Anda di halaman 1dari 140

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN LAMBANG BILANGAN


ROMAWI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
TEAMS GAME TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS IV
SD NEGERI 2 SELOREJO WONOGIRI
TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh:
DHIKA ANGGAR KUSUMAWATI
K7108117

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Mei 2012

commit to user

i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN LAMBANG BILANGAN


ROMAWI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
TEAMS GAME TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS IV
SD NEGERI 2 SELOREJO WONOGIRI
TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh:
DHIKA ANGGAR KUSUMAWATI
K7108117

Skripsi
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
Mei 2012

iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Dhika Anggar Kusumawati. PENINGKATAN KEMAMPUAN


MENGGUNAKAN LAMBANG BILANGAN ROMAWI MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAME
TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2
SELOREJO WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Mei 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk:(1) Meningkatkan kemampuan
menggunakan lambang bilangan Romawi melalui model pembelajaran kooperatif
tipe TGT, (2) Mendeskripsikan aktivitas belajar siswa dalam menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipeTGT, (3) Mendeskripsikan kendala-kendala
penerapan model pembelajaran kooperatif tipeTGT dalam meningkatkan
kemampuan menggunakan lambang bilangan Romawi siswa kelas IV SD Negeri
2 Selorejo Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK).Penelitian
dilaksanakan dalam tiga siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.Subjek penelitian adalah guru dan
siswa kelas IV SD Negeri 2 Selorejo yang berjumlah 17 siswa.Sumber data
berasal dari guru dan siswa, arsip nilai ulangan harian Matematika, hasil
pengamatan pelaksanaan pembelajaran dengan metodeTGT, dan informasi
tentang kondisi sekolah disertai sejarah singkatnya.Teknik pengumpulan data
adalah dengan observasi, wawancara, dokumen, dan tes.Validitas data
menggunakan teknik triangulasi sumber dan metode.Analisis data menggunakan
model analisis interaktif.Prosedur penelitian ini terdiri atas rangkaian empat
kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:(1) Penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan kemampuan menggunakan lambang
bilangan Romawi pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Selorejo, hal ini dibuktikan
pada tesawal sebelum tindakan yaitu 35,29%, siklus I meningkat menjadi 70,53%,
siklus IImeningkat menjadi 82,35%,dan siklus III meningkat menjadi 88,23%.(2)
Aktivitas belajar siswa juga mengalami peningkatan dari siklus I pertemuan I
rata-rata skornya 2,77, pertemuan II 3,23. Pada siklus II pertemuan I 3,46,
pertemuan II 3,61. Dan pada siklus III pertemuan I 3,69, pertemuan II meningkat
menjadi 3,86. (3) Kendala-kendala dalam penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT antara lain: (a) masih terdapat beberapa siswa yang bingung
dalam pelaksanaan permainan, (b) masih adanya siswa yang belum menguasai
materi bilangan Romawi, (c) gangguan dari siswa kelas lain, (d) masih adanya
siswa yang berkuasa dalam kelompok, (e) waktu yang ditentukan dalam
permainan melebihi target, (f) tidak adanya ruang untuk proses belajar mengajar,
(g) masih adanya siswa yang belum tuntas KKM. Dari beberapa kendala tersebut
peneliti dapat mengatasi masalah tersebut dengan baik.

Kata kunci: lambang bilangan Romawi, aktivitas belajar, model pembelajaran


kooperatif tipe TGT. commit to user

vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRACT

Dhika Anggar Kusumawati. IMPROVING THE ABILITY IN USING ROMAN


NUMERAL SYMBOL THROUGH COOPERATIVE LEARNING MODEL
TYPE TEAMS GAME TOURNAMENT (TGT) TO FOURTH GRADE
STUDENTS OF SD NEGERI 2 SELOREJO WONOGIRI IN THE
ACADEMIC YEAR OF 2011/2012. Skripsi, Teacher Training and Education
Faculty, Sebelas Maret University Surakarta. May 2012.
The purpose of this research is to: (1) improve the ability in using Roman
numeral symbol through cooperative learning model, TGT type, (2) describe
students learning activity in applying cooperative learning model type TGT, (3)
describe the obstacles in applying cooperative learning model type TGT in
improving the ability in using Roman numeral symbol to fourth grade students of
SD Negeri 2 Selorejo Wonogiri in the academic year of 2011/2012.
This research was a Classroom Action Research (CAR). The research was
done within three cycles, in each cycle consists of planning, action, observation
and reflection. The subject of the study was the teacher and all 17 students of
fourth grade students of SD Negeri 2 Selorejo. The source of the data came from
the teacher and the students, the score files of daily exam, the observation result
of teaching learning by using TGT method, and the information about school’s
condition with its brief history. The technique in collecting data was observation,
interview, document and test. The data validity was using triangulation source
and method. The data analysis was using interactive analysis model. The
procedure of this research consisted of four activity sequences which was done in
repeated cycles.
The result of the research showed that: (1) The applying cooperative
learning model type TGT could improve the ability of the fourth grade students of
SD Negeri 2 Selorejo in using Roman numeral symbol, this was proven in the pre
test before the action which reached 35,29%, cycle I increased up to 70,53%,
cycle II increased up to 82,35%, and cycle III increased up to 88,23%. (2) The
students learning activity was also improved from the cycle I, meeting I, the
average score was 2,77, meeting II 3,23. In the cycle II, meeting I, the average
score was 3,46, meeting II 3,61. In the cycle II, meeting I, the average score was
3,69, meeting II increased up to 3, 86, (3) The obstacles in applying cooperative
learning model type TGT are as follows: (a) there were students who still didn’t
understand with the rule of the game, (b) there were students who hadn’t
mastered about Roman numeral material, (c) disturbances from the other classes,
(d) there was still student who dominated the group, (e) the established time
period was over target, (f) there was no room for teaching learning process, (g)
there were still students who hadn’t achieved the minimum passing grade. From
some obstacles above, the researcher were able to handle them well.

Keywords: Roman numeral symbol, learning activity, cooperative learning model


type TGT.
commit to user

vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

Ujian bagi seseorangyang sukses bukanlah pada kemampuannya untuk mencegah


munculnya masalah, tetapi pada waktu menghadapi dan menyelesaikan setiap
kesulitan saat masalah terjadi.
(David J. Schartz)

Hidup adalah sebuah pilihan


(Dhika)

commit to user

viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :

v “Alm. Bapak”
Doamu yang tulus, kasih sayangmu yang tak terkira selalu membimbingku dalam
mengarungi hidup ini.Semangatmu yang slalu menuntunku untuk mencapai cita-
citaku. Senyum dan tak akan pernah ada tangis yang akan slalu ku persembakan
padamu.

v “Ibu dan simbah putri”


Terima kasih atas doa, kerja keras tanpa henti, kasih sayang yang tulus.
Semua membuatku semangat untuk menghadapi semua ini.

v “Adik dan kakakku”


Untuk persaudaraan yang terjalin selama ini, yang selalu membuat hidupku lebih
berwarna.

v “Teman-teman Mahasiswa S1 PGSD”


Atas kebersamaan, persahabatan, dan cinta kasih yang tulus.

commit to user

ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan penyayang, yang
memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul ”PENINGKATAN KEMAMPUAN
MENGGUNAKAN LAMBANG BILANGAN ROMAWI MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAME
TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2
SELOREJO WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2011/2012”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini
tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak.
Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Sukarno, M.Pd,selaku Pembimbing I, yang selalu memberikan motivasi
dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Drs. Hartono, M.Hum, selaku Pembimbing II, yang selalu memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Alm. Bapak, ibu,simbah dan adik tercinta yang selalu memberikan doa dan
motivasi.
7. Keluarga besar SD Negeri 2 Selorejo Wonogiri yang telah membantu dan
menyediakan tempat untuk melaksanakan penelitian.
8. Teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu
memberikan semangat dan motivasi.
commit to user

x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

9. Mahasiswa PGSD semester VIII, yang telah membantu dalam menyelesaikan


skripsi ini.
10. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini yang
tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan penulis.Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Surakarta, Mei 2012

Penulis,

commit to user

xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN .................................................................. ii
HALAMAN PENGAJUAN ..................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK ........................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ............................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... ix
KATA PENGANTAR................................................................................ x
DAFTAR ISI............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xv
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................ 4
D. Manfaat Penelitian .......................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori .................................................................... 6
1. Hakikat Kemampuan Menggunakan Lambang
Bilangan Romawi ...................................................... 6
a. Pengertian Kemampuan ..................................... 6
b. Tinjauan Mengenai lambang Bilangan ............. 7
c. Tinjauan Mengenai Materi Bilangan Romawi .. 7
d. Pengertian Matematika ...................................... 12
e. Pengertian Pembelajaran Matematika ............... 14
commit to user
f. Fungsi Pembelajaran Matematika ..................... 15

xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

g. Tujuan Matematika di SD ................................. 15


2. Hakikat Tentang Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe TGT ................................................................... 16
a. Pengertian Model Pembelajaran ....................... 16
b. Jenis-Jenis Model Pembelajaran ....................... 17
c. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif .... 19
d. Tipe-Tipe Model pembelajaran Kooperatif ...... 20
e. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ....................... 20
f. Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif .................... 22
g. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif ... 23
h. Keuntungan Pembelajaran Kooperatif .............. 25
i. Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dengan
Pembelajaran Tradisional (Konvensional) ........ 26
j. Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT .................. 27
B. Penelitian yang Relevan ................................................... 31
C. Kerangka Berpikir ............................................................ 32
D. Hipotesis Tindakan ........................................................... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................ 34
B. Subjek Penelitian ............................................................ 34
C. Bentuk dan Strategi Penelitian ....................................... 34
D. Data dan Sumber Data ................................................... 35
E. Pengumpulan Data ......................................................... 36
F. Uji Validitas Data ........................................................... 37
G. Analisis Data ................................................................... 38
H. Indikator Kinerja Penelitian ........................................... 49
I. Prosedur Penelitian ......................................................... 40
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................ 44
B. Deskripsi Pratindakan ..................................................... 47
commit to
C. Deskripsi Hasil Tindakan TiapuserSiklus ............................ 48

xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. Tindakan Siklus I ....................................................... 48


2. Tindakan Siklus II ..................................................... 60
3. Tindakan Siklus III .................................................... 72
D. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus ..................... ` 83
E. Pembahasan ...................................................................... 84
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan ...................................................................... 100
B. Implikasi ........................................................................... 101
C. Saran ................................................................................. 102

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 103


LAMPIRAN ................................................................................................ 105

commit to user

xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Skema Kerangka Berfikir ........................................................................... 33
2. Model Penelitian Tindakan ........................................................................ 35
3. Model Analisis interaktif ............................................................................ 38
4. Siklus Penelitian Tindakan Kelas............................................................... 40
5. Diagram Peningkatan Nilai Rata-rata Kemampuan Menggunakan
Lambang Bilangan Romawi ....................................................................... 84
6. Grafik Data Nilai Pra Siklus ....................................................................... 85
7. Grafik Data Nilai Siklus I ........................................................................... 87
8. Grafik Data Nilai Siklus II.......................................................................... 89
9. Grafik Data Nilai Siklus III ........................................................................ 90
10. Grafik Perbandingan Frekuensi Nilai Pra Siklus, Siklus I, Siklus II,
dan Siklus II ................................................................................................. 92
11. Grafik Frekuensi Peningkatan Nilai Pra Siklus, Siklus I, Siklus II,
dan Siklus III ............................................................................................... 94
12. Grafik Rata-rata Nilai Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Selorejo Pra
Siklus, Siklus I, Siklus II, Siklus III ........................................................... 95
13. Grafik Presentase Ketuntasan Klaasikal Siswa Kelas IV SD Negeri
2 Selorejo Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, Siklus III .................................. 96

commit to user

xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Langkah-langkah Model pembelajaran Kooperatif .................................. 25
2. Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dengan Pembelajaran
Konvensional ............................................................................................... 27
3. Data Tenaga Guru SD Negeri 2 Selorejo .................................................. 46
4. Keadaan Siswa SD Negeri 2 Selorejo ........................................................ 47
5. Perbandingan Hasil Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III ........... 84
6. Daftar Frekuensi Nilai Pra Siklus............................................................... 85
7. Daftar Frekuensi Nilai Siklus I................................................................... 87
8. Daftar Frekuensi Nilai Siklus II ................................................................. 88
9. Daftar Frekuensi Nilai Siklus III ................................................................ 90
10. Perbandingan Frekuensi Nilai Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, dan
Siklus III ...................................................................................................... 91
11. Perbandingan Aktivitas Siswa dan Guru pada Proses Pembelajaran
Siklus I, II, dan III ....................................................................................... 93
12. Frekuensi Peningkatan Nilai Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus
III .................................................................................................................. 94
13. Rata-rata Nilai Bilangan Romawi Siswa Kelas IV SD Negeri 2
Selorejo Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III .............................. 95
14. Presentase Ketuntasan Klasikal Siswa Kelas IV SD Negeri 2
Selorejo PraSiklus, Siklus I, Siklus II, Siklus III ...................................... 96
15. Perbandingan Aktivitas Siswa Pada Proses Pembelajaran Siklus I, II,
III .................................................................................................................. 98

commit to user

xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Jadwal Penelitian Tindakan kelas ........................................................ 105
2. Hasil Wawancara untuk Guru Sebelum Diterapkan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Game Tournament (TGT) ..... 106
3. Hasil Tes Awal Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Selorejo Wonogiri
pada Pokok Bahasan Bilangan Romawi (Pra Siklus) ......................... 110
4. Silabus Matematika Kelas IV Semester 2 ........................................... 111
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan I ................. 114
6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan II ................ 126
7. Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe TGTSiklus I Pertemuan I ............................................................. 136
8. Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe TGT Siklus I Pertemuan II........................................................... 137
9. Lembar Observasi Kiberja Guru dalam Pembelajaran Bilangan
Romawi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe TGT Siklus I Pertemuan I ............................................................ 139
10. Lembar Observasi Kiberja Guru dalam Pembelajaran Bilangan
Romawi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe TGT Siklus I Pertemuan II........................................................... 141
11. Lembar Penilaian Aspek Afektif Siklus I Pertemuan I....................... 143
12. Lembar Penilaian Aspek Afektif Siklus I Pertemuan II ..................... 144
13. Lembar Penilaian Aspek Psikomotor Siklus I Pertemuan I ............... 145
14. Lembar Penilaian Aspek Psikomotor Siklus I Pertemuan II .............. 146
15. Perolehan Nilai Kemampuan Menggunakan Lambang Bilangan
Romawi Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Selorejo Wonogiri Setelah
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT pada
Siklus I ................................................................................................... 147
commit to user
16. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan I ............... 148

xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

17. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan II .............. 162


18. Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe TGT Siklus II Pertemuan I........................................................... 173
19. Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe TGT Siklus II Pertemuan II ......................................................... 174
20. Lembar Observasi Kiberja Guru dalam Pembelajaran Bilangan
Romawi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe TGT Siklus II Pertemuan I........................................................... 176
21. Lembar Observasi Kiberja Guru dalam Pembelajaran Bilangan
Romawi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe TGT Siklus II Pertemuan II ......................................................... 178
22. Lembar Penilaian Aspek Afektif Siklus II Pertemuan I ..................... 180
23. Lembar Penilaian Aspek Afektif Siklus II Pertemuan II .................... 181
24. Lembar Penilaian Aspek Psikomotor Siklus II Pertemuan I .............. 182
25. Lembar Penilaian Aspek Psikomotor Siklus II Pertemuan II............. 183
26. Perolehan Nilai Kemampuan Menggunakan Lambang Bilangan
Romawi Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Selorejo Wonogiri Setelah
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT pada
Siklus II .................................................................................................. 184
27. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III Pertemuan I ............. 185
28. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III Pertemuan II ............. 198
29. Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe TGT Siklus III Pertemuan I ......................................................... 211
30. Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe TGT Siklus III Pertemuan II ........................................................ 212
31. Lembar Observasi Kiberja Guru dalam Pembelajaran Bilangan
Romawi dengan Menggunakan commit
ModeltoPembelajaran
user Kooperatif

xviii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tipe TGT Siklus III Pertemuan I ......................................................... 214


32. Lembar Observasi Kiberja Guru dalam Pembelajaran Bilangan
Romawi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe TGT Siklus III Pertemuan II ........................................................ 216
33. Lembar Penilaian Aspek Afektif Siklus III Pertemuan I .................... 218
34. Lembar Penilaian Aspek Afektif Siklus III Pertemuan II .................. 219
35. Lembar Penilaian Aspek Psikomotor Siklus III Pertemuan I............. 220
36. Lembar Penilaian Aspek Psikomotor Siklus III Pertemuan II ........... 221
37. Perolehan Nilai Kemampuan Menggunakan Lambang Bilangan
Romawi Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Selorejo Wonogiri Setelah
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT pada
Siklus III ................................................................................................ 222
38. Foto Kegiatan Pembelajaran................................................................. 223
39. Perijinan Penelitian ............................................................................... 226

commit to user

xix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir ilmiah,
logis, dan kritis, untuk itu matematika sangat diperlukan baik dalam kehidupan
sehari-hari maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK. Oleh karena itu, mata
pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari
sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis,
analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta berkemampuan bekerja sama.
Pembelajaran matematika mempunyai tujuan untuk membentuk
kemampuan berpikir siswa yang tercermin melalui kemampuan berpikir kritis,
logis, sistematis, dan memiliki sikap yang objektif, jujur, disiplin, dalam
memecahkan masalah dalam bidang matematika maupun bidang lain dalam
kehidupan sehari-hari. Namun pada kenyataannya matematika merupakan
pelajaran yang dianggap paling sulit dan menjadi hal yang paling menakutkan
sehingga banyak siswa yang mengeluh jika mendapat mata pelajaran ini. Selama
ini matematika di sekolah lebih diinspirasi oleh pandangan absolute yaitu
matematika dipandang sebagai kebenaran mutlak, sebagai produk yang siap pakai.
Selain itu, para guru tidak mengetahui bahwa proses terpenting dalam matematika
adalah penalaran.
Sekarang ini masih banyak ditemui siswa yang tidak aktif dalam belajar,
terutama di sekolah. Ketika menerima pelajaran dari para guru, mereka hanya
bersikap pasif sehingga terkadang hanya ada siswa tertentu yang aktif. Lebih
parahnya hanya guru saja yang aktif sedangkan siswanya hanya diam dan
mendengar seperti tidak tahu apa-apa, kalau disuruh menulis siswa menulis, kalau
tidak siswa hanya diam. Dalam hal ini ada beberapa hal yang menyebabkan siswa
tersebut tidak aktif: (1) siswa tersebut memang tidak tahu mengenai pelajaran
yang sedang dipelajari pada saat itu (tidak belajar), (2) hilangnya kepercayaan diri
siswa untuk mengeluarkan pendapat, mereka beranggapan “tidak ada artinya
memberikan pendapat, kalau tidak akan didengar dan diterima”.
commit to user

1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV SD Negeri 2 Selorejo


mengatakan bahwa banyak siswa yang belum dapat memahami bilangan Romawi
dengan baik. Permasalahan tersebut timbul karena: (1) Penekanan yang berlebihan
pada isi dan materi yang diajarkan secara terpisah-pisah. Materi pembelajaran
matematika pun diberikan dalam bentuk jadi, sehingga membuat siswa tidak
mampu memahami dengan baik apa yang mereka pelajari. Penguasaan dan
pemahaman siswa terhadap konsep-konsep matematika sangat lemah dan tidak
mendalam. Akibatnya, prestasi belajar matematika siswa rendah, hal itu terbukti
dari 17 siswa yang mendapat nilai diatas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
hanya 6 siswa atau 35,29% tingkat ketuntasan klasikal, sedangkan 11 siswa masih
mendapat nilai dibawah KKM sedangkan nilai KKM yang harus dicapai siswa
adalah 65, data lengkapnya dapat dilihat dilampiran 2 hal. 110. (2) Guru
cenderung menggunakan cara konvensional atau menggunakan ceramah dalam
proses pembelajaran. (3) Komunikasi pembelajaran hanya satu arah sehingga
kurang adanya timbal balik antara guru dengan siswa untuk aktif dan kreatif
dalam menyerap dan mempertajam gagasannya. (4) Siswa masih merasa malu
untuk bertanya kepada guru tentang materi yang belum mereka pahami sehingga
membuat siswa kurang aktif dalam pembelajaran. (5) Pemahaman siswa terhadap
pokok bahasan bilangan Romawi masih rendah karena siswa menganggap bahwa
matematika merupakan mata pelajaran yang sulit sehingga mereka enggan
mempelajarinya.
Untuk itu guru hendaknya menerapkan model pembelajaran yang dapat
membekali siswa untuk mampu berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif,
dan kemampuan bekerja sama. Dengan adanya model pembelajaran yang tepat
dapat mengaktifkan siswa dengan mengadakan interaksi antara guru-siswa dan
siswa-siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model
kooperatif tipe Teams Game Tournament (TGT).
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang dapat
meningkatkan self-esteem, kemampuan interpersonal dan menerima kesenjangan
akademik di antara siswa dan dapat mendorong siswa memiliki motivasi,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

keberanian, serta memiliki toleransi terhadap berbagai budaya di dalam kelas yang
heterogen.
Dengan pembelajaran kooperatif tipe TGT diharapkan siswa dapat
menggali dan menemukan pokok materi secara bersama-sama dalam kelompok
atau secara individu. Dalam tipe pembelajaran ini tidak menuntut belajar secara
kelompok saja tetapi terdapat permainan yang tersaji dalam game yang disajikan
secara turnamen, karena pada umumnya dunia anak adalah dunia bermain dan
setiap anak-anak suka dengan permainan dan hal yang menyenangkan. Oleh
karena itu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat
meningkatkan kemampuan siswa. Terutama dalam pembelajaran Matematika
yang kebanyakan anak akan merasa bosan, jenuh, tidak antusias, dan sebagainya
yang diharapkan dapat diubah menjadi sesuatu yang menyenangkan dan disukai
oleh anak SD.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menggunakan Lambang
Bilangan Romawi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Game
Tournament (TGT) pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Selorejo Wonogiri Tahun
Pelajaran 2011/2012”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat
meningkatkan kemampuan menggunakan lambang bilangan Romawi pada
siswa kelas IV SD Negeri 2 Selorejo Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 ?
2. Bagaimana aktivitas belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Selorejo Wonogiri
tahun pelajaran 2011/2012 pada saat pembelajaran menggunakan lambang
bilangan Romawi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
TGT ?
3. Apakah kendala-kendala penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
dalam meningkatkan kemampuan menggunakan lambang bilangan Romawi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Selorejo Wonogiri tahun pelajaran


2011/2012 ?

C. Tujuan Penelitian
Mengacu pada latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan
penelitian ini adalah:
1. Meningkatkan kemampuan menggunakan lambang bilangan Romawi melalui
model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas IV SD Negeri 2
Selorejo Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012.
2. Mendeskripsikan aktivitas belajar siswa dalam menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT melalui pembelajaran lambang bilangan
Romawi siswa kelas IV SD Negeri 2 Selorejo Wonogiri tahun pelajaran
2011/2012.
3. Mendeskripsikan kendala-kendala penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe TGT dalam meningkatkan kemampuan menggunakan lambang bilangan
Romawi siswa kelas IV SD Negeri 2 Selorejo Wonogiri tahun pelajaran
2011/2012.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagi bahan masukan/informasi
untuk memperdalam pemahaman dan wawasan tentang langkah-langkah
penggunaan pembelajaran kooperatif model TGT.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap
peningkatan mutu pendidikan melalui proses belajar mengajar secara tepat
guna di sekolah untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas.
c. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian berikutnya
yang berhubungan dengan hal yang sama.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh beberapa
pihak, khususnya yang terkait dalam bidang pendidikan dan pembelajaran.
commitberikut:
Pihak-pihak tersebut adalah sebagai to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a. Manfaat bagi Siswa


1) Meningkatnya motivasi dalam mengikuti pembelajaran bilangan
Romawi pada matematika.
2) Mempermudah siswa untuk menyerap materi yang diberikan.
3) Meningkatnya hasil belajar.
4) Meningkatnya pemahaman bilangan Romawi.
b. Manfaat bagi Guru
1) Diperolehnya pengetahuan yang kongkret tentang pembelajaran
kooperatif dalam meningkatkan kemampuan pemahaman bilangan
Romawi.
2) Diperolehnya strategi pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran
bilangan Romawi pada siswa kelas IV.
3) Bertambahnya pengalaman guru untuk melaksanakan Penelitian
Tindakan Kelas.
c. Bagi Sekolah
1) Tumbuhnya motivasi guru dalam mengembangkan proses
pembelajaran yang bermutu.
2) Tumbuhnya iklim pembelajaran siswa aktif di sekolah.
3) Meningkatnya mutu prestasi sekolah.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Hakekat Kemampuan Menggunakan Lambang Bilangan Romawi
a. Pengertian Kemampuan
Kemampuan menurut Yasyin (1995), mampu berarti “kuasa;
berada; kaya” (hlm. 182). Kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam
melakukan sesuatu. Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa
melakukan sesuatu yang harus ia lakukan.
Kemampuan awal siswa merupakan prasarat yang diperlukan siswa
dalam mengikuti proses belajar mengajar selanjutnya. Proses belajar
mengajar kemampuan awal siswa dapat menjadi titik tolak untuk
membekali siswa agar dapat mengembangkan kemampuan baru.
Kemampuan secara garis besar dibedakan menjadi dua yaitu
kemampuan yang berhubungan dengan intelektual dan kemampuan yang
berhubungan dengan aktivitas fisik atau keterampilan. Menurut Robbins
(2001) dikemukakan bahwa,
Kemampuan berarti kapasitas seseorang individu untuk melakukan
beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan (ability) adalah
sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang.
Kemampuan terdiri dari dua faktor, yaitu: “1) Kemampuan
intelektual (intelectual ability), merupakan kemampuan melakukan
aktivitas secara mental, 2) Kemampuan fisik (physical intellectual),
merupakan kemampuan melakukan aktivitas berdasarkan stamina,
kekuatan, dan karakteristik fisik (hlm. 57).
Menurut Desmita (2006) “ability (kemampuan, kecakapan)
merupakan suatu istilah umum yang berkenaan dengan potensi untuk
menguasai suatu keterampilan” (hlm. 257).
Sedangkan menurut Makmun (2009) menyatakan bahwa:
Kecakapan atau ability dibedakan ke dalam dua kategori yaitu
pertama kecakapan nyata (actual ability) yang menunjukkan
kepada aspek kecakapan yang dapat didemonstrasikan dan diuji,
kedua kecakapan potensial (potensial ability) yaitu kecakapan
commit
dalam diri seseorang yangtodiperoleh
user secara herediter (pembawaan

6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

lahir). Kecakapan ini dapat dipandang sebagai abilitas dasar umum


dan abilitas dasar khusus dalam bidang tertentu (hlm. 54).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
adalah suatu kesanggupan, kecakapan, atau kekuatan dalam melakukan
sesuatu untuk mencapai sesuatu yang lebih baik.
Dalam pembelajaran Matematika diharapkan dengan memiliki
kemampuan maka peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan atau yang ingin dicapai yang akan berpengaruh pada hasil
belajarnya.

b. Tinjauan Mengenai Lambang Bilangan


Bilangan menurut Jannah (2011) adalah suatu konsep matematika
yang digunakan untuk pencacahan dan pengukuran. Simbol ataupun
lambang yang digunakan untuk mewakili suatu bilangan disebut sebagai
angka atau lambang bilangan. Sifat yang esensiil dari lambang bilangan itu
ialah bahwa lambang bilangan itu mewakili bilangan. Dalam matematika,
konsep bilangan selama bertahun-tahun lamanya telah diperluas untuk
meliputi bilangan nol, bilangan negatif, bilangan rasional, bilangan
irasional, dan bilangan kompleks.
Prosedur-prosedur tertentu yang mengambil bilangan sebagai
masukan dan menghasilkan bilangan lainnya sebagai keluaran, disebut
sebagai operasi numeris. Operasi uner mengambil satu masukan bilangan
dan menghasilkan satu keluaran bilangan. Operasi yang lebih umumnya
ditemukan adalah operasi biner, yang mengambil dua bilangan sebagai
masukan dan menghasilkan satu bilangan sebagai keluaran. Contoh
operasi biner adalah penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian,
dan perpangkatan. Bidang matematika yang mengkaji operasi numeris
disebut sebagai aritmatika.
Jadi lambang bilangan adalah suatu simbol dalam matematika yang
digunakan untuk pencacahan dan pengukuran.

c. Tinjauan Mengenai Materi Bilangan Romawi


commit to user
1) Mengenal Bilangan Romawi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Terdapat berbagai macam bilangan dalam matematika


diantaranya adalah bilangan asli, bilangan cacah, bilangan bulat,
bilangan pecahan, dan bilangan Romawi.
Bilangan Romawi tidak begitu banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Contoh kalimat yang menggunakan bilangan
Romawi adalah sebagai berikut :
a) Sekarang kita telah memasuki abad ke XXI.
b) Jalan Kepodang II dilanda macet.
c) SD Negeri III Ngadirojo sedang mengadakan lomba lari antar
siswa.
Secara umum bilangan Romawi terdiri dari 7 angka
(dilambangkan dengan huruf) sebagai berikut:
I melambangkan bilangan 1
V melambangkan bilangan 5
X melambangkan bilangan 10
L melambangkan bilangan 50
C melambangkan bilangan 100
D melambangkan bilangan 500
M melambangkan bilangan 1000
Untuk bilangan-bilangan yang lain, dilambangkan oleh
perpaduan (campuran) dan ketujuh lambang bilangan tersebut.
Contoh:
I melambangkan bilangan …
V melambangkan bilangan …
X melambangkan bilangan …
L melambangkan bilangan …
Jawab:
I melambangkan bilangan 1
V melambangkan bilangan 5
X melambangkan bilangan 10
commit
L melambangkan bilangan 50 to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Contoh: Menuliskan lambang bilangan Romawi dari bilangan cacah.


Bilangan 100 dilambangkan …
Bilangan 500 dilambangkan …
Bilangan 1000 dilambangkan …
Jawab :
Bilangan 100 dilambangkan C
Bilangan 500 dilambangkan D
Bilangan 1000 dilambangkan M
Contoh: Menuliskan bilangan cacah dari lambang bilangan Romawi.
II = …
IV = …
IX = …
XXII = …
Jawab:
II = 2
IV = 4
IX = 9
XXII = 22
2) Membaca Bilangan Romawi
Pada bilangan Romawi tidak dikenal bilangan 0 (nol). Untuk
membaca bilangan Romawi terlebih dahulu harus menghafal ketujuh
lambang bilangan dasar Romawi.
Aturan-aturan dalam membaca bilangan Romawi:
a) Aturan penjumlahan bilangan Romawi
(1) Jika lambang yang menyatakan angka lebih kecil terletak di
kanan, maka lambang-lambang Romawi tersebut dijumlahkan.
(2) Penambahan paling banyak tiga angka.
Contoh:
(a) II = I + I
=1+1
=2 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10

Jadi, II dibaca 2
(b) LXXVI =L+X+X+V+I
= 50 + 10 + 10 + 5 + 1
= 76
Jadi, LXXVI dibaca 76
(c) CXXXVII = C + X + X + X + V + I + I
= 100 + 10 + 10 + 10 + 5 + 1 + 1
= 137
Jadi, CXXXVII dibaca 137
b) Aturan pengurangan bilangan Romawi
(1) Jika lambang yang menyatakan angka lebih kecil terletak di
kiri, maka lambang-lambang Romawi tersebut dikurangkan.
(2) Pengurangan paling banyak satu angka.
Contoh:
(a) IV = V – I
=5–1
=4
Jadi, IV dibaca 4
(b) IX = X – I
= 10 – 1
=9
Jadi, IX dibaca 9
(c) XL = L – X
= 50 – 10
= 40
Jadi, XL dibaca 40
c) Aturan gabungan
Contoh:
(a) XIV = X + (V – I)
= 10 + (5 – 1)
= 10commit
+ 4 to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

11

= 14
Jadi, XIV dibaca 14
(b) MCMXCIX = M + (M – C) + (C – X) + (X – I)
= 1.000 + (1.000-100) + (100 - 10) + (10 - 1)
= 1.000 + 900 + 90 + 9
= 1.999
Jadi, MCMXCIX dibaca 1.999
3) Menuliskan bilangan Romawi
Contoh:
(a) 24 = 20 + 4
= (10 + 10) + (5 – 1)
= XX + IV
= XXIV
Jadi, lambang bilangan Romawi 24 adalah XXIV
(b) 48 = 40 + 8
= (50 – 10) + (5 + 3)
= XL + VIII
= XLVIII
Jadi, lambang bilangan Romawi 48 adalah XLVIII
(c) 139 = 100 + 30 + 9
= 100 + (10 + 10 + 10) + (10 – 1)
= C + XXX + IX
= CXXXIX
Jadi, lambang bilangan Romawi 139 adalah CXXXIX
(d) 1.496 = 1.000 + 400 + 90 + 6
= 1.000 + (500 – 100) + (100 – 10) + (5 + 1)
= M + CD + XC + VI
= MCDXCVI
Jadi, lambang bilangan Romawi 1.496 adalah MCDXCVI
(Mustaqim dan Astuti, 2008).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

12

d. Pengertian Matematika
Mata pelajaran Matematika adalah kumpulan bahan kajian dan
pelajaran tentang bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang
saling berhubungan satu sama lain sehingga dapat meningkatkan
ketajaman penalaran siswa untuk menyelesaikan permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari dan kemampuan berkomunikasi dengan
menggunakan bilangan dan simbol-simbol serta lebih mengembangkan
sikap logis, kritis, cermat, disiplin, dan menghargai kegunaan Matematika.
Di bawah ini dikemukakan pendapat tentang Matematika.
Istilah Matematika menurut Nasution “berasal dari bahasa Yunani
mathein atau manthenein yang berarti mempelajari, namun diduga kata itu
erat hubungannya dengan kata Sansekerta medha atau widya yang artinya
kepandaian, ketahuan, atau intelegensi” (Karso, 2000: 39)
Sedangkan menurut Ruseffendi “Matematika itu terorganisasikan
dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan, definisi-definisi, aksioma-
aksioma, dan dalil-dalil, dimana dalil-dalil setelah dibuktikan
kebenarannya berlaku secara umum, karena itulah matematika sering
sering disebut ilmu deduktif” (Karso, 2000: 39). Hal itu diperjelas dengan
pendapat dari Bruner yaitu “belajar Matematika adalah belajar mengenai
konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat di dalam
materi yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-
konsep dan struktur matematika itu” (Karso, 2000: 40).
Reys (1984) mengatakan bahwa “Matematika diartikan sebagai
telaahan tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu
seni, suatu bahasa dan suatu alat” (Jihad, 2008:152). Sedangkan menurut
Kline (1973) berpendapat bahwa “Matematika bukan pengetahuan yang
menyendiri, tetapi keberadaannya untuk membantu manusia dalam
memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan alam”
(Jihad, 2008: 152).
Menurut Johnson dan Rising (1972) menyatakan bahwa:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

13

Matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan


pembuktian yang logis, matematika itu adalah bahasa-bahasa yang
menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan
akurat representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa
bahasa simbol mengenai arti dari pada bunyi, Matematika adalah
ilmu tentang pola keteraturan pola atau ide, dan Matematika itu
adalah suatu seni, keindahannya terdapat pada keterurutan dan
keharmonisan (Jihad, 2008: 175).
Sutawijaya menyatakan bahwa “Matematika mengkaji benda
abstrak (benda pikiran) yang disusun menggunakan lambang dan
penalaran deduktif” (Aisyah, dkk 2007: 11). Sedangkan menurut William
(1983) menyatakan “Matematics is beautiful and useful creation of the
human mind and spirit”(hlm. 3). Matematika adalah sebuah kreasi yang
indah dan berguna dalam pikiran dan jiwa manusia.
Lerner mengemukakan bahwa “Matematika di samping sebagai
bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan
manusia memikirkan, mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai
elemen kuantitas” (Abdurrahman, 2003: 252).
Taylor dan Francis Group (2008) dalam International Journal of
Education in Science and Technology menyatakan bahwa:
Mathematics is pervanding every study and technique in our
modern world. Bringing ever more sharpy into focus the
responsibilities laid upon those whose task it is to tech it. Most
prominent among these is the difficulty of presenting an
interdisciplinary approach so that one professional group may
benefit from the experience of others.
Pendapat diatas mengandung arti bahwa Matematika mencakup
setiap pelajaran dan teknik di dunia modern ini. Matematika memfokuskan
pada teknik pengerjaan tugas-tugasnya. Hal yang sangat mencolok yaitu
mengenai kesulitan dalam mengaplikasi pendekatan interdisciplinary
(antar cabang ilmu pengetahuan), oleh karena itu para pakar bisa
memperoleh pengetahuan dari cabang ilmu lain.
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006)
menyatakan bahwa “Matematika merupakan ilmu universal yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

14

mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting


dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia”.
Berdasarkan pendapat dari para ahli dapat disimpulkan bahwa
Matematika merupakan suatu ilmu deduktif dan universal yang
berhubungan dengan penelaah bentuk-bentuk atau struktur yang abstrak
serta hubungannya diperlukan penguasaan tentang konsep-konsep yang
terdapat dalam matematika yang berguna untuk memecahkan masalah
dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini berarti matematika adalah belajar konsep dan struktur yang
terdapat dalam bahan-bahan yang sedang dipelajari, serta mencari
hubungan diantara konsep-konsep.

e. Pengertian Pembelajaran Matematika


Pembelajaran matematika adalah proses kegiatan belajar mengajar
matematika. Kualitas pembelajaran matematika diharapkan meningkat
apabila siswa aktif mengikuti proses belajar mengajar dan guru mampu
menerapkan metode pembelajaran yang tepat dan mengoptimalkan
pembelajaran kontekstual.
Menurut Aisyah (2007) ”pembelajaran Matematika adalah proses
yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana
lingkungan (kelas/sekolah) yang memungkinkan kegiatan siswa belajar
matematika di sekolah” (hlm. 1.4).
Sedangkan menurut Burner, ”pembelajaran Matematika adalah
pembelajaran mengenai konsep-konsep dan stuktur-struktur matematika
yang tedapat didalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan
konsep-konsep dan struktur-struktur matematika itu” (Aisyah, 2007:21.5).
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran Matematika adalah proses pembelajaran yang dirancang
untuk mencapai tujuan dalam menciptakan suasana yang memungkinkan
siswa mempelajari konsep-konsep dan struktur matematika.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

15

f. Fungsi Pembelajaran Matematika


Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar
melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi dan eksperimen sebagai alat
pemecahan masalah melalui pola pikir dan model matematika serta
sebagai alat komunikasi melalui simbol, tabel, grafik, diagram dalam
menjelaskan gagasan.
Berdasarkan KTSP Kelas IV (2006), fungsi Matematika adalah
untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis,
sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerja sama.
Menurut Cornelius (1982) mengemukakan perlunya Matematika
diberikan kepada siswa karena Matematika merupakan: “(a) Sarana
berpikir yang jelas dan logis, (b) Sarana untuk memecahkan masalah
kehidupan sehari-hari, (c) Sarana mengenal pola-pola hubungan dan
generalisasi pengalaman, (d) Sarana untuk mengembangkan kreatifitas, (e)
Sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya”
(Abdurrahman 2003: 253).
Sedangkan menurut Cockroft (1982) Matematika perlu diajarkan
kepada siswa karena:
(a) Selalu digunakan dalam segi kehidupan, (b) Semua bidang studi
memerlukan Matematika yang sesuai, (c) Merupakan sarana
komunikasi yang kuat, singkat dan jelas, (d) Dapat digunakan
untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, (e)
Meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran,
keruangan dan fungsi memberikan kepuasan terhadap usaha
memecahkan masalah yang menantang (Abdurrahman, 2003: 253).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
Matematika sangat besar fungsinya dalam kehidupan sehari- hari yaitu:
dapat memberikan bekal kepada pesrta didik untuk berfikir logis, analitis,
kritis dan mengembangkan kreatifitas, meningkatkan kemampuan dalam
usaha memecahan masalah yang menantang.

g. Tujuan Pembelajaran Matematika di SD


Tujuan mata pelajaran Matematika di SD menurut KTSP (2006:
commit to user
417) adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

16

1) Memahami konsep Matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep


atau alogaritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam
pemecahan masalah.
2) Menggunakan penalaran dalam pola dan sifat, melakukan manipulasi
dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan Matematika.
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model Matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
4) Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, table, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan Matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam
mempelajari Matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah.
Tujuan umum dan khusus yang terdapat dalam KTSP memberikan
gambaran bahwa belajar tidak hanya pada bidang kognitif saja, tetapi
meluas pada bidang psikomotor dan afektif. Pembelajaran Matematika
diarahkan untuk pembentukan kepribadian dan pembentukan kemampuan
berikir yang bersandar pada hakikat Matematika, hal ini berarti hakikat
matematika merupakan unsur utama dalam pembelajaran matematika dan
matematika digunakan untuk memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi dalam kehidupannya.

2. Hakekat Tentang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT


a. Pengertian Model Pembelajaran
Suprijono (2009) mengemukakan bahwa “model pembelajaran
merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi
pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap
implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di
kelas” (hlm. 45). Dalam hal ini dapat digunakan dalam penyusunan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

17

kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk pada guru dalam


operasional di kelas.
Menurut Winataputra (2001) menjelaskan bahwa “model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan
aktivitas pembelajaran” (Sugiyanto, 2008: 7).
Joice dan Weil (1990) berpendapat bahwa “model pembelajaran
adalah suatu pola atau rencana yang sudah direncanakan sedemikian rupa
dan digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran,
dan memberi petunjuk kepada pengajar dikelasnya” (Isjoni, 2011: 73).
Dalam model pembelajaran ini harus disesuaikan penerapannya dalam
kelas.
Arends menyatakan “The term teaching model refers to a
particular approach to instruction that includes its goals, syntax,
environment, and management system” (Trianto, 2011: 22). Istilah model
pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu
termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya, dan sistem
pengelolaannya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah pola mengajar yang dilakukan oleh guru selama
proses pembelajaran dikelas.

b. Jenis-Jenis Model Pembelajaran


Menurut Sugiyanto (2008) jenis-jenis model pembelajaran di
antaranya “(1) model pembelajaran kontekstual; (2) model pembelajaran
kooperatif; (3) model pembelajaran kuantum; (4) model pembelajaran
terpadu; (5) model pembelajaran berbasis masalah” (hlm. 7).
1) Model pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstual adalah konsep pembelajaran yang
commit to user
mendorong guru untuk mengkaitkan antara materi yang diajarkan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

18

situasi dunia nyata siswa selain itu juga mendorong siswa membuat
hubungan anrata pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari.
2) Model pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang
berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama
dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
3) Model pembelajaran kuantum
Prinsip kuantum adalah semua berbicara-bermakna, semua mempunyai
tujuan, konsep harus dialami, tiap usaha siswa diberi reward. Strategi
kuantum adalah tumbuhkan minat dengan AMBAK (Apa Manfaat
Bagiku), alami dengan dunia realitas siswa, namai, buat generalisasi
sampai konsep, demonstrasikan melalui presentasi, komunikasi, ulangi
dengan tanya jawab, latihan, rangkuman, dan rayakan dengan reward
dengan senyum-tawa-ramah-sejuk-nilai-harapan.
4) Model pembelajaran terpadu
Pengajaran terpadu pada dasanya sebagai kegiatan mengajar dengan
memadukan beberapa mata pelajaran dalam satu tema. Dengan
demikian, pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar dengan cara ini dapat
dilakukan dengan mengajarkan beberapa materi pelajaran disajikan
tiap pertemuan.
5) Model pembelajaran berbasis masalah
Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan
pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik
dengan maksud untuk menyusun pengertahuan mereka sendiri,
mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi,
mengembangkan kemandiran dan percaya diri.
Berdasarkan jenis-jenis model pembelajaran di atas, penelitian ini
menggunakan model pembelajaran kooperatif yang merupakan model
pembelajaran berbasis kelompok-kelompok kecil yang saling bekerjasama
commit to user
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

19

c. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif


Menurut Slavin (2009) “model pembelajaran kooperatif adalah
model pembelajaran dimana para siswa bekerja sama dalam kelompok-
kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam
mempelajari materi pembelajaran” (hlm. 4).
Dalam Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology
Education, 2007, 3(1), 35-39, disebutkan sebagai berikut:
Cooperative learning is generally understood as learning that
takes place in small groups where students share ideas and work
collaboratively to complete a given task. There are several models
of cooperative learning that vary considerably from each other
(Slavin, 1995). Pembelajaran kooperatif secara umum dipahami
sebagai pembelajaran yang terjadi dalam kelompok kecil dimana
siswa berbagi ide dan bekerja sama menyelesaikan suatu soal. Ada
beberapa model pembelajaran kooperatif yang berbeda satu sama
lainnya.
Selain pendapat diatas terdapat pendapat yang relevan lainnya dari
beberapa ahli, Suprijono (2009) berpendapat, pembelajaran kooperatif
adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok
termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan
oleh guru” (hlm. 54). Pembelajaran kooperatif ini dianggap lebih
diarahkan oleh guru, di mana guru tersebut menetapkan tugas dan
pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi
yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah
yang dimaksud. Pada akhir tugas biasanya guru memberikan ujian
tertentu. Pendapat tersebut diperkuat dari pendapat dari Isjoni (2011) yang
dapat dijadikan acuan dalam pengertian pembelajaran kooperatif yaitu
pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa
sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda.
Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok
harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi
pelajaran (hlm. 14).
Bertolak pada pendapat beberapa para ahli diatas, dapat diambil
commit to user
kesimpulan bahwa pembelajaran koperatif merupakan model pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

20

yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan


pembelajaran di dalam kelompok.

d. Tipe-Tipe Model Pembelajaran Kooperatif


Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa variasi model
yang dapat diterapkan. Menurut Sugiyanto (2008) terdapat empat metode
dalam pembelajaran kooperatif yaitu “(1) STAD (Student Achievement
Divisions); (2) Jigsaw; (3) GI (Group Investigation); (4) Metode
Stuktural” (hlm. 42). Sedangkan Slavin (2009) mengemukakan bahwa
dalam model pembelajaran kooperatif ada beberapa model yaitu: “(1)
Student Achievement Divisions (STAD); (2) Team Games Tournaments
(TGT); (3) Jigsaw; (4) Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC); (5) Team Accelerated instruction (TAI)” (hlm. 11).
Isjoni (2001) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa variasi
yang dapat diterapkan, yaitu di antaranya: “(1) Student Achievement
Divisions (STAD); (2) Jigsaw; (3) Group Investigation (GI); (4) Rotating
Trio Exchange; (5) Group Resume” (hlm. 59).
Berdasarkan dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tipe-
tipe model pembelajaran kooperatif terdiri dari: (1) Student Achievement
Divisions (STAD); (2) Jigsaw; (3) Group Investigation (GI); (4) Metode
Stuktural; (5) Team Games Tournaments (TGT); (6) Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC), (7) Team Accelerated
instruction (TAI); (9) Rotating Trio Exchange; (10) Group Resume.

e. Tujuan Pembelajaran Kooperatif


Di dalam pembelajaran kooperatif terdapat tujuan-tujuan demi
tercapainya suatu pembelajaran. Belajar kooperatif menekankan pada
tujuan dan kesuksesan kelompok, yang hanya dapat dicapai jika semua
anggota kelompok mencapai tujuan atau penguasaan materi (Slavin,
1995). Sedangkan menurut Johnson & Johnson (1994) menyatakan bahwa
“tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

21

untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu


maupun secara kelompok” (Trianto, 2011: 57).
Model pembelajaran kooperatif menurut Ardiansyah (2011)
dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan untuk
pembelajaran penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan
penghargaan terhadap keragaman dan pengembangan keterampilan sosial.
1) Hasil belajar akademik.
Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja
siswa dalam tugas-tugas akademik.Beberapa ahli berpendapat bahwa
model ini unggul membantu siswa dalam memahami konsep-konsep
yang sulit. Pada pengembangan ini telah menunjukkan bahwa model
struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan siswa pada
belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan
hasil belajar.
2) Penerimaan terhadap perbedaan individu.
Efek kedua dari pembelajaran kooperatif adalah penerimaan
yang luas terhadap orang yang berada menurut ras, budaya, kelas
sosial, kemampuan maupun ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif
memberi peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan
kondisi untuk kinerja bekerja saling bergantung satu sama lain atas
tugas-tugas bersama dan melalui penggunaan struktur penghargaan
kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain.
3) Pengembangan keterampilan sosial.
Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif ialah untuk
memberikan keterampilan kerja sama dan kolaborasi kepada siswa,
keterampilan ini sangat penting untuk dimiliki dalam masyarakat
dimana sebagian besar kerja orang dewasa dilakukan dalam organisasi
yang saling bergantung satu sama lain dan dimana masyarakat secara
budaya semakin beragam.
Jadi, tujuan utama dalam penerapan model kooperatif adalah
commit
agar peserta didik dapat belajartodalam
user bentuk kelompok dengan teman-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

22

temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan


kesempatan kepada orang lain untuk menyatakan pendapatnya secara
kelompok.

f. Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif


Pembelajaran kooperatif merupakan suatu sistem yang didalamnya
terdapat elemen-elemen yang saling terkait satu sama lain. Elemen-elemen
pembelajaran kooperatif menurut Lie (2004) adalah (1) saling
ketergantungan positif; (2) interaksi tatap muka; (3) akuntabilitas
individual; (4) keterampilan menjalin hubungan (Sugiyanto, 2008: 38).
1) Saling ketergantungan positif
Guru menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling
membutuhkan. Hal inilah yang dimaksud dengan saling
ketergantungan positif.
2) Interaksi tatap muka
Interaksi tatap muka akan memaksa siswa untuk saling tatap muka
dalam kelompok sehingga mereka dapat melaksanakan percakapan.
3) Akuntabilitas individual
Penilaian ditujukan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap
materi pelajaran secara individual.Sedangkan nilai kelompok
didasarkan atas rata-rata hasil belajar semua anggotanya.Penilaian
kelompok yang didasarkan atas rata-rata penguasaan semua anggota
kelompok secara individual inilah yang dimaksud dengan akuntabilitas
individual.
4) Keterampilan menjalin hubungan
Keterampilan yang dapat menjalin hubungan sosial meliputi: tenggang
rasa, sopan dengan teman, mengkritik ide bukan mengkritik teman,
berpikir logis, mandiri, dan tidak mendominasi teman.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

23

g. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif.


Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa langkah-langkah
yang harus dilakukan menurut Stahl (1994) dan Slavin (1993) dijelaskan
sebagai berikut:
Langkah-langkah dalam implementasi model pembelajaran
kooperatif secara umum yang dijelaskan secara operasional yaitu :
(1) merancang rencana program pembelajaran, (2) merancang
lembar observasi, (3) dalam melakukan observasi terhadap
kegiatan siswa guru mengarahkan dan membimbing siswa baik
secara individu maupun secara kelompok baik dalam memahami
materi maupun mengenal sikap dan perilaku siswa selama kegiatan
belajar, (4) guru memberikan kesempatan kepada siswa dari
masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya
(Isjoni, 2011: 117).
Pada langkah pertama yang perlu dilaksanakan adalah merancang
rencana program pembelajaran. Pada langkah ini guru mempertimbangkan
dan menetapkan target pembelajaran yang ingin dicapai dalam
pembelajaran. Disamping itu, guru juga menetapkan sikap dan
keterampilan-keterampilan sosial yang diharapkan, dikembangkan dan
diperhatikan siswa selama berlangsungnya pembelajaran.Jadi materi dan
tugas-tugas tersebut dikerjakan secara berkelompok.
Selanjutnya adalah merancang rencana program pembelajaran, hal
yang harus dilaksanakan adalah merancang lembar observasi.Hal ini
dimaksudkan untuk mengobservasi kegiatan siswa dalam belajar secara
bersama dalam konteks kelompok-kelompok kecil. Guru tidak lagi
menjelaskan secara panjang lebar karena nantinya siswa akan belajar
sendiri secara berkelompok. Dalam pembelajaran guru diharuskan
memberikan pujian dan kritikan yang membangun kepada siswa, selain itu
guru juga harus memberikan bimbingan kepada siswa apabila ada yang
mengalami kendala dalam pembelajaran tersebut.
Setelah selesai mengerjakan, guru memberikan kesempatan kepada
siswa dari masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil
kerjanya. Dalam resentasi kelas tersebut, guru bertindak sebagai
commit to untuk
moderator. Hal ini dimaksudkan user mengarahkan dan mengoreksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

24

pengertian dan pemahaman siswa terhadap materi atau hasil kerja yang
telah diterampilkannya. Pada saat presentasi siswa berakhir, maka guru
mengajak siswa untuk melakukan refleksi diri terhadap proses jalannya
pembelajaran yang telah berlangsung dengan tujuan untuk memperbaiki
kelemahan-kelemahan atau sikap serta perilaku menyimpang yang
dilakukan selama pembelajaran.
Selanjutnya Abdulhak (2001) menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
(1) Merumuskan secara jelas apa yang harus dicapai peserta
belajar, (2) memilih bentuk kegiatan pembelajaran yang paling
tepat, (3) menjelaskan secara detail proses pembelajaran
kooperatif, yaitu mengenai apa yang harus dilakukan, dan apa yang
diharapkan, (4) memberikan tugas yang paling tepat dalam
pembelajaran, (5) menyiapkan bahan belajar yang memudahkan
peserta belajar dengan baik, (6) melaksanakan pengelompokan
peserta belajar, (7) mengembangkan system pujian untuk
kelompok atau peroramgan peserta belajar, (8) memberikan
bimbingan yang cukup kepada peserta belajar, (9) menyiapkan
instrument penilaian yang tepat, (10) mengembangkan sistem
pengarsipan data kemajuan peserta belajar, baik perorangan
maupun kelompok, dan (11) melaksanakan refleksi (Isjoni, 2011:
120).
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif diatas dimulai dengan
guru menginformasikan tujuan dari pembelajaran tersebut dan pemberian
motivasi. Selanjutnya, guru dan siswa bekerja sama menyelesaikan tugas,
dan yang terakhir adalah mengetes apa yang telah dipelajari siswa dan
pengenalan kelompok serta usaha-usaha individu.
Selain pendapat diatas, Suprijono (2009: 65) juga mengemukakan
terdapat enam langkah atau tahapan di dalam pembelajaran yang
menggunakan model kooperatif langkah-langkah itu ditunjukkan pada
tabel 1 bawah ini:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

25

Tabel 1. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif


FASE-FASE PERILAKU GURU
Fase 1: Present goals and set Menjelaskan tujuan pembelajaran dan
Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa agar lebih siap
mempersiapkan siswa. menerima pelajaran.
Fase 2: Present information Mempresentasikan informasi kepada
Menyajikan informasi. siswa secara verbal.
Fase 3: Organize students into Memberikan penjelasan kepada siswa
learning tems tentang tata cara pembentukan tim
Mengorganisir siswa ke dalam tim-tim belajar dan membantu kelompok
belajar. melakukan transisi yang efisien.
Fase 4: Assist team work and study Membentu tim-tim belajar selama
Membantu kerja tim dan belajar. siswa mengerjakan tugas.
Fase 5: Test on the materials Menguji pengetahuan siswa mengenai
Mengevaluasi mengenai materi pelajaran atau
kelompok-kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase 6: Provide Recognition Mempersiapkan cara untuk mengakui
Memberikan pengakuan atau usaha dan prestasi individu maupun
penghargaan kelompok.

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa langkah


pembelajaran kooperatif yaitu menyampaikan tujuan, menyajikan
informasi, mengorganisir siswa ke dalam kelompok, membantu kerja tim,
mengevaluasi, dan memberikan pengakuan. Langkah- langkah ini
dilaksanakan secara berurutan dari awal hingga akhir

h. Keuntungan Pembelajaran Kooperatif


Menurut Sugiyanto (2008), ada banyak keuntungan penggunaan
pembelajaran kooperatif diantaranya adalah:
(1) Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial. (2)
Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap,
ketrampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan.
(3) Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial. (4)
Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai – nilai sosial
dan komitmen. (5) Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri
atau egois. (6) Membangun persahabatan yang dapat berlanjut
hingga masa dewasa. (7) Berbagai ketrampilan sosial yang
diperlukan untuk memelihara hubungan saling membutuhkan dapat
diajarkan dan dipraktekkan. (8) Meningkatkan rasa saling percaya
kepada sesama manusia. (9) Meningkatkan kemampuan
commit to user
memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif. (10)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

26

Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang


dirasakan lebih baik. (11) Meningkatkan kegemaran berteman
tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normal
atau cacat, etnis, kelas sosial, agama, dan orientasi tugas (hlm. 41-
42).
Banyak keuntungan dari penggunaan dari model pembelajaran
kooperatif seperti yang telah disebutkan diatas, dari berbagai keuntungan
tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah
pembelajaran yang menyenangkan, karena dalam pembelajaran tersebut
siswa belajar untuk menghargai suatu kelompok, bukan hanya diri sendiri
(individu). Di dalam pembelajaran kooperatif meningkatkan rasa saling
percaya terhadap teman, terbentuknya nilai-nilai dan keterampilan sosial.

i. Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dengan Pembelajaran


Tradisional (Konvensional).
Dalam pembelajaran konvensional juga dikenal belajar kelompok
(Sugiyanto, 2008: 39). Namun ada beberapa perbedaan antara kelompok
belajar kooperatif dengan kelompok belajar konvensional, yaitu:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

27

Tabel 2. Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dengan Pembelajaran


Konvensional

Kelompok belajar kooperatif Kelompok belajar konvensional


Adanya saling ketergantungan positif, Guru sering membiarkan adanya siswa
saling membantu, dan saling yang mendominasi kelompok atau
memberikan motivasi. menggantungkan diri pada kelompok.
Adanya akuntabilitas individual yang Akuntabilitas individual sering
mengukur penguasaan materi pelajaran diabaikan sehingga tugas-tugas sering
tiap anggota kelompok. diborong oleh salah seorang anggota
kelompok sedangkan yang lain hanya
pasif saja.
Kelompok belajar heterogen, baik dalam Kelompok belajar biasanya heterogen.
kemampuan akademis, jenis kelamin,
ras, etnik dan sebagainya.
Pimpinan kelompok dipilih secara Pimpinan kelompok sering ditentukan
demokratis atau bergilir agar setiap oleh guru atau kelompok dibiarkan
anggota kelompok mendapat untuk memilih pemimpinnya denan
pengalaman. cara masing-masing.
Keterampilan sosial yang diperlukan Keterampilan sosial sering tidak
dalam kerja gotong royong seperti diajarkan secara langsung.
kepemimpinan, berkomunikasi, dan
mengelola konflik secara langsung.
Pada saat belajar kooperatif Pemantauan melalui observasi dan
berlangsung, guru terus melakukan intervensi sering dlakukan guru pada
pemantauan melalui observasi dan saat belajar kelompok sedang
melakukan intervensi jika terjadi berlangsung.
masalah dalam kerja sama kelompok.
Penekanan tidak hanya pada Penekanan sering hanya pada
penyelesaian tugas tetapi juga hubungan terselesainya tugas.
interpersonal.

j. Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT


1) Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah salah satu tipe atau
model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan
aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan
peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan.
Aktivitas belajar
dengan permainan yang dirancang dalam
commit to user
pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

28

belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab,


kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Isjoni (2011) “TGT adalah salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok
belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki
kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda” (hlm.
83).
Ke dan Grabowski (2007) dalam British Journal of Educational
Technology: “TGT cooperation is more effective than interpersonal
competition in facilitating positive maths attitudes, but not in
promotting maths performance”. Pembelajaran kooperatif TGT sangat
efektif untuk bersaing antar individu dan juga untuk memudahkan
siswa berpikir positif dalam matematika, tetapi tidak dapat memelihara
pekerjaannya dalam pembelajaran matematika.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah pembelajaran
kooperatif yang menempatkan siswa ke dalam kelompok-kelompok
belajar. Dalam kelompok tersebut beranggotakansiswa dengan
kemampuan, suku atau ras yang berbeda dengan menggunakan sistem
turnamen akademik yang diikuti oleh seluruh siswa.
2) Komponen-Komponen Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT.
Dalam Implementasinya secara teknis Slavin (2009)
mengemukakan “lima komponen utama (langkah-langkah
pembelajaran) dalam pembelajaran dengan teknik TGT yang
merupakan siklus regular dari aktivitas pembelajaran, yaitu: a)
Presentasi kelas; b) Tim; c) Game; d) Turnamen; e) Rekognisi tim”
(hlm. 163).
a) Presentasi Kelas
Tahap awal yang dilakukan dalam pembelajaran TGT adalah
presentasi kelas. Pada tahap ini guru memberikan penjelasan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

29

kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari. Tahap ini


berperan penting dalam penerimaan materi oleh siswa.
b) Tim
Tahap selanjutnya adalah kerja tim/kelompok. Siswa satu kelas
dibagi menjadi beberapa tim atau kelompok berdasarkan
kemampuan, asal daerah, suku, dan lain-lain. Fungsi dari
pengelompokan ini adalah memastikan bahwa dari masing-masing
siswa benar-benar mempelajari materi yang diberikan oleh guru,
yaitu memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru dan
mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru secara
berkelompok.
Hal yang paling penting pada tahap ini adalah kerjasama oleh
semua anggota tim/kelompok. Pengelompokkan ini adalah untuk
saling berbagi antara satu siswa dengan siswa yang lain dalam satu
kelompok. Jika ada anggota tim/kelompok yang belum menguasai
materi tugas anggota kelompok lain adalah membantunya sampai
materi tersebut dikuasai.
c) Game
Terdiri atas pertanyaan – pertanyaan yang kontennya relevan yang
dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya
dari presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim. Game ini
dimainkan di atas meja dengan 4 orang siswa, yang masing-masing
mewakili tim yang berbeda. Kebanyakan game hanya berupa
nomor-nomor pertanyaan yang ditulis pada lembar yang sama.
Seorang siswa mengambil sebuah kartu bernomor dan harus
menjawab pertanyaan sesuai nomor yang tertera pada kartu
tersebut. Sebuah aturan tentang penantang memperbolehkan para
pemain saling menantang jawaban masing-masing.
d) Turnamen
Turnamen dilakukan pada akhir unit yang dipimpin oleh guru.
Turnamen diikuticommit
oleh toperwakilan
user satu orang siswa dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

30

tim/kelompok yang memperoleh skor bermain tertinggi. Pada tahap


ini akan terpilih satu kelompok terbaik.
e) Rekognisi Tim
Rekognisi hampir sama dengan reward, yaitu memberikan hadiah,
pujian, penghargaan, atau yang lainnya kepada siswa atau
kelompok yang paling baik. Sehingga dengan pemberian hadiah ini
siswa akan semakin tertarik untuk belajar.
3) Aturan Permainan Model Pembelajaran TGT
Permainan pada turnamen dilakukan dengan aturan sebagai
berikut. Pertama, setiap pemain dalam tiap kelompok menentukan dulu
pemain yang pertama dengan cara undian. Kemudian pemain pertama
maju untuk mengambil kartu undian yang berisi nomor soal dan
diberikan kepada pembaca soal (guru). Pembaca soal akan
membacakan soal sesuai dengan nomor undian yang diambil oleh
pemain. Pemain berebut untuk menjawab soal yang telah dibacakan.
Selanjutnya soal dikerjakan secara mandiri oleh pemain sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan dalam soal. Setelah waktu untuk
mengerjakan soal selesai, maka pemain akan membacakan hasil
pekerjaannya. Setelah itu pembaca soal akan membukakan kunci
jawaban dan skor hanya diberikan kepada pemain yang menjawab
benar atau penantang yang pertama kali memberikan jawaban benar.
Apabila pemain yang menjawab pertama salah, maka soal
dilemparkan ke peserta lain. Jika semua pemain menjawab salah maka
kartu dibiarkan saja.Permainan dilanjutkan pada kartu soal berikutnya
sampai semua kartu soal habis dibacakan. Setelah semua kartu selesai
terjawab, setiap pemain dalam satu meja menghitung jumlah kartu
yang diperoleh dan menentukan berapa poin yang diperoleh
berdasarkan tabel yang telah disediakan. Selanjutnya, setiap pemain
kembali kepada kelompok asalnya dan melaporkan poin yang
diperoleh kepada ketua kelompok. Ketua kelompok memasukkan poin
yang diperoleh anggotacommit to user pada tabel yang telah disediakan,
kelompoknya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

31

kemudian menentukan kriteria penghargaan yang diterima oleh


kelompoknya.
4) Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran TGT.
(1) Kelebihan TGT
Kelebihan TGT antara lain: (a) mudah divariasikan dengan
berbagai media seperti kartu kotak soal, teka-teki silang, roda
impian, kartu bridge, dll; (b) meningkatkan kekompakan antar
anggota kelompok; (c) meningkatkan rasa percaya diri pada siswa;
(d) keterlibatan siswa lebih optimal; (e) mengeratkan hubungan
antar anggota kelompok; (f) waktu pembelajaran lebih singkat.
(2) Kelemahan TGT
Kelemahan TGT menurut Slavin (2009) yaitu: (a) memerlukan
persiapan yang rumit dalam pelaksanaannya; (b) bila terjadi
persaingan yang negatif maka hasilnya akan buruk; (c) bila ada
siswa yang malas atau ada yang ingin berkuasa dalam kelompok
maka pembelajaran tidak akan berjalan dengan semestinya; (d)
adanya siswa yang tidak memanfaatkan waktu sebaik-baiknya
dalam kelompok belajar akan dapat mengganggu berjalannya
proses pembelajaran.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan motivasi dan
hasil belajar siswa. Karena siswa dapat belajar lebih rileks, serta dapat
menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan
sehat dan keterlibatan belajar namun juga terdapat beberapa
kekurangan diantaranya adalah membutuhkan persiapan yang rumit
dalam pelaksanaannya dan terkadang guru sulit untuk
mengelompokkan siswa kedalam kelompok yang sesuai dengan
tingkatan mereka.

B. Penelitian yang Relevan


Rahayu Iskandar dalam skripsi yang berjudul Penerapan Model Belajar
commit to user
Langsung untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bilangan Romawi Siswa Kelas IV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

32

SDN Lesan 1 Kota Malang. Hasil penelitian tindakan kelas ini menujukkan
adanya peningkatan hasil belajar Matematika siswa kelas IV melalui penerapan
model belajar langsung terbukti rata-rata hasil prasiklus 74,56 %, pada siklus I
81,30%, dan pada siklus II menjadi 90,00%. Peningkatan ini membuktikan
keberhasilan pembelajaran bilangan Romawi dengan penerapan model
pembelajaran langsung. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa hasil belajar
bilangan Romawi dapat ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran
langsung, sedangkan penelitian ini dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT.
Selain penelitian tersebut, penelitian oleh Erni Yunika Putri yang berjudul
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games
Tournament) untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita
Pecahan pada Siswa Kelas IV SD Negeri Tlompakan III Kecamatan Tuntang
Tahun Ajaran 2010/2011. Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan adanya
peningkatan menyelesaikan soal cerita pecahan pada siswa kelas IV SD Negeri
Tlompakan III, yaitu ditandai dengan siswa kelas IV sebanyak 18 anak mengalami
peningkatan hasil belajar yaitu sebelum tindakan 39%, siklus I 50%, siklus II
94%, dan siklus III 100% siswa belajar tuntas.
Hasil analisis tampak bahwa pembelajaran menyelesaikan soal cerita
pecahan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT berpengaruh positif
terhadap pembelajaran. Hal ini berarti penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe TGT dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pecahan.
Persamaan dengan penelitian ini terletak pada variabel bebas yaitu model
pembelajaran kooperatif tipe TGT. Perbedaannya, penelitian tersebut dengan
variabel terikat soal cerita pecahan sedangkan penelitian ini dengan variabel
terikat bilangan Romawi.

C. Kerangka Berpikir
Setelah memahami teori-teori yang dikembangkan diatas, selanjutnya
penulis akan menguraikan kerangka pemikiran sebagai berikut: penggunaan
model pembelajaran kooperatif learning tipe TGT dapat meningkatkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

33

kemampuan menggunakan lambang bilangan Romawi pada siswa kelas IV SD


Negeri 2 Selorejo Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012.
Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat divisualisasikan pada gambar
1 sebagai berikut :

Pembelajaran Kemampuan menggunakan


KONDISI masih bersifat bilangan romawi masih
AWAL konvensional rendah

Siklus I:
bilangan romawi
menggunakan model
kooperatif tipe TGT secara
konseptual

Menerapkan Siklus II:


pembelajaran bilangan romawi
TINDAKAN
menggunakan model
Cooperative
kooperatif tipe TGT secara
Learning tipe TGT konseptual dan
implementasi

Siklus III:
bilangan romawi
menggunakan model
KONDISI kooperatif tipe TGT secara
AKHIR kemampuan konseptual dan implementasi
menggunakan
lambang bilangan
romawi meningkat

Gambar 1. Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir diatas, maka dapat
dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut: penerapan
pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan kemampuan menggunakan
lambang bilangan Romawi pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Selorejo Wonogiri
tahun pelajaran 2011/2012. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Selorejo yang berada di
Kecamatan Girimarto Kabupaten Wonogiri. Kelas yang digunakan untuk
pelaksanaan penelitian kelas ini adalah kelas IV.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan, dari tahap persiapan hingga
pelaporan hasil pengembangan, yakni mulai bulan Januari sampai dengan Juni
2012. Tahap persiapan penelitian dilaksanakan mulai bulan Januari, tahap
pelaksanaan tindakan dimulai bulan Maret, tahap analisis data dimulai bulan
April. Yang terakhir sidang skripsi pada bulan Mei dan penjilidan akan
dilaksanakan pada bulan Juni.

B. Subjek Penelitian
Berdasarkan judul penelitian diatas subjek penelitiannya adalah guru dan
siswa kelas IV SD Negeri 2 Selorejo tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah
17 siswa, yang terdiri dari 12 laki-laki dan 5 perempuan.

C. Bentuk dan Strategi Penelitian


Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research). PTK merupakan salah satu bentuk penelitian yang dilakukan di kelas.
PTK umumnya dilakukan oleh guru bekerjasama dengan peneliti atau ia sendiri
sebagai guru berperan ganda melakukan penelitian individu di kelas, di sekolah
dan atau di tempat ia mengajar untuk tujuan penyempurnaan atau peningkatan
proses pembelajaran.
Dalam penelitian ini menggunakan strategi tindakan kelas. Menurut
Arikunto, Suhardjono dan Supardi (2011: 16) model penelitian tindakan
divisualisasikan pada gambar 2 berikut:

commit to user

34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

35

perencanaan

refleksi siklus I pelaksanaan

pengamatan

perencanaan

refleksi Siklus II pelaksanaan

pengamatan

Gambar 2: Model Penelitian Tindakan

D. Data dan Sumber Data


Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji
dalam penelitian ini diperoleh dari data kualitatif. Informasi data ini akan digali
dari berbagai macam sumber data. Adapun sumber data yang akan dimanfaatkan
dalam penelitian ini antara lain:
1. Informasi data yang diperoleh berasal dari narasumber yang terdiri atas siswa
kelas IV Semester II SD Negeri 2 Selorejo, Wonogiri tahun pelajaran
2011/2012 yang berjumlah 17 siswa dan guru kelas IV SD Negeri 2 Selorejo
Wonogiri.
2. Arsip berupa kurikulum tingkat satuan dan dokumen berupa data nilai mata
pelajaran Matematika, khususnya tentang materi bilangan Romawi yang
digunakan untuk mendapatkan data nilai peserta didik kelas IV SD Negeri 2
Selorejo, Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 sebelum dilakukan tindakan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

36

3. Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran dengan metode TGT. Hasil


pengamatan ini dilihat setelah pembelajaran dengan metode TGT selesai
dilaksanakan.
4. Informasi lain tentang kondisi sekolah serta sejarah singkatnya. Informasi ini
diperoleh dari kepala sekolah, dan guru SD Negeri 2 Selorejo, Wonogiri.

E. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara untuk mengumpulkan
data penelitian baik berupa nilai maupun non nilai. Suparno (2008) menjelaskan
bahwa “data yang ingin dikumpulkan adalah semua bentuk informasi, observasi,
dan fakta yang akan menunjang tujuan riset” (hlm.41).
Teknik penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dari
penelitian ini meliputi observasi, wawancara, dokumen dan tes yang masing-
masing diuraikan sebagai berikut.
1. Observasi
Arikunto, dkk (2011) menjelaskan bahwa “observasi adalah kegiatan
pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan
telah mencapai sasaran” (hlm. 127).
Observasi dilakukan untuk memantau proses dan dampak
pembelajaran yang diperlukan untuk menata langkah-langkah perbaikan agar
lebih efektif dan efisien. Observasi dipusatkan pada proses dan hasil tindakan
pembelajaran beserta peristiwa-peristiwa yang melingkupinya. Langkah-
langkah observasi meliputi perencanaan, pelaksanaan observasi kelas dan
pembahasan balikan. Observasi ini bertujuan untuk mengamati kegiatan yang
dilakukan guru dan siswa SD Negeri 2 Selorejo Wonogiri tahun pelajaran
2011/2012 di dalam kelas sebelum melaksanakan tindakan dan saat
pelaksanaan tindakan dari awal hingga akhir tindakan. (lampiran 5-37)
2. Wawancara
Suparno (2008) “wawancara atau interview adalah kegiatan yang
menuntut peneliti mengadakan pembicaraan terencana terhadap siswa atau
subjek yang diteliti, dengan pertanyaan lisan yang telah disiapkan untuk
commit to user
mendapatkan data yang diinginkan” (hlm. 50).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

37

Wawancara dilakukan terhadap guru kelas IV SD Negeri 2 Selorejo


Wonogiri sebelum peneliti mengadakan tindakan. Hasil wawancara digunakan
untuk mencari dan menggali keterangan yang jelas dan pasti tentang
kemampuan menggunakan lambang bilangan Romawi siswa kelas IV SD
Negeri 2 Selorejo Wonogiri. (lampiran 2)
3. Dokumen
Dokumen digunakan untuk mengetahui data awal yang berupa daftar
nilai matematika materi bilangan Romawi siswa kelas IV SD Negeri 2
Selorejo Wonogiri, Silabus Matematika kelas IV, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Untuk mengetahui perkembangan siswa dokumen yang
digunakan berupa foto dan video proses pembelajaran dan hasil evaluasi
siswa. (lampiran 3, 4, 38)
4. Tes
Tes menurut Suwandi (2009) “dimaksudkan untuk mengukur seberapa
jauh hasil yang diperoleh peserta didik setelah kegiatan pemberian tindakan”
(hlm.59). Kemampuan menggunakan lambang bilangan Romawi diukur
melalui tes tertulis. Tes ini diberikan pada awal penelitian dan diadakan tes di
setiap siklus setelah diberi perlakuan atau tindakan. Tes ini bertujuan untuk
mengukur kemampuan menggunakan lambang bilangan Romawi pada siswa
kelas IV SD Negeri 2 Selorejo Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012. (lampiran
5, 6, 16, 17, 27, 28)

F. Uji Validitas Data


Menurut Suwandi (2011), mengemukakan bahwa “suatu informasi yang
akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa validitasnya sehingga data tersebut
dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam
menarik simpulan” (hlm. 65). Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas
data dalam penelitian ini yaitu triangulasi.
1. Triangulasi sumber
Triangulasi sumber yaitu teknik yang digunakan untuk menguji kebenaran data
yang diperoleh dengan cara membandingkan dan mengecek balik derajat
commit to user
kepercayaan suatu informasi yang sudah diperoleh melalui berbagai sumber
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

38

yang berbeda. Data diperoleh dari informasi peserta didik, guru, serta kepala
sekolah ataupun pihak-pihak yang berhubungan.
2. Triangulasi metode
Triangulasi metode yaitu peneliti mengumpulkan data sejenis dengan
menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda kemudian
membandingkannya. Peneliti menggunakan metode pengumpulan data berupa
observasi, dokumentasi dan tes.

G. Analisis Data
Setelah semua data yang diperlukan terkumpul, langkah berikutnya adalah
mengolah data dan menganalisis data dengan menggunakan model analisis
interaktif (Miles dan Huberman dalam Sutopo, 2006: 120). Langkah-langkah
analisis data model analisis interaktif terdiri dari tiga komponen analisis yaitu (1)
reduksi data; (2) sajian data; (3) penarikan simpulan/ verifikasi.
Untuk lebih jelasnya, proses analisis interaktif dapat digambarkan dengan
skema pada gambar 3 berikut:

Pengumpulan Data

Reduksi Data Sajian Data

(1) (2)

Penarikan
simpulan/verifikasi
(3)
Sumber : Miles dan Huberman dalam Sutopo (2006: 120)
Gambar 3: Model Analisis Interaktif
Langkah-Langkah Analisis :
Adapun langkah-langkah analisis interaktif adalah sebagai berikut :
1) Reduksi data commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

39

Langkah yang dilakukan berupa pencatatan data yang diperoleh dari


hasil observasi. Dalam pencatatan tersebut dilakukan seleksi, pemfokusan dan
penyederhanaan data, data mana yang akan diambil. Proses reduksi data
dilakukan dengan mengumpulkan hasil observasi dan wawancara.
2) Penyajian data
Data yang berupa hasil pengamatan atau observasi dan data hasil
dokumen diklasifikasikan sebagai data kualitatif. Melalui sajian data, data
yang telah terkumpul dikelompokkan dalam beberapa bagian sesuai dengan
jenis permasalahannya supaya mudah dilihat dan dimengerti, sehingga mudah
dianalisis. Penyajian data ditulis dalam bentuk paparan data serta tabel hasil
observasi dan tabel hasil penilaian kemampuan siswa dalam menggunakan
lambang bilangan Romawi.
3) Penarikan simpulan
Simpulan perlu diverifikasi agar cukup mantap dan benar-benar bisa
dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu dilakukan verifikasi yang merupakan
aktivitas pengulangan untuk tujuan pemantapan, penelusuran data kembali
dengan cepat. Penarikan simpulan dilakukan dengan mengecek kembali data
yang telah dikumpulkan berupa hasil wawancara, observasi, tes dan
dokumentasi, disesuaikan dengan tujuan dan rumusan masalah. Sehingga
dapat menjawab hipotesis.

H. Indikator Kinerja Penelitian


Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang dijadikan acuan atau
tolak ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian (Sarwiji
Suwandi, 2008:70). Indikator kinerja yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan
kelas ini adalah meningkatnya kemampuan menggunakan lambang bilangan
Romawi melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas IV SD
Negeri 2 Selorejo Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012. Indikator penelitian ini
bersumber dari kurikulum dan silabus KTSP Matematika kelas IV serta Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 65.
Pada siklus I pembelajaran dikatakan berhasil apabila siswa memperoleh
commit to user
nilai ≥65 mencapai 68%. Pada siklus II siswa memperoleh nilai ≥65 mencapai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

40

70%. Dan pada siklus III pembelajaran dikatakan berhasil apabila peserta didik
memperoleh nilai ≥65 mencapai 75%.

I. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang
dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap
siklus, yaitu (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi, yang
dapat digambarkan sebagai berikut:

Perencanaan Pelaksanaan
permasalahan
tindakan I tindakan I

Pengamatan/
Siklus I Refleksi I pengumpulan data I

Permasalahan Perencanaan Pelaksanaan


baru hasil tindakan II tindakan II
refleksi

Pengamatan/
Siklus II Refleksi II pengumpulan data II

Apabila permasalahan Dilanjutkan ke


belum terselesaikan siklus
berikutnya

Gambar 4: Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, dkk 2011: 74)

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga siklus, yang
masing-masing siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
refleksi. Adapun prosedur tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

41

1) Membuat RPP sesuai SK dan KD yang ditetapkan dengan


menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
2) Mengembangkan skenario pembelajaran.
3) Menyiapkan sumber belajar.
4) Menyiapkan media yang diperlukan.
5) Menyiapkan soal tes.
6) Menyiapkan lembar penilaian.
7) Menyiapkan lembar observasi.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
1) Guru menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT.
2) Siswa belajar Matematika materi lambang bilangan Romawi pada
standar kompetensi menggunakan lambang bilangan Romawi dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
3) Pada pertemuan pertama siswa belajar dengan menggunakan
kompetensi dasar mengenal lambang bilangan Romawi dan pada
pertemuan kedua menggunakan kompetensi dasar menyatakan
bilangan cacah sebagai bilangan Romawi dan sebaliknya
4) Memantau perkembangan kemampuan dan aktivitas siswa dalam
pembelajaran matematika.
c. Tahap Observasi
Observasi dilakukan oleh guru kelas IV terhadap pelaksanaan tindakan
oleh peneliti dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT. Pada tahap pengamatan dilakukan
beberapa hal, diantaranya sebagai berikut:
1) Melakukan pengamatan terhadap sikap siswa dan kerja guru didalam
proses pembelajaran matematika materi lambang bilangan Romawi,
dengan berpedoman pada lembar aktivitas siswa dan guru.
2) Melakukan pengamatan penilaian kemampuan menggunakan lambang
bilangan Romawi pada siswa dengan berpedoman pada lembar
penilaian tes. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

42

d. Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi guru (peneliti) melakukan analisis terhadap
proses pelaksanaan pembelajaran siklus I dan hasil belajar berupa nilai
siswa tentang menggunakan lambang bilangan Romawi. Peneliti juga
berdiskusi dengan teman sejawat (kolaborator) untuk membantu
menemukan permasalahan pembelajaran yang akan digunakan sebagai
dasar perbaikan dalam perencanaan siklus berikutnya.

2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan Tindakan
1) Menganalisis kekurangan yang terdapat pada siklus I untuk
menentukan suatu perbaikan.
2) Menyusun RPP sesuai SK dan KD yang ditetapkan dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
3) Mengembangkan skenario pembelajaran.
4) Menyiapkan sumber belajar.
5) Menyiapkan media yang diperlukan.
6) Menyiapkan soal tes.
7) Menyiapkan lembar penilaian.
8) Menyiapkan lembar observasi.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
1) Guru menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT.
2) Siswa belajar Matematika materi lambang bilangan Romawi pada
standar kompetensi menggunakan lambang bilangan Romawi dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
3) Memantau perkembangan kemampuan dan aktivitas siswa dalam
pembelajaran matematika.
c. Tahap Observasi
Observasi dilakukan oleh guru kelas IV terhadap pelaksanaan tindakan
oleh peneliti dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

43

pembelajaran kooperatif tipe TGT. Pada tahap pengamatan dilakukan


beberapa hal, diantaranya sebagai berikut:
1) Melakukan pengamatan terhadap sikap siswa dan kerja guru didalam
proses pembelajaran matematika materi lambang bilangan Romawi,
dengan berpedoman pada lembar aktivitas siswa dan guru.
2) Melakukan pengamatan penilaian kemampuan menggunakan lambang
bilangan Romawi pada siswa dengan berpedoman pada lembar
penilaian tes.
d. Tahap Refleksi
Refleksi atas tindakan pada siklus II dibuat oleh peneliti bersama
guru kelas IV. Pada tahap refleksi peneliti melakukan analisis terhadap
proses pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar siswa pada siklus II
tentang kemampuan menggunakan lambang bilangan Romawi dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Peneliti juga
berdiskusi dengan kolaborator untuk menemukan temuan-temuan pada
siklus II.

3. Siklus III
Seperti halnya siklus I dan II, pada pelaksanaan siklus II ini diawali dari tahap
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Meskipun sudah
dilakukan perbaikan pada siklus II tetapi masih diperlukan siklus III agar
siswa lebih menguasai pembelajaran tentang lambang bilangan Romawi
tersebut. Dalam siklus III ini semua materi diajarkan secara keseluruhan
berdasarkan standar kompetensi menggunakan lambang bilangan Romawi.
Pada pembelajaran siklus III sudah mencapai indikator keberhasilan yang
diharapkan maka siklus di akhiri dan dapat ditarik kesimpulan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

44

BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian


1. Sejarah Singkat
Sekolah Dasar Negeri 2 Selorejo terletak di desa Kuniran, Kecamatan
Girimarto, Kabupaten Wonogiri. Sekolah ini berdiri pada tahun 1975 pada
tanah seluas 1425 mᩰ . Sejak berdirinya, status SD Negeri 2 Selorejo adalah
Sekolah Dasar Negeri dengan Nomor Surat Keputusan: 530. 2/237.15/21/2006
dan Nomor Statistik Sekolah: 01031222019.
Sejak awal berdirinya sekolah ini, yakni tahun 1975 sampai sekarang
telah mengalami tiga kali pergantian Kepala Sekolah. Kepala Sekolah yang
pertama kali ditugaskan pada sekolah ini adalah Bapak Suripto, yaitu pada
tahun 1976 sampai tahun 1997. Kepala Sekolah kedua adalah Ibu Dra.
Sukarmi yaitu pada tahun 1999 sampai 2008, dan saat ini Kepala Sekolah
dijabat oleh Bapak Drs. Madiyo. Pergantian Kepala Sekolah dilakukan melalui
prosedur yang benar sesuai dengan peraturan yang ada. SD Negeri 2 Selorejo
telah terakreditasi dengan nilai A. Hal ini mendorong pihak sekolah untuk
berusaha dalam meningkatkan kinerja dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran yang telah diharapkan.
Secara geografis, SD Negeri 2 Selorejo terletak di Desa Kuniran,
Kelurahan Selorejo, Kecamatan Girimarto. Salah satu kecamatan di
Kabupaten Wonogiri yang letaknya jauh dari kota yaitu 20 km. SD Negeri 2
Selorejo terletak di daerah pedesaan dan daerah perbukitan. Lokasi SD Negeri
2 Selorejo cukup strategis dekat dengan instansi pemerintah desa seperti
kantor desa.

2. Visi dan Misi SD Negeri 2 Selorejo


a. Visi
Terwujudnya siswa yang cerdas, terampil, berakhlak mulia dan mampu
beradaptasi persaingan global.
b. Misi commit to user

44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

45

a) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan serta efektif.


b) Membimbing siswa dalam melaksanakan ajaran agama.
c) Mengembangkan potensi siswa.
d) Meningkatkan disiplin warga sekolah.
e) Memotivasi siswa untuk berprestasi.
f) Menumbuhkembangkan semangat rasa cinta bangsa dan Negara.
g) Mengembangkan jiwa seni dan budaya serta kesetiakawanan.
h) Menumbuhkembangkan rasa cinta kebersihan, keindahan, keamanan,
kesehatan dan kekeluargaan.

3. Sarana dan Prasarana


Sekolah Dasar Negeri 2 Selorejo mempunyai lingkungan fisik yang
cukup baik, hal ini terlihat dari tata ruang dan pemeliharaan sarana dan
prasarana yang ada. Pada periode 2011/2012 sarana yang dimiliki SD Negeri 2
Selorejo yaitu 6 ruang kelas, 1 gudang, 1 kantin sekolah, 1 ruang guru dan
kepala sekolah, UKS, perpustakaan dan 2 kamar mandi. SD Negeri 2 Selorejo
juga mempunyai halaman yang cukup luas untuk berbagai keperluan sekolah,
seperti pembelajaran olahraga, upacara, kegiatan ekstrakurikuler, serta tempat
bermain bagi para siswa ketika jam istirahat.
Sarana lain yang digunakan untuk menunjang keberhasilan
pembelajaran adalah media pembelajaran. SD Negeri 2 Selorejo memiliki
media pembelajaran yang cukup lengkap baik untuk pembelajaran eksak
maupun non eksak, hanya saja penggunaan media tersebut belum maksimal.
Sekolah ini juga memiliki perpustakaan, namun sebagian buku yang ada sudah
rusak. Perlu adanya renovasi buku agar minat baca siswa sekolah ini semakin
tinggi.

4. Keadaan Sumber Daya Manusia


a. Guru
Data tahun ajaran 2011/2012 SD Negeri 2 Selorejo memiliki 12
pegawai, yang terdiri dari 5 guru PNS, 6 guru honorer dan 1 penjaga. Guru
commit topendidikan
yang sudah memiliki kualifikasi user S-1 dan sudah memiliki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

46

sertifikat pendidik ada 6 orang, 1 orang berjenjang pendidikan D-3, 4


orang berjenjang pendidikan D-2, 1 orang berjenjang pendidikan SMA.
Jumlah guru kelas ada 6 orang, guru PAI 1 orang dan guru
Penjasorkes 1 orang. Di sekolah ini juga telah terdapat tenaga
admininstrasi/tata usaha, tetapi untuk tenaga perpustakaan masih
dirangkap oleh guru kelas II. Berikut ini adalah data kepegawaian di SD
Negeri 2 Selorejo:
Tabel 3. Data Tenaga Guru SD Negeri 2 Selorejo
Tempat Pendidikan
L/ Jabatan Pangkat
No Nama / NIP Tanggal Terakhir
P TMT Golongan
Lahir
Drs. Madiyo Wonogiri Pembina
1 L S1 KS
NIP 19610918 198304 1 002 18-09-1961 IV/A
2 Sutasdi S.pd Wonogiri Pembina
L S1 GK
NIP 19550520 197512 1 002 20-05-1955 IV/A
3 Yantini, Ama. Pd Wonogiri Pembina
P D2 GK
NIP 19580816 198201 2 003 16-08-1958 IV/A
Tri Winarni, S.Pd Wonogiri Guru Penata Muda
4 P S1
NIP 19700117 200212 2 006 17-01-1970 Penjasorkes III/A
5 Yuni Haryanto, A.Ma Wonogiri Pengatur
L D2 GK
NIP 19860627 200903 1 001 27-06-1986 Muda Tk.1/
Sadimin Wonogiri Pengatur Muda
6 L SMA Penjaga
NIP 19590214 198702 1 001 14-02-1959 Tk.1/ II/B
Triatmo, S.Pd.I Wonogiri Pembina
7 L S1 GPAI
NIP 19570902 198201 1 001 02-09-1957 IV/A
8 Sri W, Ama.Pd.SD Wonogiri P D2 GK -
NIP - 18-08-1982
9 Dina A Y, S.Pd.SD Wonogiri P S1 GK -
NIP - 19-07-1986

10 Rohmi W, A.Ma Wonogiri P D2 GK -


NIP - 06-08-1986
Lis Diyanto Wonogiri Tenaga
11 L D3 -
NIP - 02-12-1982 Administrasi
12 Hartati, S.P Wonogiri P S1 Guru Mapel -
NIP - 21-04-1978

b. Siswa
Jumlah siswa SD Negeri 2 Selorejo tahun ajaran 2011/2012 secara
keseluruhan adalah 86 siswa, dengan perincian untuk siswa laki-laki 53
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

47

orang dan 33 orang siswa perempuan. Siswa terbagi dalam 6 kelas, yakni
kelas I sebanyak 13 siswa, kelas II sebanyak 17 siswa, kelas III sebanyak
10 siswa, kelas IV sebanyak 17 siswa, kelas V sebanyak 14 siswa dan
kelas VI sebanyak 15 siswa. Masing-masing siswa berasal dari berbagai
latar belakang sosial yang berbeda-beda. Sebagian besar orang tua siswa
bekerja sebagai wiraswasta, sedangkan lainnya adalah petani, buruh dan
pegawai negeri. Agar lebih jelas mengenai data siswa atau keadaan siswa
SD Negeri 2 Selorejo secara keseluruhan, dapat dilihat dalam tabel berikut
ini:
Tabel 4. Keadaan Siswa SD Negeri 2 Selorejo
Jumlah Siswa Jumlah
Kelas
Laki-laki Perempuan
I 5 8 13
II 14 3 17
III 5 5 10
IV 12 5 17
V 8 6 14
VI 9 6 15
Jumlah 53 33 86

B. Deskripsi Pratindakan
Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti
melakukan kegiatan survei awal dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata
yang ada di lapangan. Berdasarkan data hasil pengamatan langsung pada bulan
Januari terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru dalam
menyampaikan materi bilangan Romawi di kelas IV SD Negeri 2 Selorejo masih
terdapat banyak kekurangan, antara lain guru kurang dapat menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan (respon siswa kurang), aktivitas siswa kurang dan
masih kurangnya ketuntasan dan keberhasilan pembelajaran. Hasil tes awal materi
bilangan Romawi dapat dilihat pada perolehan hasil peserta didik (pra-siklus)
pada lampiran 3.
Analisis hasil evaluasi dari tes awal siswa diperoleh nilai rata-rata
commit to user
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal bilangan Romawi adalah 57,06 di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

48

mana hasil tersebut masih di bawah rata-rata nilai yang diinginkan dari pihak
guru, peneliti dan sekolah yaitu sebesar 65. Sedangkan persentase siswa yang
tuntas ada 6 siswa atau 35,29%. Dari hasil analisis tes awal tersebut, maka perlu
dilakukan tindakan lanjutan untuk meningkatkan pemahaman, prestasi belajar dan
aktivitas siswa pada kegiatan pembelajaran Matematika materi bilangan Romawi.

C. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus


1. Tindakan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Matematika
pokok bahasan bilangan Romawi menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT yang disusun 2 kali pertemuan masing-masing 3
jam pelajaran dan dilaksanakan dalam satu minggu, dengan Standar
Kompetensi (SK): Menggunakan lambang bilangan Romawi.
Pertemuan pertama:
Kompetensi Dasar (KD): Mengenal lambang bilangan Romawi.
Indikator:
a) Kognitif
Produk:
(1) Mengenal lambang bilangan Romawi.
(2) Menyebutkan lambang bilangan Romawi sampai dengan 50.
Proses: Menentukan cara menuliskan bilangan asli ke dalam
bilangan Romawi.
b) Afektif:
(1) Menggunakan lambang bilangan Romawi dalam kehidupan
sehari-hari.
(2) Menerapkan penggunaan lambang bilangan Romawi.
c) Psikomotor : Membaca lambang bilangan Romawi.
Pertemuan Kedua:
Kompetensi Dasar (KD): Menyatakan bilangan cacah sebagai bilangan
Romawi dan sebaliknya.
commit to user
Indikator:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

49

a) Kognitif
Produk: Menyatakan bilangan cacah sebagai bilangan Romawi
Proses: Mengubah bilangan Romawi ke dalam bilangan cacah.
b) Afektif: Menunjukkan bilangan Romawi dan penggunaannya
dalam kehidupan sehari-hari.
c) Psikomotor: Menuliskan lambang bilangan Romawi.
2) Menyiapkan alat peraga yang mendukung pembelajaran seperti kartu
soal, kotak kartu dan sebagainya.

b. Tahap Pelaksanaan / Tindakan


Pada tahap pelaksanaan ini dilakukan dengan mengadakan
pembelajaran sesuai dengan tahap perencanaan yaitu dalam satu siklus ada
2 x tatap muka (pertemuan) yang masing-masing 3 x 35 menit, sesuai
skenario pembelajaran dan RPP yang disusun. Langkah kegiatan
pembelajaran pada masing-masing pertemuan adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama
Pada pertemuan pertama KD yang digunakan adalah mengenal
lambang bilangan Romawi dengan indikator:
a) Kognitif
Produk:
(1) Mengenal lambang bilangan Romawi.
(2) Menyebutkan lambang bilangan Romawi sampai dengan 50.
Proses: Menentukan cara menuliskan bilangan asli ke dalam
bilangan Romawi.
b) Afektif:
(1) Menggunakan lambang bilangan Romawi dalam kehidupan
sehari-hari.
(2) Menerapkan penggunaan lambang bilangan Romawi.
c) Psikomotor: Membaca lambang bilangan Romawi.
Kegiatan diawali dengan berdoa bersama-sama kemudian
dilanjutkan presensi kehadiran siswa. Sebagai kegiatan awal, guru
commit to user
melakukan apersepsi dengan mengingat materi pelajaran yang lalu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

50

tentang bilangan Romawi. Guru kemudian menerangkan materi


tentang bilangan Romawi (presentasi kelas). Menginformasikan pada
siswa bahwa pembelajaran kali ini akan dilaksanakan secara
berkelompok dan dengan bantuan guru siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok (tim) secara heterogen agar terbentuk kelompok yang
bervariasi, sehingga antara siswa yang pandai, sedang dan kurang
pandai dapat merata penyebarannya.
Memberitahukan beberapa peraturan yang harus ditaati siswa
selama pembelajaran dilaksanakan. Perwakilan dari masing-masing
kelompok maju kedepan kelas dan mengambil lembar kerja siswa
(LKS). LKS ini dimaksudkan agar siswa lebih memahami tentang
bilangan Romawi. Siswa bersama kelompoknya mengerjakan lembar
tugas “LKS”, guru mengamati dan memberi bantuan jika siswa
mengalami kesulitan. Siswa dalam kelompok saling membagi tugas,
berinteraksi, mencari langkah penyelesaian dari berbagai buku yang
dibawa kemudian mengerjakan dan berdiskusi. Setelah waktu yang
ditentukan habis perwakilan dari beberapa kelompok maju kedepan
kelas menyampaikan hasil pekerjaannya. Guru bersama siswa
membahas hasil pekerjaan kelompok yang telah dikerjakan.
Dalam satu kelompok, siswa melakukan game “kotak kartu
soal” dan menentukan kelompok mana yang menjadi pemenang dalam
permainan tersebut. Setelah selesai siswa kemudian mengerjakan soal
evaluasi yang telah diberikan oleh guru. Guru memberikan penguatan
materi pelajaran bilangan Romawi kemudian menutup pelajaran
dengan salam.
2) Pertemuan kedua
Pada pertemuan kedua menggunakan KD: Menyatakan
bilangan cacah sebagai bilangan Romawi dan sebaliknya, dengan
indikator:
a) Kognitif
commit
Produk: Menyatakan to user
bilangan cacah sebagai bilangan Romawi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

51

Proses: Mengubah bilangan Romawi ke dalam bilangan cacah.


b) Afektif: Menunjukkan bilangan Romawi dan penggunaannya
dalam kehidupan sehari-hari.
c) Psikomotor: Menuliskan lambang bilangan Romawi.
Kegiatan diawali dengan berdoa bersama kemudian dilanjutkan
presensi kehadiran siswa. Guru melakukan apersepsi dengan mengajak
siswa mengingat tentang penggunaan bilangan Romawi di kehidupan
sehari-hari. Untuk menuju materi pelajaran yang akan dipelajari, siswa
diajak untuk mengingat kembali materi pelajaran yang lalu yaitu
tentang lambang bilangan Romawi. Bertanya jawab dan meminta
siswa maju kedepan kelas menjawab pertanyaan dari guru. Setelah itu
guru memberikan materi tentang bilangan Romawi mengenai cara
membaca bilangan Romawi kedalam bilangan cacah dan sebaliknya.
Kemudian meminta siswa kembali membentuk kelompok seperti
pertemuan I.
Perwakilan siswa maju kedepan untuk mengambil “LKS”,
kemudian mengerjakannya secara kelompok. Siswa dalam kelompok
saling membagi tugas, berinteraksi, mencari langkah penyelesaian dari
berbagai buku yang dibawa kemudian mengerjakan dan berdiskusi.
Setelah selesai mengerjakan secara berkelompok maka perwakilan dari
beberapa kelompok maju kedepan kelas menyampaikan hasil diskusi.
Setelah selesai kelompok melakukan permainan kotak kartu
soal. Dalam permainan ini diperoleh beberapa pemenang, dan
pemenang tersebut melakukan turnamen didepan kelas dengan soal-
soal yang telah disiapkan oleh guru dengan media yang sama pada
permainan pertama. Kelompok yang paling banyak mendapatkan poin
akan menjadi pemenang.
Setelah turnamen selesai siswa kembali kekelompoknya
sendiri-sendiri untuk mengerjakan soal evaluasi individu. Sebelum
menutup pelajaran dengan salam guru memberikan kesempatan
bertanya kepada siswacommit to user
yang belum paham.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

52

c. Tahap Observasi
Dalam tahap ini dilaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
TGT, yang dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa lembar
observasi dan perekaman dengan kamera foto. Observasi ini dilakukan
untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran
dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun serta untuk
mengetahui seberapa besar hasil pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Oleh karena itu pengamatan
tidak hanya ditujukan pada kegiatan atau partisipsi dalam proses
pembelajaran, namun juga pada aspek tindakan guru dalam melaksanakan
pembelajaran termasuk suasana kelas pada setiap pertemuan.
Uraian observasi tiap pertemuan pada siklus I adalah sebagai berikut:
Pertemuan : I (satu)
Kompetensi dasar : Mengenal lambang bilangan Romawi.
Indikator :
1) Kognitif
Produk:
a) Mengenal lambang bilangan Romawi.
b) Menyebutkan lambang bilangan Romawi sampai dengan 50.
Proses: Menentukan cara menuliskan bilangan asli ke dalam bilangan
Romawi.
2) Afektif:
a) Menggunakan lambang bilangan Romawi dalam kehidupan sehari-
hari.
b) Menerapkan penggunaan lambang bilangan Romawi.
3) Psikomotor: Membaca lambang bilangan Romawi.
Metode: Teams Game Tournament (TGT)
Hasil Observasi:
1) Kegiatan Siswa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

53

Hasil observasi kegiatan siswa dalam proses pembelajaran


bilangan Romawi mata pelajaran Matematika adalah sebagai berikut:
a) Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan baik.
b) Siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal itu terlihat dari
keantusiasan dan keseriusan siswa dalam mengikuti pelajaran.
c) Siswa mampu merespon terhadap pertanyaan/ tugas yang diberikan
oleh guru.
d) Siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dilihat dari keterlibatan
siswa dalam proses pembelajaran.
e) Siswa cukup baik dalam menjawab pertanyaan dari guru, walau
terkadang masih terdapat kekeliruan.
f) Siswa cukup baik dalam mengemukakan pendapat/ jawaban
dengan bahasa yang benar.
g) Siswa memperhatikan penjelasan materi yang diberikan oleh guru
dengan baik. Hal itu terlihat dari siswa mencatat materi dan
kesimpulan yang disampaikan oleh guru.
h) Siswa dapat menggunakan media yang diberikan guru dengan baik.
Media kotak kartu soal dapat mengaktifkan siswa dalam
pembelajaran serta membantu siswa untuk menguasai bilangan
Romawi dengan baik.
i) Siswa dapat dengan baik berinteraksi guru, teman, dan media yang
digunakan.
j) Siswa mematuhi perintah guru dengan baik.
k) Siswa cukup baik dalam keberanian bertanya pada guru apabila
dirinya merasa kurang jelas.
l) Siswa dapat bertanggung jawab dengan baik terhadap tugas / tes
yang diberikan oleh guru.
m) Siswa bertindak jujur saat mengerjakan tes yang diberikan oleh
guru.
n) Skor rata-rata hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa dalam
pertemuan 1 sikluscommit
I adalahto2,77.
user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

54

Hasil pengamatan terhadap siswa selama mengikuti


pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
pada siklus I pertemuan 1 dapat dilihat pada lampiran 7.
Berdasarkan hasil pengamatan selama kegiatan pembelajaran
pada siklus I pertemuan I kegiatan siswa dalam kategori baik. Hal itu
dinilai dari rata-rata nilai kegiatan yaitu 2,77.
2) Kegiatan Guru
Hasil observasi kinerja guru dalam proses pembelajaran
bilangan Romawi mata pelajaran Matematika adalah sebagai berikut:
a) Guru telah mampu mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran
yang kondusif. Pengelolaan kelas sudah dikuasai sehingga siswa
lebih fokus dalam pembelajaran.
b) Guru sudah memberikan motivasi kepada siswa dengan baik.
Apersepsi dengan dan bertanya jawab dapat membangkitkan
semangat belajar siswa.
c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan baik.
d) Guru sudah melakukan apersepsi dengan baik. Pada kegiatan awal
siswa merasa tertarik mengikuti proses pembelajaran.
e) Guru menyampaikan materi dengan jelas dan dapat dipahami oleh
siswa. Penyampaian materi terfokus dan disesuaikan dengan
kemampuan siswa.
f) Guru selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
g) Guru mengarahkan siswa dalam menerapkan model pembelajaran
kooperatif dengan baik.
h) Guru membimbing siswa dalam menggunakan media pembelajaran
dengan baik.
i) Guru memberikan tes akhir dengan baik.
j) Guru mengevaluasi hasil siswa dalam pembelajaran yang telah
dipelajari.
k) Guru memberikan balikan pada siswa dengan baik.
commit
l) Guru bersama-sama dengantosiswa
user menyimpulkan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

55

m) Skor rata-rata hasil pengamatan terhadap kinerja guru dalam


pembelajaran adalah 3.
Hasil pengamatan terhadap kinerja guru selama proses
pembelajaran bilangan Romawi dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siklus I pertemuan I dapat dilihat
pada lampiran 9.
Pertemuan : II (dua)
Kompetensi Dasar : Menyatakan bilangan cacah sebagai bilangan
Romawi dan sebaliknya.
Indikator :
1) Kognitif
Produk: Menyatakan bilangan cacah sebagai bilangan Romawi
Proses: Mengubah bilangan Romawi ke dalam bilangan cacah.
2) Afektif: Menunjukkan bilangan Romawi dan penggunaannya dalam
kehidupan sehari-hari.
3) Psikomotor: Menuliskan lambang bilangan Romawi.
Metode : Teams Game Tournament (TGT)
Hasil Observasi:
1) Kegiatan Siswa
Hasil observasi kegiatan siswa dalam proses pembelajaran
bilangan Romawi mata pelajaran Matematika adalah sebagai berikut:
a) Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan sangat baik.
b) Siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal itu terlihat dari
keantusiasan dan keseriusan siswa dalam mengikuti pelajaran.
c) Siswa mampu merespon terhadap pertanyaan/ tugas yang diberikan
oleh guru.
d) Siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dilihat dari keterlibatan
siswa dalam proses pembelajaran.
e) Siswa mampu menjawab pertanyaan dari guru dengan baik.
f) Siswa mau mengemukakan pendapat/ jawaban dengan bahasa yang
benar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

56

g) Siswa memperhatikan penjelasan materi yang diberikan oleh guru


dengan baik. Hal itu terlihat dari siswa mencatat materi dan
kesimpulan yang disampaikan oleh guru.
h) Siswa dapat menggunakan media yang diberikan guru dengan baik.
Media kotak kartu soal dapat mengaktifkan siswa dalam
pembelajaran serta membantu siswa untuk menguasai bilangan
Romawi dengan baik.
i) Siswa dapat dengan baik berinteraksi guru, teman, dan media yang
digunakan.
j) Siswa mematuhi perintah guru dengan sangat baik.
k) Siswa berani bertanya pada guru apabila dirinya merasa kurang
jelas .
l) Siswa dapat bertanggung jawab dengan baik terhadap tugas / tes
yang diberikan oleh guru.
m) Siswa bertindak jujur saat mengerjakan tes yang diberikan oleh
guru.
n) Skor rata-rata hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa dalam
siklus I pertemuan II adalah 3,23.
Hasil pengamatan terhadap siswa selama mengikuti
pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
pada siklus I pertemuan II dapat dilihat pada lampiran 8.
Berdasarkan hasil pengamatan selama kegiatan pembelajaran
pada siklus I pertemuan II kegiatan siswa dalam kategori sangat baik
dinilai dari rata-rata nilai kegiatan yaitu 3,23.
2) Kegiatan Guru
Hasil observasi kinerja guru dalam proses pembelajaran
bilangan Romawi mata pelajaran Matematika adalah sebagai berikut:
a) Guru telah mampu mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran
yang kondusif. Pengelolaan kelas sudah dikuasai sehingga siswa
lebih fokus dalam pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

57

b) Guru telah memberikan motivasi kepada siswa dengan sangat baik.


Apersepsi dengan dan bertanya jawab dapat membangkitkan
semangat belajar siswa.
c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan baik.
d) Guru sudah melakukan apersepsi dengan baik. Pada kegiatan awal
siswa merasa tertarik mengikuti proses pembelajaran.
e) Guru menyampaikan materi dengan jelas dan dapat dipahami oleh
siswa. Penyampaian materi terfokus dan disesuaikan dengan
kemampuan siswa.
f) Guru selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
g) Guru mengarahkan siswa dalam menerapkan model pembelajaran
kooperatif dengan baik.
h) Guru membimbing siswa dalam menggunakan media pembelajaran
dengan sangat baik.
i) Guru memberikan tes akhir dengan baik.
j) Guru mengevaluasi hasil siswa dalam pembelajaran yang telah
dipelajari.
k) Guru memberikan balikan pada siswa dengan baik.
l) Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan pembelajaran.
m) Skor rata-rata hasil pengamatan terhadap kinerja guru dalam
pembelajaran adalah 3.
Hasil pengamatan terhadap kinerja guru selama proses
pembelajaran bilangan Romawi dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siklus I pertemuan II dapat
dilihat pada lampiran 10.

c. Refleksi
Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan untuk
dianalisis. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan selama proses
pelaksanaan tindakan telah menunjukkan perubahan, baik pada aktivitas
siswa maupun pada pencapaian hasil belajar. Hasil refleksi selengkapnya
commit to user
dapat diuraikan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

58

Pertemuan : I (satu)
KD : Mengenal lambang bilangan Romawi.
Indikator :
1) Kognitif
Produk:
a) Mengenal lambang bilangan Romawi.
b) Menyebutkan lambang bilangan Romawi sampai dengan 50.
Proses: Menentukan cara menuliskan bilangan asli ke dalam bilangan
Romawi.
2) Afektif:
a) Menggunakan lambang bilangan Romawi dalam kehidupan sehari-
hari.
b) Menerapkan penggunaan lambang bilangan Romawi.
3) Psikomotor: Membaca lambang bilangan Romawi.
Metode : Teams Game Tournament (TGT)
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran
berlangsung, siswa cukup aktif memperhatikan penjelasan guru, menjawab
pertanyaan guru, kerjasama dalam kelompok terlihat baik. Kemampuan
siswa dalam menyelesaikan soal secara individu pada pertemuan 1
menunjukkan perubahan karena nilai rata-rata kelas mencapai 72,94 dan
siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 ada 11 siswa atau 64,70% dari 17
siswa.
Pembelajaran dikatakan berhasil apabila kemampuan siswa yang
memperoleh nilai ≥ 65 mencapai 68%. Dengan perolehan hasil tersebut
menunjukkan penggunaaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
belum berhasil. Data nilai kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal
bilangan Romawi pada pertemuan ke-1 selengkapnya dapat dilihat nilai
individu pada lampiran 15. Perolehan hasil belajar peserta didik dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (siklus I).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

59

Pertemuan II
KD : Menyatakan bilangan cacah sebagai bilangan Romawi dan
sebaliknya.
Indikator :
1) Kognitif
Produk: Menyatakan bilangan cacah sebagai bilangan Romawi.
Proses: Mengubah bilangan Romawi ke dalam bilangan cacah.
2) Afektif: Menunjukkan bilangan Romawi dan penggunaannya dalam
kehidupan sehari-hari.
3) Psikomotor: Menuliskan lambang bilangan Romawi.
Metode : Teams Game Tournament (TGT)
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran
berlangsung, siswa cukup aktif memperhatikan penjelasan guru dan
menjawab pertanyaan, siswa aktif dalam mengerjakan tugas baik secara
individu maupun kelompok, kekompakan kelompok sudah terlihat.
Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal bilangan Romawi secara
umum pada pertemuan ke-2 menunjukkan perubahan secara signifikan,
walaupun rata-rata kelas menurun menjadi 67,65 dan siswa yang
memperoleh nilai ≥ 65 meningkat menjadi 12 siswa atau 70,59 % dari 17
siswa.
Pembelajaran dikatakan berhasil apabila kemampuan siswa
mencapai nilai rata-rata kelas 65 dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 65
mencapai 68%. Dengan demikian pembelajaran tersebut dikatakan
berhasil. Data nilai kemampuan siswa pada pertemuan ke-2 selengkapnya
dapat dilihat pada nilai individu lampiran 15. Perolehan hasil belajar
peserta didik dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (siklus I).
Berdasarkan nilai kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal
bilangan Romawi pada siklus I pertemuan pertama belum mencapai target.
Tetapi pada pertemuan ke 2 terdapat peningkatan yaitu pada jumlah siswa
yang nilainya tuntas KKM dan melebihi target pencapaian siklus I.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

60

Dalam siklus I ini terdapat beberapa kendala dalam proses


pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
yaitu: 1) masih terdapat beberapa siswa yang masih bingung dalam
pelaksanaan permainan, 2) gangguan dari kelas lain, 3) masih adanya
siswa yang ingin berkuasa dalam kelompok, dan 4) waktu yang ditentukan
dalam permainan melebihi target.
Pada siklus I ini terdapat beberapa catatan untuk siswa yang
memperoleh nilai kurang dari rata-rata kelas diberikan perbaikan dengan
menambah waktu belajar dan latihan-latihan serupa supaya kemampuan
belajarnya meningkat. Maka dari itu penelitian ini dilanjutkan pada siklus
II.

2. Tindakan Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan tindakan pada
Siklus I diketahui bahwa belum menunjukkan adanya peningkatan
kemampuan belajar yang cukup signifikan. Karena hanya pada pertemuan
kedua disiklus I yang berhasil, sedangkan pada pertemuan pertama belum
menunjukkan hasil seperti yang diharapkan. Oleh karena itu peneliti
dengan pengarahan dari Kepala Sekolah dan masukan dari guru-guru yang
lain serta teman, kembali menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dengan lebih cermat dan teliti untuk mengulang pembelajaran
matematika dengan Standar Kompetensi: menggunakan lambang bilangan
Romawi.
Adapun penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
seperti pada Siklus II yaitu: 1) Memilih atau menentukan kompetensi
dasar, hasil belajar dan indikator yang hendak dicapai, 2) Mempersiapkan
alat-alat atau media yang akan digunakan, 3) Menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) II.
Proses pembelajaran pada siklus II ini, rencananya akan dilakukan
dengan beberapa langkah perbaikan pada tindakan siklus I, yaitu: 1) guru
commit to user
lebih kreatif dalam pengelolaan kelas dengan membuat pembelajaran yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

61

lebih menarik perhatian siswa dan membangkitkan semangat siswa, 2)


guru lebih mengoptimalkan pemberian motivasi kepada siswa untuk
meningkatkan kerjasama antar kelompok, dan pembentukan kelompok
kerja bukan guru yang menentukan, tetapi siswa sendiri yang memilih
anggota kelompoknya, 3) guru selalu memberikan bimbingan pada semua
kelompok supaya dapat bekerja sama dengan baik dalam kelompoknya,
sehingga hasil yang diperoleh lebih maksimal, 4) guru lebih
mempersiapkan diri, baik materi yang akan disampaikan maupun
penampilan.

b. Tahap Pelaksanaan / Tindakan


Pelaksanaan tindakan pada Siklus II dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT dilaksanakan dua kali pertemuan.
1) Pertemuan ke-1
Guru mengawali pembelajaran dengan mengajak siswa berdoa
bersama dilanjutkan presensi kehadiran siswa. Guru bertanya-jawab
tentang materi pelajaran yang lalu mengenai bilangan Romawi dengan
kompetensi dasar mengenal lambang bilangan Romawi dan indikator
sebagai berikut:
a) Kognitif
Produk:
(1) Mengenal lambang bilangan Romawi.
(2) Menyebutkan lambang bilangan Romawi sampai dengan 50.
(3) Proses: Menentukan cara menuliskan bilangan asli ke dalam
bilangan Romawi.
b) Afektif:
(1) Menggunakan lambang bilangan Romawi dalam kehidupan
sehari-hari.
(2) Menerapkan penggunaan lambang bilangan Romawi.
c) Psikomotor: Membaca lambang bilangan Romawi.
Selanjutnya siswa menjawab beberapa pertanyaan guru dan
commit to user
yang lain diminta memperhatikan. Setelah dirasa siswa cukup paham
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

62

selanjutnya guru meminta siswa untuk membentuk kelompok sesuai


dengan pertemuan yang lalu.
Guru menjelaskan topik bahasan yang akan dipelajari dan
perwakilan dari masing-masing kelompok diminta maju kedepan
mengambil lembar kerja siswa (LKS) kemudian siswa mengerjakan
bersama kelompoknya. Siswa dalam kelompok saling membagi tugas,
berinteraksi, mencari langkah penyelesaian dari berbagai buku yang
dibawa kemudian mengerjakan dan berdiskusi. Setelah waktu yang
ditentukan habis maka perwakilan dari beberapa kelompok diminta
membacakan hasilnya lalu dibahas bersama-sama.
Setelah itu perwakilan dari kelompok maju kedepan untuk
menggambil “kartu soal” yang akan digunakan untuk permainan
dikelompok mereka. Sebelum memulai permainan siswa
mendengarkan penjelasan guru terlebih dahulu. Siswa memperhatikan
dengan baik apa yang dijelaskan oleh guru. Siswa kemudian
melaksanakan permainan kartu soal sampai semua soal dibacakan
semua. Siswa yang mendapat skor tertinggi kemudian melaksanakan
turnamen di meja turnamen bersama perakilan dari kelompok lain.
Dalam turnamen ini soal dibuat oleh siswa, jadi sebelum
melaksanakan turnamen tersebut setiap siswa diharuskan membuat
satu soal yang akan dugunakan untuk pertanyaan diturnamen.
Kelompok yang mendapat skor tertinggi akan mendapat hadiah dari
guru. Setelah selesai siswa kembali ke mejanya masing-masing untuk
mengerjakan soal evaluasi. Selanjutnya siswa dan guru menyimpulkan
pembelajaran. Guru meminta pendapat siswa tentang game yang akan
dimainkan pada pertemuan selanjutnya. Guru memberikan penguatan
dan menutup pelajaran dengan salam.
2) Pertemuan Kedua
Setelah berdoa dan presensi kehadiran siswa dilanjutkan
apersepsi tentang materi pelajaran yang lalu mengenai lambang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

63

bilangan Romawi dengan menyanyikan lagu “senang belajar


Romawi”.
“Senang Belajar Romawi”
Aku adalah anak sekolah
Selalu riang serta gembira
Karena aku senang belajar
Belajar tentang angka Romawi.
Kemudian guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi
sebelumnya. Selanjutnya guru mulai menjelaskan materi bilangan
Romawi dengan kompetensi dasar Menyatakan bilangan cacah sebagai
bilangan Romawi dan sebaliknya, dengan indikator:
a) Kognitif
Produk: Menyatakan bilangan cacah sebagai bilangan Romawi.
Proses: Mengubah bilangan Romawi ke dalam bilangan cacah.
b) Afektif: Menunjukkan bilangan Romawi dan penggunaannya
dalam kehidupan sehari-hari.
c) Psikomotor: Menuliskan lambang bilangan Romawi.
Pada pembelajaran kali ini masih sama seperti pada pertemuan
pertama. Siswa dibagi menjadi 4-5 kelompok, perwakilan kelompok
maju ke depan untuk mengambil LKS. Siswa dalam kelompok saling
membagi tugas, berinteraksi, mencari langkah penyelesaian dari
berbagai buku yang dibawa kemudian mengerjakan dan berdiskusi.
Setelah selesai, perwakilan siswa maju kedepan menyampaikan hasil
diskusi kemudian bersama guru membahas bersama hasilnya.
Setelah selesai, kemudian kelompok melakukan permainan
“kotak kartu soal”. Untuk permainan kali ini sebelumnya telah
didiskusikan dengan siswa dan guru. Dalam permainan ini diperoleh
beberapa pemenang, dan pemenang tersebut melakukan turnamen
didepan kelas dengan soal-soal yang telah dibuat oleh siswa sebelum
permainan dimulai. Kelompok yang paling banyak mendapatkan poin
commit to user
akan menjadi pemenang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

64

Setelah turnamen selesai siswa kembali kekelompoknya


sendiri-sendiri untuk mengerjakan soal evaluasi individu. Sebelum
menutup pelajaran dengan salam guru memberikan kesempatan
bertanya kepada siswa yang belum paham.

c. Tahap Observasi
Guru kelas secara kolaboratif bersama guru yang lain
melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan
cermat dan teliti pada masing-masing pertemuan. Observasi ini ditujukan
pada kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran maupun aktivitas
siswa dalam pembelajaran serta suasana pembelajaran. Keseluruhan data
yang diperoleh dalam kegiatan ini termasuk pencatatan hasil tes akan
digunakan sebagai bahan atau masukan untuk menganalisis perkembangan
kemampuan siswa dalam diskusi balikan yaitu menganalisis nilai
kemampuan menggunakan lambang bilangan Romawi siswa dari tiap-tiap
siklus yang telah dilaksanakan yang akan digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk pelaksanaan tindakan selanjutnya. Adapun uraian
hasil observasi Siklus II sebagai berikut:
Pertemuan : I (satu)
Kompetensi dasar : Mengenal lambang bilangan Romawi.
Indikator :
a) Kognitif
Produk:
(1) Mengenal lambang bilangan Romawi.
(2) Menyebutkan lambang bilangan Romawi sampai dengan 50.
Proses: Menentukan cara menuliskan bilangan asli ke dalam bilangan
Romawi.
b) Afektif:
(1) Menggunakan lambang bilangan Romawi dalam kehidupan sehari-
hari.
(2) Menerapkan penggunaan lambang bilangan Romawi.
commit to user
c) Psikomotor: Membaca lambang bilangan Romawi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

65

Metode : Teams Game Tournament (TGT)


Hasil Observasi :
1) Kegiatan Siswa
Hasil observasi kegiatan siswa dalam proses pembelajaran
bilangan Romawi mata pelajaran Matematika adalah sebagai berikut:
a) Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan sangat baik.
b) Siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal itu terlihat dari
keantusiasan dan keseriusan siswa dalam mengikuti pelajaran.
c) Siswa mampu merespon dengan baik pertanyaan/ tugas yang
diberikan oleh guru.
d) Siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dilihat dari keterlibatan
siswa dalam proses pembelajaran.
e) Siswa mampu menjawab pertanyaan dari guru dengan baik.
f) Siswa mau mengemukakan pendapat/ jawaban dengan bahasa yang
benar.
g) Siswa memperhatikan penjelasan materi yang diberikan oleh guru
dengan baik. Hal itu terlihat dari siswa mencatat materi dan
kesimpulan yang disampaikan oleh guru.
h) Siswa dapat menggunakan media yang diberikan guru dengan
sangat baik. Media kartu soal dapat mengaktifkan siswa dalam
pembelajaran serta membantu siswa untuk menguasai bilangan
Romawi dengan sangat baik.
i) Siswa dapat berinteraksi guru, teman, dan media yang digunakan
dengan sangat baik.
j) Siswa mematuhi perintah guru dengan sangat baik.
k) Siswa berani bertanya pada guru apabila dirinya merasa kurang
jelas.
l) Siswa dapat bertanggung jawab dengan baik terhadap tugas / tes
yang diberikan oleh guru.
m) Siswa bertindak jujur saat mengerjakan tes yang diberikan oleh
guru. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

66

n) Skor rata-rata hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa dalam


siklus II pertemuan I adalah 3,46.
Hasil pengamatan terhadap siswa selama mengikuti
pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
pada siklus II pertemuan I dapat dilihat pada lampiran 18.
Berdasarkan hasil pengamatan selama kegiatan pembelajaran
pada siklus II pertemuan I kegiatan siswa dalam kategori sangat baik
dinilai dari rata-rata nilai kegiatan yaitu 3,46.
3) Kegiatan Guru
Hasil observasi kinerja guru dalam proses pembelajaran
bilangan Romawi mata pelajaran Matematika adalah sebagai berikut:
a) Guru telah mampu mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran
yang kondusif. Pengelolaan kelas sudah dikuasai sehingga siswa
lebih fokus dalam pembelajaran.
b) Guru telah memberikan motivasi kepada siswa dengan sangat baik.
Apersepsi dengan dan bertanya jawab dapat membangkitkan
semangat belajar siswa.
c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan sangat baik.
d) Guru sudah melakukan apersepsi dengan baik. Pada kegiatan awal
siswa merasa tertarik mengikuti proses pembelajaran.
e) Guru menyampaikan materi dengan jelas dan dapat dipahami oleh
siswa. Penyampaian materi terfokus dan disesuaikan dengan
kemampuan siswa.
f) Guru selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
g) Guru mengarahkan siswa dalam menerapkan model pembelajaran
kooperatif dengan sangat baik.
h) Guru membimbing siswa dalam menggunakan media pembelajaran
dengan sangat baik.
i) Guru memberikan tes akhir dengan baik.
j) Guru mengevaluasi hasil siswa dalam pembelajaran yang telah
dipelajari. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

67

k) Guru memberikan balikan pada siswa dengan baik.


l) Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan pembelajaran.
m) Skor rata-rata hasil pengamatan terhadap kinerja guru dalam
pembelajaran adalah 3,41.
Hasil pengamatan terhadap kinerja guru selama proses
pembelajaran bilangan Romawi dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siklus II pertemuan I dapat
dilihat pada lampiran 20.
Pertemuan : II (dua)
Kompetensi dasar : Menyatakan bilangan cacah sebagai bilangan
Romawi dan sebaliknya.
Indikator :
a) Kognitif
Produk: Menyatakan bilangan cacah sebagai bilangan Romawi.
Proses: Mengubah bilangan Romawi ke dalam bilangan cacah.
b) Afektif: Menunjukkan bilangan Romawi dan penggunaannya dalam
kehidupan sehari-hari.
c) Psikomotor: Menuliskan lambang bilangan Romawi.
Metode : Teams Game Tournament (TGT)
Hasil Observasi :
1) Kegiatan Siswa
Hasil observasi kegiatan siswa dalam proses pembelajaran
bilangan Romawi mata pelajaran Matematika adalah sebagai berikut:
a) Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan sangat baik.
b) Siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal itu terlihat dari
keantusiasan dan keseriusan siswa dalam mengikuti pelajaran.
c) Siswa mampu merespon dengan sangat baik pertanyaan/ tugas
yang diberikan oleh guru.
d) Siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dilihat dari keterlibatan
siswa dalam proses pembelajaran.
commitpertanyaan
e) Siswa mampu menjawab to user dari guru dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

68

f) Siswa mau mengemukakan pendapat/ jawaban dengan bahasa yang


benar.
g) Siswa memperhatikan penjelasan materi yang diberikan oleh guru
dengan baik. Hal itu terlihat dari siswa mencatat materi dan
kesimpulan yang disampaikan oleh guru.
h) Siswa dapat menggunakan media yang diberikan guru dengan
sangat baik. Media kotak kartu soal dapat mengaktifkan siswa
dalam pembelajaran serta membantu siswa untuk menguasai
bilangan Romawi dengan sangat baik.
i) Siswa dapat berinteraksi guru, teman, dan media yang digunakan
dengan sangat baik.
j) Siswa mematuhi perintah guru dengan sangat baik.
k) Siswa berani bertanya pada guru apabila dirinya merasa kurang
jelas.
l) Siswa dapat bertanggung jawab dengan sangat baik terhadap tugas
/ tes yang diberikan oleh guru.
m) Siswa bertindak jujur saat mengerjakan tes yang diberikan oleh
guru.
n) Skor rata-rata hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa dalam
siklus II pertemun II adalah 3,61.
Hasil pengamatan terhadap siswa selama mengikuti
pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
pada siklus II pertemuan II dapat dilihat pada lampiran 19.
Berdasarkan hasil pengamatan selama kegiatan pembelajaran
pada siklus II pertemuan II kegiatan siswa dalam kategori sangat baik
dinilai dari rata-rata nilai kegiatan yaitu 3,61.
4) Kegiatan Guru
Hasil observasi kinerja guru dalam proses pembelajaran
bilangan Romawi mata pelajaran Matematika adalah sebagai berikut:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

69

a) Guru telah mampu mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran


yang kondusif. Pengelolaan kelas sudah dikuasai sehingga siswa
lebih fokus dalam pembelajaran.
b) Guru telah memberikan motivasi kepada siswa dengan sangat baik.
Apersepsi dengan dan bertanya jawab dapat membangkitkan
semangat belajar siswa.
c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan sangat baik.
d) Guru sudah melakukan apersepsi dengan sangat baik. Pada
kegiatan awal siswa merasa tertarik mengikuti proses
pembelajaran.
e) Guru menyampaikan materi dengan jelas dan dapat dipahami oleh
siswa. Penyampaian materi terfokus dan disesuaikan dengan
kemampuan siswa.
f) Guru selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
g) Guru mengarahkan siswa dalam menerapkan model pembelajaran
kooperatif dengan sangat baik.
h) Guru membimbing siswa dalam menggunakan media pembelajaran
dengan sangat baik.
i) Guru memberikan tes akhir dengan baik.
j) Guru mengevaluasi hasil siswa dalam pembelajaran yang telah
dipelajari.
k) Guru memberikan balikan pada siswa dengan baik.
l) Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan pembelajaran.
m) Skor rata-rata hasil pengamatan terhadap kinerja guru dalam
pembelajaran adalah 3,5.
Hasil pengamatan terhadap kinerja guru selama proses
pembelajaran bilangan Romawi dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siklus II pertemuan II
ditunjukkan pada lampiran 21.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

70

d. Refleksi
Hasil analisis data terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan metode TGT pada siklus II dapat diuraikan sebagai berikut:
Pertemuan : I (satu)
Kompetensi dasar : Mengenal lambang bilangan Romawi
Indikator :
a) Kognitif
Produk:
(1) Mengenal lambang bilangan Romawi.
(2) Menyebutkan lambang bilangan Romawi sampai dengan 50.
Proses: Menentukan cara menuliskan bilangan asli ke dalam bilangan
Romawi.
b) Afektif:
(1) Menggunakan lambang bilangan Romawi dalam kehidupan sehari-
hari.
(2) Menerapkan penggunaan lambang bilangan Romawi.
c) Psikomotor: Membaca lambang bilangan Romawi.
Metode : Teams Game Tournament (TGT)
Siswa memperhatikan penjelasan guru dan menjawab pertanyaan
guru dengan baik. Guru memberikan informasi secara tepat, memberi
motivasi dan melaksanakan penilaian dengan hasil rata-rata kelas
mencapai 80 dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 sebanyak 14 siswa
atau 82,35% dari 17 siswa. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila
kemampuan berhitung siswa mencapai rata-rata kelas 65 dan siswa yang
memperoleh nilai ≥65 mencapai 70%. Dengan demikian menunjukkan
bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe TGT yang dilakukan sudah berhasil. Data nilai kemampuan siswa
dalam menyelesaikan soal bilangan Romawi pada pertemuan ke 1
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 26 perolehan hasil belajar
peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
TGT (siklus II). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

71

Pertemuan : II (dua)
Kompetensi dasar : Menyatakan bilangan cacah sebagai bilangan
Romawi dan sebaliknya.
Indikator :
a) Kognitif
Produk: Menyatakan bilangan cacah sebagai bilangan Romawi.
Proses: Mengubah bilangan Romawi ke dalam bilangan cacah.
b) Afektif: Menunjukkan bilangan Romawi dan penggunaannya dalam
kehidupan sehari-hari.
c) Psikomotor: Menuliskan lambang bilangan Romawi.
Metode : Teams Game Tournament (TGT)
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran
berlangsung, siswa cukup baik dalam memperhatikan panjelasan guru dan
menjawab pertanyaan, siswa dalam mengerjakan tugas baik secara
individu maupun kerja kelompok dengan baik. Kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal bilangan Romawi secara umum pada pertemuan ke-2
tidak mengalami kenaikan juga penurunan rata-rata kelas (stabil) karena
nilai rata-rata kelas mencapai 80 dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 65
sebanyak 14 siswa atau 82,35% dari 17 siswa.
Pembelajaran dikatakan berhasil apabila kemampuan siswa
mencapai nilai rata-rata kelas 65 dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 65
mencapai 70%. Dengan demikian nilai rata-rata kelas yang mencapai 80
dan siswa yang memperoleh nilai ≥65 sebanyak 14 siswa atau 82,35% dari
17 siswa menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran koopertif tipe TGT dikatakan berhasil. Data nilai
kemampuan siswa pada pertemuan II selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 26 perolehan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe TGT (siklus II).
Pada siklus II ini terdapat beberapa kendala dalam pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu: 1)
commit
tidak adanya ruang untuk to user belajar mengajar, jadi untuk
kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

72

pelaksanaannya dilaksanakan di balaidesa yang lokasinya dekat dengan


SD. Hal ini dikarenakan ada beberapa ruang kelas yang direnovasi; 2)
adanya siswa ingin menonjol dalam suatu kelompok; 3) masih adanya
siswa yang kurang begitu menguasai pelajaran Matematika. Agar siswa
lebih menguasai pembelajaran ini, setelah pembelajaran selesai peneliti
memberikan pembimbingan belajar pada siswa yang belum memahami
tentang bilangan Romawi.

3. Tindakan Siklus III


a. Tahap Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan tindakan pada
Siklus II diketahui telah mengalami adanya peningkatan kemampuan
belajar dan aktivitas siswa yang cukup signifikan. Agar siswa lebih
menguasai pembelajaran matematika materi pokok bilangan Romawi
maka dilanjutkan untuk siklus III. Atas pengarahan dari Kepala Sekolah
dan masukan dari guru-guru yang lain serta teman, maka peneliti kembali
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan lebih cermat
dan teliti untuk mengulang pembelajaran matematika dengan Standar
Kompetensi: menggunakan lambang bilangan Romawi.
Adapun penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
seperti pada Siklus II yaitu: 1) Memilih atau menentukan kompetensi
dasar, hasil belajar dan indikator yang hendak dicapai, 2) Mempersiapkan
alat-alat atau media yang akan digunakan, 3) Menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) III.
Proses pembelajaran pada siklus III ini, rencananya akan dilakukan
dengan beberapa langkah perbaikan pada tindakan siklus II, yaitu: 1) guru
lebih kreatif dalam pengelolaan kelas dengan membuat pembelajaran yang
lebih menarik perhatian siswa dan membangkitkan semangat siswa, 2)
guru lebih mengoptimalkan pemberian motivasi kepada siswa untuk
meningkatkan kerjasama antar kelompok, dan pembentukan kelompok
kerja bukan guru yang menentukan, tetapi siswa sendiri yang memilih
commit to user
anggota kelompoknya, 3) guru selalu memberikan bimbingan pada semua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

73

kelompok supaya dapat bekerja sama dengan baik dalam kelompoknya,


sehingga hasil yang diperoleh lebih maksimal, 4) guru lebih
mempersiapkan diri, baik materi yang akan disampaikan maupun
penampilan.

b. Tahap Pelaksanaan / Tindakan


Pelaksanaan tindakan pada Siklus III dengan menggunakan metode
TGT dilaksanakan dua kali pertemuan.
1) Pertemuan ke-1
Guru mengawali pembelajaran dengan mengajak siswa berdoa
bersama dilanjutkan presensi kehadiran siswa. Guru mengajak siswa
menyanyikan lagu “senang belajar Romawi” seperti pada siklus II agar
siswa termotivasi dan menjadi semangat mengikuti pembelajaran.
Kemudian guru bertanya-jawab tentang materi pelajaran mengenai
bilangan Romawi dengan kompetensi dasar mengenal lambang
bilangan Romawi dan indikator sebagai berikut:
a) Kognitif
Produk:
(1) Mengenal lambang bilangan Romawi.
(2) Menyebutkan lambang bilangan Romawi sampai dengan 50.
Proses: Menentukan cara menuliskan bilangan asli ke dalam
bilangan Romawi.
b) Afektif:
(1) Menggunakan lambang bilangan Romawi dalam kehidupan
sehari-hari.
(2) Menerapkan penggunaan lambang bilangan Romawi.
c) Psikomotor: Membaca lambang bilangan Romawi.
Selanjutnya siswa menjawab beberapa pertanyaan guru dan
yang lain diminta memperhatikan. Setelah dirasa siswa cukup paham
selanjutnya guru meminta siswa untuk membentuk kelompok. Setiap
kelompok terdiri dari 4-5 siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

74

Guru menjelaskan topik bahasan yang akan dipelajari dan


perwakilan dari masing-masing kelompok diminta maju ke depan
mengambil lembar kerja siswa (LKS) kemudian siswa mengerjakan
bersama kelompoknya. Siswa dalam kelompok saling membagi tugas,
berinteraksi, mencari langkah penyelesaian dari berbagai buku yang
dibawa kemudian mengerjakan dan berdiskusi. Setelah waktu yang
ditentukan habis maka perwakilan dari beberapa kelompok diminta
membacakan hasilnya lalu dibahas bersama-sama. Setelah itu
perwakilan dari kelompok maju kedepan untuk menggambil media
yang bernama “ular tangga soal” yang akan digunakan untuk
permainan dikelompok mereka. Sebelum memulai permainan siswa
mendengarkan penjelasan guru terlebih dahulu. Siswa kemudian
melaksanakan permainan kartu soal sampai semua soal dibacakan
semua. Siswa yang mendapat skor tertinggi kemudian melaksanakan
turnamen di meja turnamen bersama perwakilan dari kelompok lain.
Dalam turnamen ini soal dibuat oleh siswa, jadi sebelum melaksanakan
turnamen tersebut setiap siswa diharuskan membuat satu soal yang
akan dugunakan untuk pertanyaan diturnamen. Kelompok yang
mendapat skor tertinggi akan mendapat hadiah dari guru.
Setelah selesai siswa kembali ke mejanya masing-masing untuk
mengerjakan soal evaluasi. Selanjutnya siswa dan guru menyimpulkan
pembelajaran. Guru memberikan penguatan dan menutup pelajaran
dengan salam.
2) Pertemuan Kedua
Setelah berdoa dan presensi kehadiran siswa dilanjutkan
apersepsi. Guru mengajak siswa mengingat tentang kegunaan bilangan
Romawi dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian guru bertanya jawab
dengan siswa tentang materi sebelumnya. Selanjutnya guru mulai
menjelaskan materi bilangan Romawi dengan kompetensi dasar
menyatakan bilangan cacah sebagai bilangan Romawi dan sebaliknya,
dengan indikator: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

75

a) Kognitif
Produk: Menyatakan bilangan cacah sebagai bilangan Romawi.
Proses: Mengubah bilangan Romawi ke dalam bilangan cacah.
b) Afektif: Menunjukkan bilangan Romawi dan penggunaannya
dalam kehidupan sehari-hari.
c) Psikomotor: Menuliskan lambang bilangan Romawi.
Pada pembelajaran kali ini masih sama seperti pada pertemuan
pertama. Siswa dibagi menjadi 4-5 kelompok, perwakilan kelompok
maju ke depan untuk mengambil LKS. Siswa dalam kelompok saling
membagi tugas, berinteraksi, mencari langkah penyelesaian dari
berbagai buku yang dibawa kemudian mengerjakan dan berdiskusi.
Setelah selesai, perwakilan siswa maju kedepan menyampaikan hasil
diskusi kemudian bersama guru membahas bersama hasilnya.
Setelah selesai, kemudian kelompok melakukan permainan
“ular tangga soal”. Untuk permainan kali ini sebelumnya telah
didiskusikan dengan siswa dan guru. Dalam permainan ini diperoleh
beberapa pemenang, dan pemenang tersebut melakukan turnamen
didepan kelas. Pada pertemuan kali ini soal dibuat oleh guru.
Kelompok yang paling banyak mendapatkan poin akan menjadi
pemenang.
Setelah turnamen selesai siswa kembali kekelompoknya
sendiri-sendiri untuk mengerjakan soal evaluasi individu. Sebelum
menutup pelajaran dengan salam guru memberikan kesempatan
bertanya kepada siswa yang belum paham.

c. Tahap Observasi
Guru kelas secara kolaboratif bersama guru yang lain
melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan
cermat dan teliti pada masing-masing pertemuan. Observasi ini ditujukan
pada kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran maupun aktivitas
siswa dalam pembelajaran serta suasana pembelajaran. Keseluruhan data
commit to user
yang diperoleh dalam kegiatan ini termasuk pencatatan hasil tes akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

76

digunakan sebagai bahan atau masukan untuk menganalisis perkembangan


kemampuan siswa dalam diskusi balikan yaitu menganalisis nilai
kemampuan menggunakan lambang bilangan Romawi siswa dari tiap-tiap
siklus yang telah dilaksanakan yang akan digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk pelaksanaan tindakan selanjutnya. Adapun uraian
hasil observasi Siklus III sebagai berikut:
Pertemuan : I (satu)
Kompetensi dasar : Mengenal lambang bilangan Romawi.
Indikator :
a) Kognitif
Produk:
(1) Mengenal lambang bilangan Romawi.
(2) Menyebutkan lambang bilangan Romawi sampai dengan 50.
Proses: Menentukan cara menuliskan bilangan asli ke dalam bilangan
Romawi.
b) Afektif:
(1) Menggunakan lambang bilangan Romawi dalam kehidupan
sehari-hari.
(2) Menerapkan penggunaan lambang bilangan Romawi.
c) Psikomotor: Membaca lambang bilangan Romawi.
Metode : Teams Game Tournament (TGT)
Hasil Observasi :
1) Kegiatan Siswa
Hasil observasi kegiatan siswa dalam proses pembelajaran
bilangan Romawi mata pelajaran Matematika adalah sebagai berikut:
a) Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan sangat baik.
b) Siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal itu terlihat dari
keantusiasan dan keseriusan siswa dalam mengikuti pelajaran.
c) Siswa mampu merespon dengan sangat baik pertanyaan/ tugas
yang diberikan oleh guru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

77

d) Siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dilihat dari keterlibatan


siswa dalam proses pembelajaran.
e) Siswa mampu menjawab pertanyaan dari guru dengan baik.
f) Siswa mau mengemukakan pendapat/ jawaban dengan bahasa yang
benar.
g) Siswa memperhatikan penjelasan materi yang diberikan oleh guru
dengan baik. Hal itu terlihat dari siswa mencatat materi dan
kesimpulan yang disampaikan oleh guru.
h) Siswa dapat menggunakan media yang diberikan guru dengan
sangat baik. Media kotak kartu soal dapat mengaktifkan siswa
dalam pembelajaran serta membantu siswa untuk menguasai
bilangan Romawi dengan sangat baik.
i) Siswa dapat berinteraksi guru, teman, dan media yang digunakan
dengan sangat baik.
j) Siswa mematuhi perintah guru dengan sangat baik.
k) Siswa berani bertanya pada guru apabila dirinya merasa kurang
jelas.
l) Siswa dapat bertanggung jawab dengan sangat baik terhadap tugas
/ tes yang diberikan oleh guru.
m) Siswa bertindak jujur saat mengerjakan tes yang diberikan oleh
guru.
n) Skor rata-rata hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa dalam
siklus III pertemun I adalah 3,69.
Hasil pengamatan terhadap siswa selama mengikuti
pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
pada siklus III pertemuan I dapat dilihat pada lampiran 29.
Berdasarkan hasil pengamatan selama kegiatan pembelajaran
pada siklus III pertemuan I kegiatan siswa dalam kategori sangat baik
dinilai dari rata-rata nilai kegiatan yaitu 3,69.
2) Kegiatan Guru
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

78

Hasil observasi kinerja guru dalam proses pembelajaran


bilangan Romawi mata pelajaran Matematika adalah sebagai berikut:
a) Guru telah mampu mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran
yang kondusif. Pengelolaan kelas sudah dikuasai sehingga siswa
lebih fokus dalam pembelajaran.
b) Guru telah memberikan motivasi kepada siswa dengan sangat baik.
Apersepsi dengan dan bertanya jawab dapat membangkitkan
semangat belajar siswa.
c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan sangat baik.
d) Guru telah melakukan apersepsi dengan sangat baik. Pada kegiatan
awal siswa merasa tertarik mengikuti proses pembelajaran.
e) Guru menyampaikan materi dengan jelas dan dapat dipahami oleh
siswa. Penyampaian materi terfokus dan disesuaikan dengan
kemampuan siswa.
f) Guru selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
g) Guru mengarahkan siswa dalam menerapkan model pembelajaran
kooperatif dengan sangat baik.
h) Guru membimbing siswa dalam menggunakan media pembelajaran
dengan sangat baik.
i) Guru memberikan tes akhir dengan sangat baik.
j) Guru mengevaluasi hasil siswa dalam pembelajaran yang telah
dipelajari.
k) Guru memberikan balikan pada siswa dengan baik.
l) Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan pembelajaran.
m) Skor rata-rata hasil pengamatan terhadap kinerja guru dalam
pembelajaran adalah 3,67.
Hasil pengamatan terhadap kinerja guru selama proses
pembelajaran bilangan Romawi dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siklus III pertemuan I dapat
dilihat pada lampiran 31.
Pertemuan commit to user
: II (dua)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

79

Kompetensi dasar : Menyatakan bilangan cacah sebagai bilangan


Romawi dan sebaliknya.
Indikator :
a) Kognitif
Produk: Menyatakan bilangan cacah sebagai bilangan Romawi.
Proses: Mengubah bilangan Romawi ke dalam bilangan cacah.
b) Afektif: Menunjukkan bilangan Romawi dan penggunaannya dalam
kehidupan sehari-hari.
c) Psikomotor: Menuliskan lambang bilangan Romawi.
Metode : Teams Game Tournament (TGT)
Hasil Observasi :
1) Kegiatan Siswa
Hasil observasi kegiatan siswa dalam proses pembelajaran
bilangan Romawi mata pelajaran Matematika adalah sebagai berikut:
a) Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan sangat baik.
b) Siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal itu terlihat dari
keantusiasan dan keseriusan siswa dalam mengikuti pelajaran.
c) Siswa mampu merespon dengan sangat baik pertanyaan/ tugas
yang diberikan oleh guru.
d) Siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dilihat dari keterlibatan
siswa dalam proses pembelajaran.
e) Siswa mampu menjawab pertanyaan dari guru dengan baik.
f) Siswa mau mengemukakan pendapat/ jawaban dengan bahasa yang
benar.
g) Siswa memperhatikan penjelasan materi yang diberikan oleh guru
dengan baik. Hal itu terlihat dari siswa mencatat materi dan
kesimpulan yang disampaikan oleh guru.
h) Siswa dapat menggunakan media yang diberikan guru dengan
sangat baik. Media kotak kartu soal dapat mengaktifkan siswa
dalam pembelajaran serta membantu siswa untuk menguasai
commitsangat
bilangan Romawi dengan to userbaik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

80

i) Siswa dapat berinteraksi guru, teman, dan media yang digunakan


dengan sangat baik.
j) Siswa mematuhi perintah guru dengan sangat baik.
k) Siswa berani bertanya pada guru apabila dirinya merasa kurang
jelas.
l) Siswa dapat bertanggung jawab dengan sangat baik terhadap tugas
/ tes yang diberikan oleh guru.
m) Siswa bertindak jujur saat mengerjakan tes yang diberikan oleh
guru.
n) Skor rata-rata hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa dalam
siklus III pertemun II adalah 3,86.
Hasil pengamatan terhadap siswa selama mengikuti
pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
pada siklus III pertemuan II dapat dilihat pada lampiran 30.
Berdasarkan hasil pengamatan selama kegiatan pembelajaran
pada siklus III pertemuan II kegiatan siswa dalam kategori sangat baik
dinilai dari rata-rata nilai kegiatan yaitu 3,86.
3) Kegiatan Guru
Hasil observasi kinerja guru dalam proses pembelajaran
bilangan Romawi mata pelajaran Matematika adalah sebagai berikut:
a) Guru telah mampu mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran
yang kondusif. Pengelolaan kelas sudah dikuasai sehingga siswa
lebih fokus dalam pembelajaran.
b) Guru telah memberikan motivasi kepada siswa dengan sangat baik.
Apersepsi dengan dan bertanya jawab dapat membangkitkan
semangat belajar siswa.
c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan sangat baik.
d) Guru telah melakukan apersepsi dengan sangat baik. Pada kegiatan
awal siswa merasa tertarik mengikuti proses pembelajaran.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

81

e) Guru menyampaikan materi dengan jelas dan dapat dipahami oleh


siswa. Penyampaian materi terfokus dan disesuaikan dengan
kemampuan siswa.
f) Guru selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
g) Guru mengarahkan siswa dalam menerapkan model pembelajaran
kooperatif dengan sangat baik.
h) Guru membimbing siswa dalam menggunakan media pembelajaran
dengan sangat baik.
i) Guru memberikan tes akhir dengan sangat baik.
j) Guru mengevaluasi hasil siswa dalam pembelajaran yang telah
dipelajari.
k) Guru memberikan balikan pada siswa dengan baik.
l) Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan pembelajaran.
m) Skor rata-rata hasil pengamatan terhadap kinerja guru dalam
pembelajaran adalah 3,83.
Hasil pengamatan terhadap kinerja guru selama proses
pembelajaran bilangan Romawi dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siklus III pertemuan II
ditunjukkan pada lampiran 32.

d. Refleksi
Hasil analisis data terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan metode TGT pada siklus II dapat diuraikan sebagai berikut :
Pertemuan : I (satu)
Kompetensi Dasar : Mengenal lambang bilangan Romawi.
Indikator :
a) Kognitif
Produk:
(1) Mengenal lambang bilangan Romawi.
(2) Menyebutkan lambang bilangan Romawi sampai dengan 50.
Proses: Menentukan cara menuliskan bilangan asli ke dalam bilangan
commit to user
Romawi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

82

b) Afektif:
(1) Menggunakan lambang bilangan Romawi dalam kehidupan
sehari-hari.
(2) Menerapkan penggunaan lambang bilangan Romawi.
c) Psikomotor: Membaca lambang bilangan Romawi.
Metode : Teams Game Tournament (TGT)
Siswa memperhatikan penjelasan guru dan menjawab pertanyaan
guru dengan baik. Guru memberikan informasi secara tepat, memberi
motivasi dan melaksanakan penilaian dengan hasil rata-rata kelas
mencapai 87,88 dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 sebanyak 15 siswa
atau 88,23% dari 17 siswa. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila
kemampuan berhitung siswa mencapai rata-rata kelas 65 dan siswa yang
memperoleh nilai ≥ 65 mencapai 75%. Dengan demikian menunjukkan
bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe TGT yang dilakukan sudah berhasil. Data nilai kemampuan siswa
dalam menyelesaikan soal bilangan Romawi pada pertemuan ke 1
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 37 perolehan hasil belajar
peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
TGT (siklus III).
Pertemuan : II (dua)
Kompetensi dasar : Menyatakan bilangan cacah sebagai bilangan
Romawi dan sebaliknya.
Indikator :
a) Kognitif
Produk : Menyatakan bilangan cacah sebagai bilangan Romawi.
Proses : Mengubah bilangan Romawi ke dalam bilangan cacah.
b) Afektif : Menunjukkan bilangan Romawi dan penggunaannya dalam
kehidupan sehari-hari.
c) Psikomotor : Menuliskan lambang bilangan Romawi.
Metode : Teams Game Tournament (TGT)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

83

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran


berlangsung, siswa cukup baik dalam memperhatikan panjelasan guru dan
menjawab pertanyaan, siswa dalam mengerjakan tugas baik secara
individu maupun kerja kelompok dengan baik. Kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal bilangan Romawi secara umum pada pertemuan ke-2
ini mengalami kenaikan secara signifikan karena nilai rata-rata kelas
mencapai 89,70 dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 sebanyak 16 siswa
atau 94,12% dari 17 siswa.
Pembelajaran dikatakan berhasil apabila kemampuan siswa
mencapai nilai rata-rata kelas 65 dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 65
mencapai 75%. Dengan demikian pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran koopertif tipe TGT dikatakan berhasil. Data nilai
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal bilangan Romawi
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 37 perolehan hasil belajar
peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
TGT (siklus III).
Pada siklus III ini terdapat beberapa kendala dalam penerapannya
yaitu: 1) tidak adanya ruang kelas, jadi pembelajaran dipindahkan ke
balaidesa yang terletak didekat SD; 2) masih adanya siswa yang belum
tuntas KKM yaitu terdapat 2 orang. Agar siswa tersebut lebih menguasai
tentang materi pokok bilangan Romawi, setelah pembelajaran selesai
peneliti melakukan bimbingan belajar kepada siswa yang belum tuntas
KKM tersebut.

D. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus


Setelah dilakukan deskripsi tiap siklus, selanjutnya dilakukan
perbandingan perkembangan antar siklus untuk mendeskripsikan peningkatan
yang dicapai dari satu siklus ke siklus berikutnya, baik secara kualitatif maupun
kuantitatif.
Hasil nilai pada siklus I, II dan III menunjukkan adanya peningkatan nilai
rata-rata dan jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan dalam menyelesaikan
commit to user
soal bilangan Romawi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

84

TGT. Nilai rata-rata siswa pada pra siklus, siklus I (pertemuan 1 dan 2), siklus II
(pertemuan 1 dan 2), dan siklus III (pertemuan 1 dan 2) dapat disajikan pada tabel
5.
Tabel 5. Perbandingan Hasil Pra-Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III
Sesudah Dilaksanakan Tindakan
Pembelajaran Pra
Siklus I Siklus II Siklus III
Matematika Siklus
1 2 1 2 1 2
Nilai rata-rata 57,06 72,94 67,65 80 80 87,88 89,70

Untuk memperjelas deskripsi perkembangannya, maka disampaikan


hasilnya dalam bentuk gambar 5 dibawah ini:
100
90
80
70
60
50 pert. 1
40 pert. 2
30
20
10
0
pra siklus siklus 1 siklus 2 siklus 3

Gambar.5: Peningkatan Nilai Rata-rata Kemampuan menggunakan lambang


bilangan Romawi

E. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang ada, dapat dilihat
hasil kinerja guru terhadap pelaksanaan kegiatan siklus I, siklus II dan siklus III
menunjukkan bahwa secara umum peneliti berhasil dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan
ada peningkatan kegiatan siswa dalam pembelajaran serta perkembangan
kemampuan siswa dalam menyelesaikan
commitsoal bilangan Romawi.
to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

85

1. Pra Siklus
Pada waktu dilaksanakan tindakan pra-siklus diketahui bahwa nilai
rata-rata siswa belum mencapai target yang ditentukan yaitu 65 namun hanya
57,06 sedangkan yang tuntas hanya 6 siswa atau 35,29% dari 17 siswa. Data
nilai siswa dalam menyelesaikan soal bilangan Romawi pada pra-siklus dari
perolehan hasil peserta didik (pra-siklus) lampiran 2 selanjutnya dibuat
interval nilai selengkapnya dapat dilihat pada tabel 6 daftar frekuensi berikut:
Tabel 6. Daftar Frekuensi Nilai Pra-Siklus
Interval Frekuensi Presentase
20 – 33 3 17,6%
34 – 47 2 11,8%
48 – 61 6 35,3%
62 – 75 3 17,6%
76 – 89 1 5,9%
90 – 103 2 11,8%
jumlah 17 100%
Nilai Rata-rata = 970 : 17 = 57,06
Tingkat Ketuntasan Klasikal = 6 : 17 x 100% = 35,29

Berdasarkan data tabel 6 daftar nilai frekuensi pra-siklus diatas dapat


digambarkan ke dalam grafik batang pada gambar 6.

7
6
5
frekuensi

4
3
2
1
0
20 - 33 34 - 47 48 - 61 62 - 75 76 - 89 90 - 103
Interval nilai

commit to user
Gambar.6: Grafik Data Nilai Pra-siklus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

86

Dari tabel 6 daftar frekuensi nilai pra-siklus dan gambar 6 grafik data
nilai pra-siklus, dapat diketahui bahwa nilai Matematika pra-siklus atau
sebelum tindakan siklus I yaitu siswa yang memperoleh nilai 20 – 33 ada 3
siswa, yang memperoleh nilai 34 – 47 ada 2 siswa, yang memperoleh nilai 48
– 61 ada 6 siswa, yang mendapat nilai 62 – 75 ada 3 siswa, siswa yang
memperoleh nilai 76 – 89 ada 1 siswa, dan siswa yang memperoleh nilai 90 –
103 ada 2 siswa. Dengan demikian siswa yang mendapat nilai ≥ 65 ada 6
siswa atau 35,29%, pada interval 62 – 75, 76 – 89 dan 90 – 103, dan rata-rata
nilai yang diperoleh sebesar 57,06.

2. Siklus I
Pada siklus pertama dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT diperoleh rata-rata nilai dari 2 kali pertemuan yaitu 70,29
dengan rincian 12 siswa atau 70,59% yang mendapat nilai ≥ 65. Pembelajaran
dikatakan berhasil apabila kemampuan siswa mencapau rata-rata kelas 65 dan
siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 mencapai 68%. Dengan demikian nilai
rata-rata kelas mencapai 70,29 dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 65
sebanyak 12 siswa atau 70,59% dari 17 siswa menunjukkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
yang dilakukan tuntas dan berhasil. Data nilai siswa pada siklus I
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 15.
Perolehan hasil peserta didik dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT siklus I lampiran 14 selanjutnya dibuat
interval nilai seperti yang tercantum dalam tabel 7 daftar frekuensi nilai
matematika berikut.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

87

Tabel 7. Daftar Frekuensi Nilai Siklus I


Interval Frekuensi Presentase
20 – 33 2 11,8%
34 – 47 2 11,8%
48 – 61 1 5,9%
62 – 75 5 29,4%
76 – 89 3 17,6%
90 – 103 4 23,5%
Jumlah 17 100%
Nilai rata-rata = 1195 : 17 = 70,29
Tingkat Ketuntasan Klasikal = 12 : 7 x 100% = 70,59%

Berdasarkan data pada tabel 7 daftar nilai siklus I di atas dapat


digambarkan ke dalam grafik batang gambar 7.

6
5
Frekuensi

4
3
2
1
0
20 - 33 34 - 47 48 - 61 62 - 75 76 - 89 90 - 103
Interval nilai

Gambar.7: Grafik Data Nilai Siklus I


Dari tabel 8 daftar frekuensi nilai siklus I dan gambar 7 grafik data
nilai siklus I tersebut dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan tindakan
dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siklus I selama 2 kali
pertemuan, nilai rata-rata siswa yang memperoleh nilai 20 – 33 ada 2 siswa,
nilai 34 – 47 ada 2 siswa, nilai 48 – 61 ada 1 siswa, nilai 62 – 75 ada 5 siswa,
nilai 76 – 89 ada 3 siswa, dan nilai 90 – 103 ada 4 siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

88

Dengan demikian siswa yang mendapat nilai ≥ 65 ada 12 siswa atau


70,58%, sehingga pada penelitian siklus I ini penulis menyatakan berhasil dan
tuntas dikarenakan dari target ketercapaian pada siklus I 68% diperoleh
70,58% siswa mendapat nilai ≥ 65.

3. Siklus II
Tindakan siklus kedua dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT diperoleh rata-rata nilai dari 2 kali pertemuan yaitu 79,99
dengan rincian 14 siswa atau 82,35% yang mendapat nilai ≥ 65. Pembelajaran
dikatakan berhasil apabila kemampuan siswa mencapai rata-rata kelas 65 dan
siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 mencapai 70%.
Dengan demikian nilai rata-rata kelas mencapai 79,99 dan siswa yang
memperoleh nilai ≥ 65 sebanyak 14 siswa atau 82,35% dari 17 siswa
menunjukkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT yang dilaksanakan sudah berhasil dan tuntas. Data nilai
rata-rata siswa dalam menyelesaikan soal bilangan Romawi pada siklus II
selengkapnya dapat dilihat pada perolehan hasil peserta didik dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT siklus II lampiran 26
Adapun interval nilai yang diperoleh siswa pada siklus kedua seperti
yang tercantum dalam tabel 8 frekuensi nilai matematika.
Tabel 8. Daftar Frekuensi Nilai Siklus II
Interval Frekuensi Presentase
20 – 33 1 5,9%
34 – 47 1 5,9%
48 – 61 1 5,9%
62 – 75 2 11,8%
76 – 89 4 23,5%
90 – 103 8 47%
Jumlah 17 100%
Nilai rata-rata = 1359,8 : 17 = 79,99
commit
Tingkat ketuntasan klasikal to :user
= 14 17 x 100% = 82,35%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

89

Berdasarkan data pada tabel 8 daftar nilai siklus II di atas dapat


digambarkan ke dalam grafik batang gambar 8.

9
8
7
6
frekuensi

5
4
3
2
1
0
20 -33 34 - 47 48 - 61 62 - 75 76 - 89 90 - 103
interval nilai

Gambar.8: Grafik Data Nilai Siklus II


Dari tabel 8 daftar frekuensi nilai siklus II dan gambar 8 grafik data
nilai siklus II tersebut dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan tindakan
dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siklus I selama 2 kali
pertemuan, nilai rata-rata siswa yang memperoleh nilai 20 – 33 ada 1 siswa,
nilai 34 – 47 ada 1 siswa, nilai 48 – 61 ada 1 siswa, nilai 62 – 75 ada 2 siswa,
nilai 76 – 89 ada 4 siswa, dan nilai 90 – 103 ada 8 siswa.
Dengan demikian siswa yang mendapat nilai ≥ 65 ada 14 siswa atau
82,35%, sehingga pada penelitian siklus II ini penulis menyatakan berhasil
dan tuntas dikarenakan dari target ketercapaian pada siklus II 70% diperoleh
82,35% siswa mendapat nilai ≥ 65.

4. Siklus III
Tindakan siklus ketiga dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT diperoleh rata-rata nilai dari 2 kali pertemuan yaitu 88,79
dengan rincian 15 siswa atau 88,23% yang mendapat nilai ≥ 65. Pembelajaran
dikatakan berhasil apabila kemampuan siswa mencapai rata-rata kelas 65 dan
siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 mencapai 75%.
Dengan demikian nilai rata-rata kelas mencapai 88,79 dan siswa yang
commit to user
memperoleh nilai ≥ 65 sebanyak 15 siswa atau 8,23% dari 17 siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

90

menunjukkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran


kooperatif tipe TGT yang dilaksanakan sudah berhasil dan tuntas. Data nilai
rata-rata siswa dalam menyelesaikan soal bilangan Romawi pada siklus III
selengkapnya dapat dilihat pada perolehan hasil peserta didik dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT siklus III lampiran 37.
Adapun interval nilai yang diperoleh siswa pada siklus kedua seperti
yang tercantum dalam tabel 9 frekuensi nilai matematika.
Tabel 9. Daftar Frekuensi Nilai Siklus III
Interval Frekuensi Presentase
20 – 33 0 0
34 – 47 0 0
48 – 61 1 5,9%
62 – 75 2 11,8%
76 – 89 4 23,5%
90 – 103 9 59,9%
Jumlah 17 100%
Nilai rata-rata = 1509,5 : 17 = 88,79
Tingkat ketuntasan klasikal = 15 : 17 x 100% = 88,23%

Berdasarkan data pada tabel 9 daftar nilai siklus II di atas dapat


digambarkan ke dalam grafik batang gambar 9.
10
9
8
Interval Nilai

7
6
5
4
3
2
1
0
20 - 33 34 - 47 48 - 61 62 - 75 76 - 89 90 - 103
Frekuensi

commit to user
Gambar.9: Grafik Data Nilai Siklus III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

91

Dari tabel 9 daftar nilai frekuensi siklus III dan gambar 9 grafik data
nilai siklus III tersebut dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan tindakan
dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siklus III selama 2 kali
pertemuan, nilai rata-rata siswa yang diperoleh adalah 88,79.
Pada gambar 9, interval nilai 48 – 61 terdapat 1 siswa, nilai 62 – 75
terdapat 2 siswa, nilai 76 – 89 terdapat 4 siswa, dan pada interval nilai 90 -103
terdapat 9 siswa. Penelitian siklus III ini penulis nyatakan berhasil karena rata-
rata kelas adalah 88,79 atau diatas rata-rata yang ditentukan yaitu 65 dan
dinyatakan tuntas karena yang mendapat nilai ≥ 65 ada 15 siswa atau 88,23%.
Hasil nilai rata-rata siswa pada siklus I, II, dan III menunjukkan
adanya peningkatan dan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan juga berhasil
dalam menyelesaikan soal pokok bahasan bilangan Romawi dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT bila dibandingkan
dengan nilai pada pra siklus. Nilai rata-rata pada siklus I adalah 70,29, pada
siklus II adalah 79,99 dan pada siklus III adalah 88,79. Nilai rata-rata dan
presentase pada pra siklus, siklus I, II, dan III dapat disajikan pada tabel 10.
Tabel 10. Perbandingan Frekuensi Nilai Pra-Siklus, Siklus I, Siklus II dan
Siklus III
Frekuensi
Interval Nilai
Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
20 – 33 3 2 1 0
34 – 47 2 2 1 0
48 – 61 6 1 1 1
62 – 75 3 5 2 2
76 – 89 1 3 4 4
90 – 103 2 4 8 9
Jumlah siswa 17 17 17 17
Siswa Tidak Tuntas 11 5 3 2
Siswa Sudah Tuntas 6 12 14 15
Nilai Rata-rata Kelas 57,06 70,29 79,99 88,79
Ketuntasan Klasikal 35,29% 70,59% 82,35% 88,23%

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

92

Selanjutnya data pada tabel 10 perbandingan frekuensi nilai pra-siklus,


siklus I, siklus II, dan siklus III dapat digambarkan ke dalam grafik gambar 10
sebagai berikut:

6
Pra Siklus
5
Siklus I
4
Siklus II
3 Siklus III
2

0
20 - 33 34 - 47 48 - 61 62 - 75 76 - 89 90 -103

Gambar.10: Grafik Perbandingan Frekuensi Nilai Pra-Siklus, Siklus I, Siklus


II, dan Siklus III
Dari penelitian yang dilaksanakan selama tiga siklus dapat
disimpulkan bahwa ada peningkatan kemampuan siswa menyelesaikan soal
pokok bahasan bilangan Romawi kelas IV SD Negeri 2 Selorejo, Wonogiri
dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Game Tournament (TGT).
Hal ini tampak jelas dengan adanya peningkatan-peningkatan pada nilai yang
diperoleh siswa dan presentase ketercapaian ketuntasan siswa pada tiap siklus,
sebagaimana terlihat pada tabel dan grafik diatas.
Selain kemampuan menggunakan lambang bilangan Romawi yang
meningkat, kegiatan siswa dan guru selama proses pembelajaran juga
meningkat. Hal tersebut dibuktikan dengan rata-rata skor kegiatan siswa
maupun guru yang selalu mengalami peningkatan. Peningkatan terlihat setelah
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siklus I, siklus
II, dan siklus III pada tabel 11.commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

93

Tabel 11. Perbandingan Aktivitas Siswa dan Guru pada Proses Pembelajaran
Siklus I, II, dan III.
Siklus I Siklus II Siklus III
Jenis
I II I II I II
Aktivitas Siswa 2,77 3,23 3,46 3,61 3,69 3,86
Aktivitas Guru 3,00 3,25 3,41 3,5 3,67 3,83

Pada tabel 11 siklus I pertemuan I kegiatan siswa dalam pembelajaran


rata-rata skornya adalah 2,77 (termasuk kategori baik). Kinerja guru juga
dinilai dengan rata-rata skor 3,00 (termasuk kategori baik). Pada pertemuan II
kegiatan siswa dalam pembelajaran rata-rata skornya adalah 3,23 (termasuk
kategori sangat baik). Kinerja guru skornya adalah 3,25 (termasuk kategori
sangat baik).
Pada siklus II pertemuan I kegiatan siswa dalam pembelajaran
meningkat dari siklus I, kegiatan siswa dalam pembelajaran rata-rata skornya
adalah 3,46 (termasuk kategori sangat baik). Kinerja guru juga meningkat
dinilai dengan rata-rata skor 3,41 (termasuk kategori sangat baik). Pada
pertemuan II kegiatan siswa dalam pembelajaran rata-rata skornya adalah 3,61
(termasuk kategori sangat baik). Kinerja guru skornya adalah 3,5 (termasuk
kategori sangat baik).
Pada siklus III pertemuan I kegiatan siswa dalam pembelajaran rata-
rata skornya adalah 3,69 (termasuk kategori sangat baik). Kinerja guru juga
meningkat dinilai dengan rata-rata skor 3,67 (termasuk kategori sangat baik).
Pada pertemuan II kegiatan siswa dalam pembelajaran rata-rata skornya
adalah 3,86 (termasuk kategori sangat baik). Kinerja guru skornya adalah 3,83
(termasuk kategori sangat baik).

5. Kemampuan Menggunakan Lambang Bilangan Romawi Melalui Model


Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Game Tournament (TGT)
Dengan melihat penelitian diatas dapat diketahui adanya peningkatan
pada kemampuan siswa dalam menggunakan lambang bilangan Romawi.
Peningkatan terlihat dari sebelum diadakan
commit to user tindakan (prasiklus) dan setelah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

94

tindakan siklus I, siklus II, dan siklus III yang masing-masing siklus terdiri
dari dua pertemuan. Peningkatan kemampuan dalam menggunakan lambang
bilangan Romawi tersebut disajikan dalam bentuk tabel perbandingan nilai
dari pra siklus, siklus I, siklus II, siklus III dan tabel rata-rata nilai ketuntasan
belajar yang masing-masing disertai dengan grafiknya.
Tabel 12. Frekuensi Peningkatan Nilai Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, dan
Siklus III
Frekuensi
Interval Nilai
Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III

20 – 33 3 2 1 0

34 – 47 2 2 1 0
48 – 61 6 1 1 1

62 – 75 3 5 2 2
76 – 89 1 3 4 4
90 – 103 2 4 8 9

Jumlah 17 17 17 17

Dari tabel perbandingan perolehan nilai melalui model pembelajaran


kooperatif tipe TGT diatas dapat dibuat grafik sebagai berikut:

9
8
7
Banyak siswa

6
Prasiklus
5
Siklus I
4
3 Siklus II
2 Siklus III
1
0
20 - 33 34 - 47 48 - 61 62 - 75 76 - 89 90 -
103
Interval nilai
Gambar 11. Grafik Frekuensi Peningkatan Nilai Prasiklus, Siklus I, Siklus II,
dan Siklus III commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

95

Tabel 13. Rata-rata Nilai Bilangan Romawi Siswa Kelas IV SD Negeri 2


Selorejo Prasiklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
Tindakan Nilai Rata-rata
Pra Siklus 57,06
Siklus I 70,29
Siklus II 79,99
Siklus III 88,79

Dari tabel 13 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata sebelum dilaksanakan


tindakan (pra siklus) adalah 57,06, pada siklus I nilai rata-rata meningkat
menjadi 70,29, siklus II rata-rata meningkat menjadi 79,99, dan siklus II nilai
rata-rata meningkat menjadi 88,79. Tabel 13 dapat disajikan dalam bentuk
gambar 12 sebagai berikut:

Nilai Rata-Rata 88.79


90 79.99
80 70.29
70
57.06
60

50

40

30

20

10

0
Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III

Gambar 12. Grafik Rata-rata Nilai Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Selorejo Pra
Siklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
Selain terdapat peningkatan pada nilai rata-rata kelas, ketuntasan
belajar secara klasikal siswa kelas IV SD Negeri 2 Selorejo pada mata
pelajaran Matematika materi pokok bilangan Romawi juga semakin
commit to user
meningkat. Presentase ketuntasan klasikal dapat dilihat pada tabel 14.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

96

Tabel 14. Presentase Ketuntasan Klasikal Siswa Kelas IV SD Negeri 2


Selorejo Prasiklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
Tindakan Presentase (%)
Pra Siklus 35,29
Siklus I 70,59
Siklus II 82,35
Siklus III 88,23

Dari tabel 14 dapat dilihat bahwa presentase ketuntasan klasikal


sebelum tindakan (Prasiklus) hanya 35,29%. Pada siklus I terdapat
peningkatan presentase ketuntasan klasikal menjadi 70,59% , siklus II menjadi
82,35% dan presentase ketuntasan klasikal menjadi 88,23%. Tabel 14 dapat
divisualisasikan dalam bentuk grafik sesuai pada gambar 13, sebagai berikut:

Presentase Ketuntasan Klasikal


88.25
90 82.35
80 70.59
70

60

50
35.29
40

30

20

10

0
Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III

Gambar 13. Grafik Presentase Ketuntasan Klasikal Siswa kelas IV SD Negeri


2 Selorejo Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, Siklus III
Berdasarkan nilai rata-rata dan presentase ketuntasan siswa melalui
model pembelajaran kooperatif tipe TGT dari siklus I sampai dengan siklus III
mengalami peningkatan yang commit to user
sangat baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

97

6. Aktivitas Siswa Pada Saat Pembelajaran Menggunakan Model


Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang diperoleh,
aktivitas siswa kelas IV SD Negeri 2 Selorejo Wonogiri dalam pembelajaran
bilangan Romawi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
TGT mengalami peningkatan. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
antara lain:
a. Siswa memperhatikan dengan seksama saat guru memberi penjelasan/
menyampaikan materi.
b. Siswa antusias dan serius untuk mengikuti pelajaran.
c. Siswa memberikan respon yang positif terhadap pertanyaan/ tugas yang
diberikan oleh guru.
d. Siswa terlibat dalam setiap kegiatan pembelajaran. Siswa juga lebih aktif
dalam mengikuti pembelajaran yang berlangsung.
e. Siswa mampu menjawab dengan sangat baik pertanyaan yang diberikan
oleh guru.
f. Siswa mau mengemukakan pendapat/ jawaban dengan bahasa yang benar.
g. Siswa mau mencatat materi dan kesimpulan yang disampaikan.
h. Dalam proses pembelajaran ada interaksi positif antara siswa-guru, siswa-
siswa, dan siswa-media yang digunakan.
i. Siswa mematuhi setiap perintah dari guru.
j. Siswa berani bertanya apabila merasa kurang jelas.
k. Siswa bertanggung jawab pada tugas/tes yang diberikan oleh guru dengan
sangat baik.
l. Siswa mengerjakan tes yang diberikan oleh guru dengan jujur tanpa
mencontek.
Peningkatan tersebut dibuktikan dengan rata-rata skor aktivitas siswa
setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada tabel 15.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

98

Tabel.15: Perbandingan Aktivitas Siswa Pada Proses Pembelajaran Siklus I,


II, III
Siklus I Siklus II Siklus III
Jenis
I II I II I II
Aktivitas siswa 2,77 3,23 3,46 3,61 3,69 3,86

Pada tabel 15 siklus I pertemuan I kegiatan siswa dalam pembelajaran


rata-rata skornya adalah 2,77 (termasuk kategori baik). Pada pertemuan II
kegiatan siswa dalam pembelajaran rata-rata skornya adalah 3,23 (termasuk
kategori sangat baik).
Pada siklus II pertemuan I kegiatan siswa dalam pembelajaran
meningkat dari siklus I, kegiatan siswa dalam pembelajaran rata-rata skornya
adalah 3,46 (termasuk kategori sangat baik). Pada pertemuan II kegiatan siswa
dalam pembelajaran rata-rata skornya adalah 3,61 (termasuk kategori sangat
baik).
Pada siklus III pertemuan I kegiatan siswa dalam pembelajaran rata-
rata skornya adalah 3,69 (termasuk kategori sangat baik). Pada pertemuan II
kegiatan siswa dalam pembelajaran rata-rata skornya adalah 3,86 (termasuk
kategori sangat baik).
Berdasarkan uraian dan tabel diatas dapat dilihat aktivitas siswa dalam
pembelajaran materi pokok bilangan Romawi menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT dari siklus I sampai dengan siklus III
mengalami peningkatan kegiatan yang sangat baik.

7. Kendala-Kendala Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT


Dalam pembelajaran ini terdapat beberapa kendala yang dihadapi
penulis dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
diantaranya:
a. Masih terdapat beberapa siswa yang masih bingung dalam pelaksanaan
permainan.
b. Masih adanya siswa yang belum menguasai materi bilangan Romawi.
c. Gangguan dari siswa kelascommit
lain. to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

99

d. Masih adanya siswa yang berkuasa dalam kelompok.


e. Waktu yang ditentukan dalam permainan melebihi target.
f. Tidak adanya ruang untuk proses belajar mengajar, dikarenakan adanya
renovasi ruang kelas dan latihan ujian kelas VI.
g. Masih adanya siswa yang belum tuntas KKM.
Dari kendala-kendala diatas penulis mempunyai beberapa alternatif
penyelesaian yaitu:
a. Guru mengulangi aturan permainan beberapa kali, dalam permainan guru
juga menghampiri kelompok-kelompok yang sedang melaksanaan
permainan dan mengamati, apabila ada yang bertanya guru menjawab dan
memberikan contoh. Sehingga dalam kelompokpun tidak ada yang merasa
berkuasa, karena mereka bermain untuk kelompok bukan untuk individu.
b. Guru memberikan beberapa contoh penggunakan bilangan Romawi pada
kehidupan sehari-hari, agar siswa lebih paham dan semangat dalam
pembelajaran maka guru membuat lagu tentang bilangan Romawi. Jadi
siswa lebih aktif dan menguasai tentang materi yang disampaikan oleh
guru, sehingga nilai siswa meningkat dan tuntas KKM.
c. Di SD Negeri 2 Selorejo terdapat beberapa ruang yang direnovasi, jadi
proses belajar mengajar siswa kelas IV dipindahkan di Balaidesa yang
terletak bersebelahan dengan SD tersebut, jadi proses belajar mengajar ini
tidak mengganggu siswa kelas VI yang sedang melaksanakan latihan
ujian.
Dari penjelasan diatas penelitian ini dapat diajukan sebagai suatu
rekomendasi bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Game
Tournament (TGT) dapat meningkatkan kemampuan menggunakan lambang
bilangan Romawi pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Selorejo Wonogiri khususnya
dan siswa kelas IV Sekolah dasar lain pada umumnya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

100

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga
siklus dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Game
Tournament (TGT) dalam pembelajaran Matematika pada siswa kelas IV SD
Negeri 2 Selorejo Wonogiri dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
a. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal pokok
bahasan bilangan Romawi pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Selorejo
Wonogiri. Hal ini terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan
nilai rata-rata siswa 57,06 dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar
35,29%, siklus I nilai rata-rata kelas 70,29 dengan presentase ketuntasan
klasikal 70,53%, siklus II nilai rata-rata 79,99 dengan presentase ketuntasan
klasikal 82,35%, dan siklus III nilai rata-rata 88,79 dengan presentase
ketuntasan klasikal 88,23%.
b. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Selorejo
Wonogiri. Hal ini terbukti pada siklus I pertemuan I kegiatan siswa dalam
pembelajaran rata-rata skornya adalah 2,77, pertemuan II rata-rata skornya
adalah 3,23. Siklus II pertemuan I rata-rata skornya adalah 3,46 pertemuan II
rata-rata skornya adalah 3,61. Dan pada siklus III pertemuan I rata-rata
skornya adalah 3,69 pertemuan II rata-rata skornya adalah 3,86.
c. Dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe TGT ini terdapat beberapa kendala-kendala antara lain: 1) masih terdapat
beberapa siswa yang masih bingung dalam pelaksanaan permainan; 2) masih
adanya siswa yang belum menguasai materi bilangan Romawi; 3) gangguan
dari siswa kelas lain; 4) masih adanya siswa yang berkuasa dalam kelompok;
5) waktu yang ditentukan dalam permainan melebihi target; 6) tidak adanya
ruang untuk proses belajar mengajar, dikarenakan adanya renovasi ruang kelas
commit to user
dan latihan ujian kelas VI; 7) masih adanya siswa yang belum tuntas KKM,

100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

101

tetapi peneliti dapat menyelesaikan semua kendala-kendala tersebut dengan


baik.

B. Implikasi
Berdasarkan simpulan penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka
dapat diketahui bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Teams
Game Tournament (TGT) efektif meningkatkan kemampuan siswa dalam
menggunakan lambang bilangan Romawi pada siswa kelas IV Sekolah Dasar.
Dengan demikian, implikasi penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Implikasi Teoritis
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Game Tournament (TGT) dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam menggunakan lambang bilangan Romawi pada siswa
kelas IV. Dengan metode TGT proses pembelajaran lebih menarik dan lebih
interaktif, serta aktivitas belajar peserta didik dapat ditingkatkan. Pentingnya
penggunaan metode TGT dalam pembelajaran Matematika terbukti dapat
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga terjalin hubungan
yang hangat dan bersahabat antara peserta didik dengan guru. Selain itu
penggunaan metode TGT juga mampu meningkatkan kreativitas dan kerja
sama kelompok. Hal ini menunjukkan secara teoritis hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai salah satu acuan untuk memilih metode pembelajaran
matematika yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, materi pelajaran, sarana
dan prasarana pembelajaran, dan karakteristik siswa sehingga hasil penelitian
ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan untuk meningkatkan atau
mengoptimalkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran
Matematika.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan
calon guru dalam upaya peningkatan kualitas proses belajar mengajar dan
prestasi belajar siswa. Dengan memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi proses belajar mengajar, guru dapat memilih metode
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

102

pembelajaran yang tepat, efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan


prestasi belajar Matematika siswa.

C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi penelitian diatas, peneliti mengajukan
saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
a. Pada saat pembelajaran kooperatif tipe TGT, siswa diharapkan selalu
memperhatikan penjelasan dari guru, jawaban yang disampaikan oleh
teman dalam diskusi kelompok atau pada saat game berlangsung.
b. Sebelum materi diajarkan sebaiknya siswa mempelajari materi terlebih
dahulu. Dengan demikian siswa dapat dengan mudah memahami materi
dan dapat aktif, kreatif dan inovatif dalam mengikuti diskusi dan game
yang berlangsung.
c. Dengan adanya penggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
sebaiknya siswa dapat memanfaatkan dengan baik untuk bekerja sama dan
berkompetisi dengan temannya sehingga pada saat penilaian hasilnya
dapat optimal.
2. Bagi Guru
Guru hendaknya mempertimbangkan penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT dalam pembelajaran Matematika khususnya kemampuan
menggunakan lambang bilangan Romawi, karena dengan menggunakan model
tersebut dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan
menyenangkan bagi siswa.
3. Bagi Sekolah
Peneliti menyarankan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
Teams Game Tournament (TGT) sebagai alternatif dalam pembelajaran
Matematika pokok bahasan bilangan Romawi di kelas IV Sekolah Dasar.
Karena dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat
meningkatkan kemampuan menggunakan lambang bilangan Romawi bagi
siswa kelas IV Sekolah Dasar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

103

DAFTAR PUSTAKA

KTSP SD/MI 2006


Pedoman Penulisan Skripsi FKIP UNS 2012
Abdurrahman, M. 2003. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Aisyah, N. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Dirjen
Dikti Depdiknas.
Ardiansyah, A. 2011. Tujuan Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning).
Diperoleh 27 Januari 2012, dari http://www.asrori.com/ 2011/04/tujuan-
pembelajarankooperatif.html.
Arikunto,S, Suhardjono & Supardi. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Bumi Aksara.
Desmita. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Effandi, Z and Ikhsan, Z. 2007. Promoting Cooperative Learning in Science and
Mathematics Education: A Malaysian Perspective. Eurasia Journal of
Matematics, Science & Technology Education, 3 (1), 35-39. Diperoleh 12
Februari 2012, dari http://www.ejmste.com/v3n1/EJMSTEv3n1Zakaria&
Iksan.pdf.
Isjoni. 2011. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Iskandar, R. 2011. Penerapan Model Belajar Langsung untuk Meningkatkan
Hasil belajar Bilangan Romawi Siswa Kelas IV SDN Lesan 1 Kota
Malang. Malang. Universitas Negeri Malang. Diperoleh 29 Januari 2012,
dari http://library.um.ac.id.
Jannah, M. 2011. Lambang Bilangan. Diperoleh 27 Januari 2012, dari
http://miftachuljannah.weebly. com/3/post/2011/2/first-post.html.
Jihad, A. 2008. Pengembangan Kurikulum Matematika. Yogyakarta: Multi
Presindo.
Karso. 1998. Pendidikan Matematika I. Jakarta : Depdikbud Proyek Peningkatan
Mutu Guru Kelas SD Setara DII.
Ke, F & Grabowski, B. 2007. Gameplaying for Match Learning: Cooperative or
Not?. British Journal of Educational Technology, 38 (2), 249-259.
Diperoleh 3 Maret 2012, dari http://readermeter.org/Ke.Fengfeng/papers.
Makmun, A.S. 2010. Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran
Modul. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mustaqim, B & Astuty, A. 2008. Ayo Belajar Matematika Kelas IV. Jakarta:
Depdiknas.
commit to user

103
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

104

Putri, E.Y. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams
Games Tournament) untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan
Soal Cerita Pecahan pada Siswa Kelas IV SD Negeri Tlompakan III
Kecamatan Tuntang Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. Surakarta: UNS.
Robbins. 2001. Kemampuan Berhitung. Jakarta: Gramedia.
Slavin,R. E. 2009. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.
Sugiyanto. 2008. Model- Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta : Panitia
Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 13. Universitas Negeri Sebelas Maret.
Suparno, P. 2008. Riset Tindakan untuk Pendidik. Jakarta: Grasindo
Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Sutopo, H.B. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Depdikbud UNS.
Suwandi, S. 2011. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Tulis
Ilmiah. Surakarta: Yuma Pustaka.
Taylor & Francis Groub (2008). Journal of Education in Science and Technology.
Diperoleh 13 April 2012, dari www.tandf.co.uk/.../0020739x.asp.
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana.
William, G.A. 1983. My Changing Perpection of Mathematics. The mathematics
teacher
Yasyin, S. 1995. Kamus Pintar Bahasa Indonesia dengan EYD dan Kosakata
Baru dan Pengetahuan Umum. Surabaya: Amanah.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

105

Lampiran 1
Jadwal Penelitian Tindakan Kelas
Bulan
Kegiatan Penelitian
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
1. Persiapan Penelitian
b. Koordinasi peneliti dengan kepala sekolah dan
guru Matematika
c. Diskusi dengan guru untuk mengidentifikasi
masalah pembelajaran dan merancang tindakan
d. Menyusun proposal penelitian
e. Menyiapkan perangkat pembelajaran dan
instrument penelitian (lembar observasi)
f. Mengadakan simulasi pelaksanaan tindakan
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Siklus I
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan tindakan
3. Observasi
4. Refleksi
b. Siklus II
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan tindakan
3. Observasi
4. Refleksi
c. Siklus III
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan tindakan
3. Observasi
4. Refleksi
4. Analisis Data dan Pelaporan
a. Analisis data (hasil tindakan 3 siklus)
b. Menyusun laporan/skripsi
c. Ujian dan revisi
d. Penggandaan dan pengumpulan laporan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

106

Lampiran 2

HASIL WAWANCARA UNTUK GURU SEBELUM DITERAPKAN MODEL


PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE TEAMS GAME TOURNAMENT

Hari/ Tanggal : 13 Januari 2012


Tempat : Ruang Tamu Guru
Jenis Kegiatan : Wawancara
Interviewer : Dhika Anggar Kusumawati (Peneliti)
Interviewee : Sri Widayanti , A.Ma. Pd. SD (Guru Kelas IV)

Peneliti : “Selamat pagi Bu?”

Guru Kelas IV : “Selamat pagi.”

Peneliti : “Maaf Bu, saya mengganggu sebentar. Perkenalkan nama saya


Dhika. Saya seorang mahasiswa S1 PGSD UNS semester 8 yang
akan melakukan Penelitian Tindakan kelas di SD Negeri 2
Selorejo.

Saya ingin melakukan wawancara dengan Ibu untuk mengetahui


sejauh mana pembelajaran Matematika di kelas IV selama ini.
Apakah Ibu bersedia meluangkan waktu sebentar untuk
wawancara ini?”

Guru Kelas IV : “Ya, silakan mbak. Apa yang bisa saya bantu?”

Peneliti : “Sebelumnya saya ingin tahu bagaimanakah pembelajaran


Matematika di kelas IV selama ini Bu?”

Guru Kelas IV : “Selama ini saya mengajar masih menggunakan metode


ceramah seperti biasa. Saya menyampaikan materi kepada siswa
dengan menggunakan buku Matematika yang telah disediakan
dan LKS. Terkadang saya juga menggunakan metode penugasan
seperti memberikan PR atau tugas di kelas, atau terkadang pada
commit
saat saya tidak dapat to user
hadir untuk mengajar.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

107

Peneliti : “Apakah Ibu pernah mengajak siswa untuk berdiskusi


kelompok dalam proses pembelajaran? Dan bagaimana model
berkelompoknya?”

Guru Kelas IV : “Ya berkelompok seperti biasa mbak. Hanya dalam satu deretan
meja yang biasanya terdiri dari 4 siswa. Jadi dalam satu
kelompok hanya siswa putra saja atau putri saja. Biasanya dalam
kelompok itu siswa saya beri soal dari buku, lalu siswa
berdiskusi. Setelah itu saya adakan tanya jawab.”

Peneliti : “Sudah berapa kali Ibu melakukan pembelajaran dengan diskusi


itu?”

Guru Kelas IV : “Sepertinya baru beberapa kali mbak.”

Peneliti : “Lalu selama ini kegiatan siswa pada saat pembelajaran


bagaimana Bu?”

Guru Kelas IV : “Ya hanya mendengarkan saya waktu menyampaikan materi


mbak. Atau terkadang juga ada tanya jawab antara guru dengan
siswa, selain itu ya siswa mengerjakan soal LKS dan soal dari
saya.”

Peneliti : “Berarti selama ini siswa masih cenderung pasif Bu?”

Guru Kelas IV : “Iya mbak.”

Peneliti : “Apakah Ibu sudah mengajarkan materi bilangan Romawi?


Bagaimana Ibu mengajarkan materi ini?”

Guru Kelas IV : “ Sudah mbak, tapi belum sampai pada akhir materi. Saya ya
masih menggunakan ceramah biasa mbak.”

Peneliti : “Selama ini bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Matematika Bu? Lalu apakah sudah pernah diadakan ulangan
untuk pokok bahasan bilangan Romawi?”

Guru Kelas IV : “Hasilnya ya masih tergolong rendah mbak. Karena untuk mata
commit to user
pelajaran Matematika ini kan sulit. Saya belum pernah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

108

mengadakan ulangan untuk pokok bahasan bilangan Romawi


karena saya belum menerangkan sampai akhir.”

Peneliti : “Ibu, bolehkah saya mengambil nilai siswa yang akan saya
gunakan untuk nilai sebelum tindakan?”

Guru Kelas IV : “Ya, silakan mbak. Boleh saja.”

Peneliti : “Iya, terima kasih sebelumnya Bu. O iya, kendala apa saja yang
dihadapi dalam proses pembelajaran Matematika selama ini Bu?”

Guru Kelas IV : “Kendalanya ya itu, terkadang ada siswa yang ngantuk, ada
juga yang bicara sendiri dengan temannya, ada juga yang
mendengarkan tetapi tidak paham. Tapi selain itu karena saya
belum memakai model pembelajaran yang inovatif, jadi proses
pembelajaran masih berpusat pada guru, dengan metode ceramah
itu.”

Peneliti : “O begitu ya Bu..”

Guru Kelas IV : “Ya seperti itulah dunia anak mbak. Kadang ada yang
memperhatikan, kadang ada juga yang masih asyik main dengan
temannya. Kalau sudah begitu ya paling saya tegur.”

Peneliti : “Iya Bu, kurang lebih seperti itu. Apakah Ibu pernah
mengetahui tentang model pembelajaran kooperatif”

Guru Kelas IV : “Pernah mendengar mbak, tapi saya belum memahami model
pembelajaran itu. Karena di SD ini juga belum pernah diadakan
penelitian seperti itu dan belum pernah ada sosialisasi tentang
model-model pembelajaran yang baru-baru ini juga mbak.”

Peneliti : “O ya Bu, begini saya akan mengadakan penelitian dengan


model pembelajaran kooperatif yang tipe TGT Bu. Model
pembelajaran ini pada dasarnya juga belajar dalam kelompok,
tetapi ada prosedur tertentu dalam teorinya dan model
pembelajaran ini mengarahkan pada kegiatan pembelajaran siswa
commit
yang lebih aktif tomempelajari
dalam user materi.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

109

Guru Kelas IV : “Ya malah bagus mbak. Saya nanti juga bisa mempelajari itu.”

Peneliti : “Iya Bu, kalau begitu saya kira cukup sekian wawancara ini Bu.
Terima kasih atas informasi yang sudah diberikan. Semoga
dengan inovasi pembelajaran yang akan saya berikan dapat
meningkatkan hasil belajar matematika khususnya pokok
bahasan bilangan Romawi dan dapat berguna bagi guru dan
siswa di sini.”

Guru Kelas IV : “Iya mbak, sama-sama. Nanti kalau membutuhkan data atau
informasi lagi jangan segan untuk menghubungi saya mbak.”

Peneliti : “Iya Bu, terima kasih.”

Kesimpulan hasil wawancara dengan guru:

Dalam pembelajaran Matematika guru masih menggunakan metode ceramah dan


penugasan. Dominasi pada proses pembelajaran berada pada guru. Kendala pada saat
guru menyampaikan materi Matematika adalah siswa cenderung pasif karena hanya
mendengarkan penjelasan dari guru dan mengerjakan soal. Akibatnya saat kegiatan
pembelajaran terdapat siswa yang mengantuk.

Guru belum pernah melaksanakan pembelajaran yang inovatif khususnya


pembelajaran kooperatif tipe Teams Game Tournament (TGT) karena kurang adanya
sosialisasi dari sekolah mengenai model pembelajaran yang inovatif. Model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Game Tournament (TGT) belum pernah dipraktikkan dalam proses
pembelajaran di SD Negeri 2 Selorejo Wonogiri.

Wonogiri, 13 Januari 2012

Interviewer Interviewee

Dhika Anggar Kusumawati Sri Widayanti, A.Ma. Pd. SD


NIM. K7108117 NIP. -

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

110

Lampiran 3
Hasil Tes Awal Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Selorejo Wonogiri pada Pokok
Bahasan Bilangan Romawi
(Pra Siklus)
Keterangan
No. Nama Siswa Nilai (KKM=65)
Tuntas Tidak tuntas
1 001 20 √
2 002 80 √
3 003 60 √
4 004 60 √
5 005 30 √
6 006 70 √
7 007 20 √
8 008 100 √
9 009 40 √
10 010 70 √
11 011 90 √
12 012 50 √
13 013 40 √
14 014 50 √
15 015 70 √
16 016 60 √
17 017 60 √
Jumlah 970
Nilai Rata-rata 970:17 = 57,06

Ketuntasan Klasikal ꭨ77% , %
ꭨ0

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

111

Lampiran 4

SILABUS

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas/ Semester : IV (empat) / 2 (dua)
Standar Kompetensi : 7. Menggunakan lambang bilangan romawi.
Kompetensi Dasar : 7.1. Mengenal lambang bilangan romawi
Media dan
Materi Indikator Alokasi
Penilaian Sumber
Pokok Kegiatan Pembelajaran Waktu
Pembelajaran
Bilangan a. Kognitif Pertemuan pertama : a. Prosedur 3 x 35 a. Media
romawi 1) Produk a. Mengamati lambang menit) Pembelajara
7.1.1 Mengenal bilangan romawi Tes proses n:
lambang sampai dengan 50. dan Tes - kartu soal
bilangan b. Diskusi kelas akhir jawaban
romawi. tentang lambang b. Teknik - papan
7.1.2 Menyebutka bilangan romawi. Tes dan angka
n lambang c. Membentuk tim non tes b. Sumber
bilangan atau kelompok. (pengama Pembelajara
romawi d. Pelaksanaan game tan) n:
sampai dengan mewakilkan c. Jenis: Buku
dengan 50. salah satu siswa Tes Matematika
2) Proses dalam kelompok tertulis kelas IV,
7.1.3 Menentukan untuk menjawab dan karangan
cara kartu pertanyaan. perbuatan Burhan
menuliskan e. Presentasi . Mustaqim dan
bilangan asli kelompok tentang d. Bentuk: Ary Astuty,
kedalam lambang bilangan Subjektif halaman 193
bilangan romawi tersebut.
e. Alat:
romawi. f. Pemberian
Soal, kunci
b. Afektif commit bagi
penghargaan to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

112

Media dan
Materi Indikator Alokasi
Penilaian Sumber
Pokok Kegiatan Pembelajaran Waktu
Pembelajaran
7.1.4 Menggunaka tim yang menang. jawaban,

n lambang g. Evaluasi dari kriteria

bilangan metode TGT yang penilaian,


dan
romawi telah diterapkan.
Lembar
dalam
kerja siswa
kehidupan
(LKS)
sehari-hari.
c. Psikomotor
7.1.5 Menuliskan
lambang
bilangan
romawi dan
menerapkan
nya dalam
kehidupan
sehari-hari.

Kompetensi Dasar : 7.2. Menyatakan bilangan cacah sebagai bilangan romawi


dan sebaliknya.
Media dan
Materi Indikator Alokasi
Penilaian Sumber
Pokok Kegiatan Pembelajaran Waktu
Pembelajaran
Bilangan a. Kognitif Pertemuan Kedua : a. Prosedur 3 x 35 1) Media
romawi 1) Produk : menit Pembelajaran
a. Tanya jawab
7.2.1 Menyatakan Tes proses :
tentang bilangan
bilangan dan Tes - kartu soal
cacah diubah
cacah akhir jawaban
kedalam bilangan
sebagai commit to userb. Teknik
romawi.
- papan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

113

Media dan
Materi Indikator Alokasi
Penilaian Sumber
Pokok Kegiatan Pembelajaran Waktu
Pembelajaran
bilangan b. Diskusi kelas Tes dan angka
romawi tentang penulisan non tes 2) Sumber
2) Proses lambang bilangan (pengama Pembelajaran
7.2.2 Mengubah romawi kedalam tan) :
bilangan bil.cacah dan c. Jenis: Buku
romawi ke sebaliknya. Tes Matematika
dalam c. Membentuk tim tertulis kelas IV,
bilangan atau kelompok. dan karangan
cacah. d. Pelaksanaan game perbuatan Burhan
b. Afektif dengan . Mustaqim dan
7.2.3 Menunjukka mewakilkan salah d. Bentuk: Ary Astuty,
n bilangan satu siswa dalam Subjektif halaman 195-
romawi dan kelompok untuk 199
e. Alat:
penggunaan menjawab kartu
Soal, kunci
nya dalam pertanyaan. jawaban,
kehidupan e. pemberian kriteria
sehari-hari. penghargaan penilaian,
c. Psikomotor kepada tim dan
7.2.4 Menggunak pemenang. Lembar

an bilangan f. Evaluasi dari kerja siswa

romawi metode TGT (LKS)

dalam yang telah


kehidupan diterapkan.
sehari-hari.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

114

Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I PERTEMUAN I
Sekolah : SD Negeri 2 Selorejo
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : IV / 2
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit

I. STANDAR KOMPETENSI
7. Menggunakan lambang bilangan romawi.
II. KOMPETENSI DASAR
7.1 Mengenal lambang bilangan romawi.
III. INDIKATOR
A. Kognitif
1. Produk
7.1.6 Mengenal lambang bilangan romawi.
7.1.7 Menyebutkan lambang bilangan romawi sampai dengan 50.
2. Proses
7.1.8 Menentukan cara menuliskan bilangan asli ke dalam bilangan
romawi.
B. Afektif
7.1.9 Menggunakan lambang bilangan romawi dalam kehidupan sehari-
hari.
7.1.10 Menerapkan penggunaan lambang bilangan Romawi.
C. Psikomotor
7.1.11 Membaca lambang bilangan romawi.
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Kognitif
1. Produk
a. Melalui metode ceramah siswa dapat mengenal lambang bilangan
commit to user
romawi dengan jelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

115

b. Melalui metode tanya jawab siswa dapat menyebutkan lambang


bilangan romawi sampai dengan 50 dengan benar.
2. Proses
c. Melalui metode diskusi siswa dapat menentukan cara menuliskan
bilangan asli ke dalam bilangan romawi.
B. Afektif
a. Melalui metode TGT siswa dapat menggunakan lambang bilangan
romawi dalam kehidupan sehari-hari.
b. Melalui metode penugasan siswa dapat menerapkan penggunaan
lambang bilangan romawi.
C. Psikomotor
a. Melalui metode TGT siswa dapat membaca lambang bilangan
romawi.
V. DAMPAK PENGIRING
Setelah pembelajaran selesai diharapkan siswa mampu mengenal,
mengerti, memahami dan dapat menggunakan lambang bilangan romawi
dalam kehidupan sehari-hari.
VI. MATERI PEMBELAJARAN
Bilangan Romawi
a. Mengenal Bilangan Romawi
b. Membaca Bilangan Romawi
VII. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
a. Model : Cooperatif Learning tipe TGT
b. Metode :
1) Ceramah bervariasi
2) Tanya jawab
3) Diskusi
4) Penugasan
5) Teams Game Tournament

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

116

VIII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN


NO KEGIATAN WAKTU METODE KARAKTER
1 Kegiatan Awal 15 menit
a. Salam Religius
b. Doa Religius
c. Presensi Disiplin dan
d. Pengkondisian kelas kejujuran.
e. Guru memberikan motivasi Ceramah Percaya diri
kepada siswa. bervariasi
f. Guru memberikan Tanya jawab Perhatian dan
apersepsi berupa tanya rasa ingin
jawab tentang lambang tahu.
bilangan romawi.
g. Guru menyampaikan Ceramah Perhatian
tujuan pembelajaran.
2 Kegiatan Inti 80 menit
a. Eksplorasi
1) Guru memperlihatkan Ceramah Perhatian
gambar tentang
bilangan romawi
(presentasi kelas)
2) Guru menjelaskan Ceramah Rasa ingin
tentang bilangan bervariasi tahu
romawi dan cara
penulisannya.
3) Siswa memperhatikan perhatian
penjelasan guru dengan
seksama.
b. Elaborasi
1) Guru membagi siswa Diskusi Tanggung
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

117

ke dalam beberapa jawab


kelompok kecil untuk
berdiskusi. Setiap
kelompok terdiri dari
4-5 siswa.
(pembentukan tim)
2) Siswa memperhatikan TGT Rasa ingin
penjelasan guru tentang tahu
langkah-kangkah
pelaksanaan game.
3) Dalam kelompok siswa Kreatifitas,
bermain game untuk keaktifan dan
menentukan siapa yang tanggung
akan maju dalam jawab.
turnamen. (game)
4) Perwakilan dari Keberanian,
kelompok maju ke percaya diri.
depan untuk menjawab
kuis dari guru.
5) Kuis dijawab secara Aktif,
rebutan, setiap ganti percaya diri,
soal, maka perwakilan keberanian.
tiap kelompok juga
ganti.
6) Anggota tim lain Kejujuran.
melakukan penilaian.
7) Siswa melakukan Tanya jawab Keberanian,
permainan tersebut keaktifan dan
sampai semua kartu percaya diri.
soal habis.
commit to user Ceramah
8) Guru bersama siswa Perhatian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

118

mengevaluasi hasil bervariasi


permainan tersebut
c. Konfirmasi
1) Kelompok dengan hasil Ceramah, Aktif dan
terbaik mendapat percaya diri
penghargaan dari guru.
(rekognisi tim)
2) Guru memberi Tanya jawab Keberanian,
kesempatan kepada keaktifan,
siswa untuk bertanya dan percaya
mengenai materi yang diri
belum jelas.
3 Kegiatan Akhir 15 menit
a. Siswa bersama guru Tanya jawab Keberanian
mereview dan
menyimpulkan
pembelajaran secara
keseluruhan.
b. Guru memberikan Ceramah Perhatian,
penguatan kepada siswa. percaya diri
c. Guru mengadakan penilaian Penugasan Tanggung
/ evaluasi. jawab
d. Guru menyampaikan materi Ceramah Perhatian
untuk pertemuan
selanjutnya

IX. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR


a. Media Pembelajaran
1) Kartu soal dan jawaban
2) Papan angka
commit to user
3) Lembar Kerja Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

119

b. Sumber Belajar
Burhan Mustaqim dan Ary Astuty. 2008. Ayo Belajar Matematika Kelas
IV. Jakarta: Depdiknas. Halaman 193
X. PENILAIAN
a. Prosedur : tes proses dan tes akhir
b. Teknik : tes
c. Jenis : tertulis
d. Bentuk : subyektif
e. Alat tes : soal, kunci jawaban, kriteria penilaian.

Wonogiri, 20 Maret 2012


Guru Kelas Peneliti

Sri Widayanti, A.Ma.Pd.SD Dhika Anggar Kusumawati


NIP. NIM K7108117

Kepala sekolah
SD Negeri 2 Selorejo

Drs. Madiyo
NIP.19610918 198304 1 002

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

120

MATERI PEMBELAJARAN

4) Mengenal Bilangan Romawi


Terdapat berbagai macam bilangan dalam matematika diantaranya
adalah bilangan asli, bilangan cacah, bilangan bulat, bilangan pecahan, dan
bilangan Romawi.
Bilangan Romawi tidak begitu banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Contoh kalimat yang menggunakan bilangan Romawi adalah
sebagai berikut :
d) Sekarang kita telah memasuki abad ke XXI.
e) Jalan Kepodang II dilanda macet.
f) SD Negeri III Ngadirojo sedang mengadakan lomba lari antar siswa.
Bilangan Romawi terdiri dari 7 angka (dilambangkan dengan huruf)
sebagai berikut:
I melambangkan bilangan 1
V melambangkan bilangan 5
X melambangkan bilangan 10
L melambangkan bilangan 50
C melambangkan bilangan 100
D melambangkan bilangan 500
M melambangkan bilangan 1000
Untuk bilangan-bilangan yang lain, dilambangkan oleh perpaduan
(campuran) dan ketujuh lambang bilangan tersebut.
Contoh :
I melambangkan bilangan …
V melambangkan bilangan …
X melambangkan bilangan …
L melambangkan bilangan …
Jawab :
I melambangkan bilangan 1
V melambangkan bilangan 5
commit to user
X melambangkan bilangan 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

121

L melambangkan bilangan 50
Contoh : Menuliskan lambang bilangan Romawi dari bilangan cacah.
Bilangan 100 dilambangkan …
Bilangan 500 dilambangkan …
Bilangan 1000 dilambangkan …
Jawab :
Bilangan 100 dilambangkan C
Bilangan 500 dilambangkan D
Bilangan 1000 dilambangkan M
Contoh : Menuliskan bilangan cacah dari lambang bilangan Romawi.
II = …
IV = …
IX = …
XXII = …
Jawab :
II = 2
IV = 4
IX = 9
XXII = 22
5) Membaca Bilangan Romawi
Pada bilangan Romawi tidak dikenal bilangan 0 (nol). Untuk membaca
bilangan Romawi terlebih dahulu harus menghafal ketujuh lambang bilangan
dasar Romawi.
Aturan-aturan dalam membaca bilangan Romawi :
d) Aturan penjumlahan bilangan Romawi
(3) Jika lambang yang menyatakan angka lebih kecil terletak di kanan,
maka lambang-lambang Romawi tersebut dijumlahkan.
(4) Penambahan paling banyak tiga angka.
Contoh :
(d) II = I + I
=1+1 commit to user

Anda mungkin juga menyukai