, bukan jiplakan dari
karya ilmiah orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik karya ilmiah.

Semarang, 4 September 2020


Peneliti,

Indira Aulia Ma’ruf


NIM 1401416360

iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO
1. Sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan. Setelah kesulitan ada
kemudahan. (Al Insyirah 5-6)
2. Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan
bimbang. Teman yang paling setia hanyalah keberanian dan keyakinan
yang teguh (Andrew Jackson)
3. Ketika kenyataan tidak sesuai dengan harapan, percayalah, bahwa jalan
setiap manusia berbeda-beda, dan rencana Tuhan pasti terbaik bagi semua
makhluk ciptaan-Nya (Penulis)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini peneliti persembahkan kepada:
Kedua orang tua tersayang, Bapak Anas Ma’ruf dan Ibu Titit Indriyani yang
selalu mendoakan dan memberikan dukungan moril maupu materil dalam
menyelesaikan skripsi ini.

v
ABSTRAK
Ma’ruf, Indira Aulia. 2020. Keefektifan Model Explicit Instruction Berbantunan
Media Audiovisual Terhadap Hasil Belajar Seni Rupa Materi Teknik Tempel
Siswa Kelas IV SDN Gugus Untung Suropati Patebon Kendal. Skripsi. Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang. Pembimbing Atip Nurharini, S.Pd., M.Pd.

Pembelajaran Seni Rupa pada siswa kelas IV SDN Gugus Untung Suropati
Patebon Kendal belum menerapkan model pembelajaran yang mengembangkan
pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif pada siswa serta sebagian
besar belum menerapkan media audiovisual sebagai media pembelajaran
interaktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa dan hasil
keefektifan model pembelajaran explicit instruction berbantuan media audiovisual
pada siswa kelas IV SDN Gugus Untung Suropati.
Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experimental atau
eksperimen semu dengan desain nonequivalent kontrol group design. Sampel
yang digunakan kelas IV SDN 1 Kebonharjo sebagai kelas eksperimen dan SDN 1
Donosari sebagai kelas kontrol dengan jumlah sampel 61 siswa, teknik sampel
yang digunakan cluster random sampling. Teknik pengumpulan data
menggunakan teknik tes dan non tes yang meliputi wawancara, observasi,
dokumentasi. Tes hasil belajar yang digunakan berupa pretest dan posttest dengan
bentuk pilihan ganda dan rubrik unjuk kerja. Teknik Analisis data yang digunakan
dalam mengolah data yaitu uji prasyarat yang meliputi uji normalitas dan uji
homogenitas, dan analisis data akhir. Pada analisis data akhir atau pengkajian
hipotesis penelitian yang digunakan adalah uji-z, uji-t, dan n-gain.
Hasil penelitian yaitu (1) hasil belajar seni rupa dapat mencapai ketuntasan
secara klasikal, ditunjukkan uji-z ranah kognitif dengan nilai z hitung > ztabel (2,037 >
1,645) dan ranah psikomotor zhitung > ztabel (2,037 > 1,645). (2) selanjutnya uji-t
ranah kognitif menunjukkan thitung > ttabel (2,367 > 1,999) dan ranah psikomotor
thitung > ttabel (4,042 > 1,999), artinya hasil belajar kelas eksperimen lebih besar
dibandingkan kelas kontrol. Hal ini didukung oleh hasil uji N-Gain ranah kognitif
yang menunjukkan peningkatan kelas eksperimen yaitu 0,50 (kriteria sedang),
sedangkan kelas kontrol 0,36 (kriteria sedang) dan pada ranah psikomotor pada
kelas eksperimen diperoleh 0,50 (kriteria sedang), sedangkan di kelas kontrol
diperoleh 0,26 (rendah).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, model
pembelajaran explicit instruction berbantuan media audiovisual efektif diterapkan
dalam pembelajaran Seni Rupa materi Karya Seni Aplikasi pada kelas IV SDN
Gugus Untung Suropati Patebon Kendal dibandingkan pembelajaran di kelas
kontrol. Saran dalam penelitian yaitu, hendaknya model pembelajaran explicit
instruction berbantuan media audiovisual dapat diterapkan dalam pembelajaran
agar pembelajaran berlangsung dengan efektif dan inovatif.

Kata kunci : hasil belajar; Seni Rupa; keefektifan; model explicit instruction;
media audiovisual

vi
PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”
Keefektifan Model Explicit Instruction Berbantunan Media Pembelajaran
Audiovisual Terhadap Hasil Belajar Seni Rupa Materi Teknik Tempel Siswa
Kelas IV SDN Gugus Untung Suropati Patebon Kendal “. Peneliti menyadari
bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dari banyak pihak. Oleh
karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang,
yang telah memberikan kesempatan menimba ilmu di Universitas Negeri
Semarang.
2. Dr. Achmad Rifai RC, M. Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan izin penelitian.
3. Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, yang telah
memberikan kesempatan untuk meneruskan penelitian hingga selesai.
4. Atip Nurharini, S.Pd.,M.Pd, Dosen Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi
5. Kepala SDN Gugus Untung Suropati Patebon Kendal
6. Guru Kelas IV SDN 1 Kebonharjo dan SDN 1 Donosari
7. Semua pihak yang telah membantu peneliti dalam penyusunan skripsi ini
Semoga mendapatkan balasan dari Allah Swt, dan semoga skripsi yang
sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Semarang, 4 September 2020


Peneliti,

Indira Aulia Ma’ruf


NIM 1401416360

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................................ii
PENGESAAN UJIAN SKRIPSI.........................................................................iii
PERNYATAAN KEASLIAN...............................................................................iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN...........................................................................v
ABSTRAK.............................................................................................................vi
PRAKATA............................................................................................................vii
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL.................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah...............................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.....................................................................................6
1.3 Pembatasan Masalah....................................................................................6
1.4 Rumusan Masalah........................................................................................7
1.5 Tujuan Penelitian.........................................................................................7
1.6 Manfaat Penelitian........................................................................................7
1.6.1 Manfaat Teoritis.............................................................................7
1.6.2 Manfaat Praktis..............................................................................8
BAB II KAJIAN PUSTAKA.............................................................................9
2.1 Kajian Teori.................................................................................................9
2.1.1 Hakikat dan Prinsip Belajar...........................................................9
2.1.2 Aktivitas Belajar Siswa................................................................11
2.1.3 Pembelajaran................................................................................14
2.1.4 Pengertian dan Ruang Lingkup SBK...........................................15
2.1.5 Teknik Tempel.............................................................................17
2.1.6 Materi Aplikasi............................................................................18
2.1.7 Hasil Belajar.................................................................................29

viii
2.1.8 Evaluasi Pembelajaran.................................................................33
2.1.9 Model Explicit Instruction...........................................................33
2.1.10 Metode Konvensional..................................................................37
2.1.11 Media Pembelajaran.....................................................................38
2.2 Kajian Empiris...........................................................................................41
2.3 Kerangka Berpikir......................................................................................51
2.4 Hipotesis Penelitian....................................................................................53
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................54
3.1 Desain Penelitian........................................................................................54
3.1.1 Jenis Penelitian.............................................................................54
3.1.2 Desain Eksperimen......................................................................54
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian....................................................................56
3.2.1 Tempat Penelitian........................................................................56
3.2.2 Waktu Penelitian..........................................................................56
3.3 Variabel Penelitian.....................................................................................57
3.3.1 Populasi........................................................................................57
3.3.2 Sampel Penelitian.........................................................................58
3.3.3 Variabel Penelitian.......................................................................59
3.4 Definisi Operasional Variabel....................................................................60
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data.................................................62
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data...........................................................62
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data......................................................63
3.5.3 Uji Coba Instrumen Penelitian.....................................................64
3.6 Teknik Analisis Data..................................................................................73
3.6.1 Analisis Data Populasi Pra Penelitian..........................................73
3.6.2 Analisis Data Awal......................................................................75
3.6.3 Analisis Data Akhir......................................................................76
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................82
4.1 Hasil Penelitian..........................................................................................82
4.1.1 Hasil Belajar.................................................................................82
4.1.2 Analisis Data Populasi Pra Penelitian..........................................85

ix
4.1.3 Analisis Data Awal......................................................................87
4.1.4 Analisis Data Akhir......................................................................91
4.1.5 Uji Hipotesis 1 (Uji z)..................................................................95
4.1.6 Uji Hipotesis 2 (t-test)..................................................................97
4.1.7 Uji N-Gain....................................................................................98
4.1.8 Nilai Akhir.................................................................................101
4.1.9 Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran.........................................105
4.2 Pembahasan..............................................................................................111
4.2.1 Pemaknaan Temuan Penelitian..................................................112
4.2.2 Implikasi Hasil Penelitian..........................................................116
BAB V PENUTUP..........................................................................................117
5.1 Simpulan..................................................................................................117
5.2 Saran.........................................................................................................118
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................119
LAMPIRAN....................................................................................................123

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Hasil Belajar Seni Rupa Siswa SDN Gugus Untung Suropati................3
Tabel 2.1 Taksonomi Bloom.................................................................................31
Tabel 2.2 Sintaks Model Pembelajaran Explicit Instruction.................................35
Tabel 2.2 Sintaks Explicit Instruction berbantuan media audiovisual..................36

Tabel 3.1 Data siswa kelas IV SDN Gugus Untung Suropati 58

Tabel 3.2 Sampel...................................................................................................58


Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel...............................................................60
Tabel 3.4 Validitas Soal Pilihan Ganda.................................................................66
Tabel 3.5 Pedoman Kriteria Validitas...................................................................67
Tabel 3.6 Validitas Rubrik Penilaian Keterampilan..............................................68
Tabel 3.7 Pedoman Kriteria Reliabilitas...............................................................69
Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Uji Coba Kognitif..............................70
Tabel 3.9 Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrumen Ujuk Kerja................................70
Tabel 3.10 Klasifikasi Indeks Kesukaran..............................................................71
Tabel 3.11 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Uji Coba Kognitif...................72
Tabel 3.12 Hasil Uji Daya Pembeda Soal.............................................................73
Tabel 3.13 Kriteria Indeks N-gain.........................................................................81

Tabel 4.1 Pretest dan Posttest Hasil Belajar Kognitif 83

Tabel 4.2 Pretest dan Posttest Hasil Belajar Keterampilan..................................84


Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data Populasi Pra Penelitian...............................86
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Data Pretest Kognitif..........................................87
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Pretest Keterampilan..................................88
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Posttest Kognitif.........................................91
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Data Posttest Keterampilan.................................92
Tabel 4.8 Uji Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Kognitif....................................96
Tabel 4.9 Uji Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Keterampilan............................96

xi
Tabel 4.10 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Hasil Belajar Kognitif..........................97
Tabel 4.11 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Hasil Belajar Keterampilan..................98
Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Uji N-Gain...........................................................100
Tabel 4.13 Nilai Akhir Kelas Eksperimen..........................................................101
Tabel 4.14 Nilai Akhir Kelas Kontrol.................................................................102

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bahan Utama Karya Seni Aplikasi...................................................21


Gambar 2.2 Menggambar pola dalam Karya Seni Aplikasi.................................21
Gambar 2.3 Pola dalam Karya Seni Aplikasi.......................................................22
Gambar 2.4 Potongan Pola...................................................................................22
Gambar 2.5 Menjiplak potongan Pola di Karbon.................................................23
Gambar 2.6 Menjiplak Kain.................................................................................23
Gambar 2.7 Guntingan Kain.................................................................................24
Gambar 2.8 Menjahit Kain...................................................................................24
Gambar 2.9 Menempelkan Objek pada Kain Dasar.............................................24
Gambar 2.10 Finishing Karya Seni Aplikasi.......................................................25
Gambar 2.11 Menempelkan Objek Menggunakan Lem......................................25
Gambar 2.12 Menekan Objek pada Kain Dasar...................................................25
Gambar 2.13 Menggunting pada Kain Dasar.......................................................26
Gambar 2.14 Menahan Objek pada Kain Dasar dengan Jarum............................26
Gambar 2.15 Pola di atas Kain.............................................................................27
Gambar 2.16 Objek yang ditempel Menggunakan Kain Fislin............................27
Gambar 2.17 Menjahit Jelujur Objek...................................................................28
Gambar 2.18 Kerucut Pengalaman Dale..............................................................39
Gambar 2.19 Kerangka Berpikir..........................................................................51
Gambar 2.20 Kerangka Model.............................................................................52
Gambar 3.1 Hubungan antara Variabel bebas, Terikat, dan Kontrol...................60
Gambar 4.1 Diagram Perbandingan Nilai Lhitung dan Ltabel dari Nilai
Pretest Kognitif Kelas Eksperimen dan Kontrol...............................88
Gambar 4.2 Diagram Perbandingan Nilai Lhitung dan Ltabel dari Nilai
Pretest Keterampilan Kelas Eksperimen dan Kontrol......................89
Gambar 4.3 Diagram Perbandingan Nilai Xhitung dan Xtabel dari Nilai
Posttest Kognitif Kelas Eksperimen dan Kontrol.............................92
Gambar 4.4 Diagram Perbandingan Nilai Xhitung dan Xtabel dari Nilai
Posttest Keterampilan Kelas Eksperimen dan Kontrol.....................93

xiii
Gambar 4.5 Diagram Rata-Rata Hasil Belajar Kognitif Seni Rupa Siswa
Kelas IV SDN Gugus Untung Suropati............................................99

Gambar 4.6 Diagram Rata-Rata Hasil Belajar Keterampilan Seni Rupa Siswa
Kelas IV SDN Gugus Untung Suropati............................................99
Gambar 4.7 Nilai Tertinggi Kelas Eskperimen..................................................102
Gambar 4.8 Nilai Terendah Kelas Eskperimen..................................................102
Gambar 4.9 Nilai Tertinggi Kelas Kontrol.........................................................104
Gambar 4.10 Nilai Terendah Kelas Kontrol.......................................................104
Gambar 4.11 Diagram Perbandingan Rata-Rata Nilai Akhir.............................104
Gambar 4.12 Menyiapkan Alat dan Bahan Kelas Eksperimen..........................107
Gambar 4.13 Menggambar Pola Kelas Eksperimen...........................................107
Gambar 4.14 Menggunting Pola Kelas Eksperimen..........................................107
Gambar 4.15 Menggunting Kain Kelas Eksperimen..........................................108
Gambar 4.16 Menempelkan Objek Pada Kain Dasar Kelas Eksperimen..........108
Gambar 4.17 Pembelajaran Whatsapp Grup Kelas Eksperimen..........................89
Gambar 4.18 Menyiapkan Alat dan Bahan Kelas Kontrol...................................89
Gambar 4.19 Menggambar Pola Kelas Kontrol...................................................89
Gambar 4.20 Menggunting Pola Kelas Kontrol...................................................89
Gambar 4.21 Menggunting Kain Kelas Kontrol..................................................89
Gambar 4.22 Menempelkan Objek Pada Kain Dasar Kelas Kontrol...................89
Gambar 4.22 Pembelajaran Melalui Whatsapp Grup...........................................89

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian.......................................................124


Lampiran 3.2 Hasil Wawancara Data Awal.........................................................126
Lampiran 3.3 Pemetaan KD dan Indikator..........................................................140
Lampiran 3.4 Silabus dan RPP Kelas Kontrol.....................................................142
Lampiran 3.5 Silabus dan RPP Kelas Eksperimen..............................................160
Lampiran 3.6 Kisi-Kisi Instrumen Uji Coba........................................................180
Lampiran 3.7 Instrumen Uji Coba Kognitif.........................................................187
Lampiran 3.8 Kunci Jawaban dan Penskoran......................................................192
Lampiran 3.9 Instrumen Uji Coba Keterampilan.................................................193
Lampiran 3.10 Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Uji Taraf Kesukaran, dan Uji
Daya Beda Soal Instrumen Uji Coba Kognitif.........................194
Lampiran 3.11 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen Uji Coba
Keterampilan..............................................................................197
Lampiran 3.12 Instrumen Pretest dan Posttest Kognitif......................................199

Lampiran 4.1 Uji Normalitas Data Awal (Pra Penelitian) 204

Lampiran 4.2 Uji Homogenitas Data Awal (Pra Penelitian)...............................211


Lampiran 4.3 Data Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol..............213
Lampiran 4.4 Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen............................214
Lampiran 4.5 Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol...................................216
Lampiran 4.6 Uji Homogenitas Data Pretest.......................................................218
Lampiran 4.7 Daftar Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol..........221
Lampiran 4.8 Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen...........................222
Lampiran 4.9 Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol..................................224
Lampiran 4.10 Uji Homogenitas Data Posttest....................................................226
Lampiran 4.11 Uji Hipotesis 1 (Uji Ketuntasan Klasikal)...................................229
Lampiran 4.12 Uji Hipotesis 2 (Uji t-test)...........................................................231
Lampiran 4.13 Uji N-Gain Hasil Pretest dan Posttest.........................................232

xv
Lampiran 1 Hasil Pekerjaan Pretest Kognitif Siswa Kelas Kontrol 234

Lampiran 2 Hasil Pekerjaan Posttest Kognitif Siswa Kelas Kontrol..................235


Lampiran 3 Hasil Pekerjaan Pretest Kognitif Siswa Kelas Eksperimen............236
Lampiran 4 Hasil Pekerjaan Posttest Kognitif Siswa Kelas Eksperimen...........237
Lampiran 5 Hasil Pekerjaan Posttest Keterampilan Siswa Kelas Kontrol..........238
Lampiran 6 Hasil Pekerjaan Posttest Keterampilan Siswa Kelas Eksperimen...240
Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian...................................................................242
Lampiran 8 Surat Keterangan Penelitian............................................................254

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sarana dan usaha yang dapat membentuk watak,


keterampilan, serta dapat menggali potensi melalui proses pembelajaran.
Perubahan kualitas sumber daya manusia dapat diatasi dengan adanya
pendidikan yang berkualitas pula. Pendidikan dapat menjadikan sumber daya
manusia lebih cepat mengerti, memahami, dan mempersiapkan diri terhadap
segala perubahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Berdasarkan Undang-
Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menerangkan
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Seni dan budaya merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan
untuk mengimplementasikan tujuan pendidikan. Seni dan budaya
dimaksudkan untuk membentuk karakter Peserta Didik menjadi manusia yang
memiliki rasa seni dan pemahaman budaya. Kurikulum 2013 mengubah nama
Seni Budaya dan Keterampilan menjadi Seni Budaya dan Prakarya atau dapat
disebut dengan SBdP.
Seni Budaya dan Prakarya mencakup berbagai macam materi, baik
seni rupa, seni musik, seni tari, maupun prakarya. Materi-materi tersebut
bertujuan untuk menumbuhkan, meningkatkan, dan menggali potensi
keterampilan yang ada pada diri siswa. Ruang lingkup SBdP di sekolah dasar
meliputi dinamika gerak, karya dekoratif, menampilkan pola irama dan
membuat karya dari bahan alam, berkarya seni estetis melalui kegiatan
apresiasi dan kreasi berupa gambar cerita dan reklame, interval nada, tari
kreasi daerah, membuat kolase, topeng dan patung dengan memperhatikan

1
2

perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta
tanah air (Direktorat, 2017:5). Kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial,
dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu
keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan
karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi siswa.
Observasi lapangan yang dilakukan di SDN Gugus Untung Suropati
Kabupaten Kendal yang terdiri atas tujuh SD meliputi: SDN 1 Kebonharjo,
SDN 2 Kebonharjo, SDN 1 Lanji, SDN 1 Tambakrejo, SDN 2 Tambakrejo,
SD 1 Donosari, dan SDN 2 Donosari. Menunjukkan bahwa pelajaran seni rupa
pada siswa kelas IV tahun pelajaran 2019/2020 sebagian besar siswa sudah
mencapai KKM yaitu antara 70 atau 75, namun guru yang membelajarkan
materi karya seni rupa teknik tempel kurang memiliki inovasi, kreativitas, dan
kurang memberikan stimulasi dalam proses pembelajaran. Proses
pembelajaran masih berpusat pada guru sehingga siswa lebih banyak diam dan
mendengarkan penjelasan guru. Selain itu, penggunaan model pembelajaran
juga belum inovatif, penggunaan media pembelajaran belum variatif, serta
media yang digunakan guru masih berupa gambar dan benda konkrit atau
dalam pembelajaran seni rupa berupa contoh kerajinan yang akan di buat
siswa, dan belum adanya variasi penggunaan media pembelajaran. Dalam
pembelajaran seni rupa materi teknik tempel di Gugus Untung Suropati media
pembelajaran audiovisual belum diterapkan. Hal tersebut menyebabkan proses
pembelajaran menjadi kurang variatif. Kurangnya penerapan model
pembelajaran dan media pembelajaran inovatif berpengaruh pada aktivitas
siswa menjadi kurang karena pembelajaran lebih fokus pada guru bukan
siswa, sedangkan kurikulum yang saat ini digunakan yaitu kurikulum 2013
menerapkan pembelajaran berpusat pada siswa serta siswa lebih aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
Berikut merupakan data hasil belajar siswa di SDN Gugus Untung
Suropati Kecamatan Patebon Kendal:
3

Tabel 1.1 Hasil Belajar Seni Rupa Siswa SDN Gugus Untung Suropati
Jumlah Siswa Jumlah Siswa
No. Sekolah KKM
Diatas KKM Dibawah KKM
1 SDN 1 Kebonharjo 75 32 (100%) 0%
2 SDN 2 Kebonharjo 70 16 (76%) 5 (24%)
3 SDN 1 Lanji 75 25 (83,5%) 5 (16,6%)
4 SDN 1 Tambakrejo 70 34 (97,2%) 1 (2,8%)
5 SDN 2 Tambakrejo 70 12 (91,7%) 1 (8,3%)
6 SDN 1 Donosari 75 26 (83,88%) 5 (16,12%)
7 SDN 2 Donosari 75 15 (83,34%) 3 (16,66%)

Berdasarkan uraian di atas, menunjukkan bahwa terjadi permasalahan pada


pembelajaran seni rupa teknik tempel sehingga perlu dicari solusi. Adapun
solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan
model pembelajaran explicit instruction berbantuan media audiovisual. Model
pembelajaran explicit instruction adalah model pembelajaran yang dirancang
khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural
dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat diajarkan
selangkah demi selangkah (Hamid, 2019:30). Kelebihan dari model
pembelajaran explicit instruction yaitu siswa benar-benar dapat menguasai
pengetahuannya serta dalam proses pembelajaran semua siswa ikut terlibat
dan berperan aktif. Dalam pembelajaran membuat karya seni teknik tempel
materi aplikasi, siswa dituntun selangkah demi selangkah untuk membuat
karya sedemikian rupa menggunakan model pembelajaran explicit instruction.
Agar penerapan model pembelajaran explicit instruction lebih
maksimal dalam penelitian seni rupa diperlukan adanya media pembelajaran
yaitu media audiovisual. Media audiovisual yaitu media yang dapat dinikmati
oleh indera pendengaran dan indera penglihatan. Media audiovisual memiliki
kelebihan diantaranya siswa dapat melihat gambar bergerak yang dilengkapi
4

suara yang berisi langkah dalam membuat karya seni teknik tempel materi
aplikasi. Dalam pembelajaran karya seni teknik tempel materi aplikasi siswa
akan lebih tertarik dan akan merangsang kreativitas siswa.
Penelitian yang relevan untuk mendukung penelitian ini yaitu
penelitian tentang model pembelajaran explicit instruction yang dilakukan
oleh (Akkoç, 2018) dengan judul The effect of explicit instruction of formulaic
language on EFL argumentative writing quality membuktikan bahwa
kelompok siswa yang diberi perlakuan yaitu model explicit instruction
mengalami peningkatan yang signifikan pada nilai menulis mereka.
Sedangkan kelompok yang tidak diberi perlakuan mengalami penurunan nilai.
Ini menunjukkan bahwa explicit instruction dapat meningkatkan kemampuan
menulis.
Penelitian lain yang dilakukan oleh (Anwar, 2019) tentang model
explicit instruction dengan judul penerapan model pembelajaran explicit
instruction untuk meningkatkan hasil belajar pokok bahasan cahaya dan
sifatnya pada siswa kelas V di SD Negeri Sambawa membuktikan bahwa hasil
belajar siswa dalam materi ‘cahaya dan sifatnya’ dapat meningkat dengan
proses pembelajaran yang menggunakan model explicit instruction.
Ditunjukkan dengan rata-rata hasil pretest di kelas sampel yaitu 56,36.
Sedangkan rata-rata hasil posttest setelah diberi perlakuan dengan menerapkan
model pembelajaran explicit instruction di kelas sampel yaitu 88,43.
Selanjutnya, penelitian tentang media audiovisual dilakukan oleh (Lia,
2019) dengan judul penggunaan media audiovisual untuk meningkatkan hasil
belajar seni budaya dan keterampilan siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri
004 Rambah Samo. Penelitian ini membuktikan bahwa hasil belajar siswa
dalam materi ‘seni tari daerah setempat’ dapat meningkat dengan proses
pembelajaran yang menggunakan media audiovisual. Ditunjukkan pada siklus
I siswa yang dengan hasil belajar tuntas pada pembelajaran seni tari adalah 9
siswa atau sebesar 32,14%, sedangkan jumlah siswa yang belum tuntas
sejumlah 19 siswa atau sebesar 67,86% dengan nilai aktivitas belajar siswa
adalah 66,66%. Selanjutnya pada siklus II siswa yang tuntas adalah 24 siswa
5

dengan persentase 85,71% dan jumlah siswa yang tidak tuntas adalah 4 orang
14,29% dengan aktivitas belajar siswa 80,55%.
Penelitian lain tentang media audiovisual dilakukan oleh (Saskia,
Mahendra, & Samini, 2018) dengan judul implementasi model cooperative
learning metode TGT melalui media audio visual dalam pembelajaran
aktivitas ritmik lompat tali di sekolah dasar membuktikan bahwa hasil belajar
siswa dalam materi ‘aktivitas ritmik lompat tali’ dapat meningkat dengan
proses pembelajaran yang menggunakan media audiovisual. Ditunjukkan
dengan nilai kerjasama sebesar 20%, yang meningkat menjadi 89%. Demikian
juga dalam hal keterampian lompat tali, yang hasil observasi awal sebesar
38%, meningkat menjadi 95%.
Penelitian lain tentang karya seni aplikasi dilakukan oleh (Syahrida,
2016) dengan judul Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Melalui
Model Cooperative Learning Explicit Instruction Pada Mata Pelajaran Teknik
Jahit Aplikasi Di Kelas XI Desain Produk Kriya Tekstil SMK Negeri 4
Padang membuktikan bahwa hasil belajar siswa dalam materi ‘Teknik Jahit
Aplikasi’ dapat meningkat dengan proses pembelajaran yang menggunakan
Model Cooperative Learning Explicit Instructio. Ditunjukkan dengan aktivitas
belajar siswa yang semula 80% meningkat menjadi 86%. Kriteria keberhasilan
tindakan untuk hasil belajar siswa adalah 80% mencapai nilai 75. Hasil
penelitian hasil belajar siswa adalah 86%. Siswa sudah memperoleh nilai 75
ke atas.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu dapat
dilihat bahwa model pembelajaran Explicit Instruction efektif digunakan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Penggunaan media audiovisual dalam
kegiatan pembelajaran juga layak dan efektif untuk meningkatkan motivasi
dan menstimulasi siswa dalam belajar. Hal tersebut dijadikan pertimbangan
dalam memberikan solusi dari permasalahan Seni Rupa Teknik Tempel dalam
muatan pembelajaran SBdP di kelas IV SDN Gugus Untung Suropati Patebon
Kendal dalam mengkaji media pembelajaran yang efektif diterapkan pada
pembelajaran Seni Rupa Teknik Tempel. Peneliti mengkaji permasalahan
6

melalui mengkaji penelitian eksperimen dengan judul “Keefektivan Model


Pembelajaran Explicit Intruction Berbantuan Media Pembelajaran Audiovisual
Terhadap Hasil Belajar Seni Rupa Teknik Tempel Siswa Kelas IV SDN
Gugus Untung Suropati Patebon Kendal”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut.


1.2.1 Guru kurang variatif dalam menerapkan model pembelajaran
1.2.2 Model pembalajaran yang inovatif dan kreatif kurang diterapkan dalam
proses pembelajaran seni rupa teknik tempel
1.2.3 Guru kurang optimal dalam mengembangkan media pembelajaran
1.2.4 Siswa kurang diberi stimulasi sehingga daya eksplorasi siswa terbatas
1.2.5 Media pembelajaran audiovisual belum diterapkan dalam
pembelajaran karya seni karya seni teknik tempel materi aplikasi
1.2.6 Guru tidak melakukan praktik karya seni teknik tempel materi aplikasi
dalam pembelajaran seni rupa

1.3 Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah yang ada, peneliti membatasi masalah terkait dengan
keefektifan model pembelajaran explicit instruction berbantuan media
audiovisual terhadap hasil belajar Seni Rupa Teknik Tempel kelas IV siswa
sekolah dasar negeri
7

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka peneliti akan merumuskan masalah


sebagai berikut.
1.4.1 Bagaimanakah hasil belajar seni rupa teknik tempel siswa kelas IV
SDN Gugus Untung Suropati Patebon Kendal dengan menggunakan
model explicit instruction berbantuan media audiovisual?
1.4.2 Bagaimanakah keefektifan model pembelajaran explicit instruction
berbantuan media audiovisual terhadap materi karya seni rupa teknik
tempel yang diterapkan di kelas eksperimen dibandingkan kelas
kontrol yang menggunakan metode konvensional?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan.


1.5.1 Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar seni rupa teknik tempel
siswa kelas IV SDN Gugus Untung Suropati Patebon Kendal
menggunakan model explicit instruction berbantuan media
audiovisual
1.5.2 Untuk mengetahui keefektifan model explicit instruction berbantuan
media audiovisual dibandingkan dengan metode konvensional

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis
maupun praktis sebagai berikut :
1.6.1 Manfaat Teoretis
8

Secara teoretis penelitian ini dapat memberikan kontribusi


berupa konsep tentang model pembelajaran inovatif berbantuan media
pembelajaran yang menarik sehingga dapat digunakan sebagai
referensi untuk penelitian selanjutnya.
1.6.2 Manfaat Praktis
1.6.2.1 Bagi Guru
Model pembelajaran explicit instruction berbantuan media
audiovisual membantu guru untuk meningkatkan pemahaman
siswa pada materi karya seni teknik tempel materi aplikasi.
Selain itu juga dapat menambah wawasan dan motivasi guru
untuk terus meningkatkan kreativitas dalam pembuatan media
pembelajaran serta menerapkan model pembelajaran sesuai
dengan kebutuhan peserta didik.
1.6.2.2 Bagi Siswa
Mempermudah siswa dalam memahami konsep materi
pembelajaran memahami karya seni teknik tempel materi
aplikasi, juga dapat meningkatkatkan kreativitas dan
keterampilan siswa dengan menggunakan model pembelajaran
explicit instruction berbantuan media audiovisual.
1.6.2.3 Bagi Sekolah
Menjadikan sekolah lebih inovatif sehingga dapat
meningkatkan mutu sekolah.
1.6.2.4 Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah
pengetahuan dan ilmu baru peneliti serta pengalaman langsung
dalam memilih model pembelajaran inovatif yang berbantuan
media dalam pembelajaran seni rupa.
9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Hakikat dan Prinsip Belajar

Manusia dilahirkan sebagai makhluk yang belum memiliki kemampuan


apapun. Seiring berjalannya waktu, pengalaman-pengalaman hidup baik
secara sengaja atau tidak sengaja akan dialami manusia, yang pada
akhirnya dapat memberikan bekal dan sedikit demi sedikit merubah
tingkah laku manusia tersebut. Belajar merupakan suatu proses perubahan
kegiatan dan reaksi terhadap lingkungan. Perubahan kegiatan yang
dimaksud mencakup pengetahuan, kecakapan, dan tingkah laku
(Suprihatiningrum, 2016:13). Perubahan diperoleh melalui pengalaman
(latihan) bukan dengan sendirinya berubah karena kematangan.
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya (Slameto, 2013:2).
Dengan demikian belajar merupakan suatu aktivitas yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan dan menghasilkan
perubahan dalam pengetahuan dan pemahaman, keterampilan, serta nilai-
nilai dan sikap.
Prinsip belajar terbagi menjadi 4, meliputi (1) berdasarkan
prasyarat yang diperlukan untuk belajar, dalam hal ini siswa harus
diusahakan untuk partisipasi aktif, banyak diberikan motivasi, dan
stimulasi dalam proses belajar sehingga dapat meingkatkan minat siswa
dan siswa dapat bebas bereksplorasi; (2) sesuai hakikat belajar, dalam hal
ini belajar harus dilakukan secara berkelanjutan sesuai dengan tahap
perkembangan siswa dalam kegiatan belajar perlu diterapkan metode

9
10

discovery dengan beberapa stimulasi oleh guru untuk memudahkan siswa


dalam menggali informasi secara mandiri; (3) sesuai materi/bahan yang
harus dipelajari, dalam hal ini dalam proses belajar guru harus
menyampaikan materi sesuai dengan tujuan pelajaran yang ada secara
terstruktur; (4) syarat keberhasilan belajar, dalam proses belajar diperlukan
sarana dan prasarana yang cukup demi menunjang kebutuhan siswa serta
diperlukan evaluasi pada akhir proses pembelajaran untuk mengetahui
ketercapaian pengetahuan siswa. (Slameto, 2013:27)
Sejalan dengan pendapat Slameto, model pembelajaran explicit
instruction merupakan model pembelajaran yang dapat menstimulasi
siswa untuk dapat berkembang dan bebas bereksplosari dalam berkarya
serta menumbuhkan sikap mandiri pada diri siswa.
Faktor yang mempengaruhi belajar terdiri dari faktor intern dan
faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu
yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di
luar individu. Faktor intern meliputi (1) faktor jasmaniah yang mencakup
faktor kesehatan dan cacat tubuh; (2) faktor psikologis yang mencakup
intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan; dan
(3) faktor kelelahan. Sedangkan faktor ekstern meliputi (1) faktor keluarga
yang mencakup cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar
belakang kebudayaan; (2) faktor sekolah, yang mencakup metode
mengajar, kurikulum, hubuungan guru dengan siswa, hubungan siswa
dengan siswa, peraturan sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar
pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas
rumah; (3) faktor masyarakat, yang mencakup kegiatan siswa dalam
masyarakat, media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat
(Slameto, 2013:54).
11

2.1.2 Aktivitas Belajar Siswa

Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan


belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri, serta aktivitas belajar
bersifat fisik maupun mental harus terkait dalam setiap kegiatan belajar
(Hamalik 2014: 171). Aktivitas belajar siswa dibagi menjadi 8 kelompok,
antara lain:
a. Aktivitas visual, yang termasuk didalamnya yaitu membaca, melihat
gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan
mengamati orang lain bekerja atau bermain
b. Aktivitas lisan (oral) misalnya mengemukakan suatu fakta atau prinsip,
menghubungkan suatu kejadia, mengajukan pertanyaan, member
saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, interupsi
c. Aktivitas menulis misalnya menulis cerita, menulis laporan,
memeriksa karangan, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan
mengisi angket
d. Aktivitas menggambar, misalnya menggambar, membuat grafik,
membuat chart, membuat diagram peta, dan membuat pola
e. Aktivitas metric, meliputi melakukan percobaan, memilih alat-alat,
melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggrakan
permainan, manari, dan berkebun
f. Aktivitas mental, meliputi merenungkan, mengingat, memecahkan
masalah, menganalisis, faktor-faktor melihat, hubungan-hubungan, dan
membuat keputusan
g. Aktivitas emosional, meliputi minat, membedakan, berani, tenang, dan
lain-lain
Dierich (dalam Hamalik, 2015:172)

Dalam penelitian ini aktivitas siswa dalam pembelajaran karya seni


teknik tempel materi aplikasi dengan model pembelajaran Explicit
Intruction meliputi aktivitas visual, lisan, mendengarkan, menulis,
12

menggambar, metrik, mental, dan aktivitas emosional. Indikator aktivitas


siswa dalam pembelajaran melalui model pembelajaran Explicit Intruction
sebagai berikut:

a. Mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran (Aktivitas


emosional). Aktivitas tersebut dapat dilihat dalam deskriptor
berikut: (1) datang tepat waktu; (2) duduk tertib di tempat duduk
masing-masing; (3) mempersiapkan perlengkapan belajar; (4)
bersikap tenang dan tertib
b. Menanggapi apersepsi dari guru (aktivitas mental). Aktivitas
tersebut dapat dilihat dalam deskriptor berikut: (1) menjawab
pertanyaan tanpa ditunjuk; (2) tanggapan sesuai materi; (3)
menjawab pertanyaan dengan tepat; (4) memberikan tanggapan
secara jelas dan mudah dipahami
c. Mendengarkan penjelasan guru (aktivitas mendengarkan).
Aktivitas tersebut dapat dilihat dalam deskriptor berikut: (1)
mendengarkan penjelasan guru dengan seksama; (2) memusatkan
perhatian pada guru dan bertanya jika penjelasan guru kurang jelas;
(3) tidak bermain saat guru menjelaskan
d. Mengamati media audiovisual berupa video tentang langkah-
langkah dalam membuat karya seni teknik tempel materi aplikasi
(aktivitas visual). Aktivitas tersebut dapat dilihat dalam deskriptor
berikut: (1) mengamati video dengan cermat; (2) tidak bergurau
saat mengamati video; (3) tidak bermain sendiri saat mengamati
video
e. Bertanya tentang materi yang belum dipahami (aktivitas lisan).
Aktivitas tersebut dapat dilihat dalam deskriptor berikut: (1)
bertanya sesuai materi; (2) bertanya dengan sikap yang baik; (3)
bertaya dengan kalimat yang jelas; (4) berinisitaif bentanya setiap
ada kesempatan
13

f. Menggambar desain rancangan aplikasi (aktivitas menggambar).


Ativitas tersebut dapat dilihat dalam deskriptor berikut: (1)
mengamati teknik menggambar rancangan desain aplikasi; (2)
menggambar sesuai tema yang ditentukan; (3) antusias dalam
menggambar; (4) menggambar dengan teknik yang benar
g. Membuat karya seni aplikasi (aktivitas metrik). Aktivitas tersebut
dapat dilihat dalam deskriptor berikut: (1) bersemangat dalam
membuat seni aplikasi; (2) menggunakan bahan-bahan yang telah
disediakan dengan maksimal; (3) membuat aplikasi sesuai dengan
teknik yang benar; (3) tidak mengganggu teman saat membuat
karya aplikasi
h. Menerima masukan dari guru atau teman (aktivitas emosional).
Aktivitas tersebut dapat dilihat dalam deskriptor berikut: (1)
bersedia menampung masukan dari guru; (2) bersedia menampung
masukan dari teman; (3) menanggapi masukan yang telah
ditampung; (4) menyampaikan seluruh masukan
i. Mempresentasikan hasil karya/diskusi kelompok (aktivitas lisan).
Aktivitas tersebut dapat dilihat dalam deskriptor berikut: (1)
antuias untuk mempresentasikan hasil karya; (2) mempresentasikan
hasil karya sesuai prosedur; (3) mempresentasikan hasil karya
dengan bahasa yang baik; (4) mempresentasikan hasil karya
dengan jelas dan lantang
j. Menyimpulkan materi pembelajaran (aktivitas menulis). Aktivitas
tersebut dapat dilihat dalam deskriptor berikut: (1) menyimpulkan
pembelajaran bersama guru; (2) bertanya hal-hal yang belum jelas;
(3) mencatat simpulan; (4) menyampaikan kembali simpulan
pembelajaran
14

2.1.3 Pembelajaran

Sekolah merupakan salah satu tempat berlangsungnya proses belajar


mengajar. Dalam proses belajar di sekolah itu sendiri terdapat suatu
pembelajaran yang pada setiap pemebelajarannya berisi satu mata
pelajaran atau lebih. Pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang
melibatkan informasi dan lingkungan yang disusun secara terencana untuk
memudahkan siswa dalam belajar. Lingkungan yang dimaksud berupa
tempat, metode, media, dan peralatan yang diperlukan dalam
menyampaikan informasi. Pembelajaran merupakan upaya pendidik untuk
membantu siswa agar dapat menerima pengetahuan yang diberikan dan
membantu memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran
(Suprihatiningrum, 2016:75).
Pembelajaran diasumsikan dapat memudahkan siswa mempelajari
sesuatu melalui berbagai macam media, seperti bahan-bahan cetak,
program televisi, gambar, audio, dan lain sebagainya sehingga semua itu
mendorong terjadinya perubahan perasaan guru dalam mengelola proses
belajar mengajar, dari guru sebagai sumber belajar menjadi guru sebagai
fasilitator dalam belajar mengajar (Sanjaya dalam, Suprihatiningrum,
2016:76). Media pembelajaran merupakan sarana pembelajaran untuk
mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
Pembelajaran merupakan suatu proses belajar yang berulang-ulang
dan menyebabkan adanya perubahan perilaku yang disadari dan cenderung
bersifat tetap (Thobroni, 2016:19). Dalam proses pembelajaran tersebut
akan terjadi hubungan interaksi timbal balik antara peserta didik dengan
guru (Nurul, 2016:69)
Bedasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
merupakan serangkaian kegiatan timbal balik antara peserta didik dan guru
yang dapat memudahkan siswa dalam mempelajari sesuatu dalam
penelitian ini yaitu mempelajari karya seni teknik tempel materi aplikasi
15

sehingga menyebabkan adanya perubahan perilaku pada siswa, siswa


menjadi lebih kreatif dan keterampilan siswa meningkat.

2.1.4 Pengertian Dan Ruang Lingkup Seni Budaya Dan Keterampilan

Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan merupakan pendidikan


berbasis budaya yang aspek-aspeknya meliputi seni rupa, musik, tari, dan
keterampilan. Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan memiliki sifat
multilingual, multidimensional, dan multikultural. Multilingual bermakna
pengembangan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan
berbagai cara dan media seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran, dan
berbagai paduannya. Multidimensional bermakna pengembangan
pengembangan beragam kompetensi meliputi konsepsi (pengetahuan,
pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi dan kreasi dengan cara
memadukan secara harmonis unsure estetika, logika, kinestetika, dan etika.
Sifat multikultural mengandung makna pendidikan seni
menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap
beragam budaya nusantara dan mancanegara (Susanto, 2016:261). Aspek
penting yang perlu diperhatikan dalam seni budaya adalah kesungguhan,
kepekaan, daya produksi, kesadaran berkelompok, dan daya cipta
(Soetopo, 2016:139).
Pendidikan seni bertujuan untuk membina dan
menumbuhkembangkan kemampuan dasar potensi estetik pembelajar.
Kemampuan dasar potensi estetik ini diperoleh melalui kegiatan
pengakraban, penyerapan, dan penanggapan terhadap benda-benda alam
yang bermuatan estetik atau benda seni serta pengalaman dasar pembelajar
berolah seni dan pengalaman menyajikan seni. Perolehan hasil kegiatan
tersebut berupa kemampuan dasar keterampilan seni, ekspresi seni,
kreativitas seni, penyajian seni, dan kemampuan dasar apresiasi atau kritik
seni berupa kepekaan estetik.
16

Ruang lingkup mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan


meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
a. Seni rupa mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam
menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-
mencetak, dan sebagainya.
b. Seni musik, mencakup kemampuan olah vokal, memainkan alat musik,
apresiasi karya musik
c. Seni tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh
dengan dan tanpa rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari
d. Seni drama, mencakup keterampilan pementasan dengan memadukan
seni musik, seni tari, dan peran
e. Keterampilan, mencakup segala aspek kecakapan hidup (life skills)
meliputi keterampilan personal, social, vokasional, dan keterampilan
akademik.
(Susanto, 2016:263)

Seni budaya dan keterampilan bertujuan untuk membantu


mengembangkan jasmani dan rohani anak untuk membentuk kepribadian
dan menyiapkan manusia yang memiliki nilai estetis dan memahami
perkembangan seni budaya nasional. Seni sebagai media dalam pendidikan
untuk meningkatkan kreativitas peserta didik, melalui pendidikan SBK
potensi yang dimiliki siswa sejak lahir untuk bergerak secara bebas dapat
dikembangkan secara optimal (Susanto, 2016:264-265).

Diberikannya pelmbelajaran SBK di Sekolah Dasar yaitu karena


keunikan, kebermaknaan terhadap kebutuhan siswa, yang terletak pada
pemberian makna estetika dalam bentuk berekspresi, berkreasi, dan
berapresiasi melalui pendekatan belajar dengan seni, belajar melalui seni,
dan belajar dengan seni (Soetopo, 2016:139).

Seni Budaya dan Keterampilan bertujuan agar peserta didik


memiliki kemampuan, sebagai berikut:
17

a. Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan


keterampilan
b. Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan
keterampilan
c. Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan keterampilan
d. Menampilkan peran serta dalam seni budaya dan keterampilan
dalam tingkat lokal, regional, maupun global.
(Susanto, 2016:265)

Dari beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa SBK


bertujuan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan siswa untuk
berkreasi dan peka dalam berkesenian, atau memberikan kemampuan
dalam berkarya dan berapresiasi. Pembelajaran seni rupa di SD diharapkan
mampu mewujudkan kreativitas anak. Sekolah diharapkan mampu
memberi suasana pendidikan yang mampu mengembangkan bakat kreatif
anak dan membina kreativitas anak sedini mungkin.

2.1.5 Teknik Tempel

Karya seni rupa teknik tempel meliputi karya kolase, karya montase, karya
mozaik, dan karya aplikasi (Kemendikbud, n.d.:246). Karya kolase dibuat
dengan memadukan beragam bahan seperti kayu, kain, yang setelah itu
ditempelkan pada permukaan gambar, karya montase dibuat dengan
menempelkan berbagai gambar jadi, yang setelah itu disusun ulang untuk
menjadi bentuk gambar baru, karya aplikasi dibuat dengan menempelkan
bentuk dari bahan tertentu yang umumnya pada kerajinan kain, karya
mozaik dibuat dengan menempelkan berbagai potongan bahan yang lebih
kecil dibandingkan bahan pada kolase dan bahan tersebut cuma satu
macam saja (Muharrar, 2013:10). Menurut KKBI (2020), kolase
merupakan komposisi artistik yang dibuat dari berbagai bahan (dari kain,
18

kertas, kayu) yang ditempelkan pada permukaan gambar, montase


merupakan komposisi gambar yang dihasilkan dari pencampuran unsur
beberapa sumber, kumpulan gambar yang dipilih, diatur, dan dikaitkan
dari beragam unsur untuk menghasilkan bentuk dengan gagasan baru,
karya seni aplikasi merupakan karya hias dalam seni jahit-menjahit dengan
menempelkan (menjahitkan) guntingan-guntingan kain yang dibentuk
seperti bunga (buah, binatang, dan sebagainya) pada kain lain sebagai
hiasan, mozaik merupakan seni dekorasi bidang dengan kepingan bahan
keras berwarna yang disusun dan ditempelkan dengan perekat.

2.1.6 Materi Aplikasi

2.1.6.1 Pengertian Aplikasi

Aplikasi berasal dari bahasa Perancis, appliquer yang artinya


mengenakan. Aplikasi adalah seni menjahit potongan-potongan kecil
dari kain (Hariyany, 2009:9). Pengertian teknik aplikasi secara umum
ialah cara menghias kain dengan melekatkan atau menempelkan kain
perca di atas bahan dasar, yang memakai beraneka gambar dan dengan
menggunakan macam-macam tusuk hias sehingga membentuk suatu
pola tertentu (Hariyany, 2009:9).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulakan bahwa
teknik aplikasi merupakan seni menghias kain dengan menempelkan
potongan-potongan kain perca sehingga membentuk suatu pola.
19

2.1.6.2 Bahan Dasar Membuat Aplikasi

Bahan dasar yang digunakan dalam membuat karya seni aplikasi yaitu
disarankan memakai bahan katun 100% atau campuran dengan sedikit
bahan polyester, hindari kain yang berbulu, seperti kain wol.
Untuk bahan kain aplikasi tidak ada batasan jenis kain yang
akan dipakai. Namun disarankan menggunakan bahan yang tidak
terlali tebal dan tidak terlalu tipis agar aplikasi mudah diatur dan
dibentuk. (Hariyany, 2009:10)

2.1.6.3 Macam-Macam Bahan dalam Mebuat Karya Seni Aplikasi

Terdapat berbagai macam bahan yang digunakan dalam pembuatan


karya seni aplikasi, meliputi (1) kain Perca; (2) benang; dan (3)
aksesoris tambahan berupa pita, renda, dan lainnya sebagai aksen
tambahan pada aplikasi .

2.1.6.4 Peralatan Membuat Seni Aplikasi

Dibutuhkan beberapa alat yang dapat digunakan untuk membuat karya


seni aplikasi, antara lain (1) gunting; (2) bidangan; (3) pendedel; dan
(4) setrika (Hariyany, 2013:55).

2.1.6.5 Perlengkapan Membuat Seni Aplikasi

Perlengkapan yang dibutuhkan dalam membuat karya seni aplikasi


meliputi (1) pensil; (2) jarum pentul; (3) kertas minyak untuk menyalin
pola; (4) kertas karbon untuk menjiplak pola; (5) kain fislin untuk
merekatkan objek pada kain dasar menggunakan setrika; (6) plastik
20

transparan; (7) lem kain; dan (8) kertas karton untuk membuat pola
(Hariyany, 2009:11).

2.1.6.6 Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Membuat Seni Aplikasi

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat karya seni aplikasi


yaitu :
1) Menentukan terlebih dahulu desain aplikasi yang diinginkan
2) Membuat pola sedetail mungkin untuk memperoleh hasil/objek
aplikasi yang mendekati aslinya
3) Memilih kain secara cermat sesuai tekstur dan warna kain yang
dikehendaki, pastikan semua jenis kain yang dipakai dalam objek
aplikasi mempunyai karakter yang sama, misalnya kain katun
dipadukan dengan kain katun
4) Pastikan masing-masing kain dasar dan potongan objek aplikasi
diberi tanda untuk mendapatkan posisi tengah
5) Untuk kain dasar disarankan untuk memilih warna terang dengan
motif kecil dan samar-samar. Sedangkan untuk mendapatkan hasil
aplikasi yang baik dianjurkan objek aplikasi menggunakan motif
dan warna lebih gelap
6) Pemindahan gambar pada kain disarankan untuk menggunakan
karbon, hindari pemakaian karbon yang tidak dapat dihapus
7) Penggabungan aplikasi dapat dilakukan dengan dua metode.
Pertama, bentuk objek aplikasi dengan jelujur sebelum
ditempelkan ke kain dasar kemiduan dijahit pada kain dasar yang
sudah di pola, lalu ditempelkan objek aplikasi pada kain dasar
menggunakan jarum pentul, selanjutnya jahit objek aplikasi
mengikuti tanda yang sudah ditentukan
8) Bahan kain dasar dicuci dan disetrika terlebih dahulu, pastikan
tidak luntur
21

9) Motif jahitan finishing dapat diselesaikan dengan tusuk feston,


jelujur dan tusuk tikam jejak
(Hariyany, 2013:54)

2.1.6.7 Teknik Dasar Membuat Seni Aplikasi

Terdapat lima teknik dasar dalam membuat karya seni aplikasi, antara
lain:
1) Teknik Menjiplak Pola
a) Bahan yang diperlukan adalah kain hijau ukuran 33 x 33 cm
dan 2 kain dengan warna yang berbeda namun tetap satu motif
(pemilihan warna motif dapat disesuaikan dengan selera)

Gambar 2.1 Bahan Utama Karya Seni Aplikasi

b) Siapkan pola yang digambar dikertas

Gambar 2.2 Menggambar Pola dalam Karya Seni Aplikasi


22

c) Salin gambar pada kain dasar. Susunan lapisan dari bawah:


kain dasar, kertas karbon, kertas pola, dan lembaran plastik
transparan. Lalu jiplak dengan pensil. Plastik digunakan supaya
kertas pola tidak cepat sobek apabila di jiplak.

Gambar 2.3 Pola dalam Karya Seni Aplikasi

2) Teknik Menempelkan Aplikasi dengan Bantuan Kertas Karton


a) Potong-potong bagian pola gambar dasar yang telah disiapkan
untuk kain dasar pada kertas pola

Gambar 2.4 Potongan Pola


23

b) Jiplak detail potongan bagian pola pada kertas karton. Bagian


yang ada garis putus-putus adalah bagian yang akan ditindih
dengan kain aplikasi lainnya

Gambar 2.5 Menjiplak Potongan Pola di Karton

c) Lalu gunakan potongan kertas karton tersebut untuk menjiplak


kain yang akan diaplikasi dengan pensil warna

Gambar 2.6 Menjiplak Kain

d) Gunting bahan kain aplikasi yang telah digambar tersebut.


Ketika menggunting, sisakan ruang setengah sentimeter dari
batas garis luar pola yang telah digambar. Sisa kain tersebut
digunakan untuk lipatan yang akan diselipkan agar sisi aplikasi
terlihat rapi
24

Gambar 2.7 Guntingan Kain

e) Jahit som halus bagian aplikasi yang akan disambung.


Sehingga membentuk bagian yang utuh seperti pola aplikasi
pada kain dasaran

Gambar 2.8 Menjahit kain

f) Letakkan aplikasi pada pola yang telah digambar pada kain


dasar. Pasang aplikasi dengan jahit som halus. Untuk bagian
yang melengkung, dapat menggunting sedikit sisi kain lebihan
dari garis pola agar kain mudah dilipat ke dalam

Gambar 2.9 Menempelkan Objek Pada


Kain dasar
25

g) Gunakan tusuk feston untuk finishing

Gambar 2.10 Finishing Karya Seni


Aplikasi

3) Teknik Menempelkan Aplikasi dengan Lem


a) Rekatkan kain dengan lem kain

Gambar 2.11 Menempelkan Objek


Menggunakan Lem

b) Rekatkan aplikasi dengan ditekan-tekan

Gambar 2.12 Menekan Objek pada


Kain Dasar
26

c) Apabila kain aplikasi telah terlanjur merekat pada kain padahal


lem masih basah, gunakan setrika agar lem dapat merekat kuat-
kuat dengan kain dasar.
4) Teknik in Lay (Menyisipkan)
a) Gambar pola di atas kain dasar
b) Gunting bagian dalam dari garis pola, dan lebihkan setengah
sentimeter dari garis dalam pola gambar

Gambar 2.13 Menggunting Kain Dasar

c) Letakkan selembar kain yang bermotif untuk kain aplikasinya

Gambar 2.14 Menahan Objek pada


Kain Dasar Menggunakan Jarum

d) Satukan aplikasi dengan jahit som halus. Gunakan jarum pentul


untuk bantuan menyatukan kain
e) Jahit som merata disetiap sisi yang berlubang
27

f) Gunakan tusuk feston untuk finishing


5) Teknik Menempelkan Aplikasi dengan Kain Fislin
a) Siapkan bahan yang diperlukan untuk aplikasi
b) Gambar pola diatas kain aplikasi

Gambar 2.15 Pola di atas Kain

c) Rekatkan kain aplikasi dan kain fislin dengan bantuan panas


setrika

Gambar 2.16 Objek yang di Tempel


Menggunakan Kain Fislin

d) Gunting rekatan kain aplikasi dengan kain fislin mengikuti


garis pola sehingga tidak terlihat goresan pada pola
e) Bila pada kain aplikasi masih terlihat goresan pensilnya,
gunting dan rapikan
28

f) Letakkan bahan aplikasi di atas kain dasar yang yang telah


digambar
g) Gunakan jarum pentul unutk membantu ketika akan menjelujur
aplikasi

Gambar 2.17 Menjahit Jelujur Objek

h) Jelujur sekeliling kain aplikasi


(Hariyany, 2009:14)

2.1.6.8 Langkah dalam membuat karya seni aplikasi

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam membuat karya seni


aplikasi adalah sebagai berikut
1) Siapkan alat dan bahan
2) Gambarlah pola pada kertas minyak sesuai dengan selera atau
imaginasi
3) Potonglah pola yang telah dibuat
4) Jiplak pola diatas kain dengan bantuan kertas karbon
5) Potong kain yang telah digambari pola, lebihkan ½ cm kain ditepi
pola untuk menempelkan pada kain dasaran
6) Tempelkan objek pada kain dasaran menggungakan lem atau
menggunakan tusuk yang dapat dipadukan
29

2.1.6.9 Pemilihan warna dalam pembuatan karya seni aplikasi

Penetapan warna adalah tahap akhir dan penentu dalam seni aplikasi.
Ada tiga pedoman yang dapat dijadikan acuan untuk penetapan warna
aplikasi (1) Monochromatic, skema perpaduan warna yang
berdasarkan perbedaan nilai warna (terang dan gelap, warna sama); (2)
Analogous, skema perpaduan warna yang didapatkan kombinasi
warna-warna yang mempunyai dasar yang sama; (3) Complementary,
skema perpaduan warna dengan menggabungkan warna-warna yang
kontras (misalnya : merah dengan hijau, ungu dengan kuning)
(Hariyany, 2009:53)

2.1.6.10 Manfaat Berkarya Seni Aplikasi

Terdapat beberapa manfaat setelah membuat karya seni aplikasi


meliputi, (1) dapat memanfaatkan kain bekas (kain perca), (2)
mengurangi limbah kain yang ada di lingkungan sekitar, (3) mengisi
waktu luang, dan (4) dapat menambah penghasilan

2.1.7 Hasil belajar

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,


sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan (Suprijono, 2015:5). Hasil belajar
merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengamalan belajar (Sudjana, 2008:22). Hasil belajar dapat
diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi
pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil
30

tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu serta tahap pencapaian


aktual yang ditampilkan dalam bentuk perilaku yang meliputi aspek
kognitif, afektif maupun psikomotor dan dapat dilihat dalam bentuk
kebiasaan, sikap, serta penghargaan (Nurvitriawati, 2018:419).
Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan tujuan akhir
yang hendak dicapai dalam kegiatan proses belajar mengajar. Hasil belajar
yang merupakan tujuan akhir dalam proses belajar mengajar terdiri atas
tiga bagian atau aspek yaitu aspek kognitif atau pengetahuan, aspek
psikomotor atau keterampilan dan aspek afektif atau sikap
Gagne (dalam Suprijono, 2015:5) menyatakan bahwa hasil belajar
berupa:
1) Informasi verbal
Informasi verbal adalah kapasitas meningkatkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa baik lisan maupun tulisan. Kemampuan
merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik.
Kemampuan tersebut memerlukan manipulasi simbol,
pemecahan masalah maupun penerapan aturan.
2) Keterampilan intelektual
Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan
konsep. Keterampilan intelektual terdiri atas kemampuan
mengkatagorisasi, kemampuan analitis sintesis fakta, konsep
dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.
3) Strategi kognitif
Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan
mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini
meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan
masalah.
4) Keterampilan motorik
Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan
serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi
sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
31

5) Sikap
Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap
merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar
perilaku

Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan


psikomotor.

1) Domain Kognitif
Domain kognitif meliputi knowledge (pengetahuan, ingatan);
comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas,
contoh); application (menerapkan); analysis (menguraikan,
menentukan hubungan); synthesis (mengorganisasikan,
merencanakan, membentuk bangunan baru); dan evaluation
(menilai) (Bloom dalam Suprijono, 2015:6).
Berikut ini adalah revisi taksonomi bloom menurut
(Anderson dan Karthwohl dalam Sani, 2014:55)

Tabel 2.1 Taksonomi Bloom

Tingkatan Taksonomi Bloom Anderson dan


(1956) Kathwohl (2000)
C1 Pengetahuan Mengingat
C2 Pemahaman Memahami
C3 Aplikasi Menerapkan
C4 Analisis Menganalisis
C5 Sintesis Mengevaluasi
C6 Evaluasi Berkreasi (Sintesis)
32

Indikator domain kogntif dalam pembelajaran materi membuat


karya aplikasi berbantuan media audiovisual adalah: (1) menjelaskan
pengertian aplikasi (C2); (2) menyebutkan peralatan membuat karya
aplikasi (C1); (3) menyebutkan bahan-bahan membuat karya aplikasi (C1);
(4) menjelaskan langkah-langkah membuat karya aplikasi (C2); (5)
mengidentifikasi gambar rancangan karya aplikasi (C2); (6) menjelaskan
metode membuat karya aplikasi (C2); (7) membuat gambar rancangan
karya aplikasi (C6); (8) membuat karya aplikasi berbantuan media
audiovisual (C6); (9) menjelaskan manfaat membuat karya seni aplikasi
(C2).

2) Domain Afektif
Domain afektif meliputi receiving (sikap menerima), responding
(memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi),
karakterisasi. Indikator domain afektif dalam lembar pengamatan
aktivitas siswa pada pembelajaran membuat karya aplikasi adalah, (1)
menanggapi apersepsi dari guru; (2) mendengarkan penjelasan guru dan
mengamati video pembelajaran; (3) bertanya mengenai materi yang
belum dipahami; (4) menggambar desain rancangan karya aplikasi dan
membuat karya aplikasi; (5) menerima masukan dari guru atau teman;
(6) mempresentasikan hasil karya/diskusi kelompok; (7) menyimpulkan
materi pembelajaran.
3) Domain Psikomotor

Domain psikomotor meliputi initiatory, preroutine, dan


rotinized. Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik,
fisik, social, manajerial, dan intelektual. Adapau indikator domain
psikomotor dalam pembelajaran membuat karya aplikasi adalah
membuat karya aplikasi berdasarkan rancangan sendiri, teknik
pengeleman/jahit, kreativitas, dan keindahan.
33

2.1.8 Evaluasi pembelajaran

Evaluasi pembelajaran merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan


dalam proses pembelajaran. Evaluasi sangat penting bagi siswa maupun
guru, evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan
siswa terhadap suatu pembelajaran serta memantau perkembangan siswa
dalam hal pengetahuan maupun keterampilan.

Evaluasi belajar dan pembelajaran adalah proses untuk menentukan


nilai belajar dan pembelajaran yang dilaksanakan melalui kegiatan
penilaian atau pengukuran belajar dan pembelajaran (Dimyati, 2009:192).
Evaluasi pengajaran merupakan bagian penting dari egiatan pendidikan
untuk mnegetahui tercapainua suatu tujuan yang telah ditetapkan (Susanto,
2016:268).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi


pembelajaran merupakan kegiatan untuk medapatkan informasi data
mengenai hasil belajar siswa mencakup aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor kemudian menafsirkannya menjadi nilai untuk mengetahui
ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan.

2.1.9 Model Explicit Inturction

2.1.9.1 Pengertian

Explicit instruction merupakan model yang dirancang khusus untuk


mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan
pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah semi
selangkah (Shoimin, 2014:76). Strategi explicit instruction adalah suatu
pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses
belajar siswa. Strategi ini berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan
pengetahuan prosedural yang terstruktur dan dapat diajarkan dengan pola
34

kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah (Archer dan Hughes


dalam Huda, 2013:186).
Explicit instruction adalah model pembelajaran yang khusus
dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan
prosedural (pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu) dan
pengetahuan deklaratif (pengetahuan tentang sesuatu yang dapat berupa
fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi) yang dapat diajarkan dengan pola
selangkah demi selangkah dengan ditransformasikan langsung oleh guru
kepada siswa (Anwar, 2019:54).
Model pembelajaran explicit instruction tidak hanya sekedar
pembelajaran yang dipenuhi dengan langkah-langkah saja, tetapi dalam
pembelajaran siswa dihadapkan dengan permasalahan yang
membangkitkan rasa keingintahuan untuk melakukan penyelidikan
sehingga dapat menemukan sendiri jawabannya. Melalui penerapan model
pembelajaran ini dapat melatih kemampuan siswa untuk berfikir secara
sistematis karena mereka dituntut benar-benar untuk dapat menguasai
pengetahuannya yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi
matematis siswa (Siregar, 2019:110).
Explicit instruction dapat berbentuk ceramah, demonstrasi, latihan
atau praktik, dan kerja kelompok. Strategi ini juga dapat digunakan untuk
menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh guru
kepada siswa (Kardi dalam Huda, 2013:186). Tujuan utama dari
penggunaan model tersebut, yaitu untuk memaksimalkan penggunaan
waktu belajar siswa, sedangkan dampak pengajarannya adalah tercapainya
ketuntasan muatan akademik dan keterampilan, meningkatnya motivasi
belajar siswa serta meningkatkan kemampuan siswa (Silma, 2017:70).
Berdasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa
Model Explicit Instruction merupakan salah satu model pembelajaran yang
menekankan pada pendekatan guru dan siswa secara personal sehingga
siswa dapat lebih mengerti tentang materi yang diajarkan dengan adanya
bimbingan dari guru. Model Explicit Instruction atau model pembelajaran
35

langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang


pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan
dengan pola selangkah demi selangkah. Hal ini dapat lebih mendekatkan
siswa dengan guru secara intern sehingga siswa tidak malu lagi dalam
bertanya tentang hal yang belum mereka pahami. Dalam proses
pembelajaran karya seni teknik tempel materi seni aplikasi siswa dapat
dengan maksimal dan bebas mengembangkan kreativitas dan keterampilan
sehingga dapat menggali potensi yang dimiliki siswa.

2.1.9.2 Sintaks

Sintaks model pembelajaran explicit instruction adalah sebagai berikut.

Tabel 2.2 Sintaks model pembelajaran explicit instruction


Tahap 1 Orientasi Guru menjelaskan informasi latar belakang
pelajaran, pentingnya pelajaran, dan mempersiapkan
siswa untuk belajar
Tahap 2 Presentasi Guru mendemonstrasikan materi pelajaran, baik
berupa keterampilan maupun konsep atau
menyajikan informasi tahap demi tahap
Tahap 3 Latihan Guru merencanakan dan memberikan bimbingan
Terstruktur instruksi awal kepada siswa
Tahap 4 Latihan Guru memeriksa apakah siswa telah berhasil
Terbimbing melakukan tugas dengan baik dengan memberinya
kesempatan untuk berlatih konsep dan keterampilan,
lalu melihat apakah mereka berhasil member umpan
balik yang positif atau tidak
Tahap 5 latihan Guru merencanakan kesempatan untuk melakukan
mandiri instruksi lebih lanjut dengan berfokus pada situasi
36

yang lebih kompleks atau kehidupan sehari-hari


(Huda, 2013:187)

Dalam penelitian yang dilakukan peneliti yaitu mengenai model


pembelajaran explicit instruction berbantuan media audiovisual yang dilakukan di
SDN Gugus Untung Suropati dalam pembelajaran seni rupa materi teknik tempel.
Berikut merupakan langkah-langkah penerapan model pembelajaran explicit
instruction berbantuan media audiovisual pada pemberlajaran seni rupa materi
teknik tempel.

Tabel 2.3 Sintaks model pembelajaran explicit instruction berbantuan media


audiovisual pada pembelajaran seni rupa materi teknik tempel
Tahap 1 Orientasi Guru membuka pelajaran dan menyampaikan tujuan
pembelajaran
Tahap 2 Presentasi Guru memberikan materi melalui video terkait
dengan teknik tempel karya seni aplikasi
Tahap 3 Latihan Guru memberikan arahan-arahan kepada siswa
Terstruktur sebelum melakukan praktik dalam membuat karya
aplikasi
Tahap 4 Latihan Guru memeriksa pemahaman siswa terkait
Terbimbing pemahaman teori dan praktik dalam membuat karya
seni aplikasi, serta memberikan umpan balik atas
apa yang dilakukan oleh siswa
Tahap 5 latihan Guru bersama siswa merencanakan untuk membuat
mandiri karya seni aplikasi
37

2.1.9.3 Kelebihan

Kelebihan model pembelajaran explicit instruction yaitu memudahkan siswa


untuk dapat menguasai pengetahuannya dan menjadikan siswa aktif atau
terlibat dalam pembelajaran (Shoimin, 2014:77).

Terdapat tujuh kelebihan model explicit instruction, meliputi

1. Guru bisa mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima
oleh siswa sehingga guru dapat mempertahankan fokus apa yang harus
dicapai oleh siswa
2. Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas kecil maupun besar
3. Dapat digunakan untuk menekan poin-poin penting atau kesulitan-
kesulitan yang mungkin dihadapi oleh siswa sehingga hal-hal tersebut
dapat diungkapkan
4. Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan
pengetahuan faktual yang sangat terstruktur
5. Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan
keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi
rendah
6. Dapat menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang banyak dalam
waktu yang relatif singkat dan dapat diakses secara setara oleh seluruh
siswa
7. Memungkinkan guru untuk menyampaikan ketertarikan pribadi
mengenai mata pelajaran yang dapat merangsang ketertarikan dan
antusiasme siswa
(Huda, 2013:187)

2.1.10 Metode konvensional

Metode konvensional adalah metode pembelajaran tradisional atau disebut


dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan
sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses
38

belajar mengajar (Djamarah, 2010:97). Pembelajaran konvensional dalam


kaitan ini diartikan sebagai pembelajaran dalam konteks klasikal yang
sudah terbiasa dilakukan sifatnya, berpusat pada guru, sehingga
pelaksanaannya kurang memperhatikan keseluruhan situasi belajar
(Rachmawati, 2015:285).

2.1.11 Media pembelajaran

Tingkat keefektivan pembelajaran di sekolah dasar salah satunya


dipengaruhi oleh kemampuan inovasi guru dalam mengelola
pembelajaran. Guru harus mampu menjadikan apa yang diajarkannya
menjadi sesuatu yang konkret (nyata) sehingga mudah dipahami oleh
siswa. Hal ini sesuai dengan tingkat perkembangan siswa usia sekolah
dasar yang masih berada pada masa konkret. Untuk mewujudkan hal
tersebut, dalam suatu pembelajaran dibutuhkan adanya media
pembelajaran yang tepat.
Media pembelajaran hakikatnya merupakan saluran atau jembatan
dari pesan-pesan pembelajaran yang disampaikan oleh sumber pesan
(guru) kepada penerima pesan (siswa) dengan maksud agar pesan-pesan
tersebut dapat diserap dengan cepat dan tepat sesuai dengan tujuannya (Sri
Anitah, 2012:6.11). Media pembelajaran adalah alat dan bahan yang
membawa informasi atau bahan pelajaran yang bertujuan mempermudah
mencapai tujuan pelajaran (Suprihatiningrum, 2016:319). Media
pembelajaran merupakan alat komunikasi untuk mengefektifkan proses
belajar mengajar. Fungsi media pembelajaran adalah sebagai alat bantu
dalam proses belajar/mengajar untuk memberikan pengalaman visual
kepada siswa sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar dan
mempertinggi daya serap siswa (Sudarto, 2019:96).
Pada proses pembelajaran kehadiran media sebagai perantara atau
penyalur pesan sangat penting guna memudahkan dan menggambarkan
39

secara konkret konsep atau materi pembelajaran. Hal ini didasarkan pada
Edgar Dale’s Cone of Experience atau lebih dikenal dengan istilah
Kerucut Pengalaman Edgar Dale yang digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2. 18 Kerucut Pengalaman Dale

Media pembelajaran disusun hierarki berdasarkan nilai


pengalaman. Tingkatan tertinggi adalah pengalaman konkret, sedangkan
tingkatan terendah adalah pengalaman yang paling abstrak (Dale dalam
Suprihatiningrum, 2016:321). Dari pendapat ahli tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan alat bantu yang
digunakan dalam proses pembelajaran guna memperjelas isi materi
pelajaran dan penyampaian pesan serta memotivasi siswa sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Pada penelitian ini, media yang
dikembangkan adalah media audiovisual berupa video pembelajaran
prosedur pembuatan karya seni aplikasi yang digunakan untuk
memperjelas dan memudahkan pemahaman materi karya seni aplikasi
serta dapat meningkatkan motivasi siswa sehingga tujuan pembelajaran
40

materi karya seni aplikasi dapat tercapai secara maksimal. Berdasarkan


kerucut pengalaman Edgar Dale tersebut, media audiovisual termasuk
pada tingkatan ketiga yaitu dalam kategori film yang memuat video, tape,
dan tuntunan diskusi. Media yang dikembangkan dalam penelitian ini
mencakup video pembelajaran yang memuat animasi, gambar bergerak
serta rekaman audio prosedur pembuatan karya seni aplikasi dan
pengetahuan tentang karya seni aplikasi.

a. Media Audio Visual

Media audiovisual yaitu media yang dapat dinikmati oleh indera


pendengaran dan indera penglihatan (Sri Anitah, 2012:6.12). Media
audiovisual tepat digunakan dalam pembelajaran sekolah dasar terutama
pembelajaran karya seni aplikasi. Di samping berisikan suara, media ini
dilengkapi dengan gambar bergerak sehingga siswa lebih antusias dalam
proses pembelajaran dan dapat mengatasi permasalahan siswa yang bosan
dalam pembelajaran karena guru menggunakan metode ceramah serta
tidak menggunakan media pembelajaran. Pembelajaran menggunakan
audiovisual merupakan produksi dan penggunaan materi yang
penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya
tergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbol serupa (Arsyad,
2016:32). Media audiovisual adalah media yang selain mengandung unsur
suara, juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat (Nugraheni,
2017:112).
Media audiovisual merupakan media perantara atau penggunaan
materi dan penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga
membangun kondisi yang dapat membuat peserta didik mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap (Sulfemi, 2018:152).
Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur
41

gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena
meliputi kedua jenis media auditif (mendengar) dan visual (melihat).
Media audiovisual merupakan sebuah alat bantu yang dipergunakan dalam
situasi belajar untuk membantu memperjelas tulisan dan kata yang
diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap, dan ide (Sulfemi et al.,
2019:14).
Media audiovisual adalah media yang mencakup dua jenis media
yaitu audio dan visual. Media audiovisual adalah media yang mempuanya
unsur suara dan unsur gambar (Agus Susanto & Setiyorini, 2016:2). Media
audiovisual ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi
kedua jenis media auditif atau mendengar dan visual atau melihat. Media
audiovisual merupakan media perantara atau penggunaan materi dan
penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun
kondisi yang dapat membuat peserta didik mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, atau sikap (Wahyu, 2018:152). Dari beberapa
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
audiovisual merupakan media yang berisikan audio dan video sehingga
dapat dinikmati melalui indera visual dan pendengaran, sehingga dalam
pembelajaran karya seni aplikasi siswa dapat dengan jelas melihat,
mendengarkan, sambil mempraktikkan materi karya seni aplikasi.

2.2 Kajian Empiris

Berikut ini merupakan hasil penelitian ini yang relevan dengan model
pembelajaran Explicit Instruction berbantuan media audiovisual. Penelitian
tentang model pembelajaran Explicit Instruction berbantuan media
audiovisual yang dapat dijadikan kajian dalam penelitian ini antara lain:
Penelitian yang dilakukan oleh (Sawab Prih Rohman , Tri Saptuti
Susiani, 2016) dengan judul penerapan model explicit instruction dengan
media bahan alam dalam peningkatan pembelajaran SBK tentang mencetak
42

timbul pada siswa kelas II SD. Penelitian ini membuktikan bahwa hasil
belajar SBK dalam materi ‘mencetak timbul’ dapat meningkat dengan proses
pembelajaran yang menggunakan model explicit instruction. Ditunjukkan
pada hasil penelitian pada siklus I persentase siswa yang memenuhi capaian
target penilaian proses yaitu 60%, siklus II 88,89%, dan siklus III 100%.
Sedangkan persentase hasil belajar siswa pada siklus I = 45,71%, siklus II =
86,11% dan siklus III = 100%. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa model
pembelajaran explicit instruction cukup efektif untuk meningkatkan hasil
belajar SBK siswa. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan
peneliti yaitu menerapkan model pembelajaran explicit instruction dalam
mengatasi permasalahan dalam pembelajaran. Namun terdapat perbedaan
yaitu dalam pelaksanaannya peneliti melibatkan media pembelajaran
audiovisual dalam penerapan model pembelajaran explicit instruction.
Penerapan model pembelajaran explicit instruction berbantuan media
audiovisua dapat memaksimalkan kegiatan pembelajaran dan hasil belajar
siswa dapat melebihi KKM.
Penelitian yang dilakukan oleh (Taufan, 2018) dengan judul
Modifikasi Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)
Dengan Model Pembelajaran Explicit Intruction (EI) Dalam Meningkatkan
Pemahaman Konsep Matematika Siswa. Penelitian ini membuktikan bahwa
pemahaman konsep matematika siswa dengan menggunakan model
pembelajaran explicit instruction meningkat. Ditunjukkan dengan hasil untuk
pretest nilai thitung sebesar 4,869 dan t tabel sebesar 1,980 dengan Taraf
nyata α = 0,05 berada pada daerah penolakan H0, maka disimpulkan
implementasi model pembelajaran Explicit Missouri mathematics Instruction
dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. Penelitian tersebut
menjelaskan bahwa model pembelajaran explicit instruction cukup efektif
untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Penelitian ini relevan
dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu menerapkan model
pembelajaran explicit instruction dalam mengatasi permasalahan dalam
pembelajaran. Namun terdapat perbedaan yaitu dalam pelaksanaannya
43

peneliti melibatkan media pembelajaran audiovisual dalam penerapan model


pembelajaran explicit instruction. Penerapan model pembelajaran explicit
instruction berbantuan media audiovisua dapat memaksimalkan kegiatan
pembelajaran dan hasil belajar siswa dapat melebihi KKM.
Penelitian yang dilakukan oleh (Prastika & Wahyudi, 2017)
dengan judul Mengembangkan Aspek Motorik Kasar Anak Melalui Model
Explicit Instruction Divariasikan Dengan Permainan Tradisional. Penelitian
ini membuktikan bahwa dengan menggunakan model explicit instruction
yang divariasikan dengan permainan tradisional dapat meningkatkan aspek
motorik kasar anak. Peningkatan perkembangan aspek motorik kasar anak
dalam menggerakan badan dan kaki dalam rangka keseimbangan, kekuatan,
kelincahan, keseimbangan, dan melatih keberanian melalui model Explicit
Instruction di variasikan dengan permainan tradisional lompat tali. Penelitian
tersebut menjelaskan bahwa model pembelajaran explicit instruction cukup
efektif untuk meningkatkan motorik kasar anak. Penelitian ini relevan
dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu menerapkan model
pembelajaran explicit instruction dalam mengatasi masalah. Namun terdapat
perbedaan yaitu dalam pelaksanaannya peneliti melibatkan media
pembelajaran audiovisual dalam penerapan model pembelajaran explicit
instruction. Penerapan model pembelajaran explicit instruction berbantuan
media audiovisual dapat memaksimalkan kegiatan pembelajaran dan hasil
belajar siswa dapat melebihi KKM.
Penelitian yang dilakukan oleh (Prastika & Wahyudi, 2017)
dengan judul Penerapan Model Explicit Instruction Dikombinasikan Dengan
Model Probing Prompting Dan Media Realita Pada Pembelajaran
Matematika Di Sekolah Dasar. Penelitian ini membuktikan bahwa penerapan
model pembelajaran explicit instruction dikombinasikan dengan model
probing prompting dan media realita dapat meningkatkan hasil belajar
matematika siswa. Ditunjukkan dengan hasil belajar siswa meningkat setelah
setiap topik pembelajaran diberikan perbaikan dalam bentuk pemberian tes
dan non tes berupa observasi guru dalam melaksanakan pembelajaran dan
44

observasi siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika. Penelitian


tersebut menjelaskan bahwa model pembelajaran explicit instruction cukup
efektif untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Penelitian ini
relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu menerapkan model
pembelajaran explicit instruction dalam mengatasi masalah. Namun terdapat
perbedaan yaitu dalam pelaksanaannya peneliti melibatkan media
pembelajaran audiovisual dalam penerapan model pembelajaran explicit
instruction. Penerapan model pembelajaran explicit instruction berbantuan
media audiovisual dapat memaksimalkan kegiatan pembelajaran dan hasil
belajar siswa dapat melebihi KKM.
Penelitian yang dilakukan oleh (Utari, 2016) dengan judul
pengaruh model pembelajaran explicit instruction berbantuan lingkungan
alam sekitar terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV. Penelitian ini
membuktikan bahwa model pembelajaran explicit instruction berbantuan
lingkungan alam efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV.
Ditunjukkan dengan analisis data, diperoleh thitung = 3,712 dan ttabel (pada
taraf signifikansi 5%) =1,684. Hal ini berarti bahwa thitung > ttabel. Dari
rata-rata hitung, diketahui rata-rata kelompok eksperimen = 20,28 dilihat dari
hasil konversi tergolong kriteria sangat baik dan ratarata kelompok kontrol =
16 tergolong kriteria baik. Hal ini berarti penerapan model pembelajaran
Explicit Instruction berbantuan lingkungan alam sekitar berpengaruh positif
terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV. Penelitian ini relevan dengan
penelitian yang dilakukan peneliti yaitu menerapkan model pembelajaran
explicit instruction dalam mengatasi masalah pembelajaran IPA. Namun
terdapat perbedaan yaitu dalam pelaksanaannya peneliti melibatkan media
pembelajaran audiovisual dalam penerapan model pembelajaran explicit
instruction. Penerapan model pembelajaran explicit instruction berbantuan
media audiovisual dapat memaksimalkan kegiatan pembelajaran dan hasil
belajar siswa dapat melebihi KKM.
Penelitian yang dilakukan oleh (Kİlİmcİ, 2017) dengan judul The
Impact of Explicit Instruction and Metalinguistic Awareness on
45

Crosslinguistic Interference: Path Framing in Motion Events. Penelitian


tersebut membuktikan bahwa model pembelajaran explicit instruction dapat
meningkatkan kesadaran metalinguistik. Dibuktikan dengan kelompok yang
diberi perlakuan model explicit instruction lebih unggul dari kelompok yang
tidak diberi perlakuan. Analisis antara-kelompok menunjukkan bahwa
kelompok perlakuan (MDN = 4,00), sedangkan kelompok kontrol (MDN =
2,00). Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu
menerapkan model pembelajaran explicit instruction untuk memaksimalkan
proses pembelajaran. Namun terdapat perbedaan yaitu dalam pelaksanaannya
peneliti melibatkan media pembelajaran audiovisual dalam penerapan model
pembelajaran explicit instruction. Penerapan model pembelajaran explicit
instruction berbantuan media audiovisual dapat memaksimalkan kegiatan
pembelajaran dan hasil belajar siswa dapat melebihi KKM.
Penelitian yang dilakukan oleh (Bakhshandeh & Jafari, 2018)
dengan judul The effects of input enhancement and explicit instruction on
developing Iranian lower-intermediate EFL learners’ explicit knowledge of
passive voice. Events. Penelitian tersebut membuktikan bahwa model
pembelajaran explicit instruction dapat meningkatkan pengetahuan tata
bahasa. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil ANOVA yang menunjukkan
keunggulan model pembelajaran explicit instruction dapat meningkatkan
pengetahuan tata bahasa. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang
dilakukan peneliti yaitu menerapkan model pembelajaran explicit instruction
untuk meningkatkan pengetahuan tata bahasa. Namun terdapat perbedaan
yaitu dalam pelaksanaannya peneliti melibatkan media pembelajaran
audiovisual dalam penerapan model pembelajaran explicit instruction.
Penerapan model pembelajaran explicit instruction berbantuan media
audiovisual dapat memaksimalkan kegiatan pembelajaran dan hasil belajar
siswa dapat melebihi KKM.
Penelitian yang dilakukan oleh (Septian, 2016) dengan judul
Penerapan Media CD (Compact Disk ) Interaktif Pada Model Pembelajaran
Explicit Instruction Dengan Materi Teknik Pengoperasian Alat Sipat Datar
46

Dalam Pekerjaan Pengukuran Elevasi Tanah Di Kelas X GB SMK Negeri 5


Surabaya. Penelitian tersebut membuktikan bahwa model pembelajaran
explicit instruction dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dibuktikan
dengan analisis data nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel (1.915 > 1.671),
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang menerapkan pembelajaran
dengan CD (Compact Disk.) Interaktif melalui Model Explicit Instruction
dengan siswa yang menerapkan metode konvensional tanpa menggunakan
CD (Compact Disk.) Interaktif. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang
dilakukan peneliti yaitu menerapkan model pembelajaran explicit instruction
untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Namun terdapat perbedaan yaitu
dalam pelaksanaannya peneliti melibatkan media pembelajaran audiovisual
dalam penerapan model pembelajaran explicit instruction. Penerapan model
pembelajaran explicit instruction berbantuan media audiovisual dapat
memaksimalkan kegiatan pembelajaran dan hasil belajar siswa dapat
melebihi KKM.
Penelitian yang dilakukan oleh (Harianto, 2017) dengan judul
Hubungan Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual dengan Minat
Peserta Didik pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMAN 1
Bangkinang Kota. Penelitian ini membuktikan bahwa media audiovisual
efektif mempengaruhi minat peserta didik pada pembelajaran PAI.
Ditunjukkan dengan engan tingkat korelasi positif sebesar 0,284 olahan
SPSS dan hasil rumus Korelasi Product Moment 0,28, terletak diantara
interval 0,20-0,399 kondisi tersebut berarti ditemukan adanya hubungan
penggunaan media pembelajaran audio visual dengan minat peserta didik
pada pembelajaran pendidikan agama islam. Jadi, rhitung > rtabel (0,28 >
0,277) dan juga thitung>ttabel (2,53 > 2,000) sehingga Ha diterima dan Ho
ditolak. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu
menerapkan media pembelajaran audiovisual dalam proses pembelajaran.
Namun terdapat perbedaan yaitu dalam pelaksanaannya peneliti melibatkan
model pembelajaran explicit instruction dalam penggunaan media
47

pembelajaran audiovisual. Penerapan model pembelajaran explicit


instruction berbantuan media audiovisual dapat memaksimalkan kegiatan
pembelajaran dan hasil belajar siswa dapat melebihi KKM.
Penelitian yang dilakuakn oleh (Setyawan, 2016) dengan judul
Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini Melalui Model
Pembelajaran Audio Visual Berbasis Android. Penelitian tersebut
membuktikan bahwa media pembelajaran audiovisual efektif dalam
memingkatkan kemampuan berbahasa anak usia dini. Ditunjukkan dengan
dengan anak mampu berinteraksi dengan teman sebayanya dengan
menggunakan bahasa baru yang diperolehnya, keaktifan anak dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran meningkat secara signifikan, suasana
kegiatan belajar mengajar sangat kondusif. Penelitian ini relevan dengan
penelitian yang dilakukan peneliti yaitu menerapkan media pembelajaran
audiovisual untuk meningkatkan keterampilan anak. Namun terdapat
perbedaan yaitu dalam pelaksanaannya peneliti melibatkan model
pembelajaran explicit instruction dalam penggunaan media pembelajaran
audiovisual. Penerapan model pembelajaran explicit instruction berbantuan
media audiovisual dapat memaksimalkan kegiatan pembelajaran dan hasil
belajar siswa dapat melebihi KKM.
Penelitian yang dilakukan oleh (Claudia, 2017) dengan judul
Pengembangan Media Pembelajaran Audio Visual Berbasis Video Tutorial
Animasi 3 Dimensi Pada Mata Pelajaran Kearsipan Kelas X-APK 4 di SMK
Ketintang Surabaya. Penelitian ini membuktikan bahwa media audiovisual
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Ditunjukkan dengan hasil evaluasi
siswa sebesar 88,04% dengan kategori sangat baik. Penelitian ini relevan
dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu menerapkan media
pembelajaran audiovisual untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Namun
terdapat perbedaan yaitu dalam pelaksanaannya peneliti melibatkan model
pembelajaran explicit instruction dalam penggunaan media pembelajaran
audiovisual. Penerapan model pembelajaran explicit instruction berbantuan
48

media audiovisual dapat memaksimalkan kegiatan pembelajaran dan hasil


belajar siswa dapat melebihi KKM.
Penelitian yang dilakukan oleh (Syupriyanti, 2019) dengan judul
Pengembangan Audio Visual Interaktif Berbasis Adobe Flash Pada Materi
Kenampakan Alam Di Lingkungan Sekitarku Untuk Siswa Kelas V Sekolah
Dasar. Penelitian tersebut membuktikan bahwa hasil belajar siswa materi
kenampakan alam meningkat dan pembelajaran lebih efektif dengan
menggunakan media audiovisual. Ditunjukkan dengan media pembelajaran
audio visual interaktif berbasis adobe flash yang dikembangkan
memperoleh rata-rata 84 % dengan kategori sangat valid. Hasil
observasi keterlaksanaan RPP memperoleh persentase 97,2 % kategori
sangat praktis. Angket respon guru memperoleh persentase 91% kategori
sangat praktis. Angket respon peserta didik memperoleh persentase 89,4 %
kategori sangat praktis. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang
dilakukan peneliti yaitu menerapkan media pembelajaran audiovisual untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Namun terdapat perbedaan yaitu dalam
pelaksanaannya peneliti melibatkan model pembelajaran explicit instruction
dalam penggunaan media pembelajaran audiovisual. Penerapan model
pembelajaran explicit instruction berbantuan media audiovisual dapat
memaksimalkan kegiatan pembelajaran dan hasil belajar siswa dapat
melebihi KKM.
Penelitian yang dilakukan oleh (Novita, 2019) dengan judul
Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual Animasi Terhadap
Hasil Belajar Subtema Benda Tunggal Dan Campuran. Penelitian tersebut
membuktikan bahwa media pembelajaran audiovisual dapat digunakan
secara efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Ditunjukkan dengan
diperoleh N-Gain 70 dengan ketuntasan hasil belajar 100% sedangkan
kelompok kelas kontrol diperoleh N-Gain 52 dengan ketuntasan hasil belajar
80,5%. hasil pengujian hipotesis pada kelompok kelas eksperimen dan kelas
kontrol meyatakan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima karena thitung > ttabel
(4,6436>1,6675). Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan
49

peneliti yaitu menerapkan media pembelajaran audiovisual untuk


meningkatkan hasil belajar siswa. Namun terdapat perbedaan yaitu dalam
pelaksanaannya peneliti melibatkan model pembelajaran explicit instruction
dalam penggunaan media pembelajaran audiovisual. Penerapan model
pembelajaran explicit instruction berbantuan media audiovisual dapat
memaksimalkan kegiatan pembelajaran dan hasil belajar siswa dapat
melebihi KKM.
Penelitian yang dilakukan oleh (Unswagati, 2017) dengan judul
Pengaruh Model Pembelajaran Mind Map Melalui Media Pembelajaran
Audio Visual Terhadap Pemahaman Konsep Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Ekonomi Kelas XI Di SMA Negeri 1 Anjatan Kabupaten
Indramayu. Penelitian tersebut membuktikan bahwa media audiovisual
efektif meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran ekonomi.
Dibuktikan dengan hasilnya menunjukkan respons yang baik terhadap
pembelajaran ekonomi dengan menerapkan model pembelajaran Mind Map
pembelajaran melalui media audio visual sebesar 85,83% dan pengaruh yang
signifikan pada pemahaman siswa tentang konsep pada mata pelajaran
ekonomi perdagangan internasional regional materi dengan uji regresi
sederhana dengan hasil thitung> ttabel adalah 7314> 1,701 yang berarti Ha
diterima dan Ho ditolak. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang
dilakukan peneliti yaitu menerapkan media pembelajaran audiovisual untuk
meningkatkan pemahaman siswa. Namun terdapat perbedaan yaitu dalam
pelaksanaannya peneliti melibatkan model pembelajaran explicit instruction
dalam penggunaan media pembelajaran audiovisual. Penerapan model
pembelajaran explicit instruction berbantuan media audiovisual dapat
memaksimalkan kegiatan pembelajaran dan hasil belajar siswa dapat
melebihi KKM.
Penelitian yang dilakukan oleh (Anggraeni, Andriani, & Ad, 2019)
dengan judul Effect of Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS)
Method with Audio Visual Media for Students' Critical Thinking Ability.
Penelitian tersebut membuktikan bahwa media pembelajaran audiovisual
50

efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Ditunjukkan


dengan hasil perhitungan data penelitian diperoleh bahwa nilai sig <α, α =
0,05 dimana signifikansi nilai 0,049 H0 ditolak. Hal tersebut membuktikan
bahwa metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dengan
media audio-visual efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis
siswa. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu
menerapkan media pembelajaran audiovisual untuk meningkatkan hasil
kemampuan siswa. Namun terdapat perbedaan yaitu dalam pelaksanaannya
peneliti melibatkan model pembelajaran explicit instruction dalam
penggunaan media pembelajaran audiovisual. Penerapan model
pembelajaran explicit instruction berbantuan media audiovisual dapat
memaksimalkan kegiatan pembelajaran dan hasil belajar siswa dapat
melebihi KKM.
Penelitian yang dilakukan oleh (Kurniati, 2016) dengan judul
Penggunaan Media Pembelajaran Video Tutorial Pembuatan Aplikasi
Busana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa PKK Tata Busana FT
UNM. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa media audiovisual efektif
untuk meningkatkan respon mahasiswa terhadap media audiovisual pada
pembuatan teknik aplikasi busana. Ditunjukkan dengan media pembelajaran
audio visual dalam pembuatan aplikasi busana berpengaruh positif dan
signifikan terhadap hasil belajar mahasiswa. Hal ini dapat dilihat dari adanya
perbedaan positif hasil belajar mahasiswa antara kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Hasil belajar mahasiswa kelas eksperimen lebih baik daripada
hasil belajar mahasiswa pada kelas kontrol. Selain itu, pada hasil angket
respon mahasiswa, terlihat bahwa 56% mahasiswa sangat setuju dan 39%
setuju dengan penggunaan media pembelajaran video tutorial dalam
pembuatan aplikasi busana. Hal tersebut membuktikan bahwa pada
umumnya mahasiswa merespon baik terhadap penggunaan media
pembelajaran video tutorial pada pembuatan teknik aplikasi busana.
51

2.3 Kerangka Berpikir


Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir di atas, maka
dapat disusun hipotesis sebagai berikut:

Materi Seni Rupa Teknik Tempel

Pretest Pretest

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Menggunakan Model Pembelajaran Explicit Instruction berbantuan mediaMenggunakan


Audiovisual Model Konvensional

Posttest Posttest

Hasil belajar kelas kontrol


Hasil belajar dengan model pembelajaran Explicit Instruction berbantuan media Audiovisual

Dibandingkan untuk mengetahui keefektifannya

Gambar 2.19 Bagan Kerangka Berpikir


52

Dapat disusun kerangka model sebagai berikut:

Model Pembelajaran

Model Pembelajaran Explicit Instruction Model Konvensional

Menggunakan metode ceramah


Tahap-1 Orientasi

Tahap-2 Presentasi

Tahap-3 Latihan Terstruktur

Tahap-4 Latihan Terbimbing

Tahap-4 Latihan Mandiri

Gambar 2.20 Bagan Kerangka Model


53

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan


tersebut, maka hipotesis penelittian ini yaitu:
Ho : Model pembelajaran explicit instruction tidak efektif terhadap hasil
belajar seni rupa pada materi karya seni aplikasi berbantuan media
audiovisual
Ha : Model pembelajaran explicit instruction efektif terhadap hasil belajar
seni rupa pada materi karya seni aplikasi berbantuan media audiovisual
54

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif,


karena data yang diperoleh berupa berupa angka dan akan dianalisis
menggunakan statistik. Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian
yang data penelitian berupa angka-angka dan dianalisis menggunakan
statistik (Sugiyono, 2015:13). Metode penelitian yang digunakan yaitu
metode penelitian eksperimen.
Penelitian eksperimen dilakukan untuk mengetahui keefektivan
metode pembelajaran explicit intruction berbantuan media audiovisual
terhadap hasil belajar seni rupa materi teknik tempel kelas IV SDN Gugus
Untung Suropati Kabupaten Kendal.

3.1.2 Desain Eksperimen

Terdapat empat bentuk desain eksperimen yang dapat digunakan dalam


penelitian eksperimen meliputi, (1) pre-experimental design yang terdiri
dari one-shot case studi, one group pretest-postest, intec- group
comparison, (2) true-experimental yang terdiri dari postest only kontrol
design dan pretest-kontrol group desaign, (3) Faktorial Experimental, dan
(4) Quasi Experimental yang terdiri time series design dan non-equivalent
kontrol group design.

54
55

Penelitian ini menggunakan Pretest-Postest Kontrol Group Design


dimana penentuan kelas eksperimen dan kontrol ditunjuk berdasarkan
homogenitas. Desain penelitian ini dapat digambarkan seperti berikut.
(Sugiyono, 2015:109-110)
O1 X O2
O3 - O4

Prestest-Postest Kontrol Group Design


Keterangan :
O1 : pretest kelas eksperimen
O2 : posttest kelas eksperimen
O3 : pretest kontrol
O4 : postest kontrol
X : metode eksplisit intruction
- : tidak ada perlakuan

Sebelum pelaksanaan eksperimen, terlebih dahulu peneliti


menyusun instrumen tes dan mengujicobakan pada kelas uji coba. Setelah
instrumen dinyatakan valid dan reliable, peneliti memberikan pretest pada
dua kelas (kelas eksperimen dan kontrol) dengan tes yang sama. Kedua
kelas tersebut diberi perlakuan yang berbeda, yaitu dengan menggunakan
model explicit instruction berbantuan media audiovisual dan
menggunakan metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Setelah itu,
kedua kelas diberikan posttest dengan tes yang sama. Setelah memperoleh
hasil pretest dan posttest, maka hasil kedua kelas dibandingkan dan
dilakukan pembahasan dengan teori yang sesuai, sehingga dapat ditarik
kesimpulan dengan hipotesis yang diajukan.
56

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Gugus Untung Suropati Kecamatan


Patebon Kabupaten Kendal dengan rincian alamat sebagai berikut.
1. SDN 1 Kebonharjo beralamat di Jl. Masjid Baitul Izzah No. 1
Desa Kebonharjo Kcematan Patebon, Kendal
2. SDN 1 Donosari beralamat di Jl. Kyai Gapi No. 1 Desa Donosari
Kecamatan Patebon, Kendal

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaan 2019/2020 antara


bulan Januari-Mei 2020.
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan pada penelitian ini meliputi pengajuan identifikasi
masalah, pengajuan judul penelitian, penyusunan proposal
penelitian, peyusunan kisi-kisi instrumen penelitian, penyusunan
instrumen penelitian, penyusunan perangkat pembelajaran, dan izin
tempat pelaksanaan penelitian.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan meliputi uji coba instrumen diluar sampel
penelitian (kelas uji coba), dikarenanakan pandemi Covid-19 yang
sedang terjadi, pelaksanaan pembelajaran dengan model explicit
instruction berbantuan media audiovisual dilakukan dengan
bantuan video pembelajaran tentang karya seni rupa teknik tempel
dengan model explicit instruction berbantuan media audiovisual
yang dibagikan melalui whatsapp grup pada kelas eksperimen,
pembelajaran tanpa treatment atau tanpa menggunakan model
explicit instruction berbantuan media audiovisual dilakukan
57

dengan bantuan video pembelajaran tentang karya seni rupa teknik


tempel tanpa model explicit instruction berbantuan media
audiovisual yang dibagikan melalui whatsapp grup di kelas
kontrol, dan pengambilan data yang sesuai dengan instrumen
melalui google form untuk teknik tes.
c. Tahap Penyelesaian
Tahap penyelesaian meliputi tahap analisis data dan penyusunan
laporan penelitian. Analisis data meliputi uji normalitas, uji
homogenitas, dan uji gain untuk menguji hipotesis yang telah
ditentukan.

3.3 Variabel Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2013:173).


Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2015:117)
. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV di SDN
Gugus Untung Suropati, Patebon, Kendal tahun ajaran 2019/2020 yaitu
SDN 1 Kebonharjo, SDN 2 Kebonharjo, SDN 1 Lanji, SDN 1
Tambakrejo, SDN 2 Tambakrejo, SDN 1 Donosari, dan SDN 2 Donosari.
58

Tabel 3.1 Data Siswa Kelas IV SDN Gugus Untung Suropati Tahun Ajaran
2019/2020
No Kelas IV Jumlah Siswa
1. SDN 1 Kebonharjo 32
2. SDN 2 Kebonharjo 21
3. SDN 1 Lanji 30
4. SDN 1 Tambakrejo 35
5. SDN 2 Tambakrejo 13
6. SDN 1 Donosari 31
7. SDN 2 Donosari 18
Total 180
Sumber : data sekolah 2020

3.3.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi
tersebut (Sugiyono, 2015:118). Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti. Penelitian sampel dapat digunakan apabila populasi dalam keadaan
homogen (Arikunto, 2013:174-175). Dari populasi di atas setelah dilakukan uji
normalitas dan homogentitas dapat disimpulkan bahwa kelima populasi tersebut
homogen dalam taraf signifikansi 0,05. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan oleh peneliti adalah teknik cluster random sampling yaitu dilakukan
dengan mengambil secara acak tanpa diketahui dipilih dua kelas dengan satu kelas
eksperimen dan satu kelas kontrol. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.2 Sampel

No Kelas IV Jumlah Siswa Ditujukan untuk


1. SDN 1 Kebonharjo 32 Kelas eksperimen
2. SDN 1 Donosari 31 Kelas kontrol
3. SDN 1 Lanji 30 Kelas Uji Coba
Total 93
59

3.3.3 Variabel Penelitian

Variabel merupakan sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015:61). Variabel
merupakan objek penelitian atau suatu hal yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian (Arikunto, 2013:161). Terdapat tiga jenis variabel yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel bebas/independent variable
(X), variabel terikat/dependent variable (Y), dan variabel kontrol.
a. Variabel Bebas (Independen)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono,
2015:61). Variabel bebas dalam penelitian ini disimbolkan dalam X.
Dalam penelitian ini yang dijadikan variabel bebas adalah model
pembelajaran explicit instruction berbantuan media audiovisual.
b. Variabel Terikat (Dependen)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2015:61).
Variabel terikat disimbolkan dalam Y. Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah hasil belajar seni rupa materi membuat karya seni rupa teknik
tempel siswa SDN Gugus Untung Suropati.
c. Variabel Kontrol
Variabel kontrol merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat
konstan sehingga pengaruh variabel bebas tidak dipengaruhi oleh faktor
luar yang tidak diteliti (Sugiyono, 2015:64). Variabel kontrol dalam
penelitian ini adalah kemampuan belajar, lokasi (sekolah), jumlah jam,
fasilitas sekolah, dan materi pembelajaran yang hampir sama.
60

Model Pembelajaran Explicit Intruction (variabel bebas)


Hasil Belajar Seni Rupa (Variabel Terikat)

Jumlah jam pelajaran, fasilitas sekolah dan materi, kemampuan siswa, lokasi pembelajaran (variabel control)

Gambar 3.1 Bagan Hubungan antara variabel bebas, terikat, dan


kontrol

3.4 Definisi Operasional Variabel

Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Operasional


Model Pembelajaran Explicit instruction merupakan model yang
Explicit Intruction dirancang khusus untuk mengembangkan
belajar siswa tentang pengetahuan prosedural
dan pengetahuan deklaratif yang dapat
diajarkan dengan pola selangkah semi
selangkah (Shoimin, 2014:76). Model explicit
instruction adalah suatu pendekatan mengajar
yang dirancang khusus untuk menunjang proses
belajar siswa. Strategi ini berkaitan dengan
pengetahuan deklaratif dan pengetahuan
prosedural yang terstruktur dan dapat diajarkan
61

dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah


demi selangkah (Archer dan Hughes dalam
Huda, 2013:186).
Media Pembelajaran Pembelajaran menggunakan audiovisual
Audiovisual merupakan produksi dan penggunaan materi
yang penyerapannya melalui pandangan dan
pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung
kepada pemahaman kata atau simbol-simbol
serupa (Arsyad, 2016:32). Media audiovisual
merupakan media perantara atau penggunaan
materi dan penyerapannya melalui pandangan
dan pendengaran sehingga membangun kondisi
yang dapat membuat peserta didik mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau
sikap (Wahyu, 2018:152).
Hasil Belajar Hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat
keberhasilan siswa dalam mempelajari materi
pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam
skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal
sejumlah materi pelajaran tertentu
(Nurvitriawati, 2018:419). Hasil belajar adalah
tahap pencapaian aktual yang ditampilkan
dalam bentuk perilaku yang meliputi aspek
kognitif, afektif maupun psikomotor dan dapat
dilihat dalam bentuk kebiasaan, sikap, serta
penghargaan (Lutfiiyah, 2018:18).
62

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu


teknik tes dan non-tes. Teknik tes terdiri dari tes kognitif dengan
mengerjakan soal pada pretest dan posttest dan tes praktik berupa unjuk
kerja membuat karya seni aplikasi.Teknik non-tes berupa wawancara dan
dokumentasi.
a. Teknik Tes
Tes digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya serta besar
kemampuan objek yang diteliti (Arikunto, 2013:266). Dalam
penelitian ini, tes tertulis digunakan untuk mengukur kemampuan
ranah kognitif siswa dalam pembelajaran seni rupa teknik tempel
materi karya seni aplikasi berbantuan media audiovisual. Tes tertulis
berupa pemberian soal yang digunakan saat pretest dan posttest yang
disajikan melalui google form dan alamatnya disebarkan melalui
whatsapp grup. Kementerian pendidikan dan kebudayaan (2016:13)
menyatakan bahwa unjuk kerja merupakan penilaian yang menuntut
peserta didik untuk mendemontrasikan dan mengaplikasikan
pengetahuannya ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan
kriteria yang diinginkan. Tes unjuk kerja dalam penelitian ini
digunakan untuk mengukur kemampuan psikomotor siswa dalam
pembelajaran seni rupa materi karya seni aplikasi berbantuan media
audiovisual.
Prosedur Tes : Tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest)
Jenis Tes : Tes tertulis dan Unjuk kerja
Bentuk Tes : Pilihan ganda dan Rubrik
b. Teknik Non-Tes
1) Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu cara pengumpulan data yang
diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada (Sujarweni, 2014:75).
63

Penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi untuk memperoleh


data nama siswa, data nilai UAS semester 1 pada mata pelajaran seni
rupa siswa kelas IV SDN Gugus Untung Suropati Tahun Ajaran
2019/2020, serta foto, maupun video sebagai bukti pelaksanaan
pembelajaran dan foto pembuatan soal melalui google form bukti
telah melaksanakan pretest dan posttes secara online.
2) Wawancara
Menurut Sugiyono (2015:194), wawancara digunakan
sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya
sedikit/kecil. Peneliti menggunakan tenik wawancara dengan guru
kelas untuk mengetahui permasalahan dalam pembelajaran dikelas
IV SDN Untung Suropati. Hasil wawancara digunakan sebagai
acuan dalam menentukan model maupun media yang tepat
digunakan pada kelas eksperimen.

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

a. Instrumen Tes
Tes dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa dan
mengetahui hasil belajar siswa pada aspek kognitif/pengetahuan dan
psikomotor/keterampilan siswa dalam muatan pembelajaran seni
rupa teknik tempel. Instrumen yang digunakan dalam uji coba
instrumen berupa 25 soal pilihan ganda dan rubrik yang terdiri dari 5
kriteria dan 4 indikator penilaian dengan skor maksimal 4 pada
setiap kriteria.
b. Instrumen Non Tes
1) Lembar Wawancara
64

Penelitian ini menggunakan teknik wawancara terstruktur,


dimana peneliti sudah menyiapkan instrumen terlebih dahulu
berupa daftar pertanyaan tertulis digunakan dalam wawancara
(Sugiyono, 2015:194). Dalam penelitian ini, narsumber
wawancara adalah guru kelas IV SDN Gugus Untung Suropati.
Pertanyaan yang diajukan minat, antusiasme, kemampuan siswa
dalam pembelajaran seni rupa materi teknik tempel, dan
kegiatan pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Dalam
wawancara mengenai kegiatan pembelajaran, peneliti
mengajukan pertanyaan yang lebih mendetail seperti, persiapan
yang dilakukan sebelum pembelajaran, penggunaan alat/media,
model pembelajaran yang sering digunakan, serta hasil belajar
siswa. Wawancara pada penelitian ini mempunyai tujuan untuk
mengetahui permasalahan yang terjadi di SDN Gugus Untung
Suropati Kecamatan Patebon.
2) Dokumentasi
Dokumentasi berupa pengumpulan data yang diperoleh dari
dokumen-dokumen yang ada serta gambar/foto dan video
dengan teknik non-tes (Sujarweni, 2014:75). Dalam penelitian
ini pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi
untuk mendapatkan data siswa, nilai UAS mata pelajaran seni
rupa untuk pra penelitian, serta foto pembelajaran di rumah
sebagai bukti pelaksanaan pembelajaran di rumah yang
dikirimkan melalui whatsapp grup.

3.5.3 Uji Coba Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur


fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua
fenomena ini disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2015:148). Sebelum
65

digunakan instrumen harus diuji cobakan dengan tujuan untuk mengukur


validitas, realibilitas, tingkat kesukaran, serta daya beda butir soal. Dalam
penelitian ini, instrumen yang diuji cobakan berupa tes tertulis dengan
bentuk pilihan ganda dan tes unjuk kerja dalam bentuk rubrik. Uji coba
soal dilaksanakan di SDN 1 Lanji dengan jumlah siswa sebanyak 30 anak.
Instrumen penelitian yang digunakan harus memenuhi syarat
instrumen yang baik, maka instrumen diuji cobakan terlebih dahulu.
Setelah dilaksanakan uji coba instrumen, kemudian dianalisis untuk
mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran
butir soal. Selanjutnya menentukan butir soal yang akan digunakan
sebagai instrumen tes hasil belajar.
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2013:211). Hasil
penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul
dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti, dengan
kata lain instrumen valid berarti instrumen tersebut dapat mengukur yang
seharusnya diukur (Sugiyono, 2015:348). Dalam penelitian ini, uji
validitas bertujuan untuk mengukur kevalidan suatu instrumen berupa soal
dan rubrik penelitian. Soal dan indikator rubrik yang sudah valid tersebut
akan layak digunakan setelah uji validitas. Uji validitas dihitung dengan
menggunakan Microsoft Excel2007.
1) Uji Validitas Instrumen Tes
Uji validitas dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik
Korelasi point biserial diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai
berikut.


M p −M t p
r pbis =
St q
Keterangan:
rpbi = koefisien korelasi biserial
66

Mp = rata-rata skor dari subjek yang menjawab benar bagi item


yang dicari
validitasnya
Mt = rata-rata skor total
St = standar deviasi dari dari skor total proporsi
P = proporsi siswa yang menjawab benar
banyaknya siswa yang menjawab benar
p=
jumlah seluruh siswa
q = proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1-p)
(Arikunto, 2013:326)
Nilai rpbi diinterpretasikan menggunakan tabel nilai “r”
Product Moment.Dengan taraf signifikan (α) 5% jika rpbi ≥ rtabel
maka alat ukur dikatakan valid. Begitu pula sebaliknya, jika rpbi ≤
rtabel maka alat ukur dikatakan tidak valid. Analisis validitas soal
dihitung dengan menggunakan Microsoft Excel 2007.
Perhitungan diawali dengan pembuatan tabel sesuai dengan
nama siswa dan jumlah butir soal. Instrumen tes penelitian ini berupa
soal pilihan ganda sebanyak 25 butir. Soal benar diberi skor 1 dan soal
salah diberi skor 0. Setelah semua kolom dalam tabel terisi, diolahlah
dengan menggunakan teknik Korelasi point biserial. Berdasarkan
hasil uji validitas diperoleh 20 soal valid dan 5 soal tidak valid. Soal
yang valid tersebut kemudian digunakan untuk pretest dan posttest
dalam penelitian.

Tabel 3.4 Validitas Soal Pilihan Ganda


No Kriteria No Soal Jumlah
1. Valid 1,3,5,6,7,8,10,11,12,13,14,16,17,18,19,20,21,22,23,2 20
5
2. Tidak 2,4,9,15,24 5
Valid
Keterangan: Perhitungan selengkapnya pada lampiran 3.10
67

2) Uji Validitas Unjuk Kerja


Pengujian validitas setiap butir indikator instrumen rubrik
menggunakan rumus korelasi Product Moment. Alasan menggunakan
rumus korelasi Product Moment karena untuk mengukur teknik nontes
menggunakan data interval dan data yang dihitung merupakan data
yang apa adanya/tidak diranking. Perhitungan dimulai dengan
perekapan nama siswa lengkap dengan perolehan skor di setiap
indikator rubrik. Setelah semua data terekap, data tersebut diolah
menggunakan rumus korelasi Product Moment. Untuk
mengetahui validitas isi digunakan rumus korelasi product moment
dengan rumus sebagai berikut:

n ∑ XY −∑ X ∑ Y
r xy =
√¿ ¿ ¿

(Arikunto, 2010:213)

Keterangan:
X : skor butir
Y : skor total
rxy : koefisien korelasi antara variabel X dan Y
Σ : jumlah perkalian x dan y
x2 : kuadrat dari x
y2 : kuadrat dari y
N : jumlah responden

Dan untuk melihat apakah tingkat validitas instrumen besar atau kecil,
dapat berpedoman pada ketentuan tabel berikut:
Tabel 3.5 Pedoman Kriteria Validitas
Besarnya Nilai r Kriteria Validitas
0,800 – 1,00 Tinggi
0,600 – 0,800 Cukup
0,400 – 0,600 Agak rendah
0,200 – 0,400 Rendah
0,000 – 0,200 Sangat rendah tak berkolerasi
68

(Arikunto, 2013:219)
Hasil perhitungan validitas instrumen unjuk kerja menggunakan
rumus product moment dengan bantuan Microsoft Excel disajikan dalam
tabel berikut.

Tabel 3. 6 Validitas Rubrik Penilaian Keterampilan


Butir soal rhitung rtabel Keterangan
Item 1 0.657 0.361 Valid
Item 2 0.500 0.361 Valid
Item 3 0.440 0.361 Valid
Item 4 0.548 0.361 Valid
Item 5 0.668 0.361 Valid

Berdasarkan hasil perhitungan validitas tes unjuk kerja diatas, ke


lima item aspek pada rubrik penilaian valid. Terlihat hasil hitung
keseluruhan indikator menunjukkan rhitung > rtabel, sehingga indikator
rubrik dapat dikatakan valid. Rubrik penilaian yang terdiri dari 4 aspek
yaitu (1) Alat dan bahan, (2) Langkah pembuatan, (3) Kombinasi kain, (4)
Kreativitas, (5) Kerapian. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa kelima aspek pada rubrik penilaian tersebut valid dan dapat
digunakan untuk mengukur kemampuan psikomotorik siswa dalam
membuat karya seni teknik tempel materi seni aplikasi.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut
sudah baik (Arikunto, 2013:170). Pengujian reliabilitas dilakukan
menggunakan bantuan Microsoft Excel 2007. Diawali dengan perekapan
nama siswa dan nomor butir soal, dengan soal benar diberi nilai 1 dan soal
69

salah diberi nilai 0. Setelah semua terekap, reliabilitas dapat diolah dengan
menggunakan rumus KR20.

1) Reliabilitas Tes Soal Pilihan Ganda


Dalam penelitian ini, rumus yang digunakan untuk menguji
reliabilitas soal pilihan ganda yaitu rumus KR 20 (Kuder Richardson).

( )( S −∑ pq
)
2
n
r i= 2
n−1 S

Keterangan r1 = reliabilitas tes secara keseluruhan


p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1
– p)
∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
n = banyaknya item
S = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar
varians)

(Arikunto, 2013:231)
Dan untuk melihat apakah tingkat reliabilitas instrumen besar atau
kecil, dapat berpedoman pada ketentuan tabel berikut:

Tabel 3.7 Pedoman Kriteria Reliabilitas


Indeks Reliabilitas Kriteria
rxxx’ < 0,2 Sangat rendah
0,20 < rxxx’< 0,40 Rendah
0,40 < rxxx’ < 0,70 Sedang
0,70 < rxxx’ < 0,90 Tinggi
0,90 < rxxx’ < 1,00 Sangat tinggi
70

Taraf signifikan (α) 5%, butir soal dikatakan reliabel jika r hitung>rtabel.
Soal reliabel dipakai sebagai soal pretest dan posttest dalam penelitian. Hasil
uji reliabilitas instrumen disajikan dalam tabel 3.8 berikut ini.

Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Uji Coba Kognitif


N rhitung rtabel Simpulan
30 0.825 0.361 Reliabel
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.10

2) Reliabilitas Rubrik Penilaian Keterampilan


Peneliti penelitian ini untuk mengukur reliabilitas unjuk kerja, peneliti
menggunakan rumus Alpha karena untuk instrumen yang skornya bukan 1
dan 0 tetapi berbentuk angket dengan skala bertingkat diujikan dengan rumus
Alpha. Diawali dengan perekapan nama beserta skor yang diperoleh siswa,
kemudian diolah dengen menggunakan rumus Alpha.

( )(
∑ σb
)
2
11 k
r = 1 2
k −1 ó1

(Arikunto, Suharsimi, 2010:239)

Keterangan:
r11 = reliabilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2
Σó 1 = jumlah varians butir
2
ó 1 = varians total

Pada penelitian ini uji reliabilitas instrumen rubrik penilaian


berbantuan Microsoft Excel 2007 dengan berlandaskan rumus Alpha
Cronbach. Berikut adalah hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen rubrik
penilaian dalam membuat karya seni teknik tempel materi aplikasi.
Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Unjuk kerja
Tabel Uji Reliabilitas Cronbach’s Alpha
r11 0,515
Keterangan Reliabel
71

Berdasarkan hasil perhitungan diatas menunjukan tingkat reabilitas


instrumen rubrik penilaian membuat karya seni teknik tempel materi aplikasi
adalah 0,515. Berdasarkan indeks reabilitas 0,40 < rxxx’ < 0,70 dapat
dikatakan memiliki derajat reabilitas sedang. Dapat disimpulkan bahwa
instrumen rubrik penilaian membuat karya seni teknik tempel materi aplikasi
dikatakan reliabel atau dapat dipercaya sehingga dapat digunakan untuk
mengukur kemampuan siswa.
c. Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu
sulit. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi
usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan
menyebabkan siswa menjadi putus asa atau tidak mempunyai semangat untuk
mencoba lagi karena di luar jangkauannya, Arikunto (2012:222). Diawali
dengan perekapan nama siswa dan nomor butir soal, dengan soal benar diberi
nilai 1 dan soal salah diberi nilai 0. Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal
digunakan rumus sebagai berikut.
B
P=
JS

Keterangan:
P = indeks/taraf kesukaran untuk tiap soal
B = banyaknya siswa yang benar setiap butir soal
Js = banyaknya siswa yang memberikan jawaban soal
Dengan intepretasi tingkat kesukaran butir soalnya dapat
menggunakan tolak ukur sebagai berikut.
Tabel 3.10 Klasifikasi Indeks Kesukaran
Interval Kriteria
Soal dengan P : 0,00- 0,30 Sukar
Soal dengan P : 0,31- 0,70 Sedang
72

Soal dengan P : 0,71- 1,00 Mudah


Sumber: (Arikunto, 2013:225)
Berdasarkan uji coba soal yang telah dilakukan didapatkan 0 butir
soal berkategori mudah, 25 butir soal berkategori sedang, dan 5 butir soal
yang berkategori sukar. Hasil uji taraf kesukaran soal disajikan pada tabel
3.11 berikut ini.

Tabel 3.11 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Uji Coba Kognitif
Kriteria Nomor Butir Soal Jumlah
Mudah 7,8,11,16,19,21,25 7
Sedang 1,3,4,5,9,10,12,13,14,15,17,18,20,22,23,24 16
Sukar 2,6 2
Keterangan: Perhitungan selengkapnya pada lampiran 3.10

d. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk
membedakan siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa
yang kurang pandai (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2012:226).
Diawali dengan perekapan nama siswa dan nomor butir soal, dengan
soal benar diberi nilai 1 dan soal salah diberi nilai 0. Setelah semua
data terekap kemudian data tersebut dibagi menjadi 2 kelompok. Uji
daya beda dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel 2007.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
BA BB
D= −
JA JB

Keterangan :
D = daya beda
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
73

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang mejawab soal itu dengan


benar
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyakna peserta kelompok bawah
Klasifkasi daya pembeda yang diggunakan adalah:
D = negatif, semuanya tidak baik. Jadi semua butir soal yang mempunyai
nilai D negatif sebaiknya dibuang.
D = 0,00-0,20 : jelek (poor)
D = 0,21-0,40 : cukup (satistifactory)
D = 0,41-0,70 : baik (good)
D = 0,71-1,00 : baik sekali (excelent)
Berdasakan pengolahan data, didapatkan 12 butir soal yang memiliki
kriteria baik, 8 soal yang berkriteria cukup, dan 1 soal yang berkriteria buruk.
Berikut ini merupakan hasil uji daya beda yang disajikan pada tabel 3.12 berikut.

Tabel 3.12 Hasil Uji Daya Pembeda Soal


Kriteria Nomor Butir Soal Jumlah
Sangat Baik -
Baik 1,3,5,10,11,12,13,14,18,19,20,23 12
Cukup 6,7,8,16,17,21,22,25 8
Jelek 2 1
Data selengkapnya dapat dilihat di lampiran 3.10

3.6 Teknik Analisis Data

3.6.1 Analisis Data Populasi Pra Penelitian

Dalam penelitian ini data populasi pra penelitian diperoleh dari nilai UAS
seni rupa siswa kelas IV pada semester I tahun pelajaran 2019/2020 SDN
Gugus Untung Suropati. Selanjutnya data nilai UAS tersebut dianalisis
74

melalui uji normalitas dan uji homogenitas untuk mengetahui apakah data
tersebut berdistribusi normal atau tidak serta memiliki varians yang sama
atau tidak.
a. Uji Normalitas Data Populasi
Uji normalitas data nilai UAS Seni Rupa siswa kelas IV semester
I tahun pelajaran 2019/2020 digunakan untuk mengetahui apakah
kelas-kelas dalam populasi tersebut berupa data yang berdistribusi
normal atau tidak. Normalitas data akan dihitung menggunakan rumus
LIliefors dengan berbantuan Microsoft Excel 2007.
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data nilai
hasil belajar yang diperoleh peneliti berdistribusi normal atau tidak.
Uji normalitas penting dilaksanakan supaya dalam pengujian hipotesis
tidak salah menggunakan metode. Normalitas data akan dihitung
menggunakan rumus LIliefors dengan berbantuan Microsoft Excel
2007.
b. Uji Homogenitas Data Populasi
Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui sama tidaknya
varians sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama.
Penelitian ini, akan menghitung homogenitas populasi peneliti dengan
menggunakan Uji Bartlett menggunakan statistik chi kuadrat sebagai
berikut.
2 2
x =( ¿ 10 ) {B−∑ ( ni−1 ) log si },
dengan:
B = (log s2) ∑(ni – 1)
2
2 ∑ ( ¿−1 ) s i
s=
∑ (¿−1)

Keterangan :
si2 = varians masing-masing kelompok
s2 = varians gabungan
B = koefiien Bartlett
In 10 + 2,3026, disebut logaritma asli dari bilangan 10.
75

Kriteria pengujian, dengan taraf nyata α, tolak H 0 jika x2 ≥ x2(1-


α) (k-1), dimana x2(1-α) (k-1) didapat dari daftar distribusi chi kuadrat dengan
peluang (1-α) dan dk=(k-1).
(Sudjana, 2008: 261-264)

3.6.2 Analisis Data Awal

3.6.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang


digunakan berupa data yang berdistribusi normal atau tidak. Normalitas
data akan dihitung menggunakan rumus LIliefors dengan berbantuan
Microsoft Excel.

3.6.2.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah kedua


kelompok mempunyai varians yang sama atau tidak. Jika kedua
kelompok mempuyai varians yang sama. Penelitian ini, akan
menghitung homogenitas populasi peneliti dengan menggunakan Uji
Bartlett menggunakan statistik chi kuadrat sebagai berikut.
2 2
x =( ¿ 10 ) {B−∑ ( ni−1 ) log si },
dengan:
B = (log s2) ∑(ni – 1)
2
2 ∑ ( ¿−1 ) s i
s=
∑ (¿−1)

Keterangan :
si2 = varians masing-masing kelompok
s2 = varians gabungan
B = koefiien Bartlett
76

In 10 + 2,3026, disebut logaritma asli dari bilangan 10.


Kriteria pengujian, dengan taraf nyata α, tolak H 0 jika x2 ≥ x2(1-
α) (k-1), dimana x2(1-α) (k-1) didapat dari daftar distribusi chi kuadrat dengan
peluang (1-α) dan dk=(k-1).
(Sudjana, 2008: 261-264)

3.6.3 Analisis Data Akhir

Analisis data akhir dilakukan untuk menganalisis hasil nilai data akhir
kelas eksperimen dan kelas kontrol yang akan digunakan sebagai dasar
dalam menguji hipotesis penelitian.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang
digunakan berupa data yang berdistribusi normal atau tidak.
Normalitas data akan dihitung menggunakan rumus LIliefors dengan
berbantuan Microsoft Excel.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah kedua
kelompok mempunyai varians yang sama atau tidak. Jika kedua
kelompok mempuyai varians yang sama. Penelitian ini, akan
menghitung homogenitas populasi peneliti dengan menggunakan Uji
Bartlett menggunakan statistik chi kuadrat sebagai berikut.
2 2
x =( ¿ 10 ) {B−∑ ( ni−1 ) log si },
dengan:
B = (log s2) ∑(ni – 1)
2
2 ∑ ( ¿−1 ) s i
s=
∑ (¿−1)

Keterangan :
si2 = varians masing-masing kelompok
s2 = varians gabungan
B = koefiien Bartlett
77

In 10 + 2,3026, disebut logaritma asli dari bilangan 10.


Kriteria pengujian, dengan taraf nyata α, tolak H 0 jika x2 ≥ x2(1-
α) (k-1), dimana x2(1-α) (k-1) didapat dari daftar distribusi chi kuadrat dengan
peluang (1-α) dan dk=(k-1).
(Sudjana, 2008: 261-264)
c. Uji Hipotesis 1
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hasil tes
dengan model explicit instructions berbantuan media audiovisual dapat
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Peneliti menggunakan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75 karena menurut Uno dan
Muhammad (2015: 190) tingkat penguasaan materi dalam konsep
belajar tuntas ditetapkan antara 75-90%. Ketuntasan individual
didasarkan pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sementara
kriteria ketuntasan klasikal yaitu presentase siswa yang mencapai
ketuntasan individual minimal 75% atau lebih dari banyaknya siswa
yang mengikuti proses belajar mengajar (Djamarah, 2010: 108).
Ketuntasan hasil belajar seni rupa teknik tempel siswa secara klasikal
dapat diketahui dengan menguji proporsi satu pihak kanan digunakan
karena dengan hipotesis sebagai berikut (Sugiyono, 2012: 102).
Ha : π <0,75 (Proporsi ketuntasan klasikal hasil belajar kognitif siswa
lebih kecil sama dengan 75%), hal ini berarti ketuntasan klasikal
di dalam suatu kelas rendah, artinya sebagian besar siswa dalam
suatu kelas mendapatkan nilai kurang dari 75 atau tidak tuntas
H0 : π > 0,75 (proporsi ketuntasan klasikal hasil belajar kognitif siswa
lebih besar 75%), hal ini berarti ketuntasan klasikal di dalam
suatu kelas tinggi, artinya sebagian besar siswa dalam suatu
kelas mendapatkan nilai lebih dari 75 atau tuntas

Untuk pengujian ini digunakan uji proposi satu pihak (kanan),


karena data berdistribusi normal dan data interval (Sudjana, 2005:233),
dengan statistiska z yang mempunyai rumus sebagai berikut:
78

x
−π o
n
z=
√ π o (1−π o)
n
(Sudjana, 2008: 233)
Keterangan:
x = Banyak siswa yang tuntas kelas eksperimen
n = Banyak siswa kelas eksperimen
πo = Proporsi yang diharapkan
Kriteria pengujiannya ditolak H0 jika z > z0,5-α didapat dari
daftar distribusi normal baku dengan peluang (0,5 - α). Untuk z < z 0,5-α
hipotesis H0 diterima.
(Sudjana, 2008: 234)

d. Uji Hipotesis 2
Pengujian hipotesis menggunakan uji-t disesuaikan dengan
homogenitas data yang telah diuji pada pengujian homogenitas. Untuk
menguji perbedaan dua rata-rata dilakukan uji statistika satu pihak
yaitu uji pihak kanan. Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai
berikut.
1) Menentukan hipotesis
Hipotesis yang akan diujikan adalah:
H0 : µ1 < µ 2 : Hasil belajar Seni Rupa Materi Teknik Tempel
menggunakan model explicit instruction berbantuan media
audiovisual pada kelas eksperimen sama dengan atau lebih kecil
daripada hasil belajar Seni Rupa di kelas kontrol yang tidak diberi
perlakuan/treatment.
Ha : µ1 > µ 2 : Hasil belajar Seni Rupa Materi Teknik Tempel
menggunakan model model explicit instruction berbantuan media
audiovisual pada kelas eksperimen lebih besar daripada hasil
79

belajar Seni Rupa di kelas kontrol tidak diberi


perlakuan/treatment.
2) Menentukan α (taraf kesukaran), dalam penelitian ini taraf
kesukaran 5%
3) Melakukan uji hipotesis. Jika data mempunyai varians data
homogen (σ1 = σ2) maka digunakan rumus Polled Varians:
x 1−¿ x 2
¿


t= s 1 1
+
n 2 n2
dengan

2 ( n1−1 ) s21 +(n2−1) s 22


s =
n1 +n2−2

Keterangan:
x 1= rata-rata kelompok eksperimen
x 2= rata-rata kelompok kontrol
s12 = varians nilai tes kelompok eksperimen
s22 = varians nilai tes kelompok kontrol
n1 = banyak kelompok eksperimen
n2 = banyaknya kelompok kontrol
(Sudjana, 2008: 239-241)
Untuk kriteria pengujiannya yaitu H 0 ditolak jika thitung > tt-α dengan
derajat kebebasan untuk daftar distribusi t adalah (n 1 + n2 – 2) dan peluang
(1-α).
Sedangkan untuk varians tidak homogen (σ1 ≠ σ2), maka statistic
yang digunakan adalah statistic t’ dengan rumus sparated varians:
x 1−¿ x
t '= 2
¿

√ s s 22
2
1
+
n1 n2

Untuk kriteria pengujiannya yaitu tolak hipotesis H0 jika,


w1 t 1 + w2 t 1
t'≥
w1 + w2
80

2 2
s1 s2
Dan terima H0 jika terjadi sebaliknya, dengan w 1= , w 2= , t1= t
n1 n2
n ¿ dan t2= t
(1-α) ( 1−1 ¿ , n ¿ sedangkan dk-nya masing-masing (n1-1)
(1-α) ( 2−1 ¿ ,

dan (n2-2).

t = uji kesamaan dua varians


x1 = rata-rata nilai posttest kelas eksperimen
x2 = rata-rata nilai posttest kelas kontrol
n1 = banyaknya anggota kelas eksperimen
n2 = banyaknya anggota kelas kontrol
2
s1 = varians nilai posttest kelas eksperimen
2
s2 = varians nilai posttest kelas kontrol

(Sudjana, 2008: 243)


e. Uji N-Gain
Pada penelitian ini uji normal gain berfungsi untuk
mengetahui peningkatan rata-rata hasil belajar yang didapat oleh siswa.
Fungsi dari data gain adalah untuk mengetahui kemampuan/hasil
belajar yang dimiliki siswa antara sebelum dan sesudah diberi
perlakuan yaitu penerapan explicit instructions berbantuan media
audiovisual. Perolehan nilai gain disimbolkan dengan huruf g dan
ditentukan dengan rumus:

g = skor posttest – skor pretest

Dari rumus tersebut maka nilai gain berkisar 0 sampai 100


yang merupakan skor maksimum ideal. N-Gain didapatkan dengan
perbandingan selisih skor tes akhir/skor Posttest dan skor tes
awal/skor pretest dengan selisih skor maksimum ideal dan skor tes
awal/skor pretest. Untuk mengetahui N-Gain ditentukan dengan
rumus:

N-Gain =
SkorPostes−SkorPretes
SMI−SkorPretes
Dari rumus tersebut, diperoleh nilai N-Gain berkisar 0-1.
Tinggi rendahnya N-gain didasarkan pada kriteria berikut:
81

Tabel 3.13 Kriteria indeks N-gain


Indeks Gain Kriteria
N-gain ≥ 0,70 Tinggi
0,30 <N-gain < 0,70 Sedang
N-gain < 0,30 Rendah
(Lestari dan Yudhanegara, 2017:235)

f. Uji Dua Pihak (Uji T)


Uji T dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya
keefektifan model pembelajaran explicit instruction berbantuan
media audiovisual terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran seni
rupa teknik tempel materi membuat karya seni aplikasi. Uji T
dilakukan setelah memperoleh data dari uji gain. Pengujian
keefektifan model pembelajaran explicit instruction berbantuan
media audiovisual dilakukan dengan menggunakan microsoft Excel
2007. Keefektifan model explicit instruction berbantuan media
audiovisual terlihat dari adanya perbedaan nilai rata-rata yang
signifikan antara hasil belajar di kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Uji T dihitung dengan rumus t-test pelled varians. Dengan taraf
signifikan = 5% dan dk = n1 + n2 – 2.
82

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian eksperimen mengenai keefektifan model pembelajaran explicit


instructions berbantuan media audiovisual materi karya seni aplikasi pada
pembelajaran seni rupa kelas IV SDN Gugus Untung Suropati Kecamatan
Patebon Kabupaten Kendal terdiri dari 2 hal yang dikaji, yaitu (1) hasil belajar
siswa dengan menerapkan model pembelajaran explicit instruction berbantuan
media audiovisual pada pembelajaran seni rupa materi teknik tempel; (2)
Keefektifan model pembelajaran explicit instruction berbantuan media
audiovisual dilihat dari pelaksanaan pembelajaran seni rupa materi teknik tempel.

4.1.1 Hasil Belajar


Untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran explicit instructions
berbantuan media audiovisual yang berupa hasil belajar kognitif dan
psikomotor siswa maka perlu adanya nilai pretest dan posttest. Nilai
pretest berfungsi mengetahui penguasaan dan kemampuan awal siswa di
kelas eksperimen dan juga di kelas kontrol sebelum diberi perlakuan,
sedangkan nilai posttest yang dilaksanakan sesudah diberikan perlakuan
digunakan untuk menarik simpulan hipotesis, untuk perlakuannya di kelas
eksperimen yaitu dengan menggunakan explicit instructions berbantuan
media audiovisual dan di kelas kontrol tidak diberi perlakuan (treatment).
a. Hasil Belajar Kognitif
Hasil belajar kognitif diperoleh dengan memberikan pretest
dan posttest kepada siswa baik dikelas eksperimen maupun dikelas
kontrol. Pada ranah kognitif tes yang diberikan berupa soal pilihan

82
83

ganda. Berikut ini adalah hasil pretest dan posttest di kedua kelas
tersebut:

Tabel 4.1 Pretest dan Posttest Hasil Belajar Kognitif


Pretest Posttest
No Keterangan
Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen
1. Jumlah Siswa 31 32 31 32
2. Rata-rata 58,87 59 74,83 82
3. Nilai Tertinggi 80 85 90 95
4. Nilai Terendah 25 35 40 50

Berdasarkan tabel 4.1, kemampuan awal siswa pada ranah kognitif


di kelas kontrol maupun kelas eksperimen hampir sama. Hal tersebut
ditunjukkan dengan perolehan rata-rata nilai pretest dikedua kelas hampir
sama, perbedaan yang ditunjukkan tidak terlalu jauh yaitu pada kelas
eksperimen memiliki rata-rata nilai pretest 58,87, dan di kelas kontrol
memiliki rata-rata nilai pretest 59. Berbeda dengan hasil posttest, rata-rata
nilai kedua kelas tersebut memiliki selisih yang cukup tinggi. Kelas
kontrol memiliki rata-rata nilai posttest 74,83 sedangkan pada kelas
eksperimen memiliki rata-rata nilai posttest 82. Peningkatan nilai posttest
di kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan nilai posttest kelas kontrol.
Peningkatan rata-rata nilai pretest ke posttest di kelas eksperimen yaitu
sebesar 38,9%, sedangkan peningkatan rata-rata nilai pretest ke posttest di
kelas kontrol yaitu sebesar 21%. Jadi dari uraian diatas dapat ditarik
simpulan bahwa hasil belajar kognitif (pengetahuan) siswa berdasarkan
peningkatan nilai pretest ke posttest pada siswa di kelas eksperimen
dengan penerapan model explicit instructions berbantuan media
audiovisual lebih tinggi dibandingkan dengan siswa kelas kontrol.
b. Hasil Belajar Keterampilan
Hasil belajar keterampilan diperoleh melalui hasil pretest dan
posttest yang diberikan pada siswa. Tes yang diberikan pada ranah
84

psikomotor atau keterampilan berupa unjuk kerja yang terdiri dari 5


kriteria dengan setiap kriteria memiliki 4 indikator penilaian. Setiap
indikator memiliki skor maksimal 4 dan skor minimal 1. Kriteria dalam
rubrik unjuk kerja terdiri dari (1) Alat dan bahan; (2) Langkah-langkah
pembuatan karya seni aplikasi; (3) kombinasi kain; (4) kreativitas; (5)
Kerapian. Berikut ini adalah hasil pretest dan posttest di kelas eksperimen
dan kelas kontrol:

Tabel 4.2 Pretest dan Posttest Hasil Belajar Keterampilan


Pretest Posttest
No Keterangan
Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen
1. Jumlah Siswa 31 32 31 32
2. Rata-rata 63,87 64,68 72,90 82,34
3. Nilai Tertinggi 75 80 85 95
4. Nilai Terendah 50 50 55 60

Berdasarkan tabel 4.2, kemampuan keterampilan awal siswa dikelas


kontrol maupun kelas eksperimen hampir sama. Hal tersebut ditunjukan dengan
perolehan rata-rata nilai pretest di kedua kelas hampir sama, perbedaannya tidak
jauh yaitu di kelas eksperimen rata-rata nilai pretest 64,68 dan di kelas kontrol
didapatkan rata-rata nilai pretest yaitu 63,87. Berbeda dengan hasil posttest rata-
rata nilai di kedua kelas memiliki selisih yang cukup tinggi. Kelas kontrol
didapatkan rata-rata nilai posttest sebesar 72,90, sedangkan di kelas eksperimen
didapatkan rata-rata nilai posttest sebesar 82,34. Peningkatan hasil posttest di
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan nilai posttest kelas kontrol.
Peningkatan rata-rata nilai pretest ke posttest di kelas eksperimen yaitu sebesar
27,39%, sedangkan peningkatan rata-rata nilai pretest ke posttest di kelas kontrol
yaitu sebesar 14,13%. Jadi dari uraian diatas dapat ditarik simpulan bahwa hasil
belajar ranah psikomotor/keterampilan siswa berdasarkan peningkatan nilai
pretest ke posttest pada siswa di kelas eksperimen dengan penerapan model
85

explicit instructions berbantuan media audiovisual lebih tinggi dibandingkan


dengan siswa di kelas kontrol.

4.1.2 Analisis Data Populasi Pra Penelitian

Analisis data populasi pra penelitian menggunakan nilai UAS seni rupa
siswa kelas IV pada semester 1 tahun pelajaran 2019/2020 di SDN Gugus
Untung Suropati Kecamatan Patebon Kendal. Analisis data populasi pra
penelitian digunakan untuk mengetahui apakah populasi berasal dari
kemampuan yang sama atau tidak. Hal ini dipakai untuk menentukan
sampel penelitian. Pada tahap ini uji yang dilakukan adalah sebagai
berikut.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang
digunakan berupa data yang berdistribusi normal atau tidak.
Normalitas data akan dihitung menggunakan rumus LIliefors dengan
berbantuan Microsoft Excel 2007. Dengan mendata seluruh nilai siswa
dan mengurutkan dari yang terbesar ke terkecil, dan mencari rata-rata
dan standar deviasi dari data nilai siswa. Lalu, mencari Zi skor dengan
mengurangkan nilai siswa dengan rata-rata kelas. Langkah selanjutnya
yaitu menghitung distribusi normal F(Zi) pada Zi skor kemudian
menghitung S(Zi) dengan membagikan nomor subjek siswa dan jumlah
siswa. Lalu mencari nilai absolut dari S(Zi)-F(Zi) dan langkah terakhir
yaitu mencari Lhitung dari mutlak S(Zi)-F(Zi). Suatu data dikatakan
berdistribusi normal jika hasil perhitungan diperoleh nilai Lhitung < Ltabel.
Hasil pengujian menggunakan rumus LIliefors dengan taraf signifikan
5% adalah sebagai berikut.
86

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data Populasi Pra Penelitian


Kelas Lhitung Ltabel
SDN 1 Kebonharjo 0,144 0,154
SDN 2 Kebonharjo 0,219 0,188
SDN 1 Lanji 0,113 0,159
SDN 1 Tambakrejo 0,124 0,147
SDN 2 Tambakreko 0,209 0,234
SDN 1 Donosari 0,131 0,155
SDN 2 Donosari 0,210 0,201
Keterangan Perhitungan selengkapnya terlampir pada lampiran 4.1

Berdasarkan tabel 4.3 diperoleh kesimpulan dari ke tujuh sekolah lima


diantaranya berdistribusi normal karena Lhitung < Ltabel, sedangkan dua sekolah
tidak berdistribusi normal karena Lhitung > Ltabel. Sekolah dengan distribusi normal
diantaranya yaitu, SDN 1 Kebonharjo, SDN 1 Lanji, SDN 1 tambakrejo, SDN 2
Tambakrejo, SDN 1 Donosari. Sedangkan SDN 2 Kebonharjo dan SDN 2
Donosari tidak berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui sama atau tidaknya varians
sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Dalam penelitian ini uji
homogenitas data menggunakan uji Bartlett dengan bantuan Microsoft Exel 2007.
Langkah yang dilakukan yaitu dengan mendata semua nilai siswa, kemudian
menghitung jumlah, rata-rata, standar deviasi, dan simpangan baku. Selanjutnya
membuat tabel pembantu lalu mencari varians gabungan dari semua sampel, harga
satuan B, dan melakukan uji barlett dengan statistik chi-kuadrat. Kriteria
pengujian dengan taraf nyata α = 0,05 yaitu Xhitung > Xtabel maka H0 ditolak. Jika
Xhitung < Xtabel maka H0 diterima.
Hasil pengujian lima sampel dari data awal yang diperoleh sebagai berikut:
31 ( 26 , 83 )+ 29 ( 63 , 67 )+ 34 ( 52 ,69 )+12 ( 81 , 73 ) +30(55 , 65)
S2 = = 52,35
31+29+34 +12+30
Sehingga log s2 = 1,719
Dan B = (1,719)(136) = 233,78
x2 = (1n 10) {B-∑(ni-1)log si2}
87

Jadi x2 = (2,3026)(233,782- 230,5) = 7,638


Jika α = 0,05, dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan dk=4 didapat χ 2=
7,638. Ternyata χ2= 7,638<9,488 sehingga H0 diterima. Kesimpulannya kelima
sampel tersebut homogen. Perhitungan terlampir pada lampiran 4.2.

4.1.3 Analisis Data Awal

4.1.3.1 Uji Normalitas Pretest

Uji normalitas data awal digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal atau tidak. Kriteria pengujiannya yaitu jika Lhitung lebih kecil dari pada Ltabel
maka data tersebut berdistribusi normal. Hasil pengujiannya menggunakan rumus
LIliefors dengan berbantuan Microsoft Excel dengan taraf signifikan 5%. Dengan
mendata seluruh nilai siswa dan mengurutkan dari yang terbesar ke terkecil, dan
mencari rata-rata dan standar deviasi dari data nilai siswa. Lalu, mencari Zi skor
dengan mengurangkan nilai siswa dengan rata-rata kelas. Langkah selanjutnya
yaitu menghitung distribusi normal F(Zi) pada Zi skor kemudian menghitung
S(Zi) dengan membagikan nomor subjek siswa dan jumlah siswa. Lalu mencari
nilai absolut dari S(Zi)-F(Zi) dan langkah terakhir yaitu mencari Lhitung dari
mutlak S(Zi)-F(Zi). Suatu data dikatakan berdistribusi normal jika hasil
perhitungan diperoleh nilai Lhitung < Ltabel.
1) Hasil Belajar Pretest Kognitif
Hasil belajar diperoleh dengan melakukan pengujian posttest secara
online melalui google form yang telah disiapkan yang kemudian disebarkan
melalui whatsapp grup. Hasil pengujian pretest kognitif dapat dilihat pada
tabel 4.4 dan gambar 4.1 berikut.

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Data Pretest Kognitif


Lhitung Ltabel
Eksperimen 0,135 0,154
Kontrol 0,146 0,155
88

Keterangan: Perhitungan selengkapnya terlampir pada lampiran 4.4


0.16
0.155
0.15
0.145
Lhitung
0.14
Ltabel
0.135
0.13
0.125
Eksperimen Kotrol

Gambar 4.1 Diagram Perbandingan Nilai Lhitung dan Ltabel Dari Nilai Pretest
Kognitif Kelas Eksperimen dan Kontrol

Kesimpulan data pretest kognitif yang diperoleh yaitu:


a) Pada kelas ekspeimen diperoleh Lhitung 0,135 < 0,154, maka dapat
disimpulkan data berdistribusi normal.
b) Pada kelas kontrol diperoleh Lhitung 0,146 < 0,155, maka dapat
disimpulkan data berdistribusi normal.

2) Hasil Belajar Pretest Psikomotor


Pada masa pandemi ini, hasil belajar psikomotor didapatkan dari
siswa yang mempraktikkan membuat karya seni rupa teknik tempel dengan
bantuan video pembelajaran yang telah disebarkan melalui whatsapp grup,
dengan indikator penilaian yaitu alat dan bahan dalam membuat karya seni
rupa teknik tempel, langkah pembuatan karya seni rupa teknik tempel,
kombinasi kain dalam pembuatan, kreativitas, dan kerapian. Hasil pengujian
pretest psikomotor dapat dilihat pada tabel 4.5 dan gambar 4.2 berikut.
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Pretest Keterampilan
Kelas Lhitung Ltabel
Eksperimen 0,139 0,154
Kontrol 0,143 0,155
Keterangan: Perhitungan selengkapnya terlampir pada lampiran 4.4 dan 4.5
89

0.16
0.155
0.15
0.145 Lhitung
0.14 Ltabel
0.135
0.13
Eksperimen Kontrol
Gambar 4.2 Diagram Perbandingan Nilai Lhitung dan Ltabel Dari Nilai Pretest
Keterampilan Kelas Eksperimen dan Kontrol

Kesimpulan data pretest keterampilan yang diperoleh yaitu:


1) Pada kelas ekspeimen diperoleh Lhitung 0,139 < 0,154, maka dapat
disimpulkan data berdistribusi normal.
2) Pada kelas kontrol diperoleh Lhitung 0,143< 0,155, maka dapat
disimpulkan data berdistribusi normal.

4.1.3.2 Uji Homogenitas Pretest

Uji homogenitas pada nilai pretest dilakukan untuk mengetahui sama atau
tidaknya varians data pretest kelas eksperimen dan kontrol. Pengujian ini
dilakukan karena telah mengetahui bahwa data berdistribusi normal berdasarkan
pengujian normalitas. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji Bartlett
dengan bantuan Microsoft Excel 2007. Langkah yang dilakukan yaitu dengan
mendata semua nilai siswa, kemudian menghitung jumlah, rata-rata, standar
deviasi, dan simpangan baku. Selanjutnya membuat tabel pembantu lalu mencari
varians gabungan dari semua sampel, harga satuan B, dan melakukan uji barlett
dengan statistik chi-kuadrat. Kriteria pengujiannya dengan taraf α = 0,05 yaitu
Xhitung > Xtabel maka H0 ditolak. Jika Xhitung < Xtabel maka H0 diterima. Hipotesis
yang digunakan adalah:
H0 : σ 21=σ 22
90

Ha : σ 21 ≠ σ 22
1) Hasil Pengujian homogenitas pretest kognitif
Berikut pengujian homogenitas pretest kognitif:
31 ( 165 , 22 ) +30 ( 187 , 84 )
S2 = = 151,2
31+30
Sehingga log S2 = 2,25
dan
B = (2,25)(61) = 137
Jadi, χ2 = (2,3026)( 137 – 136,974)
= 0,125
Jika α = 0,05, dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan dk = 1 didapat χ 2=
0,125. Ternyata χ2 = 0,125< 3,841 sehingga hipotesis H0: σ 21=σ 22 diterima.
Kesimpulannya kedua sampel tersebut Homogen. Perhitungan terlampir
pada lampiran 4.6.
2) Hasil Pengujian homogenitas pretest keterampilan
Berikut pengujian homogenitas pretest keterampilan:
31 ( 78 , 9 ) +30 ( 686 , 2 )
S2 = = 82,5
31+30
Sehingga log S2 = 1,92
dan
B = (1,92)(61) = 117
Jadi, χ2 = (2,3026)( 117 – 116,877)
= 0,059
Jika α = 0,05, dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan dk = 1 didapat χ 2=
0,059. Ternyata χ2 = 0,059< 3,841 sehingga hipotesis H0: σ 21=σ 22 diterima.
Kesimpulannya kedua sampel tersebut Homogen. Perhitungan terlampir
pada lampiran 4.6.
91

4.1.4 Analisis Data Akhir

4.1.4.1 Uji Normalitas Posttest

Posttest dilakukan di kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah siswa diberi
perlakuan. Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji
normalitas data posttest digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal atau tidak. Kriteria pengujiannya yaitu jika Lhitung lebih kecil dari pada Ltabel
maka data tersebut berdistribusi normal. Hasil pengujiannya menggunakan uji
Lilifors dengan taraf signifikan 5%. Dengan mendata seluruh nilai siswa dan
mengurutkan dari yang terbesar ke terkecil, dan mencari rata-rata dan standar
deviasi dari data nilai siswa. Lalu, mencari Zi skor dengan mengurangkan nilai
siswa dengan rata-rata kelas. Langkah selanjutnya yaitu menghitung distribusi
normal F(Zi) pada Zi skor kemudian menghitung S(Zi) dengan membagikan
nomor subjek siswa dan jumlah siswa. Lalu mencari nilai absolut dari S(Zi)-F(Zi)
dan langkah terakhir yaitu mencari Lhitung dari mutlak S(Zi)-F(Zi). Suatu data
dikatakan berdistribusi normal jika hasil perhitungan diperoleh nilai Lhitung < Ltabel.
1) Hasil Belajar Posttest Kognitif
Hasil belajar diperoleh dengan melakukan pengujian posttest secara
online melalui google form yang telah disiapkan yang kemudian disebarkan
melalui whatsapp grup. Hasil pengujian posttest kognitif dapat dilihat pada
tabel 4.6 dan gambar 4.3, berikut:

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Posttest Kognitif


Kelas Lhitung Ltabel
Eksperimen 0,149 0,154
Kontrol 0,133 0,155
Keterangan: Perhitungan selengkapnya terlampir pada lampiran 4.8 dan 4.9
92

0.16
0.155
0.15
0.145
0.14 Lhitung
0.135 Ltabel
0.13
0.125
0.12
Eksperimen Kontrol
Gambar 4.3 Diagram Perbandingan Nilai Xhitung dan Xtabel Dari Nilai Posttest
Kognitif Kelas Eksperimen dan Kontrol

Kesimpulan data posttest kognitif yang diperoleh yaitu:


a) Pada kelas eksperimen diperoleh Lhitung 0,149 < 0,154, maka dapat
disimpulkan data berdistribusi normal.
b) Pada kelas kontrol diperoleh Lhitung 0,133 < 0,155, maka dapat
disimpulakan data berdistribusi normal.
2) Hasil Belajar Posttest Psikomotor
Pada masa pandemi ini, hasil belajar psikomotor didapatkan dari
siswa yang mempraktikkan membuat karya seni rupa materi teknik tempel
dengan bantuan video pembelajaran yang telah disebarkan melalui whatsapp
grup, dengan indikator penilaian yaitu alat dan bahan dalam membuat karya
seni rupa teknik tempel, langkah pembuatan karya seni rupa teknik tempel,
kombinasi kain dalam pembuatan, kreativitas, dan kerapian. Hasil pengujian
posttest psikomotor dapat dilihat pada tabel 4.7 dan gambar 4.4 berikut.

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Data Posttest Keterampilan


Kelas Lhitung Ltabel
Eksperimen 0,128 0,154
Kontrol 0,144 0,155
Keterangan: Perhitungan selengkapnya terlampir pada lampiran 4.8 dan 4.9
93

0.16
0.12
0.08 Lhitung
Ltabel
0.04
0
Eksperimen Kontrol

Gambar 4.4 Diagram Perbandingan Nilai Lhitung dan Ltabel Dari Nilai Posttest
Keterampilan Kelas Eksperimen dan Kontrol

Kesimpulan data posttest keterampilan yang diperoleh yaitu:


1) Pada kelas eksperimen diperoleh Lhitung 0,128 < 0,154, maka dapat
disimpulkan data berdistribusi normal.
2) Pada kelas kontrol diperoleh Lhitung 0,144 < 0,155, maka dapat
disimpulakan data berdistribusi normal.

4.1.4.2 Uji Homogenitas Posttest

Uji homogenitas pada nilai posttest dilakukan untuk mengetahui sama atau
tidaknya varians data posttest kelas eksperimen dan kontrol. Pengujian ini
dilakukan karena telah mengetahui bahwa data berdistribusi normal berdasarkan
pengujian normalitas. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji Bartlett
dengan bantuan Microsoft Excel. Langkah yang dilakukan yaitu dengan mendata
semua nilai siswa, kemudian menghitung jumlah, rata-rata, standar deviasi, dan
simpangan baku. Selanjutnya membuat tabel pembantu lalu mencari varians
gabungan dari semua sampel, harga satuan B, dan melakukan uji barlett dengan
statistik chi-kuadrat. Kriteria pengujiannya dengan taraf α = 0,05 yaitu X hitung >
Xtabel maka H0 ditolak. Jika Xhitung < Xtabel maka H0 diterima. Hipotesis yang
digunakan adalah:
H0 : σ 21=σ 22
94

Ha : σ 21 ≠ σ 22
1) Hasil Pengujian homogenitas posttest kognitif
Berikut pengujian homogenitas posttest kognitif:
31 ( 132 , 03 ) +30 ( 159 , 14 )
S2 = = 145,363
31+30
Sehingga log S2 = 2,162
dan
B = (2,162)(61) = 132
Jadi, χ2 = (2,3026)( 132 – 131,79)
= 0,265
Jika α = 0,05, dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan dk = 1 didapat χ 2=
0,265. Ternyata χ2 = 0,265 < 3,841 sehingga hipotesis H0: σ 21=σ 22 diterima.
Kesimpulannya kedua sampel tersebut Homogen. Perhitungan terlampir
pada lampiran 4.10.
2) Hasil Pengujian homogenitas posttest keterampilan
Berikut pengujian homogenitas posttest keterampilan:
31 ( 91 , 91 ) +30 ( 79 , 62 )
S2 = = 85,86
31+30
Sehingga log S2 = 1,934
dan
B = (1,934)(61) = 118
Jadi, χ2 = (2,3026)( 118 – 117,89)
= 0,157
Jika α = 0,05, dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan dk = 1 didapat χ 2=
0,157 Ternyata χ2 = 0,157 < 3,841 sehingga hipotesis H0: σ 21=σ 22 diterima.
Kesimpulannya kedua sampel tersebut Homogen. Perhitungan terlampir
pada lampiran 4.10.
95

4.1.5 Uji Hipotesisi 1 (Uji z)

Uji hipotesis 1 dilakukan untuk mengetahui apakah hasil tes dengan model
explicit instruction dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Peneliti
menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75 karena menurut Uno dan
Muhammad (2015: 190) tingkat penguasaan materi dalam konsep belajar tuntas
ditetapkan antara 75%-90%. Ketuntasan individual didasarkan pada Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM), sementara kriteria ketuntasan klasikal yaitu
presentase siswa yang mencapai ketuntasan individual minimal 75% atau lebih
dari banyaknya siswa yang mengikuti proses belajar mengajar (Djamarah, 2010:
108). Ketuntasan hasil belajar seni rupa siswa secara klasikal dapat diketahui
dengan menguji proporsi satu pihak kanan digunakan karena dengan hipotesis
sebagai berikut (Sugiyono, 2012: 102):
H0 : π < 0,75 (proporsi ketuntasan klasikan hasil belajar kognitif siswa lebih kecil
sama dengan 75%)
Ha : π > 0,75 (proporsi ketuntasan klasikal hasil belajar kognitif siswa lebih besar
dari 75%)
Uji-z dihitung dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 dengan
mendata seluruh nilai siswa lalu mengurutkan dari yang terbesar ke terkecil,
kemudian dihitung dengan mencari rumus di Data Analysis dan memilih rumus z-
Test: Two Sample for Means.
1) Hasil Analisis Uji Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Kognitif Siswa
Hasil analisis uji ketuntasan klasikal hasil belajar kognitif di kelas
eksperimen dengan menggunakan model explicit instruction berbantuan
media audiovisual sebagai berikut:
96

Tabel 4.8 Uji Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Kognitif


Jumlah Presentase
Kelas N Zhitung Ztabel Kriteria
Tuntas Ketuntasan
Tuntas
Eksperimen 29 32 90,6% 2,037 Secara
Klasikal
1,645 Tidak
tuntas
Kontrol 16 31 50,61% -0,9302
secara
klasikal
Perhitungan selengkapnya terlampir pada lampiran 4.11

Kriteria pengujiannya H0 ditolak jika zhitung > ztabel dengan ztabel = 1,645.
Dari pengujian proporsi pihak kanan, diperoleh z hitung = 2,037. Jadi zhitung > ztabel
maka Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar keterampilan
siswa menggunakan model explicit instruction berbantuan media audiovisual
mencapai ketuntasan klasikal lebih dari 75%.
2) Hasil Analisis Uji Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Keterampilan Siswa
Hasil analisis uji ketuntasan klasikal hasil belajar keterampilan di
kelas eksperimen dengan menggunakan model explicit instruction berbantuan
media audiovisual sebagai berikut:

Tabel 4.9 Uji Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Keterampilan


Jumlah Presentase
Kelas N Zhitung Ztabel Kriteria
Tuntas Ketuntasan
Tuntas Secara
Eksperimen 29 32 90,6% 2,037
1,64 Klasikal
5 Tidak tuntas
Kontrol 15 31 48% -44,35
secara klasikal
Perhitungan selengkapnya terlampir pada lampiran 4.11
97

Kriteria pengujiannya H0 ditolak jika zhitung > ztabel dengan ztabel = 1,645.
Dari pengujian proporsi pihak kanan, diperoleh z hitung = 2,052. Jadi zhitung > ztabel
maka Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar keterampilan
siswa menggunakan model explicit instruction berbantuan media audiovisual
mencapai ketuntasan klasikal lebih dari 75%.
a. Uji Hipotesis 2 (t-test)
Uji hipotesis 2 (uji perbedaan dua rata-rata) dilakukan untuk
mengetahui keefektifan model explicit instruction berbantuan media
audiovisual pada kelas eksperimen terhadap hasil belajar Seni Rupa materi
Karya Seni Aplikasi siswa kelas IV SDN Gugus Untung Suropati Patebon
Kendal. Uji ini dilakukan setelah peneliti melakukan uji normalitas dan uji
homogenitas data. Keefektifan model explicit instruction berbantuan
media audiovisual terlihat dari adanya perbedaan nilai rata-rata yang
signifikan antara hasil belajar di kelas kontrol dan kelas eksperimen, di
kelas eksperimen diperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan
dengan kelas kontrol. Dalam penelitian ini dilakukan uji hipotesis 2
dengan menggunakan rumus t-test pelled varians. Dengan taraf signifikan
= 5% dan dk = n1 + n2 – 2.
1) Hasil Uji t-test Hasil Belajar Kognitif Siswa
Berikut adalah hasil uji t-test yang disajikan pada tabel 4.10 (data
selengkapnya pada lampiran 4.12)

Tabel 4.10 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Hasil Belajar Kognitif


Kelas (x) (n) thitung ttabel
Eksperimen 82,03 32
2,367 1,999
Kontrol 74,83 31

Dari tabel diatas diketahui bahwa taraf signifikan α = 5% dan dk = 61


diperoleh hasil thitung > ttabel yaitu 2,367 > 1,999. Hasil perhitungan tersebut
menunjukan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, artinya hasil belajar kognitif
98

siswa kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol. Uji ini menunjukkan
bahwa hasil belajar kognitif siswa di kelas eksperimen dengan penerapan
model explicit instruction berbantuan media audiovisual lebih baik dari pada
hasil belajar siswa di kelas kontrol.
2) Hasil Uji t-test Hasil Belajar Keterampilan Siswa
Berikut adalah hasil uji t-test yang disajikan pada tabel 4.11 (data
selengkapnya pada lampiran 4.12)

Tabel 4.11 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Hasil Belajar Keterampilan


Kelas (x) (n) thitung ttabel
Eksperimen 82,34 32
4,042 1,999
Kontrol 72,90 31

Dari tabel diatas diketahui bahwa taraf signifikan α = 5% dan dk = 71


diperoleh hasil thitung > ttabel yaitu 4,042 > 1,999. Hasil perhitungan tersebut
menunjukan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, artinya hasil belajar keterampilan
siswa kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol. Uji ini menunjukkan bahwa
hasil belajar keterampilan siswa di kelas eksperimen dengan penerapan model
explicit instruction berbantuan media audiovisual lebih baik dari pada hasil
belajar siswa di kelas kontrol.
b. Uji N-Gain
Untuk menguji peningkatan rata-rata dari nilai pretest ke nilai posttest
kelas kontrol dan kelas eksperimen maka dilakukan uji n-gain. Berikut ini
merupakan data peningkatan skor pretest dan posttest siswa kelas IV kelas kontrol
dan kelas eksperimen pada pembelajaran Seni Rupa yang disajikan pada diagram
dibawah ini.
99

100
80
60
Eksperimen
40
Kontrol
20
0
Pretest Posttest

Gambar 4.5 Diagram Rata-rata Hasil Belajar Kognitif Seni Rupa Siswa Kelas IV
SDN Gugus Untung Suropati Patebon Kendal

100
80
60
Eksperimen
40
Kontrol
20
0
Pretest Posttest

Gambar 4.6 Diagram Rata-rata Hasil Belajar Keterampilan Seni Rupa Siswa
Kelas IV SDN Gugus Untung Suropati Patebon Kendal

Berdasarkan diagram diatas diketahui bahwa kemampuan awal siswa kelas


kontrol dan kelas eksperimen hampir sama, hal ini ditunjukan dari nilai pretest
masing-masing kelas kontrol dan kelas eksperimen. Nilai rata-rata kelas kontrol
yaitu sebesar 58,87 dan kelas eksperimen yaitu 59,06. Setelah kelas eksperimen
diberi perlakuan berupa model pembelajaran explicit instruction berbantuan media
audiovisual pada pembelajaran Seni Rupa hasil belajar siswa lebih meningkat
dibandingkan dengan hasil belajar siswa kelas kontrol.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan uji n-gain untuk mengetahui
kriteria peningkatan hasil belajar seni rupa materi teknik tempel siswa kelas IV
materi karya seni aplikasi di SDN Gugus Untung Suropati Patebon Kendal
sebelum diberi perlakuan dan setelah mendapat perlakuan. Dihitung menggunakan
Microsoft Excel 2007 dengan mendata seluruh nilai siswa baik pretest maupun
posttest, kemudian mengurangkan nilai posttest dan pretest, mencari skor idel
100

(100) ikurangkan dengan pretest, langkah terakhir mencari N-Gain Skor. Hasil
perhitungan uji n-gain disajikan dalam tabel 4.12.

Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Uji N-Gain


Kognitif Kriteria Keterampilan
Nilai rata-rata Nilai rata-rata
Kelas Nilai Nilai Kriteria
Pretes Posttes
Pretest Posttest n-gain n-gain
t t
Kontrol 58,87 74,83 0,36 Sedang 63,87 72,90 0,26 Rendah
Eksperi 59 82 0,50 Sedang 64,68 82,34 0,50 Sedang
men
Perhitungan selengkapnya di lampiran 4.13

Berdasarkan tabel perhitungan tersebut, dapat dilihat bahwa peningkatan


hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan hasil
belajar siswa kelas kontrol. Peningkatan hasil belajar pengetahuan kelas
eksperimen yaitu 0,50 berada pada kriteria sedang, sedangkan kelas kontrol 0,36
berada pada kriteria sedang. Peningkatan hasil belajar keterampilan kelas
eksperimen yaitu 0,50 berada pada kriteria sedang, sedangkan kelas kontrol 0,26
berada pada kriteria rendah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari perhitungan hasil
belajar siswa kelas eksperimen dengan penerapan model pembelajaran explicit
instruction berbantuan media audiovisual mempunyai peningkatan hasil belajar
yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol dengan pembelajaran tanpa
diberi perlakuan/treatment.
101

4.1.6 Nilai Akhir

Hasil belajar siswa juga didapat dari nilai akhir yaitu gabungan nilai kognitif dan
nilai keterampilan, nilai kognitif merupakan nilai hasil posttest pada materi seni
rupa teknik tempel setelah dilaksanakan pembelajaran pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol, serta nilai keterampilan yang didapat dari hasil unjuk kerja dalam
membuat salah satu karya seni rupa teknik tempel, yaitu karya seni aplikasi yang
dilaksanakan di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berikut adalah rekapitulasi
dari nilai akhir materi seni rupa teknik tempel.
Tabel 4.13 Nilai Akhir Kelas Eksperimen
Nilai Nilai
Hasil Belajar Jumlah Nilai Rata-rata
Terendah Tertinggi
Kognitif 50 95 2625 82,03
Keterampilan 60 95 2635 82,34
Nilai Akhir 55 95 2630 82,18

Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa jumlah nilai akhir yang
didapat sebesar 2630 itu adalah nilai rerata dari nilai kognitif dan keterampilan,
rata-rata dari perolehan nilai akhir adalah 82,18 yang dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar siswa di kelas eksperimen sudah melampaui KKM, dengan
presentase ketuntasan yaitu sebesar 95,08%. Tabel tersebut juga menunjukkan
bahwa pada ranah kognitif didapatkan nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 95.
Sedangkan pada ranah keterampilan didapatkan nilai terendah 60 dengan indikator
yang didapat siswa yang memperoleh nilai tersebut adalah pada indikator alat dan
bahan siswa sempurna mendapatkan nilai 4 yang artinya lengkap dalam
menyiapkan alat dan bahan, dalam indikator langkah pembuatan mendapatkan
skor hanya 2 dikarenakan dalam pembuatan karya seni aplikasi siswa melewatkan
beberapa langkah, pada indikator kombinasi kain mendapatkan skor 2 hal tersebut
dikarenakan siswa hanya menggunakan dua macam jenis kain, kemudian pada
indikator kreativitas siswa mendapatkan skor 2 karena siswa hanya memadukan
dua objek saja, pada indikator kerapian siswamendapatkan skor 2 sebab siswa
kurang rapi dalam membuat karya seni aplikasi. Pada siswa yang mendapatkan
102

nilai tertinggi yaitu 95, menunjukkan dalam indikator alat dan bahan siswa
mendapatkan skor sempurna 4, siswa lengkap dalam menyiapkan alat dan bahan,
kemudian dalam indikator langkah pembuatan, siswa mendapatkan skor 4, siswa
membuat karya seni aplikasi dengan langkah yang sistematik, pada indikator
kombinasi kain, siswa mendapatkan skor 4, siswa menggunakan lebih dari 3 jenis
kain, warna sesuai dengan pola serta motif yang digunakan tepat dalam membuat
karya aplikasi, dan menggunakan kain berjenis sama dengan kain dasar.
Kemudian dalam indikator kreativitas, siswa mendapat skor 4, siswa memadukan
lebih dari 3 objek dalam pembuatan karya seni aplikasi, lalu pada indikator
kerapian siswa mendapatkan skor 3, siswa mengerjakan karya seni aplikasi
dengan rapi.

Gambar 4.7 Nilai Gambar 4.8 Nilai


Tertinggi Kelas Terendah Kelas
Eksperimen Eskperimen

Tabel 4.14 Nilai Akhir Kelas Kontrol


Nilai Nilai
Hasil Belajar Jumlah Nilai Rata-rata
Terendah Tertinggi
Kognitif 40 90 2320 74,83
Keterampilan 55 90 2260 72,90
Nilai Akhir 47,5 90 2290 73,86

Berdasarkan tabel 4.14 dapat diketahui bahwa jumlah nilai akhir yang
didapat sebesar 2290 itu adalah nilai rerata dari nilai kognitif dan keterampilan,
rata-rata dari perolehan nilai akhir adalah 73,86 yang dapat disimpulkan bahwa
103

sebagian besar siswa kelas kontrol masih banyak yang belum melampaui KKM,
dengan presentase ketuntasan yaitu sebesar 50,81%. Berikut ini merupakan
diagram perbandingan rata-rata nilai akhir pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Tabel tersebut juga menunjukkan bahwa pada ranah kognitif didapatkan
nilai terendah 40 dan nilai tertinggi 90. Sedangkan pada ranah keterampilan pada
kelas kontrol didapatkan nilai terendah 55 dengan indikator alat dan bahan
mendapatkan skor 3, siswa cukup lengkap dalam menyiapkan alat dan bahan,
indikator langkah pembuatan memperoleh skor 2, hal tersebut dikarenakan siswa
melewatkan satu langkah dari 4 kriteria yang harus dilalui yaitu penggunaan
jarum pentul untuk menahan pola, pada indikator kombinasi kain siswa
mendapatkan skor 2, kombinasi kain yang digunakan hanya memenuhi 2 dari
empat kriteria, yaitu warna kain sesuai dengan pola dan bahan yang digunakan
tepat, indikator kreativitas menunjukkan skor 2, siswa hanya memadukan dua
objek saja dalam pembuatan karya seni aplikasi, kemudian untuk indikator
kerapian siswa mendapatkan skor 2, dalam pembuatan karya seni aplikasi terlihat
bahwa siswa kurang rapi. Sedangakan untuk nilai tertinggi pada kelas kontrol,
yaitu 90, dapat dijabarkan pada uraian indikator perolehan berikut. Pada indikator
alat dan bahan, siswa mendapatkan skor 4, siswa lengkap menyiapkan alat dan
bahan, indikator langkah pembuatan karya seni aplikasi, siswa mendapatkan skor
4, siswa membuat karya aplikasi dengan sistematik sesuai dengan urutan, pada
indikator kombinasi kain, siswa mendapatkan skor 3, siswa memenuhi 3 dari 4
kriteria, kriteria yang tidak dipenuhi siswa yaitu warna kurang sesuai dengan pola,
pada indikator kreativitas, siswa sempurna mendapatkan skor 4, siswa
mamadukan lebih dari 3 objek dalam membuat karya seni aplikasi, kemudian
pada indikator kerapian siswa mendapatkan skor 3, siswa sudah rapi dalam
pembuatan karya seni aplikasi.
104

Gambar 4.9 Nilai Gambar 4.10 Nilai


Tertinggi Kelas Kontrol Terendah Kelas Kontrol

84
82
80
78
76 Kelas Eksperimen
74 Kelas Kontrol
72
70
68
Nilai Akhir

Gambar 4.11 Diagram Perbandingan Rata-Rata Nilai Akhir

Hasil belajar yang ideal meliputi ranah psikologis yang berubah sebagai
akibat pengalaman dan proses belajar peserta didik (Ujiati, 2018:2). Dalam
penelitian ini, menunjukkan bahwa terjadi sebuah perubahan baik ranah kognitif
maupun psikomotor akibat pengalaman dan proses belajar yang dilakukan oleh
siswa terutama pada kelas eksperimen yang diberikan perlakuan berupa media
audiovisual. Perubahan tersebut nampak pada peningkatan nilai yang dialami oleh
siswa baik pada ranah kognitif maupun psikomotor. Berdasarkan gambar 4.7
dapat dilihat bahwa rata-rata nilai akhir kelas eksperimen lebih tinggi daripada
rata-rata nilai akhir kelas kontrol pada pembelajaran seni rupa materi seni rupa
teknik tempel di kelas IV Gugus Untung Suropati Patebon Kendal.
105

4.1.7 Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran

4.1.7.1 Pembelajaran Kelas Eksperimen

Penelitian ini dilakukan 4 kali secara daring yaitu pelaksaan pretest


dengan menggunakan google form dengan pemberian materi dengan
mengirimkan video pembelajaran dan pelaksanaan posttest bersamaan
dengan pembelajaran keempat. Perangkat pembelajaran yang digunakan
memuat tema 7, sekolah yang diteliti yaitu SDN 1 Kebonharjo yang
menjadi kelas eksperimen dan SDN 1 Donosari yang menjadi kelas
kontrol.

Pada kelas eksperimen model pembelajaran yang digunakan adalah


explicit instruction berbantuan media audiovisual. Tahap pertama siswa
melakukan pretest dengan menggunakan google form. Kemudian pada
tahap kedua, siswa diberikan dan diminta untuk mengamati video
pembelajaran sesuai dengan materi pada pertemuan 1 yaitu tentang
pengertian aplikasi, bahan dasar dalam mebuat karya seni aplikasi,dan
bahan-bahan apa saja yang dibutuhkan dalam membuat karya seni aplikasi
serta mengamati video tentang karya seni aplikasi. Dalam pembelajaran
melalui whatsapp grup tersebut, diawali dengan pembukaan dan
penyampaian tujuan pembelajaran oleh guru, dilanjutkan pemberian materi
oleh guru, nampak siswa memberikan umpan balik atas materi yang
diberikan oleh guru melalui video maupun pesan yang diberikan.
(Orientasi, Presentasi) . Guru memberikan penekaan bahwa sebelum
mempraktikkan membuat karya aplikasi, harus mengetahui tentang
pengertian dan bahan-bahan yang dibutuhkan, sehingga hasilnya akan
maksimal. Selanjutnya, siswa diminta untuk mengerjakan LKPD berupa
lontaran-lontaran pertanyaan yang disampaikan oleh guru tentang
pengertian dan bahan dalam membuat karya aplikasi yang kemudian
ditulis langsung pada buku tulis siswa lalu langsung dijawab saat itu juga
oleh siswa baik di buku maupun di whatsapp grup, pembelajaran di tutup
dengan menyimpulkan materi. (Latihan terstruktur, latihan terbimbing, dan
106

latihan mandiri). Pada tahap ketiga, siswa kembali diberi dan diminta
untuk mengamati video pembelajaran yang sesuai dengan materi pada
pertemuan 2 yaitu tentang perlengkapan serta hal-hal yang harus
diperhatikan dalam membuat karya seni aplikasi serta mengamati video
tentang karya seni aplikasi. Dalam pembelajaran melalui whatsapp grup
tersebut, diawali dengan pembukaan dan penyampaian tujuan
pembelajaran oleh guru, dilanjutkan pemberian materi oleh guru, nampak
siswa memberikan umpan balik atas materi yang diberikan oleh guru
melalui video maupun pesan yang diberikan (Orientasi, Presentasi). Guru
memberikan penekaan bahwa sebelum praktik membuat karya aplikasi,
siswa harus mengetahui tentang perlengkapan dan hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam membuat karya aplikasi, sehingga hasilnya akan
maksimal. Selanjutnya, siswa diminta untuk mengerjakan LKPD berupa
lontaran-lontaran pertanyaan yang disampaikan oleh guru tentang
pengertian dan bahan dalam membuat karya aplikasi yang kemudian
ditulis langsung pada buku tulis siswa lalu langsung dijawab saat itu juga
oleh siswa baik di buku maupun di whatsapp grup, pembelajaran di tutup
dengan menyimpulkan materi. (Latihan terstruktur, latihan terbimbing, dan
latihan mandiri). Pada tahap keempat, siswa kembali diberi dan diminta
untuk mengamati video pembelajaran yang sesuai dengan materi pada
pertemuan 3 yaitu tentang langkah dalam membuat karya seni aplikasi
serta mengamati video tentang karya seni aplikasi. Dalam pembelajaran
melalui whatsapp grup tersebut, diawali dengan pembukaan dan
penyampaian tujuan pembelajaran oleh guru, dilanjutkan pemberian materi
oleh guru, nampak siswa memberikan umpan balik atas materi yang
diberikan oleh guru melalui video maupun pesan yang diberikan
(Orientasi, Presentasi). Guru memberikan penekaan bahwa sebelum
praktik membuat karya aplikasi, siswa harus mengetahui langkah-langkah
dalam membuat karya aplikasi, sehingga hasilnya akan maksimal.
Selanjutnya, siswa diminta untuk mengerjakan LKPD berupa lontaran-
lontaran pertanyaan yang disampaikan oleh guru tentang langkah-langkah
107

dalam membuat karya aplikasi yang kemudian ditulis langsung pada buku
tulis siswa lalu langsung dijawab saat itu juga oleh siswa baik di buku
maupun di whatsapp grup, pembelajaran di tutup dengan menyimpulkan
materi (Latihan terstruktur, latihan terbimbing, dan latihan mandiri). Pada
tahap terakhir siswa kembali diberi dan diminta untuk mengamati video
pembelajaran yang sesuai dengan materi pada pertemuan 4 yaitu tentang
tentang cara membuat rancangan pola, cara membuat karya seni aplikasi,
dan manfaat dalam membuat karya seni aplikasi serta video tentang karya
seni aplikasi. Dalam pembelajaran melalui whatsapp grup tersebut,
diawali dengan pembukaan dan penyampaian tujuan pembelajaran oleh
guru, dilanjutkan pemberian materi oleh guru, nampak siswa memberikan
umpan balik atas materi yang diberikan oleh guru melalui video maupun
pesan yang diberikan (Orientasi, Presentasi). Selanjutnya, siswa diminta
untuk mempraktikkan membuat karya seni aplikasi dengan langkah awal
menyiapkan alat dan bahan, kemudian membuat pola gambar,
menggunting pola, menempelkannya pada kain yang sebelumnya ditahan
terlebih dahulu dengan jarum pentul, selanjutnya menggunting kain sesuai
dengan pola, dan yang terakhir menempel potongan kain pada kain dasar.
Yang kemudian hasil karyanya dikirim kepada guru melalui whatsapp
pribadi. Pembelajaran di akhiri dengan mengerjakan posttest. Dalam setiap
pembelajaran pada setiap pertemua, terlihat guru memberikan umpan balik
secara verbal setelah siswa menjawab pertanyaan (Latihan terstruktur,
latihan terbimbing, dan latihan mandiri).

Gambar 4.12 Gambar 4.13 Gambar 4.14


Menyiapkan Alat dan Menggambar Pola Menggunting Pola
Bahan
108

Gambar 4.15 Gambar 4.16


Menggunting Kain Menempelkan Objek
pada Kain Dasar

Gambar 4.17 Pembelajaran Whatsapp


Grup Kelas Eksperimen
109

4.1.7.2 Pembelajaran Kelas Kontrol

Sedangkan pada kelas kontrol menggunakan model pembelajaran yang


biasa guru terapkan, penjelasan guru pada pembelajaran, dan
memperhatikan gambar. Tahap pertama siswa melakukan pretest dengan
menggunakan google form. Kemudian pada tahap kedua, siswa diberikan
dan diminta untuk mengamati video pembelajaran sesuai dengan materi
pada pertemuan 1 yaitu tentang pengertian aplikasi, bahan dasar dalam
mebuat karya seni aplikasi, dan bahan-bahan apa saja yang dibutuhkan
dalam membuat karya seni aplikasi. Dalam pembelajaran melalui
whatsapp grup tersebut, diawali dengan pembukaan dan penyampaian
tujuan pembelajaran oleh guru, dilanjutkan pemberian materi oleh guru,
nampak siswa memberikan umpan balik atas materi yang diberikan oleh
guru melalui video maupun pesan yang diberikan. Siswa menjawab segala
pertanyaan terkait dengan materi pembelajaran, siswa lain menyipulkan
dan saling melengkapi jawaban-jawaban temannya. Selanjutnya, siswa
diminta untuk mengerjakan LKPD berupa lontaran-lontaran pertanyaan
yang disampaikan oleh guru yang kemudian ditulis langsung pada buku
tulis siswa lalu langsung dijawab saat itu juga oleh siswa baik di buku
maupun di whatsapp grup, pembelajaran di tutup dengan menyimpulkan
materi. Pada tahap ketiga, siswa kembali diberi dan diminta untuk
mengamati video pembelajaran yang sesuai dengan materi pada pertemuan
2 yaitu tentang perlengkapan serta hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
membuat karya seni aplikasi. Pada pembelajaran melalui whatsapp grup
tersebut, diawali dengan pembukaan dan penyampaian tujuan
pembelajaran, dilanjutkan pemberian materi. Sama seperti pembelajaran
sebelumnya, siswa memberikan umpan balik setiap guru memberikan
beberapa pertayaan, siswa lain menyimpulkan beberapa jawaban dari
temannya. berupa lontaran-lontaran pertanyaan yang disampaikan oleh
guru yang kemudian ditulis langsung pada buku tulis siswa lalu langsung
dijawab saat itu juga oleh siswa baik di buku maupun di whatsapp grup.
Pada tahap keempat, siswa diberikan dan diminta untuk mengamati video
110

pembelajaran yang sesuai dengan materi pada pertemuan 3 yaitu tentang


langkah dalam membuat karya seni aplikasi. Pembelajaran di awali dengan
pembukaan dan penyampaian materi, dilajutkan sesi tanya jawab yang
dilakukan antara siswa dan guru. Selanjutnya, berupa lontaran-lontaran
pertanyaan yang disampaikan oleh guru yang kemudian ditulis langsung
pada buku tulis siswa lalu langsung dijawab saat itu juga oleh siswa baik
di buku maupun di whatsapp grup,. Pada tahap terakhir siswa kembali
diberi dan diminta untuk mengamati video pembelajaran yang sesuai
dengan materi pada pertemuan 4 yaitu tentang rancangan pola, contoh
karya seni aplikasi, dan manfaat dalam membuat karya seni aplikasi.
Pembelajaran di awali dengan pembukaan, dilanjutkan pengarahan untuk
membuat karya seni aplikasi yang termuat dalam video pembelajaran.
Selanjutnya, siswa diminta untuk mempraktikkan membuat karya seni
aplikasi dengan langkah awal menyiapkan alat dan bahan, kemudian
membuat pola gambar, menggunting pola, menempelkannya pada kain
yang sebelumnya ditahan terlebih dahulu dengan jarum pentul, selanjutnya
menggunting kain sesuai dengan pola, dan yang terakhir menempel
potongan kain pada kain dasar. Yang kemudian hasil karyanya dikirim
kepada guru melalui whatsapp pribadi. Pembelajaran di akhiri dengan
mengerjakan posttest. Dalam setiap pembelajaran pada setiap pertemua,
terlihat guru memberikan umpan balik secara verbal setelah siswa
menjawab pertanyaan.

Gambar 4.18
Menyiapkan Alat dan
Bahan Gambar 4.19
Menggambar Pola
111

Gambar 4.20 Gambar 4.21 Gambar 4.22


Menggunting Pola Menggunting Kain Menempelkan Objek
pada Kain Dasar

Gambar 4.23
Pembelajaran Kelas Kontrol
melalui whatsapp grup

4.2 Pembahasan

Pada bagian pembahasan yaitu mengkaji pemaknaan temuan penelitian dan


implikasi hasil penelitian. Pemaknaan temuan penelitian terdiri dari pretest dan
posttest hasil belajar Seni Rupa materi karya seni aplikasi di kelas kontrol dan
kelas eksperimen.
112

4.2.1 Pemaknaan Temuan Penelitian

4.2.1.1 Hasil Pretest Kelas Kontrol dan kelas Eksperimen

Pada penelitian ini, pretest berfungsi mengetahui kemampuan atau penguasaan


awal siswa mengenai materi karya seni aplikasi yang dilakukan sebelum diberikan
perlakuan di kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Rata-rata hasil pretest
kognitif yang diperoleh siswa di kelas kontrol sebesar 58,87 dan di kelas
eksperimen sebear 59. Sedangkan hasil pretest keterampilan yang diperoleh siswa
di kelas kontrol sebesar 63,87 dan di kelas eksperimen sebesar 64,68. Hasil uji
normalitas nilai pretest kognitif di kelas kontrol didapatkan L hitung = 0,146, dengan
Ltabel = 0,155 dan taraf α= 0,05. Dan hasil uji normalitas pretest kognitif kelas
eksperimen didapatkan Lhitung = 0,135, dengan Ltabel = 0,154 dan taraf α= 0,05.
Sedangkan perolehan uji normalitas pretest keterampilan di kelas kontrol
didapatkan Lhitung = 0,143, dengan Ltabel = 0,155 dan taraf α= 0,05. Dan hasil pretest
keterampilan di kelas eksperimen didapatkan Lhitung = 0,139, dengan Ltabel = 0,154
dan taraf α= 0,05. Berdasarkan uji normalitas yang dilakukan pada kelas kontrol
dan kelas eksperimen tersebut diperoleh Lhitung untuk setiap data kurang dari Ltabel
(Lhitung < Ltabel). Berdasarkan data pengujian normalitas tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa hasil pretest kognitif maupun keterampilan di kelas kontrol
dan kelas eksperimen berdistribusi normal.
Hasil uji homogenitas data pretest kognitif di kelas kontrol dan kelas
eksperimen didapat Xhitung = 0,125 dan Xtabel = 3,841 maka kriteria hipotesis H 0
diterima, karena Xhitung (0,125) < Xtabel (3,841). Sedangkan hasil uji homogenitas
pretest keterampilan di kelas kontrol dan kelas eksperimen diperoleh X hitung =
0,059 dan Xtabel = 3,841 maka kriteria hipotesis H 0 diterima, karena Xhitung (0,059)
< Xtabel (3,841). Dari hasil uji tersebut dapat diketahui bahwa kelas kontrol dan
kelas eksperimen mempunyai varians data yang sama atau homogen.
Hasil pretest di kelas kontrol dan kelas eksperimen menunjukkan bahwa
data kemampuan awal siswa tentang Seni Rupa Teknik Tempel materi karya seni
aplikasi berdistribusi normal dan memiliki varians yang sama (homogen). Karena
data pretest menunjukan hasil homogen, dalam ranah kognitif menunjukkan rata-
113

rata 58,87 untuk kelas kontrol dan 59 untuk kelas eksperimen, sedangkan pada
ranah psikomor, rata-rata yang didapatkan siswa yaitu 63,87 untuk kelas kontrol
dan 64,68 untuk kelas eksperimen, maka dilakukanlah penelitian eksperimen.
Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui perlakuan yang mempengaruhi lainnya dalam kondisi yang
terkendalikan (Sugiyono, 2015:107). Dalam hal ini perlakuan yang diberikan
yaitu dengan menggunakan model pembelajaran explicit instruction berbantuan
media audiovisual untuk meningkatkan hasil belajar siswa baik pada ranah
kognitif dan psikomotor. Sebelum kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi
perlakuan maka dilakukan pengontrolan variabel. Dalam penelitian ini variabel
yang dikontrol adalah tempat sekolah yang sama, materi pembelajaran yang sama
dan jumlah pertemuan yang sama di kelas eksperimen dan kelas kontrol sebanyak
empat kali.
Dalam penelitian ini pengontrolan variabel dilakukan untuk meminimalisir
variabel yang mengganggu yang terdapat pada pembelajaran atau perlakuan
sehingga perbedaan hasil belajar Seni Rupa materi karya seni aplikas pada kelas
IV SDN Gugus Untung Suropati yang diakibatkan karena adanya perlakuan yaitu
model pembelajaran explicit instruction berbantuan media audiovisual bukan
karena variabel pengganggu lainnya.

4.2.1.2 Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Hasil posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen digunakan untuk mengukur dan
mengetahui kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan. Kegiatan posttest
dilakukan dengan memberikan tes pada akhir kegiatan pembelajaran atau setelah
siswa mendapat perlakuan. Pada kelas eksperimen dilakukan kegiatan
pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran explicit instruction
berbantuan media audiovisual sedangkan di kelas kontrol tidak diberi perlakuan
(treatment).
114

Model pembelajaran explicit instruction memiliki beberapa kelebihan


yaitu pembelajaran yang dilaksanakan dapat berjalan dengan efektif, mebuat
siswa memahami kesulitan-kesulitan dalam proses pembelajaran, memudahkan
menyampaikan informasi dan pengetahuan faktual yang terstruktur, model yang
efektif untuk mengajarkam konsep dan keterampilan kepada siswa, dan
memudahkan guru untuk menumbuhkan rasa ketertarikan siswa terhadap suatu
mata pelajaran (Huda, 2013:187). Keefektivan model pembelajaran explicit
instructiondi tunjukkan dengan kenaikan hasil belajar siswa baik ranah kognitif
dan psikomotor pada kelas eksperimen. Pada ranah kognitif, rata-rata yang semula
59 menjadi 82, sedangkan pada ranah psikomor, rata-rata yang didapatkan siswa
yaitu semula 64,68 menjadi 82,34.
Berdasarkan hasil uji normalitas nilai posttest kognitif di kelas kontrol
yang diperoleh siswa di kelas kontrol sebesar 72,90 dan di kelas eksperimen
sebear 82,34. Hasil uji normalitas nilai posttest kognitif di kelas kontrol
didapatkan Lhitung = 0,133, dengan Ltabel = 0,155 dan taraf α= 0,05. Dan hasil uji
normalitas posttest kognitif kelas eksperimen didapatkan Lhitung = 0,133, dengan
Ltabel = 0,154 dan taraf α= 0,05. Sedangkan uji normalitas posttest keterampilan di
kelas kontrol didapatkan Lhitung = 0,144, dengan Ltabel = 0,155 dan taraf α= 0,05.
Dan hasil uji normalitas posttest keterampilam di kelas eksperimen didapatkan
Lhitung = 0,128, dengan Ltabel = 0,154 dan taraf α= 0,05. Berdasarkan uji normalitas
posttest kognitif dan keterampilan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen
tersebut diperoleh Lhitung untuk setiap data kurang dari Ltabel (Lhitung < Ltabel).
Berdasarkan data pengujian normalitas tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
hasil prosttest kognitif maupun keterampilan di kelas kontrol dan kelas
eksperimen berdistribusi normal.
Uji homogenitas data posttest kognitif di kelas kontrol dan kelas
eksperimen didapatkan Xhitung = 0,265 dan Xtabel = 3,841 maka kriteria hipotesis H 0
diterima, karena Xhitung (0,265) < Xtabel (3,841). Sedangkan uji homogenitas posttest
keterampilan di kelas kontrol dan kelas eksperimen diperoleh X hitung = 0,157 dan
Xtabel = 3,841 maka kriteria hipotesis H0 diterima, karena Xhitung (0,157) < Xtabel
115

(3,841). Dari data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kelas kontrol dan kelas
eksperimen mempunyai varians data yang sama atau homogen.

4.2.1.3 Keefektifan Model Explicit Instruction Berbantuan Media Audiovisual


Terhadap Hasil Belajar Seni Rupa Materi Karya Seni Aplikasi

Untuk mengetahui keefektifan model explicit instruction berbantuan media


audiovisual maka dilakukan uji hipotesis. Pada penelitian ini uji hipotesis
dilakukan dengan uji z dengan kriteria pengujiannya H 0 ditolak jika zhitung > ztabel
dan uji t (t-test) dengan kriteria pengujiannya yaitu H0 ditolak jika thitung > ttabel.
Berdasarkan uji z yang dilakukan pada hasil posttest kognitif kelas eksperimen
diperoleh zhitung = 2,052 dan ztabel = 1,645, dari uji tersebut dapat disimpulkan
bahwa zhitung lebih besar dari ztabel (2,052 > 1,645). Uji z pada posttest keterampilan
di kelas eksperimen menunjukkan zhitung = 2,052 dan ztabel = 1,645, dari uji tersebut
dapat disimpulkan bahwa zhitung lebih besar dari ztabel (2,052 > 1,645). Berdasarkan
uji z pada hasil posttest kognitif dan keterampilan di kelas eksperimen maka
berdasarakan kriteria pengujian uji z dapat kita simpulkan bahwa H 0 ditolak dan
Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar Siswa menggunakan model
explicit instruction berbantuan media audiovisual mencapai ketuntasan klasikal
lebih dari 75% dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75. Sedangkan uji t-
test yang dilakukan pada hasil posttest kognitif didapatkan thitung sebesar 2,367
sedangkan nilai ttabel yaitu 1,999, dari perhitungan uji t disimpulkan bahwa nilai
thitung lebih besar dari ttabel (2,367 > 1,999). Uji t-test pada hasil posttest
keterampilan diperoleh thitung sebesar 4,042 sedangkan nilai ttabel yaitu 1,999, dari
perhitungan uji t disimpulkan bahwa nilai thitung lebih besar dari ttabel (4,042 >
1,999). Berdasarkan kriteria uji t-test tersebut maka H 0 ditolak, jadi dapat ditarik
simpulan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi berdasarkan hasil perhitungan
tersebut, hipotesis yang menyatakan model pembelajaran explicit instruction
116

efektif terhadap hasil belajar Seni Rupa pada materi karya seni aplikasi di SDN
Gugus Untung Suropati Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal diterima.

4.2.2 Implikasi Hasil Penelitian

Implikasi penelitian merupakan keterkaitan hasil penelitian dengan manfaat yang


diharapkan. Implikasi penelitian ini yaitu model pembelajaran explicit instruction
berbantuan media audiovisual dapat diterapkan pada pembelajaran Seni Rupa
kelas IV SDN Gugus Untung Suropati Patebon Kendal. Dalam penelitian ini
terdapat tiga implikasi penelitian yaitu implikasi teoretis, implikasi praktis, dan
implikasi pedagogis.

4.2.2.1 Implikasi Teoritis

Implikasi teoretis merupakan keterkaitan hasil penelitian dengan teori yang


dipaparkan dalam kajian teori tentang model pembelajaran explicit instruction
berbantuan media audiovisual. Model pembelajaran explicit instruction memiliki
beberapa kelebihan, diantaranya: pembelajaran yang dilaksanakan dapat berjalan
dengan efektif, mebuat siswa memahami kesulitan-kesulitan dalam proses
pembelajaran, memudahkan menyampaikan informasi dan pengetahuan faktual
yang terstruktur, model yang efektif untuk mengajarkam konsep dan keterampilan
kepada siswa, dan memudahkan guru untuk menumbuhkan rasa ketertarikan siswa
terhadap suatu mata pelajaran (Huda, 2013:187). Selain model pembelajaran perlu
adanya media pembelajaran yang mendukung pembelajaran tersebut seperti media
audiovisual. Media audiovisual memiliki beberapa keuntungan yaitu, siswa lebih
antusias dalam proses pembelajaran dan dapat mengatasi permasalahan siswa
yang bosan dalam pembelajaran karena guru menggunakan metode ceramah serta
tidak menggunakan media pembelajaran (Arsyad, 2016:32).
Berdasarkan teori diatas hasil penelitian menunjukkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran explicit instruction
berbantuan media audiovisual mampu memudahkan dan mendorong siswa dalam
117

memahami suatu materi, serta dapat memotivasi dan merangsang siswa untuk
mengembangkan motoriknya yaitu dengan mempraktikkan membuat karya seni
aplikasi. Selain itu penelitian ini juga dapat digunakan sebagai referensi serta
pendukung teori pada penelitian selanjutnya yang mengkaji tentang model
pembelajaran explicit instruction berbantuan media audiovisual.

4.2.2.2 Impliasi Praktis

Implikasi praktis merupakan keterkaitan hasil penelitian dengan proses


pembelajaran yang berlangsung. Pembelajaran pada kelas eksperimen
dilaksanakan menggunakan model pembelajaran explicit instruction berbantuan
media audiovisual yang diawali dengan penentuan materi yang digunakan untuk
penelitian, selanjutnya penyusunan perangkat pembelajaran berupa silabus dan
RPP untuk empat kali pertemuan. RPP yang disusun disesuaikan sintak explicit
instruction. Hal ini dilakukan agar pelaksanaan pembelajaran dengan model
tersebut dapat terlaksana dengan optimal.
Pelaksanaan pembelajaran pada saat proses penelitian dilaksanakan oleh
guru kelas dengan menerapkan perangkat pembelajaran yang telah dibuat secara
daring. Guru berperan sebagai fasilitator dan motivator yang mendorong siswa
untuk memahami materi. Kegiatan pembelajaran model explicit instruction
berbantuan media audiovisual merangsang siswa untuk membangun pemahaman
terhadap materi karya seni aplikasi. Hasil belajar yang diperoleh siswa lebih
optimal karena pembelajaran lebih mudah diserap oleh siswa.
Proses pembelajaran yang berlangsung saat penelitian dengan model
explicit instruction berbantuan media audiovisual dinilai mampu memberikan
kesempatan kepada guru untuk melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan
bagi siswa. Hal ini didukung dengan perolehan hasil belajar siswa yang baik
ketika pembelajaran menggunakan model explicit instruction berbantuan media
audiovisual pada pembelajaran Seni Rupa. Sehingga penerapan explicit
instruction berbantuan media audiovisual pada pembelajaran Seni Rupa dapat
118

dijadikan alternatif variasi dalam melaksanakan pembelajaran selanjutnya dengan


harapan dapat memperoleh hasil semakin baik.

4.2.2.3 Implikasi Pedagogis

Implikasi pedagogis dari penelitian ini berupa keterkaitan hasil penelitian dengan
gambaran yang jelas tentang keefektifan model explicit instruction berbantuan
media audiovisual pada pembelajaran Seni Rupa materi Karya Seni Aplikasi.
Penerapan model explicit instruction berbantuan media audiovisual
mempengaruhi hasil belajar Seni Rupa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
penerapan model explicit instruction meningkatkan hasil belajar menjadi lebih
optimal. Hal ini ditunjukkan adanya perbedaan hasil belajar siswa di kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
Penelitian ini memberikan manfaat bagi sekolah, yaitu penerapan model
explicit instruction berbantuan media audiovisual dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran yang nantinya berdampak pada kualitas dan mutu sekolah.
Penelitian ini memberikan referensi bagi gruru dalam menerapkan model
pembelajaran terutama explicit instruction berbantuan media audiovisual dengan
tujuan meningkatkan hasil belajar Seni Rupa di SD.
117

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Hasil analisis statistic menggunaan uji z yang dilakukan pada hasil posttest
kognitif diperoleh zhitung = 2,052 sedangkan ztabel = 1,645, karena zhitung > ztabel maka
Ha diterima. Dan uji z pada hasil posttest keterampilan diperoleh zhitung = 2,052
sedangkan ztabel = 1,645, karena zhitung > ztabel maka Ha diterima. Hal ini
menunjukkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model explicit instruction
berbantuan media audiovisual dapat mencapai ketuntasan klasikal lebih dari 75%
dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75.
Sedangkan pada uji t-test pada hasil posttest kognitif diperoleh thitung > ttabel
yaitu (2,367 > 1,999), Dan uji t-test pada hasil posttest keterampilan diperoleh
thitung > ttabel yaitu (4,042 > 1,999), artinya hasil belajar kognitif dan keterampilan
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan hasil belajar kelas kontrol, hal
tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran explicit instruction berbantuan media audiovisual lebih efektif.
Didukung hasil uji n-gain ranah kognitif di kelas eksperimen sebesar 0,50 dengan
kategori sedang dan pada kelas kontrol diperoleh 0,36 dengan kategori sedang.
Sedangkan uji n-gain pada ranah psikomotor (keterampilan) di kelas eksperimen
diperoleh 0,50 dengan kategori sedang dan di kelas kontrol diperoleh 0,26 dengan
kategori rendah. Dari hasil data dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
semakin meningkat setelah siswa diberikan perlakuan dalam proses belajarnya
yaitu dengan menggunakan model pembelajaran explicit instruction berbantuan
media audiovisual. Dengan demikian dapat disimpulkan model pembelajaran
explicit instruction berbantuan media audiovisual efektif diterapkan terhadap hasil
belajar Seni Rupa Teknik Tempel pada materi Karya Seni Aplikasi di kelas IV
SDN Gugus Untung Suropati Kecamatan Patebon Kapupaten Kendal.

117
118

5.2 Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh, peneliti memberikan saran agar pembelajaran
dengan model pembelajaran explicit instruction berbantuan media audiovisual
dapat diterapkan secara maksimal. Saran pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
5.2.1 Bagi Siswa
Siswa diharapkan lebih mudah dalam memahami konsep materi
pembelajaran memahami materi karya seni aplikasi dengan menggunakan model
pembelajaran explicit instruction berbantuan media audiovisual, sehingga hasil
belajar meningkat.
5.2.2 Bagi Guru
Penerapan model pembelajaran explicit instruction berbantuan media
audiovisual diharapkan dapat menambah wawasan dan motivasi guru untuk terus
meningkatkan kreativitas dalam pembuatan media pembelajaran serta menerapkan
model pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik
5.2.3 Bagi Sekolah
Penelitian menggunakan model pembelajaran explicit instruction
berbantuan media audiovisual diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut baik
oleh guru maupun lembaga pendidikan, dan menjadikan sekolah lebih inovatif
sehingga dapat meningkatkan mutu sekolah.
119

DAFTAR PUSTAKA

Akkoç, A. B. (2018). The effect of explicit instruction of formulaic language on


EFL argumentative writing quality, 8(2), 358–368.
https://doi.org/10.17509/ijal.v8i2.13282
Anggraeni, R., Andriani, S., & Ad, Y. (2019). Effect of Thinking Aloud Pair
Problem Solving ( TAPPS ) Method with Audio Visual Media for Students ’
Critical Thinking Ability, 2(1), 31–33.
Anwar, A. S. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Explicit Instruction untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pokok Bahasan Cahaya dan Sifatnya pada
Siswa Kelas V di SD Negeri 1 Sembawa. Jurnal Lensa Pendas, 4(1), 52–59.
Retrieved from http://jurnal.upmk.ac.id/index.php/lensapendas
Arifin, Z. (2018). Pengembangan Media Pembelajaran Audio Visual Adobe Flash
Berbasis Android Pada Kompetensi Dasar Konsep Pemasaran Online Di
Kelas X Pemasaran SMK Negeri 1 Surabaya. Pendidikan Tata Niaga, 06,
130–137.
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arsyad, A. (2016). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Bakhshandeh, S., & Jafari, K. (2018). The effects of input enhancement and
explicit instruction on developing Iranian lower-intermediate EFL learners ’
explicit knowledge of passive voice. Bakhshandeh and Jafari Asian-Pacific
Journal of Second and Foreign Language Education, 3(18), 1.
Claudia. (2017). Pada Mata Pelajaran Kearsipan Kelas X-APK 4 Di SMK
Ketintang Surabaya Pengembangan Media Pembelajaran Audio Visual
Berbasis Video Tutorial Animasi 3 Dimensi Pada Mata Pelajaran Kearsipan
Kelas X-APK 4 Di SMK Ketintang Surabaya, 3, 1–7.
Damai, A., & Krissandi, S. (2018). Pengembangan video tematik sebagai
pengantar pembelajaran kurikulum 2013 di sekolah dasar, 8(1), 68–77.
https://doi.org/10.25273/pe.v8i1.2233
Dimyati. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Direktorat, P. S. D. (2017). Materi Pokok Sekolah Dasar.
Djamarah. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, O. (2015). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

119
120

Hamid, M. (2019). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Explicit Instruction


Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa. Sains Ekonomi Dan Edukasi, VII.
Hamnuri. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani.
Harianto, F. (2017). Hubungan Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual
dengan Minat Peserta Didik pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
SMAN 1 Bangkinang Kota, 14(2).
Hariyany, L. (2009). Desain Aplikasi dari Kain Perca. Surabaya: Tiara Aksa.
Hariyany, L. (2013). Aplikasi Kain Perca. Surabaya: Tiara Aksa.
Huda, M. (2013). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Kemendikbud. (n.d.). Permendikbud Nomor 37 tahun 2018, (1), 243–248.
Kİlİmcİ, A. (2017). The Impact of Explicit Instruction and Metalinguistic
Awareness on Cross- linguistic Interference : Path Framing in Motion Events
1 Açık Öğretim ve Üstdil Farkındalığının Dillerarası Girişim Üzerine Etkisi :
Devinim Olaylarında Yol Çerçevelemesi, 16, 1119–1133.
https://doi.org/10.21547/jss.336882
Kurniawan, H. (2019). Penerapan Model Pembelajaran “Flash Card Game” dan
“Quiz-Quiz Trade” pada Materi Produk Kreatif dan Kewirausahaan Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Teknik Audio Visual Tempursari. Sketsa
Pendidikan, IV.
Lia, W. (2019). Penggunaan Media Audiovisual untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Seni Budaya dan Keterampilan Siswa Kelas IV Sekolah Dasar
Negeri 4 Rambah Samo, 2, 1–4.
Novita, L. (2019). Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual
Animasi Terhadap Hasil Belajar Subtema Benda Tunggal dan Campuran.
JTIEE, 3(1), 36.
Nugraheni, N. (2017). Penerapan Media Komik Pada Pembelajaran Matematika,
7(2), 111–117.
Nurul, H. (2016). Menerapkan Multiple Intelligences Dalam Pembelajaran di
Sekolah Dasar. Dinamika Pendidikan Dasar, 8, 69–79.
Nurvitriawati. (2018). Pengaruh Model Explicit Instruction Terhadap Hasil
Belajar Bahasa Indonesia Membaca Konsep Denah Pada. Kajian Pendidikan,
3.
Prastika, Y., & Wahyudi, M. D. (2017). Mengembangkan Aspek Motorik Kasar
Anak Melalui Model Explicit Instruction Divariasikan Dengan Permainan
Tradisional, 1, 1–6.
121

Saskia, S., Mahendra, A., & Samini, N. (2018). Implementasi Model Cooperative
Learning Metode TGT Melalui Media Audiovisual Dalam Pembelajaran
Aktivitas Ritmik Lompat Tali Di Sekolah Dasar. TEGAR: Journal of
Teaching Physical Education in Elementary School, 2(1), 15.
https://doi.org/10.17509/tegar.v2i1.13776
Sawab Prih Rohman , Tri Saptuti Susiani, J. (2016). Penerapan Model Explicit
Instruction Dengan Media Bahan Alam Dalam Peningkatan Pembelajaran
Sbk Tentang Mencetak Timbul Pada Siswa Kelas Ii Sd. Kalam Cendekia,
4(67), 615–622.
Septian, A. (2016). Penerapan Media Cd (Compact Disk ) Interaktif Pada Model
Pembelajaran Explicit Instruction Dengan Materi Teknik Pengoperasian Alat
Sipat Datar Dalam Pekerjaan Pengukuran Elevasi Tanah Di Kelas X Gb
SMK Negeri 5 Surabaya. Kajian Pendidikan Teknik Bangunan, 2.
Setianingsih, A. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran Reciprocal Teaching
Berbantuan Media Audio Visual Terhadap Kompetensi Pengetahuan IPA, 3,
203–209.
Setyawan, F. H. (2016). Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini
Melalui Model Pembelajaran Audio Visual Berbasis Android, 3(2).
Shoimin, A. (2014). Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-ruz Media.
Silma, E. (2017). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Explicit Instruction
Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa IPS Kelas XI Pada Pelajaran
Ekonomi (Akuntansi) Di SMAN 1 Langgam (Elghina Silma). Pekbis Jurnal,
9, 68–76.
Siregar, T. H. (2019). Efektivitas Model Pembelajaran Explicit Instruction
( Pengajaran Langsung ) Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis
Siswa Di SMKS, 2(3), 109–116.
Slameto. (2013a). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta:
Rineka Cipta.
Soetopo, S. (2016). Pembelajaran Seni Budaya Dan Keterampilan Di Kelas V SD
Negeri 11 Indralaya. Inovasi Sekolah Dasar, 3, 138–147.
Sri Anitah. (2012). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sudarto. (2019). Pengembangan Bahan Ajar Media Audio Visual Berbasis
Powerpoint Untuk Menumbuhkan Minat Membaca Permulaan Sekolah
Dasar, 5(1), 95–104.
Sudjana. (2008). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (2015). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
122

Bandung: Alfabeta.
Sujarweni. (2014). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Sulfemi, W. B. (2018). Penggunaan Metode Demontrasi Dan Media Audio Visual
Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran IPS.
Pendas Mahakam, 3(2), 151–158.
Sulfemi, W. B., Value, P., & Technique, C. (2019). Peranan Model Pembelajaran
Value Clarification Technique Berbantuan Media Audio Visual Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPS. Jurnal Pendidikan, 1.
Suprihatiningrum, J. (2016a). Strategi Pembelajaran: Teori & Aplikasi.
Yogyakarta: Ar-ruz Media.
Suprihatiningrum, J. (2016b). Strategi Pembelajaran: Teori & Aplikasi.
Yogyakarta: Ar-ruz Media.
Suprijono, A. (2015). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Susanto, A. (2016). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Syupriyanti, L. (2019). Pengembangan Audio Visual Interaktif Berbasis Adobe
Flash. Basicedu, 3(2), 598–604.
Taufan, I. (2018). Modifikasi Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project
(Mmp) Dengan Model Pembelajaran Explicit Intruction (Ei) Dalam
Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa. Aksara Publik, 2.
Thobroni. (2016). Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Praktik. Yogyakarta: Ar-
ruz Media.
Unswagati, F. (2017). Pengaruh model pembelajaran mind map melalui media
pembelajaran audio visual terhadap pemahaman konsep belajar siswa pada
mata pelajaran ekonomi kelas xi di sma negeri 1 anjatan kabupaten
indramayu, 5(01), 33–44.
Utari, R. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran Explicit Instruction Berbantuan
Lingkungan Alam Sekitar Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV.
PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, 4, 1–10.
123

LAMPIRAN
124

Lampiran 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN


KEEFEKTIVAN MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INTRUCTION BERBANTUAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL
TERHADAP HASIL BELAJAR SENI RUPA TEKNIK TEMPEL SISWA KELAS IV SDN GUGUS UNTUNG SUROPATI KABUPATEN
KENDAL

Sumber
No Variabel Indikator Alat Instrumen
Data
1 Hasil Kognitif Siswa a. Rencana Pelaksanaan
belajar a) Menjelaskan pengertian aplikasi Pembelajaran (RPP)
b) Menjelaskan bahan dasar membuat seni aplikasi b. Tes tertulis (pretest
c) Mengidentifikasi macam-macam bahan membuat seni aplikasi dan posttest)
d) Menjelaskan peralatan membuat seni aplikasi
e) Menyebutkan perlengkapan membuat seni aplikasi
f) Menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat
seni aplikasi
g) Menjelaskan teknik dasar membuat seni aplikasi
h) Menjelaskan langkah dalam membuat seni aplikasi
i) Mengidentifikasi pemilihan warna dalam pembuatan seni
aplikasi
j) Mengidentifikasi tusuk yang dapat dipadukan dalam mebuat seni
aplikasi
k) Menjelaskan cara membuat rancangan pola
l) Menjelaskan cara membuat karya seni aplikasi
m) Menjelaskan manfaat berkarya seni aplikasi
Keterampilan Siswa a. Unjuk kerja
a) Alat dan bahan membuat karya seni aplikasi b. Rubrik (pretest dan
b) Langkah-langkah pembuatan karya seni aplikasi posttest)
c) Kombinasi kain
125

d) Kreativitas
e) Kerapian
126

Lampiran 3.2 Hasil Wawancara Data Awal

HASIL WAWANCARA

Nama Sekolah : SDN 1 Kebonharjo


Alamat Sekolah : Jl. Masjid Baitul Izzah, KEBONHARJO, Kec. Patebon,
Kab. Kendal
Nama Guru Kelas : Muhammad Khoirul Yatim
Hari, tanggal : Selasa, 7 Januari 2020
Tempat : SDN 1 Kebonharjo

NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Bagaimana minat siswa Minat siswa terhadap pembelajaran SBdP
terhadap pembelajaran banyak yang suka karena mata pelajaran
SBdP dikelas? Lalu SBdP lebih banyak praktinya dari pada
bagaimana minat siswa teorinya, untuk materi seni rupa siswa suka
pada pelajaran seni rupa karena siswa bebas mengekspresikan apa
teknik tempel? yang dipikirkannya
2. Bagaimana antusias Siswa antusias dalam pembelajaran seni rupa,
siswa saat mengikuti terutama saat pelajaran kolase, montase, dan
pembelajaran seni rupa mozaik karena siswa jarang menemui seni
teknik tempel? rupa tersebut sehingga antuasias
3. Apa persiapan yang Ibu Persiapan yang dilakukan sebelum mengajar
lakukan sebelum Seni rupa yaitu menyiapkan buku guru dan
mengajar seni rupa fasilitas lain berupa LCD
teknik tempel?
4. Dalam pembelajaran seni Dalam pembelajaran menggunakan media
rupa apakah Ibu berupa gambar yang sesuai dengan materi
menggunakan yang diajarkan
alat/media?

5. Apakah ada kendala Karya seni rupa terutama karya kolase tidak
dalam pembelajaran seni dapat bertahan lama karena terbuat dari biji
rupa? Jika ada apa bijian sehingga rapuh atau terkadang busuk,
kendalanya? guru hanya berpedoman pada buku guru saja
tanpa mencari inovasi bahan lain untuk
membuat kolase
6. Model pembelajaran apa Model pembelajaran yang guru gunakan
yang Guru gunakan dalam pembelajaran yaitu secara
dalam pembelajaran berkelompok, guru membentuk kelompok-
SBdP khususnya seni kelompok kecil yang setiap harinya dirubah
rupa teknik tempel? setiap anggotanya supaya saling memahami
satu sama lain

7. Apakah model Model pembelajaran tersebut efektif karena


127

pembelajaran tersebut akan terjadi tutor sebaya jika terapat siswa


efektif? yang kurang paham pada suatu kelompok,
siswa yang sekiranya dirasa mampu disebar
secara merata supaya dapat membantu
temannya yang sulit memahami pelajaran
8. Bagaimana respon siswa Respon siswa antusias saat proses
saat guru menggunakan pembelajaran, pembentukan kelompok
model pembelajaran menjadikan siswa memahami temannya satu
tersebut? sama lain sehingga yang pemalu tidak merasa
malu lagi dan menjadikan pembelajaran
interaktif
9. Bagaimana hasil belajar Hasil belajar ketika guru menggunakan model
siswa ketika guru tersebut lebih baik dibandingkan dengan
menggunakan model menggunakan metode ceramah biasa
pembelajaran tersebut?

10. Dalam pembelajaran seni Sebagian besar siswa memenuhi KKM, hnaya
rupa teknik tempel beberapa siswa saja yang tidak memenuhi
berapa banyak siswa KKM
yang belum memenuhi
KKM?

11. Bagaimana cara guru Untuk mencapai KKM siswa diberikan tugas
mengatasi siswa-siswi tambahan
yang memiliki nilai
dibawah KKM?

12. Bagaimana skill atau Kemampuan siswa dalam pembelajaran seni


kemampuan siswa dalam rupa sesuai dengan bakatnya masing-masing
pelajaran seni rupa teknik
tempel?
128

HASIL WAWANCARA

Nama Sekolah : SDN 2 Kebonharjo


Alamat Sekolah : Jl. K.h.m Cholil Hasyim, Kebonharjo, Kec. Patebon, Kab.
Kendal
Nama Guru Kelas : Ritoyo, S.Pd
Hari, tanggal : Selasa, 14 Januari 2020
Tempat : SDN 2 Kebonharjo

NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Bagaimana minat siswa Minat siswa pada pelajaran seni rupa banyak
terhadap pembelajaran yang suka karena seni rupa yang dipelajari
SBdP dikelas? Lalu bermacam-macam tidak hanya menggambar
bagaimana minat siswa saja
pada pelajaran seni rupa
teknik tempel?
2. Bagaimana antusias Siswa antusias saat mengikuti seni rupa,
siswa saat mengikuti namun terkadang ada satu dua anak yang
pembelajaran seni rupa tidak suka seni rupa karena mersa dirinya
teknik tempel? tidak bisa
3. Apa persiapan yang Ibu Persiapan yang dilakukan sebelum
lakukan sebelum menyiapkan seni rupa adalah menyiapkan
mengajar seni rupa media
teknik tempel?

4. Dalam pembelajaran seni Menggunakan media yang disesuaikan


rupa apakah Ibu dengan materi yang diajarkan
menggunakan
alat/media?

5. Apakah ada kendala Kendala dalam pembelajaran seni rupa adalah


dalam pembelajaran seni siswa kurang berimajinasi dalam
rupa? Jika ada apa mengembangkan karyanya
kendalanya?

6. Model pembelajaran apa Model pembelajaran yang digunakan seperti


yang Guru gunakan ceramah, demonstrasi dan dibentuk
dalam pembelajaran kelompok-kelompok dalam suatu kelas
SBdP khususnya seni
rupa teknik tempel?

7. Apakah model Efektif karena anak-anak merasa senang


129

pembelajaran tersebut sehingga enjoy saat pembelajaran


efektif? berlangsung

8. Bagaimana respon siswa Respon siswa senang saat menggunakan


saat guru menggunakan model permbelajaran tersebut, karena siswa
model pembelajaran dapat bekerjasama bersama temannya dalam
tersebut? suatu kelompok

9. Bagaimana hasil belajar Hasil belajar siswa saat menggunakan model


siswa ketika guru tersebut baik untuk saat itu, namun saat UAS
menggunakan model nilainya anjok karena anak kurang mencari
pembelajaran tersebut? informasi yang berkaitan dengan materi sebab
isi buku siswa terlalu dangkal
10. Dalam pembelajaran seni Dari 21 siswa hanya 5 siswa yang tidak
rupa teknik tempel memenuhi KKM
berapa banyak siswa
yang belum memenuhi
KKM?

11. Bagaimana cara guru Cara mengatasi siswa yang tidak memenuhi
mengatasi siswa-siswi KKM yaitu dengan didekati dan diajak
yang memiliki nilai komunikasi tentang kendala dalam
dibawah KKM? pembelajaran

12. Bagaimana skill atau Kemampuan siswa tergantung bakat yang


kemampuan siswa dalam yang ada didalam dirinya, jika minat dan
pelajaran seni rupa teknik memiliki bakat dalam seni rupa maka
tempel? kemampuannya akan lebih baik daripada yang
tidak minat dan bakat dalam seni rupa
130

HASIL WAWANCARA

Nama Sekolah : SDN 1 Lanji


Alamat Sekolah : Jl. Abinawa, Lanji, Kec. Patebon, Kab. Kendal
Nama Guru Kelas : Berka Aprilia, S.Pd
Hari, tanggal : Sabtu, 11 Januari 2020
Tempat : SDN 1 Lanji

NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Bagaimana minat siswa Minat siswa terhadap pembeljaran SBdP
terhadap pembelajaran sangat antusias, siswa menganggap pelajaran
SBdP dikelas? Lalu SBdP sebagai refreshing. Minat siswa
bagaimana minat siswa terhadap pelajaran seni rupa yaitu suka
pada pelajaran seni rupa
teknik tempel?
2. Bagaimana antusias Antusias siswa saat mengikuti pembelajaran
siswa saat mengikuti seni rupa sangat baik
pembelajaran seni rupa
teknik tempel?
3. Apa persiapan yang Ibu Persiapan guru yang dilakukan sebelum
lakukan sebelum mengajar seni rupa yaitu menyiapkan buku
mengajar seni rupa guru kemudian sebelum pembelajaran dimulai
teknik tempel? siswa diajak bernyanyi terlebih dahulu supaya
lebih semangat
4. Dalam pembelajaran seni Dalam pembelajaran seni rupa guru
rupa apakah Ibu menggunakan media berupa contoh gambar
menggunakan yang berkaitan dengan materi seni rupa
alat/media?

5. Apakah ada kendala Ada kendala dalam pembelajaran seni rupa


dalam pembelajaran seni yaitu ketika dibentuk kelompok terkadang ada
rupa? Jika ada apa anak yang tidak cocok satu sama lain
kendalanya?

6. Model pembelajaran apa Model pembelajaran yang digunakan guru


yang Guru gunakan dalam pembelajaran seni rupa yaitu kelas
dalam pembelajaran dibentuk kelompok-kelompok kecil
SBdP khususnya seni
rupa teknik tempel?

7. Apakah model Model pembelajaran tersebut efektif karena


pembelajaran tersebut anak bisa bertukar pikiran dengan temannya
efektif? dan merasa lebih senang

8. Bagaimana respon siswa Respon siswa saat guru menggunakan model


131

saat guru menggunakan pembelajaran tersebut siswa merasa senang


model pembelajaran dari pada menggunakan model ceramah saja
tersebut? siswa lebih cepat bosan

9. Bagaimana hasil belajar Hasil belajar siswa ketika guru menggunakan


siswa ketika guru model pembelajaran tersebut bagus, rata-rata
menggunakan model siswa mendapatkan nilai diatas KKM
pembelajaran tersebut?

10. Dalam pembelajaran seni Rata-rata siswa sudah memenuhi KKM jika
rupa teknik tempel praktik, namun jika pengetahuan sedikit
berapa banyak siswa terkendala, ada beberapa anak yang tidak
yang belum memenuhi memenuhi KKM
KKM?

11. Bagaimana cara guru Cara guru mengatasi siswa yang memiliki
mengatasi siswa-siswi nilai di bawah KKM yaitu dengan diadakan
yang memiliki nilai remedial, didekati, kemudian dikelompokkan
dibawah KKM? menjadi satu siswa yang memiliki nilai
dibawah KKM

12. Bagaimana skill atau Keamampuan siswa dalam pelajaran seni rupa
kemampuan siswa dalam rata-rata baik, namun dalam praktiknya siswa
pelajaran seni rupa teknik harus diberi contoh terlebih dahulu supaya
tempel? gambar yang dihasilkan baik, gambar yang
dihasilkan siswa tergantung imajinasinya
masing-masing
132

HASIL WAWANCARA

Nama Sekolah : SDN 1 Tambakrejo


Alamat Sekolah : Rt 01 Rw 03, TAMBAKREJO, Kec. Patebon, Kab. Kendal
Nama Guru Kelas : Elif Winarsih, S.Pd., M.Pd
Hari, tanggal : Senin, 13 Januari 2020
Tempat : SDN 1 Tambakrejo

NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Bagaimana minat siswa Minat siswa saat pembelajaran SBdP dikelas
terhadap pembelajaran sangat antusias, karena siswa menganggap
SBdP dikelas? Lalu pelajaran SBdP itu sebagai hiburan. Minat
bagaimana minat siswa terhadap pembelajaran seni rupa bagus.
pada pelajaran seni rupa
teknik tempel?
2. Bagaimana antusias Antusias siswa saat pembelajaran seni rupa
siswa saat mengikuti sangat baik karena siswa tidak perlu berfikir
pembelajaran seni rupa banyak hanya menggunakan kreativitas dan
teknik tempel? imajinasinya saja sehingga sangat antusias.
3. Apa persiapan yang Ibu Persiapan yang dilakukan sebelum mengajar
lakukan sebelum seni rupa yaitu menerangkan materi terlebih
mengajar seni rupa dahulu sebelum praktik
teknik tempel?

4. Dalam pembelajaran seni Dalam pembelajaran seni rupa menggunakan


rupa apakah Ibu media berupa contoh dedaunan kering atau
menggunakan menyesuaikan dengan materi
alat/media?

5. Apakah ada kendala Kendala dalam pembelajaran seni rupa yaitu


dalam pembelajaran seni ketika praktik siswa kesusahan saat memakai
rupa? Jika ada apa benda tajam sehingga guru harus selalu
kendalanya? mendampingi

6. Model pembelajaran apa Model yang digunakan saat pembelajaran


yang Guru gunakan SBdP yaitu model ceramah ,demonstrasi, dan
dalam pembelajaran dibentuk kelompok-kelompok kecil
SBdP khususnya seni
rupa teknik tempel?

7. Apakah model Model pembelajaran tersebut efektif, karena


133

pembelajaran tersebut anak suka bersosialisasi, kelompok yang


efektif? terbentuk anak anak memilih sendiri sehingga
merasa nyaman saat bekerja kelompok
8. Bagaimana respon siswa Respon siswa antusias, namun ada siswa yang
saat guru menggunakan hanya menggantungkan teman kelompoknya.
model pembelajaran
tersebut?

9. Bagaimana hasil belajar Hasil belajar siswa tergantung pada guru, jika
siswa ketika guru guru bisa mengkondisikan kelas maka hasil
menggunakan model belajarnya akan bagus selain itu tergantung
pembelajaran tersebut? minat dan bakat juga

10. Dalam pembelajaran seni Sebagian besar memenuhi KKM dari 35


rupa teknik tempel siswa hanya 1 yang tidak memenuhi KKM
berapa banyak siswa
yang belum memenuhi
KKM?

11. Bagaimana cara guru Diadakan remedial dengan soal yang sama
mengatasi siswa-siswi dan dilakukan pendekatan secara individual
yang memiliki nilai
dibawah KKM?

12. Bagaimana skill atau Skill seiswa dalam pembelajaran seni rupa
kemampuan siswa dalam baik, menyesuaikan dengan bakat dan minat
pelajaran seni rupa teknik
tempel?
134

HASIL WAWANCARA

Nama Sekolah : SDN 2 Tambakrejo


Alamat Sekolah : Jl.Lini Utama, TAMBAKREJO, Kec. Patebon, Kab. Kendal
Nama Guru Kelas : Siti Zuhriyah, S.Pd
Hari, tanggal : Sabtu, 11 Januari 2020
Tempat : SDN 2 Tambakrejo

NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Bagaimana minat siswa Antusias, karena SBdP merupakan pelajaran
terhadap pembelajaran dan materi baru. Minat siswa pada
SBdP dikelas? Lalu pembelajaran seni rupa sangat bagus karena
bagaimana minat siswa mereka ingin mempelajari hal-hal baru seperti
pada pelajaran seni rupa kolase, montase, dan mozaik
teknik tempel?

2. Bagaimana antusias Siswa sangat antusias dalam mengikuti


siswa saat mengikuti pembelajaran seni rupa, saking antusiasnya
pembelajaran seni rupa siswa sering meminta lagi untuk pembelajaran
teknik tempel? seni rupa
3. Apa persiapan yang Ibu Persiapan sebelum mengajar seni rupa yaitu
lakukan sebelum dengan membawakan contoh karya seni rupa
mengajar seni rupa
teknik tempel?
4. Dalam pembelajaran seni Dalam pembelajaran seni rupa guru
rupa apakah Ibu menggunakan alat yaitu LCD
menggunakan
alat/media?

5. Apakah ada kendala Ada kendala dalam pembelajaran seni rupa


dalam pembelajaran seni yaitu anak dalam membuat karya sering
rupa? Jika ada apa kurang rapi karena tergesa-gesa ketika
kendalanya? melihat temannya yang sudah selesai
6. Model pembelajaran apa Model yang digunakan dalam pembelajaran
yang Guru gunakan seni rupa yaitu dibentuk kelompok,
dalam pembelajaran demontrasi, dan ceramah
SBdP khususnya seni
rupa teknik tempel?

7. Apakah model Model pembelajaran tersebut efektif, karena


pembelajaran tersebut anak tidak mikir sendiri dalam bekerja
efektif? sehingga anak suka jika dibentuk kelompok

8. Bagaimana respon siswa Respon siswa saat guru menggunakan model


135

saat guru menggunakan pembelejaran tersebut senang karena siswa


model pembelajaran dapat bertukar pengalaman dengan temannya
tersebut?

9. Bagaimana hasil belajar Hasil belajar siswa ketika guru menggunakan


siswa ketika guru model tersebut bagus
menggunakan model
pembelajaran tersebut?

10. Dalam pembelajaran seni Rata-rata siswa sudah memenuhi KKM


rupa teknik tempel
berapa banyak siswa
yang belum memenuhi
KKM?

11. Bagaimana cara guru Cara guru mengatasi siswa yang memiliki
mengatasi siswa-siswi nilai di bawah KKM yaitu dengan diadakan
yang memiliki nilai remidial
dibawah KKM?

12. Bagaimana skill atau Skill siswa dalam pembelajaran seni rupa
kemampuan siswa dalam bagus, namun kelemahannya siswa mudah
pelajaran seni rupa teknik terpengaruh dengan temannya sehingga
tempel? menyebabkan karya yang dibuat tidak
maksimal
136

HASIL WAWANCARA

Nama Sekolah : SDN 1 Donosari


Alamat Sekolah : Donosari, Kec. Patebon, Kab. Kendal
Nama Guru Kelas : Nur Zulfa, S.Pd
Hari, tanggal : Sabtu, 18 Januari 2020
Tempat : SDN 1 Donosari

NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Bagaimana minat siswa Minat siswa terhadap pembelajaran SBdP
terhadap pembelajaran antusias, minat siswa pada pembelajaran seni
SBdP dikelas? Lalu rupa bagus namun gambar yang dihasilkan
bagaimana minat siswa siswa masih standar
pada pelajaran seni rupa
teknik tempel?
2. Bagaimana antusias Antusias siswa saat mengikuti pembelajaran
siswa saat mengikuti seni rupa yaitu sangat antusias karena anak
pembelajaran seni rupa bebas berkreasi dengan memadukan warna-
teknik tempel? warna
3. Apa persiapan yang Ibu Persiapan yang dilakukan sebelum mengajar
lakukan sebelum seni rupa yaitu dengan menentukan tema
mengajar seni rupa yang kemudian di sampaikan kepada siswa
teknik tempel?
4. Dalam pembelajaran seni Dalam pembelajaran seni guru menggunakan
rupa apakah Ibu alat berupa papan tulis dan LCD
menggunakan
alat/media?

5. Apakah ada kendala Ada kendala dalam pembelajaran seni rupa


dalam pembelajaran seni yaitu anak menyerah terlebih dahulu sebelum
rupa? Jika ada apa mencoba
kendalanya?

6. Model pembelajaran apa Model pembelajaran yang digunakan yaitu


yang Guru gunakan dibentuk kelompok-kelompok, demonstrasi,
dalam pembelajaran dan ceramah
SBdP khususnya seni
rupa teknik tempel?

7. Apakah model Model pembelajaran tersebut lumayan efektif


pembelajaran tersebut
efektif?

8. Bagaimana respon siswa Respon siswa saat guru menggunakan model


saat guru menggunakan pembelajaran tersebut bagus, namun
137

model pembelajaran terkadang ada siswa yang kurang suka dengan


tersebut? teman kelompoknya sendiri

9. Bagaimana hasil belajar Hasil belajar siswa ketika guru menggunakan


siswa ketika guru model tersebut bagus
menggunakan model
pembelajaran tersebut?

10. Dalam pembelajaran seni Rata-rata siswa dalam satu kelas sudah
rupa teknik tempel memenuhi KKM namun ada 1 atau 2 anak
berapa banyak siswa yang tidak memenuhi KKM
yang belum memenuhi
KKM?

11. Bagaimana cara guru Cara guru mengatasi siswa yang memiliki
mengatasi siswa-siswi nilai di bawah KKM yaitu dengan diadakan
yang memiliki nilai remedial
dibawah KKM?

12. Bagaimana skill atau Kemampuan siswa dalam pembelajaran seni


kemampuan siswa dalam rupa tegantung bakatnya, ada yang bagus ada
pelajaran seni rupa teknik yang standar
tempel?
138

HASIL WAWANCARA

Nama Sekolah : SDN 2 Donosari


Alamat Sekolah : Jl. Lanji Dasri, Donosari, Kec. Patebon, Kab. Kendal
Nama Guru Kelas : Nur Hidayah, S.Pd
Hari, tanggal : Senin, 13 Januari 2020
Tempat : SDN 2 Donosari

NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Bagaimana minat siswa Minat siswa terhadap pembelajaran SBdP
terhadap pembelajaran sangat antusias. Minat siswa terhadap
SBdP dikelas? Lalu pembelajaran seni rupa juga sangat baik.
bagaimana minat siswa
pada pelajaran seni rupa
teknik tempel?
2. Bagaimana antusias Antusias siswa saat mengikuti pembelajaran
siswa saat mengikuti seni rupa sangat antusias karena dalam
pembelajaran seni rupa pembelajaran seni rupa khususnya
teknik tempel? menggambar anak bisa mamainkan warna
3. Apa persiapan yang Ibu Yang dilakukan sebelum mengajar seni rupa
lakukan sebelum yaitu dengan menyiapkan alat peraga,
mengajar seni rupa anatomi tubuh manusia, hewan, dan
teknik tempel? tumbuhan

4. Dalam pembelajaran seni Guru menggunakan media berupa gambar-


rupa apakah Ibu gambar visual serta memanfaatkan LCD
menggunakan dalam proses pembelajaran seni rupa
alat/media?

5. Apakah ada kendala Ada kendala dalam pembelajaran seni rupa


dalam pembelajaran seni yaitu anak sulit mengembangkan imajinasi
rupa? Jika ada apa sehingga gambar yang dibuat hanya itu itu
kendalanya? saja

6. Model pembelajaran apa Model yang digunakan guru dalam


yang Guru gunakan pembelajaran seni rupa yaitu model CTL,
dalam pembelajaran kelompok, terpadu, dan demonstrasi
SBdP khususnya seni
rupa teknik tempel?

7. Apakah model Model tersebut efektif karena anak menjadi


pembelajaran tersebut lebih mudah diatur saat diterpkan model
139

efektif? pembelajaran selain ceramah

8. Bagaimana respon siswa Respon siswa saat menggunakan model


saat guru menggunakan pembelajaran tersebut baik, namun siswa
model pembelajaran lebih suka jika guru melengkapi model
tersebut? tersebut dengan media dan alat peraga

9. Bagaimana hasil belajar Hasil belajar siswa ketika guru menggunakan


siswa ketika guru model tersebut bagus, namun tergantung pada
menggunakan model kemampuan anak juga
pembelajaran tersebut?

10. Dalam pembelajaran seni Dalam satu kelas rata-rata ememnuhi KKM
rupa teknik tempel hanya sekitar 3 anak yanag tidak memenuhi
berapa banyak siswa KKM
yang belum memenuhi
KKM?

11. Bagaimana cara guru Cara guru mengatasi siswa yang memiliki
mengatasi siswa-siswi nilai di bawah KKM yaitu dengan diadakan
yang memiliki nilai remedial dan bimbingan khusus setelah
dibawah KKM? pembelajaran selesai

12. Bagaimana skill atau Kemampuan siswa dalam pembelajaran seni


kemampuan siswa dalam rupa bagus
pelajaran seni rupa teknik
tempel?
140

Lampiran 3.3 Pemetaan KD dan Indikator

PEMETAAN KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


PEMBELAJARAN SENI RUPA TEKNIK TEMPEL
No Kompetensi Dasar
Tema Subtema Pembelajaran Indikator
.
1. 7 3 Indahnya 2 3.4 Mengetahui karya seni 3.4.1 Menjelaskan pengertian aplikasi
Indahnya Persatuan dan rupa teknik tempel. 3.4.2 Menyebutkan bahan dasar membuat
Keragama Kesatuan seni aplikasi
n di Negeriku 3.4.3 Mengidentifikasi macam-macam
Negeriku bahan membuat seni aplikasi
3.4.4 Menyebutkan peralatan membuat seni
aplikasi
3.4.5 Menyebutkan perlengkapan membuat
seni aplikasi
3.4.6 Menjelaskan hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam membuat seni
aplikasi
3.4.7 Menyebutkan teknik dasar membuat
seni aplikasi

6 3.4 Mengetahui karya seni 3.4.8 Menjelaskan langkah dalam membuat


rupa teknik tempel. seni aplikasi
3.4.9 Mengidentifikasi pemilihan warna
4.4 Membuat karya kolase, dalam pembuatan seni aplikasi
montase, aplikasi, dan 3.10 Menjelaskan manfaat berkarya seni
mozaik.
141

aplikasi
4.4.1 Membuat rancangan pola
4.4.2 Membuat karya seni aplikasi
142

Lampiran 3.4 RPP Kelas Kontrol

SILABUS KELAS KONTROL

Identitas sekolah : SDN 1 Donosari


Kelas/ semester : IV / 2
Tema : 7. Indahnya Keragaman di Negeriku
Subtema : 3. Indahnya Persatuan dan Kesatuan Negeriku
Mata Pelajaran : IPA. Bahasa Indonesia, SBdP
Kompetensi Inti :
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
143

Penilaian
Nilai Kegiatan Alokasi
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok Tekni Bentu Sumber
Karakter Pembelajaran Jenis Waktu
k k
IPA 1. Tertib 3.3.1 menjelaskan Gaya 1. Siswa mengamati Tes Tertulis Uraian 6x35 Angi St, dkk.
3.3 Mengidentifikasi 2. Percay pengertian gaya teks tentang gaya menit 2017. Buku Guru
macam-macam gaya, a diri Menggali
otot (mengamati) Tema Indahnya
antara lain: gaya otot, 3. Santun pengetahuan
3.3.2 menjelaskan baru 2. Siswa berdiskusi Keragaman di
gaya listrik, gaya Mandiri
magnet, gaya contoh penerapan tentang penerapan Negeriku.
gaya otot Karya seni gaya (mecoba) Jakarta:
gravitasi, dan gaya
gesekan. 3.3.1 menjelaskan aplikasi 3. Siswa melakukan Kementrian
pengertian gaya listrik pengamatan tentang Pendidikan dan
3.3.2 menjelaskan gaya dalam Kebudayaan
contoh penerapan gaya kehidupan sehari-
listrik hari (mengamati) Angi St, dkk.
4. Siswa mengerjakan 2017. Buku
4.3 4.3.1 melakukan LKPD-1 membuat Non Produk Rating Siswa Tema
Mendemonstrasikan pengamatan laporan pengamatan tes dan scale Indahnya
manfaat gaya dalam tentang gaya otot tentang gaya Kinerja dengan Keragaman di
kehidupan sehari- (mecoba) rubrik Negeriku.
4.3.2 membuat laporan
hari, misalnya gaya 5. Guru membimbing Jakarta:
hasil pengamatan
otot, gaya listrik, siswa dalam Kementrian
gaya otot
gaya magnet, gaya
4.3.1 melakukan berdiskusi Pendidikan dan
gravitasi, dan gaya
gesekan pengamatan tentang 6. Siswa membaca Kebudayaan
gaya listrik teks (mengamati)
4.3.2 membuat laporan 7. Siswa mengerjakan
hasil pengamatan gaya LKPD-2 (mecoba)
listrik
144

Penilaian
Nilai Kegiatan Alokasi
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok Tekni Bentu Sumber
Karakter Pembelajaran Jenis Waktu
k k
Bahasa Indonesia 3.7.1 menyebutkan 8. Guru membimbing Tes Tertulis Uraian
3.7 Menggali judul teks siswa dalam
pengetahuan baru 3.7.2 menjelaskan isi berdiskusi
yang terdapat pada teks
9. Siswa memaparkan
teks.
hasil
10. Siswa membaca
teks “karya seni
aplikasi”
(mengamati)
11. Siswa mengamati
4.7 Menyampaikan 4.7.1 membaca teks Non Produk Rating
karya seni aplikasi
pengetahuan baru 4.7.2 menuliskan isi tes dan scale
dari teks nonfiksi ke teks (mengamati) Kinerja dengan
dalam tulisan dengan 12. Siswa rubrik
bahasa mengidentifikasi
sendiri. bahan-bahan yang
SBdP 3.4.10 Menjelaskan digunakan untuk Tes Tertulis uraian
3.4 Mengetahui karya pengertian membuat karya seni
seni rupa aplikasi
aplikasi (mencoba)
teknik tempel. 3.4.11 Menyebutkan
bahan dasar 13. Siswa
membuat seni mengidentifikasi
aplikasi peralatan dan
3.4.12 Mengidentifika perlengkapan yang
si macam- digunakan untuk
macam bahan membuat karya seni
membuat seni
aplikasi aplikasi (mencoba)
145

Penilaian
Nilai Kegiatan Alokasi
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok Tekni Bentu Sumber
Karakter Pembelajaran Jenis Waktu
k k
3.4.13 Menyebutkan 14. Siswa mengamati
peralatan teks “Teknik dasar
membuat seni membuat karya seni
aplikasi
aplikasi”
3.4.14 Menyebutkan
perlengkapan (mengamati
membuat seni 15. Siswa
aplikasi mengidentifikasi
3.4.15 Menjelaskan pemilihan warna
hal-hal yang dalam membuat
perlu karya seni aplikasi
diperhatikan
(mencoba))
dalam membuat
seni aplikasi 16. Siswa membuat
3.4.16 Menyebutkan karya seni aplikasi
teknik dasar (mencoba)
membuat seni 17. Setiap bersama guru
aplikasi menyimpulkan hasil
3.4.17 Menjelaskan diskusi
langkah dalam
membuat seni
aplikasi
3.4.18 Mengidentifika
si pemilihan
warna dalam
pembuatan seni
aplikasi
3.4.19 Mengidentifika
si tusuk yang
146

Penilaian
Nilai Kegiatan Alokasi
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok Tekni Bentu Sumber
Karakter Pembelajaran Jenis Waktu
k k
dapat
dipadukan
dalam mebuat
seni aplikasi

4.4 Membuat karya 4.4.3 Membuat Non Produk Rating


kolase, rancangan pola tes dan scale
montase, aplikasi, 4.4.4 Membuat karya Kinerja dengan
dan seni aplikasi rubrik
mozaik. 4.4.5 Menjelaskan
manfaat
berkarya seni
aplikasi

4.4 Membuat karya 4.4.6 Membuat Non Produk Rating


kolase, rancangan pola tes dan scale
montase, aplikasi, 4.4.7 Membuat karya Kinerja dengan
dan seni aplikasi rubrik
mozaik. 4.4.8 Menjelaskan
manfaat
berkarya seni
aplikasi
147

Kendal, 2020

Mengetahui,

Guru kelas IV Praktikkan

Indira Aulia Ma’ruf

Kepala Sekolah
148

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS KONTROL
PERTEMUAN 1

Nama Satuan Pendidikan : SDN 1 Donosari


Kelas/ Semester : IV (Satu) / 2 (Satu)
Tema / Subtema : 7. Indahnya Keragaman di Negeriku/ 3. Indahnya Persatuan
dan Kesatuan Negeriku
Pembelajaran ke- : 2 (Dua)
Mata Pelajaran : IPA, Bahasa Indonesia, SBdP
Alokasi Waktu : 6jp x 35 menit
Pertemuan :1

A. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah membaca teks tentang “Gaya Otot”, siswa dapat menjelaskan pengertian gaya
otot dengan tepat
2. Setelah membaca teks tentang “Gaya Otot”, siswa dapat menjelaskan contoh
penerapan gaya otot dengan benar
3. Setelah membaca teks tentang “Gaya Otot”, siswa dapat melakukan pengamatan
tentang gaya otot dengan tepat
4. Setelah melakukan pengamatan tentang gaya otot, siswa dapat membuat laporan hasil
pengamatan gaya otot dengan tepat
5. Setelah membaca teks “percantik dekorasi ruang tamu dengan seni mozaik”, siswa
dapat menyebutkan isi judul teks dengan tepat.
6. Setelah membaca teks “percantik dekorasi ruang tamu dengan seni mozaik”, siswa
dapat menjelaskan isi teks dengan tepat
7. Setelah mengamati teks “percantik dekorasi ruang tamu dengan seni mozaik”, siswa
dapat membaca pemahaman teks dengan benar
8. Setelah membaca teks “percantik dekorasi ruang tamu dengan seni mozaik”, siswa
dapat menuliskan isi teks dengan tepat
9. Setelah membaca teks tentang “karya seni aplikasi”, siswa dapat menjelaskan
pengertian aplikasi dengan tepat
10. Setelah mengamati gambar tentang “karya seni aplikasi”, siswa dapat menyebutkan
bahan dasar membuat seni aplikasi dengan benar
11. Setelah mengamati karya seni aplikasi, siswa dapat mengidentifikasi macam-macam
bahan membuat seni aplikasi dengan tepat.
B. Langkah-Langkah Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pra Kegiatan Menyiapkan gambar yang sesuai 15Menit
18. Guru melakukan presensi.
19. Menyanyi “Lagu Indonesia Raya”
20. Siswa melakukan kegiatan membaca bersama 15 menit
(literasi)
149

21. Guru menyiapkan sumber dan media pembelajaran.


Pendahuluan 22. Guru mengucapkan salam.
23. Guru meminta salah satu siswa memimpin doa.
(religius)
24. Apersepsi dengan dengan meminta siswa cek kerapian
dan duduk dengan baik di kursinya
Kemudian menyanyikan lagu “kalau kau suka hati”
(religius:bersih,)
25. Guru memberikan motivasi bahwa kita harus bersyukur
diberikan tubuh yang sehat oleh Tuhan (religius)
26. Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan materi
sebelumnya
27. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Inti 28. Siswa mengamati teks tentang gaya otot (mengamati)
29. Siswa berdiskusi tentang penerapan gaya otot (mecoba)
30. Siswa melakukan pengamatan tentang gaya otot dalam
kehidupan sehari-hari (mengamati)
31. Siswa bersama kelompok mengerjakan LKPD-1
membuat laporan pengamatan tentang gaya otot
(mecoba)
32. Siswa memaparkan hasil diskusi (mengkomunikasi)
33. Siswa membaca teks percantik dekorasi ruang tamu
dengan seni mozaik (mengamati)
34. Siswa mengerjakan LKPD-2 (mecoba) 180 Menit
35. Siswa memaparkan hasil diskusi (mengkomunikasi)
36. Siswa mengamati gambar karya aplikasi (mengamati)
37. Siswa membaca teks “Karya seni aplikasi”
(mengamati)
38. Siswa mengamati karya seni aplikasi (mengamati)
39. Siswa mengidentifikasi bahan-bahan yang digunakan
untuk membuat karya seni aplikasi (mencoba)
40. Siswa mengerjakan LKPD-3 (mencoba)
41. Guru membimbing siswa dalam berdiskusi
42. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil diskusi

Penutup 43. Guru bersama dengan siswa menyimpulkan/ ringkasan


hasil pembelajaran.
44. siswa mengerjakan evaluasi. (jujur)
45. Guru melakukan refleksi hasil pembelajaran dan
evaluasi.
15 Menit
46. Guru memberikan tindak lanjut (pengayaan dan
remedial).
47. Guru memberi pesan untuk belajar materi selanjutnya.
48. Guru menutup pelajaran dengan meminta siswa
memimpin doa bersama.(religius)

C. Penilaian
Muatan Jenis
No. Teknik Jenis Bentuk
Pelajaran Keterampilan
1. IPA Pengetahuan Tes Tes Tertulis Soal pilihan
150

ganda
Uraian

Keterampilan Penilaian Rubrik penilaian


Non tes
Kinerja Kinerja
2. Bahasa Pengetahuan Soal pilihan
Indonesia ganda
Tes Tes Tertulis
Uraian

Keterampilan Penilaian Rubrik penilaian


Non tes
Kinerja Kinerja
3. SBdP Pengetahuan Tes Tertulis Uraian

1. Tindak lanjut hasil evaluasi yang mecakup remedial dan pengayaan


Remidial :Siswa yang belum tuntas pada materi yang diajarkan dengan memberikan
tambahan jam untuk pemahaman materi.
Pengayaan: Siswa yang sudah tuntas diberi materi tambahan.

Kendal, 2020

Mengetahui,

Guru kelas IV Praktikkan

Indira Aulia Ma’ruf

Kepala Sekolah
151

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS KONTROL
PERTEMUAN 2
Nama Satuan Pendidikan : SDN 1 Donosari
Kelas/ Semester : IV (Satu) / 2 (Satu)
Tema / Subtema : 7. Indahnya Keragaman di Negeriku/ 3. Indahnya Persatuan
dan Kesatuan Negeriku
Pembelajaran ke- : 2 (Dua)
Mata Pelajaran : IPA, Bahasa Indonesia, SBdP
Alokasi Waktu : 6jp x 35 menit
Pertemuan :2

A. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah membaca teks tentang “Gaya Listrik”, siswa dapat menjelaskan pengertian
gaya Listrik dengan tepat
2. Setelah membaca teks tentang “Gaya Listrik”, siswa dapat menjelaskan contoh
penerapan gaya Listrik dengan benar
3. Setelah membaca teks tentang “Gaya Listrik”, siswa dapat melakukan pengamatan
tentang gaya Listrik dengan tepat
4. Setelah melakukan pengamatan tentang gaya Listrik, siswa dapat membuat laporan
hasil pengamatan gaya Listrik dengan tepat
5. Setelah membaca teks “percantik dekorasi ruang tamu dengan seni mozaik”, siswa
dapat menyebutkan isi judul teks dengan tepat.
6. Setelah membaca teks “percantik dekorasi ruang tamu dengan seni mozaik”, siswa
dapat menjelaskan isi teks dengan tepat
7. Setelah mengamati teks “percantik dekorasi ruang tamu dengan seni mozaik”, siswa
dapat membaca pemahaman teks dengan benar
8. Setelah membaca teks “percantik dekorasi ruang tamu dengan seni mozaik”, siswa
dapat menuliskan isi teks dengan tepat
9. Setelah membaca teks tentang karya seni aplikasi, siswa dapat menyebutkan peralatan
membuat seni aplikasi dengan tepat
10. Setelah membaca teks tentang karya seni aplikasi, siswa dapat menyebutkan
perlengkapan membuat seni aplikasi dengan benar
11. Setelah mengamati karya seni aplikasi, siswa dapat menjelaskan hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam membuat seni aplikasi dengan tepat
12. Setelah mengamati teks tentang “teknik dasar membuat seni aplikasi”, siswa dapat
menyebutkan teknik dasar membuat seni aplikasi dengan benar
B. Langkah-Langkah Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pra Kegiatan Menyiapkan gambar yang sesuai 15Menit
1. Guru melakukan presensi.
2. Menyanyi “Lagu Indonesia Raya”
3. Siswa melakukan kegiatan membaca bersama 15
menit (literasi)
4. Guru menyiapkan sumber dan media pembelajaran.
Pendahuluan 5. Guru mengucapkan salam.
6. Guru meminta salah satu siswa memimpin doa.
152

(religius)
7. Apersepsi dengan dengan meminta siswa cek
kerapian dan duduk dengan baik di kursinya
8. Kemudian menyanyikan lagu “kalau kau suka hati”
(religius:bersih,)
9. Guru memberikan motivasi bahwa kita harus
bersyukur diberikan tubuh yang sehat oleh Tuhan
(religius)
10. Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan
materi sebelumnya
11. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Inti 12. Siswa mengamati teks tentang gaya Listrik
(mengamati)
13. Siswa berdiskusi tentang penerapan gaya Listrik
(mecoba)
14. Siswa melakukan pengamatan tentang gaya Listrik
dalam kehidupan sehari-hari (mengamati)
15. Siswa bersama kelompok mengerjakan LKPD-1
membuat laporan pengamatan tentang gaya Listrik
(mecoba)
16. Siswa memaparkan hasil diskusi (mengkomunikasi)
17. Siswa membaca teks percantik dekorasi ruang tamu
dengan seni mozaik (mengamati)
18. Siswa mengerjakan LKPD-2 (mecoba) 180 Menit
19. Siswa memaparkan hasil diskusi (mengkomunikasi)
20. Siswa membaca teks “karya seni aplikasi”
(mengamati)
21. Siswa mengamati karya seni aplikasi (mengamati)
22. Siswa mengidentifikasi peralatan dan perlengkapan
yang digunakan untuk membuat karya seni aplikasi
(mencoba)
23. Siswa mengamati teks “Teknik dasar membuat
karya seni aplikasi” (mengamati)
24. Siswa mengerjakan LKPD-3 (mencoba)
25. Guru membimbing siswa dalam berdiskusi
26. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil diskusi
Penutup 27. Guru bersama dengan siswa menyimpulkan/
ringkasan hasil pembelajaran.
28. siswa mengerjakan evaluasi. (jujur)
29. Guru melakukan refleksi hasil pembelajaran dan
evaluasi.
30. Guru memberikan tindak lanjut (pengayaan dan 15 Menit
remedial).
31. Guru memberi pesan untuk belajar materi
selanjutnya.
32. Guru menutup pelajaran dengan meminta siswa
memimpin doa bersama.(religius)

C. Penilaian
No. Muatan Jenis Teknik Jenis Bentuk
153

Pelajaran Keterampilan
1. IPA Pengetahuan Soal pilihan
ganda
Tes Tes Tertulis
Uraian

Keterampilan Penilaian Rubrik penilaian


Non tes
Kinerja Kinerja
2. Bahasa Pengetahuan Soal pilihan
Indonesia ganda
Tes Tes Tertulis
Uraian

Keterampilan Penilaian Rubrik penilaian


Non tes
Kinerja Kinerja
3. SBdP Pengetahuan Tes Tertulis Uraian

1. Tindak lanjut hasil evaluasi yang mecakup remedial dan pengayaan


Remidial :Siswa yang belum tuntas pada materi yang diajarkan dengan memberikan
tambahan jam untuk pemahaman materi.
Pengayaan: Siswa yang sudah tuntas diberi materi tambahan.

Kendal, 2020

Mengetahui,

Guru kelas IV Praktikkan

Indira Aulia Ma’ruf

Kepala Sekolah
154

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS KONTROL
PERTEMUAN 3

Nama Satuan Pendidikan : SDN 1 Donosari


Kelas/ Semester : IV (Satu) / 2 (Satu)
Tema / Subtema : 7. Indahnya Keragaman di Negeriku/ 3. Indahnya
Persatuan dan Kesatuan Negeriku
Pembelajaran ke- : 6 (Enam)
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia, SBdP
Alokasi Waktu : 6jp x 35 menit
Pertemuan :3

A. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah membaca teks “Ki Hajar Dewantara Bapak Pendidikan Indonesia”, siswa
dapat menyebutkan isi judul teks dengan tepat.
2. Setelah membaca teks “Ki Hajar Dewantara Bapak Pendidikan Indonesia”, siswa
dapat menjelaskan isi teks dengan tepat
3. Setelah mengamati teks “Ki Hajar Dewantara Bapak Pendidikan Indonesia”, siswa
dapat membaca pemahaman teks dengan benar
4. Setelah membaca teks “Ki Hajar Dewantara Bapak Pendidikan Indonesia”, siswa
dapat menuliskan isi teks dengan tepat
5. Setelah membaca teks “karya seni aplikasi”, siswa dapat menjelaskan langkah dalam
membuat seni aplikasi dengan tepat
6. Setelah mengamati karya seni aplikasi, siswa dapat mengidentifikasi pemilihan
warna dalam pembuatan seni aplikasi dengan benar
7. Setelah mengamati karya seni aplikasi, siswa dapat mengidentifikasi tusuk yang
dapat dipadukan dalam mebuat seni aplikasi dengan tepat
B. Langkah-Langkah Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pra Kegiatan Menyiapkan gambar yang sesuai 15Menit
1. Guru melakukan presensi.
2. Menyanyi “Lagu Indonesia Raya”
3. Siswa melakukan kegiatan membaca bersama 15 menit
(literasi)
4. Guru menyiapkan sumber dan media pembelajaran.
Pendahuluan 5. Guru mengucapkan salam.
6. Guru meminta salah satu siswa memimpin doa.
(religius)
7. Apersepsi dengan dengan meminta siswa cek kerapian
dan duduk dengan baik di kursinya
Kemudian menyanyikan lagu “kalau kau suka hati”
(religius:bersih,)
8. Guru memberikan motivasi bahwa kita harus bersyukur
155

diberikan tubuh yang sehat oleh Tuhan (religius)


9. Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan materi
sebelumnya
10. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Inti 11. Siswa membaca teks Ki Hajar Dewantara Bapak
Pendidikan Indonesia (mengamati)
12. Siswa mengerjakan LKPD-1 (mecoba)
13. Siswa memaparkan hasil diskusi (mengkomunikasi)
14. Siswa mengamati karya seni aplikasi (mengamati)
15. Siswa membaca teks tentang “karya seni aplikasi” 180 Menit
16. Siswa mengidentifikasi pemilihan warna dalam
membuat karya seni aplikasi (mencoba)
17. Siswa mengerjakan LKPD-2 (mencoba)
18. Guru membimbing siswa dalam berdiskusi
19. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil diskusi
Penutup 20. Guru bersama dengan siswa menyimpulkan/ ringkasan
hasil pembelajaran.
21. siswa mengerjakan evaluasi. (jujur)
22. Guru melakukan refleksi hasil pembelajaran dan
evaluasi. 15 Menit
23. Guru memberikan tindak lanjut (pengayaan dan
remedial).
24. Guru memberi pesan untuk belajar materi selanjutnya.
25. Guru menutup pelajaran dengan meminta siswa
memimpin doa bersama.(religius)

C. Penilaian
Muatan Jenis
No. Teknik Jenis Bentuk
Pelajaran Keterampilan
1. Bahasa Pengetahuan Soal pilihan
Indonesia ganda
Tes Tes Tertulis
Uraian

Keterampilan Penilaian Rubrik penilaian


Non tes
Kinerja Kinerja
2. SBdP Pengetahuan Tes Tertulis Uraian

1. Tindak lanjut hasil evaluasi yang mecakup remedial dan pengayaan


Remidial :Siswa yang belum tuntas pada materi yang diajarkan dengan memberikan
tambahan jam untuk pemahaman materi.
Pengayaan: Siswa yang sudah tuntas diberi materi tambahan.
156

Kendal, 2020

Mengetahui,

Guru kelas IV Praktikkan

Indira Aulia Ma’ruf

Kepala Sekolah
157

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS KONTROL
PERTEMUAN 4

Nama Satuan Pendidikan : SDN 1 Donosari


Kelas/ Semester : IV (Satu) / 2 (Satu)
Tema / Subtema : 7. Indahnya Keragaman di Negeriku/ 3. Indahnya
Persatuan dan Kesatuan Negeriku
Pembelajaran ke- : 6 (Enam)
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia, SBdP
Alokasi Waktu : 6jp x 35 menit
Pertemuan :4

A. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah membaca teks “Ki Hajar Dewantara Bapak Pendidikan Indonesia”, siswa
dapat menyebutkan isi judul teks dengan tepat.
2. Setelah membaca teks “Ki Hajar Dewantara Bapak Pendidikan Indonesia”, siswa
dapat menjelaskan isi teks dengan tepat
3. Setelah mengamati teks “Ki Hajar Dewantara Bapak Pendidikan Indonesia”, siswa
dapat membaca pemahaman teks dengan benar
4. Setelah membaca teks “Ki Hajar Dewantara Bapak Pendidikan Indonesia”, siswa
dapat menuliskan isi teks dengan tepat
5. Setelah membaca teks “karya seni aplikasi”, siswa dapat membuat rancangan pola
dengan tepat
6. Setelah mengamati karya seni aplikasi, siswa dapat membuat karya seni aplikasi
dengan benar
7. Setelah membuat karya seni aplikasi, siswa dapat menjelaskan manfaat berkarya
seni aplikasi dengan tepat
B. Langkah-Langkah Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pra Kegiatan Menyiapkan gambar yang sesuai 15Menit
1. Guru melakukan presensi.
2. Menyanyi “Lagu Indonesia Raya”
3. Siswa melakukan kegiatan membaca bersama 15 menit
(literasi)
4. Guru menyiapkan sumber dan media pembelajaran.
Pendahuluan 5. Guru mengucapkan salam.
6. Guru meminta salah satu siswa memimpin doa.
(religius)
7. Apersepsi dengan dengan meminta siswa cek kerapian
dan duduk dengan baik di kursinya
8. Kemudian menyanyikan lagu “kalau kau suka hati”
(religius:bersih,)
9. Guru memberikan motivasi bahwa kita harus bersyukur
158

diberikan tubuh yang sehat oleh Tuhan (religius)


10. Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan materi
sebelumnya
11. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Inti 12. Siswa membaca teks Ki Hajar Dewantara Bapak
Pendidikan Indonesia (mengamati)
13. Siswa mengerjakan LKPD-1 (mecoba)
14. Siswa memaparkan hasil diskusi (mengkomunikasi)
15. Siswa membaca teks karya seni aplikasi (mengamati) 45 Menit
16. Siswa membuat pola dengan tema yang ditentukan oleh
guru (mencoba)
17. Siswa membuat karya seni aplikasi (mencoba)
18. Guru membimbing siswa dalam berdiskusi
19. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil diskusi
Penutup 20. Guru bersama dengan siswa menyimpulkan/ ringkasan
hasil pembelajaran.
21. siswa mengerjakan evaluasi. (jujur)
22. Guru melakukan refleksi hasil pembelajaran dan
evaluasi. 15 Menit
23. Guru memberikan tindak lanjut (pengayaan dan
remedial).
24. Guru memberi pesan untuk belajar materi selanjutnya.
25. Guru menutup pelajaran dengan meminta siswa
memimpin doa bersama.(religius)

C. Penilaian
Muatan Jenis
No. Teknik Jenis Bentuk
Pelajaran Keterampilan
1. Bahasa Pengetahuan Soal pilihan
Indonesia ganda
Tes Tes Tertulis
Uraian

Keterampilan Penilaian Rubrik penilaian


Non tes
Kinerja Kinerja
2. SBdP Pengetahuan Tes Tertulis Uraian
159

2. Tindak lanjut hasil evaluasi yang mecakup remedial dan pengayaan


Remidial :Siswa yang belum tuntas pada materi yang diajarkan dengan memberikan
tambahan jam untuk pemahaman materi.
Pengayaan: Siswa yang sudah tuntas diberi materi tambahan

Kendal, 2020

Mengetahui,

Guru kelas IV Praktikkan

Indira Aulia Ma’ruf

Kepala Sekolah
160

Lampiran 3.5 RPP Kelas Eksperimen

SILABUS KELAS EKSPERIMEN

Identitas sekolah : SDN 1 Kebonharjo


Kelas/ semester : IV / 2
Tema : 7. Indahnya Keragaman di Negeriku
Subtema : 3. Indahnya Persatuan dan Kesatuan Negeriku
Mata Pelajaran : IPA, Bahasa Indonesia, SBdP
Kompetensi Inti :
5. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
6. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
7. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
8. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
161

Penilaian
Nilai Alokasi
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Tekni Sumber
Karakter Jenis Bentuk Waktu
k
IPA 4. Tertib 3.3.1 menjelaskan Gaya 1. Siswa mengamati Tes Tertulis Uraian 6x35 Angi St, dkk.
3.3 Mengidentifikasi 5. Percay pengertian gaya teks tentang gaya menit 2017. Buku Guru
macam-macam gaya, a diri Menggali (mengamati)
otot Tema Indahnya
antara lain: gaya otot, 6. Santun pengetahuan 2. Siswa berdiskusi
3.3.2 menjelaskan baru Keragaman di
gaya listrik, gaya Mandiri tentang penerapan
magnet, gaya contoh penerapan gaya (mecoba) Negeriku.
gaya otot Karya seni Jakarta:
gravitasi, dan gaya 3. Siswa melakukan
gesekan. 3.3.1 menjelaskan aplikasi pengamatan tentang Kementrian
pengertian gaya listrik gaya dalam Pendidikan dan
3.3.2 menjelaskan kehidupan sehari- Kebudayaan
contoh penerapan gaya hari (mengamati)
4. Siswa bersama
listrik Angi St, dkk.
kelompok
mengerjakan 2017. Buku
4.3 4.3.1 melakukan LKPD-1 membuat Non Produk Rating Siswa Tema
Mendemonstrasikan pengamatan laporan pengamatan tes dan scale Indahnya
manfaat gaya dalam tentang gaya Kinerja dengan Keragaman di
tentang gaya otot
kehidupan sehari- (mecoba) rubrik Negeriku.
4.3.2 membuat laporan 5. Guru membimbing
hari, misalnya gaya Jakarta:
hasil pengamatan siswa dalam
otot, gaya listrik, Kementrian
gaya otot berdiskusi
gaya magnet, gaya
4.3.1 melakukan 6. Siswa memaparkan Pendidikan dan
gravitasi, dan gaya
gesekan pengamatan tentang hasil diskusi Kebudayaan
gaya listrik (mengkomunikasi)
4.3.2 membuat laporan 7. Siswa membaca Video karya seni
hasil pengamatan gaya teks (mengamati) aplikasi
listrik 8. Siswa mengerjakan “https://www.yo
LKPD-2 (mecoba) utube.com/watch
162

Penilaian
Nilai Alokasi
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Tekni Sumber
Karakter Jenis Bentuk Waktu
k
Bahasa Indonesia 3.7.1 menyebutkan 9. Guru membimbing Tes Tertulis Uraian ?
3.7 Menggali judul teks siswa dalam v=uuxGtCJ81P4
pengetahuan baru 3.7.2 menjelaskan isi berdiskusi ”
yang terdapat pada teks 10. Siswa memaparkan
teks. hasil
11. Siswa mengamati
video karya seni
aplikasi
12. Siswa membaca
teks “karya seni
aplikasi”
4.7 Menyampaikan 4.7.1 membaca teks (mengamati) Non Produk Rating
pengetahuan baru 4.7.2 menuliskan isi 13. Siswa mengamati tes dan scale
dari teks nonfiksi ke teks karya seni aplikasi Kinerja dengan
dalam tulisan dengan (mengamati) rubrik
bahasa 14. Siswa
sendiri. mengidentifikasi
SBdP 3.4.20 Menjelaskan bahan-bahan yang Tes Tertulis uraian (8X35
3.4 Mengetahui karya pengertian digunakan untuk menit)
seni rupa aplikasi membuat karya seni
teknik tempel. 3.4.21 Menyebutkan aplikasi (mencoba)
bahan dasar 15. Siswa
membuat seni mengidentifikasi
aplikasi peralatan dan
3.4.22 Mengidentifika perlengkapan yang
si macam- digunakan untuk
macam bahan membuat karya seni
membuat seni
aplikasi
163

Penilaian
Nilai Alokasi
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Tekni Sumber
Karakter Jenis Bentuk Waktu
k
3.4.23 Menyebutkan aplikasi (mencoba)
peralatan 16. Siswa mengamati
membuat seni teks “Teknik dasar
aplikasi membuat karya seni
3.4.24 Menyebutkan aplikasi”
perlengkapan (mengamati
membuat seni 17. Siswa
aplikasi mengidentifikasi
3.4.25 Menjelaskan pemilihan warna
hal-hal yang dalam membuat
perlu karya seni aplikasi
diperhatikan (mencoba))
dalam membuat 18. Siswa membuat
seni aplikasi karya seni aplikasi
3.4.26 Menyebutkan (mencoba)
teknik dasar 19. Guru membimbing
membuat seni siswa dalam
aplikasi berdiskusi
3.4.27 Menjelaskan 20. Siswa bersama guru
langkah dalam menyimpulkan hasil
membuat seni diskusi
aplikasi
3.4.28 Mengidentifika
si pemilihan
warna dalam
pembuatan seni
aplikasi
3.4.29 Mengidentifika
si tusuk yang
164

Penilaian
Nilai Alokasi
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Tekni Sumber
Karakter Jenis Bentuk Waktu
k
dapat
dipadukan
dalam mebuat
seni aplikasi

4.4 Membuat karya 4.4.9 Membuat Non Produk Rating


kolase, rancangan pola tes dan scale
montase, aplikasi, 4.4.10 Membuat karya Kinerja dengan
dan seni aplikasi rubrik
mozaik. 4.4.11 Menjelaskan
manfaat
berkarya seni
aplikasi

4.4 Membuat karya 4.4.12 Membuat Non Produk Rating


kolase, rancangan pola tes dan scale
montase, aplikasi, 4.4.13 Membuat karya Kinerja dengan
dan seni aplikasi rubrik
mozaik. Menjelaskan manfaat
berkarya seni aplikasi
165

Kendal, 2020

Mengetahui,

Guru kelas IV Praktikkan

Indira Aulia Ma’ruf

Kepala Sekolah
166

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS EKSPERIMEN
PERTEMUAN 1

Nama Satuan Pendidikan : SDN 1 Kebonharjo


Kelas/ Semester : IV (Satu) / 2 (Satu)
Tema / Subtema : 7. Indahnya Keragaman di Negeriku/ 3. Indahnya Persatuan
dan Kesatuan Negeriku
Pembelajaran ke- : 2 (Dua)
Mata Pelajaran : IPA, Bahasa Indonesia, SBdP
Alokasi Waktu : 6jp x 35 menit
Pertemuan :1
A. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah membaca teks tentang “Gaya Otot”, siswa dapat menjelaskan pengertian gaya
otot dengan tepat
2. Setelah membaca teks tentang “Gaya Otot”, siswa dapat menjelaskan contoh
penerapan gaya otot dengan benar
3. Setelah membaca teks tentang “Gaya Otot”, siswa dapat melakukan pengamatan
tentang gaya otot dengan tepat
4. Setelah melakukan pengamatan tentang gaya otot, siswa dapat membuat laporan hasil
pengamatan gaya otot dengan tepat
5. Setelah membaca teks “percantik dekorasi ruang tamu dengan seni mozaik”, siswa
dapat menyebutkan isi judul teks dengan tepat.
6. Setelah membaca teks “percantik dekorasi ruang tamu dengan seni mozaik”, siswa
dapat menjelaskan isi teks dengan tepat
7. Setelah mengamati teks “percantik dekorasi ruang tamu dengan seni mozaik”, siswa
dapat membaca pemahaman teks dengan benar
8. Setelah membaca teks “percantik dekorasi ruang tamu dengan seni mozaik”, siswa
dapat menuliskan isi teks dengan tepat
9. Setelah membaca teks tentang “karya seni aplikasi”, siswa dapat menjelaskan
pengertian aplikasi dengan tepat
10. Setelah mengamati gambar tentang “karya seni aplikasi”, siswa dapat menyebutkan
bahan dasar membuat seni aplikasi dengan benar
11. Setelah mengamati karya seni aplikasi, siswa dapat mengidentifikasi macam-macam
bahan membuat seni aplikasi dengan tepat.
B. Langkah-Langkah Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pra Kegiatan Menyiapkan gambar yang sesuai 15Menit
1. Guru melakukan presensi.
2. Menyanyi “Lagu Indonesia Raya”
3. Siswa melakukan kegiatan membaca bersama 15
menit (literasi)
4. Guru menyiapkan sumber dan media pembelajaran.
Pendahuluan 5. Guru mengucapkan salam.
6. Guru meminta salah satu siswa memimpin doa.
(religius)
7. Apersepsi dengan dengan meminta siswa cek
167

kerapian dan duduk dengan baik di kursinya


8. Kemudian menyanyikan lagu “kalau kau suka hati”
(religius:bersih,)
9. Guru memberikan motivasi bahwa kita harus
bersyukur diberikan tubuh yang sehat oleh Tuhan
(religius)
Tahap 1 Orientasi
10. Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan
materi sebelumnya
11. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Inti 12. Tahap 2 Presentasi 180 Menit
13. Siswa mengamati teks tentang gaya otot
(mengamati)
Tahap 3 Latihan Terstruktur
14. Siswa berdiskusi tentang penerapan gaya otot
(mecoba)
15. Siswa melakukan pengamatan tentang gaya otot
dalam kehidupan sehari-hari (mengamati)
16. Siswa bersama kelompok mengerjakan LKPD-1
membuat laporan pengamatan tentang gaya otot
(mecoba)
Tahap 4 Latihan Terbimbing
17. Guru membimbing siswa dalam berdiskusi
Tahap 5 Latihan Mandiri
18. Siswa memaparkan hasil diskusi (mengkomunikasi)
Tahap 2 Presentasi
19. Siswa membaca teks percantik dekorasi ruang tamu
dengan seni mozaik (mengamati)
Tahap 3 Latihan Terstruktur
20. Siswa mengerjakan LKPD-2 (mecoba)
Tahap 4 Latihan Terbimbing
21. Guru membimbing siswa dalam berdiskusi
Tahap 5 Latihan Mandiri
22. Siswa memaparkan hasil diskusi (mengkomunikasi)
Tahap 2 Presentasi
23. Siswa mengamati video karya seni aplikasi
(mengamati)
24. Siswa mengamati gambar karya aplikasi
(mengamati)
25. Siswa membaca teks “Karya seni aplikasi”
(mengamati)
Tahap 3 Latihan Terstruktur
26. Siswa mendiskusikan tentang karya aplikasi
(mencoba)
27. Siswa mengamati karya seni aplikasi (mengamati)
28. Siswa mengidentifikasi bahan-bahan yang
digunakan untuk membuat karya seni aplikasi
(mencoba)
29. Siswa mengerjakan LKPD (mencoba)
Tahap 4 Latihan Terbimbing
168

30. Guru membimbing siswa dalam berdiskusi


Tahap 5 Latihan Mandiri
31. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil diskusi
Penutup 32. Guru bersama dengan siswa menyimpulkan/
ringkasan hasil pembelajaran.
33. siswa mengerjakan evaluasi. (jujur)
34. Guru melakukan refleksi hasil pembelajaran dan
evaluasi.
35. Guru memberikan tindak lanjut (pengayaan dan 15 Menit
remedial).
36. Guru memberi pesan untuk belajar materi
selanjutnya.
37. Guru menutup pelajaran dengan meminta siswa
memimpin doa bersama.(religius)

C. Penilaian
Muatan Jenis
No. Teknik Jenis Bentuk
Pelajaran Keterampilan
1. IPA Pengetahuan Soal pilihan
ganda
Tes Tes Tertulis
Uraian

Keterampilan Penilaian Rubrik penilaian


Non tes
Kinerja Kinerja
2. Bahasa Pengetahuan Soal pilihan
Indonesia ganda
Tes Tes Tertulis
Uraian

Keterampilan Penilaian Rubrik penilaian


Non tes
Kinerja Kinerja
3. SBdP Pengetahuan Tes Tertulis Uraian

1. Tindak lanjut hasil evaluasi yang mecakup remedial dan pengayaan


Remidial :Siswa yang belum tuntas pada materi yang diajarkan dengan memberikan
tambahan jam untuk pemahaman materi.
Pengayaan: Siswa yang sudah tuntas diberi materi tambahan.

Kendal, 2020

Mengetahui,

Guru kelas IV Praktikkan


169

Indira Aulia Ma’ruf

Kepala Sekolah
170

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS EKSPERIMEN
PERTEMUAN 2

Nama Satuan Pendidikan : SDN 1 Kebonharjo


Kelas/ Semester : IV (Satu) / 2 (Satu)
Tema / Subtema : 7. Indahnya Keragaman di Negeriku/ 3. Indahnya Persatua
dan Kesatuan Negeriku
Pembelajaran ke- : 2 (Dua)
Mata Pelajaran : IPA, Bahasa Indonesia, SBdP
Alokasi Waktu : 6jp x 35 menit
Pertemuan :2

A. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah membaca teks tentang “Gaya Listrik”, siswa dapat menjelaskan pengertian
gaya Listrik dengan tepat
2. Setelah membaca teks tentang “Gaya Listrik”, siswa dapat menjelaskan contoh
penerapan gaya Listrik dengan benar
3. Setelah membaca teks tentang “Gaya Listrik”, siswa dapat melakukan pengamatan
tentang gaya Listrik dengan tepat
4. Setelah melakukan pengamatan tentang gaya Listrik, siswa dapat membuat laporan
hasil pengamatan gaya Listrik dengan tepat
5. Setelah membaca teks “percantik dekorasi ruang tamu dengan seni mozaik”, siswa
dapat menyebutkan isi judul teks dengan tepat.
6. Setelah membaca teks “percantik dekorasi ruang tamu dengan seni mozaik”, siswa
dapat menjelaskan isi teks dengan tepat
7. Setelah mengamati teks “percantik dekorasi ruang tamu dengan seni mozaik”, siswa
dapat membaca pemahaman teks dengan benar
8. Setelah membaca teks “percantik dekorasi ruang tamu dengan seni mozaik”, siswa
dapat menuliskan isi teks dengan tepat
9. Setelah membaca teks tentang karya seni aplikasi, siswa dapat menyebutkan peralatan
membuat seni aplikasi dengan tepat
10. Setelah membaca teks tentang karya seni aplikasi, siswa dapat menyebutkan
perlengkapan membuat seni aplikasi dengan benar
11. Setelah mengamati karya seni aplikasi, siswa dapat menjelaskan hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam membuat seni aplikasi dengan tepat
12. Setelah mengamati teks tentang “teknik dasar membuat seni aplikasi”, siswa dapat
menyebutkan teknik dasar membuat seni aplikasi dengan benar
B. Langkah-Langkah Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pra Kegiatan Menyiapkan gambar yang sesuai 15Menit
1. Guru melakukan presensi.
2. Menyanyi “Lagu Indonesia Raya”
3. Siswa melakukan kegiatan membaca bersama 15 menit
(literasi)
4. Guru menyiapkan sumber dan media pembelajaran.
171

Pendahuluan 5. Guru mengucapkan salam.


6. Guru meminta salah satu siswa memimpin doa.
(religius)
7. Apersepsi dengan dengan meminta siswa cek kerapian
dan duduk dengan baik di kursinya
8. Kemudian menyanyikan lagu “kalau kau suka hati”
(religius:bersih,)
9. Guru memberikan motivasi bahwa kita harus bersyukur
diberikan tubuh yang sehat oleh Tuhan (religius)
Tahap 1 Orientasi
10. Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan materi
sebelumnya
11. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Inti Tahap 2 Presentasi 180 Menit
12. Siswa mengamati teks tentang gaya otot (mengamati)
Tahap 3 Latihan Terstruktur
13. Siswa berdiskusi tentang penerapan gaya otot (mecoba)
14. Siswa melakukan pengamatan tentang gaya otot dalam
kehidupan sehari-hari (mengamati)
15. Siswa bersama kelompok mengerjakan LKPD-1
membuat laporan pengamatan tentang gaya otot
(mecoba)
Tahap 4 Latihan Terbimbing
16. Guru membimbing siswa dalam berdiskusi
Tahap 5 Latihan Mandiri
17. Siswa memaparkan hasil diskusi (mengkomunikasi)
Tahap 2 Presentasi
18. Siswa membaca teks percantik dekorasi ruang tamu
dengan seni mozaik (mengamati)
Tahap 3 Latihan Terstruktur
19. Siswa mengerjakan LKPD-2 (mecoba)
Tahap 4 Latihan Terbimbing
20. Guru membimbing siswa dalam berdiskusi
Tahap 5 Latihan Mandiri
21. Siswa memaparkan hasil diskusi (mengkomunikasi)
Tahap 2 Presentasi
22. Siswa mengamati video karya seni aplikasi
(mengamati)
23. Siswa membaca teks “karya seni aplikasi”
(mengamati)
24. Siswa mengamati karya seni aplikasi (mengamati)
Tahap 3 Latihan Terstruktur
25. Siswa mengidentifikasi peralatan dan perlengkapan
yang digunakan untuk membuat karya seni aplikasi
(mencoba)
26. Siswa mengamati teks “Teknik dasar membuat karya
seni aplikasi” (mengamati)
27. Siswa bersama kelompok mengerjakan LKPD
(mencoba)
Tahap 4 Latihan Terbimbing
172

28. Guru membimbing siswa dalam berdiskusi


Tahap 5 Latihan Mandiri
29. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil diskusi
30. Guru bersama dengan siswa menyimpulkan/ ringkasan
Penutup hasil pembelajaran.
31. siswa mengerjakan evaluasi. (jujur)
32. Guru melakukan refleksi hasil pembelajaran dan
evaluasi.
15 Menit
33. Guru memberikan tindak lanjut (pengayaan dan
remedial).
34. Guru memberi pesan untuk belajar materi selanjutnya.
35. Guru menutup pelajaran dengan meminta siswa
memimpin doa bersama.(religius)

C. Penilaian
Muatan Jenis
No. Teknik Jenis Bentuk
Pelajaran Keterampilan
1. IPA Pengetahuan Soal pilihan
ganda
Tes Tes Tertulis
Uraian

Keterampilan Penilaian Rubrik penilaian


Non tes
Kinerja Kinerja
2. Bahasa Pengetahuan Soal pilihan
Indonesia ganda
Tes Tes Tertulis
Uraian

Keterampilan Penilaian Rubrik penilaian


Non tes
Kinerja Kinerja
3. SBdP Pengetahuan Tes Tertulis Uraian

1. Tindak lanjut hasil evaluasi yang mecakup remedial dan pengayaan


Remidial :Siswa yang belum tuntas pada materi yang diajarkan dengan memberikan
tambahan jam untuk pemahaman materi.
Pengayaan: Siswa yang sudah tuntas diberi materi tambahan.
173

Kendal, 2020

Mengetahui,

Guru kelas IV Praktikkan

Indira Aulia Ma’ruf

Kepala Sekolah
174

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS EKSPERIMEN
PERTEMUAN 3

Nama Satuan Pendidikan : SDN 1 Kebonharjo


Kelas/ Semester : IV (Satu) / 2 (Satu)
Tema / Subtema : 7. Indahnya Keragaman di Negeriku/ 3. Indahnya
Persatuan dan Kesatuan Negeriku
Pembelajaran ke- : 6 (Enam)
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia, SBdP
Alokasi Waktu : 6jp x 35 menit
Pertemuan :3

A. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah membaca teks “Ki Hajar Dewantara Bapak Pendidikan Indonesia”, siswa
dapat menyebutkan isi judul teks dengan tepat.
2. Setelah membaca teks “Ki Hajar Dewantara Bapak Pendidikan Indonesia”, siswa
dapat menjelaskan isi teks dengan tepat
3. Setelah mengamati teks “Ki Hajar Dewantara Bapak Pendidikan Indonesia”, siswa
dapat membaca pemahaman teks dengan benar
4. Setelah membaca teks “Ki Hajar Dewantara Bapak Pendidikan Indonesia”, siswa
dapat menuliskan isi teks dengan tepat
5. Setelah membaca teks “karya seni aplikasi”, siswa dapat menjelaskan langkah dalam
membuat seni aplikasi dengan tepat
6. Setelah mengamati karya seni aplikasi, siswa dapat mengidentifikasi pemilihan
warna dalam pembuatan seni aplikasi dengan benar
7. Setelah mengamati karya seni aplikasi, siswa dapat mengidentifikasi tusuk yang
dapat dipadukan dalam mebuat seni aplikasi dengan tepat
B. Langkah-Langkah Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pra Kegiatan Menyiapkan gambar yang sesuai 15Menit
1. Guru melakukan presensi.
2. Menyanyi “Lagu Indonesia Raya”
3. Siswa melakukan kegiatan membaca bersama 15 menit
(literasi)
4. Guru menyiapkan sumber dan media pembelajaran.
Pendahuluan 5. Guru mengucapkan salam.
6. Guru meminta salah satu siswa memimpin doa.
(religius)
7. Apersepsi dengan dengan meminta siswa cek kerapian
dan duduk dengan baik di kursinya
8. Kemudian menyanyikan lagu “kalau kau suka hati”
(religius:bersih,)
9. Guru memberikan motivasi bahwa kita harus bersyukur
175

diberikan tubuh yang sehat oleh Tuhan (religius)


Tahap 1 Orientasi
10. Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan materi
sebelumnya
11. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Inti Tahap 2 Presentasi
12. Siswa membaca teks Ki Hajar Dewantara Bapak
Pendidikan Indonesia (mengamati)
Tahap 3 Latihan Terstruktur
13. Siswa mengerjakan LKPD-1 (mecoba)
Tahap 4 Latihan Terbimbing
14. Guru membimbing siswa dalam berdiskusi
Tahap 5 Latihan Mandiri
15. Siswa memaparkan hasil diskusi (mengkomunikasi)
Tahap 2 Presentasi
16. Siswa mengamati video karya seni aplikasi 180 Menit
(mengamati)
17. Siswa mengamati karya seni aplikasi (mengamati)
18. Siswa membaca teks tentang “karya seni aplikasi”
Tahap 3 Latihan Terstruktur
19. Siswa mengidentifikasi pemilihan warna dalam
membuat karya seni aplikasi (mencoba)
20. Siswa mengerjakan LKPD-2 (mencoba)
Tahap 4 Latihan Terbimbing
21. Guru membimbing siswa dalam berdiskusi
Tahap 5 Latihan Mandiri
22. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil diskusi
Penutup 23. Guru bersama dengan siswa menyimpulkan/ ringkasan
hasil pembelajaran.
24. siswa mengerjakan evaluasi. (jujur)
25. Guru melakukan refleksi hasil pembelajaran dan
evaluasi. 15 Menit
26. Guru memberikan tindak lanjut (pengayaan dan
remedial).
27. Guru memberi pesan untuk belajar materi selanjutnya.
28. Guru menutup pelajaran dengan meminta siswa
memimpin doa bersama.(religius)

C. Penilaian
Muatan Jenis
No. Teknik Jenis Bentuk
Pelajaran Keterampilan
1. Bahasa Pengetahuan Soal pilihan
Indonesia ganda
Tes Tes Tertulis
Uraian
176

Keterampilan Penilaian Rubrik penilaian


Non tes
Kinerja Kinerja
2. SBdP Pengetahuan Tes Tertulis Uraian

1. Tindak lanjut hasil evaluasi yang mecakup remedial dan pengayaan


Remidial :Siswa yang belum tuntas pada materi yang diajarkan dengan memberikan
tambahan jam untuk pemahaman materi.
Pengayaan: Siswa yang sudah tuntas diberi materi tambahan.

Kendal, 2020

Mengetahui,

Guru kelas IV Praktikkan

Indira Aulia Ma’ruf

Kepala Sekolah
177

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS EKSPERIMEN
PERTEMUAN 4

Nama Satuan Pendidikan : SDN 1 Kebonharjo


Kelas/ Semester : IV / 2
Tema / Subtema : 7. Indahnya Keragaman di Negeriku/
3. Indahnya Persatuan dan Kesatuan Negeriku
Pembelajaran ke- : 6 (Enam)
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia, SBdP
Alokasi Waktu : 6jp x 35 menit
Pertemuan :4

A. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah membaca teks “Ki Hajar Dewantara Bapak Pendidikan Indonesia”, siswa
dapat menyebutkan isi judul teks dengan tepat.
2. Setelah membaca teks “Ki Hajar Dewantara Bapak Pendidikan Indonesia”, siswa
dapat menjelaskan isi teks dengan tepat
3. Setelah mengamati teks “Ki Hajar Dewantara Bapak Pendidikan Indonesia”, siswa
dapat membaca pemahaman teks dengan benar
4. Setelah membaca teks “Ki Hajar Dewantara Bapak Pendidikan Indonesia”, siswa
dapat menuliskan isi teks dengan tepat
5. Setelah membaca teks “karya seni aplikasi”, siswa dapat membuat rancangan pola
dengan tepat
6. Setelah mengamati karya seni aplikasi, siswa dapat membuat karya seni aplikasi
dengan benar
7. Setelah membuat karya seni aplikasi, siswa dapat menjelaskan manfaat berkarya seni
aplikasi dengan tepat
B. Langkah-Langkah Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pra Kegiatan Menyiapkan gambar yang sesuai 15Menit
1. Guru melakukan presensi.
2. Menyanyi “Lagu Indonesia Raya”
3. Siswa melakukan kegiatan membaca bersama 15 menit
(literasi)
4. Guru menyiapkan sumber dan media pembelajaran.
Pendahuluan 5. Guru mengucapkan salam.
6. Guru meminta salah satu siswa memimpin doa.
(religius)
7. Apersepsi dengan dengan meminta siswa cek kerapian
dan duduk dengan baik di kursinya
8. Kemudian menyanyikan lagu “kalau kau suka hati”
(religius:bersih,)
9. Guru memberikan motivasi bahwa kita harus bersyukur
178

diberikan tubuh yang sehat oleh Tuhan (religius)


Tahap 1 Orientasi
10. Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan materi
sebelumnya
11. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Inti Tahap 2 Presentasi
12. Siswa membaca teks Ki Hajar Dewantara Bapak
Pendidikan Indonesia (mengamati)
Tahap 3 Latihan Terstruktur
13. Siswa mengerjakan LKPD-1 (mecoba)
Tahap 4 Latihan Terbimbing
14. Guru membimbing siswa dalam berdiskusi
Tahap 5 Latihan Mandiri
15. Siswa memaparkan hasil diskusi (mengkomunikasi)
Tahap 2 Presentasi
16. Siswa mengamati video karya seni aplikasi 180 Menit
(mengamati)
17. Siswa membaca teks karya seni aplikasi (mengamati)
Tahap 3 Latihan Terstruktur
18. Siswa membuat pola dengan tema yang ditentukan oleh
guru (mencoba)
19. Siswa membuat karya seni aplikasi (mencoba)
Tahap 4 Latihan Terbimbing
20. Guru membimbing siswa dalam berdiskusi
Tahap 5 Latihan Mandiri
21. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil diskusi
Penutup 22. Guru bersama dengan siswa menyimpulkan/ ringkasan
hasil pembelajaran.
23. siswa mengerjakan evaluasi. (jujur)
24. Guru melakukan refleksi hasil pembelajaran dan
evaluasi. 15 Menit
25. Guru memberikan tindak lanjut (pengayaan dan
remedial).
26. Guru memberi pesan untuk belajar materi selanjutnya.
27. Guru menutup pelajaran dengan meminta siswa
memimpin doa bersama.(religius)

C. Penilaian
Muatan Jenis
No. Teknik Jenis Bentuk
Pelajaran Keterampilan
1. Bahasa Pengetahuan Tes Tes Tertulis Soal pilihan
Indonesia ganda
Uraian
179

Keterampilan Penilaian Rubrik penilaian


Non tes
Kinerja Kinerja
2. SBdP Pengetahuan Tes Tertulis Uraian

1. Tindak lanjut hasil evaluasi yang mecakup remedial dan pengayaan


Remidial :Siswa yang belum tuntas pada materi yang diajarkan dengan memberikan
tambahan jam untuk pemahaman materi.
Pengayaan: Siswa yang sudah tuntas diberi materi tambahan

Kendal, 2020

Mengetahui,

Guru kelas IV Praktikkan

Indira Aulia Ma’ruf

Kepala Sekolah
180

Lampiran 3.6 Kisi-Kisi Instrumen Uji Coba


KISI-KISI INSTRUMEN SOAL UJI COBA
HASIL BELAJAR KOGNITIF
Satuan Pendidikan : SDN Lanji 01
Kelas/Semester : V/2
Tema/Subtema : 7. Indahnya Keragaman di Negeriku/ 3. Indahnya Persatuan dan Kesatuan Negeriku
Muatan Pembelajaran : SBdP (Seni Rupa)

Level Penilaian No
Kompetensi Soal Kunci
Mupel Indikator Indikator Soal Kognit Teknik Jenis Bentu
Dasar Jawaban
if k
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2
SBdP 3.4 3.4.1 Siswa menyebutkan bahan C1 Tes Tes PG 1 Terlampir
(Seni Mengetahui Menjelaska dasar dalam membuat karya Tertul
Rupa) karya seni rupa n seni aplikasi is
teknik tempel. pengertian Disajikan pengertian karya seni C2 Tes Tes PG 2
aplikasi aplikasi, siswa menentukan Tertul
penggolongan pengertian karya is
seni aplikasi
3.4.2 Disajikan suatu pernyataan, C3 Tes Tes PG 10
Menyebutk siswa menentukan kain yang Tertul
an bahan digunakan dalam membuat is
dasar karya seni aplikasi
membuat
seni aplikasi
181

.
3.4.3 Disajikan macam-macam C4 Tes Tes PG 6,9
Mengidentif bahan dan alat yang digunakan Tertul
ikasi untuk membuat karya seni is
macam- aplikasi, siswa menentukan
macam bahan untuk membuat karya
bahan seni aplikasi
membuat Disajikan penjelasan tentang C2 Tes Tes PG 8
seni aplikasi variasi kain, siswa menentukan Tertul
jenis variasi kain is

3.4.4 Disajikan macam-macam C4 Tes Tes PG 17


Menyebutk kertas untuk membuat pola, Tertul
an peralatan siswa menentukan jenis kertas is
membuat yang tidak dapat digunakan
seni aplikasi untuk membuat pola
Siswa memperkirakan C2 Tes Tes PG 18
penggunaan kertas minyak Tertul
is
Siswa menentukan alat yang C2 Tes Tes PG 16
digunakan untuk menempelkan Tertul
kain fislin is
3.4.5 Disajikan macam-macam C2 Tes Tes PG 21
Menyebutk benda dalam membuat karya Tertul
an seni aplikasi, siswa menetukan is
perlengkapa alat dalam membuat karya seni
n membuat aplikasi
seni aplikasi
182

3.4.6 Siswa menganalisis jenis C4 Tes Tes PG 3,5


Menjelaska warna yang digunakan untuk Tertul
n hal-hal membuat karya seni aplikasi is
yang perlu
diperhatika
n dalam
membuat
seni aplikasi

3.4.7 Siswa menentukan objek yang C2 Tes Tes PG 13


Menyebutk terdapat dalam suatu karya Tertul
an teknik is
dasar
Siswa menentukan jenis teknik C3 Tes Tes PG 14
membuat
dasar berdasarkan pernyataan Tertul
seni aplikasi
yang disajikan is

Siswa menganalisis kain yang C4 Tes Tes PG 15


digunakan untuk menempelkan Tertul
objek pada kain dasar is
3.4.8 Disajikan jenis teknik aplikasi. C3 Tes Tes PG 4
Menjelaska Siswa menentukan langkah Tertul
183

n langkah awal dalam teknik tersebut is


dalam
membuat Disajikan gambar pola, siswa C5 Tes Tes PG 7
seni aplikasi menyimpulkan nama langkah Tertul
berdasarkan gambar tersebut is

Siswa menentukan langkah C3 Tes Tes PG 22


dalam membuat karya seni Tertul
aplikasi is

3.8.9 Sisswa menentukan jenis C3 Tes Tes PG 11,1


Mengidentif perpadian warna Tertul 2
ikasi is
pemilihan
warna
dalam
pembuatan
seni aplikasi

3.8.10 Disajikan gambar pola, siswa C4 Tes Tes PG


Menganalisi menentukan perlengkapan Tertul
19
s yang digunakan untuk is
rancangan membuat pola
pola Disajikan gambar, siswa C5 Tes Tes PG
menilai pola yang benar Tertul
20
berdasarkan gambar is
184

3.8.11 Disajikan beberapa pernyataan, C5 Tes Tes PG 23,2


Menjelaska siswa menentukan manfaat Tertul 4
n manfaat pembuatan karya aplikaasi is
berkarya
seni aplikasi Siswa menentukan manfaat C5 Tes Tes PG 25
membuat karya seni aplikasi Tertul
terhadap lingkungan is

4.8.1 Siswa membuat rancangan C6 Tes Tes PG


Membuat pola karya seni aplikasi Tertul
rancangan is
pola

4.8.2 Siswa membuat karya seni C6 Tes Tes PG


Membuat aplikasi Tertul
karya seni is
aplikasi
185

KISI-KISI INSTRUMEN SOAL UJI COBA


HASIL BELAJAR KETERAMPILAN
Satuan Pendidikan : SDN 1 Lanji
Kelas/Semester : IV/2
Tema/Subtema : 7. Indahnya Keragaman di Negeriku/ 3. Indahnya Persatuan dan Kesatuan Negeriku
Muatan Pembelajaran : SBdP (Seni Rupa)

Mupel Kompetensi Dasar Aspek


SBdP 4.4 Membuat karya kolase, montase, 1. Alat dan bahan membuat karya seni aplikasi
aplikasi, dan mozaik. 2. Langkah-langkah pembuatan karya seni aplikasi
3. Kombinasi kain
4. Kreativitas
5. Kerapian
186

Lampiran 3.7 Instrumen Uji Coba Kognitif


SOAL UJI COBA
KELAS IV TEMA 7 MATERI KARYA APLIKASI
Petunjuk :
1. Isilah identitas terlebih dahulu pada kotak yang disediakan.
2. Bacalah soal dengan teliti, kemudian pilihlah jawaban yang benar pada pilihan a, b, c,
atau d dengan memberikan tanda (X).
3. Waktu untuk mengerjakan 30 menit.

1. Bahan dasar yang digunakan dalam membuat karya seni aplikasi adalah ....
a. Kain
b. Kertas
c. Kayu
d. Papan
2. Cara menghias kain dengan melektakkan atau menempelkan kain perca di atas bahan
dasar, yang memakai beraneka gambar dan menggunakan macam-macam tusuk hias
sehingga membenruk pola tertentu merupakan pengertian aplikasi secara ....
a. Khusus
b. Umum
c. Detail
d. Rinci
3. Warna terang disarankan untuk digunakan pada ....
a. Kain dasar
b. Objek
c. Benda
d. Hiasan
4. Dalam pembuatan karya seni aplikasi, terdapat teknik yang dinamakan teknik
menempelkan aplikasi dengan lem. Langkah awal dalam teknik tersebut adalah…
a. Menekan-nekan kain dengan tangan
b. Memotong kain
c. Memberikan lem pada kain objek
d. Menggosok kain dengan setrika
5. Warna gelap disarankan untuk digunakan pada ....
a. Background
b. Kain dasar
c. Alas
d. Objek
6. Perhatikan perlengkapan di bawah!
(1) Benang
(2) Pita
(3) Renda
(4) Jarum
187

Yang merupakan bahan untuk digunakan membuat karya seni aplikasi terdapat pada
nomor….

a. 1 dan 4
b. 2 dan 4
c. 2 dan 3
d. 3 dan 4
7. Perhatikan gambar di bawah ini!

Langkah diatas dinamakan langkah . . . .


a. Menempelkan objek
b. Menggunting pola
c. Menjahit objek
d. Membuat pola
8. Potongan-potongan kain dengan motif beragam yang dapat digunakan dalam
pembuatan karya seni aplikasi dinamakan . . . .
a. kain jahit
b. kain perca
c. kain satin
d. kain wol
9. Perhatikan perlengkapan di bawah!
(1) Kain
(2) Benang
(3) Jarum
(4) Gunting
(5) Meteran
Di bawah ini yang merupakan bahan yang digunakan dalam membuat karya seni
aplikasi adalah ....
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 3 dan 4
d. 4 dan 5
10. Pemilihan kain untuk objek dan kain dasar dalam pembuatan karya seni aplikasi
disarankan menggunakan kain yang sejenis. Apabila Sinta ingin membuat karya seni
aplikasi dengan kain dasar berbahan katun, maka kain yang dapat digunakan untuk
objek adalah kain….
a. Katun
b. Satin
c. Borkat
d. Wol
188

11. Skema perpaduan warna dengan menggabungkan warna-warna yang kontras


dinamakan ….
a. Monochromatic
b. Analogous
c. Pragmatic
d. Complementary
12. Skema perpaduan warna yang berdasarkan perbedaan nilai warna dinamakan . . . .
a. Monochromatic
b. Pragmatic
c. Complementary
d. Analogous
13. Perhatikan Gambar di bawah!

Salah satu objek yang terdapat pada karya di atas adalah ….


a. Matahari
b. Bunga
c. Bulan
d. Bintang
14. Menyisipkan objek pada kain dasar dinamakan . . . .
a. Teknik menjiplak
b. Teknik Menempel
c. Teknik Menggunting
d. Teknik In Lay
15. Kain yang di dapat digunakan untuk menempelkan objek pada kain dasar adalah . . . .
a. Kain satin
b. Kain fislin
c. Kain wol
d. Kain katun
16. Alat yang digunakan untuk menempel kain fislin pada kain adalah . . . .
a. Pensil
b. Setrika
c. Gunting
d. Penggaris
17. Perhatikan jenis kertas di bawah ini!
(1) Kertas Minyak
(2) Kertas Karbon
(3) Kertas Tisu
(4) Kertas Karton
189

Kertas yang tidak dapat digunakan untuk membuat pola dalam pembuatan karya seni
aplikasi adalah ….
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. Hanya 3
d. Hanya 2
18. Dalam membuat karya seni aplikasi, kertas minyak digunakan untuk . . . .
a. Objek
b. Dasar
c. Menggambar Pola
d. Hiasan
19. Perhatikan gambar di bawah!

Jika Ani ingin membuat pola seperti gambar di atas, yang dibutuhkan Ani adalah…
a. Pensil dan kertas
b. Kain dan Benang
c. Gunting dan Kain
d. Benang dan Gunting
20. Perhatikan gambar di bawah ini!

(1) (2) (3) (4)

Gambar di atas yang merupakan pola ditunjukkan pada nomor . . . .


a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 1 dan 4
d. 2 dan 4
21. Perhatikan benda-benda di bawah ini!
(1) Pensil
(2) Penggaris
(3) Benang
(4) Gunting
190

Sinta hendak memotong kain untuk objek dalam membuat karya seni aplikasi, alat
yang dibutuhkan Sinta terdapat pada nomor ….
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
22. langkah yang dilakukan setelah membuat pola adalah . . . .
a. Menjahit objek
b. Menggunting pola
c. Menempelkan objek
d. Membuat pola
23. Perhatikan pernytaan di bawah ini!
(1) Mengurangi limbah kain
(2) Mengurangi limbah kertas
(3) Mengurangi limbah plastik
(4) Mengurangi limbah kaca
Manfaat pembuatan karya seni aplikasi salah satunya terdapat pada nomor . . . .
a. Hanya 1
b. 1 dan 2
c. 1 dan 3
d. 1 dan 4
24. Perhatikan pernyataan di bawah ini!
(1) Membuat karya seni aplikasi dapat mengisi waktu luang
(2) Membuat karya seni aplikasi dapat menambah penghasilan
(3) Membuat karya seni aplikasi dapat menambah pengeluaran
(4) Membuat karya seni aplikasi dapat meningkatkan kreativitas
Yang bukan merupakan manfaat mebuat karya seni aplikasi terdapat pada nomor ….
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
25. Apabila karya aplikasi di buat dari bahan-bahan bekas, maka manfaat yang dirasakan
adalah. . . .
a. Lingkungan menjadi banyak limbah
b. Lingkungan menjadi bersih
c. Lingkungan menjadi aman
d. Lingkungan menjadi kotor
191

Lampiran 3.7 Kunci Jawaban dan Penskoran

KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN SOAL UJI COBA TAHUN


PELAJARAN 2019/2020

Satuan Pendidikan : SDN 1 Lanji

Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Prakarya/Seni Rupa

Materi Pokok : Karya Seni Aplikasi

1 A 6. C 11. D 16. B 21. D


.
2 B 7. D 12. A 17. C 22. B
.
3 A 8. B 13. C 18. C 23. A
.
4 C 9. A 14. D 19. A 24. C
.
5 D 10. D 15. B 20. D 25. B
.

PEDOMAN PENSKORAN SOAL UJI COBA


Soal Pilihan Ganda
1. Jika jawaban benar diberi skor 1
2. Jika jawaban salah diberi skor 0
3. Skor maksimal 25
4. Skor minimal 0
Skor yang diperoleh
Nilai= × 100
Skor Maksimum
192

Lampiran 3.9 Instrumen Uji Coba Keterampilan

RUBRIK UJI COBA


PENILAIAN KETERAMPILAN KARYA SENI APLIKASI

Baik Sekali Baik Cukup Kurang


Aspek/Kriteria
4 3 2 1
Alat dan bahan membuat Siswa menggunakan Kain, Kertas, Memenuhi 6 dari 7 alat Memenuhi 5 dari 7 Memenuhi 4 dari 7
karya seni aplikasi pensil, Gunting, jarum pentul, Lem dan bahan yang alat dan bahan yang alat dan bahan yang
lilin dan Tembakan diharapkan diharapkan diharapkan
Langkah-langkah Siswa Membuat pola sesuai dengan Memenuhi 3 dari 4 Memenuhi 2 dari 4 Memenuhi 1 kriteria
pembuatan karya seni tema, Menggunting pola lalu kriteria yang diharapkan kriteria yang yang diharapkan
aplikasi menjiplaknya dikain, Menggunakan diharapkan
jarum pentul untuk membantu
menahan pola, dan Merekatkan pola
pada kain menggunakan lem
Kombinasi kain Siswa Menggunakan 3 jenis atau lebih Memenuhi 3 dari 4 Memenuhi 2 dari 4 Memenuhi 1 kriteria
kain dengan motif yang berbeda, kriteria yang diharapkan kriteria yang yang diharapkan
Warna kain sesuai dengan pola, diharapkan
Menggunakan kain yang tepat (kain
dasar dengan kain objek berjenis
sama), dan Motif kain tepat digunakan
untuk objek karya seni aplikasi
Kreativitas Siswa memadukan lebih dari 3 objek Siswa memadukan 3 Siswa memadukan 2 Siswa hanya
objek objek membuat 1 objek
Kerapian Sangat rapi dalam menyelesaikan Rapi dalam Kurang rapi dalam Tidak rapi dalam
karya seni aplikasi menyelesaikan karya menyelesaikan karya menyelesaikan karya
seni aplikasi seni aplikasi seni aplikasi
193

Lampiran 3.10 Uji Validitas, Uji Realibilitas, Uji Taraf Kesukaran, dan Uji Daya Beda Soal Instrumen Uji Coba Kognitif
ANALISIS INSTRUMEN SOAL UJI COBA
194

DAYA BEDA
195

REKAPITULASI HASIL UJI VALIDITAS,


DAYA BEDA, TARAF KESUKARAN, DAN REALIBILITAS
INSTRUMEN UJI COBA KOGNITIF PILIHAN GANDA
Nomor Uji Uji Kesukaran Uji Daya Beda Uji Realibititas
Soal Validasi Nilai Uji Kriteria Nilai Uji Kriteria Nilai Uji Kriteria
1 Valid 0,63 Sedang 0,46 Baik 0,825 Riliabel
Tidak
2 0,06 Sulit 0,13 Buruk
Valid
3 Valid 0,53 Sedang 0,53 Baik
Tidak
4 0,33 Sedang -0,13 Buruk
Valid
5 Valid 0,60 Sedang 0,66 Baik
6 Valid 0,13 Sulit 0,26 Cukup
7 Valid 0,86 Mudah 0,26 Cukup
8 Valid 0,80 Mudah 0,40 Cukup
Tidak
9 0,60 Sedang -0,13 Buruk
Valid
10 Valid 0,70 Sedang 0,60 Baik
11 Valid 0,73 Mudah 0,53 Baik
12 Valid 0,70 Sedang 0,46 Baik
13 Valid 0,70 Sedang 0,60 Baik
14 Valid 0,63 Sedang 0,46 Baik
Tidak
15 0,30 Sedang -0,33 Buruk
Valid
16 Valid 0,80 Mudah 0,26 Cukup
17 Valid 0,40 Sedang 0,26 Cukup
18 Valid 0,40 Sedang 0,53 Baik
19 Valid 0,73 Mudah 0,53 Baik
20 Valid 0,63 Sedang 0,46 Baik
21 Valid 0,83 Mudah 0,33 Cukup
22 Valid 0,46 Sedang 0,26 Cukup
23 Valid 0,66 Sedang 0,66 Baik
Tidak
24 0,36 Sedang -0,06 Buruk
Valid
25 Valid 0,80 mudah 0,40 Cukup
196

Lampiran 3.11 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen Uji Coba Keterampilan

UJI VALIDITAS RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN


197

k 5
k/k-1 1,25
∑σ 2
b
0,587
2
σt

( ∑
)
2
σb
1− 0,412
σ 2t

ri 0.515
rtabel 0.361
Keptutusan Reliabel
Kriteria Tinggi
198

Lampiran 3.12 Instrumen Pretest dan Posttest Kognitif

SOAL
KELAS IV TEMA 7 MATERI KARYA APLIKASI
Petunjuk :
a) Isilah identitas terlebih dahulu pada kotak yang disediakan.
b) Bacalah soal dengan teliti, kemudian pilihlah jawaban yang benar pada pilihan a, b, c,
atau d dengan memberikan tanda (X).
c) Waktu untuk mengerjakan 30 menit.

1. Bahan dasar yang digunakan dalam membuat karya seni aplikasi adalah ....
a. Kain
b. Kertas
c. Kayu
d. Papan
2. Warna terang disarankan untuk digunakan pada ....
a. Kain dasar
b. Objek
c. Benda
d. Hiasan
3. Warna gelap disarankan untuk digunakan pada ....
a. Background
b. Kain dasar
c. Objek
d. Alas
4. Perhatikan perlengkapan di bawah!
1) Benang
2) Pita
3) Renda
4) Jarum

Yang merupakan bahan untuk digunakan membuat karya seni aplikasi terdapat pada
nomor….

a. 1 dan 4
b. 2 dan 4
c. 2 dan 3
d. 3 dan 4
5. Perhatikan gambar di bawah ini!
199

Langkah diatas dinamakan langkah . . . .


a. Menempelkan objek
b. Menggunting pola
c. Menjahit objek
d. Membuat pola
6. Potongan-potongan kain dengan motif beragam yang dapat digunakan dalam
pembuatan karya seni aplikasi dinamakan . . . .
a. kain jahit
b. kain perca
c. kain satin
d. kain wol
7. Pemilihan kain untuk objek dan kain dasar dalam pembuatan karya seni aplikasi
disarankan menggunakan kain yang sejenis. Apabila Sinta ingin membuat karya seni
aplikasi dengan kain dasar berbahan katun, maka kain yang dapat digunakan untuk
objek adalah kain….
a. Katun
b. Satin
c. Borkat
d. Wol
8. Skema perpaduan warna dengan menggabungkan warna-warna yang kontras
dinamakan ….
a. Monochromatic
b. Analogous
c. Pragmatic
d. Complementary
9. Skema perpaduan warna yang berdasarkan perbedaan nilai warna dinamakan . . . .
a. Monochromatic
b. Pragmatic
c. Complementary
d. Analogous
10. Perhatikan Gambar di bawah!

Salah satu objek yang terdapat pada karya di atas adalah ….


a. Matahari
b. Bunga
c. Bulan
d. Bintang
11. Menyisipkan objek pada kain dasar dinamakan . . . .
200

a. Teknik menjiplak
b. Teknik Menempel
c. Teknik In Lay
d. Teknik Menggunting
12. Alat yang digunakan untuk menempel kain fislin pada kain adalah . . . .
a. Pensil
b. Setrika
c. Gunting
d. Penggaris
13. Perhatikan jenis kertas di bawah ini!
1) Kertas Minyak
2) Kertas Karbon
3) Kertas Tisu
4) Kertas Karton
Kertas yang tidak dapat digunakan untuk membuat pola dalam pembuatan karya seni
aplikasi adalah ….
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. Hanya 3
d. Hanya 2
14. Dalam membuat karya seni aplikasi, kertas minyak digunakan untuk . . . .
a. Objek
b. Dasar
c. Menggambar Pola
d. Hiasan
15. Perhatikan gambar di bawah!

Jika Ani ingin membuat pola seperti gambar di atas, yang dibutuhkan Ani adalah…
a. Pensil dan kertas
b. Kain dan Benang
c. Gunting dan Kain
d. Benang dan Gunting
16. Perhatikan gambar di bawah ini!

(1) (2) (3) (4)


201

Gambar di atas yang merupakan pola ditunjukkan pada nomor . . . .


e. 1 dan 2
f. 1 dan 3
g. 1 dan 4
h. 2 dan 4
17. Perhatikan benda-benda di bawah ini!
1) Pensil
2) Penggaris
3) Benang
4) Gunting
Sinta hendak memotong kain untuk objek dalam membuat karya seni aplikasi, alat
yang dibutuhkan Sinta terdapat pada nomor ….
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
18. langkah yang dilakukan setelah membuat pola adalah . . . .
a. Menjahit objek
b. Menggunting pola
c. Menempelkan objek
d. Membuat pola
19. Perhatikan pernytaan di bawah ini!
1) Mengurangi limbah kain
2) Mengurangi limbah kertas
3) Mengurangi limbah plastik
4) Mengurangi limbah kaca
Manfaat pembuatan karya seni aplikasi salah satunya terdapat pada nomor . . . .
a. Hanya 1
b. 1 dan 2
c. 1 dan 3
d. 1 dan 4
20. Apabila karya aplikasi di buat dari bahan-bahan bekas, maka manfaat yang dirasakan
adalah. . . .
a. Lingkungan menjadi banyak limbah
b. Lingkungan menjadi aman
c. Lingkungan menjadi bersih
d. Lingkungan menjadi kotor
202

KUNCI JAWABAN SOAL PRETEST DAN POSTTEST

No Soal Jawaban No Soal Jawaban


1 A 11 C
2 A 12 B
3 C 13 D
4 C 14 C
5 D 15 A
6 B 16 D
7 A 17 D
8 D 18 B
9 A 19 B
10 B 20 C

PEDOMAN PENSKORAN
Soal pilihan ganda
1. Jika jawaban benar diberi skor 1
2. Jika jawaban salah diberi skor 0
3. Skor maksimal 20
4. Skor minimal 0
jumlahskor yang diperoleh
Nilai= ×100
skor Maksimal
203

Lampiran 4.1 Uji Normalitas Data Awal (Pra Penelitian)


SDN 1 KEBONHARJO

Dari perhitungan di atas di dapat Lhitung=0,144 lebih kecil dari Ltabel=0,154.


Hal tersebut menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.
204

SDN 2 KEBONHARJO

Dari perhitungan di atas di dapat Lhitung=0,219 lebih besar dari


Ltabel=0,188. Hal tersebut menunjukkan bahwa data berdistribusi tidak normal.
205

SDN 1 LANJI

Dari perhitungan di atas di dapat Lhitung=0,113 lebih kecil dari


Ltabel=0,159. Hal tersebut menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.
206

SDN 1 TAMBAKREJO

Dari perhitungan di atas di dapat Lhitung=0,124 lebih kecil dari


Ltabel=0,147. Hal tersebut menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.
207

SDN 2 TAMBAKREJO

Dari perhitungan di atas di dapat Lhitung=0,209 lebih kecil dari Ltabel=0,234.


Hal tersebut menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.
208

SDN 1 DONOSARI

Dari perhitungan di atas di dapat Lhitung=0,131 lebih kecil dari


Ltabel=0,155. Hal tersebut menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.
209

SDN 2 DONOSARI

Dari perhitungan di atas di dapat Lhitung=0,210 lebih besar dari


Ltabel=0,201. Hal tersebut menunjukkan bahwa data berdistribusi tidak normal.
210

Lampiran 4.2 Uji Homogenitas data Awal (Pra Penelitian)


UJI HOMOGENITAS AWAL SDN GUGUS UNTUNG SUROPATI

SDN 1 SDN 1 Lanji SDN 1 SDN 2 SDN 1


Kebonharjo Tambakrejo Tambakrejo Donosari
(A) (B) (C) (D) (E)
75 60 65 65 68
75 65 70 75 70
75 70 70 85 70
75 73 70 85 70
75 73 70 85 70
75 75 75 90 75
75 75 75 90 75
75 75 75 90 75
78 75 80 95 78
78 78 80 95 78
78 78 80 95 78
78 78 80 95 78
80 78 80 95 80
80 80 80 80
80 80 80 80
80 80 83 80
80 83 83 85
83 83 83 85
83 83 85 85
85 83 85 85
85 85 85 85
85 85 85 88
85 85 85 88
85 85 88 88
85 85 88 88
85 90 88 90
88 90 88 90
88 90 88 90
88 95 88 90
90 95 90 90
90 90 95
90 90
90
90
95
211

Daftar Hasil Uji Homogenitas


Standar Deviasi A 5,1
Standar Deviasi B 7,9
Standar Deviasi C 7,2
Standar Deviasi D 9
Standar Deviasi E 7,4

Tabel perhitungan Uji Bartlett


H0 : σ A2 = σ B2 = σ C2 = σ D2= σ E2
dk=ni
Kelas ni 1/dk S2 (dk) S2 log S2 (dk)log S2
-1
1 32 31 0,032 26.838 832.0 1.43 44.3

2 30 29 0,034 63.678 1846.7 1.80 52.3

3 35 34 0,029 52.694 1791.6 1.72 58.5

4 13 12 0,083 81.731 980.8 1.91 22.9

5 31 30 0,033 55.658 1669.7 1.75 52.4

Jumla 280.59
141 136 0,211 7120.7 8.61 230.5
h 9

Varians dari 5 sampel itu adalah:


31 ( 26 , 83 )+ 29 ( 63 , 67 )+ 34 ( 52 ,69 )+13 ( 81 , 73 ) +30 ( 55 , 65 )
S2 = = 52,358
136
Sehingga log S2 = 1,719
dan B = (1.719)(136) = 233,782
Jadi, χ2= (2,3026)(233,782 – 230,5) = 7,638
Jika α = 0,05, dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan dk = 4 didapat χ 20,95 (4) =
9,488. Ternyata χ2 = 7,638< 9,488 sehingga hipotesis H0 : : σ A2 = σ B2 = σ C2 = σ D2
2
=σ E diterima dalam taraf nyata 0,05. Kesimpulannya kelima sampel tersebut
Homogen.
Lampiran 4.3 Data Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
212

DATA NILAI PRETEST KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL


Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
No. Kode Pretest Pretest No. Kode Pretest Pretest
Kognitif Keterampilan Kognitif Keterampilan
1. KE 01 70 65 1. KE 01 55 65
2. KE 02 45 70 2. KE 02 75 55
3. KE 03 40 50 3. KE 03 60 65
4. KE 04 80 65 4. KE 04 25 50
5. KE 05 55 75 5. KE 05 65 70
6. KE 06 65 55 6. KE 06 70 75
7. KE 07 50 65 7. KE 07 75 65
8. KE 08 45 70 8. KE 08 60 70
9. KE 09 75 50 9. KE 09 35 50
10. KE 10 45 70 10. KE 10 55 75
11. KE 11 50 60 11. KE 11 55 75
12. KE 12 55 55 12. KE 12 70 55
13. KE 13 35 60 13. KE 13 65 75
14. KE 14 55 65 14. KE 14 70 75
15. KE 15 50 60 15. KE 15 70 50
16. KE 16 75 70 16. KE 16 60 75
17. KE 17 55 75 17. KE 17 35 70
18. KE 18 65 55 18. KE 18 35 75
19. KE 19 50 60 19. KE 19 65 75
20. KE 20 60 70 20. KE 20 70 75
21. KE 21 60 70 21. KE 21 50 50
22. KE 22 75 55 22. KE 22 50 65
23. KE 23 60 70 23. KE 23 70 55
24. KE 24 80 80 24. KE 24 40 60
25. KE 25 65 75 25. KE 25 65 60
26. KE 26 65 60 26. KE 26 65 55
27. KE 27 60 55 27. KE 27 60 60
28. KE 28 50 60 28. KE 28 45 65
29. KE 29 50 75 29. KE 29 70 50
30. KE 30 85 50 30. KE 30 60 60
31. KE 31 45 75 31. KE 31 80 60
32. KE 32 75 80
213

Lampiran 4.4 Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen


1. Normalitas Data Pretest Kognitif
pretes Zi Abs.
F(Zi) S(Zi)
Subje t skor Difference
k ke [F(Zi)-
x
S(Zi)]
1 35 -1.872 0.031 0.031 0.001
2 40 -1.483 0.069 0.063 0.007
3 45 -1.094 0.137 0.094 0.043
4 45 -1.094 0.137 0.125 0.012
5 45 -1.094 0.137 0.156 0.019
6 45 -1.094 0.137 0.188 0.051
7 50 -0.705 0.240 0.219 0.022
8 50 -0.705 0.240 0.250 0.010
9 50 -0.705 0.240 0.281 0.041
10 50 -0.705 0.240 0.313 0.072
11 50 -0.705 0.240 0.344 0.103
12 50 -0.705 0.240 0.375 0.135
13 55 -0.316 0.376 0.406 0.030
14 55 -0.316 0.376 0.438 0.062
15 55 -0.316 0.376 0.469 0.093
16 55 -0.316 0.376 0.500 0.124
17 60 0.073 0.529 0.531 0.002
18 60 0.073 0.529 0.563 0.033
19 60 0.073 0.529 0.594 0.065
20 60 0.073 0.529 0.625 0.096
21 65 0.462 0.678 0.656 0.022
22 65 0.462 0.678 0.688 0.010
23 65 0.462 0.678 0.719 0.041
24 65 0.462 0.678 0.750 0.072
25 70 0.851 0.803 0.781 0.021
26 75 1.240 0.892 0.813 0.080
27 75 1.240 0.892 0.844 0.049
28 75 1.240 0.892 0.875 0.017
29 75 1.240 0.892 0.906 0.014
30 80 1.629 0.948 0.938 0.011
31 80 1.629 0.948 0.969 0.020
32 85 2.018 0.978 1 0.022

59.06 Lhitun
Rata-Rata 0.135
3 g
12.85
Standar Deviasi Ltabel 0.154
4

Dari perhitungan di atas di dapat Lhitung=0,135 lebih kecil dari


Ltabel=0,154. Hal tersebut menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.
214

2. Normalitas Data Pretest Keterampilan


Zi Abs.
Subjek pretest F(Zi) S(Zi)
skor Difference
ke
x [F(Zi)-S(Zi)]
1 50 -1.653 0.049 0.031 0.018
2 50 -1.653 0.049 0.063 0.013
3 50 -1.653 0.049 0.094 0.045
4 55 -1.090 0.138 0.125 0.013
5 55 -1.090 0.138 0.156 0.018
6 55 -1.090 0.138 0.188 0.050
7 55 -1.090 0.138 0.219 0.081
8 55 -1.090 0.138 0.250 0.112
9 60 -0.528 0.299 0.281 0.018
10 60 -0.528 0.299 0.313 0.014
11 60 -0.528 0.299 0.344 0.045
12 60 -0.528 0.299 0.375 0.076
13 60 -0.528 0.299 0.406 0.107
14 60 -0.528 0.299 0.438 0.139
15 65 0.035 0.514 0.469 0.045
16 65 0.035 0.514 0.500 0.014
17 65 0.035 0.514 0.531 0.017
18 65 0.035 0.514 0.563 0.048
19 70 0.598 0.725 0.594 0.131
20 70 0.598 0.725 0.625 0.100
21 70 0.598 0.725 0.656 0.069
22 70 0.598 0.725 0.688 0.038
23 70 0.598 0.725 0.719 0.006
24 70 0.598 0.725 0.750 0.025
25 70 0.598 0.725 0.781 0.056
26 75 1.161 0.877 0.813 0.065
27 75 1.161 0.877 0.844 0.033
28 75 1.161 0.877 0.875 0.002
29 75 1.161 0.877 0.906 0.029
30 75 1.161 0.877 0.938 0.060
31 80 1.724 0.958 0.969 0.011
32 80 1.724 0.958 1 0.042

Lhitun
Rata-Rata 64.688 0.139
g
Standar Deviasi 8.884 Ltabel 0.154
215

Dari perhitungan di atas di dapat Lhitung=0,139 lebih kecil dari


Ltabel=0,154. Hal tersebut menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.

Lampiran 4.5 Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol


1. Normalitas Data Pretest Kognitif

Abs.
Subjek Pretest
Zi skor F(Zi) S(Zi) Difference
ke
x [F(Zi)-S(Zi)]
1 25 -2.471 0.007 0.032 0.026
2 35 -1.742 0.041 0.065 0.024
3 35 -1.742 0.041 0.097 0.056
4 35 -1.742 0.041 0.129 0.088
5 40 -1.377 0.084 0.161 0.077
6 45 -1.012 0.156 0.194 0.038
7 50 -0.647 0.259 0.226 0.033
8 50 -0.647 0.259 0.258 0.001
9 55 -0.282 0.389 0.290 0.098
10 55 -0.282 0.389 0.323 0.066
11 55 -0.282 0.389 0.355 0.034
12 60 0.082 0.533 0.387 0.146
13 60 0.082 0.533 0.419 0.113
14 60 0.082 0.533 0.452 0.081
15 60 0.082 0.533 0.484 0.049
16 60 0.082 0.533 0.516 0.017
17 65 0.447 0.673 0.548 0.124
18 65 0.447 0.673 0.581 0.092
19 65 0.447 0.673 0.613 0.060
20 65 0.447 0.673 0.645 0.027
21 65 0.447 0.673 0.677 0.005
22 70 0.812 0.792 0.710 0.082
23 70 0.812 0.792 0.742 0.050
24 70 0.812 0.792 0.774 0.017
25 70 0.812 0.792 0.806 0.015
26 70 0.812 0.792 0.839 0.047
27 70 0.812 0.792 0.871 0.079
28 70 0.812 0.792 0.903 0.112
29 75 1.177 0.880 0.935 0.055
30 75 1.177 0.880 0.968 0.087
31 80 1.542 0.938 1 0.062

Lhitun
Rata-Rata 58.871 g 0.146
Standar Deviasi 13.706 Ltabel 0.155
216

Dari perhitungan di atas di dapat Lhitung=0,146 lebih kecil dari


Ltabel=0,155. Hal tersebut menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.

2. Normalitas Data Pretesr Keterampilan


Abs.
Subjek Pretest
Zi skor F(Zi) S(Zi) Difference
ke
x [F(Zi)-S(Zi)]
1 50 -1.494 0.068 0.032 0.035
2 50 -1.494 0.068 0.065 0.003
3 50 -1.494 0.068 0.097 0.029
4 50 -1.494 0.068 0.129 0.061
5 50 -1.494 0.068 0.161 0.094
6 55 -0.956 0.170 0.194 0.024
7 55 -0.956 0.170 0.226 0.056
8 55 -0.956 0.170 0.258 0.088
9 55 -0.956 0.170 0.290 0.121
10 60 -0.417 0.338 0.323 0.016
11 60 -0.417 0.338 0.355 0.016
12 60 -0.417 0.338 0.387 0.049
13 60 -0.417 0.338 0.419 0.081
14 60 -0.417 0.338 0.452 0.113
15 65 0.122 0.548 0.484 0.065
16 65 0.122 0.548 0.516 0.032
17 65 0.122 0.548 0.548 0.000
18 65 0.122 0.548 0.581 0.032
19 65 0.122 0.548 0.613 0.065
20 70 0.660 0.745 0.645 0.100
21 70 0.660 0.745 0.677 0.068
22 70 0.660 0.745 0.710 0.036
23 75 1.199 0.885 0.742 0.143
24 75 1.199 0.885 0.774 0.111
25 75 1.199 0.885 0.806 0.078
26 75 1.199 0.885 0.839 0.046
27 75 1.199 0.885 0.871 0.014
28 75 1.199 0.885 0.903 0.019
29 75 1.199 0.885 0.935 0.051
30 75 1.199 0.885 0.968 0.083
31 75 1.199 0.885 1 0.115

Rata-Rata 63.871 Lhitung 0.143


Standar Deviasi 9.283 Ltabel 0.159
217

Dari perhitungan di atas di dapat Lhitung=0,143 lebih kecil dari


Ltabel=0,159. Hal tersebut menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.

Lampiran 4.6 Uji Homogenitas Data Pretest


UJI HOMOGENITAS DATA NILAI PRETEST
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
(A) (B)
Kognitif Keterampilan Kognitif Keterampilan
35 50 25 50
40 50 35 50
45 50 35 50
45 55 35 50
45 55 40 50
45 55 45 55
50 55 50 55
50 55 50 55
50 60 55 55
50 60 55 60
50 60 55 60
50 60 60 60
55 60 60 60
55 60 60 60
55 65 60 65
55 65 60 65
60 65 65 65
60 65 65 65
60 70 65 65
60 70 65 70
65 70 65 70
65 70 70 70
65 70 70 75
65 70 70 75
70 70 70 75
75 75 70 75
75 75 70 75
75 75 70 75
75 75 75 75
80 75 75 75
80 80 80 75
85 80
218
219

1. Homogenitas Data Pretest Ranah Kognitif


Daftar Hasil Uji Homogenitas
Standar Deviasi A 12,85
Standar Deviasi B 13,71

Tabel perhitungan Uji Bartlett


H0 : σ A2 = σ B2 = σ C2 = σ D2= σ E2
dk=ni
Kelas ni 1/dk S2 (dk) S2 log S2 (dk)log S2
-1
165,22
1 32 31 0,032 2,218 68,760
2 5121,8

187,84
2 31 30 0,033 2,274 68,214
9 5635,4

Jumla 353,07 10757,


63 61 0,211 4,492 136,974
h 1 3

Varians dari 5 sampel itu adalah:


31 ( 165,222 ) +30 ( 187,849 )
S2 = = 176,4
61
Sehingga log S2 = 2,25
dan B = (2,25)(61) = 137
Jadi, χ2= (2,3026)(137-136,9) = 0,125
Jika α = 0,05, dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan dk = 1 didapat χ20,95 (1) =
3,84. Ternyata χ2 = 0,125< 3,84 sehingga hipotesis H0 : : σ A2 = σ B2 = σ C2 = σ D2 =
2
σ E diterima dalam taraf nyata 0,05. Kesimpulannya kelima sampel tersebut
Homogen.
220

2. Homogenitas Data Pretest Ranah Keterampilan


Daftar Hasil Uji Homogenitas
Standar Deviasi A 8,88
Standar Deviasi B 9,28

Tabel perhitungan Uji Bartlett


H0 : σ A2 = σ B2 = σ C2 = σ D2= σ E2
dk=ni
Kelas ni 1/dk S2 (dk) S2 log S2 (dk)log S2
-1
2446,8
1 32 31 0,032 78,9 1,897 58,815
7

2585,1
2 31 30 0,033 86,2 1,935 58,063
8

Jumla 165,11 5032,3


63 61 0,211 3,833 116,877
h 4 5

Varians dari 5 sampel itu adalah:


31 ( 78 , 9 ) +30 ( 86 ,2 )
S2 = = 82,5
61
Sehingga log S2 = 1,92
dan B = (1,92)(61) = 117
Jadi, χ2= (2,3026)(117-116,877) = 0,059
Jika α = 0,05, dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan dk = 1 didapat χ20,95 (1) =
3,84. Ternyata χ2 = 0,059< 3,84 sehingga hipotesis H0 : : σ A2 = σ B2 = σ C2 = σ D2 =
2
σ E diterima dalam taraf nyata 0,05. Kesimpulannya kelima sampel tersebut
Homogen.
221

Lampiran 4.7 Daftar Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
DATA NILAI POSTTEST KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS
KONTROL
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
No. Kode Posttest Posttest No. Kode Posttest Posttest
Kognitif Keterampilan Kognitif Keterampilan
1. KE 01 95 75 1. KE 01 80 70
2. KE 02 75 80 2. KE 02 85 60
3. KE 03 55 85 3. KE 03 60 70
4. KE 04 90 95 4. KE 04 55 55
5. KE 05 90 95 5. KE 05 85 75
6. KE 06 75 60 6. KE 06 90 80
7. KE 07 80 80 7. KE 07 70 70
8. KE 08 50 75 8. KE 08 65 90
9. KE 09 85 75 9. KE 09 40 55
10. KE 10 85 75 10. KE 10 80 85
11. KE 11 80 80 11. KE 11 65 80
12. KE 12 90 85 12. KE 12 85 70
13. KE 13 85 65 13. KE 13 90 80
14. KE 14 95 85 14. KE 14 90 80
15. KE 15 75 90 15. KE 15 70 65
16. KE 16 90 75 16. KE 16 70 85
17. KE 17 80 80 17. KE 17 70 75
18. KE 18 80 60 18. KE 18 65 90
19. KE 19 75 90 19. KE 19 70 80
20. KE 20 95 80 20. KE 20 70 80
21. KE 21 95 95 21. KE 21 75 65
22. KE 22 85 85 22. KE 22 85 70
23. KE 23 90 90 23. KE 23 65 65
24. KE 24 90 95 24. KE 24 70 65
25. KE 25 95 80 25. KE 25 80 70
26. KE 26 85 80 26. KE 26 55 65
27. KE 27 80 85 27. KE 27 90 75
28. KE 28 75 90 28. KE 28 90 75
29. KE 29 80 95 29. KE 29 90 70
30. KE 30 80 80 30. KE 30 85 75
31. KE 31 55 80 31. KE 31 80 70
32. KE 32 90 95
222

Lampiran 4.8 Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen


1. Normalitas Data Posttest Kognitif
pretes Abs.
Subje
t Zi skor F(Zi) S(Zi) Difference
k ke
x [F(Zi)-S(Zi)]
1 50 -2.788 0.003 0.031 0.029
2 55 -2.352 0.009 0.063 0.053
3 55 -2.352 0.009 0.094 0.084
4 75 -0.612 0.270 0.125 0.145
5 75 -0.612 0.270 0.156 0.114
6 75 -0.612 0.270 0.188 0.083
7 75 -0.612 0.270 0.219 0.052
8 75 -0.612 0.270 0.250 0.020
9 80 -0.177 0.430 0.281 0.149
10 80 -0.177 0.430 0.313 0.117
11 80 -0.177 0.430 0.344 0.086
12 80 -0.177 0.430 0.375 0.055
13 80 -0.177 0.430 0.406 0.024
14 80 -0.177 0.430 0.438 0.008
15 80 -0.177 0.430 0.469 0.039
16 85 0.258 0.602 0.500 0.102
17 85 0.258 0.602 0.531 0.071
18 85 0.258 0.602 0.563 0.039
19 85 0.258 0.602 0.594 0.008
20 85 0.258 0.602 0.625 0.023
21 90 0.694 0.756 0.656 0.100
22 90 0.694 0.756 0.688 0.069
23 90 0.694 0.756 0.719 0.037
24 90 0.694 0.756 0.750 0.006
25 90 0.694 0.756 0.781 0.025
26 90 0.694 0.756 0.813 0.056
27 90 0.694 0.756 0.844 0.088
28 95 1.129 0.870 0.875 0.005
29 95 1.129 0.870 0.906 0.036
30 95 1.129 0.870 0.938 0.067
31 95 1.129 0.870 0.969 0.098
32 95 1.129 0.870 1 0.130

82.0312 Lhitun
Rata-Rata 5 g 0.149
11.4904
Standar Deviasi 9 Ltabel 0.154
223

Dari perhitungan di atas di dapat Lhitung=0,149 lebih kecil dari


Ltabel=0,154. Hal tersebut menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.

2. Normalitas Data Posttest Keterampilan


Subje pretest Abs. Difference
Zi skor F(Zi) S(Zi)
k ke x [F(Zi)-S(Zi)]
1 60 -2.331 0.010 0.031 0.021
2 60 -2.331 0.010 0.063 0.053
3 65 -1.809 0.035 0.094 0.059
4 75 -0.766 0.222 0.125 0.097
5 75 -0.766 0.222 0.156 0.066
6 75 -0.766 0.222 0.188 0.034
7 75 -0.766 0.222 0.219 0.003
8 75 -0.766 0.222 0.250 0.028
9 80 -0.244 0.403 0.281 0.122
10 80 -0.244 0.403 0.313 0.091
11 80 -0.244 0.403 0.344 0.060
12 80 -0.244 0.403 0.375 0.028
13 80 -0.244 0.403 0.406 0.003
14 80 -0.244 0.403 0.438 0.034
15 80 -0.244 0.403 0.469 0.065
16 80 -0.244 0.403 0.500 0.097
17 80 -0.244 0.403 0.531 0.128
18 85 0.277 0.609 0.563 0.047
19 85 0.277 0.609 0.594 0.015
20 85 0.277 0.609 0.625 0.016
21 85 0.277 0.609 0.656 0.047
22 85 0.277 0.609 0.688 0.078
23 90 0.799 0.788 0.719 0.069
24 90 0.799 0.788 0.750 0.038
25 90 0.799 0.788 0.781 0.006
26 90 0.799 0.788 0.813 0.025
27 95 1.320 0.907 0.844 0.063
28 95 1.320 0.907 0.875 0.032
29 95 1.320 0.907 0.906 0.000
30 95 1.320 0.907 0.938 0.031
31 95 1.320 0.907 0.969 0.062
32 95 1.320 0.907 1 0.093

82.3437 Lhitun
Rata-Rata 5 g 0.128
Standar Deviasi 9.587 Ltabel 0.154
224

Dari perhitungan di atas di dapat Lhitung=0,128 lebih kecil dari


Ltabel=0,154. Hal tersebut menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.

Lampiran 4.9 Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol


1. Normalitas Data Posttest Kognitif
Abs.
Subje Pretest
Zi skor F(Zi) S(Zi) Difference
k ke
x [F(Zi)-S(Zi)]
1 40 -2.762 0.003 0.032 0.029
2 55 -1.573 0.058 0.065 0.007
3 55 -1.573 0.058 0.097 0.039
4 60 -1.176 0.120 0.129 0.009
5 65 -0.780 0.218 0.161 0.056
6 65 -0.780 0.218 0.194 0.024
7 65 -0.780 0.218 0.226 0.008
8 65 -0.780 0.218 0.258 0.040
9 70 -0.384 0.351 0.290 0.060
10 70 -0.384 0.351 0.323 0.028
11 70 -0.384 0.351 0.355 0.004
12 70 -0.384 0.351 0.387 0.036
13 70 -0.384 0.351 0.419 0.069
14 70 -0.384 0.351 0.452 0.101
15 70 -0.384 0.351 0.484 0.133
16 75 0.013 0.505 0.516 0.011
17 80 0.409 0.659 0.548 0.110
18 80 0.409 0.659 0.581 0.078
19 80 0.409 0.659 0.613 0.046
20 80 0.409 0.659 0.645 0.014
21 85 0.805 0.790 0.677 0.112
22 85 0.805 0.790 0.710 0.080
23 85 0.805 0.790 0.742 0.048
24 85 0.805 0.790 0.774 0.016
25 85 0.805 0.790 0.806 0.017
26 90 1.202 0.885 0.839 0.047
27 90 1.202 0.885 0.871 0.014
28 90 1.202 0.885 0.903 0.018
29 90 1.202 0.885 0.935 0.050
30 90 1.202 0.885 0.968 0.082
31 90 1.202 0.885 1 0.115

74.8387 Lhitun
Rata-Rata 1 g 0.133
12.6150
Standar Deviasi 6 Ltabel 0.155
225

Dari perhitungan di atas di dapat Lhitung=0,133 lebih kecil dari


Ltabel=0,155. Hal tersebut menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.

2. Normalitas Data Posttest Keterampilan


Abs.
Subje Pretest
Zi skor F(Zi) S(Zi) Difference
k ke
x [F(Zi)-S(Zi)]
1 55 -2.006 0.022 0.032 0.010
2 55 -2.006 0.022 0.065 0.042
3 60 -1.446 0.074 0.097 0.023
4 65 -0.886 0.188 0.129 0.059
5 65 -0.886 0.188 0.161 0.027
6 65 -0.886 0.188 0.194 0.006
7 65 -0.886 0.188 0.226 0.038
8 65 -0.886 0.188 0.258 0.070
9 70 -0.325 0.372 0.290 0.082
10 70 -0.325 0.372 0.323 0.050
11 70 -0.325 0.372 0.355 0.018
12 70 -0.325 0.372 0.387 0.015
13 70 -0.325 0.372 0.419 0.047
14 70 -0.325 0.372 0.452 0.079
15 70 -0.325 0.372 0.484 0.111
16 70 -0.325 0.372 0.516 0.144
17 75 0.235 0.593 0.548 0.045
18 75 0.235 0.593 0.581 0.012
19 75 0.235 0.593 0.613 0.020
20 75 0.235 0.593 0.645 0.052
21 75 0.235 0.593 0.677 0.085
22 80 0.795 0.787 0.710 0.077
23 80 0.795 0.787 0.742 0.045
24 80 0.795 0.787 0.774 0.013
25 80 0.795 0.787 0.806 0.020
26 80 0.795 0.787 0.839 0.052
27 80 0.795 0.787 0.871 0.084
28 85 1.356 0.912 0.903 0.009
29 85 1.356 0.912 0.935 0.023
30 90 1.916 0.972 0.968 0.005
31 90 1.916 0.972 1 0.028

Lhitun
Rata-Rata 72.903 g 0.144
Standar Deviasi 8.923 Ltabel 0.155
226

Dari perhitungan di atas di dapat Lhitung=0,144 lebih kecil dari


Ltabel=0,155. Hal tersebut menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.

Lampiran 4.10 Uji Homogenitas Data Posttest


UJI HOMOGENITAS DATA NILAI POSTTEST
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
(A) (B)
Kognitif Keterampilan Kognitif Keterampilan
50 60 40 55
55 60 55 55
55 65 55 60
75 75 60 65
75 75 65 65
75 75 65 65
75 75 65 65
75 75 65 65
80 80 70 70
80 80 70 70
80 80 70 70
80 80 70 70
80 80 70 70
80 80 70 70
80 80 70 70
85 80 75 70
85 80 80 75
85 85 80 75
85 85 80 75
85 85 80 75
90 85 85 75
90 85 85 80
90 90 85 80
90 90 85 80
90 90 85 80
90 90 90 80
90 95 90 80
95 95 90 85
95 95 90 85
95 95 90 90
95 95 90 90
95 95
227

1. Homogenitas Data Posttest Ranah Kognitif


Daftar Hasil Uji Homogenitas
Standar Deviasi A 11,49
Standar Deviasi B 12,61

Tabel perhitungan Uji Bartlett


H0 : σ A2 = σ B2 = σ C2 = σ D2= σ E2
dk=ni
Kelas ni 1/dk S2 (dk) S2 log S2 (dk)log S2
-1
132,03 4092,9
1 32 31 0,032 2,121 65,741
1 6

159,14 4774,1
2 31 30 0,033 2,202 66,053
0 9

Jumla 291,17 8867,1


63 61 0,211 4,322 131,794
h 1 6

Varians dari 5 sampel itu adalah:


31 ( 132,031 ) +30 ( 159,140 )
S2 = = 145,363
61
Sehingga log S2 = 2,162
dan B = (2,162)(61) = 132
Jadi, χ2= (2,3026)(132-131,794) = 0,265
Jika α = 0,05, dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan dk = 1 didapat χ20,95 (1) =
3,84. Ternyata χ2 = 0,265< 3,84 sehingga hipotesis H0 : : σ A2 = σ B2 = σ C2 = σ D2 =
2
σ E diterima dalam taraf nyata 0,05. Kesimpulannya kelima sampel tersebut
Homogen.
228

2. Homogenitas Data Posttest Ranah Keterampilan


Daftar Hasil Uji Homogenitas
Standar Deviasi A 9,58
Standar Deviasi B 8,92

Tabel perhitungan Uji Bartlett


H0 : σ A2 = σ B2 = σ C2 = σ D2= σ E2
dk=ni
Kelas ni 1/dk S2 (dk) S2 log S2 (dk)log S2
-1
2849,21
1 32 31 0,032 91,91 1,963 60,864
9

2388,71
2 31 30 0,033 79,62 1,901 57,031
0

Jumla 5237,92
63 61 0,211 171,53 3,864 117,896
h 8

Varians dari 5 sampel itu adalah:


31 ( 91 , 91 ) +30 ( 79 , 62 )
S2 = = 85,86
61
Sehingga log S2 = 1,93
dan B = (1,92)(61) = 118
Jadi, χ2= (2,3026)(118-117,896) = 0,157
Jika α = 0,05, dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan dk = 1 didapat χ20,95 (1) =
3,84. Ternyata χ2 = 0,157< 3,84 sehingga hipotesis H0 : : σ A2 = σ B2 = σ C2 = σ D2 =
2
σ E diterima dalam taraf nyata 0,05. Kesimpulannya kelima sampel tersebut
Homogen.
229

Lampiran 4.11 Uji Hipotesis 1


UJI HIPOTESIS 1 (UJI KETUNTASAN KLASIKAL)
Untuk menguji ketuntasan belajar kognitif dan keterampilan secara
klasikal, statistik yang digunakan adalah uji proporsi satu pihak kanan dengan
rumus sebagai berikut :
x
−π o
n
z = π (1−π )

o o
n
1. Uji z hasil belajar kognitif
Kelas Eksperimen
x = 29
n = 32
π o = 0,75
29
−0 , 75
32
z=

√ 0 , 75 ( 1−0 , 75 )
32
0,156
z= = 2,037
√ 0,00585
ztabel = 1,645
Kelas Kontrol
x = 16
n = 31
π o = 0,75
21
−0 ,75
31
z=

√ 0 , 75(1−0 ,75)
31
−0,072
z= = -0,9302
√ 0,0060
z tabel = 1,645
230

Kriteria pengujiannya ditolak Ho jika z hitung > z tabel , maka untuk


kelas eksperimen zhitung = 2,037 > ztabel = 1,645 hipotesis H0 ditolak dan kelas
kontrol zhitung = -0,9302 < z tabel = 1,645 hipotesis Ho diterima. Sehingga
diperoleh kesimpulan hasil belajar kognitif siswa pada kelas eksperimen
menggunakan model Explicit Instruction berbantuan media Audiovisual
mencapai ketuntasan secara klasikal, sedangkan pada kelas kontrol belum
mencapai ketuntasan secara klasikal.
2. Uji z hasil belajar keterampilan
Kelas Eksperimen
x = 29
n = 32
π o = 0,75
29
−0 , 75
32
z=

√ 0 , 75 ( 1−0 , 75 )
32
0,156
z= = 2,037
√ 0,00585
ztabel = 1,645
Kelas Kontrol
x = 15
n = 31
π o = 0,75
15
−0 ,75
31
z=

√ 0 , 75(1−0 ,75)
31
−0,2661
z= = -44,35
√ 0,005357
z tabel = 1,645
Kriteria pengujiannya ditolak Ho jika z hitung > z tabel , maka untuk
kelas eksperimen zhitung = 2,037 > ztabel = 1,645 hipotesis H0 ditolak dan kelas
kontrol zhitung = -44,35 < z tabel = 1,645 hipotesis Ho diterima. Sehingga
231

diperoleh kesimpulan hasil belajar psikomotor (keterampilan) siswa pada


kelas eksperimen menggunakan model Explicit Instruction berbantuan media
Audiovisual mencapai ketuntasan secara klasikal, sedangkan pada kelas
kontrol belum mencapai ketuntasan secara klasikal.
232

Lampiran 4.5 Uji Hipotesis 2


UJI HIPOTESIS 2 (Pengaruh Pembelajaran)
H0: µ1 < µ 2 (hasil belajar kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan kelas
kontrol)
Ha: µ1 > µ 2 (hasil belajar kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol)
Taraf Signifikasi
Pengujian hipotesis dengan taraf signifikasi 5% dengan dk = n1 + n2 – 2
Kriteria penerimaan H0
H0 diterima jika thitung < ttabel, untuk harga-harga lainnya H0 ditolak.
Pengujian Hipotesis
Rumus yang digunakan
x 1−¿ x
t= 2
¿


s 1 1
+
n2 n2
dengan

2 ( n1 −1 ) s 21+ ( n2−1 ) s22


s=
n1 +n2−2
1. Uji t-test ranah kognitif
Kelas Rata-rata ( x ) Jumlah T Hitung T Tabel
Eksperimen 82,03 32
(1) 2,367 1,999
Kontrol (2) 74,83 31

Karena thitung > ttabel (2,367> 1,999), maka H0 ditolak, artinya hasil belajar kognitif
kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol.
2. Uji t-test ranah psikomotor
Kelas Rata-rata ( x ) Jumlah T Hitung T Tabel
Eksperimen 82,34 32
(1) 4,042 1,999
Kontrol (2) 72,90 31

Karena thitung > ttabel (4,042> 1,999), maka H0 ditolak, artinya hasil belajar
keterampilan kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol.
233

Lampiran 4.6 Uji N-Gain Hasil Pretest dan Posttest


UJI N-GAIN HASIL PRETEST DAN POSTTEST
KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Kriteria pengujian
Tinggi : g > 0,7 atau dinyatakan dalam persen g > 70
Sedang : 0,3 < g < 0,7 atau dinyatakan dalam persen 30 < g < 70
Rendah : g < 0,3 atau dinyatakan dalam persen g < 30
1. Pengujian gain ranah kognitif < g >
Nilai
Kelas
Pretest Posttest
Eksperimen 59,06 82
Kontrol 58,87 74,83
Kelas kontrol
¿
<g>=¿ S post >−¿ S pre > 100 %−¿ S >¿ ¿ ¿
pre

82 – 59 , 06
<g>= = 0,36 (rendah)
100 %−59 ,06
Kelas eksperimen
¿
<g>=¿ S post >−¿ S pre > 100 %−¿ S >¿ ¿ ¿
pre

74 , 83 – 58 , 87
<g>= = 0,50 (sedang)
100 %−58 , 87
2. Pengujian gain keterampilan < g >
Nilai
Kelas
Pretest Posttest
Eksperimen 64,68 82,34
Kontrol 63,87 72,90

Kelas kontrol
¿
<g>=¿ S post >−¿ S pre > 100 %−¿ S >¿ ¿ ¿
pre

72, 90 – 63 , 87
<g>= = 0,26 (rendah)
100 %−63 , 87
Kelas eksperimen
234

¿
<g>=¿ S post >−¿ S pre > 100 %−¿ S >¿ ¿ ¿
pre

82 ,34 – 64 , 68
<g>= = 0,50 (sedang)
100 %−64 , 68
235

Lampiran 1 Hasil Pekerjaan Pretest Kognitif Siswa Kelas Kontrol


HASIL PEKERJAAN PRETEST KOGNITIF
SISWA KELAS KONTROL
No Nama Nilai
1 adinda 55
2 Ahmad faizal ramadhan 75
3 Ahmad zaenal arifin 60
4 aldi yuliansah 25
5 Darrell Hylmi Raissa 65
6 Dhikriyah nur damaiyanti 70
7 Dika Aji Pratama P 75
8 Dina awanatussulimah 60
9 Dyah ayu neng tiaz 35
10 Farah badra safirah 55
11 Farkhah najma zahirah 55
12 Fika millatul aula alhaque 70
13 Firman Aditya Alamsyah 65
14 Firotul Maulidia 70
15 Muhammad andy rahmat dani 70
16 muhammad faris zam zami 60
17 Muhammad Ilham Setiawan 35
18 Jamaluddin taufiq 35
19 Muhammad Kafka J.A 65
20 Muhammad Nauval Al Varo 70
21 Nanda aulia safira 50
22 Nasya Dwi Nur Hayati 50
23 Nur navedeep sing 70
24 Oveliya anggre yani 40
25 Rahayu yullia alvinatun nadzah 65
26 Rahma wahyu amalia 65
27 Rahman Nazarudin 60
28 Risma niyanti 45
29 Siti vina ridhotul khusna 70
30 Unzila intan fahdiana 60
31 Zahratus akhsanu nadyya 80
236

Lampiran 2 Hasil Pekerjaan Posttest Kognitif Siswa Kelas Kontrol


HASIL PEKERJAAN POSTTEST KOGNITIF
SISWA KELAS KONTROL
No Nama Nilai
1 Adinda Sabrina Alhidayah 80
2 Ahmad Faizal Ramadhan 85
3 Ahmad Zaenal Arifin 60
4 Aldi Yuliansyah 55
5 Darrell Hylmi Raissa 85
6 Dhikriyah nur damaiyanti 90
7 Dika Aji Pratama Pratama Putra 70
8 Dina Awanatussulimah 65
9 Dyah ayu neng tiaz 40
10 Farah Badra Safirah 80
11 Farkhah Najma Zahirah 65
12 Fika millatul aula alhaque 85
13 Firman Aditya Alamsyah 90
14 Firotul Maulidia 90
15 Muhammad Andy Rahmat Dani 70
16 Muhammad Faris Zamzani 70
17 M Ilham setiawan 70
18 Muhammad Jamaluddin Taufiq 65
19 Muhammad Kafka Jalaludin Atras 70
20 Muhammad Naufal Al Varo 70
21 Nanda aulia safira 75
22 Nasya Dwi Nur Hayati 85
23 Nur Navedeep Sing 65
24 Oveliya anggre yani 70
25 Rahayu Yullia Alvinatun Nadzah 80
26 Rahma wahyu amalia 55
27 Rahman Nazarudin 90
28 risma niyanti 90
29 Siti Vina Ridhdhotul Khusna 90
30 Unzila intan fahdiana 85
31 Zahrotus akhasanu nadyya 80

Lampiran 3 Hasil Pekerjaan Pretest Kognitif Siswa Kelas Eksperimen


237

HASIL PEKERJAAN PRETEST KOGNITIF


SISWA KELAS EKSPERIMEN
No Nama Nilai
1 Achmad Dhani Irfansyah 70
2 M. Kevin Maulana Ibrahim 45
3 Wahyu Fardila 40
4 aina fadhila khoerunnisa 80
5 Atikah 55
6 Dinda 65
7 Dwi Maulita Febriani 50
8 Rezza rasyuqo 45
9 Haidar 75
10 hanna 45
11 IRSYADUL BAHRI 50
12 Kaftitius a'm 55
13 M. Dafin pratama 35
14 M. Kafa alwa 55
15 Lanang 50
16 Muhamad nur ramadani 75
17 M. Sofyan Ali 55
18 Muhammad zidan baihaqi 65
19 M.zidan khoirunnaim 50
20 Naya aurelia septiani 60
21 Nisrina huwada 60
22 Nur Arga Aryasatya 75
23 Ramadhani fitriyani 60
24 Syifa Advelia Putri 80
25 Wirda Hanifa 65
26 Zidni khoirul huda 65
27 Bintang Muhammad Al haq 60
28 Gilang ramadhan putra 50
29 Talita azalia 50
MUHAMMAD SULTAN AL
30 85
IKHSANI
31 agusti mega safira 45
32 dwi khilyatunnufus 75

Lampiran 4 Hasil Pekerjaan Posttest Kognitif Siswa Kelas Eksperimen

HASIL PEKERJAAN POSTTEST KOGNITIF


238

SISWA KELAS EKSPERIMEN


No Nama Nilai
1 Achmad Dhani Irfansyah 95
2 M. Kevin Maulana Ibrahim 75
3 Wahyu Fardila 55
4 aina fadhila khoerunnisa 90
5 Atikah 90
6 Dinda 75
7 Dwi Maulita Febriani 80
8 Rezza rasyuqo 50
9 Haidar 85
10 hanna 85
11 IRSYADUL BAHRI 80
12 Kaftitius a'm 90
13 M. Dafin pratama 85
14 M. Kafa alwa 95
15 Lanang 75
16 Muhamad nur ramadani 90
17 M. Sofyan Ali 80
18 Muhammad zidan baihaqi 80
19 M.zidan khoirunnaim 75
20 Naya aurelia septiani 95
21 Nisrina huwada 95
22 Nur Arga Aryasatya 85
23 Ramadhani fitriyani 90
24 Syifa Advelia Putri 90
25 Wirda Hanifa 95
26 Zidni khoirul huda 85
27 Bintang Muhammad Al haq 80
28 Gilang ramadhan putra 75
29 Talita azalia 80
MUHAMMAD SULTAN AL
30
IKHSANI 80
31 agusti mega safira 55
32 dwi khilyatunnufus 90

Lampiran 5 Hasil Pekerjaan Posttest Keterampilan Kelas Kontrol


HASIL PEKERJAAN POSTTEST KETERAMPILAN
KELAS KONTROL
239

1. Hasil posttest keterampilan terendah


Nama : Aldi Yuliansyah Nilai :
55

Tanggal : 21 April 2020

Menyiapkan Alat dan Menggambar Pola Menggunting Pola


Bahan

Menggunting Kain Menempelkan Objek


pada Kain Dasar
240

2. Hasil posttest keterampilan tertinggi


Nama : Dyah ayu neng tiaz Nilai :
90

Tanggal : 21 April 2020

Menyiapkan Alat dan Menggambar Pola Menggunting Pola


Bahan

Menggunting Kain Menempelkan Objek


pada Kain Dasar
241

Lampiran 6 Hasil Pekerjaan Posttest Keterampilan Kelas Eksperimen


HASIL PEKERJAAN POSTTEST KETERAMPILAN
KELAS EKSPERIMEN
1. Hasil posttest keterampilan terendah
Nama : M. Zidan Baihaqi Nilai :
60

Tanggal : 21 April 2020

Menyiapkan Alat dan Menggambar Pola Menggunting Pola


Bahan

Menggunting Kain Menempelkan Objek


pada Kain Dasar
242

2. Hasil posttest keterampilan tertinggi


Nama : Nisrina Huwaida Nilai :
95

Tanggal : 25 April 2020

Menyiapkan Alat dan Menggambar Pola Menggunting Pola


Bahan

Menggunting Kain Menempelkan Objek


pada Kain Dasar
243

Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian

1. Soal Pretest Google Form


244

2. Soal Posttest Google Form


245

3. Video Pembelajaran
a. Kelas Eksperimen

b. Kelas Kontrol
246

c. Video Pembelajaran

d. Pembelajaran Kelas Kontrol


247

e. Pembelajaran Kelas Eksperimen


248

4. Hasil Jawaban Siswa


a. Kelas Eksperimen Pretest
4/23/2020 9:50:15 35 / 100 M. Dafin pratama 13 SD N 1 KEBONHARJO b. Kertas b. Objek a. Background c. 2 dan 3 a. Menempelkan objek b. kain perca c. Borkat d. Complementary b. Pragmatic b. Bunga c. Teknik In Lay
4/23/2020 9:33:53 40 / 100 Wahyu Fardila 3 Sdn 1 kebonharjo a. Kain b. Objek b. Kain dasar c. 2 dan 3 a. Menempelkan objek b. kain perca d. Wol a. Monochromatic c. Complementary b. Bunga c. Teknik In Lay
4/23/2020 9:22:06 45 / 100 M. Kevin Maulana Ibrahim 2 SDN 1 Kebonharjo b. Kertas a. Kain dasar d. Alas b. 2 dan 4 d. Membuat pola a. kain jahit d. Wol d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga a. Teknik menjipla
4/17/2020 15:36:13 45 / 100 Rezza rasyuqo 8 SD negeri 1 kebonharjo a. Kain d. Hiasan a. Background b. 2 dan 4 d. Membuat pola a. kain jahit a. Katun a. Monochromatic b. Pragmatic b. Bunga d. Teknik Menggu
4/17/2020 11:40:54 45 / 100 hanna 10 sd 1 kebonharjo a. Kain d. Hiasan d. Alas a. 1 dan 4 d. Membuat pola a. kain jahit a. Katun d. Complementary a. Monochromatic a. Matahari b. Teknik Menem
4/17/2020 10:52:40 45 / 100 agusti mega safira 31 SD N 1Kebonharjo a. Kain b. Objek a. Background a. 1 dan 4 d. Membuat pola b. kain perca b. Satin c. Pragmatic b. Pragmatic b. Bunga a. Teknik menjipla
4/23/2020 9:40:25 50 / 100 Dwi Maulita Febriani 7 SDN 1 KEBONHARJO a. Kain a. Kain dasar c. Objek a. 1 dan 4 d. Membuat pola d. kain wol a. Katun d. Complementary c. Complementary c. Bulan a. Teknik menjipla
4/23/2020 9:44:35 50 / 100 IRSYADUL BAHRI 11 SDN 1 Kebonharjo a. Kain a. Kain dasar c. Objek a. 1 dan 4 d. Membuat pola d. kain wol a. Katun d. Complementary c. Complementary a. Matahari a. Teknik menjipla
4/17/2020 10:00:44 50 / 100 Lanang 15 SD negeri 1 kebonharjo b. Kertas a. Kain dasar b. Kain dasar a. 1 dan 4 d. Membuat pola a. kain jahit a. Katun c. Pragmatic a. Monochromatic b. Bunga b. Teknik Menem
4/23/2020 10:06:31 50 / 100 M.zidan khoirunnaim 19 Sdn 1 kebonharjo b. Kertas d. Hiasan d. Alas c. 2 dan 3 c. Menjahit objek b. kain perca d. Wol d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay
4/17/2020 19:24:13 50 / 100 Gilang ramadhan putra 28 SDN1 kebonharjo-patebon-kendal
b. Kertas d. Hiasan b. Kain dasar a. 1 dan 4 d. Membuat pola b. kain perca c. Borkat c. Pragmatic a. Monochromatic b. Bunga b. Teknik Menem
4/17/2020 12:17:38 50 / 100 Talita azalia 29 SDN1 kebonharjo a. Kain a. Kain dasar a. Background a. 1 dan 4 d. Membuat pola d. kain wol d. Wol b. Analogous a. Monochromatic b. Bunga b. Teknik Menem
4/17/2020 11:32:57 55 / 100 Atikah 5 Sd1kebonharo a. Kain d. Hiasan a. Background a. 1 dan 4 d. Membuat pola b. kain perca d. Wol d. Complementary b. Pragmatic b. Bunga b. Teknik Menem
4/17/2020 18:56:53 55 / 100 Kaftitius a'm 12 Sdn 1kebonharjo a. Kain c. Benda a. Background c. 2 dan 3 d. Membuat pola d. kain wol a. Katun a. Monochromatic b. Pragmatic b. Bunga c. Teknik In Lay
4/23/2020 9:54:02 55 / 100 M. Kafa alwa 14 SD N 1 KEBONHARJO a. Kain a. Kain dasar c. Objek c. 2 dan 3 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay
4/23/2020 10:02:20 55 / 100 M. Sofyan Ali 17 SD N 1 Kebonharjo a. Kain b. Objek c. Objek d. 3 dan 4 d. Membuat pola a. kain jahit a. Katun c. Pragmatic a. Monochromatic c. Bulan c. Teknik In Lay
4/17/2020 10:48:12 60 / 100 Naya aurelia septiani 20 SDN 1 kebonharjo a. Kain d. Hiasan d. Alas d. 3 dan 4 d. Membuat pola b. kain perca c. Borkat a. Monochromatic c. Complementary b. Bunga a. Teknik menjipla
4/23/2020 10:05:15 60 / 100 Nisrina huwada 21 SD N 1 Kebonharjo b. Kertas b. Objek d. Alas a. 1 dan 4 b. Menggunting pola a. kain jahit d. Wol a. Monochromatic b. Pragmatic b. Bunga c. Teknik In Lay
4/18/2020 19:59:38 60 / 100 Ramadhani fitriyani 23 SD N 1Kebonharjo a. Kain b. Objek d. Alas a. 1 dan 4 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun a. Monochromatic d. Analogous b. Bunga a. Teknik menjipla
4/18/2020 14:41:18 60 / 100 Bintang Muhammad Al haq 27 SD Negeri 1 Kebonharjo a. Kain a. Kain dasar a. Background d. 3 dan 4 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun c. Pragmatic b. Pragmatic b. Bunga a. Teknik menjipla
4/17/2020 18:45:48 65 / 100 Dinda 6 SD 1keboharjo a. Kain d. Hiasan c. Objek a. 1 dan 4 d. Membuat pola d. kain wol a. Katun d. Complementary b. Pragmatic b. Bunga a. Teknik menjipla
4/17/2020 16:54:01 65 / 100 Muhammad zidan baihaqi 18 SDN 1 kebonharjo patebona.kendal
Kain a. Kain dasar a. Background c. 2 dan 3 b. Menggunting pola b. kain perca a. Katun c. Pragmatic c. Complementary b. Bunga a. Teknik menjipla
4/17/2020 16:41:50 65 / 100 Wirda Hanifa 25 SD Negeri 1 Kebonharjo a. Kain b. Objek b. Kain dasar a. 1 dan 4 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary b. Pragmatic b. Bunga b. Teknik Menem
4/18/2020 10:01:14 65 / 100 Zidni khoirul huda 26 SDN Kebonharjo1 a. Kain d. Hiasan c. Objek c. 2 dan 3 d. Membuat pola d. kain wol a. Katun a. Monochromatic d. Analogous b. Bunga a. Teknik menjipla
4/17/2020 19:34:42 70 / 100 Achmad Dhani Irfansyah 1 SDN 1 Kebon harjo patebon,kendal
a. Kain d. Hiasan d. Alas a. 1 dan 4 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary d. Analogous b. Bunga b. Teknik Menem
4/17/2020 12:29:50 75 / 100 Haidar 9 SDN 1 KEBONHARJO a. Kain a. Kain dasar c. Objek c. 2 dan 3 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun b. Analogous b. Pragmatic b. Bunga b. Teknik Menem
4/17/2020 18:32:33 75 / 100 Muhamad nur ramadani 16 SD N 1 Kebonharjo a. Kain a. Kain dasar c. Objek a. 1 dan 4 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun a. Monochromatic a. Monochromatic b. Bunga b. Teknik Menem
4/17/2020 18:12:23 75 / 100 Nur Arga Aryasatya 22 SD N 1 Kebonharjo a. Kain d. Hiasan d. Alas a. 1 dan 4 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga b. Teknik Menem
4/17/2020 20:18:21 75 / 100 dwi khilyatunnufus 32 SDN KEBONHARJO 1 a. Kain d. Hiasan c. Objek c. 2 dan 3 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary b. Pragmatic b. Bunga b. Teknik Menem
4/17/2020 11:36:17 80 / 100 aina fadhila khoerunnisa 4 SD NEGERI 1 KEBONHARJO
a. Kain a. Kain dasar c. Objek a. 1 dan 4 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga b. Teknik Menem
4/17/2020 20:47:43 80 / 100 Syifa Advelia Putri 24 SD N 1 Kebonharjo a. Kain a. Kain dasar c. Objek a. 1 dan 4 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary d. Analogous b. Bunga a. Teknik menjipla
4/17/2020 19:42:10 85 / 100 MUHAMMAD SULTAN AL IKHSANI 30 SDN 1 KEBONHARJO a. Kain a. Kain dasar c. Objek a. 1 dan 4 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary b. Pragmatic b. Bunga c. Teknik In Lay
249

d. Complementary b. Pragmatic b. Bunga c. Teknik In Lay a. Pensil a. 1 dan 2 a. Objek a. Pensil dan kertas b. 1 dan 3 c. 3 b. Menggunting pola a. Hanya 1 b. Lingkungan menjadi aman
a. Monochromatic c. Complementary b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika a. 1 dan 2 a. Objek a. Pensil dan kertas c. 1 dan 4 b. 2 b. Menggunting pola a. Hanya 1 b. Lingkungan menjadi aman
d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga a. Teknik menjiplak d. Penggaris c. Hanya 3 a. Objek a. Pensil dan kertas b. 1 dan 3 d. 4 c. Menempelkan objek a. Hanya 1 c. Lingkungan menjadi bersih
a. Monochromatic b. Pragmatic b. Bunga d. Teknik Menggunting a. Pensil a. 1 dan 2 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas b. 1 dan 3 d. 4 b. Menggunting pola c. 1 dan 3 c. Lingkungan menjadi bersih
d. Complementary a. Monochromatic a. Matahari b. Teknik Menempel c. Gunting d. Hanya 2 b. Dasar a. Pensil dan kertas b. 1 dan 3 a. 1 b. Menggunting pola a. Hanya 1 c. Lingkungan menjadi bersih
c. Pragmatic b. Pragmatic b. Bunga a. Teknik menjiplak a. Pensil c. Hanya 3 b. Dasar a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 c. Menempelkan objek b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
d. Complementary c. Complementary c. Bulan a. Teknik menjiplak a. Pensil c. Hanya 3 c. Menggambar Pola b. Kain dan Benang d. 2 dan 4 b. 2 b. Menggunting pola a. Hanya 1 b. Lingkungan menjadi aman
d. Complementary c. Complementary a. Matahari a. Teknik menjiplak a. Pensil c. Hanya 3 c. Menggambar Pola d. Benang dan Gunting d. 2 dan 4 a. 1 b. Menggunting pola a. Hanya 1 a. Lingkungan menjadi banyak limbah
c. Pragmatic a. Monochromatic b. Bunga b. Teknik Menempel d. Penggaris c. Hanya 3 d. Hiasan a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 c. Menempelkan objek b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay c. Gunting d. Hanya 2 a. Objek a. Pensil dan kertas b. 1 dan 3 b. 2 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
c. Pragmatic a. Monochromatic b. Bunga b. Teknik Menempel b. Setrika c. Hanya 3 d. Hiasan a. Pensil dan kertas b. 1 dan 3 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
b. Analogous a. Monochromatic b. Bunga b. Teknik Menempel b. Setrika c. Hanya 3 b. Dasar a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 c. Menempelkan objek a. Hanya 1 c. Lingkungan menjadi bersih
d. Complementary b. Pragmatic b. Bunga b. Teknik Menempel a. Pensil b. 2 dan 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas c. 1 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
a. Monochromatic b. Pragmatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika c. Hanya 3 b. Dasar a. Pensil dan kertas b. 1 dan 3 d. 4 b. Menggunting pola c. 1 dan 3 c. Lingkungan menjadi bersih
d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay a. Pensil d. Hanya 2 b. Dasar b. Kain dan Benang a. 1 dan 2 c. 3 a. Menjahit objek d. 1 dan 4 a. Lingkungan menjadi banyak limbah
c. Pragmatic a. Monochromatic c. Bulan c. Teknik In Lay a. Pensil c. Hanya 3 a. Objek a. Pensil dan kertas b. 1 dan 3 d. 4 a. Menjahit objek b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
a. Monochromatic c. Complementary b. Bunga a. Teknik menjiplak b. Setrika d. Hanya 2 b. Dasar a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
a. Monochromatic b. Pragmatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika c. Hanya 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
a. Monochromatic d. Analogous b. Bunga a. Teknik menjiplak d. Penggaris c. Hanya 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas b. 1 dan 3 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
c. Pragmatic b. Pragmatic b. Bunga a. Teknik menjiplak b. Setrika c. Hanya 3 b. Dasar a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola d. 1 dan 4 c. Lingkungan menjadi bersih
d. Complementary b. Pragmatic b. Bunga a. Teknik menjiplak b. Setrika c. Hanya 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola a. Hanya 1 c. Lingkungan menjadi bersih
c. Pragmatic c. Complementary b. Bunga a. Teknik menjiplak b. Setrika b. 2 dan 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola a. Hanya 1 c. Lingkungan menjadi bersih
d. Complementary b. Pragmatic b. Bunga b. Teknik Menempel b. Setrika b. 2 dan 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola a. Hanya 1 c. Lingkungan menjadi bersih
a. Monochromatic d. Analogous b. Bunga a. Teknik menjiplak b. Setrika c. Hanya 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 c. Menempelkan objek b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
d. Complementary d. Analogous b. Bunga b. Teknik Menempel b. Setrika a. 1 dan 2 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
b. Analogous b. Pragmatic b. Bunga b. Teknik Menempel b. Setrika c. Hanya 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola a. Hanya 1 c. Lingkungan menjadi bersih
a. Monochromatic a. Monochromatic b. Bunga b. Teknik Menempel b. Setrika a. 1 dan 2 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola c. 1 dan 3 c. Lingkungan menjadi bersih
d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga b. Teknik Menempel b. Setrika c. Hanya 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
d. Complementary b. Pragmatic b. Bunga b. Teknik Menempel a. Pensil c. Hanya 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga b. Teknik Menempel b. Setrika c. Hanya 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola a. Hanya 1 c. Lingkungan menjadi bersih
d. Complementary d. Analogous b. Bunga a. Teknik menjiplak b. Setrika c. Hanya 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
d. Complementary b. Pragmatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika b. 2 dan 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
250

b. Kelas Kontrol Pretest


4/20/2020 7:42:54 55 / 100 adinda 1 SDN1donosari a. Kain d. Hiasan a. Background c. 2 dan 3 d. Membuat pola b. kain perca d. Wol b. Analogous b. Pragmatic b. Bunga
4/23/2020 10:12:45 75 / 100 Ahmad faizal ramadhan 2 Sdn 1 donosari b. Kertas b. Objek d. Alas c. 2 dan 3 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga
4/20/2020 9:05:40 60 / 100 Ahmad zaenal arifin 3 SDN 1 Donosari a. Kain d. Hiasan b. Kain dasar a. 1 dan 4 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun a. Monochromatic c. Complementary b. Bunga
4/17/2020 19:59:07 25 / 100 aldi yuliansah 4 SD N 1 Donosari a. Kain d. Hiasan d. Alas a. 1 dan 4 a. Menempelkan objek c. kain satin d. Wol d. Complementary a. Monochromatic a. Matahari
4/20/2020 7:46:24 65 / 100 Darrell Hylmi Raissa 5 SDN 1 DONOSARI a. Kain b. Objek a. Background a. 1 dan 4 d. Membuat pola d. kain wol a. Katun d. Complementary d. Analogous b. Bunga
4/20/2020 7:40:34 70 / 100 Dhikriyah nur damaiyanti 6 SD N 1 DONOSARI a. Kain a. Kain dasar c. Objek a. 1 dan 4 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun a. Monochromatic d. Analogous b. Bunga
4/23/2020 10:11:19 75 / 100 Dika Aji Pratama P 7 SDN 1 Donosari b. Kertas a. Kain dasar c. Objek c. 2 dan 3 d. Membuat pola b. kain perca d. Wol b. Analogous d. Analogous b. Bunga
4/20/2020 20:12:05 60 / 100 Dina awanatussulimah 8 SDN Donosari 1 a. Kain a. Kain dasar c. Objek c. 2 dan 3 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun a. Monochromatic b. Pragmatic b. Bunga
4/20/2020 8:09:23 35 / 100 Dyah ayu neng tiaz 9 SDN 1 Donosari b. Kertas b. Objek a. Background a. 1 dan 4 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary b. Pragmatic a. Matahari
4/20/2020 7:54:03 55 / 100 Farah badra safirah 10 SDN 1 Donosari a. Kain b. Objek a. Background a. 1 dan 4 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary d. Analogous b. Bunga
4/20/2020 7:51:41 55 / 100 Farkhah najma zahirah 11 SDN 1 Donosari a. Kain b. Objek c. Objek d. 3 dan 4 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary d. Analogous b. Bunga
4/20/2020 9:38:53 70 / 100 Fika millatul aula alhaque 12 SDN 01 DONOSARI PATEBON
a. KainKENDAL a. Kain dasar a. Background c. 2 dan 3 d. Membuat pola a. kain jahit a. Katun d. Complementary d. Analogous b. Bunga
4/20/2020 7:34:52 65 / 100 Firman Aditya Alamsyah 13 SDN Donosari 01 a. Kain a. Kain dasar d. Alas a. 1 dan 4 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun a. Monochromatic b. Pragmatic b. Bunga
4/20/2020 7:45:18 70 / 100 Firotul Maulidia 14 SD N 1 Donosari a. Kain b. Objek d. Alas a. 1 dan 4 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary d. Analogous b. Bunga
4/23/2020 10:25:18 70 / 100 Muhammad andy rahmat dani 15 Sdn 1 donosari a. Kain a. Kain dasar c. Objek c. 2 dan 3 b. Menggunting pola b. kain perca a. Katun d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga
4/20/2020 9:47:07 60 / 100 muhammad faris zam zami 16 SDN 1 DONOSARI b. Kertas a. Kain dasar a. Background a. 1 dan 4 d. Membuat pola d. kain wol b. Satin d. Complementary b. Pragmatic b. Bunga
4/23/2020 10:19:49 35 / 100 Muhammad Ilham Setiawan 17 SDN 1 Donosari a. Kain b. Objek c. Objek d. 3 dan 4 b. Menggunting pola b. kain perca b. Satin b. Analogous a. Monochromatic a. Matahari
4/20/2020 13:40:18 35 / 100 Jamaluddin taufiq 18 SDN 1 donosari c. Kayu a. Kain dasar d. Alas b. 2 dan 4 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun b. Analogous b. Pragmatic b. Bunga
4/23/2020 10:25:57 65 / 100 Muhammad Kafka J.A 19 SDN 1 Donosari a. Kain d. Hiasan c. Objek a. 1 dan 4 b. Menggunting pola b. kain perca a. Katun d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga
4/23/2020 10:43:13 70 / 100 Muhammad Nauval Al Varo 20 SDN 1 Donosari a. Kain b. Objek c. Objek b. 2 dan 4 b. Menggunting pola b. kain perca a. Katun d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga
4/20/2020 8:33:54 50 / 100 Nanda aulia safira 21 SD 1 Donosari a. Kain a. Kain dasar a. Background a. 1 dan 4 d. Membuat pola d. kain wol d. Wol a. Monochromatic b. Pragmatic b. Bunga
4/20/2020 11:04:13 50 / 100 Nasya Dwi Nur Hayati 22 SD N1 Donosari a. Kain c. Benda b. Kain dasar a. 1 dan 4 d. Membuat pola b. kain perca b. Satin c. Pragmatic d. Analogous b. Bunga
4/23/2020 10:32:23 70 / 100 Nur navedeep sing 23 Sdn 1 donosari a. Kain a. Kain dasar c. Objek c. 2 dan 3 c. Menjahit objek b. kain perca a. Katun d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga
4/20/2020 8:10:00 40 / 100 Oveliya anggre yani 24 SDN SATU DONOSARI a. Kain d. Hiasan d. Alas d. 3 dan 4 d. Membuat pola a. kain jahit a. Katun c. Pragmatic d. Analogous b. Bunga
4/23/2020 10:45:06 65 / 100 Rahayu yullia alvinatun nadzah 25 Sdn 1 donosari a. Kain a. Kain dasar c. Objek c. 2 dan 3 b. Menggunting pola b. kain perca a. Katun b. Analogous a. Monochromatic b. Bunga
4/20/2020 12:00:48 65 / 100 Rahma wahyu amalia 26 SD Donosari 1 a. Kain a. Kain dasar d. Alas a. 1 dan 4 d. Membuat pola a. kain jahit a. Katun c. Pragmatic a. Monochromatic b. Bunga
4/20/2020 8:52:48 60 / 100 Rahman Nazarudin 27 SD N 1 Donosari a. Kain d. Hiasan a. Background c. 2 dan 3 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun a. Monochromatic d. Analogous b. Bunga
4/20/2020 12:25:31 45 / 100 Risma niyanti 28 SD 1 donosari a. Kain d. Hiasan b. Kain dasar d. 3 dan 4 d. Membuat pola d. kain wol a. Katun a. Monochromatic b. Pragmatic b. Bunga
4/20/2020 7:46:51 70 / 100 Siti vina ridhotul khusna 29 SDN 1Donosari a. Kain a. Kain dasar c. Objek d. 3 dan 4 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary d. Analogous b. Bunga
4/20/2020 15:05:08 60 / 100 Unzila intan fahdiana 30 SDN 1 DONOSARI a. Kain b. Objek a. Background a. 1 dan 4 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun a. Monochromatic a. Monochromatic b. Bunga
4/23/2020 10:53:28 80 / 100 Zahratus akhsanu nadyya 31 Sdn 1 donosari a. Kain a. Kain dasar c. Objek c. 2 dan 3 c. Menjahit objek b. kain perca a. Katun a. Monochromatic a. Monochromatic b. Bunga
251

b. Analogous b. Pragmatic b. Bunga b. Teknik Menempel b. Setrika b. 2 dan 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas b. 1 dan 3 d. 4 d. Membuat pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika c. Hanya 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 c. 3 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
a. Monochromatic c. Complementary b. Bunga a. Teknik menjiplak d. Penggaris c. Hanya 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
d. Complementary a. Monochromatic a. Matahari d. Teknik Menggunting a. Pensil a. 1 dan 2 d. Hiasan a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 a. 1 a. Menjahit objek a. Hanya 1 a. Lingkungan menjadi banyak limbah
d. Complementary d. Analogous b. Bunga b. Teknik Menempel b. Setrika d. Hanya 2 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola a. Hanya 1 c. Lingkungan menjadi bersih
a. Monochromatic d. Analogous b. Bunga b. Teknik Menempel b. Setrika b. 2 dan 3 b. Dasar a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
b. Analogous d. Analogous b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika a. 1 dan 2 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
a. Monochromatic b. Pragmatic b. Bunga b. Teknik Menempel d. Penggaris a. 1 dan 2 b. Dasar a. Pensil dan kertas b. 1 dan 3 d. 4 c. Menempelkan objek b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
d. Complementary b. Pragmatic a. Matahari a. Teknik menjiplak b. Setrika c. Hanya 3 d. Hiasan a. Pensil dan kertas b. 1 dan 3 d. 4 c. Menempelkan objek d. 1 dan 4 d. Lingkungan menjadi kotor
d. Complementary d. Analogous b. Bunga b. Teknik Menempel c. Gunting a. 1 dan 2 a. Objek a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 c. Menempelkan objek b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
d. Complementary d. Analogous b. Bunga a. Teknik menjiplak c. Gunting a. 1 dan 2 a. Objek a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 b. 2 c. Menempelkan objek b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
d. Complementary d. Analogous b. Bunga b. Teknik Menempel a. Pensil c. Hanya 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
a. Monochromatic b. Pragmatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika c. Hanya 3 b. Dasar a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola a. Hanya 1 c. Lingkungan menjadi bersih
d. Complementary d. Analogous b. Bunga a. Teknik menjiplak b. Setrika c. Hanya 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga d. Teknik Menggunting a. Pensil c. Hanya 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 b. 2 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 a. Lingkungan menjadi banyak limbah
d. Complementary b. Pragmatic b. Bunga d. Teknik Menggunting b. Setrika c. Hanya 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
b. Analogous a. Monochromatic a. Matahari b. Teknik Menempel d. Penggaris c. Hanya 3 a. Objek b. Kain dan Benang d. 2 dan 4 c. 3 b. Menggunting pola a. Hanya 1 c. Lingkungan menjadi bersih
b. Analogous b. Pragmatic b. Bunga b. Teknik Menempel b. Setrika a. 1 dan 2 c. Menggambar Pola c. Gunting dan Kain a. 1 dan 2 a. 1 d. Membuat pola a. Hanya 1 a. Lingkungan menjadi banyak limbah
d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika c. Hanya 3 a. Objek c. Gunting dan Kain d. 2 dan 4 b. 2 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika d. Hanya 2 b. Dasar b. Kain dan Benang d. 2 dan 4 b. 2 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
a. Monochromatic b. Pragmatic b. Bunga a. Teknik menjiplak b. Setrika c. Hanya 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 a. Menjahit objek a. Hanya 1 c. Lingkungan menjadi bersih
c. Pragmatic d. Analogous b. Bunga b. Teknik Menempel b. Setrika a. 1 dan 2 b. Dasar a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola a. Hanya 1 c. Lingkungan menjadi bersih
d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga a. Teknik menjiplak a. Pensil c. Hanya 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 a. 1 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 a. Lingkungan menjadi banyak limbah
c. Pragmatic d. Analogous b. Bunga d. Teknik Menggunting b. Setrika c. Hanya 3 d. Hiasan a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 c. 3 d. Membuat pola d. 1 dan 4 c. Lingkungan menjadi bersih
b. Analogous a. Monochromatic b. Bunga d. Teknik Menggunting d. Penggaris d. Hanya 2 a. Objek a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 a. 1 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 d. Lingkungan menjadi kotor
c. Pragmatic a. Monochromatic b. Bunga b. Teknik Menempel b. Setrika a. 1 dan 2 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola c. 1 dan 3 c. Lingkungan menjadi bersih
a. Monochromatic d. Analogous b. Bunga a. Teknik menjiplak b. Setrika b. 2 dan 3 d. Hiasan a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 c. Menempelkan objek b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
a. Monochromatic b. Pragmatic b. Bunga b. Teknik Menempel b. Setrika c. Hanya 3 b. Dasar a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 c. Menempelkan objek a. Hanya 1 c. Lingkungan menjadi bersih
d. Complementary d. Analogous b. Bunga a. Teknik menjiplak b. Setrika c. Hanya 3 d. Hiasan a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 c. Menempelkan objek a. Hanya 1 c. Lingkungan menjadi bersih
a. Monochromatic a. Monochromatic b. Bunga a. Teknik menjiplak b. Setrika b. 2 dan 3 b. Dasar a. Pensil dan kertas a. 1 dan 2 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
a. Monochromatic a. Monochromatic b. Bunga a. Teknik menjiplak a. Pensil d. Hanya 2 b. Dasar a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
252

c. Kelas Eksperimen Posttest


4/21/2020 15:03:13 50 / 100 Rezza rasyuqo 8 SD negeri 1 kebonharjo a. Kain a. Kain dasar a. Background a. 1 dan 4 d. Membuat pola d. kain wol a. Katun b. Analogous b. Pragmatic b. Bunga b. Teknik Menempel d. Penggari
4/21/2020 11:54:07 55 / 100 Wahyu fardila 3 SD 1 Kebon harjo d. Papan d. Hiasan a. Background a. 1 dan 4 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun b. Analogous c. Complementary b. Bunga b. Teknik Menempel b. Setrika
4/21/2020 7:50:04 55 / 100 agusti mega safira 31 SD N 1 Kebonharjo a. Kain a. Kain dasar c. Objek a. 1 dan 4 d. Membuat pola c. kain satin a. Katun b. Analogous b. Pragmatic b. Bunga c. Teknik In Lay a. Pensil
4/21/2020 8:03:00 75 / 100 M.lanang.w 15 SDN 1kebonharjo a. Kain b. Objek a. Background c. 2 dan 3 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga d. Teknik Menggunting b. Setrika
4/24/2020 8:42:26 75 / 100 M. Kevin Maulana I 2 SDN 1 Kebonharjo a. Kain a. Kain dasar c. Objek d. 3 dan 4 d. Membuat pola a. kain jahit b. Satin d. Complementary d. Analogous b. Bunga c. Teknik In Lay d. Penggari
4/24/2020 8:47:48 75 / 100 Dinda munifatul kasih 6 Sdn 1 kebonharjo a. Kain a. Kain dasar c. Objek a. 1 dan 4 d. Membuat pola d. kain wol b. Satin d. Complementary c. Complementary b. Bunga c. Teknik In Lay d. Penggari
4/24/2020 21:14:33 75 / 100 M. Zidan Khoirunnaim 19 SDN 1 Kebonharjo b. Kertas a. Kain dasar c. Objek c. 2 dan 3 d. Membuat pola c. kain satin a. Katun d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika
4/21/2020 18:56:17 75 / 100 Gilang ramadhan putra. 28 SDN 1 kebonharjo-patebon-kendal
a. Kain d. Hiasan b. Kain dasar a. 1 dan 4 d. Membuat pola b. kain perca b. Satin d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika
4/24/2020 8:51:30 80 / 100 Dwi Maulita Febriani 7 SDN 1 KEBONHARJO a. Kain a. Kain dasar c. Objek b. 2 dan 4 d. Membuat pola c. kain satin c. Borkat d. Complementary b. Pragmatic b. Bunga c. Teknik In Lay d. Penggari
4/24/2020 21:09:29 80 / 100 M sofiyan ali 17 SDN 1 Kebonharjo b. Kertas a. Kain dasar c. Objek b. 2 dan 4 d. Membuat pola c. kain satin c. Borkat d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika
4/21/2020 6:29:27 80 / 100 Talita azalia 29 SDN 1 KEBONHARJO a. Kain a. Kain dasar b. Kain dasar c. 2 dan 3 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga a. Teknik menjiplak a. Pensil
4/24/2020 20:50:39 80 / 100 Irsyadul Bahri 11 SDN 1 KEBONHARJO b. Kertas a. Kain dasar c. Objek c. 2 dan 3 d. Membuat pola c. kain satin a. Katun d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga b. Teknik Menempel b. Setrika
4/21/2020 17:27:07 80 / 100 Muhammad zidan baihaqi 18 SDN kenon harjo patebon a. Kain a. Kain dasar c. Objek c. 2 dan 3 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga a. Teknik menjiplak b. Setrika
4/24/2020 21:31:10 80 / 100 Bintang M Al Haq 27 SDN 1 Kebonharjo a. Kain a. Kain dasar d. Alas c. 2 dan 3 d. Membuat pola b. kain perca b. Satin d. Complementary b. Pragmatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika
4/22/2020 9:47:27 80 / 100 muhammad sultan al ikhsani 30 SDN 1 KEBONHARJO a. Kain a. Kain dasar c. Objek c. 2 dan 3 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika
4/24/2020 11:49:25 85 / 100 hanna jihan furraeda 10 SDN 1 KEBONHARJO a. Kain c. Benda c. Objek b. 2 dan 4 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika
4/24/2020 21:03:09 85 / 100 M. Dafin Pratama 13 Sdn 1 kebonharjo a. Kain c. Benda c. Objek a. 1 dan 4 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay d. Penggari
4/21/2020 18:16:30 85 / 100 Nur arga aryasatya 22 SDN 1 KEBONHARJO a. Kain a. Kain dasar c. Objek a. 1 dan 4 d. Membuat pola b. kain perca c. Borkat d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika
4/21/2020 12:32:51 85 / 100 Zidni Khoirul Huda 26 SDN Kebonharjo1 a. Kain a. Kain dasar c. Objek c. 2 dan 3 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika
4/24/2020 11:45:46 85 / 100 Haidar hilmi g 9 SDN 1 kebonharjo a. Kain a. Kain dasar c. Objek c. 2 dan 3 d. Membuat pola c. kain satin a. Katun d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga a. Teknik menjiplak b. Setrika
4/21/2020 8:32:37 90 / 100 AINA FADHILA KHOERUNNISA 4 SD NEGERI 1 KEBPNHARJO
a. Kain a. Kain dasar c. Objek c. 2 dan 3 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika
4/24/2020 8:44:36 90 / 100 ATIKAH 5 SDN 1 KEBONHARJO a. Kain a. Kain dasar c. Objek c. 2 dan 3 d. Membuat pola a. kain jahit a. Katun d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika
4/24/2020 20:53:28 90 / 100 KAFSTITIUS AHMAD MAFAZ 12 SDN 1 KEBONHARJO a. Kain a. Kain dasar c. Objek c. 2 dan 3 d. Membuat pola c. kain satin a. Katun d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika
4/24/2020 21:07:15 90 / 100 M. Nur Ramadani 16 SDN 1 KEBONHARJO b. Kertas d. Hiasan c. Objek c. 2 dan 3 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika
4/24/2020 21:28:48 90 / 100 Ramadhani Fitriyani 23 SDN 1 Kebonharjo b. Kertas a. Kain dasar c. Objek c. 2 dan 3 d. Membuat pola b. kain perca b. Satin d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika
4/21/2020 15:55:03 90 / 100 Syifa Advelia Putri 24 SD N 1 Kebonharjo a. Kain a. Kain dasar c. Objek c. 2 dan 3 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika
4/21/2020 20:25:13 90 / 100 DWI KHILYATUNNIFUS 32 SDN KEBONHARJO 1 a. Kain a. Kain dasar c. Objek c. 2 dan 3 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika
4/21/2020 10:31:43 95 / 100 Achmad Dhani Irfansyah 1 SDN 1 kebon harjo patebon,kendal
a. Kain a. Kain dasar c. Objek c. 2 dan 3 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika
4/24/2020 21:05:17 95 / 100 M. Kafa alwa 14 SDN 1 Kebonharjo a. Kain c. Benda c. Objek c. 2 dan 3 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika
4/21/2020 10:34:43 95 / 100 Naya aurelia septiani 20 SDN 1 kebonharjo a. Kain a. Kain dasar c. Objek c. 2 dan 3 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika
4/24/2020 21:16:29 95 / 100 Nisrina huwaida 21 SDN 1 Kebonharjo a. Kain a. Kain dasar c. Objek a. 1 dan 4 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika
4/21/2020 20:06:36 95 / 100 Wirda Hanifa 25 SD negeri 1 Kebonharjo a. Kain a. Kain dasar c. Objek c. 2 dan 3 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika
253

Pragmatic b. Bunga b. Teknik Menempel d. Penggaris c. Hanya 3 d. Hiasan a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola d. 1 dan 4 c. Lingkungan menjadi bersih
Complementary b. Bunga b. Teknik Menempel b. Setrika c. Hanya 3 a. Objek a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
Pragmatic b. Bunga c. Teknik In Lay a. Pensil a. 1 dan 2 b. Dasar a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola a. Hanya 1 c. Lingkungan menjadi bersih
Monochromatic b. Bunga d. Teknik Menggunting b. Setrika c. Hanya 3 a. Objek a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 c. 3 a. Menjahit objek b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
Analogous b. Bunga c. Teknik In Lay d. Penggaris a. 1 dan 2 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
Complementary b. Bunga c. Teknik In Lay d. Penggaris b. 2 dan 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika d. Hanya 2 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika d. Hanya 2 a. Objek a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
Pragmatic b. Bunga c. Teknik In Lay d. Penggaris a. 1 dan 2 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika d. Hanya 2 d. Hiasan c. Gunting dan Kain d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
Monochromatic b. Bunga a. Teknik menjiplak a. Pensil b. 2 dan 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 a. 1 c. Menempelkan objek b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
Monochromatic b. Bunga b. Teknik Menempel b. Setrika d. Hanya 2 d. Hiasan a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
Monochromatic b. Bunga a. Teknik menjiplak b. Setrika c. Hanya 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas c. 1 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola d. 1 dan 4 c. Lingkungan menjadi bersih
Pragmatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika b. 2 dan 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika b. 2 dan 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika a. 1 dan 2 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay d. Penggaris d. Hanya 2 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika d. Hanya 2 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola a. Hanya 1 c. Lingkungan menjadi bersih
Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika b. 2 dan 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
Monochromatic b. Bunga a. Teknik menjiplak b. Setrika d. Hanya 2 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika c. Hanya 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola a. Hanya 1 c. Lingkungan menjadi bersih
Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika d. Hanya 2 b. Dasar a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika d. Hanya 2 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas b. 1 dan 3 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika d. Hanya 2 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika d. Hanya 2 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika c. Hanya 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola a. Hanya 1 c. Lingkungan menjadi bersih
Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika b. 2 dan 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 c. Menempelkan objek b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika b. 2 dan 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika d. Hanya 2 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika c. Hanya 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika d. Hanya 2 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika c. Hanya 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
254

d. Kelas Kontrol Posttest

4/21/2020 7:20:00 80 / 100 Adinda Sabrina Alhidayah 1 SDN 1 Donosari a. Kain d. Hiasan c. Objek c. 2 dan 3 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary d. Analogous b. Bunga
4/24/2020 8:37:04 85 / 100 Ahmad Faizal Ramadhan 2 SDN 1 Donosari a. Kain b. Objek c. Objek d. 3 dan 4 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga
4/24/2020 20:46:32 60 / 100 Ahmad Zaenal Arifin 3 SD N 1Donosari a. Kain a. Kain dasar c. Objek a. 1 dan 4 d. Membuat pola d. kain wol d. Wol d. Complementary c. Complementary b. Bunga
4/24/2020 20:52:05 55 / 100 Aldi Yuliansyah 4 SD N 1 Donosari b. Kertas a. Kain dasar c. Objek d. 3 dan 4 d. Membuat pola d. kain wol d. Wol d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga
4/21/2020 9:01:17 85 / 100 Darrell Hylmi Raissa 5 SDN 1 DONOSARI a. Kain a. Kain dasar c. Objek a. 1 dan 4 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga
4/21/2020 7:44:20 90 / 100 Dhikriyah nur damaiyanti 6 SD N 1 DONOSARI a. Kain a. Kain dasar c. Objek c. 2 dan 3 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga
4/24/2020 21:05:30 70 / 100 Dika Aji Pratama Pratama Putra 7 SD N 1 Donosari a. Kain a. Kain dasar b. Kain dasar c. 2 dan 3 d. Membuat pola b. kain perca c. Borkat d. Complementary c. Complementary b. Bunga
4/21/2020 8:33:05 65 / 100 Dina Awanatussulimah 8 SDN 1 Donosari a. Kain a. Kain dasar c. Objek c. 2 dan 3 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun a. Monochromatic b. Pragmatic b. Bunga
4/21/2020 6:41:44 40 / 100 Dyah ayu neng tiaz 9 SDN 1 Donosari a. Kain b. Objek d. Alas a. 1 dan 4 d. Membuat pola c. kain satin a. Katun d. Complementary b. Pragmatic b. Bunga
4/21/2020 7:13:26 80 / 100 Farah Badra Safirah 10 SDN 1 Donosari. a. Kain a. Kain dasar c. Objek c. 2 dan 3 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary d. Analogous b. Bunga
4/21/2020 7:18:36 65 / 100 Farkhah Najma Zahirah 11 SDN 1 Donosari a. Kain a. Kain dasar c. Objek c. 2 dan 3 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary d. Analogous b. Bunga
4/21/2020 9:38:08 85 / 100 Fika millatul aula alhaque 12 Sdn 01 donosari patebon kendal
a. Kainjateng a. Kain dasar c. Objek c. 2 dan 3 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga
4/21/2020 8:11:58 90 / 100 Firman Aditya Alamsyah 13 SDN Donosari 01 a. Kain a. Kain dasar c. Objek c. 2 dan 3 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga
4/21/2020 9:36:26 90 / 100 Firotul Maulidia 14 SD N 1 DONOSARI a. Kain a. Kain dasar c. Objek c. 2 dan 3 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary d. Analogous b. Bunga
4/24/2020 21:10:45 70 / 100 Muhammad Andy Rahmat Dani 15 SD N 1 Donosari b. Kertas a. Kain dasar c. Objek c. 2 dan 3 d. Membuat pola c. kain satin a. Katun d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga
4/24/2020 21:14:39 70 / 100 Muhammad Faris Zamzani 16 SD N 1 Donosari a. Kain d. Hiasan c. Objek b. 2 dan 4 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga
4/24/2020 21:44:52 70 / 100 M Ilham setiawan 17 SDN 1 Donosari a. Kain a. Kain dasar d. Alas c. 2 dan 3 d. Membuat pola b. kain perca b. Satin d. Complementary b. Pragmatic b. Bunga
4/25/2020 6:40:54 65 / 100 Muhammad Jamaluddin Taufiq 18 SD N 1 Donosari a. Kain a. Kain dasar c. Objek b. 2 dan 4 d. Membuat pola d. kain wol d. Wol d. Complementary b. Pragmatic b. Bunga
4/25/2020 6:45:42 70 / 100 Muhammad Kafka Jalaludin Atras 19 SD N 1 Donosari a. Kain b. Objek c. Objek b. 2 dan 4 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga
4/25/2020 6:57:14 70 / 100 Muhammad Naufal Al Varo 20 SD N 1 Donosari a. Kain a. Kain dasar b. Kain dasar c. 2 dan 3 d. Membuat pola b. kain perca d. Wol d. Complementary b. Pragmatic b. Bunga
4/21/2020 9:03:29 75 / 100 Nanda aulia safira 21 SDN 1 Donosari a. Kain a. Kain dasar c. Objek c. 2 dan 3 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun b. Analogous c. Complementary b. Bunga
4/21/2020 10:28:12 85 / 100 Nasya Dwi Nur Hayati 22 SD N 1 Donosari a. Kain a. Kain dasar c. Objek c. 2 dan 3 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga
4/25/2020 7:18:47 65 / 100 Nur Navedeep Sing 23 SD N 1 Donosari a. Kain a. Kain dasar c. Objek b. 2 dan 4 d. Membuat pola d. kain wol d. Wol d. Complementary c. Complementary b. Bunga
4/21/2020 6:54:27 70 / 100 Oveliya anggre yani 24 SDN 1 DONOSARI a. Kain a. Kain dasar a. Background b. 2 dan 4 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun a. Monochromatic a. Monochromatic b. Bunga
4/25/2020 7:22:30 80 / 100 Rahayu Yullia Alvinatun Nadzah 25 SD N 1 Donosari b. Kertas a. Kain dasar c. Objek c. 2 dan 3 d. Membuat pola a. kain jahit a. Katun d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga
4/21/2020 6:47:40 55 / 100 Rahma wahyu amalia 26 SDN Donosari 1 a. Kain a. Kain dasar c. Objek a. 1 dan 4 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun b. Analogous b. Pragmatic b. Bunga
4/21/2020 8:39:00 90 / 100 Rahman Nazarudin 27 SDN 1Donosari a. Kain a. Kain dasar c. Objek c. 2 dan 3 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga
4/21/2020 8:34:15 90 / 100 risma niyanti 28 SD 1donosari a. Kain a. Kain dasar c. Objek c. 2 dan 3 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga
4/25/2020 7:26:02 90 / 100 Siti Vina Ridhdhotul Khusna 29 SD N 1 Donosari a. Kain a. Kain dasar c. Objek c. 2 dan 3 c. Menjahit objek b. kain perca a. Katun d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga
4/21/2020 15:18:35 85 / 100 Unzila intan fahdiana 30 SDN 1 DONOSARI a. Kain a. Kain dasar c. Objek b. 2 dan 4 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary a. Monochromatic b. Bunga
4/21/2020 11:38:36 80 / 100 Zahrotus akhasanu nadyya 31 SDN 1Donosari a. Kain a. Kain dasar c. Objek a. 1 dan 4 d. Membuat pola b. kain perca a. Katun d. Complementary d. Analogous b. Bunga
255

mplementary d. Analogous b. Bunga b. Teknik Menempel b. Setrika b. 2 dan 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
mplementary a. Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay c. Gunting d. Hanya 2 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
mplementary c. Complementary b. Bunga c. Teknik In Lay a. Pensil b. 2 dan 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
mplementary a. Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay c. Gunting d. Hanya 2 d. Hiasan c. Gunting dan Kain d. 2 dan 4 c. 3 d. Membuat pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
mplementary a. Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay d. Penggaris d. Hanya 2 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola a. Hanya 1 c. Lingkungan menjadi bersih
mplementary a. Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika c. Hanya 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola a. Hanya 1 c. Lingkungan menjadi bersih
mplementary c. Complementary b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika b. 2 dan 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 b. 2 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
onochromatic b. Pragmatic b. Bunga b. Teknik Menempel d. Penggaris a. 1 dan 2 a. Objek a. Pensil dan kertas b. 1 dan 3 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
mplementary b. Pragmatic b. Bunga a. Teknik menjiplak c. Gunting c. Hanya 3 d. Hiasan a. Pensil dan kertas c. 1 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola d. 1 dan 4 a. Lingkungan menjadi banyak limbah
mplementary d. Analogous b. Bunga c. Teknik In Lay c. Gunting c. Hanya 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola a. Hanya 1 c. Lingkungan menjadi bersih
mplementary d. Analogous b. Bunga c. Teknik In Lay c. Gunting c. Hanya 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 b. 2 a. Menjahit objek a. Hanya 1 c. Lingkungan menjadi bersih
mplementary a. Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika c. Hanya 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 c. Menempelkan objek a. Hanya 1 c. Lingkungan menjadi bersih
mplementary a. Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika d. Hanya 2 a. Objek a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 a. Menjahit objek b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
mplementary d. Analogous b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika c. Hanya 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
mplementary a. Monochromatic b. Bunga b. Teknik Menempel b. Setrika d. Hanya 2 b. Dasar a. Pensil dan kertas a. 1 dan 2 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
mplementary a. Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay c. Gunting d. Hanya 2 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
mplementary b. Pragmatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika a. 1 dan 2 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 a. Menjahit objek b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
mplementary b. Pragmatic b. Bunga c. Teknik In Lay c. Gunting c. Hanya 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
mplementary a. Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay a. Pensil d. Hanya 2 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
mplementary b. Pragmatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika b. 2 dan 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 c. 3 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
alogous c. Complementary b. Bunga b. Teknik Menempel b. Setrika b. 2 dan 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 c. Menempelkan objek b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
mplementary a. Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika c. Hanya 3 c. Menggambar Pola d. Benang dan Gunting d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola a. Hanya 1 c. Lingkungan menjadi bersih
mplementary c. Complementary b. Bunga c. Teknik In Lay d. Penggaris c. Hanya 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
onochromatic a. Monochromatic b. Bunga d. Teknik Menggunting b. Setrika c. Hanya 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
mplementary a. Monochromatic b. Bunga d. Teknik Menggunting b. Setrika d. Hanya 2 b. Dasar a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
alogous b. Pragmatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika c. Hanya 3 b. Dasar a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola c. 1 dan 3 c. Lingkungan menjadi bersih
mplementary a. Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika c. Hanya 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola a. Hanya 1 c. Lingkungan menjadi bersih
mplementary a. Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika c. Hanya 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola a. Hanya 1 c. Lingkungan menjadi bersih
mplementary a. Monochromatic b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika d. Hanya 2 c. Menggambar Pola c. Gunting dan Kain d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
mplementary a. Monochromatic b. Bunga b. Teknik Menempel b. Setrika c. Hanya 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola b. 1 dan 2 c. Lingkungan menjadi bersih
mplementary d. Analogous b. Bunga c. Teknik In Lay b. Setrika c. Hanya 3 c. Menggambar Pola a. Pensil dan kertas d. 2 dan 4 d. 4 b. Menggunting pola a. Hanya 1 c. Lingkungan menjadi bersih
256

Lampiran 8 Surat Penelitian


a. SDN 1 Kebonharjo (Kelas eksperimen)
257

b. SDN 1 Donosari (Kelas Kontrol)


258

Anda mungkin juga menyukai