Andi Ardiansyah
B1011171003
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................5
1.2.1 Pernyataan Masalah...........................................................................5
1.2.2 Pertanyaan Penelitian.........................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................5
1.4 Kontribusi Penelitian................................................................................5
1.5 Gambaran Kontekstual Penelitian.............................................................6
BAB II TELAAH PUSTAKA................................................................................7
2.1 Landasan Teori..........................................................................................7
2.1.1 Definisi Desa......................................................................................7
2.1.2 Teori Pengeluaran Publik...................................................................7
2.1.3 Pembangunan Ekonomi.....................................................................7
2.1.4 Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)..........................9
2.1.5 Efektivitas..........................................................................................9
2.1.6 Indeks Desa Membangun (IDM).....................................................10
2.2 Kajian Empiris.........................................................................................11
2.3 Kerangka Konseptual..............................................................................14
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................15
3.1 Bentuk Penelitian....................................................................................15
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................15
3.3 Data.........................................................................................................15
3.4 Populasi dan Sampel...............................................................................15
3.5 Variabel Penelitian..................................................................................16
3.6 Metode Analisis.......................................................................................25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................28
ii
4.1 Hasil Penelitian........................................................................................28
4.1.1 Pengelolaan APBDes Desa Tanjung................................................28
4.1.2 Indikator Penilaian IDM Desa Tanjung...........................................30
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................28
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
Pada tabel 1.1 bisa dilihat bahwa terjadi peningkatan Dana Desa Tanjung
dari tahun 2019 hingga tahun 2021. Pada tahun 2019 jumlah dana desa yang
diterima Desa Tanjung sebesar 789 juta rupiah. Pada tahun 2020 jumlah dana desa
yang diterima naik menjadi 804,4 juta rupiah dan terus meningkat pada tahun
2021 sebesar 1,1 miliar rupiah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti
meningkatnya permintaan masyarakat, berkembangnya sarana penunjang di desa,
dan kenaikan harga dari tahun ke tahun. Dana desa yang diterima oleh Pemerintah
Desa Tanjung diutamakan digunakan untuk pembangunan, pemberdayaan dan
pengembangan masyarakat Desa Tanjung.
1
2
Selain itu, pembangunan desa tidak lepas dari peningkatan kualitas dan
kuantitas serta kebutuhan desa, yang dibutuhkan desa bukan hanya kebutuhan
desa dan masyarakat, tetapi juga pembangunan desa yang dapat menciptakan
lapangan pekerjaan bagi warga itu sendiri, oleh karena itu pembangunan desa
merupakan salah satu faktor untuk menilai status desa itu sendiri. Desa Tanjung
sendiri memiliki kekayaan desa berupa tanah desa, mata pencaharian masyarakat
desa ini sebagian besar adalah petani dan peternak. Hal tersebut terjadi karena
tempat tinggal warga yang dekat dengan sungai sehingga memudahkan para
warga untuk beternak ataupun bertani. Pengelolaan kekayaan desa haruslah
berhasil guna untuk meningkatkan pendapatan desa, namun kekayaan desa sendiri
belum terkelola secara maksimal bagi program peningkatan kesejahteraan
masyarakat desa. Pembangunan sarana dan prasarana seperti jalan juga sangat
dibutuhkan oleh masyarakat karena jarak menuju pusat kota berjarak 10 km jika
melalui jalur darat yang dikarenakan jalan tersebut rusak sehingga membutuh
waktu yang lebih lama.
Selain itu masih banyak aspek lain yang dapat dijadikan acuan dalam
menentukan status desa. Status desa tersebut dapat dilihat dengan menggunakan
keenam variabel (dimensi kesehatan, pendidikan, modal sosial, pemukikan,
ekonomi dan ekologi) sehingga membentuk IDM). Dalam memanfaatkan data
serta informasi pada suatu proses perencanaan, pelaksanaa, pemantauan dan
evaluasi pembangunan desa secara umum disusun dalam pedoman IDM untuk
memberikan acuan kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pemerintah
desa (Permendes, 2015). Kementrian Desa telah menetapkan beberapa indikator
untuk menilai tingkat kemandirian desa sehingga mempermudah untuk menilai
tingkat desa tersebut melalui Permendes No.2 tahun 2016. IDM terdiri dari Indeks
Ketahanan Sosial, Indeks Ketahanan Ekonomi, serta Indeks Ketahanan Ekologi.
Sebagai contoh nilai dari IDM yang dicantumkan di salah satu Kecamatan di
Kabupatan Sekadau pada tahun 2020 dan 2021, yaitu Kecamatan Sekadau Hilir
Kabupaten Sekadau.
3
Nama Desa Nilai IDM 2020 Nilai IDM 2021 Status IDM 2021
Mungguk 0.9016 0.9089 Mandiri
Sungai Ringin 0.8962 0.8962 Mandiri
Gonis Tekam 0.8310 0.8589 Mandiri
Peniti 0.7722 0.8544 Mandiri
Tanjung 0.7759 0.8265 Mandiri
Seberang Kapuas 0.7021 0.8059 Maju
Bokak Sebumbun 0.7198 0.7598 Maju
Tapang Semadak 0.7316 0.7392 Maju
Merapi 0.6870 0.6908 Berkembang
Semabi 0.6498 0.6797 Berkembang
Sungai Kunyit 0.6446 0.6781 Berkembang
Timpuk 0.6727 0.6670 Berkembang
Engkersik 0.6462 0.6444 Berkembang
Seraras 0.6462 0.6351 Berkembang
Landau Kodah 0.6295 0.6276 Berkembang
Sumber : idm.kemendes.go.id
Pada Tabel 1.2 bisa dilihat bahwa Kecamatan Sekadau Hilir mempunyai 5
Desa dengan status Desa Mandiri, 3 Desa dengan Status Desa Maju dan 7 Desa
dengan status Desa Berkembang. Kebanyakan dari Desa yang ada di Kecamatan
Sekadau Hilir pada tahun 2021 Nilai IDM meningkat, namun ada juga yang nilai
IDM menurun, seperti Desa Timpuk, Engkersik, Seraras dan Landau Kodah. Ada
juga yang Nilai IDM nya tetap yaitu Desa Sungai Ringin. Sedangkan Desa
Tanjung berada di urutan ke 4 dimana Status Desa Tanjung meningkat dari Desa
Maju menjadi Desa Mandiri. Desa Tanjung memiliki jumlah Penduduk Tetap
yaitu 2.304 jiwa dan jumlah Kepala Keluarga 544 jiwa. Luas wilayah Desa
Tanjung sendiri yaitu 5.201 Hektar yang dibagi menjadi 2 Dusun, Dusun Tanjung
dan Dusun Teluk Pasir serta mayoritas penduduk Desa Tanjung yaitu beragama
Islam.
4
7
8
2.1.5 Efektivitas
Efektivitas adalah ukuran keadaan atau kemampuan kerja yang dilakukan
oleh seseorang atau lembaga dengan tujuan untuk mencapai hasil yang maksimal
sesuai yang diharapkan. Efektivitas juga merupakan hubungan antara output dan
10
tujuan yang berarti bahwa keadaan dari suatu kerja dapat dikatakan efektif apabila
tujuannya dapat tercapai (Amelia, 2018).
Indeks Desa Membengun terdiri dari indeks ketahanan sosial (IKS), indeks
ketahanan ekonomi (IKE) dan indeks ketahanan lingkungan (IKL) dengan enam
variabel pembentuk didalamnya yaitu Kesehatan, Pendidikan, Modal Sosial,
Pemukiman, Ekonomi dan Ekologi.
11
Dimensi Pendidikan
Dimensi Modal
Sosial
Dimensi Ekonomi
Dimensi Ekologi
Dimensi Kesehatan
3.3 Data
Data utama bersumber dari data primer yang dikumpulkan dengan
menggunakan hasil observasi dan wawancara mendalam dengan dukungan data
sekunder yang bersumber dari instansi terkait. Penelitian dilakukan dengan cara
observasi bertujuan untuk mendalami data yang diperoleh sehingga informasi
menjadi lebih lengkap dan rinci, serta dilengkapi dengan foto atau dokumentasi
sebagai data pelengkap. Penilaian fakta dilapangan akan menggunakan kriteria
yang telah ditentukan oleh pemerintah berupa daftar isian yang diisi oleh peneliti.
15
yang ditetapkan peneliti. Sampelnya meliputi Kepala Desa, Sekretaris Desa,
Kepala Dusun, perangkat desa, tokoh masyarakat dan beberapa warga desa yang
dijadikan sebagai sampel secara acak.
Variabel Definisi
Kesehatan Pelayanan terhadap masyarakat desa dan jumlah
angka kesehatan masyarakat desa
Pendidikan Fasilitas pendidikan yang tersedia dan tingkat
masyarakat desa yang mendapatkan Pendidikan
Modal Sosial Partisipasi masyarakat dalam membantu
mensejahterakan desa
Permukiman Sarana prasaranna yang tersedia di desa serta
kualitas dan kuantitas dari sarana prasarana
tersebut
Ekonomi Aktivitas ekonomi di desa dan kondisi penerapan
sumber daya
Ekologi Kualitas lingkungan dan kondisi alam di desa
28
29
≥ 1 maka skor 5
0 maka skor 1
Skor Ketersediaan PKBM atau Jika jumlah PKBM/ Paket ABC
Paket ABC ≥ 1 maka skor 5
0 maka skor 1
Skor Akses Terhadap Pusat Jika jumlah pusat keterampilan/ kursus
Keterampilan/Khursus ≥ 1 maka skor 5
0 maka skor 1
Skor Ketersediaan Taman Bacaan Jika taman bacaan masyarakat/perpustakaan
Masyarakat atau Perpustakaan desa
Desa Tersedia maka skor 5
Tidak tersedia maka skor 1
Skor Kebiasaan Gotong Royong Jika kebiasaan gotong royong
Terdapat maka skor 5
Tidak terdapat maka skor 1
Skor Frekuensi Gotong Royong Jika frekuensi gotong royong
>2 maka skor 5
0 – 2 maka skor 3
0 maka skor 1
Skor Keberadaan Ruang Publik Jika ruang publik
Terdapat maka skor 5
Tidak terdapat maka skor 1
Skor Kelompok Kegiatan Jika jumlah kelompok kegiatan olahraga
Olahraga >7 maka skor 5
6 – 7 maka skor 4
4 – 5 maka skor 3
2 – 3 maka skor 2
1 maka skor 1
0 maka skor 0
Skor Kegiatan Olahraga Jika jumlah kegiatan olahraga
>7 maka skor 5
32
6 – 7 maka skor 4
4 – 5 maka skor 3
2 – 3 maka skor 2
1 maka skor 1
0 maka skor 0
Skor Keragaman Agama Jika jumlah jenis agama di desa
>1 maka skor 5
1 maka skor 1
Skor Keragaman Bahasa Jika jumlah bahasa yang digunakan sehari-
hari
>1 maka skor 5
1 maka skor 1
Skor Keragaman Komunikasi Jika warga desa terdiri dari suku
>1 maka skor 5
1 maka skor 1
Skor Pos Keamanan Jika pos keamanan di desa
Terdapat maka skor 5
Tidak terdapat maka skor 1
Skor Siskamling Jika sistem keamanan lingkungan warga
Terdapat maka skor 5
Tidak terdapat maka skor 1
Skor Konflik Jika konflik di desa
Tidak terdapat maka skor 5
Terdapat maka skor 1
Skor PMKS Jika jumlah PMKS
0 maka skor 5
1 maka skor 4
2 maka skor 3
> 2 maka skor 2
Skor Akses SLB 0 maka skor 5
1– 3 maka skor 4
33
4 – 5 maka skor 3
5 – 6 maka skor 2
> 6 maka skor 1
Skor Akses Listrik Jika = Jumlah keluarga memakai listrik +
nonlistrik / Jumlah keluarga memakai listrik
≥ 0,9 maka skor 5
0,8 – 0,89 maka skor 4
0,6 – 0,79 maka skor 3
0,5 – 0,59 maka skor 2
< 0,5 maka skor 1
Skor Sinyal Jika sinyal telepon seluler di desa
Kuat maka skor 5
Lemah maka skor 3
Tidak ada maka skor 0
Skor Internet Jika fasilitas internet di kantor desa
Terdapat maka skor 5
Tidak terdapat maka skor 1
Skor Akses Internet Warga Jika akses internet warga di desa
Terdapat maka skor 5
Tidak terdapat maka skor 1
Skor Akses Jamban Jika warga desa BAB di
Jamban sendiri maka skor 5
Jamban bersama maka skor 4
Jamban umum maka skor 3
Lainnya maka skor 0
Skor Sampah Jika warga desa membuang sampah di
Tempat sampah kemudian diangkut,
maka skor 5
Dalam lubang atau dibakar, maka skor
4
Sungai, danau, laut, got, selokan,
34
maka skor 1
Lainnya maka skor 0
Skor Air Minum Jika sumber air minum
PAM, air ledeng tanpa meteran, maka
skor 5
Sumur bor/ pompa, sumur, maka skor
4
Kemasan, mata air, maka skor 3
Sungai, air hujan, maka skor 2
Lainnya maka skor 1
Skor Air Mandi & Cuci Jika sumber air mandi dan cuci
PAM, air ledeng tanpa meteran, maka
skor 5
Sumur bor/ pompa, sumur, maka skor
4
Mata air, maka skor 3
Sungai, air hujan, maka skor 2
Lainnya maka skor 1
Indeks Ketahanan Ekonomi
IKE=
∑ Skor Indikator
60
Skor Keragaman Produksi Jika = Jumlah industri mikro / Total KK
≥ 0,004 maka skor 5
0,001 – 0,003 maka skor 3
0 maka skor 1
Skor Pertokoan Jika jarak ke pertokoan terdekat (km)
≤ 7 maka skor 5
8 – 12 maka skor 4
13 – 17 maka skor 3
18 – 25 makas kor 2
> 25 maka skor 1
Skor Pasar Jika =Total KK/Jumlah Pasar
35
0 maka skor 1
Skor Moda Tranportasi Umum Jika transportasi umum
Ada dengan trayek tetap maka skor 5
Ada tanpa trayek tetap maka skor 3
Tidak ada maka skor 1
Skor Keterbukaan Wilayah Jika jalan di desa dilalui oleh
Roda dua, empat/lebih sepanjang
tahun maka skor 5
Sepanjang tahun kecuali saat tertentu
maka skor 3
Tidak dapat dilalui sepanjang tahun
maka skor 1
Skor Kualitas Jalan Jika jenis permukaan jalan desa
Aspal/beton maka skor 5
Diperkeras (kerikil, batu, All) maka
skor 4
Tanah maka skor 3
Lainnya maka skor 1
Indeks Ketahanan Lingkungan
IKL=
∑ Skor Indikator
15
Skor Kualitas Lingkungan Pencemaran (air, udara, tanah, limbah di
Jumlah Pencemaran
sungai) di desa jika =
4
0 maka skor 5
0,25 maka skor 4
0,5 maka skor 3
0,75 maka skor 2
1 maka skor 0
Skor Rawan Bencana Jika jumlah jenis bencana (alam/non-alam) di
Desa
0 maka skor 5
37
1 maka skor 4
2 maka skor 3
3 maka skor 0
Skor Tanggap Bencana Fasilitas mitigasi/tanggap bencana
(peringatan dini bencana alam, perlengkapan
keselamatan, jalur evakuasi). Jika jumlah
fasilitas mitigasi/tanggap bencana
3 maka skor 5
2 maka skor 4
1 maka skor 3
0 maka skor 0
Sumber : Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi, 2019
Keterangan :
IKS=
∑ Skor Indikator
175
Rasio Belanja
Efektivitas= x 100 %
Target Belanja
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4. 1
Penggunaan APBDes Desa Tanjung Tahun 2020
Tabel 4. 2
Penggunaan APBDes Desa Tanjung Tahun 2021
Tabel 4. 3
Tingkat Efektivitas Pengelolaan APBDes di Desa Tanjung Tahun 2020 2021
Pada bidang kesehatan secara umum untuk Desa Tanjung sudah bisa
dikatakan baik. Walaupun di Desa Tanjung tidak ada puskesmas tetapi untuk
menuju ke puskesmas di desa sebelah tidaklah begitu jauh yang hanya berjarak
kurang dari 3000 meter jika menggunakan jalur air namun jika menggunakan jalur
darat jarak yang di tempuh bisa hingga 9000 meter. Tetapi masyarakat lebih
sering menggunakan jalur air daripada jalur darat karena jarak yang jauh lebih
dekat. Walaupun di Desa Tanjung tidak ada dokter namun ada 8 orang bidan yaitu
1 orang bidan desa dan 7 orang bidan profesi serta 5 orang perawat. Untuk jarak
ke rumah sakit sendiri dari jalur darat bisa menempuh sekitar 9000 m dan 6000
meter dari jalur air dari kantor desa. Untuk penerima BPJS yang masuk kategori
Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) sebanyak 1340 orang. Untuk penerima
Bantuan Langsung Tunai (BLT) di Desa Tanjung sebanyak 143 KK. Program
kesehatan yang ada di Desa Tanjung antara lain posyandu lansia, posyandu balita,
pengobatan gratis dan Bina Keluarga Remaja (BKR) yang dilakukan di polindes
ataupun kantor desa.
B. Pendidikan
dusun teluk pasir SDN 16 Teluk Pasir yang berjarak 100m jika diukur dari rumah
kepala dusun.
Di Desa Tanjung terdapat juga 1 buah PAUD yang berada di Dusun teluk
pasir dan 1 Taman Kanak-kanak (TK) di dusun tanjung, permasalahan dalam
PAUD ini masih belum optimalnya kegiatan belajar maupun mengajar, serta dari
sisi tenaga pengajar masih Kurang. Untuk tenaga pengajar sampai saat ini baru 1
orang, sedangkan untuk Gedung baru 1 buah dan 1 kelas. Perlu dilakukannya
pemetaan kurikulum yang bagus supaya kelak ketika anak- anak lulus PAUD
sudah bisa membaca, menulis dan berhitung. Desa Tanjung memiliki
perpustakaan desa yang berada di sebelah kantor desa yang mana perpustakaan
tersebut bisa digunakan untuk anak-anak yang ada di Desa Tanjung. Untuk akses
sekolah luar biasa (SLB), Pusat keterampilan dan kursus serta, belum tersedia di
Desa Tanjung, masyarakat bisa mengaksesnya ke ibukota Kecamatan.
C. Modal Sosial
kegiatan siskamling, tetapi sering berjaga di pos. Selain itu tidak pernah terjadi
konflik sosial baik warga maupun pemerintah desa.
D. Pemukiman
E. Ekonomi
F. Ekologi
Di desa tidak terdapat pencemaran baik itu air, udara dan tanah. Sungai
yang berada di desa juga tidak tercemar dikarenakan warganya yang menaati
aturan dan menjaga kebersihan desa. Bencana alam yang terjadi di desa tanjung
hanyalah berupa banjir. Banjir terjadi ketika musim penghujan datang dan hal ini
sangat di rasakan oleh masyarakat desa tanjung. Maka dari itu kebanyakan
masyarakat di desa tanjung memiliki alat transportasi berupa sampan, ketika
banjir melanda sampan menjadi alat transportasi yang digunakan masyarakat desa
tanjung untuk belanja dan melakukan kegiatan sehari-hari. Kejadian bencana
Banjir pada bulan oktober-november tahun 2021 merupakan banjir terbesar yang
pernah dialami, banyak rumah warga desa tanjung yang tenggelam hingga rusak
bahkan harus mencari tempat mengungsi.
50
A. Kesehatan
Tabel 4. 4
Penilaian Kesehatan
Satuan (jika
Tenaga Kesehatan Data Nilai
ada)
Dokter 0 Orang 1
Bidan 3 Orang 5
Tenaga kesehatan lainnya 5 Orang 5
Jaminan Kesehatan
Keikutsertaan dalam BPJS/ Memiliki Kartu
1340 Orang 4
Indonesia Sehat
Keberdayaan Masyarakat untuk Kesehatan
Akses ke Poskesdes 100 Meter 5
Aktivitas Posyandu 1 5
Total 25
B. Pendidikan
Tabel 4. 5
Penilaian Pendidikan
Akses Ke Pengetahuan
Taman bacaan masyarakat/ Perpustakaan desa 1 Unit 5
Total 27
C. Modal Sosial
Tabel 4. 6
Penilaian Modal Sosial
Satuan
Memiliki Solidaritas Sosial Data Nilai
(jika ada)
Kebiasaan gotong royong Terdapat 5
Dusun terdekat dan terjauh
Frekuensi gotong royong 3 Kali/bulan 5
Keberadaan ruang publik terbuka yang 2 Buah 5
tidak
berbayar
Jumlah kelompok kegiatan olahraga 4 Kelompok 3
Jumlah Kegiatan Olahraga 2 Kali/tahun 2
Toleransi
Antar agama 3 Agama 5
Bahasa yang digunakan 3 Bahasa 5
Jumlah suku didesa 2 Suku 5
Rasa Aman di desa
Pos keamanan desa 2 5
Partisipasi warga dalam siskamling Terdapat 5
Konflik sosial Tidak 5
terdapat
Kesejahteraan Sosial
Perhatian terhadap penyandang Tidak ada 5
kesejahteraan
sosial (anak jalanan, PSK, dan pengemis)
Akses terhadap Sekolah Luar Biasa/SLB Tidak ada 1
Total 56
Untuk toleransi termasuk agama, bahasa yang digunaan dan jumlah suku di desa
mendapat skor 5. Pada indikator rasa aman di desa yaitu pos keamanan, partisipasi
warga dalam siskamling dan konlflik sosial mendapat skor 5. Dari sisi
kesejahteraan sosial juga sangat baik terutama untuk perhatianterhadap
penyandang kesejahteraan sosial mendapat skor 5, hanya saja akses terhadap
sekolah luar biasa/SLB masih menjadi persoalan yang mendapat skor 1.
D. Pemukiman
Tabel 4. 7
Penilaian Pemukiman
Satuan (jika
Akses ke Listrik Data Nilai
ada)
Kondisi aliran listrik 544 KK 5
Akses Informasi dan Komunikasi
Sinyal telepon Kuat 5
Fasilitas internet di kantor desa Tidak ada 1
Fasilitas internet di luar kantor desa Terdapat 5
Akses ke Sanitasi
Terhadap jamban pribadi Terdapat 5
Tempat pembuangan sampah Dalam
4
lubang/dibakar
Akses ke Air Bersih dan Air Minum
Layak
Akses terhadap sumber air minum PAM dan air
5
yang layak hujan
Akses terhadap air untuk mandi dan PAM dan air
5
mencuci sungai
Total 35
E. Ekonomi
53
Tabel 4. 8
Peilaian Ekonomi
Satuan (jika
Keragaman Produksi Masyarakat Desa Data Nilai
ada)
Akses terhadap lebih dari satu jenis 0,0022 3
kegiatan ekonomi Penduduk
Pusat Pelayanan Perdagangan
Akses ke pusat pertokoan terdekat 1 Km 5
Akses ke pasar terdekat 1 Km 5
Jumlah Toko/ Warung Kelontong 15 Buah 5
Akses ke kedai makanan dan penginapan 0 Km 1
Akses Distribusi Logistik 0 Km 1
Terdapat kantor pos dan jasa logistik 0 Km 1
Akses ke Lembaga Keuangan dan
Perkreditan
Terhadap Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 0 1
Terhadap kredit selain BPR 0 1
Akses ke Lembaga Ekonomi
Akses ke lembaga ekonomi rakyat 1 Bumdesa 3
seperti koperasi dan Bumdesa
Keterbukaan Wilayah
Akses terhadap moda transportasi umum Tidak ada 1
Akses terhadap jalan desa Sepanjang 5
tahun
Kualitas jalan desa Beton, 5
kerikil batu
Total 37
F. Ekologi
54
Tabel 4. 9
Penilaian Ekologi
Satuan (jika
Kualitas Lingkungan Data Nilai
ada)
Pencemaran air, tanah dan 0 5
udara/limbah
Potensi Rawan Bencana dan
Tanggap Bencana
Kejadian bencana alam (Banjir) 1 4
Suatu daerah atau desa yang dikataka sejahtera ialah desa yang tingkat
pembangunan dari segi ekonomi, sosial dan lingkungan yang tinggi. Tiga
komponen dari IDM ialah Indeks Ketahanan Sosial (IKS), Indeks Ketahanan
Ekonomi (IKE), dan Indeks Ketahanan Lingkungan (IKL). Dari ketiga komponen
tersebut didapat nilai rata-rata yaitu IDM. Berikut adalah hasil perhitungan ketiga
komponen Indeks Desa Membangun sebagai berikut:
IKS = IKS=
∑ Skor Indikator = 143 =0,8171
175 175
IKE = Ekonomi = 37
IKE = IKE=
∑ Skor Indikator = 37 =0,6167
60 60
55
IKL = Ekologi = 12
IKL = IKL=
∑ Skor Indikator = 12 =0 ,8
15 15
IKS + IKE+ IKL 0,8171+0,6167+0 , 8
IDM = = =0 ,74
3 3
Tabel 4. 10
Hasil Perhitungan Indeks Desa Membangun
4.2 Pembahasan
Belanja Desa terdiri dari semua pengeluaran dari rekening desa yang
merupakan kewajiban dalam satu tahun anggaran yang tidak akan diperoleh
pembayaran kembali oleh desa. Belanja desa ini dipergunakan untuk mendanai
penyelenggaraan kewenangan desa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Desa Tanjung. Belanja dan beban diakui saat terjadinya pengeluaran Bumdes
melalui bendahara desa setelah mendapat otoritas Kepala Desa Tanjung
berdasarkan dokumen pelaksanaan anggaran. Pemerintah desa dapat mengakui
seluruh belanja yang dilakukan pemerintah desa, seperti belanja barang dan jasa,
belanja pegawai, belanja modal, dan belanja tak terduga. Pada Tahun 2021
Belanja dalam bidang penyelenggaraan pemerintah desa berkisar Rp. 518.603.311
belanja dalam bidang pelaksanaan pembangunan desa sebesar Rp. 701.896.117
dengan memuat beberapa item penting didalamnya antara lain : (1) Sub Bidang
Pendidikan Rp. 32.520.000; (2) Sub Bidang Kesehatan Rp. 163.117.000; (3) Sub
Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Rp. 456.596.987; (4) Sub bidang kawasan
pemukiman Rp. 27.462.190; (5) Sub bidang perhubungan, komunikasi dan
informatika Rp.19.600.000; (6) Pemeliharaan sarana dan prasarana energi
alternatif desa Rp. 2.600.000. Belanja dalam bidang Pembinaan Kemasyarakatan
berkisar Rp. 54.202.000 dan beberapa item didalamnya yaitu : (1) Sub bidang
ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat Rp. 6.000.000; (2)
57
Sub bidang kebudayaan dan keagamaan Rp. 9.400.000; (3) Sub bidang
kelembagaan masyarakat Rp.38.802.000. Belanja pada bidang Pemberdayaan
Kemasyarakatan yaitu Sub bidang peningkatan kapasitas aparatur desa
Rp.20.195.000. Hal ini tentunya berbeda dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2020
dimana Pemerintah Desa Tanjung ingin dana APBDes berfokus pada Belanja
penyelenggaraan pemerintah desa dan pemberdayaan masyarakat sedangkan pada
tahun 2021 dana APBDes berfokus pada Pembangunan Desa.
Sesuai dengan apa yang telah di wawancarai dengan Kepala Desa Tanjung
yang mana APBDes pada tahun 2021 difokuskan pada pembangunan desa baik itu
pada bidang pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum dan penataan ruang,
kawasan pemukiman, perhubungan, dan bidang energi dan sumber daya mineral.
Berdasarkan Kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintah desa tentu menjadi
gambaran seperti apa efektivitas penggunaan dana desa yang sudah dianggarkan
yang dimana efektivitas lebih menekankan pada keberhasilan sebuah pengelolaan.
Tingkat efektivitas pengelolaan dana desa di Desa Tanjung tahun 2020 dan 2021
sama-sama baik yaitu Efektif. Realisasi belanja dana desa dengan target dana desa
hampir seluruhnya tercapai dengan tingkat efektivitas yang cukup baik. Hal itu
karena pemerintah desa bisa memaksimalkan anggaran dana desa yang didapat
untuk digunakan dalam bidang pembangunan dan pemberdayaan pada tahun
berjalan.
DAFTAR PUSTAKA
Bakti, H. S. (2018). Identifikasi Masalah Dan Potensi Desa Berbasis Indek Desa
Membangun (Idm) Di Desa Gondowangi Kecamatan Wagir Kabupaten
Malang. Wiga : Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi, 7(1), 1–14.
Frantino, A., 2021). Kebijakan Pengelolaan Keuangan Desa Dan Indeks Desa
Membangun Desa Kupan Jaya Kecamatan Tempunak Kabupaten Sintang.
Sari, N., & Oktavianor, T. (2021). Indeks Desa Membangun (Idm) Di Kabupaten
Barito Kuala. Jurnal Administrasi Publik Dan Pembangunan, 2(1), 36.