TESIS
LAURENT SIMANGUNSONG
191442105
YOGYAKARTA
2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TESIS
LAURENT SIMANGUNSONG
191442105
YOGYAKARTA
2021
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur dan tulus saya persembahkan tesis ini kepada Tuhan
Yesus dan Bunda Maria untuk kasih dan penyertaan-Nya, Ayah dan Ibu terhebat:
Tekdik Simangunsong dan Rismawati Siregar yang selalu memberi dukungan dan
doa-doa yang tiada hentinya dan keluarga besar yang telah memberikan motivasi
dalam penyusunan tesis ini.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
The study aims to (1) solve the HIV-AIDS infectious disease model which is divided
into three populations, namely, Susceptible (𝑆), Infected (𝐼), and AIDS-cases (𝐴) using
the fourth order Runge-Kutta method (RK4) and (2) determine the relationship between
the SIA model with aspects of education. The RK4 method was chosen because it has a high
enough accuracy so that the results obtained also have a fairly good accuracy. The method
used in this research is literature study and simulation. Initial value such as variables and
parameters were taken from literacy sources as the reference in this study. The simulation
results with MATLAB show that the RK4 method can solve the SIA model and provide a
solution for a very long time the population will never go extinct, or in other words, each
population will go to its respective equilibrium point. The solution of the SIA model can be
taught at the college level to students studying numerical methods. The learning design
that is compiled must be related to computational thinking skills which include aspects of
decomposition, pattern recognition, algorithmic thinking, and abstraction and
generalization.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala limpahan berkat
dan karunia-Nya atas segala proses penyelesaian dalam tugas akhir ini sehingga
tugas akhir ini dapat selesai tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa selesainya penulisan tesis ini tidak terlepas dari
dukungan, doa, bimbingan dan bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Yohanes Haryoso, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd., sebagai Ketua Program Studi
Pendidikan Matematika Program Magister yang telah memberi ijin untuk
penulisan tesis ini.
3. Bapak Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math.Sc., Ph.D., selaku Dosen Pembimbing
yang sudah meluangkan waktu dan pikiran serta memberikan motivasi bagi
peneliti.
4. Orang tua saya yang sudah memberikan doa, dukungan, dan motivasi demi
kelancaran penyusunan tugas akhir ini.
5. Teman-teman program magister yang telah memberikan semangat dalam
penyusunan tugas akhir ini.
6. Semua pihak yang secara langsung ataupun tidak langsung yang sudah
membantu kelancaran proses penyusunan tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada tugas akhir ini.
Mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman peneliti, maka peneliti
mengharapkan kritik dan saran atas tugas akhir ini.
Akhir kata, peneliti mengharapkan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi banyak
pihak dan bagi para pembacanya.
Penulis
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
ABSTRACT ............................................................................................................. ix
F. Metode Penelitian.........................................................................................6
G. Batasan Masalah...........................................................................................7
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Refleksi ......................................................................................................53
BAB V PENUTUP................................................................................................ 55
A. Kesimpulan ................................................................................................55
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Saran ...........................................................................................................55
LAMPIRAN .......................................................................................................... 59
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR DIAGRAM
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini akan menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, kebaruan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, jadwal
penelitian, dan sistematika penulisan. Berikut akan dijelaskan secara rinci dan
spesifik mengenai bagian-bagian yang telah disebutkan di atas.
A. Latar Belakang
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang atau
merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Virus ini ditularkan dari orang ke orang
melalui hubungan seksual, transfusi darah, penularan kepada bayi pada saat
menyusui, dan lain sebagainya. HIV termasuk kelompok retrovirus yang dapat
mengubah RNA menjadi DNA. Setelah menginfeksi RNA, virus HIV berubah
menjadi DNA oleh enzim reverse transcriptase pada HIV yang mengubah RNA
virus menjadi DNA sehingga dapat disisipkan ke dalam DNA sel-sel manusia.
Virus pada DNA kemudian menginfeksi sel-sel baru atau tetap tersembunyi dalam
sel-sel yang hidup dalam jangka waktu yang lama atau pada tempat penyimpanan
seperti sel-sel CD4. Sel CD4 yang hidup dalam jangka panjang digunakan sebagai
penampungan virus HIV (Gallant, 2010).
Jumlah sel CD4 normal pada orang sehat berkisar antara 500 sampai 1.500 per
mm3. Orang yang terinfeksi HIV akan mengalami penurunan sel CD4 secara terus
menerus sehingga sistem kekebalan tubuhnya cukup rendah. Jika sel CD4 berada
di bawah 200 per mm3, berarti penderita HIV akan mengalami AIDS (Murni, dkk.,
2016).
Epidemi HIV menjadi masalah serius di Indonesia yang merupakan negara
urutan kelima paling berisiko terkena virus HIV/AIDS di Asia (Kemenkes, 2018).
Jumlah kasus HIV cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Berdasarkan data SIHA, jumlah infeksi HIV dari tahun 2010-2017 menurut
kelompok umur 25-49 tahun merupakan usia dengan jumlah infeksi HIV paling
banyak setiap tahunnya.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penyakit, Infected (I) atau individu yang dapat menyebarkan penyakit pada individu
yang Susceptible, dan AIDS cases (A) atau individu yang terkena AIDS. Model
penyebaran HIV-AIDS sering disingkat menjadi model SIA menurut Hia dkk
(Haryanto, dkk, 2015).
Salah satu model matematika yang sering digunakan adalah model persamaan
diferensial. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk memperoleh solusi dari
masalah yang dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial. Solusi dari masalah
tersebut dapat diselesaikan secara analitis dan secara numerik. Salah satu metode
untuk memperoleh solusi dari model matematika secara numerik adalah metode
Runge-Kutta. Menurut Sasongko (2010), metode Runge-Kutta merupakan suatu
metode numerik yang digunakan untuk menyelesaikan persamaan diferensial biasa
dengan ketelitian yang cukup tinggi. Metode ini sangat umum digunakan untuk
menyelesaikan bentuk persamaan diferensial biasa, baik linier maupun nonlinear
dengan permasalahan kondisi awal. Dalam hal ini, metode Runge-Kutta digunakan
untuk menyelesaikan suatu model matematika pada radang akut yang telah
dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial. Metode Runge-Kutta dibentuk
untuk mendapatkan ketelitian yang tinggi dan kelebihan dari metode ini adalah
bahwa untuk memperoleh hasil-hasil tersebut hanya diperlukan nilai-nilai fungsi
dari titik-titik sebarang yang dipilih pada suatu interval bagian.
Metode Runge-Kutta adalah alternatif lain dari metode deret Taylor yang tidak
membutuhkan perhitungan turunan. Metode ini menggunakan tiga buah ketetapan-
ketetapan (koefisien-koefisien) dan hal tersebut adalah cara C. Runge dan M. W.
Kutta untuk menghindari perhitungan turunan menggunakan ketetapan-ketetapan
sedemikian bahwa nilai dari ketetapan tersebut dipilih sehingga meminimumkan
galat perlangkah sehingga persamaan ini memiliki galat total yang sangat kecil,
(dalam Munir, 2003).
Berdasarkan permasalahan tersebut, metode Runge-Kutta menjadi suatu
alternatif yang dapat digunakan dalam penelitian ini untuk melihat bagaimana
model penyebaran HIV-AIDS pada manusia dan cara meminimalkan penyebaran
penyakit tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan tersebut, berikut adalah
tujuan dari penelitian ini:
1. Mengetahui implementasi algoritma metode Runge-Kutta untuk menyelesaikan
model penyebaran Human Immunodeficiency Virus- Acquired
Immunodificiency Syndrome (HIV-AIDS) pada tipe Susceptible, Infected, AIDS
cases (SIA).
2. Menyelidiki aspek pendidikan yang termuat dalam model SIA.
D. Kebaruan Penelitian
Kebaruan dari penelitian ini yaitu:
1. Penyelesaian model penyebaran HIV-AIDS tipe SIA menggunakan metode
Runge-Kutta.
2. Penyajian aspek pendidikan dari model SIA.
E. Manfaat Penelitian
Setelah melaksanakan penelitian mengenai penyelesaian dan simulasi model
penyebaran HIV-AIDS menggunakan metode Runge-Kutta pada tipe SIA, maka
manfaat penelitian ini yaitu:
1. Bagi Peneliti
a. Meminimalkan penyebaran/penularan HIV-AIDS melalui model SIA.
b. Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru tentang implementasi
metode Runge-Kutta dalam menyelesaikan persamaan diferensial biasa.
c. Memotivasi dan menambah wawasan mahasiswa tentang pemanfaatan
matematika dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat lebih memaknai
pembelajaran.
2. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga atau
merawat kesehatan tubuh khususnya tentang bahaya penularan HIV-AIDS.
3. Bagi Peneliti Lain
Memberikan referensi bagi peneliti lain untuk mencari metode-metode numerik
yang lain dan membandingkan hasil yang diperoleh.
4. Bagi Guru dan Dosen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
I. Jadwal Penelitian
Secara gambaran umum penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari tahun
2019 sampai bulan Januari tahun 2021. Penyelesaian model SIA dilakukan selama
dua semester dan aspek pendidikan diselesaikan selama satu semester.
J. Sistematika Penulisan
Bagian ini akan menjelaskan sistematika penulisan yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. BAB I: PENDAHULUAN
Pada bagian ini dijelaskan acuan dari penelitian ini. Penjelasan tersebut
disajikan dalam sub bab latar belakang, tinjauan pustaka, rumusan masalah,
tujuan penelitian, kebaruan penelitian dan sistematika penulisan.
2. BAB II: LANDASAN TEORI
Pada bagian ini dijelaskan teori-teori yang menjadi dasar dalam penelitian, yaitu
teori tentang HIV-AIDS, model penyebaran HIV-AIDS pada tipe SIA, metode
Runge-Kutta, dan kemampuan berpikir secara komputasi.
3. BAB III: METODE PENELITIAN
Pada bagian ini dijelaskan metode yang digunakan untuk menjawab rumusan
masalah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
pemrograman dinamik. Penjelasan terkait metode yang meliputi langkah-
langkah pemrograman dinamik serta bentuk fungsi tujuannya juga dijelaskan
dalam bagian ini.
4. BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini dijelaskan dan dibahas tentang penyelesaian model penyebaran
HIV-AIDS pada tipe SIA dengan menggunakan metode Runge-Kutta orde
empat dan hasil simulasi pada tipe tersebut. Selain hal tersebut, kekurangan
dalam penelitian disajikan pula dalam bab ini.
5. BAB VI: PENUTUP
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dari penelitian ini dan
saran untuk penelitian lanjutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
12
oleh enzim reverse transcriptase yaitu suatu enzim yang ada di dalam virus HIV
yang dapat mengubah RNA virus menjadi DNA, sehingga dapat disisipkan ke
dalam DNA sel-sel manusia. DNA kemudian dapat digunakan untuk membuat virus
baru yang menginfeksi sel-sel baru atau tetap tersembunyi dalam sel-sel yang hidup
dalam jangka panjang atau pada tempat penyimpanan seperti sel-sel CD4. Sel-sel
CD4 yang hidup untuk jangka panjang merupakan suatu penampungan virus HIV
yang tersembunyi (Whiteside, 2016, hal.19-20).
Penularan HIV dapat menyebar melalui cairan yang terdapat di dalam tubuh
manusia seperti darah, air mani, cairan vagina, air susu ibu. Penularan virus tersebut
juga dapat menyebar melalui hubungan seks yang memungkinkan darah, air mani,
atau cairan vagina dari orang yang terinfeksi HIV masuk ke aliran darah orang yang
belum terinfeksi (hubungan seks yang dilakukan tanpa pengaman melalui vagina
atau dubur, melalui mulut), memakai jarum suntik secara bergantian dengan orang
yang terinfeksi HIV, menerima transfusi darah dari donor yang terinfeksi HIV, dari
ibu yang terinfeksi HIV ke bayi dalam kandungan, waktu melahirkan dan jika
menyusui (Murni, dkk, 2016).
Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menyerang atau
menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia.
Adapun penyebab dasar dan struktural meliputi kemiskinan yang parah di tengah-
tengah perbedaan pola-pola pembangunan yang cepat dan eksploitasi sumberdaya
alam, ketidakadilan etnis dan bahasa, rendahnya tingkat pendidikan dan
pengetahuan tentang HIV, diskriminasi gender, inisiasi seksual pada usia muda dan
norma-norma sosial dan budaya lainnya (UNICEF Indonesia, 2012).
Virus HIV membunuh satu jenis sel darah putih yang disebut sel CD4. Sel ini
adalah bagian penting dari sistem kekebalan tubuh dan jika jumlahnya kurang,
sistem tersebut menjadi terlalu lemah untuk melawan infeksi. Jumlah sel CD4 dapat
diukur melalui tes darah khusus. Jumlah normal pada orang sehat berkisar antara
500 sampai 1.500 per mm3. Setelah terinfeksi HIV, jumlah sel CD4 akan turun terus
menerus sehingga menyebabkan kesehatan sistem kekebalan tubuh semakin rendah.
Jika jumlah CD4 turun di bawah 200 per mm3, ini menunjukkan bahwa sistem
kekebalan tubuh cukup rusak sehingga infeksi oportunistik (kuman yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh sistem kekebalan tubuh yang rusak)
dapat menyerang tubuh kita (Murni, dkk, 2016).
AIDS singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome muncul setelah
HIV menyerang sistem kekebalan tubuh manusia selama lima hingga sepuluh tahun
atau lebih. Sistem kekebalan tubuh menjadi lemah, dan satu atau lebih penyakit
dapat timbul. Karena lemahnya sistem kekebalan tubuh tadi, beberapa penyakit bisa
menjadi lebih berat daripada biasanya (Murni, dkk, 2016). Tingkat HIV dalam
tubuh dan timbulnya berbagai infeksi tertentu merupakan indikator bahwa infeksi
HIV telah berkembang menjadi AIDS. AIDS menggambarkan sebuah sindrom
dengan berbagai gejala dan infeksi yang terkait dengan menurunnya sistem
kekebalan tubuh. AIDS sendiri disebabkan oleh virus HIV. AIDS diidentifikasi
berdasarkan beberapa infeksi tertentu, yang dikelompokkan oleh Organisasi
Kesehatan Dunia (World Health Organization) sebagai berikut:
1. Tahap I
Penyakit HIV tidak menunjukkan gejala apapun dan tidak dikategorikan
sebagai AIDS.
2. Tahap II
Meliputi infeksi-infeksi saluran pernafasan bagian atas yang tak kunjung
sembuh.
3. Tahap III
Meliputi diare kronis yang tidak jelas penyebabnya yang berlangsung lebih dari
satu bulan, infeksi bakteri yang parah, dan TBC paru-paru.
4. Tahap IV
Meliputi penyakit parasit pada otak (toksoplasmosis), infeksi jamur kandida
pada saluran tenggorokan (kandidiasis), saluran pernafasan (trachea), batang
saluran paru-paru (bronchi) atau paru-paru.
C. Model Epidemik Penyebaran Human Immunodeficiency Virus - Acquired
Immunodificiency Syndrome (HIV-AIDS)
Penyebaran Human Immunodeficiency Virus - Acquired Immunodificiency
Syndrome (HIV-AIDS) sudah banyak dipelajari oleh peneliti-peneliti terutama pada
bidang kesehatan. Pemodelan matematika kemudian muncul sebagai alternatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
15
16
𝑑𝐴 (2.3)
= 𝛾𝐼 − µ𝐴 − 𝛿𝐴
𝑑𝑡
Berdasarkan persamaan (1), (2), dan (3), maka proses penyebaran HIV-AIDS
dapat digambarkan dalam diagram transfer sebagai berikut:
𝛬 𝛿𝐴
S A
µ𝑆
µ𝐴
𝐴
ꞷ𝑆
𝐼 𝑁
ꞵ𝑆 𝛾𝐼
𝑁
I
µ𝐼
17
18
dinotasikan dengan tanda aksen (prime marks), (Ricardo, 2020, hal. 2-3). Berikut
beberapa contoh penggunaan notasi Lagrange:
1. 𝑦′ − 𝑡 = 0
2. (𝑤 ′ )2 − 2𝑡 3 𝑤 ′ − 4𝑡 2 𝑤 = 0
Persamaan diferensial terbagi menjadi dua jenis yaitu persamaan diferensial
biasa (ordinary differential equation) dan persamaan diferensial parsial (partial
differential equation). Berikut akan dijelaskan kedua jenis persamaan tersebut:
1. Pesamaan diferensial biasa (ordinary differential equation) (Ricardo, 2020, hal.
4)
Persamaan diferensial biasa merupakan suatu persamaan yang melibatkan
fungsi yang tidak diketahui yang memuat satu variabel bebas, variabel terikat,
serta emuat satu atau lebih turunan dari fungsi tersebut (Ricardo,2020, hal. 2).
Secara umum persamaan ini dituliskan dengan:
𝐹(𝑡, 𝑦, 𝑦 (1) , … , 𝑦 (𝑛−1) , 𝑦 (𝑛) ) = 0 (2.5)
dengan 𝐹 adalah fungsi nilai riil, 𝑡 variabel bebas dan 𝑦 variabel terikat.
Bentuk normal dari persamaan diferensial orde- 𝑛 melibatkan penyelesaian
untuk turunan tertinggi dan menempatkan semua suku lainnya di sisi lain
persamaan, sehingga persamaan (2.5) dapat dituliskan menjadi:
𝑑𝑛 𝑦
𝑦 (𝑛) = = 𝐺(𝑡, 𝑦, 𝑦 (1) , … , 𝑦 (𝑛−1) ) (2.6)
𝑑𝑡 𝑛
Berikut diberikan beberapa contoh persamaan diferensial biasa yang mengikuti
bentuk persamaan (2.6).
i. 𝑑𝑦
=𝑡
𝑑𝑡
ii. 𝑑𝑦 2
+ 2𝑥𝑦 = 𝑒 −𝑥
𝑑𝑥
iii. 𝑥 ′′ (𝑡) − 5𝑥 ′ (𝑡) + 6𝑥(𝑡) = 0
2. Persamaan diferensial parsial (partial differential equation) (Ricardo, 2020, hal.
2-3)
Persamaan diferensial parsial merupakan persamaan diferensial yang
bergantung pada dua atau lebih variabel bebas dari suatu fungsi yang tidak
diketahui. Secara umum dapat dituliskan seperti berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
𝜕𝑢 𝜕 2 𝑢 𝜕 2 𝑢
, , , … = 𝐹(𝑢𝑥 , 𝑢𝑥𝑥 , 𝑢𝑥𝑦 … ) (2.7)
𝜕𝑥 𝜕𝑥 2 𝜕𝑥𝜕𝑦
dengan 𝑢 merupakan variabel terikat dan 𝑥, 𝑦 merupakan variabel bebas.
Selanjutnya, persamaan diferensial biasa maupun parsial dibagi menjadi dua
kelas besar yaitu persamaan diferensial linear dan nonlinear (Roberts, 2010).
Berikut akan dijelaskan kedua persamaan tersebut:
1. Persamaan diferensial biasa linear orde ke-𝑛 (Roberts, 2010, hal. 163)
Dipandang suatu persamaan diferensial biasa orde ke-𝑛 yang dituliskan pada
persamaan (2.5) sebelumnya. Persamaan diferensial biasa orde ke- 𝑛 disebut
linear jika dapat dituliskan dalam bentuk:
𝑎𝑛 (𝑡)𝑦 (𝑛) (𝑡) + 𝑎𝑛−1 (𝑡)𝑦 (𝑛−1) (𝑡) + ⋯ + 𝑎1 (𝑡)𝑦 (1) (𝑡) + 𝑎0 (𝑡)𝑦(𝑡)
(2.8)
= 𝑔(𝑡)
Fungsi 𝑎𝑛 (𝑡) disebut fungsi koefisien yang nilainya tidak sama dengan nol,
𝑛 = 0,1,2, … , 𝑘. Jika 𝑔(𝑡) = 0, maka persamaan diferensial tersebut dikatakan
homogen (homogeneous) dan sebaliknya jika 𝑔(𝑡) ≠ 0 maka dikatakan tidak
homogen (nonhomogeneous).
2. Persamaan diferensial nonlinear (Keskin, 2019, hal. 3)
Persamaan diferensial biasa nonlinear dapat ditentukan dengan memperhatikan
suatu fungsi dan turunannya. Jika terdapat perkalian dari fungsi dengan
turunannya atau pangkat dari suku-suku diferensialnya tidak sama dengan satu,
maka persamaan diferensial ini disebut tidak linear (nonlinear).
Perhatikan beberapa contoh persamaan diferensial biasa linear dan nonlinear
yang ditampilkan pada Tabel 2.2 berikut (Keskin, 2019, hal. 3).
Tabel 2. 2. Contoh persamaan diferensial biasa linear dan nonlinear
20
𝑦𝑖+1 = 𝑦𝑖 + 𝑎1 𝑘1 + 𝑎2 𝑘2 + … + 𝑎𝑛 𝑘𝑛 (2.9)
dengan 𝑖 = 0,1,2, … , 𝑛; 𝑎1 , 𝑎2 , … , 𝑎𝑛 adalah tetapan dan:
𝑘1 = ℎ𝑓(𝑡𝑖 , 𝑦𝑖 ),
𝑘2 = ℎ𝑓 (𝑡𝑖 + 𝑝1 ℎ, 𝑦𝑖 + 𝑞11 𝑘1 ),
𝑘3 = ℎ𝑓 (𝑡𝑖 + 𝑝2 ℎ, 𝑦𝑖 + 𝑞21 𝑘1 + 𝑞22 𝑘2 ),
𝑘4 = ℎ𝑓 (𝑡𝑖 + 𝑝3 ℎ, 𝑦𝑖 + 𝑞31 𝑘1 + 𝑞32 𝑘2 + 𝑞33 𝑘3 ), (2.10)
⋮
𝑘𝑛 = ℎ𝑓 (𝑥𝑖 + 𝑝𝑛−1 ℎ, 𝑦𝑖
+ 𝑞𝑛−1,1 𝑘1 + 𝑞𝑛−1,2 𝑘2 + . . . + 𝑞𝑛−1,𝑛−1 𝑘𝑛−1 )
dimana ℎ merupakan jarak antara nilai-nilai 𝑡 (interval 𝑡) yang dituliskan dengan:
ℎ = 𝑡𝑖+1 − 𝑡𝑖
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
22
1
𝑎1 = 𝑎4 = ,
6
𝑞31 = 𝑞32 = 0 ,
𝑝3 = 𝑞33 = 1
Persamaan (2.13) dan (2.14) selanjutnya disubstitusikan ke persamaan (2.10) dan
(2.9) sehingga diperoleh:
1 (2.15)
𝑦𝑖+1 = 𝑦𝑖 + (𝑘1 + 2𝑘2 + 2𝑘3 + 𝑘4 )
6
Kesalahan pemotongan lokal (local truncation error) metode Runge-Kutta
dilakukan dengan mencocokkan koefisiennya dengan metode deret Taylor berorde
empat sehingga didapatkan kesalahannya yaitu 𝑂(ℎ5 ). Metode Runge-Kutta sampai
pada orde empat sudah cukup baik dalam menyelesaikan persamaan diferensial
biasa dengan galat total yang cukup kecil dan jika orde Runge-Kutta semakin tinggi,
maka ketelitiannya juga akan semakin baik.
23
24
dirumuskan oleh beberapa ahli dalam bidang pemecahan masalah. Menurut Wing
(2006), indikator berpikir secara komputasi dapat diukur dengan memperhatikan
hal-hal berikut ini.
a) Dekomposisi
Keterampilan membagi informasi atau data yang besar menjadi bagian-bagian
yang kecil, sehingga bagian tersebut dapat dipahami, dipecahkan,
dikembangkan dan dievaluasi secara terpisah sehingga bisa lebih mudah
memahami kompleksitas dari suatu masalah. Dalam hal ini, agar bagian-bagian
tersebut dapat dipahami secara tepat, dipecahkan, dikembangkan, dan
dilakukan proses evaluasi secara terpisah. Dalam tahapan ini, konteks masalah
yang kompleks dapat dibuat secara lebih sederhana agar lebih mudah
diselesaikan secara tuntas dan komprehensif.
b) Berpikir Algoritma
Keterampilan yang berorientasi pada kemampuan untuk memahami dan
menganalisis masalah, mengembangkan urutan langkah menuju solusi yang
sesuai, serta menemukan langkah-langkah pengganti untuk memastikan bahwa
pendekatan alternatif untuk solusinya dipenuhi. Dalam konteks ini, proses
pengulangan akan terjadi dan hal itulah yang akan menjadi kunci bahwa siswa
telah mampu melakukan proses berpikir secara komputasi dari dimensi berpikir
algoritma.
c) Pengenalan Pola
Keterampilan identifikasi, mengenali dan mengembangkan pola, hubungan
atau persamaan untuk memahami data maupun strategi yang digunakan untuk
memahami data yang besar dan dapat memperkuat ide-ide abstraksi. Dengan
mengenali pola atau karakteristik yang sama akan membantu siswa dalam
memecahkan persoalan dan membantu dalam membangun penyelesaian
persoalan yang disajikan. Proses berkembang dari tahapan sebelumnya adalah
apa yang dilakukan pada tahapan ini tidak hanya sebatas mengenali konteks
masalah dan penyelesaiannya tetapi juga bagaimana menemukan pola terkait
masalah lain yang disajikan. Dengan mengenali pola inilah efisiensi waktu dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
berpikir akan berkurang dan juga siswa lebih kritis dan kreatif jika dibiasakan
dalam rangkaian pembelajaran dalam konteks kelas.
d) Abstraksi dan Generalisasi
Abstraksi terkait dengan membuat makna dari data yang telah ditemukan serta
implikasinya. Sedangkan generalisasi adalah sebuah cara cepat dalam
memecahkan masalah baru berdasarkan penyelesaian permasalahan sejenis
sebelumnya. Dalam tahapan ini, siswa dapat melakukan aktivitas yang mampu
mengidentifikasi pola yang sudah ditemukan (pada tahapan kedua) untuk
memudahkan dirinya dalam mengidentifikasi konsep dan konteks masalah
yang disajikan. Lalu, siswa melakukan proses penyelesaian secara holistik dan
komprehensif.
Indikator berpikir secara komputasi juga dirumuskan oleh CSTA (2011) yang
memperhatikan beberapa hal berikut.
a) Merumuskan masalah yang akan diselesaikan dengan menggunakan bantuan
komputer atau dengan bantuan alat yang lain.
b) Mampu berpikir logis dan dapat menganalisis data
c) Mampu melakukan representasi data melalui abstraksi dengan suatu model
atau simulasi.
d) Mampu melakukan otomatisasi solusi melalui cara berpikir algoritma
e) Mampu mengidentifikasi, menganalisis, dan mengimplementasikan
kemungkinan solusi dengan tujuan mencapai dengan berbagai kombinasi
langkah atau cara dan sumber daya yang efisien dan efektif.
f) Menggeneralisasikan dan mentransfer proses pemecahan masalah yang telah
dilakukan untuk masalah yang lain.
Berdasarkan indikator berpikir secara komputasi yang dikemukakan oleh
beberapa ahli tersebut, maka pada mata kuliah Matematika Komputasional sangat
diperlukan kemampuan dalam mempelajari konsep metode numerik yang
didalamnya terdapat algoritma dari setiap metode dan peserta didik akan
menerapkan algoritma dari setiap metode untuk menyelesaikan permasalahan yang
diberikan menggunakan bantuan program komputer. Indikator tersebut akan
digunakan sebagai alat ukur sejauh mana tingkat kemampuan berpikir secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
komputasi peserta didik dalam pembelajaran matematika yang dalam penelitian ini
yaitu mahasiswa pada matakuliah Matematika Komputasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
PENYELESAIAN NUMERIS RUNGE-KUTTA ORDE EMPAT PADA
MODEL SIA
Pada bab ini membahas tentang alur membuat model SEIR penyakit meningitis,
Penyelesaian solusi numerik sistem transmisi meningitis model SEIR dengan
metode Euler, metode Heun, metode Runge-Kutta orde empat serta menganalisis
solusi berdasarkan gambar.
A. Konstruksi Model SIA Menggunakan Metode Runge Kutta Orde Empat
Model penularan Human Immunodeficiency Virus-Acquired Immune
Deficiency Syndrome (HIV-AIDS) tipe SIA telah dikonstruksi pada persamaan (2.1)
- (2.3) sehingga membentuk suatu sistem persamaan diferensial biasa nonlinear
seperti ditunjukkan pada persamaan (2.4). Jika setiap persamaan dalam sistem (2.4)
dijumlahkan, maka didapatkan laju perubahan total populasi 𝑁 terhadap waktu 𝑡
sebagai berikut:
𝑑(𝑆 + 𝐼 + 𝐴) 𝑑𝑁
= = 𝛬 − µ(𝑆 + 𝐼 + 𝐴) − 𝛿𝐴 (3.1)
𝑑𝑡 𝑑𝑡
Dari persamaan (3.1) dapat dijelaskan bahwa total populasi 𝑁 tidak konstan karena
dipengaruhi oleh jumlah kelahiran alami (𝛬), angka kematian alami (natural death
rate), dan angka kematian karena AIDS (AIDS death rate). Berdasarkan hal tersebut,
persamaan pada sistem (2.4) akan bertambah menjadi empat persamaan seperti
berikut:
𝑑𝑆 𝐼 𝐴
= 𝛬 − µ𝑆 − ꞵ𝑆 − ꞷ𝑆
𝑑𝑡 𝑁 𝑁
𝑑𝐼 𝐼 𝐴
= ꞵ𝑆 + ꞷ𝑆 − µ𝐼 − 𝛾𝐼
𝑑𝑡 𝑁 𝑁 (3.2)
𝑑𝐴
= 𝛾𝐼 − µ𝐴 − 𝛿𝐴
𝑑𝑡
𝑑𝑁
{ 𝑑𝑡 = 𝛬 − µ(𝑆 + 𝐼 + 𝐴) − 𝛿𝐴
Sistem persamaan (3.2) akan diselesaikan dengan metode Runge-Kutta orde
empat. Rumus Runge-Kutta orde empat pada sistem tersebut akan memberikan
solusi pada persamaan (3.3) sebagai berikut:
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
1
𝑆𝑖+1 = 𝑆𝑖 + (𝑘1𝑆 + 2𝑘2𝑆 + 2𝑘3𝑆 + 𝑘4𝑆 )
6
1
𝐼𝑖+1 = 𝐼𝑖 + (𝑘1𝐼 + 2𝑘2𝐼 + 2𝑘3𝐼 + 𝑘4𝐼 )
6
(3.3)
1
𝐴𝑖+1 = 𝐴𝑖 + (𝑘1𝐴 + 2𝑘2𝐴 + 2𝑘3𝐴 + 𝑘4𝐴 )
6
1
𝑁𝑖+1 = 𝑁𝑖 + (𝑘1𝑁 + 2𝑘2𝑁 + 2𝑘3𝑁 + 𝑘4𝑁 )
6
Nilai-nilai tetapan 𝑘 dari persamaan tersebut dicari dengan menggunakan ketetapan
pada Metode Runge-Kutta orde empat yaitu seperti berikut.
𝑘1𝑆 = ℎ𝑓(𝑡𝑖 , 𝑆𝑖 , 𝐼𝑖 , 𝐴𝑖 , 𝑁𝑖 ),
𝑘1𝐼 = ℎ𝑓(𝑡𝑖 , 𝑆𝑖 , 𝐼𝑖 , 𝐴𝑖 , 𝑁𝑖 ),
𝑘1𝐴 = ℎ𝑓(𝑡𝑖 , 𝑆𝑖 , 𝐼𝑖 , 𝐴𝑖 , 𝑁𝑖 ),
𝑘1𝑁 = ℎ𝑓(𝑡𝑖 , 𝑆𝑖 , 𝐼𝑖 , 𝐴𝑖 , 𝑁𝑖 ),
ℎ 1 1 1 1
𝑘2𝑆 = ℎ𝑓(𝑡𝑖 + , 𝑆𝑖 + 𝑘1𝑆 , 𝐼𝑖 + 𝑘1𝐼 , 𝐴𝑖 + 𝑘1𝐴 + 𝑁𝑖 + 𝑘1𝑁 ),
2 2 2 2 2
ℎ 1 1 1 1
𝑘2𝐼 = ℎ𝑓(𝑡𝑖 + , 𝑆𝑖 + 𝑘1𝑆 , 𝐼𝑖 + 𝑘1𝐼 , 𝐴𝑖 + 𝑘1𝐴 + 𝑁𝑖 + 𝑘1𝑁 ),
2 2 2 2 2
ℎ 1 1 1 1
𝑘2𝐴 = ℎ𝑓(𝑡𝑖 + , 𝑆𝑖 + 𝑘1𝑆 , 𝐼𝑖 + 𝑘1𝐼 , 𝐴𝑖 + 𝑘1𝐴 + 𝑁𝑖 + 𝑘1𝑁 ),
2 2 2 2 2
ℎ 1 1 1 1
𝑘2𝑁 = ℎ𝑓(𝑡𝑖 + , 𝑆𝑖 + 𝑘1𝑆 , 𝐼𝑖 + 𝑘1𝐼 , 𝐴𝑖 + 𝑘1𝐴 + 𝑁𝑖 + 𝑘1𝑁 ),
2 2 2 2 2
(3.4)
ℎ 1 1 1 1
𝑘3𝑆 = ℎ𝑓(𝑡𝑖 + , 𝑆𝑖 + 𝑘2𝑆 , 𝐼𝑖 + 𝑘2𝐼 , 𝐴𝑖 + 𝑘2𝐴 + 𝑁𝑖 + 𝑘2𝑁 ),
2 2 2 2 2
ℎ 1 1 1 1
𝑘3𝐼 = ℎ𝑓(𝑡𝑖 + , 𝑆𝑖 + 𝑘2𝑆 , 𝐼𝑖 + 𝑘2𝐼 , 𝐴𝑖 + 𝑘2𝐴 + 𝑁𝑖 + 𝑘2𝑁 ),
2 2 2 2 2
ℎ 1 1 1 1
𝑘3𝐴 = ℎ𝑓(𝑡𝑖 + , 𝑆𝑖 + 𝑘2𝑆 , 𝐼𝑖 + 𝑘2𝐼 , 𝐴𝑖 + 𝑘2𝐴 + 𝑁𝑖 + 𝑘2𝑁 ),
2 2 2 2 2
ℎ 1 1 1 1
𝑘3𝑁 = ℎ𝑓(𝑡𝑖 + , 𝑆𝑖 + 𝑘2𝑆 , 𝐼𝑖 + 𝑘2𝐼 , 𝐴𝑖 + 𝑘2𝐴 + 𝑁𝑖 + 𝑘2𝑁 ),
2 2 2 2 2
𝑘4𝑆 = ℎ𝑓(𝑡𝑖 + ℎ, 𝑆𝑖 + 𝑘3𝑆 , 𝐼𝑖 + 𝑘3𝐼 , 𝐴𝑖 + 𝑘3𝐴 , 𝑁𝑖 + 𝑘3𝑁 ),
𝑘4𝐼 = ℎ𝑓(𝑡𝑖 + ℎ, 𝑆𝑖 + 𝑘3𝑆 , 𝐼𝑖 + 𝑘3𝐼 , 𝐴𝑖 + 𝑘3𝐴 , 𝑁𝑖 + 𝑘3𝑁 ),
𝑘4𝐴 = ℎ𝑓(𝑡𝑖 + ℎ, 𝑆𝑖 + 𝑘3𝑆 , 𝐼𝑖 + 𝑘3𝐼 , 𝐴𝑖 + 𝑘3𝐴 , 𝑁𝑖 + 𝑘3𝑁 ),
𝑘4𝑁 = ℎ𝑓(𝑡𝑖 + ℎ, 𝑆𝑖 + 𝑘3𝑆 , 𝐼𝑖 + 𝑘3𝐼 , 𝐴𝑖 + 𝑘3𝐴 , 𝑁𝑖 + 𝑘3𝑁 )
dengan 𝑖 = 0,1,2, … , 𝑛 dan ℎ = 𝑡𝑖+1 − 𝑡𝑖 .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
29
30
𝑆1 = 22984465,2340847
Selanjutnya akan ditentukan nilai dari 𝐼1 sebagai berikut:
𝐼0 𝐴0
𝐼1 = 𝐼0 + ℎ (ꞵ𝑆0 + ꞷ𝑆0 − µ𝐼0 − 𝛾𝐼0 )
𝑁0 𝑁0
(0.883856382) (22749000)(2) (0.3) (22749000) (2)
𝐼1 = 2 + 0.5 ( +
22749011 22749011
− (0.01470588 + 0.654004963)(2))
𝐼1 = 3.56514446
selanjutnya akan ditentukan nilai dari 𝐴1 sebagai berikut:
𝐴1 = 8.85412187
dengan melakukan hal yang sama, selanjutnya akan ditentukan nilai dari 𝑁1 sebagai
berikut.
𝑁1 = 22749011
+ 0.5(805479 − 0.01470588(22749000 + 2 + 9)
− 0.163045919(9))
𝑁1 = 22984477.653351
31
Gambar 3.1. Gambar 3.1 menjelaskan solusi dari model SIA menggunakan metode
Euler dalam selang waktu [0,500].
Berdasarkan Gambar 4.1, dapat diamati bahwa untuk waktu 𝑡 yang semakin
besar (menuju tak hingga), terjadi penurunan jumlah individu yang terinfeksi HIV
(Infected), AIDS (AIDS-cases) dan jumlah individu yang rentan (Susceptible)
terhadap HIV. Selanjutnya akan dijelaskan secara lebih rinci mengenai perilaku
solusi model SIA menggunakan metode Runge-Kutta orde empat (RK4).
C. Penyelesaian Model SIA dengan Metode Runge-Kutta Orde Empat (RK4)
Model persamaan (3.2) akan diselesaikan menggunakan metode Runge-Kutta
orde empat. Simangunsong dan Sudi (2021) telah menyelesaikan model SIA
menggunakan metode Runge-Kutta orde empat (RK4). Langkah yang dilakukan
yaitu menentukan nilai tetapan 𝑘 pada model tersebut seperti pada sistem
persamaan (3.4) untuk mendapatkan nilai dari 𝑆𝑖 , 𝐼𝑖 , 𝐴𝑖 dan 𝑁𝑖 dari sistem
persamaan (3.3). Proses tersebut dituliskan secara rinci pada persamaan (3.8)
berikut.
𝐼𝑖 𝐴𝑖
𝑘1𝑆 = ℎ (𝛬 − µ𝑆𝑖 − ꞵ𝑆𝑖 − ꞷ𝑆𝑖 ),
𝑁𝑖 𝑁𝑖
(3.8)
𝐼𝑖 𝐴𝑖
𝑘1𝐼 = ℎ (ꞵ𝑆𝑖 + ꞷ𝑆𝑖 − µ𝐼𝑖 − 𝛾𝐼𝑖 ),
𝑁𝑖 𝑁𝑖
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
1
1 (𝐴𝑖 + 2 𝑘1𝐴 )
− ꞷ (𝑆𝑖 + 𝑘1𝑆 ) 1 ),
2 𝑁𝑖 + 𝑘1𝑁
2
1 1
1 (𝐼𝑖 + 2 𝑘1𝐼 ) 1 (𝐴𝑖 + 2 𝑘1𝐴 )
𝑘2𝐼 = ℎ (ꞵ ( 𝑆𝑖 + 𝑘1𝑆 ) + ꞷ (𝑆𝑖 + 𝑘 )
2 1
𝑁𝑖 + 𝑘1𝑁 2 1𝑆 𝑁𝑖 + 1 𝑘1𝑁
2 2
1
− (µ + 𝛾) (𝐼𝑖 + 𝑘1𝐼 )),
2
1 1
𝑘2𝐴 = ℎ (𝛾 (𝐼𝑖 + 𝑘1𝐼 ) − (µ + 𝛿) (𝐴𝑖 + 𝑘1𝐴 )),
2 2
1 1 1
𝑘2𝑁 = ℎ (𝛬 − µ ((𝑆𝑖 + 𝑘1𝑆 ) + (𝐼𝑖 + 𝑘1𝐼 ) + (𝐴𝑖 + 𝑘1𝐴 )) − 𝛿𝐴𝑖 ),
2 2 2
1
1 1 (𝐼𝑖 + 2 𝑘2𝐼 )
𝑘3𝑆 = ℎ (𝛬 − µ (𝑆𝑖 + 𝑘2𝑆 ) − ꞵ ( 𝑆𝑖 + 𝑘2𝑆 ) 1
2 2 𝑁𝑖 + 𝑘2𝑁2
1
1 (𝐴𝑖 + 2 𝑘2𝐴 )
− ꞷ (𝑆𝑖 + 𝑘2𝑆 ) 1 ),
2 𝑁𝑖 + 𝑘2𝑁
2
1 1
1 (𝐼𝑖 + 2 𝑘2𝐼 ) 1 (𝐴𝑖 + 2 𝑘2𝐴 )
𝑘3𝐼 = ℎ (ꞵ ( 𝑆𝑖 + 𝑘2𝑆 ) 1 + ꞷ (𝑆𝑖 + 𝑘2𝑆 ) 1
2 𝑁𝑖 + 𝑘2𝑁 2 𝑁𝑖 + 𝑘2𝑁
2 2
1
− (µ + 𝛾) (𝐼𝑖 + 𝑘2𝐼 )),
2
1 1
𝑘3𝐴 = 𝑘2𝐴 = ℎ (𝛾 (𝐼𝑖 + 𝑘2𝐼 ) − (µ + 𝛿) (𝐴𝑖 + 𝑘2𝐴 )),
2 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
1 1 1
𝑘3𝑁 = ℎ (𝛬 − µ ((𝑆𝑖 + 𝑘2𝑆 ) + (𝐼𝑖 + 𝑘2𝐼 ) + (𝐴𝑖 + 𝑘2𝐴 )) − 𝛿𝐴𝑖 ),
2 2 2
(𝐼𝑖 + 𝑘3𝐼 )
𝑘4𝑆 = ℎ (𝛬 − µ(𝑆𝑖 + 𝑘3𝑆 ) − ꞵ( 𝑆𝑖 + 𝑘3𝑆 )
𝑁𝑖 + 𝑘3𝑁
(𝐴𝑖 + 𝑘3𝐴 )
− ꞷ(𝑆𝑖 + 𝑘3𝑆 ) ),
𝑁𝑖 + 𝑘3𝑁
sehingga diperoleh solusi numerik dengan metode Runge-Kutta orde empat sebagai
berikut.
1
𝑆𝑖+1 = 𝑆𝑖 + (𝑘1𝑆 + 2𝑘2𝑆 + 2𝑘3𝑆 + 𝑘4𝑆 ),
6
1
𝐼𝑖+1 = 𝐼𝑖 + (𝑘1𝐼 + 2𝑘2𝐼 + 2𝑘3𝐼 + 𝑘4𝐼 ),
6
(3.9)
1
𝐴𝑖+1 = 𝐴𝑖 + (𝑘1𝐴 + 2𝑘2𝐴 + 2𝑘3𝐴 + 𝑘4𝐴 ),
6
1
𝑁𝑖+1 = 𝑁𝑖 + (𝑘1𝑁 + 2𝑘2𝑁 + 2𝑘3𝑁 + 𝑘4𝑁 ).
6
Sistem persamaan (3.9) akan diiterasikan menggunakan dengan ℎ = 0.5, 𝑖 =
0,1,2, … , 𝑛, dan 𝑡 pada interval [0,500] menggunakan bantuan software MATLAB.
Kondisi awal variabel dan parameter yang digunakan, dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Hasil perhitungan dengan metode Runge-Kutta orde empat memberikan solusi
seperti yang ditampilkan pada Gambar 3.2.
Berdasarkan solusi tersebut, pada waktu awal atau tahun awal jumlah individu
pada subpopulasi Susceptible meningkat karena jumlah kelahiran alami (𝛬)
mendominasi dan jumlah individu yang terinfeksi pada sub populasi ini sangat
sedikit. Total populasi (𝑁) juga meningkat dikarenakan jumlah kelahiran alami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
(𝛬) mendominasi angka kematian alami (µ) dan angka kematian karena AIDS (𝛿).
Sementara pada sub populasi Infected jumlah populasinya masih sangat sedikit
karena interaksi yang dilakukan dengan individu rentan belum terlalu besar
sehingga jumlah individu pada sub-populasi AIDS juga masih sangat sedikit.
35
populasinya akan stabil (konstan) yang artinya menuju pada titik kesetimbangannya
masing-masing dan tidak pernah menuju nol atau tidak mengalami kepunahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
ASPEK PENDIDIKAN PENYELESAIAN NUMERIS PADA MODEL
SUSCEPTIBLE INFECTED AIDS-CASES (SIA)
Bab ini membahas tentang rancangan proses pembelajaran pada materi sistem
persamaan diferensial biasa (PDB) numerik. Rancangan pembelajaran ditujukan
kepada mahasiswa yang mengambil mata kuliah Matematika Komputasional.
Rancangan pembelajaran yang disusun bertujuan untuk membantu mahasiswa
mengembangkan kemampuan berpikir komputasionalnya dalam menerapkan
algoritma metode PDB numerik pada program komputer. Mahasiswa terlebih
dahulu menyelesaikan model SIA dari metode yang paling sederhana yaitu Euler
dan kemudian dilanjutkan dengan metode RK4. Dalam bab ini juga penulis
menuliskan sebuah refleksi singkat mengenai pengalaman selama proses
pengerjaan tesis ini dari awal hingga akhir. Berikut akan dijelaskan rancangan
proses pembelajaran yang telah dirumuskan di atas.
A. Deskripsi Rancangan Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Pada bagian ini, akan disusun suatu rancangan pembelajaran mengenai proses
pengenalan dan penyelesaian model penyebaran HIV-AIDS pada tipe Susceptible,
Infected, dan AIDS-Cases (SIA). Sistem SIA akan diselesaikan dengan
menggunakan beberapa metode persamaan diferensial biasa (PDB) numerik.
Sistem SIA terlebih dahulu diselesaikan dengan metode yang paling sederhana
yaitu metode Euler, kemudian diselesaikan dengan metode Runge-Kutta orde
empat (RK4).
Rancangan pembelajaran ditujukan untuk pembelajaran di tingkat perkuliahan
yaitu pada mahasiswa S1 Pendidikan Matematika yang mengambil mata kuliah
Matematika Komputasional. Mata kuliah Matematika Komputasional mencakup
banyak materi, salah satunya yaitu tentang persamaan diferensial biasa (PDB)
numerik. Permasalahan matematika pada mata kuliah ini diselesaikan secara
numerik sehingga solusi yang dihasilkan berupa nilai pendekatan (aproksimasi).
Mata kuliah ini, menuntut mahasiswa menguasai materi prasyarat seperti Kalkulus
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
38
39
Indikator Berpikir
Rumusan
Secara Komputasi
Pengenalan Pola Mahasiswa dapat mengembangkan pola model
Predator-Prey untuk menyelesaikan model SIA
berdasarkan penyelesaian sebelumnya dengan
program komputer, mampu mengidentifikasi
serta menganalisis penyelesaian sistem tersebut
dengan mengganti dan menganalisis nilai-nilai
parameternya.
Berpikir Algoritma Mahasiswa dapat memikirkan dan menyusun
langkah-langkah penyelesaian model SIA yaitu
dengan memahami algoritma dari metode Euler
dan Runge-Kutta orde empat sesuai dengan
hukum yang berlaku dan kemudian menerapkan
algoritma kedua metode tersebut pada program
komputer untuk diselesaikan.
Abstraksi dan Mahasiswa dapat memberikan makna dari
Generalisasi penyelesaian model SIA terkait pengaruh
perubahan parameter, cara untuk menurunkan
penyebaran HIV-AIDS, dan perbandingan solusi
metode Euler dan Runge-Kutta orde empat.
Mahasiswa juga dapat menyelesaikan
permasalahan sistem persamaan diferensial biasa
yang sejenis lainnya dengan mudah berdasarkan
pola yang telah dikembangkan sebelumnya.
40
41
42
43
44
𝛬 = 805479; 𝛽 = 0.883856382;
𝛿 = 0.163045919; 𝛾
= 0.654004963
𝜇 = 0.01470588; 𝜔 = 0.3
Berdasarkan data tersebut, tentukan:
a. Penyelesaian sistem
menggunakan metode Euler
dengan ℎ = 0.5!
b. Kesimpulan dari hasil yang
diperoleh!
Mengamati serta membimbing Jika mengalami
mahasiswa dalam proses kesulitan, dapat
menyelesaikan model penyebaran memberikan
HIV-AIDS pada tipe SIA. pertanyaan kepada
dosen dan jika
memiliki pendapat
dapat diutarakan.
Memberikan kesempatan kepada Beberapa
beberapa mahasiswa untuk mahasiswa
memaparkan/mempresentasikan hasil memaparkan hasil
pekerjaannya dan memberikan diskusi mereka
kesempatan kepada mahasiswa lain dan mahasiswa
untuk bertanya jika penjelasan yang lain
diberikan kurang dipahami. memperhatikan
serta memberikan
pertanyaan jika
penjelasan yang
diberikan kurang
dipahami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
46
penyebaran HIV-
AIDS pada model
SIA berdasarkan
parameter-
parameter yang
diubah.
Memberi penguatan terhadap hasil Memperhatikan
dari setiap simulasi yang telah dan mencatat
dilakukan dan bersama-sama dengan penjelasan yang
mahasiswa menyimpulkan apa yang disampaikan oleh
telah dipelajari pada pertemuan ini dosen
Bersama-sama dengan mahasiswa Menyimpulkan
menyimpulkan apa yang telah apa yang telah
dipelajari pada pertemuan ini dan dipelajari pada
manfaat apa yang diperoleh dari pertemuan ini dan
penerapan metode Runge-Kutta orde manfaat apa yang
empat dalam menyelesaikan model diperoleh dari
SIA yang dibentuk. penerapan metode
Runge-Kutta orde
PENUTUP
empat dalam
menyelesaikan
model SIA yang
dibentuk.
Mengucapkan salam dan terimakasih Mengucapkan
kepada mahaiswa serta mengakhiri salam dan
pembelajaran pada pertemuan ini. terimakasih
kepada dosen.
Pada bagian berikut, akan dijelaskan lebih rinci bagaimana cara mahasiswa
dalam mengembangkan kemampuan berpikir komputasinya melalui indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
berpikir komputasi yang telah disebutkan pada Tabel 4.1 sesuai dengan proses
pembelajaran yang disusun pada Tabel 4.2.
a) Dekomposisi
Pada tahap ini, setelah mahasiswa disajikan masalah berupa model SIA yang
akan diselesaikan menggunakan metode Euler dan RK4, selanjutnya mahasiswa
terlebih dahulu diminta untuk membagi komponen masalah tersebut menjadi
beberapa bagian agar mudah untuk dipahami dan dianalisis. Bagian tersebut
mencakup (1) informasi atau hal-hal apa saja yang diketahui, (2) kelengkapan
informasi yang perlu dianalisis atau ditambahkan lebih lanjut dan (3) pertanyaan-
pertanyaan yang terdapat pada permasalahan yang diberikan. Mahasiswa dapat
mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk mendukung penyelesaian
permasalahan model SIA seperti program komputer, buku referensi, internet, dan
lain sebagainya. Pada permasalahan yang diberikan, mahasiswa mendapatkan
informasi mengenai model SIA, nilai awal dari setiap variabel dan parameternya,
dan kemudian mahasiswa akan diminta untuk menyelesaikan model tersebut
menggunakan metode Euler dan Runge-Kutta orde empat (RK4).
Mahasiswa terlebih dahulu diminta untuk melengkapi informasi yang diketahui
yaitu dengan mengidentifikasi apakah total populasi (𝑁) pada model SIA bernilai
konstan atau tidak. Pengajar memberikan pertanyaan yang dapat memicu
mahasiswa agar dapat menganalisis total populasi yang terdapat pada model
tersebut. Pengajar mengaitkan model SIA dengan model Predator-Prey yang telah
diselesaikan sebelumnya. Pertanyaan yang diberikan seperti (1) langkah apa yang
pertama kali dilakukan sebelum menyelesaikan model Predator-Prey yang telah
diselesaikan? (2) bagaimana cara menganalisis populasi bernilai konstan atau tidak?
(3) apakah total populasi (𝑁) pada model SIA konstan atau tidak? (4) bagaimana
jika total populasi pada model SIA tidak konstan? (5) bagaimana sistem persamaan
model SIA jika total populasi tidak konstan. Melalui pertanyaan yang diberikan
tersebut, mahasiswa diharapkan dapat menganalisis model SIA seperti melakukan
hal yang sama seperti menyelesaikan model Predator-Prey. Mahasiswa dapat
menganalisis total populasi 𝑁 dengan menjumlahkan persamaan-persamaan yang
terdapat pada model SIA seperti berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
𝑑(𝑆 + 𝐼 + 𝐴) 𝑑𝑁
= .
𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑑𝑁 𝑑𝑁
Jika ≠ 0, maka total populasi bernilai tidak konstan dan sebaliknya, jika = 0,
𝑑𝑡 𝑑𝑡
maka total populasi bernilai konstan. Pada model SIA yang, total populasi (𝑁) tidak
konstan sehingga diharapkan mahasiswa memperoleh bentuk laju perubahan
populasi 𝑁 terhadap waktu 𝑡 seperti berikut
𝑑𝑁
= 𝛬 − µ(𝑆 + 𝐼 + 𝐴) − 𝛿𝐴.
𝑑𝑡
Pengajar berkeliling untuk mengamati aktivitas diskusi yang dilakukan oleh setiap
kelompok. Pengajar mencatat hal-hal penting atau menarik jika terdapat jawaban
atau pendapat mahasiswa yang berbeda dengan yang lain (unik) untuk didiskusikan
secara bersama-sama. Jika ada kelompok yang mengajukan pertanyaan, maka
pengajar tidak langsung menjawab pertanyaan yang diberikan, melainkan
memberikan pertanyaan-pertanyaan pancingan kepada kelompok agar mereka
dapat mengingat kembali konsep maupun prosedur yang telah dipelajari mengenai
metode Euler dan RK4.
Setelah melengkapi informasi yang diberikan, mahasiswa kemudian diberikan
kesempatan untuk memahami permasalahan dan mendiskusikan strategi
penyelesaian permasalahan tersebut bersama teman kelompoknya masing-masing.
Selanjutnya, pengajar memberikan arahan agar mahasiswa menuliskan informasi
yang diketahui seperti nilai awal (variabel dan parameter) dari model SIA pada
program komputer, membuat komponen vektor pada program komputer yang
berfungsi sebagai tempat untuk memperbaharui nilai komponen vektor dari variabel
terikat 𝑆, 𝐼, 𝐴, dan 𝑁 dan untuk menampilkan solusi berupa grafik. Setiap informasi
yang dituliskan harus disertai keterangan agar mudah dipahami oleh pengajar
maupun mahasiswa pada kelompok lain.
b) Pengenalan Pola
Pada proses ini, mahasiswa akan mengidentifikasi, mengenali dan
mengembangkan pola, hubungan atau persamaan untuk memahami data maupun
strategi yang digunakan untuk memahami data yang besar dan dapat memperkuat
ide-ide abstraksi. Langkah yang dilakukan yaitu mengamati kembali proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
50
komputer yang disusun mahasiswa dapat dijalankan dengan baik dan menghasilkan
luaran yang tepat.
Sebelum menyelesaikan model SIA, mahasiswa terlebih dahulu diminta untuk
mengingat dan memahami kembali konsep maupun algoritma dari metode Euler
dan Runge-Kutta orde empat. Mahasiswa berdiskusi dalam kelompok dan
mengajukan pertanyaan jika belum memahami konsep dari kedua metode tersebut.
Ketika mahasiswa menyusun program komputer, maereka harus memberikan
keterangan pada setiap langkah yang sesuai dengan metode yang digunakan.
Keterangan yang ditulis mahasiswa bertujuan agar pengajar mengetahui bagaimana
proses berpikir mereka dalam menerapkan algoritma dari setiap metode yang
digunakan pada program komputer.
Penyelesaian model SIA terlebih dahulu diselesaikan menggunakan metode
yang paling sederhana yaitu Euler. Langkah pertama, pengajar memberikan
kebebasan kepada setiap kelompok mempertimbangkan banyaknya iterasi yang
dilakukan untuk sekiranya mendapatkan solusi yang baik. Pengajar menyarankan
mahasiswa untuk menentukan iterasi sebanyak mungkin. Selanjutnya, pengajar
memberikan pertanyaan mengenai langkah apa yang harus dilakukan mahasiswa
berikutnya. Mahasiswa dapat mengingat kembali proses penyelesaian masalah
Predator-Prey yang telah diselesaikan sebelumnya. Mahasiswa diberikan
pertanyaan seperti (1) ada berapa variabel terikat yang terdapat pada model SIA?
(2) ada berapa banyak solusi yang akan diperoleh? dan (3) apa yang harus dilakukan
untuk memperbaharui (meng-update) nilai dari variabel terikat pada saat proses
iterasi dan bagaimana cara menggambarkan grafik solusi pada program yang
digunakan. Melalui pertanyaan tersebut, mahasiswa diharapkan mengingat kembali
proses penyelesaian Predator-Prey sebelumnya dan dapat menggunakan komponen
vektor pada program komputer yang telah disusun sebelumnya. Pengajar
berkeliling untuk mengamati proses pekerjaan yang dilakukan setiap kelompok dan
memberikan beberapa pertanyaan seperti (1) apa kegunaan komponen vektor? (2)
bagaimana nilai dari komponen vektor setelah melakukan proses iterasi.
Berdasarkan pertanyaan tersebut, mahasiswa diharapkan dapat memahami fungsi
komponen vektor sebagai tempat untuk memperbaharui (meng-update) nilai dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
variabel terikat 𝑆, 𝐼, 𝐴, dan 𝑁 dan juga berfungsi untuk menampilkan solusi berupa
grafik.
Setelah semua data dan syarat-syarat telah ditulis pada program, mahasiswa
diminta untuk mengingat kembali bentuk persamaan diferensial biasa (PDB) orde
satu berikut
𝑑𝑦
𝑦′ = = 𝑓(𝑡𝑖 , 𝑦𝑖 ), 𝑦(0) = 𝑦𝑖 .
𝑑𝑡
Selanjutnya, mahasiswa diminta untuk mengingat dan memahami bentuk
penyelesaian dari PDB orde satu tersebut menggunakan metode Euler seperti
berikut
𝑦𝑖+1 = 𝑦𝑖 + ℎ𝑓(𝑡𝑖 , 𝑦𝑖 ).
Pengajar memberikan pertanyaan kepada mahasiswa mengenai suku-suku yang
terdapat pada bentuk umum Euler yang dikaitkan dengan setiap persamaan yang
terdapat pada model SIA termasuk total populasi 𝑁. Pertanyaan yang diberikan
seperti berikut: (1) berapa banyak persamaan yang terdapat pada model SIA
termasuk dengan persamaan total populasi 𝑁? (2) apa artinya 𝑦𝑖 pada persamaan
Euler tersebut? (3) nilai 𝑦𝑖 pada bentuk umum metode Euler di atas, jika diterapkan
pada masing-masing persamaan dari model SIA, maka bersesuaian dengan apa? (4)
Selanjutnya, bentuk 𝑓(𝑡𝑖 , 𝑦𝑖 ) pada metode Euler di atas, jika diterapkan pada
masing-masing persamaan dari model SIA, maka akan bersesuaian dengan apa.
Pengajar menunjuk beberapa mahasiswa melalui pertanyaan tersebut, mahasiswa
diharapkan dapat menganalisis model SIA dan menyesuaikannya dengan bentuk
umum metode Euler pada masing-masing persamaan.
Langkah berikutnya, mahasiswa diberikan kesempatan untuk menuliskan
persamaan Euler yang terdapat pada model SIA tersebut pada program komputer.
Pengajar mengingatkan mahasiswa agar teliti dalam menuliskan persamaannya
seperti memperhatikan tanda kurung, tanda titik koma, format print dan lain
sebagainya. Selanjutnya, mahasiswa menyelesaikan model tersebut dengan
menggambarkan grafik pada program seperti pada program Predator-Prey
sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
53
54
termotivasi untuk menyelesaikan tesis saya dan berharap akan menyelesaikan studi
saya selama tiga semester.
Proses pengerjaan tesis membutuhkan pemahaman yang mendalam terkait
konsep dari pemodelan matematika, persamaan diferensial biasa (PDB),
keterampilan dalam menggunakan program MATLAB, dan aspek pendidikan yang
terkandung di dalamnya. Saya sangat terbantu dalam mempelajari beberapa konsep
dari metode numerik saat menjalani masa PPL pada mata kuliah Matematika
Komputasional. Pada saat PPL saya mempelajari mengenai konsep dari persamaan
diferensial biasa yang diselesaikan secara numerik seperti metode Euler, Heun, dan
Runge-Kutta. Saya sangat bersyukur karena sebelum menjalani masa PPL, saya
tidak begitu memahami konsep dari PDB numerik dan hanya mempelajari
penyelesaiannya melalui tesis dari mahasiswa sebelumnya. Pengalaman PPL juga
memberikan saya ide untuk memikirkan aspek pendidikan yang akan disusun pada
tesis saya. Saya mengamati beberapa mahasiswa cenderung mengharapkan bantuan
dari dosen dan mahasiswa PPL dalam menyusun program komputer. Mahasiswa
mengalami kesulitan saat menerapkan algoritma dari metode PDB pada program
komputer jika tidak dibimbing oleh dosen. Beberapa mahasiswa juga terlihat
kurang mengasah kemampuan mereka dalam mengaplikasikan program komputer
di luar jam perkuliahan. Berdasarkan hal tersebut, saya memiliki ide untuk
membuat suatu rancangan pembelajaran yang dapat membantu mahasiswa
mengembangkan kemampuan mereka dalam menggunakan logika.
Saya membaca beberapa referensi yang berkaitan dengan kemampuan peserta
didik dalam mengembangkan kemampuan berpikir logis dalam mempelajari
komputasi. Berdasarkan sumber yang saya pelajari, saya menemukan beberapa
artikel yang benar-benar perlu dipertimbangkan untuk melatih mahasiswa
mengembangkan kemampuan berpikirnya. Saya kemudian memutuskan untuk
membuat suatu rancangan pembelajaran yang didalamnya memuat unsur
kemampuan berpikir komputasi. Saya merasa, kemampuan tersebut cukup relevan
dengan permasalahan yang saya dapatkan sewaktu PPL.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
Bab ini membahas tentang kesimpulan dari penulisan tesis ini serta menambah
beberapa saran yang berkaitan dengan tesis ini.
A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diajukan dan analisis data yang
dilakukan dalam penelitian ini, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) metode
Runge-Kutta orde empat (RK4) dapat menyelesaikan penyebaran HIV-AIDS pada
model SIA dan solusi numerik yang dihasilkan menyatakan bahwa untuk waktu
𝑡 yang lama (menuju tak hingga) perubahan jumlah populasi Susceptible (𝑆),
Infected (𝐼 ), AIDS-Cases (𝐴), dan total populasi (𝑁 ) tidak pernah punah dan
mendekati konstan yang artinya setiap jumlah populasi menuju titik
kesetimbangannya masing-masing, dan (2) aspek pendidikan yang termuat dalam
model SIA dapat diterapkan pada pembelajaran di tingkat perguruan tinggi
khususnya bagi mahasiswa yang mempelajari metode numerik untuk
mengembangkan kemampuan berpikir komputasionalnya yang meliputi aspek
dekomposisi, pengenalan pola, berpikir algoritma serta abstraksi dan generalisasi.
B. Saran
Bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode Runge-Kutta orde empat
untuk menyelesaikan model penyebaran penyakit yang lain karena metode ini
memiliki ketelitian yang tinggi sehingga hasil yang diperoleh cukup akurat.
Selanjutnya, aspek pendidikan yang terdapat dalam tesis ini dapat dikembangkan
dengan menerapkan model pembelajaran yang efektif yang sekiranya membantu
mahasiswa mengembangkan kemampuan berpikir secara komputasinya.
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
DAFTAR PUSTAKA
57
Mathews, J. H., dan Kurtis, D. F. 2004. Numerical methods using MATLAB (4th
ed.). California: Prentice Hall.
Meiss, J. D. 2007. Differential Dynamical Systems. Philadelphia: Society for
Industrial and Applied Mathematics.
Munir, R. 2003. Metode Numerik Revisi Kedua. Bandung: Informatika.
Murni, S., Chris, W. G., Samsuridjal, D., Ardhi, S., dan Siradj, O. (2016). Hidup
dengan HIV-AIDS. Jakarta: Yayasan Spiritia.
Ningsi, G. P., 2019, Penerapan Metode Euler, Metode Heun, dan Metode Iterasi
Variasional dalam Menyelesaikan Sistem Transimi Tuberkulosis. Yogyakarta:
Masters Thesis. Universitas Sanata Dharma.
Ricardo, H. J. 2020. A Modern Introduction to Differential Equations (3rd ed.).
New York: Academic Press.
Roberta, U. H., 2020. Penyelesaian Model SEIR untuk Penyebaran Penyakit
Meningitis Menggunakan Metode Euler, Metode Heun, dan Metode Runge-
Kutta Orde Empat: Tinjauan Matematika Dan Aspek Pendidikannya.
Yogyakarta: Masters Thesis. Universitas Sanata Dharma.
Roberts, C. 2010. Ordinary Differential Equations: applications, models, and
computing. Boca Raton: CRC Press Taylor and Francis Group.
Sasongko, S. 2010. Metode Numerik dengan Scilab. Yogyakarta: ANDI
Yogyakarta.
Simangunsong, L., dan Sudi, M. 2021. Fourth Order Runge-Kutta Method for
Solving a Mathematical Model of the Spread of HIV-AIDS. The 3rd
International Conference on Life Sciences and Technology (ICoLiST).
Accepted AIP Conference Proceedings.
Sulistioningtias, E. S., dan Dwi, L. 2018. Pemodelan Matematika Penyebaran
Penyakit Malaria Dengan Model SEIR. Jurnal Pendidikan Matematika dan
Sains. Vol. 7, No. 5, pp. 22–32.
Sutimin, S., dan Imamudin, I. 2009. Model Dinamik Penularan Human
Immunodeficiency Virus (HIV). Jurnal Sains dan Matematika. Vol. 17, No.1.
UNICEF Indonesia. 2012. Ringkasan Kajian Respon Terhadap HIV Dan AIDS.
Jakarta: UNICEF.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Weintrop, D., Elham, B., Michael H., et.al. 2015. Defining Computational Thinking
for Mathematics and Science Classrooms. Journal of Science Education and
Technology. https://doi.org/10.1007/s10956-015-9581-5
Whiteside, A. 2016. HIV and AIDS: a very short introduction (2nd ed.). Oxford:
Oxford University Press.
Wing, J. 2006. Computational Thinking. Communications of the ACM, 49, 33–35.
https://doi.org/10.1145/1118178.1118215.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
%%Kondisi Awal
%%Komponen Vektor
S=0*t;
I=0*t;
A=0*t;
N=0*t;
T=length (t);
61
I(i+1)=I(i)+h*(Beta*S(i)*I(i)/N(i)+ Omega*S(i)*A(i)/N(i)-
(Gamma+Mu)*I(i));
A(i+1)=A(i)+h*(Gamma*I(i)-(Delta+Mu)*A(i));
N(i+1)=N(i)+h*(Lambda-Mu*(S(i)+I(i))-A(i)*(Delta+Mu));
62
63
Iterasi ℎ 𝑆 𝐼 𝐴 𝑁
38 19 30532527 21158.01 20339.67 30574025
39 19.5 30698378 26468.16 25450.69 30750297
40 20 30859906 33106.82 31843.89 30924857
41 20.5 31016368 41404.03 39839.75 31097612
42 21 31166836 51770.53 49838.18 31268445
43 21.5 31310152 64716.71 62337.85 31437206
44 22 31444872 80875.77 77960.05 31603708
45 22.5 31569202 101031.4 97477.86 31767712
46 23 31680915 126150.9 121851.9 31928918
47 23.5 31777255 157424.1 152273.9 32086953
48 24 31854819 196307.8 190218.5 32241345
49 24.5 31909427 244575.9 237505.8 32391509
50 25 31935966 304372.6 296374.2 32536713
51 25.5 31928220 378266.6 369564.3 32676051
52 26 31878686 469297.9 460413 32808397
53 26.5 31778400 581009.4 572955 32932364
54 27 31616776 717444.8 712024.6 33046245
55 27.5 31381511 883091.1 883349 33147951
56 28 31058597 1082732 1093614 33234943
57 28.5 30632508 1321171 1350474 33304153
58 29 30086662 1602777 1662475 33351914
59 29.5 29404252 1930803 2038834 33373889
60 30 28569551 2306462 2489008 33365021
61 30.5 27569740 2727764 3022014 33319518
62 31 26397230 3188253 3645415 33230898
63 31.5 25052273 3675842 4363992 33092107
64 32 23545452 4172157 5178148 32895757
65 32.5 21899404 4652833 6082241 32634478
66 33 20149067 5089185 7063164 32301416
67 33.5 18339849 5451391 8099595 31890835
68 34 16523603 5712823 9162355 31398780
69 34.5 14752991 5854563 10216149 30823704
70 35 13075453 5868858 11222637 30166948
71 35.5 11528238 5760385 12144346 29432969
72 36 10135626 5544954 12948667 28629247
73 36.5 8908664 5246144 13611056 27765863
74 37 7846970 4890996 14116863 26854829
75 37.5 6941689 4505986 14461582 25909258
76 38 6178677 4114096 14649765 24942537
77 38.5 5541255 3733256 14693073 23967583
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Iterasi ℎ 𝑆 𝐼 𝐴 𝑁
78 39 5012261 3376010 14607997 22996268
79 39.5 4575367 3050002 14413662 22039030
80 40 4215792 2758889 14129993 21104674
81 40.5 3920601 2503372 13776340 20200313
82 41 3678723 2282145 13370565 19331433
83 41.5 3480832 2092679 12928511 18502021
84 42 3319149 1931809 12463789 17714746
85 42.5 3187230 1796151 11987765 16971145
86 43 3079761 1682371 11509687 16271819
87 43.5 2992371 1587346 11036893 15616609
88 44 2921467 1508249 10575045 15004760
89 44.5 2864100 1442583 10128379 14435062
90 45 2817848 1388179 9699939 13905966
91 45.5 2780723 1343179 9291786 13415688
92 46 2751088 1306007 8905193 12962288
93 46.5 2727601 1275335 8540804 12543739
94 47 2709154 1250051 8198770 12157974
95 47.5 2694836 1229227 7878866 11802929
96 48 2683896 1212092 7580585 11476573
97 48.5 2675715 1198009 7303211 11176935
98 49 2669782 1186446 7045883 10902111
99 49.5 2665674 1176968 6807645 10650287
100 50 2663043 1169212 6587481 10419736
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
%%Kondisi Awal
%%Komponen Vektor
S=0*t;
I=0*t;
A=0*t;
N=0*t;
T=length (t);
67
k2S=h*((Lambda)-
Beta*(S(i)+(h/2)*k1S)*(I(i)+(1/2)*k1I)/(N(i)+(1/2)*k1N)-
Omega*(S(i)+(1/2)*k1S)*(A(i)+(1/2)*k1A)/(N(i)+(1/2)*k1N)-
Mu*(S(i)+(1/2)*k1S));
k2I=h*(Beta*(S(i)+(1/2)*k1S)*(I(i)+(1/2)*k1I)/(N(i)+(1/2)*k1N)+Ome
ga*(S(i)+(1/2)*k1S)*(A(i)+(1/2)*k1A)/(N(i)+(1/2)*k1N)-
(Gamma+Mu)*(I(i)+(1/2)*k1I));
k2A=h*(Gamma*(I(i)+(1/2)*k1I)-(Delta+Mu)*(A(i)+(1/2)*k1A));
k2N=h*(Lambda-Mu*((S(i)+(1/2)*k1S)+(I(i)+(1/2)*k1I))-
(A(i)+(1/2)*k1A)*(Delta+Mu));
k3S=h*((Lambda)-
Beta*(S(i)+(1/2)*k2S)*(I(i)+(1/2)*k2I)/(N(i)+(1/2)*k2N)-
Omega*(S(i)+(1/2)*k2S)*(A(i)+(1/2)*k2A)/(N(i)+(1/2)*k2N)-
Mu*(S(i)+(1/2)*k2S));
k3I=h*(Beta*(S(i)+(1/2)*k2S)*(I(i)+(1/2)*k2I)/(N(i)+(1/2)*k2N)+Ome
ga*(S(i)+(1/2)*k2S)*(A(i)+(1/2)*k2A)/(N(i)+(1/2)*k2N)-
(Gamma+Mu)*(I(i)+(1/2)*k2I));
k3A=h*(Gamma*(I(i)+(1/2)*k2I)-(Delta+Mu)*(A(i)+(1/2)*k2A));
k3N=h*(Lambda-Mu*((S(i)+(1/2)*k2S)+(I(i)+(1/2)*k2I))-
(A(i)+(1/2)*k2A)*(Delta+Mu));
k4S=h*((Lambda)-Beta*(S(i)+k3S)*(I(i)+k3I)/(N(i)+k3N)-
Omega*(S(i)+k3S)*(A(i)+k3A)/(N(i)+k3N)-Mu*(S(i)+k3S));
k4I=h*(Beta*(S(i)+k3S)*(I(i)+k3I)/(N(i)+k3N)+Omega*(S(i)+k3S)*(A(i
)+k3A)/(N(i)+k3N)-(Gamma+Mu)*(I(i)+k3I));
k4A=h*(Gamma*(I(i)+k3I)-(Mu+Delta)*(A(i)+k3A));
k4N=h*(Lambda-Mu*((S(i)+k3S)+(I(i)+k3I))-
(A(i)+k3A)*(Delta+Mu));
S(i+1)=S(i)+(1/6)*(k1S+2*k2S+2*k3S+k4S);
I(i+1)=I(i)+(1/6)*(k1I+2*k2I+2*k3I+k4I);
A(i+1)=A(i)+(1/6)*(k1A+2*k2A+2*k3A+k4A);
N(i+1)=N(i)+(1/6)*(k1N+2*k2N+2*k3N+k4N);
68
69
Iterasi ℎ 𝑆 𝐼 𝐴 𝑁
38 18.5 30421464 59117.59 56947.59 30537480
39 19 30560796 75877.74 73154.54 30709768
40 19.5 30688095 97334.95 93943.29 30879299
41 20 30800400 124770.9 120589.6 31045671
42 20.5 30893968 159794.9 154712.2 31208368
43 21 30964083 204413.9 198356.7 31366730
44 21.5 31004849 261108.3 254096.1 31519914
45 22 31008945 332907.2 325145.6 31666850
46 22.5 30967381 423452.8 415491.1 31806184
47 23 30869262 537032.8 530021.2 31936213
48 23.5 30701618 678552.2 674650.3 32054807
49 24 30449355 853399.4 856406.8 32159328
50 24.5 30095452 1067148 1083447 32246539
51 25 29621507 1325030 1364942 32312525
52 25.5 29008796 1631119 1710758 32352622
53 26 28239959 1987206 2130872 32361389
54 26.5 27301335 2391425 2634427 32332646
55 27 26185810 2836846 3228434 32259590
56 27.5 24895753 3310393 3916186 32135043
57 28 23445359 3792591 4695576 31951820
58 28.5 21861584 4258596 5557686 31703232
59 29 20183005 4680719 6486049 31383667
60 29.5 18456420 5032126 7456961 30989194
61 30 16731768 5290902 8441024 30518078
62 30.5 15056494 5443392 9405721 29971128
63 31 13470709 5485903 10318597 29351805
64 31.5 12004113 5424428 11150365 28666068
65 32 10675020 5272698 11877403 27921990
66 32.5 9491183 5049288 12483240 27129220
67 33 8451761 4774625 12958985 26298361
68 33.5 7549716 4468479 13302846 25440370
69 34 6774130 4148252 13519026 24566013
70 34.5 6112104 3828088 13616315 23685442
71 35 5550176 3518632 13606621 22807887
72 35.5 5075259 3227256 13503643 21941460
73 36 4675197 2958520 13321761 21093070
74 36.5 4339047 2714744 13075188 20268407
75 37 4057165 2496556 12777373 19471996
76 37.5 3821185 2303395 12440615 18707282
77 38 3623922 2133915 12075860 17976738
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Iterasi ℎ 𝑆 𝐼 𝐴 𝑁
78 38.5 3459259 1986303 11692619 17281990
79 39 3322010 1858512 11298985 16623939
80 39.5 3207796 1748433 10901708 16002875
81 40 3112929 1654000 10506310 15418589
82 40.5 3034306 1573266 10117215 14870473
83 41 2969321 1504438 9737882 14357603
84 41.5 2915781 1445898 9370946 13878813
85 42 2871846 1396208 9018339 13432765
86 42.5 2835969 1354100 8681404 13017997
87 43 2806848 1318468 8361004 12632967
88 43.5 2783390 1288357 8057601 12276094
89 44 2764672 1262939 7771343 11945783
90 44.5 2749921 1241508 7502126 11640448
91 45 2738482 1223459 7249650 11358535
92 45.5 2729804 1208276 7013465 11098529
93 46 2723422 1195521 6793010 10858967
94 46.5 2718945 1184822 6587648 10638449
95 47 2716040 1175861 6396686 10435637
96 47.5 2714428 1168373 6219400 10249260
97 48 2713874 1162130 6055050 10078117
98 48.5 2714178 1156940 5902895 9921077
99 49 2715170 1152642 5762202 9777075
100 49.5 2716710 1149097 5632251 9645113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
72
73
74
INTRODUCTION
HIV (Human Immunodeficiency Virus) attacks or damages the human immune system which
can cause AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndromedisease). The immune system becomes
weak and many diseases can appear if HIV infects human body, as mentioned by Murni et al. [1].
HIV kills CD4 cell, which is a type of white blood cell. These cells are an essential part of the
immune system, and if they are deficient, the system becomes too weak to fight infection. According
to Gallant [2], if the CD4 count drops below 200/mm3, this indicates that our immune system is
damaged enough that opportunistic infections can attack our bodies. This means we already have
AIDS.
The spread of HIV-AIDS has been widely studied by many researchers, especially in the health
sector. The field of mathematics studies also plays a role in modeling the spread of HIV-AIDS. One
of the models of the spread of HIV-AIDS that we discuss in this study is the Susceptible, Infected,
and AIDS cases (SIA) model. In the SIA model, the number of persons is divided into three sub-
populations labeled 𝑆, 𝐼, and 𝐴. In this case, 𝑆(𝑡) is a group of persons who are susceptible to
disease, namely, people who have not been infected with HIV at time 𝑡; 𝐼(𝑡) is a group of persons
infected with HIV at time 𝑡 , this group can transmit the disease to susceptible people; 𝐴(𝑡)
represents a group of persons with AIDS at time 𝑡.
This paper solved the SIA model using the fourth order Runge-Kutta method (RK4). Roberts [3]
stated that the Runge-Kutta method was one of the numerical methods that can be used to solve
initial value problems of non-linear ordinary differential equations and is one of the numerical
methods that has high accuracy. The SIA model under study is due to Haryanto et al. [4] and
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Mohamed et al. [5]. The formulation of the Runge-Kutta method can be found in textbooks, such as
Munir [6], which provides solving methods for mathematical models, as in Mungkasi [7].
The study about the spread of HIV-AIDS in humanity is very important, so that we can predict
the spread of this disease. Various studies on different approaches to solve the HIV-AIDS problem
have been conducted by a number of authors; see references [8-18] for details. In addition to these
studies, again, Runge-Kutta methods have been proposed to be used to solve mathematical problems
including mathematical chemistry [19-28], mathematical models in general [29-38], as well as
interdisciplinary mathematical problems [39-48]. This motivates the choice of the RK4 method to
be used to solve the SIA model in this paper.
EXPERIMENTAL DETAILS
The HIV-AIDS model under study was a model developed by Haryanto et al. [4]. To solve the
SIA model, we constructed the continuous version into the discrete one using the concept of a
numerical method, which in this case is the fourth order Runge-Kutta method (RK4). Numerical
experiments were carried out using the RK4 method using the help of the MATLAB software.
SIA Model
The process of spreading HIV-AIDS in the human population begins with the presence of
persons who are infected with HIV. Furthermore, when a person's body is infected by HIV, it is deep
within a certain time this virus will develop into AIDS. Therefore, in this study it is assumed that
the human population is grouped into three sub-populations, namely, susceptible, infected, and
AIDS cases based on Mohamed et al. [5]. It is assumed that migration or movement of population
does not affect the number of human population because this population is closed. Haryanto, et al.
[4] have established a non-linear differential equation system to model the spread of HIV-AIDS with
the following types of SIA:
𝑑𝑆 𝐼 𝐴
= 𝛬 − µ𝑆 − ꞵ𝑆 − ꞷ𝑆
𝑑𝑡 𝑁 𝑁
𝑑𝐼 𝐼 𝐴
= ꞵ𝑆 + ꞷ𝑆 − µ𝐼 − 𝛾𝐼 (1)
𝑑𝑡 𝑁 𝑁
𝑑𝐴
{ 𝑑𝑡 = 𝛾𝐼 − µ𝐴 − 𝛿𝐴
Based on equation system (1), the HIV-AIDS transmission process can be described in Figure 1.
𝛬 𝛿𝐴
S A
µ𝑆
µ𝐴
𝐴
ꞷ𝑆
𝐼 𝑁
ꞵ𝑆 𝛾𝐼
𝑁
µ𝐼
76
𝑑𝑁
= 𝛬 − µ(𝑆 + 𝐼 + 𝐴) − 𝛿𝐴.
𝑑𝑡
Based on the last equation, the population 𝑁 is not constant, because it is influenced by the
recruitment number 𝛬, the natural death rate µ, and the AIDS death rate 𝛿. Here 𝛬 > 0, ꞵ > 0, ꞷ >
0, µ > 0, 𝛾 > 0, 𝛿 > 0, 𝑆 > 0, 𝐼 > 0, 𝐴 > 0, 𝑁(𝑡) = 𝑆(𝑡) + 𝐼(𝑡) + 𝐴(𝑡) and 𝑁(𝑡), 𝑆(𝑡),
𝐼(𝑡) and 𝐴(𝑡) are differentiable continuous functions. The variable and parameter descriptions are
shown in Table 1.
𝑑𝑦𝑑𝑥=𝑓𝑥,𝑦𝑦𝑥0=𝑦0 (2)
The system equation (2) can be solved by using the 𝑛-th order Runge-Kutta method with the form:
𝑘1 = ℎ𝑓(𝑥𝑟 , 𝑦𝑟 ),
𝑘2 = ℎ𝑓 (𝑥𝑟 + 𝑝1 ℎ, 𝑦𝑟 + 𝑞11 𝑘1 ),
where ℎ = 𝑥𝑟+1 − 𝑥𝑟 is the timestep. The values 𝑎𝑖 , 𝑝𝑖 , 𝑞𝑖𝑗 are selected in such a way as to minimize
the error per step, and equation (3) will be the same as the Taylor series method of the highest
possible order. The fourth order Runge-Kutta method (RK4) is:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
𝑘1 = ℎ𝑓(𝑥𝑟 , 𝑦𝑟 ),
1 1
𝑘2 = ℎ𝑓 (𝑥𝑟 + ℎ, 𝑦𝑟 + 𝑘1 ),
2 2
1 1
𝑘3 = ℎ𝑓 (𝑥𝑟 + ℎ, 𝑦𝑟 + 𝑘2 ),
2 2
𝑘4 = ℎ𝑓 (𝑥𝑟 + ℎ, 𝑦𝑟 + 𝑘3 ),
1
𝑦𝑟+1 = 𝑦𝑟 + (𝑘 + 2𝑘2 + 2𝑘3 + 𝑘4 ). (4)
6 1
According to Munir [6], the error of a one step RK4 method is 𝑂(ℎ5 ) and the total cumulative
error is 𝑂(ℎ4 ). The RK4 method is quite good at solving ordinary differential equations with a small
total error and if the Runge-Kutta order is higher, the accuracy will be higher.
RESULTS AND DISCUSSION
To solve the system of equation (1) using the RK4 method, initial data and parameter values are
required. The parameter values used are shown in Table 2.
TABLE 2. Initial values for parameters and variables of the SIA model [4,5].
Initial variables and parameters Values
𝑆0 22749000
𝐼0 2
𝐴0 9
𝑁0 227490011
𝛬 805479
ꞵ 0.883856382
𝛿 0.163045919
𝛾 0.654004963
µ 0.01470588
ꞷ 0.3
The RK4 solution was obtained using the initial data and the parameter values listed in Table 2.
Using the MATLAB program, a graph of the RK4 numerical solution for the SIA system can be
obtained, as shown in Figure 2 for time span [0, 500].
In Figure 2, the number of susceptible persons increases, because the number of infected persons
in the system is very small. Then in a certain period of time the number of susceptible persons
decreases significantly; this is because there are persons who are infected with HIV or are suffered
from AIDS, whose numbers continue to increase in a certain period of time. At the initial 𝑡 the
number of susceptible persons is 22749000 (as written in Table 2) and as time evolves, if 𝑡
approaches infinity, the number of this sub-population becomes stable, namely 7654013.
Furthermore, the graph of the susceptible sub-population increases, which means that there is an
increase in the number of persons in this sub-population. This due to new births and the numbers of
persons in the sub-population infected and sub-population with AIDS cases are still small.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
FIGURE 2. Graph of the solution to the spread of HIV-AIDS for time [0, 500]
Next, the level of contact between susceptible sub-populations and infected sub-populations as
well as between susceptible sub-populations and sub-populations of AIDS cases will cause a
decrease in the number of susceptible persons. At the initial 𝑡, the number of susceptible persons is
22749000 (as written in Table 2) and over time, when 𝑡 approaches infinity, the number of this sub-
population is 1036053. At the initial 𝑡, the total population increases because the recruitment number
(𝛬) dominates the death rate and transmission rates, while the natural mortality rate and the death
rate from AIDS are not very large. However, as 𝑡 increases, the natural death rate (µ) and the death
rate from AIDS (𝛿) dominate, so that the total population decreases until it reaches an equilibrium
point. When 𝑡 approaches infinity, the number of susceptible persons, the number of infected
persons, and the number of AIDS cases persons, as well as the total population will be constants, so
all sub-populations and the total population itself will never extinct.
Regarding the computational method, the RK4 method is indeed very efficient. It can be run on
a Personal Computer laptop very fast. Our experiments show that for the SIA model on time domain
[0, 500] with time step ℎ = 0.5 needs only about 0.0014525 seconds. Note that our computational
experiments were conducted on Windows 10 with 64-bit Operating System with the MATLAB 7.1
version with installed memory 4.00 GB and Intel Core i3-6006U CPU @ 2.00GHz 1.99 GHz. With
these results, we recommend the use of the RK4 method for solving the SIA model and other
mathematical biology models. This finding can help in the implementation of the RK4 method for
medical studies, as the method is easy to use, efficient, and reliable.
CONCLUSION
We conclude that the RK4 method solves the HIV-AIDS transmission model effectively, and
based on the numerical solutions, in a longer time (approaches to infinity) the susceptible
subpopulation, the infected subpopulation, the AIDS cases subpopulation, and the total population
will never extinct and approach constants, which means that they each reach their equilibrium points.
Future research direction could do the mathematical analysis of the model and method considered
in this paper.
ACKNOWLEDGMENTS
The funding support given by Sanata Dharma University in this research is gratefully
acknowledged by the authors. Discussions with one of our research group members, Ms. Caecilia
Dian Pratiwi, are also gratefully acknowledged.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
REFERENCES
S. Murni, et.al, Hidup Dengan HIV-AIDS,2nd ed. (Spiritia, Jakarta, 2016), pp.7-11.
J. Gallant, 100 Tanya Jawab Mengenai HIV Dan AIDS (Indeks, Jakarta, 2010), pp. 16-20.
C. Roberts, Ordinary Differential Equations: Applications, Models, and Computing (CRC Press
Taylor and Francis Group, Boca Raton, 2010), pp. 86-95.
D. Haryanto, N. Kusumastuti, and B. Prihandono, Bul. Ilm. Mat. Stat. dan Ter. 04, 101-110 (2015).
E. Mohamed, O. Balatif, H. Ferjouchia, L. el Houssine, and M. Rachik, IJCSI Int. J. Comput. Sci.
Issues 9, 230-235 (2012).
R. Munir, Metode Numerik, 2nd ed. (Informatika, Bandung, 2008), pp. 384-390.
S. Mungkasi, Appl. Math. Model. 90, 1-10 (2021).
C. Fontela, A. Aguinaga, C. Moreno-Iribas, J. Repáraz, M. Rivero, M. Gracia, Y. Floristán, U.
Fresán, R.S. Miguel, C. Ezpeleta, and J. Castilla, Sci. Rep. 10, 8922 (2020).
X. Zhou, K. Nakashima, M. Ito, X. Zhang, S. Sakai, C. Feng, H. Sun, H. Chen, T.C. Li, and T.
Suzuki, Sci. Rep. 10, 17066 (2020).
E. Quiros-Roldan, M. Properzi, S. Paghera, E. Raffetti, F. Castelli, and L. Imberti, Sci. Rep. 10,
10057 (2020).
H. Borrmann, R. Davies, M. Dickinson, I. Pedroza-Pacheco, M. Schilling, A. Vaughan-Jackson, A.
Magri, W. James, P. Balfe, P. Borrow, J.A. McKeating, and X. Zhuang, Sci. Rep. 10, 13271
(2020).
C. Akoto, C.Y.S. Chan, C.O.O. Tshivuila-Matala, K. Ravi, W. Zhang, M. Vatish, S.A. Norris, and
J. Hemelaar, Sci. Rep. 10, 13265 (2020).
J. Nazziwa, N.R. Faria, B. Chaplin, H. Rawizza, P. Kanki, P. Dakum, A. Abimiku, M. Charurat, N.
Ndembi, and J. Esbjörnsson, Sci. Rep. 10, 3468 (2020).
A.A. Singh, O. Pooe, L. Kwezi, T. Lotter-Stark, S.H. Stoychev, K. Alexandra, I. Gerber, J.N.
Bhiman, J. Vorster, M. Pauly, L. Zeitlin, K. Whaley, L. Mach, H. Steinkellner, L. Morris, T.L.
Tsekoa, and R. Chikwamba, Sci. Rep. 10, 6201 (2020).
H.Y. Yang, M.R. Beymer, and S. chuan Suen, Sci. Rep. 9, 18514 (2019).
B. Bhargavan and G.D. Kanmogne, Sci. Rep. 9, 10689 (2019).
K.A. McLaurin, H. Li, R.M. Booze, and C.F. Mactutus, Sci. Rep. 9, 827 (2019).
X. Chen, Z.X. Wang, and X.M. Pan, Sci. Rep. 9, 9997 (2019).
J. Lv and T.E. Simos, J. Math. Chem. 57, 1983-2006 (2019).
S. Liu, J. Zheng, and Y. Fang, J. Math. Chem. 57, 1413-1426 (2019).
Y. Yang, Y. Fang, K. Wang, and X. You, J. Math. Chem. 57, 1496-1507 (2019).
R. Hao and T.E. Simos, J. Math. Chem. 56, 3014-3044 (2018).
R. D’Ambrosio, M. Moccaldi, B. Paternoster, and F. Rossi, J. Math. Chem. 56, 2876-2897 (2018).
V.N. Kovalnogov, R. V. Fedorov, and T.E. Simos, J. Math. Chem. 56, 2816-2844 (2018).
K. Yan and T. Simos, J. Math. Chem. 56, 2454-2484 (2018).
V. Kovalnogov, R. Fedorov, A. Bondarenko, and T. Simos, J. Math. Chem. 56, 2302-2340 (2018).
Y. Fang, Y. Zhang, and P. Wang, J. Math. Chem. 56, 1924-1934 (2018).
A.M. Alqahtani, J. Math. Chem. 56, 1543-1566 (2018).
K. Foroutan and H. Ahmadi, Appl. Math. Model. 85, 294-317 (2020).
Y. Dong, Y. Li, X. Li, and J. Yang, Appl. Math. Model. 82, 252-270 (2020).
B. Wang, H. Bi, Y. Wang, H. Ouyang, and Z. Deng, Appl. Math. Model. 79, 230-242 (2020).
C.X. Liu, Y. Yan, and W.Q. Wang, Appl. Math. Model. 79, 469-489 (2020).
L. Chen, S. Cui, H. Jing, and W. Zhang, Appl. Math. Model. 78, 117-133 (2020).
K. Foroutan, A. Shaterzadeh, and H. Ahmadi, Appl. Math. Model. 77, 539-553 (2020).
G.F. Narváez, E.B. Schettini, and J.H. Silvestrini, Appl. Math. Model. 77, 1331-1347 (2020).
G.G. Sheng and X. Wang, Appl. Math. Model. 71, 421-437 (2019).
W. Pan, X. Li, L. Wang, and Z. Yang, Appl. Math. Model. 68, 113-136 (2019).
V.A. Krysko, J. Awrejcewicz, I.E. Kutepov, T. V. Babenkova, and A. V. Krysko, Appl. Math.
Model. 67, 283-296 (2019).
W.L. Schroeder and R. Saha, Sci. Rep. 10, 9241 (2020).
N.S. Khan, P. Kumam, and P. Thounthong, Sci. Rep. 10, 1226 (2020).
I. Tlili, M.T. Mustafa, K.A. Kumar, and N. Sandeep, Sci. Rep. 10, 6677 (2020).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
81