Anda di halaman 1dari 116

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG

MENGGUNAKAN MEDIA KARTU ANGKA DAN METODE


BERNYANYI PADA ANAK USIA DINI 5 - 6 TAHUN DI TK
AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 43 CILEDUG

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

oleh:

Rini Eka Rachmawati

NIM 11150184000044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2022
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

iii
ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG


MENGGUNAKAN MEDIA KARTU ANGKA DAN METODE
BERNYANYI PADA ANAK USIA DINI 5 - 6 TAHUN

Kemampuan berhitung yang rendah perlu ditungkatkan untuk kesiapan anak


ke sekolah yang lebih tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan
kemampuan berhitung anak menggunakan media kartu angka 1 sampai 20 sambil
bernyanyi pada anak usia 5 – 6 tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan model Kurt Lewin dan menggunakan dua
siklus. Hasil penelitian ini adalah meningkatnya kemampuan berhitung anak pada
pra siklus presentase kemampuan berhitung anak sebesar 26,87%, peningkatan
pada siklus I mencapai 45,0%, dan peningkatan pada siklus II mencapai 90,625%.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa kemampuan berhitung anak dapat ditingkatkan melalui media
kartu angka sambil bernyanyi.

Kata kunci : Media Kartu Angka, Kemampuan Berhitung Anak Usia 5 – 6


Tahun.

iv
ABSTRACT

EFFORTS TO INCREASE CALCULATION ABILITY USING NUMBER


CARD MEDIA AND SINGING METHODS IN EARLY 5 - 6 YEARS OLD
CHILDREN

Low numeracy skills need to be improved for children's readiness for higher
schools. The purpose of this study was to improve children's numeracy skills using
number cards 1 to 20 while singing in children aged 5-6 years. The method used in
this research is Classroom Action Research with Kurt Lewin's model and uses two
cycles. The results of this study are the increase in children's numeracy skills in the
pre-cycle, the percentage of children's numeracy skills is 26.87%, the increase in
the first cycle reaches 45.0%, and the increase in the second cycle reaches 90.625%.
Based on the results of research and discussions that have been carried out, it can
be concluded that children's numeracy skills can be improved through the media of
number cards while singing.

Keywords: Number Card Media, Counting Ability of Children 5 – 6 Years


Old.

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala


yang telah memberikan nikmat iman, Islam dan ihsan beserta limpahan rahmat dan
hidayahNya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan proposal skripsi ini.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad
shalallahu ‘alaihi wa salam, beserta keluarga. para sahabat dan para pengikutnya
agar menuju jalan yang diridhai Allah SWT.
Penelitian ini dilakukan dalam rangka memenuhi syarat dalam pengajuan
gelar Sarjana Srata (S1) pada program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta. Peneliti menyadari penelitian dari awal hingga akhir bukan
semata hasil sendiri melainkan dukungan serta motivasi. Sehingga penelitian ini
dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis sampaikan terimakasih tak
terhingga dan penghargaan setinggi – tingginya kepada :
1. Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Siti Khadijah, MA, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Islam Anak
Usia Dini, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Miratul Hayati, M.Pd, selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan Islam Anak
Usia Dini, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Nuraida, M.Psi, selaku Dosen Pembimbing Akademik, atas bimbingan
dan dorongan semangat yang diberikan sepanjang perkuliahan.
5. Ibu Mas Roro Diah Wahyu Lestari, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing
peneliti dalam proposal skripsi, yang telah sabar dalam membimbing
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi. Semoga Allah swt.
memberikan kesehatan dan keberkahan untuk ibu, Aamiin Yaa
Rabbal’alamiin.

vi
6. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta. Terimakasih atas ilmu yang telah bapak dan ibu
berikan dapat bermanfaat dan kebaikan serta pahala sehingga kita dapat
berkumpul kembali di Syurga-Nya.
7. Teruntuk orang tua saya yang telah memberikan kasih sayang, dukungan,
materi, dan semangat yang tiada henti sampai selesainya skripsi ini.
8. Terimakasih untuk Karina Mahdalia, Lita Ikhawani, Shania Fajriyah, Farda
Syarifah, Danang Hardiansah, Khefil Buldansyah, dan Mulatsih yang telah
memberikan dukungan, bantuan dalam berdiskusi dengan penulis, dan
memberikan rasa semangat serta doanya untuk penulis agar terselesaikan
penelitian ini.
9. Terimakasih kepada teman – teman seperjuangan Program Studi Pendidikan
Islam Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta atas kebersamaan kita
selama menempuh perkuliahan. Semoga kesuksesan selalu menyertai
kalian.

Ciputat, 21 Januari 2022

Rini Eka Rachmawati

vii
DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................. i


LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .......................................................... iii
ABSTRAK ........................................................................................................ iv
ABSTRACT ...................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 7
D. Perumusan Masalah.................................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 8
F. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ................... 10
A. Deskripsi Teoretik .................................................................................... 10
1. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini ............................................. 10
2. Konsep Berhitung ................................................................................ 14
3. Media Kartu Angka .............................................................................. 25
4. Metode Bernyanyi ................................................................................ 31
5. Peranan Guru dan Siswa Dalam Berhitung .......................................... 36
B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................................. 36
C. Kerangka Berpikir .................................................................................... 38
D. Hipotesis Tindakan ................................................................................... 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 40

viii
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 40
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ............................... 41
C. Desain Penelitian Tindakan Kelas ............................................................ 42
D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian.............................................. 44
E. Tahap Intervensi Tindakan ....................................................................... 44
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan............................................. 47
G. Data dan Sumber Data.............................................................................. 48
H. Instrumen Pengumpulan Data .................................................................. 48
I. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 52
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ....................................................... 53
K. Analisis Data ........................................................................................... 54
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan.................................................... 56
BAB IV DESKRIPSI, HASIL PENELITIAN,
DAN PEMBAHASAN................................................................... 57
A. Deskripsi Penelitian.................................................................................. 57
1. Deskripsi Umum .................................................................................. 57
2. Depskripsi Khusus ............................................................................... 59
B. Deskripsi Data dan Hasil Penelitian Tindakan ......................................... 62
1. Deskripsi Data Siklus 1 ........................................................................ 62
2. Deskripsi Data Siklus 2 ........................................................................ 71
C. Analisis Data ............................................................................................ 78
D. Temuan Penenlitian .................................................................................. 80
E. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 80
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .............................. 82
A. Kesimpulan .............................................................................................. 82
B. Implikasi ................................................................................................... 83
C. Saran ......................................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 85
LAMPIRAN ................................................................................................... 89

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Kurikulum 2004 Standar Kompetensi TK/RA .................................... 20


Tabel 2. 2 Penelitian Relavan................................................................................ 36
Tabel 3. 1 Jadwal Penelitian PTK ......................................................................... 40
Tabel 3. 2 Penelitian Siklus I ................................................................................ 43
Tabel 3. 3 Penelitian Siklus II ............................................................................... 43
Tabel 3. 4 Tahap Pra Penelitian Kegiatan Pendahuluan ....................................... 45
Tabel 3. 5 Tahap Penelitian Siklus I ..................................................................... 45
Tabel 3. 6 Tahap Pelaksanaan Siklus II ................................................................ 46
Tabel 3. 7 Interprestasi Kemampuan Berhitung Anak .......................................... 47
Tabel 3. 8 Jenis Data, Sumber Data, dan Teknik .................................................. 48
Tabel 3. 9 Kisi - Kisi Instrumen Penelitian Meningkatkan Kemampuan Berhitung
Menggunakan Media Kartu Angka Melalui Metode Bernyanyi.......... 48
Tabel 3. 10 Instrumen Observasi Penelitian Meningkatkan Kemampuan Berhitung
Usia 5 – 6 Tahun ................................................................................ 50
Tabel 3. 11 Instrumen Penilaian Kinerja Guru ..................................................... 51
Tabel 3. 12 Teknik Pengumpulan data .................................................................. 52
Tabel 4. 1 Keadaan siswa TK Aiyiyah Bustanul Athfal 43 Ciledug .................... 57
Tabel 4. 2 Nama tenaga Kependidikan TK Aisyiyah Bustanul Athfal 43
Ciledug ................................................................................................. 58
Tabel 4. 3 Nama Anak Kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal 43
Ciledug Tahun ajaran 2020/2021 ......................................................... 59
Tabel 4. 4 Tabel Penilaian Pra Siklus ................................................................... 61
Tabel 4. 5 Tabel Penilaian Siklus 1....................................................................... 67
Tabel 4. 6 Data Kemampuan Berhitung Menggunakan Media Kartu
Angka di Siklus 1 ................................................................................. 68
Tabel 4. 7 Hasil Penilaian Kinerja Guru Pada Siklus 1 ........................................ 69
Tabel 4. 8 Data Perbandingan Skor dan Presentase Kemampuan Berhitung
Anak ..................................................................................................... 76
Tabel 4. 9 Data hasil Peningkatan Kemampuan Berhitung Anak pada

x
Pra Penelitian, Siklus 1, dan Siklus 2................................................... 78

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Permainan Kartu Angka ................................................................... 28


Gambar 2. 2 Bagan Kerangka Berpikir ................................................................. 38
Gambar 3. 1 Siklus PTK menurut Kurt Lewin ..................................................... 43
Gambar 4. 1 Perbandingan Kemampuan Berhitung Menggunakan Media
Kartu Angka dan Siklus 1 ................................................................ 69
Gambar 4. 2 Kenaikan Presentase Peningkatan Kemampuan Berhitung Anak .... 79

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lampiran 1 Hasil Observasi Pra Penelitian Siklus 1 ......................... 89


Lampiran 2 Hasil Observasi Siklus 1 .................................................................... 90
Lampiran 3 Hasil Observasi Siklus 2 .................................................................... 91
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian........................................................................... 92
Lampiran 5 Lembar Kegiatan Siswa ..................................................................... 93
Lampiran 6 Lembar Kegiatan Siswa ..................................................................... 94
Lampiran 7 Lembar Kegiatan Siswa ..................................................................... 95
Lampiran 8 Lembar Kegiatan Siswa ..................................................................... 96
Lampiran 9 Lembar Kegiatan Siswa ..................................................................... 97
Lampiran 10 Foto Kegiatan Mengenal Angka Siklus 1 ........................................ 98
Lampiran 11 Foto Kegiatan Siklus 2 .................................................................. 100

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah sebuah pembentukan karakter dari seorang peserta
didik untuk mewujudkan bakat anak yang berbeda-beda serta memberikan ilmu
yang bermanfaat. Pendidikan di Indonesia biasanya di awali dari Pendidikan
Anak Usia Dini, yaitu suatu perilaku yang menanamkan kesadaran,
kecerdasan, dan pengetahuan terhadap peserta didik di sekolah untuk
mewujudkan sebuah kepribadian. Dalam UU pengertian Pendidikan Karakter
Bangsa tersirat dalam UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan Nasional yang harus
digunakan dalam mengembangkan upaya pendidikan di Indonesia pasal 3 UU
Sikdiknas menyebutkan.
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan dan membantu watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa.
Bertujuan untuk berkembangnya potensi, peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.”1
Tujuan Pendidikan Nasional merupakan rumusan mengenai kualitas
manusia modern yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.
Oleh sebab itu, rumusan tujuan pendidikan nasional menjadi dasar
pengembangan pendidikan karakter bangsa. Untuk memudahkan wawasan arti
pendidikan karakter bangsa perlu dikemukakan pengertian, istilah, pendidikan

1
Nur Ainiyah, “Pembentukan Karakter Melalui Pendidikan Agama Islam”, Jurnal Al-Ulum,
Vol. 13 No. 1 Tahun 2013, h. 8.

1
2

karakter bangsa. Kesimpulan dari Undang - Undang dalam Pendidikan karakter


adalah suatu usaha untuk mewujudkan upaya pendidikan di Indonesia
bertujuan mengembangkan dan membantu watak peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan
karakter tesebut berlaku disetiap jenjang pendidikan, termasuk pada tingkat
pendidikan anak usia dini.
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar ke
arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi halus dan kasar),
kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual),
sosial emosional (sikap dan perilaku agama), bahasa dan komunikasi, sesuai
dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia
dini. Dalam dunia pendidikan anak usia dini tak lepas kata dari bermain dan
bernyanyi. Melalui bermain anak akan mengekplorasi lingkungan yang
disukai, sedangkan bernyanyi cara anak mengungkapkan perasaan yang
dilantunkan dengan syair lagu dan dapat membantu anak menghafal suatu
pembelajaran yang menyenangkan.
Perkembangan anak dapat dilihat dari apa yang mereka lakukan, yang
didorong rasa ingin tahu yang besar pada diri anak. Kognitif akan cepat
berkembang, apalagi melalui permainan yang menggunakan benda yang
disukai anak. Anak didik pada usia dini masih sangat terbatas kemampuannya,
pada umur ini kepribadiannya mulai terbentuk dan ia sangat peka terhadap
tindakan-tindakan orang disekelilingnya. Perkembangan kognitif sangat
diperlukan untuk pengembangan kemampuan kognitif. Misalnya
mengelompokkan, mengenal bilangan, mengenal bentuk geometri, mengenal
ukuran, mengenal konsep ruang, mengenal konsep waktu, mengenal berbagai
pola, dan lain-lain yang bisa diterapkan dalam kehidupannya sehari - hari.2

2
Ramaikis Jawati, “ Peningkatan Kemapuan Kognitif Anak Melalui Permainan Ludo
Geometri Di PAUD Habibul Ummi II”, Jurnal Spektrum PLS, Vol. 1 No. 1 Tahun 2013, h. 253.
3

Namun, pada kenyataannya setelah peneliti melakukan pengamatan


berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 43
Ciledug, pada tanggal 10 November 2019 memperlihatkan aktivitas belajar dalam
pembelajaran kemampuan berhitung di kelas B masih rendah. Hasil observasi
menunjukkan bahwa mempengaruhi rendahnya kemampuan berhitung misalnya,
pembelajaran yang kurang aktif, terdapat anak yang belum mampu berhitung,
dan kurang menariknya media yang digunakan guru saat mengajar, sehingga
berpengaruh untuk peserta didik dalam belajar.
Dalam proses pembelajaran berlangsung sebagian peserta didik masih
ada yang tidak fokus bagi anak yang belum bisa berhitung, sehingga saat
berhitung angka tidak berurutan. Media yang digunakan dalam pembelajaran
kurang menarik, hal tersebut dapat terlihat dalam pembelajaran berlangsung
hanya menggunakan kedua tangan ketika berhitung sehingga peserta didik
kurang antusias pada pembelajaran. Hal ini menyebabkan bagi peserta didik
yang belum bisa berhitung dan kurang antusias dalam pembelajaran hanya
menunggu jawaban dari guru.
Dari permasalahan tersebut, maka perlu ada perbaikan dalam proses
pembelajaran. Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran berhitung bisa
ditingkatkan melalui berbagai cara, seperti meningkatkan keterampilan
mengajar guru, membuat media, adanya pendekatan pada peserta didik yang
kurang aktif serta menciptakan suasana belajar menarik dan menyenangkan.
Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan berhitung bagi peserta didik
yang kurang antusias menggunakan media kartu angka sambil bernyanyi.
Dengan menggunakan media kartu angka sambil bernyanyi, diharapkan
mampu menciptakan suasana pembelajaran akan lebih menarik dan
menyenangkan. Dengan suasana tersebut, peserta didik mampu dengan cepat
menangkap rangsangan-rangsangan yang diberikan terkait dengan berhitung.
Sehingga, kemampuan berhitung peserta didik dapat meningkat.
Berhitung permulaan merupakan salah satu kemampuan yang sangat
penting bagi anak yang perlu dikembangkan dalam rangka membekali anak
dikehidupannya di masa depan. Berhitung merupakan dasar dari beberapa ilmu
4

yang dipakai dalam setiap kehidupan manusia. Mengingat begitu pentingnya


kemampuan berhitung bagi manusia, maka kemampuan berhitung ini perlu
diajarkan sejak dini, dengan berbagai media dan metode yang tepat sehingga
tidak dapat merusak pola perkembangan anak. 3
Dalam berihitung angka 1 sampai 4 dalam perspektif Islam terdapat pada
Surah An-nisa ayat 3 yaitu :
Artinya: Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap
(hakhak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka
kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat.
Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah)
seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah
lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.
Sedangkan angka 5 sampai 8 terdapat pada Surah Al Kahfi ayat 22 yaitu
:
Artinya: Nanti (ada orang yang akan) mengatakan (jumlah mereka)
adalah tiga orang yang keempat adalah anjingnya, dan (yang lain) mengatakan:
"(jumlah mereka) adalah lima orang yang keenam adalah anjing nya", sebagai
terkaan terhadap barang yang gaib; dan (yang lain lagi) mengatakan: "(jumlah
mereka) tujuh orang, yang ke delapan adalah anjingnya". Katakanlah:
"Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada orang yang mengetahui
(bilangan) mereka kecuali sedikit". Karena itu janganlah kamu (Muhammad)
bertengkar tentang hal mereka, kecuali pertengkaran lahir saja dan jangan
kamu menanyakan tentang mereka (pemudapemuda itu) kepada seorangpun di
antara mereka.4
Melalui media kartu angka akan mampu meningkatkan kemampuan
perkembangan kognitif anak.5 Media merupakan salah satu langkah mudah

Himmatul Farihah, “Mengembangkan Kemampuan Berhitung Anak Usia Dini Melalui


3

Kegiatan Bermain Stick Angka”, Jurnal Teladan, Vol. 2 No. 1 Tahun 2017, h. 2.
4
Mahdalena, “Kajian Konsep Bilangan, Bentuk, Dan Koneksi Dalam Al-Quran”, Jurnal
ITQAN, Vol. 9, No. 2 Tahun 2018, h. 4.
5
Ni Luh Wayan Supadma Putri, “Penerapan Bermain Kartu Angka Bergambar Untuk
Meningkatkan Perkembangan Kognitif Kelompok A TK Kumara WIyata Manukaya”, e-Journal
5

untuk menunjang proses mengajar peserta didik di kelas untuk memberikan


rangsangan - rangsangan terhadap anak melalui media seperti media kartu
angka bergambar.6 Sedangankan bagi anak kegiatan bernyanyi adalah kegiatan
yang menyenangkan bagi mereka dan pengalaman bernyanyi ini memberikan
kepuasan kepadanya. Bernyanyi juga merupakan alat bagi anak untuk
mengungkapkan pikiran dan perasaannya.7 Metode bernyanyi adalah metode
pengajaran yang dilakukan dengan cara berdendang, dengan menggunakan
suara yang merdu, nada yang enak didengar dan kata-kata yang mudah
dihapal.8
Bernyanyi dalam perspektif Islam yaitu menurut Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah berpendapat bahwa hukum menyanyi tidak dapat disamakan dengan
hukum mendengarkan nyanyian. Sebab memang ada perbedaan antara
melantunkan lagu dengan mendengar lagu. Al-Qur’an yang mendasari segala
peraturan dan perundangan yang begitu sempurna adalah bertujuan untuk
menjaga supaya tidak berlaku keterlaluan di pihak yang tidak menggunakan
nyanyian dan pihak yang menggunakan nyanyian secara berlebihan. Apalagi
Islam menuntut kesederhanaan. Para fuqoha terdahulu telah membenarkan
penggunaan nyanyian apabila mempunyai tujuan yang sesuai dengan syari’at
Islam seperti nyanyian iringan ke medan perang, haji, perkawinan dan hari
kebesaran Islam. Beliau juga memberi arahan kepada siapa yang berani
melarang sesuatu perkara yang tidak jelas dilarang oleh Allah. Berdasarkan
kesimpulan di atas bernyanyi diperbolehkan asalkan ada tujuan yang jelas dan
baik. Maka dari itu peneliti membuat lagu nyanyian tentang anak untuk
meningkatkan kemapuan berhitung pada Anak Usia Dini.9

Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan
Anak Usia Dini, Vol. 4 No. 2 Tahun 2016, h. 2.
6
Ibid., h. 3.
7
Susilawati, “Penerapan Metode Bernyanyi Dalam Meningkatkan Kecerdasan Berbahasa
Pada Pendidikan Anak Usia Dini”, Jurnal Empowerment, Vol. 4 No. 2 Tahun 2014, h. 146.
8
Ibid., h. 147.
9
Sakuntari Ningsih, “Studi Pemahaman Hadits-Hadits Tentang Nyanyian”, Skripsi
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, 2013, h. 19-20.
6

Dalam penggunaan media kartu angka yang diiringi dengan bernyanyi


dapat memudahkan peserta didik untuk menghapal dan mengenal angka.
Sebagaimana telah dijelaskan dalam surat Al-Hujarat ayat 13, Allah berfirman:

‫شعُ ْوبًا‬ ُ ‫اس اِنَّا َخلَ ْق ٰن ُك ْم ِم ْن ذَ َك ٍر َّوا ُ ْن ٰثى َو َجعَ ْل ٰن ُك ْم‬


ُ َّ‫ٰيٰٓاَيُّ َها الن‬
‫ّٰللاِ اَتْ ٰقى ُك ْم ۗا َِّن ه‬
‫ّٰللاَ َع ِل ْي ٌم‬ ‫ارفُ ْوا ۚ ا َِّن ا َ ْك َر َم ُك ْم ِع ْندَ ه‬َ َ‫َّوقَبَ ۤا ِٕى َل ِلتَع‬
١٣ - ‫َخ ِبي ٌْر‬
Artinya: “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu
berbangsa - bangsa dan bersuku - suku agar kamu saling mengenal.
Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang
paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.”10
Dari ayat tersebut, dapat dipelajari bahwa yang paling awal untuk
memahami sesuatu adalah dengan mengenalnya terlebih dahulu. Hal ini juga
berlaku dalam mengembangkan kemampuan berhitung anak. Guru perlu
memperhatikan hal-hal yang terkait dengan pembelajaran berhitung, mulai dari
metode pembelajaran sampai media pembelajarannya.
Selain itu, pada kegiatan pembelajaran guru juga perlu memahami cara
menyampaikannya dengan tepat. Oleh sebab itu, guru perlu menggunakan
metode belajar, media pembelajaran yang tepat dan menarik. Dengan
memperhatikan hal tersebut, guru dapat lebih mudah untuk mengenalkan
bilangan pada peserta didik. Salah satu tahap mengenal bilangan, yaitu dengan
berhitung. Kemampuan berhitung diharapkan mampu menciptakan
pembelajaran yang menarik pada peserta didik. Oleh karena itu, menerapkan
kemampuan berhitung menggunakan media kartu angka peserta didik dapat
melakukan aktivitas belajar dengan maksimal sehingga pembelajaran menjadi

10
Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: Sahifa,
2014), h. 517.
7

bermakna. Hal tersebut memungkinkan bahwa kemampuan berhitung dapat


menjadi solusi yang tepat.
Dari beberapa teori dan masalah yang telah diuraikan peneliti berminat
untuk melakukan penelitian yang berjudul Upaya Meningkatkan
Kemampuan Berhitung Menggunakan Media Kartu Angka Sambil
Bernyanyi Pada Anak Usia Dini Usia 5 – 6 Tahun Di TK Aisyiyah
Bustanul Athfal 43 Ciledug.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat di identifikasi masalah
sebagai berikut :
1. Kegiatan kemampuan berhitung di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 43 Ciledug
belum maksimal dalam pembelajaran.
2. Masih terdapat 70% anak yang belum bisa berhitung angka 1 sampai 20.
3. Media yang digunakan guru kurang menarik hanya berupa gerakan tangan.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah
diuraikan, peneliti membatasi pada aktivitas belajar pesertas didik dengan
kemampuan berhitung dan perkembangan kognitif, di antaranya:
1. Penelitian ini dilakukan di kelas B TK Aisyiyah Bustanul Athfal 43 Ciledug.
2. Proses pembelajaran media kartu angka yaitu dari angka 1 sampai 20.
3. Metode bernyanyi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lagu anak-
anak yang berjudul “Ayo Berhitung”.
4. Media kartu angka yang digunakan saat peneliti berbentuk kartu bergambar
yang berisi angka dari 1 sampai 20.
8

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah di atas,
maka peneliti dapat merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :
“Bagaimana peningkatan kemampuan berhitung anak setelah diterapkan media
kartu angka sambil bernyanyi?”

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan berhitung peserta didik menggunakan media
kartu angka 1 sampai 20 sambil bernyanyi di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 43
Ciledug. Mengikuti pembatasan masalah.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan sebagai berikut:
1. Bagi anak
a. Bagi anak dapat meningkatkan pemahaman anak terhadap
kemampuan berhitung dengan bernyanyi menggunakan media kartu
angka.
b. Dengan adanya media kartu angka akan menjadi lebih menarik bagi
anak sehingga akan menumbuhkan minat dan motivasi anak dalam
mengikuti proses pembelajaran.
2. Bagi guru
a. Bagi guru sebagai sarana peningkatan kemampuan berhitung dan
menciptakan media pembelajaran yang menarik dan menyenangkan
untuk peserta didik.
b. Menambah metode mengajar guru sambil bernyanyi yang lebih
bervariasi sehingga anak tidak akan merasa cepat bosan.
c. Memudahkan dalam penyampaian materi pembelajaran oleh guru.
9

3. Bagi sekolah
Bagi sekolah sebagai bahan masukan dan memperbaiki proses
pembelajaran sehingga mampu meningkatkan kualitas sekolah di
kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal 43 Ciledug.
BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretik
1. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini
a. Pengertian Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif pada umumnya sangat berhubungan dengan
masa perkembangan motorik. Perkembangan kognitif menggambarkan
bagaimana pikiran anak berkembang dan berfungsi, sehingga dapat
berfikir. Perkembangan kognitif adalah proses dimana individu dapat
meningkatkan kemampuan dalam menggunakan pengetahuannya.
Kognisi adalah fungsi mental yang meliputi persepsi, pikiran, simbol,
1
penalaran, dan pemecahan masalah.
Perkembangan kognitif merupakan perkembangan kecerdasan otak
anak. Perkembangan kognitif terdiri dari: pengembangan auditory,
pengembangan visual, pengembangan taktil, pengembangan kinestetik,
pengembangan aritmatika, dan pengembangan sains. 2

b. Pengertian Kognitif Menurut Para Ahli


1) Pengertian Perkembangan Kognitif menurut Piaget
Piaget berpendapat bahwa perkembangan manusia dapat digambarkan
dalam konsep fungsi dan struktur. Fungsi merupakan mekanisme biologis
bawaan yang sama bagi setiap orang atau kecenderungan-kecenderungan

1
Heleni Filtri, Al Khudri Sembiring, “Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun di
Tinjau dari Tingkat Pendidikan Ibu Di Paud Kasih Ibu Kecamatan Rumbai,” Jurnal Universitas
Lancang Kuning, Vol. 1 No 2 Tahun 2018, h. 172.
2
Della Ulfa Amaris, “Pengaruh Media Busy Book Terhadap Kemampuan Berhitung Anak
Usia Dini Di Taman Kanak-Kanak Fadhilah Amal 3 Padang ,” Jurnal Usia Dini, Vol. 4 No. 2 Tahun
2018, h. 9.

10
11

biologis untuk mengorganisasi pengetahuan ke dalam struktur kognisi, dan


untuk beradaptasi kepada berbagai tantangan lingkungan.3
Menurut Piaget, perkembangan kognitif (intelegensi) itu meliputi
empat tahap atau periode, yaitu seperti berikut ini:
a) Sensorimotor (0-2 tahun)
Pada tahap ini pengathuan anak diperoleh melalui interaksi fisik,
baik dengan orang atau (objek) benda. Skema-skemanya baru
berbentuk refleks-refleks sederhana, seperti: menggenggam atau
mengisap.
b) Praoperasional (2-6 tahun)
Pada tahap ini anak mulai menggunakan simbol-simbol untuk
merepresentasi dunia (lingkungan) secara kognitif. Simbol-simbol
iyu, seperti: kata-kata dan bilangan yang dapat menggantikan objek,
peristiwa, dan kegiatan (tingkah laku yang tampak).
c) Operasional Konkret (6-11 tahun)
Pada tahap ini anak sudah dapat membentuk operasi-operasi
mental atas pengetahuan yang mereka miliki. Mereka dapat
menambah, mengurangi, dan mengubah. Operasi ini
memungkinkannya untuk dapat memecahkan masalah secara logis.
d) Operasi Formal (11 tahun sampai dewasa)
Periode ini merupakan operasi mentanl tingkat tinggi. Di sana
anak (remaja) sudah dapat berhubungan dengan peristiwa-peristiwa
hipotesis atau abstrak, tidak hanya dengan objek-objek konkret.
Remaja sudah dapat berpikir abstrak dan memecahkan masalah
melalui pengujian semua alternatif yang ada.4

3
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2006), h. 4-5.
4
Ibid., h. 6
12

Menurut Piaget ada enam proses perkembangan kognitif, yaitu:


a) Skema
Piaget (1954) mengatakan bahwa ketika seorang anak mulai
membangun pemahamannya tentang dunia, otak yang
berkembang pun membentuk skema. Ini merupakan tindakan-
tindakan atau respresentasi-respresentasi mental yang
mengorganisasikan pengetahuan.
b) Adaptasi
Merupakan yang merujuk kepada kecenderungan organisme
untuk menyelaraskan dengan lingkungan.
c) Asimilasi
Yaitu terjadi ketika anak-anak memasukkan informasi baru
ke dalam skema-skema yang ada.
d) Akomodasi
Yaitu terjadi ketika anak-anak menyesuaikan skema-skema
mereka dengan informasi dan pengalaman baru.
e) Keseimbangan
Adalah suatu mekanisme yang diajukan Piaget untuk
menjelaskan bagaimana anak-anak berpindah dari satu tahapan
pemikiran ke tahapan pemikiran berikutnya.
f) Organisasi
Yaitu agar dapat memahami dunia mereka, kata Piaget,
anak-anak secara sadar mengorganisasikan pengalaman-
pengalaman mereka. Dalam teori Piaget, organisasi adalah
pengelompokkan perilaku-perilaku dan pemikiran-pemikiran
yang terisolasi ke dalam sistem yang lebih teratur dan lebih
tinggi.
13

2) Pengertian Perkembangan Kognitif menurut Vygotsky


Vygotski mengemukakan bahwa anak akan belajar pertama kali
melalui berbagai kegiatan dengan anak lain, sebelum ia melakukan
kegiatan belajar secara individual, selain itu proses belajar akan
memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak. Hubungan antara
belajar dan perkembangan menurut Vygostsky tertuang dalam
konsepnya yaitu Zone of Proximal Development. Dalam konsep ini ia
meyakini bahwa perkembangan merupakan kelanjutan dari perilaku atau
kemampuan yang telah dimiliki oleh anak. Terdapat dua tingkat perilaku
yang mungkin dimunculkan oleh anak yaitu tingkat yang dapat
dipecahkan atau dilakukan oleh anak seorang dan tingkat yang
memerlukan bantuan orang lain baik dari orang dewasa maupun teman
sebayanya.5
3) Pengertian Perkembangan Kognitif menurut Bruner
Burner berpendapat bahwa mata pelajaran dapat diajarkan secara
afektif dalam 13 bentuk intelektual yang sesuai dengan tingkat
perkembangan anak. Pada tingkat permulaan pengajaran hendaknya
dapat diberikan melaui cara-cara yang bermakna dan makin meningkat
ke arah abstrak.6

c. Tujuan Kognitif
Beberapa ahli psikologi dan ahli pendidikan berpendapat bahwa
konsep-konsep tentang belajar yang telah dikenal, ternyata tidak satupun
yang mempersoalkan proses-proses kognitif yang terjadi selama belajar.
Proses-proses semacam itu menyangkut “insight”, atau berpikir dan
“reasoning”, atau menggunakan logika dedukatif dan induktif. Walaupun

5
Nurtaniawati, “Peran Guru Dan Media Pembelajaran Dalam Menstimulasi Perkembangan
Kognitif Pada Anak Usia Dini”, Jurnal Tunas Siliwangi, Vol. 3 No.1 Tahun 2017, h. 6.
6
Rovi Pahliwindari, “Penerapan Teori Pembelajaran Kognitif Dalam Pembelajaran
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan,” Jurnal IKIP PGRI Pontianak, Vol. 5 No. 2 Tahun 2016, h.
156.
14

konsep - konsep lain tentang belajar dapat diterapkan pada hubungan-


hubungan stimulus dan respons yang arbiter dan tek logis. Para ahli
psikologi dan pendidikan berpendapat mengemukakan banyaknya
kebutuhan untuk menjelaskan belajar tentang hubungan-hubungan yang
logis, rasional, atau nonarbitrer.7

2. Konsep Berhitung
a. Pengertian Berhitung Permulaan
Kemampuan berhitung adalah salah satu pembelajaran yang diajarkan
dalam pendidikan anak usia dini sebagai penentuan dalam jenjang Sekolah
Dasar terutama pada anak usia 4-5 tahun menurut Novianti. Sedangakan
menurut Irawati pembelajaran berhitung juga merupakan bagian
terpenting bagi anak, apabila kegiatan berhitung dilakukan dengan
berbagai macam kegiatan dengan menggunakan media yang lebih menarik
atau menggunakan permainan yang dapat mempengaruhi minat belajar
dalam berhitung. 8
Kemampuan berhitung sangat penting bagi manusia, jadi perlu
diajarkan sejak dini. Menurut pendapat Munandar, kemampuan berhitung
merupakan daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari
pembawaan dan latihan. Sejalan dengan perkembangan kemampuannya
anak dapat meningkat ke tahap pengertian mengenai jumlah, yaitu yang
berhubungan dengan penjumlah dan pengurangan. Kemampuan berhitung
adalah kemampuan yang dimiliki setiap anak untuk mengembangkan
kemampuannya, karakteristik perkembangannya dimulai dari lingkungan
terdekat dirinya. Upaya peningkatan kemampuan berhitung anak dapat
dikembangkan melalui berbagai kegiatan pembelajaran yang dapat

7
Prof. Dr. Iskandarwassid, M. Pd., Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: Remaja Rosda
Karya), h. 19.
8
Elisa Malapata, “Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak Usia 4-5 Tahun Melalui
Media Lumbung Hitung,” Jurnal Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, Vol. 3 No. 1 Tahun
2019, h. 284.
15

memicu perkembangannya, salah satunya dapat dikembangkan melalui


kegiatan yang berupa sebuah permainan yaitu permainan kartu angka.9

b. Tujuan Pembelajaran Berhitung


Berhitung bagi anak taman kanak-kanak (TK) memotivasi anak dalam
mengembangkan konsep diri (perasaan mampu dan percaya diri), melatih
kedisiplinan serta dapat menyelesaikan masalah yang terjadi dan untuk
menghadapi kejenjang selanjutnya, karena berhitung adalah bagian dari
matematika yang tidak lepas dari kehidupan anak seharihari yang terdapat
dalam Direktorat Pembinaan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar
2007, diantaranya adalah: 10
1) Dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan
bermasyarakat yang dalam kesehariannya memerlukan
keterampilan berhitung.

2) Memiliki ketelitian, konsentrasi, abstraksi, dan daya apresiasi


yang tinggi.

3) Memiliki pemahaman konsep ruang dan waktu serta dapat


memperkirakan kemungkinan urutan peristiwa yang terjadi di
sekitarnya.

4) Memiliki kreatifitas dan imajinasi dan menciptakan sesuatu


secara spontan.

5) Untuk mengetahui dasar-dasar pembelajaran.

9
Qoyumil Hikmah, “Peningkatan Kemampuan Berhitung Pada Anak Kelompok B Melalui
Permainan Kartu Angka di TK Dharma Indria I Kecamatan Patrang Kabupaten Jember Tahun
Pelajaran 2015/2016,” Jurnal Edukasi UNEJ, Vol. 3 No. 2 Tahun 2016, h. 39.
10
Ririn Marlina, “Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Struktural Permainan Ular Tangga TK Martha’ush Shibyan Singocandi
Kudus”, Jurnal Penelian PAUD, Vol. 3 No. 2 Tahun 2014, h. 67.
16

6) Dapat berfikir lokis dan sistematis sejak dini, melalui pengamatan


benda-benda kongkrit gambar-gambar atau angka-angka yang
terdapat disekitar anak.11

c. Tahapan dan Prinsip Kemampuan Berhitung Permulaan


Berbagai cara dapat dilakukan oleh guru dan orang tua untuk
mengembangkan atau meningkatkan kemampuan berhitung permulaan,
kemampuan berhitung merupakan kemampuan untuk menggunakan
keterampilan berhitung. Tahapan yang dapat dilakukan untuk membantu
mempercepat penguasaan berhitung melalui jalur matematika, mislanya:
tahap penguasaan konsep, tahap transisi, dan tahap pengenalan lambang.
(Depdiknas, 2000: 7-8). Pertama, tahap penguasaan konsep, dimulai
dengan mengenalkan konsep atau pengertian tentang sesuatu dengan
menggunakan benda-benda yang nyata, seperti pengenalan warna,
bentuk, dan menghitung bilangan.
Kedua, tahap transisi, merupakan peralihan dari pemahaman secara
konkret dengan menggunakan benda-benda nyata menuju ke arah
pemahaman secara abstrak. Adapun, ketiga, tahap pengenalan lambang,
adalah di mana setelah anak memahami sesuatu secara abstrak, maka anak
dapat dikenalkan pada tingkat penguasaan terhadap konsep bilangan
dengan cara mem inta anak melakukan proses penjumlahan dan
pengurangan melalui penyelesaian soal.
Konsep pengurangan dan penjumlahan dapat dilakukan dengan
menggunakan permainan flashcard yang disesuaikan dengan kemampuan
anak, dan melibatkan kreativitas guru atau pembimbing ini sesuai dengan
yang diharapkan.
Tahapan bermain hitung atau matematika anak usia dini, dengan
mengacu pada hasil penelitian Jean Piaget tentang intelektual, yang
menyatakan bahwa anak usia 2-7 tahun berada pada tahap pra operasional,

11
Ibid., h. 68.
17

maka penguasaan kegiatan berhitung/matematika pada anak usia taman


kanak-kanak akan melalui tahapan sebagai berikut:
1) Tahap konsep/pengertian
Pada tahap ini akank berekspresi untuk menghitung segala
macam benda-benda yang dapat dihitung dan yang dapat
dilihatnya. Kegiatan menghitung-hitung ini harus dilakukan
dengan memikat, sehingga benar-benar dipahami oleh anak. Pada
tahap ini guru atau orang tua harus dapat memberikan
pembelajaran yang menarik dan berkesan, sehingga anak tidak
menjadi jera atau bosan. 12
2) Tahap transmisi/peralihan
Tahap transisi merupakan masa peralihan dari konkret ke
lambang, tahap ini ialah anak mulai benar-benar memahami.
Untuk itulah maka tahap ini diberikan apabila tahap konsep sudah
dikuasai abak dengan baik, yaitu saat anak mampu menghitung
yang terdapat kesesuaian antara benda yang dihitung dan
bilangan yang disebutkan. Tahap transisi ini pun harus terjadi
dalam waktu yang cukup untuk dikuasai anak.
3) Tahap lambang
Tahap di manak anak sudah diberi kesempatan menulis sendiri
tanpa paksaan, yakni berupa lambang bilangan, bentuk-bentuk,
dan sebagainya jalur-jalur dalam mengenalkan kegiatan g atau
matematika. 13
Prinsip-prinsip dalam berhitung permulaan untuk
mengembangkan kemampuan berhitung permulaan pada anak
dikenalkan melalui permainan berhitung, dikenal ada beberapa prinsip
mendasar yang perlu dipahami dalam menerapkan permainan
berhitung, yaitu:

12
Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 97-100.
13
Ibid., h. 100.
18

a) Dimulai dari menghitung benda.


b) Berhitung dari yang lebih mudah ke yang lebih sulit.
c) Anak berpartisipasi aktif dan adanya rangsangan untuk
menyelesaikan masalahnya sendiri.
d) Suasana yang menyenangkan.
e) Bahasa yang sederhana dan menggunakan contoh-contoh.
f) Anak dikelompokkan sesuai dengan tahapan berhitungnya.
g) Evaluasi dari mulai awal sampai akhir kegiatan. (Depdiknas,
2000:8).
Prinsip-prinsip berhitung ini penting diperhatikan agar anak
dapat dengan mudah memahami konsep berhitung dengan baik. Anak
akan menyenangi kegiatan berhitung menjadi lebih bermakna.14

d. Metode Pengembangan Kemampuan Berhitung Permulaan


Dalam mengembangkan kemampuan berhitung permulaan pada anak
dapat dilakukan dengan beberapa metode. Metode yang dikembangkan
dalam mengenalkan dan mengembangkan kemampuan berhitung
permulaan misalnya: adalah metode ceramah, tanya jawab, diskusi,
demonstrasi, eksperimen, bermain, atau pemberian tugas.
Menurut Renew, metode yang perlu diterapkan dalam
mengembangkan kemampuan berhitung permulaan pada anak dilakukan
dengan permainan-permainan yang menyenangkan, suasana belajar yang
menggembirakan dan bagaimana anak tertarik untuk belajar. Suasana yang
nyaman dan menyenangkan, dapat membuat anak akan belajar angka
dengan cara yang kreatif dalam suatu permainan berdasarkan tahapan-
tahapan tertentu.
Metode yang digunakan dapat menumbuhkan kemampuan berpikir
anak serta mampu memecahkan masalah. Gordon & Browne dalam

14
Ibid., h. 102-103.
19

Moeslichatoen, mengenmukakan tiga macam pola kegiatan yang dapat


dilakukan agar tujuan dari metode yang diterapkan dapat berjalan sesuai
dengan yang diharapkan. Ketiga macam pola kegiatan tersebut adalah:
1) Kegiatan dengan pengarahan langsung dari guru.
2) Kegiatan berpola semi kreatif.
3) Kegiatan berpola kreatif.
Kegiatan dengan pengarahan oleh guru yaitu kondisi dan
kegiatannya berada dalam jangka waktu tertentu. Kegiatan berpola semi
kreatif, yaitu guru memberi kebebasan kepada anak untuk membuat
sesuatu dan kegiatan berpola kreatif, yaitu dengan cara menghadapkan
anak dengan usia dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap anak agar
metode tersebut dapat terlaksana dengan baik.
Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, penerapan metode
pembelajran ini dapat dikombinasikan dengan metode lainnya. Metode
yang dimaksud di antaranya: pemberian tugas, demonstrasi, tanya jawab,
mengucapkan syair, percobaan atau eksperimen, bercakap-cakap,
bercerita, praktik langsung. Metode-metode ini dapat dipilih kemudian
dikombinasikan dengan metode lainnya disesuaikan dengan kebutuhan
dan kemampuan anak pada saat diebri pembelajaran dengan
mempertimbangkan karakteristik dan lingkungan yang dapat
memenagruhi kelancaran proses pembelajaran berlangsung.
Metode yang dipilih disesuaikan dengan tahapan dari prinsip
perkembangan berhitung pada anak, metode yang dikombinasikan dengan
media dan bentuk kegiatan yang akan dilakukan, seperti dengan permainan
flashcard untuk mengenalkan konsep penjumlahan dan pengurangan. 15

15
Ibid., h. 103-104.
20

e. Program Pengembangan Kemampuan Berhitung Permulaan


Kemampuan berhitung permulaan pada kelompok B mengacu pada
Kurikulum 2004 Standar Kompetensi TK/RA. Program pengembangan
berhitung permulaan menurut Depdiknas tahun 2004, dapat digambarkan
pada tabel berikut ini:

Tabel 2. 1 Kurikulum 2004 Standar Kompetensi TK/RA

Kompetensi Dasar Hasil Belajar Indikator


Anak mampu Anak dapat  Membilang/menyebut
memahami konsep memahami urutan bilangan dari 1-
sederhana memecahkan bilangan 20.
masalah sederhana  Membilang
dalam kehidupan sehari- (mengenal) konsep
hari bilangan dengan
benda-benda sampai
10.
 Membuat urutan
bilangan 1-10 dengan
benda-benda.
 Menghubungkan/mem
asangkan lambang
bilangan dengan
benda-benda sampai
10 (anak tidak disuruh
menulis).
 Membedakan dan
membuat dua
kumpulan benda yang
sama jumlahnya, yang
tidak sama lebih
21

banyak dan lebih


sedikit.
 Menyebut hasil
penambahan dan
pengurangan dengan
benda sampai 10.
 Memperkirakan urutan
berikutnya setelah
melihat bentuk lebih
dari tiga pola yang
berurutan. Misalnya
merah, putih, dan biru.
 Meniru pola dengan
menggunakan
berbagai benda.

Sejalan dengan tabel di atas, maka program pengembangan


peningkatan berhitung permulaan di TK/RA bertujuan untuk
memperkenalkan dalam menggunakan hitungan. Teori perkembangan
struktur intelektual yang dikemukakan oleh Jean Piaget bahwa anak yang
berusia 2-7 tahun mengalami struktur intelektual pada tahap yang disebut
tahap pra operasional. Pada usia ini anak di dalam berpikirnya tidak
didasarkan pada keputusan yang logis melainkan hanya dilihat seketika,
perilaku yang dapat diamati pada perkembangan anak dalam usia ini, antara
lain anak menggunakan kata-kata untuk menyatakan suatu benda,
menghitung secara sederhana, anak secara konkret dapat melakukan
perbandingan lebih tinggi, dan lebih banyak, pada tahap permulaan pra
operasional, anak masih sukar melihat hubungan dan permulaan secara
konsisten.
22

Sesuai dengan petunjuk dari Depdiknas, setiap pengelola tenaga


pendidik taman kanak-kanak wajib menggariskan tentang karakteristik
perkembangan intelektual anak, khususnya pada anak 4-6 tahun, yaitu:
1) Membentuk permaianan secara sederhana;
2) Menciptakan suatu bentuk dengan menggunakan tanah liat;
3) Menggunakan balok-balok menjadi bahan bangunan;
4) Menyebut dan membilang 1-20;
5) Memamhami lambang bilangan;
6) Menghubungkan konsep dengan lambang bilangan;
7) Memahami konsep sama, lebih banyak, dan lebih sedikit;
8) Memahami perjumlahan dengan benda-benda;
9) Memahami waktu dengan menggunakan jam;
10) Menyusun kepingan puzzle secara sederhana menjadi utuh;
11) Memahami alat-alat untuk mengukur;
12) Memahami sebab akibat;
13) Mengetahui asal usul terjadinya sesuatu; dan
14) Menunjukkan kejanggalan suatu gambar.
Dari poin-poin petunjuk di atas dapat ditegaskan, bahwa para
pengelola tenaga pendidik anak usia dini atau taman kanak-kanak dalam
program pembelajaran hendaknya dapat mengembangkan kemampuan
berhitung permulaan, maka terlebih dahulu perlu memahami karakteristik
perkembangan intelektual anak itu sendiri.16

f. Peningkatan Kemampuan Berhitung Permulaan Menggunakan


Flashcard
Permainan flashcard atau kartu bergambar berdampak positif
terhadap peningkatan berhitung permulaan. Ini terjadi ketika anak
mengenal angka, proses pelaksanaan pemahaman konsep bilangan akan

16
Ibid., h. 105-106.
23

memudahkan anak untuk lebih cepat memahaminya dengan melalui


pembelajaran flashcard. Demikian halnya menurut Ratnawati,
mengungkapkan bahwa permainan flashcard dapat merangsang anak agar
lebih cepat mengenal angka, membuat minat anak semakin kuat
menguasai konsep bilangan serta merangsang kecerdasan dan ingatan
anak.
Rahman, mengungkapkan bahwa dampak penggunaan flashcard
terhadap kemampuan berhitung permulaan, di antaranya anak mampu
mengembangkan kemampuan kognitifnya dengan baik, anak memiliki
konsep berhitung dengan baik dan anak dapat mengembangkan segenap
potensi yang dimiliki sesuai dengan kemampuannya.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka permainan flashcard
berdampak positif terhadap peningkatan kemampuan berhitung
permulaan, karena permainan kartu ini dapat merangsang anak lebih cepat
mengenal, angka, membuat minat anak semakin kuat menguasai konsep
bilangan, serta merangsang kecerdasan dan ingatan anak. 17

g. Menghitung Sambil Menghafal Hingga 20


Menghitung hafalan melibatkan nama angka secara berurutan dengan
mengingat. Sepertinya mudah dilakukan, tetapi itu melibatkan
kemampuan ingatan (meningat nama angka), kemampuan perangkaian
(meningat urutan angka), dan bahkan kemampuan pemolaan (memahami
angka dari 1 sampai 10 diulang dalam pola saat perhitungan berlanjut ke
angka lebih besar).18

17
Ibid., h. 108-109.
18
Janice J. Beaty, Observasi Perkembangan Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana, 2013), h.
292.
24

h. Indikator - indikator Kemampuan Berhitung Anak Usia Dini


Kemampuan mengenal bilangan pada anak usia dini yang
dimaksudkan dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Coopley
sebagaimana dijelaskan indikator kemampuan membilang pada anak usia
dini yaitu :
1) Berhitung
a) Menyebutkan urutan bilangan 1-10 secara berurutan.
b) Menyebutkan urutan bilangan 10-1.
c) Menyebutkan bilangan sebelum dan sesudah secara acak
misalnya setelah 5 adalah 6.
2) Hubungan satu-satu (menghubungkan lambang bilangan dengan
benda-benda)
3) Memasangkan lambang bilangan dengan benda-benda sesuai
jumlah benda.
4) Kuantitas (menunjukkan membuat dua kumpulan benda yang
jumlahnya sama atau tidak sama)
5) Menunjukan 2 kumpulan benda yang jumlahnya sama atau tidak
sama.
6) Lambang bilangan (mengenal dan menulis angka)
7) Menuliskan lambang bilangan 1-10.19
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan
dengan proses pembelajaran yaitu :
i. Aktivitas Guru
a) Sikap guru pada saat kegiatan awal, inti dan penutup yang
dapat menarik perhatian anak.
b) Penyampaian materi yang disesuaikan dengan kebutuhan
semua anak dalam kelas.

19
Siti Khalimah, “Efektivitas Metode Bernyanyi Dalam meningkatkan Kemampuan
Berhitung Permulaan Pada Anak Kelompok A RA Al-Fatih Sidamulya Astanajapura Kabupaten
Ciredon”, Skripsi pada Jurusan Institut Agama Islam IAI Bunga Bangsa Cirebon Tahun 2019, h.
33.
25

c) Kreativitas guru dalam menciptakan suasana belajar yang


menyenangkan.
d) Kesesuaian penjelasan guru dengan kemampuan anak.
e) Semangat dan kreativitas guru dalam memotivasi belajar
anak.
j. Materi Pembelajaran
a) Strategi pembelajarannya disesuaikan dengan kurikulum,
promes, RKM dan RKH yang berlaku untuk TK kelompok
B.
b) Media pembelajarannya disesuaikan dengan materi yang
menyenangkan dan dapat menarik perhatian anak.
c) Media pembelajaran disesuaikan dengan materi yang dapat
menarik perhatian anak.
d) Metode penyampaian pembelajaran melalui permainan yang
menyenangkan anak.
k. Aktivitas Anak
a) Konsentrasi anak dalam mendengarkan penjelasan guru.
b) Kemampuan anak dalam memahami materi tugas yang
diberikan guru.
c) Respon umpan balik dari anak ke guru
d) Keaktifan anak dalam mengikuti proses pembelajaran.
20
e) Daya kreatif dan motivasi belajar anak yang tinggi.

3. Media Kartu Angka


a. Definisi Media Kartu Angka
Kata media berasal dari bahasa Latin “Medius” yang berarti tengah,
perantara, dan pengantar, dalam bahasa Arab, media diartikan ssebagai
perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima

20
Siti Fauziyah Nur, “Meningkatkan Kemampuan Berhitung Awal Melalui Permainan
Kubus Bergambar Pada Anak Kelompok B3 Di TK Plus Tunas Bangsa Sooko Mojokerto”, Skripsi
pada Jurusan Institut Agama Islam IAI Bunga Bangsa Cirebon Tahun 2019, h. 10-11.
26

pesan. Menurut Djamarah, media adalah alat bantu apa saja yang dapat
dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai suatu tujuan
pembelajaran. Menurut Purnawati dan Eldarni, media merupakan sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan suatu informasi sehingga dapat
merangsang fikiran, perasaan, perhatian, dan minat anak sehingga terjadi
proses belajar. Istilah media dalam bidang pembelajaran disebut juga
media pembelajaran, alat bantu atau media tidak hanya dapat
memperlancar proses komunikasi akan tetapi dapat merangsang anak
untuk merespon dengan baik segala pesan yang disampaikan.

b. Jenis – jenis Media


Berdasarkan pengertian media yang disebutkan oleh beberapa pakar,
secara umum media itu banyak, ada media elektronik, media gambar dan
lain sebagainya. Media yang dibahas pada penelitian ini merupakan jenis
media yang secara khusus digunakan pada pendidikan anak usia dini. Jenis
- jenis media yang digunakan dalam meningkatkan pengetahuan untuk anak
usia dini diantaranya adalah:
1) Media Serutan kayu
2) Media gambar
3) Media kartu angka

c. Manfaat Media
Menurut pendapat yang dikemukakan (Tim PKP PG PAUD 2008)
tentang manfaat media pengajaran dalam proses belajar anak, sebagai
berikut:
1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
27

2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat


lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa
menguasai tujuan pengajaran lebih baik. 21
3) Metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru,
sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga. 22

d. Langkah-langkah Penerapan Kartu Angka dalam Pembelajaran


Menurut pendapat Tadkirotun kartu angka merupakan fasilitas
penting dalam pembelajaran di sekolah karena bermanfaat untuk
meningkatkan perhatian anak. Dengan alat peraga kartu, anak diajak
secara aktif memperhatikan apa yang diajarkan guru. Satu hal yang harus
diingat, walaupun fasilitas alat peraga kartu yang dimiliki sekolah sangat
minim, tetapi bila penggunaan alat peraga diikuti dengan metode anak
aktif, maka efektifitas pengajaran akan semakin baik.

e. Pengertian Kartu Angka


Kartu angka atau alat peraga kartu menurut pendapat Nurani adalah
alat-alat atau perlengkapan yang digunakan oleh seorang guru dalam
mengajar yang berupa kartu dengan bertuliskan angka sesuai dengan tema
yang diajarkan. Alat peraga kartu adalah alat bantu bagi anak untuk
mengingat pelajaran. Alat peraga kartu huruf dapat menimbulkan kesan di
hati sehingga anak-anak tidak mudah melupakannya. Sejalan dengan
ingatan anak akan alat peraga itu, ia juga diingatkan dengan pelajaran yang
disampaikan guru. Semakin kecil anak, ia semakin perlu
visualisasi/konkret (perlu lebih banyak alat peraga) yang dapat disentuh,
dilihat, dirasakan, dan didengarnya.23

21
Suciati, “Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan dan Berhitung
Permulaan Melalui Permainan Media Kartu Angka Pada Kelompok B di TK Pertiwi I Kota Jambi”,
Jurnal Litersiologi, Vol. 2 No. 2 Tahun 2019, h. 53.
22
Ibid., h. 54.
23
Ibid., h. 54.
28

Gambar 2. 1 Permainan Kartu Angka

f. Tujuan Kartu Angka


Adapun tujuan dari media kartu angka bergambar menurut
pendapat Sudiman, dkk dalam Sanaky tujuan media kartu angka
bergambar sebagai alat bantu pembelajaran adalah sebagai berikut :
1) Mempermudah proses pembelajaran di kelas.
2) Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran.
3) Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan
belajar.
4) Membantu konsentrasi pembelajar dalam proses
pembelajaran.24

g. Manfaat Kartu Angka


Secara umum media mempunyai kegunaan menurut pendapat
Sadiman. Manfaat media kartu angka bergambar sebagai alat bantu
dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut :
1) Menumbuhkan motivasi belajar anak.

24
Ni Luh Wayan Supadma Putri, “Penerapan Bermain Kartu Angka Bergambar Untuk
Meningkatkan Perkembangan Kognitif Kelompok A TK Kumara Wiyata Manukaya”, e-Journal
Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 4 No. 2 Tahun 2016, h. 3-4.
29

2) Akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami


serta dapat menguasai tujuan pengajaran.
3) Metode pembelajaran bervariasi dan tidak membosankan
dan pengajar tidak kehabisan tenaga.
4) Anak akan banyak melakukan kegiatan belajar, tidak hanya
mendengarkan penjelasan pengajar. Anak juga akan lebih
aktif untuk mengamati, mendemonstrasikan dan
mengeksplorasikan potensinya.25

h. Kelebihan dan Kekurangan Kartu Angka


1) Kelebihan Penggunaan Kartu Angka (Flashcard)
a) Dapat merangsang anak lebih cepat mengenal angka.
b) Membuat minat anak semakin menguat dalam menguasai
konsep bilangan.
c) Merangsang kecerdasan dan ingatan anak.
d) Mampu mengembangkan kemampuan kognitif.
e) Memiliki konsep berhitung dengan baik.
f) Anak akan mengembangkan segenap potensinya yang ada
pada dirinya.
g) Anak akan belajar mengenal urutan bilangan dan pemahaman
konsep angka dengan baik.
h) Anak akan lebih mudah memahami konsep penambahan dan
pengurangan dengan baik dengan menggunakan gambar dan
benda.
2) Kekurangan Penggunaan Kartu Angka (Flashcard)
a) Sulit menampilkan gerak dalam media gambar.
b) Biaya yang dikeluarkan akan banyak apabila ingin membuat
gambar yang lebih bagus dan bervariasi.

25
Ibid., h. 4.
30

c) Berbagai unit-unit pelajaran dalam media gambar harus


dirancang sedemikian rupa sehingga tidak terlalu banyak dan
membosankan anak.
d) Jika tidak dirawat dengan baik, media gambar akan mudah
rusak dan hilang.
e) Memerlukan kreatifitas dari guru yang tinggi untuk
memberikan inovasi dari media gambar sehingga tidak
membosankan anak.26

i. Cara Berhitung Kartu Angka


Menurut pendapat Fitriyani untuk mengajarkan anak belajar
berhitung, dapat melalui berbagai cara, antara lain :
1) Anak membilang melalui nyanyian, dengan jari anak, benda-
benda, ataupun sambil berolahraga,
2) dapat dikenalkan bentuk angka 1-10 terlebih dahulu agar anak
mengenal bentuk angka dari angkaangka yang sering
diucapkan oleh anak,
3) anak diajak untuk mengurutkan angka yang sudah diacak oleh
guru supaya diurutkan sesuai angka yang benar,
4) mengurutkan adalah memasangkan angka yang ada tersebut
dengan bendanya,
5) tahapan yang terakhir dalam mengenalkan angka yaitu
menuliskan angka sebagai lambang banyaknya benda.27

26
Mufarizuddin, “Peningkatan Kecerdasaan Logika Matematika Anak melalui Bermain
Kartu Angka Kelompok B di TK Pembina Bangkinang”, Jurnal Obsesi Pendidikan Anak Usia Dini,
Vol. 1 No. 1 Tahun 2017, h. 66.
27
Isabella Hasiana, “Mengembangkan Kemampuan Mengenal Angka 1-10 Melalui Kartu
Angka Pada Taman Kanak – Kanak Kelompok A”, Jurnal Wahana, Vol. 69 N0. 2 Tahun 2017. H.
62.
31

4. Metode Bernyanyi
a. Pengertian Metode Bernyanyi
Sub judul di atas terdapat dua kata yang akan dijelaskan terlebih
dahulu, yaitu metode dan bernyanyi. Secara etimologi, metode berasal
dari kata method yang artinya suatu cara kerja yang sistematis untuk
memudahkan pelaksanaan kegiatan dalam mencapi suatu tujuan.
Metode pembelajaran dapat pula diartikan sebagai suatu cara yang
sistematis untuk melakukan aktivitas atau kegiatan pembelajaran yang
tujuannya mempermudah dalam mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan. Pendapat lain mengatakan bahwa metode pembelajaran
ialah suatu cara atau sistem yang digunakan dalam pembelajaran yang
bertujuan agar anak didik dapat mengetahui, memahami,
mempergunakan, dan28 menguasai bahan pelajaran tertentu.
Metode bernyanyi merupakan metode pembelajaran yang
menggunakan syair - syair yang dilagukan. Biasanya syair-syair
tersebut disesuaikan dengan materi-materi yang akan diajarkan oleh
pendidik. Menurut beberapa ahli, bernyanyi membuat suasana belajar
menjadi riang dan bergairah sehingga perkembangan anak dapat
distimulasi secara lebih optimal.

b. Langkah – langkah Pelaksanaan dan Strategi Bernyanyi


Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal melalui metode
menyanyi pada kegiatan pembelajaran tentu ada langkah/prosedur
yang harus dipersiapkan oleh guru. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam langkah-langkah metode menyanyi, yaitu sebagai
berikut:

28
Mashuri, “Penerapan Metode Bernyanyi dan Media Flashcard Untuk Meningkatkan Daya
Ingat Anak Dalam Pengenalan Huruf Hijaiyyah di TPA Darul Falah Gampong Pineung”, Jurnal
Mudarrisuna, Vol. 7 No. 2 Tahun 2017, h. 348.
32

1) Guru mengetahui dengan jelas isi pokok materi yang akan


diajarkan.
2) Merumuskan dengan benar informasi/konsep/fakta materi baru
apa saja yang harus dikuasai/dihafalkan oleh peserta didik.
29
3) Memilih nada lagu yang familiar di kalangan peserta didik.
4) Menyusun informasi/konsep/fakta materi yang kita inginkan
untuk dikuasai peserta didik dalam bentuk lirik lagu yang
disesuaikan dengan nada lagu yang dipilih.
5) Guru harus mempraktikkan terlebih dahulu menyanyikannya.
6) Mendemonstrasikannya bersama-sama secara berulang-ulang.
7) Usahakan untuk diikuti dengan gerak tubuh yang sesuai.
8) Mengajukan pertanyaan seputar materi tersebut untuk
mengukur apakah siswa sudah dapat menghafal dan
menguasainya melalui laguyang dinyanyikan tersebut.30
Strategi pembelajaran melalui bernyanyi mengacu pada
prosedur pembelajaran yang telah dikembangkan sebelumnya, yaitu
melalui tiga tahap sebagai berikut :
1) Tahap Perencanaan
Pada tahap ini anda mulai menentukan tujuan yang ingin
dicapai, berupa tingkat pemahaman dan keterampilan yang
diharapkan dimiliki oleh anak ketika pembelajaran selesai.
Selanjutnya anda menentukan pokok bahasan dan sub pokok
bahasan. Dilanjutkan dengan menetapkan tahapan kegiatan yang
akan dilalui oleh anak dalam pembelajaran tersebut. Langkah
terakhir adalah menetapkan alat penilaian untuk melihat
ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

29
Ibid., h. 349.
30
Ibid., h. 350.
33

2) Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini anda harus menetapkan tahapan kegiatan yang
akan dilalui anak selama proses pembelajaran berlangsung.
Tahapan kegiatan tersebut meliputi :
a) Kegiatan awal
b) Kegiatan tambahan
c) Kegiatan pengembangan

3) Tahap Penilaian
Pada tahap ini anda menetapkan alat penilaian yang sesuai untuk
mengukur kecapaian tujuan. Penilaian mengacu pada daftar
pertanyaan yang dilakukan melalui pengamatan dengan mengacu
pada daftar pertanyaan yang telah disusun. 31
Adapun strategi pembelajaran melalui bernyanyi menurut
Honig, dalam Masitoh dkk. Menyatakan bahwa :
a) Bernyanyi bersifat menyenangkan,
b) bernyanyi dapat dipakai untuk mengatasi kecemasan,
c) bernyanyi merupakan media untuk mengekspresikan
perasaan,
d) bernyanyi dapat membantu membangun rasa percaya diri
anak,
e) bernyanyi dapat membantu daya ingat anak,
f) bernyanyi dapat mengembangkan rasa humor,
g) bernyanyi dapat membantu pengembangan keterampilan
berpikir dan kemampuan motorik anak, dan

31
Sabil Risaldy, Bermain Bercerita & Menyanyi Bagi Anak Usia Dini, (Jakarta: PT Luxima
Metro Media, 2015), h. 93-94.
34

h) bernyanyi dapat meningkatkan keeratan dalam sebuah


kelompok.32

c. Fungsi Bernyanyi
Fungsi kegiatan bernyanyi bagi anak – anak, yaitu :
1) Sebagai pendidkan emosi.
2) Pendidikan motori.
3) Pengembangan daya imajinasi.
4) Penenguhan eksistensi diri.
5) Pengembangan kemampuan berbahasa.
6) Pengembangan daya intelektual.
7) Pengembangan kekayaan rohani dan pendidikan nilai – nilai
moral.33
d. Manfaat Bernyanyi
Pada umunya bernyanyi merupakan perwujudan ekspresi
seseorang melalui nada – nada yang disusun sedemikian rupa agar
enak didengar. Perwujudan ekspresi tersebut memberikan banyak
pengaruh yang sangat baik bagi kita semua, bagi yang hobi
menyanyi ataupu tidak. Yang akan dibahas di bagian ini adalah
manfaat bernyanyi pada anak – anak. Berikut ini adalah beberapat
manfaatnya:
1) Ketikat sedang bernyanyi, pernapasan kita menjadi lebih
terkendali karena diharuskan untuk mencapai nada – nada
tertentu. Hal ini akan membuat anak – anka menjadi lebih
tenang dan emosinya lebih terkendali.
2) Bernyanyi juga merangsang aktivitas otak anak.
3) Bernyanyi melebas hormone endorphin yang memperbaiki
mood anak – anak yang kadang tidak teratur.

32
Ibid., h. 40.
33
Ibid., h. 95.
35

4) Bernyanyi di depan umum, bahkan di lingkungan rumah pun


akan membangun rasa percaya diri bagi anak – anak.
Kepercayaan diri sangat dibutuhkan di masa remaja dan
dewasanya.
5) Bernyanyi tentu saja merangsang jiwa seni anak – anak. Bakat
seni mereka akan perlahan – lahan terlihat ketika melantunkan
beberapa lagu. 34

e. Tujuan Bernyanyi
Tujuan bernyanyi untuk menanamkan nilai – nilai yang diharapkan
melalui senandung nada/musik, tentunya musik yang diajarkan ke anak
– anak adalah musik yang bernuansa anak – anak.35
Tujuan bernyanyi menurut Heri Hidayat dalam buku Aktivitas
Mengajar Anak Taman Kanak - Kanak bahwa kekuatan nyanyian pada
fungsi ini dapat dilihat pada pendidikan. Melalui nyanyian, kita
berupaya membantu diri anak menuju kedewasaan dalam hal
menumbuh kembangkan aspek fisik, intelegensi, emosi dan rasa sosial
anak. Dengan demikian tujuan menyanyi dan bermain musik bagi anak
usia dini adalah untuk:

1) Mencapai kemampuan dalam meningkatkan daya cipta.


2) Mencapai kemampuan dalam meningkatkan pengembangan
bahasa agar anak didik mampu berkomunikasi secar lisan
dengan lingkungannya.
3) Mencapai kemampuan dalam meningkatkan daya pikir agar
anak didik mampu memfungsikan perkembangan otak kanan
anak. Melakukan kegiatan melatih motorik kasar dan halus
seperti pada senam irama.
4) Menambah perbendaharaan kata baru melalui syair (lagu - lagu/
nyanyian).
5) Menyalurkan emosi seperti merasa senang atau sedih.

34
Ibid., h. 97-98.
35
Ibid., h. 31.
36

6) Mematuhi aturan permainan, mengurangi atau menghilangkan.36

5. Peranan Guru dan Siswa Dalam Berhitung


Pembelajaran berhitung dalam pendidikan anak usia dini sangat
penting untuk kehidupan sehari – hari mereka, maka dari itu guru
bertanggung jawab atas kemampuan berhitung anak. Anak perlu
diperkenalkan angka, pengurangan, penjumlahan, dan gambar sejak
dini. Peran guru dalam berhitung ini adalah membimbing anak-anak
bermain kartu angka melalui bernyanyi yang sudah dimodifikasi
dengan berisikan angka dan gambar, yang bertujuan agar anak tertarik
untuk berlatih berhitung, membaca, dan menulis permulaan. Ketika
anak sudah tertarik dengan angka dan gambar, selanjutnya anak akan
lebih menyukai belajar dengan bernyanyi, serta memiliki peningkatan
dalam kemampuan berhitung.

B. Hasil Penelitian yang Relevan


Berikut merupakan beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian
yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2. 2 Penelitian Relavan


No. Judul Peneliti Persamaan dan Perbedaan
1 Peningkatan Kemampuan Nurmaini Persamaanya adalah
Berhitung Anak Melalui meningkatkan kemampuan
Permainan Dadu Angka di berhitung, sedangkan
TK Dharmawanita Persatuan perbedaan penelitian ini
Agam adalah menggunakan
permainan dadu angka.37

2 Penerapan Metode Bercerita Ni Made Persamaannya untuk


Media Kotak Gambar Untuk Suaryani meningkatkan kemampuan

36
Karnida, “Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak Usia Dini Melalui Metode
Bernyanyi”, Jurnal Ceria, Vol. 1 No. 4 Tahun 2018, h. 19.
37
Nurmaini, “Kemampuan Berhitung Anak Melalui Permainan Dadu Angka di TK
Dharmawanita”, Jurnal Pesona Power, Vol. 1 No. 1 Tahun 2012.
37

Meningkatkan Kemampuan Pratiwi, I berhitung, sedangkan


Berhitung Permulaan di TK Nyoman Wirya, perbedaan penenlitian ini
Kumara Dipa Nice Maylani menggunakan metode
Asril bercerita media kotak
gambar.38

3 Meningkatkan Kemampuan Siti Maryam Sama – sama melakukan


Berhitung Anak Melalui meningkatkan kemampuan
Permainan Kartu Angka Pada berhitung, perbedaannya
Kelompok B di TK Nw Lelupi penelitian ini menggunakan
Kecamatan Sikur permainan kartu angka bukan
media.39

4 Kemampuan Berhitung Anak Dina Marselani Sama – sama meningkatkan


Melalui Media Kartu Angka kemampuan berhitung anak
melalui media karru angka.
Perbedaan dalam penelitian ini
adalah tidak menggunakan
metode bernyanyi.40

5 Peningkatan Kemampuan Suparman Persamaannya menggunakan


Berhitung Pada Anak media permainan kartu,
Tunagrahita Ringan Melalui sedangkan perbedaan
Media Permainan Kartu penenlitian ini untuk
Angka meningkatkan kemampuan
berhitung pada anak
41
tunagrahita.

38
Ni Made Suaryani Pratiwi, “Penerapan Metode Bercerita Media Kotak Gambar Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan di TK Kumara Dipa”, e-Journal PG PAUD
Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 3 No. 1 Tahun 2015.
39
Siti Maryam, “Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak Melalui Permainan Kartu
Angka Pada Kelompok B di TK Nw Lelupi Kecamatan Sikur”, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial,
Vol. 1 No. 1 Tahun 2019.
40
Dina Marselani, “Kemampuan Berhitung Anak Melalui Media Kartu Angka”, Journal of
Islamic Early Childhood Education, Vol. 2 No. 2 Tahun 2019.
41
Suparman, “Peningkatan Kemampuan Berhitung Pada Anak Tunagrahita Ringan Melalui
Media Permainan Kartu Angka”, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 3 No. 2 Tahun 2015.
38

C. Kerangka Berpikir
Pada saat proses pembelajaran berhitung mengunakan media kartu
angka, guru hanya menjadikannya sebagai selingan saja sehingga metode
pembelajaran yang digunakan guru dalam menyampaikan materi berhitung ini
cenderung klasikal hanya menggunakan pelafalan biasa seperti guru berbicara,
lalu peserta didik mengikuti. Selain itu, penyampaian materi berhitung belum
menggunakan media pembelajaran yang menarik. Alhasil peserta didik belum
optimal dalam mengingat dan memahami pelafalan angka. Serta, suasana
pembelajaran menjadi bosan, kurang aktif, dan kurang menyenangkan.
Sehingga perlu ada perbaikan pada metode dan media pembelajaran yang
digunakan oleh guru. Guru dapat menggunakan metode dan media
pembelajaran yang menarik karena hal tersebut mampu merangsang
perkembangan kognitif dan kemampuan berhitung peserta didik, serta dapat
menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Melihat kondisi seperti itu, peneliti mencoba mencari jalan keluar
untuk menyelesaikan masalah tersebut melalui penerapan metode bernyanyi
menggunakan media kartu angka. Melalui metode bernyanyi menggunakan
media kartu angka, peserta didik dapat dengan mudah mengingat dan
melafalkan angka. Selain itu, suasana pembelajaran akan menjadi lebih
menyenangkan, aktif, menarik, dan tidak membosankan yang hanya
menggunakan jemari tangan.

Guru masih Kemampuan Penerapan


menggunaka berhitung peserta metode
n metode didik rendah bernyanyi
menggunakan
klasikal media kartu

Terjadinya peningkatan Peserta didik mampu berhitung


kemampuan berhitung dengan baik dan dapat
peserta didik berpartisipasi aktif serta
suasana pembejaran

Gambar 2. 2 Bagan Kerangka Berpikir


39

D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka diajukan hipotesis tindakan
dalam penelitian ini adalah penerapan metode bernyanyi menggunakan
media kartu angka dapat meningkatkan kemampuan berhitung pada anak
usia 5-6 tahun di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 43 Ciledug.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat
Penelitian ini dilakukan di TK aisyiyah 43 Bustanul Athfal yang beralamat
di Jl. Raden Fatah No. 60 Sudimara Barat Ciledug Kota Tangerang Provinsi
Banten.

2. Waktu
Penelitian ini dilakukan mulai bulan Febuari 2021 (observasi
pendahuluan dan wawancara pendahuluan) sedangkan penelitian secara
mendetail dilaksanakan bulan Febuari – Maret 2021.

Tabel 3. 1 Jadwal Penelitian PTK

Jenis Bulan
No.
Kegiatan Juni Juli Agust Sep Okt Nov Des
1. Observasi
Menyusun
Proposal
2.
Skripsi dan
perbaikan
Pelaksanaan
3.
Siklus 1
Pelaksanaan
4.
Siklus II

40
41

3. Latar Penelitian
TK Aisyiyah Bustanul Athfal 43 merupakan sekolah yang akan menjadi
tempat penelitian yang beralamatkan di Jl. Raden Fatah No. 60 Sudimara
Barat, Ciledug, Kota Tangerang, Provinsi Banten. Peneliti memilih di TK
Aisyiyah sebagai menjadi tempat penelitian dengan alasan, peneliti sudah
mengetahui karakteristik guru dan peserta didik dengan cara melakukan
PLP 1 pada bulan Desember 2018. Kemudian peneliti melihat ada 10 anak
sebagian ada yang mampu berhitung dengan cepat, ada yang lambat, dan
ada yang tidak fokus. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian peningkatan berhitung menggunakan media kartu angka melalui
metode bernyanyi. Selain itu di TK Aisyiyah belum ada peneliti yang
meneliti kemampuan berhitung menggunakan media kartu angka melalui
metode bernyayi.

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian


Metode yang digunakan peneliti yaitu, metode Penelitian Tindakan Kelas atau
Classroom Action Research (CAR).52 Penelitian ini dilakukan oleh guru
memperkenalkan pembelajaran berhitung yang akan digunakan dalam penelitian
tindakan kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu kegiatan penelitian
yang berkonteks kelas yang dilaksanakan untuk memecahkan masalah - masalah
pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran
dan mencobakan hal - hal baru dalam pembelajaran demi peningkatan mutu dan
hasil pembelajaran. 53
Penelitian tindakan kelas terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan
dalam siklus berulang.54 Sebagai salah satu penelitian yang digunakan untuk

52
Retno Dwi Siswanto, "Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Auditorial,
Intelectually, Repetition (AIR) Untuk Meningkatkan Pemecahan Masalah Siswa SMK Kelas XI”,
Journal On Education, Vol. 1 No. 1 Tahun 2018, h. 68.
53
Ani Widayati, “Penelitian Tindakan Kelas”, Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol.
6 No. 1 Tahun 2008, h. 89.
54
Irma Novida, “Penerapan Model Talking Stick Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS
Pada Materi Jasa Dan Peranan Tokoh Pejuang Dalam Memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia
Pada Siswa Kelas V SD Negeri 20 Meulaboh Kabupaten Aceh Barat”, Jurnal Bina Gogik, Vol. 3
No. 1 Tahun 2016, h. 5.
42

mengatasi masalah yang ada di dalam kelas, maka ada beberapa siklus yang dapat
digunakan dalam penelitian. Model siklus dalam penelitian ini menggunakan
siklus model Kurt Lewin. Model penelitian menggunakan model PTK Kurt Lewin
sebagaimana yang dikutip oleh Sarwi dan Rusilowati yang mengajukan empat
komponen pokok yaitu perencanaan (planning), tindakan pelaksanaan (acting),
pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).55

C. Desain Penelitian Tindakan Kelas


Desain penelitian tindakan kelas ini menggunakan 2 siklus dengan model
siklus dari Kurt Lewin yang memiliki 4 tahapan yaitu perencanaan (planning),
tindakan pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
1) Tahap perencanaan: pada tahap awal ini dilakukan menyusunan Rencana
Persiapan Pembelajaran (RPP) tentang berhitung, menyiapkan bahan ajar
media kartu angka, dan lembar observasi.
2) Tahap pelaksanaan: pada tahap ini peneliti melakukan tindakan yang
telah dirumuskan dalam Rencana Persiapan Pembelajaran yaitu kegiatan
berhitung.
3) Tahap pengamatan: pada tahap ini yang harus dilakukan adalah
mengamati proses pembelajaran berlangsung. Pada saat mengamat,
mengamati harus mencatat semua peristiwa yang terjadi di dalam kelas
penelitian.
4) Tahap refleksi : tahap ini melakukan evaluasi antara guru dan peneliti.
Tahap ini bertujuan untuk diskusi mengenai masalah yang harus
diperbaiki pada tindakan selanjutnya. Berikut ini bagan empat tahapan
pada setiap siklus model Kurt Lewin.

55
Rizki Anisa, “Peningkatan Daya Ingat Dan Hasil Belajar Siswa Dengan Mind Mapping
Method Pada Materi Listrik Dinamis”, Jurnal Pendidikan (Teori dan Praktik), Vol. 3 No. 1 Tahun
2018, h. 20
43

SIKLU

Perencanaa
n
Pelaksanaa
n
Refleksi
Pengama
SIKLU tan
Perencanaa
n
Pengama Refleksi
tan
Pelaksanaa
n
Gambar 3. 1 Siklus PTK menurut Kurt Lewin

Adapun beberapa kegiatan dengan tema berbeda selama pembelajaran


siklus I dan II dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. 2 Penelitian Siklus I

No. Kegiatan Tema


1. Bermain kartu angka Tanaman (buah)
2. Bermain kartu angka Tanaman (buah)
3. Bermain kartu angka Tanaman (buah)
4. Bermain kartu angka Tanaman (buah)
5. Bermain kartu angka Alat Transportasi
(kendaraan darat)

Tabel 3. 3 Penelitian Siklus II

No. Kegiatan Tema


1. Bermain kartu angka Binatang
2. Bermain kartu angka Binatang
3. Bermain kartu angka Kendaraan
44

4. Bermain kartu angka Kendaraan


5. Bermain kartu angka Kendaraan

D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian


Dalam penelitian ini peran dan posisi peneliti adalah sebagai pelaku penelitian
yakni merencanakan serta melaksanakan tindakan secara langsung dalam proses
pembelajaran dengan kemampuan berhitung menggunakan media kartu angka
melalui metode bernyanyi, selanjutnya peneliti melakukan refleksi dan
menentukan tindakan - tindakan yang harus diterapkan pada siklus selanjutnya.
Selain itu dalam pelaksanaan tindakan peneliti juga didampingi oleh observer yang
bertugas memberi penilaian berbentuk deskripsi terhadap peneliti pada saat
menerapkan kemampuan berhitung menggunakan media kartu angka melalui
metode bernyanyi dalam pembelajaran berhitung selama proses pembelajaran
berlangsung.

E. Tahap Intervensi Tindakan


Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, hal ini dimaksud
untuk melihat peningkatan kemampuan berhitung peserta didik pada setiap siklus
yang telah diberikan tindakan. Tahapan penelitian tindakan kelas ini diawali
dengan tindakan pada siklus I yang terdiri dari tahap perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Setelah melakukan refleksi pada
siklus I peneliti akan melanjutkan pada siklus II dengan tahapan yang sama.
Apabila indikator keberhasilan telah tercapai pada siklus II, makan penelitian akan
dihentikan. Namun apabila indikator keberhasilan belum tercapai maka akan
dilakukan siklus selanjutnya. Adapun rincian tahapan yang akan dilaksanakan
dalam setiap siklus ialah sebagai berikut:
45

1. Pendahuluan

Tabel 3. 4 Tahap Pra Penelitian Kegiatan Pendahuluan

a. Observasi awal (pra penelitian) ke Aisyiyah Bustanul Athfal 43


Ciledug dengan melakukan wawancara dengan guru kelas yang
mengajar di kelas A. Juga mengenai model, strategi maupun
teknik pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru serta
melihat langsung keadaan di kelas pada saat pembelajaran.
b. Mengurus surat izin penelitian
c. Meminta izin kepada Kepala Sekolah
d. Menentukan kelas subyek penelitian

2. Alur Penelitian Tindakan Kelas

Tabel 3. 5 Tahap Penelitian Siklus I

1. Tahap Perencanaan
a. Menyiapkan kelas penelitian
b. Membuat RPP dengan materi berhitung bersama dengan guru
kolaborator
c. Menyiapkan media pembelajaran
d. Menyiapkan alat
e. Membuat soal berhitung untuk peserta didik
f. Menyiapkan alat untuk dokumentasi kegiatan pembelajaran
2. Tahap Pelaksanaan
a. Melaksanakan pembelajaran berhitung
b. Melakukan evaluasi pembelajaran pada setiap pertemuan
c. Pengambilan dokumentasi saat kegiatan pembelajaran peserta
didik
3. Tahap Observasi
46

Selama proses pembelajaran berlangsung observer melakukan


kegiatan pengamatan terhadap kegiatan peserta didik dan guru dengan
menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Observer
mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan aktivitas peserta
didik
4. Tahap Refleksi
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas (kolaborator sekaligus observer)
mengevaluasi proses pembelajaran siklus I. Peneliti dan guru kelas
berdiskusi mengumpulkan dan menganalisis data yang telah
didapatkan pada siklus I. Hasil refleksi ini digunakan untuk
merencanakan langkah selanjutnya dalam upaya untuk menghasilkan
perbaikan pada siklus II.

Tabel 3. 6 Tahap Pelaksanaan Siklus II

1. Tahap Perencanaan
a. Menyiapkan lembar kegiatan siswa untuk setiap pertemuan
b. Menyiapkan media pembelajaran
c. Membuat media kartu angka
d. Menyiapkan alat untuk dokumentasi kegiatan pembelajaran

2. Tahap Pelaksanaan
a. Melaksanakan pembelajaran berhitung melalui metode bernyanyi
dengan bermain kartu angka
b. Melakukan evaluasi pembelajaran pada setiap pertemuan
c. Pengambilan dokumentasi saat kegiatan pembelajaran peserta
didik
3. Tahap Observasi
Selama proses pembelajaran berlangsung observer melakukan
kegiatan pengamatan terhadap kegiatan peserta didik dan guru dengan
47

menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Observer


mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan aktivitas peserta
didik
4. Tahap Refleksi
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas (kolaborator sekaligus observer)
mengevaluasi proses pembelajaran siklus I. Peneliti dan guru kelas
berdiskusi mengumpulkan dan menganalisis data yang telah
didapatkan pada siklus I. Hasil refleksi ini digunakan untuk
merencanakan langkah selanjutnya dalam upaya untuk menghasilkan
perbaikan pada siklus II.

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan


Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah meningkatnya motivasi dan
aktivitas belajar siswa kelas A TK Aisyiyah Bustanul Athfal 43 Ciledug dengan
kriteria sebgai berikut.
1) Dikatakan kemampuan berhitung meningkat apabila kemampuan belajar
peserta didik mencapai kategori berkembang sesuai harapan
2) Dikatakan aktifitas belajar peserta didik dan aktifitas mengajar guru
meningkat apabila semua aspek mencapai skor presentase lebih dari sama
dengan 56% dan rata-rata skor lebih dari 75%.

Tabel 3. 7 Interprestasi Kemampuan Berhitung Anak

Tingkat Keberhasilan % Kriteria


76 - 100 % Berkembang sangat baik
56 - 75 % Berkembang sesuai harapan
40 - 55 % Mulai berkembang
< 40 % Belum berkembang
48

G. Data dan Sumber Data


1) Data
Data merupakan alat bukti terpenting dalam penelitian sebagai catatan
pelaksanaan tindakan kelas dengan adanya kegiatan untuk meningkatkan
kemampuan berhitung menggunakan permainan kartu angka.

Tabel 3. 8 Jenis Data, Sumber Data, dan Teknik

No. Jenis Data Sumber Data Teknik


1. Kemampuan Anak Observasi
Berhitung Wawancara
2. Kartu Angka Anak Observasi
Wawancara

2) Sumber data
Sumber data dalam penelitian untuk mengetahui keberhasilan penggunaan
permainan kartu angka dan kemampuan berhitung dan untuk mendapatkan data
hasil belajar selama proses pembelajaran berlangsung.

H. Instrumen Pengumpulan Data


Alat untuk mengukur proses kemampuan anak dibutuhkan instrumen
penelitian terdiri dari kisi-kisi yang berasal dari kerangka teori. Adapun kisi-kisi
instrumen penelitian untuk peningkatan kemapuan berhitung menggunakan media
kartu angka melalui metode bernyanyi di TK Aisyiyah.
Tabel 3. 9 Kisi - Kisi Instrumen Penelitian Meningkatkan Kemampuan
Berhitung Menggunakan Media Kartu Angka Melalui Metode Bernyanyi

Juml
Aspek yang
No KD Indikator Butir ah
Dinilai
Butir
1 3.12 mengenal Menunjukkan Mampu mengenal
keaksaraan bentuk – simbol angka 3
2
49

awal melalui bentuk simbol Mampu mengenal


bermain (pra menulis) penjumlahan
angka
Mampu
mencocokkan
angka yang tertera
pada gambar 1
melalui media
kartu angka
2 4.10 Melaksanakan Mampu
Menunjukkan perintah yang menyebutkan
kemampuan lebih kompleks angka sambil
berbahasa sesuai dengan bernyanyi sesuai 1 1
ekspresif aturan yang kartu angka
(menyimak dan disampaikan
membaca)
3 4.12 Menyebutkan Mampu
Menunjukkan angka bila menyebutkan
kemampuan diperlihatkan angka pada
keaksaraan lambang gambar melalui 1
awal dalam bilangannya media kartu angka
berbagai
bentuk karya
Mampu
mengkelompokkan
3
angka bilangan 1
1
sampai 10 dan 11
sampai 20
50

Tabel 3. 10 Instrumen Observasi Penelitian Meningkatkan


Kemampuan Berhitung Usia 5 – 6 Tahun

Indikator Butir BB MB BSH BSB

Menunjukkan Anak dapat mengenal


bentuk–bentuk simbol angka
symbol (pra
menulis)
Anak mampu
mencocokkan angka yang
tertera pada gambar
melalui media kartu angka
Melaksanakan Mampu menyebutkan
perintah yang lebih angka sambil bernyanyi
kompleks sesuai sesuai kartu angka
dengan aturan yang
disampaikan
Menyebutkan Anak Mampu
angka bila mengkelompokkan angka
diperlihatkan bilangan genap dan
lambang bilangan ganjil 1 – 20
bilangannya
Anak mampu
menyebutkan jumlah
gambar dengan cara
menghitung
Keterangan :
1. Belum Berkembang (BB)
2. Mulai Berkembang (MB)
3. Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
4. Berkembang Sangat Baik (BSB)
51

Tabel 3. 11 Instrumen Penilaian Kinerja Guru

Aspek yang diamati Skor


A. Kegiatan Awal 1 2 3 4
1. Mengkondisikan kelas
2. Menyiapkan media pembelajaran
3. Mengajukan pertanyaan kepada anak
4. Berinteraksi dengan anak
Mengaitkan pembelajaran dengan
5.
pengalaman anak
Rata-rata butir A=
B. Kegiatan Inti (Berhitung melalui metode
1 2 3 4
bernyanyi)
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
1.
indikator yang akan dicapai
2. Memfasilitasi kegiatan berhitung
Melaksanakan pembelajaran secara
3.
runtut/sesuai RPPH
4. Menguasai kelas
Melaksanakan penerapan berhitung
5. menggunakan media kartu angka sesuai
dengan alokasi waktu yang direncanakan
Menggunakan bahasa Indonesia yang baik
6. dan benar secara jelas dan mudah dimengerti
anak
Rata-rata butir B =
C. Istirahat 1 2 3 4
Menuntun anak untuk membaca doa
1.
sebelum dan sesudah
2. Menguji hasil kegiatan berhitung
Rata-rata butir C =
D. Kegiatan Penutup 1 2 3 4
1. Melakukan evaluasi kegiatan
52

Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan


2.
portofolio
Rata-rata butir D =

Nilai Rata-rata
R=A+B+C+D =
4

Deskriptor:
Skor 1 : tidak dilakukan oleh guru
Skor 2 : dilakukan oleh guru tetapi masih kurang baik
Skor 3 : dilakukan oleh guru dengan cukup baik
Skor 4 : dilakukan oleh guru dengan baik
Skor 5 : dilakukan oleh guru dengan sangat baik

Tangerang,………………..

Observer Guru

(………………..) (………………..)

I. Teknik Pengumpulan Data


Dalam teknik pengumpulan data ini dapat menggunakan beberapa teknik
dalam penelitian yaitu seperti observasi, wawancara,dokumentasi, dan catatan
lapangan.
Tabel 3. 12 Teknik Pengumpulan data

No Instrumen Teknik Pengumpulan Data


1 Observasi Observasi adalah suatu proses yang
dilakukan secara langsung untuk
mendapatkan sebuah informasi yang akan
dilakukan guru dan siswa. Dalam penelitian
di TK A. Observasi dilakukan dengan cara
pengamatan, pencatatan, dan terjun langsung
53

di lapangan untuk mengetahui proses


pembelajaran berlangsung.
2 Wawancara Teknik yang digunakan dalam wawancara
adalah sebuah percakapan secara lisan. Jenis
wawancara yang dilakukan oleh peneliti adal
wawancara semi terstruktur, dengan tujuan
agar dalam pelaksaanaan penelitian lebih
bebas, terstruktur, dan terbuka kepada
Kepala Sekolah dan Guru TK A.
3 Dokumentasi Pengambilan gambar oleh peneliti pada saat
pembelajaran.
4 Catatan lapangan Catatan lapangan yaitu sebuah catatan yang
berupan tulisan, apa yang dilihat, dan
didengar. Catatan lapangan digunakan untuk
mencata semua pertemuan dan kejadian
peristiwa pada saat peneliti melakukan
penenlitian dan observasi.

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan


Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes.
Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur.
Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti
memiliki kesejajaran antara tes dan kriteria.56 Dalam penelitian ini, instrumen yang
digunakan adalah lembar observasi. Untuk mengetahui apakah uji validitas
instrumen dilakukan dengan menggunakan expert judgment. Setelah instrumen
disusun, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli untuk meminta perbaikan
ke tahap selanjutnya.

56
Kuntum An Nisa Imania, “Rancangan Pengembangan Instrumen Penilaian Pembelajaran
Berbasis Daring”, Jurnal Petik, Vol. 5 No. 1 Tahun 2019, h. 35.
54

K. Analisis Data
Teknik analisis data merupakan suatu upaya untuk mendapatkan informasi
yang telah dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi, dan catatan
lapangan. Menurut Noeng Muhadjir mengemukakan pengertian analisis data
sebagai “upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi,
wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus
yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain. Sedangkan untuk
meningkatkan pemahaman tersebut analisis perlu dilanjutkan dengan berupaya
mencari makna.”57 Proses analisis data dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan
dan data analisis data sudah terkumpul.
Pada instrument observasi, lembar observasi yang digunakan adalah lembar
observasi aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar peserta didik dengan
menggunakan media kartu angka. Data yang diperoleh pada setiap observasi dari
pelaksanaan siklus penelitian dianalisis secara deskriptif. Pada setiap lembar
observasi, tahapan analisis dilakukan dengan menjumlahkan nilai - nilai yang ada
dan membandingkan dengan nilai yang ada pada observasi sebelumnya.
Analisis yang digunakan oleh peneliti yaitu menggunakan teknik kualitatif dan
kuantitatif. Analisis data kualitatif yaitu cara menganalisis data dari hasil catatan
observasi, wawancara dan dokumentasi selama penelitian dengan langkah-langkah
reduksi data, display data, dan verifikasi data. Sedangkan analisis kuantitatif
dengan statistik deskriptif yaitu membandingkan hasil yang diperoleh dari pra
tindakan, siklus pertama dan siklus kedua.58 Peneliti menggunakan penelitian
tindakan kelas menggunakan kriterian BB, MB, BSH, dan BSB.
Menurut pendapat Basrowi dan Suwandi dalam buku Memahami Penelitian
Kualitatif, analisis data kualitatif dikemukakan oleh Miles dan Huberman pada
prinsipnya analisis kualiatif dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan
data. Menurut Miles dan Huberman teknik analisis data mencakup tiga tahapa
yaitu: a. Reduksi Data Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan

57
Firman Maulana, “Analisis Pembinaan Prestasi Ssb Kelompok Umur 14 Tahun Se-
Kecamatan Tahunan”, Journal Physical Activity and Sport, Vol. 1 No. 1 Tahun 2020, h. 92.
58
Nisa Monicha. “Peningkatan Kemampuan Motorik Melalui Permainan Sirkuit”, Jurnal Cikal
Cendekia, Vol. 1 No. 1 Tahun 2020, h. 27.
55

perhatian, pengabstrasikan dan pentransformasian data kasar dari lapangan. Proses


ini berlangsung selama penelitian, dari awal hingga akhir penelitian. Produk dari
reduksi data adalah berupa ringkasa dari catatan Pada proses ini penulis melakukan
pengumpulan data melalui proses awal yaitu melakukan observasi ke lapangan,
wawancara dan berbagai dokumen berdasarkan kategorisasi yang sesuai dengan
masalah penelitian kemudia dikembangkan penajaman data melalui pencarian data
selanjutnya. b. Penyajian Data Penyajian data dalam penelitia kualitatif, penyajian
data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart dan sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data
dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. c. Penarikan
kesimpulan Atau verfikasi dalam pandangan Miles dan Huberman, hanyalah
sebagian dan satu kegiatan dan konfigurasi yang utuh. Kesimpulan kseimpulan
juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. 59
Dari hasil analisis tersebut, kita dapat melakukan refleksi dalam arti
merenungkan secara intens apa yang telah terjadi dan belum terjadi atau kekeliruan
dan kekurangan baik secara induktif maupun induktif. Sehingga, akan tampak hasil
penelitian tindakan pada siklus tersebut. Dengan kata lain, refleksi merupakan
pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan, dan
untuk menentukan tindak lanjut dalam rangka mencapai tujuan akhir. Sehingga,
komponen penting dalam proses refleksi meliputi: analisis, pemaknaan,
penjelasan, penyusunan kesimpulan dan identifikasi tindak lanjut.60
Teknik kuantitatif digunakan untuk menentukan peningkatan hasil belajar
siswa sebagai pengaruh setiap tindakan yang dilakukan. Rumus penilaian dengan
persen adalah nilai yang dihitung dalam bentuk persen berdasarkan skor yang
diperoleh anak. Cara pemerolehan penilaian dalam persen sebagai berikut: 61
P = jss per Js x 100%

59
Sandi Hesti Sondak, “Faktor-faktor Loyalitas Pegawai Di Dinas Pendidikan Daerah Provinsi
Sulawesi Utara”, Jurnal EMBA , Vol. 7 No. 1 Tahun 2019, h. 675-676.
60
Zetty Azizatun Ni’mah, “Urgensi Penelitian Tundakan Kelas Bagi Peningkatan Profesionalitas
Guru Antara Cita dan Fakta”, Jurnal Realita, Vol. 15 No. 2 Tahun 2017, h. 14.
61
Anisa Mar’atu Soleha, “Penggunaan Alat Permainan Edukatif (APE) Maze untuk Meningkatkan
Motorik Halus Anak Usia 4-5 Tahun di TK Negeri Pembina Kota Tasikmalaya”, Jurnal PAUD
Agapedia, Vol. 2 No. 2 Tahun 2018, h. 180.
56

Keterangan :
P = Presentase
Jss = Jumlah siswa yang mengalami peningkatan
Js = Jumlah siswa

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan


Setelah tindakan siklus I selesai dilaksanakan dan hasil yang diharapkan belum
mencapai kriteria keberhasilan yaitu meningkatnya kemampuan berhitung anak,
maka akan ditindak lanjuti dengan melakukan siklus II dengan perencanaan
pembelajaran yang telah diperbaiki sebelumnya, dan begitu seterusnya hingga
hasilnya mencapai kriteria yang ditentukan dan siklus pun dapat dihentikan.
Penelitian ini akan berakhir, apabila penelitian ini menunjukan peningkatan
kemampuan berhitung dengan menggunakan media kartu angka melalui metode
bernyanyi di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 43 Ciledug.
BAB IV

DESKRIPSI, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Penelitian
1. Deskripsi Umum
a. Profil Sekolah
TK Aisyiyah Bustanul Athfal 43 adalah lembaga pendidikan anak
usia dini yang berada di Jl. Raden Patah No.63, RT. 002 RW. 003,
Sudimara Barat. Kec. Ciledug, Kota Tangerang, Banten 15151.
Tabel 4. 1 Keadaan siswa TK Aiyiyah Bustanul Athfal 43
Ciledug

Kelompok Jumlah Jumlah


Laki-laki Perempuan
Kelompok 5 4 9
Bermain
Kelompok A 4 6 10
Kelompok B 3 7 10

b. Visi, Misi, dan Tujuan


1) Visi
Terwujudnya generasi Islami yang berkarakter, kreatif, mandiri
dan berprestasi.
2) Misi
a) Membekali perkembangan peserta didik dengan keimanan
sehingga menghasilkan peseta didik yang berkarakter
mulia.

57
58

b) Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk


mengembangkan potensinya melalui pembelajaran yang
bermutu.
c) Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk
mengembangkan kemampuannya.
d) Menciptakan suasana yang kondusif dan demokratis dalam
perkembangan dan pertumbuhan peserta didik selanjutnya
3) Tujuan
a) Diamalkannya ajaran Islam melalui pembiasaan sehari –
hari yang tidak memberatkan anak, sehingga menjadi anak
yang berkarakter mulia.
b) Model pembelajaran sentra diberikan melalui pembelajaran
yang kreatif.
c) Mengembangkan sikap kemandirian siswa.
d) Mengembangkan bakat dan minat peserta didik hingga
berprestasi.

c. Keadaan Guru
Jumlah guru di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 43 Ciledug terdapat 5
orang tenaga pendidik serta gelar yang dimilikinya. Berikut daftar nama
guru TK Aisyiyah Bustanul Athfal 43 Ciledug.
Tabel 4. 2 Nama tenaga Kependidikan TK Aisyiyah Bustanul
Athfal 43 Ciledug

No. Nama Kelas mengajar


1. Dewi Ambarwati, S.Pdi Kepala Sekolah
2. Nurjamilah, S.Pd Guru Kelas B1
3. Eti Rohayati, S.Pdi Guru Kelas B2
4. Mahmudah, S.Pd Guru Kelas A1
5. Henny Ilyas Guru Kelas A2
59

2. Depskripsi Khusus
a. Deskripsi Data dan Pra Penelitian (Prasiklus)
1) Pengamatan
Setelah melakukan penelitian sebagai langkah awal penelitian
tindakan kelas. Dimulai dengan observasi kegiatan belajar mengajar di
kelas B2 TK Aisyiyah Bustanul Athfal 43 Ciledug. Maka dari itu peneliti
menemukan subjek penelitian berupa permasalahan yang sangat penting
untuk ditingkatkan. Kemudian peneliti menemukan subjek yang akan
dijadikan bahan dasar dan pelaksanaan tindakannya adalah
meningkatkan kemampuan berhitung menggunakan media kartu angka
dan metode bernyanyi anak usia 5 – 6 tahun di TK Aisyiyah Bustanul
Athfal 43 Ciledug, berikut sampel anak yang akan dijadikan subjek
penelitian.
Tabel 4. 3 Nama Anak Kelompok B TK Aisyiyah Bustanul
Athfal 43 Ciledug Tahun ajaran 2020/2021

No. Nama Usia Alamat


1. AAS 6 tahun Ciledug
2. SA 6 tahun Ciledug
3. NZA 5 tahun Ciledug
4. S 5 tahun Ciledug
5. GM 5 tahum Ciledug
6. AB 6 tahun Ciledug
7. KNS 6 tahun Ciledug
8. DAU 5 tahun Ciledug
9. CBS 5 tahun Ciledug
10. JM 5 tahun Ciledug
Peneliti melakukan kegiatan observasi selama 2 hari
sebelum terjadinya pandemi yaitu pada tanggal 2 dan 3 Desember
60

2019. Peneliti bekerjasama dengan guru kelas B2 untuk


melakukan pengamatan kemampuan berhitung anak.
1) Hasil Observasi Pertama
Pada hari pertama observasi, peneliti meminta izin kepada
kepala sekolah yaitu Ibu Dewi Ambarwati, S.Pd bahwa peneliti
akan mengadakan penelitian di kelas TK B2. Kepala Sekolah juga
memberikan bantuan kepada peneliti jika membutuhkan
dokumen lain selama penelitian. Setelah mendapatkan izin dari
kepala sekolah penliti langsung mengikuti kegiatan yang ada di
kelas TK B2.
Kemudian peneliti memasuki kelas B2 dan melihat kondisi
anak – anak yang sedang berbaris dan di absen oleh guru untuk
masuk ke kelas. Setelah semua masuk kelas anak – anak baca
berdoa bersama, bernyanyi, dan tepuk – tepuk. Kemudian lanjut
kegiatan pembelajaran yaitu menghitung dengan tema binatang.
Pada saat pembelajaran berlangsung ada anak yang kurang
antusias, ada yang sibuk menghitung sendiri tanpa bantuan, dan
masih ada sebagian yang dibantu oleh guru. Pada pukul 09.30
waktunya makan bersama lalu mereka berbaris untuk cuci tangan
dan doa bersama. Setelah itu anak – anak boleh bermain bebas,
kemudian pukul 10.00 masuk kembali untuk melakukan doa
bersama untuk pulang.

2) Hasil Observasi Kedua


Pada hasil observasi kedua kegiatan awal masih sama yaitu
berbaris lalu di absen, baca doa bersama, bernyanyi, dan tepuk –
tepuk. Pada saat pembelajaran menulis ada 3 anak yang masih
dibantu karena kesulitan untuk memegang pensil namun rata –
rata sudah bisa membaca tulisan. Pada pukul 09.30 waktunya
makan bersama lalu mereka berbaris untuk cuci tangan dan doa
bersama. Setelah itu anak – anak boleh bermain bebas, kemudian
61

pukul 10.00 masuk kembali untuk melakukan doa bersama untuk


pulang.
b. Refleksi Pra penelitian
Berdasarkan hasil analisis terhadap kemampuan berhitung di TK
Aisyiyah Bustanul Athfal 43 bahwa ada beberapa kekurangan dalam
peningkatan kemampuan berhitung, meskipun peneliti melihat sudah
cukup baik dalam berhitung, namun belum ada media dan metode dalam
pembelajaran yang mengkhususkan untuk peningkatan kemampuan
berhitung anak. Oleh karena itu peneliti merancang program
pembelajaran melalui media kartu angka, agar anak tertarik dan
pembelajaran tidak membosankan. Metode ini sudah dirancang dari
hasil observasi yang dilakukan peneliti dan guru.
Berdasarkan hasil observasi dan pengumpulan data yang telah
dilakukan pada kelas B2 TK Aisyiyah Bustanul Athfal 43 yang
berjumlah 10 anak, maka hasil kemampuannya sebagai berikut :
Tabel 4. 4 Tabel Penilaian Pra Siklus

No. Nama Total Presentase


1. AAS 5 31,25
2. SA 5 31,25
3. NZA 4 25,0
4. S 4 25,0
5. GM 4 25,0
6. AB 4 25,0
7. KNS 5 31,25
8. DAU 4 25,0
9. CBS 4 25,0
10. JM 4 25,0
Rata-rata 4,3 26,87
62

Tabel tersebut menunjukkan bahwa presentase rata-rata kemampuan


berhitung anak berada pada 26,87% . Skor tertinggi 5 dari rata-rata 4,3 dan
skor terendah adalah 4.

B. Deskripsi Data dan Hasil Penelitian Tindakan


1. Deskripsi Data Siklus 1
a. Perencanaan Tindakan Siklus 1
Pada tahap tindakan siklus 1 terdiri dari 5 kali pertemuan. Pertemuan
pertama anak mengenal angka terlebih dahulu, kemudian bernyanyi
sambil menghitung, anak memahami aturan dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Harian (RPPH) terdapat pada lampiran, berikut proses
pembelajaran pada siklus 1 yaitu :
1) Membuat RPPH yang sudah disesuaikan oleh tema sekolah.
2) Menyiapkan instrumen data penilaian dan catatan lapangan.
3) Menyiapkan media yang akan digunakan saat pembelajaran.
4) Menyiapkan alat dokumentasi berupa foto, dan video.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus 1


1) Pertemuan ke-1 pada siklus 1/ Minggu, 20 Mei 2021
Pembukaan :
Penelitian ini dilakukan di rumah karena adanya virus covid-
19, pada pukul 08.00 peneliti langsung memulai kegiatan
pembelajaran. Kemudian peneliti mengajak anak-anak untuk
berbaris lalu diabsen satu per satu untuk memasuki ruangan . Setelah
anak memasuki ruangan, lalu berdoa, bernyanyi, dan tepuk angka
sampai pukul 08.30.
Inti :
Setelah anak-anak membaca doa, bernyanyi, dan tepuk-
tepuk, peneliti memberi tahu kegiatan anak hari ini yaitu mengenal
angka. Pada pertemuan pertama peneliti mengenalkan angka kepada
63

anak melalui bernyanyi dengan media kartu angka. Kemudian


peneliti mengajak anak bernyanyi sambil menunjukkan kartu angka,
contoh lagu nya seperti, “ini angka satu ini angka dua ini angka ini
angka empat dan lima”.
Anak-anak sangat antusias ketika berhitung sambil
bernyanyi, terlihat senang karena dengan adanya media kartu angka
yang membuat anak tertarik. Tetapi pada saat berhitung ada anak
yang masih terlihat bingung yaitu S dan NZA, lalu peneliti bertanya
tentang angka sambil memegang kartu angka 2 lalu KNS yang
menjawab “dua ka”. Pada hari pertama terlihat yang sangat cepat
menjawab pertanyaan adalah KNS karena anak tersebut fokus pada
saat pembelajaran dan yang lain masih terlihat ada yang kurang
percaya diri.
Istirahat :
Pada pukul 09.30 anak-anak beristirahat bermain bebas di
halaman rumah sampai pukul 10.00.
Penutup :
Sebelum pulang, peneliti melakukan tanya jawab dan
menanyakan mengenai kegiatan yang telah dilakukan hari ini. Pada
saat peneliti bertanya, “ada yang ingat hari ini kita berhitung sampai
angka berapa ?”. Kemudian AAS menjawab, “1 sampai 10 ka”.
Anak-anak sangat antusias menjawab karena senang menghitung
melalui bernyanyi meskipun ada yang pemalu yaitu GM, S, dan
NZA.
Pada pukul 10.15 anak-anak berdoa bersama dan
menyanyikan lagu angka, setelah itu peneliti melakukan tanya
jawab tentang angka bagi yang bisa menjawab boleh pulang.

2) Pertemuan ke-2 pada siklus 1/ Senin, 21 Mei 2021


Pembukaan :
64

Pada hari kedua, peneliti datang pukul 08.30 dan langsung


mengajak anak-anak untuk berbaris lalu diabsen satu per satu
untuk memasuki ruangan . Setelah anak memasuki ruangan, lalu
berdoa, bernyanyi, dan tepuk angka sampai pukul 09.00.

Inti :
Setelah anak-anak membaca doa, bernyanyi, dan tepuk
angka, peneliti memberi tahu kegiatan anak hari ini yaitu
mencocokkan angka pada gambar. Pada pertemuan kedua,
peneliti mengenalkan angka 1 sampai 10 kepada anak lewat
gambar menggunakan media kartu angka. Kemudian peneliti
mengajak satu per satu anak untuk maju.
Setelah anak-anak semua maju, peneliti mengajak anak satu
persatu untuk berhitung 1 sampai 10 dimulai dari AAS, SA,
NZA, S, GM, AB, KNS, DAU, CBS, dan JM. Pada saat anak-
anak berhitung sambil bernyanyi semua lancar dan benar
menyebutkan angka 1 sampai 10 secara berurutan.
Istirahat :
Pada pukul 10.00 anak-anak beristirahat bermain bebas di
halaman rumah sampai pukul 10.30.
Penutup :
Sebelum pulang, peneliti melakukan tanya jawab dan
menanyakan perasaan mengenai kegiatan yang telah dilakukan hari
ini. Pada saat peneliti bertanya, “teman-teman hari ini senang
tidak ?” lalu CBS menjawab, “senang ka” lalu DAU juga menjawab,
“sama aku juga senang”.
Pada pukul 10.35 anak-anak berdoa bersama dan
menyanyikan lagu angka, setelah itu peneliti melakukan tanya
jawab tentang angka, “siapa yang tahu setelah angka 5 itu angka
berapa ya ?” lalu AB menjawab “6 ka !”, bagi yang bisa menjawab
boleh pulang.
65

3) Pertemuan ke-3 pada siklus 1/ Selasa, 22 Mei 2021


Pembukaan :
Pada hari ketiga, peneliti datang pukul 08.30 dan langsung
mengajak anak-anak untuk berbaris lalu diabsen satu per satu
untuk memasuki ruangan . Setelah anak memasuki ruangan, lalu
berdoa, bernyanyi, dan tepuk angka sampai pukul 09.00.
Inti :
Setelah anak-anak membaca doa, bernyanyi, dan tepuk-
tepuk, peneliti memberi tahu kegiatan anak hari ini yaitu
berhitung angka ganjil dan genap melalui media kartu angka.
Sebelumnya peneliti menjelaskan angka ganji dan genap
kemudian, peneliti memberikan lembar kegiatan yang sudah
tertera angka ganjil dan genap lalu anak mengerjakan.
Anak yang mampu mengerjakan angka ganjil dan genap
kartu angka yaitu AAS, SA, GM, dan KNS. Pada saat itu DAU
anak yang sangat aktif dan agak malas sehingga ketika
mengerjakan hanya bisa angka genap. Lalu giliran NZA banyak
angka yang salah yaitu 4 menjadi 6, 5 menjadi 2, 7 menjadi 1, 8
menjadi 4, 9 menjadi 7, dan 10 menjadi 9. Sedangkan S ketika
mengerjakan juga terdapat angka salah yaitu 2 menjadi 4, 10
menjadi 1, 5 menjadi 3, 7 menjadi 9, dan 7 menjadi 3. Sedangkan
CBS, JM, dan AB mampu mengerjakan angka ganjil dan genap
meskipun agak lambat untuk memikirkan huruf selanjutnya.
Istirahat :
Pada pukul 10.00 anak-anak beristirahat bermain bebas di
halaman rumah sampai pukul 10.30.
Penutup :
Sebelum pulang, peneliti melakukan tanya jawab dan
menanyakan perasaan mengenai kegiatan yang telah dilakukan
hari ini. Pada saat peneliti bertanya, “teman-teman ada yang tahu
66

tidak kalau hari ini berhitung sampai angka berapa ?” lalu DAU
dan CBS menjawab secara bersamaan, “10 ka”.
Pada pukul 10.35 anak-anak berdoa bersama dan
menyanyikan lagu angka, setelah itu peneliti melakukan tanya
jawab tentang angka dan diperbolehkan pulang.

4) Pertemuan ke-4 pada siklus 1/ Rabu, 22 Mei 2021


Pembukaan :
Pada hari keempat, peneliti datang pukul 08.30 dan langsung
mengajak anak-anak untuk berbaris lalu diabsen satu per satu
untuk memasuki ruangan . Setelah anak memasuki ruangan, lalu
berdoa, bernyanyi, dan tepuk angka sampai pukul 09.00.
Inti :
Setelah anak-anak membaca doa, bernyanyi, dan tepuk
angka, peneliti memberi tahu kegiatan anak hari ini yaitu
menjumlahkan bilangan. Pada pertemuan keempat, peneliti
memberikan lembar kegiatan.
Anak yang mampu menjumlahkan bilangan ada 5 dari 10
anak. Untuk S, DAU, JM, CBS, dan NZA mampu mengerjakan
namun lupa angka yang akan ditulis. Lalu setelah mengerjakan
soal anak-anak mewarnai.
Istirahat :
Pada pukul 10.00 anak-anak beristirahat bermain bebas di
halaman rumah sampai pukul 10.30.
Penutup :
Sebelum pulang, peneliti melakukan tanya jawab dan
menanyakan perasaan mengenai kegiatan yang telah dilakukan
hari ini. Pada saat peneliti bertanya, “teman-teman ada yang tahu
tidak kalau hari ini mewarnai buah apa ? ” lalu JM menjawab
secara bersamaan, “starwberry”.
67

Pada pukul 10.35 anak-anak berdoa bersama dan


menyanyikan lagu angka, setelah itu peneliti bermain game
tepuk angka bagi yang fokus dan mengikuti sesuai intruksi boleh
pulang.

Tabel 4. 5 Tabel Penilaian Siklus 1

No. Nama Total Presentase (%)


1. AAS 9 56,25
2. SA 9 56,25
3. NZA 6 37,5
4. S 6 37,5
5. GM 8 50,0
6. AB 7 43,75
7. KNS 9 56,25
8. DAU 5 31,25
9. CBS 7 43,75
10. JM 6 37,5
Rata-rata 7,2 45,0

Tabel tersebut menunjukkan bahwa presentase rata-rata


kemampuan berhitung anak berada pada 45,0% . Skor tertinggi 9
dari rata-rata 7,2 dan skor terendah adalah 5.

c. Pengamatan
Selama kegiatan secara berlangsung, peneliti mengamati proses
anak cara berhitung tersebut sudah sesuai yang direncanakan atau tidak.
Peneliti merasa tindakan tersebut sudah sesuai dengan kemampuan
berhitung anak, hasil dari tiap tindakan menjadi dua yaitu kualitatif dan
kuantitatif.
1) Hasil Pengamatan Secara Kualitatif
68

Sampai pada pertemuan ke-4, anak-anak dapat memahami


yaitu mengenal angka. Tidak hanya itu anak-anak juga belajar
menulis angka secara berurutan. Mereka dengan mudah
tertarik belajar mengenal angka. Tetapi masih terdapat
beberapa anak yang kurang cepat tanggap dalam berpikir.
Seperti halnya diam jika ditanya dari perintah yang diberikan.

2) Hasil Pengamatan Secara Kuantitatif


Berikut adalah hasil pengamatan secara kuantitatif Kemampuan
Berhitung Menggunakan Media Kartu Angka dan Metode
Bernyanyi Anak Usia Dini pada siklus I :
Tabel 4. 6 Data Kemampuan Berhitung Menggunakan Media Kartu
Angka di Siklus 1

No. Subjek Pra % Skor % Skor %


Penelitian Siklus Kenaikan
I
1. AAS 5 31,25 9 56,25 4 25,0
2. SA 5 31, 9 56,25 4 25,0
25
3. NZA 4 25,0 6 37,5 2 12,5
4. S 4 25,0 6 37,5 2 12,5
5. GM 4 25,0 8 50,0 4 25,0
6. AB 4 25,0 7 43,75 3 18,75
7. KNS 5 31,25 9 56,25 4 25,0
8. DAU 4 25,0 5 31,25 1 6,25
9. CBS 4 25,0 7 43,75 3 18,75
10. JM 4 25,0 6 37,5 2 12,5
Rata2 4,3 26,87 7,2 45,0 2,9 18,12
69

60

50

40

30

20

10

0
AAS SA NZA S GM AB KNS DAU CBS JM

Pra Penelitian Siklus 1

Gambar 4. 1 Perbandingan Kemampuan Berhitung Menggunakan


Media Kartu Angka dan Siklus 1

Tabel 4. 7 Hasil Penilaian Kinerja Guru Pada Siklus 1

No. Aspek yang diamati Skor


1. Kegiatan Awal 3,3
2. Kegiatan Inti 3,2
3. Istirahat 3
4. Kegiatan Penutup 3,2
Rata-rata 3,1

Dari hasil penilaian kinerja guru pada siklus 1, guru melakukan


pembelajaran dengan cukup baik. Pada tahap kegiatan awal guru
memperoleh skor 3,3 dari 4 skor. Selanjutnya pada kegiatan inti yaitu
berhitung angka, guru melakukan pembelajaran berhitung dengan baik.
Dengan cara memberikan kegiatan mewarnai angka agar anak tidak
bosan. Pada kegiatan inti guru mendapatkan skor 3,2. Selanjutnya pada
kegiatan istirahat guru mengawasi anak-anak yang sedang bermain di
luar, skor yang didapatkan adalah 3. Terakhir pada kegiatan penutup
adalah guru melakukan tanya jawab. Skor yang diperoleh adalah 3,2.
70

Sehingga rata-rata keseluruhan yang di dapat oleh guru adalah 3,1 skor.
Skor ini sudah dinilai cukup baik, akan tetapi ada perubahan untuk
dilakukan pada siklus 2.

d. Refleksi Siklus 1
Pada tahapan refleksi siklus 1 dapat dikatakan sudah berhasil namun
hanya mengalami peningkatan sedikit dan perlu ditingkatkan lagi pada
siklus 2. Hal yang dapat dilihat dari siklus 1 masih rendahnya
pemahaman anak pada angka dan masih adanya anak yang tertukar
angka ketika mengurutkan kartu angka. Hal ini disebabkan adanya
kekurangan dan kelebihan yang dihadapi dalam proses pembelajaran.
Adapun kekurangan yang dihadapi dalam proses pembelajaran
sebagai berikut :
1) Pada siklus 1, masih ada 7 anak yang belum mengenal
angka.
2) Anak tidak fokus pada saat pembelajaran.
3) Kurangnya peran aktif anak dalam proses pembelajaran. Hal
ini terlihat dari banyaknya anak yang tidak terlibat aktif
dalam proses belajar mengajar dan anak cenderung pasif
selama pembelajaran berlangsung.
Untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus
1 dan untuk meningkatkan hasil belajar anak, maka perlu dilanjutkan
pada siklus 2 dengan melakukan perbaikan-perbaikan sebagai berikut :
1) Peneliti memberikan penjelasan tentang bermain kartu angka
secara rinci.
2) Guru kelas membantu mengkondisikan kelas dengan
kondusif, agar anak lebih berkonsentrasi dan lebih termotivasi
untuk bermain kartu angka.
3) Peneliti dan guru kelas bekerja sama untuk memberikan
kegiatan pada anak yang pasif.
71

Adapun kelebihan yang dihadapi dalam proses pembelajaran


sebagai berikut :
1) Guru kelas B sangat membantu berjalannya penelitian.
2) Anak-anak sangat menyukai bermain kartu angka.

e. Renacana Tindakan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus1, peneliti mendiskusikan
dengan guru kelas mengadakan proses penelitian di rumah peneliti,
karena adanya pandemik yang sedang berlangsung, begitu pun siklus 2
juga akan sama. Maka dari itu, hasil diskusi peneliti dengan guru kelas
selanjutnya, adalah :
1) Tema yang digunakan berubah.
2) Anak diperboleh tidak membawa alat tulis.

2. Deskripsi Data Siklus 2


Setelah melakuakn refleksi siklus 1, maka peneliti melanjutkan tindakan
siklus berikutnya. Tindakan yang akan dilakukan pada siklus 2 sebanyak 4
kali pertemuan sebagai berikut :
1. Perencanaan Tindakan Siklus 2
Pada hasil refleksi siklus 1, peneliti menyusun perencanaan
pembelajaran dengan pelaksanaan tindakan pada siklus 2. Adapun yang
dilakukan pada tahap perencanaan diantaranya adalah menyusun
program pembelajaran, mengalokasikan waktu untuk meningkatkan
kemampuan berhitung anak di kelas TK B sebanyak 4 kali pertemuan.

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus 2


Pertemuan ke-1 pada siklus 2/ Kamis, 23 Mei 2021
Pembukaan :
Pada hari kelima, peneliti datang pukul 08.30 dan langsung
mengajak anak-anak untuk berbaris lalu diabsen satu per satu
72

untuk memasuki ruangan. Setelah anak memasuki ruangan, lalu


berdoa, bernyanyi, dan tepuk-tepuk sampai pukul 09.00.
Inti :
Setelah anak-anak membaca doa, bernyanyi, dan tepuk
angka, peneliti memberi tahu kegiatan anak hari ini yaitu
mengenal angka. Pada hari kelima peneliti masih mengenalkan
angka kepada anak melalui bernyanyi dengan media kartu angka
namun ada peningkatan. Kemudian peneliti mengajak anak
bernyanyi sambil menunjukkan kartu angka, contoh lagu nya
seperti, “ini angka satu ini angka dua ini angka ini angka empat
dan lima”.
Kemudian peneliti membuat permainan yang bersangkutan
dengan angka yaitu “Tepuk Sate” bagi anak yang tidak fokus
maju ke depan untuk menulis angka di papan tulis. Ketika
permainan dimulai sudah ada yang tidak fokus yaitu DAU,
kemudian peneliti memberi intruksi untuk menulis angka 2. Lalu
ada JM yang tidak fokus juga, kemudian peneliti memberi
intruksi untuk menulis angka 5. Dan selanjutnya ada S yang
tidak fokus, kemudian peneliti memberi intruksi untuk menulis
angka 3.
Selesai bermain “Tepuk Sate” peneliti mengajak anak-anak
untuk bernyanyi dengan menggunakan pensil jika lagu tersebut
berhenti, anak maju ke depan untuk melingkari angka di papan
tulis sesuai intruksi dari peneliti. Begitu permainan selsesai
anak-anak sangat antusias terlihat senang dan aktif.
Istirahat :
Pada pukul 10.00 anak-anak beristirahat bermain bebas di
halaman rumah sampai pukul 10.30.
Penutup :
Sebelum pulang, peneliti melakukan tanya jawab dan
menanyakan mengenai kegiatan yang telah dilakukan hari ini.
73

Pada saat peneliti bertanya, “ada yang ingat hari ini kita bermain
apa ?”. Kemudian AB menjawab, “Tepuk Sate ka”. Anak-anak
sangat antusias menjawab karena senang bermain “Tepuk Sate”.
Pada pukul 10.15 anak-anak berdoa bersama dan
menyanyikan lagu angka, setelah itu peneliti melakukan tanya
jawab tentang angka bagi yang bisa menjawab boleh pulang.

Pertemuan ke-2 pada siklus 2/ Jumat, 24 Mei 2021


Pembukaan :
Pada hari keenam, peneliti datang pukul 08.30 dan langsung
mengajak anak-anak untuk berbaris lalu diabsen satu per satu
untuk memasuki ruangan . Setelah anak memasuki ruangan, lalu
berdoa, bernyanyi, dan tepuk angka sampai pukul 09.00.
Inti :
Setelah anak-anak membaca doa, bernyanyi, dan tepuk
angka, peneliti memberi tahu kegiatan anak hari ini yaitu
mengenal angka. Pada pertemuan kedua, peneliti mengenalkan
angka 11 sampai 20 dengan cara mencocokkan kartu angka pada
gambar.
Peneliti memberikan intruksi kepada anak-anak untuk
mengerjakan lembar kegiatan untuk mencocockkan kartu angka
pada gambar. Anak yang mampu mencocokkan kartu angka
pada gambar mengalami peningkatan yaitu ada 8 dari 10 anak.
Setelah itu anak-anak mewarnai.
Istirahat :
Pada pukul 10.00 anak-anak beristirahat bermain bebas di
halaman rumah sampai pukul 10.30.

Penutup :
Sebelum pulang, peneliti melakukan tanya jawab dan
menanyakan perasaan mengenai kegiatan yang telah dilakukan hari
74

ini. Pada saat peneliti bertanya, “teman-teman hari ini senang


tidak ?” lalu JM menjawab, “senang ka” lalu AB juga menjawab,
“sama aku juga senang”.
Pada pukul 10.35 anak-anak berdoa bersama dan
menyanyikan lagu angka, setelah itu peneliti melakukan tanya
jawab tentang angka, “siapa yang tahu sebelum angka 17 itu angka
berapa ya ?” lalu AB menjawab “16 ka !”, bagi yang bisa menjawab
boleh pulang.
Pertemuan ke-3 pada siklus 2/ Senin, 27 Mei 2021
Pembukaan :
Pada hari ketujuh, peneliti datang pukul 08.30 dan langsung
mengajar anak-anak untuk berbaris lalu diabsen satu per satu untuk
memasuki ruangan . Setelah anak memasuki ruangan, lalu berdoa,
bernyanyi, dan tepuk angka sampai pukul 09.00.
Inti :
Setelah anak-anak membaca doa, bernyanyi, dan tepuk-
tepuk, peneliti memberi tahu kegiatan anak hari ini yaitu berhitung
angka ganjil dan genap melalui media kartu angka. Sebelumnya
peneliti menjelaskan angka ganji dan genap kemudian, peneliti
memberikan lembar kegiatan yang sudah tertera angka ganjil dan
genap.
Pada pertemuan ketujuh anak-anak mengalami peningkatan
dalam mengetahui angka ganjil dan genap. Namun ada sebagian
anak yang mampu mengerjakan angka genap saja. Ada juga yang
mampu angka ganjil. Kemudian setelah mengerjakan lembar
kegiatan anak-anak mewarni gambar.

Istirahat :

Pada pukul 10.00 anak-anak beristirahat bermain bebas di


halaman rumah sampai pukul 10.30.
Penutup :
75

Sebelum pulang, peneliti melakukan tanya jawab dan


menanyakan perasaan mengenai kegiatan yang telah dilakukan hari
ini. Pada saat peneliti bertanya, “teman-teman ada yang tahu tidak
angka ganjil dimulai dari berapa ?”, lalu JM menjawab, “1 ka”.
Peneliti bertanya lagi, “lalu angka yang terakhir berapa teman teman
?”, SA menjawab, “19 ka !”.
Pada pukul 10.35 anak-anak berdoa bersama dan
menyanyikan lagu angka, setelah itu peneliti melakukan tanya
jawab tentang angka dan diperbolehkan pulang.
Pertemuan ke-4 pada siklus 2/ Selasa, 28 Mei 2021
Pembukaan :
Pada hari kedelapan, peneliti datang pukul 08.30 dan
langsung mengajak anak-anak untuk berbaris lalu diabsen satu per
satu untuk memasuki ruangan . Setelah anak memasuki ruangan,
lalu berdoa, bernyanyi, dan tepuk angka sampai pukul 09.00.
Inti :
Setelah anak-anak membaca doa, bernyanyi, dan tepuk
angka, peneliti memberi tahu kegiatan anak hari ini yaitu
menjumlahkan bilangan. Pada pertemuan keempat, peneliti
memberikan lembar kegiatan.
Pada pertemuan terakhir mengalami peningkatan yaitu ada 7
anak yang mampu menjumlahkan angka bilangan. Setelah itu anak-
anak melakukan kegiatan mewarnai.
Istirahat :
Pada pukul 10.00 anak-anak beristirahat bermain bebas di
halaman rumah sampai pukul 10.30.
Penutup :
Sebelum pulang, peneliti melakukan tanya jawab dan
menanyakan perasaan mengenai kegiatan yang telah dilakukan hari
ini. Pada saat peneliti bertanya, “teman-teman ada yang tahu 3 + 2
itu berapa ?”, AAS dan SA jawab bersamaan, “5 ka !”,
76

Pada pukul 10.35 anak-anak berdoa bersama dan


menyanyikan lagu angka, lalu boleh pulang.

f. Pengamatan
Selama kegiatan secara berlangsung, peneliti mengamati proses
anak cara berhitung tersebut sudah sesuai yang direncanakan atau tidak.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan berhitung, pada
pertemuan pertama anak belum mengenal angka lebih banyak. Setelah
dijelaskan pada pertemuan kedua anak sudah mulai banyak mengenal
angka dan menjumlahkan bilangan angka.
1) Hasil Pengamatan Secara Kualitatif
Dari hasil pengamatan siklus 2, yang diadakan sebanyak 4 kali
pertemuan dapat disimpulkan bahwa kemampuan berhitung anak
mengalami peningkatan, seperti anak dapat mengenal angka lebih
banyak, mengetahui angka ganjil dan genap, dan dapat
menjumlahkan bilangan angka, terutama untuk CBS, JM, dan AB.

2) Hasil Pengamatan Secara Kuantitatif


Berikut adalah hasil pengamatan secara kuantitatif Kemampuan
Berhitung Menggunakan Media Kartu Angka dan Metode
Bernyanyi Anak Usia Dini pada siklus 2 :
Data perbandingan skor dan presentase kemampuan berhitung
anak
Tabel 4. 8 Data Perbandingan Skor dan Presentase Kemampuan
Berhitung Anak

No. Subjek Pra % Skor % Skor %


Penelitian Siklus Siklus
I 2
77

1. AAS 5 31,25 9 56,25 16 100,0


2. SA 5 31,25 9 56,25 16 100,0
3. NZA 4 25,0 6 37,5 11 68,75
4. S 4 25,0 6 37,5 13 81,25
5. GM 4 25,0 8 50,0 16 100,0
6. AB 4 25,0 7 43,75 16 100,0
7. KNS 5 31,25 9 56,25 16 100,0
8. DAU 4 25,0 5 31,25 11 68,75
9. CBS 4 25,0 7 43,75 16 100,0
10. JM 4 25,0 6 37,5 14 87,5
Rata2 4,3 26,87 7,2 45,0 14,5 90,625

Hasil Penilaian Kinerja Guru Pada Siklus 2


No. Aspek yang diamati Skor
1. Kegiatan Awal 4
2. Kegiatan Inti 4
3. Istirahat 4
4. Kegiatan Penutup 4
Rata-rata 4

Berdasarkan hasil penilaian kinerja guru pada siklus 2, terjadi peningkatan


di setiap aspek penilaian. Semua aspek telah dilakukan sangat baik oleh guru. Skor
yang dihasilkan setiap aspek adalah 4. Hal ini menunjukkan bahwa pengajaran
yang guru lakukan berjalan dengan baik.

g. Refleksi
Berdasarkan hasil penelitian siklus 2 yang telah dilakukan evaluasi bersama
kolaborator yaitu guru kelas, terlihat ada kemajuan pada kemampuan berhitung.
Anak sudah mampu mengenal angka dan menjumlahkan bilangan angka. Dengan
demikian, pelaksanaan tindakan tidak perlu melakukan siklus selanjutnya.
78

C. Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis data secara kuantitatif dan kualitatif.
1. Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif merupakan hasil dari penelitian tindakan kelas
pada siklus 1 dan 2 melalui pengamatan kemampuan berhitung
menggunakan media kartu angka dan metode bernyanyi yang dapat dilihat
sebagai berikut :
Tabel 4. 9 Data hasil Peningkatan Kemampuan Berhitung Anak pada Pra
Penelitian, Siklus 1, dan Siklus 2

Skor Pra Siklus 1 Point Siklus 2 Point


Subjek
Penelitian
Subjek Pra % Skor % Kenaikan % Skor % Kenaikan %
No. Penelitian Siklus siklus
I 2
1. AAS 5 31,25 9 56,25 4 25,0 16 100,0 7 43,75
2. SA 5 31,25 9 56,25 4 25,0 16 100,0 7 43,75
3. NZA 4 25,0 6 37,5 2 12,5 11 68,75 5 31,25
4. S 4 25,0 6 37,5 2 12,5 13 81,25 7 43,75
5. GM 4 25,0 8 50,0 4 25,0 16 100,0 8 50,0
6. AB 4 25,0 7 43,75 3 18,75 16 100,0 9 56,25
7. KNS 5 31,25 9 56,25 4 25,0 16 100,0 7 43,75
8. DAU 4 25,0 5 31,25 1 6,25 11 68,75 6 37,5
9. CBS 4 25,0 7 43,75 3 18,75 16 100,0 9 56,25
10. JM 4 25,0 6 37,5 2 12,5 14 87,5 8 50,0
Rata2 4,3 26,87 7,2 45,0 2,9 18,12 14,5 90,625 7,3 45,625

Tabel di atas menunjukkan bahwa kemampuan berhitung anak


mengalami peningkatan mulai dari pra penelitian, siklus 1, dan siklus 2.
79

Kemampuan berhitung anak pada pra penelitian mendapatkan rata-rata skor


4,3 dengan presentase 26,87%. Kemudian penelitian pada siklus 1, ternyata
mengalami peningkatan yaitu hasil rata-rata 7,2 dengan presentase 45,0%.
Selanjutnya, pada siklus 2 juga mengalami peningkatan yaitu hasil rata-rata
14,5 dengan presentase 90,625 %.

120

100

80

60

40

20

0 Siklus 1 Siklus 2
AAS SA NZA S GM AB KNS DAU CBS JM

Gambar 4. 2 Kenaikan Presentase Peningkatan Kemampuan Berhitung


Anak

Berdasarkan diagram (nomor gambar) dapat dilihat adanya peningkatan


pada tindakan siklus 1 dan siklus 2. Responden 1 dan 2 mengalami peningkatan
sebanyak 25,0% pada siklus 1 dan meningkat menjadi 43,75% pada siklus 2.
Responden 3 dan 4 pada siklus 1 mengalami peningkatan sebanyak 12,5%,
responden 3 meningkat menjadi 31,25% pada siklus 2, sedangkan responden 4
meningkat menjadi 43,75% pada siklus 2. Responden 5 mengalami peningkatan
sebanyak 25,0% pada siklus 1 dan meningkat menjadi 50,0% pada siklus2.
Responden 6 mengalami peningkatan sebanyak 18,75% pada siklus 1 dan
meningkat menjadi 56,25% pada siklus 2. Responden 7 mengalami peningkatan
sebanyak 25,0% pada siklus 1 dan meningkat menjadi 43,75% pada siklus 2.
Responden 8 mengalami peningkatan sebanyak 6,25% dan meningkat menjadi
37,5% pada siklus 2. Responden 9 mengalami peningkatan sebanyak 18,75%
pada siklus 1 dan mengalami peningkatan menjadi 56,25% pada siklus 2.
Responden 10 mengalami peningkatan sebanyak 12,5% pada siklus 1 dan
80

meningkat menjadi sebanyak 50,0% pada siklus 2. Responden 2, 3, dan 8


mengalami peningkatan sedikit dikarenakan lambat dalam berpikir.

2. Analisis Data Kualitatif


Berdasarkan hasil pengamatan selama pelaksanaan tindakan, maka data
kualitatif yang didapat dalam penenlitian sebagai berikut :
b. Proses pembelajaran
a. Guru : dalam melakukan pembelajaran, guru memberikan motivasi
dan dukungan, serta pengawasan pada anak agar anak mampu
melakukan kegiatan yang sedang diberikan.
b. Anak : pada siklus 1, anak sangat senang dan tertarik bermain kartu
angka, tanpa mereka sadari bahwa saat itu anak sedang belajar.
Pada siklus 2, meski aktivitas belajar di rumah tetapi semangat
belajar mereka tetap ada.

D. Temuan Penenlitian
Kemampuan berhitung adalah kemampuan yang dimiliki anak untuk
mengembangkan kemampuannya, karakteristik perkembangannya dimulai dari
lingkungan dan yang terdekat dengan dirinya, perkembangan kemampuan anak
dapat meningkat ke tahap pengertian bilangan, penjumlahan, dan pengurangan.
Peneliti menemukan bahwa anak-anak TK Aisyiyah Bustanul Athfal 43
mengalami peningkatan kemampuan berhitung. Dimana hasil tersebut bisa
dilihat dari pra siklus sebelum dimulainya siklus 1 sampai selesainya siklus 2.
Pada saat siklus 1, anak-anak belum mengerti penjumlahan dan masih ada
bertanya . Tetapi pada pertemuan ke 4 sudah mulai paham. Tetapi pada siklus
2, anak-anak sudah menujukkan bakatnya dalam kemampuan berhitung.

E. Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan pada pembatasan masalah dalam penelitian ini, maka dapat
disampaikan keterbatasan masalah pada penilitian ini adalah peningkatan
kemampuan kemampuan berhitung anak dibatasi pada penjumlahan.
81

Keterbatasan lainnya adalah kesungguhan anak dalam mengikuti kegiatan


pembelajaran yang dilaksanakan peneliti merupakan hal-hal di luar jangkauan
peneliti untuk mengontrol. Karena anak satu dengan anak yang lain mempunyai
karakteristik dan kemampuan yang berbeda-beda pula. Sehingga peneliti
memberikan motifasi dan bimbingan yang sesuai dengan kemampuan anak.
Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, diantara lain :
1. Peneliti memiliki keterbatasan saat melakukan penelitan di
rumah.
2. Peraturan yang berlaku menjaga jarak dan mencuci tangan
sebelum memasuki rumah.
BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kesimpulan hasil peneliti di atas menunjukkan bahwa pembelajaran
menggunakan media kartu angka dapat meningkatkan kemampuan berhitung pada
kelompok B di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 43. Perkembangan kemampuan
berhitung anak terjadi setelah guru menerapkan upaya tindakan diantaranya:
1. Menghitung bilangan mengunakan media kartu angka berdasarkan gambar dan
angka.
2. Peneliti membuat rencana bidang pengembangan terkebih dahulu agar
kegiatan pembelajaran dapat terarah dengan baik.
3. Peneliti sebagai motivator dalam kegiatan pembelajaran sehingga memberikan
kesempatan pada anak untuk mengeluarkan ide-ide dalam menyelesaikan
masalah.
Berdasarkan permbahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan:
1. Pembelajaran menggunakan kartu angka dapat meningkatkan kemampuan
berhitung. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan prosentase kemampuan
berhitung anak dari siklus 2. Adapun peningkatan kemampuan berhitung dapat
dilihat dari meningkatnya perhatian dan kosentrasi anak dalam melakukan
kegiatan pembelajaran, serta meningkatnya kemampuan berhitung anak pada
pra siklus presentase kemampuan berhitung anak sebesar 26,87%, peningkatan
pada siklus I mencapai 45,0%, dan peningkatan pada siklus II mencapai
90,625%.
2. Penggunaan media kartu angka dapat meningkatkan kemampuan berhitung
serta dapat menarik perhatian pada anak.

82
83

B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, peneliti menyampaikan beberapa
implikasi melalui media kartu angka sebagai berikut :
1. Pembelajaran menggunakan media kartu angka ternyata dapat meningkatkan
kemampuan berhitung anak. Oleh karena itu, dalam upaya meningkatkan
kualitas pembalajaran dengan metode yang bervariasi yaitu bernyanyi.
2. Pembelajaran menggunakan media kartu angka dapat dijadikan alternatif
pilihan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak dengan
cara mengenal angka, mencocokkan angka pada gambar dan penjumlahan.
3. Dengan menggunakan metode bernyanyi dalam berhitung memudahkan anak
untuk menghafal.
C. Saran
Setelah melakukan penelitian kemampuan berhitung anak, maka peneliti
memberikan saran :
1. Bagi guru,
Untuk guru-guru TK Aisyiyah Bustanul Athfal agar dapat meningkatkan
kreativitas dalam mengajar serta untuk melihat perkembangan anak dan
menarik minat belajar anak.
2. Bagi sekolah,
Untuk memberikan fasilitas, media, dan dukungan demi terlaksananya
pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan minat belajar anak.
Sehingga dapat memunculkan konsentrasi anak serta ketelitian anak terhadap
kemampuan berhitungnya dengan memanfaatkan media kartu angka pada
peningkatan kemampuan berhitung.
3. Bagi peneliti
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian yang sama
dengan teknik ataupun metode yang berbeda untuk lebih baik lagi dalam
pembelajaran yang akan datang.
84
DAFTAR PUSTAKA

Ainiyah, Nur. Pembentukan Karakter Melalui Pendidikan Agama Islam, Jurnal Al-
Ulum, Vol. 13 No. 1, 2013.

Amaris, Della Ulfa. Pengaruh Media Busy Book Terhadap Kemampuan Berhitung
Anak Usia Dini Di Taman Kanak-Kanak Fadhilah Amal 3 Padang, Jurnal
Usia Dini, Vol. 4 No. 2, 2018.

Anisa, Rizki. Peningkatan Daya Ingat Dan Hasil Belajar Siswa Dengan Mind
Mapping Method Pada Materi Listrik Dinamis, Jurnal Pendidikan (Teori
dan Praktik), Vol. 3 No. 1, 2018.

Beaty, Janice J. Observasi Perkembangan Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana,


2013).

Farihah, Himmatul. Mengembangkan Kemampuan Berhitung Anak Usia Dini


Melalui Kegiatan Bermain Stick Angka, Jurnal Teladan, Vol. 2 No. 1, 2017.

Filtri, Heleni. Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun di Tinjau dari Tingkat
Pendidikan Ibu Di Paud Kasih Ibu Kecamatan Rumbai, Jurnal Universitas
Lancang Kuning, Vol. 1 No 2, 2018.

Hasiana, Isabella. Mengembangkan Kemampuan Mengenal Angka 1-10 Melalui


Kartu Angka Pada Taman Kanak – Kanak Kelompok A”, Jurnal Wahana,
Vol. 69 N0. 2, 2017.

Hikmah, Qoyumil. Peningkatan Kemampuan Berhitung Pada Anak Kelompok B


Melalui Permainan Kartu Angka di TK Dharma Indria I Kecamatan Patrang
Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2015/2016, Jurnal Edukasi UNEJ, Vol.
3 No. 2, 2016.

Imania, Kuntum An Nisa. Rancangan Pengembangan Instrumen Penilaian


Pembelajaran Berbasis Daring, Jurnal Petik, Vol. 5 No. 1, 2019.

Jawati, Ramaikis. Peningkatan Kemapuan Kognitif Anak Melalui Permainan Ludo


Geometri Di PAUD Habibul Ummi II, Jurnal Spektrum PLS, Vol. 1 No. 1,
2013.

Karnida. Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak Usia Dini Melalui Metode

85
86

Bernyanyi, Jurnal Ceria, Vol. 1 No. 4, 2018.

Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta:


Sahifa, 2014).

Khalimah, Siti. Efektivitas Metode Bernyanyi Dalam meningkatkan Kemampuan


Berhitung Permulaan Pada Anak Kelompok A RA Al-Fatih Sidamulya
Astanajapura Kabupaten Ciredon, Skripsi pada Jurusan Institut Agama
Islam IAI Bunga Bangsa Cirebon Tahun 2019.

Mahdalena, “Kajian Konsep Bilangan, Bentuk, Dan Koneksi Dalam Al-Quran”,


Jurnal ITQAN, Vol. 9, No. 2 Tahun 2018, h. 4.

Malapata, Elisa. Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak Usia 4-5 Tahun


Melalui Media Lumbung Hitung, Jurnal Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga, Vol. 3 No. 1, 2019.

Marlina, Ririn. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Melalui Model


Pembelajaran Kooperatif Struktural Permainan Ular Tangga TK
Martha’ush Shibyan Singocandi Kudus, Jurnal Penelian PAUD, Vol. 3 No.
2, 2014.

Marselani, Dina. Kemampuan Berhitung Anak Melalui Media Kartu Angka,


Journal of Islamic Early Childhood Education, Vol. 2 No. 2, 2019.

Maryam, Siti. Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak Melalui Permainan


Kartu Angka Pada Kelompok B di TK Nw Lelupi Kecamatan Sikur”, Jurnal
Pendidikan dan Ilmu Sosial, Vol. 1 No. 1, 2019.

Maulana, Firman. Analisis Pembinaan Prestasi Ssb Kelompok Umur 14 Tahun Se-
Kecamatan Tahunan, Journal Physical Activity and Sport, Vol. 1 No. 1,
2020.

Mashuri. Penerapan Metode Bernyanyi dan Media Flashcard Untuk Meningkatkan


Daya Ingat Anak Dalam Pengenalan Huruf Hijaiyyah di TPA Darul Falah
Gampong Pineung, Jurnal Mudarrisuna, Vol. 7 No. 2, 2017.

Monicha, Nisa. “Peningkatan Kemampuan Motorik Melalui Permainan Sirkuit”,


Jurnal Cikal Cendekia, Vol. 1 No. 1 Tahun 2020, h. 27.

Mufarizuddin. Peningkatan Kecerdasaan Logika Matematika Anak melalui


Bermain Kartu Angka Kelompok B di TK Pembina Bangkinang, Jurnal
Obsesi Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. 1 No. 1, 2017.
87

Ni’mah, Zetty Aziztun, “Urgensi Penelitian Tundakan Kelas Bagi Peningkatan


Profesionalitas Guru Antara Cita dan Fakta”, Jurnal Realita, Vol. 15 No. 2
Tahun 2017, h. 14.

Ningsih, Sakuntari, “Studi Pemahaman Hadits-Hadits Tentang Nyanyian”, Skripsi


Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, 2013, h. 19-20.

Novida, Irma. Penerapan Model Talking Stick Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
IPS Pada Materi Jasa Dan Peranan Tokoh Pejuang Dalam
Memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia Pada Siswa Kelas V SD
Negeri 20 Meulaboh Kabupaten Aceh Barat, Jurnal Bina Gogik, Vol. 3 No.
1, 2016.

Nur, Siti Fauziyah. Meningkatkan Kemampuan Berhitung Awal Melalui Permainan


Kubus Bergambar Pada Anak Kelompok B3 Di TK Plus Tunas Bangsa
Sooko Mojokerto, Skripsi pada Jurusan Institut Agama Islam IAI Bunga
Bangsa Cirebon Tahun 2019.

Nurmaini. Kemampuan Berhitung Anak Melalui Permainan Dadu Angka di TK


Dharmawanita, Jurnal Pesona Power, Vol. 1 No. 1, 2012.

Nurtaniawati. Peran Guru Dan Media Pembelajaran Dalam Menstimulasi


Perkembangan Kognitif Pada Anak Usia Dini, Jurnal Tunas Siliwangi, Vol.
3 No.1, 2017.

Pahliwindari, Rovi. Penerapan Teori Pembelajaran Kognitif Dalam Pembelajaran


Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Jurnal IKIP PGRI Pontianak, Vol. 5
No. 2, 2016.

Pratiwi, Ni Made Suaryani. Penerapan Metode Bercerita Media Kotak Gambar


Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan di TK Kumara
Dipa, e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 3 No. 1,
2015.

Prof. Dr. Iskandarwassid, M. Pd., Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung:


Remaja Rosda Karya).

Putri, Ni Luh Wayan Supadma. Penerapan Bermain Kartu Angka Bergambar Untuk
Meningkatkan Perkembangan Kognitif Kelompok A TK Kumara Wiyata
Manukaya, e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan
Ganesha, Vol. 4 No. 2, 2016.

Risaldy, Sabil. Bermain Bercerita & Menyanyi Bagi Anak Usia Dini, (Jakarta: PT
88

Luxima Metro Media, 2015).

Siswanto, Retno Dwi. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Auditorial,


Intelectually, Repetition (AIR) Untuk Meningkatkan Pemecahan Masalah
Siswa SMK Kelas XI, Journal On Education, Vol. 1 No. 1, 2018.

Suciati. Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan dan


Berhitung Permulaan Melalui Permainan Media Kartu Angka Pada
Kelompok B di TK Pertiwi I Kota Jambi, Jurnal Litersiologi, Vol. 2 No. 2,
2019.

Suparman. Peningkatan Kemampuan Berhitung Pada Anak Tunagrahita Ringan


Melalui Media Permainan Kartu Angka”, Jurnal Pendidikan Matematika,
Vol. 3 No. 2, 2015.

Susanto, Ahmad. Perkembangan Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana, 2011).

Susilawati. Penerapan Metode Bernyanyi Dalam Meningkatkan Kecerdasan


Berbahasa Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jurnal Empowerment, Vol. 4
No. 2, 2014.

Wayan Supadma Putri, Ni Luh. Penerapan Bermain Kartu Angka Bergambar Untuk
Meningkatkan Perkembangan Kognitif Kelompok A TK Kumara WIyata
Manukaya, e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan
Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. 4 No.
2, 2016.

Widayati, Ani. Penelitian Tindakan Kelas, Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia,


Vol. 6 No. 1, 2008.

Yusuf, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: Remaja


Rosda Karya, 2006).
89

LAMPIRAN

Lampiran 1 Lampiran 1 Hasil Observasi Pra Penelitian Siklus 1

Nama Mengenalkan Mencocokkan Mengkelompokkan Menjumlahkan


angka 1 sampai 20 angka pada bilangan angka angka pada
melalui bernyanyi gambar ganjil dan genap 1 lembar kegiatan
menggunakan sampai 20 siswa
media kartu menggunakan media
angka kartu angka

AAS 2 1 1 1
SA 2 1 1 1
NZA 1 1 1 1
S 1 1 1 1
GM 1 1 1 1
AB 1 1 1 1
KNS 2 1 1 1
DAU 1 1 1 1
CBS 1 1 1 1
JM 1 1 1 1
90

Lampiran 2 Hasil Observasi Siklus 1

Nama Mengenalkan Mencocokkan Mengkelompokkan Menjumlahkan


angka 1 sampai 20 angka pada bilangan angka angka pada
melalui bernyanyi gambar ganjil dan genap 1 lembar kegiatan
menggunakan sampai 20 siswa
media kartu menggunakan media
angka kartu angka

AAS 3 2 2 2
SA 3 2 2 2
NZA 2 1 1 2
S 2 1 1 2
GM 2 2 2 2
AB 2 2 1 2
KNS 3 2 2 2
DAU 2 1 1 1
CBS 2 2 1 2
JM 2 2 1 1
91

Lampiran 3 Hasil Observasi Siklus 2

Nama Mengenalkan Mencocokkan Mengkelompokkan Menjumlahkan


angka 1 sampai 20 angka pada bilangan angka angka pada
melalui bernyanyi gambar ganjil dan genap 1 lembar kegiatan
menggunakan sampai 20 siswa
media kartu menggunakan media
angka kartu angka

AAS 4 4 4 4
SA 4 4 4 4
NZA 3 3 2 3
S 4 3 3 3
GM 4 4 4 4
AB 4 4 4 4
KNS 4 4 4 4
DAU 3 3 2 3
CBS 4 4 4 4
JM 4 4 3 3
92

Lampiran 4 Surat Izin Penelitian


93

Lampiran 5 Lembar Kegiatan Siswa

Lembar Kegiatan Siswa

Nama :

Tema : Tanaman (buah)

Indikator : Mengenal angka

Hitunglah jumlah buah dibawah ini.

1. =

2. =

3.

4. =

5. =
94

Lampiran 6 Lembar Kegiatan Siswa

Lembar Kegiatan Siswa

Nama :

Tema : Kendaraan (alat transportasi)

Indikator : Mengenal angka

Hitunglah jumlah alat transportasi dibawah ini.

1. =

2.

3.

4.

5.

=
95

Lampiran 7 Lembar Kegiatan Siswa


Lembar Kegiatan Siswa

Mengkelompokkan Bilangan Angka Ganjil dan Genap Menggunakan Kartu


Angka

1. Angka Ganjil
96

Lampiran 8 Lembar Kegiatan Siswa

2. Angka Genap
97

Lampiran 9 Lembar Kegiatan Siswa

Lembar Kegiatan Siswa

Nama :

Tema : Kendaraan (alat transportasi)

Indikator : Berhitung

Hitunglah jumlah kendaraan berikut ini

1. +

2. +
=

3. +

4. +

5.

=
98

Lampiran 10 Foto Kegiatan Mengenal Angka Siklus 1

`
99
100

Lampiran 11 Foto Kegiatan Siklus 2


101
102

Anda mungkin juga menyukai