Tim Penyusun
A. Latar Belakang
Rencana Jangka Panjang dan Menengah (RPJMN) Negara Republik
Indonesia tahun 2015 - 2019 menyebutkan bahwa dalam pengembangan
desa dan kawasan perdesaan ditunjukan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta
penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar,
pembangunan sarana dan prasarana desa, membangun desa dan kawasan
perdesaan, termasuk di kawasan perbatasan, daerah tertinggal, dan
pulau-pulau kecil terluar di Indonesia. Amanat Undang-Undang Nomor 6
tahun 2014 tentang Desa dalam pengembangan kawasan perdesaan sendiri
tidak hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan akan sarana dan
prasarana dasar, akan tetapi juga terhadap peningkatan kesejahteraan
masyarakat melalui peningkatan perekonomian daerah yang direncanakan
tidak hanya di kawasan perdesaan tetapi juga dikawasan perdesaan
transmigrasi.
Strategi pembangunan nasional yang dirancang untuk
dapatmewujudkan kebijakan tersebut ialah melalui pembangunan tiga
dimensi, yang salah satunya ialah dimensi pembangunan sektor unggulan,
baik itu ketahanan pangan, kedaulatan energi dan ketenagalistrikan,
kemaritiman dan kelautan, serta pariwisata dan industri. Kementerian
Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR), melalui dokumen Renstra
Kementerian PUPR 2015-2019 juga mempunyai perhatian besar terhadap
pengembangan wilayah, yang diwujudkan dalam pemenuhan layanan
dasar permukiman, seperti peningkatan keandalan dan keberlanjutan
layanan sumber daya air untuk pemenuhan air minum, sanitasi, dan irigasi,
serta pemenuhan kebutuhan akan sarana dan prasarana tambahan untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga ditingkat kawasan perdesaan.
Dalam mewujudkan hal tersebut, Kementerian PUPR melalui penyusunan
C. Sitematika Penulisan
Sistematika penulisan Profil Delineasi dan Database Kawasan
Permukiman Perdesaan ini disusun dengan muatan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
2. Wilayah Administrasi
Sampai tahun 2017, Kabupaten Poso terdiri atas 19 kecamatan, 142
desa Definitif dan 28 yang berstatus kelurahan. Kecamatan dengan jumlah
desa/kelurahan terbanyak yaitu Kecamatan Pamona Timur dan Poso
Pesisir dengan 13 desa/kelurahan. Sedangkan, kecamatan dengan jumlah
desa/kelurahan paling sedikit yaitu Kecamatan Lore Timur dan Lore Peora
dengan 5 desa.
Luas (km2)
Persentase
No Kecamatan District Total Area
Percentage
(square.km)
25 25
23 23 23
20
19
17 17 17
16 16 16
15
12
10
265
250 254
226 226 235
200
178
150 155
143
118
100 104 101
50 53
00
Lore Selatan
Pamona Tenggara
Pamona Puselemba
Lore Barat
Lore Timur
Lage
Pamona Selatan
Lore Utara
Lore Peore
Pamona Barat
Pamona Timur
Poso Pesisir
Poso Kota
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Luas
No Desa Persentase
(km2)
1 Tonusu 70,80 12,64
2 Mayakeli 65,75 11,74
3 Buyumpondoli 62,37 11,14
4 Pamona 40,90 7,30
5 Tentena 27,77 4,96
6 Sangele 13,82 2,47
7 Peura 120,60 21,53
8 Dulumai 111,39 19,89
9 Leboni 26,57 4,83
10 Soe 13,02 2,32
11 Wera 7,06 1,17
Total 560,02 100,00
(Sumber: Pamona Puselemba Dalam Angka 2016)
Laporan Database Lemba Masale 2019 11
2. Peta Delineasi Kawasan Perdesaan
Gambar 2.5. Peta Delineasi Kawasan Perdesaan Pamona Puselemba (Lemba Masale)
(Sumber: Hasil Penyusunan 2018)
Kebija
Kebijaka
kan
Wilayah Administratif n Kebijakan Sektoral Kebijakan Spasial Dokumen Perencanaan
Daera
Nama Nasional
h
No Kawasan Penilaian
Agropolitan
Minapolitan
Ke Perb
RDTR Kws
Perdesaan
Perdesaan
pb up /
MP
RTRWN
RTRWK
RTRWP
RPJMN
RIPKP
KSPN
RPKP
Desa
WPS
Prov
KTM
Kab
Kec
IDM
IPD
PN
KP
up
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13 -14 -15 -16 -17 -18 -19 -20 -21 -22 -23
Leboni 50,62 - √ √ - - - - √ √ √ - √ * - 6
Kawasan Wera 44,27 - √ √ - - - - √ √ √ - √ * - 6
Agrowisata Pamona Sulawesi
1 Tonusu Poso 62,57 - √ √ - - - - √ √ √ - √ * - 6
Lemba Puselemba Tengah
Masale Buyumpondoli 65,66 - √ √ - - - - √ √ √ - √ * - 6
Peura 58,75 - - √ - - - - √ √ √ - √ * - 5
(Sumber: Hasil Penyusunan 2018)
Produksi
No Komoditas
(Ton)
1 Padi Sawah 12536,35
2 Palawija 761,46
3 Holtikultura 1149,30
Gambar 2.8. Kondisi sumur gali (kiri) kondisi sumber mata air (kanan)
(sumber: Hasil Survei 218)
b) Kelembagaan
Masih kurangnya pemahaman kelembagaan mengenai
pengelolaan kawasan dalam ekonomi berbasis komoditas.
f) Sistem Transportasi
Sebagian akses jalan lokal rusak sehingga berpengaruh terhadap
waktu tempuh dalam membawa hasil produksi pertanian ke
lokasi pemasaran lokal. Jalan akses antar kawasan perdesaan
dan kawasan perkotaan terutama jalan kabupaten banyak
dalam kondisi rusak dan rusak berat. Kondisi akses jalan yang
terbatas sehingga jarak menuju kota (lokasi pemasaran) sangat
jauh sehingga mempengaruhi biaya transportasi yang lebih
tinggi. Sistem angkutan produk unggulan belum terbangun
khusus untuk melayani Kawasan.
g) Pertanian
Belum ada kebersamaan petani mengembangkan
varietasvarietas unggulan produk pertanian.
Keterbatasan modal dan akses perbankan sehingga petani
tidak dapat mengembangkan pertaniannya, meskipun
potensi lahan yang untuk digarap tersedia.
Peran pemerintah dalam memberikan peluang pasar ataupun
modal (investor) masih minim.
h) Perikanan
Terjadinya kekurangan ikan disetiap Desa, karena Danau
merupakan sumber pencaharian masyarakat.
Industri ikan air tawar masih kurang di dalam kawasan dan
hanya terbatas pada subsektor komsumsi rumah tangga saja.
Belum memadainya tempat penyimpanan hasil tangkap ikan
terutama penggunaan cold storage sangat minim.
Pabrik es yang memproduksi es untuk pengawet ikan yang
terbangun tidak berfungsi.
Tempat pemasaran ikan masih terbatas.
Kurang pengetahuan tentang pengolahan ikan hasil tangkap,
pengolahan masih monoton (tidak variatif) dan sederhana
sehingga perlu kreatifitas dan innovasi berorientasi pasar
khusus untuk para pengunjuang atau wisatawan.
Belum adanya tempat khusus untuk pelatihan dan
pengemasan produk perikanan.
Kurangnya anggaran untuk pengembangan packaging produk.
i) Pariwisata
Fasilitas penunjang pariwisata belum terawat dan tertata
dengan baik sehingga kualitasnya, tentu sangat berpengaruh
terhadap turunnya daya tatik wisata. Belum terpusatnya pusat
b) Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk didapatkan dengan membagi jumlah
penduduk dengan luas permukiman. Berdasarkan hasil delineasi secara
spasial pengisian database kawasan didapatkan luas total permukiman
(PMK) Lemba Masale yaitu 227,44 Ha.
Tabel 2.9. kepadatan penduduk Kawasan Lemba Masale
Jumlah
Luas Kepadatan
Penduduk
Desa Permukiman Penduduk
Eksisting 2018
(PMK) Ha km2
(jiwa)
Desa Leboni 1119 42,74 2618
Desa Tonusu 1675 52,15 3211
Jumlah KK Proyeksi
Desa Eksisting Jumlah KK
2018 2019
Desa Leboni 267 272
Desa Tonusu 399 407
Desa Wera 214 218
Desa Buyumpondoli 472 481
Desa Peura 270 275
KPP Lemba Masale 1622 1654
(sumber: Hasil Penyusun 2018)
d) Mata Pencaharian
Pada kawasan permukiman perdesaan (KPP) Lemba masala
mayoritas penduduk memiliki mata pencaharian sebagai Petani Padi,
Nelayan Ikan Air tawar. Dan Petani Kebun.
Tabel 2.11. Kondisi prasarana jalan, drainase dan jembatan KPP Lemba
Masale
Panjang
Prasarana/Infrastruktur kondisi
(m)
Tabel 2.12. Kondisi Air Minum, Air Limba dan Persampahan KPP Lemba
Masale
No Prasarana/Infrastruktur Jumlah
Air Minum
1 Jumlah Sambungan Air (SR) 682
Jumlah Penduduk Terlayani Air Minum 2729
Air Limbah
Belum ada
Pelayanan
Panjang Saluran Air Limbah Komunal (m)
Limbah Air
Komunal
2
Belum ada
Pelayanan
Jumlah Penduduk Terlayani Air Limbah Komunal (jiwa)
Limbah Air
Komunal
Air limbah Individual/Tanki Septic (unit RT) 384
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 2.10. (a) Kondisi Jalan, (b) Kondisi Drainse, (c) Kondisi Jalan
Tani, (d) Kondisi Jembatan
Pertimbangan
Administratif Penilaian SPM
Lain
Tingkat Partisipasi
Nama Kawasan
dan Pendukung
Status
Persampahan
No Nama Perdesaan Permukiman Penentuan
Masyarakat
Kecamatan
Air Limbah
Kabupaten
Air Minum
Desa
Drainase
Ekonomi
Provinsi
Perdesaan
Jalan
1 2 3 Desa4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Leboni 50,62 98,76 66,67 75 77,25 67,22 100 Ada Sedang Prioritas 1
Peura 58,79 86,95 66,67 248,51 102,47 67,22 0 Ada Sedang Prioritas 1
Berdasarkan analisis dalam form excel pengisian database, nilai SPM kemudian diinput masuk kedalam matriks penentuan Kawasan Permukiman Perdesaan (KPP), dengan
pertimbangan kolom (9) sampai kolom (16) ditetapkan bahwa Kawasan Permukiman Perdesaan (KPP) merupakan beberapa KPP yang masuk dalam priorotas yaitu KPP 1 Desa Leboni
dan Wera, KPP 2 Desa Desa Tonusu, KPP 4 Desa Peura, Untuk Prioritas ke 2 yaitu KPP Desa Buyumpondoli.
PENUTUP