Anda di halaman 1dari 96

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENYELESAIAN NUMERIS RUNGE-KUTTA DAN ASPEK PENDIDIKAN


DARI MODEL PENYEBARAN HIV-AIDS PADA TIPE SUSCEPTIBLE,
INFECTED, AIDS CASES (SIA)

Runge-Kutta Numerical Solution and Educational Aspect of the Model of


the Spread of HIV-AIDS in Susceptible, Infected, AIDS Cases (SIA) Types

TESIS

LAURENT SIMANGUNSONG

191442105

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM MAGISTER

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENYELESAIAN NUMERIS RUNGE-KUTTA DAN ASPEK PENDIDIKAN


DARI MODEL PENYEBARAN HIV-AIDS PADA TIPE SUSCEPTIBLE,
INFECTED, AIDS CASES (SIA)

Runge-Kutta Numerical Solution and Educational Aspect of the Model of


the Spread of HIV-AIDS in Susceptible, Infected, AIDS Cases (SIA) Types

TESIS

LAURENT SIMANGUNSONG

191442105

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM MAGISTER

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2021

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN MOTTO

“Menghina Tuhan tak perlu dengan umpatan dan membakar kitab-


Nya, khawatir kamu tak bisa makan, tidak punya pekerjaan, itu sudah
menghina Tuhan”
~Sujiwo Tejo~

"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan


mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
~Matius 7:7~

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur dan tulus saya persembahkan tesis ini kepada Tuhan
Yesus dan Bunda Maria untuk kasih dan penyertaan-Nya, Ayah dan Ibu terhebat:
Tekdik Simangunsong dan Rismawati Siregar yang selalu memberi dukungan dan
doa-doa yang tiada hentinya dan keluarga besar yang telah memberikan motivasi
dalam penyusunan tesis ini.

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Simangunsong, Laurent. 2021. Penyelesaian Numeris Runge-Kutta dan Aspek


Pendidikan dari Model Penyebaran HIV-AIDS pada Tipe Susceptible, Infected,
AIDS cases. Tesis. Program Studi Pendidikan Matematika Program Magister,
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menyelesaikan model penyakit menular


Human Immunodeficiency Virus-Aquired Immune Deficiency Syndrome (HIV-
AIDS) yang dibagi menjadi tiga populasi yaitu Susceptible (𝑆), Infected (𝐼), dan
AIDS-cases (𝐴) dengan menggunakan metode Runge-Kutta orde empat (RK4) dan
(2) menentukan keterkaitan model SIA dengan aspek pendidikan. Metode RK4
dipilih karena memiliki ketelitian yang cukup tinggi sehingga hasil yang diperoleh
juga memiliki keakuratan yang cukup baik. Metode yang digunakan pada penelitian
ini yaitu studi pustaka dan simulasi. Data awal seperti variabel dan parameter
diambil dari sumber literasi yang menjadi rujukan dalam penelitian ini. Hasil
simulasi dengan MATLAB menunjukkan bahwa metode RK4 dapat menyelesaikan
model SIA dan memberikan solusi untuk waktu yang sangat lama jumlah populasi
tidak akan pernah menuju kepunahan atau dengan kata lain setiap populasi menuju
titik kesetimbangannya masing-masing. Penyelesaian model SIA dapat diajarkan di
tingkat perguruan tinggi pada mahasiswa yang mempelajari metode numerik.
Rancangan pembelajaran yang disusun, dikaitkan dengan kemampuan berpikir
secara komputasi yang meliputi aspek dekomposisi, pengenalan pola, berpikir
algoritma, serta abstraksi dan generalisasi.
Kata kunci: penyebaran HIV-AIDS, model SIA, metode Runge-Kutta orde
empat, berpikir secara komputasi.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

Simangunsong, Laurent. 2021. Runge-Kutta Numerical Solution and


Educational Aspects of the Model of the Spread of HIV-AIDS in Susceptible,
Infected, and AIDS cases Types. Thesis. Mathematics Education Study Program
in the Masters Program, Department of Mathematics and Natural Sciences
Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma
University, Yogyakarta.

The study aims to (1) solve the HIV-AIDS infectious disease model which is divided
into three populations, namely, Susceptible (𝑆), Infected (𝐼), and AIDS-cases (𝐴) using
the fourth order Runge-Kutta method (RK4) and (2) determine the relationship between
the SIA model with aspects of education. The RK4 method was chosen because it has a high
enough accuracy so that the results obtained also have a fairly good accuracy. The method
used in this research is literature study and simulation. Initial value such as variables and
parameters were taken from literacy sources as the reference in this study. The simulation
results with MATLAB show that the RK4 method can solve the SIA model and provide a
solution for a very long time the population will never go extinct, or in other words, each
population will go to its respective equilibrium point. The solution of the SIA model can be
taught at the college level to students studying numerical methods. The learning design
that is compiled must be related to computational thinking skills which include aspects of
decomposition, pattern recognition, algorithmic thinking, and abstraction and
generalization.

Keywords: HIV-AIDS disease, SIA model, fourth order Runge-Kutta method,


computational thinking.

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala limpahan berkat
dan karunia-Nya atas segala proses penyelesaian dalam tugas akhir ini sehingga
tugas akhir ini dapat selesai tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa selesainya penulisan tesis ini tidak terlepas dari
dukungan, doa, bimbingan dan bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Yohanes Haryoso, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd., sebagai Ketua Program Studi
Pendidikan Matematika Program Magister yang telah memberi ijin untuk
penulisan tesis ini.
3. Bapak Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math.Sc., Ph.D., selaku Dosen Pembimbing
yang sudah meluangkan waktu dan pikiran serta memberikan motivasi bagi
peneliti.
4. Orang tua saya yang sudah memberikan doa, dukungan, dan motivasi demi
kelancaran penyusunan tugas akhir ini.
5. Teman-teman program magister yang telah memberikan semangat dalam
penyusunan tugas akhir ini.
6. Semua pihak yang secara langsung ataupun tidak langsung yang sudah
membantu kelancaran proses penyusunan tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada tugas akhir ini.
Mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman peneliti, maka peneliti
mengharapkan kritik dan saran atas tugas akhir ini.
Akhir kata, peneliti mengharapkan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi banyak
pihak dan bagi para pembacanya.

Penulis

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................... vi

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI............................................................ vii

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

ABSTRACT ............................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

DAFTAR DIAGRAM .......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................................1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................4

C. Tujuan Penelitian .........................................................................................5

D. Kebaruan Penelitian .....................................................................................5

E. Manfaat Penelitian .......................................................................................5

F. Metode Penelitian.........................................................................................6

G. Batasan Masalah...........................................................................................7

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

H. Batasan Istilah ..............................................................................................8

I. Jadwal Penelitian ..........................................................................................9

J. Sistematika Penulisan ..................................................................................9

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 10

A. Pemodelan Matematika ..............................................................................10

B. Human Immunodeficiency Virus - Acquired Immune Deficiency Syndrome


(HIV-AIDS) ...............................................................................................11

C. Model Epidemik Penyebaran Human Immunodeficiency Virus - Acquired


Immunodificiency Syndrome (HIV-AIDS).................................................13

D. Persamaan Diferensial ................................................................................17

E. Metode Runge-Kutta ..................................................................................20

F. Kemampuan Berpikir Secara Komputasi ...................................................22

BAB III PENYELESAIAN NUMERIS RUNGE-KUTTA ORDE EMPAT PADA


MODEL SIA ........................................................................................... 26

A. Konstruksi Model SIA Menggunakan Metode Runge Kutta Orde Empat 26

B. Penyelesaian Model SIA dengan Menggunakan Metode Euler (Runge-


Kutta Orde Satu) ........................................................................................28

C. Penyelesaian Model SIA dengan Metode Runge-Kutta Orde Empat (RK4)


....................................................................................................................31

BAB IV ASPEK PENDIDIKAN PENYELESAIAN NUMERIS PADA MODEL


SUSCEPTIBLE INFECTED AIDS-CASES (SIA) ................................... 36

A. Deskripsi Rancangan Pelaksanaan Proses Pembelajaran ...........................36

B. Rancangan Proses Pembelajaran ................................................................38

C. Refleksi ......................................................................................................53

BAB V PENUTUP................................................................................................ 55

A. Kesimpulan ................................................................................................55

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Saran ...........................................................................................................55

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 56

LAMPIRAN .......................................................................................................... 59

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1.1. Bagan metode penelitian ................................................................... 7


Diagram 2. 1. Diagram Penyebaran HIV-AIDS ................................................... 16

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1. Siklus Pemodelan Matematika ........................................................ 10


Gambar 3. 1. Grafik Solusi dengan Metode Euler pada interval [0,200] ............ 31
Gambar 3. 2. Grafik solusi dengan Metode RK-4 pada interval [0,500]
(Simangunsong dan Sudi, 2021) ........................................................ 34

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1. Variabel dan parameter dalam model SIA .......................................... 17


Tabel 2. 2. Contoh persamaan diferensial biasa linear dan nonlinear ................... 19
Tabel 3. 1. Nilai Awal Parameter dan Variabel .................................................... 29
Tabel 4. 1. Indikator Kemampuan Berpikir Komputasional ................................. 38
Tabel 4. 2. Langkah-langkah Pembelajaran .......................................................... 40

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Program MATLAB Metode Euler ................................................... 60


Lampiran 2. Solusi Numerik Metode Euler ......................................................... 62
Lampiran 3. Grafik Solusi Metode Euler ............................................................. 65
Lampiran 4. Program MATLAB Metode Runge-Kutta Orde Empat .................. 66
Lampiran 5. Solusi Numerik Metode Runge-Kutta Orde Empat ......................... 68
Lampiran 6. Grafik Solusi Metode Runge-Kutta Orde Empat ............................ 71
Lampiran 7. Letter of Acceptance Abstract ICOLIST 2020 ................................ 72
Lampiran 8. Letter of Acceptance ICOLIST 2020 .............................................. 73
Lampiran 9. Full Paper ICOLIST 2020 ............................................................... 74
Lampiran 10. Sertifikat ICOLIST 2020 ............................................................... 81

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

Bab ini akan menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, kebaruan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, jadwal
penelitian, dan sistematika penulisan. Berikut akan dijelaskan secara rinci dan
spesifik mengenai bagian-bagian yang telah disebutkan di atas.
A. Latar Belakang
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang atau
merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Virus ini ditularkan dari orang ke orang
melalui hubungan seksual, transfusi darah, penularan kepada bayi pada saat
menyusui, dan lain sebagainya. HIV termasuk kelompok retrovirus yang dapat
mengubah RNA menjadi DNA. Setelah menginfeksi RNA, virus HIV berubah
menjadi DNA oleh enzim reverse transcriptase pada HIV yang mengubah RNA
virus menjadi DNA sehingga dapat disisipkan ke dalam DNA sel-sel manusia.
Virus pada DNA kemudian menginfeksi sel-sel baru atau tetap tersembunyi dalam
sel-sel yang hidup dalam jangka waktu yang lama atau pada tempat penyimpanan
seperti sel-sel CD4. Sel CD4 yang hidup dalam jangka panjang digunakan sebagai
penampungan virus HIV (Gallant, 2010).
Jumlah sel CD4 normal pada orang sehat berkisar antara 500 sampai 1.500 per
mm3. Orang yang terinfeksi HIV akan mengalami penurunan sel CD4 secara terus
menerus sehingga sistem kekebalan tubuhnya cukup rendah. Jika sel CD4 berada
di bawah 200 per mm3, berarti penderita HIV akan mengalami AIDS (Murni, dkk.,
2016).
Epidemi HIV menjadi masalah serius di Indonesia yang merupakan negara
urutan kelima paling berisiko terkena virus HIV/AIDS di Asia (Kemenkes, 2018).
Jumlah kasus HIV cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Berdasarkan data SIHA, jumlah infeksi HIV dari tahun 2010-2017 menurut
kelompok umur 25-49 tahun merupakan usia dengan jumlah infeksi HIV paling
banyak setiap tahunnya.

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Data statistik penyebaran kasus AIDS di Indonesia menurut faktor


penularannya menunjukkan bahwa penularan HIV paling banyak terjadi melalui
hubungan seksual (heteroseksual, homoseksual, dan biseksual) sebanyak 35.671
kasus, penggunaan NAPZA suntik (IDU/Injecting Drug Users) sebanyak 8.462
kasus, dan transmisi vertikal (penularan dari ibu hamil ke bayinya) sebanyak 1.506
kasus. HIV/AIDS mempengaruhi angka kematian ibu dan anak di Indonesia. Data
Kementerian Kesehatan pada tahun 2012 menunjukkan dari 43.624 ibu hamil yang
menjalani tes HIV, sebanyak 1.329 (3,01%) ibu hamil dinyatakan positif HIV. Hasil
pemodelan matematika epidemi HIV tahun 2012 menunjukkan prevalensi HIV
pada ibu hamil diperkirakan akan meningkat dari 0,38% menjadi 0,49% pada tahun
2016 (Kemenkes RI, 2018).
Peranan matematika sebagai alat dalam menyelesaikan berbagai masalah
sangat penting. Permasalahan dalam berbagai bidang pada dunia nyata dapat
diselesaikan dengan membuat model matematika dan mencari solusinya. Tamrin
dalam Sulistioningtias dan Dwi (2018) mengungkapkan bahwa salah satu alat yang
dapat membantu mempermudah penyelesaian masalah dalam kehidupan nyata
yaitu model matematika. Model matematika adalah hasil perumusan yang
menggambarkan masalah dalam kehidupan nyata yang kemudian akan dicari
solusinya. Model matematika yang digunakan untuk melihat tingkat penyebaran
suatu penyakit menular disebut dengan model epidemi. Dari model matematika
tersebut akan terbentuk suatu sistem persamaan diferensial yang dapat diketahui
titik ekuilibrium sistem dan dapat dianalisis kestabilan di sekitar titik ekuilibrium.
Pemodelan matematika merupakan bidang matematika yang digunakan untuk
merepresentasi dan menjelaskan sistem-sistem fisik atau suatu permasalahan ke
dalam pernyataan matematika. Representasi matematika yang dihasilkan dari
proses ini dikenal sebagai model matematika. Membentuk, menganalisis, dan
penggunaan model matematika dipandang sebagai salah satu aplikasi matematika
yang dapat merepresentasikan masalah dalam kehidupan ke dalam pernyataan
matematika. Pemodelan matematika terhadap penyakit HIV-AIDS sudah cukup
banyak dilakukan oleh para peneliti. Salah satu model matematika penyebaran
HIV-AIDS yaitu model matematika Susceptible (S) atau rentan terkena penularan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

penyakit, Infected (I) atau individu yang dapat menyebarkan penyakit pada individu
yang Susceptible, dan AIDS cases (A) atau individu yang terkena AIDS. Model
penyebaran HIV-AIDS sering disingkat menjadi model SIA menurut Hia dkk
(Haryanto, dkk, 2015).
Salah satu model matematika yang sering digunakan adalah model persamaan
diferensial. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk memperoleh solusi dari
masalah yang dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial. Solusi dari masalah
tersebut dapat diselesaikan secara analitis dan secara numerik. Salah satu metode
untuk memperoleh solusi dari model matematika secara numerik adalah metode
Runge-Kutta. Menurut Sasongko (2010), metode Runge-Kutta merupakan suatu
metode numerik yang digunakan untuk menyelesaikan persamaan diferensial biasa
dengan ketelitian yang cukup tinggi. Metode ini sangat umum digunakan untuk
menyelesaikan bentuk persamaan diferensial biasa, baik linier maupun nonlinear
dengan permasalahan kondisi awal. Dalam hal ini, metode Runge-Kutta digunakan
untuk menyelesaikan suatu model matematika pada radang akut yang telah
dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial. Metode Runge-Kutta dibentuk
untuk mendapatkan ketelitian yang tinggi dan kelebihan dari metode ini adalah
bahwa untuk memperoleh hasil-hasil tersebut hanya diperlukan nilai-nilai fungsi
dari titik-titik sebarang yang dipilih pada suatu interval bagian.
Metode Runge-Kutta adalah alternatif lain dari metode deret Taylor yang tidak
membutuhkan perhitungan turunan. Metode ini menggunakan tiga buah ketetapan-
ketetapan (koefisien-koefisien) dan hal tersebut adalah cara C. Runge dan M. W.
Kutta untuk menghindari perhitungan turunan menggunakan ketetapan-ketetapan
sedemikian bahwa nilai dari ketetapan tersebut dipilih sehingga meminimumkan
galat perlangkah sehingga persamaan ini memiliki galat total yang sangat kecil,
(dalam Munir, 2003).
Berdasarkan permasalahan tersebut, metode Runge-Kutta menjadi suatu
alternatif yang dapat digunakan dalam penelitian ini untuk melihat bagaimana
model penyebaran HIV-AIDS pada manusia dan cara meminimalkan penyebaran
penyakit tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Penyelesaian suatu masalah tentunya tidak terlepas dari kemampuan seseorang


dalam menerapkan prosedur atau langkah yang telah yang telah dipelajari
sebelumnya. Berpikir secara komputasi sangat dibutuhkan peserta didik di dalam
pembelajaran matematika. Berpikir secara komputasi ditujukan untuk
menyelesaikan masalah, bukan hanya untuk masalah seputar ilmu komputer,
melainkan juga untuk menyelesaikan beragam masalah (CSTA dan ISTE, 2011).
Pemecahan masalah yang dimaksud seperti merumuskan masalah, mengatur dan
menganalisis data secara logis (diantaranya melalui proses abstraksi, seperti model
dan simulasi), mengidentifikasi, menganalisis, dan mengimplementasikan solusi
dengan langkah/ strategi yang paling efisien dan efektif (Wing, 2006, hal. 33-34).
Berdasarkan pembelajaran yang telah dilakukan pada mahasiswa yang mengambil
mata kuliah Matematika Komputasional, terlihat bahwa sebagian besar mahasiswa
merasa kesulitan saat menerapkan algoritma atau prosedur yang terdapat pada
metode numerik yang sedang dipelajari. Oleh karena itu, saat menerapkan
algoritma pada program komputer, beberapa mahasiswa tidak dapat melakukannya
dengan baik. Hal lain yang menyebabkan mahasiswa kesulitan yaitu, beberapa
mahasiswa jarang berlatih menyelesaikan soal-soal latihan yang telah diberikan
pada saat perkuliahan. Dari penjelasan tersebut, pada penelitian ini akan disusun
suatu rancangan proses pembelajaran yang membantu mahasiswa mengembangkan
kemampuan berpikir secara komputasi. Proses pembelajaran yang dirancang akan
disesuaikan dengan indikator yang terdapat kemampuan berpikir secara komputasi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan tersebut, berikut
adalah rumusan masalah dari penelitian ini:
1. Bagaimana implementasi algoritma metode Runge-Kutta untuk menyelesaikan
model penyebaran Human Immunodeficiency Virus-Acquired
Immunodificiency Syndrome (HIV-AIDS) pada tipe Susceptible, Infected, AIDS
cases (SIA)?
2. Aspek pendidikan apa saja yang termuat dalam model SIA?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan tersebut, berikut adalah
tujuan dari penelitian ini:
1. Mengetahui implementasi algoritma metode Runge-Kutta untuk menyelesaikan
model penyebaran Human Immunodeficiency Virus- Acquired
Immunodificiency Syndrome (HIV-AIDS) pada tipe Susceptible, Infected, AIDS
cases (SIA).
2. Menyelidiki aspek pendidikan yang termuat dalam model SIA.
D. Kebaruan Penelitian
Kebaruan dari penelitian ini yaitu:
1. Penyelesaian model penyebaran HIV-AIDS tipe SIA menggunakan metode
Runge-Kutta.
2. Penyajian aspek pendidikan dari model SIA.
E. Manfaat Penelitian
Setelah melaksanakan penelitian mengenai penyelesaian dan simulasi model
penyebaran HIV-AIDS menggunakan metode Runge-Kutta pada tipe SIA, maka
manfaat penelitian ini yaitu:
1. Bagi Peneliti
a. Meminimalkan penyebaran/penularan HIV-AIDS melalui model SIA.
b. Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru tentang implementasi
metode Runge-Kutta dalam menyelesaikan persamaan diferensial biasa.
c. Memotivasi dan menambah wawasan mahasiswa tentang pemanfaatan
matematika dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat lebih memaknai
pembelajaran.
2. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga atau
merawat kesehatan tubuh khususnya tentang bahaya penularan HIV-AIDS.
3. Bagi Peneliti Lain
Memberikan referensi bagi peneliti lain untuk mencari metode-metode numerik
yang lain dan membandingkan hasil yang diperoleh.
4. Bagi Guru dan Dosen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Menambah referensi guru untuk memberikan suatu contoh nyata manfaat


matematika dalam kehidupan sehari-hari dalam permasalahan pemodelan
matematika.
F. Metode Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan dalam beberapa tahapan. Tercapainya tujuan dari
penelitian ini dilakukan dengan beberapa langkah kerja. Langkah pertama diawali
dengan menentukan permasalahan yang terdapat pada bidang biologi dan
keterkaitannya dengan bidang matematika. Langkah kedua, mencari beberapa studi
pustaka guna mempelajari referensi-referensi yang berkaitan dengan penyebaran
penyakit khususnya pada kasus HIV-AIDS. Langkah ketiga, mempelajari
pemodelan matematika dari penyebaran HIV-AIDS pada model SIA. Langkah
keempat, mempelajari metode PDB numerik khususnya pada metode Runge-Kutta
orde empat dan menyusun pemrograman menggunakan bantuan software
MATLAB untuk menyelesaikan model penyebaran HIV-AIDS pada tipe SIA.
Keempat, mensimulasikan program dan melihat perilaku solusinya pada software
MATLAB. Kelima, melakukan uji validasi terhadap hasil simulasi program.
Keenam, melakukan pembahasan dan analisis terhadap hasil simulasi program.
Metode yang digunakan untuk menganalisis aspek pendidikan pada penelitian
ini yaitu mempelajari berbagai referensi yang berkaitan dengan kemampuan
berpikir secara komputasi. Selanjutnya, mengamati proses pembelajaran pada
mahasiswa yang mempelajari metode numerik pada mata kuliah Matematika
Komputasional dan menyusun suatu rancangan pembelajaran yang dapat
membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir secara komputasinya.
Rancangan pembelajaran ditujukan untuk mahasiswa yang mempelajari metode
numerik pada semester berikutnya.
Uraian di atas dapat disederhanakan dalam bentuk suatu diagram. Berikut
ditampilkan secara diagram mengenai proses atau langkah-langkah yang dilakukan
pada penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Mencari masalah di dunia nyata yang berkaitan dengan


pemodelan penyakit menular

Studi pustaka mengenai beberapa model penyakit menular


dan menentukan topik yang akan diteliti yaitu model SIA
pada kasus HIV-AIDS

Mempelajari metode Runge-Kutta orde empat (RK4) dan


menyelesaikan model SIA dengan menggunakan bantuan
MATLAB

Menganalisis perilaku solusi yang diperoleh

Mencari hubungan dari model SIA dengan aspek pendidikan

Merancang suatu proses pembelajaran yang membantu


mahasiswa mengembangkan kemampuan berpikir
komputasinya
Diagram 1.1. Bagan metode penelitian
G. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, masalah yang dibahas yaitu tentang model SIA yang akan
diselesaikan dengan menggunakan metode Runge-Kutta orde empat (RK4). Pada
model SIA, migrasi atau perpindahan penduduk diasumsikan tidak mempengaruhi
jumlah populasi manusia (𝑁) karena populasi ini bersifat tertutup. Penelitian ini
juga membahas keterkaitan topik tulisan dengan penerapannya pada aspek
pendidikan. Aspek pendidikan yang dibangun merupakan rancangan pembelajaran
yang ditujukan kepada mahasiswa yang mempelajari metode numerik khususnya
pada topik sistem PDB. Rancangan pembelajaran disusun untuk membantu
mahasiswa mengembangkan kemampuan berpikir secara komputasinya sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dengan aspek-aspek yang termuat di dalamnya yaitu dekomposisi, pengenalan pola,


berpikir algoritma, serta abstraksi dan generalisasi.
H. Batasan Istilah
Beberapa istilah yang digunakan dalam penulisan tesis ini yaitu:
1. Human Immunodeficiency Virus (HIV)
HIV merupakan virus yang menyerang atau merusak sistem kekebalan tubuh
manusia yang ditularkan dari individu yang satu kepada individu yang lain
melalui hubungan seksual, transfusi darah, penularan kepada bayi pada saat
menyusui, dan lain sebagainya
2. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)
AIDS merupakan penyakit yang dialami seseorang yang terinfeksi HIV jika sel
CD4nya berada di bawah 200 per mm3.
3. Model
Model merupakan representasi dari suatu objek, benda, atau ide-ide dalam
bentuk yang disederhanakan dari kondisi atau fenomena alam. Model berisi
informasi-informasi tentang suatu fenomena yang dibuat dengan tujuan untuk
mempelajari fenomena sistem yang sebenarnya.
4. Aspek
Aspek merupakan pemunculan atau penginterpretasian gagasan, masalah,
situasi, dan sebagainya sebagai pertimbangan yang dilihat dari sudut pandang
tertentu.
5. Solusi
Solusi merupakan penyelesaian dari suatu masalah yang dirumuskan.
6. Berpikir
Berpikir merupakan proses kognitif yang menggunakan akal budi untuk
memperoleh ide atau gagasan dalam menyelesaikan permasalahan.
7. Komputasi
Komputasi merupakan cara untuk menemukan pemecahan masalah dari data
input dengan menggunakan suatu algoritma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

I. Jadwal Penelitian
Secara gambaran umum penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari tahun
2019 sampai bulan Januari tahun 2021. Penyelesaian model SIA dilakukan selama
dua semester dan aspek pendidikan diselesaikan selama satu semester.
J. Sistematika Penulisan
Bagian ini akan menjelaskan sistematika penulisan yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. BAB I: PENDAHULUAN
Pada bagian ini dijelaskan acuan dari penelitian ini. Penjelasan tersebut
disajikan dalam sub bab latar belakang, tinjauan pustaka, rumusan masalah,
tujuan penelitian, kebaruan penelitian dan sistematika penulisan.
2. BAB II: LANDASAN TEORI
Pada bagian ini dijelaskan teori-teori yang menjadi dasar dalam penelitian, yaitu
teori tentang HIV-AIDS, model penyebaran HIV-AIDS pada tipe SIA, metode
Runge-Kutta, dan kemampuan berpikir secara komputasi.
3. BAB III: METODE PENELITIAN
Pada bagian ini dijelaskan metode yang digunakan untuk menjawab rumusan
masalah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
pemrograman dinamik. Penjelasan terkait metode yang meliputi langkah-
langkah pemrograman dinamik serta bentuk fungsi tujuannya juga dijelaskan
dalam bagian ini.
4. BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini dijelaskan dan dibahas tentang penyelesaian model penyebaran
HIV-AIDS pada tipe SIA dengan menggunakan metode Runge-Kutta orde
empat dan hasil simulasi pada tipe tersebut. Selain hal tersebut, kekurangan
dalam penelitian disajikan pula dalam bab ini.
5. BAB VI: PENUTUP
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dari penelitian ini dan
saran untuk penelitian lanjutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI

Bab ini membahas tentang pengertian HIV-AIDS, teori-teori pendukung yang


berkaitan dengan topik penelitian yaitu: persamaan diferensial, model SIA,
pemodelan matematika, metode Runge-Kutta orde empat, kemampuan berpikir
secara komputasi. Berikut akan dipaparkan teori pendukung yang digunakan dalam
penelitian ini.
A. Pemodelan Matematika
Secara umum, pemodelan diartikan sebagai seni menggambarkan dalam
bahasa simbolis tentang sistem kehidupan nyata sehingga kira-kira prediksi yang
tepat dapat dibuat mengenai perilaku atau evolusi sistem dalam berbagai keadaan
yang menarik (Humi, 2016).
Pemodelan matematika merupakan salah satu cara untuk merepresentasikan
masalah nyata ke dalam pernyataan atau bentuk matematika yang disebut sebagai
model matematika. Model matematika bisa berupa persamaan, pertidaksamaan,
sistem persamaan, dan lain-lain. Model matematika pada umumnya merupakan
penyederhanaan dari masalah yang sebenarnya. Siklus pemodelan matematika yaitu
dimulai dari masalah nyata, kemudan disederhanakan mejadi model matematika,
menentukan solusi dari model matematika tersebut untuk menjawab masalah nyata.
Berikut adalah gambar siklus pemodelan matematika:

Gambar 2. 1. Siklus Pemodelan Matematika

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

Berdasarkan uraian tersebut, langkah-langkah dalam pemodelan matematika


secara umum yaitu sebagai berikut:
a. Mengetahui suatu masalah nyata.
b. Mengoleksi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah tersebut.
c. Menyeleksi atau memilih faktor-faktor yang secara signifikan yang
mempengaruhi masalah tersebut.
d. Menggunakan hukum-hukum yang berlaku, dicari hubungan matematikanya.
Hubungan yang dinyatakan menggunakan bentuk inilah yang disebut model
matematika.
e. Mencari solusi atau penyelesaian dari model matematika tersebut.
f. Menganalisis apakah solusinya realistis atau tidak. Jika realistis, maka langkah
pemodelan dihentikan, namun jika tidak realistis model perlu direvisi dengan
kembali ke langkah tiga dengan melibatkan faktor signifikan lainnya.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa pemodelan matematika
sangat berperan dalam membantu bidang penelitian lain untuk menyederhanakan
masalah-masalah kompleks yang terdapat pada bidang tersebut seperti pada bidang
biologi. Melalui model matematika yang dibentuk, maka dapat ditentukan atau
dicari solusi dari model tersebut dengan metode-metode yang terdapat pada ilmu
matematika sehingga solusi yang diperoleh dapat menjawab permasalahan yang
dihadapi oleh bidang biologi seperti masalah struktur molekul, fotosintesis,
epidemiologi penyakit menular, dan otak manusia.
B. Human Immunodeficiency Virus - Acquired Immune Deficiency Syndrome
(HIV-AIDS)
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang atau
merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Virus ini ditularkan dari orang ke orang
seperti melalui hubungan seksual, transfusi darah, penularan kepada bayi pada saat
menyusui, dan lain sebagainya (Gallant, 2010).
HIV termasuk kelompok retrovirus (virus yang memiliki enzim atau protein)
yang dapat mengubah RNA (materi genetiknya) menjadi DNA. Virus ini membalik
urutan normal yaitu DNA diubah atau diterjemahkan menjadi RNA. Setelah
menginfeksi RNA, Human Immunodeficiency Virus (HIV) berubah menjadi DNA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

oleh enzim reverse transcriptase yaitu suatu enzim yang ada di dalam virus HIV
yang dapat mengubah RNA virus menjadi DNA, sehingga dapat disisipkan ke
dalam DNA sel-sel manusia. DNA kemudian dapat digunakan untuk membuat virus
baru yang menginfeksi sel-sel baru atau tetap tersembunyi dalam sel-sel yang hidup
dalam jangka panjang atau pada tempat penyimpanan seperti sel-sel CD4. Sel-sel
CD4 yang hidup untuk jangka panjang merupakan suatu penampungan virus HIV
yang tersembunyi (Whiteside, 2016, hal.19-20).
Penularan HIV dapat menyebar melalui cairan yang terdapat di dalam tubuh
manusia seperti darah, air mani, cairan vagina, air susu ibu. Penularan virus tersebut
juga dapat menyebar melalui hubungan seks yang memungkinkan darah, air mani,
atau cairan vagina dari orang yang terinfeksi HIV masuk ke aliran darah orang yang
belum terinfeksi (hubungan seks yang dilakukan tanpa pengaman melalui vagina
atau dubur, melalui mulut), memakai jarum suntik secara bergantian dengan orang
yang terinfeksi HIV, menerima transfusi darah dari donor yang terinfeksi HIV, dari
ibu yang terinfeksi HIV ke bayi dalam kandungan, waktu melahirkan dan jika
menyusui (Murni, dkk, 2016).
Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menyerang atau
menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia.
Adapun penyebab dasar dan struktural meliputi kemiskinan yang parah di tengah-
tengah perbedaan pola-pola pembangunan yang cepat dan eksploitasi sumberdaya
alam, ketidakadilan etnis dan bahasa, rendahnya tingkat pendidikan dan
pengetahuan tentang HIV, diskriminasi gender, inisiasi seksual pada usia muda dan
norma-norma sosial dan budaya lainnya (UNICEF Indonesia, 2012).
Virus HIV membunuh satu jenis sel darah putih yang disebut sel CD4. Sel ini
adalah bagian penting dari sistem kekebalan tubuh dan jika jumlahnya kurang,
sistem tersebut menjadi terlalu lemah untuk melawan infeksi. Jumlah sel CD4 dapat
diukur melalui tes darah khusus. Jumlah normal pada orang sehat berkisar antara
500 sampai 1.500 per mm3. Setelah terinfeksi HIV, jumlah sel CD4 akan turun terus
menerus sehingga menyebabkan kesehatan sistem kekebalan tubuh semakin rendah.
Jika jumlah CD4 turun di bawah 200 per mm3, ini menunjukkan bahwa sistem
kekebalan tubuh cukup rusak sehingga infeksi oportunistik (kuman yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh sistem kekebalan tubuh yang rusak)
dapat menyerang tubuh kita (Murni, dkk, 2016).
AIDS singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome muncul setelah
HIV menyerang sistem kekebalan tubuh manusia selama lima hingga sepuluh tahun
atau lebih. Sistem kekebalan tubuh menjadi lemah, dan satu atau lebih penyakit
dapat timbul. Karena lemahnya sistem kekebalan tubuh tadi, beberapa penyakit bisa
menjadi lebih berat daripada biasanya (Murni, dkk, 2016). Tingkat HIV dalam
tubuh dan timbulnya berbagai infeksi tertentu merupakan indikator bahwa infeksi
HIV telah berkembang menjadi AIDS. AIDS menggambarkan sebuah sindrom
dengan berbagai gejala dan infeksi yang terkait dengan menurunnya sistem
kekebalan tubuh. AIDS sendiri disebabkan oleh virus HIV. AIDS diidentifikasi
berdasarkan beberapa infeksi tertentu, yang dikelompokkan oleh Organisasi
Kesehatan Dunia (World Health Organization) sebagai berikut:
1. Tahap I
Penyakit HIV tidak menunjukkan gejala apapun dan tidak dikategorikan
sebagai AIDS.
2. Tahap II
Meliputi infeksi-infeksi saluran pernafasan bagian atas yang tak kunjung
sembuh.
3. Tahap III
Meliputi diare kronis yang tidak jelas penyebabnya yang berlangsung lebih dari
satu bulan, infeksi bakteri yang parah, dan TBC paru-paru.
4. Tahap IV
Meliputi penyakit parasit pada otak (toksoplasmosis), infeksi jamur kandida
pada saluran tenggorokan (kandidiasis), saluran pernafasan (trachea), batang
saluran paru-paru (bronchi) atau paru-paru.
C. Model Epidemik Penyebaran Human Immunodeficiency Virus - Acquired
Immunodificiency Syndrome (HIV-AIDS)
Penyebaran Human Immunodeficiency Virus - Acquired Immunodificiency
Syndrome (HIV-AIDS) sudah banyak dipelajari oleh peneliti-peneliti terutama pada
bidang kesehatan. Pemodelan matematika kemudian muncul sebagai alternatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

dalam upaya membantu mengurangi atau meminimalkan penyebaran HIV-AIDS di


masyarakat. Sutimin dan Imamudin (2009) mengemukakan bahwa di dalam model
epidemik AIDS pada suatu populasi manusia, diasumsikan ada imigrasi konstan
orang-orang yang rentan terhadap virus HIV dengan besar 𝐵 ke populasi manusia
dengan besar 𝑁(𝑡) . Dalam penelitian ini diasumsikan populasi manusia
dikelompokkan dalam tiga sub-populasi, yaitu Susceptible, Infected, dan AIDS
cases (SIA). Migrasi atau perpindahan penduduk diasumsikan tidak mempengaruhi
jumlah populasi manusia karena populasi ini bersifat tertutup.
Berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan sebelumnya (Haryanto, dkk, 2015)
mengemukakan bahwa pembentukan model matematika penyebaran HIV-AIDS
jika dilihat dari ketiga sub populasi (Susceptible, Infected, dan AIDS-cases) yaitu
sebagai berikut:
1. Pembentukan persamaan laju perubahan jumlah individu pada sub-populasi
Susceptible
Pembentukan persamaan laju perubahan jumlah individu pada sub-
populasi Susceptible (𝑆) dimulai dengan memperhatikan jumlah kelahiran (Λ).
Diasumsikan setiap kelahiran baru secara otomatis masuk pada sub-populasi
Susceptible karena hingga saat ini belum ditemukan antibodi yang bisa
memberikan kekebalan terhadap penyakit ini. Setiap individu yang terlahir
pasti akan mengalami kematian, sehingga sub-populasi Susceptible juga
mengalami tingkat kematian alami (µ) yang mengakibatkan penurunan jumlah
individu pada sub-populasi Susceptible. Pada suatu waktu, penurunan jumlah
individu pada sub-populasi Susceptible juga dipengaruhi oleh tingkat
penularan dari proporsi sub-populasi Infected terhadap sub-populasi
Susceptible (ꞵ) dan tingkat penularan dari proporsi sub-populasi AIDS cases
terhadap sub-populasi Susceptible (ꞷ). Berdasarkan uraian tersebut, diperoleh
persamaan laju perubahan jumlah individu pada sub-populasi Susceptible,
yaitu:
𝑑𝑆 𝐼 𝐴 (2.1)
= 𝛬 − µ𝑆 − ꞵ𝑆 − ꞷ𝑆
𝑑𝑡 𝑁 𝑁
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

2. Pembentukan persamaan laju perubahan jumlah individu pada sub-populasi


Infected
Tingkat penularan dari proporsi sub-populasi Infected terhadap sub-
populasi Susceptible (ꞵ) dan tingkat penularan dari proporsi sub-populasi AIDS
cases terhadap sub populasi Susceptible (ꞷ) diasumsikan akan mempengaruhi
peningkatan jumlah individu pada sub-populasi Infected (I). Pada suatu waktu,
tingkat kematian secara alami (µ) atau kematian yang bukan disebabkan oleh
HIV akan terjadi pada sub-populasi Infected. Ketika terdapat individu yang
terinfeksi HIV maka dalam kurun waktu tertentu individu tersebut akan
mengalami penyakit AIDS. Tingkat penjangkitan ( 𝛾 ) dari sub-populasi
Infected kepada sub-populasi AIDS-cases diasumsikan akan mempengaruhi
penurunan jumlah individu pada sub-populasi Infected. Berdasarkan uraian
tersebut, diperoleh persamaan laju perubahan jumlah individu pada sub-
populasi Infected, yaitu:
𝑑𝐼 𝐼 𝐴 (2.2)
= ꞵ𝑆 + ꞷ𝑆 − µ𝐼 − 𝛾𝐼
𝑑𝑡 𝑁 𝑁
3. Pembentukan persamaan laju perubahan jumlah individu pada sub-populasi
AIDS cases
Dalam kurun waktu tertentu HIV akan berkembang menjadi penyakit
AIDS. Tingkat penjangkitan ( 𝛾 ) dari sub-populasi Infected kepada sub-
populasi AIDS cases diasumsikan akan mempengaruhi peningkatan jumlah
individu pada sub-populasi AIDS cases. Pada waktu tertentu, individu yang
terjangkit AIDS akan mengalami kematian secara alami atau kematian yang
bukan disebabkan oleh penyakit AIDS. Hal ini menunjukkan tingkat kematian
alami (µ) akan mempengaruhi penurunan jumlah individu pada sub-populasi
AIDS cases. Sampai saat ini belum ditemukan obat untuk menyembuhkan
penyakit AIDS, hal ini berakibat individu yang terjangkit AIDS akan
mengalami kematian yag disebabkan oleh penyakit AIDS itu sendiri. Tingkat
kematian karena AIDS (𝛿) diasumsikan akan mempengaruhi penurunan jumlah
individu pada sub-populasi AIDS cases. Berdasarkan uraian tersebut, diperoleh
persamaan laju perubahan jumlah individu pada sub populasi AIDS cases, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

𝑑𝐴 (2.3)
= 𝛾𝐼 − µ𝐴 − 𝛿𝐴
𝑑𝑡
Berdasarkan persamaan (1), (2), dan (3), maka proses penyebaran HIV-AIDS
dapat digambarkan dalam diagram transfer sebagai berikut:

𝛬 𝛿𝐴
S A
µ𝑆
µ𝐴
𝐴
ꞷ𝑆
𝐼 𝑁
ꞵ𝑆 𝛾𝐼
𝑁

I
µ𝐼

Diagram 2. 1. Diagram Penyebaran HIV-AIDS

Berdasarkan asumsi-asumsi yang telah dibangun sebelumnya, maka dapat dibentuk


model sistem penyebaran HIV-AIDS sebagai berikut.
𝑑𝑆 𝐼 𝐴
= 𝛬 − µ𝑆 − ꞵ𝑆 − ꞷ𝑆
𝑑𝑡 𝑁 𝑁
𝑑𝐼 𝐼 𝐴 (2.4)
= ꞵ𝑆 + ꞷ𝑆 − µ𝐼 − 𝛾𝐼
𝑑𝑡 𝑁 𝑁
𝑑𝐴
{ 𝑑𝑡 = 𝛾𝐼 − µ𝐴 − 𝛿𝐴
Model (2.4) memiliki empat variabel terikat yaitu 𝑆, 𝐼, 𝐴 dan 𝑁 serta satu variabel
terikat yaitu waktu ( 𝑡 ). Total populasi (𝑁) bernilai tidak konstan karena
dipengaruhi oleh adanya jumlah kelahiran alami (𝛬), tingkat kematian alami (µ),
dan tingkat kematian karena AIDS (𝛿) sehingga terjadi laju perubahan terhadap
total populasi. Waktu yang digunakan untuk dalam model tersebut memiliki satuan
tahun, karena penyebaran HIV-AIDS di data setiap satu tahun. Tabel 2.1 berikut
memberikan penjelasan atau keterangan dari parameter dan variabel yang
digunakan dalam model SIA yang dapat dilihat sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Tabel 2. 1. Variabel dan parameter dalam model SIA


Variabel dan
Keterangan
Parameter
Λ Jumlah kelahiran alami
ꞵ Tingkat penularan dari individu yang terinfeksi HIV
kepada individu yang rentan
ꞷ Tingkat penularan dari individu yang terjangkit AIDS
kepada individu yang rentan
µ Tingkat kematian secara alami (natural death rate)
𝛾 Tingkat penjangkitan dari individu yang terinfeksi
menjadi pengidap penyakit AIDS
𝛿 Tingkat kematian karena penyakit AIDS
𝑆 Jumlah individu pada sub-populasi Susceptible
𝐼 Jumlah individu pada sub-populasi Infected.
𝐴 Jumlah individu pada sub-populasi AIDS cases.
𝑁 Total populasi
Di sini,
𝛬 ≥ 0, ꞵ ≥ 0, ꞷ ≥ 0, µ ≥ 0, 𝛾 ≥ 0, 𝛿 ≥ 0, 𝑆 ≥ 0, 𝐼 ≥ 0, 𝐴 ≥ 0, 𝑁(𝑡) = 𝑆(𝑡) +
𝐼(𝑡) + 𝐴(𝑡) dan 𝑁(𝑡), 𝑆(𝑡), 𝐼(𝑡) dan 𝐴(𝑡) merupakan fungsi kontinu diferensiabel.
D. Persamaan Diferensial
Persamaan diferensial merupakan relasi atau hubungan antara suatu fungsi
dengan derivatif-derivatifnya (Meiss, 2007). Sejalan dengan pendapat tersebut,
Roberts, (2010, hal. 6) mengemukakan bahwa persamaan diferensial merupakan
suatu persamaan yang memuat satu atau lebih turunan dari suatu fungsi atau
beberapa fungsi yang tidak diketahui atau suatu persamaan yang mengandung
turunan-turunan. Dalam suatu persamaan diferensial ada yang disebut dengan orde.
Orde dari suatu persamaan diferensial merupakan pangkat tertinggi dari derivatif
yang termuat dalam persamaan tersebut (Darmawijoyo, 2019).
Turunan (derivatif) dapat dituliskan dengan beberapa notasi seperti notasi
Leibniz dan notasi Lagrange. Notasi Leibniz biasa dinotasikan dengan:
𝑑𝑦
𝑑𝑥
dengan 𝑑𝑦 perubahan variabel 𝑦 dan 𝑑𝑥 sebagai perubahan variabel 𝑥 . Secara
lengkap, notasi Leibniz mengartikan turunan sebagai perubahan variabel terikat
(𝑑𝑦) terhadap perubahan variabel bebasnya (𝑑𝑥). Selanjutnya, notasi Lagrange
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

dinotasikan dengan tanda aksen (prime marks), (Ricardo, 2020, hal. 2-3). Berikut
beberapa contoh penggunaan notasi Lagrange:
1. 𝑦′ − 𝑡 = 0
2. (𝑤 ′ )2 − 2𝑡 3 𝑤 ′ − 4𝑡 2 𝑤 = 0
Persamaan diferensial terbagi menjadi dua jenis yaitu persamaan diferensial
biasa (ordinary differential equation) dan persamaan diferensial parsial (partial
differential equation). Berikut akan dijelaskan kedua jenis persamaan tersebut:
1. Pesamaan diferensial biasa (ordinary differential equation) (Ricardo, 2020, hal.
4)
Persamaan diferensial biasa merupakan suatu persamaan yang melibatkan
fungsi yang tidak diketahui yang memuat satu variabel bebas, variabel terikat,
serta emuat satu atau lebih turunan dari fungsi tersebut (Ricardo,2020, hal. 2).
Secara umum persamaan ini dituliskan dengan:
𝐹(𝑡, 𝑦, 𝑦 (1) , … , 𝑦 (𝑛−1) , 𝑦 (𝑛) ) = 0 (2.5)
dengan 𝐹 adalah fungsi nilai riil, 𝑡 variabel bebas dan 𝑦 variabel terikat.
Bentuk normal dari persamaan diferensial orde- 𝑛 melibatkan penyelesaian
untuk turunan tertinggi dan menempatkan semua suku lainnya di sisi lain
persamaan, sehingga persamaan (2.5) dapat dituliskan menjadi:
𝑑𝑛 𝑦
𝑦 (𝑛) = = 𝐺(𝑡, 𝑦, 𝑦 (1) , … , 𝑦 (𝑛−1) ) (2.6)
𝑑𝑡 𝑛
Berikut diberikan beberapa contoh persamaan diferensial biasa yang mengikuti
bentuk persamaan (2.6).
i. 𝑑𝑦
=𝑡
𝑑𝑡
ii. 𝑑𝑦 2
+ 2𝑥𝑦 = 𝑒 −𝑥
𝑑𝑥
iii. 𝑥 ′′ (𝑡) − 5𝑥 ′ (𝑡) + 6𝑥(𝑡) = 0
2. Persamaan diferensial parsial (partial differential equation) (Ricardo, 2020, hal.
2-3)
Persamaan diferensial parsial merupakan persamaan diferensial yang
bergantung pada dua atau lebih variabel bebas dari suatu fungsi yang tidak
diketahui. Secara umum dapat dituliskan seperti berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

𝜕𝑢 𝜕 2 𝑢 𝜕 2 𝑢
, , , … = 𝐹(𝑢𝑥 , 𝑢𝑥𝑥 , 𝑢𝑥𝑦 … ) (2.7)
𝜕𝑥 𝜕𝑥 2 𝜕𝑥𝜕𝑦
dengan 𝑢 merupakan variabel terikat dan 𝑥, 𝑦 merupakan variabel bebas.
Selanjutnya, persamaan diferensial biasa maupun parsial dibagi menjadi dua
kelas besar yaitu persamaan diferensial linear dan nonlinear (Roberts, 2010).
Berikut akan dijelaskan kedua persamaan tersebut:
1. Persamaan diferensial biasa linear orde ke-𝑛 (Roberts, 2010, hal. 163)
Dipandang suatu persamaan diferensial biasa orde ke-𝑛 yang dituliskan pada
persamaan (2.5) sebelumnya. Persamaan diferensial biasa orde ke- 𝑛 disebut
linear jika dapat dituliskan dalam bentuk:
𝑎𝑛 (𝑡)𝑦 (𝑛) (𝑡) + 𝑎𝑛−1 (𝑡)𝑦 (𝑛−1) (𝑡) + ⋯ + 𝑎1 (𝑡)𝑦 (1) (𝑡) + 𝑎0 (𝑡)𝑦(𝑡)
(2.8)
= 𝑔(𝑡)

Fungsi 𝑎𝑛 (𝑡) disebut fungsi koefisien yang nilainya tidak sama dengan nol,
𝑛 = 0,1,2, … , 𝑘. Jika 𝑔(𝑡) = 0, maka persamaan diferensial tersebut dikatakan
homogen (homogeneous) dan sebaliknya jika 𝑔(𝑡) ≠ 0 maka dikatakan tidak
homogen (nonhomogeneous).
2. Persamaan diferensial nonlinear (Keskin, 2019, hal. 3)
Persamaan diferensial biasa nonlinear dapat ditentukan dengan memperhatikan
suatu fungsi dan turunannya. Jika terdapat perkalian dari fungsi dengan
turunannya atau pangkat dari suku-suku diferensialnya tidak sama dengan satu,
maka persamaan diferensial ini disebut tidak linear (nonlinear).
Perhatikan beberapa contoh persamaan diferensial biasa linear dan nonlinear
yang ditampilkan pada Tabel 2.2 berikut (Keskin, 2019, hal. 3).
Tabel 2. 2. Contoh persamaan diferensial biasa linear dan nonlinear

Persamaan Diferensial Biasa Keterangan


𝑦 ′′ − 𝑒 −3𝑡 𝑦 ′ + cos(𝑡)𝑦 = 2𝑡 Orde 2, linear
2𝑡 3 𝑦 ′ + 3𝑦 = (1 − 𝑡 3 )𝑒 −3𝑡 Orde 1, linear
𝑡 2 𝑦 ′′′ + 4𝑦 ′′ + 𝑦 ′ + 𝑦 = tan(𝑡 4 ) Orde 3, linear
3𝑦 ′′ + 2𝑦𝑦 ′ + 𝑡 2 𝑦 = 1 Orde 2, nonlinear
𝑡 5 (𝑦 ′′′ )4 + 4(𝑦 ′′ )2 + 𝑦 ′ + 𝑦 = cos(𝑡) 𝑒 −3𝑡 Orde 3, nonlinear
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Persamaan Diferensial Biasa Keterangan


(𝑡 2 + 𝑦 2 )
= 𝑦′ Orde 1, nonlinear
𝑦𝑡
E. Metode Runge-Kutta
Metode Runge-Kutta merupakan salah satu metode penyelesaian persamaan
diferensial biasa (PDB) yang sering digunakan karena memiliki keakuratan yang
cukup baik. Metode ini muncul karena dilatarbelakangi oleh kelemahan metode
deret Taylor yang menggunakan perhitungan turunan (Munir, 2003, hal. 384).
Metode deret Taylor memiliki kesalahan global akhir (final global error)
berorde 𝑂(ℎ𝑛 ) . Nilai 𝑛 dapat dipilih setinggi mungkin sehingga kesalahannya
menjadi kecil. Namun, untuk 𝑛 yang lebih tinggi perhitungan turunan akan menjadi
rumit dan hal ini disebut sebagai kekurangan dari metode deret Taylor. Metode
Runge-Kutta diturunkan dari metode Taylor sedemikian sehingga kesalahan global
akhir yaitu 𝑂(ℎ𝑛 ). Upaya yang dilakukan yaitu dengan mengevaluasi beberapa
fungsi pada setiap langkah dan menghilangkan perhitungan turunan yang lebih
tinggi. Metode Runge-Kutta dapat dikonstruksi untuk orde 𝑛 berapapun.
Runge-Kutta orde- 𝑛 memiliki bentuk umum seperti berikut (Mathews dan
Kurtis, 2004, hal. 489-491).

𝑦𝑖+1 = 𝑦𝑖 + 𝑎1 𝑘1 + 𝑎2 𝑘2 + … + 𝑎𝑛 𝑘𝑛 (2.9)
dengan 𝑖 = 0,1,2, … , 𝑛; 𝑎1 , 𝑎2 , … , 𝑎𝑛 adalah tetapan dan:
𝑘1 = ℎ𝑓(𝑡𝑖 , 𝑦𝑖 ),
𝑘2 = ℎ𝑓 (𝑡𝑖 + 𝑝1 ℎ, 𝑦𝑖 + 𝑞11 𝑘1 ),
𝑘3 = ℎ𝑓 (𝑡𝑖 + 𝑝2 ℎ, 𝑦𝑖 + 𝑞21 𝑘1 + 𝑞22 𝑘2 ),
𝑘4 = ℎ𝑓 (𝑡𝑖 + 𝑝3 ℎ, 𝑦𝑖 + 𝑞31 𝑘1 + 𝑞32 𝑘2 + 𝑞33 𝑘3 ), (2.10)

𝑘𝑛 = ℎ𝑓 (𝑥𝑖 + 𝑝𝑛−1 ℎ, 𝑦𝑖
+ 𝑞𝑛−1,1 𝑘1 + 𝑞𝑛−1,2 𝑘2 + . . . + 𝑞𝑛−1,𝑛−1 𝑘𝑛−1 )
dimana ℎ merupakan jarak antara nilai-nilai 𝑡 (interval 𝑡) yang dituliskan dengan:
ℎ = 𝑡𝑖+1 − 𝑡𝑖
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

Persamaan (2.11) memberikan bentuk metode Runge-Kutta orde 4 (RK4) sebagai


berikut:
𝑦𝑖+1 = 𝑦𝑖 + 𝑎1 𝑘1 + 𝑎2 𝑘2 + 𝑎3 𝑘3 + 𝑎4 𝑘4 (2.11)
nilai 𝑘1 , 𝑘2 , 𝑘3 dan 𝑘4 diberikan pada persamaan (2.10). Selanjutnya, nilai 𝑎 dan 𝑘
pada metode Runge-Kutta orde 4 dapat ditentukan dengan mencari hubungan
persamaan (2.9) dan (2.10) seperti berikut:
𝑎11 = 𝑝1 ,
𝑞21 + 𝑞22 = 𝑝2 ,
𝑞31 + 𝑞32 + 𝑞33 = 𝑝3 ,
𝑎1 + 𝑎2 + 𝑎3 + 𝑎4 = 1,
1
𝑎2 𝑝1 + 𝑎3 𝑝2 + 𝑎4 𝑝3 = ,
2
1
𝑎2 𝑝12 + 𝑎3 𝑝22 + 𝑎4 𝑝32 = ,
3
1 (2.12)
𝑎2 𝑝13 + 𝑎3 𝑝23 + 𝑎4 𝑝33 = ,
4
1
𝑎3 𝑝1 𝑞22 + 𝑎4 (𝑝1 𝑞32 + 𝑝2 𝑞33 ) = ,
6
1
𝑎3 𝑝1 𝑝2 𝑞22 + 𝑎4 𝑝3 (𝑝1 𝑞32 + 𝑝2 𝑞33 ) = ,
8
1
𝑎3 𝑝12 𝑞22 + 𝑎4 (𝑝12 𝑞32 + 𝑝22 𝑞33 ) = ,
12
1
𝑎4 𝑝1 𝑞22 𝑞33 =
24
sistem (2.12) melibatkan sebelas persamaan dalam tiga belas variabel yang tidak
diketahui. Dua kondisi tambahan harus disediakan untuk menyelesaikan sistem.
Langkah yang paling tepat yaitu dengan memilih:
1 (2.13)
𝑝1 = 2 , 𝑞21 = 0

Selanjutnya, nilai dari variabel yang tersisa yaitu:


1
𝑝2 = 𝑞11 = 𝑞22 = ,
2
(2.14)
1
𝑎2 = 𝑎3 = ,
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

1
𝑎1 = 𝑎4 = ,
6
𝑞31 = 𝑞32 = 0 ,
𝑝3 = 𝑞33 = 1
Persamaan (2.13) dan (2.14) selanjutnya disubstitusikan ke persamaan (2.10) dan
(2.9) sehingga diperoleh:
1 (2.15)
𝑦𝑖+1 = 𝑦𝑖 + (𝑘1 + 2𝑘2 + 2𝑘3 + 𝑘4 )
6
Kesalahan pemotongan lokal (local truncation error) metode Runge-Kutta
dilakukan dengan mencocokkan koefisiennya dengan metode deret Taylor berorde
empat sehingga didapatkan kesalahannya yaitu 𝑂(ℎ5 ). Metode Runge-Kutta sampai
pada orde empat sudah cukup baik dalam menyelesaikan persamaan diferensial
biasa dengan galat total yang cukup kecil dan jika orde Runge-Kutta semakin tinggi,
maka ketelitiannya juga akan semakin baik.

F. Kemampuan Berpikir Secara Komputasi


Berpikir secara komputasi sangat dibutuhkan oleh peserta didik untuk
menerapkan algoritma dalam menyelesaikan beberapa permasalahan menggunakan
logika dan keterampilan berpikirnya ke dalam program komputer maupun tidak ke
dalam komputer. Berpikir secara komputasi (computational thinking) pertama kali
dijelaskan oleh Seymour Papert (1993) dan kemudian dipelopori oleh Jeannette
Wing tahun 2006, (Beecher, 2017, hal. 8).
Berpikir secara komputasi merupakan keterampilan dasar untuk semua orang,
tidak hanya untuk ilmuwan komputer. Kegiatan yang dilakukan seperti membaca,
menulis, dan berhitung, merupakan contoh berpikir secara komputasi yang dimiliki
oleh peserta didik. Berpikir secara komputasi melibatkan pemecahan masalah,
perancangan sistem, dan pemahaman perilaku manusia. Pemecahan masalah yang
dimaksud seperti merumuskan masalah, mengatur dan menganalisis data secara
logis (diantaranya melalui proses abstraksi, seperti model dan simulasi),
mengidentifikasi, menganalisis, dan mengimplementasikan solusi dengan langkah/
strategi yang paling efisien dan efektif (Wing, 2006, hal. 33-34).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

Menurut Horswill (2008) berpikir secara komputasi merupakan cara untuk


menemukan solusi dari suatu permasalahan dari input yang diberikan dengan cara
algoritma. Berpikir secara komputasi meliputi dua langkah besar, yakni proses
berpikir nalar (reasoning) yang diikuti dengan pengambilan keputusan atau
pemecahan masalah (problem solving).
Sejalan dengan pendapat tersebut, berpikir secara komputasi merupakan cara
untuk menemukan pemecahan masalah dari data input dengan menggunakan suatu
algoritma. Berpikir secara komputasi ditujukan untuk menyelesaikan masalah,
bukan hanya untuk masalah seputar ilmu komputer, melainkan juga untuk
menyelesaikan beragam masalah (CSTA, 2011).
Matematika merupakan bidang ilmu yang tepat sebagai sarana untuk
mengembangkan kemampuan pemecahan masalah kepada peserta didik selain ilmu
komputer. Hal ini dikarenakan matematika melatih peserta didik untuk berpikir
secara logis, dan logis berhubungan dengan pemecahan masalah (Cahdriyana, dkk.,
2018, hal.2). Melalui pemberian soal-soal dengan strategi penyelesaian yang
menggunakan indikator keterampilan berpikir secara komputasi, maka siswa akan
terlatih berpikir logis, runtut serta mampu menentukan strategi yang tepat dalam
menentukan solusi. Ditinjau dari keterkaitan dengan kemampuan-kemampuan
berpikir dalam pembelajaran matematika dan teori pembelajarannya, berpikir
secara komputasi sangat terkait dengan pemikiran divergen, kreativitas, pemecahan
masalah, pemikiran abstrak, rekursi, iterasi, metode kolaboratif, pola, sintesis dan
metakognisi (Cahdriyana dan Rino, 2020, hal.53-54).
Weintrop, dkk. (2015) menyatakan bahwa berpikir secara komputasi akan
menjadi dasar di semua disiplin ilmu dan kemajuan dalam komputasi akan
memungkinkan para peneliti untuk melakukan dan membayangkan strategi
pemecahan masalah baru dan menguji solusi baru pada dunia maya dan dunia nyata.
Dalam beberapa tahun terakhir, metode berpikir secara komputasi telah
memperluas jangkauan fenomena nonlinier yang dapat dieksplorasi melalui
penggunaan model matematika dan simulasi.
Kemampuan berpikir secara komputasi dapat diukur dengan mengetahui
indikator yang terdapat di dalamnya. Indikator berpikir secara komputasi telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

dirumuskan oleh beberapa ahli dalam bidang pemecahan masalah. Menurut Wing
(2006), indikator berpikir secara komputasi dapat diukur dengan memperhatikan
hal-hal berikut ini.
a) Dekomposisi
Keterampilan membagi informasi atau data yang besar menjadi bagian-bagian
yang kecil, sehingga bagian tersebut dapat dipahami, dipecahkan,
dikembangkan dan dievaluasi secara terpisah sehingga bisa lebih mudah
memahami kompleksitas dari suatu masalah. Dalam hal ini, agar bagian-bagian
tersebut dapat dipahami secara tepat, dipecahkan, dikembangkan, dan
dilakukan proses evaluasi secara terpisah. Dalam tahapan ini, konteks masalah
yang kompleks dapat dibuat secara lebih sederhana agar lebih mudah
diselesaikan secara tuntas dan komprehensif.
b) Berpikir Algoritma
Keterampilan yang berorientasi pada kemampuan untuk memahami dan
menganalisis masalah, mengembangkan urutan langkah menuju solusi yang
sesuai, serta menemukan langkah-langkah pengganti untuk memastikan bahwa
pendekatan alternatif untuk solusinya dipenuhi. Dalam konteks ini, proses
pengulangan akan terjadi dan hal itulah yang akan menjadi kunci bahwa siswa
telah mampu melakukan proses berpikir secara komputasi dari dimensi berpikir
algoritma.
c) Pengenalan Pola
Keterampilan identifikasi, mengenali dan mengembangkan pola, hubungan
atau persamaan untuk memahami data maupun strategi yang digunakan untuk
memahami data yang besar dan dapat memperkuat ide-ide abstraksi. Dengan
mengenali pola atau karakteristik yang sama akan membantu siswa dalam
memecahkan persoalan dan membantu dalam membangun penyelesaian
persoalan yang disajikan. Proses berkembang dari tahapan sebelumnya adalah
apa yang dilakukan pada tahapan ini tidak hanya sebatas mengenali konteks
masalah dan penyelesaiannya tetapi juga bagaimana menemukan pola terkait
masalah lain yang disajikan. Dengan mengenali pola inilah efisiensi waktu dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

berpikir akan berkurang dan juga siswa lebih kritis dan kreatif jika dibiasakan
dalam rangkaian pembelajaran dalam konteks kelas.
d) Abstraksi dan Generalisasi
Abstraksi terkait dengan membuat makna dari data yang telah ditemukan serta
implikasinya. Sedangkan generalisasi adalah sebuah cara cepat dalam
memecahkan masalah baru berdasarkan penyelesaian permasalahan sejenis
sebelumnya. Dalam tahapan ini, siswa dapat melakukan aktivitas yang mampu
mengidentifikasi pola yang sudah ditemukan (pada tahapan kedua) untuk
memudahkan dirinya dalam mengidentifikasi konsep dan konteks masalah
yang disajikan. Lalu, siswa melakukan proses penyelesaian secara holistik dan
komprehensif.
Indikator berpikir secara komputasi juga dirumuskan oleh CSTA (2011) yang
memperhatikan beberapa hal berikut.
a) Merumuskan masalah yang akan diselesaikan dengan menggunakan bantuan
komputer atau dengan bantuan alat yang lain.
b) Mampu berpikir logis dan dapat menganalisis data
c) Mampu melakukan representasi data melalui abstraksi dengan suatu model
atau simulasi.
d) Mampu melakukan otomatisasi solusi melalui cara berpikir algoritma
e) Mampu mengidentifikasi, menganalisis, dan mengimplementasikan
kemungkinan solusi dengan tujuan mencapai dengan berbagai kombinasi
langkah atau cara dan sumber daya yang efisien dan efektif.
f) Menggeneralisasikan dan mentransfer proses pemecahan masalah yang telah
dilakukan untuk masalah yang lain.
Berdasarkan indikator berpikir secara komputasi yang dikemukakan oleh
beberapa ahli tersebut, maka pada mata kuliah Matematika Komputasional sangat
diperlukan kemampuan dalam mempelajari konsep metode numerik yang
didalamnya terdapat algoritma dari setiap metode dan peserta didik akan
menerapkan algoritma dari setiap metode untuk menyelesaikan permasalahan yang
diberikan menggunakan bantuan program komputer. Indikator tersebut akan
digunakan sebagai alat ukur sejauh mana tingkat kemampuan berpikir secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

komputasi peserta didik dalam pembelajaran matematika yang dalam penelitian ini
yaitu mahasiswa pada matakuliah Matematika Komputasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III
PENYELESAIAN NUMERIS RUNGE-KUTTA ORDE EMPAT PADA
MODEL SIA

Pada bab ini membahas tentang alur membuat model SEIR penyakit meningitis,
Penyelesaian solusi numerik sistem transmisi meningitis model SEIR dengan
metode Euler, metode Heun, metode Runge-Kutta orde empat serta menganalisis
solusi berdasarkan gambar.
A. Konstruksi Model SIA Menggunakan Metode Runge Kutta Orde Empat
Model penularan Human Immunodeficiency Virus-Acquired Immune
Deficiency Syndrome (HIV-AIDS) tipe SIA telah dikonstruksi pada persamaan (2.1)
- (2.3) sehingga membentuk suatu sistem persamaan diferensial biasa nonlinear
seperti ditunjukkan pada persamaan (2.4). Jika setiap persamaan dalam sistem (2.4)
dijumlahkan, maka didapatkan laju perubahan total populasi 𝑁 terhadap waktu 𝑡
sebagai berikut:
𝑑(𝑆 + 𝐼 + 𝐴) 𝑑𝑁
= = 𝛬 − µ(𝑆 + 𝐼 + 𝐴) − 𝛿𝐴 (3.1)
𝑑𝑡 𝑑𝑡
Dari persamaan (3.1) dapat dijelaskan bahwa total populasi 𝑁 tidak konstan karena
dipengaruhi oleh jumlah kelahiran alami (𝛬), angka kematian alami (natural death
rate), dan angka kematian karena AIDS (AIDS death rate). Berdasarkan hal tersebut,
persamaan pada sistem (2.4) akan bertambah menjadi empat persamaan seperti
berikut:
𝑑𝑆 𝐼 𝐴
= 𝛬 − µ𝑆 − ꞵ𝑆 − ꞷ𝑆
𝑑𝑡 𝑁 𝑁
𝑑𝐼 𝐼 𝐴
= ꞵ𝑆 + ꞷ𝑆 − µ𝐼 − 𝛾𝐼
𝑑𝑡 𝑁 𝑁 (3.2)
𝑑𝐴
= 𝛾𝐼 − µ𝐴 − 𝛿𝐴
𝑑𝑡
𝑑𝑁
{ 𝑑𝑡 = 𝛬 − µ(𝑆 + 𝐼 + 𝐴) − 𝛿𝐴
Sistem persamaan (3.2) akan diselesaikan dengan metode Runge-Kutta orde
empat. Rumus Runge-Kutta orde empat pada sistem tersebut akan memberikan
solusi pada persamaan (3.3) sebagai berikut:

26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

1
𝑆𝑖+1 = 𝑆𝑖 + (𝑘1𝑆 + 2𝑘2𝑆 + 2𝑘3𝑆 + 𝑘4𝑆 )
6
1
𝐼𝑖+1 = 𝐼𝑖 + (𝑘1𝐼 + 2𝑘2𝐼 + 2𝑘3𝐼 + 𝑘4𝐼 )
6
(3.3)
1
𝐴𝑖+1 = 𝐴𝑖 + (𝑘1𝐴 + 2𝑘2𝐴 + 2𝑘3𝐴 + 𝑘4𝐴 )
6
1
𝑁𝑖+1 = 𝑁𝑖 + (𝑘1𝑁 + 2𝑘2𝑁 + 2𝑘3𝑁 + 𝑘4𝑁 )
6
Nilai-nilai tetapan 𝑘 dari persamaan tersebut dicari dengan menggunakan ketetapan
pada Metode Runge-Kutta orde empat yaitu seperti berikut.

𝑘1𝑆 = ℎ𝑓(𝑡𝑖 , 𝑆𝑖 , 𝐼𝑖 , 𝐴𝑖 , 𝑁𝑖 ),
𝑘1𝐼 = ℎ𝑓(𝑡𝑖 , 𝑆𝑖 , 𝐼𝑖 , 𝐴𝑖 , 𝑁𝑖 ),
𝑘1𝐴 = ℎ𝑓(𝑡𝑖 , 𝑆𝑖 , 𝐼𝑖 , 𝐴𝑖 , 𝑁𝑖 ),
𝑘1𝑁 = ℎ𝑓(𝑡𝑖 , 𝑆𝑖 , 𝐼𝑖 , 𝐴𝑖 , 𝑁𝑖 ),
ℎ 1 1 1 1
𝑘2𝑆 = ℎ𝑓(𝑡𝑖 + , 𝑆𝑖 + 𝑘1𝑆 , 𝐼𝑖 + 𝑘1𝐼 , 𝐴𝑖 + 𝑘1𝐴 + 𝑁𝑖 + 𝑘1𝑁 ),
2 2 2 2 2
ℎ 1 1 1 1
𝑘2𝐼 = ℎ𝑓(𝑡𝑖 + , 𝑆𝑖 + 𝑘1𝑆 , 𝐼𝑖 + 𝑘1𝐼 , 𝐴𝑖 + 𝑘1𝐴 + 𝑁𝑖 + 𝑘1𝑁 ),
2 2 2 2 2
ℎ 1 1 1 1
𝑘2𝐴 = ℎ𝑓(𝑡𝑖 + , 𝑆𝑖 + 𝑘1𝑆 , 𝐼𝑖 + 𝑘1𝐼 , 𝐴𝑖 + 𝑘1𝐴 + 𝑁𝑖 + 𝑘1𝑁 ),
2 2 2 2 2
ℎ 1 1 1 1
𝑘2𝑁 = ℎ𝑓(𝑡𝑖 + , 𝑆𝑖 + 𝑘1𝑆 , 𝐼𝑖 + 𝑘1𝐼 , 𝐴𝑖 + 𝑘1𝐴 + 𝑁𝑖 + 𝑘1𝑁 ),
2 2 2 2 2
(3.4)
ℎ 1 1 1 1
𝑘3𝑆 = ℎ𝑓(𝑡𝑖 + , 𝑆𝑖 + 𝑘2𝑆 , 𝐼𝑖 + 𝑘2𝐼 , 𝐴𝑖 + 𝑘2𝐴 + 𝑁𝑖 + 𝑘2𝑁 ),
2 2 2 2 2
ℎ 1 1 1 1
𝑘3𝐼 = ℎ𝑓(𝑡𝑖 + , 𝑆𝑖 + 𝑘2𝑆 , 𝐼𝑖 + 𝑘2𝐼 , 𝐴𝑖 + 𝑘2𝐴 + 𝑁𝑖 + 𝑘2𝑁 ),
2 2 2 2 2
ℎ 1 1 1 1
𝑘3𝐴 = ℎ𝑓(𝑡𝑖 + , 𝑆𝑖 + 𝑘2𝑆 , 𝐼𝑖 + 𝑘2𝐼 , 𝐴𝑖 + 𝑘2𝐴 + 𝑁𝑖 + 𝑘2𝑁 ),
2 2 2 2 2
ℎ 1 1 1 1
𝑘3𝑁 = ℎ𝑓(𝑡𝑖 + , 𝑆𝑖 + 𝑘2𝑆 , 𝐼𝑖 + 𝑘2𝐼 , 𝐴𝑖 + 𝑘2𝐴 + 𝑁𝑖 + 𝑘2𝑁 ),
2 2 2 2 2
𝑘4𝑆 = ℎ𝑓(𝑡𝑖 + ℎ, 𝑆𝑖 + 𝑘3𝑆 , 𝐼𝑖 + 𝑘3𝐼 , 𝐴𝑖 + 𝑘3𝐴 , 𝑁𝑖 + 𝑘3𝑁 ),
𝑘4𝐼 = ℎ𝑓(𝑡𝑖 + ℎ, 𝑆𝑖 + 𝑘3𝑆 , 𝐼𝑖 + 𝑘3𝐼 , 𝐴𝑖 + 𝑘3𝐴 , 𝑁𝑖 + 𝑘3𝑁 ),
𝑘4𝐴 = ℎ𝑓(𝑡𝑖 + ℎ, 𝑆𝑖 + 𝑘3𝑆 , 𝐼𝑖 + 𝑘3𝐼 , 𝐴𝑖 + 𝑘3𝐴 , 𝑁𝑖 + 𝑘3𝑁 ),
𝑘4𝑁 = ℎ𝑓(𝑡𝑖 + ℎ, 𝑆𝑖 + 𝑘3𝑆 , 𝐼𝑖 + 𝑘3𝐼 , 𝐴𝑖 + 𝑘3𝐴 , 𝑁𝑖 + 𝑘3𝑁 )
dengan 𝑖 = 0,1,2, … , 𝑛 dan ℎ = 𝑡𝑖+1 − 𝑡𝑖 .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

B. Penyelesaian Model SIA dengan Menggunakan Metode Euler (Runge-


Kutta Orde Satu)
Model HIV-AIDS dalam persamaan (3.2) akan diselesaikan terlebih dahulu
dengan menggunakan metode penyelesaian diferensial biasa numerik yang paling
sederhana yaitu metode Runge-Kutta orde satu. Metode Runge-Kutta orde satu
berbentuk
𝑦𝑖+1 = 𝑦𝑖 + 𝑎1 𝑘1 (3.5)
dengan 𝑘1 = ℎ𝑓(𝑡𝑖 , 𝑦𝑖 ).
Apabila dipilih nilai 𝑎1 = 1 pada persamaan (3.5), maka persamaan tersebut
menjadi
𝑦𝑖+1 = 𝑦𝑖 + ℎ𝑓(𝑡𝑖 , 𝑦𝑖 ) (3.6)
Persamaan (3.6) disebut juga dengan metode Euler yang merupakan bentuk khusus
dari metode Runge-Kutta orde satu.
Bentuk persamaan (3.6) selanjutnya akan digunakan untuk menyelesaikan
model penyebaran HIV-AIDS pada persamaan (4.2) sebagai berikut.
𝐼𝑖 𝐴𝑖
𝑆𝑖+1 = 𝑆𝑖 + ℎ (𝛬 − µ𝑆𝑖 − ꞵ𝑆𝑖 − ꞷ𝑆𝑖 )
𝑁𝑖 𝑁𝑖
𝐼𝑖 𝐴𝑖
𝐼𝑖+1 = 𝐼𝑖 + ℎ (ꞵ𝑆𝑖 + ꞷ𝑆𝑖 − µ𝐼𝑖 − 𝛾𝐼𝑖 ) (3.7)
𝑁𝑖 𝑁𝑖
𝐴𝑖+1 = 𝐴𝑖 + ℎ(𝛾𝐼𝑖 − µ𝐴𝑖 − 𝛿𝐴𝑖 )
𝑁𝑖+1 = 𝑁𝑖 + ℎ(𝛬 − µ(𝑆𝑖 + 𝐼𝑖 + 𝐴𝑖 ) − 𝛿𝐴𝑖 )
dengan ℎ = 𝑡𝑖+1 − 𝑡𝑖 , 𝑆(𝑡0 ) = 𝑆0 , 𝐼(𝑡0 ) = 𝐼0 , 𝐴(𝑡0 ) = 𝐴0 , 𝑁(𝑡0 ) = 𝑁0 dan 𝑖 =
0,1,2, … , 𝑛. Penyelesaian sistem persamaan (3.7) menggunakan data awal yaitu
sebagai berikut, (dalam Hia, dkk., 2012).
Nilai-nilai awal variabel dan parameter ditampilkan pada Tabel 3.1,
selanjutnya akan dilakukan simulasi untuk menyelesaikan sistem SIA dengan
menggunakan metode Euler. Penyelesaian sistem PDB menggunakan metode Euler
telah diteliti sebelumnya oleh Roberta (2020) pada model penyebaran penyakit
meninghitis dan Ningsi (2018) pada sistem transmisi tuberkulosis. Proses
penyelesaian model SIA akan merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh kedua
yang telah disebutkan di atas. Sebelum mensimulasikan model SIA, terlebih dahulu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

ditetapkan sub-inteval yaitu ℎ = 𝑡𝑖+1 − 𝑡𝑖 = 0.5 dan 𝑖 = 0,1,2, … , 𝑛, 𝑡 awal yaitu


0 dan 𝑡 akhir (𝑡 dalam tahun) yaitu 500 sehingga banyak sub-interval 𝑛 yaitu:
𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 − 𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
𝑛=

500 − 0
𝑛=
0.5
𝑛 = 1000
Jadi, banyaknya iterasi yang terjadi yaitu 𝑛 + 1 = 1001. Berikut merupakan
nilai-nilai awal variabel dan parameter yang digunakan untuk menyelesaikan model
SIA.
Tabel 3. 1. Nilai Awal Parameter dan Variabel
Kondisi Awal Variabel dan
Nilai
Parameter
𝑆0 22749000
𝐼0 2
𝐴0 9
𝑁0 22749011
𝛬 805479
ꞵ 0.883856382
𝛿 0.163045919
𝛾 0.654004963
µ 0.01470588
ꞷ 0.3
Selanjutnya, akan ditentukan nilai dari 𝑆1 , 𝐼1 , 𝐴1 , 𝑁1 berdasarkan rumus Euler
sebagai berikut.
𝐼𝑖 𝐴𝑖
𝑆𝑖+1 = 𝑆𝑖 + ℎ (𝛬 − µ𝑆𝑖 − ꞵ𝑆𝑖 − ꞷ𝑆𝑖 )
𝑁𝑖 𝑁𝑖
𝐼0 𝐴0
𝑆1 = 𝑆0 + ℎ (𝛬 − µ𝑆0 − ꞵ𝑆0 − ꞷ𝑆0 )
𝑁0 𝑁0
𝑆1 = 22749000

+ 0.5 (805479 − (0.01470588)(22749000)

(0.883856382) (22749000)(2) (0.3) (22749000) (2)


− − )
22749011 22749011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

𝑆1 = 22984465,2340847
Selanjutnya akan ditentukan nilai dari 𝐼1 sebagai berikut:
𝐼0 𝐴0
𝐼1 = 𝐼0 + ℎ (ꞵ𝑆0 + ꞷ𝑆0 − µ𝐼0 − 𝛾𝐼0 )
𝑁0 𝑁0
(0.883856382) (22749000)(2) (0.3) (22749000) (2)
𝐼1 = 2 + 0.5 ( +
22749011 22749011

− (0.01470588 + 0.654004963)(2))

𝐼1 = 3.56514446
selanjutnya akan ditentukan nilai dari 𝐴1 sebagai berikut:

𝐴1 = 9 + 0.5((0.654004963)(2) − (0.01470588 + 0.163045919)(9))

𝐴1 = 8.85412187

dengan melakukan hal yang sama, selanjutnya akan ditentukan nilai dari 𝑁1 sebagai
berikut.

𝑁1 = 𝑁0 + ℎ(𝛬 − µ(𝑆0 + 𝐼0 + 𝐴0 ) − 𝛿𝐴0 )

𝑁1 = 22749011
+ 0.5(805479 − 0.01470588(22749000 + 2 + 9)
− 0.163045919(9))

𝑁1 = 22984477.653351

Pada penelitian ini dimanfaatkan cara alternatif untuk menyelesaikan model


SIA menggunakan metode Euler berupa bantuan software MATLAB karena proses
perhitungan yang cukup rumit, kompleks, dan memerlukan iterasi yang banyak.
Software MATLAB sangat baik untuk menyelesaikan masalah komputasi karena
memiliki bahasa pemograman yang sederhana dan memerlukan waktu yang singkat.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan software MATLAB, diperoleh luaran berupa
nilai numerik dari perubahan jumlah populasi Susceptible (𝑆), Infected (𝐼), AIDS-
cases ( 𝐴 ), dan total populasi ( 𝑁 ). Selanjutnya agar nilai-nilai numerik yang
dihasilkan tersebut dapat diamati dan dianalisis dengan baik, maka pada luaran
program, ditambahkan visualisasi berupa grafik solusi seperti ditunjukkan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

Gambar 3.1. Gambar 3.1 menjelaskan solusi dari model SIA menggunakan metode
Euler dalam selang waktu [0,500].

Gambar 3. 1. Grafik Solusi dengan Metode Euler pada interval [0,500]

Berdasarkan Gambar 4.1, dapat diamati bahwa untuk waktu 𝑡 yang semakin
besar (menuju tak hingga), terjadi penurunan jumlah individu yang terinfeksi HIV
(Infected), AIDS (AIDS-cases) dan jumlah individu yang rentan (Susceptible)
terhadap HIV. Selanjutnya akan dijelaskan secara lebih rinci mengenai perilaku
solusi model SIA menggunakan metode Runge-Kutta orde empat (RK4).
C. Penyelesaian Model SIA dengan Metode Runge-Kutta Orde Empat (RK4)
Model persamaan (3.2) akan diselesaikan menggunakan metode Runge-Kutta
orde empat. Simangunsong dan Sudi (2021) telah menyelesaikan model SIA
menggunakan metode Runge-Kutta orde empat (RK4). Langkah yang dilakukan
yaitu menentukan nilai tetapan 𝑘 pada model tersebut seperti pada sistem
persamaan (3.4) untuk mendapatkan nilai dari 𝑆𝑖 , 𝐼𝑖 , 𝐴𝑖 dan 𝑁𝑖 dari sistem
persamaan (3.3). Proses tersebut dituliskan secara rinci pada persamaan (3.8)
berikut.
𝐼𝑖 𝐴𝑖
𝑘1𝑆 = ℎ (𝛬 − µ𝑆𝑖 − ꞵ𝑆𝑖 − ꞷ𝑆𝑖 ),
𝑁𝑖 𝑁𝑖
(3.8)
𝐼𝑖 𝐴𝑖
𝑘1𝐼 = ℎ (ꞵ𝑆𝑖 + ꞷ𝑆𝑖 − µ𝐼𝑖 − 𝛾𝐼𝑖 ),
𝑁𝑖 𝑁𝑖
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

𝑘1𝐴 = ℎ(𝛾𝐼𝑖 − µ𝐴𝑖 − 𝛿𝐴𝑖 ),


𝑘1𝑁 = ℎ(𝛬 − µ(𝑆𝑖 + 𝐼𝑖 + 𝐴𝑖 ) − 𝛿𝐴𝑖 ),
1
1 1 (𝐼𝑖 + 2 𝑘1𝐼 )
𝑘2𝑆 = ℎ (𝛬 − µ (𝑆𝑖 + 𝑘1𝑆 ) − ꞵ ( 𝑆𝑖 + 𝑘1𝑆 ) 1
2 2 𝑁𝑖 + 𝑘1𝑁2

1
1 (𝐴𝑖 + 2 𝑘1𝐴 )
− ꞷ (𝑆𝑖 + 𝑘1𝑆 ) 1 ),
2 𝑁𝑖 + 𝑘1𝑁
2

1 1
1 (𝐼𝑖 + 2 𝑘1𝐼 ) 1 (𝐴𝑖 + 2 𝑘1𝐴 )
𝑘2𝐼 = ℎ (ꞵ ( 𝑆𝑖 + 𝑘1𝑆 ) + ꞷ (𝑆𝑖 + 𝑘 )
2 1
𝑁𝑖 + 𝑘1𝑁 2 1𝑆 𝑁𝑖 + 1 𝑘1𝑁
2 2

1
− (µ + 𝛾) (𝐼𝑖 + 𝑘1𝐼 )),
2

1 1
𝑘2𝐴 = ℎ (𝛾 (𝐼𝑖 + 𝑘1𝐼 ) − (µ + 𝛿) (𝐴𝑖 + 𝑘1𝐴 )),
2 2
1 1 1
𝑘2𝑁 = ℎ (𝛬 − µ ((𝑆𝑖 + 𝑘1𝑆 ) + (𝐼𝑖 + 𝑘1𝐼 ) + (𝐴𝑖 + 𝑘1𝐴 )) − 𝛿𝐴𝑖 ),
2 2 2
1
1 1 (𝐼𝑖 + 2 𝑘2𝐼 )
𝑘3𝑆 = ℎ (𝛬 − µ (𝑆𝑖 + 𝑘2𝑆 ) − ꞵ ( 𝑆𝑖 + 𝑘2𝑆 ) 1
2 2 𝑁𝑖 + 𝑘2𝑁2

1
1 (𝐴𝑖 + 2 𝑘2𝐴 )
− ꞷ (𝑆𝑖 + 𝑘2𝑆 ) 1 ),
2 𝑁𝑖 + 𝑘2𝑁
2

1 1
1 (𝐼𝑖 + 2 𝑘2𝐼 ) 1 (𝐴𝑖 + 2 𝑘2𝐴 )
𝑘3𝐼 = ℎ (ꞵ ( 𝑆𝑖 + 𝑘2𝑆 ) 1 + ꞷ (𝑆𝑖 + 𝑘2𝑆 ) 1
2 𝑁𝑖 + 𝑘2𝑁 2 𝑁𝑖 + 𝑘2𝑁
2 2

1
− (µ + 𝛾) (𝐼𝑖 + 𝑘2𝐼 )),
2

1 1
𝑘3𝐴 = 𝑘2𝐴 = ℎ (𝛾 (𝐼𝑖 + 𝑘2𝐼 ) − (µ + 𝛿) (𝐴𝑖 + 𝑘2𝐴 )),
2 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

1 1 1
𝑘3𝑁 = ℎ (𝛬 − µ ((𝑆𝑖 + 𝑘2𝑆 ) + (𝐼𝑖 + 𝑘2𝐼 ) + (𝐴𝑖 + 𝑘2𝐴 )) − 𝛿𝐴𝑖 ),
2 2 2
(𝐼𝑖 + 𝑘3𝐼 )
𝑘4𝑆 = ℎ (𝛬 − µ(𝑆𝑖 + 𝑘3𝑆 ) − ꞵ( 𝑆𝑖 + 𝑘3𝑆 )
𝑁𝑖 + 𝑘3𝑁
(𝐴𝑖 + 𝑘3𝐴 )
− ꞷ(𝑆𝑖 + 𝑘3𝑆 ) ),
𝑁𝑖 + 𝑘3𝑁

(𝐼𝑖 + 𝑘3𝐼 ) (𝐴𝑖 + 𝑘3𝐴 )


𝑘4𝐼 = ℎ (ꞵ( 𝑆𝑖 + 𝑘3𝑆 ) + ꞷ(𝑆𝑖 + 𝑘3𝑆 )
𝑁𝑖 + 𝑘3𝑁 𝑁𝑖 + 𝑘3𝑁

− (µ + 𝛾)(𝐼𝑖 + 𝑘3𝐼 )),

𝑘4𝐴 = ℎ(𝛾(𝐼𝑖 + 𝑘3𝐼 ) − (µ + 𝛿)(𝐴𝑖 + 𝑘3𝐴 )),

𝑘4𝑁 = ℎ (𝛬 − µ(( 𝑆𝑖 + 𝑘3𝑆 ) + (𝐼𝑖 + 𝑘3𝐼 ) + (𝐴𝑖 + 𝑘3𝐴 )) − 𝛿(𝐴𝑖 + 𝑘3𝐴 ))

sehingga diperoleh solusi numerik dengan metode Runge-Kutta orde empat sebagai
berikut.

1
𝑆𝑖+1 = 𝑆𝑖 + (𝑘1𝑆 + 2𝑘2𝑆 + 2𝑘3𝑆 + 𝑘4𝑆 ),
6
1
𝐼𝑖+1 = 𝐼𝑖 + (𝑘1𝐼 + 2𝑘2𝐼 + 2𝑘3𝐼 + 𝑘4𝐼 ),
6
(3.9)
1
𝐴𝑖+1 = 𝐴𝑖 + (𝑘1𝐴 + 2𝑘2𝐴 + 2𝑘3𝐴 + 𝑘4𝐴 ),
6
1
𝑁𝑖+1 = 𝑁𝑖 + (𝑘1𝑁 + 2𝑘2𝑁 + 2𝑘3𝑁 + 𝑘4𝑁 ).
6
Sistem persamaan (3.9) akan diiterasikan menggunakan dengan ℎ = 0.5, 𝑖 =
0,1,2, … , 𝑛, dan 𝑡 pada interval [0,500] menggunakan bantuan software MATLAB.
Kondisi awal variabel dan parameter yang digunakan, dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Hasil perhitungan dengan metode Runge-Kutta orde empat memberikan solusi
seperti yang ditampilkan pada Gambar 3.2.
Berdasarkan solusi tersebut, pada waktu awal atau tahun awal jumlah individu
pada subpopulasi Susceptible meningkat karena jumlah kelahiran alami (𝛬)
mendominasi dan jumlah individu yang terinfeksi pada sub populasi ini sangat
sedikit. Total populasi (𝑁) juga meningkat dikarenakan jumlah kelahiran alami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

(𝛬) mendominasi angka kematian alami (µ) dan angka kematian karena AIDS (𝛿).
Sementara pada sub populasi Infected jumlah populasinya masih sangat sedikit
karena interaksi yang dilakukan dengan individu rentan belum terlalu besar
sehingga jumlah individu pada sub-populasi AIDS juga masih sangat sedikit.

Gambar 3. 2. Grafik solusi dengan Metode RK-4 pada interval [0,500]


(Simangunsong dan Sudi, 2021)
Pada kurun waktu tertentu, jumlah individu pada subpopulasi Susceptible
menurun secara signifikan dikarenakan terjadi interaksi yang cukup besar yang
dilakukan dengan individu pada sub populasi Infected dan individu pada
subpopulasi AIDS cases. Itu artinya bahwa tingkat penularan dari orang yang
terinfeksi (𝛽) dan tingkat penularan dari individu yang mengidap AIDS
mendominasi (ꞷ) sehingga jumlah individu pada subpopulasi Infected meningkat.
Selanjutnya, jumlah individu pada subpopulasi AIDS juga meningkat karena
tingkat penjangkitan individu yang terinfeksi menjadi pengidap AIDS (𝛾)
mendominasi. Total populasi (𝑁) juga mengalami penurunan yang signifikan
dikarenakan angka kematian secara alami (µ) dan angka kematian karena AIDS (𝛿)
mendominasi angka kelahiran alami (𝛬). Selanjutnya pada kurun waktu tertentu,
jumlah individu subpopulasi Infected dan AIDS cases menurun karena angka
kematian alami (µ) dan angka kematian karena AIDS mendominasi (𝛿). Pada
akhirnya, kita amati bahwa untuk t yang semakin besar, maka perubahan jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

populasinya akan stabil (konstan) yang artinya menuju pada titik kesetimbangannya
masing-masing dan tidak pernah menuju nol atau tidak mengalami kepunahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV
ASPEK PENDIDIKAN PENYELESAIAN NUMERIS PADA MODEL
SUSCEPTIBLE INFECTED AIDS-CASES (SIA)

Bab ini membahas tentang rancangan proses pembelajaran pada materi sistem
persamaan diferensial biasa (PDB) numerik. Rancangan pembelajaran ditujukan
kepada mahasiswa yang mengambil mata kuliah Matematika Komputasional.
Rancangan pembelajaran yang disusun bertujuan untuk membantu mahasiswa
mengembangkan kemampuan berpikir komputasionalnya dalam menerapkan
algoritma metode PDB numerik pada program komputer. Mahasiswa terlebih
dahulu menyelesaikan model SIA dari metode yang paling sederhana yaitu Euler
dan kemudian dilanjutkan dengan metode RK4. Dalam bab ini juga penulis
menuliskan sebuah refleksi singkat mengenai pengalaman selama proses
pengerjaan tesis ini dari awal hingga akhir. Berikut akan dijelaskan rancangan
proses pembelajaran yang telah dirumuskan di atas.
A. Deskripsi Rancangan Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Pada bagian ini, akan disusun suatu rancangan pembelajaran mengenai proses
pengenalan dan penyelesaian model penyebaran HIV-AIDS pada tipe Susceptible,
Infected, dan AIDS-Cases (SIA). Sistem SIA akan diselesaikan dengan
menggunakan beberapa metode persamaan diferensial biasa (PDB) numerik.
Sistem SIA terlebih dahulu diselesaikan dengan metode yang paling sederhana
yaitu metode Euler, kemudian diselesaikan dengan metode Runge-Kutta orde
empat (RK4).
Rancangan pembelajaran ditujukan untuk pembelajaran di tingkat perkuliahan
yaitu pada mahasiswa S1 Pendidikan Matematika yang mengambil mata kuliah
Matematika Komputasional. Mata kuliah Matematika Komputasional mencakup
banyak materi, salah satunya yaitu tentang persamaan diferensial biasa (PDB)
numerik. Permasalahan matematika pada mata kuliah ini diselesaikan secara
numerik sehingga solusi yang dihasilkan berupa nilai pendekatan (aproksimasi).
Mata kuliah ini, menuntut mahasiswa menguasai materi prasyarat seperti Kalkulus

36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

Diferensial, Pemodelan Matematika, Kalkulus Lanjut, dan Persamaan Diferensial


Biasa (PDB) yang dipelajari pada semester sebelumnya.
Model SIA yang kompleks, tentu sulit diselesaikan secara manual karena
membutuhkan iterasi (perulangan) yang banyak dan perhitungan yang cukup rumit.
Selain itu, jika diselesaikan secara manual, akan membutuhkan waktu yang cukup
lama. Oleh karena itu, proses perhitungan dapat dibantu dengan memanfaatkan
pemograman komputer. Pada rancangan ini, untuk mencari penyelesaian atau solusi
dari sistem SIA, digunakan bantuan software Python. Software Python dipilih
karena program komputer ini memerlukan teknik pemrograman yang sederhana
(kosakatanya mudah dipahami), banyak digunakan oleh programmer, sering
digunakan dalam praktik, sehingga sangat sesuai untuk komputasi numerik.
Software Python yang digunakan yaitu versi 3.9 (diperbaharui pada bulan
November 2020). Mahasiswa dapat memanfaatkan fasilitas lab komputer untuk
mengakses software Python atau dapat menggunakan komputer masing-masing.
Matakuliah matematika komputasional melatih mahasiswa belajar tentang
prosedural (bersifat teratur). Artinya mahasiswa akan menerapkan algoritma pada
metode persamaan diferensial biasa (PDB) numerik ke bahasa pemograman
komputer untuk menyelesaikan sistem SIA. Mahasiswa harus menggunakan logika
berpikir dalam membangun atau mendesain program sesuai dengan algoritma dari
setiap metode. Berdasarkan hal tersebut, rancangan pembelajaran yang disusun,
diharapkan dapat digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir komputasional
(computational thinking) dari mahasiswa. Kemampuan berpikir komputasional
mahasiswa dapat diukur dengan memperhatikan beberapa indikator yang terdapat
di dalamnya. Oleh karena itu, proses atau langkah pembelajaran yang dirancang
harus memuat aspek yang mendukung mahasiswa dalam memanfaatkan
kemampuan berpikir komputasionalnya.
Proses pembelajaran yang dirancang, membantu mahasiswa menggunakan
alternatif penyelesaian masalah matematika secara numerik dengan menggunakan
metode Runge-Kutta orde empat (RK4), berlatih mengembangkan kemampuan
berpikir komputasional (berpikir secara sistematis dan algoritmik) yaitu
menyelesaikan masalah langkah demi langkah untuk menarik suatu kesimpulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

Oleh karena itu, rancangan pembelajaran ini mengharapkan mahasiswa dapat


menggunakan metode numerik dengan menggunakan bahasa pemrograman Python
3.9 untuk menyelesaikan masalah-masalah matematika yang lain. Kemampuan
dalam berpikir komputasional penting bagi mahasiswa untuk menyelesaikan
masalah-masalah matematika yang tidak dapat atau sulit diselesaikan secara eksak
(analitik).
Sebelum menyelesaikan model HIV pada tipe SIA menggunakan metode
Runge-Kutta orde empat, mahasiswa terlebih dahulu diberikan contoh
permasalahan sederhana yaitu interaksi antara dua spesies mangsa dan pemangsa
(predator-prey) atau yang disebut juga dengan model Lotka-Volterra. Selanjutnya,
model mangsa-pemangsa diselesaikan dengan metode Euler kemudian berikutnya
diselesaikan dengan metode Runge-Kutta orde empat (RK4).
B. Rancangan Proses Pembelajaran
Bagian ini akan menjelaskan rancangan proses pembelajaran yang akan
digunakan pembelajaran komputasi pada mata kuliah Matematika Komputasional.
Proses pembelajaran bertujuan untuk mengukur kemampuan bepikir komputasi
matematika dari mahasiswa. Kemampuan berpikir komputasi dapat diukur dengan
memperhatikan beberapa indikator yang termuat di dalamnya. Berikut ditampilkan
indikator berpikir komputasional yang digunakan sebagai alat untuk mengukur
kemampuan berpikir komputasional mahasiswa (dalam Csizmadia, dkk. 2015,
hal.6-8).
Tabel 4. 1. Indikator Kemampuan Berpikir Secara Komputasi
Indikator Berpikir
Rumusan
Secara Komputasi
Dekomposisi Mahasiswa dapat menuliskan informasi yang
diketahui dari model SIA pada program
komputer seperti nilai parameter, variabel, sub
interval dan menganalisis kekonstanan dari total
populasi pada model SIA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

Indikator Berpikir
Rumusan
Secara Komputasi
Pengenalan Pola Mahasiswa dapat mengembangkan pola model
Predator-Prey untuk menyelesaikan model SIA
berdasarkan penyelesaian sebelumnya dengan
program komputer, mampu mengidentifikasi
serta menganalisis penyelesaian sistem tersebut
dengan mengganti dan menganalisis nilai-nilai
parameternya.
Berpikir Algoritma Mahasiswa dapat memikirkan dan menyusun
langkah-langkah penyelesaian model SIA yaitu
dengan memahami algoritma dari metode Euler
dan Runge-Kutta orde empat sesuai dengan
hukum yang berlaku dan kemudian menerapkan
algoritma kedua metode tersebut pada program
komputer untuk diselesaikan.
Abstraksi dan Mahasiswa dapat memberikan makna dari
Generalisasi penyelesaian model SIA terkait pengaruh
perubahan parameter, cara untuk menurunkan
penyebaran HIV-AIDS, dan perbandingan solusi
metode Euler dan Runge-Kutta orde empat.
Mahasiswa juga dapat menyelesaikan
permasalahan sistem persamaan diferensial biasa
yang sejenis lainnya dengan mudah berdasarkan
pola yang telah dikembangkan sebelumnya.

Tabel 4.1 menampilkan langkah-langkah proses pembelajaran yang akan


dilakukan secara umum. Pembelajaran dilakukan dengan metode diskusi kelompok
di mana inti dari pembelajaran ini yaitu setiap kelompok dapat menyelesaikan
model SIA menggunakan metode Euler dan Runge-Kutta orde empat (RK4) dan
menganalisis solusi dari setiap metode. Mahasiswa dapat menggunakan beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

sumber referensi yang mendukung proses penyelesaian masalah yang diberikan.


Secara umum, pembelajaran ini dibagi menjadi tiga tahapan yaitu pendahuluan, inti,
dan penutup. Agar lebih terlihat jelas, maka proses pembelajaran dapat
dideskripsikan sebagai berikut.
Tabel 4. 2. Langkah-langkah Pembelajaran
Aktivitas
Kegiatan Aktivitas Pengajar
Mahasiswa
Memberikan salam kepada Memberikan
mahasiswa dan memeriksa kesiapan salam dan
mahasiswa untuk mengikuti proses mempersiapkan
pembelajaran. diri untuk
mengikuti proses
pembelajaran.
Menyampaikan tujuan dan inti Memperhatikan
pembelajaran yang akan dilaksanakan dan mencatat
yaitu menyelesaikan model tujuan dan inti
penyebaran HIV-AIDS pada tipe pembelajaran
Susceptible, Infected, AIDS-Cases yang akan
(SIA) dengan menggunakan metode dilaksanakan.
PENDAHULUAN
Euler dan Runge-Kutta orde empat.
Melakukan review materi secara Mengingat
singkat mengenai konsep dari metode kembali konsep
persamaan diferensial biasa numerik dari persamaan
yang telah dipelajari pada pertemuan diferensial
sebelumnya seperti metode Euler, numerik yang
Heun, Deret Taylor, dan Runge- telah dipelajari
Kutta. pada pertemuan
sebelumnya.
Memberikan permasalahan sederhana Menyelesaikan
yang berkaitan dengan sistem permasalahan
persamaan diferensial biasa nonlinear tersebut serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

yaitu mangsa dan pemangsa memberikan


(Predator-Prey) atau disebut juga pertanyaan kepada
model Lotka-Volterra. Masalah yang dosen jika
diberikan akan diselesaikan mengalami
menggunakan metode Euler kesulitan.
kemudian berikutnya akan
diselesaikan dengan menggunakan
metode Runge-Kutta orde empat
(RK4). Masalah yang diberikan yaitu
sebagai berikut:
Masalah 1:
Dipandang sistem mangsa dan
pemangsa (Predator-Prey) seperti
berikut.
𝑑𝐹
= 𝑎𝐹 − 𝑐𝐹𝑆
{ 𝑑𝑡
𝑑𝑆
= −𝑘𝑆 + 𝜆𝑆𝐹
𝑑𝑡
dengan 𝐹 adalah banyaknya populasi
mangsa, 𝑆 adalah banyaknya
populasi pemangsa, 𝑎, 𝑐, 𝑘, 𝜆 adalah
bilangan positif dan 𝑡 adalah waktu.
Diketahui nilai awal dari sistem
tersebut yaitu: 𝐹(0) = 10 , 𝑆(0) =
4, 𝑎 = 𝑐 = 2 dan 𝑘=𝜆=3
Berdasarkan informasi yang
diberikan, tentukan:
a. Penyelesaian sistem tersebut
menggunakan metode Euler
dengan ℎ = 0.5!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

b. Langkah-langkah yang dilakukan


untuk menyelesaikan sistem
tersebut!
c. Kesimpulan yang diperoleh!
Membimbing mahasiswa Menyelesaikan
menyelesaikan sistem mangsa dan sistem mangsa dan
pemangsa pada program Python pemangsa pada
menggunakan algoritma metode program Python
Euler. menggunakan
algoritma metode
Euler.
Memberikan kesempatan kepada Beberapa
beberapa mahasiswa untuk mahasiswa
menyampaikan hasil pekerjaannya menyampaikan
kepada mahasiswa lain. hasil pekerjaannya
dan mahasiswa
yang lain
memperhatikan
dan
membandingkan
jawaban yang
diperoleh.
Memberikan penguatan terhadap Memperhatikan
jawaban mahasiswa yang telah penjelasan yang
menyampaikan hasil pekerjaannya. diberikan oleh
dosen.
Memberikan masalah kedua sebagai Mahasiswa
berikut. mempersiapkan
Masalah 2: program Python
dan membaca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Selesaikan sistem mangsa dan kembali algoritma


pemangsa menggunakan metode RK4 untuk
Runge-Kutta orde empat dan menyelesaikan
bandingkan hasilnya dengan metode sistem mangsa dan
Euler! pemangsa.
Membimbing mahasiswa Menyelesaikan
menyelesaikan sistem mangsa dan sistem mangsa dan
pemangsa pada program Python pemangsa pada
menggunakan algoritma metode program Python
RK4. menggunakan
algoritma metode
RK4.
Memberikan kesempatan kepada Memperhatikan
beberapa mahasiswa untuk serta mencatat
menyampaikan hasil pekerjaannya penjelasan yang
kepada mahasiswa lain. diberikan dosen.
Memberikan permasalahan berupa Menyelesaikan
model penyebaran HIV pada tipe permasalahan
SIA. tersebut serta
Masalah 3: memberikan
Dipandang model penyebaran HIV- pertanyaan kepada
AIDS pada tipe SIA dosen jika
𝑑𝑆 𝐼 𝐴 mengalami
= 𝛬 − µ𝑆 − ꞵ𝑆 − ꞷ𝑆
INTI 𝑑𝑡 𝑁 𝑁 kesulitan.
𝑑𝐼 𝐼 𝐴
= ꞵ𝑆 + ꞷ𝑆 − µ𝐼 − 𝛾𝐼
𝑑𝑡 𝑁 𝑁
𝑑𝐴
{ 𝑑𝑡 = 𝛾𝐼 − µ𝐴 − 𝛿𝐴
dengan nilai awal dari variabel dan
parameter seperti berikut.
𝑆(0) = 22749000; 𝐼(0) = 2;
𝐴(0) = 9; 𝑁(0) = 227490011;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

𝛬 = 805479; 𝛽 = 0.883856382;
𝛿 = 0.163045919; 𝛾
= 0.654004963
𝜇 = 0.01470588; 𝜔 = 0.3
Berdasarkan data tersebut, tentukan:
a. Penyelesaian sistem
menggunakan metode Euler
dengan ℎ = 0.5!
b. Kesimpulan dari hasil yang
diperoleh!
Mengamati serta membimbing Jika mengalami
mahasiswa dalam proses kesulitan, dapat
menyelesaikan model penyebaran memberikan
HIV-AIDS pada tipe SIA. pertanyaan kepada
dosen dan jika
memiliki pendapat
dapat diutarakan.
Memberikan kesempatan kepada Beberapa
beberapa mahasiswa untuk mahasiswa
memaparkan/mempresentasikan hasil memaparkan hasil
pekerjaannya dan memberikan diskusi mereka
kesempatan kepada mahasiswa lain dan mahasiswa
untuk bertanya jika penjelasan yang lain
diberikan kurang dipahami. memperhatikan
serta memberikan
pertanyaan jika
penjelasan yang
diberikan kurang
dipahami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

Memberikan penguatan terhadap Memperhatikan


jawaban yang diberikan oleh dan mencatat
mahasiswa presenter. penjelasan yang
diberikan oleh
dosen
Memberikan permasalahan Mahasiswa
selanjutnya untuk menyelesaikan mempersiapkan
sistem SIA menggunakan metode program Python
Runge-Kutta orde empat. dan membaca
Masalah 4: kembali algoritma
Selesaikan sistem SIA menggunakan RK4 untuk
metode Runge-Kutta orde empat dan menyelesaikan
bandingkan hasilnya dengan metode sistem SIA.
Euler!
Membimbing mahasiswa Menyelesaikan
menyelesaikan sistem SIA pada sistem SIA pada
program Python menggunakan program Python
algoritma metode RK4. menggunakan
algoritma metode
RK4.
Memberikan kesempatan kepada Memperhatikan
beberapa mahasiswa untuk serta mencatat
menyampaikan hasil pekerjaannya penjelasan yang
kepada mahasiswa lain. diberikan dosen.
Meminta setiap mahasiswa Menyimpulkan
menyimpulkan apa yang telah apa yang telah
diperoleh dari simulasi yang diperoleh dari
dilakukan mengenai penyebaran simulasi yang
HIV-AIDS pada model SIA dilakukan
mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

penyebaran HIV-
AIDS pada model
SIA berdasarkan
parameter-
parameter yang
diubah.
Memberi penguatan terhadap hasil Memperhatikan
dari setiap simulasi yang telah dan mencatat
dilakukan dan bersama-sama dengan penjelasan yang
mahasiswa menyimpulkan apa yang disampaikan oleh
telah dipelajari pada pertemuan ini dosen
Bersama-sama dengan mahasiswa Menyimpulkan
menyimpulkan apa yang telah apa yang telah
dipelajari pada pertemuan ini dan dipelajari pada
manfaat apa yang diperoleh dari pertemuan ini dan
penerapan metode Runge-Kutta orde manfaat apa yang
empat dalam menyelesaikan model diperoleh dari
SIA yang dibentuk. penerapan metode
Runge-Kutta orde
PENUTUP
empat dalam
menyelesaikan
model SIA yang
dibentuk.
Mengucapkan salam dan terimakasih Mengucapkan
kepada mahaiswa serta mengakhiri salam dan
pembelajaran pada pertemuan ini. terimakasih
kepada dosen.

Pada bagian berikut, akan dijelaskan lebih rinci bagaimana cara mahasiswa
dalam mengembangkan kemampuan berpikir komputasinya melalui indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

berpikir komputasi yang telah disebutkan pada Tabel 4.1 sesuai dengan proses
pembelajaran yang disusun pada Tabel 4.2.
a) Dekomposisi
Pada tahap ini, setelah mahasiswa disajikan masalah berupa model SIA yang
akan diselesaikan menggunakan metode Euler dan RK4, selanjutnya mahasiswa
terlebih dahulu diminta untuk membagi komponen masalah tersebut menjadi
beberapa bagian agar mudah untuk dipahami dan dianalisis. Bagian tersebut
mencakup (1) informasi atau hal-hal apa saja yang diketahui, (2) kelengkapan
informasi yang perlu dianalisis atau ditambahkan lebih lanjut dan (3) pertanyaan-
pertanyaan yang terdapat pada permasalahan yang diberikan. Mahasiswa dapat
mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk mendukung penyelesaian
permasalahan model SIA seperti program komputer, buku referensi, internet, dan
lain sebagainya. Pada permasalahan yang diberikan, mahasiswa mendapatkan
informasi mengenai model SIA, nilai awal dari setiap variabel dan parameternya,
dan kemudian mahasiswa akan diminta untuk menyelesaikan model tersebut
menggunakan metode Euler dan Runge-Kutta orde empat (RK4).
Mahasiswa terlebih dahulu diminta untuk melengkapi informasi yang diketahui
yaitu dengan mengidentifikasi apakah total populasi (𝑁) pada model SIA bernilai
konstan atau tidak. Pengajar memberikan pertanyaan yang dapat memicu
mahasiswa agar dapat menganalisis total populasi yang terdapat pada model
tersebut. Pengajar mengaitkan model SIA dengan model Predator-Prey yang telah
diselesaikan sebelumnya. Pertanyaan yang diberikan seperti (1) langkah apa yang
pertama kali dilakukan sebelum menyelesaikan model Predator-Prey yang telah
diselesaikan? (2) bagaimana cara menganalisis populasi bernilai konstan atau tidak?
(3) apakah total populasi (𝑁) pada model SIA konstan atau tidak? (4) bagaimana
jika total populasi pada model SIA tidak konstan? (5) bagaimana sistem persamaan
model SIA jika total populasi tidak konstan. Melalui pertanyaan yang diberikan
tersebut, mahasiswa diharapkan dapat menganalisis model SIA seperti melakukan
hal yang sama seperti menyelesaikan model Predator-Prey. Mahasiswa dapat
menganalisis total populasi 𝑁 dengan menjumlahkan persamaan-persamaan yang
terdapat pada model SIA seperti berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

𝑑(𝑆 + 𝐼 + 𝐴) 𝑑𝑁
= .
𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑑𝑁 𝑑𝑁
Jika ≠ 0, maka total populasi bernilai tidak konstan dan sebaliknya, jika = 0,
𝑑𝑡 𝑑𝑡

maka total populasi bernilai konstan. Pada model SIA yang, total populasi (𝑁) tidak
konstan sehingga diharapkan mahasiswa memperoleh bentuk laju perubahan
populasi 𝑁 terhadap waktu 𝑡 seperti berikut
𝑑𝑁
= 𝛬 − µ(𝑆 + 𝐼 + 𝐴) − 𝛿𝐴.
𝑑𝑡
Pengajar berkeliling untuk mengamati aktivitas diskusi yang dilakukan oleh setiap
kelompok. Pengajar mencatat hal-hal penting atau menarik jika terdapat jawaban
atau pendapat mahasiswa yang berbeda dengan yang lain (unik) untuk didiskusikan
secara bersama-sama. Jika ada kelompok yang mengajukan pertanyaan, maka
pengajar tidak langsung menjawab pertanyaan yang diberikan, melainkan
memberikan pertanyaan-pertanyaan pancingan kepada kelompok agar mereka
dapat mengingat kembali konsep maupun prosedur yang telah dipelajari mengenai
metode Euler dan RK4.
Setelah melengkapi informasi yang diberikan, mahasiswa kemudian diberikan
kesempatan untuk memahami permasalahan dan mendiskusikan strategi
penyelesaian permasalahan tersebut bersama teman kelompoknya masing-masing.
Selanjutnya, pengajar memberikan arahan agar mahasiswa menuliskan informasi
yang diketahui seperti nilai awal (variabel dan parameter) dari model SIA pada
program komputer, membuat komponen vektor pada program komputer yang
berfungsi sebagai tempat untuk memperbaharui nilai komponen vektor dari variabel
terikat 𝑆, 𝐼, 𝐴, dan 𝑁 dan untuk menampilkan solusi berupa grafik. Setiap informasi
yang dituliskan harus disertai keterangan agar mudah dipahami oleh pengajar
maupun mahasiswa pada kelompok lain.
b) Pengenalan Pola
Pada proses ini, mahasiswa akan mengidentifikasi, mengenali dan
mengembangkan pola, hubungan atau persamaan untuk memahami data maupun
strategi yang digunakan untuk memahami data yang besar dan dapat memperkuat
ide-ide abstraksi. Langkah yang dilakukan yaitu mengamati kembali proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

penyelesaian model Predator-Prey yang telah diselesaikan sebelumnya. Melalui


hal tersebut, mahasiswa akan mengalami suatu proses di mana mahasiswa dapat
mengenali pola program komputer yang disusun baik menggunakan metode Euler
maupun metode Runge-Kutta orde empat. Setelah dapat mengenali pola tersebut,
mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan pola tersebut untuk menyelesaikan
masalah yang lebih kompleks yaitu model SIA. Peneliti berkeliling untuk
mengamati aktivitas yang dilakukan setiap kelompok dan memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk bertanya jika program yang disusun sebelumnya masih
kurang dipahami.
Setelah mahasiswa menyelesaikan model SIA menggunakan metode Euler dan
RK4, selanjutnya mahasiswa membandingkan dan menganalisis solusi yang
diperoleh dari kedua metode. Mahasiswa dapat mengamati perilaku solusi jika
waktu (𝑡) atau interval (ℎ) bertambah ataupun berkurang sehingga dapat
menganalisis tingkat keakuratan dari masing-masing metode. Selanjutnya,
mahasiswa dapat membuat beberapa kemungkinan dari nilai-nilai parameter.
Mahasiswa dapat mengubah (memperbesar atau memperkecil) nilai dari parameter
model SIA dan mengamati bagaimana perubahan grafik fungsinya. Mahasiswa
dapat membuat kemungkinan-kemungkinan tersebut dalam bentuk tabel dan
menuliskan perilaku solusi dari grafik yang diamati. Selanjutnya, mahasiswa dapat
menganalisis apa yang mereka peroleh dari hasil temuan mereka dan memilih solusi
yang terbaik.
c) Berpikir Algoritma
Pada proses ini, mahasiswa diminta untuk memahami dan menganalisis
masalah, mengembangkan urutan langkah-langkah untuk mendapatkan solusi yang
tepat. Proses ini membantu mahasiswa membangun (menerapkan) algoritma dari
metode yang digunakan pada program komputer. Ketika mahasiswa membangun
model pada program komputer, mereka dituntut untuk menggunakan kemampuan
berpikir secara logika dengan memperhatikan urutan langkah pada metode yang
digunakan dan juga aturan-aturan yang berlaku pada bahasa program di mana
mahasiswa harus memahami kode-kode (perintah) pada bahasa program yang
digunakan. Berdasarkan beberapa pertimbangan tersebut, diharapkan program
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

komputer yang disusun mahasiswa dapat dijalankan dengan baik dan menghasilkan
luaran yang tepat.
Sebelum menyelesaikan model SIA, mahasiswa terlebih dahulu diminta untuk
mengingat dan memahami kembali konsep maupun algoritma dari metode Euler
dan Runge-Kutta orde empat. Mahasiswa berdiskusi dalam kelompok dan
mengajukan pertanyaan jika belum memahami konsep dari kedua metode tersebut.
Ketika mahasiswa menyusun program komputer, maereka harus memberikan
keterangan pada setiap langkah yang sesuai dengan metode yang digunakan.
Keterangan yang ditulis mahasiswa bertujuan agar pengajar mengetahui bagaimana
proses berpikir mereka dalam menerapkan algoritma dari setiap metode yang
digunakan pada program komputer.
Penyelesaian model SIA terlebih dahulu diselesaikan menggunakan metode
yang paling sederhana yaitu Euler. Langkah pertama, pengajar memberikan
kebebasan kepada setiap kelompok mempertimbangkan banyaknya iterasi yang
dilakukan untuk sekiranya mendapatkan solusi yang baik. Pengajar menyarankan
mahasiswa untuk menentukan iterasi sebanyak mungkin. Selanjutnya, pengajar
memberikan pertanyaan mengenai langkah apa yang harus dilakukan mahasiswa
berikutnya. Mahasiswa dapat mengingat kembali proses penyelesaian masalah
Predator-Prey yang telah diselesaikan sebelumnya. Mahasiswa diberikan
pertanyaan seperti (1) ada berapa variabel terikat yang terdapat pada model SIA?
(2) ada berapa banyak solusi yang akan diperoleh? dan (3) apa yang harus dilakukan
untuk memperbaharui (meng-update) nilai dari variabel terikat pada saat proses
iterasi dan bagaimana cara menggambarkan grafik solusi pada program yang
digunakan. Melalui pertanyaan tersebut, mahasiswa diharapkan mengingat kembali
proses penyelesaian Predator-Prey sebelumnya dan dapat menggunakan komponen
vektor pada program komputer yang telah disusun sebelumnya. Pengajar
berkeliling untuk mengamati proses pekerjaan yang dilakukan setiap kelompok dan
memberikan beberapa pertanyaan seperti (1) apa kegunaan komponen vektor? (2)
bagaimana nilai dari komponen vektor setelah melakukan proses iterasi.
Berdasarkan pertanyaan tersebut, mahasiswa diharapkan dapat memahami fungsi
komponen vektor sebagai tempat untuk memperbaharui (meng-update) nilai dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

variabel terikat 𝑆, 𝐼, 𝐴, dan 𝑁 dan juga berfungsi untuk menampilkan solusi berupa
grafik.
Setelah semua data dan syarat-syarat telah ditulis pada program, mahasiswa
diminta untuk mengingat kembali bentuk persamaan diferensial biasa (PDB) orde
satu berikut
𝑑𝑦
𝑦′ = = 𝑓(𝑡𝑖 , 𝑦𝑖 ), 𝑦(0) = 𝑦𝑖 .
𝑑𝑡
Selanjutnya, mahasiswa diminta untuk mengingat dan memahami bentuk
penyelesaian dari PDB orde satu tersebut menggunakan metode Euler seperti
berikut
𝑦𝑖+1 = 𝑦𝑖 + ℎ𝑓(𝑡𝑖 , 𝑦𝑖 ).
Pengajar memberikan pertanyaan kepada mahasiswa mengenai suku-suku yang
terdapat pada bentuk umum Euler yang dikaitkan dengan setiap persamaan yang
terdapat pada model SIA termasuk total populasi 𝑁. Pertanyaan yang diberikan
seperti berikut: (1) berapa banyak persamaan yang terdapat pada model SIA
termasuk dengan persamaan total populasi 𝑁? (2) apa artinya 𝑦𝑖 pada persamaan
Euler tersebut? (3) nilai 𝑦𝑖 pada bentuk umum metode Euler di atas, jika diterapkan
pada masing-masing persamaan dari model SIA, maka bersesuaian dengan apa? (4)
Selanjutnya, bentuk 𝑓(𝑡𝑖 , 𝑦𝑖 ) pada metode Euler di atas, jika diterapkan pada
masing-masing persamaan dari model SIA, maka akan bersesuaian dengan apa.
Pengajar menunjuk beberapa mahasiswa melalui pertanyaan tersebut, mahasiswa
diharapkan dapat menganalisis model SIA dan menyesuaikannya dengan bentuk
umum metode Euler pada masing-masing persamaan.
Langkah berikutnya, mahasiswa diberikan kesempatan untuk menuliskan
persamaan Euler yang terdapat pada model SIA tersebut pada program komputer.
Pengajar mengingatkan mahasiswa agar teliti dalam menuliskan persamaannya
seperti memperhatikan tanda kurung, tanda titik koma, format print dan lain
sebagainya. Selanjutnya, mahasiswa menyelesaikan model tersebut dengan
menggambarkan grafik pada program seperti pada program Predator-Prey
sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

Setelah menyelesaikan model SIA menggunakan metode Euler, mahasiswa


diminta untuk menyelesaikan kembali model SIA menggunakan metode Runge-
Kutta orde empat. Dalam prosesnya, mahasiswa dapat menyalin informasi awal dan
syarat-syarat yang telah dituliskan pada program Euler sebelumnya. Mahasiswa
diberikan kesempatan untuk memahami kembali penyelesaian Predator-Prey yang
telah disusun sebelumnya menggunakan RK4. Pada tahap ini, pengajar
mengarahkan mahasiswa untuk memperhatikan setiap langkah yang terdapat pada
metode RK4. Pengajar memberikan pertanyaan kepada mahasiswa seperti berikut:
(1) ada berapa banyak variabel terikat yang terdapat pada model SIA? (2) ada
berapa ketetapan 𝑘 yang digunakan untuk masing-masing variabel terikatnya.
Melalui pertanyaan seperti itu, mahasiswa diharapkan dapat menggunakan logika
dalam berpikir untuk menerapkan algoritma RK4 pada program komputer.
Mahasiswa diberikan kesempatan untuk menyusun program komputer dengan
teman kelompoknya. Mahasiswa dapat mengajukan pertanyaan jika masih
mengalami kendala dalam penyusunan program. Pengajar mengingatkan
mahasiswa untuk teliti dalam menuliskan masing-masing persamaan model SIA
pada komputer karena sangat kompleks jika akan diselesaikan dengan metode RK4.
d) Abstraksi dan Generalisasi
Abstraksi terkait dengan membuat makna dari data yang telah ditemukan serta
implikasinya. Pada tahap ini, setelah mahasiswa berhasil membuat kemungkinan-
kemungkinan dari nilai parameter dari model SIA, maka mahasiswa diminta untuk
menyimpulkan apa yang telah mereka peroleh saat menyelesaikan model SIA yang
memuat: (1) pengaruh parameter pada model SIA terhadap penyakit menular HIV-
AIDS, (2) cara yang dilakukan untuk menekan peningkatan penyebaran penyakit
HIV-AIDS pada model SIA, (3) perbedaan solusi dengan menggunakan metode
Euler dan RK4 saat waktu 𝑡 dan interval ℎ tertentu.
Sedangkan generalisasi adalah sebuah cara cepat dalam memecahkan masalah
baru berdasarkan penyelesaian permasalahan sejenis sebelumnya. Pada tahap
generalisasi, mahasiswa diminta untuk mengaitkan apa yang telah mereka pelajari
pada saat menyelesaikan model Predator-Prey dan model SIA. Mahasiswa dapat
menggunakan pola-pola yang telah ditemukan pada tahap sebelumnya untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

menyelesaikan permasalahan lain yang berkaitan dengan permasalahan PDB


dengan metode Euler dan RK4. Mahasiswa diharapkan dapat memahami konsep
dari metode yang telah dipelajari dan menjadikan hal tersebut menjadi suatu
pengalaman dalam pembelajaran untuk dapat dengan mudah menyelesaikan
masalah PDB yang lain.
C. Refleksi
Pada saat berkuliah di jenjang S1, saya telah mengambil topik skripsi yang
berkaitan dengan bidang pendidikan. Berdasarkan hal tersebut, penentuan topik
tesis ini didasarkan pada rasa ingin tahu dan ingin mempelajari sesuatu hal yang
baru dimana saya mengambil topik pemodelan matematika. Saya kemudian
membaca beberapa referensi mengenai topik-topik aplikasi matematika terapan
dalam bidang ilmu lain. Setelah membaca beberapa referensi, saya kemudian
memutuskan untuk mengambil topik penyebaran penyakit karena saya merasa topik
ini cukup penting untuk membantu bidang kesehatan dalam menangani berbagai
penyakit menular. Secara spesifik, saya mengambil topik penularan penyakit HIV-
AIDS pada model Susceptible, Infected, AIDS Cases (SIA). Dari usulan tesis yang
saya presentasikan, Bapak Marcellinus Andy Rudhito kemudian memberikan saran
kepada saya untuk dibimbing oleh Bapak Sudi Mungkasi. Akhirnya, saya
memutuskan untuk berkonsultasi kepada Bapak Sudi Mungkasi mengenai topik
tesis yang akan saya teliti dan beliau kemudian bersedia untuk menjadi dosen
pembimbing saya.
Selama proses penyusunan tesis, tentunya saya merasa kesulitan dalam
mempelajari dan memahami materi-materi yang baru saya pelajari secara lebih
mendalam. Namun, saya selalu dibimbing dan diberikan solusi oleh Pak Sudi
Mungkasi. Peran Pak Sudi Mungkasi sangat besar, beliau sangat menyarankan saya
untuk mengikuti seminar internasional dan membuat artikel (dari hasil penelitian
tesis) untuk disubmit ke jurnal internasional tersebut. Pak Sudi sangat membantu
saya dari penyusunan artikel sampai proses publikasi. Beliau sangat peduli terhadap
mahasiswa bimbingannya dan selalu memberikan motivasi kepada kami agar
segera menyelesaikan tesis tepat waktu. Hal tersebut membuat saya semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

termotivasi untuk menyelesaikan tesis saya dan berharap akan menyelesaikan studi
saya selama tiga semester.
Proses pengerjaan tesis membutuhkan pemahaman yang mendalam terkait
konsep dari pemodelan matematika, persamaan diferensial biasa (PDB),
keterampilan dalam menggunakan program MATLAB, dan aspek pendidikan yang
terkandung di dalamnya. Saya sangat terbantu dalam mempelajari beberapa konsep
dari metode numerik saat menjalani masa PPL pada mata kuliah Matematika
Komputasional. Pada saat PPL saya mempelajari mengenai konsep dari persamaan
diferensial biasa yang diselesaikan secara numerik seperti metode Euler, Heun, dan
Runge-Kutta. Saya sangat bersyukur karena sebelum menjalani masa PPL, saya
tidak begitu memahami konsep dari PDB numerik dan hanya mempelajari
penyelesaiannya melalui tesis dari mahasiswa sebelumnya. Pengalaman PPL juga
memberikan saya ide untuk memikirkan aspek pendidikan yang akan disusun pada
tesis saya. Saya mengamati beberapa mahasiswa cenderung mengharapkan bantuan
dari dosen dan mahasiswa PPL dalam menyusun program komputer. Mahasiswa
mengalami kesulitan saat menerapkan algoritma dari metode PDB pada program
komputer jika tidak dibimbing oleh dosen. Beberapa mahasiswa juga terlihat
kurang mengasah kemampuan mereka dalam mengaplikasikan program komputer
di luar jam perkuliahan. Berdasarkan hal tersebut, saya memiliki ide untuk
membuat suatu rancangan pembelajaran yang dapat membantu mahasiswa
mengembangkan kemampuan mereka dalam menggunakan logika.
Saya membaca beberapa referensi yang berkaitan dengan kemampuan peserta
didik dalam mengembangkan kemampuan berpikir logis dalam mempelajari
komputasi. Berdasarkan sumber yang saya pelajari, saya menemukan beberapa
artikel yang benar-benar perlu dipertimbangkan untuk melatih mahasiswa
mengembangkan kemampuan berpikirnya. Saya kemudian memutuskan untuk
membuat suatu rancangan pembelajaran yang didalamnya memuat unsur
kemampuan berpikir komputasi. Saya merasa, kemampuan tersebut cukup relevan
dengan permasalahan yang saya dapatkan sewaktu PPL.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V
PENUTUP

Bab ini membahas tentang kesimpulan dari penulisan tesis ini serta menambah
beberapa saran yang berkaitan dengan tesis ini.
A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diajukan dan analisis data yang
dilakukan dalam penelitian ini, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) metode
Runge-Kutta orde empat (RK4) dapat menyelesaikan penyebaran HIV-AIDS pada
model SIA dan solusi numerik yang dihasilkan menyatakan bahwa untuk waktu
𝑡 yang lama (menuju tak hingga) perubahan jumlah populasi Susceptible (𝑆),
Infected (𝐼 ), AIDS-Cases (𝐴), dan total populasi (𝑁 ) tidak pernah punah dan
mendekati konstan yang artinya setiap jumlah populasi menuju titik
kesetimbangannya masing-masing, dan (2) aspek pendidikan yang termuat dalam
model SIA dapat diterapkan pada pembelajaran di tingkat perguruan tinggi
khususnya bagi mahasiswa yang mempelajari metode numerik untuk
mengembangkan kemampuan berpikir komputasionalnya yang meliputi aspek
dekomposisi, pengenalan pola, berpikir algoritma serta abstraksi dan generalisasi.
B. Saran
Bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode Runge-Kutta orde empat
untuk menyelesaikan model penyebaran penyakit yang lain karena metode ini
memiliki ketelitian yang tinggi sehingga hasil yang diperoleh cukup akurat.
Selanjutnya, aspek pendidikan yang terdapat dalam tesis ini dapat dikembangkan
dengan menerapkan model pembelajaran yang efektif yang sekiranya membantu
mahasiswa mengembangkan kemampuan berpikir secara komputasinya.

55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

DAFTAR PUSTAKA

Beecher, K. 2017. Computational Thinking. A Beginner’s Guide to Problem-


Solving and Programming. Swindon: BCS.
Cahdriyana, R. A., Richardo, R., Fahmi, S., dan Setyawan, F. 2019. Pseudo-
thinking process in solving logic problem. Journal of Physics: Conference
Series. Vol. 1188, No. 1.
Cahdriyana, R., dan Rino, R. (2020). Berpikir Komputasi dalam Pembelajaran
Matematika. LITERASI (Jurnal Ilmu Pendidikan), 11, 50.
https://doi.org/10.21927/literasi.2020.11(1).50-56
Csizmadia, A., Paul, C., Mark, D., Simon, H., Thomas, N., Cynthia, S., dan John,
W. 2015. Computational thinking - a guide for teachers.
CSTA dan ISTE. 2011. Computational Thinking in K–12 Education (2nd ed.).
National Science Foundation under Grant.
Darmawijoyo. 2019. Persamaan Diferensial Biasa. Jakarta: Erlangga.
Eduafo, S., Adu, I. K., Oduro, F. T., & Darko, I. O. (2015). An SIA model of HIV
transmission in Ghana. International Mathematical Forum. Vol. 10, No.2.
Gallant, J. 2010. 100 Tanya Jawab Mengenai HIV dan AIDS. Jakarta: PT. Indeks.
Haryanto, D., Nilamsari, K., dan Bayu, P. (2015). Pemodelan Matematika dan
Analisis Kestabilan Model Pada Penyebaran HIV-AIDS. Buletin Ilmiah Mat.
Stat. dan Terapannya. Vol. 4, No. 2, pp. 101-110.
Hia ME, Balatif O, Ferjouchia H, Labriji EH, Rachik M. (2012). Modelling the
Spread of HIV/AIDS in Morocco. International Journal of Computer
Sciences Issues Morocco. Vol.9, No.6.
Horswill, I. 2012. What is Computation?. XRDS: Crossroads, The ACM Magazine
for Students. Vol.18.
Humi, M. 2016. Introduction to Mathematical Modeling (1st ed.). Boca Raton:
Chapman & Hall/CRC.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Situasi Umum HIV/AIDS Dan
Tes HIV. Jakarta: Kementerian Kesehatan.
Keskin, A. Ü. (2019). Ordinary Differential Equations for Engineers: Problems
with MATLAB Solutions (1st ed.). Istanbul: Springer International Publishing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

Mathews, J. H., dan Kurtis, D. F. 2004. Numerical methods using MATLAB (4th
ed.). California: Prentice Hall.
Meiss, J. D. 2007. Differential Dynamical Systems. Philadelphia: Society for
Industrial and Applied Mathematics.
Munir, R. 2003. Metode Numerik Revisi Kedua. Bandung: Informatika.
Murni, S., Chris, W. G., Samsuridjal, D., Ardhi, S., dan Siradj, O. (2016). Hidup
dengan HIV-AIDS. Jakarta: Yayasan Spiritia.
Ningsi, G. P., 2019, Penerapan Metode Euler, Metode Heun, dan Metode Iterasi
Variasional dalam Menyelesaikan Sistem Transimi Tuberkulosis. Yogyakarta:
Masters Thesis. Universitas Sanata Dharma.
Ricardo, H. J. 2020. A Modern Introduction to Differential Equations (3rd ed.).
New York: Academic Press.
Roberta, U. H., 2020. Penyelesaian Model SEIR untuk Penyebaran Penyakit
Meningitis Menggunakan Metode Euler, Metode Heun, dan Metode Runge-
Kutta Orde Empat: Tinjauan Matematika Dan Aspek Pendidikannya.
Yogyakarta: Masters Thesis. Universitas Sanata Dharma.
Roberts, C. 2010. Ordinary Differential Equations: applications, models, and
computing. Boca Raton: CRC Press Taylor and Francis Group.
Sasongko, S. 2010. Metode Numerik dengan Scilab. Yogyakarta: ANDI
Yogyakarta.
Simangunsong, L., dan Sudi, M. 2021. Fourth Order Runge-Kutta Method for
Solving a Mathematical Model of the Spread of HIV-AIDS. The 3rd
International Conference on Life Sciences and Technology (ICoLiST).
Accepted AIP Conference Proceedings.
Sulistioningtias, E. S., dan Dwi, L. 2018. Pemodelan Matematika Penyebaran
Penyakit Malaria Dengan Model SEIR. Jurnal Pendidikan Matematika dan
Sains. Vol. 7, No. 5, pp. 22–32.
Sutimin, S., dan Imamudin, I. 2009. Model Dinamik Penularan Human
Immunodeficiency Virus (HIV). Jurnal Sains dan Matematika. Vol. 17, No.1.
UNICEF Indonesia. 2012. Ringkasan Kajian Respon Terhadap HIV Dan AIDS.
Jakarta: UNICEF.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Weintrop, D., Elham, B., Michael H., et.al. 2015. Defining Computational Thinking
for Mathematics and Science Classrooms. Journal of Science Education and
Technology. https://doi.org/10.1007/s10956-015-9581-5
Whiteside, A. 2016. HIV and AIDS: a very short introduction (2nd ed.). Oxford:
Oxford University Press.
Wing, J. 2006. Computational Thinking. Communications of the ACM, 49, 33–35.
https://doi.org/10.1145/1118178.1118215.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

Lampiran 1. Program MATLAB Metode Euler


PROGRAM MATLAB METODE EULER
clc;
clear all;
format long
disp('Simulasi Model SIA (Susceptible, Infected, AIDS-Cases)
Menggunakan Metode Euler')
disp('------------------------------------------------------------
---')
disp(' S(t) I(t) A(t) ')
disp('------------------------------------------------------------
---')

%%Kondisi Awal

Lambda=805479; %Laju kelahiran alami


Beta=0.883856382; %Tingkat penularan dari individu yang
terinfeksi HIV kepada individu yang rentan
Delta=0.163045919; %Tingkat kematian karena penyakit AIDS
Gamma=0.654004963; %Tingkat penjangkitan dari individu yang
terinfeksi menjadi pengidap penyakit AIDS
Mu=0.01470588; %Tingkat kematian secara alami
Omega=0.3; %Tingkat penularan dari individu yang
terjangkit AIDS kepada individu yang rentan %Waktu
akhir
h=0.5; %Langkah pada selang iterasi
t=0:h:500;

%%Komponen Vektor

S=0*t;
I=0*t;
A=0*t;
N=0*t;

T=length (t);

%% Banyak sub-populasi awal


S(1)=22749000; %Banyak individu yang rentan terkena HIV
(Susceptible)
I(1)=2; %Banyak individu yang terinfeksi virus HIV
(Infected)
A(1)=9; %Banyak individu yang mengidap AIDS (AIDS-
cases)
N=S(1)+I(1)+A(1); %Banyak populasi

%%Penyelesaian dengan Metode Runge-Kutta Orde Empat

%%Penyelesaian dengan Metode Euler


for i=1:T-1
t(i+1)=t(i)+h;
S(i+1)=S(i)+h*(Lambda-Beta*S(i)*I(i)/N(i)-
Omega*S(i)*A(i)/N(i)-Mu*S(i));
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

I(i+1)=I(i)+h*(Beta*S(i)*I(i)/N(i)+ Omega*S(i)*A(i)/N(i)-
(Gamma+Mu)*I(i));
A(i+1)=A(i)+h*(Gamma*I(i)-(Delta+Mu)*A(i));
N(i+1)=N(i)+h*(Lambda-Mu*(S(i)+I(i))-A(i)*(Delta+Mu));

fprintf(' %1.f %1.1f %1.8f %1.8f %1.8f %1.8f\n',


i,t(i+1),S(i+1),I(i+1),A(i+1),N(i+1))
end
disp('------------------------------------------------------------
---')

%% Plot Hasil Penyelesaian


plot (t,S,'b-o',t,I,'k-',t,A,'g-s',t,N,'r-^');
title('Solusi Sistem SIA Menggunakan Metode Euler')
xlabel('Waktu(t)')
ylabel('Nilai S(t),I(t),A(t),N(t)')
grid on
legend('S(t) adalah Susceptible', 'I(t) adalah Infected',
'A(t)adalah AIDS-Cases','N(t) adalah total populasi')
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

Lampiran 2. Solusi Numerik Metode Euler


SOLUSI NUMERIK METODE EULER
Iterasi ℎ 𝑆 𝐼 𝐴 𝑁
1 0.5 22984465 3.565144 8.854122 22984478
2 1 23218198 5.276774 9.233015 23218213
3 1.5 23450212 7.229361 10.13794 23450230
4 2 23680519 9.527731 11.60094 23680540
5 2.5 23909131 12.29279 13.68549 23909157
6 3 24136061 15.66798 16.48895 24136093
7 3.5 24361320 19.82675 20.14695 24361360
8 4 24584920 24.98159 24.83977 24584970
9 4.5 24806873 31.39487 30.80115 24806936
10 5 25027191 39.39223 38.32987 25027269
11 5.5 25245884 49.37917 47.80463 25245981
12 6 25462963 61.86161 59.70306 25463085
13 6.5 25678439 77.47152 74.6258 25678591
14 7 25892321 96.99894 93.32674 25892511
15 7.5 26104619 121.432 116.7511 26104857
16 8 26315341 152.0068 146.0833 26315639
17 8.5 26524496 190.2701 182.8066 26524870
18 9 26732091 238.1574 228.7783 26732558
19 9.5 26938132 298.0909 286.3235 26938716
20 10 27142622 373.1021 358.3527 27143354
21 10.5 27345565 466.9848 448.5091 27346481
22 11 27546961 584.4868 561.3526 27548106
23 11.5 27746806 731.5503 702.5905 27748241
24 12 27945097 915.6116 879.3659 27946892
25 12.5 28141821 1145.977 1100.619 28144068
26 13 28336964 1434.292 1377.538 28339776
27 13.5 28530503 1795.13 1724.125 28534022
28 14 28722408 2246.726 2157.904 28726812
29 14.5 28912637 2811.896 2700.803 28918149
30 15 29101136 3519.186 3380.264 29108035
31 15.5 29287835 4404.306 4230.622 29296470
32 16 29472642 5511.922 5294.841 29483449
33 16.5 29655442 6897.896 6626.669 29668967
34 17 29836087 8632.08 8293.347 29853012
35 17.5 30014387 10801.79 10378.98 30035568
36 18 30190107 13516.15 12988.75 30216612
37 18.5 30362946 16911.49 16254.18 30396111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Iterasi ℎ 𝑆 𝐼 𝐴 𝑁
38 19 30532527 21158.01 20339.67 30574025
39 19.5 30698378 26468.16 25450.69 30750297
40 20 30859906 33106.82 31843.89 30924857
41 20.5 31016368 41404.03 39839.75 31097612
42 21 31166836 51770.53 49838.18 31268445
43 21.5 31310152 64716.71 62337.85 31437206
44 22 31444872 80875.77 77960.05 31603708
45 22.5 31569202 101031.4 97477.86 31767712
46 23 31680915 126150.9 121851.9 31928918
47 23.5 31777255 157424.1 152273.9 32086953
48 24 31854819 196307.8 190218.5 32241345
49 24.5 31909427 244575.9 237505.8 32391509
50 25 31935966 304372.6 296374.2 32536713
51 25.5 31928220 378266.6 369564.3 32676051
52 26 31878686 469297.9 460413 32808397
53 26.5 31778400 581009.4 572955 32932364
54 27 31616776 717444.8 712024.6 33046245
55 27.5 31381511 883091.1 883349 33147951
56 28 31058597 1082732 1093614 33234943
57 28.5 30632508 1321171 1350474 33304153
58 29 30086662 1602777 1662475 33351914
59 29.5 29404252 1930803 2038834 33373889
60 30 28569551 2306462 2489008 33365021
61 30.5 27569740 2727764 3022014 33319518
62 31 26397230 3188253 3645415 33230898
63 31.5 25052273 3675842 4363992 33092107
64 32 23545452 4172157 5178148 32895757
65 32.5 21899404 4652833 6082241 32634478
66 33 20149067 5089185 7063164 32301416
67 33.5 18339849 5451391 8099595 31890835
68 34 16523603 5712823 9162355 31398780
69 34.5 14752991 5854563 10216149 30823704
70 35 13075453 5868858 11222637 30166948
71 35.5 11528238 5760385 12144346 29432969
72 36 10135626 5544954 12948667 28629247
73 36.5 8908664 5246144 13611056 27765863
74 37 7846970 4890996 14116863 26854829
75 37.5 6941689 4505986 14461582 25909258
76 38 6178677 4114096 14649765 24942537
77 38.5 5541255 3733256 14693073 23967583
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Iterasi ℎ 𝑆 𝐼 𝐴 𝑁
78 39 5012261 3376010 14607997 22996268
79 39.5 4575367 3050002 14413662 22039030
80 40 4215792 2758889 14129993 21104674
81 40.5 3920601 2503372 13776340 20200313
82 41 3678723 2282145 13370565 19331433
83 41.5 3480832 2092679 12928511 18502021
84 42 3319149 1931809 12463789 17714746
85 42.5 3187230 1796151 11987765 16971145
86 43 3079761 1682371 11509687 16271819
87 43.5 2992371 1587346 11036893 15616609
88 44 2921467 1508249 10575045 15004760
89 44.5 2864100 1442583 10128379 14435062
90 45 2817848 1388179 9699939 13905966
91 45.5 2780723 1343179 9291786 13415688
92 46 2751088 1306007 8905193 12962288
93 46.5 2727601 1275335 8540804 12543739
94 47 2709154 1250051 8198770 12157974
95 47.5 2694836 1229227 7878866 11802929
96 48 2683896 1212092 7580585 11476573
97 48.5 2675715 1198009 7303211 11176935
98 49 2669782 1186446 7045883 10902111
99 49.5 2665674 1176968 6807645 10650287
100 50 2663043 1169212 6587481 10419736
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3. Grafik Solusi Metode Euler


GRAFIK SOLUSI METODE EULER
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Lampiran 4. Program MATLAB Metode Runge-Kutta Orde Empat


PROGRAM MATLAB METODE RUNGE-KUTTA ORDE EMPAT
clc;
clear all;
format long
disp('Simulasi Model SIA (Susceptible, Infected, AIDS-Cases)
Menggunakan Metode Euler')
disp('------------------------------------------------------------
---')
disp(' S(t) I(t) A(t) ')
disp('------------------------------------------------------------
---')

%%Kondisi Awal

Lambda=805479; %Laju kelahiran alami


Beta=0.883856382; %Tingkat penularan dari individu yang
terinfeksi HIV kepada individu yang rentan
Delta=0.163045919; %Tingkat kematian karena penyakit AIDS
Gamma=0.654004963; %Tingkat penjangkitan dari individu yang
terinfeksi menjadi pengidap penyakit AIDS
Mu=0.01470588; %Tingkat kematian secara alami
Omega=0.3; %Tingkat penularan dari individu yang
terjangkit AIDS kepada individu yang rentan %Waktu
akhir
h=0.5; %Langkah pada selang iterasi
t=0:h:200;

%%Komponen Vektor
S=0*t;
I=0*t;
A=0*t;
N=0*t;

T=length (t);

%% Banyak sub-populasi awal


S(1)=22749000; %Banyak individu yang rentan terkena HIV
(Susceptible)
I(1)=2; %Banyak individu yang terinfeksi virus HIV
(Infected)
A(1)=9; %Banyak individu yang mengidap AIDS (AIDS-
cases)
N=S(1)+I(1)+A(1); %Banyak populasi

%%Penyelesaian dengan Metode Runge-Kutta Orde Empat


for i=1:T-1
k1S=h*(Lambda-Beta*S(i)*I(i)/N(i)-Omega*S(i)*A(i)/N(i)-
Mu*S(i));
k1I=h*(Beta*S(i)*I(i)/N(i)+ Omega*S(i)*A(i)/N(i)-
(Gamma+Mu)*I(i));
k1A=h*((Gamma*I(i))-(Delta+Mu)*A(i));
k1N=h*(Lambda-Mu*(S(i)+I(i))-A(i)*(Delta+Mu));
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

k2S=h*((Lambda)-
Beta*(S(i)+(h/2)*k1S)*(I(i)+(1/2)*k1I)/(N(i)+(1/2)*k1N)-
Omega*(S(i)+(1/2)*k1S)*(A(i)+(1/2)*k1A)/(N(i)+(1/2)*k1N)-
Mu*(S(i)+(1/2)*k1S));

k2I=h*(Beta*(S(i)+(1/2)*k1S)*(I(i)+(1/2)*k1I)/(N(i)+(1/2)*k1N)+Ome
ga*(S(i)+(1/2)*k1S)*(A(i)+(1/2)*k1A)/(N(i)+(1/2)*k1N)-
(Gamma+Mu)*(I(i)+(1/2)*k1I));
k2A=h*(Gamma*(I(i)+(1/2)*k1I)-(Delta+Mu)*(A(i)+(1/2)*k1A));
k2N=h*(Lambda-Mu*((S(i)+(1/2)*k1S)+(I(i)+(1/2)*k1I))-
(A(i)+(1/2)*k1A)*(Delta+Mu));

k3S=h*((Lambda)-
Beta*(S(i)+(1/2)*k2S)*(I(i)+(1/2)*k2I)/(N(i)+(1/2)*k2N)-
Omega*(S(i)+(1/2)*k2S)*(A(i)+(1/2)*k2A)/(N(i)+(1/2)*k2N)-
Mu*(S(i)+(1/2)*k2S));

k3I=h*(Beta*(S(i)+(1/2)*k2S)*(I(i)+(1/2)*k2I)/(N(i)+(1/2)*k2N)+Ome
ga*(S(i)+(1/2)*k2S)*(A(i)+(1/2)*k2A)/(N(i)+(1/2)*k2N)-
(Gamma+Mu)*(I(i)+(1/2)*k2I));
k3A=h*(Gamma*(I(i)+(1/2)*k2I)-(Delta+Mu)*(A(i)+(1/2)*k2A));
k3N=h*(Lambda-Mu*((S(i)+(1/2)*k2S)+(I(i)+(1/2)*k2I))-
(A(i)+(1/2)*k2A)*(Delta+Mu));

k4S=h*((Lambda)-Beta*(S(i)+k3S)*(I(i)+k3I)/(N(i)+k3N)-
Omega*(S(i)+k3S)*(A(i)+k3A)/(N(i)+k3N)-Mu*(S(i)+k3S));

k4I=h*(Beta*(S(i)+k3S)*(I(i)+k3I)/(N(i)+k3N)+Omega*(S(i)+k3S)*(A(i
)+k3A)/(N(i)+k3N)-(Gamma+Mu)*(I(i)+k3I));
k4A=h*(Gamma*(I(i)+k3I)-(Mu+Delta)*(A(i)+k3A));
k4N=h*(Lambda-Mu*((S(i)+k3S)+(I(i)+k3I))-
(A(i)+k3A)*(Delta+Mu));

S(i+1)=S(i)+(1/6)*(k1S+2*k2S+2*k3S+k4S);
I(i+1)=I(i)+(1/6)*(k1I+2*k2I+2*k3I+k4I);
A(i+1)=A(i)+(1/6)*(k1A+2*k2A+2*k3A+k4A);
N(i+1)=N(i)+(1/6)*(k1N+2*k2N+2*k3N+k4N);

fprintf('%1.7f %1.7f %1.7f %1.7f


\n',S(i+1),I(i+1),A(i+1),N(i+1));
end
%% Plot Hasil Penyelesaian
plot (t,S,'b-o',t,I,'k-',t,A,'g-s',t,N,'r-^');
xlabel('Waktu(t)');
ylabel('Nilai S(t),I(t),A(t),N(t)');
grid on;
title('Solusi Sistem SIA Menggunakan Metode Runge-Kutta orde
empat');
legend('S(t) adalah Susceptible', 'I(t) adalah Infected',
'A(t)adalah AIDS-Cases','N(t) adalah total populasi');
hold on
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Lampiran 5. Solusi Numerik Metode Runge-Kutta Orde Empat


SOLUSI NUMERIK METODE RUNGE-KUTTA ORDE EMPAT
Iterasi ℎ 𝑆 𝐼 𝐴 𝑁
1 0 22983601 3.654564 9.118 22983614
2 0.5 23216483 5.557611 9.780278 23216498
3 1 23447658 7.826965 11.03648 23447677
4 1.5 23677137 10.60445 12.97248 23677161
5 2 23904934 14.06476 15.71622 23904964
6 2.5 24131060 18.4265 19.44604 24131098
7 3 24355527 23.96598 24.40229 24355575
8 3.5 24578345 31.03473 30.90274 24578407
9 4 24799526 40.08183 39.36299 24799606
10 4.5 25019081 51.68243 50.32294 25019183
11 5 25237020 66.57434 64.48132 25237151
12 5.5 25453353 85.70492 82.74016 25453521
13 6 25668088 110.2914 106.2623 25668304
14 6.5 25881233 141.8982 136.5452 25881511
15 7 26092796 182.5366 175.5168 26093154
16 7.5 26302782 234.7926 225.6577 26303243
17 8 26511196 301.9914 290.159 26511787
18 8.5 26718037 388.409 373.1258 26718798
19 9 26923306 499.5439 479.838 26924285
20 9.5 27126998 642.467 617.0863 27128257
21 10 27329102 826.2706 793.6037 27330721
22 10.5 27529604 1062.646 1020.621 27531686
23 11 27728480 1366.627 1312.582 27731158
24 11.5 27925698 1757.542 1688.058 27929142
25 12 28121211 2260.242 2170.929 28125640
26 12.5 28314959 2906.67 2791.901 28320654
27 13 28506858 3737.888 3590.452 28514182
28 13.5 28696800 4806.665 4617.33 28706219
29 14 28884642 6180.802 5937.769 28896754
30 14.5 29070196 7947.393 7635.606 29085771
31 15 29253220 10218.28 9818.568 29273247
32 15.5 29433398 13137 12625.04 29459147
33 16 29610322 16887.71 16232.75 29643427
34 16.5 29783467 21706.46 20869.81 29826023
35 17 29952154 27895.59 26828.94 30006853
36 17.5 30115513 35841.86 34485.38 30185809
37 18 30272426 46039.26 44319.89 30362746
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Iterasi ℎ 𝑆 𝐼 𝐴 𝑁
38 18.5 30421464 59117.59 56947.59 30537480
39 19 30560796 75877.74 73154.54 30709768
40 19.5 30688095 97334.95 93943.29 30879299
41 20 30800400 124770.9 120589.6 31045671
42 20.5 30893968 159794.9 154712.2 31208368
43 21 30964083 204413.9 198356.7 31366730
44 21.5 31004849 261108.3 254096.1 31519914
45 22 31008945 332907.2 325145.6 31666850
46 22.5 30967381 423452.8 415491.1 31806184
47 23 30869262 537032.8 530021.2 31936213
48 23.5 30701618 678552.2 674650.3 32054807
49 24 30449355 853399.4 856406.8 32159328
50 24.5 30095452 1067148 1083447 32246539
51 25 29621507 1325030 1364942 32312525
52 25.5 29008796 1631119 1710758 32352622
53 26 28239959 1987206 2130872 32361389
54 26.5 27301335 2391425 2634427 32332646
55 27 26185810 2836846 3228434 32259590
56 27.5 24895753 3310393 3916186 32135043
57 28 23445359 3792591 4695576 31951820
58 28.5 21861584 4258596 5557686 31703232
59 29 20183005 4680719 6486049 31383667
60 29.5 18456420 5032126 7456961 30989194
61 30 16731768 5290902 8441024 30518078
62 30.5 15056494 5443392 9405721 29971128
63 31 13470709 5485903 10318597 29351805
64 31.5 12004113 5424428 11150365 28666068
65 32 10675020 5272698 11877403 27921990
66 32.5 9491183 5049288 12483240 27129220
67 33 8451761 4774625 12958985 26298361
68 33.5 7549716 4468479 13302846 25440370
69 34 6774130 4148252 13519026 24566013
70 34.5 6112104 3828088 13616315 23685442
71 35 5550176 3518632 13606621 22807887
72 35.5 5075259 3227256 13503643 21941460
73 36 4675197 2958520 13321761 21093070
74 36.5 4339047 2714744 13075188 20268407
75 37 4057165 2496556 12777373 19471996
76 37.5 3821185 2303395 12440615 18707282
77 38 3623922 2133915 12075860 17976738
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Iterasi ℎ 𝑆 𝐼 𝐴 𝑁
78 38.5 3459259 1986303 11692619 17281990
79 39 3322010 1858512 11298985 16623939
80 39.5 3207796 1748433 10901708 16002875
81 40 3112929 1654000 10506310 15418589
82 40.5 3034306 1573266 10117215 14870473
83 41 2969321 1504438 9737882 14357603
84 41.5 2915781 1445898 9370946 13878813
85 42 2871846 1396208 9018339 13432765
86 42.5 2835969 1354100 8681404 13017997
87 43 2806848 1318468 8361004 12632967
88 43.5 2783390 1288357 8057601 12276094
89 44 2764672 1262939 7771343 11945783
90 44.5 2749921 1241508 7502126 11640448
91 45 2738482 1223459 7249650 11358535
92 45.5 2729804 1208276 7013465 11098529
93 46 2723422 1195521 6793010 10858967
94 46.5 2718945 1184822 6587648 10638449
95 47 2716040 1175861 6396686 10435637
96 47.5 2714428 1168373 6219400 10249260
97 48 2713874 1162130 6055050 10078117
98 48.5 2714178 1156940 5902895 9921077
99 49 2715170 1152642 5762202 9777075
100 49.5 2716710 1149097 5632251 9645113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

Lampiran 6. Grafik Solusi Metode Runge-Kutta Orde Empat


GRAFIK SOLUSI METODE RUNGE-KUTTA ORDE EMPAT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Lampiran 7. Letter of Acceptance Abstract ICOLIST 2020


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Lampiran 8. Letter of Acceptance ICOLIST 2020


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Lampiran 9. Full Paper ICOLIST 2020

Fourth Order Runge-Kutta Method for Solving a


Mathematical Model of the Spread of HIV-AIDS
Laurent Simangunsong1, a) and Sudi Mungkasi2, b)
1
Department of Mathematics Education, FKIP,
Sanata Dharma University, Yogyakarta, Indonesia
2
Department of Mathematics, FST,
Sanata Dharma University, Yogyakarta, Indonesia
a)
Corresponding author: laurentsong1997@gmail.com
b)
sudi@usd.ac.id

Abstract. We considered a mathematical model of the spread of the HIV-AIDS (Human


Immunodeficiency Virus - Acquired Immunodeficiency Syndromedisease). The model is of the type
of the SIA (Susceptible, Infected, AIDS cases). The total population was subdivided into three
compartments, that is, S (Susceptible group), I (Infected group) and A (AIDS cases group), as the name
suggests, in order to form the SIA model. We used the fourth order Runge-Kutta method for solving
the model. We took secondary data available in the literature for parameters and initial conditions that
we used in our simulations. The resulting Runge-Kutta solutions provided behaviour and prediction of
the spread of the HIV-AIDS disease.

INTRODUCTION
HIV (Human Immunodeficiency Virus) attacks or damages the human immune system which
can cause AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndromedisease). The immune system becomes
weak and many diseases can appear if HIV infects human body, as mentioned by Murni et al. [1].
HIV kills CD4 cell, which is a type of white blood cell. These cells are an essential part of the
immune system, and if they are deficient, the system becomes too weak to fight infection. According
to Gallant [2], if the CD4 count drops below 200/mm3, this indicates that our immune system is
damaged enough that opportunistic infections can attack our bodies. This means we already have
AIDS.
The spread of HIV-AIDS has been widely studied by many researchers, especially in the health
sector. The field of mathematics studies also plays a role in modeling the spread of HIV-AIDS. One
of the models of the spread of HIV-AIDS that we discuss in this study is the Susceptible, Infected,
and AIDS cases (SIA) model. In the SIA model, the number of persons is divided into three sub-
populations labeled 𝑆, 𝐼, and 𝐴. In this case, 𝑆(𝑡) is a group of persons who are susceptible to
disease, namely, people who have not been infected with HIV at time 𝑡; 𝐼(𝑡) is a group of persons
infected with HIV at time 𝑡 , this group can transmit the disease to susceptible people; 𝐴(𝑡)
represents a group of persons with AIDS at time 𝑡.
This paper solved the SIA model using the fourth order Runge-Kutta method (RK4). Roberts [3]
stated that the Runge-Kutta method was one of the numerical methods that can be used to solve
initial value problems of non-linear ordinary differential equations and is one of the numerical
methods that has high accuracy. The SIA model under study is due to Haryanto et al. [4] and
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Mohamed et al. [5]. The formulation of the Runge-Kutta method can be found in textbooks, such as
Munir [6], which provides solving methods for mathematical models, as in Mungkasi [7].
The study about the spread of HIV-AIDS in humanity is very important, so that we can predict
the spread of this disease. Various studies on different approaches to solve the HIV-AIDS problem
have been conducted by a number of authors; see references [8-18] for details. In addition to these
studies, again, Runge-Kutta methods have been proposed to be used to solve mathematical problems
including mathematical chemistry [19-28], mathematical models in general [29-38], as well as
interdisciplinary mathematical problems [39-48]. This motivates the choice of the RK4 method to
be used to solve the SIA model in this paper.

EXPERIMENTAL DETAILS

The HIV-AIDS model under study was a model developed by Haryanto et al. [4]. To solve the
SIA model, we constructed the continuous version into the discrete one using the concept of a
numerical method, which in this case is the fourth order Runge-Kutta method (RK4). Numerical
experiments were carried out using the RK4 method using the help of the MATLAB software.
SIA Model
The process of spreading HIV-AIDS in the human population begins with the presence of
persons who are infected with HIV. Furthermore, when a person's body is infected by HIV, it is deep
within a certain time this virus will develop into AIDS. Therefore, in this study it is assumed that
the human population is grouped into three sub-populations, namely, susceptible, infected, and
AIDS cases based on Mohamed et al. [5]. It is assumed that migration or movement of population
does not affect the number of human population because this population is closed. Haryanto, et al.
[4] have established a non-linear differential equation system to model the spread of HIV-AIDS with
the following types of SIA:

𝑑𝑆 𝐼 𝐴
= 𝛬 − µ𝑆 − ꞵ𝑆 − ꞷ𝑆
𝑑𝑡 𝑁 𝑁
𝑑𝐼 𝐼 𝐴
= ꞵ𝑆 + ꞷ𝑆 − µ𝐼 − 𝛾𝐼 (1)
𝑑𝑡 𝑁 𝑁
𝑑𝐴
{ 𝑑𝑡 = 𝛾𝐼 − µ𝐴 − 𝛿𝐴

Based on equation system (1), the HIV-AIDS transmission process can be described in Figure 1.

𝛬 𝛿𝐴
S A

µ𝑆
µ𝐴
𝐴
ꞷ𝑆
𝐼 𝑁
ꞵ𝑆 𝛾𝐼
𝑁

µ𝐼

FIGURE 1. Diagram of the SIA model.

If equation system (1) is added together, then we obtain


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

𝑑𝑁
= 𝛬 − µ(𝑆 + 𝐼 + 𝐴) − 𝛿𝐴.
𝑑𝑡

Based on the last equation, the population 𝑁 is not constant, because it is influenced by the
recruitment number 𝛬, the natural death rate µ, and the AIDS death rate 𝛿. Here 𝛬 > 0, ꞵ > 0, ꞷ >
0, µ > 0, 𝛾 > 0, 𝛿 > 0, 𝑆 > 0, 𝐼 > 0, 𝐴 > 0, 𝑁(𝑡) = 𝑆(𝑡) + 𝐼(𝑡) + 𝐴(𝑡) and 𝑁(𝑡), 𝑆(𝑡),
𝐼(𝑡) and 𝐴(𝑡) are differentiable continuous functions. The variable and parameter descriptions are
shown in Table 1.

TABLE 1. Variables and parameters of the SIA model.


Variable and
Definition
Parameter
Λ Recruitment number
ꞵ The rate of transmission from HIV-infected persons to susceptible persons
ꞷ The rate of transmission from persons with AIDS to susceptible persons
µ Natural death rate
𝛾 Infection rate from infected persons to developing AIDS
𝛿 Death rate due to AIDS
𝑆 Number of susceptible persons
𝐼 Number of infected persons
𝐴 Number of AIDS-cases persons
𝑁 Total population
𝑡 Time in years
Fourth Order Runge-Kutta Method (RK4)
The Runge-Kutta method is a popular method for solving ordinary differential equations (ODEs)
because it is accurate and simple [6]. Runge-Kutta method was introduced by German
mathematicians Carl David Tolme Rungé (1856-1927) and Martin Wilhelm Kutta (1867-1944), as
mentioned by Munir [6]. This method arises because it is motivated by the weakness of the Taylor
method which is less efficient in solving ordinary differential equations. The Taylor series method
requires the calculation of derivatives, but not all the derivatives of functions are easy to calculate,
as mentioned by Roberts [3]. Therefore, the Runge-Kutta method is an alternative to the Taylor
series method and also to other iterative methods, such as successive approximation and variational
iteration methods [7].
Given the system of ODEs:

𝑑𝑦𝑑𝑥=𝑓𝑥,𝑦𝑦𝑥0=𝑦0 (2)

The system equation (2) can be solved by using the 𝑛-th order Runge-Kutta method with the form:

𝑦𝑟+1 = 𝑦𝑟+ 𝑎1𝑘1 + 𝑎2𝑘2 + … +𝑎𝑛𝑘𝑛, (3)

with 𝑎1 , 𝑎2 , … , 𝑎𝑛 are constants and 𝑟 = 0, 1, 2, … where:

𝑘1 = ℎ𝑓(𝑥𝑟 , 𝑦𝑟 ),

𝑘2 = ℎ𝑓 (𝑥𝑟 + 𝑝1 ℎ, 𝑦𝑟 + 𝑞11 𝑘1 ),

𝑘3 = ℎ𝑓 (𝑥𝑟 + 𝑝2 ℎ, 𝑦𝑟 +, 𝑞21 𝑘1 + 𝑞22 𝑘2 ),



𝑘𝑛 = ℎ𝑓 (𝑥𝑟 + 𝑝𝑛−1 ℎ𝑦𝑟 + 𝑞𝑛−1 , 1𝑘1 + 𝑞𝑛−1 , 2 𝑘2 + … + 𝑞𝑛−1 , 𝑛 − 1𝑘𝑛−1 ),

where ℎ = 𝑥𝑟+1 − 𝑥𝑟 is the timestep. The values 𝑎𝑖 , 𝑝𝑖 , 𝑞𝑖𝑗 are selected in such a way as to minimize
the error per step, and equation (3) will be the same as the Taylor series method of the highest
possible order. The fourth order Runge-Kutta method (RK4) is:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

𝑘1 = ℎ𝑓(𝑥𝑟 , 𝑦𝑟 ),

1 1
𝑘2 = ℎ𝑓 (𝑥𝑟 + ℎ, 𝑦𝑟 + 𝑘1 ),
2 2

1 1
𝑘3 = ℎ𝑓 (𝑥𝑟 + ℎ, 𝑦𝑟 + 𝑘2 ),
2 2

𝑘4 = ℎ𝑓 (𝑥𝑟 + ℎ, 𝑦𝑟 + 𝑘3 ),

1
𝑦𝑟+1 = 𝑦𝑟 + (𝑘 + 2𝑘2 + 2𝑘3 + 𝑘4 ). (4)
6 1

According to Munir [6], the error of a one step RK4 method is 𝑂(ℎ5 ) and the total cumulative
error is 𝑂(ℎ4 ). The RK4 method is quite good at solving ordinary differential equations with a small
total error and if the Runge-Kutta order is higher, the accuracy will be higher.
RESULTS AND DISCUSSION
To solve the system of equation (1) using the RK4 method, initial data and parameter values are
required. The parameter values used are shown in Table 2.

TABLE 2. Initial values for parameters and variables of the SIA model [4,5].
Initial variables and parameters Values
𝑆0 22749000
𝐼0 2
𝐴0 9
𝑁0 227490011
𝛬 805479
ꞵ 0.883856382
𝛿 0.163045919
𝛾 0.654004963
µ 0.01470588
ꞷ 0.3

The RK4 solution was obtained using the initial data and the parameter values listed in Table 2.
Using the MATLAB program, a graph of the RK4 numerical solution for the SIA system can be
obtained, as shown in Figure 2 for time span [0, 500].
In Figure 2, the number of susceptible persons increases, because the number of infected persons
in the system is very small. Then in a certain period of time the number of susceptible persons
decreases significantly; this is because there are persons who are infected with HIV or are suffered
from AIDS, whose numbers continue to increase in a certain period of time. At the initial 𝑡 the
number of susceptible persons is 22749000 (as written in Table 2) and as time evolves, if 𝑡
approaches infinity, the number of this sub-population becomes stable, namely 7654013.
Furthermore, the graph of the susceptible sub-population increases, which means that there is an
increase in the number of persons in this sub-population. This due to new births and the numbers of
persons in the sub-population infected and sub-population with AIDS cases are still small.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

FIGURE 2. Graph of the solution to the spread of HIV-AIDS for time [0, 500]

Next, the level of contact between susceptible sub-populations and infected sub-populations as
well as between susceptible sub-populations and sub-populations of AIDS cases will cause a
decrease in the number of susceptible persons. At the initial 𝑡, the number of susceptible persons is
22749000 (as written in Table 2) and over time, when 𝑡 approaches infinity, the number of this sub-
population is 1036053. At the initial 𝑡, the total population increases because the recruitment number
(𝛬) dominates the death rate and transmission rates, while the natural mortality rate and the death
rate from AIDS are not very large. However, as 𝑡 increases, the natural death rate (µ) and the death
rate from AIDS (𝛿) dominate, so that the total population decreases until it reaches an equilibrium
point. When 𝑡 approaches infinity, the number of susceptible persons, the number of infected
persons, and the number of AIDS cases persons, as well as the total population will be constants, so
all sub-populations and the total population itself will never extinct.
Regarding the computational method, the RK4 method is indeed very efficient. It can be run on
a Personal Computer laptop very fast. Our experiments show that for the SIA model on time domain
[0, 500] with time step ℎ = 0.5 needs only about 0.0014525 seconds. Note that our computational
experiments were conducted on Windows 10 with 64-bit Operating System with the MATLAB 7.1
version with installed memory 4.00 GB and Intel Core i3-6006U CPU @ 2.00GHz 1.99 GHz. With
these results, we recommend the use of the RK4 method for solving the SIA model and other
mathematical biology models. This finding can help in the implementation of the RK4 method for
medical studies, as the method is easy to use, efficient, and reliable.

CONCLUSION

We conclude that the RK4 method solves the HIV-AIDS transmission model effectively, and
based on the numerical solutions, in a longer time (approaches to infinity) the susceptible
subpopulation, the infected subpopulation, the AIDS cases subpopulation, and the total population
will never extinct and approach constants, which means that they each reach their equilibrium points.
Future research direction could do the mathematical analysis of the model and method considered
in this paper.

ACKNOWLEDGMENTS
The funding support given by Sanata Dharma University in this research is gratefully
acknowledged by the authors. Discussions with one of our research group members, Ms. Caecilia
Dian Pratiwi, are also gratefully acknowledged.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

REFERENCES

S. Murni, et.al, Hidup Dengan HIV-AIDS,2nd ed. (Spiritia, Jakarta, 2016), pp.7-11.
J. Gallant, 100 Tanya Jawab Mengenai HIV Dan AIDS (Indeks, Jakarta, 2010), pp. 16-20.
C. Roberts, Ordinary Differential Equations: Applications, Models, and Computing (CRC Press
Taylor and Francis Group, Boca Raton, 2010), pp. 86-95.
D. Haryanto, N. Kusumastuti, and B. Prihandono, Bul. Ilm. Mat. Stat. dan Ter. 04, 101-110 (2015).
E. Mohamed, O. Balatif, H. Ferjouchia, L. el Houssine, and M. Rachik, IJCSI Int. J. Comput. Sci.
Issues 9, 230-235 (2012).
R. Munir, Metode Numerik, 2nd ed. (Informatika, Bandung, 2008), pp. 384-390.
S. Mungkasi, Appl. Math. Model. 90, 1-10 (2021).
C. Fontela, A. Aguinaga, C. Moreno-Iribas, J. Repáraz, M. Rivero, M. Gracia, Y. Floristán, U.
Fresán, R.S. Miguel, C. Ezpeleta, and J. Castilla, Sci. Rep. 10, 8922 (2020).
X. Zhou, K. Nakashima, M. Ito, X. Zhang, S. Sakai, C. Feng, H. Sun, H. Chen, T.C. Li, and T.
Suzuki, Sci. Rep. 10, 17066 (2020).
E. Quiros-Roldan, M. Properzi, S. Paghera, E. Raffetti, F. Castelli, and L. Imberti, Sci. Rep. 10,
10057 (2020).
H. Borrmann, R. Davies, M. Dickinson, I. Pedroza-Pacheco, M. Schilling, A. Vaughan-Jackson, A.
Magri, W. James, P. Balfe, P. Borrow, J.A. McKeating, and X. Zhuang, Sci. Rep. 10, 13271
(2020).
C. Akoto, C.Y.S. Chan, C.O.O. Tshivuila-Matala, K. Ravi, W. Zhang, M. Vatish, S.A. Norris, and
J. Hemelaar, Sci. Rep. 10, 13265 (2020).
J. Nazziwa, N.R. Faria, B. Chaplin, H. Rawizza, P. Kanki, P. Dakum, A. Abimiku, M. Charurat, N.
Ndembi, and J. Esbjörnsson, Sci. Rep. 10, 3468 (2020).
A.A. Singh, O. Pooe, L. Kwezi, T. Lotter-Stark, S.H. Stoychev, K. Alexandra, I. Gerber, J.N.
Bhiman, J. Vorster, M. Pauly, L. Zeitlin, K. Whaley, L. Mach, H. Steinkellner, L. Morris, T.L.
Tsekoa, and R. Chikwamba, Sci. Rep. 10, 6201 (2020).
H.Y. Yang, M.R. Beymer, and S. chuan Suen, Sci. Rep. 9, 18514 (2019).
B. Bhargavan and G.D. Kanmogne, Sci. Rep. 9, 10689 (2019).
K.A. McLaurin, H. Li, R.M. Booze, and C.F. Mactutus, Sci. Rep. 9, 827 (2019).
X. Chen, Z.X. Wang, and X.M. Pan, Sci. Rep. 9, 9997 (2019).
J. Lv and T.E. Simos, J. Math. Chem. 57, 1983-2006 (2019).
S. Liu, J. Zheng, and Y. Fang, J. Math. Chem. 57, 1413-1426 (2019).
Y. Yang, Y. Fang, K. Wang, and X. You, J. Math. Chem. 57, 1496-1507 (2019).
R. Hao and T.E. Simos, J. Math. Chem. 56, 3014-3044 (2018).
R. D’Ambrosio, M. Moccaldi, B. Paternoster, and F. Rossi, J. Math. Chem. 56, 2876-2897 (2018).
V.N. Kovalnogov, R. V. Fedorov, and T.E. Simos, J. Math. Chem. 56, 2816-2844 (2018).
K. Yan and T. Simos, J. Math. Chem. 56, 2454-2484 (2018).
V. Kovalnogov, R. Fedorov, A. Bondarenko, and T. Simos, J. Math. Chem. 56, 2302-2340 (2018).
Y. Fang, Y. Zhang, and P. Wang, J. Math. Chem. 56, 1924-1934 (2018).
A.M. Alqahtani, J. Math. Chem. 56, 1543-1566 (2018).
K. Foroutan and H. Ahmadi, Appl. Math. Model. 85, 294-317 (2020).
Y. Dong, Y. Li, X. Li, and J. Yang, Appl. Math. Model. 82, 252-270 (2020).
B. Wang, H. Bi, Y. Wang, H. Ouyang, and Z. Deng, Appl. Math. Model. 79, 230-242 (2020).
C.X. Liu, Y. Yan, and W.Q. Wang, Appl. Math. Model. 79, 469-489 (2020).
L. Chen, S. Cui, H. Jing, and W. Zhang, Appl. Math. Model. 78, 117-133 (2020).
K. Foroutan, A. Shaterzadeh, and H. Ahmadi, Appl. Math. Model. 77, 539-553 (2020).
G.F. Narváez, E.B. Schettini, and J.H. Silvestrini, Appl. Math. Model. 77, 1331-1347 (2020).
G.G. Sheng and X. Wang, Appl. Math. Model. 71, 421-437 (2019).
W. Pan, X. Li, L. Wang, and Z. Yang, Appl. Math. Model. 68, 113-136 (2019).
V.A. Krysko, J. Awrejcewicz, I.E. Kutepov, T. V. Babenkova, and A. V. Krysko, Appl. Math.
Model. 67, 283-296 (2019).
W.L. Schroeder and R. Saha, Sci. Rep. 10, 9241 (2020).
N.S. Khan, P. Kumam, and P. Thounthong, Sci. Rep. 10, 1226 (2020).
I. Tlili, M.T. Mustafa, K.A. Kumar, and N. Sandeep, Sci. Rep. 10, 6677 (2020).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

F. Mabood, G. Bognár, and A. Shafiq, Sci. Rep. 10, 17688 (2020).


T. Gul, A. Khan, M. Bilal, N.A. Alreshidi, S. Mukhtar, Z. Shah, and P. Kumam, Sci. Rep. 10, 8474
(2020).
M. Asjad, A. Ahmadian, M. Bilal, and M. Khan, Sci. Rep. 10, 17088 (2020).
K.A. Kumar, V. Sugunamma, N. Sandeep, and M.T. Mustafa, Sci. Rep. 9, 14706 (2019).
Z. Khan, H.U. Rasheed, I. Tlili, I. Khan, and T. Abbas, Sci. Rep. 8, 14504 (2018).
B. Shen, M. Wang, P. Yan, H. Yu, J. Song, and C. Da, Sci. Rep. 8, 14982 (2018).
M. Ramzan, N. Ullah, J.D. Chung, D. Lu, and U. Farooq, Sci. Rep. 7, 12901 (2017).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Lampiran 10. Sertifikat ICOLIST 2020

Anda mungkin juga menyukai