Anda di halaman 1dari 73

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN KEANEKARAGAMAN JENIS


LORANTHACEAE PADA FAMILI ANACARDIACEAE SEBAGAI
SUMBER BELAJAR BERBASIS MOODLE TERHADAP KEMAMPUAN
KOGNITIF SISWA KELAS X SMA

Oleh :

FATMA SUKMAWATI
K4307007

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN KEANEKARAGAMAN JENIS


LORANTHACEAE PADA FAMILI ANACARDIACEAE SEBAGAI
SUMBER BELAJAR BERBASIS MOODLE TERHADAP KEMAMPUAN
KOGNITIF SISWA KELAS X SMA

Oleh :

FATMA SUKMAWATI
K4307007

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan


Gelar sarjana Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

commit to user
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN KEANEKARAGAMAN JENIS


LORANTHACEAE PADA FAMILI ANACARDIACEAE SEBAGAI
SUMBER BELAJAR BERBASIS MOODLE TERHADAP KEMAMPUAN
KOGNITIF SISWA KELAS X SMA

Fatma Sukmawati, Muzzayinah, dan Puguh Karyanto. *)


Biology FKIP Sebelas Maret University

ABSTRAK

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang hasilnya diimplementasikan


pada pembelajaran biologi di SMA kelas X. Tujuan penelitian ini: 1) Mengetahui
Keanekaragaman Loranthaceae yang menempel pada Anacardiaceae di daerah
Surakarta berdasar ciri morfologi, (2) Mengetahui pengaruh pemanfaatan hasil
penelitian keanekaragaman Loranthaceae sebagai sumber belajar berbasis moodle
terhadap kemampuan kognitif pada siswa kelas X SMA Negeri Kebakkramat.

Implementasi hasil penelitian pada pembelajaran biologi SMA kelas X dengan


pokok bahasan plantae merupakan penelitian eksperimen semu. Populasi penelitian
keanekaragaman Loranthaceae adalah seluruh benalu yang menempel pada family
anacardiaceae yang ada di Surakarta. Populasi dalam implementasi hasil penelitian pada
pembelajaran biologi pokok bahasan plantae adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri
Kebakkramat Tahun Pelajaran 2010/2011. Sampel implementasi hasil penelitian pada
pembelajaran biologi pokok bahasan plantae adalah sebanyak dua kelas yang terdiri dari
kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pengambilan sampel dilakukan dengan cluster
random sampling sebanyak dua kelas. Teknik pengumpulan data studi keanekaragaman
Loranthaceae dengan pengamatan dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data
implementasi hasil penelitian pada pembelajaran biologi dengan dokumentasi dan tes. Uji
hipotesis implementasi hasil penelitian pada pembelajaran biologi dengan uji t.

Hasil penelitian dapat disimpulkan: 1) Keanekaragaman Loranthaceae yang


menempel pada Anacardiaceae di daerah Surakarta ditemukan dua jenis yaitu
Dendrophtoe petandra dengan berbagai varietasnya dan Scurulla atropurpurea
mempunyai ciri morfologi berbeda, (2) Pemanfaatan hasil penelitian
keanekaragaman Loranthaceae sebagai sumber belajar berbasis moodle
berpengaruh nyata terhadap kemampuan kognitif pada siswa kelas X SMA Negeri
Kebakkramat

Kata Kunci: keanekaragaman Loranthaceae, Sumber belajar, moodle

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

THE IMPLEMENTATION OF RESEARCH RESULTS OF THE


DIVERSITY OF LORANTHACEAE OF ANACARDIACEAE FAMILY AS
A MOODLE-BASED LEARNING SOURCE TOWARDS COGNITIVE
PERFORMANCE OF THE XTH GRADE STUDENTS

Fatma Sukmawati, Muzzayinah, dan Puguh Karyanto. *)

Biology FKIP Sebelas Maret University

This is an experimental research of which result is implemented in the


learning process of Biology subject in the Xth grade of senior high school. The
objectives of this research are: (1) to find out the diversity of Loranthaceae family
which are attached on Anacardiaceae within the area of Surakarta according to
their morphological characteristics, (2) to find out the effect of the utilization of
the research result of diversity as a moodle-based learning source towards the
cognitive performace of the Xth grade students of SMA Kebakkramat.

The implementation of the research result towards biology learning


process in the Xth grade of senior high school was a quasi-experimental research.
The population of the Loranthaceae diversity research was all the parasites which
attach to anacardiaceae family located in Surakarta. The population of the
implementation of the research result towards the learning process of plantae
chapter of Biology subject was all of the students of the Xth grade of SMA Negeri
Kebakkramat Academic Year 2010/2011. The sample of the implementation of
the research result towards the learning process of plantae chapter of Biology
subject consisted of two classes, i.e. control and experiment class. The sampling
method used cluster random sampling, which consisted of two classes. The data
collecting technique of Loranthaceae diversity research was observation and
documentation, whereas the implementation of the research result towards the
learning process of biology used documentation and test. The test of the
hypothesis for the implementation of the research result towards the learning
process of biology used T test.

From the research, it can be concluded that (1) there are two kind of of
Loranthaceae which attach to Anacardiaceae located in Surakarta, i.e. Dendrophtoe
petandra with all its variety and Scurulla atropurpurea. Both of them have different
morphological characteristics, (2) the utilization of the research result of Loranthaceae
diversity as a moodle-based learning source has a tangible impact towards the cognitive
performance of the Xth grade students of SMAN Kebakkramat.

Keywords: Loranthaceae diversity, learning source, moodle


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah
selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang
lain dan kepada Tuhanlah hendaknya kamu berharap.

(Q.S. Al-Insyirah : 6-8)

Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sebelum mereka

mengubah keadaan diri mereka sendiri.

(Q.S Ar-ra’d : 11)

Allah tidak akan mencoba umatnya kecuali sesuai dengan kemampuannya. Jadi,
apapun yang dicobakan Allah kepada kita pasti dapat terlewati asalkan kita
mau berusaha dan terus berusaha.

(Penulis)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Dalam naungan Ridlo Allah SWT, kupersembahkan karya ini untuk:

 Ibu dan Bapakku yang senantiasa memberi doa, cinta dan pengorbanan yang
tak terbatas.
 Keluarga besarku, terimakasih atas doa dan dukungannya.
 Bu yayin dan pak puguh, terimakasih atas bimbingan dan pengarahannya.
 Teman-teman yang selalu ada membantu dan mendukungku (Redno, dego,
jini, mawar).
 M.Faruq Afif, terimakasih atas cinta, kasih, dukungan, bantuan dan doanya.
 Teman-teman sebimbingan (Dama, Ika NH, fatih, peni, indras, bram)
terimakasih atas bantuannya selama ini.
 Teman-teman Biologi 2007, terimakasih atas tempat yang telah kalian
berikan.
 Almamater

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “IMPLEMENTASI HASIL
PENELITIAN KEANEKARAGAMAN JENIS LORANTHACEAE PADA
FAMILI ANACARDIACEAE SEBAGAI SUMBER BELAJAR BERBASIS
MOODLE TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA KELAS X
SMA” untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan Gelar Sarjana
Pendidikan.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan-kesulitan dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak
akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu dengan segala kerendahan
hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret


Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
4. Dra. Muzzayinah, M.Si, selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan
dan pengarah
5. Puguh Karyanto, S.Si, M.Si, Ph.D selaku Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan.
6. Kepala Sekolah SMA Negeri Kebakkramat yang telah memberi ijin untuk
mengadakan penelitian.
7. Ruhmani, S.Pd, guru mata pelajaran Biologi SMA Negeri Kebakkramat yang
commit to user
telah membantu kelancaran penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

8. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah
membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu saran dan kritik sangat penulis harapkan demi perbaikan dan
kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap semoga karya ini
bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Surakarta, 2011

Penulis

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i

HALAMAN PENGAJUAN ....................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iv

ABSTRAK .................................................................................................................. v

HALAMAN MOTTO ................................................................................................. vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................. viii

KATA PENGANTAR ................................................................................................ ix

DAFTAR ISI .............................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL....................................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................... xvi

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1


A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah…………………………………………………. 2
C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 3
D. Perumusan Masalah………………………………………………….. 4
E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5
BAB II. LANDASAN TEORI ......................................................................... 6
A. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 6
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. Sumber Belajar Hasil Penelitian Keanekaragaman Loranthaceae


Berbasis Moodle ............................................................................ 6
a. Sumber Belajar ………………………………………………. 6
b. Sumber Belajar Berbasis Moodle .............................................. 7
c. Keanekaragaman Jenis Loranthaceae………………………… 13
2. Hasil Belajar Biologi…………………………………………….. 23
a. Pengertian Hasil Belajar……………………………………… 23
b. Ranah Hasil Belajar………………………………………… ... 23
c. Ranah kognitif……………………………………………… ... 24
B. Kerangka Berpikir ............................................................................... 24
C. Hipotesis .............................................................................................. 26

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 27


A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 27
1. Tempat Penelitian .......................................................................... 27
2. Waktu Penelitian ............................................................................ 27
B. Populasi dan Sampel ............................................................................ 29
1. Populasi Penelitian ......................................................................... 29
2. Sampel Penelitian........................................................................... 29
3. Teknik Pengambilan Sampel ......................................................... 29
C. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 30
1. Variabel Penelitian ......................................................................... 30
2. Metode Pengumpuan Data ............................................................ 30
3. Analisis Instrumen ........................................................................ 31
D. Rancangan Penelitian ........................................................................... 36
E. Teknik Analisis Data . .......................................................................... 36
1. Uji Keseimbangan .......................................................................... 36
2. Uji Prasyarat Analisis ................................................................... 37
3. Uji Hipotesis .................................................................................. 38
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 39
commit to user
A. Hasil Belajar Biologi………………………………………………… 39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. Deskripsi Data…………………………………………………… 39
a. Deskripsi Data Keanekaragaman Loranthaceae……………….
b. Deskripsi Data Implementasi Hasil Penelitian Pembelajaran
Biologi………………………………………............................
2. Uji Prasyarat Analisis .................................................................... 48
a. Uji Normalitas .......................................................................... 48
b. Uji Homogenitas....................................................................... 49
3. Pengujian Hipotesis ....................................................................... 49
B. Pembahasan Hasil Analisis .................................................................. 49
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ........................................ 55
A. Simpulan .............................................................................................. 55
B. Implikasi .............................................................................................. 55
C. Saran .................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 57

LAMPIRAN ............................................................................................................... 64

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Rangkuman Uji Validitas Hasil Tes Kognitif 32


Tabel 2. Rangkuman Hasil Uji Reabilitas Tes 33
Tabel 3. Rangkuman Hasil Uji Taraf Kesukaran Tes 34
Tabel 4. Rangkuman Uji Daya Beda Hasil Try Out Siswa 35
Tabel 5. Rancangan Peneltian Randomized Control Only Design 36
Tabel 6. Rangkuman Uji Normalitas Kemampuan Awal 37
Tabel 7. Rangkuman Uji Homogenitas Kemampuan Awal 38
Tabel 8. Daftar Jenis Tumbuhan Benalu dan Inangnya 39
Tabel 9. Perbandingan Ciri Morfologi 41
Tabel 11. Data Nilai Rata-rata Ranah Kognitif 47
48
Tabel 12. Hasil Uji Nomalitas Ranah Kognitif
Tabel 11. Uji Homogenitas Ranah Kognitif Kelompok Kontrol Dan 49
Kelompok Eksperimen
49
Tabel 12. Hasi Perhitungan Uji t Untuk Ranah Kognitif

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Spesies Viscum Sp 15


Gambar 2. Spesies Macrosolen Sp 16
Gambar 3. Spesies Dendrophtoe Sp 16
17
Gambar 4. Spesies Dendrophtoe Petandra
18
Gambar 5. Spesies Scurulla Sp
18
Gambar 6. Bunga Spesies Scurulla Sp
19
Gambar 7. Spesies Helixanthera Sp
25
Gambar 8. Skema paradigma penelitian
27
Gambar 9. Peta Surakarta
42
Gambar 10. Dendrophtoe Petandra Warna Kuning
44
Gambar 11. Dendrophtoe Petandra Warna Merah
Gambar 12. Scurulla Atropurpurea 45
Gambar 13. Diagram Batang Nilai Rata-Rata Ranah Kognitif 48

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Paduan Karakterisasi Loranthaceae 65


Lampiran 2. Daftar paduan lapangan 81
Lampiran 3. Silabus 95
Lampiran 4. Rencana pelaksanaan pembelajaran kelas eksperiment 90
Lampiran 5. Rencana pelaksanaan pembelajaran kelas kontrol 108
Lampiran 6. Modul pembelajaran 125
Lampiran 7. Lembar kerja siswa 139
Lampiran 8. Matriks Kemanpuan Kognitis Siswa 145
Lampiran 9. Instrumen Penilaian Kognitif 146
Lampiran 10. Instrumen Penlaian Afektif 159
Lampiran 11. Penilaian kinerja psikomotor 161
Lampiran 12. Data induk siswa 165
Lampiran 13. Uji Normalitas Kemampuan kognitif siswa 170
Lampiran 14. Uji Homogenitas kemampuan kognitif siswa 182
Lampiran 15. Uji t kemampuan kognitif siswa 186
Lampiran 16. Angket kemampuan Siswa Menggunakan Moodle 188

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Benalu merupakan salah satu kelompok tumbuhan parasit yang termasuk
dalam suku Loranthaceae. Tumbuhan parasit ini umumnya menyerang pepohonan
atau pun tumbuhan perdu terutama pada bagian ranting dan cabang-cabangnya.
Pohon atau pun perdu yang diserang benalu akan terganggu bahkan dapat mati
apabila serangan tersebut dalam jumlah besar. Benalu sering merugikan secara
ekonomis dan mengganggu kehidupan tubuhan inang. Selain dikenal sebagai
tumbuhan yang merugikan ternyata benalu telah sejak lama dikenal sebagai
sumber bahan obat tradisional Indonesia. Mengingat bahwa pemanfaatan suatu
jenis benalu untuk bahan obat maupun penelitian fitokimia harus berkaitan dengan
jenis inanngnya, sedangkan tidak semua jenis tumbuhan dapat menjadi inang
benalu, maka perlu mengkaji keanekaragaman jenis benalu di berbagai inang
karena tanaman ini tergolong unik dan penelitian tentang tanaman ini belum
banyak dilakukan terutama tentang morfologi benalu.
Permasalahan di atas berkaitan dengan konsep biologi yang diajarkan pada
siswa Sekolah Menengah Atas (SMA), khususnya pada materi plantae dengan
kompetensi dasar yang telah ditetapkan yaitu: ” Mendeskripsikan ciri-ciri divisio
dalam dunia tumbuhan dan peranananya bagi kelangsungan hidup di bumi”.
Kompetensi dasar ini menuntut pengalaman belajar yang diperoleh siswa berupa
kemampuan dalam melakukan pengamatan morfologi secara makroskopis,
kemampuan melakukan kajian literatur tentang siklus hidup benalu, kemampuan
menggali informasi tentang peranan benalu bagi kehidupan.
Berdasarkan kompetensi dasar dan tuntutan pengalaman belajar seperti
tersebut diatas, konsep pada materi Plantae, dapat diberikan melalui pembelajaran
yang merupakan perpaduan antara dua aktivitas yaitu aktivitas mengajar dan
aktivitas belajar. Aktivitas mengajar menyangkut peran seorang guru dalam
konteks mengupayakan tercapainya proses belajar mengajar yang interaktif dan
inovatif. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Inovasi pembelajaran salah satunya dapat dilakukan dengan mengubah pola


pembelajaran yang selama ini hanya bersumber pada buku paket dan guru menjadi
pembelajaran dengan memanfaatkan aneka sumber belajar yang relevan dengan
materi yang akan diajarkan, salah satunya dengan memanfaatkan hasil penelitian
biologi sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran materi biologi di
sekolah.
Keuntungan pembelajaran yang mengacu pada hasil penelitian sebagai salah
satu sumber belajar adalah guru dalam memilih bahan ajar dan peserta didik dapat
mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan dan minatnya.
Guru dapat pengembangan kompetensi peserta didik melalui penyediaan aneka
ragam sumber bahan belajar yang dikemas secara menarik dengan memanfaatkan
teknologi.
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai sarana media
pembelajaran untuk mata pelajaran biologi perlu dibuat untuk menyajikan
pelajaran agar lebih menarik diera komputerisasi seperti sekarang ini. Salah satu
pemanfaatan teknologi dalam pendidikan, yang secara umum disebut sebagai e-
learning. Diyakini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Di sisi lain,
perkembangan teknologi tersebut juga memperlihatkan hal menarik seperti
keterbukaan dan kemampuan siswa dalam menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi. Bentuk-bentuk komunikasi berbasis internet seperti blog, forum
diskusi (bulletin board), social networking, instant messaging dan e-mail telah
menjadi media/alat komunikasi sehari-hari yang lazim.
Teknologi pembelajaran yang dimaksud hendaknya berorientasi pada
peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara lebih efektif dalam proses
pembelajaran. Pengembangan teknologi pembelajaran yang tepat pada dasarnya
bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran efektif, yaitu pembelajaran
yang memungkinan keaktifan siswa untuk menemukan konsep sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siwa. Konsep yang diperoleh siswa secara mandiri
akan lebih lama mengendap dalam ingatan siswa dibandingkan dengan jika siswa
hanya secara pasif menerima konsep yang diberikan. Berbagai media teknologi
commit to kondisi
pembelajaran yang dapat menciptakan user pembelajaran efektif, yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pembelajaran yang memungkinan keaktifan siswa untuk menemukan konsep


sehingga meningkatkan hasil belajar siswa misalnya Moodle (Modular Object
Oriented Dynamic Learning Environment.
Moodle merupakan sebuah nama untuk sebuah program aplikasi yang dapat
merubah sebuah media pembelajaran kedalam bentuk web. Moodle dapat
memberikan materi tidak hanya menggunakan tulisan saja, tapi juga memberikan
materi dalam bentuk multimedia. Siswa akan lebih tertarik dengan media
pembelajaran yang disajikan secara menarik, interaktif dan mudah dipahami.
Dengan menggunakan moodle, siswa akan lebih memahami konsep materi
pelajaran dengan lebih cepat menggunakan animasi dan visualisasi. Siswa akan
berusaha sendiri mencari sumber bahan ajar untuk memecahan masalah sehingga
menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna.
Pembelajaran biologi secara umum menunjukkan siswa kurang menguasai
konsep biologi dan kurangnya inovasi dalam pembelajaran. Model pembelajaran
yang diterapkan guru lebih mengarahkan siswa menghafal istilah-istilah biologi
yang banyak. Akibat dari fenomena tersebut, siswa mengalami kesulitan jika
dihadapkan pada pertanyaan yang berbentuk permasalahan. Salah satu alternatif
yang diajukan untuk meningkatkan kemampuan kognitif dalam proses
pembelajaran adalah dengan implementasi moodle. Pembelajaran dengan moodle
merupakan pembelajaran yang menekankan kemampuan kognitif siswa. Selain itu
juga dapat dijadikan sebagai sumber bahan ajar siswa yang interaktif dan menarik.
Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar terutama pada mata
pelajaran biologi maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang
berjudul sebagai berikut: “IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN
KEANEKARAGAMAN JENIS LORANTHACEAE PADA FAMILI
ANACARDIACEAE SEBAGAI SUMBER BELAJAR BERBASIS MOODLE
TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMA”

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan untuk memperjelas masalah maka
dirumuskan permasalahan sebagaicommit to user
berikut: Adakah pengaruh penerapan hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

penelitian keanekaragaman Loranthaceae pada famili Anacardiacea sebagai


sumber belajar berbasis moodle terhadap kemampuan kognitif siswa kelas X-9
SMA Negeri Kebak Kramat tahun ajaran 2010/2011.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:
Mengetahui pengaruh penerapan hasil penelitian keanekaragaman Loranthaceae
pada famili Anacardiacea sebagai sumber bahan ajar berbasis moodle terhadap
kemampuan kognitif siswa kelas X-9 SMA Negeri 1 Kebak Kramat tahun ajaran
2010/2011.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan mampu memberikan manfaat antara lain :
1. Bagi Siswa

a. Memberikan pengalaman secara nyata kepada siswa melalui


pengimplementasian pembelajaran berbasis moodle sebagai pemicu
munculnya kemampuan kognitif siswa dalam pembelajaran Biologi.
b. Memberikan suasana baru dalam pembelajaran sehingga siswa lebih
semangat dalam belajar.
c. Membangun budaya belajar mandiri ,mendasar, menyeluruh, dan terpadu
2. Bagi Guru

a. Menyajikan sebuah alternatif bagi Guru untuk mengatasi masalah


pembelajaran yang membutuhkan penyelesaian melalui penggunaan
metode pembelajaran yang bervariasi.
b. Memberikan masukan bagi guru mengenai manfaat implementasi moodle
untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa dalam pembelajaran
Biologi.
c. Mendorong guru untuk melaksanakan pembelajaran yang aktif, inovatif,
kreatif dan menyenangkan.
3. Bagi sekolah

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a. Hasil penelitian dapat digunakan untuk referensi peningkatan kemampuan


kognitif siswa dalam pembelajaran Biologi pada tahap berikutnya.
b. Hasil penelitian dapat digunakan untuk perbaikan proses pembelajaran
secara umum pada tahap berikutnya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II

LANDASAN TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Keanekaragaman Jenis Loranthacea pada Inang Famili Anacardiaceae
a. Keanekaragaman Jenis Loranthaceae
Benalu merupakan salah satu kelompok tumbuhan parasit yang termasuk
dalam suku Loranthaceae. Menurut Sunaryo et al (2006:1) tumbuhan parasit ini
umumnya menyerang pepohonan atau pun tumbuhan perdu terutama pada bagian
ranting dan cabang-cabangnya. Pohon atau pun perdu yang diserang benalu akan
terganggu bahkan dapat mati apabila serangan tersebut dalam jumlah besar.
Benalu telah lama dikenal sebagai tumbuhan hemiparasit pada perdu atau
pohon. Akan tetapi melalui kajian yang menggunakan radiocarbon, Marshall dan
Ehleringer (1990, dalam Luttge, 1997) telah menggungkapkan bahwa benalu
adalah benar-benar parasit karena sebagian besar senyawa karbon benalu berasal
dari larutan apoplastik xylem tanaman inang. Selain menggambil mineral,
haustoria benalu juga menyerap senyawa organic dari inang. Benalu juga
menyerap senyawa organic inang. Benalu sering merugikan secara ekonomis dan
mengganggu kehidupan tubuhan inang. Selain dikenal sebagai tumbuhan yang
merugikan ternyata benalu telah sejak lama dikenal sebagai sumber bahan obat
tradisional Indonesia (Kirana, 1996; Chozin dkk, 1998 dan Widandri & Rahajoe,
1998).
Di Cina, benalu telah digunakan sebagai obat sejak tahun 1910 (Anderson
and Phillipson, 1992). Karena itu, potensi benalu sebagai sumber bahan obat dan
kandungan kimia benalu bergantung pada jenis tanaman inang yang ditempati (
Anderson & Phillipson, 1992) menunjukkna bahwa alkaloid benalu teh Scurulla
ortiana disintesis oleh tanaman teh. Sebaiknya, berbagai flavonoid justru
dihasilkan oleh benalu, namun, konsentrasinya sangat bervariasi bergantung jenis
inangnya.
Di kawasan Malesia suku Loranthaceae terdiri atas 23 marga dan 193 jenis
commit
(Barlow, 1997) sedangkan di Jawa to user hanya dapat ditemukan 38 jenis
dilaporkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

benalu dari 14 marga (Backer dan Bakhuizen van den Brink, 1965). Berdasarkan
pengamatan terhadap spesimen herbarium yang disimpan di Herbarium
Bogoriense telah ditemukan 8 jenis tumbuhan benalu di Pulau Bali. Kedelapan
jenis benalu tersebut adalah Amyema cuernosensis (Elmer) Barlow, A. longipes
(Danser) Barlow, A. tristis (Zoll.) Tiegh., Dendrophthoe lanosa (Korth.) Danser,
D. pentandra (L.) Miq., Helixanthera setigera (Korth.) Danser, Scurrula
atropurpurea (Blume) Danser, dan S. parasitica L.
Menurut Gembong Tjitrosoepomo (1993:122) menyatakan bahwa
Loranthaceae merupakan tanaman setengah parasit yang batangnya berkayu,
tumbuh pada dahan anggota-anggota Gymnospermae dan Cotyledoneaae yang
berkayu, dengan daun-daun tunggal yang kaku seperti belulang, duduknya
bersilang/berhadapan atau berkarang, tanpa daun penumpu. Kadang-kadang tidak
terdapat daun-daun, dalam hal ituruas-ruas cabangnya berwarna hijau dan
berfungsi sebagai alat untuk asimilasi. Tumbuh-tumbuhan membentuk alat
penghisap yang beraneka rupa. Pada perkecambahan alat pelekatnya ada yang lalu
membentuk alat penghisap yang pipih dan meluas melekat pada kayu inangnya.
Ada pula yang dari alat pelekat itu tumbuh tumbuh streng-streng penghisap seperti
akar yang meluas pada permukaan gelam tumbuhan inangnya dan dari streng-
streng tersebut masuk ke dalam kayu alat penghisap yang disebut penyelam, ada
pula yang langsung dari cakram pelekatnya mengeluarkan penyelam ke bagian
kayu inangnya.
Di Jawa ada beberapa genus benalu, diantaranya adalah sebagi berikut:
1. Viscum
Semak yang bercabang banyak, tak berambut, kerapkali menggantung.
Antara ruas yang berurutan dan menjadi pipih membuat sudut siku-siku satu
terhadap yang lain. Antara ruas lama sekali tetap hijau. Daun hanya terlihat pada
antar ruas yang sangat muda, sebagai sisik kecil dibawah karangan bunga.
Karangan bunga duduk, berhadapan, pada ujung dari antar ruas; semula ada satu
bunga betina diujung, kemudian dibawahnya masih beberapa bunga, yang jantan
maupun yang betina; tiap bunga pada pangkalnya dengan dua daun pelindung
commit
yang bersatu dan berbentuk perahu. to user
Bunga berbilang 4. Buah yang masak bulat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

peluru, licin, mengkilat, setengah transparan dan putih, diameter lk 3 mm.


Kerapkali memparasitir Loranthaceae lain. Pada bermacam-macam pohon, 5-2300
mm (Van Steenis et al, 2008).

Gambar 1. Spesies Viscum sp


Sumber: www.parasiticplants.siu.edu
2. Macrosolen
Perdu yang bercabanh banyak. Ranting dengan ruas yang membesar. Daun
bertangkai pendek, elliptis sampai berbentuk lanset, kadang-kadang bulat telur,
gundul, 3,5-17 x 1,5-7 cm, dengan ujung yang agak meruncing, serupa kulit,
mengkilat. Karangan bunga berbunga 5-7, kebanyakn berdiri sendiri diketiak,
kadang-kadang dalam berkas pada ruas yang tua. Tangkai bunga pendek. Tabung
kelopak elipsoid, panjang lk 3 mm; pinggiran mahkota (zoom) sangat pendek.
Mahkota sebagai tunas dewasa: 1-1,5 cm panjangnya, separo bagian bawah
melebar ditengah dengan 6 saayap, diatas menyempit menjadi buluh sempit,
berakhir ke dalam gada tumpul, kuning atau hijau kekuningan, coklat tua diatas
sayap, kuning samapi merah pada ujung. Taju mahkota pada akhirnya
melengkung jauh kembali dan terpuntir. Bagian yang bebas dari benang sari
panjangnya 3-5 mm. Kepala putik bentuk gada. Buah bulat peluru, panjang 6 mm,
akhirnya coklat violet tua. Diatas berbagai jenis pohon;1-1500 m (Van Steenis et
al, 2008).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 2. Spesies Macrosolen sp


Sumber: www.crccfarmasi.ugm.ac.id
3. Dendrophthoe
Semak bercabang kuat, kerapkali lebih tinggi dari 1 m; bagian muda
kerapkali berambut. Hanya ranting tua pada ruas membesar kuat. Daun tersebar,
bertangkai pendek, bentuk lanset sampai bulat, kerapkali memanjang, 5-20 x 2-12
cm, tebal, kaku. Karangan bunga berdiri sendiri dalam ketiak, atau terkumpul
lebih dari satu pada ruas yang tua, bunga 2-20. Tangkai bunga pendek. Tabung
kelopak cylindris sampai bentuk mangkok, tinggi lk 2 mm; tepi mahkota pendek,
lk bergigi. Mahkota waktu kuncup dewasa:1,5-2,5 cm panjangnya, separo bagian
bawah cylindris, kelak melembung, separo bagian atas elipsoid persegi lima;
dengan ujung tumpul; seluruhnya kuning samapi merah orange. Taju akhirnya
melengkung sangat berjauhan satu dengan yang lain. Bagian bebas dari benang
sari 2-4 mm. Kepala putik bentuk tombol tumpul. Buah bnetuk telur, panjang
sampai 1 cm, kuning orange. Pada bermacam-macam jenis, pohon dan perdu;1-
1600 m (Van Steenis et al, 2008).

Gambar 3. Spesies Dendrophthoe sp


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 4 Dendrophthoe sp, a. buah, b. bunga, c. daun


Sumber: Hayati (2009:2)
4. Scurulla
Semak. Bagian muda dan karangan bunga kuning sampai coklat beranbut
semacam vilt. Ranting langsing. Daun boleh dikatakan berhadapan, bertangkai,
eliptis sampai bulat telur terbalik, kerapkali membulat pada ujung, 5-9 x 2-4 cm.
Karangan bunga kerapkali berbunga 4-6, yang sebagian terkumpul didalam ketiak.
Tangkai bunga pendek. Tabung kelopak bnetuk kerucut terbalik, tinggi lk 3 mm;
tepi kelopak pendek, bergigi 4 lemah. Mahkota waktu kuncup dewasa; panjang
1,5-2 cm, tabung silindris, dengan ujung yang elipsoid melengkung kebawah,
merah. Taju setelah bunga semuanya membuka mengarah ke satu sisi (ke atas);
tabung mahkota yang berhadapan bercangap dalam. Bagian benang sari yang
bebas 2-3 mm. Kepala putik bnetuk tombol. Buah bentuk kerucut terbalik samapi
bentuk gada. Orange, panjang lk 8 mm. Diatas bermacam jenis pohon; 1-1800 m
(Van Steenis et al, 2008).

Gambar 5. Spesies Scurulla sp


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 6. Scurulla sp, a. Bunga, b. buah


Sumber: Hayati (2009:2)
5. Helixanthera
Semak parasit, gundul ataupun berambut. Duduk daun berhadapan atau
brselang-seling, kadang-kadang melingkar. Perbungaan axillary, kadang-kadang
pada pucuk, berkarang atau berdiri sendiri. Bunga berkelamin ganda, 4-6 bunga,
actinomorphic, sesil atau pedicelatus. Calyx bercabang 4-6 gigi, keras. Kuncup
bunga dewasa berbentuk lurus, pada setengah dasar biasanya sedikit
menggembung dan membengkok, bagian distal biasanya subclavatus. Corolla
berwarna merah, pink, orange, atau kekuningan, petal bebas, lurus dan menyebar.
Stamen biasanya di dalam atau di tengah-tengah petal. Filamen pendek, anther 2-4
lokul, kadang-kadang multicelatus, elipsoid. Pollen berbentuk semiangular atau
semilobatus. Ovari 1 lokol; plasenta terdapat dibasal. Stilus subsilindris, 4-6
menyebar; stigma capitatus atau truncus. Buah berbentuk ovoid atau elipsoid,
kulit luar kasar, halus atau pubescent (Gilbert, 2003).

Gambar 7. Spesies Helixanthera sp


commit Hayati
Sumber: to user (2009:2)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Anacardiaceae
Tanaman berkayu dengan saluran damar. Daun tersebar, tunggal atau
menyirip ganjil. Daun penumpu tidak ada. Tanaman berumah 1 atau 2. Bunga
beraturan atau sedikit tidak beraturan, berkelamin 1 atau 2, kadang-kadang
berkelamin campuran; dalam malai; daun kelopak 4-5, bersatu atau tidak bersatu.
Daun mahkota 4-5, berdaun lepas, atau tidak berdaun. Benang sari 10 atau 5,
jarang lebih, kerapkali mereduksi menjadi staminodia. Bakal buah menumpang
atau setengah tenggelam, beruang 1-10, kerapkali 3-1, seringkali miring, kadang-
kadang bertangkai pendek; kadang-kadang beberapa bakal buah lepas. Bakal biji
per ruang 1. Buah batu (Van Steenis et al, 2008: 251).
Menurut Gembong (1996: 305) Suku anacardiaceae membawahi kira-kira 500
jenis, terbagi dalam 70 marga yang tersebar dari daerah-daerah beriklim panas
sampai daerah-daerah beriklim sedang. Contoh-contohnya: Anacardium: A.
occidentale (jambu mete), penghasil mete; buah semu yang berasal dari tangkai
bunganya juga dapat dimakan. Mangifera: M. indica (mangga dengan puluhan
varietas budidaya), penghasil buah-buahan; M. odorata (kuweni), M. foetida
(pakel, limus), M.caesia (kemang). Spondias: S. dulcis, S.pinnata, S.lutea
(kedondong), buahnya dimakan. Lannea: L. grandis (kayu kuda), tumbuh cepat,
penghasil kayu bakar dan gom.
2. HERBARIUM
a. Definisi Herbarium

Herbarium berasal dari kata “hortus dan botanicus”, artinya kebun botani
yang dikeringkan. Secara sederhana yang dimaksud herbarium adalah koleksi
spesimen yang telah dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan sistim klasifikasi
(Rizal, 2005:1). Fungsi herbarium secara umum antara lain:
1. Sebagai pusat referensi; merupakan sumber utama untuk identifikasi
tumbuhan bagi para ahli taksonomi, ekologi, petugas yang menangani
jenis tumbuhan langka, pecinta alam, para petugas yang bergerak dalam
konservasi alam.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Sebagai lembaga dokumentasi; merupakan koleksi yang mempunyai nilai


sejarah, seperti tipe dari taksa baru, contoh penemuan baru, tumbuhan
yang mempunyai nilai ekonomi.
3. Sebagai pusat penyimpanan data; ahli kimia memanfaatkannya untuk
mempelajari alkaloid, ahli farmasi menggunakan untuk mencari bahan
ramuan untuk obat kanker, dan
sebagainya.

b. Cara Mengkoleksi Tumbuhan


Persiapan koleksi yang baik di lapangan merupakan aspek penting dalam
praktek pembuatan herbarium. Spesimen herbarium yang baik harus memberikan
informasi terbaik mengenai tumbuhan tersebut kepada para peneliti. Dengan kata
lain, suatu koleksi tumbuhan harus mempunyai seluruh bagian tumbuhan dan
harus ada keterangan yang memberikan seluruh informasi yang tidak nampak
pada spesimen herbarium. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengkoleksi
tumbuhan antara lain:
1) Perlengkapan
Beberapa perlengkapan yang diperlukan untuk mengkoleksi tumbuhan di
lapangan antara lain: gunting tanaman, buku catatan, label, pensil, lensa tangan,
Koran bekas, penekan/penghimpit, tali pengikat, vasculum, kantong plastik,
alkohol, kantong kertas (untuk cryptogamae, buah dan biji), peta, kamera dan
sebagainya.
2) Pengkoleksian
Apa yang dikoleksi:
a) Tumbuhan kecil harus dikoleksi seluruh organnya
b) Tumbuhan besar atau pohon, dikoleksi sebagian cabangnya dengan
panjang 30-40 cm yang mempunyai organ lengkap: daun (minimal punya
3 daun untuk melihat phylotaksis), bunga dan buah, diambil dari satu
tumbuhan. Untuk pohon yang sangat tinggi, pengambilan organ
generatifnya bisa dilakukan dengan galah, ketapel atau menggunakan
hewan, misalnya beruk. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c) Untuk pohon atau perdu kadang-kadang penting untuk mengkoleksi


kuncup (daun baru) karena kadang-kadang stipulanya mudah gugur dan
brakhtea sering ditemukan hanya pada bagian-bagian yang muda.
d) Tumbuhan herba dikoleksi seluruh organnya kecuali untuk herba besar
seperti Araceae.
e) Koleksi tumbuhan hidup; dianjurkan untuk ditanam di kebun botani dan
rumah kaca.
3) Catatan Lapangan
Catatan lapangan segera dibuat setelah mengkoleksi tumbuhan, berisi
keterangan-keterangan tentang ciri-ciri tumbuhan tersebut yang tidak terlihat
setelah spesimen kering. Beberapa keterangan yang harus dicantumkan antara
lain: lokasi, habitat, habit, warna (bunga, buah), bau, eksudat, pollinator (kalau
ada), pemanfaatan secara lokal, nama daerah dan sebagainya.
4) Pengeringan Spesimen
Setelah dilabel (etiket gantung) koleksi dimasukkan ke dalam lipatan
kertas koran dimasukkan ke kantong plastik disiram dengan alkohol 70 % hingga
basah dikeringkan. Pengeringan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
panas matahari, menggunakan kayu bakar, arang dan dengan listrik.
5) Proses Pengeringan
Menurut Hidayat (2005: 5) menyatakan bahwa proses pengeringan
specimen sebagai berikut:
a) 5-10 spesimen diapit dengan penekan atau sasak ukuran 45 x 35 cm.
Untuk specimen yang banyak, bisa digunakan karton atau aluminium
berombak/beralur untuk mengapit specimen sehingga tidak perlu
mengganti-ganti kertas Koran, diletakkan vertikal.
b) Buah-buah besar dipisah, dimasukkan ke dalam kantong, beri label dan
keringkan terpisah.
c) Tumbuhan yang sangat lunak dimasukkan ke dalam air mendidih beberapa
menit untuk membunuh jaringan dan mempercepat pengeringan.
d) Dibalik-balik secara teratur, kertas diganti beberapa kali terutama hari
commit
pertama, kalau specimen sudah to user
kaku lebih ditekan lagi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

e) 1,5-2 hari specimen akan kering.


6) Pembuatan Herbarium
Menurut Sutisna (1998) menyatakan bahwa pembuatan herbarium meliputi
tiga tahap yaitu:
a) Mounting
Spesimen yang sudah kering dijahit atau dilem di atas kertas karton.
Gunakan kertas yang kuat atau tidak cepat rusak dan kaku, ukuran 29 x 43
cm. Untuk tumbuhan Palmae atau tumbuhan lain yang organnya besar, 1
spesimen dimounting pada beberapa lembar kertas.
b) Labeling
Label yang berisi keterangan-keterangan tentang tumbuhan tersebut
diletakkan di sudut kiri bawah atau sudut kanan bawah. Spesimen
dipisahkan sesuai dengan kelompoknya kemudian diidentifikasi.
Dianjurkan membuat lembar label kosong untuk kemungkinan perubahan
nama.
c) Pengasapan dan peracunan (Fumigasi)
Sebelum memasukkan spesimen ke herbarium terlebih dahulu harus diasap
dengan carbon bisulfida dalam ruangan tertentu. Metode lain dapat
dilakukan dengan menambahkan kristal paradiklorobenzen. Umumnya
herbarium-herbarium melakukan fumigasi dengan interval 1, 2, 3 tahun.
Umumnya spesimen disusun ke dalam kotak atau lemari khusus
berdasarkan alphabet.

3.Model Pembelajaran E-learning


a. Pengertian E-learning
Banyak para ahli mendefinisikan e-learning sesuai sudut pandangnya. E-
learning kepanjangan dari elektronik learning ada yang menafsirkan elearning
sebagai bentuk pembelajaran yang memanfaatkan teknologi elektronik (radio,
televisi, film, komputer, internet, dan lain-lain).
C.Koran (2002), mendefinisikan e-learning sebagai sembarang pengajaran
commitrangkaian
dan pembelajaran yang menggunakan to user elektronik (LAN, WAN, atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Ada


pula yang menafsirkan e-learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh (distance
learning) yang dilakukan melalui model internet. Sedangkan Dong (dalam
Kamarga, 2002) mendefinisikan e-learning sebagai kegiatan belajar asynchronous
melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang
sesuai dengan kebutuhannya.
Wahono mendefinisikan e-learning sebagai sistem atau konsep pendidikan
yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar
(ilmukomputer.com). E-learning merupakan bentuk pembelajaran konvensional
yang dituangkan dalam format digital melalui teknologi internet
(Murnomo,2006:124). Sehingga dapat disimpulkan bahwa e-learning merupakan
pembelajaran konvensional yang berbentuk pembelajaran jarak jauh dengan
memanfaatkan teknologi komputer (informasi) baik secara formal maupun
informal.
Pengembangan model e-learning perlu dirancang secara cermat sesuai
tujuan yang diinginkan. Jika kita setuju bahwa e-learning di dalamnya juga
termasuk pembelajaran berbasis internet, maka pendapat Haughey perlu
dipertimbangkan dalam pengembangan e-learning. Pengembangan e-learning
tidak semata-mata hanya menyajikan materi pelajaran secara on-line saja,
namun harus komunikatif dan menarik. Materi pelajaran didesain selah
peserta didik belajar di hadapan pengajar melalui layar komputer yang
dihubungkan melalui jaringan internet. Untuk dapat menghasilkan e-learning
yang menarik dan diminati, Onno W. Purba (2002) mensyaratkan tiga hal yang
harus dipenuhi dalam merancang e-learning, yaitu sederhana, personal dan
cepat. Sistem yang sederhana akan memudahkan peserta didik dalam
memanfaatkan teknologi dan menu yang ada, dengan kemudahan pada panel yang
disediakan akan mengurangi pengenalan sistem e-learning itu sendiri, sehingga
waktu belajar peserta dapat diefisiensikan untuk proses belajar itu sendiri dan
bahkan para pengajar menggunakan sistem e-learning nya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Komponen-komponen Pembelajaran E-learning


Dalam pembelajaran terdapat komponen-komponen yang penting untuk
menunjang dalam pembelajaran, begitu juga dengan e-learning tidak bisa lepas
dari komponen-komponen pembelajaran sebagai berikut:
a) Tujuan Pembelajaran.
Suatu rumusan yang menunjukkan dan menjelaskan hal yang ingin di capai.
Tujuan tersebut menunjukkan dan menjelaskan perubahan apa yang harus terjadi
dan yang dialami oleh siswa, seperti perubahan pola pikir, perasaan dan tingkah
laku siswa. Jadi tujuan pelatihan merupakan orientasi penyelenggaraan
pembelajaran yang ditujukan untuk mengembangkan pengetahuan, sikap dan
ketrampilan siswa.
b) Bahan Belajar
Merupakan subtansi yang akan disampaikan dalam proses pembelajaran oleh
karena itu bahan merupakan salah satu guru bagi siswa yang disebut juga sebagai
guru yaitu sesuatu yang membawa pesan untuk tujuan pembelajaran. Ini berupa
bahan ajar yang di upload ke web-site. Bahan atau materi belajar dapat berupa
paket atau modul belajar yang disusun berdasarkan sistematika bahan belajar
tertentu, kurikulum tertentu serta inisiasi untuk melaksanakan belajar secara on-
line.
c) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran merupakan interaksi yang terjadi dalam proses
pelatihan, Interaksi tersebut dapat terjadi antara guru dengan siswa, interaksi
dalam kegiatan belajar dan ineraksi lain dalam proses atau situasi pembelajaran.
Interaksi disini adalah melalui chating, email dan tutorial face to face
d) Metode Pembelajaran
Merupakan metode yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran untuk
menujang pencapaian tujuan pembelajaran pelatihan. Metode pembelajaran dalam
pelatihan merupakan suatu cara dalam mereaksi terhadap stimulus dengan
memperhatikan isyarat guna menunjang tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan oleh guru dalam upaya membelajarkan siswa. Jadi metode belajar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

yang digunakan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan materi pembelajaran


pelatihan
e) Model atau Sarana Pembelajaran
Model atau sarana pembelajaran merupakan komponen masukan yang dapat
membantu pelaksanaan proses pembelajaran pelatihan. Model atau sarana
pembelajaran dapat berupa sumber, alat, bahan yang diperlukan untuk kegiatan
belajar.
f) Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi merupakan bagian terpenting dalam proses pembelajaran karena
dengan evaluasi dapat ditentukan tingkatan keberhasislan suatu program,
sekaligus juga dapat diukur hasil-hasil yang dicapai oleh suatu program. Evaluasi
dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai jarak antara situasi yang ada
dan situasi yang diharapkan untuk mendapatkan informasi mengenai jarak yang
memgambarkan informasi yang diharapkan. Jadi evaluasi merupakan tindakan
atau proses untuk menentukan nilai sesuatu, atau dapat diartikan sebagai tindakan
atau proses untuk menentukan nilai segala sesuatu yang ada hubungannya dengan
pendidikan. Evaluasi pendidikan merupakan satu proses penaksiran terhadap
kemajuan pertumbuhan dan perkembangan anak menuju ke tujuan kurikulum.
Langkah-langkah evaluasi meliputi ; (a) formulasi tujuan-tujuan pokok daripada
kurikulum; (b) definisi dan klasifikasi tujuan-tujuan pokok; (c) seleksi mengenai
tes-tes dan ukuran-ukuran yang tersedia untuk tiap tujuan pokok; (d) konstruksi
skala-skala tes atau teknik-teknik yang dibutuhkan; (e) aplikasi daripada macam-
macam tes dan teknik yang formal dan informal untuk ukuran pertumbuhan dan
perkembangan individu. Teknik-teknik evaluasi dapat dilakukan melalui : tes
objektif, dan teknik observasi, ujian lesan dan bentuk essay, kuesioner,
wawancara, rating scahe, laporan pribadi, teknik proyektif, metode sosiometri,
studi kasus, dan komulatif. (Raharjo, 2005:11-13)
c. Karakteristik E-learning
E-learning mempunyai karakteristik sebagai berikut:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a) Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; di mana guru dan siswa, siswa


dan sesama siswa atau guru dan sesame guru dapat berkomunikasi dengan
relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal- hal yang protokoler.
b) Memanfaatkan keunggulan komputer (digital model dan computer
networks).
c) Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials)
disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan
saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya.
d) Memanfaatkan jadwal pembelajaran kurikulum, hasil kemajuan belajar
dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat
setiap saat di komputer.
4.MOODLE
a. Pengertian MOODLE
Moodle adalah sebuah paket perangkat lunak yang berguna untuk
membuat dan mengadakan kursus/pelatihan/pendidikan berbasis internet
(Prakoso, 2005: 13). Moodle diberikan secara gratis sebagai perangkat lunak open
source (di bawah lisensi GNU Public License). Moodle dapat langsung bekerja
tanpa modifikasi pada Unix, Linux, Windows, Mac OS X, Netware dan sistem lain
yang mendukung PHP. Data diletakkan pada sebuah database. Data terbaik bagi
Moodle adalah MySQL dan PostgreSQL dan tak menutup kemungkinan untuk
digunakan pada Oracle, Acces, Interbase, ODBC, dan sebagainya. Moodle
didesain untuk mendukung kerangka konstruksi sosial (social construct) dalam
pendidikan. Moodle termasuk dalam model CAL+CALT (Computer Assisted
Learning + Computer Assisted Teaching) yang disebut LMS (Learning
Management System). Moodle merupakan akronim dari Modular Object Oriented
Dynamic Learning Environment. Moodle adalah sebuah jalan menuju pendidikan
tanpa batas. Sebuah pionir yang akan membangun kreativitas dan pemikiran. Hal
ini dapat diterapkan ketika moodle dibuat, dan ketika pengajar dan pendidik
melakukan aktivitas pengajaran dalam pembelajaran online.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Desain MOODLE
Desain moodle menurut (Prakoso, 2005: 48). memberikan kemudahan bagi
penggunanya dalam mengelola situs, pengguna yang terdaftar dalam situs, serta
pelatihan yang dikelola oleh moodle. Moodle memberikan semua hal yang
dibutuhkan untuk mengadakan pelatihan online melalui modul yang ada. Jadi,
seperti inilah desain moodle:
a. Mendukung pendagogi kontruksi sosial (kolaborasi, aktivitas, kritik
refleksi, dan sebagainya).
b. Sangat sesuai untuk kelas online dan dapat pula digunakan sebagai
tambahan kelas tatap muka.
c. Simple, ringan, efisien, dan antar muka browser sederhana.
d. Mudah diinstal pada berbagai macam platform yang mendukung PHP.
e. Abstraksi database moodle mendukung hampir semua merek database
(kecuali definisi tabel).
f. Daftar kursus/pelatihan yang diselenggarakan dilengkapi deskripsi dari
setiap pelatihan yang ada. Selain itu, moodle juga memberikan akses bagi
tamu (guest).
g. Kategori kursus/pelatihan. Satu situs moodle mampu mendukung ribuan
kursus/pelatihan.
h. Penekanan yang tinggi pada sisi keamanan, pemeriksaan ulang terhadap
formulir, validasi data, enskripsi cookie, dan sebagainya.
i. Sebagian besar area entry, seperti resource (sumber/bahan pelatihan),
forum, jurnal, dan sebagainya; dapat diedit menggunakan editor HTML
WYSIWYG (What You See Is What You Get) yang terintegrasi dalam
moodle
5. Sumber Belajar
Sumber belajar menurut Nasution (2000:4-5), lingkungan belajar harus
diatur, diorganisasikan dan dihubungkan dengan peserta didik agar terjadi proses
belajar. Peran guru di sini bukan semata-mata memberikan informasi, melainkan
juga mengarahkan dan memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the
commit tolingkungan
learning). Guru membimbing, mengatur user dan menciptakan suasana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

yang sebaik-baiknya bagi siswa untuk belajar, sehingga siswa dapat belajar
melalui kegiatannya sendiri dengan memanfaatkan segala faktor dalam
lingkungan termasuk dirinya, buku-buku, alat peraga, lingkungan dan sumber lain,
jadi tidak hanya buku-buku saja yang dijadikan sebagai sumber belajar.
Pembelajaran sebagai suatu proses merupakan suatu sistem yang tidak
terlepas dari komponen-komponen lain yang saling berinteraksi di dalamnya.
Salah satu komponen dalam proses tersebut adalah sumber belajar.
Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud sumber belajar dalam
pembelajaran adalah segala apa (daya, lingkungan dan pengalaman) yang dapat
digunakan dan dapat mendukung proses/kegiatan pengajaran secara lebih efektif
dan dapat memudahkan pencapaian tujuan pengajaran/belajar, tersedia (sengaja
disediakanm/dipersiapkan), baik yang langsung/tidak langsung, baik konkret/yang
abstrak (Ahmad Rohani, 2004:164).
Mengacu pada pengertian diatas, sumber belajar dapat berbentuk apapun
dan berasal dari manapun, yang dapat dimanfaatkan dan memberi kemudahan
bagi guru maupun siswa dalam pembelajaran. Salah satu bentuk sumber belajar
dapat berasal dari pemanfaatan hasil penelitian biologi yang relevan sebagai acuan
kegiatan pembelajaran.
Menurut Mulyasa (2005: 49-50) pendayagunaan sumber belajar memiliki
arti yang sangat penting, selain melengkapi, memelihara dan memperkaya
khasanah belajar, sumber belajar juga dapat meningkatkan aktivitas dan
kreativitas belajar, yang sangat menguntungkan baik bagi guru maupun bagi
peserta didik. Sumber belajar merupakan pembuka jalan dan pengembangan
wawasan terhadap proses belajar mengajar yang akan ditempuh. Sumber belajar
juga dapat memberikan berbagai macam ilustrasi dan contoh-contoh yang
berkaitan dengan aspek-aspek bidang keilmuan yang dipelajari. Dengan
pemanfaatan sumber belajar secara maksimal, dimungkinkan orang yang belajar
menggali berbagai jenis ilmu pengetahuan yang sesuai dengan bidangnya,
sehingga pengetahuannya senantiasa aktual, serta mampu mengikuti akselerasi
teknologi dan seni yang senantiasa berubah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

6. Hasil Belajar Biologi


a. Pengertian Hasil Belajar
Belajar adalah upaya yang dilakukan untuk mengubah tingkah laku.
Perubahan perilaku tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan
tetapi juga bentuk kecakapan, ketrampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak,
dan penyesuaian diri. Perubahan perilaku menurut Suhaenah Suparno (2000:2)
merupakan hasil perubahan–perubahan yang berdampak memperbaiki kualitas
perilakunya. Perubahan perilaku sebagai hasil proses belajar merupakan perwujudan
dari hasil belajar siswa, yang merupakan tolak ukur keberhasilan suartu proses
pembelajaran. Definisi hasil belajar menurut Nana Sudjana (2002: 22) adalah
“Kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya”. Sardiman A.M (2001: 19) mengemukakan bahwa, “Proses belajar
mengajar akan diperoleh hasil, yang pada umumnya disebut hasil pengajaran atau
hasil belajar”. Belajar mempunyai tujuan pembelajaran yang berupa perubahan untuk
memperbaiki suatu perilaku. Perubahan perilaku tersebut diwujudkan dalam hasil
belajar siswa yang diperoleh setelah mengalami proses pembelajaran.
b. Ranah Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan tujuan belajar siswa yang dapat diketahui besarnya
dari hasil pengukuran. Alat untuk mengukur hasil belajar disebut tes hasil belajar
(achievement test). Pengalaman belajar siswa dalam pembelajaran dapat dilihat
dalam pemahaman siswa terhadap materi yang mancakup tiga ranah yaitu ranah
kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Ella Yulaelawati (2004: 59-61)
mengemukakan bahwa ranah hasil belajar siswa dibagi menjadi tiga yaitu: a)
Ranah kognitif berkenaan dengan pengetahuan sederhana terhadap fakta fakta
sebagai tingkatan yang paling rendah ke penilaian yang lebih kompleks sebagai
tingkatan yang paling tinggi. Tingkatan tersebut terdiri dari enam aspek yaitu
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian; b) Ranah
afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari 5 aspek yaitu penerimaan,
penanggapan, perhitungan, pengelolaan, dan bermuatan nilai; c) Ranah
psikomotor berkenaan dengan ketrampilan bertindak yang terdiri dari lima aspek
yaitu gerakan refleks, gerakan dasar, gerakan tanggap, kegiatan fisik, dan
commit to user
komunikasi tidak berwacana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. Ranah Kognitif
Bloom menggolongkan enam tingkatan pada ranah kognitif dari pengetahuan
sederhana atau penyadaran terhadap fakta-fakta sebagai tingkatan yang paling rendah
ke penilaian (evaluasi) yang lebih kompleks dan abstrak sebagai tingkatan yang
paling tinggi. Menurut Ella Yulaelawati (2004:59-61) keenam tingkatan tersebut
adalah C1 (pengetahuan) merupakan kemampuan mengingat hal-hal yang telah
dipelajari sebelumnya; C2 (pemahaman) merupakan kemampuan memahami materi;
C3 (penerapan) merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari dan dipahami ke dalam situasi yang nyata; C4 (analisis) merupakan
kemampuan untuk menguraikan materi ke dalam komponen-komponen yang lebih
terstruktur dan mudah dipahami; C5 (sintesis) merupakan kemampuan untuk
mengumpulkan bagian-bagian menjadi suatu bagian yang utuh dan menyeluruh; C6
(penilaian) merupakan kemampuan untuk memperkirakan dan menguji nilai suatu
materi untuk tujuan tertentu.

7.Pembelajaran Biologi dengan MOODLE


Moodle yang merupakan akronim Modular Object Oriented Dynamic
Environment adalah sistem manajemen yang merupakan software yang open
source, salah satu yang membedakan moodle dengan paket e-learning yang lain
adalah kemampuan moodle untuk menangani pedagogi yang menyangkut aspek
social belajar.
Moodle adalah salah satu perangkat lunak yang mendukung dalam sumber
pembelajaran. Melalui moodle bisa diperoleh tanpa mepedulikan status, usia,
tempat atau jarak (Andi 2005). E-learning dapat didefinisikan sebagai upaya
menghubungkan pembelajar (murid) dengan sumber belajarnya (database,
pakar/guru, perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan.
Interaktifitas dalam hubungan tersebut dapat dilakukan secara langsung maupun
tidak langsung (Simamora 2002). E-learning atau electronic learning kini
semakin dikenal sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah pendidikan,
baik di negara-negara maju maupun di negara yang sedang berkembang. Banyak
orang menggunakan istilah yang berbeda-beda dengan elearning adalah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pembelajaran yang menggunakan jasa elektronika sebagai alat bantunya


(Soekartawi 2003). Internet pada dasarnya adalah kumpulan informasi yang
tersedia di komputer yang bisa diakses karena adanya jaringan yang tersedia di
computer tersebut. Oleh karena itu bisa dimengerti kalau e-learning bisa
dilaksanakan karena jasa internet (Soekartawi 2003). Internet akan menjadi
suplemen dan komplemen dalam menjadikan wakil guru yang mewakili sumber
belajar yang penting di dunia (Anwas 2003).
Media pembelajaran berbasis moodle dapat diterapkan dalam kegiatan
belajar mengajar dengan bantuan dari guru. Menurut Woodall (2005:2)
menyebutkan terdapat 8 langkah kunci dalam menerapan moodle dengan bantuan
guru tersebut. Dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) Prepare Me :
menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pembelajaran terutama
kompetensi dan pemahaman ; (2) Tell Me : Guru menjelaskan secara mendetail
terkait dengan moodle terutama manfaat dan kelebihannya; (3) Show Me : Guru
memberikan contoh penerapan moodle baik prosedur, konsep maupun cara kerja
moodle dalam pembelajaran; (4) Let Me : siswa menerapkan moodle dalam
belajarnya sesuai dengan petunjuk dari guru; (5) Check Me : Guru memberikan
penilaian terhadap kinerja siswa dalam menerapkan moodle dan mencatat umpan
balik dari siswa; (6) Support Me : Guru memberikan bantuan kepada serta
mengembangkan moodle; (7) Coach Me : Guru melakukan pelatihan dan
pemantuan dalam penerapan moodle yang efektif dan efisien. Dalam langkah ini
guru juga bisa duduk bersama dengan siswa untuk membicarakan rencana
pengembangan selanjutnya; (8) Connect Me : siswa berkolaborasi dengan teman
temannya untuk memecahkan masalah yang dihadapi dengan memanfaatkan
teknologi informasi dalam pembelajaran.

B. KERANGKA BERPIKIR
Pembelajaran merupakan proses suatu sistem yang tidak terlepas dari
komponen-komponen lain yang saling berinteraksi di dalamnya. Salah satu
komponen dalam proses tersebut adalah sumber belajar.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan


kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan,
pengalaman, dan keterampilan dalam proses belajar mengajar. Salah satu bentuk
sumber belajar dapat berasal dari pemanfaatan hasil penelitian biologi yang
relevan sebagai acuan kegiatan pembelajaran. Khusus pada pokok bahasan
plantae, konsep hasil penelitian pada keanekaragaman Loranthaceae berdasar ciri
morfologi memungkinkan untuk digunakan sebagai salah satu acuan sumber
belajar. Konsep hasil penelitian dapat dijadikan sebagai sumber belajar yang
dipersiapkan dalam bentuk media pembelajaran bebasis moodle sebagai sumber
belajar yang nyata dan dapat digunakan secara langsung oleh siswa.
Sumber belajar berbasis moodle menuntut siswa untuk dapat mandiri
dalam kegiatan pembelajaran. Moodle ini diterapkan melalui pembelajaran tatap
muka (face to face) dan e-learning. Bentuk metode tatap muka (face to face)
berupa diskusi ( focus group discussion) dan studi pustaka di perpustakkaan
sedang e-learning menggunakan perangkat komputer multimedia, penggunaan
jaringan internet, learning management system dengan menggunakan moodle serta
mobile learning, sehingga siswa mampu memperluas sumber sumber belajar
dengan menggunakan sarana teknologi informasi.
Dengan digunakannya sumber belajar berbasis moodle berupa hasil
penelitian keanekaragaman Loranthaceae dapat memberikan keleluasaan bagi
peserta didik dalam upaya menggali informasi dan pengetahuan yang
berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari. Dengan demikian
kemampuan peserta didik dapat dikembangkan secara optimal sehingga proses
belajar mengajar berhasil dengan baik dan diperoleh hasil belajar yang baik pula.
Dari uraian di atas, dapat dibuat kerang pemikiran seperti pada Bagan 1.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bagan 1. Kerangka pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam sebuah


paradigma penelitian sebagai berikut:

X1 Y X1Y

X2 Y X2Y
2
Keterangan:

X : Implementasi hasil penelitian dalam pembelajaran

X1 : Pembelajaran berbasis moodle sebagai tambahan sumber belajar berupa


hasil penelitian (kelompok eksperiment)

X2 : Pembelajaran tanpa tambahan sumber belajar hasil penelitian (kelompok


kontrol)

Y : Hasil belajar aspek kognitif

X1Y : Hasil belajar aspek kognitif siswa kelompok eksperimen

X2Y : Hasil belajar aspek kognitif siswa kelompok kontrol

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

C. HIPOTESIS
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis penelitian
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Ada pengaruh kemampuan kognitif siswa dengan pemanfaatan hasil penelitian
keanekaragaman Loranthaceae pada famili Anacaediaceae sebagai sumber bahan
ajar berbasis moodle dan tanpa pemanfaatan hasil penelitian keanekaragaman
Loranthaceae pada famili Anacardiaceae sebagai sumber bahan ajar berbasis
moodle.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
a. Studi Keanekaragaman Loranthaceae
Penelitian pengumpulan spesimen tumbuhan benalu yang tumbuh pada
seluruh jenis tanaman family Anacardiaceae dilakukan diseluruh area di
Surakarta. Pengambilan sampel benalu dilakukan di daerah Surakarta secara
eksplorasi. Pengambilan sampel meliputi kecamatan Jebres, kecamatan
Banjarsari, kecamatan Laweyan, kecamatan Pasar Kliwon dan kecamatan
Serengan. Identifikasi dilakukan di Laboratorium Pendidikan Biologi Fakultas
FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2.

Gambar 8: Peta Surakarta

b. Implementasi Hasil Penelitian dalam Pembelajaran Biologi


Penelitian ini dilakasanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri Kebak
Kramat kelas X semester genap tahun pelajaran 2010/2011.
2.Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan secara bertahap meliputi tahap persiapan, tahap


penelitian dan tahap penyelesaian dengan rincian sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a. Tahap Persiapan
1) Studi Keanekaragaman Loranthaceae
Tahap persiapan pada studi Keanekaragaman Loranthaceae meliputi
pengajuan judul, pembuatan proposal penelitian dan persiapan studi
keanekaragaman Loranthaceae.

2) Implementasi Hasil Penelitian dalam Pembelajaran Biologi


Tahap persiapan pada implementasi hasil penelitian dalam pembelajaran
biologi meliputi permohonan izin survei dan penyusunan instrumen penelitian
berupa modul, LKS, soal evaluasi dan angket yang dilaksanakan pada bulan
Desember 2010 sampai April 2011
b. Tahap Penelitian
1) Studi Keanekaragaman Loranthaceae
Tahap penelitian pada studi keanekaragaman Loranthaceae rmeliputi
penjelajahan di seluruh daerah Surakarta.

2) Implementasi Hasil Penelitian dalam Pembelajaran Biologi


Tahap penelitian pada implementasi hasil penelitian dalam pembelajaran
biologi meliputi uji coba angket dan soal kognitif, penerapan instrumen berupa
modul serta LKS dalam pembelajaran dan pengambilan data. Dilaksanakan pada
bulan April 2011 sampai Mei 2011

c. Tahap Penyelesaian
1) Studi Keanekaragaman Loranthaceae
Tahap penyelesaian pada studi keanekaragaman meliputi analisis dan
penyusunan laporan.

2) Implementasi Hasil Penelitian dalam Pembelajaran Biologi


Tahap penyelesaian pada implementasi hasil penelitian dalam pembelajaran biologi
meliputi analisis dan penyusunan laporan. Dilaksanakan bulan Juni 2011
sampai Juli 2011

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel


1. Populasi Penelitian
a. Populasi dalam Keanekaragaman Loranthaceae
Populasi dalam studi keanekaragaman Loranthaceae adalah seluruh tanaman
Loranthaceae yang menempel pada famili Anacardiaceae di daerah Surakarta.

b. Populasi dalam Implementasi Hasil Penelitian pada Pembelajaran Biologi


Suharsimi Arikunto (1996: 114) menyatakan bahwa populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X
SMA Negeri 1 Kebak Kramat tahun pelajaran 2010/2011.

2. Sampel Penelitian

a. Sampel dalam Studi Keanekargaman Loranthaceae


Sampel yang digunakan dalam studi Keanekaragaman Loranthaceae adalah
seluruh populasi yang ada.
b. Sampel dalam Implementasi Hasil Penelitian pada Pembelajaran Biologi
Peneliti tidak meneliti seluruh individu dalam populasi melainkan hanya
meneliti beberapa sampel, karena keterbatasan waktu, tenaga, dan dana.harapan
peneliti hasil yang didapat sudah dapat menggambarkan populasi yang
bersangkutan. Sampel penelitian adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Menurut Arikunto, 1996: 116). Dalam penelitian ini sebagai sampel diambil X-6
sebanyak 30 siswa sebagai kelas kontrol dan X-9 sebagai kelas eksperimen
sebanyak 36 siswa.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam Implementasi Hasil


Penelitian pada Pembelajaran Biologi dilakukan dengan cara cluster random
sampling. Dari 9 kelas X dilakukan pemilihan secara acak dan diambil 2 kelas
sebagai kelas eksperimen dan sebagai kelas kontrol. Hasil pengambilan sampel
diperoleh kelas X-6 sebagai kelas kontrol dan kelas X-9 sebagai kelas eksperimen.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

C. Teknik Pengumpulan Data


1. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang menjadi sumber objek pengamatan dan
sebagai faktor yang berperan dalam peristiwa yang diteliti. Dalam penelitian
implementasi hasil penelitian pada pembelajaran biologi terdapat satu variabel
bebas dan satu variabel terikat, yaitu :
a. Variabel bebas
Variabel bebas merupakan variabel perlakuan yaitu variabel yang dipilih
untuk dicari pengaruhnya terhadap variabel terikat. Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah adalah penggunaan tambahan sumber belajar berupa
hasil penelitian pada keanekaragaman Loranthaceae.
b. Variabel terikat
Variabel terikat adalah variabel yang kehadirannya dipengaruhi oleh
variabel yang lain. Variabel dalam penelitian ini adalah Kemampuan kognitif siwa
2. Metode Pengumpulan Data
a. Teknik Pengumpulan Data dalam Studi Keanekaragaman Loranthaceae
1) Dokumentasi
Dokumentasi berupa foto berupa karakteristik morfolofi akar, batang,
daun, bunga dan buah pada famili Loranthaceae.
2) Herbarium
Herbarium berupa herbarium basah dan herbarium kering untuk
mengkoleksi tanaman benalu tersebut.
b. Teknik Pengumpulan Data dalam Implementasi Hasil Penelitian pada
Pembelajaran Biologi

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data


adalah sebagai berikut:
a. Teknik Tes
Amir Daien Indrakusuma (1975) dalam Arikunto (2006: 32) menyatakan
bahwa tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk
commit to user
memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

seseorang , dengan cara yang boleh dikatakan cepat dan tepat. Riduwan (2009:
76) menyatakan bahwa tes sebagai instrumen pengumpulan data adalah
serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan
pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau
kelompok. Teknik tes digunakan untuk mengambil data penguasaan konsep yang
dicerminkan dari hasil belajar siswa ranah kognitif. Tes berbentuk tes objektif
yaitu bentuk pilihan ganda.
b. Teknik Dokumentasi
Riduwan (2009: 77) menyatakan bahwa teknik dokumentasi ditujukan
untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang
relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data
yang relevan dengan penelitian. Teknik dokumentasi dilakukan dengan
mengumpukan data, mengambil catatan-catatan dan menelaah dokumen yang ada
yang dimiliki kaitan dengan objek penelitian. Data yang dikumpulkan dengan
teknik ini adalah data nilai siswa (nilai ulangan harian yang meliputi nilai pada
ranah kognitif). Data yang dikumpulkan dengan teknik ini adalah data nilai siswa
(nilai ulangan harian yang meliputi nilai pada ranah kognitif) semester 1.
3. Analisis Instrumen
Analisis instrumen ini dilakukan pada penelitian implementasi hasil penelitian
pada pembelajaran biologi. Instrumen penilaian kemampuan kognitif yang
digunakan berupa tes objektif. Sebelum digunakan untuk mengambil data
penelitian, instrumen tersebut diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui
kualitas soal. Kelayakan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini maka
dilakukan uji kelayakan yang diuji dengan statistik sebagai berikut:
a. Validitas
Validitas adalah kemampuan suatu alat ukur untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
validitas item/butir. Validitas butir soal dan butir angket dihitung dengan
menggunakan rumus koefisien Product moment dari Karl Pearson sebagai
berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

N  xy   x  y 
Rxy =
{N  x 2   x  }{N  y 2   y  }
2 2

Keterangan :
Rxy: koefisien korelasi antara x dan y
n : cacah subyek yang dikenai tes (instrumen)
X : skor untuk butir ke-i
Y : skor total (dari subyek uji coba)b
Jika harga ruv < r tabel, maka korelasi tidak signifikan sehingga item
pertanyaan dikatakan tidak valid. Dan sebaliknya, jika ruv > r tabel maka
item petanyaan dinyatakan valid (Suharsimi Arikunto, 2002: 72).
Acuan penilaian validitas dari butir soal atau item menurut Riduwan
(2009:98) adalah:
0,8 – 1,00 : Sangat Tinggi (ST)
0,6 – 0,799 : Tinggi (T)
0,4 – 0,599 : Cukup (C)
0,2 – 0,399 : Rendah (R)
0,00 – 0,199 : Sangat Rendah (SR)
Tabel 2. Rangkuman Uji Validitas Hasil Tes Kognitif
Instrumen Penelitian Jumlah Item Keputusan Uji Validitas
Valid Invalid
Tes Kognitif 40 31 9
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa hasil perhitungan uji validitas tes
penguasaan konsep menunjukkan item yang valid sebanyak 31 soal sedang untuk
item yang tidak valid (invalid) sebanyak 9 soal.
b. Reliabilitas
Reliabel artinya dapat dipercaya. Suatu tes dikatakan mempunyai taraf
reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap
apabila diteskan berulang-ulang. Untuk menghitung tingkat reliabilitas tes
hasil belajar, diguanakan rumus Kuder Richason (KR-20) sebagai berikut:

 n  S   pq 
2

r11   
 n  1  S2 

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(Riduwan, 2009: 108).


Sedangkan untuk menghitung tingkat reliabilitas item angket, dalam penelitian ini
digunakan rumus Alpha dari Cronbach, yaitu:

Keterangan:
r11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan
k = Banyaknya item
S = Standar deviasi dari tes
p = Proporsi siswa yang menjawab item dengan benar
q = Proporsi siswa yang menjawab item dengan salah (1 – p)
∑pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q
∑St = Jumlah varians skor tiap-tiap item
St = Varians total
(Riduwan, 2009: 115).
Hasil uji reliabilitas tes penguasaan konsep dan motivasi belajar secara
lengkap disajikan pada Tabel 3 dan selengkapnya pada Lampiran 9.
Tabel 3. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Tes
Instrumen Penelitian Jumlah Item Indeks Reliabilitas Keputusan Uji
Kemampuan Kognitif 40 0.817 Korelasi Tinggi
Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa hasil uji reliabilitas tes penguasaan
konsep menggunakan rumus Kuder-Richardson (K-R 20) diperoleh r11 = 0,817
yang berarti bahwa koefisien reliabilitas soal tes kognitif tinggi. Berdasarkan hasil
uji reliabilitas dapat diketahui bahwa instrumen penelitian reliabel untuk
digunakan.
c. Indeks Kesukaran
Taraf kesukaran suatu item dapat diketahui dari banyaknya siswa yang
menjawab benar. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan
juga tidak terlalu sukar atau bisa dikatakan bahwa soal yang baik adalah soal
dengan kategori sedang. Untuk mengukur tingkat kesukaran tiap butir soal
digunakan rumus :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

B
P
Js
Keterangan :
P = tingkat kesukaran item soal
B = jumlah siswa yang menjawab benar
Js = jumlah seluruh siswa yang mengikuti tes
Kriteria tingkat kesukaran soal :

Soal dengan 0,00  p < 0,30 : sukar

Soal dengan 0,30  p < 0,70 : sedang

Soal dengan 0,70  p  1,00 : mudah


(Suharsimi Arikunto, 2006 : 209-210)
Dalam penelitian ini soal dianggap baik jika berada pada interval 0.31 ≤
P ≤ 0.70. Soal yang mempunyai indeks kesukaran diluar interval tersebut dibuang.
Hasil uji taraf kesukaran tes penguasaan konsep secara lengkap disajikan pada
Tabel 4 dan selengkapnya pada Lampiran 9.
Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Taraf Kesukaran Tes
Ranah Penilaian Jumlah Soal Taraf Kesukaran
Sukar Sedang Mudah
Kemampuan Kognitif 40 4 32 4
Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa hasil uji taraf kesukaran diperoleh
soal yang mempunyai indeks kesukaran pada interval 0.31 ≤ P ≤ 0.70 sebanyak 32
soal. Sedangkan soal yang mempunyai indeks kesukaran sukar sebanyak 5 soal,
dan mudah sebanyak 4 soal.
d. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai dengan yang berkemampuan kurang. Suatu soal
yang mempunyai daya pembeda tinggi mengisyaratkan bahwa soal tersebut
dapat membedakan siswa yang pandai dengan yang kurang pandai. Rumus
yang digunakan untuk menentukan daya pembeda adalah:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Keterangan :
J : Jumlah peserta tes
: banyaknya peserta kelompok atas
: banyaknya peserta kelompok bawah
Y : skor total (dari subyek uji coba)
BA: banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB: banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

: proporsi peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

: proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

Klasifikasi daya pembeda menurut Suharsimi Arikunto (2006: 218)


adalah sebagai berikut:
D : 0.00 – 0.20 : jelek (poor)
D: 0.20 – 0.40 : cukup (satisfactory)
D: 0.40 – 0.70 : baik (good)
D: 0.70 – 1.00 : baik sekali (excellent)
D: Negatif : semua butir soal yang mempunyai D negatif
dibuang
Butir soal yang dipakai adalah yang mempunyai nilai D baik dengan
indeks 0.40 – 0.70 dan baik sekali dengan indeks 0.70 – 1.00.
(Suharsimi Arikunto, 2002: 213-218)

Butir soal yang dipakai adalah butir soal yang mempunyai indeks
deskriminasi 0.20 - 1.00. Hasil uji daya beda tes try out penguasaan konsep secara
lengkap disajikan pada Tabel 5 dan selengkapnya pada Lampiran 9.
Tabel 5. Rangkuman Uji Daya Beda Hasil Tes Try Out Siswa
Ranah Penilaian Jumlah Kriteria
Soal
Jelek Cukup Baik
Kemampuan 40 9 14 17
kognitif
Berdasar Tabel 5 menunjukkan bahwa hasil uji daya beda diperoleh soal yang
commit
mempunyai indeks deskriminasi jelek to user
9 item, cukup 14 item, baik 17 item. Soal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

yang dapat dipakai sejumlah 31 item dan soal yang dibuang sejumlah 9 item
(Suharsimi Arikunto, 2006: 208)
D. Rancangan Penelitian

Berdasarkan masalah-masalah yang akan dipelajari, maka penelitian ini


menggunakan metode eksperimen semu (Quasi exsperimental research)
karena peneliti tidak dapat mengontrol semua variabel. Tujuan penelitian
eksperimen adalah untuk mencari pengaruh dengan memberi perlakuan-
perlakuan tertentu pada dua kelompok eksperimen. Rancangan penelitian ini
dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel.6 Rancangan Penelitian Randomized Control Only Design


Group Treatment Post Test
Eksperimen Group (R) X T2
Control Group (R) - T2
Keterangan:
X : Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen yaitu dengan
penggunaan media berbasis moodle
T2 : Tes akhir yang diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol
(R) : Random assigment (pemilihan kelompok secara random)

E. Teknik Analisis Data


Analisa data untuk penelitian implementasi hasil penelitian
keanekaragaman Loranthaceae yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t.
Teknik analisis data ini digunakan untuk menguji hipotesis yang telah
dikemukakan di depan.
Selain menggunakan uji t, digunakan pula analisis data lain yaitu uji
Anderson-Darling dan uji Levene’s dengan program Minitab 16. Uji Anderson-
Darling dan uji Levene’s digunakan untuk menguji prasyarat analisis yaitu
normalitas dan homogenitas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. Uji Keseimbangan
Uji ini dilakukan pada saat kedua kelompok belum dikenai perlakuan
bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut seimbang. Sebelum
uji-t, dilakukan uji prasyarat yaitu uji Anderson-Darling Minitab.16 untuk uji
normalitas dan uji Levene’s Minitab.16 untuk uji homogenitas
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian
berasal darim populasi berdistribusi normal atau tidak. Perhitungan uji normalitas
sampel menggunakan uji Anderson-Darling.
1) Hipotesis
H0 : µ1 = µ2 (sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal)
H1 : µ1 ≠ µ2 (sampel tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal)
2) Taraf signifikan (α) = 0,05
3) Keputusan uji untuk nilai probabiliti (p-value) lebih besar dari nilai signifikasi
α = 0,05 sehingga H0 diterima
4) Kesimpulan:
a) Sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal jika H0 diterima.
b) Sampel tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal jika H0 ditolak.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian
mempunyai variansi yang sama atau tidak. Uji homogenitas pada penelitian ini
menggunakan uji Levene’s.
1) Hipotesis
H0 : µ1 = µ2 (samua variasi homogen)
H1 : µ1 ≠ µ2 (tidak semua variasi homogen)
2) Taraf signifikan (α) = 0,05
3) Keputusan uji untuk nilai probabilitas (p-value) lebih besar dari nilai signifikasi
α = 0,05, H0 diterima
4) Kesimpulan:
a) Semua variasi sampel homogen jika H0 diterima.
commit
b) Tidak semua variasi homogen jika Htoditolak.
user
0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Uji Prasyarat Analisis


a. Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini dari
populasi atau distribusi normal atau tidak. Perhitungan uji normalitas pada
penelitian ini menggunakan uji Anderson-Darling.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah variansi-variansi dari
sejumlah populasi apakah sama atau tidak. Perhitungan uji homogenitas pada
penelitian ini menggunakan uji Levene’s.
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis menggunakan uji t. Perhitungan uji hipotesis dilakukan dengan
menggunakan Two-sample T pada program Minitab 16.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data
1. Data Keanekaragaman Loranthaceae
Studi pengumpulan spesimen tumbuhan Loranthaceae yang tumbuh pada
seluruh jenis tanaman family Anacardiacea telah dilaksanakan pada bulan Januari
hingga April 2011 di Surakarta secara eksplorasi. Hasil pengumpulan spesimen
benalu menunjukkan bahwa terdapat dua jenis benalu yang ditemukan pada
penelitian ini. Benalu terutama ditemukan menempel pada tanaman Mangifera
indica, Mangifera odorata dan Spondias dulcis. Jenis-jenis benalu tersebut dapat
diketahui pada tabel 7. Identifikasi dilakukan di Laboratorium Laboratorium
Keanekaragaman dan Klasifikasi Tumbuhan Pendidikan Biologi Fakultas FKIP
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Data yang diperoleh berupa karakteristik
morfolofi akar, batang, daun, bunga dan buah pada famili Loranthaceae yang
ditemukan.
Pada bulan Januari 2011, dimana masih dalam musim penghujan, ternyata
dapat ditemukan benalu yang menempel pada berbagai famili Anacardiaceae
tumbuh dengan subur. Pengamatan spesimen benalu dilakukan dengan cara
mengambil potongan spesimen mulai dari akar, batang, daun, bunga, dan buah
secukupnya, kemudian di tata dalam keras koran, setelah itu dipres dengan sasak
supaya benalu tidak rusak. Hasil pengeringan benalu dibuat preparat kering dan
basah.
a. Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Inang
Dari hasil penelitian dilaporkan ditemukan 3 jenis tumbuhan benalu yang
tumbuh sebagai parasit pada family Anacardiaceae di daerah Surakarta (Tabel 7).
Tabel 7. Daftar jenis tumbuhan inang benalu dan jenis tumbuhan parasitnya di
Surakarta.
No Nama jenis tumbuhan inang family Nama jenis benalu
Anacardiaceae
1 Mangifera indica (mangga dengan Dendropthoe petandra (bunga
commit to user
berbagai varietas budidaya) warna kuning)
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id

Scurulla atropurpurea.

2 Mangifera odorata (mangga kuweni) Dendropthoe petandra (bunga


warna kuning)
3 Spondias dulcis (kedondong) Scurulla atropurpurea
Dendropthoe petandra (bunga
warna merah)

b. Deskripsi Loranthaceae
Hemiparasit, melekat pada tumbuhan inang dengan haustoria yang banyak
atau merupakan komplek haustoria primer tunggal. Daun kebanyakan berhadapan
dan kadang-kadang berseling atau berkarang, tunggal. Perbungaan pada umumnya
aksiler jarang sekali terminal, bunga tunggal, biasanya mengelompok membentuk
tandan atau payung. Bunga diklamid, umumnya hermaphrodit. Kelompok bunga
merupakan bibir menyelaput di ujung bakal buah dan tanpa berkas pengangkutan.
Mahkota bunga koripetalus atau gamopetalus, 4-6 merus, mengatup. Benang sari
sama banyaknya dengan daun mahkota dan terletak saling berhadapan, epipetalus.
Bakal buah tenggelam, tangkai putik dan kepala putik tunggal. Buah menyerupai
beri. Biji tunggal dikelilingi lapisan lekat di luar berkas pengangkutan.
Suku Loranthaceae yang ditemukan di Surakarta terdiri atas 2 genus
Berikut adalah kunci identifikasi untuk membedakan 2 genus pada family
Loranthaceae.
1.a. Mahkota bunga terdiri atas 5 daun mahkota. Buah bulat telur atau
jorong…Dendrophotoe
b. Mahkota bunga terdiri atas 4 daun mahkota. Buah menyerupai
gada………Scurrula
c. Deskripsi Jenis
Tumbuhan memiliki hubungan kekerabatan yang diturunkan secara
genetic. Keeratan hubungan kekerabatan akan naik dengan turunya tingkat taksa
dan akan semakin berkurang dengan naiknya tingkat taksa. Dalam hubungan
kekerabatan, semakin banyak ciri pembeda maka semakin jauh hubungan
kekerabatanya dan semakin sedikit ciri pembedanya maka akan semakin dekat
commit to user
hubungan kekerabatanya.
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id

Adanya variasi ciri morfologi dan persamaan-persamaan sifat morfologi


masing-masing jenis tumbuhan benalu dapat digunakan untuk mengukur
kemiripan dan hubungan kekerabatan. Perbandingan ciri morfologi dapat dilihat
pada Tabel 8.
Tabel 8. Perbandingan ciri morfologi diantara jenis-jenis tumbuhan benalu
No Ciri Status ciri
Dendropthoe Dendropthoe Scurulla
petandra (bunga petandra (bunga atropurpurea
warna kuning) warna merah)

Akar
1 Tumbuh tumpang 1 1
tindih
2 Tumbuh menjalar 2
Batang
Permukaan batang
1 Berambut 1
2 Tidak berambut 2 2
Kepadatan cabang
1 padat 1 1
2 sedang 2
Daun
Warna daun
permukaan atas
1 Hiaju tua 1
1 Hijau muda 2
2 Hijau tua 2
Warna daun
permukaan bawah
1 Hijau muda 1 1
2 Hijau kecoklatan 2
Permukaan daun
1 Berambut 1
2 Tidak berambut 2 2
Susunan daun
1 Berhadapan 1
2 Berseling 2 2
Bunga
Warna mahkota
1 Merah 1
2 Coklat 2
3 Kuning 3
Jumlah mahkota
1 Berbilang 4 1 1
2 Berbilang 5 commit to user 2
Permukaan mahkota
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id

1 Licin 1 1
2 Berambut 2

1. Dendrophtoe petandra (bunga warna kuning)


Akar tumbuh intensif, menjalar pada inang, acap-kali tumpang tindih, dapat
tumbuh anakan, warna akar kecoklatan, dan pelekatan kuat. Batang agak tegak,
panjang, bulat, rapuh, berwarna kusam, bercabang banyak, panjang dan
membentuk banyak ranting, ruas tua dan membesar. Varietas Dendrophtoe dapat
dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Dendrophtoe petandra (L.) Miq. a. akar b. daun c. bunga d. batang


Daun tersebar atau sedikit berhadapan, menjorong, warna daun hijau tua,
panjang 6 - 13 cm dan lebar 1,5 - 8cm, pangkal menirus-membaji, ujung tumpul-
runcing, panjang tangkai daun 5 - 20mm. Perbungaan pada ruas-ruas, tandan
dengan 6-12 bunga. Mahkota bunga 5 meruas, menyudut atau bersayap dibagian
bawah dan menyempit dibagian leher, warna hijau atau kuning-orange, panjang
tabung bunga 6 - 12mm. Kepala sari panjang 2-5 mm dan tumpul. Buah buni,
commit
seperti peluru, dalam tandan, sewaktu to user
muda berwarna hijau, setelah tua berwarna
perpustakaan.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id

kuning. Biji sebesar biji papaya, bentuk seperti peluru senapan angin, terdiri dari
dua bagian, yaitu lembaga berwarna hijau dan bagian yang lain berwarna putih,
diliputi oleh gelatin.
Penyebaran terdapat di Kecamatan Jebres , Kecamatan Banjarsari,
Kecamatan Pasar Kliwon. Habitat spesies ini umumnya tumbuh di dataran rendah
sampai ketinggian 500m diatas permukaan laut. Rata-rata Intensitas cahaya 3.2
klx, kecapatan angin 2.0 m/s, dan suhu 30ºC.
2. Dendrophtoe petandra (bunga warna merah)
Akar tumbuh intensif, menjalar pada inang, tumpang tindih, warna akar
kecoklatan, pelekatan kuat. Batang tegak, panjang, berwarna kusam, bercabang
banyak dan panjang, ruas tua dan membesar. Varietas Dendrophtoe petandra
warna merah dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Dendrophtoe petandra warna merah a.akar b. daun c. bunga d. batang

Daun tersebar, menjorong, panjang 5 - 10 cm dan lebar 1,5 – 8 cm,


pangkal menirus-membaji, ujung commit to user panjang tangkai daun 1-5 mm.
tumpul-runcing,
perpustakaan.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id

Perbungaan pada ruas-ruas, tandan dengan 6-12 bunga. Mahkota bunga 5 meruas,
warna merah kecoklatan, panjang tabung bunga 7 – 13 mm. Kepala sari panjang
2-5 mm dan tumpul. Buah buni, seperti peluru, dalam tandan, sewaktu muda
berwarna hijau, setelah tua berwarna kuning. Biji sebesar biji papaya, terdiri dari
dua bagian, yaitu lembaga berwarna hijau dan bagian yang lain berwarna putih,
diliputi oleh gelatin.
Penyebaran terdapat di Kecamatan Jebres , Kecamatan Pasar Kliwon. Habitat
spesies ini umumnya tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 500 m diatas
permukaan laut. Rata-rata Intensitas cahaya 3.2 klx, kecapatan angin 2.0 m/s, dan
suhu 30ºC.

3. Scurulla atropurpurea
Akar tumbuh intensif, ramping, menjalar pada tanaman inang, warna
kusam. Batang muda dengan intedumentum rambut-rambut krem atau abu-abu
padat dan menjadi jarang setelah dewasa, percabangan bentuk bulat, jumlah
banyak, ranting banyak dengan arah tidak teratur. Daun rapuh, warna keabu-
abuan, berbulu halus, boleh dikatakan berhadapan, bertangkai, eliptis sampai bulat
telur terbalik, panjang 5-10 cm dan lebar 2,5-5 cm, pangkal daun meruncing dan
ujung tumpul, panjang tangkai daun 6-12 mm.
Perbungaan pada ruas-ruas, tandan dengan 2-8 bunga. Mahkota bunga
ramping, ujung menggada dan runcing, panjang tabung 7-15 mm. Bagian muda
dan karangan bunga kuning sampai coklat berambut. Karangan bunga kerapkali
berbunga 4-6, yang sebagian terkumpul didalam ketiak. Tangkai bunga pendek.
Tabung kelopak bentuk kerucut terbalik, tinggi lk 3 mm; tepi kelopak pendek,
bergigi 4 lemah. Mahkota waktu kuncup dewasa; panjang 1,5-2 cm, tabung
silindris, dengan ujung yang elipsoid melengkung kebawah, merah. Taju setelah
bunga semuanya membuka mengarah ke satu sisi (ke atas); tabung mahkota yang
berhadapan bercangap dalam. Bagian benang sari yang bebas 2-3 mm. Kepala
putik bentuk tombol. Buah kerucut terbalik sampai bentuk gada. Orange, panjang
lk 8 mm.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id

Penyebaran spesies ini di temukan di kecamantan Serengan dan kecamatan


Lawean. Habitus ditemukan pada pohon Mangifera indica dan Spondias dulcis,
tumbuh pada ketinggian 0-600 m dpl dan kadang sampai 2300m dpl. Rata-rata
Intensitas cahaya 2.5 klx, kecapatan angin 1.5 m/s, dan suhu 24 ºC.
Scurulla atropurpurea (Bl.) Dans dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Scurulla atropurpurea (Bl.) Dans. a. batang b. akar c. bunga d. daun.
Pada penelitian keanekaragaman Loranthaceae yang menempel pada
family Anacardiaceae di Surakarta menunjukkan bahwa terdapat dua jenis benalu
yang ditemukan pada penelitian ini. Benalu terutama ditemukan menempel pada
tanaman Mangifera indica, Mangifera odorata dan Spondias dulcis. Jenis benalu
yang ditemukan Dendrophtoe petandra dengan berbagai varietasnya bunga
berwarna merah dan kuning, dan Scurulla atropurpurea (Bl.) Dans. Kedua jenis
benalu tersebut memiliki perbedaan karakteristik morfologi terutama pada
morfologi bunga. Adanya variasi ciri morfologi dan persamaan-persamaan sifat

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id

morfologi masing-masing jenis tumbuhan benalu dapat digunakan untuk


mengukur kemiripan dan hubungan kekerabatan.
d. Deskripsi Penerapan Hasil Penelitian
Konsep hasil penelitian keanekaragaman famili Loranthaceae
diimplementasikan sebagai sumber belajar berbasis moodle mata pelajaran biologi
SMA kelas X pada pokok bahasan plantae. Konsep hasil penelitian yang
dimaksud meliputi ciri-ciri morfologi akar, batang, daun, bunga dan buah,
perbedaan Loranthaceae/ benalu dengan tumbuhan tinggi lainnya, konsep siklus
reproduksi/pertumbuhan pada famili Loranthaceae dan peranan Loranthaceae
dalam kehidupan sehari-hari.
Konsep hasil penelitian di atas relevan dengan silabus mata pelajaran
biologi kelas X SMA dengan kompetensi dasar mendeskripsikan ciri-ciri divisio
dalam dunia tumbuhan dan peranananya bagi kelangsungan hidup di bumi. Materi
pokok yang diajarkan kepada siswa meliputi ciri-ciri morfologis benalu,
perbedaan benalu dengan tumbuhan tinggi lainya, reproduksi atau
perkembangbiakan benalu dan peranan benalu dalam kehidupan sehari-hari.
Hasil penelitian sengaja dikemas sebagai sumber belajar (learning
resources by design) dalam bentuk fakta yang disusun dalam moodle online
berupa modul pelengkap pembelajaran (modul pengayaan) yang didukung dengan
Lembar Kegiatan Siswa (LKS), video animasi, dan power point disisipi animasi
bergerak. Tambahan sumber belajar berbasis moodle ini bertujuan untuk
mengembangkan materi pelajaran yang sedang dipelajari siswa dan sebagai
penuntun siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Tolok ukur keberhasilan pemanfaatan hasil penelitian sebagai sumber
belajar berbasis moodle dapat dilihat dari prestasi belajar siswa pada materi
Plantae yang mencakup ranah kognitif.

2. Deskripsi Data Implementasi Hasil Penelitian pada Pembelajaran Biologi


Data pada implementasi hasil penelitian dalam pembelajaran biologi
berupa hasil belajar biologi siswa pada materi plantae yang berupa ranah kognitif.
Data-data tersebut diambil dari dua kelas sebagai kelompok kontrol dan kelompok
commit to user
eksperimen dengan jumlah 66 siswa dari kelas X.6 dan X.9 SMA N 1
perpustakaan.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id

Kebakkramat tahun pelajaran 2010/2011. Kelas X.9 sebagai kelompok


eksperimen dengan pembelajaran menggunakan tambahan sumber belajar dari
hasil penelitian keanekaragaman Loranthaceae dalam bentuk media pembelajaran
berbasis moodle. Kelas X.6 sebagai kelompok kontrol tanpa pembelajaran
menggunakan tambahan sumber belajar dari hasil penelitian keanekaragaman
Loranthaceae dalam bentuk media pembelajaran berbasis moodle.
Data penelitian mengenai hasil belajar siswa ranah kognitif materi pokok
Plantae kelompok kontrol pada siswa kelas X.6 SMA Negeri Kebakkramat
dengan sampel sebanyak 36 siswa dan kelompok eksperimen pada siswa kelas
X.9 dengan sempel sebanyak 30 siswa, selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran
42 dan secara ringkas disajikan dalam Tabel 9 dan diagram batang pada Gambar
12.
Tabel 9. Data Nilai Rata-rata Ranah Kognitif

Uraian Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Nilai rata-rata kognitif 68,111 75,167

Berdasarkan Tabel diatas dapat disajikan dalam diagram batang sebagai berikut:

76

74

72
Rata-Rata Nilai

70 Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperiment
68

66

64
Objek Penelitian

Gambar 12. Diagram Batang Nilai Rata-rata Ranah Kognitif


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 49
digilib.uns.ac.id

B. Pengujian Prasyarat Analisis Data


Pengujian prasyarat meliputi uji normalitas sebaran dan uji homogenitas
varians.
a. Uji Normalitas Sebaran
Uji normalitas sebaran bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya
data dari masing-masing kelas kontrol dan kelas eksperimen yang berasal dari
populasi. Hasil uji normalitas ranah kognitif secara lengkap disajikan pada
Lampiran 13 dan secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Hasil Uji Normalitas Ranah Kognitif
Hasil Kelompok kontrol Kelompok Keputusan Ketera-
Belajar eksperimen uji H0 ngan
Lhitung Ltab (0.05:36) Lhitung Ltab (0.05:30)
Kognitif 0,104 0,148 0,105 0,162 Diterima Normal
Tabel 10 menunjukkan bahwa harga statistik uji Lhitung < Ltabel sehingga
keputusan uji H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua sampel pada
penelitian ini terdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas Varians
Uji homogenitas varians dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel
berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Hasil uji homogenitas hasil belajar
ranah kognitif secara lengkap disajikan pada Lampiran 14 dan secara ringkas
dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Hasil Uji Homogenitas Ranah Kognitif untuk Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen

Hasil Belajar Harga Harga Keputusan Keterangan


χ2hitung χ 2
tabel (0.05:1) Uji H0
Kognitif 0,061 3,841 Diterima Homogen
Tabel 11 menunjukkan bahwa harga χ2hitung < χ2tabel (0.05:1) sehingga
keputusan uji H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua sampel
berasal dari populasi yang homogen.
C. Pengujian Hipotesis
Hasil uji t untuk data prestasi belajar ranah kognitif, disajikan pada Tabel 12
dan selengkapnya dapat dilihat pada commit
Lampiranto15.
user
perpustakaan.uns.ac.id 50
digilib.uns.ac.id

Tabel 12. Hasil Perhitungan Uji t untuk Prestasi Belajar Ranah Kognitif
Prestasi Belajar thitung ttabel (0.05:66) Keputusan Uji (H o )
Kognitif 2.52 2.00 H o ditolak

Tabel di atas menunjukkan bahwa thitung > ttabel (0.05:66) baik untuk prestasi
belajar ranah kognitif. Maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar
biologi siswa pada kelompok eksperimen dengan sumber belajar berupa hasil
penelitian berbasis moodle dan kelompk kontrol tanpa sumber belajar berupa
hasil penelitian.
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
Hasil penelitian pada keanekaragaman Loranthaceae ini relevan dengan
materi pelajaran biologi SMA kelas X pada pokok bahasan plantae. Sesuai dengan
kompetensi dasar mendeskripsikan ciri-ciri divisio dalam dunia tumbuhan dan
peranananya bagi kelangsungan hidup di bumi, benalu sebagai salah satu objek
kajian memuat materi pokok yang diajarkan kepada siswa meliputi ciri-ciri
morfologi benalu, pengelompokan jamur berdasarkan ciri-ciri tertentu, siklus
hidup benalu dan peranan benalu dalam kehidupan sehari-hari.
Pemanfaatan hasil penelitian mengenai keanekaragaman Loranthaceae
sebagai sumber belajar untuk materi plantae dilakukan dalam upaya pencapaian
tujuan pengajaran dengan cara memperluas dan memperjelas suatu konsep
pelajaran atau sebagai bahan pengayaan. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan
Ahmad Rohani (2004: 167) bahwa penggunaan sumber belajar dalam rangka
pencapaian tujuan pengajaran menjadi daya dukung kegiatan pengajaran,
misalnya dengan cara memperluas atau memperjelas pelajaran (bahan pengajaran)
dengan suatu sumber belajar yang relevan. Sejalan dengan hal tersebut, Nana
Sujana dan Ahmad Rivai (2003: 86) menyebutkan bahwa sumber belajar
mendukung kegiatan belajar-mengajar, memperluas bahan pelajaran, melengkapi
berbagai kekurangan bahan dan dapat digunakan sebagai kerangka mengajar yang
sistematis.
Uji hipotesis implementasi (penerapan) hasil penelitian dalam
pembelajaran biologi pada matericommit
plantaetodiuser
kelas X SMA N Kebakkramat tahun
perpustakaan.uns.ac.id 51
digilib.uns.ac.id

pelajaran 2010/2011 menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar biologi siswa


pada kelompok eksperimen dengan tambahan sumber belajar berupa hasil
penelitian berbasis moodle dan kelompok kontrol tanpa tambahan sumber belajar
berupa hasil penelitian. Pada ranah kognitif diperoleh thitung = 2.52 > ttabel (0.05:66) =
2.00.
Berdasarkan data penelitian di SMA N Kebakkramat, didapatkan nilai
rata-rata untuk ranah kognitif kelompok kontrol adalah 68.111 dan untuk
kelompok eksperimen adalah 75.167. Perbandingan rata-rata nilai kognitif
kelompok kontrol dan eksperimen menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada
kelompok eksperimen dengan tambahan sumber belajar dari hasil penelitian
berbasis moodle lebih baik bila dibandingkan dengan kelompok kontrol tanpa
tambahan sumber belajar dari hasil penelitian.
Adanya perbedaan hasil belajar siswa pada ranah kognitif antara kelompok
kontrol dengan kelompok eksperimen diatas disebabkan karena pada kelompok
eksperimen diberikan tambahan sumber belajar berupa hasil penelitian berbasis
moodle dalam kegiatan belajar mengajarnya.
Konsep hasil penelitian pada keanekaragaman Loranthaceae digunakan
sebagai salah satu acuan sumber belajar berbasis moodle. Proses, prosedur dan
konsep hasil penelitiannya dijadikan sebagai sumber belajar yang secara sengaja
dipersiapkan sebagai sumber belajar yang nyata dan dapat digunakan secara
langsung oleh siswa. Dengan dimanfaatkannya hasil penelitian sebagai acuan
kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan pengetahuan, aktivitas dan kreativitas
guru maupun siswa dalam pembelajaran dan memberikan nilai lebih bagi hasil
penelitian yang bermanfaat dalam pembelajaran. Hal ini sejalan dengan yang
diungkapkan oleh Mulyasa (2005: 49-50) bahwa pendayagunaan sumber belajar
memiliki arti yang sangat penting, selain melengkapi, memelihara dan
memperkaya khasanah belajar, sumber belajar juga dapat meningkatkan aktivitas
dan kreativitas belajar, yang sangat menguntungkan baik bagi guru maupun bagi
peserta didik.
Secara umum, pemanfaatan hasil penelitian pada keanekaragaman
commit toberbasis
Loranthaceae sebagai sumber belajar user moodle pada materi plantae
perpustakaan.uns.ac.id 52
digilib.uns.ac.id

menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran tanpa


tambahan sumber belajar ini. Rata-rata nilai kognitif sebesar 75.167. Rata-rata
nilai kognitif kelompok eksperimen mengalami perbedaan sebesar 10.294% lebih
baik dibandingkan dengan kelompok kontrol. Made Wena (2009:205)
menyebutkan bahwa penggunaan media internet seperti moodle dalam
pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa. Dengan
dimanfaatkannya moodle dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan
pengetahuan, aktivitas, motivasi dan kreativitas guru maupun siswa dalam
pembelajaran dan memberikan nilai lebih bagi hasil penelitian yang bermanfaat
dalam pembelajaran. Menurut penelitian Hajji (2006) dalam Made Wena (2009:
220), penggunaan e-learning sebagai pelengkap pembelajaran konvensional dapat
meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa.
Media pembelajaran berbasis moodle sangat bermanfaat ketika siswa
harus menyelesaikan tugas terutama tugas di kelas, di lapangan dan diskusi.
Moodle berupa modul pelengkap pembelajaran (modul pengayaan) yang didukung
dengan Lembar Kegiatan Siswa (LKS), video animasi, dan power point disisipi
animasi bergerak. Tambahan sumber belajar berbasis moodle ini bertujuan untuk
mengembangkan materi pelajaran yang sedang dipelajari siswa dan sebagai
penuntun siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga efektif dalam proses
pembelajaran. Menurut hasil penelitian Morrison, Ross dan O’Dell (1991)
menemukan bahwa pembelajaran berbasis komputer lebih efektif dibandingkan
dengan pembelajaran tradisional. Dengan metode pembelajaran berbasis
komputer, siswa lebih mudah melakukan kontrol belajar, memilih urutan
pembelajaran, memudahkan mengerjakan tugas-tugas, dan melakukan evaluasi
secara mandiri.
Tambahan sumber belajar yang dikemas menarik dalam e-learning
seperti moodle sangat membantu siswa dalam mengembangkan materi pelajaran
yang sedang dipelajari serta dapat mengembangkan kegiatan secara mandiri.
Dengan demikian pengetahuan siswa bertambah, kreativitasnya juga berkembang
dan motivasi juga meningkat sehingga perkembangan ranah kognitif. Menurut
penelitian Smith (1991), pembelajaran berbasis komputer memiliki tingkat
commit to user
motivasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
perpustakaan.uns.ac.id 53
digilib.uns.ac.id

Penelitian Dwiyoga (2003) juga menyebutkan bahwa pembelajaran berbasis


komputer seperti e-learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Pengembangan sumber belajar yang menarik dan inovatif menjadi
tanggung jawab guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Guru harus dapat
mempersiapkan pembelajaran dengan memanfaatkan aneka sumber belajar yang
dapat mendukung dan memperluas meteri pelajaran yang diberikan kepada siswa,
serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat mengembangkan
pengetahuannya itu sendiri. Sejalan dengan penelitian Charles D, Joel L, dan
Patsy D dalam buletin penelitian Unversity of Central Florida (2004) bahwa
penggunaan pembelajaran berbasis moodle dipadukan dengan pembelajaran tatap
muka dapat meningkatkan kreatifitas dan pemahaman siswa sendiri dibandingkan
dengan pembelajaran tatap muka atau konvensional saja.
Salah satu keunggulan dari moodle adalah pembelajaran mandiri.
Pemberian tambahan sumber belajar dari hasil penelitian berbasis moodle dapat
memberikan tambahan pengetahuan dan pengalaman secara mandiri bagi siswa.
Moodle ini berupa materi pengayaan mandiri yang mengacu pada hasil penelitian
yang telah dilakukan guna mendukung atau memperluas materi yang ada di dalam
buku paket yang biasa digunakan oleh siswa. Dengan demikian pengetahuan
siswa terhadap materi yang sedang dipelajari dapat berkembang sehingga dapat
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang ada. Siswa juga akan
berhadapan secara langsung dengan moodle secara individual sehingga apa yang
dialami siswa akan berbeda dengan siswa lain. Hal ini akan meningkatkan
pemahaman siswa dengan sendirinya. Menurut Hick & Hyde (2009),
pembelajaran berbasis komputer siswa akan berinteraksi dan berhadapan secara
langsung dengan komputer secara individual sehingga apa yang dialami oleh
siswa akan berbeda dengan apa yang dialami oleh siswa lain.
Setiap proses belajar siswa selalu menampakkan keaktifan dengan bentuk
yang beraneka ragam, mulai dari kegiatan fisik yang mudah teramati sampai
kegiatan psikis yang sulit diamati. Dalam proses pembelajaran berbasis moodle,
keaktifan yang dapat diamati seperti keaktifan untuk memecahkan masalah dan
commitkonsep
membandingkan satu konsep dengan to user yang lain. Pemberian tambahan
perpustakaan.uns.ac.id 54
digilib.uns.ac.id

sumber belajar dari hasil penelitian berbasis moodle dapat memberikan tambahan
pengetahuan dan siswa dapat membandingkan satu konsep dari hasil penelitian
dengan konsep yang lain. Dengan demikian siswa akan aktif dan pemahaman
siswa akan bertambah. Hal ini sejalan dengan Dimyati dan Mudjiono (2002:45),
dalam proses belajar siswa menampakkan keaktifan dengan bentuk fisik maupun
psikis. Kegiatan fisik berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih,
ketrampilan-ketrampilan dan sebagainya. Kegiatan psikis misalnya menggunakan
pengetahuan yang dimiliki untuk memecahkan masalah yang dihadapi,
membandingkan satu konsep dengan konsep lain, menyimpulkan hasil percobaan.
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan
mengembangkan bakat yang dimilikinya, berfikir kritis, dan dapat memecah
permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari hari.
Sumber belajar dalam bentuk moodle yang dikemas menarik dapat
menambah motivasi belajar siswa bertambah. Moodle dikemas dalam berbagai
media pembelajaran seperti modul, animasi berjalan, video, dan power point.
Sumber bahan ajar berbasis moodle ini dapat memberikan gambaran jelas
pengetahuan yang barangkali susah untuk dipahami. Dengan demikian siswa
dapat menangkap informasi lebih mudah dan lebih tertarik dalam pembelajaran di
skelas sehingga pemahaman konsep siswa bertambah. Hal ini sejalan dengan Yan
Li dalam International Education Studies (2011), media pembelajaran seperti
multimedia dapat menangkap perhatian siswa dan ketertarikan siswa dalam
pembelajaran sehingga dapat merangsang motivasi siswa untuk lebih aktif.
Dengan demikian siswa dapat memahami pelajaran dengan jelas.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh implementasi hasil
penelitian keanekaragaman Loranthaceae sebagai sumber bahan belajar berbasis
moodle terhadap kemampuan kognitif siswa dapat disimpulkan sebagai berikut:
Pemanfaatan hasil penelitian keanekaragaman Loranthaceae sebagai sumber
belajar berbasis moodle berpengaruh nyata terhadap kemampuan kognitif pada
siswa kelas X SMA Negeri Kebakkramat.

B. IMPLIKASI
1. Implikasi Teoretis
Hasil penelitian secara teoretis dapat digunakan sebagai bahan kajian dan
referensi pada penelitian sejenis mengenai pemanfaatan hasil penelitian
keanekaragaman Loranthaceae sebagai sumber belajar berbasis moodle
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi guru
dalam memberikan pembelajaran biologi yaitu dengan membangkitkan motivasi
belajar siswa serta menerapkan model pembelajaran yang mengaktifkan siswa
sehingga dapat mengoptimalkan pencapaian kemampuan kognitif

C. SARAN
1. Guru
a. Guru mata pelajaran biologi hendaknya mampu menumbuhkan dan
meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga penguasaan konsep dapat
tercapai secara optimal
b. Guru hendaknya mengetahui karakteristik siswa dalam belajar sehingga dapat
menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswa.

commit to user

55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. Guru dalam menerapkan moodle perlu memperhatikan kemampuan siswa


dalam menyampaikan materi sehingga konfirmasi materi oleh guru sangat
diperlukan agar ketercapaian penguasaan konsep optimal.
d. Guru dalam menerapkan moodle hendaknya mampu mengatur waktu
pelaksanaan dengan baik sehingga semua aspek pembelajaran dapat
disampaikan.
2. Peneliti
Penelitian ini sangat terbatas pada kemampuan peneliti, maka perlu
diadakan penelitian yang lebih lanjut mengenai penerapan pembelajaran berbasis
moodle dalam ruang lingkup yang lebih luas serta faktor-faktor lain yang turut
berpengaruh terhadap pembelajaran.

commit to user

55

Anda mungkin juga menyukai