Anda di halaman 1dari 12

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gerakan Warga Negara (Civic Movement) merupakan suatu gerakan yang

dilandasi oleh rasa tanggung jawab warga negara dalam membantu pemerintah

untuk mewujudkan kesejahteraan, kesetaraan, kualitas hidup masyarakat dan

keadilan untuk semua. Seperti dijelaskan oleh Bollman (2014, hlm. 4-5) dalam

artikelnya yang berjudul “The Regional Civic Movement in California” bahwa

Civic Movement dilandasi karena kurangnya kerjasama antara pemerintah, para

pengusaha, dan kelompok anggota masyarakat, sehingga hal tersebut sangat

menganggu hubungan serta komunikasi. Berdasarkan hal tersebut, muncul inisiasi

dari kelompok anggota masyarakat, sehingga hal tersebut sangat mengganggu

hubungan serta komunikasi. Berdasarkan hal tersebut, muncul inisiasi dari

kelompok masyarakat serta para pengusaha melalui organisasi sosial masyarakat

untuk mengoptimalkan potensi wilayah agar perekonomian, kualitas hidup serta

permasalahan seperti ledakan penduduk, kurangnya lapangan pekerjaan,

pengangguran, dan hal yang menjadi tantangan di wilayah atau negara tersebut

dapat teratasi dengan membuat konsesus bersama untuk membantu pemerintah

lokal dalam menghadapi permasalahan tersebut.

Bollman (2014, P. 5) said that the expectations of that citizen movement

are: "Through steering, we mean to be accountable for the future of the region,

based on the principle of sustainability: to respond to the needs of the present

without compromising the ability of future generations" Jika digabungkan dengan

pengertian Pendidikan Kewarganegaraan, maka pengertian proses

Handri Novianto, 2021 |1


PERAN ORGANISASI KARANG TARUNA DALAM MEWUJUDKAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
GENERASI MUDA SEBAGAI GERAKAN WARGA NEGARA (CIVIC MOVEMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpus.upi.edu
kewarganegaraan dapat dikategorikan sebagai bentuk intervensi psikologis dalam

tatanan sosial di bidang sosial budaya. Pelatihan Kewarganegaraan adalah

perpanjangan kewarganegaraan, menekankan elemen fungsional kewarganegaraan

yang melatih siswa untuk menjadi warga negara masa depan yang mengakui

posisi mereka sebagai warga negara. Pelatihan adalah perluasan kewarganegaraan.

Sedangkan Dimond (dalam Wahab & Sapriya 2011, h. 32) membagi istilah

Pendidikan Kewarganegaraan dalam arti sempit dan luas yang menekankan pada

aspek teoritis dan praktis dari pemerintahan demokrasi dalam arti sempit

Pendidikan Kewarganegaraan sedangkan secara luas memfokuskan pada

Pendidikan Kewarganegaraan yang menekankan pada partisipasi warga dalam

pertanyaan sosial.

Pada kenyataannya Pendidikan Kewarganegaraan tidak hanya sebatas

penyediaan bahan ajar, yang meliputi demokrasi politik atau administrasi saja,

tetapi lebih komprehensif dan berkembang menjadi metodologi yang melibatkan

aspek kehidupan mahasiswa dalam kehidupan bermasyarakat, yang pada akhirnya

menciptakan demokrasi. proses dalam masyarakat dan pendidikan sipil yang

bertujuan untuk mencapai pendidikan kewarganegaraan (Wuryan, Italia).

Kedudukan generasi muda, sebagai generasi muda dipandang sebagai mesin

kemajuan dan faktor penting dalam membangun peradaban yang maju, penting

untuk memahami individu yang ideal, sehingga ketika generasi muda memiliki

kualitas dan martabat yang tinggi maka dapat berpengaruh pada cara suatu negara

menjadi makmur dan kuat. Padahal jika generasi muda baru ini tidak berkualitas

Handri Novianto, 2021 |2


PERAN ORGANISASI KARANG TARUNA DALAM MEWUJUDKAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
GENERASI MUDA SEBAGAI GERAKAN WARGA NEGARA (CIVIC MOVEMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpus.upi.edu
dan kurang berkarakter kuat, maka akan timbul berbagai macam masalah sosial

yang menghambat kemajuan negara.

Pemuda sendiri harus dipandang sebagai pewaris dari prinsip kebangsaan,

yang di dalamnya diletakkan fondasi pembangunan negara, karena generasi muda

merupakan penentu masa depan bangsa (Satries, 2009, h. 88). Orang-orang muda

terdaftar di bawah Undang-undang berusia antara 16 dan 30 tahun (Undang-

undang no. 40 tahun 2009), saat orang mencapai usia kerja. Memang, Indonesia

diperkirakan akan mendapatkan bonus demografi pada tahun 2020-2039 ketika

usia produksi berada di atas usia tidak produktif (Konadi & Zainuddin, 2011, h.

18). Pertanyaan besarnya, bagaimanapun, adalah apakah bonus demografis

digunakan?

Dalam bukunya yang berjudul Youth & Violence, Muncie (2015)

menjelaskan ancaman kepada Anda kaum muda. Dikutip dari Furlong dan Carmel

(John Muncie, 2015), masa 'masa kanak-kanak' bahkan 'dewasa' merupakan

konsep kebajikan yang biasanya dianggap sebagai masa standar kehidupan. Jadi

"dewasa muda" dan "remaja" biasanya memiliki masalah yang berbeda. Ini

termasuk kebebasan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, agresi, kurangnya

tanggung jawab, ketidaksopanan, pemberontakan, kerentanan terhadap cedera /

kelemahan, kelalaian, penyalahgunaan hak orang lain dan ketidakdewasaan. Pada

orang muda, gangguan psikologis lebih terobsesi dengan kata-kata "kejahatan",

"menyimpang" dan "pelanggaran" daripada orang dewasa.

Windiani & Soetjiningsih (2010) menyoroti fase atau periode transisi yang

sangat kompleks dan dinamis antara masa kanak-kanak dan dewasa di mana

Handri Novianto, 2021 |3


PERAN ORGANISASI KARANG TARUNA DALAM MEWUJUDKAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
GENERASI MUDA SEBAGAI GERAKAN WARGA NEGARA (CIVIC MOVEMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpus.upi.edu
perkembangan pesat diamati dan diubah. Oleh karena itu, terdapat resiko yang

sangat tinggi untuk terjadinya gangguan perilaku (conduct disorder), kenakalan

remaja dan kekerasan baik pada pelaku maupun korban. Dalam masa puber juga,

ada banyak masalah kepribadian yang bertentangan dengan norma sosial yang

relevan, misalnya persentase orang dewasa muda yang ditangkap karena

pelanggaran kekerasan yang diidentifikasi sebagai kenakalan remaja, dan

kejahatan yang rumit karena berbagai penyebab seperti perampasan, seksisme,

penggunaan narkoba dan alkohol, kerentanan terhadap kejahatan usia dini

(pelecehan anak), pembunuhan, dan alasan lainnya.

Bahkan Syarbini (2014, hlm. 1) mengatakan bahwa masalah yang meluas

di Indonesia saat ini bukanlah masalah ekonomi atau masalah pangan, tetapi krisis

spiritual atau spiritual yang memicu masalah atau krisis lain termasuk fiskal,

keuangan, sosial, budaya, keamanan dan perlindungan. Menurut Kesuma et al.

(dalam Syarbini, 2014, hlm. 2), kerugian sosial bagi siswa dan remaja

didefinisikan oleh meningkatnya seks bebas, kecanduan narkoba, pornografi dan

berbagi video serta perjuangan siswa. Berdasarkan statistik BKKBN, 63% remaja

Indonesia melakukan seks bebas. Sementara di Indonesia, jumlah korban 1,1 juta

atau 3,9 persen dari total. Dengan demikian, berdasarkan data Pusat Pengendalian

Sturbance Jakarta, 0,8 persen atau sekitar 1.318 dari 1.645.835 siswa di DKI

Jakarta adalah siswa SD, SMP, dan SMP.

Tren kenakalan kriminal yang meluas sebenarnya adalah bukti bahwa

remaja atau dewasa muda sangat rentan terhadap masalah sosial, membuat

kewajiban pemuda untuk masyarakat sangat tinggi, dan bahwa remaja adalah

Handri Novianto, 2021 |4


PERAN ORGANISASI KARANG TARUNA DALAM MEWUJUDKAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
GENERASI MUDA SEBAGAI GERAKAN WARGA NEGARA (CIVIC MOVEMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpus.upi.edu
target yang sangat signifikan bagi penerus estafet bangsa. Ford dkk. (dalam

Medonough et al. 2012, hlm. 3) menyatakan bahwa "Tanggung jawab publik

berlaku untuk tindakan dan upaya untuk melestarikan hak teh orang lain, menjadi

individu yang teliti dan untuk menghindari perilaku yang kasar dan mengganggu."

Tanggung jawab sosial adalah tindakan atau perilaku dan inisiatif yang bertujuan

untuk menghormati hak orang lain dalam rangka membentuk karakter orang yang

bertanggung jawab dan mencegah kekerasan dan perilaku merusak. Dalam

konteks kebangsaan dan kenegaraan, tentunya semua orang, terutama generasi

muda, harus memiliki sikap tanggung jawab ini guna mengatasi sikap apatis

terhadap dunia lingkungan dan menumbuhkan rasa kewajiban sosial terhadap

masyarakat.

Kebijakan tersebut menjadikan peraturan perundang-undangan dan

kebijakan tentang pemberdayaan pemuda sebagai kolaborator kebijakan untuk

mengatasi masalah sosial di masyarakat dan memberdayakan masyarakat dalam

memahami jalan tersebut, yang difokuskan pada pengakuan atas manfaat yang

cukup besar yang akan diperoleh dari peningkatan jumlah usia aktif. dan sejumlah

besar orang muda sekarang dan di masa depan. Atas dasar konsep, nilai, dan

pengembangan pendidikan kewarganegaraan saat ini, dimasukkannya dalam

domain sosial budaya organisasi kemasyarakatan berbasis pemuda seperti Karang

Taruna dan tanggung jawab sosial, sebagai gerakan kewarganegaraan, ke dalam

bidang pendidikan kewarganegaraan, menekankan konsep dan praktik pendidikan

sipil di rumah, dianggap sesuai dan sangat relevan.

Handri Novianto, 2021 |5


PERAN ORGANISASI KARANG TARUNA DALAM MEWUJUDKAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
GENERASI MUDA SEBAGAI GERAKAN WARGA NEGARA (CIVIC MOVEMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpus.upi.edu
Pengertian istilah “pemuda itu sendiri” diatur dalam Permensos RI No 25

Tahun 2019 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna yang menjelaskan bahwa

Karang Taruna adalah organisasi yang dibentuk oleh masyarakat sebagai wadah

generasi muda untuk mengembangkan diri, tumbuh, dan berkembang atas dasar

kesadaran serta tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk generasi muda, yang

berorientasi pada tercapainya kesejahteraan sosial bagi masyarakat, Pasal 6

menyatakan bahwa “Karang Taruna memiliki tugas mengembangkan potensi

generasi muda dan masyarakat, dan berperan aktif dalam pencegahan dan

penanggulangan permasalahan sosial melalui rehabilitasi sosial, jaminan sosial,

pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial serta program prioritas nasional.”

Dilihat dari persepsi Karang Taruna, Karang Taruna memiliki peran yang

cukup signifikan dalam membantu menyelesaikan masalah sosial, menginspirasi

dan meningkatkan kesehatan masyarakat di wilayah administrasi desa / kelurahan.

Meskipun demikian, ada beberapa harapan bahwa peran asosiasi pemuda dalam

melaksanakan tugas dan tugasnya dianggap tidak memadai. Karena banyak sekali

kaum muda yang ragu-ragu untuk mengejar kaum muda sebagai pemimpin yang

berkomitmen karena mereka kewalahan dan karena kaum muda yang terkena

wabah "anti-sosial" saat ini dan terbuai dengan "komunitas mereka sendiri. "

Terkait dengan dia (Youniss & Yates, 1997).

Penelitian mengenai organisasi sosial berbasis kepemudaan seperti karang

taruna, tanggung jawab sosial, dan gerakan warga negara (civic movement)

sebenarnya sudah banyak, hanya saja terbatas pada dimensi pembahasan yang

tidak saling terkait. Seperti misalnya penelitian mengenai tanggung jawab sosial

Handri Novianto, 2021 |6


PERAN ORGANISASI KARANG TARUNA DALAM MEWUJUDKAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
GENERASI MUDA SEBAGAI GERAKAN WARGA NEGARA (CIVIC MOVEMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpus.upi.edu
dalam organisasi pelayanan publik dan pemerintahan (On & Ilies, 2012; Shaklee,

2011; Rice & Reid, 1956) kemudian peran sekolah dalam membangun tanggung

jawab sosial (Yates, 1998; Martinek dkk., 2001). Tanggung jawab sosial dalam

konteks pembangunan pemuda (Mc Donough dkk., 2012). Tanggung jawab sosial

dari organisasi pelayanan pemuda (Law, 2011). Pembelajaran tanggung jawab

sosial kepada anak muda melalui literasi (Wolk, 2009). Pendidikan pemuda untuk

tanggung jawab sosial (Dyck, 2015). Perbandingan tanggung jawab sosial antara

pemuda dari negara Amerika dan Israel (Becker, 1976). Serta tanggung jawab

warga negara dalam konteks demokrasi (Veil, 2008). Sedangkan untuk

pembahasan mengenai gerakan warga negara (civic movement) sendiri, relatif

banyak jumlahnya, namun penelitian yang dilakukan lebih mengarah kepada

gerakan di masing-masing negara (Munoz, 2013; Mega, 1984; Bollman, 2004;

Ramamurthy, 2006).

Kemudian untuk peran dari organisasi pemuda, ada sejumlah penelitian

yang berkaitan dengan pembangunan siswa di tingkat sekolah menengah dan juga

di lingkungan masyarakat (Valeeva & Rybakova, 2011; Wheeler, 2000).

Sedangkan di Indonesia sendiri, studi yang berkaitan dengan tanggung jawab

sosial pemuda hanya sedikit saja, karena studi mengenai tanggung jawab sosial ini

banyak membahas tentang tanggung jawab sosial korporasi (Hadi, 2011;

Suparman, 2013; Yudarwati, 2013). Sedangkan studi mengenai organisasi

kepemudaan relatif banyak, namun khusus untuk organisasi karang taruna hanya

sedikit saja. Peranan pemuda karang taruna dalam konteks gotong royong

(Pamungkas, 2013), dan model pelatihan kepemimpinan bagi organisasi

Handri Novianto, 2021 |7


PERAN ORGANISASI KARANG TARUNA DALAM MEWUJUDKAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
GENERASI MUDA SEBAGAI GERAKAN WARGA NEGARA (CIVIC MOVEMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpus.upi.edu
kepemudaan (Hiryanto dkk., 2015; Parwita & Suryani, 2014; Sanusi &

Darmawan, 2016).

Dari beberapa hasil studi yang sudah disebutkan, belum ada kajian

mendalam mengenai 3 aspek meliputi tanggung jawab sosial, organisasi sosial

kepemudaan dan gerakan warga negara dalam kajian pendidikan

kewarganegaraan. Hal tersebut tentunya menjadi landasan kebaruan (novelity)

penelitian ini, yang membahas secara mendalam mengenai 3 aspek tersebut dalam

kajian pendidikan kewarganegaraan yang berkaitan erat dengan permasalahan

sosial di masyarakat, khususnya pemuda dalam mewujudkan prilaku tanggung

jawab sosial melalui peran organisasi sosial masyarakat berbasis kepemudaan,

yaitu karang taruna. Sehingga, penelitian ini dirasa penting dalam mengungkap

dan menggambarkan secara mendalam mengenai karang taruna yang ideal dalam

membentuk mental pemuda yang memiliki tanggung jawab sosial. Penelitian ini

dilakukan pada Karang Taruna Desa Nyalindung Kecamatan Cimalaka Kabupaten

Sumedang. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini nantinya diharapkan akan

menghasilkan output berupa gambaran lengkap dan mendalam mengenai peranan

karang taruna dalam mewujudkan tanggung jawab sosial generasi muda, yang

kemudian dapat dijadikan sebagai role model bagi karang taruna lain.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran dan fungsi karang taruna dalam mewujudkan tanggung jawab

sosial generasi muda?

Handri Novianto, 2021 |8


PERAN ORGANISASI KARANG TARUNA DALAM MEWUJUDKAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
GENERASI MUDA SEBAGAI GERAKAN WARGA NEGARA (CIVIC MOVEMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpus.upi.edu
2. Bagaimana bentuk tanggung jawab karang taruna dalam pembentukan

lingkungan sosial?

3. Mengapa karang taruna berkontribusi dalam pembentukan generasi muda yang

bertanggung jawab terhadap lingkungan sosialnya?

4. Bagaimana antusiasme generasi muda terhadap organisasi sosial kepemudaan

karang taruna?

5. Bagaimana peran dan fungsi organisasi karang taruna sebagai gerakan warga

negara (civic movement) dalam kajian pendidikan kewarganegaraan ditinjau

dari sudut pandang dimensi sosial kultural?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Guna memberikan gambaran rinci tentang organisasi kemasyarakatan generasi

muda yang diwujudkan oleh Karang Taruna Nyalindung Nanjung Desa

Nyalindung Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang yang dikaji sebagai

salah satu bentuk kegiatan kemasyarakatan dalam pendidikan sipil.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi peran dan fungsi karang taruna dalam mewujudkan

tanggung jawab sosial generasi muda.

b. Mendeskripsikan bentuk tanggung jawab karang taruna dalam pembentukan

lingkungan sosial.

c. Mendeskripsikan karang taruna berkontribusi dalam pembentukan generasi

muda yang bertanggung jawab terhadap lingkungan sosialnya.

Handri Novianto, 2021 |9


PERAN ORGANISASI KARANG TARUNA DALAM MEWUJUDKAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
GENERASI MUDA SEBAGAI GERAKAN WARGA NEGARA (CIVIC MOVEMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpus.upi.edu
d. Mendeskripsikan antusiasme generasi muda terhadap organisasi sosial

kepemudaan karang taruna.

e. Menganalisis peran dan fungsi organisasi karang taruna sebagai gerakan

warga negara (civic movement) dalam kajian pendidikan kewarganegaraan

ditinjau dari sudut pandang dimensi sosial kultural.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber rujukan bagi para peneliti pada

bidang kajian ilmu sosial humaniora, khususnya studi pendidikan

kewarganegaraan dalam dimensi sosial kultural yang saat ini masih jarang

dilakukan oleh mahasiswa PKn, guna memberikan tambahan pengetahuan

secara luas dan mendalam mengenai isu-isu sosial pemuda dan masyarakat.

2. Manfaat Praktisi

a. Bagi Mahasiswa

1) Mahasiswa dapat belajar tentang peran organisasi pemuda, sebagai

gerakan demokratis, dalam tanggung jawab sosial gerakan pemuda.

2) Mahasiswa dapat mengetahui pentingnya peran generasi muda terhadap

organisasi sosial kepemudaan karang taruna.

b. Bagi Lembaga

1) Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pentingnya organisasi

kepemudaan dalam mewujudkan tanggung jawab sosial generasi muda.

Handri Novianto, 2021 | 10


PERAN ORGANISASI KARANG TARUNA DALAM MEWUJUDKAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
GENERASI MUDA SEBAGAI GERAKAN WARGA NEGARA (CIVIC MOVEMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpus.upi.edu
2) Penelitian ini digunakan sebagai bahan studi dalam menentukan

kebijakan untuk pengembangan program studi ilmiah, khususnya

pendidikan kota di bidang keterampilan kewarganegaraan.

c. Bagi Mayarakat

Masyarakat dapat memahami bahwa generasi muda merupakan peran

penting dalam muwujudkan organisasi soial.

3. Secara Kebijakan

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan pemerintah, dalam hal ini

kementrian sosial untuk melakukan revitalisasi terhadap organisasi sosial

berbasis kepemudaan yakni karang taruna di daerah lain yang kurang berperan

aktif sesuai tugas dan fungsinya.

4. Secara Isu

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pencerahan kegiatan atau aksi

terhadap peran generasi muda guna lebih memaksimalkan perannya dalam

organisasi sosial.

1.5 Struktur Organisasi Tesis

Di atas adalah penelitian sistematis penulis yang difokuskan pada

publikasi artikel ilmiah

Bab I memuat kajian pendahuluan yang dipisahkan menjadi beberapa sub

bab: A. Konteks, B. Rumusan Masalah, C. Tujuan Penelitian, D. Metode

Pembelajaran.

Handri Novianto, 2021 | 11


PERAN ORGANISASI KARANG TARUNA DALAM MEWUJUDKAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
GENERASI MUDA SEBAGAI GERAKAN WARGA NEGARA (CIVIC MOVEMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpus.upi.edu
Pada bagian ini, Bab II membahas secara mendalam tentang tinjauan

pustaka yang meliputi konteks teoritis, interpretasi, dan konseptualisasi ulang

penulis yang bersumber dari pendapat para ahli.

Metodologi penelitian bagian dari Bab III. Masing-masing bab

menjelaskan metode analisis pada subbab berikut ini: A. Metode dan Metode, B.

Subjek Penelitian, C. Lokasi Penelitian, D. Pengolahan Data Fungsional, E.

Instrumen Ilmu, F. Pengolahan Data dan G. Masalah Etika .

Dalam esai ini, Bab IV, yang merupakan pusat penelitian ini, akan

membahas hasil analisis dan diskusi yang terdiri dari: A. Deskripsi lokasi

penelitian umum, B. Temuan penelitian deskriptif dan debat hasil penelitian.

Bab V terdiri dari sub-bab, termasuk A. Bab V. Kesimpulan memberikan

gambaran singkat tentang temuan dan debat penelitian, B. Dampak dan C.

Rekomendasi. Rekomendasi.

Handri Novianto, 2021 | 12


PERAN ORGANISASI KARANG TARUNA DALAM MEWUJUDKAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
GENERASI MUDA SEBAGAI GERAKAN WARGA NEGARA (CIVIC MOVEMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpus.upi.edu

Anda mungkin juga menyukai