Anda di halaman 1dari 98

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN


MEDIA BONEKA TANGAN PADA ANAK KELOMPOK B
TK PEMBINA CAWAS KABUPATEN KLATEN
TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh:
ARI SISWANTI
X8110004

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit
Agustusto 2012
user

i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ari Siswanti

NIM : X8110004

Jurusan/ Program Studi : Ilmu Pendidikan/ PG-PAUD

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “UPAYA MENINGKATKAN


KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA
BONEKA TANGAN PADA SISWA KELOMPOK B TK PEMBINA
CAWAS KABUPATEN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 ” ini
benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi
yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Agustus 2012

Yang membuat pernyataan

Ari Siswanti

commit to user

ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN


MEDIA BONEKA TANGAN PADA SISWA KELOMPOK B TK PEMBINA
CAWAS KABUPATEN KLATEN TAHUN
PELAJARAN 2011/2012

Oleh :
ARI SISWANTI
X8110004

Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Pendidikan Guru Pendidikan
Anak Usia Dini, Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit 2012
Agustus to user

iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK
Ari Siswanti. UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA
DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BONEKA TANGAN PADA ANAK
KELOMPOK B TK PEMBINA CAWAS KABUPATEN KLATEN TAHUN
PELAJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Agustus 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak


kelompok B TK Pembina kecamatan Cawas Kabupaten Klaten tahun pelajaran
2011/2012 dengan menggunakan media boneka tangan.

Penelitiann ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) . Penelitian ini


dilaksanakan dalam tiga siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian tindakan kelas ini
seluruh anak kelompok B TK Pembina Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten
tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 28 anak. Teknik pengumpulan data
menggunakan observasi, dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah
teknik analisis interaktif Milles dan Huberman kegiatan pokok analisis meliputi
reduksi data, penarikan kesimpulan atau verivikasi.

Berdasarkan hasil penelitian dapat menunjukan bahwa dengan


menggunakan media boneka tangan dapat meningkatkan kemampuan berbicara
anak dari pra siklus ke siklus I, dari siklus I ke siklus II dan ke siklus III. Proses
pembelajaran pada pra siklus bersifat teacher center dan tidak menggunakan
media, sehingga kemampuan berbicara anak rendah kemampuan berbicara anak
baru 18%. Peningkatan terjadi ada siklus I kemampuan berbicara anak meningkat
menjadi 28,6% walaupun belum optimal. Pelaksanaan siklus II menyebabkan
kemampuan berbicara anak semakin baik dan meningkat menjadi 75%.
Pelaksanaan siklus III menyebabkan kemampuan berbicara anak semakin
meningkat tinggi menjadi 89%. Sehingga bisa bisa mendukung pembelajaran
yang berkualitas.

Simpulan penelitian ini adalah penggunaan media boneka tangan dapat


meningkatkan kemampuan berbicara pada anak kelompok B TK Pembina Cawas
Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2011/2012.

Kata kunci : Kemampuan Berbicara, Media, Boneka Tangan

commitvito user

vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRACT
Ari Siswanti. Efforts to Improve Speaking Ability Using Hand Puppet Media
on Group B TK Pembina Cawas Klaten Regency Academic Year 2011/2012.
Research Paper, Faculty of Teacher Training and Education Sebelas Maret
University of Surakarta. August 2012.
This study aims to improve the child's ability to speak in group B TK
Pembina Cawas Klaten academic year 2011/2012 usinghand puppets media.
This classroom research a classroom action research . This classroom research
was implemented in three cycles, with each cycle consisting of planning, action,
observation and reflection. The research subject is a class act all the children of
group B TK Pembina Cawas Klaten regency in the academic year 2011/2012
amount 28 children. Data collection techniques using observation, documentation.
Analysis of the data used is interactive analysis techniques Milles and Huberman
principal activities include the analysis of the data reduction, data display or
verification.
Based on the resseach of this study showed that using a hand puppet media
can improve speaking ability of children pre-cycle to 1st cycle, from the 1st cycle
to the 2nd cycle and the 3rd cycle. The process of learning the teacher in pre cycle
do not use media and teacher center, so the speaking ability low, speaking ability
child's only 18%. The increase occurred there first cycle speaking ability children
increased to 28.6%, although not optimal. Implementation of the second cycle
causing the child's speaking ablity well and increased to 75%. Implementation of
the third cycle has the speaking ability the child grows up to 89% higher. So that
could be a quality learning support.
Conclusions This study is the use of hand puppets media can improve the
speaking ability to children TK Pembina Cawas Klaten regency academic year
2011/2012.
Keywords: Speech, Media, Hand Puppet

commit to user

vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

“Rencana Tuhan selalu imdah untuk hambanya” (Penulis)

“Pendidikan merupakan perlengkapan terbaik untuk hari tua” (Aristoteles)

“Karena tidak ada yang lebih mudah dibandingkan dengan berpikir, jadi tidak
ada yang lebih sulit dibandingkan dengan berpikir baik” Thomas Traherne)

“Jangan pernah merasa sakit karena keinginan yang belum tercapai, pasti Allah
mempunyai rencana yang lebih baik” (Penulis)

commit to user

viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Teriring rasa syukurku kepada Allah SWT, kupersembahkan karya sederhana ini
kepada :

Bapak dan Ibu


Pengorbanan dan kasih sayang bapak ibu yang begitu besar, dan tiada tara
perhatian dan do’a yang tiada terputus serta selalu memberikan semangat dan
dukungan kepada saya

Keluargaku
Semangat, dukungan dan doa yang senantiasa kalian panjatkan untuk telah
menjadikan Aku seperti sekarang ini.

Keluarga besar PGSD FKIP UNS


Berkesempatan menjadi bagian dari keluarga besar ini adalah suatu kebanggaan
yang luar biasa. Dan kenangan bersama kalian semua tidak akan pernah
tergantikan oleh apapun.

commit to user

ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN
BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BONEKA TANGAN
PADA SISWA KELOMPOK B TK PEMBINA CAWAS KABUPATEN
KLATEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012”.
Skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan
Anak Usia Dini (PG-PAUD), Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa
terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan
pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Jurusan
Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
4. Dr. Suwarto WA, M.Pd. selaku pembimbing I, yang selalu memberikan
motivasi, bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Drs. Djaelani, M.Pd. selaku pembimbing II, yang selalu memberikan motivasi,
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Kepala TK Pertiwi Pembina Cawas , Kabupaten Klaten yang telah
memberikan ijin untuk penelitian dan bimbingan serta bantuan demi
kelancaran pelaksanaan penelitian ini.
7. Anak-anak kelompok B TK Pembina Cawas, Kabupaten Klaten yang telah
commit to user
bersedia untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.

x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

8. Guru kelompok B yang telah membantu penelitian ini hingga selesai.


9. Guru-guru dan karyawan TK Pembina Cawas, Kabupaten Sragen.
10. Berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
karena keterbatasan penulis. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, Agustus 2012

Penulis

commit to user

xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. vi
HALAMAN ABSTRACT .............................................................................. vii
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 5
A. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 5
1. Hakikat Pembelajaran Kemampuan Berbicara………. ..... 5
a. Karakteristik Anak Usia Dini.................................... 5
b. Pengertian Kemampuan Berbicara ………………… 6
c. Pengertian bahasa…………………………………… 6
d. Pengertian Berbicara …………………………………. 10
commit…………………………………….
e. Tujuan Berbicara to user 12

xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Hakikat Boneka Tangan Untuk Anak Usia Dini ............... 16


a. Pengertian Media ............................................................... 16
b. Nilai dan Manfaat Media .................................................. 16
c. Fungsi Alat Permainan Edukatif ...................................... 19
d. Pembuatan Alat Permainan Edukatif .................................. 20

e. Pengertian Boneka Tangan................................................... 23

f. Manfaat Boneka Tangan ................................................... 23

B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................. 25


C. Kerangka Berpikir .................................................................... 26
D. Hipotesis................................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 29
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 29
B. Subjek Penelitian ..................................................................... 29
C. Sumber Data ........................................................................... 29
D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 30
E. Validitas Data ......................................................................... 31
F. Teknik Analisis Data .............................................................. 32
G. Indikator Kerja ......................................................................... 34
H. Prosedur Penelitian .................................................................. 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 41
A. Profil dan Keadaan Personil TK .............................................. 41
1. Deskripsi Lokasi Penelitian................................................ 41
2. Deskripsi Keadaan Personil TK ......................................... 41
B. Hasil Penelitian ........................................................................ 42
1. Deskripsi Kondisi Awal ............................................ ....... 42
2. Siklus I .............................................................................. 45
3. Siklus II ............................................................................. 55
4. Siklus III .................................................................. ......... . 64
commit to user
C. Pembahasan ...................................................................... ....... 73

xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................................... 78


A. Simpulan .................................................................................. 78
B. Implikasi ................................................................................... 79
C. Saran ........................................................................................ 79
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 80
LAMPIRAN ..................................................................................................... 81

commit to user

xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
2. 1 Kerangka Berfikir ....................................................................................... 27
3. 2 Komponen – komponen Analisis Data ....................................................... 33
3. 3 Siklus Observasi........................................................................................... 40
4. 1 Perolehan Nilai Berbicara Pra Tindakan ...................................................... 45

4. 2 Perolehan Nilai Berbicara Siklus I …………………………………… ...... 52

4. 3 Perolehan NIlai Berbicara Siklus II ............................................................. 61

4. 4 Perolehan Nilai Berbicara Siklus III ........................................................... 70

4. 5 Peningkatan Kemampuan Berbicara siklus I, siklus II, siklus III ……… ... 75

commit to user

xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
3. 1 Jadwal Penelitian ........................................................................................ 81
4. 1 Daftar Personil TK ..................................................................................... 41
4. 2 Distribusi Nilai Awal Kemampuan Berbicara ............................................. 43
4. 3 Perolehan Nilai Kemampuan Berbicara Siklus I ......................................... 52
4. 4 Perolehan Nilai Kemampuan Berbicara Siklus II ........................................ 61
4. 5 Perolehan Nilai Kemampuan Berbicara Siklus III ....................................... 70
4. 6 Perubahan Kemampuan Berbicara Siklus I, Siklus II, Siklus III ................ 75

commit to user

xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1 Tabel Jadwal Penelitian …………………………………………………... 83
2 Cerita Gogo Kodok ……………………………………………………… 84
3 Silabus ………………………………………………………………… 86

4 RKH Siklus I Pertemuan 1 ........................................................................... 89

5 Skenario Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1 .............................................. 92

6 Penilaian Berbicara Siklus I Pertemuan 1 .................................................. 97

7 Observasi Kinerja Guru ................................................................................. 99

8 RKH Siklus I Pertemuan II .......................................................................... 102

9 Skenario Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2 .............................................. 105

10 Penilaian Berbicara Siklus I Pertemuan 2 .................................................. 109

11 Observasi Penilaian Guru …………………………………………… .........111

12 RKH Siklus II Pertemuan Siklus 1 .............................................................. 114

13 Skenario Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1 ............................................. 117

14 Penilaian Berbicara Siklus II Pertemuan 1 .................................................. 121

15 Observasi Kinerja Guru ……………………………………………… ...... 123

16 RKH Siklus II Pertemuan 2 ......................................................................... 126

17 Skenario Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2 ............................................ 129

18 Penilaian Berbicara Siklus II Pertemuan 2 .................................................. 133

19 Observasi Kinerja Guru ………………………………………………....... 135

19 RKH Siklus III Pertemuan 1 ........................................................................ 138

20 Skenario Pembelajaran Siklus III Pertemuan 1 ........................................... 141

21 Penilaian Siklus III Pertemuan 1..................................................................


commit to user 145

xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

22 Observasi Kinerja Guru ………………………………………………...... 147

23 RKH Siklus III Pertemuam 2 ....................................................................... 150

24 Skenario Pembelajaran Siklus III Pertemuan 2 .......................................... 153

25 Penilaian Siklus III Pertemuan 2.................................................................. 157

26 Observasi Kinerja Guru ……………………………………………… ...... 159

27 Foto- foto Kegiatan

28 Perijinan Penelitian

commit to user

xviii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Taman kanak-kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan
prasekolahan yang dikenal oleh anak. Sesuai dengan karakteristiknya anak usia
TK sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat dan fundamental bagi
kehidupan selanjutnya. Anak pada masa ini memiliki karakteristik tersendiri
dimana anak yang sangat aktif, dinamis, memiliki rasa ingin tahu yang sangat
tinggi terhadap apa yng dilihat dan apa yang didengarkannya, serta tidak akan
dihentikan untuk belajar. Dapat dilihat pada hampir seluruh aspek perkembangan
anak yang masuk TK mempunyai kemampuan yang lebih tinggi dari pada anak
yang tidak masuk TK terlebih dahulu. TK merupakan pendidikan awal yang
dikenal anak setelah pendidikan dalam keluarga, dan merupakan dasar utama bagi
perkembangan anak selanjutnya.
Tidak dapat dipungkiri kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari
kegiatan berbahasa.Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam
kehidupan manusia, karena merupakan alat untuk memahami perasaan kepada
orang lain juga sebagai alat untuk memahami pikiran orang lain. Seiring dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi manusia dituntut untuk
mempunyai kemampuan berbahasa yang baik. siswa adalah berbicara, karena
kemampuan berbicara menunjang kemampuan. Kemampuam berbahasa meliputi
empat aspek yaitu mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Sehingga
pembelajaran keterampilan berbahasa di sekolah tidak hanya menekankan pada
teori saja tetapi siswa dituntut untuk untuk mampu menggunakan bahasa sebagai
alat untuk berkomunikasi. Aspek berbahasa yang harus dikuasai yang lainnya
adalah berbicara. Kemampuan berbicara merupakan kemampuan yang didapat
secara alamiah, tetapi berbicara secara formal memerlukan proses latihan dan
pengarahan yang insentif. Pada usia taman kanak-kanak harusnya anak sudah
commit1to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dapat berbicara dengan baik dan lancar, anak sudah dapat mengulang atau
menirukan kembali beberapa kata bahkan dapat mengucapkan beberapa kalimat.
Dimasa kanak-kanak adalah merupakan masa yang paling tepat untuk
mengembangkan kemampuan bahasa terlebih lagi kemampuan berbicara. Terlebih
lagi anak usia 4- 8 tahun adalah rentangan anak usia dini yang disebut dengan usia
prasekolah. Anak mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya perkembangan
seluruh potensi anak. Banyak tahap perkembangan bahasa yang harus dilewati
anak dan tentu saja harus melalui banyak latihan dan pengalaman. Namun pada
kenyataan dilapangan kemampuan berbicara anak pada saat ini kurang. Dari 28
siswa kelompok B hanya 7 anak yang memiliki kemampuan berbicara yang baik.
Yang lainnya masih belum lancar berbicara. Banyak factor yang menyebabkan hal
tersebut, baik factor dari diri anak maupun dari luar diri anak.
. Selain itu juga karena kurangnya stimulasi yang diberikan kepada anak.
Sebagian besar masyarakat kurang memahami bahwa kemampuan berbicara
adalah kemampuan yang penting untuk dipelajari karena merupakan kunci untuk
mendapatkan informasi dan pengetahuan yang lain. Anak yang mempunyai
kemampuan berbicara yang baik, pembicaraannya akan lebih mudah dipahammi
oleh orang lain. Berbicara menunjang kemampuan membaca dan menulis.
Kemampuan berbicara tersebut memudahkan anak berkomunikasi dan
mengungkapkan idea atau gagasan. Kemampuan berbicara yang baik akan
membantu anak dalam kehidupan sehari – hari, selain membantu dalam
berkomunikasi dengan orang lain juga melatih keberanian anak. Disinilah peran
guru sangat dibutuhkan untuk mengembangkan kemampuan berbicara anak,
terutama di sekolah. Selama ini guru dalam mengajar hanya menggunakan metode
konvensional sehingga kurang memberi kesempatan kepada anak untuk
berbicara, karena pembelajaran berpusat pada guru bukan pada anak. Selain itu
pemilihan media yang kurang tepat, bahkan dalam pembelajaran di TK guru
jarang menggunakan media.
Mengingat hal tersebut penulis ingin mencoba mengembangkan
kemampuan berbicara anak dengan media boneka tangan. Diharapkan dengan
commit to user
dengan media boneka tangan dapat membantu anak dan mempermudah anak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak yang dapat digunakan dalam


komunikasai dan dalam mengikuti kegiatan belajar. Mereka yang kemampuan
berbicaranya berkembang secara baik. Mengingat berbicara merupakan salah satu
aspek perkembangan anak yang sangat penting untuk dikembangkan, untuk itu
penulis memilih judul “Upaya meningkatkan kemampuan berbicara dengan media
boneka tangan pada anak kelompok B TK Pembina Cawas Kabupaten Klaten
tahun pelajaran 2011-2012 . Penulis mencoba membahas tentang pentingnya
pentingnya peningkatan kemampuan berberbicara anak dengan media boneka
tangan.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah
dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Kemampuan berbicara anakmasih kurang.
2. Proses pembelajaran masih berpusat pada guru.
3. Guru kurang tepat dalam memilih media pembelajaran.
4. Guru kurang mengajak anak berpartisipasi dalam penggunaan media tangan.
5. Guru kurang mampu menciptakan situasi pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan.
6. Banyak cara untuk meningkatkan kemampuan berbicara antara lain dengan
media audio visual, boneka tangan, gambar seri dannlain sebagainya.

C. PEMBATASAN MASALAH
Pembatasan masalah perlu dilakukan guna memperoleh kedalaman kajian
untuk menghindari perluasan masalah. Subjek dari penelitian ini yaitu anak
kelompok B TK Pembina Cawas, Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2011-2012
dan objek dari penelitian ini meliputi :
1. Media yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam penelitian adalah dengan
menggunakan media boneka tangan.
2. Pembatasan masalah dalam penelitian ini dibatasi pada kemampuan berbicara.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas ada beberapa masalah yang akan
peneliti ungkapkan :
1. Apakah penggunaan media boneka tangan dapat meningkatkan kemampuan
berbicara pada siswa kelompok B TK Pembina Cawas kabupaten Klaten tahun
pelajaran 2011/2012?
E. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berbicara dengan media boneka
tangan pada siswa kelompok B di TK Pembina Cawas kabupaten Klaten tahun
pelajaran 2011 - 2012
F. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat bagi anak didik
a. Memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi anak.
b. Memberikan suasana gembira bagi anak.
c. Mengembangkan imajinasi anak.
2. Manfaat bagi guru
a. Meningkatkan kreatifitas guru dalam menentukan model pembelajaran
yang tepat untuk mengembangkan bahasa terutama berbicara anak.
b. Meningkatkan ketrampilan guru dalam kegiatan pembelajaran.
3. Manfaat bagi sekolah
a. Memberikan masukan bagi mutu pembelajaran yang kreatif dan inovativ
di taman kanak – kanak.
b. Memberikan inspirasi untuk menggali dan mewujudkan model-model
pembelajaran yang inovatif dengan mengoptimalkan potensi lingkungan
sekitar taman kanak-kanak.
c. Sarana pengembangan dan peningkatan profesionalisme guru.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Kemampuan Berbicara
a. Karakteristik Anak Usia Dini
Anak usia dini merupakan pribadi yang unik dan mengasyikkan.
Anak usia dini memiliki berbagai potensi dasar yang perlu
dikembangkan, yang kelak menjadi pondasi bagi kehidupan anak
selanjutnya. Masa usia dini merupakan yang peka untuk menerima
rangsangan, hal ini merupakan ksempatan bagi orang dewasa untuk
memberikan pengeruh edukasi seluas-luasnya .
Menurut Winda Gunarti, Lilis Suryani, Azizah Muis : 2008
mengungkapkan bahwa anak usia dini anak usia dini bersifat peniru,
apa yang mereka lihat dan rasakan dari lingkungannya akan
ditirukannya, karena anak belum mengetahui batasan.
John Locke (dalam Hastuti, 2012 : 11) menyatakan bahwa anak
merupakan pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan-
rangsangan yang berasal dari lingkungan.
Adapun beberapa karakteristik anak usia dini yang dikemukakan
oleh Wahyuti : 2011, antara lain:
1) Memiliki rasa ingin tahu yang besar.
2) Anak merupakan pribadi yang unik.
3) Anak suka berfantasi dan berimajinasi.
4) Masa kanak-kanak merupakan masa yang paling potensial untuk
belajar, masa seperti ini sering disebut dengan “golden age” atau usia
emas.
5) Menunjukkan sikap egosentris.
6) Memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek.
commit5to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

7) Anak sebagai bagian dari makhluk sosial.


Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa anak usia dini adalah
pribadi yang masih bersih dan peka terhadap lingkungan dan masih
merupakan peniru ulung atas apa mereka lihat dan rasakan, serta
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
b. Pengertian Kemampuan
Kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan
sesuatu. Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa melakukan
sesuatu yang harus ia lakukan
Menurut Chaplin (2000:5) tentang ability yaitu (
kemampuan , kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan)
merupakan tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan suatu
perbuatan. Sedangkan menurut Robbins (2000:7) mengatakan
bahwa kemampuan bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak
lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktek.
Dari devinisi di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
adalah kesanggupan yang dimiliki seseorang yang terjadi apabila
seseorang bisa melakukan sesuatu baik sebagai bawan sejak lahir
atau sebagai hasil latihan. Kemapuan berbahasa meliputi empat
aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Berbicara
adalah aspek yang mendasari perkembangan aspek yang lain.
c. Pengertian Bahasa
Bahasa adalah sebuah symbol yang arbiter yang digunakan
untuk komunikasi manusia (Wardhaugh dalam Solchan T. W., dkk,
2008:1.3). Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat
komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem
komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi
ujaran) yang bersifat arbitrer. (Kentjono, ed dalam Solchan T. W.,
dkk, 2008:1.4), mengungkapkan definisi bahasa adalah sistem
commit
lambang bunyi yang to yang
arbiter, user dipergunakan oleh para anggota
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

sosial untuk berkomunikasi, bekerja sama, dan mengidentifikasi


diri.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
bahasa adalah bahasa adalah sebuah simbol yang arbiter yang
digunakan dalam kehidupan sosial.
1) Manfaat bahasa
Karena bahasa adalah merupakan sarana atau alat dalam
berkomunikasi. Perkembangan bahasa tergantung pada
kematangan sel, dukungan lingkungan dan pola asuh. Manfaat
bahasa antara lain ; (a) sebagai alat untuk berkomunikasi, (b)
sebagai alat untuk mengembangkan intelektual anak, (c) sebagai
alat untuk menyatakan perasaan dan pikiran kepada orang, (d)
alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia,( e) alat untuk
mengidentifikasi diri.
2) Fungsi bahasa
Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa berhubungan
dengan orang lain, manusia akan selalu berkomunikasi untuk
memenuhi segala kebutuhannya. Melalui bahasa manusia akan
berkomunikasi menyampaikan keinginan, hasrat, dan
kebutuhannya sebagai makhluk hidup. Kemampuan berbahasa
akan mendatangkan keuntungan bagi dirinya dan bagi orang
lain. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi dengan sesama,
dengan bahasa kita dapat mengembangkan buah pikiran orang
lain dalam mengembangkan nilai-nilai sosial,kepribadian,dan
sebagainya.
Halliday (1997, dalam Solchan T.W., 2008) secara
khusus mengidentifikasi fungsi-fungsi bahasa sebagai berikut :
(a) Fungsi personal, yaitu penggunaan bahasa untuk
mengungkapkan pendapat, pikiran, sikap atau perasaan
pemakainya, (b) fungsi regular, yaitu penggunaan bahasa untuk
mempengaruhi commit to user
sikap atau pikiran/pendapat orang lain, seperti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

bujukan, rayuan, permohonan atau perintah, (c) fungsi


interaksional, yautu penggunaan bahasa untuk menjalin kontak
dan menjaga hubungan social, seperti sapaan, basa-basi,simpati
atau penghiburan, (d) fungsi informatif, yaitu penggunaan
bahasa untuk menyampaikan informasi, ilmu pengetahuan atau
budaya, (e) fungsi heuristik, yaitu penggunaan bahasa untuk
belajar atau memperoleh informasi, seperti pertanyaan atau
permintaan penjelasan atau sesuatu hal, (f) fungsi imajinatif,
yaitu penggunaan bahasa untuk memenuhi dan menyalurkan
rasa estetis (indah), seperti nyanyian dan karya sastra, (g) fungsi
instrumental, yaitu penggunaan bahasa untuk mengungkapkan
keinginan atau kebutuhan pemakaiannya.
3) Perkembangan Bahasa Anak
Bahasa yang dimilki oleh anak adalah bahasa yang telah
dimiliki dari hasil pengolahan dan telah berkembang. Anak
mendapatkan bahasa dari sekelilingnya, baik dari keluarga,
teman bermain, guru dan lingkungan tempat anak tinggal. Hal
yang paling penting adalah bagaimana lingkungan tersebut
menstimulasi kemampuan bahasa anak sesuai tahapannya.
Perkembangan bahasa anak menurut Elizabeth B.Hurlock dalam
Drs. Ahmad Susanto: 2011:38) :
a. Usia 6 bulan anak dapat ; (1) merespon ketika dipanggil
namanya, (2) merespon pada suara orang lain dengan
menolehkan kepala, (3) merespon relevan dengan nada marah
atau ramah(b)Usia 12 bulan anak dapat ; (1) menggunakan
satu atau lebih kata bermakna jika ingin sesuatu, bisa jadi
hanya potongan kata, (2) mengerti intruksi sederhana, (3)
mengeluarkan kata pertama yang bermakna.
b. Usia 18 bulan (1,5 tahun) anak dapat : (1) kosa kata mencapai
5-20 kata, kebanyakan kata benda, (2) suka mengulang kata
atau kalimat, commit to mengikuti
(3) dapat user instruksi.,Usia 3 tahun anak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dapat : (1) bisa berbicara dengan kata yang lalu, (2) tahu
nama-nama bagian tubuhnya, (3) mengkata mencapai 900-
1000 kata, (4) bisa menyebutkan nama, usia dan jenis
kelamin, (5) bisa menjawab pertanyaan sederhana tentang
lingkungannya.
c. Usia 4 tahun anak dapat : (1) tahu nama-nama binatang, (2)
menyebutkan nama benda yang dilihat dalam buku atau
majalah, (3) mengenal warna, (4) bisa mengulang 4 digit
angka, (5) bisa mengulang kata dengan 4 suku kata, (6) suka
mengulang kata, frasa, suku kata, dan bunyi.Usia 5 tahun
anak dapat : (1) bisa menggunakan kata deskripsi seperti kata
sifat, (2) mengerti lawan kata: besat-kecil, lembut-kasar, (3)
dapat menghitung sampai 10, (4) bicara sangat jelas kecuali
Kemampuan berbahasa
Kemampuan berbahasa meliputi empat aspek yaitu menyimak,
berbicara, membaca dan menulis. Keempat aspek tersebut saling berkaitan
satu sama lain dan saling mendukung satu dan lainnya. Semua aspek
tersebut diperoleh melalui satu hubungan urutan yang teratur : pada masa
kecil anak belajar menyimak kemudian berbicara, sesudah itu belajar
membaca dan menulis. Berikut ini adalah aspek-aspek dalam berbahasa :
Pertama menyimak , merupakan hal yang pertama kali dipelajari dan
dikuasai oleh anak setelah anak lahir. Sejak bayi bahkan sejak dalam
kandungan anak sudah belajar menyimak, yaitu belajar menyimak lagu-
lagu dan suara yang diperdengarkan kepadanya. Dan hal tersebut akan
terus anak pelajari setelah anak lahir. Menyimak adalah kegiatan
mendengarkan secara aktif dan kreatif untuk memperoleh informasi,
menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang
disampaikan secara lisan (Nurbiana Dheni, dkk 2008:4.6).
Menurut Sabarti dalam Nurbiana dheni (2008:4.7) fungsi
menyimak adalah :Dasar belajar bahasa. (1) Penunjang ketrampilan
berbicara, membaca dan commit
menulis.to (2)
userPenunjang komunikasi lisan. (2)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10

Penambah informasi dan pengetahuan. Kedua membaca, menurut Hari


dalam Nurbiana Dhien, dkk (2008:5.5) membaca adalah tindakkan
menyesuaikan arti kata dengan symbol-simbol verbal yang tertulis atau
tercetak . Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah
tindakan mengenal dan memahami tulisan dalam urutan lambang-lambang
menjadi wicara bermakna.
Semakin kita sering membaca dan menyimak maka semakin
banyak pula pengetahuan yang kita miliki. Begitu pula dengan anak-anak,
semakin banyak mereka mambaca dan menyimak maka semakin banyak
pula pengetahuan yang mereka peroleh. Kemampuan membaca diperoleh
setelah kemampuan berbicara dikuasai. nilai-nilai kehidupan lainnya.
Ketiga menulis,adalah merupakan kemampuan berbahasa yang
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Kemampuan
menulis tidak datang secara otomatis atau bawaan lahir namun merupakan
hasil dari suatu proses atau latihan yang terus-menerus. Menulis adalah
menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga
orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau
mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut (Henry Guntur
Tarigan, 2008:22).
d. Pengertian Berbicara
Berbicara adalah kemampuan yang harus kuasai anak, karena
kemamuan ini menjadi fondasi untuk dapat menulis dan membaca bagi
anak. Kemampuan ini juga mendasari proses-proses berpikir yang
mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin
terampil seseorang berbahasa semakin cerah dan jelas juga jalan
pikirannya.Kemampuan berbicara adalah kemampuan yang berkembang
dalam kehidupan anak yang didahului oleh kemampuan menyimak.
Berbicara dan menyimak merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang
langsung serta merupakan komunikasi tatap muka atau face to face
commit
communication (Brooks dalam to user
Henry Guntur Tarigan, 2008:4).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

11

Berbicara adalah kemampuan mengungkapkan bunyi-bunyi


artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan atau
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan (Henry Guntur Tarigan,
2008:16). Berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan
manusia dalam kehidupan berbahasa, yaitu setelah aktivitas mendengar.
Suhendar dalam Yeti mulyati,dkk mengatakan ”Berbicara adalah
proses perubahan wujud pikiran/perasaan menjadi wujud ujaran.”
(2011:6.3). (Hariyadi dan Zamzami dalam Suhartono 2005:20) berbicara
pada hakikatnya merupakan suatu proses berkomunkasi, sebab di
dalamnya terjadi pesan dari suatu sumber ke tempat lain.
Speaking and vocabulary children bring to written their
reading and comprehension. It has been established that children’s
vocabulary, in particular, in kindergarten is one of the best predictors of
reading comprehension in grades three and four ( seneschal, Oulette, &
Rodney ,2006:Storch & Whitehurst, 2002 : 22 ).
Jadi dapat disimpulkan bahwa berbicara adalah
ungkapan pikiran dan perasaan seseorang dalam bentuk ujaran atau bunyi-
bunyi bahasa. Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengugkapkan
bunyi-bunyi artikulasi atau ungkapan kata-kata untuk mengekpresikan,
manyatakan, menyampaikan pikiran atau gagasan dan perasaan. Dari
berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
berbicara adalah kesanggupan yang dibawa sejak lahir oleh manusia untuk
mengungkapkan bunyi – bunyi atau kata – kata sebagai proses perubahan
wujud pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran.
d. Hakikat Berbicara
Yeti Mulyani,dkk (2011:6.3-6.5) menyatakan bahwa hakikat
berbicara adalah sebagai berikut:
a. Berbicara merupakan ekpresi diri
Kepribadian seseorang dapat dilihat dari cara seseorang tersebut
berbicara. Kemarahan, kesedihan, kebahagiaan, bahkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

12

kebohongan seseorang tidak dapat disembunyikan selama


seseorang tersebut masih berbicara.
b. Berbicara merupakan kemampuan mental motorik
Berbicara tidak hanya melibatkan kerja sama alat-alat ucap secara
harmonis, tetapi tetapi berbicara juga melibatkan aspek mental.
c. Berbicara terjadi dalam konteks ruang dan waktu
Berbicara harus memperhatikan ruang dan waktu. Tempat dan
waktu terjadi pembicaraan mempunyai efek makna pembicaraan.
Waktu juga sangat mempengaruhi makna ucapan seseorang.
Berbicara merupakan keterampilan berbahsa yang bersifat
produktif.
B. Tujuan berbicara
Berbicara tidak hanya sekedar mengucapkan kata atau
bunyi,tetapi merupakan alat untuk mengekpresikan, menyatakan,
menyampaikan idea atau gagasan kepada orang lain. Kemamapuan
berbicara berkaitan dengan dengan kosa kata yang diperoleh anak
dari menyimak atau bahkan membaca. Menurut Tarigan (1983:15)
tujuan berbicara adalah (1) untuk berkomunikasi, (2) untuk
menyampaikan pikiran secara efektif . sedangkan menurut
Djago,dkk dalam Hastuti (2012:25) tujuan berbicara dapat
digolongkan menjadi lima golongan yaitu (a) menghibur, (b)
menginformasikan, (c) menstimulasi,(d) Meyakinkan, dan e)
menggerakkan. Selain itu tujuan umum pengembangan berbicara
juga di ungkapkan oleh Hartono dalam Suhartono (2005:123)
bahwa pengembangan bicara anak yaitu supaya anak : (1) memiliki
perbendaharaan kata yang cukup yang diperlukan untuk
berkomunikasi sehari-hari, (2) mau mendengarkan dan memahami
kata-kata serta kalimat, (3) mampu mengungkapkan pendapat dan
sikap dengan lafal yang tepat, (4) berminat manggunakan bahasa
yang baik, (5) berminat untuk menghubungkan antara bahasa lisan
commit Dari
dengan bahasa tulisan. to user
uraian di atas dapat disimpulkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

13

bahwa seseorang melakuan kegiatan berbicara selain untuk


berkomunikasi juga bertujuan untuk mempengaruhi orang lain
dengan maksud apa yang dibicarakan dapat diterima oleh lawan
bicara dengan baik.
Supaya tujuan berbicara dapat sampai kepada audience dengan
baik, perlu diperhatikan beberapa factor yang dapat menunjang keefektifan
berbicara diantaranya adalah penguasaan bahasa dan media. Untuk taman
kanak-kanak banyak sekali media yang dapat digunakan dalam berbicara
kepada anak. Media dalam pembelajaran taman kana-kanak dapat berupa
gambar diam, kartu, boneka tangan, boneka jari dan masih banyak lagi.
Kemampuan berbicara berkaitan erat dengan kosa kata yang diperileh anak
dalam kegiatan menyimak atau bahkan memabaca. Ada dua tipe
perkembangan bahasa anak ;
1. Egosentris speech, terjadi pada saat anak berusia 2-3 tahun, dimana
anak berbicara kepada dirinya sendiri (monolog). Perkembangan
berbicara anak dalam hal ini sangat berperan dalam mengembangkan
kemampuan berfikirnya.
2. Socialized speech, yaitu terjadi pada saat anak berinteraksi dengan
temannya ataupun lingkungannya. Hal ini berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan adaptasi social anak.
Sehubungngan dengan itu terdapat lima bentuk socialized speech yaitu (a)
saling bertukar informasi untuk tujuan bersama; (b) penilaian terhadap
ucapan atau tingkah laku orang lain; (c) perintah, permintaan, ancaman;
(d) pertanyaan; (e) jawaban.
Berkenaan dengan hal itu Hurlock dalam Nurbiana Dheini,dkk
(20083.6-3.7) mengemukakan kriteria untuk mengetahui atau mengukur
tingkat kemampuan berbicara anak, apakah anak berbicara secara benar
atau tidak, sebagai berikut : (1) anak mengetahui arti kata yang digunakan
dan mampu menghubungkan dengan objek yang diwakilinya, (2) anak
mampu melafalkan kata-kata yang dapat dipahami orang lain dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

14

mudah, (3) anak memahami kata-kata tersebut bukan karena telah sering
mendengar atau menduga-duga.
Tahap perkembangan bahasa berbicara anak secara umum terbagi atas dua
periode besar, yaitu: periode Prelinguistik (0-1 tahun) dan Linguistik (1-5
tahun). Mulai periode linguistik inilah mulai hasrat anak mengucapkan
kata kata yang pertama. Periode linguistik terbagi dalam tiga fase besar,
yaitu:
a. Fase satu kata atau yang biasa disebut dengan holofrase
Pada fase ini anak mempergunakan satu kata untuk menyatakan pikiran
yang kompleks, baik yang berupa keinginan, perasaan atau temuannya
tanpa perbedaan yang jelas. Orang tua baru dapat mengerti dan memahami
apa yang dimaksudkan oleh anak tersebut, apabila kita tahu dalam konteks
apa kata tersebut diucapkan, sambil mengamati mimik raut muka gerak
serta bahasa tubuh lainnya. Pada umumnya kata pertama yang diucapkan
oleh anak adalah kata benda, setelah beberapa waktu barulah disusul
dengan kata kerja.
b. Fase yang lebih dari sebuah kata atau satu kata
Fase dua kata muncul pada anak berusia sekitar 18 bulan. Pada fase ini
anak sudah dapat membuat kalimat sederhana yang terdiri dari dua kata.
Kalimat tersebut kadang-kadang terdiri dari pokok kalimat dan predikat,
kadang-kadang pokok kalimat dengan obyek dengan tata bahasa yang
tidak benar. Setelah dua kata, muncullah kalimat dengan tiga kata, diikuti
oleh empat kata dan seterusnya. Pada periode ini bahasa yang digunakan
oleh anak tidak lagi egosentris, dari dan untuk dirinya sendiri.
c. Fase ketiga adalah fase diferensiasi
Periode terakhir dari masa balita yang berlangsung antara usia dua
setengah sampai lima tahun. Keterampilan anak dalam berbicara mulai
lancar dan berkembang pesat. Dalam berbicara anak bukan saja menambah
kosakatanya yang mengagumkan akan tetapi anak mulai mampu
mengucapkan kata demi kata sesuai dengan jenisnya, terutama dalam
pemakaian kata benda dancommit to user
kata kerja. Anak telah mampu mempergunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

15

kata ganti orang “saya” untuk menyebut dirinya, mampu mempergunakan


kata dalam bentuk jamak,
Hambatan dalam berbicara dapat disebabkan oleh beberapa
alasan, Menurut Sulvia dalam Nurbiana Dheini,dkk (20083.6-3.9)
hambatan yang terjadi dalam komponen kebahasaan, meliputi (I) lafal dan
intonasi,(2) pilihan kata, (3) struktur bahasa, dan (4) gaya bahasa.
Hambatan ketika seseorang berbicara adalah:
1) Keberanian atau percaya diri
Bahwa semua orang mampu berbicara dengan cara yang dapat
diterima oleh publik,jika ia memiliki rasa percaya diri dan sebuah ide
yang ada di dalam dirinya, yaitu dengan mengerjakan hal-hal yang
ditakutkan dan memperoleh satu catatan dari pengalaman orang-
orang sukses.
2) Rasa grogi, gugup
Rasa grogi untuk berbicara dapat dialami oleh siapa saja, hal ini akan
dapat dikuasai jika pembicara lebih tenang dan berusaha untuk
membuat suasana menjadi agak lebih rileks.
3) Gejala-gejala tertekan
Ada beberapa gejala yang dapat menghambat berbicara seseorang
yaitu :
(a) Gejala fisikDitandai dengan detak jantung yang semakin cepat, lutut
gemetar, tegang kulit, (b) untuk berdiri di muka umum, suara yang
bergetar, mata berair atau hidung berlendir, kesulitan benafas,
gelombang hawa panas, atau perasaan seperti mau pingsan, (c)
Gejala mental terjadi pengulangan kata, kalimat atau pesan, (d)
Ketidak mampuan mengingat angka atau fakta secara tepat, serta
bentuk kepanikan lainnya.
Hambatan dalam berbicara yang terjadi pada anak adalah disebabkan
oleh kebelum-matangan anak dalam menguasai keterampilan berbicara,
factor lainnya yaitu adanya hambatan secara fisik, antara lain anak belum
commit to user
bisa mengucapkan huruf r, I,s,m,n atau kelainan saluran pita suara anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

16

2. Hakikat Boneka Tangan


a. Pengertian Media
Dalam kegiatan pembelajaran perlu adanya komunikasi antar
anak dengan guru. Agar pesan atau inti dari pembelajaran dapat
diterima anak dengan baik, maka diperlukan perantara yang disebut
dengan media pembelajaran. Peran media pembelajaran pada anak
taman kana-kanak kini semakin penting mengingat perkembangan anak
pada masa ini berada pada masa konkret. Artinya adalah diharapkan
bahwa anak diharapkan dapat mempelajari segala sesuatu secara
konkret atau nyata. Menurut Scramm dalam Dwijiastuti (2007:3) ,
media adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk
keperluan pembelajaran. Media merupakam saluran komunikasi
(Heinich, Molenda dan Rusell dalam Badru Zaman,dkk 2005:4.4). Dari
definisi di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah saluran
komunikasi yang di manfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
b. Nilai dan manfaat media
Media merupakan bagian integral dari keseluruhan proses
pembelajaran. Media pembelajaran merupakan salah satu komponen
yang tidak dapat berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan dengan
komponen yang lain dalam rangka menciptakan situasi belajar yang
diharapkan. Tanpa media maka proses pembelajaran tidak dapat
berjalan secara efektif. Media memiliki nilai-nilai yang dapat
mengoptimalkan pencapaian hasil belajar di TK. Berikut adalah nilai-
nilai media pembelajaran :
1. Mengkonkretkan konsep-konsep yang abstrak. Konsep-konsep yang
dirasa masih bersifat abstrak dan sulit dijelaskan secara langsung
kepada anak TK bisa dikonkretkan atau disederhanakan melalui
pemanfaatan media.
2. Menghadirkan objek yang berbahaya atau sulit didapat ke dalam
lingkungan belajar.commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

17

3. Menampilkan objek yang terlalu besar. Guru dapat menyampaikan


gambaran mengenai candi, pesawat dan lain-lain.
4. Memperlihatkan gerakkan yang terlalu lambat atau terlalu cepat.
Dengan media flim guru dapat memperlihatkan proses
metamorfosa kupu-kupu.
Media pembelajaran juga mampu memberikan kontribusi yang
sangat besar dalam kepercapaian kemampuan belajar belajar anak TK
yang diharapkan. Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pemanfaatan media di TK. (a) penggunaan media pembelajaran bukan
merupakan fungsi tambahan, tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai
sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif, (b)
media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses
pembelajaran. Bahwa media pembelajaran sebagai salah satu komponen
yang tidak dapat berdiri sendiri, (c) media pembelajaran dalam
penggunaannya harus relevan dengan tujuan dan isi pembelajaran.
Penggunaan media harus selalu melihat kepada tujuan atau kemampuan
yang akan dikuasai anak dan bahan ajar, (d) media pembelajaran berfungsi
mempercepat proses belajar. Hal ini mengandung arti bahwa dengan
madia pembelajaran anak dapat menangkap tujuan dan bahan ajar lebih
mudah dan cepat, (e) media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan
kualitas proses pembelajaran. Pada umumnya hasil belajar lebih lama
mengendap dalam memori anak bila menggunakan media, (f) media
pembelajaran meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir.
Media pembelajaran dikelompokkan menjadi 3, yaitu media audio,
visual dan audio visual. Petama media audio adalah media yang
mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengarkan) yang
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan anak untuk
mempelajari isi tema. Contoh media audio adalah caset suara dan radio.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan apabila ingin menggunakan
media audio di TK, yaitu : (1) media ini haya dapat melayani secara baik
commit
mereka yang sudah memiliki to user dalam berfikir abtrak , (2) media
kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

18

ini memerlukan pemusatan perhatian yang tinggi dibandingkan media


lainnya, (3) karena sifatnya yang auditif jika menginginkan hasil belajar
yang baik dan optimal, diperlukan juga pemahaman-pemahaman secara
visual. Kedua, media visual yaitu media yang menyampaikan pesan
melalui pengelihatan pemirsa atau media yang hanya dapat dilihat. Contoh
media visual antara lain : gambar seri, gambar bergerak dan lain-lain.
Ketiga, media audiovisual yaitu media media yang merupakan kombinasi
antara media audio dan media visual, sehingga dapat dilihat dan dapat
didengar. Contoh media audiovisual anatara lain : TV, VCD dan lain-lain.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan dan
memilih media pembelajaran di TK :
(1) Kesesuaian dengan perencanaan pembelajaran di TK, yaitu satuan
kegiatan mingguan (SKM) dan satuan kegiatan harian (SKH), (2)
kesesuaian denga sasaran belajar, yaitu anak yang akan mempelajari
tema melalui media pembelajaran terebut, (3) kesesuaian dengan
tingkat ketercapaian media, maksudnya apakah pemebelajaran tersebut
sudah memenuhi syarat teknis, (4)kesesuaian dengan situasi dan
kondisi, misal tempat atau ruangan yang digunakan, (5) objektivitas,
maksudnya terhindar dari pemilihan yang didasari dengan kesenangan
pribadi semata.
Suatu kegiatan yang sangat digemari oleh anak TK adalah bermain.
Meskipun kegiatan ini dapat dilakukan tanpa alat permainan, namun justru
hampir semua kegiatan bermain menggunakan alat permainan. Alat
permainan ada yang dibuat secara khusus untuk kegiatan bermain, seperti
boneka tangan, mobil-mobilan, dan lain-lain yang dijual di toko. Tidak
hanya itu saja alat permainan juga dapat dari bahan-bahan yang ada
disekitar.Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa alat permainan
adalah segala hal atau alat yang dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan bermain. Alat permainan terus mengalami kemajuan,saat ini
kita sering mendengar alat permainan edukatif atau yang disingkat APE.
commit to user
Yaitu alat permainan yang khusus, dan sering digunakan oleh lembaga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

19

pendidikan prasekolah. Alat Permainan Edukatif adalah alat permainan


yang sengaja dirancang secara khusus untuk kepentingan pendidikan
Alat Permainan Edukatif memiliki kekhasan tersendiri
dibandingkan dengan alat permainan yang lain. Alat Permainan Edukatif
dapat menimbulkan kreativitas, dapat dimainkan sehingga menambah
kesenangan bagi anak, menimbulkan daya khayal serta dapat digunakan
untuk berekperimen dan berekplorasi. Alat Permainan Edukatif (APE)
adalah alat permainan yang sengaja dirancang secara khusus untuk
kepentingan pendidikan. Pengertian alat permainan edukatif tersebut
menunjukkan bahwa pada pengembangan dan pemanfaatannya tidak
semua alat permainan yang digunakan anak di TK itu dirancang secara
khusus untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak.. Dari
kedua pengertian di atas dapat digaris bawahi bahwa perbedaan antara alat
permainan yang biasa dengan alat permainan edukatif terdapat unsur
perencanaan pembuatan secara khusus dengan mempertimbangkan
karakteristik anak dan mengkaitkan pada pengembangan berbagai aspek
perkembangan anak
c. Fungsi Alat Permainan Edukatif
Alat-alat permainan yang dikembangkan memiliki berbagai
fungsi dalam mendukung penyelenggaraan proses belajar anak sehingga
kegiatan dapat berlangsung dengan baik dan bermakna serta
menyenangkan bagi anak. Fungsi-fungsi tersebut adalah :
1. Menciptakan situasi bermain(belajar) yang menyenangkan bagi anak
dalam proses pemberian perangsangan indicator kemampuan anak.
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa bermain ada
yang menggunakan alat dan ada yang tidak menggunakan alat.
Khusus dalam permainan yang menggunakan alat dengan
penggunaan alat-alat permainan tersebut anak tampak sangat
menikmati kegiatan belajar karena banyak hal yang mereka peroleh
melalui kegiatan belajar tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

20

2. Menumbuhkan rasa percaya diri dan membentuk citra diri anak yang
positif. Dalam suasana yang menyenangkan, anak akan mencoba
melakukan berbagai kegiatan yang mereka suka dengan cara
menggali dan menemukan sesuai yang ingin mereka ketahui.
Kondisi tersebut sangat mendukung mereka dalam mengembangkan
rasa percaya diri mereka dalam melakukan kegiatan. Alat permainan
edukatif mempunyai fungsi yang sangat strategis sebagai bagian
yang tak terpisahkan dari kegiatan anak dalam melakukan kegiatan-
kegiatannya sehingga rasa percaya diri dan citra diri berkembang
secara wajar. Pada kegiatan anak memainkan suatu alat permainan
dengan tingkat kesulitan tertentu misalnya anak bermain peran
dengan boneka tangan pada saat tersebut ada proses yang dilalui
anak sehingga anak mengalami suatu kepuasan setelah suatu melalui
suatu tahap kesulitan tertentu yang terdapat dalam alat permainan
tersebut.
3. Memberikan stimulus dalam pembentukkan perilaku dan
pengembangan kemampuan dasar merupakan focus pengembangan
pada anak TK. Alat permainan edukatif dirancang dan
dikembangkan untuk memfasilitasi semua aspek perkembangan
tesebut. Memberikan kepada anak untuk bersosialisasi,
berkomunikasi dengan teman sebaya. Alat permainan edukatif
berfungsi memfasilitasi anak mengembangkan hubungan yang
harmonis dan komunikatif dengan lingkungan di sekitar misalnya
dengan teman-temannya.
d. Pembuatan Alat Permainan Edukatif Untuk Anak TK
Alat permaian edukatif suatu kegiatan yang memerlukan bekal
kemampuan yang memadai. Bekal kemampuan yang dimaksud adalah
pengetahuan dan keterampilan bagaimana melakukan sesuai dengan
persyaratan tertentu sehingga alat permainan edukatif yang dibuat betul-
betul efektif dalam mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak.
Sebelum membuat alat commit to user
permainan edukatif, guru harus memperhatikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

21

dulu beberapa persyaratan pembuatannya. Persyaratan tersebut meliputi


syarat edukatif, syarat teknis dan syarat estetika.
Jika guru telah memahami berbagai persyaratan pembuatan alat
permainan edukatif, prosedur pembuatan alat permainan edukatif itu
sendiri dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut : (1) Guru mengkaji dan memahami karakteristik anak yang ada
di TK. Jika guru akan membuat alat permainan edukatif maka guru
harus memahami karakteristik anak yang akan menjadi sasaran
pembuatan alat permainan edukatif yang dilakukan guru. Setiap anak
pada hakikatnya mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, (2) Guru
menelaah program kegiatan dan tujuan belajar anak. Program kegiatan
dan tujuan belajar yang dimaksud adalah kurikulum yang digunakan di
TK.
Di dalam kurikulum telah secara jelas disajikan mengenai
rumusan kemampuan dan kompetensi dan penjabarannya berupa
indikator-indikator kemampuan yang harus dicapai atau diperoleh oleh
anak. Rumusan kompetensi dan indicator-indikator yang terdapat
didalam kurikulum harus ditelaah oleh guru, sehingga guru mendapat
pemahaman yang utuh mengenai apa saja yang harus dicapai oleh anak
TK melalui kegiatan kegiatan balajar atau bermain. Dengan
pemahaman yang memadai mengenai isi program kegiatan dan tujuan
belajar akan memudahkan guru dalam membuat alat permainan edukatif
sehingga akan lebih efektif dalam mengembangkan kemampuan anak,
(3) Memilih tema dan tujuan belajar dari tema tersebut. Tema adalah
alat yang digunakan untuk mencapai berbagai aspek perkembangan
anak. Sebenarnya penentuan tema tersebut tidak harus selalu terpaku
dengan tema-tema yang terdapat dalam kurikulum, guru dapat membuat
dan mengembangkan tema sendiri, (4) Meninventarisasi alat permainan
edukatif yang sudah ada dan menelaah apakah alat permainan edukatif
tersebut sudah sesuai dengan kurikulum atau belum. Proses ini sangat
penting dilakukan olehcommit
guru, tosehingga
user guru dapat mengetahui alat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

22

permainan edukatif apa saja yang sebenarnya sangat diperlukan dan


dibuat oleh guru. Seringkali guru membuat alat alat permaina edukatif
yang sudah ada dan sebenarnya tidak diperlukan lagi . Sementara yang
belum ada terabaikan, (5) Menentukan jenis alat permainan edukatif
yang akan dibuat dan dikembangkan. Setelah dilakukan inventarisasi,
guru akan mengetahui secara pasti apa saja alat permainan edukatif
yang dibutuhkan dalam pembelajaran anak.
Dalam kenyataannya berdasarkan daftar kebutuhan yang kita
buat sering kali alat permainan edukatif yang harus dibuat sangatlah
banyak jumlahnya dan semuanya ingin kita buat. Hal tersebut tentunya
kurang realistis sehingga kita harus memprioritaskan pembuatan alat
permainan edukatif yang benar-benar penting untuk dipenuhi, (6)
Membuat rancangan untuk pembuatan alat permainan edukatif. Jika alat
perminan edukatif sudah ditentukan maka guru membuat rancangan
atas desain alat permainan tersebut untuk memudahkna dalam
pembuatan. Dalam pembuatan alat permainan edukatif tersebut
hendaknya dikemukakan aspek perkembangan yang dapat
dikembangkan melalui alat permainan edukatif tersebut, alat dan bahan
pembuatan yang dibutuhkan, teknik pembuatan dan bagaimana cara
penggunaannya, (7) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Guru
menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan sehingga pada saat proses
pembuatan tidak menghadapi kendala dan dapat dilakukan sesuai
rencana. Ketersediaan alat dan bahan ini akan sangat menujang
pembuatan alat permainan edukatif yang dibutuhkan oleh TK, (8)
Membuat alat permainan edukatif sesuai dengan rencana atau sesuai
dengan kondisi alat dan bahan yang ada. Pada tahap ini apa yang telah
menjadi rencana dilaksanakan dengan mengikuti prosedur pembuatan
yang telah ditentukan. Pada tahap ini ide dan rencana dilaksanakan
dengan memanfaatkan alat dan bahan yang telah dipilih. Kejelian dan
kreativitas guru akan sangat mendukung dihasilkannya alat permainan
yang benar-benar sesuaicommit to user
dengan kebutuhan TK, (9) Setelah guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

23

membuat alat permainan edukatif tertentu, guru masih perlu mengecek


apakah alat permainan edukatif yang telah dibuat telah sesuai dengan
yang diharapkan dalam arti telah memenuhi syarat edukatif, teknis dan
estetika.
e. Pengertian Boneka Tangan
Boneka adalah tiruan dalam bentuk manusia bahkan sekarang
dalam bentuk binatang. Boneka tangan adalah tiruan bentuk baik
bentuk manusia,binatang atau bentuk lainnya yang yang ukurannya
disesuaikan dengan ukuran tangan dengan berbagai corak dan motif.
Boneka tangan banyak digunakan dalam pembelajaran terutama pada
kelas rendah, hal ini dengan tujuan untuk menarik perhatian anak agar
terfokus pada guru. Dengan dimainkan dalam sandiwara boneka atau
area drama. Mengingat hal itu maka boneka tangan dibuat semenarik
mungkin dan seunik mungkin. Boneka tangan ada dengan berbagai
ukuran, ada yang sebesar ukuran tangan orang dewasa, ada yang
tanggung dan yang seukuran tangan anak – anak. Boneka tangan dapat
disesuaikan dengan kebutuhan, karena banyak sekali macamnya.
Selain itu juga dapat dibuat sendiri dengan kain flannel atau kain
perca.
f. Manfaat Boneka Tangan
Manfaat boneka tangan antara lain : (a) tidak banyak memakan
tempat dalam pelaksanaannya, (b) tidak menuntut ketrampilan yang
rumit, (c) dapat mengembangkan imajinasi anak, mempertinggi
keaktifan anak dan suasana gembira, (e) Mengembangkan aspek
bahasa.
g. Langkah penggunaan antara lain : (a) mangenalkan boneka-boneka dan
bagian-bagiannya sesuai peran, (b) mengenalkan cara-cara memegang
atau memainkan, (c) boneka dimainkan dengan dialog dari guru, (d)
dapat juga dibantu dengan panggung boneka.Cara menggunakan
boneka antara lain : (a) memakai jari tangan kanan atau yang kiri, (b)
commit to user
tangan masuk ke bagian bawah, jari tengah menyangga leher boneka,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

24

jempol dan jari tangan masuk ke bagian tangan boneka, (c) boneka
tangan langsung digunakan dengan cara digerak-gerakkan oleh jari
tangan.
h. Tahapan bermain boneka tangan antara lain :
Bermain boneka tangan tidak hanya asal, namun ada tahapan-
tahapan yang harus dilakukan hasilnya dapat maksimal. Selain itu juga
agar memudahkan guru atau anak pada saat memainkan. Adapun
tahapan bermain boneka tangan antara lain : (a) guru menyiapkan
boneka tangan sesuai dengan karakter yang dikehendaki, (b) guru
menggunakan boneka tangan, kemudian menerangkan cara
menggunakan boneka tangan dan contoh cara menggerakkannya
sambil berbicara, (c) kemudian guru memotivasi anak supaya
mencoba memakai boneka tangan, anak yang paling berani di ajak
memotivasi teman-teman yang lain, (d) guru memilih dua atau tiga
anak untuk maju. Anak yang dipilih dapat anak yang paling berani,
baru setelah itu dipilih anak yang pemalu, (e) guru mengarahkan saja,
jika perlu guru turut serta agar ceritanya dapat terarah, (f) pada tahap
awal berrmain boneka tangan, anak didampingi dahulu oleh guru agar
ceritanya dapat lebih terarah dan berjalan lancar. Selanjutnya anak
bermain boneka tangan secara spontan tanpa didampingi guru.
Melihat dari uraian di atas dapat dilihat bahwa dalam bermain boneka
tangan yang terpenting adalah anak mendapat pengalaman baru untuk
meningkatkan kemampuan berbicara.
Namun dalam penggunaan boneka tangan dalam pembelajaran juga
terdapat kendala antara lain adalah : pertama jumlahnya yang terbatas
sehingga harus digunakan secara bergantian, kedua bentuknya yang lucu
kadang juga membuat siswa asyik sendiri dan berebut. Ketiga kadang ada
anak yang tidak mau sama sekali untuk bermain boneka tangan karena
tidak berani.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas maka guru harus
commit
pintar-pintar untuk mengatur to userdalam pembelajaran. Guru harus
strategi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

25

menyusun kegiatan terlebih daluhu. Guru dapat membatasi penggunaan


anak, jadi anak secara bergantian memakai boneka tangan, tidak hanya di
dominasi oleh salah satu anak atau beberapa anak saja. Selain itu guru juga
harus pandai memainkan lakon dengan boneka tangan dan memotivasi
siswa agar mau turut berpartisipasi.
C. PENELITIAN YANG RELEVAN
1. Rohmiati Dwi Astuti ( 2010) penelitian yang berjudul Peningkatan
Kemampuan Menceritakan Tokoh Idola Dengan Media Boneka Tangan
Peserta Didik Kelas 2 SD N 2 Gatak Kabupaten Sukoharjo Tahun
2009/2010. Hasil penelitian tersebut bahwa kemampuan bercerita siswa
meningkat dengan menggunakan media boneka tangan, yang semula
pada kondisi awal masih kurang dari 60%, kemudian pada siklus I naik
menjadi 69% dan pada siklus II menjadi 79,5%.
2. Intan Choiri (2009) penelitian yang berjudul Penerapan Ragam
Mendongeng Dengan Menggunakan Media Gambar Diam Seri Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berbicara dan Berekpresi Siswa kelas V MI
Sunan Kalijaga Malang Tahun Pelajaran 2008/2009. Hasil penelitian
tersebut bahwa kemampuan berbicara siswa meningkat dengan
menggunakan metode mendongeng dengan gambar diam seri, yang
semula pada kondisi awal masih 57,6%, kemudian pada siklus I
meningkat menjadi 68%, kemudian pada siklus II menjadi 84%.
3. Neni Fiana (2011) melakukan penelitian yang berjudul Peningkatan
Keterampilan Menyimak Cerita Dengan Menggunakan Media Boneka
Tangan Pada Siswa Kelas I SD negeri 02 Jaten Karanganyar Tahun
Pelajaran 2010/2011. Dari hasil penelitian tersebut bahwa keterampilan
menyimak siswa meningkat dengan menggunakan media boneka
tangan, yang pada semula pada kondisi awal masih 60%, kemudian
pada siklus I meningkat menjadi 71%, siklus II meningkat lagi menjadi
80% dan pada siklus III menjadi 90%.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

26

Dari penelitian yang telah dilakukan diatas memiliki kesamaan


dengan peneliti yaitu dengan menggunakan media pembelajaran yang
dalam suatu pembelajaran dapat meningkatkan proses maupun hasil
belajar kemampuan berbicara anak.
Dalam penelitian ini, penulis lebih menekankan peningkatan
kemampuan berbicara anak dengan menggunakan media boneka tangan
pada anak kelompok B TK Pembina Cawas semester II tahun pelajaran
2011/2012.

D. KERANGKA BERPIKIR
Berdasarkan tinjauan pustaka yang ada diatas dapat dirumuskan
kerangka berfikir sebagai berikut : pada kondisi awal kemampuan
berbicara siswa masih rendah. Hal itu terjadi karena guru masih
menggunakan metode konvensional, dan anak anak hanya diberi lembar
kerja dalam setiap pembelajaran. Sehingga anak kurang diberi kesempatan
untuk berbicara dan mengemukakan pendapat. Kemampuan berbicara
anak sangat mempengaruhi perkembangan anak usia dini karena
merupakan kunci utama untuk dapat berkomunikasi dengan lancar.
Sehingga anak perlu diberikan stimulasi yang baik sejak dini agar
kemampuan berbicara anak dapat optimal. Dengan penerapan media
boneka tangan, kemampuan berbicara anak dapat berkembang dengan
baik. Karena anak lebih diberi kesempatan berbicara dan bercerita dengan
boneka tangan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

27

Kerangaka berfikir dalam tindakan ini divisualisasikan dalam gambar : 1

Kegiatan awal Guru mengajar dengan Hasil : kemampuan


menggunakan metode berbicara anak
konvensional, belum rendah
menggunakan media
Setelah menggunakan Guru mengajar Siklus I
alat peraga menggunakan alat Siklus II
peraga boneka
tangan Siklus III

Kondisi Akhir Kemampuan berbicara


anak meningkat
Gambar 1. Kerangka berfikir
E. HIPOTESIS TINDAKAN
Penggunaan media boneka tangan dapat meningkatkan
kemampuan berbicara pada anak kelompok B TK Pembina Cawas
Kabupaten Klaten semester II tahun pelajaran 2011-2012.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di TK Pembina Cawas,
Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten. Peneliti memilih tempat
tersebut karena beberapa pertimbangan diantaranya adalah biaya,
waktu dan keberadaan subyek penelitian memudahkan peneliti
memperoleh data dan lokasi penelitian mudah dijangkau.
2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan melalui beberapa tahap yaitu tahap
persiapan hingga pelaporan. Penelitian akan dilaksanakan selama 5
bulan yaitu pada bulan Februari 2012 sampai dengan Juni 2012.
Adapun rincian jadwal penelitian ada pada table 1 pada lampiran 1.

B. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak kelompok B TK Pembina Cawas
Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten yang berjumlah 28 anak yang terdiri
dari 16 putra dan 12 putri.
Sumber Data dan di dalam melakukan penelitian ini yang digunakan
penulis untuk mengumpulkan data adalah pengamatan atau
observasi,dokumentasi, unjuk kerja.
C. Sumber Data dan Variabel Penelitian
Guna memperoleh data dalam penelitian tersebut, maka perlu
mencari data, baik yang diperoleh dari pihak-pihak yang berhubungan
dengan obyek penelitian ataupun dari dokumen maupun buku-buku,
sehingga untuk memperoleh data yang lengkap dan jelas peneliti
mengikuti kegiatan pelaksanaan pembelajaran di TK Pembina Cawas
Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, pada tahun pelajaran 2011/2012

commit28to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

29

sekaligus menjadi penelitian partisipan, karena penelitian ikut memberikan


gagasan atau ide-ide untuk pelaksanaan pembelajaran ditempat penelitian.
Dengan demikian maka sumber data dalam penelitian ini terdiri dari
sumber data primer dan sumber data sekunder.
1. Sumber Data Primer
Yaitu sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber datanya.
Teknik dalam pengumpulan data, observasi, wawancara, dokumen dan
unjuk kerja.
Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah :
a) Anak kelompok B TK Pembina Cawas Kabupaten Klaten sebagai
objek penelitian.
b) Guru sebagai sumber informasi, terutama guru kelas yang lebih
mengenal tentang seluk beluk anak dan mengetahui bagaimana
perkembangan prestasi anak tersebut.
c) Kepala sekolah TK Pembina Cawas Kecamatan Cawas Kabupaten
Klaten.
d) Pihak lain yang berhubungan yaitu, orang-orang di sekitar anak
yang bisa memberikan informasi tentang anak.
2. Sumber Data Sekunder
Yaitu sumber data yang secara tidak langsung memberikan
keterangan yang bersifat melengkapi sumber data primer. Sumber data
sekunder adalah dokumen sekolah atau buku-buku ilmiah yang
berhubungan dengan penelitian, catatan-catatan penting yang berkaitan
dengan kegiatan anak yang diteliti serta hasil penilaian anak. Dalam
penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah :
a) Arsip dokumen.
b) Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati proses
pembelajaran.
3. Variabel penelitian
a. Variabel Bebas (variabel X)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

30

Variabel bebas adalah variabel yang dipilih untuk dicari pengaruh


terhadap variabel terikat atau variabel yang digunakan untuk
mengatasi masalah. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
penggunaan media boneka tangan.
b. Variabel Terikat (variable Y)
Variabel terikat adalah variabel yang kehadiran dipengaruhi oleh
variabel lain atau variabel yang akan di atasi. Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah peningkatan kemampuan berbicara.

D. Teknik Pengumpulan Data


Di dalam melakukan penelitian ini yang digunakan penulis untuk
mengumpulkan data adalah pengamatan atau observasi,dokumen, unjuk
kerja.
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk memantau proses dan dampak
pembelajaran yang diperlukan untuk mematau langkah-langkah
perbaikan agar lebih efektif dan efisien, observasi dipusatkan pada
proses dan hasil dan tindakan pembelajaran beserta peristiwa yang
melingkupinya (Amir 2007:134). Alat ini berisikan serangkaian daftar
kejadian yang akan diamati. Ketika pengamatan berlangsung, peneliti
secara objektif memilih dengan cepat dan memberi nilai pada daftar
kejadian. Observasi dilakukan pada anak kelompok B TK Pembina
Cawas, untuk memenuhi kegiatan anak selama proses pembelajaran.
Selain itu observasi juga dilakukan pada guru untuk mengetahui kinerja
guru dalam pembelajaran. Observasi dilaksanakan pada setiap
pertemuan siklus I,siklus II dan siklus III.
2. Dokumen
Dokumen biasanya dibagi atas dokumen pribadi dan dokumen
resmi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dokumen resmi.
Dokumen digunakan untuk menjaring data awal yang berupa daftar
commit to user
nilai kemampuan berbahasa anak kelompok B. Untuk mengetahui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

31

perkembangan anak dokumen yang digunakan berupa foto proses


pembelajaran dan hasil evaluassi anak dan hasil rekaman.
3. Unjuk kerja
Unjuk kerja merupakan penilaian yang menuntut anak untuk
melakukan tugas dalam perbuatan yang dapat diamati. Unjuk kerja
digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan anak dalam
bercerita kembali dan kemampuan pelafalan anak, unjuk kerja juga
untuk mengukur seberapa jauh kemampuan dalam menyimak,
mendengarkan dan mengungkapkan.
4. Penugasan
Penugasan merupakan cara penilaian berupa pemberian tugas
yang harus dikerjakan anak dalam waktu tertentu baik secara
perseorangan ataupun berkelompok.
E. Validitas Data
Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa
validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggung jawabkan dan
dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam penarikkan kesimpulan.
Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas data antara lain adalah
trianggulasi data.
Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan
memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekkan atau
pembanding data itu. Teknik triangggulasi yang digunakan antara lain
berupa trianggulasi sumber, trianggulasi data dan trianggulasi metode
pengumpulan data. Sedangkan review informan kunci adalah
mengkonfirmasi data atau interpretasi temuan kepada informan kunci
sehingga diperoleh kesepakatan antara peneliti dan informan tentang data
atau interpretasi temuan tersebut.
Trianggulasi data yaitu mengumpulkan data yang sejenis dari
sumber yang berbeda. Trianggulasi sumber dengan mengkroscek data.
Trianggulasi metode
yaitu mengumpulkan data dengan metode
commit to user
pengumpulan data yang berbeda tapi mengarah pada sumber data yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

32

sama. Dengan menggunakan metode unjuk kerja, observasi, diharapkan di


dapat hasil yang akurat. Sehingga dalam penelitian ini perlu validitas data
melalui dari anak, guru lain, dengan pengamatan terhadap anak.

F. Teknik Analisis Data


analisis data adalah cara mengelola data yang sudah diperoleh dari
dokumen. Supaya hasil penelitian dapat terwujud sesuai dengan tujuan
yang diharapkan maka dalam menganalisis data penelitian ini
menggunakan analisis interaktif Milles dan Huberman. Kegiatan pokok
analisa model meliputi reduksi data, kesimpulan penarikan atau verifikasi.
Adapun rincian model tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Reduksi data
Reduksi data adalah proses pemilihan perhatian pada penyederhanan,
pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-
catatan tertulis dilapangan, menggolongkan, mengarahkan, membuang
yang tidak perlu dan mengorganisasikan dengan cara sedemikian
sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan
diverifikasikan.
2. Penyajian data
Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberikan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Dalam pelaksanaan penelitian penyajian-penyajian data yang
lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif
yang valid.
3. Kesimpulan-kesimpulan penarikan atau verifikasi
Setelah data-data direduksi, disajikan langkah terakhir adalah
dilakukan penarikan kesimpulan. Data-data yang telah didapat dari
hasil kemudian diujikan kebenarannya. Penarikan kesimpulan ini
merupakan bagian dari konfigurasi utuh, sehingga kesimpulan-
kesimpulan juga diverifikasikan selama penelitian berlangsung.
commit totentang
Verifikasi yaitu pemeriksaan user benar tidaknya hasil laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

33

penelitian. Sedangkan kesimpulan adalah tinjauan pada catatan di


lapangan dapat diuji kebenarannya merupakan validitas.

Adapun hubungan interaksi antara unsur-unsur kerja analisis


tersebut dapat divisualisasikan dalam diagram berikut :

Gambar 2. Komponen-komponen Analisis Data

(Sumber : Miles & Huberman, 2009:20)

Dari bagan tersebut di atas, langkah yang akan ditempuh


dalam penelitian ini adalah:
a. Melakukan analisis data awal, apabila apabila data yang di kelas
sudah cukup.
b. Mengembangkan bentuk sajian data, dengan meyusun coding
dengan matrik yang berguna untuk penelitian lanjut.
c. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matrik antar
kasus.
d. Melakukan verifikasi, pengayaan dan pendalaman data apabila
dalam persiapan ternyata kurang lengkap atau kurang.
e. Melakukan analisis antar kasus dikembangkan struktur kajian
datanya bagi pelaporan susunan laporan.
f. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

34

g. Merumuskan implikasi kebijakan sebagai bagian dari pengembangan


saran dalam seminar proposal.
G. Indicator Kinerja

Aspek Yang Diukur Persentase Cara Mengukur


Siswa yang
Ditargetkan
Lafal 80% Diamati pada saat pembelajaran
dan dihitung dari ketepatan pelafalan
anak ketika sedang melakukan dialog.
Intonasi/tekanan 80% Diamati pada saat pembelajaran dan
diukur dari kesesuaian intonasi/tekanan
pada saat melakukan dialog.
Kosa Kata 80% Diukur dari hasil unjuk kerja secara
individu.
Kelancaran 80% Diukur dari hasil unjuk kerja anak pada
saat melakukan dialog pada saat bermain
boneka tangan.
Pemahaman 80% Diamati pada saat pembelajaran dan
diukur dari hasil tanya jawab tentang
tentang maksud dari dialog/lakon yang
dimainkan.
Keberanian 80% Diukur dari kemauan atau keberanian
anak dalam berpartisipasi pada saat
pembelajaran.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

35

H. Prosedur Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom
action research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang
dilakukan oleh guru di dalam kelas sendiri melalui refleksi diri, dengan
siswa menjadi meningkat. Menurut Sawiji Suwandi (2010:11) hal penting
dalam penelitian tindakan kelas adalah tindakan nyata (action) yang
dilakukan guru (dan bersama pihak lain) untuk memecahkan masalah yang
dihadapi dalam proses belajar mengajar.
Siklus I
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti menyusun perencanaan
tindakan yang didasarkan pada studi pendahuluan yang telah
dilakukan. Dalam hal ini guru dan peneliti menyamakan presepsi
tentang permasalahan yang ditemui dan menjabarkan serinci mungkin.
Berikut rencana tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
1) Merencanakan pokok bahasan.
2) Mengembangkan silabus menjadi rencana kegiatan harian (RKH).
3) Mempersiapkan metode pembelajaran bahasa.
4) Menyiapkan sumber belajar.
5) Mengembangkan format observasi pembelajaran.
6) Mempersiapkan ruang kelas.
2. Tindakan
Setelah membuat rencana yang matang maka langkah
selanjutnya adalah melaksanakan rencana tersebut sebagai tindakan
yang mengacu pada langkah kegiatan mengajar.
Pada pertemuan pertama kegiatan awal meliputi: a) Guru
menentukan masalah yang berkaitan dengan materi pembelajaran
bahasa, (b) Guru mempersiapkan metode pembelajaran bahasa yaitu
bercerita dengan media boneka tangan, (c) Anak berbaris dan
memasuk kelas secara teratur dan berdoa, (d) Guru memberikan
commit to userpengalaman nyata anak dalam
apresepsi dengan mengkaitkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

36

kehidupan sehari-hari dengan materi cerita yang akan dibawakan oleh


guru misalnya meyebutkan ciptaan-ciptaan Tuhan yang ada di sekitar
kita. Pada kegiatan inti hal yang akan dilakukan adalah sebagai
berikut : (1) Guru bercerita dengan boneka tangan kepada anak
tentang keagungan Tuhan yang telah menciptakan segala yang ada di
bumi, (2) kemudian anak diberi lembar kerja, (3) Guru meminta anak
untuk mewarnai gambar pemandangan, (4) anak diminta untuk
membedakan konsep banyak, sedikit, (5) anak diminta menebalkan
huruf.
Kegiatan akhir adalah sebagai berikut : (1) Guru meminta anak
untuk merapikan diri untuk persiapan pulang, (2) Guru melempar
pertanyaan kepada anak tentang hal-hal yang ada dalam cerita tadi
guru bersama anak bersama-sama memantapkan materi dengan
membuat kesimpulan tentang pembelajaran dalam sehari, (3) guru
memberikan pesan moral kepada anak.
3. Observasi
Kegiatan observasi dilakuakn bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Kegiatan ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat
secara cermat setiap gejala baik mengenai tindakan, pelaksanaan
tindakan, maupun akibat dari tindakan-tindakan tersebut.
a. Refleksi
Refleksi meliputi beberapa komponen yakni: menganalisa,
mensintesa, dan menerangkan. Hasil refleksi ini digunakan sebagai
dasar pemikiran untuk tindakan yang akan datang karena hasil yang
diperoleh belum maksimal.

Siklus II
1. Perencanaan
Perencanaan pada siklus II ini dengan mengadakan identifikasi
masalah dan penerapan alternatif pemecahan masalah. Masalah –
commit terkait
masalah tersebut kemungkinan to userdengan ketidak jelasan penjelasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

37

guru, ketidak kesesuaian antara materi yang diberikan guru dengan


kemampuan anak, ketidak sesuaian media yang digunakan guru dengan
materi, pengelolaan kelas dan strategi pembelajaran yang dipilih guru
tidak sesuai. Setelah diadakan identifikasi masalah sehingga sebelum
melaksanakan siklus berikutnya ,kegiatan sebagai berikut :
a. Mempelajari sumber-sunber pokok bahasan.
b. Menentukan pokok bahasan.
c. Mengembangkan silabus menjadi rencana kegiatan harian (RKH).
d. Mempersiapkan pembelajaran yang melibatkan kemampuan bahasa,
yaitu bermain panggung boneka.
e. Mempersiapkan sumber belajar.
f. Menyiapkan ruang kelas.
g. Pengembangkan format evaluasi pembelajaran.
h. Menyiapkan format observasi.
i. Mempersiapkan format penilaian.
2. Tindakan
Tindakan yang dilakukan adalah dengan memperbaiki tindakan
pada siklus pertama sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah
disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I dan memantau
proses peningkatan kemampuan berbicara anak.
Pada kegiatan awal guru meminta anak (a) berbaris dan masuk
kelas dengan teratur kemudian berdoa, (b) guru memberi apresepsi
kepada anak dan menyanyikan lagu bintang kejora. Pada kegiatan inti :
(1) guru mengajak anak keluar kelas, kemudian anak diminta
menyebutkan ciptaan Tuhan yang ada disekitarnya, (2) guru mengajak
anak kembali ke kelas dan mengajak anak bermain peran dengan
panngung boneka tangan, (3) anak diminta memperhatikan dan
menceritakan kembali (menirukan), anak yang paling berani diminta
maju terlebih dahulu, untuk memotivasi anak yang lain agar berani
berpartisipasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

38

Pada kegiata akhir : (a) Guru mengajak anak bermain alat music
perkusi. (b) Guru bersama anak memantapkan materi dengan
mengevaluasi pembelajaran dalam sehari. (c) Guru bersama anak
berdoa, salam, pulang.
3. Observasi
Observasi dilakukan dengan mengkaji hasil pada siklus I dan
memonitor serta membantu anak jika menemui kesulitan.
4. Refleksi
Menganalisis hasil pengamatan untuk memperoleh gambaran
tentang dampak dari tindakan yang dilakukan, hal-hal yang perlu
diperbaiki dan yang harus menjadi perhatian agar diperoleh hasil yang
maksimal.
Siklus III
1. Perencanaan
Perencanaan pada siklus III ini dengan mengadakan identifikasi
masalah dan penerapan alternatif pemecahan masalah. Masalah –
masalah tersebut kemungkinan terkait dengan ketidak jelasan
penjelasan guru, ketidak kesesuaian antara materi yang diberikan guru
dengan kemampuan anak. Setelah diadakan identifikasi masalah
sehingga sebelum melaksanakan siklus berikutnya ,kegiatan sebagai
berikut :
a. Mempelajari sumber-sunber pokok bahasan.
b. Menentukan pokok bahasan.
c. Mengembangkan silabus menjadi rencana kegiatan harian (RKH).
d. Mempersiapkan pembelajaran yang melibatkan kemampuan bahasa.
yaitu bermain panggung boneka.
e. Mempersiapkan sumber belajar.
f. Mempersiapkan boneka tangan .
g. Menyiapkan ruang kelas.
h. Pengembangkan format evaluasi pembelajaran.
commit to user
i. Menyiapkan format observasi dan penilaian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

39

2. Tindakan
Tindakan yang dilakukan adalah dengan memperbaiki tindakan
pada siklus pertama sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah
disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus II dan memantau
proses peningkatan kemampuan berbicara anak.
Pada kegiatan awal guru meminta anak (a) berbaris dan masuk
kelas dengan teratur kemudian berdoa. (b) guru memberi apresepsi
kepada anak dan menyanyikan lagu bintang kejora. Pada kegiatan inti
:(1) guru memotivasi anak denagn bermain tepuk (2) guru bermain
peran dengan boneka tangan (mengajak anak untuk berpartisipasi), (3)
guru meminta anak untuk bercerita kembali. Anak maju secara
berkelompok, kemudian guru membagikan boneka tangan kepada anak
yang maju sesuai karakter masing. Kemudian anak bermain peran
dengan
Pada kegiata akhir : 1) Guru mengajak anak bernyanyi bersama
2) Guru bersama anak memantapkan materi dengan mengevaluasi
pembelajaran dalam sehari. 3) Guru bersama anak berdoa, salam,
pulang.

3. Observasi
Observasi dilakuakan dengan mengkaji hasil pada siklus II dan
memonitor serta membantu anak jika menemui kesulitan.
4. Refleksi
Menganalisis hasil pengamatan untuk memperoleh gambaran
tentang dampak dari tindakan yang dilakukan, hal-hal yang perlu
diperbaiki dan yang harus menjadi perhatian agar diperoleh hasil yang
maksimal. Secara sistematis tidakkan tersebut dapat di lihat pada bagan
berikut ini :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

40

dst

Gambar 3. Model PTK ( Suharsini Arikunto, dkk, 2006 : 16

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil dan Keadaan Personil TK Pembina Cawas


1. Lokasi TK Pembina Cawas
Taman kanak-kanak Pembina kecamatan Cawas kabupaten
Klaten Provinsi Jawa Tengah letaknya sangat strategis. TK Pembina
Kecamatan Cawas terletak di desa Brangkal, Kelurahan Barepan
Kecamatan Cawas. Lokasi TK Pembina tidak terlalu jauh dari jalan raya
yang marupakan jalan tembus dari Kecamatan Pedan dan Kecamatan
Cawas. Lokasi yang sangat strategis ini memberikan kemudahan bagi anak
maupun sekolah untuk melakukan segala aktivitasnya. Sejak berdiri pada
tahun 2007 sampai sekarang TK Pembina Cawas telah mengalami banyak
perubahan baik secara fisik maupun personalia. Fasilitas sekolah berupa
bangunan telah beberapa kali mengalami perbaikan. Fasilitas yang
semakin baik ini mendorong sekolah untuk melakukan berbagai perbaikan
dalam rangka meningkatkan kualitas dalam pembelajaran.
2. Keadaan Personil TK Pembina Cawas
Tabel 4.1 Daftar Personil TK Pembina Cawas
No Nama Jabatan Status Ijazah TMT Keterangan
Sumiyati,
1 S.Pd Kepala PNS S1/04 1/10/2005 PAUD
Proses penyelesaian di
2 Sumarsini Guru PNS D2/03 1/10/2011 PAUD UT Semester 8
Yashinta. Proses penyelesaian di
3 M.E Guru WB D1/07 30/06/2007 PAUD UT Semester 4
Proses penyelesaian di
4 Erni Susanti Guru WB D2/06 30/06/2007 PAUD UNS Semester 8
Widi Proses penyelesaian di
5 Prastiwi Guru WB D2/10 1/10/2010 PAUD UNS Semester 8
Proses Penyelesaian di
6 Ari Siswanti Guru WB D2/10 1/10/2011 PAUD UNS Semester 8
7 Sriyanto Guru WB SMEA/91 30/06/2007 -

commit41to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

42

TK Pembina Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten pada tahun


Pelajaran 2011/2012 dipimpin oleh Sumiyati, S.Pd selaku kepala sekolah. TK
Pembina Cawas memiliki tenaga mengajar sebanyak 5 orang. Dengan rincian
1 guru berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 4 guru bersatus guru Wiyata
Bakti (WB) serta 1 penjaga sekolah yang bersatus Wiyata Bakti (WB).

B. Hasil Penelitian
1. Diskripsi Pembelajaran Sebelum Tindakan
Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti
melakukan kegiatan observasi pada kelompok B TK Pembina kecamatan
Cawas tentang kemampuan berbicara untuk mengetahui keadaan nyata
yang ada di lapangan.
Berdasarkan hasil observasi sebelum melakukan tindakan, dapat
dideskripsikan sebagai berikut :
(1) Guru banyak menggunakan metode pemberian tugas dan ceramah
dalam menjelaskan materi pembelajaran, (2) media pembelajaran yang
tidak sesuai dengan materi, (3) Anak bermain sendiri pada saat
pembelajaran. Hasil ini ditunjukkan dengan anak yang sering ngobrol dan
bermain sendiri. (4) Anak hanya diam dan sebagai pendengar saja di
dalam kelas, (5) anak tidak aktif dalam pembelajaran, (6) Anak tidak
berani mengemukakan pendapat pada saat pembelajaran.
Fakta dari hasil penilaian tersebut menunjukkan sebagian besar
anak mendapatkan nilai rendah. Dengan demikian hasil belajar
kemampuan berbicara anak kelompok B TK Pembina Kecamatan Cawas
perlu ditingkatkan. Nilai anak disajikan pada table 4.2 di bawah ini.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

43

Tabel 4.2 Distribusi Nilai Awal Kemampuan Berbicara Siswa


Kelompok B TK Pembina Cawas
No Nama Aspek Penilaian Jumlah Rata-rata

a b c D e F Skor

1 501 1 2 1 1 1 1 7 1,2

2 502 2 1 2 2 2 2 11 1,8

3 503 4 4 3 4 4 4 23 3,8

4 504 2 1 2 2 2 3 12 2

5 505 1 1 1 1 1 1 6 1

6 506 2 2 2 2 2 2 12 2

7 507 2 2 2 2 2 2 12 2

8 508 4 3 3 3 4 4 21 3,5

9 509 2 2 2 2 2 2 12 2

10 510 2 2 2 2 2 2 12 2

11 511 2 2 2 2 2 2 12 2

12 512 2 2 2 2 2 2 12 2

13 513 2 3 3 3 2 2 15 2,5

14 514 2 2 2 2 2 2 12 2

15 515 2 2 2 2 2 2 13 2

16 516 2 2 2 2 2 2 12 2

17 517 2 2 2 2 2 2 12 2

18 518 2 2 2 2 2 2 14 2

19 519 2 2 2 2 2 2 12 2

20 520 2 2 2 2 2 2 12 2

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

44

21 521 2 2 2 2 2 2 12 2

22 522 2 2 2 2 2 2 12 2

23 523 4 3 4 4 4 4 23 3,8

24 524 2 2 2 2 3 3 14 2,3

25 525 3 2 2 2 2 3 14 2,3

26 526 1 1 1 1 1 1 6 1

27 527 2 2 2 2 3 3 14 2,3

28 528 3 4 3 3 4 4 21 3,5

Keterangan Aspek Penilaian :


a = artikulasi
b = intonasi/tekanan
c = kosa kata
d = kelancaran
e = pemahaman
f = keberanian

Tabel 4.3 Keterangan


Kisaran Nilai Nilai Simbol Keterangan nilai Ket
Ketuntasan
3,1 - 4 * Berkembang Sangat Baik BSB
2,1 – 3  Berkembang Sesuai Harapan BSH
1,1 – 2  Mulai Berkembang MB
0 -1 o Belum Berkembang BB

Tabel 4.4 Hasil penelitian :

Kisaran Nilai Nilai Simbol Jumlah Siswa Persentase


3,1 – 4 * 3 10,3%
2,1 – 3  4 14,3%

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

45

1,1 – 2  19 67,8%
0 -1 o 2 7,2%
Jumlah 28 100%
Data dari kemampuan berbicara sebelum diadakan penelitian tindakan.
Dapat disajikan pada gambar grafik 4.1 dibawah ini :

201
1
15
Jumlah Siswa

Jumlah 1
Siswa 10
1 Prasiklus
50

20

00
BB MB BSH BSB
Ketuntasan
Ketuntasan

Grafik 4.1 Nilai Awal Kemampuan Berbicara

Berdasarkan nilai di atas dapat dipahammi bahwa sebelum


dilaksanakan tindakan, anak kelompok B TK Pembina Cawas sebanya 7
anak atau 24,6 % yang mendapat nilai di atas KKM (2,1). Sedangkan
sebanyak 23 anak atau 75,4% memperoleh nilai dibawah batas nilai
ketuntasan KKM (2,1). Maka peneliti merencanakan melaksanakan
pembelajaran peningkatan kemampuan berbicara dengan menggunakan
media boneka tangan.
2. Diskripsi Dan Tindakan
Pelaksanaka tindakan dalam penelitian sebanyak tiga siklus.
masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan. Setiap pertemuan
dilaksanakan selama dua jam, yaitu setiap pukul 08:00 – 10.00 WIB.
a. Siklus I

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

46

Tindakan siklus I dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan


terdiri dari 2 x 60 menit. Tindakan sikluis I ini dilaksanakan pada
tanggal 1 dan 2 juni 2012. Dalam tahap siklus I terdiri dari tahap
perencanaan, pelaksanakan, observasi dan refleksi.
1) Tahap perencanaan
Perencanaan tindakan ini meliputi kegiatan sebagai berikut :
1. Peneliti bersama guru merancang skenerio pembelajaran
berbicara dengan menggunakan media boneka tangan, dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
(a)Peneliti membuka pelajaran dan memberikan apresepsi
dengan menggali pengalaman anak yang berkaitan dengan
materi berbicara (melalui Tanya jawab seputar materi yang akan
di ajarkan yaitu “Bumi”), (b) Peneliti memperkenalkan media
boneka tangan kepada siswa, (c) Peneliti memberi penjelasan
tentang tugas yang akan di kerjakan anak pada hari ini,
(d) Peneliti mengenalkan kepada anak tentang bagaimana
menggunakan boneka tangan,(e)Peneliti melakukan kigiatan
bercerita “ Gogo Kodok” dengan media boneka tangan, (f)
Disetiap akhir pelajaran, guru melakukan refleksi dan evaluasi
tahap 1, (g) Berdasarkan hasil refeksi dan evaluasi, guru
mengadakan perbaikan dalam pembelajaran berikutnya, (h)
Peneliti menutup pembelajaran dengan bernyanyi dan salam.
2. Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
selanjutnya didiskusikan bersama guru kelas.
3. Peneliti mempersiapkan materi pembelajaran.
4. Peneliti dan guru menyusun instrument penelitian yang berupa
penilaian dalam bentuk pengamatan. Untuk instrumen
pengamatan dinilai berdasarkan hasil observasi yang dilakukan
oleh peneliti dan berdasarkan rubrik penilaian proses
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

47

pembelajaran berbicara yang meliputi : (1) Lafal, (2)


Intonasi/tekanan, (3) Kosa kata, (4) Kelancaran, (5)
Pemahaman, (6) Keberanian.

b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada
tanggal 1 juni 2012. Pelaksanaan tindakan tersebut dilakukan di ruang
kelas kelompok B TK Pembina Cawas.
Dalam pelaksanaan tindakan I ini peneliti bertindak sebagai
pemimpin jalannya kegiatan pembelajaran berbicara. Sedangkan guru
kelas bertindak sabagau observer terhadap proses pembelajaran.
Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan pertama
dilaksanakan pada tanggal 1 Juni 2012 selama dua jam, yaitu pukul
08:00 – 10:00 WIB. Adapun urutan pelaksanaan tindakan siklus I
pertemuan pertama ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut;
1. Peneliti dan anak melaksanakan kegiatan Tanya jawab tentang
macam-macam ciptaan Tuhan yang ada di bumi.
2. Peneliti memberikan penjelasan tentang tugas hari ini.
3. Peneliti menjelaskan kepada anak bagaimana cara menggunakan
boneka tangan , menunjukkan tehnik bermain boneka tangan,
menjelaskan tujuan pembelajaran.
4. Peneliti bercerita menggunakan media boneka tangan dan anak
mendengarkan cerita .
5. Setelah selesai peneliti memberikan pertanyan kepada anak tentang
cerita yang baru saja diceritakan peneliti.
6. Pada kegiatan akhir peneliti bernyanyi bersama anak dan bertanya
jawab tentang kegiatan dalam sehari.
7. Kemudian peneliti mengadakan refleksi, hasil refleksi digunakan
sebagai alat untuk memperbaiki pertemuan kedua.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

48

Pembelajaran berbicara dilanjutkan pada pertemuan yang


kedua. Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan kedua dilaksanakan
pada tanggal 2 Juni 2012 selama dua jam, yaitu pukul 08:00 -10:00
WIB. Adapun urutan pelaksanaan siklus I pertemuan kedua ini
meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
(1) Peneliti menerangkan tentang cara merawat tanaman yang baik
kepada anak, sambil melakukan tanya jawab, (2) Peneliti
menerangkan tentang tugas yang akan dikerjakan anak sambil
mengajak anak bertanya jawab dengan boneka tangan, (3) Anak
merespon setiap pertanyaan yang dilemparkan oleh guru, (4) Pada
kegiatan akhir peneliti mereview semua kegiatan dan mengadakan
refleksi, (5) Peneliti memimpin anak untuk berdoa pulang dan
menutup pelajaran.
c. Observasi dan interpretasi
Observasi atau pengamatan ini dilaksanakan pada tanggal 1
Juni 2012 pukul 08:00-10:00 WIB dan tanggal 2 Juni 2012 pukul
08:00-10:00 WIB di ruang kelas kelompok B TK Pembina Cawas.
Kegiatan pemelitian selama tahap obsevasi yaitu mengamati proses
pembelajaran berbicara anak kelompok B dengan menggunakan
media boneka tangan.
Pengamatan difokuskan pada berlangsungnya proses
pelaksanaan pembelajaran, serta aktivitas anak dan guru selama
pembelajaran berlangsung. Berdasarkan pengamatan peneliti, garis
besar diperoleh gambaran tentang jalannya proses kegiatan belajar
mengajar (KBM).
1) Pertemuan 1
a) Kinerja Guru
Hasil observasi yang ditunjukkan untuk kinerja guru
yaitu dalam persiapan alat, media dan memerikasa kesiapan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

49

anak mendapat nilai rata-rata 3. Guru dalam menyampaikan


tujuan pembelajaran dan apresepsi dengan nilai rata-rata 2,5.
Penguasaan materi mendapat nilai rata-rata 2,25. Melakukan
strategi pembelajaran, menguasai kelas dengan nilai rata-rata
2,3. Pemanfaatan sumber dan media dengan rata-rata 2,25,
menumbuhkan keterlibatan anak untuk partisipasi aktif dalam
pembelajran mendapat rata-rata 2,25, penilaian proses dan
hasil 2, penggunaan bahasa lisan yang baik 2,5, serta
memberikan refleksi dan menindaklanjuti dengan arahan 3.
Sehingga rata-rata kinerja guru mendapat rata-rata 2,45 dan
prosentase kinerja guru siklus I pertemuan 1 adalah 61,2%.
b) Aktivitas Anak
Observasi pada siklus I pertemuan 1 ini dilakukan oleh
guru yang menunjukan bahwa anak artikulasi anak mendapat
nilai rata-rata 2,1, intonasi anak mendapat nilai rata-rata 2,I,
kosa kata anak mendapat nilai rata-rata 2,1. Untuk kelancaran
anak dalam berbicara mendapat nilai rata-rata 2,25,
pemahaman anak dalam sebuah kata atau kalimat mendapat
rata-rata 2,28 dan keberanian anaka dalam berbicara mendapat
nilai rata-rata 2,3. Sehingga nilai rata-rata aktivitas anak
adalah 2,2 dan prosentase aktivitas anak siklus I pertemuan 1
adalah 55%.
2) Pertemuan 2
a) Kinerja Guru
Hasil observasi yang ditunjukkan untuk kinerja guru
yaitu dalam persiapan alat, media dan memerikasa kesiapan
anak mendapat nilai rata-rata 3. Guru dalam menyampaikan
tujuan pembelajaran dan apresepsi dengan nilai rata-rata 2,5.
Penguasaan materi mendapat nilai rata-rata 2,5. Melakukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

50

strategi pembelajaran, menguasai kelas dengan nilai rata-rata


2,5. Pemenfaatan sumber dan media dengan rata-rata 2,5,
menumbuhkan keterlibatan anak untuk partisipasi aktif dalam
pembelajran mendapat rata-rata 2,5, penilaian proses dan hasil
2, penggunaan bahasa lisan yang baik 2,5, serta memberikan
refleksi dan menindaklanjuti dengan arahan 3. Sehingga rata-
rata kinerja guru mendapat rata-rata 2,61 dan prosentase
kinerja guru siklus I pertemuan 1 adalah 65,2%.
b) Aktivitas Anak
Observasi pada siklus I pertemuan 1 ini dilakukan oleh
guru yang menunjukan bahwa anak artikulasi anak mendapat
nilai rata-rata 2,3, intonasi anak mendapat nilai rata-rata 2,I,
kosa kata anak mendapat nilai rata-rata 2,25. Untuk
kelancaran anak dalam berbicara mendapat nilai rata-rata 2,25,
pemahaman anak dalam sebuah kata atau kalimat mendapat
rata-rata 2,25 dan keberanian anaka dalam berbicara mendapat
nilai rata-rata 2,4. Sehingga nilai rata-rata aktivitas anak
berikut adalah 2,25 prosentase aktivitas anak siklus I
pertemuan 1 adalah 57 %.
d. Refleksi
Berdasarkan data-data yang diperoleh guru melalui observasi
selanjutnya peneliti melakukan analisis dan refleksi terhadap hasil
pembelajar pada masing-masing pertemuan dan dirangkum menjadi
satu siklus yang terdiri dari 2 pertemuan. hal ini sebagi acuan untuk
pengambilan langkah pada siklus berikutnya. Adapun hasilnya sebagai
berikut :
Nilai kemampuan berbicara dengan menggunakan media boneka
tangan pada siklus 1 ini sudah megalami peningkatan dari kondisi awal.
Pada kondisi awal anak yang sudah tuntas dengan di atas 2,1 baru 7
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

51

anak atau 24,6%. Dengan menggunakan media boneka tangan dalam


pembelajaran berbicara menunjukan peningkatan yaitu dengan anak
yang sudah tuntas atau mendapat nilai rata-rata 2,1 ke atas menjadi 8
anak atau menjadi 28,6%.

Kelemahan atau kekurangan selama pelaksanaan tindakan siklus


I ini dapat dilihat dari beberapa aspek berikut:
a) Kelemahan yang ditemui dari guru, yaitu :
1) Pada saat memberikan materi peneliti lebih banyak duduk
sehingga kurang berinteraksi dengan anak, 2) Peneliti masih terlalu
dominan dalam pembelajaran, sehingga anak kurang dilibatkan, 3)
Dalam pengelolaan kelas peneliti masih kurang, sehinggga kelas
kurang terkondisikan dengan baik.
b) Kelemahan yang ditemukan dari anak, yaitu:
1) Anak masih kesulitan dalam mengungkapkan pikiran dan
perasaan secara lisan dalam pembelajaran, 2) Pada saat tahap
refleksi dan evaluasi hanya beberapa anak yang ikut memberikan
komentar atas penampilan teman.
c) Kelemahan dari berbicara dengan media boneka tangan
1) Anak masih belum terbiasa dengan kegiatan berbicara dengn
boneka tangan, (2) Anak belum terlalu bisa menggunakan boneka
tangan, (3) Media yang terbatas sehingga harus bergantian dalam
menggunakan.
Nilai kemampuan berbicara dengan menggunakan media boneka
tangan pada anak kelompok B TK Pembina Cawas siklus 1 dapat di
lihat pada tabel berikut :
Table 4.5 Perolehan Nilai Kemampuan Berbicara Anak pada Siklus 1

RATA-RATA HASIL PENILAIAN BERBICARA SISWA SIKLUS I

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

52

Siklus I
No Induk Jumlah Rata-rata Keterangan
PI P II
501 2 2 4 2 BT
502 2 2 4 2 BT
503 2,8 2,8 5,6 2,8 T
504 2 2 4 2 BT
505 2 2 4 2 BT
506 2,5 2,5 5 2,5 T
507 2,6 2,8 5,4 2,7 T
508 2,5 3 5,5 2,5 T
509 2 2 4 2, BT
510 2 2 4 2 BT
511 2 2 4 2 BT
512 2 2 4 2 BT
513 2 2 4 2 BT
514 3 2,2 4,4 2,7 T
515 2,5 2,5 2 2,5 T
516 2 2 4 2 BT
517 2 2 4 2 BT
518 2 2 4 2 BT
519 2 2 4 2 BT
520 2 2 4 2 BT
521 2 2 4 2 BT
522 2 2 4 2 BT
523 3 3 6 3 T

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

53

524 2 2 4 2 BT
525 2 2 4 2 BT
526 2 2 4 2 BT
527 2,8 2,8 5,6 2,8 T
528 2,7 3 5,7 2,8 T

Keterangan Aspek Penilaian :


a = lafal
b = intonasi/tekanan
c = kosa kata
d = kelancaran
e = pemahaman
f = keberanian

Tabel 4.6 Keterangan


Kisaran Nilai Nilai Simbol Keterangan nilai Ket
Ketuntasan
3,1 - 4 * Berkembang Sangat Baik BSB
2,1 – 3  Berkembang Sesuai Harapan BSH
1,1 – 2  Mulai Berkembang MB
0 -1 o Belum Berkembang BB

Tabel 4.7 Hasil penelitian :


Kisaran Nilai Nilai Simbol Jumlah Siswa Persentase
3,1 - 4 * - 0%
2,1 – 3  8 28,6%
1,1 – 2  20 71,4%
0 -1 o - 0%
Jumlah 28 100%

Data dari kemampuan berbicara siklus I. Dapat disajikan pada gambar


grafik 4.2 dibawah ini :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

54

20

15

Jumlah siswa 10 siklus I

0
BB MB BSH BSB
Ketuntasan

Grafik 4.2 Kemampuan Berbicara dengan Media Boneka Tangan Siklus I

Tabel 4.8 Nilai rata-rata Kinerja Guru Peningkatan Kemamapuan BerbicaraSiklus


I Pertemuan 1,2 Kelompok B TK Pembina Cawas
Skor Rata-rata Siklus I

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Jumlah 22,05 23,5

Rata-rata 2,45 2,61

Prosentase 61,75% 65,2%

Dari nilai rata-rata kinerja guru dalam mengajar kemampuan berbicara


siklus I pertemuan 1,2 pada tabel 4.6 di atas dapat disajikan pada gambar grafik
4.3 di bawah ini:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

55

66.00%
65.00%
64.00%
Pertemuan 1
63.00%
Pertemuan 2
62.00%
61.00%
60.00%
Pertemuan 1
Pertemuan 1 Pertemuan 2

b. Siklus II
a) Perencanaan tindakan
Tahap perencanaan ini dilakukan pada hari Rabu tanggal 2
Juni 2012 di ruang guru TK Pembina Cawas. Peneliti dan guru
kelas mendiskusikan rancangan tindakan yanga akan di lakukan
dalam proses penelitian pada siklus II. Dari hasil diskusi tersebut
disepakati bahwa pelaksanaan tindakan siklus II akan dilaksanakan
dalam dua kali pertemuan. Pada hari Kamis tanggal 3 Juni 2012
dan hari Jumat tanggal 4 Juni 2012.
Tahap perencanaan tindakan ini meliputi kegiatan sebagai
berikut:
1) Peneliti bersama guru merancang skenerio pembelajaran
berbicara dengan menggunakan media boneka tangan, dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a) Pada kegiatan awal peneliti dan anak berbaris di depan
kelas sambil melakukan senam fantasi. Siswa masuk kelas
secara berurutan sambil berjalan berjinjit.
b) Peneliti membuka pelajaran dan memberikan apresepsi
dengan menggali pengalaman anak yang berkaitan dengan
meteri berbicara (melalui Tanya jawab seputar materi yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

56

akan di ajarkan yaitu “Bumi”) dan sedikit mengulas materi


yang telah disampaikan sebelumnya.
c) Peneliti mengajak anak untuk bermain panggung boneka.
d) Peneliti memperkenalkan media boneka tangan kepada
anak.
e) Peneliti memberi penjelasan tentang tugas yang akan di
kerjakan anak pada hari ini.
f) Peneliti mengenalakan kepada anak tentang bagaimana
menggunakan boneka tangan.
g) Peneliti melakukan kigiatan bercerita “ Gogo Kodok”
dengan media boneka tangan.
h) Disetiap akhir pelajaran, guru melakukan refleksi dan
evaluasi tahap 3.
i) Berdasarkan hasil refeksi dan evaluasi, guru mengadakan
perbaikan dalam pembelajaran berikutnya.
j) Peneliti menutup pembelajaran dengan bernyanyi dan
salam.
2) Peneliti dan guru menyusun instrument penelitian yang berupa
penilaian dalam bentuk pengamatan. Untuk instrumen
pengamatan dinilai berdasarkan hasil observasi yang dilakukan
oleh peneliti dan berdasarkan rubrik penilaian proses
pembelajaran berbicara yang meliputi : (1) Lafal, (2)
Intonasi/tekanan, (3) Kosa kata, (4) Kelancaran, (5)
Pemahaman, (6) Keberanian.
b. Pelaksanaan Tindakan
Siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan
pertama dilaksanakan pada hari Jumat 3 Juni 2012, dan pertemuan
kedua pada tanggal 4 Juni 2012 di ruang kelas kelompok B TK
Pembina Cawas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

57

Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan pertama dilaksanakan


pada hari Kamis 3 Juni 2012 selama 2 jam, yaitu pukul 08:00-10:00
WIB.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan
pertama ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
1. Peneliti membuka pelajaran dengan berdoa kemudian memberikan
apresepsi dengan menggali pengalaman siswa dalam kehidupan
sehari-hari yang berkaitan dengan tema bumi dan materi berbicara.
2. Peneliti dan siswa melaksanakan kegiatan Tanya jawab tentang
macam-macam ciptaan Tuhan yang ada di bumi.
3. Peneliti memberikan penjelasan tentang tugas hari ini.
4. Peneliti mengajak anak bermain peran dengan boneka tangan dan
panggung boneka.
5. Peneliti memberi contoh cara bermain peran dan alur ceritanya.
6. Peneliti mengajak anak untuk berpartisipasi dengan maju ke depan
kelas.
7. Peneliti juga membacakan sajak dan meminta anak menirukannya,
kemudian anak yang berani maju bersajak di depan kelas diberi
reward.
8. Setelah selesai peneliti memberikan pertanyan kepada anak
tentang cerita yang baru saja diceritakan peneliti.
9. Pada kegiatan akhir peneliti bernyani bersama anak dan bertanya
jawab tentang kegiatan dalam sehari.
10. Kemudian peneliti mengadakan refleksi, hasil refleksi digunakan
sebagai alat untuk memperbaiki pertemuan kedua.
Pelajaran berbicara dilanjutkan pada pertemuan kedua.
Pelalsanaan tindakan kedua yaitu pada hari Jumat tanggal 4 Juni 2012.
Adapun urutan pelaksanaan tindakan kedua ini meliputi langkah-
langkah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

58

a) Peneliti membuka pelajaran dan mengulang materi yang telah


disampaikan pada pertemuan sebelumnya dengan melakukan tanya
jawab dengan anak.
b) Pada kegiatan inti peneliti mengajak anak bermain peran dengan
panggung boneka ,namun pada pertemuan kedua peneliti tidak
sebagai pemimpin, hanya ,memandu anak dalam bermain peran.
c) Pada kegiatan akhir peneliti melakukan refleksi dan evaluasi tahap
II
d) Peneliti memberi kesempatan anak untuk mengemukakan pendapat
atau bercerita sesuai dengan kemampuannya.

c. Observasi dan Interpretasi


Observasi atau pengamatan ini dilaksanakn pada hari Rabu 3
Juni 2012 dan Kamis 4 Juni 2012 di ruang kelas kelompok B TK
Pembina Cawas. Kegiatan penelitian selama tahap observasi yaitu
mengamati proses pembelajaran berbicara anak kelompok B dengan
penerapan media boneka tangan.
1) Pertemuan 1
a) Kinerja Guru
Hasil observasi yang ditunjukkan untuk kinerja guru
yaitu dalam persiapan alat, media dan memerikasa kesiapan
anak mendapat nilai rata-rata 3. Guru dalam menyampaikan
tujuan pembelajaran dan apresepsi dengan nilai rata-rata 3.
Penguasaan materi mendapat nilai rata-rata 3. Melakukan
strategi pembelajaran, menguasai kelas dengan nilai rata-rata
2,5. Pemanfaatan sumber dan media dengan rata-rata 2,5,
menumbuhkan keterlibatan anak untuk partisipasi aktif dalam
pembelajaran mendapat rata-rata 2,5, penilaian proses dan hasil
2,5, penggunaan bahasa lisan yang baik 2,5, serta memberikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

59

refleksi dan menindaklanjuti dengan arahan 3. Sehingga rata-


rata kinerja guru mendapat rata-rata 2,72 dan prosentase kinerja
guru siklus II pertemuan 1 adalah 68%.
b) Aktivitas Anak
Observasi pada siklus I pertemuan 1 ini dilakukan oleh
guru yang menunjukan bahwa anak artikulasi anak mendapat
nilai rata-rata 2,3, intonasi anak mendapat nilai rata-rata 2,2,
kosa kata anak mendapat nilai rata-rata 2,2. Untuk kelancaran
anak dalam berbicara mendapat nilai rata-rata 2,25, pemahaman
anak dalam sebuah kata atau kalimat mendapat rata-rata 2,3 dan
keberanian anaka dalam berbicara mendapat nilai rata-rata 2,3.
Sehingga nilai rata-rata aktivitas anak adalah 2,25 dan
prosentase aktivitas anak siklus II pertemuan 1 adalah 58%.
2). Pertemuan 2
a) Kinerja Guru
Hasil observasi yang ditunjukkan untuk kinerja guru
yaitu dalam persiapan alat, media dan memerikasa kesiapan
anak mendapat nilai rata-rata 3. Guru dalam menyampaikan
tujuan pembelajaran dan apresepsi dengan nilai rata-rata 3.
Penguasaan materi mendapat nilai rata-rata 3. Melakukan
strategi pembelajaran, menguasai kelas dengan nilai rata-rata
2,8. Pemenfaatan sumber dan media dengan rata-rata 2,75,
menumbuhkan keterlibatan anak untuk partisipasi aktif dalam
pembelajran mendapat rata-rata 2,75, penilaian proses dan hasil
3, penggunaan bahasa lisan yang baik 2,5, serta memberikan
refleksi dan menindaklanjuti dengan arahan 3. Sehingga rata-
rata kinerja guru mendapat rata-rata 2,86 dan prosentase kinerja
guru siklus II pertemuan 2 adalah 71,5%.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

60

b) Aktivitas Anak
Observasi pada siklus II pertemuan 2 ini dilakukan oleh
guru yang menunjukan bahwa anak artikulasi anak mendapat
nilai rata-rata 2,25, intonasi anak mendapat nilai rata-rata 2,25,
kosa kata anak mendapat nilai rata-rata 2,3. Untuk kelancaran
anak dalam berbicara mendapat nilai rata-rata 2,3, pemahaman
anak dalam sebuah kata atau kalimat mendapat rata-rata 2,3
dan keberanian anaka dalam berbicara mendapat nilai rata-rata
2,6. Sehingga nilai rata-rata aktivitas anak adalah 2,3 dan
prosentase aktivitas anak siklus I pertemuan 2 adalah 61%.
d. Refleksi
Berdasarkan data-data yang diperoleh guru melalui observasi
selanjutnya peneliti melakukan analisis dan refleksi terhadap hasil
pembelajar pada masing-masing pertemuan dan dirangkum menjadi
satu siklus yang terdiri dari 2 pertemuan. hal ini sebagi acuan untuk
pengambilan langkah pada siklus berikutnya. Adapun hasilnya sebagai
berikut :
Nilai kemampuan berbicara dengan menggunakan media boneka
tangan pada siklus 1 ini sudah megalami peningkatan dari kondisi awal.
Pada kondisi awal anak yang sudah tuntas dengan di atas 2,1 baru 8
anak atau 28,6%. Dengan menggunakan media boneka tangan dalam
pembelajaran berbicara menunjukan peningkatan yaitu dengan anak
yang sudah tuntas atau mendapat nilai rata-rata 2,1 ke atas menjadi 13
anak atau menjadi 46%.
Kelemahan atau kekurangan selama pelaksanaan tindakan siklus
II semakin berkurang. Dengan kata lain, guru dapat mengatasi
kelemahan yang terdapat pada siklus I , anak telah menunjukkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

61

perbaikan dalam pembelajaran, tetapi masih belum seperti yang


diharapkan, sehingga tindakan ini akan dilanjutkan pada siklus III.

Table 4.9 Perolehan Nilai Kemampuan Berbicara pada Siklus II


RATA-RATA HASIL PENILAIAN BERBICARA SISWA SIKLUS II
Siklus II
No Induk Jumlah Rata-rata Keterangan
PI P II
501 2 2 4 2 BT
502 2 2 4 2 BT
503 3 2,7 5,7 2,8 T
504 2 2 4 2 BT
505 2 2 4 2 BT
506 2,8 2,7 5,5 2,75 T
507 2,8 2,7 5,5 2,75 T
508 2,3 3 5,3 2,65 T
509 2,3 2,3 5,3 2,65 T
510 2,5 2,8 5,3 2,65 T
511 2 2 4 2 BT
512 2 2 4 2 BT
513 2 2 4 2 BT
514 2,7 2,8 5,5 2,75 T
515 2,5 2,5 5 2,5 T
516 2 2 4 2 BT
517 2 2 4 2 BT
518 2 2 4 2 BT
519 2 2 4 2 BT

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

62

520 2,6 3 5,6 2,8 T


521 2 2 4 2 BT
522 2 2 4 2 BT
523 3,3 3,2 6,5 3,25 T
524 2,5 3 5,5 2,75 T
525 2 2 4 2 BT
526 2 2 4 2 BT
527 3,3 2,8 6,1 3,5 T
528 2,3 3,3 5,6 2,8 T

Keterangan Aspek Penilaian :


a = lafal
b = intonasi/tekanan
c = kosa kata
d = kelancaran
e = pemahaman
f = keberanian

Tabel 4.10 Keterangan:


Kisaran Nilai Nilai Simbol Keterangan nilai Ket
Ketuntasan
3,1 - 4 * Berkembang Sangat Baik BSB
2,1 – 3  Berkembang Sesuai Harapan BSH
1,1 – 2  Mulai Berkembang MB
0 -1 o Belum Berkembang BB

Tabel 4.11 Hasil Penelitian


Kisaran Nilai Nilai Simbol Jumlah Siswa Persentase
3,1 - 4 * 3 10,3%
2,1 – 3  10 35,7%
1,1 – 2  13 67,8%
0 -1 o 2 7%

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

63

Jumlah 28 100%

Data dari kemampuan berbicara siklus II. Dapat disajikan pada gambar grafik
4.4 dibawah ini :

14
12
10
8
Jumlah
Jumlah Siswa siklus II
Siswa 6
4
2
0
BB
BB MB MB
BSH BSB BSH BSB
Ketuntasan
Ketuntasan

Grafik 4.3 Kemampuan Berbicara dengan Media Boneka Tangan Siklus II


Tabel 4.12 Nilai rata-rata Kinerja Guru Peningkatan Kemamapuan Berbicara
Siklus I Pertemuan 1,2 Kelompok B TK Pembina Cawas
Skor Rata-rata Siklus II

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Jumlah 24,5 25,8

Rata-rata 2,72 2,86

Prosentase 68% 71,5%

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

64

Dari nilai rata-rata kinerja guru dalam mengajar kemampuan berbicara


siklus I pertemuan 1,2 pada tabel 4.5 di atas dapat disajikan pada gambar grafik
4.3 di bawah ini:

72%

71%

70%
Pertemuan 1
69%
Pertemuan 2
68%

67%

66%
Pertemuan 1 Pertemuan 2

c. Siklus III
1) Perencanaan tindakan
Tahap perencanaan ini dilakukan pada hari Kamis tanggal 4 Juni
2012 di ruang guru TK Pembina Cawas. Peneliti dan guru kelas
mendiskusikan rancangan tindakan yang akan di lakukan dalam proses
penelitian pada siklus II. Dari hasil diskusi tersebut disepakati bahwa
pelaksanaan tindakan siklus III akan dilaksanakan dalam dua kali
pertemuan. Pada hari Senin tanggal 7 Juni 2012 dan hari Selasa tanggal 8
Juni 2012.
Tahap perencanaan tindakan ini meliputi kegiatan sebagai berikut:
Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran berbicara
dengan menggunakan media boneka tangan, dengan langkah-langkah
sebagai berikut :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

65

1. Peneliti membuka pelajaran dan memberikan apresepsi dengan


menggali pengalaman anak yang berkaitan dengan materi berbicara
(melalui Tanya jawab seputar materi yang akan di ajarkan yaitu
“Bumi”) dan sedikit mengulas materi yang telah disampaikan
sebelumnya, (2) Peneliti mengajak anak untuk bermain peran dengan
boneka tangan, (3) Peneliti memperkenalkan media boneka tangan
kepada anak, (4) Peneliti memberi penjelasan tentang tugas yang akan
di kerjakan anak pada hari ini, (5) Peneliti mengenalakan kepada anak
tentang bagaimana menggunakan boneka tangan, (6) Peneliti
melakukan kigiatan bercerita “ Gogo Kodok” dengan media boneka
tangan dan panggung boneka, (7) Peneliti juga mengajak anak
bertanya jawab tentang bagaimana cara merawat bumi, (8) Disetiap
akhir pelajaran, guru melakukan refleksi dan evaluasi tahap, (9)
Berdasarkan hasil refeksi dan evaluasi, guru mengadakan perbaikan
dalam pembelajaran berikutnya, (10)Peneliti menutup pembelajaran
dengan bernyanyi dan salam, (11) Peneliti menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selanjutnya didiskusikan bersama
guru kelas, (12) Peneliti mempersiapkan materi pembelajaran, (13)
Peneliti dan guru menyusun instrument penelitian yang berupa
penilaian dalam bentuk pengamatan. Untuk instrumen pengamatan
dinilai berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dan
berdasarkan rubrik penilaian proses pembelajaran berbicara yang
meliputi : (a) Lafal, (b) Intonasi/tekanan, (c)Kosa kata, (d)
Kelancaran, (e) Pemahaman, (f) Keberanian.
b. Pelaksanaan Tindakan
Siklus III dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan
pertama dilaksanakan pada hari Senin 7 Juni 2012, dan pertemuan
kedua pada hari Selasa 8 Juni 2012 di ruang kelas kelompok B TK
Pembina Cawas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

66

Pelaksanaaan tindakan siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada


hari Senin 7 Juni 2012 selama 2 jam, yaitu pukul 08:00-10:00 WIB.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan tindakan siklus III
pertemuan pertama ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
1) Peneliti membuka pelajaran dengan berbaris,anak masuk kelas
secara berurutan sambil berjalan berjalah dengan menggunakan
tumit.
2) Peneliti membuka pelajaran dengan berdoa kemudian memberikan
apresepsi dengan menggali pengalaman anak dalam kehidupan
sehari-hari yang berkaitan dengan tema bumi dan materi berbicara.
3) Peneliti dan anak melaksanakan kegiatan Tanya jawab tentang
bagaimanan cara kita untuk merawat bumi.
4) Peneliti memberikan penjelasan tentang tugas hari ini.
5) Peneliti mengajak anak bermain peran dengan boneka tangan.
6) Peneliti memberi contoh cara bermain peran dan alur ceritanya.
7) Peneliti mengajak anak untuk berpartisipasi dengan maju ke depan
kelas.
8) Peneliti mengadakan percobaan dengan biji-bijian untuk
mengetahui banyak sedikit dan anak diajak untuk mengamati,
kemudian anak yang berani maju bersajak di depan kelas diberi
reward.
9) Setelah selesai peneliti memberikan pertanyan kepada anak tentang
cerita yang baru saja diceritakan peneliti.
10) Pada kegiatan akhir peneliti bernyani bersama anak dan bertanya
jawab tentang kegiatan dalam sehari.
11) Kemudian peneliti mengadakan refleksi, hasil refleksi digunakan
sebagai alat untuk memperbaiki pertemuan kedua.
Pelajaran berbicara dilanjutkan pada pertemuan kedua.
Pelalsanaan tindakan kedua yaitu pada hari Selasa tanggal 8 Juni
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

67

2012. Adapun urutan pelaksanaan tindakan kedua ini meliputi


langkah-langkah sebagai berikut:
a) Peneliti membuka pelajaran dan mengulang materi yang telah
disampaikan pada pertemuan sebelumnya dengan melakukan tanya
jawab dengan anak.
b) Pada kegiatan inti peneliti mengajak anak bermain peran dengan
panggung boneka ,namun pada pertemuan siklus III peneliti tidak
sebagai pemimpin, hanya ,memandu anak dalam bermain peran.
c) Pada kegiatan akhir peneliti melakukan refleksi dan evaluasi tahap
III.
d) Peneliti memberi kesempatan anak untuk mengemukakan pendapat
atau bercerita sesuai dengan kemampuannya.
b. Observasi dan Interpretasi
Observasi atau pengamatan ini dilaksanakan pada hari Senin 7 Juni
2012 dan Selasa 8 Juni 2012 di ruang kelas kelompok B TK Pembina
Cawas. Kegiatan penelitian selama tahap observasi yaitu mengamati
proses pembelajaran berbicara anak kelompok B dengan penerapan
media boneka tangan.
1) Pertemuan 1
a) Kinerja Guru
Hasil observasi yang ditunjukkan untuk kinerja guru yaitu
dalam persiapan alat, media dan memerikasa kesiapan anak
mendapat nilai rata-rata 3. Guru dalam menyampaikan tujuan
pembelajaran dan apresepsi dengan nilai rata-rata 3. Penguasaan
materi mendapat nilai rata-rata 3. Melakukan strategi
pembelajaran, menguasai kelas dengan nilai rata-rata 3.
Pemenfaatan sumber dan media dengan rata-rata 3, menumbuhkan
keterlibatan anak untuk partisipasi aktif dalam pembelajran
mendapat rata-rata 2,75, penilaian proses dan hasil 3, penggunaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

68

bahasa lisan yang baik 2,5, serta memberikan refleksi dan


menindaklanjuti dengan arahan 3. Sehingga rata-rata kinerja guru
mendapat rata-rata 2,91 dan prosentase kinerja guru siklus III
pertemuan 1 adalah 73%.

b) Aktivitas Anak
Observasi pada siklus III pertemuan 1 ini dilakukan oleh
guru yang menunjukan bahwa anak artikulasi anak mendapat nilai
rata-rata 3,4, intonasi anak mendapat nilai rata-rata 4, kosa kata
anak mendapat nilai rata-rata 3. Untuk kelancaran anak dalam
berbicara mendapat nilai rata-rata 3,2, pemahaman anak dalam
sebuah kata atau kalimat mendapat rata-rata 3,4 dan keberanian
anaka dalam berbicara mendapat nilai rata-rata 3,6. Sehingga nilai
rata-rata aktivitas anak adalah 3,4 dan prosentase aktivitas anak
siklus III pertemuan 1 adalah 85%.
2) Pertemuan 2
a) Kinerja Guru
Hasil observasi yang ditunjukkan untuk kinerja guru yaitu
dalam persiapan alat, media dan memerikasa kesiapan anak mendapat
nilai rata-rata 3. Guru dalam menyampaikan tujuan pembelajaran dan
apresepsi dengan nilai rata-rata 3,5. Penguasaan materi mendapat nilai
rata-rata 3,5. Melakukan strategi pembelajaran, menguasai kelas
dengan nilai rata-rata 3,1. Pemenfaatan sumber dan media dengan
rata-rata 3,75, menumbuhkan keterlibatan anak untuk partisipasi aktif
dalam pembelajran mendapat rata-rata 3,75, penilaian proses dan hasil
3, penggunaan bahasa lisan yang baik 3, serta memberikan refleksi
dan menindaklanjuti dengan arahan 3. Sehingga rata-rata kinerja guru

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

69

mendapat rata-rata 3,2 dan prosentase kinerja guru siklus III


pertemuan 2 adalah 80%.
b) Aktivitas Anak
Observasi pada siklus II pertemuan 2 ini dilakukan oleh guru
yang menunjukan bahwa anak artikulasi anak mendapat nilai rata-rata
3,2, intonasi anak mendapat nilai rata-rata 3,2, kosa kata anak
mendapat nilai rata-rata 3,25. Untuk kelancaran anak dalam berbicara
mendapat nilai rata-rata 3, pemahaman anak dalam sebuah kata atau
kalimat mendapat rata-rata 3 dan keberanian anaka dalam berbicara
mendapat nilai rata-rata 3. Sehingga nilai rata-rata aktivitas anak
adalah 3,1 dan prosentase aktivitas anak siklus III pertemuan 2 adalah
89%.
b. Refleksi
Berdasarkan data-data yang diperoleh guru melalui observasi
selanjutnya peneliti melakukan analisis dan refleksi terhadap hasil
pembelajar pada masing-masing pertemuan dan dirangkum menjadi satu
siklus yang terdiri dari 2 pertemuan. hal ini sebagi acuan untuk
pengambilan langkah pada siklus berikutnya. Adapun hasilnya sebagai
berikut :
Nilai kemampuan berbicara dengan menggunakan media boneka
tangan pada siklus 1 ini sudah megalami peningkatan dari siklus II. Pada
siklus II anak yang sudah tuntas dengan di atas 2,1 baru 13 anak atau
46%. Dengan menggunakan media boneka tangan dalam pembelajaran
berbicara menunjukan peningkatan yaitu dengan anak yang sudah tuntas
atau mendapat nilai rata-rata 2,1 ke atas pada siklus III menjadi 25 anak
atau menjadi 89,3%.
Kekurangan yang ditemukan pada siklus III ini hampir sudah
tidak terlihat lagi. Peneliti dan guru mampu menciptakan situasi belajar
yang mendukung anak untuk lebih aktif, meskipun masih ada beberapa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

70

anak yang Nampak kurang serius hal tersebut tidak menjadi penyebab
yang berarti karena secara keseluruhan proses dan hasil pembelajaran
mengalami peningkatan yang sangat memuaskan. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan media boneka tangan
dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak kelompok B TK
Pembina Cawas. Simpulan ini diambil dari hasil perbandingan antar
hasil dari belajar anak pada siklus I, II, III.
Table 4.13 Perolehan Nilai Kemampuan Berbicara pada Siklus III

RATA-RATA HASIL PENILAIAN BERBICARA SISWA SIKLUS III


Siklus III
No Induk Jumlah Rata-rata Keterangan
PI P II
501 2,3 2,5 4,8 2,4 BT
502 3,2 3,3 6,5 3,25 T
503 3,2 3 6,2 3,1 T
504 2,8 3,6 6,4 3,2 T
505 2 2 4 2 BT
506 3,3 3,2 6,5 3,25 T
507 2,7 3,8 6,5 3,25 T
508 4 3,6 7,6 3,8 T
509 3,6 3,5 7,1 3,5 T
510 2,7 3,8 6,5 3,25 T
511 3 3 6 3 T
512 3,6 3,8 7,4 3,7 T
513 3,3 2,8 6,1 3,05 T
514 3,3 3 6,3 3,15 T
515 3 3,2 6,2 3,1 T

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

71

516 3,5 3 6,5 3,25 T


517 3,5 3,3 6,8 3,4 T
518 3,2 2,8 6 3 T
519 3,5 3 6,5 3,25 T
520 3,8 3 6,8 3,4 T
521 3,2 2,8 6 3 T
522 3,7 3,3 7 3,5 T
523 3,7 3,3 7 3,5 T
524 3 3 6 3 T
525 2,8 3 5,8 2,9 T
526 2 2 4 2 BT
527 3,3 3,5 3,3 3,4 T
528 3,7 3,5 3,7 3,5 T

Tabel 4.14 Keterangan:


Kisaran Nilai Nilai Simbol Keterangan nilai Ket
ketuntasan
3,1 - 4 * Berkembang Sangat Baik BSB
2,1 – 3  Berkembang Sesuai Harapan BSH
1,1 – 2  Mulai Berkembang MB
0 -1 o Belum Berkembang BB

Tabel 4.15 Hasil Penelitian :


Kisaran Nilai Nilai Simbol Jumlah Siswa Persentase
3,1 - 4 * 21 75%
2,1 – 3  4 14,3%
1,1 – 2  3 10,7%
0 -1 o 0 0%
Jumlah 28 100%

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

72

Data dari kemampuan berbicara siklus III. Dapat disajikan pada gambar
grafik 4.6 dibawah ini

25

20

Jumlah 15
Jumlah Siswa
Siswa Siklus III
10

0
BB MB BSH BSB
BB MB BSH BSB
Ketuntasan
Ketuntasan

Grafik 4.4 Kemampuan Berbicara dengan Media Boneka Tangan Siklus III

Tabel 4.16 Nilai rata-rata Kinerja Guru Peningkatan Kemamapuan Berbicara


Siklus I Pertemuan 1,2 Kelompok B TK Pembina Cawas
Skor Rata-rata Siklus II

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Jumlah 26,2 29,6

Rata-rata 2,91 3,2

Prosentase 72,75% 80%

Dari nilai rata-rata kinerja guru dalam mengajar kemampuan berbicara


siklus I pertemuan 1,2 pada tabel 4.7 di atas dapat disajikan pada gambar grafik
4.3 di bawah ini:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

73

82.00%
80.00%
78.00%
76.00% Pertemuan 1
74.00% Pertemuan 2

72.00%
70.00%
68.00%
Pertemuan 1 Pertemuan 2

C. Pembahasan.

a. Pembahasan Hasil Tindakan


Siklus I yang telah dilaksanakan ternyata masih terdapat
kelemahan. Kelemahan-kelemahannya terlihat pada hasil pembelajaran,
yakni anak yang mendapat nilai di atas KKM (2,1) kurang dari 80%,anak
yang mendapatkan nilai BB ada 0 anak, MB 20 anak, BSH 8 anak dan BB
0 anak. \Anak kurang memperhatikan ketika temannya bercerita, keaktifan
dalam bertanya dan berpendapat kurang. Kelemahan tersebut belum bisa
teratasi meskipun telah menggunakan media boneka tangan. Kelemahan
itu diperbaiki pada siklus II. Dengan lebih menekankan pada kegiatan
bermain peran dengan media boneka tangan.
Siklus II telah dilaksanakan ternyata masih terdapat kelemahan ,
yakni siswa yang mendapat nilai di atas KKM (2,1) kurang dari 80%
dilaksanakan tindakan berupa penerapan penggunaan penggunaan media
boneka tangan dan panggung boneka dalam pembelajaran pembelajaran
peningkatan kemampuan berbicara anak kelompok B. Pada siklus II anak
yang mendapat nilai (BB) 2 anak, (MB) menjadi 13 anak, (BSH) menjadi

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

74

10 anak, (BSB) bertambah menjadi 3 anak. Hasil ini dapat dilihat pada
tabel 4.3. Kelemahan pada siklus II diperbaiki pada siklus III
Dalam pelaksanaan tahap siklus III, telah terjadi peningkatan yang
cukup signifikan dalam hal penekanan kemampuan berbicara dengan
media boneka tangan. Dalam pelaksanaan siklus III ini banyak anak telah
melakukan pertanyaan langsung kepada guru sehingga anak lebih berani
dan termotivasi hal ini dapat di lihat pada grafik di atas. Pada siklus III
anak yang mendapat nilai (BB) menjadi tidak ada sama sekali, anak
berkurang menjadi 3 anak, anak yang mendapat nilai (BSH) menjadi 4
anak, dan anak yang mendapat nilai (BSB) menjadi bertambah banyajk
yaitu 21 anak.
Adapun perubahan dari siklus I ke siklus II dan kesiklus III terlihat
dalam tabel dan diagram berikut ini.

Tabel 4.17 Perubahan Kemampuan Berbicara dengan Media Boneka


Tangan
Siklus I ,Siklus II dan siklus III
N INTERVAL NILAI Siklus I Siklus II Siklus III
O Jml % Jml % Jml %
Siswa Siswa Siswa
1 Berkembang Sangat Baik 0% 0% 3 10,3% 21 75%
2 Berkembang Sesuai Harapan 8 28,6% 10 35,7% 4 14,3%
3 Mulai Berkembang 20 71,4% 13 46,4% 3 10,7%
4 Belum Berkembang 0 0% 2 7% 0 0%
JUMLAH 28 100 28 100 28 100

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

75

Gambar 4.7 Grafik Perubahan Kemampuan Berbicara dengan Media


Boneka Tangan Siklus I sampai II

25

20
Jumlah Anak BSB
Jumlah Anak
15
BSH
10 MB
BB
5

0
Siklus
SiklusI I Siklus II
Siklus II Siklus III Siklus III

Berdasarkan tabel dan diagram di atas tampak bahwa kemampuan


berbicara siswa dengan menggunakan media boneka tangan terdapat
perubahan yang nyata. Kemampuan berbicara siswa meningkat secara
signifikan yang dibuktikan dengan frekuensi rentang nilai. Rentang nilai
kurang dari 2,1 pada siklus I ada 20 siswa, sedangkan siklus II berkurang
menjadi 15 siswa dan pada siklus III hanya 3 . anak yang mendapat nilai 2,1
ke atas pada siklus I 8 anak, pada siklus II bertambah menjadi 13 anak dan
pada siklus III bertambah lagi menjadi 5 anak. Dengan data itu, berarti ada
perubahan atau peningkatan kemampuan berbicara anak setelah diberi
tindakan dari siklus I ke siklus II dan siklus III.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

76

Tabel 4.18 Perbandingan Kinerja Guru Dalam Berbicara Siklus I,II, III
Kelompok B TK Pembina Cawas
SIKLUS Kinerja Guru
Rata-rata Prosentase
Siklus I 2,45 61,2%
2,61 65,2%
Siklus II 2,72 68%
2,86 71,5%
Siklus III 2,91 72,7%
3,2 80%

Dari data kinerja guru pada tabel 4. Dapat disajikan pada gambar grafik
4.8 Di bawah ini :

90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00% Pertemuan 1
40.00% Pertemuan 2
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

Dari tabel dan grafik di atas menu jukkan bahwa kinerja guru dalam
mengajar mengalami peningkatan, dengan demikian kualitas pembelajaran
dalam kemampuan berbicara pada anak kelompok B TK Pembina Cawas

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

77

meningkat dari siklus I prosentase kinerja guru hanya65,2%, pada siklus II


meningkat menjadi 71,5% dan pada siklus III menjadi 80%. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa kinerja guru dalam upaya neningkatkan kemampuan
berbicara dengan menggunakan media boneka tangan pada anak kelompok B
TK Pembina Cawas tahun pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan.
b. Pembahasan pada Anak yang Belum Tuntas
Pada penelitian ini tidak semua anak mendapatkan nilai tuntas. Ada 3
anak yang belum tuntas, walaupun sudah mencapai target 80 %. Hal tersebut
menjadi pekerjaan rumah bagi peneliti untuk mencari solusi atas ketidak
tuntasan tersebut. Dalam hal ini peneliti mengadakan bimbingan khusus kepada
ketiga anak tersebut, yaitu dengan cara sebagai berikut :
1. Peneliti mengadakan pendekatan secara personel (pribadi) agar anak
merasa nyaman dan akrap dengan peneliti. Dengan demikian peneliti dapat
lebih mudah menyelami pribadi anak.
2. Peneliti memotivasi ketiga anak tersebut agar berani dan mau berbicara.
Untuk kali ini peneliti tidak menggunakan media, namun dengan mengajak
anak maju kedepan kelas untuk memimpin berdoa setiap pagi. Kemudian
pada setiap kegiatan tanya –jawab atau bercerita peneliti lebih banyak
memberi kesempatan ke[ada ketiga anak tersebut. Terbukti dengan
tindakkan yang telah dilakukan peneliti sedikit meningkatkan kemampuan
berbicara ketiga anak tersebut.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

78

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan
dalam dua siklus dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Kemanpuan Berbicara di kelompok B TK Pembina Cawas Kecamatan Cawas
Kabupaten Klaten dapat ditingkatkan dengan media boneka tangan.
2. Terjadi peningkatan kemampuan berbicara pada anak kelompok B TK Pembina
Cawas kecamatan Cawas Kabupaten Klaten. Setelah dilaksanakannya
pembelajaran dengan Media Boneka Tangan. Hal tersebut terlihat dari hasil tes
kondisi awal diketahui 5 dari 28 siswa telah mencapai nilai KKM , sedangkan
siklus terakhir dari penelitian menunjukkan 25 dari 28 siswa telah berhasil
mencapai nilai KKM . Hal ini juga menunjukkan bahwa kemampuan berbicara
anak meningkat.
3. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan menggunakan 3 siklus
tersebut di atas, ternyata hipotesis yang telah dirumuskan terbukti kebenarannya
artinya ternyata pembelajaran melalui media boneka tangan dapat
meningkatkan kemampuan bicara pada anak kelompok B TK Pembina Cawas
Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten tahun 2012.

B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dikemukakan implikasi teoritis dan
implikasi praktis hasil penelitian sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Implikasi teoritis dari penelitian ini yaitu memungkinkan adanya temuan-
temuan positif ke arah peningkatan kemampuan berbicara. Penelitian ini dapat
membuka wawasan pemahaman dan pendalaman materi, dengan media boneka

commit78to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

79
tangan. Penelitian ini juga membuka wawasan guru terhadap Media boneka
tangan yang selama ini masih jarang diterapkan oleh guru.
2. Implikasi Praktis
Berdasarkan simpulan dan data-data temuan hasil penelitian terbukti bahwa
peningkatan kemampuan bicara dapat ditingkatkan dengan penggunaan media
boneka tangan. Maka hasil penelitian dapat diimplikasikan sebagai berikut:
a. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan tentang penelitian tindakan kelas,
sehingga dapat memotivasi guru dan peneliti lain untuk melakukan
penelitian sejenis dengan tujuan meningkatkan kualitas pembelajaran.
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan yang tepat dalam
pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran bicara di taman kanak-kanak
dan pelajaran lain pada umumnya.
c. Menunjukkan pentingnya sebuah alat peraga dalam pembelajaran yang
sudah terbukti menurunkan keabstrakan suatu konsep dan dapat menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan aktivitas
anak dan meningkatkan kemampuan anak.

C. Saran
Berdasarkan simpulan tersebut diatas beberapa saran yang dapat
dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan sekaligus sebagai bahan uraian
penutupan skripsi ini adalah :
1. Bagi sekolah
Mengupayakan pengadaan berbagai alat dalam pelajaran baik permintaan
maupun swadaya sekolah. Sehingga lebih menunjang dalam penyampaian
materi secara lebih nyata sekaligus meningkatkan aktivitas belajar anak.
2. Bagi guru
Mempersiapkan secara cermat perangkat pendukung pembelajaran dan fasilitas
belajar yang diperlukan karena sangat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi
pembelajaran yang pada akhirnya berpengaruh pada proses dan hasil belajar
berbicara.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

80
3. Bagi Anak
Anak dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran, selalu mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan guru dan meningkatkan usaha belajar sehingga
dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai