i
HALAMAN PENGESAHAN
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil
karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah
saya nyatakan dengan benar. Bila dikemudian hari ternyata pernyataan saya terbukti
tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang telah ditetapkan oleh
NIM : 1816440012
Tanggal :-
iii
PERSETUJUAN PUBLIKASI UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIK
Sebagai sivitas akademika Universitas Negeri Makassar, saya yang bertanda tangan
di bawah ini
Nama : Khusnul Fatimah Irfan
NIM : 1816440012
Program Studi : Pendidikan IPA
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non
eksklusif ini Universitas Negeri Makassar berhak menyimpan, mengalih-
strategi/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat
dan mempublikasikan skripsi saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta, serta tidak dikomersialkan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Makassar
Pada Tanggal : -
Yang Menyatakan,
iv
MOTTO
“Lakukan hal kecil dengan cinta yang besar agar memperoleh hasil yang
maksimal”
v
ABSTRAK
Khusnul Fatimah Irfan, 2022. Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL)
Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 1 Barru (Studi pada
Materi Pokok Suhu Dan Kalor). Skripsi. Program Studi Pendidikan IPA, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Makassar.
(Dibimbing oleh Sitti Rahma Yunus dan Nurhayani H. Muhiddin).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) tingkat hasil belajar peserta didik
kelas VII yang diperoleh peserta didik SMP Negeri 1 Barru dengan menggunakan
model Problem Based Learning (PBL). (2) tingkat hasil belajar peserta didik kelas
VII yang diperoleh peserta didik SMP Negeri 1 Barru dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional. (3) seberapa tinggi pengingkatan hasil belajar peserta
didik kelas VII SMP Negeri 1 Barru dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL). (4) pengaruh Model Problem Based Learning
(PBL) Terhadap Hasil Belajar Peserta didik Materi Kalor dan Perpindahannya pada
Peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Barru. Jenis penelitian ini adalah penelitian
Quasi Eksperimental dan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design.
Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII di SMP Negeri 1 Barru
Sampel dipilih dengan teknik Purposive Sampling dan diperoleh kelas VII.3 32
orang dan VII.6 32 orang. Instrumen penelitian berupa soal tes pilihan ganda. Data
dianalisis dengan statistik deskriptif dan inferensial. Hasil analisis disimpulkan: (1)
Tingkat hasil belajar peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Barru yang di ajar
menggunakan model PBL mengalami peningkatan berada pada kategori sedang
yaitu 12,00. (2) Tingkat hasil belajar peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Barru
yang diajar menggunakan model pembelajaran konvensional mengalami
peningkatan berada pada kategori sedang yaitu 11,16. (3) Hasil belajar peserta didik
kelas VII di SMP Negeri 1 Barru yang diajar menggunakan model pembelajaran
PBL mengalami peningkatan dengan nilai N-Gain 0,31 berada pada kategori sedang.
(4) Terdapat pengaruh model Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar
peserta didik kelas VII di SMP Negeri 1 Barru (Studi pada materi pokok Suhu dan
Kalor).
vi
ABSTRACT
Khusnul Fatimah Irfan, 2022. The Effect of Problem Based Learning (PBL)
Model on The Learning Outcomes of Grade VII Students of SMP Negeri 1 Barru
(Study on Temperature and Heat Subject Matter). Thesis. Science Education Study
Program, Faculty of Mathematics and Natural Sciences. Makassar State University.
(Guided by Sitti Rahma Yunus and Nurhayani H. Muhiddin).
This study aims to determine (1) the level of learning outcomes of class VII students
obtained by students of SMP Negeri 1 Barru using the Problem Based Learning
(PBL) model. (2) the level of learning outcomes of class VII students obtained by
students of SMP Negeri 1 Barru using conventional learning models. (3) how high
the improvement of learning outcomes of grade VII students of SMP Negeri 1 Barru
using the Problem Based Learning (PBL) learning model. (4) the influence of the
Problem Based Learning (PBL) Model on the Learning Outcomes of Students of
Heat Material and Its Transfer in grade VII students of SMP Negeri 1 Barru. This
type of research is Quasi-Experimental research and Nonequivalent Control Group
Design research design. The population of this study was all class VII students at
SMP Negeri 1 Barru Samples were selected using the Purposive Sampling
technique and obtained class VII.3 32 people and VII.6 32 people. The research
instrument is in the form of multiple-choice test questions. The data were analyzed
with descriptive and inferential statistics. The results of the analysis concluded: (1)
The level of learning outcomes of grade VII students of SMP Negeri 1 Barru who
are taught using the PBL model has increased to the moderate category of 12.00.
(2) The level of learning outcomes of grade VII students of SMP Negeri 1 Barru
who were taught using conventional learning models has increased to the moderate
category, namely 11.16. (3) The learning outcomes of class VII students at SMP
Negeri 1 Barru who were taught using the PBL learning model have increased with
an N-Gain value of 0.31 in the moderate category. (4) There is an influence of the
Problem Based Learning (PBL) model on the learning outcomes of class VII
students at SMP Negeri 1 Barru (Study on the subject matter of Temperature and
Heat).
Keywords: Problem Based Learning (PBL), and Learning Outcomes.
vii
KATA PENGANTAR
Ayahanda Irfan. ST dan Ibunda Hj. Yuliana, S.Pd.I serta saudari saya Salwah
1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Husain Syam, M.TP., IPU., ASEAN Eng. selaku Rektor
Universitas Negeri Makassar.
viii
2. Bapak Drs. Suwardi Annas, M.Si., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar.
3. Ibu Dr. Hj. Ramlawati, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan IPA Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar.
4. Ibu Dr. Sitti Saenab, S.Pd., M.Pd. selaku penguji I dan Ibu Dr. Salma Samputri,
M.Pd. selaku penguji II yang telah memberikan arahan dan masukan yang
membangun.
5. Ibu Fitra Yanto, S.Pd., M.Pd. selaku validator I dan Ibu Sitti Mutia Alfiyanti
Muhiddin, S.Pd., M.Pd. selaku validator II yang telah meluangkan waktunya untuk
memeriksa dan memberi saran terhadap perangkat dan instrumen penelitian.
6. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan IPA atas segala ilmu pengetahuan yang diberikan
selama penulis mengikuti pendidikan di Prodi Pendidikan IPA.
7. Bapak Muhammad Alham, S.Pd. sebagai Staf Admin di Prodi Pendidikan IPA yang
selalu membantu pengurusan administrasi penulis di Prodi Pendidikan IPA.
8. Bapak Drs. Muhammad Talha, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Barru
yang telah memberikan izin dan bantuan dalam melakukan penelitian.
9. Ibu Dra. Judriah. selaku guru IPA SMP Negeri 1 Barru yang telah membimbing
selama penelitian.
10. Peserta didik kelas VII.3 dan VII.6 SMP Negeri 1 Barru tahun ajaran 2022/2023
atas kesediaannya menjadi sampel penelitian penulis.
11. Keluargaku Alm. Bapak Husaimah Daud, S.H., M.H., Ibu Hj.Rahmiati Rasyid, S.
Ag., Ibu Fitri Daud, S.Pd.I., Ibu Nurhijrah Daud, S.E., Bapak Hasriandi, Ibu Erny
Safa, Bapak Erwin Safa, Nenek saya Hj. Raehan, Kakek saya H.Abd. Safa dan
ponakan tercinta saya Aysah yang senantiasa mendukung dan memberi semangat
dari awal perkuliahan hingga penyelesaian studi.
12. Sahabat-sahabatku Andi Ulfah, Azkiah, Hermin, Fina, Iccang, Musdar, A. Agung,
Dian Saputri, Isra, Akbar, Ato, Ronal, Masdoy, Iin, Dimas, Pipo, Bulan, Kasturi,
dan Fika yang tiada lelah saling membantu, mendoakan dan memberi semangat.
13. Teman-teman seperjuangan Pendidikan IPA ICP 2018 dan FIBROSA, yang telah
berbagi ilmu dan memberikan dukungan, semangat serta motivasi dalam
menyelesaikan skripsi.
ix
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata kesempurnaan
karena keterbatasan wawasan yang dimiliki. Olehnya itu, saran dan kritik yang
membangun dari berbagai pihak senantiasa penulis harapkan dalam
menyempurnakan skripsi ini agar lebih baik. Akhirnya penulis hanya dapat berdoa
semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan yang terbaik untuk kita semua
dan apa yang kita lakukan menjadi bermakna dan bernilai ibadah disisi-Nya.
Demikian skripsi ini dibuat, semoga dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca
terutama bagi penulis sendiri. Amin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
x
DAFTAR ISI
SKRIPSI .............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................ ii
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................ iii
PERSETUJUAN PUBLIKASI .......................................................... iv
MOTTO............................................................................................... v
ABSTRAK........................................................................................... vi
ABSTRACT ........................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ........................................................................ viii
DAFTAR ISI ....................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................... 7
A. Landasan Teori ......................................................................... 7
B. Kerangka Pikir .......................................................................... 30
C. Hipotesis ................................................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN .................................................. 35
A. Jenis Penelitian ......................................................................... 35
B. Desain Penelitian ...................................................................... 35
C. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 36
D. Populasi dan Sampel................................................................. 36
E. Definisi Operasional Variabel .................................................. 37
F. Instrumen Penelitian dan Perangkat pembelajaran................... 38
G. Prosedur Penelitian ................................................................... 39
H. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 40
I. Teknik Analisis Data ................................................................ 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................ 46
A. Hasil Penelitian ......................................................................... 46
B. Pembahasan .............................................................................. 53
BAB V PENUTUP .............................................................................. 58
A. Kesimpulan ............................................................................... 58
B. Saran ......................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 60
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Hal.
Lampiran A Persuratan 64
A.1 Surat Izin Penelitian 65
A.2 Surat Telah Melaksanakan Penelitian 66
Lampiran B Perangkat dan Instrumen 67
B.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 68
B.2 Lembar Kerja Peserta Didik 162
B.3 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Peserta Didik 202
B.4 Tes Hasil Belajar Peserta Didik 203
B.5 Lembar Validasi Perangkat, Instrumen dan Media Pembelajaran 212
Lampiran C Data dan Analisis 224
C.1 Skor Pretest dan Posttest Hasil Belajar 225
C.2 Analisis Statistik Deskriptif Hasil Belajar 232
C.3 Analisis Kategori Tingkat Hasil Belajar 235
C.4 Analisis Uji N-Gain Hasil Belajar 238
C.5 Analisis Tiap Indikator Hasil Belajar 240
C.6 Analisis Uji Normalitas Hasil Belajar 253
C.7 Analisis Uji Homogenitas Hasil Belajar 259
C.8 Analisis Uji T Hasil Belajar 263
Lampiran D Dokumentasi 266
Lampiran E Riwayat Hidup 269
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
secara konvensional maupun inovatif. Hal tersebut lebih terfokus lagi setelah
pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. Sistem Pendidika Nasioanl bahwa
kehidupan bangsa yang tertuang pada Undang-Undang No.20 tahun 2003, dan
lebih menekankan kepata metode atau pendekatan yang digunakan dalam proses
keberhasilan pembelajaran.
Kualitas pembelajaran pembelajaran dapat dilihat dari proses dan dari segi
hasil. Dari segi proses, pembelajaran dikatjakan berhasil dan berkualitas apabila
seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara
1
2
aktif baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran, disamping
menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar dan rasa
percaya pada diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil proses pembelajaran dikatakan
berhasil dan berkualitas apabila masukan merata, menghasilkan output yang banyak
dan bermutu tinggi serta sesuai dengan kebutuhan perkembangan masyarakat dan
meliputi makhluk hidup dan makhluk yang tidak hidup atau sains tentang
langsung untuk memberikan kompetensi agar peserta didik mampu menjelajahi dan
menekankan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran yang aktif dan
melatih peserta didik untuk berpikir kritis dan objektif. Sehingga akan menjadi
pengalaman yang telah dialami menjadi pengalan baru sehingga semakin tertarik
untuk belajar.
masih belum sesuai dengan kebutuhan peserta didik yaitu untuk memecahkan
masalah yang berpengaruh terhadap hasil belajar. Hal tersebut dapat dibuktikan
dengan observasi dan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti. Berdasarkan
didik untuk aktif yaitu dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL)
Hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di SMP Negeri 1 Barru
dengan guru mata pelajaran IPA, pembelajaran yang diberikan oleh berpusat pada
guru, dimana guru masih menggunakan model pembelajaran langsung dimana guru
hanya menyajikan materi setelah itu peserta didik mengerjakan tugas, selama
mempengaruhi hasil belajar peserta didik saat mengerjakan tugas sehingga hasil
belajar yang di dapatkan cenderung dibawah KKM yang ditetapkan di sekolah yaitu
75. Ketuntasan hasil belajar juga bekaitan dengan model pembelajaran yang
Salah satu solusi yaitu, model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
dimana model pembelajaran PBL ini diharapkan dapat meningkatkan rasa ingin
tahu dan peserta didik lebih berperan aktif selama proses pembelajaran
peserta didik untuk berpikir kritis dalam mencari konsep dan memecahkan masalah
intelektualnya dalam hal ini adalah hasil belajar peserta didik. Langkah-langkah
(Arends, 2008).
beberapa uji yaitu uji korelasi menunjukkan nilai signifikan yaitu 18,20%. Pada uji
ketuntasan belajar secara individual kelas eksperimen dikatakan tuntas karena telah
mencapai target yaitu 70%, sedangkan secara kelompok rata-rata kelas eksperimen
“Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Peserta
didik Kelas VII SMP Negeri 1 Barru Pada Materi Suhu dan Kalor”.
B. Rumusan Masalah
1. Seberapa tinggi tingkat hasil belajar peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Barru
Learning (PBL) ?
2. Seberapa tinggi tingkat hasil belajar peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Barru
3. Seberapa tinggi peningkatan hasil belajar peserta didik kelas VII SMP Negeri 1
(PBL) ?
5
4. Apakah terdapat pengaruh model Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil
belajar peserta didik materi Kalor dan perpindahannya Pada Peserta didik Kelas
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui tingkat hasil belajar peserta didik kelas VII yang diperoleh
2. Untuk mengetahui tingkat hasil belajar peserta didik kelas VII yang diperoleh
konvensional.
3. Untuk mengetahui seberapa tinggi pengingkatan hasil belajar peserta didik kelas
Hasil Belajar Peserta didik Materi Kalor dan Perpindahannya pada Peserta didik
D. Manfaat Penelitian
a) Manfaat Teoritis
dalam pembelajaran IPA model Model Problem Based Learning (PBL) dapat
6
digunakan terhadap hasil belajar peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Barru
b) Manfaat Praktis
1) Peserta didik
Model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar peserta
2) Guru
Menambah pengetahuan guru agar dapat memilih model yang tepat sesuai
disampaikan.
3) Sekolah
4) Peneliti
meningkatkan hasil belajar peserta didik, selain itu sebagai latihan penulisan
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Model Pembelajaran
tujuan belajar yang lebih spesifik (Yani, 2018). Pada dasarnya model pembelajaran
merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang
disajikan secara khas oleh pendidik dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain
model pembelajaran adalah bingkai dari suatau pendekatan, metode, dan Teknik
diantaranya yaitu metode ceramah, metode latihan, metode tanya jawab, metode
7
8
Calhoun, 2009).
di dalam kelas untuk mencapai tujuan belajar baik pengajar maupun pelajar.
diantaranya:
dikelas agar tujuan dari pembelajaran tersebut dapat tercapau secara maksimal.
Model pembelajaran yang digunakan oleh guru pada proses belajar mengajar dapat
membantu peserta didik dalam meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta
didik.
untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata secara individu maupun
kelompok. Pembelajaran dengan model PBL ini didasarkan dengan prinsip bahwa
masalah dapat digunakan sebagai titik awal untuk mendapatkan ilmu baru (Yusri,
2018) .
PBL dikembangkan untuk pertama kali oleh Prof Howard Barrows dalam
tahun 1969. Sejak saat itu, PBL menyebar keseluruh dunia, khususnya dalam
murni. Tiga tahun kemudian, PBL dipakai di tiga universitas lainnya yaitu sekolah
berbasis masalah ini, peserta didik dipandang sebagai pribadi “yang utuh” yang
2010).
pembelajaran PBL dapat di simpulkan bahwa model PBL merupakan salah satu
peserta didik untuk menyelesaikan masalah dan mencari solusi dari permasalahan
berikut:
2. Masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang disajikan secara
yang baru. Mahasiswa tentu tidak mudah menyerah dalam mempelajari suatu
1. Orientasi peserta didik kepada masalah. Dalam langkah ini mahasiswa diberi
suatu masalah sebagai titik awal untuk menemukan atau memahami suatu
konsep.
3. Memahami konsep.
aktivitas pemecahan
pemecahan masalah
dengan temannya
14
pemecahan masalah.
1) Kelebihan :
kritis, inovatif, meningkatkan motivasi dari dalam diri siswa untuk belajar dan
yang baru.
hidupnya.
15
belajar tidak tergantung pada kehadiran guru namun tergantung pada motivasi
2) Kekurangan
a) Apabila peserta didik tidak memiliki minat dan memandang bahwa masalah
yang akan diselidikki adalah sulit, maka mereka akan merasa enggak untuk
mencoba.
4. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri peserta
didik yang menyangkut tiga aspek, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan
psikomotor sebagai hasil daro kegiatan belajar. Oleh karena itu, diharapkan agar
hasil belajar dapat mengubah perilaku peserta didik menjadi perilaku yang lebih
baik. Selain itu, hasil belajar dapat pula diartikan sebagai tingkat keberhasilan
peserta didik dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam
skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
Penialaian hasil belajar kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
diukur melalui ulangan, penugasan, san/atau bentuk lain yang sesuai dengan
menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang membagi tiga
ranah atau dominan yaitu ranah kognitif (cognitivie domain), ranah afektif (affective
dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang menyangkut tiga aspek yaitu:
Menurut Sudjana (2011), secara garis besar ada tiga bagian ranah yakni
a. Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
enak aspek yakni pengetahuan atau ingatan, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.
Pada aspek pengetahuan atau ingatan merupakan kognitif yang berada pada
1) Mengingat (C1)
pengetahuan relevan yang tersimpan dari memori jangka panjang. Dalam kategori
peserta didik mencari dengan informasi yang baru diterima. Proses kedua adalah
2) Memahami (C2)
atau layer komputer. Dalam kategori memahami ada tujuh proses kognitif
kata lain, angka menjadi kata-kata, gambar menjadi angka, dan semacamnya.
ciri pokok dari suatu konsep. Dalam pembelajaran, peserta didik diberi suatu
konsep dan peserta didik diharuskan memberi contoh lainnya yang belum pernah
informasi termasuk dalam kategori tertentu. Proses ini juga melibatkan proses
persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih objek, peristiwa, ide, dan konsep.
sebab-akibat dalam suatu system. Nama lain menjelaskan adalah membuat model.
3) Mengaplikasikan (C3)
dihadapi. Dalam kategori ini, terdapat dua proses kognitif yaitu mengeksekusi dan
mengimplementasi.
Hal tersebut memberikan petunjuk yang cukup untuk memilih prosedur yang tepat
dan menggunakannya. Soal yang telah familiar adalah soal Latihan yang sering
suatu proses untuk menyelesaikan tugas yang tidak umum. Karena tidak umum,
4) Menganalis (C4)
yang lain atau bagian tersebut dengan keseluruhannya. Hal tersebut menekanka
pada kemampuan merinci sesuatu unsur pokok menjadi suatu bagian-bagian dan
dapat melihat hubungan antara bagian tersebut. Pada tingkat analisis, seseorang
akan mampu menganalisa informasi yang masuk, membagi dalam bentuk yang
lebih kecil untuk memhami pola atau hubungan serta dapat mengenali dan
relevan dari sebuah struktur. Membedakan terjadi pada saat peserta didik
sistematis.
tentang sudut pandang, pendapat, nilai atau maksud dari suatu masalah yang
menerka maksud dari inti permasalahan dari inti permasalahan yang diajukan.
kriteria dan standar. Kategori dalam evaluasi mencangkup checking dan critiquing.
konsistensi internal atau kesalahan pada operasi atau hasil serta mendeteksi
keefektifan prosedur yang digunakan. Hal ini terjadi ketika peserta didik menguji
operasi berdasarkan kriteria dan standar tertentu, mendeteksi apakah hasil yang
jawaban yang benar. Dalam mengkritik, peserta didik menilai ciri-ciri positif dan
ciri-ciri negatif.
6) Mencipta (C6)
dalam suatu ide, semuanya saling berhubungan untuk membuat hasil yang baik.
Selain itu, mencipta didefinisikan menggeneralisasikan ide baru atau cara pandang
yang baru, dan produk baru. Peserta didik dapat dikatakan create bila dapat
membuat produk baru dengan merombak beberapa bagian ke dalam bentuk atau
sturktur yang belum pernah diterangkan oleh guru sebelumnya. Pada umumnya,
create dapat dipecah menjadi tiga fase yaitu merumuskan, merencanakan, dan
memproduksi.
didik diberi deskripsi tentang suatu masalah dan diharuskan mencari beragam
yang meminta peserta didik mencari solusi yang realistis dan mendeskripsikan
prosesnya peserta didik diberikan gambaran suatu produk dan harus menciptakan
a) Rana Afektif
responding atau jawaban yakni diberikan oleh seseorang terhadap rangsangan tadi,
organisasi yakni pengembangan dari nilai ke dalam suatu sistem organisasi dan
terakhir karakteristik nilai yakni keterpaduan semua system nilai yang telah dimiliki
b) Ranah Psikomotorik
Syah (2006), faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik antara
lain
Faktor internal yakni keadaan/ kondisi jasmani dan rohani peserta didik,
faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik), yakni kondisi lingkungan di sekitar
peserta didik misalnya faktor lingkungan dan faktor pendekatan belajar, yakni jenis
23
upaya belajar peserta didik yang meliputi strategi dan metode yang digunakan
Kompetensi Inti
dan radias
1) Suhu
Suhu adalah tingkat (derajat) panas atau dinginnya suatu zat. Alat yang
digunakan untuk mengukur suhu disebut termometer (Purwoko & Fendi, 2010).
Termometer yang tergolong kedalam termometer zat cair adalah termometer klinis,
termokopel, termometer gas, dan pirometer. Standar untuk suhu disebut titik tetap.
Ada dua titik tetap, yaitu tiitik tetap bawah dan titik tetap atas (Kanginan, 2006).
Ada empat macam skala termometer, yaitu skala celcius, skala Reamur, skala
2) Pemuaian
Menurut (Sunardi, 2016), pada dasarnya suatu zat padat yang dipanaskan
akan memuai ke segala arah. Pemuaian zat padat terdiri atas pemuaian panjang,
pemuaian luas, dan pemuaian volume. Suatu zat padat dikatakan mengalami
pemuaian panjang ketika dipanaskan jika lebar dan tebal zat padat tersebut dapat
dinyatakan sebagai.
∆𝐿 = 𝛼𝐿0∆𝑇
atau
𝐿 = 𝐿0 (1 + 𝛼 ∆𝑇)
Keterangan:
∆𝐿 = Pertambahan Panjang (m)
𝛼 = Koefisien muai Panjang bahan (˚C-1 atau K-1)
∆𝑇 = Perubahan suhu (˚C)
L = Panjang akhir (m
L0 = Panjang awal (m)
Jika suatu zat padat berbentuk pelat dipanaskan maka zat padat tersebut
akan mengalami pemuaian luas, dengan tebal atau tinggi zat padat tersebut
sebagai berikut:
∆A = ꞵ A0 ∆𝑇
atau
A = A0 (1 + ꞵ ∆𝑇)
26
Keterangan:
∆A = Pertambahan luas (m2)
ꞵ = Koefisien muai luas (˚C-1 atau K-1)
A0 = Luas mula-mula (m2)
∆𝑇 = Perubahan suhu (˚C atau K)
Jika Panjang, lebar, dan ketebalan suatu zat padat tidak dapat diabaikan
maka setiap dipanaskan zat padat tersebut akan mengalami pemuaian volume.
∆𝑉 = 𝛾𝑉0∆𝑇
atau
𝑉 = 𝑉0 (1 + 𝛾∆𝑇)
Keterangan:
∆𝑉 = Pertambahan volume (m3)
𝛾 = Koefisien muai volum (°C-1 atau K-1)
𝑉0 = Volume awal (m3)
∆𝑇 = Perubahan suhu (°C)
pemuaian zat cair sama seperti persamaan yang berlaku pada pemuaian volume zat
Gas juga mengalami pemuaian volume, tetapi pemuaian volume gas lebih
besar dari pemuaian volume zat cair untuk kenaikan suhu yang sama. Selain itu,
gas dapat mengalami pemuaian tekanan pada volume tetap. Secara matematis dapat
Keterangan:
P = tekanan gas (atm atau Pa)
V = volume gas (L atau m3)
T = suhu mutlak gas (K)
27
a) Kalor
Kalor adalah energi yang ditransfer dari satu benda ke yang lainnya karena
adanya perubahan temperature (Giancoli, 2001). Dalam satuan SI, satuan untuk
b) Kalor Jenis
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu
satu gram zat sebesar satu drajat Celcius atau satu Kelvin (Sunardi, 2016). Secara
Q = m.c. ∆𝑇
Keterangan:
Q = Kalor (Joule)
m = Massa benda (kg)
c = Kalor Jenis Benda (J/Kg˚C)
∆𝑇 = Perubahan suhu (˚C)
c) Kapasitas Kalor
menaikkan suhu benda (zat) itu dengan satu derajar Celcius (Kelvin) (Pandiangan,
dkk. 2014)
𝑄
𝑄 = 𝐶. ∆𝑇 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐶 = ∆T
Keterangan :
𝑄 = Kalor (joule)
C = Kapasitas kalor (J/°C)
∆𝑇 = Perubahan suhu (°C)
d) Kalor Laten
28
Kalor laten ada dua jenis, yaitu kalor lebur dan kalor didih atau kalor
penguapan. Kalor lebur adalah kalor yang dibutuhkan untuk merubah 1,0 kg zat
dari zat padat menjadi zat cair. Sedangkan kalor penguapan adalah kalor yang
dibutuhkan untuk merubah suatu zat dari fase cair ke uap (Giancoli, 2001). Secara
𝑄 = 𝑚. 𝐿
Keterangan :
𝑄 = Kalor (joule)
𝑚= massa benda (kg)
L = Kalor laten (J/kg°C)
Perubahan wujud suatu zat disebabkan oleh zat yang melepaskan atau
menyerap kalor. Perubahan wujud suatu zat karena zat melepaskan kalor dapat
wujud suatu zat karena zat yang menyerap kalor dpaat berupa penguapan,
(Sumber: tribunnews.com)
Gambar 2.1 Proses Perubahan Wujud
5) Perpindahan Kalor
Kalor berpindah dari satu tempat atau benda ke yang lainnya dengan tig
a. Konduksi
Menurut (Indarti, 2016), peristiwa perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa
kalor dengan cara konduksi disebabkan karena partikel-partikel penyusun ujung zat
yang bersentuhan dengan sumber kalor bergetar. Makin besar getarannya, maka
energi kinetiknya juga makin besar. Energi kinetik yang besar menyebabkan
Keterangan:
H = jumlah kalor yang merambat tiap detik (J/s)
k = koefisien konduksi termal (J/msK)
A = luas penampang batang (m2)
L = panjang batang (m)
∆𝑇 = perbedaan suhu antara kedua ujung batang (K)
menjadi dua macam, yaitu konduktor dan isolator. Konduktor adalah benda yang
aluminium, timbal, besi, baja, dan tembaga. Isolator adalah zat yang sulit
seperti kayu, karet, plastic, kaca, mika, dan kertas (Indarti, 2016).
b. Konveksi
konveksi. Untuk menghitung laju kalor secara konveksi, yang merambat tiap detik.
𝐻 = ℎ 𝐴 ∆𝑇
Keterangan:
H = laju perpindahan (J/s)
ℎ = koefisien konveksi termal (J/sm2K)
A = luas permukaan (m2)
∆𝑇 = perbedaan suhu (K)
6) Radiasi
Menurut (Indarti, 2016), radiasi adalah perpindahan kalor pada suatu zat
tanpa melalui zat perantara. Misalnya, pancaran sinar matahari sampai ke bumi
melalui hampa udara. Besarnya kalor yang dipancarkan, secara matematis dapat
dirumuskan:
∆𝑄
= 𝑒 𝜎 𝐴 T4
∆t
Keterangan:
Q = kalor yang dipancarkan benda (J)
T = suhu mutlak (K)
e = emisitas bahan
𝜎 = tetapan Stefan-Boltzmann (5,672 × 10-8 W/m2K4)
A = luas penampang benda (m2)
B. Kerangka Pikir
inovatif yang memberikan suasana belajar yang aktif kepada peserta didik. Dengan
penerapan model tersebut maka peserta didik akan dilatih untuk memiliki
jurnal).
yang dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir peserta didik
dan psikomotorik peserta didik dalam pembelajaran IPA. Tidak hanya itu, peserta
PBL yaitu meningkatkan kemampuan kogntif peserta didik, serta membantu peserta
didik dalam pemecahan masalah secara riil untuk membentuk perilaku peserta didik
yang lebih dewasa. Selain itu, penerapan model PBL membuat peserta didik mampu
mengaitkan masalah dengan situasi pada dunia nyata (Amalia & Agustina, 2020).
konspe tersebut dapat dipahami dengan baik oleh peserta didik. Dengan
menerapkan model PBL, maka peserta didik akan lebih mudah memahami materi
32
yang disajikan. Pengetahuan yang terbentuk pun akan lebih lama bertahan dalam
model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik.
33
Adapun kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat di gambarkan sebagai berikut:
Kelebihan :
1. Dapat merangsang kemampuan peserta
didik untuk menentukan dan
mengembangkan pengetahuan.
2. Dapat mengembangkan kemampuan berpikir
kritis, inovatif dan meningkatkan motivasi
peserta didik untuk belajar.
3. Dapat memberikan kesempatan bagi peserta
meningkat
Gambardari pada kelas
2.2 Bagan kontrol
Kerangka Pikir
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Pikir
34
C. Hipotesis
Analisis kajian teori dan kerangka pikir yang telah diuraikan, maka rumusan
terhadap hasil belajar peserta didik kelas VII di SMP Negeri 1 Barru pada materi
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
eksperimen semu (Quasi eksperiment). Penelitian ini melibatkan dua kelas, pertama
B. Desain Penelitian
Keterangan :
O1 : Pretest kelas eksperimen
O2 : Posttest kelas eksperimen
O3 : Pretest kelas kontrol
O4 : Posttest kelas kontrol
X : Pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning
(PBL)
35
36
1. Tempat Penelitian
Selatan.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada semester genap Tahun
Ajaran 2021-2022.
1. Populasi
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII
SMP Negeri 1 Barru yang terdiri dari 9 kelas dengan jumlah peserta didik.
Tabel 3.2 Jumlah Populasi Peserta Didik Kelas VII SMPN 1 Barru
Kelas Jumlah
VII. 1 32
VII. 2 32
VII. 3 32
VII. 4 32
VII. 5 32
VII. 6 32
VII. 7 32
VII. 8 23
VII. 9 24
Jumlah 271
37
2. Sampel
sampling. Teknik ini digunakan untuk penentuan sampel dari populasi yang ada.
Teknik tersebut dipilih berdasarkan kelas yang dijadikan sampel ditentukan atas
pertimbangan guru yang mengajar di kelas VII. Kelas VII.3 yang berjumlah 32
peserta didik sebagai kelompok eksperimen dan kelas VII.6 yang berjumlah 32
1. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model Problem Based Learning (PBL).
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar peserta didik kelas VII
untuk memecahkan masalah, pada materi kalor dengan sintaksnya yaitu orientasi
b. Hasil belajar merupakan skor total yang diperoleh peserta didik setelah tes pada
ranah kognitif level C1-C4 dalam bentuk soal pilihan ganda pada materi kalor.
1. Instrumen Penelitian
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini soal tes pilihan
ganda bertujuan untuk mendapatkan data hasil belajar peserta didik menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Tes yang dilakukan adalah
bentuk soal tertulis pilihan ganda sebanyak 24 butir dan 4 pilihan jawaban.
Soal yang digunakan adalah soal yang berbeda dengan indikator yang sama.
Tes hasil belajar terdiri dari beberapa indikator yang didasarkan pada aspek kognitif
menganalisis (C4).
2. Perangkat pembelajaran
dalam penelitian ini berupa rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar
G. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
a) Melakukan observasi di SMPN 1 Barru dan meminta izin kepada pihak sekolah
d) Membuat instrument-instrumen berupa lembar tes hasil belajar yang terdiri dari
2. Tahap Pelaksanaan
c) Pemberian tes pemahaman konsep (posttest) pada kelas eksperimen dan kelas
3. Tahap Akhir
c) Menarik kesimpulan
40
1. Observasi
terhadap hasil belajar peserta didik. Data yang dikumpulkan meliputi indikator
lisan, tulisan dan interpersonal. Obeservasi yang dilakukan dalam penelitian ini
observasi akan diisi oleh observer yang memberikan skor pada setiap indikator
a. Pretest
mengerjakan soal. Pretest ini perlu untuk memperoleh skor hasil belajar awal
peserta didik.
b. Posttes
memberi gambaran umum mengeni pencapaian hasil belajar peserta didik pada
sampel, skor rata-rata, standar deviasi, varians, skor tertinggi (maksimum), skor
∑x
𝑥̅ = n
(Sudjana, 2017)
Keterangan:
𝑥̅ = nilai rata-rata hitung hasil belajar
∑ x = jumlah nilai
n = banyaknya data
∑ f(𝑥 − 𝑥̅ )2
s=√
n−1
(Sudjana, 2017)
Keterangan:
s = simpangan baku
∑ f = jumlah frekuensi setiap kelas
𝑥 = nilai setiap data/pengamatan dalam sampel
𝑥̅ = nilai rata-rata hitung dalam sampel
n = jumlah total data/pengamatan dalam sampel
42
∑(𝑥1 − 𝑥̅ )
𝑠2 = √
n−1
(Rahayu, 2017)
Keterangan:
𝑠 2 = varians
𝑥1 = nilai x ke i
n = ukuran banyaknya data
didik. Data tes hasil belajar yang dikategorikan pada tabel berikut:
menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Jika data
terdistribusi normal dan homogen, analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis
adalah dengan uji-t. Sebelum uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat
a. Uji Normalitas
yang diteliti terdistribusi normal atau tidak. Untuk pengujian tersebut digunakan
(𝑂𝑖−𝐸𝑖)2
𝜒 2 = ∑𝑘𝑖=1 𝐸𝑖
(Sudjana, 2011)
Keterangan :
𝜒 2 = Chi- Kuadrat
k = banyak kelas interval
Oi = frekuensi pengamatan
Ei = frekuensi harapan
• Jika 𝜒 2 hitung < 𝜒 2 tabel maka data dinyatakan tidak berdistribusi normal, dengan
= 0,05.
b) Uji homogenetias
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
F= 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
(Sugiyono, 2018)
a) Uji Hipotesis
hipotesis menggunakan Uji-t. Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan
H0 = µ1 ≤ µ2
H1 = µ1 > µ2
(Sugiyono, 2018)
terhadap hasil belajar peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Barru pada materi
pokok kalor.
hasil belajar peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Barru pada materi pokok kalor.
µ1 = Skor rata-rata hasil belajar peserta didik yang diajar dengan menggunakan
µ2 = Skor rata-rata hasil belajar peserta didik yang diajar dengan menggunakan
model konvensional.
dapat diterima atau ditolak dengan menggunakan uji t pihak kanan. Uji t yang
𝑥1 −𝑥2
t= 1 1
𝑆√ ⦋ + ]
𝑛1 𝑛2
(Sugiyono, 2018)
itu dk = n1 + n2 – 2. Jika nilai thitung > ttabel , maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang
berarti ada pengaruh positif model Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil
belajar peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Barru pada materi
pokok kalor. Sebaliknya, jika thitung < ttabel , maka H0 diterima dan H1 ditolak maka
tidak ada pengaruh positif model Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil
belajar peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Barru pada materi pokok kalor.
BAB IV
A. Hasil Penelitian
peserta didik kelas VII di SMP 1 Barru sebelum dan setelah diajar dengan
pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada materi suhu dan
Tabel 4.1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Skor Pretest dan Posttest Hasil
Belajar
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
NO Statistik
Pretest Posttest Pretest Posttest
1 Jumlah Sampel 27 27 25 25
2 Skor Total Tertinggi 24 24 24 24
3 Skor Tertinggi 9 14 11 16
4 Skor Terendah 4 9 6 7
5 Skor Rata-Rata 6,63 12,00 7,60 11,16
6 Standar Deviasi 1,70 1,44 2,30 2,17
7 Varians 2,89 2,08 5,28 4,72
( Sumber : lampiran C.2.1)
Berdasarkan Tabel 4.1, hasil pretest hasil belajar pada kelas eksperimen
sebagai kelas yang diberikan perlakuan diperoleh skor rata-rata peserta didik 6,63
dengan standar deviasi 1,70. Skor tertinggi yang diperoleh 9 dan skor terendah 4
dari skor total 24. Sedangkan hasil pretest pada kelas kontrol diperoleh skor rata-
46
47
rata peserta didik 7,60 dengan standar deviasi 2,30. Skor tertinggi yang diperoleh
Hasil posttest hasil belajar pada kelas eksperimen diperoleh skor rata-rata
peserta didik 12,00 dengan standar deviasi 1,44. Skor tertinggi yang diperoleh
adalah 14 dan skor terendah 9 dari skor total yaitu 24. Sedangkan hasil posttest
hasil belajar pada kelas kontrol diperoleh skor rata-rata 11,16 dengan standar
deviasi 2,17. Skor tertinggi yang diperoleh adalah 16 dan skor terendah 7 dari skor
total 24.
Kategori hasil belajar peserta didik yang diperoleh dari pretest dan posttest
hasil belajar dari penelitian yang telah dilakukan disajikan pada tabel 4.2.
Hasil Belajar
Kelas
Pretest Kategori Posttest Kategori
Eksperimen 6,63 Rendah 12,00 Sedang
Kontrol 7,60 Rendah 11,16 Sedang
(Sumber: Lampiran C.3)
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa kategori hasil belajar pada kelas
eksperimen pada saat pretest, diperoleh nilai rata-rata yaitu 6,63, yang berada
dikategori rendah. Sedangkan pada saat posttest diperoleh nilai rata-rata yaitu 12,00
yang berada pada kategori sedang. Adapun hasil belajar pada kelas kontrol pada
saat pretest diperoleh nilai rata-rata yaitu 7,60 dengan kategori rendah. Sedangkan
pada saat posttest diperoleh nilai rata-rata 11,16 dengan kategori sedang.
belajar peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan analisis
N-Gain pada data hasil belajar peserta didik dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut :
48
Berdasarkan tabel 4.3, hasil analisis N-Gain diperoleh nilai hasil belajar
kelas eksperimen yaitu 6,63 menjadi 12,00 dengan N-Gain 0,31 dengan kategori
sedang. Sedangkan untuk kelas kontrol yaitu 7,60 menjadi 11,16 dengan N-Gain
Pemahaman peserta didik pada materi suhu dan kalor dapat dilihat dari N-
Gain tiap indikatornya. Ada 16 indikator yang harus dicapai peserta didik dalam
butir soal pilihan ganda. N-Gain indikator hasil belajar dapat dilihat pada tabel 4.4
berikut:
Tabel 4.4 Analisis N-Gain Tiap Indikator Hasil Belajar Peserta Didik
Lanjutan Tabel 4.4 Analisis N-Gain Tiap Indikator Hasil Belajar Peserta Didik
Menghitung
3 konverensi skala 3,4 0,22 Rendah 0,07 Rendah
termometer
Membedakan jenis-
jenis termometer
4 5,6,7,8 0,11 Rendah 0,31 Sedang
berdasarkan
fungsinya
Menjelaskan konsep
5 9,10 0,27 Rendah 0,19 Rendah
pemuaian
Memberikan contoh
peristiwa pemuaian
6 11,12 0,05 Rendah 0,30 Rendah
dalam kehidupan
sehari-hari.
Mengklasifikasi
7 pemuaian pada zat 13 0,04 Rendah 0,04 Rendah
cair dan zat gas
Menganalisis muai
8 Panjang, volume, 14 0,42 Sedang 0,12 Rendah
luas pada benda
Menjelaskan
9 15 0,09 Rendah 0 Rendah
pengertian kalor
Membandingkan
pengaruh kalor
10 16 0,65 Sedang 0,17 Rendah
terhadap perubahan
suhu benda
Menghitung besar
11 kalor pada kenaikan 17 0,58 Sedang 0,36 Sedang
suhu suatu benda
Menganalisis
pengaruh kalor
12 18,19 0,27 Rendah 0,15 Rendah
terhadap wujud
benda
Menjelaskan konsep
13 20 0,37 Sedang 0,13 Rendah
perpindahan kalor
Mengelompokkan
peristiwa kalor
14 secara konveksi, 21 0,30 Rendah 0,04 Rendah
konduksi, dan
radiasi
50
Lanjutan Tabel 4.4 Analisis N-Gain Tiap Indikator Hasil Belajar Peserta Didik
Mengaitkan
peristiwa
perpindahan kalor
15 22,23 0,29 Rendah 0,25 Rendah
secara konveksi,
konduksi, dan
radiasi
Menganalisis
mekanisme
16 kestabilan suhu 24 0,41 Sedang 0,5 Rendah
pada manusia dan
hewan
Rata-Rata 0,29 Rendah 0,18 Rendah
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa N-Gain indikator soal pada kelas eksperimen
termasuk rendah yaitu 3, 4, 5, 6, 7, 9, 12, 14, dan 15. Pada kategori sedang yaitu 1,
2, 8, 11, 13, dan 16. Sedangkan pada kelas kontrol, pada kategori rendah yaitu 1, 2,
3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, dan 16. Pada kategori sedang yaitu 4, dan 11.
2. Statistik Inferensial
a. Uji Normalitas
sebaran data normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan chi
kuadrat (X2) dengan taraf signifikan 𝛼 = 0,05. Data dari pretest dan posttest hasil
belajar peserta didik dianalisis menggunakan uji menggunakan chi kuadrat (X2).
perbandingan tersebut dapat diketahui bahwa data berdistribusi normal atau tidak.
Apabila X2hitung < X2tabel maka data dinyatakan terdistribusi normal. Adapun uji
51
normalitas hasil belajar peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat
Tabel 4.5 Hasil Analisis Uji Normalitas Hasil Belajar Peserta Didik
𝑋 2 tabel pada taraf signifikan 𝛼 = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = n-1 adalah 11,07.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh 2,85 < 11,07 maka dapat disimpulkan data
eksperimen diperoleh 10,98 < 11,07 maka dapat disimpulkan data posttest kelas
kelas kontrol diperoleh pretest yaitu 𝑋 2 hitung 7,36 dan posttest diperoleh 𝑋 2 hitung
4,77. Data yang diperoleh 𝑋 2 hitung < 𝑋 2 tabel di mana pada Pretest 7,36 < 11,07 dan
pada posttest diperoleh 𝑋 2 hitung < 𝑋 2 tabel di mana 4,77 < 11,07 maka dapat
Seluruh data telah diuji normalitasnya dan semua data telah terdistribusi
mengetahui apakah sampel pada setiap kelompok memunyai varians yang sama
atau tidak.
52
b. Uji homogenitas
homogen atau berbeda. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh untuk data dari
kelas kontrol dan kelas eksperimen . Fhitung = 1,33 sedangkan untuk taraf nyata ∝
= 0,05, diperoleh Ftabel = 4,03. Oleh karena itu Fhitung = 1,33 < Ftabel = 4,03 hal ini
menunjukkan bahwa data nilai hasil belajar yang dicapai kelas kontrol dan
Berikut ini adalah hasil yang diperoleh dari perhitungan pada Tabel 4.6
jawaban hipotesis yang diajukan. Pengujian hipotesis uji-t dan bentuk pengujian
satu pihak. Hasil perhitungan dari thitung selanjutnya akan dibandingkan dengan
skor ttabel dengan derajat kebebasan (dk) = n1+n2 -2 dan taraf signifikan 0,05.
Berdasarkan hasil analisis, jika diperoleh perbandingan thitung < ttabel maka H0
diterima dan H1 ditolak sedangkan apabila thitung > ttabel maka H1 yang diterima dan
H0 yang ditolak. Adapun uji-t hasil belajar peserta didik kelas eksperimen dan kelas
Berdasarkan hasil pengujian diperoleh data pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol diperoleh hasil analisis yaitu thitung = 40 > ttabel = 1,67. Hal iniberarti H1
pembelajar Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar peserta didik
kelas VII di SMP Negeri 1 Barru pada materi suhu dan kalor.
B. Pembahasan
pengaruh model pembelajaran PBL terhadap hasil belajar peserta didik kelas VII di
SMP Negeri 1 Barru (studi pada materi suhu dan kalor).berdasarkan penelitian ini
diperoleh data analisis statis deskriptif yang akan dijelaskan sebagai berikut:
menunjukkan bahwa tingkat pretest berada pada kategori rendah yaitu 6,63.
Sedangkan pada posttest berada pada kategori sedang yaitu 12,00. Hal ini
nilai rata-rata N-Gain yaitu 0,31 yang artinya N-Gain < 0,70 sehingga peningkatan
hasil belajar peserta didik berapa pada kategori sedang. Menurut (Tiodora,
Syamsiah, & Wahyuni, 2021) menyatakan bahwa penggunaan model PBL dapat
54
meningkatkan aktivitas siswa hasil belajar, maka dari itu model PBL dapat
pada kategori rendah yaitu 7,60. Sedangkan pada posttest berada pada kategori
sedang yaitu 11,16. Skor tersebut menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar di
kelas kontrol. Dalam uji N-Gain menunjukkan nilai rata-rata N-Gain yaitu 0,29
berada pada kategori sedang dengan rata-rata N-Gain yang diperoleh yaitu 0,30.
Sedangkan untuk kelas kontrol, rata-rata indikator berada pada kategori rendah
dengan rata-rata N-Gain yang diperoleh yaitu 0,18 dengan kategori rendah.
hasil belajar peserta didik dikarenakan peserta didik belum maksimal terlibat secara
0,65. Hal ini disebabkan karena pada proses pembelajaran peneliti menggunakan
didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Sejalan dengan penelitian (Fahrisi,
Abdul, & Melvina, 2017) menyatakan bahwa model pembelajaran PBL mampu
peserta didik. Oleh karena itu, peserta didik menjadi lebih mudah untuk menjawab
mengklasifikasi pemuaian pada zat cair dan zat gas dengan N-Gain 0,04. Hal ini
model PBL dapat memudahkan peserta didik untuk memahami cara memecahkan
masalah secara mandiri namun beberapa peserta didik masih ada yang belum
mampu sampai pada tahap menganalisis. Hal ini dikarenakan peserta didik belum
(Arifin & Retnawati 2017), bahwa agar kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta
didik berkembang dengan baik, maka peserta didik perlu dibiasakan untuk
dibiasakan akan menyebabkan potensi berpikir tingkat tinggi dalam diri peserta
sehingga membuat peserta didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Hasil
peserta didik dapat lebih aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran yang
sedang berlangsung, peserta didik dapat memecahkan masalah yang terjadi nyata
di kehidupan sehari-hari, ini berdampak pada keaktifan peserta didik yang ingin
pengertian kalor dengan N-Gain 0. Hal ini dikarenakan karena peserta didik kurang
memahami konsep dari materi sehingga tidak terjadi peningkatan N-Gain pada
indikator tersebut, hal ini sejalan dengan (Nabilah, 2020) bahwa pada pengerjaan
soal kognitif C1 dan C2 dapat terjadi kesalahan karena peserta didik tidak
sungguh dalam belajarnya akan mendapatkan hasil belajar yang baik. Menurut
Slameto (2010), agar peserta didik berhasil dalam belajar, perlu mengerjakan tugas
belajar peserta didik dapat ditingkatkan, sehingga hasil belajar peserta didik dapat
terdapat bebearapa peserta didik yang malas mengerjakan tugas dengan baik.
Dimana kelas eksperimen ada beberapa peserta didik yang malas mengerjakan.
Inilah salah satu faktor yang menyebabkan adanya perbedaan peningkatan hasil
terhadap hasil belajar diperoleh bahwa nilai thitung>ttabel yaitu 40 >1,67. Hasil thitung
lebih besar dari ttabel, makan H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat
Learning (PBL) terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 1
Hasil penelitian (Farisi, Abdul & Melvina, 2017) yang menyatakan bahwa
terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar peserta didik setelah diajarkan
menggunakan model PBL. Selain itu, didalam penelitian ini peneliti melihat
kemampuan sosial peserta didik juga mampu dikembangkan melalui diskusi dan
kerja sama kelompok, sehingga peserta didik terlatih untuk menghargai teman, serta
mampu melatih peserta didik berbicara didepan orang banyak melalui persentasi
PENUTUP
A. Kesimpulan
berikut :
1. Tingkat hasil belajar peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Barru yang di ajar
yaitu 12,00.
2. Tingkat hasil belajar peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Barru yang diajar
3. Hasil belajar peserta didik kelas VII di SMP Negeri 1 Barru yang diajar
4. Terdapat pengaruh model Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar
peserta didik kelas VII di SMP Negeri 1 Barru (Studi pada materi pokok Suhu
dan Kalor).
B. Saran
khususnya yang menggunakan teknologi di sekolah agar para guru dan peserta
58
59
3. Kepada peneliti lainnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi
Djamarah, S. B., & Zain, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Eka, P. (2016). IPA Terpadu Jilid 1 Kelas VII SMP/Mts. Jakarta: Erlangga.
Fahrisi, A., Abdul, H., Melvina. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Problem
Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Suhu Dan Kalor. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa (Jim) Pendidikan Fisika, 2(3), 286.
Hilmia, M., Sri, N., Antonius, W. T. (2015). Penerapan Model Problem Based
Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Ketercapaian Kompetensi
Siswa. Chemistry In Education. 4(2).
60
61
Indarti. (2016). Buku Fisika Peminatas Matematika Dan Ilmu-Ilmu Alam Untuk
SMA/MA Kelas XI . Surakarta: CV Mediatama.
Mudhorif, A., & Fatimatur, E. (2016). Desain Pembelajaran Inovatif Dari Teori Ke
Praktek. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Pandiangan, P., Heni, S., Prayekti, dkk. (2014). Fisika dasar 1. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.
Prayogi, S., & Muhammad, A. (2013). Implementasi Model PBL (Problem Based
Learning) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Kemampuan Berpikir
Kritis. Jurnal Prisma Sains. 1.
Riduwan. (2009). Belajar Mudah Penelitian Guru- Karyawan Dan Peneliti Pemula.
Bandung: Alfabeta.
Safitri, D. (2019). Mozaik Ilmu Pengetahuan Alam SMP/Mts Kelas VII. Jakarta:
Yudhistira.
Sunardi., Paramitha R. P., & Andreas B. D. (2016). Fisika Untuk Siswa SMA/MA
Kelas XI. Bandung: Yrama Widya.
Suryadie, D., Ramlawati, R., & Rusdianto. (2022). Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar IPA Peserta Didik SMP Negeri 5 Satu Atap Subah dengan Model
Problem Based Learning. Jurnal IPA Terpadu. (6)1. 120-128.
Tim, A. G. (2016). IPA Terpadu Untuk SMP/MTS Kelas VII. Jakarta: Erlangga.
Widodo, W. Fida, R, & Siti, H. N. (2017). Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam
Edisi Revisi. Jakarta: Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan.